Nylon Indonesia / february 2015

Page 1

boys meet girls kimokal holychild marco marche teman sebangku

Perfect Match FEBRUARY

2015

RP. 42.000,LUAR PULAU JAWA RP. 50.000,I S S N 208 788 26

33 gift

ideas

HAIR diy

LOVEBIRDS nylon face off 2015 winners



Liberty Sweat Shirt

IDR 289.900

minimal.co.id/tresjolie


table of contents

mass appeal hunter 020 mass appeal blooming attire 022 price is right lola plaids & stripes 023 T-shirt of the month copycat is a new black

On the cover: Samo & Natasha Foto: Ryan Tandya Stylist: Anindya Devy, Patricia Annash & Andandika Surasetja Makeup Artist: Nikki Windya & Cintantia Prakasita Hairstylist: Melissa Pratiwi & Amelia Dalianti Samo: Atasan: Moral Celana: Topman Natasha: Atasan & Rok: Cottonink Studio Kalung: Massicot

006 ed letter

010 behind the scenes 012 contributors 013 par avion

025 advertorial because knit is the new hit

030 mania the intricate feel 032 model citizen double duty 034 factory girl pretty green 036 fashion news

014 fashion opener in the coat 016 mass appeal picnic in the sun 018

040 beauty opener fine as wine 042 counter culture scent of attention 044 the look shades of lavender

026 all access just desert

februari

008 masthead

024 haute stuff burberry field fever

045 the look color galore 046 get this miss chubby! 047 private icon stepping stone 048 beauty news 052 beauty spread hair craze



table of contents

058 up in the air terlepas dari gambaran yang hampir pitch-perfect, anna Kendrick tidak selalu menjalani kehidupan dengan nyaman. 066 mixed doubles two is company, three’s a crowd. Terkadang cukup dibutuhkan dua orang saja untuk membentuk sebuah band bagus dan menghasilkan musik yang keren.

2015

078 tickets for two grab your tickets, pack your bags and go wherever the road leads you to. no need to worry, you got your lovers along the way. 086 shut up and take me home! special for this issue, Nylon Indonesia siap menunjukan ke-33 produk favorit, sebagai ide dalam memilih hadiah yang unik dan cool enough for your love ones. 090 culture club 094 filmstrips 096 bookmark 097 mixtape 098 space invader 100 en route Singapore

104 band of outsiders nylon face off is back for another awesome year and we’re more than thrilled to present our fresh class of edgy cool kids. And we’re really mean it this time. 114 laws of attraction berkencan dengan pemenang america’s next top model, keith carlos.

NYLON STREET 124 shopping list 127 star maps clutch me if you can 128 bag check it’s adventure time



letter from the editor

Saya menulis editor's letter ini di balkon apartemen sambil menghangatkan diri dengan honey lemon tea dan menatap hujan yang tidak berhenti mengguyur Jakarta dari semalam. Memikirkan betapa chaos-nya jalanan di luar sana, the perfect way to spend this rainy day is to be with your significant other. Saya pernah mendengar suatu quote, "Couples who travels together, stays together". Di Lovebirds Issue ini, NYLON memiliki 3 coolest couple yang senang traveling dan they truly never looked happier! Selain itu juga ada 9 boy & girl music duo dari Indonesia dan internasional yang perlu segera ada di playlist kamu.

Anindya Devy Managing Editor e-mail: anindya.devy@gmail.com

@anindyadevy

NYLON FACE OFF 2015 winners Natasha Wiggerman & Samo Rafael is on our cover this month. Get to know them and the rest of the semi-finalists, lalu kamu pun akan mengerti mengapa mereka terpilih sebagai para pemenang. Here's to you lovebirds out there, xoxo!



letter from the editor

Managing Editor Anindya Devy Senior Editor Alexander Kusuma Praja

Fashion Stylist Patricia Annash Web Editor Shinta Junior Writer Vinny Vindiani

editorial assistant Deasy Rizkinanti design Senior Graphic Designer Nanang Ahmad Suryana Graphic Designer Haris Juniarto

photographer Sanko Yannarotama interns Priscilla Kemur, Muhammad Rizky business Account Manager Nimas Ayu Inawati Senior Account Executive Yopie Traffic Executive Helsa Widya Irawati Gunawan Publishing Manager Rochmadonie yulianto Spv. Circulation & Distribution Nurmansyah Subscription Indra IT Coordinator Hotman Web Coordinator Maria Gadis Event & Promotion Martha Chairman and Chief Entertainment Officer Julius Ruslan Chief Executive Officer and Group Publisher Denise Tjokrosaputro Associate Publisher Grace Wong Client Relation Director Sistha Alicia Tjokrosaputro NYLON is published by

PT. NILON MEDIA INDONESIA Jl. Palmerah Utara 55 Slipi, Jakarta 11910 Telp. (021) 5366 7777, fax. (021) 5366 6767

SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51 NYLON US Executive Chairman Marc Luzzatto Executive Vice President, Chief Revenue Officer, Publisher Dana Fields Executive Vice President Daniel Saynt Editor-in-Chief Michelle Lee

Editorial Office

110 greene street,suite 607, New York, NY 10012

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat konstan. Semua materi yang kecuali ditetapkan lain. telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan diterima akan menjadi hak milik untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2012

follow us on

NYLON_IND

010

contact us

contact@nylonindonesia.com sales@nylonindonesia.com

NYLONindonesia

www.nylonindonesia.com



behind the scenes

under cover:

opposites attract Mengusung tema Lovebirds untuk edisi Februari ini, kami sengaja memilih dua pemenang NYLON Face off 2015, Samo Rafael dan Natasha Wiggerman, sebagai cover. Well, walaupun keduanya bukan couple sungguhan dan sifat mereka yang sepintas sangat bertolak belakang. Samo terkesan dingin dan cuek sementara Natasha sangat ceria dan berapiapi, namun seperti lumrah terdengar, opposites attract. Dua sahabat baik yang bernaung di satu agensi modeling yang sama ini dengan mudah bisa menampilkan chemistry yang pas di depan kamera tanpa overshadowing satu sama lain. Flashback sejenak, keduanya terpilih sebagai pemenang utama NYLON Face Off dalam NYLON Fashion Festival yang kami gelar tanggal 13 Desember lalu di Kota Kasablanka. Dari ratusan formulir yang kami terima, kami memilih 20 besar untuk tampil sebagai finalis, sebelum akhirnya menobatkan Samo dan Natasha

M

a

sk

a

,M

a ar

e.

llin

e yb

Eyebrow kit, Benefit


e Ey

Wanna be in our cover?

sh ad he ,t

ow m al

B

km sti Lip

Keep yourself updated for our next hunt of NYLON Face Off, follow our Twitter & Instagram @NYLON_IND and like our Facebook pages!

N te, at YX .

Comp

act p

owder

, Mak

e Up F

sebagai pemenang utama. Dengan looks yang edgy dan personality yang menarik, keduanya kami nilai mampu mengusung esensi dari majalah ini dan kami tak pernah lebih benar dari itu. Memiliki pengalaman modeling yang cukup, keduanya datang ke pemotretan dalam balutan baju santai khas off-duty model yang effortlessly cool. “Role model gue selalu Jeff Buckley, jujur dia cuma pakai kaos oblong putih longgar, bawahan jeans dan sneakers, bawa gitar udah asik aja. Tapi gue juga suka sih yang aneh-aneh, dulu gue suka banget Marilyn Manson,” ungkap Ssamo yang juga seorang musisi ini tentang personal style dirinya. Sementara Nat yang datang dengan senyuman lebar juga mengaku ia hanya memakai apapun yang terasa nyaman baginya. “It really depends on my mood. Aku biasanya cuma pakai t-shirt dan shorts. Tapi kadang aku juga suka pakai dress yang simpel. Untuk inspirasi fashion biasanya aku lihat dari Tumblr atau Instagram,” cetus gadis kelahiran Amsterdam, 26 Desember 1995 tersebut. Mengikuti arahan fotografer Ryan Tandya, keduanya terlihat nyaman di depan kamera. It’s bit mysterious yet intimate, seperti sebuah hide and seek. Look kali ini juga sangat minimalis dan sengaja membiarkan feature keduanya stand out dengan sendirinya. Entah itu alis tebal dan bibir luscious milik Natasha, ataupun wajah tirus dengan freckles milik Samo yang dibingkai rambut bleach-nya yang keren. It’s all the perfection of the imperfection.

or Ev

er


contributors

Amelia Dalianti You’ve seen our cover. Jika pada dasarnya penampilan the top 10 of NYLON Face Off 2015 sudah terlihat cool, we make it much better with the help of this girl. Amel yang saat ini berprofesi sebagai make up artist dan brand building team pada sebuah perusahaan FMCG, meluangkan waktunya untuk menyempurnakan penampilan rambut Samo dan Natasha serta para semifinalis yang bisa kamu lihat langsung pada cover dan artikel utama kami di halaman 104. Describe yourself: I’m an open book, turn me one page at a time to unravel my story.

Sharon Angelia Usia memang masih terbilang muda untuk berkarier, tapi kualitas karyakaryanya sudah diakui oleh banyak media, professional client dan tentunya tidak dapat diragukan lagi. Jika saat ini Sharon masih harus berjuang dengan final project-nya di bagian Visual Communication Design, she can still lends us her amazing work of magic on our beauty spread on page 52. Describe yourself: There isn’t much to say. I’m someone who still seeks out but choose not to blend in and remain silent. Ongoing project: I’m doing a fashion editorial for my college’s final project. I hope it’ll turn out well. Next plan: To be honest, I have no dream project, I’ll do what I like and it has to be nice. Secret skill: I can open my eyes for a minute in saltwater. Does it count as a skill? Current obsession: I’m obsessed with fried chicken! Guilty pleasure: Spend a whole day to do absolutely nothing. Things to do on a leisure time: Look outward and revel in the quiet. That’s the moment I feel most at peace. Fav photographer: Boo George and Paolo Roversi. Role model: Absolutely Boo George! I mean, it’s not about his works, but I like his cool and fun personality at the same time. Fav couple: Johnny Depp & Winona Ryder. Fav romantic movie: Notting Hill. Online fixation: Pinterest all the way. Wishlist: I would love to work with everyone I never work with until now.

012

Project you’ve done: Catalogue shoot for Oscar Lawalata, Make Up for Michael Kors Trunk Show, Make Up for catalogue and campaign shoot: G2000, Salt and Pepper, Zoe, etc. Next plan: 5 years from now, I want to make my own makeup brand. Secret skill: I can eat A LOT and never get fat, at least untill now haha. Current obsession: I’m obsessed with lipsticks! Guilty pleasure: I truly believe that laughing is the best calorie burner! Things to do on a leisure time: Food hunting with my best friends. Fav make up artist: Pat McGrath and Charlotte Tilbury! I wish someday I could be just like them, fly from one fashion week to another. Role model: In Indonesia, Bubah Alfian is one of my role model! Very talented and humble at the same time. Fav books: Everything that written by Nicholas Sparks! Call me melancholic, I always fall into poems and romantic stories. Fav couple: Jennifer Garner and Ben Affleck. Fav romantic movie: The Notebook. Online fixation: Pinterest. Wishlist: Collaborate with the best people in Indonesia’s fashion industry and learn more about makeup in MUD, New York.

Priscilla Larasati Kemur Hampir menyelesaikan masa 3 bulan magang di NYLON dalam kesibukannya menyelesaikan pendidikan Fashion Design di ESMOD Jakarta, Cilla juga sedang memulai majalah online mengenai interior design bersama para sahabatnya. Tidak segan membantu kami dalam hal styling outfit dan menulis beauty & fashion news, we can’t thank you enough, Cilla! Describe yourself: A big fan of Hello Kitty. Earl Grey tea drinker. Prefer cats than dogs. I like to keep my things messy. I love flowers especially peonies. Ongoing project: Currently a part of a music blog called Trash Tapes. At the same time, me and my friends are starting an online magazine focusing on interior design. Next plan: Graduate from college, travel more and focusing on my project. Secret skill: I can actually finish one pan of pizza on my own. Current obsession: A song by Henry Mancini ‘Lujon’. Guilty pleasure: Staying in bed all day with a jar of nutella next to me. Things to do on a leisure time: Knitting, reading a book or mostly on the phone. Fav designer & model: I like Kate Moss. As for designers, I’ve always been fascinated by Iris Van Herpen and also Rick Owens. Role model: My mother. Fav books: The Girl From The Coast (Gadis Pantai) by Pramoedya Ananta Toer. Fav couple: Johnny Depp & Winona Ryder Fav romantic movie: My boyfriend’s favorite, Singing In The Rain. Debbie Reynolds is a gem! Online fixation: Refinery29 Wishlist: Nike Air Max Huarache ‘Bronzine’ and get to travel on my own before turning 20 this year.


paravion

@argyleandoxford

Intan Khasanah

Gabriela Zefanya Anggari

@melianaanggraini

SEND MAIL TO:

Onny Ranantalice

PT. NILON MEDIA INDONESIA Jl. Palmerah Utara 55 Slipi, Jakarta 11910 E-mail: contact@nylonindonesia.com Twitter: @nylon_ind Instagram: @nylon_ind Facebook: Nylon & Nylon Guys Indonesia

@veldaanabela

013


inthe Menyambut musim hujan, artinya memakai long coat with an attitude.

Oleh: Patricia Annash Foto: Sanko Yannarotama Model: Katya – 21MM Makeup Artist: Nikki Windya Lokasi: Artotel, Menteng


015 Dress; Zalora @ Zalora.co.id Coat: Oneandahalf Sepatu: TOMS Topi: Topshop


under the sun mass appeal: Picnic in the Park

4

Pilihan piknik di taman pasti seru, apalagi jika bersama pacar kamu.

5 1

3

6

2

016

Oleh: Patricia Annash.


7

9 8

12

10

11

13

1. Playsuit, Topshop Rp. 739.000, 2. Duffle Bag, Topshop Rp. 1.259.000, 3. Lace Top, H&M Rp. 249.900, 4. Kalung, Zara Rp. 459.900, 5. Atasan, Miss Selfridge Rp. 419.000, 6. Skort, Miss Selfridge Rp. 670.000, 7. Atasan, Zara Rp. 499.900, 8. Bralet, Miss selfridge Rp. 381.000, 9. Mini Skirt, Topshop Rp. 619.000, 10. Hem Top, Topshop Rp. 739.000, 11. S Rocha S15 059 , 12. Vest, Topshop Rp. 639.000, 13. Printed flats, Topshop Rp. 579.000,

017


mass appeal: Hang out at musiic festival

2

1

3

hunter

4

Rainy season is not an excuse. Tetap stylish dengan pilihan-pilihan motif yang seru!

7

6

5

8

018

Oleh: Priscilla Kemur


12 9 10

16

11

13

14

15

1. Print Skirt With Zipper, Bershka, Rp 339.900, 2. Abstract Print Shirt, Topshop, Rp 529.000, 3. Tall Striped Sleeveless Blouse, Topshop, Rp 699.000, 4. Striped Floral Print Peg Trousers, Topshop, Rp 999.000,5. Printed top with contrast piping, Zara, Rp 399.900, 6.sweater, H&M, price by request 7. Black Scratch Print Mini Skirt, Miss Selfridge, Rp. 190.500, 8. Vinyl Flippy Skirt, Topshop, Rp 999.000, 9. Fish Bait Earrings, Laison By Aurelia Santoso, Rp 125.000, 10. Perforated Leather Shopper, Topshop, Rp 2.199.000, 11. Printed Shorts, Zara, Rp 399.900, 12. Patterned leggings, H&M, Rp 249.900, 13. Longline Frosted Plastic Mac, Topshop, Rp. 1,199.000, 14. Boots, Melissa, Rp 1.650.000, 15., Chunky Ankle Socks, Topshop, Rp. 139.000, 16. Hunter Original S15 057

019


mass appeal: Romantic Donner

4

1

2

3

6

5

blooming 7

020

Untuk menghindari look yang terlalu polos, make it bloom by adding some florals! Trust us.

Oleh: Priscilla Kemur


10

8 9

12

11 13

5

attire 14

1. Maxin Bracelet, Antyk Butyk, Rp 150.000, 2. Katrantzou S15 035, 3. Fable Print Silk Shirt, Topshop, Rp 1.659.000, 4. Blue Bobble Stitch Jumper, Dorothy Perkins, Rp 439.000, 5. Saffiano Satchel, Topshop, Rp 699.000, 6. Printed Skirt With A Font Zip, Zara, Rp 399.900, 7. Fizz Glitter Mary Jane Shoes, Topshop, Rp 659.000, 8. Tall Floral Bloom Cigarette Trousers, Topshop, Rp 899.000, 9. Chambray Shirt, Topshop, Rp 639.000, 10. Bright Floral Print Top, Topshop, Rp 739.000, 11. Cactus Print Cigarette Trousers, Topshop, Rp 839.000, 12. Tall Floral Zip Pelmet Skirt, Topshop, Rp 779.000, 13. Fable Print Silk Slashed Back Dress, Topshop, Rp 1.999.000, 14. Organza Ruffle Sweat by Boutique, Topshop, Rp 1.759.000,

021


price is right: plaids & stripes

Rok: Aes the

Lola Plaids

& Stripes

00

Sendal: Aesthetic Pleasure @ The Goods Dept. Rp. 899.00 0

tic P lea s u r e @ Th e Goods D e p t . Rp. 6 90.0

022

niqlo Rp. 349.000

Kemeja :U

Being Lola in plaids & stripes, saat The Stills adalah band favoritmu. Oleh: Patricia Annash Foto: Dedidude Model: Sveta – 21MM Makeup Artist: Lisa Fazaki


t-shirt of the month: Moral

copycat is a new black

Jika kamu menjadi seorang copycat, who do you want to be? Oleh: Patricia Annash Foto: Sanko Yannarotama Model: Marlena – 21MM Lokasi: Karumba T-shirt: Moral Celana pendek: Topshop


burberry field forever 7

024

Dengan warna yang bold dan bright, Burberry Field Sneaker adalah yang pilihan tepat untuk memasuki musim Spring/Summer! Oleh: Anindya Devy. Foto: Dok. Burberry.

025


Because knit is the new hit! Sepasang sepatu baru, pasti tidak akan pernah cukup. Terutama untuk kalian yang hobi mengoleksi sepatu. Apalagi jika kamu kurang yakin sepatu baru tersebut akan terasa nyaman atau terlihat stylish untuk dipakai saat menjalani kegiatan sehari-hari. Tapi untuk kalian yang ingin merasakan kenyamanan sekaligus gaya kasual yang unik dengan hanya memakai sepasang sepatu, brace yourself! karena Airwalk telah mengeluarkan koleksi terbaru, yaitu Airwalk Erica. Nampaknya koleksi ini harus ada di must-have list yang harus cepatcepat dibeli di waktu yang dekat ini. Brand ini tidak hanya mengeluarkan satu jenis pilihan. Karena kali ini pilihannya ada 2 macam, lace-up dan juga slip-on untuk kalian yang lebih menyukai atau ingin model sepatu yang lebih praktis. Namun, keduanya tetap mempunyai kesamaan yang sangat menarik. Terbuat dari woven knitted textile untuk bagian upper dan rubber di bagian outsole yang membuat sepatu ini pastinya akan tahan lebih lama.

Airwalk Erica mengeluarkan warna-warna lembut dan manis yang nyaman untuk dilihat. Dan tentunya, warna-warna tersebut akan lebih mudah untuk kalian yang gemar mix & match pakaian. Airwalk Erica juga tidak mengeluarkan pilihan warna yang basic, so it will add adorable colors to your collection! Koleksi lace-up memiliki warna beige dan biru, sedangkan untuk koleksi slipon tersedia warna grey/pink dan purple/grey. Pilihan warna yang cocok untuk dipakai oleh semua umur. Bagi kalian yang masih pelajar atau sudah bekerja. Do not worry about the price as well! Retail price koleksi sepatu Airwalk Erica sangat affordable. And do not waste your time, koleksi ini sudah bisa dibeli di toko-toko Planet Sports terdekat dengan harga IDR 329.000. Fulfill your cravings to have a pair of comfort, style with adorable colors. Trust us that you won’t regret it, because knit is the new hit!

025


—ALL ACCESS

just desert for instant happy, just add one kooky, clever statement bag. photographed by eric helgas. styled by tamar levine

L o n g h o r n G oa l s S ep a t u : Ch a r lot t e Oly m pi a Ta s: Va len t i n o Kalu n g buffalo skull : He a t h er B en j a m i n Ge la n g: Tra dem a r k Ka lu n g m a n i k- m a n i k : Fo re s t of Ch i n t z

026


Haute Stuff: J uGames s t B eofa dThrones It An t i n g: Da n n i j o S ep a t u : Ch a r li n e D e Luc a Ta s: E t ro Ka lu n g: Ven e s s a Ar i z a g a G e la n g b a t u ku n i n g & bi ru : Da n n i j o G e la n g b a t u bi ru : Da n n i j o

All collection: Tory Burch

000

Bermain-main dengan aksesori yang terinspirasi dari musim panas di daerah southwest. Foto: Meredith Jenks Stylist: Tamar Levine

027


—ALL ACCESS

Hide And Seek D o m p e t : Co a ch Ta s: J i mmy Ch o o Ka l u n g: Tory Bu rch S ep a t u : J erome D rey fu s s

028


Dream Merchant

Prop’s St ylist : Eli z a b e th O sb orn e @ H a ll ey Re s ou rc es

Ta s mot if : J u st Cavalli S ep a t u : Ch rist ian L o ub o ut in A n t in g: Au re lie B iderm ann Clut ch : Re e c e Huds o n Ka lu n g: L iz zie Fo r t unat o

029


Mania: Felicia Budi

the intricate feel Staying true to herself adalah kunci kesuksesan dalam menciptakan sebuah karya indah dan penuh estetika bagi Felicia Budi. Melalui fbudi, Ia pun menghadirkan karya yang penuh dengan eksplorasi material yang sederhana dan sekaligus rumit. Oleh: Anindya Devy.

Ceritakan sedikit mengenai fbudi, siapa saja yang di belakangnya? fbudi saya dirikan di akhir tahun 2010 dan saat ini mempunyai 5 pekerja tetap. Konsep dan inspirasi untuk brand ini? fbudi saya dirikan setelah masa kerja saya di BIN House. Sedikit banyak saya ingin membawa tradisi jahitan tangan kita ke arah modern. Latar belakang pendidikan Felicia? FdA FDT Designer Pattern Cutter di London College of Fashion, lulus 2006. Apa ciri khas desain fbudi? Pengolahan material dan detil jahitan tangan. Proses menentukan tema untuk setiap musimnya bagaimana? Seringkali saya mendapatkan tema di tengah saya mengeksplorasi suatu material. Saya tidak bekerja dengan menentukan tema lalu membuat koleksi. Biasanya tema itu tercipta dari kumpulan karya yg sedang saya kerjakan. Ada desainer/brand luar yang kamu jadikan inspirasi atau favorit? Yohji Yamamoto, Martin Margiela. Menurut kamu secara spesifik pengguna fbudi itu siapa? Seseorang yang berwawasan luas, menghargai seni dan mengenal dirinya sendiri.

030


Dengan hasil desain fbudi yang intricate, berapa lama proses pengerjaan sebuah item? Berbulan-bulan, kadang setahun. Terkadang yang lama ada pada proses eksplorasi bahan. Setelah berhasil menemukan yang dicari, proses produksinya sendiri tidak selama itu. Apa yang ada di kepala kamu ketika memikirkan konsep koleksi yang terakhir? Dan bagaimana cara kamu supaya ada kontinuiti dari setiap koleksi? Di koleksi terakhir berjudul ‘PERSEGI’, saya mencoba membuat pakaian yang sesuai dengan bentuk badan dari selembar kain kotak. Saya menggunakan geometri untuk mendapatkan hasil yang saya inginkan. Supaya ada kontinuiti antar koleksi, saya hanya perlu tetap menjadi diri saya.

Dengan banyaknya label lokal sekarang ini, siasat kamu untuk keep up dengan persaingannya bagaimana? Selalu bergerak maju tapi tetap konsisten dengan ciri fbudi yang unik. Target berikutnya apa, secara segi desain dan penjualan? Desain fbudi akan lebih memikirkan sisi sustainable, selain sisi estetika. Target berikut dari sisi penjualan adalah penambahan stockist di Indonesia dan internasional.

Saya masih ingat koleksi kamu yang ada black dustballs dari film Totoro. Melihat dari koleksi waktu itu dan koleksi yang sekarang cukup berubah banyak ya. Bagaimana proses kamu menemukan formula konsep yang sekarang ini? Koleksi dahulu berjudul ‘Come Closer and See The Inner Me’ adalah proyek kolaborasi dengan teman tekstil saya, Kristine Hakim. Sebetulnya inti pengolahan bahan dan detil jahitan tangan masih sama, hanya saja tampilannya berbeda karena koleksi yang sekarang adalah murni fbudi dan bukan kolaborasi.

Bagaimana ceritanya kamu bisa bekerja di BIN house? Ada pengalaman yang sangat berkesan selama kerja di sana? Saya pertama kali mendengar BIN House dari seorang teman saya. Dia berkata bahwa BIN House itu saya banget. Ketika saya mampir ke tokonya tidak lama setelah pulang ke Indonesia, saya langsung jatuh cinta dan menawarkan diri untuk bekerja di sana. Diterima, saya langsung dengan semangat memulai pekerjaan. Saya belajar banyak sekali hal di sana, terutama mengenai tekstil Indonesia. Pengalaman yang sangat berkesan adalah mengenal para artisan yang ada di balik BIN House.

