APRIL - MEI 2012
NEW LOOK
TRIBAL PRINTS CRAZY COLORS ATTITUDE LAUDYA CYNTHIA BELLA TO HAVE & TO HOLD
JAMIE ADITYA Soul Searching Musician
BACKSTAGE PASS: ARCHITECTURE IN HELSINKI ISKANDAR WIDJAJA SIERRA SOETEDJO SIR DANDY IMELA KEI
STREET STYLE:
BANDUNG
HIP HOP INDONESIA
DI BALIK VISI SANG FOUNDER
IWA K
april 2012 10 EDITOR’S LETTER 12 LETTERS 16 CONTRIBUTORS
Genius 16 The scat songbird
Bubi Chen tidak mungkin keliru menggandeng partner kolaborasi, Sierra Soetedjo bisa jadi harapan baru musik jazz Indonesia Teks: Jessica Hanafi
18 inventing chances
Arifin Putra dan Verdi Solaiman yang sempat terlibat dalam industri film mengkreasi program online untuk memberi kesempatan pada yang ingin belajar proses produksi film. Teks: Jessica Hanafi. Fotografi: Rizhki Rezahdy
20 skill is dead
Bagi Sir Dandy, musik itu penting tapi bukan segalanya. Begitu juga dengan seks, uang dan art Teks: Tim Laksmana. Fotografi: Rio Al Hasymi
22 GENIUS NEWS 28 HAUTE STUFF 30 GAMING 34 THE CHOW 36 PULP FICTION
Street Style 38 bandung Cuma perlu tiga jam roadtrip dari Jakarta. Kamu bisa berangkat sebelum matahari terbit dan setelah lewat tengah malam untuk mendapatkan sebuah shortgetaway yang sempurna. Teks & Fotografi: Andandika Surasetja
.
Drive Thru
42 nordic track
Zenvo ST1 mungkin sangat langka, $1,3 juta keajaiban mesin, namun inspirasinya menggaungkan kembali sebuah era yang lebih sederhana ketika supercars mendominasi. Teks: Nicolas Stecher. Fotografi: Kerrian
fotografi: Joey Christian wardrobe: Topman lokasi: KARE Indonesia
fotografi: Rio Al Hasymi
2012
mei
jamie aditya, fotografi: fiorenzo nisi. stylist: maikhan tees: insted we smile watch: milik pribadi
Taste 46 plaid ground: PLAID SHIRTS
48 pumped up kicks: HI-TOP SNICKERS
50 you’re all ears: HEADPHONES
52 color contagious: COLORED PANTS
54 local native: SWEATERS 56 get shorty: DENIM SHORTS 58 cold play: COLORED JACKETS
60 band aid: BAND TEES 62 tiny charmer: PRINTED SHIRTS
64 the right time: CASUAL WATCHES
66 over the hip: BELTS 68 hat-trick: HATS
Radar 70 melody makers Para singer-songwriters biasanya memiliki reputasi buruk ,tapi keenam orang berikut ini sukses menghasilkan karya musik acoustic guitar-lead dengan baik. 76 lane is the way
14 band dan 2 stage di Laneway Singapore meninggalkan euphoria yang sulit dilupakan. Teks: Clinton Leicester. Fotografi: Nicole Wong
77 god bless the jazz
Feature 82 funk soul brother
He’s got the blues, the funk, the groove, and everything else. Tapi yang terpenting, Jamie Aditya is bringing soul music back! Teks: Tim Laksmana. Fotografi: Fiorenzo Nisi.
90 consistently persistent
Menjalani dengan cukup santai dan sempat menjajal berbagai bidang, nama Laudya Chyntia Bella dalam dunia hiburan selalu berada di posisi yang cukup konsisten. Teks: Jessica Hanafi. Fotografi: Anton Jhonsen
Deretan musisi legendaris yang tampil menjadi pertanda sewindu Java Jazz Festival 2012 benar- benar di berkati Tuhan! Teks: Sandi Eko. Fotografi: N. Fajri Hastomo
94 PRINT CLASH This season printed matters!!!
78 No strings attached
110 backstage rhapsody Pada feature Backstage Rhapsody ini NYLONguys menyajikan menu dari dapur Event Organizer konser Architecture in Helsinki dan Beatfest 2012 yang menghadirkan Friendly Fires.
Violist muda Indonesia Iskandar Widjaja memaknai musik sebagai energi kebebasannya. Teks: Tri Haptiko Sukarso
80 In the line of stories Dihadapkan pada dilema tak berujung
antara kreatifitas dan tantangan untuk meraih penonton, Adilla Dimitri memilih tetap berjalan di garis sinematografi dengan jutaan ide cerita. Teks: Sandi Eko Fotografi: Rude Billy
81 Good love, bad love
Imela Kei, the new ballad songstress mempersembahkan sebuah musik yang menurutnya overwhelming, simpel dan purely from the soul. Teks: Tim Laksmana, Fotografi: Rude Billy
100 TALES FROM THE RIVERBANk
120 hip hop visionary
Bagi Iwa K hip hop adalah sebuah ‘Looping‘ kebebasan berkonsep. Teks: Ein Halid. Fotografi: Rude billy
126 SHOPPING LIST 128 LITTLE WONDERS Bagi Mark dan Jay Duplass, drama
terbaik berarti juga yang paling sederhana. Teks: Mike Harvkey. Ilustrasi: Mark Todd
Chairman and Chief Entertainment Officer Julius Ruslan Chief Executive Officer and Group Publisher Denise Tjokrosaputro Editorial Director Petrina Leong Editor-in-Chief Ein Halid Managing Editor Rezaindra O Executive & Special Project Editor Tim Laksmana Fashion & Beauty Editor Anindya Devy Fashion Stylist Ayu Hendriani Photographer Rude Billy
writers Patricia Annash, Tiara Puspita, Alexander Kusuma Praja, Jessica Hanafi, Sandi Eko Intern Amanda Indira design
Graphic Designer Coordinator Amirudin Hafihz Graphic Designer Haris Juniarto , Philip Paath
editorial assistant Deasy Rizkinanti business
Advertising Sales Manager Herawati Saragih Senior Account Excecutive Nimas Ayu Inawati Account Excecutive Natasya Wulandari, Puspita Imasari Traffic Manager Ursula Sitorus Marketing Communication Supervisor Thania Muljadi Event Staff Arsil Fajar, Adi Wira P, Carl Ronaldo Sales Support Dwie Supratina Circulation & Distribution Algoniun, Iriansyah IT Coordinator Fajar Fitriadi Web Coordinator Arvino Zulka Harahap
NYLON is published by
PT. TIGA VISI UTAMA Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91193, fax. (021) 349 91178
SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51
NYLON US
Chief Editor Marvin Scott Jarett Publisher Jaclynn b Jarett Associate publisher Karim Abay President Don Hellinger
Editorial Office
110 greene street,suite 607, New York, NY 10012 Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat kecuali ditekonstan. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutapkan lain. tan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2011
follow us on
contact us
NYLONguys_IND
contact@nylonindonesia.com
NYLON Indonesia
www.nylonindonesia.com
sales@nylonindonesia.com
008 ed letter fotografi: Muhammad Asranur
ALL ACCESS AREA (AAA)
AAA adalah tema besar saat NYLONguys membangun ide untuk edisi musik bulan ini. Membahas musik dari depan hingga belakang. The hardcore vs beauty from the music industry. Karena tentunya kita akan setuju bahwa industri ini tidak hanya ditopang oleh para frontman semata. Backstage Rhapsody menjadi feature utama yang kita angkat untuk menggambarkan kesuksesan sebuah ‘gig’. Dua international artist memperbolehkan tim NYLONguys menyusup untuk ikut serta dalam persiapan menjelang sebuah konser band luar negeri. Sebuah industri yang sedang ranum dan banyak digarap oleh para promotor muda. Sebuah pengalaman yang langka, di kala tim kami boleh ikut menjemput para artis, hadir di technical meeting hingga check sound. Sebuah pengalaman yang siap kami bagi untuk Anda. Para frontman lokal tidak lupa kami bahas disini dari idealisme berkarya Sir Dandy hingga proses ‘soul searching’ si mantan VJ Jamie Aditya untuk menemukan cinta sejatinya menjadi seorang musisi murni. Artikel para ‘double trouble’ lengkap diulas dibalik kesuksesan para singer-songwriter. Kehebatan mereka seperti pedang bermata dua. Para wanita cantik dengan talenta sebagai artist menghias indah di halaman-halaman ini, seperti Imela Kei yang biasa Anda kenal sebagai frontlady
Ten 2 Five, Sierra Soetedjo dara cantik bersuara jazzy hingga Laudya Cynthia Bella. Percayalah, ketiganya memang bukan bintang biasa. Last but not least, edisi musik kali ini berbicara tentang musik Hip Hop Indonesia. Sebuah genre yang sempat melesat di tahun 90’an lalu mulai meredup beberapa saat.. Kini genre ini muncul kembali, terlebih ketika film #Blackbook Indonesian Hip Hop Documentary diluncurkan. Komunitas ini memilih untuk terlihat lebih ‘low key’ namun tetap berkembang dengan pasti. Dan sebuah keharusan apabila kita berbicara dan mendengarkan visi sang founder, Iwa K. Setelah kita berkenalan dengan industri ini dari depan hingga belakang, ternyata tidak ada formula yang pasti untuk menentukan kesuksesan industri ini karena dalam bermusik sebenarnya tercipta sebuah hubungan personal antara pencipta dan telinga pendengarnya. Industri dapat menjadi jembatan penghubung tapi musik akan berarti bila dapat dinikmati. Nikmat saat membuat dan nikmat saat didengarkan. Selamat menikmati edisi kami,
ein halid Editor in Chief
010
letters “Nylon Guys mulai sekarang harus terbit tidak hanya 2 bulan sekali, tapi sebulan sekali.” Daniel Soegiwan, Freelance Photographer “Good writings, good style. No more to work on.” – Stefanus Erland, Student “Happy Anniversary Nylon Guys! Majalah cowok pertama yang style-nya bisa memenuhi taste gue.” Johannes Devon, Student
“Terima kasih sudah memuat tentang Willem Defoe, Tomas Alfredson di edisi Maret 2012 kemarin. Artikel AIR dan Bombay Bicycle Club juga informatif.” – Junior, Blogger “Cuman ditulis ‘Maret 2012’? Tandanya terbit satu bulan sekali, ya? Ditunggu gebrakan terbarunya.” – Eky Gunawan, Student
“The most Indonesia’s urban fashion bible for guys. Can’t wait every issue by issue. BRAVO Nylon Guys!!” - Bakhtiar, Visual Communication Design Student “Nylon Guys: good collaborations of images, ilustrations, write-ups, everything. A good taste of guys magazine we’d hoped for.” – Randy S., Student
“Thank you informasi soal Lomo-nya di Taste Maret 2012.” – Arief Andika Z., Student/ Freelance Photographer
“Thank you for being such an immense influence to my personal style. “Tommy, a loyal reader “Nylon Guys is like a new definition of young, wild, free, mature, in a smart effortless way.” Vino, Student
ilustrasi: Abinara Hersianto
send us your Letters to: nylonguysindonesia@gmail.com
012
letters
ilustrasi: Abinara Hersianto
breakfast with the new issue of NYLONguys_IND #super - @guttzenzation
Woohoooo idr50.000 dpt 2 Nylon skaligus @NYLONguys_IND - @zulmiaosha
read my latest issue of @NYLONguys_IND right now - @gwengaga
Yaaa dapat @NYLONguys_IND yg eds Maret, covernya Kellan Lutz. Mantappp (y) @bradvaeills1992
Ada yang beda sama @NYLONguys_IND yang Maret, biasanya ditulisnya Maret-April, tapi ini cmn Maret aja, apakah bakal jadi monthy magazine? :) – @michaeljayas
sedang tergila-gila dengan ‘TASTE’ @ NYLONguys_IND edisi Maret - @mikedpis
I want all this perfume @NYLONguys_IND #lanvin #Salvatoreferragamo #paulsmith @pramuditawang “GET THIS TRENDSETTER” Nave at @ NYLONguys_IND march 2012 ! Hey guys! Grab this cool magazine and NAVE case , don’t miss it !” - @NAVEcase
Ralat: Pada edisi NYLON Guys Maret 2012 di halaman 060 tertulis bag by Topman yang seharusnya adalah bag by YOY.
014
contributor
Andandika Surasetja Andandika menulis untuk NYLON Guys sebagai sarana ‘melarikan diri’ dari kebosanannya mengerjakan skripsi. Ia berharap segera menyelesaikan kuliah S1nya di jurusan komunikasi dengan peminatan khusus Jurnalistik. Mahasiswa kelahiran November 1989 ini sudah mulai menyebarkan pemikirannya lewat tulisan ke koran lokal dan majalah sejak ia berusia 14 tahun. Ia sempat magang di salah satu surat kabar nasional dan bertugas meliput berbagai kasus kriminal, mulai dari kebakaran, pencurian, sampai persidangan celebrity sex-tape (you-know-who) dan jadi headline. Selain menulis, Andandika juga punya minat yang tinggi di bidang fotografi dan fashion business.
Joey Christian
Tri Haptiko Sukarso
Joey Christian adalah fotografer fashion lulusan London School dengan konsentrasi Advertising. Pria kelahiran 15 Mei 1981 ini menemukan ketertarikan yang kuat di bidang fotografi sejak tahun 1997. Sebelumnya, ia juga telah mengenyam pengalaman sebagai digital imaging artist di Third Eye Studio. Dalam kurun waktu dua tahun, Joey juga sempat dimentori fotografer fashion Anton Ismael ketika serius dalam bidang fotografi. Kini ia bekerja sebagai fotografer dan videographer freelance.
Meskipun hometown-nya adalah Jakarta, Tri Haptiko Soekarso kini menetap di Singapura. Pria yang juga menguasai bahasa Prancis dan Portugis ini memasukkan Pramoedya Ananta Toer, Éric-Emmanuel Schmitt, François Rabelais, serta David Sedaris dalam daftar penulis buku yang karyanya ia kagumi. Ia juga terinspirasi oleh Chairlift, The Beatles, Chris Farlowe, dan Cocteau Twins. Di waktu luangnya, minatnya juga tertuju pada tarian dan lukisan. Dengan referensi itu, tampaknya akan sayang kalau kamu melewatkan artikel yang ditulis Haptiko dalam NYLON Guys edisi ini tentang pemain biola muda Iskandar Widjaja.
Fiorenzo Nisi Fiorenzo Nisi, manusia di belakang lensa yang memiliki passion terhadap fotografi ini menggeluti dunia tersebut selama 30 tahun. Keunikannya sebagai fotografer didukung oleh pengalamannya dalam menangani moving objects seiring keahliannya dalam fotografi komersil. Selama 10 tahun ia bekerja sebagai Advertising Sales Executive meliputi berbagai nama besar seperti Uomo Vogue, Grazia and Marie Claire. Fio pindah ke Bali tahun 2001 dimana ia mengembangkan dunianya di bidang fotografi fashion, desain, kerajinan, dan clothing untuk Blumarine, Pinko, dan banyak brand fashion terkemuka lainnya.
kontributor: ANTON JOHNSEN, ALFINA NARANG, khiva iskak, philea adhanti, mentari ofelia, Sianny Widyasari, Maikhan Khan, rio al hasymi, may rahmadi, abinara hersianto, Clinton Leicester, nicole wong, rizhki rezahdy
The Scat Songbird
lokasi: kare indonesia senayan city mall, 6th floor (021 7278 1222
Bubi Chen tidak mungkin keliru menggandeng partner kolaborasi, Sierra Soetedjo bisa jadi harapan baru musik jazz Indonesia teks: Jessica Hanafi Fotografi: Sianny Widyasari “SATU SETENGAH TAHUN TERAKHIR, sebelum he passed away,” tukas Sierra Soetedjo ketika saya menanyakan sejak kapan mulai rutin jamming bareng maestro jazz Indonesia Bubi Chen. Saya ingat ketika menyimak segmen ‘in memoriam Bubi Chen’ di Java Jazz Festival 2012, bukan Indra Lesmana atau Bob Tutupoly yang menjadi act pembuka tapi Sierra. “Ini siapa, ya?” tanya sepasang suami istri paruh baya beraksen Semarang yang tampaknya menggemari jazz dan tidak mengira Sierra akan membuka show ini. Tapi wajah keduanya tampak lebih rileks dan mengangguk pelan ketika Sierra menyanyikan lagu klasik tahun 1938 “The Nearness of You” yang mungkin bagi saya lebih populer versi Norah Jones (bagi Sierra juga begitu). Ornamen scat singing (sebuah teknik jazz di mana vokal mengikuti pola instrumen solo) yang mengakhiri performa Sierra tampaknya meyakinkan pasangan itu. Sosok pianis legendaris jazz Bubi Chen yang baru saja meninggal Februari lalu pernah dideskripsikan musisi jazz Idang Rasjidi sebagai ‘musisi tingkat virtuoso yang jago ballad’. Mungkin itu yang membuat Bubi cocok dengan warna Sierra yang kalem. Tidak ada kesan tinggi hati saat Sierra berkata, “Siapa sih yang nggak tahu Om Bubi? Experience-nya banyak banget. I look up to him.” Any sweet memories? “Setiap manggung, harus selalu ada lagu ‘Body and Soul’ and ‘My One and Only Love’ yang hanya ada piano dan vokal. Yahh.. Itu seperti aku dan Om Bubi itu berkomunikasi lah,” jelasnya. Saat masih kuliah Musik untuk Jazz Performance di WAAPA, Edith Cowan University Perth Sierra sesekali pulang ke Indonesia di antara masa studinya. Ia tampil dan hang out di beberapa komunitas jazz yang mendatangkan kesempatan duet dengan Tompi berduet di lagu ‘Love Letter’. Mendengar warna suaranya, Sierra
mengakui beberapa orang menganggapnya sebagai the other Sabrina, yang menyanyikan versi akustik dari lagu-lagu cover. “Sempat dikira penyanyi Filipina karena konsepnya mirip. Tapi yang membedakan aku dengan dia, Olivia Ong atau Susan Wong adalah elemen jazz-ku lebih kental, seperti irama swing, bossa, dan samba.” Album Sierra ‘Only One’ (2011) yang mengandalkan single ‘The Only One’ karya Adi Bing Slamet dan aransemen modern jazz lagu lawas seperti ‘Have I Told You Lately’ dan ‘Leaving on a Jetplane’. “Yang mengejutkan adalah ternyata terjual 11.000an copy. Duhhh, bersyukur banget.” Respon itu cukup bagus untuk kategori penyanyi pendatang baru. Meskipun mempelajari genre kontemporer sebagai dasar menyanyi, ia menemukan ekspresi kebebasan ketika mengeksplorasi jazz. “Not-not dalam musik jazz itu berbeda dengan pop yang ada ‘jalur’nya, jadi kalau nyanyinya salah ya salah. Sementara jazz itu beda, kita bisa improvisasi. It’s like telling stories tentang apa yang dirasakan dalam hati,” terangnya. Sierra lalu memberi tahu saya kosa kata penyanyi jazz-nya, “Ella Fitzgerald, Diana Krall, aksi panggung Michael Buble, dan siapa itu yang baru saja menang
Grammy?... Esperanza Spalding! Tidak banyak cewek yang bisa main bass sekaligus nyanyi. Scat-nya tuh luar biasa.” Meski jazz yang punya mitos sebagai musik mewah dan specific market-nya hanyalah ‘orang tua’, Sierra tidak khawatir. Ia justru didukung penuh oleh keluarganya saat tidak melanjutkan kuliah bisnisnya yang telah dijalani dua tahun untuk banting setir ke jurusan musik jazz. “Aku percaya jazz bisa diterima di kalangan manapun. Aku lebih memilih menyanyikan lagu-lagu yang aku suka karena passion dari hati daripada membawakan lagu-lagu yang bukan gayaku hanya karena tuntutan pasar.” Penggemar jazz bisa bersiap dengan kiprah Sierra selanjutnya di album kedua yang saat ini dikerjakan, formatnya masih sama dengan ‘Only One’. Sementara ini, saat kamu menemui Sierra di bisnis barunya Bluegrass Bar & Grill Epicentrum Kuningan atau backstage panggung, kamu bisa ngobrol banyak tentang teknik menyanyi jazz seperti yang beberapa fansnya lakukan. “Om Bubi selalu bilang, kamu nggak boleh sombong. Kamu harus selalu rendah hati dan apresiasi orang-orang yang mau belajar.” Well, we obviously see that quality in her.
017
018
inventing chances
Arifin Putra dan Verdi Solaiman yang sempat terlibat dalam industri film kini mengkreasi program berbasis online untuk memberi kesempatan pada yang ingin belajar proses produksi film teks: jessica hanafi. fotografi: rizhki rezahdy
SEKOLAH FILM YANG benar-benar diakui bermutu dan telah melahirkan sineas-sineas film di Indonesia hanya satu yaitu Institut Kesenian Jakarta. Padahal industri perfilman Indonesia sedang dalam fase yang cukup labil. Dekade terakhir ini jika berkunjung ke bioskop, barangkali kamu akan menemukan film-film horor komedi yang menyelipkan seksualitas dan mencoba mempermainkan si hantu lewat judul filmnya. Di sisi lain, perfilman Indonesia sedang disemangati oleh film action dalam negeri ‘The Raid’ yang diulas baik oleh surat kabar luar negeri dan didistribusikan oleh Sony Pictures secara worldwide. Film pendek produksi independen pun mengindikasikan pertumbuhan filmmakers yang meningkat. Ada celah yang coba ditambal oleh Lingkar Mera Productions untuk persoalan ini. Lewat salah satu proyek Lingkar Mera yaitu program Reel Quote, Arifin Putra dan Verdi Solaiman mencoba mengedukasi atau paling tidak memicu rasa ingin tahu masyarakat Indonesia soal belakang layar film. “Kami jatuh cinta bukan pada akting saja tapi pada proses pembuatan film,” begitu Arifin Putra menjelaskan asal muasal terbentuknya proyek Lingkar Mera yang dikerjakannya bersama Verdi Solaiman dan Nataya Bagya. Siang itu saya sempat ngobrol dengan Arifin Putra dan Verdi Solaiman yang lebih dikenal sebagai aktor dan mengawali ide ini dari pendalaman akting bersama di Sakti Aktor Studio pada tahun 2005. Keduanya berkolaborasi dalam tantangan akting mingguan dan selalu memutar otak agar lebih baik daripada kelompok lainnya. “Saat itu selalu ada pemikiran ‘Ver, kita harus melakukan sesuatu entah film pendek atau apa yang penting bikin’. That’s it, nggak pernah jelas dia mau jadi apa, gue mau jadi apa,” jelas Arifin. Saya berpikir, chemistry partnership Verdi dan Arifin sudah klop seperti suami istri. Benar saja, tidak menunggu lama keduanya juga bilang begitu. Wawancara ini jadinya lebih banyak dikendalikan dengan mereka yang terus bergantian tanpa jeda bicara melengkapi satu sama lain. Yah, tidak tumpang tindih karena mereka paham betul bagian masing-masing and they passionately talk about it. Verdi tahu dirinya sangat kuat di sisi kreatif dan Arifin suka mengurusi segi bisnis. Arifin lantas mengeluarkan gesture pura-pura berbisik pada saya, “Dia itu senang berada di ruang editing, nonton adegan berulang-ulang. Saya selalu malas kalau diminta nemenin dia”. Arifin lain lagi, dalam otaknya mayoritas besar diisi konsep ‘bisnis bisnis bisnis’. Sejak SMP ia melahap koran Bisnis Indonesia. “Hobinya baca kontrak terus. Kalo saya di-forward sih cuman jawab ‘Oke’ aja,” tegas Verdi yang baru saja menjadi aktorpendukung film The Raid. Kompetisi FiSFIC (Fantastic Indonesian Short Film Competition) yang diprakarsai Joko Anwar, Sheila Timothy, Gareth Huw Evans, dan Timo Brothers bisa dibilang adalah pemicu keduanya untuk mendalami esensi peran mereka dalam proyek Lingkar Mera Productions. “Rencananya, salah satu episode awal mengulas secara singkat proses belakang layar film ‘The Raid’ termasuk membahas seluk beluk penyutradaraan, cara aktor mempersiapkan sebuah adegan, berakting, membuat storyboard/videoboard, hingga cara berkelahi tanpa saling melukai. Sutradara Gareth Evans bersama aktor Iko Uwais dan Yayan Ruhian sendiri yang akan berbicara dengan
penonton sehingga semuanya seperti kursus private. Dengan durasi yang 5-7 menit, semuanya dijelaskan dengan sederhana dan bisa langsung diterapkan. “FiSFIC itu juga yang menggelitik saya. Dengan situasi perfilman Indonesia sedang berkembang justru banyak juga sistem otodidak yang jika dijalankan keliru, mereka juga bisa belajar dari metode yang salah,” imbuh Verdi. Untuk menghindari itu, mereka mengangkat pakar film Indonesia yang karyanya sudah diakui, memiliki latar belakang, dan mempunyai metode sehingga program ini akan seperti metode pembelajaran step-by-step. Selain pembuatan film, akan ada berbagai aspek yang bisa dipelajari seperti penulisan naskah, sinematografi, bahkan casting dan akting. Ia melanjutkan “Bahkan di bidang akting pun kita ini tidak punya standar karena semuanya dikerjakan independen, tidak seperti di Amerika.” Program Reel Quote yang memanfaatkan sistem online memudahkan penonton mengakses kontennya di berbagai tempat. Ketika ditanya, keduanya menargetkan untuk menjangkau anak-anak muda dan potential filmmakers atau paling tidak interested in film. Arifin menimpali, “Sekarang di Hollywood bonus feature DVD bukan sekadar deleted scenes, casting, gag reel, tapi sudah lebih detil karena orang-orang mulai tertarik dengan proses pembuatan film.” Berbeda juga dengan sistem kursus karena bukan standardisasi yang dituju. “It’s not about ‘you have to be as good as those guys’,” kata Arifin di mana Verdi menyambungnya, “Kami hanya ingin penonton merasa ‘saya terinspirasi karena nonton Joko Anwar dan saya mengikuti langkah-langkah yang dia berikan.” Dengan durasi episode maksimal 10 menit, materi yang disampaikan jadi tidak terelaborasikan. Ditanya soal solusi, mereka menjawab, “Misalnya, setelah selesai menonton satu episode akting dari Eka Sitorus, penonton ada yang penasaran ‘apalagi latihan yang harus saya lakukan?’. Nah, Bang Eka akan jawab di episode berikutnya. Mungkin bisa ada 5-10 episode. We’ll see,” jelas Verdi. “Tapi, 10 episode juga tidak akan cukup juga menjelaskan semua seluk beluk akting, maka itu tujuan program ini adalah to raise more question,” sambungnya lagi. Terang saja tidak semua rahasia dapur akan dijabarkan di sini, bukan? Tapi Reel Quote memang ingin memicu keinginan penonton untuk belajar lebih banyak. Arifin lalu menambahkan catatan, bahwa mereka ingin episode-episode Reel Quote menjadi benchmark orang-orang untuk bertanya apapun yang berkaitan dengan pembuatan film jika pertanyaan itu tidak bisa dijawab secara ringkas dalam satu kalimat. “People trust us so much, that they’d ask us,” tukas Arifin yang mungkin secara tak langsung menyebutkan visi project ini. ‘Kursus gratis, video edukasi, dan sarana promosi’, begitu Arifin dan Verdi menyimpulkan esensi Reel Quote. Dalam pernyataan itu, kita bisa melihat bahwa program ini fungsional untuk dua pihak. Satu, ia secara tak langsung bisa menjadi pendukung industri pembuatan film sebagai alat promosi film lewat kegiatan belakang layar. Kedua, ia mewadahi rasa haus masyarakat Indonesia akan seluk beluk belakang layar yang dulunya susah atau butuh biaya tinggi untuk dijangkau. Bukan tidak mungkin, basis online yang menjadi keunggulan mereka nantinya benar-benar mewujudkan visi utama mereka: membuat film Indonesia mendunia.
