21 | 20 - 26 Januari 2014
Kisruh Hibah Siapa yang Dilindungi?
RP 20.000
DAFTAR ISI KILAS BERITA lAgen Elpiji Di-’’sweeping’’ 6 LAPORAN UTAMA lKisruh Hibah Siapa yang Dilindungi? 8 lTerancam Proses Hukum 9 lFort Van Den Bosch Benteng ”Pendem”-nya Hindia Belanda 10
lTanpa Rujukan, Bayar Sendiri 25 LENSA lLautan Sampah 26 OLAHRAGA lMenunggu Sesi Uji Coba F1 di Jerez 28
lMaria Natalia Londa
Dari SEA Games ke Asian Games 30
POLITIK lMenebar Bansos, Membidik Suara 12 LINGKUNGAN lSirna Dihempas Gelombang 14 lPindahkan Rumah dan Pura 15 OPINI lRapuhnya Bali dari Ancaman Reklamasi 16 JAJAK PENDAPAT lMemfasilitasi Kepentingan
Ekonomi Kelas Elite 17
PENDIDIKAN lBeasiswa Salah Sasaran
Kasek Wajib Dijatuhi Sanksi 18 lSekolah Sobat Bumi, Apa Itu? 19 MANCANEGARA lJutaan Orang Mengungsi
dari Afrika Tengah 20
KRIMINAL lNasib Mujur Dua Sejoli
Pasal Pengedar yang ’’Dibelokkan’’ ke Pemakai 32 lGara-gara Rp 50 Ribu, Salah Bunuh 34 EKONOMI lPrediksi Bali 2014
Pariwisata Aman, Ekonomi Menurun 36
PARIWISATA lWisata Cruise Penopang Pariwisata Bali 38 l58 Kapal Pesiar Merapat 39 EVENT lK. NADHA NUGRAHA 41 KERAJINAN lPatung ’’Made in’’ Singakerta 42 TRADISI lTradisi ’’Ngoncang’’ di Paketan
Menghidupkan Jiwa Tani dengan Sukacita 44
PROPERTI lMenata Dapur Mungil
Di Bali Posisinya di ’’Teben’’ 46 lMenata Dapur Minimalis Manfaatkan Ruangan Vertikal 47 lIsrael Damai dengan Palestina? 21 DAERAH lDijejali Pedagang Penelokan
Makin Semrawut 22 lKurang Perencanaan 23
KESEHATAN lMelalui JKN, Pasien Takkan Menumpuk
GAYA HIDUP lIka Kusuma Dewi
Takut Panjang 48
WISATA lDanau Beratan
Pesona Danau Tercantik di Dunia 50
di Satu Pelayanan 24
20 - 26 Januari 2014
3
3
DARI PEMBACA
S
KPK, Selidiki Pertamina!
aya rakyat kecil, bagaimana ini? Pemerintahan sekarang terutama perusahaan negara seperti Pertamina, menjual gas untuk rakyat dalam jumlah banyak kok buntung alias rugi? Saya curiga, apa tidak terlalu banyak lubang tikusnya? Tapi tikus sembunyi bawa uang rakyat untuk digerogoti. Tolong penyidik dari KPK turun dan selidiki cara koruptor makan uang rakyat. Pan Kobar Tabanan
A
Kebersihan Pasar dan Objek Wisata
langkah akan cantiknya apabila pasar tradisional Mengwi dibenahi dan ditata rapi. Pasar yang ada di sebelah barat Puri Mengwi itu perlu ditata terutama sampah yang berserakan di mana-mana. Pasar ini juga dapat menjadi objek wisata tambahan untuk turis asing yang selalu tertarik dengan pasar tradisional. Pedagang buah dikumpulkan di satu stand khusus, juga dibuat wisata kuliner sate lilit dan lain-lain khas Mengwi yang saya lihat di sepanjang jalan Mengwi. Wisatawan domestik suka sekali ini. Juga di parkiran pasar Ubud, di wantilan seberang Puri Ubud, sampahsampah berserakan di mana-mana, becek, kesannya kumuh sekali. Toilet minim. Kalau dilihat dari pemasukan parkirnya saya kira bisa mempekerjakan beberapa orang untuk membersihkan sampah-sampah ini. Gung Ade Jimbaran
S
Pemerintah Belum Bela Pertanian
emakin terpinggirkannya potensi pertanian di Bali dapat dilihat dari semakin tak terbendungnya alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini hampir merata terjadi di seluruh kabupaten di Bali. Hal ini pula secara langsung mengindikasikan bahwa pemerintah masih belum membela pertanian. Padahal dalam setiap berwacana pejabat pemerintah selalu berjanji akan meminimalisir alih fungsi lahan produktif. Tapi kenyataannya hal ini tak terbendung. Setiap kepala daerah harus memiliki kebijakan nyata dan strategis untuk mengajegkan bidang pertanian dan perkebunan. Namun kenyataannya pemerintah seakan tak kuasa meredam dan menghentikan alih fungsi lahan tersebut. Mengingat pertanian adalah rohnya Bali yang memberikan kehidupan pada tradisi dan bidah, sudah sepatutnya pemerintah lebih banyak bertindak secara nyata untuk menghentikan alih fungsi lahan ini. Kalau tidak, bisa dipastikan Bali akan segera punah dengan segala keunikan tradisinya. I Wayan Sutarsa Br. Piakan, Sibangkaja, Badung
4
Perintis K Nadha Pemimpin Umum ABG Satria Naradha Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Wirata Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata Sekretaris Redaksi Sugiartha Redaksi Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry, Dira Arsana,Mawa, Sri Hartini, Suana, Sueca, Yudi Winanto Anggota Redaksi Denpasar Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Diah Dewi, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Widana. Bangli: Ida Ayu Swasrina, Buleleng: Adnyana, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Budi Wiryanto Jakarta Nikson, Hardianto, Ade Irawan NTB Agus Talino, Syamsudin Karim, Izzul Khairi, Raka Akriyani Surabaya Bambang Wiliarto Kantor Redaksi Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764, Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001. Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602, Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta, Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A, Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00, Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP, Penerbit PT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 0403070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an Pt.Bali Post. Dicetak di Percetakan BP
20 - 26 Januari 2014
4
5
KILAS BERITA
Agen Elpiji Di-’’sweeping’’
K
enaikan harga elpiji ukuran 12 kg berdampak luas di masyarakat. Terlebih, ada perbedaan harga yang sangat mencolok untuk ukuran 3 kg dengan 12 kg. Kondisi ini dikhawatirkan memicu oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi pengoplosan dan penimbunan. Dalam rangka memantau aksi-aksi seperti itu, jajaran Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Badung dan Satpol PP serta Polsek di sejumlah tempat di Bali melakukan sidak. Sasaran sidak yang dilakukan aparat kepolisian ini, yakni agen-agen elpiji. Seperti yang dilakukan Polsek Denpasar Timur, Senin (6/1). Sidak yang dipimpin Wakapolsek Dentim AKP Alit Putra tersebut menyasar lima agen elpiji yang berada di wilayah hukum Polsek Dentim, di antaranya PT Dewata Gasari di Jalan Gatsu Timur, PT Gas Kencana Sari di Jalan Sekar Tunjung, serta agen elpiji lainnya. Namun, hasil yang diperoleh dalam sidak tersebut, tim tidak menemukan adanya pelanggaran. Demikian pula yang dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Badung, tidak menemukan adanya pelanggaran. Stok elpiji semua tersedia dengan aman. “Sidak ini dilakukan karena ada kekhawatiran warga akan langkanya elpiji ukuran 3 kilogram. Namun, setelah ditelusuri, semua stok masih aman,” ujar Kepala Diskoperindag UKM Badung Ketut Karpiana. l Dedy
MBP/jay
Tebing Longsor, Jalan Tertutup MBP/edi
Pencairan Dana Hibah Ternoda Aksi Suap
KISRUH pencairan dana hibah di Pemprov Bali, makin memprihatinkan. Masalahnya, dalam pencairan dana APBD ini diwarnai aksi suap yang dilakukan oleh oknum anggota DPRD Bali kepada oknum petugas di SKPD Pemprov Bali. Hal ini diakui salah satu anggota DPRD Bali Tuti Kusuma Wardani dalam rapat yang membahas masalah dana hibah di DPRD Bali, Senin (6/1). Upaya suap yang dilakukan oknum wakil rakyat ini dilakukan untuk bisa memerolah pencairan dana hibah lebih cepat. Ironisnya, dari pengakuan anggota Dewan asal Buleleng ini, masih ada beberapa rekan-rekannya yang melakukan hal serupa, agar dana hibahnya didahulukan. Pengakuan gamblang dari Tuti ini tak hayal membuat peserta rapat, baik eksekutif mapun anggota Dewan terkejut. l Widana
6
HUJAN lebat yang mengguyur Tabanan, mengakibatkan tebing cukup tinggi longsor. Peristiwa ini terjadi di Banjar Perean Tengah, Baturiti, Minggu (5/1). Longsornya tebing setinggi 10 meter lebih ini mengakibatkan ruas jalan yang menghubungkan SingarajaDenpasar tertutup. Selain menutup akses jalan, longsor tersebut juga mengakibatkan sebuah tiang listrik ikut tergerus serta sejumlah pohon
besar. Aliran listrik pun sempat padam hingga Senin (6/1). Untuk bisa melancarkan arus lalu lintas yang sempat terganggu, jajaran Danramil Baturiti dan tim BPBD Tabanan melakukan pembersihan material yang menutup jalan. “Kami melakukan evakuasi agar lalu lintas bisa berjalan normal kembali,” kata Danramil Baturiri Kapten Eko Budi Bakti. l Budi Wiryanto
20 - 26 Januari 2014
MBP/udi
6
Tiga Rumah Ambruk
AS Diselimuti Salju SEJUMLAH negara bagian di AS merasakan cuaca yang super ekstrem. Karena dalam dua dekade, baru kali ini warga Midwest, AS, merasakan suhu cukup dingin, yakni mencapai minus 51 derajat Celcius. Bahkan, banyak pihak di negara tersebut menilai suhu kali ini menjadi rekor terendah dalam beberapa dekade belakangan ini. Ahli metereologi Badan Cuaca Nasional
MBP/ap
Schumacher, Minggu (5/1), mengatakan udara yang dingin ini terbentuk di kutub dan biasanya menetap di Kanada, namun kali ini terus bergerak turun hingga ke timur AS. Suhu dingin yang cukup keras terasa di Fargo, Nort Dakota, Minnesota, Chicago. Bila angin dingin ini terpapar kulit akan menyebabkan radang dingin. l Agustoni/Ap
TIGA rumah warga Br. Bantan, Songan B, Kintamani, Minggu (5/1) ambruk. Penyebabnya, tiga rumah itu diterjang longsor yang cukup besar. Tiga rumah yang tertimpa longsor itu milik Jero Sudaya, Mangku Gede Rai, dan Wayan Budi. Salah seorang warga setempat, Wayan Artom mengatakan, longsor yang terjadi diduga akibat hujan lebat yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir. Saat kejadian, dirinya bersama kerabatnya sedang berada di dalam rumah. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan ia keluar rumah menyelamatkan diri. Dari luar, ia melihat longsor menerjang rumah dan tempat suci milik kerabatnya itu. Tidak ada korban dalam peristiwa ini, namun beberapa kerabatnya harus mengungsi ke rumah keluarga terdekatnya karena belum berani menempati rumah yang terkena longsor itu. l Swasrina
MBP/ina
Kereta Terbakar, Sembilan Penumpang Tewas KECELAKAAN kereta kembali terjadi di India. Kali ini tiga gerbong sebuah kereta hangus terbakar. Akibatnya, sembilan orang penumpangnya meregang nyawa setelah kebakaran itu. Api melalap sedikitnya tiga gerbong kereta Dehradun Express dalam perjalanan melalui negara bagian barat Maharashtra. Api menyebar ke gerbong kelas dua kereta tersebut pada dini hari waktu setempat, ketika banyak penumpang tertidur lelap dan segera menyebar kedua gerbong lain yang terhubung. Kereta sedang melakukan perjalanan dari Mumbai ke kota utara Dehradun ketika terbakar di area Dahanu, distrik Thane Maharashtra. “Api dilapor-
kan oleh seorang pejabat di sebuah stasiun kereta api. Kereta kemudian berhenti dan sebagian besar penumpang dievakuasi,� jelas Sharat Chandrayan juru bicara Western Railways, Rabu (8/1). “Kita tidak bisa berspekulasi tentang apa yang menyebabkan kebakaran itu. Seorang saksi mata mengatakan kepada kami bahwa api dimulai dari salah satu gerbong. Namun rincian tersebut masih harus diverifikasi,� katanya. Lalu lintas telah dipulihkan di jalur kereta itu, katanya, dan para penumpang yang dievakuasi telah melanjutkan perjalanan mereka di gerbong yang tersisa dari kereta itu. l Agustoni/Ap
MBP/ap
20 - 26 Januari 2014
7
7
LAPORAN UTAMA
Kisruh Hibah
Siapa yang Dilindungi?
Kita memang tidak cari kambing hitam, tapi cari penyebab. Hibah yang 2014 jangan dibahas dulu tapi yang 2013 agar dituntaskan. Gubernur mesti memberi penjelasan kepada kami agar kami bisa jelaskan ke masyarakat dan kami tidak jadi bulan-bulanan, sebab pengorbanan masyarakat sia-sia. Siapa sebenarnya yang bermain atas kekisruhan dana hibah. Ini siapa yang bermain? Sekda atau Pak Sudikerta.
I
Wididana
su suap kasus pencairan hibah, bukan hal penting untuk diributkan. Namun, yang lebih penting untuk ditelusuri adalah siapa yang bermain dalam kekisruhan ini dan siapa yang mau dikambinghitamkan dan dijadikan korban? Pertanyaan singkatnya; siapa yang mau dilindungi dan diselamatkan dalam kasus ini? Pertanyaan ini penting dicatat, sebab ada penggiringan opini terhadap pejabat yang dinilai sebagai biang kekisruhan ini. Siapa mereka? Setelah beberapa kali tak hadir dalam pemanggilan oleh DPRD Bali terkait kisruh pencairan dana hibah di APBD induk dan perubahan 2013, akhirnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika memenuhi panggilan Dewan dalam rapat di ruang Rapat Gabungan DPRD Bali, pekan lalu. Kesempatan itu pun tak disiasiakan kalangan DPRD Bali yang sudah geram dan gerah dengan kisruh dana hibah itu. Anggota Dewan pun mencecar Gubernur Pastika yang didampingi Sekda Pemprov Bali Cok Pemayun, Karo Keuangan Dewa Sunarta, Kepala Bappeda Putu Astawa, dan sejumlah pejabat Pemprov Bali. Ketua Dewan AA Ngurah Oka Ratmadi bersuara lantang dan menyemprit Pastika hingga Karo Humas Pemprov Bali Ketut Teneng. Ia tak terima dengan banyaknya dana hibah tak cair yang tentu saja merugikan masyarakat dan anggota Dewan. ”Anggota DPRD sampai datang ke eksekutif dan begadang sampai ngurus hibah. Saya terus terang tidak terima. Parlemen terhormat sampai begitu. Parleman sampai gradag-grudug,” kata Cok Rat menyemprit Pastika lantas menegaskan pihaknya sengaja mengundang khusus
8
Gubernur untuk mengadakan evaluasi pelaksanaan APBD 2013, khususnya soal dana hibah. Cok Ratmadi lantas menyampaikan dana hibah yang ia fasilitasi banyak tidak cair. “Di induk 2013 sudah keluar 39. Ini tak karena KKN, tapi karena administrasinya lengkap. Di perubahan ada 50. Yang belum cair 81 proposal,” terangnya. Bahkan tidak hanya Cok Ratmadi, Ketua Fraksi Mandara Jaya Ngurah Wididana juga mencecar lemahnya kinerja Pastika merealisasikan serapan APBD khususnya terkait pencairan dana hibah yang hingga tutup tahun APBD banyak tidak cair kendati persyaratan administrasi sudah lengkap. “Kita memang tidak cari kambing hitam, tapi cari penyebab. Hibah yang 2014 jangan dibahas dulu tapi yang 2013 agar dituntaskan. Gubernur mesti memberi pejelasan kepada kami agar kami bisa jelaskan ke masyarakat dan kami tidak jadi bulan-bulanan sebab pengorbanan masyarakat sia-sia,” katanya. Bahkan ia memperpertanyakan siapa sebenarnya yang bermain atas kekisruhan dana hibah ini. “Ini siapa yang bermain? Sekda atau Pak Sudikerta,” selorohnya dengan nada tinggi. Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya menduga ada sabotase di pihak eksekutif. Ada banyak proposal yang dinyatakan tidak lengkap ketika di Biro Keuangan. Padahal dalam proses di SKPD dan hingga NPHD semua administrasi lengkap. Kalau administrasi tidak lengkap tidak mungkin diparaf Biro Hukum, Sekda dan ditandatangani Gubernur. Apalagi proposal itu satu jilid dan tidak mungkin ada lampiran yang hilang. “Kami duga ini ada sabotase sebab saat
sampai di Biro Keuangan ada lampiran yang hilang seperti KTP dan fotokopi rekening. Tapi siapa yang bermain dan di mana permainannya? Apalagi sampai ada suap menyuap dalam proses pengurusan dana hibah di SKPD dan mutasi pejabat di Biro Keuangan secara mendadak. Ini ada apa. Ini perlu ditelusuri dan diusut oleh Gubernur,” kata politisi PDI-P asal Sanur itu. Ketua Fraksi Demokrat Nengah Tamba yang proposalnya sama sekali tak ada cair juga mengkritisi Pemprov Bali. “Di Biro Keuangan semrawut. Karena kondisi beberapa waktu lalu saat kami lembur ngurus dana hibah agak krodit dan bisa ada oknum yang buat onar. Masyarakat biasa bisa masuk. Map saling tumpuk tak karuan. Ke depan mesti ada Satpol PP yang awasi sehingga tidak sembarangan masyarakat bisa masuk,” pungkas politisi asal Jembrana itu. Sementara itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengakui ada kesalahan dalam proses pencairan dana hibah masyarakat. Bahkan Pastika meminta maaf secara terbuka kepada anggota Dewan dan masyarakat Bali. “Saya tidak mau katakan kami tak salah. Kami salah. Tapi kami mohon pengertian. Kepada rakyat dan anggota Dewan saya minta maaf,” kata Pastika menanggapi cecaran anggota Dewan. Walaupun namanya tak dipertanyakan oleh Wididana apakah ikut bermain dalam kisruh ini (nama yang disebut; Sekda dan Pak Sudikerta), namun Pastika membantah bahwa ia memerintahkan SKPD dan Biro Keuangan untuk menahan dan menunda pencairan dana hibah masyarakat. “Kami akui ini ada kesalahan. Tapi saya tidak pernah ada perintah menunda pencairan dana hibah. Begitu tahun anggaran jalan mestinya proposal itu dananya harus sudah cair. Sebab teorinya, proposal sudah diajukan setahun sebelumnya. Tapi praktiknya tidak. Bahkan proposal dibuat dengan tanggal mundur dan sebenarnya itu salah. Permintaan maaf Gubernur Bali Made Mangku Pastika atas kisruh pencairan dana
20 - 26 Januari 2014
8
Terancam Proses Hukum
Made Sumiati
Minta maaf sangat mudah, tapi apakah rakyat menerima permintaan maaf itu. Sebab masyarakat sangat kecewa. Mereka sudah melakukan kegiatan atas proposal yang disampaikan, tapi sekarang dananya tidak ada. Rakyat menjadi kecewa. Jadi kami mohon hibah 2013 bisa direalisasikan di hibah 2014. Ini masih jadi utang Gubernur kepada rakyat. hibah yang diakui sebagai kesalahan di pihak Pemprov Bali, diminta tidak hanya sebagai lips service kepada rakyat Bali. Anggota DPRD Bali mengharapkan ada pernyataan minta maaf secara resmi lewat surat resmi kepada rakyat Bali dan surat itu dikirim kepada Kepala Desa se-Bali. “Jika benar Gubernur berhati mulia dan kalau minta maaf kepada rakyat, jangan hanya wacana. Tapi mesti ada surat resmi kepada masyarakat yang disampaikan kepada Kepala Desa,” kata anggota Komisi IV DPRD Bali Budi Hartawan. Kata dia, minta maaf sangat mudah, tapi apakah rakyat menerima minta maaf itu. Sebab masyarakat sangat kecewa. Mereka sudah melakukan kegiatan atas proposal yang disampaikan, tapi sekarang dananya tidak ada. Rakyat menjadi kecewa. Jadi kami mohon hibah 2013 bisa direalisasikan di hibah 2014. Ini masih jadi utang Gubernur kepada rakyat,” kata anggota Komisi I Made Sumiati menimpali. l Widana
