PADA TANAMAN JAGUNG


DAFTAR ISI
SURVEY AREA
Digunakan sebagai panduan dalam menentukan area pembenihan yang tepat
Untuk mendapatkan informasi tentang :
1. Area yang cocok untuk peningkatan produktifitas
2. Potensial masalah isolasi
3. Karakter dari petani dan budaya perawatan tanaman di daerah tersebut
4. Cekaman hama dan penyakit yang dominan di daerah tersebut
5. Sumber air dan kecukupan air selama musim tanaman berlangsung
6. Ketersediaan tenaga kerja (tanam,dettaseling,panen)
7. Petani mudah menerima teknologi

TTANAM ANAM
Pentingnya jarak tanam dan Populasi
Tanam merupakan kegiatan penting di fase awal produksi benih. Jika kegiatan tanam dilakukan secara benar akan memudahkan proses selanjutnya.

Jarak tanam adalah luas area yang dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimum.
Jarak tanam optimum untuk jagung pembenihan 65 x 18 cm.
Jarak tanam terlalu rapat menyebabkan persaingan unsur hara, udara dan cahaya, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak optimum.
Jarak tanam terlalu lebar menyebabkan rendahnya populasi sehingga tidak efisien dalam pemanfaatan lahan.
Populasi tanam yang ideal adalah 96,000 tanaman/ha (jantan dan betina).
1. 2. 3. 4. 5.Persiapan Tanam Persiapan Tanam
1. Material Tanam
a. Benih sesuai luasan lahan
b. Alat tanam : Planter, Hole Maker, Krenthil, Tugal
2. Tenaga Kerja
a. Diinformasikan 1-2 hari sebelum tanam
b. Menyiapkan APD tanam
3. Perlakuan benih (treatment) tambahan 1-2 ml/kg fungisida/insektisida bila perlu.
Kedalaman dan Tutup Tanam Kedalaman dan Tutup Tanam
Kedalaman tanam yang ideal 3-5 cm (menyusuaikan dengan cuaca sekitar)
Jika terlalu dalam akan menyulitkan pertumbuhan benih mencapai permukaan tanah.
Gunakan stopper (pengatur kedalaman) pada alat tanam (tugal, planter atau hole maker).
Gunakan tutup tanam yang gembur dan mudah ditembus oleh benih ketika tumbuh, contoh: tanah yang gembur, pasir, abu, pupuk organik, dll.
Pasir dan abu sebaiknya tidak digunakan pada saat cuaca panas disebabkan bahan tersebut tidak dapat menyimpan air, sehingga benih kering dan daya tumbuh terhambat.
1. 2. 3. 4. 5.GULMA & PENGENDALIANNYA
Secara Umum gulma adalah :
Tanaman yang belum diketahui manfaatnya
Tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki
3.
Tanaman yang tidak dikehendaki dan perpotensi merugikan tanaman yang diusahakan
Kerugian akibat gulma
Dalam Bidang Pertanian :