lokasi: UMBRA. Jl. Taman Kemang 1 No. 6, Jakarta - (021) 718-1148
BAGI SIR DANDY, MUSIK ITU PENTING TAPI BUKAN SEGALANYA. BEGITU JUGA DENGAN SEKS, UANG DAN ART. TEKS: TIM LAKSMANA, FOTOGRAFI: RIO AL HASYMI Orang-orang mungkin lebih mengenal Sir Dandy sebagai seorang seniman visual, tetapi ia baru-baru ini menarik banyak perhatian lewat lagu-lagunya yang nyeleneh, penuh humor dan terkadang sarkastik. “Awalnya saya belajar main gitar dan karena saya orangnya pemalas jadi bisanya main chord itu-itu saja. Menurut saya mengulik lagu orang itu sulit, jadi saya spontan aja bikin-bikin lagu, rekam dan post di Youtube,” aku seniman asal Bandung ini. “Menulis lirik pun bagi saya sulit, jadi saya bikin yang gampang-gampang saja seperti bercerita, dan karena menulis hal-hal romantis ngga kesampaian, jadi bikin yang lucu supaya orang ingat dan saya juga ngga bosan,” tambahnya. Sir Dandy merilis full-album pertamanya, ‘Lesson #1’, tahun 2011 lalu, berisi lagu-lagu seperti ‘Chris John’ yang menceritakan kebanggaannya terhadap petinju juara dunia tersebut, dan ‘Gibson atau Epiphone’, curhatannya saat dilema memilih merk gitar. Image-nya yang nyeleneh itu pun langsung melekat, hingga banyak yang mengkotakkan musiknya sebagai folk comedy. “Saya sendiri tidak sengaja menciptakan style seperti itu, karena saya memang senang dengan hal-hal lucu dan menyenangkan. Awalnya saya bikin musik untuk diri sendiri dan sifatnya personal, tapi karena respon orang-orang lumayan bagus, jadinya sekarang saya istilahnya berbagi kesenangan,” papar laki-laki yang
sering dipanggil Acong ini. Berkat musiknya yang menghibur, nama Sir Dandy banyak menghiasi festival besar dalam setahun terakhir, diantaranya Java Rockin’ Land, Soulnation, Beatfest, dan Love Garage. Sebelum bersolo karir seperti sekarang, Sir Dandy menggawangi sebuah band beraliran keras asal Bandung, Teenage Deathstar. Agak kontradiktif dengan musiknya sekarang, apakah sebenarnya influence aslinya adalah rock? “Roots saya adalah ‘Skill Is Dead’ (tertawa). Temanteman saya di Teenage (Deathstar) ngga ada yang jago main musik. Kalau dibilang rock sebenarnya kita ngga bisa main pop karena harus bagus, jadi untuk mewakili kekacauan dan ‘kelemahan’ kita, kita buat yang berisikberisik,” canda Acong. “Teenage Deathstar adalah band ‘keramat’ bagi saya. Sekarang kita manggungnya seperti Lebaran, hanya satu atau dua kali dalam setahun. Ha ha ha…” Berbicara tentang sosok yang menjadi influence-nya, Sir Dandy merujuk Pete Doherty dan Andy Warhol
sebagai role models. “Yang saya suka dari Pete Doherty adalah cerita kehidupannya dan lirik-lirik yang dia buat. Di balik kebrutalannya, pola pikir dan cara dia berkarya sangatlah bagus, dan dia punya sisi lain yang sangat menstimulasi saya. Kalau Andy Warhol, karya-karya dia sebenarnya ngga ada apa-apanya dibanding karya seni yang hits pada zaman itu, tapi dia tetap enjoyed doing his own thing dengan gaya pop art-nya yang menjadi fenomena itu.” Hal-hal seperti ini dijadikan filosofi berkarya bagi seorang Sir Dandy. Walaupun ia mengaku memiliki suara fals, skill gitar pas-pasan dan dengan lirik seadanya, namun ada sesuatu yang dia ciptakan, dan dia menikmatinya. Masalah nanti orang bakal suka atau sebaliknya, dia tidak terlalu memusingkan. “Jangan gara-gara takut dibilang jelek, malah jadi ngga mulaimulai berkarya. Zaman sekarang ngga ada yang ngga mungkin. Keterbatasan diri seseorang justru bisa menjadi kelebihannya,” tuntas Acong seraya menutup obrolan kami.
SKILL IS D
DEAD
021
lokasi: Dia.Lo.Gue Artspace. Jalan Kemang Selatan 021 719 9671/72 www.dialogue-artspace.com
The Workman Artillery Chino Pants:
whoever, wherever, whenever, whatever.
[news]
022
Luna Maya for Hardware adalah brand yang biasa akrab dengan perempuan. Tetapi kali ini Luna Maya for HW mengeluarkan produk untuk pria. The best collection series “The Workman Artillery”, you guys can be fun with this chino series. Terbuat dari 97% cotton twill dan 3% stretch material, membuat chino ini nyaman digunakan untuk berbagai aktivitas dan sesuai dengan karakter masing-masing individual. You can be preppy, be smart casual , be a durable rocking star, you can be whatever you want! Chino yang biasanya tampil dengan potongan simple kali ini dihadirkan dengan tambahan detail dua pocket utama dan tiga pocket tambahan di bagian depan celana, menjadikan celana ini tidak hanya nyaman digunakan tapi juga mementingkan fungsi, ditambah dengan detail contrast lining di side seam-nya dengan tujuh pilihan warna yang berbeda. Just roll up your chino…!. Soo … if u dare to try a new collection, please stop by at the store. Be there or beware...!!! Ayu Hendriani fotografi: milik Luna Maya for Hardware
film strip
The Raid that Reigns
bookmark
DAMON ALBARN: BLUR, GORRILAZ & OTHER FABLES
[news]
024
MARTIN ROACH & DAVID NOLAN “Dia tak kenal lelah (dalam) menggali banyak jenis musik. Bagai bunglon dengan kemampuannya untuk bermimikri ria”, komentar yang keluar dari Reno, jurnalis musik ibukota saat dihubungi Nylon Guys via Blackberry Messenger mengenai sosok Damon Albarn. Lalu kenapa kami lantas seberani itu untuk kemudian menyantumkan opininya di review ini? Satu hal, sejak berkenalan dengannya beberapa tahun lalu, Reno kemudian saya ketahui sebagai pemuja sosok yang dibahas dalam buku ini, frontman Blur, soloist piawai, kreator beberapa project musikal seperti Gorillaz, The Good, the Bad and the Queen, Rocketjuice and the Moon, serta terakhir menggarap scoring untuk Monkey: Journey to the West. DAMON ALBARN: BLUR, GORRILAZ & OTHER FABLES mengupas berbagai sisi seorang Damon Albarn yang ditulis berdasarkan interview secara langsung dan cukup mendalam. Perjalanan hidup Albarn diceritakan secara apik dan “intim”, dibuka dengan kisah ketika Damon Albarn masih berusia 18 tahun dengan setting di sebuah kelas drama (East 15) bersama Eddie Deedigan. Tiap pengalaman dituangkan cukup detil oleh the dynamic duo termasuk era kesuksesan Blur, rivalitas dengan Oasis, sampai cerita hubungannya dengan Justine Frischmann dan para personil The Clash. And the main thing is, buku ini sebagai biografi pertama yang mengangkat salah satu figur paling inovatif dan penting dari masa kejayaan musik organik Britpop, hingga ber-evolusi ke bentuk musik yang semakin megah. Sisi romantisme berbagai kehidupan Damon Albarn digambarkan dengan kalimat-kalimat yang ringan, akrab, serta dilengkapi dokumen foto-foto otentik. Dipastikan buku ini kelak menjadi harta karun 224 halaman yang sangat berharga sekaligus menyenangkan. What a Great Escape! SANDI EKO
dip di segala lantai membuat efeknya jadi way too much. Saya tidak akan lanjut bicara banyak mengenai ceritanya karena saya yakin kamu akan mengantri dan membuktikan ekspektasi film ini di bioskop secara langsung. Well, yang jelas film ini sudah mengangkat sineas film Indonesia ke level yang lebih tinggi. Selain menjadi salah satu film dalam daftar film action terbaik sepanjang masa versi imdb.com dan diklaim sebagai salah satu karya yang paling disukai panitia Sundance Film Festival 2012, film ini didistribusikan oleh Sony Pictures Worldwide Acquisition dan premiere serentak di Indonesia, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat pada 23 Maret, Inggris di bulan Mei, Jepang pada September, Perancis pada Juni, dan Rusia bulan April. Selamat! Jessica Hanafi
The Raid mungkin satu-satunya film Indonesia yang dibicarakan berbulanbulan sebelum penayangannya dengan garansi: Film ini pasti bagus atau paling tidak penonton tidak pulang dengan kecewa. Press screening pada Jumat, 19 Maret lalu di FX Senayan membuktikan itu. Menonton The Raid seperti menyaksikan koreografi fighting ala Jackie Chan yang tertata apik tapi bukan one-man-show. Tidak hanya adegan laga yang menonjol, hue sinematografi juga tidak melulu didominasi warna merah, skripnya juga menunjukkan makna perjuangan hidup yang kental. Make-up juga ‘rapi’ dan scoring dari Fajar Yuskemal dan Aria Prayogi tidak kalah dengan versi internasionalnya yang dibuat Mike Shinoda. “Banyak yang menanyakan scoring Indonesia (Fajar-Ogi) sudah bagus kenapa masih pake scoring dari luar? Ya itu karena Sony Pictures yang menawari,” jelas produser Ario Sagantoro. Satu detil kecil menurut saya yang terlewat adalah acap kali dimming light berlebihan berke-
The Other F Word “Lebih baik terlambat daripada tidak (dibahas) sama sekali” mungkin ungkapan yang cocok untuk review film kali ini. Walau ini bukanlah film yang terbilang upto date, namun Nylon Guys Music Edition kali ini memiliki alasan kuat untuk setidaknya sedikit mengulas kembali film tersebut. Salah satunya, karena Other F Word sebuah dokumentasi penting dari legenda punk-rock yang kemudian menjadi ikon sub-kultur dunia.
Film rilisan pertengahan tahun 2011 ini seolah ingin memaparkan hal-hal yang dialami oleh para punk rock dads dalam membina kehidupan bersama keluarga, tentunya itu sisi menarik yang jarang diungkap di film lain. Vokalis band punk-rock Pennywise Jim Lindberg merupakan tokoh yang dijadikan fokus utama film ini dengan dukungan dari para frontman band punk lain seperti Brett Gurewitz, Ron
.
fotografi damon albarn: rizhki rezahdy. the raid: milik pt. merantau films. the other f word: eksklusif
Reyes, Flea, Mark Hoppus, Tony “Adolescent” Cadena, Lars Frederiksen, Fat Mike, Art Alexakis, dan lain-lain. Tak ketinggalan, atlet extreme sports dunia semisal skater Tony Hawk dan Pro BMX Rick Thorne pun ikut berkontribusi. Di awal film, Lindberg mengisahkan ketidakhadirannya di ulang tahun putrinya, dan ketika harus merayakan anniversary pernikahan disebabkan bentrok dengan jadwal tur band. Jack Grisham dari kolektif punk-rock lawas T.S.O.L pun sempat menceritakan kekonyolan yang pernah dialaminya. “Saya pernah ke sekolah putri saya untuk sebuah urusan tertentu. Tapi, secara tak sadar ternyata saya memakai kaos bertuliskan Fuck the Police”, ujarnya di salah satu bagian film dokumenter arahan sutradara Andrea Blaugrund Nevins tersebut. Dari sisi visual, pengemasannya masih berbau dokumentasi versi MTV, but the whole movie‘s more than that, it is about a lot of the other F attitudes such as Fatherhood! SANDI EKO
Maret ini, kelabilan cuaca yang cukup ekstirm berganti di Jakarta cukup termaafkan dengan banyaknya hiburan dari performer kelas dunia. Salah satunya ketika Future 10 mengadakan TOP (Turn On Plastic) LIVE with AZARI & III and Andy Butler - Hercules and Love Affair, pada 16 Maret kemarin di Blowfish. Azari & III, the dudes from Toronto yang baru saja merilis album/single Reckless (With Your Love) ini berhasil menyihir ratusan crowd malam itu dengan
penampilan mereka, music house Azari dan duo vokalis negro yang wicked quirky berhasil menggetarkan lantai dansa, they stole the show in some awesome way! Setelah itu, Andy Butler sang front man dari Hercules & Love Affair asal NYC menutup malam itu dengan sejumlah track keren miliknya, weekend spektakuler di Jakarta pun dimulai, menyambut sejumlah musisi-musisi dunia lainnya yang juga akan manggung disini. Hell yeah! REZAINDRA O.
Turn Us On
space invader
This Is Our Fields
IM3 sebagai kartunya Anak Muda yang Gaul, Seru, dan Murah kembali mengeluarkan program terbaru yaitu IM3 Seru Anti Galau yang menawarkan 2 paket seru yaitu IM3 SERU SMS & Internetan MURAH dan IM3 SERU GRATIS Facebook & Social Network SEPUASNYA. Selain itu program IM3 Seru Anti Galau ini juga memberikan nilai tambah berupa layanan VAS dan Content untuk melengkapi kebutuhan dan aktifitas kamu. IM3 Seru Anti Galau dengan paket SMS & Internetan MURAH memberikan
For The Young And Restless
Here’s another reason for us to put Bandung as the ultimate getaway destination on the first place. Kita dapat menghabiskan waktu disebuah Boutique Hotel yang menawarkan 24 sensasi berbeda lewat interior kamarnya yang uniquely interesting! Sejak 14 Maret 2012 kemarin, hotel bernama Stevie G di daerah perbukitan Sersan Bajuri - Setiabudi, Bandung ini resmi dibuka. Hotel ini dinamakan sesuai dengan sosok kapten tim The Reds, Steven Gerard dan salah satu kamar andalannya bernama This is Anfield akan membawa kita masuk kedalam suasana markas dari Liverpool (situs resmi club ini bahkan telah memuat berita tentang kamar ini). Selain untuk memuaskan hasrat dari die hard fans The Reds, hotel yang dikelola oleh Group Maja House ini juga memberi sentuhan lainnya di interior setiap kamar, mulai dari yang modern, retro, dreamy, artsy, hingga nature vibe, semua dirancang secara individualis lewat tangan-tangan desainer interior – seniman muda tanah air. Sekarang tak usah repot merencanakan liburan di tempat yang susah dijangkau, just pick your favorite room and check in here! REZAINDRA O. Stevie G Hotel. Sersan Bajuri 72 Bandung. Ph: 022 2788 465
keuntungan GRATIS 1000 SMS seharian setelah kirim 2 SMS, tarif MURAH internet hanya Rp1/KB dengan kecepatan hingga 2Mbps dan GRATIS ratusan menit Nelpon setelah nelpon 1 menit. Bagi pelanggan lama Indosat yaitu IM3, Mentari dan Indosat Mobile prabayar juga dapat menikmati paket ini dengan cara ketik: REG(spasi) Anti Galau kirim ke 2020. Sementara Paket IM3 SERU GRATIS Social Network SEPUASNYA adalah layanan yang memberikan GRATIS Sepuasnya Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, Mig33 tanpa syarat apapun selama kartu aktif. Untuk menikmati keuntungan paket ini, pelanggan lama Indosat yaitu IM3, Mentari, Indosat Mobile prabayar diharuskan terlebih
dahulu pindah paket dengan cara ketik: REG(spasi)SOCNET kirim ke 2020. Kedua Paket IM3 SERU Anti Galau di atas juga dapat kamu nikmati melalui *888*1#. SANDI EKO
fotografi azari & III: robby mbot. stevie g hotel: milik stevie g. IM3: milik IM3.
Siapa yang tak kenal dengan Onitsuka tiger? Sejak tahun 1949, merek Onitsuka Tiger telah menciptakan produk gaya olahraga yang terinspirasi oleh nilai-nilai keahlian dan perhatian Jepang terhadap detail. Setelah sukses dengan asics tiger, kali ini Onitsuka Tiger meluncurkan produk barunya, Okatabi. Berbahan dasar suede yang lembut dengan check pattern, Onitsuka Tiger Okatabi ini akan membuat penampilan anda stand out. www.onitsukatiger.com
It’s the perfect combination in technology and luxury. Terbuat dari kulit domba Ethiopia pilihan yang lembut, dengan potongan kayu zebrano dan noble metal matt ruthenium, juga dilengkapi dengan ULE-technology (Mu Metal shielding) dan S-Logic Plus technology, Ultrasound Edition 10 memberikan kenyamanan saat pemakaian, kualitas suara yang dihasilkan sekaligus penampilan yang mewah. All for one and one for all. www.ultrasound.com
untuk anda yang suka dengan hal yang unik dan one of a kind, tentunya akan menyukai patchwork denim shirt dari Junya Watanabe MAN Comme des Garcons Koleksi Spring / Summer 2012 ini. Terbuat dari bahan dasar jeans dengan potongan kain wol dan check pattern menghasilkan tampilan kemeja handmade yang unik dan menarik. www.highsnobiety.com
Faded for Some thieves Brand sepatu asal asal Jakarta yang didesain oleh pria berkebangsaan Italia bernama Enrico Nicolin ini merilis koleksi terbarunya untuk musim ini. Somearethieves menghadirkan konsep colourful dalam koleksi Spring/Summer 2012. Meskipun yang ditampilkan adalah warna-warna ceria, tetapi brand ini tidak keluar dari konsepnya yaitu grunge. Uniknya, warna belel yang muncul didapat melalui proses
pencelupan ke dalam bahan kimia, sedangkan warna sepatu diperoleh dari teknik pewarnaan spray. Bahan dasar sepatunya pun beda dari yang lain. Lambskin dan cowskin dipilih untuk menjadi bahan dasarnya ditambah dengan suede dan nylon sebagai material tambahan. Find somearethieves at LINEA, S2, and W-Hotel Bali. Ayu Hendriani
LEE urban riders
getTRENDSETTER this:
Dalam event Indonesia Fashion Week 2012 kemarin, Coconut Island bersama dengan Coconut Island kids, HAMMER, dan NAIL, ikut berpartisipasi dengan membuka stand. Coconut Island melakukan serangkaian kegiatan promo mulai dari radio quiz, on the spot yang dilakukan di beberapa mal ternama di Jakarta, area kampus, maupun venue to venue seperti kafe, resto, termasuk di
Lee telah lama berkomitmen untuk memenuhi liberate passion dari para fans. Pada awal 30-an, Lee memperkenalkan “ Lee Riders Collection” yang membebaskan gaya sederhana pengendara dan semangat mereka untuk eksplorasi. Kini, Lee menjawab kebutuhan kamu yang hobi bersepeda mengunakan sepeda fix gear dengan meluncurkan produknya Lee URBAN RIDERS. Lee menyediakan 4 pilihan model dan fungsi yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhanmu. Seri yang pertama dengan regular- Mid waist-Tapered, rinse wash menggunakan
berbagai media jejaring sosial dalam rangka turut mendukung event ini. Antara lain dengan cara Like FB Fan Page yaitu WM Warna Mardhika atau follow Twitter @warnamardhika, serta posting di forumforum lainnya. Coconut Island juga berusaha mengapresiasi para pelanggan setia dan menyambut pelanggan baru dengan memberikan promo-promo
khusus, mulai dari Free parking sticker selama event IFW, lucky
coco land dip setiap hari selama 4 hari berturut-turut, tentunya didukung dengan produkproduk spesial serta LIMITED EDITION yang hanya tersedia selama event Indonesia Fashion Week berlangsung. Amanda Indira
bahan yang light weight sehingga lebih nyaman digunakan, “double face denim” yang akan membuat jeans lebih menarik saat di rolled up, extra center back pocket untuk mobile phone. Seri kedua dengan regularmid waist-straight, grind use yang mempunyai looks heavy worn membuat seri ini lebih original looks dengan efek grinding dan paint drop dilengkapi dengan zip pocket di bagian kanan dan kiri depan. Seri ketiga dengan regular- mid waist- straight, rinsewash yang terlihat lebih classy dengan tampilan dark blue dan check print pada saat di rolled up, orange piping yang juga ditambahkan pada
Plaza Indonesia 22nd Fashion Week
side seam sebagai reflective pada saat night ride. Dan yang terakhir seri keempat dengan regular- mid waist- straight, dry scratch yang mempunyai orange piping di bagian tepi jahitan dalam sehingga warna orange akan tampak menyala saat di rolled up. Keempat seri jeans ini juga dilengkapi dengan extra pocket di bagian dalam back pocket untuk mobile phone, L shape belt loop untuk meletakkan kunci dan extra urband rider rubber ban untuk mengikat bagian celana saat di rolled up. Simple, useful dan stylish dalam satu cara! Amanda Indira For more info LEE JEANS PRODUCTS, FOLLOW @LeeJeansID or Lee Jeans Indonesia Fan Page.
Dalam merayakan 22 tahun sebagai kota mode di Indonesia, Plaza Indonesia menyelenggarakan 22nd Anniversary Fashion Week pada tanggal 13-22 Maret 2012. Kali ini Plaza Indonesia Fashion Week bertemakan “Bringing the Exquisite Collection of Prestigious International Brands to Indonesian Designers�. Sorotan utama dari perayaan ini adalah fashion show amal yang menghadirkan Valentino Spring/Summer 2012 Catwalk Collection yang diterbangkan langsung dari Paris dan dipamerkan untuk pertama kalinya di Indonesia. Hasil penjualan invitations dari 22nd Anniversary Charity Fashion Show akan disumbangkan kepada Yayasan Jantung Indonesia. Sejumlah nama fashion terkemuka juga meramaikan Plaza Indonesia Fashion Week dari tanggal 14-22 Maret 2012. Koleksi Spring/Summer 2012 menampilkan koleksi-koleksi dari Aigner, Diane Von Furstenberg, KENZO, MaxMara, dan BCBG MaxAzaria didatangkan dari New York, Paris, dan Milan secara eksklusif untuk Plaza Indonesia Fashion Week. Brand-brand bergengsi lainnya yang menampilkan koleksi Spring/Summer 2012 adalah Red Valentino, Y-3, Mango, Bershka, Stradivarius, dan Superdry. Pekan mode ini bangga menampilkan bakat-bakat orang Indonesia, dengan koleksi terakhir dari Iwan Tirta, Sebastian Gunawan, Priyo Oktaviano, (X).S.M.L, dan The Goods Dept. Dalam fashion show goods Dept menampilkan tiga koleksi dari beberapa designer. Pertama datang dari Riyam Soepardi (yang dulu dikenal dengan label Monday to Sunday) akan menampilkan koleksi terbaru dari label solonya yaitu Soep Shop, kemudian kolaborasi dari designer Irmasari dan Syagini Ratna Wulan yang bernaung di bawah label Bycatch xS.R.W., dan Nina Nikicio dengan koleksi terbarunya, Nikicio Femme SS12. Event ini diselenggarakan di Plaza Indonesia Function Hall Level 2. Ayu Hendriani
The Alligator Footwear
antara casual style dan versatility. Dan sporting elegance, yang diciptakan untuk pecinta sneaker elegant Lacoste, menggunakan paradise leather yang dipadukan dengan premium suede untuk menciptakan kesan elegant distressed look. Ayu Hendriani
[news]
Dalam koleksi Spring/Summer 2012 ini, Lacoste mengeluarkan koleksi untuk pria dan wanita. Gaya elegant classic adalah beberapa fitur utama koleksi Sportswear dari Lacoste Footwear SS12. Clean, fresh, and stylish adalah tema yang ditawarkan pada musim ini. Tiga gaya ini menawarkan pilihan dalam salah satu tren terbesar di musim panas ini yaitu footwear-stripes. Tersedia dalam kain tekstil ringan biru tua dan bergaris dengan outsole rubber. Aristide 2, sepatu lace-up dengan detail buaya menonjol. Fairbrooke, merupakan leather garment dipadukan dengan embossed crocodile yang menghasilkan perpaduan sempurna
027
[haute stuff]
028
mix the beat PUT ON THE HEADPHONES, SPIN THE WHEELS, and REACH FOR EARGASM! Teks: Tim laksmana, fotografi: Rio Al Hasymi
CDJ: Pioneer CDJ 2000: IDR 19,000,000 Mixer: Pioneer DJM 900 NEXUS (4-channel) : IDR 18,000,000 CD Case: UDG CD Wallet 128 Digital Camo (Pink): IDR 600,000 Headphones: Aerial7 Tank Mondrian: IDR 1,200,000
lokasi: SPINACH RECORDS, Kemang 89
[news]
ketika prototipe awal lo-fi fez mulai masuk scene game di tahun 2008 dan meraih kesuksesan, kini versi terbarunya mencoba hal yang sama. lego: chris segedy. fotografi: george underwood
pixel perfect
( g a m i n g ) teks:leighalexander
G litch
CEO Flickr terdahulu, Stewart Butterfield mengatakan bahwa imej yang kini tercipta awalnya sebagai multiplayer online game. Hampir satu dekade setelah Flickr diluncurkan, Butterfield dan beberapa co-founder membentuk perusahaan pengembangan Tiny Speck untuk mewujudkan mimpi melalui Glitch yang diakui secara massal sebagai sesuatu yang aneh, sebuah online multiplayer dimana para pemain membuat avatar kecil, menjelajahi alam-alam yang saling berhubungan, mengumpulkan data, dan bersosialisasi. Pencipta Katamai Damacy, Keita Takahashi bergabung bersama Tiny Speck untuk mengerjakan Glitch, dan karya-karya absurdnya terkesan mendominasi. Contohnya karakter-karakter dapat memelihara tumbuhan untuk mendapatkan buah atau susu Batterflies (seperti butterfly, tetapi dengan batter), dimana sebelumnya dianjurkan untuk menggunakan lotion di tangan. Babi-babi dengan senang hati menawarkan gigitan kecil terhadap mereka (jangan khawatir, itu tidak akan menyakiti mereka), dan kamu juga bisa meremas ayamayam seperti Belldandy dan Anne McCaffrey untuk menghasilkan gandum. Gandum-gandum tersebut menjadi sumber enerji untuk menjaga agar karaktermu tetap gembira, jadi mereka dapat bergerak ke sana kemari untuk bercocok tanam dan menumbuhkan sesuatu, serta bertukar objek dengan pemain lain. Tensinya kadang kala mengagumkan dan lucu, serta grafis berupa flash yang sangat berwarna dan unik. Visualnya cukup khas, perpaduan animasi gaya Jepang– dan Barat. Glitch adalah karya yang menyenangkan dari sebuah genre “social MMO”–tapi memiliki satu kelemahan, yakni genre itu sendiri; tujuannya terasa tidak cukup bermakna.