Baru pertama kalinya DPRD Bali harus bolak-balik memanggil Gubernur soal urusan hibah. Bahkan ‘’suhu’’ ketegangan mereka hampir mencapai puncak. Sangat berbeda ketika isu reklamasi Tanjung Benoa, ‘’penyewaan’’Tahura Ngurah Rai dan KSPN Besakih. Wakil rakyat yang berkantor di Renon tersebut kelihatan ‘’aman-aman’’ saja. Kekacauan realisasi penyerapan APBD 2013 Pemprov Bali yang salah satunya dipicu kisruh pencairan dana hibah hingga pihak DPRD Bali sempat “bersitegang” dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, menjadi catatan khusus pihak eksekutif. Bahkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di lingkungan pemprov pun tak luput kena “semprit” oleh Sekda (Sekretaris Daerah) Cok Pemayun saat memimpin rapat koordinasi persiapan pelaksanaan APBD 2014, pekan lalu, di Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali. Cok Pemayun khawatir carutmarutnya administrasi realisasi APBD 2013 yang juga salah satunya dipicu kisruh dan amburadulnya pencairan dana hibah menjadi temuan aparat penegak hukum maupun BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Sebab, setelah APBD 2013 tutup buku tentu akan ada pemeriksaan yang dilakukan BPK atas realisasi APBD itu baik secara administrasi maupun fakta di lapangan. “Kita akan menghadapi pemeriksaan, sedangkan adminitrasi kita masih carut-marut, ada juga info internal macam-macam. Ini pintu masuk bagi penegak hukum. Kalau kita tidak konsisten dengan aturan, proses, prosedur, bisa jadi masalah,” kata Cok Pemayun. Secara terpisah Sekretaris Komisi I DPRD Bali Dewa Nyoman Rai menuding kekisruhan dana hibah ini akibat Sekda dan Biro Keuangan tak becus bekerja, hanya bisa berjanji namun tak terealisasi. “Sekda tidak melakukan kontrol atas proses pencairan dana hibah ini. Kalau mau bagus ke depannya, Sekda dan Karo Keuangan harus dicopot, dipecat. Kalau tidak sama juga,” tegas politisi PDI-P asal Buleleng itu di kantor DPRD Bali. Dikatakan, akibat kisruh dana hibah ini hubungan gubernur dan legislatif renggang dan masyarakat dirugikan. Disayangkan nanti jika ada kebijakan Gubernur yang tidak didukung anggota Dewan. Kalau mau bagus, Gubernur harus mengevaluasi kerja bawahannya, khususnya posisi Sekda dan Karo Keuangan. Sebab di sanalah sumber masalahnya. Sementara itu Cok Pemayun mengaku spaneng
atas kekisruhan dana hibah itu. “Saya juga spaneng satu bulan terakhir. Kok gerakan kita semakin mundur, padahal sudah kita tingkatkan kesejahteraan,” katanya. Puncak dari carut-marutnya administrasi pelaksanaan APBD 2013 yakni ketika kisruh pencairan dana hibah fasilitasi anggota DPRD Bali yang hingga tutup tahun banyak yang tidak cair. Atas kisruh dana hibah ini DPRD Bali beberapa kali memanggil Gubernur Pastika hingga akhirnya Pastika mengakui ada kesalahan serta meminta maaf secara terbuka kepada rakyat Bali dalam rapat dengan Dewan, Senin (6/1) lalu. Namun, di balik ketegangan anggota dewan dengan Gubernur, adanya praktik suap oleh anggota DPRD Bali dalam pengurusan pencairan dana hibah menjadi atensi khusus Badan Kehormatan (BK) DPRD Bali. Sanksi berat pun menanti oknum anggota DPRD Bali yang terbukti melakukan suap kepada petugas SKPD Pemprov Bali dalam pengurusan dana hibah. Bahkan anggota Dewan bersangkutan bisa diberhentikan dari jabatannnya. Ketua Badan Kehormatan DPRD Bali Ketut Kariasa Adnyana, pekan lalu mengatakan, jika nanti terbukti anggota Dewan melakukan suap, maka BK akan merekomendasikan kepada aparat penegak hukum agar kasus itu dibawa ke ranah hukum dan diusut tuntas. “Secara internal hasil penyelidikan BK akan kami sampaikan ke Pimpinan Dewan. Kalau memang terbukti bisa saja yang bersangkutan diberhentikan secara tidak hormat,” tegas politisi PDI-P asal Buleleng itu. Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bali Erbindo Saragih juga angkat bicara. Ia menyatakan akan menindaklanjuti informasi tersebut dengan menurunkan tim. Sebelumnya, adanya praktik suap menyuap dalam proses pengurusan pencairan dana hibah yang difasilitasi anggota Dewan itu pertama kali diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Bali Tuti Kusuma Wardani dalam rapat gabungan DPRD Bali dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Senin (6/1). “Masalah uang (suap-red) itu tenaga di Dinas PU. Kami kasi uang, dikerjakan (proposal hibah fasilitasi anggota Dewan-red). Besoknya ada yang ngasi uang, punya kami ditinggal. Yang lain lagi ngasi uang, yang lain tadi ditinggal lagi dan ditumpuk dari anggaran induk. Itu yang terjadi. Saya pun sampai nunggu di sana, ternyata tidak ada staf di SKPD PU,” tutur Tuti yang dalam pileg 2014 maju ke DPR-RI dapil Bali. l Widana 20 - 26 Januari 2014
9
9
SEJARAH
Fort Van Den Bosch Benteng ”Pendem”-nya Hindia Belanda
M
emasuki jalan tanah seolah lorong lebar menuju gerbang tembok batu yang kokoh, dari kejauhan sudah nampak gambaran arsitektur Eropa. Tak ada satu pun bangunan berdinding batu yang sama bentuk arsitektur dan kekokohannya di seantero Kabupaten Ngawi dan sekitarnya. Maklum. Itu adalah sebuah bangunan benteng pertahanan yang satu-satunya ada di Provinsi Jawa Timur. Cagar budaya peninggalan sejarah perjuangan bangsa Indonesia masa lalu ketika melawan kekuasaan Hindia Belanda era abad pertengahan di Kota Ngawi. Sayangnya, tidak kelihatan di pinggir jalan raya Surabaya – Solo. Harus membelok dulu sekitar dua kilometer arah tepian Bengawan Solo. Bangunan kokoh dan kini bercat tembok kuning kecoklatan yang kusam, meninggalkan kesan kisah keras dan kengerian pada masa lalu di tempat itu. Rangkaian beberapa bangunan berbentuk persegi memanjang
Entah sudah berapa kali Anda berkendara mobil dari arah Bali atau Surabaya menuju arah Solo di Jawa Tengah melalui jalur tengah, yakni lewat kota dan Kabupaten Ngawi ataupun dari arah sebaliknya. Kabupaten itu berbatasan dengan kabupaten Sragen (Provinsi Jawa Tengah), pada jalan raya jalur tengah Pulau Jawa. Tetapi janganlah sekadar lewat. Cobalah menengok andalan daya tarik wisata sejarah di Kabupaten Ngawi, yakni “Benteng Pendem” maupun “Museum Trinil”… (Cuplikan dari awal tulisan penulis dalam Buku Pariwisata & Sejarah ‘Ngawi Ramah’; Dinas Pariwisata, Kebudayaan & Pemuda Ngawi, 2013). Amak Syariffudin
10
Oleh
dan terdiri dari beberapa ruangan kerja dan kamar sampai istal untuk kuda-kuda, dikelilingi pagar tembok setinggi sekitar lebih dari 4 meter dengan lubang-lubang untuk menembak, ketika dipergunakan sebagai benteng, sangat ditakuti masyarakat sekitar. Itulah benteng peninggalan abad pertengahan Hindia Belanda yang dinamai Fort van den Bosch. Meskipun sudah berusia 169 tahun sejak didirikan, biarpun dinding-dindingnya kusam dan sebagian berlumut, herannya bingkai pintu dan jendela dari kayu jati tua masih tersisa. Namun daun pintu, kesemuanya sudah hilang. Ketebalan dindingnya seumpama saja senapan otomatis sejenis M-16 masa kini ditembakkan ke dindingnya, hanya akan cuwil saja. Tak salah, karena batu bata yang berukuran tebal untuk bangunan di balik lapisan semen dinding itu dibuat rangkap, sehingga pelurupeluru meriam kuno yang ditembakkan ke dindingnya, peluru-pelurunya yang berbentuk bola logam itu belum tentu mampu melubanginya. Apalagi merobohkannya. Apa yang unik tentang benteng itu? Kalaulah Anda mencari sisa-sisa benteng era keruntuhan kekuasaan VOC (Vereeniging Oost-Indiesche Compagnie) pada 1794 dan kekayaannya disita atau dikuasai pemerintahan Kerajaan Belanda, lalu Indonesia dinamainya Nederlandsch Indie (Hindia Belanda), di mana Batavia di Pulau Jawa dijadikan pusat pemerintahannya, maka Anda hanya akan menemukan sebuah benteng besar di ujung selatan Jalan Malioboro. Benteng untuk ‘mengawasi’ pintu gerbang Keraton Ngayogyakarta. Lainnya? Hanya ada satu benteng lainnya. Lokasinya seolah tersembunyi dari pandangan orang banyak dari luar Kota Ngawi. Benteng peninggalan abad pertengahan Hindia Belanda yang aslinya dinamai Fort Van Den Bosch itu. Nama itu diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Johannes Graaf van den Bosch (1830-1834), karena dia yang
memerintahkan mendirikan benteng tersebut untuk mempertahankan Kota Ngawi dari serbuan rakyat pejuang di sekitar Ngawi yang menjadi anak buah Pangeran Diponegoro (Perang Diponegoro/ Javaansche Oorlog, 1825-1830). Orang-orang Ngawi zaman kini, sulit menyebut nama orang bule itu. Karena melihat wujudnya maupun beberapa bagian dari bangunan benteng itu, disebut saja “Benteng Pendem” (Benteng yang ditanam). Jadi, di Pulau Jawa hanya terdapat dua buah benteng peninggalan penjajah Belanda. Padahal, di pulau itulah sebenarnya terjadinya perlawanan bersenjata yang berkepanjangan dari orang-orang pribumi terhadap kekuatan Belanda sepanjang abad pertengahan dan kemudiannya. Gagasan membangun benteng itu dikarenakan perjuangan bersenjata pengikut Pangeran Diponegoro yang ada di seberang sungai Bengawan Solo dan sungai Madiun, dipimpin oleh seorang pemuka petani bernama Wirotani. Pada 1825, dia memimpin pasukannya menyerang Kota Ngawi yang ada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram di Surakarta yang waktu itu bekerja sama dan sebenarnya berada di bawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Kota itu dapat direbut dan dikuasai untuk beberapa bulan. Di situlah Hindia Belanda mengirimkan pasukan bersenjata senapan (musket) dan meriam untuk merebut kembali Ngawi. Akhirnya Wirotani menarik pasukannya ke seberang Bengawan Solo. Mulailah melakukan perang gerilya sampai dengan peperangan itu selesai tahun 1830, ketika Pangeran Diponegoro ditipu Belanda untuk diajak berunding di gedung Karesidenan Magelang, tetapi ditangkap dan dibuang ke Sulawesi (terakhir di Makassar hingga meninggal dan dimakamkan di sana). Ketika Van Den Bosch diangkat menjadi Gubernur Jenderal yang ke 43 Hindia Belanda, masih disaat berkecamuknya Perang Diponegoro, dia harus mengamankan jalur
20 - 26 Januari 2014
10
pertahanan dan logistik dengan menguasai perairan sepanjang Bengawan Solo sebagai jalur lalu lintas (jalan raya saat itu) dari atau menuju Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Gresik hingga Surabaya. Jalur sungai di bagian utara Jawa Timur tersebut sejajar dengan “Jalan Daendels” sebagai jalan raya pertama di Indonesia yang membujur dari Anyer (Serang; Jabar) hingga Panarukan (Situbondo; Jatim) sepanjang pantai utara Jawa. Kota Ngawi sebagai salah satu dijadikan lokasi garis depan di Jatim, sekaligus selaku basis jalur logistik pangan. Begitulah sebidang tanah seluas 15 hektar yang berada di tepian Bengawan Solo dan muara Sungai Madiun ke bengawan itu, dua km timur laut pusat kota Ngawi kini, pada 1839 mulai dibangunlah benteng seluas 168 X 80 meter dengan tanah yang lapang di sekitarnya untuk ladang tembak. Tahun 1845 pembangunannya baru selesai, meskipun Perang Diponegoro telah usai. Peranannya “mengawasi” kedua sungai besar itu untuk membendung bila ada pasukan Wirotani menyeberanginya guna menyerang kota Ngawi. Untuk menumpas gerilyawan pengikut Diponegoro di Ngawi, Hindia Belanda mendatangkan 250 serdadu Belanda bersenjata api musket (senapan), 6 meriam dan 60 serdadu kavaleri (pasukan berkuda). Fort Van Den Bosch bukan hanya punya kisah kelam dari peperangan dan penindasan di zaman itu. Keberadaan Benteng itu mungkin saja sudah sejak lama ‘tenggelam’ namanya, kalau bukan ‘tertolong’ karena keberadaan seorang dokter tentara Hindia Belanda, Eugene Dubois, dalam sumbangsihnya untuk sejarah asal mula manusia di Indonesia, manusia pulau Jawa khususnya. Jauh-jauh dokter itu meninggalkan Nederland dengan secara sukarela minta ditugaskan di Hindia Belanda. Pada Oktober 1877, dia diberangkatkan dengan kapal SS Prinses Amalia, dan ditugaskan di daerah Sumatera Utara (sekarang). Apa yang dicari oleh dokter muda yang sebenarnya lebih tertarik selaku ahli purbakala (palaenthropolog) itu? Sebagai pengikut kuat teori Charles Darwin tentang asal mula kehidupan (buku ilmiahnya:
The Origin of Life), sedang mencari keberadaan ‘manusia kera yang berjalan tegak’ atau dikategorikan oleh ahli purbakala sebagai mahluk the missing link (mata rantai yang hilang). Dia mendengar dan memahami dari penelitian ahli purbakala dan teori Darwin, bahwa pulau-pulau di Nusantara sebagai salah satu yang pernah dilewati mahluk demikian. Di Sumatera, dia mencari-cari, kira-kira di mana bisa ditemukan sisa-sisa mahluk itu. Namun, usahanya nihil. Dia ikuti semua informasi mengenai apa yang dicarinya. Akhirnya suatu saat dia dapat mengendus, bahwa kira-kira makhluk purba di zaman bahuela yang diincarnya tersebut dulu berkeliaran di sepanjang Bengawan Solo. Sungai terbesar dan terpanjang di Jawa. Dari perkiraannya itulah, maka dia minta ditugaskan di kesatuan militer di Ngawi, karena mendengar ada benteng yang berada di tepi Bengawan Solo. Pada 20 November 1891, dengan dibantu beberapa warga setempat, ketika dia menyusuri tepian sungai di sepanjang desa-desa Kawu, Gemarang dan Ngancar, tak terkata kegembiraannya ketika melakukan penggalian di bibir sungai dan berhasil menemukan fosil tempurung kepala mahluk purba (Phitecanthropus erectus) yang hidup 1,9 juta tahun lalu. Dunia ilmiah menyebutnya “Manusia Jawa’ (Java Man). Juga beberapa fosil tulang-belulang binatang-binatang purba, seperti gajah purba (stegodon), kerbau purba dan lain-lain. Dalam sejarah penelitian para palaentholog, mahluk yang dikategoprikan sebagai the missing link itu setelah hidup ribuan atau mungkin jutaan tahun, tiba-tiba ‘musnah’. Ribuan atau jutaan tahun kemudian, baru muncul manusia purba generasi kemudiannya. Dalam sejarah penemuan ‘manusia kera berjalan tegak itu’, justru yang ditemukan Dubois itu yang pertama di dunia. Bertahuntahun kemudian baru disusul temuan-temuan di beberapa negara Asia, Eropa dan Amerika Utara, antara lain seperti yang disebut sebagai ‘Manusia Peking’ dan lain-lain. Meskipun semula Dubois kecewa dan marah karena penemuannya kurang diperhatikan oleh kalangan ilmuwan saat itu, namun kelak nama dan apa yang ditemukannya itu
masuk kisaran penemuan yang dihargai di dunia internasional. Fosil asli tempurung kepala yang ditemukan di pinggiran Bengawan Solo itu disimpan di museum kota Leiden, Nederland, hingga kini. Duplikatnya disimpan di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, dan satu lagi di Museum Trinil bersama-sama dengan fosil tulang-belulang binatang-binatang purba yang ditemukan di tepian Bengawan Solo. Museum itu dibangun di dusun Pilang Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar, kira-kira 12 km barat Kota Ngawi. Lokasi museum itu tak jauh dari fosil-fosil tersebut ditemukan. Dengan demikian, melihat-lihat lokasi benteng yang meskipun kini bagaikan bangunan-bangunan berhantu, namun dijaga kebersihannya, berarti sekaligus belajar memahami sejarah. Kehidupan asal muasal diri kita. Sayangnya, sebagian benteng itu masih dijadikan markas kesatuan militer di Ngawi, yang nampaknya sekaligus menjaga sarang-sarang burung walet yang bernilai tinggi. Tak ayal, berat hati juga meninggalkan kompleks tersebut. Kunjungan dari benteng ke Museum Trinil di kabupaten itu juga, akan memberikan pengertian, bahwa Kota Ngawi bukan seperti pendapat orang yang dari luar tempat itu, bahwa sekadar sebagai kota lintasan ataupun kota transit dari arah timur ke barat atau sebaliknya. Ada sejarah penting yang disimpannya dan layak menjadi objek wisata. Apabila Benteng Van Den Bosch belum dibudidayakan sepenuhnya sebagai objek wisata, berbeda dengan Museum Trinil, yang sejak didirikan atas inisiatif Gubernur Jatim Soelarso (saat itu) pada 22 November 1991 bersamaan dengan Seminar Ilmiah Internasional 100 Tahun Penemuan Phitecanthropus erectus di Surabaya tahun itu, sudah lama menjadi objek wisata pengetahuan/pendidikan. Gerbang depan Benteng Fort Van Den Bosch, yang semula terdapat pintu kayu jati yang tebal, kini sudah rusak atau hilang. Di atas pintu gerbang tertulis tahun pembangunannya, 1839 - 1845.
POLITIK
Menebar Bansos, Membidik Suara
M
engawali tahun 2014, eksekutif dan legislatif di Bali meradang. Konflik kepentingan dua lembaga pelaksana pemerintahan ini tegang. Pencairan gaji PNS sempat molor karena sibuk mengurusi proposal bansos. Ketegangan dipicu proposal yang diajukan konstituen DPRD Bali, pencairannya ngadat. Padahal di lain pihak bansos yang direkomendasikan eksekutif lancar-lancar saja.
Gubernur minta maaf atas kesalahan pengelolaan bansos. Bahkan ia mengaku bahwa KPK telah mengendus pengelolaan bansos di Bali dan pihaknya sempat dipanggil. Informasi ini membuat DPRD Bali melunak. Anggaran Bansos Jika ditelusuri anggota DPRD Bali awalnya meminta jatah bansos Rp 3 miliar/orang. Perjuangan itu mentok sebab pihak eksekutif
MBP/dar
Masyarakat sedang mencairkan bansos. Pengelolana dana bansos 2014 ditengarai sarat kepentingan politis. Bansos dijadikan tali kasih dan jaminan dukungan politik menjelang Pileg 2014.