Kualitas tanaman menurun (tanaman telah tercampur dengan biji gulma)
Kuantitas tanaman menurun (kalah bersaing dengan gulma)
Mempersulit praktek pertanian
Menjadi inang hama dan penyakit tanaman
Mekanik/Fisik : Mengendalikan gulma menggunakan alat, baik manual maupun mesin. Contoh Cangkul, weeder machine, mulsa dll.
Hayati : Mengendalikan gulma dengan memanfaatkan musuh alami dari spesifik gulma tersebut. Misal serangga (kepik) yang dapat digunakan untuk mengendalikan gulma eceng gondok.
Kimiawi (Kontak & Sistemik) : Pengendalian gulma menggunakan bahan kimia. Pengendalian gulma secara kimiawi mudah digunakan dan dapat menekan biaya tenaga kerja.
Pre-planting : Penyemprotan pra tanam/pra semai
Pre-emergence : Penyemprotan sebelum tanaman pokok muncul diatas tanah
Post-emergence : Penyemprotan setelah tanaman muncul
1. 2. 1. 2. 3. 4. Pengendalian Gulma 1. 2. 3. Waktu Aplikasi Herbisida 1. 2.PEMUPUKAN PEMUPUKAN
Pemupukan adalah usaha memeberikan pupuk ke dalam tanah atau media tumbuh tanaman lainnya.
Pada tanah usaha pemupukan selain diperhatikan sifat tanah dan kebutuhan tanaman akan jenis unsur hara, juga perlu diperhatikan efisiensi dan efektifitas pemupukan.
Efisiensi dan efektifitas pemupukan akan tinggi jika disamping diperhatikan tanah dan tanaman, perlu diperhatikan macam pupuk, dosis pemupukan waktu dan cara memberikan pupuk.
Unsur Makro (Primer)
Dibutuhkan dalam jumlah yang
relatif banyak oleh tanaman
C, H, O, N, P, K
C, H, O – melimpah di alam, diambil langsung oleh
tanaman.
Unsur Makro (Sekunder)
Jarang dibutuhkan
Ca, Mg dan S
Nitrogen (N)
Fungsi utama N:
Unsur Mikro
• Dibutuhkan dalam jumlah sedikit
• Jika terlalu banyak dapat bersifat
racun bagi tanaman
• Fe, Zn, Mo, B, Mn etc
1. Penyusun utama klorofil, protoplasma, protein, asam nukleat
2. Pertumbuhan dan perkembangan sel
3. Meningkatkan kualitas sayuran daun, silase, dan protein pada biji-bijian (grain)
Phosphor (P)

Fungsi Utama P:
1. 2. 3.
Penyusun asam amino

Penting untuk pembelahan sel
Berperah dalam proses
pembentukan bunga dan buah
Potassium (K)
Fungsi Kalium:
1. 2.
Aktivator enzym, fotosintesis, protein, dan metabolisme karbohidrat
Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit, Memperbesar ukuran biji dan meningkatkan kualitas Buah
dan Biji.
PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT UTAMA
Pengendalian Hama Bundel
Penyebab dan Gejala Serangan
Bundel adalah salah satu hama utama jagung. Bundel disebabkan oleh lalat bibit yang menyerang tanaman muda berumur 6-18 HST. Lalat bibit menaruh telurnya di bagian tunas. Beberapa hari kemudian telur tersebut menetas menjadi larva dan memakan bagian titik tumbuh tanaman.
Gejala bundel ditandai dengan tunas atau titik tumbuhan tanaman menjadi layu dan mati, sehingga tidak muncul tunas baru.
Cara Pengendalian
Pengendalian bundel bisa dilakukan dengan beberapa metode :
Hayati : Memanfaatkan predator alami seperti Tricogamma spp.
Mekanis :
Pengaturan pola tanam terutama di musim hujan
Tanam serempak
Rutin melakukan monitoring gejala serangan sejak tanaman berumur 1 minggu.
Kimia :
Memasang perangkap lalat bibit di pinggir lahan agar lalat-lalat jantan terperangkap dan mati.
Aplikasi Fertera 8-10 kg/Ha pada umur 10-20 HST bergantian dengan insektisida semprot Prevathone/Confidor dengan dosis 400 ml/Ha.
Pengendalian DMI
Penyebab:
Cendawan
Perenosclreopora
maydis; P. sorghii; P. Philipinensis.
Cendawan ini bertahan
hidup di tanah atau
jaringan tanaman yang terinfeksi.
Penyebaran:
Infeksi dikembangkan melalui stomata dan merusak jaringan
tanaman
Infeksi melalui titik tumbuh yang terendam irigasi
Infeksi melalui pelukaan pada jaringan tanaman
Gejala Infeksi :
Kondisi yang mendukung
Penyebaran DMI: 1. 2. 3.
Temperatur/suhu udara yang
rendah 21 – 33 oC
Kelembaban udara tinggi (90%) dan ber embun
Tanaman masih muda
Terjadi pemudaran warna hijau pada daun menjadi putih mengikuti tulang daun
Pada bagian bawah daun terdapat spora berwarna putih seperti tepung
Tanaman yang terserang tidak dapat berkembang dengan nomal sehingga sering kali menjadi lebih pendek
Pengendalian Hayati
Memanfaatkan
Rhizobacteria antagonis
yaitu Bacillus subtilis & Pseudomonas
fluorescens
Pengendaluan Kimiawi
Gunakan seed treatment


