Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
STUDI KERAGAMAN MERISTIK DAN MORFOMETRIK “IKAN KEURLING” (Tor spp.) DI PERAIRAN SUNGAI LOKOP KABUPATEN ACEH TIMUR Azwar Thaib Fakultas Perikanan Universitas Abulyatama Email: azwar.thaib@yahoo.com
ABSTRAK Aceh memiliki berbagai jenis ikan endemik, diantaranya adalah “Ikan Keurling”. Ikan tersebut di temukan di berbagai perairan yang didominasi pada bagian hulu sungai di daerah perbukitan dengan air yang jernih dan berarus kuat. Perairan Sungai Lokop di Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu perairan yang memiliki ikan endemik jenis ini. Penelitian ini dilakukan di Perairan Sungai Lokop Kabupaten Aceh Timur dengan tujuan untuk mengetahui keragaman “Ikan Keurling” (Tor spp.) berbasis karakteristik menurut meristik dan morfometrik diprairan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perairan Sungai Lokop memiliki dua jenis ikan keurling yakni Tor tambroides dan Tor soro berdasarkan karakteristik meristik dan morfometrik yang dimilikinya. Kata kunci:
I.
“Ikan Keurling” (Tor spp.), karakteristik meristik, dan karakteristik morfometrik
PENDAHULUAN Aceh memiliki berbagai jenis ikan endemik, diantaranya adalah “Ikan Keurling”. Ikan keurling menjadi ikan endemik yang popular di Aceh sebagai ikan konsumsi yang bernilai tinggi karena banyak digemari oleh masyarakat dengan rasa yang lezat dan daging yang tebal. Tingginya permintaan masyarakat terhadap ikan ini menyebabkan penangkapan yang berlebihan pada ikan keurling di alam yang menyebabkan kelangkaan populasi ikan tersebut. Selain itu, pencemaran perairan dan penggundulan hutan turut mempengaruhi penurunan populasi ikan keurling di perairan Aceh (Kottelat et al., 1993; Singh, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Haryono dan Subagya (2008) Terhadap populasi dan habitat ikan Tambra diperairan pergunungan Muller Kalimantan Tengah ditemukan hasil bahwa Populasi ikan Tambra 97
di perairan kawasan Pegunungan Muller sudah jarang dan termasuk langka, struktur populasinya sebagian besar ukuran anakan. Habitat ikan Tambra terutama pada hulu sungai yang jauh dari pemukiman, dan dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe habitat (habitat untuk juvenil/larva, anakan sampai sedang, dan dewasa/ indukan). Populasi ikan keurling dapat hidup dalam perairan yang didominasi di bagian hulu sungai di daerah perbukitan dengan air yang jernih dan berarus kuat. Ikan ini terdapat di beberapa kluster perairan di Provinsi Aceh, dimana setiap kluster perairan memiliki jenis ikan keurling yang sama maupun berbeda berdasarkan variasi morfometrik dan meristiknya. Keragaman jenis ikan keurling ini turut dipengaruhi oleh persilangan sifatsifat induk ikan tersebut di alam. Perairan Sungai Lokop di Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu perairan
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
yang memiliki ikan endemik jenis ini. Menurut Kiat (2008), ikan keurling merupakan tipikal ikan penghuni perairan kawasan pegunungan. Penelitian mengenai aspek biologi-ekologi dan upaya konservasi dari ikan keurling di Perairan Sungai Lokop adalah langkah yang dapat dilakukan dalam mempertahankan populasi dan keragaman ikan keurling (Kulkarni & Ogale, 1978). Semakin langkanya populasi ikan keurling di alam mendorong untuk dilakukannya usaha domesikasi ikan tersebut. Upaya domestikasi dari ikan keurling saat ini masih dalam upaya perintisan yang disebabkan oleh beberapa kendala, seperti pembenihan, pemeliharaan, kebutuhan pakan dan lingkungan yang belum sesuai. Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya awal dalam pengidentifikasian jenis ikan keurling terutama di Perairan Sungai Lokop tersebut. Studi karakteristik ikan keurling di Perairan Sungai Lokop, Kabupaten Aceh Timur dimaksudkan untuk mengidentifikasi karakteristik dari ikan keurling sehingga memudahkan dalam taksonomi dan upaya pendomestikasian ikan tersebut. MATERI DAN METODE Materi penelitian yang digunakan sebagai sampel adalah “ikan keurling” yang berasal dari Perairan Sungai Lokop Kabupaten Aceh Timur. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey, yakni survey di tiga titik pengambilan sampel di Perairan Sungai Lokop, Kabupaten Aceh Timur. Sebanyak tiga nilai rataan sampel diperoleh dari titik-titik pengambilan kemudian diamati karakteristik meristik dan morfometriknya.