Masih ingat siapa yang pertama kali beli koleksi kamu, dan item apa yang dibeli? Teman baik saya yang membeli atasan merah dengan detail aplikasi chiffon lipit. Sebutkan dalam 3 kata yang dapat menjelaskan fbudi. Intelektual, karya tangan, eksplorasi material.

031


double duty —MODEL CITIZEN

Ruth dan May Bell adalah two of a kind…most of the time. Oleh: Jessica Bumpus. Fotografer: Nuria Rius. Memiliki seseorang yang terlihat persis sepertimu, anehnya menjadi poin unik tersendiri dalam dunia permodelan. Tanya saja kembar identik Ruth dan May Bell. “There are two of us, jadi it’s twice as hard untuk melupakan kami!” ujar Ruth, yang mengakui bahwa dirinya adalah “funny one” dari pasangan kembar berusia 18 tahun yang berasal dari Dover, Inggris ini. Sejak ditemukan di Paris pada usia 15 tahun dan langsung dikontrak Elite sewaktu Elite Model Look casting call, kakak-beradik yang dengan manis berbagi akun Instagram (@ruthandmay) dan Twitter (@ruthandmaytwins) telah memiliki fashion CV yang meliputi catwalking untuk Vivienne Westwood, Sister by Sibling, begitu juga pemotretan dengan Ellen von Unwerth, i-D magazine, dan Topshop. “May adalah yang ramah dan stylish, dan model yang lebih baik,” kata Ruth – dengan tidak adanya sibling rivalry sedikit pun dengan saudarinya (yang sedang mengikuti kuliah di University of Hertfordshire, di mana ia belajar paramedic science) sementara kami mengobrol di gedung model agency mereka di utara kota London. Seperti biasa hari itu hujan di London, tapi Ray menghidupkan ruangan itu dengan omongannya yang tajam. “Kalau boleh, saya akan pergi casting dengan celana trackies. Gaya saya adalah apapun yang

032

da r i k i r i : r uth be l l , m a y be l l


it takes two: ruth vs. may

B i sa k a h k a m u te b a k y a n g mana may dan yang mana ru t h ? ( d a r i k i r i : m a y, r u t h )

Roti dan cheesy mashed potatoes

Green tea

Hammerhead shark—our eyes are the same distance apart!

Vegetarian ets. I chicken nugg gus un “f em th ll ca na re ka s” et gg nu uat mereka terb dari jamur.

bersih di lemari. Sebagai seorang model, kamu tidak seharusnya berkata demikian, kan?” tanyanya sambil tertawa, sementara saya dengan serius memikirkan ide dibuatnya t-shirt berlabel nama mereka supaya orang-orang dapat membedakan mereka. “Semua orang selalu kesulitan membedakan kami,” tiba-tiba Ruth bercerita. Namun pilihan personal baju mereka kadang dapat membantu. May lalu menjelaskan gayanya sebagai feminin tapi santai, dengan memakai pakaian yang “floaty than tight” – jeans and a chunky knit jumper untuk kesehariannya. Sementara Ruth, ujarnya, lebih memilih pakaian yang “a bit more boyish dengan banyak warna gelap.” Di luar modeling, minat di kesehatan dan bekerja dengan komunitas lah yang mendorong May untuk mengejar medical

studies. Dan ketika Ruth tidak berpose di sebuah pohon zaitun sambil mengenakan gaun (yep, true story dari pemotretan terakhirnya…dan ada keledai juga), ia gemar bersepeda dan lari, dan menghabiskan waktu di luar. “Modeling dengan Ruth is awesome,” ujar May dengan penuh kasih sayang. “It’s nice to have someone to travel with. Dan tentu saja kadangkadang kami saling benci. Tapi hal terbaik tentang memiliki seorang kembaran adalah teman baikmu selalu ada. Yang paling buruk adalah harus membagi hari ulang tahun.”

Orang yang makan dengan mulut terbuka lebar.

Calamity Jane

Album-album klasik: Spice Girls, S Club, or Britney

Atlas. I like to know where places are in the world.

Cheesecake at au coklat

Saya minum banyak sekali grape juice di kampus.

Kucing. I’m a softie on th e outside bu t don’t mess with me.

The dayti show Jere me my Kyle

Orang yan g main hand phon saat menye e tir.

Calamity Ja ne or Priest

La Roux

Buku horro r. (Tapi saya takut nonton film horror.)


Berbicara tentang Bali, selain pantainya yang tersohor sebetulnya masih ada satu lagi keindahan alamnya yang ikonik. I’m talking about the wide rice fields and fresh air di daerah seperti Ubud dan sekitarnya. Namun, siapa mengira jika di salah satu area persawahan tersebut berdiri sebuah workshop jewelry terkenal? Yup, di daerah Mambal, Abiansemal yang terletak sekitar 20 menit dari Ubud, tepat di tengah sawah berdiri sebuah compound milik John Hardy, perusahaan luxury silver and gold handmade jewelry terkenal yang berbasis di Bali. Uniknya, compound yang meliputi workshop ini terbuka untuk publik, walau tentunya dengan reservasi dahulu. Karena penasaran, maka kunjungan ke John Hardy Compound pun masuk ke schedule saya saat ke Bali Desember lalu.

First thing first, apa itu John Hardy? Well, semua bermula ketika seorang seniman dan desainer Kanada bernama John Hardy tiba di Bali sekitar pertengahan 70-an. Dalam kunjungannya, ia terpukau pada tradisi pembuatan perhiasan dari warga setempat dan akhirnya mempelajari teknik pembuatan jewelry tradisional Bali dari abad ke-19. Sejak berdiri di tahun 1975, brand John Hardy pun terkenal karena desainnya yang memakai pattern yang banyak terinspirasi oleh alam dan budaya

pretty green Menelisik arti sustainable luxury dengan mengunjungi John Hardy Compound di Bali, di mana luxury terlahir dari falsafah ekologi dan kearifan lokal. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto: dok. John Hardy dan pribadi.

034


lokal dengan menggunakan teknik pembuatan perhiasan tradisional Bali untuk menciptakan koleksi jewelry modern. Kesuksesan brand ini juga tak bisa dipisahkan dari Guy Bedarida, seorang desainer haute joaillerie yang bergabung sebagai head designer di tahun 1999 dan menginjeksi desain brand ini dengan teknik klasik dari Eropa dan motif yang terinspirasi dari alam dan budaya Asia. John Hardy sendiri terkenal dengan brand identity yang mengusung sustainable luxury dan semangat “Greener Every Day�. Berbagai langkah terus dilakukan untuk mewujudkan target mereka menjadi green company, salah satunya dengan program “Wear Bamboo, Plant Bamboo� di mana persentase dari penjualan koleksi Bamboo mereka akan dialokasikan untuk penanaman bambu di Bali dan Nusa Penida. Semangat hijau itu terwujud sempurna di John Hardy Compound. Ketika tiba, yang terpampang di depan mata saya adalah hijaunya sawah, bangunanbangunan kecil gaya Bali yang terbuat dari bambu, dan umbul-umbul yang berkibar ditiup angin. Berjalan di jembatan kecil dan jalan setapak yang melewati ladang organik dan kandang ternak (sapi, ayam, kambing, bahkan kelinci!), rasanya susah dipercaya kalau tempat ini adalah workshop dengan kurang lebih 700 pekerja. Honestly, tempat ini lebih terasa seperti sebuah desa kecil sangat asri yang kita bayangkan dari buku cerita klasik. Dipandu sang PR manager, saya pun diajak berkeliling compound seluas kurang lebih 2 hektar ini. Rumah Wantilan yang menjadi design centre menjadi tujuan pertama. Di bangunan dua lantai berkonsep open air inilah Guy Bedarida dan tim desainnya yang terdiri dari orang-orang kreatif dari Bali dan berbagai daerah lain di Indonesia mencari inspirasi dan berkreasi untuk koleksi terbaru. Di bagian basement gedung ini juga terdapat ruang archive yang menyimpan hampir seluruh koleksi John Hardy yang pernah dirilis. Tur saya berlanjut ke area workplace

produksi di mana koleksi-koleksi ikonik John Hardy seperti Classic Chain, Naga, Palu, Dot, Bedeg, Kali, dan Bambu dibuat berdasarkan sketch dari tim desain yang diwujudkan menjadi model wax (lilin), dan melewati berbagai tahap produksi seperti pembuatan master dan komponen, assembling, soldering, weaving, oxidation, sampai polishing. Saya terpukau melihat setiap piece benar-benar dibuat dengan tangan-tangan terampil pengrajin lokal, khususnya ketika mendengar cerita di balik koleksi Palu, rangkaian aksesori dari perak yang memakai teknik pengetukan dengan palu, di mana selama beberapa generasi, para suami-istri bekerja sama membuat perhiasan dengan dinamis. Sang suami memalu materi logam, sementara sang istri memanaskan perak sebelum dipalu. Now I know kenapa perhiasan John Hardy disebut one of a kind, one piece at a time, karena setiap piece memang dibuat secara personal dan menyimpan emosi dari para pembuatnya. Dari area workplace produksi saya menuju Kapal Bambu, sebuah showroom berbentuk kapal yang seluruhnya terbuat dari bambu dan dirancang oleh arsitek Cheong Yew Kuan. Di sini kita bisa membeli langsung koleksi John Hardy, termasuk koleksi Fall 2014 dan Spring 2015 yang menampilkan model Cara Delevingne dan Simon Nessman sebagai wajah campaign terbaru mereka dan memperkenalkan brand ini kepada market yang lebih luas dan muda. Sebelumnya, John Hardy juga

pernah bekerjasama dengan model yang juga merupakan aktivis lingkungan Angela Lindvall untuk membuat koleksi khusus. Ketika menuju Kapal Bambu, kami melewati sebuah dapur terbuka yang masih memakai perapian tradisional. Di dapur ini, setiap hari disiapkan makan siang untuk seluruh karyawan dengan memakai bahanbahan makanan dari ladang organik. Puas berkeliling, tur saya diakhiri dengan makan siang bersama jajaran manajemen di sebuah meja panjang di bawah naungan pohon Beringin. Dengan menu tradisional Bali, the food as awesome as the atmosphere dan kesempatan makan siang ini dimanfaatkan untuk berbincang sambil menikmati udara segar sebelum mulai bekerja lagi dan saya bersiap pulang dengan perut kenyang dan pikiran yang segar. Ketika gaung green work environment masih menjadi cita-cita banyak perusahaan, John Hardy sudah menjalaninya sehari-hari. Next time you go to Bali, you might want to visit this little site of paradise.

035


I like it raw Jeans bukan hanya sekadar untuk dipakai, karena jeans juga bisa mengekspresikan gaya pribadimu. Itulah yang dipercayai oleh brand, G-Star RAW. Brand yang pertama kali ditemukan di kota Amsterdam ini, telah mengeluarkan campaign Spring/Summer 2015. Dengan memamerkan berbagai macam jeans yang dimiliki oleh brand tersebut, G-Star Raw bekerja sama dengan fotografer Ellen von Unwerth. Fotografer yang sudah berpengalaman dan juga seorang mantan fashion model. G-Star RAW menggunakan kombinasi slogan-hashtag “Wear it#tightorwide�, yang bertujuan untuk mendengar opini para pembeli tentang jeans yang dikenakannya. Campaign terbaru mereka menunjukkan variasi jeans untuk pria dan perempuan. Dari model ketat atau skinny, longgar, Warna indigo gelap sampai warna putih kapur. Berbagai jenis dan warna jeans yang bersifat timely to timeless. If you want to join or share your opinion, follow #tightorwide!

Spring Fling Pada bulan Desember 2014 yang lalu, Burberry mengeluarkan Spring/Summer 2015 campaign terbarunya. Campaign kali ini menampilkan dua British icons Naomi Campbell dan Jourdan Dunn. Mario Testino, sang fotografer sukses menghasilkan fotofoto yang sempurna dan cocok dengan mood koleksi Spring/Summer 2015 ini. Untuk koleksi terbaru, brand yang terkenal dengan trench coat ini lebih bermain dengan warna-warna yang cerah serta hand-painted pieces. You can say that the pieces are incredibly stunning. Koleksi ini sudah tersedia dari awal bulan Januari lalu, just click on www.burberry.com! If you are still curious, you can also visit their instagram account @burberry.

036

Oleh: Priscilla Kemur.


Coach me!

Brand yang berasal dari New York ini akan mengeluarkan campaign terbarunya di bulan Februari. Di bawah Creative Direction, Stuart Vevers, Coach kembali mengembangkan ide-ide kreatif di advertising campaign Spring 2015. Bekerja sama dengan fotografer Steven Meisel, koleksi ini menampilkan model-model generasi terbaru seperti Binx Walkton, Valery Kaufman, Grace Hartzel dan masih banyak lagi. Modelmodel yang dipilih oleh karena gaya individual dan kepribadiannya. Inspired by cool Americana and watching movies like True Romance, Paris, Texas, and with suburban American landscapes, Steve Meisel menggambarkan sekumpulan perempuan keren dengan

gaya eksentrik. Ia ingin menunjukkan bahwa skenario keseharian pun bisa di transformasikan menjadi bahan cinematic beauty. An authentic and artful campaign, indeed.

retro calling Komono, brand asal Belgia yang menyediakan jam tangan dan kacamata yang artsy. Brand yang berusia 6 tahun ini telah berhasil dikenal dengan memberikan keunikan dari gaya retro-futuronya. Komono mempunyai seri desain yang berbeda-beda, The Monte Carlo Series, The Royale Series, The Estelle, The Forest Wildlife Series, The Recycled Series, The Estelle Pastel, The Winston series dan masih banyak lagi. Terbaru dari Komono adalah The

Estelle. Design yang simpel dengan warna yang tidak hanya cocok untuk pakaian sehari-hari namun juga untuk personality pemakai jam tangan tersebut. The Estelle juga mempunyai pilihan warna-warna lain di koleksi The Estelle Pastel. Untuk kacamata hitamnya pun mempunyai beragam-ragam design. The Hippolyte yang mencerminkan elemen design yang unik dan kuat seperti namanya sendiri. You will love the Milky Bone, Black/Tortoise or even the Black Rubber in this collection!

037


tropical feel

Guess what this is!

For younger and fresh look, you might want to check out Minimal Spring 2015, Tres Jolie! Dengan bernuansa floral dan tropikal, pilihan-pilihan dari koleksi ini sangatlah menggemaskan. Koleksi ini mempunyai pilihan lengkap, dimulai dari statement tees, printed blouses, jackets, mini dresses, skirt sampai dengan denim. There’s even pineapple prints in the collection. Prints bermacammacam yang bersifat playful, warna terang dan bergaya kasual sangat cocok untuk kalian yang berkepribadian out going, trendy dan penuh dengan percaya diri. Minimal tidak

Untuk Musim Semi 2015, Guess meluncurkan koleksi aksesori terbaru. This season’s stand-out accessories termasuk handbags, footwear, eyewear, jewelry dan juga jam tangan untuk wanita dan pria. Koleksi handbags termasuk classic totes dan oversized satchels dengan monogram GUESS yang classic. Ada juga pilihan lain handbags dimulai dari denim, eyelet dan quilted patterns. When the temperature

038

heats up, maka kalian akan sangat membutuhkan platform heels dan wedge sandals dari koleksi terbaru ini to stay stylish. Keindahan jam tangan feminin gold dan silver juga tersedia. The timeless gold and silver bangles and rings are also availbe. The on-trend reflective lenses and the feminine cat-eye sunglasses are also available for you to complete your eyewear collection!

hanya mengeluarkan sisi playful-nya saja. Karena akhir Januari kemarin, Minimal telah mengeluarkan Minimal Career Collection. Pilihan-pilihan baju yang lebih serius dan professional dimulai dari, Lace Bodycon, Front Pleat Dress, Low Waist Dress serta Shark Fin Collar top. Get both, serious and playful look with Minimal.


jansport


Get that smoldering look dengan eyeshadow berwarna burgundy dan lipstik warna senada! Dan serunya lagi, warna burgundy juga looks great on just about anyone. Stylist: Anindya Devy. Fotografer: Sharon Angelia. Model: Zeline – The A Team. Make Up: Tia Dewi. Rambut: Njonja Ketjil.


Atasan: Argyle & Oxford.


Scent of Attention Setelah melalui berbagai pengamatan, empat fragrance keluaran rumah mode ternama ini masuk ke dalam list best new fragrances. Oleh: Anindya Devy. Ilustrasi Oleh: Mohammad Rizky.

b is the bomb!

me & mine

Ini adalah fragrance pertama dari Balenciaga setelah Alexander Wang menjadi Creative Director. B. Balenciaga sendiri diluncurkan pada pertengahan bulan Oktober 2014 lalu. Fragrance ini diciptakan dengan harapan membuat suatu breakthrough baru di dalam rumah mode ini dan mencerminkan DNA dari brand ini dengan komposisi dan desain dari botolnya. Komposisi dari fragrance ini sendiri memiliki wangi sophisticated yang dibuka dengan edamame dan lily of the valley, dilanjutkan dengan iris roots dan cedarwood, lalu ditutup dengan base notes yang terdiri dari ambrette seeds dan cashmeran woods. This green woody scent juga membawa rasa fresh dan alluring! Desain botolnya terinspirasi dari lantai marmer dari toko Balenciaga yang terletak di 10 Avenue George V di Paris. Kalau kamu mengaku sebagai pecinta sejati brand ini, fragrance ini harus berada di dalam City Bag kesayanganmu.

Setiap fragrance yang diluncurkan oleh Burberry pada akhirnya menjadi fragrance favorit semua orang. Itu terjadi karena Burberry selalu memiliki kombinasi yang tepat dan juga konsep yang mendukung. Untuk fragrance terbarunya, My Burberry, terinspirasi dari the cult Burberry trench coat dan suasana taman London setelah hujan. Emotional connection dari seseorang dengan trench coatnya lah yang ingin ditransfer ke dalam fragrance baru ini. Dengan sweet pea dan bergamot sebagai top notes, disusul dengan golden quince dan freesia di heart notes-nya, fragrance yang kontemporer ini pun ditutup dengan patchouli, rain-tipped damask, dan centifolia roses. Fun fact. Botol berwarna honey-beige ini juga dihiasi dengan pita kecil yang terbuat dari bahan yang sama dengan trench coat Burberry.

042


n

all is revealed Reveal adalah fragrance baru yang diluncurkan Calvin Klein pada bulan September tahun 2014 lalu. Seperti yang kamu ketahui, Calvin Klein telah memiliki reputasi yang baik dalam bidang perfumery. Remember the iconic CK one yang dirilis pada tahun 1994 dan CK be pada tahun 1996? Oh well, jika kalian masih terlalu muda untuk mengingat kedua parfum itu, let me just tell you that they were huge back then! Kembali ke Reveal, fragrance ini diumumkan memiliki wangi yang sensual oriental dengan kandungan sea salt, pink, white, dan black pepper untuk top notes-nya diikuti dengan ambergris, iris, lalu sandalwood, cashmeran woods, vetiver, dan musk sebagai penutupnya. Campaignnya yang dibintangi oleh aktor asal Inggris Charlie Hunnam dan model terkenal Doutzen Kroes ini dengan gamblang menampilkan aura yang seksi dan sensual. Hmm‌ Hot!

rock the night Penghujung tahun lalu entah mengapa menjadi saat yang tepat bagi para rumah mode meluncurkan lini fragrance mereka. Dan bukan karena mereka janjian or anything, tapi keempat produk yang saya review ini masuk ke dalam best new fragrance. Bagi Yves Saint Laurent, produk itu adalah Black Opium. Fragrance ini hadir dalam warna hitam pekat dan didekorasi dengan sequins yang memberikan sentuhan glam rock look. Menampilkan sisi dark dan misterius dari brand YSL, fragrance ini memiliki notes of coffee, pink pepper, orange blossom, jasmine, vanilla, patchouli, dan cedar. The Black Opium girl adalah a modern rock chick yang menjalani hidupnya dengan passion dan berani menjadi beda. Her fragrance is like a shot of adrenalin atau a dose of energy yang memberikan keberanian untuk membebaskan diri.

043


-the lookColour Elixir Gloss High-shine lip gloss ini akan menambahkan warna natural yang indah di bibirmu. Max Factor, Rp 100.000

Blush Volupte in Rebelle Blush ini memiliki warna medium orange yang warm dengan semi-matte finish. Yves Saint Laurent, price by request

Excess Shimmer Eyeshadow High pigment formula yang dimilikinya akan memberikan hasil finish yang exquisite yang akan bertahan sepanjang hari. Max Factor, Rp. 115.000

Smoky Extravagant Mascara Maskara yang bebas gumpalan ini dapat menambah volume, panjang, dan melentikkan bulu matamu dengan teknologi 4D. Make Up For Ever, Rp.360.000

shades of lavender Skin Luminizer Foundation Foundation ini dapat menciptakan healthylooking glow yang gorgeous dengan dewy finish. Max Factor, Rp 130.000

Microshadow in Strong Untuk produk ini, what you see is what you get. Awesome! Make Up Store, Rp 275.000

044

LED Lipgloss in Midnight Son Dapatkan irresistible shade yang stunning dengan lipgloss ini. Lampu LED di bagian tutupnya akan memudahkanmu mengaplikasikannya dalam keadaan gelap sekalipun! Make Up Store, Rp 315.000

Schwing Liquid Liner Sudut mata yang paling sulit pun bisa diraih dengan liquid liner ini. The Balm, Rp.325.000

Matthew Williamson terinspirasi dari era 70-an dengan sentuhan modern yang manis untuk musim ini. Oleh: Anindya Devy.

The POREfessional: agent zero shine Bedak ini dengan instan akan mengatasi minyak berlebih dan membantu memperkecil tampilan poripori di wajah. Benefit, Rp. 420.000


Crushed Candy

Warna pinknya yang segar will definitely mencerahkan harimu. Color Show by Maybelline @ Luxola, Rp 30.000

Pro Finish Multi Use Powder Foundation

Formula multi fungsinya yang dapat digunakan sebagai foundation atau setting powder nya akan memudahkan hidupmu. Make Up For Ever, Rp Bourjouis @ Luxola, Rp.490.000

Orange Knockout

Kamu bisa mengalihkan perhatian semua orang dengan warna kuteks ini. It’s that simple!

color galore

China Glaze, Rp 98.000 Bourjouis @ Luxola, Rp 141.000

Sambut musim baru dengan burst of colors yang segar seperti runway Aquilano S/S’15 ini. So fresh! Oleh: Anindya Devy. Instant BrowPencil

Pensil alis ini adalah pilihan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang natural. Benefit, Rp.300.000

No Smudge Mascara Maskara ini adalah salah satu benda wajib yang harus ada di make-up pouch.

Bobbi Brown, price by request

Love In Florence

Palet yang berwarna netral ini bisa kamu kenakan untuk mendapatkan berbagai look lainnya. NYX, Rp 175.000

Facenity All Day Primer Memberikan ekstra waktu yang lebih panjang untuk foundation mu agar stay put. Max Factor, Rp 145.0000

Gloss Volupté in Terriblement Fuchsia

Dapatkan unbelievable shine without the stickiness dengan lip gloss yang luxurious ini.

Fine One One

Dapatkan rona segar yang alami di wajahmu dengan lip and cheek tint ini.

Yves Saint Laurent, price by request

Benefit, Rp.420.000

Orange You Glad It’s Summer Seperti namanya, warna oranye ini pas dikenakan untuk menyambut musim panas! OPI, Rp 210.000

045


get this: Jumbo Lip Crayon

Velvet Matte Lip Pencil In Bettina

Rich pigments yang dimilikinya membuat bibirmu terlihat penuh dan indah.

Lip Crayon In Pretty Peach

Selain memberikan warna yang natural, lip crayon ini juga mampu mencegah kekeringan para bibir.

NARS, price by request

IASO@ Luxola, Rp.198.000

Chubby Stick In Voluptous Violet

Clinique memiliki 16 warna yang natural dengan sheer yang ringan. Dilengkapi juga dengan kandungan mango dan shea butter yang melembapkan bibirmu. Clinique, price by request

Color Boost in Peach On The Beach Dengan high-shine gloss dan kandungan moisturizer yang tinggi, kamu dapat dengan mudah memakainya sepanjang hari.

Color Boost in Red Island

Dengan melting formulanya, lip crayon yang easy to wear ini dapat memberikan shine yang seksi di bibirmu.

Bourjouis @ Luxola, Rp.141.000

Bourjouis @ Luxola, Rp 141.000

miss chubby!

Kesampingkan sejenak lipstick atau lipgloss mu. Sekarang saatnya tinted lip balm yang berbentuk crayon stick yang harus kamu miliki! Oleh: Aninday Devy.

ColorBurst Matte Balm

Velvet Matte Lip Pencil In Bahama

Lip stain yang ringan ini cocok untuk mendapatkan flush of color di bibirmu.

Dapat digunakan sebagai lip liner ataupun dikombinasikan dengan lip product lain, teksturnya yang creamy tidak akan membuat kering bibir.

Revlon, Rp.92.000

NARS, price by request

Twist Sticks

Soft matte coverage-nya bisa dipakai untuk siang dan malam hari, dengan staying power selama 12 jam! MOODmatcher Luxe, Rp.200.000

Chunky Dunk Hydrating Lippie

Memiliki formula yang satin dan sheer pada awalnya tapi the more you apply warnanya akan menjadi lebih pekat! NYX, Rp 150.000

046

Lip Crayon In Flame Rose

Kamu yang memiliki kulit bibir sensitif tapi tetap ingin tampil seru tidak perlu khawatir lagi dengan menggunakan lip crayon ini. IASO@ Luxola, Rp 198.000


Private icon: Emma Stone

stepping stone 4

Dari seorang homeschooled-girl ke nominator Oscar untuk perannya di Birdman. Emma terus bergerak melangkahi tingkat demi tingkat mencapai deretan teratas the Holly Hollywood! Oleh: Vinny Vindiani.