[PC/Mac/Linux]
“Ini adalah lima hari terakhir saya,” tulis desainer game independen Phil Fish melalui Skype dengan percaya diri. Maksud Fish kala itu adalah mengenai pengembangan Fez, karya tak kunjung usai yang telah merenggut dirinya, rekannya bernama Renaud Bedard, dan kolega di Montreal outfit Polytron, selama lima tahun. Ketika prototipe game tersebut diluncurkan pertama kalinya di Independent Game Festival pada tahun 2008, tidak pernah terpikir oleh Fish akan banyak memakan waktu sebelum peluncuran resminya–rencananya di awal 2012, pada Xbox Live Arcade. Fez berhutang kepada ikon indie sebelumnya, Cave Story. Pemain, (dan tentu saja) sprite putih dengan fez merah terang, dominan cerah, menara-menara
fez
pencakar langit, birunya sisi pantai dan pedesaan kecil di atas tebing berbingkai kehijauan–perubahan signifikan dari platform bergenre tradisional, membutuhkan pergeseran perspektif ke dalam sebuah dunia yang berganti dari dua menjadi tiga dimensi. Prototipe Fez membuat kagum audiens, para pengembang, dan dewan juri, bahkan meraih predikat Excellent di Visual Art award dan menjadi nominasi Design Innovation Prize. Saat itu Independent Games Festival merupakan tiket Fish untuk keluar dari lingkungan yang kurang produktif. “Saya memulai di Ubisoft Montreal”, ujar Fish mengenai kehidupan singkatnya di karir pengembangan tradisional. “Waktu itu saya setingkat desainer, dan itu tidak berlangsung lama. Saya tidak bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan di sana. Seperti sweatshop dan memuakkan”. Kesuksesan Fez pada festival itu mengangkat Fish ke sebuah komunitas teratas dari para pemberontak. “Awalnya seperti sebuah fase bulan madu, dimana engkau bertemu semua orang (dari komunitas indie) dan ada rasa memiliki yang sangat besar, seperti berkata ‘Oh Tuhan, saya menemukan orang-orang itu. Ini keluarga baru saya”, ujarnya. Kemudian game tersebut dua kali kehilangan pendanaan–pertama, pemerintah Kanada, yang telah memberikan pinjaman kepada Polytron, mundur untuk “alasan tertentu”, menurut Fish. Konflik internal dengan investor yang baru menandakan pendanaan tahap berikutnya juga tidak akan mudah. “Pada
small wonders Jika kamu tidak mengikuti IndieCade 2011, yang dijuluki “Sundance-nya video game” di Culver, California, jangan khawatir kami telah memilihkan favorit kami kepadamu.
Superbrothers: Sword and Sworcery EP (Superbrothers/ Capy/IOS)
Lupakan Angry Birds: Ini adalah permainan yang harus dimiliki tiap orang pada perangkat iOS mereka. Dijuluki sebagai EP karena beberapa alasan tertentu: Musik yang amat baik oleh Jim Guthrie, narasi yang mampu menghantarkan cerita menjadikan game ini seperti sebuah produk rekaman.
Deepak Fights Robots (PC/Mac)
Permainan acid-neon ini bagaikan Mega Man yang dituangkan dalam MsPaint oleh pecinta robot remaja yang hiperaktif. Lucu namun juga hampir mustahil, dengan menggambar pada keindahan mashup aneh, yang berhasil membuat Liquid Television begitu populer melalui MTV di era 90an.
titik itu, kau kehilangan berbulanbulan hanya untuk mencari dana–kau juga butuh makan, dan kau pun mulai dikeluarkan dari kantor”, ujar Fish. Sementara, kolega Fish dalam komunitas indie game melanjutkan penyelesaian game tersebut. “Ibaratnya, kami adalah Duke Nukem Forevernya indie game, atau vaporware, yang tidak pernah benar-benar dirilis”, katanya. Teman-temannya berspekulasi bahwa ia sedang membangun sesuatu sejenis combat stress, dimana ia tidak tahu bagaimana caranya supaya tidak usah bergabung mengerjakan Fez, yang berarti ia tidak harus menyelesaikannya Walaupun Fez memenangkan Grand Prize di IndieCade pada bulan Oktober, dunia game yang lebih luas akan melihat apa yang bisa dibayar oleh waktu lima tahun ketika game itu kembali ke IGF–empat tahun setelah protototipenya menang di event
Proteus (Twisted Tree Games/PC)
Para pemain dari era games petualangan old-school LucasArts dan Sierra mungkin merasakan nostalgia ketika melihat Proteus untuk pertama kalinya. Permainan itu menyajikan penjelajahan ambiens di dunia piksel yang mengagumkan– oleh kreatornya digambarkan sebagai “tempat musikal”–dengan keindahan dari tampilannya yang vintage dan terkesan kasar.
yang sama. Ini merupakan sebuah kemajuan yang membuktikannya menjadi begitu kontroversial: Game itu berhasil menang di sana, dan ditujukan untuk Xbox Live Arcade– dapatkah versi terbarunya dapat berhasil? Pemenang tahun lalu adalah Minecraft–yang secara teknis “indie”, merupakan sebuah sensasi budaya pop dan meraup jutaan dollar. “Game tersebut belum berhasil. Saya belum menghasilkan 30 juta dollar”, ujar Fish. “Saya masih berhutang banyak uang kepada beberapa orang”. Kemenangan di IGF memang pengakuan terhebat. Tapi Fish mengatakan bahwa kepuasan setelah penantian panjang sampai akhirnya Fez dapat selesai adalah hadiah terbaik. Saya tidak sabar menantinya keluar. Karena saya sangat bangga akan itu”, ujar Fish, sambil menghela napas.
031
(grooming)
hungry for games PC Desktop CG8250 dan Vulcan ANC, Duet Sempurna untuk Pengalaman Gaming Terkini
[news]
032
Apakah kamu seorang yang senang larut dalam games petualangan baru? Jika ya,berarti kamu butuh perangkat yang mumpuni untuk dapat menunjang hobi itu. Perangkat berbasis teknologi terkini yang di dalamnya memiliki komponen yang handal untuk membawa kamu masuk ke dunia tak berwujud, yang hanya dirasakan melalui sensor audio maupun visual Anda. Essentio CG8250, PC Desktop dari ASUS merupakan jawaban tepat. Dari tampilan depannya saja, PC Desktop ini memang dirancang khusus untuk para penggemar gaming yang juga mencintai konsep modern. Bentuk minimalis dengan panel aluminium anoda dan chassis besi mengesankan ketangguhan. Material yang terpilih dengan cermat serta sentuhan akhir yang menawan tampak sesuai dengan desain interior modern manapun.
Fotografi: milik ASUS
Dari aspek spesifikasi, Essentio CG series hadir sebagai seperangkat PC dengan prosesor terkini 2nd Gen Intel® Core™ i7 dan solusi grafis handal yang memungkinkan pengalaman visual 3D yang mendalam, nyata dan memukau para pengguna. Nikmati konektivitas transfer data ultra cepat dengan kecepatan 4.8Gbps dengan USB 3.0. Dengan sinergi USB 3.0 (10X lebih cepat dari USB 2.0) dan SATA 6GB/s, kini pergerakan data Anda menjadi lebih cepat dan terpercaya. ASUS juga menawarkan produk headset khusus gaming-nya yang dinamakan Vulcan ANC. Desainnya yang didominasi warna hitam dan merah melambangkan karakter berani para gamers yang sangat menyukai dunia petualangan. Vulcan ANC merupakan headset pertama di dunia dengan teknologi noise cancellation,
yang dilengkapi dengan noise-filterring microphone sehingga memungkinkan kamu berkomunikasi saat bermain game online. Dengan menggunakan Vulcan ANC, kamu akan semakin menghayati pengalaman bertualang dalam dunia virtual yang sedang kamu jelajahi. Ketika menikmati kecanggihan CG Series dan headset gaming Vulcan ANC ini, kamu tidak perlu khawatir dengan pemakaian daya listrik yang terlalu besar. ASUS telah berkomitmen menciptakan produk yang ramah lingkungan dan efisien energi dengan desain cermat dan inovatif, sehingga mengurangi polusi karbon dan meminimalkan dampak pada lingkungan. SANDI EKO.
(grooming)
get this: on the go
Mengandung Shea Butter yang mampu meregenerasi rambut dan kulit kepala, bahkan untuk jenis rambut yang sangat kering, cocok untuk aktivitas di luar ruangan. Karite Shampoo for very dry hair & scalp, Rene Furterer Paris @ Guardian, Rp. 305.000
Tidak hanya menghilangkan bau, tapi deodorant ini juga mampu mengatasi keringat berlebih setelah beraktivitas seharian. Rexona Men Double Protection, Guardian, Rp. 29.900
Contemporary Masculine
Baru-baru ini Lanvin meluncurkan fragrance terbarunya untuk laki-laki, yaitu Lanvin Avant-Garde. Memiliki image yang modern, maskulin, sophisticate dan dandy, Eau de Toilette ini memiliki aroma yang fresh dengan sentuhan woody oriental berpadu dengan Italian bergamot, dengan campuran Madagascan black pepper yang spicy, pink peppercorns dan juniper essence. Pada base notes-nya, aroma vetiver bercampur dengan aroma benzoin yang warm serta tobacco dan georgywood yang maskulin akan tahan lama di kulit. It’s a daring composition which leaves both an intense and tender, dense and tender note on the skin. Decidedly addictive. Kemasannya dengan botol yang simpel minimalis dengan garis berwarna transparan di tengahnya melambangkan brand Lanvin dengan gaya yang kontemporer serta mereinterpretasikan evening suit yang maskulin. Logo Lanvin tercetak di tutup botol bagian belakang berwarna hitam. Metallic grey-green body, shiny sides, a black band embossed with small pins Contemporary and apt, it is entirely ‘avant-garde’. TIARA PUSPITA
Click Away
Terganggu dengan bulu-bulu halus di tubuhmu dan ingin menghilangkannya tanpa repot dan sakit? Kini telah hadir Click House! Permanent hair away dan skin rejuvenation center yang akan menghilangkan bulu-bulu yang tidak diinginkan, serta meremajakan kulit. Teknologi yang digunakan oleh Click House adalah dengan menggunakan alat yang telah mendapat sertifikasi FDA, dengan menggunakan cahaya untuk menyerap melanin pada rambut. Cahaya ini akan diubah menjadi panas dan akan merusak folikel rambut yang diinginkan tanpa merusak kulit. Hasilnya, rambut tersebut akan lepas dan tidak dapat tumbuh di dalam kantung rambut yang sama. Teknologi di Click House ini tidak menggunakan laser, namun melainkan menggunakan cahaya dengan spectrum yang luas untuk mempenetrasi kulit dan menstimulasi kekuatan regenerasi natural. Lakukan selama 5-6 kali dengan selang waktu 6 minggu dari masing-masing treatment, maka unwanted hair di tubuh akan hilang secara permanen tanpa merusak atau membahayakan kulit. Tanpa rasa sakit seperti dicabut atau teknik waxing, hair removal di Click House ini dapat menjadi alternatif hair removal treatment yang mudah dan menyenangkan, and of course, very affordable. Dengan konsultan yang ramah dan handal, kamu akan merasa nyaman selama proses treatment. It’s definitely worth it. TIARA PUSPITA
Shaver baru dari Phillips yang kecil dan mudah dibawa dalam tas! Phillips A Close Shave, Guardian, Rp. 164.900
Praktis membersihkan rambut dan tubuh sekaligus dengan aroma White Musk yang segar dan maskulin. White Musk For Men Hair & Body Wash, The Body Shop, Rp. 129.000
Lucky Number 7 Loewe kembali meluncurkan parfum terbarunya, 7 Loewe, nama yang dipilih untuk melambangkan imperfection, perfection, earthly and spiritual, rational and emotional, masculine and feminine, culture, religion, history, dan Hercules. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang di satu sisi adalah manusia namun disisi lain adalah Dewa, who is balanced between the human and the divine. A classic hero. Number 7, melambangkan kontradiksi dan oposisi. Angka 7 yang merupakan unit pengukuran yang menjelaskan tentang dunia, 7 hari seminggu, 7 keajaiban dunia, 7 warna pelangi, 7 cardinal sins and virtues, 7 laut, dan lain sebagainya. Wangi yang terkandung di dalamnya, terdapat perpaduan aroma incence, absolute pepper, red apple, rose-muguet-neroli, cedar, vetiver, dan musk yang maskulin, classic yet rebellious. Botolnya berdesain simple, dengan warna turkey blue yang umumnya digunakan untuk baju matador, dan dilengkapi dengan finishing berupa tutup berwarna silver khas Loewe. Tersedia dengan ukuran 50ml dan 100ml, 7 Loewe sudah bisa kamu miliki! TIARA PUSPITA
Foto Produk: Rizki Rezahdy, Foto Loewe, Lanvin, Click House: milik Click House.
[news]
For further info, please call 08777 533 5000 or visit My Click House, Jl. Gunawarman No. 75 Jakarta Selatan.
(chow)
KISS ME, I’M IRISH! Kilkenny lagi-lagi menjadi teman sejati tiap orang dengan cara khas Irlandia; yakni mengangkat gelas dan menikmati hari paling bersahabat.
Tiap kali mendengar kata St. Patrick’s Day kemudian terbayang di kepala kita warna hijau cerah yang senada dengan four leaf clover. Itu bisa jadi benar namun tidak mutlak, karena apa yang Nylon Guys saksikan di Murphy’s Pub and Bar Kemang, Jakarta Selatan pada 17 Maret 2012 lalu tidak demikian. Selain hijau, warna kemerahan dari gelas-gelas berisi Kilkeny Red Irish Red Ale juga menjadi fokus utama malam itu. “Kilkenny merupakan salah satu Irish ale yang terkenal di dunia dimana pembuatannya dimulai sejak abad ke-14. Terkenal akan kekhasannya dan kualitas rasanya yang sangat “Irish”. Kilkeny adalah Red Irish Red Ale, berwarna merah ruby dengan tekstur rasa yang unik, halus, dan penuh cita rasa”, ungkap John Galvin,
Kilkenny Representative di Indonesia. Lagu-lagu yang wajib dimainkan di bar ataupun cafe seperti Stranger by the Day, Hey Ya, Santeria, dan Long Train Running pun dimainkan homeband, kian memanaskan suasana sekaligus menandai usia yang hadir di Murphy’s malam itu. Setiap tahunnya, St. Patrick’s Day dirayakan oleh ratusan juta orang di dunia sebagai momen spesial dengan suasana persahabatan sejati. Kamu juga dapat menikmati promosi spesial dari Kilkenny bersama teman-teman kamu di beberapa bar di seluruh Jakarta seperti Bremer, Loewy, Ravino, Liquid Exchange, Barrel KG, Barrel SMS, Beer House, Bats, dan Union. With Kilkeny, we’ll both be safe ‘til the next St. Patrick’s Day! SANDI EKO
V odka on the Rocks
Poste Kitchen+Bar The East Building Ground Floor Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav E3.2/1 Setiabudi Jakarta Selatan
Pada Kamis malam (15/3/12) yang sepertinya masih terlalu dini untuk terlalu banyak minum itu Poste mengadakan sebuah acara bertema “A Night of Cocktail’s You’ll Never Forget!”. Sebuah acara yang jelas pantang untuk dilewatkan. POSTE bekerja sama dengan Ketel One Vodka mendatangkan Mixologist Champion dari Malaysia, Chong Yi Shawn. Pada malam tersebut Chong Yi mengeluarkan 5 menu cocktail terbaru standar internasional, yakni Oriental Pearl, Screwpine Cooler, White Lady, Seville Martini, dan The Highland Sour. And these are the result: Oriental Pearl memukau kami, begitu manis dengan citarasa buah-buahan dari lychee dan orange yang didominasi warna merah berasal dari rose syrup.
Terlalu manis untuk lelaki sejati. Sedangkan bagi kamu yang menyukai jenis cocktail dengan tekstur vodka lembut, Screwpine Cooler siap memenuhi keinginan kamu melalui atmosfir pandan yang menyatu dengan lime juice dan chilled apple juice. Tak ketinggalan White Lady a la Chong Yi hadir menemani kami sambil menikmati dentuman beat dari permainan DJ melalui racikan some part of Tanqueray 10 gin dan Triple Sec dengan sugar syrup dan lemon juice. Berikutnya Seville Martini, masih dengan Tanqueray 10 gin serta Camari yang dilebur dengan bitter orange. Malam itu kami menemukan cocktail favorit masing-masing. Tetapi bagi saya Highland Sour seolah menjawab segalanya. Cocktail segar dengan base Singleton yang
Fotografi Kilkenny: milik Pulse Communication, Poste: Philea Adhanti.
dipadukan dengan orange juice, putih telur, dan sentuhan Angostura Bitters itu menjadi favorit saya. Menumbuhkan niat saya untuk kembali lagi ke Poste demi Highland Sour. Cheers! SANDI EKO.
(chow)
[news]
035
The Art of Super Premium
Diluncurkan di kota New York pada tahun 1979, Absolut Vodka menciptakan revolusi baru dalam dunia vodka. Hal ini didukung dengan warisan kebanggaan Swedia yang telah berusia 100 tahun yang berasal dari sang penemu yaitu Lars Olsson Smith, Absolut vodka kini yang merupakan vodka premium nomor satu di dunia memperkenalkan Absolut Elyx. Terinspirasi oleh kecintaan yang sama atas metode yang terunggul, Absolut Elyx dibuat dari 100% bahan-bahan alami. Produk ini disebut super premium karena dihasilkan dari bahan-bahan super pilihan. Gandum berasal dari satu daerah terbaik di Swedia, penyulingan dengan tembaga untuk menghasilkan rasa murni alami dan penyulingannya dilakukan secara manual yang diatur oleh tenaga kerja manusia. Cita rasa yang dihasilkan cukup kental, rasa yang lembut di mulut serta kaya rasa aniseed dengan sentuhan rasa kacang-kacangan, sereal segar dan rempah yang lembut. Ditambah rasa gurih yang seimbang. Pengalaman menikmati Absolut Elyx seharusnya dimulai dengan murni tanpa campuran apapun, dituang di atas es batu, lalu dinikmati secara perlahan. AYU HENDRIANI Fotografi Absolut: milik Absolut
Gather for Summer Lars Zika, 31, asal Switzerland ini mempunyai ide bagaimana orangorang wisatawan khususnya European ini untuk sekedar hang out dan mencicipi makanan lezat dengan ciri khas mereka disana yaitu dengan membuat resto open air rooftop dengan sentuhan suasana pantai. “Di Eropa
sana, mereka membawa sofa dan kursi sendiri ke rooftop, disana kita selalu bertemu dengan orang yang kita kenal dan tidak. Disini saya akan mencoba membawa suasana tersebut dengan sentuhan tropikal Bali,� jelas Lars. Melihat kesempatan demam kuliner maka lahirlah
Pop Tasty Grill dengan gaya barbeque. Dengan metode makan sepuasnya, kita bisa menikmati dari ikan, daging sapi, sampai daging babi. Tempat itu juga menawarkan paket tiga liter bir Bintang atau Sangria pitcher bersama menu makanan yang dapat memulai malam lebih seru
lagi. Lebih keren lagi dari tempat ini adalah andalan rooftopnya yang sangat strategis dan sedikit secluded. Jadi kita tidak lagi mendengar suara bising kendaraan. Terutama pengunjung bisa memilih lagu sendiri untuk kepuasaan saat santap mereka. KHIVA ISKAK
Fotografi: milik Pop Tasty Grill, Jln Petingget, Kerobokan, Bali. www.facebook.com/poptastygrill
PULP FICTION : Kill Your Idols
illustrati: philip ponk
036
Ini hari uas terakhir. Sebenarnya, gue samasekali nggak siap menghadapinya dengan kondisi tubuh yang capek dan jam tidur kurang. Semalam gue tidur sekitar jam setengah empat pagi, lalu bangun jam sembilan, menyempatkan diri untuk baca-baca catatan sekenanya. Semua gara-gara gue nonton konser sampai pagi. Padahal, gue sadar kalo konser itu bentrok sama jadwal UAS gua. Tapi gua terlanjur nekat untuk mengikuti keduanya. Kenapa gua berani memutuskan itu? Soalnya, konser semalam itu adalah konser band yang gue tunggu-tunggu. Kebetulan, band asal Amerika itu sedang menjalankan tournya ke Indonesia. Gue gak mungkin menyia-nyiakan kesempatan emas buat nonton mereka. Mereka adalah sebuah band Punk Rock yang gue dengarkan sejak SMA. Kecintaan terhadap mereka membuat gue pernah merelakan tabungan untuk membeli segala atribut tentang mereka. Mulai dari album, t-shirt, sampai poster mereka. Poster-poster mereka, yang penuh menghiasi dinding kamar, membuat gue sering memandang kagum. Gue juga menuliskan kutipan-kutipan lirik mereka di bagian yang gak tertempel poster. Bagi gue, lirik-lirik mereka, mewakili keseharian gue yang membosankan. Selain itu, gue selalu merasa bangga ketika gue memakai kaos mereka di depan orang-orang. Ada pengalaman bodoh ketika gue buka-buka cover cd mereka. Saat itu, gua iseng melihat ke bagian “thanks to” dan membaca semua nama yang ada di sana. Gue berharap ada nama gue terselip di situ. Padahal, mereka sama sekali nggak kenal gue. Gue juga sering meniru gaya Mike, sang vokalis, ketika gua lagi mandi sambil nyanyi-nyanyi. Semua kegilaan itu menjadi alasan gue untuk nggak menyia-nyiakan kesempatan emas menonton mereka. Meskipun gue harus merelakan uang tabungan untuk membeli tiket yang cukup mahal, konser itu memang menyenangkan. Dengan memakai kaos kebanggaan berwarna hitam dan bergambar wajah Mike sedang berteriak, gue datang bersama teman-teman gue. Di sana, gue mendapat semacam pengalaman spiritual ketika gue dan teman-teman yang setengah mabuk, dengan ribuan orang lainnya bersama-sama meneriakkan satu nama yang sama untuk naik ke atas panggung. Dan saat mereka satu persatu naik ke panggung, gue benar-benar merasa seperti mimpi yang menjadi nyata. Kekaguman gue yang sebelumnya hanya bisa gue rasakan ketika melihat poster mereka, saat itu gue rasakan secara nyata dengan melihatnya langsung. Yang lebih membahagiakan lagi adalah ketika gue dengan ribuan orang lainnya bernyanyi sambil berpogo ria. Lirik-lirik mereka yang dinyanyikan secara sing along seolah menjadi mantra agar benturan-benturan yang gue alami menjadi tak terasa. Sekitar jam satu malam, konser berakhir. Beberapa jam yang singkat bersama mereka, akan menjadi kenangan yang gak terlupakan. Gua pun kemudian pulang dengan capek dan senyum kepuasan. Meskipun gua sadar, di kampus, Ujian Akhir Semester menunggu gue.
Hingga akhirnya, Sabtu, tengah hari bolong yang sudah dijadwalkan itu tiba. Di kelas, gue mengikuti UAS dengan mata yang masih berat. Suasana kelas yang hening ditambah hembusan AC yang lembut, membuat gue semakin kepingin tidur. Tapi, di depan gue, ada kertas berisi rentetan pertanyaan yang harus gua kerjakan. Sialnya lagi, nanti sore masih ada satu matakuliah yang menunggu. Dan gue harus menjalankannya meski tanpa persiapan apapun. *** Dua minggu telah berlalu… Di kamar, gue memberanikan diri menyalakan laptop. Kabarnya, hari ini, semua nilai kuliah keluar. Gue takut sekaligus penasaran. Dua matakuliah yang UAS-nya gue lalui tanpa persiapan itu jelas diragukan nilainya. Memang, nilai-nilai gue ebelumnya cukup memuaskan bokapnyokap yang cuma peduli sama angka-angka. Lumayan memberanikan diri juga untuk mengetik website kampus gue di web bar. Websitenya pun terbuka. Setelah memasukkan nomer mahasiswa, satu persatu urutan nilai-nilai mata kuliah gue terlihat di monitor. Mau dikata apa? Nilai dua matakuliah yang gue ragukan itu dapat E. Itu berarti, gue harus ngulang! Yang jelas gue bingung setengah mampus. Nggak ngerti harus bilang apa kalo bokap-nyokap nanya. Pasti mereka akan kecewa dan marah besar. Belum lagi, gue membayangkan kalo harus mengulang matakuliah itu. Kuliah gue akan lebih lama. Arrrgghhh!! Berjam-jam memikirkan hal itu. Gue sempat pingin berbohong kalo mereka menanyakan nilai-nilai gue. Tapi itu jelas nggak akan menyelesaikan masalah. Yang ada, kebohongan akan mengawali kebohongan berikutnya. Semacam perang batin. Akhirnya gue memutuskan untuk jujur dan menunjukkan transkrip nilai ke mereka. Harapan terbesar gue saat itu, mungkin dengan memberi alasan jujur, mereka akan memaafkan gue. Print-out transkrip nilai tersebut gue sodorkan ke mereka yang sedang nonton tv di ruangtamu. “Pa, Ma, ini nilai Erik”, sambil gue kasih transkrip nilai itu. Nyokap yang pertama ngeliat. Dia hanya merespon dengan gelengan kepala lalu memberikan ke bokap. Gue pun coba memberikan alasan. Gua ceritakan semua kejadian yang membuat nilai gue hancur. Beberapa kali mereka bertanya, tetap gue coba jawab dengan jujur. Nampaknya mereka semakin mengerti. Tapi ketika gue selesai menjelaskan semua alasan, mereka hanya diam. Mereka diam beberapa menit. Menggelengkan kepala sambil sesekali memijit alis. Gue tetap berusaha meminta maaf, tapi mereka tetap diam. Tak berapa lama, mereka pergi. Gue bingung sekaligus kesal. Nggak mengerti apa yang harus gue lakukan. Sementara mereka hanya diam, nggak ngomong apa-apa. Itu membuat gue semakin bingung mesti bagaimana. Kenapa mereka gak memarahi gua aja sekalian? Diamnya mereka justru membuat gue bingung. Merenung. Mengingat-ngingat kembali apa yang telah gue lakukan. Gue sadar telah menghancurkan semuanya. Gue menghancurkan suasana di rumah, juga menghancurkan nilai gue, masa depan gue. Dan di saat-saat seperti ini, kegilaan gue karena kecintaan pada sebuah band, nggak akan mampu menolong gue. Di saat-saat seperti ini, mereka yang gue idolakan, yang gue kagumi, yang gue puji-puji, nggak ada di samping gue. Dari situ gue paham mengenai konsensekuensi etika D.I.Y yang sering mereka gembar-gemborkan. There’s no one could help, unless yourself! Short Story by: MAY RAHMADI
BANDUNG
Cuma perlu tiga jam road-trip dari Jakarta. Kamu bisa berangkat sebelum matahari terbit dan setelah lewat tengah malam untuk mendapatkan sebuah short-getaway yang sempurna. TEKS & FOTOGRAFI: ANDANDIKA SURASETJA
STREET-ART
Christian Hartana
BUSINESS
bedlam
Tengok ke luar jendela saat berkendara di tengah Kota Bandung.. Kamu akan melihat sederet karya seni di sejumlah tembok dan tiang-tiang besar. Salah satu streetartist Bandung generasi baru adalah Reza Mahardi alias Bedlam yang belakangan aktif di dunia Spray Painting Art dan Wheat Paste Art. Hasil semprotan cat di tembok buatan Bedlam yang paling berkesan baginya ada di Jalan Pasir Kaliki. Tembok itu berukuran tinggi 9 meter dan lebar 30 meter. Lokasinya ada di pinggir rel kereta api dengan pijakan yang sempit. Proyek berjudul
Siapa yang tak kenal local brand berikut ini: Mischief Denim, Pot Meets Pop, Seba Shoes, Tosavica, dan Amble? Kecuali kamu hidup di hutan belantara, pasti kamu pernah mendengarnya. Mungkin belum banyak yang tau, bahwa gaung dari kelima nama tersebut semakin kencang setelah masuk ke sebuah toko kecil bernama Arcane di Jalan Trunojoyo beberapa tahun lalu. Selain itu, masih ada sederet brand lokal lain yang mengawali pemasaran offline-nya di Arcane. Sekarang, mereka pun jadi sangat terkenal. Don’t think too much, kamu harus menyempatkan diri untuk melihat langsung tempat “bersejarah” tersebut dan berkenalan dengan pemiliknya, Christian Hartana.
