Kopi Kota Malang

Page 1

Giovanni Kevin Irawan

Kopi Kota Malang Sebuah Cerita Perjuangan Secangkir Kopi Saat Wabah Corona COVID-19



Kopi Kota Malang Giovanni Kevin Irawan


Kopi Kota Malang Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Irawan, Giovanni KOPI KOTA MALANG Malang: Ma Chung Press, 2020 106 hlm, 21 x 21 cm ISBN : 978-123-45-6789-7 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG



Kata Pengantar Suatu kehormatan bagi saya untuk dapat menulis dan menyusun buku “Kopi Kota Malangâ€?. Sebuah buku tentang perjuangan secangkir kopi dalam masa pandemik virus Corona COVID-19. Berbicara tentang kopi merupakan hal yang sangat unik. Kopi bukan hanya sekedar minuman tetapi kopi sudah menjadi budaya dalam nadi kita. Dahulu, orang-orang tua kita menikmati kopi di pagi hari sambil membaca koran ditemani dengan camilan ringan. Bagi mereka kopi haruslah mampu memberi energi untuk menghalau kantuk dalam beraktivitas. Dahulu, kopi juga sangat identik dengan pria, kalau tidak ngopi tidak laki. Kopi menjadi pandangan tingkat kejantanan seseorang sehingga banyak sekali yang beranggapan bahwa kopi diciptakan untuk kaum adam kala itu. Kopi zaman dulu dinikmati di kala panas, orang Jawa menyebutnya dengan kopi tubruk. Kopi yang diseduh dalam secangkir air panas bersama gula. Kopi menjadi asupan pagi bagi bapak-bapak sebelum bekerja. Kopi menjadi salah satu minuman khas yang diminati banyak orang waktu itu. Sekarang, kopi dinikmati oleh berbagai kalangan. Dari tua hingga muda, pelajar hingga pekerja, serta laki-laki dan perempuan. Masyarakat menjadikan kopi sebagai alasan untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Orang Jawa menyebutnya dengan istilah nongkrong. Budaya nongkrong sambil ngopi menjadi hal umum yang dilakukan, bahkan dari pagi, siang, sore, hingga malam. Berberapa tahun terkahir, banyak sekali usaha kopi yang berdiri karena budaya ngopi ini seperti warung ataupun kedai kopi dan cafĂŠ. Mereka mampu membawa kopi yang berbeda dengan berbagai biji kopi Arabica dan Robusta yang memiliki variasi rasa beragam dan metode yang berbeda-beda. Kopi menjadi hal unik yang mampu dinikmati banyak orang dan masyarakat.

i

Kopi sangat identik dengan keramaian. Kopi sering dinikmati saat berkumpul bersama. menjadi sebuah dilema saat kopi harus dinikmati di saat pandemik Corona COVID-19 yang melarang interaksi fisik pada masyarakat. Kopi menjadi tidak bisa dinikmati bersama. Perekonomian masyarakat juga terhambat, banyak usaha yang terimbas dampak negatif COVID-19 termasuk usaha kopi. Banyak kedai kopi tutup saat masa COVID-19 ini untuk menghalau penyebaran virus pandemik tersebut. Keadaan ini memaksa banyak wirausahawan mengurangi pengeluaran dengan memperkecil jumlah karyawan hingga menutup usaha untuk sementara waktu. Usaha tersebut semata-mata dilakukan untuk mempertahankan diri dari kerasnya ekonomi sekarang ini. Meski begitu, banyak usaha kopi yang menerapkan berbagai cara lain demi mempertahankan usahanya. Mereka tetap mampu mengikuti peraturan pemerintah dan mencari jalan keluar. Mereka memiliki pandangan yang unik terhadap kopi. Mereka yang dimaksud adalah para pemilik usaha yang mampu memimpin usahanya menjadi lebih baik dengan menggunakan kopi sebagai semangat mereka.

Giovanni Kevin Irawan


ii


iii


Daftar Isi Kata Pengantar

i

Daftar Isi

iv

Kopi Itu Anugrah

2

Lupa Lelah Lupakan Lelahmu

4

Nikmatnya Kopi Senja Mataram

26

Kesatu, Kaduwa, dan Ketiga

44

Keselarasan Seperti Cangkir Laras

62

Hasil Kopi Tanah Rakyat

78

Ucapan Terima Kasih

94

Tentang Penulis

96

iv


Kopi Kota Malang | Kopi Itu Anugrah

1


Kopi Itu Anugerah Kopi telah menjadi bagian dari hidup saya. Kopi menjadi nutrisi, asupan, dan semangat saya dalam menjalani hari-hari yang penuh hiruk pikuk. Kopi memberi sensasi unik di setiap seduhannya, kadang pahit, kadang asam, kadang juga manis.

Kopi juga dikaitkan sebagai sumber inspirasi, kopi juga dijadikan penghilang stress. Kopi menjadikan hidup kita lebih berwarna meski kopi berwarna coklat. Satu tegukannya mampu menenangkan hati orang yang meminumnya.

Saya sudah menjadi pecinta kopi selama 4 tahun terakhir. Kopi memiliki rasa yang unik, rasa yang mampu mencitrakan perasaan seseorang. Secara pribadi, saya cenderung menyukai kopi Single Origin atau kopi filter yang memiliki rasa berbeda-beda. Menurut saya, kopi Single Origin mampu mencerminkan karakter dari barista yang membuat kopi tersebut. Kopi juga dapat mewakili perasaan hati seseorang yang sedang meminumnya. Makanya banyak orang yang mengatakan kopi dapat membangun mood seseorang.

Namun, hikmah tersebut sekarang sukar untuk kita dapatkan. COVID-19 membuat kehidupan kita menjadi terkotak-kotak. Kehidupan sosial terputus, ekonomi terhambat. Bahaya dan ketakutkan merupakan hal yang disuguhkan oleh virus COVID-19. Sejak Januari tahun 2020, virus ini sudah menjadi pandemik yang meregang nyawa. Momok menakutkan bagi manusia di manapun mereka berada.

Menurut saya pekerjaan seorang barista sebagai pembuat kopi sangatlah mengagumkan. Mereka terlihat seperti seorang penyihir di cerita-cerita barat. Mereka mampu meramu sebuah kopi seperti seorang ahli alkimia dan seorang seniman. Kekaguman saya terhadap kopi tentu berbeda dengan orang lain. Saya mengagumi kopi sebagai minuman favorit saya dan tentu nilai dari kopi tersebut berbeda dengan orang yang menekuni kopi sebagai usahanya. Di Malang, banyak orang yang memilih kopi sebagai mata pencahariannya. Rasa cinta terhadap kopi membuat orang-orang tersebut menyalurkan kecintaan mereka dalam bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada pula orang yang jatuh cinta kepada kopi setelah menjalankan bisnisnya. Kopi menjadi anugrah bagi kita semua.

COVID-19 menghalangi kontak sosial. Kesenangan ngopi bersama teman sudah tidak dapat dirasakan lagi. Banyak usaha tutup, termasuk usaha kopi. Tempat penuh keramaian diibaratkan sebagai sarang penularan virus COVID-19 ini. Dampaknya banyak tempat usaha kuliner tutup dan mengakibatkan kerugian. Banyak pengusaha yang merasa terpuruk akibat COVID-19 ini. Hal ini tidak membuat sebagian orang takut terhadap COVID-19. Banyak pecinta kopi yang tetap bisa aktif berusaha sambil menaati himbauan dari Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi COVID-19. Mereka mampu menarik nilai-nilai dan berpegang teguh dalam pendirian mereka. Cerita mereka menjadi contoh konkrit dari semangat untuk berjuang. Cerita dari mereka yang berani berjuang tersebut saya akan bagikan dalam buku ini agar bisa menjadi inspirasi yang membangun di masa sulit ini.

Hikmah dari kopi sudah banyak dirasakan oleh masyarakat. Banyak orang yang menggantungkan hidup pada kopi. Banyak juga orang yang menjadikan kopi sebagai gaya hidup sekarang ini.

2


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

3


Lupa Lelah lupakan lelahmu

WAKTU pertama kali masuk ke Universitas merupakan momen yang berat bagi orang-orang seperti saya. Apa yang harus saya lakukan setelah kuliah nanti? Bagaimana kalau teman-teman kampus saya tidak menyukai saya? Apa bisa nanti saya survive di kampus nanti? Begitu banyak masalah yang belum tentu terjadi tapi dipikirkan oleh mahasiswa baru. Hal itu terus saja menghantui pikiran saya. Konyol memang, tetapi memang begitulah keadaannya. Demi menenangkan pikiran, cara terbaik yang saya lakukan adalah menikmati kopi di pagi hari sebelum beraktivitas. Ngopi pagi ini terus saya lakukan dan menjadi kebiasaan hingga sekarang. Penghujung Januari 2020 - Pagi itu sebelum berangkat ke kampus saya sempatkan diri untuk menikmati kopi. Selesai menyiapkan diri saya mengendarai sepeda motor ke kompleks kedai kopi di belakang rumah. Kompleks itu terdiri dari gugusan kedai yang berjajar sepanjang areal persawahan. Sampailah saya pada satu kedai di mana hati saya tertambat di situ. Lupa Lelah namanya. Pagi itu masih sepi dengan pengunjung, hanya ada 2 orang barista bersama seorang bapak sekitar 50 tahunan. Bapak tersebut mengenakan topi coklatnya sambil meminum kopi di samping bar kedai kopi itu. Segera saya memesan secangkir kopi tubruk Dampit tanpa gula dan duduk didekat bar. Seteguk, dua teguk, tidak terasa beberapa waktu telah saya lewati. Lalu tiba-tiba bapak tersebut menghampiri saya dan kami berbincang-bincang. Saya akhirnya mengetahui bahwa Ia bukanlah seorang pelanggan di sana melainkan pemilik dari kedai kopi Lupa Lelah ini. Dia bernama Begi Bagiono, orang ini lebih akrab disapa sebagai Om Begi. Om Begi menekuni beberapa usaha sebelum memutuskan untuk membuka kedai kopi di Kota Malang ini. Pria yang berasal dari Kota Kediri ini dulunya adalah seorang konsultan ekonomi bisnis hingga tahun 2017. Setelah itu Om Begi memutuskan untuk membuka kedai kopi karena Om Begi yang sering melihat putrinya keluar rumah untuk nongkrong di kedai kopi. 4


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

5


Saat itu tercetuslah ide untuk memulai usaha kedai kopi dari Om Begi di bulan September dengan nama Bali Anomali. Setahun setelah itu, Om Begi berusaha memperluas usaha kedai kopinya dengan membuka kedai lain dengan suasana yang lebih kekeluargaan di bulan Januari 2018 dengan nama Kedai Kopi Lupa Lelah.

