Executive summary green growth roadmap bahasa

Page 1

Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Indonesia: Peta jalan untuk para pengambil keputusan dalam Kebijakan, Perencanaan, dan Investasi RINGKASAN EKSEKUTIF Kesejahteraan manusia untuk mempertahankan hidup pada akhirnya tergantung pada kemampuan alam untuk menyediakan beberapa sumber daya dasar. Manusia mengandalkan air dan udara bersih serta iklim yang cukup baik untuk mendukung kehidupan; tanah, sungai dan laut yang subur dan produktif untuk sumber makanan; sumber mineral dan energi untuk mendorong perekonomian. Dalam dunia di mana sumber daya alam semakin langka, di mana biaya sosial dari polusi dan perubahan iklim semakin meningkat, dan di mana ekosistem yang mendukung kehidupan terancam, keberlanjutan kesejahteraan manusia secara fundamental terancam. Tak ada satu negara pun yang bisa lagi mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan yang terpisah sendiri. Sebaliknya, negara perlu mengakui saling ketergantungan yang tak terbantahkan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan hidup dan kemajuan sosial. Para pemimpin harus mengambil tindakan di seluruh aspek keputusan kebijakan, perencanaan dan investasi. Langkah kedepan untuk Indonesia dan komunitas secara global dalam hal ini haruslah terpadu, mengunakan pendekatan pertumbuhan ekonomi hijau, berdasarkan strategi yang secara bersamaan mencari solusi untuk mengurangi kemiskinan, inklusi sosial, kelestarian lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Indonesia menyajikan peta jalan yang menguraikan pendekatan yang ambisius untuk mencapai perubahan transformasional selama 35 tahun ke depan. Peta jalan ini menjelaskan kebijakan-kebijakan, alat-alat dan metodemetode yang dirancang untuk memastikan tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang cepat, namun pertumbuhan ekonomi yang berpusat pada rakyat dan yang menyediakan kemakmuran jangka panjang untuk semua warga di seluruh negeri. Peta jalan ini bukanlah blue print atau sebuah rencana yang terinci. Sebaliknya, peta jalan ini dimaksudkan untuk melengkapi dan membantu memandu penggunaan dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur perencanaan yang ada, dengan menunjukkan cara untuk para perencana dan pengambil kebijakan untuk menggunakan pendekatan, metode, dan alat-alat yang lebih ramah lingkungan. Peta jalan ini menjelaskan metode-metode praktis yang dapat memberikan beberapa hasil -termasuk pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang, pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan, sosial, ketahanan ekonomi dan lingkungan, ekosistem yang sehat dan produktif, dan pengurangan emisi gas rumah kaca – semua hasil ini mungkin diupayakan bersamaan dan secara seimbang dan terpadu. Peta jalan ini dipresentasikan dalam empat bagian:  Bagian 1 mengembangkan kasus untuk pindah ke lintasan pertumbuhan yang lebih hemat sumber daya dan energi, ramah lingkungan, dan berkeadilan sosial.  Bagian 2 menyajikan berbagai peluang untuk pertumbuhan ekonomi hijau, seperti yang digambarkan oleh proyek-proyek dan inisiatif-inisiatif di sektor-sektor ekonomi utama saat ini.  Bagian 3 menjelaskan kerangka kebijakan dan perencanaan menyeluruh yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi hijau dan membahas metode-metode, alatalat, dan indikator-indikator untuk mengukur dan memantau kinerja pertumbuhan ekonomi hijau.

1




Bagian 4 menyajikan rencana aksi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, hingga tahun 2050

