Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
DOMBA SEBAGAI PENGENDALI GULMA DI LAHAN PERKEMBUNAN Oleh Ir. Mulyadi, M.Si. Dosen Fakultas Pertanian Unversitas Abulyatama Abstrak Perkebunan besar baik swasta maupun negara secara rutin menggunakan herbida untuk mengontrol perkembangan gulma. Perkembangan gulma dengan kimiawi sangat efektif, namun membutuhkan biaya yang relatif besar yang sering tidak terjangkau oleh perkebunan kecil dan hanya terbatas pada penggunaan tenaga manusia saja. Metode pengendalian gulma yang mempunyai prospek baik adalah pengendalian secara biologis dengan memanfaatkan ternak sebagai “alat� penyiang yang efektif. Metode ini selain dapat menekan biaya juga dapat memberikan penghasilan tambahan berupa produksi ternak. Domba merupakan jenis ternak yang paling sesuai untuk pengendalian pertumbuhan gulma dengan sistim pengendalian rotasi. Keterlibatan domba dalam usaha perkebunan dapat meningkatkan pendapatan per unit lahan yang berasal dari penghematan biaya penyiangan dan produksi ternak. Di samping itu, dapat menekan kemungkinan terjadinya polusi lingkungan akibat penggunaan zat kimia Kata Kunci: perkebunan, gulma, dan domba 1. Pendahuluan Yang disebut dengan gulma adalah tumbuhan liar yang menggangu tanaman utama yang dibudidayakan. Pentingnya pengendalian gulma untuk mencegah turunnya produksi akibat persaingan dalam penyerapan unsur hara tanah antara tanaman perkebunan dengan vegetasi yang tumbuh di bawahnya telah diketahui secara luas. Perkebunan besar baik swasta maupun negara secara rutin menggunakan herbida untuk mengontrol perkembangan gulma. Perkembangan gulma dengan kimiawi sangat efektif, namun membutuhkan biaya yang relatif besar yang sering tidak terjangkau oleh perkebunan kecil dan hanya terbatas pada penggunaan tenaga manusia saja. Metode pengendalian gulma yang mempunyai prospek baik adalah pengendalian secara biologis dengan memanfaatkan ternak sebagai “alat� penyiang yang efektif. Metode ini selain dapat menekan biaya juga dapat memberikan penghasilan tambahan berupa produksi ternak. Dalam sistim ini tanaman pokok merupakan komponen utama, sedangkan ternak sebagai komponen tambahan. Interaksi yang
dinamis antara komponen utama, komponen tambahan, dan faktor pendukung seperti lahan, hijauan dan mikrolimat diharuskan manajemen komponen tambahan disesuaikan dengan manajemen komponen utama yang relatif sudah baku. Tujuan penulisan makalah ini adalah bahwa banyak perkebunan pemerintah maupun perkebunan swasta belum memanfaatkan domba sebagai penyiang di areal perkebunan. Padahal penggunaan domba sebagai pengendali gulma dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan melalui produksi ternak. Oleh karena itu, tulisan ini dapat memberikan bahan pemikiran bagi pengelola perkebunan. 2. Pembahasan 2.1 Domba Sebagai Penyiang Biologis Di antara jenis-jenis ternak ruminansia, domba merupakan jenis ternak yang paling sesuai untuk pengendalian gulma di kawasan perkebunan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa ternak domba memiliki sifat dasar sebagai perenggut rumput, (Hofmann, 1988), sehingga tidak memiliki kecenderungan untuk mengganggu tanaman 67
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
pokok. Di samping itu, ternak domba sangat mudah dikendalikan karena sifatnya yang membentuk kelompok, sehingga memudahkan pengaturan dan sistem pengawasan pengembalaan yang efektif menurut kondisi perkebunan. Diperkirakan bahwa seseorang dapat mengembala dan mengelola sekitar 150 ekor domba di areal perkebunan (Gatenby dan Ginting, 1991). Dari segi potensi reproduksi, ternak domba dapat berkembang baik dengan cepat bila dipelihara di areal perkebunan. Dengan manajemen pemeliharaan yang semi-intensif, jarak melahirkan seekor induk domba dapat dicapai kisaran 192 sampai 227 hari (Higues dkk, 1991) atau dapat melahirkan sebanyak tiga kali dalam kurun waktu dua tahun. Populasi ternak yang dipelihara akan meningkat dengan pesat sehingga pendapatan tambahan yang berasal dari produksi ternak dengan sendirinya akan meningkat pula.