Hal yang perlu diingat adalah jangan membebani karyawan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik. Kunci dalam kesuksesan sebuah usaha adalah “how to lead people to run the business”. Selama pemilik memiliki inovasi dan kreativitas, maka usaha apapun itu dapat bertahan dalam persaingan.

Om Begi awalnya bukan seseorang yang suka minum kopi. Ketika memulai usahanya, Om Begi melihat bahwa mengelolah kedai kopi itu gampang dan modalnya juga lumayan terjangkau. Tetapi dengan bekal kemampuan seorang konsultan bisnis, Om Begi memegang prinsip tidak harus menguasai sesuatu hal untuk melangkah maju, yang terpenting dalam suatu usaha adalah mampu membuat uang atau “making money”.

Perbincangan kami berlanjut. Ketika mendengar cerita Om Begi, saya penasaran apa saya juga bisa memiliki bisnis kopi seperti miliknya. Saya pribadi suka kopi, saya juga suka uang, saya kemudian menanyakan kepada Om Begi apa yang harus dimiliki calon pengusaha kedai kopi bila ingin membuka kedainya sendiri. Ia tersenyum. Dari pengalamannya, Om Begi bilang kalau ingin membuka kedai kopi ada beberapa cara.

Dalam merintis usaha kedai kopinya, Om Begi bercerita kalau ada 2 hal yang harus diketahui dan dikuasai sebelum memulai bisnis. Pertama adalah kompetensi teknikal seperti cara membuat kopi, dan yang kedua adalah cara mengelola orang yang membuat kopi. Dua hal tersebut merupakan tantangan dalam memulai bisnis kedai kopi. Ia bercerita, awal memulai menjalankan kedai kopi Dia sama sekali tidak mengerti apa-apa tentang seni menyeduh kopi.

Pertama harus suka dan menerima kopi itu sendiri. Meski tidak mengerti apa-apa tentang kopi, minimal kita bisa mengonsumsi kopi itu. Dengan suka, orang yang tidak mengerti kopi akan mulai mempelajari teknikal dari pembuatan kopi itu hingga dia menguasai “how to brew”. Mungkin pada awal usaha tidak memiliki modal, tetapi karena rasa suka terhadap kopi, orang itu akan berusaha dan berjuang untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah. Sedikit modal terkumpul bisa digunakan untuk membuka kedai kecil-kecilan. Sambil berjalannya waktu, kedai kecil itu bisa dikembangkan dengan inovasi-inovasi lain yang sesuai.

Ia mampu memulai usaha ini dengan mengelola orang yang mampu membuat kopi. Seiring berjalannya waktu, pria yang disapa Om Begi ini mulai merasa kalau kopi ini menarik. Dia belajar “roasting” kopi, “cupping” kopi, dan teknik-teknik membuat kopi dari teman-teman barista yang dipekerjakan olehnya. Rintangan terbesar dalam menjalankan usaha kedai kopi adalah mengelola “man-power’ atau sumber daya manusia. Om Begi sangat menyadari hal itu. Ia bercerita kepada saya bahwa orang yang bekerja di kedai kita akan selalu berpindah tempat. Mereka akan sering keluar masuk dalam mencari pengalaman berkarir yang baik untuk masa depan mereka.

Kemudian cara kedua yang Om Begi katakan adalah mengelola orang yang mampu membuat kopi dengan konsep “making money by using the man-power”. Konsep ini yang Om Begi anut ketika mengawali usaha kopinya. Dia mempekerjakan seorang barista bernama Kang Iwan dan belajar kopi dari orang itu. Sampai saat ini, Om Begi sudah memiliki 3 kedai kopi dengan 25 orang barista yang harus Ia kelola. “Man-power” menjadi tantangan tersendiri karena Om Begi menganggap kalau manusia adalah aset usaha yang berharga, aset yang terus berkembang dengan bertambah dewasa dari pengalamannya.

6


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

7


8


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

9


10


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

Mendengar hal itu saya terpikir akan sesuatu, memang berapa uang yang perlu dikeluarkan? Kedai kopi memiliki banyak kebutuhan kompleks meskipun pengelolahannya sangat fleksibel. Membuka sebuah kedai kopi memerlukan sumber daya modal, aset, dan sumber daya manusia yang tidak sedikit. Sebuah kedai kopi minimal mampu menyajikan kopi “single origin� yang memiliki banyak rasa kopi dari Arabica dan Robusta, berbeda dengan warung kopi yang menyajikan kopi saset tentunya. Om Begi bercerita, memulai kedai secara kecil-kecilan bisa menggunakan modal yang relatif sekali, bisa 10 juta, 15 juta, atau bisa kurang dari itu. Tetapi sekarang membuka sebuah kedai kopi di Kota Malang yang mampu bersaing dengan banyaknya kedai kopi yang tumbuh, paling tidak membutuhkan modal sekitar 400 – 500 juta. Persaingannya banyak. Penikmat kopi sekarang tidak hanya menitikberatkan rasa dari secangkir kopi. Lebih dari itu, mereka mereka juga memiliih tempat, kenyamanan, serta pelayanan dari sebuah kedai. Interior serta peralatan makan minum juga menjadi pertimbangan konsumen. Orang sekarang cenderung menikmati kopi sambil mengerjakan tugas ataupun pekerjaan lainnya. Keberadaan internet juga menjadi pertimbangan dalam membuka suatu kedai. Ditambah lagi, persepsi enaknya secangkir kopi sangat beragam bagi masyarakat. Penggunaan alat kopi juga menjadi pertimbangan. Kedai yang sangat ramai sangat beresiko terhadap peralatan kopi yang mudah rusak. Pemilihan alat harus sesuai dengan target penikmat kopi di kedai yang dibuat.

11


12


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

Menurut Om Begi, saat ini biaya yang paling normal dikatakan agar kedai dapat berjalan baik minimal memiliki modal 300 juta untuk pasar kedai menengah ke bawah seperti Lupa Lelah. Tetapi kembali lagi modal kalau tidak ditunjang dengan tekad tidak akan menghasilkan apa-apa. Tekad yang kuat untuk berbisnis, kemampuan untuk menentukan “timing� usaha yang tepat menjadi dasar dari segala hal yang diperlukan untuk memulai kedai kopi sendiri. Saya cukup kagum mendengar hal tersebut. Baik, saya pikir orang mampu membuat kedai itu modalnya dari orang tua mereka, tapi ternyata seberapa besarnya modal kalau tidak ada tekad ya tidak bisa berhasil. Modal kecil tapi memiliki tekad bisa membuat kedai kopi yang bertahan sampai kapanpun selama tekad itu masih ada. Tetapi apa masih relevan kalau ada orang yang memulai membuat kedai kopi baru di Kota Malang sekarang ini? Tahun 2020 ini saja sudah banyak sekali kedai kopi yang berdiri di Kota Malang. Secara tidak langsung kedai kopi lain merupakan saingan meski terletak di kecamatan yang berbeda. Contohnya saja Lupa Lelah yang berada di perkopian sawah. Kiri kanan kedai itu juga merupakan kedai kopi. Sepanjang Jalan Ikan Tombro dipenuhi berbagai kedai dengan keunggulannya sendiri-sendiri. Om Begi dengan santai menanggapi apa yang saya utarakan itu. Menurutnya, kedai kopi di Malang itu tidak berkompetisi. Dia tidak menemukan kedai kopi yang strategi bisnisnya benar-benar ada untuk menjatuhkan kedai kopi lain. Permasalahan yang terjadi di Kota Malang adalah jumlah penikmat kopi yang pertambahannya tidak sesignifikan kedai kopinya. Misal dulu ada 10 kedai kopi dan pelanggannya ada 100 orang, perkedai kopi akan mendapat 10 orang pelanggan kasarannya. Tetapi kedai kopi sekarang ada sangat banyak dan pelanggannya tetap 100 orang. Ya porsi pelanggan yang diperoleh tiap kedai juga menjadi semakin sedikit. Tetapi karena kopi, tetap saja ada orang yang datang ke kedai manapun karena pelanggan butuh kopi.

13


Hari itu sudah tidak terasa saya berada di Lupa Lelah. Hingga jam 10 siang, masih sedikit orang yang ngopi di Lupa Lelah. Hanya ada 4 orang pengujung di kedai itu. Memang bulan Januari 2020 ini sangat gempar dengan keberadaan virus COVID-19, virus pandemik meresahkan dunia. Orang-orang sudah mulai jarang keluar rumah. Tetapi masih banyak tempat usaha yang buka waktu itu. Om Begi sendiri juga merasa resah dengan keberadaan virus ini. Demi keamanan, Om Begi berencana menutup kedai untuk 4-5 bulan ke depan. Om Begi tidak mau mengambil resiko bila pekerjanya yang rata-rata masih berstatus mahasiswa bisa terjangkit virus ini. Lo, tapi bagaimana dengan keberadaanya kedai ini bila tutup? Berarti tidak bekerja sama sekali? Om Begi merasa semua bidang ekonomi merasakan dampak, terkapar, bahkan bisa stagnan dan tidak menghasilkan untung. Tentu menjadi beban bagi pemilik usaha. Banyak pengusaha yang jatuh dan tidak bisa lanjut. Dalam masa yang sulit ini, seorang pemilik usaha harus tetap bergerak, maksudnya adalah melakukan sesuatu hal agar bisa bertahan dari kejatuhan ini.

???

