Penataan Permukiman Islam pada Kampung Arab Ampel Surabaya

Page 1

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah Akhir Semester tentang "Penataan Permukiman Islami pada kampong Arab Ampel Surabaya”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

- Bapak Muhamad Ratodi, M. Kes., selaku dosen pengampu mata Kuliah Khasanah Arsitektiur Islam 2 yang telah memberikan siraman Hidayah berupa Ilmu yang telah diajarkan selama 1 semester ini

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Surabaya, Desember 2022

Penyusun

2 | KATA PENGANTAR
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya 3 | DAFTAR ISI Kata Pengantar....................................................................................................................................... 2 Daftar Isi ................................................................................................................................................. 3 BAB I . PENDAHULUAN........................................................................................................................... 4 1.1. Latar belakang 4 1.2. Rumusan Permasalahan dan Tujuan Penelitian 5 1.2.1. Rumusan Permasalahan 5 1.2.2. Tujuan Permasalahan 5 1.2.3. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 5 BAB II . HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................................... 6 2.1. Pembahasan 6 2.2. Dokumentasi Observasi pribadi 13 BAB III . SARAN DAN KESIMPULAN 14 3.1. Kesimpulan dan saran 14 Daftar Pustaka 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Alqur’an dan Sunnah Nabi bagi umat Islam adalah landasan berpijak dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat. Sehingga kedua pijakan tersebut wajib dipakai dalam mengatur segala aspek kehidupannya dari pribadi, keluarga, lingkungan sampai dalam berbangsa dan bernegara. Dan setiap muslim yakin hanya degan kedua pijakan tersebut kehidupan yang sejahtera, aman dan sentosa serta barokah dari Allah bisa dicapai. Demikian halnya dalam merencanakan kota dan lingkungan kehidupannya maka Al Qur’an dan Sunnah menjadi acuannya dalam merencanakan penataan fasilitasfasilitas dan penunjang penunjangnya.

Kota Surabaya adalah salah satu kota yang mempunyai banyak cagar budaya bersejarah di dalamnya, Islamic Heritage adalah salah satu dari beberapa cagar budaya tersebut, Islamic Heritage berada di daerah Ampel Surabaya yang merupakan satu di antara beberapa tempat bersejarah dalam Islam. Pusat cagar budaya keislaman tertua di Surabaya adalah Masjid Sunan Ampel yang merupakan pusat penyebaran agama Islam di Surabaya. Selain masjid Sunan Ampel, di sana juga terdapat makam para Wali yang menyebarluaskan agama Islam. Hal ini menjadikan Ampel sebagai kawasan wisata religi,pusatpendidikankeagamaan,yaituIslam,tempatibadah,sertaterdapatpemukimanwargasekitar . Menjadi pusat religi dan budaya membuat kawasan Ampel memiliki dinamika yang tinggi dan perubahan– perubahan kenampakan kota mulai terlihat tidak teratur (Bappeko Kota Surabaya). Akulturasi dalam penelitian Tucunan, et all (2019 ) terjadi secara masif pada kawasan

kawasan heritage Islam dan menyebabkan stakeholder kehilangan makna pada kawasan yang ada. Simbol

simbol yang ada di kawasan cagar budaya Islam seringkali tidak menjadi sebuah pusat perhatian disebabkan kaburnya elemen pembentuk kawasan yang ada .

Citra sebuah kawasan berkaitan erat dengan identitas dari beberapa elemen. Hal ini sesuai denganyangtelahjelaskanolehTeoriKevinLynchbahwadalamsuatukawasanyangmemilikikarakter dan ciri khas akan menciptakan sebuah jati diri dan menjadi sebuah pembeda dengan kawasan lainnya. Kesan fisik merupakan salah satu poin yang dapat memberikan ciri khas sebuah kawasan. Keadaan suatu kawasan yang terlihat akan membuat kesan baik atau tidaknya suatu daerah. Kesan tersebut menjadikan suatu daerah atau kawasan dikenali. Hal itu juga dapat menciptakan gambaran yang akan menjadi identitas suatu kawasan. Identitastersebut yang dijadikan sebagai tolok ukur lingkungan dalam suatu wilayah. Kualitas dan cara pandang orang dapat mempengaruhi nilai wilayah tersebut .Elemen pembentuk citra sebuah kawasan yaitu berupa path, edges, district, nodes, dan landmark. Jika kawasan tersebut mampu memenuhi 5 elemen citra tersebut, maka citra sebuah kawasan akan terbentuk seiring dengan berjalannya waktu.

