MARET 2011
Cool Collections: Star Wars, Toys, Sneakers, Lomo
‘‘Ada Apa Dengan’’ (Adinia Wirasti)
Dibawah radar: Morfem Kunokini Sajama Cut LEXUS : “it’s like driving your video game.” Rp.35.000.Luar P.Jawa R p . 3 7. 5 0 0 . ISSN 20878818
Skate like there’s no tomorrow
Fachri albar
why acting turns him on
Mar
APRIL 2011
12 EDITOR’S LETTER 14 LETTERS 18 CONTRIBUTORS
genius
20 Infinite Design
Tidak ada yang dapat megalahkan estetika Boba Fett menurut Rid Rinaldi. Teks: Khiva Iskak.
22 Been There, done that
Ladya Cheryl- Bagaimana kabarnya sekarang? Teks:Stephanie Kasim.
24 About Vintage!
Passionate dengan Lomo, mebuat Devrian Anggoro menjadi kolektor kamera. Teks:Stephanie Kasim.
26. Free Energy
Dengan teknik sponsornya yang unik, Red Bull memberikan para atlit dan seniman sebuah terobosan. Teks: Anna Ostromo.
28 Toys For All, All For Toys Inspirasi kreasi menjadi bahan Cipta Croft-Cushworth dalam seni membuat boneka. Teks: Syafrina Syaaf.
29 Highly Anticipated Duo
Ivan Christianto dan Iqra Firdausy siap menyemarakan generasi desainer baru Indonesia. Teks: Atri Siregar.
30 Bo Knows
Komedian musikal Bo Burnham mungkin masih berusia 20 tahun, namun sudah mampu memboyong kemampuannya tersebut dalam sebuah tur. Teks: Holy Seagel.
31 Sneak A Peak Sneaker Addict
Estetika, kegunaan, dan sejarah sneaker. Itulah yang diperhatikan Ariadi JP. Teks: Trisa Triandesa .
32 Genius News 41 Cheat Sheet 42 The Chow 44 Gaming
Jaket hoodie warna putih, track pants warna hitam, dan high top sneakers warna putih dari Y-3 Fotografi: Ali Luki (www.lukimages.com) Fashion Director: Maesa Nicholas Montgomery Asisten Stylist: Philea Adhanti Model: Mateusz Rogenbuk (Posh Management) Make up & hair do: Bunlai
46 Haute Stuff
pulp fiction 48 Skip
DJ Nino, terbangun masih hangover, dan mendapati seorang wanita muda di apartementnya yang mengaku sebagai istrinya. Semula Nino mengira dia dikerjain managernya untuk TV reality show, namun semua clue menuju kearah yang menguatkan bahwa wanita ini memang istrinya yang sah. Oleh: Rick Soerafani.
drive thru
50 Higher Power
Lexus (secara ragu-ragu) merilis supercar-nya, LFA yang berharga $400.000, ke para pengemudi yang begitu ambisius.
53 Test Drive: Mazda 2
Si gesit Mazda 2 adalah mobil mungil favorit kami untuk berkendara di kota besar.
54 Test Drive: Nissan Leaf
Suka atau tidak, mobil elektrik tidak akan pergi kemana-mana. Mereka datang untuk tinggal.
55 Auto Update
street style 56 Glasgow
Salah satu kota terkeren dan paling dingin di Inggris ini adalah tempat asalnya para musisi, desainer, dan penulis muda inovatif, serta bahan wol yang terkenal itu. Teks: Diane Vadino.
fotografi fachri albar oleh luki ali. fashion director: maesa nicholas montgomery. stylist: rezaindra o. grooming: elis. asisten fotografer: andhika. on cover: tanktop topman, jaket levis. jeans levis.
Fotografi Adinia Wirasti: Hakim Satriyo Stylist: Rezaindra O. dan Mentari Ofelia Lokasi: Villa 66
radar
APRIL
taste
84 Dilemmatic Super Hero
93 Deadly New Dart
108 Explode!!!
64 ON THE RIGHT TRACK:
R&B superstar NeYo dihadapkan pada sebuah pilihan sulit di album terbarunya. Teks: Rezaindra O.
66 hello POLO:
87 DARE-DEVIL ON THE MOVE
94 Poral Molice
116 Skate Like There’s No Tomorrow
62 BLAze Squad: Blazer
Trackpants
Polo Shirt
68 DARK notes : Tshirt
70 LOOK AT MY POCKET: Jeans
72 MR. POSTMAN:
Untuk pertama kalinya Putrama Tuta melangkah menjadi sutradara, dan tak sabar menunjukkan ke dunia bahwa ia mampu melakukannya. Teks: Khiva Iskak.
88 Irish Invasion
Sneakers
Setelah U2, The Cranberries, dan Van Morrison. Sekarang giliran Two Door Cinema Club untuk mewakili Irlandia dengan indie rock-nya . Teks: Rezaindra O.
76 secret recipe:
90 Saved By the “Bell”
Postman Bag
74 SNEAK PEEK: Necklace
78 boot camp: Boots
80 ANTIDOTE GLARE: Sunglasses
82 test your sound: Headphones
Jamie Bell kembali menderingkan belnya. Teks: Ivan Adiyasa.
91 the talented underdog
Apapun yang dilakukan Verdi Solaiman selama ini pelan tapi pasti. Teks: Khiva Iskak.
92 the Ethnic Beats
Kunokini membuktikan bahwa musik asli Indonesia dapat diterima dimana-mana. Teks: Arletha Sutopo.
Kalau yang lain menjadi band pengantar tidur, Morfem justru membuka lebar mata kita. Teks: Khiva Iskak. Kreatif dan perfeksionis adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan Sajama Cut. Teks: Arletha Sutopo.
95 Living Color
Duo suami-istri Rainbow Arabia menciptakan musik yang merentangkan spectrum suara. Teks: Jessica Hundley.
feature
96 The Heat is On: Fachri Albar
Gambaran misunderstood selalu menempel pada aktor muda ini, kini saatnya ia bicara tanpa harus menggubris gambaran negatif sekalipun. Teks: Khiva Iskak.
104 The Truth About Asty
Apa yang Anda lihat di layar lebar, bukanlah Adinia Wirasti yang sesungguhnya Teks: Rezaindra O.
Tidak salah jika Anda ingin menjadi pusat perhatian di dalam suatu kerumunan pesta atau bahkan di mall. Teks: Maesa Nicholas.
Wajah-wajah baru dari skateboarder Jakarta ini mencintai skateboarding melebihi apapun. Teks: Rezaindra O.
122 Page Against The Machine
Sekarang ini memang sudah merupakan era yang serba digital, namun menurut Samir Husni, media cetak juga tidak kalah penting. Teks: Marvin Scott Jarett.
126 Shopping List 128 Heavy Duty
Menjelang peluncuran film dokumenter Motorhead yang merayakan gairah kehidupannya , Lemmy Kilmister berbagi rahasia. Teks: Mike Harvkey.
2011
Editor-in-Chief Ein Halid Managing Editor Maesa Nicholas Montgomery Fashion & Creative Director Hervin Koencoro
Fashion & Beauty Editor Anindya Devy Senior Editor Rezaindra O
Associate Editor Khiva Rayanka Iskak
writers Mentari Ofelia, Tiara Puspita, Indri Zona Sejati, Patricia Febrianti design
Senior Designer Amirudin Hafihz Designer Haris Juniarto, Martini
business
Advertising Sales Manager Natalia M. Widjaja Account Excecutive Angela Setjo, Ivan Adiyasa Traffic Manager Ursula Sitorus Events & Promotion Executive Anita Natalia, Rr. Karina Anandita Circulation & Distribution Maya Astuti Chairman and Inspiration At Large Julius Ruslan Publisher and Chief Executive Officer Denise Tjokrosaputro Co-publisher Petrina Leong
NYLON is published by
PT. Tiga Visi Utama Jl. K.H Wahid Hasyim No.59 lt.3 Menteng Jakarta Pusat 10350 Tel +62 21 392 2218, +62 21 6855 2105 Fax +62 21 390 06062 SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51 NYLON US
Chief Editor Marvin Scott Jarett Publisher Jaclynn b Jarett Associate publisher Karim Abay President Don Hellinger
Editorial Office
110 greene street,suite 607, New York, NY 10012
Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat kecuali ditekonstan. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutapkan lain. tan untuk digunakan sesuai keperluan.
Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2011
follow us on
NYLONguys_IND NYLON Indonesia
012
ed letter
Ketika mengoleksi menjadi sesuatu yang cool
Pernahkah Anda terobsesi dengan sesuatu benda, that you need to have them all? Bila jawabnya ya, maka Anda akan mengerti betul adiksi para pengkolektor Star Wars, sneakers, toys dan kamera ini. Adiksi bagi orang lain, namun menjadi terapi bagi mereka yang harus menyebrang benua demi mendapatkan limited edition benda incaran. Freaks? Mungkin, tapi komitmen para pengkolektorlah yang menjadi cerita yang sangat unik. Berbicara tentang komitmen, Fachri Albar adalah aktor muda yang memiliki visi jelas terhadap profesinya dan industri film Indonesia. Sebagai bentuk ‘pengakuan’ terhadap Fahri, maka ia pun menjadi cover lokal pertama NYLON Guys Indonesia. Ini bukan sesi pemotretan dan wawancara pertama saya dengan Fachri, banyak hal yang menempel di ingatan saya tentang sosok Fahri. Tapi, satu hal yang berbeda di pemotretan NYLON Guys adalah komitmen total untuk beraksi di depan kamera dan sesi wawancara berjam-jam demi mengisi lembaran halaman cover story. Di sini ia cukup terbuka meluruskan
persepsi salah tentang dirinya. Kembali lagi dengan korelasi adiksi dan terapi ada pada para skaters. Ungkapan, “skate like there’s no tomorrow,” dipaparkan dengan jelas saat mewawancarai mereka. Meluncur di papan skate menjadi sebuah kebutuhan yang akan memberikan efek therapeutic bagi yang menjalani. Saya menutup edisi ini dengan tulisan yang sangat berarti buat saya. Wawancara Marvin Scott Jarrett dengan Samir Husni, The Mr. Magazine. Julukan tersebut bukan asal sebutan bagi seorang PhD jurusan jurnalisme majalah yang mengkoleksi 1000 majalah per tahun. Sebuah percakapan antara dua magazine freak yang membangkitkan kembali kepercayaan dan kecintaan saya terhadap majalah. And as I quote : “magazine it’s not only an escape mechanism, but it’s a comfort food that will make you feel good about yourself.” So, enjoy your food… Ein Halid
foto behind the scene fachrie albar: muh asranur .stylist: rezaindra o. & mentari ofelia. lokasi: mpg building
014
letters
Boleh nggak kalau pulp fiction-nya dibuat lebih agresif? Tapi di edisi yang kemarin udah keren sih. Thank you! Toni-Freelancer
Saya menulis ini mewakilkan dari orang-orang penggila Nylon di Bandung, kok nggak ada artikel selain dari Jakarta? Banyak kota besar yang unik juga woi guys!
Eka – Mahasiswa Seni Rupa
Banyakin dong konten lokalnya. Karena kemaren udah pernah liat. Thanks guys! Sukses terus. Bram Suryahadi-Banker
Gue suka sama bagian konten mobilnya. Tunjukin lokal punya dong! Putra Manindra-Accounting
Very Urban! Coolness! Definitely not for girls..
Lendy Widjanarko-Part Time Designer
Semoga edisi kedua ini bisa membuat saya untuk bisa niat membeli edisi ketiganya haha.. Daeng Sam Bayu Rizal – Marketing&Advertising Manager
Please perbanyak konten ulik sepeda, make it more cooler that as it is guys! Tomo Rahardja-Design Graphic Freelancer
Kapan nih Nylon Guys bikin acara besar-besaran? Please bring Local Natives. Kertiyasa Sulaksono-Marketing
Guys, apa sih kriteria kalian untuk memilih cewek yang ada di setiap edisi kalian? Dimas Argadia-Writer
Ilustrasi : YKHA AMELZ
Thanks ya atas sarannya untuk jeans dan celana pendeknya, tapi kalau bisa juga jangan yang terlalu mahal dong. Reza Soleman-Agriculture Business
016
letters
VIA TWITTER @iamderi subscribe for NYLON Guys..? I think I should..! @rachelsondakh mimisan liat Nylon Guys. sepatunya bikin ngefly @TFranky Cool, @NYLONguys_ IND now available... Congratz for being on the news stand! @AngeloRahman I just bought @ NYLONguys_IND.. And I love it so much!!! :) @AgusGodong wew, dah lama nih haus bacaan mgz ginian. now I’m not gonna read absurd mgz anymore except @ NYLONguys_IND nice to join @YudhieRamadhan Baru baca @NYLONguys_IND dan benar2 puas sama isinya!! BAGUSSSSSSSS!! :) @iamkibi Yeah finally i’ve got this one #1st @NYLONguys_ INDkatalog fashion inside nya keren. @octafcious: Just bought @NYLONguys_IND first issue :) i guess i will addicted with this magazine :D @ekaramadhana Just bought my first @NYLONguys_INDmagz. Keren banget!!! (Y)
Ilustrasi : YKHA AMELZ
@derrylatief Barusan ke toko majalah,langsung nyabet majalah @NYLONguys_ IND ,dan anji*g!! ini baru majalah cowo!!!
beragam (dari yang ratusan ribu sampe jutaan), dan yang paling penting: ‘straight’
@rezaphlv A BIBLE ! Ini baru majalah cowo! Good job @ NYLONguys_IND ! cc: @ NYLON_IND @NylonMa
@febrianfahmi Congrats for the first edition of @NYLONguys_IND !! I read it already, and its such a great beginning of you, guys! Cheers :)
@timothydaely I just bought the first edition of NYLON Guys Indonesia yesterday. So recommended! Berisi, cowok banget, fashionnya masuk akal dengan range harga yang SANGAT
@MrScienceGeek @NYLONguys_IND just bought ur mag... AWESOME! Been a fan of the US Edition... Now in LOVE wit the IND Edition! GREAT WORK!
send mail to:
NYLON Guys Indonesia MPG Building, Jl. KH. Wahid Hasyim No. 59, Menteng, Jakarta Pusat 10350 or Twitter @NYLONguys_IND
018 CONTRIBUTORS
Nick Easton
Nick termasuk orang yang belum lama dalam dunia fotografi, tapi hasil jepretannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia adalah tipe fotografer versatile yang bisa men-capture objek apa saja dengan hebat. Formulasi yang ia terapkan adalah setting + focus = shoot, dan hasilnya beragam momen berharga yang menjadi timeless. Edisi ini, pria pecinta beer, musik, film berusia 25 tahun ini berhasil mengabadikan gambar-gambar keren yang ada di kolom Haute Stuff, The Chow: Tree House, juga Radar: Morfem, Sajama Cut, dan Kuno Kini
Onik
Bersama label REBELLIONIK, pria penggila fixie ini mencoba untuk menerapkan sebuah konsep fotografi yang uniquely fresh di setiap karyanya. Onik berusaha untuk menuangkan ideide yang sebelumnya hanya “terpikirkan” menjadi “nyata”. Tema Dekonstruksi Romantika adalah salah satunya, disini lulusan Arsitek yang akhirnya beralih ke dunia Fotografi ini mencoba untuk mengekspresikan hal-hal berbau romantis namun tidak dalam situasi melankolis. Nikmati hasil jepretan pria bersahabat ini dalam kolom Taste, Radar: TDCC, juga Genius: Cipta dan Booth Designer. Masih belum puas? Kunjungi saja www. rebellionik.com
Rick Soerafani
Dialah pria dibalik tag line terkenal “MTV GUE BANGET”. Rick yang memang berkecimpung di dunia broadcasting ini pernah menjadi Head of On Air Promo & Production di saluran musik paling terkenal di dunia (MTV Indonesia). Dan sekarang ia tengah menjalankan tugasnya sebagai General Manager Programming dari Global TV. Simak kepiawaiannya dalam menulis sebuah fiksi dalam Pulp Fiction kali ini, yaitu Skip.
Ykha Amelz
Aditomo M.B
Pria kelahiran 26 Desember ini mencintai hal-hal yang bersifat seni. Selain itu, ia juga seorang game freak. Tidak heran bila ia selalu berkeinginan menjadi seorang ilustrator di industri videogame suatu saat nanti. Tomo juga menyukai ketenangan, travelling dan segelas kopi atau beer yang enak. Di edisi kali ini, founder dan desainer grafis dari Infinithree ini menyalurkan karyanya dalam ilustrasi juga tulisan di kolom gaming. Go check his cool blog di www. nom26.blogspot.com!
Tidak banyak cewek cantik dan sexy yang bisa menggambar, bisa jadi Ykha adalah satu di antara seribu. Cewek yang menyukai karakter The Ren & Stimpy Show ini memang berprofesi sebagai ilustrator, coretan tangannya yang khas kini banyak menghiasi poster musik, album, hingga buku anak-anak. Klik saja www. myspace.com/raw_sketch untuk mengagumi karyanya, atau lihat ilustrasi kolom Letter dan Pulp Fiction di edisi ini. Selain itu kesibukan seharihari dari cewek asal Bandung ini adalah bekerja di studio desain bernama S.C.A.N.D.A.L dan menjadi vokalis dari band C.U.T.S yang beraliran electro clash. She’s super hot!
Kontributor: Andhika Muksin, Syafrina Syaaf, Stephanie Kasim, Trisa Triandesa, Arletha Sutopo, Deschanel Darmodihardjo, Atri Siregar, Pondra Priyono,Ivan Adiyasa, Embang Triwardana, Aila El-Edroos
INFINITE DESIGN
TIDAK ADA YANG DAPAT MENGALAHKAN ESTETIKA KOSTUM BOBA FETT, MENURUT RID RINALDI. TEKS: KHIVA ISKAK. FOTOGRAFI: DESCHANEL DARMODIHARDJO.
020
Satu fakta yang menarik dari Rid Rinaldi atau Farid-panggilan akrabnya-ketika ia mengutarakan awal kecintaanya dengan Star Wars tanpa ia tahu bentuk filmnya seperti apa. “Dulu bagi gue pergi ke bioskop itu masih mahal,” jelasnya. Farid, 35, langsung jatuh cinta kepada desain kostum Storm Troopers (Balai tentara awal pemerintahan republik jedi). “Gue melihat apa-apa itu selalu lewat visual dari sejak gue kecil, jadi pertama kali gue nonton Star Wars itu lewat laser disc.” Masa kecilnya selalu dilewatkan dengan pergi ke Ratu Plaza, memorinya mengatakan di sana itu seperti surga mainan. Disitulah ia semakin menggila dengan Star Wars. “Basically, gue suka semua. Tapi yang pertama kali yang kena itu Strom Troopers. Baru gue suka yang lain deh.” Seiring waktu berjalan, Farid melupakan Star Wars hingga tahun 95. Tak lama kemudian muncul Star Wars Special Edition, muncul rindu impulsif akan kecintaanya terhadap Star Wars yang kembali dengan cepat. “Gue inget banget tuh jaman internet baru keluar, gue mulai lagi cari-cari Special Edition itu, dan disaat itu kalau nggak salah mainannya keluaran Kleener.” Semenjak itupun Farid giat mengumpulkan kembali apa yang terlupakan sebelumnya. Sejak ia duduk dibangku kuliah, lebih tepatnya ketika Ayahnya sudah mempunyai mobil, ia sering sekali ketika pulang kuliah, ia keliling mall hanya untuk mengecek barang baru apa saja dan price guide setiap barang yang ada. “Gue selalu beli dari toko asli, atau mungkin kebanyakan oleh-oleh. Jangan lo pikir gue kaya hahaha..” Ya, Farid mengaku bahwa selama ini ia lebih banyak beruntung daripada harus membeli. “Yang punya tempat dimana gue tinggal sekarang juga suka Star Wars, pas lagi di Singapura, ia membeli Yoda ukuran lifesize. Sebulan kemudian, entah kenapa, Yoda itu sudah di tangan gue. How lucky I am!” Kalau untuk saat ini, Farid lebih senang kepada desain yang ada daripada kegilaan pada satu karakter lalu mengoleksi sampai menumpuk di kamar. “Ya, gue sudah lewat masanya. Sekarang lebih ingin koleksi (armor) atau kostum satu karakter aja.” Dan omongan itu sudah hampir tercapai. Di kamarnya ada armor Storm Trooper yang
ia rakit sendiri, namun bahan tetap berasal dari Amerika. Kostum itu sendiri merupakan cetakan versi replika dari kostum aslinya. “Cuman satu lagi yang belum selesai. Gue akhirnya cari karakter lagi selain Storm Troop. Pas gue inget ada Boba Fett lagi, nah gue mulai lah nyarinya lebih ke boba fett sejak itu karakter boba fettt lah gue kumpulin, lupakanlah Darth Maul. Gue nggak suka karakter dari prequel, karena pada tahun segini kita bisa bikin film kaya gitu. Dari segi desain juga.” Menurut Farid, kecintaanya terhadap Boba Fett dikarenakan estetika klasik dari kostum itu sendiri dan totalitas kejahatan karakter Boba itu sendiri, tidak nanggung dalam beraksi. “Gila, pada jaman segitu, mereka mikirin banget every detail desain yang ada. Padahal kalau di film nggak akan kelihatan. Ngapain coba?! Ya disitulah menurut gue esensinya. Mulai deh gue pingin mencoba build kostum Boba Fett.” Sebelas tahun sudah Farid bersabar membangun perlahan kostum Boba Fett. Menurutnya memang butuh ketelitian dan kesabaran ekstra dalam mengoleksi kostum ini. “Karena dari setiap detail, gue mau itu semua sama, dan mirip lah at least. Bukan sembarang lo kaya beli di Universal Studio gitu.” Farid juga mempunyai website komunitas,
tempat bertukar informasi dan sebagainya. Disanalah ia sering mendapat petunjuk. “Route canal bor tapi pake bor di akhirnya belakang helm Boba, itu yang isinya kalkulator, tapi belum ketemu aja sih. Gue minta tolong temen gue di Jepang, dia bilang dia nemu kalkulator langka itu. Ada berapa juta kalkulator di dunia, tapi ketemu aja. Amazing aja juga orang-orang yang di forum, apa aja sih yang mereka lihat tiap hari haha..dan bisa aja tahu itu tombolnya kalkulator. Salut!” sekarang Farid masih harus bersabar dengan petunjuk-petunjuk yang ada, walaupun begitu ia juga telah memesan replika asli versi kedua dari desain pertama Boba Fett. Walaupun ia terlihat ‘maniak’ sebenarnya ia tidak seperti apa yang orang kira selama ini. “Gue nggak suka ikut perkumpulan lagi. Kalo nonton Fan Boys gue nggak segitunya kali. Gue cuman ikut forum untuk bertukar informasi. Gue nggak pernah, “Hey bro, may the force be with you.” Yang ada gue langsung Daahh…haha..tapi gue nggak against mereka sih. Cuman silly aja bagi gue. Eh tapi temen gue ada loh nama anaknya Boba. Yah gue nggak into aja kaya gitu-gitu, tapi bukan berarti gue benci loohh..” berkata dengan senyum jahilnya.
022
been there, done that LADYA CHERYL – AKTRIS, STYLIST, SENIMAN, BANYAK PROFESI yang teLah ia lewati. kini ia bicara tentang film barunya. TEKS: STEPHANIE KASIM. FOTOGRAFI: MUHAMMAD ASRAnur. Kita semua tahu di tahun 2002 ia pernah membintangi film remaja yang mampu membuat namanya terpeta di industri film Indonesia. Setelah itu banyak judul yang ia bintangi, beberapa profesi pernah ia jalani. Keunikan dari sebuah skenario mengambil hatinya untuk kembali menjadi aktris. Ladya tengah mempersiapkan peluncuran film terbarunya yang berjudul Postcards from the Zoo yang disutradari oleh Edwin. Film ber-genre drama ini bercerita mengenai perjalanan seorang karakter bernama Lana, yang ditinggal oleh Ayahnya di kebun binatang yang pada akhirnya dirawat dan tinggal di kebun binatang. Selama 20 tahun Lana tidak pernah keluar dari kebun binatang – tidak mengetahui kehidupan di luar kebun binatang, sampai bertemu dengan seorang magician dan memulai petualangannya. Film Postcards from the zoo itu sendiri sudah mulai syuting sejak tahun 2009 dan selesai pada awal 2011 – yang banyak mengambil lokasi di kebun binatang, Ragunan. Ladya melakukan observasi penuh untuk karakter Lana, kurang lebih satu tahun. Karakter Lana digambarkan dekat dengan binatang Jerapah, jadi Ladya banyak menghabiskan waktu di kandang jerapah untuk lebih mendekatkan diri. Selain itu Ladya juga banyak memerhatikan situasi di Ragunan dari awal buka hingga tutup. Bahkan setelah tutup Ladya juga memperhatikan aktivitas apa saja di luar kebun binatang. “Positif, polos, namun tidak naïf.” Begitulah pendapat Ladya tentang karakter Lana. Ladya mengaku banyak belajar saat berperan menjadi Lana, seperti cara berkomunikasi dengan binatang yang ternyata tidak mudah, yang harus banyak latihan dan belajar. Di film ini Ladya digambarkan dekat dengan beberapa binatang selain jerapah, seperti kuda nil, anak harimau, hingga anak beruang. Kebetulan Ladya sendiri juga pecinta binatang, jadi ia merasa enjoy-enjoy saja bermain dalam film ini. Kesibukan lainnya, Ladya sempat ditunjuk sebagai sosok perwakilan Sanggar Jawa Jawi Indonesia – sanggar seni yang fokus terhadap budaya Jawa. Walaupun Ladya bukan orang Jawa, Ladya sangat menyukai aktivitas Stylist: Mentari Ofelia Lokasi: The Edge Kemang Icon
yang dilakukan di sanggar Jawa Jawi, mulai dari membatik, memainkan gamelan sampai pewarnaan kain. Ladya sempat ikut pentas, dengan memainkan gamelan, “Main gamelan itu melatih kesabaran banget lho ternyata,” ujar cewek kelahiran 11 April ini. Di sanggar ini Ladya juga belajar tari tango yang dianggapnya seru dan menarik. Sejak kecil ternyata Ladya memang menyukai seni, gambar dan menari menjadi salah satu bukti. Ladya Cheryl the stylist? Ternyata Ladya pernah menjadi stylist untuk salah satu majalah di Jakarta dan pernah menjadi wardrobe stylist untuk video klip Anderta. Ladya mengenang masa-masanya menjadi stylist – “Gue suka banget dengan persiapan sebelum pemotretan, meminjam wardrobe, belum lagi panik-panik menjelang deadline, seru banget!,” ujar Ladya semangat. Ketika ditanya arti fashion, Ladya menjawab, “Fashion itu harus jujur. Jujur terhadap diri sendiri.” Ladya nggak merasa harus ngikutin semua trend, yang penting pas dan sesuai dengan kepribadiannya. Kesukaannya pada fashion membuat Ladya tertarik untuk mencoba les batik di museum tekstil dengan hasil karya batik pertamanya yang berupa taplak meja. Ketika diminta menggambarkan dirinya menjadi 5 kata, Ladya menjawab – “Adventurous, Disiplin, Tegas, Jujur dan Hard Working.” Ternyata seorang Ladya suka berpetualang, nggak tanggung-tanggung Ladya suka berjalan-jalan sendiri sambil naik sepeda ke tempat-tempat yang jauh. Buktinya ia pernah naik sepeda dari kawasan Pondok Indah hingga Asemka. Menurutnya untuk berpetualang nggak harus keluar kota atau keluar negeri, karena Jakarta punya banyak tempat unik yang tersembunyi dan bisa dijelajahi lebih dalam lagi. Bagi Ladya momen paling berkesan dalam dunia hiburan,waktu film pendeknya Trip to the Wound diputar di Festival Film Pendek Clermont-Ferrand, Prancis. Walaupun nggak menghasilkan materi, Ladya sangat bangga dengan film itu. Ladya sendiri ternyata banyak membintangi film-film yang bisa dibilang indie karena nggak banyak diputar di bioskop, seperti Babi Buta yang Ingin Terbang dan Hulahoop Soundings yang banyak dapat review positif dari festival film internasional di Rotterdam, Belanda. Dengan segudang pengalaman dan aktivitas, cuma satu yang jadi resolusi Ladya tahun ini, “Bisa untuk hidup lebih mandiri,” senyumnya.
ABOUT VINTAGE!
PASSIONATE DENGAN LOMO, MEMBUAT DEVRIAN ANGGORO MENJADI KOLEKTOR YANG HOBI EKSPLORASI KAMERA UNIK. TEKS: STEPHANIE KASIM. FOTOGRAFI: DESCHANEL DARMODIHARDJO.
024
Dimulai dengan kesukaannya pada fotografi sejak SMA dengan mengoleksi kamera Nikon FM 3A, Canon FF1, Rolleiflex dan Rolleicord buatan Jerman. Tiga tahun yang lalu ia mengenal kamera lomo pertamanya yaitu Holga 120 CFN yang bentuknya kecil dan buteg, yang ia dapatkan dengan menitip dari temannya di Jepang. Sejak itu ia kecanduan untuk mengutak-atik kamera lomo dan menjadi pengkolektor. “Gue punya kurang lebih 30 kamera.” Jawabnya, Kamera Rusia seperti Lubitel, LCA, Horizon, Lomo 135 M, FED 5 B termasuk dalam koleksi kameranya. Lomo favorit Pepi yaitu Lomo 135 M karena ukurannya yang kecil dan praktis, bisa masuk kantong. Sedangkan kamera Horizon, Pepi menyukai hasil fotonya yang lebar, 120 derajat. Nggak tanggung-tanggung Pepi selalu membawa kameranya kemanamana secara bergantian, namun yang paling sering dibawa kamera LCA dan Konica wai wai. Apa sih yang menjadi alasannya buat mengkoleksi lomo? “Hasilnya yang unik dan bentuk kameranya yang eyecatching, nggak seperti kamera biasa.” Ujar Pepi yang juga salah seorang karyawan swasta. Pepi sendiri suka menangkap obyek-obyek yang nggak biasa dan sering mencetak film-filmnya sendiri untuk mendapatkan hasil foto sesuai yang diinginkan. Pepi sendiri sudah tergabung dalam Lomography Embassy selama 7 tahun sebelum Lomography Embassy memiliki 2 cabang toko di Jakarta yaitu di jalan bumi dan Level One, Grand Indonesia, ujar pria kelahiran Jogjakarta ini. Jika dihitung berdasarkan milis ada 6.000 followers Lomography Embassy di seluruh Indonesia dan kebanyakan pelajar dan mahasiswa. Cowok pecinta lagu heavy metal ini mengaku musik dan film memberi inspirasi saat memotret dengan lomo kesayangannya. Apalagi
kalau sudah mendengarkan lagu bertempo cepat dan keras seperti Donavon Frankenreiter, Beach Boys dan Dave Matthews Band yang bikin semangat motret. Kalau untuk film, Pepi menyukai film-film dokumenter dan pernah terinspirasi gara-gara setelah nonton film War Photographer yang mengambil setting di tempat-tempat kumuh, “Kalau mereka bisa memotret disana, kenapa gue nggak bisa?,” responnya. Setelah nonton film itu Pepi langsung memotret berbagai obyek di kawasan kumuh di Jakarta yang sama dengan lokasi film tersebut. Pengalamannya yang memorable dengan lomo yaitu saat menonton konser Incubus, Pepi berhasil memotret the whole band members di stage dengan jarak yang dekat. “Gue sampai nempel ke panggung untuk nge-dapetin hasil foto yang bagus, tapi worth it kok.” Selain itu Pepi juga mendapatkan hasil foto yang nggak kalah bagus dengan konser Incubus, saat motret di konser Imogen Heap. Kalau pengalaman mistis juga sebenarnya pernah terjadi, sewaktu Pepi berkunjung ke Candi Prambanan dan waktu itu sedang memotret objek sambil bercanda-canda dengan temannya. “Setelah fotonya dicetak, malah ada penampakan tangan dan kepala,”ujar Pepi sambil mengingat kejadian itu. Tiap orang pasti punya ciri khas masing-masing kalau motret, apa yang menjadi ciri khasnya? “Gue suka foto yang berlapis, jadi dalam satu foto ada lebih dari satu obyek.” ungkapnya. Pepi juga menyukai foto yang terlihat ramai karena foto jadi terlihat lebih seru dan hidup. Teknik atau eksplorasi apa saja yang pernah ia lakukan terhadap Lomo? Mulai dari yang unik sampai ekstrim ternyata pernah dicobanya. “Kalau filmnya dibakar bisa memberi efek terbakar, pernah juga gue kubur filmnya dan memberi efek coklat kayak tanah. Filmnya juga pernah gue rebus warnanya berubah jadi ungu agak kemerahan dan klisenya juga menciut. Gue rendam dalam beras juga pernah, fotonya jadi ada efek berkerak dan agak keunguan. Tapi yang paling ekstrim pernah gue kasih urin, hasilnya objek malah jadi terlihat blur dan warna fotonya jadi agak gradasi hitam ke kuning.” Ujarnya sambil tertawa. Pepi sendiri mengakui setiap kamera pasti punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari lomo itu, hasilnya yang jujur dan unik, beda dari kamera-kamera lain. Warna setiap kamera juga punya ciri khas masing-masing. “Gue suka lomo karena hasilnya nggak bisa ditebak sewaktu dicetak,” ungkap Pepi dengan antusias. Sedangkan untuk kekurangannya lomo sangat ringkih karena terbuat dari pure plastic jadi tidak ada setting-an manual, diafragma dan shutter speed. Inti dari kamera ini hanya point & shoot. Siapa sangka kamera lomo kini kembali tren dan disukai anak muda sekarang. Padahal dulu kamera lomo cuma jadi alat mata-mata saat perang. Koleksi lomo yang sekarang ternyata diproduksi ulang di Cina namun desainnya tetap asli dan berada dibawah pengawasan lomo. Pendapat Pepi ketika ditanya, Gimana sih pendapat lo dengan banyaknya orang-orang yang koleksi lomo? Apakah mereka harus ngerti fotografi atau asal jepret nggak masalah? “Nggak harus ngerti fotografi kok, minimal ngerti aja gimana cara memakai lomo, mau belajar, rajin mengkutak-katik dan mau meng-eksplore.”
Funky Fields
Mark your calendar and make a date with the hottest bands on earth! 26 Maret 2011 ini, Avolution Beatfest hadir kembali dengan menampilkan live performances super keren dari MGMT dan The Whitest Boy Alive. Event kerjasama antara Avolution, Urbanite Asia dan Soundshine Events ini akan berlokasi di Bengkel Night Park, Jakarta. Selama dua tahun terakhir, Avolution Beatfest memang telah menghentak Jakarta dengan line-up yang hebat, Steve Aoki, Phoenix, dan Belle and Sebastian adalah contohnya. Pada event-nya yang ke-5 ini MGMT, grup asal Amerika Serikat yang digawangi oleh Andrew Vanwyngarden dan Ben Goldwasser siap menebar musik pop jenius mereka yang eklektik dengan bebunyian psychadelic. Dengan dua album yang sukses di pasaran, MGMT jadi sering diminta untuk tampil di berbagai festival musik internasional seperti Lollapalooza,
(Preview Event)
Sasquatch dan Bonnaroo (AS), Reading dan Glastonbury (UK), juga Splendour In The Grass, Summersonic (Australia) dan tentu saja disini. Sementara itu untuk kedua kalinya, The Whitest Boy Alive kembali didatangkan untuk Beatfest. Band besutan Erlend Ă˜ye dan DJ Marcin Oez ini memang paling keren dalam mengkreasikan dance music dalam cara yang paling organik. Dijamin kita tidak akan pernah merasa puas dengan kombinasi sederhana dari bunyi drum, bass, dan gitar yang berpadu indah dengan suara merdu Erlend yang dapat menciptakan mood funky dan melankolis disaat yang bersamaan. Avolution Beatfest kali ini adalah sebuah event yang wajib untuk didatangi! REZAINDRA O.
free energy Dengan teknik sponsornya yang unik, Red Bull memberikan para atlit dan seniman sebuah terobosan. teks: Anna ostrom
Sponsor korporat biasa diasosiasikan dengan sesuatu yang buruk (seperi saat Tiger Woods mengakui perselingkuhannya dengan menggunakan topi Nike). Namun, itu tidaklah berlaku bagi Red Bull. Minuman energi tersebut mengumpulkan para atlit, seniman, penari, musisi, hingga pembalap Formula 1 dari seluruh belahan dunia dan memberikan kompensasi yang cukup bagi mereka untuk melakukan berbagai hal, seperti mengumpulkan beberapa seniman untuk tinggal bersama dalam satu rumah di Sao Paulo, Brazil selama enam minggu, menghabiskan waktu hingga enam bulan untuk merekam berbagai trik sepeda, hingga membangun sebuah sekolah menari bagi para b-boys. Kami berbincang dengan empat insan muda yang terpilih mengenai aktivitas dan pekerjaan mereka. Dan kami berjanji bahwa minuman berenergi sama sekali tidak terlibat di balik pembuatan artikel ini.
fotografi: hilde holta-lysell. grooming: linn jossang helgeland untuk gevir. lokasi: gevir salon, oslo.
Flavia Junqueira
026
Seorang fotografer dan performance artist yang tinggal di Red Bull House of Art di Sao Paulo, tempat ia berkreasi menciptakan berbagai kolase foto.
karena masing-masing dari kami menciptakan karya seni yang berbeda-beda. Namun di satu sisi, juga mengajarkan banyak hal karena kami saling berbagi ilmu dalam membuat suatu karya.
Berlokasi di: Sao Paulo, Brazil.
Sesuatu yang baik atau buruk-kah, Red Bull House of Art itu bagi para seniman muda?Menurut saya itu sesuatu
Apa sebenarnya Red Bull House of Art itu?Saya dan
lima seniman lainnya tinggal dan bekerja bersama selama enam minggu di Sao Paulo.
