Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
ISSN 2086 - 8421
Vol. II No. 2, OKTOBER 2011
1. Model Pembelajaran Integratif Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing Berdasarkan Pendekatan Komunikatif di Sekolah Dasar. Oleh Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. 2. The Communicative Language Teaching Oleh Putri Dini Meutia 3. Kajian Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Nagan Raya Oleh Irwan Safwadi, S.E. 4. Pengembangan Tanaman Kakao Rakyat di Kabupaten Pidie Jaya Oleh Ir. Syarifuddin, M.Si. 5. Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya Oleh Yusri, S.E. M.Si. 6. Permasalahan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Oleh Drs. Yusri, M.Pd. 7. Peningkatan Mutu Satuan Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Oleh Drs. Zamzami, M.Si. 8. Analisis Perkembangan Ekspor dan Impor serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Oleh Yuliana, S.E. 9. The Contributions and Challenges for Educational Leaders Brought About by the Behavioral Science Approach, the Participatory Management Model and Deming’s Total Quality Management. Oleh Alfiatunnur, M.Ed. 10. Pengaruh Strategi Pembelejaran dan Kognitif Terhadap Hasil Belajar IPA Murid SD Negeri Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Oleh Drs. Razali, M.Pd. 11. Tinjauan Yuridis Pelaksanaan UU No. 22 Tahun 2007 dan Qanun No. 7 Tahun 2007 (Studi Kasus Pembentukan Panwaslu Aceh Tahun 2009) Muhammad Nur, S.H. M. Hum.
1
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
ISSN 2086 - 8421
JURNAL
ISSN 2086-8421
TASIMAK Media Sain dan Teknologi Abulyatama ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Volume II, No. 2 – Oktober 2011 Pelindung/Pembina Penanggung Jawab
: Rektor Universitas Abulyatama : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama
Pemimpin Redaksi
: Drs. Yusri, M.Pd.
Redaktur Ahli
: Prof. Dr. H. Warul Walidin, A.K. M.A. (IAIN) Prof.H. Burhanuddin Salim, M.Sc. Ph.D. (Unsyiah) Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. (Unaya) Drs. Azwar Thaib, M.Si. (Unaya)
Redaktur Pelaksana
: Drs. Zamzami A.R., M.Si. Yuliana, S.E. Yulinar, S.Pd.
Dewan Redaksi
: Muhammad Nur, S.H., M.Hum Ir. Mulyadi Ir. H. Firdaus, M.Si. Dewi Astini, S.H., M.Hum. Maryati B, S.H., M.Hum. Drs. Tamarli, M.Si. Yulfrita Adamy, S.E. M.Si. Drs. H.M. Hasan Yakob, M.M. Drs. Bukhari, M.Si.
Distributor/Komunikasi
: Drs. Akhyar, M.Si. Drs. Muhammad, M.Si.
Bendahara
: Drs. Nasruddin A.R., M.Si.
Desain Cover
: aSOKA Communications (www.asoka.web.id)
Website
: www.abulyatama.ac.id.