Sebagai pusat ibadah dan pusat dakwah Islam yang dirintis oleh Sunan Ampel, kawasan ini menjadi penting sebagai kawasan religi atau tempat ibadah, pusat pendidikan keIslaman, serta sarana pemukiman dan pariwisata religius.KeberadaanMasjid Sunan Ampel dan makam beberapa Wali sebagaipusat penyebaran agama Islam menjadikan kawasan Ampel ditetapkanpemerintah sebagai pusat wisata religi di Surabaya. Pada saat ramai peziarah dan saat Ramadhan kawasan ini menjadi sangat padat oleh pendatang dari berbagai daerah. Pada bulan Ramadhan, jumlah pengunjung bahkan bisa meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan hari biasa. Selain wisatawan lokal, banyak jugawisatawan mancanegara yang berasal dari China, Belanda, Malaysia, Saudi Arabia, Jepang, Brunei Darussalam, dan Korea. Wisatawan tersebut ada yang datang khusus untuk beribadah dan berziarah, ada juga yang ingin melihat bentuk dan arsitektur bangunan

Penataan
Kawasan
Ampel Surabaya 4 |
Permukiman islami pada
Arab

masjid Ampel yang dibangun sejak 1421. Wisata Religi Ampel memiliki bentuk bangunan yang khas dan sebagian besar bangunannya bernuansa Timur Tengah

1.2.

1.2.1. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaturan tata ruang kawasan kampong Arab Ampel, keberagaman bentuk langgam Arsitektur, citra Lingkungan ?

2. Apakah Kawan Kampung Arab telah memiliki pembagian zonasi secara norma dan gender, jika ada bagaimana polanya dan evaluasinya

1.2.2.

Adanya perencanaan pemukiman historis dikawasan Ampel Surabaya, dapat menimbulkan isu social dan budaya di kwasan pemukiman . Penelitian ini bertujuan, untuk :

1. Mengetahui pola penataan kawasan kampong arab dan dapat memetakan area yang memeiliki unsur sebagai bangunan cagar budaya

2. Mengetahui Pengaturan tata ruang kawasan kampong Arab Ampel, keberagaman bentuk langgam Arsitektur, citra Lingkungan dan pembagian zonasi secara norma dan gender

1.Sebagai wacana pengembangan ilmu di bidang Desain Kawasan Binaan yang berhubungan dengan kawasan Ampel Surabaya dalam usaha menghidupkan potensi-potensi kawasan dan diharapkan dapat menjadi acuan penelitian yang berhubungan dengan pokok pembahasan permasalahan.

2.Memberi masukan kepada pemerintah Kota Surabaya sebagai pedoman untuk menentukan kebijakan terhadap permasalahan kawasan sehingga dapat memberi pedoman dalam perencanaan dan perancangan kawasan khususnya dalam pemanfaatan ruang jalan dan pemukiman kawasan Ampel Surabaya.

5 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya Rumusan Permasalahan dan Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian 1.2 3. Manfaat Penelitian

BAB II

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

2.1. Pembahasan

Lokasi dari penelitian ini berada di kelurahan Ampel kecamatan Semampir kota Surabaya. Lokasi ini berada di Surabaya Utara, dekat perbatasan kota Surabaya dan Pulau Madura. Kelurahan Ampel berada di jalan besar KHM. Mansyur, jalan ini di padati oleh perkampungan Arab. Orang Surabaya biasa menyebutnya dengan kampung Ampel, karena kawasan ini dekat dengan masjid besar Sunan Ampel. Selain etnis Arab, wilayah ini juga di padati etnis Jawa, Madura, India, dan Cina.

1. Prinsip homeostatis

Pengaturan tata ruang sangat sedang, lebih banyak lahan terbangun, penyediaan fasilitas memenuhi kebutuhanpenduduknya tapi letaknya tidak tetap.

Sumber Data: Data Kependudukan Kelurahan

6 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
21.855 10.951 32.806
Jumlah penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah Seluruhnya

Berdasarkan data statistik kelurahan Ampel tahun 2017 jumlah penduduk di wilayah ini cukup padat, yaitu 6.709 kepala keluarga. Di wilayah ini tedapat pemukiman, hotel, masjid, pasar, pergudangan dan lain sebagainya. Kegiatan ekonomi di wilayah ini cukup beragam, namun kebanyakan dari etnis Arab adalah berdagang

Data Sarana Pendidikan Formal

1 Kelompok Bermain(KB) 4unit

2 PendidikanAnak Usia Dini(PAUD) 8unit

3 SekolahDasar (SD) 11unit

4 SekolahMenengahPertama (SMP) 14unit

5 SekolahMenengahAtas (SMA) 10unit

Sumber Data: Data Kependudukan Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Kota Surabaya 2017.