Pengalaman yang Anda dapat? fotografi: paulo reis
Tinggal bersama memang banyak mengundang rasa ingin tahu,
yang amat baik. Kendala seniman biasanya meliputi beberapa hal seperti space yang tidak mencukupi dalam proses pencarian ide, masalah finansial untuk memproduksi ide tersebut, dan tempat untuk memamerkan
hasil karya kita. Red Bull House of Art memenuhi kebutuhan kita akan tiga faktor tersebut. Enam seniman dalam satu rumah, terdengar seperti Big Brother?Tentunya banyak
kegilaan yang terjadi, namun hal yang paling “gila� yang saya alami justru dengan melihat aktivitas kota Sao Paulo yang mulai meredup pada pukul enam sore, karena berakhirnya aktivitas pekerjaan mereka. Dan saya ingat lagu klasik yang terdengar dari radio tetangga yang rusak, keadaan tersebut sangat maluca, yang berarti “bizarre�, namun indah.
Anders “Azun” Solum
Pemain sepak bola freestyle Anders “Azun” Solum memenangkan penghargaan Red Bull Street Championship 2010. Berlokasi di: Oslo, Norwegia Bagaimana Anda bisa menjadi seorang freestyle footballer?Dahulu saya
bermain sepakbola seperti biasa, namun ternyata jauh lebih menyenangkan untuk melakukan berbagai trik. Banyak orang mempelajarinya dengan
fotografi oleh dave sowerby
menyaksikan pemain bola melakukan berbagai trik, kalau saya, belajar dari mendengar Street Style championship yang video di internet. Adakah satu trik tertentu yang betul-betul membuat Anda tertarik untuk menempuh jenjang karir di dunia freestyling?Saya rasa
itu trik yang dikagumi semua orang, yaitu “Around the World”, yang dilakukan dengan menggerakkan kaki Anda mengitari bola yang masih melayang di udara. Kapan pertama kali Anda
disponsori Red Bull?
Pertama kali tahun 2008, namun Norwegia tidak memiliki Red Bull pada saat itu, jadi kami tidak bisa ikut serta. Untunglah di tahun 2009 Red Bull mulai memasuki pasar Norwegia. Bukankah itu hal yang cukup aneh, karena pertandingan ini bersifat worldwide namun hanya bisa diikuti oleh negara-negara yang menjual jenis minuman tersebut?Kami betul-betul ingin
berkompetisi, kami melakukan banyak cara untuk membawa Red Bull ke Norwegia. Sebelumnya sudah pernah ada beberapa kompetisi serupa, namun kompetisi Red Bull itu 10 kali lebih besar.
Menurut Anda apa alasan Red Bull menyelenggarakan acara ini?Red Bull memang
sangat baik dalam menangani berbagai jenis acara dan promosi. Mereka memilih jenis olah raga yang dianggap keren bagi generasi muda. Sama seperti alasan saya mengikuti kompetisi ini, saya mau dipromosikan, dan saya mendapatkannya.
The Flying Steps
The Flying Steps adalah sebuah grup B-boy asal Berlin yang banyak mendapatkan penghargaan dan baru-baru ini membuka sekolah menari untuk mengajarkan generasi muda teknik tarian mereka. Kami berbincang dengan sang manager, Timm Zolpys. Berlokasi di: Berlin, Jerman. Anda menjadi terkenal hingga ke luar Jerman dengan penampilan Flying Bach, yang menggabungkan Breakdance dengan music Johann Sebastian Bach.Fakta
yang paling menarik adalah bahwa kami memenangkan penghargaan Echo Klassik untuk kategori musik klasik, sedangkan penari kami sangat hip-hop. Jadi, Red Bull adalah salah satu dari sponsor Anda?Bagi kami, Red Bull
lebih merupakan partner ketimbang sponsor. Berawal dari tawaran mereka, “apakah kalian membutuhkan bantuan
fotografi: florian kolmer
dalam karier menari?” Lalu kami jawab “kami membutuhkan topi head-spin.” Ini berbeda dengan disponsori sebuah merk fashion. “Kenakan logo kami, dan kalian akan kami bayar $2000 per bulan.” Penari kami betul-betul menjalankan lifestyle Red Bull. Bagaimana Anda mendefinisikan lifestyle tesebut?Mungkin “Higher, faster,
smarter.” Atau, di satu sisi “lebih tinggi dan lebih cepat”, dan di sisi lain “kreatif, inovatif, dan selalu menuai hal yang baru.”
Bagaimana perasaan anda ketika video pertama anda meledak di internet?Kami
Danny MacAskill
Video YouTube yang dibuat oleh teman sekamar Danny MacAskill tahun 2009 lalu mengenai berbagai trik bersepeda di Edinburgh, sudah ditonton sebanyak 23 juta kali. Video berikutnya, Way Back Home, yang disponsori Red Bull sudah ditonton sebanyak 6 juta kali semenjak tayangan perdananya November 2010 lalu. Berlokasi di: Dunvengan,
Skotlandia
Bagaimana Anda mempelajari trik-trik bersepeda yang sungguh gila ini?Saya berasal
dari desa kecil yang bernama Dunvengan, di pulau kecil bernama Skye. Lahan yang tersedia untuk bersepeda sangatlah terbatas, jadi biasanya saya keluar rumah untuk melakukan skids dan wheelies.
Bagaimana dengan reaksi polisi setempat?Ketika saya
berusia 12 atau 13 tahun, sepeda saya disita pada saat liburan musim panas. Saya tidak diizinkan sama sekali untuk bersepeda di desa saya. Ada satu polisi ini yang bisa dibilang sangat membenci aktivitas bersepeda saya. Dalam video Way Back Home, ada bagian saya besepeda di pagar kantor polisi tempat dimana ia bekerja. Saya berharap ia berada di dalam kantor pada saat itu, siapa tahu ia melihatnya.
Bawah dari kiri: KC1, Mikel, Lil Ceng, Benny, dan Vartan.
hanya melakukannya untuk bersenang-senang, tidak ada sponsor apapun yang terkait. Uang yang harus kami keluarkan hanyalah untuk membeli kaset kamera. Saya masih tidak percaya, bahwa 12 jam setelah video tersebut tampil di internet, saya dibanjiri telepon dari berbagai media, dari koran hingga televisi.
Bagian yang paling mengagumkan dalam Way Back Home adalah ketika anda melakukan flip down dari puncak kastil Edinburgh.
Itu adalah salah satu hal yang saya tidak pernah bayangkan bisa saya lakukan sebelumnya. Saya mempelajari trik itu dari jarak jatuh yang jauh lebih rendah.
Bagaiman Red Bull berperan dalam semua hal ini?Saya
betul-betul diberikan kebebasan untuk melakukan apapun yang saya inginkan, bahkan mereka memiliki rencana yang jauh lebih besar. Saya berpikir kami hanya akan menghabiskan beberapa minggu untuk membuat video ini, nyatanya kami menghabiskan waktu enam bulan dalam pengerjaanya.
Apa rencana Anda berikutnya?Saya tinggal di
Camper Van selama lima bulan terakhir ini. Jadi, saya ingin membeli van yang baru dan pergi ke Eropa utara untuk tinggal di sana selama beberapa bulan.
Mengapa Anda perlu membeli van yang baru?Karena yang ada
sekarang ini merupakan properti Red Bull.
Toys for All, All for Toys INSPIRASI KREASI MENJADI BAHAN CIPTA CROFT-CUSWORTH TERUS MENGGALI DALAM APA ITU SENI SEBUAH PEMBUAT BONEKA TEKS: SYAFRINA SYAAF. FOTOGRAFI: ONIK/ REBELLIONIK
028
Driven adalah kata yang dipilih Cipta dalam menyimpulkan seperti apa ia melihat dirinya sendiri. Pertama kali pertama melangkah ke dalam studio seni, pria blasteran Minang-Inggris ini di seputaran Kemang, kesan awal yang terbersit dalam benak ialah betapa kuat dedikasinya pada dunia seni yang ia pilih dalam perjalanan kariernya sebagai seorang toy maker, di bawah perusahaan bernama GoodGuysNever Win toy co., miliknya yang sekaligus menjadi wadah untuk seluruh inspirasi kreatif idealnya bermuara, ia telah banyak memproduksi ragam permainan modern dan salah satu yang paling popular tentunya sebuah robot wanita bernama “Dollores’’ kependekan dari Dolls of Resin, “Sebuah garage sale mempertemukan saya dengan Dollores, it was love at first sight, namun ketika akan kembali ke Indonesia dikarenakan terlalu banyak barang yang saya bawa, sehingga I had no room in my luggage for her so I cut off her face and promised to one day I will make her a new body, the better one and voila terciptalah Dollores’’ urainya sewaktu menjelaskan proses pembuatan Dollores, yang kini telah mencapai versi 1:1 yang menurut Cipta merupakan versi sempurna dari versi-versi pendahulunya. Ketika para bocah lelaki gemar mengoleksi mainan dengan tokoh superhero dan sebagainya, hal tersebut tak berlaku pada masa kecil pria lulusan Chesham School of Design , Inggris dan University of Technology Sydney, Australia yang kini menjabat sebagai Direktur Kreatif Trans Studio, masa kecilnya ia lalui dengan mengumpulkan boneka dan action figures tokoh-tokoh antagonis ‘’Pertama kali saya memiliki mainan ialah boneka tentara yang dihadiahkan oleh almarhum ayah saya’’ sontak sebuah tanya pun terlontar bahwasannya tentara memiliki karakter pahlawan ‘’Tentara Nazi!” jawabnya dengan lugas. “Saya suka boneka dengan tokoh antagonis, karena mereka memiliki bentuk yang lebih artistik pun lebih menarik dan tentu saja sexy girlfriends’’ candanya. Belakangan ini selain sibuk membesarkan perusahaan mainannya, Cipta juga memiliki aktivitas lain yang lagi-lagi berkaitan dengan dunia mainan dan kreativitas, ia merupakan otak dari pembuatan sebuah theme park berkualitas internasional di Makassar, “Setiap travelling ke luar negeri, salah satu destinasi wajib kunjung ialah Theme Park di negeri lokasi : Villa 66 Jl. Bangka XI No 66 Kemang
tersebut,” jelasnya, “Kurang lebih bisa dibilang saya besar dengan Dufan, Ancol dan Taman Mini, meskipun telah banyak mengunjungi beberapa theme park yang luar biasa di berbagai negara, saya selalu menjaga mimpi saya supaya Indonesia juga memiliki theme park yang sama berkualitasnya. Untuk yang telah berjalan di Makassar, saya menerapkan tema story telling di mana setiap pengunjung akan merasa mereka berada di dunia yang lain, saya dan tim sekarang sedang mengerjakan proyek serupa, tapi dengan konsep yang berbeda tentunya, kami akan membuka theme park yang lebih besar di lima kota lainnya di Indonesia,’’ ujarnya lebih lanjut. Saat sesi wawancara berlangsung Cipta mengenakan setelan wardrobe yang terbilang ganjil, ia memilih lab coat berwarna putih dengan celana panjang berwarna sama, sebuah penampilan yang orisinil dan dengan budaya Jakarta yang begitu menggilai tren keseragaman, gaya Cipta tampak orisinil. “Cara berpakaian saya terinspirasi dari gaya Steam Punk,’’ tutur Cipta dan ia menambahkan bahwa ia enggan untuk mengadaptasi sebuah tren yang berlaku mainstream. “Banyak yang sering bilang bahwa tampilan saya itu nyentrik, well this is me and I’m not going to change a bit just because some people says so,’’ tandasnya mengakhiri perbincangan yang berlangsung selama 1 jam 34 menit di studio bernama Castle 66 yang ia kelola bersama seorang sahabat dekatnya.
Ivan Christianto dan Iqra Firdausy siap menyemarakan generasi desainer baru Indonesia. Teks: Atri Siregar Fotografi: Onik/ Rebellionik
Highly Anticipated Duo
Yang pergi ke Love Garage in the Park pasti sudah melihat Nylon Booth di salah satu sudut area event ini. Karya yang diberi judul ‘In The Mood For Love With Old Material’ ini merupakan sebuah booth berukuran 6x4 meter, yang dibuat menggunakan scaffolding, furnitur plywood dan OSB (Oriented Strand Board, papan yang terbuat dari serpihan kayu). Booth ini tercipta hasil kolaborasi antara dua desainer muda Indonesia, Ivan Christianto dan Iqra Firdausy (Daus), yang kadang dikenal sebagai Ideatorium, atau Fakethenthic!, “Kami memilih kedua nama tersebut karena nama yang menarik juga pastinya akan mendukung produk yang menarik!” jelas Daus dengan semangat, “Ideatorium artinya adalah sebuah lab yang memproduksi banyak ide, sedangkan Fakethentic! adalah suatu pemikiran dimana it’s not where you take things from, but it’s where you take them to.” tambah Ivan. Kerja sama di antara mereka muncul karena keduanya memiliki visi yang sama, yaitu pentingnya sustainable design. Filosofi desain yang memandang produk akhir suatu desain harus memperhitungkan faktor ekonomi, sosial, dan sustainabilitas ecology, memang merupakan fokus berbagai desainer yang memperhatikan dampak desain terhadap lingkungan hidup. Keyakinan mereka akan sustainable design juga menimbulkan trademark yang muncul di setiap karya yang dibuat, “Apapun proyeknya, gue pasti usahain tetap menggunakan barang bekas.” Jelas Ivan. Daus dan Ivan merupakan bagian dari generasi desainer up and coming, yang memunculkan ide-ide baru dalam karyanya. “Sebenarnya selain generasi desainer yang baru, para penikmat desain juga penting. Karena dari perhatian dan lifestyle mereka yang mulai tertarik dan mengapresiasi desain, dapat juga menjadi penyemangat para desainer untuk terus berkarya.” Jelas Daus. Interest dan perhatian yang kini ditujukan pada desain dan mereka yang bergerak di dalamnya memang sudah mulai terasa dengan banyaknya pameran dan eksibisi desain yang sedang bermunculan di Indonesia. “Kami senang masyarakat Indonesia kini sudah mulai mengapresiasi karya desain, dan selain untuk mengenalkan apa itu desain, kami juga ingin memperlihatkan bahwa desain adalah sesuatu yang bisa dinikmati.” Jelas Ivan.
Walau keduanya terhitung belum lama bekerja sama (“Kami baru mulai berbagi proyek sejak tahun 2010,” jelas Daus), sudah tercatat beberapa proyek interior di resume mereka seperti pada proyek desain cafe Never Been Better di Kemang, dan office space di Ketapang, selain itu mereka juga sudah beberapa kali mengikuti pameran desain, seperti eksibisi interior Room By Room di Alun-Alun Indonesia, dan pameran produk desain.ID di Jakarta Convention Centre, dan tak dilupakan, karya terbaru mereka, Nylon Booth di Love Garage, pada tanggal 15 Febuari lalu. ‘In The Mood For Love With Old Material’ merupakan wujud kecintaan mereka kepada material daur ulang. “Kita ngumpulin berbagai barang bekas yang dapat kami gunakan untuk furnitur dan material arsitekturnya,” jelas Daus. Dan mereka menghabiskan tiga hari (“Tiga hari non stop!” Ivan memperjelas), untuk menyelesaikan booth yang menjadi platform kami (Nylon dan Nylon Guys) lengkap dengan photo booth yang super oke. Mereka terus terjaga selama proses pembuatan booth, karena selain menginginkan hasil yang maksimal, hujan yang tidak berhenti menjadi musuh bebuyutan mereka yang menghambat pembangunan. “Sebenarnya, berjuang melawan hujan itu akhirnya menjadi bagian menarik yang memorable dari usaha kami untuk membuat booth Nylon.” Jelas Ivan. Usaha mereka tidak siasia karena hasil akhirnya memang terlihat keren, tidak sedikit pengunjung yang berhenti di booth tersebut dan menikmati apa yang mereka lihat. Bagi yang tidak sempat melihat ‘In The Mood For Love With Old Material’, sangat disayangkan kalian melewati sesuatu yang begitu menarik, namun mengingat keduanya memiliki keinginan untuk terus mengembangkan bakat dan ide mereka, I’m sure we’ll see more of them in the future. “Gue yang pasti mau punya design shop sendiri, dan brand yang yang dikenal di dalam dan luar negeri.” Jelas Ivan, “Sama sih, gue juga. Selain itu gue juga mau cari kesempatan bikin proyek atau pameran yang memungkinkan gue untuk bekerjasama dengan orang-orang hebat,” tambah Daus.
bo knows “Saya tidak menyukai rapper kulit putih yang ironis” ungkap Bo Burnham, dari dalam bis-nya yang sedang tur melewati Austin, Texas. “Masalahnya, saya memulai karier ini justru sebagai rapper kulit putih yang ironis, yang sangat saya benci. Menurut saya, itu begitu bodoh. Tapi saya masih berusia 16 tahun pada saat itu” Bagi yang tidak tahu, Bo Burnham mulai dikenal sejak akhir 2006 lalu, dimana ia merekam dirinya memainkan sebuah lagu (di loteng rumah orang tuanya di Boston) dengan keyboard Casio-nya lalu meng-upload video tersebut ke YouTube untuk menghibur kakaknya yang sedang studi di Cornell. Namun ternyata, jutaan orang lain juga ikut terhibur. Hal tersebut terjadi sebelum istilah “YouTube Celebrity” dikenal seperti sekarang ini. Comedy Central pun meliriknya, dan membantu merilis EP Burnham yang berjudul Bo Fo Sho pada juni 2008, diikuti album perdananya di bulan Maret 2009. Musim gugur lalu, Comedy Central menayangkan acara komedi Burnham yang berjudul “Words, Words, Words” Walaupun perpaduan aliran Komedi dan rap berkesan sedikit “hina”, hal itu justru mengundang banyak tawa: “kau memainkan payudaramu, permisi, tapi boleh saya coba mainkan, bu? kau menghimpit payudaramu sehingga terlihat seperti diagram venn”, salah satu petikan lirik dari “I’m Bo Yo” yang dirilis tahun 2008 lalu. Sekarang
030
Komedian musikal Bo Burnham mungkin masih berusia 20 tahun, namun sudah mampu memboyong kemampuannya tersebut dalam sebuah tur. teks: Holy seagel. fotografi: alin dragulin
Burnham memasukkan elemen stand up tradisional dan genre musik lain ke dalam penampilannya. Dengan rambut acak dan selalu mengerutkan alis , Bo mengingatkan kita kepada Steve Martin muda. “Hip-hop memiliki begitu banyak guyonan di liriknya, itu merupakan cara yang sangat keren untuk melontarkan begitu banyak lelucon sekaligus.” Ungkap Burnham. “Saya tidak berusaha untuk membuat sesuatu yang revolusioner disini. Namun saya sangat jenuh terhadap keseragaman style pelawak masa kini, bahkan 95% dari mereka membicarakan lelucon yang sama. Belum pernah ada komedian di Amerika yang menggunakkan piano untuk melawak sebelumnya.” Burnham kini menginjak usia 20 tahun, dan memilih untuk menjalankan tur-nya ketimbang menimba ilmu di Harvard. Ia kini sedang menulis naskah “anti-High School Musical” untuk Judd Apatow, yang pernah memberikan Burnham peran kecil di film-nya Funny People. Rumor pun bersirkulasi bahwa Apatow akan menyutradarai naskah Burnham tersebut. “Saya tidak tahu pasti apakah naskah saya akan diadaptasi ke film, namun Judd begitu luar biasa, jadi bila gagal diadaptasi sekalipun, saya sudah banyak belajar menulis dari Judd,” ungkap Burnham kepada MTV Oktober lalu. Burnham memang sudah berakting dari kecil. Peran pertamanya ia dapatkan di bangku kelas 5 SD, di sebuah sandiwara yang ditulis oleh guru musiknya. “Kalau tidak salah, saya memerankan George Gershwin,” ungkapnya. “Saya melakukan teknik metode akting selama dua bulan.” Ia mulai menonton George Carlin di usia yang masih kecil, dan sangat berterimakasih terhadap orang tuanya yang tidak melarangnya. “Siapa sih yang peduli ketika seorang anak kecil mulai mengumpat ‘fuck’?” ujarnya. “Bila anak anda mulai mendengarkan seorang komedian alim yang membicarakan perbedaan antara mereka dengan istri mereka, namun bertindak tidak senonoh terhadap wanita lain, anak anda akan bertumbuh menjadi seseorang yang brengsek. Lebih baik anak saya melontarkan umpatan kotor ketimbang memiliki perspektif yang begitu kejam terhadap kehidupan.” Walaupun Burnham bersikeras bahwa ia tidak terlalu dikenal, namun ia sadar akan banyak prestasi yang dicapainya, sebelum umurnya cukup untuk menenggak alkohol. “Saya selalu berkata, bahwa saya tidak mengatasi rintangan apapun untuk mecapai ke posisi saya sekarang ini. Banyak orang sudah percaya terhadap kemampuan saya dari awal,” ujarnya. “Jadi, ini bukanlah sesuatu yang membanggakan.”
Ariadi JP atau Adi adalah seorang kolektor sneaker yang jumlahnya sudah melebihi 200 pasang. Saat ini ia tengah sibuk mengurus WhatNot, sebuah studio design house yang mencakup pembuatan logo, marketing plan, event, dan juga blog-nya, www.dailywhatnot.com, yang memuat informasi lifestyle dan event. Ia mulai mengoleksi sneaker sejak masih SD ketika mulai gemar bermain basket dan skate. “Gue nggak jago main basket atau skate. Tapi jaman dulu kan kalau main basket sepatunya harus Jordan, nggak peduli mainnya jago atau nggak.” Akhirnya semakin banyak sepatu yang dibeli hingga menumpuk. Dan terus berlanjut sampai Adi di San Fransisco, AS untuk melanjutkan studinya di bidang perfilman. Justru di sanalah Adi baru mengetahui ternyata ada banyak juga orang yang memang penggila sneaker atau yang disebut ‘sneakerhead’. Akhirnya dalam jangka waktu 2—3 tahun di AS, Adi membeli sekitar 100—150 pasang sneaker! Beda dengan kebanyakan kolektor lainnya, Adi tipe kolektor yang memang memakai barang koleksinya. “Gue beli sepatu ya emang buat gue pakai, bukan buat gue pajang. Gue beli sepatu karena gue memang suka sama sepatu itu dan memang bakalan keren kalau dipakai.” Kalau untuk merek, ia tidak terpaku hanya pada satu merek sepatu saja. Adi ditawari untuk mendapatkan endorsement dari merek sepatu terkenal, tapi ia tolak karena ia malas kalau nanti harus menggunakan satu merek sneaker saja. Kenapa mengoleksi sepatu? Menurutnya sepatu merupakan salah satu image-maker bagi seorang cowok, selain jam tangan dan kendaraan. Adi merasa bahwa sepatu yang dikoleksi dan dipakainya describes who he is.“Sayang banget kalau orang yang enggak into fashion”, itulah jawaban Adi ketika ditanya pendapatnya mengenai hubungan laki-laki dan fashion. Menurut Adi, istilah “Don’t judge a book by its cover” itu bulls**t, bagaimanapun juga pertama kali yang orang lihat adalah penampilannya. “Gue suka penasaran sama sepatu yang berkualitas,” katanya. Tapi bukan hanya desain dan kualitasnya saja yang membuat Adi membeli sepatu, faktor lainnya adalah ad campaign. Sepatu terakhir yang Adi beli adalah Nike Kobe Bryant Black Mamba. “Gue beli sepatu itu soalnya kebawa sama iklannya. Iklannya dibikin Kobe Bryant sama Robert Rodriguez. Gue penggemar dia (Robert Rodriguez). Padahal model sepatunya sih biasa aja hahaha..” Selain model, kualitas dan kegunaan dari sepatu, faktor sejarah dari sneaker pun menjadi pertimbangan dalam membeli. Contohnya untuk sepatu Nike
Jordan yang menjadi awal-awal popularitas merek Nike, yang juga menjadi koleksi Adi. Kebanyakan sepatunya didapat dengan cara membeli secara online, “soalnya susah nyari sepatu yang bagus di sini (Indonesia), ditambah susah mencari ukuran yang pas buat gue.” Ukuran sepatu Adi adalah 44-45. Ketika masih di AS, ia pernah juga mengantri dari subuh untuk beli sepatu. “Itu gue iseng aja ingin nyoba, supaya tahu rasanya. Tapi nggak lagi-lagi deh.” Sepatu yang didapat dengan penuh perjuangan itu akhirnya sekarang sudah dijual seperti 100 pasang sneaker lainnya. Alasannya menjual karena banyak yang tidak terpakai, selain itu penawaran harganya juga menarik. Tidak ada anggaran khusus untuk membeli sepatu, sneaker paling mahal yang pernah dibelinya seharga Rp7 juta. Untuk menambah koleksinya, Adi sedang hunting sepatu basket yang dulu pernah dimilikinya sewaktu SMP yang sudah hilang atau rusak. Selain itu, sepatu merek Vans yang rancangannya berkolaborasi dengan Jason Jesse, motor-builder. Sepatu lain yang sedang dicari adalah sepatu merek Sasquatch Fabrix. Adi sudah memiliki satu pasang tapi ingin membeli warna yang berbeda. Adi memiliki dua pasang sneaker dengan model yang sama, alasannya karena sangat suka dengan modelnya atau rusak karena sudah tua. Sneaker yang paling tua yang dimiliki Adi adalah sepatu Nike dari tahun sekitar 1989—1990 tipe Bo Jackson dan Andre Agassi. Adi berkeinginan untuk dapat merancang sneaker, tapi Adi masih belum percaya diri dan merasa tantangannya berat karena sneaker itu sesuatu yang bakal dipakai olahraga. Saat ini Adi sedang mempersiapkan brand baru yang berhubungan dengan baju dan otomotif. Selain itu mengerjakan proyek untuk townhouse milik temannya di kawasan Jakarta. Di tengah berbagai kesibukannya, Adi masih ingin menambah barang koleksinya selain sneaker, yaitu kain kamuflase yang biasa digunakan oleh tentara di medan perang. Ia ingin mengumpulkan motif-motif dari tiap negara. Di antara ratusan pasang sepatu yang dimilikinya, ada satu yang menjadi favorit. Sepatu merek VISVIM tipe Sierra. Alasannya? “Sepatu ini dikasih istri gue pas seserahan..hahaha..”
SNEAK A PEEK SNEAKER ADDICT
ESTETIKA, KEGUNAAN DAN SEJARAH DARI SNEAKERs. ITULAH YANG DIPERHATIKAN ARIADI JP DALAM MENGOLEKSI KECINTAANNYA. TEKS: TRISA TRIANDESA. FOTOGRAFI: DESCHANEL DARMODIHARDJO
Gender Issue
Perfect Combo
NE WS 032
Sejak kemunculan pertama kalinya di tahun 2008, ORBIS telah sukses menarik perhatian anak muda Jakarta (khususnya cowok) yang fashionably hip. Gol mereka untuk menciptakan sebuah toko bertaraf internasional yang mengombinasikan gaya berpakaian street style, classic workwear dengan kultur fashion tercapai sudah. Merek-merek terbaik asal luar negeri seperti HUF, 10 Deep, Benny Gold, Futura Laboratories, Vans, dan Sperry Topsider bersanding sempurna dengan merek lokal seperti Whiteboard Journal, Mad, Vaya Con Dios, Cool Caps, Aerial 7, dan Elhaus di toko ini. Usaha ORBIS untuk selalu menampilkan koleksi terbaik dari pakaian dan sepatu yang datang dari seluruh dunia menjadikannya sebagai salah satu toko terbaik yang ada di Jakarta saat ini. Setelah merelokasi tokonya ke Lot 36 di daerah Panglima Polim yang strategis, ORBIS tampil dalam toko yang lebih besar dengan ambience interior yang lebih keren. Permainan lighting yang cool ditambah desain ‘unfinished’ pada dinding dan lantai dijamin akan membuat aktifitas berbelanja atau sekedar sightseeing di toko ini menjadi menyenangkan. REZAINDRA O. LOT 36, Jl. Panglima Polim V No.36, Jakarta Selatan
Untuk merayakan 10 tahun eksistensi SATCAS di dunia fashion Indonesia, Musim Semi 2011 ini mereka mengeluarkan koleksi berbeda untuk pria dan wanita berjudul “Mr. & Mrs.” Inspirasinya sendiri datang dari berbagai aktifitas di perkampungan Inggris seperti berburu rubah dan berkuda, elemen-elemen itu dapat terlihat pada detail yang ada di rangkaian koleksi mereka. Celana chino
dengan aksen kantong dan cuff kotak-kotak, kemeja berburu bahan flanel, serta penggunaan belt di bagian belakang blazer menghiasi koleksi prianya. Sedangkan untuk koleksi wanita, sentuhan maskulin dan utilitarian banyak mendominasi setiap produknya. SATCAS juga mengangkat warnawarna alam seperti cokelat tanah, abu-abu, biru air, hijau, dan merah maroon, semuanya diaplikasikan pada bahan-bahan seperti katun ringan, sifon, linen, chino, dan chambray yang menjadikan keseluruhan koleksi ini nyaman untuk dikenakan. Sebagai brand lokal yang dikenal dengan rangkaian koleksi pakaian ready to wear yang playful dan edgy dengan harga terjangkau, Andaru Tahir sang Marketing Director menjelaskan bahwa, “Kami ingin memperkenalkan
kembali SATCAS Man dan SATCAS Woman kepada pasar, dan kami sangat senang dengan hasil dari koleksi terbaru kami ini, semoga customers kita juga akan merasakan hal yang sama.” REZAINDRA O. LOT36, Jl. Panglima Polim V no. 36, Jakarta Selatan dan LevelOne Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Welcome to the Hood Semakin banyaknya retail concept store yang bermunculan di tanah air dapat menjadi tolak ukur berkembangnya industri kreatif di negeri ini. Tanggal 24 Februari 2011 lalu, Manekineko yang terletak di kawasan Epicentrum Walk (yang masih terbilang baru) resmi dibuka. Retail Store bertemakan ‘Chic Industry’ ini didesain untuk menjadi destinasi bagi mereka yang mencari merek-merek lokal pilihan yang menawarkan produk pakaian, aksesoris, kamera, mainan, dan masih banyak lagi. Satcas/Sash, Damn I love Indonesia, Sixteen D’Scale, MYE, TickTock, Tosavica, Label Ink, Lilou, Plastic Culture, Retail Theraphy, Utee, Poubelle, Bierkko, Toko Polaroid, Insomnia, Pico Bella, Showcase Fever, Mimsy dan Husky and Tree telah siap menampilkan rangkaian koleksi terbaiknya disini. Bukan itu saja, Manekineko juga dirancang untuk menjadi melting-pod bagi komunitas kreatif yang ada, toko berukuran 439 meter persegi ini dilengkapi dengan area hang out yang dan tersebar di seluruh ruangan. Suasana berbelanja sekaligus bersantai di Manekineko tambah menarik lagi karena disini pengunjung dapat menikmati makanan ringan dan minuman yang disediakan oleh The Empress Room. REZAINDRA O. Epicentrum Walk Lantai 1, Kompleks Rasuna Epicentrum, Jl HR Rasuna Said - Kuningan, Jaksel. www.manekinekospace.com
fotografi orbis: milik orbis. satcas: milik satcas. manekineko: milik manekineko
Vintage Vibe
Musim ini, koleksi aksesori pria dari Fossil menampilkan berbagai produk menarik dengan sentuhan vintage yang mampu menciptakan gaya eklektik yang santai. Warna-warna natural seperti cokelat, krem, dan hijau olive dapat kita temukan pada rangkaian jam tangan dengan tali jam karet yang terkesan antik tapi modern. Sedangkan backpack bergaya utilitarian-nya memberi kesan adventurous yang kuat. Terinspirasi dari
gaya fashion jaman dulu yang ikonik, semua produknya didesain berdasarkan aspek kegunaan dengan kualitas yang tinggi. Dijamin produk-produk ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, tanpa khawatir akan rusak ataupun modelnya sudah ketinggalan jaman. Tidak heran bila Fossil tetap mengangkat tema “Long Live Vintage� untuk kampanye Musim Semi 2011 ini. REZAINDRA O.
Return of the Classics
Nike Sportswear adalah jawaban dari sebagian orang yang menganggap bahwa kita tidak dapat terlihat keren ketika saat ataupun setelah berolahraga. Musim Panas ini koleksi terbaru dari merek asal AS ini menyuntikkan teknologi modern dalam produk-produk bergaya klasiknya. Hasilnya adalah koleksi menarik perpaduan dari style di masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam pakaian olahraga yang juga cocok dipakai untuk hangout. Grand Slam Polo dan Cortez running shoes adalah buktinya. Desain sederhana yang keren, potongan sesuai bentuk tubuh, dan kain berkualitas tinggi (awet, sejuk, dan nyaman) menjadi alasan utama kenapa Grand Slam Polo adalah must have item di Musim Panas nanti. Sedangkan para atlet maupun shoe fetish dapat memuaskan hasrat masing-masing dengan menambah Cortez baru di koleksi sepatunya. Tahun 1972, Co. Founder dari Nike, Bill Bowerman (ia juga pelatih atletik) mendesain Cortez dan menjadikannya sepatu lari Nike pertama yang revolusioner. Kini modifikasi diterapkan pada sol luarnya yang diperlebar dan bantalan yang lebih tebal untuk memberi kenyamanan yang lebih, plus warna-warna klasik dan modern dari Cortez yang siap memberikan tampilan menarik dan inspiratif. REZAINDRA O.
From UK with Pride Kehebatan Burberry dalam menciptakan tren memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Motif Tartan dan trench coat mereka yang ikonik seakan memantapkan posisi merek asal Inggris ini dalam industri fashion internasional. Musim SemiPanas ini, kejeniusan Christopher Bailey sang Chief Creative Officer dalam mengaplikasikan ide-idenya kembali tertuang dalam sederatan koleksi Burberry Prorsum Menswear. Jaket biker bahan kulit tumbled (kulit yang diproses hingga halus dan nyaman untuk dipakai) adalah salah satu koleksinya yang paling menarik. Siluet yang mengikuti bentuk tubuh memberi kesan tangguh, dan penambahan paku-paku besi di hampir sebagian besar permukaannya menjadikan orang yang mengenakannya pasti akan sangat bangga. Aksenaksen seperti resleting asimetris sebagai penutup, di kedua lengan, di bagian depan kantong, dan buckle kecil dari besi pun akan menambah kesan rebellious pada tampilan formal khas merek yang sudah berdiri sejak abad 19 ini. REZAINDRA O.
fotografi fossil: milik fossil. nike sportswear: milik nike sportswear, burberry: milik burberry
mr. funny pants
N.E.R.D HYPNOTIZED US
NE WS 034
NERD akhirnya mematahkan kekecewaan para penggemarnya di Indonesia dengan kehadiran mereka pada tanggal 10 Januari lalu di Istora Senayan. Kritikan yang mengatakan bahwa sebagian lirik mereka mengandung unsure seksualitas, tak mematahkan niat untuk tampil di tanah air, dimana berujung dengan aksi panggung yang sangat memuaskan. Terima kasih untuk Blade Consortium selaku promotor baru di Jakarta yang berhasil membawa band Best Pop Vocal Album di Grammy Awards ini. Rasanya konser ini seperti berlangsung setengah jam saja, hal tersebut dikarenakan apa yang mereka tawarkan sangatlah padat. Jadi crowd belum puas dengan apa yang NERD tampilkan. Sebut saja seperti dua orang beruntung yang dibawa ke atas panggung dan diakhiri dengan diberi topi dan baju Pharell yang ia kenakan selama konser. Sirik? Ya bagaimana tidak, aksi itu mengundang seluruh Istora gone wild. Ada satu pertanyaan lucu ketika konfrensi pers, dimanakah Chad Hugo? Pharell menjawab “Maybe somewhere out there he’s watching us from Skype.” Lalu satu ruangan meledak tertawa. KHIVA ISKAK
Buku pertama Michael Showalter, Mr. Funny Pants (Grand Central Publishing), menjadi awal dari keinginan komedian/penulis/aktor ini untuk menulis - salah satu usahanya untuk mencampur berbagai anekdot yang menarik (Boy Gets Girl, Boy Goes Out and Buys a Lime Green Futon”), puisi, list, pie charts, dan “Games, Puzzles, Brainteasers, Brain-twisters.” Holy Siege mendapat kesempatan untuk bertemu dengan sang Mr. Funny Pants. Ada banyak sekali informasi personal di dalam buku ini. Saya mencoba untuk memberikan sebanyak mungkin informasi, tapi, dari semua kemampuan terbaik saya, tetaplah menjadi orang yang mengetahui banyak hal (stay north of too much information) – agar kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Apakah selama ini Anda mengumpulkan materimateri untuk buku ini? Buku saya tidak punya jalan cerita. Saya hanya menulis saja dan saya tahu bahwa akhirnya buku ini hanya akan dibaca di dalam kamar.
Termasuk bagian yang memakai ekstasi dan mengompol? Itu salah satu konsesi (concession).