Bagian 1. Lintasan pertumbuhan ekonomi Indonesia Tantangan dan hasil Untuk menghindari yang disebut 'jebakan pendapatan menengah' dan menjadi negara berpenghasilan tinggi di sekitar tahun 2030, Indonesia perlu mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun, kualitas pertumbuhan ekonomi sama pentingnya dengan laju pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi perlu berpusat pada rakyat agar memberikan kesejahteraan jangka panjang untuk semua warga negara di seluruh negeri. Karakteristik ekonomi, sosial, dan lingkungan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mempengaruhi secara penting pembangunan berkelanjutan jangka panjang . Untuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi hijau memiliki lima hasil yang diharapkan, yang bersama-sama membentuk Kerangka Pertumbuhan Hijau (Green Growth Framework - GGF). Hasil yang diharapkan adalah: 1. Pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang 2. Pertumbuhan inklusif dan merata 3. Sosial, ketahanan ekonomi dan lingkungan 4. Ekosistem yang sehat dan produktif memberikan layanan lingkungan, dan 5. Pengurangan emisi gas rumah kaca Peta jalan mengindentifikasi kesempatan-kesempatan dan aksi-aksi pemungkin untuk mencapai kelima hasil yang diharapkan. Tren, proyeksi, dan biaya Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai saat ini dibangun dengan ekspansi yang cepat dari industri berbasis sumber daya alam, khususnya pertambangan, energi, pertanian, dan kehutanan. Pertumbuhan ekonomi terjadi dengan perubahan struktural dalam perekonomian, termasuk pergeseran dari industri-industri primer dan perluasan sektor jasa. Pertumbuhan ekonomi ini telah membawa kemakmuran bagi banyak orang. Namun, jalur pertumbuhan ekonomi Indonesia juga memberikan kontribusi meningkatnya masalah-masalah sosial dan lingkungan. Tantangan ke depan adalah menjaga laju pertumbuhan ekonomi yang cepat dengan memperbesar efisiensi sumber daya, secara inklusif dan berbasis masyarakat. Hal ini akan menjadi penting untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan sosial, termasuk ketahanan pangan dan energi, dan mengurangi tekanan pada lingkungan dan sumber daya alam. Pentingnya mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat dengan membandingkan dua skenario1. Dalam skenario 'bisnis seperti biasa' – berdasarkan tren belakangan ini dalam intensitas sumber daya dan energi perekonomian Indonesia, dan intensitas karbon untuk persediaan energi Indonesia- tren dari dua dekade terakhir diasumsikan untuk dilanjutkan. Sebaliknya, skenario 'pertumbuhan ekonomi hijau' mengasumsikan perubahan bertahap dalam intensitas energi ekonomi dan dalam intensitas karbon dari sistem energi- kedua skenario ini 1

Lihat figur 1.7 dari naskah utama

2


telah terbukti bisa terjadi di negara-negara lain. Manfaat skenario alternatif termasuk pertumbuhan ekonomi berkualitas tinggi, percepatan perubahan struktural, percepatan peningkatan produktivitas sumber daya dan energi dan peningkatan perlindungan lingkungan. Skenario pertumbuhan ekonomi hijau menunjukkan bahwa mengurangi intensitas sumber daya ekonomi Indonesia sepandan dengan meneruskan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dengan secara bertahap mendekati pelaksanaan terbaik, Indonesia secara drastis dapat menurunkan kerusakan lingkungan dengan tetap mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Hasilnya adalah perekonomian yang lebih kuat dengan kesejahteraan yang lebih besar untuk lebih banyak orang. Hasil ini tidak hanya didorong oleh peningkatan pendapatan, tetapi juga peningkatan kesehatan, ketahanan pangan dan energi, dan keberlanjutan - semua didorong sebagian besar oleh berkurangnya kerusakan lingkungan dan ekosistem. Menuju visi untuk tahun 2050 Peta jalan ini mencakup pernyataan visi yang sederhana di awal bagian 2 yang dirancang untuk membingkai tantangan untuk mencapai hasil pertumbuhan ekonomi hijau yang berarti di tahun 2050. Visi untuk tahun 2050 mencerminkan keragaman serta kesatuan bangsa; kekayaan sumber daya manusia dan alam; dan kepemimpinan yang kuat dan komitmen yang diperlukan untuk bergerak terus dan berhasil pindah ke jalur menuju pertumbuhan ekonomi hijau

Pertumbuhan ekonomi hijau akan memerlukan investasi. Investasi tersebut untuk menghindari biaya yang lebih besar yang terkait dengan mempertahankan status quo. Biaya-biaya ini -dapat banyak dikurangi oleh pendekatan pertumbuhan ekonomi hijau- termasuk biaya kesehatan yang memburuk karena kualitas air dan udara yang kurang baik; kerawanan pangan akibat erosi tanah, penurunan tanah, dan ketidakpastian ketersediaan air; dampak-dampak yang merusak dari pertambangan, kehutanan, dan penangkapan ikan; tingkat emisi gas rumah kaca yang tinggi; dan makin banyaknya banjir akibat deforestasi dan sedimentasi sungai. Pertumbuhan ekonomi hijau menawarkan jalur alternatif menuju kemakmuran -

tanpa efek samping yang mengerikan.