Pemukiman disini padat, bangunan rumah satu denganyang lain saling berhimpitan. Perkampungannya memiliki lebar sebesar 2-3 meter, dan rumahnya saling berjajar dan berhadapan. Etnis Jawa dan India pun hidup bertetannga dengan etnis Arab dengan sangat rukun tanpa adanya perbedaan.

Alterntif modul rumah dan lingkungan terbatas, perencana dan perancang dapat berkreatifitas dan konsumen memiliki pilihan walaupun terbatas. ampung Arab dan kawasan wisata religi saling terintegrasi. Daerah ini menjadi awal dari kampung di Surabaya. Banyaksekaliperistiwasejarahyangterjadi didaerahini.Terdapat gapura (gapura) sebagai tanda yang mengingatkan pada rukun Islam yang berada di kawasan ini. Ada Gapuro munggah, Gapuro Poso, Gapuro Ngamal, Gapuro Madep dan Gapuro Peneksen.

Disain rumah dan kesan lingkungan menyeluruh menggunakankonsep Islam, lingkungan bersih dan teratur, bersifat ekslusif.

Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan, sebagian besar rumah yang terletak di kawasan ini memiliki lebih dari satu lantai dan banyak digunakan untuk keperluan usaha. Pasalnya, Ampel sebagai kawasan wisata selalu ramai dikunjungi para peziarah. Arsitektur bangunan di kawasan ini mengadaptasi dari

7 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya
No Pendidikan Jumlah
2. Keberagaman Bentuk 3. Citra Lingkungan

arsitektur klasik Eropa dan gaya Arab. Namun ada juga beberapa bangunan yang dirombak mengikuti gaya masa kini. Hal ini disebabkan kebutuhan yang semakin kompleks dan ekspansi bisnis. Baik masyarakat lokal maupun peziarah sangat meyakini keberkahan dari produk yang dijual di Kampung Arab.

Meski banyakbangunanyang telahdirombaksesuai dengan kebutuhandan keinginannya,namun kesan tertutup tetap muncul di setiap rumah. Ciri lain dari rumah-rumah yang ada di kawasan ini adalah sebagian masih menggunakan kere (tirai) serta konstruksi tembok yang tinggi. Namun sebagian penduduk setempat sudah meninggalkan gaya tradisional ini, karena saat ini gaya arsitektur modern jauh lebih disukai. Gambar 2 menunjukkan rumah di Kampung Arab.

4. sense of direction

Memiliki sense of direction, titik pusat perhatian (focal point) berupa masjid.

Pembangunan lingkungan perkotaan dipusatkan di Masjid Ampel, sehingga permukiman yang ada memiliki orientasi ke dalam. Salah satu keunikan lain dari kawasan ini adalah jaringan jalan yang kompleks, terdiri dari beberapa gang yang saling berhubungan satu sama lain. Kwanda (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa potensi di Kampung Arab yang difungsikan sebagai kawasan wisata religi seperti: 1. Struktur kawasan: pola penggunaan lahan dan pola jalan Kampung Arab memiliki potensi sebagai kampung wisata dan tujuan ziarah lokal.

Di jalan Ampel Suci dan jalan Masjid Ampel dapat dijumpai tempat-tempat yang menjual oleh-oleh khas Timur Tengah seperti minyakwangi,buahkurma,sajadahdanperlengkapan busana muslim. Masjid dan makam sebagai kawasan wisata religi tidak pernah sepi dari para peziarah. Di tempat inilah Sunan Ampel dimakamkan bersama murid-muridnya sebagai dakwah Islam. 3. Kegiatan masyarakat Potensi Kawasan Kampung Arab Surabaya Pola tata letak Kampung ini membentuk labirin besar. Setiap gang di Kampung tersebut juga memiliki nama-nama khas Arab, seperti Ampel Suci, Ampel Maghfur, Ampel Masjid, Ampel Lonceng, Ampel Kesumba Pasar, Ampel Cem Paka, Ampel Kejeron, Ampel Kembang, dll (Gambar 4).