Apakah Anda sedang bekerja untuk membuat film-film lagi? Saya sedang menulis untuk sebuat feature film,
Maksudnya?Ya di sebuah kamar di dalam rumah. Ini buku yang bagus untuk disukai, dan bisa dibaca di waktu senggang.
dan menulis untuk buku selanjutnya, Mr. Funny Hat. Judulnya tidak mungkin Mr. Funny Hat kan?Tidak. Tapi ya, saat ini saya sedang mengerjakan buku lain. Buku ini akan lebih fokus dan semoga saja bisa tetap ada unsur komedinya. What the hell do I know about writing a book? Buku selanjutnya akan lebih mirip seperti buku-buku lainnya, akan ada bagian awal, tengah, dan akhir yang lebih baik – hanya akan ada 12 halaman.
bookmark:
Gore Vidal as Edgar Box Siapa yang membunuh orang cebol? Seekor gajah marah dari sirkus Madison Square Garden, ternyata. Tetapi apakah benar hal itu disebabkan karena kecelakaan? Coba tanyakan Gore Vidal di tahun awal 50’an, ketika ia mulai meluncurkan buku misteri dibawah nama satu pena. Ketiga judul buku laris ditulis oleh “Edgar Box”, yakni Death Before Bedtime, Death in Fifth Position, dan Death Likes It Hot (buku yang menceritakan tentang orang cebol yang diinjak-injak), bergantung pada kekuatan mata-mata dari seorang public relation bernama Peter Cutler Sargent. Bulan ini Vintage Crime meluncurkan kembali novel-novel tersebut dengan artistik baru dan introduction dari sang penulis. Buku-buku ini dikemas pintar dengan sentuhan canda namun tak tertebak, lucu saat yang tepat, dan tidak diragukan lagi bahwa ini dikerjakan oleh seorang rising star. Semua buku ini juga telah dicetak berulang kali selama tiga dekade, dan berisi catatan kaki yang dapat menjadi referensi untuk para ilustrator. PAUL CAINE
fotografi n.e.r.d: eksklusif. michael showalter: dylan sada. gore vidal: eksklusif
filmstrip
SANCTUM Hal apa yang akan kita lakukan setelah selamat terjebak dalam goa selama dua hari bersama empat belas orang lainnya? Buat Andrew Wight, salah satu penulis film Sanctum, pengalaman tersebut dijadikan sebagai ide untuk menggarap film terbarunya bersama sutradara Alister Grierson. Selama kurang dari dua jam, film drama-adventure ini mengajak kita berekspedisi ke dalam goa terbesar paling misterius terletak
di selatan pasifik. Frank McGuire (Richard Roxburgh) ahli diver yang sudah mengeksplorasi gua tersebut berbulan-bulan bersama anaknya Josh McGuire (Rhys Wakefield) dan Carl Hurley (Ioan Gruffudd), mereka menelusuri keindahan goa tersebut tanpa memperkirakan bencana banjir yang membuat mereka harus menyelami gua penuh stalagtit dan stalagmit dengan kapasitas oksigen yang terbatas ditambah persediaan makanan yang semakin menipis. Rasa mencekam yang menyudutkan mereka ke dalam garis hidup dan mati cukup sering membuat penonton menahan napas. Dengan intensitas ketegangan yang terjadi secara tiba-tiba, menyaksikan film ini seperti menaiki roller coaster yang mengombang-ambingkan perasaan. Menghabiskan tiga puluh juta dollar, James Cameron menyulap film berteknologi 3D ini menjadi film penuh suspens setelah Titanic. Worth to watch. PATRICIA FEBRIANTI
bookmark:
PRIVATE SCREENING: HOMEY! Awalnya Subtitle hanyalah proyek idealis yang dasarnya hanya meminjamkan film-film kepada pecinta film Jakarta. Permintaan dan kreatifitas pun bertambah marak, pada awal tahun 2010 lalu demi menciptakan kenyamanan dan suasana baru, Subtitle mengubah bentuk desain tempat mereka lebih fresh dan modern. Sekarang tersedia Subtitle Café yang menjadi tempat alternatif menunggu giliran ruangan yang akan ditonton, plus bisa menggunakan wi-fi sepuasnya. Ruang baru yang ada bisa diubahubah sesuai dengan tema, terutama pada kaca yang bisa ditulis
apa saja. Membuat suatu acara lebih hidup dari sebelumnya. Demi meminimalisir resiko, sistem penyewaan daftar dvd film melewati komputer yang tersedia atau melewati web. Selain empat ruangan yang ada, sekarang telah hadir Viewing lounge, yang disebut oleh mereka Wong Kar Wai Lounge, harga lebih bersahabat, nonton pun juga tetap nyaman. Dari 4000-an film yang ada, pecinta film bisa menemukan film-film yang jarang ditemukan, bahkan yang dibioskop sekalipun. Pecinta Al Pacino? Kamu bisa menemukan film pertamanya, The Panic in Needle Park disini. www. subtitlesgroup.com KHIVA ISKAK
The Official Chuck Norris Fact Book:101 of Chuck’s Favorite Facts and Stories
Let’s be honest... ingin tahu fakta lain tentang Chuck Norris selain dikenal sebagai Walker dalam Texas Ranger? Dibalik sosoknya yang perkasa, banyak fakta menarik yang tertuang dalam buku yang diambil berdasarkan hidupnya. Awalnya, buku berisi ratusan bahkan ribuan humor dari Chuck Norris ini diperkenalkan lewat internet. Selama tiga tahun banyak fans menanti, dan aktor Amerika Serikat yang mendirikan sekolah bela diri Chun Kuk Do tersebut berbagi quote hingga fight-code versi Chuck ke seluruh dunia. “Chuck Norris can kill two stones with one bird.” Kurang lucu? How about this one! “When Chuck Norris was born, the doctor was the only one who cried.” ak.sa. ra book store. PATRICIA FEBRIANTI
fotografi subtitles: milik subtitles. chuck norris: milik ak.sa.ra. sanctum: eksklusif
get this: trend setter Nike Spring 2011 Hachi
Untuk koleksi Spring 2011 kali ini Nike memperkenalkan model baru yaitu Hachi. Vintageinspired syle yang digabungkan dengan bahan kulit dan suede terbaik, menjadikan sepatu ini adalah must-have-item untuk bulan ini! www.nike.com
KICK OR PUNCH?
NE WS 036
Yes, semua energi buruk akan keluar apabila sudah berada di arena boxing. Sekujur tubuh akan dipaksa mengeluarkan energi ekstra untuk mendapatkan hasil yang lebih positif, yaitu hidup lebih menjadi sehat dan tentunya bentuk badan dapat membuat semua orang melirik sirik. Itu merupakan kata-kata orang yang telah sukses melewati latihan yang terbilang sangat intense ini. Muay Thai Base Camp yang berbasis di Kuningan, memang terkenal mempunyai metode pelatihan intensifitas yang tinggi. Selama delapan kali pertemuan akan diajarkan metode Muay Thai Walk dan aplikasi dari setiap body weapon yang ada. Unsur itu ada shadow box, heavy bag, circuit pad, dan pad trainer. Anggotanya juga diberi keterangan latihan untuk mengukur sampai mana tingkatan yang sudah dapat atau tidak mampu dilewati, sehingga mereka mampu mengukur intensitas latihan selanjutnya. Selama kedatangan pun, akan ada beberapa pelatih yang membagi anggota yang hadir dilatih oleh siapa saja. Jadi jangan takut untuk tidak kebagian latihan. Karena mereka tidak akan memberimu nafas! Go healthy life! Jl. Hos Cokroaminoto No. 115 Menteng. (021) 9127-1196 KHIVA ISKAK
fotografi muay thai base camp: milik base camp. laser tag: milik laser tag. hellbobs tattoo: milik bobby hellbobs
Arcade Tables ‘Stealth’
Meja untuk bermain game ‘jadul’ ini behasil dibuat sedemikian rupa oleh Stealth sehingga menjadi meja kecil yang sanga terlihat masa kini. Untuk kamu para pecinta game lama seperti Pac Man, Space Invaders atau 50 game klasik lainnya pasti akan jatuh cinta dengan meja yang dilengkapi dengan LED screens ini. www.arcadetables.com.au
SOUL by Ludacris Headphones
LASER TAG
Ini adalah permainan yang sempat berjaya di awal tahun 90an, apakah kamu masih ingat? Laser game merupakan salah satu permainan yang inovatif, bahkan mendapat predikat ‘Awesome’ dari banyak orang terutama anak remaja. “Pada dasarnya kami ini sudah mempunyai anak semua, jadi apa yang harus kami perbuat kepada anak-anak yang mau have fun sekaligus aman, akhirnya kami membawa kembali game ini, dan untuk segala umur,” jelas Erlina Budiaman selaku salah satu owner dari Laser Game. Maksud dari segala umur adalah benarbenar dari umur 8 sampai 88 tahun. Awesome! Waktu permainan ini berlangsung selama 15 menit per sesi. Para staff akan memberitahu
peraturan dan regulasi bagi para calon pemain. Serunya lagi, Laser Game mempunyai tujuh macam jenis permainan. Ada Solo, dimana satu sama lain saling bermusuhan, point terbesar adalah pemenangnya. Tug of War dimana merupakan khusus untuk perusahaan dan perkantoran untuk membangun ikatan para pekerja, dan tidak ada batasan nyawa dan amunisi selama satu jam. Lalu ada Highlander, Dracula, Red & Green Group dan President. Dengan luas arena 440 meter, kapasitas 30 orang maksimum, ditambah warna ruangan infrared dan efek musik yang dapat menstimulasi psikologi pemain menjadi lebih waspada dan taktikal. Laser Game saat ini sedang memberi promo buy one get one sebelum jam enam sore setiap harinya. Jl.Kemang Raya no 16A. 021 7181918 KHIVA ISKAK
TATTO0 FOR ART SAKE
Sepertinya Ludacris tidak mau kalah dengan Dr. Dre yang sukses dengan Beats. Suara yang dihasilkan benar-benar tidak main-main. Dengan high definition professional, noise cancelling headphone, dapat dipastikan Anda tidak bisa mendengar apa-apa selain music yang sedang diputar. www.soulbyludacris.com
Jeremy Scott X Swatch Flash Lightning Bolt
Desainer Jeremy Scott tidak pernah kehabisan ide unik dalam berkarya, dan kelebihan inilah yang membuatnya banyak dilirik oleh perusahaan besar dan kali ini Swatch yang mendapat giliran. Salah satu hasil kolaborasinya adalah Flash Lightning Bolt dengan bentuk flash dan warna kuning yang mencolok. Awesome stuff! www. swatch.com
“Kalau mau bikin tato, jangan pikir dua kali, pikir seratus kali untuk gambar yang mau dibuat,” tegas Bobby pemilik studio tato, Hellbobs. yang hampir 10 tahun berada di dunia tato ini tidak sembarang memberi ide ataupun teknik mentato yang asal-asalan. Menurutnya tidaklah mudah untuk bekerja sebagai tattoo artist, karena seni ini membutuhkan kedisplinan dan sense of art yang tinggi. Ia pun tidak mainmain dalam hal ini, alat ukir tato-nya sendiri juga impor, ada yang berasal dari Amerika, Kanada, dan yang paling difavoritkan oleh Bobby yaitu asal Italia, karena alatnya itu handmade. Perlengkapan kebutuhan studio tattoo ini dibilang juga lengkap dan higienis. Alat sterilisasinya saja lebih dari empat alat. “Salah satu syarat ingin bikin tato, lihat dulu studionya, higienis atau tidak,” jelasnya. Ia lebih menyukai metode custom, jadi orang datang membawa ide dan bisa dibicarakan secara bersama untuk bentuk desain yang akan dipilih. Tato merupakan seni yang bernilai tinggi asalkan dibuat dengan orang yang tepat. Jl.Ciasem 4 No.24 Pavilion, Senopati. KHIVA ISKAK
KIRI: limited-edition neo-greenwich tattoo bag. KANAN: campbell’s special-order custom tattoo case.
Ink Well
Louis Vuitton telah menciptakan berbagai produk unik yang tak terhingga jumlahnya di 157 tahun sejarahnya (termasuk kasur lipat yang memiliki sebuah caviar box di dalamnya), tapi tato yang berada di dada Scott Campbell – sebuah “one-of-a-kind-thrunk” untuk “jarum, botol tinta, tabung, dan mesin” – adalah salah satu hal yang tidak biasa. Hubungan Campbell dengan para Parisian dimulai beberapa tahun lalu saat creative director, Marc Jacobs datang ke studio tatonya di Williamsburg, Saved. Pertemanan mereka tidak hanya menghasilkan ide Jacob yang lucu dan penuh warna untuk koleksi tato di badannya – ia mempunyai lebih dari 30 desain Campbell termasuk foto Elizabeth Taylor mengenakan kacamata 3D di punggung, SpongeBob SquarePants di bisep sebelah kanannya, glazed doughnut di siku, dan gambar sofa di pinggulnya – lalu saat ini untuk kolaborasi dengan Louis Vuitton menswear. Untuk runway musim semi ’11, Campbell menghiasi leher para model dengan airbrushed tattoo bergambar corak klasik dari Louis Vuitton, dan telah membuat berbagai print eksklusif
dan customized bag dengan sketsa unik yang akan tiba di toko-toko Louis Vuitton bulan ini. “Paul Helbers [studio director untuk Louis Vuitton Men] mendatangi saya dengan inspirasi untuk koleksi musim semi ’11 dengan sentuhan Asia dan corak militer,” ujar Campbell. “Dan pada akhirnya, semua karya saya itu dialihkan untuk cetakan tekstil – syal dan baju lalu berlanjut ke tas dimana kita menggunakan teknik laser etching yang sudah saya kuasai.” Karena daftar tunggu Campbell yang super panjang, kolaborasi ini bisa menunjukan karya-karyanya tanpa meninggalkan hobinya pada tato. “Saat pertama kali akan bertemu dengan dia (Jacob), saya sudah mempersiapkan diri untuk momen fashion terbesar dalam hidup saya,” kata Campbell. “Tapi pada saat itu, ia hanya datang bersama pacarnya dan ia adalah orang yang sangat baik dan rendah hati – I love Marc.” NATALIE SHUKUR
sneaker pimps Ketika dua merek ternama seperti adidas dan Diesel berkolaborasi dalam membuat sepatu, hasilnya pasti akan spektakuler. Dan menurut Stefano Rosso, Head of Strategic Brand yang juga merupakan anak dari perintis perusahaan ini, sisi atletis dari adidas adalah pelengkap yang sempurna bagi gaya Diesel yang dipengaruhi oleh musik. “Adidas membawa ciri khasnya kedalam beberapa tampilan paling ikonik yang pernah dibuat dan Diesel menambah kreasinya lewat beberapa feature andalannya,” ia menjelaskan. Aksen stud, paku-paku, dan tentu saja denim Diesel yang ikonik, semuanya terdapat dalam lima jenis koleksi sepatu Diesel/adidas Original edisi terbatas ini, rangkaiannya mulai dari high top yang mengkilap hingga sepatu lari yang sporty. Gaya sneaker-nya juga sama luasnya, mulai dari gaya Lea yang terinspirasi dari gaya punk rock hingga Stan Smith yang merupakan interpretasi ulang dari sepatu tenis jaman dulu. Rosso berkata, “Ini adalah perayaan terhadap kreatifitas dari dua gaya hidup dan sikap yang serupa.” LD diesel.com
school ties
Jika seorang Holden Caulfield sedang berjalan-jalan di Brooklyn, kira-kira apa yang akan ia kenakan? Dua desainer dari United Bamboo, yaitu Thuy Pham dan Miho Aoki sempat mempertanyakan hal tersebut ketika mereka merancang Le Bac, koleksi pakaian pria terbaru dari merek ini. “Saya selalu menyukai karakter dari Caulfield,” kata Pham yang menjadikan karakter ciptaan Salinger ini sebagai inspirasinya “gaya preppy yang tidak rapi.” Koleksinya terdiri atas tampilan anak sekolahan yang klasik seperti kemeja gingham dress, sweater aksen kerah V breaded, dan blazer warna biru navy. Lebih tepatnya lagi, nama dari koleksi ini merupakan tribut untuk le baccalaureat – sebuah tes yang harus diikuti oleh murid sekolah di Perancis sebelum mereka masuk kuliah. Tampilan preppynya memang tidak bisa dipungkiri lagi, tapi untuk melihat unsur tidak rapi yang dimaksud oleh Pham, lihatlah bow tie dan kemeja bahan chambraynya kemudian bayangkan para customer dari Le Bac: anak perkotaan yang bukan anggota tim debat. Pham dan Aoki juga berpikiran bahwa menghisap rokok jauh terlihat lebih memberontak ketika melakukannya sambil masih mengenakan seragam sekolah. BENJAMIN LESZCZ unitedbamboo.com
le bac: fotografi jakob axelman. stylist ian bradley. grooming christine cherbonnier. model mason - wilhelmina. pakaian le bac, kaos kaki happy socks, sepatu spring court. diesel/adidas originals: fotografi milik diesel. scott campbell x louis vuitton: milik louis vuitton
Undercover Love Garage In The Park NE WS 038 fotografi: onik/rebellionik dan deschanel darmodihardjo.
Love Garage Present: Two Door Cinema Club Live in Concert with Conjunction of Grand Launch NYLON and NYLON Guys Indonesia Tepat sehari setelah Valentine dirayakan disegala penjuru dunia, Two Door Cinema Club menginjakkan kakinya di Jakarta, menghibur seribu penonton yang datang dalam acara Love Garage persembahan Ismaya Live!. Banyak euforia yang bisa diceritakan pada hari itu. Pertama, band favorit kami akhirnya rela terbang dari Irlandia Utara untuk konser di Indonesia. Kedua, ini merupakan acara Love Garage pertama yang diadakan di area terbuka. Ketiga, hari itu eX Plaza Indonesia juga bertambah umur ke-tujuh tahun. Terakhir, di acara ini pula, semua penonton ikut merayakan eksistensi NYLON dan NYLON Guys Indonesia yang berhasil diboyong dari New York sejak awal tahun 2011 lalu. Sebagai apa yang disebutnya sub-kulture ‘urban’ dan fashion bergaya ‘high-street’, NYLON Guys hadir ditengah maraknya majalah pria membahas area yang jarang terjamah, demi menjawab kerinduan para jiwa muda untuk mengekplorasi dunia tersebut dari kacamata dalam negeri maupun internasional. Awalnya, hujan menimbulkan banyak keraguan penonton untuk datang tepat waktu. Alhasil, sekitar jam tiga saat Dipha memulai set-nya, penonton masih banyak berkeliaran diluar area eX. Setelah hujan mereda, DJ Etnic (Trigger) pun menggantikan Dipha dan segera memutarkan tembang-tembang lawas Hip-Hop yang akrab ditelinga. Penonton mulai banyak berdatangan ketika hari semakin gelap dan saat Rock N Roll Mafia juga sudah menguasai panggung. Dari sekian banyak lagu dari album baru melantun, RNRM tetap memainkan dua lagu lama, yaitu “Translove” dan “Question” demi memuaskan para fansnya. Satu jam lebih berlalu, saatnya panggung dikosongkan dan beralih ke layar besar yang ditempatkan dekat dengan pintu masuk. Disini, pengunjung dimanjakan menyaksikan film pendek produksi FutureShorts selama hampir sejam. Mengantarkan pukul delapan dimana puncak euforia kami tiba. Grand Launch NYLON dan NYLON Guys diberitakan oleh satu host cantik bernama Sigi ditemani Junot yang ikut menyuarakan kemeriahan malam itu. Peresmian berlangsung singkat, namun daya pikat kami tak mudah pudar dari ingatan tiap penonton. Banyak yang menyetujui pendapat ini, dan beberapa penonton segera meluncurkan kaki mereka menuju markas NYLON yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Tak berapa lama kemudian, Flight Facilities yang ditugaskan sebagai pasukan awal membuka pesta ini, segera melancarkan dentuman bass dari lagu baru Cut Copy berjudul “Take Me Over”. Selang tiga lagu, duo DJ asal Australia itu kembali memecahkan kekakuan penonton dengan menyisipkan mix lagu Uffie “Add Suv”. Banyak yang ikut bernyanyi, ada juga yang berlompatan. Terbukti bahwa set list Flight Facilities cukup manjur di
awal, meski sebagian penonton terlihat menyimpan tenaga untuk aksi mereka berikutnya. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, trio yang berasal dari kota bernama Bangor tersebut menjadi puncak acara utama. Tanpa basa-basi Two Door Cinema Club segera membuka set list dengan lagu “Cigarettes in The Theatre.” Di tengah suara gitar Sam Halliday yang penuh dengan riff catchy, jernihnya suara Alex Trimble di telinga menyelaraskan semua lagu yang enerjik tersebut. Lonjakan semangat Kevin Baird di atas panggung pun membuktikan bahwa mereka memenuhi janji yang diutarakan saat press conference agar tidak mengecewakan fans Indonesia. Berhubung tur kali ini memperkenalkan album “Tourist History”, ketiga personil TDCC sempat terkejut karena penonton dapat ikut menyanyikan tiap lirik dari lagu yang dimainkan. Suara reverb yang berlebihan melintas beberapa saat, namun itu dikarenakan efek tata suara dalam bentuk panggung yang terbuka. TDCC langsung memberi kejutan di lagu kedua dengan memainkan “Undercover Martyn” yang tentunya membuat penonton serentak berjingkrak riang. Tinggal selanjutnya, “Hands Off My Cash Monty”, “Do You Want It All”, “Something Good Can Work”, “Handshake”, “This Is The Life, Kids” dipercayakan menjadi ritme untuk menjaga kestabilan mood penonton agar jauh rasa lelah. Berhenti memainkan Kids, Alex menyapa, “This is pretty f****** exciting for us, we’ve always wanted to play this part of the world, we’ve always wanted to play in this city... now, what i really want to see is... you guys dancing. We gonna play this song, it’s pretty easy to dance, this is called You’re Not Stubborn...” teriakan gemuruh fans menyambut dan berakhir hingga lagu berkumandang. “Costume Party”, “What You Know”, “Eat That Up, It’s Good For You” dimainkan berikutnya sebelum encore tiba. Ketiga personil menghilang dari depan penonton. Di balik panggung, Alex meminta air putih kepada crew sementara Kevin sempat menyisip bir yang telah ia minum sebelumnya, dan Sam hanya mencari handuk untuk menyeka keringat. Tak percuma kerja keras mereka, mengingat dua tahun lalu band ini belum terdengar namanya di khayalak tanah air kita. Dua menit berlalu, lampu terang kembali menyorot mereka, membawakan dua lagu terakhir, yaitu “Come Back Home”, dan “I Can Talk.” Semua bernyanyi dengan kerasnya karena euforia ini hampir tiba diujung acara. Yang namanya manusia, pastilah para fans memiliki rasa tak pernah puas. Namun, ke-lima belas lagu yang dimainkan TDCC, mampu membuat kami semua masih mengingat lirik, “A..O..AAO..A..O..AAO..” hingga detik ini. Last but not least, Hogi dari Future10 menutup acara Love Garage In The Park dengan memutarkan mix lagu-lagu TDCC dalam beat Progressive yang cukup manjur untuk menjaga suasana tetap panas. Hampir bisa dikatakan sempurna, ketika semua penonton yang datang terlihat puas. Seperti kata Alex, “It’s lot of fun!” PATRICIA FEBRIANTI
(grooming)
getgrooming this: oleh mentari ofelia
The One Gentleman
face time NE WS 040
Sejak perannya di film Twilight, Burlesque, dan film terbarunya The Roommate, aktor Cam Gigandet tentu saja mempunyai pengalaman lebih dalam memakai make up dibandingkan laki-laki lainnya. Tapi di proyek terbarunya kali ini, ia sama sekali tidak menggunakan lipstik dan maskara: Ia adalah sosok bagi ClickR produk perawatan kulit unisex terbaru baru dari Sephora. “Sebenarnya saya jarang menggunakan produk-produk muka,” ujarnya. “Tapi saya penasaran dan akhirnya saya mencoba, and they worked!” Walaupun pekerjaan sehari-hari Anda tidak memerlukan eyeliner seperi Jared Leto (“Makeup mata saya di Burlesque sampai saat ini adalah hal paling gila yang pernah saya coba,” kata Gigandet), kulit Anda mungkin akan mengalami iritasi. Inilah saat untuk koleksi ClickR yang terdiri dari pembersih, lotion, dan acne serum datang untuk menyelesaikan masalah itu. Gigandet berkata: “Saya mengerti sekarang bahwa semakin sedikit make up dan yang akan dikenakan di wajah saya, semakin baik.” LIZA DARWIN. sephora.com
Setelah sukses dengan The One di tahun 2008 dan berhasil mendapatkan berbagai penghargaan, Dolce&Gabbana kembali meluncurkan parfum terbarunya, The One Gentleman. Kemasan yang minimalis, simpel dan dominasi warna birunya memberikan kesan yang elegan dan berkelas. Wangi yang dihasilkan dari campuran pepper, grapefruit, cardamom dan vanilla kali ini sangat berbeda dengan wangi pendahulunya, The One. Pepper dan grapefruitnya menghasilkan wangi segar dan aroma vanilla-nya memberikan sentuhan akhir yang menambah kemaskulinan dari The One Gentleman, sehingga parfum ini sangat cocok untuk siang hari maupun untuk acara formal di malam hari. Matthew McConaughey kembali terpilih sebagai brand ambassador karena karakternya yang mendukung campaign dari The One Gentleman; maskulin, karismatik dan mempunyai pesonanya tersendiri. Domenico Dolce dan Stefano Gabbana terlihat sangat percaya diri dengan ciptaannya kali ini dan berkata,. “Parfum ini benar-benar wujud dari sifat seorang gentleman; terpercaya, sukses, sempurna dan juga mempunyai karisma yang bisa membedakan dirinya dengan yang lain. Men would love to be him, women to be his..” MENTARI OFELIA. Rp. 675.000, 50 ml.
oil slick
Salahkan musim dingin yang sangat ekstrim di kota New York, tapi baru-baru ini seorang teman mendatangi saya dan menceritakan tentang keluhan pada janggutnya, bagaimana agar janggut itu bisa terhindar dari bau tidak sedap dan tekstur yang kasar. Dan seperti sudah diisyaratkan, tibatiba ada paket yang berisi
sebuah produk bernama Dude No. 1 All-Natural Beard Oil dari Brooklyn MCMC Fragrances di atas meja saya – dan tanpa berpikr panjang langsung saya berikan kepada teman saya yang membutuhkan, produser dari NYLON TV, Jay Buim. Campuran dari organik hemp seed dan jojoba oil dengan aroma dari Virginia cedarwood, green coriander, dan pink peppercorn, sepertinya bisa ampuh untuk janggut, tapi sayang sekali saya tidak punya janggut untuk mencobanya. Lalu dengan baik hati Jay Buim memberikan reviewnya untuk produk ini: “Produk ini berhasil menghilangkan rasa gatal di janggut saya!” ujarnya. “Saya tidak malu memberi tahu temanteman saya bahwa saya menggunakan produk ini. Semoga aku bisa bertahan dengan produk ini.” HOLLY SIEGEL. Rp. 650.000 25ml., mcmcfragrances.com.
still life the one gentleman: Dolce&Gabbana
Kiehl’s Mens Alcohol-Free Herbal Toner Rp. 200.000
Sesaat setelah mencukur adalah saat yang paling krusial karena kulit bisa sangat sensitif. Kiehl’s Herbal Toner yang bebas dari alcohol dan kandunga herbalnya memberikan nutrisi agar kulit tidak kering. Cocok untuk kulit normal dan berminyak.
Merkur FUTUR Adjustable Razor Rp. 700.000
Pencukur tidak boleh dipilih asal-asalan. Merkur Future Adjustable Double Edge Safety Razor yang dilapisi dengan chrome dan terbuat dari bahan yang high quality. Bentuknya yang dirancang untuk mencukur akan memberikan Anda hasil yang optimal.
L’Occitane Baux Alcohol-Free Stick Deodorant for Men Rp.170.000 Deodoran bebas alkohol ini memiliki aroma khas dari L’occitane yaitu Eau des Baux. Cepat kering dan tahan lama membuat deodorant ini cocok bagi yang suka aktifitas olah raga di area luar.
D.R. Harris Arlington Crystal Eye Gel Rp. 200.000
Bagi Anda yang bermasalah dengan kantung mata atau warna gelap di sekitar mata, krim ini adalah jawabannya. Mengandung cucumber extract dan air mawarnya membantu mencerahkan dan mengempiskan kantung mata.
cheat sheet BUFFALO david bitton
Perkenalkan Serex, salah satu koleksi basic dari Buffalo David Bitton. Jeans lowrise dengan potongan slim ini datang dengan penutup kantong bagian belakang dan corak wash yang memberikan kesan antik. Tapi jangan salah, tidak ada bahanbahan bekas untuk jeans ini! buffalojeans.com
dr. martens
Dibentuk selama 50 tahun dengan subculture sebagai inspirasi,Dr. Martens classic 1461 three-eyelet shoe memberikan tampilan baru dengan suede yang halus dan ringan, outsole warna merah bata, dan mempunyai kelebihan lain yaitu tahan air. Rp. 1.100.000. drmartens.com.
MEK DENIM
MEK USA denim didesain di Los Angeles dan terinspirasi dari dunia. Di rancang khusus untuk mempertahankan keawetan jeans dan handcrafted pada logo mereka untuk memberikan cirri khas dari mereka. MEK telah mempunyai banyak penggemar baik dari fashionista dan para selebritis Hollywood, dan tidak lupa para langganan mereka di seluruh dunia. Mekdenim.com
(the chow)
SPACE INVADER:
YUMMUS HUMMUS
NE WS 042
“Apapun material yang dibuat disini adalah hasil karya kami buat dengan tangan kami sendiri, yang berasal dari sekitar lingkungan tetangga,” ujar James Leritz, yang sedang duduk di meja buatan dari balokbalok bekas pabrik buangan di Yummus Hummus, sebuah kafe yang ia buka di Brooklyn pada bulan Juni lalu bersama Sean Biloski. Tidak hanya mengaku “multimedia craft artists” karena unggul dalam mencuri racikan, namun lebih pada kegunaan dan pengaruh harga dari Timur Tengah sama-sama mengesankan. Tempat yang nyaman melayani pilihan sederhana bagi hummus, falafel panggang, roti pita yang padat, kue kering, sandwich, dan salad, bersama sup di musim dingin, dan es krim di musim yang lebih hangat, semua diproduksi sendiri dan dimulai dari bawah. “Kami membuat saus sambal sendiri,” kata Bilolski. Kafe ini merupakan cara mereka untuk berkontribusi kepada area sekitar Waterbury Street yang dimana sangatlah cepat menjadi suatu penyambung kreatifitas. Seri seni mural pertama bersama Brooklynite Gallery baru saja terangkat di jalan-jalan, dan pesta-pesta di gang yang sudah terencana pada musim panas ini. “Musim panas lalu kami mengadakan pertempuran balon air sebanyak 2.000 balon,” kata Bilolski. Sementara itu, Leritz sedang mengerjakan rumah hijau di atap dimana produksi ini akan disediakan untuk kafe. “Kami senang mengerjakannya dengan selalu terlihat segar dan selokal mungkin,” katanya. NATALIE SHUKUR yummushummusbar.com
Tree-ple Threat Merasa tersesat di Kemang? Masuklah ke Tree House. Kemang memang mempunyai ratusan tempat hang out menarik yang siap untuk dikunjungi. Terkadang, banyaknya pilihan malah membuat kita semakin susah dan tersesat dalam memilih destinasi bersantai. Sebuah bar bernama Tree House yang akan dibuka pertengahan Maret ini rasanya layak untuk disinggahi. Bagian dalamnya yang bertema rustique dihiasi unsur kayu, bebatuan, dan artificial grass yang dipadukan dengan bricks putih, semuanya menambah kesan homey dari bar mungil ini. Lantai atasnya berupa area semi open air dengan sofa nyaman dan ambience remang-remang, sangat cocok untuk bersantai dengan pacar ataupun segerombolan teman sambil menikmati suasana Kemang. Anton Massoni-lah otak dari tempat yang hip ini, pria blasteran Itali-Indonesia lulusan sekolah perhotelan di Australia ini merasa perlu untuk membuka sebuah bar untuk memuaskan passion-nya di bidang ini. Bersama teman masa SMA-nya Francois Heirbaut, mereka memutuskan untuk membangun Tree House sejak September 2010 yang lalu. “I always wanted to open a resto, tapi resto itu agak susah karena harus ngumpulin menu dan gambling juga karena saingannya udah banyak. Jadi gue mikir untuk
fotografi yummus hummus: aaron wojack. fotografi tree house: nick easton
bikin bar dulu sebagai start-nya,” ujar Anton. “Tapi kita bikin bar-nya juga harus punya sesuatu yang beda, Tree House itu bar yang ada dalam komunitas dan customer yang datang. Idealnya, kita lebih ingin making friends instead of making money disini ,” lanjutnya. Tree House memang bukan sekedar fun place to hangout, bar ini bahkan bisa menjadi media para seniman untuk pameran secara gratis, “Kita hanya minta sepuluh persen dari hasil penjualan karyanya untuk didonasikan ke yayasan yang memerlukan, itu aja,” kata Anton bersemangat. Terlepas dari konsep bar tadi, Tree House yang buka setiap hari (kecuali senin) dari jam empat sore hingga tengah malam ini juga memiliki berbagai signature drink yang wajib dipesan. Cobalah keunikan The Whispering Eye, cocktail racikan mereka yang mencampurkan vermouth, triple sec, vodka, lime juice dengan potongan paprika di dalamnya dan taburan merica di pinggir gelasnya. Uniquely taste great! Seperti minum vodka dan makan pizza disaat yang bersamaan. Untuk makanannya? “Makanannya enggak ada yang beneran signature disini, tapi semuanya homemade cooking, resep dari keluarga gue,” kata Anton yang menjelaskan deretan makanan Itali di menunya. Nama Tree House sendiri diambil karena mereka ingin menjadikan tempat ini sebuah tempat berkumpul sambil melakukan hal-hal yang menyenangkan, layaknya anak-anak kecil di luar negeri yang menghabiskan waktunya di atas rumah pohon. Tempat bagus, minuman enak, dan suasana bersahabat, apalagi yang kurang dari tempat ini? Tree House Kemang akan menyambut dengan hangat semua orang yang ingin masuk, baik yang tersesat maupun yang tidak. REZAINDRA O. Jl.Kemang I No.72 Jakarta 12730
SPACE INVADER :
(the chow)
The Whispering Eye,
IT’S SUSHI TIME!!
Ten, adalah japanesse cuisine baru di Jakarta. Hal yang membuatnya berbeda dari resto Jepang lainnya bahwa ramuan saus mereka yang yang digunakan berbeda dari kebanyakan resto lain. Arsitektur ruangan yang didominasi warna cokelat ini mempunyai 150 menu untuk para penikmat kuliner. Terutama ragam fusion sushi yang unik dan mampu membuat pelanggan bingung memilih yang mana karena semua sangat serba menggiurkan. Dapur Ten dibagi menjadi dua, satu untuk menu tradisional dan satu lagi khusus untuk fusion sushi. Terlebih mereka mempunyai meja bar untuk ilustrasi agar pelanggan dapat melihat aksi koki dalam membuat sushi, serta dapat memilih sendiri daging pilihan yang difavoritkan. Kali ini, Ten mempersembahkan untuk Nylon Guys, sushi yang sangat diunggulkan yaitu Ten Roll. Koki Masdi yang telah lama menekuni studi sushi membuat isi Ten Roll dengan tempura goreng menjadi lebih terasa renyah sekaligus manis di lidah, terima kasih kepada that secret sauce! Apa yang membuat tempat ini lebih unggul adalah atmosfer yang dibangun serasa bak di Negara Jepang. Proses produksi resto Ten ini juga tidaklah mainmain, “Setiap akhir pekan, kami selalu mengadakan pesta kecil-kecilan, kami bawa calon koki kami untuk masak, jadi kami sekalian meminta opini keluarga maupun teman. Tujuannya agar Ten bisa lebih diterima lidah Indonesia,” jelas Chandra Aliwarga selaku pemilik Ten. Lucunya, mereka ternyata juga menyiapkan hidangan sop buntut. “Ini hanya sekedar variasi saja, karena ada saja orang yang tiba-tiba datang menuntut kepada kami dimana menu Indonesianya.” Variasi menu ternyata bukan masalah bagi mereka. KHIVA ISKAK Jl. Pakubuwono VI no 65 (021) 7230770/7262220
drink this: port
PORT WINE MUNGKIN menimbulkan gambaran akan bar-bar yang dipenuhi asap cerutu dan restoran Perancis yang mengharuskan pengunjungnya untuk mengenakan jaket, namun port tidak hanya untuk kakek-kakek saja. Peminum wine generasi baru menemukan kembali cara menikmati port dalam cara yang imajinatif. Berikut ini adalah beberapa petunjuknya. DIANA VILIBERT SAVOR IT: Sama seperti Champagne yang asli yang hanya berasal dari daerah Champagne di Perancis, port yang sejati adalah anggur yang berasal dari Portugis, diperoleh secara eksklusif dari anggur yang tumbuh di lembah sungai Douro. Port wine memperoleh kandungan alkoholnya yang tinggi (biasanya 18-22 persen) dari alkohol berkadar tinggi (brandi, umumnya) yang ditambahkan untuk mengakhiri proses fermentasi—
maka nikmatilah secara bertanggung jawab. Kualitas adalah kunci: jika isi dompet anda mampu menanganinya, pilihlah yang dinyatakan vintage. Kebanyakan port diproduksi dari kombinasi anggur dari berbagai tahun yang berbeda, namun Port yang dinyatakan vintage terbuat hanya dari anggur dari satu tahun yang baik, memberikan port vintage kelembutan yang lebih unggul dan keseimbangan rasa.
Try: Smith Woodhouse 2007 Vintage Port PAIR IT: Port akur dengan berbagai jenis makanan, khususnya makanan yang dapat mengimbangi dan mengeluarkan kekayaan rasanya. Tambahkan port ruby kedalam saus yang dituang di atas daging merah atau ikan, dan sajikan port tawny sebagai sajian penutup bersama dengan blue cheese, buah kering, kacang panggang, dan custard.
Try: Sandeman Tawny Porto
Scottish di New York dan tambahkan port float ke dalam whisMIX IT: Secara key sour: kombinasitradisional, port kan 1.5 oz Bourbon diminum sendiri—tapi atau rye whiskey, teksturnya yang kaya 0.75 oz jus lemon, dan rasanya yang 0.5 oz simple syrup, berani membuat port setengah putih telur, menjadi sebuah pili- dan sedikit aromatic han yang baik untuk bitters. Dikocok dan menambahkan kedalaman tuang di atas es dan berat ke dalam sebelum menambahkan mixed drink. Cobalah sekitar 1 oz port mengganti vermouth diatasnya. dengan port dalam cocktail favorit Try: Dow’s Trademark anda. Atau cobalah Reserve Port saran T.J. Lynch dari pub Highlands
fotografi ten: deschanel darmodihardjo.ilustrasi drink this: clarissa roudabush.