ISSN 2086 - 8421
2.2 Gulma Perkebunan Sebagai Hijauan Pakan Tidak semua tanaman hijau yang tumbuh di bawah tanaman pokok perkebunan dapat dimanfaatkan oleh domba. Namun, sekitar 70 persen dari jenis gulma yang umum tumbuh di perkebunan merupakan pakan hijauan yang baik (Wan Mohammed, 1977). Komposisi botanis yang tumbuh di areal perkebunan berflutuasi mengikuti perkebunan tajuk tanaman pokok. Bila perkembangan tajuk tanaman pokok menciptakan kondisi lingkungan dengan presentase naungan tinggi, intensitas radiasi sinar matahari pada areal ini sudah berkurang atau kurang dari sinar matahari pada areal terbuka. Kondisi ini akan membatasi keragaman jenis hijauan yang mampu tumbuh
Tabel 1. Species hijauan yang umum tumbuh di areal perkebunan. ___________________________________________________________ Rumput Paspalum conjugatun* Axooaprus compresus* Ottochloa nodusa* Imperata cylindrical Dgitaria spp* Leguminosa Colopogonium caerulium Centrocema pubescens* Pueraria phaseloides* Colopogonium moconoides Mimosa pudica* Hijauan berdaun lebar (broadleaves) Micania micrantha* Borreri latifol* Pakis Lygodium fluexuosum Nicranoteris linearis Nhepolopis bisserata _____________________________________________________________ Sumber: Chen dkk, 1998; Ginting dkk, 1998; Wong, 1990. * palatabel bagi ternak
68
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
Selain berpengaruh terhadap komposisi botanis, intensitas radiasi sinar matahari sangat berpengaruh terhadap produksi hijauan yang tumbuh di areal perkebunan (Chen dkk, 1988). Sehubungan dengan itu jumlah domba yang dipelihara per satuan luas lahan untuk pengendalian gulma secara efektif bervariasi menurut tanaman pokok. Pada areal tanaman muda daya tampung berkisar antara 10 sampai 15 ekor domba dewasa per hektar, sedangkan pada areal tanaman tua daya tampung menurun 3 sampai 5 ekor per hektar. Oleh karena itu, interaksi yang sangat dinamais antara tanaman pokok, gulma sebagai hijauan pakan dan ternak, maka dalam prakteknya pengamatan terhadap kondisi gulma perlu dimonitor secara teratur untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan misalnya terhadap jumlah ternak yang dipelihara atau terhadap pengembalaan yang diterapkan. 2.3 Sistem Pengembalaan untuk Pengendalian Gulma Prinsip pengendalian gulma dengan mengintregasikan domba ke dalam sistim produksi tanaman perkebunan adalah mempertahankan keberadaan vegetasi sehingga mencapai keseimbangan antar kepentingan tanaman pokok dengan kelangsungan usaha produksi domba. Hal ini berarti bahwa perkembangan gulma perlu dikontrol untuk menciptakan kondisi yang mampu mendukung kebutuhan pakan ternak secara berkesinambungan, namun tidak memberi nampak negatif kepada produksi tanaman pokok. Untuk memenuhi prinsip ini sistem pengembalaan yang paling sesuai adalah sistim rotasi (bergilir). Untuk kondisi perkebunan rakyat tradisional atau dengan pola PIR dengan luas lahan yang relatif kecil (2 sampai 3 hektar) (Direndra dkk, 1990), pengembalaan sistem rotasi dapat dilakukan menjadi 2 sampai 3 plot pengembalaan yang kemudian digunakan secara bergiliran. 2.4 Manfaat Penyiangan Secara Biologis 1. Tergantung pada umur tanaman pokok, biaya penyiangan secara
ISSN 2086 - 8421
2.