IM (1-2 cc/Kg benih)
Aplikasi fungisida IM (2 ml/l) pada umur 15 DAP
dan 30 DAP
Pengendalian Teknis
Menghindari tanam di daerah
endemis DMI
Menghindari tanam berdekatan
dengan tanaman yang terinfeksi & tanaman inang lainnya (Tebu, Rumput Gajah)
Membersihkan lahan dari gulma
Pengaturan pola tanam (ajak petani untuk merotasi tanaman setelah
kemitraan selesai)
Kurangi Urea dan perbanyak KCL/NPK
sebelum 30 DAP
1. 2. 3. 1. 2. 3.Pengendalian Penyakit Busuk Batang Bakteri (BSR)
Definisi Tanaman Sakit
Secara Sederhana :
Tanaman yang tidak
tumbuh dengan normal
Secara Bahasa :
Tanaman yang tidak

tumbuh dengan normal
diakibatkan oleh aktifitas
Bakteri, Jamur, Virus dll
yang mengakibatkan
kehilangan hasil yang
diharapkan.
BSR (Bacterial Stalk Rot atau Busuk Batang)


Disebabkan oleh bakteri Erwinia chrysanthemi, berkembang di daerah curah hujan tinggi. Koloni bakteri berwarna putih keabuan. Bertahan secara saprofit dari sisa tanaman yg telah mati, menginfeksi jagung melalui stomata, hydatoda, atau luka pada batang dan daun.
Gejala infeksi
Batang menjadi lunak, berlendir, berwarna coklat tua dan berbau busuk. Sampai akhirnya layu dan mati
Pengendalian Penyakit
Penyebab : Jamur Helmintusporium

turcicum
Nama lokal: Hawar daun, Kresek/nglaras
Gejala Infeksi : Muncul bercak kecil, kemudian membesar agak
memanjang, bagian tengah agak
melebar, makin ke pinggir makin
kecil, berwarna cokelat keabuan, semakin lama nampak bercak
berwarna hitam. Daun nampak
kering seperti terbakar.
Pengendalian NLB
Pengedalian Hayati
Penggunaan bakteri Pseudomonas
cepacia
Menggunakan fungisida nabati
ekstrak daun sirih
Pengendalian secara Kimia
Pengendalian secara Teknis
Pengaturan pola tanam
Eradikasi tanaman yang terinfeksi
Membersihkan lahan dari gulma
Pengaturan jarak tanam
Babat jantan tepat waktu
Aplikasi fungisida berbahan aktif Azoksistrobin dan Difenokonazol seperti
AmistarTop 1 ml/L pada umur 30 & 45 HST
Penyebab dan Gejala SLB
Penyebab : Jamur
Cochliobolus heterostrophu
(dikenal dengan nama
Bipolaris maydis)
Nama lokal: Hawar
daun/Kresek/nglaras
Penggunaan bakteri Pseudomonas cepacia

Menggunakan fungisida nabati ekstrak daun sirih
Pengaturan pola tanam
Eradikasi tanaman yang terinfeksi
Membersihkan lahan dari gulma
Pengaturan jarak tanam
Babat jantan tepat waktu
Aplikasi fungisida berbahan aktif Difenokonazol seperti Score atau
AmistarTop 1 ml/L pada umur 30 & 45 HST
1. Pengedalian Hayati 2. Pengendalian secara Teknis 3. Pengendalian secara KimiaPengendalian Penyakit BLSB
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solanii