5

Bila kecantikan dan talenta akting dianggap cukup untuk predikat seorang aktris, maka Emily Jean Stone atau Emma Stone lebih daripada aktris kebanyakan, she got the it factor! Lahir dan dibesarkan di Scottsdale, Arizona, Stone selalu punya ketertarikan dengan dunia akting, di mana dalam masa-masa homeschooling pun tetap diisi dengan kegiatan teater, comedy troupe, and look where she is now. Dari Superbad, Zombieland, Easy A, The Amazing Spider Man hingga Birdman, tidak salah jika Stone menjadi incaran sineas film dan tentunya awak media. Namun seperti yang kita ketahui, tidak mudah menjadi figur sorotan media tanpa skandal. Tapi sebaliknya Stone lebih dikenal dengan prestasi, keramahan serta selera humornya di mata publik dan orang-orang terdekatnya, bahkan kepada orangtuanya, ia sempat

1 3

2

1.

mempresentasikan berbagai hal dalam sebuah power point berlatarkan lagu “Hollywood� milik Madonna untuk meyakinkan kepindahannya ke California demi menelusur jalur karier keaktrisan. As much as we adore her awesome attitude, beauty comes in her packaged. Stone seringkali tampil dengan paduan kulit wajah natural, blushed cheeks, smokey eyes bernuansa rosy brown yang dipertegas dengan liner dan mascara yang sepadan dengan mata hijaunya, slightly pink lip serta freckles alami yang adorable dan menjadi daya tarik seorang Emma Stone.

6

7

Eyeshadow pallete, Borjois @Luxola

2. CC cream, Clinique 3. Eyeliner, Colorshow by Maybelline 4. Kuteks, Make Up store 5. Maskara, Maybelline 6. Blush, The Balm 7. Lip balm, NYX

047


i want ‘Revenge’ For makeup lovers atau penggemar serial TV ‘Revenge’, then you better be excited for this one. Brand makeup NYX telah mengeluarkan palette terbaru yang terinspirasi dari serial TV tersebut. Revenge adalah drama serial TV yang berasal dari Amerika. Cerita seru yang menceritakan Amanda Clark, putri dari seorang pria yang dituduh melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan. Amanda bertumbuh dewasa, mengganti namanya menjadi Emily Thorne dan bertekad untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah memasukkan ayahnya ke penjara. Sejauh ini Revenge telah sampai sejauh Season 4. Bagi yang sudah dari lama mengikuti serial TV ini mungkin tergila-gila untuk bisa mendapatkan look yang sama seperti kedua karakter utama, Emily Throne dan Victoria Grayson. Because let’s be honest, they always look so flawless. Jangan khawatir! karena palette ini bisa mewujudkan impianmu. Tempat palette yang

048

mirip dengan kotak kayu yang dimiliki oleh Emily Thorne ini, mempunyai 10 pilihan warna eyeshadow, 6 lip cream dan 3 warna blush yang cantik dan natural. Jika kalian bingung, Makeup palette ini juga dilengkapi dengan tips dan trick untuk menghasilkan look sesuai dengan karakter dari serial TV Revenge. Lebih mudah, bukan? Kalian hanya tinggal memilih salah satu dari kedua look yang ada. Pada Nylon Face Off 2015 beberapa waktu yang lalu, tim dari NYX juga berkesempatan untuk menampilkan demo makeup dari palette “Revenge.” NYX tidak hanya menampilkan satu look saja, tetapi mereka juga menampilkan kedua look yang bisa dihasilkan oleh palette terbaru ini. Diiringi dengan talkshow, tim dari brand makeup tersebut juga memberikan tips-tips kecantikan yang selama ini membuat kalian penasaran atau cara untuk memaksimalkan penggunaan makeup, yang tentunya membuat para penonton talkshow merasa puas dengan jawaban-jawabannya. They also gave us a change to pre-order the make-up palette! how cool is that? Untuk menghasilkan look seperti Emily, kalian hanya tinggal menggunakan warna-warna soft untuk bisa mendapatkan look yang anggun dan berkelas. Jika ingin menghasilkan look seperti Victoria, dapat menggunakan warna-warna gelapnya yang bisa menghasilkan tampilan yang tajam dan ambisius namun tetap anggun. Yang pastinya, palette ini bisa membuat para wanita terlihat cantik. Tinggal memilih look yang ingin didapatkan, baca dan ikuti tips dan triknya lalu kalian akan terlihat cantik dan anggun seperti kedua karakter dari Revenge. Palette ini sudah bisa kalian beli dengan seharga IDR 640.000. Palette limited edition yang sangat worth it. Saatnya untuk menambahkan koleksi makeup kalian. Looking pretty is the best revenge!

Oleh: Priscilla Kemur.


A fresh and soft fragrance of freedom. Koleksi limited edition oleh L’Occitane, Fleurs se Cerisier L’eau. Dilengkapi dengan berbagai macam pilihan beauty products yang memiliki aroma segar. Selain bottled perfume, tersedia juga Fragrance Touch. Parfum bertekstur gel yang dapat diolesi di pergelangan tangan atau leher. Which can be your new beauty ritual. Not only perfumes, Shower Milk

taste of freedom untuk membersihkan dengan lembut dengan aroma buah dan bunga, Moisturizing Milk dengan tekstur yang menakjukan serta Hand Cream yang diperkaya dengan Shea butter. Seluruh produk limited edition ini, mengandung ekstrak Cherry Luberon yang memiliki aroma ringan dan sumber dari kelembutan.

maximum effect Kita semua pasti ingin mempunyai produk make-up yang bisa membuat kita terlihat flawless all the time. Max Factor baru saja mengeluarkan Facefinty All Day Primer. Sebuah produk yang masuk di dalam list musthave para make-up artists dan untuk semua wanita yang ingin tetap terlihat flawless dari pagi sampai malam hari. Tidak hanya all day primer, Max Factor juga mengeluarkan Colour Elixir Gloss dengan warna-warna glamorous dan dilengkapi dengan special designed sponge aplicator, serta Gel Shine Lacquer, koleksi kuteks dengan warnawarna yang menggemaskan. Dengan

Colour Elixir Gloss telah dipastikan akan stay lebih lama di bibir, so you don’t need to reapply after eating or drinking. For you nails, Gel Shine Lacquer juga dapat memberikan warna terang dan lebih awet jika dipakai. Dengan hasil yang memuaskan, now you can polish your own nails at home!

049


super hero

We get it girls, kita semua pasti pernah mengalami masamasa jerawatan. Tidak jarang juga kita bingung bagaimana cara mengatasi bekas jerawat. But thanks to science, sekarang sudah ada jalan keluarnya! Skin Super Heroes oleh Sampar akan

all at shea

050

L’Occitane sudah lama dikenal sebagai brand kosmetik pertama yang menyediakan pilihan perawatan kulit lengkap yang terbuat dari Shea Butter sejak tahun 1980. Shea butter adalah bahan dasar yang dapat memberikan perlindungan untuk kulit setiap hari. Kali ini, L’Occitane kembali mengeluarkan produk-produk lengkap untuk, Cleansing, Essential Serum dan Nourish and Moisturize yang bisa dipakai untuk semua jenis kulit. Cleansing oil-nya dapat membantu untuk membersihkan make-up dengan bersih bahkan make-up waterproof. Tidak hanya itu, produk-produk cleanse juga dilengkapi dengan Cleansing

Milk, Gentle Toner dan juga Ultra Gentle Soap untuk melengkapi kebutuhan kulit. To protect your skin, you may need the Essential Serum. Produk yang dapat membuat kulit terasa lebih relaxed dan soothed. Last but not least, to nourish and moisturize your skin, L’Occitane juga mempunyai Light Comforting Cream yang ideal untuk digunakan ke berbagai jenis kulit, Ultra Rich Comforting Cream untuk mengatasi kulit kering dan Lip balm untuk mengatasi bibir keringmu. Complete products for your skin needs!

menjadi teman baikmu! Dengan menggunakan bahan-bahan natural, produk ini juga akan tetap menjaga kondisi kulit setelah jerawat hilang and also balancing oil levels. Razor burn? Insect bites? Don’t worry! this magic pen juga sangatlah aman. Dengan hanya satu tetes di pagi atau malam hari dan dalam dua hari, you’ll get your flawless skin back.


whipped shea butter Introducing the new product that will immediately becomes one with your skin, Whipped Shea Butter. L’Occitane telah dikenal dengan produkproduknya yang telah lama menggunakan Shea Butter sebagai bahan utamanya. Dan telah dikenal oleh UNDP karena telah bekerja sama dengan 15.000 perempuan produsen Shea Butter di Burkina Faso. With that background, you wouldn’t think twice about their products right? For deliciously nourishing

products with Whipped Shea Butter, L’Occitane mengeluarkan Whipped Shower Cream. Shower Cream dengan tekstur yang lembut namun foam-nya yang tebal dan creamy dapat membuat kulit terasa halus. Tersedia juga Whipped Hand Cream dan Whipped Body Cream. Tekstur dari kedua produk tersebut juga tidak kalah lembut serta ringan untuk kulit. You can use it over and over again and you’ll never get enough of ‘em! Your skin will thank you for it.

danger red Central Department Store telah menyambut YSL Cosmetic di beauty counter-nya! Selain menghadirkan top fashion labels, Central Department Store juga menghadirkan pilihan-pilihan cosmetics yang lengkap. So now you can get their VERNIS À LÈVRES collection. Koleksi terbaru dari YSL ini menampilkan Cara Delevingne sebagai modelnya. This collection believes that it all starts with the lips. Dengan pilihan warna-warna lipstick yang terlihat lebih sexy, dapat menampilkan sisi feminin

yang kuat. Tidak hanya lipstick, YSL juga mempunyai Blush Lumieres. Packaging blush dan tampilan dalam yang sangat menarik, dengan Embossed Mondrian Motif, Major Shade dengan velvety touch dan juga dilengkapi dengan warna yang lebih light. This Glow Of Passion blush also has other kinds of shades seperti Rosewood, Fuchsia, Pink&Coral, Orange dan juga Sand. You should really get your hands on these YSL products!

051


hair Memiliki panjang rambut sebahu bukan menjadi halangan untuk tampil dengan beberapa gaya rambut yang seru. We have proved it!

craze

Stylist: Anindya Devy. Fotografer: Sharon Angelia. Model: Zeline – The A Team. Make Up: Tia Dewi. Hair: Njonja Ketjil.


Gonna Get Messy Messy bun adalah gaya rambut yang chic dan effortlessly stylish. Flip your hair upside down dan ikat membentuk ponytail. Loop around sisa rambut dan sematkan jepit rambut untuk menjaganya. One shoulder top, Monday to Sunday.


054

Baby Kiss Curls Paying tribute to FKA twigs, kamu yang memiliki rambut ikal akan lebih mudah membuat look ini. Sisihkan anak rambut, beri sedikit gel rambut lalu gunakan sisir tail comb untuk memilahmilah rambut dan membentuk ikal di sepanjang dahi. Dress, Cheap Monday.


Pre-School Ingat sewaktu kecil ibumu akan mengepang rambutmu sebelum berangkat sekolah? Dalam rangka reminiscing that, kepang kecil dua bagian samping rambutmu and done! Dress, Argyle & Oxford.


Mohawk Bun To rock this cool look, bagi rambut menjadi 4-5 bagian. Kuncir, kepang, lalu loop around dan sematkan jepit rambut hingga rapi. Crop sweater, milik stylist.


Lean and Mean

Bosan dengan sleek hair yang biasa, coba tiru look ini. Basahi rambut dan berikan gel rambut secukupnya. Menggunakan jemarimu, sisir rambut ke bagian belakang sampai mendapatkan look yang kamu inginkan. Bralet, milik stylist. Crop shirt, Aesthetic Pleasure.

057


062


g n a y n a r a b m a g i r a d s a p Terle hampir pitch-perfect, Anna i n la ja n e m lu la e s k a tid k ic Kendr kehidupan dengan nyaman. Oleh Patty Adams Martine z. Foto oleh Aaron Richter. Styling oleh Isabel Dupr e.

059


“Sial! Mengapa saya setuju melakukan hal ini?” teriak Anna Kendrick sambil mencoba menjaga keseimbangan di atas platfor m kayu kecil yang tergantung di rakitan. Ia me natap ke bawah dengan alis mengkerut, mungkin mem ikirkan rencana kabur melalui dua tangga setingg i 10 kaki yang sudah terikat rapi. Ia menggeleng kan kepalanya dan mencoba untuk berkonsentra si, mengambil napas dan meraih trapeze bar di depan nya - pertama dengan tangan kanannya, lalu deng an tangan kiri. Ia menekukkan lututnya dan me lompat. Berbadan kecil, berumur 29 tahun, berwajah segar dengan rambut berwarna merah kecoklatan yang diikat kuncir kuda, ia bergantung secara hati-hati dari trapeze bar. Dengan sweatshirt berwarna abu-abu, legging print-tribal, dan sepatu balet hitam, ia mengayun ke depan dan ke belakang, tinggi di atas kumpulan para jugglers di Long Island City, New York’s Circus Warehouse, di mana para bintang akrobat datang untuk berlatih dan mengajar. Kedua kaki Kendrick menekuk kuat dan teracung dengan sempurna. Kamu akan merasa bahwa dia sudah lama menjadi pesenam, tetapi tidak, itu adalah bakat naturalnya. Sesuatu yang bahkan tidak bisa ia prediksi.

060

Kurang dari sejam sebelumnya, mantan pemain film Twilight ini sedang menikmati teh hijau seukuran mangkuk sereal di Cafe Henri dan mengakui kegugupannya dalam mengikuti kelas trapeze. “Saya tidak takut patah tulang, saya lebih takut ketahuan sebagai penakut,” ia mengakui. “Saya bisa melihat: Kamu akan menulis betapa gembiranya saya pada menit pertama, lalu semenit kemudian menjadi orang yang hanya jago omong.” Tapi bukan hal itu yang terjadi. Setelah lompat ke jaring yang melontarkannya setinggi 5 kaki, Kendrick berujar, “Lain kali bisa ada yang mengingatkan saya untuk tetap bernapas?” Sebelum saya selesai tertawa, ia sudah kembali mengaitkan tali pengaman di bajunya dan mulai kembali

halaman samping: jaket dan atasan oleh dolce & gabbana, celana pendek dan tank top oleh baldwin denim and collection, anting oleh thirteen31. halaman samping: blazer oleh helmut lang, atasan dan rok oleh marc by marc jacobs, kalung dan bangle emas oleh thirteen31, bangle emas polos oleh selin kent, arloji oleh cartier. halaman sebelumnya: jaket oleh burberry prorsum, kemeja oleh novis, jeans oleh calvin klein jeans, sepatu oleh giuseppe zanotti design. tangan kiri: cincin berlian hitam oleh thirteen31, cincin emas di jari tengah oleh wwake, cincin di jari telunjuk oleh jvdf. tangan kanan: cincin perak oleh marlo laz, cincin emas oleh jvdf, cincin emas dengan segitiga dan cincin emas bergelombang oleh wwake, cincin emas dengan bar oleh selin kent.



radar jacket by helmut lang, dress by anthony vaccarello x versus versace, shoes by christian louboutin, necklace with nail by cartier, long necklace by marlo laz.


memanjat anak tangga untuk kembali mencoba. Kali ini, ketakutan yang terpancar di matanya telah berubah menjadi tekad “Saya bisa”. Lawan main Kendrick di film Pitch Perfect, Rebel Wilson alias Fat Amy, tidak kaget mendengar si Ms. Overachiever telah kembali mencapai sesuatu lagi. “Ia selalu berusaha keras dalam melakukan apapun,” kata Wilson, yang membawakan lagu gaya Cirque du Soleil di film Pitch Perfect 2 yang akan datang. “Ia bisa menggapai sesuatu dalam sehari yang kebanyakan orang harus berlatih selama bertahuntahun. Itulah Kendrick.” Tidak mengherankan mengingat Kendrick telah mendapatkan nominasi Tony atas pertunjukan Broadway musikal High Society pada umur 12 tahun dan nominasi Independent Spirit Award untuk film debutnya, Camp pada tahun 2003. Peran Kendrick dalam film Up in the Air juga menghasilkan nominasi Oscar. Dan jika semua itu belum cukup, percobaan pertamanya di dalam musik, “Cups (Pitch Perfect’s When I’m Gone),” terjual sebanyak 3.5 juta kopi. Bahkan dengan semua prestasi tersebut, tahun 2015 akan menjadi tahun terbesar baginya. Dengan kesuksesan perannya dalam film Into the Woods sebagai Cinderella yang tersesat, bulan ini ia akan memainkan film layar lebar yang terinspirasi dari Broadway musikal The Last 5 Years. Pada bulan Mei, ia akan kembali memainkan perannya sebagai Beca di film Pitch Perfect 2. Kendrick juga telah menyelesaikan 3 film lagi dengan lawan main Bryan Cranston, John Krasinski dan Sam Rockwell, dan sekarang sedang dalam proses syuting bersama dengan Ben Affleck. Dalam dunia fashion, baru-baru ini ia saja menjadi wajah baru Kate Spade New York. Kendrick menunjukkan daun teh di dalam gelasnya, yang membentuk hati terbalik (“Awww!”). Ia menyebut dirinya sebagai perfeksionis, tipe orang yang tidak akan merasa OK kalau hanya menjadi sekadar OK, bahkan saat mencoba trapeze untuk pertama kalinya. Ia berkata bahwa ia ingin melakukan fun, dan untuk meredakan sifatnya yang cenderung obsessivecompulsive (contoh, mengirim email ke ibunya yang dijuluki Kendrick sebagai Grammar Nazi, karena selalu memastikan penggunaan titik koma dengan benar). Teman dekatnya, Aubrey Plaza, tentunya telah membantu ‘melembekkan’ Kendrick. Keduanya bertemu tahun 2009 di sebuah pesta sebelum proses syuting Scott Pilgrim vs. the World di Toronto. “Anna dulu pemalu dan pucat, tetapi ketika ia membuka mulutnya saya menyadari bahwa ia juga orang yang bersemangat dan kita akan menjadi teman selamanya,” ujar Plaza. Jadi ketika para pemain Parks and Recreation memutuskan untuk kembali

ke Mexico, ia mengirim pesan ke Kendrick: “Mexico besok?” “Ia tidak bertanya-tanya, ia hanya mengatakan ‘iya.’ Jadi keesokan harinya kami samasama pergi ke Mexico,” kata Plaza. “Ketika kami berjalan ke pantai, Anna benar-benar menutupi dirinya dengan topi lebar, kacamata hitam, dan tunik glamor yang longgar. Ia adalah kombinasi cewek peminum tequila di party dan istri senator 80 tahun dari Vermont yang sangat aneh. Ia seperti perwujudan dari Amerika.” Dan jika 3 juta Twitter followers-nya adalah bukti, Amerika jelas menyukai apa yang ia ungkapkan. Nampaknya sebagian dari daya tarik yang ia miliki tidak mempunyai tombol sensor, sesuatu yang saya alami di awal sebelum bertemu lewat sms permintaan maafnya karena telat 10 menit. Beberapa detik kemudian, muncul pesan teks lainnya: “Saya bisa saja pipis di dalam mobil, jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik.” Di media sosial, followers Kendrick sangat menyukai komentar-komentar yang ia lontarkan seperti, “Kita tidak berteman jika kamu mengenakan hak tinggi pada penerbangan jarak jauh.” dan “Hari ini memakai SPF 20, bahayanya sangat menggembirakan.” Tetapi tweet-nya yang paling banyak dibicarakan: “Ugh - TIDAK AKAN pergi menonton film Ryan Gosling di bioskop lagi. Ternyata masturbasi di baris paling belakang masih dianggap ‘tidak pantas.’” Sulit dipercaya jika AK-47 (panggilan sahabatsahabat dekatnya) sebelumnya biasa mengirim tweets ke teman-temannya sebelum di-post untuk memastikan bahwa ia tidak melewati batas. “Sekarang, saya tidak peduli lagi,” katanya sambil mengangkat bahu. “Twitter hanyalah 140 karakter, tidak cukup untuk mengungkapkan apa yang bisa diungkapkan, lalu menyesal nantinya. Tentu, saya hanyalah menjadi diri saya, tweets yang ingin saya tarik kembali adalah tweets yang menurut saya bisa lebih mengesankan atau lebih singkat.” Lalu mengatakan, bahwa ia belum pernah bertemu Gosling, mungkin jika sudah, ia tidak ingin menekan tombol kirim ke tweet tersebut. “Untungnya saya belum pernah berada di satu ruangan dengannya! Meskipun saya tidak merasa malu,” jelasnya, sambil duduk lebih tinggi di bangku kayu. “Saya yakin ia mempunyai rasa humor. Tetapi saya akan merasa harus membahasnya, dan akan mengatakan sesuatu yang dapat memperburuk.”

Kamu akan mendapatkan perasaan bahwa ia telah membahas hal ini dalam obrolan kecil berulang-ulang, dari cara berbicaranya. Meskipun ia mengakui bahwa ia tidak ahli menggoda, sepertinya Kendrick adalah semua impian para pria. Menurut Plaza, “Ia menyukai Lord of the Rings dan Game of Thrones, dapat bernyanyi rap ’99 Problems’ dari awal sampai akhir, melahap burger dengan mengenakan sepatu Louboutins, sembari mengalahkanmu dalam game Assassin’s Creed. Tetapi mungkin para pria takut untuk menggodanya karena dia mengintimidasi. “ Kendrick yang telah berpisah dengan Edgar Wright (sutradara Scott Pilgrim) pada tahun 2013 lalu pernah mengatakan tidak ada yang pernah mencoba untuk mendekatinya sejak Up in the Air (bersamaan dengan rumor ia mulai berpacaran dengan mantan kekasihnya), tetapi sekarang ia menyesal pernah menyatakan itu. “Semakin banyak saya membicarakannya, semakin sering itu terulang. Saya seharusnya tidak mengucapkan apa-apa.” Ia mulai membenturkan keningnya dengan telapak tangannya. “Sangat bodoh!” Menurut kepribadian tipe A-nya, pasti ada yang menyangka Kendrick mempunyai gambaran lelaki sempurna di pikirannya atau paling tidak karakter tertentu, namun kebalikannya: “Itu seperti membuat daftar untuk jenis pakaian yang ingin kamu miliki pada 20 tahun ke depan, ketika kamu sama sekali tidak mengetahuinya. Nampaknya hal tersebut adalah hal yang paling seenaknya, ketika di luar sana ada banyak macam kepribadian.” Ia sadar bahwa ia tidak mau lagi membuang-buang waktunya mengejar pria yang tidak begitu menyukainya. “Siksaan yang paling berat saat remaja sampai pertengahan umur 20 adalah mencoba untuk mencari perhatian dari pria yang sama sekali tidak tertarik dengan saya sama sekali,” ungkapnya. “Jadi, saya sangat senang bahwa sekarang tipe pria yang saya miliki adalah pria yang juga menyukai saya.”

m u in m e p k e w e c i s a in b “Ia adalah kom 0 8 r to a n e s i tr is n a tequila di party d ” t. n o m r e V i r a d n u tah k

ric d n e K a n n A g n ta n te a z – Aubrey Pla

063


radar

Ia juga suka tertawa, tetapi “Lelaki yang tidak bisa berhenti bercanda membuat ilfeel.” kata Kendrick. “Itu membuat saya berpikir, ‘Kamu bisa membuat lelucon lebih dari 10 menit? Apa kamu punya kepribadian yang pintar mengolok-olok? Apa kamu akan membuat komentar sarkasme saat melakukan hubungan seks?” Saat remaja, Kendrick dipengaruhi oleh teman kelasnya saat mereka berbisik, “Cewek bernama Anna itu mungkin belum menstruasi.” Dan saat itu mereka mungkin benar, “Saya berkembang sangat telat,” katanya sambil kembali duduk di kursinya. “Saya dulu yang paling kecil di kelas dan berpikir ‘Saya tidak akan mempunyai payudara!’” Anna muda membaca semua majalah remaja yang bisa ia miliki, berharap salah satunya bisa mengungkapkan proses cepat menumbuhkan belahan dada, tetapi tanpa hasil. “Saya ingat merasa tenang saat mendengar bahwa pria menyukai payudara kecil dan besar. Mereka menyukai payudara jenis apapun!” ulang Kendrick. “Pada saat itu saya merasa, ‘Itu adalah berita yang bagus!’” Berasal dari Portland, Maine, Kendrick yang merupakan anak dari pasangan akuntan dan guru sejarah yang bercerai saat ia berumur 15 tahun mulai berpergian ke kota New York untuk audisi pada umur 10. Saat berumur 12, ia dan kakak lelakinya, Michael (saat itu 14 tahun), berpergian dengan bis sendiri. “Saya yakin pada saat itu saya seperti Mr. Magoo berpetualang di sekitar situasi yang berpotensi untuk bahaya, namun saat itu saya

tidak sadar sama sekali dan menyukainya,” ungkapnya. “Ketika kamu sedang berumur segitu, ide berada di New York sangatlah keren. Jujur, bahkan sekarang saya bertemu dengan para orang-orang dewasa yang besar di New York atau Los Angeles atau London, dan saya berkata “Kamu pasti adalah orang terkeren yang pernah ada.’ Saya selalu merasa intimidasi oleh orang-orang dari kota besar, Padahal saya sendiri adalah wanita dewasa.” Dia juga masih merasa rendah hati oleh sesama selebriti, bahkan yang sebaya dengannya. Pemain serial TV Girls, Jemima Kirke baru-baru ini memberikan shout-out di Twitter untuknya. Reaksinya? Excited, tetapi canggung. “Saya belum pernah bertemu dengan Jemima, dan saya tidak berharap untuk bertemu dengannya karena dia sangat keren, dan untuk sejenak saya kira saya juga keren dan saya tidak ingin menyia-nyiakannya,” ujarnya dengan napas panjang. “Tapi saya harap saya tidak akan merasa bahwa saya adalah cewek yang keren. Menurut saya ragu akan diri sendiri adalah sesuatu yang sehat. Itu mendorongmu, dan merendahkan hatimu.” Ia mengaduk sisa tehnya. “Kamu bisa selalu mengambil langkah untuk memperbaiki apa yang ada di dalam pikiranmu, tetapi tanpa pernah merasakan insecurity secara langsung, bagaimana kamu bisa berhubungan dengan orang lain? Kadangkadang saya bertemu dengan orang-orang yang terlalu percaya diri. Saya akan mengatakan, ‘Saya bahkan tidak suka berada di sekitarmu. Kamu membosankan. Coba untuk sakit saraf terlebih dahulu, baru kita bisa berbicara.’” Mungkin itu penyebab ia lebih tertarik ke sesuatu yang kompleks, karakter yang mempunyai kekurangan - seperti Cathy di The Last 5 Years, yang mengikuti kisah cinta sepasang kekasih, dengan pemeran utama (Jeremy Jordan) menceritakan cerita awal mereka bertemu, dan karakter Kendrick yang menceritakan bagaimana mereka berpisah.

