NYLONguys Indonesia / April May 2013

Page 1

I N D O N E S I A

A better music

local music laBels

on toP With Dominique Diyose

Work & Play Dream office

style Prints Boots sneakers

jim sturgess

takes the leaD

kaka 'slank' legenDa Potlot




04.13

008 EDITOR’S LETTER 010 LETTER 011 CONTRIBUTOR

genius

012 PRIMA VISTA

pekerjaan yang dimulai dari hobi adalah mimpi, itu yang terjadi pada dj patricia ‘spinach’ perihal kariernya di industri musik. teks: Jessy Ismoyo.

014 PACK A PICNIC!

Hiburan dan liburan. Gadis Prameswari Azahra mengajak kita bersuka cita lewat piknik di dalam hutan kota. teks: andandika surasetja.

016 MAN ON A FREESION

Sisi freedom seorang Dana Maulana tidak hanya tercermin di kehidupan pribadinya. Visinya akan kebebasan juga tercermin baik dalam setiap gerakgeriknya di industri fashion tanah air. Teks: reza indra o.

022 CHEAT SHEET 024 LABEL MAKER: JEREMY SCOTT 026 genius news 029 GROOMING 030 CULT OF 031 GAMING – GADGET 034 HAUTE STUFF

DOMINIQUE DIYOSE, sweater: black heart kemeja: cheap monday celana: cheap monday sepatu: cheap monday socks: milik stylist

@ @ @ @

the goods dept. club culture club culture club culture

jim strugess fotografi: david titlow. stylist: natasha waray asisten stylist: naomi lewis. asisten fotografi: chris rhodes. digital operator: rob jarvis. penata rias: kelly marazzi dan alison clare dari million agency. lokasi: big sky studios, london. jaket dan celana dari marni, kemeja dari hugo.



drive thru

radar

Kendaraan Halo terakhir Aston Martin,Vanquish 2014.TEKS: NICOLAS STECHER

Efek Rumah Kaca tetap akan menularkan radiasi di album berikutnya, sementara sebagian personel berusaha membunuh lagu-lagu popular mereka lewat ‘Pandai Besi’. TEKS: SANDI EKO

042 ASTON POWERS

taste

046 Basic Space A simple life

048 The Denim’s Rule True to be blue

050 Happy feet Socks to be you!

052 Urban Field A winning sneakers

054 Graphi-tees

A visual state of mind

056 Bright eyes Frame your face

058 Pattern perfect

Who cares about blending in?

060 Park your parka With or without hood

062 Plaid it fair

It’s good to be square

064 Where’s waldo? Clue: find the stripey one!

066 POP IS DEAD

069 MERCH ALTAR

Marchendise menemukan inspirasi yang berbeda pada album mereka ‘Children Of Desire’. TEKS: CAMILA DE OHIS

070 WHAT A SUSPRISE

Biarpun formasi band tak lagi utuh, Alexa berjanji akan memberikan kejutan kepada penggemar di album berikutnya. TEKS: SANDI EKO

072 DESERT BLOOM

Trio asal La Hot As Sun menemukan campuran di album perdana mereka, ‘Night Time Sound Desire’. TEKS: JESSICA HUNDLEY

05.13 dana maulana fotografi: rude billy

074 PARISIEN ATTACK

After Phoenix, Air, and Daft Punk, let us bring you to the new French futuristic pop duo: Housse De Racket. TEKS: JESSI ISMOYO

076 WOOP WOOP

Steve Aoki premiere concert in Jakarta adalah satu-satunya konser di Indonesia yang melibatkan berbotol-botol sampanye, cakes berukuran raksasa,selang penyembur asap, serta sebuah perahu karet. TEKS: SANDI EKO

077 ALL THAT JAZZ

Sejak pertama kali digelar pada tahun 2005, sampai tahun ini Java Jazz Festival telah berhasil selama 8 tahun berturut-turut memberikan pertunjukan musisi Jazz papan atas dari seluruh dunia ke penggemar music Jazz di tanah air. TEKS: RICHA ANNISA

078 THIS CHARMING MAN

Setelah beberapa dekade, salah satu dari pendiri The Smith, sang gitaris Johnny Marr merilis debut solonya, ‘The Messenger’. TEKS: WILLIAM VAN METER

082 WE ARE ALL MADE OF 108 READ THE LABELS: Support your local artist: STARS 084 HEAVEN’S GATEFOLD

Para pria dari Free Energy menyanyikan pujian pada musik Rock yang besar, bodoh dan konyol namun luar biasa. TEKS: MARK YARM

085 4 STRINGS SLAPPER.

feature

086 takes the lead

Dalam upside down, jim strugess muncul sebagai taruhan baru pemeran utama pria di hollywood, tak heran ia gugup.

094 PRINT GALORE

Membawa motif print ke jalanan dengan gaya yang keren.

102 DOM”S DAY

Tidak perlu duduk di barisan terdepan sebuah pertunjukan mode untuk melihat seorang Dominique Diyose, karena ia ada di mana-mana. TEKS: RICHA ANNISA

fastforward High fidelity: demajors Label killed the TV stars: organic record

116 LIKE A ROLLING STONE Di tempat yang sacral, Kaka bercerita lebar tentang perjalan hidupnya bersama Slank sambil diselimuti aluna musik blues, Metamorfoblues. TEKS: SANDI EKO.

128 ROMAN FEVER

Dengan filnya yang bernuangsa elektrik, Roman Coppola menyambut krisis paruh baya dan bergembira di pembuatan film. teks: ASHLEY BAKER



Chairman and Chief Entertainment Officer Julius Ruslan Chief Executive Officer and Group Publisher Denise Tjokrosaputro Editorial Director Petrina Leong Editor-in-Chief Ein Halid Managing Editor Rezaindra O Fashion & Beauty Editor Anindya Devy Fashion Stylist Patricia Annash Assistant Fashion Stylist Ayu Hendriani Writer Sandi Eko

editorial assistant Deasy Rizkinanti design

Graphic Designer Haris Juniarto

photographer Rude Billy business

Sales & Marketing Manager Dian Sinaga Senior Account Excecutive Nimas Ayu Inawati Traffic & Distribution Manager Ursula Sitorus Marketing Communication Supervisor Thania Muljadi Circulation & Distribution Algonium, Iriansyah, Eko Susilo Circulation & Distribution Assistant Indra Aditya Subscription Sitta Rahmania IT Coordinator Fajar Fitriadi, Syah Rizal Web Coordinator Maria Gadis

NYLON is published by

PT. TIGA VISI UTAMA

Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91193, fax. (021) 349 91178

SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51 NYLON US Chief Editor Marvin Scott Jarett Publisher Jaclynn b Jarett Associate publisher Karim Abay President Don Hellinger

Editorial Office

110 greene street,suite 607, New York, NY 10012

I N D O N E S I A

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat konstan. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang kecuali ditetapkan lain. bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2012

follow us on

contact us

NYLONguys_IND

contact@nylonindonesia.com

NYLON Indonesia

www.nylonindonesia.com

sales@nylonindonesia.com



008 ed letter

TRACK RECORD

Tidak ada yang lebih memuaskan dari menjadi sangat egois dengan aliran musik yang kita pilih. Apabila Anda langsung memanggutkan kepala dengan pernyataan saya, maka edisi musik NYLONguys dibuat untuk kepuasan Anda semata. Saya percaya musikalitas yang tinggi lahir tanpa kompromi untuk membuat sebuah karya. Dengan berjalannya waktu akhirnya karya dan musisi tersebut bertahan dan menjadi sebuah legend. Seorang legend kita wawancara khusus di edisi ini, yaitu Kaka ‘Slank’ yang namanya lahir dan besar di era tahun 90-an. Setelah puluhan tahun berada di industri musik, dengan bangganya ia konsisten dengan menyatakan, “gue ini anak band”. Buat orangnya mengerti pasti paham sekali maksudnya. Menjadi ‘anak band sejati’ memiliki DNA tersendiri. Walaupun perjalanan band dan personilnya seperti ibarat musik rock yang liar, ada kepedihan dan kebahagiaan yang semuanya tertuang dalam album demi album Slank hingga saat ini. Ada pula pepatah yang menyatakan ‘idealisme hanya milik anak muda’, well why not? Setidaknya dengan begitu akan lahir local music labels di Indonesia. Dengan konsep yang idealis memperkenalkan jenis muskalitas yang menantang pasar. Well somebody has to do it… Cerita tentang orang-orang dibalik label lokal ini, kita jadikan laporan utama edisi ini. Anda akan melihat perjalanan mereka dan bagaimana mereka berkembang, dan terlebih kontribusi yang diberikan untuk membuat platform untuk talenta dan karya anak muda. Berkat mereka, telinga Anda terekspos dengan Mocca, Sir Dandy, atau Efek Rumah Kaca. Begitulah cara musik bekerja, disaat bersamaan bisa terdengar universal dan spesifik. Dari musik rock, jazz, elektronik, indie, folk, dsb. Oleh sebab itu, selalu baik untuk punya pilihan, dan mendengarkan berbagai jenis musik. Tapi bila akhirnya Anda tetap idealis dan egois dengan selera musik Anda, that’s cool too. Itu pertanda baik, telinga Anda tidak tuli.

Enjoy reading and put that record on! Ein Halid Editor in Chief NYLONguys @einhalid



010

letter ilustrasi : johan atmadja

@andienaisyah: Thank you @NYLONguys_IND .. Nice writing :) xx @mikeymoran81: Would like to wish @NYLON_IND n @NYLONguys_IND a happy anniversary… Sorry i missed the party! @youthisforever: Happy 2nd Anniversary @NYLON_IND @NYLONguys_IND you know we love youse! xoxo @ichlas_icas: Happy 2nd anniversary @NYLON_IND @NYLONguys_IND. Keep Glowing, 1st annive lastyear with androgyny party. Keep shining guysss @appleinstereo: Grimes was awesome and Happy Anniversary to @NYLONguys_IND @NYLON_IND @geraldquek: @NYLON_IND @NYLONguys_IND happy 2nd anniversary guys! thanks for being the coolest magazine for young bloods :) @gretchiko: Happy 2nd Birthday to hippest magazines @NYLON_ IND @NYLONguys_IND, loved the cupcake ♡ @abraraashiq: dear @NYLONguys_IND and @NYLON_IND happy birthday, really wish your party tonight will be so freakin great(mes), best kisses from Yogyakarta @amblefootwear: Happy 2nd anniversary to our best mate @NYLON_IND @NYLONguys_ IND wish you best years ahead! *cheers*

@mikedpis: Para desainer furniture di kolom genius @NYLONguys_IND bikin kita sadar kalo Indonesia itu semakin ‘berbahaya’.

@dwinandlu: love this feb-marc edition, love the ingredient and the back cover! Good job! @NYLONguys_IND

@rizalarnas: Yeay akhirnya dapat @NYLONguys_IND edisi FebruariMaret. Isinya kewl, seru banget dibaca. Recommended guys!

RALAT: pada NYLONguys edisi Februari - Maret 2013 halaman 117 - Go Go Rider, tertulis HTC IX, yang seharusnya HTC One X+


contributor

Johan Atmadja

Weishen Tan

Mahasiswa semester enam DKV BINUS ini hobi ilustrasi, fotografi, olahraga, juga traveling. Kecintaannya dalam menggambar terlihat sejak kecil. Terinspirasi dari Jurassic Park, ia pernah menggambar T-rex dan Stegosaurus ketika masih duudk di bangku TK ketika anak-anak lainnya menggambar pemandangan desa. Ilustrator satu ini juga merupakan pemenang Wakai Art Engine Design Competition yang diselenggarakan NYLON bekerjasama dengan Wakai Shoes. “Jadi graphic designer itu intinya passion! Do what you love! Tiap ada kesempatan, kejarlah kesempatan itu,” ucap Johan mengenai bidang yang digelutinya ini. Check his deviantart: longhowl.deviantart. com.

‘My hobby is to shoot pretty girls, hang out, and talk to them,” jelasnya ringan mengenai ‘alasannya’ menjadi seorang fotografer. Fotografer yang berbasis di Singapore dan Malaysia satu ini punya keahlian yang seharusnya menjadi rahasia, kemudian dibeberkannya di sini: “I take as much magic mushroom as I can.” Sebagai kontributor NYLON GUYS, Weishen mengaku senang dapat berkontribusi dalam edisi ini. Ketika diminta untuk mendeskripsikan dirinya, ia menjawab dengan serius bahwa ia tidak akan pernah bisa hidup tanpa handphone-nya. “Also I have this mirror, I like to watch myself through it.” paparnya. Look for his works: www. weishentan.com

Atri Siregar

She always loves the way language works. Atri Siregar adalah penulis di salah satu majalah interior design ternama, Livingetc. Ketika diminta mendeskripsikan dirinya, ia menjawab singkat: “I’m nevertheless more geek than chic,” ungkapnya. Anda dapat melihat tulisan Atri dalam NYLON Guys edisi ini. Perempuan lulusan Universitas Parahyangan Bandung ini mengaku menulis review buku dan cerita fiksi di sela-sela waktunya. After all, it’s just a little bit south off sanity, she said.

011

Nick Easton Anda dapat melihat karyanya pada liputan konser Steve Aoki di edisi NYLON Guys kali ini. Fotografer pencinta bir, musik, dan film ini selalu menghasilkan foto yang versatile. Fotografi adalah masalah momentum dan Nick mampu menangkap gambaran dari objek apapun dengan baik dan memuaskan. Foto yang baik dalam artian Nick mampu menjadikannya timeless. Euforia dalam foto akan selalu terasa jika seorang Nick Easton ada di belakang kamera.”When it comes to the perfect picture, he just said that it’s about setting, focus, and shoot,” ungkapnya.

Patricia annash, tiara puspita, alexander kusuma praja, tim laksmana, richa anissa, jessy ismoyo, m. Asranur, lisa fazaki, yanuar gultom, DINNIA JUSUF, RAMA WITJAKSONO.


012


name got to him. Saya merupakan DJ pertama di manajemennya Riri. Saya dan Riri saling bergantian untuk menjadi manajer masing-masing. Begitu seterusnya hingga saat ini berkembang dan sudah lebih dari 15 orang yang bergabung dengan kami,” lanjut Patricia yang dengan sabar menjelaskan napak tilas kariernya. Ketika ditanya perihal best gignya, ia berpikir keras, tersenyum, dan menyatakan sebuah jawaban bijak: “Every gig has its different moment, it’s hard to remember your best. Sulit sekali untuk mengingatnya karena sudah terlalu banyak. Tapi, gig terakhir yang saya ingat adalah waktu bareng Storm yang kolaborasi dengan Tyo, Ello, dan Ridho ‘Slank’ di Mansion. Fokus saya dialihkan oleh tato lambang planet merkuri yang menghiasi pergelangan tangannya. Tiap tato pasti punya arti sendiri, Patricia menjelaskan dengan desain ditambahkan angka tujuh, merkurius itu terintegrasi dengan lambang capricorn dan angka tujuh sebagai angka favoritnya. “Seven is my sacred number because everything in my life surrounds with number seven,” ucapnya ringan. Perempuan ini punya kredibilitas tinggi dalam kariernya. Ketika ditanya mengenai pekerjaan DJ yang biasanya menjadi ranah kaum lelaki, ia berpendapat: “Music is for everyone, boleh dibilang sebagai pionir DJ perempuan, saya senang sekaligus bangga melihat perkembangan DJ

Impresi pertama untuk perempuan ini, you will love this girl. A prima vista. At the first sight. Datang menyapa dengan senyum ramah, sosok tinggi semampai dengan pembawaan riang yang dengan mudah melumerkan suasana. Here she is, the first female DJs in Indonesia, DJ Patricia from SPINACH Records! Percakapan sore itu tidak lepas dari dirinya dan kariernya dalam dunia musik. Mengutip Nietzche dalam bukunya Twilight of the Idols, “Without music, life would be a mistake.” Hidup adalah kesalahan tanpa adanya musik. Mungkin hal yang sama terjadi pada seorang DJ Patricia, her life is on the exact track with music! “Musik buat saya itu segalanya. Musik ibarat bagian dari hidup saya. I feel nothing without music. Sebelum memutuskan untuk menjadi DJ, saya juga menyanyi, main gitar, dan piano. Anyway, saya juga menyanyi di album baru DJ Riri. Music is in my blood already,” tutur Patricia. Awal mula karier perempuan cantik keturunan Jerman dan Tionghoa ini terjadi secara tidak sengaja ketika ia masih bersekolah di Australia. “Kebetulan teman sekamar saya hobi nge-DJ. Dia punya turntable di rumah. Ia mengajari saya cara menggunakannya. Ketika saya sedang bosan, saya sering sekali bereksperimen dengan turntablenya. Akhirnya, dari hobi kemudian jadi pekerjaan. I love party, so I think why not be the leader of the crowd instead of being the crowd?” ucap Patricia tertawa ringan. Memulai kariernya pada tahun 2002 dan secara tidak sengaja menjadi DJ perempuan pertama dengan karier menanjak, Patricia selalu mencoba rendah hati. “DJ Riri mengajak saya untuk bergabung di SPINACH Records. He was looking for a female DJ and my

perempuan di Indonesia. DJ perempuan saat ini tidak kalah dengan laki-laki. Mereka mampu sejajar dalam industri ini.” Ia mengarahkan percakapan ke arah film favoritnya: “Sulit ketika ditanya film favorit saya. Tapi, mungkin saya akan menyebut The Others yang dibuat Nicole Kidman, The Green Mile, dan satu film yang baru diputar di bioskop kemarin, Olympus Has Fallen,” ucapnya tanpa jeda sambil menyisip peach tea sore itu. Belum puas mengulik sisi pribadinya, pertanyaan terus saya lontarkan dan respon menarik selalu saya dapatkan, she’s kind of genius girl, I should say. Humble, easy-going, and cheerful are three words that explains her the most. Patricia punya faktor-faktor menarik sebagai seorang perempuan. Misalnya saja, ia punya kecenderungan untuk tertarik dengan musik dan aktor kulit hitam. Ketika ditanya mengenai aktor dan musisi favoritnya, ia menyebutkan nama-nama seperti, India Arie, John Legend, Guru Jazzmatazz, Morgan Freeman, dan Denzel Washington. Why you should love her? Tidak perlu alasan untuk menyukainya. Sederhananya saja karena ia merupakan pribadi yang tidak neko-neko. “Mungkin saja kalian melihat saya tibatiba nongkrong sambil merokok bersama tukang parkir. Saya tipikal orang yang tidak membedabedakan tingkatan,” ucap Patricia.

prima vista pekerjaan yang dimulai dari hobi adalah mimpi, itu yang terjadi pada DJ PATRICIA ‘SPINACH’ perihal kariernya di industri musik. teks: Jessy Ismoyo. fotografi : sanko yannoratama.

lokasi : SAFFRON KEMANG


pack a picnic! Hiburan dan liburan. Gadis Prameswari Azahra mengajak kita bersuka cita lewat piknik di dalam hutan kota. teks: andandika surasetja. fotografi: dani huda HIburan modern di kota metropolis memang tidak pernah mati. Tapi saya berani bertaruh: sebagian orang justru merasa bertambah jenuh. Ada yang bilang bahwa manusia selalu perlu ‘bersentuhan’ dengan alam. Ke pantai atau naik gunung gak punya waktu, tapi tetap perlu escape... Bingung mau kemana? Jika iya, tanyakan kepada Gadis, kelahiran tahun 1995 ini punya jawaban ampuhnya, “Ke hutan aja!” Jangan berpikir jauh-jauh! Yang dimaksud ialah Babakan Siliwangi (Baksil). Hutan seluas 3,8 hektar ini berada di jantung Kota Bandung, cukup 5 menit jalan kaki dari Simpang Dago. Semilir angin bercampur aroma embun, pepohonan yang meneduhkan, dan cahaya matahari yang menembus sela dedaunan, adalah gambaran suasananya. Wajar jika September 2011 lalu United Nations Environment Programme (UNEP) meresmikan Baksil sebagai hutan kota dunia pertama di Indonesia – literally, Baksil is a piece of wilderness in the middle of big city. Ingat, ini bukan taman, tapi hutan! Jadi apa rencana kita disana? Gadis pun mulai membeberkan konsep Sunday

014

nylonindonesia.com

Smile Picnic – suatu kegiatan yang rutin diselenggarakan di hari Minggu setiap 3 bulan sekali. “Piknik aja! Kita liburan, bawa makanan, sambil menikmati hiburan akustikan,” ungkapnya. Yang membuat acara piknik ini menjadi semakin menarik adalah micro gigs di dalamnya. Jajaran musisi indie yang sudah pernah meramaikan Sunday Smile Picnic antara lain ialah Angsa Serigala, Mr. Sonjaya, Rusa Militan, Swimming Elephants, dan sejumlah nama lain yang tidak asing di telinga. “Semua performer yang main di Sunday Smile Picnic itu mainnya dari hati banget lho, bahkan semuanya sukarela tanpa dibayar. Ini nih yang suka bikin gue terharu,” ungkap Gadis tentang event yang namanya terinspirasi dari satu single grup band Beirut yang berjudul “Sunday Smile”. Gak perlu nyiapin uang buat menebus tiket masuk ke Sunday Simle Picnic ini. Ini gratis dan siapa pun boleh gabung. Cukup dengan mengikuti aturan sederhana ini, “Kita bakal bersenang-senang dan berbagi! Yang paling seru ya bagian berbaginya! Setiap orang yang dateng kesini dianjurkan bawa bekal makanan untuk kemudian dibagi dengan pengunjung lain. Dengan demikian kita bakal kenalan dan dapat teman baru. Nah dari situ biasanya bakal muncul ide baru buat kerja bareng atau hal-hal asik lainnya. Pokoknya lingkaran pergaulan jadi luas banget!” Lebih dari sekedar hura-hura, Sunday Smile Picnic ini secara eksplisit menjadi perlawanan

atas rencana pembangunan di kawasan Hutan Baksil. Pasalnya area tersebut telah terjual ke pihak swasta. Sejak itulah desas-desus alih fungsi lahan terus beredar – mulai dari pendirian mall, apartment, hingga restoran. “Menggelar tikar” bersama kawankawan adalah salah satu upaya Gadis dalam mempejuangkan hutan tersebut. “Udah banyak komunitas pecinta lingkungan yang berjuang untuk menyelamatkan baksil, tapi sejauh ini kalau kita lihat impact masih kurang, khususnya untuk anak muda. Akhirnya gue sama temen-temen mikir nih... Ide apa ya yang bisa kena banget ke anak muda supaya ngeh bahwa Baksil ini perlu diselamatkan. Ya akhirnya si gagasan piknik itu lah yang kita eksekusi. Diluar dugaan ternyata tanggapannya positif,” ujarnya bersemangat. Gadis kemudian menambahkan, “Kita tidak bisa melawan pemerintah dengan cara protes. Pemerintah juga tidak akan menanggapi tindakan seperti itu. Lagipula, kita tidak punya dana untuk membeli lahan baksil juga. Jadi, satusatunya yang dapat kita lakukan yaitu menunjukkan bahwa hutan ini adalah milik seluruh warga, ada kehidupan di dalamnya dan kita memang mencintainya.” Bagi yang tidak mau ketinggalan Sunday Smile Picnic selanjutnya, rajinrajin aja cek keyword Sunday Smile Picnic di Twitter. Okay, call your friends, grab a big basket, and let’s pack a picnic!



a freesionary man Sisi freedom seorang Dana Maulana tidak hanya tercermin di kehidupan pribadinya. Visinya akan kebebasan juga tercermin baik dalam setiap gerakgeriknya di industri fashion tanah air. Teks: reza indra o. Fotografi: rude billy

Dana, bukanlah sosok yang baru dikenal di industri fashion tanah air. Pria dengan personal style yang keren ini bisa ditemui di berbagai event hip ibukota, hingga ke lantai dansa, kepribadiannya yang menyenangkan berhasil memproyeksikan dirinya sebagai fashion people yang approachable and fun to hangout with.

Pengalaman sebagai seorang shop assistant di sebuah toko di London, hingga menjadi kontributor di majalah fashion lifestyle menjadi langkah awalnya, walaupun dulu dia sempat ragu untuk berkecimpung disini. “Kalo dulu saya gak pernah percaya kalo apa yang saya kerjakan sekarang itu bisa menghasilkan, dalam artian bukan hanya materi, tapi juga perkembangan

pribadi, pemikiran dan sisi kreatif saya, sekarang hasilnya sangat terasa” ujar pria yang kini mendedikasikan setengah hidupnya untuk fashion. Saat ini, sebagai CEO di label lokal kenamaan Danjyo-Hiyoji, Dana lebih incharge kepada business development. Sejak kemunculannya Danjyo-Hiyoji dikenal sebagai label yang inovatif, baik dari segi desain hingga kualitas. Sangat bersinergi dengan dinamika industri fashion yang memang terus berubah setiap musimnya. Tahun ini Dana bersama rekan-rekannya di Danjyo-Hiyoji berkonsentrasi pada kualitas koleksinya yang dianggap sangat penting untuk bisa bersaing dengan brand luar. “Gue pengen Danjyo-Hiyoji bisa kuat dan besar dulu di Indonesia sebelum gue jualan di luar negeri. Gue pengen orang Indonesia cinta dan beli produk Indonesia itu dulu.” Sementara desain, Danjyo-Hiyoji ingin memperluas market mereka terutama di kalangan pria. “Setelah sukses dengan koleksi Asymmetry yang desainnya lebih dewasa dan semua orang bisa pake, terutama para pria, tanpa harus merasa tidak pede karena desain yang ‘aneh’, sekarang kita juga akan memantapkan strategi itu,” ujar pria yang belum lama menjadi ayah ini. Next collection dari Danjyo-Hiyoji hint-nya adala equestrian. “Menurut gue desainnya timeless. Warna, cutting-an ini bisa banget dipake sampai sekarang, detil-detilnya juga sangat menarik. Kalo ngeliat kuda gue selalu kepikiran sesuatu yang berkelas dengan manners,” jelasnya. Semua itu dikemas dalam semangat Freesionary (visi kebebasan) dari Dana Maulana,

“Gue menggunakan visi itu ketika gue melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kreatif dan bisnis secara bertanggung jawab, artinya masih ada batasan. Limitasi gue dalam berkarya adalah selama gue nggak nyusahin dan ngerugiin orang lain, Kita harus punya visi itu tanpa harus mikirin omongan orang dan kegagalan dimasa lalu, disaat lo bebas apa aja bisa lo raih.” Selain menahkodai Danjyo Hiyoji dengan 25 orang pekerja, Dana juga banyak terlibat dalam kegiatan edukasi, dia, mengajar Fashion Management di Univeristas Binus International hingga menjadi relawan untuk kelas inspirasi di SD pinggiran Jakarta. “Gue melakukan hal ini karena bagi gue mengajar itu enak, Gue ngajarain anak-anak di Ancol itu tentang dasa-dasar bisnis, dimulai dari bilang “Lo harus cinta produk lokal”, “Eh kita bisnis yuk”, “Ada yang ngerti wirausahawan nggak?” Dari situ kita bikini mereka workshop dan surprisingly hasilnya bagus-bagus semua, I was so impressed.” Dana tengah menjalankan kesehariannya dengan visi Freesionary dan dia berhasil membawa visi itu ke tingkatan yang lebih tinggi. Posisi Danjyo Hiyoji sekarang bisa dibilang aman dalam peta fashion Indonesia, mereka mempunyai 2 buah gerai toko yang juga telah mengadakan show tunggal “Satu cita-cita yang belum tercapai sekarang adalah kita ikutan trade show. Tahun lalu kita sudah punya fashion show tunggal yang akan jadi annual, nah ikutan trade show juga pinginnya bisa tahunan kayak gitu. Kalo bisa sih di Bread and Butter!” ujarnya semangat.

MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN



work it out

Kantor adalah rumah kedua. Bagaimana tidak, untuk kamu yang sudah bekerja, setidaknya separuh hari anda dihabiskan di kantor setiap Senin sampai Jumat. Kantor-kantor berikut ini memberikan lebih dari kubikel membosankan dengan dinding putih dan karpet abu-abu, demi kenyamanan, kreativitas dan produktivitas.

onxidea studio teks: atri siregar. Fotografi: rude billy.