8 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya
5. Pembedaan yang jelas secara GENDER

Ada pembedaan yang jelas antar kegiatan pria dan wanita, dan berimbang dari sudut keruangan

Bahanan (2008) menyatakan bahwa di seluruh pelosok nusantara, keberadaan sub-etnis Arab selalu lekat (embedded) dengan adat setempat, sosio-kultural sub-etnis Arab masih menampakkan diri dalam pandangan budaya lokal. Meskipun komunitas Arab secara demografis mendominasi kawasan ini, namun mereka tetap berinteraksi dengan baik dengan etnis lain seperti Jawa dan Madura. Penduduk yang tinggal di Kampung Arab baik keturunan Arab maupun etnis lain memiliki budaya yang sama. Budaya sebenarnya adalah budaya Islam.

Keturunan Arab sangat menjaga privasi perempuan, oleh karena itu mereka menerapkan “segregasi” dengan tidak memperbolehkan percampuran antara tamu laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan darah dalam silsilah keluarga. Mereka selalu memisahkan pertemuan antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu hampir tidak diperbolehkan adanya akses visual langsung antara ruang tamu dan ruang keluarga. Kondisi Sosial Budaya Kampung Arab Surabaya Orang keturunan Arab biasanya juga memiliki ruang tamu perempuan dan laki-laki. Biasanya ruang tamu wanita menyatu dengan ruang makan atau ruang keluarga. Ada juga lorong kecil (gang) di rumah-rumah yang ada di Kampung Arab. Lebar bagian kecil ini adalah kurang lebih 1 m yang berfungsi sebagai jalan masuk wanita di ruang tamu utama apakah ada tamu pria yang dijamu. Gambar 3 menunjukkan ruang organisasi di Kampung Arab.

6. unsur pusat

Unsur pusat hanya didominasi olehkegiatan pengembangan budaya dan pendidikan serta kegiatan perdagangan dan jasa saja

Merujuk pada konsep administrasi perjalanan Marpaung (2002), area depan digunakan sebagai fasad tempat berkumpulnya pedagang asongan dan stan permanen. Di sini, berbagai produk khas Kampung Arab, mulai dari masakan otentik seperti Roti Maryam, Kroket, Samosa, dll banyak dijual. Selain produk tersebut, mereka juga menjual merchandise ziarah, bingkisan atau cinderamata, dll. Pada urutan kedua, para pengunjung akan disuguhi sesuatu yang serupa. Jalan Masjid Ampel memanjakan para pembelanja dengan barang dan dagangan yang lebih lengkap. Area perbelanjaan terakhir adalah Ampel Suci. Itu didirikan sebelum Masjid Ampel dibuka untuk umum. Di Ampel Suci, perkembangan kota jauh lebih baik daripada di tempat lain di kawasan ini. Setelah selesai berziarah, pengunjung diarahkan menuju ke Ampel suci sebelum pulang. Ampel Suci juga menghadirkan suasana Kampung Arab.Meski sudah banyak bangunan yang mengalami renovasi, namun pengunjung tetap bisa

nikmatisuasanaArabdi pemukimanini.Masyarakatetnis Arab juga mampu membuka dagangannya sendiri. Ini akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Marpaung,Bahagia(2002),PengetahuanKepariwisataan, Alfabeta, Bandung. Penyediaan home stay juga sangat mendukung kawasan wisata religi ini. Monografi Kelurahan Ampel (2012), Laporan Kependudukan, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya. Bahanan, Hasan (2008), Masyarakat Etnis Arab dan Identitas Budaya Lokal, , (Diakses pada 26 November

Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya 9 |

2012). Home stay akan didesain sesuai dengan rumah orang Arab yang identik dengan budaya yang khas. Ini akan membuat para pengunjung dapat menikmati diri mereka sendiri dan merasakan suasana di Kampung Arab. Selain itu juga disediakan stand khusus yang menjual berbagai makanan khas Kampung Arab. Hal ini akan lebih mengangkat ciri khas kampung melalui produksi yang dihasilkan oleh warga.