Bagian 2. Peluang pertumbuhan ekonomi hijau berdasarkan sektor Langkah penting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau bagi Indonesia adalah membangun konsensus untuk visi negara Indonesia seperti apa yang ingin dicapai di tahun 2050 – visi yang terkait dengan strategi komprehensif pertumbuhan ekonomi hijau. Mencapai visi ini akan memerlukan pengambilan keuntungan strategis peluang saat ini dan masa depan untuk pertumbuhan ekonomi hijau. Banyak peluang berlimpah di beberapa sektor ekonomi. Memang, peluang ini ada pula yang sudah tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang muncul dan diambil oleh berbagai orang dan institusi, meskipun sejauh ini secara terisolasi dan terpisah-pisah. Peta jalan ini mengelompokkan contoh-contoh peluang pertumbuhan hijau di berbagai sektor ke dalam empat kelompok: (1) energi dan industri ekstraktif, (2) perusahaan manufaktur, (3) konektivitas, dan (4) sumber daya energi terbarukan. Dalam setiap kelompok, peluang-peluang ini digambarkan dengan studi kasus singkat proyek di Indonesia dan contoh praktik-praktik yang baik dari negara lain. Selain empat kelompok sektoral, kategori kelima melibatkan pasarpasar yang muncul dan model-model bisnis yang memberikan nilai finansial dari penggunaan non-konsumtif modal alam dan layanan jasa lingkungan. Peluang-peluang didalam dan antar kelompok ini menawarkan jalan ke gaya pertumbuhan ekonomi hijau khas Indonesia

3


Energi dan industri ekstraktif Merubah menuju pengunaan model-model sumber

Tema

energi

dan

industri

energi rendah karbon dan ekstraksi dengan nilai ekstraktif tambah dapat membuka peluang pertumbuhan • Meningkatkan akses ke layananlayanan energi modern di daerah yang signifikan yang menguntungkan seluruh pedesaan terpencil di Indonesia penduduk. Sektor ini berkontribusi sekitar 12% dari • Mengorientasikan sektor energi ke PDB Indonesia saat ini, termasuk industri minyak sumber-sumber energi karbon dan gas, pembangkit tenaga listrik terbarukan dan yang lebih rendah tidak terbarukan, dan pertambangan. Signifikansi •Meningkatkan nilai tambah dalam untuk pertumbuhan ekonomi hijau terletak pada ekstraksi mineral peluang untuk mengurangi dampak lingkungan yang sangat negatif saat ini, terutama dengan meningkatkan efisiensi dan bergeser ke arah sumber daya terbarukan. Tindakan-tindakan utama yang direkomendasikan termasuk mengevaluasi biaya, manfaat, dan kelayakan pembayaran tarif ‘feed in‘, menarik sektor swasta untuk berinvestasi dalam energi panas bumi dan memanfaatkan keunggulan komparatif yang berasal dari pembangunan fasilitas tambahan pengolahan mineral di dekat sumber daya seperti air dan energi rendah karbon.

Tema Perusahanan manufaktur  Meningkatkan efisiensi energi  Mengembangkan sektor tehnologi bersih  Mempromosikan pengelolaan limbah yang lebih baik

Perusahaan Manufaktur

Kegiatan-kegiatan seperti peningkatan efisiensi dan pengelolaan limbah yang lebih baik bisa merangsang pertumbuhan ekonomi hijau yang signifikan dalam industri manufaktur dan mengurangi biaya lingkungan dan sosial. Perusahaan manufaktur menyumbang hampir seperempat kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal Ini termasuk industryindustri produksi dan pengolahan, teknologi-tehnologi yang muncul untuk industri hijau, dan daur ulang limbah. Meneruskan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini merupakan bagian integral meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, terutama mengingat kesempatan kerja yang cukup besar. Tindakan-tindakan utama yang direkomendasikan antara lain mendirikan industri kecil di sekitar aliran limbah, mengembangkan insentif fiskal untuk efisiensi energi, dan investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi bersih.