Anggota DPRD Bali pun meradang dan menuding pelayanan eksekutif tak becus. Tudingan ini direaksi eksekutif dengan melempar serangan balik. Ngadatnya pencairan bansos bukan karena kesalahan eksekutif semata, namun legislatif sebagai pihak pemberi rekomendasi lambat menyetorkan proposal. Bahkan, berdasarkan penelusuran, banyak proposal ditengarai fiktif dan ada kepentingan mendapatkan imbalan finansial dan dukungan politis dalam Pemilu Legislatif 2014. Kisruh Bansos di Bali ini pun membuat legislatif mengundang Gubernur Bali Mangku Pastika. Namun, dalam tatap muka di gedung DPRD Bali teriakan lantang DPRD Bali tak senyaring sebelumnya. Ini terjadi, setelah Gubernur Bali menjanjikan bansos bisa difasilitasi pada anggaran perubahan 2014. Tak hanya itu,
12
hanya menyepakati jatah masing-masing anggota Dewan sebesar Rp 2 miliar dalam APBD induk Pemprov Bali 2014. Menurutnya jatah bansos pada APBD induk 2014 itu sama dengan jatah di APBD induk 2013. Namun, di APBD Perubahan 2013, jatah bansos digelontor lagi hampir Rp 3 miliar sehingga total bansos yang difasilitasi masing-masing anggota Dewan menjadi Rp 5 miliar. Namun, bansos yang difasiltasi anggota Dewan pada APBD induk 2013 juga baru sebagian yang cair. “Yang sekarang hanya bisa Rp 2 miliar karena dananya tidak ada (sesuai permintaan anggota Dewan Rp 3 miliar). Nanti ditambah lagi di perubahan,� ungkap sumber Majalah Bali Post di DPRD Bali. Dalam laporan APBD Bali 2014 yang sudah ketok palu saat sidang paripurna,
secara keseluruhan anggaran bansos memang turun menjadi Rp 163,94 miliar dari rancangan awal sebesar Rp 186,44 miliar. Sementara itu belanja hibah ditetapkan Rp 685,97 miliar. Dana itu meningkat sebesar Rp 78,34 miliar dari rancangan awal Rp 607,62 miliar. Dengan demikian anggaran bansos dan hibah totalnya mencapai Rp 849 miliar. Sementara itu APBD Bali ditetapkan RP 4,398 triliun dengan pendapatan daerah Rp Rp 3,781 triliun, belanja daerah RP 4,398 triliun dan defisit RP 614 miliar. Menyikapi tingginya pos anggaran bansos, Wakil Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali Ida Bagus Putu Parta mengatakan semakin banyak dana yang disebarkan ke masyarakat semakin bagus. Tetapi penyalurannya harus betul-betul untuk masyarakat,� kata anggota Komisi III DPRD Bali itu. Secara terpisah, Ketua Panitia Anggaran APBD Bali 2014 DPRD Bali Wayan Gunawan mengakui pembahasan alokasi dana bansos sudah panas sejak awal. Saat pengalokasian debat kusir terjadi. Namun, terkait dengan pengelolaan dana bansos ini, ia berharap benar-benar untuk pemberdayaan ekonomi dan pembangunan pedesaan. Menurut Gunawan, koreksi terhadap pengelolaan bansos patut dilakukan secara rutin. Ini untuk menekan penyimpangan termasuk terjadinya korupsi terhadap dana bansos. Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali itu mengatakan efektivitas penggunaan dana bansos tentu sangat tergantung pada kecermatan melakukan validasi atas proposal yang diajukan masyarakat. Masalahanya, banyak proposal yang diajukan sekadar untuk mendapatkan anggaran. Tampaknya ribut-ribut soal pengalokasian bansos sejak awal pembahasan ini juga berlanjut hingga pada proses pencairan bansos. Setelah bansos ngadat, ada anggota DPRD yang mengaku menyogok oknum SKPD Pemprov Bali untuk mempercepat pencairan danah hibah. Namun, pernyataan ini kemudian diklarifikasi, bahwa tak ada uang sogokan melainkan biaya penggantian materai dan fotokofi proposal bansos. l Dira Arsana/Widana
20 - 26 Januari 2014
12
13
LINGKUNGAN
Abrasi di Pantai Cupel Jembrana
Bali Post/dok
Sirna Dihempas Gelombang
A
brasi yang menerjang pantai di Jembrana tiap tahun makin meluas. Dari begitu banyak pantai yang terkena abrasi, terparah di Kecamatan Jembrana, Negara, dan Melaya. Di antaranya Pantai Cupel, Perancak dan Candikusuma. Dari total 76 kilometer panjang pesisir pantai di Kabupaten Jembrana, 14 kilometer terkena abrasi pantai. Daratan yang sebelumnya menjorok lenyap tergerus air laut. Data yang dihimpun di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jembrana, di Jembrana sedikitnya ada 20 titik pantai yang mengalami abrasi. Berbagai upaya dilakukan masyarakat pesisir yang terkena dampak abrasi. Mulai dari memasang penghalang dari bambu hingga membuat tumpukan karung pasir. Namun derasnya ombak yang semakin hari terus membesar, mematahkan usaha mereka. Kini tanah mereka semakin berkurang dan terus tergerus air laut. Kondisi ini mengundang keresahan di kalangan warga pesisir. Kian menyempitnya pantai tergerus abrasi membuat warga di pesisir makin terdesak. Mereka akhirnya memilih mengungsi sebagai alternatif terakhir. Mereka sudah tak mampu menghadapi ganasnya terjangan ombak. Ironisnya di tengah makin terancamnya kehidupan mereka di daerah pesisir, jeritan mereka nyaris tak terdengar. Masyarakat di Perancak belum lama ini saking jengkelnya menagih janji Gubernur Bali. Pada saat kampanye pilgub di
14
20 - 26 Januari 2014
desa ini menjanjikan akan memasang pelindung untuk mengamankan wilayah pantai. Mereka kecewa lantaran janji tersebut belum terealisasi kendati sudah menjabat untuk kedua kalinya. Akhirnya warga sadar bahwa kewenangan untuk penanganan pelindung pantai (revertment) tidak hanya bertumpu pada pemerintah daerah kabupaten. Pemerintah provinsi pun tak bisa berbuat banyak mengingat anggaran untuk membangun pelindung pantai sangat besar. Meski begitu melalui Balai, anggaran Kementerian Pekerjaan Umum digelontorkan. Sayang, jumlahnya tak cukup untuk menanggulangi masalah abrasi di Jembrana. Dari pengamatan hanya ada beberapa ratus meter yang disender melalui anggaran APBN. Seperti di Cupel, Candikusuma dan Yehembang. Terkait masalah abrasi, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Jembrana I Wayan Darwin mengatakan, pada tahun 2013 penanganan abrasi dipusatkan di Pantai Cupel dan Candikusuma. Di Cupel abrasi yang ditangani sepanjang 622 meter dengan pagu anggaran Rp 15 miliar dan Candikusuma 242 meter dengan pagu anggaran Rp 6 miliar. Konstruksi yang digunakan berbeda dengan sebelumnya yakni dengan batu amor. Batu ini dinilai lebih tahan menghadapi gempuran ombak. Di tempat terpisah, Ketua Komisi C DPRD Jembrana Ida Bagus Susrama
mengatakan, untuk penanganan abrasi pemerintah daerah kabupaten tidak memiliki anggaran untuk pembangunan revertment. Karena anggaran nilainya cukup besar, sehingga penanganannya ada di pemerintah pusat dan provinsi. Hampir setiap tahun Jembrana menerima bantuan untuk penanganan abrasi. Tetapi dana sebesar itu, tidak bisa menjangkau semua pantai di Jembrana karena setiap tahun panjang pantai yang terkena abrasi terus bertambah. Awalnya bantuan untuk revertment pantai untuk penanggulangan abrasi di wilayah Timur (Kecamatan Pekutatan). Namun karena dampak abrasi yang paling parah terjadi di wilayah tengah dan barat, Komisi C bersama dinas terkait memberikan informasi hingga ke Kementerian Pekerjaan Umum agar memprioritaskan wilayah pantai yang lebih parah diterjang abrasi. ‘’Sekarang yang paling parah di Candikusuma, Baluk Rening dan Cupel, untuk bantuan ke depan kita fokuskan ke sana,’’ terangnya. Senderan yang digunakan untuk tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab yang sebelumnya terbuat dari beton di Cupel ternyata sudah keropos digerogoti air laut. Saat ini digunakan kontruksi batu amor. Konstruksi ini memang lebih mahal tetapi juga dinilai lebih tahan lama. l Surya Dharma
Pindahkan Rumah dan Pura
A
brasi pantai akhir-akhir ini dirasakan makin ganas. Hujan deras, angin kencang disertai gelombang tinggi membuat warga pesisir waswas. Di pantai pasir putih Lepra Bugbug dan Pasir Putih, sempat diterjang gelombang pasang. Sejumlah rumah penduduk di Pantai Lepra jebol dan terendam. Sementara di Pantai Pasir Putih, sejumlah kios hanyut diterjang gelombang pasang. Ketua Komisi B DPRD Karangasem Nyoman Oka Antara mengakui nyaris semua wilayah pantai di Karangasem mengalami abrasi. Panjang pantai di Karangasem yang mengalami abrasi mencapai 87 km. Abrasi paling parah di pantai selatan Karangasem. Seperti di Pantai Labuhan amuk selatan Depo Pertamina, Manggis, Pantai Buitan, Pantai Mendira sampai Candidasa di Kecamatan Manggis. Abrasi terus menjalar ke timur di Pantai Bugbug dan Perasi. Masyarakat setempat merasakan parahnya abrasi pascapengurukan pantai di Serangan. Warga yang bermukim di tepi pantai Yeh Kali Seraya terpaksa memindahkan rumahnya jauh ke darat. Abrasi di pantai ini terus mengganas. Kini sebuah pura nelayan berada di bibir pantai. Dulu pura itu jauh di darat. Krama Desa Ujung Mantri, beberapa tahun lalu sudah memindahkan Pura Dalem-nya dari Pantai Ujung Pesisi. Sementara, kuburan di Desa Jasri sudah lama tergerus. Bahkan Pura Dalem juga dipindahkan jauh ke darat beberapa tahun lalu. Hal itu dilakukan untuk menghindari gerusan abrasi yang ganas pascapengurukan Pantai Serangan. Sementara Pantai Sukadana Kubu, sudah makin dekat dengan jalan raya AmlapuraSingaraja. Oka Antara mengatakan, abrasi di Karangasem sudah menelan daratan 15 meter sampai 50 meter. Penyebab abrasi yang kian ganas itu, adanya pengurugan pantai di sejumlah lokasi. ‘’Pada saat abrasi menggerus kuburan di desa kami di Tianyar, saat itu berlangsung reklamasi untuk perpanjangan landasan Bandara Ngurah
Rai beberapa tahun lalu,’’ keluhnya. Anggota DPRD lainnya, Nyoman Sadra menyatakan abrasi ganas di Candidasa, akibat krib yang tidak ramah arus laut. Krib T di Pantai Candidasa menyebabkan pasir tidak bisa ke darat, karena terhalang krib bentuk T. Sebenarnya, tanpa krib pada waktu tertentu pasir akan berpindah dan menimbulkan bentang pantai baru atau tanah timbul berpasir putih. ‘’Arus laut itu mengikuti musim, pasir pantai hanya berpindah pada musim tertentu tertimbun di timur seterusnya, musim berikutnya pasir berpindah ke sebelah barat. Namun kini di Pantai Candidasa tidak berlaku perputaran atau perpindahan tanah timbul atau pasir pantai, sehingga pantai tak lagi berpasir putih. Sementara Bupati Karangasem I Wayan Geredeg menyampaikan beberapa waktu lalu sudah ada upaya perbaikan kerusakan pantai akibat abrasi.
Seperti di Pantai Candidasa depan pos polisi, ada pengurukan dengan batu sepanjang 50 meter. Kini lokasi itu dijadikan kawasan publik. Selain itu Pantai Jasri juga diurug dengan menggunakan batu besar. Anggarannya dari pemerintah pusat. Di Pantai Ujung sejak dulu menjadi lokasi melasti berbagai desa pakraman, serta menjadi lokasi nelayan Desa Ujung memarkir jukung, sudah pula diuruk dengan batu-batu besar. Diakui ada kelemahan pengurukan pantai dengan batu seperti itu. Yakni nelayan Ujung sulit menaikkan dan menurunkan jukung-nya saat melaut. Bahkan, nelayan mengeluhkan ada saja jukung yang bocor karena terbentur atau di bagian bawahnya kayunya kian tipis bergesekan dengan batu-batu saat ditarik ke darat atau diturunkan hendak melaut. l Budana
Bali Post/dok
Pantai Candidasa diuruk dengan batu sepanjang 50 meter untuk dijadikan kawasan publik. 20 - 26 Januari 2014
15
OPINI
Rapuhnya Bali dari Ancaman Reklamasi
R
encana reklamasi di kawasan konservasi Teluk Benoa terus bergulir. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan merevisi Perpres Sarbagita; langkah yang akan berujung pada upaya melanjutkan rencana reklamasi Teluk Benoa. Ada juga informasi bahwa PT TWBI menjalin kerja sama dengan lima universitas ternama luar Bali dalam membuat studi kelayakan baru untuk revitalisasi (biasa disebut reklamasi) Teluk Benoa. Di tengah pergulatan di tingkat lokal, banyak pihak tidak menyadari bahwa rencana reklamasi Teluk Benoa adalah salah satu proyek yang diakomodasi dalam Masterplan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)-KPI Benoa dengan beberapa rekomendasi yang tertera dalam laporan perkembangan pelaksanaan MP3EI koridor Bali dan Nusa Tenggara. Secara tegas disebutkan bahwa koridor Nusa Tenggara dan Bali yang memiliki peran sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional, dan pariwisata sebagai kegiatan utamanya ekonomi. Yang mengkhawatirkan, demi kepentingan memuluskan investasi PT TWBI melalui skema MP3EI ini, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah baik daerah maupun pemerintah pusat. Antara lain Percepatan penerbitan Perda RTRW Kabupaten Badung untuk mengakomodasi investasi PT Tirta Wahana Bali Internasional; Percepatan penetapan rencana zonasi Kawasan Teluk Benoa oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan; Percepatan penerbitan izin pelaksanaan reklamasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Dapat dilihat, dalam laporan perkembangan pelaksanaan MP3EI Koridor Bali Nusra (V) tahun 2013 halaman 40, tercatat sebagai berikut: (4) KPI Benoa (rencana reklamasi Teluk Benoa); - Percepatan penerbitan Perda RTRW Kabupaten Badung untuk mengakomodir investasi PT Tirta Wahana Bali Internasional. - Percepatan penetapan rencana zonasi kawasan Teluk Benoa oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. - Percepatan penerbitan izin pelaksanaan
16
20 - 26 Januari 2014
I Wayan Gendo Suardana
reklamasi oleh Menteri Kelautan. Rekomendasi tersebut telah diwujudkan dalam bentuk regulasi (kecuali perda RTRW Kabupaten Badung yang sedang proses) berupa: 1. Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan No. 12/permen-KP/2013 tentang pengawasas dan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kawasan Koservasi Perairan (KKP) telah dibagi menjadi 4 zona yakni: zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, dan lainnya (vide: pasal 26). 2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17/permen-KP/2013 tentang perizinan reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Hal yang patut dicermati dalam Permen KP ini adalah pasal 3 ayat 2 dan ayat (3) sebagai berikut: Ayat (2) reklamasi tidak dapat dilakukan pada kawasan konservasi dan alur laut (frase ini sama dengan frase yang terkandung dalam aturan induknya yakni perpres 122 tahun 2012). Sedangkan pada ayat (3): kawasan konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2) hanya berlaku untuk zona inti. Jika dicermati terbitnya peraturan menteri tersebut (hasil rekomendasi MP3EI) secara esensial merupakan bentuk tindakan aktif penguasa untuk mereklamasi kawasan Teluk Benoa.