ISSN 2086 - 8421
jumlah sisik melintang badan, Jumlah Sisik didepan sirip punggung, jumlah sisik di sekeliling batang ekor, dan jumlah sisik di sekeliling dada. Karakteristik Morfometrik Pengamatan terhadap karakteristik morfometrik ikan yang diteliti adalah panjang pangkal ekor, tinggi pangkal ekor, lebar kepala, dan tinggi badan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Meristik “Ikan Keurling”
1
2
II.
Karakteristik Meristik Pengamatan terhadap parameter karakteristik miristik meliputi bentuk sisik, bentuk sirip ekor, jumlah sisik pada gurat sisi, 98
Gambar 1 Ikan keurling di Perairan Sungai Lokop Hasil penelitian studi karakteristik meristik “ikan keurling” di Perairan Sungai Lokop, Kabupaten Aceh Timur disajikan dalam Tabel 1. Ikan Keurling yang ditemukan di Perairan Sungai Lokop memiliki karakteristik meristik sebagai berikut bentuk sisik berupa cycloid dan bentuk sirip ekor bercagak. Sirip punggung ikan keurling tersebut yakni 3 jari keras dan 9 lemah, sedangkan sirip dubur
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
terdiri atas 3 jari keras dan 5 lemah. Namun, terdapat perbedaan sirip dada antara jenis ikan keurling yang diamati di perairan tersebut yakni terdiri atas 1 jari keras;15 jari dan1 jari keras;14 jari lemah. Sirip perut dari ikan keurling yang diamati terdiri dari 2 jari keras dan 8 jari lemah. Selanjutnya, jumlah sisik pada gurat sisi berjumlah 23. Jumlah sisik
99
ISSN 2086 - 8421
melintang badan dari ikan keurling adalah 8 sisik. Jumlah sisik di depan sirip punggung dari ikan keurling di Perairan Sungai Lokop berjumlah 9 sisik. Jumlah sisik di sekeliling batang ekor dari ikan keurling di perairan tersebut yakni 12 sisik, sedangkan jumlah sisik di sekeliling dada berjumlah 17 sisik.
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
Tabel 1 Karakter Meristik “Ikan Keurling” di Perairan Sungai Lokop Kabupaten Aceh Timur Karakteristik Meristik
Sirip dubur
Parameter Meristik Tor soro (Valenciennes, 1842) Cycloid Bercagak 3 jari keras dan 9 – 10 jari lemah 3 jari keras dan 5 jari lemah
Sirip dada
1 jari keras dan 14 – 16 lemah
Sirip perut
2 jari keras dan 8 jari lemah
Bentuk Sisik Bentuk Sirip ekor Sirip Punggung
Jumlah Sisik pada gurat sisi Jumlah Sisik melintang badan Jumlah Sisik didepan sirip punggung Jumlah Sisik di sekeliling batang ekor Jumlah Sisik di sekeliling dada
24-28 -
Cycloid Bercagak
Cycloid Bercagak
3 jari keras dan 910 jari lemah
3 jari keras dan 9 lemah
3 jari keras dan 9 lemah
Jj 3 jari keras dan 5 jari lemah
3 jari keras dan 5 jari lemah
3 jari keras dan 5 jari lemah
1 jari keras dan 1516 jari lemah
1 jari keras dan 14 jari lemah
1 jari keras dan 15 jari lemah
2 jari keras dan 8 jari lemah
2 jari keras dan 8 jari lemah
2 jari keras dan 8 jari lemah
23 – 24
24
23
-
8
8
9
9
12
12
12
-
18
17
-
Perairan Sungai Lokop 1
2
-
-
Data di atas menunjukkan bahwa jenis ikan keurling yang terdapat di Perairan Sungai Lokop Kabupaten Aceh Timur merupakan jenis Tor tambroides (Bleeker, 1854; Weber &
100
Lokasi Penelitian “ikan keurling”
Parameter Meristik Tor tambroides (Weber & Beaufort, 1916; Bleeker, 1854) Cycloid Bercagak
Beaufort, 1916). Jenis Tor tambroides menurut Bleeker (1854); Weber & Beaufort (1916), memiliki tubuh pipih memanjang, letak mulut agak kebawah, bibir tebal dan sambung, cuping
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