Konektivitas Investasi yang serius dalam konektivitas transportasi darat dan Tema konektivitas laut, telekomunikasi, dan infrastruktur lainnya akan membuka • Membangun kota 'pintar' potensi ekonomi yang luar biasa yang menjadi bagian yang • Membangun rantai melekat dari luas dan beragamnya Indonesia, dan memastikan antar moda transport ketahanannya terhadap perubahan iklim dan risiko lainnya. Saat ini investasi konektivitas mencapai sekitar 17% dari PDB, tapi yang lebih penting, konektivitas sangat penting untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berkembang dan untuk mempersempit kesenjangan pembangunan antar daerah. Bersamaan dengan laju pertumbuhan ekonomi, akan ada tuntutan yang besar untuk infrastruktur perkotaan baru untuk transportasi darat dan laut. Karena pelabuhan, sistim air dan sanitasi, dan infrastruktur utama lainnya dapat bertahan lama, perencanaan dan keputusan investasi besar lain yang dibuat dalam beberapa tahun ke depan akan memiliki dampak jangka panjang pada keberhasilan Indonesia dalam bergerak

4


sepanjang alur pertumbuhan ekonomi hijau. Tindakan-tindakan utama yang direkomendasikan antara lain melaksanakan analisa biaya-manfaat yang komprehensif, sensitif sosial dan lingkungan dari solusi konektivitas utama dan memasukan penilaian risiko iklim ke dalam perencanaan dan investasi untuk pembangunan perkotaan.

Sumber daya alam terbarukan Mengembalikan produktivitas ekologi dan memberikan penghargaan pada praktek manajemen yang baik untuk pengelolaan kehutanan, pertanian, dan perikanan bisa melindungi layanan jasa ekosistem dan mengamankan komoditas dimana Tema sumber daya alam puluhan juta orang bergantung untuk kemakmuran dan terbarukan kesejahteraan mereka. Kelompok ini, terdiri dari • Meningkatkan pengelolaan hutan dan lahan kehutanan, pertanian, perikanan, kegiatan-kegiatan • Mengamankan ekosistem laut berbasis penggunaan lahan dan laut -menyumbang • Mengembangkan rantai pasokan sekitar 14% dari PDB saat ini dan memberi lapangan yang berkelanjutan pekerjaan yang banyak. Saat ini, kekuatan ekonomi • Kemajuan menuju ketahanan Indonesia bergantung pada sumber daya alam pangan terbarukan, tapi pengelolaan hutan dan pengunaan lahan yang buruk telah merusak fungsi-fungsi ekologi yang menyediakan jasa lingkungan yang berharga. Tindakan untuk membalikkan degradasi sumber daya alam terbarukan, mengurangi kerusakan lingkungan lebih lanjut, dan merehabilitasi atau memulihkan ekosistem yang rusak sangat diperlukan segera. Tindakan-tindakan utama yang direkomendasikan antara lain memperkuat kapasitas penegakan tata kelola dan lembaga-lembaga lingkungan, mempercepat inisiatif Satu Peta, bergerak menuju sertifikasi-sertifikasi produk internasional, dan melibatkan masyarakat dalam memulihkan produktivitas ekologi darat dan laut.

Tema pasar yang berbasis sumber daya alam  Meningkatkan ekowisata  Membantu pengembangan pasar berbasis sumberdaya alam yang baru  Membangun dan memperkuat kerangka kerja Pembayaran Jasa Lingkungan  Mempercepat offsetting karbon internasional dan domestik  Memobilisasi pendanaan karbon hutan

Pasar berbasis sumberdaya alam yang baru

Mengenali dan memanfaatkan nilai yang melekat dari sumber daya alam dapat membuka berbagai peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia memiliki kekayaan modal alami, termasuk hutan dunia yang paling beragam secara biologis dan ekosistem terumbu karang, tanah vulkanik yang subur, dan ekosistem air tawar yang sangat produktif. Model bisnis non konsumtif yang mengunakan modal alam ini menawarkan spektrum peluang mutakhir, termasuk-seperti farmasi bioteknologi-yang masih dalam tahap awal. Tindakan-tindakan utama yang di rekomendasikan termasuk meningkatkan ekowisata di seluruh kepulauan Indonesia, mendorong pasar berbasis sumberdaya alam yang baru seperti menetapkan aturan untuk pembayaran jasa lingkungan (PES) dalam skala besar, mengembangkan pasar karbon domestik, dan memobilisasi pendanaan karbon hutan.