Tampaknya penguasa melakukan upaya penyelubungan hukum agar dapat mereklamasi kawasan konservasi (Teluk Benoa). Permen KP no 17/permen-KP/2013 telah mereduksi dan memperlebar ketentuan perizinan reklamasi di kawasan konservasi perairan (secara norma bertentangan dengan perpres no 122 tahun 2012). Pengaturan zonasi kawasan konservasi perairan menjadi 4 zona lalu dihubungkan dengan pengaturan izin reklamasi yang hanya melarang pada zona inti, tentu saja adalah tindakan destruktif yang menempatkan hukum sebagai alat pengakomodir investasi dan bukan pengatur investasi. Pada pokoknya, penerbitan peraturan menteri tersebut menjadi alas hukum yang cukup untuk mereklamasi Teluk Benoa. Pada regulasi di tingkat lokal (Bali), hal ini akan dilanjutkan dengan menyusun peraturan daerah mengenai rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP-3K). Yang paling logis bagi penguasa adalah mendorong ditetapkannya kawasan konservasi Teluk Benoa (terutama tapak proyek) dikeluarkan dari zona inti KKP. Pendapat ini sangat beralasan jika kembali melihat laporan perkembangan pelaksanaan MP3EI Koridor Bali Nusra (V) tahun 2013 hal. 42. Realitas perkembangan rencana reklamasi Teluk Benoa menyiratkan beberapa hal penting atas keadaan Bali di masa mendatang. Krisis ekologi yang mengancam Bali sudah di depan mata sehingga membutuhkan berbagai kebijakan yang beradaptasi dengan krisis. Salah satu alat minimal untuk menjaga Bali adalah peraturan daerah mengenai tata ruang dan peraturan turunannya baik di darat maupun di laut (termasuk pula perairan pesisir dan pulau-pulau kecil). Namun, terang benderang pula peraturan ini tidak cukup kuat menghadapi derasnya investasi. Kebijakan reklamasi Teluk Benoa tidak hanya menunjukkan betapa ringkihnya perairan ini namun menjadi pertanda betapa rapuhnya Bali dari serbuan investasi dan cengkeraman penguasa dari pusat sampai daerah. Penulis, Koordinator ForBali (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa)
J A J A K P E N DA PAT
Memfasilitasi Kepentingan Ekonomi Kelas Elite
R
eklamasi di kawasan konservasi Teluk Benoa, Badung ternyata belum tutup buku. Rencana reklamasi mencuat kembali seiring dengan munculnya kajian baru atas kelayakan reklamasi. Ada informasi bahwa PT TWBI menjalin kerja sama dengan lima universitas ternama dalam membuat studi kelayakan untuk revitalisasi (biasa disebut reklamasi) Teluk Benoa. Salah satunya adalah Universitas Hasannudin. Hasilnya, reklamasi di Teluk Benoa dinyatakan layak dilakukan. Kajian ini tampaknya sejalan dengan isyarat Presiden SBY untuk melakukan revisi terhadap Perpres Sarbagita. Perpres yang mengatur kawasan konservasi di Teluk Benoa ini akan ditinjau untuk kepentingan ekonomi. Wacana revisi yang dilempar lewat Yusril Ihza Mahendra ini pun direaksi beragam oleh komponen masyarakat Bali. Revisi Perpes Sarbagiata pun dituding hanya untuk mengakomodasi kepentingan ekonomi kelas elite dan penguasa, bukan kepentingan ekonomi kerakyatan. Kuatnya perjuangan untuk meloloskan proyek ini pun mengindikasikan ada kepentingan-kepentingan terselubung yang diperjuangkan, namun dalihnya untuk kepentingan ekonomi publik. Menyikapi rencana revisi ini, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuesioner dan wawancara via telepon. Terkait dengan pernyataan bahwa revisi Perpres Sarbagita untuk kepentingan ekonomi, dominan responden tidak yakin. Terdapat 65 persen responden yang tidak yakin bahwa rencana revisi yang digagas pemerintah ini murni merupakan pendekatan ekonomi. Kuat dugaan, revisi ini untuk kepentingan investasi yang dirancang pemodal besar. Jadi gencarnya wacana reklamasi nyaris sejalan dengan kuatnya dukungan permodalan dan kekuasaan untuk meloloskan proyek ini. Krama Bali tetap berharap agar Presiden memerhatikan aspirasi krama Bali dalam menyikapi terkait rencana investasi dan reklamasi di Teluk Benoa. Pemerintah diharapkan tidak menggunakan pendekatan kekuasaan dalam melakukan peninjauan atas fungsi-fungsi kawasan penyangga alam Bali. Sementara 32 persen responden lainnya mengaku yakin jika revisi ini mengarah pada pertumbuhan ekonomi. Setidaknya pertumbuhan ekonomi bagi pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi hanya akan dinikmati sekelompok orang, bukan rakyat Bali secara keseluruhan. Masalahnya, investasi di Bali
saat ini dikendalikan oleh pemodal luar sehingga keuntungan atas investasi di Bali hanya sebagian kecil yang dinikmati krama Bali. Responden yakin, revisi ini merupakan skenario untuk meloloskan rencana reklamasi atas Pulau Pudut yang dominan ditentang masyarakat setempat dan krama Bali. Sedangkan 3 persen responden lainnya tak memberikan respons terkait hal ini. Hal lain yang dilontarkan responden adalah ketidaksetujuan responden terhadap rencana reklamasi ini. Ada 53 persen responden mengaku tak setuju perpres ini direvisi. Sedangkan 39 persen responden lainnya menyatakan dukungan atas revisi perpres ini. Setidaknya, dengan melakukan revisi, peluang pengembangan dan optimalisasi fungsi kawasan bisa memberi nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi Bali. Namum, revisi jangan sampai hanya untuk mengakomodasi kepentingan pemilik modal. Revisi harus tidak mengabaikan prinsip-prinsip pemeliharaan lingkungan. Selebihnya, 8 persen responden tak memberikan jawaban atas pertanyaan ini. l Dira Arsana 20 - 26 Januari 2014
17
PENDIDIKAN
Beasiswa Salah Sasaran
Kasek Wajib Dijatuhi Sanksi
K
eluhan terkait pendistribusian beasiswa untuk siswa dari keluarga miskin yang tidak akurat alias salah sasaran seringkali dilontarkan oleh masyarakat. Meskipun berulang kali dikeluhkan, namun kejadian tercecernya siswa miskin dari “sentuhan” beasiswa masih kerap terjadi. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten/kota di Bali wajib memberikan sanksi kepada para kepala sekolah (kasek) yang terbukti tidak cermat dalam mendistribusikan beasiswa yang dijatahkan pemerintah untuk siswa-siswa miskin di sekolah yang dipimpinnya. Pengamat pendidikan Prof. Dr. Wayan Maba dan Drs. I Made Gede Putra Wijaya, S.H., M.Si. merespons
Putra Wijaya
positif adanya penjatuhan sanksi untuk kasek yang terbukti tidak cermat dalam mendistribusikan beasiswa. Penjatuhan sanksi itu dinilai tepat guna memberikan efek jera kepada kasek bersangkutan sekaligus pembelajaran kepada kasek yang lain agar benar-benar selektif mendistribusikan beasiswa siswa miskin kepada siswa-siswa yang berhak. “Penjatuhan sanksi disiplin itu sangat tepat. Kami ingin pendistribusian beasiswa itu tepat sasaran lantaran tujuan pemberian beasiswa itu guna memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat miskin untuk mengenyam pendidikan yang layak,” kata Maba dan Putra Wijaya kepada Bali Post, Kamis (9/1) kemarin. Kendati begitu, Maba dan Putra Wijaya berharap penjatuhan sanksi disiplin itu tidak sampai “membunuh” karier kasek bersangkutan sebagai tenaga pendidikan. Namun, lebih diposisikan sebagai upaya pembinaan sehingga yang bersangkutan tidak lagi mengulangi kesalahan serupa. Apabila setelah diberikan pembinaan kasek tersebut tetap melakukan kesalahan yang sama, Kepala Disdikpora setempat disarankan menjatuhkan sanksi yang tingkatannya lebih berat. “Kalau sudah tidak bisa dibina, silakan ambil kebijakan yang lebih tegas sehingga kasek-kasek yang lain berpikir panjang lebar untuk melakukan kesalahan yang sama,” tegas Maba. Putra Wijaya menegaskan, seorang kasek memang tidak bisa “cuci tangan” jika terjadi kesalahan pendistribusian beasiswa siswa miskin. Pasalnya, mereka yang mengusulkan nama-nama anak didiknya yang dinilai layak menerima beasiswa itu kepada Disdikpora kabupaten/kota untuk selanjutnya diteruskan kepada Disdikpora Provinsi Bali selaku pihak yang mengucurkan beasiswa tersebut. Sebelum nama-nama calon penerima beasiswa diajukan,
pihak sekolah wajib melakukan cross check ke lapangan guna memastikan kondisi perekonomian keluarga calon penerima beasiswa apakah benar-benar layak diberikan beasiswa atau sebaliknya. “Mengantisipasi beasiswa untuk siswa miskin itu tidak sampai salah sasaran, para kasek harus mengetahui secara pasti kondisi anak didiknya yang jadi calon penerima siswa. Tentunya, Disdikpora selaku pihak yang memfasilitasi pendistribusian beasiswa itu juga wajib melakukan cross check ke lapangan guna memastikan apakah para calon penerima beasiswa memang layak mendapatkan beasiswa atau tidak. Jadi, jangan hanya bekerja di belakang meja tanpa mengecek kondisi riil yang ada di lapangan,” tegasnya. l Sumatika
Wayan Maba
Sekolah Sobat Bumi, Apa Itu? SETELAH ada istilah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang sudah dihapus, muncul istilah Sekolah Lingkungan yang disebut Adiwiyata. Predikat ini khusus diberikan bagi sekolah yang benarbenar memiliki basic di bidang lingkungan dan upaya pelestariannya. Predikat tertinggi sekolah Adiwiyata Mandiri diraih SMAN 5 Denpasar (Smanela) dan SMPN 4 Denpasar, sedangkan sekolah rintisan Adiwiyata ada puluhan. Namun, dari sejumlah sekolah Adiwiyata di Bali, hanya SMAN 5 Denpasar yang ditetapkan sebagai sekolah Sobat Bumi di Indonesia. SMAN 5 Denpasar meraihnya untuk kategori bahan bakar nabati (bakarti). Penghargaan yang diberikan oleh PT Pertamina ini karena kiprah Smanela di bidang lingkungan kini sudah mendunia. Terbukti 40 negara belajar lingkungan di Smanela. Bahkan siswa Smanela selalu
dipercaya mewakili RI dalam pertemuan lingkungan seperti di Denmark, Thailand, Brazil. Mereka bersama siswa negara lain diuji perannya dalam mencegah global warming. ‘’Kami benar-benar mendapat kehormatan dalam bidang lingkungan,’’ ujar Kepala Smanela Nyoman Winata. Predikat sekolah Sobat Bumi diperoleh juga setelah anak-anak Smanela menemukan bahan bakar nabati (bakarti) dari limbah buah. Mereka mengumpulkan segala jenis limbah buah di sekolah yakni buah maja, mengkudu, papaya dan pisang diolah menjadi bahan bakar sejenis sepritus. Jika kekurangan limbah buah yang sudah rusak diambil dari pasar dan sumbangan orangtua siswa dan masyarakat. Jika bahan bakar ini dipakai untuk memasak, siswa Smanela juga sudah membuatkan kompor sederhana. Namun bahan bakar nabati ini paling sering dipakai untuk
usaha catering yang memerluka pemanasan ringan dan kontinyu untuk segala jenis masakan pengganti spritus. Soal pasokan bahan baku limbah, kata Nyoman Winata, tak masalah karena di sekolahnya terdapat puluhan pohon maja yang berbuah lebat tanpa mengenal musim. Kedua, siswa aktif ke pasar meminta buah pisang yang rusak untuk dijadikan bahan baku. Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat menghadiri puncak HUT ke-40 SMAN 5 Denpasar kagum Smanela mendapat trofi Sobat Bumi terbaik nasional. Prestasi ini merupakan tantangan global dan Smanela mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai sekolah lingkungan yang mengglobal. Ini artinya mainset dan PBM sudah teruji di dunia global. l Sueca
Wali Kota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menerima trofi Sobat Bumi dari Kepala SMAN 5 Nyoman Winata. 20 - 26 Januari 2014
19
MANCANEGARA
Jutaan Orang Mengungsi dari Afrika Tengah
P
eperangan selalu menghasilkan air mata. Hal ini yang terjadi di benua hitam Afrika. Setidaknya satu juta warga Republik Afrika Tengah mengungsi dari negaranya. Mereka menghindari konflik sektarian di negaranya yang makin memanas. Konflik dimulai ketika pemberontak Seleka mengkudeta pemerintah pimpinan Francois Bozize tahun lalu. Kudeta
lalu berkembang menjadi perseteruan antara kelompok Muslim dan Kristen. Sebagian besar anggota pemberontak Seleka adalah warga Muslim. Sementara pendukung Bozize berasal dari kelompok Kristen. “Pembantaian di Republik Afrika Tengah terus terjadi. Konflik agama makin meluas setiap harinya,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jeffrey Feltman Feltman menambahkan, setidaknya 2,2 juta warga Republik Afrika Tengah membutuhkan bantuan kemanusiaan. Banyak warga yang tidak bisa menyelamatkan diri ke luar negeri dan terjebak di tengah pertempuran. Para pejabat PBB memperingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa Republik Afrika Tengah berada di ambang malapetaka di mana separuh penduduknya kini tanpa tempat tinggal sejak pecahnya konflik etnis. Kira-kira separuh warga Kota Bangui atau sekitar 513 ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, menurut Feltman. Sekitar 100.000 orang memadati kamp-kamp darurat di bandara dekat ibu kota.
Republik Afrika Tengah dilanda kerusuhan di mana orang Kristen yang mayoritas ingin membalas dendam terhadap pemberontak Muslim, yang merebut kekuasaan lewat kudeta bulan Maret. Pertempuran antara milisi Kristen dan Islam meningkat di bulan Desember. “Serangan di Bangui tanggal 5 Desember oleh milisi Kristen memicu kerusuhan parah di ibu kota itu,” kata Feltman. Laporan akhir Desember oleh SekretarisJendral PBB Ban Ki-moon menyebutkan 600 korban tewas akibat serangan itu di Bangui. Beberapa pekan silam, Dewan Keamanan PBB mengesahkan pasukan penjaga perdamaian multi-nasional dari Afrika, yang diperkirakan akan menambah jumlah tentara dari 2.500 menjadi 3.500 guna mengendalikan kekerasan. Perancis mengerahkan sekitar 1.600 tentara untuk membantu pasukan Afrika itu. Diharapkan campur tangan PBB akan mampu menghentikan konflik berdarah tersebut. l Gugiek Savindra
Israel Damai dengan Palestina?
Kesepakatan damai antara Israel dan Palestina dikabarkan mendekati kenyataan. Israel kemungkinkan besar akan menerima proposal dari Amerika Serikat (AS) yang termasuk pengakuan garis perbatasan 1967. Perbatasan 1967 memasukkan tepi Barat, Yerusalem dan Jalur Gaza ke dalam wilayah Palestina. Jika Israel mengakuinya, negara Zionis tersebut harus menarik pasukannya dari tepi Barat. Proposal AS disebut memberi dua keuntungan bagi Israel. Pertama, Israel diperbolehkan untuk menempatkan tentaranya di wilayah Lembah Yordan. Kedua, Palestina diminta mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Sebagian besar pejabat Israel mendukung proposal yang diajukan AS. Namun, ada juga yang memprotesnya seperti Menteri Perdagangan Naftali Bennett yang diketahui sebagai pendukung kebijakan pembangunan pemukiman Yahudi di tepi Barat. “Menyetujui perbatasan 1967 berarti menyerahkan Yerusalem kepada Pales-
tina. Saya tidak ingin mejadi bagian dari pemerintah yang menyerahkan begitu saja Yerusalem,” seru Bennett. Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman juga memperingatkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengenai konsekuensi yang mungkin muncul dari kesepakatan perdamaian masa depan dengan Palestina. “Masuk akal untuk menduga bahwa setelah kesepakatan dicapai, negara lain di wilayah ini ingin memindahkan orang Palestina yang tinggal di negara mereka ke daerah yang dikuasai pemerintah Palestina. Itu akan menambah tiga juta pengungsi ke 800.000 warga yang saat ini berada di wilayah Pemerintah Otonomi Palestina,” katanya. Lieberman menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Kerry guna membahas upaya mencapai kesepakatan kerangka kerja bagi perdamaian Israel dan Palestina, kata kantor Lieberman. “Ini akan menciptakan situasi kemanusiaan yang sulit, sehingga sekali lagi mengarah kepada kemungkinan
kekecewaan, kerusuhan dan masalah keamanan. Setiap kesepakatan antara Israel dan Palestina harus dilandasi atas dasar keamanan kuat bagi Israel dan ekonomi yang stabil bagi Palestina,” imbuh Lieberman Saat ini, dua masalah utama telah memecah pihak-pihak Israel. Pertama Israel menuntut penggelaran pasukan keamanan di Lembah Jordan, bagian timur tepi Barat, di wilayah yang dirancang sebagai bagian dari negara masa depan Palestina, sementara Abbas menentang tuntutan tersebut. Selain itu, beberapa menteri sayap-kanan Israel berusaha menggolkan rancangan peraturan untuk mencaplok Lembah Jordan meskipun ada keberatan dari anggota pemerintah, termasuk dari pemimpin perunding Tazipi Livni, yang mengatakan akan mengajukan banding terhadap rancangan peraturan tersebut. Maka dengan segudang masalah tersebut, akankah perdamaian antara kedua negara tercipta? l Gugiek Savindra
20 - 26 Januari 2014
21
DAERAH
Dijejali Pedagang
Penelokan Makin Semrawut
K
awasan pariwisata Penelokan Kintamani yang selama ini sempat tercoreng akibat ulah pedagang acung yang kerap mengejar wisatawan, kini justru nampak semakin semrawut. Bagaimana tidak, kawasan yang dulu dijadikan tempat favorit oleh wisatawan untuk menikmati pemandangan gunung dan danau Batur itu kini banyak dijejali pedagang dan lapak-lapak. Tak ayal, kawasan yang dikenal dunia sebagai ikon pariwisata Bangli itu pun nampak sangat kumuh dan semrawut. Jika diamati sepintas, kawasan penelokan pada pagi hari saat ini tak jauh berbeda dengan kondisi pasar senggol. Puluhan pedagang yang awalnya berjualan di areal parkir museum gunung berapi Batur, kini berjualan berdesak-desakan di atas trotoar sisi kanan dan kiri Penelokan sebagai ganti tempat mereka yang lama. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir akibat adanya pembangunan museum Gunung Berapi Batur tahap kedua. Puluhan pedagang itu memiliki jadwal berjualan pada hari-hari tertentu. Sesuai hari pasaran yang jatuh pada hari pasah, para pedagang sembako tersebut biasanya akan berjualan sejak subuh pukul 04.00 wita hingga sekitar pukul 10.00 wita dan dilanjutkan oleh pedagang acung hingga sore hari. Sedangkan, pada hari lainnya, kawasan yang digadang-gadang mampu menarik minat wisatawan itu biasanya diisi para pedagang acung dan beberapa pedagang makanan ringan lainnya. Sementara lapak-lapak milik pedagang yang sedang tidak berjualan pada saat itu biasanya akan dijejalkan di gua buatan yang ada di sisi barat jalan tersebut. Saat hari pasaran, para pedagang dan pembeli akan tumpah ruah memadati kawasan tersebut. Sehingga kondisi jalur satu-satunya yang menghubungkan Bangli dan Kintamani kerap terjadi kemacetan akibat motor, mobil dan truk pengangkut pasir harus berhati-hati melalui jalur tersebut. Tak hanya itu, usai disulap menjadi pasar, kawasan pariwisata yang sempat menjadi primadona di era tahun 90-an itu
22
20 - 26 Januari 2014
tak luput dari kondisi kumuh. Walaupun ada petugas yang membersihkan setelah para pedagang pulang, tetapi kesan kumuh tetap saja tak bisa dihindari. Sebelumnya, pemindahan pedagang ke kawasan pariwisata itu rencananya dilakukan pemerintah hanya bersifat sementara. Pedagang-pedagang itu untuk sementara terpaksa ditampung di jalur utama Penelokan, menunggu sampai ada tempat untuk menampung. Hanya saja, sampai saat ini Pemkab Bangli ternyata belum mampu memberikan kejelasan termasuk menyiapkan lahan untuk para pedagang tersebut. Hingga kini, puluhan pedagang yang mayoritas merupakan warga Batur itupun masih dibiarkan berjualan di kawasan tersebut. Wakil Ketua DPRD Bangli I Nyoman Basma, mengharapkan pemkab dapat segera menyiapkan lahan permanen untuk menampung para pedagang yang saat ini berjualan di jalur utama kawasan wisata Penelokan Kintamani. Sehingga kawasan yang terkenal dengan panorama Gunung Baturnya itu tidak telanjur meninggalkan kesan kumuh dan semrawut. ‘’Semestinya Pemkab Bangli dari awal sudah mempersiapkan tempat pemindahan pedagang yang representatif sehingga tidak mengganggu pemandangan wisatawan,’’ kata Basma. Menurut politisi Partai Golkar ini, semrawutnya kawasan tersebut mestinya tak hanya mempersalahkan pedagang yang kini berjualan di sekitar tempat itu. Sebab, untuk menghentikan aktivitas pasar akibat pembangunan museum itu sangat tidak mungkin lantaran menyangkut masalah perut. Basma berharap pemerintah daerah dalam hal ini harus segera mencari solusi jangka panjang dan permanen. Salah satunya, pemerintah harus berani meminta lahan hutan kepada pusat. ‘’Untuk apa Bangli memiliki hutan tetapi masyarakatnya menderita. Justru pemerintah provinsi juga harus ikut memikirkan. Kalau pemprov memiliki tanah di Bangli agar diberikan kepada pemda lalu tukar guling dengan lahan hutan,’’ imbuhnya. Sejumlah pedagang yang selama ini
berjualan di kawasan Penelokan mengaku siap direlokasi jika pemerintah memang sudah menyediakan tempat yang pas untuk mereka. Tempat yang mereka harapkan yakni layak dan lokasinya tidak jauh dari kawasan Penelokan saat ini. “Kami sebenarnya siap ditempatkan di mana saja, hanya saja jangan jauh-jauh dari sini. Kalau di dekat-dekat sini (Penelokan-red) kami mau,” ujar Gobang, salah seorang pedagang setempat. Dirinya mengakui jika pendapatan yang diperolehnya selama berjualan di Penelokan lebih banyak dibandingkan dengan saat berjualan di areal parkir museum Gunung Api Batur sebelumnya. Sebab, di kawasan ini lebih banyak dilalui wisatawan di banding areal parkir museum. Namun demikian, dirinya tetap berharap pemerintah dapat secepatnya memberi tempat pengganti yang layak bagi mereka berjualan. l Swasrina
Kurang Perencanaan Tumpahnya para pedagang di sisi kiri kanan penelokan tak pelak membuat kawasan yang selama ini menjadi tempat favorit wisatawan itu terlihat sangat kumuh. Goa di sisi barat jalan yang konon merupakan peninggalan masa penjajahan tempo dulu itu pun dijejali lapak-lapak kayu. Sejumlah kalangan khawatir kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Kintamani. Seperti yang diungkapkan Ketua PHRI Bangli Ketut Putranata. Dirinya tak menampik bahwa kondisi Penelokan selama ini membawa dampak yang kurang baik pada kawasan wisata Kintamani. Salah satu hal yang paling terlihat yakni kondisi lingkungan di kawasan itu yang tampak tidak tertata. Namun demikian, atas kondisi itu Putranata mengaku tak bisa hanya menyalahkan para pedagang yang berjualan saja. Terjadinya kondisi itu, lanjut Putranata, sejatinya tak lepas dari kurangnya koordinasi antara pemerintah dengan masyarakat, dalam hal ini para pedagang tersebut. Pasar tradisional sebagai salah satu penggerak perekonomian di Bangli selama ini sudah beberapa kali berpindah-pindah tempat. Sehingga dalam hal ini masyarakat terkesan selalu
menjadi korban. Kendati demikian, dirinya percaya pembangunan museum kali ini juga dimaksudkan akan berimplikasi positif terhadap pembangunan perekonomian. Hanya saja, yang sangat disayangkan adalah kurangnya perencanaan yang matang dari pemerintah terhadap perelokasian puluhan pedagang itu. “Saya percaya pembangunan museum juga dimaksudkan akan berimplikasi positif terhadap pembangunan perekonomian. Tetapi sebelum dan saat dilaksanakannya proyek mestinya pemerintah juga melakukan perencanaan matang dan terintegrasi sehingga tidak terjadi akibat yang tidak diinginkan, seperti berpindah-pindahnya pasar secara tidak menentu bahkan sebagian masyarakat berjualan sekehendak hatinya,” papar Putranata. Menurutnya, pemerintah semestinya juga mampu me-manage dengan baik dan membuktikan bahwa masyarakat di Batur bisa diberdayakan serta mendapat benefit dari pembangunan tersebut. “Sekali lagi itu akibat dari manajemen pelaksanaan pembangunan yang kurang terintegrasi,” tegasnya. Sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bangli Wayan Adnyana mengakui bahwa pihaknya tak berdaya
menata puluhan pedagang yang menjejali kawasan wisata Penelokan, Kintamani. Pasalnya, hingga saat ini Disbudpar Bangli sendiri belum dapat menentukan tempat pasti untuk merelokasi pedagang yang semula ditampung di areal parkir Museum Gunung Api Batur. Dijelaskan Adnyana, sesuai kesepakatan awal, puluhan pedagang tersebut diberikan tempat berjualan di areal kantor desa. Namun, entah kenapa para pedagang tersebut tetap memilih berjualan di sepanjang trotoar Penelokan. Atas hal itu, Disbudpar juga seakan dibuat galau. Sebab, dengan kondisi semrawutnya Penelokan seperti sekarang ini, di tahun 2014 ini pihaknya juga ditarget pendapatan Rp 8,5 miliar dari sektor pariwisata. “Kami sangat khawatir kunjungan wisatawan menurun akibat adanya pedagang di kawasan itu. Karena destinasi pariwisata seperti itu harusnya dijaga dengan baik sehingga mampu membuat nyaman wisatawan,” ujarnya. Terkait perelokasian, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Tata Kota termasuk pihak desa setempat untuk mempersiapkan tempat pemindahan ke belakang Museum Gunung Api. Hanya saja, lantaran areal tersebut merupakan kawasan hutan, pihaknya mengaku masih berkoordinasi terkait perizinannya dengan dinas bersangkutan. Adnyana pun mengaku tak mampu memberikan target waktu yang pasti untuk merelokasi puluhan pedagang tersebut. Sejauh ini, guna meminimalisir citra buruk yang ditimbulkan akibat puluhan pedagang yang berjualan di tempat tersebut, pihak Disbudpar berupaya melakukan berbagai hal. Salah satunya menangani masalah sampah yang dihasilkan pedagang di kawasan itu. Bersama Dinas Tata Kota pihaknya sering melakukan pembersihan, termasuk memberikan kesadaran pedagang bahwa di kawasan itu harus benar-benar terjaga. Soal lapak-lapak yang berjejal di sisi barat jalur itu, Disbudpar berharap para pedagang dapat mengatur dan menyusun rapi keberadaan lapak-lapaknya usai berjualan. l Swasrina Kawasan Penelokan Kintamani saat ini dijejali lapak dan pedagang sehingga terkesan kumuh dan semrawut.