Alamat Redaksi
: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama km 8,5 Lampoh Keude – Aceh Besar, Telepon 0651 21255
2
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
ISSN 2086 - 8421
Analisis Perkembangan Ekspor dan Impor Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Oleh Yuliana,S.E ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perkembangan Ekspor dan Impor serta pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Penelitian menfokuskan kajian pada dua variabel utama yaitu Tingkat Ekspor dan Tingkat Impor yang dianggap mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Ekspor dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang didominasi produk-produk industri pengolahan, namun peranan sektor pertanian semakin menurun. Hal yang cukup merisaukan mengingat Indonesia merupakan Negara Agraris, Sedangkan Impor sangat mempengaruhi Perdapatan Nasional, namun perkembangan nilai impor yang terus mengalami peningkatan juga akan berdampak tidak bagus pada pendapatan nasional, hal ini akan mengakibatkan net ekspor yang menurun. Sementara itu Perkembangan PDB Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun terakhir ini, dan industri ini sebagian besar menggunakan padat modal serta teknologi tinggi dalam proses produksinya. Namun Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ternyata juga didorong oleh faktor eksternal, mengingat sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi ternyata lebih banyak menggunakan kandungan impor dalam proses produksinya. Oleh karena itu di harapkan Perlu adanya usaha yang lebih giat lagi dari pihak eksportir agar tingkat ekspor Negara Indonesia bisa mengalami perkembangan yang lebih besar mengingat potensi komoditi ekspor Indonesia yang cukup besar. Salah satunya dengan cara memaksimalkan peran pelabuhan-pelabuhan yang ada sebagai gerbang perdagangan Internasional dengan negara luar. Impor juga sangat diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional atau GNP, namun harus ada penyesuaian terhadap barang-barang impor yang bisa menunjang produksi,bukan hanya barang-barang konsumsi yang selama ini terlihat, sehingga nilai impor bisa meningkatkan pendapatan nasional. Sementara itu Pemerintah perlu melakukan kebijakankebijakan yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi tidak hanya untuk sektor industri pengolahan, namun juga untuk sektor-sektor yang lain sebagai salah satu upaya menggerakkan roda perekonomian yang lebih baik. Kata Kunci : Ekspor, Impor dan Pertumbuhan Ekonomi 1. PENDAHULUAN Hubungan luar negeri merupakan kebutuhan semua negara di dunia, baik itu untuk kepentingan politik, sosial budaya maupun ekonomi. Ini dikarenakan karena pada dasarnya setiap negara cenderung tidak bisa hidup sendiri tanpa negara lain. Dipandang dari sisi ekonomi, hubungan luar negeri antara lain disebabkan adanya kebutuhan akan barang-
barang dan jasa yang tidak diproduksi di dalam negeri tetapi diproduksi oleh negara lain. Fakta ini pada akhirnya mengharuskan suatu negara untuk menjalin hubungan dengan negaranegara lain di dunia. Dalam ekonomi, hubungan luar negeri ini antara lain diaplikasikan dalam bentuk ekspor impor. Dalam pengertian sederhana, ekspor merupakan penjualan produk dalam negeri ke luar negeri sedangkan impor adalah 79
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
penjualan produk luar negeri ke dalam negeri. Impor dilakukan karena adanya barang dan jasa yang tidak diproduksi di dalam negeri atau karena barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri relatif lebih mahal, sedangkan ekspor dilakukan bisa karena permintaan di dalam negeri kurang atau karena harga produk tersebut lebih mahal bila di jual di luar negeri. Ekspor dan impor yang dilakukan membawa implikasi kepada neraca pembayaran dan juga pendapatan nasional. Implikasi ini terjadi karena ekspor dan impor adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional sesuai dengan model perekonomian terbuka dimana: Y=C + I + G + X-M
ISSN 2086 - 8421