Bagian 3. Pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi hijau dalam kebijakan, perencanaan dan investasi

5


Upaya yang sistematis diperlukan untuk mengarusutamakan pertumbuhan ekonomi hijau dalam kebijakan, perencanaan, dan investasi pengambilan keputusan ditingkat nasional dan daerah–untuk menciptakan lahan subur untuk rencana proyek dan investasi hijau. Upaya pengarusutamaan perlu dipandu oleh strategi pertumbuhan ekonomi hijau yang komprehensif, dengan tujuan dan tindakan terintegrasi ke dalam peraturan, insentif, rencana pembangunan, dan anggaran. Tindakan-tindakan utama termasuk mengadopsi kebijakan yang tepat dan membangun kondisi-kondisi yang memungkinkan, dengan menggunakan instrument-instrumen yang tepat untuk mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, dan meletakkan mekanisme pemantauan yang tepat untuk mengukur kinerja investasi-investasi pertumbuhan ekonomi hijau Menuju strategi pertumbuhan ekonomi hijau nasional Sementara Indonesia belum merumuskan strategi pertumbuhan ekonomi hijau nasional, Indonesia telah mengadopsi rencana aksi strategis nasional dan daerah untuk perubahan iklim. Beberapa kabupaten dan kota juga bergerak menuju strategi pertumbuhan ekonomi hijau, sering dengan ‘pendekatan bentang alam’ untuk perencanaan tata ruang yang bertujuan untuk mencocokan tujuan konservasi dan pembangunan yang kadang-kadang bersaing Kementerian Keuangan baru-baru ini meluncurkan Strategi Perencanaan dan Penganggaran Hijau untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia (Green Planning and Budgeting-GBP) tahun 2014. Meskipun GPB hanya mencakup kerangka waktu lima tahun, GBP memberikan landasan yang baik dalam kebijakan fiskal untuk strategi nasional pertumbuhan ekonomi hijau jangka panjang yang komprehensif. Seperti yang ditekankan dalam GBP, sejumlah intervensi kebijakan diperlukan untuk menciptakan kerangka untuk strategi pertumbuhan ekonomi hijau nasional Indonesia. Hal ini termasuk: (i) sinyal harga untuk investasi sektor swasta, termasuk lebih banyaknya reformasi subsidi, rezim insentif yang kuat untuk energi terbarukan, skema pembayaran jasa lingkungan, dan eksplorasi opsi-opsi harga karbon; (ii) insentif bagi investasi sektor publik, misalnya menggunakan sistem transfer fiskal antar pemerintah untuk mendorong pemerintah kabupaten dan provinsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau; (iii) lebih efektif menggunakan pengeluaran publik, misalnya dengan menggunakan pengeluaran publik untuk meningkatkan modal swasta mengalir ke investasi hijau; dan (iv) mengatasi kegagalankegagalan pasar lainnya yang mungkin mencegah sektor swasta memperhitungkan secara penuh dampak-dampak sosial dan lingkungan. Pendekatan-pendekatan dan metode-metode spesifik yang akan digunakan dalam strategi pertumbuhan ekonomi hijau nasional akan lebih mudah dan siap diimplementasikan jika dibangun, sejauh mungkin, pada sistem dan prosedur pemerintah yang ada, seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan bahwa pendekatan dan metode sepenuhnya memperhitungkan biaya sosial dan lingkungan dan manfaat, serta ekonomi. Pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi hijau dalam perencanaan Strategi pertumbuhan ekonomi hijau akan mengidentifikasi dan mentargetkan titik masuk titik masuk utama untuk pendekatan-pendekatan,

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Meskipun relatif baru di Indonesia, KLHS adalah alat bantu yang ampuh untuk pengambilan keputusan dan titik masuk utama untuk pertumbuhan ekonomi hijau dalam perencanaan 6