20 - 26 Januari 2014
23
K E S E H ATA N
Melalui JKN, Pasien Takkan Menumpuk di Satu Pelayanan rogram pemerintah di bidang kesehatan seperti dalam bentuk jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) sesungguhnya sangat baik buat masyarakat. Bahkan banyak warga mengapresiasi program yang pro rakyat ini. Atensi pemerintah di bidang kesehatan ini membuat warga berbunga-bunga di tengah tingginya biaya pengobatan di rumah sakit
P
dengan kesehatannya. Sedangkan, warga di nusantara ini relatif jarang melakukan antisipasi dalam wujud investasi terutama berkaitan dengan kesehatan. Pada warga yang sadar, kesehatan itu benar-benar menjadi kebutuhan primer. Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUP Sanglah dr. AAN Jaya Negara, Sp.OG. secara tegas menyatakan
baik negeri maupun swasta. Munculnya program Jamkesmas itu, masyarakat dalam benaknya beranggapan akan mendapat pembiayaan cuma-cuma alias gratis semuanya. Sudah pasti, cap gratis itu menguatkan semangat masyarakat datang dari berbagai kalangan menyerbu program kesehatan pemerintah ini, lebih-lebih yang miskin. Persoalannya, masyarakat di Indonesia tidak seperti di luar negeri memperhatikan secara lebih dini dan seksama kesehatannya. Orang asing sangat teliti dan konsen
dalam pelayanan kesehatan, sesungguhnya tidak ada istilah gratis. ‘’Bahkan Jamkesmas itu sebetulnya juga tidak gratis, seperti kita tahu program itu ditanggung pemerintah,’’ ujarnya. Sasaran pembiayaan kesehatan di Indonesia lanjut Jaya Kusuma beberapa tahun terakhir lebih kepada pengobatan daripada pencegahan. Ini bisa dilihat dari dana yang terserap untuk pembiayaan kesehatan. Angkanya hampir 70 persen tersedot di RS baik tipe B maupun RS rujukan pusat seperti RSUP Sanglah.
24
20 - 26 Januari 2014
Dengan banyaknya masyarakat yang dirawat di rumah sakit, artinya banyak yang mengakses pelayanan kesehatan dalam kondisi sudah sakit. ‘’Berbeda halnya, jika masyarakat lebih banyak datang ke puskesmas. Sebab fungsi puskesmas selain mengobati juga memberikan tindakan preventif dan promotif untuk mencegah masyarakat jatuh sakit,’’ jelas Jaya Kusuma. Untuk mengubah pola ini, pemerintah Indonesia mereinkarnasi jamkesmas ini, dengan mengeluarkan produk baru, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN ini dikelola Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS). Program ini sudah mulai diberlakukan per 1 Januari 2014 ini. Hanya keanggotaannya saat ini masih sebatas Jamkesmas, Askes Wajib, Askes TNI/ Polri, Jamsostek dan Askes Veteran. Diharapakan, program ini menyentuh semua lapisan. Pada 2019 mendatang ditargetkan seluruh warga harus ter-cover dan wajib mengikuti JKN. Menurut Jaya Kusuma, JKN merupakan sistem pelayanan kesehatan berbasis rujukan atau pelayanan berjenjang. Peserta harus mengikuti alur rujukan mulai dari pelayanan kesehatan dasar dalam hal ini puskesmas, dokter keluarga maupun klinik yang melayani pelayanan primer. Kemudian pelayanan sekunder dalam hal ini RS tipe B seperti RSUD. Terakhir pelayanan tersier dalam hal ini RSUP Sanglah sebagai RS rujukan pusat. Dengan adanya sistem rujukan ini pasien akan lebih tersaring sesuai tingkat kegawatdaruratan sakitnya. Dengan model JKN ini di RSUP Sanglah ke depan hanya merawat pasien yang membutuhkan pelayanan sub spesialis. Melalui metode ini jumlah pasiennya pun tidak menumpuk di salah satu pelayanan. ‘’Dengan lebih banyak tertangkapnya pasien di pelayanan dasar, maka fungsi promotif, preventif dan pengobatan bisa berjalan seimbang,’’ harap Jaya Kusuma. l Wira Sanjiwani
Tanpa Rujukan, Bayar Sendiri Dengan sistem rujukan ini, masyarakat yang sakit nantinya tidak bisa langsung datang ke RSUP Sanglah, tanpa membawa rujukan dari RS tipe B. Hal yang sama juga berlaku untuk masyarakat yang datang ke RS tipe B, mereka harus membawa rujukan dari puskesmas. Kepala Instalasi Penunjang Medis RSUP Sanglah dr. Ken Wiras-
andhi menambahkan, masyarakat yang datang tanpa rujukan ke RSUP Sanglah disarankan berobat ke RS tipe B terlebih dahulu kecuali kasusnya gawat darurat. ‘’Jika emergency maka bisa langsung ditangani. Tetapi jika pasien itu rawat jalan, maka harus membawa rujukan dari RS tipe B terlebih dahulu,’’ jelas Ken.
Apabila masyarakat ingin langsung mendapatkan layanan di RSUP Sanglah tanpa rujukan, maka menurut Ken akan tetapi dilayani, akan tetapi bukan sebagai peserta JKN. Melainkan, statusnya sebagai pasien umum. Maksudnya, semua pembiayaan kesehatan dibayar sendiri. l Wira Sanjiwani
Di Bali 2,7 Jiwa Belum Ter-’’cover’’ JKN Untuk menjadi anggota JKN, masyarakat bisa mendaftarkan diri langsung ke BPJS. Setelah mendaftar akan diberikan account virtual di bank, dengan bank mana BPJS bekerja sama. Di sana juga bisa dibayarkan preminya setiap bulan. Suarjaya berharap ke depan semua masyarakat bisa ter-cover JKN. Dengan demikian pembiayaan kesehatan tidak menjadi sebuah beban buat masyarakat. Semua pembiayaan kesehatan pada JKN ditanggung kecuali yang mencelakai diri sendiri seperti bunuh diri dan pemakai narkoba.
Kepala Dinas Kesehatan Bali dr. Ketut Suarjaya memaparkan keanggotaan JKN nantinya ada dua tipe yaitu peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan non-PBI. ‘’Peserta PBI adalah Jamkesmas atau preminya dibayarkan pemerintah. Sementara yang non-PBI peserta di luar Jamkesmas,’’ ujarnya. Besarnya premi disesuaikan permintaan kelas mulai dari kelas III hingga kelas 1. Untuk premi peserta PBI adalah Rp 19.000 per bulan per kepala dan hak rawat inapnya di kelas III. Sementara untuk
kelas III bagi peserta non-PBI preminya sebesar Rp 25.500 per bulan per kepala. Untuk kelas II dan kelas 1 masing-masing preminya Rp 42.500 per bulan per kepala dan Rp 59.500 per bulan per kepala. ‘’Masyarakat yang terdaftar sebagai anggota Jamkesmas, Askes Wajib, Jamsostek, Askes TNI/Polri dan Askes Veteran otomatis sudah masuk sebagai anggota JKN. Untuk di Bali, masih ada sekitar 2,7 juta penduduk yang belum ter-cover JKN,’’ papar Suarjaya. l Wira Sanjiwani 20 - 26 Januari 2014
25
LENSA
BMP/Edi
LAUTAN SAMPAH Wisatawan melintas di Pantai Kedonganan yang dipenuhi sampah kiriman belum lama ini. Meskipun terus dilakukan pembersihan, sampah kiriman di Pantai Kedonganan masih saja menumpuk. Musim hujan biasanya menjadi musim sampah juga bagi pantai-pantai yang ada di Bali, karena masih kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah di tempatnya.
OLAHRAGA
Menunggu Sesi Uji Coba F1 di Jerez
S
ebenarnya tidak ada yang istimewa pada 28 Januari mendatang saat tim-tim Formula 1 akan menjalani sesi uji coba pertama musim 2014 ini. Namun sesi uji coba di sirkuit Jerez itu, mendadak menjadi pembicaraan setelah tim Lotus memutuskan untuk tidak ambil bagian. Selain uji coba, sesi tersebut juga digunakan untuk meluncurkan mobil terbarunya. Tim McLaren, Mercedes dan Caterham telah mengumumkan keikutsertaan mereka pada uji coba selama empat hari serta peluncuran mobil mereka. Ketiganya juga akan ambil bagian di sesi kedua uji coba di Bahrain 19-22 Februari serta di 27 Februari sampai 2 Maret. Lotus baru mengikuti sesi uji coba pra musim pada uji coba pertama di Bahrain. Pada kesempatan itu mobil E22 yang merupakan penerus mobil musim lalu, akan diluncurkan. Menurut Adrian Sutil, pembalap terbaru tim Sauber, apa yang dilakukan Lotus itu tidak hanya merugikan bagi tim itu sendiri. Karena pembalapnya, Romain Grosjean dan Pastor Maldonado baru mengetahui karakter mobilnya sebulan sebelum seri pembuka di gelar di Australia. Selain itu, ketidakhadiran tim yang bermarkas di Enstone, Inggris itu, juga akan mengurangi persaingan awal dengan timtim lain di uji coba pra musim itu. Kondisi tersebut sebagai akibat dari regulasi baru termasuk penggunaan mesin dan aturan teknis lainnya untuk musim 2014. Tim peserta melakukan perombakan besar-besaran namun hanya memiliki waktu singkat untuk membawa mobil baru ke trek. “Saya kira uji coba riil tersebut adalah hal penting dan kami perlukan saat ini. Ini bukan kerja simulator. Karena di sesi ini, anda tidak lagi
28
20 - 26 Januari 2014
menirukan apa pun,” jelas pembalap Jerman berusia 30 tahun itu dalam wawancara dengan Reuters. “Pada akhirnya anda akan menuju sirkuit dan menyaksikan apa yang akan terjadi kemudian.” Jadi uji coba ini, lanjutnya, amat penting dan kesempatannya tidak banyak diberikan pada tim dan pembalap. Meski tidak diketahui apa motivasi Lotus menunda keikutsertaannya pada sesi uji coba, keputusan tersebut jelas merugikan. Lotus sendiri dalam keterangan persnya menyebutkan bahwa mereka tak bisa ambil bagian di Jerez pada 28 Januari karena waktunya tidak ideal untuk program pembangunan dan pengembangan mobil mereka. Tim yang musim lalu menempati peringkat ke-4 klasemen konstruktor di bawah Red Bull, Ferrari dan Mercedes, sempat dililit persoalan finansial dan belum mengumumkan perjanjian kerja sama resmi dengan Renault selaku pemasok mesin. Lotus memajang foto rancang bangun sasis mobil E22 di Twitter untuk mengkonfirmasikan keaktifan persiapan mereka musim ini. Keputusan tersebut memaksa Maldonado menunggu sebulan lagi untuk mengetahui tunggangannya sebelum berpacu di seri pembuka di Australia pada pertengahan Maret. Pembalap asal Venezuela itu direkrut dari tim Williams untuk mendampingi Grosjean yang musim lalu menjadi partner Kimi Raikkonen. Musim ini F1 tak lagi menggunakan mesin V8 2,4 liter. Mesin V6 1,6 liter turbocharged plus sistem pembangkit energi ditanamkan di mobil-mobil jet darat ini. Muncul kekhawatiran mobil-mobil tersebut tidak cukup tahan uji menghadapi 19 seri dari Maret hingga November. Sejumlah kalangan juga meyakini akan lebih sering bendera merah dikibarkan kar-
ena mobil-mobil itu akan rontok sebelum menyelesaikan lomba. Namun tetap ada keuntungannya bagi tim-tim pabrikan. Mereka sedikit diuntungkan karena mereka dimudahkan mendapatkan spare part bila ada kerusakan pada mobil mereka. Pembalap McLaren Jenson Button menanggapi dengan ironis bahwa sesi uji coba di Jerez akan berlangsung penuh kegembiraan. Sutil yang timnya tidak memiliki simulator sendiri dan diperbolehkan menggunakan milik tim lain, menyatakan ketidakmenentuan adalah hal menarik untuk dinikmati tetapi keragu-raguan adalah hal yang buruk. “Mungkin saja kami tidak mempunyai masalah dan menjalani sesi uji coba ini lap demi lap dengan lancar. Tetapi biasanya mesin baru menyiksa anda dengan sejumlah permasalahan,” tegas pembalap yang pernah membela tim Force India dan pendahulunya Spyker. Diprediksi tak ada bencana yang akan terjadi karena mesin mobil dirancang oleh orang-orang profesional demikian pula pembalapnya. “Mercedes, Ferrari dan Renault adalah pabrikan besar dan tahu bagaimana mengatasi masalah seperti ini,” tambah Sutil yang timnya menggunakan mesin Ferrari. Sutil memilih tinggal di Swiss yang dekat dengan markas timnya di Hinwil. Keputusan tersebut dinilai lebih efisien dibandingkan saat membela Force India. “Sangat menantang dan melelahkan,” ujarnya mengena saat tinggal di Silverstone yang menjadi markas tim Force India musim ini.
Pembalap tim Formula 1 Lotus Romain Grosjean menjalani sesi latihan pertama GP Jermand di sirkuit Nuerburgring. Lotus tidak ambil bagian dalam sesi uji coba pra musim akhir bulan ini.
Sauber menuntaskan musim lalu dengan menempati peringkat ke-7. Terpaut 20 poin dari peringkat ke-6 Force India. Tim yang dipimpin Monisha Kaltenborn, juga dililit persoalan dana, sama seperti tim-tim lain. Upayanya bertahan di Formula 1 ini sama seperti perjuangannya menembus papan atas balapan yang didominasi tim besar seperti Red Bull, Ferrari, McLaren dan Mer-
cedes. Sutil didukung kelompok penyandang dana sehingga mampu merebut satu tempat kosong di tim ini. Sebelumnya ia memenangkan balapan GP Kanada 2008 saat bersama tim BMW-Sauber. Pada musim ini, Sutil akan didampingi pembalap Meksiko Esteban Guiterez yang berusia 22 tahun. Rookie yang meraih ban-
y a k poin musim lalu, dipaksa banyak belajar dari Sutil dan tidak bernasib seperti rekan senegaranya Sergio Perez di McLaren musim lalu. l Yudi Winanto
OLAHRAGA
Maria Natalia Londa
Dari SEA Games ke Asian Games
K
ontingen Indonesia gagal mempertahankan gelar juara umum pada SEA Games 2013 di Myanmar yang berlangsung akhir Desember lalu. Namun, hasil itu tidak mengurangi sinar yang diperlihatkan Maria Natalia Londa di cabang atletik. Atlet putri Bali ini tetap berkibar lewat sumbangan dua medali emasnya buat tim Merah Putih. Perasaan bangga dan senang masih menyelimuti atlet asal Badung ini sampai sekarang. Sebab, tidak banyak olahragawan Indonesia yang pulang ke Tanah Air membawa dua emas. Apalagi, emas yang diraihnya pada nomor lompat jauh dan lompat jangkit itu dilengkapi dengan rekor baru. Maria memecahkan rekor nasional dan SEA Games di nomor lompat jangkit dengan lompatan sejauh 14,17 meter. Rekor sebelumnya 14,08 meter dipegang atlet Thailand Thitima Muangjan sejak SEA Games 2009 di Laos. Akan tetapi hasil di ajang olahraga Asia Tenggara itu bukan segalanya buat Maria. Ia belum akan berhenti mengukir prestasi demi prestasi di ajang internasional. Hajatan lebih tinggi dan lebih besar tingkat Asia, yakni Asian Games 2014 di Korea Selatan pada September mendatang, menjadi incaran Maria berikutnya. ”Saya terus menjalani latihan guna menjaga kondisi fisik agar tetap bugar sehingga selalu siap jika diminta tampil,’’ ungkapnya di Denpasar pekan lalu. Maria berbagi cerita terkait kesuksesan yang dicapainya di SEA Games 2013 dan event-event lainnya. Menurutnya, semua itu tidak lepas dari dukungan yang diberikan keluarga, sahabat dekat dan pelatih. Selebihnya adalah latihan rutin, tidak mudah menyerah dan selalu berusaha memperbaiki kesalahan agar hasilnya lebih baik lagi. Meski begitu, perjuangan untuk merengkuh prestasi tetap membutuhkan waktu yang panjang dan melelahkan. ‘’Atlet harus selalu menjaga hubungan harmonis dengan pelatih. Tanpa pelatih, atlet akan sulit mencetak prestasi, begitu juga sebaliknya tanpa adanya atlet, pelatih tidak bisa berbuat banyak. Keduanya saling berhubungan erat untuk bisa meraih prestasi,’’ paparnya seraya berharap atlet-atlet muda Pulau Dewata mampu mengikuti bahkan melebihi prestasi yang telah diukirnya selama ini. Maria mengenal olahraga lompat jauh dan jangkit sejak duduk di Sekolah Dasar kelas III pada 2000. Itu karena paksaan dari orangtua untuk menggelutinya. Setelah dijalankan, ia merasa nyaman dan akhirnya ketagihan. ‘’Mulai sejak itulah saya memutuskan mendalami kedua nomor tersebut,’’ ungkap mahasiswi semester VII IKIP PGRI Bali ini. Pertama kali mengikuti kejuaraan di Jakarta pada 2002 turun di lompat jauh dan jangkit usia dini, ia menghasilkan perunggu bagi Bali. Berselang tiga tahun tepatnya pada 2005, Maria tampil pada Popnas di Medan dengan meraih emas dan ASEAN Schooll di Singapura menyumbangkan perunggu. Prestasinya semakin
30
20 - 26 Januari 2014
berkibar ketika merebut dua emas pada Popnas 2007 di Kalimantan Timur (Kaltim). Pada ASEAN Junior 2008 di Thailand, dia juga menyabet emas dan dinobatkan sebagai atlet terbaik. Di tahun yang sama Maria ambil bagian dalam ASEAN Junior di Jakarta, dengan mendulang perak. Sementara pada SEA Games 2009 di Laos menghasilkan dua perunggu bagi kontingen Indonesia. Dara kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990, ini kemudian dikirim ke ASEAN University di Thailand, dan membuktikan kelasnya dengan membawa pulang dua keping emas bagi Merah Putih. Sebelumnya, dua emas dihasilkannya pada PON 2008 di Kaltim untuk Pulau Dewata. Medali emas yang dikumpulkan Maria berlanjut pada kejuaraan Taiwan Terbuka dari 2011 hingga 2013. Sementara pada SEA Games ke-26 di Jakarta dan Palembang pada 2011, dia harus puas dengan dua perak bagi Tanah Air. Setelah sempat lepas dari genggamannya, dua emas kembali dikalunginya pada PON 2012 di Riau buat Bali. Terakhir, dua emasnya ikut mengatrol kontingen Indonesia untuk menempati peringkat keempat pada SEA Games di Myanmar. l Putu Eka Parananda
MBP/nan
Maria Natalia Londa
Nama : Maria Natalia Londa Tempat/Tgl Lahir : Denpasar, 29 Oktober 1990 Status : PNS di Disdikpora Provinsi Bali Orangtua : Kamilus Kasi (alm) Anastasia Ariningsing
KRIMINAL
MBP/dok
Terpidana bebas Nana Juhariani (No. 2 dari kiri) dan Hendra Kurniawan didampingi kuasa hukumnya dalam persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar. Hendra divonis 10 bulan dan Nana divonis bebas.