This is Bandung 2011 ini dikerjakan Bedlam bersama senior-nya seperti Yellow Dino dan Tellthem. Selain Bandung Bedlam juga telah menjangkau Jakarta dan Yogyakarta untuk bermain dengan warna-warni cat semprot, dan karakter buatannya.
Chris membuka Arcane di penghujung 2007 – ketika local movement belum berlangsung sekencang ini. “Awalnya Arcane ini sekedar sneaker shop. Gue punya banyak koleksi langka yang terpakai. Supaya hobi gue jalan terus sekaligus bisa menghasilkan uang, ya Arcane jadi solusi,” beber Chris. Satu-dua tahun setelah Arcane berdiri, banyak local brand “premium-to-be” bermunculan. Waktu itu belum ada tempat yang sanggup memasarkan produk-produk mereka. Jangankan department store yang mau menampung produk lokal, concept store saja masih langka. Melihat situasi ini, sarjana jurusan manajemen ini pun membuka pintu Arcane selebarlebarnya bagi brand yang baru
http://bedlamorama.wordpress.com/ muncul. “Gue tau susahnya masarin produk waktu itu. Birokrasi ribet lah, belum lagi quantity yang terbatas juga sering jadi masalah.. Saat itu gue ngeliat ada banyak temen yang perlu dibantu dalam hal ini, jadi ya kenapa tidak? Sekarang malah seneng liat perkembangannya,” kata Chris. As the local fashion industry grows rapidly, Chris melebarkan sayap. Di Tahun 2010 ia membuka space retail Tosavica dan Society by Mischief berjejer di sebelah Arcane. Masing-masing mengusung konsep yang kuat dan berbeda. Arcane bertahan sebagai toko dengan influence jalanan yang kental, you can find loads of cool stuff here – from hoodie, printed shirts, to sneakers. Kemudian di Tosavica atmosfir yang terbangun adalah simple, clean and colorful – sesuai produk outfit Tosavica yang basic. Sementara itu, Society by Mischief jelas menjadi toko wajib bagi setiap pria masa kini, kamu bisa memborong sederet denim dan leather goods dengan kualitas terbaik di sini. Gak berhenti di fashion, Chris juga merambah dunia culinary.
Patio, bar paling hip di Bandung adalah salah satu bukti keseriusannya di dunia bisnis. Awal tahun ini ia membuka resto & café bernama Hartwood yang sedang jadi topik pembicaraan di Bandung dan Jakarta. Dalam waktu dekat ia segera menambah panjang lini bisnisnya dengan membuka resto berkonsep American Grill and Beer. “Gue menikmati bisnis di bidang lifestyle yang menyenangkan,” ujarnya. What’s next? Guest house or night club? We’ll see.. But don’t you think that he’s just unstoppable, do you?
Patio: 9 Gourmet Building – Jalan Riau, Bandung. Hartwood: Jalan Progo, Bandung. Arcane – Society by Mischief: Jalan Trunojoyo, Bandung
ROCK AND ROLL
HAIR AND GROOMING
Esensi dari berlibur adalah “refreshing”. Termasuk urusan penampilan! Solusi paling praktis untuk perubahan drastis adalah potong rambut! Get your new look in a rebel way, cobalah potong rambut di Rock and Roll haircut. Sesuai namanya, tempat ini benarbenar rock and roll.. tanpa proses cuci
rambut sebelum dan sesudahnya. Cukup datang , potong, dan pulang! Tapi tenang saja, tempat ini punya banyak poin plus. Seperangkat speaker memainkan nonstop music dengan bank lagu yang akan terdengar pas di telinga. Selain itu kapster yang
bekerja disini seluruhnya perempuan dengan style yang cool, tipikal Karen O-nya Yeah Yeah Yeahs atau Alice Glass sang vokalis Crystal Castle! FYI, pemilik tempat ini adalah Meygador, vokalis band Angsa dan Serigala yang tengah naik daun. Bisnis
ini dirintisnya 8 tahun lalu bersama beberapa orang teman. Berawal dari iseng-iseng, hasil potongan rambut Meygador dan kawan-kawan ternyata disukai banyak orang. Omongan dari mulut ke mulut pun terus menyebar hingga Rock and Roll pun punya nama besar di kalangan pemuda Bandung. Percayalah, tempat ini memasang tariff yang terbilang murah. Hanya 25 ribu rupiah untuk model potongan rambut yang biasanya gagal diterjemahkan tukang cukur langganan. Soal kredibilitas gak usah dibahas lagi: customernya lebih dari 1.700 kepala per bulan. Kurang bukti apa lagi?
http://www.rocknrollhaircutting.com
DESIGN
Zanun Nurangga
Jika pacar kamu merengek minta ditemani berbelanja di Happy Go Lucky yang ada di jalan Ciliwung, Bandung, sebaiknya jangan menolak. Tenang saja, kamu tidak akan mati bosan saat harus menunggu. Desain ruang butik yang populer di Bandung ini sangat menarik untuk kamu amati. Pilihan warna, layout, dan interior di sana akan memberi pengalaman visual yang menyegarkan. Selain pemiliknya, tangan kreatif yang terlibat di balik rancangan
ruang butik yang menarik itu ialah Zanun Nurangga dan Cahaya Dwisangkana dari Studio Sorcery. Cousin-duo ini tergerak untuk membuka studio interior dan furniture sendiri setelah merasa tidak cocok dengan iklim kerja kantoran. Sejak Maret 2008 Zanun dan Cahaya telah menetaskan berbagai ide cerdas. Produk furniture dan homeware yang dirilis Sorcery membawa mood yang cenderung gloomy, magical, and edgy. Demi menjaga konsistensi dalam berkarya, dari awal Zanun dan Cahaya bersepakat untuk bergerak tanpa investor, “Kita gak mau urusan penyandang dana jadi gangguan. For the sake of the design, visi bisnis harus sejalan sama karya yang kita buat. Pasarnya akan ada sendiri kok.” Sebagai jalan tengah, Zanun lebih suka memilih kolaborasi dengan desainerdesainer lain untuk menyen-
tuh publik yang lebih luas. Misalnya dengan Kandura keramik dan brand topi Coolcaps. Kiblat Studio Sorcery semakin jelas ketika Zanun ditanya “Siapa partner impian untuk diajak berkolaborasi?”. Dengan mantap Zanun menyebut nama “Vincent Darre” furniture designer asal Paris yang konsep desainnya jauh dari kesan industrial. Salah satu proyek terakhir yang digarap Sorcery ialah desain interior hotel Stevie G di Bandung Utara yang berada satu kompleks dengan Maja House. If you want to stay in Bandung for a night or two, this place is highly reccomended.
http://studiosorcery.com
039
the style
SHOP HERE
BLAB
If you really want to look different, one of the tricks is.. go get loads of rare stuff! Kemudian Blab yang ada di Jalan Wira Angun Angun akan jadi surga bagimu! Di tempat ini kamu bisa mendapatkan produk-produk dari Undefeated, Mishka, Supreme, American Apparels, Marc by Marc Jacobs, Rayban, dan sederet wellknown brand lainnya. Yang paling penting, they are all limited items. Jadi nggak usah takut banyak yang meniru. Blab adalah sebuah toko yang menawarkan hand-picked items dari New York, Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Amsterdam. Adymas dan Armita – pemilik Blab – sengaja melakukan trip ke berbagai negara secara rutin. Biasanya setiap 3 bulan sekali barang-barang di Blab akan diupdate dengan hasil hunting mereka yang terkini. Berkat Blab, kamu gak perlu repot pergi jauh ke luar negeri, cukup ke Bandung saja.
Gue sih boro-boro, gue gak bisa ngapa-ngapain, mikir aja susah apalagi nulis lagu. Inspirasi justru datang setelahnya, bahkan bisa beberapa tahun kemudian. Akhirnya orang menginterpretasikan gue lagi sedih, padahal gue sih udah seneng-seneng aja.
MUSIC
Tulus Hampir semua radio anak muda di berbagai kota besar sedang gencar memutar lagu “Sewindu”. Seorang sarjana arsitektur dari Universitas Parahyangan bernama Muhammad Tulus adalah pemilik suara merdu yang menyanyikan lagu itu. Coba dengarkan seksama, Tulus punya sesuatu yang tidak dimiliki kebanyakan penyanyi solo pria Indonesia masa kini. Apa yang membuat lo suka bernyanyi? Gue sering lihat nyokap nyanyi saat gue kecil. Saat bernyanyi dias terlihat sangat senang, gue juga jadi ikut senang. Dia idola gue. Dari situ gue merasa nyanyi adalah sesuatu yang menghibur diri sendiri dan orang lain. Dan karena sejak kecil gue mendengar banyak lagu, sadar gak sadar gue jadi punya semacam bank melodi di memori gue.
menyebut genre musik gue sebagai jazz. Mungkin karena gue juga aktif di komunitas jazz yang ada di Bandung. Tapi kalau disuruh mendeskripiskan sendiri, maka gue menyebutnya ecletic. Gak tau sih sebetulnya istilah itu ada atau nggak di dunia musik, tapi yang pasti musik gue adalah perpaduan dari berbagai genre dan elemen yang menghasilkan musik baru. Musik Tulus. Lo menulis lagu lo sendiri? Yup. Hampir semua gue tulis sendiri, ada yang sedikit dibantu temen-temen. Let’s say 90% bikinan gue sendiri.
Facts: Hmm, lagu-lagu yang lo tulis
Apa genre music kamu? Jazz? How you describe your own music? Nah ini adalah pertanyaan yang selalu membuat gue bingung. Orang-orang
semacam curahan hati nih.. Inspirasinya datang dari mana? Pengalaman pribadi kah? Ah itu sih pengalaman lo kali.. Hahaha.. Ya inspirasi datang dari banyak hal. Gak semua pengalaman pribadi. Beberapa memang iya. Ada yang bilang orang bakal create a masterpiece saat dia lagi sakit hati.
fotografi: milik tulus. http://musiktulus.com
Menurut lo dimana letak kekuatan suatu lagu? Kekuatan lagu itu ada di lirik, nada, sama ketepatan waktu pas kita denger. Lagu yang oke tuh menurut gue.. Liriknya mendeskripsikan kondisi lo, nadanya bisa bangun suasana, dan didenger di waktu yang tepat.. Kaitannya sama situasi emosi pendengar juga. Jadi klik antara satu lagu dengan pendengar.. Karena dia ngerasa lagu itu sama dengan dirinya. Sebagai seorang arsitek muda sekaligus penyanyi, sebetulnya bidang karir mana yang lebih ingin ditekuni? Gue masih ngerjain proyek arsitetur sih sedikit-sedikit. Gue pengen sekolah lagi, tapi pengen bikin album baru juga.. Mana yang akan gue pilih, gue juga belum tau.. Dulu gue termasuk orang yang suka membuat rencana jangka panjang tapi pada akhirnya banyak gangguan di tengah jalan yang akhirnya jadi hambatan.. Akhirnya, dua tahun terakhir gue lebih milih buat bikin rencana jangka pendek yang matang dan bisa direalisasikan.
EAT HERE sumber hidangan Bukan Cuma nama dan bangunan toko yang klasik, tempat ini juga menjual bermacam jenis roti yang dibuat dengan resep dan cara yang sama sejak pertama kali buka di era 40EATearly HERE warning, an. As the jangan kaget kalau semua pegawai di sini semuanya lanjut usia. Itu memang jadi sensasi tersendiri buat setiap pengunjung Sumber Hidangan. Toko ini juga sangat terkenal berkat ice cream-nya yang sudah jadi legenda selama beberapa dekade. Maybe you’re not a sweet-toothed person. Tapi di sini kamu benarbenar harus mencoba, setidaknya untuk segelas Marasquino. Es krim rasa vanila dengan tekstrur unik yang berenang dalam gelas berisi rhum. Braga Permai Kamu bisa dengan mudah mendapatkan makanan enak di Bandung – dimana pun! Bahkan di pinggir jalan sekali pun.. Maka dari itu kamu harus mencari sesuatu yang menawarkan beyond delicious taste experience. Tidak ada tempat yang lebih baik
selain Braga Permai. One of the oldest fine-dining resto yang masih bertahan di Bandung. Dulu tempat ini dikenal dengan nama Maison Bogerijn, satu-satunya restoran di Hindia Belanda yang memiliki sertifikat langsung dari Kerajaan Belanda. Berlokasi di Braga – jalan terpopuler di Kota Kembang, all of your senses will tell you how amazing this place is. Untuk menu makanan pilihlah Garlic Steak yakni potongan tenderloin 200 gram dengan bumbu yang legendaris, atau menu terbaru yakni Lamb Ravioli dengan creamy curry sauce yang rasanya luar biasa. Soal harga gak usah khawatir.. terjangkau! drink here trotoart Saatnya lepas kendali dan jadi diri sendiri. Di tempat ini kamu gak perlu jaga sikap. Ucapkan selamat tinggal pada good boy alias “si anak
baik-baik kesayangan mama”. Silakan duduk di atas meja, atau jongkok dan jungkir balik.. Terserah! There’s nothing to do in this place but drink and have fun! Kalau kamu bosan dengan bar berdekorasi mewah dengan interior tertata apik seperti yang bertebaran di Jakarta, Trotoart bisa jadi penawarnya! Konsep tempat ini sangat berbeda: tanpa konsep. Kamu bisa memilih tempat duduk yang tersebar di antara rongsokan mobil bekas, motor tua, dan beragam benda aneh dan antik lainnya. Gak Cuma itu, kamu juga bisa memilih untuk duduk di bangku pesawat yang terdampar di antara rumput liar setinggi pinggang orang dewasa. How cool is that? Bertempat di kawasan cisitu – dago, tempat ini cukup terkenal meski tersembunyi. Lebih baik bertanya pada warga sekitar daripada sesat di jalan.
FESTIVAL
KEUKEN: Reclaim the street, eat!
Coba tanya pada Meizan Diandra bagaimana cara bersenang-senang di jalanan.. Pasti dia akan menjawab: Makan! Tambahkan lagi satu hal dalam daftar “things to do before you die” – mengunjungi event Keuken di Bandung. Semua orang suka makan, semua orang akan merasa senang saat makan! Dan satu hal yang tidak kalah penting ialah dengan siapa kamu makan. Sekarang, bayangkan dirimu berada di ruang terbuka, bersama begitu banyak teman, dan yang perlu kamu lakukan hanyalah makan! Hal itu lah yang akan kamu rasakan di Keuken, sebuah festival kuliner dengan muatan idealisme yang provokatif.
“Kehidupan kota besar telah membangun dinding pemisah yang menjadikan setiap orang cenderung individualis. Social gap semakin besar, masalahnya ruang interaksi yang bisa merangkul seluruh kalangan pun tidak tersedia. Yang dibutuhkan adalah ruang publik yang ideal,” papar Meizan. Meizan yang tergabung dalam House The House – studio kreatif digawangi 9 mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung – bersama arsitek kawakan Ridwan Kamil mencoba menciptakan ruang publik yang ideal melalui rangkaian event Keuken yang dimulai pada awal 2011: Surprise Stove dan Keuken the event. Surprise Stove diselenggarakan di taman, di trotoar, atau bahkan
di area traffic light perempatan jalan. Beberapa orang chef akan memasak dan berbagi rasa dengan siapa pun yang sengaja-tidaksengaja berada di sana. Pejalan kaki yang random, pengendara mobil dan motor, bahkan polisi! Sementara itu untuk main event, Keuken telah dua kali mencetak sukses. Di lapangan parkir Cikapundung pada Juli 2011, dan Gelanggang Olah Raga Saparua pada Februari 2012. Chef dari established resto and café, celebrity chef, musisi, street artist, dan seluruh warga terlibat di sana untuk bersenang-senang dan makan, makan, makan! http://keukenbdg.com/
041
000
042
nordic track ZENVO ST1 MUNGKIN SANGAT LANGKA, $1,3 JUTA KEAJAIBAN MESIN, NAMUN INSPIRASINYA MENGGAUNGKAN KEMBALI SEBUAH ERA YANG LEBIH SEDERHANA KETIKA SUPERCARS MENDOMINASI teks: Nicolas Stecher. fotografi: Kerian
INGATKAH KETIKA SUPERCARS benar-benar super? Ya, di era 80an? Dahulu ada Ferrari Testarossa; DeTomaso Pantera; BMW M1; Maserati Merak; dan tentu saja si Raja Bukit, Lamborghini Countach yang terlihat seperti didesain oleh para alien dengan isi kepala berbahan bakar Viagra. Apabila pernah ada masa ketika desain mobil-mobil begitu menarik perhatian, itu adalah era 80an. Supercars merupakan perwujudan dalam bentuk otomotif dari egoisme, drug-fueled, soundtrack Duran Duran, gaya rambut disisir ke belakang, dan merupakan sebuah dekade berbaurnya film Less Than Zero bertemu dengan Wall Street: Bret Easton Ellis dengan jiwa mesin V12. Lalu hadirlah era 90-an. Grunge. Kesadaran. Ironi. Dan yang terburuk dari semuanya: Wind tunnel, sebuah kutukan bagi desain otomotif, yang karena aspek aerodinamis hal itu kemudian menjadi hak istimewa sang kreator. Damn the wind tunnels! Salah satu amanat yang CEO Zenvo Jesper Jensen dan rekannya, Lead Engineer/CTO Troels Vollertsen sepakati saat memulai pengerjaan Zenvo ST1 di tahun 2004. Konsep mereka: membuat supercar yang dari tampilan maupun performa seperti berasal dari era 80-an–namun sangat lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, intinya mereka memutuskan agar desain ST1 tidak terpengaruh oleh terbatasnya wind tunnel. ST1 harus dramatik, gagah, nyaring. Pendekatan yang berhasil–top speed mencapai 233 mph, sisi aerodinamis yang menunjang peningkatan kecepatan akan mulai berpengaruh pada desain yang ditampilkan (tim Zenvo menjanjikan bahwa puncak kecepatan akan sangat mungkin tercapai dengan mesin V8). Mereka ingin mobil mereka tak terlupakan dan unik–dalam hal-hal tersebut, dan mereka berhasil. Tidak seperti banyak supercar modern lainnya yang terlihat soft dan tidak jelas, ST1 adalah sesuatu yang garang. Headlamp
044
yang menantang kamu untuk masuk ke dalamnya dan menekan pedal gas. Prioritas selanjutnya adalah agar mobil tersebut memiliki akselerasi yang baik, sebaik naturally aspirated fire alami (penunjang mesin-mesin 80an)–walaupun jika mereka awalnya berencana membuat turbocharging dari itu. Dan yang jelas itu berbahaya. Ya, rear-wheel drive–AWD bukanlah omong kosong. Akhirnya, mobil tersebut harus memiliki transmisi manual. Pada akhirnya, kebutuhan akhirlah yang disepakati oleh tim. Jensen dan Vollertsen paham bahwa orang-orang sangat manja dan tidak suka untuk memindahkan gear sendiri. Jadi ketika kamu menghabiskan $1.3 juta untuk sebuah mobil, maka kamu harus mendapatkan apa yang kamu inginkan. Jadi, sebuah paddleshifter F1 dengan transmisi yang sudah ditingkatkan (sama dengan yang digunakan pada Pagani Huayra) akhirnya ditambahkan sebagai pilihan. Kabar baiknya? Hal itu membuat mobil melaju lebih cepat. All other mandates stood firm, dan apa yang duo Denmark itu telah ciptakan merupakan sebuah teror atas kekaguman dan inspirasi. Induksi 7.0L V8, yang dibangun dan dikembangkan secara sempurna oleh Vollertsen, menampilkan supercharger yang dikendalikan dengan sebuah belt
yang menyuplai langsung ke mesin turbo besar. Kombinasi yang jarang ditemui ini menghilangkan turbo lag, sebuah busur akselerasi yang mindwarping. Serupa dengan mesin naturally aspirated hanya saja dengan kekuatan 1.104 kuda yang sedang marah menarik secara bersamaan. Kekuatan ST1 begitu menakjubkan, dan karena Zenvo hanya mengeluarkan 15 unit hand-build sebelum merilis desain terbaru, dapat dipastikan tidak akan ada seorangpun dari klub yang ada di negara kamu bisa memilikinya di garasi. Seperti saat kupacu ST1 menembus Willow Springs International Raceway di luar Los Angeles, saya mengalami kekuatan yang berasal dari mesin yang tak pernah saya temui pada kendaraan lain sebelumnya. “Saat kita berbicara mengenai tenaga dan handling, supercars dari era 80an adalah jawabannya”, ujar Jensen. “Kau harus menjadi pengemudi yang ber-skill untuk bisa menggunakannya hingga maksimal. Tetapi, supercar kebanyakan yang ada sekarang menggunakan kontrol elektronik, dan kamu bisa menempatkan siapapun di belakang kemudi dan dapat mengendarainya. Itulah kenapa kami membuat tiga tingkatan: kau akan mendapat adrenalin–650 hp dan olahraga–850 hp– tingkatan dimana kau bisa mengendarai secara maksimal dan sistem elektroniknya akan membantumu, seperti kebanyakan supercar lain. Tapi di tingkat balap–1.104 hp atau 1.250 hp di versi
Amerika–tidak ada peralatan elektronik sama sekali; kau akan merasakan bahwa mobil ini cukup menakutkan, dan sebagai pengemudi kau harus dapat memutuskan berapa tenaga yang harus ditambahkan. Ini adalah perasaan yang kami ingin dapatkan kembali”. Betapa menakjubkan. Didukung oleh A-arm bagian depan yang membuat kita dapat memacu ST1 sekuat mungkin. Tapi di jalur panjang bebas hambatan Willow Spring aku dapat memutar kendali dari tingkat pertama (adrenalin), sepanjang lintasan langsung meningkat ke tingkat tiga (balap), dan langsung menutup katupnya. Tenaga 1.104 hp menendang, dan darah mengalir cepat dari kepala menuju jantung. Meledak pada 0-60 dalam 2,9 detik, lolongan kemarahan mesin V8 mengisi seluruh kabin, dan raungan yang memekakkan telinga diiringi lengkingan dari suara putaran kipas turbo. Itu adalah pengalaman seperti mimpi, tak boleh dilupakan. Mungkin keputusan terbaik apabila orang-orang Denmark itu hanya membuat 15 unit ST1–mobil seunik ini pantas diingat sebagai sesuatu yang sangat ekslusif.
045
cheat sheet
PIONEER
Pioneer Steez Amateur DJ D10SL - Blue, IDR 2,499,000
Pioneer Steez Amateur DJ D10T - Green, IDR 2,999,000
Pioneer Dance Crew Boombox IDR 4,500,000 Mixtrax merupakan inovasi teknologi boombox terbaru dari Pioneer dimana kamu dapat memixing lagu seperti layaknya seorang DJ profesional. Caranya pun mudah, kamu tinggal pasang lagu favoritmu dan berdasarkan pengalaman Pioneer dengan alatalat DJ profesional, lagu-lagu dengan mood yang mirip akan di-mix secara tepat dan dengan mudah. Jadi kamu bisa ngemix musik secara non-stop dan menikmatinya dengan seru. Fitur-fitur canggih yang membedakan Pioneer MIXTRAX
fotografi: rude billy
dengan boombox lainnya adalah diantaranya kamu bisa mengimport file musik dari computer, dan MIXTRAX akan secara otomatis menyeleksi lagu-lagu dengan beat dan melodi yang mirip, sekaligus mengontrol tempo dan efek-efek. Mixtrax juga bisa secara otomatis membuat ‘Recommend Playlist’ sesuai mood setiap lagu dan ‘Dance Playlist’ yang cocok untuk street dancing. Selain itu kamu juga bisa memilih mixing style dan dengan one click, kamu bisa men-transfer playlist dan
mendengarnya dalam versi Steez Audio atau Steez Portable yang memiliki link feature dengan MIXTRAX. MIXTRAX menggunakan kecanggihan teknologi yang dimilikinya untuk menganalisa musik: beat, jenis musik, melodi, chorus dan analyzed information lainnya untuk menciptakan nonstop mix dan automatic playlist. TIM LAKSMANA
taste (1/12)
PLAID GROUND EVERYTHING’S GRID name : J O S H hartana age : 2 5 . occupation : electronic composer what are you wearing ? SHIRT BY LINEN BLEND, watch b y fossil JEANS BY ZARA, SHOES BY COLE HAAN, SUNGLASSES BY TOM FORD.
GAP, IDR 499.000
GAP, IDR 499.000
GAP, IDR 499.000
GAP, IDR 499.000
GAP, IDR 499.000
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
TOPMAN, IDR 459.000
taste (2/12)
PUMPED UP KICKS HI-TOP PART name : d ewa pratama age : 2 4 . occupation : M U S I C I A N . what are you wearing ? JACKET NDRS, pants C H E A P M O N D A Y , shoes A D I D A S B E C K H A M .
nike, IDR 938.405
adidas IDR 1.082.775
Diesel, price by request
ALEXANDER MCQUEEN FOR PUMA price by request
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
somearethieves, @ linea idr 1.285.000
taste (3/12)
YOU’RE ALL EARS KEEP IT GOING LOUDER name : A N D E ZZZ age : A G E : 3 5 . OCCUPATION: MUSICIAN/ PRODUCER/DJ. what are you wearing ? SHIRT BY LEE COOPER, PANTS BY LEE COOPER, SHOES BY DOC MART, HEADPHONE BY TECHNICS.
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
TANK GRAFFITI, @SPINACH STORE IDR 1.000.000
SKULL CANDY, @SPINACH STORE IDR 1.800.000
TANK MONDRIAN, @SPINACH STORE IDR 1.200.000
taste (4/12)
COLOR CONTAGIOUS LIGHT UP YOUR PATH name : P R I A nka b ukit AGE: 26. O C C U P A T I O N : gutarist / ENTREPRENEUR. WHAT ARE YOU WEARING? SHIRT BY SIFR, PANTS BY TOPMAN, SHOES BY POINTERS, WATCH BY ZAPELIN, GLASSES BY RAYBAN.