Tampilan interior kantor sebagai refleksi bidang industri yang digeluti menjadi salah satu cara perusahaan memperkuat branding. Dalam sekejap setiap pengunjung dapat melihat bahwa ONXidea Studio bergerak di bidang kreatif, “ONXidea adalah kantor desain multidisipliner, dan merupakan subsidiari dari @rebellionik,” jelas Onik, sang pemilik sekaligus Art Director. Ukurannya yang mungil tidak menjadi masalah bagi Onik untuk menciptakan kantor yang nyaman, unik dan berkarakter. Untuk menata dan mendekorasi interior kantor yang cerah dan fun, Onik menggandeng desainer interior, Bayu Aryanto dari Desa Disain. Pemakaian ruang yang efektif merupakan salah satu cara Onik dan Bayu mengatasi ruang gerak yang terbatas. Langit-langit yang tinggi mereka manfaatkan untuk menciptakan ruang tambahan, dimana para pekerja kreatif tersebut dapat beristirahat sejenak, dengan pipa-pipa berwarna magenta yang berfungsi sebagai support pillars ruang tambahan tersebut, sekaligus penambah aksen cerah di kantor. Psikologi warna menjelaskan bahwa pilihan warna magenta sangat cocok digunakan di kantor yang bergerak di industri kreatif karena dapat membantu orang agar lebih fokus terhadap proyek yang dikerjakannya dan juga dapat

018

nylonindonesia.com

meningkatkan kreatifitas individu. Masih dalam tema penggunaan ruang yang efektif, Onik yang merupakan penggemar sepeda, menggunakan dinding untuk menyimpan sepedanya, sehingga tidak memakan tempat, sekaligus menjadi ‘pajangan’ di kantornya. Kenyamanan kantor menjadi salah satu perhatian Onik. “Sebisa mungkin semua menyelesaikan pekerjaan di jam kantor saja, karena setiap orang butuh istirahat yang cukup.” Jelasnya, namun ia mengaku mereka sering kali menghabiskan waktu lebih selesai jam kantor untuk berbincang atau menyantap makan malam bersama. Kehangatan yang terasa di kantor juga hadir melalui pilihan penggunaan kayu berwarna muda sebagai furnitur kantor, sehingga tampilan keseluruhannya tetap ringan dan tidak memberatkan mata. Aksesori dan furnitur unik juga menjadi salah satu daya tarik kantor. Onik menggunakan meja potong untuk menempatkan coffee machine, disebelahnya juga terdapat telepon kuno yang berfungsi, dengan kabel ekstra panjang. – “Agar saya dapat menggunakannya dari meja!” seru Onik. Selain itu terdapat juga sejumlah karya yang menghiasi dinding. Karya foto Onik yang ia pernah ikut sertakan dalam pameran menghiasi dinding dibelakang meja kerjanya, juga lukisan

kucing berukuran besar dari KOMA, seorang pelukis dan graffiti artist ibu kota. Sedangkan Kata-kata ‘PLAGIARISM & REVOLUTION’ dari lampu neon yang menyambut setiap pengunjung di dekat pintu masuk merupakan reaksi Onik terhadap kontroversi originalitas karya yang sering kali muncul di industry kreatif. Pemikirannya ia tuangkan sebagai karya yang akhirnya ia pajang di kantor.



mini headquarters Indonesia teks Richa Annisa. Fotografi: Rebellionik

Have you heard about MINI? Mobil kecil yang dipopulerkan oleh film The Italian Job ini adalah ikon dari kota London. Sejak tahun 1990, MINI yang tergabung dalam grup [Land] Roover dibeli oleh BMW dan tetap berada di bawah manajemen perusahaan manufaktur mobil mewah asal Jerman ini sampai sekarang. Awal tahun ini, MINI membuka dealer resmi pertamanya di Jakarta, sekaligus juga kantor pusat MINI Indonesia. Bangunan 7 tingkat yang berada di jalan raya Arteri Pondok Indah ini akan langsung menarik perhatian siapapun yang lewat di depannya. Dengan gaya

020

nylonindonesia.com

arsitektur minimalis dan dominasi warna hitam, yang unik dari bangunan ini adalah 2 buah mobil MINI berwarna merah dan biru yang tertempel di dindingnya. Lantai 1 dan lantai 2 bangunan difungsikan sebagai dealer penjualan mobil, sedangkan lantai 3, 4, 5, dan 6 difungsikan sebagai bengkel resmi MINI. Lantai 7 yang merupakan lantai paling atas adalah area rooftoop dimana juga terdapat kafetaria dan lounge untuk member klub MINI. What’s the fuss? Yang unik dari area kantor yang terletak pada lantai 2 adalah pernakpernik pajangan keren

yang dipajang di setiap sudut ruangan. Terdapat sekitar 5 ruangan di lantai tersebut, dan setiap furniturnya didesain dengan gaya London. Kursi-kursi kerja karyawan dihias dengan lukisan sketsa kota London, dan di setiap pintu ruangan dipajang papan nama jalan-jalan terkenal di London seperti Piccadilly Street dan Portobello road. Pada area pantry yang juga sekaligus berfungsi sebagai ruang rapat, terdapat pajanganpajangan keren seperti toaster, microwave, dan coffee brewer dengan desain seperti mobil MINI (merah, biru, atau hitam dengan dua garis putih di tengahnya).


alvint studio

teks: Jessy Ismoyo. Fotografi: Rude Billy. When a contemporary furniture meets nasionalistic design Ketika masuk ke kantor ini, anda akan disapa dengan tulisan besar di sebelah kanan, “Designed by an Indonesian, made in Indonesia, for Indonesians, and the rest of the world.” Satu kalimat yang sangat mencerminkan ciri khas Alvin sendiri. Dengan tujuan menggali serta mengeksplor identitas budaya Indonesia, baik dari desain produk, proses pembuatan, penggunaan material, seorang Alvin dengan perfeksionis menginginkan tiap karyanya memperlihatkan etnisitas Indonesia yang meluas secara internasional. AlvinT Studio sendiri sudah berdiri dari 2006. Katakanlah bahwa industri furnitur di Indonesia sangat besar, namun sungguh terlihat monoton untuk masalah desain. Untuk itu, pekerjaan yang Alvin lakukan cukup mendapat apresiasi baik dari publik. Kredibilitas Alvin Tjitrowirjo sebagai furniture designer juga sudah di tahap meyakinkan. Melihat track record baik dari pendidikan maupun dari praktiknya secara nyata, ia telah melakukan

pameran di Jerman dan Paris. Selain itu, pendidikan magisternya di Madrid yang diakhiri dengan magang bersama desainer Belanda terkenal, Marcel Wanders, membuat kemampuannya tidak diragukan. Hal-hal ini terlihat dari karya-karyanya yang menawarkan “Indonesia” dengan konsep yang lebih kekinian. Dengan mengusung konsep anyaman, yang dipercayainya sebagai dasar tradisi Indonesia, ia memberi fokus lebih pada methode of making pada produk-produk rotan dengan bentuk-bentuk yang lebih menarik. What makes AlvinT Studio different? “Sebenarnya saya ingin membuat showroom, tapi menurut saya salah satu hal yang menarik itu adalah konsep showroom yang berbarengan dengan kantornya, tempat di mana ide dibuat dan hasil dari ide tersebut dapat dilihat langsung oleh para konsumen kami. Ibaratkan seperti sebuah restoran di mana anda dapat melihat tiap koki memasak makanan yang nanti akan kalian santap,” papar Alvin panjang lebar mengenai konsep

kantornya. Alvin mengungkapkan bahwa inspirasi dapat datang dari pergerakkan dan interaksi yang tinggi. Ketika menyangkut masalah komposisi kantor terkait inspirasi para pekerjanya, Alvin menginginkan adanya interaksi yang tinggi antarpekerjanya. Selain itu, pekerja tidak boleh merasa dibatasi dalam sebuah ruang kantor. Hal itu dapat mempengaruhi tingkat kreativitas pekerja. Oleh karena itu, penataan kantor diubah dua bulan sekali dengan ruangan photo studio di sebelah bar. Untuk AlvinT Studio sendiri terdapat 11 orang yang umurnya sekitar 20-30 tahun. “The environment in this office is very kindful, saya berusaha membangun suasana itu dengan mengajak orang yang bekerja bersama saya untuk hangout bareng, makan bareng, dan movie night setiap seminggu sekali,” jelas Alvin. Dengan kekerabatan yang dibina sedemikian rupa dan suasana homy di kantor merupakan perpaduan dua hal yang sempurna. “An office does not necessarily have to look like an office anyway,” tutur Alvin.

nylonindonesia.com

021


PROMOTION

cheat sheet wakai Wakai kembali meluncurkan boat shoes collection diakhir Maret dengan sentuhan klasik yang tidak pernah keluar dari gaya merupakan bagian dari Wakai new silhouette. Dengan menghadirkan koleksi lengkap yang terdiri dari Aruba, Bahama, Fiji, Haiti, Puerto, dan Tahiti, masing-masing memiliki berbagai kombinasi warna, tali, kulit, dan suede yang pasti tetap terlihat kasual dan bergaya.

fred perry Terinspirasi dari pakaian olahraga klasik, Fred Perry Men menciptakan koleksi inteprasi kontemporer dari beberapa gaya yang paling ikonik. Campuran dari kedua koleksi The Capsule Sportswear dan The Men’s Authentic, memberikan kesan silhouettes yang sharp and clean dengan menampilkan warna-warna cerah dan menarik untuk pria yang sangat cocok untuk koleksi terbaru kamu di musim SpringSummer 2013.

vsa Di ulang tahun yang ke-10, Night Visions dari Victorinox Swiss Army kembali dengan koleksi terbarunya. Dengan inovasi seperti brushed and polished steel case, lengkap dengan ‘Black Ice’ PVD treatment yang ikonik dan rubber straps yang hadir dalam 2 pilihan warna, hijau army dan hitam, jam tangan multifungsi ini berhasil menampilkan karakter yang lebih sporty. Tidak hanya itu, struktur “guilloché” yang mengingatkan pada casing Swiss Army Knife juga menjadi salah satu highlight yang irresistible. The ‘magic’ button, yang terletak di case antara angka 8 dan 9 berfungsi untuk mengaktifkan fitur seperti blue LED yang bisa menyala sampai 7 hari dengan jarak penerangan sampai 1 kilometer. Such an extraordinary watch.



jeremy scott

Beberapa desainer dalam industri fashion sungguh berbeda dari Jeremy Scott. Jeremy Scott adalah satu dari para sneakerheads yang mendesain high-top festooned dengan sentuhan hot-pink poodle. Tidak heran ketika anda melihatnya berteman dengan artis seperti Madonna, M.I.A., Britney, Katy, Kanye, Gaga, dan lainnya. Anda akan melihatnya mendesain sepatu dengan infusi pop-culture seperti dalam koleksi Vanna White/game show atau kolaborasinya dengan The Simpson, adidas, dan Disney. Sekarang, Scott mencoba untuk menyentuh ranah baru: otomotif. Dengan tipikalnya yang tidak dapat ditebak, desainer yang berbasis di Los Angeles ini menghiasi all-electric Smart Fortwo-nya dengan sayap yang menyala, menjadikannya fashion designer pertama yang memodifikasi tampilan luar dari sebuah mobil. Apakah kita dapat berharap lebih dari seorang pria yang mendesain jam X-Ray Specs? Nicolas Stecher duduk dan mencoba mencari tahu lebih jauh mengenai hal itu. Fotografi: Chris Shonting Awalnya Anda membuat adidas JS Wings sneakers dan sekarang Smart forjeremy car. Apakah ada perkembangan senada dalam tema pegasus? Saya tidak menganggap itu adalah sayap dari sebuah pegasus atau burung. Saya rasa sayap selalu berasosiasi dengan perasaan gembira. Hal itu memberi saya perasaan positif, terutama ketika saya gunakan pada sebuah mobil. Saya begitu menginginkan elemen ini dapat beresonansi dengan desain saya dan ‘sayap’ telah menjadi unsur dalam pekerjaan saya dari awal.

label maker:

Banyak dari desain anda terlihat super-playful. Anda mendapatkan ide darimana? Dalam pekerjaan saya, selalu ada nostalgia dari masa kecil saya. Ikon dari masa kanak-kanak adalah hal yang umum. Jika saya menggunakan kacamata yang membuat saya terlihat seperti Mickey Mouse, bahkan mungkin ada sesuatu dari seseorang dari pedalaman India yang dapat mengidentifikasi saya sebagai “Ya, ia terlihat seperti Mickey Mouse,” dan memahami hal itu. Inilah cara saya untuk berkomunikasi dengan cara yang paling memungkinkan, singkat, dan jelas dalam dunia fashion. Anda mungkin satusatunya orang yang dapat bekerjasama dengan Lil Wayne dan Björk. Yeah, sejauh selebritis yang saya tahu, ini gila, saya tahu.

Saya berpakaian ekstrim untuk ukuran orang kebanyakan. Biasanya saat anda berpakaian seperti Björk, anda tidak akan berpakaian seperti yang lainnya. Membuat desain untuk Björk dan Madonna, Katy dan Rihanna, Gaga, Lil Wayne dan Kanye, semuanya begitu luar biasa hingga saya merasa banyak hal yang dapat mereka lihat dari seorang Jeremy Scott yang seirama dengan mereka. Ini sangat menyenangkan dan membanggakan. Biasanya ini tidak terjadi seperti yang anda harapkan, tapi beginilah adanya. Saya memiliki kapabilitas unik yang membentuk keseluruhan karier saya, dari menata gaya orang yang sangat indie hingga yang paling mainstream. Hip-hop, pop, tapi saya tidak berpakaian layaknya musisi country, sepertinya saya kehilangan satu kategori. Melihat seluruh kolaborasi yang kamu lakukan, apakah ada ketakutan untuk tidak mampu menjaga citra ‘Anda’ dalam karya Anda? Itu nampak sangat jelas, tidak ada yang pernah protes: “Hal ini tidak nampak seperti hasil karyamu.” Apa Anda pernah mendengar hal yang sebaliknya, bahwa karya anda terlalu gila untuk dunia di luar sana? Tidak, karena saya berpikir semua orang yang bekerja dengan saya atas alasan yang sangat jelas. Hal itu bukan

sebuah misteri. Saya tidak pernah berlagak untuk menjadi sesuatu yang memang bukan diri saya. Lagipula, saya tidak menawarkan satu hal kemudian menjadi hal lain. Itulah alasannya mengapa saya sangat pemilih mengenai ‘dengan siapa saya bekerja’ dengan alasan kepercayaan, saya hanya bekerja untuk brand yang memang sealiran dengan saya. Anda sepertinya ada dimana-mana dalam fashion blogs dan dunia online. Bagaimana anda menyiasati hal itu? It’s amazing and fascinating, di lain hal juga saya tidak peduli. Saya tidak melakukan sesuatu yang saya rasa pantas untuk dikritik. Saya sangat paham mengenai hal yang saya buat, saya percaya dengan hal yang saya ciptakan, dan saya merasa bahwa itu adalah tawaran saya. Permasalahannya hanyalah orang akan menyukai itu atau justru membencinya, begitulah adanya. Hal ini begitu terlihat apabila anda sangat menyukai sesuatu dan hal itu nampak sangat unik seperti yang saya lakukan. Untuk memiliki penggemar yang seperti itu dan kesenangan dalam pekerjaan ini hanyalah seperti bagian yang berdampingan; bagian lainnya adalah hal yang tidak disukai orang. Namun, saya tidak ingin menjadi orang yang mendesain sesuatu yang berada di tengah-tengah, berada di jalan aman, tidak jelas orang menyukai atau membencinya. Apakah kalian paham? Untuk saya, hal seperti itu sangat menyedihkan.

groomer: sharon gault


style esse ntials

The things Jeremy Scott can’t live without Jeans: Levi’s. Cocktail: Mojito. Grooming product: Crest 3D toothpaste. Tailor: Saya membuatnya di studio saya sendiri. restoran: Hugo’s di Santa Monica. Saya seorang vegetarian, di sana ada begitu banyak makanan yang saya sukai. Burger vegetariannya adalah favorit saya. Vacation spot: Saya sudah lama tidak berlibur mungkin hampir 100 tahun. Tapi, apakah saya bisa menuliskan ‘Wish Vacation Spot’ saya? MALDIVES! Saya mengkhayalkan tentang tempat itu siang dan malam. Wallet: A beat-up old Inseam. jam: Jeremy Scott Swatch. Favorit saya adalah X-Ray. Bar: Tidak pernah ke tempat seperti itu. sepatu: My Wing 2.0. The new one is out, so it’s probably the one I wear the most. It’s gray with sports mesh. Gadget: iPhone 5. Musik: Saya mendengarkan banyak lagu, tapi untuk saat ini mungkin album baru Rihanna. Biggest luxury: Pergi ke Maldives dan tinggal di mana tempatnya memiliki lantai kaca.

nylonindonesia.com

025


bring out your inner fighter SUMM

RE VER S S HIR T

Z4

Z46026

BE Ac

B OxIN G BE Ac H S H O R T

Z4

Z45814

BELT

Z4 SLV

Q3

W R A PPED BLO U SE

fresh from the box

old time favorite P 04

A DID A S SLVR

Sejak tahun 1958 Hush Puppies telah menghadirkan extraordinary shoes yang nyaman dengan gaya kasual yang menjadi favorit semua orang. Melanjutkan kesuksesan sejak pertama kali diluncurkan pada pertengahan abad ke 20, koleksi pada tahun 2013 ini mengambil unsur-unsur yang ada pada tren tersebut. Desain minimalis dipadukan dengan modern silhouettes yang dihadirkan akan membuat enggan melepaskan sepatu Hush Puppies-mu. Yup, classic modern of today itulah nuansa pada koleksi terbaru ini. Bahan baru seperti suede banyak digunakan dalam kombinasi beberapa warna sekaligus dan juga tambahan detail-detail kecil yang membuat semakin fashionable. Tinggal pilih Derby Wedge, Leo, Winns, or Carver and put a fresh take on for your “old” favorite. KARINA MUSTIKA

026

nylonindonesia.com

Z45619 PLE ATED T WILL PA N T

Z45504

Untuk penyuka gaya streetstyle London, watch out for this new brand in town, Boxfresh datang jauh-jauh dari UK untuk memenuhi kebutuhan streetstyle pria Jakarta. Dengan membuka toko pertamanya di Kuningan City, Boxfresh menyediakan koleksi pakaian yang terdiri dari jaket, celana, kemeja, sweater dan kaus dengan desain kasual yang keren. Selain itu juga ada koleksi footwear yang dibedakan dalam 2 tipe; tipe Suteki menyediakan sepatu yang lebih modern dengan cupsole pumps, chukka boots, dan sneakers yang menggunakan bahan kanvas mengkilat, suede dan kulit. Sedangkan tipe Digi menggunakan motif camouflage digital di solnya dengan model yang lebih klasik seperti sneakers tinggi dan boots gurun dan lebih didominasi dengan warna-warna netral. Selain di Indonesia, baru-baru ini Boxfresh juga membuka beberapa toko di kawasan Asia Pasifik lainnya seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan masih banyak lagi.RICHA ANNISA

G R AfIc DEEP cRE W NEck

Z46013 PLE AT PA N T

Z45862 SLVR S-M-L Q34922

P 06 A DID A S SLVR

Terinspirasi oleh Brad Pitt di film Fight Club, Adidas mempersembahkan SLVR Spring/Summer 2013 collection. Dipimpin oleh arahan kreativitas Dirk Schönberger, seluruh koleksi SLVR melebur dalam inovasi dan tradisi, menawarkan desain sportswear kontemporer yang lain daripada yang lain, elegan namun tetap nyaman dan fungsional. Kali ini Adidas terlihat semakin mengutamakan perspektif fashion dan estetika dengan tampilan yang futuristic, terbukti dari pakaian hingga aksesoris cewek yang bermain dengan sisi maskulin namun tetap mendapat sentuhan romantis, sementara untuk cowok ada elemen-elemen tipikal pakaian American sportwear di dalamnya. Even better, terobosan baru yang menarik dalam pemillihan bentuk, motif dan bahan yang digunakanpun disesuaikan dengan kebutuhan era abad 21 yang relentless sehingga para fashionista tetap bisa tampil sporty dan chic dalam waktu yang bersamaan. Seperti kata Dirk, “I want to seduce with a pure and functional, yet designed product”. Well, apakah Anda salah satu yang tergoda? YOANDA MARPAUNG

P 05 SPRIN G SUM M ER 2013


get this:

break the rules Untuk menambah koleksi aksesoris, khususnya anda yang berjiwa pemberontak dan ekspresif, you can check out this collection from Thomas Sabo. Thomas Sabo mengeluarkan koleksi barunya yang dikenal dengan nama Rebel at Heart. Bisa dilihat dari bahan silver yang dihitamkan menunjukkan sifat ‘coolness’ dari koleksinya tersebut. Tengkorak tetap menjadi suatu simbol yang sempurna bagi anda yang berjiwa pemberontak, yang terdapat pada cincin, pendant dan gelang. Dan serunya koleksinya adalah unisex, apalagi untuk cewek yang memiliki rock ‘n roll attitude. Don’t you love the collection? PATRICIA ANNASH

classic summer Terinspirasi dari travelling wardrobe, koleksi Louis Vuitton Men’s Spring/Summer

2013 kali ini membawa kita ke pantai bagian Perancis Selatan. Season ini memberikan ekplorasi pada warna, dan ditunjukkam dalam prints yang membentuk logo “V” yang diinterpretasikan seperti tiupan angin di pantai Matisse, dan grafik Louis Vuitton Masai dalam warna baru. Studio director Louis Vuitton mengatakan bahwa idenya timbul dari artist, laut, dan pantai. Ini adalah proporsi yang pas, super chic South of France in the 60s. Keseluruhan ide pada koleksi ini dituangkan dalam pakaian maupun aksesoris. AYU HENDRIANI

pack your bag! Tidak ada brand lain yang se-fun dan berjiwa muda seperti JanSport. Tas yang ekspresif akan today’s youth culture mengeluarkan koleksi limited edition, JanSport Outside Collection. Cocok yang berjiwa muda, suka tantangan dan berpetualang. Perpaduan antara design outdoor yang terlihat kokoh dan memiliki ‘cool factor’ dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan sehari-hari. Koleksinya antara lain adalah Smoke Signal Collection, Oxidation collection, Growler collection, Watch Tower dan Flare. Tergantung kebutuhan kamu akan memilih koleksi yang mana. Pilihan warnanya juga beragam, dari hitam, swedish blue, dessert beige dan abu-abu. Tentunya warna-warna ini bisa menjadi penambah penyemangat saat menyatu dengan alam. PATRICIA ANNASH

east meets west Capital dan Pot Meets Pop Denim merilis jeans dan t-shirt terbaru mereka, Capital for Pot Meets Pop Signature 420 Cut. Dua brand ternama ini mengeluarkan warna indigo dan hitam untuk jeans. Detail silver buttons PMP dan copper finished rivets memberikan kesan klasik bagi para pemakainya. Selain itu, Pocket tees yang nyaman dan stylish hadir dalam 3 warna yang berbeda, hitam, putih dan heather gray,. YOANDA MARPAUNG

urban delight Good news buat para pencinta streetwear! Brand baru Wagadiwa yang namanya berasal dari campuran bahasa Jepang ‘waga’ dan Filipina ‘diwa’ yang berarti “our essence”, hadir dengan konsep fashion yang terinspirasi dari graffiti, musik, dan other cool stuffs. Melalui ide-ide kreatif dari beberapa graffiti artists MASE crew, lahirlah koleksi t-shirt hingga kemeja dengan highly-graphic art yang dibuat dari bahan berkualitas tinggi untuk debut mereka. Layak untuk di antisipasi, karena kedepannya, selain pakaian, Wagadiwa juga akan merilis koleksi home goods, limited-edition collaborations, garments, footwear dan accessories. YOANDA MARPAUNG

Walk with style Havehad memiliki simple design dengan kualitas kulit yang baik dan sangat nyaman digunakan. Seluruh produk dari Havehad adalah handmade dan outsole yang digunakan merupakan campuran dari karet berkualitas baik dan karet yang telah didaur ulang. Terdapat tiga macam koleksi terbaru untuk tahun ini, yaitu Himara, Nata, dan LTX dengan www.havehadworld. com . KARINA MUSTIKA


[news]

Gentlemen’s Agreement A man’s gotta do what a man’s gotta do. Termasuk dalam hal memotong rambut, jangan sampai kita salah pilih. Barberbox, sebuah barbershop baru yang terletak di kawasan Blok S jakarta Selatan ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Bukan sekedar tempat pangkas rambut biasa, Barberbox juga menawarkan the real experience of being a real gentleman. Ketika masuk, Anda akan langsung disuguhkan sebuah guiding book sebagai referensi potongan rambut Anda, mau potongan Pompadour or Rockabilly maybe? Dengan harga yang masuk akal, Barberbox

memang menawarkan banyak hal menarik, barbershop bergaya industrial urban ini mengunggulkan Gentlemen’s Cut, yang menjadi incaran anak muda saat ini. Putra dan Emir sebagai business partners yang bersama-sama merintis usaha ini sejak Desember 2012 ini memang berusaha memberikan pelayanan yang maksimal bagi setiap customer-nya, mereka buka hampir setiap hari (kecuali lebaran) dan juga melayani late night cut (by reservation) untuk mereka yang tiba-tiba ingin potong rambut di malam hari. Ajaklah ayahmu untuk potong rambut bersama

di akhir pekan, ayahmu akan membayar treatment dengan harga normal, sedangkan kamu cukup membayar setengah harganya. And FYI, barbershop ini juga dengan senang hati akan menangani pengunjung perempuan yang ingin potong rambut juga, for free! Now how gentleman is that? This is definitely one of the must visit barbershop in town. REZAINDRA Lokasi: Jl. Birah Raya No. 10 Blok S, Senopati, JakSel (Lap. Blok S) [at] DISTRICT, Upper Floor, Jakarta, Indonesia 12180. RSVP: 0816 810425.

dua orang. “It’s a good way to spend time together in barber shop and it’s part of manhood”, ungkap pria yang dibesarkan di Belanda tersebut. Selesai mengobrol, saya pun mencoba langsung classic cut di barber shop yang juga menjadi official reseller dari label pomade terkenal. Layrite, dan merasa sangat puas. Superb cut, great service, cool interior… It’s just too good I can’t keep my mouth shut. –Alexander Kusuma Praja.

Tanpa perlu bertanya sebelumnya, saya percaya kalau Derry, barber yang menerima kedatangan kami hari itu di Di Hoek Barbershop belum pernah mendengar kutipan “Being a barber is about taking care of the people” sebelumnya, tapi kenyataannya memang senada dengan yang kemudian ia terjemahkan saat melakukan tugasnya. Ditemani dengan sederet peralatan cukur berkualitas tinggi, massage oil dan hair gel (kebanyakan menggunakan brand Uppercut), sampai ke tiga unit kursi cukur klasik, Derry menegaskan bahwa dirinya mengutamakan interaksi yang baik dengan customer-nya. Salah satu dari 4 barbers yang dimiliki Di Hoek ini membuktikan kepiawaiannya. Beberapa customer pria dengan range usia beragam yang datang hari itu terlihat puas dengan hasil potongan Derry, di samping suasana akrab yang ia tularkan di tempat ini. Barbershop yang telah beroperasi sejak Desember 2006 ini tetap bertahan, bahkan semakin berkembang dengan membuka satu cabang lagi di Jl. Cikajang, Kebayoran Baru. Rate harga potong yang ditawarkan oleh Di Hoek juga sesuai dengan apa yang akan Anda dapatkan disini, yakni nice haircuts, pelayanan yang dijamin memuaskan, dan barbershop nyaman dengan desain interior bernuansa classic yang keren. Sandi Eko

Lokasi: Jl. Kemang Raya No. 16A, Jakarta Selatan.

Lokasi: Jl. Kemang Selatan VIII, Jakarta Selatan. RSVP: (021)96913435. –.

It’s a Man’s Man’s Man’s World “Whatever you hear at the barber shop, stays at the barber shop”, demikian bunyi tagline milik Alexander Barber Shop. But unfortunately, saya terpaksa melanggar prinsip itu dan menceritakan apa yang saya alami saat mengunjungi barber shop di daerah Kemang tersebut. Nuansa klasik terasa dari dari furniture yang didominasi warna hitam dan tembok putihnya yang dipenuhi foto-foto hitam-putih dari tokoh legendaris seperti Muhammad Ali, James Dean, Fidel Castro, hingga Bung Karno. Barber shop yang buka pada bulan Desember 2012 lalu ini terwujud berkat ketidakpuasan sang owner, Alexander Dom, akan minimnya barber shop berkualitas di Jakarta, yakni barber shop klasik yang juga bisa menjadi tempat hang out untuk para pria. Dengan konsep barber shop era 60-an, Alex mencari sendiri setiap detail dalam barber shop ini sehingga walau terkesan vintage, namun ambience keseluruhan tetap clean dan maskulin. Put the concept aside, walau baru dibuka beberapa bulan lalu,

028

nylonindonesia.com

Alexander Barber Shop juga mendapat review yang bagus berkat keandalan tiga orang barber-nya yang telah memiliki loyal customer masing-masing. Dengan price range seharga 40 ribu untuk close shave dan 70 ribu untuk classic cut, customer yang datang cukup bervariasi, mulai dari anak-anak muda yang hip, kaum yuppies, hingga para ayah dan putra mereka. Khusus untuk orang tua yang mengajak putra mereka, Alex yang juga seorang ayah pun memberikan special deal seharga 100 ribu yang sudah meliputi classic cut dan massage untuk

on the corner


(grooming)

driven by passion

Red Means Go

hugoboss.com

Saatnya menantang diri Anda untuk lepas dari ide-ide dan formalitas yang lama. Kali ini HUGO Fragrances menciptakan sebuah terobosan dengan inovasi terbarunya untuk pria yang memahami ide dan berani menembus batas, HUGO Red hadir sebagai contoh sempurna dari label yang kreatif dan jiwa petualang. Diciptakan dengan pencampuran dua Akord yang saling berlawanan yang mencerminkan aspek logam yang berbeda antara dingin dan panas, yaitu Solid Chill dan Liquid Heat. Akord ‘Solid Chill’ yang segar dengan aksen logam yang kuat akan terasa dari aroma Grapefruit, Pink Pepper, dan Galbanum yang berbaur pada pada top notes-nya serta perpaduan aroma Rhubarb, Pineapple, dan Cedarwood yang panas dan berbaur untuk menyampaikan panas logam merah pada heart notes-nya, membentuk karakteristik akord “Liquid Heat”. Peralihan kedua akord tersebut menciptakan perpaduan dry down notes yang lebih warm dengan nuansa oriental woody, tercipta dari kombinasi Tonka Bean, Karanal dan Hot Amber,

Path:Production:Clients:PGPremiumLifestyle-PGPL:643936:Studio:643936-1_PGPL_01_800x600mm.indd Trim: 800x600mm Visual: N/A Bleed: 50mm [Set at 100%]

RED GO memberikan sebuah sensasiMEANS baru dan unik dari HUGO RED THE DARING NEW FRAGRANCEpria FOR MEN parfum ini. Aroma maskulinnya mengispirasi FEATURING JARED LETO untuk menembus formalitas dan melepaskan kreativitas unik mereka. Botol berdesain minimalis berteknologi heat-sensitive, dilapisi tinta thermochromic berwarna merah mencolok yang akan berubah warna ketika dipegang, memberikan keunikan tersendiri pada parfum HUGO Red ini. Rangkaian fragrance ini tersedia dalam ukuran 40ml, 75ml dan 150ml, dan Deodorant Stick berukuran 75 ml. Dare to try? —Abdi Putra Rastach.

Date: 02.01.13 Operator: matt

T +44 (0)20 7863 9400

PRE PRESS

F +44 (0)20 7863 9500

2

D.I Checked

Reader Checked

PM Checked

info@thehubplus.com

POMADE 101

ride it on Ada banyak alasan untuk tidak memakai helm saat berkendara motor. Karena ukurannya yang membuat Anda tidak nyaman sampai karena takut rambut jadi berketombe, berminyak dan lepek. Untuk alasan terakhir inilah CLEAR memulai rangkaian kampanye Cool Riders. Kampanye ini bertujuan untuk mengajak para pengendara dan pengguna motor untuk menggunakan helm sekaligus mengedukasi bagaimana cara menjaga kebersihan helm dan kesehatan kulit kepala, meskipun sering tertutup helm, sehingga Anda dapat berkendara dengan aman, tapi juga tetap merasa nyaman.