bebas dan mencapai sudut mulut. Terdapat dua pasang sungut, sungut rahang atas lebih panjang dari pada sungut moncong. Sirip pungung bercagak dengan 3 jari-jari keras dan 9 jari-jari lemah bercabang, sirip dada 1 jarijari keras dan 15 jari-jari lemah bercabang. Sirip perut dengan 2 jari-jari keras dan 8 jarijari lemah bercabang, tubuhnya bersisik sikloid pada gurat sisi terdapat 23 sisik, ukuran sisik cukup besar. Terdapat 12 sisik yang melingkari batang ekor. Warna tubuh keperakan, memiliki usus yang panjang 2.8 kali panjang badannya. Menurut Mujiman (2000), apabila usus ikan sedikit lebih panjang dibandingkan panjang total tubuhnya maka tergolong ikan omnivora dan dalam usus didapati lumut dan pasir. Ikan ini termasuk tipe pencari makanan pada dasar perairan karena mempunyai bentuk mulut lebih panjang bibir bawah dari pada bibir atas. Jenis lainnya dari ikan keurling yang ditemukan di Perairan Sungai Lokop adalah jenis Tor soro. Species Tor Soro (Valenciennes, 1842; Saanin, 1968), mempunyai ciri-ciri yaitu tanpa cuping, bentuk tubuh pipih memanjang, dengan warna tubuh keperakan, terdapat dua pasang sungut, sirip pungung bercagak dengan 3 jari-jari keras dan 9 jari-jari lemah bercabang, sirip dubur dengan 3 jari jari keras dan 5 jari-jari lemah bercabang, sirip dada 1 jari-jari keras dan 14 jari-jari
101
ISSN 2086 - 8421
lemah bercabang, sirip perut dengan 2 jari-jari keras dan 8 jari jari lemah bercabang, tubuhnya bersisik sikloid pada gurat sisi terdapat 24 sisik, ukuran sisik cukup besar. Terdapat 12 sisik yang melingkari batang ekor. Berdasarkan jenis makanannya termasuk kedalam golongan herbivora karena memiliki usus yang panjang 4.3 kali panjang badannya, pada usus didapati biji-bijian, ikan ini termasuk tipe pencari makanan antara dasar dan permukaan air karena mempunyai bentuk mulut sama panjangnya antara bibir bawah dan atas (Kottelat et al., 1993). Karakteristik Morfometrik “Ikan Keurling� Hasil penelitian studi karakteristik morfometrik “ikan keurling� di perairan Sungai Lokop, Kabupaten Aceh Timur dalam Tabel 2. Adapun karakteristik morfometrik dari ikan keurling yang ditemukan di Perairan Sungai Lokop adalah panjang pangkal sebesar 8,571 cm dan 18, 987 cm. Parameter tinggi pangkal ekor dari ikan keurling di Perairan Sungai Lokop sebesar 14,286 cm dan 12,658 cm. Parameter lainnya yakni lebar kepala diperoleh data yang berkisar antara 13,793cm hingga 15, 823 cm. Ikan keurling di Perairan Sungai Lokop menunjukkan ukuran tinggi badan ikan sebesar 32,143 cm dan 31,646 cm
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
Tabel 2 Karakter Morfometrik “Ikan Keurling” di Perairan Sungai Lokop Kabupaten Aceh Timur Karakteristik Morfometrik
Panjang Pangkal Ekor Tinggi Pangkal Ekor Lebar Kepala Tinggi Badan
Parameter Morfometrik Tor soro (Valenciennes, 1842)
Parameter Morfometrik Tor tambroides (Weber & Beaufort, 1916; Bleeker, 1854)
16.392
16.792
13.177
11.981
15.311 29.231
15.657 28.752
Menurut Valenciennes (1842), ikan Tor Soro memiliki karakteristik morfometrik berupa panjang pangkal ekor (16,392 cm), tinggi pangkal ekor (13,177 cm), lebar kepala (15,311 cm), dan tinggi badan (29,231 cm). Karakteristik morfometrik ikan Tor tambroides menurut (Weber & Beaufor, 1916; Bleeker, 1854) meliputi panjang pangkal ekor (16,792 cm), tinggi pangkal ekor (11,981 cm), lebar kepala (15,657 cm), dan tinggi badan (28,752 cm). Karakter yang ditunjukkan oleh ikankeurling jenis 1 merupakan karakter yang mendekati ikan keurling jenis Tor Soro, dimana tinggi pangkal ekor dan tinggi badan yang lebih besar dari ikan keurling jenis 2. Sebaliknya, karakter yang ditunjukkan oleh ikan keurling jenis 2 juga mendekat karakter dari ikan keurling jenis Tor tambroides. Namun, keragaman ukuran dari karakter morfometrik ini diduga turut dipengaruhi oleh sifat turunan dari induk dan persilangan yang terjadi di alam.