Nasib Mujur Dua Sejoli
Pasal Pengedar yang ’’Dibelokkan’’ ke Pemakai
S
ungguh beruntung nasib dua sejoli yang tengah dimabuk asmara ini. Keduanya, terpidana Hendra Kurniawan dan Nana Juhariani, terhindar dari hukuman berat. Mereka sebelumnya diciduk aparat Badan Narkotika Nasional (BNN) lantaran diduga terlibat kasus narkoba bersama komplotannya yakni terpidana Sebastian Simanjuntak, Alfath Fitra Kusuma dan Sugiono alias Kwok Jiang alias Gede. Komplotan ini kedapatan membawa sabusabu (SS) seberat 408,7 gram. Dari hasil
32
20 - 26 Januari 2014
pengembangan itulah kemudian Hendra yang asal Lombok ini diciduk bersama pacarnya yang ayu, Nana. Dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, awal Januari lalu majelis hakim pimpinan Madi Masuri hanya mengganjar Hendra Kurniawan dengan hukuman 10 bulan penjara. “Menghukum terdakwa selama sepuluh bulan penjara,” ujar hakim Hadi Masuri ketika itu. Hukuman yang sangat-sangat ringan buat terdakwa yang terlibat kasus narkoba yang cukup banyak jumlah-
nya. Padahal sebelumnya pria yang beralamat di Mataram, Lombok, NTB ini, dituntut hukuman 15 tahun penjara oleh JPU I Wayan Wiradarma yang diwakili jaksa AA Ngurah Jayalantara. Hendra saat itu juga dituntut membayar denda Rp 3 miliar, subsider 6 bulan penjara. Dalam tuntutannya, jaksa menyatakan bahwa terdakwa Hendra terbukti sebagai bandar narkotika. Hal itu terbukti beberapa kali terdakwa menerima transfer uang pembelian SS dari anak buahnya.
Atas perbuatannya itu, jaksa menilai Hendra terbukti melanggar Pasal 114 Ayat 2 UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, jo Pasal 132 Undang-undang yang sama dan Pasal 3 Undang-undang No. 8 Tahun 2010 tentang tindak pidana pencucian uang. Yang lebih beruntung, pacar Hendra yakni Nana Juhariani justru divonis bebas. Sebelumnya wanita ayu ini dituntut 5 tahun penjara dan denda Rp 500 juta, subsider 4 bulan penjara. Bahkan saat divonis ringan, Nana sempat tertawa bahagia. Tetapi saat berpelukan dengan pengacaranya, Nana menangis sedu. Dalam pertimbangannya yang di luar dugaan, hakim sangat berbaik hati kepada Hendra. Hakim mempunyai pertimbangan lain yakni terdakwa Hendra dikatakan hanyalah sebagai pemakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127 ayat 1 KUHP UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Atas putusan ringan itu, jaksa penun-
tut umum (JPU) yang diwakili Eddy Hartaka jelas tak berdaya. Dia terlihat melongo atas putusan hakim yang mengejutkan tersebut. Setelah diberikan kesempatan oleh hakim, jaksa menyatakan pikir-pikir. Sedangkan kuasa hukum terdakwa, Dwi Harianto ikut terharu. Seusai sidang, dia mengatakan, putusan majelis hakim merupakan putusan yang berdasarkan fakta hukum. “Ini fakta hukum sebenarnya,” tegas Dwi Harianto, didampingi rekannya Dewa Agus. Dalam pembelaannya, kuasa hukum terdakwa sebelumnya mengatakan bahwa Hendra dan Nana sama sekali tidak bersalah. Orang yang dimaksud Hendra sejatinya adalah Hendra Sutanto alias Aciang, sedangkan kliennya bernama Hendra Kurniawan. Beda halnya dengan jaksa dari Kejari Denpasar yang membuat dakwaan dan tuntutan atas kasus Hendra Kurniawan dan Nana. Jaksa jelas tak terima atas putusan super-ringan tersebut. Kasipidum sekaligus jaksa penuntut umum (JPU) Wayan Wiradharma, membenarkan bahwa stafnya telah membuat surat sebagai administrasi terkait vonis bebas Nana. Menyikapi putusan itu, Wiradharma menyatakan bahwa dia akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) atas vonis bebas Nana Juhariah. “Selain kasasi, kami juga akan mengajukan banding atas vonis 10 bulan untuk terdakwa Hendra,” tandasnya. Menurut Wiradharma, masih ada waktu seminggu untuk membuat memori banding dan kasasi. Yang menjadi persoalan, Nana sekarang bebas murni. Sedangkan proses hukumnya ada di MA. “Lantas, kalau hakim di MA punya pendapat berbeda, siapa yang menjamin bahwa Nana tidak akan ke mana-mana?” sindir salah seorang jaksa yang bertugas di Kejari Denpasar. Tak hanya jaksa, BNN pun mempertanyakan langkah majelis hakim pimpinan Madi Masuri yang mengganjar Hendra Kurniawan dengan hukuman 10 bulan penjara dan membebaskan pacarnya Nana Juhariani. “Pertimbangan hakim sehingga terdakwa (Hendra) divonis ringan, bahkan (Nana) bebas, kami tidak tahu. Namun kami sebagai institusi perlu mempertanyakannya,” kata Kepala BNN Badung, Kompol I Gusti Gede Suryasa
belum lama ini. Dia juga menunggu upaya JPU untuk melakukan kasasi ke MA. “Untuk menentukan upaya selanjutnya, itu wewenang BNN Provinsi Bali. Tetapi saya berharap ada upaya proses hukum lanjutan,” ujar mantan Kasubdit I Dit. Narkoba Polda Bali ini. Menurutnya, jika memang Hendra dan Nana pemakai, semestinya direhabilitasi saja. Jika kedua terpidana itu pemakai narkoba, BNN tentunya lebih dulu merehabilitasi mereka dan tidak mungkin diarahkan ke pidana. “Sekai lagi saya tegaskan vonis itu kan keyakinan hakim. Saya berharap ada tindakan lanjutan dari jaksa,” tegas Kompol Suryasa. Kasus ini terus menjadi perbincangan di masyarakat maupun praktisi hukum. Terlebih baru kali ini pengadilan menjatuhkan vonis super ringan buat terdakwa anggota jaringan narkoba. Sampai-sampai praktisi hukum Jhon Korassa, S.H. minta supaya Komisi Yudisial (KY) turun tangan menyelidiki vonis ringan Hendra dan Nana ini. “Kok bisa dituntut 15 tahun, malah divonis 10 bulan dan vonis bebas? Azas kepatutan hukum dilabrak, sehingga KY mestinya menyelidikinya. Terus terang saya sangat kecewa,” tegas Jhon Korassa. Jika memang kedua terdakwa pemakai, tambah Ketua LBH Peta Bali ini, maka sejak awal BNN mestinya merujuk mereka ke tempat rehabilitasi. Mengingat sebelumnya BNN punya alat bukti kuat, makanya kasus ini dilanjutkan hingga persidangan di pengadilan. “BNN lebih tahu dan paham siapa itu pemakai dan pengedar. Apalagi pihak jaksa sepaham dengan BNN sehingga kasusnya maju ke persidangan,” tegas John. Selain itu, Jhon Korassa berharap kasus itu dikembangkan, terutama terkait transaksi di rekening Hendra. “Kenapa tidak diusut upaya money laundering (pencucian uang)? Saya yakin BNN punya alat bukti kuat terkait kasus ini. Mungkin ada apa-apanya,” tegas pengacara yang dikenal vokal ini.
20 - 26 Januari 2014
33
KRIMINAL
Gara-gara Rp 50 Ribu, Salah Bunuh
M
ungkin tak terbayangkan sebelumnya di benak tersangka Simon Rehi Dawa (26) kalau tindakannya menagih utang Rp 50 ribu berujung penjara. Ketika itu, 24 Desember 2013 malam, Simon sejatinya bermaksud menagih upah dari sang mandor di bekas tempatnya bekerja di sebuah proyek di Jalan Raya Batubelig, Kuta Utara. Maklum upah sehari kerjanya yang cuma Rp 50 ribu belum dibayar sang mandor. “Saat itu gaji saya belum dibayar, makanya saya marah,” ujar Simon kepada polisi sesaat setelah diciduk di kampung halamannya, Dusun Onggol, Kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya, NTT. Saking marahnya, Simon ingin memberikan pelajaran kepada sang mandor, tetapi dia tidak hafal benar dengan wajahnya. Nah, di tengah keremangan malam sekitar pukul 22.00 di sebuah tempat kos -- masih dekat dengan bekas tempatnya bekerja -- Simon menjumpai sesosok pria yang mirip sekali sang mandor yang dia cari-cari. Tanpa bicara apa pun, pria asal NTT ini menusuk perut pria yang berdiri itu. Rupanya yang dia tusuk bukanlah sang mandor melainkan buruh proyek Ahmad Fadzol (50), asal Dusun Genito Kidul, Windusari, Magelang, Jateng. Menurut sebuah sumber, sesaat sebelum kejadian para buruh, termasuk Fadzol, baru saja selesai kerja dan menuju tempat tinggal masing-masing. Fadzol berjalan menuju tempat kosnya di seberang jalan proyek, tepatnya di sebelah Vila Danoya di Jl. Raya Batubelig. Beberapa menit kemudian, tukang batu ini tiba di halaman kosnya. Bersamaan dengan itu, teman Fadzol yakni Supardi alias Kampret mendengar suara orang berteriak kesakitan. Saat Kempret menoleh ke belakang, ternyata Fadzol sudah roboh sambil memegangi perutnya. Dia panik sehingga bergegas melapor kepada satpam terdekat. Bersamaan dengan robohnya Fadzol, seorang pria tak dikenal segera ke luar dari tempat kos Fadzol. Sedangkan teman pria itu menunggu di atas sepeda motor di pinggir jalan. “Saya sebenarnya tidak berniat membunuh. Makanya setelah menusuk,
34
20 - 26 Januari 2014
saya langsung kabur dan sempat sembunyi di rumah teman di Sesetan,” ujar tersangka Simon yang tatoan ini. Yang jelas pascapenusukan tukang batu tersebut, polisi sempat dibuat kalangkabut, mengingat kejadiannya sangat cepat. Bahkan mereka membentuk tim gabungan yang terdiri dari aparat Polres Badung dan Dit. Reskrimum Polda Bali. Enam saksi kemudian diperiksa, di antaranya rekan-rekan almarhum. Motif sementara, kasus pembunuhan itu diduga karena sakit hati seorang buruh yang dipecat di proyek tersebut. Buruh yang dicurigai itu lama kerja di proyek bersama Fadzol. Sebelum kejadian, ada pergantian mandor. Oleh mandor baru, sang buruh tersebut lalu dipecat. Dugaan itu semakin menguat karena setelah kejadian, buruh itu seketika menghilang. Penyelidikan polisi akhirnya menemui titik terang. Pembunuh Fadzol ternyata memang benar mantan buruh yang pernah bekerja di tempat Fadzol yakni Simon asal NTT. Setelah beberapa hari melakukan pengejaran, aparat Polres Badung yang dibantu anggota Polsek Kodi, Sumba Barat Daya, NTT, berhasil menangkap tersangka Simon di NTT pada Sabtu (4/1) malam lalu. Tim Polres Badung yang dipimpin Kanit Buser Ipda Wayan Sujana akhirnya tiba di Polsek Kodi, Sumba Barat Daya, NTT, pada Senin (6/1) lalu untuk menjemput tersangka Simon. Mereka kemudian berbagi tugas, ada yang menginterogasi tersangka Simon, dan anggota lainnya memburu rekan Simon. “Medannya berat, tidak bisa naik motor. Mereka terpaksa naik kuda. Lokasinya banyak gunung dan jurang,” kata sebuah sumber di kepolisian. Tersangka Simon tiba di Bali pada Selasa (7/1) lalu pukul 02.00. Dia langsung digiring ke TKP yakni proyek Vila Danoya di Jalan Raya Batubelig, Kuta Utara untuk mencari barang bukti dan motor, termasuk rekan Simon yang mengantarnya ke TKP yakni Franis Tinus. “Pengakuannya plintat-plintut. Selain mencari barang bukti pisau, kami juga mencari motor Shogun yang dipakai ke TKP,” tambah sumber itu. Tersangka Simon kepada polisi men-
gaku bahwa seusai membunuh Fadzol, dia membuang pisau di depan lokasi kejadian. Namun setelah dicari ke sana bersama Simon, polisi tidak menemukan apa-apa. “Mengingat kejadiannya sudah lama, bisa jadi pisaunya hilang,” kata sumber yang minta identitasnya dirahasiakan ini. Tim yang dipimpin Kanit Buser Iptu Wayan Sujana segera melanjutkan pencarian motor Suzuki Shogun. Motor itulah yang dipakai Simon dan temannya, Franis Tinus, yang juga asal NTT. Franis sebagai joki dan stand-by di motor saat Simon membunuh Fadzol. Franis pun akhirnya dibekuk di Jalan Gurita, Pegok, Densel, Selasa (7/1) lalu sekitar pukul 18.30. Untuk sementara waktu, Franis berstatus sebagai saksi. Dia digelandang ke Polres Badung untuk diperiksa intensif. Sedangkan motor Suzuki Shogun DK 4773 GW yang dipakai Franis mengantar Simon, diamankan sebagai barang bukti. Polisi juga mengamankan sarung badik (kodi) milik Simon yang dipakai menusuk Fadzol. “Panjangnya sekitar 30 cm. Setelah menusuk korban, sarung sajam itu dipatahkan dan dibuang di Sesetan,” kata Kasatreskrim Polres Badung, AKP Wisnu Wardana, didampingi Kanit Buser, Ipda Wayan Sujana. Sedangkan Franis mengaku tidak tahu-menahu kalau Simon membunuh buruh proyek. Dia baru diberi tahu kejadiannya saat dalam perjalanan dari TKP ke tempat kosnya. Merasa tidak terlibat pembunuhan, pria kurus ini tetap saja kerja di sebuah proyek di Sesetan, hingga akhirnya diamankan polisi karena mengantar Simon ke lokasi pembunuhan. “Dia (Franis) tidak tahu apa-apa. Saya hanya minta dia mengantar ke TKP karena saya tidak bisa naik motor,” kata tersangka Simon, membela rekannya. Akibat perbuatannya, tersangka Simon terancam hukuman berat di terali besi yang pengap. Dia tentu tak bisa lagi bekerja di perantauan karena menghabisi nyawa orang lain hanya gara-gara masalah sepele.
Garong yang Beraksi di Belega, Gianyar
Tak Dapat Mobil, Ban pun Digasak
K
asus pencurian yang terjadi di Banjar/Desa Belega, Blahbatuh, Gianyar, Minggu (5/1) lalu, ini tergolong langka dan unik. Ketika itu, empat ban mobil Honda Jazz warna silver nopol DK 1624 AJ milik Ni Putu Eti (34) yang diparkir di garasenya raib digondol maling. Hal ini tentu saja menjadi tanda tanya besar dari pemilik mobil maupun warga di sekitarnya. Bagaimana tidak, maling rupanya cukup menggasak empat ban, walau tidak mampu melarikan mobilnya. Terang saja, pintu halaman depan rumah Eti tergembok kuat, sehingga maling tak mampu membukanya. Kejadian ini diketahui sekitar pukul 05.00. Tuan rumah Ni Ketut Wati (59) mengatakan, bahwa kasus pencurian tersebut diketahui pertama kali oleh menantunya Ni Putu Eti. Saat itu sekitar pukul 05.00, Eti menyapu di halaman depan garase mobilnya. Tiba-tiba dia melihat lampu garasenya padam. Eti kemudian masuk ke garase untuk mengecek apa gerangan yang terjadi. Alangkah terkejutnya dia begitu melihat empat ban mobil Jazz-nya raib. Mobil itu masih pada posisi semula, tetapi kelihatan agak rendah karena diganjal empat balok kayu. Ni Ketut Wati, yang istri polisi AKBP I Wayan Kuta (alm) ini mengungkapkan, bahwa sebelum kejadian pada Sabtu (4/1) lalu, dia diantar menantunya Eti, naik mobil itu ke Kota Gianyar untuk berobat. Saat melaju, tambah Wati, jalan mobil seperti ada kelainan pada bannya yang goyang. ”Menantu saya lalu turun untuk mengecek. Ternyata bannya masih utuh,” jelas Wati. Sebelum kejadian Wati mencurigai pengendara sepeda motor yang membuntutinya saat pulang dari berobat di kota. Mendekati rumah Wati, pengendara sepeda motor tersebut hilang entah ke mana. Sedangkan garong diduga masuk dengan memanjat tembok di bagian depan
rumah korban, sebab pintu gerbangnya masih dikunci gembok. Atas kejadian itu, korban kemudian melapor ke polisi. Tim identifikasi dari Polres Gianyar segera meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP. Pencuri diperkirakan sudah merencanakan aksinya. Terbukti, maling sudah mempersiapkan empat balok kayu untuk menganjal mobil agar dapat melepas ban dan tidak sampai menyentuh lantai garasi. Pencuri menggunakan empat balok kayu sepanjang kira-kira 20 cm. Akibat kehilangan empat ban mobil, korban mengaku mengalami kerugian Rp 10 juta. Kendati kasusnya belum terungkap, polisi terus melakukan penyelidikan. Sedangkan korban Ni Putu Eti, didampingi mertuanya Ni Ketut Wati, saat ditemui di rumahnya, Rabu (8/1) lalu, menjelaskan atas kejadian itu tim identifikasi Polres Gianyar sudah melakukan identifikasi dan olah TKP. Selain itu, korban memberikan keterangan kepada polisi perihal kejadiannya. ”Saat kejadian, polisi sudah ke sini untuk minta keterangan dan melakukan olah TKP, namun sampai saat ini belum ada kabar siapa pencurinya,” jelas korban
Ni Putu Eti. Mengingat empat ban dan velg mobil Jazz warna silver-nya itu hilang, Eti kemudian menggantinya dengan ban baru. Tetapi akibat kejadian tersebut, Eti mengaku trauma sehingga pihak keluarga sepakat menjual saja mobilnya. ”Terus terang kami trauma dengan kejadian itu, sehingga mobil saya jual saja,” jelas Eti yang mengaku bahwa suaminya bekerja di luar negeri tersebut. Mertua Eti, Ni Ketut Wati menambahkan, kasus pencurian itu baru pertama kali mereka alami. Dia mengaku heran karena pencuri nekat masuk pakarangan rumah, kemudian menggasak empat ban mobil tanpa ketahuan siapa pun. Padahal pintu gerbang di depan garase sudah dikunci gembok. Yang jelas, atas kasus pencurian ini keluarga Eti berencana memasang rolling door serta memasangi lampu penerangan di garase.