Sebagai shampoo anti ketombe nomor satu di Indonesia, CLEAR menawarkan varian Ice Cool Menthol-nya yang akan memberikan sensasi menthol dingin serta menyegarkan kulit kepala dengan memanfaatkan terobosan teknologi dalam menciptakan perawatan kulit kepala yang mengandung vitamin, mineral dan nutrisi agar rambut menjadi lebih sehat dan indah. Para brand ambassador CLEAR, Ello dan pembalap perempuan kelas internasional kebanggaan Indonesia, Alexandra Asmasoebrata juga mengaku sangat senang dan bangga karena bisa menjadi bagian dari kampanye CLEAR Cool Riders. Melalui kampanye ini, CLEAR menyediakan jasa cuci helm gratis selama masa kampanye di stand CLEAR di kota-kota besar di Indonesia. Tidak hanya itu, CLEAR juga akan memberikan hadiah utama sebuah motor Ducati Monster 795, dengan cara mengirimkan label botol shampoo CLEAR Ice Menthol ukuran apa saja dan klik www.clear.co.id. Kampanye ini akan berlangsung selama dua bulan, mulai dari April hingga Mei 2013 dan pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada 17 Juni 2013. We’re a 100% sure you don’t wanna miss this one. —Yoanda Marpaung.

nylonindonesia.com

[news]

Ketika membicarakan hair styling products, satu produk yang tidak bisa dilewatkan adalah pomade. Pomade telah lebih dulu dikenal sebelum berbagai jenis styling products seperti wax dan gel rambut bermunculan. Belakangan ini kehadiran pomade kembali digemari seiring dengan model pompadour dan sleek yang kembali menjadi tren. Salah satu brand yang baru-baru ini menjadi sorotan adalah Schmiere (baca: Shmeereh), yang berarti “grease”. Brand asal Jerman yang hadir dengan kemasan unik berukuran besar ini memiliki tujuh varian dengan aroma dan tingkat kepekatan yang berbeda dan bisa Anda gunakan sesuai kebutuhan. Ketujuh varian tersebut terdiri dari varian light, medium, strong, dan extra strong hold dengan beberapa aroma seperti coconut, citrus, strawberry milkshake, wild berries, sea breeze, cherry strawberry, serta aftershave. Kandungan coconut oil, petrolatum, beeswax-nya memberikan extra shine sekaligus melembutkan rambut, and a shot of “ooby

dooby” yang terkandung di dalamnya mampu membentuk rambut bertekstur tebal dan sulit diatur, menjadi model pompadour yang Anda inginkan. Kualitasnya yang bagus membuat Schmiere dapat menjaga rambut Anda sepanjang hari tanpa membuatnya terlihat kaku dan tetap menjaga fleksibilitasnya. FYI, untuk Anda yang belum terbiasa dengan penggunaan pomade, here’s some tips for you. Pomade varian light berfungsi untuk membuat rambut Anda terlihat rapih dan tidak kusut, juga memberikan extra shine untuk tampilan rambut sleek. Pomade varian Medium berfungsi untuk menjaga dan membentuk rambut lebih lama dengan efek shine yang lebih sedikit dibandingkan varian light, cocok untuk penataan daily look. Sedangkan varian strong dan extra strong akan membentuk rambutmu sepanjang hari dengan konsistensi yang lebih pekat dan kurang memberikan efek shine. So, are you ready to try these on? Available at pompadous@gmail.com, twitter: @pompadous, tel: +6283821344731. –Tiara Puspita.

Kalau Anda merasa bahwa Anda adalah seorang pria Ferrari sejati yang passionate dan forceful, berarti Ferrari Red Power adalah parfum yang exclusively dibuat untuk Anda. Red Power adalah cologne ke-6 yang dirilis oleh Ferrari, yang ditujukan untuk pria berumur 25 sampai 35, dengan wangi menarik dari red oranges, bergamot, red pepper, lavender, rosemary, white musk, violets, geranium leaves, red cedar, patchouli and tonka beans, menciptakan kesan sensual dan maskulin. Tidak hanya aroma spicy-woody yang hangat bernuansa Mediterranean dan Latin yang seductive dan elegan, botolnya pun didesain sedemikian rupa oleh

Thierry de Baschmakoff and the Aesthete Agency, melambangkan passion for perfection and elegance dalam botol kaca bening dan dihiasi dengan logo Prancing Horse warna silver. Di bagian tengahnya terdapat garis berwarna merah khas Ferrari dengan tulisan Red Power yang juga hadir dalam warna silver. Sentuhan akhir untuk menyempurnakan kemasannya adalah cylindrical brushed steel cap yang diberikan lambang silver horse pada bulatan karet merah diatasnya. Sounds like a perfume that can only work out for real extraordinary men, right? –Yoanda Marpaung.

029


(cult

of)

Palladium

Bayangkan ini: Anda terbangun di gurun pasir, tidak ada hal lain selain pasir sejauh mata memandang. Anda tidak tahu bagaimana dan mengapa Anda bisa ada di situ. Google Maps mengidentifikasi lokasimu sebagai gurun Sahara. Anda bangkit dan mulai berjalan. Jika Anda mengenakan sepatu boots palladium, Anda beruntung. Ini cerita tentang bagaimana perusahaan ban Prancis menjadi pembuat sepatu bahan kanvas dan kulit yang dipopulerkan oleh Pharrel Williams dan Eric Dane. Sepatu ini bisa dipakai di berbagai jenis medan yang berat –mereka sudah pernah melakukan ini sebelumnya, dan mereka akan melakukannya lagi. YASMEEN GHARNIT.

[news]

2009-2013: DROP IT LIKE IT’S HOT

Setelah waktu istirahat yang singkat, K-SWISS membeli label ini pada tahun 2009 dan menjual kembali sepatu-sepatunya di toko dengan desain yang lebih ringan dan fleksibel. Sejak itu mereka meluncurkan berbagai lini aksesoris dan berkolaborasi dengan merk lain seperti Richard Chai dan Billionaire Boys Club.

1920: WHEELS COME DOWN

Perusahaan penghasil ban baru Palladium mulai melapisi karet kanvas dengan karet ban vulkanik untuk industri penerbangan yang sedang berkembang. Teknologinya sangat maju, sehingga perusahaan ini akhirnya menangani seluruh industri penerbangan di Eropa.

1990: SMELLS LIKE TEEN SPIRIT

Para remaja menyadari kerennya boots Palladium bila dikenakan seperti tentara melewati lantai yang basah oleh bir di ruangan The Palladium. Perusahaan ini menjual lebih dari seribu pasang per tahun. Terima kasih, [Kurt] Cobain.

030

nylonindonesia.com

1947: FOOTWEAR FOCUS

Pesawat PD II yang terakhir mendarat dan permintaan untuk ban menurun. Palladium berganti haluan dan membuka pabrik sepatu pertamanya di Pont-de-ChĂŠruy, Prancis. Tidak lama setelahnya, boots Pampa berjalan melewati Maroko dan Aljazair menempel ke kaki imigran Prancis.


( g a min g

-

gadget)

now, this is fun!

superphone

xperia z

teks:JESSY ISMOYO Sony Xperia kembali hadir dengan produk terbaiknya dalam kategori premium smartphone. Didukung dengan spesifikasi layar 5” full HD reality display dengan mobile BRAVIA engine 2 yang menawarkan kecemerlangan dan kejernihan super, serta aplikasi media Sony dengan akses instan seperti one-touch connectivity yang mudah dan cepat untuk berbagi musik, gambar, dan video secara nirkabel ke seluruh perangkat lainnya. Ditambah juga kamera fast capture 13MP dengan Exmor RS untuk ponsel HDR video, superior auto, dan noise reduction yang melengkapi ketajaman dan kemudahan mengambil momen dalam berbagai kondisi. Lalu, prosesor quad core 1.5GHz Snapdragon S4 dengan 2GB RAM membuat Xperia Z di posisi terdepan. Xperia Z seperti tidak main-main memberikan akses terlengkap dalam produknya. Desain terbaru yang menakjubkan ini pun menjadikan Sony Xperia Z memiliki ketahanan tinggi terhadap air dan debu, bukan masalah untuk pria dengan mobilitas tinggi dan adventurer yang selalu membawa gadget ke medan beresiko tinggi. Melihat tingginya penggunaan pada ponsel, kebutuhan baterai yang tahan lama seperti harga mati. Xperia Z menampilkan Battery STAMINA yang dapat meningkatkan waktu standby empat kali lebih lama. Sony telah berhasil membuktikan kehebatan inovasinya yang lebih dari setengah abad, baik dalam TV, gambar, musik, film, dan game. Mungkin dengan seluruh teknologi yang dirangkum dalam Xperia Z tersebut membuat Sony berhak mendapatkan predikat superphone. Cukup dengan harga Rp 7.499.000,- Anda seperti mendapatkan kelengkapan dalam genggaman. Dare to buy?

will happen if you see curators from many a mild a What discplines? A Mild A Create menghadirkan Dana Maulana, create Ade Darmawan, Anton Wiryono, Anton Ismael, dan Eric

Wirjanata dalam empat ranah seni berbeda dari music, visual art, fotografi,hingga fashion? Menggabungkan kolaborasi menarik dari inovasi dengan esensi berbeda, kreasi-kreasi kelima laki-laki ini merupakan terdepan dalam bidangnya. You definitely can learn something or just to exchange ideas with them. Dengan mengusung tema ‘Start Your Movement’, A Mild memfokuskan acara ini bagi mereka yang berani mengambil inisiatif, menjadi pemimpin, dan menantang laki-laki untuk menciptakan suatu yang baru. Bagaimana laki-laki menjadi otentik dalam ranahnya masing-masing.

Mark your calendar! Sabtu, 4 Mei 2013 di Kartika Expo, Jakarta. In the exact time, from 12.00 until 24.00.We’ll see you there!

Acer menghadirkan produk terkininya ke dalam daftar notebook yang paling menyenangkan untuk digunakan namun tetap diperkuat beberapa spesifikasi paling mumpuni. Notebook berbasis Windows 8 yang selain dilengkapi keyboard paling nyaman dari Acer dengan dilengkapi teknologi 10 point multi touch ini termasuk ringan bila dilihat dari apa yang perangkat ini miliki. Hanya berbobot nyaris 2.1 kg, Aspire V5 Series menampilkan bentuk yang ramping demi kenyamanan saat dibawabawa dengan beberapa pilihan model dan ukuran monitor mulai dari 11.6”, 14.0” dan 15.6”. Rangka yang ringan mendukung pula mobilisasi pemiliknya, ditambah sistem airflow yang sempurna menjaga agar notebook ini selalu dingin sehingga performanya tetap maksimal. Monitor sudah mengusung teknologi CineCrystal HD dan LED backlight. Mengenai konektivitas tak perlu diragukan lagi, Acer Instant Connect sanggup menghubungkan dengan hotspot yang sudah dikenali hanya dalam waktu 2.5 detik! Selain itu, memindah-mindahkan files sangat mudah dan cepat dengan tambahan 2 port USB 3.0, cardreader 2 in 1, dan Bluetooth® 4.0. Belum lagi AcerCloud yang mampu berbagi foto, video, musik dan dokumen apapun ke perangkat lain hanya dalam hitungan detik. Notebook berdesain elegan dengan permukaan body halus ini tersedia dalam beberapa pilihan warna menawan dan ukuran yang tepat untuk diajak masuk ke apapun aktivitas Anda. Well, with suitable price this V5 is surely the perfect partner for you. SANDI EKO

nylonindonesia.com

031


the perfect Gandaria City menjadi saksi kemeriahan The 2nd NYLON Anniversary Party bersama Grimes. Teks: sandi eko. Fotografi: rude billy

032

nylonindonesia.com


waves ami dang

nylon team

Waktu terus merangkai dirinya tanpa diminta. Meskipun lewat proses peralihan yang teratur mulai dari hari ke hari, bulan, dan hingga akhirnya ke tahun. Dan sudah setahun pula waktu membawa Nylon dan Nylon Guys Indonesia dari Androginy Party di Kafe Aria, Senayan tepatnya pada 10 Maret 2012 lalu. Bagaimanapun, gelak tawa, hiruk pikuk dan bising musik di lantai dansa pada pesta ulangtahun pertama majalah kami tahun lalu itu tetap membekas sampai kapanpun. Kini di tahun 2013 menjadi giliran bagi area outdoor Pizza e’ Birra, Gandaria City untuk dipilih sebagai medan pesta kami. Seiring bertambahnya usia yang telah menanjak ke angka 2 tahun, Nylon dan Nylon Guys Indonesia bergandengan dengan pihak Soundshine Events untuk berpesta di tempat yang sama dan membuat konsep acara yang lebih besar dari Nylon Anniversary Party sebelumnya. Musisi eletronik asal ‘negeri daun Maple’ Claire Boucher yang menggunakan nama Grimes sebagai julukan panggungnya menjadi pemberi aksi utama di The 2nd Nylon Anniversary Party. Di salah satu sudut outdoor venue yang berbatasan dengan area bar Pizza e’ Birra nampak booth berwarna hijau dominan milik Green Sands. Citarasa Green Sands kembali menjadi jawaban paling tepat saat penonton mulai kehausan di tengah-tengah acara. Well, kali itu booth Green Sands memiliki caranya sendiri dalam menyajikan

kesegaran kepada pengunjung. Sisi interaktif ditonjolkan oleh brand minuman yang telah lama dikenal anak muda itu. Selain bisa membeli Green Sands kemasan kaleng, pengunjung The 2nd Nylon Anniversary Party juga diajak untuk mem-follow akun twitter mereka, lalu menggambar sketsa destinasi impian pada sebuah kertas kecil. Hanya dengan mengikuti langkah-langkah menyenangkan tersebut, hadiah-hadiah menarik langsung bisa diraih saat itu juga, termasuk berupa sekaleng Green Sands gratis! Sebelum Grimes yang malam itu tampil bersama Ami Dang (India), beberapa penampil lokal yang tak kalah handal turut memperkuat jalannya acara. Crowd yang sudah mulai berdatangan

sejak pukul 7 malam itu berhasil dihangatkan oleh penampilan duo musisi elektronik asal Bandung, Midnight Runners, dilanjutkan oleh band rock yang berasal sama dengan mereka, C.U.T.S. Dalam penampilan mereka kali itu C.U.T.S mendapat sambutan luar biasa meriah dari yang hadir menyaksikan mereka, termasuk dari sang artis utama. “Thanks to c.u.t.s one of the best openers I’ve ever had – in Indonesia last night. amazing set,” tulis pemilik akun @ Grimezsz itu. Grimes yang tepat pada tengah malam seusai konser juga genap berusia 25 tahun itu membuktikan bahwa sub-genre musik elektronik yang ia mainkan memiliki tempat khusus di telinga para fans. Perempuan yang kerap tampil dengan berpakain casual itu membuat fans-nya histeris lewat delapan hits yang ia suguhkan. Secara berturut-turut Symphonia Ix (My Wait Is U), Vanessa, dan Circumambient membuka konser Grimes malam itu dengan kawalan Ami Dang. Sedangkan seperti yang telah diduga, Oblivion dan Genesis adalah dua lagu dengan sambutan paling meriah. Pamungkasnya adalah sebuah hit-single yang tidak terdapat pada 3 full album milik Grimes berjudul Phone Sex berhasil menjadi penutup sempurna keriaan The 2nd Nylon Anniversary Party.

green sands booth

nylonindonesia.com

033


(haute

stuff)

VINYL SOUNDS BETTER

“Vinyl is a real deal. I’ve always felt like, until you buy the vinyl record, you don’t really own the album.” - Jack White teks: Jessy Ismoyo. Fotografi: sanko Yannarotama

dari kanan ke kiri: Blur - Parklife Rp 400.000 Lana Del Rey - Born to Die 7” Rp 250.000 Ice Choir - Two Rings (7”) Rp 145.000 Asobi Seksu - Strawberries Rp Rp 215.000 Rumah Sakit - Hilang/Anomali (7”) Rp 145.000 Animal Collective - Honeycom/Gotham Rp 150.000 Monka Magic Vinyl Jl. Kemang Raya 8B, Jakarta.


[news]

035


(chow)

bar & resto

joh n w ho?

teks : rezaINDRa o. fotografi : dok. monstore

As we told you before, Embrio bukanlah satu-satunya gebrakan dari Monstore di tahun ini. Tidak lama dari dibukanya toko pertama mereka itu, Monstore kini hadir dengan sebuah concept bar yang berlokasi tepat di atas Embrio. Konsep dari Monstore Bar: John Doe ini tentu saja masih memiliki benang merah dengan koleksi pakaiannya yang banyak menampilkan unsur seni yang orisinil dengan sentuhan pemikiran dan teknik yang eksperimental. Bar 2

lantai dengan area semi outdoor ini dibangun dalam atmosfer yang raw, quirky, a lil bit dark yet still warm, and of course serving the best cocktails, spirits and liquor. Interiornya juga sangat keren, Anda dapat melihat collage dari foto-foto vintage yang cukup profokatif di sepanjang tangganya dan ke’aneh’an tissue roll-nya yang menarik di dalam toilet. Segera meluncur ke Monstore Bar: John Doe and spend your best quality time with your besties right here.

MONSTORE, Jl. Kemang Raya 72 C. telp: 021-717-96-282.

local only

good value Teks: Jessy Ismoyo Fotografi: Sanko Yannarotama

www.beerdybar.com

grill seafood masala campuran udang, cumi, salmon, scallop, mashed potato dipanggang, lalu dibalut saus creamy masala. Grill seafood Masala bercitarasa bumbu rempah dan spicy. It’s perfect for your lunch!

SAFFRON Bistro adalah bistro baru di daerah Kemang yang terletak di belakang Boxmart. Saffron sendiri berasal dari kata ‘safranum’ dalam bahasa latin. Kata tersebut memiliki arti ‘sesuatu dengan nilai tinggi’ jika diartikan secara harafiah. But when it comes to the name of the restaurant, I bet you can define it easily! Yes, you can find anything of great value here. Melabeli diri mereka sebagai ‘A Humble Bistro’, Saffron menyuguhkan beberapa menu andalan mereka seperti: Rare Beef Salad, The Famous Beef Nachos, dan Squid Ink Pasta. Di antara semuanya, Grill Seafood Masala boleh jadi favorit, campuran udang, cumi, salmon, scallop, mashed potato, dibalut saus creamy masala yang mengisi menu makan siang, terutama bagi para penggila seafood. Good price, and nice place. It’s a kill combination, right? Perlu dicatat Saffron memiliki rooftop yang cozy! Bisa jadi tempat asik untuk ngebir di malam hari. Dengan pemandangan malam Kemang, bir dingin, dan teman-teman. I’m sure it’s more than enough. SAFFRON, Jl. Kemang Raya 16 (behind Boxmart), Jakarta, Indonesia. (021) 717 96005

036

nylonindonesia.com


[news]

happy hours teks: Sandi Eko. Fotografi: edwin pangestu

Ketika satu tempat hangout sudah berhasil menyajikan banyak kesenangan, maka itu artinya tak perlu lagi berpindah-pindah dari satu titik ke titik yang lain untuk menghabiskan waktu bersenang-senang! Kalau boleh dikira-kira, sepertinya berangkat dari ide itu lah hingga akhirnya Stark Bierhaus ini kemudian berdiri dengan mengambil tempat yang tepat di pusat kota Jakarta. Berlokasi di eX Entertainment X’nter Plaza Indonesia lantai 2, Stark Bierhaus akhirnya resmi dibuka untuk umum sejak 20 Maret 2013 lalu. Stark Bierhaus terbagi atas 3 area yang berbeda. Ruang utama Bierhaus memiliki ukuran paling luas dengan mengusung konsep deli-style Bierstube, serta Biergarten yang nyaman dengan view kota Jakarta. Belum lagi di area lantai 2 yang terkonsep lebih private. Terdapat dua ruangan berbeda disana, yakni VIP Room yang menyediakan fasilitas karaoke dan berfungsi juga sebagai ruang meeting, serta Glass Room yang lebih sebagai arena bermain. Nintendo Wii, PS3 dan berbagai perangkat permainan lain termasuk dart game dan pool table siap digunakan demi memberikan kesenangan untuk customers, di tempat yang senyaman rumah sendiri. Selain itu, dengan merangkul Die Stube, Stark Bierhaus memiliki sajian-sajian makanan dengan taste terbaik khas Jerman-Eropa. Tak luput juga tersedianya penawaran buy one get one yang berlaku untuk tiap jenis bir Stark di saat-saat Happy Hours. stark bierhaus: ex entertainment x’nter plaza indonesia, lantai 2.

a new best innovation teks: Abdi Putra Rastach fotografi: Rude Billy

Terpilihnya sebagai ‘World’s Bestselling Vodka’ baru-baru ini berdasarkan dari hasil survey, World’s Top 50 Bars’ 2013, Ketel One® vodka mengumumkan peluncuran Copper Kettle serve, inovasi penyajian cocktail yang luar biasa menarik dan dramatis untuk para konsumen. Dikembangkan oleh Marian Beke, bartender ternama di Nightjar - salah satu bar terkemuka di London, Copper Kettle serve dirancang untuk melambangkan keunikan rasa Ketel One® serta kebudayaan dan kesenian modern, seperti yang ditampilkan dalam setiap botolnya.

muthia.surya@id.iris-worldwide.com

Acara ini diresmikan oleh Denis Tamse, Ketel One® Vodka Distillery Ambassador dan Will Thompson, Asia Pacific Diageo Reserve Manager (White Spirits) dan disaksikan oleh Ketel One® Bartender Fraternity di Indonesia. Cara penyajiannya membuka kesempatan untuk para bartender untuk mendemonstrasikan kesenian mixology modern yang terbaik, baik dalam acara istimewa ataupun saat menikmati sore hari bersama temanteman. Dan pastinya para konsumen akan terpukau dengan pertunjukan seru Ketel One® Copper Kettle serve. Terinspirasi dari pot suling tembaga pertama yang bernama “Distilleerketel No. 1” yang terdapat pada Penyulingan Ketel One® di Schiedam, Holland dimana Ketel One® mendapatkan namanya, Beke mengembangkan Copper Kettle menggunakan kesenian tradisional tembaga dan menambahkan sentuhan modern. Copper Kettle serve akan tersedia untuk konsumen di outlet-outlet terkemuka di Bali dan Jakarta pada April 2013. Oleos 1 3rd Floor Mampang Prapatan Raya 139b Jakarta

nylonindonesia.com

037


hawaii on shoes Apresiasi Wakai terhadap kreasi anak negeri terbukti dengan acara NYLON X Wakai Art Engine ini. Teks: Jessy Ismoyo. Fotografi: Rude Billy.

Pada tanggal 23 Maret 2013 kemarin, NYLON & NYLON Guys Indonesia bekerjasama dengan sepatu Wakai mengadakan acara yang bertajuk NYLON X Wakai Art Engine, shoes design competition. Mengusung tema ‘Vintage Aloha’, kompetisi yang diadakan di Mezzo, Kuningan City ini merupakan wadah sempurna untuk menyalurkan kreativitas anak muda dalam desain. Sebulan sebelumnya tim NYLON sudah menyeleksi banyak desain yang masuk untuk desain sepatu Wakai. Menariknya, hadiah bagi tiga pemenang utama adalah uang tunai sebesar Rp 3.000.000,dan kesempatan untuk melihat desain sepatu mereka terpampang di galeri sepatu Wakai, di seluruh Indonesia. Setelah melalui proses seleksi yang panjang, terpilihlah tiga pemenang, Philip Paath, Johan Atmadja, dan Diraratri H.G.. You can see how artsy they bring the ‘Vintage Aloha’ on their design! Ketiga orang ini melukis desain mereka masing-masing, di atas sebuah kanvas 2x3 meter, secara langsung pada sesi Live Drawing Battle: Art Engine sore itu. Philip dengan topeng suku Hawaii, Johan dengan pantai dan ombak dengan nuansa bluesy, dan Diraratri dengan warna pastel dan burung flamingo.

Hadir juga para NYLON Face Off 2012 yang menghadirkan serangkaian koleksi baru dari sepatu Wakai dalam Trunk Show yang digelar setelah Live Drawing Battle. Dari warna dan model yang sederhana, justru membuat sepatu Wakai menarik mata karena sepatu ini memfokuskan pada desain yang menunjukkan kepribadian tiap orang. Wakai is a perfect definition for those who is easygoing, playful, and adventurous. Furthermore, it will be a perfect companion to the beach. Sepatu Wakai juga akan selalu tepat digunakan di Indonesia yang notabene negara tropis. Is there a reason to say no? Rangkaian acara sore itu

Johan Atmadja

038

nylonindonesia.com

ditutup dengan penampilan dari indie rock band jebolan list local heroes NYLON Music Festival 2011, L’Alphalpha. Lantunan musik dari mereka menghibur setiap orang yang datang dengan dresscode ‘Vintage Aloha’ à la pribadinya masingmasing, sambil menikmati canapés dari B-Side Wakai. We got a lot of positive responses! Seluruh peserta pulang dengan senyum menandakan acara ini berjalan dengan baik. You can see smiles on every photo we took, go check our Facebook! Semoga lebih banyak lagi acara yang menyalurkan kreasi anak muda di Indonesia seperti ini dalam bidang seni, terutama desain. Massive thanks to Wakai!

Philip paath

Diraratri


the hive that hype Beat ganjil yang diproduksi oleh sang drummer ditambah bebunyian instrumen nan impresif secara sempurna membalut KENyamanan booth Heineken di salah satu sudut Java Jazz Festival 2013. Teks: Sandi Eko. Fotografi: Sanko YANNAROTAMA. Bagian tengah dengan tenda raksasa di arena PRJ Kemayoran hari Minggu (3/03/13) itu diwarnai ingar-bingar berbagai musik sub-genre jazz yang dimainkan secara live. Banyak nama populer yang turut meramaikan boothbooth sponsor tersebut. Kondisi yang agak berbeda bila dibandingkan dengan Java Jazz Festival tahun lalu, dimana baru beberapa booth saja yang menyajikan konsep live music. Di Java Jazz Festival 2013 hampir seluruh booth menawarkan konsep serupa. Ternyata memang cara terbaik adalah dengan mengunjungi salah satu lounge sambil menikmati suguhan yang ada. Terbukti ketika saya akhirnya memutuskan untuk mampir di booth milik Heineken. Booth atau lounge Heineken yang berada di ujung barisan tengah area tenda itu di-setting menarik, yang selain menggabungkan antara aspek kenyamanan, juga memberi kebebasan pengunjung untuk tetap dapat mobile lewat garis-garis arsitektur yang tidak kaku, serta disempurnakan melalui pemilihan titik yang cukup strategis karena berseberangan dengan panggung special show serta hanya beberapa meter dari arena foodcourt. Itu artinya, selain nyaman, booth Heineken termasuk “aman” apabila dilihat dari sisi lokasi, sehingga berpotensi maksimal dalam membuat pengunjungnya rileks total. Di perhelatan Java Jazz Festival 2013 tersebut, Heineken mengadakan berbagai program interaktif yang ditujukan bagi para penikmat setia Heineken. Selain bar yang sudah pasti terdapat disana, satu set Mini Stage, aktivasi interaktif Augmented Reality (AR), iBar, dan Photowall juga disediakan oleh Heineken. Augmented Reality Programs adalah daya tarik utama bagi para pengunjung booth Heineken untuk dapat menjajal aktivasi dengan proses interaktif tersebut. Setiap kali pengunjung melakukan transaksi sekaleng bir Heineken, mereka akan menerima satu buah kartu (seukuran kartu pos) yang dapat di-scan

pada piranti AR. Setelah scanning di spot AR, gambar 3D akan muncul untuk memperlihatkan hadiah-hadiah menarik dari Heineken. Berikutnya adalah iBar. Interactive Multitouch Surface atau iBar adalah sensor yang terdapat pada dasar bar, sehingga visual berupa animasi menarik akan muncul tiap kali pengunjung meletakkan kaleng Heineken-nya di permukaan iBar. Aktivasi iBar berjalan cukup baik, walaupun awalnya para pengunjung sempat tidak paham dan meletakkan kaleng Heineken di samping meja, tetapi kemudian kru yang bertugas bersama para brand presenters dengan sigap memandu mereka sehingga keseruan di sela-sela minum bir pun dapat dimulai. Booth Heineken yang bertema ‘Hive’ itu berhasil menjadi anjungan yang tepat untuk bersosialiasi dan bersantai bagi para pria dari seluruh dunia yang hadir di Java Jazz Festival 2013. Paduan yang tepat antara konsep dan pemilihan lokasi. Seperti yang diungkapkan oleh Jessica Setiawan – Marketing Manager dari Heineken (PT. Multi Bintang Indonesia Niaga) – saat pertemuan kami, menurutnya Hive memang dirancang untuk merangsang kreatifitas dan menimbulkan visual interest terhadap brand Heineken. Pada sudut bar konvensional, mereka juga melayani pengunjung selama tiga hari berturut-turut pelaksanaan Java Jazz Festival 2013 lewat citarasa bir dingin Heineken yang khas dan tentunya menyegarkan. Live Music yang disajikan di mini stage dan juga spot photowall juga menjadi sumber keseruan tersendiri bagi pengunjung, termasuk saya yang saat itu membutuhkan tempat istirahat yang memadai setelah berkeliling menyaksikan aksi para pendekar jazz dari seluruh dunia yang tampil di panggung-panggung Java Jazz Festival 2013.

lokasi: java jazz festival 2013, arena pekan raya jakarta, kemayoran.

nylonindonesia.com

039


advertorial

straitjacket villain Bersiaplah untuk dilumat ketegangan yang Hannibal Lecter akan hadirkan di ruang-ruang keluarga kalian, dan jajaki hubungannya dengan sang agen FBI muda! Teks: Sandi Eko. Fotografi: Dokumentasi AXN Selain pada beberapa novel lanjutan dari fiksi populer karya Thomas Harris, Red Dragon (1981), hingga kini nama angker Hannibal Lecter telah beberapa kali diangkat ke layar lebar. Sesuai dengan cerita aslinya, di format film Hannibal juga diceritakan sebagai psikiater licik berotak jenius. Salah satunya adalah film mega-fenomenal di tahun 1991, Silence of the Lambs. Di film ini Anthony Hopkins berhasil memenangkan Academy Award atas kepiawaiannya memerankan tokoh Hannibal. Atas keberhasilannya tersebut, tokoh Hannibal Lecter bertahan di pundak Hopkins hingga berlanjut di dua film berikutnya yakni Hannibal (2001) serta yang terakhir adalah Red Dragon (2002).