Aktris tersebut adalah pilihan pertama penulis serta sutradara Richard LaGravenese untuk berperan sebagai Cathy, seseorang yang ia deskripsikan sebagai “Wanita yang merasa asing dengan dirinya sendiri. Ia mencintai pria yang kariernya melonjak, tetapi dia juga tidak ingin lupa diri karena identitas kekasihnya. Anna yang teliti secara profesional, pintar dan mempunyai bakat luar biasa nampaknya sangat memahami perjuangan Cathy.” Kembali ke teater musikal adalah suatu tantangan yang menyegarkan bagi Kendrick, yang mengatakan bahwa ia tadinya sedang dalam diet no-alcohol dan kafein saat syuting film tersebut untuk menjaga suaranya. Ia sangat bangga akan pekerjaannya dengan Jordan, dan dengan apa yang bisa mereka selesaikan dalam proses syuting 21 hari dengan budget terbatas. Tetapi sifatnya yang sering mencela diri sendiri membuatnya mengatakan, “Karena mayoritas dalam film tersebut hanya kami berdua, ada banyak sekali wajah saya, yang membuatnya sangat mengerikan. Saya tidak kenal siapapun yang bisa tahan melihat wajah saya selama itu!” Tetapi jika kamu bisa melewati 94 menit dengan wajah Kendrick, film ini akan menjadi sangat layak tonton, karena “Ceritanya sangat bagus. Melihat cerita tersebut tersaji di layar sama seperti memberikan seseorang pizza untuk pertama kali. Tidak penting jika itu adalah pizza terbaik atau bukan; tetap saja itu pizza. Jika kita melakukan pekerjaan dengan baik, itu adalah pizza yang mengagumkan. Jika kita mengacaukannya, itu tetap pizza, kamu akan tetap menikmatinya.” Tetapi rasanya ia hanya bercanda. Ia bukan tipe yang bisa salah dalam kelas pertama trapeze-nya, apalagi kariernya. Di akhir sesi satu jam panjang kita, ia melakukan backflip, sesuatu yang bahkan instrukturnya yakin belum pernah ada yang bisa melakukannya dalam kelas pertama (saya tidak bisa). Dan bahkan ia tetap membicarakan tentang apa yang bisa ia lakukan untuk lebih baik dan apa yang bisa ia tingkatkan. Sekali perfeksionis, akan selalu menjadi perfeksionis.

“Terkadang saya bertem u dengan orangorang yang terlalu per caya diri. Saya akan mengatakan, ‘Coba untuk sakit saraf terlebih dahulu, baru kit a bisa berbicara.’” 064


jaket dan bralette oleh donna karan new york, tank putih oleh calvin klein underwear, rok oleh vera wang collection, kalung mawar emas oleh cartier, kalung emas oleh marlo laz. rambut: matthew monzon dari tracey mattingly. makeup: toby fleischman memakai chanel rouge coco. manikuris: holly falcone untuk chanel le vernis dari kate ryan inc. prop stylist: christopher stone dari halley resources. asisten fotografer: jp bevins. digital tech: ross thompson. asisten stylist: eliza perry.

069 075


Two is company, three’s a crowd. Terkadang, cukup dibutuhkan dua orang saja untuk membentuk sebuah band bagus dan menghasilkan musik yang keren. Dari era The Carpenters, The White Stripes, She & Him sampai AlunaGeorge, paduan chemistry kreatif yang pas antara dua orang dari gender yang berbeda terbukti bisa menghasilkan eksplorasi musikal yang jitu, terlepas dari apapun status relationship di antara mereka. For this Lovebirds Issue, NYLON memperkenalkan boy & girl duo dari dalam dan luar negeri yang paling menarik saat ini. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Ella Zoller & Gabriel Stanley dari duo PROM asal Brooklyn tidak benar-benar bertemu di sebuah prom. Tapi dengan paduan sempurna vokal ethereal keduanya yang dibalut shimmering synth, mereka berhasil menyuguhkan awesome music to dance for in prom. Bermula dari sebuah konser mutual friends mereka dari band Miniature Tigers, baik Ella dan Gabriel yang sama-sama sedang mencari teman untuk berkolaborasi pun berkenalan dan memutuskan menjadi duo sejak tahun 2012. Walaupun awalnya keduanya memiliki estetika musik yang cukup berbeda, namun ketika Ella yang berlatar musik teater dan folk

066

berbasis piano berkolaborasi dengan musik electronic pop racikan Gabriel, yang terlahir adalah produksi dreampop dalam lanskap glorious seperti yang terhimpun dalam EP debut mereka, Keeping Company. “Kami rasa tema dari EP ini adalah tentang dating dan relationship ketika kami pindah ke New York City. Sampul EP ini difoto teman kami di sebuah festival musik kecil d New York. Dan kami juga ada di foto itu sedang di dalam hot tub bersama semua band lainnya.� Padukan musik mereka dengan segala keseruan khas Brooklyn dan cocktails yang mendominasi akun Instagram mereka. Now, fancy a dance?


THE NAMESAKE “Sebelumnya Ella sempat bermusik dengan memakai nama lain di tahun 2011. Dia menyebutkan namanya ke seorang temannya yang salah dengar dan mengira nama proyeknya adalah Prom. Nama ini akhirnya melekat sejak saat itu.”

GENRE “Musik kami sebetulnya terinspirasi dari berbagai genre, tapi kami lebih suka menyebutnya dream pop karena faktanya influens terbesar kami memang musik pop. Kami ingin mencoba membawa musik pop ke level selanjutnya.“

INFLUENCES “Influens kami mulai dari Howard Jonas (terutama esensi synth-pop 80-an) sampai The Magnetic Fields.”

MUST LISTEN Lima lagu dari EP pertama mereka, khususnya single utama “Flickers” yang menampilkan duet vokal dan harmoni synth yang cerdas. “Proses kreatif untuk EP ini sangat kolaboratif. Ella membawa lirik dan melodi sementara Gabriel bereksperimen dengan aransemen menarik dan memasukkan bunyi synth ke melodi berbasis piano gubahan Ella. Kami merekamnya bersama produser kami Dave Weingarten di New Jersey.”

RELATIONSHIP STATUS “We’re whatever you need us to be.”

THE DYNAMIC

https://soundcloud.com/promisaband

“Being in a duo is awesome karena kami tidak harus menghabiskan banyak waktu di dapur, haha. Kami juga punya selera yang sama kalau bicara tentang musik, jadi hal itu membuat segalanya lebih cepat karena kami mudah menyamakan pikiran.”

DREAM COUPLE “Phantogram, tentu saja.”

GAME PLAN “Saat ini kami sedang merekam album penuh pertama kami dengan produser kami. Dan kami juga sangat excited untuk tampil membawakan materi-materi terbaru kami.” Foto oleh Shervin Lainez.

079


Memadukan boy and girl vocals dalam musik electronic dan sentuhan R&B, duo yang terdiri dari Josh Christopher & Melis Soyaslanová ini bertemu di Brighton, Inggris sekitar 3 tahun lalu ketika Josh masih menjadi party kid asal London sementara Melis yang berasal dari Praha berada di Brighton untuk kuliah. Keduanya dipertemukan oleh seorang mutual friend. “Awalnya kami mengira selera musik kami sangat berbeda dan tidak cocok. Melis lebih ke indie sementara saya lebih ke pop. Tapi setelah dicoba, ternyata kami bisa bekerjasama dengan baik. Kami menulis lagu pertama kami dalam waktu tiga jam sejak kami bertemu!” ungkap Josh bersemangat. Salah satu lagu pertama yang mereka rilis adalah cover version “Crazy In Love” milik Beyonce yang dikemas menjadi synthpop down tempo super slick dan meraih hype berkat musik mereka yang atmosferik dan meditatif. Tak hanya merilis lagu-lagu baru yang sama bersinarnya, mereka pun mendirikan label rekaman bernama Love by Mistake yang menampung musisimusisi quirky lain dari seantero Eropa. So, it’s definitely a big yes.

THE NAMESAKE Josh: “Nama kami dibacanya ‘eyes’, namun kami sengaja memakai ‘I’ karena terdengar lebih keren. Kami juga saling menyukai mata satu sama lain ketika pertama bertemu.”

GENRE Melis: “Saya menyukai fakta jika orang tidak bisa mendeskripsikan genre musik kami dengan pasti. Kami tidak suka melabeli musik kami dengan genre karena hal itu terasa mengekang. Bunyi khas kami adalah paduan vokal pria dan wanita dalam produksi yang detail. Pun setiap lagu kami harus punya emosi yang jelas.”

MUST LISTEN Single terbaru mereka, “Glow” yang euphoric. “Saat menulis lagu itu, kami berdua sama-sama sedang berada dalam hubungan yang kurang menyenangkan. Tapi dengan merekam musik bersama membuat kami melupakan hal itu. Hal itu terasa segar dan juga benar. That’s what the song is about,” ungkap Melis.

RELATIONSHIP STATUS Josh: “Melis dan saya hubungannya sangat erat karena kami bertemu hampir setiap hari selama dua tahun belakangan ini. Selain bekerja bareng, kami juga menjadi sahabat.”

THE DYNAMIC Melis: “Keuntungan menjadi duo adalah kami punya dua kepala, jadi lebih banyak ide yang muncul. Kalau duka, rasanya tidak ada, selain biasanya kami malah asik berbicara tentang makanan dan mendistraksi diri kami dari pekerjaan, haha.”

DREAM COUPLE Melis: “Buckingham Nicks. Banyak orang yang mencoba sekeren mereka tapi tidak ada yang berhasil.”

GAME PLAN Melis: “Sejak terbentuk, kami telah menulis banyak yang belum dirilis. Mayoritas sudah hampir siap ditampung dalam bentuk album, jadi kamu bisa mengharapkan lebih banyak musik dari kami tahun ini. Kami juga akan tampil live sebanyak yang kami bisa. Di era internet seperti saat ini, tampil secara live adalah satu hal yang menghasilkan interaksi nyata antara musisi dan pendengar mereka. It feels really special to us.” Foto oleh Kenny McCracken.

https://soundcloud.com/weareiyes

080 068


https://soundcloud.com/asterina-1

What’s the perks of dating fellow musician? Well, salah satunya menemukan pasangan bermusik yang membawa hubungan tersebut ke level selanjutnya, seperti yang dialami oleh pasangan musisi seperti Endah N Rhesa dan Matt & Kim. Meneruskan jejak mereka adalah MarcoMarche, duo pop-folk akustik Jakarta yang terdiri dari Asterina Anggraini (vokal/ gitar/ukulele) dan Duta Pamungkas (vokal/gitar). Keduanya pertama kali bertemu di lingkungan teman-teman musisi sebelum akhirnya mulai menjalin hubungan yang lebih intim. Di tahun pertama hubungan mereka, muncul ide untuk membuat duo akustik karena menemukan kecocokan atau chemistry yang pas dalam bermain musik. Menjelang akhir tahun lalu, mereka pun merilis single bertajuk “Senja dan Mentari”, sebuah lagu akustik manis yang memadukan kombinasi vokal keduanya dan aransemen minimalis yang hangat. Lagu ini juga menjadi salam pembuka dari album debut berisi 9 lagu yang telah dirilis bulan Februari ini oleh label Demajors. “Album ini dinamakan Warm House yang diambil dari salah satu judul lagu kami, karena kami ingin menyajikan lagu-lagu yang hangat untuk dinikmati seperti rumah kita sendiri,” ungkap mereka. Kami tak sabar untuk menikmatinya sambil ditemani secangkir teh hangat.

GENRE “Musik kami atau genre kami bisa kami deskripsikan sebagai musik idealis kami namun easy listening untuk dinikmati semua kalangan, dalam format akustik yang kental.”

INFLUENCES “Influens bermusik kami adalah Joni Mitchell, Norah Jones, Kings of Convenience, She and Him, John Mayer dan James Taylor.”

THE NAMESAKE Nama MarcoMarche diambil dari nama gitar kesayangan masing-masing. Marco adalah nama gitar Duta dan Marche adalah nama gitar Asterina.

RELATIONSHIP STATUS Dating.

THE DYNAMIC “Bermusik dalam format duo itu sangat menyenangkan sekaligus penuh tantangan buat kami. Berpacaran sekaligus bermusik bagi kami tidak ada kesulitan yang berarti karena kami pada dasarnya berlatar belakang musisi dan hubungan kami pun berjalan secara alami layaknya pasangan, di sini kami tidak ada pembagian tugas untuk membuat lagu karena kami mengerjakan segala sesuatunya bersama-sama.”

MUST LISTEN Menurut mereka, “Senja dan Mentari” adalah sebuah lagu yang bercerita tentang suatu harapan yang mana dalam proses pencapaiannya diperjuangkan dengan ketulusan, keikhlasan dan cinta. “Kami baru saja menyelesaikan pembuatan video klip lagu ini di Gunung Pancar, dan proses shooting berlangsung dengan sangat menyenangkan dan mengesankan,” ungkap mereka.

DREAM COUPLE She and Him, Endah N Rhesa.

GAME PLAN “Rencana kami tahun ini launching album debut pada bulan Februari dan mempersiapkan album ke-2 kami.” Foto oleh Aryputraphotography.

069 081


terlontar. Saya juga merasa musik bersifat spiritual dan suci dan saya menyukai hal itu.”

GENRE Mereka menjelaskan Brat Pop sebagai musik pop rebellious dengan catchy chorus, aransemen experimental dan lirik sarkastik yang berisi kritik sosial seperti peran gender dan kapitalisme.

INFLUENCES Louie: “Influens kami mulai dari penulis seperti Hemingway dan Bukowski, visual artist seperti Juergen Teller dan Basquiat, dan musisi seperti Fiona Apple, Outkast, Regina Spektor, Buke and Gase, TV on the Radio, bahkan Britney Spears!”

MUST LISTEN “Running Behind”, single terbaru dengan beat enerjik yang terinspirasi dari lagu-lagu old school M.I.A. dan energi dari kota London. “Lagu ini selesai dalam waktu singkat dan merupakan wujud perasaan kami saat berada di London untuk pertama kali dan bertemu banyak orang,” jelas Louie.

RELATIONSHIP STATUS Liz: “We love each other but we’re not into labels.”

THE DYNAMIC Mengusung electropop energik dan visual warna-warni yang disebut sebagai Brat Pop, HOLYCHILD meramu musik yang cocok menjadi soundtrack untuk pool party liar. It’s exuberant, youthful, and rebellious. Berawal dari sebuah live performance art piece saat Liz Nistico dan Louie Diller masih menjadi mahasiswa Hubungan Internasional di George Washington University, keduanya pun membuat musik sendiri dan bermain di berbagai house show di kampus-kampus sekitar DC sebelum akhirnya menetap di Los Angeles setelah lulus kuliah. Pertama kali muncul di tahun 2013 dengan single “Happy With Me,” tahun lalu mereka merilis debut EP bertajuk Mindspeak yang berisi 4 lagu dengan pesan-pesan feminisme di balik esensi sugar rush musiknya. Thanks to them, pop music is just getting even more fun and smarter at the same time.

THE NAMESAKE

http://holychildmusic.com/

082 070

Liz: “Namanya berasal dari sebuah sweater kebesaran yang diberikan oleh tante saya di New York. Sweater itu bertuliskan HOLY CHILD berukuran besar di punggungnya. Ketika Louie dan saya mulai membuat musik bareng dan mencari sebuah nama, HOLYCHILD adalah yang pertama

Louie: “Sebelumnya saya telah bermain di beberapa band namun kreatif proses bermusik terasa jauh lebih fokus di HOLYCHILD dibanding band-band sebelumnya. Saya bersyukur bisa menemukan partner in crime yang cocok, bukan cuma di musik tapi juga hal-hal lain dalam hidup. Kami bisa mengesampingkan ego kami dan bersikap dewasa soal perbedaan kreatif serta memberikan yang terbaik dengan kapasitas masing-masing. Liz memiliki mata yang jeli untuk urusan visual, jadi mayoritas image yang kamu lihat dari foto atau video kami berasal dari ide Liz sementara saya memikirkan tentang produksi musik kami dan live show.”

DREAM COUPLE Liz: “I love Buke and Gase! Album pertama mereka, Riposte, sangat inspiring! Saya tak berhenti mendengarkannya di tahun 2011. Saya juga sangat menyukai the Bird and the Bee. Saya merasa apapun yang mereka buat sangat sempurna.”

GAME PLAN Liz: “Merampungkan album debut dan saya yakin akan tur ke segala tempat. Kami berharap bisa ke Indonesia juga! Saya pernah tinggal di Nepal selama beberapa tahun namun tidak sempat mengunjungi Indonesia dan saya akan merasa terhormat untuk bisa tampil di sana. Stay tuned for new tunes and videos soon!” Foto oleh Shervin Lainez.


http://dietcig.bandcamp.com/

THE NAMESAKE Diet Cig adalah duo asal New Paltz, New York yang dibentuk oleh Alex Luciano dan Noah Bowman. Keduanya bertemu Februari tahun lalu di sebuah house party di mana Noah tampil dengan bandnya yang bernama Earl Boykins, sementara Alex basically being there to have fun. Berawal dari meminjam korek, keduanya mulai hang out bareng sampai akhirnya iseng bermusik di bulan Agustus sebagai pengobat kebosanan mereka akan musim panas. “Kami hanya ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan. Kami mulai iseng jamming dan merekam lima lagu di bulan Oktober kemarin,” ungkap Alex. Salah satu lagu itu adalah “Scene Sick” debut single mereka dari debut EP Over Easy yang akan dirilis oleh Father/ Daughter Records. Berdurasi kurang dari dua menit, lagu ini adalah lagu indie rock minimalis beraransemen sangat catchy yang dinyanyikan Alex dengan sangat cuek dan lirik yang menyindir tentang para scenester yang bermain musik dengan pretensius. Fun as hell.

“Noah sedang berusaha berhenti merokok dan dia butuh diet merokok untuk hidupnya.”

GENRE “Musik Diet Cig adalah pop rock yang fun yang bisa dinikmati semua orang. Influens musikal kami tidak terlalu banyak... Kami hanya gemar bersenang-senang di party dan ingin membuat musik yang mencerminkan sikap carefree kami.”

MUST LISTEN Single pertama mereka, “Scene Sick.” Lagu ini tentang keinginan untuk bersenang-senang tanpa peduli apa yang sedang cool atau hip. It’s about having fun. Bila kamu bermusik ada kecenderungan untuk bersikap terlalu serius dan menghilangkan sisi fun bermusik itu sendiri. Kami membuat lagu ini sebagai pengingat untuk bersikap just chill, just dance it out and make it fun!”

RELATIONSHIP STATUS “We hangout.”

THE DYNAMIC “Menjadi duo sangat menyenangkan karena membuat proses menulis lagu dan tampil di panggung terasa gampang. Kami bekerjasama dengan baik sebagai tim. Sisi minus yang bisa saya pikirkan adalah kami kekurangan orang untuk joget bareng di atas stage karena Noah sibuk duduk di belakang drum kit-nya! Dinamika bermusik kami juga seru, karena kami berdua sangat santai dan tujuan utama kami bermusik memang untuk bersenang-senang.”

DREAM COUPLE “Street Eaters!!”

GAME PLAN Merilis EP pertama mereka, Over Easy, yang terdiri dari lima lagu yang ditulis oleh Alex di kamarnya. “The EP is mostly about eggs and having a good time,” ungkapnya. “Just some fun goofy songs about boys who stink and growing up.” Foto oleh Christopher Daly.

083 071


072

www.kimokal.com

Melihat video dari debut single “Under Your Spell� milik duo asal Jakarta bernama KimoKal, kamu mungkin akan menyangka jika video itu adalah sesuatu yang keluar dari kanal Majestic Casual, TheSoundYouNeed, dan semacamnya. Di-shot dengan visual hitam-putih yang stylish dan menampilkan model Widika Sidmore menari dalam trance-like koreografi yang digagas oleh Kay Tadjoedin, you’d feel the urban & modern vibe yang biasa terasa dari video milik AlunaGeorge atau Jamie xx. Di zaman video musik Indonesia berkualitas seakan menjadi hal yang telah punah, rasanya menyegarkan melihat video konseptual seperti milik duo yang terdiri dari Kimo Rizky dan Kallula Harsynta Esterlita tersebut. Keduanya bukan nama asing di scene musik Jakarta. Kimo adalah salah satu founder Double Deer Music yang mencakup sekolah musik, audio production house, music store dan record label di mana ia juga menjadi pengajar Digital Music Production dan telah


merilis beberapa EP lewat Turn Out Plastic dan Double Deer Records, sementara Kallula juga dikenal sebagai vokalis band rock LCDTrip dan announcer di salah satu radio terkenal. Menggabungkan influens keduanya, mereka menghasilkan musik electropop yang bisa disebut kolase berbagai genre, mulai dari shoe gaze, nu-disco, pop, dub hingga psychedelic menjadi musik yang fresh bagi ranah lokal. “Actually scene musik di Indo maupun di luar Indo lagi proses maturity kok, industri musiknya berputar sih, jadi kita coba nekat menyuguhi musik yang cukup fresh tapi terdengar tetap enak di telinga pendengarnya,” ungkap mereka. We can tell it’s only just the beginning.

THE NAMESAKE “Kita nggak pernah nyangka bakalan bikin duo ini jadi awalnya buat upload kita pakai nama masing-masing aja, yang tadinya Kimo&Kal tapi Instagram nggak bisa pakai ‘&’ ya udah kita ilangin jadi KimoKal. Well it doesn’t sound bad and it kinda rhymes as well don’t you think? Terus nggak bisa ganti personel karena emang duo jadi semacam kontrak mati ya? Hehe.”

GENRE “Kalau Kal dia kan memang awalnya band jadi dia lebih suka sesuatu yang lebih raw, organic (kayak Lykke Li, Damon Albarn), Kimo sendiri suka disco atau house dan banyak terinfluens sama musik-musik pop rock 60’s, untuk influens yang Kimo adopsi di KimoKal ada The Small Faces, Psychemagik, Todd Terje, Rhye, dll. Kalau deskripsiin musik kita paling aman kita nyebutnya pop atau electronic pop, mungkin bisa juga disebut dream pop.”

MUST LISTEN Video single pertama mereka, “Under Your Spell”. “Intinya untuk video ini kita nggak mau ada penampakan kita, we are going to give our audience a new character on our each video, jadi peran Widika Sidmore sebagai model videonya sangat membantu merepresentasikan musik yang

kita bawain. Untuk ‘Under Your Spell’ sendiri setiap orang yang lihat video atau mendengarkan musiknya pasti akan memiliki interpretasi masingmasing, which is good! Tapi untuk liriknya sendiri Kal bercerita mengenai ‘insecurity’... Yes that’s the keyword.”

THE DYNAMIC “Proses bermusik sebenarnya untuk kita cukup mudah, walaupun mungkin dengan background selera musik yang berbeda tapi masih ada benang merah persamaan dari musik kita. Masuk studio, Kimo bagian musik dan Kallula bagian lirik dan vokal sudah ada porsi masing-masing. Well, cuma karena kita hanya berdua, let’s just say it involves a lot of arguments, screaming and violent. It’s like a bad marriage that somehow works for us. Lebih sering berantemnya dibanding baikannya, hehe.”

RELATIONSHIP STATUS “Coba sebelum gosip cek aja Instagram kita masing-masing @ kimopots dan @kallula, we’ll let you guys do the homework, hehe.”

DREAM COUPLE Kimo memilih Dubtribe Sound System dan Kal memilih The Kills.

GAME PLAN “This year we are going to make an album! Hopefully next month we are going to make our newest videoclip dan ngerilis single ke-2 sebelum rilis full album di pertengahan tahun.” Foto oleh Gabriela Bhaskar.