00
MAN REQ
IDR 6 39.0
TOP R , P BY ICE
GAP,
KK
A
OU
TF
IT
S,
R
ID
35
ID R 63 9. 0 00
0
00 0.
P,
UES T
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
RO
GA
GAP, IDR 639. 000
taste (5/12)
LOCAL NATIVE TRIBAL’S TRIBE WILL WARM YOU UP name : B A R R Y L I K U M A H U w A age : 2 8 . occupation : M U S I C I A N what are you wearing ? SHIRT BY NAUTICA, CARDIGAN BY FOREVER 21, JEANS BY LEE, SHOES BY AIRWALK.
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
anonymous, @skystore price by request
LUCHO, IDR 595.000
anonymous, @skystore idr 487.000
buenofide, idr 350.000
anonymous, @skystore price by request
taste (6/12)
GET SHORTY THINKIN’ OF DENIM name : Y O P I A N D R E L O AGE: 22. OCCUPATION: STUDENT/SINGER. WHAT ARE YOU WEARING? T-SHIRT BY ZARA, shirt b y z ara sunglasses b y spex eyewear cap b y new era 5 9 PANTS BY INSIGHT, SOCKS BY TOPMAN, SHOES BY ZARA, WATCH BY THOMAS SABO.
TOPMAN, IDR 499.000
TOPMAN, IDR 499.000
VANS, IDR 456.600
TOPMAN, IDR 499.000
VANS, IDR 456.600
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
TOPMAN, IDR 489.000
taste (7/12)
COLD PLAY THE LEATHER MUST BE COLOURED name : I A S A R I M A H A P U T R A AGE: 23. OCCUPATION: MUSIC TEACHER/ MODEL. WHAT ARE YOU WEARING? T-SHIRT BY HUSH PUPPIES, JACKET BY BERSHKA, JEANS BY ZARA, SHOES BY CROCS.
ZARA, IDR 1.299.000
ZARA, IDR 999.000
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
ZARA, IDR 1.299.000
taste (8/12)
BAND AID FASCINATION name : A K B A R N U G R A H A AGE: 26. OCCUPATION: PERCUSSIONIST/ ELECTRONIC MUSICIAN. WHAT ARE YOU WEARING? VINTAGE T-SHIRT, glasses b y necklace b y b elt b y BLAZER BY ZARA, JEANS BY LEVI’S, SHOES BY VANS.
hanes, idr 250.000
wall of fame, idr 180.000
fruit of the loom, idr 180.000
fruit of the loom, idr 180.000
fruit of the loom, idr 185.000
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
wall of fame, idr 200.000
taste (9/12)
TINY CHARMER SMALL PRINTED SHIRTS RULES name : E M I R K H A R S A D I AGE: 28. OCCUPATION: DRUMMER/ ENTREPRENEUR. WHAT ARE YOU WEARING? T-SHIRT BY BLOOD IS THE BLACK, SHIRT BY TOPMAN, JEANS BY APRIL 77, SHOES BY DOC MART, SUNGLASSES BY RAYBAN.
NEW
anomymous, @skystore price by request
topman, idr 489.000
anomymous, @skystore price by request
jeff banks, @debenhams idr 599.999
topman, idr 459.000
rocha john rocha, @debenhams idr 599.000
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
topman, idr 459.000
taste (10/12)
THE RIGHT TIME IS A-ROUND THE CLOCK name : M A R K O AGE: 31. OCCUPATION: CAJONERO/MOBILE IT SPECIALIZE. WHAT ARE YOU WEARING? SHIRT BY ZARA, SWEATER BY TOPMAN, JEANS BY LEVI’S, SHOES BY VANS, WATCH BY RIP CURL.
r 0
0
00
9.
89
00
9.
r
id
84
issey
,
miyake
r
id
R
ID
3
66
6.
31
4.
,
Original
0
85
1.
72
,
swatch
r
id
,
id
r
ID R 2. 02 1. 18 0
66 0. 00 0
Watch
Toy
as
id
ad
0
00
0.
09
2.
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
,
id
swatch
,
swatch
as
id
Ad
,
swatch 2. 69 9. 00 0
taste (11/12)
OVER THE HIP BEFORE PANTS OFF name : haris juniarto age : 2 9 . occupation : graphic d esign / MUSICIAN what are you wearing ? HAT NDRS, glasses b y b elt b y TSHIRT by ARMANI, PANTS by NDRS, shoes b y N E V A D A .
topman, idr 239.000
rocha john rocha, @debeinhams idr 349.000
zara, idr 499.900
rocha john rocha, @debeinhams idr 349.000
zara, idr 499.900
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
zara, idr 429.900
taste (12/12)
HATTRICK COVER THE HEAD name : D E S K Y A N O L O R E N S Y A H AGE: 27. OCCUPATION: DJ. WHAT ARE YOU WEARING? hat b y z ara , T-SHIRT BY BEN SHERMAN, SHIRT BY SOEPSHOP, JEANS BY LEVI’S, SHOES BY DOC MART, SUNGLASSES BY RAYBAN, WATCH BY FOSSIL.
zara, idr 199.900
redherring, @debenhams idr 249.000
redherring, @debenhams idr 299.000
portrait: rude billy. product: ayu hendriani,amanda indira & rizhki rezahdy
zara, idr 199.900
brian lopez TEKS: Rebecca Willa Davis. FotoGRAFI: Bruno Werzinski
Kita harus berterima kasih oleh masa pubertas yang dilalui oleh Brian Lopez sehingga ia bisa menjadi musisi seperti sekarang ini. “Ayah saya adalah pelatih basket di perguruan tinggi dan 15 tahun yang lalu saya mengira bahwa saya akan berkarir di NBA – dan tiba-tiba badan saya berhenti bertambah tinggi.” kata musisi asal Tucson, Arizona ini. “Saat melihat kesempatan saya menghilang, saya mulai masuk ke dunia musik, mendapat gitar bagus sekaligus menerima beasiswa untuk belajar gitar.” Dan sisanya adalah sejarah akan desert-rock, indiemambo, dan French-cumbia. Lopez, yang menutupi kekurangan tinggi badannya dengan rambut chesnut curls yang menjulang saat ini adalah free agent dalam dunia musik, dan bulan Maret kemarin ia baru saja merilis Ultra, album solo pertamanya. Lopez berani bermain dengan berbagai nada dan dengan semua musisi yang menarik perhatiannya: Di pertengahan tahun 2000 ia adalah frontman untuk rock trio Mostly Bears dan berteman dengan sesama Tucsonites Calexico, bergabung dengan tim Sergio Mendoza y La Orkestra, dan ikut tur dengan penyanyi klub Franco-Americana, Marianne Dissard. “Semua [proyek] harus sesuatu yang berbeda, yang tidak seperti lagu-lagu kebanyakan,” Lopez menambahkan, “Saya ingin mencoba sesuatu yang membuat saya merasa tidak nyaman.” Memang, dia tidak pernah terlihat
melody makers PARA singer-songwriters BIASANYA MEMILIKI REPUTASI BURUK, TAPI KEENAM ORANG BERIKUT INI SUKSES MENGHASILKAN KARYA MUSIK ACOUSTIC GUITAR-LED DENGAN BAIK.
takut dalam mengambil resiko: baru-baru ini ia baru saja merelakan apartemennya di Tucson demi perjalanan ke Eropa selama dua bulan dan – walaupun ia tidak pernah terlibat dalam percakapan – hampir setengah isi lagu-lagu di albumnya, Ultra, ia nyanyikan dalam Bahasa Spanyol. Latar belakang bermusiknya dalam memainkan gitar memang sangat membantu: Saat ia merelakan mimpinya untuk menjadi pemain NBA, Lopez menekuni gitar klasik di University of Arizona. “Sebenarnya sangat
menyenangkan untuk tahu aturan dasar yang bisa kamu langgar nantinya,” katanya. “Saya mendapat cukup pelajaran yang membantu saya dalam bermusik, lalu saya tinggalkan semuanya dan belajar rock ‘n’ roll lesson yang saya dapatkan saat mengikuti tur orang.” Ultra, yang Lopez bilang sebagai “captures the darker, more eerie side of the desert,” menggabungkan komposisi biola, akordion, dan lap steel guitar, menyajikan latar belakang musiknya sesuai dengan frase penuh metaforanya. “Banyak dari penyanyi sekaligus penulis lagu yang
jamie woon + JIKA WOON
ANDA SUKA JAMIE
cek Deco Child asal London, yang membuat dubstep terdengar sangat romantis.
072
menggunakan three-chords progression untuk membuat liriknya; sedangkan saya mau musik di balik lirik tersebut untuk lebih kompleks.” Hasil akhirnya – moody desert pop yang layak untuk didengarkan semua orang – adalah satu karyanya yang dengan bangga Lopez akui sebagai hasil buatannya. “It’s all on me,” ujar Lopez, “and that’s the way it should be.” + JIKA ANDA SUKA DENGAN BRIAN jangan lupa untuk cek Maxon LOPEZ Blewitt, band asal Belgia yang membuat musik langsung dari barat daya Amerika.
TEKS: Stacey Anderson. FOTOGRAFI: oleh Chad Moore
stylist: michael kozak. grooming: ben thigpen at artistbytimothypriano. com. thanks to the ace hotel nyc.
Tenang saja, guys – Jamie Woon tahu alasan kenapa kamu ada di konsernya, dan dia tidak terlalu mengambil pusing soal itu. “Banyak penonton perempuan di konser saya. Mereka kadang membawa pacarnya untuk nonton bersama,” ujar Woon dengan senyum licik tersembunyinya. “Barisan paling depan bisa penuh dengan penonton perempuan.” Saat ini, sambil duduk di lounge yang kosong di Mondrean Hotel di New York, saya tidak bisa membayangkan penonton perempuan yang katanya selalu memenuhi setiap penampilan Woon. Dan rasa penasaran saya langsung terjawab. Dua jam kemudian, Woon tampil dengan sold-out crowd-nya di Mercury Lounge, dan para perempuan memang terlihat memenuhi lima barisan dari depan depan . Saat ia menyanyikan lagu beat-driven R&B dengan suara melismatic merdunya dan dengan santai memetik gitarnya dengan mahir, saya bisa melihat para perempuan ‘meleleh’ melihat penampilannya. Jangan iri dengan Woon karena yang satu ini; dia adalah seorang penyanyi sekaligus penulis lagu berbakat dan sangat rajin. Sebagai anak dari penyanyi folk Irlandia Mae McKenna, Woon mengenyam pendidikan di sekolah bergengsi di Inggris bersama teman sekelasnya, Leona Lewis dan Amy Winehouse (“perempuan yang sangat-sangat lucu,” kata Woon) sebelum akhirnya terhubung dengan elektro auteur Burial, yang me-remix lagunya “Wayfaring Stranger.” Selain kesuksesannya dengan “Night Air,” ia menempati posisi keempat di poling BBC Sound of 2011. Puncak ketenarannya berhasil diraih melalui rilis debut albumnya di Amerika, Mirrorwriting. Senjata andalan Woon adalah suaranya yang merdu. Dan di musim salju ini, Woon akan menyiarkan suaranya melalui radio sambil menghabiskan enam minggunya di Xi’an, Cina, sebagai musisi kehormatan untuk tampil untuk British Council of the Arts. “Saya akan mempunyai radio show, dan akan terus berbicara dan belajar tentang musik,” ujarnya. “Saya akan memainkan lagu apapun yang saya temukan.”
“Saat saya memainkan lagu secara live,” kata Benjamin Francis Leftwich, “Saya akan memainkannya dengan mata tertutup. Kamu tidak akan selalu dalam mood yang tepat saat tampil di sebuah acara, tapi dengan menutup mata, itu membatu saya untuk lebih tenang dan bisa berkonsentrasi dengan lagu.” Leftwich memang seorang closed-eyed kinda guy. Laki-laki berumur 22 tahun ini yang merilis debut albumnya, Last Smoke Before The Snowstorm, musim panas ini, membuktikan bahwa ia adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang lebih mementingkan penyatuan diri dengan musik. “Saya selalu suka orang-orang seperti Elliott Smith, Bob Dylan, dan Ryan Adams,” katanya sambil mencari kehangatan di cafe yang kurang familiar yang terletak di London pada hari yang sangat dingin ini. “Lagu favorit saya dari dulu adalah Nebraska dari Bruce Springsteen. I like music that’s unadorned, stripped back.” Di albumnya yang pertama ini, + JIKA ANDA banyak lagu yang MENYUKAI mengingatkan kita BENJAMIN FRANCIS akan petikan gitar LEFTWICH cek halus dari Jose Christopher Paul Stelling Gonzales. Tapi dari dengan oldcara dan kekhasan timey folk-nya. ala Benjamin, ia memberikan kesan tersendiri bagi pendengarnya. “Saya mendapat email dari orang-orang yang memutar lagu saya di pemakaman, bahkan di tempat rehab,” ujarnya. “Saya tidak bilang kalau semua lagu saya adalah lagu sedih, mereka adalah kenyataan – they are real – dan lewat musik tersebutlah yang menunjukan sisi dalam diri saya. Mungkin karena itu lagu saya jadi terdengar melankolis. It’s humbling.”
bejamin francis leftwich TEKS: Nick Duerden. Fotografi: James Pearson Howes
Leftwich besar di Yorkshire, Inggris, dan tidak pernah mendapat pendidikan yang ‘layak’, yang tentu saja membawa kekecewaan untuk ayahnya yang seorang guru. Di umur 16 tahun, ia membentuk band pertamanya, yang terinfluens dari Placebo dan Echo & the Bunnymen, sebelum akhirnya memutuskan untuk solo di umur 17 tahun. Albumnya yang rilis di Inggris lewat label kecil, Dirty Hit – dengan low fidelity music yang mengingatkan kita akan Rebellion dari Arcade Fire – yang membuat Benjamin mendapat perhatian dari penikmat musik, lebih dari yang ia bayangkan selama ini.
“i like music that’s unadorned, stripped back.”
“Rasanya aneh tiba-tiba mendapat perhatian dari publik, walaupun di komunitas yang terbatas,” katanya, sambil mengingat penampilan-penampilannya di berbagai festival tahun kemarin, dan dalam waktu dekat ini, a trip to South by Southwest. “Dan semua sudah selesai direncanakan.” Lalu dia juga menceritakan dengan enggan tentang hubungan asmarnya, yang mungkin akan susah ia lupakan. Benjamin hanya mengangkat bahu, “Jika saat ini saya punya pacar seorang penyanyi, dan tiba-tiba saya melihat ratusan komen yang mengatakan betapa mereka mencintainya di Facebook, sepertinya saya akan susah untuk menerimanya, I suppose….”
gotye grooming: kyra dorman at artistsbytimothypriano.com.
TEKS: Liza Darwin. FotoGRAFI: Samantha Casolari
Saat kamu mempunyai cerita tentang kisah cintamu di internet yang menjadi sensasi, seperti Gotye, kamu pasti ingin mendapatkan kesempatan untuk meluruskan beberapa hal. “Video ini bukan dikhususkan untuk seseorang,” ujarny tentang musik video yang ia buat di tahun 2011, single “Somebody That I Used To Know” yang mendapat perhatian hingga 30 juta hits sejak ia posting di musim panas kemarin. Dengan penyanyi asal Selandia Baru Kimbra, lagu putus cinta ini memperlihatkan Gotye (yang mempunyai nama asli Wouter “Wally” De Backer) yang bersenandung sambil melihat lurus ke kamera dengan mata hijaunya yang menunjukkan ketegaran menghadapi perpisahan – atau, in his case, menghadapi berbagai perpisahan. “Itu hanya
bahamas
TEKS: Tim Chan. FotoGRAFI: Reynard Li
“Saya punya nama yang aneh dari standar Amerika Utara.” Lahir dengan nama Afie Jurvanen, yang lebih dikenal lewat nama samarannya, Bahamas. “Lalu saya memilih berbagai kata dan mencari kata yang bisa memberikan kesan bagus bagi musik saya… Seharusnya saya memilih kata yang lebih misterius, huh?” Mau sebagai Afie (baca EY-fi) atau Bahamas, penyanyi dan penulis lagu ini dengan cepat membuktikan keahliannya dalam menggubah lagu lewat album barunya, Barchords – alunan lagu yang folky dan menenangkan yang membawa kita ke masa emas dimana musik terasa intim, asli dan tidak overproduced. Rekaman selama kurang lebih tujuh hari di sebuah cottage yang terisolasi, album ini adalah ungkapan hati Jurvanen, dengan sedikit sentuhan rock dan country, arensemennya lo-fi yang membuat album ini terdengar ‘nyata’. Dari segi lirik, tema yang diberikan cukup familiar: love and love lost. Tapi, sepertinya ada kerinduan tersendiri di setiap lirik patah hatinya, dengan suara yang mengalun lembut yang memberikan nada-nada yang dalam dan gelap. “Ada kata-kata di dalam lagu yang tidak akan pernah saya ungkapanka secara langsung ke pasangan atau teman saya.” akunya. Jurvanen yang belajar musik secara otodidak ini bergabung dengan beberapa band di Toronto sebelum akhirnya ikut tur dengan Feist (yang ia bilang sebagai “suara emas sepanjang masa”). “Saat bergabung dengan bandnya (Feist) tidak ada beban apapun dalam benak saya,” ujarnya, “tapi sekarang saya harus mengerjakan dan memikirkan sendiri semua ide dan menyanyi dengan suara saya sendiri.” Dan walaupun Jurvanen menyanyikan lagu tentang putusnya sebuah hubungan dengan keluarga atau perempuan yang pergi meninggalkannya, suaranyalah yang menjadi andalan. “Saya tahu diluar sana banyak laki-laki yang tampil dengan jenggot dan plaid jackets, tapi saya yakin bahwa saya akan menonjol dibanding mereka semua.” Tur selanjurnya untuk Jurvanen adalah tur ke Amerika Utara di musim semi dan semoga bisa melewati Eropa. Dan, mungkin, berhenti di tempat lain: “Sejujurnya, dari dulu saya tidak pernah ke Bahama.” akunya. “Sepertinya saya harus kesana secepatnya.”
074
+
menceritakan sedikit tentang mantan pacar, tapi lebih ke potongan cerita pengalaman hidup,” jelas musisi keturunan Belgia-Australia ini sambil meminum kopinya di pinggiran kota Manhattan. “Pikiran itu datang saat kita berada di suatu tempat dan mulai memikirkan tentang hubungan-hubungan di masa lalu, dan menyadari bahwa sebenarnya kita selalu mengulang kesalahan yang sama, hanya saja dengan orang yang berbeda.” Lagu tersebut berhasil membawa penyanyi dan penulis lagu ini di posisi nomor 1 di Australian Single Chart. Mendapatkan tiga ARIA awards (sejenis Grammy untuk orang Australi), dan – finally – rilis albumnya Making Mirrors di Amerika. Walaupun ia terlihat sangat bersyukur untuk kesuksesannya, Gotye dengan cepat berkata bahwa ia tidak pernah mencari penghargaan dan ketenaran seperti sekarang ini. “The thing that spurs me is the passion, untuk bereksperimen dengan musik dan membuat irama yang cool,” katanya, mengacu pada eclectic mash-up-nya dengan xylophones, horns, dan synthesizers. “Making a career or having lots of fame isn’t the main event for me.” Gotye akan meluncurkan tur ke Amerika
if you like bahamas simak wisconite cory chisel’s warm, emotive americana.
Utara di bulan Maret, dan walaupun pertunjukan sebelumnya jauh dari minimal (dia terkenal selalu tampil dengan 10-piece orchestra dan animasi video), Gotye berkata bahwa ia ingin memperlihatkan pertunjukkan yang lebih megah di setiap penampilannya. “Tujuan saya tahun ini adalah membuat pertunjukan yang lebih theatrical, jadi akan ada kostum dan sejenisnya,” ujarnya. Itu artinya, saatnya meninggalkan kemeja kotak-kotak yang selalu menjadi ‘seragamnya’ selama ini. “Ada penggemar yang selalu datang ke acara-acara untuk foto, dan ia berkata kepada saya melalui Twitter, ‘Wow you really like check shirts,’ dan sebenarnya saya suka memakainya bergantian di setiap tur,” katanya sambil tertawa. “Mungkin sekarang saatnya untuk ganti style.”
+
JIKA ANDA MENYUKAI GOTYE cek band asal Brooklyn, Porcelain Raft dengan hauntingly melodic sounds-nya.
“the thing that spurs me is the passion. fame isn’t the main event for me.”
melihatmu lewat berita yang tersebar dari mulut ke mulut, mereka memang datang untuk menikmati musik, berbeda jika acara di radio yang menyuruh untuk datang.” Setelah merilis sebuah EP, Old Pine, dengan label asal Inggris Communion (co-run oleh Ben Lovett dari Mumford & Sons) tahun lalu, Howard juga bergabung dengan Island Records, dan akan mengeluarkan full-length album, Every Kingdom, di Amerika musim semi ini. “Saat Island Records keluar sebagai pilihan, tentu saja saya masih ingat tentang orang-orang yang berasal dari Island seperti Nick Drake, John Martyn, dan Tom Waits,” jelasnya. “Tetu saja itu + JIKA ANDA MENYUKAI BEN memicu rasa keinginan untuk bergabung, tapi HOWARD kalau diingat-ingat merekakan sudah 40 tahun jangan lupa yang lalu!” Sepertinya memang susah bagi cek Keaton Howard untuk menyangkal influens yang kuat Henson asal dari artis seperti Nick Drake dengan debut London dengan melankolisnya. akustik Setelah dengan diam-diam menaklukan ballad patah hatinya. Inggris, tur untuk Amerika akan dilaksanakan dalam tahun 2012 ini. “Amerika adalah salah satu hal yang akan selalu membuat kita gembira – it’s a beast of a country,” bilang Howard. “Saat ini saya masih kurang percaya diri dengan tanggapan akan musik saya, tapi saya yakin bahwa saya akan melewati banyak waktu yang mengasyikan.”
ben howard TEKS: Ju Fuerte-Knight FotoFRAFI: Chad Pickard dan Paul McLean
“What the fuck does ‘campfire melodies’ even mean?” tanya Ben Howard sambil meratapi bagaimana orang-orang membuat kiasan tentang musiknya – gabungan melodi dengan petikan gitar akustik yang rumit dan sweet, hum-along choruses. Howard adalah avid surfer yang membuat orang selalu membandingkannya dengan Jack Johnson, “Orang selalu terpesona dengan ‘surf music’, seperti artinya hanya orang bermain gitar saat api unggun saja. I credit surfing for getting me into everything from Talib Kweli to Foals to Wolfmother.” Apapun yang mau kamu panggil dari penyanyi berumur 24 tahun kelahiran Devon ini, Howard bisa membuat iri dengan ketenarannya yang berasal dari mulut-kemulut, dan tentu saja berhasil membuatnya terkenal hingga keluar Inggris. “Efek yang luar biasa itulah yang membuat perbedaan besar,” katanya. “It really boils down to making music that you love, and hoping that someone else will like it, too. Jika orang datang untuk
“it really boils down to making music you love and hoping someone else will like it, too.”
stylist: jeanie annan-lewin. grooming: kota suizu - balcony jump. t-shirt boss orange, jeans quiksilver, gelang milik Ben.
Houston melalui lagu “I Will Always Love You”. Para pengunjung pun histeris, dialamatkan untuk sang vokalis. Pengaruh aliran punk/ hardcore mereka, seperti yang pernah Christopher tekankan bahwa mereka tak akan seperti sekarang tanpa influence tersebut, sangat jelas tergambar dari lagu-lagu seperti Honey Bunny dan Lust For Life. Semakin meyakinkan saya bahwa Girls merupakan salah satu band pendatang baru terbaik. Salah satu favorit para pengunjung, The Drums, adalah penampil berikutnya. Mereka memainkan aksi mengagumkan, set upbeat yang membuat sebagian besar pengunjung berdansa ketika Money dan Lets Go Surfing dimainkan. Layaknya matahari yang bersinar di Fort Canning Park, sureal bagi saya karena saya baru menyadari bahwa saya baru saja melihat 7 band mengagumkan, itu artinya masih ada 7 band mengagumkan lain yang akan tampil berikutnya! Highlight lainnya menurut saya adalah Toro Y Moi, yang memulai aksinya dengan New Beat dan membuat semua orang menari dengan gaya groovy dan funky. Bila mereka tidak membuat kalian menari, saya sangat yakin bahwa tidak ada orang lain yang bisa! Band favorit lainnya, Feist, menampilkan
Lane IS THE way 14 BAND DAN 2 STAGE DI Laneway singapore meninggalkan eupHoria yang sulit dilupakan. teks: Clinton Leicester. fotografi: nicole wong
Penantian panjang akhirnya berakhir sudah, sekarang saatnya untuk hari yang sudah dinantikan, St Jerome’s Laneway Festival 2012. Saat saya sampai di Taman Fort Canning pukul 11.30, dan dengungan kegembiraan di hari Minggu sore yang lembab dan terik itu terasa sangat besar. Walaupun sebenarnya masih terlalu dini – mengingat festival dimulai pukul 01:50, di sekitar venue sudah nampak lautan pengunjung yang menantikan gerbang dibuka. Festival dimulai tepat waktu lewat penampilan duo asal New York, Cults, yang hadir di Asia untuk pertama kalinya. Membuka acara melalui komposisi intro, dan melarutkan festival tersebut ke dalam nuansa musik dreamy-indie pop mereka. Melalui penampilan yang tenang, selama 45 menit penampilan mereka melalui beberapa tracks klasik seperti Go Outside dan Abducted. Sang
076
alam tak ketinggalan seolah ikut menggoda setiap orang dengan sedikit gerimis untuk membawa kembali kenangan tahun 2011. Berikutnya adalah giliran band indie rock Inggris, Yuck, yang sound musiknya sering dipandang identik dengan bandband lawas seperti Dinosaur Jr dan Sonic Youth. Sebuah paket festival dengan back-to back action tanpa banyak delay dan respon maksimal dari pengunjung yang luar biasa meskipun kondisi cuaca hari itu begitu menyengat. Saya harus mengatakan bahwa pihak penyelenggara telah berhasil melakukan pekerjaan mereka secara luar biasa, sehingga baik pelaksanaan Media Conference dan festival tidak berbenturan satu sama lain. Salah satu highlights dari festival tersebut bagi saya adalah West Coast indie rockers, Girls. Christopher Owens mengejutkan banyak orang dengan menggarap tribute untuk mendiang Whitney
aksinya setelah Toro Y Moi. Mengejutkan bagi saya, ketika signature mereka seperti Let It Die dan Inside and Out tidak dimainkan, tapi ia tidak mungkin salah ketika memukau pengunjung melalui Mushaboom dan Feel It All.