Beginilah kondisi mobil DK 1624 AJ milik Ni Putu Eti (34) yang keempat bannya digondol maling dari garasenya di Banjar/Desa Belega, Blahbatuh, Gianyar, belum lama ini. 20 - 26 Januari 2014
35
EKONOMI
Prediksi Bali 2014
Pariwisata Aman, Ekonomi Menurun
K
etua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali, Drs. Panudiana Kuhn M.M. menjelaskan tahun 2014 akan ada pemilu legislatif dan presiden. Pengeluaran tahun 2014 ini sebagian besar untuk belanja pemenuhan pemilu. Tahun 2014 ini, katanya, devisa akan terkuras. Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah makin menguat. Akibatnya, ekonomi di tahun 2014 akan sedikit mengalami penurunan. Dari sisi anggaran tahun 2014, kata Kuhn, mengalami peningkatan. Namun sering dengan hal itu, dolar AS juga mengalami penguatan. Di awal tahun 2014 ini saja, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan makin melemah. Di sisi lain, kebutuhan sehari-hari juga men-
36
20 - 26 Januari 2014
galami peningkatan. Hal itu salah satunya dipicu oleh kenaikan elpiji 12 kg. ‘’Sementara ekspor kita juga menurun. Namun di lain pihak subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik mencapai Rp 330 triliun. Hal tersebut yang dapat menguras devisa,’’ ungkapnya. Sementara nilai ekspor yang dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada Oktober 2013, hanya 47,46 juta dolar AS atau mengalami penurunan 9,07 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya pada tahun yang sama 52,09 juta dolar AS. Ekspor dari Bali tersebut ditunjang oleh hasil industri kecil (home industry). Produk tersebut diserap pasar Amerika Serikat 18,08 persen. Sisanya 14,03 persen diserap pasar Jepang. Berikut-
nya dikirim ke Australia 10,30 persen, Singapura 7,84 persen dan Hongkong 4,06 persen. Dari komoditinya, produk ekspor asal Bali terdiri atas ikan dan udang (24,90 persen), produk perhiasan (13,62 persen), produk dari kayu (12,23 persen), produk pakaian jadi (10,24 persen) dan produk perabot rumah (7,98 persen). Untuk industri pariwisata di Bali, kata Kuhn, di tahun 2014 ini masih bagus. Mengingat pariwisata yang ada di Bali adalah wisata budaya dan alam. Hal ini tidak dimiliki negara lain di belahan dunia ini. LAPORAN
Bisnis Bali Info Bisnis di Bali
Tahun 2014, Industi Tekstil akan Bangkrut? Industri tekstil di Indonesia kembali akan terhantam kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan TDL akan berpengaruh besar mengingat konsumsi listrik industri tekstil sangat tinggi. Tak bisa dihindarkan daya saing industri tekstil Indonesia makin turun, bahkan banyak industri akan bangkrut. Ketua Badan Pengurus Provinsi Asosiasi Pertekstilan Indonesia (BPP API) Bali Ir. Dolly Suthajaya N, M.Com., Rabu (8/1) menyatakan, jika pemerintah kembali menaikkan TDL industri, dipastikan industri pertekstilan akan terhantam persoalan lagi. “Masalah kenaikan TDL tentunya memberatkan industri
TPT di Bali, karena biaya energi listrik adalah salah satu komponen utama biaya produksi TPT,” jelasnya. Kenaikan TDL untuk industri golongan III yang akan naik 38,9 persen dan golongan IV kenaikannya 64,7 persen, kata Dolly, akan mengurangi daya saing produk TPT Bali baik di pasar lokal, nasional dan pasar internasional. “Industri TPT Bali yang dalam kondisi berat saat ini akan makin terpukul akibat kenaikan TDL,” ujarnya. Sebelum rencana kenaikan TDL terealisasi, pihaknya menghendaki tarif dasar yang adil antara industri dan rumah tangga, terkait subsidi listrik PLN.
“Sekarang ini yang disubsidi besar adalah TDL rumah tangga yang pertumbuhannya juga luar biasa. Subsidi ini kami pandang hanya konsumtif belaka. TDL Industri sebenarnya sudah cukup tinggi, jika kita bandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Jangan lupa di ujung tarif TDL ini adalah daya saing, karena produk kita harus bersaing dengan negara lain,” terangnya. Sementara kondisi yang terjadi saat ini, daya saing Indonesia yang menurun terus. LAPORAN
Bisnis Bali Info Bisnis di Bali
Hardysretail Serius Wujudkan Program “Go Green” 2014 “Bonus langsung 10 poin bagi pelanggan yang berbelanja menggunakan tas Go Green dan setiap 6 bulan sekali pelanggan dengan poin tertinggi dinobatkan sebagai duta Go Green Hardys“ Implementasi program Hardys Go Green poin pertama yakni minimasi penggunaan plastik dalam operasional perusahaan dipandang sangat penting untuk diwujudkan sejalan dengan upaya penyelamatan bumi dengan mengurangi beban sampah plastik yang merupakan salah satu racun bagi lingkungan hidup dan ekosistem. Salah satu upaya yang dilakukan oleh HardysRetail adalah mengganti kantong plastik (kresek) dengan menggunakan tas Go Green Hardys yang berbahan baku kain. Hal ini disampaikan oleh AA Gede Raka Semaraputra, Direktur Operasional HardysGourmet & Bali Craft Center, (8/1) di Head Office GH Holdings Jalan Tukad Pakerisan 100 X Panjer-Denpasar. Menurut Agung Raka, yang didampingi oleh Abdi Negara selaku Corporate Secretary & Business Development Director GH Holdings, upaya yang dilakukan selain memberikan 10 poin HCC secara gratis kepada pelanggan yang berbelanja diseluruh outlet HardysRetail menggunakan tas kain Go Green Hardys, Grup Hardys Holdings juga berupaya mengedukasi masyarakat secara langsung melalui program Hardys On Show. “Dalam acara Pesta Rakyat Jembrana beberapa waktu lalu kami juga melakukan upaya edukasi sambil membagikan tas Go Green secara gratis sebanyak 1.500 buah kepada masyarakat yang hadir,” tukasnya. Ditambahkan Raka, setiap enam bulan sekali pelanggan dengan akumulasi poin HCC sebagai bonus penggunaan tas kain Go Green Hardys tertinggi akan dinobatkan sebagai Duta Go Green Hardys. “Hal ini tentu akan memberikan nilai tambah kepada pelanggan yang mau secara sadar menggunakan tas kain Go Green Hardys setiap kali berbelanja, karena selain mendapatkan banyak keuntungan langsung berupa gratis poin HCC, juga bisa ikut serta menyelamatkan bumi,” ujarnya. Ir. Gede Agus Hardyawan Presiden Direktur Hardys/GH Holdings dalam keterangan persnya menyatakan sangat mendukung pelaksanaan program Hardys Go Green utamanya dalam upaya nyata untuk ikut serta menyelamatkan bumi. ”Kita harus berani memulai, karena ini demi kepentingan anak cucu kita di masa depan,” tandasnya. Menurut Alumni Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi
Bandung (ITB) yang akrab disapa Gede Hardy ini, dengan melakukan hal kecil, yakni berbelanja menggunakan tas kain Go Green Hardys, maka kita akan mampu ikut serta berkontribusi terhadap upaya penyelamatan bumi. “Saat ini kita sudah cukup dikejutkan dengan perubahan iklim yang sangat ekstrem, sehingga dengan meminimasi penggunaan plastik, minimal kita bisa berkontribusi memperpanjang usia bumi,” ujarnya. Lebih jauh menurut Gede Hardy, selain melalui HardysRetail, Grup Hardys Holdings melalui HardysAgro (PT Bali Agro Lestari Indah), juga berupaya memberikan kontribusi dengan melakukan penanaman setengah juta pohon jati di lahan seluas lebih dari 100,3 hektar yang merupakan Private Forest (hutan pribadi) baik di Jembrana maupun Karangasem. “Semoga setiap usaha kita walau sekecil apa pun untuk kelestarian lingkungan, turut serta memberikan kontribusi untuk kelestarian bumi dan kami mohon dukungan dari masyarakat Bali,” pungkasnya.
Salah satu upaya mengedukasi masyarakat akan bahaya sampah plastik dan sosialisasi penggunaan tas Go Green melalui program Hardys On Show beberapa waktu lalu dalam kegiatan Pesta Rakyat Jembrana, (31/12). Dalam kegiatan tersebut, HardysRetail membagikan 1.500 tas kain Go Green secara Gratis kepada masyarakat Jembrana.
PARIWISATA
Wisata Cruise Penopang Pariwisata Bali
B
ali tak hanya memiliki objek dan atraksi wisata yang ada di daratan saja. Potensi kelautan Bali juga merupakan sebuah komoditas wisata yang bisa dinikmati oleh para wisatawan untuk menopang pertumbuhan pariwisata Bali. Karakter laut Bali yang dalam dan berada di luar gugusan kepulauan Indonesia merupakan salah satu nilai tambah dalam menggarap wisata pelayaran atau cruise di dunia. Pada tahun 2014 ini, wisata cruise diprediksi akan semakin digemari traveler terutama kalangan menengah ke atas. Bali pun membuka pintu untuk wisata kapal pesiar. Meski pelesiran dengan kapal pesiar saat ini hanya dilakukan oleh orang tertentu, turis dengan minat khusus ini sudah banyak yang melirik Indonesia terutama sebagai destinasi tujuan. Regional Country Manager Pacific World, IB. Surakusuma mengatakan, pariwisata Bali sudah dikenal dunia internasional sehingga banyak dikunjungi kapal cruise dunia. Pelaku pariwisata Bali perlu menggarap kapal cruise dunia sehingga bisa menambah pendapatan dari sektor pariwisata. “Sudah makin banyak kapal cruise dunia yang mengarahkan tujuan berlibur ke Bali.
Bila hal ini bisa digaet, maka ke depan, pasar cruise dunia makin menopang pariwisata Bali,” ungkapnya. Selain cruise, kapal ekspedisi juga sudah melalui Bali. Bahkan, angkatan laut dunia datang ke pulau ini. Mereka yang berkunjung diisi dengan kegiatan berlatih, kunjungan ke daerah-daerah, termasuk menikmati pariwisata Bali. Dalam menangani kapal cruise, diakui Gus Lolec banyak menghadapi kendala di pelabuhan. Hal ini harus dicarikan jalan ke luar agar pariwisata Indonesia makin bersaing di kancah internasional. “Kemenparekraf, bersama pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota di Bali perlu benar-benar memperhitungkan pasar cruise, termasuk mempersiapkan sarana penunjangnya,” katanya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam rencana pengembangan wisata cruise akan melakukan peningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai destinasi kapal pesiar dunia serta menjadikan Bali sebagai turn around port . Selain itu mempersiapkan pelabuhan lainnya di Indonesia agar lebih siap menerima kedatangan cruise dalam jumlah penumpang lebih besar,
meningkatkan kualitas pelayanan, serta sinkronisasi dan harmonisasi regulasi termasuk kebijakan untuk memfasilitasi kunjungan kapal pesiar. “Selain singgah di destinasi Padang Bai dan Benoa (Bali), Jakarta, Lembar (Lombok-NTB), Makassar (Sulsel), Komodo (NTT), dan Semarang (Jateng), kami berharap cruise juga menyinggahi destinasi lainnya yang keseluruhnya ada sekitar 66 destinasi. Di antaranya Tanjung Puting (Kalteng) yang belakangan banyak diminati cruise dunia,” ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Dr. Sapta Nirwandar jelasnya. Dalam kesempatan sebelumnya Sapta Nirwandar menilai, Pelabuhan Benoa Bali menjadi prioritas untuk dikembangkan sebagai turn-around port berstandar internasional, sehingga nantinya dapat menampung cruise mancanegara sekaligus mendorong berkembangnya wisata bahari di Bali serta kawasan Timur Indonesia. Pengembangan fasilitas Benoa sebagai pelabuhan cruise internasional selain memenuhi standar International Safety Port (ISP) yang ditetapkan oleh International Marine Organization juga memenuhi tuntutan pasar. l Parwata
58 Kapal Pesiar Merapat
T
ahun 2014, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan kedatangan sebanyak 58 kapal pesiar yang merapat di Pulau Dewata. Pertumbuhan kapal pesiar yang merapat di Pelabuhan Benoa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Untuk 2013 lalu, total ada sekitar 43 kapal cruise yang bersandar di Pelabuhan Benoa. “Tahun ini kami telah mendapatkan jadwal kedatangan kapal pesiar dari Kemenparekraf dan agen sebanyak 58 kunjungan kapal pesiar ke Bali. Jadi ada peningkatan yang cukup signifikan
dibandingkan tahun 2013, “ ungkap GM Pelindo III Cabang Benoa, Ali Sodikin. Pelindo III Benoa sebagai BUP mendapat tugas dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk melayani kapal-kapal pesiar di Pelabuhan Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem. “Jumlah penumpang kapal pesiar juga rata-rata semakin meningkat setiap tahunnya. Sebagai imbas dari semakin meningkatnya jumlah kapal cruise yang bersandar,” ujarnya. Pihak Pelindo III juga akan melakukan perbaikan fasilitas, di antaranya adalah perbaikan fasilitas dermaga se-
latan. Juga menyiapkan terminal khusus penumpang domestik. Sehingga yang terminal internasional dapat khusus melayani kapal cruise. “Kami perkirakan perbaikan ini dapat diselesaikan pertengahan tahun ini,” imbuhnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu sempat mengatakan, untuk menyambut kedatangan kapal pesiar, berbagai persiapan dilakukan, seperti merenovasi terminal dan pengerukan di pelabuhan, sampai pelayanan proses keimigrasian. l Parwata 20 - 26 Januari 2014
39
K. NADHA NUGRAHA - Pemberian K. Nadha Nugraha kembali digelar pada 5 Januari lalu. Pelaksanaan K. Nadha Nugraha yang ke13 ini diberikan kepada veteran yang berjasa merebut kemerdekaan, desa pakraman yang mampu menjaga ajegnya Bali, LSM lingkungan hidup yang giat memperjuangkan penyelamatan lingkungan dan pendidik. Penghargaan ini diberikan pada Ida Bagus Tantra (alm), Bapak Tjilik (alm), Drs. R.A.Ng.A.B. Bayupati AKK (alm), I Ketut Gede Darma Yuda, Djero Wiladja, Desa Pakraman Besakih, Desa Pakraman Panglipuran, Walhi Bali, Ketut Sambereg, dan Okin Adiyana. Selain memberikan K. Nadha Nugraha, Kelompok Media Bali Post (KMB) juga memberikan keris kepada para pecalang, dana abadi untuk Pura Besakih, dan cubang yang merupakan sumbangan dari pembaca Bali Post dan pemirsa Bali TV.
Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.
20 - 26 Januari 2014
41
KERAJINAN
Patung ’’Made in’’ Singakerta
K
erajinan kayu ternyata tidak melulu dimonopoli Desa Mas, Ubud, Gianyar. Ada juga di Desa Singakerta, khususnya di Banjar Dangin Labak. Perajin di kawasan ini berkembang tiada lain karena adanya imbas baru dari Desa Mas yang lebih dulu menjadi tujuan wisata. Ditambah lagi, jalan raya di kawasan itu menjadi penghubung menuju objek-objek wisata di Ubud. Meskipun kedua desa ini berdekatan tetapi hasil kerajinan kayu yang dihasilkan berbeda jauh. Salah satu perajin kayu di Jalan Raya Dangin Labak I Made Kartu mengatakan, hasil karya berupa patung memang berbeda dengan yang ada di desa tetangga. “Sebenarnya, perajin di desa ini membeli kayu di Desa Mas. Namun, ukuran kayu yang kami pesan lebih kecil. Sehingga kerajinan yang kami pahat dan ciptakan lebih banyak berupa miniatur,” ungkapnya. Meskipun hanya berupa miniatur, perajin yang sudah belajar mengukir sejak kecil ini menyampaikan, tetap memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Sebab, di Gianyar desa perajin patung dari kayu tidak hanya satu. “Kerajinan patung di desa ini berkembang sejak tahun 1980. Ciri khas patung binatang yang kami buat adalah ikan lumbalumba. Sedangkan desa tetangga kebanyakan menciptakan patung berupa biawak dan buaya,” terangnya. Selain lumba-lumba, sambung Made Kartu, patung-patung kecil yang berupa miniatur juga menjadi ciri khas kami. “Miniatur yang kami buat kebanyakan patung Buddha, dewa-dewi dalam cerita pewayangan, garuda, manusia terutama wanita, wajah, transportasi, bingkai dan binatang. Yang sering laku adalah patung Buddha,” jelas laki-laki asal Tampaksiring ini.
Hasil kerajinan berupa miniatur Buddha di Desa Singkerta, Ubud.
Meskipun tergolong miniatur, ucapnya, pembuatannya lumayan rumit karena harus lebih teliti apalagi yang dibuat adalah patung dewa-dewi yang memiliki banyak desain. “Untuk menyelesaikan satu patung kecil, kami membutuhkan waktu satu hari. Mulai dari membuat bentuk, memahat dan mengamplasnya,” tuturnya. Patung handmade ini, rata-rata berwarna natural seperti aslinya. Kalaupun ada warna, itu biasanya permintaan dari pembeli. “Kami juga membeli beberapa buah patung dari luar desa. Kalau membuat sendiri lumayan lama. Sehingga kami harus order di lain tempat agar artshop tidak sampai kosong dan kekurangan patung,” terangnya. Dia menyampaikan, kualitas patung di sini juga bagus dan tidak kalah apik, baik dari segi bahan maupun desain. “Dewasa ini, kami juga impor kayu dari Jawa misalnya mahoni, albasiah, lian, bajur dan jati. Sementara untuk harga, kami masih standar. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu,” katanya. Untuk fungsi patung yang dibuat di sini kebanyakan untuk dekorasi. “Miniatur kebanyakan digunakan untuk dekorasi indoor seperti di kamar tamu, tempat tidur, tembok dan diletakkan di atas meja. Yang paling banyak menggunakan biasanya hotel dan restoran. Misalnya banyak diletakkan di meja front office.” Made Kartu menambahkan, sampai saat ini dirinya belum pernah mengekspor langsung kerajinan ke luar negeri. Pembeli kebanyakan adalah wisatawan asing yang melewati artshop-nya lalu mampir dan membelinya. Wisatawan asing dominan dari Australia dan Eropa. Kalau wisatawan domestik dari Bali jarang yang beli kecuali dari hotel dan restoran. Sedangkan dari Jawa terutama Jakarta lumayan,” imbuhnya. l IGA Ocha LAPORAN
www.bali-travelnews.com
Perajin I Made Kartu membuat salah satu seni rupa dua dimensi sebagai dekorasi tembok.
