Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
MENULIS TEKS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Anggun Brillian Aghata Nafakhatus Sakhariyyah Hasna Francisca Adita Maya
SMP/MTs/Sederajat
VII
MENULIS TEKS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Untuk SMP/MTs/Sederajat Kelas VII
Penyusun Anggun Brillian Aghata Nafakhatus Sakhariyyah Hasna Francisca Adita Maya
ii
Hak Cipta © 2020 pada Anggun, Nafakhatus, Francisca Dilindungi Undang-undang Disklaimer: Buku ini adalah “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai pihak yang dialamatkan kepada penulis diharapkan dapat meningkatkan kualitas modul ini.
Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). – . Yogyakarta, 2020 Untuk SMP/MTs/Sederajat
Penulis
: Anggun Brillian Aghata Nafakhatus Sakhariyyah Hasna
Francisca Adita Maya Dosen Pembimbing
: Dr. Drs. Maman Suryaman, M.Pd.
Catakan Pertama, 2020 Disusun dalam huruf Times New Roman, 12 pt
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
iii
PRAKATA
Buku Panduan Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ditulis dengan tujuan untuk membantu siswa dan guru mencapai kompetensi menulis terutama menulis teks deskripsi. Selama ini guru memiliki kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran terutama pembelajaran menulis. Oleh karena itu, panduan yang dirancang
dalam buku diharapkan dapat membantu guru membimbing siswa dalam mengembangkan kompetensi berbahasanya yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menulis teks deskripsi ini diharapkan mampu mengajarkan siswa tentang nilai sosial dan tidak hanya terbatas pada pemahaman isi materi. Pada Kurikulum 2006 atau KTSP menekankan pada pen-
dekatan komunikatif. Namun, pada Kurikulum 2013 menuntut adanya penajaman efek komunikasi dan dampak fungsi sosial. Sesuai pendekatan ilmiah yang mendasari Kurikulum 2013, salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
iv
kemampuan belajar mandiri yang nantinya akan sangat diperlukan dalam kehidupan dan karir. Oleh karena itu, agar teks deskripsi yang ditulis siswa dapat berdampak sosial misalnya
mampu menunjukkan kepribadian siswa dalam melihat atau memandang sesuatu lewat pendeskripsian, pembelajaran ini mengambil model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk diterapkan. Buku ini menyajikan prosedur yang diterapkan dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hal tersebut di-
maksudkan agar memudahkan guru menerapkan model pembelajaran ini dalam praktik di kelas. Semoga buku ini dapat bermanfaat guna menunjang pembelajaran yang ada di kelas VII SMP/MTs/Sederajat
mengenai
pembelajaran
menulis
teks
deskripsi.
Yogyakarta, 28 Mei 2020
Penulis
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
v
DAFTAR ISI
PRAKATA…………………………………………………………. .iii DAFTAR ISI………………………………………………………... v PETUNJUK UMUM……………………………………………… ..vii BAB I Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pendahuluan……………………………………………………………2 Pengertian Model Pembelajaran PBL………………………………….5 Karakteristik Model Pembelajaran PBL ………………………………8 Manfaat Model Pembelajaran PBL……………………………..…….14 Kelebihan Model Pembelajaran PBL……………………………..…..16 Kekurangan Model Pembelajaran PBL…………………………….....21 Perbedaan Model Pembelajaran PBL dengan Discovery Learning…...23 BAB II Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pendahuluan……………………………………………………………26 Tahap Orientasi………………………………………………………...33 Tahap Organisasi……………………………………………………….35 Tahap Investigasi……………………………………………………….36 Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
vi
Tahap Pengembangan dan Presentasi………………………………...38 Tahap Analisis dan Evaluasi………………………………………….39 BAB III
Mengingat Kembali Teks Deskripsi Pendahuluan …………………………...………………………………42 Pengertian Teks Deskripsi……………………………………………...44 Karakteristik Teks Deskripsi………………………………...…………46 Tujuan Teks Deskripsi…………………………………………………48 Jenis Teks Deskripsi……………………………………………...…….49 Fungsi Teks Deskripsi………………………………………………….53
Struktur Teks Deskripsi………………………………………………...54 Unsur Kebahasaan Teks Deskripsi……………………………….….…56 BAB 4 Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pendahuluan …………………………...………………………………62 Seputar Kemampuan Menulis…………………………...…………… .64 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar…………………………...…...65 Menulis Teks Deskripsi…………………………...……………………67 GLOSARIUM…………………………...……………………………76 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………83 TENTANG PENULIS………………………………………………..87 Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
vii
PETUNJUK UMUM
A.
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pengganti KTSP atau
yang sering disebut dengan kurikulum 2006. Alasan dari pergantian KTSP menjadi K13 ini dikarenakan beberapa hal, yaitu karena kurikulum 2006 belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; kompeten-
si belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, perkembangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; kurikulum 2006 belum peka dan tanggap terhadap peru-
bahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Pengembangan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 ini juga dikarenakan aspek tantangan untuk menghadapi masa depan. Tantangan yang akan dihadapi antara lain: a) globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA; b) masalah lingkungan Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
viii
hidup; c) kemajuan teknologi informasi; d) konvergensi ilmu dan teknologi; e) ekonomi berbasis pengetahuan; f) kebangkitan industri kreatif dan budaya; g) pergeseran kekuatan ekonomi dunia; h) pengaruh dan imbas teknosains; i) mutu, investasi, dan transformasi pada sektor pendidikan; j) materi timss dan pisa. Dengan adanya berbagai tantangan tersebut, dibutuhkan kompetensi untuk menghadapinya. Kompetensi yang dibutuhkan untuk masa depan antara lain: a) kemampuan berkomunikasi; b) kemampuan berpikir jernih dan kritis; c) kemampuan mempertim-
bangkan segi moral suatu permasalahan; d) kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab; e) kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda; f) kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal; g) memiliki minat luas dalam kehidupan; h) memiliki kesiapan untuk bekerja; i) memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; j) memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.
Dari aspek-aspek tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum 2006 menjadi 2013 sudah tepat. Akan tetapi, pengembangan tersebut juga harus bersamai dengan penerapannya. Hal tersebut dikarenakan tanpa penerapan, pengembangan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 akan menjadi sia-sia.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
ix
B.
Model Pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki ciri, yaitu adanya penerapan pen-
dekatan. Penerapan pendekatan yang dilakukan pada kurikulum ini adalah siswa dituntut untuk mandiri. Mandiri di sini berarti bahwa siswa tidak bergantung kepada guru. Guru sebagai fasilitator tidak melulu memberikan materi. Akan tetapi, guru hanya memberikan materi tambahan yang belum diketahui oleh siswa. Siswa juga dituntut aktif. Hal tersebut berkaitan dengan aspek-aspek pengembangan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013.
Dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk kelas, guru dituntut lebih peka terhadap keadaan kelas. Kepekaan guru akan membantu mendapatkan model pembelajaran yang sesuai dan mudah diterapkan di kelas. Dengan model pembelajaran yang sesuai dan mudah diterapkan di kelas, siswa akan termotivasi dan akan lebih mudah dalam memahami pelajaran. Selain dituntut peka terhadap keadaan kelas, guru juga harus mengetahui apa saja
model pembelajaran yang dapat diterapkan, supaya dalam penerapannya, tidak monoton.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
BAB I MENGENAL MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
1
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
2
PENDAHULUAN
P
endidikan masuk sebagai kriteria kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh setiap individu di masyarakat. Pendidikan
merupakan jembatan yang dapat membentuk masyarakat menjadi lebih mampu menjalankan fungsi-fungsi kehidupan. Selain itu, pendidikan juga dipercaya sebagai kekuatan untuk memajukan sebuah negara. Hal tersebut melihat jika keunggulan dan ketangguhan suatu bangsa tidak hanya dinilai dari kekayaan sumber daya alam saja, melainkan ditentukan juga oleh keunggulan
sumber daya manusianya. Pandangan baru tentang keunggulan sebuah bangsa tersebut mengharuskan adanya pendidikan yang unggul. Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi perannya di masa yang akan datang. Selain itu, tujuan dari pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
3
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keratif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, salah satu masalah yang sangat penting terjadi di dunia pendidikan adalah kemampuan berpikir analitis siswa yang kurang terlatih. Faktor penyebabnya adalah kurangnya pemberian soal berbentuk analitis kepada siswa. Dalam hal ini guru mayoritas mengasah aspek pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2) saja, sedangkan untuk kemampuan analitis (C4) masih kurang diberikan. Padahal, aspek analisis tersebut sangat bermanfaat bagi perkembangan seluruh aspek kognitif siswa khususnya pengetahuan dan pemahamannya. Sehingga Kurikulum 2013 hadir sebagai kurikulum yang berbasis ilmiah dan tematik. Hal ini menunjukkan bahwa semua kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tiga ranah, yai-
tu ranah sikap (yang terbagi dalam ranah sikap spiritual dan sikap sosial), ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan. Semua jenis kompetensi pada ketiga ranah itu sudah jelas dinyatakan, dalam dokumen kurikulum. Berkaitan dengan masih banyaknya kesulitan siswa dalam pembelajaran, salah satu solusinya adalah
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
4
dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang cocok untuk mengembangkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Oleh karena itu, dipilihlah model pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) sebagai jawaban atas masalah tersebut.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
5
A. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Kurikulum 2013 mengarahkan adanya proses pencapaian
kompetensi belajar dengan metode yang tepat. Oleh karena itu, menurut pola pikir Kurikulum 2013 dalam implementasinya mengalami perubahan, yaitu dengan pendekatan ilmiah dan pendekatan tematik. Implementasi Kurikulum 2013 ini tentu akan banyak menghadapi masalah. Masalah atau tantangan tersebut berkaitan dengan guru, waktu, materi ajar, penilaian, media, dan model pembelajaran. Menurut pendekatan ilmiah sendiri, terdapat tiga
model pembelajaran yang direkomendasikan, yaitu Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan), Project Base Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek), dan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah). Salah satu model yang banyak digunakan untuk mendorong peserta didik berpikir kritis dan aktif adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu pendekatan pendidikan di mana masalahnya adalah titik awal dari proses pembelajaran (Erik dan Annete via Assegaf dkk, 2016:41). Masalah yang dimunculkan dalam kegiatan pembelajaran mengacu pada materi yang akan dipelajari. Masalah diposisikan sebagai titik Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
6
penentu bagi peserta didik untuk dapat melakukan proses pembelajaran materi terkait. Oleh karena itu, bobot atau tingkat masalah yang dihadirkan sangat menentukan seberapa jauh peserta didik memahami sebuah materi. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang dimulai dengan mengajukan masalah dan dilanjutkan dengan menyelesaikan masalah tersebut (Siswono via Assegaff, dkk, 2016:41). Jika pada kurikulum sebelumya pembelajaran dilakukan dengan proses pemusatan pembelajaran kepada guru, maka pada model pembelajaran ini ada banyak sekali hal yang berbeda. Salah satu perbedaanya di mana peserta didik di-
tuntut untuk dapat memecahkan masalah yang disedikan. Peserta didik dibimbing untuk dapat mencari jawaban atas masalah yang dihadirkan. Pemecahan masalah ini merupakan proses pencarian dan pemahaman atas materi yang dipelajari oleh peserta didik. Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata peserta didik dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru (Suyatno via Somodana dkk, 2015:2). Masalah yang dimunculkan dalam pembelajaran mengacu kepada permasalahan yang biasa hadir disekitar peserta
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
7
didik. Misalnya, untuk materi teks deskripsi biasanya guru akan meminta peserta didik mendeskripsikan hal-hal yang berada di sekitarnya. Contohnya dengan mendeskripsikan teman atau lingkungan tempat tinggal.
Sejalan dengan pendapat di atas, maka Problem Based Learning (PBL) mengacu pada pendekatan pembelajaran yang memfokuskan diri pada proses pemecahan masalah oleh peserta didik. Peserta didik dilibatkan pada pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan berpusat bukan kepada guru melainkan pada peserta didik itu sendiri. Tujuannya tak lain untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang nant-
inya akan sangat diperlukan dalam kehidupan dan karir. Kemampuan pemecahan masalah ini akan membantu peserta didik lebih cepat menghadapi masalah di lingkungan luar yang lebih kompleks. Pemecahan masalah adalah sarana memeroleh pengetahuan yang diperlukan. Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang menempatkan peserta didik untuk belajar dengan inspirasi, pemikiran kelompok, dan informasi terkait yang berhasil mereka himpun
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
B. Karakteristik
Model
Pembelajaran
Problem
8
Based
Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)
mengacu pada proses pemecahan masalah oleh peserta didik. Masalah ditempatkan sebagai titik awal pembelajaran. Peserta didik dibimbing untuk dapat mencari jawaban atas masalah yang dihadirkan. Pemecahan masalah ini merupakan proses pencarian dan pemahaman atas materi yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam hal ini, Problem Based Learning (PBL) tentu memiliki perbedaan dengan model pembelajaran yang lain. Selain berbeda
pada proses pemerolehan materi, ada beberapa karakteristik lain yang khas dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Karakteristik pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sebagai berikut. 1. Permasalahan menjadi starting poin dalam belajar. Proses pembelajaran dalam kelas dibentuk oleh guru berupa masa-
lah-masalah nyata yang nantinya akan membantu peserta didik memahami materi terkait. Sehingga, tanpa masalah tersebut peserta didik tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan. 2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
9
di dunia nyata tidak terstruktur. Permasalahan yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran bukanlah permasalahan rekaan. Melainkan, masalah tersebut berupa hal-hal yang ada di sekitar peserta didik dan nyata terjadi. Contohnya, guru menghadirkan fenomena gempa bumi, tsuna-
mi, dan gunung meletus untuk pembelajaran teks eksplanasi. 3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspektive) sehingga memungkinkan peserta didik belajar dari berbagai sudut pandang dan tidak terpaku pada satu pemikiran saja.
4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, dan kompetensi. Permasalahan akan mendorong peserta didik melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. Seberapa jauh pengetahuan peserta didik tentang masalah yang disajikan akan menentukan seberapa jauh peserta didik dapat me-
nyelesaikan masalah yang diangkat. Oleh karena itu, masalah merupakan bentuk stimulus bagi peserta didik sebagai dorongan untuk mencari tahu hal-hal untuk memecahkan masalah. 5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama. Lewat pemecahan masalah, peserta didik akan diajarkan proses Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
10
pengelolaan diri. Tahap-tahap pemecahan masalah akan membantu peserta didik menemukan sikap yang baik dalam menghadapi masalah lain. 6. Pemanfaatan
sumber
pengetahuan
yang
beragam,
penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL. Salah satu tahapan yang harus dilalui peserta didik yaitu tahap pencarian sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan ini akan digunakan untuk menentukan arah pemecahan masalah. Oleh karena itu, peserta didik secara langsung akan belajar bagaimana proses memanfaatkan sumber pengetahuan dengan baik dan benar.
Peserta didik juga dapat belajar bagaimana melakukan seleksi terhadap sumber pemngetahuan yang layak dan tidak layak digunakan. Hal ini akan membuat peserta didik lebih berhati-hati dalam memanfaatkan sumber pengetahuan yang tersedia. 7. Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tidak jarang menuntut peserta didik bekerja dalam kelompok kecil. Hal ini akan membantu peserta didik belajar bersosialisasi dari lingkungan terkecilnya yaitu kelas. Peserta didik akan mengenal cara bekerja sama dalam kelompok yang membantu peserta didik jauh dari sikap individualis. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
11
6. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. Peserta didik akan dibantu mempelajari bagaimana cara memecahkan masalah dengan tepat. Prosesnya tidak berupa materi
yang disampaikan guru melainkan berasal dari hasil kerja peserta didik sendiri. 7. Keterbukaan proses dalam PBL meliputi integrasi dari sebuah proses belajar. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
merupakan proses pembauran. Proses
inilah yang disebut sebagai kesatuan proses belajar. Sebab sejatinya peserta didiklah yang seharusnya aktif memperkaya dirinya lewat tahap-tahap dalam pembelajaran. 8. PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman peserta didik dan proses belajar. Oleh karena berasal dari masalah yang nyata dan berasal dari kehidupan di sekitar peserta didik, masalah yang diangkat akan menguji seberapa jauh peserta didik mengetahui hal yang dibahas. Sejalan dengan orientasi diatas, menurut Abidin (2014: 161) model PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Masalah menjadi titik awal pembelajaran. 2. Masalah yang digunakan dalam masalah yang bersifatkonstektual dan otentik. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
12
3. Masalah mendorong lahirnya kemampuan siswa berpendapat secara multiperspektif. 4. Masalah yang digunkan dapat mengembangkan pengetahuan,sikap, dan keterampilan serta kompetensi siswa.
5. Model PBL berorientasi pada pengembangan belajar mandiri. 6. Model PBL memenfaatkan berbagai sumber belajar. 7. Model
PBL
dilakukan
menekankanaktivitas
melalui
pembelajaran
yang
kolaboratif,
komunikatif,
dan
kooperatif.
8. Model PBL menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan masalah, dan penguasaan pengetahuan. 9. Model PBL mendorong siswa agar mampu berfikir tingkattinggi; analisis, sintesis, dan evaluatif. 10.Model PBL diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman
belajar, dan kajian proses pembelajaran. Adapun karakteristik Problem Based Learning menurut M. Amien dalam buku E. Kosasih (2014: 90), adalah sebagai berikut: 1. Bertanya, tidak semata-mata menghafal.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
13
2. Bertindak, tidak semata-mata melihat dan mendengarkan. 3. Menemukan problema, tidak semata-mata belajar faktafakta. 4. Memberikan pemecahan, tidak semata-mata belajar untukmendapatkan. 5. Menganalisis, tidak semata-mata mengamati. 6. Membuat sintesis, tidak semata-mata membuktikan. 7. Berpikir, tidak semata-mata bermimpi. 8. Menghasilkan, tidak semata-mata menggunakan. 9. Menyusun, tidak semata-mata mengumpulkan.
10.Menciptakan, tidak semata-mata memproduksi kembali. 11.Menerapkan, tidak semata-mata mengingat-ingat. 12.Mengeksperimentasikan, tidak semata-mata membenarkan. 13.Mengkritik, tidak semata-mata menerima 14.Merancang, tidak semata-mata beraksi.