3.
4.
5.
kimiawi dapat ditekan 15 sampai 30 persen, apabila dikombinasi-kan dengan penyiangan secara biologis. Berkurangnya pemakaian zat kimia akan menekan intensitas pencemaran lingkungan. Perkembangan gulma dapat dikendalikan agar mampu berperan sebagai pencegah erosi, terutama pada kondisi dengan topografi yang riskan terhadap erosi. Meningkatkan pendapatan per unit lahan karena adanya hasil penjualan produksi ternak. Sebagai tabungan dan sumber pendapatan selama tanaman pokok belum menghasilkan yang sewaktuwaktu dapat digunakan.
3. Penutup 3.1 Kesimpulan Ketersediaan vegetasi di areal perkebunan yang merupakan gulma bagi tanaman pokok merupakan sumber hijauan pakan potensial bagi ternak ruminansia. Domba merupakan jenis ternak yang paling sesuai untuk pengendalian pertumbuhan gulma dengan sistim pengendalian rotasi. Keterlibatan domba dalam usaha perkebunan dapat meningkatkan pendapatan per unit lahan yang berasal dari penghematan biaya penyiangan dan produksi ternak. Di samping itu, dapat menekan kemungkinan terjadinya polusi lingkungan akibat penggunaan zat kimia.
3.2 Saran 1. Keberadaan leguminosa sebagai tanaman penutup tanah harus dipertahankan untuk mencegah pertumbuhan alang-alang. 2. Pada areal perkebunan yang luas dimana pengaturan plot-plot lebih fleksibel, pengaturan rotasi pengembalaan perlu mempertim-
69
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
bangkan pola perkembangan parasit, guna menekan biaya pengendalian
ISSN 2086 - 8421
parasit.
DAFTAR PUSTAKA Chen, C., P., A., Tajuddin, W. E. Wan Mohamed, I. Tajuddin, C. E. Ibrahim, and R. M. Saleh. 1988. “Research and Development of Intregatet System in Livestok, Forage and Tree Crop Produktion in Malaysia”. Proceeding of International Livestock Tree Croping Workshop. Serdang Malaysia. P. 55-72. Derendra, R., L Batubara, S. Karo-karo., Z. Zen and A. Arsjad. “Prospect for Sheep Husbandry and Socio Economic Contrains in the Nucleues Estate and Smollholder Project in Indonesia.” Proceeding of Intragatete Tree Crooping and Small Ruminant Produktion System Workshop. Indonesia, Medan., P. 265-275. Gatenby,, R. M,. And S.P. and Ginting. 1991.”Sheep Productionin Rubber Plantation.” Indonesia Small Ruminant Newsletter 2: 10-11. Hofmann, R. R. 1988. “Anatomi of the Gastro Intenstinal Tract.” The Ruminant Animal. Degestif Fhisiology and Nutition (Ed. D. C. Church). Prentice Hall. New Jersey, USA. P. 14-43. Higuez, L.M. Sanchez, S,P Ginting. 1991. “Produktiviti of Sumatran Sheep in A System Intregatet with Rubber Plantation.” Small Ruminant Research. 5. 303-317. Wan Mohamed, W.E 1997. “Utilization of Ground Vegetation for Animal Rearing.” Prooceding of the Rubber Research Institut of Malaysia. Planters Conferensi, Kuala Lumpur. P. 163-170.
70
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
DAFTAR ISI Halaman 1. Karakteristik Wacana Kelas Oleh Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. ...........................................................
1–4
2. The Implementation of Constextual Teaching and Learning (Learning Community ) to Improve Students’ Writing Skill (A Classroom Action Research at Abulyatama Senior High School). Oleh Ferlya Elyza, S.Pd. M.Pd. .......................................................................
5 – 15
3. Variation in Language Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd, I .........................................................................
16 – 22
4. Pengaruh Metode Konstruksi Terhadap Perencanaan Jembatan Gelagar Komposit Oleh Ir. Syafridal Is. M.T. .................................................................................