14


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

15


16


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

17


Minggu terakhir sebelum tutup ini, Om Begi sendiri juga mempersiapkan diri untuk bisa bertahan di masa COVID-19 ini. Dia memiliki rencana untuk memindah dapur produksi Lupa Lelah ke rumah pribadinya di daerah Patraland, Malang. Nantinya kedai kopi Lupa Lelah akan berjualan secara online lewat sosial media dan pesan antar menggunakan jasa ojek online. Menurut Om Begi, para survivor adalah mereka yang telah melakukan usaha, tidak mengeluh dan menyalahkan orang lain ataupun COVID-19 itu sendiri. Setidaknya hal yang dilakukan Om Begi ini adalah bukti kepada masyarakat bahwa Lupa Lelah tetap eksis dalam masa pandemik COVID-19 ini. Pastinya pemilik usaha dan pemilik kedai kopi lain harus memiliki kreativitas dan pandangan optimis untuk tempat usahanya. Ia sendiri juga merasa terbeban karena COVID-19 ini. Usahanya dalam menjalankan kedai di masa COVID-19 ini karena pandangannya bahwa COVID-19 ini merupakan momentum untuk berbenah. Waktu yang tepat untuk membuktikan bahwa kita ini ada di level kacang besar atau kacang yang kecil. COVID-19 ini tidak perlu disesali, tetap berjalan, tetap optimis, dan harus tetap berkreasi. Sebuah masalah kalau disebut sebagai musibah adalah ajang pembuktian bahwa kita mampu atau tidak bertahan dan maju.

18


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

19


20


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

21


Sebenarnya rencana tutupnya kedai kopi Lupa Lelah juga merupakan respon Om Begi terhadap tindakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus gila ini. Om Begi sudah merencanakan kalau akan tutup selama 4-5 bulan karena COVID-19. Ia menetapkan pola pikir bahwa kedainya akan tetap tutup sampai virus ini dapat ditanggulangi. Banyak kedai-kedai lain yang kerjanya buka tutup terus menerus dalam masa ini. Tak jarang ada beberapa kedai yang kurang mengindahkan himbauan pemerintah terhadap penanggulangan COVID-19 ini. Padahal, menurut Om Begi lebih baik bila mengikuti anjuran pemerintah untuk tutup sementara waktu karena pemerintah lebih tahu masalah virus ini daripada masyarakat. Menurut Om Begi kesehatan lebih penting daripada uang. Kita tidak pernah tau ketika terjangkit virus itu apa yang akan terjadi pada hidup kita, bisa saja hal yang tidak diinginkan dapat terjadi. Jadi lakukanlah apa yang bisa anda lakukan. Upayakan untuk “survive� dalam masa sulit ini. Ya “survive�-nya bukan untuk mendapat uang pastinya, karena uang pada masa ini tidak sebanding dengan ketika usaha buka, tidak ada 20%-30% dari pendapatan normalnya. Kita berjuang untuk membangun mental positif, dan berdoa agar COVID-19 ini cepat berlalu.

22


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Lupa Lelah

“Hardship merupakan masa yang menguji kapasitas kita. Harapannya ketika nanti adalah ajang pembuktian kita survive, kita menang. Tapi ketika pesimis atau menyerah, It’s the end on the game.” – Begi Bagiono.

23


Lupa Lelah

Jalan Ikan Tombro no 16-18 Malang Instagram: @lupalelah_ & @lupalelahghostkitchen.mlg Whatsapp: 0853 3083 5161

24


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

25


Nikmatnya Kopi

Senja Mataram Kecintaan saya terhadap kopi membuat semua hal yang saya kerjakan berkaitan dengan kopi. Sampai-sampai tugas kuliah saya juga berhubungan dengan kopi. Saya adalah seorang mahasiswa di jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Ma Chung Malang. Jurusan saya banyak berhubungan dengan instansi di luar kampus untuk melatih kehidupan sosial mahasiswanya. Karerna objek tugas sering dibebaskan, saya lalu memilih instansi yang berkaitan dengan kopi. Di tahun 2018, sekitar bulan September, saya mendapat tugas observasi untuk pembuatan branding usaha kopi milik teman saya. Waktu itu saya dan teman-teman berkunjung ke berbagai tempat untuk merasakan kopi itu seperti apa sih variasinya? Apa hal yang bisa dieksplorasi lagi dari kopi? Dan bagaimana brand yang baik dan mampu mewakili secangkir kopi ini? Jujur, observasi itu menyenangkan. Saya menganggapan observasi adalah kegiatan nongkrong di berbagai tempat, sambil melihat-lihat. Salah satu tempat yang membuat saya kagum bernama Senja Mataram. Kopi ini berada di dalam Pasar Tawangmangu Kota Malang. Sebenarnya Senja Mataram lebih bisa disebut sebagai toko kopi ketimbang kedai. Varian kopinya semua adalah “houseblend� atau racikan sendiri dari resep mereka. Jadi jarang kita jumpai kopi-kopi dengan nama daerah seperti Aceh Gayo, Mandailing, Bali Kintamani, dan kopi-kopi lain. Di Senja Mataram, kopi-kopinya memiliki nama yang unik. Juragan, Mandor, dan Lembur merupakan salah satu menu yang bernama unik di toko kopi ini. Sebenarnya kopi-kopi ini merupakan kopi tubruk, tetapi kopi tersebut memiliki rasa yang unik. Lebih gurih, rasa yang khas. Semua karena “quality control� yang baik dari standar kerja tempat itu. 26


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

Di awal tahun 2020, saya menyempatkan lagi berkunjung ke Senja Mataram, Namanya sudah menjadi Pabrik Kopi Senja Mataram. Tempatnya juga pindah ke bilik pasar di seberang toko lama mereka. Saya datang pagi itu bersama teman saya, kemudian saya mencoba kopi baru mereka, Arumdalu. Rasa kopi ini lebih gurih dan sedikit ada rasa buah meski termasuk kopi Robusta. Unik memang karena resep racikan toko ini. Beberapa jam kemudian sang pemilik datang memeriksa tokonya ini. Dia bernama Dimas Samudra Firman, lebih akrab disapa Om Dimas. Saya mencoba berkenalan dengan Om Dimas, ya sekedar ingin berbincang-bincang tentang kopi ini. Menurut saya kopi di sini punya warna yang unik, jarang saya temui di tempat lain. Setelah saya mencoba menggali-gali pengalamannya, ternyata Om Dimas sudah memulai berusaha kopi sejak 2010. Ia dulu membua cafĂŠ dan beberapa cabang usaha takeaway kopi di beberapa kota, sampai di bandung juga. Lalu setelah 5 tahun berlalu Om Dimas memutuskan untuk memulai usaha produksi kopi olahan sendiri di tahun 2015. Om Dimas dulu sebenarnya bekerja sebagai seorang pegawai bank. Om Dimas sempat menduduki jabatan sebagai seorang sales manager. Dulu kopi ini dijadikan usaha sampingannya sambil tetap bekerja di bank. Dia pernah menjadi dropshipper reseller kopi juga waktu itu. Lambat laun Om Dimas memutuskan untuk menjadikan usaha sampingannya ini sebagai usaha utamanya.

27


28


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

29


30


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

31


32


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

Wah saya pikir hebat juga Om Dimas ini. Ia berani berpindah pekerjaan dari pekerja kantoran menjadi produsen kopi yang cukup sulit dilakukan. Pertama kali Om Dimas masuk ke dunia kopi, Dia belajar dari pelatihan di PTP Kakao Jember dan dilanjutkan dengan belajar otodidak untuk pengembangan pengolahan biji kopi. Om Dimas juga terus mencoba usaha seperti kedai dan cafĂŠ untuk meningkatkan kualitas dari hasil produksinya. Semua usahanya ditujukan agar usaha toko kopinya ini mampu berkembang lebih jauh lagi hingga ke tingkat nasional, bahkan multinasional. Sebuah mimpi yang menarik dari seorang yang bergelut dengan kopi sehari-harinya. Tentu mimpi tidak dapat terwujud bila tidak disertai dengan usaha. Salah satu bentuk usaha yang wajib dilakukan adalah inovasi dari tempat usaha yang dibina tersebut. Inovasi yang telah dilakukan oleh Toko Kopi Senja Mataram adalah modernisasi mesin dan meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia di pabrik kopi. Hal ini dilakukan Om Dimas untuk meningkatkan kualitas kopi olahannya agar mampu mewujudkan mimpi di tingkat nasional nanti. Om Dimas bercerita kalau sebetulnya semua usaha memiliki hambatan-hambatan tertentu, tidak terkecuali Senja Mataram. Menurutnya, hambatan itu ada karena kita punya keinginan yang perlu kita capai. Pada usaha Pabrik Kopi Senja Mataram, hambatan yang paling berdampak adalah dari sektor penjualan. Jangkauan sales yang kurang luas serta kurangnya cakupan ke daerah lain menjadi hambatan terbesar Senja Mataram sekarang. Om Dimas memisalkan, 1 hari targetnya adalah 1 ton, tetapi yang didapatkan cuma 500 kg. Untuk menanggulangi hal tersebut Om Dimas dan tim berusaha memitigrasi resiko yang ada dengan mengejar target per hari sesuai SOP (Standard Operational Prochedure) yang telah disepakati sebelumnya.

33


34


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

35


36


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

Senja Mataram sekarang tidak hanya menyeduh dan menjual kopi olahan, tetapi menjadi supplier kopi untuk beberapa cafĂŠ di dalam maupun luar Kota Malang. Kesuksesan Senja Mataram juga didasari banyak hal, tapi yang terutama adalah kecintaan dan suka terhadap kopi. Bagi orang yang ingin memulai usaha apapun, terutama kopi, haruslah orang itu suka terhadap kopi. Modal bukan hal yang utama, selama suka pasti orang tersebut mau belajar untuk mengembangkan usaha kopinya. Dalam memulai usaha kopi tentu membutuhkan modal meskipun bukan alasan pertama untuk memulai. Om Dimas mengatakan untuk memulai usaha toko kopi dan produksinya dengan skala yang cukup besar, produksi bisa beberapa ton, kurang lebih membutuhkan modal sekitar 300 juta. Modal uang 300 juta ini diperkirakan cukup aman untuk maintenance usaha selama 3 bulan. Senja Mataram sendiri mampu menghasilkan omzet 5 ton setiap bulannya dengan perkiraan nominal ratusan juta. Tentunya omzet tersebut didapat dari perjuangan Senja Mataram hingga mampu menjadi supplier kopi untuk kedai-kedai besar sekarang ini. Jadi harus pintar-pintar melihat peluang bisnis serta membuat perjanjian usaha dengan kedai-kedai kopi agar terjalin hubungan timbal balik yang signifikan.

