Berkunjung ke jogja by teguh imanto

Page 1

Text

BERKUNJUNG KE JOGJA Oleh : Teguh Imanto

Mahasiswa dan Dosen Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain dan Industri Kreatif, Universitas Esa Unggul ketika bertemu dengan Komunitas Seni-Budaya yang tergabung dalam Folk MataramanInstitute merasakan kegembiraan yang luar biasa. Sikap canda dalam penyambutan pada forum terbuka secara prasmanan di halaman sebuah ruang pamer Sangkring Art Space itu, membuat kita yang mendengar dan menyaksikannya menjadi tertawa lebar penuh dengan kegembiraan.


Apa yang telah diperkenalkan pada kami sebagai tamu dengan suguhan acara khas ala Folk Mataraman Institute dengan keceriahan dan sikap canda dalam melakukan presentasi gelaran seni-budaya itu, sungguh diluar dari bayangan aktifitas sehari-hari.


Betapa tidak dalam waktu kurang dari 6 jam kawan-kawan dari Folk mataraman Institute telah memberikan suatu alternatif dalam berkesenian dan berkebudayaan. Berbagai macam karya kreatif tergelarkan dengan suasana diliputi canda dan tawa terselip sikap keakraban antar sesama.

Gelaran seperti Wayang Modern


dimana komponen wayang merupakan produk kreatif diluar dari kriteria wayang pada umumnya, melalui racikan teknik begitu menarik disertai paduan tata lampu saling berganti dalam biasan warna-warni cahaya, menandakan adanya suatu eksplorasi hingga melahirkan warna baru dalam dunia pewayangan Indonesia. Gelaran ini setidaknya telah membuka pada kita semua yang berkecimpung dalam dunia seni-budaya agar selalu melakukan eksplorasi hingga melahirkan suatu pembaruan demi menumbuh kembangkan kesenian dan kebudayaan yang ada.


Suasana semakin gegap gempita


ketika Group Band Rock N’ Roll berlebel RedDot telah menunjukkan aksi ciamiknya dihadapan hadirin yang ada di pelataran Sangkring Art Space itu. Dengan lagu-lagu lincah para hadirin terbius dalam gerakan badan kekiri-kekanan, kaki bergerak turun naik dan kepala manggutmanggut mengikuti irama lagu Rock N’ Roll yang dilantunkan oleh kelompok RedDot Jogja ini.


Jika ditarik kebelakang tentang riwayatnya, RedDot Jogja pada awalnya terbentuk di kota Yogyakarta dikisaran bulan September 2012 dengan lebel brand bernama “Sleep Police”. Para personilnya diisi Vokal oleh Jeff, Gitar oleh Teguh (jangan salah sangka…bukan Teguh Imanto… loh…), Bass oleh Akbar dan Drum oleh Aloysius Antok. Pada perjalanannya kelompok ini sempat berganti personil drumnya dari Aloysius Antok ke Benaya atau lebih dikenal dengan sebutan Ben. Seiring pergantian posisi drummernya itu, lebel brand yang mengayominya itu mengalami perubahan juga.


Seorang perupa dari Bali bernama Putu ‘Liong’ Sutawijaya dimana posisinya sebagai penasehat band ini, memberikan nama “RedDot”. Makna nama ini jika dikaitkan dengan sebuah Pameran Seni Rupa di ruang pameran manapun merupakan “Tanda Laku atau Terjual”, dengan pergantian nama ini


diharapkan karya-karyanya nanti dapat menarik massa hingga nantinya nama tersebut laku terjual. (Memang benar apa yang dikatakan oleh beliaunya Putu ‘Liong’ Sutawijaya, bahwa pada setiap pameran seni rupa terdapat lebel disamping karyanya bertuliskan judul karya, media apa yang digunakan dan tahun diproduksinya karya tersebut. Jika dibalik lebel tersebut terdapat “Tanda Bulatan Merah” itu artinya karya tersebut “Telah Terjual” alias “Laku” dipasaran…, benarbenar pemberian nama yang punya makna…jos gandos tenan…). Dengan diimbangi nama Jogja sebagai tempat dilahirkan dan tempat berkarya maka secara resmi berdirilah lebel trade mark “RedDot


Jogja� dengan formasi Jeff sebagai Vokal, Teguh sebagai Gitar, Akbar sebagai Bass dan Benaya alias 'Ben' sebagai Drum. Lewat agenda jadwal pameran di Sangkring Art Space, RedDot Jogja sering sebagai band pembuka dalam acara pembukaan pameran tersebut. Tidak hanya di tempat itu saja, galeri galeri disekitar kota Yogyakarta juga mendapat santapan aksinya seperti Tembi Rumah Budaya dan Museum Affandi. Semakin banyak aktifitas pameran, maka semakin banyak gelaran lagu yang ditampilkan sehingga kelompok band ini semakin matang dalam perjalanannya. Untuk mengasah kemampuannya dan membangun brandnya di kalangan masyarakat Yogyakarta, maka pada


setiap selasa malam selalu tampil di “Tonk Café”.



Menyambut bulan puasapun, RedDot Jogja juga menggelar dengan tajuk Ngabuburit di pelataran XT Square Yogyakarta, maka para hadirin yang hadir antara penjual dan pembeli atau hanya yang bersantai saja ikut manggut-manggut kepalanya mengikuti lagu-lagu dari Queen, Rolling Stone hingga The Changcuter yang RedDot Jogja bawakan. Meskipun sering tampil di beberapa tempat, Kelompok band beraliran Blues dan Rock N’ Roll ini terus ingin mengupayakan atas terbitnya album perdana mereka hingga akhir 2014. Beberapa lagu telah mereka ciptakan diantaranya “Cigarettes” bercerita tentang efek positif dari kebiasaan merokok, lagu “Cuci


Mata� mengisahkan seorang pria dan teman-temannya berjalan-jalan sambil melirik sesuatu alias cusi mata di waktu sore hari, lagu “My Car� menceritakan tentang peran mobil kesayangan seseorang serta lagu-lagu lainnya. Kabarnya awal Januari 2015 ini sudah masuk dapur rekaman dan siap Tour untuk mempublikasikan Album perdananya ini. Memang tidak dapat dipungkiri atas melambugnya nama RedDot dalam bermain musik, ini semua tidak lepas dari peran penting Folk Mataraman Institute dan Sangkring Art Space sebagai satu bagian yang utuh dalam suatu keorganisasian berkesenian dan berkebudayaan sebagai pendorong atas


melambungnya Kelompok Band bergenre Blues dan Rock N' Roll ini. Sudah banyak aktifitas dari Group Band RedDot dengan karakter Blues dan Rock N’ Roll ini berkiprah baik di dalam kota Yogyakarta atau kotakota lainnya seperti Mojokerto, Kota Daerah Bali dan informasi terakhir akan hadir di Hard Rock Café Jakarta. Terima kasih atas hiburannya dan Sukses… untuk RedDot. Ucapan Terima kasih pada Owner Sangkring Art Space Bung Putu Sutawijaya, Ketua Yayasan FMI Bung Samuel Indratma, Rektor FMI Bung Sri Krishna, dan Civitas Akademika Folk Mataraman Institute serta teman-teman FMI Bung Erwin


Duta Rustaman, Bung Kumbo Adiguno, Bung Mbah Noto, Bung Ampun Sutrisno, BungMasBro Toekang Shooting, serta para mahasiswa FMI lainnya‌ salam kebudayaan. Teguh Imanto Dosen Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain dan Industri Kreatif, Universitas Esa Unggul


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.