040

nylonindonesia.com

Akhirnya, NBC berhasil menggagas format televisi dari karakter Hannibal yang diambil dari novel asli Red Dragon. Di sini Bryan Fuller (Heroes, Pushing Daisies) ditunjuk sebagai Executive Producer dan aktor asal Denmark berwajah dingin, Mads Mikkelsen, akan berperan sebagai Hannibal Lecter dengan lawan main Hugh Dancy yang akan memerankan agen FBI muda, Will Graham. Film ini menyajikan petualangan menegangkan Will Graham dalam mengungkap kasus-kasus pembunuhan. Will akan menerima panduan dari sang psikiater misterius dalam mengungkap dan menangkap para serial killers tersebut. Bryan Fuller mengibaratkan hubungan Graham dan Lecter sebagai ‘kisah cinta yang sesungguhnya’. “Seperti yang Hannibal katakan kepada Graham di beberapa film,


bahwa, ‘kamu sebenarnya memiliki banyak kesamaan denganku, tanpa kau sadari’. Kita akan menemukan maksud dari kutipan tersebut dari dua seasons pertama serial ini,” lontar Fuller. Serial Hannibal akan menyajikan 13 episode dari season pertama, dan tak seperti serial-serial Amerika lainnya, pada season berikutnya juga akan sebanyak 13 episode. Premiere di Asia mulai ditayangkan pada 9 April lalu dan dapat disaksikan tiap Selasa, pukul 21:00 WIB melalui AXN. Judul “Aperitif” garapan sutradara David Slade (Twilight: Eclipse, 30 Days of Nights) mengawali seluruh ceritacerita menegangkan dari serial legendaris ini.

s a k si k a n

se r i a l

t i a p se l a s a , p k l ( AX N T E R S E D I A D I GR O O V I A CH 5 5 3 | | S K Y N I N D O CH 2 2

Second Screen Application Tak berhenti di format televisi, Anda juga bisa menjadi yang pertama untuk menjajal aplikasi Second Screen yang akan diluncurkan bersamaan dengan premiere drama paling diantisipasi garapan Sony Pictures Television Networks ini. Seiring dengan tiap episode yang sedang tayang, Anda bisa berinteraksi langsung dengan programnya juga bersama para fans lain yang tergabung dalam komunitas Hannibal. Selain itu, Anda juga dapat mengakses konten-konten ekslusif, mempelajari lebih dalam mengenai karakter-karakternya, menyaksikan yang tak terungkap di layar TV, serta masuk ke dokumentasi behind the scene. Aplikasi ini akan tersedia di iTunes dan Android Play, mencakup untuk semua iOS, telepon seluler dan ® tablet Android mulai April 2013. Dan yang terbaik dari itu semua adalah, aplikasi ini gratis!

h a nni b a l

2 1 : 0 0 di AX N . A O RA CH 4 1 5 | F I R S T M E D I A CH 5 1 | I N D O V I S I O N CH 1 5 4 | N E X M E D I A CH 3 0 6 | T O P A S T V CH 2 6 1 | Y E S T V CH 1 2 2 )


Kendaraan halo terakhir Aston Martin, Vanquish 2014, bertujuan untuk mengangkat British Motoring kepada formasi terhebatnya. teks: nicolas stecher. fotografi oleh: kerian.


mendapatkan panel tubuh baru, semua berserat Saat awan hitam berkumpul di langit luar New karbon untuk pertama kali. Dan ya, itu adalah 6.0-liter, Orleans, sekelompok grup jurnalis memandang 12-cylinder Aston yang memompa jantung Vanquish, cemas ke arah kegelapan itu dan menunggu gemuruh namun telah banyak di tingkatkan menjadi 565 tenaga guntur yang pasti akan terjadi. Tetapi satu-satunya kuda, loncatan yang cukup dapat diperhitungkan dari suara gemuruh yang terdengar malah raungan dari kemurnian mesin V12 milik Aston Martin yang bergerak DBS 510 yang digantikannya. Setelah hiatus selama 5 tahun dari kestabilan Aston Martin (semula dibangun cepat melalui roda-roda gigi, melolong disudut NOLA dari 2001-2007), Vanquish sekali lagi bergema. Motorsport Park, dan mejadikannya bahan omongan Kamu harus tahu apa yang telah kamu perbuat saat saat itu. Sejauh ini, masing-masing pengendara hanya kamu membeli sebuah Aston Martin. Kamu membeli merasakan beberapa kali putaran bersama Vanquish, jadi ada banyak ketegangan sembari kami mengagumi sebuah kemewahan dan kemurnian yang hanya dapat disandingkan dengan mobil yang dibuat sedemikian cakrawala. rupa seperti Bentley, dengan label harga yang Lalu datanglah gemuruh surgawi, dan langit gelap bersaing dengan GT Supersport tingkat atas. Kamu Lousiana kemudian pecah, membanjiri trek dengan menghabiskan uang Ferrari dan Lamborghini, namun hujan deras. Hujan yang luar biasa. Itu adalah hujan jatuh pada spesifikasi orang Italia yang menakjubkan. yang lebat dan berbau tajam yang terjadi hanya di Sementara Aventador adalah sportscar dengan bagian Selatan dan akan segera menyatukan taman setengah mesin, F12 Berlinetta dari Ferrari adalah NOLA dengan rawa-rawa di sebelahnya. Mengingat lawan yang hampir sempurna bagi Vanquish sebagai bahwa Aston Martin belum sempat mengijinkan sebuah Super GT, dan coba bandingkan tenaga seorangpun untuk mencoba mengendarainya di jalan raya tanpa pengawasan, semua orang merasa peluang 730 milik F12 yang sangat kuat dengan tenaga milik Vanquish, senjata andalan yang tidak seimbang. mereka menurun seiring jatuhnya tetes air hujan. Apa yang membedakan Vanquish 2014 yang Yang sangat disayangkan, karena Vanquish baru dari para kompetitor terkuatnya tidak lain lagi memohon untuk dikendarai seperti beberapa jenis adalah kemasannya. Tapi sungguh sebuah paket yang mobil lain. Kecantikannya paling unggul, dan itulah spektakuler yang Aston berikan kepada kendaraan yang membuat Aston Martin memasang harga teranyarnya. Mobil ini mempunyai tampilan yang yang sangat tinggi pada kendaraan ini: $280,000 memikat, mengembangkan bagian belakang tubuh ($300,000 plus) itu sedikit ambisius bahkan untuk mobil yang seolah memberikan Vanquish otot-otot sebuah mobil super. Berdasarkan monocoque kekar yang diimbangi dengan keanggunan desain. chassis alumunium Aston yang terkenal, Vanquish

043


Terdapat keseimbangan langka antara kekuatan yang kejam dan kecantikan yang membuat jantung berdegup kencang.- sebuah efek yang diingkan oleh banyak orang, tetapi hanya sedikit yang berhasil dengan baik. Garis-garis istimewa dibagian samping memberikan siluetnya sebuah karakteristik yang tegas, dengan ketajaman yang hanya mungkin didapat dengan menggunakan konstruksi dari serat karbon. Roda-roda alloy tipe 20-inci 20-spoke raksasanya mengangkat motif razor, dan bagian dalam mobil dipenuhi dengan kulit full-grain, faux suede, almunium, dan serat karbon. Interiornya yang dijahit dengan tangan membutuhkan 70 jam untuk diselesaikan, janji yang benar-benar ditepati. Tombol layar sentuh kaca barunya dibuat untuk mengatur mengatur cuaca dan sistem informasi memiliki respon yang baik, bergetar saat digunakan. Bagian tengah mobil-terinspirasi dari edisi terbatas One-77 hypercar Aston-melandai dengan tepat ke sandaran tangannya, dirapikan dengan kenop atau tombol yang tidak terlalu penting. Roda kemudi kotaknya juga diangkat dari One-77, menarik dari segi artistik

tapi terasa seperti sebuah tipuan; roda kemudi yang datar memudahkan untuk jalan masuk dan keluar, tapi bagian datar itu terlihat berlawanan dan sebenarnya memaksa pergelangan tangan ke posisi berkendara yang tidak nyaman. Tetapi roda kotak hanyalah sebuah pilihan yang akan saya hindari. Tentu, kamu boleh mengantisipasi Emotional Control Unit (ECU) Aston Martin, yang kamu kenal dengan sebuah kunci. Fob Kristal yang berat seharga $2,800 dimasukkan kedalam dasbor tengah seperti sebuah sistem peluncuran misil dan menahan, membakar V12 6.0-liter Vanquish dalam kecepatan pembakaran internal yang akan membuat bulu kudukmu naik. Momen seperti inilah yang menggarisbawahi asam garam yang dimiliki Aston Martin. Tidak ada katakata; ini adalah sebuah penentuan kualitas dari satu monster yang membantu memberikan keadilan bagi label harganya. Dua aspek utama dari pengalaman berkendara yang dapat dimodulasi: drivetrain dan penangguhan. Untuk merujuk kepada pendahulunya, Aston Martin menyediakan sebuah aturan “sport” yang menempatkan ulang kap penutup dan gearbox-nya, meningkatkan kecepatan sampai 37% dan membuat suara knalpot menjadi lebih manis dan dramatis. Untuk meningkatkan ketangguhan, mereka memperkenalkan sistem “Adaptive Damping” mereka, sebuah karya teknik yang brilian yang mengizinkan para pengendara untuk berpindah dari pengaturan “kenyamanan” semanis madu ke “trek” yang lebih kaku dan berorientasi pada balap mobil daripada “sport” yang lebih disukai, yang mana ada diantaranya. Roda-roda gigi ditambahkan ke four-speed tansmisi otomatis terdahulu mereka.

top speed

Sejak penghujung bulan Maret kemarin, terlihat pemandangan yang tak seperti biasanya dari SPBU-SPBU Shell di sekitar Jakarta. Banner besar bertuliskan Be Ready for V-Power sudah terpampang di jalur-jalur masuk tiap SPBU. Benar saja, karena tepat pada tanggal 5 April 2013 menjadi hari penting dimana V-Power Gasoline secara serentak mulai diluncurkan di Indonesia. Shell V-Power merupakan bahan bakar dengan performa unggulan yang didesain untuk membantu kendaraan Anda mencapai kinerja terbaiknya, apapun kendaraan Anda. Seperti yang diutarakan oleh Sammy de Guzman, General Manager Retail Shell Indonesia pada momen peluncuran V-Power di Hotel Dharmawangsa, 25 Maret 2013 lalu, yang mengatakan, “Para ahli dan spesialis bahan bakar Shell memiliki passion yang sama dalam meningkatkan performa Ferrari, hal inilah yang membuat Technical Partnership kami berhasil sukses selama lebih dari 60 tahun. Ini juga berarti bahwa kami dapat mengaplikasikan teknologi dari jalur lintasan (balap) ke jalan biasa. Friction Modification Technology dalam Shell V-Power Gasoline merupakan contoh yang baik dari teknologi ini. Shell V-Power Gasoline kini telah tersedia di outlet Shell di seluruh dunia, siap untuk memberikan performa bahan bakar premium pada penggunanya.” Bahan bakar Shell V-Power memiliki formula double-action yang dirancang untuk membersihkan mesin dan mengurangi gesekan secara aktif agar tenaga yang dihasilkan menjadi lebih besar. Beberapa hal tadi pun terbukti saat tim NYLON guys menjajal V-Power untuk digunakan pada mobil harian. Performa mobil meningkat, tarikan gas terasa semakin mulus dan sangat responsif. Well, now it’s time for you guys to feel the new power! SANDI EKO

044

nylonindonesia.com


Para mekanik dari versi-versi ini sangat akurat, karena pengaturan “kenyamanan” serasi dengan apa yang orang-orang harapkan dari sebuah Grand Tourer seharga $300,000 sementara “trek” lebih kencang daripada slingshot. Sayangnya untuk kami para jurnalis otomotif, dewa hujan Lousiana melarang keinginan jasmani kami dan membuatnya tidak mungkin bagi kami untuk mencoba sampai sejauh mana kemampuan beberapa komponen ini. Satu-satunya jalan lurus di NOLA Motorsports Park mengizinkan kami untuk mengkonfirmasi potensi shotgun V12 yang menyenangkan, namun kehebatan menikung dan meng-handle Vanquish masih dipertanyakan. Tentu jika Aston Martin ingin membuktikan kepada kami bahwa kapal utama mereka memiliki performa yang berani, mereka selalu bisa mengirimkannya kepada kami dalam waktu beberapa minggu. Kami janji kami tidak akan mengeluh.

make a vote

www.facebook.com/fordindonesia Setelah diluncurkan pada 28 Januari 2013 lalu, Ford Motor Indonesia (FMI) akhirnya mengumumkan bahwa periode voting untuk video ketiga finalis kampanye ‘Drive – Connect – Win’ secara resmi telah dimulai. Periode voting akan berlangsung hingga 12 Mei 2013. Video ketiga finalis diunggah di halaman resmi Facebook Ford Indonesia dan dapat dilihat serta dipilih oleh masyarakat luas mulai 10 April 2013. Setiap video menampilkan pengalaman para finalis tentang konektivitas superior yang dimiliki oleh kendaraan-kendaraan terdepan Ford – seperti Ford Fiesta, all-new Focus dan all-new Ranger –mendukung

kehidupan profesional maupun gaya hidup mereka. Pada 16 Mei 2013, FMI akan mengumumkan finalis ‘Drive – Connect – Win’ yang mendapatkan jumlah vote terbanyak. Pemenang yang beruntung berhak membawa pulang hadiah utama all-new Focus 2.0L 5D Sport GDI TiVCT berwarna Mustard Olive. Setelah dipilih dari 600 lebih pendaftar Fachri Anggi Maulana, Rambang Basari, dan Giri Satrio berhasil menjadi tiga finalis yang terpilih bersama pengalaman mereka dalam mengangkat konektivitas superior dari Ford Fiesta, all-new Focus, dan all-new Ranger dalam paket video-video yang kreatif. SANDI EKO

test drive:

2013 volkswagen beetle convertible Di Los Angeles kami dianugerahi 363 hari yang cerah setiap tahunnya. Sayangnya, Volkswagen memilih salah satu dari dua mobil mereka yang lainnya untuk diluncurkannya Beetle Convertible generasi ketiga mereka, sehingga wartawan yang harus menghabiskan hari berjelajah the Pacific Coast Highway dengan atap yang terbuka dan kulit pucat mereka telah disengat matahari saat menghabiskan waktu untuk menguji penyeka/penghapus kaca depan si Beetle. Apakah ada yang mau mengatakan tentang the Beetle bahwa iklan nauseum belum diulang? Mobil kecillah yang bisa, si ikon mobil rakyat-sesungguhnya, wagen Jerman untuk si volks. Mobil itu didefenisikan sebuah generasi dan menjalin dengan salah satu pembuat mobil terbesar di planet ini. Versi mobil terbuka, yang pertama kali muncul di tahun 1949, rajin mengambil mobil tertutup berpintu dua dan dicincang dengan secara menyeluruh menjadi pendek, membuatnya menjadi salah satu mobil dengan atap terbuka tapi terjangkau. Dan sekarang, satu tahun setelah debut Beetle Couple generasi ketiga, si Cabriolet telah hadir disini untuk diakui. Untuk 2013, VW Beetle Cabriolet hadir dengan kebih luas, lebih rendah, dan lebih panjang, dan dengan tiga pilihan mesin: 2,5 liter dengan lima silinder, TDI diesel bersih dengan empat silinder, dan 2.0 liter mesin turbo dengan emapat silinder. Setiap mesinnya memeliki kelebihan, tapi tenaga putaran seberat 236 pon-kaki TDI dan 41 mpgs yang cukup menakjubkan di jalan raya ( tapi relative pelan dengan 41 hp) itu membuatnya paling menarik. Tetapi karena kami adalah pria dan dan oksigen yang kami hirup, kita berfokus lepas pada sedikit 200 hp Turbo. Seperti halnya pada TDI, Turbo tersedia lebih cepat

dengan dual-clutch DSG gearbox (yang bertengangan dengan enam kecepatan otomatis), dan memeliki beberapa perangkat lain sebaliknya daya guna kinerja pertama yang menambah semangat (rem yang lebih besar, dan roda sebesar 18 inci, penyangga lebih kuat, system slip terbatas). VW jelas ingin menginjeksi beberapa keluhan ke Beetle terbarunya, waspada terhadap aura estrogen yang tersisa disekitar pendahulunya (yang dasbornya, demi tuhan, datang dengan flower vase). Dan Turbo tidak banyak menambah daya tarik-termasuk knalpot, yang mana teknisi VW dianggap telah menjelaskan secara panjang lebar. Tentu saja, VW mengkapitalisasi pada daya tarik nostalgia Beetle dan menawarkan edisi terbatas paket “Generasi.” Misalnya, ”Edisi 50-an”- sebuah kecantikan Black Pearl dengan interior kulit berwarna kremBeetle hadir dengan roda yang terlihat vintage. Sedangkan Edisi 60an dan 70an kurang kreatif, kami berharap pada sebuah Cabriolet “Fender Edition,” sejauh ini tersedia hanya di Coupe, yang dilengkapi dengan potongan sunburst-wood Stratocaster klasik di dasbornya. Semua cara yang untuk efektif dari VW untuk membangun hubungan antara mobil dan pengendara. NS statistik: efisiensi: 2.5L: 30/21 MPG (kota/ jalan raya); Turbo: 41/28; TDI: 27/21 0-60 MPH: 2.5L: 8.0 sec; Turbo: 6.8; TDI: 8.5 kecepatan: 118 kekuatan: 2.5L: 17O HP; 2.0L Turbo: 200; TDI: 140 Torque: 2.5L: 177 lb/ft; Turbo: 207; TDI: 236 harga: 2.5L: $24,995; TURBO: $27,795; to TDI: $27,895

nylonguysmag.com

045


046

N a me : G a nes h a As f a r a m a n , 2 4 . O c c up a t ion : Audi t o r . W h a t a r e you we a r in g ? S we a t s h i r t b y l a c os t e l ive , j e a ns b y a p r i l 7 7 , c a p b y di c k ies , w a t c h b y issey miy a k e , b r a c e l e t b y B a l en c i a g a , s h oes b y p r a d a .

A simple life

Basic Space taste


FRED PERRY, PRICE BY REQUEST

TRUE RELIGION, IDR 3.399.000 @ CLUB CULTURE TOPMAN, IDR 239.000

SUPER, PRICE BY REQUEST

BUTTERO, IDR 3.100.000 @ OTOKO.

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

EMPORIO ARMANI, PRICE BY REQUEST


048

N a me : M i c h a e l P e r r y , 3 2 . O c c up a t ion : Fu r ni t u r e D esi g ne r W h a t a r e you we a r in g ? G l a sses b y g r a z z , s h i r t b y k su b i , j e a ns b y nudie , s h oes b y b a ssi k e , r in g a nd ne c k l a c e b y b ene a t h t h e r oses , b a g

True to be blue

The Denim’s Rule R a c h e l Comey , p r ope r t y o f .

t ees

Plank.

by by

The

Walk

of

taste


MOSCOT, IDR 2.890.000 @ OTOKO

ZARA MAN, IDR 599.000

FABRIX, IDR 2.499.000 @ THE GOODS DEPT

ADOLFO CARLI, IDR 1.595.000 @ LINEA TOPMAN, IDR 599.000

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

DR. DENIM, IDR 350.000 @ 707


050

N a me : R a z i M . P . , 3 0 . O c c up a t ion : F r ee l a n c e desi g ne r . W h a t a r e you we a r in g ? P a r k a b y G I M 6 5 , s h i r t b y b en S h e r m a n , p a n t s b y f r ed pe r r y , b e l t in t e r f oo l , s h oes b y do c t o r m a r t ens , vin t a g e so c k s , sun g l a sses b y r in g b y b ene a t h t h e r oses , w a t c h b y c a sio , vin t a g e h a t .

Socks to be you!

Happy feet by rayban,

taste


TOPMAN, IDR 1.199.000

GITMAN BROS, IDR 1.675.000 @ OTOKO

SCHWOOD, IDR 1.650.000 @ OTOKO

HAPPY SOCKS, PRICE BY REQUEST

DR. MARTENS, PRICE BY REQUEST

TOPMAN, IDR 479.000

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

Y-3, PRICE BY REQUEST


052

N a me : S y a h a n He l my , 2 6 . O c c up a t ion : A r t is t . W h a t a r e you we a r in g ? S h i r t b y w a g a diw a , p a n t s b y H & M , s h oes b y ni k e , w a t c h c a p b y o b ey , sun g l a sses b y supe r , j a c k e t b y H & M .

A winning sneakers

Urban Field by

c a sio ,

taste


LE SPECS, PRICE BY REQUEST FOLK, IDR 2.250.000 @ OTOKO

TOPMAN, IDR 1.199.000

TOPMAN, IDR 399.000

NIKE, PRICE BY REQUEST

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

DC, PRICE BY REQUEST


054

N a me : M i c h a e l C h r isy a n t o , 2 5 . O c c up a t ion : E n t r ep r eneu r . W h a t a r e you we a r in g ? Tees b y mons t o r e , j e a ns b y a p r i l 7 7 , s h oes b y ni k e , b r a c e l e t b o t t e g a vende t t a , r in g b y b v l g a r i , c l u t c h b y Given c h y .

A visual state of mind

Graphi-tees by

taste


topman, TOPMAN, idr 499,000 499.000 IDR

TOPMAN, IDR 779.000

NAUTICA, PRICE BY REQUEST

NEW LOOK, PRICE BY REQUEST

GUCCI, PRICE BY REQUEST

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

OBEY, IDR 399.000 @ THE GOODS DEPT


056

N a me : V in c en t ius Adi t y a , W h a t a r e you we a r in g ? S h i r t b y b r u t us t r im f i t , s h oes b y do c t o r m a r t ens .

Frame your face by

cheap

O c c up a t ion :

pants

28.

Bright eyes M ond a y ,

hat

D esi g ne r . by

b r i x t on ,

taste


BEN SHERMAN, IDR 1.199.000 @ CLUB CULTURE

FRED PERRY, PRICE BY REQUEST

RAYBAN, PRICE BY REQUEST

TOPMAN, IDR 479.000

DR. MARTENS, PRICE BY REQUEST

portrait: Satria Erlangga, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

TOPMAN, IDR 199.000


058

N a me : O g ie P r ese t yo , 2 2 . O c c up a t ion : E ven t W h a t a r e you we a r in g ? S h i r t b y mo c , j e a ns b y w r a n g l e r , j a c k e t b y hat by h&m.

Who cares about blending in?

Pattern perfect h&m,

s h oes

staff. by

a did a s ,

taste


SOEP SHOP, IDR 339.000 @ THE GOODS DEPT

topman, idr 479.000

TOPMAN, IDR 1.199.000.

topman, idr 479.000 NIXON, PRICE BY REQUEST

TOPMAN, IDR 759.000

ADIDAS, PRICE BY REQUEST

portrait: Satria Erlangga, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

TOPMAN, IDR 239.000


060

N a me : O nnie Adi k a r a , 3 3 . O c c up a t ion : P r odu c e r . W h a t a r e you we a r in g ? P a r k a b y used a nd a b used , t ees b y uniq l o , j e a ns b y swe a r , sun g l a sses b y H & M , so c k b y so c k s g a l l e r y .

With or without hood

Park your parka Dr.

D enim ,

s h oes

by

taste


NUDIE IDR 899.000 @ CLUB CULTURE HENRY HOLLAND, IDR 769.000 @ 707

FRED PERRY, PRICE BY REQUEST

DEUS, IDR 1.400.000 @ THE GOODS DEPT

TOPMAN, IDR 499.000

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

DR. MARTENS, IDR 2.500.000


062

N a me : Bud h i S a msudin , 3 2 . O c c up a t ion : P r o g r a m D i r e c t o r Assis t a n t . W h a t a r e you we a r in g ? S h i r t b y H & M , p a n t s b y T O P M A N , s h oes b y N ew B a l a n c e , w a t c h S W ATCH , g l a sses b y uniq l o , b a g b y Co a c h .

It’s good to be square

Plaid it fair by

taste


topman, idr 579.000

MARKS & SPENCER, PRICE BY REQUEST.

NIKE, PRICE BY REQUEST

SUPER, PRICE BY REQUEST

INKSOMNIA, IDR 690.000 @ THE GOODS DEPT

TOPMAN, IDR 579.000

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

SWATCH, PRICE BY REQUEST


064

N a me : Jon a t h a n Andy T a n , 1 8 . O c c up a t ion : S h op Keepe r . W h a t a r e you we a r in g ? S h i r t b y o r i g in a l qu z z y , swe a t e r b y smi t h , b a g b y T O P M A N , w r a n g l e r , s h oes b y c onve r se , w a t c h b y c a sio .

Clue: find the stripey one!

Where’s waldo? j e a ns

by

taste


BLUE BLOOD, IDR 1.799.000 @ CLUB CULTURE

JANSPORT, PRICE BY REQUEST.

SWISS ARMY, PRICE BY REQUEST

TOPMAN, IDR 599.000.

BEN SHERMAN, IDR 909.300 @ DENIM DESTINATION

portrait: Rude Billy, Stylist & Produk : Ayu Hendriani

SUPERDRY, IDR 699.000.


pop is dead

Efek Rumah Kaca tetap akan menularkan radiasi di album berikutnya, sementara sebagian personel berusaha membunuh lagu-lagu terpopuler mereka lewat Pandai Besi. Teks: Sandi Eko. Fotografi: Rude Billy & m. ASRANUR


Ruang kantor besar yang lengang serta dilatari bilik-bilik siar milik salah satu grup perusahaan media massa terbesar di Indonesia menjadi saksi perbincangan kami dengan para founders Pandai Besi, side project yang digagas oleh para personel inti band Efek Rumah Kaca. Meskipun Lover, You’ve Should Come Over pernah ia sajikan bersama frontman Sore, Ade Paloh, di sebuah tayangan program musik tengah malam milik salah satu satu stasiun TV nasional, tetapi entah kenapa lagu itu tidak disebut oleh Cholil Mahmud sebagai track favoritnya. Ketika ditanya, vokalis dari trio indie pop bernama Efek Rumah Kaca itu justru menyebut judul Lilac Wine sebagai lagu urutan teratas dari penyanyi kesukaannya, Jeff Buckley. “Itu sebenarnya bukan lagu dia sih, tapi gue suka banget. Dan agak sulit untuk memilih dua atau lima album, misalnya. Kalau disuruh milih satu, Grace adalah album terbaik sepanjang masa versi gue,� ujar Cholil seraya menyandingkan nama mendiang Jeff

dengan band Inggris terbesar saat ini, Radiohead sebagai band kesukaannya. Pernyataan tadi ia lontarkan di menit-menit terakhir pertemuan kami beberapa waktu lalu, di Minggu siang yang cenderung mendung, di pusat kota J-A-K-A-R-T-A. Sebelumnya, Andi Hans, gitaris yang pernah memperkuat C’mon Lennon dan Blossom Diary serta ditambah unit shoegaze bernama Whistler Post itu kelihatan letih saat menyambut kedatangan saya dan rekan fotografer, ia sempat ketiduran seusai sesi wawancara dengan salah satu stasiun radio itu. Di deretan sofa tempat ia terlelap, Hans tidak sendirian. Anggi Irma, istri Cholil yang juga menjadi salah satu personel Pandai Besi juga berada disana bersama Poppy, bassist yang sebelum ditarik ke Pandai Besi juga telah aktif menjadi musisi tamu sebagai bassist Efek Rumah Kaca. Pandai Besi merupakan format big band yang sengaja dibentuk untuk mengusung lagu-lagu Efek Rumah Kaca

nylonindonesia.com

067


“Kami sebagai band dianggap gagal dalam mengaransemen lagu sendiri, karena Di Udara dianggap sebagai lagu suci.” dengan aransemen berbeda. Aransemen baru yang dijamin membuat pendengar lama tak lagi mengenali lagu aslinya. Tak butuh lama bagi Hans untuk mengumpulkan sebagian jiwanya yang terjaga karena kedatangan kami. Ia kemudian mengajak kami turun menuju ke halaman gedung menyusul beberapa personel Pandai Besi yang lain. Tak lama, Dhika (trumpeter), keyboardist Muhammad Asranur, dan tentunya dua organ inti Efek Rumah Kaca yakni Cholil Mahmud dan drummer Akbar Bagus Sudibyo menghampiri kami. Pikir saya, lengkap sudah semuanya berkumpul. “Bermula dari formasi saat manggung di event Joyland, hanya saja sekarang ditambah dua backing vocal,” lontar Akbar mengenang awal tercetusnya ide membentuk Pandai Besi. “Ada suasana yang rileks, seperti sedang rekreasi. Seru dan menyenangkan!” drummer berkacamata itu menggambarkan perasaannya saat bermain dengan Pandai Besi. Cholil juga menegaskan bahwa eksistensi Pandai Besi memang didasari oleh kejenuhan mereka saat manggung dengan membawakan materi lagu-lagu ERK yang dirasa sudah terlalu tinggi rotasinya. “Kalau pakai nama Efek Rumah Kaca pas manggung, orang-orang akan kaget jika kami membawakan aransemen yang berbeda. Tetapi kalau dari awal pakai nama lain, penonton bisa langsung tahu, tidak akan mengurangi atau melewati ekspektasi mereka yang nonton. Lagipula, kata ‘pandai’ ketemu ‘besi’ juga aneh,” Cholil menjelaskan di momen yang

068

nylonindonesia.com

bersamaan saat Nastasha Abigail dari sisi lain ruangan melempar senyumnya. Kedatangan gadis itu otomatis mengingatkan saya bahwa masih ada personel Pandai Besi ke-delapan, yang tak lain adalah dirinya, di posisi backing vocal berdampingan dengan Irma. Walaupun Pandai Besi merupakan sekumpulan musisi dengan jam terbang tinggi dan bahkan tim intinya adalah sang empu atas lagu-lagu yang dipugar, bukan berarti mereka bebas dari kritik atas apa yang dilakukan. Mudah ditebak, fans adalah garda terdepan dalam hal ini. Di Udara merupakan lagu yang sempat diprotes oleh penggemar mereka. “Kami sebagai band dianggap gagal dalam mengaransemen lagu sendiri, karena Di Udara dianggap sebagai lagu suci,” tutur Akbar sambil tertawa. Ternyata bagi fans lagu berlirik tajam itu terlalu sakral untuk dirombak. “Sebenarnya, Di Udara termasuk lagu yang paling lama sampai kami mencapai titik bosan, walaupun merinding juga pas nulisnya dulu. Tetapi toh tetap dibikin juga versi Pandai Besi-nya. Itu artinya kami sudah cukup bosan sama aransemen lagu itu,” imbuh Cholil. Sembilan lagu berdurasi 54 menit dengan materi 5 lagu diambil dari album pertama, Efek Rumah Kaca, dan 4 lagu dari album Kamar Gelap menjadi komposisi album Pandai Besi. Proses rekamannya baru saja rampung di pekan yang sama dengan pertemuan kami hari itu, dilaksanakan di studio bersejarah Lokananta. Beberapa hits termasuk Melankolia, Desember, Jangan Bakar Buku,

serta Hujan Jangan Marah adalah materimateri yang berhasil diaransemen ulang dan mulai diluncurkan pada pertengahan April 2013. “Sejauh ini hasilnya oke banget. Sebenarnya bukan hanya karena nama Lokananta, tetapi memang didorong kebutuhan kami atas fasilitas mereka. Lagipula setelah dipikir-pikir, lagu-lagu Pandai Besi memang paling pas untuk direkam disana. Dari situ semakin bulat tekad kami untuk berangkat ke Solo,” ungkap Cholil. “Mengenai isu yang lain, kami kurang tahu. Mereka memang mengalami kesulitan dana untuk biaya perawatan studio. Ya, salah satu cara kami untuk ikut membantu adalah dengan cara rekaman disana. Padahal secara ekonomis buat band biayanya cukup tinggi,” tambahnya. Selain fokus dengan proyek Pandai Besi, Cholil menggarisbawahi bahwa Efek Rumah Kaca juga tengah berproduksi. Album ke-tiga sudah di titik 90% pengerjaan, berjudul Sinestesia dan akan berisi 6 lagu. “Judul lagulagunya nanti akan memakai nama-nama warna, contohnya Hilang yang berubah menjadi Jingga,” Akbar si penggila Metallica menjelaskan. “Di sesi rekaman dia masih ikutan. Bahkan di album ketiga mengisi semua (parts) bass-nya. Cuma kalau untuk perform dia belum cukup kuat kondisi fisiknya,” Akbar menyinggung peran Adrian di band. Seperti yang diketahui, Adrian Yunan Faisal, pemegang kendali bass guitar di tubuh Efek Rumah Kaca belakangan ini memang seringkali absen manggung karena didera masalah kesehatan. No Rain milik Blind Melon yang bergema di ruangan bak mantra yang dilagukan. Ia mengiringi kami menuruni tangga kantor menuju lokasi pemotretan di bagian belakang gedung. Alhasil, menggelayutnya awan hitam gagal berubah menjadi hujan barang setetes pun. Seolah meridhoi kinerja fotografer kami dalam menjalankan tugasnya untuk mengambil gambar keluarga besar yang baru dipertemukan itu. Dalam hati, saya tahu hujan saat itu tidak sedang marah, ia hanya butuh waktu untuk kembali turun menemui sang bumi.