23 – 34
5. Pembangunan Indusrti Kapal Perikanan Modern di Kota Banda Aceh Oleh Rizwan, M.T . ..........................................................................................
35 – 43
6. Kajian Kawasan Konservasi Induk Udang di Perairan Pantai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Oleh Ir. Syarifuddin, M.Si. ..............................................................................
44 – 56
7. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Tangga Penggemukan Sapi Aceh dengan Itik Pedaging, Sebuah Perbandingan Oleh Masrianto dan Zahrul Fuadi .....................................................................
57 – 63
8. Domba Sebagai Pengendali Gulma di Lahan Perkebunan Oleh Ir. Mulyadi, M.Si. ....................................................................................
64 – 67
9. Kedudukan dan Fungsi Tuha Peut dalam Sistem Pemerintahan Gampong Oleh Muhammad Nur, S.H., M.Hum. ..............................................................
68 – 78
10. Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Utara Propinsi Aceh Oleh Dr. Raihanah, M.Si. ..................................................................................
79 – 95
3
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
JURNAL
ISSN 2086 - 8421
ISSN 2086-8421
TASIMAK Media Sain dan Teknologi Abulyatama ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Volume III, No. 1 – April 2012 Pelindung/Pembina Penanggung Jawab
: Rektor Universitas Abulyatama : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama
Pemimpin Redaksi
: Drs. Yusri, M.Pd.
Redaktur Ahli
: Prof. Dr. H. Warul Walidin, A.K. M.A. (IAIN) Prof.H. Burhanuddin Salim, M.Sc. Ph.D. (Unsyiah) R. Agung Efriyo Hadi, M.Sc. Ph.D (Unaya) Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. (Unaya) Drs. Azwar Thaib, M.Si. (Unaya)
Redaktur Pelaksana
: Drs. Zamzami A.R., M.Si. Yuliana, S.E. Yulinar, S.Pd.
Dewan Redaksi
: Muhammad Nur, S.H., M.Hum Ir. Mulyadi Ir. H. Firdaus, M.Si. Dewi Astini, S.H., M.Hum. Maryati B, S.H., M.Hum. Drs. Tamarli, M.Si. Yulfrita Adamy, S.E. M.Si. Drs. H.M. Hasan Yakob, M.M. Drs. Bukhari, M.Si. Fakhrurazi Abbas, S.E., M.Si.
Distributor/Komunikasi
: Drs. Akhyar, M.Si. Drs. Muhammad, M.Si.
Bendahara
: Drs. Nasruddin A.R., M.Si.
Desain Cover
: aSOKA Communications (www.asoka.web.id)
Website
: www.abulyatama.ac.id.
Alamat Redaksi
: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama km 8,5 Lampoh Keude – Aceh Besar, Telepon 0651 21255 2
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
Vol. III No. 1, APRIL 2012
1. Karakteristik Wacana Kelas Oleh Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. 2. The Implementation of Contextual Teaching and Learning (Learning Community) to Improve Studens’ Writing Skill (A Classroom Action Research at Abulyatama Senior High School) Oleh Ferlya Elyza, S.Pd. M.Pd. 3. Variation in Language Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I 4. Pengaruh Metode Konstruksi Terhadap Perencanaan Jembatan Gelagar Komposit Oleh Ir. Syafridal Is. M.T. 5. Pembangunan Industri Kapal Perikanan Modern di Kota Banda Aceh Oleh Rizwan, M.T. 6. Kajian Kawasan Konservasi Induk Udang di Perairan Pantai Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Oleh Ir. Syarifuddin, M.Si. 7. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Tangga Penggemukan Sapi Aceh dengan Itik Pedaging, Sebuah Perbandingan Oleh Masrianto dan Zahrul Fuadi 8. Domba Sebagai Pengendali Gulma di Lahan Perkebunan Oleh Ir. Mulyadi, M.Si. 9. Kedudukan dan Fungsi Tuha Peut dalam Sistem Pemerintahan Gampong Oleh Muhammad Nur, S.H., M.Hum. 10. Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Utara Propinsi Aceh Dr. Raihanah, M.Si.
1