102
Lokasi Penelitian “ikan keurling” Perairan Sungai Lokop 1
2
8.571±1.772
18.987±0.989
14.286±2.093
12.658±1.133
13.793±1.097 32.143±2.766
15.823±1.585 31.646±3.012
Perbandingan Karakteristik Ikan Keurling Perbandingan karakteristik morfometrik ikan keurling dari penelitian ini dan penelitian LIPI yang ditinjau dari beberapa parameter dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa Ikan keurling jenis 1 memiliki panjang pangkal ekor terkecil dibandingkan dengan ikan keurling jenis 2 dan Tor Soro serta Tor tambroides. Karakter tinggi pangkal ekor dan lebar kepala ikan keurling jenis 1 pada penelitian ini mendekati karakter dari jenis Tor Soro dari penelitian LIPI, sama halnya dengan ikan keurling jenis 2 yang mendekati karakter tinggi pangkal ekor dan lebar kepala dari ikan Tor tambroides. Namun, karakter tinggi badan yang dimiliki oleh kedua jenis ikan keurling dari Perairan Sungai Lokop adalah lebih besar dibandingkan dengan karakter tinggi badan ikan Tor Soro dan Tor tambroides.
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
Table 3 Perbandingan Morfometrik Ikan Keurling Karakteristik Morfometrik Panjang pangkal ekor (CPL) Tinggi pangkal ekor (CPD) Lebar kepala (HW) Tinggi badan (BD)
Penelitian LIPI (2005-2007) Tor soro Tor tambroides 16.392±1.896 16.792±1.573
Penelitian ini Jenis 1 Jenis 2 8.571±1.772 18.987±0.989
13.177±0.944
11.981±0.963
14.286±2.093
12.658±1.133
15.311±1.096
15.657±0.593
13.793±1.097
15.823±1.585
29.231±3.227
28.752±3.094
32.143±2.766
31.646±3.012
Karakterisasi dari jenis ikan keurling perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan domestikasi ikan tersebut. Secara morfometrik terdapat lima karakter pembeda diantara kerabat tambra di Indonesia. Karakter tersebut adalah jarak antar mata (IW), panjang pangkal ekor (CPL), tinggi pangkal ekor (CPD), lebar kepala (HW) dan tinggi badan (BD) (Haryono & Tjakrawidjaja, 2006).
103
KESIMPULAN Perairan Sungai Lokop, Kabupaten Aceh Timur memiliki populasi ikan “Keuling” (Tor spp.) . Dari populasi tersebut berdasarkan analisis keragaman karakteristik meristik dan morfometrik ditemukan dua jenis ikan keurling yang berbeda yakni jenis Tor tambroides dan Tor soro. Keduanya ditemukan pada semua titik pengamatan.
Jurnal Tasimak Vol. III, No. 1, April 2012
ISSN 2086 - 8421
Daftar Pustaka Haryono & Agus H. Tjakrawidjaja. 2006. “Morphological study for identification improvement of tambra fish (Tor spp: Cyprinidae) from Indonesia”. Biodiversitas Vol. 7(1): 59-62. Haryono & Jojo Subagya (2008) “Populasi dan Habitat Ikan Tambra, Tor tambroides (Bleeker, 1854) di Perairan Kawasan Pegunungan Muller Kalimantan Tengah”. Biodiversitas. Vol.9 (4) : 306-309 Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited. Kulkarni, C.V & S.N. Ogale. 1978. “The present status of Mahseer (fish) and artificial propagation of Tor khudree (Sykes)”. Journal Bombay not.hist.Society 75(3): 651-660. Mujiman, A. 2000. Makanan Ikan. Cet. 14. Jakarta: Peneber Swadaya. Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1.Bogor: Binacipta. Singh, K. 2007. “Mahseer”. http://www.geocities.com/yosemite/5112/mahseer.html. 2/10/2007. Weber, M & L.F, Beaufort, 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III, Ostariophysi: Cyprinoidea, Apodes, Synbranchi. E.J. Brill
104