(gaming)
Nintendo’s Double Vision, in autostereoscopic 3D
TEKS: ADITOMO M.B
NE WS 044
Nintendo akan membuat terobosan baru setelah sempat menguasai pasar dengan Wii yang merevolusi interaksi pemain dengan gamenya. Wii telah membuat motion control sebagai tren di industri videogame. Dan pada tanggal 23 Maret 2010 Nintendo mengumumkan penerus Nintendo DS yang diklaim mampu memproduksi efek 3D tanpa menggunakan kacamata khusus bernama Nintendo 3DS. Mungkinkah Nintendo mendefinisikan tren industri sekali lagi dengan 3Ds? A future ahead Seperti yang kita tahu, teknologi 3D mulai merambah keseharian kita dari bioskop ke perangkat televisi hingga digital camera (yang masih saat artikel ini ditulis, produk-produk tersebut dijual dengan harga premium). Industri videogame juga melihat potensi teknologi 3D untuk konsumer ini, khususnya Sony yang saat ini memiliki konten 3D yang cukup banyak. Namun sepertinya 3DS yang menerapkan autostereoscopy (metode penerapan pencitraan 3D tanpa kacamata khusus) akan selangkah lebih maju dengan membawa perlombaan 3D ini ke pasar yang lebih luas. Tidak lagi konsumen akan dihadapkan kepada multi perangkat harga premium, keterbatasan ruangan, dan alat tambahan untuk menikmati dan menciptakan konten 3D. 3D for everyone : Dari sekian banyak fitur yang tersedia, penting untuk diketahui bahwa 2 kamera luar 3DS memungkinkan pengguna mengambil foto 3D dan melihatnya di 3DS. keren. Nintendo juga telah bekerjasama dengan studio film ternama seperti Warner Bros, Disney, dan Dreamworks untuk menampilkan film2 animasi 3D di Nintendo 3DS. • Untuk hardcore gamers : The Legend of Zelda : Ocarina of Time 3D, Metal Gear Solid 3: Snake Eater 3D, Resident Evil: Revelations, Dragon Quest, Mega Man Legends 3, Super street fighter IV 3D edition, Super Robot wars, tiga judul Shin megami tensei, Ninja Gaiden, Final Fantasy, Kingdom Hearts, Dll • Untuk casual gamers : Kid Icarus : Uprising, Starfox 3D, Super monkey ball, Chocobo racing 3d, DJ hero 3D, Bomberman 3D, Professor Layton, Animal Crossing, Mario kart, Sonic, Lego, Sims 3, Harvest Moon 3D, Nintendogs & cats, Paper Mario, Dll. • Untuk penggemar sport tanpa keringat : FIFA Soccer, PES/Winning Eleven, Ridge racer, Madden NFL, Dll. Perlu diingat kalau 3DS akan Region Locked (contoh : game Jepang tidak bisa dimainkan di mesin USA dan sebaliknya) dan daftar judul game diatas dapat berubah setiap saat karena masih dikembangkan saat tulisan ini dibuat. 3DS spec : Dimensi (saat tertutup) : lebar 13.5 cm, panjang 7.3 cm, tinggi 2 cm Berat : mendekati 226 gram
Ilustrasi JRPG oleh Aditomo M.B
Layar atas : LCD widescreen seluas 9 cm, mampu menampilkan citra 3D tanpa kacamata khusus, resolusi layar 800x240 pixel (tiap 400 pixel dialokasikan per mata untuk memungkinkan pencitraan 3D) Layar bawah : LCD layar sentuh seluas 7.6 cm dengan resolusi 320x240 pixel Kamera : satu kamera di sisi dalam, dua kamera diluar dengan resolusi 640x480 (0.3 Megapixel) Wireless : Wifi-nya mampu berkomunikasi di frekuensi 2.4 ghz. Dapat menghubungkan 3DS secara nirkabel (ad hoc) untuk bermain multiplayer atau berkomunikasi antar 3DS . 3DS juga bisa mengakses internet melalui LAN access point. Kontrol game : layar sentuh, microphone, tombol A/B/X/Y, + control pad, tombol L/R, tombol start & select, “slide pad” yang memungkinkan kontrol analog 360º, satu kamera dalam, dua kamera luar, sensor gerakan, dan gyro sensor. Kontrol lain-lain : tombol geser untuk menyesuaikan kedalaman edek 3D (merubah skala citra 3d & mematikan citra 3d jika diinginkan), tombol home untuk memanggil fungsi sistem, tombol wireless, tombol power. stylus 10 cm yang dapat ditarik kembali. Input/Output : port untuk game card 3DS dan game card DS lainnya, slot SD card, konektor adapter AC, terminal untuk charging cradle, dan stereo headphone output jack. Suara : speaker stereo terletak di kanan dan kiri layar atas. Summary : 3DS adalah produk yang menjanjikan. Dengan didukung third party developer ternama seperti Konami, Square Enix, Bandai Namco, EA, Dll dan kemampuan 3D-nya diharapkan akan melahirkan game-game inovatif di tengah jaman serba game sequel ini. Saya kira ini akan jadi Gadget 3D pertama kebanyakan orang.
JRPG Now and then Kerap kita jumpai dalam JRPG (Japanese Role Playing Game). Ada tragedi, pendewasaan karakter, perjuangan, takdir, kekuasaan, dan lain-lain. Secara visual : setting yang indah, tatanan rambut yang luar biasa, Kostum yang luar biasa juga, senjata yang terlihat tidak praktis namun keren dan lain - lain. Secara gameplay JRPG bisa ditarik benang merahnya yaitu turn based (bergantian), adanya world map, kota, dungeon, pengaturan penyerangan menggunakan sihir, skill, random battle encounter, leveling character dan lain-lain. meskipun tidak semua JRPG persis seperti yang disebutkan barusan. Durasi permainan yang umumnya sebanyak 50 jam lebih ini, umum ditempuh pemain JRPG.
(Upcoming) (Upcoming games)
YAKUZA 4
Ps3: Rilis 12 April 2011
Sistem pertarungan game ini berfokus pada perkelahian tangan kosong meskipun pemain bisa memilih untuk memakai senjata-senjata seperti katana, pistol maupun benda-benda di sekitar arena pertarungan. Namun keistimewaan game ini bukan terletak di bagaimana pemain bisa menghajar lawan dengan berbagai cara, tetapi Yakuza benar-benar hidup di bagian setting dan cerita. Namun Kazuma
sekarang tidak sendiri, di Yakuza 4 pemain akan dapat mengendalikan tiga karakter baru yang saling berkaitan. Semua detail ini terbungkus jantan dengan cerita khas dunia mafia ala Jepang Kota Kamurocho dibuat Sega dengan begitu detail. Jalanan yang tidak pernah kosong, setiap NPC membicarakan masalahnya masing-masing, bahkan banyak merek-merek di dunia nyata
Bersyukurlah ada tombol pause. Perkembangan karakter juga menjadi faktor kepuasan di JRPG. Pemain akan merasakan perbedaan nyata ketika membantai monster yang tadinya sulit dihadapi 10 level kebelakang. Memperkuat tokoh utama dengan senjata yang hanya bisa didapat jika mengalahkan boss sidequest juga merupakan kepuasan tersendiri. Selain perkembangan narasi dan level/skill dst, beberapa judul juga menawarkan perkembangan yang unik pada gamenya, salah satu dari beberapa judul yang layak sebut dan layak dimainkan kembali (atau malah layak remake?) adalah seri Suikoden (PS,PS2,PSP,NDS) yang memiliki 108 karakter yang memiliki cerita masing-masing namun saling berkaitan dan semakin banyak karakter yang pemain kumpulkan maka semakin lengkap fasilitas (minigame) di istana si tokoh utama. Membahas JRPG tidak akan lengkap jika tidak menyebut seri Final Fantasy. Franchise yang satu ini dikatakan sebagai puncak suksesnya genre ini. Begitu suksesnya sampai melahirkan banyak game spin off hingga film layar lebar. Ironisnya tajuk Final Fantasy pertama kali digunakan Squaresoft sebagai usaha terakhir sebelum mereka bangkrut pada tahun 1987. Namun ternyata Final Fantasy sukses di pasar, game yang dirilis pertama kali di konsol NES (Nintendo entertainment system) ini menyelamatkan Squaresoft dari kebangkrutan. Pada tahun 1994 Square tengah mengembangkan Final Fantasy VII yang pada awalnya direncanakan untuk dirilis di konsol Super Nes lalu tak lama Square berencana untuk merilisnya ke Nintendo 64. Namun karena daya tampung data cartridge yang dianggap tidak cukup untuk menyimpan Final Fantasy VII maka Square memutuskan untuk merilisnya di konsol Sony Playstation di tahun 1997. FFVII menuai sukses yang luar biasa. Hanya dalam waktu 3 hari telah terjual 2.3 juta kopi di jepang saja. FFVII telah memenangkan hati para kritikus dan para gamer. Tidak sedikit juga gamer yang jadi melek JRPG karena FFVII. Apa yang dulunya permainan tipikal “geek” sekarang masuk ke budaya populer. FFVII tampil tidak terlupakan dengan paduan narasi yang kelam, musik yang menyentuh dengan visual yang revolusioner pada masa itu, yakni karakter 3D yang menyatu dengan adegan film. Square tidak berhenti disitu. Setelah FFVII ada Final Fantasy VIII dan Final Fantasy IX di Playstation lalu dilanjutkan dengan Final Fantasy X pada konsol PS2. Meskipun merupakan game2 yang bagus namun tidak dapat menyamai kesuksesan FFVII. Pada FF XI Square yang telah merger dengan mantan pesaingnya,
yang kita bisa lihat disini. Sidequest dan minigame khas seri Yakuza yang bisa dilakukan pemain antara lain bermain pachinko, memancing, mandi di pemandian air panas, ping-pong, hanafuda (permainan kartu khas Jepang), dan karaoke. Pemain juga dapat membina ‘hubungan’ dengan NPC (non playable character) wanita. Siap-siap saja bernyanyi turning japanese-nya the Vapors usai bermain.
Enix menjadi Square Enix melakukan sesuatu yang berbeda dari tradisi Final Fantasy. FFXI merupakan game MMORPG alias Massively Multiplayer Online Role Playing Game di PS2. Pada tahun 2007 Square Enix merilis Final Fantasy XII di konsol PS2. Final Fantasy yang satu ini memiliki nuansa Mediterranean dan gameplay yang mengingatkan kita kepada WRPG (western rpg) berjudul star wars : knights of the old republic. 2009 adalah tahun konsol next gen. Final Fantasy sudah menjadi judul yang besar untuk industri game. Antisipasi fanboy konsol PS3 sedikit dikecewakan sejak Final Fantasy XIII diumumkan akan dirilis juga pada konsol xbox 360. Diluar itu FFXIII merupakan game yang solid. Pemandangan yang bagus tersaji tiap menit permainan berlalu, bukti nyata kekuatan konsol next gen. Voice acting juga patut diacungi jempol di game ini. Singkat kata, FFXIII adalah game yang sukses, namun tidak sesukses FFVII. Linearitas adalah unsur utama yang hadir di JRPG. Hampir semua JRPG memiliki satu jalan cerita dengan satu ending (tidak berlaku untuk game Chrono trigger). dimana WRPG (western rpg) sebaliknya, memiliki dunia terbuka dengan berbagai pilihan pilihan yang pada akhirnya akan membangun cerita yang unik dengan ending yang berbeda-beda pula. WRPG pada umumnya juga memungkinkan pemain untuk merancang tokoh utamanya mulai dari nama, atribut, skill, sampai rupanya. Tradisi kedua kutub ini memiliki daya tarik masingmasing. Adapun upaya untuk mengawinkan kedua gaya rpg ini terlihat di setting dan karakter yang tidak anime-sentris juga battle system dan cara bepergian di FFXII. Pada FFXIII juga terasa upaya ini namun dengan formula yang tanggung. Battle system FFXIII mirip dengan FFXII yaitu active time battle minim input perintah dengan perbedaan FFXIII melakukan pertarungan dalam layar berbeda layaknya JRPG klasik. FFXIII juga tidak ada town. Map linear. Perbelanjaan dilakukan di tiap save point. NPC hadir sebagai dekorasi saja. tapi indah. Namun sepertinya JRPG cenderung tidak berkembang dewasa ini. Akhir-akhir ini JRPG hampir mencapai klise dengan gaya “terlalu jepang” sejak suksesnya FFVII. Banyaknya spinoff-spinoff medioker yang keluar juga mengindikasikan pemerahan kepada fans, khususnya di seri Final Fantasy. Berbeda dengan JRPG era 90an. Dimana banyak JRPG yang berbobot tidak hanya pada grafis tapi pada narasi, maupun gameplay seperti breath of fire III, Xenogears, Persona, Valkyrie Profile, Suikoden II, Wild Arms dan lain lain.
Sony NGP/ PSP2
Berbahagialah para hardcore gamers! Setelah lama ditunggu kehadirannya akhirnya Sony memperlihatkan penerus konsol PSPnya bernama kode NGP (Next Generation Portable) atau PSP2 pada tanggal 27 Januari lalu. Tidak tanggungtanggung, Sony menaruh prosesor ARM Cortex-A9 core (4 core) pada NGP. Hasilnya? kualitas grafik yang mendekati PS3 waktu demo Uncharted dimainkan. Kabar baik lagi adalah NGP tidak akan memakai format UMD lagi, namun akan dibuat memory flash seperti SDcard dan sejenisnya. Tidak lagi ada pintu baterai karena Sony memutuskan untuk menanam baterai di dalam bodi guna mencegah pembajakan (berjuanglah para pembajak!). Selain tombol yang sama dengan PSP, NGP akan memiliki banyak fasilitas kontrol yaitu; layar sentuh pada layar OLED seluas 5 inchi yang akan memanjakan mata gamer, dua stik analog (bukan seperti psp yang lebih cocok disebut tombol geser daripada analog), touchpad di belakang bodi, dan sensor gerakan. Wireless NGP akan memiliki Wi-Fi dan 3g serta bluetooth. NGP juga akan memiliki 2 kamera, satu di depan dan satu di belakang. Inilah jawaban sony untuk 3DS dan ios. Game console portable untuk hardcore gamers, NGP. NGP sejauh ini menjanjikan dengan spesifikasinya yang sangat menggiurkan. Semoga Sony tidak menjualnya dengan harga yang terlalu mahal.
fixie NE WS 046
Lot
hiasi area parkiran dengan fixie terkeren di musim ini. oleh: rezaindra o. fotografi: Nick easton
Kiri: Shorty Fat, Rp. 50.000.000 Kanan: Affinity, Rp. 30.000.000 Koleksi Rocket Company Basement Bengkel Cafe,Lot 14 SCBD
PULP FICTION : S K I P
DJ Nino, terbangun masih hangover, dan mendapati seorang wanita muda di apartemen-nya yang mengaku sebagai istrinya. Semula Nino mengira dia dikerjain manager-nya untuk TV reality show, namun semua clue menuju kearah yang menguatkan bahwa wanita ini memang istrinya yang syah. oleh rick soerafani
048
Nino yang masih hang over terbangun dari tidurnya karena mend engar suara coffe maker, dengan berat ia membuka matanya lebih lebar berusaha melihat lebih jelas bayangan orang di pantry area ketika tiba tiba seorang wanita cantik duduk dihadapannya dan menyodorkan segelas kopi panas. “Morning babe” “Thanks… ??” Nino menghirup kopi perlahan lalu meletakkannya di meja dan memeluk gadis itu dari belakang yang sedang menuang orange juice “I’m sorry I forget about last night”, bisik Nino sambil mencium leher gadis itu. “What is your name sweetie?” “Hmm… Kamu pasti masih mabok”, sahut gadis itu lalu berjalan
meninggalkan nino ke kamar mandi. Nino menghirup kopinya lagi sambil bertanya, “who are you ?” Gadis itu membuka shower curtain, “I am Woro, your lovely wife and today is our first anniversary.” Nino tersenyum karena masih hang over, lalu menyalakan rokoknya sambil bergumam, “Siapa lagi yang ngerjain gue nih?” Saat Nino masih mencari cari asbak tiba-tiba ponselnya berbunyi. “Hallo…” “Weitss udah bangun lo ?” Terdengar suara Vicky, manager Nino di seberang sana dengan latar belakang suara semprotan air karena dia sedang di tempat pencucian mobil. “Udahlah, secara gue lagi enak-enak tidur tiba-tiba coffe maker gue bunyi aja gitu…” “Bunyi gimana ?” “Nyala sendiri! Dan tiba-tiba aja ada cewek cantik parah, bawain gue secangkir kopi” “Woro atau …?” “Loh kok lo tahu namanya !! Wah pasti lo nih yang ngerjain gue, lo yang bawa cewek itu kesini yah? Terus suruh ngaku-ngaku jadi bini gue biar gue parno, kentang lo, Vic!!” “Wah stress lo, buruan mandi, gue udah menuju kesana nih.” “Gue enggak mau tahu, pokoknya lo balikin nih cewek keasalnya!!” “Cewek apaan sih, No?” “Ini yang ngaku jadi isteri gue!!” “Lah dia kan emang bini lo?” “Gila acting lo jago banget bro!!”, lalu Nino menutup ponselnya. Vicky diseberang sana masih berusaha ngobrol, “Hallo…hallo…arghh kenapa lagi sih ini orang?!!” Nino meletakkan ponselnya, lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa dan menggeliat merenggangkan otot dengan menyatukan kedua tangan, tanpa sengaja dia meraba jarinya yang tiba tiba sudah memakai cincin, seketika ia bangun dan memperhatikan cincin tersebut ia berusaha melepaskan tapi tidak bisa. Nino bangkit menuju washtafel di dapur, melumuri jari manisnya dengan sabun cair dan berhasil melepaskan cincin tersebut. Setelah dicuci dari sabun ternyata cincin itu sebuah cincin kawin yang didalamnya tergrafir ‘Nino-Woro’ forever. “Nino Woro…..?!!” Nino kaget dan berbalik, kembali tanpa sengaja dia melihat koleksi foto-fotonya di consule mejanya yang biasa hanya foto dia sendiri atau bersama teman dan selebriti favouritnya, telah berubah menjadi foto-fotonya bersama Woro. Bergegas Nino ke kamar mandi dan membuka tirai shower dengan emosi. “Who the hell are you?!!” “Babe, kamu kenapa?” “Don’t babe to me! Who are you?!!” Nino setengah berteriak sambil mengguncang badan Woro. “Udah gila kamu ya ?!!”, sahut Woro setengah berteriak menepis tangan Nino lalu berlari meninggalkannya menuju walking closet. Nino mengejar, sempat terhenti demi melihat meja depan kaca kamar mandi bukan hanya ada peralatan mandi dia, tetapi juga pernak-pernik toiletries cewek. “Siapa yang nyuruh kamu ?!!” “Nyuruh apa !! aku engga ngerti omongan kamu ?!! Woro membuka lemari, dan Nino yang sudah berdiri di sebelahnya kaget melihat separuh lemarinya berisi gaun wanita. “Whose clothes is this?” “Off course mine!! Kenapa? Keberatan kamu kalo lemari ini ada baju isteri kamu sendiri?!!” “Sejak kapan gue punya isteri?? Siapa yang nyuruh kamu ngaku jadi isteri gue?!!” Suara Nino memuncak. Woro mulai berkaca kaca. Nino memberi isyarat pada Woro untuk jangan bergerak. Nino kemudian menghubungi Vicky. “Hallo Vic?!! Dimana lo?!! Buruan kemari!! Becanda lo udah enggak lucu, man!! Gue udah pernah bilang jangan sampe lo masukin gue ke acara reality show tolol itu!!” Nino menelepon Vicky sambil membuka semua pintu dan tirai kalaukalau ada kamera tersembunyi. Nino menutup ponselnya. Disaat yang bersamaan Woro berlari sambil menangis “Heh, mau kemana kamu?”
Woro tetap berlari dan masuk ke kamar mandi lalu menguncinya dari dalam. “Heh buka!! Buka anj*ng!!” “Kamu kenapa sih, babe?!!” Terdengar suara lirih Woro mulai menangis dari balik pintu kamar mandi. Tiba-tiba pintu apartemen diketuk, Nino bergegas membuka pintu, dan Vicky segera menyeruak masuk. “What’s up man?” “Gue engga suka becandaan lo kaya gini!!” “Becandaan apa?” Woro keluar dari kamar mandi dan Vicky yang kaget melihat woro menangis langsung bertanya, “Are you ok?” “No I’m not…”, gerutu Nino. “I ask her!!” Vicky membimbing Woro berjalan ke sofa dan memberinya minum, lalu kembali ke Nino. “Lo kenapa, No??”, tanya Vicky yang berusaha mencairkan suasana. “Hah!! Gue kenapa?!! Tiba-tiba ada cewek yang gue enggak kenal nongol di tempat gue trus ngaku jadi isteri gue. Semua foto-foto gue ada gambar dia, terus separuh lemari gue isinya baju dia dan di jari gue ada cincin bertuliskan nama gue dan dia, lo tanya gue kenapa!!” “Lo neken berapa sih??” Mobil melaju kencang dijalan tol, Vicky, Nino dan Woro berkecamuk dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba ponsel Vicky berbunyi, “Hallo Mba Ninuk, iya Mba udah diperjalanan sebentar lagi sampai, sorry macet tadi, terima kasih, Mba.” Vicky menutup ponselnya lalu membuka pembicaraan, “No, nanti lo jangan aneh-aneh yah, talk show-nya live soalnya.” “Iya.”, jawab Nino singkat. Vicky melirik ke woro lewat kaca spion tengah. Woro tampak memandang jauh keluar jendela. Membawanya ke acara TV live dengan bintang tamu seorang DJ terkenal yang juga suaminya tercinta, Nino. “Kita punya kejutan buat tamu kita hari ini, pemirsa hari ini adalah hari ulang tahun perkawinan DJ Nino pertama dengan isteri tercinta Woro, yang juga sudah hadir di studio siang ini.” Suara host talk show langsung disambut tepuk tangan dari seluruh penonton studio yang hadir. Muka Nino merah padam saat sang isteri in-frame dan penonton serentak kompak berteriak, “Cium … cium … cium …” Muka Nino tambah memerah, Woro mencoba tetap tersenyum sambil menahan airmata yang sudah diujung. Indra, sang host masuk membawa cupcake dengan satu lilin kecil di atasnya “Make a wish dulu dong!” Nino memandang mata Woro yang berkaca-kaca, Nino dengan wajah menahan amarah meniup lilin dengan harapan dia segera terbangun dari mimpi buruknya ini. Kemudian Nino menutup pintu toilet dengan kasar dan mendorong badan Vicky ke tembok samping kaca washtafel dan merenggut leher Vicky. “Lo bilang gue jangan aneh-aneh, tapi lo justru yang aneh-aneh, pake acara tiup lilin segala!!” “Sumpah bukan gue, gue juga enggak tahu, mereka engga bilang ke gue, mereka cuma mo bikin surprise.” Nino menghirup hot cappuccino-nya saat bertemu dengan mantannya, Ajeng. “Thank you udah mau temuin aku, I know you are very busy”, lanjut Nino berusaha memecah keheningan di sore itu. Ajeng menggigit brownies kesukaannya, lalu bertanya. “Woro apa kabar?” “How do you know about her?” Ajeng meletakkan cangkir teh camomile-nya sambil tersenyum, “Jadi kamu bangun terus berasa masih single?” “Berasa?” “No, kamu pikir kenapa aku enggak pernah mau menghubungi kamu lagi? Karena aku enggak enak ama Woro, kalian sudah married dan aku bener-bener enggak mau ganggu, meski kamu tahu aku masih sayang banget ama kamu.” Nino speechless, menghabiskan cappuccino-nya lalu bergegas
Ilustrasi oleh Ykha Amelz
pulang ke apartemennya membongkar lemari mencari apapun yang bisa menjelaskan kebingungannya hingga akhirnya dia menemukan buku nikahnya dengan Woro setahun yang lalu. “f**k !!” Tiba-tiba telepon berbunyi tapi Nino tidak mengangkatnya, lalu recording machine bekerja. “Hi this is Nino and Woro, sorry kita lagi tanggung just leave your message…” “Hello No, ini mama, kamu jadi ke rumah enggak? Semua sudah kuympul nih, tinggal nunggu kamu.” Nino mencoba bergegas mengangkat tapi keburu ditutup, “hello!! Mam?!!” “Tadi mama telepon ke apartemen kamu tapi voice mail.” Kata mama Nino sambil mengecup kening anak bungsunya yang baru datang dan rebahan di sofa tengah. “Gimana kerjaan kamu?” “Ok ok saja sih, mam.” Jawab Nino sambil menerima secangkir hot chocolate royal mint bikinan mamanya. “Minggu depan kamu nge-DJ enggak?” Tanya mama lalu meletakkan sepiring oatmeal cookies kesukaan Nino. “Hmm…Lupa!” Jawab Nino sambil tersenyum dan mengambil 2 potong kue. “Ah, kamu apa apa lupa.” “Nanti aku tanya Vicky dulu deh mam, kenapa memangnya?” “Kan ada resepsi perkawinan Adiet sama Meniek, gimana sih kamu? Jangan bilang kamu ada kerjaan!! Hallo, Vicky? Nino minggu depan ini enggak ada show kan?” “Hahaha… Show?” Nino tertawa lalu memeluk mamanya manja dari belakang. “Ok kosong yah Ky, kalo ada di cancel aja, ini acara keluarga!” Tegas mama sambil menutup telepon. “Aku males sebenernya ke kawinan-kawinan keluarga…” Nino berjalan santai mengambil remote TV lalu kembali menghempaskan dirinya ke sofa. “Males gimana?” “Iya males ditanya-tanya mulu, kapan kawin?” Nino tidak meneruskan ucapannya saat melihat seorang gadis yang seharian ini menghantuinya turun dari tangga lantai atas sambil tersenyum. “Ngapain kamu disini!!” Woro menghentikan langkahnya, lalu menjawab lirih. “Aku lagi fitting seragam kebaya buat kawinannya Meniek.” “Apa urusannya kamu fitting kebaya?” “Nino!!” Tiba-tiba hardikan mama menghentikan semua ocehannya. “Kamu kenapa sih? Mama tadinya enggak percaya apa yang diceritakan Woro.” “Cerita apa dia?!!” “Cukup!! Woro kamu keatas, biar mama yang bicara sama Nino.” Woro menaiki anak tangga perlahan. “Kalau kamu sudah enggak suka sama istri kamu bilang terus terang, jangan aneh- aneh begini.” “Mam, Nino dari tadi pagi sudah pusing sama itu perempuan, dan sekarang mama.” Nino mencengkeram kuat-kuat kepalanya berlari meninggalkan mamanya, dan mengendarai Z4 coupe berplat nomor D 7, diatas 140km/jam. Spin. Like a G6. Tequila. Mirror ball. Flaming waterfall. This is my life. Speaker. Put your hands up. Hari berikutnya. Nino yg masih hang over terbangun dari tidurnya karena mendengar suara coffe maker, dengan berat ia membuka matanya lebih lebar berusaha melihat lebih jelas bayangan orang di pantry area ketika tiba-tiba seorang wanita cantik duduk dihadapannya dan menyodorkan segelas kopi panas. “Morning babe”
HIGHER
Lexus (secara ragu-ragu) merilis supercar-nya, LFA yang berharga $400.000, ke para pengemudi yang begitu ambisius. teks: Nicolas stecher. fotografi: robert Kerian
050 ahli bahasa: Andhika Muksin
POWER
Ketika rumor Supercar kreasi Toyota yang meraup biaya produksi hingga $400,000 mulai tercium, keraguan para gearheads pun turut bermunculan. Namun, mengingat Toyota sudah meninggalkan Formula One Racing beberapa tahun yang lalu, skeptisisme semacam itu tidaklah mendasar. Seperti Six Million Dollar Man, Toyota memiliki teknologi yang diunggulkannya, pertanyaannya; kenapa tidak mereka pergunakan saja? Setelah bertahun-tahun melakukan riset dan proses pengembangan yang cukup tersembunyi, Toyota akhirnya siap meluncurkan kendaraan terbaru dari divisi Lexus mereka ke pasaran, yaitu LFA. Segala yang berhubungan dengan LFA sangat eksklusif. Dari sasis-nya yang terbuat dari serat karbon, titanium valve-nya yang menawan, serta seatbelt yang juga berfungsi sebagai airbag (untuk mengurangi hantaman di bagian dada). Walaupun hanya diproduksi sebanyak 500 unit dan dibanderol seharga $375,000 per unitnya, LFA sudah habis terjual. Toyota memang menyatakan bahwa kerugian akan terus mereka alami untuk setiap unit yang terjual, namun profit margin bukanlah alasan utama di balik produksi LFA. Dengan memboyong teknologi Tim F1 Toyota yang sudah pensiun dan mengaplikasikannya ke dalam penggunaan sehari-hari, tujuannya adalah untuk meningkatkan daya tarik keseluruhan dari perkembangan Lexus seri F. Dengan mesin bekapasitas 4.8-liter DOHC 40-valve V-10, yang menghasilkan 552 HP pada 8700 rpm, dan 354 lb-ft (480 Nm) pada 6800 rpm, cukup untuk mencapai 0-60 mph (96 Km/jam) dalam 3.7 detik dengan kecepatan maksimum 202 mph (325 Km/Jam). Bodi mobil terdiri dari 65% dari serat karbon dan 35% Alumunium, dengan keunggulan serat karbon yang antara lain memampukan mobil untuk menikuk tajam, meningkatkan performa aerodinamika sekaligus kemampuan downforce dibandingkan para kompetitor. Secara penampilan, Lexus LFA memang begitu mirip dengan salah satu kompetitor-nya , yaitu Nissan GT-R.
052
“Seperti berkendara dalam sebuah video game, sungguh akurat, seperti Lamborghini yang mewah”, ungkap Robert Kerian, fotografer kami yang cukup beruntung untuk memiliki kesempatan mengendarai LFA (untuk lebih lengkapnya, klik nylonguysmag.com dan baca pengalaman saya yang juga berkesempatan melakukan test drive). “Sulit untuk menentukan posisi kecepatan kita pada takometer. Mobil ini sungguh perkasa, serasa sudah mencapai batas kecepatan maksimal (redline), yang ternyata masih jauh untuk dicapai”. LFA seharusnya mengimplementasikan takometer elektronik, karena jarum analog tidak mampu memberikan ketepatan yang seharusnya oleh karena keterbatasan kecepatan. Secepat apa sebenarnya Lexus LFA itu? Dari nol ke 9000 rpm dalam waktu 0.6 detik, dari posisi diam ke redline dalam kurang lebih setengah detik, sungguh gila. Kerian melaju dengan kencangnya di Little Tujunga Canyon, bagian luar Los Angeles. Mungkin sedikit terlalu kencang, cukup untuk membuat representatif Lexus was-was. “Memiliki grip yang sangat kuat, seolah mencengkeram aspal, tentu saja saya tidak ragu untuk melaju dengan kencang”, ujar Kerian dengan tawa. Mengendarai LFA mungkin serupa dengan berkendara dalam dunia video game, namun saya rasa tidak ada game console yang memiliki tombol reset seharga $375,000.
“It’s like driving a video game”
test drive: mazda2
Si gesit Mazda 2 adalah mobil mungil favorit kami untuk berkendara di kota besar. Melaju melalui kota Montreal adalah salah satu cara yang efektif dalam menilai performa sebuah mobil, dan merupakan track yang tepat untuk menguji Mazda 2. Mobil produksi tahun 2011 ini memiliki desain eksterior yang menawan dan fungsional, disertai oleh interior yang simpel, dan kontrol yang juga tidak kalah tampan. Berbekal mesin 4 Silinder, 100 HP, mungkin invasi Mazda ke pasaran Amerika yang berkembang pesat bukanlah sesuatu yang dianggap spektakuler, namun Mazda memang tidak menuju ke zona itu. Mazda 2 adalah sebuah city car yang yang berkembang dalam lingkungan urban, yang mampu menghadapi liku-liku jalanan di Montreal, baik itu melewati atraksi turis maupun lahan konstruksi bangunan. Saya mengendarai mobil ini melewati berbagai daerah di Montreal. Dari zona terpencil di kota terbesar di Quebec ini, hingga ke pusat kota menuju restoran Orange Julep. Menghadapi lalu-lintas yang cukup padat dan sibuk, serta menempuh banyak jalanan berliku yang saya tidak familiar justru meyakinkan saya, betapa praktisnya mobil ini bagi para pengendara yang tinggal di kota besar. Lagipula, siapa yang tega membuat saya naik pitam ketika saya mengendarai si mungil yang memesona ini? Salah satu kejutan dari mobil berpintu lima ini adalah kita seolah bisa merasakan sentuhan jalanan saat mengendarainya. Mayoritas compact car lain, mengutamakan harga yang bersahabat ketimbang kualitas performa.
Pola demikian tidak berlaku bagi Mazda 2, yang memuat lima penumpang dewasa, memiliki bagasi seluas 13ft³ (hampir 28ft³ bila kursi penumpang diturunkan), dan kapasitas 29/35 MPG. Dengan banderol harga dimulai dari $14.000, Mazda bisa dibilang cukup agresif dalam mencari posisi market mereka. Penjualan yang baik dari kompetitor seperti Honda Fit dan Ford Fiesta seolah memberikan restu bagi Mazda untuk menabur kesempatan serupa. Desainnya cukup atraktif, memberikan kesan seperti sebuah Remote Control raksasa Namun Mazda 2 tentunya bukan sebuah “mainan”. Penghargaan “World Car of The Year” berhasil diraihnya dalam ajang New York International Auto Show tahun 2008 kemarin. Harga yang terjangkau memang menjadi daya jual utama, terutama bagi kalangan first time buyers, yang merupakan target konsumen Mazda. Perawatan mobil yang tergolong sederhana, memberikan dampak yang juga berpengaruh bagi demografi tersebut. Pertama kali diperkenalkan di Eropa, Jepang dan Australia di tahun 2007 lalu, kini giliran jatuh ke tangan Amerika. Mungkin Mazda mampu menyadarkan masyarakat Amerika bahwa bulldozer bukanlah satu satunya kendaraan untuk pergi ke supermarket terdekat.
statistics: Mesin: 1.5-LITER SOHC 4-CYLINDER W/ 10 KW IMA Kekuatan maksimum: 100 HP (100 @ 6000 RPM) Kekuatan Torsi : 98 lb ft (133Nm) @ 4000 RPM TOP TRACK SPEED: 112 M.P.H., (ELECTRONICALLY LIMITED) Harga: SPORT M/T $13,980 CURB WEIGHT: A/T 2359 LBS, M/T 2306 LBS
test drive: nissan leaf Suka atau tidak, mobil elektrik tidak akan pergi kemana-mana. Mereka datang untuk dikendarai.