Model di atas menunjukkan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari konsumsi (C), Investasi (I), goverment expenditure atau pengeluaran pemerintah yang dilambangkan dengan G, dan ekspor dikurangi impor (X - M), dimana tandanya bisa positif (jika ekspor lebih besar dari impor) dan juga bisa dalam bentuk negatif (jika ekspor lebih kecil dari impor). Model yang disebutkan di atas juga memiliki makna bahwa salah satu hal yang bisa ditempuh oleh suatu negara untuk meningkatkan pendapatan nasionalnya adalah dengan meningkatkan ekspor dan atau mengurangi impor. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan ekspor impor serta pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Daftar Perkembangan Ekspor, Impor dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1999-2007 No
Tahun
Nilai PertumNilai PertumEkspor buhan Impor buhan (Juta US$) (%) (Juta US$) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. 1999 48.665.40 24.003.30 2. 2000 62.124.00 27,6 33.514.80 39,6 3. 2001 36.320.90 -41,5 30.962.10 -7,6 4. 2002 57.158.80 57,4 31.288.90 1,1 5. 2003 61.058.20 6,8 32.550.70 4,0 6. 2004 71.584.60 17,2 46.524.50 42,9 7. 2005 85.660.00 19,6 57.700.90 24,0 8. 2006 100.798.60 17,7 61.065.50 5,8 9. 2007 114.100.90 13,2 74.473.30 21,9 Sumber :Laporan Perekonomian Indonesia dan Laporan BI Dari tabel 1.1 diatas dapat kita lihat perkembangan pertumbuhan ekspor tahun 2007 mengalami peningkatan mencapai 114.100,90 namun jika dilihat dari pertumbuhan nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 13,2 persen dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 17,7 persen. Sementara untuk nilai impor pada tahun 2007 juga mengalami peningkatan sebesar 74.473,30 atau 21,9 persen
Nilai PDB ADHK 2000 (7) 1.099,7 1.389,7 1.442,9 1.506,1 1.579,6 1.660,6 1.749,5 1.846,7 1.964,0
Pertumbuhan (%) (8) 2,6 3,8 4,4 4,9 5,1 5,4 5,5 6,4
dibandingkan tahun 2006 yang hanya mencapai 5,8 persen. Untuk nilai PDB Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun 19992007,hal ini memberikan harapan bagi bangsa Indonesia untuk segera keluar dari krisis ekonomi dan krisis global, walaupun pertumbuhan masih di bawah target yang diinginkan yaitu sebesar 6,5 persen. Ini
80
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
memperlihatkan pemulihan perekonomian telah berjalan ke arah yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk menulis dan meneliti lebih lanjut bagaimana perkembangan ekspor impor serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk penelitian makalah yang berjudul " Analisis Perkembangan Ekspor dan Impor Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia " 2.
Perumusan Masalah Dari uraian yang dikemukakan pada latar betakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perkembangan Ekspor dan Impor di Indonesia selama 10 tahun terakhir? 2. Bagaimanakah pengaruh Ekspor dan Impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama 10 tahun terakhir? 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Perkembangan Ekspor dan Impor serta pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Penelitian menfokuskan kajian pada tiga variabel utama yaitu Tingkat Ekspor dan Tingkat Impor yang dianggap mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angkaangka. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.data sekunder merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil laporan-laporan dari suatu
ISSN 2086 - 8421
penelitian. Disamping itu data lainnya yang mendukung penelitian ini diperoleh dari sumber bacaan penelitian, buletin penelitian, jurnal, majalah dan buku bacaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yang berkurun waktu 10 tahun ( 1999 – 2009). 