Hubunganketetanggancukupbaik,sudah adaunsur pengikat,jumlahrumahtanggaideal40,secarafisik tidak dibangunbenteng/pagar tembok yang tinggi

10 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya 7. konsep ketetanggaan 8. grid menurut kiblat Pengaturan tata massa bangunan tidak memakai pola grid dan konsep grid menurut qiblat 9. Pedestrian Ada pedestrian dibelakang rumah lahan yang dibuat pedestrian, ada drainase sekaligus sewage
11 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya 10. Pola tata ruang Grid 11. energy capacity Daya dukung lahan sedang , fasilitas sosial cukupmemadai, kepadatan bangunan sedang dan kepadatan penduduk tinggi 12. kebersihan, kesehatan dan sarpras Perumahan/permukiman kumuh (slum area) sarpras ada tapi kuraang memadai 13. Penataan ruangpermukiman Seluruh ruang berdasarkan pembagian ke tiga unsur kegiatan ada serta proporsional

14. Penataan ruang permukiman berdasarkan unsurkegiatan tidak ada kuburan dan sedikit ruang terbuka hijau

15. sistematika penataanruang islami penataan ruang tersistematis dengan baik dan merata terdapat seluruh fasilitas yang dibutuhkan pada unsur pusat dan tidakada kebun dan tanaman produktif

16. Jenis ruang Pemanfaatan ruang bersama sangat kurang karena terbatasnya ruang bersama dan dominasi pemanfaatan ruang pribadi

17. penataan sistem Sistem transportasi tidak mengarah ke masjid tapimemiliki akses ke masjid

18. Elemen Spatial Archaeology

Elemendalamkajianspatialarchaeologyterdiri dari (1)situs(site) didefinisikansebagai sebidanglahan yang mengandung atau diduga mengandung benda purbakala dan pernah digunakan sebagai tempat diselenggarakankegiatanmanusiamasalalu.(2)Fitur(feature)adalahartefakyangtidakdapat diangkat atau dipindahkan. (3) Artefak (artifact) adalah benda tinggalan manusia masa lampau yang bisa dipindahkan, yang pada masa itu digunakan dalam aktivitas manusia masa lampau. (4) Ekofak adalah materi alam yang berinteraksi dengan kebudayaan manusia masa lampau, tapi tidak digunakan, dimodifikasi, atau dibuat oleh manusia. Berdasarkan pengamatan lapangan, studi literatur terkait dokumen sejarah kawasan Ampel, dan hasil wawancara narasumber didapatkan bahwa elemen yang terdapat di kawasan Ampel pada stadia dakwah Sunan Ampel antara lain (1) situs: kawasan Ampel itu sendiri sebagai situs Ampel, (2) fitur: 13 bangunan berupa masjid, makam, langgar, sumur, dan gapura.

(3) artefak: 2 artefak berupa prasasti di Masjid Sunan Ampel, dan kibat Al quran di Langgar Blumbang.

(4) ekofak: tidak ditemukan dalam kawasan Ampel. 1. Dari sembilan fitur dan 2 artefak yang ditemukan, sebagian besar bangunan dalam kondisi baik dan terawat. Adapun bangunan yang kurang terawat hanya pada makam Mbah Buyut Kampung Dukuh dan Sumur Blumbang

12 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya

19. Pola Distribusi Elemen Spatial Archaeology

Pola sebaran elemen spatial archaeology pada kawasan Ampel berdasarkan temuan sebaran bangunan cagar budaya dilihat secara visualisasi pada stadia perkembangan periode 14-15 M pola sebaran cenderung berbentuk pola clustered. Bila dilihat dari peletakan atau sebaran bangunan, pada stadia pertama cenderung mengelompok karena sebaran bangunannnya adalah bangunan awal dan sebagai pusat kawasan. Seperti bangunan masjid yang sengaja dibangun di tengah dikarenakan masjid sebagai pusat kegiatan, dan bangunan lainnya mengikuti bangunan masjid tersebut. Sehingga tidak heran jika bangunan-bangunan di stadia ini cenderung mengelompok di tengah (di sekitar masjid).