metode-metode dan alat-alat pertumbuhan ekonomi hijau, khususnya dalam perencanaan tata ruang dan pengambilan keputusan untuk investasi. Kebijakan-kebijakan pertumbuhan ekonomi hijau perlu diselaraskan dengan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan lain untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan ini berkontribusi pada tujuan strategis nasional dan regional Indonesia. Pengarusutamaan secara sistematis akan membantu memastikan bahwa kebijakankebijakan dan rencana-rencana untuk pertumbuhan ekonomi hijau hemat biaya dan akan meminimalkan gangguan kelembagaan, mungkin dengan memodifikasi atau meningkatkan proses yang ada dan bukan dengan merancang yang baru. Setidaknya empat tantangan perlu diatasi agar pertumbuhan ekonomi hijau berhasil diarusutamakan dalam perencanaan. Pertama, semua rencana-rencana yang dibuat untuk berbagai sektor dan yurisdiksi harus konsisten dan terkoordinasi dengan baik. Kedua, kapasitas yang cukup perlu dibangun di tingkat pemerintah daerah untuk melengkapi persyaratan tambahan yang terkait dengan penilaian lingkungan strategis dan rencana-rencana aksi baru, seperti untuk perubahan iklim. Ketiga, perlu adanya koordinasi secara sistematis antara yurisdiksi nasional dan daerah, serta koordinasi didalam yurisdiksi. Akhirnya, perlu perbaikan tata kelola pemerintahan untuk membantu memastikan bahwa izin-izin sumber daya alam sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dituangkan dalam rencana.

Menilai dan merancang untuk investasi hijau Pertumbuhan ekonomi hijau tergantung pada hubungan yang kompleks antara berbagai investasi dan intervensi di lapangan. Untungnya sudah tersedia alat-alat dan metodologimetodologi untuk ‘menghijaukan’ proses perencanaan dan penilaian proyek.2 Proses Penilaian Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Assessment Process- GGAP) mengunakan indikator di berbagai tingkat – di tingkat proyek, sektor, kabupaten, provinsi dan nasional untuk membantu memprioritaskan dan menilai proyek dan kebijakan untuk pertumbuhan ekonomi hijau. Dengan menilai kinerja pertumbuhan ekonomi hijau proyekproyek dan kebijakan-kebijakan di lapangan, GGAP dapat meningkatkan desain proses perencanaan serta kualitas investasi. Penilaian yang sistematis dan revisi kebijakan diperlukan untuk memungkinkan investasi yang lebih hijau yang juga dapat membantu mengurangi risiko kepada investor dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Alat penilaian proyek dan kebijakan yang digunakan dalam GGAP meliputi analisa biayamanfaat dan analisa biaya manfaat yang diperdalam yang terfokus pada pencapaian dan mengukur hasil pertumbuhan ekonomi hijau. Memprioritaskan portofolio peluang investasi hijau dapat membantu untuk memastikan pembiayaan yang disalurkan ke proyek-proyek yang dipercaya akan memberikan kontribusi terhadap hasil pertumbuhan ekonomi hijau

Pemantauan dan pengukuran kinerja pertumbuhan ekonomi hijau Kemajuan menuju ekonomi Indonesia yang lebih hijau akan memerlukan pemantauan yang kokoh dan pengukuran kinerja ekonomi. Peta jalan ini menawarkan rangkaian lengkap indikator untuk melakukan hal ini. Indikator-indikator ini menjangkau lima hasil yang diinginkan dari Kerangka Pertumbuhan Ekonomi Hijau. Dengan demikian, indikator yang diusulkan mirip dengan kerangka pengukuran yang komprehensif yang diusulkan oleh OECD untuk pertumbuhan ekonomi hijau, yang meliputi lima jenis indikator yang meliputi: a) produktivitas 2

Lihat Figur 3.3 dari naskah utama.

7


sumber daya; b) aset-aset alam; c) kualitas lingkungan hidup; d) kesempatan dan kebijakan ekonomi; dan e) konteks sosial-ekonomi dan karakteristik pertumbuhan.3 Indikator-indikator pertumbuhan ekonomi hijau yang diusulkan dimaksudkan untuk melengkapi indikator yang telah digunakan untuk perencanaan rutin; Indikator tersebut juga dilaporkan dalam sumber-sumber statistik dan sering disebut dalam dokumen perencanaan. Dengan demikian, indikator pertumbuhan hijau tidak termasuk indikator pembangunan ekonomi (misalnya total dan GDP per kapita, investasi, konsumsi, produktivitas) atau pengurangan kemiskinan (misalnya angka kemiskinan pokok, koefisien Gini, kedalaman kemiskinan). Peta jalan tidak menyajikan indeks komposit tunggal, meskipun pilihan untuk ini tersedia, termasuk PDB Hijau, berbagai cara mengukur kekayaan dan Output Total Bahan. Sebaliknya, rangkaian yang diusulkan terdiri dari selusin indikator kunci yang tidak sering ditonjolkan dalam perencanaan pembangunan dan karena itu menambah nilai perencanaan rutin. Indikator-indiator ini dikelompokkan dalam 3 set yaitu (1) indikator-indikator untuk kuantitas dan kualitas sumber daya alam dan jasa lingkungan, (ii) indikator-indikator untuk efisiensi sumber daya, produktifitas, dan intensitas karbon ekonomi; dan (iii) indikator komposit dan pelacakan kebijakan yang meliputi kapasitas kelembagaan, reformasi kebijakan, dan ketahanan.