37

Tak terasa satu jam sudah terlewati. Hari itu cuaca cukup mendung, tetapi kawasan Pasar Tawangmangu tidak terlihat sepi sama sekali meskipun dalam masa COVID-19. Masih banyak kedai-kedai kopi di sekitar sana yang buka dan menjajakan kepada pelanggan. Keadaan pasar juga masih ramai dan banyak orang yang berjualan meski semua orang beraktivitas dengan menggunakan masker. Keadaan masa COVID-19 ini juga meresahkan. Setiap orang menjadi was-was dengan orang lain yang mereka jumpai. Semua hal menjadi lesu. Ekonomi lesu, sosial lesu, tapi tetap semua orang berjuang untuk bisa bertahan hidup. COVID-19 ini juga mempengaruhi kopi, termasuk usaha kopi milik Om Dimas ini. Menurut Om Dimas, sekarang ini daya beli masyarakat menurun karena semua orang berusaha untuk menekan pengeluaran di kala pandemik ini. Tetapi jumlah penikmat kopi tetap sama dari dulu hingga sekarang, bahkan bisa dikatakan meningkat. Orang yang dulu ngopi saset mulai bermigrasi ke kopi giling yang lebih organik.


38


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

Salah satu cara dari Om Dimas sebagai produsen kopi untuk bertahan di masa COVID-19 ini adalah dengan mengikuti subsidi harga yang lebih ekonomis sehingga bisa masuk dalam jangkauan beli masyarakat sekarang ini. Pendapatan dan pengeluaran orang-orang di masa COVID-19 ini sangatlah fluktuatif, orang cenderung membeli barang yang ekonomis sekali dan sangat press dengan uang yang dimilikinya. Jadi solusi yang dilakukan Om Dimas untuk Senja Mataram adalah memproduksi kopi yang lebih ekonomis, bisa dibeli masyarakat tapi tidak mengurangi kualitas kopi olahan mereka pastinya. Om Dimas juga mengikuti anjuran Pemerintah dengan menaati social distancing ini. Setiap karyawan wajib bermasker, setiap meja yang telah digunakan pengunjung langsung disemprot dengan desinfektan. Selain itu, Om Dimas juga mengurangi jumlah kursi yang digunakan untuk ngopi oleh pengujung, jadi orang yang bisa ngopi dibatasi jumlahnya. Lalu keputusan besar yang diambil Om Dimas juga adalah menutup tempat seduhan waktu bulan puasa nanti. Senja Mataram hanya akan mengandalkan penjualan kopi olahan untuk kegiatan bisnisnya. Hal ini juga menjadi pencenggahan penyebaran lebih lanjut oleh Senja Mataram untuk menanggulangi sang virus jahat, COVID-19. Om Dimas juga mengatakan kalau Pemerintah juga sangat berkontribusif sekali kepada usaha-usaha masyarakat meski Pemerintah belum cukup tanggap memberi bantuan ke daerah-daerah. Kontribusi tersebut berupa bantuan dari KEMENKRAF atau Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam bidang promosi marketplace secara online bagi para pemegang usaha UMKM di Indonesia. Pemerintah membantu mengiklankan usaha masyarakat di media transaksi online seperti Tokopedia dan Shopee, biasanya butuh modal iklan 5 juta perhari, sekarang tidak perlu membayar tapi produk kita sudah bisa tampil di halaman utama. Membuka usaha di tengah COVID-19 juga cukup riskan. Alasan Om Dimas membuka ternyata bukan mencari keuntungan materiil semata. Om Dimas sangat menyadari kondisi sekarang ini orang-orang sangat bergantung pada pendapatan mereka. Bila orang ini tidak bekerja, orang ini akan jadi pengangguran. Pengangguran akan menjadi beban bagi negara. Ketika orang menjadi pengangguran, mereka bisa saja putus asa dan gelap mata, melakukan tindakan kriminal.

39

Orang yang melakukan tindak kriminal akan mengganggu kestabilan sosio ekonomi masyarakat. Bantuan pun yang didapat juga bersifat sementara dan tidak pasti. Salah satu semangat bagi Om Dimas untuk tetap menjalankan usahanya adalah karyawan-karyawannya. Karyawannya rata-rata masih berstatus sebagai mahasiswa. Kalau mereka sampai menganggur di rumah mereka mau jadi apa. Di rumah banyak melamun, main gim yang tidak jelas, dan malah membuang-buang waktu sehingga tidak produktif. Om Dimas berusaha membuka Senja Mataram agar karyawan yang dianggapnya anak-anak asuh ini tidak sampai menganggur dan melakukan tindak kriminal. Menurutnya pimpinan bertanggungjawab penuh terhadap bawahannya di kehidupan dunia maupun di akhirat. Om Dimas berusaha agar karyawannya tidak keleleran di jalanan dan berusaha agar mereka tetap produktif.


40


Kopi Kota Malang | Pabrik Kopi Senja Mataram

Mengejarlah sesuatu yang kamu senangi. Hindari untuk berbuat bersama dengan hal-hal tidak disukai. Tanyalah kepada 10 orang teman, pasti hanya ada 1 orang yang mendukung dirimu. Terkadang kita tidak menyadari bahwa kita dikelilingi orang yang tidak sependapat dengan diri kita, hindari saja meskipun itu orangtua kita sendiri. Lakukanlah, peganglah orang yang mendukung dirimu. Kemudian berjuang untuk bisa survive apapun kondisinya tanpa berhutang. Bila perlu, juallah barang berhargamu karena pengorbananmu lebih mantab nilainya untuk usahamu. - Dimas Samudra Firman

41


Senja Mataram

Pasar Tawangmangu, Malang Instagram: @senjamataram Whatsapp: 0813 9119 6666 linktr.ee/belikopi 42


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

43


Kesatu

Kaduwa dan Ketiga Kebiasaan ngopi sangat lekat pada segala lapisan masyarakat. Saya juga menjadi salah satu bagiannya. Di lingkungan saya banyak sekali para penikmat kopi, dari mereka yang suka kopi sebagai alasan untuk menghabiskan waktu bersama hingga para maniak kopi yang selalu mengejar kesempurnaan rasa dari segelas kopi yang mereka nikmati. Tidak terkecuali di lingkungan kampus. Kegiatan belajar mengajar juga sering diselingi dengan segelas kopi, baik itu mahasiswa maupun dosen pengajarnya. Kopi menjadi satu nilai lebih untuk dibahas. Kopi, kopi, dan kopi. Saya dan teman-teman saya sangat suka sekali dengan kopi. Kadang kami ngopi di dekat kampus, kadang juga ngopi di tempat lain. Sampai semua kerjaan kami berkaitan dengan kopi. Eh, ternyata bukan hanya kami yang suka dengan kopi, dosen kami juga. Mereka sering sekali berkumpul setelah selesai kerja. Mereka sering membahas kerjaan kampus maupun bercengkrama satu sama lain. Saya jadi penasaran bagaimana kopi yang mereka minum itu, kopi yang menjadi alasan untuk bercerita satu sama lainnya. Saya akhirnya mencoba ngopi bersama dosen saya Pak Didit. Saya akhirnya menjumpai sebuah kedai kopi yang sering dikunjungi dosen-dosen saya. Namanya Kaduwa, kedai kopi yang cukup nyentrik di Kota Malang. Kedai Kopi Kaduwa letaknya cukup “nyelempit�, di Jalan Kediri, jalan yang cukup kecil tapi punya kedai yang ramai. Kedai Kopi Kaduwa ini punya bentuk interior yang menarik, dihiasi ornamen kayu dan banyak sekali foto-foto mobil tua, dan aksesoris mobil-mobil tua. Kopinya juga bukan kopi aneh-aneh, hanya kopi tubruk dan kopi V60, kopi-kopi yang cocok bagi orang-orang tua.

44


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

45


MEI – Saya berkunjung ke Kaduwa ini waktu bulan puasa di tahun 2020, sekitar jam 5 sore. Kami juga berjumpa dengan pemilik kedai kopi ini, Ia bernama Andi Iskandar. Orang-orang lebih sering menyebutnya Andi Gondron, tetapi saya lebih akrab memanggilnya dengan Om Andi. Om Andi ini merupakan seorang pria berumur 50 tahun, Dia mempunyai banyak pekerjaan selain Kedai Kopi Kaduwa, salah satunya adalah bengkel motor dan mobil tua. Sebagai seorang pecinta kopi, Om Andi mencitrakan kedainya sesuai dengan hobi dan karakternya. Om Andi memulai usaha kedai kopi dimulai sejak tahun 2015. Di tahun 2015 itu, Om Andi membuka kedai kopi di daerah Ranupane, daerah Gunung Semeru, Jawa Timur. Kemudian di tahun 2018, kedai itu dipindah ke Kota Malang, yang sekarang menjadi Kedai Kopi Kaduwa ini. Waktu awal Om Andi membuat kedai kopi ini adalah murni keisengan Om Andi untuk mengumpulkan teman-teman komunitasnya agar bisa menjadi “markas” bersama. Banyak komunitas yang berkumpul di Kedai Kopi Kaduwa ini. Ada komunitas otomotif, komunitas mobil tua, ada pecinta alam, ada komunitas foto, ada para pecinta kopi, komunitas seni, dan komunitas musik. Kaduwa ini difungsikan Om Andi untuk tempat nongkrong teman-temannya. Om Andi bercerita bahwa ketika awal memulai Kedai Kopi Kaduwa ini, pelanggan yang datang sangat beragam. Lambat laun pelanggan tersebut berubah menjadi komunitas-komunitas, teman-teman Om Andi. Karena pelanggan yang sudah pasti ini, segmen dari kedai Om Andi juga otomatis terbentuk. Menurut Om Andi, rata-rata orang yang ke kedai kopi itu untuk nongkrong, meski mereka hobi berpindah-pindah kedai, tetap kedai-kedai tertentu yang dikunjungi, tidak pernah berubah.