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Negara berkembang dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkan ke negara-negara lain apabila barang-barang tersebut diperlukan di negara-negara lain dan mereka tidak menghasilkan sendiri barang tersbeut. Negara-negara maju lainnya disebabkan karena barang-barang tersebut mereka butuhkan, dan negara-negara tersebut tidak dapat menghasilkan sendiri barangbarang seperti itu. Sebaliknya pula, negaranegara berkembang mengimpor barang-barang modal dan berbagai jenis barang untuk keperluan pengembangan berbagai jenis industri karena ia belum sanggup memproduksikan barang-barang tersebut dengan satu mutu sebaik yang diperoleh dari negaranegara yang lebih maju. Walau bagaimanapun faktor terpenting yang menentukan ekspor dan Impor suatu negara adalah kemampuan dari negara tersebut untuk memproduksi barang-barang yang dapat bersaing di pasar luar negeri dan dalam negeri, baik dalam mutu maupun harga. Untuk lebih Jelasnya perkembangan nilai ekspor dan Impor di Indonesia selama kurun waktu 1999- 2009 dapat di lihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
81
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
ISSN 2086 - 8421
Tabel 4.1 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (juta US$), 1999-2009 TAHUN
EKSPOR
(1)
(2)
Pertumbuhan (%) (3)
IMPOR
1999
48,665.40
-
24,003.30
-
2000
62,124.00
27,6
33,514.80
39,6
2001
36,320.90
-41,5
30,962.10
-7,6
2002
57,158.80
57,4
31,288.90
1,1
2003
61,058.20
6,8
32,550.70
4,0
2004
71,584.60
17,2
46,524.50
42,9
2005
85,660.00
19,6
57,700.90
24,0
2006
100,798.60
17,7
61,065.50
5,8
2007
114,100.90
13,2
74,473.40
21,9
2008
137,020.40
20,1
129,197.30
73,5
2009*
50,022.00
-63,5
41,395.20
-67,9
(4)
Pertumbuhan (%) (5)
* sampai dengan Juni 2009 Sumber :Laporan Perekonomian Indonesia dan Laporan BI Not: Nilai Ekspor Adalah Nilai free on board Data tahun 1981 -2007 menggunakan system perdagangan khusus (diluar kawasan berikat) Dari Tabel 4.1 diatas dapat kita lihat bahwa Perkembangan nilai ekspor Indonesia selama periode tahun 2000-2004 cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 4,05 persen per tahun, meskipun sempat melemah pada tahun 2001, dimana nilai ekpor Indonesia mengalami penurunan sebesar 9,34 persen, menjadi US $ 36.320.90 juta. Hal ini sebagai dampak dari pengaruh melemahnya perekonomian dunia yang tumbuh lamban, khususnya perekonomian Amerika serikat sebagai salah satu negara tujuan utama ekspor Indonesia dan juga beberapa negara Asia. Nilai ekspor kembali mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada tahun 2004 yaitu mencapai US$ 71.584.60 juta atau naik 17,2 persen. Kemudian pada tahun 2005 ekspor Indonesia meningkat kembali menjadi US $ 85.660.00
juta atau tumbuh sebesar 19,6 persen, pada tahun 2006 yaitu sebesar US$ 100.798.60 juta atau tumbuh sebesar 17,7 persen dan ekspor tumbuh cukup tinggi di tahun 2007 terutama di topang oleh ekspor non migas. Total nilai ekspor selama tahun 2007 meningkat 14,0 Persen menjadi $ 114.100.90 miliar. Kenaikan nilai ekpor tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan harga komoditas, meskipun kenaikan volume ekspor juga terjadi pada berbagai komoditas. Namun demikian, kenaikan volume yang terjadi cenderung belum merata dan masih terkonsentrasi pada komoditas sumber daya alam (SDA), khususnya pertambangan. Hal ini sejalan dengan kecenderungan kenaikan harga komoditas tambang yang berlangsung sejak tahun 2004 telah direpon oleh eksportir dengan 82
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
peningkatan volume. Sampai dengan bulan Juni 2009 perkembangan nilai ekspor Indonesia baru mencapi US$ 50.022.00. Sementara itu untuk perkembangan nilai Impor Indonesia selama tahun 1999-2009. Selama kurun waktu 2001-2003 menunjukkan penurunan nilai impor dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2004 mengalami peningkatan yaitu sebesar US$ 46.524,50 atau 42,9 persen peningkatan ini disebabkan gagal panen dan kerusakan persediaan barang-barang konsumsi. Tetapi kenaikan tidak juga berhenti walaupun bencana sudah berhenti. Pada tahun
ISSN 2086 - 8421
2006 dimana barang impor meningkat walau hanya dalam jumlah yang kecil US$ 61.065.50 atau 5,8 hingga pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang tinggi impor sebesar US$ 74.473.30 atau 21,9 persen, hingga tahun 2008 impor meningkat mencapai 129.197.30 atau 73,5 persen yang disebabkan oleh dampak dari impor makanan, minuman, kosmetik, peralatan rumah tangga dan sebagainya dari berbagai negara importir. Sampai dengan bulan Juni 2009 perkembangan nilai Impor Indonesia mencapi US$ 41.395.20.