Bagian 4. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau untuk bangsa Rencana aksi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau Rencana aksi yang diusulkan untuk pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia didasarkan pada beberapa rangkaian kegiatan yang saling memperkuat untuk mencapai lima hasil yang terkandung dalam Kerangka pertumbuhan ekonomi hijau: 1. Menciptakan dan melaksanakan faktor-faktor pemungkin dan insentif-insentif yang mengurangi risiko kepada investor dan bisnis yang tertarik untuk menerapkan praktekpraktek berkelanjutan dan teknologi hijau. 2. Menata ulang kebijakan, rencana dan proyek-proyek nasional dan daerah untuk memastikan bahwa manfaat sosial dan lingkungan dan biaya sepenuhnya terintegrasi dari awal. 3. Membangun kapasitas dan lembaga, serta menjamin tata kelola yang baik, untuk mendukung kebijakan, insentif, rencana, dan proyek pertumbuhan ekonomi hijau Faktor pemungkin pertumbuhan ekonomi hijau diidentifikasi dalam peta jalan mencakup berbagai kegiatan di kelompok sektor energi dan industri ekstraktif, perusahaan manufaktur, konektivitas dan sumber daya alam terbarukan, serta di wilayah lintas sektor dari pasar yang berkembang untuk modal alam. Faktor-faktor pemungkin ini sangat beragam termasuk seperti menghapus subsidi bahan bakar fosil, investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi bersih, mempercepat sertifikasi internasional produk yang berkelanjutan, meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan terumbu karang dan menyediakan pembiayaan jangka panjang untuk proyek-proyek kehutanan. Faktor-faktor pemungkin ini bukan satusatunya yang dibutuhkan untuk membuat pertumbuhan ekonomi hijau sukses; Namun, mereka mewakili satu set berpotensi kuat kebijakan dan inisiatif untuk menempatkan Indonesia pada lintasan pertumbuhan ekonomi hijau. Beberapa kegiatan telah dimulai. Rencana aksi menunjukkan bagaimana peluang pertumbuhan ekonomi hijau yang dijelaskan dalam peta jalan tersebut dapat diwujudkan dari waktu ke waktu 3

Lihat Figur 3.5 dari naskah utama

8


Penganggaran untuk pertumbuhan ekonomi hijau Peta Jalan Rencana Aksi Pertumbuhan Ekonomi Hijau berisi 50 aksi, lebih dari dua pertiganya bekerja melalui instrumen yang memanfaatkan investasi swasta yang signifikan, termasuk pasar, insentif, informasi dan peraturan. Aksi-aksinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: • • • • • •

Lima faktor pemungkin lintas sektoral untuk mendorong aksi melalui pembuatan kebijakan dan perencanaan Sepuluh aksi yang melibatkan investasi publik atau promosi investasi swasta, Satu perubahan dalam subsidi Empat aksi yang melibatkan insentif untuk tangapan sektor swasta Sebelas kebijakan untuk promosi pasar Sembilan belas kajian, penelitian dan pengembangan aksi dan peningkatan kapasitas.

