INTERVIEW TEEN GIRLS - LSM LENTERA KARTINI

Page 1

Interview Teen Girls : Bagaimana LSM “Lentera Kartini” Mewujudkan Citra Remaja Putri? Oleh Fredrick L.S | 22 Oktober 2014 16:08

Forsini Aprilista, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) “Lentera Kartini” Sampit. FREDRICK L.S/CELLESTYLE TEEN GIRLS


SAMPIT - Menelusuri LSM “Lentera Kartini” di Jalan Batu Mutiara Sampit disinilah Wartawan Teen Girls Mewawancarai Ibu Forsini Aprilista, Ketua LSM “Lentera Kartini” untuk membahas seputar dan sosialisasi “Remaja Putri”, Inilah hasil wawancara: Apa yang ibu lakukan selama sosialisasi untuk remaja putri? Saya bersosialisasi dari P2TP2A, tujuannya kita bersosialisasi membahas tentang kekerasan seksual terhadap remaja putri dan anak.

Kantor LSM “Lentera Kartini” Sampit. FRERICK L.S/CELLESTYLE TEEN GIRLS

Mengapa remaja putri rentan lebih mudah menjadi korban daripada perempuan lainnya? Remaja putri dikarenakan pola pikir masih mudah dipengaruhi daripada perempuan yang sudah melewati usia remaja (dewasa, red)


yang berpikirnya lebih mendalam dan jauh ke depan (global, red) lebih bertindak proteksi diri (melindungi, red) kadang-kadang remaja putri dikarenakan faktor lingkungan atau pengaruh IT (Informasi & Teknologi) yang melihat situs-situs atau konten yang belum mereka lihat, remaja putri yang statusnya anak-anak rentan sebagai korban atau juga bisa sebagai pelaku. Jika saya mengidolakan remaja putri di indonesia dengan luar apakah pantas ditiru? Setiap bangsa budayanya berbeda-beda, kalau kita menjunjung tinggi budaya kita yang budayanya sopan santun, ketimuran kita, adat istiadat pun juga beda. Misalnya mengidolkan yang dari luar negeri kita ikuti (meniru, red) cara berpakaian, lain-lain tapi sarankan ibu menghimbau hati-hati dengan mengidolakan harus ada batasan-batasannya, meniru hal-hal yang baik OK tapi, tinggalkan yang nggak baiknya. Pastinya idola memiliki kelebihan dan kekurangannya. Apakah ibu bisa bersaksi untuk emansipasi remaja putri? Selama ibu bersosialisasi, ibu selalu mengingatkan jangan sampai remaja putri terjerumus ke hal yang negatif, yang dimaksud remaja putri menurut UU Perlindungan Anak No.23 tahun 2002 Anak itu seseorang yang berusia dibawah 18 tahun, ibu setiap bersosialisasi, ibu selalu memperingatkan jangan sampai kasus pelecehan seksual, kasus pemerkosaan, persetubuhan (maaf), selain sosialisasi, ibu juga memerima pengaduan menganggani kasus-kasus di P2TP2A menerima kasus-kasus, memerima perdampingan bagi korban yang melapor ke LSM sampai proses hukum selesai kita jalani, remaja putri maupun putra tetap menjauhi hal-hal yang menyesatkan hidup yang masih muda (red), Jelasnya. (*/frk)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.