15.Mengevaluasi dan menghubungkan, tidak semata-mata mengulangi
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
14
C. Manfaat dan Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) banyak dipilih oleh guru karena dinilai mampu membantu peserta didik
belajar secara kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Hal tersebut telah dibahas juga dalam materi ciri-ciri model pembelajaran ini. Disamping itu, guru juga melihat jika sosoknya sebagai pengajar amatlah besar dalam pembelajaran namun perannya dapat disembunyikan melalui rangsangan yang secara tidak langsung akan diberikan guru dalam pembelajaran.
Tujuan model pembelajaran PBL adalah untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan fleksibel yang dapat diterapkan
dalam
situasi
yang
berlawanan
dengan
inert
knowledge. Inert knowledge yakni peserta didik tampak menguasai banyak pengetahuan faktual tetapi sebenarnya mereka tidak memahaminya secara mendalam atau tidak menyatukan atau
tidak mengorganisasikan secara sistematis dengan konteks pendalaman sehari-hari (Yamin via Sari, 2017:12-13). Sedangkan Trianto (via Sari, 2017:12) memaparkan jika tujuan PBL adalah sebagai berikut. 1. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
15
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik. 3. Menjadi pembelajar yang mandiri. Tujuan utama PBL adalah bukan menyampaikan sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan peserta didik
untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri (Kurniasih via Sari, 2017: 13). Problem Based Learing (PBL) bermanfaat untuk memersiapkan para pemimpin sekolah dengan berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan strategis mereka (Schechter via Assegaft, dkk, 2016: 42).
Sejalan dengan pendapat di atas, maka Problem Based Learning (PBL) mengacu pada pendekatan pembelajaran yang memfokuskan diri pada proses pemecahan masalah oleh peserta didik. Oleh karena itu, tujuan dari PBL sendiri adalah mendekatkan peserta didik pada pemahaman mendalam guna mengorganisasikan secara sistematis pembelajaran dengan konteks pendalaman sehari -hari. Sehingga, peserta didik tidak hanya tangkas dalam pengetahuannya tetapi juga sekaligus mampu menerapkan langsung ke dalam permasalahan di lingkungan. Tujuan PBL akan mengantarkan peserta didik pada keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah. Sedangkan manfaat dari PBL adalah untuk memersiapkan peserta didik yang cakap dan terampil agar mampu berkontribusi aktif dalam kegiatan di lingkungannya. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
16
D. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learing (PBL) merupakan model pembelajaran yang tidak berusaha menyampaiakn sejumlah pengetahuan kepada peserta didik. PBL memungkinkan adanya pengembangan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan aktif peserta didik yang dapat membangun pengetahuan mereka sendiri. PBL sebagai salah satu model pembelajaran pilihan yang dianjurkan PBL memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut (Shoimin via Sari, 2017:18).
1. Peserta didik didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. 2. Peserta didik memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. 3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta
didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi. 4. Terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok. 5. Peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
17
dan observasi. 6. Peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri. 7. Peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau persentasi hasil
pekerjaan mereka. 8. Kesulitan belajar peserta didik secara indovidual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Menurut Sanjaya (via Sari, 2017: 18-19), kelebihan dari PBL adalah sebagai berikut. 1. Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran 2. Realistis dengan kehidupan peserta didik 3. Konsep sesuai dengan kebutuhan peserta didik 4. Orientasi pembelajaran adalah investasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah, sehingga perhatian peserta didik terpusat pada masalah 5. Pengetahuan bertahan lama dan dapat diingat 6. Dapat meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan untuk berfikir kritis 7. Dapat membangkitkan keinginan peserta didik, memotivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
18
8. Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan otonom 9. Dapat membuat pembelajaran lebih luas dan konkret 10.Memupuk sifat inquiry dan kemampuan problem solving
Sejalan dengan pendapat di atas, maka Problem Based Learning (PBL) sebagai model pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, memiliki kelebihan yang beragam. Selain peserta didik dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya, ada lagi kelebihan lain yang patut untuk diperhitungkan. Kelebihan PBL adalah sebagai berikut.
1. Melalui PBL, peserta didik didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. Orientasi pembelajaran adalah investasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah, sehingga perhatian peserta didik terpusat pada masalah tersebut. Hal ini akan membantu peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran
karena maslaah yang diangkat merupakan masalah yang realistis dengan kehidupan atau lingkungan peserta didik. Masalah yang berasal dari lingkungan peserta didik juga dapat membuat pembelajaran lebih luas dan konkret. Melalui maslaah yang diangkat dalam pembelajaran, peserta didik dapat meningkatkan penalaran dan kemampuan ber-
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
19
kritis. Selain itu, peserta sisik mampu memupuk sifat inquiry dan kemampuan problem solving. 2. Model pembelajaran PBL dapat membangkitkan keinginan peserta didik, memotivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban. Hal ini membantu peserta didik memiliki kemam-
puan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar dalam PBL. Oleh karena itu, pengetahuan dapat dipastikan bertahan lama dan dapat diingat karena proses pencarian jawaban didasarkan pada kemampuan masingmasing peserta didik. Peserta didik akan menjadi lebih mandiri dan otonom. Hal ini menyebabkan peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi. Sehingga, konsep yang nantinya akan dipahami oleh peserta didik akan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Model pembelajaran memungkinkan terjadinya aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok. Kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching. Selain itu, peserta didik akan memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau persentasi Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
20
hasil pekerjaan mereka. Peserta didik juga akan terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
21
E. Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dinilai
mampu membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran PBL dianggap efektif dan memudahkan guru dalam membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan. Hal tersebut dikarenakan melalui pemecahan masalah dalam pembelajaran peserta didik sekaligus akan memecahkan masalah di lingkungannya yang mungkin suatu saat akan mereka temui. Namun, setiap model pembelajaran tentunya tidak mung-
kin ada yang sempurna. Model pembelajaran PBL disamping banyak kelebihannya tentunya juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan PBL adalah sebagai berikut. 1. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut ke-
mampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah 2. Kapasitas peserta didik yang banyak sulit bagi guru menerapkan model ini 3. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
22
4. PBM kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBM sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah 5. PBM biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit se-
hingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi 6. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik
7. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap 8. Perlu persiapan pembelajaran yang kompleks 9. Sulitnya mencari masalah yang relevan 10.Waktu kurang efektif dan efisien 11.Tidak semua peserta didik bisa memahami pembelajaran
dengan model ini
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
23
F. Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Discovery Learning (DL)
Dalam pembelajaran dengan model Problem Based Learning
peserta didik akan dihadapkan pada suatu ‘masalah’ yang berhubungan dengan dunia nyata dan dipecahkan dengan cara berkelompok. Proses model pembelajaran Problem Based Learning menurut dalam penelitian Pelawi (2016: 33) menyatakan bahwa model pembelajaran PBL dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan antara lain sosial, yang diperoleh dalam bekerja kelompok atau kolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi
dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Model pembelajaran Discovery Learning adalah suatu cara mengajar yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran melalui tukar pendapat atau dengan berdiskusi, seminar membaca sendiri dan mencoba sendiri yang menyatakan bahwa bertujuan untuk belajar mandiri, Sylvi Astuti (2015:12). Pendapat
ahli sejalan dengan pendapat Fitri (2015:91) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa Discovery Learning merupakan model pembelajaran mngembangkan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah dan membantu peserta didik dalam proses belajar dengan cara melibatkan peserta didik secara aktif untuk memperoleh penemuan pribadi. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB I: Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
24
Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Discovery Learning (DL) menurut dalam penelitian Oktaviani, dkk (2018: 138) membuktikan bahwa hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning. Keampuhan model pembelajaran Problem Based Learning memberikan dampak yang baik terhadap hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, seorang guru disarankan untuk menggunakanpmodel
pembelajaran
yang
bervariasi
untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tentunya salah satunya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di dalam suatu mata pelajaran.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
25
BAB II MENGIKUTI TAHAP MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
26
PENDAHULUAN
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 merupakan
kurikulum yang mengilhami lahirnya Kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan Kurikulum 2013 sesungguhnya merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Namun di tengah perjalanannya, Kurikulum berbasis kompetensi 2004 tidak bisa terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Sesungguhnya, Kurikulum 2013 berorientasi pada terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal itu sejalan dengan amanat UU no.20 tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35. Salah satu model pembelajaran yang disesuaikan dengan amanat tersebut adalah model pembelajaran poblem based learn-
ing atau pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran ini melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
27
Adapun untuk mencapai tujuan pendidikan melalui model pembelajaran Problem Based Learning diperlukan adanya tahap atau proses pembelajaran yang khusus diterapkan. Pembelajaran yang sesuai dengan tahapan yang ada adalah tolok ukur pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning yang tepat.