Di dalam ruang back stage Vagabond yang kecil, di pusat kota Miami terpencil, para pria Merchandise tampak telah dirasuki paranormal. Rambut pirang disisir kebelakang dan T-shirt putih bersih dengan lengan digulung ala montir, sang vokalis Carson Cox mempengaruhi penonton dengan mata besarnya yang liar, tubuhnya menyentak seperti pendeta voodoo. Tangan kirinya mencengkeram mike sementara bibirnya menggulung mengeluarkan kata-kata cinta dan rasa sakit dengan sekuat tenaga. Gitaris Dave Vassalotti membungkuk seakan sedang melakukan Yoga Asana. Dan yang tinggi seperti beruang, bassis Pat Brady berdiri tegak dengan kelopak mata setengah menutup, memainkan lagu penuh amarah namun tetap setenang pendeta Budha. Para penonton bergerak ke depan sambil menganggukkan kepala mengikuti irama, diikuti sepasang penonton yang naik ke atas panggung dan menari. Tak sampai dua hari kemudian, saat festival Art Basel memenuhi Miami dengan kerumunan hipster di sekeliling karya seni, dan wanita-wanita cantik dalam bikini bermain air di kolam, di dalam ruang konferensi hotel Deauville Beach Resort, Merchandise adalah sebuah studi dalam ketenangan kolektif. Dibawah dengungan lampu neon, Cox - 26 tahun dengan lancar menerangkan tentang mistisisme New Age, sifat dari takdir, dan proses kreatif. Ia menggambarkan album baru band itu yang mengejutkan, Children of Desire, sebagai “lebih kejiwaan dari pada pop” tapi sementara dia sangat bangga dengan campuran irama dance, petikan gitar yang

murung, dan vokal yang mendayu-dayu, Cox terlihat jelas berfokus pada Now. “Begitu kamu membuat rekaman (sebuah album), kamu terbebas dari itu,” dia berkata. Children of Desire sebagian besar tumbuh dari artefak yang ditemukan Cox selama tur Amerika dan mengumpulkan kepingan di sekitar kota kelahiran band itu Tampa, Florida. Salah satunya objeknya, sebuah toko gadai yang membeli Roland DR 800 drum machine dengan lagu blues pra rekaman, yang menjadi semacam jimat. “Itu membuka keseluruhan alur element yang belum pernah ada,” kata Cox. “Itu akan menjadi semacam rintangan dalam bermusik, tapi saya bilang, ayo jadikan ini milik kita.”

Merch Altar Dibentuk di area hardcore punk Tampa, Merchandise menemukan inspirasi yang berbeda pada album baru mereka Children Of Desire. teks: Camila de Onís. fotografi: Lucie Hugary

Tanpa itu, Merchandise masih tetap berakar kuat di Tampa, dimana garis keras hardcore punk telah membentuk mereka. “Ada suatu pop underground yang luar biasa di Tampa, kata Cox. Itu merupakan kebisingan yang berubah menjadi musik pop, dan kami adalah produk dari underground tersebut.” Tapi meski ia pernah menyanyikan lagu punk tentang kelas, politik, dan ketidakadilan, Cox berkata ia tak bisa menghindar dari gejolak batinnya dan membuatnya berpikiran lebih luas. “Lebih mudah menulis tentang komedi manusia daripada politik,” kata Cox. Album tersebut, (Strange Songs) in the Dark, dirilis pada 2010, dan sejak saat itu, band ini telah melakukan perjalanan ke penjuru negara, melakukan show dan bertemu orang-orang yang mereka ajak berkolaborasi, memperkaya ragam musik mereka. “Ceritanya telah berubah karena kami lebih terlihat sekarang - sebelumnya itu seperti sesutau yang tersembunyi,” kata Cox. “Hal baiknya adalah saya tidak pernah kehabisan hal untuk dikatakan. Musik merupakan refleksi dari waktu. Entah itu kilatan mistik di gurun pasir atau hanya bertahun-tahun melakukan tour keliling negara dalam sebuah van, sesuatu menunjukkan pada Merchandise jalan kreatif sederhananya yang mampu mendobrak. “Jika kamu adalah seorang musisi yang jujur, dan jujur mengenai kesalahanmu sendiri, maka musik akan menjadi sangat mudah,” kata Cox. “Kamu hanya harus menekan sesuatu melawannya dan semua kesan itu ada di sana.”

dari kiri : pat brady, chris horn, carson cox, jesco szandor aurelius, dan dave vassalotti.

nylonindonesia.com

069


what a surprise! Biarpun formasi band kini tak lagi utuh, Alexa berjanji akan memberikan kejutan kepada penggemar di album berikutnya. Teks: Sandi Eko. Fotografi: Sanko yannarotama

Saya dan seorang rekan fotografer musti meniti hati-hati tiap anak tangga basah yang kami injak menurun selepas gerbang utama bangunan di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan itu. Penyebabnya tentu saja karena hujan baru saja selesai mengguyur kawasan tersebut. Tanpa sengaja kami berpapasan dengan David Tahalele, road manager sebuah band yang akan kami wawancarai hari itu. Benar, Alexa, kolektif pop asal Jakarta yang baru-baru ini melepas single berjudul Bebas itu adalah yang kami akan temui disana. Beberapa topik terkini tentang mereka sepertinya asik untuk dibahas, tentu termasuk mengenai kondisi band yang kini hanya menyisakan tiga personel dan rencana produksi full album ketiga. Sebelum masuk ke obrolan, Aqi Singgih sang vokalis sempat-sempatnya meraih gitar akustik yang tergeletak di sofa, dan tanpa diminta ia memainkan lagu Tender. Serasa sedang berada di tongkrongan, kami yang berada di ruangan utama salah satu stasiun radio itu spontan menyambut tindakannya itu dengan melakukan sing along dari penggalan lagu cinta terpopuler milik Blur tersebut. Sepertinya Aqi sudah tidak sabar menunggu supaya tanggal 10 Mei 2013 datang lebih cepat dari biasanya. Saat itu Fajar Arifan (drummer) dan Nur Satriatama a.k.a Satrio (gitaris) pun berada di ruangan yang sama dengan kami. Dicoretnya bassist JMono, dari band tentu menimbulkan pertanyaan dan pro kontra dari berbagai pihak. Padahal sebelumnya di bulan Juli 2011, gitaris mereka, Rizki Syarief juga menyelesaikan riwayatnya di Alexa untuk meneruskan kuliah di Sidney. “Untuk kesulitannya sekarang lebih sedikit karena kepala tinggal bertiga, jadi rembukan dan pembahasan lebih mudah,” ujar Fajar menjelaskan mengenai kesulitan yang mereka temui seiring berkurangnya personel. “Tapi

070

nylonindonesia.com

selain itu, pola kerja kami memang nggak sama lagi dengan dulu, sekarang kami sudah berstatus berkeluarga. Dulu, kalau nongkrong bisa at any time, sekarang kami lebih menikmati di kondisi ‘saat ada pekerjaan, di situlah kami baru nongkrong’. Secara pribadi harus pintar dalam membelah waktu antara keluarga dan ngeband,” jelasnya. Selain beberapa penyesuaian barusan Fajar, Aqi dan Satrio kini tengah dalam proses penggarapan atau lebih tepatnya persiapan untuk mengerjakan album berikutnya. Persiapan? Ya, ternyata mereka memang belum mengerjakan materi-materi untuk album berikutnya itu. Bahkan dengan setengah bercanda Aqi tidak memberi kepastian mengenai masuk atau tidaknya single terbaru mereka yang video klip sudah beredar di Youtube, bahkan di website www.alexatheband.com versi director’s cut lagu tersebut sudah bisa dinikmati. “Untuk pembuatan materinya sekarang benar-benar nge-band, berangkatnya dari nge-jam dulu. Jadi ngobrolin materinya pas ngumpul di studio. Kalau dulu ada lagu, terus di rekam dan dibikin demo dan yang lainnya, baru dari situ dibawa ke studio latihan. Model pembuatan lagu yang ‘dibalik’ itu juga nggak disengaja juga sebenarnya,” kata vokalis yang dulu sempat bergabung di band Tiket itu. Fajar kemudian mengungkapkan mengenai molornya jadwal pengerjaan album berikutnya. “Awalnya memang direncanakan Maret, namun karena satu dan lain hal, dan rupanya ada beberapa pihak yang mau men-support, jadi musti menyesuaikan tanggalnya lagi,” ujarnya. Menurut Fajar, akan ada kejutan-kejutan dalam produksinya nanti. “Karena proses albumnya juga bukan sekadar bikin album, video klip, terus sudah berhenti di situ. Nanti bakalan ada sesuatu yang spesial yang mau

kita bagikan. Jadi butuh persiapan yang lebih panjang dan butuh koordinasi yang lebih dalam lagi. Pokoknya di kwartal kedua tahun 2013 ini lah,” ujarnya lagi. “Intinya kami akan bikin satu paket untuk bisa men-share apa yang kami lakukan melakukan saat proses rekaman, bahkan sampai materi promo juga akan kami share untuk umum. Tapi belum kami umumkan saat ini mengenai lebih jelasnya,” lanjutnya. “Sebenarnya secara garis besar prosesnya masih sama dengan album kemarin, cuma cara


pengerjaannya yang berbeda. Nah, cara yang seperti apa dalam melakukannya, tungguin aja nanti! Yang jelas materi fisik akan ada, lagu juga pasti ada, video pun ada. Intinya kami akan menyiapkan kumpulan lagu, nggak hanya single,” Aqi menimpali. Sebegitu confidential memang status ‘karya’ selanjutnya dari band yang dalam tiap penampilan sering tertangkap berhasil membuat banyak penonton wanita menjadi lemas tak berdaya karena hits manis mereka seperti Jangan Pernah Pergi, Dewi, Jangan Kau Lepas, Andai,

dan tentunya Wajahmu Indahkan Duniaku. “Dan nanti, saat kampanyenya sudah mulai, semuanya akan menjadi keputusan audience juga. Kami akan melibatkan semua pihak. So stay tune aja dengan kabar-kabar terbaru dari Alexa. Siapa tahu kalian bisa involve dalam pembuatan album baru itu. Nggak cuma sebatas Alexis (sebutan untuk fans Alexa), teman-teman musisi, maupun media sekalipun bisa ikutan kontribusi,” tambah Fajar. Walau begitu,

mereka mengakui bahwa materinya sendiri memang belum mereka garap bersamasama. Hanya Satrio lah yang tahu ide tersebut, dan masih ia bungkus rapat di dalam kepalanya. “Sebenarnya yang paling tahu mengenai adalah Satrio tapi dia juga belum mau mengungkapkan hal itu ke kami,” Satrio yang duduk di bagian sofa paling ujung hanya cengar-cengir saat Fajar berkata demikian. Sepakat dengan Satrio, terkadang dengan sedikit kejutan hidup akan lebih menyenangkan.

nylonindonesia.com

071


Desert Bloom

Setelah pertemuan yang ditakdirkan di dataran tinggi Mojave, trio asal LA Hot As Sun menemukan campuran di album perdana mereka, Night Time Sound Desire. oleh jessica hundley. fotografi: Darren Ankenman

Ada gaung puitis tentang fakta kalau beberapa pendiri Hot As Sun pertama kali bertemu di The Integratron. Dengan struktur yang aneh, menonjol dari semak belukar padang pasir Mojova di California, The Integratron didirikan pada tahun 1954 oleh insinyur luar angkasa George Van Tassel, yang menyatakan bahwa ia mendapat rancangannya dari alien. Walaupun tempat ini lebih dekat merepresentasikan sebuah observatorium, Van Tasel menyebutnya sebagai alat abadi dan akustik kacaunya sejak dulu dikenal sebagai pusat “berkumpulnya suara kosmis.” Hari ini, kamu akan menemukan orang asing berkumpul di dalam interiornya yang unik, tidur bersampingan dengan selimut ala Meksiko, mata tertutup, seperti bola kristal menggumam dan matahari menyinari udara yang gersang. Itu adalah semacam tempat dimana, seperti dikutip dari lirik Hot As Sun, “orang-orang bersatu.” Pekerjaan itu adalah musik, dan penciptanya datang dari jejak karir yang jauh. Jackson dibesarkan di Mississippi oleh ayah pendeta dan akhirnya bisa kabur ke New York untuk berkutat di teater. Walaupun

072

nylonindonesia.com

ia mengambil kelas piano semasa kecil, edukasi musiknya lebih banyak datang dari pengalaman bekerja sebagai resepsionis di Electric Lady Studios yang legendaris di NY. “Ketika saya pindah ke LA, saya mundur

dari musik,” ujar Jackson. “Saya merasa sesuatu mendidih, tetapi waktunya tidak pas dan belum matang sepenuhnya. Jadi saya menunggu sampai semuanya pas, sampai saya tidak bisa lagi menahannya. Ketika saya bertemu Deborah, saya baru saja bermain dengan musik lagi. Meloncat, bertepuk tangan, bermain piano, menyesuaikan suara dengan nada gitar, dan melapisi. Saya menulis tiga lagu dan semuanya jelek dan saya seperti, ‘Ok, mari tulis yang baru!’ itu seperti narkoba. Saya tidak bisa berhenti. Akhirnya saya punya setumpuk rekaman yang butuh kata-kata dan saya tidak nyaman untuk mengekspresikan diri dengan cara itu.” Stoll, di lain pihak, lebih nyaman di medium seperti itu. Seorang kolumnis dari LA Weekly


dan seorang kontributor dari The Economist, penduduk asli NY ini bertemu Jackson tidak lama setelah ia menyelesaikan novelnya, dan mulai mengambil output musikal Jackson yang masih mentah dan membentuknya menjadi naratif. “sebagai jurnalis, saya belajar untuk menjaga hal tetap konsis,” ujar Stoll. “Jadi sangat keren untuk menggunakan keahlian itu untuk menulis lirik, dimana kamu harus sangat selektif pada apa yang kamu katakan. Semua yang tidak penting harus dipangkas.” Ketika keduanya telah membentuk lagu yang cukup pas, Jackson memainkannya untuk suaminya, musisi yang tampil dibawah nama WAZ dan sudah bekerja sebagai asisten penyanyi dan penulis lagu seperti

Pete Yorn. “Saya pernah berada di band yang sistemnya sangat tradisional,” ujar WAZ. “Kamu menulis lagu, kamu punya manajer, kamu dikontrak sebuah label. Tetapi ini lebih banyak tentang mengeksplor bersama dan melihat kemana angin membawamu.” Hot As Sun pertama kali merilis empat lagu EP pada label Last Gang, memenangkan airplay di KCRW LA dan diakui oleh blogger musik sekelas Kevin Bronson. Ini memberikan ketiga trio tersebut momentum cukup untuk merekam sebuah album di tahun yang sama, merilisnya bersama Last Gang sebagai Night Time Sound Desire. Suara di album ini sepertinya mengalir langsung dari pikiran bebas para penciptanya. Ke-13 lagunya dimainkan seperti mimpi, dengan vokal yang dilapisi secara mendalam dan permainan keyboard yang menjadi tulang punggung dari dentuman musik dance electro, dibayangi oleh paleo-synth yang disebut Omnichrod. “My Feet Are Sinking” dan “Dime in the Pocket” diulang secara hipnotik di antara detak anggukan kepala, “Desert Song” ditaburi dengan dorongan, dan “So Many Times” melebar dalam simfoni yang seksi dan kelam. Albumnya mencampur antara keindahan dan humor menawarkan kolaborasi antara Kate Bush dan Ween. “Proses kami sangat simpel dan intuitif,” ujar Jackson. “Saya mulai merekam suara aneh dan menggumamkan kata-kata dan saya yang muncul dengan tema utama. Saya melemparnya ke Deborah dan ia menolong saya muncul dengan sebuah cerita. Lalu kami membawanya ke WAZ, yang memberi kami fondasi untuk membuat landasan dari lagu tersebut.” Stoll berkata masing-masing dari ketiga anggota saling cocok untuk berkolaborasi secara natural. “Kami membawa ide kami sendiri dan melemparkannya ke depan semuanya dan mulai bekerja pada setiap potongan,” ujarnya. Trio ini memproduksi suara yang mengambang santai yang merubah genre menjadi kesucian yang tidak bisa ditolak. “itu menjadi pengalaman yang sangat mengagumkan,” ujar WAZ tentang evolusi Hot As Sun, dari insepsi Integratron mereka menjadi rilis elektik baru grup ini. “Karya kami organik dan natural dan kami bekerja sama untuk maju.” Setelah setahun membuat musik yang diarahkan pada gol bersama grup lainnya, WAZ berkata model seperti ini hampir terasa seperti terobosan sains. “Kami melakukannya,” ujarnya, “hanya karena kami ingin begitu.”

DARI KIRI: WAZ, Jamie Jackson, Deborah Stoll. Pengarah gaya: Cat Wennekamp dari Art Mix Beauty. Penata rambut: Ashlee Rose dari Art Mix Beauty. Penata rias: Alexis Swain dari Celestine Agency menggunakan MAC Cosmetics. Pada WAZ : jaket dari Levi’s, kaus dari American Apparel, celana jins dari Levi’s; pada Jamie: atasan dan celana dari Bec & Bridge, kacamata milik pengarah gaya; pada Deborah: singlet dari Free People, celana dari Guishem, kacamata milik pengarah gaya.

Listen Up:

Morfem

JAKARTA

Members: Jimi Multhazam (Vokal, Tambourine), Pandu Fuzztoni (Gitar), Yanu Fuadi (Bass), Freddie A Warnerrin (Drums).

Sudah lama tidak terdengar tema-tema tentang kehidupan di jalanan selayak yang dinyanyikan Iwan Fals lewat lagu Sore Tugu Pancoran ataupun yang Slank usung di Gemerlap Kota dari album Minoritas. Kerinduan akan tema tersebut akhirnya dijawab oleh Morfem di lagu Bocah Cadel Lampu Merah lewat album kedua mereka berjudul hey, makan tuh gitar! yang resmi dirilis akhir Maret lalu. Lagu tadi bisa dibilang lagu dengan aransemen paling tenang berbau folk manis didukung balutan permainan cello Ricky Virgana dari White Shoes And The Couples Company. Tapi jangan sedih, karena Morfem tak berubah semanis itu. Lagu-lagu lain masih menyajikan distorsi dengan garis musik bervariasi. Dari shoegaze hingga punk rock mereka tawarkan tanpa melunturkan corak asli musik Morfem. play this: Senjakala Cerita.

The Pure Acoustic PALEMBANG

Members: Mohammad Trisamanta (vokal, gitar), Joval Fatrino Lilipaly (Bass, Gitar, Back. Vocal), Rangga Wibisono (Perkusi, Back. Vocal), Adrian Sofian (Perkusi, Back. Vocal)

Album self-titled berisi 9 lagu pop akustik yang mereka sajikan disini begitu nyaman didengarkan dan sanggup menjadi penyeimbang yang tepat bahkan di hari-hari terberat. Dibuka dengan track manis berjudul Eva. Di lagu ini, kualitas sang vokalis diyakini mampu membuat wanita lunglai di hadapannya. Di beberapa lagu, The Pure Acoustic melempar kita ke arah nuansa yang pernah dimiliki oleh Float dan Sore. Pure Acoustic berada di antara kedua band tersebut. Coba simak lagu Asa Logika dimana sang vokalis tak berhasil keluar dari bayang-bayang Meng dari Float. Di luar itu, berkat musikalitas ditambah ambiens klasik yang menenangkan dengan lirik-lirik positif, The Pure Acoustic tetap layak mendapat tempat di antara playlist favorit. play this: Tersesat, Best Thing.

nylonindonesia.com

073


Let me start this article by telling you that they played at Coachella last year! It was quite something, wasn’t it? Mereka juga sudah tampil lebih dari 200 aksi panggung di Lisbon, Tokyo, Berlin, hingga Beijing. Housse de Racket menarik perhatian karena musiknya yang langsung mengingatkan kita dengan Wolfgang Amadeus Phoenix. Actually, they’re as good as Phoenix! Hal itu tidak mengherankan, Pierre dan Victor memang memulai kariernya sebagai musisi pengganti untuk Air dan Phoenix. Dalam pembuatan album keduanya yang berjudul Alesia, mereka mengaku bekerja sama dengan Phillipe ‘Cassius’ Zdar, yang merupakan produser Phoenix. Soal masalah dibandingbandingkan dengan Phoenix, Pierre dan Victor berkomentar santai, “Siapa lagi orang yang paling tepat untuk membuat musik kami tetap berjarak dari musik Phoenix selain produser Phoenix itu sendiri?” Pierre Leroux dan Victor Le Masne dipertemukan dengan tidak sengaja ketika keduanya mengenakan t-shirt Pearl Jam, lalu mereka memulai band ini tanpa mengetahuinya. Tujuan awal mereka hanya untuk membuat satu sama lain tertawa dengan bantuan old four track recorder, gitar, dan synth. Dua orang penggemar berat Nirvana ini menjalankan hobinya dalam bermusik dan memutuskan untuk menekuninya. Itulah mereka. Ketika ditanya apa yang mendasari keinginan mereka bermusik, Pierre menjawab: “Saat saya berusia tujuh tahun, saya melihat teman saya dapat menarik banyak perhatian perempuan dengan bermain gitar.” Berbeda dengan Pierre, Victor mengaku: “Saya sudah menekuni piano dari kecil, tapi penampilan Foo Fighters yang saya saksikan saat saya berusia 13 tahun, yang membuat saya serius ingin bermusik.” Nama ‘Housse de Racket’ yang aneh juga pasti mengundang pertanyaan. “Setiap nama punya cerita, tapi nama ini datang tanpa kami harus memilihnya. Maka dari itu, kami kesulitan ketika di saat-saat seperti ini di mana kami harus menjelaskan arti nama itu. Sebenarnya, ini bermula ketika kami memiliki komputer

074

nylonindonesia.com

pertama kami yang sangat jarang pada masa itu. It was a revolution! House music sedang pada masa kejayaannya dan kami memutuskan untuk membuatnya dalam versi kami, “housse” music,” jelas Pierre panjang lebar. Bicara soal album keduanya ini, Alesia disinyalir sebagai salah satu album terbaik dalam perkembangan musik pop Prancis abad ke-21. Produksi album ini bekerja sama dengan Maison Kitsuné yang membawahi beberapa nama yang sudah tidak lagi asing di telinga seperti Two Door Cinema Club, Klaxons, Hot Chip, bahkan Boys Noize. Ada arti apa di balik nama Alesia? “Mudah saja, Alesia terdengar enak di telinga kami dan kami suka bagaimana nama ini bisa punya banyak arti, dari nama seorang perempuan, dewi Yunani yang tidak diketahui asal-usulnya, tetangga kami di Paris, atau nama perang antara bangsa Galia dan Roma,” tutur Pierre dan Victor bergantian. Dari keseluruhan harmoni yang kompleks yang merepresentasikan futuristic chaos sampai timeless pop anthems, Housse de Racket jelas memberi nuansa baru pada cerita musik psychedelic. Alesia terdiri dari 11 lagu yang terinspirasi dari Morricone hingga Carpenter, mulai Sparks sampai Bowie, dan masih dalam jalur ‘pendahulunya,’ seperti Air dan Phoenix. Mengutip komentar pada toomanysebastians.net, ‘Roman’ adalah lagu indie-pop luar biasa yang dipenuhi iringan gitar, drum, and one hell of a catchy juno synth! Sementara dalam lagu ‘TGV’ terasa ada nuansa post-punk synth dan Gallic swagger yang menyatu di telinga dengan hymne TGV (tégévéééééééé!!!) yang akan berulangulang di otak kamu. Well, how’s we able to avoid such a magnetic pizzazz like them? Ketika ditanya mengenai momen terbaik mereka, keduanya menjawab singkat: ‘Tommorow’. Menyinggung soal kegiatannya di tahun ini, Pierre dan Victor menjelaskan bahwa mereka sedang istirahat dari tur panjang mereka sejak November kemarin. “Kami mengurung diri kami dalam studio di Paris untuk mempersiapkan album ketiga kami, but it’s too soon to tell you when we’re planning for the release,” tutur mereka. Kata terakhir mereka? “À bientôt, Jakarta!”

Influential albums: Stevie Wonder - Songs in the Key of Life David Bowie - Ziggy Stardust Kraftwerk - Trans Europe Express Prince - Dirty Minds Talking Heads - Remain in Light


PARISIEN ATTACK

After Phoenix, Air, and Daftpunk, let us bring you to the new French futuristic pop duo: Housse de Racket. teks: Jessy Ismoyo. Fotografi: Geraldine Petrovic & Mattia Zoppelaro.


woop woop!! Steve Aoki Premier Concert in Jakarta adalah satusatunya konser DI indonesia yang melibatkan berbotolbotol sampanye, cakes berukuran raksasa, selang penyembur asap, serta sebuah perahu karet. TEKS: Sandi Eko. Fotografi: Nick Easton Bila memerhatikan tiap gerak-gerik yang terekspos selama ia berada di Jakarta, timbul dua kesimpulan yang mudah ditangkap dari seorang Steve Aoki. Pertama, bisa dibilang ia adalah musisi penggila gimmick. Terlihat sejak beberapa hari sebelum konser, dimana ia sempat mem-post sebuah tweet yang cukup provokatif melalui akun twitter resminya. Pada box dunia maya itu ia membocorkan rencana untuk melakukan flash-mob di sekitaran Monumen Nasional. “I wanna do a flash mob #AOKIJUMP on the 26th somewhere.. will my Jakarta fans come join me.. where should we do it? Whas the coolest place,” tulisnya pada tanggal 24 Maret 2013, hanya tiga hari sebelum penampilan keduanya di Jakarta setelah tahun ... Terang saja hal itu menuai reaksi dari para penggemar. Sayangnya, agenda spontan yang semestinya dieksekusi beberapa jam setelah press conference atas sebuah event gelaran promotor Ismaya Live itu sedikit terganggu oleh hujan yang sempat mengguyur Jakarta di siang harinya. Kesimpulan kedua, jelas dirinya sangat antusias dengan Indonesia, terutama Jakarta. Tak percaya? Coba scroll kembali akun twitter-nya, dan semoga saja bukti-bukti itu belum sempat ia hapus. Jam digital di layar telepon seluler NYLON guys menampilkan angka 22:05 waktu Kemang ketika crowd mulai memadati gate utama venue “Steve Aoki Premier Concert in Jakarta”. Hanya beberapa menit sebelum naik panggung Aoki sempat menikmati aksi duo DJ pembuka Dipha Barus x Mahesa Utara dari bibir balkon Upper Ground Lippo Mall kemang. Kemunculannya itu kontan membuat histeris para penggemarnya yang sudah memadati lantai dansa. Penampilan dua local heroes tersebut berhasil memompa tensi mereka yang tak sabar akan kehadiran sang ‘nabi’. Deretan tracks populer seperti Feel Good Inc. (Gorillaz), Helena Beat (Foster the People), Somebody That I Used to Know (Gotye), You’re

076

nylonindonesia.com

My Clarity (Zedd), sampai Smells Like Teen Spirit (Nirvana) digeber oleh keduanya. Puncaknya adalah Fix You, hit milik Coldplay itu secara sukses membuat kerumunan yang didominasi remaja itu sing along sambil terus bergoyang. “Welcome to Wonderland!!” teriak Steve Aoki menjelang tengah malam dari atas panggung Avenue Of The Stars, Lippo Mall Kemang pada Rabu malam itu. Tiba waktunya bagi pria multitalenta kelahiran Miami, 35 tahun silam tersebut untuk kembali mengguncang Jakarta. Tanpa banyak basa-basi founder Dim Mak Records langsung membuat ribuan pengunjung untuk mengangkat tangan-tangan mereka dan tak henti berlompatan di tempatnya masing-masing. I’m In The House dan Turbulence dapat ditebak mendapat respon yang tidak main-main, sedangkan di track berdaya ledak tinggi berjudul Warp, Aoki menyemburkan botol sampanye pertama ke arah fans. Aksi seremonial yang pantas untuk momen lagu yang tepat. Penggalan I Hate to Say That Told You So milik The Hives juga sempat diselipkan oleh DJ sekaligus produser gondrong itu. Hingga usai konser, terhitung sebanyak enam cake raksasa ludes dilemparkan ke penonton. Belum lagi perahu karet yang masih menjadi salah satu bagian khas dari show Steve Aoki. Membuktikan dirinya bukan sekadar DJ dan produser, tetapi seorang rockstar yang mampu memberi suguhan atraktif di samping kepiawaian dalam bermusik. Bendera Merah Putih tak luput pula ia kibarkan saat melakukan encore berjumlah dua tracks yang diambil dari Wonderland, album penuh terbaru rilisan 2012. Setidaknya kejadian tersebut bisa menambah bukti atas kesimpulan ke-dua yang disinggung di awal artikel. Di sisa malam, botol sampanye terakhir dan dua tracks pamungkas yakni Cudi The Kid dan Beat Down menjadi ornamen perpisahan yang tepat antara Aoki dan para fans Jakarta yang jelas terpuaskan. Once again, thanks a bunch, Steve!


all that jazz

Sejak pertama kali digelar pada tahun 2005, sampai tahun ini Java Jazz Festival telah berhasil selama 8 tahun berturut-turut memberikan pertunjukan musisi jazz papan atas dari seluruh dunia ke penggemar musik jazz di tanah air. TEKS: richa annisa. Fotografi: sanko yannarotama

Setelah sebelumnya dari tahun 2005 sampai 2009 Java JazzFestival selalu diadakan di JCC Senayan, mulai tahun 2010 sampai sekarang tempat acara berpindah ke JIExpo Kemayoran. Hal ini dikarenakan JCC Senayan tidak lagi cukup menampung animo penggemar jazz yang membanjiri festival ini setiap tahunnya sehingga harus dipindahkan ke venue yang lebih besar. Dengan tempat yang semakin besar, nama Java Jazz Festival juga semakin besar sampai terdengar ke seluruh dunia. Banyak turis dari berbagai negara yang khusus datang ke Jakarta hanya untuk menonton festival ini. Selama 3 hari, dari tanggal 1 sampai 3 Mei 2013, JIExpo Kemayoran dipadati oleh, tidak hanya penonton, tapi juga para musisi yang tampil dan saling men-support teman musisi lainnya dengan menonton pertunjukan mereka. Banyak orang yang lalulalang membawa kotak gitar atau bas, ransel berisi banjo, dan alat musik lainnya. Selain 10 panggung besar yang disediakan oleh pihak Java Jazz sendiri, terdapat juga banyak panggung kecil di stand sponsor, seperti Blue Bird stage, First Media Stage, Garuda Indonesia stage, dan masih banyak lagi. Selain menyuguhkan pertunjukan musik, di stand-stand kecil tersebut juga terdapat berbagai penawaran menarik seperti photobooth, virtual golf, pijat refleksi gratis, dan lain sebagainya. Untuk makanan, di area belakang JIExpo berdir sebuah pop-up food court besar berisi berbagai jenis stand restoran, seperti pizza hut, bakmi GM, Yoshinoya, Bon Chon, Krispy Kreme, dan masih banyak lagi. Ada protes

dari para pengunjung karena pada hari pertama pembayaran untuk pembelian makanan harus menggunakan BNI top-up card, namun pada malam hari kedua, pembayaran sudah bisa menggunakan uang biasa. Untuk masalah parkir yang menjadi momok pengunjung dari tahuntahun sebelumnya, pada tahun ini area parkir resmi Java Jazz Festival diperbesar dan hanya mengenakan biaya Rp 5000 per satu mobil. Nama-nama besar yang muncul di panggung utama Java Jazz tahun ini adalah Joss Stone, Craig David, Lisa Stansfield, dan Basia. Sementara itu musisi internasional. lainnya yang menarik peehatian adalah Butterscotch, Chuco Valdes,

Emily Elbert, Fourplay, James Carter Organ Trio, Marcus Miller, Monday Michiru, dan The Soul Rebels. Sedangkan untuk musisi dalam negri yang menarik perhatian adalah Andien, Barry Likumahuwa, BubuGiri, Calvin Jeremy, Dewa Budjana, Dewi Sandra, Eva Celia, Glen Fredly dan Bakucakar, Matthew Sayerz, Sarita Fraya, dan The ExtraLarge. Overall, Java Jazz Fesival 2013 sudah banyak perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya pada malam hari ketiga tiba-tiba turun hujan besar sehingga agak mengganggu pertunjukan di panggung outdoor.

nylonindonesia.com

077


this charming man Setelah beberapa dekade, salah satu dari pendiri THE SMITHS, sang gitaris Johnny Marr merilis debut solonya, The Messenger. teks: William Van Meter. Fotografi: Mark Peckmezian.