054
Lima tahun lalu, electric cars hanya merupakan duri bagi mawar para pengusaha otomotif. Sebuah ide basa basi yang mengesankan, hanya untuk “menenangkan� para konsumen yang eco-minded. Namun, ketika harga bahan bakar melonjak naik di tahun 2008, tiba-tiba semua orang, termasuk Larry The Cable Guy berduyun-duyun menjual SUV mereka dan mencari subsitusi yang lebih efisien. Mobil elektrik berevolusi dari sebuah tren belaka hingga menjadi sebuah kebutuhan, diikuti oleh proses produksi yang signifikan, aneka mobil elektrik kini berlomba-lomba mencapai showroom. Beberapa jenis mobil elektrik yang sudah diproduksi secara masal kini tersedia bagi para konsumen. Namun antisipasi terbesar terdapat di mobil berpintu lima dengan nol emisi ini, yaitu Nissan Leaf. Dalam konteks desain, Nissan Leaf tidaklah istimewa. Andaikan Nissan Leaf merupakan peralatan rumah tangga, nilai estetikanya tidaklah berbeda jauh dengan pemanggang roti ataupun stapler. Sesuatu yang aman, tidak ofensif, dan fungsional. Namun, segi interiornya sangat clean dan nyaman, dengan kursi dan karpet yang sebagian materialnya terbuat dari botol plastik yang didaur ulang. Opsi Solar Panel juga tersedia untuk membantu proses charging. Nissan Leaf juga dihiasi fitur-fitur yang cukup canggih, seperti system navigasi touchscreen 7�, konektivitas Bluetooth, dan tombol starter. Bahkan kita bisa mengatur temperatur mobil melalui aplikasi IPhone. Namun, apa yang terjadi bila tetangga Anda yang sirik, lalu berbuat iseng dengan mencabut charge mobil anda? Nissan Leaf akan segera mengirim anda SMS dan email, hal yang sama juga akan dilakukannya bila anda lupa untuk men-charge. Sungguh perhatian. Leaf tidaklah diciptakan untuk para penikmat kendali setir. Seperti mobil elektrik pada umumnya, Leaf memberikan akselerasi yang instan, namun yang menjadi permasalahannya, akselerasi juga sungguh minimal. Tentu saja, konsumen tidak akan membeli Leaf karena kecepatannya yang luar biasa. Posisi baterai yang
terletak di bagian tengah mobil, di posisi kaki kursi penumpang, menjadikannya cukup ringan. Nissan menjanjikan kecepatan hingga 90 mph (145km/jam), namun dalam perjalanan kami menempuh jalur panjang di Tenessee, speedometer menunjuk angka 95 mph (153km/jam). Not bad. Tidak lupa rasa tentram yang kami rasakan dalam mengendarai sebuah Leaf, mesin begitu sunyi. Bahkan para teknisi harus mengubah desain lampu depan sedemikian rupa sehingga mampu menangkis terpaan angin yang biasa mengimbas kaca spion samping, semakin menambah kesunyian dalam mengendarainya. Posisi antena pun juga disesuaikan. Faktor yang menjadikan Leaf patut diperhitungkan adalah harganya. Dengan subsidi pemerintah sebesar $7500, Leaf dibanderol seharga $25.280. Cukup murah. Ditambah dengan faktor-faktor menguntungkan lainnya, seperti biaya perawatan yang rendah dan absennya biaya ganti oli, menjadikan biaya operasionalnya hanya sebesar $0.26 per mil, dibandingkan dengan $18 per mil untuk kendaraan non elektrik umumnya. Nissan memang memudahkan kita dalam menjalankan pola hidup green, namun melaju cepat tidaklah menjadi opsi kita dalam menjalankannya.
statistics:
Mesin: 80 KW AC SYNCHRONOUS ELECTRIC MOTOR Kekuatan maksimal : 107 HP @ 6,000 RPM Kekuatan Torsi maksimal : 206 lb/ft (279 Nm) TOP TRACK SPEED: 90 M.P.H. PRICE: $32,780 CURB WEIGHT: 3,600 LBS RANGE: 100 MILES (AVERAGE: 70 MILES)
memperkenalkan kreasi mereka, ST1 ke Amerika. Dibekali mesin berkekuatan 1104 hp yang dihasilkan dari Turbo charged dan super charged 7-liter V-8. Frame mobil dilindungi
IT’S BIKE THAT
Sebelum melakukan sebuah uji coba kendaraan, baik itu merupakan 560 hp Lamborghini Gallardo, atau 70 hp Smart Car, penting bagi saya untuk mencari tahu spesifikasi yang dimiliki, seperti horsepower, berat, torsi dan faktor-faktor penting lainnya. Ketika saya melakukan riset mengenai MV Augusta F4 keluaran 2010, saya begitu gembira. Motor super ini dibekali kekuatan 186 hp, berat 424 lbs, dua kali lebih kuat dibandingkan dengan Lamborghini Gallardo (dan sekitar 13.5 kali lebih kuat dibandingkan sebuah Smart Car, bila anda penasaran). Keunggulan dari super bike ini adalah desainnya yang begitu mempesona (terinspirasi dari MV design oleh Massimo Tamburini yang sebelumnya, , yang juga terkenal dengan desain Ducati-nya), ditambah dengan potongan vent dan lekukan aerodinamis yang tak kalah menawan. Throttle terasa begitu pas, memudahkan saya untuk berpindah dari 1000 rpm ke 5000 rpm di gigi satu. Gelegar mesin cukup untuk menghapus ketenangan suasana perumahan Brooklyn. Anggukan kagum dari orang sekitar sering saya alami ketika sedang berhenti untuk mengisi bensin ataupun berhenti di lampu merah.
lighten up Walau banyak pengamat menantikan follow up Lamborghini terhadap Murcielago di ajang Paris Auto Show tahun ini, perusahaan berbasis Italia itu justru memperkenalkan kreasi terbarunya, yang dipercaya sebagai successor dari Gallardo, yaitu Sesto Elemento, yang berarti Sixth Sense. Dinamakan demikian karena banyaknya penggunaan elemen karbon, yang merupakan elemen keenam dari tabel periodik. Memiliki fitur
sasis carbon composite (dikembangkan atas kerjasama Lamborghini dengan Boeing) dan tentunya Carbon fiber throughout. Berbeban 2200 lbs, 800lbs lebih ringan daripada Gallardo Superleggera, salah satu kreasi Lamborghini yang merupakan mobil teringan yang pernah diproduksinya. Dengan spesifikasi 5.2 L V 10
yang berkekuatan 562 hps, dengan rasio 3.85lbs per hp, menghasilkan hp 0-60 hanya dalam 2.5 detik menjadikannya sebagai kreasi Lamborghini tercepat dalam sejarah. Yang lebih penting sekarang ini adalah memboyongnya ke dalam tahap produksi.
to infiniti...and beyond Mercedez Benz memilki AMG, BMW memiliki seri M-nya, Audi memiliki seri RS-nya, dan Lexus memiliki LSF, yang baru-baru ini saja diluncurkan. Sekarang Nissan Infiniti memperkenalkan kreasi terbarunya, yaitu IPL (Infiniti performance Line) G Coupe. Namun Infiniti memiliiki strategi yang berbeda dari para kompetitornya. Ketika C63, M3, RS4 dan LSF berlomba-lomba dalam mengimplementasikan power ke dalam kreasinya, Infiniti justru lebih fokus terhadap keseimbangan antara harga dan performa, antara $15.000
dan $25.000. IPL memang hanya lebih mahal $5.000 dibandingkan G37 Sport, namun performa juga tidak banyak berkembang. Kekuatan mesin hanya mengalami peningkatan sebesar 5%, suspensi terasa lebih kaku, namun sistem pembuangan menjadi lebih baik. Upgrade yang cukup adil, tetapi jauh dari memuaskan. Akan tetapi, tampilan wajah yang lebih agresif, spoiler, “lencana� IPL dan lain sebagainya, sudah memenuhi keinginan konsumen yang membutuhkan performa ekstra dalam memilih kendaraan (dan style) ,namun tidak perlu mengalami kebangkrutan dalam prosesnya.
baja or bust Di dunia otomotif yang menganut paham konserfatif dan risiko rendah, membutuhkan waktu empat tahun sebelum memutuskan untuk menikmati Quiznos sebagai santapan siang. Maka itu, betapa mengejutkannya ketika Mitsubishi mengundang beberapa jurnalis untuk berjalan-jalan dari Baja di Mexico, hingga Cabo di San Lucas dalam Outlander Sportnya. Baja bukanlah Ciudad Juarez, namun berita mengenai pemboman kedutaan Amerika di Monterey dan satu bis Turis yang disandera di Acapulco, cukup untuk membuat para eksekutif Mitsubishi was-was. Namun, apa boleh dikata, rencana tersebut tetap mereka jalankan. Melewati gurun di bagian utara Baja, hingga ke pedesaan Spanyol di selatan Baja, Outlander mampu menghadapi berbagai rintangan dengan mudahnya. Dari pantai, lumpur, hingga jalan pegunungan. Berkendara sejauh 1000 mil dan tidak menurunkan performa mobil anda bukanlah hal yang biasa dialami. Tim PR Mitsubishi patut dihadiahi Tequila Herradurra.
auto update
Tidak puas dengan Spyker yang merepresentasikan negara mereka di ajang Great Supercar Wars of The 21st Century, perusahaan asal Belanda, Zenvo, siap untuk
the latest news, reviews, and random shit from the automotive world.
Dutch Master
lapisan serat karbon sehingga meringankan bobot ST 1, yang mampu mencapai kecepatan 60 mph (97 Km/jam) hanya dalam waktu 3 detik dengan kecepatan maksimum 232 mph (373 Km/jam), walaupun ST 1 masih mampu untuk melewati batasan itu. ST 1 hanya diproduksi sebanyak 15 unit saja setiap tahunnya dengan banderol harga mencapai $1.255.000 per unitnya.
GLASGOW
Salah satu kota terkenal dan memiliki cuaca terdingin di Inggris ini merupakan tempat asal para musisi, desainer, dan penulis muda inovatif, serta penghasil wol terbesar dunia. TEKS:
diane
vadino . F otografi :
misha
taylor
ALAN BISSETT
056
Penulis Alan Bisset baru saja memberi inspirasi kepada banyak orang untuk masuk ke jurusan seni (Master of Fine Arts). Buku terbarunya, Death of a Ladies’ Man, masuk dalam daftar penghargaan Scottish Art Council; naskah miliknya, Turbo Folk, juga mendapat banyak pujian. Sekarang ia punya novel baru–Pack Men—yang diluncurkan tahun ini, serta film adaptasi dari pekerjaan dahulunya di berbagai macam bidang pertunjukkan. Tidak lupa juga pertunjukkan drama solo yang diperankan oleh seorang perempuan berjudul The Moira Monologues, yang ditulis dan dimainkan di Citizen’s Theatre dan the Edinburgh Festival. “Rasanya seperti tersambar petir berulang kali,” ucap Bissett. “Tahun depan mungkin akan menjadi puncaknya.” Ini baru tahap awal Bisset menuai hasil kerja kerasnya selama ini. Catatan paling menarik dari resumenya adalah The Moira Monologues, dimana “perempuan terkeras Falkirk,” Moira Bell, menyuguhi penonton dengan cerita yang menggemparkan. Tidak seperti aktor (Tori Spelling, Lauren Conrad) yang pada akhirnya mungkin bisa menjadi penulis sukses, namun dalam hal ini yang terjadi adalah sebaliknya, dan hal itu, luar biasa! “Jika kamu melihat seseorang membaca novel, tentu saja sangat membosankan—jika orang harus membayar untuk menontonmu dan terdapat mikrofon di depanmu, hal ini menjadi sebuah teater,” ucap Bissett. “Saya mulai merasakan energi dari perbincangan para musisi, dalam hal menjalin hubungan dengan penonton, memberikan sedikit
kejutan, dan memperdaya mereka, lalu hal selanjutnya membuatku bersemangat. Saya merasakan karakternya dan saya merasakan suaranya, dan saya berpikir jika saya membuat diri saya terlihat seperti orang bodoh, ya biarkanlah.”. Yang terjadi, sebaliknya, ia menghabiskan waktunya tahun 2010 untuk melakukan tur pertunjukkannya keliling Skotlandia, dan ia meluncurkan versi digital pertunjukkannya bersama Cargo, penerbitan mandiri penduduk Glasgow. “Apa yang mungkin kita temukan adalah sejenis Marxist utopia dimana pekerja mengkontrol isi dari produksi,” ucap Bisset mengenai bagaimana teknologi baru membentuk masa depan seni sastra. “Dimana penulis posting hasil karya mereka secara online dan pembaca mengunduhnya, serta tidak ada satu orangpun-kritik, toko buku—yang bisa menghalangi hal tersebut.” Untuk jangka waktu ke depan, Bissett akan menghabiskan waktunya untuk menulis di Glasgow, yang saat ini menjadi rumahnya (ia dilahirkan didekat Falkirk), yang ia sebut “kota paling berbudaya” selain London. “Glasgow adalah kota kelas pekerja yang industrinya mengalami kemunduran selama era abad 20-an. Jenis orang yang berkecukupan tidak akan datang ke daerah semacam Glasgow; mereka akan datang ke Edinburgh atau St. Andrews atau Cambridge, mereka tidak akan pindah ke Glasgow karena kota ini punya reputasi berbahaya,” ucap Bissett. “Jenis orang yang pindah ke Glasgow adalah mereka yang tidak takut akan masyarakat kelas pekerja”.
. c om alanbissett
STEVIE AND THE MOON
Stevie McCrorie, vokalis dari band Stevie and The Moon mempunyai suara serak, serta penampilan live yang menggetarkan jiwa hingga mampu membuat ia memenangkan kompetisi bakat di TV atau setidaknya EP, These Old Traditions, mendapat sambutan hangat dari orang banyak. DARI MANA KAMU BERASAL? Sebuah kota kecil bernama Denny, sekitar 20 mil diluar kota Glasgow. APAKAH KOTA ITU INDAH? Tidak. Bahkan ada penghargaan arsitektur untuk desain terburuk bernama Carbuncle Award yang dimenangkan kota ini. MENGAPA? APAKAH SEMUA BANGUNANNYA BERKONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH SUSUN? Ya, saya besar di rumah susun, dan saya tidak punya pilihan lain. Hal itu mempengaruhi banyaknya hal yang kunyanyikan. Menjadikan siapa dirimu yang sebenarnya; membuktikan karakter diri. Beberapa orang ingin meraih impian dan sebagian lagi malah menjadi pemalas. BAGAIMANA HAL ITU MEMPENGARUHI MUSIKMU? Ada beberapa penyanyi yang memiliki satu ciri khas suara saja, lalu ada juga penyanyi yang mampu menguasai beragam jenis suara. Saya sendiri berpendapat, yang beragam adalah yang lebih baik. PERNAKAH TERLINTAS DIPIKIRANMU UNTUK IKUT X FACTOR? Tidak akan. Ada beberapa orang yang menyarankan saya untuk ikut kompetisi tersebut, tapi saya lebih memilih untuk menjadi artis yang dapat dipercayai kualitasnya, dan terus melakukan apa yang saya lakukan saat ini. APAKAH KAMU INGAT LAGU PERTAMAMU BERCERITA TENTANG APA? Bercerita tentang NED/Non-Educated Delinquents (orang nakal yang tidak berpendidikan). Saya dulu menyukai band-band seperti Radiohead, Muse, dan Blink 182, karena saya sangat tertarik dengan pop-punk. Itulah kenapa lagunya bercerita tentang NED. Mereka sangat bagus pada masa itu, tapi saat ini saya tidak mau lagi mendengarkan band-band tersebut. myspa ce.c om/stevieandthemoon
WILLIAM CHAMBERS
Pembuat topi wanita, William Chambers telah menjadi desainer pakaian rajutan selama tujuh tahun sejak ia mengambil kelas “Borderline Beginner’s” dalam pembuatan topi. “Saya merasa berbakat untuk hal ini, saya kemudian menciptakan berbagai jenis topi, dan semuanya berawal dari situ,” kata Chambers yang duduk di studio miliknya, dikelilingi peralatan bekerja dan sebuah gelas yang dipenuhi bulu-bulu burung berwarna coklat keemasan. “Temanku mengumpulkan bulubulu ini untukku – ia senang memotret burung,” ucapnya. “Setidaknya saya tahu ini lebih beradab dibandingkan bulu yang berasal dari Cina – bulu ini berasal dari burung yang masih hidup, lalu dijadikan bahan untuk topi.” William mendesain dua musim koleksi setiap tahunnya, juga berbagai jenis keperluan pernikahan, dan mengerjakan pesanan khusus seperti hiasan kepala dari emas dari tanduk binatang Ram yang ia rancang untuk model asal Perancis, Noemie Lenoir. “Tanduk itu baunya tidak sedap,” tapi hasilnya luar biasa.”, ucapnya. Walaupun saat ini Chambers hanya membuat topi perempuan, beberapa jenis topi pria sedang ia pertimbangkan. “Topinya akan terlihat keren dan menarik walaupun sebenarnya seorang pria hanya butuh topi dengan desain yang sederhana,” jelasnya. “Saya tidak suka model yang terlalu ramai, dengan pita warna-warni. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain melihat topi yang pas dipakai seseorang.”
william chambers .co.uk
space invader:
W2
Butik W2 letaknya tersembunyi di daerah Ruthven Lane, ujung barat Glasgow, dulunya toko ini adalah guerrilla store dari Comme des Garcons. Dan delapan belas bulan lalu, pemiliknya David Mullane, tokoh kawakan industri fashion (dan mantan direktur merchandise di The Warehouse, sebuah butik legendaris di Glasgow), membuka toko berukuran besar dan bernuansa modern yang berisikan barang-barang pilihan dari para desainer pakaian pria. Ruthven Lane sendiri adalah kawasan dengan pilihan koleksi terbaik dari toko vintage dan unik, hal ini semakin mempertajam nuansa modern dari W2; koleksi Comme des Garcons memang menjadi pilihan utama, tapi ada juga koleksi desainer pakaian pria lainnya seperti Margaret Howell dan Adam Kimmel, ditambah berbagai jenis parfum pria yang menarik untuk disimak (favorit kami: the Comme des Garcons x Monocle-branded Hinoki Scent). w2store .co. uk
MARK HOGARTH
foto: pierre guillemin.
harristweedhebrides
.com
Sebagai Creative Director dari Harris Tweed Hebrides, Mark Hogarth telah menjadi pelopor dari upaya para perusahaan baru untuk membujuk para desainer dalam menggunakan kain dari abad ke-19 yang dilindungi oleh undang-undang (Act of Parliament 1993) ini. “Sama halnya tentang bagaimana Champagne harus terbuat dari Champagne,” kata Hogarth. Harris Tweed harus diproduksi dari bahan wol asli yang berasal dari Outer Hebrides; dicelup dan dipintal di rumah perajut; kemudian dikembalikan ke pabrik lokal untuk diperiksa dan dicap persetujuan oleh pihak the Harris Tweed. Dari situ biasanya barang dikirimkan ke para desainer—seperti Dries Van Noten, Calvin Klein, atau Vivienne Westwood–untuk dipadu padankan ke dalam koleksi mereka. “Secara tradisional, ini sangatlah bermanfaat—bahkan melewati batasan kelas apapun,” kata Hogarth. Perusahaannya saat ini menguasai lebih dari sembilan puluh persen produksi dari Harris Tweed, dengan pelanggan seperti desainer asal Scotland Deryck Walker dan Judy Clark, mereka juga berkolaborasi dengan Topman (UK dan New York) dimana produknya baru saja diluncurkan. “Tim desain Topman adalah penggemar berat bahan wol,” kata Hogarth, ia pun optimis terhadap masa depan bahan wol. “Ada sebuah pemikiran saat ini dimana orangorang mulai mempertanyakan tentang dari manakah bahan kain berasal, dan bagaimana pembuatannya.” Hal yang menarik dari Harris Tweed (dan, tentu saja Champagne) adalah semua orang pasti tahu darimana asalnya.
WE L OVE T OBO O GIE V INT A GE. C OM
stay here:
space invader:
WE LOVE TO BOOGIE
Jalan Byres adalah pusat kawasan ramai bernuansa vintage di kota Glasgow, yang tidak dapat dipungkiri merupakan tempat terbaik di UK (London? Banyak pilihan, tapi harganya? Sangat mahal.) Favorit kami adalah We Love to Boogie, sebuah one-stopshop untuk koleksi waistcoats vintage dan kardigan rancangan desainer, juga koleksi terbaru dari celana panjang brokat dan jaket bergaya deskontruksi dari label pakaian lokal Rik. welovetoboogievintage .c om
RADISSON BLU Tidak ada yang lebih mengganggu dibanding sensasi bangun di pagi hari setelah menjalani penerbangan antar benua: ini membutuhkan mandi air hangat, kasur empuk, sarapan yang layak, dan berbelanja sore hari (Topshop, New York, Lush, dll), daripada hanya tidur. The Radisson Blu Glasgow menyuguhkan semua hal tadi, dan letaknya juga dekat dengan Central Station, dimana terdapat jurusan langsung menuju Oban – tempat utama untuk menjelajahi kepulauan Hebrides. Tersedia tiga jenis kamar (Modern, City, dan Nordic), dua suites, dan satu apartement; kami memilih kamar Nordic, dengan ruangan yang luas, dekorasi kayu warna terang, dan TV yang cukup besar untuk menidurkan kami ke dalam kondisi terhipnotis. (Juga: Wi-Fi gratis! Hal yang sangat penting saat ini.) Hal
paling mengesankan adalah keindahan hotel tersebut, gedung tiga lantai dengan warna tembaga dibagian depan ini adalah contoh menarik dari keanggunan modernitas di kota yang keras dan berkembang ini. radissonblu .co
.uk
MUTELY
The Studio Warehouse terletak di ujung sebuah jalan bernuansa industrial pada jaman Victorian seperti yang sering terlihat di film-film misteri pembunuhan. Hal ini mungkin pernyataan yang sedikit berlebihan untuk kasus ini, namun ada persamaan tertentu yang bersifat historis untuk Eastvale Place, dimana kondisinya secara perlahan dipenuhi oleh ruang seni dari The Studio (termasuk satu galeri yang dibangun kembali dari “parkiran mobil pernikahan” dan studio percetakan yang terletak di bawah tikungan jalur kereta api). Jiwa dibalik perusahaan ambisius ini adalah Mutley sang pendiri, kurator, dan juga seniman visual, yang mengajak saya tur kilat ke fasilitas keren ini: studio seni, bengkel fotografi, dan venue musik yang masih dalam pengembangan. (Ini semua bergaya Bohemian) “Dulunya tempat ini merupakan acara rave ilegal yang bernama The Warehouse dan kami tetap memakai nama itu,” jelasnya. Ruangan musik adalah fokusnya “Tujuan kami adalah untuk menyelesaikan dan menggunakannya selama tiga hari dalam seminggu,” dan yang lainnya termasuk menambah area di rooftop dan mengambil alih lebih banyak tempat— dengan kata lain menyediakan ruang yang lengkap untuk anak muda Glasgow dan para seniman, desainer, juga musisinya.
STREET STYLE Pakaian skinny dan gaya rambut eksperimental memenuhi jalan bebatuan di Glasgow.
swg3.tv
charles rennie mackintosh Charles Rennie Mackintosh adalah arsitek yang menjadi ikon diawal abad 20-an, sosok dibalik bangunan-bangunan indah di Glasgow ini tak terpisahkan dari kota itu sendiri layaknya Salvador Dali dengan Barcelona. Pelopor aliran Art Nouveau, bangunan Mackintosh terkenal dengan garis abstrak yang berlawanan dengan prinsip arsitektural tradisional. Stuart Robinson, direktur Komunitas Charles Rennie Mackintosh memilih empat bangunan favoritnya. 1. The Glasgow School of Art “Mahakarya arsitektural Mackintosh.” Dalhousie Street 11. 2. The Mackintosh House Lingkungan yang lengkap dan modern untuk tempat tinggalnya saat berkeluarga.” Hillhead Street 82. 3. The Mackintosh Church “Salah satu keindahan Glasgow yang tersembunyi-kesederhanaan desainnya memberi inspirasi.” Garscrube Road 82, Queen’s Cross. 4. Scotland Street School Museum “Tempat dimana Mackintosh mendapat pengaruh dari arsitektur kastil dan gaya Baronial Skotlandia.” Scotland Street 225.
059
Skotlandia. Jika saya pria Glasgewian. Pada melakukan pemotretan, saya umumnya mereka tidak selalu sengaja bermain dan takut—mereka tidak selalu meniru gaya itu. Kamu jarang menghubungkan pria yang melihatnya. Menurutku jika berdandan flamboyan adalah semua orang berjalan kesana gay, jadi kamu akan melihat kemari dengan kilt, saya akan pria normal memakai celana membencinya, namun hal itu panjang keren bergambar. akan sangat jarang ditemui. Lalu ada pria hipster Apa kamu merasa telah dengan sepeda fixie-nya membuat Glasgow sebagai dan celana panjang yang daerah alternatif dari London dipotong dan dengan kaos sebagai tempat berkumpulnya lengan digulung—yang lebih orang-orang kreatif? menyerupai gaya di London. Sudah jelas bahwa Kamu juga akan menemukan “Glasgow” adalah nama dari tipe club kid, yang mungkin blog saya, jadi pada saat saya seorang desainer grafis, menghadiri Pekan Fashion mengenakan cetakan London ataupun Paris, mereka grafis, dan tidak takut untuk biasanya terkejut—orang tidak dandan pada saat mereka pernah menghubungkan pergi keluar. Saya tinggal fashion dengan Glasgow di Merchant City, dan saya dan Skotlandia. Hampir sama sudah banyak melihat banyak seperti Berlin—jika kamu ingin pria, menggunakan celana berada di suatu kota yang hip, berpotongan aneh, kawat gigi, mungkin kamu akan pindah dan Dr. Martens. ke Berlin, karena kupikir Apa pendapat kamu tentang Glasgow berada dua langkah tampilan tradisional orang dibelakang Berlin. Skotlandia, wol, dan kilts? Saya menyukai hal apa lesgarc onsdeglasgow .com saja yang berhubungan dengan ciri khas kebanggaan
space invader:
GMBH
060
Saat saya bertemu Finlay MacDonald di National Piping Centre—secara resmi, ia adalah ketua dari ‘piping studies’ disini—pagi hari setelah ia bermain bagpipes bersama Sean ‘Diddy’ Combs dan band barunya, Diddy-Dirty Money. Ini terasa seperti pertunjukan yang tidak biasa buatku, tapi ia bilang itulah hal yang biasa ia kerjakan. “Kamu tidak akan menyangka,” kata MacDonald, siapa yang memainkan “The Battle of Waterloo,” yang menurutnya merupakan ‘lagu tradisional’ bangsa Skotlandia. “Banyak para pipers mendapatkan permintaan khusus. Temanku melakukan tur Re-invention dengan Madonna ditahun 2007. Ia menyertakan rutinitas tari kedalamnya. MacDonald telah bermain bagpipes sejak ia berumur 9 tahun: “Dulu, masih terasa sedikit aneh,” katanya, namun sekarang piping telah banyak mengalami perubahan. “Ada sedikit pandangan mistis kitsch dari Skotlandia, dengan peniup pipa berdiri di lembah bukit, memainkan pipa,” ungkapnya. “Perubahan besar terjadi ditahun 90-an, saat Royal Scottish Academy of Music and Drama membuka kelas untuk musik Scottish—ini merupakan pernyataan politis tegas bahwa musik yang telah ada selama ratusan tahun dan belum mendapat penghormatan oleh para ahli musik ini, sekarang dipelajari di sekolah musik sejajar dengan musik karya Beethoven dan Stravinsky. Memang kenyataannya bahwa musik kami memiliki pangsa pasar yang lebih besar di luar Skotlandia dibanding disini.” Namun bukan berarti kehilangan harapan di tempat asalnya: Beberapa minggu setelah wawancara, ia mengungkapkan bahwa ia baru saja melakukan pertunjukkan dengan Bryan Adams: “Hasilnya luar biasa!”
FINLAY MACDONALD
Selama satu tahun Jonathan Pryce dan rekan kerjanya, Daniel Stern telah mendokumentasikan street style penduduk Glasgow dalam blog mereka, Les Garcons de Glasgow, mereka juga telah berkolaborasi dengan merek-merek terkenal Inggris seperti Vivienne Westwood dan Topman, meliput Fashion Week di Paris dan London, meluncurkan koleksi kaos mereka, dan mempertunjukkan hasil karyanya mereka di Urban Outfitters setempat. Rasakan itu, Sartorialist. Kami berbicara dengan Pryce tentang fashion di kota Glasgow. Apa pendapat kamu tentang pilihan pakaian pria di Glasgow? Tidak banyak tersedia toko baju pria yang independent, jadi menurutku para pria harus berusaha sedikit lebih keras guna memiliki penampilan yang menarik. Dapatkah kamu mengenali gaya tertentu yang ada disini? Ada beberapa kelompok
thepiping centre. co.uk
FOTO JONATHAN PRYCE
JONATHAN PRYCE
Glasgow mungkin memiliki agen berita disetiap ujung jalan, tapi sampai sekarang, masih sedikit yang menyediakan tempat untuk para pecinta berat majalah. Pembukaan GMBH diawal Oktober kemarin menarik perhatian para seniman lokal dan desainer yang mencari majalah seni asal Jerman, Slanted atau “Koran Seni” asal Selandia Baru, Pie. Yang lebih hebat lagi, semua barang baru dan bahkan info terkini tentang keterlambatan pengiriman diumumkan lewat blog dan Facebook Page yang dikelola dengan sangat baik. GMB HSH OP. COM FOTO ATAS IZIN DARI GMBh
taste (1/11)
BLAZe squad
the army of awesomeness name : aryo wahab . and entrepreneur . blazer by soehoe , by trf , jeans and n.o.b.
062
age : 3 6 . o c c upation : singer what are you wearing ? hat by fred perry , t - shirt belt by zara men , shoe by
cynthia rowley, idr 3.500.000
apc, idr 3.700.000
soehoe, idr 1.399.999
cynthia rowley, idr 3.500.000
y3, idr 4.999.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
cynthia rowley, idr 3.500.000
taste (2/11)
ON THE right TRACK run stylish run!
name : dandy kusumasmoro . age : 2 4 . o c c upation : G R A P H I C D E S I G N E R . what are you wearing ? t - shirt by topman , sweater by topshop , tra c kpants by y 3 , shoes by dr . martens .
064
ADIDAS, IDR 1.450.000
ADIDAS, IDR 575.000
NIKE, IDR 250.0000
HOLDEN, IDR 1.120.000
CANTERBURY, IDR 900.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
ADIDAS, IDR 920.000
taste (3/11)
HELLO POLO GAME ON!
name : mardon sitania . age : 2 8 . o c c upation : A dvertising and P romotion . what are you wearing ? P olo shirt by S uperdry , pants B Y vintage , Â B ag by Z ara , S hoes by A didas V espa
066
y-3, IDR 1.399.000
lacoste,1.099.000
LACOSTE, IDR 1.099.000
LACOSTE, IDR 999.000
LUKE, IDR 787.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
superdry, IDR 499.000
taste (4/11)
DARK NOTES
crossing the dark side name : darell ferhostan . age : 1 9 . o c c upation : student . what are you wearing ? t - shirt by ob shirt by men 2 1 , shoes by c reepers , jeans vintage .
068
GLAMOUR KILLS, IDR 230.000
famous, idr 200.000
mad, idr 225.000
10deep, idr 359.000
obey, idr 395.000
ADIDAS, IDR 550.000
TRAINERSPOTTER, PRICE BY REQUEST
ADIDAS, IDR 355.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
adidas, idr 427.000
taste (5/11)
LOOK AT MY POCKET
THE POCKET PICKERS
name : R E Z A A K B A R . age : 2 2 . o c c upation : S T U D E N T A N D S A L E S E X E C U T I V E . what are you wearing ? T - S H I R T B Y N E I G H B O R H O O D , S H I R T BY UNIQLO, JEANS BY CHEAP MONDAY SALVAGE, WATCH BY NOOKA, SHOES BY VANS X PENDLETON.
070
SUPERDRY, IDR 899.000
SUPERDRY, IDR 859.000
FLATHEAD, IDR 3.000.000
KSUBI, IDR 1.800.000
CHEAP MONDAY, IDR 750.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
IMPERIAL, IDR 2.750.000
taste (6/11)
mr. postman signed, sealed, delivered name : alex A N D E R siregar . age : 3 0 . o c c upation : tv programmer . what are you wearing ? ja c ket by topman , shirt by uni q lo , pants by c heap monday , ring by en garde , wat c h by nixon , bag by in c ase , shoes by sperry top siders , glasses vintage .
072
gucci, price by request
paul smith, idr 4.850.000
y3, idr 5.000.000
diesel new voyage, idr 1.100.000
hermes, price by request
vans, idr 550.000
lthrkrft, idr 320.000
buy this stuff at nylonguysmag.com
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
adidas, idr 700.000
taste (7/11)
SNEAK PEEK SNEAK-A-BOO
name : G I O R G I A . K R I S N O . age : 2 4 . o c c upation : S E C U R I T Y A N A L Y S I S . what are you wearing ? SHIRT BY GIANFRANCO FERRE, T-SHIRT BY SKIN, PANTS BY TOPMAN, SHOES BY NIKE, SUNGLASS BY CHEAP MONDAY, WATCH BY GUESS.
074
ADIDAS, IDR 1.110.000
VANS, IDR 1.100.000
SUPRA, IDR 740.000
ADIDAS, 1.120.000
VANS, IDR 785.000
SUPRA, IDR 540.000
ADIDAS, IDR 980.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
nike, idr 1.200.000
taste (8/11)
SECRET RECIPE DECORATE YOUR NECK.
name : A L I L U K I . o c c upation : F A S H I O N P H O T O G R A P H E R A N D C R E A T I V E D I R E C T O R . what are you wearing ? S H I R T B Y D I E S E L , P A N T S B Y DIESEL, JACKET BY METROX, SHOES BY BALLY, HAT BY UNIQLO, NECKLACE BY THOMAS SABO.
076
KRIS VAN ASSCHE, IDR 3.250.000
THOMAS SABO, IDR 4.619.000
THOMAS SABO, IDR 4.015.000
LANVIN, PRICE BY REQUEST
THOMAS SABO, IDR 3.705.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
LANVIN, IDR 6.400.000
taste (9/11)
boot camp
THE BOOT COULD RULE THE WHOLE CAMP
name : mikael jasin . age : 2 1 . o c c upation : model . what are you wearing ? ja c ket by limi feu , tanktop by zambesl and lui hon , jeans by bettina liano , boots by politix , belt worn as bra c elet haidefr a c kermann .
078
marc jacobs, idr 3.500.000
ksubi, idr 3.950.000
dsquared2, idr 5.850.000
marc jacobs, price by request
diesel, idr 4.000.000
givenchy, idr 5.400.000
marc jacobs, price by request
converse by john varvatos, idr 1.750.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
diesel, idr 2.400.000
taste (10/11)
ANTIDOTE glare here comes the sun
name : andre . age : 3 1 . o c c upation : entrepreneur . what are you wearing ? ja c ket by topman , t - shirt by joy division , jeans by april 7 7 , shoes by dr . martens , sunglasses by balen c iaga .
080
sabre, idr 995.000
sabre, idr 1.000.000
rayban, idr 1.160.000
sabre, idr 1.195.000
super, idr 1.670.000
sabre, idr 1.110.000
dior homme, idr 2.480.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
super, idr 3.260.000
taste (11/11)
TEST YOUR SOUND
HEADPHONES IN, THE REST OF THE WORLD OUT. name : G I N Z A R H E Z A . age : 2 4 . o c c upation : A N N O U N C E R A N D G R A P H I C D E S I G N E R . what are you wearing ? H O O D I E B Y ( X ) S M L , T A N K T O P BY TOPMAN, JEANS BY NUDIE, HEADPHONES BY AERIAL 7, SHOE BY NIKE, BELT BY ZARA, WATCH BY ESPRIT, BEANIE BY TOPMAN.
082
NIXON, IDR 300.000
AERIAL 7, IDR 999.999
NIXON, IDR 500.000
WESC, IDR 720.000
BEATS BY DR. DRE, IDR 4.000.000
fotografi:onik/rebellionik still lifes: rezaindra o dan mentari ofelia
MATIX, IDR 700.000
RADAR
084
R&B superstar NeYO, dihadapkan pada sebuah pilihan sulit di album terbarunya. Teks: Rezaindra o. fotografi: pondra Priyono sumber: universal music indonesia
Dilemmatic Super Hero
Delapan jam sebelum ia harus tampil dalam konser perdananya di Istora Senayan, saya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan dia. Suasana Ritz Carlton Mega Kuningan saat itu lumayan semerawut. Panitia acara hilir mudik dari satu area ke area yang lain, media yang diundang menunggu dalam antrian tidak rapi dan beberapa official crew dari AS yang mengamankan area disekitar lantai tiga ini memberikan pemandangan yang cukup melelahkan. Memang agak repot kalo ada artis sekaliber-nya datang berkunjung. Jujur, saat itu saya cukup khawatir, mendapat urutan terakhir untuk melakukan one-on-one-interview dengannya bukanlah suatu keuntungan menurut saya. Pasti durasi sangat terbatas dan wawancara akan berlangsung dengan tidak lancar, tapi keadaan itu tidak mengurangi antusiasme saya untuk ngobrol dengan peraih tiga Grammy Awards ini. Rasa gugup dan bersemangat hadir disaat yang bersamaan. Giliran saya tiba, sebuah sudut ruangan telah di setting dengan dua buah kursi yang berdampingan, ditambah lampu sorot besar untuk keperluan pencahayaan kamera. Di sudut lain, masih di ruangan yang sama, seorang personal bodyguard-nya duduk kaku dengan ekspresi muka yang dingin. Tapi dia tidak, dia berdiri dan menyambut saya dengan jabatan tangan dan memperkenalkan dirinya “NeYo.. Nice to meet you” dengan sangat bersahabat, saat itu ia berpakaian sangat kasual, T-shirt putih polos yang dilapisi cardigan hitam, jeans Levis, kacamata, topi beanie, dan boots kulit warna hitam. Jauh berbeda dari image yang sering ia tampilkan selama ini, yaitu sosok gentleman dengan setelan formal yang rapi. NeYo aslinya bernama Shaffer Chimere Smith Jr, ia dikenal sebagai seorang penyanyi/penulis lagu/produser/juga aktor asal Amerika Serikat yang menjadi sosok dibalik kesuksesan hits beberapa artis dunia. Sebut saja lagu “Let Me Love You” dari Mario, “Take A Bow” milik Rihanna, ataupun Beyonce dengan “Irreplaceable”, pria berusia 28 tahun inilah penciptanya. Ia memang mengawali karir musiknya dengan menulis lagu untuk orang lain, hingga akhirnya di tahun 2006 dia dikontrak Def Jam Records (label milik Jay Z) yang melihat potensinya sebagai seorang artis rekaman. Ne-Yo pun meraih sukses sebagai seorang penyanyi. Mungkin salah satu faktor keberhasilan yang diraihnya adalah kepintarannya dalam menciptakan musik yang dipadu dengan lirik yang dalam, yang mampu membuat pendengarnya ikut larut dalam setiap kata yang dilantunkannya. “Sejak dulu saya sudah belajar untuk menulis lirik mengenai hal-hal yang saya ketahui dan juga tentang hal-hal yang tidak saya ketahui, itu memang sangat susah apalagi ketika liriknya harus terdengar seperti saya mengerti padahal tidak sama sekali... Jadi saya menulis tentang pengalaman pribadi saya, tentang orang-orang yang saya temui dan pengalaman mereka juga,” ia berkata. Disinilah letak kekuatan Ne-Yo dalam mencetak puluhan hit single di seluruh dunia, ia menyelami sebuah peristiwa dan
“There will always be a place for real music, and that’s the kind of music I made” -NEYO-
mentrasfernya dalam rangkaian lirik yang mampu membuat jutaan penggemarnya terbuai, seakan lagu yang ia ciptakan adalah bagian dari kehidupan setiap orang. ‘So Sick’ mungkin bisa menjadi salah satu contoh, single pertamanya yang meraih puncak tangga lagu di AS ini telah menjadi anthem untuk semua orang yang hubungan percintaannya baru saja gagal. NeYo tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mencapai posisinya sekarang ini, sejak kemunculannya lima tahun yang lalu hingga sekarang menghasilkan album Libra Scale, ia telah berhasil menempatkan lima lagunya di sepuluh posisi teratas Billboard Hot 100 dan dua album teratas di Billboard 200, ditambah beberapa lagu lainnya yang sukses dibawakan artis lain. Bisa jadi ia akan merasakan sedikit ‘ketakutan’ apabila kesuksesan yang diraihnya dengan cepat bisa hilang dalam sekejap juga. Namun ternyata tidak, “Hmm sebenarnya tidak juga, saya sangat menghargai dengan apresiasi dan cinta yang diberikan orang terhadap karya saya, jadi selama saya dapat mempertahankan hal tersebut, saya rasa semua hal akan baikbaik saja,” NeYo berkata dengan yakin. “Kalau sampai suatu saat tidak ada yang mempedulikan karya saya lagi, mudah-mudahan tabungan saya sudah cukup banyak untuk bisa melanjutkan hidup saya dalam bidang yang lain” katanya sambil sedikit tertawa. “But I feel like, real music, there will always be a place for it, and that’s the kind of music I made, I made real music,” lanjut pria yang mendapat nick name NeYo ini dari salah seorang produsernya yaitu, Big D Evans yang menilai NeYo melihat musik layaknya Neo melihat The Matrix. Libra Scale sendiri adalah album ke-4 NeYo yang dirilis akhir tahun kemarin. Masih di bawah label yang sama, album ini bisa dibilang berbeda dengan album-album sebelumnya. “The thing that makes this album different from many of my albums, this is the only album that I have written that’s based absolutely in fiction,” ia bercerita dengan aksen Afro-American yang sangat kental, sehingga saya harus memberi perhatian penuh di setiap kata yang ia lontarkan. Di album yang mengangkat tema kehidupan dan prioritasnya ini, NeYo dihadapkan dengan pilihan sulit; harta-kekuatan-ketenaran ataukah cinta, mana yang akan diutamakan? “Album ini memang terinspirasi dari cerita fiksi yang saya tulis, tidak seperti lagu-lagu sebelumnya yang lebih bercerita tentang pengalaman pribadi saya,” lanjutnya dengan serius. “Lagu-lagu disini bercerita tentang tiga orang pemuda (Jerome, Clyde, Leroy) yang merelakan uang, kekuatan, dan ketenaran mereka untuk menjadi superhero. Namun mereka harus
dapat menaati tiga buah peraturan, yaitu: mereka harus bisa melindungi kota setiap saat, tidak boleh mengungkapkan sumber dari kekuatan mereka kepada siapapun, dan tidak diperbolehkan untuk jatuh cinta. Karakter utamanya Jerome, diperankan oleh saya,” ungkapnya. Album ini juga merupakan penyaluran hasrat NeYo untuk mencoba hal berbeda dari yang biasa ia lakukan. Minatnya akan science fiction, buku komik, animasi Jepang, dan karya-karya Michael Jackson (seperti Thriller, Moonwalker, dan Bad) memicu dia untuk ikut menciptakan gambaran visual album tadi lewat sebuah film pendek (yang akhirnya dibuat dalam enam bagian video musik berpusat pada kisah Jerome dan kekasihnya, Pretti Sinclair) untuk melengkapi ‘khayalan’ heroik ciptaannya sendiri. Intrik yang diciptakan di album dan video musik itu memang cukup menarik untuk diketahui. Manakah yang akhirnya menjadi prioritasnya? Apakah sang superhero akan tetap mempertahankan kekuatan atau ia akan bertekuk lekuk di hadapan wanita pujaannya dan tidak menjadi pahlawan lagi. Berbeda dengan yang ada di kehidupan nyata, disini NeYo telah menetapkan prioritas hidup. Saat ini perhatian utama NeYo tertuju pada putri pertamanya yang belum lama lahir. “Gambaran dari hari normal saya adalah saya tidak perlu pergi ke studio dan bermain musik untuk menghasilkan uang, saya akan melakukan hal tersebut karena saya menyukainya. Sekarang, semua waktu lowong yang ada saya berikan untuk puteri saya yang belum lama lahir. Namanya Madilyn Grace, umurnya dua bulan, jadi setiap saya punya jadwal kosong saya menghabiskannya bersama dia,” ungkapnya dengan ekspresi bahagia dan penuh kebanggaan. Mungkin menjadi seorang ayah jauh lebih menyenangkan daripada menjadi seorang pahlawan. Melihat kegembiraannya itu, saya bertanya apakah dia sudah menciptakan lagu untuk putrinya? “I have not yet, I’ve tried but I’m a very-very new father u know, so every time I sit and try to write a song about her, the emotion is getting a little heavy, so it’s hard to get it to tough. I haven’t written a song about her, but i will,” jelasnya sambil kembali tersenyum lebar. Dan itulah pertanyaan terakhir saya, panitia memberi tanda bahwa waktu saya telah habis. Padahal mesin perekam baru menunjukkan angka 6:20 menit, secepat itulah obrolan kami berlangsung. Saya mengerti, super NeYo masih punya tugas mulia yang harus ditunaikan malam itu juga, bukan untuk membasmi kejahatan tapi ia harus bersiap-siap untuk membasmi kerinduan ribuan penggemar di negeri ini yang sudah lama menantikan kehadirannya.