Jika guru mampu mengaplikasikan setiap tahap dengan tepat tentulah manfaat pembelajaran akan semakin terasa.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
28
Salah satu ahli yang mengungkapkan langkah model pembelajaran Problem Based Learning
adalah Abidin. Ia mener-
jemahkan langkah model pembelajaran Problem Based Learning dalam bentuk fase-fase pembelajaran yang terbagi menjadi 9 fase. Abidin (2014: 163-165) merumuskan sintak atau langkah-langkah
model Problem Based Learning sebagai berikut. Tabel 1. Langkah PBL Menurut Abidin Prapembelajaran
Fase 1: Menemukan Masalah
Fase 2: Membangun Struktur Kerja
Fase 3: Menetakan Masalah
Fase 4: Mengumpulkan dan Membagi Informasi
Fase 5: Merumuskan Solusi
Fase 6: Menentukan Solusi Terbaik
Fase 7: Menyajikan Solusi
Pasca-Pembelajaran
a.
Prapembelajaran Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru sebe lum kegiatan pembelajaran inti dimulai. Pada tahap ini guru merancang mempersiapkan media dan sumber belajar, men gorganisasikan siswa, serta menjelaskan prosedur pembela
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
b.
29
Fase 1: Menemukan Masalah Pada tahap ini siswa membaca masalah yang disajikan guru secara individu. Berdasarkan hasil membaca siswa menulis kan berbagai informasi penting, menemukan hal yang diang gap sebagai masalah, dan menentukan pentingnya masalah
tersebut bagi dirinya secara individu. Tugas guru pada tahap ini adalah memotivasi siswa untuk mampu menemukan ma salah. c.
Fase 2: Membangun Struktur Kerja Pada tahap ini siswa secara individu membangun struktur kerja yang akan dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Upaya membangun struktur kerja ini diawali dengan aktivitas siswa
mengungkapkan apa yang mereka ketahui tentang masalah, apa yang ingin diketahui dari masalah, dan ide apa yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah. Hal terakhir yang harus siswa lakukan pada tahap ini adalah merumuskan rencana aksi yang akan dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Tugas guru pada tahap ini adalah memberikan kesadaran akan
pentingnya rencana aksi untuk memecahkan masalah. d.
Fase 3: Menetapkan Masalah Pada tahap ini siswa menetapkan masalah yang dianggap paling penting atau masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan nyata. Masalah tersebut selanjutnya dikemas dalam bentuk pertanyaan menjadi sebuah rumusan masalah. Tugas
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
30
guru pada tahap ini adalah mendorong siswa untuk menemukan masalah dan membantu siswa menyusun rumusan masalah. Selain itu, ahli lain yang merumuskan langkah-langkah model Problem Based Learning adalah E. Kosasih yang ditulis dalam bukunya. Langkah Problem Based Learning menurut E. Kosasi dibagi atas 5. Adapun langkah model pembelajaran Problem Based Learning menurut E. Kosasih (2014: 91) sebagai berikut. 1.
Mengamati (mengorientasikan siswa terhadap masalah) Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan
terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan dikembangkannya. 2.
Menanya (memunculkan permasalahan) Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis.
3.
Menalar (mengumpulkan data).
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi (data) dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara individu ataupun berkelompok, dengan membaca berbagai referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
4.
31
Mengasosiasi (merumuskan jawaban) Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka ajukan sebelumnya.
5.
Mengomunikasikan. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan jawaban atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan. Namun, Pembelajaran Berbasis Masalah biasanya terdiri atas
lima tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Tahapan inilah yang lazim digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah. 5 tahap tersebut merupakan tahap PBL menurut Holbrook dan Arends. Berikut adalah langkah-langkah PBL menurut Holbrook dan Arends (dalam Sujana, 2014, hlm. 136) yang sudah sedikit dimodifikasi.
Tabel 2. Langkah-langkah PBL Menurut Holbrook dan Arends Fase Fase 1: Memberikan orientasi mengenai permasalahan kepada peserta didik
Perilaku Guru ďƒž Membahas tujuan pembelajaran. ďƒž Mendeskripsikan berbagai kebutuhan penting. ďƒž Memotivasi peserta didik agar dapat terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik agar dapat melakukan penelitian Fase 3: Membantu peserta didik melakukan investigasi secara mandiri dan kelompok
32
ďƒž
Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi.
ďƒž
Mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, serta mencari penjelasan dan solusi.
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat seperti laporan, rekaman video, serta model-model. ďƒž Membantu peserta didik untuk menyampaikannya kepada orang lain. ďƒž
Fase 4: Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses-proses dalam mengatasi masalah.
ďƒž
Membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya serta proses-proses yang mereka gunakan.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
33
A. Tahap Orientasi
Tahap pertama dalam mengaplikasikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu adalah tahap orientasi. Pa-
da tahap ini, guru bertindak sebagai pembimbing yang menyediakan bantuan. Sedangkan siswa berusaha untuk bekerja mandiri atau berkelompok. Guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan oleh peserta didik. Aktivitas tersebut meliputi apa saja yang diharapkan bisa dilakukan oleh peserta didik. Guru juga diberi tugas untuk mendeskripsikan berbagai kebutuhan penting dalam pembelajaran. Hal ini dil-
akukan agar peserta didik tahu tujuan utama dalam pembelajaran dan permasalahan apa yang akan dibahas. Peserta didik juga dapat mengetahui bagaimana cara guru nantinya akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal tersebut akan memberi konsep dasar kepada peserta didik. Tahap orientasi ini bertujuan untuk menghayati bahwa pembelajaran tidak untuk memelajari sejumlah besar informasi.
Melainkan, pembelajaran adalah proses belajar yang berupa proses bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri dan percaya diri. Guru harus bisa memberikan motivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih. Masalah akan dimunculkan dalam tahap ini. Masalah
atau pertanyaan
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
34
yang diselidiki berupa masalah kompleks dan memiliki banyak penyelesaian dan sering kali saling bertentangan. Peserta didik akan didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi dasar.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
35
B. Tahap Organisasi
Tahap kedua yaitu tahap organisasi. Guru tentu akan mengajak peserta didik agar mampu melaksanakan penelitian ini
dengan baik. Guru dapat menjelaskan logistik yang dibutuhkan untuk menghadapi permasalahan yang disediakan. Guru juga dapat mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah. Guru akan membantu peserta didik mendefinisikan serta mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi pada tahap pertama.
Pada tahap organisasi ini sangat membutuhkan pengembangan keterampilan peserta didik. Sehingga, peserta didik juga membutuhkan bantuan dari guru untuk merencanakan penyelididkan dan tugas-tugas pelaporan. Misalnya, membantu peserta didik membentuk kelompok kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan
tersebut.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
36
C. Tahap Investigasi
Tahap ketiga yaitu tahap investigasi mandiri dan kelompok. Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap membimbing
penyelidikan individual/kelompok. Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya. Guru akan mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat dan sesuai dengan materi yang dibahas. Guru juga membantu peserta didik melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Jika diuraikan maka teknik penyelidikan dibagi menjadi dua. Teknik pertama yaitu pengumpulan data dan eksperimen. Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen yang sesungguhnya sampai mereka benar-benar
memahami
dimensi-dimensi
situasi
masalah.
Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Teknik
kedua yaitu berhipotesis, menjelaskan, dan memberikan pemecahan. Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mengeluarkan semua ide dan menerima sepenuhnya ide tersebut. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan yang membuat siswa memikirkan kelayakan hipotesis dan pemecahan mereka serta tentang kualitas
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
37
infor masi yang telah mer eka kumpulkan. Gur u secar a ter usmenerus menunjang dan memodelkan pertukaran ide secara bebas dan mendorong mengkaji lebih dalam masalah tersebut jika dibutuhkan. Selain itu, guru juga membantu menyediakan bantuan yang dibutuhkan siswa.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
38
D. Tahap Pengembangan dan Persentasi
Tahap keempat sesudah tahap investigasi adalah tahap pengembangan dan presentasi. Pada tahap ini peserta didik akan mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit. Pada tahap
ini guru membantu peserta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menyesuaikan data dengan masalah yang telah dirumuskan. Peserta didik kemudian mengelompokkannya berdasarkan kategori data. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan, video, power point, atau model lainnya yang nantinya dapat mem-
bantu mereka untuk berbagi tugas dengan peserta didik lain. Peserta didik dalam tahap ini juga dapat memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah (peserta didik yang sedang melakukan presentasi) atau peserta didik lain. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil pemahaman dan penguasaan siswa terhadap masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
39
E. Tahap Analisis dan Evaluasi
Tahap yang terakhir adalah tahap analisis dan evaluasi. Tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan bela-
jarnya. Guru dan peserta didik bersama-sama akan menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok atau individu. Guru juga dapat mengajak peserta didik merefleksikan kegiatan investigasinya serta prosesproses yang mereka gunakan. Bloom (1971) mendefinisikan evaluasi merupakan pengum-
pulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Adapun fungsi evaluasi antara lain: 1.
Fungsi evaluasi pendidikan bagi guru a)
Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.
b)
Mengetahui kedudukan masing-masing individu pe-
serta didik dalam kelompoknya. c)
Mengetahui
kelemahan-kelemahan dalam cara belajar
mengajar dalam PBM. d)
Memperbaiki proses
belajar mengajar.
e)
Menentukan kelulusan
peserta didik.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB II: Mengikuti Tahap Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
2.
3.
Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi: a)
Mengetahui kemampuan dan hasil belajar.
b)
Memperbaiki cara belajar.
c)
Menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Bagi sekolah, evaluasi pendidikan berfungsi: a)
Mengukur mutu hasil pendidikan.
b)
Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah.
c)
Membuat keputusan kepada peserta didik.
d)
Mengadakan perbaikan kurikulum.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
40
41
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
BAB III MENGINGAT KEMBALI TEKS DESKRIPSI
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
42
PENDAHULUAN
Tarigan (1986:1) menyatakan bahwa dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dan saling menunjang satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang dapat dikatakan terampil apabila menguasai keempat aspek keterampilan tersebut. Pembelajaran Berbahasa Indonesia Berbasis Teks Menurut Mahsun (2014:112), tujuan akhir dari pembelajaran teks ialah menjadi pembelajar memahami serta mampu menggunakan teks sesuai dengan tujuan sosial teks-teks yang dipelajarinya. Selanjutnya, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib dalam pengantar berbagai ilmu akan memudahkan penyebaran
ilmu pengetahuan ke khalayak umum, baik yang menempuh pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1655), teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang; kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan; bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
43
Perubahan paradigma pendidikan dalam Kurikulum 2013 yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai dasar pada proses belajar mengajar, berdampak pada meningkatnya kepercayaan diri pada bangsa Indonesia akan eksistensinya sebagai bahasa resmi
negara. Pembelajaran yang berbasis teks inilah yang menjadi alasan pendidikan tentang teks dalam berbahasa menjadi sangatlah penting. Dari sekian banyak teks dalam bahasa Indonesia, salah satu teks yang diajarkan bagi peserta didik adalah teks deskripsi.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
44
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
A. Pengertian Teks Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin, yaitu describere yang berarti menggambarkan sesuatu hal. Teks deskripsi adalah teks yang berisi gambaran sifat-sifat benda yang dideskripsikan.
Dengan
kalimat
deskripsi,
pembaca
seolah-olah
melihat,
mendengar, dan merasakan sendiri tentang hal yang disampaikan dalam suatu teks. Dengan kata lain, kalimat deskripsi merupakan kalimat yang melukiskan sesuatu, menyatakan apa yang di indra, melukiskan perasaan, dan perilaku jiwa dalam wujud kalimat, Hermaditoyo (2018:268). Menurut Atmazaki (2006:88), teks deskripsi adalah bentuk tulisan yang melukiskan suatu objek
(tempat, benda, dan manusia). Deskripsi juga merupakan lukisan dengan
kata-kata.
Pembaca
seolah-olah
ikut
mencium,
mendengarkan, meraba, merasakan, atau melihat segala sesuatu yang dideskripsikan si penulis. Selain itu, Semi (2009:56) mengungkapkan bahwa teks deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau gambaran detail tentang
suatu objek sehingga pembaca seolah ikut melihat atau mengalami langsung. Mahsun (2014:28) juga mengemukakan bahwa teks deskripsi merupakan gambaran suatu objek benda secara individual berdasarkan ciri fisiknya, gambaran yang dipaparkan haruslah yang spesifik menjadi ciri keberadaan objek yang digambarkan. . Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
45
Selanjutnya, Priyatni (2015:72-73) menegaskan bahwa teks deskripsi adalah teks yang memaparkan suatu objek/hal/keadaan sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dialami oleh penulis ketika mengunjungi objek tersebut. Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teks deskripsi ialah teks yang menggambarkan secara rinci suatu objek sehingga pembaca dapat merasakan, melihat, dan mendengarkan sendiri apa yang disamapaikan dalam teks tersebut.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
46
B. Karakteristik Teks Deskripsi
Seperti halnya teks lain, teks deskripsi juga memiliki karakterisrik khusus yang dapat membedakan teks deskripsi dengan teks lainnya. Karakteristik yang dimiliki teks ini sangat jelas se-
hingga akan sangat mudah membedakan teks ini dengan teks lainnya. Adapun karakteristik teks deskripsi adalah sebagai berikut. 1.
Paragraf deskripsi menggambarkan sesuatu.
2.
Paragraf yang digambarkan dijelaskan secara sangat jelas dan rinci serta melibatkan kesan indera.
3.
Ketika pembaca membaca teks deskripsi, maka seolah-olah merasakan langsung apa yang sedang dibahas di dalam teks.
4.
Teks deskripsi menjelaskan ciri-ciri fisik objek, seperti bentuk, ukuran, warna, atau ciri-ciri psikis/keadaan suatu objek dengan rinci.
5.
Banyak ditemukan kata-kata sifat di dalamnya serta katakata yang digunakan merupakan kata-kata yang lumrah atau
menggunakan bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 6.
Menggunakan frasa yang mengandung kata benda, contohnya seperti beliau adalah seorang kepala negara yang rendah hati.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
47
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
7.
Mengandung
kata
keterangan
yang
bertujuan
untuk
memberikan informasi tambahan mengenai suatu objek contohnya seperti di pasar, di kantin, di rumah, dengan lambat, dan lain-lain. 8.
Menggunakan beberapa bahasa kiasan seperti perumpamaan
atau metafora
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
48
C. Tujuan Teks Deskripsi
Harsiati, dkk. (2017:7) mengemukakan bahwa teks deskripsi bertujuan untuk menggambarkan/melukiskan secara rinci dan penggambaran sekonkret mungkin suatu objek/suasana/perasaan
sehingga pembaca seakan-akan melihat, mendengar, mengalami apa yang dideskripsikan. Tujuan menulis teks deskripsi menurut Marahimin (1994:19) adalah sebagai berikut 1.
memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu;
2.
menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang sesuatu hal yang harus diketahui orang lain;
3.
menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu cara yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu;
4.
meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga
lebih singkat.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
49
D. Jenis Teks Deskripsi
Berdasarkan cara mendeskripsikan objeknya, teks deskripsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu eksplanatori dan sugesti. Deskripsi eksplanatori menjelaskan tentang fakta. Sedangkan deskripsi
sugesti menjelaskan tentang sifat objek atau kesan yang muncul.
1. Eksplanatori Deskripsi eksplanatori merupakan teks deskripsi yang ditulis berdasarkan fakta serta menghindari dari hal-hal yang bersifat subjektif dan imajinatif. Berikut contoh teks
deskripsi eksplanatori.
Naik Kereta
S
aat itu dipertengahan bulan oktober. Aku melakukan
perjalanan yang cukup panjang dari Jakarta keke Malang. Aku pergi bersama dengan seorang teman. Kami memulai
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
50
perjalanan menggunakan kereta dari Jakarta. Perjalanan yang kami tempuh memakan waktu sekitar 17 jam. Di dalam kereta suasana sangat ramai namun tetap tertib. Bangku yang kami pilih dapat memuat 6 orang yang sal-
ing berhadapan. Bangku ini terbuat dari besi yang dilapisi sedikit busa. Kami duduk saling berhadapan dengan penumpang lain. Meskipun tidak saling mengenal namun seiring berjalannya waktu kami saling sapa dan mengobrol selama perjalanan. Suasana
di kereta sangat tenang. Apalagi saat hujan di
luar turun dan membekaskan embun pada kaca, ditambah lantunan lagu Jawa yang sendu dan merayu mata seakan memanjakan untuk tidur. Ketika waktu beranjak gelap, suasana kereta tampak hening karena penumpang mulai terlelap. Pengalaman dalam perjalanan di kereta sangat menyenangkan dan ingin mengulanginya kembali.
Sumber: https://www.romadecade.org/contoh-teks-deskripsi/#!
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
51
2. Sugesti Deskripsi eksplanatori merupakan teks deskripsi yang ditulis berdasarkan fakta serta menghindari dari hal-hal yang bersifat subjektif dan imajinatif. Berikut contoh teks deskripsi eksplanatori.
SMA Negeri 1 Gadingrejo
S
MA Negeri 1 Gadingrejo adalah salah satu
sekolah menengah pertama yang ada di Kabupaten Pringsewu, Lampung. Lokasi SMA Negeri 1 Gadingrejo
tepatnya berada di Jalan Tegalsari No. 1 Gadingrejo, Pringsewu, Lampung. SMA ini memiliki luas sekitar 2,89 Ha, terdiri dari 17 kelas, 1 ruang guru, 4 laboratorium, 1 perpustakaan, I UKS, I ruang koperasi peserta didik, 1 masjid, dan 1 aula besar.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
Sekolah ini mengusung konsep hijau, sehingga hampir semua area di SMA Negeri 1 Gadingrejo ditumbuhi rumput dan beraneka pepohonan. Fasilitas parkir juga luas, dimana tersedia untuk parkir mobil dan motor. SMA Negeri 1 Gadingrejo juga memiliki 3 lapangan yaitu basket, volley dan futsal. Lapangan basket terletak di pusat sekolah, dimana lokasi ini berada di tengah-tengah kelas, ruang guru, perpustakaan dan terpampang jelas ketika melewati pintu masuk. Disekitar lapangan basket juga disediakan hamparan lantai yang luas yang mengelilingi lapangan. Perpaduan
lapangan basket dan lantai ini sangat luas sehingga biasanya digunakan sebagai tempat untuk upacara bendera.
Sumber: https://www.romadecade.org/contoh-teks-deskripsi/#!
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
52
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
53
E. Fungsi Teks Deskripsi
Menurut Mahsun (2014:28), teks deskripsi berfungsi menggambarkan sesuatu objek atau benda secara individual berdasarkan ciri fisiknya secara spesifik. Selanjutnya, Wahono, dkk.