Saat itu cuaca New York sedang dingin di suatu pagi pada akhir November. Johnny Marr sedang bersantai di SoHo Restaurant Jack’s Wife Freda. Ia menyisip teh mint, tanpa gula, apalagi susu. Marr telah menjadi vegan selama tujuh tahun, dan vegetarian sejak 1984. Tidak ada sedikitpun keinginannya untuk kembali untuk melahap bacon, tepat setelah album kebanggaan The Smith ‘Meat is Murder’ rilis pada tahun 1985.

Bukan hanya Morrissey yang merupakan personil yang menghindari penggunaan produk dari binatang; ia hanya yang paling bersuara. Marr mengatakan bahwa ia sempat mempertimbangkan lagu, yang mana terdiri dari teriakan yang lebih mirip lenguhan sapi di penjagalan, jawaban bagi para anak-anak kecil 1980-an yang berteriak pada lagu ‘The Kids’ oleh Lou Reed. “Saya telah menemui banyak orang yang mengatakan pada saya bahwa mereka menjadi vegetarian karena lagu dan etos band itu sendiri,” ungkapnya. “Musik rock dapat mengubah hal-hal tertentu, namun saya tidak terlalu peduli dengan makanan saat itu dalam titik kehidupan saya.” Ia tertawa dan menyisip kembali teh dalam gelasnya. “Saya dulu merokok.” Marr memutuskan untuk berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol sejak lama. Sekarang, ia nampak lebih muda dari usianya

yang telah 49 tahun. Ia menampakkan pertimbangan yang sama besarnya dalam permainan gitarnya dari awal. Gitaris yang handal, serba bisa, dan petikan gitar Marr khas dengan pengendalian: chord, riff, kemudian solo yang luar biasa dan jarang ditemukan pada gitaris lainnya, semuanya dipadukan untuk menyempurnakan sebuah lagu dengan indah. Seorang penggemarnya tentu harus paham untuk tidak mengharapkan campuran dari hot licks dan hammy solos dalam solo pertama Marr, The Messenger, yang keluar bulan ini. “Saya merasa itu bukan representasi diri saya,” ucap Marr. “Saya berasal dari masa setelah U.K. punk rock. Saya bukan seseorang yang berasal dari budaya suka pamer.” Ia menggulung lengan cashmere sweater-nya yang berwarna maroon. “Saya berasal dari masa itu.” Ia menunjukkan tato


079



sebenarnya hal itu memang ada. Kami berusia semua instrumen, dan permainan gitar Marr hitam yang bertuliskan “45 RPM” di lengan adalah kulminasi dari evolusinya sebagai sangat muda dan berada pada situasi yang bawahnya. “Ketika saya memulainya, saya pemain gitar dan penulis lagu. cukup intens. Namun jika ada sebuah kamera belajar untuk mencoba keseluruhan 45. Saya “Semasa kanak-kanak, saya biasanya yang mengikuti kami kemana-kama, tentu tidak menunggu untuk seorang ahli gitar saat menulis kata-kata bodoh untuk lagu,” kata itu akan menjadi hal yang lucu! Saya sangat berlagak dalam solo-nya.” Marr. “Saat ini, saya pikir lagu-lagu itu lebih bangga dengan musik ini. Perasaan yang luar Ketika Marr terikat dengan instrumen itu mendalam. Lalu, saya mengalirkan semua biasa mengetahui bahwa musik kami begitu pada usia muda. “Saya rela membawa gitar energi saya untuk menjadi seorang pemain dicintai.” seperti anak kecil membawa boneka teddy gitar yang baik yang mampu saya lakukan.” Ia Namun, The Messenger bukan semacam bear-nya.” katanya. Hal ini seperti intuisi dari mengambil blazer abu-abunya, melipatnya di debut “Garbo speaks!” dari suara tenor Marr. pemahaman akan sonik yang tertempa dari banquette yang terletak di belakangnya, lalu Ia menyanyi selama ia bersama grup-grup penulis lagu terhebat dari duo yang berasal ia mengambilnya berbarengan saat ia berdiri. seperti The The , Modest Mouse, dan The dari Northern England sejak Lennon dan “Saya melalui waktu yang cukup lama dalam Cribs, sejak masa setelah The Smiths. Ada McCartney, sebuah grup yang berpindah dari menulis lagu untuk orang lain nyanyikan,” juga rekaman now-out-print pada tahun 2003 Dublin’s Trinity College untuk menginduksi di mana ia menyanyi dalam bentuk trio, Johnny lanjutnya. “Dengan lagu ini, saya berkomitmen, Marr, pada tahun 2007, ke University berpikir , dan berusaha sekuat mungkin Philosophical Society Pantheon, di mana para Marr + The Healers. mengalirkannya dalam karya ini.” Marr pindah ke Portland tahun 2005 anggotanya termasuk sang legenda Oscar Di samping judulnya, The Messenger dengan istri dan dua anaknya, bersamaan Wilde dan Samuel Beckett. mengarahkan kita jauh dari petunjuk ketika ia bergabung dengan Modest Mouse. Legenda The Smiths dimulai ketika Marr yang jelas dan masih jauh juga dari Ia begitu menyukai tempat itu hingga belajar musik dari 45s dan mengetahui pertunjukkan emosional. “Saya tidak tertarik memutuskan untuk tinggal di sana setelah bagaimana untuk mengatur waktu dari sebuah untuk menyanyikan perasaan saya,” jelas kewajiban tur bersama rekan seband-nya. pekerjaan di menswear store di Manchester “People kind of make fun of the city,” jelasnya. Marr. “Siouxsie Sioux tidak menyanyikan yang melayani beberapa anggota dari The perasaannya, begitu juga dengan Howard Fall. Ketika 18 tahun, Marr memutuskan untuk “Portlandia berisi orang-orang jenius dan saya membentuk sebuah band. Ia menarik seorang menyukainya. Namun, apa yang salah dengan Devoto. Selama 10 tahun terakhir atau setidaknya sekitaran itu, kami mendapatkan kota yang sangat liberal dengan komunitas kutu buku, Stephen Morrissey, untuk menjadi kebutuhan patologis untuk memperlakukan budaya yang begitu hebat di mana menjadi vokalis sekaligus penulis lirik. Di samping musik seperti pengakuan dosa, dari hati vegan adalah sesuatu yang mudah, serta vokal adenoidal dari Morrissey yang berusia terdalam yang menjadi bagian dari pikiran tempat di mana orang mengendarai sepeda, 22 tahun dan sifat pemalu. Ia memiliki vokal kalian yang non-sense. Apa yang terjadi dan orang-orang mengendarai mobilnya yang vulgar secara kriminal. Debut album dengan bagian bahwa kamu harus bernyanyi pelan-pelan?” self-titled pada 1984 menggabungkan dengan otakmu? Apa yang salah dengan Tapi, tibalah waktu untuk merekam The kemampuan Marr dalam permainan six-string itu? Brian Eno tidak pernah menyanyikan Messenger, Marr menyadari bahwa ia harus heroics dengan vokal kecut dari Morrisey’s perasaannya.” menukar lingkungan dengan curah hujan poète maudit id. Album ini dan album Meat Sekarang, bidang Marr mengarah pada tinggi untuk sesuatu yang lebih kelabu. Marr is Murder ditenggarai mengambil alih musik pekerjaan yang menyangkut soundtrack film kembali ke kota yang terkenal dengan dewan rock Inggris. fast-tracking dari suara santa (setelah pekerjaannya untuk Inception karya negara dan cerobong asapnya. “Saya perlu ketidaksenangan yang terdengar romantis Christopher Nolan) dan ia bergerak juga untuk menghubungkan kembali diri saya khas Morrissey digabung dengang sonic dengan energi musik ketika saya memutuskan untuk tur The Messenger. “Saya bergerak muscle dari Marr seperti membentuk ciri khas maju,” ungkap Marr. “Saya tidak bisa jika terus untuk memulai album ini,” jelas Marr. “Ini musik dari Manchester. berkonsentrasi pada masa lalu.” Namun masa membuat tiang pegangan saya naik. Ini Setelah empat albumnya, The Smiths lalu sungguh nampak pantas dengan pikiran membuat saya merasa setidaknya uptightdengan efektif menawarkan aura mistikal dan sejarah pribadi Marr. less mellow. Mungkin. I’m british musician band ini selama 25 tahun. Mereka berada di Dua malam setelah kami berbicara, Marr for better or worse. Saya merasa tidak punya antara beberapa major band alternatif yang duduk di perayaan ke-25 Dinosaur Jr’s untuk hak untuk membicarakan Amerika karena menolak untuk melakukan formasi ulang dan stoner-rock benchmark, You’re Living All Over saya tidak berasal dari sana. Akan menjadi tur. Penggemar yang muncul setelah tahun Me, rilis di tahun yang sama dengan bubarnya suatu hal lancang jika saya melakukan hal itu. 1987 memuja mereka dengan luar biasa, The Smiths. Di dekat penghujung acara, Marr Saya ingin merasakan dimensi dalam musik yang membuat The Smiths menjadi semacam bergabung dengan band itu dan memainkan saya dan saya harus menempatkan diri saya agama. Mereka juga menjadi bagian dari lagu kebanggan The Smiths, The Boy with di mana saya punya hak untuk melakukan hal warisan yang dicatat dalam buku yang rilis the Thorn in His Side. Saat eksplosi pertama yang saya ingin lakukan.” baru-baru ini, A Light that Never Goes Out: dari suara kemegahan gitarnya, sampai Terlebih lagi, sulit untuk saya jika The Enduring Saga of The Smiths. membuat ruangan berubah dari violent mosh mendengar political overtunes dalam Marr bicara dengan hangat mengenai The pit menjadi swooning fans yang menyanyikan lirik seperti “I come by, let the atoms fly... Smiths, “Permasalahannya adalah cerita ini tiap kata (yang jelas memang lebih baik Generate! Generate!” Didominasi dengan telah menjadi sebuah pertunjukkan sirkus, tempo yang cepat, The Messenger bersandar dari Dinosaur Jr’s J Masics), dan suaranya bukan hanya ketika perpecahannya saja, tapi menggema di tempat itu dengan banyak dari hook-laden sing-alongs seperti setelah beberapa tahun setelahnya,” tutur aksen Inggris otentik hingga yang palsu. Marr “Lockdown” ke hentakan yang lebih dekat Marr. “Hal-hal itu berdistorsi dan merusak berdiri di bagian kiri panggung, dengan wajah keseimbangan cerita yang sebenarnya. Bukan pada “Words Start Attack.” Rekaman yang berseri-seri sembari bermain dengan gitarnya seimbang dan dibuat dengan luar biasa ingin mengatakan bahwa tidak ada masalah memperlihatkan perhatian seimbang di antara dengan hentakan khas Marr. dan tensi bersitegang yang tinggi, karena

nylonindonesia.com

081


Malam itu di The Corner Hotel Melbourne, 20 menit selepas jam 9 malam, konser dibuka dengan “Theory of Relativity”, lagu pertama dari album terbaru mereka, “The North.” Album ini memiliki nuansa yang lebih ceria dan optimis dibanding album sebelumnya, “The Five Ghosts”, yang dirilis 2010 lalu. Amy menceritakan proses penggarapan dan rekaman “The Five Ghosts”, dimana mereka melalui masa sulit setelah meninggalnya ayah dari Torquil Campbell yang merupakan seorang yang berpengaruh bagi semua personil. As time heals, mereka membawa perubahan dengan spirit joy and lightness untuk album baru, as a counterpoint. Proses pengerjaan album “The North” pun cukup unik. Di suatu musim

Saya mendapat kesempatan untuk berbincang dengan vokalis Amy Millan sebelum konser mereka di Melbourne, Australia, 10 Februari lalu. Tahun ini, Stars berencana merilis 2 EP, menggelar konser di Asia, Amerika dan Kanada selain tampil di beberapa festival besar dan mulai menulis musik untuk album berikutnya. Salah satu festival appearance yang istimewa adalah Coachella di California, April mendatang. Mereka dijadwalkan untuk tampil di hari yang sama dengan Blur, The Stone Roses, Yeah Yeah Yeahs, Beach House, Band of Horses, Japandroids dan Johnny Marr, eks-gitaris The Smiths. The Smiths adalah inspirasi penting bagi band asal Kanada ini, terutama bagi vokalis Torquil Campbell. Stars bahkan pernah merilis cover version dari lagu The Smiths, “This Charming Man” dan “Asleep”.

082

nylonindonesia.com


we are all made of stars

Stars merupakan indie royalty dari Kanada. Amy Millan (vokal, gitar), Chris Seligman (keyboard), Evan Cranley (bassist), Pat McGee (drum) dan Torquil Campbell (vokal) telah merilis enam album dan berbagai E.P. selama lebih dari satu dekade bersama.TEKS: DINNIA JUSUF FOTOGRAFI: RAMA WITJAKSONO

dingin, mereka menyewa sebuah kabin besar di suatu kota terpencil dan mengisolasi diri mereka khusus untuk menulis materi-materi musik baru. Pengalaman Stars dalam bermusik sangat terlihat nyata malam itu, their performance was effortlessly polished. Memanfaatkan kedua vokalisnya dengan maksimal, Amy dan Torquil menghadirkan harmonisasi yang tidak hanya pitch perfect. Sebagai vokalis, Torquil tampil dramatis dengan penjiwaan nyanyiannya, sementara Amy memikat penonton dengan kualitas vokalnya yang pure. Evan, Chris dan Pat tampil penuh energi, sekali-kali mengajak penonton untuk bertepuk tangan or just to move. Setlist malam itu kebanyakan diisi oleh lagu-lagu dari “The North,” dan disempurnakan oleh lagu-lagu lawas seperti “Elevator Love Letter” dan “Look Up” untuk memuaskan para old-school fans yang hadir malam itu.

Dengan mengantongi enam album di sepanjang karir, apakah mereka tidak bingung dalam memilih setlist? Amy menjawab; “Kita tentu ingin selalu membawakan materi-materi terbaru karena that’s what we’re most excited about. Nanti di Kanada kami akan tampil di sebuah two-night concert bertema Sex and Death di mana kami akan memilih setlist yang benar-benar berbeda di tiap malamnya.” Hits mereka yang paling terkenal, “Your Ex-Lover is Dead”, disambut dengan koor penuh semangat oleh penonton dan klimaks malam itu adalah saat mereka membawakan “Hold On When You Get Love And Let Go When You Give It,” anthem dari “The North.” Lagu ini tampaknya merupakan favorit semua personil Stars, Torquil sampai turun ke penonton for a dance party, sementara personil lain was jumping around and dancing on stage. It was awesome and was pretty impossible not to soak in the joy of that moment. Stars menutup konser mereka dengan encore yang cukup minimalis lewat “My Favourite Book”, “One More Night” dan ditutup oleh “The 400.” Apresiasi STARS terhadap fansnya terasa sangat tulus. Setelah konser berakhir mereka menyempatkan diri dengan sabar untuk ngobrol, menandatangani merchandise dan foto bareng sampai lewat tengah malam. Stars memang memiliki hubungan yang istimewa dengan para fansnya. Mereka beberapa kali melibatkan fans untuk memilih lagu untuk setlist konser mereka lewat sistem voting. Sebelum tur mereka ke Asia, mereka meluncurkan suatu proyek crowd-funding melalui Pledge Music di mana fans dapat menyumbang untuk mendapatkan personally handwritten song lyrics, postcards dan kesempatan menjadi fotografer di konser mereka. “Proyek tersebut adalah cara hebat untuk menjalin hubungan interaktif dengan fans. Menurut saya itu sangat penting karena lewat internet, kita memiliki kesempatan luar biasa untuk berkomunikasi, dan itu harus dimanfaatkan dengan baik,” kata Amy. Amy dan bandnya berharap mendapat kesempatan untuk konser di Indonesia, baik sebagai bagian dari suatu festival atau dari rangkaian tur mereka. “I’m so sorry we didn’t come this time, and really, we are gonna try everything we can to get to you,” pesan Amy untuk fans di Indonesia.

nylonindonesia.com

083


heaven’s gatefold Para pria dari Free Energy menyanyikan pujian pada music rock yang besar, bodoh dan konyol namun luar biasa.. teks: mark yarm. fotografi: eric t. white.

“Kami menggunakan ‘bodoh’ dan ‘tolol’ dalam arti yang positif,” kata gitaris Free Energy, Scott Wells sambil bersantai diatas sebuah sofa di kantor publisis mereka, tidak lama sebelum album kedua mereka yang berjudul Love Sign dirilis. Wells mendapatkan sebuah ‘amen’ melalui speakerphone dari vokalis Paul Sprangers yang menelepon dari rumah barunya di Los Angeles. “Kami tidak berpikir kalau ‘bodoh’ dan ‘besar’ sama eksklusifnya dengan sesuatu yang jujur atau benar atau berkualitas,” kata Sprangers. “Ada banyak hal besar, simpel, dan bodoh yang dari lirikan pertama sudah ketahuan bahwa hal-hal ini adalah yang paling dibentuk dengan baik, lagu-lagu bermakna dalam, sebaliknya, kebanyakan dari hal yang sangat intelektual dan dipirkan terlalu banyak-Sting contohnya-tidak memberikanmu good feeling.

DARI KIRI: Evan Wells, Paul Sprangers, Scott Wells, Nicholas Shumisky, dan Sheridan Fox.

Free Energy mungkin saja menjadi band terakhir yang merujuk kepada Nabokov atau Jung di verse lagu mereka (atau menemukan mimpi dan/atau bernyanyi tentang kura-kura biru). Tapi mereka tidak malu untuk bukabukaan tentang pengalaman formatif mereka bersama radio rock FM tahun 70-an seperti Thin Lizzy dan Bachman Turner Overdriveatau membiarkan mereka meledak-ledak di dalam musik mereka sendiri. Itu tidak selalu terjadi. Sebagai teman sekolah di Red Wing, Minnesota, Spranglers dan Wells memberikan banyak porsi untuk teriakan yang khas dan suara dentingan dari the mighty cowbell. Tetapi setahun setelah Hockey Night bubar di tahun 2007, Spranglers dan Wells

mengistirahatkan jiwa mereka, kemudian langsung membuat dan menjalankan Free Energy. Mereka pindah ke Philadelphia dan menggebrak dengan sebuah LP bergenre rock, Stuck on Nothing. Album ini dirilis pada tahun 2010 oleh label dance-punk, DFA, yang didirikan James Murphy dari LCD Soundsystem dan memproduksi segalanya sendirian. Free Energy sedang merilis penerus kesuksesannya, Love Sign, kata Wells, “Karena tidak seorang pun menawarkan uang yang cukup banyak untuk membuat album ini. Lalu suatu saat kami merekam lagu-lagunya sendiri dan memutuskan, ‘Untuk apa berbagi dengan label, walaupun label keren seperti DFA?’” Love Signs menggali lebih dalam

sebuah penghargaan tulus kepada tahun 70-an, memberikan 14 detik pertama untuk dentingan cowbell dalam gaya BTO “Electric Fever.” Tetapi album ini juga menampilkan suara Big dari tahun 80-an. Free Energy memilih John Agnello sebagai produser mereka bukan karena dia yang memimpin pembuatan album Sonic Youth dan Dinosaur Jr., tetapi karena pengalamannya membantu Cindy Lauper dalam lagu She’s So Unusual. Band ini mempunya tempat spesial bagi generasi 80-an dari para bintang di tahun 70-an. “Orang-orang yang berada di puncak karir mereka, seperti Peter Gabriel atau Tom Petty atau Springsteen, tidak kehilangan apapun,” kata Sprangers. “Jadi mereka berada tepat dimana mereka bisa menyuarakan apa yang mereka rasakan. Kami mencoba untuk melakukan hal yang sama.” Sang penyanyi ragu akan kata ‘dewasa’, namun mendeskripsikan tren album ini secara luas ke arah “kegelapan dan hubungan yang gagal”-yang menjelaskan lagu tersedih mereka, menjadi terdengar lebih sedih karena judulnya yang berbau Van Halen, “Dance All Night.” Anggota Free Energy sekarang ini tersebar di seluruh Amerika: Sprangers dan drummer Nicholas Shuminsky tinggal di L.A.; Wells dan adik laki-lakinya/bassist Evan tinggal di Philly; dan gitaris kedua Sheridan Fox tinggal di Anchorage, Alaska. Tapi secepat mungkin mereka akan bersatu dalam sebuah van, untuk rangkaian tur Love Sign di Amerika. Dan jika kamu menonton mereka di kotamu, mereka sesungguhnya, sepenuh hati tidak akan keberatan jika kamu berteriak, “Cowbell lagi!” Asalkan kamu benar-benar serius. “Segera setelah kami di atas panggung, segalanya dimulai,” tutur Wells meniru seorang pelawak yang meneriakkan infamous tagline ini yang berasal dari bintang SNL, Will Farrel. Sprangers mulai berbicara lagi di telefon. “Ada sebuah segmentasi dari fans yang mendengarkan musik hanya untuk cowbell saja,” katanya. “Dan aku senang untuk memenuhi permintaan mereka. Ini mungkin saja hal yang baik-“ “-asalkan mereka meneriakkan sesuatu yang positif,” sambung Wells. “Yeah,” kata Spranglers. “Daripada hanya, seperti, ‘Stop!’”

.

084

nylonindonesia.com


On The Record:

4 strings slapper Teks: Sandi Eko. Fotografi: Sanko Yannarotama

Di antara serakan koleksi vinyl milik Ricky Virgana (White Shoes and The Couples Company), plat 12-inch berjudul Hilltop Pop Festival dari penampilan The Velvet Underground di New Hampshire pada tahun 1969 itu cukup menarik pandangan mata saya. Tetapi tentu saja, vinyl tersebut hanyalah satu dari sebagian banyak koleksinya. Saat kami mendatangi kediamannya yang terletak di bilangan Tebet pada suatu siang, setidaknya terdapat ratusan vinyls karya musisi-musisi dari dalam dan luar negeri. Bersinggungan dengan hobi mengoleksi vinyl tadi, Ricky barubaru ini juga menelurkan sebuah record label bernama Kaimana Records. Menurut pemuja sosok Stanley Clarke itu, Kaimana digagas sebagai sarana untuk mendokumentasikan album-album favorit yang pernah dirilis sebelumnya. “Gue cuma ingin band-band bagus di generasi gue, yang lagulagunya menjadi soundtrack hidup gue semasa sekolah, susah, senang dan sampai masa gue nikah ada dalam bentuk vinyl. Selain itu, gue juga mau bilang ke teman-teman yang pernah gue kenal saat lawatan atau tur White Shoes And The Couples Company ke luar negeri tahu bahwa ada band-band bagus di generasi 1990 sampai 2000-an. Jadi, Indonesia tidak melulu cuma tarian-tarian dan musik tradisi, tetapi ada budaya pop yang bagus dan tersedia dalam medium vinyl,” jelasnya. Album Ketika La La La dari C’ mon Lennon yang pertamakali dirilis dalam bentuk CD pada tahun 2005 adalah rilisan ulang pertama oleh Kaimana Records. “Karena menurut gue pribadi, ini seperti mimpi lama untuk bisa mendengarkan kembali lagu paling anthemic, Aku Cinta J.A.K.A.R.T.A. Seperti kembali ke masa tahun 1997 di era Poster berjaya ada dalam format Piringan Hitam,” tandas Ricky. Ketika La La La kemudian diproduksi sebanyak 300 keping lewat dukungan manufacturer Gotta Groove Records (Amerika Serikat).

Selagi kami bertemu dengan founder Kaimana Records, bassist handal dari indie pop band dengan jadwal tur internasional terpadat, serta masih melakoni proyek musik We Love ABC bersama kedua anak tercinta, adalah sia-sia apabila kami tidak memintanya untuk menyajikan daftar Top 5 Favorite Bassline menurut versinya. Berikut yang kami dapatkan dari pertemuan singkat dengan Ricky Virgana, bassist segudang vinyl:

ricky virgana’s Top 5 Favorite Bassline:

Swing from Paris

Djanggo Reinhardt

Coba dengarkan intro lagu dimana tema musiknya dipegang oleh bass dan dimainkan melalui teknik “arco” (digesek).

Mr.PC

John Coltrane

John Coltrane terinspirasi gaya bermain dari Paul Chambers dan menciptakan tema lagu yang terdengar seperti suara bass yang lazim dengan sebutan ‘’walking bass’’.

Tighten Up

Archie Bell & The Drells

Siapapun yang mendengar bassline di lagu ini pasti akan merasa semangat dan bergoyang kecil mengikuti beat dari lagu tersebut.

Jawab Nurani Fariz RM/ Transs

Era 80 diwakili dengan tehnik bermain bass yang biasa disebut ‘’slap’’, dan di lagu ini terasa kental oleh permainan slap yang terdengar di sepanjang lagu.

Happy Sad

Pizzicato Five

Tight, precise, groovy!

nylonindonesia.com

085


Jaket dari Acne, kaus dari Asos, celana dari Richard Nicoll, sepatu dari Margaret Howell, kaus kaki dari Happy Socks. HALAMAN SEBELAH: jaket dari Jonathan Saunders, sweater dari Hugo, celana jins dari Acne, sepatu dari Margaret Howell.