daredevil on the move UNTUK PERTAMA KALINYA PUTRAMA TUTA MELANGKAH MENJADI SUTRADARA, DAN TAK SABAR UNTUK MENUNJUKkAN KE DUNIA BAHWA IA MAMPU MELAKUKANNYA. TEKS: KHIVA ISKAK. FOTOGRAFI: NICK EASTON. Waktu sudah menunjukkan jam 11 lewat 20 menit, dan Tuta, panggilan akrabnya masih terlihat sibuk wara-wiri. Siang itu kantor 700 Pictures terlihat sangat penuh, penuh kesibukan, karena persiapan shooting Catatan Si Boy The Project yang sebentar lagi akan berjalan. Disitu terlihat juga pemainpemain seperti Ario Bayu, Poppy Sovia, dan Robertino tengah sibuk menyatukan ensemble karakter masing-masing. Namun tujuan saya bukanlah mereka, melainkan sang produser dan sutrada film itu sendiri. Begitu saya masuk keruangan Tuta, yang ia sebut-sebut sebagai game room, bagi saya justru seperti ruangan kandang pecinta film. Lalu ketika saya memuji ruangan tersebut yang dipenuhi poster-poster dan pernakpernik film yang tidak pernah saya lihat, ia sadar dan berkata “Haha..keliatan banget ya gue gila film pas lo masuk?” memang benar adanya ia gila film, hampir seluruh, sampai detik ini bahkan, hidupnya mengenai film. Dunia ini ia tekuni sejak tahun 1999, dimana bibit awalnya ketika ia melihat film Slyvester Stallone, Rocky. Terinsiprasi karena perjuangannya yang tak kenal mengalah. “Lo liat aja di karakter itu, dia dari nothing to something, semua butuh kerja keras, dan itu apa yang menjadi inspirasi gue.” Di awal wawancara ia sempat meminta maaf karena sedang luar biasa letih, tetapi apa yang saya lihat, tidak sama sekali terlihat
demikian. Sedikit pucat memang, mungkin juga karena Tuta merupakan pribadi yang terus semangat jadi ketika saya mulai bertanya mengenai film perdananya ini ia terus bicara tanpa henti. Ide awal ini kenapa muncul di kepalanya dikarenakan adiknya sedang menonton Catatan Si Boy dan sangat tertarik dengan siapa itu Boy. “Kebayang enggak sih, Adek gue 13 tahun, tapi dia sangat fascinate dengan film itu. Terus gue pikir karena film ini aja masih bisa memegang dua generasi. Kenapa enggak gue transfer ke sekarang aja, gue regenerasi ke era sekarang. Iya enggak sih?!” seru Tuta sambil senyum selebarlebaranya. Dengung berita film Catatan Si Boy sebenarnya sudah disiapkan dari tahun 2009 lalu, tapi namanya proses memang tidak ada yang selalu mulus. Setelah pergantian sutradara, pencarian tim, yang memang cocok untuk film ini akhirnya ia sendiri mengambil langkah sebagai sutradara dan produksi pun mulai pada awal Januari lalu. “I have no idea, 3 tahun berjuang bersama-sama, teman-teman selalu ngomong, ‘Lo yang tahu proyek ini, kenapa enggak lo aja yang kerjain.’ Untungnya gue didukung teman-teman, dan banyak juga orang-orang hebat bantu gue disini.” Menurutnya, tim produksi Tuta merupakan tim yang kuat. “Ini merupakan sesuatu yang enggak mudah, karena kita ini menghidupkan legenda kembali, I called it project fantastic!” sejenak ia lupa akan keletihannya. Lalu saya bertanya, karena ini merupakan debut-nya sebagai sutradara, saya penasaran, bagaimana dirinya bisa menghadapi suasana rumit, aktor yang kebingungan, dan kejadian-kejadian yang ‘tak diinginkan’. Secara serius ia menjawab “Gue memang pertama kali disini, tapi setidaknya gue mengerti dan tahu dunia film seperti apa, karena gue juga
merangkap sebagai produser disini. Insya Allah semua berjalan dengan lancar. Karena gue mempunyai supervisor yaitu Joko Anwar. Gue bener-bener looked up ke dia, karena dia bisa shooting tanpa harus marah-marah enggak jelas. yah semoga aja gue mampu membuat suasana kondusif dan menyengangkan seperti itu,” kembali dengan senyum lebarnya itu. Awalnya karakter Boy ingin dibuat orang susah, karena sekali lagi ini bukan remake namun sebuah regenerasi, tetapi justru tanggapan orang sangat jauh berbeda. “Gila, nggak ada yang terima Boy itu jadi orang susah. Dari fan page, facebook, sampai twitter. Sebetulnya itu ide saja, karena gue ingin lihat dari sisi lain. Lagipula sebetulnya kita juga enggak bisa nebak karakter Boy seperti apa lagi..”sambil mematikan rokok di asbaknya. Saya mendengar, selama pengambilan gambar dilakukan, ada beberapa tempat yang secara ekstrim dilakukan, seperti contoh: mereka menutup tol untuk adegan balap liar, sekali lagi setelah film Tentang Dia tim ini menutup Bunderan HI untuk waktu yang lebih lama, terakhir tim ini juga menutup jalan Kuningan. Wow! Saya langsung berpikir tidak percuma Tuta mati-matian membuat bersama film ini hampir tiga tahun lamanya tanpa ada sesuatu yang total. “Gue cuman ingin mohon doa aja, karena kita ini fight gila-gilaan. Semoga bisa memberikan yang terbaik untuk penonton Indonesia.”
087
Irish
088
Invasion
Setelah U2, The Cranberries, dan Van Morrison. Sekarang giliran Two Door Cinema Club untuk mewakili Irlandia dengan indie rock-nya Teks: Rezaindra O. fotografi: Onik/rebellionik Jangan bilang kalau kamu adalah seorang yang sadar musik jika keberadaan Two Door Cinema Club di kancah musik dunia tidak bisa kamu deteksi. Apakah kemunculan mereka yang memang belum terlalu lama menjadi alasannya? Mereka memang baru memulai perjuangan sebagai artis rekaman sekitar tahun 2009 tapi pencapaian mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Mudah-mudahan kamu tidak termasuk kategori yang di atas, dan tidak melewatkan penampilan live mereka disini. Satu hari sebelum mereka diwajibkan untuk menjadi line up dari Love Garage in the Park, Two Door Cinema Club tiba di Jakarta setelah menempuh penerbangan dari Australia. Ketika saya dipertemukan di area lounge sebuah hotel di kawasan bundaran H.I, mood mereka terlihat kurang begitu baik. Menurut penjelasan road manager-nya, mereka masih jetlag! Hal yang sangat manusiawi, sehabis terbang melintasi samudera hal yang paling diimpi-impikan pastilah sebuah tempat tidur yang empuk, bukan bertemu dengan media yang siap menanyakan hal-hal yang sama untuk kesekian kalinya. Tapi ini resiko mereka sebagai musisi ternama. Begitu juga dengan saya, saya berkewajiban untuk memuaskan rasa ingin tahu saya tentang bagaimana kehidupan Two Door Cinema Club yang sebenarnya. Ini perbincangan singkat saya dengan Alex Trimble (vokal, gitar, synths), Sam Halliday (gitar) dan Kevin Baird – (bass) Ini perjalanan pertama kalian Indonesia. Apa yang ada dipikiran kalian ketika Anda diminta untuk main disini? K (Kevin): Ini memang kali pertama kami ke Indonesia (sebelumnya mereka juga ke Jepang, Hongkong, dan Korea) dan tentu saja kami sudah mengetahui tentang negara kalian, kami sadar bahwa kami punya banyak penggemar disini dari banyaknya interaksi di account Facebook maupun Twitter kami. Sejak tahu kalo kami punya fan base yang kuat, kami pingin bisa main di Indonesia. Makanya ketika di ajak, kami sangat senang. S (Sam): Mengenai Indonesia, kami belum melihat banyak soal negara ini, karena kami langsung menuju hotel namun sepertinya orang Indonesia cukup sama dengan orang di AS maupun Inggris, selera musiknya bagus, terbukti dari lagu-lagu yang kita dengar di radio tadi. Apa pendapat kalian mengenai Grammy Awards kali ini? Apa kalian punya keinginan untuk mendapatkan Grammy suatu saat nanti? A (Alex): Saya pikir Grammy tahun ini sangat menarik, apalagi ketika Arcade Fire bisa meraih Best Album, sebuah kejutan yang cukup besar menurut saya. Hal ini berbicara banyak untuk musik indie, walaupun mereka sudah tidak indie lagi sekarang, tapi setidaknya mereka memulai karir di jalur independent juga. K: Termasuk buat kita, no matter where you starts off, dari label se-indie apapun, semua bisa saja terjadi. A: Kita juga pengen untuk mendapatkan itu, sepertinya semua band pengen bisa achieve hal tersebut. Mudahmudahan album kita berikutnya bisa masuk nominasi. Apa rasanya menjadi seperti sekarang? S: Kita tidak pernah menyangka akan sesukses ini, ketika pertama kali terbentuk kita cuman mentargetkan
untuk bisa main di Belfast, kemudian kita bisa tur ke Inggris, dan sampai akhirnya semua bisa seperti sekarang ini adalah hal yang luar biasa, diluar bayangan kita. Album kita mendapat respon yang bagus dan kita bisa main sampai ke Jakarta kayak sekarang. Bagaimana album, Tourist History kalian yang mendapat NYLON Best Album of 2010? K: Salah satu pencapaian terbaik kami, NYLON is one of the coolest magazine on earth, i loved it! kami sangat bangga walaupun sebenarnya kami tidak pernah menduganya. Senang rasanya jika musik kami dikenali dan diakui oleh banyak pihak. Musik kalian sendiri, bagaimana kalian mendefinisikannya? Dari mana inspirasinya? A: Kami tidak pernah membatasi dan memberikan arah terhadap musik yang kami buat. Tapi biasanya lagu-lagu kami lumayan up beat dan danceable. Dan dalam hal inspirasi, itu bisa datang dari mana saja. Album pertama kami banyak terinspirasi dari pengalaman kami sendiri ketika berjuang membuat rekaman ini. S: Kami juga tidak selalu berpatokan untuk selalu membuat lagu yang gembira daripada yang sedih, mungkin rekaman kami yang pertama terdengar ‘positif’ karena proses pembuatannya terasa menyenangkan. Tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tahun kedepan kami dapat melihat sebuah sisi pandang berbeda dan menuangkannya dalam lagu-lagu lainnya. A: Saya tidak tahu akan seperti apa bunyi album kami selanjutnya, nuansa positif pasti tetap akan terdengar, walaupun mungkin tidak secara keseluruhan. Mengenai gaya berpakaian kalian, apakah kalian mempunyai gaya tersendiri? K: Yes, we style ourselves. Sebenarnya gaya kami banyak terinspirasi dari serial TV seperti Mad Man dan Boardwalk Empire, gaya berpakaian mereka terlihat menyenangkan. Dan ada beberapa merek juga yang suka memberikan kami pakaian yang keren secara gratis. Kami memang suka dengan pakaian bagus,karena menurut kami penting untuk terlihat bagus ketika di panggung. Tapi bukan itu fokus dari sebuah band sebenarnya, kami tetap mengunggulkan musik kami. Kapan album baru dirilis dan akan seperti apa? A: Saat ini kami masih menjalankan tur, masih ada beberapa pertunjukkan lagi dan musim panas nanti kita akan mengikuti beberapa festival, diantara semua kegiatan itu kami berusaha untuk menulis lagu baru. Dan seperti yang saya bilang tadi, sebenarnya tidak ada arah untuk album kami berikutnya, namun kalo berdasarkan rencana mungkin kami akan menyelesaikannya pada akhir tahun ini. Kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti, kita tidak akan merilisnya sampai kami merasa album itu lebih baik dari album pertama kami.
Listen Up:
teks: khiva iskak
TAME IMPALA AUSTRALIA
MEMBERS: Kevin Parker(vokalis, gitar, kazoo), Jay ‘Gumby’ Watson (drummer), Dominic Simper (gitar&synth), Nick “Paisley Adams” Allbrook(bass) Lagu mereka seperti melambangkan rock tahun 60an yang tetap berada di era masa kini. Phychedelic terus menggema pada setiap lagunnya. Berbagai kumpulan inspirasi untuk lagu-lagu mereka terus membuat tubuh ingin bergoyang kesana kemari tanpa sebab. Gelombang lagu antar track seperti mempunyai benang merah tertentu. Album mereka, Innerspeaker, merupakan simbol rocknroll baru di kancah musik. PLAY THIS: “lucidity”, “Solitude
is Bliss”
JONATHAN BOULET AUSTRALIA
Lembut, tenang, namun pada saat bersamaan lagu-lagu Boulet seperti meneriakan sesuatu dengan dentuman-dentuman drum yang akan membuat penikmat berpikir dua kali makna apa setiap dibalik lagunya. Terkadang track-track yang ada seperti memberi keceriaan dalam irama yang membuat spirits up. Tetapi Boulet bukan musisi pop-folk yang dapat dianggap remeh, ia mempunyai bobot lebih dari kebanyakan band pop-folk Negara kangguru itu. PLAY THIS: “North to South East to You”, “You’re A Animal”
SAVED BY THE “BELL” I DUNIA SETE LAH C ABUT DAR A DUA PE RFILMAN SE LAM KE MBALI TAHUN, JAMIE BELL -NYA. MEN DER INGKAN BEL afi: Eksklusif te ks: Ivan Adiyasa. Fotogr
090
Tahun 2011 adalah tahun yang super sibuk buat aktor Jamie Bell. Cowok Inggris ini punya dua film yang rencananya bakalan dirilis tahun ini, yaitu The Eagle dan Jane Eyre; dan dua lagi yang masih dalam tahap post production, Retreat dan The Adventures of Tintin: The Secret Unicorn. Selain itu, sekarang Jamie juga sedang memfilmkan Man on A Ledge bersama Sam Worthington dan Elizabeth Banks, sebuah film yang menceritakan mengenai pencurian berlian terbesar dengan cara mengalihkan perhatian pihak kepolisian dengan usaha bunuh diri. Bagi yang besar di akhir tahun 90-an, mungkin akan mengingat Jamie sebagai Billy Elliot, karakter utama dari film yang berjudul sama. Dari peran yang melambungkan namanya itu, ia berhasil meraih penghargaan BAFTA untuk kategori Best Actor. Jamie yang waktu itu cuma berusia 15 tahun berhasil mengalahkan nominees lainnya, seperti Russel Crowe, Tom Hanks, Michael Douglas, dan Geoffrey Rush, yang semuanya pernah mengantongi penghargaan Oscar untuk kategori Best Actor. “Aku rasa itu akan menghancurkan hidupku,” balasnya ketika diminta berkomentar mengenai namanya yang hilang dari daftar nominasi Academy Award di tahun yang sama, “Bisa nggak kamu membayangkan balik ke sekolah pada hari Selasa sehabis memenangkan Oscar? Kamu pasti gila. Industri ini nggak aman buat anak muda. Kamu perlu dilindungi dan dijaga orang-orang baik di sekelilingmu.” Setelah Billy Elliot, Jamie berusaha untuk melepas image aktor ciliknya. Cowok yang pernah pacaran dengan aktris Evan Rachel Wood ini, kemudian beralih untuk mendalami peran-peran yang lebih serius dalam berbagai film layar lebar dengan bintang besar lainnya seperti Daniel Craig dalam Defiance, Jack Black dalam King Kong, dan Samuel L. Jackson dalam Jumper. Buat Jamie, mengasah kempampuan aktingnya lebih penting daripada mendapatkan bayaran besar atau kabur dari robotrobot raksasa. Oleh karena itu, Jamie lebih tertarik untuk main dalam sebuah film apabila film tersebut diarahkan oleh sutradara yang dikaguminya, “Aku suka ketika menatap resumeku dan melihat semua orang hebat itu didalamnya seperti David Gordon Green, dan tentu saja Peter Jackson dan Stephen Daldry. Ketika aku melihatnya, aku merasa bangga untuk diriku sendiri dan orang-orang di sekitarku yang berhasil medapatkan peran-peran tersebut untukku.”
Film terbarunya Jamie, The Eagle, menghadapkannya dengan Channing Tatum sebagai lawan mainnya. Dalam film ini Jamie berperan sebagai budak Inggris yang harus berpetualang bersama karakter Tatum yang merupakan seorang parjurit Roma di tahun 140 A.D. untuk mendapatkan kembali emblem emas legiunnya yang hilang. Sementara dalam Jane Eyre yang diangkat dari novel klasik karangan Charlotte Bronte, Jamie akan menemani sang karakter utama yang diperankan oleh Mia Wasikowska yang populer lewat perannya sebagai Alice dalam film Alice in Wonderland arahan sutradara Tim Burton. Masingmasing film akan dirilis tahun ini pada tanggal 11 Februari dan 11 Maret di Amerika Serikat. “Aku rasa aku belajar bertanggung jawab dari berurusan dengan ibu dan saudariku. Aku nggak pernah memiliki tokoh ayah jadi aku nggak pernah merasa kehilangan.” Tumbuh tanpa seorang ayah tidak membuat Jamie kehilangan kedisiplinan, ia justru malah lebih kritis terhadap aktor-aktor yang lebih muda atau sebaya dengannya, “Aktor-aktor generasi muda malasmalas. Mereka nggak melakukan pekerjaan apapun. Mereka cuma datang dan mengucapkan dialog mereka. Aku ingin jadi lebih baik atas apa yang aku lakukan.” Sikap yang patut ditiru.
APAPUN YANG DILAKUKAN OLEH VERDI SOLAIMAN SELAMA INI PELAN NAMUN PASTI, TERLEBIH IA BUKANLAH AKTOR PENGANUT METODE INSTAN. TEKS: KHIVA ISKAK. FOTOGRAFI: DESCHANEL DARMODIHARDJO Nama seorang Verdi Solaiman memang belum terdengar jelas di telinga para pecinta film Indonesia. Namun yang pasti adalah para sineas negeri sudah mulai melirik pria keturunan Cina-Indonesia ini. Verdi mencicipi dunia film hampir mencapai tujuh tahun lamanya. Ketertarikan kepada dunia akting terhitung mulai November 2003 lalu, jalur takdirnya membuatnya ia berkata “I want to be in this industry for on the long road.” Siang itu di salah satu kedai kopi bilangan Kemang, saya bertemu dengannya, hebatnya ia tepat waktu dengan janji temu saya di jam dua siang. “Yah itu salah satu metode manajemen gue lah,” tersenyum ramah. Verdi mengakui apapun alasannya, baik jam shooting yang tidak karuan, menurutnya, mempertahankan etos kerja dengan salah satunya yaitu tepat waktu merupakan hal yang patut terus dipertahankan. Kemudian, Ia mulai berbicara mengenai filmfilm apa saja di tahun ini yang akan keluar. Perawakannya yang sederhana dan santai serta bahasa inggrisnya yang sudah mendarah daging itu-dimana ia sempat tinggal di Amerika selama 10 tahun-membuatnya nampak sebagai pria yang tak pernah membuat hidupnya sendiri lebih kompleks. “Dekat-dekat ini paling film SLB (Simfoni Luar Biasa), gue menjadi seorang guru,” jelasnya. Sutradara Awi Suryadi dari film ini pernah bekerja sama dengan Verdi sebelumnya, salah satunya Asmara Dua Diana, “Gue suka sama naskahnya, sangat bagus menurut gue. Apalagi gue disini dapat meng-\godok peran gue lebih jauh lagi setelah gue develop bareng acting coach-nya.” Verdi bercerita bahwa plot yang ada di film ini semakin membesar ketika rembukan diadakan, konflik yang ada pun lebih banyak namun masih terlihat tujuannya. Satu hal yang paling mengesankan diantara kariernya selama ini di film yaitu ketika dirinya mendapat sebuah peran orang daerah untuk film internasional, yang berjudul Amphibious. “Peran gue disini selalu diinjak-injak orang bule, enggak pernah dianggap, a little bit comic relief. Tapi yang lucunya adalah gue sama sekali nggak dapat karakter gue kaya apa. Sampe ketika hari pertama shoot, gue melihat cermin sehabis dirias, gue baru dapat, “Oh ini toh Andi,” baru deh gue masuk ke karakter gue haha..” Tidak hanya itu saja, menurutnya proses apa yang ia
lalui di film ini sangatlah berharga. Bahkan jauh lebih berharga lagi. Karena apa yang ia alami selama ini metode shooting disini dengan tim Amphibious sangatlah berbeda jauh. “Kaget banget gue, tuntutannya banyak sama Bryan Yusna, waktu big reading, they (international actors) do bring all package. Padahal mereka ini bisa dibilang not even Hollywood. Sutradara(Bryan) tuh suka ganti rencana, dari tiga adegan bisa menjadi satu adegan aja, dan you have to find your own frame. Susahnya ketika setnya banyak tali, in between gue harus keliatan muka gue, sampai ribet banget melakukan ini. Gue sampai harus tanya ke camera man-nya. Lumayan profesionalitas lo diuji, framing-nya seberapa, lo harus tahu sendiri. “I wanna have two of your eyes not one” kata Bryan, kalau nggak diulangin lagi, teknikal banget, tuntutanya gokil.” Saya sendiri mendengar cerita ini seperti tertampar malu karena apa yang saya dengar selama ini belum banyak yang menggunakan metode seperti ini. Seharusnya film ini merupakan film 3D pertama Asia Tenggara terutama Indonesia, namun entah kenapa diubah menjadi film 3D pertama Belanda. Ya, memang film ini kerjasama juga dengan orang Belanda selaku produsernya. “Ujungujungnya kita dijajah juga haha..” ujarnya bercanda. Verdi melakukan langkah awalnya dulu bersekolah di tempat Eka Sitorus, Sakti Actor Studio selama setahun penuh, apa yang tertanam salah satunya adalah ketika dimana persiapan sebuah karakter ialah melalui bedah naskah. “Bang Eka memasuki metode Stanisvlaski, bedah naskah, obyektif besarnya, apa tujuan karakter ini, bagaimana si karakter ini mendapat tujuannya. Lihat dari skripnya, kalau kita analisa dengan benar, kelihatan mana naskah yang bolong asal templok aja. Dan juga bisa melihat How the character react to the situation,” jelas Verdi yang dimana ia adalah putra kedua dari Hengky Solaiman, aktor senior Indonesia, yang juga salah satu pendiri Teater Populer bersama Teguh Karya. Keunggulan dan keberuntungan seorang Verdi Solaiman adalah ia selalu mendapatkan karakter yang berbeda-beda. Jadi setiap film yang ada, tidak ada yang pernah tahu Verdi ternyata berada di dalam film itu. He is so into his character. “Yang bikin gue stand out adalah orang nggak ada yang tahu haha..ya gue harus selalu blending dengan karakter.. gue belajar orang untuk percaya dengan pencapaian karakter gue,” sambil meneguk ice lemon grass tea-nya.
the talented underdog
092 Listen Up:
teks: khiva iskak
JIRAPAH
JAKARTA MEMBERS: Ken Jenie(vokalis/gitar),
Mar Galo(bass)
thE ethnic beats BERBEKAL KETERTARIKAN YANG LEBIH TERHADAP MUSIK DAN BUDAYA TRADISIONAL INDONESIA, KUNOKINI TELAH MEMBUKTIKAN BAHWA MUSIK ASLI INDONESIA DAPAT DITERIMA DIMANA-MANA. TEKS: ARLETHA SUTOPO. FOTOGRAFI: NICK EASTON
Waktu itu udara kota Jakarta sedang bersahabat. Ketika saya sampai di sebuah studio tempat Kunokini biasa latihan musik yang berada di kawasan Bangka, ternyata sudah ada Akbar dan Bebi yang baru juga sampai. Saat itu, kita masih menunggu Bhismo yang masih berada di jalan. Karena saya sudah menunggu sedikit lama, akhirnya saya memutuskan untuk segera mewawancarai Akbar dan Bebi tentang konser tunggal Reinkarnasi yang baru saja diadakan beberapa waktu lalu. Dengan senyum sumringah Bebi menjawab “ Konser tunggal kemarin itu menceritakan tentang album pertama kita Reinkarnasi yang cover depannya Buto Cakil. Menceritakan tentang seorang anak kecil yang lahir kembali setelah mengalami perjalanan hidup sampai menemukan titik keburukan manusia. Sifat manusia yaitu keserakahan, kemarahan dan nafsu yang diwakilkan oleh Buto Cakil itu. ” Buto Cakil dalam dunia perwayangan merupakan sosok yang arogan dan angkuh. Pada konser tersebut, Konukini mencoba menyampaikan pesan kepada penonton bagaimana caranya agar kita bisa mengendalikan itu sebagai manusia seutuhnya sehingga Indonesia lahir kembali dan happy ending. Keinginan mereka untuk menggelar konser itu sebenarnya dari tahun 2009 walaupun album mereka
Kepiwaian dalam merangkum sebuah lagu bisa dikatakan tidak terdengar seperti band asal Indonesia. Setiap instrumen-instrumen noise plus vokal yang berciri khas membuat Jirapah kental dengan warna Indie rock-nya. Dari segi lagu pun mereka bukan tipe band yang sedang mengikuti tren sekarang. Mereka berhasil membangun persepsi independent.
baru dirilis di tahun 2010. “Kita menjalani proses latihan selama lima bulan. Latihan digenjot tiga kali dalam seminggu. Karena kita total, alhamdulillah pas hari H sangat sesuai dengan keinginan kita,” jelas Bebi yang kemudian dibalas oleh anggukan Akbar. Standing applause dan pujian memang banyak mereka terima setelah konser Reinkarnasi berakhir. Sangat jarang anak muda di jaman sekarang ini yang mencintai kebudayaan tradisional Indonesia dan berani untuk menunjukannya. Lain halnya dengan Kunokini yang menapaki karier bermusik tradisional mereka sebagai pengiring penari saat acara festival kebudayaan di Jerman tahun 2003. Menurut Bebi kebudayaan tradisional Indonesia itu bisa membuat anak mudanya kaya tanpa kita sadari. Apapun bentuknya mulai dari desain, musik, fashion ataupun yang berbau seni pasti bisa dikembangkan hingga menjadi satu hal yang baik. “Buat gue, mengeksplor lebih banyak tentang kebudayaan Indonesia itu menyenangkan,” kata Akbar. Nama Kunokini memang terdengar cukup simpel, namun bagi mereka nama ini memiliki makna yang mendalam “Kuno dan kini. Kuno karena alat yang kita pakai dalam bermusik, sedangkan Kini adalah kita yang memainkan dan melakukan aransemen musiknya dibuat supaya bisa didengarkan di jaman sekarang,” mereka berdua menjelaskan lagi. Keseriusannya mendalami musik tradisional ini membuat mereka memiliki impian bahwa suatu hari nanti Kunokini bisa keliling Indonesia untuk belajar ke guru guru alat musik tradisional dan saat mereka kembali ke Jakarta, mereka akan membuat konser bersama guru – guru tersebut. Grup musik lintas generasi yang menjunjung tinggi eksperimental ini sangat yakin akan bertahan dengan musik ini. “Ada rasa bangga ketika kita memainkan musik ini di luar negeri, tahun 2010 lalu kita sempat main di Brisbane dan kita sangat senang melihat antusias mereka,” Rencananya Kunokini akan kembali manggung di luar negeri yaitu Belanda dan Jerman pada bulan Juni mendatang. “Respect your own culture!”
PLAY THIS: “Alexander”, “Buried”,
“Telephones”
fotografi: Milik Pribadi
SPACE SYSTEM JAKARTA MEMBER: Ojon & Aryo
Elemen-elemen elektronika yang ada disini will blow your mind! Ketika instrumen itu selesai, telinga akan ditenangkan dengan nuansa jazz. Penggabungan ini jarang terdengar di warna musik Indonesia. Estetika disco house dari setiap lagu terus terjaga dan hasil simfoni yang menggetarkan kuping menjadikan Space System duo yang wajib dikoleksi albumnya. They’re sick! PLAY THIS: “Nocturnal Creatures”,
“Mother”
fotografi: Milik Pribadi
deadly new dart KALAU YANG LAIN MENJADI BAND PENGANTAR TIDUR, MORFEM JUSTRU MENGHENTAKKAN KAKINYA AGAR MATA KITA TERBUKA LEBAR. TEKS: KHIVA ISKAK. FOTOGRAFI: NICK EASTON
Ketika saya keluar dari gedung Eastern Promise, Kemang, dimana acara peluncuran album perdana Morfem pada tanggal 20 Februari lalu, saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa perumpamaannya mereka ini adalah perpaduan berbagai etnik musik yang disatukan dan menghasilkan suara melodi yang bersenggama namun keras, kalau bahasa tren sekarangnya, ‘Pecah’. Semisal mereka mendengar saya berbicara seperti ini mungkin mereka akan meledek saya sambil tertawa. Tidak apa-apa, itu juga merupakan satu sisi pribadi mereka yang saya senangi. Tidak ‘Jaga Imej’ dan itu pun terasa di lirik dan nada lagu-lagu mereka. Gambaran satu paket lengkap untuk musik rock sekarang. Ternyata arti bahasa Morfem sendiri mempunyai makna yang dalam yaitu satu kesatuan unit bahasa yang tak bisa dipisahkan. Arti tersebut sangat cocok dengan kepribadian dan asal-usul mereka yang beragam. “Sempet tuh kepikiran namanya Zig-Zag..eh malah diketawain, sialan haha,” seru Jimi. Untungnya bahasa musik mereka satu, jadi tidak perlu repot lagi untuk mengulik lebih lama. Pada awalnya Jimi (vokal), Pandu (gitar), Bram (bass), Freddie (drum) hanya melakukan lima kali jamming bersama, dan sesudah itu barulah mereka tergelitik untuk menulis lagu sendiri. Seluruh lirik yang ada juga mereka ciptakan berdasarkan kehidupan sehari-hari. Bisa juga kisah nyata seperti kisah dibalik lagu Gadis Suku Pedalaman, “Jadi ceritanya begini..dari SMP sampai SMA gue deket sama satu cewe ini, pokoknya bro banget dah, dia bilang mau merantau ke Kalimantan, biasanya setelah natal gue sering kerumahnya tapi sudah tiga tahun ganti presiden ko masih aja belom dateng. Kalau kata orang Itu tandannya dia sudah kawin sama orang sana kalau lama gak balik,” jelas Jimi sembari bersamaan canda tawa lainnya. Sesudah tertawa lepas, entah kenapa semua bersamaan minum teh dingin yang saya sediakan di depan mereka. Mungkin tertawanya terlalu menguras air di dalam tubuh. “Gak ada maksud untuk dikhususkan kritik sih liriklirik lagu kita, itu hanya untuk sehar-hari aja. Seperti lirik Pilih Sidang Atau Berdamai, tanpa harus menyindir aja pasti sudah tahu kan..sama-sama suka ngelanggar
juga kita, sama-sama enjoy lah kita ditilang haha,” semua mengangguk setuju apa yang Jimi utarakan. Lalu saya juga dengar bahwa aransemen lagu Who Stole My Bike tidak seperti apa yang terdengar di album mereka sekarang. Dulu lagu ini khusus hanya dimainkan untuk komunitas band Jimi yang sebelumnya. “Dulu cepet banget, hardcore, tapi pas gue kasih ke Pandu jadi beda deh,” kata Jimi. Sekali lagi semua mengangguk setuju cuman beda ditambah senyum lebar-selebarnya. Tanggapan mengenai kehadiran band ini pun juga sangat positif, bagaimana tidak, ketika single Gadis Suku Pedalaman diluncurkan melalui cara unduh secara gratis, sudah mencapai 5000 lebih unduhan yang ada, sampai mereka memutuskan untuk shutdown link yang ada. Selain itu mereka juga bercerita bagaimana Morfem akan bergerak secara luas, “Sejauh ini Morfem Sendiri justru mau keluar dari batasan-batasan konsep band segmented, malah kita mau lebarin kemana-mana. Enggak bijak juga kalau kita masih egois atau idealis kaya begitu, kita juga mengajak orang-orang dari tema-nya sendiri juga sudah beda. Kita mau kasih warna lain aja,” ungkap Bram serius. Sedetik kemudian Bram menjadi bahan celaan lainnya. Band yang banyak mengambil inspirasi dari Velvet Underground ini masih bergerak gerilya untuk permasalahan promosi, booking contact dan maintenance. “Yah sekarang kita bangun sendiri sistemnya, baru deh delegasiin ke orang kalau sudah settle,” kata Jimi. Sesuai dengan kapasitas mereka masingmasing, mereka pun mengadakan survey sendiri, Bram, Jimi< Pandu, dan Freddie mengatakan bahwa musik Morfem itu bisa diterima di segala kalangan. Bahkan keponakan Jimi yang masih duduk di kelas lima SD pun suka dengan lagu Tidur Dimanapun, Mimpi Kapanpun. “Kita surprised banget, ternyata anak kecil aja suka dengan musik kita, ckckck..” kembali semua tertawa lepas. Saya bertanya, kenapa albumnya berjudul dengan Indonesia, “Karena gue pingin semuanya berbau Indonesia, bahkan dari sampul album kita aja gue mau banyak sentuhan Indonesia. kaya foto dibelakang album, kita foto di daerah Tebet yang masih ada kesan dinding yang belum jadi, yang lekat Indonesia banget deh. Itu sih salah satu cita-cita gue, semua serba Indonesia,” sambil member saya wajah yakin dengan apa yang ia bicarakan. Dan saya pun menjadi yakin. Terakhir saya bertanya, deskripsikan lagu Morfem dengan empat kata, serentak semua menjawab, “MORFEM DATANG, SEMUA SENANG!”
093
poral molice
KREATIF DAN PERFEKSIONIS ADALAH KALIMAT YANG TEPAT UNTUK MENGGAMBARKAN ENAM KARAKTER ORANG YANG TERGABUNG DI DALAM BAND SAJAMA CUT INI. TEKS: ARLETHA SUTOPO. FOTOGRAFI: NICK EASTON.