(2013:12) menjelaskan bahwa teks deskripsi sering digunakan dalam visualisasi sastra, khususnya prosa. Hal itu tercermin dari suasana penggambaran latar atau tokoh dalam cerpen. Selain itu, teks deskripsi juga digunakan sebagai sarana promosi dan penawaran agar pembaca menjadi terpikat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
fungsi teks deskripsi ialah 1.
Untuk menggambarkan suatu objek berdasarkan ciri fisik yang spesifik,
2.
Sebagai visualisasi sastra, dan
3.
Sebagai sarana promosi suatu objek agar pembaca terpikat.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
54
F. Struktur Teks Deskripsi
Suatu teks memiliki struktur teks yang berbeda dengan struktur teks yang lain. Dengan kata lain, struktur sebuah teks merupakan ciri khas untuk membedakan antara teks yang satu
dengan yang lain. Menurut Isodarus (2017:5-6) struktur teks deskripsi terdiri atas identifikasi/gambaran umum dan deskripsi bagian. Struktur teks deskripsi terdiri atas berikut ini. 1.
Identifikasi Identifikasi merupakan bagian yang menjelaskan tentang definisi atau identitas objek yang dideskripsikan. Iden-
tifikasi ini berupa pernyataan yang menggambarkan kondisi tentang objek yang dideskripsikan. Pernyataan yang akan dituangkan dalam teks ini harus menarik dan mampu menarik minat pembaca untuk membaca teks ini. 2.
Deskripsi Deskripsi merupakan bagian yang menjelaskan gam-
baran objek yang akan dideskripsikan. Gambaran yang diberikan harus rinci dan jelas. Tujuannya supaya pembaca mampu memahami dan mempunyai bayangan yang pasti tentang objek yang dideskripsikan. Namun, secara umum teks deskripsi dianggap memiliki 3 struktur yang saling terkait. Adapun 3 strukutr tersebut yaitu. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
55
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
1.
Identifikasi Pada bagian identifikasi penulis harus menentukan elemen-elemen yang akan dicantumkan dalam teks deskripsi tersebut sesuai dengan topiknya, pada tahap ini penulis mulai menentukan identitas dari seorang tokoh
didalam
teks
tersebut,
benda,
peristiwa
serta
tempat sebagai objek yang akan dideskripsikan. 2.
Klasifikasi Bagian klasifikasi memungkinkan penulis mulai menentukan penyusunan kalimat dalam sebuah kelompok yang memiliki aturan dan sesuai dengan kaidah serta
standar yang telah ditetapkan. Teks yang telah dibuat secara sistematis ini bertujuan untuk membuat penulis lebih mudah dalam menulis gagasan-gagasan yang ingin disampaikan oleh si penulis. 3.
Deskripsi Pada bagian ini, penulis mulai membuat gambarangambaran atau bagian-bagian yang akan dibahas dalam
teks tersebut. Dengan membuat sebuah pemaparan ini, objek dalam topik tersebut bisa dituliskan secara mudah sehingga gampang dipahami oleh pembaca.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
56
G. Unsur Kebahasaan Teks Deskripsi
Unsur-unsur kebahasaan teks deskripsi ada tiga diantaranya, yaitu Kalimat dan Ejaan Bahasa Indonesi (EBI) (dalam Kemendikbud, 2017:21). Alwi, dkk. (2010:317) juga mengemukakan
bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan dan tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-) dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, tanda seru melambangkan kesenyapan.
Alwi, dkk. (2010:321) juga menyatakan unsur kalimat ada dua. Kedua unsur tersebut, yaitu: 1.
Unsur wajib yang kehadirannya tidak dapat dihilangkan, terdiri atas subjek dan predikat, serta
2.
Unsur tak wajib yang kehadirannya dapat dihilangkan atau
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
57
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
tidak harus ada dalam kalimat, terdiri atas objek, pelengkap, dan keterangan.
Selain unsur kebahasaan di atas, dalam buku siswa Bahasa
Indonesia Kurikulum 2013 dijelaskan pula bahwa ciri penggunaan bahasa pada teks deskripsi memiliki beberapa karakteristik khusus. Ciri penggunaan bahasa pada teks deskripsi menurut buku siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut. 1.
Menggunakan kalimat perincian untuk mengkonkretkan Kalimat perincian biasanya muncul mengikuti kata benda dan berfungsi untuk menjelaskan kata benda tersebut. Contoh kalimat perincian adalah sebagai berikut.. Kalimat Ibuku orang yang sangat
Kalimat Perincian Dia berusaha menolong
baik.
semua orang. Dia ramah dan
tutur katanya lembut kepada siapa saja. 2.
Menggunakan
kalimat
yang menggunakan
cerapan
pancaindra Kalimat yang disajikan dalam teks deskripsi membentuk Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
58
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
imaji yang seolah-olah dapat dilihar, didengar, dan dirasakan oleh pembaca. Seolah melihat
3.
Seolah
Seolah
mendengar
merasakan
Pantai di seberang
Deburan ombak
Udara di bibir
pulau sangat panjang
pantai terdengar
pantai terasa
dengan pasir putih
begitu merdu
segar dan
menghampar.
berirama.
begitu bersih.
Menggunakan kata dengan kata dasar (k,p,t,s) Pada teks deskripsi kerap ditemui penggunaan awalan meN-
yang diikuti kata dasar (k, p, t, s). Contoh penerapan meNdengan kata dasar (k,p,t,s) adalah sebagai berikut. 4.
5.
Menggunakan sinonim pada teks deskripsi Kata Dasar Prakarsa Sabit Kecoh
Kata Dasar +Imbuhan Memprakarsai Menyabit Mengecoh
Timba
Menimba
Menggunakan kata depan pada teks deskripsi Pada teks deskripsi sering sekali menggunakan kata depan. Adapun kata depan yang sering dipakai yaitu di, dari, ke, pada. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
6.
59
Menggunakan kata khusus Kata khusus merupakan kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit. Kata khusus sebenarnya sinonim namun dengan makna yang lebih khusus yang ditambah makna atau lebih formal. Contoh kata umum misalnya
memakan, kata khusunya adalah memangsa. Hal tersebut dapat terjadi ketika sedang menulis teks deskripsi tentang hewan. Kata Indah Mengherankan
Sinonim kata Elok, permai, molek Mengagumkan, memukau,
fantastis 7.
Menggunakan kata depan di- dan huruf kapital
8.
Menggunakan kalimat bermajas Teks deskripsi juga mengandung majas. Adapun majas yang sering ditemui dalam teks deskripsi yaitu maja personifikasi. Majas personifikasi memungkinkan untuk memberi sifat
manusia pada benda. Contoh kalimat bermajas personifikasi yaitu ombak laut mencium bibir pantai. Selain itu, teks deskripsi juga menggunakan majas metafora misalnya kulitnya sangat mengkilap seperti porselen. 9.
Menggunakan pilihan kata yang bervariasi
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB III: Mengingat Kembali Teks Deskripasi
60
Kata dalam teks deskripsi biasanya berupa kosakata yang segar dan bervariasi. Kosa kata yang digunakan merupakan kosakata yang luas.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
61
BAB IV MENULIS TEKS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL)
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
62
PENDAHULUAN
Menulis merupakan seni mengekspresikan ide atau perasaan
melalui tulisan, seperti halnya pelukis yang menuangkan ide atau perasaannya ke dalam bentuk lukisan. Menulis merupakan upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulis. Ada beberapa jenis keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya adalah keterampilan menulis teks deskripsi. Kemampuan menulis deskripsi sangat penting bagi peserta
didik sebagai bekal dalam memahami pelajaran lain atau pun bekal di masa depan. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakan, melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indra. Menulis disusun dengan menggunakan kalimatkalimat sebagai gambaran kesatuan-kesatuan bahasa dengan me-
manfaatkan stuktur bahasa dan kosa kata. Oleh karena itu, menulis dikategorikan sebagai kegiatan produktif dan ekspresif. Sayangnya kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa di Indonesia cenderung masih kurang. Padahal untuk dapat menulis diperlukan kemampuan berpikirkreatif.
Selain itu, peserta didik kurang memiliki motivasi dalam
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
63
menulis sehingga memengaruhi kualitas hasil tulisannya. Hal lain yang memengaruhi yaitu adanya sumber pembelajaran yang cenderung tidak mendukung adanya gerakan berpikir kritis oleh siswa. Model pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) hadir sebagai salah satu jawaban masalah di atas.