Biaya yang berkenaan dengan aksi-aksi ini perlu dimasukkan ke dalam anggaran nasional dan lokal, dinegosiasikan melalui proses anggaran rutin dan didukung oleh analisis GGAP. Awalnya, anggaran terbesar diperlukan untuk investasi publik. Namun, biaya mengenalkan dan mengelola insentif, serta penguatan dan membangun lembaga untuk menegakkan peraturan, sering diremehkan dan juga akan membutuhkan anggaran yang cukup besar

Indikator untuk pelacakan kemajuan rencana aksi Satu kelompok kecil kumpulan indikator menyeluruh akan cukup untuk melacak kemajuan masing-masing tiga pendekatan dalam rencana aksi. Indikator-indikator kuantitatif dan sudah tersedia akan lebih baik. Potensi indikator meliputi: • Indikator komposit untuk kualitas aset lingkungan, pelacakan stok ikan, hutan, keanekaragaman hayati dan ketahanan ekologi terhadap perubahan iklim. • Indikator komposit efisiensi sumber daya, pelacakan efisiensi penggunaan air, produktivitas energi, emisi gas rumah kaca intensitas ekonomi, dan sisanya cadangan mineral. • Indikator komposit dan kebijakan, pelacakan kemajuan keseluruhan kapasitas, lembaga dan tata kelola, adaptasi perubahan iklim, dan penciptaan inklusif secara sosial 'pekerjaan hijau,' serta sukses dengan kebijakan kunci, seperti menghapus subsidi bahan bakar fosil dan distorsi harga energi lainnya

Mengkomunikasi pertumbuhan ekonomi hijau Komunikasi yang jelas sasarannya diperlukan untuk membantu pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi hijau dalam perencanaan nasional dan daerah di Indonesia dan untuk mendukung pelaksanaan aksi dan pendekatan-pendekatan yang diidentifikasi dalam peta jalan. Strategi komunikasi pada awalnya perlu fokus pada aksi-aksi dan rekomendasi-rekomendasi untuk jangka pendek (2015-2020) dan dikembangkan dari waktu ke waktu untuk mencerminkan pengalaman dan kemungkinan perubahan prioritas nasional di masa depan. Di antara pesan-pesan kunci yang ingin disampaikan adalah bahwa pertumbuhan ekonomi hijau mendasari dan memberi manfaat untuk berbagai kelompok masyarakat Indonesia dan merupakan mesin untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Strategi komunikasi yang efektif akan membantu memobilisasi berbagai pemangku kepentingan untuk lebih mengintegrasikan pertumbuhan hijau ke dalam proses dan kebijakan nasional dan provinsi.

9


Sasaran komunikasi yang paling penting adalah pengambil keputusan kebijakan dan investasi, baik di tingkat pemerintah pusat dan provinsi, yang kepemimpinannya dan komitmennya diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan yang tepat, termasuk mekanisme peraturan dan fiskal dan proses investasi. Kepemimpinan juga diperlukan dari sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga-lembaga publik. Meningkatkan pemahaman dan membangun dukungan untuk ide-ide yang disajikan dalam perta jalan ini akan memberikan landasan yang diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau pada skala nasional.

Langkah selanjutnya untuk pertumbuhan ekonomi hijau Keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang diambil di Indonesia selama beberapa tahun ke depan dapat membangun dasar bagi ekonomi yang lebih hijau, yang lebih berkelanjutan. Infrastruktur yang berumur panjang sedang dibangun dengan kecepatan tinggi dan beberapa ekosistim rusak parah. Untuk mencapai lintasan pertumbuhan yang lebih diinginkan, perlu diambil tindakan sekarang untuk mencegah terkunci dalam pola yang merugikan yang dapat membatasi potensi jangka panjang Indonesia untuk pertumbuhan yang lebih inklusif dan diidamkan. Kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hijau adalah komitmen politik tingkat tinggi dan kepemimpinan, baik secara nasional maupun di daerah, didukung oleh dukungan masyarakat luas. Ada banyak kesempatan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi hijau, tapi semuanya memerlukan keterlibatan aktif oleh para pembuat kebijakan, yang perlu menjadi ‘pejuang’ pertumbuhan ekonomi hijau. Banyak 'tunas’ dari model ekonomi yang lebih berkelanjutan untuk Indonesia sudah dapat dilihat dalam berbagai proyek dan inisiatif di seluruh negeri diungkapkan di dalam peta jalan. Mencapai manfaat penuh dari pertumbuhan ekonomi hijau akan membutuhkan pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi hijau seluruh pemerintah dan lembaga-lembaga di Indonesia, komunitas bisnis dan masyarakat sipil. Pengarusutamaan sistematis yang seimbang, pendekatan pertumbuhan ekonomi hijau holistik akan membutuhkan campuran yang tepat kebijakan dan faktor pemungkin, termasuk integrasi pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam perencanaan dan pengambilan keputusan investasi.

10


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.