073


THE NAMESAKE “Mayka bekerja di studio yoga dan DJ terkenal di Swedia. Johen mengajar kelas ‘Philosophy of life’ di Uppsala University sebelum menjadi bintang pop. Dia juga marketing director untuk sebuah perusahaan keju vegan.” Demikian jawaban yang saya dapat tentang latar belakang dari duo Death Team asal Swedia yang terdiri dari Mayka Edd dan Johen Rafael Tilli dari atas pesawat trans-Atlantik menuju Kanada untuk syuting video musik pertama mereka. Jujur saja, saya agak skeptis apakah itu jawaban serius atau tidak, terutama datang dari duo yang menyebut musiknya sebagai gabungan ABBA dan Eminem. Satu hal yang bisa dipastikan adalah keduanya pertama kali bertemu di markas Spotify di Stockholm dengan proyek musik mereka masingmasing, sebelum akhirnya membentuk Death Team bulan Februari tahun lalu. “Butuh waktu 6 bulan sampai kami menemukan arah musik yang kami mau. Kami berdua sangat tertarik pada musik, fashion, conceptual art, dan menerka-nerka arti kebahagiaan,” tukas mereka. Dengan single pertama bertajuk “Fuckin Bitches in the Hood” yang memadukan musik hip-hop, electropop, dan musik rock tahun 50-an, it seems like they just wanna have fun, and we’re dying to be the part of it.

“Kami menulis lagu tentang sebuah tim cheerleader yang sangat bad ass bernama Death Team. Kami berdua merasa nama itu sangat keren dan akhirnya memakainya untuk kami sendiri.”

GENRE “Hipster mainstream! Kami membuat lagu mainstream untuk hipster dan musik hipster untuk kaum mainstream. Kami memadukan banyak genre dan gaya musik namun mempertahankannya tetap berada di batas musik pop yang selalu berubah.”

MUST LISTEN “Fuckin Bitches in the Hood” adalah lagu super duper catchy di mana Mayka menyanyikan kata-kata beritme profanity yang kocak, bunyi organ a la Jerry Lee Lewis, dan video berisi gambar anak anjing untuk menyensor kata f**k. “Mayka punya ide gila untuk membuat lagu hip-hop paling klise sepanjang masa. Di waktu yang sama Johen punya ide untuk membuat lagu gaya 50-an yang memakai white noize sebagai instrumen utama. Menggabungkan kedua ide gila ini menghasilkan lagu itu.”

RELATIONSHIP STATUS “Kami berdua bersahabat dan bukan pasangan kekasih. Mayka saat ini sedang mencari pasangan, jadi jika kamu pikir ada orang yang cocok silakan hubungi manajer kami.”

THE DYNAMIC “Rasanya kami tidak bakal bisa membuat musik Death Team sendirian. Kami mendengarkan genre musik yang berbeda. Mayka menyukai trap sementara Johen mendengarkan musik pop. Satu-satunya musik yang kami berdua suka selain musik yang kami buat adalah lagu trap/pop milik Katy Perry, ‘Dark Horse’.”

DREAM COUPLE “Die Antwoord.”

http://deathteam.se/

GAME PLAN “Setelah menyelesaikan video musik ini kami akan membuat lebih banyak lagu dan Musim Semi nanti kami akan mulai touring ke Amerika dan Eropa.”

074

Foto oleh Caty Testad.


THE NAMESAKE “Dalam konteks sekolah, Teman Sebangku bisa dibilang adalah teman yang paling akrab denganmu, dia ada di saat kamu tidak bawa uang jajan dan ingin beli makan siang atau bahkan ada di saat kamu belum sempat mengerjakan PR dan butuh contekan. Sebenarnya sesederhana itu konsep nama Teman Sebangku. Kami adalah sepasang teman sebangku yang sedang bersekolah di sebuah sekolah yang dalam hal ini dunia musik.”

GENRE “Hmm kami agak bingung setiap diminta menjawab pertanyaan tersebut. Yang pasti kami memainkan musik akustik yang bercerita tentang keseharian dan memang kami kemas sederhana agar dekat dan dapat menyentuh ranah yang kadang tidak tersentuh oleh musik-musik megah, semoga.”

INFLUENCEs “Pengaruh bermusik untuk kami tidak hanya terbatas pada siapa tapi juga mencakup apa. Berbagai media bisa menjadi pengaruh kami ketika bermusik serta mencipta musik. Untuk musisi kami banyak mendengar pemusik di masa lalu yang memang memiliki musik dengan visi yang kuat seperti Iwan Fals. Lingkungan dan atmosfer kota Bandung juga sangat memberikan pengaruh bagi proses bermusik kami.”

men perkusi dan detail aransemen yang anthemic. “Cerita tentang kejenuhan dengan rutinitas, area nyaman, keraguan akan diri sendiri, keinginan besar untuk bertualang dan isu-isu yang memang hangat di usia 20 tahun pertengahan menuju umur 30, haha.”

THE DYNAMIC “Yang pasti agak lebih mudah dalam menyepakati berbagai hal karena kami hanya berdua. Tetapi tidak lantas menjadi mudah dan semena-mena untuk memutuskan bahwa ‘lagu ini sudah mewakili’ apa yang ingin kami sampaikan karena minimnya instrumen. Namun di satu sisi kami pun jadi lebih mandiri. Kami benarbenar harus mengandalkan segala hal yang kami miliki berdua.”

RELATIONSHIP STATUS “Silakan interpretasikan saja hubungan kami, hehe. Yang pasti kami teman seteru, teman sepaham, teman dalam segala hal tidak hanya sekadar musik.”

DREAM COUPLE Tuck and Patty, Frankie and Jane, Ari Reda, Stars and Rabbit, Nadafiksi.

GAME PLAN “Album, album, album, album, albuumm!”

MUST LISTEN Single terbaru mereka “Agony Parade”, lagu berdurasi hampir 8 menit yang diperkuat oleh instru-

075

https://soundcloud.com/temansebangku

Doly Harahap dan Sarita Rahmi Listya adalah sepasang musisi asal Bandung yang bermusik bersama di bawah nama Teman Sebangku. “Kami dipertemukan oleh seorang sahabat bernama Syifa Chairisti, kemudian Doly memperdengarkan materinya dan Sarita menikmati lalu seketika ada sesuatu yang membuat Sarita tertarik dengan materimateri Doly dan akhirnya kami pun sepakat untuk berkreasi dan berekspresi lewat wadah Teman Sebangku,” ungkap mereka. Ketika petikan gitar Doly mengiringi vokal childlike Sarita, yang terlahir adalah racikan indie pop akustik minimalis dengan aura kepolosan anak-anak yang terdengar dari lagu-lagu seperti “Menari”, “Sing About you”, dan “Berhenti Sejenak” dari mini album Menari Bersama di tahun 2010. Setelah absen sementara waktu, bertepatan dengan Record Store Day tahun lalu mereka merilis single baru berjudul “Agony Parade” yang terdengar lebih kompleks dan dewasa dibanding lagu-lagu sebelumnya sekaligus menjadi babak baru dari panggung musikal mereka, walau tentunya masih dengan atmosfer optimis dan mengundang senyum khas mereka.


https://soundcloud.com/parisude Tak banyak musisi muda yang tertarik untuk menengok kembali khazanah musik bercita rasa etnik tanpa membuatnya terdengar jadul atau klise. Duo asal Jakarta bernama Parisude adalah salah satunya. Amanda Chitarra (vokal/ songwriting) dan Yudhistira Mirza (komposer/songwriting) bertemu ketika keduanya berkuliah di Limkokwing University Malaysia. Berawal dari project membuat sebuah lagu berjudul “Satu Indonesia” yang dibawakan pada hari Kemerdekaan Indonesia di kampus mereka dan dilanjutkan dengan proyek mengisi soundtrack untuk sebuah film independen bertajuk Kain Warna Warni, kolaborasi keduanya menjelma sebagai Parisude di tahun 2009. Lagu “Satu Indonesia” pun kemudian dikembangkan menjadi single berjudul “Di Bawah Langit Yang Sama” yang sekaligus memperkenalkan musik pop etnik berbalut aransemen elektronik khas Parisude. “Pengalaman tinggal di negeri orang membuat kami lebih nasionalis,” ungkap mereka tentang warna musik mereka. Dengan album debut Trikaya Parisude (2013) dan proyek Musikalisasi Puisi yang melibatkan banyak orang, Parisude pun bangga memperkenalkan world music dari Indonesia.


THE NAMESAKE Kata Parisude berasal dari istilah “Trikaya Parisudha” yang diambil dari Sansekerta Hindu Bali, yang artinya adalah tiga sikap yang layaknya dilakukan oleh manusia untuk mencapai hidup yang seimbang. Tiga hal ini adalah: Pikiran yang baik, Perkataan yang baik, dan Perbuatan yang baik, dan Parisudha adalah “perjalanan” dalam melaksanakan dan mencapai 3 hal tersebut.

GENRE 70% sound di album Trikaya Parisude berasal dari digital audio workstation (DAW) dan dibawakan dalam format Live P.A. Namun sejak tahun lalu, Parisude tampil dengan format live band. “Chitarra bermain bonang, Mirza main gitar serta dibantu teman-teman kami ada Rijal Minaj di suling, Estu Divinasto di bass, Geraldo Oryza di gitar, serta Sabar dari Young D Brock di percussion set (kendang Sunda, djembe, dll ) sehingga musik kami jauh terasa lebih manusiawi.”

INFLUENCES “Influence yang menyatukan kami pada awalnya itu Krakatau, kami banyak belajar dari Tri Utami, bisa dibilang beliau adalah orang pertama yang memberikan kami motivasi untuk membentuk grup ini, kami juga sempat rekaman di home studio beliau. Tapi sambil berjalan banyak ngambil influence dari jazz dan world music. Musisi yang paling sering jadi acuan adalah Anggun, Guruh Sukarno Putra, Chrisye, Florence Welch, Duo Thomas Bangalter & Guy Manuel (Daft Punk), Lou Rhodes, dll.”

THE DYNAMIC “Rasanya seru banget jadi duo, jadi lebih mudah jika ingin membuat materi bareng. Selalu dua arah, contohnya Chitarra sudah ada nada vokal serta lirik lalu Mirza membuat musiknya, atau sebaliknya Mirza sudah ada materi musik dan lirik, lalu Chitarra membuat nada untuk vokalnya, akan tetapi tetap hasil akhirnya kita kerjakan bareng berdua.”

MUST LISTEN Single “Di Bawah Langit Yang Sama” serta lagu-lagu dari proyek Musikalisasi Puisi mereka yang mengajak para pendengar dan penikmat musik mereka untuk berinteraksi memberikan satu kalimat dengan tema bebas untuk dijadikan lagu.

RELATIONSHIP STATUS “Partner bermusik sudah pasti, bisa dibilang seperti kakak dan adik, kadang Chitarra jadi kakaknya kadang Mirza jadi adiknya, haha, bisa juga sebaliknya. Beberapa lagu di album Parisude ada cerita yang sangat personal, mungkin hanya bisa dimengerti oleh kami berdua.”

DREAM COUPLE “Kami suka sekali dengan Lamb, duo electronic music dari Manchester, influence musik mereka adalah trip hop, drum and bass serta jazz.”

GAME PLAN “Bisa dibilang kami sedang LDR, haha. September kemarin Chitarra melanjutkan studi musik di L.A., tapi bukan berarti kami akan bubar, kami sempat membahas untuk membuat materi secara jarak jauh, mungkin Musikalisasi jilid 2 ide yang bagus.”

s we a t er ole h m i u m i u .


For Two

ickets


Beberapa pasangan favorit kami ini memang datang dari berbagai latar yang berbeda, tapi mereka punya satu kesamaan yaitu gemar bersama. Bagaimanapun, pergi bersama kekasih pasti punya cerita dan pengalaman yang lebih seru & membahagiakan. So grab your tickets, pack your bags and go wherever the road leads you to. No need to worry, you got your lovers along the way. Oleh: Vinny Vindiani.


Prianka & Nicoline Keduanya memang sempat bertemu beberapa tahun sebelumnya, tapi tidak seinstan itu mereka memutuskan untuk menjalin asmara. Nicoline yang berkarier di bidang fotografi dalam NPM Photography dan Prianka yang dikenal dengan keterlibatannya bersama Roman Foot Soldier (RFS) serta 20FIT yang sensasional ini tetap klop dan selalu terlihat mesra every single time they’re together.

Tell us how you guys met! Kita ketemu saat saya harus men-direct video clip RFS 3 tahun lalu. Lalu loncat ke dua tahun kemudian, ketemu Prianka lagi di furniture shop-nya di Kemang. Kita bertukar nomor, never really heard from each other and then early last year we started going out and fell in love. Kemana dan kapan terakhir kali traveling bareng? Kita menghabiskan seminggu di Turki bulan lalu, dan ngerayain tahun baru di Monte Carlo. Istanbul and Cappadocia were breathtaking. Bagaimana nih rasanya traveling bareng pasangan? Very lovely, karena kita berbagi ketertarikan yang serupa: Alam, budaya local, dan musik. Jadi botanical garden, pasar local, dan vinyl store selalu ada dalam list, dan jalan-jalan di sekitar dengan penasaran dan tanpa tujuan selalu membawa kita ke tempat baru yang menarik.

Ada plan trip bareng lagi? Ke Jepang April ini! Pertimbangan kalian dalam memilih tempat trip? Who’s the mastermind? Pria’s the location scouter and I am the obsessive-compulsive planner. Jadi Prianka akan buat list tempat menarik, restaurant atau airbnb, kemudian kita pilih-pilih bareng dan saya yang menetapkan timing dan itinerary ke schedule. Siapa yang bantu memotret kalau kalian berdua on frame? Kalau kita travel dengan teman-teman atau keluarga, mereka yang ambil. Kalau cuma berdua, then I would ask passerby to do it. Future plan for both of you? Being together for a long, long, long time sounds like a great idea. So we might definitely do that.

080


Her side Nama: Nicoline Patricia Malina. Profesi: Fotografer, Shop Owner, Photo Instructor. Ongoing project : Visiting new places, shooting new faces. Fav photographer: Steve McCurry. Dream destination: Northern India, Peru, Morocco. Current obsession: Little hand painted pottery. First date with him: Cinema. It was the first screening of The Killers. I enjoyed both, the movie and the date. Who is Prianka: My better half. What do you love about him: His kind and loving heart.

His side Nama: Prianka Bukit. Profesi: Entrepreneur. Ongoing project: 20FIT. Mood booster: Nicoline Patricia Malina. Fav musician: James Murphy. Secret talent: Sudoku. First date with her: Cinema, it was amazingly dark. Who is Nicoline: My missing piece. What do you love about her: How she can be inspiring and random at the same time.

081


Raja & Michelle

Terasa sangat natural, Raja Siregar yang dikenal karena keahliannya sebagai fotografer berpasangan dengan Michelle yang berprofesi sebagai model. Keduanya bertemu sekitar tiga tahun lalu dalam sebuah kesempatan photoshoot and as simple as that, they have been together ever since. Now they both can rule their own world.

Tell us how you guys met! Michelle: Bisa dibilang cinlok lah, lagi ada photoshoot, Raja fotografernya, gue modelnya, terus naksir-naksiran terus pacaran deh for almost 3 years. Kemana dan kapan terakhir kali traveling bareng? Michelle: Minggu lalu ke Ambon, it’s exciting karena gue orang Ambon yang belum pernah ke Ambon, jadi kemarin semacam pertama kalinya liat kampung halaman dan nggak kecewa, bagus banget! Pernah traveling bareng kemana aja? Greece, Jogja, Bromo, Ranu Kumbolo, Thailand, Singapore, Bali, Ambon. Bagaimana nih rasanya traveling bareng pasangan? Michelle: Yaa seru juga traveling bareng pacar, bedanya kalau sama pacar lebih tenang karena ada yang jagain, he’s always take a good care of me dan lebih on time, karena Raja orangnya on time dan suka bikin jadwal, kalau gue


sendirian pasti berantakan! Raja: Senang karena jalan-jalannya jadi nggak sepi, meskipun berdua tapi kita nggak pernah kehabisan obrolan, karena tiap kita liat apapun yang nggak biasa dimanapun pasti langsung dibahas habis-habisan. Ada plan trip bareng lagi? Michelle: Mimpinya sih pengen ke Iceland. Raja: Jepang juga pengen.

Pertimbangan kalian dalam memilih tempat trip? Who’s the mastermind? Michelle: Biasanya dari hasil browsing masing-masing aja, lihat tempat yang bagus, terus lihat jadwal kerja masingmasing dan lihat budget pastinya. Biasanya gue yang disuruh jadi mastermind tapi pasti ujung-ujungnya diubah lagi rencananya sama dia. Raja: Biasalah, revisi, hahaha. Future plan for both of you? Karier menanjak dan rezeki lancar, supaya bisa traveling terus mumpung masih muda.

Her side Nama: Michelle Agnes Samantha Tahalea. Profesi: Model. Mood booster: Chocolate & movies. Fav fashion brand: Alexander Wang. Current obsession: Skin treatment. Who is Raja: Someone with the opposite characters of me, but somehow I can learn a lot from him. Someone I respect and always look up to. What do you love about him: His passion when it comes to the things he loves.

His side Nama: Raja Tikho Fabriansyah Azhari Siregar. Profesi: Fotografer. Dream collaboration: Photographing Tilda Swinton. Currently listening to: George Ezra. Current obsession: Aquascaping. Who is Michelle: Someone that can somehow balance me, she sees things in different perspectives. What do you love about her: Her sense of humor and witticism.

083


Teddy & Paula

Keduanya kompak memiliki style yang unik dan juga identik dengan tato di sekujur tubuh keduanya. No, you won’t see a pinkish heart floating all over this married couple, Teddy & Paula livin’ the life like a classic tale of lovers instead.

084

Tell us how you guys met! Teddy: Well, I knew Paula from my old friend. Ia mengenalkan kita karena Paula mau mendesain business card pribadinya. Dari situlah ceritanya dimulai. Kita nge-date selama 6 tahun dan memutuskan menikah di 2010. We’ve been together for almost 11 years now. Kemana dan kapan terakhir kali traveling bareng? Desember 2014, Turki. Bisa diceritakan bagaimana pengalamannya di Turki? It’s a magical moment when we experienced hot air balloon, pemandangannya luar biasa. Saya tidak bisa mendeskripsikan moment itu. It was priceless! Terutama karena kita mengalaminya bersama.


Pernah traveling bareng kemana saja? Eropa Barat, London, Jepang, Maldives, Turki, Singapura, Hong Kong, Macau, Malaysia, Thailand, dan pulau-pulau indah di sekitar Phuket. Bagaimana rasanya traveling bareng pasangan? Teddy: Personally, saya tidak suka travel dengan lebih dari dua orang. I love to spend our own time together. Paula: I love traveling with Teddy. Dia teman travel terbaik! Mungkin karena kita suka melakukan hal yang sama saat traveling. Jalan sama teman juga aku suka tapi maksimal berenam. Paling oke berempat dan yang tujuannya sama. Ada plan trip bareng lagi? Teddy: Yes of course. Paula selalu merencanakan hal ke depan bagi kita. Kita akan pergi ke Bali, Barcelona, Paris, dan Korea Selatan tahun ini.

Paula: Iya, saya biasa merencanakan dari jauh-jauh hari. Saya selalu excited untuk pergi dan melihat tempat baru dan saya selalu membuat itinerary milik saya sendiri. I love being prepared! Pertimbangan kalian dalam memilih tempat trip? Who’s the mastermind? Teddy: Paula is the mastermind for all our trips, dia punya skill masalah research, dia bisa baca peta dengan cepat, bisa mengingat nama-nama jalan dalam sekali melihat dan menemukan banyak tempat menarik. As for me, I just let her lead the way and capture everything. Paula: Me! Saya biasanya book tiket duluan lalu kasih tahu kalau kita akan pergi nanti. Saya bisa book ke dua sampai tiga destinasi dalam setahun. Dan saya akan sangat sangat detail masalah itinerary! Dalam hal destinasi, kita punya list panjang yang sudah kita buat when we got married. Future plan for both of you? Travel more!

Her side Nama: Paula Insan Hasari. Profesi: Fashion designer. Ongoing project: Hellopupu. Private icon: Audrey Hepburn & Dita Von Teese. Must bring while traveling: Teddy. Dream destination: Iceland. Fav tattoo: Tattoo of our wedding vow.

His side Nama: Teddy Aang. Profesi: Entrepreneur. Ongoing project: FullFill. Mood booster: Kopi. Current obsession: Lifestyle. Must bring while traveling: Kamera. Secret talent: I can tell the taste & style of men based on their shoes. First date with her: TC Square, sekitar akhir 2004. Who is Paula: She is a hopeless romantic. What do you love about her: She is a very positive person & she never stops dreaming.


shut up & take Special for this issue, NYLON Indonesia siap menunjukan 33 produk favorit kami sebagai ide dalam memilih hadiah-hadiah yang unik dan cool enough for your love ones, tanpa harus bersusah-susah pindah ke berbagai tempat. It’s a one stop gifts heaven! Oleh: Vinny Vindiani

2

3

1

4

5 6

9

7 8

The Spot 1. Key Holder: Sparrow Rp. 48.000, 2. Brain Bank Rp. 125.000, 3. Shower Cap: Dinosaur Rp. 79.000, 4. Tea Infuser: Rocket Rp.125.000, 5. Mini Hand Massager: Molecule Rp. 9.000, 6. Silicone Smartphone Stand: Mustache Rp. 45.000, 7. Mug Gun Rp. 99.000, 8. Passport Holder with Mirror Rp. 50.000, 9. Cookie Bookie Notebook Rp. 99.000

086


me home! 2

1

3

4 5

6

7

8

9

Kate Spade stationery & gifts 1. Travel Umbrella Rp. 950.000, 2. Bow Lovely Magnets Rp. 530.000, 3. Notebook Spiral Great Gatsby Rp. 280.000, 4. 12 Months Agenda Throw Caution To The Wind Rp. 760.000, 5. Strike Gold Tape Dispenser Rp. 450.000, 6. Ballpoint Orange & Pink Rp. 650.000, 7. Strike Gold Stapler Rp. 600.000, 8. Mini Notebook Aurora Borealis Rp. 280.000, 9. Like A Book Pencil Pouch Set Rp. 530.000

087


1

1

3

2

5

4

1

7

6

Scoop 1. Metal Notebook Vintage Postage Rp. 85.000, 2. Card Pocket Global Travel Rp. 48.000, 3. Retro Girl Mirror Rp. 63.000, 4. Tin Can Post Rp. 72.000, 5. Bottle Rp. 30.000, 6. Nutcracker Rp. 245.000, 7. Small Nutcracker Rp. 75.000, 8. Hand Drawing Cashbook Rp.12.000

088


1

7

2

3

4

1

gift idea 5

6

MAD ANTS 1. Motiff Coastal Table Runner Blue Rp. 330.000, 2. Creature Cup Cobalt Blue Triceraptops Rp. 290.000, 3. Creature Cup Black Spider Rp. 290.000, 4. Creature Cup Stormy Blue Octopus Rp.290.000, 5. Gudily Small Tray Plaid Yellow Rp. 275.000, 6. Creature Cup Red T-Rex Rp. 290.000, 7. L’ambiance Tea Boxes (3 pieces) Rp.1.300.000

089



Ilustrasi oleh: Jennifer Williams

FEBRUARY

091


Seperti sebagian besar orang, saya terbiasa mengunjungi bookstore secara berkala untuk sekadar membuka-buka lembaran buku, majalah dan serentetan stationery yang unik, but this one book can instantly grab your attention. Meet Jennifer Williams, the one who gave us the wonderful culture club cover, sang artist sekaligus pemilik buku What My Daughter Wore yang baru saja dirilis pada bulan Desember lalu. Jika saya pertama kali mengenal namanya dari buku yang berisikan drawing dari penampilan anak-anak stylish seusia middle school, termasuk anaknya dan teman-teman sang anak, ternyata Jennifer memulai segalanya dari blog dengan judul yang sama. Tidak perlu banyak menulis cerita, cukup dari gambargambar dalam blog, buku dan Instagram-nya, kamu bisa langsung menangkap betapa spesialnya gaya anak-anak berusia belia yang pure-imaginative dan tidak kenal risiko. Vinny Vindiani. Ada cerita tersendiri di balik semua gambar tersebut? Setiap gambar dalam buku menceritakan kisah tentang setiap subyeknya, seperti setiap gadis menceritakan sebuah cerita tentang dirinya sendiri lewat pakaian seperti apa yang ia pilih.

Bisa diceritakan tentang What My Daughter Wore dan bagaimana memulainya? What My Daughter Wore dimulai dengan blog. Pada tahun 2013, blog ini masuk dalam Time Magazine’s list of the 25 best blogs of the year, dan kemudian dibuat menjadi sebuah buku. Kalau dalam blog banyak berisikan gambar-gambar dari boys and girls of all ages, sebaliknya dalam buku ini lebih difokuskan pada middle school aged girls, yang kurang lebih seusia dengan anak gadis saya sekarang.

http://instagram.com/what_my_daughter_wore

Art Attack:

Jennifer Williams

Jadi, berapa usia anakmu dan temantemannya? Apa semua gaya dipilih sendiri oleh mereka? Anak perempuan saya berusia 12 tahun (sementara anak pria saya berusia 14 dan 22 tahun). Seluruh outfit dalam buku ini dipilih oleh para anak perempuan dan mewakili apa yang benar-benar mereka kenakan sehari-hari. Seperti apa gaya berpakaian anak-anak zaman sekarang? I think it varies from kid to kid. Sebagian anak, seperti yang saya gambar dalam What My Daughter Wore, mengekspresikan dirinya dan kreativitasnya lewat apa yang ia kenakan. Anak lain punya cara berbeda dalam mengekspresikan keunikannya, dan tidak peduli tentang pakaian sama sekali. Saya pikir, secara general, anak-anak yang berusia lebih muda care less about trends disbanding yang berusia lebih tua, dan mereka lebih merasa bebas untuk mengambil risiko dalam pemilihan pakaiannya. That is why I love drawing them.