Nama lokal : Busuk Pelepah Daun Ngompol
Gejala Infeksi : Infeksi biasanya dimulai dari pelepah daun terbawah
dengan miselia berwarna putih, dan seterusnya bergerak ke atas.
Gejala berupa bercak-bercak konsentrik yang menutupi areal yang luas pada daun, pelepah daun, dan tongkol.
Pengendalian BLSB
1. Pengedalian Hayati
Perlakuan benih menggunakan Bacillus subtilis
Membuang sisa tanaman yang lalu
Membuang small plant
Babat jantan tepat waktu
Drainase lahan
Melakukan defoliasi (selembret) di ruas pelepah daun yang terkena
Aplikasi fungisida berbahan aktif klorotalonil atau mankozeb sesuai dosis di label pada bagian tanaman yang terinfeksi
3. Pengendalian secara KimiaPENGAIRAN
Waktu Pengairan
Dalam satu musim tanam jagung setidaknya memerlukan 7 kali
pengairan: Pengairan saat tanam dilakukan sesuai split planting. Air harus tersedia (kondisi tanah lembab) baik pada saat tanam awal maupun saat tanam lengkap.
Saat Tanam
Jika salah satu split tidak mendapatkan cukup pengairan, maka dapat menyebabkan terganggunya sinkronisasi pembungaan.
Saat Pemupukan
Pengairan di waktu pemupukan berfungsi untuk membantu penyerapan pupuk oleh perakaran tanaman.
I. 10-15 HST
II. 20-25 HST
III. 35-40 HST Pengairan saat fase ini membantu proses penyerbukan tanaman. Kekeringan pada fase pembungaan menyebabkan polen dan silking kering, sehingga proses penyerbukan terganggu.
Saat Pembungaan
Saat Pengisian Biji
Agar proses pengisian berjalan secara optimal, diperlukan pengairan yang cukup.
Saat Menjelang Panen
Pada saat menjelang panen dilakukan sekitar 2 minggu sebelum panen. Pada fase-fase penting pertumbuhan, kelebihan atau kekurangan air
bisa menimbulkan dampak negatif sebagai berikut:
A. Kekeringan
Fase perkecambahan : Benih tidak tumbuh atau terlambat
tumbuh
Fase pemupukan : Pupuk tidak dapat diserap oleh tanaman
sehingga pertumbuhan terhambat/kerdil.
Fase pembungaan dan pengisian : Proses penyerbukan
terhambat sehingga pengisian tongkol sedikit.
Fase menjelang panen : Pada fase ini kekurangan air
menyebabkan proses pematangan biji terlalu cepat, sehingga
bobotnya tidak maksimal.
B. Kelebihan Air (Banjir atau Tergenang)
Fase perkecambahan : Jika lahan tergenang/banjir pada fase ini, maka biji akan membusuk dan mati.
Fase vegetatif : Pada fase ini tanaman sebagian roboh atau hanyut, perakaran sulit bernafas, dan proses pengambilan
unsur hara juga terganggu. Sehingga pertumbuhan menjadi terhambat. Jika terjadi dalam jangka waktu lama menyebabkan tanaman mati.
Fase generatif : Menyebabkan peningkatan serangan penyakit
seperti busuk batang, tanaman roboh, dan terganggunya proses pengisian dan pematangan biji. Jika terjadi dalam jangka
waktu lama dapat meyebabkan gagal panen.
Memastikan Pengairan yang Cukup
Seleksi lahan dengan pengairan minimal 7-10 kali dalam
satu musim.
Hindari tanam di area rawan banjir.
Hindari tanam di area non-irigasi atau daerah yang
mengalami kekurangan air karena perbaikan saluran
irigasi dalam jangka waktu lama.
Membuat saluran drainase (got, pedotan, saluran
pembuangan) agar saat pengairan atau hujan tanaman
tidak tergenang.
Gunakan alternatif pengairan lain, misalkan sumur
pompa di daerah seperti Jember dan Nganjuk.
Menambahkan pupuk kandang/organik di tanah berpasir
untuk meningkatkan daya jerap air.
Pengairan tanpa digenangi, hanya sampai bibir bedeng.