Sejalan dengan pendapat di atas, maka Problem Based Learning (PBL) mengacu pada pendekatan pembelajaran yang memfokuskan diri pada proses pemecahan masalah oleh peserta didik. Peserta didik dilibatkan pada pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan berpusat bukan kepada guru melainkan pada peserta didik itu sendiri. Tujuannya tak lain untuk mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan kemampuan belajar mandiri yang nantinya akan sangat diperlukan dalam kehidupan dan karir.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
64
A. Seputar Kemampuan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasan secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Tarigan (1986: 4) mengemukakan bahwa kemampuan menulis merupakan ciri orang atau bangsa yang terpelajar. Kemajuan suatu negara dan bangsa dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Tulisan digunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meya-
kinkan, melaporkan, dan mempengaruhi orang lain. Tujuan tersebut hanya dapat tercapai jika seseorang dapat menyusun gagasannya dengan jelas dan mudah dipahami. Menulis berarti menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami makna yang dikandung
lambang-lambang grafik tersebut (Salam, 2009:1). Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah. Hal ini dikarenakan aspek keterampilan berbahasa ini sangat kompleks atau sulit yang membutuhkan waktu yang lama dan latihan secara berkesinambungan untuk menguasainya.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Tabel 3. Kompetensi Inti
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
65
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
66
Tabel 4. Kompetensi Dasar KOMPETENSI DASAR Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
KOMPETENSI DASAR Menjelaskan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual
Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, danâ „ atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca
Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, danâ „ atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
67
C. Menulis Teks Deskripsi
1.
Perencanaan Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan pada kompetensi inti, kompetensi
dasar, dan pencapaian indikator serta tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013. Penentuan kompetensi dan pencapaian indikator kompetensi didasarkan pada materi yang diajarkan. Oleh karena itu, perumusan materi ajar tentunya berkaitan dengan indikator pencapaian kompetensi.
2.
Tindakan a. Tahap Orientasi  Langkah I Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan oleh peserta didik.. Hal ini dilakukan agar peserta didik tahu tujuan utama dalam pembelajaran dan permasalahan apa yang akan dibahas. Peserta didik juga dapat mengetahui bagaimana cara guru nantinya akan mengevaluasi
proses
pembelajaran.
Guru
menyampaikan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar beserta indikator yang harus dicapai peserta Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
68
didik. Pada materi menulis teks deskripsi, maka kompetensi dasar yang sesuai aturan Permendikbud Kurikulum 2013 SMP adalah KD 4.2.
Tabel 5. Kompetensi Dasar 4.2 dan Indikator
Kompetensi Dasar 4.2 Menyajikan data, gaga-
Indikator Merencanakan penulisan
san, kesan dalam bentuk
teks deskripsi
teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat
Menulis
wisata,
dengan memperhatikan pili-
tempat
berse-
jarah, dan atau suasana
han
pentas
struktur,
seni
daerah)
teks
kata,
deskripsi
kelengkapan dan
kaidah
secara tulis dan lisan
penggunaan kata kalimat/
dengan
tanda baca/ejaan
memperhatikan
struktur dan aspek kebahasaan baik secara lisan
Menyajikan
maupun tulis.
teks
secara
deskripsi
lisan dalam
konteks pembawa acara televisi mendeskripsikan objek
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

69
Langkah II Guru memberikan sebuah teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang akan dianalisis peserta didik. Guru juga mem-
berikan atau menayangkan teks deskripsi dalam bentuk audio atau audio visual, sehingga peserta didik dapat memenuhi kompetensi dengar. 
Langkah III Peserta didik
diminta memberikan tangga
pan dan pendapat terhadap teks deskripsi yang
diberikan. Guru mengarahkan peserta didik untuk menanyakan pertanyaan seputar teks deskripsi, misalnya seperti ciri-ciri yang membuktikan bah wa teks tersebut benar merupakan teks deskripsi. Peserta
didik
diberikan
kesempatan
untuk
menetapkan permasalahan dalam bentuk pertan yaan yang berhubungan dengan teks deskripsi
yang diamati. Contoh pertanyaannya yang bisa digunakan yaitu. 1.
Apa yang menjadi ciri umum teks deskripsi tersebut dari segi isi dan tujuan komunikasi?
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
2.
70
Apa saja ciri teks deskripsi tersebut dari aspek kebahasaan?
3.
Teks deskripsi tersebut dapat digolongkan ke dalam jenis apa?
b. Tahap Organisasi Guru membantu peserta didik mendefinisi kan dan mengorganisasikan pertanyaan/masalah
yang
akan dicari penyelesiaannya. Siswa membentuk kelompok kecil untuk membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan
pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut. Pada tahap ini kelompok kecil dibutuhkan agar pengembangan keterampilan peserta didik dapat berjalan dengan baik. Peserta didik diberi tugas untuk menggali informasi dari buku Bahasa Indonesia; Buku Siswa SMP/ MTs Kelas VII tentang “Teks Deskripsi” secara berkelompok.
c. Tahap Investigasi
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulMenulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
71
kan informasi sebanyak-banyaknya. Selain dari buku Bahasa Indonesia; Buku Siswa SMP/MTs Kelas VII peserta didik juga mencari informasi literatur lainnya. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.  Peserta didik mencoba menjawab pertanyaan atau permasalahan yang tadi telah ditetapkan. Setelah mencari informasi sebanyak-banyaknya, peserta didik mendapatkan banyak referensi sehingga dapat berhipotesis. Guru mendorong peserta didik untuk mengeluarkan semua ide dan menerima sepe-
nuhnya ide tersebut. Tidak lupa guru menanyakan bukti-bukti dari jawaban yang diajukan siswa. Contoh pertanyaan yang bisa diajukan adalah sebagai berikut. a.
Apa bukti yang menunjukkan bahwa teks tersebut termasuk teks deskripsi?
b.
Apakah ciri umum teks tersebut menunjukkan ciri-ciri teks deskripsi? Dilihat dari segi isi, tujuan komunikasi, serta dari aspek kebahasaan teks.
c.
Bukti
apa yang menunjukkan teks deskripsi
tersebut masuk ke dalam jenis teks deskripsi A? Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
72
d. Tahap Pengembangan dan Presentasi Apabila peserta didik sudah mantap dengan jawaban yang mereka susun, maka dimulai tahap selanjutnya. Peserta didik mencatat atau membuat suatu karya dari hasil diskusi kelompoknya. Karya bisa dibuat da-
lam bentuk laporan, video, power point, atau model lainnya yang nantinya dapat membantu mereka untuk berbagi tugas dengan peserta didik lain. Kemudian peserta didik mempresentasikan karya tersebut di depan teman yang lain. Pada tahap ini kreatifitas dan kerja sama peserta didik sangat dibutuhkan.
e. Tahap Analisis dan Evaluasi  Peserta
didik
dan
guru
mengevaluasi
hasil
penyelidikan melalui diskusi kelas. Guru dan peserta didik bersama-sama akan menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok atau individu.  Guru juga dapat mengajak peserta didik merefleksikan kegiatan investigasinya serta proses-proses yang mereka lalui. Dalam mengevaluasi, peserta didik tetap menggunakan buku sumber untuk membantu. Selanjutnya, kelompok peserta didik yang Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
73
berhasil memecahkan permasalahan diberi pengahargaan.  Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari peserta didik. Di sini seorang guru juga wajib mengarahkan peserta didik
untuk menyamakan persepsi atas apa yang mereka diskusikan, sehingga tujuan dari awal mereka belajar dapat terpenuhi dengan baik.
3.
Evaluasi dan Refleksi Pada evaluasi dan refleksi dilakukan pengukuran
dan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, seperti membandingkan hasil-hasil kegiatan yang dibuat. Kegiatan ini meliputi kegiatan analisis dan penilaian yang berasal dari kegiatan pengamatan. Data yang dikumpulkan sebagai bagian dari kegiatan pengamatan harus dianalisis dahulu. Interpretasi hasil pengamatan ini adalah dasar untuk penilaian sehingga langkah selanjutnya dalam implementasi tindakan dapat disepakati. Evaluasi dan refleksi bertujuan agar rencanarencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dapat terselenggarakan. Hasil evaluasi diMenulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
74
maksudkan untuk perencanaan kembali, dan juga berfungsi sebagai administrasi dan manajemen yang terakhir. Hasil juga akan dianalisis dan nantinya akan digunakan sebagai tolok ukur penilaian apakah PBL berhasil diterapkan atau tidak.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
75
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
76
GLOSARIUM
analisis
: penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya)a
artefak
: benda (barang-barang) hasil kecerdasan manusia, seperti perkakas, senjata
argumen
: alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan
aspek
: pemunculan atau penginterpretasian gagasan, masalah, situasi, dan sebagainya sebagai pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang tertentu
asimilasi
: penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar
autentik
: dapat dipercaya; asli; tulen; sah
demonstrasi
: pernyataan protes yang dikemukakan secara massal; unjuk rasa
dimensi
: ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya)
efektif
: dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan)
eksistensi
: hal berada; keberadaan
esensial
: perlu sekali; mendasar; hakiki Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
77
eksperimen
: percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya)
esensial
: perlu sekali; mendasar; hakiki
evaluasi
: penilaian: hasil
exhibit
: barang bukti; pameran
fenomena
: hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam); gejala
fleksibel
: lentur; mudah dibengkokkan; luwes; mudah dan cepat menyesuaikan diri
fonologis
: mengenai (berdasarkan, secara) fonologi > bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyibunyi bahasa menurut fungsinya
grafik
: lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (tentang turun naiknya hasil, statistik, dan sebagainya
hipotesis
: sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar;
identifikasi
: tanda kenal diri; bukti diri; penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya
implementasi
: pelaksanaan; penerapan
individualis
: orang yang tetap mempertahankan kepri-badian dan kebebasan diri; penganut paham individualMenulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
78
isme; orang yang mementingkan diri sendiri; orang yang egois inspirasi
: ilham
integrasi
: pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat
interpretasi
: pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran
investigasi
: penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta melakukan peninjauan, percobaan, dan sebagainya, dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan (tentang peristiwa, sifat atau khasiat suatu zat, dan sebagainya); penyidikan
kajian
: hasil mengkaji > penyelidikan (tentang sesuatu)
khalayak
: kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi
kognitif
: berdasar kepada pengetahuan faktual yang empiris
kolaboratif
: bersifat kolaborasi > (perbuatan) kerja sama untuk membuat sesuatu
kompetensi
: kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu); kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah
kompleks
: mengandung beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit, dan saling berhubungan
kontekstual
: berhubungan dengan konteks (situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian) Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
79
konkret
: nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya)
kooperatif
: bersifat kerja sama; bersedia membantu
kritis
: bersifat tidak lekas percaya; bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan; tajam dalam penganalisisan
kurikulum
: perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; 2 perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus
lambang
: sesuatu seperti tanda (lukisan, lencana, dan sebagainya) yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu; simbol.