Artist favorit? Saya menyukai sang pelukis portrait, Alice Neel. She captures a person in their time, and what they are wearing is often a part of that. Bagaimana dengan personal style? Gaya personal saya lebih kepada classic meets eclectic. Saya banyak mengenakan pakaian vintage. Dari begitu banyak gaya berpakaian anak-anak, mana yang sedang mereka gemari? Semua anak perempuan mengenakan woven plastic choker necklaces saat ini. Anak perempuan saya membuatnya sendiri.

Things to do beside drawing? Saya suka membaca dan juga traveling. Bagaimana dengan alat menggambar yang kamu gunakan? Keseluruhan What My Daughter Wore diisi dengan colored pencil drawings. Seperti apa waktu yang pas untuk berkarya? Saya bekerja di meja dalam studio saya ketika anak-anak sedang bersekolah. Saya banyak mendengarkan comedy podcast!

What is art for you? Besides my children, art is my life’s work.


Q&A:

Tidak pernah ada kata cukup dalam pencarian hal-hal unik yang pastinya membuat saya segera membuka laptop, googling & caricari info, once I know the name or how it looks like, sama seperti sesaat setelah senior saya memperkenalkan saya dengan Cat People Magazine. Pencarian saya bermuara pada satu tampilan timeline yang jika tidak dipenuhi dengan lembaran majalah berpenampilan simple dan selalu colorful maka diisi dengan wajah dan segala perilaku kucing-kucing bermata bulat dan sadar kamera. Tapi bukan berarti mengandalkan visual semata, seperti hasil perbincangan saya dengan Jessica Lowe sang editor, Cat People Magazine ikut memanjakan pembacanya dengan karya dan interview para pekerja seni dan seluruh kontributor terkait yang juga hidup dalam cat world. Glad to pronounced you (and all the cat lovers) Cat People Magazine! Vinny Vindiani. Ceritakan tentang Cat People Magazine! Cat People adalah majalah dengan bahasa bilingual (Inggris & Jepang) yang dicetak bebas dalam jadwal tahunan. Diisi dengan exclusive interviews dan karya dari para seniman cat-obsessed, desainer, fotografer dan penulis. Ide di baliknya tumbuh dari kecintaan kami akan Japanese books and publishing, yang menginspirasi kami dengan keseimbangan antara materi dan produksi yang ambisius. Pasangan saya, Gavin adalah seorang fotografer dan saya sendiri seorang art director, kami memutuskan membuat majalah impian kami – sesuatu yang menggabungkan ketertarikan kami akan seni, fashion dan desain, dilengkapi dengan rasa penasaran kami dalam melihat isi dari rumah & studio orang lain. Dengan menggunakan kucing, kami menemukan cara untuk membuat sebuah dunia di mana semua orang yang ada dalam majalah bisa dihubungkan secara bersamaan, juga dengan para kontributor kami – penulis, fotografer, seniman – dan tentunya semuanya adalah cat people. Kami meresmikan Cat People pada tahun 2013 di Tokyo Art Book Fair dan mendapat banyak respons bagus yang mengizinkan kami untuk mengamankan pendistribusian kami di beberapa wilayah di seluruh dunia. Kami juga beruntung untuk bekerjasama dengan toko buku favorit kami dan beberapa galeri sebagai penyedia majalah kami.

Apa yang akan ditemukan pembaca dalam majalah ini? Edisi pertama berisikan para kucing dan gaya hidup dari keempat “cat people”, termasuk interview dengan perancang busana, Vivetta Ponti (Vivetta) dan Suzanne Clements & Inacio Ribeiro (Clements Ribeiro), ilustrator Mat Maitland, dan seniman Tanya Schultz (Pip & Pop). Sebagai tambahan, Cat People mengkurasikan karya terbaru dari para fotografer seperti Takashi Homma (Jepang), ilustrasi oleh Olimpia Zagnoli (Italia) dan collages oleh seniman Lucy James (Australia). Kenapa memilih kucing? Kucing tidak seperti binatang lainnya. Ada kesunyian dan intelegensi yang nampaknya mampu menarik orang-orang tertentu dan kami tertarik padanya. Kami sendiri juga total cat people, jadi tidak pernah ada kemungkinan untuk menggunakan binatang lain! Mengapa dirilis dalam bahasa Inggris dan Jepang?

Jepang memiliki referensi luas mengenai kucing, rasanya masuk akal bagi kami untuk mempresentasikan majalah ini dengan bahasa Inggris dan Jepang, serta meluncurkannya di Tokyo Art Book Fair pada 2013. Sangat penting diketahui bahwa Cat People lebih dari sekadar buku bergambar, terutama bagi para pembaca di Jepang, di mana kesempatan mereka untuk membaca hasil interview berhasil membawanya merasakan sensasi membaca majalah ini secara keseluruhan. Kalian banyak berkolaborasi dengan banyak pekerja seni, bagaimana dasar pemilihannya? Semua “cat people” yang ada dalam edisi pertama memang sebelumnya sudah menjadi favorit kami, karena desain fashion, fotografi, seni dan ilustrasi mereka. Beberapa yang kami tahu merupakan penggila kucing – contohnya fashion designer asal Milan, Vivetta Ponti (Vivetta) yang seringkali menggunakan kucing dalam desainnya. Yang lainnya, seperti seniman Tanya Schultz (Pip & Pop) merupakan sebuah kejutan besar. Setelah melihat karyanya di Hermès Tokyo, kami segera mengirimkan e-mail yang menanyakannya, if by any chance, memiliki kucing. Ternyata ia sangat terobsesi dengan kucing dan Jepang. It was perfect!

http://catpeoplemagazine.com/

Cat People Magazine

Bagaimana respons para pembaca? Pembaca kami juga sesama cat-obsessed. Kami menerima banyak lovely e-mails dari para pembaca yang menyebutkan bagaimana mereka menikmati Cat People dan tidak sabar menunggu edisi berikutnya. Kebanyakan orang terlihat begitu heboh dengan keberadaan Cat People, which for us is an incredibly pleasing response. Hal itu menunjukan bahwa sepertinya kami bukan satusatunya yang cukup gila untuk tertarik dengan ide seperti Cat People. Berapa kucing yang kamu miliki sekarang? Kami punya dua kucing Siamese di rumah. Mereka sangat penting bagi saya dan sudah menjadi teman sejati dalam apapun yang kami lakukan untuk Cat People. They even snuck into the magazine!

What’s your fave cat in the world, real or animated! It’s hard to go past Grumpy Cat, she’s just so cute. Tapi kedua kucing kami tetap menjadi favorit.

093


filmstrips

boundless

ambivalence

Before trilogy karya Richard Linklater berhasil membuktikan bagaimana sebuah film bisa menstimulasi sebuah love fantasy menjadi true-life love story yang rumit dan penuh makna. Oleh: Jessy Ismoyo.

I would open this writings with one particular question: “Do you believe in soulmate? It’s a question that happened to be in everyone’s mind in their twenties. Entah benar atau tidak, kita selalu mendefinisi dan meredefinisi cinta. Dalam prosesnya, kita tidak jarang membentuk kerangka peristiwa romansa yang terjalin dalam setiap kebetulan semesta. Banyak buku serta film berusaha mengartikan cinta dan belahan jiwa. Ada yang menawarkan kisah Cinderella di mana pernikahan adalah suatu akhir bahagia atau kisah di mana salah satu pasangannya jatuh sakit kemudian meninggal. Dari segala kemungkinan narasi dalam film, pilihan saya jatuh pada Before Trilogy karya Richard Linklater. Satu alasan saja, Linklater menyuguhkan hal paling nyata dari sebuah film. Kenyataan bahwa cinta, belahan jiwa, dan koneksi di antara kedua individu adalah sebuah hal nyata. Tanpa drama yang dibuat-buat atau

094

percakapan membosankan, Before Sunrise (1995), Before Sunset (2004), dan Before Midnight (2013) menyuguhkan ambivalensi antara cinta dan logika, konflik, kecemasan, dan kekecewaan. Demikan layaknya sebuah realita. That’s not just that, this movie also taught me about many things: travel a lot by train, engage in many conversation, discover a lover who reads, love the one who gives you that spark, commit to that one person, and enjoy your choice. Berawal dari Before Sunrise, Linklater datang dengan ide paling delusional yang pernah ada. Dua orang traveler muda bertemu di kereta dari Budapest menuju Vienna. Saat itu, Jesse (Ethan Hawke) sedang membaca buku All You Need Is Love karya Klaus Kinski, sementara Céline (Julie Delpy) tengah menikmati kumpulan cerita pendek erotis karangan George Bataille. Semua nampak seperti sebuah ketidaksengajaan sampai suatu ketika keduanya merasa terhubung satu sama lain dalam percakapan pendek, lalu memutuskan untuk menghabiskan malam demi percakapan yang lebih panjang sembari menyusuri kota Vienna.


Jesse dan Céline menanamkan ide tentang cinta romantis di mana dua remaja 23 tahun sedang mengumpulkan jejak makna dalam kebetulan yang paling tidak disengaja. Cinta dan kebebasan dalam sebuah bingkai arti. Ide tentang traveling dengan kereta di Eropa, latar dengan pemandangan indah, pertemuan dengan orang asing yang diawali dengan pertanyaan ‘What book do you read?’ jaminan kosong akan kejelasan hubungannya, dan kejutan seperti pertemuan dengan peramal garis tangan atau penyair jalanan. Sembilan tahun kemudian, Linklater merilis Before Sunset. Kali ini Linklater melibatkan Ethan Hawke dan Julie Delpy dalam penulisan naskahnya. The conversation becomes more witty and poignant. It just shows more the chemistry between Hawke and Delpy. Jesse dan Céline kembali bertemu ketika keduanya berumur 32 tahun. Dengan kondisi Jesse sudah menikah dan mereka tidak bertemu lagi enam bulan sesuai dengan janji sebelumnya, Jesse menulis buku tentang pengalaman satu harinya bersama Céline di Vienna untuk menemukan kembali perempuan itu. Ia percaya bahwa bukunya akan menjadi bestseller dan itu adalah jalan untuk menemukan Céline. And magically they meet again. Dengan latar awal toko buku tua Shakespeare and Company dan keindahan kota Paris sepanjang film, bobot percakapan dalam Before Sunset berkisar pada masalah yang dihadapi keduanya serta kesalahan mereka di masa lalu. Setelah dibuai fantasi, sinisme dimunculkan melalui dialogdialog sarat penyesalan, kecemasan, dan kekecewaan. Walaupun penuh dengan kepesimisan tentang konsep belahan jiwa, Linklater menutup film kedua dengan adegan di mana

Céline menyanyikan lagu ciptaannya tentang Jesse, “A Waltz for a Night”. Before Sunset mempertanyakan kembali apakah penonton adalah seorang hopeless romantic atau cynic? Berlanjut pada film ketiga 9 tahun kemudian, Before Midnight mengetengahkan realita dari fantasi cinta dibandingkan dua film sebelumnya. I should say this one is the most realistic of all. Film ini penuh dengan memori dan pengandaian masa lalu serta pertengkaran pasangan yang telah menikah sembilan tahun. Friksi dan konflik diperlihatkan sebagai gambaran nyata diperlukannya kompromi sekalipun sebuah hubungan diawali dengan roman paling picisan yang mungkin terjadi. Love is about responsibility, and it needed compromise. Kali ini, Linklater menjatuhkan pilihannya pada kota Yunani. Céline bekerja sebagai aktivis lingkungan dan Jesse berprofesi sebagai penulis yang dianugerahi dua anak perempuan kembar. Things are getting more and more complicated. Sekilas topik yang dibicarakan terdengar membosankan, tapi bukankah memang terkadang realita terasa membosankan? Di antara kebosanan itu, pasangan ini membangun kemagisan di mana chemistry justru semakin nyata dalam setiap adu argumentasi. Permasalahan datang dari masalah anak laki-laki Jesse dari pernikahan sebelumnya, kerisauan Céline, seorang aktivis, dalam keputusannya untuk bekerja di pemerintahan, serta krisis paruh baya yang ditanggapi dengan kesatiran Céline. Pertengkaran keduanya mencapai puncak ketika Céline melontarkan pernyataan-pernyataan yang memperlihatkan kecemasan akan eksistensi pribadinya. Dengan kecenderungan neuroticnya, ia menunjukkan keinginannya untuk dicintai dan menolak didominasi oleh laki-laki secara bersamaan. Semua hanya masalah perbedaan perspektif. They might be lost in each other perception. Itulah yang membuat Before Midnight menarik. Di antara trilogi yang membahas tentang ambivalensi cinta, film ketiga ini menawarkan jawabannya. Mungkin itulah makna sebuah

I guess when you are young, you just believe there’will be many people you’will connect with. Later in life, you realize it only happens a few times,” You can never replace anyone because everyone is made of such beautiful details,” What does it mean, the right man? The love of your life? The concept is absurd. The idea that we can only be complete with another person is evil! You know what? Reality and love are almost contradictory for me,”” perjalanan: fantasi, kebosanan, idealisme dan perjuangan dilekatkan dalam sebuah keputusan. And at its sweetest closure, you can find that Jesse’s approaching Céline after their big fight. He still does it even that girl is being such a pain in the ass. Cinta dan logika tidak lagi bersifat paradoks. Sempurna bukan lagi jadi konsep ideal. Belahan jiwa adalah pilihan seseorang ketika persepsi mengenai pengorbanan menjadi berharga adanya. Untuk menutup artikel ini, saya menyelipkan kutipan dari penulis favorit saya, Charles Bukowski: ‘Find what you love and let it kill you.’ Mungkin kisah ini tidak sempurna, namun setidaknya ini nyata. That’s the best part of love. The fact that they stand still together after the moment they fall out of love. Jika seseorang menolak melihatnya demi sebuah kesempurnaan, biarkanlah itu menjadi sebuah pilihan.

095


Bookmarks a lovers tale Tidak semua kisah cinta harus dipenuhi dengan sweet talks, rayuan mendayu dan scene romantis. Oleh: Vinny Vindiani.

Eleanor & Park Rainbow Rowell Who would’ve thought kedua misfits, Park Sheridan (half Korean & half Irish) dan Eleanor Douglas, gadis berbadan gempal dan berambut merah yang identik dengan kulit wajah berbintik ini bisa menemukan sparkles dalam kebersamaannya. Perbedaan fisik dan latar belakang mereka tidak mengalahkan daya pikat satu sama lain yang dimulai dengan selera musik dan komik setipe yang terlihat sepanjang perjalanan bus menuju sekolah. Mengarungi keseharian mereka sebagai pelajar dan misfits di usia belia pada latar tahun 1986, membuat kita kembali masuk ke dunia percintaan masa muda yang carefree dan punya dilemanya tersendiri. Seiring cerita berjalan, kamu juga akan menemukan konflik pribadi yang dialami Park & Eleanor sejak usia dini dan sepanjang hidupnya.

Silver Linings Playbook Matthew Quick

Bridget Jones Diary Helen Fielding Meet Bridget Jones, a 30-something women, single, chubs, addicted to alcohol & smoke dan menghadapi pertanyaan seperti yang pada umumnya didengar oleh wanita seusia Bridget, “How’s your love life?” ia semakin merasa tertekan, apalagi kehidupannya berjalan terlalu datar dan sepi akan percintaan. Karena alasan itu, Bridget memutuskan untuk memperbaiki dirinya, baik dengan diet, mencoba berpenampilan lebih baik, lebih intelek dan well, dating a guy. Sampai pada saat di mana kehidupannya harus bersangkutan dengan Daniel Cleaver yang charming & menjadi idaman banyak wanita, serta Mark Darcy yang arrogant & irritating at first tapi kemudian mampu mencuri hatinya. Tidak selalu berisi hal romantis, novel ini lebih mengarah pada komedi dan isi sebuah diari yang jujur dan penuh keluh kesah seorang Bridget.

The Princess Bride Williams Goldman Menarik jika mengingat novel yang dirilis pada tahun 1973 ini terasa seperti sebuah cerita dongeng yang sudah diceritakan dari masa ke masa secara turun-temurun. Mengambil setting pada era Renaissance, Buttercup dan Westley yang baru saja menyadari ketertarikannya satu sama lain dan berusaha untuk bersatu namun harus terpisahkan karena penyerangan kapal Westley yang berujung kabar kematian. Bercerita tentang segala sesuatu yang mencerminkan the stereotype of all fairytales, dari pasangan berwajah rupawan. kerajaan, petualangan, betrayal, duel, perjuangan mendapatkan sang kekasih hati hingga twist akhir dan fairytale ending.

096

Dalam pikiran Pat Peoples, ia harus berusaha memperbaiki dirinya sehingga saatnya nanti ia bertemu dengan sang istri, Nikki, she’ll take him back. Bila awalnya ia hanya merasa menghabiskan waktu berbulan-bulan, nyatanya Pat sudah mendekam di rumah sakit psikiatrik bertahun-tahun dan sadar ia harus mengingat kembali masa-masa yang sudah berlalu pada kepulangannya ke New Jersey. Di sebuah malam, Pat diperkenalkan dengan Tiffany yang juga baru saja kembali dari keterpurukannya karena kehilangan pekerjaan dan kematian sang suami. Keduanya berusaha bangun dari keterpurukan dan perlahan menikmati kehadirannya masing-masing, meski pada akhirnya Tiffany yang berbohong dengan menuliskan surat pada Pat atas nama Nikki sebagai motivasi harus menerima akibatnya. Novel ini banyak menggambarkan usaha seseorang untuk melampaui kedepresian dengan berbagai hal, yang tidak jarang akan berbeda 180 derajat dari kesehariannya.

Strange Weather in Tokyo Hiromi Kawakami Tsukiko, wanita berusia 30-an terbiasa menghabiskan malamnya sendiri di bar, hingga tanpa sengaja dipertemukan kembali dengan sang guru atau “sensei” kala SMA yang berusia lebih dari 30 tahun di atasnya pada bar yang ia kunjungi. Tidak pernah berusaha bertemu dan tidak pernah intens, tapi setiap pertemuan selalu diisi dengan percakapan, makanan, dan sake atau beer yang lama-kelamaan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kemudian love affair. Dilema & keromantisan selalu tersisip di sana-sini, namun membaca bagaimana perilaku dan kebiasaan kedua tokoh, kita akan dibawa pada rasa kesendirian yang tidak dapat hilang begitu saja. Well, this story tells the bittersweet taste of a realistic kind of love.


Mixtape

Mondo Gascaro saat melihat sang nenek dan ayah yang piawai dalam berpiano dan bernyanyi. “He also used to run a Japanese Karaoke Bar back in the 80’s, the first in Indonesia. So basically there was music everyday,” cerita penggemar The Beatles, Steely Dan, Led Zeppelin, AC Jobim, Tatsuro Yamashita dan masih banyak lagi ini. Sebelum mengutik mixtape romantis miliknya, berhubungan dengan single terbarunya yang juga bernuansa romantisme, tidak ada salahnya kami bertanya seperti apa gambaran perfect date baginya, and he said: “Having a

whole day to yourselves, dimulai dengan late breakfast, menikmati museum hopping, atau ke tempat bernilai historis, berjalan-jalan di Menteng, have a nice dinner at an old-fashioned restaurant, dan diakhiri dengan good light-hearted film.” Sounds like a perfect plan. Vinny Vindiani

www.mondogascaro.com

Setelah single “Saturday Light” yang sukses membuat saya mendendangkan lagu ini sepanjang hari, Mondo Gascaro kembali memfokuskan diri dalam proses produksi album yang direncanakan rilis pada tahun ini, mengerjakan scoring film serta merilis single B-Side berjudul “Komorebi” yang berasal dari bahasa Jepang dengan arti “cahaya matahari yang menembus celah dedaunan” dan ternyata juga menghiasi nama tengah sang anak pertamanya. Bila diceritakan jauh sebelum karier profesionalnya di tahun 1998, Mondo yang gemar menjelajah segala kemungkinan dalam penciptaan musik memulai ketertarikannya sejak usia muda

“I Feel The Earth Move” Carole King Ini merupakan satu dari album favorit saya sepanjang masa, Tapestry. Lagu ini sempurna sebagai pengawal pagi saat kamu sedang jatuh cinta. “Never My Love” The Association Just can’t resist the groove with the wurlitzer licks. Dan tentunya lirik yang sederhana. It’s summer time, a season for loving. “Un Homme et une Femme” Francis Lai Berkendara di bawah hujan, pertemuan tanpa sengaja di sebuah stasiun kereta, close-up shots of an almost inaudible love-making, alternating shots of black & white and color. Gentle and lyrical like the film. “We’ve Only Just Begun” The Carpenters Yang saya favoritkan dari The Carpenters, lead, dan harmoni vokal yang sempurna. Menceritakan sebuah janji dan harapan dalam sebuah hubungan. Bukan sebuah kebetulan lagu ini pertama kali muncul sebagai weddingthemed TV commercial, sebelum direkam oleh The Carpenters. “Here, There and Everywhere” Paul McCartney Satu dari lagu terindah dan tertulus yang pernah ditulis oleh Paul McCartney, this song says it all in one stroke.

“Our Day Will Come” Roger Nichols & The Small Circle of Friends The coolest arrangement of a great standard, the energetic beat with the brushes, strings lead and the kinky harmony vocals. Quiet a personal one, saya dan istri saya tidak dapat menyembunyikan senyum dan sing-a-long setiap kami memutar lagu ini. “Theme from ‘A Summer Place’” Percy Faith & His Orchestra Yang satu ini benar-benar personal. From the beginning vamp, to the high strings theme and the horn at the bridge, lagu ini seakan memanggil dan membawa kita ke sebuah tempat rahasia yang manis di musim panas. “Let’s Go Away for Awhile” The Beach Boys The dreamy chord changes, vibes, and horns suggest a far-out places making it a theme for romantic escapades, a get away song. Why don’t we get out of this messy hole and we can do our own thing, without cares and worries. “Your Song” Elton John Hampir menjadi lagu yang sempurna, sweet and innocent. Dengarkan bagaimana piano, gitar akustik dan permainan senar bekerja bersama suara John dan lirik karya Bernie Taupin. you just can’t help feeling the affection in that song. “Last Tango in Paris: Tango” Gato Barbieri The sexiest film score ever, sensuality big time.

097


space invader:

H Gourmet & Vibes

Living in the modern era, we need something to remind us about the good old days, something classic, but still look edgy and laid back, maybe something like H Gourmet & Vibes. Terinspirasi dari gaya dan budaya klasik dari kota New York pada era 70-an, H Gourmet & Vibes menggabungkan fungsi resto dan bar yang siap menjadi pilihan terbaru bagi kamu. Baik memilih menikmati waktu luang dengan lebih santai dan lengang pada siang hari atau keramaian dibayangi beat musik yang enjoyable kala malam tiba. Jika tema yang diangkat sudah serba klasik dan industrial dengan hiasan lampu-lampu bergaya campuran vintage & modern classic, pilihan food and beverages juga

098

disesuaikan dengan cita rasa soul & comfort foods a la Amerika, seperti meat & bread, steaks, salad, deepfried food, home made pie, dan sebagainya. Berdiri di kawasan strategis yang sudah menjadi pusat hangout place around Jakarta Selatan, Gunawarman, kamu juga bisa menikmati pemandangan gedung-gedung sekitar SCBD dengan bertemankan suasana ruangan yang cozy. Pantas rasanya jika acara-acara yang sebelumnya sudah sukses dilaksanakan di sini,

seperti soft openingnya di akhir Desember bertemakan “Upper East Side” yang sesuai dengan salah satu nama cocktail Grey Goose, serta New Year’s Eve party bertemakan “No Sleep ‘Till Brooklyn” yang sama-sama diramaikan dengan performance DJ dipenuhi dengan kehadiran para tamu dan undangan seraya menikmati malam yang menyenangkan bersama dalam nuansa serba exciting. It’s all about chillax! Vinny Vindiani. H Gourmet & Vibes Jl. Gunawarman No. 41, Senopati, Jakarta


Conclave

Seiring dengan perkembangan zaman yang makin mobile dan fast paced opportunity yang melimpah, bekerja tak lagi identik seharian terkurung di depan komputer atau di dalam kubikel. Terutama jika kamu adalah seorang freelancer, self-employed, atau creative entrepreneur yang baru saja merintis usaha dan belum memiliki kantor sendiri. Mayoritas freelancer yang saya kenal memilih bekerja di kafe, yang seringkali tidak kondusif untuk bekerja karena berisik, wifi yang butut, dan tentu saja, mahal. Coworking space pun menjadi solusi untuk itu. Coworking sendiri berangkat dari ide sebuah tempat bekerja bersama yang profesional tapi santai, di mana kita bisa fokus bekerja dan mengembangkan network bersama orang lain di satu space yang sama. Sistem coworking space dan shared office bukan lagi hal asing di kotakota besar seluruh dunia. Belakangan konsep ini pun mulai berkembang di Jakarta, salah satunya adalah Conclave, sebuah coworking space baru yang terletak di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan. Dibanding coworking space yang telah ada sebelumnya, Conclave memiliki keunggulan estetika tersendiri lewat desain interior raw luxury didominasi kayu yang menimbulkan kesan hangat dan homey yang akan membuatmu betah seharian. “Sebenarnya ini didasari oleh zaman dulu gue ingin banget punya kantor yang well-designed, tapi kan namanya pas starting up atau kalau kita jadi freelancer kan susah tuh kalau mau punya kantor sendiri, makanya kita kepikiran buat bikin shared office. Terlebih pas kita lihat banyak banget kan orang yang kerja dari café, pricing kita sama kok, 1 jam di café bisa habis 50-100 ribu, di kita juga 50 ribu

per jam and that’s our most expensive package,” ungkap salah satu founder Conclave, Marshall Utoyo. Dengan harga sewa yang fleksibel dari mulai per jam sampai per tahun, Conclave menawarkan coworking space dengan meja komunal panjang, sofa nyaman, dan meja-meja individual yang dilengkapi oleh fiber optic (if you don’t bring laptop, you could use their Mac, dan segala keperluan kerja lainnya, even shower room to refresh yourself!), soundproof meeting room dengan HD projector, dan sebuah auditorium yang mampu menampung 125 orang untuk workshop atau event. Lelah bekerja, kita bisa relaks sejenak di common game room berisi apple TV, konsol game hingga vinyl player atau mencari inspirasi di library mereka yang dipenuhi buku dan majalah kreatif. Selain coworking space yang buka 20 hours 7 days a week di lantai 2 dan lantai 3 yang bisa disewa untuk kantor, Conclave juga memiliki area workshop di lantai basement yang bisa dipakai untuk woodworking, metalworking, 3D Printing, dan studio foto yang akan segera dibangun. It’s truly an one stop hub for creative folks. Alexander Kusuma Praja. Foto: Sanko Yannarotama.