20. Pola hubungan antar bangunan

Pola hubungan antar bangunan dapat lihat dari nilai sejarah setiap bangunan dan nilai bangunan, kemudian dikaitkan dari segi historisnya dan menentukan bangunan yang berpengaruh dengan mempertimbangkan nilai bangunan. Pada periode abad 1429-1500 M pola hubungannya cenderung berbentuk linier dengan arah perkembangannnya ke arah selatan. Berdasarkan hubungan antar bangunan yang ada di stadia ini, maka didapatkan 3 cluster pola hubungan. Cluster pertama adalah area Masjid Sunan Ampel danbeberapamakam.Masjid sebagai bangunantertua peninggalan SunanAmpel, sedangkan makam adalah bangunan setelah wafatnya Sunan Ampel. Bangunan pada cluster pertama ini memiliki hubungan dengan nilai sakral yang kuat. Bedasarkan nilai historis, kondisi bangunan, dan sebagai bangunan yang di ritualkan oleh masyarakat setempat, sehingga bangunan pada cluster ini menjadi area inti pada kawasan Ampel. Sedangkan cluster kedua dan ketiga adalah sebagai area perluasan dari area inti. Cluster kedua berupa gapura sebagai pintu masuk dan keluar kawasan utama dan sebagai batas kawasan. Sehingga diduga area ini menjadi area perluasan pertama sebagai area dimana Sunan Ampel mambangun infrastruktur dan permukiman pertama. Cluster ketiga adalah area makam tokoh-tokoh Ampel yang masih memiliki kaitan dengan Sunan Ampel walaupun tidak hidup bersamanya, namun tokoh-tokoh ini menjadi penerus dakwah Islam yang diajarkan Sunan Ampel. Sehingga letaknya cenderung menyebar dan agak jauh dari area inti. Adapun bukti yang menjadi penguat temuan adalah hasil klarifikasi dari pakar didapatkan bahwa pada zaman dulu Masjid Sunan Ampel memang dibangun di tengah kawasan sebagai pusat kawasan. Hal tersebut selaras dengan nilai Islam yang ada. Sehingga bangunan lainnya mengikuti bangunan inti (Masjid Sunan Ampel) yang akhirnya pembangunannya cenderung memusat. Berdasarkan koran Belanda tahun 1938 (De Indische Courant 5 Maart 1938) masjid ini masih digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat setempat, terbukti masih ada tradisi penyelenggaraan sidang isbat untuk menentukan kapan awal Ramadhan dan Iedul Fitri yang ternyata di awali dari pertemuan akbar “Kongres Al Islam” di Masjid Ampel Surabaya (Maret 1938). Mengutip artikel surat kabar ‘De Indische Courant 5 Maart 1938’, dikabarkan bahwa kongres dihadiri sekitar 4.000 orang, termasuk kaum muslimah yang duduk di atas tikar yang dipisahkan dengan tabir kain. Sedangkan bangunan gapura yang sedikit menyebar dikarenakan gapura menjadi pembatas kawasan sebagai pintu masuk dan keluar kawasan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa diduga area permukiman pertama berada di sebelah selatan Masjid Sunan Ampel yang dibatasi oleh Gapura Poso dan Gapura Munggah. Berdasarkan informasi dari pakar bahwa zaman dulu area permukiman di sebelah utara

Masjid Sunan Ampel adalah area pemakaman atau lahan kosong, sehingga tidak jarang jika sekarang ditemukan bekas makam di rumah-rumah warga. Konversi lahan menjadi permukiman dimulai sejak masa kolonial, karena banyak pendatang dari luar daerah akibat dari semakin pesatnya kegiatan

13 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya

perdagangan di kawasan Ampel. Bukti lain yang menguatkan duagaan tersebut adalah adanya foto area permukiman tersebut pada zaman dulu Bila dilihat dari hubungan antar bangunan maka akan terlihat ada banyak hubungan pada bangunan Masjid dan Makam Sunan Ampel yang menjadi bangunan inti. Pada stadia ini sebagian besar merupakan bangunan dengan nilai sakral sehingga hubungan yang terbentuk antar bangunan membentuk hubungan yang sakral, yakni semakin menguatkan area inti sebagai area sakral.

21. Pola hubungan bangunan dengan lingkungannya

Pola hubungan ini didapatkan dari nilai dan fungsi bangunan pada lingkungan sekitar, dan akan dihasilkan fungsi sakra dan profan pada bangunan. Fungsi sakral yaitu bangunan yang berfungsi sebagai pemujaan, ritual, ziarah, dan kegiatan religi lainnya. Sedangkan fungsi profan yaitu bangunan yang berfungsi selainnya. Pada stadia ini sebagian besar bangunan memiliki hubungan dengan nilai sakral yaitu berupa Masjid Sunan Ampel dan area pemakaman yang masih banyak peziarah yang datang seperti Makam Sunan Ampel, Makam Mbah Bolong, Mbah Sholeh, Makam Mbah Tambah Gawe, Makam Boto Putih, dan Langgar Blumbang yang masih aktif digunakan untuk kegiatan beribadah. Sedangkan fungsi profan ada pada bangunan gapura dan Sumur Blumbang yang tidak ada kegiatan ritual didalamnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta dibawah ini Gambar 7. Peta Pola Hubungan Bangunan dengan Lingkungannya Dari pola hubungan atar bangunan yang ditemukan dan ditambah dengan pola huubungan dengan lingkungannya maka akan terlihat pola hubungan sakral-sakral dengan nilai religi yang dominan dan pola hubungan profan-profan. Sehingga dapat terlihat bahwa area pusat atau inti pada kawasan Ampel pada stadia dakwah Sunan Ampel berada di tengah kawasan yaituarea Masjid dan sekitarnya dengan pola hubungansakral-sakral dannilai religi. Sedangkan area perluasan ada di sekitar area inti.