Setelah Feist menuntaskan aksinya, saya menyadari bahwa yang berikutnya adalah main event bagi saya, The Horrors, sebagai remaja yang mendengarkan The Horrors, lagu-lagu seperti Sheena Was A Parasite, Jack The Ripper adalah beberapa dari favorit saya. Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dapat melihat mereka secara live di Singapore, jadi bagi saya ini hampir seperti mimpi yang terwujud. Walaupun ini bukanlah penampilan mereka yang dark, dirty synth, dan full of angst set, mereka tetap tampil penuh semangat di panggung dan tidak memberikan pengunjung kesempatan untuk beristirahat selain menari dan headbangs. Vokal Faris Badwans menghantui udara malam saat menyanyikan Scarlet Fields, Still Life, dan Primary Colours. Penutup festival yang menakjubkan itu adalah M83. Nampak senyum di hampir semua wajah pengunjung saat mereka membawakan lagu-lagu We Own The Sky dan Midnight City. Kumpulan penonton mengalami euphoria saat lagu Midnight City dibawakan. Tangan di udara dan aksi sing a long penonton merupakan pemandangan indah yang menjadi nyawa Festival Laneway kali itu. St Jerome’s Laneway Festival 2012 dapat dipastikan sukses besar dan membuat semua orang yang datang membawa senyuman di wajah saat mereka pulang. We can only look forward to 2013, see you guys there in 2013!
musik. Arwah empat pemuda asal Liverpool itu hidup kembali bukan di The Cavern Club, tapi di Stage 2 outdoor arena PRJ Kemayoran lewat lagu-lagu abadi seperti Eleanor Rigby, Please Please Me, Hold Your Hand, dan She Loves You. Seolah memberi cipratan penyejuk setelah menikmati musik-musik “berat”, cover band G-Pluck secara otomatis menghipnotis ratusan Beatlemania yang tanpa dikomando berjingkrakan sebelum akhirnya euphoria Local Acts itu musti diakhiri lewat hits ceria Ob-la-di, Apapun acaranya, The Beatles ob-la-da. Mereka beraksi pada hari kedua masih menjadi magnet berdaya rangkaian festival Java Jazz Festival 2012, besar bagi para penggila sehari sebelum legenda hidup musik rock God Bless menghantam DERETAN MUSISI LEGENDARIS YANG panggung D2 Hall TAMPIL MENJADI PErTANDA SEWINDU lewat NATO, yang JAVA JAZZ FESTIVAL 2012 BENAR-BENAR menemani lagu-lagu DIBERKATI TUHAN Teks: SANDI eko. seperti Syair Kehidupan, Fotografi: n. fajri hastomo Panggung Sandiwara, Java Jazz kali ini layak mendapat dua poin utama. Selain sebagai festival dengan jumlah pengunjung yang tetap membludak dan berhasil menghadirkan line-up musisi jazz super keren. Here are the highlights!
god bless dan tentunya tak ketinggalan mars klasik kelas pekerja, Semut Hitam. Masih dari hari ke-dua festival tahunan yang kali ini bertema “Where Jazz Finds A Home” tersebut, kolektif jazz era 90an, SimakDialog beraksi sekitar pukul 18:45 di panggung B2 Hall. “Kami bukan band jazz etnik. Kami (band) jazz biasa, kontemporer, hanya saja posisi drum diganti dengan kendang!”, seru pianis Riza Arshad dari panggung. Tohpati yang malam itu mengenakan t-shirt Miles Davis and the Modern Jazz Giants putih tampil tenang
dan menghanyutkan dibalik permainan gitarnya. Sebagai preview album terbaru, Five/Six dan Stepping In mereka garap malam itu di antara komposisikomposisi lain. “I love them very much! We’ve been talking ‘bout making record together”, ujar Tony Monaco bersemangat di backstage kepada saya sebelum ia naik panggung. Ya, Tony malam itu mengawal GBS melalui permainan Hammondnya di beberapa lagu. Hits Trampled Rose, When I See You Again, Soul on Fire tak luput dibawakan. Alhasil, hingga lewat tengah malam kuartet tersebut sukses membakar panggung Kementrian Pariwisata. The Headlines Herbie Hancock mendapat sambutan meriah dari ratusan penonton yang memadati C2
Wonder. Stevie langsung menggarap How Sweet It Is dengan keytar di tangan, sebuah pemandangan klasikal. Dipastikan ribuan penonton yang menantikan kehadirannya tak hentihentinya meneriakan nama pria yang di balik kekurangan fisiknya justru memiliki kehebatan luar biasa dari sisi musikal itu. Setelah Swing Out Sisters yang menggarap I’ll Be There, lagi-lagi mendiang Michael Jackson mendapat penghormatan khusus malam itu. Ditandai oleh Stevie yang memainkan cover version The Way You
jazz the
Hall, di malam pertama Java Jazz 2012. Setelah “Tuan” Herbie menyempatkan Chameleon pada sesi encore, Peter F. Gontha kemudian naik pentas untuk memberikan award the Most Inspiring Artist di akhir penampilan eksplorator musik jenius tersebut. Di hari ketiga, sekitar pukul 20:30 pintu D2 Hall pun dibuka, seketika itu pula pria beruban panjang melewati bahu terlihat berlari menuju barikade panggung terdepan. Dari bentuk fisiknya pria itu jelas sudah berumur signifikan dengan musik Stevie
Make Me Feel sebagai lagu berikutnya. Di antara lagulagu hits seperti Sir Duke, You Are The Sunshine of My Life, Overjoyed, I Just Called, Don’t You Worry ‘bout The Thing yang ia bawakan malam itu, tak ketinggalan ia mengajak salah satu backing vocal wanita, untuk maju ke depan dan menyanyikan I’m Every Woman sebagai dedikasinya untuk mendiang Whitney Houston. That night, Stevie proved that he’s still the man with SOUL!
077
no strings attached violist muda indonesia iskandar widjaja memaknai musik sebagai energi kebebasannyA teks: tri haptiko sukarso fotografi: milik pribadi
Indonesia penuh dengan anak-anak berbakat. Sebut saja Boedihardjo bersaudara: March dan Horatio. March diterima di Hong Kong Baptist University di umur sembilan tahun. Kini Ia akan melanjutkan studinya di Amerika Serikat untuk gelar Doctor of Philosophy–PhD. Horatio juga memiliki kisah yang sama di Oxford University. Selain mereka berdua, Indonesia mencatat segudang nama jenius yang sudah direkrut oleh berbagai institusi asing. Lagi-lagi Indonesia merugi. Padahal menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dan PP No.17 Tahun 2010, “Anak-anak berbakat dilindungi oleh negara�, tetapi nyatanya banyak institusi pendidikan tinggi lokal yang belum dapat menerima mereka. Kini Indonesia mulai melirik kembali anak-anaknya yang sudah makan roti dan keju di negeri asing. Salah satunya adalah Iskandar Widjaja, pemain biola asal Berlin, yang baru-baru ini menarik perhatian lewat penampilan biolanya yang klasik tapi bebas dan kaya tapi sederhana.
078
Listen Up:
teks: sandi eko & Tim Laksmana
Iskandar Widjaja lahir dari keluarga seniman. Orang-orang mungkin lebih mengenal karya mendiang kakeknya, “Maju Tak Gentar”, daripada nama Udin Widjaja-sang komponis. “Keluarga saya memang hidup untuk seni dan budaya; yang terpenting adalah kualitas bermusik dan karya; bukan popularitas. Paman saya adalah seorang konduktor, ibu saya adalah seorang pianis, tante saya adalah seorang penari ballet, dan mendiang kakek saya adalah seorang komposer era Bung Karno. Karena situasi politik yang tidak kondusif di awal rezim Soeharto, keluarga saya memilih hijrah ke Berlin”, ia bercerita. Dua kosmos penting dalam hidupnya adalah keluarga dan negara; Iskandar merasa beruntung tumbuh dalam asuhan Keluarga Widjaja dan Republik Federal Jerman. Keduanya memberikan perhatian besar terhadap bakatnya dalam bermusik. “Ibu saya membelikan biola pertama di umur tiga tahun. Lalu saya mulai mengenyam pendidikan tinggi di umur sebelas tahun di Berlin College of Music “Hans Eisler”, yang memiliki program khusus untuk anak-anak berbakat, di sekolah tinggi inilah saya memulai kehidupan professional sebagai pemain biola. Kemudian saya melanjutkan studi di Berlin University of Art pre-college “Julius Stern”. Kesemuanya adalah berbagai kesempatan yang diberikan untuk mengekspresikan nikmat dan bakat yang alam telah berikan melalui jiwa dan raga saya. Bagi saya, biola adalah alat untuk merayakan kehidupan ini”, tuturnya. Passion sejati Iskandar Widjaja adalah hidup. Ia hidup untuk bermusik. Pemaknaan hidupnya ditempuh melalui proses yang panjang dan kontuinitas. “Bagi saya musik adalah sebuah esensi energi kehidupan dalam bentuk alunanalunan bunyi bernada yang dipentaskan oleh sang musisi. Energi ini saya hidupkan terus menerus lewat filosofi pendidikan “bahasa ibu” milik Sinichi Suzuki. Ia percaya bahwa setiap anak dapat belajar bahasa ibunya dengan sempurna tanpa memerlukan analisa-analisa intelektual, dan sama halnya pada saat mereka belajar musik; hanya dengan mendengarkan lagu-lagu dan mencoba menangkap berbagai elemen tanpa diberikan aturan-aturan; membiarkan setiap anak menemukan alasannya bermusik dan tidak memberikan banyak aturan terlebih dahulu. Inilah proses reasoning. Tanpa proses matang di ruang ini anak-anak akan dengan mudahnya meninggalkan minat dan kehilangan hasrat. “,paparnya. Ia terdengar tidak menyukai tekanan; seperti
seorang seniman bebas ketimbang musisi klasik. Proses reasoning yang matang membuat aturanaturan klasik tampak berbeda di matanya. “Sejak kecil saya sudah mengalami kejamnya para profesor musik di Jerman, juga arena musik klasik yang besar dan kompetitif. Saya pikir ada baiknya anak-anak ikut kompetisi sejak kecil. Ini memotivasi mereka untuk berprestasi dan menjadi yang terbaik; mengarahkan mereka untuk tahu dunia karier; bahwa dunia modern saat ini adalah dunia bisnis. Saya selalu memandang ini sebagai tantangan. Di sisi lain, anak-anak juga harus bisa menyeimbangkan pikiran untuk tidak hanya berkonsentrasi pada kesuksesan berdasarkan materi; mereka harus dapat merayakan karya-karya maestro musik dunia yang telah bertahan berabad-abad, yang menyimpan berjuta keindahan musik” lanjutnya. Berbicara tentang keindahan musik, ia juga menjelaskan bahwa proses reasoning yang matang membantunya menghasilkan sebuah energi yang indah. “Jika kamu sungguh mencintai musik, kamu akan tenggelam dibuatnya, kamu akan menciptakan energi murni tanpa terpolitisi oleh uang, karier, atau kesuksesan. Inilah momentum bermusik yang sebenarnya. Pada saat seperti ini, kamu akan menghasilkan energi luar biasa yang kamu hantarkan kepada orang-orang di sekitar; baik saat pertunjukan maupun saat latihan, di manapun kamu bermusik”, akunya. Lagi-lagi Ia menekankan bahwa yang terpenting adalah menyeimbangkan antara yang mutlak dengan yang bebas, yang klasik dengan yang modern. Kesehariannya tidak melulu aturan-aturan klasik. Ia juga menyukai hal-hal yang pop. “Setelah seharian saya berlatih Bach, saya suka menonton True Blood, Glee, American Idol, atau menyanyi karaoke. Saya juga suka mendengarkan Christina Perri dan Lady Gaga. Saya juga suka berjalan-jalan di kota bertemu teman-teman dan mengagetkan mereka dengan random craziness; orang-orang Jerman itu selalu mencoba menjawab pertanyaan atau membalas pernyataan dengan logika. Berbeda dengan di Indonesia, orang-orang bisa menerima random craziness dengan mudahnya”, jelasnya. Berbicara tentang Gaga, apakah kamu bahagia dengan kehadirannya di industri musik pop dunia? “Gaga adalah seorang agen perubahan di arena musik pop. Sejatinya musik pop memang tidak banyak aturan namun ia berhasil membuat karya–karya yang lebih dari sekedar mudah dicerna. Saya pikir industri musik pop Jerman butuh orang seperti Gaga. Ia selalu tampil ‘telanjang’ di atas panggung. Ia seorang seniman, saya bisa merasakan energi kebebasan dari karya-karyanya. Inilah momentum seniman dalam seni pertunjukan; ada aliran energi indah di sini. Saya pun senang memberikan penampilan “telanjang” di atas panggung. ” balasnya sambil tertawa dan mengundang saya untuk datang ke penampilan “telanjang” nya di akhir April ini di Jakarta.
Tomorrow People Ensemble jakarta
Mengawali keseluruhan isi album dengan beat agresif dan dinamis di bagian-bagian selanjutnya menjadikan Freefall sebagai track yang asik untuk dinikmati setelah hectic-nya rutinitas kamu. Itu merupakan salah satu yang ditawarkan oleh grup modern jazz ibukota Tomorrow People Ensemble selain komposisi-komposisi instrumental jazz lainnya di album ini. Walaupun self titled ini merupakan debut album yang tertunda sekian lama, namun dijamin dapat memuaskan pendengar. Kentalnya nuansa stand-up bass oleh tangan Indra Perkasa seringkali kedapatan berdialog dengan keyboard Azsfandra Karim. Sedangkan suara-suara gitar yang diproduksi Nikita Dompas seolah tak kehabisan cara dalam melakukan fill in pada tiap komposisi dengan kawalan ketukan drum cerdik Elfa Zulham. PLAY THIS: Freefall, Eclectic
JUVENILES
PRANCIS
MEMBERS: Jean Sylvain Le Gouic, Pierre Le Seven, Thibaut Doray
Trio asal Rennes, Prancis ini bikin band setelah terobsesi dengan postpunk, electropop, dan ter-influence band-band seperti Siouxsie & the Banshees, The Maccabees, Hot Chip dan Metronomy. Akhir tahun lalu, Juveniles merilis EP ‘We Are Young’, sebuah lagu dengan vibe neo-Romantic yang dreamy, yet funky and glittering. EP ini dirilis lewat Kitsune, salah satu label paling cutting edge abad ini, dan hadir dalam 4 remix berbeda dari The Popopopos, Sferro, Yan Wagner dan Tresors. Lagu mereka lainnya, ‘Ambitions’, pernah di-remix juga oleh DJ asal Jakarta, Midnight Savari dan menjadi versi dub yang cukup canggih. Selain itu, mereka sendiri juga pernah me-remix the likes of Yelle dan Is Tropical, hasilnya? Hoorah! It’s Nu Disco! Juveniles telah membuat hype dengan membawa new wave to the next level, dan menjadi new ambassadors of retro-futurism dengan spirit teenage-angst mereka. PLAY THIS: We Are Young, Ambitions, Night Nights, Avant Garde is French for Bullshit.
In The Line of Stories Dihadapkan PADA dilema tak berujung antara kreativitas dan tantangan untuk meraih penonton, Adilla Dimitri memilih tetap berjalan di garis sinematografi dengan jutaan ide cerita. teks: SANDI EKO. Fotografi: RUDE BILLY
Kenapa kami mengambil “In the Line of Stories” sebagai judul tulisan ini? Yang jelas, saat NYLONGuys mendatangi penggiat film muda itu di rumah pribadinya di seputaran jalan Ampera Jakarta Selatan, secara gamblang Adilla Dimitri mengaku bahwa pemeran agen Frank Horrigan di dalam film In the Line of Fire, Clint Eastwood adalah salah satu idolanya. Memang agak memakan waktu hingga beberapa detik sampai akhirnya ia mengucap nama aktor gaek tersebut–Edward Norton adalah nama yang menyusul keluar dari mulutnya. Salah satu sutradara yang turut menggarap Dilema, film crime-drama nasional berkonsep omnibus yang baru dirilis ke publik pada tanggal 23 Februari 2012 yang lalu tersebut berpakaian serba hitam dan agak formal saat ditemui NYLONguys. Menurut informasinya film Dilema baru saja masuk sebagai salah satu nominasi dalam International Festival of Detective Films (DetectiveFest 2012), sebuah ajang festival yang mengumpulkan berbagai karya sinema dari seluruh dunia dengan karakter unik. Tema-tema yang masuk dalam nominasi DetectiveFest 2012 adalah seputar dunia sosial, seperti terorisme, korupsi, drugs, hingga kategori isu terdekat yakni traffic safety. Rencananya akan berlangsung pada 25–29 April 2012 dan mengambil lokasi di Moskow Rusia. “Buat gue sih yang lebih penting ketemu orang (film). Syukur ada orang yang ngajakin bikin film bareng. Siapa tau kan?”, ujarnya sambil tertawa. Ia lalu menambahkan bahwa hingga interview dilakukan, Dilema merupakan satu-satunya film Indonesia yang masuk nominasi pada festival tersebut. Padahal pada acara yang sama tahun lalu, film The Next Three Days berhasil memenangkan
080
hadiah utama dalam kategori tema Detective and Law-enforcement. Bukti film lokal memang cukup diperhitungkan di mata dunia. “Awalnya Robby ngajakin bikin film– maksudnya sutradara Robby Ertanto. Dan mau bikin (film) indie, karena omnibus kan budget-nya jauh lebih kecil”, kenang Adilla mengenai proses awal Dilema. “Menarik juga nih, kayaknya kalo misalnya ada beberapa kepala menceritakan masing-masing (keadaan Jakarta)”, tambahnya. Adilla kemudian mengerjakan satu bagian film yang bertitel The Officer dengan tokoh utama Bayu Sustoyo (Ario Bayu), kisah pendek tentang seorang perwira patroli muda yang tengah bertugas di hari pertamanya. The Officer mengambil setting yang akrab dengan kehidupan sosial warga Jakarta, yakni kerusuhan antar ormas. Tak sampai berapa lama kami berbincang, ia mengajak kami keluar dari ruang keluarga yang terletak di basement menuju teras belakang– kebetulan konsep rumah yang ditempati pasangan pekerja film Adilla Dimitri dan Wulan Guritno bersama tiga anak mereka itu memang cukup menarik dengan ruang keluarga terletak di basement. Sambil menikmati kopi yang disuguhkan, kami menyimak cerita seputar karir awalnya di dunia film. Sutradara otodidak itu mengaku sempat menjual mobil milik rekannya (sutradara
Rinaldy Puspoyo) saat merintis 6:30, film terdahulunya dimana ia terlibat sebagai penulis sekaligus pemeran. “Awalnya gue nggak yakin. Saat itu menurut gue bikin film itu antara kalo nggak berbakat banget, ya kaya banget!”, ujarnya. Ternyata selain masalah funding, tantangan filmmakers lokal menurutnya adalah mengenai angka penonton bioskop yang susah diprediksi. “Wulan bahkan sampe jualan tiket di bioskop lho, tapi hasilnya juga tetep nggak signifikan!”, ungkap Adilla sembari menghisap sebatang rokok putih. Pengalaman tersebut setidaknya menjadi catatan penting pertemuan kami; bahwa dari sisi penggiat film seperti Adilla, film Indonesia tetap hidup dari harapan dan kreatifitas, serta ide (cerita) yang tak pernah kunjung padam. Long live local movies!
GOOD LOVE, BAD LOVE
IMELA KEI, THE NEW BALLAD SONGSTRESS MEMPERSEMBAHKAN SEBUAH MUSIK YANG MENURUTNYA OVERWHELMING, SIMPLE DAN PURELY FROM THE SOUL. TEKS: TIM LAKSMANA. FOTOGRAFI: RUDE BILLY
“Album ini sebenarnya project solo yang sudah lama saya inginkan sejak di Ten2Five (Imela adalah vokalis Ten2Five). Waktu itu Ten2Five sempat vakum beberapa tahun dan saya bilang ke mereka kalau saya ingin tetap berkarya karena banyak lagu-lagu idealisme saya yang ngga bisa diwujudkan di Ten2Five,” jelas Imela mengenai album perdananya, ‘White Lilies’. Album ini berisi 7 lagu dan ia berkolaborasi dengan musisi-musisi berbeda; The Trees & The Wild, DZEEK, Mike’s, Amanda, Notturno, Aditya dan MassRomantic. “Alasan memilih mereka karena selain saya adore their music, mereka mempunyai karakter berbedabeda, contohya Notturno memberi warna jazz yang agak gelap, atau Trees & The Wild dengan ambiance-nya. Tapi yang menulis semua lagunya tetap saya,” tambah penyanyi yang mewakili Indonesia untuk Sing Out Asia ini. Walaupun di setiap lagunya dia featuring musisi berbeda-beda, jelas terdengar bahwa benang merah musiknya adalah alternative pop atau ballad. Berbicara influence, Imela banyak mendengar lagu-lagu R&B tahun 90an, ballad dan musik ambient seperti Audiophile. Dia juga merujuk namanama seperti Whitney Houston, Toni Braxton, dan Diana Ross sebagai idolanya, karena she grew up listening to them. No wonder, walau karakter popnya cukup kental, she’s got that R&B touch over it. “Tapi sejujurnya selama pengerjaan ‘White Lilies’ saya mencoba untuk sama sekali ngga dengerin musik orang lain, karena saya ingin fokus ke musik saya,” jelas Imela. Dalam hal lirik, lagu-lagu yang ditulis Imela kebanyakan masih berputar soal
cinta. Mengapa cinta? “Saya rasa orang yang dengerin album ini bisa relate, karena semua liriknya were based on relationships, baik ataupun buruk. Jadi ya, it’s all about love,” cerita wanita yang fasih berbahasa Jepang ini. Baru-baru ini, Imela Kei merambah sesuatu yang bisa dibilang di luar comfort zone-nya, yaitu mengisi vokal untuk musik trance. Ia sedang melakukan project bareng DJ Osvaldo Nugroho untuk lagu ‘Favorite Mistake’ yang ia remix dan lagu baru lainnya. “Saya hampir ngga pernah dengerin trance dan ini pertama kalinya saya berkolaborasi bareng DJ. Jadi waktu itu Osvaldo kirim file lagu yang dia buat dan minta saya untuk isi vokalnya. Dengan hanya mengandalkan feeling, saya isi vokalnya, kirim balik lagunya, ternyata dia suka dan surprisingly, it turned out pretty well,” cerita pemilik label clothing untuk pets bernama MIMIMOMO ini. Lagunya bisa didengar di Soundcloud dan akan dirilis di album DJ Osvaldo nanti. Mengakhiri obrolan siang itu, NYLONguys menanyakan 3 kata yang tepat untuk mendeskripsikan musiknya. Setelah berkontemplasi sejenak, Imela lantas menjawab: “It’s overwhelming, simple, and purely from the soul.” A sincere confession from the songstress.
081
button down shirt hurley, t-shirt this is a love song
082
He’s got the blues, the funk, the groove,
and everything else. Tapi yang terpenting,
is bringing soul music back!
Teks: Tim Laksmana. Fotografi: Fiorenzo Nisi. Stylist: Maikhan Khan.
SAYA INGAT PERNAH tiga kali bertemu Jamie Aditya, dan ketiganya di kota yang berbeda. Pertama kali di bandara Brisbane International, Australia, saat sedang menunggu pesawat. Kedua beberapa tahun lalu di Java Jazz sewaktu masih di JHCC, dan terakhir sekitar dua tahun lalu di salah satu restoran Italia terkenal di Bali. Kali ini, saya berkesempatan mewawancara Jamie di sela-sela persiapan merilis album pertamanya, dan saya cukup beruntung karena ini termasuk pertama kalinya Jamie reveals about his upcoming new album to media. Sebelum wawancara, dia meminta secara khusus agar topiknya harus seputar musik, terutama his music dan dia sebagai musisi, which got me even more excited. Mungkin masih segelintir orang yang tahu bahwa Jamie Aditya sebenarnya sudah lama bermusik, karena selama ini orang-orang lebih mengenalnya sebagai figur TV. “Merilis album adalah sesuatu yang saya inginkan sejak lama, if not just to amuse myself! But really though, setelah hampir 2 dekade (kerja) di TV membuat saya ingin membuktikan bahwa saya bukan hanya sosok mono-faceted media whore yang kalian lihat di TV! Ha ha ha… Lucunya, orang-orang yang ngga terlalu kenal atau yang pernah nonton saya di TV pasti nge-judge saya sebagai that TV funny guy… period. Tapi ngga ada yang tahu kalau dulu saya kerja di TV sebenarnya ngga sengaja… I am and have always been and foremost, a musician,” cerita pria yang lahir di Canberra dan sekarang tinggal di Bali ini. Setelah sekian lama bermusik, Jamie akhirnya akan merilis album pertamanya dalam waktu dekat ini. Albumnya diberi judul ‘LMNOP’. Mengapa ‘LMNOP’? “Saya selalu suka dengan huruf-huruf dalam alfabet, dan LMNOP just seems to roll off my tongue with ease.” jawab Jamie. “Arti LMNOP sebagai judul album adalah ‘Love Me Now or Perish’; sebuah statement untuk bumi, our Mother Nature. Tapi saya suka bercanda ke orang-orang kalau itu artinya ‘Lick My Nether Organ Please!’ Ha ha ha… Di album ini, Jamie menulis dan produce sendiri semua lagunya, kecuali lagu ‘Old Enough’ yang di-produce oleh teman baiknya, Didit Saad dari band Plastik. Jamie mengisi hampir semua parts gitar, bass, keyboard, Moog/synth bass dan perkusi kecuali untuk beberapa lagu yang dibantu oleh Indra Lesmana, Robert Woolf dan beberapa musisi lainnya. Dari segi
084
lirik, ia mengekspresikan beragam hal mulai dari kritik socio-political sampai his personal self-indulgence. Setelah Jamie memberi preview beberapa lagu untuk album barunya, terdengar jelas bahwa karakter musiknya adalah soul, dengan sentuhan funk, reggae dan sedikit jazz. Jamie mengaku bahwa albumnya memang agak eclectic dan dia adalah penyuka musikmusik yang lahir dari Amerika, khususnya Mississippi dan Arkansas; blues, gospel, jazz dan yang bercabang dari sana seperti rock & roll, soul, R&B, funk, bahkan ska dan reggae. “Saya senang kamu dapat mendengar elemen-elemen tersebut dalam musik saya, karena berarti saya cukup berhasil ‘menyerap’ style-style tersebut, walaupun sebetulnya itu datang dengan sendirinya. Banyak yang bilang dan memang cukup jelas bahwa musik saya sangat dipengaruhi musik-musik AfricanAmerican,” jelasnya dengan antusias. Jamie lantas bercerita tentang kecintaannya yang mendalam terhadap musik soul: “Sejak kecil saya memiliki hubungan dengan (musik) soul setelah mendengar segala jenis musik tradisional. Dari sinden Sunda sampai seruling Arabia, semua saya dengerin. Itulah musik soul yang sesungguhnya karena menurut saya diekspresikan dengan feelings. Dan itu bikin saya merinding, apalagi kalau dimainkan maestro-nya, saya bisa nangis,” ngaku Jamie. “Kalau versi modern-nya, blues adalah musik tradisional baru bagi para AfroAmericans, dan semua musik yang lahir dari blues kalau dibawakan secara otentik, akan mempertahankan that soul connection yang terdapat di seluruh musik tradisional di dunia. Makanya dari semua musik populer Amerika, saya terpengaruh genre-genre tersebut, khususnya subgenres of blues, karena esensi dan ekspresinya. Traditional soul touching sacred music. And that soulful delivery berlaku di semua musik tradisional dari segala ras, kultur, bahasa, socio-economic, any barriers! Ngga peduli apapun background seseorang, selama kamu punya functioning heart, kamu akan merasakan some sort of soul connection setiap
halaman sebelah dari kiri: sweater & polo shirt nakal @simple concept store, sunglasses vintage jean paul gaultier. kanan: t-shirt this is a love song sunglasses plastic chic. halaman ini: jaket denim nakal @simple concept store, jeans hurley sunglasses collab.