D ALA M U P S I D E D O W N , J I M S T U RG E S S M U N C U L S E BAGA I TAR U HA N BAR U P E M E RA N U TA M A P R I A di H O LL Y W O O D . t a k H E RA N I A G U G U P .

oleh SARAH HORNE GROSE. fotografi: David Titlow


Tentunya banyak pria yang mirip Jim Sturgess di stasiun metro Chalk Farm di Camden pada sore yang dingin di bulan Januari. Mantel biru tua, janggut berumur dua hari, ekspresi nakal –tetapi yang mendaki tangga dari stasiun bawah tanah ini, adalah Jim Sturgess asli. Menatap ke bawah dengan tangan di kantong, ia terlihat seperti pria yang mirip seorang musisi beralih ke aktor, Jim Sturgess. Sweater kasmir bertumpuk dan wajah yang terawat adalah satu-satunya indikator utama kalau ia bukan tipe pria kurus yang kreatif, tetapi ia punya suatu hal khusus yang tidak teridentifikasi yang membedakan dia dari kerumunan. Mungkin rasa percaya diri yang muncul dari menjadi aktor paling diminati di industri? Dan juga ini –cengirannya yang familiar bagi mereka yang sudah menonton Across the Universe. Jim tinggal tidak jauh dari sini, dan sebelum ia bisa menyokong hidup hanya dengan akting, ia menghabiskan hidupnya dengan main musik berkeliling Camden Market di kelab dan tempat

seperti Barfly, menonton band lainnya di Proud Galleries, dan berkumpul dengan teman yang bekerja di kios pada siang hari dan berpesta (atau mengejar karir musiknya) pada malam hari. “Saya ingat ketika Camden terasa seperti tempat paling menyenangkan di London,” ujarnya. “Sekarang sungguh berbeda. Ada suasana mall besar.” Perubahan di Camden terjadi pada tahun 2008, ketika kebakaran menjalar di pasar, menghancurkan semuanya sebelum 100 pemadam kebakaran berhasil memadamkannya. Setelah usaha pembangunan kembali, Camden Market menjadi lebih komersil. Yang tadinya kios-kios terbuka bertumpuk ramai, sekarang digantikan gedung permanen, keunikan jiwanya menghilang selama proses. “Ada desas-desus bahwa kebakaran ini ulah dari perusahaan asuransi,” ujar Jim,melihat ke kerumunan. Kami berjalan melewati beberapa waria, seniman, dan berbagai orang eksentrik, namun mereka kalah banyak dibanding para turis dan orang-orang yang bisa dengan mudah menjadi pegawai MTV saat liburan –kantor London mereka ada di ujung jalan ini. Bukan hanya Camden Market yang berada di dua dunia. Maret menandai rilisnya Upside Down, romansa distopia dimana Jim dan Kirsten Dunst bermain cinta terlarang di dunia paralel, terikat satu sama lain tetapi gravitasi yang kuat di dunia mereka masing-masing memisahkan cinta mereka. Ini adalah kisah dongeng romantis, ujar Jim, dan ia berkata begiu dengan maksud baik. ia berperan sebagai Adam Kirk, yang tinggal di planet yang sangat nyata tetapi juga sangat kumuh di “bagian bawah”, sementara Eden (Dunst) adalah keturunan keluarga kaya pemilik perusahaan besar di dunia bagian atas. Di film ini, Jim memberikan penampilan terbaiknya, mengekspresikan aura lelaki perhatian ke dalam performanya yang gesit secara fisik sekaligus nyata secara emosional. Dia juga merupakan lelaki kedua, setelah Tobey Maguire, yang memberikan ciuman jungkir balik ke Kristen Dunst. Di bar Camden Lock, Jim merogoh kantungnya mencari koin untuk membayar tehnya. “Uapnya harus mengepul!” teriak pelayannya, menambah sedikit air panas lagi di atas gelas. Baru sembuh dari flu yang sepertinya diderita semua orang tahun ini, Jim menaruh telapak tangannya di sekeliling gelas dan membetulkan posisinya. Ia sama ragunya dengan orang lain tentang tanggung jawab film Hollywood berdana besar di pundaknya, dan ini peningkatan yang serius dari kebanyakan film indie yang mengendapkan karirnya. “Usai setiap film yang kamu lakukan, orang-orang seperti, ‘Ini adalah film yang akan melambungkanmu.’ Dan kenyataannya tidak pernah terjadi!” ujar Jim, yang lega akhirnya bisa hidup di luar akuarium yang dipaksakan di lokasi yang kompetitif. Tetapi berapa lama itu bisa bertahan? Dengan Upside Down, jelas bahwa agen kasting, produser, dan sutradara ingin ia untuk meredifinisi kata pemeran utama di generasinya. Pertanyaan besarnya adalah: bagaimana Jim akan bertransisi dari aktor pembantu menjadi daftar utama tanpa kehilangan kemurnian yang membuatnya sangat menarik? Jim Sturgess jauh dari kata apik. “Ketika saya menonton TV Amerika, saya terkejut dengan betapa tidak nyatanya orang-orang itu terlihat,” ujarnya. ”Acara tentang drakula itu, dimana seluruh prianya terlihat sama –mereka terlihat terlalu ganteng.” Di program televisi Inggris, realita yang tidak dipermak justru lebih diminati. “Seorang teman dari New York berkunjung ke sini, dan kami menonton EastEnders bersama. Ia terpukau dengan bagaimana acara itu memeriahkan


jaket dari prada, kemeja dari e. tautz.


090

jaket dan celana dari marni, kemeja dari hugo.


Channing against lose “I always

bagian yang tidak terlalu cantik dari Inggris,” ia mengingat. “Ada sangat banyak pemisahan kultural. Di Amerika, semuanya harus cantik.” Tetapi Jim bukan pemalas. Pada umur 34, dengan mata berwarna coklat terang, ekspresi kikuk, dan satu gigi menonjol, ia terlihat kekanakan dan menggemaskan. Tetapi ia melepaskan diri dari imej model pria yang melekat dari satu peran ke peran lainnya, dan untuk urusan wanita, ia semacam pencuri hati. Bukannya ia tertarik untuk menjadi Robert Pattinson berikutnya: sudah terlihat capek dengan dunianya, semacam itu, ia mengalihkan pertanyaan tentang Kristen Dunst dan malah berbicara tentang masa menyenangkan dengan kru Upside Down selama masa syuting di Montreal. ”Mereka sangat menerima saya,” ujarnya, lumayan takjub. “Mereka mengundang saya ke rumah mereka, dan kami semua pergi berpesta.” Sudah banyak yang berubah sejak Jim berumur berumur 25 tahun, ketika ia bekerja di toko sepatu sambil mengambil kerja malam sebagai penyanyi/penulis lagu hanya dengan beberapa kredit akting atas namanya. Setelah audisi terbuka, ia meraih perhatian Hollywood sebagai Jude dalam film musikal Julie Taymor tahun 2007, Across The Universe, berperan sebagai pemuda Inggris era Beatles yang jatuh cinta dengan gadis Amerika yang idealis (Evan Rachel Wood). The New York Times menggemborkan tentang penampilannya lewat “percikan semangat dalam matanya”, menyebutnya sebagai “vokal yang menawan perpaduan John Lennon dan Paul McCartney.” Film ini membangkitkan rasa penasaran Hollywood. Setelah itu, ia tertawa, “Saya banyak diminta untuk menjadi musisi,” tetapi ia tetap mengambil peran di The Other Boleyn Girl, mengesampingkan bakat musiknya. “Musik adalah sesuatu yang pasti saya lakukan bila saya punya waktu senggang,” ia mengangkat bahu. Ia sudah terbiasa dengan industri hiburan yang tumbuh seiring dengan karirnya. Ketika Burberry pertama kali meminjamkan setelan jas padanya untuk penampilan di karpet merah, “Saya pergi ke toko untuk mengembalikannya,” ujarnya. “Mereka bilang, ‘tidak, tidak, tidak. Ini sepenuhnya milikmu!’ itu membuat saya takjub.” Ketika syuting 21, film tahun 2008 tentang sekumpulan mahasiswa MIT yang berusaha menipu kasino Las Vegas, “Mereka sampai menerbangkan orang khusus untuk merapihkan alis saya,” ujarnya. “itu seperti mimpi. Wajah saya ada di dinding gedung-gedung kota, tetapi saya merasa itu terjadi pada orang lain. Saya lebih menghargai sekarang. Karena saya tahu betapa sulitnya masuk ke film yang ditunggu-tunggu orang, kau tahu?” Ia sadar bahwa masih banyak peran yang tidak akan ia ingin mainkan. “Saya selalu kalah dengan Channing Tatum,” ia bercanda. “Ia punya tubuh yang tidak bisa saya tandingi.” Tapi Jim punya bakat bunglon untuk transformasi total, yang dipajang penuh dalam film hit terbarunya, Cloud Atlas. Jim berperan dua karakter, pengacara berkebangsaan Amerika di abad 19 dan seorang pria Asia yang hidup di masa depan, dan pada pembacaan naskah pertama, ia ditantang untuk berperan melawan Tom Hanks, Halle Berry, dan Susan Sarandon. “Hari pembacaan itu merupakan mimpi buruk bagiku,” ujarnya. “Semua orang berjanji, ‘Tidak akan ada yang menilaimu. Seringkali, bila kamu membawakan suara yang berbeda pada sebuah karakter, kamu belum memantapkan itu, jadi semuanya lebih seperti sketsa kasar. Saya selalu meninggalkan lokasi sambil berpikir, ‘saya tidak bisa melakukan ini. Saya akan dipecat. Apa yang saya lakukan di sini? Saya tidak seharusnya mengambil peran ini.’” 2013 harusnya tahun dimana Jim mengambil tempat di samping Channing Tatum di Hollywood. Dia sudah harus sadar dengan imejnya,

091


jaket, kemeja, dan celana dari paul smith, sepatu dari mr.hare, kaos kaki falke.

stylist: natasha wray. asisten stylist: naomi lewis. asisten fotografer: chris rhodes. digital: rob jarvis. penata rias: kelly marazzi dan alison clare dari the milton agency. lokasi big sky studios, london.


‘I can’t do this job. I’m going to get “I always leave set thinking,

yang jelas terlihat ketika ia menjadi tegang sewaktu diungkit tentang pacarnya, pemain keyboard La Roux, Mickey O’Brien. Tetapi akhirnya dia membuka akun Twitter, berkomunikasi langsung dengan fanbase-nya yang semakin berkembang, terkadang menuliskan bait dari puisi atau lirik lagu ciptaannya. “Ada orang lain yang mengaku sebagai saya di Twitter, dan punya pengikut sekitar 20.000,” ujarnya. “Itu jelas anak perempuan berumur 15 tahun, berbicara seakan kata-katanya benar-benar keluar dari mulut saya. Ada titik dimana ia berkata –sebagai saya –‘Saya tidak bisa memutuskan untuk menjadi tim Edward atau tim Jacob?’ saya pikir, ‘Saya harus menghentikan ini sekarang.’” Dikutip dari twit Jim Sturgess asli baru-baru ini, “Kita semua hidup di tengah kumpulan orang aneh.” Bukan kejutan bahwa kehidupan pribadinya di London sangat sederhana. Ia tinggal dengan O’Brien, yang telah ia kencani selama sembilan tahun, dan bila ia sedang pulang, “Roti bakar dan beberapa gelas bir” adalah idenya tentang hiburan. Ketika ia kembali ke London setelah tugas panjang syuting atau promosi filmnya, Jim bercanda bahwa teman-temannya tidak peduli tentang petualangannya. “Mereka tidak bertanya tentang filmnya,” ujarnya. “Bahkan bila saya sudah pergi selama empat bulan. Itu membuat saya gila. Setidaknya tanyakan kabar saya.”


Sweater : Topman Kemeja : Wagadiwa Striped Pants : Iron Heart @ Standart Denim Supply Co.


Print Galore

Membawa motif ke jalanan dengan gaya yang keren. Fotografer : Wei Shen Tan, Stylist : Patricia Annash, Model : Jeremy – 21MM, Grooming : Dewi Darmawan, Asisten Stylist : Philea Adanti


Kemeja (diluar) : Jan/ Sober @ The Goods Dept. Kemeja (dipakai didalam) : Paul & Louis @ The Goods Dept. Suspender : Dr. Denim @ The Goods Dept.


Kemeja & Celana Pendek : Argyle & Oxford Hoodie Jacket : Fred Perry Boots : PAL @ Linea


Sweater : Quiet Life @ Standart Denim Supply Co. Celana : Inksomnia @ The Goods Dept. Dasi : Topman Topi : Fred Perry


Kemeja : Argyle & Oxford @ The Goods Dept. Celana : Topman Jaket : Topman


Kemeja & Celana : Swank Celana Pendek : Y-3


Striped Sweater : Fred Perry Kemeja : Topman


TIDAK PERLU DUDUK DI BARISAN TERDEPAN SEBUAH PERTUNJUKAN MODE UNTUK MELIHAT SEORANG DOMINIQUE DIYOSE, KARENA IA ADA DI MANA-MANA. TEKS: RICHA ANNISA. FOTOGRAFI: ARIEF OINTOE. ASISTEN FOTOGRAFI: . STYLIST: AYU HENDRIANI. MAKE-UP ARTIST: LISA FAZAKI. Lokasi: Bistronomy, Jalan Ciranjang (Ciniru 1 No.2), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Phone: +62 21 739 6655


dress: ask @ the goods dept. sepatu: doctor martens @ the goods dept. kalung: more and more @ the goods dept.


Di pagi yang cerah di sebuah bistro bergaya Prancis, Domi –nama panggilan untuk Dominique –muncul sesuai jam yang dijanjikan dengan mengenakan kacamata hitam. Respon pertama yang keluar dari mulutnya ketika melihat lokasi pemotretan hari ini adalah “Wow, tempatnya lucu banget!”. Selama didandani, ia duduk manis sambil menegak sekaleng nescafe original. Setelah selesai didandani, Domi berganti baju ke jumpsuit merah dan langsung berkata panik, “Aduh, gawat banget nih jumpsuit-nya lucu banget! Aku suka banget model baju kayak gini! Tapi kemaren baru beli masa beli lagi?!” dan selama beberapa saat ia meneliti baju yang ia kenakan dengan tatapan excited. Seperti yang sudah saya dengar dari beberapa teman

stylist sebelum hari pemotretan ini, bahwa Domi adalah model yang sangat ramah dan sangat gampang difoto, memang betul Domi bisa menyelesaikan empat frame dalam waktu 1,5 jam saja. Gayanya yang sangat luwes di depan kamera menjadi bukti tegas mengapa ia disebut sebagai one of Indonesia’s top model. Bahkan dalam posisi yang paling awkward dengan baju yang paling tidak nyaman, Domi tetap berhasil memberikan hasil foto yang mempesona. Jauh dari kesan “cewek manja” yang banyak melekat pada model-model jaman sekarang, Domi tetap ceria menjalani pemotretan dengan memakai jaket tebal tanpa memperdulikan cuaca panas di lokasi outdoor Bistronomy. Perempuan kelahiran Semarang, 7 Agustus 1988 ini pertama kali memulai karir modelling-nya pada usia yang cukup muda, yaitu 13 tahun, ketika ia lulus dari sekolah modelling John Casablancas dan bergabung dalam agensi Elite Model Looks. Tidak tanggung-tanggung, pekerjaan sebagai model pertama yang ia dapatkan langsung menjadi sampul untuk majalah Herworld. “Awalnya aku dikontak untuk fashion spread saja, tapi ternyata pas

fotoku dilihat oleh pihak atas Herworld, langsung aku dijadiin cover. Saking senangnya, sampai aku bingkai dan kupajang di kamarku sampai sekarang.” Dan setelah itu, job untuk Domi mengalir lancar setiap harinya. Tetapi jangan bayangkan pekerjaan model selalu glamour, menyenangkan, penuh pesta, dan easy money. “Selama aku jadi model, pastinya banyak sekali pengalaman menyenangkan yang nggak terlupakan. Tetapi justru yang unforgettable untukku adalah pengalaman nggak enaknya. Di dunia modelling selalu ada perkataan ‘loe belum bisa disebut model kalau belum pernah jatuh di runway’ atau ‘loe belum bisa disebut model kalau belum ketakutan setengah mati ngebawain sepatu yang kekecilan atau kebesaran, atau baju yang terlalu ketat atau terlalu panjang’ karena memang suka duka kita di situ.” Bahkan dalam salah satu pekerjaannya enam tahun yang lalu, Domi pernah mengalami yang namanya nyaris mati. Ketika sedang melakukan pemotretan di pulau Peucang (kepulauan di daerah Ujung Kulon, Banten) Domi beserta para kru tidak menyadari ada ancaman badai di daerah tersebut. Ketika pulang

menggunakan speedboat, ombak sangat tinggi menghantam mereka sampai-sampai Domi dan para kru terjatuh di geladak dan Domi mengalami cedera di bagian tulang belakang. Akhirnya speedboat berbalik ke pulau Peucang, yang pada saat itu belum ada bangunan apapun kecuali sebuah pos kecil di pantai. Sekitar 15 orang tidur dalam satu pos dan baru bisa melanjutkan perjalanan besok pagi. “Saking traumanya aku naik speedboat, aku akhirnya pulang naik tongkang! Perjalanan yang awalnya cuma 1 jam pakai speedboat, jadi 2 setengah jam.” Domi mengenang sambil tertawa. Selain modelling, Domi juga jago berakting yang penampilan perdananya bisa kita lihat di film Berbagi Suami (2006). Bagaimana rasanya, pertama kali berakting langsung disodori film besar? “Deg-degan banget! Apalagi pas lihat lawan mainku semuanya nama-nama besar di dunia akting. Yang meyakinkanku untuk main di film itu adalah teteh Nia (Dinata) karena kebetulan waktu lagi menulis script film ini, teh Nia nonton salah satu show aku, dan dia langsung nyuruh tim kastingnya untuk menghubungi aku. Selama masa syuting aku juga banyak dibantu oleh


jaket: nikicio @ the goods dept. dress: cheap monday @ club culture kalung: antyk butyk @ the goods dept.


sweater: black heart kemeja: cheap monday celana: cheap monday sepatu: cheap monday socks: milik stylist

106

@ @ @ @

the goods dept. club culture club culture club culture


jumpsuit: bcbgeneration @ club culture kalung: bcbgeneration @ club culture

aktor-aktor senior tersebut.” Sekarang ini Domi lebih banyak mengambil FTV disela-sela kesibukannya pemotretan atau berjalan di atas catwalk. Belum cukup berpose dan berakting, ternyata Domi punya bakat terpendam lainnya, yaitu menyanyi dan menari. “waktu SMP aku ikut modern dance dan cheerleading, dan belakangan ini aku lagi suka menari kontemporer. Kalau nyanyi, aku dulu soloist di gereja, tetapi karena nggak ada yang nawarin untuk lanjut, sekarang jadinya penyanyi kamar mandi aja deh!” ujar Domi sambil tertawa. Lantas, bila ada yang menawarkan untuk masuk ke dua dunia itu lagi, apa mau? “Aku selalu mengambil pekerjaan dengan moto ‘take it for fun’. Jangan anggap pekerjaanmu ini memberatkan, karena kalau dilakukan sambil bersenangsenang, hasilnya juga akan bagus. Aku sih sekarang mengambil semua kesempatan yang ada di depanku. Kalau memang talentaku di situ, why not?” Di sela-sela kesibukannya, Domi

masih sempat meluangkan waktu untuk berbagi dengan sesama. Tergabung dalam Yayasan Cinta Anak Bangsa, Domi menjadi duta Angel of Change yang khusus menyelenggarakan acara charity untuk anak-anak kurang mampu. Selain itu Domi juga aktif berkeliling ke sekolah-sekolah dan panti asuhan untuk memberikan edukasi bahaya narkoba. Dengan jadwal yang padat seperti itu, bagaimana Domi menjaga kesehatan tubuhnya? “Yang penting pintar baca tubuh sendiri aja sih. Aku nggak mengikuti diet tertentu, tetapi aku bisa merasa kalau badanku lagi lemas, pengennya cari sop yang kaldunya banyak seperti sop buntut

atau sop iga. Dan untungnya aku suka sayuran, jadi setiap hari aku ada asupan sayuran untuk tubuh. Untuk olahraga, aku suka renang. Sebenarnya aku mau coba muay-thai, tapi badanku gampang sekali lebam, jadi aku pusing juga kalau besoknya ada job, gimana nih aku nutupin lebam-lebam itu? Ha ha ha…” Waktu menunjukkan tepat pukul 12 siang dan Domi harus pamit untuk fitting baju karena keesokan harinya ia diminta berjalan di catwalk lagi. “Ini aku cuma dapet libur 3 hari dari rentetan fashion week kemarin. Pengen liburan kemana-mana tapi nggak bisa. Tapi yasudahlah, take it for fun aja!” ujarnya sambil tersenyum manis.

‘lo belum bisa disebut model kalau belum pernah jatuh di runway’


108


tiga atau lebih tepatnya empat pihak recording dan juga distribution labels yang kami angkat dalam kolom feature kali ini BISA dibilang paling mewakili para pemain utama dalam perannya berbagi pengalaman DI scene musik indonesia. BAIK Pengalaman yang layak dikenang, musti dibuang, GADUH, suka hingga sendu yang tertuang melalui kreatifitas para musisi lewat karya-karya mereka. Dari bandung ada FASTForward RECORDS, sedangkan JAKARta diwakili oleh DEMAJORS DAN organic RECORDS. TAk berhenti di KATEGORI peluncur rilisan format fisik tersebut, kami tak lupa berterimakasih kepada indonesian netlabel union yang sudi berbagi musik SECARA GRATIS lewat halaman-halaman di dunia maya. Well, Here they ARE! OLEH: SANDI EKO & TIM Laksmana


MENYEBUT FASTFORWARD SEBAGAI LABEL MUSIK PALING BERPENGARUH SAAT INI MUNGKIN SEBUAH UNDERSTATEMENT. TANPA MEREKA, SCENE MUSIK DI BANDUNG BISA JADI TIDAK AKAN SEHIDUP SEKARANG. TEKS: TIM LAKSMANA, FOTOGRAFI: DOK. FAST FORWARD

support your local Didirikan pada tahun 1999 oleh Helvi Sjarifuddin dan dua temannya, Achmad Marin dan Didit Aditya, ketiganya mengerjakan semua tugas selayaknya manajer artis dan rekaman (A&R), produser, sampai executive producer. Awalnya, FastForward (FFWD) justru terlebih dulu merilis tiga band dari luar Indonesia; The Cherry Orcards UK), 800 Cherries (Jepang) dan Club 8 (Swedia). “Pada saat itu kami ingin merilis band beraliran indie pop tapi belum ketemu band lokal yang cocok,” cerita Helvi. Tak selang berapa lama, muncul Mocca sebagai nama yang cocok dengan visi awal tiga pria asal Bandung tersebut. “Mocca kirim demo 4 lagu, materi lagu mereka sangat matang, baik dari segi musik maupun vokal. Kami langsung sign mereka dan jadilah Mocca artis lokal pertama FFWD. They were just amazing and phenomenal for us!” lanjut Helvi. Terbukti bukan rekrutan sia-sia, album pertama Mocca terjual 100 ribu keping untuk kaset dan 15 ribu untuk CD, sekaligus meraih “Video of the Year” di MTV Awards. Beranjak dari situ, ketiga pria ini mulai melebarkan sayap dan melirik genre-genre lain. “Sebenarnya nggak ada kriteria spesifik karena kami memilih artis yang benar-benar kami suka saja. Sekarang akhirnya bandnya macam-macam, mulai dari indie pop, synth pop, sampai rock. Mau tahu siapa saja yang berpayung di FFWD sekarang? Mocca, Homogenic, Polyester Embassy, The S.I.G.I.T., Teenage Deathstar, Hollywood Nobody, C.U.T.S., dan rekrutan pertama

110

nylonindonesia.com


teenage death star

the sigit

artist! mereka dari Jakarta, Hightime Rebellion. Music enthusiasts manapun pasti bakal setuju kalau mereka adalah sederet bandband lokal paling cutting-edge saat ini. Satu hal yang perlu diakui, Bandung memang telah lama dikenal sebagai kota penghasil band-band berkualitas, sebut saja mulai era ’90-an dimana Pure Saturday, PAS, dan/rif berjaya, serta bandband yang lebih ‘indie’ seperti Kubik atau Rock N Roll Mafia. Helvi pun mengamini fenomena tersebut,“ Disadari atau tidak, ini adalah nature sejak tahun 70-an dimana Bandung menghasilkan band-band dari berbagai macam genre mulai dari rock, jazz, hingga pop. Letak geografis dan cuaca sangat mempengaruhi cara proses untuk berkarya. Begitupun saat ini, yang pasti para musisi ingin menjadi diri mereka sendiri dan itu sangat penting untuk menjadi yang berkualitas.” “Scene musik di Bandung terus berkembang, lihat saja sekarang semakin banyak band dengan alirannya masingmasing. Yang lebih menarik, tidak sedikit juga band yang mengusung genre crossover, bahkan mencampur unsur musik traditional dengan modern. Selain itu, hardcore, post punk, post hardcore dan shoegaze kembali menjamur seperti 10 tahun lalu,” tambahnya. Setelah berevolusi menjadi respected label bukan hanya di Bandung, tapi juga Jakarta bahkan Indonesia, FFWD pun merasa mereka punya semacam misi

selain hanya menjadi produser rekaman. Mereka terus aktif menghidupkan scene dengan menggelar regular gigs, salah satunya the infamous Coup De Neuf yang diadakan setiap 2 -3 bulan, menampilkan guest performers dari Jogja, Jakarta dan Surabaya. “Kita mulai bikin event sejak 2001, sampai akhirnya tahun 2006 kita kolaborasi dengan Aksara Records untuk bikin konser band luar pertama yaitu Kings of Convenience di Bandung dan Jakarta. Setelah itu, kita sudah mendatangkan Phoenix, Belle and Sebastian, Tame Impala, Sondre Lerche, The Whitest Boy Alive dan Jens Lekman,” cerita Helvi. Topik obrolan pun berlanjut dengan perkembangan industri label musik di Indonesia. “Indonesia membutuhkan banyak label dan media pendukung karena semakin banyak band-band baru bermunculan sekarang,” jawab Helvi. “Semakin banyak label, dan dalam format apapun seperti net label, semakin bagus. Karena dengan begitu scene musik di Indonesia bakal terus berkembang pesat.” Di sisi lain, Helvi menyayangkan kebiasaan orang-orang membajak musik yang sudah menjadi fakta yang tidak bisa terhindari lagi. “Music piracy tidak hanya merugikan label, tapi juga artisnya. Selain ada biaya yang harus dikeluarkan untuk menciptakan ide kreatif, juga ada biaya untuk merilis lagu atau album,” alasannya. “Membicarakan pembajakan musik tak akan ada habisnya, tapi ketika penikmat musik bisa menghargai dan men-support musisi dengan membeli karya mereka, scene kita akan survive dan tentunya

mocca

akan semakin banyak lagi karya-karya berkualitas. Lantas setelah hampir 15 tahun berjalan, bagaimana Helvi memposisikan labelnya sekarang? FFWD Records adalah label independen yang merilis band-band yang kita suka, karena kita juga adalah fans mereka. Mindset ini tidak akan pernah berubah dan sebisa mungkin kami akan selalu mendukung scene dengan cara ini. Semoga FFWD bisa memberi kontribusi untuk kian mencerahkan scene musik di Indonesia,” tandasnya mantap. “Tapi untuk sekarang, kami mau fokus dulu untuk merilis albumnya C.U.T.S., Hightime Rebellion dan Teenage Deathstar. Album kedua The S.I.G.I.T., ‘Detourn’, baru saja dirilis dalam format CD, kaset dan vinyl,” kata Helvi seraya menutup obrolan. Having said that, we’re all anticipating more big things to come from the label, that’s for sure!

nylonindonesia.com

111


112

Nama label yang satu ini sebenarnya sudah ada jauh hari sebelum saya mengunjungi salah satu markas mereka di daerah Jl. Fatmawati Raya, Jakarta Selatan, pada salah satu momen di tahun 2009 yang silam. Target utama kala itu adalah sebuah event Buka Puasa Bersama salah satu band yang memang berada di bawah naungan demajors, yakni Efek Rumah Kaca. Selain menyajikan sebuah film pendek untuk dikonsumsi bersama-sama, talkshow dan jamming session Efek Rumah Kaca bersama beberapa musisi termasuk salah satunya Anda Perdana juga mendampingi berbagai hidangan di sudut ruangan, pada pekan terakhir bulan Ramadhan tahun tersebut. Duabelas tahun berjalan sudah sejak Demajors didirikan – awalnya sebagai sebuah Record Store, kini Demajors berkembang menjadi beberapa bentuk bisnis lain dan masih dalam koridor musik. Saat ini katalog mereka meliputi lebih dari 100 artis-artis lokal dengan beragam genre musik seperti Parkdrive, Endah N Rhesa, Pure Saturday, White Shoes & The Couples Company, Adhitia Sofyan, LLW, dan lain-lain. Serta ditambah lebih dari 10 artis internasional yang diwakili di Indonesia tseperti Monday Michiru, Thirdiq, Martin Denev, Joujouka, Root Soul, dan Domu. Gedung kantor Demajors Independent Music Industry di bilangan Gandaria yang memfasilitasi berbagai kegiatan termasuk store dan live venue. Berikut wawancara singkat kami dengan David Karto dari Demajors Independent Music Industry.

high fidelity TEKS: SANDI EKO. FOTOGRAFI: M. ASRANUR

nylonindonesia.com


Hai, David! Langsung saja, bisa ceritakan awal mula berdirinya demajors? demajors berdiri di tahun 2001 sebagai sebuah record store, bahasa umumnya yaitu toko piringan hitam. Lalu setelah berjalan sekitar 3 tahunan terjadi perubahan karena scene DJ mulai meninggalkan penggunaan vinyl dan lebih memilih mp3 (digital) membuat kami memutuskan untuk menutup record store dan terjun mendalami industri musik. Lebih spesifik sebagai label dan distribusi rekaman, hingga hari ini. Bagaimana kriteria Anda dalam memilih artis-artis atau bands yang akan dirilis di bawah bendera Demajors? Sebetulnya secara kriteria tidak terlalu rumit. Terutama untuk yang titip-edar, kami cenderung bebas terhadap materi musikalnya. Yang menarik, walaupun cenderung bebas, sejauh ini rata-rata band yang menitip-edarkan rekamannya kepada kami memiliki benang merah satu sama lainnya. Dengan range musik populer yang sifatnya masih alternatif di negeri ini. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut terkait proses A&R yang kami lakukan untuk rilisan master license, yang memang memiliki proses yang lebih seksama. Kebanyakan dari band yang bekerja sama titip-edar dengan kami melihat kesamaan spirit dan visi lewat rilisanrilisan master license kami yang mencakup wilayah jazz, soul, electronic, indie rock, hingga metal tersebut. Disini wilayah A&R kebetulan langsung dengan saya dan untuk sekarang dibantu oleh David Tarigan. Aktivitas kalian sekarang merambah hingga ke store, live venue, bahkan radio streaming. Lalu bagaimana

white shoes and the couples company

efek rumah kaca the milo

endah and resha

kalian menyebut Demajors? Apa tujuannya dengan “perluasan� tersebut? Betul. Store, venue, radio streaming dan sebentar lagi demajors.tv adalah bagian dari pergerakan demajors itu sendiri untuk terus berkreasi dan mencoba masuk ke dunia yang lebih luas lagi sambil terus menyebarkan konten yang ada di katalog kami. Berapa orang yang menjadi kru/ karyawan Demajors seluruhnya? Bisa tolong jabarkan bersama strukturalnya? Tim yang ada di demajors itu beranggotakan sekitar 25 orang. Terdiri dari tim manajemen, promosi, event and booking, nu-media, demajorsradio, desain, A&R, distribusi, finance, direct selling dan juga tim [at]demajors (outlet).