094
“Kita lagi mau mengeluarkan single yang rencananya akan keluar serentak di media – media dan sekarang kita sedang rajin menggodok lagu – lagu baru, karena tahun lalu kita baru membuat album Manimal. Sekarang kita juga sedang membuat project untuk sebuah karya musik yang dapat dinikmati dengan metode free download” kata Andre sang keyboardist. Sajama Cut yang sudah berkarier sejak tahun 2005 di dunia musik telah mengalami perjalanan yang cukup panjang hingga tahun 2011 ini. “Perubahan personil terjadi di tahun 2008 saat kita membuat album remix” Jelas vokalis Marcell. “Musik Sajama semakin berkembang dan meluas. Kalau dulu seleranya lebih sama dan berkembangnya di genre tertentu dengan nuansa tertentu saja. Tapi kalau sekarang kita memasukkan nuansa metal hingga jazz,” tambahnya lagi. Album terakhir mereka yang bertajuk Manimal dirilis pada tahun 2010. Album tersebut berisi 8 track dengan brass section yang mengusung teknologi digital yang memang jarang mereka gunakan. Melalui single jagoan Painting Pantings ternyata mereka sangat perfeksionis dalam pengerjaan album tersebut. “Total kita mengerjakan album ini selama dua tahun. Sebelum rampung jadi 8 track, 6 materi udah jadi, tapi karena kita kurang puas jadi kita rombak lagi,” kata Randy yang memainkan bass. Mereka juga sangat dekat dengan dunia digital dan selalu memanfaatkan teknologi yang sudah sangat maju sekarang ini. “Rencananya pada tanggal 24 Februari 2011 kita akan merilis single ketiga Twice Rung The Ladder dan single
Poral Molice yang dapat di download secara gratis,” ungkap Banu yang menjadi drummer di band itu. Saat ditanya kenapa mereka memilih cara free download untuk menyebarkan singlenya, Sajama Cut kompak menjawab “Kita hanya mencoba melihat sisi positif dari era digital saat ini. Daripada kita berusaha melawannya, lebih baik kita memenfaatkannya dengan kreatifitas”. Sajama Cut juga selalu aktif berkomunikasi dengan para penikmat musiknya melalui social network seperti twitter dan facebook. Uniknya, mereka juga memiliki blog dimana para fans Sajama Cut bebas untuk menuangkan apa saja didalamnya, entah itu foto, tulisan, pokoknya apapun. Terlihat betapa kreatifnya anak – anak muda ini. Hal itu juga mereka wujudkan melalui aksi panggung yang mempunyai konsep dalam setiap gigs. “Kita memang suka ketika main live menggunakan visual. Karena orang tidak hanya bisa mendengarkan lagunya saja, tapi mata mereka juga bisa dipuaskan melalui visual yang kita tampilkan. Visual itu pastinya mendeskripsikan lagu yang sedang kita mainkan,” Andre menjelaskan dengan santai. “Untuk alat – alat musik yang kita pakai ketika kita manggung juga pasti ada yang berbeda. Pasti selalu ngulik alat – alat yang bisa menimbulkan suara – suara aneh,” sepertinya kreativitas merupakan hal spontan yang sangat menyenangkan bagi mereka. Dengan segala kreasi mereka di musik yang mereka mainkan, saya jadi penasaran untuk bertanya tentang deskripsi mereka terhadap genre musik yang mereka usung. “ Kita tidak menerapkan genre musik yang pasti. Kita lebih memberikan kebebasan sama yang mendengarkan musik kita. Terserah mau dibilang apa, kita hanya tidak mau jadi kaku karena adanya pengkotakan terhadap musik kita.”
Listen Up:
teks: khiva iskak
living color
Duo suami-istri Rainbow Arabia menciptakan musik yang merentangkan spectrum suara. teks: Jessica Hundley. Fotografi: Magdalena Wosinska
FRAU
JAKARTA
Seperti Tori Amos, Frau bersenyawa dengan pianonya yang ia sebut Oskar, Frau menunjukan musik dengan solo piano juga mampu membuat musik tak kalah hebatnya dengan yang lain. Lirik dan vokal yang terkadang genit namun lembut membuat Frau menyihir para pendengarnya. PLAY THIS: “I’m A Sir”, “Mesin Penenun Hujan” fotografi: Milik Pribadi
Akhir-akhir ini, jarang ada sebuah band yang bisa menghindari musiknya dari definisi. Rainbow Arabia adalah salah satunya, karena mereka menciptakan fusion kawin silang yang menolak strereotipe. Seperti namanya, musik mereka memiliki banyak segi dan eksotisme – gabungan aneh dari aliran tropicalia, elektronika a la penari sufi, dan eksplorasi punk rock yang menghentak. Iya, kamu memang bisa nari bareng musik mereka, tapi, ada yang aneh dibalik itu, sesuatu yang menyimpang dan benar-benar unik. Dibentuk oleh duo suami-istri Danny dan Tiffany Preston, Rainbow Arabia “benar-benar lahir tanpa rencana,” jelas Danny, yang saat itu sedang duduk di samping Tiffany di sebuah café di daerah Echo Park, Los Angeles, tidak jauh dari tempat tinggal mereka. “Intinya, kami hanya main-main di sekitar studio selama satu tahun, tanpa berpikir untuk membawa musik ini keluar ataupun menampilkannya secara live atau apa.” Sebelumnya, mereka berdua sudah bertahun-tahun bermain untuk band-band LA – Danny di sebuah kelompok reggae dub dan band country rock, sedangkan Tiffany di sebuah band punk. “Kami ingin menetralkan rasa dan benar-benar melakukan sesuatu yang sama sekali di luar kotak kami.” Berkat ekspos dari banyak field recordings (rekaman yang diproduksi di luar studio) yang dikumpulkan oleh sebuah label rekaman asal Seattle, Sublime Frequencies, Danny membeli sebuah keyboard arab
FROM LEFT: Tiffany and Danny Preston
SARASVATI BANDUNG
Lirik yang kuat, melodi lagu yang juga kental nada etnik, Sarasvati membawa kita kedalam suasana yang tak pernah terbayangkan. Vokal berat dan basah juga membawa pendengar seperti kedalam dimensi lain. Lagu-lagu yang cerdas namun mampu untuk terus dinikmati setiap saat. Patut dikoleksi! PLAY THIS: “Oh I Never Know”,
“Bilur”
fotografi: Milik Pribadi
– sebuah instrumen tambahan yang langsung menjerumuskan duo ini ke dalam dunia sonic yang baru. Digabung dengan beats dari komputer dan suara Tiffany yang playful, Rainbow Arabia menemukan wadah tempat semua unsur jadi satu, kemudian melesat dari studio menuju panggung. Dalam waktu dua tahun, mereka telah menghasilkan dua buah EP, tur gila-gilaan, dan meluncurkan album penuh mereka yang pertama, Boys and Diamonds, di bulan Maret. “Yang hebat adalah bahwa ada kebebasan total bagi musik elektronika sekarang ini – hal ini begitu membebaskan ide-ide semua orang,” jelas Danny. “Kamu tidak usah menikahi sebuah aliran musik tertentu; ini lebih kepada apa yang bisa kamu lakukan dengan apa yang kamu punya.” “Boys and Diamonds” adalah usaaha pertama kami untuk membuat musik jadi kohesif,” tambah Tiffany. “Kami meminjam dari banyak aliran dan selalu coba untuk mencampur-campurkan mereka, tapi kali ini, kami mau menemukan sebuah tempat di dalam produksi rekaman di mana kami boleh memiliki rasa yang terdefinisi. Bagian dari proses pendewasaan adalah menemukan musik yang jadi milik kami. “Tapi, tetap saja,” dia tersenyum sejenak, “kami akan selalu, bereksplorasi.”
FA
J a ket : L E V I S , T s h irt : 2 K b y Gin g h a m , J e a ns : 1 6 D S , S h oe : A L D O
FACH
RI A
T eks : K h iv a I sk a k , Foto g r a f i : L uki Ali , F a s h ion director : m a es a nic h ol a s . st y list : R e z a indr a o . A S S st y list : M E nt a ri o f eli a
LBA
â&#x20AC;&#x153;Kalau ada orang yang coba mengurung gue, harus ada reason yang tepat kenapa gue harus ikutin dia. Kalau logikanya enggak sampai ke gue, maaf aja, gue enggak akan bisa ikutin.â&#x20AC;?
R:
Hari itu cuaca Jakarta nampak kurang bersahabat, awan mendung menyelimuti kantor Nylon Guys. Ai, panggilan akrabnya, mau melakukan wawancara dengan saya. Jadi terpaksa pemotretan harus mundur dari jadwal semula. Sementara itu, ketika Ai sedang menyapa sana-sini dengan staff kami, saya memperhatikan Ai mengenakan apa saja ketika ia sampai di kantor kami, plaid shirt merah dan skinny jeans hitam serta sepatu kets hitam, ditambah rambut berantakannya-yang menurut saya nampak seperti disengaja-ditambah muka yang sedikit letih karena habis pulang dari shooting film televisi yang sedang kejar tayang, sekelibat mengingatkan saya pada Robert Smith dari the Cure. Dari ujung rambut hingga kaki sangat menunjukkan bahwa Ai merupakan pria berperawakan sederhana namun masih jeli untuk bagaimana cara bergaya, tentunya with his own style. “Kalau orang pasti cari jawaban yang paling keren gitu ya..haha..fashion bagi gue itu apa ya? Mungkin gaya gue nggak kelihatan terlalu oke atau gimanalah, but somehow deep down inside, gue itu mikirin banget. Kalau ada yang kurang pas sama gue, gue engga akan bisa pakai. So, I can say fashion is something important for me,” sambil menghisap rokoknya dan memberikan senyum simpulnya, menandakan Ai menanggapi fashion dengan serius namun dibawa dengan gaya santai. Apa yang membuat seorang Fachri Albar berbeda dan mampu menarik perhatian di mata penikmat film Indonesia? Sosok yang disebut orang-orang misteriuskah? Apa karena ia memakai nama belakang Ayahnya? Mungkin juga daya tariknya secara fisik? Atau memang kemampuan ia dalam berakting diakui secara luas? Tidak ada yang tahu persis. Selama karirnya di dunia hiburan ini yang saya tahu, ia menyandang predikat pria misterius. Tidak banyak yang tahu sisi pribadi seorang Ai seperti apa persisnya. Lantaran gosip dan asumsi publik mampu menciptakan sebuah karateristik seorang Fachri Albar yaitu lekat sebagai pria yang dingin. Well, seandainya itu benar, setidaknya ia memilih untuk mempunyai suatu sikap yang berbeda. Di dalam etika wawancara terdapat peraturan tak tertulis dimana kedua belah pihak wajib membiarkan saja betapa artifisialnya proses ini. Kita berpura-pura berteman, nyaman satu sama lain, kompak, bahkan mungkin kedua pihak tidak akan bertemu lagi setelahnya. Banyak aktor memperlakukan sang jurnalis seperti therapist, dan kebanyakan senang membicarakan dirinya sendiri, jadi ilusi ini dapat dipertahankan secara seimbang. Tetapi tidak dengan Fachri Albar. Ia pikir itu semuanya omong kosong. “Kasih pertanyaan jangan yang klise ya..itu-itu lagi haha..” ia memperingati. “Karena dari sana sampai kesini seperti melakukan rushing time yang enggak berhenti, so..”, Ai sambil mengamati ruangan kantor kami, matanya memantau secara detail setiap sudut ruangan seperti lawan yang sedang membaca lapangan perang untuk siap memberi kejutan kepada musuhnya. Sebelum saya bertanya lebih jauh ia mengutarakan betapa ia senang melakukan sesi foto bersama Nylon Guys-dan nampak benar-benar tulus mengutarakannya-“Gue senangnya tadi, gue bisa nunjukin foto-foto ke cewe gue, dan ia juga setuju, apalagi disini bebas serampangan, ya karena gue enggak bisa diatur harus kesana kemari, apalagi gue enggak bisa foto steady, gue lebih suka ngebebasin gaya, ditambah rambut gue bisa berantakan,” jelasnya. Bahkan Ai ikut berinteraktif untuk masalah pencocokan baju yang pas dengannya. Memang, ia terlihat sedikit tidak suka terlalu diatur ketika sedang pemilihan baju yang akan dikenakan. Inilah saatnya saya masuk kedalam wawancara sebenarnya. “Bukan maksud gue banyak mau, gini aja deh, kalau ada orang yang coba mengurung gue, harus ada
reason yang tepat kenapa gue harus ikutin dia. Kalau logikanya engga sampai ke gue, maaf aja, gue engga akan bisa ikutin, all about discuss,” tegas Ai. Ia akui untuk satu hal ini akan selalu menjadi perdebatan yang panjang dengan orangorang. “Ini berlaku untuk semua hal, karena ya mau gimana, inilah pribadi gue. Tapi gue enggak pernah niat menggangu orang kok dengan sikap gue yang seperti ini,” tambahnya. Sampai detik ini pun saya belum percaya benar, dibalik prinsipnya yang terbilang keras, ia masih mampu bersikap ramah di dalam keadaan yang sangat melelahkan sehabis shooting. Lalu ia kembali menyalakan rokok, terdiam melihat ke satu arah, seperti ingin mengucapkan sesuatu, lalu saya potong dengan pertanyaan bagaimana ia mengatur karirnya selama ini.“Gue pada dasarnya enggak terlalu suka diatur, dan gue enggak terlalu mengatur juga karir gue, ngikutin aja dan percaya rezeki enggak kemana dan segala macemnya…” sedetik kemudian ia mengetuk tangan dari kepala ke kayu meja, “Sorry, gue suka ngeri kalau omongan gue itu kepedean, jadi kebiasaan gue selalu ngetuk meja hehe..”, ia melanjutkan, “Gue orangnya paling enggak bisa disuruh ngelakuin hal yang tidak sesuai kehendak hati gue, apapun itu.” Kebanyakan karir Fachri Albar berada di layar lebar. Sebelum ia menginjakan kakinya di industri perfilman, ia sama sekali tidak tertarik dengan apa itu akting, walaupun sebenarnya ia menyadari sejak kecil ia sangat suka sekali berakting. Mungkin juga pengaruh ibunya yang notaben aktris senior Indonesia. Niatnya untuk terjun ke industri ini masih belum juga terpancing sampai Ai duduk di pekantoran alias dibelakang meja. “Oh gila, gue paling nggak tahan dibelakang meja terusterusan, kayak dikungkung!” Sambil menunjukkan raut muka yang ‘sangat salah memilih jalur ini’. Kemudian ia terdiam sebentar, mengusap kebelakang rambutnya, saya menunggu, dan ia kembali berkata, “Gimana sih kalau hati udah enggak disitu, pasti segala sesuatu tidak akan jalan dengan enak kan?! Ya udah, mulai deh akting gue keluar disaat perasaan itu muncul.” Ada cerita lucu dimasa ia masih bekerja kantoran, Ai membuat suatu adegan dimana satu kantor mempercayainya tanpa curiga sekalipun. “Gue bilang ke temen gue pas di mobil, “Udah lo tunggu sini aja,” terus gue pakai bedak dibibir, langsung gue keatas. Tapi selama itu gue diem aja, pura-pura sakit. Terus banyak yang tanya “Ai lo kenapa?”, gue diem aja. Gue tolak tuh untuk pulang, biar lebih dramatis aja, padahal itu efek bedak. Sampai temen-temen gue enggak tega lihat gue, lapor lah ke bos. Bos datang dan menyuruh gue pulang. Pas gue turun, cabuttttt….” Ungkapnya sambil tertawa lepas. Ai memang terkenal apabila
melakukan sesuatu tidak pernah tanggung-tanggung. Pilihan menjadi Financial Advisor sepertinya bukan takdir seorang Fachri Albar. “Terus dari situ apa yang lo rasain?” “Dari situ gue mulai rebel, makanya kalau hati gue udah enggak disitu, enggak sesuai, gue udah enggak takut apa-apa lagi,” diakhiri dengan tangan mengetuk meja kembali. Meski begitu, bukan berarti kapasitas ia menjadi sombong. Selama perbincangan saya dengannya, tidak pernah keluar dari mulutnya sesuatu yang membanggakan dirinya, sepertinya ia bukan tipe yang mudah membicarakan sisi pribadinya yang paling dalam dengan orang asing atau bisa saja ia memang pemalu. “Setiap gue masuk kedalam sesuatu, gue selalu menganggap hal itu sesuatu yang berat atau susah sekalian. Even itu sinetron sekalipun, beneran gue nggak bohong,” mengetuk meja lagi, “Gue engga pernah mau ngegampangin sesuatu yang gue lakuin.” Berbicara mengenai sinetron, entah kenapa seorang Fachri Albar membelokkan kariernya jatuh ke tangan sinetron kembali setelah Malin Kundang. Jujur, saya sendiri kaget sekaligus kecewa. Ai merupakan salah satu deretan aktor-aktor Indonesia yang sangat diharapkan tidak menurunkan level mereka. Bahkan harapan ini besar dari masyarakat pecinta film. Berbagai publikasi media dan dunia maya mengukapkan kekecewaan mereka. Apakah ini menjadi suatu tren di kalangan aktor Indonesia atau memang realita sedang menampar wajahnya. “Pada saat prinsip sama realita itu bertabrakan, realitanya adalah semua rakyat Indonesia nontonnya apa? Even Joko Anwar pun protes, tapi pas gue obrolin, dia setuju juga. Semua temen-temen dekat gue juga bilang gue ambil tawaran ini. Daripada gue maksain main film-film sekarang, semua udah kacau menurut gue. Mending gue jaga cv layar lebar gue yang ada.,, tapi kalau gue lagi ada jadwal kosong, tiba-tiba ada tawaran yang bagus, why not? Daripada main film-film yang kaya gitu-gitu aja, apa bedanya sama sinetron sekarang? Ya gue dapat tawaran, gue bersyukur, gue jalanin sembari gue nunggu tawaran good movie,” Ai tersenyum lebar sambil meneguk kopinya. “Udahlah nggak usah bahas sinetron, engga ada habisnya..” Semua aktor mempunyai metode masing-masing dalam pencapaian karakter di sebuah film. Bahkan ada beberapa yang observasi besar-besaran. Seperti biasa, Ai mempunyai jawaban yang lain atas metode-metode tersebut. “I don’t believe in acting school, gue nggak tahu apa yang musti gue pelajarin dari situ. Gue benerbener enggak tahu. Tapi gue bukan underestimate loh, gue memang masih banyak yang harus dipelajarin. Banyak kekurangannya, tapi gue juga percaya kalau kita bisa belajar untuk akting dari diri kita sendiri. Kaya seperti Amanda di film Jakarta Undercover, gue enggak terlalu observasi apa-apa. Umm..gue hidup sudah cukup lama, dan gue tahu waria itu seperti apa. Karena gue melihat
T s h irt : 2 K b y Gin g h a m , J e a ns : K S U B I , S h oe : m ilik prib a di
bl a z er openin g cere m on y , s w e a ter pr a d a , ke m ej a s h iple y & h a l m os .
S h irt : L E V I S , T s h irt : T O P MA N , J e a ns : L E V I S
Gambaran m isunderstood sel a lu m ene m pel p a d a a ktor m ud a ini , kini s a a tn y a i a bic a r a t a np a h a rus m en g g ubris g a m b a r a n ne g a ti f sek a lipun .
J A C K E T : T O P MA N t S H I R T : T O P MA N S HAW L : A L D O R I N G S : E N GA R D E A R T I L L E R I E S
101
banyak di memori hidup gue. Lain kalau lo memainkan sebuah biografi seseorang. Itu pasti gue akan research gila-gilaan.” Di tengah kesibukannya sekarang, selain ftv dan musiknya, Ai menunggu suatu produksi film yang menurutnya akan menggemparkan perfilman Indonesia kembali. Awalnya ia sama sekali bungkam mengenai his secret flattery new movie, tetapi saya mencoba mencari jalan untuk Ai angkat bicara. Setelah melalui pembicaraan yang berbelok, akhirnya sampai juga ia berkata, “Mudah-mudahan Insya Allah kalau lancar its gonna be the best movie yg bakal menggebrak Indonesia lagi. Yaitu The Executors!” tiba-tiba semangatnya hampir menumpahkan kopinya. “Waah..sori gue nggak bisa kasih info yang lebih jauh tentang film ini, nanti Joko bisa bunuh gue haha..” ia sedikit merasa tidak nyaman dengan saya mengorek tentang info film ini. Film ini diproduksi lagi oleh Lifelike Pictures (Pintu Terlarang), diproduseri oleh Lala Timothy, dan tentunya disutradarai oleh Joko Anwar. “Nah, cewe gue disini perannya gila, something different, dan surprise-nya gue engga bisa kasih tahu lagi deh hehe..”, di wajah Ai seperti terpampang “You can’t touch this.” Ia melanjutkan “Doain aja film ini akan membawa nama harum Indonesia,” menatap saya dengan serius. Ya, seperti apa yang terjadi di Puchon International Fantastic Film Festival, Korea Selatan, dimana Pintu Terlarang mengalahkan dari 200 film lebih menjadi The Best Film. “Mustinya Indonesia bangga, tapi apakah di publikasi? Gue enggak tahu ya, apa kurang mengandung sentimentil atau gimana, gue enggak mengerti haha..” Pembicaraan berlanjut kepada bagaimana ia bekerja sama dengan seorang Joko Anwar. “Naskah Jakarta Undercover yang bikin Joko, gue pertama kali ketemu joko disana,” ungkapnya. Ai dilihat Joko ketika bermain sebagai Amanda, yang pada awalnya karakter tersebut sebenarnya dimainkan oleh wanita asli. Tapi sang sutradara dan produser, Lance dan Erwin Arnada, berkata lain. Ai pun setuju. “Gue beraniberaniin, karena ini sesuatu yang beda. Jadi gue ambil, gue ditelpon dan dijelasin. Gue tanya balik, “Ada enggak adegan ciuman sama cowo? apa tantangannya ciuman ama cowo? Itu bukan tantangan tapi menjadi seorang transeksual itu sendiri
tantangannya.” Ai selalu semangat ketika Joko sudah membeberkan ide-idenya kepadanya. Saya melihat bahwa ada keserasian pikiran dan pemahaman diantara mereka berdua. Setelah saya menunggu waktu yang tepat, secara santai, saya bertanya kembali film The Executors ini mengenai apa, Ai pun mengangguk setuju untuk menjawab, sambil menunjukkan gerak gerik yang tak bisa diam dan matanya yang seperti go neon, “Kalau dulu kan dia sudah bikin Noir, physcological thriller, nah sekarang dia mau ganti kedalam full action. Dia ngomong The Executors itu ketika gue shooting Kala. Film yang bisa bikin Anda merasa ‘euphoria’ setelah keluar dari bioskop gitu lah.” Fachri, 29, tumbuh dewasa dengan gemar mencari adrenalin tinggi. Pria berdarah Arab ini dilahirkan dari dua tokoh ternama, Achmad Albar, sang vokalis legendaris God Bless dan Rini. S. Bono yang merupakan aktris senior, lalu mempunyai dua saudara laki-laki, kakak pertamanya Fauzi Albarmerupakan vokalis dari band Ai, Jibriel- dan adik Faldi Albar. Ia akui dari kecil keluarga mereka sering sekali menggunakan metode yang berbeda utnuk menghibur keluarga mereka sendiri, “Dari kecil gue kebiasaan, ini culun ya, om gue dan keluarga gue, sering main setan-setanan, kita jadinya harus akting semua, satu vila dimatiin lampunya, itu pas gue umur 6 – 7 tahun. Yang jadi pocong itu bokap, supir, sepupu gue. Seneng banget deh tuh, adrenalin terus tinggi haha..”, terpancar dari matanya ini merupakan memori yang paling berkesan di hidupnya. “Pernah enggak sih loe dianggap hanya menumpang nama bokap loe?” “Gila ini pertanyaan bukan klise lagi tapi rutinitas.” Kami berdua kembali meledak tertawa. “Enggak ada ngaruhnya, gue enggak peduli, terserah orang ngomong apa, keberhasilan itu dari kita sendiri. Kita memang dompleng nama orang tua. Ya itu resiko yang kita harus tanggung. Justru itu suatu kebanggaan. Jangan dibawa berat. Gunanya kita harus mikirin itu apa? Untungnya apa? Karya gue, ya karya gue, tanpa ikut campur tangan orang tua gue selama sekali. Bokap gue enggak pernah mengharuskan kemauan dia maunya apa, dia cuman kasih nasihat. Dia benar-benar ngebebasin.” Tersirat imej dari Ai bahwa pria ini benar-benar in control akan dirinya. Seiring berjalannya karier Ai, ia juga menemukan titik kekhawatiran terhadap perfilman Indonesia. Berulang kali saya bertanya ini, sebenarnya ia tak mau menjawab, lalu sedikit saya paksa, karena saya ingin tahu isi suara dari seorang Fachri Albar yang jarang bercuap di media ini. Tiba-tiba suara handphone-nya berdering, Marsha menelpon untuk menanyai kabarnya. Saya pikir, Ai is saved by the bell. Ternyata tidak, ketika menutup teleponnya, ia justru ingin menjawab pertanyaan saya.“Sambil membakar batang rokok yang ke sembilan, “Mungkin bukan teritori atau otoritas gue untuk komentar, tapi kalau misalnya ada orang yang ngajak gue untuk fight demi perfilman indonesia, gue mau. kalau kita semua peduli kepada industri perfilman Indonesia, kita harus coba bersatu, padahal kan kita sama-sama kecewa dan sakit hati, berhasil ko kita pastinya dari kesatuan itu, kalau enggak ya tutup aja industri ini sekalian. Nanti istilahnya kita puasa, makan rol film aja deh haha..itu yang belum gue lihat dari orang-orang kita. Kalau enggak kita akan rewind ke jaman 90an, mati suri.” Meneguk air kopi terakhirnya. Kemudian saya bertanya, kalau memang belum ada perubahan yang signifikan dari industri ini, apa kelanjutannya, “Dunia hiburan kan enggak selamanya. Lo diluar semakin tua semakin jadi untuk seorang aktor. Kalau disini? Mendingan kita tahu kapan waktunya kita ninggalin daripada kita ditinggal, itu lebih sakit.” Ai pun tersenyum bijak pada akhirnya. Sempat terkabarkan Ai merupakan pria yang terlalu keras akan prisinsipnya. Seperti masuk kuping kanan lalu keluar kuping kiri. Dewasanya, ia mengaku kepada saya di wawancara ini, bahwa ia sempat mengalami
fase tersebut. “Gue pernah punya prinsip, sampai temen gue percaya banget sama gue, gue pegang teguh itu, ternyata gue dikasih cobaan, DAARR..benarbenar melawan prinsip gue itu sendiri,” (lagi) sambil mengetok meja, “Kita jangan terlalu percaya diri sama “nih gue kaya begini” Sekarang kita jalanin saja yang kita percaya, jalanin yang sebenarnya. Perasaan nggak akan pernah kita bisa atur. Disitu namanya gue takut sama takabur,” ungkapnya. Tak lama kemudian saya memberanikan bertanya, “Bagaimana dengan Tuhan dan filosofi tujuan hidup loe?”, Ai terdiam lama. Nampaknya ia tidak mau sembarangan dalam menjawab ini. “Yang pasti, gue percaya dengan Tuhan yang Maha Kuasa,” lalu Ai memandang dalam mata saya dan melanjutkan, “Ada hal-hal yang deep..bukan deep sih, melainkan lebih mengarah simplicty. Kalau orang dengar pasti ini klise…tapi..gue menganggap hidup gue benar-benar percaya sama yang diatas, bahwa ada yang ghaib diatas, ini semua suatu berkah. Hidup gue.. cuman untuk menyembah dan benar-benar ngelakuin apa yang diajarkan apa yang gue percayakan, that’s it gue enggak bisa argumentasi lagi.” Dan saya pun juga tidak bisa berargumentasi lebih jauh lagi. “Bagaimana loe dan Marsha? Ada rencanakah?” ia langsung menjawab, “Gue merasa beruntung banget nemuin perempuan seperti dia di jaman seperti ini, Insya Allah, enggak ada kata lain selain luar biasa. Engga bisa dilukis dengan kata-kata lah. Dan dia deserved itu. Ya berdoa aja, pinginnya yang terbaik. Dia adalah The one and only for my life, ..”, menyibak rambutnya sambil tersipu malu. Selain itu, Ai juga tengah mempersiapkan album baru band-nya, “Nama band gue Jibriel. Kenapa Jibriel? Karena singkat, terkesan kuat, gampang diingat. Anggota band semua sahabat sejak SMP. Sampai detik ini. Band yang berdasarkan dari persaudaraaan dan toleransi yang tinggi. Bisa membagi waktu merupakan toleransi yang luar biasa. Oke, dulu kita serba eksperimen, rilis pertama tahun 2008, tapi rada terabaikan, sekarang kita fokus ke album kedua. Combine antara toleransi pasar dan idealisme kita, pokoknya kita bergerak gerilya deh. Insya Allah semuanya lancar, amin,” jelasnya. Ia terdiam kembali dan melihat jam di iphone miliknya. Saya kembali bertanya ada usaha apa lainnya selain film dan musik, ia secara cepat menjawab, “Norak ah kalau disebutin proyek lainnya.” Wawancara kali ini selesai, dua jam setengah, satu kopi hitam, dan total 12 batang rokok, saya setidaknya sudah bisa mengeluarkan apa isi pendapatnya dan proyek selanjutnya dari seorang Fachri Albar. Ketika ia berjalan ke pintu untuk keluar, ia berhenti sebentar dan kembali ke saya dan berkata, “Black Swan, Natalie dan Darren has changed my life..endless orgasmic!” ia kembali memberikan senyum selebar-lebarnya. Memberikan salam lalu ia keluar dari meeting room kami untuk segera pulang. Saya melirik jam, ternyata sudah menunjukan pukul 11 malam. SH I RT : CK JACKET: L E V I S S w e a ter : Ar m a ni E x c h a n g e J e a ns : K subi
The Truth about Asty... A pa
yang
A nda
lihat
di
bukanlah
A dinia
W irasti
yang
T E K S : R ezaindra O . F otografi : H akim S atriyo hair & M A K E U P : B U N lay stylist : M E N T A R I O F E L I A lo c ation : V I L L A 6 6 , jl .
bangka
layar
lebar ,
sesungguhnya
xi
no .
66
kemang
Hampir satu dekade berlalu sejak dirilisnya Ada Apa Dengan Cinta, namun efeknya masih terasa hingga sekarang. Film besutan Rudi Soedjarwo ini bagaikan sebuah tontonan wajib. AADC (sebutan popularnya) memang tidak lagi diputar di bioskop, tapi saya yakin orang masih menggunakan jasa YouTube.com ataupun situs-situs lain di Internet untuk mengunggah film ini. Cerita yang sangat real, produksi yang maksimal, dan timing yang pas adalah faktor-faktor yang berhasil dipaketkan dengan baik oleh tim AADC. Menjadikan AADC sebagai film yang berkualitas, menghibur, mendidik, dan melegenda. Pemilihan pemainnya adalah sesuatu yang impresif. Menyatukan sosok Cinta dengan empat sahabat baiknya, Alya, Maura, Milly dan Karmen adalah formulasi yang dasyat. Lima gadis dengan
karakter berbeda yang kerap kita temukan di kehidupan nyata. Just admit it, kalian pasti mempunyai idola masing-masing. Saya pribadi mengagumi sosok Karmen yang diperankan oleh Asty. Now you can call me lucky bastard, karena sebentar lagi perempuan ini akan menghabiskan sore harinya bersama saya. Bukan salah dia kalau saat ini semakin banyak lelaki yang menggilainya. Secara fisik, perempuan bernama lengkap Adinia Wirasti ini memang diberkati dengan daya tarik yang menawan. Pada awal kemunculannya di dunia showbiz (AADC adalah debutnya) ia memang terlihat biasa-biasa saja. Tapi lupakan tampilan sporty girl-nya. Sore itu, postur tubuhnya yang ramping mengenakan kaos Cinema Paradiso, kaki jenjangnya dibalut legging hitam, dan rambutnya yang ber-high light tergerai dengan indah, ia mewujud
nyatakan definisi head to toe beauty. “Im a lil bit revolusionary” celetuknya sambil menyisir rambut dengan tangan, “Gue lagi pengen look baru, bosan sama rambut gue yang kemarin, abis sejak Megan Fox keluar sama hair do panjang lurus dan dicat hitam gitu rambut semua orang jadi mirip modelnya” Asty menjelaskan perihal model rambutnya sekarang. Wanita kelahiran Jakarta, 19 Januari 1987 ini memang susah untuk bisa melepaskan dirinya dari bayang-bayang film yang di produseri Mira Lesmana di tahun 2002 itu, “Gue ikutan main di film itu disaat gue masih sangat muda, waktu itu gue umur 13 tahun, dan awalnya cuman iseng saja. Ketika tim casting AADC meng-cast semua perempuan di dunia showbiz Indonesia, seperti anak-anak Gadis Sampul dan yang main di Pondok Indah, gue malah nggak berasal dari bidang ini, gue disuruh casting pas ketemu sama tim casting-nya di kawinan sodara jauh gue,” ungkap Asty. Tapi rejeki memang tidak akan lari kemana-mana, Asty mendapatkan peran Karmen tersebut dan membawa dia ke dunia peran sebagai jalan hidupnya. Hingga sekarang Asty dan tim AADC (Mira Lesmana cs) masih suka ngumpul dan ngobrol seru sambil main capsa, “Kita suka berandai-andai dan bikin skenario lucu-lucuan untuk sekuel AADC,” kata Asty sambil tertawa lepas. Walaupun belum ada pembicaraan yang serius soal itu tapi timingnya memang pas untuk kembali mengangkat AADC, karena tahun depan film ini akan resmi berusia sepuluh tahun. Banyak perubahan yang terjadi pada para pemerannya, dulu beberapa di antara mereka hanyalah breaktrough artist, sekarang mereka masuk dalam jajaran aktor papan atas negeri ini. Asty salah satunya, setelah AADC ia kemudian berperan dalam beberapa film layar lebar, FTV, juga video clip. Dia bukan tipe aktris produktif yang non-stop melakukan syuting, tapi di setiap peran yang didapatnya ia selalu memberikan performa terbaiknya. “Setiap dapat peran, gue pasti ngeluangin waktu dulu untuk ngobrol dan tanya-tanya ke temen gue yang psikiater, apalagi kalo dapat peran yang cukup berbeda dengan pribadi keseharian gue,” katanya bersemangat. Kegigihannya membuahkan hasil, Asty bukan sekedar ‘pemanis’ layar lebar, ia berhasil mendapatkan Piala Citra sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2005 untuk perannya sebagai Rudy dalam film Tentang Dia (ia juga mendapat penghargaan pada Festival Film Bandung untuk film yang sama). Setelah itu Asty berturut-turut berperan dalam film Dunia Mereka dan Ruang di tahun 2006, dan sebuah karya unik besutan Riri Riza di tahun 2007 berjudul 3 Hari untuk Selamanya.Dari beberapa film yang dimainkan Asty, ada kecenderungan ia mendapatkan peran yang serupa, yaitu memerankan sosok perempuan yang bersifat tomboy. “Tentu saja sebagai seorang aktor gue enggak mau dapat peran yang stereotipikal. Pas di 3 Hari Untuk Selamanya gue beda banget, disitu gue bukan tipe yang tomboy tapi wild saja, terus ada peran di sebuah FTV yang mengharuskan gue untuk menjadi wanita yang tujuh tahun lebih tua dari umur gue. Sebenarnya peranperan yang datang ke gue itu cukup berbeda-beda,tapi ketika orang sudah terpaku dengan peran gue di AADC itu, secara subconsciously orang jadi berpikiran, “Kok peran ini nggak cocok ya sama dia?” Bagi mereka yang terus mengamati kiprah Asty di dunia showbiz Indonesia pasti sadar kalo beberapa waktu yang lalu ia sempat tidak terdengar. Bukan disengaja, tapi tahun 2007-2008 kemarin Asty memang pergi ke Amerika Serikat untuk bersekolah. Ia masuk ke New York Film Academy di Universal Studios, LA untuk belajar Film Writing. “Alasan gue sekolah sebenarnya adalah karena gue sadar kalau gue nggak punya degree dalam bidang akademis, and for some reasons gue juga nggak tertarik dengan universitas atau akademi, akhirnya gue berpikir gue mau ngapain ya?” kata Asty. Setelah sekian banyak pengalaman menarik yang ia dapatkan di dunia film, Asty memutuskan untuk meng-upgarde kemampuannya dengan sekolah film. Terus kenapa dia memilih Screen Writing? “Karena setiap main film, yang pertama kali gue dapat ya paper, dimana gue harus bisa membedah skenario. Dan hal itu memang butuh skill dan knowledge, kecuali untuk orang tertentu kayak Joko Anwar yang emang jago banget di bidang ini, gue pikir dia lahir dari kertas dan final draft,” jawabnya sambil bergurau. “Sampai di Amrik gue berpikir ‘What the hell that I’m doing man? Screen
writing? I’m not a good story teller at all’ tapi ternyata pas gue ngobrol disana, mereka bilang kalau pemain mampu untuk bedah skenario sendiri, itu merupakan skill yang baik apalagi kalo lo suka itu,” ujarnya bangga. Ketika balik kesini, Asty merasa bahwa ia jadi bisa menilai sebuah skenario dengan lebih baik, “Gue nggak mau nyampah ngambil kerjaan, kita semua tahu gimana keadaan film Indonesia sekarang lagi gimana, jadi sebagai pemain gue pingin bisa menilai sebuah skenario buat diri gue sndiri,” katanya. Berbicara soal come back ke industri hiburan Indonesia, Asty sebenarnya belum benar-benar melakukan itu dan dia juga tidak merasa harus dikenali oleh banyak orang, “Dari dulu salah satu hal yang gue nggak mau adalah being popular, maksudnya gue masih mau kemana aja, ngapain aja, kapan aja gue mau tanpa orang-orang harus being judgmental sama apa yang gue bikin,” jelasnya. Namun bukan berarti dia tidak produktif lagi, Asty sempat merambah dunia presenter untuk acara film di sebuah TV swasta (yang sangat disayangkan setelah ratusan episode malah dihentikan penayangannya), dia juga bermain dalam FTV, film-film pendek, dan sempat bermain disebuah produksi di Taiwan (yang tidak beredar disini). Sebuah film berbahasa Mandarin berjudul Sleeping With Her yang berhasil mendapatkan Golden Horse Awards. Disitu Asty memerankan tokoh seorang TKW yang mempunyai ‘keterikatan spesial yang tidak wajar’ dengan seorang perempuan lansia yang adalah majikannya. Karena teringat akan sosok anaknya yang sudah meninggal, sang majikan seperti merasa memiliknya. Sang TKW tidak pernah diperbolehkan untuk keluar rumah, kecuali untuk buang sampah hingga akhirnya TKW itu bisa membebaskan diri. Premis yang sangat menarik. Dan terakhir, Asty bermain dalam proyek omnibus milik Salman Aristo, anthology dari lima buah cerita pendek dalam satu film yang kemarin sudah sempat diputar di Jiffest. “Judulnya Jakarta Maghrib, dan buat gue menarik banget karena disini gue main bareng Reza Rahardian, kita pacaran udah 7 tahun tapi arahnya nggak kemana-mana, stuck. Dan setting-nya sederhana banget, cuma di dalam mobil, saat maghrib di perjalanan kita mau ke sebuah kawinan. Pokonya sangat relatable ke kehidupan sehari-hari deh,” ujarnya bersemangat. Asty sangat antusias ketika bercerita tentang dunia kerjanya, apakah kehidupan pribadinya juga menyenangkan? Asty sumringah. Ternyata kesehariannya juga tidak kalah berwarna, dia lagi suka travelling, fotografi,dan scuba diving, ketiganya sangatlah berhubungan erat. “Karena syuting-syuting juga, akhirnya gue bisa dapat kesempatan untuk pergi ke tempat-tempat yang bagus. Terakhir gue bisa ke Raja Ampat, Papua, selain bisa foto-foto disana diving-nya bagus banget,” ujar Asty yang baru saja dihadiahi Canon Digital Camera oleh pacarnya. Sejak dulu Asty memang mengagumi yang namanya kamera, “Menarik banget apa yang ada di kamera itu, seluloid itu buat gue adalah barang yang sangat fascinating! Dimana frame-frame kecil berukuran 35 atau 16 mm itu bisa menangkap sesuatu yang kadang gak kepikiran sama kita.” Asty juga berterima kasih kepada kamera Nikon F3 pemberian ayahnya,”Di jaman yang udah digital ini, ternyata kamera itu canggih banget. Emang agak susah sih, kinda’ complicated. Tapi ada perasaan yang beda ketika lo masukin negatif, nge-roll balik, pergi ke tempat cetak foto dan liat hasilnya, itu adalah hal-hal yang enggak bisa didapatkan di kamera digital. I like it so much.” Sementara diving, walapun berbahaya Asty tetap menyukai aktifitas di bawah laut ini. Ia sangat terinspirasi oleh film masa kecilnya The Little Mermaid, hingga Asty berencana untuk terus berlatih sampai menjadi under water photographer. Wow! Sepertinya saya sudah bisa mendapat gambaran pribadi seorang Adinia Wirasti secara lengkap. Ia adalah tipe perempuan yang menarik, mengerti apa yang dia mau, dan menjalani hidupnya dengan bahagia. Satu hal yang harus diketahui adalah, Asty bukanlah tipe cewek sporty, tomboy, dan tough seperti persepsi banyak orang. “Dari dulu gue itu sering ke salon, mani-pedi, ngerawat kulit, senang make up dan juga baju, walaupun gue memang agak cuek orangnya. Gue outdoorsy, tapi nggak se-outdoorsy yang dipikir orang. Gue tuh masih suka mengeluh kalo main di rumput yang gatal, jalan jauh dikit gue cape, dan berat dikit gue duduk,” jelasnya tanpa merasa malu. Sangat menyenangkan mengetahui kalau ia bukan tipe artis yang palsu. Asty jujur terhadap dirinya dan juga kepada orang lain.