Grafik 4.1 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (juta US$) Tahun 1999-2009
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (juta US$) tahun1999-2009
Nilai Ekspor dan Impor
160,000.00 140,000.00 120,000.00 100,000.00 80,000.00
EKSPOR (2)
60,000.00
IMPOR (3)
40,000.00 20,000.00
0 20 8 09 *
07
20
06
20
05
20
04
20
03
20
02
20
01
20
00
20
20
19
99
0.00
Tahun
Berdasarkan grafik 3.1 diatas terlihat bahwa perkembangan nilai ekspor dan impor mengalami pertumbuhan yang searah. Dimana terlihat pada tahun 2008 nilai ekspor meningkat 137.020.40 atau 20,1 persen, sementara itu nilai impor juga mengalami peningkatan mencapai 129.197.30 atau 73,5 persen, hampir menyamai nilai ekspor, sehingga terjadinya net ekspor relatif menurun yang akhirnya
berdampak pada tingkat pendapatan negara juga mengalami penurunan.
83
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
4.
ISSN 2086 - 8421
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tabel 4.2 Nilai PDB Tahun 2000-2009 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha 2000
2001
2002
2003
1.Pertanian, peternakan, 216,8 225,7 232,9 243,1 Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan 167,7 168,2 169,9 168,4 Penggalian 3. Industri Pengolahan 385,6 398,3 419,4 441,8 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 8,4 9,1 9,8 10,4 5. Bangunan 76,6 80,1 84,5 90,1 6. Perdagangan, Hotel dan 224,4 234,3 243,4 256,3 Restoran 7. Pengangkutan dan 65,0 70,3 76,2 85,0 Komunikasi 8.Keuangan, Persewaan dan 115,5 123,1 130,9 140,1 Jasa Perusahaan 9. Jasa- Jasa 129,7 133,9 138,9 144,4 PDB 1.389,7 1.442,9 1.506,1 1.579,6 * sampai dengan Juni 2009 Sumber: Berita Resmi Statistik No.12/02/th.XIII, 10 Februari 2010
2004
2005
2006
2007
2008
252,9
254,4
261,3
271,6
284,3
160,7
162,6
168,7
171,4
172,3
469,1 11,1 97,5 271,2
491,7 11,6 103,4 294,4
514,2 12,3 112,8 311,9
538,1 13,5 121,9 338,9
557,8 15,0 130,8 363,3
95,8
109,4
124,4
142,9
166,1
150,9
162,0
170,5
183,7
198,8
151,4 1.660,6
160,0 1.749,5
170,6 1.846,7
182,0 1.964,0
193,7 2.082,1
2009* 149,1 87,2 279,5 8,3 67,7 177,3 93,1 103,3 102,1 1,067,7
84
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
Dari tabel 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan 2009 terus mengalami peningkatan, walaupun ada beberapa sektor yang mengalami penurunan yang sangat dratis seperti sektor pertambangan dan penggalian, hal ini sebabkan karena pengaruh ekonomi grobal. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2009 mencapai Rp2.177,0 triliun, sedangkan pada tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp2.082,1 triliun dan Rp 1.964,3 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2009 naik sebesar Rp 662,0 triliun, yaitu dari Rp 4.951,4 triliun pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp5.613,4 triliun pada tahun 2009. Selama tahun 2009, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 15,5 persen, diikuti oleh Sektor Listrik, Gas
ISSN 2086 - 8421
dan Air Bersih 13,8 persen, Sektor Konstruksi 7,1 persen, Sektor Jasa-jasa 6,4 persen,Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,0 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 4,4 persen, Sektor Pertanian 4,1 persen, dan Sektor Industri Pengolahan 2,1 persen, serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 4,5 persen. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 15,5 persen sekaligus merupakan sumber pertumbuhan terbesar pula terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,2 persen. Selanjutnya sumber pertumbuhan yang cukup besar yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor Jasa-jasa masing-masing memberikan peranan sebesar 0,6 persen.