Bisa ceritakan secara singkat, tahapan yang kalian jalankan dalam meluncurkan rilisan baru, mulai dari proses awal, (rekaman misalnya) sampai produknya siap dipasarkan? Untuk prosesnya hampir sama pada umumnya dari pra produksi (recording, mixing, mastering, artwork, promo strategy) lalu masuk ke distribusi dan diteruskan dengan peluncuran single atau media gathering untuk mengenalkan ke teman-teman media radio, cetak, online, maupun TV. Sekarang bisa dibilang sebagai fase berikutnya atas geliat scene musik indie di Indonesia. Dari sisi kreativitas para musisinya, ada komentar mengenai hal itu? Setiap band atau kolektif musik semakin mengerti akan

apa yang mereka hendak dan sedang lakukan. Paket kreasi yang mereka tawarkan lebih variatif dan juga kuat. Seperti yang kita ketahui, sebagai musisi yang independen pastinya mereka punya ruang yang lebih luas untuk berkreasi, baik dari menciptakan lirik dan lagu, musik, visual artwork, sampai ke konsep panggung. Mereka sudah pasti akan tampil beda dari yang umum. Artis/band baru yang berbahaya menurut seorang David Karto? Pertanyaan yang cukup sulit. Tapi saat ini saya sedang menikmati proses Matajiwa (Anda Perdana dan Reza Achman).

nylonindonesia.com

113


Kalau dilihat dari proses terbentuknya, label yang berikut ini lebih unik lagi, sebab Organic Record pada awalnya merupakan inisiatif para personel band Maliq & D’ Essentials setelah memutuskan untuk berpisah dari label lama yang pernah menaungi mereka. Tapi jangan salah kira, hanya karena dibangun oleh personel band dengan genre jazz, bukan berarti Organic Records juga membatasi artis-artis rilisannya. Semangat Organic Records justru lebih besar dari itu. Bisa dilihat dari beberapa rilisan seperti album solo karya vokalis Teenage Death Star, Sir Dandy lewat album Lesson #1, Boogiemen, dua album milik Twentyfirst Night, Prodigal Son-nya Rock N Roll Mafia, serta yang belakangan adalah salah satu album yang paling diantisipasi di akhir tahun 2012, Katalika dari The Upstairs. Album terbaru Maliq & D’ Essentials berjudul Sriwedari juga baru saja dirilis 25 Januari kemarin. Berikut catatan-catatan dari Widi Puradiredja, Produser Organic Records yang telah bersedia menjawab beberapa pertanyaan NYLON guys.

label killed the tv

Bisa ceritakan awal mula berdirinya Organic? Organic Records didirikan tahun 2007 oleh MALIQ & D’Essentials. Karena kami ingin melakukan sesuatu yang lain di luar sebagai musisi di atas panggung. Berdasarkan pengalaman kami sebelumnya bekerja sama dengan independent dan major label, membuat label sendiri nampaknya sesuatu yang menyenangkan dan menantang baik dari sisi musiknya maupun business wise. Bagaimana kriteria Anda dalam memilih artis-artis atau bands yang akan dirilis di bawah bendera Organic? Nggak ada kriteria, yang penting saat dengar musiknya kami merasa tertarik, karena dari situ kami jadi ada passion untuk mengerjakan. Dan yang paling penting musisinya punya attitude yang enak, karena kalau attitude saja sudah nggak enak, bagaimana mau menyatu dengan labelnya? Bisa tolong jabarkan bersama strukturalnya, orang-orang yang menjadi kru/karyawan Organic? Di Organic Records ada beberapa divisi. Di Produksi Musik ada gue sebagai Produser dan Jawa. Lalu, ada Eko Yudiyantho sebagai Managing Director yang juga salah satu owner dari Organic Records, dia bareng sama gue menjadi A&R plus

114

nylonindonesia.com

TEKS: SANDI EKO. FOTOGRAFI: DOK. OORGANIC RECORDS

sebagai Business Development. Di Promotion & Media Manager yang bertanggung jawab atas segala promotional plan beserta seluruh kegiatan ke media cetak, radio, tv, new media dan social media, bahkan kalau ada mahasiswa atau anak sekolah yang mau wawancara untuk

tugas korespondensinya juga lewat dia dibantu oleh seorang Promotion Officer. Seorang sekretaris kantor yang karena dia sangat update... (tertawa), juga suka bantu mengurus social media dan satu orang lagi di bagian produksi cd dan distribusi ke toko-toko. Terakhir, seorang Head Road Manager yang mengurus


sir dandy

maliq & d’ essentials

stars segala kepentingan performance dan riders, meskipun ada beberapa band di label yang memiliki Personal Manager, Road Manager dan tim produksi untuk urusan manggung. Tapi, biasanya kami saling korespondensi untuk mencegah terjadinya miskomunikasi, dan itu berlaku untuk semua kegiatan promosi. Bisa ceritakan secara singkat, tahapan yang kalian jalankan dalam meluncurkan rilisan baru, mulai dari proses awal, (rekaman misalnya) sampai produknya siap dipasarkan? Pertama kami pelajari materinya. lalu membahas konsep, visi, misi, dan ekspetasi dari artisnya. Kemudian masuk produksi (prepro, recording, mixing, mastering) di masa ini pun tim manajemen membuat strategi marketing dan promosi. Hasil berupa master dikirim ke percetakan untuk duplikasi cd dan cover yang sudah disetujui sebelumnya melalui proses dummy di antara waktu itu materi single didistribusikan ke radio-radio seluruh Indonesia. Waktu pengiriman single diatur sedemikian rupa mengikuti timeline dari promotional plan. Setelah cd selesai lalu didistribusikan ke toko-toko, namun sistem kerja tahapan ini bisa berubah-ubah sesuai strategi dan kebutuhan tiap band juga beberapa kondisi lain.

Punya idola pribadi dengan artis rilisan Organic, maksudnya secara musikal? Kami mengidolakan semua musik artis kami dari sejak awal mereka kasih denger materinya, itu sebabnya kami mau ngerilis. Tapi yang secara musikal oke, ya Sir Dandy... Iya kan? (tertawa) Artis/band baru yang berbahaya menurut Anda? Boyband-boyband baru di TV! Bahaya dalam arti sebenarnya, jadi kalau bisa nggak usah ada lagi. Apa program Organic dekat-dekat ini? Kami masih dalam masa promo album terbaru MALIQ & D’Essentials (Sriwedari), main ke radio-radio, ke media cetak. Akan ada program showcase di beberapa toko cd (masih dalam tahap pematangan), tur Sriwedari ke 7 kota di Indonesia, lalu rencana merilis single kedua dari The Upstairs dan Rock N Roll Mafia. Selain itu meratakan pendistribusian cd agar lebih luas lagi. Dalam waktu dekat beberapa artis kami juga akan merilis di iTunes versi digital-nya, serta akan ada beberapa event bulanan di sebuah tempat yang bekerjasama dengan Organic Records. Tentunya kami terus melakukan Research & Development baik dari segi musik/band maupun bisnis.

rock ‘n’ roll mafia boogiemen

the upstairs

nylonindonesia.com

115


STAND AS ONE! TEKS: SANDI EKO. FOTOGRAFI: DOK. INDONESIAN NETLABEL UNION

Sudah jadi kodratnya kalau kuda penarik kereta bangsawan pada zaman dahulu kini digantikan perannya oleh kendaraan bermotor yang kemudian diukur juga dengan satuan tenaga hewan paling multitasking itu sendiri (horsepower). Transformasi pada akhirnya selalu menjadi kondisi yang tak bisa dihindari. Kereta kuda kini telah berganti menjadi kendaraan besi. Seperti halnya transformasi yang dialami oleh saluran distribusi atas sebuah karya musik. Format audio terus berubah mengiringi zaman. Dari era pre-vinyl, kemudian masuk ke dimensi vinyl yang melaju ke format kaset dan beranjak ke dunia digital seperti sekarang. Berbicara tentang digital audio format, para penggiat netlabel lokal lantas berkumpul menjadi satu tubuh ndonesian Netlabel Union (INU). Salah satu penggagasnya, Wok The Rock dari YESNOWAVE Records mengatakan aktivitas yang dilakukan penggiat netlabel sebagai hak menyediakan ruang untuk saling berbagi. “Bukan sekadar musik, tapi ini adalah aktivitas budaya karena secara ekonomis bersifat non-profit,” ujar Wok saat dihubungi NYLON guys via telpon. Kemudian saat ditanya mengenai alasan dibentuknya Indonesian Netlabel Union, Wok mengungkapkan supaya di antara netlabel tersebut tersedia forum atau wadah bagi mereka untuk saling mengenal. Pria yang dikenal memiliki banyak proyek sampingan dalam koridor musik dan budaya ini mengaku belakangan sedang menikmati karya-karya dari band Senyawa asal Jogjakarta. “Sebenarnya musik eksperimental dari Barat tapi mereka gabung dengan musik daerah. Personelnya cuma berdua, terus vokalisnya nyanyi ala– ala Mike Patton gitu,” perkataan Wok itu membuat saya penasaran dan ketika sadar, saya temui diri saya tengah berseluncur asik di antara riak ombak netlabel-netlabel yang menawarkan berjuta kreasi para musisi, berikut beberapa di antaranya:


KANAL 30

HUJAN! REKORDS

KANAL30 bukan hanya sebatas netlabel, tapi kanal ini merupakan sub-divisi dari KANAL30 Radio. Dan saat KANAL30 Radio yang beroperasi dari Malang ini telah terbuka di salah satu tab perambah internet, maka selain bisa mengunduh rilisanrilisan dengan musikalitas yang tak kalah bagusnya dengan yang sering bersliweran di layar TV, bersiaplah juga untuk menyerap berbagai artikel di dalamnya. Informatif dan layak dimasukan ke dalam satu tempat di daftar bookmarks!

Netlabel ini dilahirkan di Bogor pada akhir 2009 dengan tujuan memberikan alternatif melalui jalur net-release secara gratis melalui format digital audio. Hujan! Rekords membawahi rilisan-rilisan dengan genre yang cukup variatif, cek saja daftar Top Download mereka, disana terdapat Sajama Cut, The Safari, Bottlesmoker, Tantrum, hingga Azis Suraj yang mengusung format musik akustik.

117

INMYROOM RECORDS Ridwan dan Ganesha mendirikan netlabel ini di Januari 2008, idenya adalah untuk mempersatukan teman-teman sesama ‘musisi kamar’, yang bermain, merekam, dan mendistribusikan karya-karyanya secara pribadi. Musik yang bukan untuk dijual tapi dibagikan gratis! Salah satu musisi yang pernah dirilis dan kemudian dikenal secara luas adalah Aditya Sofyan. Sempat juga merilis album kompilasi inmyroom netlabel mixtape vol. 1 (2011) berisi 10 karya para musisi seperti Belkastrelka, J. Irwin “Bangkutaman”, Bottlesmoker feat. Ajie “The Milo” Gergaji, dan lain-lain.

YESNOWAVE

MINDBLASTING

Netlabel ini sudah bergerilya sejak tahun 2007, dikelola oleh Wok The Rock, Bagus Jalan, dan Adya Mahardhika. Aksi ‘gift economy’ yang dijalankan YESNOWAVE merupakan tawaran alternatif dalam mendistribusikan musik secara gratis. Sampai saat ini YESNOWAVE telah merilis sebanyak 65 album dari musisi-musisi yang telah diakui, sebut saja Frau, The Upstairs, Senyawa, dan White Shoes And The Couples Company. YESNOWAVE juga memproduksi merchandise dimana hasilnya digunakan untuk membiayai kontrak hosting, domain, dan update pada website tersebut.

Salah satu poin menarik dari Mindblasting adalah tempat mereka berdiri, yakni Kutoarjo! Dari sebuah kecamatan kecil di Jawa Tengah, Mindblasting memiliki semangat yang melebihi negara adikuasa, dengan menggunakan media internet sebagai media yang tepat untuk mensupport musisimusisi berbakat tinggi. Mengaku tidak membatasi rilisan pada satu genre tertentu, Mindblasting menerima musik apapun, dari pop sampai metal, dari 80’s disco sampai darkwave dan industrial. Tapi ujung-ujungnya tetap saja, punk, hardcore, grindcore, blackmetal dan berbagai subgenre dari musik metal disambut dengan lebih lapang lagi!

STONEAGE RECORDS Jangan khawatir, label ini tidak membawahi band-band atau musisi-musisi yang mengusung genre musik dari zaman batu, walaupun musikmusik rilisan mereka memang sekeras itu. StoneAge Records merupakan netlabel yang berusaha mengumpulkan berbagai bentuk audio-visual dari musik subkultur punk dan semua cabang genre-nya. Tapi menariknya di tahun 2010, sebuah rilisan berisi berbagai genre musik mulai dari indie pop, shoegaze, folk sampai postrock berjudul Silent Sight justru mereka telurkan. Selain rilisan tersebut, StoneAge Records adalah pit yang tepat untuk mencari rilisan dari band-band paling cadas!


Jaket : Cav Empt @ Surrender


119 like a

Stone

Di tempat yang sakral, Kaka bercerita lebar tentang perjalanan hidupnya bersama Slank sambil diselimuti alunan musik blues. Metamorfoblus! Teks: Sandi Eko, Fotografi: Rude Billy, Stylist: Ayu Hendriani, Asisten Stylist: Karina Mustika

jaket: naked & famous @ denim destination t-shirt: peepo @ the goods dept. vest: topman

g n i l l o R


enangan dan kemenangan. Kenangan, seperti serakan visual atas sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya dan terus mengendap di sela-sela otak manusia. Tentu penjelasan barusan bukanlah sebuah definisi dari teori ilmiah. Hanya saja, kenangan dari hari-hari yang sempat digaungi oleh beberapa album klasik favorit milik Slank – seperti Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), dan Tujuh (1997), yang spontan menguap ke langit-langit kepala saya saat tim NYLON guys sepakat untuk memilih Kaka ‘Slank’ dalam kolom feature: music edition kali ini. Sedangkan ‘kemenangan’ mewakili hasil dari proses perjuangan, seperti yang telah Slank lakukan dalam meniti karir mereka sejak band ini berdiri dengan rentetan fase naik dan tentunya, fase ngedrop.

Kemeja : Vanishing Elephant @ OTOKO Celana pendek : Vanishing Elephant @ OTOKO

blazer: andrew & david @ the goods dept. kemeja: fred perry sweater: pure denim kuyichi @ denim destination


121 Potlot Lane Memories

sweater: cheap monday @ club culture celana: jan/sober @ the goods dept.

Saking berpengaruhnya Slank di mata musisi-musisi lain, salah satu majalah remaja pada era 90’an – yang masih saya simpan satu copy-nya sampai sekarang, bahkan sempat mengutip pernyataan seorang Ahmad Dhani. Waktu itu Dhani sempat mengatakan bahwa saat merintis Dewa 19, ia pernah bercita-cita agar band yang ia perkuat tersebut nantinya bisa tumbuh besar seperti Slank. Dan saat majalah tersebut beredar di bulan Desember 1997, nama Slank sudah berkibar lewat enam full album yang bersenjatakan beberapa hits dengan lirik lagu paling lugas yang pernah dibuat, abadi, dan tentunya dibarengi rock ‘n’ roll attitude paling liar. Berbicara mengenai Kaka, pria yang memiliki nama asli Akhadi Wira Satriaji ini telah bergabung dengan unit rock and roll terbesar di Indonesia tersebut sejak tahun 1989 untuk menggantikan vokalis sebelumnya, Well Willy. Kaka direkrut oleh Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim, penggebuk drum sekaligus founder Slank yang tak lain adalah kakak sepupunya. Sebagai frontman, Kaka memiliki karismanya tersendiri, baik di mata para Slankers maupun masyarakat umum. Kaka dan Bimbim kemudian menjadi elemen yang tak bisa dipisahkan dari tubuh Slank, padahal sebagai band yang hingga tahun ini sudah berumur 24 tahun terhitung dari masuknya Kaka, gonta-ganti personel sempat dialami oleh band. Hanya beberapa menit terlewat dari pukul 5 sore saat kami sampai di rumah berhalaman luas tersebut. Ya, NYLON guys akhirnya mendarat juga di markas Potlot. Satu tempat berjuta cerita. Tongkrongan bersejarah yang pernah membesarkan banyak musisimusisi handal yang kita kenal sekarang. Baru saja menunggu beberapa menit, sang bidadari penyelamat Slank, Bunda Iffet, menemui kami di teras rumah. “Barusan Kaka ngabarin, dia terjebak macet di daerah Kalibata,” Bunda meneruskan pesan Kaka. Benar saja, tak lama Bunda berlalu Kaka akhirnya tiba jua, pria itu lalu meraih tangan-tangan kami seraya menyapa khas, “Sudah lama nunggu? Macetnya ngehek banget!” sambil nyelonong ke lantai atas menyusul keberadaan sang manager.


The Blue Generation Wine Woman Whiskey merambat samar dari iPod yang Kaka sambungkan ke loudspeaker di ruangan tempat saya berbincang dengan pria yang nyaris berusia kepala empat itu. Dari gerak badannya yang sesekali mengikuti beat lagu, jelas yang sedang diputar saat itu adalah playlist favoritnya. Ruangan sebelah merupakan studio musik milik Slank. Melalui kaca besar transparan di hadapan mixing board dapat terlihat jelas beberapa kru tengah sibuk soundcheck untuk program radio yang akan dilaksanakan live di tempat itu seusainya wawancara. Lumayan hectic memang Potlot malam itu. “Sekarang gue totally anak band,” jawabnya mengungkap pertanyaan mengenai kegiatan yang sedang digelutinya saat ini. Padahal tentu maksud saya saat itu adalah kegiatan di luar nge-band. “Selain itu gue juga melakukan sedikit kerjasama membikin jeans yang gue butuhkan dan fit sama gue. Soalnya, tiap kali mencari wardrobe terutama celana, ujung-ujungnya gue selalu ke women section. Pinggang gue susah,” ia lantas menjelaskan. “Sebenarnya jeans yang gue cari adalah yang selain bisa dipakai buat pergi, juga bisa dipakai manggung,” imbuhnya santai.

122

Senada dengan lagu-lagu Slank yang ber-setting alam seperti Nggak Perawan, Tepi Campuhan, Anyer 10 Maret, dan Lembah Baliem, Kaka juga diketahui sedang menggemari olahraga diving. Ia mengaku sudah lama jatuh cinta dengan laut. “Udaranya, suaranya… mood-nya. Tapi sebagai hobi, itu berawal ketika gue diajakin satu acara yang berkonsep tantangan, di salah satu stasiun TV lokal. Waktu itu gue menyanggupi untuk berenang sama hiu!” kata Kaka bersemangat. Olahraga diving kini menjadi pelarian di kala penat yang akan dilakukannya kapanpun ia mau, sampai-sampai saat konser Slank di Timor Leste beberapa waktu lalu pun ia sempatkan mencuri waktu untuk mengeksekusi hobi barunya itu. “Terakhir gue diving di Timor Leste kemarin pas Slank main. Sebelum berangkat kesana gue browsing dulu info-info diving site yang ada di


Purple Haze Kurun waktu 1990 – 1997 adalah fase awal tumbuhnya Slank sebagai ikon musik rock ‘n’ roll dengan gaya hidup slenge’an dan seperti yang semua orang tahu, bergelimang narkotika. Membicarakan seputar hal itu, Kaka teringat masa-masa sulit yang ia alami bersama Slank. “Di salah satu album, ada yang sempat gue garap cuma berdua sama Bimbim. Dapat empat lagu, yaitu Jerry…, Kopi Air Hujan, Siapa Yang Salah, dan umm… Balikin,” akunya seraya meraba ingatan ketika menyebut judul-judul lagu tadi. Dari penjelasannya

itu, jelas ia sedang menyinggung album Tujuh, album transisi sepeninggal personel lama mereka, yakni Bongky, Indra dan Pay. Dengan kata lain Tujuh merupakan tonggak awal dimana Ivanka, Ridho Hafiedz, dan Abdee Negara terlibat penuh sebagai personel tetap. “Tahun 1999 adalah masa parah-parahnya, itu setahun sebelum gue sembuh dari ketergantungan narkoba. Makanya, Virus menjadi album favorit gue, karena album itu ada di fase setelah gue sembuh,” kenang Kaka. “Sebelumnya gue sudah seperti apotek berjalan. Kalau lagi nggak mau tidur gue pake ‘itu’, kalau harus ketemu orang pakai yang lain, terus kalau lagi pingin tidur, ya pakai jenis yang lain lagi,” ia menambahkan. “Hubungan drugs dengan Slank waktu itu lebih ke kuantitas karya yang dibuat. Nggak ada capeknya. Kalau sudah bikin lagu, bisa dari sekarang sampai keesokannya. Itu jadi semacam doping, kalau sekarang lebih manusiawi. Waktunya tidur, ya tidur. Intinya, don’t push art!” di sofa merah itu ia kembali bercerita. “Selain itu, kadang kalau melihat sesuatu yang pernah dibikin dulu, sekarang sering nggak ngerti juga. Seperti di album 99,99% misalnya, cover-nya graffiti dan saat itu kami bikin semacam kode-kode yang sekarang gue aja lupa apa maksud dari angkaangka tersebut,” ujarnya setengah tertawa. Status ‘dicekal manggung’ yang sempat menimpa Slank sejak beberapa tahun lalu pun akhirnya dicabut

kemeja: (bagian dalam) ben sherman @ denim destination kemeja: (bagian luar) ben sherman @ club culture dasi: the cufflink store @ the goods dept.

daerah itu. Jadi, jadwal Slank main hari Sabtu tapi Jumatnya gue udah sampai disana buat diving,” tawanya kembali tertumpah saat itu. “Anyway, diving itu olahraga yang by the book banget, nggak bisa improve. Yang terpenting, don’t dive alone!” ia seraya menerangkan hal itu demi keamanan saat menyelam. Sudah banyak diving site yang ia jelajahi dengan berbagai cerita seru. “Pernah satu kali pas diving di Gorontalo, gue mendengar ledakan yang lumayan keras dan di bawah air sampai bergetar. Gue sama diving buddy kebingungan. Pas udah sampai di boat gue nanya ke orang disitu, katanya, ‘itu bom ikan, mas!’” Kaka menyayangkan.


parka: fred perry celana: monkee genes @ denim destination

oleh Polda. Kini, dengan kondisi badan yang lebih ‘sehat’, Kaka bersama Slank telah menginjak fase berikutnya dari scene musik Indonesia. “Sekarang, mau cari musik genre apa aja ada, kalau dulu pilihannya sedikit. But, I love indie scene. Mereka lebih merdeka,” katanya. “Yang membahagiakan dari saat sekarang adalah industri musik lebih hidup. Walaupun, karena saking hidupnya industri musik tadi, untuk kualitas musiknya gue justru nggak terlalu memperhatikan. That’s why, kalau melihat aliran musik yang ada, gue lebih condong ke indie scene. Sayang juga sebenarnya, musik-musik bagus tapi nggak bisa di-push secara besar-besaran. Tapi, mungkin juga spirit mereka memang begitu, independent. Nggak terlalu pusing sama yang namanya mainstream,” tutur Kaka mengenai wajah musik Indonesia saat ini. Mengenai musisi yang tengah diikuti, Kaka menjawab, “Gue suka Endank Soekamti! Album terakhir mereka benar-benar dikonsep, gue sampai mengikuti dokumentasinya lewat Youtube. Spirit untuk bikin albumnya niat banget.” Dan saat mengetahui ia juga terlibat dalam sebuah label jeans bersama David Bayu, saya lantas bertanya iseng komentarnya tentang Naif. “Kalau Naif nggak usah ditanya lagi lah. Gue pernah tur bareng sama mereka. Asik, mereka itu anak-anak yang punya musikalitas tinggi dan idealis,” lontar pria penggemar The Rolling Stones dan Bob Marley itu. “Dari Bob Marley kami mengambil spiritnya. Dia itu musisi dari negara kecil tapi seluruh dunia bisa tahu. Paling suka lagu Stir It Up, lirik lagu itu sebenarnya jorok tapi mood dan bahasa yang dia pilih di situ bagus banget,” ia lalu menerangkan maksud lagu tersebut yang menurutnya adalah tentang make love.

“sekarang, mau cari musik genre apa aja ada, kalau dulu pilihannya sedikit. But, I love indie scene. Mereka lebih merdeka.”


suit: all by topman


shopping list 707 – Jl. Kemang Raya 8B Jakarta, 12730. Argyle & Oxford – www.argyleandoxford.com Club Culture – Kemang Village, Level GF Jl. P. Antasari , Jakarta. Denim Destination – Senayan City Level 2, Jl. Asia Afrika, Jakarta. Dewi Darmawan (Make Up Artist) – 082123131238 Fred Perry – Plaza Indonesia Level 2 #E27A Linea – Kemang Village, Level GF Jl. P. Antasari , Jakarta. Lisa Fazaki (Make Up Artist) – 085692004039 Otoko – Jl. Cipete Raya 55 H, Jakarta. Standard Denim Supply Co. – Plaza Senayan Level 2 Unit 238A-240A Jl. Asia Afrika No. 8, Jakarta. Swank – www.sswank.com The Goods Dept. – Pacific Place Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53 Lt. 1, Jakarta. TOPMAN – Senayan City Level 1-00, Jl. Asia Afrika, Jakarta. Wagadiwa – www.wagadiwa.com Y3 – Plaza Indonesia Level G Jl. M.H. Thamrin Kav. 28 - 30, Jakarta Pusat.

subscribe & save 30%

best deal

Ya, saya ingin berlangganan majalah

cara pembayaran

Nama Tanggal Lahir

Cash

Perusahaan Jabatan Alamat pengiriman

Kantor

Kota

Transfer

Rumah Negara

Kode Pos

PT. Tiga Visi Utama. Bank Mandiri Sudirman No. rek. 102 00 4567899 9

Telpon HP Fax Email Mulai berlangganan dari bulan

Cover Price

NORMAL PRICE

Subscribe PRICE

Saving

NYLON

Rp. 35.000 (12 edisi)

Rp. 420.000

Rp. 294.000

30%

NYLON Guys

Rp. 35.000 ( 6 edisi)

Rp. 210.000

Rp. 147.000

30%

Untuk Luar Jakarta tambah biaya ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon (021) 3199 1178

Kirim formulir ini ke : Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91178, fax. (021) 349 91179

Hubungi Sita tel. 021-3199 1193 / fax. 021-3199 1178. Mohon konfirmasi melalui telepon sebelum melakukan transfer

follow us on

NYLON_IND

www.mpgmedia.co.id

NYLON Indonesia

PT. Tiga Visi Utama Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350


!

t u

w o n

o

www.nylonindonesia.com nylonindonesia

@nylon_ind


roman fever

DENGAN FILM BARUNYA YANG BERNUANSA ELEKTRIK, ROMAN COPPOLA MENYAMBUT KRISIS PARUH BAYA DAN BERGEMBIRA DI PEMBUATAN FILM. Teks: ASHLEY BAKER. ILUSTRASI: ANDREA VENTURA.

Itu mungkin, saya dekat dengan adik saya, dan kami punya hubungan yang sensitif. TETAPI KAMU PASTI TIDAK PERNAH MELEMPAR MEJA KELUAR JENDELA UNTUK MEMBALASKAN DENDAM SOFIA, SEPERTI YANG DILAKUKAN SWAN KETIKA NOVEL IZZY DITOLAK OLEH PENERBITNYA? [tertawa] saya belum pernah melakukannya, tetapi saya bisa saja bila itu membuat Sofia merasa lebih baik. BAGAIMANA PERKEMBANGANMU SEBAGAI SUTRADARA DAN PENULIS SEJAK CQ RILIS? Saya sungguh tidak tahu. Saya butuh waktu mingguan sampai bulanan. Saya mendapat berbagai tawaran seumur hidup saya. Kadang itu proyek komersil, kadang itu undangan dari Wes [Anderson] untuk ikut bertualang bersamanya di India. Kamu hanya harus membawa hidupmu untuk mengejar hal yang menarik untukmu dan memuaskan rasa penasaranmu, dan kemudian, waktu berlalu. BERAPA SERING KAMU MENDENGAR “IDE BAGUS, ROMAN, TAPI ITU TERLALU GILA”? Saya punya banyak ide gila yang menyenangkan yang terkadang konyol, dan memang sulit untuk membuat orang tertarik. Tetapi saya mengalami banyak tekanan saat proses penyelesaian dan penuangan ide, walaupun tidak ada yang menyadarinya. KAMU TIDAK TAMPAK SEPERTI ORANG YANG GAMPANG BOSAN. Tidak bila saya punya secarik kertas dan sebuah pensil di tangan.

HANYA KARENA ini sudah 12 tahun sejak rilisnya CQ, film terakhir yang ditulis dan disutradarai oleh Roman Coppola, bukan berarti lelaki ini bersantai-santai. Salah satu sutradara Hollywood paling produktif, Roman membuat berbagai proyek tanpa henti, baik itu menulis review pendek tentang W Hotel, mendapatkan nominasi oscar, bersama dengan Wes Anderson, untuk film Moonrise Kingdom, atau berkolaborasi dalam film adaptasi On The Road. 8 Februari menandai peluncuran karya terbarunya, A Glimpse Inside the Mind of Charles Swan III, film surealis yang menggunakan narasi linear: seniman tua yang playboy ditinggalkan oleh pacarnya, menyesal, menyabotase seluruh kegiatan mantannya, dan kemudian berdamai dengan dirinya sendiri. Kami menelfon Roman untuk bertanya tentang cerita dibalik ini.

PAHLAWANMU, SANG DESAINER GRAFIS CHARLES SWAN III, DIPERANKAN OLEH CHARLIE SHEEN. APAKAH KAMU SELALU MEMIKIRKAN DIA? Saya mematangkan ide tentang karakternya dahulu. Secara spontan, saya mengobrol dengan Charlie, dan ia bilang, “Oh, kita harus membuat film bersama dalam waktu dekat ini.” Itu membuat saya semangat untuk menyelesaikan ini dan bisa mendekati Charlie.

128

nylonindonesia.com

FILM INI MULAI PRODUKSI TIDAK LAMA SETELAH INSIDEN ‘DARAH MACAN’. BAGAIMANA KEADAANNYA DI LOKASI? Charlie sangat profesional dan berkomitmen. Dia ada di setiap adegan di film, dan ia harus datang kerja lebih pagi, belajar bahasa Spanyol, belajar menari, dan belajar menyanyi dalam bahasa Portugis. Ia tidak bisa melakukan itu semua tanpa dedikasi yang tinggi. Saya tidak mau berbicara

atas namanya, tapi mungkin ia berusaha sekeras ini dalam hidupnya karena ia tidak ingin mengecewakan saya. Ia melakukan pekerjaan dengan baik. SWAN MENGALAMI KEGAGALAN DENGAN PARA WANITA, TETAPI SEBAGAI KAKAK, IA SANGAT MANIS. APAKAH HUBUNGANNYA DENGAN ADIKNYA, IZZY, BERDASARKAN HUBUNGANMU DENGAN SOFIA?

BERAPA PROYEK YANG BISA KAMU TANGANI DALAM SATU WAKTU? Beberapa waktu terlewat dengan aneh. Saya bekerja dengan hal yang sangat beragam. Pada perusahaan produksi saya, The Directors Bureau, kami mengerjakan proyek singkat untuk klien seperti Intel. Saya juga terlibat dalam usaha wine keluarga. Saya punya beberapa hak paten, dan bisnis bernama The Photobubble Company, yang memproduksi balon penutup. Saya bertanggung jawab atas American Zoetrope, perusahaan produksi yang diciptakan ayah saya. Saya bisa terus menyebutkan lainnya, tetapi saya tidak mau terdengar membosankan. TIDAK SAMA SEKALI. BAGAIMANA MUSIM PANEN TAHUN 2012? Kualitas anggurnya sangat eksepsionel. Saya tidak tahu tentang panennya.




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.