Conclave Jl. Wijaya 1 No. 5C, Jakarta Selatan www.cnclv.co

099


-en route-

Bila mendengar Singapura, biasanya yang langsung terlintas adalah deretan butik mewah di Orchard Road, liburan ke Universal Studios dan Sentosa, atau mengagumi lanskap ultra modern di Marina Bay. Well, tempat-tempat tersebut memang tourist spots ikonik yang wajib didatangi on your first trip to Singapore, namun bukan NYLON namanya kalau tidak mencari hal-hal alternatif yang menarik. Kami percaya jika setiap tempat memiliki hidden gems tersendiri yang seringkali luput dari mainstream tourist, tak terkecuali Singapura and we’re excited to find out the more elusive part of the city. Dalam perkembangannya, Singapura yang awalnya lebih identik sebagai surga belanja kini kian dikenal sebagai pusat

100

quirk it up!

Singapura bertransformasi dari surga belanja menjadi cultural hub kelas dunia yang super exciting, and we’re there to discover! Oleh: Alexander Kusuma Praja. hiburan dan pertunjukan kelas dunia, baik dalam seni maupun musik. Berkat usaha Singapore Tourism Board (STB) yang terus mempromosikan Singapura sebagai pusat pertunjukan hiburan yang inovatif dan berkualitas tinggi, saat ini lebih dari 90 pertunjukan indoor & outdoor digelar setiap bulannya dalam berbagai jenis genre di Singapura. Melalui kampanye YourSingapore, para traveler juga diajak untuk menyusun itinerary dan kegiatan yang disesuaikan dengan minat kita masing-masing. Atas undangan STB, NYLON diajak mencicipi keseruan di Singapura dengan fokus pada art, music, and youth culture di Negeri Singa tersebut. Here’s our story!


Day 1 Begitu tiba di Bandara Changi, Jumat 23 Januari lalu, tim kami yang juga termasuk Keenan Pearce langsung menuju Studio M Hotel yang terletak di Nanson Road, dekat kawasan Clarke Quay yang tersohor oleh kafe tepi sungai yang ramai sampai larut malam. Setelah istirahat sejenak, kami pun berangkat menuju Gillman Barracks yang menjadi salah satu venue Singapore Art Week yang digelar dari tanggal 17-25 Januari dan termasuk event paling penting dalam kalender seni Singapura. Terletak di Alexandra Road, Gillman Barracks sendiri awalnya adalah area barak infantri Inggris di Singapura yang kini telah beralih fungsi menjadi distrik seni kontemporer Singapura dengan 17 galeri seni internasional yang menghuni gedung bergaya kolonial di dalamnya, termasuk Centre for Contemporary Art Singapore. Jumat malam mereka mengadakan Art After Dark, di mana semua galeri seni dibuka sampai malam (free entry!) dan diisi oleh berbagai kegiatan seru seperti bazaar, pameran mobil antik, live music, dan live art performance. Puas menikmati sajian seni dan sejarah sekaligus, kami makan malam di Timbre, sebuah bistro di dalam area Gillman Barracks yang menggabungkan musik, food, dan seni. Great ambiance and great food (their 6 Hours Slow Braised Beef Cheek is to die for!) membuat bistro ini selalu penuh, beruntung kami sudah reservasi terlebih dulu, kalau tidak kami harus ikut mengantre di waiting list yang panjang. Mumpung belum terlalu larut, kami melanjutkan perjalanan ke daerah Haji Lane. Di siang hari, area ini terlihat vibrant dengan deretan ruko warna-warni yang kerap menjadi latar foto OOTD siapapun yang melancong ke Singapura, sementara di malam hari Haji Lane menjadi pusat bar-bar trendi, live music cafe, toko-toko vintage, dan butik-butik independen lokal. Bar Stories adalah salah satu tempat yang wajib kamu datangi di Haji Lane karena konsepnya yang unik. Di sini, kamu tak akan menemukan menu apapun, the waiter merangkap bartender akan bertanya minuman seperti apa yang kamu inginkan serta rasa yang kamu sukai dan meracik cocktail yang personally yours! Setelah menyusuri Haji Lane yang sangat hidup di malam hari dan menyempatkan untuk menikmati live music di Blu Jaz Cafe, kami pun pulang ke hotel untuk beristirahat.

Day 2 Sabtu keesokan harinya, tujuan utama kami di hari kedua ini adalah St. Jerome’s Laneway Music Festival 2015! Tahun ini merupakan kali kelima festival musik asal Australia ini digelar di Singapura dan menghadirkan lineup keren seperti FKA twigs, St. Vincent, dan Little Dragon, we’re so excited! Tapi sebelum ke Laneway yang digelar di Gardens by The Bay, kami menyempatkan untuk berkunjung ke Tiong Bahru yang menjadi salah satu area paling hip di Singapura saat ini. Tiong Bahru yang merupakan area perumahan paling tua di Singapura dulunya hanya daerah perumahan yang sepi dan didominasi orang tua, tapi berkat para creativepreneur yang membawa hip culture, area ini sekarang menjadi tempat favorit para ekspat dan local cool kids di mana coffee shop, record store, galeri seni, dan lifestyle

shop lainnya hidup berdampingan dengan toko-toko dari tahun 40-an dan pasar tradisional. Berjalan-jalan mengelilingi apartemen zaman pre-war bertembok putih dengan balkon bundar dan tangga spiral yang khas adalah pengalaman yang menyenangkan sebelum bersantai minum kopi di 40 Hands Coffee, mencicipi pastry lezat di Tiong Bahru Bakery, vinyl browsing di Curated Records, dan makan siang di Open Door Policy. Membawa ransel berisi belanjaan buku ke festival musik mungkin bukan ide yang bagus, but I can’t stop myself from buying books dari BooksActually, my personal favorite store di Tiong Bahru sekaligus toko buku indie paling terkenal di Singapura yang menjual buku-buku eklektik dan memorabilia lucu (mereka bahkan punya kucing peliharaan yang bebas berkeliaran di antara tumpukan buku!). Well, dengan ransel yang semakin berat, sekitar jam 2 siang kami berangkat menuju Gardens by The Bay di area Marina Bay yang menjadi tempat perhelatan Laneway Fest dalam tiga tahun terakhir. Begitu masuk ke area festival, terlihat para festival goers sudah memenuhi area rerumputan di bukit-bukit kecil ataupun berdesakkan menyaksikan para performer di tiga stage yang tersedia. This is my first Laneway experience, karena itu saya memutuskan untuk mengelilingi seluruh area Laneway sambil menikmati alcohol-infused popsicle dari Popaganda, checking out the booths and the crowd sebelum menuju depan stage untuk menyaksikan penampilan keren dari Pond, Royal Blood, dan Jungle. Hujan yang sempat turun agak

101


deras tak membuat penonton gentar. Dengan memakai disposable raincoat, orang-orang asik berdansa di atas rumput dengan latar Marina Bay Sands Hotel. Semakin malam, semakin sulit untuk bergerak saking banyaknya orang yang datang. Tahun ini tiket Laneway berhasil sold out sebelum hari H dan sekitar 13 ribu orang dari Singapura dan kawasan Asia Pasifik memenuhi festival ini. It might be really crammed, tapi hal itu terbayar dengan aksi fenomenal dari para headliners dan semangat dari crowd-nya sendiri yang datang untuk menikmati musik dan bersenang-senang. Tak heran kalau Laneway Festival disebut sebagai Coachella-nya Asia Tenggara, it’s a must visit festival for the music lovers!

Day 3

Di hari terakhir ini sayangnya Keenan harus kembali lebih dulu ke Jakarta karena urusan pekerjaan. Namun, sebagai gantinya hari ini tim kami dilengkapi oleh Lala Karmela dan Petra Sihombing yang menyusul dari Jakarta saat Laneway kemarin dan makan malam bersama di daerah Clarke Quay sebelum kami kembali ke hotel. Selesai breakfast, kami menuju Singapore Art Museum (SAM) di Bras Basah Road untuk melihat ekshibisi seni bertajuk Medium At Large karya 29 seniman yang mayoritas berasal dari Asia Tenggara. Dibuka di tahun 1996, museum

yang bertempat di bekas sekolah misionaris abad 19 ini memang merupakan salah satu tempat yang memiliki koleksi artwork kontemporer dan modern Asia Tenggara yang terbesar di dunia. Di Minggu pagi yang cerah itu, di area outdoor museum juga diadakan curated bazaar yang menjual karya para seniman muda lokal dan pernak-pernik menarik lainnya. Selesai mengitari SAM, jam bebas dimanfaatkan Lala dan Petra untuk ke Tiong Bahru karena mereka belum sempat ke sana di hari sebelumnya, sementara saya janjian bertemu Lennat Mak dan Cherie Ko dari band indie lokal Singapura, Obedient Wives Club. Saya pernah mewawancarai mereka via email dua tahun lalu, namun baru sekarang kami bisa bertemu langsung. Cherie sendiri yang kini punya proyek solo indie pop bernama Pastelpower (check her YouTube: youtube.com/user/pastelpowerr) mengajak saya ke tempat-tempat favoritnya, termasuk mengunjungi kembali Gillman Barracks, Southern Ridges, Tiong Bahru, dan Clarke Quay, because clearly, one visit is not enough! Cerita perjalanan saya dan Cherie akan saya ceritakan lebih lengkap di edisi selanjutnya. Puas jalan-jalan, Cherie mengantar saya kembali ke hotel dan tim kami pun menuju Changi untuk kembali ke Jakarta setelah 3 hari yang dipenuhi musik, seni, dan teman-teman baru ini. Pastinya saya tak sabar untuk kembali lagi dalam waktu dekat, karena masih banyak hal seru di Singapura yang belum saya eksplor. So, that’s my Singapore experience, how about yours?

address book Stay

Studio M Hotel 3 Nanson Road. www.millenniumhotels.com.sg/ studiomhotelsingapore

Visit

Gillman Barracks 9 Lock Road. www.gillmanbarracks.com

Singapore Art Museum 71 Bras Basah Road www.singaporeartmuseum.sg

Gardens by The Bay

18 Marina Gardens Drive. www.gardensbythebay.com.sg

Shop

BooksActually 9 Yong Siak Street, Tiong Bahru. www.booksactually.com

Curated Records 55 Tiong Bahru Road www.facebook.com/ curatedrecords

Eat & Drinks

Timbre @ Gillman 9A Lock Road. www.timbregroup.asia/timbresg

Bar Stories

57A Haji Lane. www.barstories.com.sg

Blu Jaz Cafe

No. 11 Bali Lane, Historic Kampong Glam. www.blujazcafe.net

Open Door Policy

19 Yong Siak Street, Tiong Bahru. www.odpsingapore.com

Tiong Bahru Bakery

56 Eng Hoon Street, Tiong Bahru. www.tiongbahrubakery.com

102


Moving Like Mac Kamis 22 Januari lalu, The Foundry 8, SCBD Jakarta riuh dipadati kumpulan anak-anak muda yang secara pintas bisa didefinisikan sebagai the cool indie kids, the hipster, and scenester, atau label apapun yang melekat pada kultur anak muda kontemporer saat ini yang berada di luar koridor mainstream. Well, tempat ini memang telah dikenal sebagai salah satu tempat hip Jakarta, namun ada alasan khusus yang menyebabkan konsentrasi hipster meningkat drastis malam itu. It’s the night for Mac DeMarco’s first ever live show at Jakarta. Nama Mac DeMarco mungkin masih terdengar asing bagi mayoritas orang di luar sana, namun jika kamu termasuk yang selalu berpatokan pada Pitchfork sebelum mendengarkan musik, maka nama singersongwriter dan multi-instrumentalis asal Kanada berumur 24 tahun tersebut tak lagi aneh. To be honest, tidak ada hal yang hip pada diri Mac secara visual. Saat saya bertemu sehari sebelumnya untuk interview, dia memakai kaus Polo hijau polos yang dimasukkan dalam jeans bapak-bapak. Normcore mungkin kata yang paling pas. Lantas apa yang membuatnya digilai para indie snob di seluruh dunia? Bisa jadi karena persona slacker boy miliknya yang slengean, atau karena indie rock gubahannya yang secara mengangetkan mengandung sensibilitas puitis dalam hal-hal banal seharihari yang dibungkus aransemen jangly yang genial, juga aksi live-nya yang liar, meliputi ass flashing dan lelucon cabul. Yang jelas it’s exciting dan tidak bisa dilewatkan begitu saja. Dalam event yang diprakarsai oleh Studiorama dan Prasvana tersebut, band indie rock lokal favorit kami, Jirapah, tampil sebagai opening act membawakan lagu-lagu mereka yang kental reverb dan distorsi yang membius. Aksi mereka tentu saja diapresiasi positif oleh

Mac DeMarco menunjukkan makna jizz jazz dan caranya bersenang-senang di atas panggung dalam aksi perdananya di Jakarta. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto oleh: Andandika Surasetja.

crowd yang memenuhi lantai 2 Foundry. Selesai Jirapah, kru mempersiapkan panggung untuk Mac dan bandnya sementara penonton semakin ramai dan semakin sulit bergerak atau mencari posisi yang enak. Mac membuka show dengan lagu “Salad Days” yang juga lagu pembuka di album berjudul sama yang dirilis tahun lalu dan mendapat respons gemilang dari para kritikus musik. Ia tak tampil sendiri, malam itu ia ditemani oleh bassist Pierce McGarry, drummer Joe McMurray dan gitaris Andrew White dari duo eksperimentalis bernama Tonstartssbandht yang bulan Desember lalu juga perform di Jakarta. Berturut-turut, “Blue Boy”, “Cooking Up Something Good”, “Let Her Go” dibawakan sebelum Mac berseru “I love to suck cock on the rock n’ roll night club!” yang menjadi komando untuk lagu “Rock and Roll Night Club” yang juga menjadi judul album mini pertamanya dan diramaikan oleh aksi surfing seorang penonton. Suasana makin cair dengan gelak tawa penonton menanggapi lelucon jorok dan obrolan ngablu antar Mac dan bandnya serta asap rokok dan timpukan kotak rokok yang mengiringi “Ode To Viceroy”. Asap rokok membumbung lagi saat “Chamber of Reflection” dimainkan dan menjadi momen paling kontemplatif malam itu.

Mac tak lupa menyelipkan lagu cover yang menjadi gimmick khas dalam live show-nya, kali ini ia secara random membawakan satu lagu metal milik Rammstein dalam bahasa Jerman yang terdengar ngaco dan crowd surfing ke tengah penonton yang berebutan menyentuh badannya atau mengambil selfie dan mengacuhkan risiko tertendang kakinya. Setelah berhasil naik ke stage, Mac pamit ke belakang untuk akhirnya kembali demi encore. Masih dengan adrenalin yang tersulut, ia membawakan “Enter Sandman” milik Metallica sebelum akhirnya memainkan lagu yang benar-benar terakhir, “Still Together” dari album 2. Lirik “I’ve had my share, it’s just not fair that we should be together. But if it’s fine that I’ve done my time, let’s walk the line together,” menjadi ajakan untuk koor penonton yang tersenyum riang, bahkan saat akhirnya Mac benar-benar menghilang. It was a wild night to remember.

103


-hit the town-

NYLON Face Off is back for another awesome our fresh class of edgy cool kids. And we’re really Praja. Foto oleh: Ryan Tandya.


Stylist: Anindya Devy, Patricia Annash & Andandika Surasetja. Makeup Artist: Nikki Windya & Cintantia Prakasita. Hairstylist: Melissa Pratiwi & Amelia Dalianti. Lokasi: Conclave.

year and we’re more than thrilled to present mean it this time. Oleh: Alexander Kusuma

Hotel Terrace at Kuta Bali Jl. Benesari no.2, Kuta, Bali 80361 Tel: 0361 301 2888 www.terraceatkuta.com


Natasha: Bralet: Topshop Coat: Alexa Alexa Kalung: Massicot Samo: Jaket: Tri Handoko

106


pembawaan yang memang pada dasarnya cuek, sekilas ia mengingatkan pada gabungan Zachary Cole Smith (vokalis DIIV) dan aura model bad boy dari Ash Stymest, walau nyatanya cowok berdarah Jawa-Skotlandia ini tidak sedingin kelihatannya, terutama kalau sudah berbicara tentang musik. Sebelum berkecimpung di modeling, Samo sebetulnya memang lebih aktif sebagai anak band, bahkan saat ini pun ia masih menjadi personel trio alternative rock bernama Theory Of Flight di mana pengagum Jeff Buckley dan Bob Dylan tersebut berperan sebagai vokalis, songwriter, dan gitaris. Mengaku sebagai anak rumahan, ia menuturkan jika sebetulnya ia lebih memilih menghabiskan waktu di kamar untuk menulis lagu ketimbang hang out di tempat ramai. “Awalnya modeling sebetulnya cuma iseng aja dan gue lagi butuh uang. Waktu itu ada yang baru bikin agensi baru The A Team, nah job pertama A Team itu gue buat sebuah catwalk, padahal gue belum pernah jalan. Terus gue datang dan shock karena yang lain itu model-model beneran semua sedangkan gue pakai baju a la anak band, gue sampai mikir ‘Ini gue di mana sih, f**k!’ haha. Awalnya gue diam aja karena memang nggak kenal siapa-siapa, tapi ada satu model gitu nyamperin gue dan bilang dia suka dengerin lagu gue. Akhirnya semenjak itu gue dikenalin ke model-model lain. Sampai sekarang sebetulnya masih suka nggak nyaman karena gue orangnya kan lebih sering sendiri. Jadi kalau ada orang baru kenal, gue agak diam deh,” ungkapnya. “Gue nggak bisa tuh kaya gitu, gue bakal stress dan bosan kalau di kamar! Haha! Get me out!” tukas Natasha Lucia Wiggerman mendengar pengakuan Samo yang memang cenderung introvert. Overall, image Samo memang terlihat sangat bertolak belakang dengan Nat yang pembawaannya sangat bubbly dan optimis. Sebelum pemotretan, cewek kelahiran Amsterdam 26 Desember 1995 ini baru saja pulang road trip menyusuri Pulau Jawa dan Bali bersama temantemannya. Sebulan lebih ia berpetualang naik kereta menuju Jogja dan Malang, naik ke Gunung Bromo, sebelum akhirnya tiba di Bali seperti yang terdokumentasi dalam akun Instagram miliknya, @natashawiggerman. “I’m a type of person who doesn’t like routines, I like venturing to new places and meeting new people. I like doing crazy, stupid things. Basically enjoying life while I’m alive,” ungkap gadis berdarah Manado-Belanda tersebut dengan senyuman manis. Adventurous & spontaneous, Nat sangat menikmati tantangan baru, termasuk modeling itu sendiri. “Awalnya nggak pernah ada kepikiran untuk ikut modeling secara random gitu kan, biasa aja sekolah aja tapi tiba-tiba ada fotografer yang minta contact untuk test shoot terus aku iyain dan pas hari itu juga aku dikenalin ke manajernya A Team,” ungkap anak sulung dari dua bersaudara yang

menghabiskan masa kecilnya di Rotterdam dan Manado tersebut. “Waktu kecil aku nakal banget. Suka bikin masalah, lari sanasini, haha,” ungkap Nat yang mengidolakan supermodel Coco Rocha. Sama seperti idolanya yang memiliki latar belakang menari, Nat pun sempat mendalami contemporary dance saat sekolah dulu yang menjadi bekal baginya untuk tampil luwes di depan kamera. Hal itu yang ditunjang paras Kaukasia yang versatile (high cheekbone dan alis tebal yang mengingatkan saya pada Hilary Rhoda), sikap energetic, dan kepribadian yang menyenangkan membuat dirinya langsung menjadi favorit para fashion people yang mengajaknya berkolaborasi dari mulai editorial majalah hingga berjalan di Jakarta Fashion Week tahun lalu. Satu pengalaman yang juga dilakukan oleh Samo. “Gue sebetulnya paling benci catwalk. I actually have something called ambulophobia. Its a fear of walking, kadang kalau jalan suka jadi imbalance gitu, ungkap Samo sambil membocorkan kalau Natasha memiliki Alice in Wonderland syndrome, sebuah kondisi yang memengaruhi persepsi seseorang. “Kalau misalnya lihat benda jadi mendadak kaya kecil sendiri, sekarang sudah mulai hilang sih,” ujar Natasha yang lantas ditimpali oleh Samo, “Sebenarnya kita berdua bisa dibilang cacat sih, haha. I have panic disorder juga. Sebenarnya sih ini bertolak belakang banget sama gue ngeband dan modeling. Semua ini sebenarnya struggle gue untuk melawan semua itu sih. Kalau dipikir banyak orang yang disorder kaya gini malah ngumpet di rumah, tapi gue melawannya dengan kebalikannya secara ekstrem dengan jadi performer,” ungkap cowok yang jago main tarot tersebut. Opposite attracts, kebalikan sifat keduanya justru membuat mereka nyaman berteman baik ketika sama-sama bekerja ataupun hang out di luar. Saya pun meminta mereka mendeskripsikan satu sama lain. “Samo itu... He’s good looking, unik, talented, terus uhm apa ya... Lebih ke yang soulful gitu sih, dan nggak semua orang tau itu. Kaya misalnya pertama kali lihat, orangnya kaya cuek tapi sebetulnya dia yang main soul banget gitu,” ungkap Natasha yang langsung ditanggapi dengan seloroh dari Samo. “Nat itu bubbly banget dan energinya enak banget untuk dideketin, karena gue bosan juga kalau dekat sama orang yang galau juga. Kalau sama Nat bawaannya jadi enteng aja. Kontras banget, gue pengen sih kaya dia tapi gimana. Natasha anaknya seru banget kok, kaya fun lucu seru. Jadi kebanyakan fotonya juga gitu, yang fun dan lucu-lucu,” ungkap Samo. Walaupun begitu, keduanya menemukan mutual interest pada musik-musik lawas seperti The Beatles dan Elton John. “Gue kaya happy gitu kalau

Jaket, Ashish. Fur Coat & shorts, Vivienne Westwood. Stoking, milik stylist. Sepatu, Marni.