halaman ini: t-shirt this is a love song sunglasses plastic chic sepatu vans leather snickers. halaman sebelah: sweater & polo shirt nakal @simple concept store, sunglasses vintage jean paul gaultier. sepatu vans leather snickers.
mendengar musisi yang menyanyi dari hati.” Jamie Aditya Graham sudah memiliki passion yang besar terhadap musik sejak kecil. Ia banyak mendengar musik-musik yang suka diputar orangtuanya, terutama The Beatles. Sewaktu high school, dia melewati masa-masa dimana ia dengerin band-band rock dan metal seperti Rush, Black Sabbath, Deep Purple, Iron Maiden dan Dio. Selain itu Jamie suka sangat suka dengan blues, karena menurutnya kalau ngga ada Blues, ngga akan ada musik rock. Blues lalu membawanya ke Jimi Hendrix, yang masih ia sukai sampai sekarang. Dia juga mengaku pernah melewati masa serius dengan tidak mendengar musik lain selain roots music; reggae, funk dan world music, dari tahun 1990 sampai ’98. Dan Jamie diam-diam ternyata adalah fans berat Prince. “My metal stoner friends would’ve ridiculed me to no end had they known. Tapi waktu pertama kali dengerin album Prince - ‘Purple Rain’, I just died! Penampilannya juga gila banget dan dia benar-benar bisa main gitar,” kenang Jamie. Dari begitu banyak musik yang ia dengar, influence terbesarnya adalah Jimi Hendrix, Al Green, Curtis Mayfield, Prince, James Brown, Sly & The Family Stone, juga Bob Marley dan George Clinton, legenda musik funk dari band The Parliament. “Saya pernah ketemu George Clinton di Melbourne Airport. Hari itu dia panjang umur karena saya lagi humming lagu-lagunya dia seharian dan tiba-tiba ada dia berdiri di depan saya. It was surreal! Langsung saya nyanyiin lagunya ‘Come In Out of the Rain’ dan dia bilang: ‘Whose song was that? Sing it again!’ Waktu itu juga ada Bernie Worrell dan mereka bilang: ‘Damn, boy! Iz you a sanger? You should record that song, I”ll endorse it’. Dia udah nggak denger lagu itu 40 tahun jadi dia lupa-lupa ingat. Lalu saya diajak sarapan di McDonald’s bareng istrinya juga, dan saya diminta untuk nyanyiin semua lagu di album The Parliament - ‘First Thangs’. Dia jadi nostalgia dan it was unforgettable experience for me. ” cerita Jamie. “Waktu sarapan dia bahas tentang konstelasi, planet dan bagaimana korelasi antara vibrasi kosmik dengan batu-batuan dan mineral di bumi. He was a deep cat dan pokoknya orangnya gila! Queple!” Baru-baru ini Jamie berhubungan dengan Al Bell, salah satu produser legendaris dan presiden dari Motown Records. Al mendengar salah satu lagu yang Jamie buat, ‘And Now You’re Gone’, dan Al bilang kalau dia mau bawa Jamie ke studio untuk rekaman dan produce some tracks. Al Bell merupakan salah satu hero bagi Jamie dan ia sangat look forward to this project. Salah satu rencana project lainnya adalah dengan Mayer Hawthorne. “Saya sendiri tidak terlalu into
(genre) neo soul, tapi saya sangat suka dengan Mayer Hawthorne and in this crazy world, anything is possible,” ungkap Jamie tentang rencana kolaborasinya. Berbicara musik lokal, Jamie juga telah berkolaborasi dengan beberapa musisi kenamaan dan untuk ke depannya dia ingin mengajak David Tarigan, Giring ‘Nidji’, The S.I.G.I.T dan Shaggy Dog untuk kolaborasi. “The S.I.G.I.T. rocks! Kalau Shaggy Dog, those boys skank tight, those Jogja reggae boys!” Untuk pengalaman manggung, Jamie juga sudah banyak mengisi gigs dan festival-festival musik di Indonesia sejak tahun 90an, termasuk Soulnation dan Java Jazz. Tapi pengalaman manggung paling memorable baginya adalah saat membuka konser The Wailers pada tahun 1991. “Saya ikut manggung 3 hari berturut-turut bersama mereka di kota-kota berbeda. Mereka cerita tentang Bob Marley waktu masih hidup dan saya ingat I was living out the title of their album, ‘Babylon by Bus’. Mereka kasih saya tip: ‘Jangan pernah pass a doobie to Barrett, basis-nya Bob (Marley), he’ll never pass it back. Ha ha ha…” ingat Jamie. “Alvin Patterson, mentor spiritual yang memperkenalkan Bob Marley ke cara hidup Rastafaria pernah nginap di rumah saya dan mau makan ikan dan singkong. It was priceless! Dia mengajarkan saya satu hal dalam roots music… Less Is More!” Now, setelah cukup lama memiliki hubungan khusus dengan alam musik, apa rencana Jamie selanjutnya? “Saya akan melakukan tur untuk album baru saya, dan promosi juga ke luar negeri. Setelah itu, baru masuk studio dan bikin album baru lagi,” kata Jamie. Sekarang ini albumnya bisa didapatkan di iTunes, Amazon,Spotify, Zune, Rhapsody dan Myspace, under the name Jamie Graham (bukan Aditya). Bulan April, CD-nya sudah bisa didapatkan di toko-toko CD seluruh Indonesia. Jamie pun menutup obrolan dengan sebuah quote dari Alvin Patterson Seeco, seorang musisi Brazil: “In roots music, sing and play from the heart and remember…less is more!” Impresi saya dari dulu tentang Jamie Aditya adalah he is a really soulful man, in his own fun kind of way. Setelah ngobrol-ngobrol lebih dalam dengannya, anggapan saya memang tidak salah.
087
polo nakal @simple concept store sunglasses plastic chic jam tangan milik pribadi
089
ma
na , g n da
ya Laud
Ch
i bi a g a berb ten l a j enja konsis m t mpa g cukup e s dan isi yan i a t san di pos p u k cu berada n a eng selalu d i n an jala Men ia hibur dun m a l da
consistently
persistent
teks: Jessica Hanafi fotografi: Anton Jhonsen
ella
B yntia
091
Lokasi: Luxe living. jl. k.h. wahid hasyim 55A jakarta 10350 Wardrobe: Atasan: Marks & Spencer, Celana: TOPSHOP, Sepatu: Christian Louboutin, Anting: Sash Stylist: Tiara Puspita, Asisten Stylist: Amanda Indira Make up & hair do: Alfina Narang (081 180 6852)
092
Atasan: Delirium, Celana: Balenciaga, Sepatu: GUCCI
DUA HARI SEBELUM diwawancarai NYLON Guys, Laudya Chyntia Bella baru saja menyelesaikan sepuluh hari syuting untuk karakternya di film ‘Belenggu’. Dalam film thriller psikologis yang disutradarai Upi Avianto ini, Bella berperan sebagai ibu muda bernama Djenar yang selalu takut pada suaminya (diperankan Verdi Soelaiman). Bisa dibilang, ini adalah peran pertama Bella dimana ia langsung diplot memerankan ibu satu anak. Sambil dirias wajahnya, ia menuturkan, “Ceritanya tentang pembunuh bertopeng kelinci dan imajinasi, halusinasi orang. Aku ditawarin sama Upi dan dicoba take dua scene dulu untuk karakter Djenar. Malam harinya aku dikabari kalau aku dapet peran itu.” Selesai syuting ‘Belenggu’, Bella sedang rehat untuk mempersiapkan agenda berikutnya, syuting sinetron terbaru berjudul ‘Kilau Cinta Kita’ yang akan dibintanginya bersama sang kekasih, Chicco Jericho, beserta nama-nama populer di bidang sinetron seperti Dinda Kanya Dewi, Elma Theana, Bella Esperance (yang juga lawan mainnya di ‘Belenggu’), dan Donny Kusumah. Kalau diingat-ingat, nama Bella memang dibesarkan terlebih dahulu oleh dunia sinetron. Pada usianya yang masih belasan tahun, Bella yang kelahiran Februari 1988 ini menjadi aktris pendatang baru yang diperhitungkan namanya di sinetron ‘Senandung Masa Puber’ (2003), yang juga akhirnya melahirkan nama-nama yang masih eksis di bidangnya seperti Zaskia Adya Mecca, Raffi Ahmad, Bunga Citra Lestari, Nicky Tirta, Lala Karmela. Sembilan tahun setelahnya, sosok Bella yang sekarang telah menapaki berbagai bidang meskipun tetap berada di jalur hiburan. Yang paling tak pernah dibayangkannya adalah menjajal grup vokal BBB bersama Ayushita, Dimas Beck, Chelsea Olivia, dan Raffi Ahmad yang dicetuskan oleh Melly Goeslow sebagai pelengkap film Bukan Bintang Biasa (2007). BBB yang baru saja mengeluarkan single ‘Cinta Hati-Hati’ bersama Melly Goeslow ini cukup challenging buat Bella. “Waktu ditawarin ‘Mau dibuatin video klip atau nggak?’, aku langsung jawab ‘nggak usah’, kenang Bella sembari tersipu lalu ia melanjutkan, “karena mungkin aku belum terbiasa, ya.” Ia pun buru-buru menambahkan,”Waktu menerima tawaran menyanyi untuk BBB sebagai bagian dari film, aku menerima saja karena menyanyi memang kegiatan baru yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Saat ini, yang bikin aku bertahan adalah rasa kekeluargaan di dalam kelompok ini,” terang Bella. Lain dengan bidang musik, dalam industri layar lebar Laudya Chyntia Bella adalah pemain lama yang cukup terbiasa dan konsisten terlibat dalam paling tidak satu judul film dalam setahun. Dimulai dari ‘Virgin’ (2005), Lentera Merah (2006), Love (2008), Kuntilanak (2008), hingga yang terbaru ‘Di Bawah Lindungan Ka’Bah’ (2011). Rentang waktu enam tahun memang masih singkat untuk menyimpulkan jenjang karir seseorang apalagi jika berbicara tentang dunia film. Namun, melihat industri film Indonesia yang mudah terdistraksi dengan selipan tren genre (yang kadang juga asal seperti horor-komedi-seks) dan pemainpemain baru, rasanya Bella termasuk cukup dapat menjaga kredibilitasnya dalam memilih peran.. dan konsistensi itu terus ada. Meski mengaku sebagai tipe orang yang suka penasaran mencoba sesuatu yang baru, film yang dikerjakan asal-asalan tidak akan ditemui di daftar filmografinya. Nama Laudya Chyntia Bella seringnya dilabeli sebagai aktris remaja, yang sering muncul di infotainment dan memerankan peran-peran protagonis remaja pula. Namun saya pikir, lewat perannya sebagai Zainab dalam film terbarunya ‘Di Bawah Lindungan Ka’bah’, Bella membawa dirinya ke sebuah eksplorasi akting yang lebih dalam
lagi. Pertama, filmnya disadur dari novel klasik Buya Hamka tahun 1978 dan filmnya sendiri merupakan remake film karya sutradara besar Asrul Sani pada 1981 yang sukses dengan Cok Simbara dan Camelia Malik. Kedua, setting-nya sendiri adalah tahun 1970-an yang jelas punya konstruksi budaya dan simbol yang jauh berbeda dengan zaman sekarang. “Aku total casting tiga kali di tahun 2010, nggak ada kabarnya, ternyata filmnya ditunda karena pergantian tim produksi. Ketika dipegang Mas Hanny (Hanny R. Saputra yang menangani Virgin), aku casting lagi di awal tahun 2011 dan ngerasa ‘wah kayaknya seru kerja bareng Mas Hanny lagi’,” cerita Bella. “Ayahku orang Padang dan beliau bilang ‘Udah Bella, ini bagus banget’. Pada zaman ayah sekolah, semuanya diwajibkan membaca buku ini. Lagipula aku belum pernah mengambil peran yang ada sentuhan religinya. Yah, ini pengalaman baru buatku.” Bella pun berpendapat bahwa film ini adalah film paling mengesankan dalam daftar filmografinya, mulai dari karakter, proses syuting. Total keterlibatannya dalam film ini sekitar empat bulan dan, “yang serunya lagi, syuting nggak terus-terusan karena pemain bisa dibuat nunggu setting jadi itu sebulan.” Itu bisa dipahami menilik totalitas mereka soal setting, seperti menyulap Subang untuk setting Ka’bah-nya. Proses reading yang memakan waktu dua bulan dari yang biasanya ia jalani hanya seminggu membawanya ke pendalaman karakter yang detil, “Aku lebih memperhatikan hal-hal kecil seperti tahu bahwa kalau orang zaman itu foto tidak ada yang senyum, tidak bergaya berlebihan,” imbuhnya. Meskipun terkesan multi-tasking berkecimpung dalam berbagai jalur hiburan, Bella cukup santai dalam menjalani kehidupannya saat ini. Saya juga tidak menyangka jiwa petualang Bella cukup terpupuk. Begini prinsipnya,“Pokoknya kalau ada pembersih muka, aku sudah merasa aman. Aku suka tiba-tiba, ‘Besok-besok jadwal kosong, nggak?’ Kalo iya, aku browsing tempat. Sesekali cari referensi dari teman-teman untuk cari tempat makan yang bisa dikunjungi. Langsung deh pesen tiket. Pernah juga hanya rencana nonton bioskop tapi lanjut ide ke Bali tiga hari.” Terakhir, Bella dan beberapa temannya dibuat terpikat oleh keindahan Pulau Bangka. Bella sangat antusiasi saat berceloteh tentang pantai di Bangka yang bersih (yang tidak mungkin ditemuinya di Jakarta), juga soal babi-babi kecil yang berkeliaran di dekat rumah-rumah penduduk yang sesekali membuatnya bergidik sekaligus penasaran karena kelucuan mereka. Begitulah Bella. Di sela syuting dan dirias, ia suka memainkan aplikasi Temple Run di iPhone-nya dan tertawa kecil ketika berkali-kali game over (‘Main cuman gini doang tapi nggak tahu kenapa nagih banget’) atau menerima telepon dari kekasihnya sambil menceritakan kegiatannya saat itu (dirias dan ditata rambutnya). Kesan saya, jam terbang Bella yang cukup tinggi di sinetron menjadikannya fasih saat saya tanya soal teknis sinetron, problem-problem yang sering terjadi di lokasi syuting, rating dan sensor, apapun makanan industri itu yang juga kerap dialami oleh Bella. Dengan lugas, ia menuturkan, “Industri sinetron kita sekarang sudah beda banget. Sinetron kan mengikuti rating, jalan ceritanya bisa berubah banget karena yang penting tayang. Ketika bermain film, prestise dan kepuasannya memang beda. Film bisa sehari dua-tiga scene tapi hasilnya maksimal, gambarnya bagus, pencahayaan diperhatikan.” Di sini saya mencoba menyimpulkan, bidang apapun yang menantang bagi Bella akan dilakoniya hingga ia menemukan keseruan sendiri di dalamnya dan kemudian dipilihnya mana yang membuatnya paling nyaman. Hampir satu dekade dalam dunia hiburan mengajarinya banyak hal. Dan melihat pemilihan karakter di film-filmnya, saya rasa Bella akan terus konsisten dan namanya dapat eksis di dunia hiburan untuk waktu yang cukup lama.
094
This season Printed matters !!!
portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy. Photographed by Joey Christian Fashion Director: Rezaindra O. Stylist : Patricia Annash Assistant Stylist : Philea Adhanti Makeup : Lisa Fazaki Model : Dima - Damn.Inc Location & Props : Kare Indonesia All wardrobe by TOPMAN
096
098
tales from look
sharp . . . I t ’ s a L on d on FOTOGRAFI :
b ella
+
F ix
up ,
the riverbank
thing . howar d
stylist: andrew davis. hair: chris sweeny - dwm MENGGUNAKAN bumble and bumble. grooming: kristina vidic MENGGUNAKAN m.a.c cosmetics. model: sam thompson - models 1 & felix radford - select. ASISTEN FOTOGRAFER: olivia richardson. ASISTEN STYLIST: Jack & Zsofi. Retouching: studioprivate.co.uk.
HALAMAN INI: jaket topman, jaket a.p.c., celana adidas originals by david beckham design by j. bond. HALAMAN SEBELAH: jaket y-3, sweater dan kaos kaki topman, celana river island, sneakers maison martin margiela.
DARI KIRI: jaket uniqlo, sweater alexander mcqueen, kemeja polo ralph lauren, celana st端ssy, boots ransom by adidas; coat burberry prorsum, sweater aqua, jeans mcq, sneakers maison martin margiela.
dARI KIRI: jaket sleeveless alexander mcqueen, cardigan maison martin margiela, t-shirt lulu & co., celana viktor & rolf, sneakers nike; jaket rlx ralph lauren, kemeja by polo ralph lauren, sweater comme des garçons, jeans stßssy, sneakers maison martin margiela.
DARI KIRI: vest and sweatpants by le coq sportif, hoodie by a bathing ape, t-shirt by katie eary; vest by nike, jacket (worn underneath) by uniqlo, sweatshirt by acne, shirt and pants by alife.
coat ck one, jaket camouflage dsquared², t-shirt alife, celana prada, boots adidas.
dari kiri: jaket adidas, hoodie nike, t-shirt lulu & co., celana topman, sneaker maison martin margiela; coat addict, kemeja st端ssy, celana marni, boots ransom by adidas.
coat burberry prorsum, t-shirt st端ssy, celana wooyoungmi.
dari kiri: jaket dan kemeja y-3, celana le coq sportif, sneakers maison martin margiela; jaket st端ssy, t-shirt givenchy by riccardo tisci, celana river island, boots nike.
110
Layaknya sebuah mass event, konser musik bukan kemasan dengan proses sederhana. Mulai dari memilih artis/ musisi yang tepat, strategi promosi, hingga teknis acara. Pada feature ini NYLONguys menyajikan menu dari dapur Event Organizer konser Architecture in Helsinki Live in Jakarta dan Beatfest 2012 yang menghadirkan Friendly Fires.
souvenirs f souvenirs fr souvenirs f souvenirsfrf souvenirs Cahaya lampu panggung yang bercampur dengan histeria penonton menjadi sekelumit ornamen konser Architecture in Helsinki Live in Jakarta. Teks: sandi eko. fotografi: muhammad asranur
Beyond the Preparation Selama kurang lebih 3 bulan (terhitung sejak Januari) Beyond Productions mempersiapkan konser tersebut. Tim kecil Beyond Productions tersebut antara lain; di divisi Promo and Media Relation (Asra), Ticketing (Cak Hend), Production (Jackie Wicaksono, Alifa Djohan), dan Chico Hindarto selaku Project Officer. Beyond Productions dirangkul pihak NuBuzz selaku promotor untuk mengurus segala hal yang berhubungan dengan bidang teknis konser tersebut. Beruntung, saat ditemui, mereka tidak keberatan atas ide kami untuk meliput berbagai kegiatan mereka selama persiapan hingga selesainya konser. Jumat malam, 9 Maret 2012, meeting terakhir menjelang konser sedikit tertunda, dari rencana awal pukul 20:00 mundur hingga sekitar sejam. “Kalo gue sih 1500 penonton aja udah seneng
banget!”, komentar Asra malam itu mengenai kekhawatirannya seputar jumlah penonton yang bakal hadir. Apalagi venue Fairgrounds saat itu masih perlu dibenahi di sana-sini. Barikade antara panggung dengan penonton masih terlalu jauh, jumlah Floor Standing AC yang belum lengkap, hingga diplomasi dengan pihak keamanan. Klasik! Penunjuk waktu digital di ponsel saya menampilkan angka kembar, 15:15, ketika kami dan rombongan Architecture in Helsinki meninggalkan bandara Soekarno Hatta pada Sabtu siang. So far, we knew that the rundown schedule didn’t fit with the reality. “I bring two Nords!”, ungkap kibordis Gus Franklin mengenai peralatan yang dibawanya. Secara bergantian satu per satu personel Architecture in Helsinki lalu melakukan soundcheck, sambil sesekali kembali menuju ruang backstage, trik yang tepat untuk mencuri waktu istirahat. “Sistem tata suara pada konser kita berkapasitas 2000-3000 Watt, dengan lighting 1500 Watt”, ungkap Jackie mengenai persiapan konser tersebut. Sesi soundcheck berlangsung selama kurang lebih dua jam, sebelum akhirnya penonton mulai berdatangan sekitar pukul tujuh malam dan itu artinya pertunjukan pun siap dilaksanakan.
from helsinki rom helsinki 113 rom helsinki from helsinki rom helsinki Showtime Aksi Architecture in Helsinki dibuka dengan sangat baik oleh penampilan duo electro-pop cerdas asal Bandung, Bottlesmoker. “Kita pake kostum ini supaya match aja sama video yang kemaren�, ujar Angkuy kepada Nylon Guys di sela-sela sesi soundcheck. Video yang dimaksud adalah sebuah video absurd dari single berjudul Boredom and Freedom. Dan pada penampilan mereka, dapat disaksikan Angkuy memang dibalut kostum astronot sedangkan Nobie mengenakan War Bonnet ala suku Indian Sioux. Persis dengan video yang tadi disinggung. Bottlesmoker menyambut para penonton yang hadir di Fairgrounds lewat komposisi-komposisi elektronik apik seperti Love Saturday, Vagabond, serta tentu saja Boredom and Freedom. Visual sound artist asal Perancis, Sebastian Sautel Cago mendukung secara maksimal aksi Bottlesmoker malam itu melalui seni live drawing yang mengagumkan. Pertunjukan pun dilanjutkan oleh penampilan DJ Imam Darto. Menjelang pukul sepuluh malam gitaris Jamie Mildren baru terlihat menaiki panggung disusul para personil yang lain. Desert Island langsung digagas sebagai lagu pembuka dan berhasil menyerap enerji ratusan penonton Fairgrounds. Lagu demi lagu
dibawakan dengan prima oleh para personil band yang sempat ditinggal sang penggebuk drum dan dua pemain alat tiup di pertengahan 2006 tersebut. Kellie Sutherland, Jamie Mildren, Gus Franklin, Cameron Bird, dan Sam Perry adalah personil yang tersisa, yang dengan sukses menghibur para penggemar mereka di Jakarta. Sedikit catatan, dari atas panggung, Kellie sempat berseru mengenai tehnik setting lampu panggung pada sebuah lagu. Namun sepertinya sia-sia. Toh, hingga pertunjukkan usai tak banyak perubahan yang dilakukan sang lighting engineer. Selain itu, penonton pun harus mengalami sedikit ketidaknyamanan. Floor standing AC di bagian depan sayap kanan panggung mati di tengahtengah berlangsungnya konser. Mengakibatkan beberapa orang terlihat mengipas-ngipas walau sebagian besar yang lainnya tetap
berjingkrakan. Mereka begitu antusias menikmati konser seolah tak ada hari esok. The people whose in charge definitely have to pay attention ‘bout those comfortable aspects! Namun di luar hal-hal tersebut konser berjalan dengan lancar dan di departemen sound pun hasilnya mengagumkan. Architecture in Helsinki tetap menggarap seisi setlist dengan sempurna. Souvenirs, W.O.W, Escapee, Do the Whirlwind, Everything’s Blue, and one of my favorites, Contact High adalah sebagian dari delapanbelas lagu yang mereka sajikan malam itu. Hits lawas dari tahun 80-an Bette Davis Eyes yang sempat populer oleh Kim Carnes pun tak luput dibawakan. Permintaan encore akhirnya dikabulkan lewat sebuah lagu yang pernah di-cover secara menawan oleh band indierock asal Pennsylvania, Dr. Dog berjudul Heart It Races.
"It was great. It was a really good fare well for me" -Kellie.
Last but Not Least Bukan hanya Kellie, tetapi Cameron dan Haima Marriot sang Road Manager pun agak menyayangkan jarak barikade panggung penonton yang terlalu jauh. Architecture in Helsinki sepertinya tipe band yang lebih memilih untuk dapat bersentuhan langsung dengan penonton. “It’s hard to be intimate in that room”, komentar Kellie pada Minggu pagi di lobby Hotel X tempat mereka menginap mengenai konser di malam sebelumnya. Mereka pun bisa mengerti setelah dijelaskan mengenai kondisi panggung yang terlalu tinggi sehingga jarak barikade pun tak bisa maksimal. Overall, Architecture in Helsinki cukup terkesan dengan Jakarta sebagai kota terakhir yang mereka kunjungi dalam rangkaian tur dunia album Moment Bends tersebut. “It was great… It was a really good farewell for me”, ujar Kellie.
Who said what @cantsaynotohope (Promo and Media Relation) “Just spoke to Jamie from Architecture in Helsinki. I gotta surrender the band’s drums pad, snare & cymbals that have been in my possession :P” @rezaupd (Stage Director) “AIH sound checking now! Malam ini joget2 di bengkel bareng Architecture in Helsinki..” Jackie Wicaksono (Production) “Urusan koordinasi akibat skema di lapangan yang nggak terencana, bikin pusing. Tapi, tunggu aja aksi Beyond Productions berikutnya. Bakalan ada konser yang konsepnya lebih gila!”
115
Bahkan saat menghabiskan waktu menjelang makan siang, seluruh personil Architecture in Helsinki termasuk Haima–kecuali Jamie dan Andrew yang seusai konser langsung menuju Bogor dengan teman asal Indonesia–begitu bersemangat hunting cinderamata khas Indonesia di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Sepertinya kata “architecture” pada nama band mereka bukan dipakai tanpa alasan. Terbukti saat kami sedang berjalan menuju sebuah tempat di daerah blok M, kawanan musisi Australia itu begitu intens memperhatikan bentukbentuk fisik kota Jakarta. Ada sesuatu yang membuat mereka begitu tertarik terhadap satu bagian flyover yang belum selesai dikerjakan di depan terminal Blok M. Guess what, Kellie mengajak personil yang lain untuk berfoto dengan menggunakan jembatan itu sebagai latar belakang! It’s kinda cool, but lil’ bit
obscure act at the same time. Cak Hend, yang bertanggungjawab dalam urusan ticketing mengaku tidak kapok dengan hasil yang diperoleh dari konser tersebut. “Kalo dari tiket, mungkin kita tidak mencapai target. Tapi kita justru seneng saat melihat teman-teman yang lebih muda dari saya semangat banget untuk bikin acara kayak gini”, kata Cak Hend di perbincangan singkat dengan NYLONguys, masih di sekitar lobby hotel. Kami juga sedikit membahas mengenai potensi sebuah band yang berikutnya (berinisial BR) yang akan diundang ke Indonesia. “Kalo BR gimana, banyakan mana yang denger dibandingin Architecture?”, ujarnya penasaran. Sedikit pertanda bahwa Beyond Productions masih akan melakukan gempuran lewat konserkonser musik di waktu mendatang. See you again later at the next pit, guys!
116
Live Live Those Those Days Days Tonight Tonight
“ONE DAY WE’RE GONNA LIVE… IN PARIS, I PROMISE… I’M ON IT…” . AKHIRNYA JAKARTA BISA SING-A-LONG DENGAN LAGU YANG MENJADI ANTHEM PARA HIPSTER ITU. TEKS: TIM laksmana, FOTOGRAFI: RUDE BILLY
"Thank you, Jakarta. I will remember this gig!"