Grafik 4.2 Perkembangan PDB ADHK 2000 (Milyar Rupiah) Tahun 1999-2009 600,000.00 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 2. Pertambangan & Penggalian
500,000.00
3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, & Air Bersih 5. Konstruksi
300,000.00
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 200,000.00
7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan
100,000.00
9. Jasa-Jasa
20 07 * 20 08 ** 20 09 ** *
20 06
20 05
20 04
20 03
20 02
20 01
20 00
0.00 19 99
nilai pdb
400,000.00
tahun
85
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa perkembangan nilai PDB ADHK 2000 untuk beberapa sektor mengalami peningkatan, sektor industri pengolahan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2008 terus mengalami peningkatan mencapai 557.765.60 triliun rupiah, untuk sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan hanya pada tahun 2004
4.
ISSN 2086 - 8421
mengalami peningkatan mencapai 232.543.40 triliun rupiah, namun pada tahun berikutnya terus mengalami penurunan. Sementara itu untuk sektor Listrik, gas dan air bersih tidak mengalami peningkatan yang sinifikan.
Perkembangan Nilai Ekspor Import Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tabel 4.3 Perkembangan Nilai Ekspor Impor dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1999-2009
TAHU N
EKSPOR
PERSEN (%)
IMPOR
PERSEN (%)
1999 48.665.40 24.003.30 2000 62.124.00 27,6 33.514.80 39,6 2001 36.320.90 -41,5 30.962.10 -7,6 2002 57.158.80 57,4 31.288.90 1,1 2003 61.058.20 6,8 32.550.70 4,0 2004 71.584.60 17,2 46.524.50 42,9 2005 85.660.00 19,6 57.700.90 24,0 2006 100.798.60 17,7 61.065.50 5,8 2007 114.100.90 13,2 74.473.30 21,9 2008 137.020.40 20,1 129.197.30 73,5 2009* 50.020.00 -63,5 41.395.20 -67,9 * sampai dengan Juni 2009 Sumber :Laporan Perekonomian Indonesia dan Laporan BI
Dari tabel 4.3 di atas dapat kita lihat bahwa perkembangan nilai ekspor import dan pertumbuhan ekonomi indonesia dari tahun 1999-2009 sangat bervariasi. Untuk nilai ekspor pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 20,1 persen di bandingkan tahun 2007 yang hanya mencapai 13,2 persen. Namun jika kita lihat dari nilai pertumbuhan impor tidak sebanding dengan nilai ekspor, dimana nilai import pada tahun 2008 mencapai 73,5 persen dibandingkan tahun 2007 yang hanya mencapai 21,9 persen.
PERTUMBUHAN EKONOMI (%) 2,6 3,8 4,4 4,9 5,1 5,4 5,5 6,4 6,0 4,5
Sampai dengan bulan juni 2009 nilai pertumbuhan ekpor turun menjadi -63,5 persen dan nilai pertumbuhan import juga mengalami penurunan mencapai -67,9 persen. Sementara nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2000 – 2007 terus mengalami peningkatan, namun tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan menjadi 6 persen di banding tahun 2007 yang mencapai 6,4 persen,hal ini disebabkan karena adanya gejolak ekonomi global, namun samapai bulan 86
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, Oktober 2011
juni
2009
nilai
pertumbuhan
ekonomi
ISSN 2086 - 8421
Indonesia sudah mencapai 4,5 persen.