Menginjak tahun keempat, NYLON Face Off bisa dibilang telah menjadi tradisi dalam kalender tahunan kami. We’re always excited for it, namun jujur saja setiap kali kami selesai mengadakan NYLON Face Off, ada kecemasan personal bagi saya tentang NYLON Face Off berikutnya, khususnya pertanyaan apakah kami bisa menemukan kumpulan finalis yang lebih keren lagi dari sebelumnya? Untungnya, kekuatiran saya tersebut selalu terjawab dengan sendirinya. Somehow, kami selalu berhasil menemukan satu batch anak muda penuh bakat serta tentu saja, looks dan kepribadian yang “NYLON banget”. Prosedurnya sendiri masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kami menerima ratusan application secara online maupun open casting di beberapa event seru di Jakarta. Setelah melalui proses penyaringan awal, kami memilih 20 besar kontestan yang terdiri dari 10 pria dan 10 wanita untuk siap mengadu style dan talent mereka dalam final NYLON Face Off yang menjadi bagian dari NYLON Fashion Festival 2014 yang telah diadakan tanggal 13 Desember lalu di Atrium Kota Kasablanka. Di acara final tersebut, para Top 20 menunjukkan kebolehan mereka di atas runway sebelum akhirnya dikerucutkan menjadi 10 besar. Setelah mereka melewati tahap short Q&A, para juri pun siap untuk mengumumkan kedua pemenang dan menobatkan Samo Rafael dan Natasha Wiggerman sebagai pemenang utama NYLON Face Off terbaru. Coincidentally, keduanya memang bukan wajah yang sama sekali asing di dunia modeling. Samo dan Natasha yang saat ini masih sama-sama berusia 19 tahun memang baru merintis karier modeling kurang dari dua tahun, namun keduanya sudah sering kali terlihat di berbagai fashion spread, editorial, maupun runway. Keduanya kebetulan juga tergabung dalam agensi modeling yang sama, The A Team milik Andhika Dharmapermana yang juga merupakan agensi tempat bernaung Tatiana Anindya dan Joel Meyers, dua pemenang NYLON Face Off tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena itu keduanya terlihat sudah sangat akrab dan nyaman ketika menjalani pemotretan edisi ini yang merupakan kali pertama wajah mereka menjadi cover sebuah majalah. “Excited sih, kalau biasanya buka majalah gue kaya harus cari-cari dulu mana halaman yang ada guenya. Tapi ini tiba-tiba ada di depan,” ujar Samo sambil tersenyum kecil. Bernama lengkap Rafael Samodra Angkasa Putra, cowok kelahiran Jakarta 1 Maret 1995 (bertepatan dengan ulang tahun Justin Bieber, satu fakta yang cukup dibencinya) ini memiliki first impression yang agak dingin dan misterius. Berpostur setinggi 185 cm dan berat 60 kilo dengan rambut berwarna platinum blonde serta


Natasha: Bralet: Topshop, Coat: Alexa Alexa, Kalung: Massicot.

dengerin lagu-lagu dulu, kaya nostalgia,� cetus Nat yang disebut Samo sebagai seorang old soul. Memulai tahun yang baru dengan menjuarai kompetisi diakui keduanya berhasil memberikan suntikan semangat dalam mengejar passion yang lebih besar di tahun ini. Meskipun keduanya sepakat bukan tipe orang yang membuat New Year’s resolution dan membiarkan hidup berjalan dengan sendirinya, walau tetap dalam panduan target yang ingin dicapai. Samo misalnya, saat ini sibuk menyiapkan album mini untuk bandnya yang akan dirilis tahun ini dan mulai rutin memberikan teaser baik di instagram (@Samorafael) dan Soundcloud miliknya. “Kalau musik bukan passion, tapi lebih kaya darah sih, selalu ada di situ walau terkadang bisa capek dan bosan juga. Gue sebetulnya baru keluar dari tahap itu, udah dua tahun gue nggak bermusik. Sekarang udah mulai lagi. Gue lagi kurang passion sih sebetulnya sekarang, butuh sesuatu yang

108


baru mumpung tahun baru juga. Nggak mungkin hidup segini-gini doang kan? Emang masih muda banget, tapi kesel aja kalau nggak bisa coba hal-hal baru,” ungkapnya. Walaupun terkesan cuek, Samo yang mengaku sebagai pembosan dan impulsif memang selalu mencari tantangan baru. Tahun ini ia berencana terjun ke akting. “Ada beberapa tawaran akting. Satu untuk film layar lebar dan satu lagi film indie. Kebetulan penulis film indie ini ngelibatin gue juga untuk scriptwriting-nya. Belum pernah main film, sekalinya bikin, ikut bikin skrip juga,“ bocor penggemar Helena Bonham-Carter tersebut. Sementara Natasha yang baru lulus SMA tahun lalu memang sempat fokus di modeling sepanjang tahun 2014, namun ia telah memiliki rencana untuk melanjutkan studi di negeri kelahirannya. “Dulu setiap tahun bikin resolusi tapi nggak pernah dijalani. Sekarang yang penting ada plan, dan yang pasti selalu lebih baik lah, harus. Yang pasti aku berencana ke Belanda, kuliah, dan mungkin kerja sampingan. Terus ya mulai hidup baru lagi. Memang sih aku lahir di sana tapi kalau balik lagi ke sana mungkin beda lagi kan rasanya. Mulai awal yang baru, adaptasi sama culture dan orang-orangnya lagi. Bahasanya aja udah mulai lupa karena kelamaan di sini,” ungkap Nat yang berencana mengambil kuliah Business. “Aku juga mau lebih banyak traveling sih, kalau udah di Belanda mungkin sekalian mau keliling Eropa. Aku juga punya kenalan di Alaska, dia bisa bawa boat dan sempat ngajak aku tapi aku harus nabung dulu untuk ke sana,” ujar Nat sebelum meneruskan, “Kalau di Indonesia aku suka naik gunung, dan kalau traveling di Indonesia pasti kaya nggak ada habis-habisnya deh. Bagus semua.” Bagaimana dengan modelingnya sendiri? “Modeling sebetulnya masih mau lanjutin di sana, walau di sana pasti kompetisinya lebih susah lagi. Tapi aku akan coba bawa portfolio, so who knows?” tuntas Nat dengan santai. Obrolan soal rencana masa depan tersebut pun menutup perbincangan kami bertiga di sebuah hari yang terus diguyur hujan, di antara perdebatan seru lainnya soal eksistensialisme, reinkarnasi, karma, dan penyebab kematian Karen Carpenter. Tak butuh waktu lama untuk menyadari jika Samo dan Natasha bukan sekadar the new pretty faces in the industry, tapi juga dua pribadi luar biasa menarik yang dipenuhi suprising facts and hidden secrets. Yang pasti, ini adalah awal yang baru bagi keduanya and we’re beyond excited to see what the future beholds for them. Fingers crossed.

Samo: Jaket: Tri Handoko.


Diana Wardhani @dianawards Jakarta, 20 Oktober 1995 175 cm/50 kg Bermula dari tanpa sengaja melihat sebuah fashion show ketika sedang berjalan di mall, Diana Wardhani yang saat itu masih anak SMA yang menjadi anggota eskul basket dan futsal menemukan sebuah pencerahan. Menyaksikan para model terlihat anggun dan sangat profesional di atas runway menimbulkan ambisi baru bagi Diana untuk menjadi seorang model yang anggun. Ditunjang tubuh semampai dan tekad keras, gadis yang kini berkuliah Public Relation di LSPR ini meniti karier sebagai model dan bahkan menjadi modeling coach untuk modeling club di kampusnya dan di sebuah sanggar. “I wanna travel around the world, change my bad habits, and make my parents proud of me!” tegasnya dengan semangat. There’s no such a thing like beginner’s luck for her, it’s all hardwork. Model favorit saya adalah Coco Rocha! She’s hard to explain, everything she do is beautiful. Salah satu buku favorit saya adalah Study of Pose dari Coco Rocha. Saya suka menonton film. Saya bisa menghabiskan waktu seharian untuk nonton bioskop sendirian. Saya juga punya banyak sekali DVD yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. I’m a couch potato, haha. Mau banget pergi ke Raja Ampat di Papua! Soalnya di fotonya indah banget dan ada di negeri kita tercinta ini! Dan yang kedua ingin banget ke Mesir! Benar-benar penasaran sama semua piramida yang ada di sana beserta sejarahnya.

Ricco Kurniawan @riccorick Jakarta, 12 April 1991 176 cm/67 kg “Sebenarnya sih modeling karena banyak support dari orang-orang. Soalnya banyak yang bilang gue itu bagus kalau difoto, haha. Tapi ada juga kemauan dari diri sendiri karena gue ngerasa punya talent di dunia ini, biarpun cuma sedikit,” ujar Ricco Kurniawan dengan merendah. Postur tubuh tegap menjadi modal utama bagi cowok spontaneous berusia 23 tahun ini untuk mencoba modeling selain tentunya dukungan dari lingkungan sekitarnya. His biggest motivator? “Obviously my parents, karena mereka udah ngasih contoh yang baik sampai gue bisa tumbuh dan berkembang hingga saat ini,” jawab penggemar Boyce Avenue yang juga bekerja di salah satu brand fashion lokal tersebut.

I wanna go travelling around the world! Amen! Terutama ke Venice, Italia. Gue suka suasananya. It looks classic yet romantic! Secret skill gue mungkin menggambar. Dari kecil suka gambar, ya biarpun nggak bagus-bagus banget tapi bisa dibilang lumayan lah, hehe. My personal definition of love: Love is intense and passionate, but sometimes indescribable. Love can make you do anything. Everything seems brighter, happier, and wonderful when you are in love.

Rico: Kemeja (dalaman): Jan/Sober, Sweater: Marcelo Burlon @ 707. Diana: Kemeja: Day And Night, Celana: Alexa Alexa, Visor: Alexa Alexa, Kalung: Massicot.


Sitta Novita @sittanovita Jakarta, 9 November 1993 176 cm/48 kg “Aku itu orangnya simple, nggak mau ribet, tomboy, dan cuek. Daily activity aku kuliah pasti ya, modeling kedua, sisanya paling hang out, nugas makan tidur,” ujar Sitta Novita dengan gaya khasnya yang santai. Diberkahi tinggi di atas 175 cm dan perawakan eksotis, menjadi model seperti sudah digariskan untuk gadis penggemar Paramore ini. Walaupun sekilas terlihat sangat cuek dan laidback, Sitta selalu mementingkan kuliahnya yang sudah menginjak semester 7 dan tidak berhenti mengeksplor bakatnya yang lain seperti menyanyi, menari, dan bahkan programming. What a package! Dari dulu aku memang pengen banget jadi model. Model favorit aku Jourdan Dunn. Aduuuh nggak ngerti cara jelasinnya, pokoknya cinta banget sama dia! Gaya sehari-hari aku itu boyish dan cuek. Inspirasi fashion kadang random aja sih, malah sebetulnya nggak berpacu sama satu orang aja. My dream destination is Milan. Soalnya di sana kaya pusat fashion dan yaaah kali aja pas lagi main ternyata ditawarin buat jalan di Milan Fashion Week, who knows?

MK Ray @mk_ray Kotabumi, 11 Maret 1989 183 cm/60 kg Bernama lengkap Mokhammad Ray Nurfalah, cowok asal Lampung ini menarik perhatian dengan tubuh tinggi dan struktur wajahnya yang tajam. “Gue selalu dikira Tionghoa atau Jepang, padahal Jawa tulen, haha!” ungkapnya sebelum melanjutkan, “Gue lahir, kecil, dan besar di Lampung, kota yg selalu dibilang banyak gajahnya. Padahal gajahnya cuma ada di suatu tempat doang bernama Way Kambas, hehe.” Mulai modeling sejak masih kuliah di Lampung, penggemar George Ezra tersebut saat ini berkarier di Jakarta dan baru saja bergabung dengan sebuah manajemen model. Model favorit gue ada dua: Heong Seop (model Korea) dan Cara Delevingne, dia pendek untuk ukuran model, tapi bisa jadi brand ambassador banyak brand ternama. Gue suka BIGBANG sama 2NE1. Yang paling gue suka si T.O.P. Suaranya keren, rap-nya keren, gaya & penampilannya keren, meski dia suka gonta-ganti warna rambut pakai baju apa saja selalu bagus kalau dia yang pakai. Selalu cool di mana-mana. Gue suka recycle pakaian. Jadi baju yang sudah nggak kepakai atau ketinggalan zaman biasanya gue rombak sedikit, misal tadinya kemeja lengan panjang gue potong, celana sudah bolong-bolong gue gunting atau tambal atau malah ditambahin bolongnya haha.

Sita: Crop Top: Cottonink Studio, Vest & Celana: Topshop. Ray: Kemeja: Tri Handoko, Jaket: Moral, Celana: Moral.

111


Megalina Wong @megalinawong Kepulauan Riau, 21 November 1994 170 cm/52 kg Sebagai anak perempuan satu-satunya di keluarga, Megalina Wong tumbuh sebagai gadis yang cukup tomboy dan penyuka olahraga. Ia bahkan aktif menjadi penjaga gawang di klub sepakbola sekolahnya, sebelum akhirnya gadis berdarah Jawa dan Malaysian Chinese ini terjun ke dunia modeling. “Awalnya cuma mau belajar buat jadi lebih feminin because I was a footballer back then, I can’t walk in heels and I don’t even bother to try to look pretty. But thanks to my mom who always push me in modelling and here I am,” ungkapnya dengan senyuman manis. People always mistook me as Malaysian. I prefer to speak in English as I cannot speak proper Bahasa dan saya menghabiskan masa kecil di satu pulau di Kepulauan Riau, masa remaja di Malaysia dan sekarang saya tinggal di Jakarta. My fave all time model pastinya Candice Swanepoel. Look at that amazing body! Dan Tara Lynn, the all-time most gorgeous plus size model I’ve ever seen. She is such an inspiration. Saya terobsesi pada Kid Ink akhirakhir ini. I’m not an R&B person because I usually listen to 80’s rock. Saya tidak punya buku favorit karena saya tidak punya waktu untuk membaca dan saya suka film apapun yang dibintangi Sandra Bullock dan Johnny Depp, hehe.

Mega: Atasan: Alexa Alexa, Celana: Kle, Sendal: Chiel. Michelle: Atasan: Moral, Rok: Alexa Alexa, Sendal: Chiel, Kalung: Massicot.

Michelle Audrey Halim @micellehalim Surabaya, 1 Agustus 1993 168 cm/45 kg “For me modeling is a fun thing to do, fun things always interesting isn’t it?” cetus Michelle Audrey Halim dengan nada retoris. Bagi gadis Surabaya kelahiran 25 tahun lalu ini, tak ada yang lebih menyenangkan dibanding menekuni bidang yang ia suka, yaitu fashion dan bisnis sekaligus. Selain akan menyelesaikan tingkat akhir kuliah di LaSalle College, tahun ini pengagum model Liu Wen dan Sui He tersebut juga bersiap meluncurkan label ready to wear miliknya yang bernama M-LIM dan menyiapkan pernikahannya. Sounds like a festive year ahead for her!

112

Inspirasi berpakaian saya bisa datang dari siapa, apa, dan dari mana saja. Gaya personal saya cenderung santai tapi edgy. I’m all about embracing shirting and knitwear. Three facts about me: Saya anak perempuan pertama sekaligus cucu perempuan pertama di keluarga. Saya selalu menghabiskan waktu lama untuk memilih-milih menu minuman di kafe sebelum akhirnya memesan minuman yang sama kapan saja dan di mana saja. Saya mengoleksi hampir 100 kotak boneka Barbie dan menonton semua filmnya. I don’t know what the definition of love is. Tapi bagi saya cinta adalah ketika kamu bisa jadi total bitch or total ass tanpa takut mendapat judge dari seseorang. Juga, cinta adalah ketika kamu menyadari usaha orang itu untuk bersama kamu, berubah untuk kamu, and fix himself.


Jourdy Pranata @jourdyp Jakarta, 2 Januari 1994 176 cm/54 kg Walau disibukkan dengan final essay untuk tahun akhir kuliahnya di jurusan Marketing Communication, Universitas Telkom Bandung, bukan berarti Jourdy Pranata tak menyempatkan waktu bagi passionnya yang satu lagi, modeling. “I think modeling is a cool job. Saya suka difoto dan beraksi di depan kamera. Saya suka menjadi pusat perhatian, and I guess modeling suits me well,” cetus cowok berdarah Padang dan sulung dari 3 bersaudara ini. Untuk model pria I love Yuri Pleskun a lot! He’s a Russian, he’s a skinny model (just like me), and I think his style is awesome! Untuk model perempuan saya suka Liu Wen karena dia punya wajah Asia yang kuat. Teman saya bilang secret talent saya adalah memodifikasi pakaian. Kalau kamu mau melonggarkan leher t-shirt kamu, rip your jeans, atau membuat kausmu menjadi sleveeless, saya bisa melakukannya dengan rapi dan bagus. Lately I’m crazy about earrings! Karena saya baru tindik beberapa bulan yang lalu. Jadi kalau pergi ke mall atau ke mana pasti saya sempetin liat anting. Kadang saya juga sering pake anting buat cewek soalnya lucu. Anting favorit saya yang simple dan masuk ke semua outfit saya.

Stefandy Yanata Hariono @andyyanata Surabaya, 8 Juni 1995 168 cm/54 kg “I’m just an ordinary boy with a love of art,” ungkap Stefandy Yanata Hariono Tjiong. Pertama kali lihat, sosok cowok kelahiran Surabaya 19 tahun lalu yang akrab disapa Andy ini memang terlihat agak pemalu, namun jelas ia adalah orang yang berani dan penuh determinasi mengejar passion. Selain menjadi mahasiswa ESMOD Jakarta untuk mewujudkan impiannya sebagai fashion designer, Andy juga berkecimpung menjadi model sejak masih di Surabaya. Mengaku tak bisa hidup tanpa smartphone dan social media, cowok yang tidak tahan makanan pedas ini juga kerap menunjukkan personal style lewat blog, Lookbook, dan Instagram miliknya. Modeling adalah hobi sekaligus batu loncatan bagi saya untuk terjun ke dunia fashion. Pertama kali mengenal dunia fashion yang sesungguhnya itu waktu SMA kelas 3, there is a well-known photographer from Surabaya that scout me and took some photographs of me dan mulai dari sana banyak sosok-sosok fashion yang mendorong dan mendukung aku untuk serius di dunia fashion.

Jordy: Blazer: Tri Handoko, Celana: Wellborn. Andi: Sweater: Kevas, Sarung: Moral, Cincin: Kar Jewelry.

Model favorit saya adalah Rosie Huntington-Whitely. Well, just look at her, she’s a goddess and my all-time muse, haha. Benda favorit saya adalah kamera Nikon D810. It’s a surprise gift from my dad, hadiah iseng aja sih. Kenapa favorit? Karena aku ingin ngembangin hobi fotoku, tambah-tambah kerjaan and make some money from this thing.


laws of

Berkencan dengan pemenang America’s Next Top Model, Keith Carlos. Foto: Isa Wipfli. Stylist: Micah Johnson.


Him: Jaket: Marc by Marc Jacobs Sweater: Coach Celana: J. Crew Sepatu: Banana Republic Her: Atasan: Marissa Webb Jeans: Genetic Sepatu: Madewell Kalung: Catbird

attraction


Him: Sweater, kemeja & sepatu: Banana Republic Celana: J. Crew Her: Kemeja & Rok: Marc Jacobs Sepatu: Ash Gelang: Miansai Kalung & Cincin: Catbird

116 116


tktktktk tktktktk tktktkt

Him: Jaket: Louis Vuitton, Kemeja: Loewe, Celana: Greg Lauren. Her: Jumpsuit dan perhiasan: Madewell.

117 117


Him: Jaket: Burberry Prorsum Jumpsuit: 3.1 Philip Lim Her: Atasan: 3.1 Philip Lim Celana: Greg Lauren Cincin: Hirotaka Cuff bracelet & cincin emas: Madewell Gelang dengan detail hitam: Astley Clarke

118


Hektor, maskot Found and Vision pun terpincut oleh Charli seperti kami.

119 119


120

Him: Jaket: E. Tautz, Kemeja & celana: Ovadia & Sons, Sepatu: Coach Her: Sweater: Elizabeth & James, Dress: Dior, Sepatu: Madewell, Cincin: Hirotaka, Cuff & Cincin: Madewell, Gelang: Astley Clarke

it girl


Him: Coat: Michael Kors Sweater: Banana Republic Celana: J. Crew Sepatu: Coach Scarf: Greg Lauren Her: Jaket: Derek Lam 10 Crosby Rok: Isabel Marant Sepatu: Madewell Cincin: Hirotaka

Hairtylist: Travis Speck – Sally Hersberger Makeup:Katie Mellinger memakai Chanel Quadra Eyeshadow Model: Veridiana - Supreme

Rambut: Sam Burnett. Makeup: Sonia Bhogal.

121


jakarta i singapore I hong kong

Your Favourite Lifestyle, Travel, Jewellery, watches, Fashion, Property, Design Magazine is under one roof! www.mpgmediapublishing.com

122


java jazz

123


shopping list 707, Compound Building Jl. Kemang Raya Aesthetic Pleasure, aesthetic.pleasure@yahoo.com, www.instagram.com/aestheticlabel Alexa Alexa, www.alex-aleca.com, www.bobobobo.com Amelia Dalianti (Hairstylist), 087780560458 Argyle & Oxford, www.argyleandoxford.com Artotel Menteng, Jl. Sunda no. 3 Jakarta Pusat, (021) 31925888 Benefit, Plaza Senayan lt. 2 Bobbi Brown @ Glow Living Beauty, Plaza Indonesia lt. 1 Cintantya Prakasita (Makeup Artist), 087889227035 Chiel, www.instagram.com/chielshoes, orderchiel@yahoo.com Clinique @ Seibu, Grand Indonesia lt. G Conclave, Jl. Wijaya 1 no. 5C Jakarta Selatan, (021) 27510239 Cottonink Studio, www.cottoninkstudio.com Day And Night, www.dayandnight-shop.com Dedidude ( Fotografer), 08164800504 Dorothy Perkins, Grand Indonesia Sky Bridge lt. 1 (021) 2358 0543 Guardian, Pondok Indah Mall lt. G H&M, Gandaria City lt. 1 Herschel @ Bratpack, Lippo Mall Kemang lt. 1 Jan/Sober @ The Goods Dept, Pacific Place lt. 1, Jl. Setrasari Mall B2 no. 39 lt. 2 Bandung Kate Spade Stationery & Gifts @ Sogo, Plaza Senayan lt. 1 Karumba! Rooftop Rum Bar, Mercure Hotel, Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan Kevas, www.kevasco.com Kle @ Project One, Colony 6, Kemang Lisa Fazaki (Makeup Artist), 0856 92004039 Luxola, www.luxola.com Mad Ants, www.mad-ants.com Make up Forever, Plaza Indonesia lt. 2 Make Up Store, Plaza Indonesia lt. 1

Massicot, www.massicot-jewelry.com Max Factor @ SOGO, Plaza Senayan lt. 1 Melissa Pratiwi ( Hairstylist), 08170749031 Miss Selfridge, Senayan City lt. 1 Monday To Sunday @ Project One, Colony 6, Kemang Moral @ The Goods Dept, Pacific Place lt. 1 Nikki Windya (Makeup Artist), 081295030268, 089628815086 Njonja Ketjil, njonja.ketjil@gmail.com NYX Cosmetics, Lippo Kemang, lt. 2 O.P.I, Plaza Indonesia lt. LB E63 Oneandahalf, www.oneandahalfclothing.com Revlon @ Glow, Plaza Indonesia lt. G Ryan Tandya (Fotografer), 081703155774 Scoop, Grand Indonesia East Mall lt. 3 Sharon Angelia (Fotografer), 085921515777 The Balm @ Sogo, Plaza Senayan The Goods Dept, Pacific Place lt. 1 The Spot, Gramedia Bookstore, Grand Indonesia East Mall lt. 3, www. thespot.co.id Tia Dewi (Makeup Artist), 0811930312 TOMS @ Central Dept. , Grand Indonesia TOPSHOP, Senayan City Lt. 1 Tri Handoko @ The Goods Dept, Pacific Place lt. 1 & Central Dept. Store @ Grand Indonesia UNIQLO, Lotte Shopping Avenue lt. GF Wellborn, Jl. Ahmad Yani, Bandung Yves Saint Laurent, Senayan City lt. G Zalora, www.zalora.co.id Zara, Senayan City Lt. 1

not for girls.

INDONESIA

Ya, saya ingin berlangganan majalah

INDONESIA

subscribe & save 30% cara pembayaran

Nama Tanggal Lahir

Cash

Perusahaan Jabatan

Transfer

Alamat pengiriman

Kantor

Kota

Rumah Negara

Kode Pos

Telpon HP

Hubungi Indra tel. 021-53667777 / fax. 021-5366 6767. Mohon konfirmasi melalui telepon sebelum melakukan transfer

Fax Email Mulai berlangganan dari bulan

Cover Price

PT. Nilon Media Indonesia Bank Mandiri Cab. Jakarta Sudirman No Rek : 102.00.0605204.4

NORMAL PRICE

Subscribe PRICE

Saving follow us on

NYLON

Rp. 39.000 (10 edisi)

Rp. 390.000

Rp. 273.000

30%

NYLON Guys

Rp. 39.000 ( 6 Edisi)

Rp. 234.000

Rp. 163.800

30%

NYLON_IND

NYLON & NYLONguys Indonesia

Harga diluar ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon 021-53667777

Kirim formulir ini ke : Jl. Palmerah Utara 55 Slipi, Jakarta 11910 Telp. (021) 5366 7777, fax. (021) 5366 6767

PT. Nilon Media Indonesia Jl. Palmerah Utara 55 Slipi, Jakarta 11910 Telp. (021) 5366 7777, fax. (021) 5366 6767

best deal


HOME


AVAILABLE IN leading book stores and newsstands. Get your daily fix from these following formats

VISIT US

www.nylonindonesia.com

DOWNLOAD AT

FOLLOW NOW

star struck! Get in touch exclusive interviews

find out th trend fr e hottest om vorite br your faand and designers

Coolest stuff from runways to sideways

beauty: go vibran t, daring, a nd sexy

like us on NYLON & NYLONguys Indonesia

follow us on @NYLON_IND

@NYLON_IND

On our radar: Art Music Urban Culture

subscribe us on

s d e e n l r i g l o o c y r e v e r o f N O NYL NYLON IND

128 126


Clutch Me If U Can Untuk menyambut hari Valentine, clutch bisa menjadi pilihan untuk di-mix and match dengan koleksi favoritmu.

kate moss

Dorothy Perkins Rp. 329.000

H&M Rp. 129.900

Topshop Rp. 4.299.000

Miss Selfridge Rp. 343.000

Dorothy Perkins Rp. 229.000

Topshop Rp. 699.000

Oleh: Patricia Annash.

Star Maps: Clutch

Topshop Rp. 959.000

Topshop Rp. 619.000

Miss Selfridge Rp. 305.000

Miss Selfridge Rp. 420.000

127


bag check

it’s adventure time!

Explore the beauty of nature with some of these products. Kamu sudah siap untuk camping? Oleh: Priscilla Kemur Fotografer: Sanko Yannarotama

SEARAH JARUM JAM: L’Oreal Fall Resist, price by request Bodycology Wild Poppy, Rp 109.900 Evian Spray 50ml, Rp 88.000 St.Ives Blemish Control, Rp 146.900 Cottage 50ml, Rp 17.900 Biore Body Powder Citrus, Rp 31.500 Max Factor X Gel Shine Lacquer, Rp 60.000 Max Factor X Elixir Gloss, Rp 100.000 Max Factor X Lipfinity, Rp 120.000 Makeupstore LED Lipgloss, Rp 315.000 L’Occitane handcream, price by request Max Factor X Facefinity, Rp 145 .000 Max Factor X Skin Luminizer, Rp 130.000 Petal Fresh Purifying, Rp 128.500 Field Pouch Black/Acid Denim, Rp 999.000 Survey Camper Orange, Rp 829.000 Kaledra Clamentine Parka, Rp 485.000 Kaledra Hat, Rp 150.000




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.