Di Kaduwa, menu yang disediakan cukup berbeda dari kedai kopi pada umumnya. Di sini menyediakan kopi tubruk khas daerah Indonesia serta berbagai minuman tradisional. Hal ini membuat Kedai Kopi Kaduwa menjadi unik. Selain tempatnya yang nyaman, Kaduwa menyelenehkan diri dengan menjual kebersamaan di sana. Tak terasa kami sudah berbincang cukup lama. Om Andi bercerita tentang hobi-hobinya. Om Andi sering berpetualang ke alam, ikut acara bakti sosial dan kemanusiaan ke tempat-tempat bencana alam, serta hobinya terhadap otomotif tua dan kamera. Om Andi bilang, semua aksesoris dan peralatan yang digunakan pada kedainya ini kebanyakan adalah barang bekas dari hobi yang Ia tekuni. Terkadang, ada juga pemberian-pemberian dari teman-temannya sesama komunitas. Kedai Kaduwa merupakan perwujudan kekeluargaan yang nyata menurutnya. Warna unik kedai ini juga terpancar dari detil-detil yang bisa dibilang sepele. Om Andi mengutamakan kopi yang tradisional, kopi yang disajikan di secangkir gelas kaca dan “lepek”. Menurut Om Andi, kopi adalah minuman pahit yang bisa menyatukan orang, kopi yang asli tidak akan berubah apapun zamannya. Alasan Kaduwa hanya menyediakan kopi tubruk juga karena pandangan Om Andi tentang kopi yang harus asli, kopi yang disajikan dari zaman dulu hingga sekarang yang tidak berubah. Bukan kopi milenial dengan es dan susu, seta penambah rasa yang menggeser nilai dari kopi itu sendiri. Makanya banyak orang pecinta kopi tubruk yang menjadi pelanggan setia dari Kaduwa ini. Selain itu, ada filosofi yang dianut oleh Om Andi dan tim Kaduwa untuk tidak menggunakan bahan kertas dan plastik sama sekali, semua tisu dan gelas kertas diganti dengan gelas kaca dan serbet untuk mereduksi sampah.

46


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

47


Dalam perjalanan selama Kaduwa berdiri, Om Andi tidak merasakan ada kendala yang besar di kedai kopinya ini. Menurut Om Andi, Kaduwa ini berdiri dengan resiko karena memiliki segmen pasar yang cukup nyeleneh, segmen yang sangat mengerucut kepada orang-orang tertentu bukan pangsa segmen pasar yang luas. Karena segmennya yang mengerucut, otomatis tidak semua orang mau untuk berkunjung ke Kaduwa. Meski begitu, bukan berarti Kaduwa tidak ramai dikunjungi orang. Nyatanya, Kedai Kopi Kaduwa sudah menjadi tempat berkumpul banyak komunitas yang beraneka ragam. Menurut Om Andi, hal terpenting dalam membangun sebuah kedai kopi agar sukses bukanlah kemampuan khusus atau hal lainnya. Hal terpenting adalah “sense” atau kepekaan dalam menghadirkan gaya yang berbeda dari sebuah kedai kopi. Suatu kedai kopi harus memiliki gaya atau style yang berbeda, yang unik. Keunikan ini yang mampu menjadi daya tarik lebih dalam membuat suatu kedai kopi di Kota Malang. Di Kota Malang, Om Andi mengamati kalau trend atau budaya ngopi ini baru berjalan kurang dari 10 tahun terakhir. Ngopi ini hanyalah gaya hidup atau “lifestyle” di Kota Malang, bukan menuju pada “taste” kopi yang sebenarnya. Orang-orang penikmat kopi lama pasti tahu tempat ngopi yang enak di Kota Malang.

48


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

Ajakan “ayo ngopi� di kalangan anak muda sekarang cuma sekedar ajang untuk berkumpul dan menonjolkan gaya hidup. Tidak jarang kalau dijumpai anak muda yang sedang “ngopi� tapi tidak memesan secangkir kopi. Om Andi berpendapat kalau ngopi sekarang bukan menomor satukan rasa kopi, tetapi lebih mengutamakan style atau gaya dari kedai kopi itu sendiri. Sehingga banyak sekali kedai yang lebih menjual style ketimbang kualitas produk kopi yang disajikan. Seorang pemilik kedai kopi yang bisa melihat peluang untuk membangun style kedainya, pasti mampu memiliki pelanggan tetap di kedai tersebut. Menurut Om Andi, usaha kedai kopi di Kota Malang ini tidak memiliki persaingan yang berat. Semua kedai punya target pasarnya sendiri-sendiri, tidak rebutan. Jadi pemilik kedai kopi harus mampu mencari celah dalam pasar penikmat kopi di Kota Malang untuk bisa bertahan dalam bisnis kedai kopi ini. Mendengar Om Andi bercerita membuat saya semakin penasaran tentang kopi. Yang Ia katakan seakan-akan mudah untuk diwujudkan. Banyak orang yang masih takut memulai suatu usaha, apalagi memulai usaha kedai kopi yang membutuhkan modal besar. Tetapi pendapat saya tidak sejalan dengan Om Andi. Kaduwa yang Om Andi rintis tidak mengandalkan modal yang besar. Semua Ia bangun dari bekas kamarnya, aksesoris dari teman-temannya, dan banyak barang-barang bekas lain yang pelan-pelan dibangun menjadi Kaduwa yang sekarang ini. Karena uang bisa dicari tapi niat harus dibentuk.

49


50


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

51


52


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

53


Tidak terasa setengah gelas kopi sudah saya habiskan. Sore itu cukup cerah meski banyak suara sirine polisi yang mengatur pasar takjil di dekat sana. Di bulan puasa ini, meskipun banyak tempat usaha yang tutup, banyak sekali pedagang takjil yang masih berjualan. Orang-orang yang beli juga tidak kalah sedikit. Mereka bergerombol di pasar takjil tanpa memikirkan dampak dan resiko tertular virus COVID-19. Cukup miris melihat kejadian ini, di mana kedai kopi yang buka sering digrebek polisi meski sedang tidak ramai pengunjung, tapi kerumunan orang masih bisa terjadi seperti pada pasar takjil ini. Keadaan COVID-19 ini tentu memiliki dampak yang tidak bisa dianggap remeh. Kopi apalagi. Kedai kopi dilarang untuk menghimpun massa secara besar, padahal seperti Kaduwa ini kopi tubruk harus disajikan panas dan tidak memungkinkan take away. Kedai kopi juga dibatasi jam bukanya, lewat jam-jam tertentu kedai kopi sudah dioprak-oprak dan disuruh tutup. Om Andi merasakan keberadaan COVID-19 ini membuat orang menjadi paranoid. Hal ini menjadikan pendapatan usaha kuliner khususnya kedai kopi anjlok, karena orang akan berpikir beberapa kali sebelum nongkrong dan ngopi di kedai yang ramai. Om Andi bercerita kalau perekonomian dari Kedai Kopi Kaduwa sekarang sangatlah lesu. Om Andi sendiri sebagai pemilik usaha juga memiliki keraguan untuk membuka kedai kopinya ini. Ia takut para pelanggannya ada yang membawa bibit penyakit COVID-19 yang berbahaya itu. Kadang dalam sehari pendapatan kedai tidak sampai 50% dari normal. Biasanya dalam sehari Kaduwa bisa mendapatkan omzet sekitar 800 ribu, selama masa COVID-19 ini maksimal hanya 200 ribu bahkan bisa kurang.

54


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

55


56


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

Ada juga beberapa cara yang dilakukan Kaduwa untuk mempertahankan usaha dalam masa ini. Cara-cara tersebut adalah dengan membatasi pengunjung yang datang ke kedainya. Om Andi juga menyiapkan tempat cuci tangan di depan kedai untuk para pelanggan yang hadir. Selain itu, untuk membatasi pengunjung yang datang, Om Andi mengubah jam buka Kedai Kopi Kaduwa selama puasa, dari jam 4 sore sampai jam 8 malam sesuai anjuran Pemerintah. Dan juga, Om Andi membatasi pengunjung dengan memberlakukan reservasi tempat bagi mereka yang ingin ngopi di Kaduwa. Lalu yang terakhir, Kaduwa sendiri menyiapkan minuman aneka rempah yang sekarang sedang naik daun karena dipercaya bisa meningkatkan kekebalan tubuh manusia. Om Andi berusaha menjalankan kedainya meski tidak ngotot untuk mencari keuntungan, setidaknya kedai memiliki perputaran modal dan bahan sehingga tidak terkesan “mati� selama pandemik ini.

57


Keadaan pandemik seperti ini akan berlangsung lama bila pemerintah dan masyarakat tidak memiliki kesepahaman. Pemerintah pastinya mengusahakan yang terbaik untuk masyarakatnya. Meskipun menurut Om Andi pemerintah sekarang masih kurang tegas, tetapi semua ketetapan yang dibuat adalah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 ini. Om Andi juga mengikuti instruksi dari pemerintah, bahkan di awal COVID-19 ini marak, Om Andi sempat menutup Kaduwa selama sebulan lebih. Menurut Om Andi, lebih baik kalau mencegah bersama-sama, menghindari sesuatu yang tidak terlihat cukup sulit untuk dilakukan. Tapi bila semua orang bersama-sama mencegah, pasti masa ini cepat berlalu. Jangan memaksakan diri untuk mencari keuntungan berlebih di masa sekarang ini, tetapi jangan berdiam diri sampai tidak berusaha dan akhirnya malah membuat diri menjadi kekurangan. Tetaplah berusaha untuk survive apapun kondisinya.

58


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Kaduwa

Menurut saya, semua kopi itu rasanya sama, tidak ada yang berbeda. Kopi itu pahit dan semua orang bisa menikmatinya. Jadi kalau ada orang yang mau membuat kedai kopi mereka harus bisa membawa gaya baru yang berbeda dari kedai-kedai yang sudah ada. Kopi yang dikemas dengan gaya baru dan berbeda adalah kunci kedai kopi bisa bertahan di masa sekarang. - Andi “Gondrong� Iskandar.