Grafik 4.3 Perkembangan Eksport Import dan Pertmbuhan Ekonomi Tahun 1999-2009 PERKEMBANGAN EKSPORT IMPORT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 1999-2009 100 80 EKSPOR (%)
40 IMPORT (%)
20
09 *
08
PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
20
06
07
20
20
05
20
03
02
01
00
04
20
20
20
20
20
20
-20
99
0
19
PERTUMBUHAN X,M,Y
60
-40 -60 -80
TAHUN
Dari grafik diatas terlihat bahwa perkembangan nilai impor mengalami peningkatan di bandingkan dengan nilai ekspor, hal ini terlihat pada tahun 2008 nilai impor mencapai 73,5 persen, sementara nilai ekspor hanya mencapai 20,1 persen, hal ini saat mempengaruhi pendapatan nasional, dimana salah satu indikator perhitungan pendapatan nasional adalah dari sektor luar negeri, jika nilai impor lebih besar dari nilai ekspor maka akan terjadi net ekspor yang menurun, dengan demikian juga akan mempengaruhi sektorsektor yang lain, diantaranya sektor investasi juga mengalami penurunan yang mengakibatkan sektor konsumsi juga mengalami penurunan dan pengeluaran pemerintah juga mengalami penurunan, sehingga akan mempengaruhi tingkat pendapatan nasional atau GNP yang sangat rendah.
5. Penutup Berdasarkan uraian diatas, maka kesimpulan yang bisa di ketengahkan adalah sebagai berikut: 1. Ekspor memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang didominasi produk-produk industri pengolahan, namun peranan sektor pertanian semakin menurun. Hal yang cukup merisaukan mengingat indonesia merupakan negara agraris 2. Impor sangat mempengaruhi perdapatan nasional, namun perkembangan nilai impor yang terus mengalami peningkatan juga akan berdampak tidak bagus pada pendapatan nasional, hal ini akan mengakibatkan net ekspor yang menurun. 3. Perkembangan PDB Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun terakhir ini, dan industri ini sebagian besar 87
menggunakan padat modal serta teknologi tinggi dalam proses produksinya. 4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata juga didorong oleh faktor eksternal, mengingat sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi ternyata lebih banyak menggunakan kandungan impor dalam proses produksinya Beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis berkenaan dengan perkembangan ekspor dan impor serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia adalah sebagai berikut ini: 1. Perlu adanya usaha yang lebih giat lagi dari pihak eksportir agar tingkat ekspor Negara Indonesia bisa mengalami perkembangan yang lebih besar mengingat potensi komoditi ekspor Indonesia yang cukup besar. Salah satunya dengan cara memaksimalkan peran pelabuhan-pelabuhan yang ada sebagai gerbang perdagangan internasional dengan negara luar. 2. Impor juga sangat diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional atau GNP, namun harus ada penyesuaian terhadap barang-barang impor yang bisa menunjang produksi,bukan hanya barangbarang konsumsi yang selama ini terlihat, sehingga nilai impor bisa meningkatkan pendapatan nasional. 3. Pemerintah perlu melakukan kebijakankebijakan yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi tidak hanya untuk sektor industri pengolahan, namun juga untuk sektor-sektor yang lain sebagai salah satu upaya menggerakkan roda perekonomian yang lebih baik.
88
Jurnal Tasimak Vol. II, No. 2, 8421
Oktober 2011
ISSN 2086 -
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik,Beberapa Edisi. Aceh Dalam Angka. BPS Provinsi Aceh. Dumairy, (1997). Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga, Jakarta. Mankiw, N. Gregory. (2000). Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sammuelson, Paul A. & Nordhasu, William D. (1997). Ekonomi. Penerbit erlangga, Jakarta. Sammuelson, Paul A. & Nordhasu, William Keempatbelas,Penerbit Erlangga, Jakarta.
D.
(1993).
Mikro
Ekonomi.
Edisi
Sukirno, Sadono. (2000). Makroekonomi Modern : Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga Keynesian Baru. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suparmoko, (1996). “Keuangan Negara Dalam Teori dan Prkatek ”. BPFE, Yogyakarta. Salvatore, (1997).” Ekonomi Internasional” Edisi kelima, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta. Todaro, Michael P. (1999). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta
88