Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Prakata Sebuah senja menyapa di atas pulau. Warnawarni angin seperti dipulas oleh tangan-tangan tak tampak.
Belajar dari pengalaman menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami Aceh dan Nias pada 26 Desember 2004, bangsa Indonesia menyadari akan pentingnya mempunyai sistem penanggulangan bencana yang tepat untuk mengantisipasi setiap kejadian bencana. Untuk membangun sistem penanggulangan bencana yang handal diperlukan beberapa subsistem yang harus terus diperkuat, yaitu legislasi, kelembagaan, pendanaan, perencanaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pembangunan sistem penanggulangan bencana merupakan kegiatan yang berlangsung terus mengingat ancaman yang berkembang secara dinamis. Sistem yang akan kita bangun adalah sistem penanggulangan bencana yang berlandaskan pada Undang-undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang merupakan komitmen bangsa Indonesia dalam melindungi warga dan seluruh tumpah darahnya. Salah satu amanat Undang-Undang No 24 Tahun 2007 adalah pembentukan kelembagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 pada tanggal 26 Januari 2008. Badan ini memiliki fungsi koordinasi, komando dan pelaksana khususnya pada saat tanggap darurat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNPB didukung oleh Kementererian/Lembaga serta organisasi terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masingmasing. Sedangkan di tingkat daerah dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang merupakan satuan kerja perangkat daerah. BNPB dengan segala tugas, tanggung jawab dan kewenangannya, didukung seluruh pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah, masyarakat dan dunia usaha akan terus berusaha untuk mengantar bangsa Indonesia menuju terbentuknya bangsa yang tangguh dalam menghadapi ancaman bencana.
Jakarta, Agustus 2008 Kepala BNPB
Dr. Syamsul Ma’arif, SIP, M.SI
Daftar Isi
1 Jenis-jenis Bencana Bencana adalah: “Peristiwa atau rangakaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun factor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. (Definisi Bencana, menurut UU 24 Tahun 2007) Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Pertemuan antara potensi dan ancaman menimbulkan risiko bencana. Bila risiko bencana bertemu dengan pemicu kejadian, maka risiko tersebut berubah menjadi bencana. Seperti apakah profil risiko bencana Indonesia?
Geologi • Gempa bumi • Tsunami • Longsor • Gunung api
Biologi • Hama • Penyakit • Epidemi
Hidrometeorologi • Banjir • Tanah Longsor • Kekeringan • Topan/Badai
Lingkungan • Kebakaran • Kebakaran hutan dan lahan • Pencemaran • Deforestasi
Teknologi • Kecelakaan industri • Kecelakaan teknologi • Kecelakaan transportasi
Sosial • Konflik sosial • Kerusuhan
Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jln. Ir. H. Djuanda, No. 36. Jakarta Pusat, Telp: 021-3458400; Fax: 0213458500