59


Kaduwa

Jalan Kediri No. 2 Malang Instagram: @kaduwakopi Whatsapp: 0821 4100 4348

60


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

61


Keselarasan Seperti

Cangkir Laras “Banyak orang yang menganggap kopi lebih dari sekedar minuman. Ada yang menganggap kopi sebagai seni, sebagai nilai kebersamaan, juga ada yang menganggap kopi adalah hikmah yang menghidupi.� Di dalam perjalanan saya membuat buku ini, jujur sangat sulit mencari kedai kopi yang buka. Banyak usaha yang memilih tutup untuk menjaga diri dari COVID-19. Tentu tidak semua orang mampu melakukan hal itu. Ada juga orang-orang yang terpaksa menjalankan usahanya untuk menyambung hidup atau alasan-alasan lainnya. Untungnya masih ada kedai kopi yang buka waktu itu. Kedai kopi ini sering dikunjungi dosen-dosen saya. Nama kedai itu adalah Cangkir Laras. Kedai kopi Cangkir Laras terletak di Jalan Magelang No.11, Kota Malang. Lokasinya sangat dekat dengan Universitas Malang atau yang dulu dikenal dengan IKIP Malang. Tempatnya terbilang kecil tetapi memiliki keunikan yang beda dari kedai-kedai kopi yang lain. Cangkir Laras ini dimiliki oleh seorang seniman. Dia bernama Wirastho, saya lebih suka memanggilnya Mas Sawir. Dia adalah seorang pelukis. Lukisannya juga sangat unik, Mas Sawir menggunakan ampas kopi sebagai tinta lukisnya. Mas Sawir melukis untuk kebutuhan pribadi dan pesanan dari orang lain. Selain itu, Mas Sawir juga merupakan mantan guru seni budaya di beberapa sekolah negeri di Kota Malang.

62


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

63


64


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

Mas Sawir sudah berkecimpung di dunia kopi selama 11 tahun. Waktu awal memulai usaha kopi ini di tahun 2009, Mas Sawir berjualan keliling menggunakan sepeda motor vespanya. Ia sangat suka sekali dengan motor vespa. Mas Sawir sering berkeliling kota bersama teman-temannya menggunakan vespa tuanya itu. Lambat laun terbesit keinginan Mas Sawir untuk produktif dengan memulai usaha. Menurut Mas Sawir, daripada hanya jalan-jalan dengan motor tapi tidak menghasilkan sesuatu kenapa tidak berjualan kopi saja sekalian. Pada tahun 2012, Mas Sawir mulai memfokuskan usaha kopi ini ke bidang produksi kopi olahan. Waktu itu Mas Sawir menyerahkan segala kegiatan di kedai kopi kepada anak asuhnya agar dia bisa mengurusi produksi kopi yang dirintis. Akan tetapi, karena satu dan lain hal kedai kopi yang dikelola oleh anak asuh Mas Sawir kurang membuahkan hasil di tahun tersebut. Tetapi tidak disangka produk kopi olahan yang dijajakannya secara online cukup berkembang dan bisa menyuplai beberapa cafĂŠ dan kedai kopi. Lalu di tahun 2018 ketika persaingan kopi olahan sedang marak, Mas Sawir memutuskan untuk memiliki toko offline. Ia berpikir kalau toko online lama kelamaan akan kalah bersaing karena banyaknya saingan yang punya toko offline atau toko fisik di Kota Malang ini. Di sinilah Cangkir Laras berdiri, awalnya berupa toko kopi olahan yang menjual kopi roasting dan kopi bubuk. Lambat laun Cangkir Laras berubah dari toko menjadi kedai karena banyak teman-teman yang berkunjung ke Cangkir Laras dan malah ngopi di sana. Ketika memulai berbisnis di dunia perkopian, Mas Sawir tentu tidak pernah merencanakannya. Mas Sawir adalah seniman sekaligus guru. Mas Sawir juga memiliki beberapa anak asuh yang dirawatnya, sampai-sampai Mas Sawir rela berhenti dari profesinya sebagai guru untuk mengurus dan merawat anak-anak asuhnya.

65

Demi bisa menyambung hidup, Mas Sawir memutuskan untuk berjualan kopi. Usaha kopi dipilih Mas Sawir karena memang dia sangat menyukai kopi sejak masih kecil, sekaligus Mas Sawir ingin melatih anak-anak asuhnya agar bisa hidup mandiri. Bagi Mas Sawir, mengelola sebuah kedai itu gampang-gampang susah. Baginya, faktor utama yang menunjang umur suatu kedai kopi adalah pelanggan. Sebuah kedai kopi haruslah punya konsep yang bisa memberi kenyamanan bagi pelanggannya. Cara termudahnya untuk memperoleh pelanggan tetap adalah membangun komunitas yang sesuai dengan karakter dari kedai kopi. Menurut Mas Sawir, konsep orang ngopi itu adalah orang duduk, cangkruk, dan bisa berjam-jam. Dengan adanya komunitas, pelanggan bisa nyaman duduk di suatu kedai bersama teman ataupun orang-orang yang memiliki kesukaan yang sama akan sesuatu. Dengan begitu, kedai kopi bisa memiliki pelanggan tetap menunjang perekonomiannya. Saya dan Mas Sawir berbincang cukup lama. Kami berbincang tentang kopi, tentang hobinya sebagai seniman, serta lukisannya. Banyak sekali lukisan yang tepajang di dinding-dinding kedai kopi ini. Lukisan-lukisan ini dibuat dari ampas kopi. Lukisan ini menjadi daya tarik yang unik dan jarang dijumpai di tempat lainnya. Lukisan-lukisan yang Mas Sawir buat memiliki gaya lukisan surreal, terkadang lukisan ini dijual ketika ada yang berminat. Tak jarang juga ada orang yang memesan lukisan di Mas Sawir ini karena Mas Sawir sering mengangkat tema-tema yang sedang fenomenal di masyarakat ke dalam lukisannya.


66


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

67


68


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

Perjalanan Mas Sawir di dunia perkopian tidak bisa kita anggap remeh. Ia menekuni usahanya ini tidak semata dari menjual kopi yang diseduh. Mas Sawir juga melakukan riset ke kebun-kebun kopi, bereksperimen membuat kopi yang nikmat dan memiliki cita rasa yang khas. Menurut Mas Sawir, kemauan adalah kunci dari berkembangnya suatu usaha. Masa-masa awal Mas Sawir memulai usaha kedai kopinya, Mas Sawir hanya bermodalkan uang 200.000 rupiah saja. Uang itu digunakannya untuk membeli selusin cangkir, gula, dan kopi. Dengan bermodalkan kemauan, Mas Sawir terus mengerjakan usaha kopinya. Bahkan Mas Sawir juga membuat beberapa perabotan seperti meja dan kursi untuk akomodasi di kedai kopinya. Semua itu dilakukannya hingga Ia berhasil mengumpulkan pendapatan dari kedainya itu. Rupiah demi rupiah yang mengalir digunakan Mas Sawir untuk menghidupi dirinya sekaligus mengembangkan kedai kopinya. Menurut Mas Sawir, uang masih bisa dicari, selama ada kemauan, usaha apapun tidak akan mati dan bisa terus dikembangkan. Berbicara tentang membuat sebuah kedai kopi tentu tidak semata-mata hanya mengandalkan kemauan. Dibutuhkan banyak keterampilan lain yang bisa diterapkan di kedai. Menurut Mas Sawir, keterampilan lain yang dibutuhkan bagi dalam memuat kedai kopi adalah manajemen meja dan kemampuan untuk berinovasi. Mas Sawir bercerita kalau pendapatan dari kedai kopi itu tidak banyak seperti yang dibayangkan orang-orang. Pelanggan menjadi faktor penentu pendapatan dari kedai kopi. Ketika pelanggan duduk di kedai kopi, mereka bisa menghabiskan berjam-jam lamanya, padahal mereka hanya membeli satu atau dua minuman saja. Pelanggan juga bisa bosan kalau kedai kopi yang dibuat tidak memiliki nilai yang unik dan berbeda. Maka dari itu, sangatlah penting bagi seseorang untuk bisa menguasai manajemen meja dan inovatif agar kedai kopi mereka bisa bertahan dalam persaingan bisnis kopi.

69


Tentunya pada masa bulan puasa ini tidak semua usaha memilih untuk beroperasi sesuai jam kerja normalnya. Ditambah lagi dengan wabah COVID-19 yang sekarang sedang naik daun dan menghantui masyarakat di seluruh dunia. Tentunya hal tersebut menjadi tantangan sendiri bagi pelaku usaha di manapun mereka berada, termasuk Cangkir Laras. Pada masa seperti ini, Cangkir Laras terbilang sangat sepi, pendapatannya lesu. Apalagi sekarang ini diberlakukan pembatasan jarak. Jumlah orang yang bisa duduk di satu ruangan umum hanya boleh setengah dari kapasitas maksimum ruangan itu. Hal ini juga dipersulit dengan adanya larangan untuk melakukan pelayanan secara langsung seperti pada kedai kopi dan berlakunya jam malam. Padahal pada bulan puasa biasanya banyak orang yang pergi menikmati kopi setelah berbuka puasa. Ya, keadaan sekarang memang sulit. Hal ini membuat banyak usaha kuliner termasuk Cangkir Laras harus mencari alternatif lain dalam menjalankan usahanya. Ada usaha yang mengandalkan jasa para ojek online untuk berjualan, juga ada usaha kuliner yang mengandalkan take away untuk menjajakan produknya kepada konsumen. Tetapi Cangkir Laras mengambil jalan yang berbeda. Mas Sawir merasa persaingan yang terjadi pada penggunaan jasa ojek online dan take away masih sangat berat karena banyak orang yang cenderung memilih cara tersebut. Agar Cangkir Laras mampu bersaing di pasar ekonomi pada masa ini, Mas Sawir menfokuskan produksi kopi bubuk olahan maupun minuman kopi untuk keperluan rumah tangga. Tak jarang juga Mas Sawir menjual beberapa lukisannya sebagai dana tambahan. Langkah ini diambil oleh Mas Sawir untuk menyangga perekonomian keluarga serta anak asuhnya.