TRADISI
Tradisi ’’Ngoncang’’ di Paketan
Menghidupkan Jiwa Tani dengan Sukacita
T
radisi menumbuk padi boleh saja punah digerus mesin penyosohan. Tetapi tradisi ngoncang sebagai salah satu bentuk seni musik yang dilahirkan oleh masyarakat agraris di Bali, sejatinya tak boleh hilang. Justru karena ngoncang sudah menjadi sebuah seni dalam kehidupan masyarakat Hindu, maka seni itu harus terpelihara dengan baik. Tradisi ngoncang belakangan memang nyaris punah bersamaan dengan maraknya alih fungsi lahan, majunya teknologi penyosohan gabah dan menipisnya kegairahan warga untuk meneruskan pekerjaan leluhur sebagai petani. Lesung seperti tak berguna lagi. Alu juga hilang entah ke mana. Perangkat pertanian itu kini justru banyak ditemui di hotel mewah sebagai hiasan belaka. Ngoncang sesungguhnya masih bisa ditemui pada upacara ngaben. Namun ngoncang dalam upacara ngaben pun seperti dilakukan sebagai pelengkap upacara semata. Bahkan terkadang, karena tak ada lesung, warga cukup memukul bambu atau alat-alat bunyi yang lain. Padahal, ketika zaman agraris masih jaya, ngoncang adalah sebuah seni tradisi yang dilakukan dengan penuh gairah dan penuh makna. Para remaja, pemuda dan orangtua, biasanya saling berlomba untuk menunjukkan stamina memukulkan alu ke dalam atau ke bibir lesung. Mereka juga berlomba menunjukkan teknik pukulan, mulai dari pukulan polos, pukulan slangsih, pukulan pangempur atau pukulan variatif lain. Namun kini, jangankan memukul secara bergairah, generasi muda bahkan nyaris tak kenal istilah ngoncang. Tradisi ngoncang yang masih terpelihara dengan baik berada di Banjar Pakraman Paketan, Desa Pakraman Buleleng. Secara geografis, wilayah Banjar Peketan berada di tengah Kota Singaraja. Namun kehidupan agraris di wilayah ini masih tetap terjaga, karena sebagian masyarakat masih menggeluti dunia tani dan perkebunan. Ngoncang di Banjar Paketan bisa dilihat ketika Hari Pengerupukan, sehari menjelang hari Nyepi atau Tahun Baru Caka. MBP/ole
44
20 - 26 Januari 2014
Bahkan pada hari itu tradisi ngoncang biasa dilombakan dengan kelompok peserta dari kalangan remaja hingga orangtua. Dalam lomba itu, semua warga akan menunjukkan sukacita, seakan memperlihatkan kembali kegembiraan para petani ketika menumbuk padi bersama-sama, puluhan tahun silam. Mereka bersorak dan sesekali mengeluarkan semacam koor kegembiraan dari mulut mereka. Putu Rika Mahardika salah seorang tokoh muda di Banjar Paketan mengatakan, sejumlah anak muda di banjarnya memang prihatin terhadap punahnya seni ngoncang di Bali. Sehingga ia bersama teruna-teruni di banjarnya punya tekad untuk melestarikan tradisi ngoncang dengan menggelar lomba. Ia berharap, tradisi ngoncang akan hidup kembali, baik sebagai seni murni atau sebagai seni pengantar upacara agama. Dengan begitu, lesung kembali dipelihara, alu kembali disimpan dengan baik. Setelah para pemuda mengenal seni ngoncang, diharapkan seni itu akan berkembang menjadi seni musik etnik yang unik. Jika kreatif, anak-anak muda di Bali bisa meng-
gabungkan seni ngoncang itu dengan seni modern atau seni tradisi lainnya. “Semangat dari zaman agraris harus dihidupkan dan ditu-
larkan kembali agar seni etnik di Bali menjadi lebih semarak dan beragam,� katanya. l Adnyana Ole
MBP/ole
Para peserta tampak bersemangat dalam lomba ngoncang, tradisi agraris yang makin langka.
ER TPRRAODPI S I TI
Menata Dapur Mungil Di Bali Posisinya di ’’Teben’’ BANYAK orang ketika membangun atau pun membeli rumah terkadang mengabaikan atau kurang memperhatikan keberadaan dapur. Padahal, keberadaan dapur sangatlah vital seperti halnya kamar mandi/toilet. Pada kenyataanya memang kita sering menomorduakan penataan dapur, bahkan terkadang hanya menyisakan ruang kecil untuk dapur. Hal sama biasanya berlaku untuk WC/toilet. Untuk kepercayaan masyarakat tertentu seperti di Bali, dapur umumnya posisinya di taruh di teben (hilir) seperti di sebelah selatan atau pojok barat daya. Itu berdasarkan filosofi bahwa dapur lekat dengan api yang dalam masyarakat Hindu dewanya adalah Brahma yang menjaga arah selatan. Bahkan, masyarakat Bali sangat percaya jika sampai dapur ditaruh di posisi utara atau timur akan menebar aura panas pada penghuni rumah, seperti sering bertengkar, sakit-sakitan dan sebagainya. Hal sama berlaku untuk WC/toilet. Apalagi, di atas dapur (bagi rumah berlantai 2 ke atas) merupakan sanggah (tempat pemujaan/ sembahyang). Lagi-lagi soal kepercayaan, di Bali dapur biasanya dekat dengan pintu gerbang rumah (biasanya di sebelah selatan pintu). Konon alasannya, jika ada yang berniat jahat seperti black magic, akan segera di-geseng (dibakar) oleh Dewa Brahma karena mereka harus mohon izin dulu di dapur. Secara pragmatis tradisional, katanya agar gampang melihat orang yang datang/ masuk rumah. Secara otomasi pula, gampang menghitung tamu yang datang dan menyiapkan suguhan sesuai dengan mereka yang datang. Terlepas dari kepercayaan itu, dalam logika sederhana, dapur merupakan tempat penuh aktivitas masak memasak yang lekat dengan kesan jorok dan kumuh. Makanya dia diletakkan di hilir (barangkali agar gampang diber-
46
20 - 26 Januari 2014
sihkan). Bagi mereka yang memiliki rumah cukup luas, tidak ada salahnya menyisakan space yang cukup lapang untuk dapur. Tetapi memiliki rumah yang kecil dan sempit, mau tidak mau harus menyiasati space yang sempit pula untuk dapur Anda. Dapur kecil sebenarnya bukanlah hal yang membingungkan, karena ada banyak desain dan pola dengan penataan ruangan yang dinamis dan efisien. Hal pertama dan paling utama dalam mendesain dapur kecil adalah pada pencahayaan, penyimpanan dan peralatan. Dapur kecil nan mungil pun dapat ditata sehingga terlihat luas dan nyaman. Caranya, pertama tempatkan lemari dan peralatan di kedua sisi atau gantung ke tembok. Pilihlah alat-alat dapur yang kecil dan efektif dan gu-
nakan lemari berwarna cerah dengan pintu kaca. Rak-rak dipilih yang dalam agar daya tampungnya lebih besar. Bak cuci pun harus dipilih yang lebih dalam. Yang paling penting, perhatikan sirkulasi udara dan pemasangan exhaust. Beberapa masyarakat memilih dapur dengan desain bar agar lebih terbuka dan terkesan lebih luas. Namun, hal ini mengandung kelemahan, segala aktivitas, perabotan bahkan bau-bauan akan terekpose secara terbuka pula. Ini tentu tak menguntungkan bagi mereka yang memiliki kebiasaan kurang bagus seperti jorok dan semrawut menaruh barang/alat-alat dapur. Apalagi, jika posisi dapur dekat ruang tamu atau ruang keluarga. l Sugiarta/Pusat Data
Menata Dapur Minimalis Manfaatkan Ruangan Vertikal MESKI rumah berdiri di atas lahan yang tidak begitu luas, bukan tidak mungkin untuk memiliki dapur yang indah nan elegan. Dewasa ini, dapur elegan ternyata tidak hanya diutamakan keindahannya, namun sudah dibuat sebagai ruangan multifungsi. Selain bisa menyatu dengan ruang makan, fungsi dapur ini sendiri sudah diperluas menjadi tempat berkumpul keluarga atau tempat berbincang dengan para tamu. Jika ingin memiliki dapur dengan jenis seperti ini, dapat mengaplikasikan beberapa cara menata dapur minimalis sederhana. Sebenarnya, dapur minimalis sangat bergantung pada kemampuan kita untuk mengefisienkan sisa ruangan yang ada. Poin penting dari desain dapur mungil ini terletak pada pemanfaatan ruangan secara
vertikal, mengingat secara horizontal area rumah sudah sempit, sudah tidak bisa mendukung lagi. Dengan memanfaatkan ruangan secara vertikal, maka dapur minimalis akan terasa lebih luas. Dapur minimalis selalu menerapkan desain dapur terbuka dimana ruangan dapur itu sendiri dapat dilihat dari ruangan lain. Hal ini bertujuan agar jarak pandang orang menjadi bebas, jadi dapur akan terasa lebih luas dibandingkan jika Anda menggunakan desain dapur tertutup. Memanfaatkan ruangan secara vertikal adalah cara kedua. Kita bisa memasang lemari kabinet yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan perabot. Beberapa rak dan keranjang juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi tempat penyimpanan perabot dapur agar tidak
berserakan. Dapur yang bersih akan terlihat lebih luas daripada dapur yang penataan perabotnya sembarangan. Tips berikutnya, jangan terlalu banyak kombinasi warna dan motif karena akan membuat dapur terlihat sempit. Lebih baik gunakan kombinasi warna yang tidak terlalu banyak. Warna furniture seperti rak atau lemari kabinet juga agar tidak jauh dari dinding ataupun lantai. Ada baiknya memilih warna terang saja karena bisa memberikan efek luas pada ruangan serta sangat sesuai dengan konsep ruangan minimalis. Perbanyak pencahayaan agar dapur terlihat lebih terang hingga terkesan lebih luas. l Sugiarta/Pusat Data 20 - 26 Januari 2014
47
GAYA HIDUP
Ika Kusuma Dewi
Takut Panjang
P
emilihan Putri Indonesia 2013 Provinsi Bali menghasilkan Made Ika Kusuma Dewi sebagai jawara. Perempuan kelahiran 27 Oktober 1993 ini berhak mewakili Bali ke ajang Pemilihan Putri Indonesia yang grand finalnya digelar 29 Januari 2014. Ika, begitu ia akrab sempat tak percaya dirinya yang dipasangi mahkota oleh Putri Bali 2012 Cok Istri Krisnanda. Sepuluh finalis Putri Bali 2013 berjalan di panggung Ksirarnawa. Mereka tampil anggun dalam balutan busana Sinta Chrisna. Semua menunjukkan potensi terbaiknya dalam ajang tahunan ini. Sejak karantina 15 Desember 2013, mereka sudah dinilai oleh para juri. Lolos 10 besar merupakan prestasi yang membanggakan. “Saya masuk 10 besar saja sudah merasa wah… semua peserta memiliki kelebihan masing-masing. Saya pun tidak berani memasang target,” kenang Ika. Begitu tahu dirinya lolos lima besar, anak
48
20 - 26 Januari 2014
kedua pasangan Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, M.S. dan Dra. IA Putu Purnamawati ini kembali pasrah. Pertanyaan juri tentang arti positive thinking pun dijawab dengan sederhana. Positive thinking artinya tidak berpikir negatif. “Itu jawaban spontan saya. Positif kan lawannya negatif. Saya berusaha menjawab singkat, padat, dan langsung ke pokok permasalahan. Kalau jawaban panjang takutnya ndak sesuai dengan intinya,” ujar mahasiswa semester V Universitas Dwijendra Denpasar Jurusan Ilmu Komunikasi ini. Tak disangka jawaban ini meloloskannya masuk tiga besar. Mantan anggota Paskibra Provinsi Bali tahun 2008 merasa dirinya maksimal meraih runner up 2. Pertanyaan yang sama kepada finalis tiga besar tentang arti senyuman juga dijawab sederhana. Senyuman menurut Ika adalah suatu kata yang menggambarkan pesona dari seseorang baik lakilaki maupun perempuan yang menunjukkan kerendahan hati. “Saya berusaha tidak grogi
saat menjawab pertanyaan tersebut. Sebenarnya saya banyak belajar tentang pariwisata dan perkembangan terkini. Ternyata pertanyaan yang diajukan diluar yang saya pelajari. Untungnya saya bisa jawab,” kata Ika. Ia merasa jawaban yang mengalir dan pasrah itu muncul tiba-tiba saja di benaknya. Baginya senyum itu menggambarkan suatu kata yang memancarkan pesona yang mencerahkan dalam situasi apa pun. Orang yang senyum adalah orang yang rendah hati. Saat pemilihan juara, Ika menjagokan antara Ni Nyoman Ayu Sri Rejeki dan Ni Wayan Debi Khristina. Ayu sendiri sudah meraih predikat Putri Favorit karena meraih dukungan terbanyak dari penonton sedangkan Debi meraih Putri Intelegensia. Gelar Putri Persahabatan diraih Kadek Anggi Wisandewi Mayun. Ketika Debi diumumkan sebagai runner up 2, persaingan menyisakan Ika dan Ayu. Keduanya membelakangi Cok Is yang sudah memegang mahkota Putri Bali 2013.
Akhirnya mahkota disematkan di kepala Ika. Tepuk tangan penonton pun bergemuruh menyambut Putri Bali 2013. “Seperti mimpi rasanya waktu dipasangkan mahkota. Saya tidak menyangka bakal menang. Malamnya saya tidak bisa tidur, ini bener menang apa tidak ya. Keesokan harinya saat mengikuti pelantikan pengurus Purna Paskibraka Indonesia Provinsi Bali, banyak yang memberikan ucapan selamat. Saya masih shock. Begitu lihat selendang “Putri Bali 2013” baru saya sadar, ternyata saya tidak mimpi. Sebagai rasa syukur, saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang sudah mendukung perjuangan saya,” tandas perempuan yang juga seorang model ini. Penobatan sebagai Putri Bali 2013 bukan langkah terakhir bagi Ika. Ini merupakan langkah awalnya untuk menuju kancah yang lebih luas. Ia menjadi duta Pulau Dewata untuk menjadi yang terbaik di tingkat nasional. “Saya harus mempersiapkan fisik dan mental. Tanggung jawab yang saya emban sekarang lebih besar karena saya membawa nama Bali. Saya tidak berani memasang target, yang terpenting saya akan melakukan yang terbaik,” ujar perempuan yang memiliki moto the key to happiness is having dream and the key to success ia making them come true ini. Modal awal menuju persaingan di tingkat nasional sudah dilakukan Ika. Ia mengikuti perkembangan informasi terkini, memperbaiki penampilan dan sikap, melakukan perawatan termasuk luluran serta berlatih tari Tenun. Adik Putu Ida Kusuma Dewi dan kakak I Nyoman Adi Muliana Kusuma ini memilih tari Tenun karena gerakannya sederhana tetapi penuh keanggunan dan pakaian yang dikenakan untuk menarikan tari ini juga sederhana. Apalagi tenun merupakan budaya bangsa yang patut dilestarikan. Latihan tari ini sudah dilakukan sejak empat bulan yang lalu. Ika juga akan berkonsultasi dengan Cok Is tentang kiat-kiat selama mengikuti karantina sampai malam grand final. Ika tidak ingin mengecewakan masyarakat Bali karena selama ini duta Bali selalu meraih prestasi di ajang Putri Indonesia. Sebelum meraih predikat Putri Bali 2013, Ika pernah mengikuti Jegeg Bagus Kabupaten Badung 2012 dan meraih runner up 1. Di ajang Jegeg Bagus Kabupaten Gianyar 2012 ia hanya masuk lima besar. “Tahun 2012 saya memang dua kali ikut. Pertama di Gianyar karena orangtua dari Gianyar. Waktu itu saya ambisius dan egois. Saya merasa pasti menang. Ternyata hanya sampai lima besar. Saya belajar dari pengalaman itu untuk menjadi lebih dewasa.
Makanya saya ikut lagi di Badung dengan melakukan perubahan mendasar. Saya tidak memasang target tetapi melakukan yang terbaik,” tegas perempuan yang mengidolakan Anggun C. Sasmi ini. Menyandang predikat Putri Bali 2013 membuat Ika memiliki banyak pengalaman. Dari banyak teman hingga bertemu dengan orang-orang sukses. “Saya suka ngobrol atau mungkin bisa dibilang cerewet. Ini merupakan salah satu cara untuk mencari teman yang banyak,” ujar alumnus SMP dan SMA Dwijendra Denpasar ini. Dari semua hal yang sudah dijalaninya, ia masih menyimpan impian untuk berlibur ke luar negeri, menyelesaikan
pendidikannya dan meraih gelar sarjana. Ika bahkan ingin melanjutkan ke jenjang magister atau lebih tinggi lagi seperti bapaknya. “Bapak sangat peduli mengenai pendidikan. Saya pun banyak belajar dari bapak. Kalau ibu sangat teliti. Kalau saya dapat honor dari kegiatan modeling, selalu diingatkan untuk menabung. Keduanya selalu mendukung apa yang saya lakukan,” ujar penggemar cerita dongeng seperti Cinderella, Putri Aurora, dan Putri Duyung ini.
Laporan
WISATA
Danau Beratan
Pesona Danau Tercantik di Dunia
J
angan bilang Anda sudah ke Bali kalau belum menikmati semilir angin sejuk di Danau Beratan, Kabupaten Tabanan. Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan memang menjadi salah satu tempat wisata paling eksotik. Maka jangan heran, jika DTW yang berlokasi di Candikuning, Kecamatan Baturiti itu sering menghiasi promosi sebuah produk. Karena kemolekannya, Danau Beratan dinobatkan sebagai 20 danau tercantik di dunia. Penilaian ini pun bukan tanpa alasan. Aura pura di tengah danau selalu menebar pesona hingga mengundang wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisatawan mengalir menyaksikan objek yang wisata perpaduan alam dan budaya itu. “Jumlah kunjungan wisatawan ke Ulun Danu Beratan selalu naik. Sekitar 10 persen dalam setiap tahunnya,” kata Manager Pengelola DTW Ulun Danu Beratan, Wayan Mustika. Menurut Mustika, ramainya kunjungan wisatawan itu karena keindahan dan keunikan objek yang ada. Suasana sejuk dan tenang mampu melepas kepenatan serta menambah keakraban bersama keluarga. Di samping itu, juga didukung pelayanan dan infrastruktur yang memadai serta berkualitas. “Kami selalu melakukan penataan hingga menjadi objek yang terbaik,” ucapnya. Ramainya kunjungan wisatawan, lanjut Mustika, tampak setelah DTW ini dikelola oleh badan pengelola yang melibatkan unsur pemerintah, desa adat pesatakan pura dan swasta sebagai pihak ketiga. Kolaborasi pengelolaan ketiga unsur tersebut yang selalu berinovasi membuat tempat ini semakin mansyur. Berbagai penghargaan pun diraihnya yang salah satunya Cipta Pesona Awards katagori DTW Alam Berwawasan Lingkungan dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif. Kata Mustika, sebelum-
Wayan Mustika
nya pengelolaan tempat ini sepenuhnya dilakukan oleh swasta, yakni PT Rekreasi Air Beratan Indah. Setelah 2004 dibentuk badan pengelola dengan dasar Surat keputusan (SK) Bupati Tabanan. Namun, pada 2006 SK Bupati itu diperbaharui dengan pengelolan sistem yang berubah. Pangempon pura yakni empat pesatakan (kelompok) di lingkungan pura ikut duduk di jajaran badan pengelola. Struktur kepengurusannya juga diperbaharui dengan menempatkan Bupati Tabanan sebagai Ketua Umum Badan Pengelola yang pelaksanaannya dilakukan oleh manage. Keempat satakan itu terdiri dari Desa Baturiti, Bangah, Antapan, dan Candikuning. Empat satakan itu merupakan perwakilan dari 18 desa pakraman yang bertanggung jawab terhadap keasrian Pura Ulun Danu Beratan. Masing-masing perwakilan dari pesatakan itu kemudian duduk di bagian operasionalnya. Tugasnya memungut tiket masuk, perawatan serta menjaga objek. Sementara pemerintah bertanggung jawab terhadap pembinaan sumber daya manusia, pengembangan insfrastruktur dan melakukan promosi. Sedangkan pihak ketiga yang merintis, juga ikut menjaga kelangsungan objek. “Berdasarkan tugas dan tanggung jawab itu maka pembagian hasilnya dilakukan secara proposional,” tambahnya. Dari jumlah penjualan tiket itu, kata Mustika, mula-mula dipotong asuransi wisatawan dan biaya operasional kemudian mendapatkan pemasukan bersih. Pemasukan bersih itu kemudian dibagi berdasarkan persentasi. Pihak adat selaku
owner sebanyak 60 persen, pemerintah 25 persen, pihak pengelola 9 persen, pihak swasta 3 persen, serta satakan Candikuning 3 persen. Mustika kemudian memaparkan, pembagian 60 persen untuk desa itu digunakan untuk renovasi pembangunan yang ada di Pura Ulun Danu Beratan dan sekitarnya. Dana itu juga untuk biaya upakara dan upacara. “Ke depan dana 60 persen itu direncanakan juga untuk pembangunan di masing-masing desa adat. Tentunya setelah pembangunan seluruh pura di sini selesai,” imbuhnya. LAPORAN
l Budarsana www.bali-travelnews.com
21 | 20 - 26 Januari 2014
Kisruh Hibah Siapa yang Dilindungi?
RP 20.000