14 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya

2.2. Dokumentasi Observasi Pribadi

15 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya PKL dipinggir badan jalan Trotoar ramah Difabel Kali Pegirian Pemukiman gang di kawasan Ampel Pedestrian Entrance Gang kawasan Ampel Pasar Tikungan area kampong ampel Komposter pemukiman

BAB III

SARAN DAN KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa pada stadia dakwah Sunan Ampel, kawasan Ampel menjadi salah satu kawasan penting di Surabaya dengan pusat kawasan di tengah yaitu area Masjid dan Makam. Area tersebut menjadi area yang di sakralkan oleh masyarakat setempat karena memiliki nilai religi yang kental. Hal tersebut dikarenakan pengaruh nilai dan ide Islam yang masih ada di kawasan tersebut. Sedangkan area sekitarnya memiliki pola hubungan profan profan sebagai area perluasan. Identitas kawasan tersebut masih diterapkan hingga sekarang. Untuk itu diharapkan dari hasil temuan dapat dijadikan pertimbangan dalam merumuskan penataan kawasan heritage Ampel agar sesuai dengan nilai dan value yang ada. Selain itu dengan adanya nilai hstoris yang ditemukan, disarankan adanya pencerdasan masyarakat terkait kawasan Ampel sebagai kawasan cagar budaya yang memiiki nilai historis secara bangunan maupun budaya masyarakat, sehingga nilai tersebut tidak luntur dan fungsi kawasan sebagai kawasan ilmu pengetahuan bagi pengunjung tetap tersampaikan. kawasan Ampel menjadi salah satu kawasan penting di Surabaya dengan pusat kawasan di tengah yaitu area Masjid dan Makam. Area tersebut menjadi area yang di sakralkan oleh masyarakat setempat karena memiliki nilai religi yang kental. Hal tersebut dikarenakan pengaruh nilai dan ide Islam yang masih ada di kawasan tersebut. Sedangkan area sekitarnya memiliki pola hubungan profane Dari pola hubungan atar bangunan yang ditemukan dan ditambah dengan pola huubungan dengan lingkungannya maka akan terlihat pola hubungan sakral-sakral dengan nilai religi yang dominan dan pola hubungan profanprofan. Sehingga dapat terlihat bahwa area pusat atau inti pada kawasan Ampel pada stadia dakwah

Sunan Ampel berada di tengah kawasan yaitu area Masjid dan sekitarnya dengan pola hubungan sakral-sakral dan nilai religi. Sedangkan area perluasan ada di sekitar area inti.

16 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya

DAFTAR PUSTAKA

Mayasari,Feti.2012.Pengembangan Kampung Arab Sebagai Wisata Kampung di Surabaya. arsitektur & LINGKUNGAN Vol. 11 No.2, Okt 2012: 127-138

Suryandari,Nikmah.2019. RELASI ANTARETNIS DI KAMPUNG ARAB (Studi Komunikasi Antarbudaya di Kelurahan Ampel Surabaya). Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 141148

Fepby Pujiati Rohhana, Karina Pradinie Tucunan 2019. Identifikasi Pola Distribusi dan Pola Hubungan Elemen Spatial Archaeology pada Satdia Dakwah Sunan Ampel di Kawasan Cagar Budaya Ampel Surabaya , JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019)

Ferril Pamungkas Maramba Putra, Karina Pradinie Tucunan 2021. Elemen Citra Kawasan Ampel Surabaya Dalam Perspektif Historik dan Arkeologi, JURNAL PENATAAN RUANG Vol. 16, No. 2, (2021)

17 |
Penataan Permukiman islami pada Kawasan Arab Ampel Surabaya

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.