70


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

71


Pastinya keadaan sekarang tidaklah mudah. COVID-19 merajalela serta merengut nyawa. Orang-orang semakin takut terhadap wabah ini. Tetapi tidak sedikit juga orang-orang yang menyepelekannya. Wabah ini menyebabkan semua pihak kewalahan, mau dia adalah bos besar sampai rakyat jelata tentu merasakan dampaknya, apalagi dengan Pemerintah. Pemerintah terus berusaha menangani wabah ini seefisien mungkin. Mas Sawir sendiri memaklumi hal itu. Menurutnya, Pemerintah kita ini sekarang sedang kesulitan. Menghimbau masyarakat untuk bekerja di rumah, tetapi tidak semua lapisan masyarakat mampu melakukannya. Menutup tempat-tempat usaha yang ramai malah membuat orang-orang kehilangan pendapatan. Ditambah lagi kondisi bulan puasa yang membuat harga barang-barang menjadi mahal serta naiknya angka kriminalitas, menjadikan masyarakat lebih takut terhadap kelaparan daripada wabah itu sendiri. Meksipun semua kesusahan itu diresahkan banyak orang, tentu ada orang-orang masih berusaha dan tidak menyerah terhadap keadaan yang seperti ini. Salah satunya adalah Mas Sawir. Semangatnya untuk menghidupi keluarga dan 24 anak asuhnya. Ketika Mas Sawir berhenti bekerja, otomatis dia tidak memiliki pendapatan. Lalu bagaimana nasib keluarganya nanti? Untuk itulah Mas Sawir berusaha. Menurutnya, masalah itu kalau dianggap sebagai beban bisa membuat seseorang jatuh. Tetapi bila masalah itu bisa dianggap sebagai daya dorong, sebagai semangat, dan sebagai hikmah, seseorang yang jatuh di tempat terdalampun bisa bangkit dari keterpurukannya. Banyak juga teman-teman Mas Sawir yang “banting stir� sementara waktu ke usaha lain, seperti berkebun duren dan buah-buahan lain. Mas Sawir juga sering membuat keripik sukun untuk dijual. Semua itu semata-mata adalah wujud semangat untuk berjuang yang dicurahkan demi keluarga dan sesama. Jadi janganlah berkecil hati dan putus asa, terus bergerak dan berjuang demi kehidupan yang lebih baik setelah pandemik ini.

72


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

73


74


Kopi Kota Malang | Kedai Kopi Cangkir Laras

Menurut saya, kopi itu “ngopeni�. Dari kopi kita bisa memelihara hidup. Melalui kopi saya bisa memelihara hidup banyak orang. Kopi bukan sekedar minuman, tapi kopi adalah bukti hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa. -Wirastho

73


Cangkir Laras

Jalan Magelang No. 11 Malang Instagram: @cangkirlaraskopi Whatsapp: 0812 5249 4608

74


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

77


Hasil Kopi Tanah Rakyat

Di tengah maraknya virus COVID-19 tentu banyak orang yang tentu takut terjangkit virus ini. Semua bentuk usaha yang ada di masyarakat mengalami dampak penurunan omzet. Banyak orang yang di rumahkan oleh perusahaannya. Adapula yang ter-PHK secara sepihak. Pengalihan kerja dari tatap muka menjadi menggunakan media online secara virtual juga menghambat beberapa golongan di masyarakat. Ada masyarakat yang gagap teknologi hingga kendala internet mahal di Indonesia ini. Semua hal menjadi bermasalah karena COVID-19 ini. Mungkin kita pikir kalau semua pekerjaan berdampak, kenapa kita masih bisa makan nasi sekarang ini? Bukannya semua orang harus “work from home”? tapi kenapa banyak pedagang sayur yang masih kita jumpai? Bagaimana bisa usaha toko kopi masih bisa terus produksi “roasting” hingga masa pembatasan kontak fisik? Tentu menjadi pertanyaan sendiri bagi kita ketika melihat fenomena ini. Kami juga penasaran bagaimana kopi ini ditanam. Yang kita tahu, kopi yang kita dapat di kota sudah berupa kopi olahan, kopi setelah di “roasting”, kopi bubuk, ataupun kopi seduhan. Tetapi bagaimana bentuk tanaman kopi ini? Serta bagaimana cara pengolahan kopi tersebut? APRIL – Pertengahan bulan April ini saya dan teman saya berkunjung ke sebuah daerah di wilayah Kabupaten Malang, sekitar 60 km dari Kota Malang. Wilayah yang sangat terkenal akan produksi kopinya. Daerah yang cukup panas dan cocok untuk mengkultivasi berbagai tanaman terutama kopi.

78


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

Ya, Dampit. Wilayah di Kabupaten Malang ini terkenal dengan kopinya yang khas Robusta sekali. Kopi yang memiliki aroma kuat dan rasa yang cenderung pahit. Kopi yang dikenal di seluruh wilayah Indonesia. Kami tiba di salah satu desa di wilayah Dampit, Desa Ampelgading namanya. Hampir semua penduduk di desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani kopi. Suasananya rindang, desa ini juga memiliki berbagai kebun selain kopi, seperti tebu dan buah-buahan lain. Saya sangat menikmati perjalanan ini. Mobil kami terus melaju hingga sampai di depan sebuah rumah. Rumah ini nampak sederhada dan halamannya digunakan untuk menyemai dan berjualan mawar. Ini adalah rumah Bu Sumiati. Wanita yang lebih akrab disapa sebagai Bu Sumi ini adalah seorang petani kopi dan salah satu penggagas Desa Ampelgading menjadi desa wisata. Kami disambut hangat oleh Bu Sumi, dia menyuguhkan dua cangkir kopi untuk kami. Kopi panas hasil panen dari kebun Bu Sumi sendiri pastinya. Kopi itu terasa sedikit berbeda dari kopi yang pernah saya nikmati, rasanya lebih gurih. Padahal kopi itu diseduh dengan cara tubruk tetapi bisa menghasilkan sensasi yang berbeda. Setelah kopi kami habiskan, Bu Sumi mengajak kami pergi ke kebunnya. Kebun itu letaknya tidak jauh dari rumah yang kami singgahi, hanya perlu menyebrang jalan di depan rumah. Kebun ini cukup luas dan ditanami pohon-pohon kopi serta beberapa tanaman tumpang sari seperti jahe, kelapa, pisang, dan cabe. Di sana kami melhat bagaimana bentuk dari pohon kopi itu. Dahan-dahannya sekilas membentang seperti payung yang sedang dibuka, daunnya melebar, serta buahnya yang berwarna hijau dan merah. Tanaman yang jarang sekali terlihat di kota.

79


80


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

81


Di kebun itu kami berbincang-bincang dengan Bu Sumi. Bu Sumi bercerita kalau kebun ini adalah warisan dari mendiang orang tuanya. Bu Sumi mulai bertani kopi ini sejak tahun 2017. Selain Bertani kopi, Bu Sumi juga memproduksi kopi olahan dan minuman herbal sejak 2011. Hal ini dilakukannya karena Bu Sumi ingin usaha kopinya ini bisa bersaing tanpa harus mengandalkan para tengkulak sehingga bisa menentukan harga produknya sendiri. Bu Sumi juga sangat mencintai kopi. Menurutnya kopi itu sangat fleksibel, kopi tidak terpaku pada masa panen, dan perawatannya mudah. Selain itu kopi bisa disimpan dalam jangka panjang sehingga kopi bisa dianggap sebagai aset dan dijual bila diperlukan. Bu Sumi adalah orang yang supel. Ia sangat senang bercerita. Ia menganggap kalau bertani merupakan sebuah seni karena untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas dibutuhkan kesabaran yang ekstra. Sebuah pohon kopi bisa menghasilkan buah yang berkualitas minimal harus berusia 5 tahun. Setelah itu, pohon kopi membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk menghasilkan buah yang matang dan siap panen. Lalu buah yang sudah berwarna merah itu digiling untuk mendapatkan biji di dalamnya. Setelah itu, biji direndam di wadah air untuk proses seleksi. Proses seleksi ini diperlukan untuk menyeleksi biji yang baik dan bisa dikonsumsi nantinya. Setelah biji kopi sudah diseleksi, biji tersebut difermentasi selama seminggu agar setiap bijinya bisa memiliki kualitas yang sama. Barulah biji tersebut di jemur di terik matahari selama kurang lebih lima belas hari. Biji kopi yang sudah dijemur itu masih harus disimpan selama kurang lebih enam bulan sebelum di-roasting agar mampu menghasilkan rasa dan aroma yang kuat.

Meksi terdengar sulit, Bu Sumi sama sekali tidak merasa kalau merawat pohon kopi itu sulit, malah dia menikmatinya. Memang banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi ini, seperti luas lahan, hama tanah, pupuk, hingga cuaca. Tetapi semua hal itu menjadi tantangan dan memberi kesempatan bagi semua petani kopi serta Bu Sumi untuk belajar. Bu Sumi sendiri mengaku tidak pernah bosan bereksperimen menanam kopi. Biji kopi greenbeans produksinya yang selalu terlihat kuning dan segar ad alah bukti kerja kerasnya selama berkecimpung di dunia kopi. Seperti sebuah novel yang tidak berhenti merilis cerita baru, ilmu menanam kopi menjadi lembaran baru yang penuh cerita bagi Bu Sumi. Kami berjalan mengelilingi kebun kopi itu sambil mencari buah-buah kopi yang berwarna merah. Buah kopi yang berwarna merah ini menandakan buah yang siap untuk dipanen. Bicara kualitas, kopi yang diolah dari buah matang memiliki rasa dan aroma yang lebih pekat, selain itu warna biji kopi ketika diroasting juga terlihat lebih bagus dan akurat kematangannya. Kami beruntung berkunjung ke kebun milik Bu Sumi karena beberapa pohon sudah memasuki masa panennya. Sambil memanen beberapa pohon, Bu Sumi melanjutkan cerita-ceritanya dalam bertani kopi. Dia bercerita kalau kebun ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Banyak turis-turis yang berkunjung ke Desa Ampelgading untuk berlibur sambil mempelajari budaya hidup masyarakat di sana. Turis-turis tersebut sangat senang dan antusias dengan kegiatan Bertani kopi yang menjadi mata pencaharian utama di Desa Ampelgading.

82


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

Tak jarang juga rumah Bu Sumi dijadikan rumah singgah bagi para wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut. Maka dari itu Desa Ampelgading sekarang memiliki predikat desa wisata dan edukasi. Menjadi sebuah keuntungan bagi Bu Sumi untuk bisa menerima para wisatawan asing. Selain mereka belajar tentang budaya daerah, mereka juga memberikan pengetahuan-pengetahuan baru dari pengalaman mereka. Bu Sumi terus berusaha untuk mengembangkan usaha kopinya. Dirinya menganggap petani adalah profesi yang sangat mulia karena menyokong kebutuhan pangan sebuah negara. Menurutnya, kehidupan sebagai seorang petani kopi tidaklah buruk. Bu Sumi bisa merasakan nilai cukup dari kebutuhan materiil yang dia miliki. Segala kebutuhan pangan tentu tercukupi ketika menjadi seorang petani karena seorang petani tidak hanya menanam satu jenis tanaman, pasti ada tanaman lain yang bisa dijadikan kebutuhan pokok sehari-hari. Hasil panen pun tidak serta merta langsung dijual. Panen hanya dijual ketika Si Petani dirasakan perlu dana tambahan. Menurut Bu Sumi, pekerjaannya sebagai petani menjadikan dirinya paham nilai hidup yang sebenarnya.

83


Meski begitu, tidak berarti seorang petani tidak memerlukan inovasi. Tentu inovasi sangatlah penting bagi kelangsungan sebuah usaha. Seperti halnya yang dilakukan Bu Sumi. Bu Sumi juga mengembangkan produk kopi bubuk olahan sebagai inovasi dari usahanya. Tentu kopi bubuk memiliki harga yang lebih mahal dari biji kopi mentah bila dijual, tetapi produk kopi bubuk harus memiliki legalitas dari Pemerintah agar bisa diperjualbelikan. Oleh karena itu penting bagi seorang petani yang ingin menjual produk olahannya sendiri untuk memiliki Perizinan PIRT (Produk Industri Rumah Tangga). Dengan perizinan ini, seorang petani bisa menjual produknya secara legal di pasar. | Setelah puas berkeliling kebun, kami bertiga kembali ke kediaman Bu Sumi dan menikmati makan siang. Kemudian kami membantu Bu Sumi untuk meyortir biji kopi mentah. Caranya pun mudah, hanya menggunakan peralatan sederhana yaitu baskom yang dilubangi bagian alasnya. Penyortiran ini berguna untuk mendapatkan biji kopi mentah yang baik dan tidak pecah. Biji yang pecah akan mempengaruhi waktu penjemuran dan proses roasting nantinya.

84


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

GREEN

B 85


N

BEANS 86


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

Tidak bisa dipungkiri kalau secangkir kopi membutuhkan banyak pihak dalam prosesnya agar bisa kita nikmati, terutama bagi petani kopi. Sebagai seorang petani kopi tentu memerlukan pengetahuan khusus tentang tanaman kopi. Pengetahuan tersebut meliputi cara pengolahan tanah agar bebas dari hama, penanaman dan perawatan tanaman kopi, ketinggian lahan, proses pengolahan hasil panen, dan masih banyak lagi yang bisa didapatkan dari eksperimen seorang petani kopi. Menurut Bu Sumi, antar tanaman kopi harus memiliki jarak sekitar 1 -1,5 meter agar bisa tumbuh dengan maksimal. Harga bibitnya juga murah hanya 4000 – 5000 rupiah per pohonnya. Sehingga lahan untuk menanam bisa dikondisikan sesuai lahan yang dimiliki, tidak harus dipaksakan. Yang terpenting dalam menanam kopi adalah kesabaran. Pohon yang bisa berbuah minimal berusia 5 tahun, 3 tahun pertama untuk proses penyambungan atau stek, 1 tahun untuk belajar berbuah, kemudian tahun terakhir baru bisa didapatkan hasil panen yang maksimal.

87


Bagi Bu Sumi, kopi adalah bagian hidupnya. Meski ia mengaku kalau COVID-19 tidak seberapa mempengaruhi dirinya sehari-hari, dampaknya tetap masih dirasakannya. Dampak tersebut adalah penurunan harga kopi di masyarakat yang semua 28.000 rupiah menjadi 25.000 – 26.000 rupiah. Angka tersebut merupakan penurunan yang besar bagi petani, untungnya kopi tidak harus dijual ketika setelah panen dan masih bisa disimpan. Meski Bu Sumi tidak merasa terlalu terganggu, kehidupannya sehari-hari bisa dibilang melakukan pembatasan kontak fisik secara tidak langsung. Dirinya mengelolah kebun secara pribadi, proses produksi juga dilakukan sendiri, keperluan pangan dipenuhinya dari hasil kebun, dan Bu Sumi hanya ke kota bila ada keperluan khusus saja. Menurutnya kebanyakan orang-orang desa hidup seperti dirinya, mereka bisa merasakan kecukupan untuk sehari penuh. Berbeda dengan orang-orang di kota yang memiliki beban hidup yang lebih besar.

88


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

89


Di tengah wabah yang mengecam ini, gotong royong di desa tetap berjalan meski dengan ketentuan-ketentuan khusus. Pemerintah desa bersama warga di Desa Ampelgading sangat tanggap mencegah penyebaran virus COVID-19 ini. Di desa yang ditinggali Bu Sumi, dilakukan tes suhu pada setiap orang yang memasuki desa tersebut. Warga juga aktif melakukan ronda untuk keamanan wilayah di masa pandemik ini. Selain itu, desa ini juga mencegah kegiatan mudik dan mengkarantina warga yang memaksa untuk mudik ke desa tersebut. Gotong royong dilakukan dengan cara berbeda, semua demi kenyamanan dan keselamatan bersama. Meski kasus penyebaran virus COVID-19 terus bertambah, Bu Sumi tetap melakukan pekerjaannya dalam membuat kopi olahan dan minuman herbal. Untuk kopi bubuk, bahan baku tentu dari kebunnya sendiri, tetapi untuk minuman herbal Bu Sumi membeli bahan-bahannya di petani dari Kota Batu. Ya, memang beresiko, tapi semua itu dilakukannya karena rasa sosial Bu Sumi kepada keluarga dan kerabatnya. Banyak teman-teman, kerabat, dan keluarga yang kehilangan pekerjaan akibat COVID-19 ini. Untuk itulah Bu Sumi rela berbelanja bahan-bahan di luar dan membuat minuman herbal jamu bubuk agar keluarga dan kerabat dapat mencari pendapatan dari situ. Bu Sumi membagikan produk-produknya untuk dijual kembali oleh kenalannya yang membutuhkan biaya hidup. Menurutnya, kepercayaan adalah modal dalam membangun relasi, tidak ada ruginya membantu orang untuk memperkuat tali persahabatan.

90


Kopi Kota Malang | Hasil Kopi Tanah Rakyat

Petani adalah pekerjaan mulia. Sebagai petani jangan berkecil hati karena petani kaya akan cinta. Sebagai petani harus pintar-pintar mengelolah lahan dan panen sehingga petani di Indonesia bisa lebih berkembang dan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. -Sumiati

91


Kebun Kopi Bu Sumi

Desa Ampelgading, Dampit, Kabupaten Malang Whatsapp: 0823 3299 0272

92


Kopi Kota Malang | Ucapan Terima Kasih

93


Ucapan Terima Kasih Perjalanan menulis buku ini tentu tidak lepas dari bantuan dan semangat dari mereka yang terus mendukung terwujudnya buku ini. Jasa dan aspirasi merekalah yang mendorong saya agar bisa merampungkan buku Kopi Kota Malang ini.

Narasumber Begi Bagiono - Kedai Kopi Lupa Lelah Dimas S. F. - Pabrik Kopi Senja Mataram Andi Iskandar - Kedai Kopi Kaduwa Wirastho - Kedai Kopi Cangkir Laras Sumiati - Petani Kopi Ampelgading

Pembimbing Karya

Tim Kreatif

Didit Prasetyo Nugroho Aditya Nirwana

Septian Evan Prasetya Donny Arintha Putra Gabriella

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu, mendukung, serta menyemangati saya untuk mewujudkan buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan nilai positif dan bermanfaat.

94


Kopi Kota Malang | Ucapan Terima Kasih

95


Tentang Penulis Giovanni Kevin Irawan

Penulis yang lahir di Kota Malang, 16 Mei 1998, adalah seorang fotografer dan desainer grafis. Dirinya adalah anak tunggal dari Bapak Steven Irawan dan Ibu Crescentia Caroline. Pendidikan formal penulis diawali dari sekolah TKK Santo Yusuf III Malang, kemudian dia melanjutkan ke SDK Santo Yusuf III Malang, SMPK Santo Yusuf II Malang, dan SMAK Santo Yusuf Malang. Demi menggapai cita-citanya sebagai seorang desaier grafis, penulis melanjutkan pendidikan Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual Universitas Ma Chung Malang. Buku ini merupakan karya Tugas Akhir dari penulis selama menyelesaikan jenjang pendidikan tingginya. Selain sibuk dengan studinya, penulis juga mengambil pekerjaan jasa sebagai freelance fotografer dan desainer grafis di Kota Malang. Penulis sangat tertarik dengan dunia perkopian yang memiliki berbagai cerita dan pengalaman di dalamnya.

giovannikevin123@gmail.com https://www.instagram.com/giovannikevin98/

96




Kopi Kota Malang Giovanni Kevin Irawan


Kopi Kota Malang Sebuah Cerita Perjuangan Secangkir Kopi Saat Wabah Corona COVID-19

Sulitnya kehidupan ekonomi di kala wabah virus COVID-19 membuat banyak usaha rakyat meronta di berbagai belahan bumi ini. Namun tidak sedikit orang yang berjuang demi menyambung hidup di masa yang sulit ini. Memang COVID-19 sangatlah menakutkan dan mampu merenggut nyawa seketika saja, tetapi kelaparan dan kemiskinan juga sama menakutkannya. Lalu, bisakah semua orang berjuang? Seperti perjalanan tanaman kopi untuk menghasilkan biji yang nantinya kita seduh. Di dalam buku inilah jawaban dari semuanya itu. Cerita dari para pengusaha kopi lokal yang tidak serta merta mencari rezeki untuk dirinya sendiri, melainkan menjadi rezeki bagi orang lain meski perjuangannya sangat sulit. Kopi yang menjadi semangat dan penyejuk hati bagi orang-orang yang berani berjuang untuk hidup. Semua semangat dan inspirasi mereka dicurahkan ke dalam buku ini.

Giovanni Kevin Irawan

Kopi Kota Malang | Copyright 2020


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.