- Ed Macfarlane The Preparation
Gembar-gembor Friendly Fires bakal konser di Jakarta sebenarnya sudah mulai heboh sejak akhir tahun lalu, setelah acara BeatFeast terakhir untuk 2011 yang menghadirkan Tame Impala dan !!!. Kali ini, giliran Urbanite Asia dan Berlian Entertainment in charge untuk BeatFest perdana untuk 2012 yang digelar di Fairgrounds pada 17 Maret lalu, dan NYLON GUYS secara eksklusif mendapat kesempatan meng-coverage seluruh rangkaian festival ini. Pada H-3, tepatnya Rabu tanggal 14 Maret, kami diajak mengikuti technical meeting bersama seluruh crew organizers, yang dimulai jam 7 malam di venue. Disana mereka mengerjakan seluruh aspek persiapan mulai dari schedule, crew assignments, dan segala hal teknis maupun nonteknis lainnya, untuk memastikan kelancaran acara dan everything is in order.
Let’s Get Metamorphic!
Sehari sebelum the big day, pihak Avolution mengundang NYLON GUYS untuk mengintip sneak preview Beatfeast kali ini. Acara dimulai dengan dinner gathering di Pepenero, SCBD, dimana para kontributor Avolution Rated-A yang akan mengisi the creative elements, memberi sedikit gambaran tentang inovasi yang mereka buat kali ini. Mereka adalah Anton Ismael, Dana Maulana, Anton Wirjono dan Ade Darmawan. Tema artistik untuk Beatfest kali ini adalah ‘Metamorphic’ yang didefinisikan oleh Anton Ismael sebagai reaksi dari waktu ke waktu. Hal ini diinterpretasikan olehnya dalam sebuah instalasi ruang dimana objek di dalamnya difoto secara 3600 sehingga memvisualisasi pergerakan waktu. Untuk fashion, Dana Maulana menginterpretasi metamorphic sebagai objek yang bertransformasi dari bentuk raw menjadi baru. Dia menuangkan konsep tersebut dalam ‘Flair On Board’, instalasi yang menggabungkan pola pixi-
119
AFTERMATH
lated modern dengan etnik untuk menghasilkan sentuhan techno. For the sound element, DJ Anton Wirjono berinovasi dengan 8-bit Sound Experiment sebagai bentuk metamorphic musik digital dari zaman vintage sampai modern dimana pengunjung bisa memainkan DJ set dalam sebuah ruangan. Yang terakhir, Ade Darmawan mengekspresikan metamorphic dalam sentuhan TechnoArt, mengeksplorasi sebuah eksibisi video interaktif yang membentuk sebuah kota, dan user-nya dapat mengubah desain kota tersebut dengan menggunakan pixel-pixel. Konsep out-of-the-box yang super canggih dan belum pernah dibuat sebelumnya ini sangat membuat kita penasaran to witness the whole music and visual experience at Beatfest. Apalagi dengan adanya fashion show dimana nanti para modelnya di-shoot dengan visual mapping, dan DJ Anton akan tampil dalam bentuk Hologram. Sampai ada yang berkomentar: “SBY aja belum pernah dibikin versi hologramnya”. Malam itu kita juga berkesempatan menyaksikan final GR sebelum acara. Terasa suasana hectic di Fairgrounds dimana para model, VJ-VJ, stage director, serta technical crews sibuk mengerjakan tugas masing-masing.
HERe they come
Sekitar jam 11.30 pagi, Friendly Fires and crew mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, mereka dijemput oleh Liaison Officers dari Urbanite. Setelah berkumpul, mereka langsung menuju Fairgrounds untuk melakukan soundcheck, sebelum singgah di Poste untuk melakukan press conference. Dalam kesempatan ini, sang vokalis Ed Macfarlane menyatakan bahwa ia senang mendapat kesempatan mang-
gung untuk pertama kalinya di Jakarta, dan akhirnya bisa berjumpa dengan para fans Friendly Fires di Indonesia. Ed juga kagum setelah mendengar bahwa scene musik di Indonesia sangat diverse dan para pencinta musiknya sangat antusias dan mengapresiasi musik indie. Ed menambahkan bahwa dia juga senang bisa terlibat dalam Avolution Beatfest, selain karena merupakan acara paling happening di Jakarta, Beatfest bukan sekedar festival musik, melainkan suatu eksibisi seni kreatif yang lain dari yang lain. Mereka juga bangga terpilih sebagai lineup kali ini, setelah MGMT, Phoenix, Belle & Sebastian dan bandband lain yang pernah performed di Beatfest.
IT’S SHOWTIME! Dan akhirnya, Beatfest perdana untuk 2012 pun dimulai! Sekitar jam 7an, Roman Foot Soldiers (RFS) membuka stage dengan lagu-lagu dari ‘Kitsilano’, debut EP mereka, seperti ‘Street Without Signs’, ‘The Canal’, ‘You Make Me Feel Like Summer’, dan ditutup dengan ‘Waterfront’. Penampilan mereka cukup menarik banyak crowd, dan tak heran kalau RFS mempunyai banyak fans, karena selain lagu-lagunya yang catchy, secara live mereka juga tampil dengan rapi dan kompak. Seusai RFS turun panggung, giliran Stephen Fassano a.k.a. The Magician mengambil kendali DJ booth di atas stage. Ex-member duo DJ asal Belgia bernama Aeroplane ini membuka setnya dengan lagu-lagu remix-nya sendiri seperti ‘I Follow Rivers (The Magician Remix)’ – Lykke Li, sebelum ‘membawa’ crowd dengan track-track disco dan electro pop yang menjadi trademarknya. Overall, setnya malam itu deep tapi danceable, dengan elemen-elemen piano dan breakdown yang epic, cukup menghipnotis crowd dan membuat mereka dancing. Sekitar jam 10an, DJ Anton versi
Hologram menjadi highlight festival malam itu. Sambil memainkan musik 8-bit kreasinya, ia diiringi oleh fashion show by Dana Maulana, dimana tubuh para modelnya di-shoot dengan visual mapping, seolah-olah mereka memakai baju-baju futuristik. Show ini cukup spektakuler dan untuk di Jakarta, merekalah yang pertama kali membuat kreasi semacam ini. Sayang show-nya hanya berlangsung 5 menit dan setelah jeda 15 menit: “Ladies and gentlemen, please welcome Friendly Fires!” Ed Macfarland and his gang langsung menggebrak dengan ‘Lovesick’ dan ‘Jump In The Pool’, which was a wicked opening indeed. Mereka lanjut dengan lagu-lagu dari kedua album mereka seperti ‘True Love’, ‘Show Me Lights’, ‘Live Those Days Tonight’ dan yang paling diantisipasi adalah ‘Skeleton Boy’. Klimaksnya adalah saat mereka secara solid membawakan ‘Hurting’ dan flowing sampai ke ‘Paris’. It was truly an eargasmic experience! Setelah hampir satu setengah jam, band asal St Albans, Inggris ini menutup konser mereka dengan ‘Hawaiian Air’ sebagai encore. Ed Macfarlane yang tampil tanpa banyak basa-basi, mengekspresikan euforia-nya terhadap crowd di Jakarta dengan katakata: “Thank you, Jakarta. I will remember this gig!”
Overall, Avolution Beatfest pertama untuk 2012 was a big success. Mulai dari preparation, the production sampai post-event, semua dikemas dengan bagus. Beatfest membuktikan bahwa mereka tak hanya mengandalkan nama besar Friendly Fires untuk kesuksesan acara ini, tetapi juga semakin mengeksploitasi art scene di Jakarta yang kaya akan kreatifitas. Bring on the next Beatfest!
BAGI IWA K HIP HOP ADALAH SEBUAH ‘LOOPING’ KEBEBASAN BERKONSEP teks: Ein Halid fotografi: Rude Billy
121 121
121 122
“Sudah tinggalkan, tinggalkan saja semua persoalan waktu kita sejenak tuk membebaskan pikiran. Dan biarkan, biarkan terbang tinggi sampai melayang jauh menembus awan....” Sepenggal lirik ini merepresentasikan masa kejayaan era musilk Hip Hop di Indonesia. Yup, saya membawa Anda flash back pada sebuah video klip yang dibuat oleh Rizal Mantovani di tahun 1995. Sebuah video klip berupa dokumen berharga gambaran gaya hidup tahun 90an. Lagu ‘Bebas’ bagaikan sebuah anthem yang menyebar bagai virus dari seorang founder musik Hip Hop Indonesia, Iwa K.
Wawancara kali ini terjadi sambil minum kopi dan pink lemonade di sebuah café di area Tebet, tepat setelah Iwa selesai shooting untuk sebuah acara TV. Iwa dengan santainya menyambut saya dan tim NYLONguys. Syukur sudah tidak ada lagi awkward moment, berkat beberapa hari yang lalu Iwa baru saja tampil sebagai main act untuk acara NYLON anniversary yang pertama. Obrolan dibuka dengan pengakuan ‘set up’ saya, tentang keinginan tim NYLON dan NYLONguys untuk menampilkan kembali musik Hip Hop dan menjadikan Iwa sebagai profil untuk artikel utama ‘Thinker’ di edisi musik ini. “Wah acara kemarin seru tuh, crowd-nya ok, nggak nyangka,” sambil tertawa puas menanggapi party NYLON beberapa hari yang lewat. Bila saya kembali pada malam itu saya yakin orang menyadari betapa besarnya presence seorang Iwa K. Dua lagu Malam Ini Indah dan Bebas yang sangat dinanti dibawakan dengan sempurna. Kehadiran Sweet Martabak yang membawakan lagu Ti Didit sesaat seluruh ruangan di Aria Café kembali ke area Hip Hop tahun 90-an. You can’t help yourself to sing along. Berbicara awal masuknya Hip Hop, ditanggapi Iwa sebagai pengaruh gaya hidup. “Dulu mungkin nggak ada yang ngerti Hip Hop itu sebenarnya apa, atau tahu rapper terkenal seperti Ice T. Tapi dengan “anak nongkrong” mulai kenal break dance dan olahraga basket yang lagi happening, mulailah mereka kenal musik Hip Hop,” ujar Iwa. “Mungkin anak Indo saat itu, sudah ngerti pakai baju gombrong, sneakers dan topi dipakai miring, sebelum mereka ngerti musik yang lahir di area Bronx, New York”, sambil tertawa Iwa menambahkan. “Ku Ingin Kembali” adalah album pertama Iwa, yang menurutnya lahir dari pengaruh gaya hidup Hip Hop yang meyebar dari komunitas sub urban yang kemudian mendunia. Berawal dari para disc jockey yang menciptakan rhythmic beats dengan looping breaks yang kemudian digabung dengan rap. “Sejak awal gue kenal musik Hip Hop, gue selalu ingin menciptakan musik Hip Hop versi gue, versi yang sudah
diadaptasikan. Di album pertama menurut gue cukup merepresentasikan visi gue. Sejak awal gue ingin menciptakan Hip Hop yang lebih melodik dan ingin memperkenalkan Hip Hop versi Indonesia. Dan ketika gue menggarap album kedua yang berjudul Topeng dan khusus di lagu Bebas gue ingin memperlihatkan Hip Hop sebagai gaya hidup. Lagu ‘Bebas’ juga ingin mengarahkan tentang konsep Hip Hop yang sesungguhnya ingin disuarakan oleh para founder-nya, yaitu ingin memperkenalkan sebuah kebebasan berpikir”. Saat Iwa menjelasakan secara deskriptif isi otaknya, tersirat keinginan mendalam seorang visioner yang ingin mempengaruhi orang melalui karya-karyanya. Layaknya founder Hip Hop yang sejak era The Sugar Hill Gang - Rappers Delight memperkenalkan terminologi “Hip Hop” melalui lirik yang mereka nyanyikan. Booming-nya lagu Bebas seakan membebaskan genre ini dinikmati oleh masyarakat luas, dan dalam sekejap nama Iwa K dinobatkan sebagai pioner musik Hip Hop. Ketika saya bertanya bagaiamana ia menanggapi fenomena ini, ia pun menjawab, “Sejak awal gue menanggapi fenomena dan kesuksesan dengan gue nggak mau menjadi monumen. Iya… Monumen dimana orang kadang kala mengunjungi untuk mengingat kehebatan elo. Supaya gue nggak jadi monumen, satu-satunya cara adalah jangan pernah cepat puas dengan apa yang pernah elo buat”. “Sejak album pertama, gue sudah punya konsep gue nggak mau muncul. Cover album cukup dengan gambar ikan saja dan gue nggak mau ada video klip, supaya orang kenal karya gue dulu deh. Tapi lambat laun gue sadar, gue harus lebih ramah terhadap industri dan ini gue lakukan di album kedua.” Sejauh mana sih ukuran seorang Iwa ramah terhadap industri? “Anehnya sejak album kedua booming, justru manajemen menuntut gue menjadi sebuah produk Hip Hop. Jangan
salah, manajemen pernah meng-hire koregrafer khusus ngajarin gue nge-dance di panggung, dan gue pikir gue bukan Vanilla Ice. Akhirnya gue dan manajemen sepakat, gue nggak bisa diubah tapi gue bisa mengalah yah…akhirnya yang penting saat di panggung gue ngerti blocking,” ujar Iwa sambil tertawa. Tapi elo benar-benar nyaman di atas panggung? “Iya, elo liat pas tampil di acara NYLON, gue tampil ala gue, gue suka segala bentuk dinamika pertunjukkan. Gue dulu pernah purapura pingsan di panggung untuk mendapatkan efek dari penonton”. Pemahaman apa sih yang paling salah tentang Hip Hop? “Gue paling nggak suka orang bilang kalimat ‘nggak Hip Hop banget’ Hip Hop itu murni sebuah kebebasan berkonsep nggak ada batasan. Justru ketika elo bisa gabungin musik tradisional dan bisa nge-rap pakai bahasa daerah, itu justru Hip Hop banget. Musik Hip Hop nggak hanya sebatas memakai atribut tertentu, nanti elo jadinya kaya MC Hammer. Pakai celana gombrong Aladdin malah dibilang Hip Hop banget. Hahaha…” jelas Iwa. Lalu, dengan begitu banyaknya salah kaprah tentang Hip Hop, apakah jadi beban tersendiri? Mengingat dianggap pioner dan banyak orang ‘look up’ ke elo? “Beban sebenarnya nggak, tapi kewalahan mungkin iya, ini jadi salah satu alasan gue sempat vakum karena sebenarnya gue ingin musisi Hip Hop beregenerasi, gue pengen mereka nggak sekadar ikut jejak gue, tapi mereka harus bikin jejak sendiri.” Tapi apakah disadari vakumnya Iwa K, akhirnya membuat musik Hip Hop di Indonesia kehilangan arah? Ibaratnya, they lost their ‘founder’? “Mungkin balik lagi ini ketidakinginan gue jadi monumen tadi dan keinginan gue untuk musik Hip Hop Indonesia terus berkembang ada dan tidak adanya gue, dan ternyata akhirnya Hip Hop di Indonesia menemukan jalannya berkat komunitasnya yang nggak mati. Lihat saja seperti Jogja Hip Hop Foundation yang sudah memperkenalkan gaya mereka sampai ke luar negeri.”
So, akhirnya kenapa dan kapan memutuskan kembali bermusik? “Setelah ‘minggir’ akhirnya gue menyadari gue harus bermusik lagi, dan ini nggak bisa disambi dengan pekerjaan lain, jadi gue mulai fokus dan mengeluarkan album kembali tahun 2002 yang berjudul Vini Vidy Vunky. Lalu gue ada beberapa proyek baru dengan sahabat-sahabat gue Yuke, Budi Haryono dan Yudis dengan nama Orsun dan single pertama berjudul ‘Kumaha Aing’. Menjelang akhir wawancara, saya menyadari begitu banyak label yang hinggap di pundak seorang Iwa K sejak adanya musik Hip Hop di Indonesia. Dari ‘pioner’, ‘founder’, hingga ‘father of Indonesia Hip Hop Music’ dan nampaknya tidak bisa disalahkan ketika fenomena ini, memaksanya untuk vakum sejenak dan membiarkan semua bergulir tanpa kendalinya. Untuk menemukan perspektif baru. Kini ia kembali dengan proyek berbeda, dan kembali memberi pengaruh mendampingi generasi berikutnya. Dengan semua label yang diberikan kepadanya, ia tetap humble. Mungkin karena ia terinspirasi oleh Chuck D-Public Enemy yang seorang family man dan bukan seorang gangsta, sehingga karyanya tetap mendapat respek hingga hari ini. Saya rasa idealisme dan visi Iwa K dalam menanamkan kebebasan dalam berkarya di musik Hip Hop Indonesia berbuah baik. Di kala pengaruh musik rap dari luar banyak memperkenalkan lirik-lirik yang berbau kekerasan dan seks, di Indonesia para musisi Hip Hop dengan jeniusnya beradaptasi dengan membuat lirik dari bahasa daerah, bercerita tentang mati lampu, pager, nyamuk dan kecanduan on line. Di saat Iwa K tidak ingin dikotakkan dengan gelar tertentu, satu hal yang perlu diyakini oleh kita semua, bahwa Hip Hop Indonesia akan selalu punya seorang guardian angel.
Respect
125
not for girls.
Nama Tanggal Lahir Perusahaan Jabatan Alamat pengiriman
Kantor
Kota
Rumah Negara
Kode Pos
Telpon HP Fax Email Mulai berlangganan dari bulan
Cover Price NYLON NYLON Guys
NORMAL PRICE
Subscribe PRICE
Saving
Rp. 35.000 (10 edisi)
Rp. 350.000
Rp. 245.000
30%
Rp. 35.000 (6 Edisi)
Rp. 210.000
RP. 147.000
30%
Untuk Luar Jakarta tambah biaya ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon (021) 3199 1178 Kirim formulir ini ke : Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350 Tel +62 21 3199 1178, +62 21 3199 91179
CARA PEMBAYARAN: Cash Transfer PT. Tiga Visi Utama. Bank Mandiri Sudirman No. rek. 102 00 4567899 9 Hubungi Claudia tel. 021-3199 1193 / fax. 021-3199 1178. Mohon konfirmasi melalui telepon sebelum melakukan transfer Dapatkan: - Hadiah untuk 30 (tiga puluh) orang pertama yang subscribe - Hadiah langsung voucher Lee Cooper senilai Rp. 100.000
follow us on NYLONguys_IND
www.mpgmedia.co.id
NYLON Indonesia
PT. Tiga Visi Utama Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350
shopping list
INDONESIA
Ya, saya ingin berlangganan majalah
INDONESIA
SAVE best 3 0% deal
Enny Jeans - http://www.ennyjeans.com BB Pin: 27F9AE1C Flathead - @ Denim Vault, Jl. Kemang 1 No. 10A Jakarta Selatan. Fred Perry – Plaza Indonesia Level 2 #E27A GAP – Grand Indonesia Unit SB, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Guess – Senayan City Level 1 Unit-32. Jl. Asia Afrika, Jakarta. H.E by Mango – Plaza Indonesia Level 2#28-30, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Happy Socks – www.happysocks.com Hugo Boss – Plaza Indonesia 1st Floor Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Iconia – ITC Mangga Dua Lt. 4 Isis - @ Sky Store Jl. Kemang Raya No.27 Jakarta Selatan. Industri – Jl. Benda Raya ID Kemang Raya Jakarta Selatan. Inksomnia – Jl. Trunojoyo no.23 Bandung www.inksomniastreetwear.com. Jika Studio – Jl. Abdul Majid Raya 41B, Cipete Jakarta Selatan (021) 7513637 KARE – Senayan City Level 6-09, Jl. Asia Afrika, Jakarta (021) 72781000 Karma Loop – www.karmaloop.com Labelous - @ The Goods Dept., Plaza Indonesia Extension Lt.4 #14, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Lacoste – Grand Indonesia Lower Ground Unit 34. Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Levi’s – Grand Indonesia 1st Floor. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Lomography – Jl. Panglima Polim V No.38 Jakarta Selatan (021) 72799408 LUCHO – LAAVAA.com (luchomenswear@ gmail.com) Luxeliving – Menteng, Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 55A Jakarta 10250 (021) 31934756 Marks & Spencer – Plaza Indonesia Level 2 Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Massimo Dutti – Grand Indonesia Ground Floor. Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Monday To Sunday – Grand Indonesia Level One, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Muji – Grand Indonesia West Mall, Level 3. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. No’om – Grand Indonesia Level One, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. NOIR - Jl. Radio Dalam Raya No.99C, Jakarta Selatan. noir.store@aol.com Nordhen Basic – Jl. Meleong 1 no.7, Bandung. POP Shop – Cimanuk #11, Bandung (022) 7275449 River Island – www.riverisland.com Satcas – Panglima Polim V/36 Jakarta. Sash – ITC Mangga Dua Lt. 4 Skematic – Jl. Pela Raya No. 42 Radio Dalam, Kebayoran Baru. Jakarta Selatan. Sir Store – Jl. Gunawarman No. 30, Jakarta Selatan. (021) 7394917 Society – Trunojoyo no.8 Bandung. Spinach Store – Jl. Raya Kemang 89 Lt.5, Jakarta Selatan. Superdry – Plaza Indonesia Level 2 B44, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. TED BAKER – Grand Indonesia East Mall, Level 1 Unit 30 A-31. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. (021) 23580559 TOP Golf – Kawasan Sektor IX Bintaro Jaya (021) 29046365 Topman – Senayan City Level 1-00, Jl. Asia Afrika, Jakarta. Topshop – Senayan City Level 1-00, Jl. Asia Afrika, Jakarta. Tosavica – Grand Indonesia Level One, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Y3 – Plaza Indonesia Level 1 No.121. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Zara – Senayan City Floor 1 & 2, Jl. Asia Afrika Jakarta Selatan.
16DS – Grand Indonesia East Mall, Level One. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. www. sixteendscale.com 21mm Management - http://www. twentyonemm.com/ Adidas Original – Plaza Indonesia Extension, Level 3 No.EH-01. Amble Footwear – www.amblefootwear.com Anonymous – @ Sky Store Jl. Kemang Raya No.27 Jakarta Selatan. Armani Exchange – Plaza Indonesia Level 1 no. 86-88B. Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. ASOS – www.asos.com Balenciaga – Plaza Indonesia Level 1 Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Banana Republic – Grand Indonesia Ground Floor, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Bershka – Plaza Indonesia Level 2 Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Budi Valentino (Make Up Artist) – 0816907477 Buenofide – www.Buenofide.com Danjyo Hiyoji – Grand Indonesia, Level One. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Debenhams – Senayan City Floor G - G-00,1 , Jl. Asia Afrika Jakarta Selatan. Delirium – www.deliriousmind.com DKNY Jeans – Plaza Indonesia, Level 2 Unit E 12-13. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Denim Vault – Jl. Kemang 1 No. 10A Jakarta Selatan.
Lewat debut film mereka di tahun 2005, The Puffy Chair, kakak-beradik Jay dan Mark Duplass memulai karir mereka setelah mengangkat kisah perjalanan duo lovable losers dalam mencari apa yang mereka sebut “epically small” dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi identik dengan film ber-genre mumblecore. Di film komedi romantis terbaru, Jeff, Who Lives at Home, Jason Segel dan Ed Helm berperan sebagai saudara yang mengubah sebuah tugas sederhana menjadi petualangan heroik.
Kalian pernah menyinggung bahwa Jeff adalah pahlawan. Kenapa? Mark: Karena dia begitu mengagumkan. Kemampuan Jeff untuk memecahkan misteri dan kepuasan akan sesuatu sekecil nama yang terjahit di belakang jersey seseorang adalah penting bagi kami. Kami tidak memiliki hal itu dan kami iri dengan orang-orang yang memilikinya.
Tetapi pencarian makna tersebut mendatangkan bahaya. Jay: Tentu saja–kau harus sering duduk dan berinteraksi dengan alam semesta, sesuatu yang tidak kita lakukan. Mark: Kami senang mengolah alam semesta untuk memenuhi tujuan kami. Jay: Dan biasanya menjadi bumerang buat kami. Sejak kapan kalian mulai berkolaborasi? Jay: Sejak dulu, ketika aku dan Mark sering membuat suatu benda menyerupai pecahan kaca terbuat dari pernak-pernik Mardi Gras atau memulai bisnis es lollipop. Kami selalu bersemangat untuk membuat sesuatu yang luar biasa. Dan kami merasa masih melakukannya sampai sekarang. Film-film kalian berbau nuansa discovery. Narasinya tidak mengarahkan ke sesuatu yang kalian harapkan. Mark: Itu cukup aneh, karena kami tidak terpikir untuk, ‘Bagaimana bila kita coba kejutkan
LITTLE WONDERS bagi mark dan jay duplass, drama terbaik berarti juga yang paling sederhana. teks: MIKE HARVKEY. ILUSTRAsi: mark todd
orang-orang?’ Ketika menulis, kami hanya bersenang-senang, jadi saya pikir betapa beruntungnya apabila penonton terpukau oleh itu.
Kalian juga kelihatannya memiliki kemampuan membuat genre drama dari situasi yang sederhana. Mark: Jujur, saya anggap itu sebuah pujian. Walaupun kami telah sepakat agar tidak terlalu kaku dan merencanakan apa yang akan kami lakukan, namun kami paham dan sangat senang atas hal itu. Kami senang mendalami sesuatu yang besar, massive, dan hal-hal fana hebat yang ada di sekitar kita. Ketika Jeff pergi untuk mencari lem kayu lalu berhasil membuka kunci rahasia tentang kebahagiaan dan kesadaran akan tujuan hidupnya di dunia. Ya, kami amat menyenangi hal itu–menggali dunia fana demi menemukan alam ekstra-terestrial. Jay: Kami coba untuk menciptakan situasi dimana kami dapat menjangkau dan benar-benar menjelajahi kedalaman atas segala hal yang dramatis sekaligus lucu. Karaktermu sepertinya selalu mencari katarsis. Mark: Tingkat emosional film kami umumnya lebih rendah dibandingkan film lain. Kami tidak sedang membuat Syriana. Fase klimaks dari film-film kami biasanya melibatkan emosi. Kami biasa menyebutnya sebagai “the epically small”. Kami cukup beruntung bahwa kami tidak mengangkat tema kelaparan atau perang; kami menyajikan situasi pasif-agresif di antara anggota keluarga serta mencoba mencari jati diri dan kebahagiaan. Dari mana ketertarikan kalian terhadap romantisme pemimpi tanpa harapan berasal? Mark: Awalnya kami adalah penggemar HBO. Ketika channel tersebut hadir di rumah kami pada era 80-an kami menonton film-film ini– Kramer vs. Kramer, Annie Hall, hingga Sophie’s Choice, sebagai anak 7-8 tahun. Kami amat terobsesi dengan realisme dan isu-isu dewasa. Kadang ada keinginan untuk melampiaskannya dengan cara yang menyenangkan, mirip karakter Jeff sebagai pemimpi besar. Jay: Kami juga pergi ke sekolah Katolik dan tumbuh di lingkungan yang terpelajar. Hanyalah sebatas konsep apabila kita dapat melakukan apapun yang kita mau tapi dapat selamat. Cukup subversif untuk berpikir apabila seseorang dapat hidup di basement ibunya dan menghasilkan sekitar $4,700 setahun, tetapi petir tidak menyambar dan merobohkannya.
128