107
i: A graf Foto
hion
,Fas
om)
es.c
g ima .luk www ki ( li Lu
Dire
las
icho
aN
aes
:M
ctor
nti dha aA hile t: P is Styl
ery tgom
Mon
ten Asis
,Mo
del:
zR
eus Mat
osh k (P
nbu
oge
T idak salah jika ingin menjadi pusat perhatian . bongkar lemari pakaian dan ganti total penampilan and A .
108
p&
ke u
,Ma
ent) gem
a Man
hair
do:
lai
Bun
n ce lana p anjang skin
a h itam, da
ku lit war n ny war na
man, h
la dar i Top
b ir u m e nya
M H& i r
ig
sb Kao
e
k i f, ja t o rm
et
h p to sn k ea e rs da
109
Kaos b ermotif , jaket k ulit wa rna co kelat, d an skin ny jean s dari Su pe rdry, h igh top sneake r
s dari T opman
navy, dan skinny jeans warna abu-abu terang dari Pull&Bear, high top sneakers dari Topman
Long sleeve bergaris warna putih gading, blazer warna biru
n ea r i Li â&#x20AC;&#x2122; da
bermotif dan kaos kaki warna biru muda dari Topman, dan sepatu pump warna cokelat tanah
e ton cks â&#x20AC;&#x2DC;B la
.L, pullover hoodie warna cokelat muda dan
Kemeja putih dari (X)S.M
jeans dari Pull&Bear, bowtie
ta o k ka t ko
a ej
em
east ed w arn a
biru
navy , dan
cela na p anja ng s kinn y
war na
bi
kaki warna biru muda dari Topman, dan sepatu high top pump warna merah burgundy dari (X)S.M.L
k, sw eate r de nga n ak sen dou ble br
ru navy dari Pull&Bear, kaos
dan high top sneakers warna abu-abu dari (X)S.M.L
dari Topman,
lana panjang skinny warna putih gading dari Pull&Bear, kaos kaki warna abu-abu muda
e H&M, c r dar i j u m pe r d ry, i Su pe kotakkotak dar Ke m eja
Y-3
Kemeja kotak-kotak, kardigan baseball berlogo, dan jeans dari Topman, sepatu running
da ri
Skate Like There
116
eâ&#x20AC;&#x2122;s No Tomorrow Teks: Rezaindra O. Fotografi: Naren Kameshwara Lokasi: Green Park TMII
Wajah-wajah baru dari skateboarder Jakarta ini mencintai skateboarding melebihi apapun. Mereka tidak ambil pusing dengan masalah latar belakang, umur, cidera yang akan dialami, hingga pada persoalan pacar. Skateboarding telah menjadi gaya hidup dan skatepark di Tampa, Florida AS adalah destinasi impian mereka. Walaupun Jakarta tidak mempunyai banyak skatepark yang memadai, meluncur di atas papan sambil menyusuri ramp, meniti rel, dan berdansa di dalam bowl tetap menjadi orgasme terbesar yang mereka dapatkan, dimanapun dan kapanpun.
Gilang Name: Gilang Asanegara
DOB: 23 December 1993 Occupation: High School Student
Achievements:
• 1st Winner Bali Skate Competition 2010 Menjadi yang paling muda di antara teman-temannya tidak membuat eksistensi Gilang dipertanyakan. Mantan personil dari band metal Sepatuara (ia meninggalkan band-nya supaya bisa fokus pada skateboarding) ini memang baru mulai bermain skateboard sekitar empat tahun yang lalu, namun nama dan signature style Lipside miliknya sudah cukup dikenal di kalangan skateboarder Jakarta. Gaya berpakaiannya pun cukup
Agung HB Name: Agung Hadi Broto DOB: 11 April 1986 Occupation: Skate Rider, Spoke Person Piero
Achievements:
• -Skater of the Year, Surf Time Award 2010. • -Best Flip Trick, • -City Surf, Skater of the Year 2005. • Rank 6th Asia, Asian Indoor Games 2005. “Gue suka skateboarding karena ini lifestyle yang menarik. Disini gue bisa nyalurin hobi gue, nambah banyak temen, dan gue bisa travelling ke berbagai tempat,” kata Agung. Pemilik signature style 360 Flip ini diperkenalkan dengan skateboard oleh kakaknya sendiri di tahun 2001. Satu dekade berlalu dan begitu banyak pencapaian yang berhasil diraih olehnya. Selain memenangkan berbagai kompetisi, Agung juga ditawari sebuah produsen sepatu lokal untuk berkolaborasi mendesain koleksi sepatu skate miliknya sendiri, hasilnya adalah Piero HB Pro (dengan inisial namanya sebagai logo) yang sudah diluncurkan pada Januari 2011 lalu. Siku kanannya pernah lepas akibat jatuh saat bermain namun ia tidak peduli, “Gue tetap main waktu itu, sambil nahan rasa sakitnya. Gue enggak akan pernah kapok, skateboard itu bikin nagih,” ujarnya sambil tertawa. Disamping itu ia juga suka masak. Jangan
salah, selain berbagai gelar kompetisi skate yang diraihnya, Agung juga menyandang gelar AMd (Ahli Madya) jurusan Food and Beverage dari sebuah akademi pariwisata di Jakarta.
Siapa skateboarder idola kamu? PJ Ladd Trick tersulit yang berhasil kamu lakukan? Hardflip Nose Grind
Selain menjadi skateboarder mau jadi apa?
Chef
Lagu paling enak didengar pada saat bermain?
Coldplay – Viva La Vida
Kalo ada cewek yang lebih handal bermain skateboard-nya dari kamu? Mending gue masak di dapur
berbeda, ketika skater lain tampil dengan celana jeans berpotongan loose, Gilang lebih memilih untuk berseluncur dengan tight skinny jeans-nya, “Menurut gue itu keliatan lebih keren dan nyaman. Kalo celananya gombrang malah susah buat gue,” jelas pelajar kelas 3 SMA ini, “Selain itu skateboarding ini bukan hanya sekedar olahraga buat gue, tapi udah jadi lifestyle. Jadi nggak ada salahnya donk kalo gue tampil keren,” tambahnya. Dan siapa bilang kalo mau jadi skater sukses harus cidera dulu? Gilang adalah bukti nyatanya, sejauh ini dia belum pernah mengalami cidera berat sekali pun.
Siapa skateboarder idola
kamu? David Gonzales
Trick tersulit yang berhasil kamu lakukan? Impossible 50-50
Selain menjadi skateboarder mau jadi apa? Jadi rockstar
Lagu paling enak didengar pada saat bermain? ACDC – Highway to Hell
Kalo ada cewek yang lebih handal bermain skateboardnya dari kamu? Gue salto
Rico Name: Rico Supryanto
DOB: 15 November 1988 Occupation: Skate Rider
Achievements:
• Winner Best Trick, Opening United One Skatepark • 1st Winner, Opening Wonder Skate Park, Serang Banten • 1st Winner, Game Of Skate, Tanggerang Di saat orang-orang mengenal dunia skateboarding dari pertemanan ataupun saudaranya, maka Rico berbeda. Ia mengenal dunia skate lewat sebuah video game. “Waktu itu gue main Tony Hawk Pro Skater dulu sebelum akhirnya gue memutuskan untuk nyobain skateboard beneran” jelas cowok yang dikenal dengan trick Heelflip-nya ini. “Semakin kesini, gue semakin suka sama dunia ini,” ujarnya serius, “Skate bisa dibilang merubah hidup gue. Gue bisa punya uang sendiri, bisa jalan-jalan keluar kota, punya banyak teman, dan banyak dikasih baju gratis,” lanjutnya sambil tersenyum lebar. Rico tidak pernah merasa bosan dengan dunia skate, menurutnya ini sangat fun. Tidak heran bila saat ini dia hanya memfokuskan hidupnya pada dunia skateboarding semata tanpa ada kegiatan lain.
Siapa skateboarder idola kamu? Stefan Janoski, Chaz Ortiz, Leo Romero
Trick tersulit yang berhasil
kamu lakukan? Hardflip
Selain menjadi skateboarder mau jadi apa? Pemain band
Lagu paling enak didengar pada saat bermain? NOFX
Kalo ada cewek yang lebih handal bermain skateboardnya dari kamu? Minta di ajarin sama dia
Wira Name: Perwira Bunga Bangsa
DOB: 3 December 1986 Occupation: Skate Rider, Broadcasting student
Achievements:
• - Winner Best Trick TMII 2008 • - Winner Best Trick JakCloth, Juni 2010 Memang tidak diperlukan alasan yang jelas ataupun masuk akal untuk menyukai suatu hal. Wira adalah contohnya, pria berambut cepak ini tidak mempunyai alasan jelas mengapa ia menyukai skateboarding, “I just love it,” jawabnya singkat. Dunia skate ini, ia kenal lewat sepupunya sendiri di tahun 2003, dan sejak saat itu cowo dengan signature style 360 Flip dan Back Side Smith Grind ini tergila-gila dengan skateboard. Banyak saat-saat bersejarah yang telah ia lalui di dunia ini, “Gue pernah sampe gegar otak ringan. Itu karena pas gue lagi mau bikin trick 50-50 di skate park, tiba-tiba kepala gue kebentur tiang lampu keras banget, gue langsung black out saat itu juga,” ceritanya sambil bangga. Dan ketika ditanya tentang harapan dia soal dunia skateboard di negeri ini, ia menjawab “Yah gak muluk-muluk, gue cuman pengen Indonesia makin berkembang dengan more company (di bidang skateboarding), more skateparks, more skaters, and more events,” jawabnya sambil mengelus sebuah cincin di jari tengah tangannya, “Ini bearing pertama gue, sekarang udah jadi lucky charm.”
Siapa skateboarder idola kamu?
Geoff Rowley
Trick tersulit yang berhasil kamu lakukan? Hardflip di tangga-tangga Universitas Budi Luhur
Sekain menjadi skateboarder mau jadi apa?
Jadi penguasa dunia
Lagu paling enak didengar pada saat bermain? Slim Thug - Gangsta
Kalo ada cewek yang lebih handal bermain skateboard-nya dari kamu? Terima kenyataan aja
Aeriophoen Name: Teuku Noerdiansyah
DOB: 1 September 1985 Occupation: Marketing & Graphic Designer
Achievement : ...... Sedikit berbeda dengan temantemannya yang lain, Aeriophoen (Iphoen) bukan tipe skateboarder yang rajin berkompetisi. Dulu dia sering mengikuti perlombaan, namun sekarang tidak lagi, “Buat gue skateboard itu menyenangkan dan bikin badan gue sehat, makanya ini lebih gue jadiin gaya hidup,” jelas cowok berdarah Aceh ini. Alumnus Desain Komunikasi Visual sebuah perguruan tinggi swasta Jakarta ini, sekarang harus membagi waktu bermainnya dengan mengurus perusahaan keluarganya sebagai Marketing sekaligus Graphic Designernya. Iphoen sendiri diperkenalkan dengan dunia skateboard sejak tahun 2003 oleh salah seorang temannya yang malah sudah tidak bermain lagi saat ini. Patah tangan sebelah kanan akibat jatuh dari rel sempat mengharuskan dia untuk beristirahat selama dua bulan, “Gue sempat berpikir untuk berhenti main, tapi begitu nonton video skate gue jadi pingin main lagi,” ujar
pria yang mempunyai signature style Trey Flip, Sad Grab, dan Frontside Rock and Roll ini sambil tersenyum.
Siapa skateboarder idola kamu?
Paul Rodriguez
Trick tersulit yang berhasil kamu lakukan?
Nollie Backside Lipslide Down Rail
Selain menjadi skateboarder mau jadi apa?
Pembalap mobil
Lagu paling enak didengar pada saat bermain?
Erik B & Rakim – Don’t Sweat the Technique
Kalo ada cewek yang lebih handal bermain skateboardnya dari kamu?
Berusaha lebih jago, biar enggak minder
Satria Fijie Name: Achmad Satria Fiji
DOB: 10 Oktober 1987 Occupation: Skate Rider, Student, Entrepreneur
Achievements:
• Rookie Skater, Surf Time Magazine Award 2008 • Winner High Ollie National Contest (2007-2010) • 2nd winner Piero National Series Fijie adalah tipikal anak muda yang penuh aktifitas. Skateboarding bukanlah satu-satunya fokus dia saat ini. Sebagai mahasiswa, ia masih terdaftar di jurusan Akuntansi - Universitas Trisakti, dan sejak akhir tahun kemarin ia juga disibukkan dengan bisnis clothing yang baru dirintisnya berjudul Baby Goes Picnic. Clothing untuk para skater dan anak band ini mengharuskan Fijie untuk bisa menjalankan kewajiban sebagai seorang owner sekaligus mengurus marketing dan distribusi.
“Cita-cita gue memang pingin jadi pengusaha yang ada hubungannya dengan skateboard, dan gue memulai hal itu dengan bikin clothing,” jelas pria yang identik dengan trick Backside Heelflip ini. “Menurut gue, skateboarding itu adalah olahraga ekstrim yang nggak bisa disamain dengan olahraga lain. Lutut gue waktu itu pernah bergeser sampai divonis dokter udah nggak bisa main lagi, tapi untung saja sekarang masih bisa, dan gue enggak akan pernah kapok pokoknya,” katanya sambil nyengir. Fijie sendiri mulai tertarik dengan dunia skateboard sejak diperkenalkan oleh temanteman nongkrongnya di daerah Cengkareng. “Waktu itu gue cuman sekedar liat-liat Reno (Pratama) dan teman-teman gue main, akhirnya gue ikutan dan keterusan sampe sekarang”.
Siapa skateboarder idola kamu? Dustin Dollin
Trick tersulit yang berhasil kamu lakukan? Kickflip Frontside Bluntslide
Selain menjadi skateboarder mau jadi apa? Jadi Pengusaha di bidang skateboarding
Lagu paling enak didengar pada saat bermain? Hanoi Rocks
Kalo ada cewek yang lebih handal bermain skateboardnya dari kamu? Pacarin dan main skate bareng
thethinker
sekarang ini memang sudah merupakan era yang serba digital, namun menurut Samir Husni, media cetak juga tidak kalah penting.
s a m i r h u s n i l e f t l e b a n o n dengan istrinya ta-
hun 1978 di tengah hiruk-pikuk perang sipil. Setelah mendapatkan gelar PhD dalam Jurnalisme Majalah (“semua orang mengira saya tidak waras ketika saya menyebutkan jurusan saya itu”) di University of Missouri. Ia kemudian bekerja di University of Missisipi, dan meluncurkan Magazine Innovation Center pertama di Amerika tahun 1984. Ia meluncurkan buku Samir Husni’s Guide to New Magazines di tahun 1986, dan edisinya yang ke 26 akan diluncurkan Februari ini. The Chicago Tribune menyebutnya sebagai “ahli majalah terbaik sedunia” dan ia juga menjabat sebagai CEO dan Presiden dari perusahaannya sendiri, Magazine Consulting & Research, yang sudah menjalin kerja sama dengan hampir seluruh perusahaan percetakan di Amerika. Selain mengoleksi majalah bak orang kesurupan, Samir juga memiliki koleksi dasi yang tidak kalah hebat. “Kalau ada mahasiswa yang menangkap basah saya mengenakan dasi yang sama dalam satu tahun, berarti mereka telah lulus dari kelas saya” Masih ingatkah majalah yang pertama kali Anda baca di Lebanon?
Edisi pertama dari komik Superman, ketika saya masih berumur 10 tahun. Itu sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan saya langsung jatuh cinta dengan kombinasi dari tinta dan kertas dalam komik itu, saya pun tidak pernah lagi menoleh ke belakang. Semenjak saat itu, obsesi saya terhadap tinta dan kertas terus mendorong saya hingga akhirnya tiba di Amerika. Kapan resminya Anda memulai koleksi majalah?
Di hari yang sama itu. Akan tetapi saya tidak mungkin membeli seluruh majalah yang tersedia, lalu saya pun memiliki ide untuk mengoleksi hanya edisi perdana dari tiap majalah yang dijual. Koleksi saya sudah cukup banyak pada saat saya menginjak bangku SMU. Sebanyak apa Koleksi majalah Anda?
Sekitar 26000 buah. WOW
Dan masih terus betambah. Maka itu saya suka tertawa mendengar orang
bergumam “Era cetak sudah mati.” Karena dalam satu tahun, saya bisa mengoleksi hingga 700 majalah baru, dan itu hanya dari Amerika saja. Ditambah dengan yang saya beli ketika bepergian ke luar negeri, saya bisa mengoleksi hingga 1000 majalah per tahun, dan saya menyimpannya dalam gudang dengan temperatur khusus. Anda dikenal dengan sebutan Mr. Magazine bahkan Anda menjadikan itu sebagai trademark?
Ya, saya selalu menggunakan trademark itu, ketika sebutan Mr. Magazine mulai lebih populer dibandingkan Samir Husni. Beberapa tahun yang lalu, salah satu murid saya tidak bisa menyebut nama saya dengan benar, jadi ia mulai memanggil saya dengan sebutan Mr. Magazine, bahkan di akhir semester ia menghadiahi saya plat nama untuk meja kerja saya yang bertuliskan Samir Husni, Mr. Magazine. Tahun 1991, New York Magazine mengambil foto saya dengan plat tersebut terpampang di depan dan semenjak itu semua orang mamanggil saya dengan sebutan Mr. Magazine. Selain menjabat sebagai dosen jurnalisme, Anda juga menjabat sebagai direktur dari Magazine Innovation Center di University of Missisipi. Apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut?
Ketika orang-orang mulai banyak membicarakan perkembangan era digital, bahwa websites dan tablets perlahan akan membunuh media cetak, saya selalu berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk berenang melawan arus. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari dari pekerjaan saya sebagai kepala dari Departemen Jurnalisme, untuk menciptakan Magazine Innovation Center yang memiliki ta-
the thinker
gline “Memperkuat masa depan percetakan.” Saya juga mencari bantuan dari dunia digital untuk masa depan tersebut. Kita sudah lebih dari 10 tahun menggunakan media cetak untuk mempromosikan media digital. Saya pernah membaca sebuah artikel di majalah Time yang diakhiri dengan kalimat “untuk informasi lebih lanjut, klik www....” Saya belum pernah membaca artikel di internet yang menyatakan hal serupa “untuk membaca artikel ini, lanjutkan ke halaman 22 dari majalah X edisi bulan X.” Saya jadi memiliki pemikiran untuk mencoba hal yang baru, yang menggabungkan tenaga kerja terbaik dalam industri ini dengan wawasan mahasiswa berusia 18 hingga 20 tahun. Saya selalu berkata kepada mahasiswa saya bahwa “kalian adalah guru saya.” Apakah mahasiswa Anda masih gemar membaca majalah?
Tidak dapat dipercaya! Mereka masih memilih untuk membaca di media cetak ketimbang di Ipad maupun internet. Mereka belum melihat media digital sebagai substitusi media cetak, mereka tidak suka membandingbandingkannya. Kami memiliki sebuah program bernama ACT Experience, yang merupakan singkatan dari “Amplify, Clarify and Testify” (“Diperkuat, diperjelas, dan dibuktikan”). Para tenaga profesional dan pelajar dari berbagai negara berkumpul bersama, dan berdiskusi mengenai hal-hal baru yang dapat memperkuat peranan media percetakkan di masa depan, yang saya sebut dengan istilah “Transcended Media Age”, era dimana media akan berkembang begitu pesat. Walaupun begitu besar cinta saya terhadap media percetakan, saya melihat masa depan yang cerah bagi media digital. Tapi, menurut saya, media apapun itu, haruslah efisien dan relevan terhadap konsumen mereka masing-masing. Ketika kita pertama kali berjumpa, saya menyebutkan majalah favorit saya, yaitu Monster Children dari Australia, dan sejujurnya saya terkejut karena ternyata Anda sudah mengetahuinya. Bagaimana Anda terus berada di posisi puncak dalam informasi mengenai majalah baru?
Lazimnya, ketika orang-orang bepergian ke luar negeri, tempat pertama yang mereka kunjungi adalah museum. Kalau saya, langsung mengunjungi kios majalah bahkan ketika masih berada di dalam bandara sekalipun. Setelah itu biasanya saya berkeliling dengan taksi untuk mengunjungi kios-kios majalah terbaik yang bisa saya temukan. Hal yang sama saya lakukan disini (Mississipi). Saya bahkan tahu waktu persisnya stok majalah baru mulai didistribusikan ke kios-kios, karena saya ingin menjadi pembeli pertama. Membeli majalah di kios adalah adalah hal yang esensial menurut saya. Bagaimana Anda memberi penilaian terhadap aktivitas untuk pergi membeli majalah ke sebuah kios ketimbang berlangganan melalui pos surat?
Seratus lima puluh persen. Saya adalah tipe orang yang tidak membiarkan orang lain menyentuh majalah saya. Saya biasa menerima hingga 300 majalah per minggu dari berbagai sumber, namun hal tersebut tidak mampu mengalahkan pengalaman menemukan edisi pedana dari suatu majalah di kios, yang belum pernah dilihat orang sebelumnya. Anda ingin melihat saya berbinar-binar? Biarkan saya menemukan 5, atau 7 majalah baru dalam sebuah kios. Menurut Anda, hal apakah yang mampu membuat sebuah Majalah itu sukses?
Nylon dan Nylon Guys memiliki penggemar, tentunya kita ingin para pembaca untuk bertumbuh menjadi penggemar. Majalah merupakan jejaring sosial pertama sebelum adanya jejaring sosial seperti sekarang ini. Maka itu, percakapan yang menarik dalam majalah, antara Anda dengan para pembaca, merupakan sebuah keharusan. Penggemar adalah seseorang yang begitu berharga, karena majalah mampu memberikan informasi yang mereka butuhkan hingga melebihi batas ekspektasi. Tapi anda harus menjadi yang pertama untuk memulai percakapan ini
Bila ada yang berkata kepada Anda “sepertinya saya akan memulai sebuah majalah,” kira-kira apa yang akan anda katakan kepada mereka?
Saya akan berkata bahwa sekarang adalah saat yang terbaik untuk memulainya. Saya juga berkata bahwa perekonomian saat ini sedang buruk, namun mayoritas majalah yang menuai sukses sekarang ini juga dimulai di saat yang buruk. Saya tidak pernah menciutkan niat mereka yang ingin memulai majalah baru. Namun permasalahan terbesar dalam industri ini , yang menjadi penyebab banyaknya kegagalan majalah baru adalah rendahnya pengetahuan terhadap bisnis ini. Banyak orang berpikir ‘Oh, saya akan mendapatkan profit yang begitu besar dari hasil penjualan edisi perdana majalah saya, sehingga cukup untuk membiayai edisi berikutnya.’ Namun, profit yang mereka hasilkan hanya cukup untuk membiayai satu edisi, bagaimana untuk edisi enam bulan kedepan? Biasanya mereka akan kehabisan biaya setelah meluncurkan edisi perdana. Maka itu saya banyak mengoleksi edisi perdana dari berbagai majalah, karena sekitar 70% dari majalah perdana tersebut sudah menjadi yatim piatu. Saya selalu berkata bahwa mereka harus bergairah dalam menentukan identitas dari majalah mereka.
Gairah memiliki peranan yang penting, bila kita tidak memiliki itu, lebih baik lupakan saja. Namun itu bukanlah satu-satunya hal yang penting. Rasa penasaran, untuk selalu ingin tahu, juga tidak kalah pentingnya. Saya selalu berkata kepada para mahasiswa saya, bahwa saya tidak peduli dengan gelar kalian di jurusan Jurnalisme, namun kalian juga harus memiliki gelar di jurusan curiousity. Anda harus menciptakan sesuatu yang unik. Karena, bagaimana kita bisa dibutuhkan, mencukupkan dan relevan, yang merupakan tiga komposisi utama untuk sukses, ketika majalah sudah ditinggalkan masyarakat? Majalah itu seperti sebatang cokelat yang menggiurkan bagi saya. Saya selalu menyamakan itu seperti membeli sebuah hadiah untuk diri sendiri
Betul sekali. Majalah seperti teman setia yang siap menemani Anda untuk bersantai, minum wine, pergi ke pantai, bahkan berendam di jacuzzi sekalipun, tanpa harus khawatir tersetrum atau merusak iPad Anda. Majalah itu seperti sup ayam bikinan ibunda tercinta, sebuah comfort food. Internet dan koran memberikan informasi mengenai problematika di dunia, namun tidak dengan majalah. Bila anda menyukai fashion, Anda bisa membaca Vogue, tanpa harus khawatir menemukan artikel mengenai kekejaman perang di Nigeria. Majalah menjadi seperti bacaan untuk escape, yang memberikan energi yang positif di sekitar kita, dibandingkan hal-hal negatif yang bisa kita temukan di media lain.
shopping list 707, Jl. Kemang Raya No. 8b, Kemang, Jakarta Selatan 10DEEP, available at Orbis ADIDAS ORIGINAL, Plaza Indonesia Extension Lt. 3, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat AERIAL7, available at Tribute ALDO, Plaza Indonesia Lt. 1, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat ALLSAINTS, see us.allsaints.com AMBLE, see amblefootwear.blogspot.com BEN SHERMAN, see bensherman.com BILLIONAIRE BOYS CLU, see bbcicecream. com BURBERRY, Grand Indonesia East Mall Ground Floor #09-12A, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat CHEAP MONDAY, available at 707 CONVERSE, Senayan City CV 17 Lt. 2, Jakarta Selatan DOLCE&GABBANA, Grand Indonesia East Mall, Ground Level, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat DIESEL, see diesel.com
DR MARTENS, see drmartens.com EASTON, see thisiseaston.com and also available at The Goods Dept. ELHAUS, available at The Goods Dept. EMERICA, available at Skematic EVISU, available at 707 FLAT HEAD, available 707 FOSSIL, Plaza Indonesia Lt. 4 Unit F17, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat GIVENCHY, see givenchy.com GLAMOUR KILLS, available at Metrox THE GOODS DEPT., Plaza Indonesia Extension Lt. 4 #14, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat GUCCI, Senayan City Unit G96-G100, Jl. Asia Afrika , Jakarta Selatan HERMES, see hermes.com HUF, available at Orbis THE HUNDREDS, see thehundreds.com IMPERIAL, available at 707 INCASE, available at 707 KIEHL’S available at Sogo Plaza Senayan KSUBI, available at 707 L’OCCITANE, Central Park UG, Jl. Let.Jen. S. Parman, Jakarta
LACOSTE, Grand Indonesia LG unit 34, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat LANVIN, Plaza Indonesia Ground Floor, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat LEVI’S, Pondok Indah Mall 2 Lt. 1, Jakarta Selatan LIFE AFTER DENIM, available at 707 LINEA, Plaza Senayan Lt. 2 Jl. Asia Afrika, Jakarta Selatan LOUIS VUITTON, Plaza Indonesia Ground Floor, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat MAD, available at Orbis MARC JACOBS, Plaza Indonesia Grouund Floor, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat METROX, Plaza Indonesia Extension Lt. 4, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat NIKE SPORTSWEAR, Plaza Indonesia Lt. 4, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat NUDIE, available a 707 OBEY, available at Skematic OPTIK MELAWAI, Plaza Indonesia Lt. 3, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat ORBIS, Jl. Panglima Polim V No. 36 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
A
not for girls.
30%
best deal
INDONESIA
Ya, saya ingin berlangganan majalah
INDONESIA
subscribe & save
ORIGINALFAKE, see original-fake.com PAUL SMITH, see paulsmith.co.uk PULL&BEAR, Pondok Indah Mall 2 Lt. 2, Jakarta Selatan RAYBAN. Available atOptik Melawai RVCA, available at Tribute SABRE, available at the Goods SATCAS, Jl. Panglima Polim V No. 36 Kebayoran Baru , Jakarta Selatan SKEMATIC, La Codefin Lt. 2 Kemang, Jakarta Selatan SOE HOE, Grand Indonesia East Mall Level One, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat SOMETHING ELSE, available at 707 SUPER, available at 707 SUPERDRY, Plaza Indonesia Lt. 1, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat SUPRA, available at 707 STUSSY, see stussy.com SWATCH, Senayan City Lt. 1 No. 72, Jl. Asia Afrika, Jakarta Selatan THOMAS SABO, Plaza Indonesia Ground Floor, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat TOPMAN, Senayan City Lt.1, Jl Asia Afrika, Jakarta Selatan TRAINERSPOTTER, see trainerspotter.com TRIBUTE, Jl. Wijaya IX No. 23, Jakarta Selatan VANS, see vans.com and also available at Orbis WESC, available at Metrox Y3, Plaza Indonesia Ground Floor, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat
Nama
Payment methods
MARET 2011
COOL
maret 2011
Tanggal Lahir Perusahaan Jabatan Kantor
Kota
Rumah
beautiFul ones
Alamat pengiriman
Negara
Kode Pos
Fax Email
maret
Face Forward COLLECTIONS : : Female VocalistStar Wars, Toys, MIAN TIARA Sneakers, Lomo RAISA LEA SIMANJUNTAK C.U.T.S YACKO
Kunokini Sajamacut a rock star
Georgia May Jagger
2011
daughter, and LEXUS more
:
“it’s like driving your video game.”
BEAUTIFUL ONES
Rp.35.000.Luar P.Jawa R p . 3 7. 5 0 0 . -
rp. 35.000,luar pulau jawa rp. 37.500,-
ISSN 20878818
issn 20878826
Cash
‘‘ADA APA DENGAN’’ (ADINIA WIRASTI)
Dibawah inspirasi radar: makeup Morfem futuristik
adelle yuck cut/copy Material World Sheer or Structured?
www.nylonindonesia.com
Telpon HP
kate bostworth an american beauty
Transfer SKATE like there’s no tomorrow
FACHRI ALBAR
WHY ACTING TURNS HIM ON
PT. Tiga Visi Utama. Bank Mandiri Sudirman No. rek. 102 00 4567899 9
www.nylonindonesia.com
Mulai berlangganan dari bulan
Cover Price
NORMAL PRICE
Subscribe PRICE
Saving
NYLON
Rp. 35.000 (10 edisi)
Rp. 350.000
Rp. 245.000
30%
NYLON Guys
Rp. 35.000 (6 Edisi)
Rp. 210.000
RP. 147.000
30%
Untuk Luar Jakarta tambah biaya ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon (021) 685 52108
Hubungi 021-68552108 untuk berlangganan dan dapatkan parfum D&G atau Voucher salon Shunji Matsuo seharga Rp. 300.000 untuk 50 pelanggan pertama! follow us on
NYLONguys_IND
Kirim formulir ini ke : Jl. KH. Wahid Hasyim No. 59 Lt. 2 Menteng, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 685 52108, fax. (021) 390 6062 w w w.mpgmedia.co.id
NYLON Indonesia
PT. Tiga Visi Utama Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 59 Lt. 2,Menteng, Jakarta Pusat 10350
Lemmy adalah tipe seseorang yang melarang anaknya untuk mengkonsumsi Heroin, namun menyarankan speed karena menurutnya “lebih cocok untuk sang anak.” Dengan tur Amerika dan Austalia yang sudah menanti, ditambah dengan peluncuran DVD Dokumenter Lemmy yang berjudul Lemmy: 49% motherf**cker, 51% Son of A Bitch 15 februari ini, sang legenda belum menunjukkan keinginan untuk mencairkan dana pensiunnya dalam waktu dekat ini. Kekayaan Ozzy di Bank hampir mencapai $100 juta, Lars Ulrich memiliki rumah bernilai $11 juta, Anda tinggal di apartment dengan biaya sewa $900 per bulan dan tidak memiliki kendaraan Well, pertama, saya tidak suka menyetir, terutama di L.A. Semua jalan seolah berujung maut disini. Tapi saya penumpang yang baik lho, saya biasa membaca peta dan sebagainya, saya mahir menavigasikan jalan. Kedua, dalam hal properti, saya pikir kita cukup berada dalam satu ruangan dalam saat tertentu, perjalanan panjang dari satu ruangan ke ruangan lainnya bukanlah hal saya suka untuk lakukan. Motorhead banyak dikategorikan sebagai band yang paling keras di dunia. Mengapa? Dari awal saya selalu berambisi untuk menjadi gitaris yang memimpin sebuah band. Dahulu, pemain bass selalu terletak di belakang seolah malu atas dirinya sendiri. Namun saya pikir, persetan dengan itu. Saya memang tidak mahir memainkan gitar, jadi saya memutuskan untuk menjadi frontman bersenjatakan bass, yang saya kuasai betul. Menciptakan sound yang tidak kalah hebat juga menjadi faktor penting dibalik keputusan saya, tentunya kita tidak mungkin hanya menghasilkan suara ‘dum dum dum’. Sebagai frontman, sound yang saya ciptakan harus lebih ‘menggigit’ sehingga tetap terdengar di tengah nyaringnya bunyi instrumen-instrumen lain.
heavy duty
Menjelang peluncuran film dokumenter Motorhead yang merayakan gairah kehidupannya , Lemmy Kilmister berbagi rahasia. teks: mike harvkey. ilustrasi: josh evans
128
Salah satu fakta penting mengenai Rock ‘n’ Roll adalah bahwa begitu banyak rocker yang meyakinkan fans bahwa kegilaan masih mewarnai kehidupan mereka hingga sekarang ini. Namun, pada kenyataannya, mereka kini hidup dengan penuh ketenangan. Kepalan bersimbah darah ataupun kelelawar yang dimutilasi menghiasi penampilan mereka di panggung, namun ketika lampu laser menghentikan sorotannya, aktivitas mereka diliputi oleh minuman kesehatan, yoga, ataupun terapi. Namun, itu tidak berlaku bagi Lemmy Kilmister, pencetus grup Motorhead yang lahir di utara Inggris itu tetap mempertahankan lifestyle rocker yang ganas selama lebih dari tiga dekade.
Hal tersebut juga memberikan ‘pemandangan’ yang lebih baik terhadap gadis-gadis yang berada di tengah kerumunan penonton. Menurut pernyataan di dalam film, Anda sudah meniduri 2000 wanita. Lebih tepatnya 1000, jangan melebih-lebihkan. Tapi itu cukup masuk akal ‘kan? Saya sudah menginjak usia 65 tahun, dan sudah bercinta dari saya berumur 17 tahun. Saya tidak pernah menikah, jadi bila dijabarkan, saya bercinta rata-rata sekali dalam seminggu, bukan hal yang buruk bagi seseorang yang berkecimpung di dunia rock ‘n’ roll bukan? Dari jenjang hampir 50 tahun tersebut, adakah wanita yang paling menonjol? Cukup banyak, wanita adalah makhluk yang begitu indah. Banyak orang berpikir bila Anda meniduri begitu banyak wanita adalah karena Anda membencinya. Itu tidak benar sama sekali, saya begitu menyukai wanita, saya menghormati mereka, karena saya dibesarkan oleh dua orang wanita. Saya megetahui lebih banyak seluk beluk mengenai wanita daripada mayoritas orang, termasuk wanita-wanita lain. Saya tidak terganggu dengan fakta bahwa saya sudah bercinta dengan 1000 wanita. Tujuan hidup orang tentunya berbeda-beda, beberapa menikmati partisipasi mereka dalam perang Vietnam. Kalau menurut saya, memberikan orgasme kepada seorang wanita bukanlah aspirasi hidup yang buruk. Beberapa orang mendapatkan penghargan atas hal tersebut.