lazim
: sudah biasa; sudah menjadi kebiasaan; sudah umum (terdapat, terjadi, dilakukan, dan sebagainya)
literatur
: sumber ataupun acuan yang digunakan dalam berbagai macam aktivitas di dunia pendidikan ataupun aktivitas lainnya; rujukan yang digunakan untuk mendapatkan informasi tertentu
logistik
: pengadaan, perawatan, distribusi, dan penyediaan (untuk mengganti) perlengkapan, perbekalan, dan ketenagaan
metode
: cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan
motivasi
: dorongan yang timbul pada diri seseorang secara Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
80
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu observasi
: peninjauan secara cermat
orientasi
: peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar
otonom
: berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri: daerah --; kelompok sosial yang memiliki hak dan kekuasaan menentukan arah tindakannya sendiri
paradigma
: daftar semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut; model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka berpikir
peer teaching
: praktek mengajar yang dilakukan seorang guru terhadap guru yang lainnya.
perspektif
: sudut pandang; pandangan
pembauran
: proses, cara, perbuatan membaurkan; pencampuran
penelitian
: kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum
pengamatan
: kesadaran yang tertuju kepada peristiwa atau fakta tertentu sebagai metode dalam penelitian
persepsi
: tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses sesorang mengetahui beberapa hal meMenulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
81
lalui pancaindranya problematis
: problematik; masih menimbulkan masalah; hal yang masih belum dapat dipecahkan; permasalahan
problem solving : sebuah mindset yang membawa seseorang berpikir positif untuk mencari jalan keluar dari permasalahan referensi
: sumber acuan (rujukan, petunjuk)
refleksi
: cerminan; gambaran
rekaan
: karangan; cerita karangan (khayal); buatan; rancangan; angan-angan (fantasi); skema; kirakiraan; perkiraan (perhitungan); reka(-reka)
relevan
: kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung
review
: sebuah ringkasan, tinjauan dari beberapa sumber
seleksi
: pemilihan (untuk mendapatkan yang terbaik); penyaringan
seminar
: sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
signifikan
: penting; berarti
sintak
: langkah-langkah operasional pembelajaran
sintesis
: paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras
spesifik
: khusus; bersifat khusus; khas Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
82
spiritual
: berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin)
stimulus
: perangsang organisme bagian reseptor lain untuk menjadi aktif
strategis
: berhubungan, bertalian, berdasar strategi; baik letaknya (tentang tempat)
struktur
: cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; yang disusun dengan pola tertentu
tersurat
: telah ditulis; tertulis; eksplisit
tolok ukur
: sesuatu yang dipakai sebagai dasar mengukur (menilai, dan sebagainya); patokan; standar
tubuh
atau
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrozak, Rizal, dkk. 2016. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pena Ilmiah. 1(1): 871-880 Abidin. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Aditya, Mandala. 2019. A pa yang Dimaksud dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah? (diakses malalui https:// www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-modelpembelajaran-berbasis-masalah/120116 pada 26 Maret 2020) Ahmad. 2019. Teks Deskripsi (diakses dari https:// www.yuksinau.id/teks-deskripsi-pengertian-struktur-contoh/ #Ciri_Ciri_Teks_Deskripsi pada 10 April 2020) Antari, Kadek Yuni. 2019. Pengertian Teks Deskripsi dalam Bahasa Indonesia Beserta Struktur, Contoh, Ciri-ciri dan Jenisnya (diakses dari https://www.zenius.net/blog/23107/teks-deksripsiadalah-struktur contoh pada 1 April 2020) Asfihan, Akbar. 2019. Rafleksi A dalah (diakses dari https:// adalah.co.id/refleksi/ pada 11 April 2020)
Assegaff, Asrani, & Uep Tatang Sontani. 2016. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analitis Melalui Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper). 1(1): 38-48 Bashori. 2015. Manajemen Perubahan Kurikulum KTSP keKurikulum 2014 di SMA Negeri 1 Kediri. Tesis. Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
84
Batyali, Sarini. 2019. Peningkatan Kemampuan Menentukan Struktur Teks Deskripsi Melalui Metode Problem-Based Learning pada Siswa Kelas V II SMP Negeri 1 Prambanan Klaten Tahun Pelajaran 2018/2019. Tesis. Universitas Widya Dharma Bloom (1971). Taxonomy of Educational objectives The Classification of Educational Goal Handbook I Cognitive domain, New York: David Mc.’lay Company. (diakses dari http:// www.eurekapendidikan.com/2014/10/pengertian-dan-Perananevaluasi-pembela-jaran.html pada 15 April 2020) Dahrotun, dkk 2017. Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Film Pendek untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek pada Peserta Didik Kelas XI. Jurnal Profesi Keguruan. 3(2): 233-24 Handayani, Dian. 2017. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di Kelas Viii MTs. S Al-Washliyah Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Jamal, S. Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Berdasarkan Pengamatan Langsung Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hlm. 1a-20. John, Dewey. 2019. Problem Based Learning (PBL) Menurut Beberapa Cendekiawan (diakses dari https://www.silabus.web.id/ problem-based-learning/ pada 20 Maret 2020)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 (diakses dari https:// www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/ Paparan%20Wamendik.pdf. pada 31 Mei 2020). Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya Kristiyani, Ary. 2018. Menulis Faktual dalam Perspektif Multiliterasi. Yogyakarta: UNY Press. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
85
Kurnia. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Eksposisi pada Siswa Kelas X IIS-4 SMA Negeri 8 Makassar. Pepatudzu: Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan. 9(1): 72-84 Muliawati, Hesti, dkk. 2018. Improve W riting Skill Description Text (Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi). Indonesian Language Education and Literature. 3 (2): 157-170 Ningsih, Surya. 2014. Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013 (dikases dari https:// www.kompasiana.com/suryaningsihwardana/modelpembelajaran-problem-based-learning-dalam-kurikulum-2013 pada 25 April 2020) Nisak, Khairun. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di SMPN 2 Indra Jaya Sigli. Skripsi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Oktaviani B. A. Y., Mawardi, & Astuti S. 2018. Perbedaan Model Problem Based Learning dan Discovery Learning Ditinjau Dari Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8 (2), 132-141. Pelawi, S.H & Sinulingga, K. 2016. Pengaruh Model Problem Based Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas X SMA Swasta Sinar Husni. Jurnal Pendidikan Fisika, 5(1), 32- 37. Pendri, Apri, dkk. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based Learning untuk Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi. Pendidikan Bahasa Indonesia. 5(2): 65-72 Romadecade.org. 2019. Pengertian Evaluasi (diakses dari https:// www.romadecade.org/pengertian-evaluasi/#! pada 17 April 2020) Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
86
Sari, Purnama. 2017. Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan. Skripsi. Universitas Lampung Somodana, Wyn, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha. 3(1) Tayeb, Thamrin. 2017. Analisis dan Manfaat Model Pembelajaran Analysis And Benefits Of Learning Models. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 4(2): 48-55. Yesica, Dina, Dra. Rosmaini, M.Pd.. 2017. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Memproduksi Teks Deskripsi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Disertasi. Universitas Negeri Medan
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
87
TENTANG PENULIS
Anggun Brillian Aghata, putr i kelahiran Sleman, 17 September 1999 silam ini merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Penulis yang bertempat tinggal di Moyudan, Sleman ini tengah menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Kontak dapat dilakukan melalui email
anggun.brillian@gmail.com
melalui
sosial
media
atau
@anggunbrillian. Nafakhatus Sakhariyyah Hasna, putr i kelahiran Wonosobo, 27 September 2000 silam merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Penulis yang bertempat tinggal
di
Selomerto,
menempuh
Wonosobo
pendidikan
di
ini
tengah
Universitas
Negeri Yogyakarta. Kontak dapat dilakukan
melalui
sakha-
riyyahhasna@gmail.com atau melalui sosial media instagram @sakhariyyahhasna. Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV: Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
88
Francisca Adita Maya, penulis yang tinggal di Gunungkidul tersebut saat ini tengah menjalani pendidikannya di Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Penulis
mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang relevan dengan hobinya yaitu menulis. Kontak dapat dilakukan melalui email aditamayafransisca@gmail.com.
Menulis Teks Deskripsi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning