NYLONguys Indonesia/ Maret 2012

Page 1

Maret 2012

101 Best Grooming Products

Hot Trends Sports Wear Gets Cooler

Kellan Lutz Gods + Monsters

rolling into deep Inline skate, skateboard, bmx Shareefa Daanish Realita kisah seorang dara

wawancara Eksklusif Bombay Bicycle Club RĂ–Yksopp




MARET 8 EDITOR’S LETTER 10 LETTERS 14 CONTRIBUTOR

Genius

16 BIG CITY LIGHTS

Pengalaman pindah ke ibukota membuat Franda dapat menghidupkan perannya di film Xia Aimei Teks: Jessica Hanafi

18 FREE AGENT

Dalam pribadi seorang Ami James, apa yang kamu lihat adalah apa yang kamu dapatkan Teks: Diane Vadino

19 MAN BEHIND THE MOTION

Wahyu Aditya sang kreator Hellofest mengaku ingin membuat Indonesia lebih keren lewat visual arts. Teks: Sandi Eko. Foto: Nick Easton.

20 PLAYGROUND LOVE

Temui Dwi Sasono dalam arena ‘bermainnya’ dan ia pun langsung memukau penonton Teks: Khiva Iskak. Fotografi: Nick Easton

22 GENIUS NEWS 30 GAMING

Grooming

012

34 FACE FORWARD: FACE PRODUCTS 36 WASH AWAY: FACIAL WASH 38 shave a momenT: AFTERSHAVE 40 GET IT DRY: DEODORANT 42 SPRAY ON: PERFUME 44 BUBBLES UP: HAIR CARE 46 SHOWER ME: BODY WASH

Drive thru 49 TAKE US HOME, COUNTRY CARS! Teks: Sandi Eko

fotografi: Mario Ardi



kellan lutz, fotografi: kenneth cappello. stylist: jenny ricker. grooming: riawna ­capri dari solo ­ artists asisten fotografi: curtis buchanan. digitech: andi elloway. lokasi: siren studios, l.a. blazer burberry london, kemeja calvin klein, celana paul smith, dasi gentry, kacamata ray-ban, jam tangan vintage rolex

98 Checks

fotografi: michael cools

Fotografi: Ben Rayner

MARET

2012

106 DARK KNIGHT OF THE SOUL

Taste 50 PACKED FOR MORE: PANTS 52 A THIN LINE: SKINNY TIE 54 SNEAKS UP: CANVAS SHOES 56 DARK LIGHT: BLACK PANTS 58 LESS IS MORE: PLAIN SHIRTS 60 WARM SENSATION: SOCKS 62 AIM HIGHER: SOLED SHOES 64 STORE FOR MORE: SATCHELS 66 BRINGING THE HORIZON: STRIPES TEES

68 DUO ALIGNMENT: TWO TONE SHIRT 70 SHUTTER CLICKS: LOMO

Radar 72 FLY ME TO THE MOON

Sebagai perjalanan kosmikal terakhir mereka, duo Air menapaki kembali sejarah film Prancis Teks: William Goodman Fotografi: Taki Bibelas

75 Ever Changing Sounds

Sempat dikritik karena musik yang kurang berkarakter, kini Bombay Bicycle Club membalas anggapan ini dan membuktikan bahwa mereka semakin solid Teks: Timmy L Fotografi: Rio Al Hasymi

76 Tricky Two

Bagaimana mengatasi kejenuhan tampil di panggung? Royksopp tahu salah satu triknya. Teks: Alexander Kusuma Praja Fotografi: Rizhky Rezahdy

Features 78 Gods + Monsters

Kellan Lutz melihat titik terang di akhir perjalanan ‘Twilight’-nya dan ini jauh lebih cemerlang dari yang ia harapkan. Teks: mikael wood. Fotografi: kenneth cappello

86 Reality Doesn’t Bite Ketidaksengajaan terlibat dalam bidang akting dan model itu tidak selamanya menakutkan. Shareefa Daanish membuktikan itu. Teks: Jessica Hanafi Fotografi: Mario Ardi

90 To Infinity, and Beyond Fotografi: Michael Cools

Penampilan eksentrik seorang Ezra Miller membantunya untuk berperan dalam film ­ We Need to Talk About Kevin Fotografi: Bradford Gregory

114 rolling into deep

Sejak kecil kita telah akrab dengan permainan yang berhubungan dengan roda, now it’s time for us to step up to the game! We give you three of the most extreme sports yang kini menjadi gaya hidup anak metropolis. Fotografi: Nick Easton

122 IN CHARACTER

Willem Dafoe gets animated teks: Natalie Shukur. Fotografi: Tim Barber

126 SHOPPING LIST 128 SPY GAMES

Sutradara Tomas Alfredson merubah Vampires menjadi Moles di film Tinket Tailor Soldier Spy Teks: Mike Harvkey



Chairman and Chief Entertainment Officer Julius Ruslan Chief Executive Officer and Group Publisher Denise Tjokrosaputro Editorial Director Petrina Leong Editor-in-Chief Ein Halid Managing Editor Rezaindra O Fashion & Beauty Editor Anindya Devy

writers Tiara Puspita, Alexander Kusuma Praja, Jessica Hanafi, Sandi Eko Intern Devina Deascal, Yaumi Fauziah, Amanda Indira design

Graphic Designer Haris Juniarto , Philip Paath

editorial assistant Deasy Rizkinanti business

Advertising Sales Manager Herawati Saragih Senior Account Excecutive Nimas Ayu Inawati Account Excecutive Natasya Wulandari, Puspita Imasari, Nicodemus Dessen Traffic Manager Ursula Sitorus Marketing Communication Supervisor Thania Muljadi Event Staff Arsil Fajar, Adi Wira P, Carl Ronaldo Circulation & Distribution Claudia Sthefanie Jonathans, Algoniun, Iriansyah IT Coordinator Kim Ming Web Coordinator Arvino Zulka Harahap

NYLON is published by

PT. TIGA VISI UTAMA Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91193, fax. (021) 349 91178

SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51 NYLON US

Chief Editor Marvin Scott Jarett Publisher Jaclynn b Jarett Associate publisher Karim Abay President Don Hellinger

Editorial Office

110 greene street,suite 607, New York, NY 10012

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat kecuali ditekonstan. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutapkan lain. tan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2011

follow us on

contact us

NYLONguys_IND

contact@nylonindonesia.com

NYLON Indonesia

www.nylonindonesia.com

sales@nylonindonesia.com



008 ed letter Guys and sport. Dua hal yang tak terpisahkan menurut saya. Melakukan manuver gerakan fisik dan kebutuhan merasakan adrenalin dosis tinggi adalah komponen penting yang rata-rata ada dalam diri seorang pria. Jadi sebuah keharusan bila edisi ini NYLONguys mendedikasikan edisinya untuk olahraga. Ulasan utama kali ini adalah obsesi dengan benda bernama roda. Ternyata benda ini dapat melahirkan extreme sports yang sangat digemari para adrenalin junkie. Bertemu langsung dengan mereka membuat saya mengerti lebih banyak di balik alasan mereka rela berada di lapangan dan jalan raya dari matahari terbit hingga terbenam. Tapi apakah gemar melakukan kegiatan fisik saja cukup? Well, ternyata tidak. Tidak dapat dielakan, sehat secara fisik harus juga diimbangi dengan penampilan luar yang tidak kalah prima. Ok, jangan anti dan panik dulu. Saya tidak memaksa Anda untuk membeli produk dari atas hingga bawah, itu jadi tugas tim NYLONguys untuk merekomendasikan produk yang harus Anda punya dan dicoba. Begitu juga dengan urusan gaya, bila track suit adalah benda wajib, maka Anda akan lega dengan item sport lux yang ada di dalam halaman-halaman ini.

Banyak orang inspiratif yang ingin kita perkenalkan disini dan salah satunya adalah Willem Dafoe. Aktor yang mengawali kariernya di dunia teater, sampai saat ini dikategorikan sebagai aktor serius. Yang menurut saya sangat pas dengan edisi ini adalah kesetiannya terhadap Ashtanga Yoga. Dimana kegiatan fisiknya sudah melebur denngan kehidupan secara keseluruhan hingga mempengaruhi pola berpikirnya. Mencapai keseimbangan fisik dan pikiran memang sesuatu yang tidak mudah. Tapi saat Anda memilikinya, Anda akan mempunyai kekuatan yang disebut sebagai ‘fighting spirit’ sebuah super power yang sangat berharga.

Ein Halid Editor in Chief

FIGHT FIGHT FIGHT CLUB CLUB CLUB fotografi: nick easton


SHOWCASING NEW TRENDS FOR SPRING / SUMMER LIVE MUSIC AND DJ SETS COMPLIMENTARY DRINKS BRING THIS COPY OF NYLON GUYS MAGAZINE TO RECEIVE AN EXCLUSIVE OFFER FRIDAY 3

MARCH FROM 6 PM

TOPMAN SENAYAN CITY


010

letters

ilustrasi: raden mas dandy kusumasmoro

"Selalu menginspirasi gaya-gaya saya terutama pd rubrik taste yg selalu mengikuti perkembangan fashion saat ini" Ega Segara - Stylist "Terbit 2 bulan sekali kayanya gak cukup buat majalah sekeren dan sekomplit Nylon Guys! Can't get enough with youuuuuuuu!!!" - Ilham, Student "Nylon Guys, defining cool in an unconventionally cool way" - Mikael Jasin, Model "My favorite part of this magazine is the fashion section. Just wow!! Perfecto!!" - Elgi Juliaman, Student "Have a crush with the latest edition of Nylon Guys. The fashion, the article, absolutely cool!! The best magazine for guys so far!! Keep it right!!" - Donsky, Photographer "Nylon Guys have been able to express what us guys need the most." - Hilarius Jason, Photographer "When Nylon Guys first came to Indonesia I call it Eye-

Opening Moment for Indonesian guys. Life-style & Fashion baby!!!! Now, kita punya "pegangan" yang bisa di andalin." - Adhiramsyah Choesin, MC "Nylon Guys is definitely the coolest style bible for cool guys and worth waiting every couple of months!." - Amby of Art8amby, Blogger "Have a crush with the latest edition of Nylon Guys. The fashion, the article, absolutely cool!! The best magazine for guys so far!! Keep it right!!" - Donny, Photographer



012

letters

Feel an instant crush looking at air soft gun issue in @NYLONguys_IND. But it's price instantly crashed my dream to own one @abra3 The fashion advice is cool. This is what we need. Thanks @NYLONguys_IND - @ langgeng910 Satu kata lah buat @NYLONguys_IND KECE!!!! -@dondimo Just bought my first @NYLONguys_IND and I just like... ADDICTED! -@aldodarm Semenjak baca @NYLONguys_IND jadi ga bingung nyari kado buat cowok. Cool! @indahndabi Finally! A bible for street styler in Indo is born. Banyakin local brand nya juga ya @ NYLONguys_INDm - @evanbetanatan My new vitamin ---> @NYLONguys_IND - @AdityaTedjaa

ilustrasi: raden mas dandy kusumasmoro



014

contributor

raden mas Dandy k Ilustrator lulusan Desain Komunikasi Visual ini baru saja lulus dari Universitas Pelita Harapan. Cowok yang akrab dipanggil Dandy ini lahir pada tanggal 12 Maret. The Killers, terutama Brandon Flower, dan One Night Only, masuk dalam jajaran musisi favoritnya. Ia mengakui, apa saja yang dilihat dapat menjadi inspirasinya dalam berkarya dan berpenampilan. Sambil menikmati status fresh graduate, ia rajin kursus Bahasa Perancis karena ingin melanjutkan sekolah di Paris. Simak hasil goresan tangan Dandy di dua ilustrasi yang ada di halaman Letters kita edisi ini.

Javiero Argubi

Luca Knegtering

Javiero Damitri Argubi dapat dideskripsikan dalam tiga kata, gadgetfreak, technolover and automotivemania. Pemuda berdarah campuran Turki, Perancis dan Indonesia ini memiliki ketertarikan tinggi terhadap fotografi sejak kecil. Pierre, begitu ia akrab disapa, terobsesi dengan kebersihan dan adiktif dengan mobil Porsche. Pierre mampu menularkan tawa bagi siapapun yang berada di sekelilingnya. Pierre berencana melanjutkan kuliah di Australia pada musim panas tahun ini. Pada edisi NYLON guys kali ini Pierre berkontribusi dalam rubik Taste dan Haute Stuff.

Utrecht-born intern ini jauhjauh datang dari Belanda ke Jakarta untuk mengoleksi portfolio. Mahasiswi Lifestyle and Design di Willem de Kooning Art Academy di Rotterdam ini menjadikan seni, buku, makanan, menggambar, travelling dan clubbing sebagai bagian dari petualangannya. Luca sempat belajar fine arts selama 6 bulan di Korean National University of Arts sebelum akhirnya ia mengontak editor-inchief kami untuk magang di Nylon. Ia mencintai kegiatan memotret karena ia pelupa serta susah untuk mengekspresikan diri lewat tulisan. “ I need to take photos to remember how my life has flown. I need to take photos to escape from my neverending thoughts”, ungkapnya. Saat ini Luca sedang mengeksplor Bali dan memotret sudut menarik yang ia temukan.

Peter Tjahjadi Meskipun lahir di Indonesia, Peter Tjahjadi dibesarkan bergantian oleh Singapura, Amerika Serikat, dan Belanda. Peter mencintai makanan dan berlibur se­ bagai sarana melepas penat. Ia bisa ditemukan di berbagai kota besar di Asia saat menikmati kuliner setempat. Peter meraih gelar Bachelor of Arts Business Finance di sekolah bisnis terkemuka di Seattle University. Ia sempat bekerja sesuai pendidikannya di berbagai perusahaan yang bergerak di bidang finansial. Tak berlangsung lama karena ia memantapkan pilihan sebagai visual artist yang menjadi passion-nya. Karya Master’s of Fine Arts dari University of San Francisco ini bisa dinikmati di berbagai proyek internasional dan majalah ternama, dan tentu saja playground pribadinya di www.petertjahjadi.com

kontributor: Timmy L, khiva iskak, philea adhanti, mentari ofelia, michael cools, Mario ardi, nick easton, nia tantri, rio al hasymi, rizhky rezahdy.



BigCity Lights “GUE SUKA BELANJA di toko baju ­cowok.Bingungnya waktu ke kamar pas karena isinya cowok semua,” cerita Franda sambil t­ertawa. Siang itu, Efranda Stefanus ­mengenakan atasan pastel dipadu hot pants dan boots hitam, menyetir sendiri mobil hitamnya ke kantor NYLON Guys sambil membawa Green Tea Latte. Dengan ramah ia menjabat tangan saya. Karakter kesehariannya jelas berbeda dari karakternya dalam film Xia Aimei (2011), yang mengharuskannya berakting sebagai perempuan yang tidak banyak bicara dan terus menunduk karena cenderung ketakutan. Tuntutan peran. Dalam debut penyutradaraan Alyandra Pandjipoera yang pernah menggarap video klip Agnes Monica ‘Paralyzed’ ini, human trafficking menjadi tema utama. Karakter Xi Xi yang diperankan Franda mengharuskannya untuk berbicara dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris beraksen Tiongkok, berakting malu-malu dan mengenakan mini skirt. Franda memang pendatang baru di dunia perfilman Indonesia, tetapi perempuan yang besar di Malang lalu pindah ke Jakarta saat kuliah ini lebih dulu dikenal sebagai presenter program ‘Lensa Olahraga’ dan ‘Total Football’. Pekerjaan yang dilakoninya sejak masih kuliah ini tak membuatnya mengesam­pingkan pendidikan. “Saya merasa harus lulus tepat waktu. Akhirnya berhasil,” ujar angkatan 2005 jurusan Komunikasi Massa London School ini. “Sebenernya saya nggak tertarik terjun di bidang presenter. Awalnya ikut pemilihan model tabloid. Event-nya bareng VJ Hunt dan kami harus ikutan VJ Hunt semua. Seminggu kemudian saya dikabarin masuk 10 besar VJ Hunt,” celoteh Franda yang satu angkatan dengan mantan VJ Millane

016

Fernandez dan Ben Kasyafani ini. Franda adalah penutur yang baik dengan cara bicara yang tegas. Ia cukup cerewet juga. “Lumayan jadi bekal, sih,” ia mengangguk setuju sambil tertawa lepas ketika saya menanyakan mungkinkah bibit itu yang membawanya ke dunia presenter. Saya sempat mengira Franda adalah orang yang suka menghabiskan waktu bersama banyak orang. Ternyata tidak juga. “I’m a loner. Teman-teman bilang begitu juga sih. Saya suka menghabiskan waktu sendirian di apartemen sambil menonton DVD atau bermain gitar”. Franda senang tinggal di unit apartemennya yang punya tiga ruangan. “Barang gue banyak!” jelas perempuan yang sejak kuliah hidup mandiri ini. Franda memang tidak takut mencoba pengalaman baru. “Saya menerima film Xia Aimei karena tantangannya! Satu, harus berdialog dalam bahasa Mandarin padahal saya nggak bisa sama sekali. Oke lah, kalau yang gampang masih bisa (lalu ia menyebutkan beberapa suku kata Mandarin). Dua, berakting sama Ferry Salim dan Olga Lydia. Mereka sudah berpengalaman dalam bidang akting sementara

ini film pertama saya,” jelas Franda yang empat hari syuting di desa Yangshuo di daerah Nanning, Cina. “Saya dan Xia Aimei sama-sama bukan berasal dari kota besar. Perasaan pindah ke kota besar itu bisa saya rasakan. Polos... Iya juga (tertawa).. Tapi di balik kepolosannya itu, dia punya prinsip.” Ia melanjutkan, “Saya bukan tipe orang yang gampang masuk di lingkungan yang baru. Awal kuliah, saya nggak ada teman dan harus berhadapan dengan logat yang berbeda walaupun sama-sama ngomong bahasa Indonesia.” Berakting pun dipelajarinya secara otodidak. “Akting itu pengalaman pribadi, belajarnya dari kehidupan. Cara tiap orang memba­ngun emosi juga berbeda-beda,” kata pengagum trilogi The Lord of The Rings dan aktor Denzel Washington ini. Bagaimana cara Franda? “Semuanya saya dapat di lokasi syuting. Saya sempat tanya ke (Shareefa) Daanish. Untuk adegan nangis, dia bikin dirinya sendiri marah. It doesn’t work for me. Saya mengeksplor diri sendiri dan begitu dapet ‘wah a­ degan nangis tadi dapet banget!’. Itu rasanya puas,” ia menepukkan kedua tangannya sekali. Meski dunia entertainment telah membesarkan namanya empat tahun terakhir, ia tidak lantas tenggelam dalam euforianya. “Kalau aku bisa pulang ke Malang, sebisa mungkin aku pulang karena aku family person.” Bungsu dari empat bersaudara ini selalu menyelipkan suasana rumahan bersama keluarga dan kerabat dekatnya saat merayakan Natal dan Tahun Baru ... tiap tahun.


pengalaman pindah ke ibukota membuat Franda dapat menghidupkan perannya di film Xia Aimei Teks: Jessica Hanafi Fotografi: Mario Ardi

Stylist: Rezaindra O. Atasan dan Overall: 16DS


AMI JAMES BISA sedikit rileks ketika duduk di sebuah meja di Lucky Strike, restoran yang hanya beberapa blok jauhnya dari Wooster Street, tattoo shop-nya di New York City. James adalah tattoo artist dan mantan sniper aktif dan bintang reality TV. ketika kamu sudah tanda James tidak berpura-pura membenci proses wawancara. “Saya tangan kontrak. Lalu, saat kamu tidak keberatan diwawancarai karena sebenarnya saya bisa menemukan dirimu sendiri terlibat menceritakan bagaimana serunya proses itu,” jelasnya. “Yang di dalamnya kamu seperti “Ugh, apa menyebalkan adalah tidak semua orang menceritakan itu.” yang saya lakukan?” serunya sambil “Bagaimana” adalah sesuatu yang sulit dijelaskan oleh James, mengerutkan alis. “Menurut saya, yang dikenal lewat TLC’s Miami Ink dan sekarang menjadi industri televisi adalah setan tetapi kapten acara spin-off nya, NY Ink, yang akan memulai season saya belajar untuk melakoninya.” keduanya di bulan Desember. James sangat berpengalaman Lalu, bagaimana hubungan dalam deal-with-the-devil. Ia dengan mudahnya membuka James dengan setan itu? “Saya hidupnya untuk ditonton pemirsa televisi. “Itu seperti dedikasimu meninggalkan satu hal yang saya cintai dengan menjadi artis, yaitu kebebasan. Saya meninggalkan semuanya untuk show ini. Saya dulu berpikir, ‘Saya akan mampir ke Indonesia selama dua bulan hanya untuk belajar surf’. Sekarang saya tidak bisa melakukan itu lagi.” Dalam pribadi Ketika reality show TV telah seorang Ami James, membuktikan dirinya menjadi apa yang kamu lihat elemen yang destruktif bagi para adalah apa yang bintangnya – contohnya bunuh kamu temukan. diri Russell Armstrong dari Real TEKS: DIANE VADINO. Housewives of Beverly Hills, FOTOGRAFI: ANGELA James telah ditempa dengan halBOARTWRIGHT. hal yang sulit dan tidak biasa. Ia dibesarkan di Sharm el-Sheikh, sebuah coastal resort di Israel yang terkenal dengan scuba divingnya. James dan keluarganya lalu pindah ke Tel Aviv setelah perjanjian perdamaian merevisi kembali batas-batas negaranya dan ia pun kembali ke tanah kelahirannya di Mesir. “Sampai kelas satu, yang saya gambar hanyalah ikan, terumbu karang, lumba-lumba, dan ikan hiu,” ceritanya. Beberapa tahun kemudian, ia beremigrasi

free agent

stylist: alvaro salazar. t-shirt: ami james ink, jam tangan milik pribadi.

dengan ibu dan saudara lakilakinya ke Miami. “Kami pindah ke daerah ghetto,” katanya sambil mengingat-ingat masa SMUnya sebagai “buruk dan semua persoalannya hanya seputar geng.” James kembali ke Israel untuk mengabdi di angkatan darat. Ia menghabiskan 14 bulan di Lebanon selama perang sipil dan kembali ke Israel untuk Intifada pertamanya. “Pengalaman itu buruk sekali,” katanya. “Saya terpaksa menyaksikan hal-hal buruk yang tak seharusnya saya lihat. Para pejuang Palestina tidak memiliki banyak senjata. Itu lucu. Kebanyakan orang berpikir harus ada pistol dan senapan untuk berperang. Tetapi di Intifada, banyak orang terampil berperang tanpa senjata. Saya ingat melihat bom meledak dari sesuatu yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Sebuah record player bisa saja dibuat jadi bom.” Ketika ia kembali ke Amerika, James mengasah keterampilannya sebagai tattoo artist. “Saya bukan tattoo artist terbaik,” ujarnya. “Saya tattoo artist yang baik. Dan saya salah satu orang yang baik, saya telah belajar membuat tato yang bagus untuk orang-orang yang bagus. Saya cukup beruntung.” James berusia 33 tahun ketika ia direkrut untuk Miami Ink. “Mereka bilang pada saya bahwa saya selalu brengsek,”sambungnya. “Mereka mengatakan ‘Apakah Ami berubah brengsek? Tidak. Ami brengsek dari dulu!” Semakin lama ia terlibat dalam reality TV, James semakin senang. Terutama ketika ia cerita soal pengalamannya mencari kekasih perempuan Amish. “Mereka itu tulus. Saya suka itu,” katanya. Usahanya berhenti: “Mereka bahkan tidak menoleh ke arah saya. “The whole Amish fetish was gone,”katanya. James tetap senang berbicara soal petualangan dan mentato orang. “Ketika masa reality TV selesai, saya akan segera beralih,” ucapnya. “Dan kembali menjadi seseorang yang bebas lagi.”


MAN BEHIND THE MOTION

WAHYU ADITYA, SANG KREATOR HELLOFEST MENGAKU INGIN MEMBUAT INDONESIA LEBIH KEREN LEWAT VISUAL ARTS. Teks: Sandi Eko. Fotografi: NICK EAston.

Event industri kreatif tahunan bertajuk Hellofest tunai diadakan beberapa waktu lalu dengan mengangkat tema Hellofest 8 Anima Expo, dan berhasil memuaskan ribuan penggiat sekaligus penikmat seni kontemporer yang didukung sebuah institusi animasi, PT. HelloMotion Korpora Indonesia. Otak utama dari keseluruhan paket tersebut sendiri tidak lain adalah Wahyu Aditya, seorang penggiat animasi yang semasa kecil tidak menyukai sekolah namun kini memiliki segudang predikat mengagumkan. Animator handal lulusan KvB Institute of Technology, Sidney, Australia itu melongok dari lantai dua ke arah kami yang sengaja datang untuk melakukan wawancara mengenai event Hellofest dan seputar kesibukannya di project Kementerian Desain Republik Indonesia (biasa disebut dengan KDRI). Ia mengibaratkan KDRI sebagai “kendaraan politik” yang diharapkan bisa melahirkan duta-duta Indonesia dari kalangan anak muda melalui desain pada kaus yang mereka pakai. Desain kaus yang dijual di sana memang kental dengan nuansa Indonesia dengan tetap mengedepankan grafis yang segar. “Dari NYLON ya?” celetuknya. Lewat gerakan sebelah tangannya kami dapat menangkap isyarat agar segera menyusul ke lantai atas, menuju sebuah meja di seberang ruang kerja. Saya pun bergegas meninggalkan ruang utama markas HelloMotion yang penuh memorabilia dari para kolega sesama penggiat animasi lokal maupun mancanegara tempat kami menunggu. Maklum, cowok berkacamata yang biasa dipanggil Wadit atau Adit tersebut sudah kenyang menjelajahi berbagai negara saat menekuni studi dan berbagai kompetisi di bidang visual arts. Wadit sempat bercerita bagaimana film animasi Jepang Voltus V mempengaruhi jalan hidupnya. “Pertamanya karena dari kecil saya suka nonton Voltus V, terus penasaran bikinnya gimana. Akhirnya dari situ saya latihan gambar.” ungkapnya sambil memamerkan karya-karya semasa SD yang masih disimpan rapi selama puluhan tahun. Karena saking menggilai dunia animasi, di umur yang masih belia ia sudah berani membuat berbagai bentuk komik, desain iklan, logo, termasuk konsep media seperti majalah secara mandiri. Teman-teman di sekolah adalah penikmat karya-karya awal Wadit. “Saya

tidak suka sekolah tapi karena mereka selalu meminta majalah terbaru saya, maka saya datang untuk itu. Ada pembaca yang menunggu saya”, kenangnya. Latar belakang sebagai Founder sekaligus Principal di HelloMotion Academy membuat Wadit paham betul seluk-beluk Hellofest. Menurutnya, event Hellofest yang pertama kali diadakan pada tahun 2004 itu terus mengalami peningkatan baik dari segi jumlah pengunjung maupun konsep acara yang disajikan. “Hellofest memang awalnya sebuah festival film pendek yang sangat sederhana tapi berkembang setiap tahunnya. Akhirnya komunitasnya semakin lama semakin beragam, jadi kebutuhan dan konsep acaranya juga semakin bertambah. Pertamanya cuma acara nonton film yang didatangi sekitar 300 orang”, ungkapnya menjelaskan. Seiring perkembangan yang dialami Hellofest dan semakin meningkatnya jumlah crowd yang mendaftar, tercetuslah sebuah ide untuk menjadikan Hellofest sebagai sebuah event seni yang lebih megah dari sebelumnya. Pada Hellofest terakhir tanggal 4 Februari 2012 di Balai Kartini, Jakarta Selatan yang lalu bahkan mendatangkan seorang pakar pop culture asal Inggris, Fred Deakin sebagai special guest. “Kami berpikir ini bukan kelas

festival lagi, ini udah kelas expo”, ujarnya menambahkan. Benar saja, event Hellofest 8 Anima Expo 2012 mencapai 20.000 pengunjung! Selain kompetisi film dan eksibisi seni visual, Hellofest kemudian berkembang menjadi media berekspresi bagi para cosplayers. Sejak penyelenggaraan keempat di tahun 2007, Hellofest memang mulai melibatkan penonton dalam dengan memberikan kesempatan bagi penonton yang memiliki passion terhadap cosplay untuk ambil bagian pada event tersebut. “Kami bisa klaim event kami mungkin yang terbesar untuk penonton berkostum di Indonesia”, ujar cowok yang mengaku mengagumi sosok almarhum Gus Dur itu. Wadit yang juga pernah masuk sebagai salah satu dari daftar 30 Most Inspiring People Under 30 versi salah satu stasiun radio terkemuka di Jakarta itu terakhir mengungkapkan egoisme terbesarnya di ujung pertemuan kami. “Saya ingin Indonesia bisa masuk ke Top 5 di bidang ini, sekarang Top 10 saja sepertinya belum!” ujarnya sambil tertawa.


PLAYGROUND


LOVE

Temui Dwi Sasono dalam arena ‘bermainnya’ dan ia pun langsung memukau penonton. Teks: Khiva Iskak. Fotografi: milik pribadi.

Dwi (31), memang jarang kita lihat dalam deretan infotainment yang ingar bingar tersebut, smart choice we could say. Ia lebih memilih tidak terlibat dalam putaran hitam yang tak henti itu. Tapi yang kita tahu pasti adalah kualitas yang ada di seorang Dwi Sasono. Setiap kali ia muncul dalam layar ia selalu memberikan screen presence yang berbeda. Kebetulan juga ia beruntung mendapat berbagai macam karakter di beberapa filmnya. Di tahun 2012 ini, ia mempunyai segudang rencana dan impian yang besar untuk karirnya. Ada yang tahu bahwa Dwi itu tidak pernah mengambil sekolah baik kursus akting sekalipun? Ya, selama ini ia hanya bergantung dari bakat yang ia miliki sejak kecil. Dwi yang gemar menonton film cowboy bersama ayahnya, membekali dirinya untuk menjadi seorang visual person kelak, “Gue inget banget, waktu itu film pertama gue Le Professionale bel Mondo, semenjak itu gue jadi doyan film banget,” jelasnya. Awalnya Dwi sama sekali tidak berpikir untuk hidup di dunia perfilman. Ayahnya ingin ia membentuk karir seperti saudara-saudaranya, kerja di penerbangan. Tapi takdir pun berkata lain. Ketika lepas kuliah, diawali dengan model, Dwi mendapat pekerjaan akting pertamanya di The Virgin Series. Semua ini didapati karena ia adalah seorang surfer. Keberuntungan yang kebetulan akuinya. “Awalnya memang gue tidak pungkiri ini semua gue lakukan demi uang, tapi lama-lama ini semua menjadi kecintaan gue pada akting. Ada tanggung jawab besar yang harus dijalankan. Bagaimana pekerjaan ini bisa lebih berkualitas,” ujarnya. Bisa dikatakan kalau kita melihat sosok Dwi pertama kali ada persepsi he’s the ‘easy going’ person. Namun dibalik itu ia mempunyai cara tersendiri untuk serius. Dwi mempunyai ribuan kata dan rencana di kepalanya, tetapi tidak diumbar dengan bebas. Cara ini ia terapkan juga kedalam metode aktingnya. Bagi dirinya, pekerjaan

didunia perfilman ini seperti taman bermain. Ia akan menjadi anak kecil yang mempunyai energi besar dan curiosity yang dalam. Intinya dibawa senang tapi tidak lupa akan alat permainannya yang harus ekstra perhatian. “Akting itu emosi yang jujur di situasi yang palsu,” tegasnya. Terlihat dari segi aktingnya yang luwes, ia muncul pertama kali dalam Mendadak Dangdut karya Rudi Soejarwo. Tapi Dwi lebih dikenal dalam film Mengejar Mas-Mas karya Monty tiwa. Setelah itu sebut saja seperti Pocong 1, Belkibolang, Laskar Pemimpi, Under the Tree, dan yang terakhir ini akan rilis pada bulan Maret yaitu Sampai Ujung Dunia. “Gue suka banget sama penulisan Monty Tiwa, menurut gue film ini tentang persahabatan dan cinta segitiga adalah sesuatu hal yang menantang, gue harus bisa menjaga emosi karakter yang back and forth,” ujarnya. Ia pun tidak menutupi penawaran yang datang kepadanya, yang penting adalah bagaimana sebuah naskah bisa membuat ia tergerak untuk mengambil peran tersebut. Dwi pun menolak peran yang mirip dengan sebelumnya. “Itu sama aja nggak berkembang namanya hehe..” Definisi sukses bagi seorang Dwi berbeda dengan kebanyakan aktor sejawat lainnya, “Bagi gue perjalanan karir gue itu dimulai setelah pernikahan gue, bagaimana gue sukses sebagai kepala keluarga sekaligus ayah bagi anak-anak gue nanti,” jelasnya. Bagi pria penyuka film Opera Jawa ini keluarga adalah nomor satu. Tidak ketinggalan ia mempunyai rencana dan ambisi tertentu di tahun ini, ia mengincar peran-peran yang lebih menantang dan tentunya ia ingin memajukan perfilman Indonesia secara internasional. “Cinta itu pengorbanan tanpa rasa pamrih, dan tidak pernah menyesali,” jelasnya mengenai prinsip hidup ayahnya yang selalu ia pegang dalam pekerjaan, pribadi, dan keluarganya.

021


Avolution Beatfest 2012

answering your expectation bersiaplah untuk mendapat jawaban atas segala ekspektasi terbaik anda, beatfest 2012 is right around the corner! teks: sandi eko. fotografi: milik Avolution.

[news]

022

Tahun kemarin merupakan salah satu tahun terpadat dengan gelaran konser musisi – musisi mancanegara yang diadakan di Indonesia. Salah satunya adalah berkat kerja bareng antara Avolution bersama Soundshine Events yang meracik konsep festival musik dan gaya hidup virtual rutin bertajuk Avolution Beatfest. Tidak tanggung – tanggung, event itu sukses diadakan dua kali dalam satu tahun. Label “sukses” barusan tentu beralasan, karena membawa The Whitest Boy Alive bersama MGMT ke tanah air bukanlah perkara sepele. Ditambah lagi Soundshine Events kemudian menggiring pula grup psychedelic rock asal Australia, Tame Impala untuk tampil satu panggung dengan !!! (Chk, Chk, Chk) asal Amerika Serikat pada bulan Oktober 2011. Dalam sepanjang sejarah diadakannya event ini, Avolution Beatfest selalu menyajikan menyajikan nama – nama band internasional yang membuat kita kemudian bertanya – tanya, misalnya “Kalian nggak

salah mendatangkan mereka?”, atau minimal memuji dalam hati karena kejelian pihak official dalam membaca minat penikmat musik yang tengah hype di sini. Sebut saja Phoenix dan Belle and Sebastian (kala itu tampil bersama para DJ di bawah naungan Ed Banger Records) yang jumlah pendengarnya tak semudah itu dapat dideteksi. Belum lagi keempat band yang telah saya singgung di awal. Seluruhnya merupakan nama – nama yang tidak selalu seiring jalan dengan tren musik arus utama di sini, namun melalui Avolution Beatfest mereka terbukti memiliki fanbase yang besar dan cukup loyal. Di tahun 2012 Avolution Beatfest akan kembali digelar. Selain musik, festival ini akan tetap menampilkan pameran seni instalasi dari para komunitas Avolution Rated A, sebagai bentuk perayaan dalam menyambut new Avolution packaging design

2012. Para kontributor Avolution Rated-A masih terdiri atas Dana Maulana (fashion), Anton Ismael (fotografi), Anton Wirjono (musik), dan Ade Darmawan (visual arts). Karya seni instalasi kontributor lainnya yang tidak kalah unik pun dapat disaksikan langsung di area instalasi Avolution Beatfest. Avolution Rated-A adalah bukti konsistensi Avolution untuk memberikan wadah bagi para perokok dewasa untuk menyalurkan aspirasi dan inspirasinya di berbagai bidang kreatif seperti Entertainment & Lifestyle, Music & Film, Fashion & Photography serta Visual Arts & Design. Event Avolution Beatfest ke-tujuh tersebut akan diadakan pada Sabtu, 17 Maret 2012 di Fairgrounds (ex- Bengkel Night Park, Jakarta). Avolution akan merangkul Urbanite Asia dan menghadirkan trio alternative-dance, funk asal Inggris, Friendly Fires bersama Stephen Fasano aka The Magician, DJ handal berkebangsaan Belgia. Sejak dibentuk tahun 2006, Friendly Fires telah merils dua buah full album dan beberapa EP. Debut album (s/t) mereka yang dirilis pada tahun 2008 mendapat sertifikat Double Gold di Inggris dan menjadi nominasi dalam sebuah penghargaan bergengsi, Mercury Prize pada tahun 2009. Paul Epworth, sang Produser yang menangani mereka pun meraih penghargaan sebagai Producer Of The Year, Non Classical dalam ajang penghargaan musik terbesar di Amerika Serikat, the 54th Grammy Awards. Totalitas konsep dari sebuah event yang telah berjalan bertahun – tahun dan terus mengalami pengembangan itu mengisyaratkan event Avolution Beatfest mendatang akan berkawan dengan ekspektasi tinggi.



Siapa yang tidak kenal Nixon? Salah satu merk jam yang paling dikenali masyarakat. Didirikan pada tahun 1997 oleh Andy Laats dan Chad DiNenna di California, Amerika. Pada awalnya, Nixon menfokuskan produksi jamnya pada toko-toko skate, surf,

snow dan fashion. Namun sekarang, Nixon telah tersebar luas ke lebih dari dua puluh lima negara di dunia. This season, Nixon baru saja meluncurkan koleksi terbarunya yang sangat unik dan berbeda dari desain-desainnya yang sebelumnya. Kali

ini, Nixon menggunakan kulit penyu sebagai hiasan di produk-produk jamnya. Siapa yang sangka, hanya dengan menambah suatu tekstur kedalam sesuatu yang plain akan membuat suatu barang menjadi bergaya dengan instan.

A0831061 : 51-30 CHRONO BLACK/TORTOISE

Mekanisme: 6 hand Japanese quartz dengan second sub dial, chrono Case: Lebar 51.25mm, custom 300 meter stainless steel dengan harderened mineral crystal, eksternal bezel yang bisa di rotate dengan countdown timer dan screw crown di posisi jam sembilan. Strap: Custom solid stainless steel dengan double locking clasp. Lebar 25mm. A037679 : 42-20 CHRONO TORTOISE/BLACK

[news]

024

A327646 : TIME TELLER ACETATE

Mekanisme: 6 hand Japanese quartz dengan second sub dial, chrono dan tanggal. Case: Lebar 42.25mm, custom 200m stainless steel dengan hardened mineral crystal, eksternal bezel yang bisa di rotate dengan countdown timer, dan screw crown di posisi jam sembilan. Strap: Custom solid stainless steel dengan brushed finish dan double locking clasp. Lebar 21mm.

teks : Devina Deascal.

A167647 : SHUTTER TORTOISE/BLACK

Fotografi: milik Nixon

Mekanisme: 3 hand Japanese quartz movement. Case: Lebar 39.25mm, 100meter acetate case dengan hardened mineral crystal. Strap: Berbahan acetate dengan buckle yang terbuat dari stainless steel.

Mekanisme: 2 hand Japanese quartz. Case: Lebar 43.75mm, custom 30m acetate body dengan stainless steel skeleton dan hardened domed mineral crystal. Strap: Imported full grain leather dengan buckle yang terbuat dari acetate. Lebar 20mm.


025

black on mobile

Chasing

kupu virtual melalui kamera smartphone Android, iPhone dan BlackBerry (yang untuk pertama kalinya diluncurkan di Indonesia. iButterfly didesain secara unik dan memiliki konten menarik di samping memungkinkan pengguna untuk mendapatkan promo merchant yang bisa langsung ditukarkan.

cantik khas BX babes juga dijamin akan mendapat kepuasan lewat layanan mobil ini. Jika anda pemerhati teknologi dan inovasi, kanal innovation bisa jadi referensi terbaik sementara berita-berita seputar tempat hangout favorit, tempat wisata, komunitas atau info-info party seru bisa anda dapatkan di kanal entertainment. Jadi sekarang, sambutlah m.blackxperience. com dalam genggaman anda.

[mot/www.blackxperience.com]

Inovasi iButterfly ini sebelumnya telah diluncurkan di Jepang tahun 2010 oleh Dentsu Inc. Aplikasi ini langsung mencatat sukses di Jepang di tahun yang sama, bahkan tercatat sebagai Best Mobile Innovation from Japan sejak tahun 2010. Kini iButterfly yang dikembangkan bersama oleh Dentsu Digital Division Indonesia dan PT. Cherrypicks Indonesia siap melayani pengguna smartphone di Indonesia. Nidji bahkan telah menjadi bagian dari iButterfly dengan nama Nidji iButterfly. Keunggulannya adalah bagi mereka yang mendownload aplikasi ini dapat mengetahui beragam tawaran menarik dari band ini. Referensi Video :iButterfly YouTube video http://www.youtube.com/ watch?v=vEE6M0iW-Nw

Butterflies

JAKARTA STORIES Dilema (film) mulai dirilis ke publik pada tanggal 23 Februari 2012. Merupakan sebuah film berkonsep omnibus dengan line-up casts piawai lintas generasi, diantaranya adalah Slamet Rahardjo, Roy Marten, Jajang C. Noer, Tio Pakusadewo, Ario Bayu, Reza Rahadian, Pevita Pearce, Lukman Sardi, Ray Sahetapy, serta tak ketinggalan Wulan Guritno yang selain berakting ia juga merangkap sebagai Produser. Karya drama ini menyajikan lima cerita terpisah dengan transisi yang halus pada tiap segmennya, sehingga penonton akan tetap nyaman walaupun cerita dan karakter utama berganti tiap beberapa menit. Para sutradara yang bertanggungjawab terhadap isi cerita Dilema antara lain Robert Ronny, Robby Ertanto Soediskam, Adilla Dimitri, Yudi Datau, dan Rinaldy Puspoyo. Dengan menggabungkan

kreasi dari lima sutradara yang berbeda menjadikan Dilema menjadi unik dan berbeda, sedangkan makna kuat akan didapat berdasarkan isi cerita yang disajikan. Hasil penggambaran sukses atas kehidupan dunia di depan mata kita, sebuah dunia kecil bernama Jakarta dengan berbagai polemiknya (sekilas mengingatkan pada konsep film New York Stories). But let’s try not to talk about New York, now it all happens here and now!

teks iButterfly & dilema :Sandi Eko. fotografi : milik iButterfly Indonesia & dilema

Aplikasi interaktif nan seru kembali diluncurkan dan dirancang khusus untuk mempermudah pengguna smartphone dalam mendapatkan beragam promosi, tawaran, dan hiburan lainnya yang menunjang gaya hidup masa kini. iButterly adalah sebuah aplikasi terknologi Augmented Reality pertama di Indonesia, dimana pengguna dapat melihat dan menangkap kupu-

pengguna memahami fitur di tiap kanalnya. m.blackxperience.com dijadwalkan rilis mulai 16 Januari 2012. Dengan hadirnya m.blackxperience. com, pembaca akan lebih mudah mengupdate informasi seputar events yang diselenggarakan oleh Djarum Black. Tidak hanya itu pembaca juga bisa mendapatkan akses cepat seputar berita otomotif terkini dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia ataupun update BX rides. Anda yang selalu setia menantikan model

[news]

Sejak rilis perdana 15 Agustus 2010, www. blackxperience.com sudah mendapat tempat di mata pembaca setianya. Beragam informasi seputar event Djarum Black, dunia otomotif nasional maupun internasional, inovasi terbaru, maupun berita ringan seputar gaya hidup siap tersaji demi memenuhi keinginan pembaca. Dan kini di tengah perkembangan pesat teknologi smartphone, blackxperience.com menyapa pembaca setianya dengan versi mobile yang diberi nama m.blackxperience.com. m.blackxperience.com adalah jawaban atas tantangan yang berkembang selama ini dimana pembaca mengharapkan versi mobile yang lebih ringan namun mencerminkan karakter blackxperience secara utuh. Tampilan fitur m.blackxperience.com dirancang sama dengan versi website agar memudahkan


getTRENDSETTER this:

Who the hell isn’t familiar with Docmarts? Sepatu boots legendaris yang berasal dari Inggris ini baru saja mengeluarkan beberapa koleksi terbarunya termasuk boots ini! Kali ini Doctor Martens membuat produknya dengan material menyerupai rambut yang membuat desainnya kali ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. www.drmartens.com

Ipad case dari NAVE ini is the perfect match for your Ipad 2! Terbuat dari genuine leather dan dilengkapi dengan berbagai pilihan warna yang menarik. Cocok untuk pemakaian sehari-hari. Case elegan dan berkualitas tinggi ini bisa anda dapatkan hanya dengan Rp. 549.000 www.navecase.com

part of The Team Menjadi bagian sebuah tim biasanya memunculkan kebanggaan yang berbeda, apalagi jika Anda menjadi anggota tim yang mewakili komunitas yang besar. Tentu ada citra yang harus dijaga. Untuk koleksi Summer 2012-nya, Fred Perry Authentic Menswear meluncurkan koleksi-koleksi yang mampu mewakili kebanggaan itu. Koleksi dandanan kasual dengan elemen formal ini terinspirasi dari gaya tahun 1960-an. Diawali dengan Umpires Jacket formal dalam nuansa

navy, yang terbuat dari bahan yang dapat mewakili citra cerdas para anggota tim. Selain itu, Lightweight Harrington Jacket dengan materi dark carbon bisa menjadi pilihan untuk para pria sporty yang ingin tampil lebih santai. Sebagai tampilan alternatif, jaket ini bisa dipasangkan dengan celana Fine Stripe. Koleksi Team Travel ini menjadi bagian dari Champion Tour Kit yang konsepnya dapat dikenakan di dalam dan di luar lapangan. Jessica Hanafi

Match point

Para pencinta olahraga tennis pasti sudah tidak asing lagi dengan merk ini. Babolat, sebuah merk asal kota Lyon, Perancis, ini telah berdiri sejak tahun 1875 dan merupakan perusahaan tennis internasional tertua di dunia. Babolat baru saja meluncurkan produk terbarunya yaitu “Play & Connect”. Setelah melakukan penelitian lebih dari 5 tahun, Babolat mengembangkan raket “Play

Put some wings on your shoes! Jeremy Scott bekerja sama untuk merilis kembali koleksi ‘Adidas Original Jeremy Scott’. Dengan berbagai twist pada sepatu-sepatu adidas original kesayangan anda. Adidas Original Jeremy Scott akan membuat anda menjadi pusat perhatian. www.adidas.com

Studded wallet berwarna hitam dari Balenciaga ini menjamin akan membuat dompet anda stand out dari dompet-dompet milik orang-orang di sekitar anda. www.balenciaga.com

Brand legendaris, adidas, baru-baru ini menelurkan kembali sebuah inovasi brilian. Kali ini the three stripes menciptakan produk yang ditujukan bagi kamu, para maniak sepakbola. Berujud sepatu sepakbola dengan konsep baru yang berfungsi rangkap sebagai data storage! Slogan “Football Boot with a Brain” pun digelontorkan bersamaan dengan produk yang diberi nama adizero f50 powered by miCoach tersebut, didukung oleh The miCoach SPEED CELL™. The miCoach SPEED CELL™ adalah akselerometer canggih yang dapat merekam kecepatan dan jarak yang telah kamu tempuh. Dari pengukuran tersebut kamu dapat melihat data-data seperti kecepatan maksimum, kecepatan rata-rata, serta waktu dan jarak dalam speed zones yang telah ditentukan.

Di samping itu, adidas juga ingin menyajikan sepatu yang fungsional. “Sebelumnya, merekam aksi ke dalam data hanya dapat dilakukan oleh pemain profesional dengan biaya tinggi, maka kami berinovasi agar penampilan kamu dapat tetap terekam dengan harga yang lebih affordable”, ujar Andreas Konrads, senior Product Manager, adidas Football. Kunci utama dari produk ini adalah sederhana, tetapi menyenangkan untuk digunakan. SANDI EKO

Fotografi: milik fred perry, babolat, adidas.

& Connect” yang menawarkan sebuah pengalaman baru kepada para pemain. Dengan sensor yang terintegrasi didalam raket yang dapat merekam alur data, pecinta tennis pemula, pemain pro dan amatir, apapun level mereka, sekarang memiliki akses informasi tentang permainan mereka dengan tujuan untuk mengerti lebih baik tentang permainan mereka dan meningkatkan penampilan mereka dilapangan dengan nyaman. Amanda Indira

PLAY SMART


GRILLING FOR BRILL.

Braun Buffel, sebuah brand dari Jerman yang terkenal dengan leathergoodsnya ini baru saja meluncurkan koleksi terbarunya pada season ini yang diberi nama BRILL. Koleksi ini menunjukkanremake dari classic English Doctor’s bag pada abad ke 19. Barang-barang utama

dalam koleksi ini adalah sebuah modifikasi dari medicinal kit yang dibuat dengan European gaucho leather. Hasilnya adalah sebuah tas contemporary berbentuk elegan dengan desain yang retro. Trim dan jahitan yang sangat rapi dari seluruh koleksi BRILL ini melambangkan kesempurnaan dan key of detail oleh brand Jerman ini. Koleksi ini dipenuhi dengan work bags dengan warna burgundy yang menampilkan the richness dari produkproduk typical Braun Buffel. Devina Deascal

Plaza Indonesia L2 # F.85 Braun Buffel.

Take Nature to the Next Level. sengaja dipilih untuk memberikan kesan unik dan beda dari kacamata kebanyakan. Terbuat dari rosewood asli membuat sunglasses dari Volklore ini dijamin tidak mudah rusak, ringan, dan tahan terhadap panas dan air. Dilengkapi juga dengan lensa 100% UV protection untuk melindungi mata dari sinar matahari sesuai dengan kegunaan sunglasses yang sebenarnya. Untuk tambahan, setiap produk Volklore dibuat hand-made dan terbatas untuk menghasikan produk yang berkualitas juga one-of-a-kind. Saat ini ada tiga desain dengan timeless shape yang ditawarkan yaitu, Onrust, Borneo, dan Walder. (@VolkloreCo). Mentari Ofelia.

Fotografi: milik braun buffel, volklore, labelous.

Kolaborasi Wibowo Supandi dan Hanny Kurniawan dalam menciptakan karya dengan kesan edgy, comfy, dan laidback yang membubuhkan efek unik untuk self-appearance individu yang memakainya terlihat jelas pada brand mereka, Labelous. Pengaplikasian logo Labelous melalui board game Scrabble memiliki daya tarik tersendiri. Brand yang memfokuskan diri untuk menghadirkan pair system yang berarti untuk laki-laki dan perempuan dengan material yang sejenis. Spec. yang mereka gunakan sangat detil. Mulai dari bahan yang digunakan contohnya pada sepatunya; upper memakai crazy horse, lining memakai lamb skin, dan outsole memakai Italian leather sole, dan juga laces memakai black coated wax. Konstruksinya juga sangat diperhatikan. Selain sepatu Labelous memproduksi body-wear yang tak kalah menarik. Check out this brand: http://www.labelousclothing.blogspot. com/ or simply find it at SOLED Store. Philea Adhanti

[news]

What’s unique about this sunglasses anyway? It’s not the weird shape but the fact that they’re made of wood! Bahan dasar kayu memang selalu identik dengan perabotan rumah tangga untuk melengkapi interior rumah, tetapi Volklore membuktikan bahwa kayu bisa disulap menjadi sebuah sunglasses yang stylish namun tetap elegan. Volklore – gabungan dari kata ‘Victory’ dan ‘Folklore’ adalah sebuah brand asli Indonesia yang mengkhususkan diri di bidang eyewear. Selain memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang ternyata tidak kalah dengan kualitas impor, bahan kayu memang

Come in Pairs

027


hole InOne

PUT ON YOUR GLOVES AND START GOLFING, WOODS NEEDS A NEW RIVAL

teks : Devina Deascal

fotografi : Javiero Argubi lokasi : TOP GOLF BINTARO


[haute stuff]

029

Tee: Tabata @ TOP GOLF Rp. 16.000 Topi: Dance With Dragon @ TOP GOLF Rp. 743.400 Sticks Yamaha Impres X2012 @ TOP GOLF Rp. 12.210.000 (set of 6) Putter: Profound @ TOP GOLF Rp. 3.200.000 Stand Bag: Onoff @ TOP GOLF Rp. 2.898.000


[news]

in my room

Melalui mahakarya Antichamber, Alexander “Demruth� Bruce berharap itu cukup sebagai bukti untuk mendapatkan pengakuan dari seluruh dunia ilustrasi : Sakke Soini


review:

[Xbox 360, PlayStation 3, and Windows PC]

sesuatu berdasarkan eksperimeneksperimen tersebut (tidak seperti desainer-desainer lain yang umumnya memulai dengan memikirkan produk akhir yang akan dibuat). Versi awalnya (ketika itu berjudul Hazard: The Journey) memakan waktu enam bulan pengerjaan. Sebuah game yang menampilkan ruang-ruang terpisah didominasi warna-warna mencolok, serta menyajikan teka-teki surealis; itu cukup untuk menjadikan Bruce sebagai pusat perhatian (dan menerima beberapa penghargaan) pada berbagai festival indie maupun kompetisi, termasuk Freeplay, IndiePub, bahkan event indie-game Jepang populer, Sense of Wonder Night. “Saya sempat berpikir, mungkin saya sudah menjadi bagian dari hal ini”, ungkap Bruce. Menurut Bruce, walaupun ia beserta game yang ia ciptakan tersebut siap untuk bersaing dengan para desainer game kenamaan pada ajang Independent Games Festival (penghargaan sekelas piala Oscar untuk dunia game independen), dirinya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang melawan intuisi, yakni dengan kembali mempertontonkan karyanya pada kelas festival dan melahap berbagai macam respon yang fans berikan. “Mencoba membuat sesuatu yang saling berhubungan dari beberapa “ruangan” kala itu seperti sesuatu dengan prospek yang tidak terlalu baik”, kenang Bruce. “Saya sempat menunjukkannya kepada orang-orang, dan mereka bermain dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 menit lalu berkata,’Ini sangat keren dan sebagainya, tapi kenapa saya memainkan game ini?” Seraya menyampaikan keunggulan game tersebut, ia menambahkan pesan

pada dinding-dinding ruangan; awalnya ini merupakan solusi secara visual untuk menggambarkan pemain melalui dunianya, tapi ia kemudian menyadari bahwa pada akhirnya mereka hanya sebatas menciptakan teka-teki. Permainannya cukup sederhana (mengarahkan dari ruangan satu ke ruangan lainnya sambil memecahkan instruksi-instruksi misterius), namun dalam menjelajahi dunia Antichamber seringkali terkesan membingungkan. Pada satu ketika bernuansa seperti mimpi, dan di kesempatan lain seperti dibangun oleh logika dengan jalan keluar tak semudah yang diperkirakan. Berhasil memecahkan berbagai teka-teki menjadi pengalaman tersendiri yang bisa didapat dari game ini. “Saat itu saya hanya menggali dengan apa yang saya punya, kemudian membuat hal yang menakjubkan dari situ”, ujar Bruce. “Ada sesuatu dari hal tersebut, sampai akhirnya orang lain bisa tertarik”. Menurutnya, berjuang demi sebuah pengakuan di beberapa festival dan belajar dari berbagai pengalaman tadi membuatnya berhasil mencapai (titik) itu. Sekarang tergantung pada penilaian IGF. Game tersebut sempat mendapat honorable mentions pada kategori Grand Prize, sebagai official nominee dalam kategori Technical Excellence, sebuah pengakuan penting terhadap karya mengagumkan Bruce. “Nominasi tersebut membuktikan bahwa apa yang telah saya kerjakan benar-benar menjadi sesuatu yang istimewa”. Sambil tertawa ia lalu menambahkan, “Momen ini juga telah mengakhiri karir saya di dunia kompetisi bersama Antichamber, karena saat ini saya cukup banyak dinominasikan”.

teks: leigh alexander

Pencipta indie game terbaik memperlihatkan kepada kita bahwa pekerjaan menciptakan games adalah sebuah bentuk ekspresi diri. Keterikatan jangka panjang Alexander “Demruth” Bruce dengan Antichamber, hingga berhasil masuk pada event Independent Games Festival 2012 yang akan diadakan di San Fransisco pada bulan Maret mendatang merupakan contoh menarik dari hal itu. Antichamber kerap digambarkan sebagai sebuah karya “Escherlike” melalui trik-trik visual yang bermain dengan geometri dan perspektif. Para pemain ditantang untuk menyusuri dan memecahkan teka-teki yang terdapat pada beberapa puzzle-room; di dalam dunia minimalis bernuansa alam mimpi nan surealis dan abstrak yang membutuhkan kejelian untuk mengubah logika menjadi petunjuk. Hal-hal unik sering ditemui pada pribadi dan karya-karya Bruce, cowok berkebangsaan Australia yang mengaku dirinya sering tidak puas saat bekerja dengan orang lain. Seperti kebanyakan desainer independen, ia cenderung melewatkan karir di industri pembuatan game dan lebih fokus pada karya sendiri, walaupun itu bukan proses yang selalu mulus. “Saya tengah menyelesaikan tahun-tahun terakhir kuliah dan sudah banyak tawaran pekerjaan”, ujar Bruce. “Tapi saya tidak ingin langsung bekerja di industri Australia karena bagi saya perusahaan-perusahaan itu tidak menginspirasi saya.” Terlepas dari itu, Bruce masih membutuhkan sebuah game yang bisa dianggap sebagai signature untuk membantu kemajuan karirnya. Mengacu pada prototype terdahulu yang mengeksplorasi luar angkasa dan geometri, dia memutuskan untuk menciptakan

Space opera garapan Bioware, Mass Effect, akan hadir pada bulan Maret dengan episode ketiga yang sangat dinantikan. Games tersebut sangat disukai para fans terutama karena tokoh protagonis ikonik yang customizable (termasuk jenis kelamin), Commander Shepard; mampu mengadaptasi perjalanan sang pahlawan melalui beberapa sistem pilihan yang kompleks dan detil menjadi bagian penting yang diwariskan dari games sebelumnya. Dalam Mass Effect 3, Commander Shepard diutus bersama penghuni alam semesta lain untuk menghadapi The Reapers yang telah menyerang bumi (walau kenyataannya pertempuran tersebutlah yang membuat ia bebas dari pengadilan kriminal atas kejadian di episode Mass Effect sebelumnya). Tensi pertempuran yang meningkat, fitur baru dengan pilihan empat multiplayer, serta pengembangan sisi artificial intelligence menjadikan game ini sebagai salah satu rilisan yang paling dinanti sepanjang tahun.

(gaming)

Mass E ffect 3

handiwork

Peta perangkat gamming kembali berubah pada Februari tahun ini dengan dirilisnya handheld terbaru dari Sony, Playstation Vita, generasi penerus sistem PSP. Ketika kedua jagoan Nintendo, Gameboy dan DS selalu mengarah ke perangkat berkarakter streamlined, tetapi produsen portable paling menyenangkan Sony, justru fokus dengan strateginya pada perangkat high-end. Berangkat dari hal itu, PS Vita pun terwujud secara mengagumkan. Lozenge shaped dengan warna hitam lembut yang dilengkapi sepasang thumbstick kembar, touchscreen OLED 5 inchi yang sama baiknya dengan touchpad belakang, serta dua buah kamera depan-belakang dilengkapi fitur face-detector dan headtracking. Mengacu pada Sixaxis controller sensitif milik PS3, PS Vita memiliki gyroscope dan accelerometer; yang juga hadir dalam versi 3G (dilengkapi fitur GPS dan dibanderol seharga $299.99) dan versi Wifi-only ($249.99). Keduanya berbobot sekitar 9 ons. Melalui smartphone, gaming kini menjadi pilihan populer, dan dirilisnya PS Vita diyakini akan menjadi tes menarik terhadap animo perangkat portable dengan kelas sangat menawan.

031



Getting Groom Nylon Guys favorite stuffs, we dare you to try! Teks & Styling: Tiara Puspita. Ilustrasi: Philip Paath. Fotografi: Peter Tjahjadi. Stylist Assistant: Amanda Indira, Yaumi Fauziah.


Face Forward

Facts: 1.Moisturizer yang mengandung SPF 15 atau lebih mampu melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV untuk aktivitas sehari-hari. 2.Untuk mengatasi tanda-tanda kelelahan atau mata sembab, gunakan eye cream setiap pagi dan malam hari.


Getting Groom

2

1

3 4

6

5

1. Facial Fuel SPF 15 Sunscreen, Kiehl’s, Rp. 290.000; 2. High Recharge NonStop Moisturizing, Biotherm Homme, Rp.560.000; 3. Maca Root Eye Serum For Men, The Body Shop, Rp. 159.000; 4. High Recharge Yeux Serum Froid An ti-Fatique Eye Serum, Biotherm Homme, Rp.485.000; 5. Maca Root Energetic Face Protector for Men, The Body Shop, Rp.159.000 6. Cross-Terrain UV Skin Protector, Kiehl’s, Rp. 350.000.


Wash away

Facts:

1. Aktivitas yang banyak di luar ruangan seperti polusi udara atau keringat membuatmu harus rajin mencuci wajah. Gunakan face wash yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhanmu. 2.Tekstur kulit wajah yang cenderung kasar, kering, berminyak, serta pori-pori yang besar, sering menjadi masalah. Cuci wajahmu minimal dua kali sehari untuk menjaga kesehatan dan kesegaran kulit.


Getting Groom

4 2

1

5

3

1. Whitening Face Wash, Vaseline Men @ Guardian, Rp.19.900; 2. Maca Root Face Wash For Men, The Body Shop, Rp.99.000; 3. Skin Supplies for Men, Clinique, Rp.235.000; 4. North for Men Active Facial Wash, Oriflame, Rp.69.000; 5. Oil Control Cleanser, Olay Men Solutions @ Guardian, Rp. 34.500.


Shave a Moment

Facts:

1. Untuk menciptakan busa yang banyak, gunakan brush dengan bulu sikat yang halus pada saat mengaplikasikan shaving cream. 2. Pilih shaving cream yang mengandung Aloe Vera yang akan melembabkan kulit, serta menthol yang akan memberikan efek dingin di wajahmu. 3. After shave cream atau lotion digunakan untuk menutup pori-pori, melembutkan dan melembabkan kulit akibat proses mencukur. After shave products juga berfungsi untuk mendinginkan kulitmu setelah bercukur.


Getting Groom

2

1

3

4 4

1. Shaving Brush, The Body Shop, Rp.99.000; 2.The Prestige Homme After Shave, The Face Shop, Rp.399.000 ; 3. Maca Root Wash Off Shave Oil for Men, The Body Shop, Rp.99.000; 4. “Close-Shavers” Squadron, Kiehl’s, Rp.245.000.


GetDryIt

Facts: 1. Kadar keringat berbeda-beda pada setiap orang, oleh karena itu pilih deodorant dengan tekstur yang paling cocok dengan kulitmu. Spray? Krim? Roll on? Atau stick? You choose. 2. Pastikan bahwa deodorant sudah kering sebelum mengenakan baju agar baju tidak terkena noda deodorant.


Getting Groom

3

1

5

2

4 1. Chocolate Sensation, Axe @ Guardian, Rp 33.500; 2.Inspiring Wild Indigo Body Spray, Molton Brown, Rp 330.000; 3. Rexona Men Sport, zzzRexona @ Guardian, Rp.28.900; 4. White Activ, L’Oreal Men Expert @ Guardian; Rp. 41.500; 5. Maca Root Deodorant Stick, The Body Shop, Rp.99.000.


Spray On

Facts: 1. Pilih wewangian berjenis body spray atau cologne yang ringan untuk aktivitas sehari-hari, atau pilih jenis Eau De Toilette dengan wangi yang lebih pekat untuk acara resmi atau malam hari. 2. Ingin wangi yang lebih maskulin? Pilih parfum dengan campuran aroma woody, cedar, atau musk.


Getting Groom

2

3

1

5

4 1. The Trophy, Make Up Store, Rp.600.000; 2. Optimistic, Paul Smith, Rp. 979.000; 3. Avant Garde, Lanvin, Rp.995.000; 4. F by Ferragamo, Salvatore Ferragamo, Rp. 960.000; 5. Volume, Oriflame, Rp 329.000.


Bubbles

Up

Facts:

1. Tekstur rambut laki-laki berbeda dengan tesktur rambut perempuan, untuk itu pilih shampoo dengan kandungan yang didesain khusus untuk laki-laki. 2. Terkadang rambut perlu nutrisi lebih karena mengalami kerusakan atau masalah, pilih treatment khusus yang sesuai dengan kebutuhanmu. 3. Conditioner berfungsi untuk melembabkan dan menghaluskan rambut, gunakan setelah pemakaian shampoo, dari batang rambut hingga ke ujung. Jangan digunakan pada kulit kepala.


Getting Groom

3

1

2

4

1. White Musk Sport Hair & Body Wash, The Body Shop, Rp.129.000; 2. Anti Dandruff Shampoo, Clear Men @ Guardian, Rp.21.900; 3.Hair X Daily Care Leave-In Conditioner, Oriflame, Rp.59.000; 4. Phytokeratine Reparative Shampoo, Phyto, Rp.223.000.

088


Shower

Me

Facts: 1. Sabun batang lebih mudah dan praktis untuk digunakan, namun shower gel umumnya memiliki kandungan moisturizer yang lebih banyak sehingga kulitmu terasa lebih lembap setelah pemakaian. 2. Ingin yang lebih praktis atau sedang berpergian? Gunakan hair and body wash yang dapat digunakan di rambut dan seluruh tubuh. Lebih mudah dibawa dan hemat tempat penyimpanan.


Getting Groom 1. Pure Game Shower Gel, Adidas @ Guardian, Rp.86.500; 2.Of a Man Hair & Body Wash, The Body Shop, Rp.129.000; 3. Moringa Soap Bar, The Body Shop, Rp29.000; 4. Mood Rescue Shower Gel, Marks & Spencer, Rp89.000.

1

2

4

3

047


SHOPPING

LIST

Axe, available at Guardian Plaza Indonesia Lt. LB Adidas, available at Guardian Plaza Indonesia Lt. LB Biotherm Homme, Debenhams Senayan City , Lt.1 Clinique, SOGO, Plaza Senayan Lt.1 Clear Men, Guardian, Plaza Indonesia Lt. LB Guardian, Plaza Indonesia Lt. LB Kiehl’s, SOGO Plaza Senayan lt. 1 L’Oreal Men Expert, Guardian Plaza Indonesia Lt. LB Make Up Store, Plaza Indonesia Lt.1 Marks & Spencer, Senayan City lt.2 Molton Brown available at Glow Living Beauty, Plaza Indonesia lt.1 Oriflame, Menara Standard Charterd 1st Floor, Jl. Prof. Dr. Satrio No. 64 Jakarta 12930, telf 2553-2244 Olay Men Solutions, available at, Guardian Plaza Indonesia Lt. LB Phyto, available at Debenhams Senayan City Lt. 1 Rexona, available at Guardian Plaza Indonesia Lt. LB The Body Shop , Plaza Indonesia, Lt.3 (021)31926938 The Face Shop, EX Plaza Indonesia, Lt. 1 Vaseline Men, available at Guardian, Plaza Indonesia Lt. LB


TAKE US HOME, COUNTRY CARS!

Paduan tepat antara seri MINI dengan SUV dan Station Wagon dengan sedan; menghasilkan wujud MINI Cooper Countryman yang telah beranjak meninggalkan tradisi MINI terdahulu. Teks : Sandi Eko. fotografi: milik mini cooper

At first sight, akan butuh waktu bagi sebagian dari kita untuk bisa memahami konsep terbaru dari versi MINI Cooper ini. Yeah, someone has messed up with the classic one! Bavarian Motor Works (BMW) meluncurkan tipe CUV (Crossover Utility Vehicle) dengan membawa kesan baik yang pernah dimiliki oleh leluhur seri MINI, yakni sebuah model terbaru bernama MINI Cooper Countryman. Kedua varian tipe MINI Cooper Countryman dan MINI Cooper S Countryman resmi diluncurkan di Jakarta pada 27 Januari 2012 yang lalu. “Cuts a Dash in Town and Country” dijadikan slogan oleh produsen MINI Cooper untuk duet terkini small vehicles legendaris itu bukan tanpa alasan. Banyak aspek yang tentunya dapat dijadikan pertimbangan oleh para pengemudi untuk tetap melirik penerus dari generasi MINI sebelumnya ini. Salah satu perubahan signifikan adalah ketika MINI Cooper Countryman menawarkan fitur empat pintu (ini merupakan yang pertama dari seluruh seri MINI Cooper)

dan pintu bagasi yang dapat terbuka lebar dipadu dengan ground clearance. Seperti yang diungkapkan oleh President Director BMW Group Indonesia Ramesh Divyanathan, ”Model itu hadir dengan ruang interior lebih lega dan lebih fungsional yang sudah pasti menarik fansfans baru di Indonesia”, katanya menjelaskan. Untuk menopang kenyamanan yang ditawarkan, MINI Cooper Countryman memiliki standar keselamatan yang cukup tinggi, terbukti dengan mendapat predikat bintang lima dalam sesi crashtest oleh Euro NCAP (Pengawas Keselamatan Otomotif Eropa) pada November 2010 lalu. Pada bagian eksterior, BMW tetap menawarkan desain-desain khas dengan pilihan warnawarna menarik yang ditujukan kepada pencinta sejatinya. Model Countryman tersedia dalam lima pilihan warna nonmetalik yaitu Pure Red, Bright Yellow, Light Coffee, Surf Blue, dan Light White. Memiliki tampilan berupa tiga potongan kisi-kisi grill horizontal warna silver. Bagian atap serta kap kaca spion model ini memiliki warna yang sama dengan warna

bodi dan dilengkapi pula dengan roof rail serta glass roof elektrik. Sedangkan untuk varian MINI Cooper S Countryman memiliki enam warna metalik antara lain Oxford Green, Crystal Silver, True Blue, Absolute Black, Royal Grey, dan Cosmic Black (warna non-metalik juga tersedia untuk model ini). Tipe ini memiliki desain hexagonal warna hitam serta air intake ekstra yang menyatu dengan grill, dan juga ventilasi untuk rem. And don’t worry ‘bout the hectic traffic! Segala kepenatan dipastikan sirna dengan sistem audio MINI Cooper Countryman yang selalu siap menghibur melalui perangkat brand Entertainment System ideal, Harman Kardon Hi-Fi Soundsystem.

049

MINI Cooper Countryman Mesin: 4 silinder segaris, bensin Kapasitas: 1.598 cc Tenaga: 120 hp pada 6.000 RPM Torsi: 160 Nm pada 4.250 RPM Akselerasi: 0-100 km/jam dalam 11,6 detik Konsumsi BBM: 13,2 km/liter Emisi CO2 177 gram/km Harga off the road Jakarta: Rp 579 juta MINI Cooper S Countryman Mesin : 4 silinder segaris, bensin Twin scroll turbocharger, direct fuel injection. Kapasitas: 1.598 cc Tenaga: 184 hp pada 5.500 RPM Torsi: 240 Nm pada 1.600-5.000 RPM (Overboost: 260 Nm pada 1.700-4.500 RPM) Akselerasi: 0-100 km/jam 7,9 detik Konsumsi BBM: 13,3 km/liter Emisi CO2 175 gram/km Harga off the road Jakarta: Rp 659 juta.


taste (1/11)

PACKED FOR MORE POCKETS PLEASE name: omar yoesof tadjoedin age: 20. o c c u p a t i o n : bu s i n e s s management student. what are you wearing? b e l t b a n a n a r e p ubl i c , pants satcas, shirt nautica, s h o e s a mbl e f o o t w e a r , watch casio.

050


ARMANI EXCHANGE, IDR 1.950.000

ZARA YOUNG, IDR 799.000

SATCAS, IDR 300.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

satcas, idr 300.000


taste (2/11)

A THIN LINE STRIKES OF SKINNY n a m e : ANDADIKA . age: 22. o c c u p a t i o n : M ARCO M M OF A M B L E FOOTWEAR . what are you wearing? s h i r t STE L L INI , PAN t S TOP M AN , TIE TOP M AN , CARDIGAN NORDHEN B ASIC , SHOES ZARA .

052


MUJI, IDR 387.000

MUJI, IDR 387.000

ZARA, IDR 429.000

MARKS & SPENCER, IDR 299.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.


taste (3/11)

SNEAKS UP HITTING ON canvas n a m e : REKTI . age: 30. o c c u p a t i o n : M U SICIAN . what are you wearing? J ACKET PVO M O , J EANS VINTAGE , B E L T VINTAGE , G L ASSES POCHA , SHOES CONVERSE .

054


converse, idr 499.000

GAP, IDR 639.000

converse, IDR 459.000

GAP, IDR 639.000

VANS @ NOIR, IDR 850.000

vans @ skematic, idr 820.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

vans @ noir, idr 850.000


taste (4/11)

DARK LIGHT BACK TO BLACK n a m e : EKKY . age: 29. o c c u p a t i o n : M U SICIAN . what are you wearing? s h i r t R . N . R . M VS U NK L J EANS 1 6 DS , SHOES DR . M ARTENS , WATCH CASIO .

056

347,


TOSAVICA, IDR 419.000

nudie @ industri, idr 2.000.000

MONDAY TO SUNDAY, IDR 559.000

BANANA REPUBLIC, IDR 539.000

MARKS & SPENCER, IDR 599.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

uniqlo @ noir, idr 850.000


taste (5/11)

LESS IS MORE pumped up plains n a m e : INDRA . age: 23. o c c u p a t i o n : s U PERVISOR . what are you wearing? s h i r t F L ANE L A B , J EANS M ISCHIEF , SHOES E M M ETER B ROWN WATCH CASIO F L ANE L U NIQ L O KEYCHAIN M ISCHIEF X L THRKRFT B E L T L THRKRFT

058

058


GUESS,IDR 799.000

S2VS @ INDUSTRI,IDR 700.000

uniqlo @ noir,IDR 550.000

16DS,IDR 269.000

16ds,IDR 239.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

SUPERDRY,IDR 529.000


taste (6/11)

WARM SENSATION SOCKS SNUGGLES n a m e : DANG DWAYA REKSAWI B ISANA . age: 22. occupation: student. what are you wearing? J ACKET A L L THE THINGS , SWEATER TOP M AN , PANTS TAI L OR - M ADE , SOCKS M U J I , SHOES SE B AGO DOCKSIDES .

060


TOPMAN, IDR 45.000 TOPMAN, IDR 45.000 TOPMAN, IDR 45.000 HAPPY SOCKS, IDR 180.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.


taste (7/11)

AIM HIGHER SOLE up n a m e : E M IR . age: 22. o c c u p a t i o n : FREE L ANCE INTERIOR DESIGNER . what are you wearing? HOODIE SATCAS , T - SHIRT GIORDANO , PANTS TOP M AN , SHOES RAD , WATCH J ERE M Y SCOTT FOR SWATCH , B AG : TOP M AN .

062


AMBLE FOOTWEAR, IDR 725.000 RED WINGS @ DENIM VAULT, IDR 2.600.000

lthrkrft @ society, price by request

ROBINET @ FOOT REPUBLIC, IDR 850.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

lthrkrft @ society, price by request


taste (8/11)

STORE FOR MORE

STACK UP SATCHELS n a m e : L U K M AN HAKI M . age: 22. occupation: student. what are you wearing? s h i r t AFFAIRS , PANTS GIORDANO , SHOES A M B L E FOOTWEAR , G L ASSES VINTAGE , bag hebe.

064


ASOS, IDR 360.000

MASSIMO DUTTI, IDR 1.490.000

ZARA, IDR 1.499.000

TED BAKER, PRICE BY REQUEST

MASSIMO DUTTI, IDR 1.490.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

river island, idr 400.000


taste (9/11)

bringing the horizon stripe up the tees.

n a m e : ZAN U N . age: 27. o c c u p a t i o n : F U RNIT U RE DESIGNER . what are you wearing? J ACKET A L L THE THINGS , t - s h i r t NORDHEN B ASIC , j e a n s TOP M AN , s h o e s HA M ER PRO J ECT , G L ASSES RAY B AN .

066 066


GAP, IDR 279.000

ANONYMOUS, IDR 474.000

BANANA REPUBLIC, IDR 339.000

TOSAVICA, IDR 119.000

MUJI, IDR 143.000

BERSHKA, IDR 119.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

TOSAVICA, IDR 119.000


taste (10/11)

DUO ALIGNMENT TWO TONE SHIRT. n a m e : SENA HADEAIH . age: 23. occupation: student. what are you wearing? s h i r t PVO M O , PANTS PVO M O , SHOES SE B A , RING C U STO M - M ADE , WATCH NI X ON .

068


16DS, IDR 269.000

ANONYMOUS, IDR 474.000

NO’OM, IDR 589.999

MONDAY TO SUNDAY,IDR 340.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

DANJYO, IDR 425.000


taste (11/11)

SHUTTER CLICKS LIGHTS, LOMO, ACTION n a mE : SHADIAN M ERWYN AGE : 2 2 . OCC U PATION : DR U M M ER / what are you wearing? B L AZER TAI L OR - M ADE , HOODIE VINTAGE , T - SHIRT VINTAGE , J EANS C U STO M - M ADE , WATCH CASIO , SHOES C L ARK .

070

ST U DENT .


LOMOGRAPHY, IDR 1.200.000

LOMOGRAPHY, idr 1.200.000

LOMOGRAPHY, IDR 1.375.000

LOMOGRAPHY, IDR 760.000

portrait: luca knegtering. product: devina deascal, javiero argubi & rizhki rezahdy.

LOMOGRAPHY, IDR 1.100.000


072 grooming: amandine fournier.


Fly Me to the

Sebagai perjalanan kosmikal terakhir mereka, duo Air menapaki kembali sejarah film Perancis. Teks: William Goodman Fotografi: Taki Bibelas


NICOLAS GODIN, salah satu anggota dari duo electro-pop asal Perancis, Air, merasa gemetar di balik tuxedo yang dikenakannya pada malam 11 Mei 2011. Ia dan rekan bermusiknya, Jean-Benoit Dunckel tengah menghadiri Cannes International Film Festival dalam rangka premiere versi berwarna dari Le Voyage Dans La Lune (A Trip To The Moon), sebuah masterpiece dari tahun 1902 karya Georges Méliès. Dengan cemas keduanya menantikan reaksi penonton atas soundtrack garapan mereka di film itu. Bagi kedua musisi yang telah dikenal lewat kontribusi musik pada film-film arahan Sofia Coppola seperti The Virgin Suicides, Lost in Translation, dan Marie Antoinette tersebut, proyek ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Le Voyage merupakan tonggak sejarah penting perkembangan budaya kontemporer Perancis serta bagi perkembangan film modern. Terlebih lagi, versi hand-tinted berwarna dari film tersebut akan diungkap untuk pertama kalinya setelah menghilang selama 109 tahun.

074

“Saya takut,” ungkap Godin yang menelepon dari belakang sebuah taksi di Paris, pada suatu malam di bulan Desember. “Yang ada di benak saya adalah semoga kami tidak mengacaukan filmnya! Semua orang datang ke sana untuk menonton film itu. Le Voyage seolah menjadi national treasure bagi bangsa Perancis. Cukup besar pressure yang diarahkan kepada kami saat itu”. Méliès sebagai salah satu perintis film modern (film terbaru Martin Scorsese yang berjudul Hugo adalah surat cinta yang ditujukannya kepada sang sutradara legendaris) membuat Le Voyage dengan mengacu kepada dua buku, yakni From the Earth to the Moon karya Jules Verne dan The First Men on the Moon oleh H.G. Wells. Film tersebut dianggap sebagai film sci-fi yang pertama kali dibuat, Bercerita tentang sekumpulan orang Paris yang membangun sebuah roket, terbang menuju bulan, menjelajahi permukaannya, lalu secara tak terduga kembali dengan membawa penumpang gelap. Menampilkan special effect yang untuk saat itu tingkat futuristiknya sanggup menyamai plot filmnya. “Kakek biasa memainkan film (versi hitam-putih) tersebut saat saya masih kecil,” kenang Godin. “Tetapi film itu bukan ditujukan untuk generasi muda”. Kini telah tiba saatnya. Sang produser versi berwarna film Le Voyage (yang menghabiskan sembilan tahun dan lebih dari $500,000 untuk mengembalikan kondisi film asli yang rusak parah dan diserahkan secara anonim ke tangan Cinémathèque de Barcelone pada tahun 1993) memberikan wewenang kepada Air untuk memperkenalkan film tersebut pada generasi masa kini. “Saat pertama kali melihat versi berwarna film tersebut, saya terkejut. Ini tidak seperti film yang pernah saya tahu sebelumnya. Sangat indah dan menghibur. Tidak membosankan seperti benda – benda yang berasal dari museum.” Duo yang terakhir kali merilis album berjudul Love 2 di tahun 2009 tersebut sebenarnya telah familiar dengan subjek film yang akan digarap, bukan hanya karena mereka telah terbiasa menggarap musik electronic, debut yang mereka rilis pada tahun 1998 pun secara kebetulan berjudul Moon Safari. “Kami terobsesi dengan bulan,” ujar Godin, senyumnya terbayang jelas, walaupun kami berbicara melalui telepon. Air diberi waktu hanya 20 hari untuk menulis dan merekam materi soundtrack tersebut, jadi mereka langsung mengerjakannya di studio

dari kiri: jeanbenoit dunckel dan nicolas godin

Terinspirasi dari filmnya, mereka kemudian kembali masuk studio dan mengembangkan soundtrack itu menjadi sebuah full album, yang rencananya akan dirilis pada bulan Februari. “Otak kami diformat untuk bentuk vinyl, dua sisi dalam 60 menit,” ungkap Godin. “Kami harus melakukannya. Kami ingin mengerjakan sebuah full album sehingga kalian tetap dapat mendengarkan tanpa perlu menonton filmnya. milik mereka di Paris. “Kami ingin menghormati Seperti yang pernah kami lakukan pula pada Georges Méliès dengan,melakukan sesuatu film The Virgin Suicides.” Langkah awalnya, yang organic,” jelas Godin. Karena itu musiknya Air merekrut Victoria Legrand, personel grup lebih sedikit mengalami sentuhan electronic dream-pop asal Baltimore, Beach House dan dan condong pada drum marching band, grup trio vokal wanita bersuara menawan alat tiup, strings, perkusi, dan kombinasi apik asal Brooklyn, Au Revoir Simone. “Bulan permainan gitar dan keyboard yang disusun merupakan tempat yang sangat berbatu agar tetap dapat menghasilkan sound yang dengan gua dan gunung merapi dimana-mana, futuristik dan menambah tensi drama pada jadi saya ingin sounds yang benar-benar bisa film tersebut. Menghadirkan suara-suara match dengan keadaan tersebut. Vokal Victoria mengagumkan pada scene yang menceritakan cocok dengan nuansa itu. Kami juga ingin ketika para “astronot” itu meluncur ke bulan, memberi penghormatan kepada soundtrack serta bagaimana komposisi instrumental yang kelam mengiringi adegan kepanikan mereka saat yang kami suka, Rosemary’s Baby. Kami tertangkap oleh gerombolan alien. “Itu sama saja menginginkan suara anak-anak polos yang terkesan ganjil. Menurut kami, Au Revoir mengkhianati roh Méliès jika kami lebih banyak Simone adalah pilihan yang tepat.” menggunakan instrumen tradisional dari era-era Menurut Godin, Air berharap dapat awal tahun 1900-an.” ujar Godin. “Dia pasti memainkan soundtrack tersebut secara live menginginkan musik kontemporer. Film aslinya pada rilis film tersebut di awal tahun. Tapi untuk tak memiliki original composer maupun original sementara ini ia cukup berbahagia telah terlibat soundtrack. Dalam 20 tahun nanti orang lain di dalamnya. “Saya tumbuh membayangkan bisa saja merekam soundtrack yang baru. Ini betapa senangnya bisa berada di bulan merupakan salah satu proses tanpa akhir dari dengan senjata laser dan pesawat luar cerita tersebut”. angkasa. Membuat rekaman ini adalah cara Tetapi, durasi 16 menit tidak cukup bagi Air. saya untuk menjaga agar mimpi itu tetap hidup.”

“Our brain is formatted TO VINYL— TWO SIDES AT SIXTY MINUTES.” -NICOLAS GODIN


ever changing sounds sempat dikritik karena musik yang kurang berkarakter, kini Bombay Bicycle Club membalas anggapan ini dan membuktikan bahwa mereka semakin solid. Teks: Timmy L, Fotografi: Rio Al Hasymi

“Sebenarnya nama itu ditemukan sewaktu Jack (Steadman – vokalis) sedang jalan-jalan dan melewati sebuah restoran India di London. Waktu itu kami butuh nama band dan langsung memutuskan untuk memakai nama tersebut. Kami pun tidak begitu memikirkan artinya karena waktu itu kami semua masih 15 tahun,” ungkap Ed Nash (basis) saat ditanya mengenai asal muasal nama Bombay Bicycle Club. Evolusi musik dari band Twee-Pop yang mulai aktif sejak tahun 2005 ini sangat terlihat di album terbaru mereka A Different Kind Of Fix, dengan lagu-lagu yang semakin bervariasi; dari ‘Shuffle’ dan

‘How Can You Swallow So Much Sleep’ yang uplifting, atau ‘Lights Out, Words Gone’ yang soulful, menjadikan band asal Crouch End, London ini semakin diperhitungkan di scene musik indie pop. “Secara musik sebenarnya tidak banyak yang berubah, hanya sekarang kami lebih mature dan banyak bermain dengan tekstur dan layers. Saya pikir lingkungan sekitar kami lah yang berubah, ‘cause we’re all personally still the same. Well, at least sekarang BBC tidak senaif dulu dan lebih bijak”, papar Jack Steadman, vokalis sekaligus gitaris band ini. Membalas kritikan media pada awal kemunculan mereka, Jack menambahkan: “Memang sound yang kami hasilkan dari album ke album terus berubah karena kami orangnya cepat bosan. Sebagai pemusik yang pergi ke berbagai kota dan mendengar banyak musik berbeda, kami ingin membuat sesuatu yang berbeda dan itu tergambar dalam musik kami dari waktu ke waktu. Secara live, kalian juga akan mendengar sound yang berbeda dari satu gig ke gig lainnya. Mungkin hal itu yang nggak bisa diterima semua kalangan.” Setelah 5 tahun eksis, kualitas musik BBC akhirnya mencapai puncaknya saat mereka dinobatkan oleh NME, majalah musik berpengaruh di Inggris, sebagai ‘Best New Band’ untuk tahun 2010. Menanggapi hal ini: “Saya rasa saat itu kami berada pada titik dimana banyak orang mulai mengetahui kami sebagai Bombay Bicycle Club. Malam NME Awards itu seru banget karena tak satupun yang menyangka kami akan menang, apalagi banyak band bagus yang dinominasikan, salah satunya Mumford & Sons,” ujar Ed, gitaris penggemar band indie Amerika seperti Modest Mouse dan Broken Social Scene ini. Setelah meraih awards tersebut, nama mereka pun semakin bersinar, bukan hanya di scene indie tetapi juga di scene dance music Eropa. Sederet nama DJ-DJ telah me-remix hits demi hits mereka, diantaranya Todd Terje untuk ‘Lights Out, Words Gone’, Loving Hand, dan Bibio yang merombak lagu ‘Shuffle’. “Itulah serunya menjadi anak band, bisa meminta DJ-DJ handal untuk me-remix lagulagu kita,” seru Jack. Usai mengguncang Jakarta di acara The People’s Party awal tahun ini, BBC lanjut untuk meneruskan tur dunianya dengan jadwal yang bisa dibilang intens. “Karena kami tidak melakukan tur seperti biasanya bandband lain setelah merilis album. Setelah merilis album kami biasanya lanjut rekaman lagi, jadi tahun ini kami akan lebih banyak manggung and get as many people to hear us”, tuntas Ed sambil mengakhiri perbincangan kami sore itu.

075


tricky two Bagaimana mengatasi kejenuhan tampil di panggung? Röyksopp tahu salah satu triknya. teks: Alexander Kusuma Praja Fotografi: Rizhky Rezahdy

076

Berbincang dengan Svein Berge dan Torbjørn Brundtland dari Röyksopp adalah hal yang ­men­ yenangkan. Sebelumnya saya selalu membayangkan duo asal Tromsø Norwegia ini sebagai tipikal orang Skandinavia yang dingin dan irit bicara, tapi anggapan itu langsung lenyap saat mereka memasuki ruangan interview dengan tersenyum lebar dan menyalami semua orang dengan antusias. Walaupun secara fisik mereka terlihat bertolak belakang, Svein memakai tee bergambar Ralph Wiggum dari The Simpsons, leather jacket dan kulit berwarna tan hasil liburan tiga minggu di Aussie, sementara Torbjørn yang berkulit lebih pucat terlihat preppy, namun mereka berdua sangat santai dan kompak saat menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan, sama kompaknya ketika sedang membuat album-album keren seperti Melody A.M., Junior

dan Senior atau saat tampil di festival-festival musik berkelas di seluruh dunia. Pertanyaan pertama yang tercetus adalah soal album baru mereka yang menurut kabar akan dirilis September tahun ini. “Fingers crossed, yes, tapi belum pasti di bulan September. Yang jelas tahun ini kami akan merilis album baru, entah dalam bentuk fisik atau digital.” jawab Svein sambil mematikan iPhone-nya yang berdering. Disinggung tentang kolaborasi yang kira-kira akan muncul di album baru, Torbjørn menja­wab, “Kami selalu ingin bekerjasama dengan bakat-bakat baru di luar sana, Tapi kurasa yang paling penting saat ini adalah originality, karena itu kami selalu bekerja­sama dengan sosok-sosok menarik seperti Robyn, Lykke Li atau Fever Ray.” Uhm bagaimana dengan Britney Spears? tanya saya,


DedoSixteen Jakarta

Sepulangnya dari menimba ilmu di Birmingham University, DedoSixteen atau yang biasa dikenal sebagai DJ Sixteen semakin tak mengenal batas dalam menggali musik maupun tempo. Pria yang dilahirkan dengan nama lengkap Rahadian Abdul Salam tersebut kini bergabung dengan Artist Management DAFKAF Inc. sekaligus menjabat sebagai Manager di sana. Dipastikan perkembangan dubstep di scene Dance Music Indonesia pun akan semakin marak melalui sentuhan tangannya. Beberapa waktu lalu Sixteen juga sempat ambil bagian dalam salah satu event yang diadakan oleh Nylon. Di bawah ini, DJ Sixteen menyajikan mixtape garapannya untuk Nylon Guys, sebuah list seleksi musikal jeli dari cowok yang mengaku visi bermusiknya semakin terpacu semenjak menyaksikan DJ Cream beraksi. SANDI EKO Tracklist:

karena sebelumnya ada rumor yang mengatakan pihak Britney meminta mereka me-remix lagunya namun mereka menolak. “Saat itu kami menolak karena kami tidak punya waktu dan sibuk dengan pekerjaan lain, dan kami rasa saat itu juga bukan waktu yang tepat.” ungkap Svein, sebelum diteruskan oleh Torbjørn, “Sebetulnya lebih karena tidak ada waktu, namun orang menganggapnya sebagai sebuah statement dari kami. Untuk meremix sebuah lagu kami tidak pernah menargetkan apapun, hal itu sangat random. Jika kamu mendengar lagu yang tepat di saat yang tepat pula, then you got this fire.” Sebagai ujung tombak dari Bergen Wave, scene musik Norwegia yang meraih popularitas dunia, Röyksopp memulainya dari techno scene di kota

asal mereka. “Hal itu bermula saat transisi antara tahun 80 dan 90-an, banyak orang yang berpergian ke luar negeri pulang kembali dengan membawa koleksi vinyl lalu mulai memasangnya di program radio lokal dan membuat pesta-pesta seru, dimana kami harus menyelinap masuk karena masih di bawah umur, haha.” kenang Torbjørn. Dari situ juga muncul ketertarikan mereka akan visual aesthetic sebagai bagian dari musik, yang terlihat dari kostum, video dan press photo mereka yang selalu berkonsep. “Kami banyak menghabiskan waktu untuk mencari orang-orang kreatif yang sama gilanya dengan kami. Untuk kostum, kami sering bekerjasama dengan desainer Norwegia seperti Camilla Bruerberg. Bersama-sama kami berdiskusi tentang konsep yang ingin ditampilkan di atas stage. Sisi artistik itu yang membuat kami bersemangat tampil sampai saat ini,” tutup Svein.

1. Time ends (Intro) - Jakes 2. Show Me - Von D ft Phe Phe (Skream Remix) 3. Hidden - Matt U 4. Kimura - J:Kenzo 5. Sun - Author 6. Meanstreak - Distance 7. Woken - D-Cult 8. Dark Jazz - DFRNT (DJ Madd Darker Remix) 9. Protected - J:Kenzo 10. Take Me Away : Benton 11. Back To Chill - Goth Trad 12. Dark Frequency - Ntype ft Cyrus 13. We Go Deep - Trolley Snatcha 14. Someone - Dj Madd (Breakage Remix) 15. Battle - Dj Madd 16. One Of Us - Kryptic Minds 17. Got Me Burnin’ - RD (Phaeleh Remix) 18. Hooby - Silkie 19. The Roteks - J:Kenzo 20. Fat Larry’s Skank - Benny Ill & The Culprit (Kode9 remix) 21. Babylon Fall - Goth Trad 22. Jah War - The Bug ft Flowdan (Loefah Remix) 23. I Warned Ya - Youngman ft Benga 24. All Of A Sudden - Coki 25. I Luv U - Dizzie Rascal 26. Siren - Seven 27. One Million - Benga 28. Soundman - v.i.v.e.k 29. Two Face - Skream & Cluekid 30. Tempted - Lurka 31. Ruff Lovin’ - Coki


+ mon ste r s G oDS kellan lutz melihat titik terang di akhir perjalanan ‘twilight’-nya dan ini jauh lebih cemerlang dari yang ia harapkan. teks: mikael wood

fotografi: kenneth cappello


stylist: jenny ricker. grooming: riawna capri solo artists. asisten fotografi: curtis buchanan. digitech: andi elloway. Lokasi: siren studios, l.a. thanks to: jamie mcphee.


shoes by converse.

NYG1011_kellan lutz_02_low.jpg

NYG1011_kellan lutz_03_low.jpg

NYG1011_kellan lutz_04_low.jpg

NYG1011_kellan lutz_05_low.jpg

NYG1011_kellan lutz_06_low.jpg

NYG1011_kellan lutz_07_low.jpg

NYG1011_kellan lutz_08_low.jpg

NYG1011_kellan lutz_09_low.jpg

shirt by rag & bone, jeans by j brand,

NYG1011_kellan lutz_01_low.jpg


kakek dan nenek mereka di peternakan yang terletak di Iowa. “Disanalah saya belajar bermain api,” ujarnya sambil tertawa. “Sebenarnya disana tidak ada jasa pembuangan sampah, jadi Anda harus membakarnya. Karena itu, saya jadi suka api.” Tak lama kemudian, keluarganya pindah ke Kansas City, Kansas, lalu Denver, Colorado, dan berakhir di Scottsdale, Arizona dimana ibunya menikah lagi dan mereka mulai hidup normal. Walaupun dalam perbincangan kami, tidak sedikit orang yang menolehkan kepalanya untuk melihat Lutz, Lutz mengaku kalau ia selalu merasa menjadi anak tengah yang tidak pernah dikenal orang. “Ibu selalu lebih mencurahkan perhatiannya pada kakak saya yang bandel dan adik saya yang kembar, jadi ia

ke llan o w e s it Lutzall to C had m i c hae l M u r ray.

Begitu banyak (new?) moons yang dilewati oleh aktor berumur 26 tahun ini sebelum mulai meniti karirnya di Hollywood, Lutz juga sempat menjadi mahasiswa jurusan teknik kimia di Chapman University, California Selatan. Pada saat ia sedang mengalami kesulitan ekonomi inilah ia bertemu seorang pegawai toko bahan pangan dan menghabiskan waktunya untuk berbicara panjang lebar dengan pegawai tersebut. “Ia bekerja di Ralph’s, dan namanya adalah Maria,” ujar Lutz seakan-akan ia sedang membaca lirik dari lagu lama Barry Manilow. Kami duduk di ujung dermaga Venice Fishing Pier di Los Angeles selagi matahari tenggelam di garis cakrawala pada akhir Agustus sore; para nelayan masih melempar jaring ke laut dan banyak anak tanpa pengawasan orang tua yang sedang berlari-lari mengejar burung camar. Pada suatu malam di tahun 2003, Maria mengira Lutz sebagai pemain dalam serial televisi One Tree Hil, Chad Michael Murray, dan berbincang-bincang tentang dunia akting. Lutz berkata, saat itu ia bahkan tidak mengetahui siapa Murray, bahkan ia tidak mengenal siapapun selain Brad Pitt dan Angelina Jolie. Menjadi seorang aktor menurutnya adalah sesuatu yang tidak semua orang bisa lakukan. “Jadi saya langsung bertanya padanya, ‘Tunggu, jadi kamu adalah seorang aktris?’ lalu Maria menjawab, ‘Ya, pada saat ada audisi atau panggilan casting untuk ekstra pemain, aku selalu mengajukan diri.’ Lalu saya berkata, ‘Wah, keren sekali.’ Dan ia menjawab, ‘I love it.’” Sambil memandang ke arah laut, Lutz seperti tenggelam dalam kenangannya selama beberapa saat. “Saat saya melihat semangat Maria, pandangan saya langsung terbuka.” Beberapa tahun (dan penundaannya dalam gelar teknik kimia) kemudian, dunia Lutz semakin meluas–dimana ini adalah kemajuan, mengingat ia telah bermain dalam film terkenal, Twilight. Tak diragukan lagi, Lutz lebih dikenal dengan perannya sebagai Emmett Cullen, saudara Edward Cullen di Twilight Saga yang sukses. Lutz memasang kembali taringnya di musim gugur ini dalam Breaking Dawn Part 1, dan tampilan Sexy Vampirenya di film ini berbanding jauh dengan penampilan selanjutnya. Pada bulan November kemarin, Lutz juga berperan sebagai Dewa Yunani, Poseidon, di film Immortals, sebuah mitologi epik dari sutradara Tarsem Singh, yang juga menyutradarai The Cell (2000) dan The Fall (2006) juga musik video dari R.E.M, ‘Losing My Religion’. Dan di tahun 2012 ini Lutz akan berakting dalam Syrup, sebuah film indie yang diadaptasi dari novel karangan Max Barry yang juga dibintangi oleh Amber Heard dan Shiloh Fernandez. “Kellan bukan hanya pria seksi,” ujar produser dari Immortals, Mark Canton, “Ia pria seksi dan seorang aktor.” Ashley Greene, lawan main Lutz di film Twilight juga berkata, “Kellan itu seperti onion, kita harus mengupas lapisannya untuk benar-benar mengenalnya.” ‘Mengupas lapisannya’ sampai ke dalam dan kita berakhir di Dakota Utara, dimana Lutz adalah anak ke empat dari delapan bersaudara dengan orang tua yang bercerai. Setelah perceraian, ibu Lutz membawanya dan sebagian saudaranya untuk tinggal bersama

punya banyak anak yang harus mendapat ekstra perhatian,” ujar Lutz sambil terus mengenang. “Saya termasuk anak yang penurut, jadi terkadang saya suka bingung dengan kepribadian atau jati diri saya yang sebenarnya.” Di umur 14 tahun ia mulai menekuni bidang modelling yang ia sukai. Ia mengaku, “Saya tidak punya banyak baju bagus sejak kecil. Saya selalu membeli pakaian di toko baju bekas.” Namun di pertemuan kami sore ini, Lutz tampil seperti seorang bintang film dengan jeans hitam, slim-fit hoodie, newsboy cap , dan kacamata aviator RayBan–penampilan yang menggambarkan estetik dari Abbot + Main, sebuah ready-to-wear line yang baru saja ia luncurkan dengan pembuat denim high-end, Danny Guez. (Pada perusahaan jeans pribadinya, Dylan George, Guez berkolaborasi dengan Justin Timberlake untuk William Rast line.) “Yang saya utamakan adalah kenyamanan.” Jelasnya tentang Abbot + Main. “Sesuatu yang bisa Anda kenakan dengan jaket olahraga dan pergi makan malam.” Lutz tertarik dengan California saat kakaknya, yang saat ini berumur 30 tahun, pergi ke California untuk mengenyam pendidikan di Pepperdine University. “Saya selalu mengikuti kakak saya,” katanya. “Semua orang selalu memanggil kami California kids. Kami dulu berambut pirang dan mata biru.” Lutz langsung menuju Chapman University dimana ia juga bermain football. Saya bertanya padanya tentang kehidupannya saat kuliah. “Saya tidak terlalu tertarik dengan dengan perkumpulan-perkumpulan seperti itu. Saya selalu membayangkan bagaimana rasanya tinggal di dorm, janjian dengan para perempuan dan melakukan apa yang biasa orang normal lakukan. Tapi setelah saya memutuskan untuk kuliah, saya memutuskan melupakan itu semua dan bersungguh-sungguh menekuni pelajaran seperti yang ibu saya sarankan.” Tentu saja setelah Maria datang, keputusan Lutz untuk berhenti kuliah adalah keputusan yang berat karena ia takut mengecewakan ibunya. “Dia selalu mendorong saya untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin.” ujarnya. “Saya sempat memainkan trombone atas suruhan ibu. Siapa yang memainkan trombone?” Meskipun hanya sebentar menjalani kehidupan kuliah, ia mendapat satu pelajaran penting. “Saya adalah orang yang ekstrovert.” Kata Lutz sembari menghabiskan es kopinya. “Saya tidak bisa berbicara dengan binatang atau molekul. Sebenarnya itu terdengar menarik, but it’s just not my thing.” Semua itu tidak memakan waktu lama hingga ia mengganti teknik kimia dengan dunia akting: Berawal

081


082 dari kelas akting, ke audisi, ke peran kecil di CSI: NY dan The Bold and the Beautiful. (“Nenek mengirimkan surat yang saya tulis untuknya di tahun 2003, saat itu saya mengatakan kepadanya, ‘Nek, aku mendapatkan peran di The Bold and the Beautiful!’” “Saya sangat gembira saat itu sampai-sampai salah menulis kata. Tentu saja saat saya baca kembali surat tersebut, saya merasa sangat malu.”) Lutz berkata, sebelum ia membintangi Twilight, karirnya dimulai dari The Comeback, series pendek dari HBO yang juga dibintangi oleh Lisa Kudrow. Lalu ia juga mendapatkan peran di Stick It, yang juga dibintangi oleh Jeff Bridges sebagai pelatih gimnastik yang galak. “Untuk saat ini, bisa bekerja dengan Jeff Bridges adalah hal terhebat yang pernah saya lakukan,” kata Lutz. “Ia adalah ‘The Dude’ (peran Jeff Bridges di The Big Lebowski)! Saya punya cerita lucu dengannya, jadi waktu saya berakting dengan Jeff Bridges saya tidak tahu bahwa ia adalah The Dude; soalnya saya juga belum menonton The Big Lebowski. Bahkan saat The Comeback – saya tidak tahu siapa Lisa Kudrow itu. Tetapi menurut saya, ketidaktahuan itu cukup membantu. Saya jadi tidak canggung dan tidak takut.” Saat menganalisa kesuksesannya, Lutz berkata bahwa ia sempat ingin menjadi seorang ilmuwan “Hal yang membawa saya lebih maju dari orang-orang di sekitar saya adalah saya tidak pernah mempunyai keinginan untuk berakting,” ia berkata sejujurnya. “Ada hal yang selalu diucapkan oleh para agen kepada klien mereka: ‘Ini adalah casting yang diadakan oleh sutradara terkenal – jangan sampai kau kacaukan,” jelas Lutz. “Don’t mindfuck them! Tunjukkan mereka rasa percaya diri Anda. Bayangkan saat Anda mengantar nak Anda untuk bermain bola. Jangan berkata, ‘Kamu harus menjadi yang terbaik.’ Karena itu akan memberikan beban pada anak Anda.” Di setiap audisinya, Lutz mengkalkulasikan, “50 persen itu seberapa bagus anda membaca skrip dan 50 persen bagaimana anda berhasil mendapatkan perhatian dari orang-orang di ruangan tersebut.” Dan sebenarnya, cara untuk mendapatkan perhatian mereka adalah dengan sifat rileks, tidak gugup dan cukup menjadi diri anda sendiri. “Siapa yang mau bekerja dengan orang membosankan?” tanyanya. “Jadi saya anggap ini hanya senang-senang saja dan semua itu memang tanggung jawab dari pekerjaan saya.” Produser dari Twilight, Wyck Godfrey, berkata keceriaan Lutz adalah poin yang berhasil membawanya ke pekerjaan ini. “Sebenarnya saat kami mengadakan kasting untuk peran Emmett, kami mencari pria dengan fisik yang bagus,” jelasnya. “Kita membayangkan Emmett adalah orang yang suka melindungi, anak paling kuat dalam keluarga Cullen. Dan terlihat bahwa Kellan memenuhi kategori fisik yang kami cari. Lalu kami berharap ia akan memerankan peran Emmett yang kuat dan tangguh, akan tetapi ia menunjukkan sisi humorisnya yang cukup memuaskan penonton, dan setelah film ini berjalan Kellan semakin santai dan terus mendalami perannya. Itu adalah kualitas yang harus dimiliki seorang aktor, dimana sifat percaya diri anda berhasil membuat orang lain tertarik dan percaya dengan Anda.” Lutz tidak peduli dengan efek luar biasa dari Twilight kepada karirnya. “Sebenarnya ini adalah tiket emas bagi kita semua,” ujarnya. “Para aktor lain harus bekerja seumur hidupnya untuk bisa mencapai posisi kami saat ini.” Tetapi, ada satu hal yang selalu diingat Lutz, “Saat Twilight pertama kali keluar, saya tidak tahu apa itu Google News Alert dan saya juga tidak peduli atau ingin mencari tahu.” ceritanya. “Saya dulu merasa, ‘Saya selalu menggunakan Yahoo! Apa itu Google?’ tapi saya mulai mencari tahu dan jujur saja–itu adiktif. Semua orang berkata bahwa ini adalah ‘the next big thing’. Tapi tiba-tiba ada satu komentar yang tidak sesuai dengan harapan anda dan itu seperti menghapus semua pujian dan sanjungan yang selama ini Anda terima. Itulah mengapa Anda tidak bisa melakukannya – itu hanya akan menghancurkan Anda.” Saya bertanya, mengapa komentar di internet yang tanpa nama dan tak berwajah, lebih penting dari banyak fakta yang selama ini bisa dilihat semua orang pada Kellan Lutz. “Saat seseorang yang tidak dikenal mengomentari Anda, pasti Anda berpikir bahwa itu adalah sudut pandang dunia kepada diri anda.” jawabnya. “Teman Anda pasti berkata–‘Rambutmu terlihat bagus’–dan Anda bisa percaya dengannya atau membalas ‘Terima kasih.’ Tapi, saat orang yang tidak dikenal malah menghina Anda


jaket topman, atasan lanvin, celana john varvatos.


sweater gant, kemeja & celana marc jacobs. dasi topman, sunglasses ray-ban.


tidak bisa membedakan keduanya. Saya tidak tahu apakah mereka sedang mengalami hari yang buruk atau hanya bersikap tidak sopan.” Tiga tahun setelah film Twilight keluar, Lutz mengaku bahwa ia masih tidak nyaman dengan kepopulerannya saat ini. Hari ini contohnya, ia harus melompat keluar lewat tembok rumahnya untuk bisa menuju ke lokasi kami saat ini. “Rasanya aneh tidak bisa pergi ke Vegas dan bersikap normal,” jelasnya. “Atau saat saya lari di pantai tidak mengenakan atasan, mereka pasti berpikir saya hanya mau pamer badan saja.” katanya sambil terawa. “Saya ingin berkata, ‘Dude, ini pantai dengan suhu mencapai 90 derajat dan saya penuh keringat karena berlari!’” Walaupun begitu ia menambahkan, “Tapi saya tidak akan menukar keadaan saya saat ini dengan dunia sekalipun.” Untuk pria yang membawa trisula di film Immortals ini, sepertinya pilihan itu adalah pilihan paling tepat. Hal yang tidak kalah menarik dari perannya sebagai Poseidon, Lutz mengaku, adalah aksen Inggrisnya, yang ia asah setiap hari selama dua setengah bulan dengan pelatih vokalnya. “Saya mencoba ADR (Automated Dialogue Replacement) dan saya tidak sabar mendengar hasilnya.” ceritanya tentang ADR, proses sebelum produksi di mana aktor merekam kembali suaranya untuk hasil suara yang lebih jelas. “Dan saya tidak bisa membedakannya! Saya bekerja dengan Luke Evans, Henry Cavill, Freida Pinto–aktor-aktor hebat dengan aksen yang menakjubkan–dan saya terdengar seperti biasanya. Saya langsung berkata pada diri sendiri, ‘Oke, Kellan, pelajari kelebihanmu dan pertahankanlah’” Lutz masih belum bisa memastikan kelebihan lain pada dirinya. Di satu sisi, pria ini suka sekali dengan film action – “Fighting, stunt work, getting hurt.” jelasnya. Sepertinya ia punya masa depan yang bagus di bidang itu. “Kita tidak punya Arnold Schwazenegger dan Sylvester Stallone di era saat ini,” kata sang produser, Godfrey. “Menurut saya, Kellan punya kelebihan yang bisa membuatnya seperti mereka.” Walaupun sangat menyukai syuting dengan hal-hal yang bersifat action, Lutz juga senang dengan proyek-proyek yang lebih kecil namun cerdas – contohnya Syrup, komedi satir seputar marketing dimana ia memerankan Sneaky Pete yang jahat. Berdasarkan sang penulis dan sutradara, Aram Rappaport, karakter Sneaky Pete disini ‘menggunakan kacamata dan tidak berbicara sampai

bersama Mandy Moore. “Saya hanya ingin belajar, karena saya cinta industri ini,” ucapnya. “Saya suka dengan apa yang saya temukan dalam dunia akting.” Jika ada sesuatu yang mengganggu sang Midwesterner ini tentang dunia pertunjukkan, itu adalah betapa susahnya untuk bisa percaya pada orang disekitarnya. “Kami adalah aktor dan sebagian dari kami tidak tahu mana yang benar atau salah,” jelas Lutz. “Jika seseorang memberikan saran atau kritik pada saya, saya akan menerimanya. Jadi jika saya tertipu – itu tetap salah mereka.” Kebanyakan temannya saat ini, termasuk dua teman sekamarnya, adalah teman sebelum Twilight. Dan walaupun ia pernah “mencoba untuk berteman dengan semua,” saat ini ia tidak terlalu berusaha untuk menyenangkan setiap orang. Itu tidak menghentikan Fernandez untuk menyebut Lutz sebagai orang paling baik yang pernah ia temui. “Orang itu punya hati yang sangat baik,” jawab Fernandez. Lalu, apa yang ada di hati Lutz sebenarnya? Saat kita berjalan menjauhi dermaga, saya bertanya kepadanya apakah ia mempunyai rencana dalam hal cinta dan pernikahan, seperti film yang pernah ia bintangi bersama Mandy Moore. “Oh, tentu saja,” jawabnya. “Saya ingin berkeluarga dan pindah ke Denver.” Lutz adalah fans berat Los Angeles, terutama pantai dan masyarakat setempat dimana ia tinggal sekarang. Ia juga merindukan kegiatan waktu kecilnya, “bisa snowboard, memancing dan berburu.” Tetapi itu semua itu bisa menunggu, setidaknya

“S h o rtly afte r I m o ve d away to c o llege I decided to ‘th r o w eve ryth i n g away,’

akhir film,’ dan itu yang Lutz lakukan sewaktu audisi. “Saya ingat saat pertama kali kami bertemu untuk makan siang.” kata Rappaport, “Kellan memakai jas dan kacamata, dan ia tidak berbicara satu patah kata pun. Saat saya bertanya, ia hanya mengangkat alis dan menunjukkan jawabannya lewat gestur tubuhnya.” Rappaport tertawa. “Dia adalah laki-laki yang masuk ke kedai kopi setelah dikenali oleh setiap anak perempuan berumur 15 tahun di jalanan. Tapi pada saat bertemu saya, ia berhasil membuktikan kepada saya, orang yang menyutradarai dua film kecil, kalau ia cocok untuk peran ini. Ia mengerti peran tersebut lebih dari saya sendiri.” “Saya sangat terkejut dengan pilihan yang ia buat,” ujar lawan main Lutz, Shiloh Fernandez, yang mengira bahwa peran Sneaky Pete bukan peran yang akan dipilih Lutz. “Mungkin bisa saja seperti ini: Ia memilih memerankan pria tampan, dan kalau ia berkata, ‘Karakter itu cocok denganku’, mungkin orang lain akan salah paham dengannya. Tapi daripada melakukan itu, ia langsung memerankan peran ini dengan tidak banyak berbicara, tapi lebih ke gerakan dan perasaan. Cara Lutz benar-benar mengejutkanku dan semua orang di film ini.” Lutz mengagumi karir Matt Damon dan perannya sebagai Jason Bourne di The Bourne Identity dan sutradara Gus Van Sant. “Saya suka berganti-ganti peran, jadi saya ingin mendapatkan tiga peran yang berbeda-beda setiap tahunnya,” kata Lutz. Di tahun 2008 ia sempat berperan sebagai marinir di film HBO, Generation Kill, peran yang terinspirasi dari kakak tertuanya, tentara yang berperang di Irak dan Afganistan selama 12 tahun. Lalu di awal 2011 kemarin, ia muncul di Love, Wedding, Marriage, sebuah komedi romantis

as my m o m says.”

untuk beberapa waktu kedepan. Saat ini, ia hanya ingin berlibur sebentar. “Saya sedang merencanakan untuk pergi ke Israel, Uganda, Singapore, dan Hawaii,” ujarnya. “Tapi, setiap saya sudah merencanakan liburan, tawaran main film selalu datang. Jadi kemarin saya mendapat tawaran untuk bermain di film action yang berlokasi di Indonesia, yang menurut saya sangat mengagumkan. Dan saya langsung berkata, ‘Of course!’. =Jika saja Maria dari Ralph’s bisa melihatnya sekarang.

085


t ’ sn

e t Bi

oe D y t i l Rea

Ketidaksengajaan terlibat dalam bidang akting dan model tidak ­ selamanya menakutkan. Shareefa Daanish membuktikan itu. Teks: Jessica Hanafi Fotografi: Mario Ardi


stylist: devina deascal. makeup & hair: bunlay (08159910482). atasan: primark.


088

PADA SUATU SIANG yang terik, Shareefa Daanish memenuhi undangan NYLON Guys di Lucy in the Sky, tempat hangout malam yang sedang ramai dibicarakan di Jakarta. “Wow, beda banget ya tempat ini waktu siang,” matanya yang sipit menyapu sudut taman dan bar yang menyerupai ruang kelas Herbologi dalam film Harry Potter itu. Daanish baru saja kembali dari Bali. Ia lebih tanned dari biasanya dan ada dua luka menyerupai bulan sabit hampir sepuluh sentimeter di betis kanan dan kirinya. “Aku naik motor, ditabrak motor, dan waktu jatuh ditabrak lagi,” ujarnya sambil menepuk-nepuk luka itu. “Bisa di photoshop, kan?” Jawaban afirmasi saya berikutnya membuatnya tenang. Karir Daanish tentu lebih beruntung dari itu. Ia kini duduk santai ditemani playlist lagu-lagu oldies dengan tracks The Carpenters’ Close to You, Etta James’ At Last, The Clash’s Should I Stay or Should I Go lewat Motorola Razr-nya. Ia merelakan poni dan rambut pendeknya yang khas (hanya sekarang warnanya lebih bronze) dijepit ke belakang oleh make up artist. “Saya suka peran menantang dan bisa mengeksplor cara berakting,” ujar Daanish saat saya membuka perbincangan tentang akting dan film Xia Aimei (2011). “Saya tertarik saat ditawari peran sebagai PSK, cewek Cina, yang dialognya sembilan puluh lima persen dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris belepotan. Aku belum pernah memerankan karakter PSK dan mereka bisa melihat sisi PSK dalam diri saya. Oke. Hahaha,” lalu ia berhenti sebentar dan merapikan bulu mata palsu yang ditempelkan makeup artist. “Bahasa Mandarin adalah salah satu bahasa tersulit di dunia!” Daanish menekankan kata ‘sulit’ dengan irama yang tinggi. “... dan saya diberi waktu sangat singkat untuk belajar. Saya bertemu pelatih hanya dua hari dan sebelumnya hanya belajar dari rekaman saja. Stres banget! Akhirnya dikonsentrasikan dialog itu saja yang harus benar.” Bahasa Mandarin yang ‘beda nada beda arti’ membuat Daanish mendapat berondongan teriakan ‘ini salah’, ‘bukan begitu’ dari guru bahasa itu sepanjang syuting. “Saya merasa agak susah mendapatkan ekspresi karena lebih banyak berpikir ‘Dialog saya harus benar’. Dalam take adegan, konsentrasi saya banyak terpecah,” katanya. Daanish hanya syuting seminggu untuk film Xia Aimei. Proses reading langsung dilanjutkan syuting. “Kru film harus menyesuaikan jadwal semua pemain dan saya harus berangkat ke London. Saya selesai syuting jam 3 pagi dan pesawat saya berangkat ke London jam 8 pagi. Saya nggak tidur sama sekali,” ia tersenyum lebar sampai ia menatap kaca persegi di depannya dan mencondongkan badannya. “Ini alisnya bisa dikurangin ketebalannya?” tanyanya kepada make up artist. Sepertinya, ia lebih suka tampil dengan riasan wajah natural. Saya sempat mengira Shareefa Daanish dan London adalah dua identitas yang tidak bisa dipisahkan. Daanish adalah kelahiran London dan ia baru saja menyebutkan London untuk destinasi liburan. Ternyata tidak juga. “Ayah saya ambil Master of Philosophy di London dan ibu saya ikut sampai melahirkan saya. Tetapi kami kembali ke Bandung setahun kemudian,” cerita anak kedua dari empat bersaudara ini. “Pergi ke London kemarin adalah pertama kalinya saya kembali. I’m so excited!” kini ia membuka sebungkus roti yang kami sodorkan. Daanish juga tidak lagi tinggal di Bandung meskipun ia tumbuh dan sekolah di sana. Tidak juga menetap di Jakarta yang membesarkan namanya di dunia film dan televisi. Daanish kini bolak-balik Jakarta-Bali. Mengenai kulitnya yang lebih tanned dan ia bercerita, “Sekarang saya juga tinggal di Tuban dan kadang juga di Canggu. Saya sumpek dan bosan di Jakarta. Saya suka taman hijau seperti di London. Di Bali masih bisa melihat sawah dan pantai, paling tidak bisa untuk refreshing,” jelasnya. Semasa kuliah, keunikan wajah berbekal darah Jawa-Cina-Sunda dan Palembang-Arab-Sunda membawa Daanish mengawali karir sebagai model. “Saya justru nggak pernah ikut kompetisi model karena tidak kompetitif. Saya berpikir ‘Ah, sudah pasti kalah’.” Ia ditawari menjadi model oleh seorang teman dan berikutnya malah memiliki ketertarikan dalam

bidang akting. “Saya kuliah hari Senin dan hari Selasa harus reading. Saya menyetir sendiri bolak-balik Bandung-Jakarta selama empat jam dan saat itu belum ada tol Cipularang. Keinginan saya saat itu cukup besar. Waktu main film pertama (Lovely Luna) saya sudah merasa seperti ‘This is what I want’,” jelas lulusan Universitas Parahyangan Bandung jurusan Administrasi Negara ini. Lain dari Luna dalam Lovely Luna (2004) yang tomboy sehingga tak terlalu jauh dari pribadinya, peran fenomenal Ibu Dara dalam Rumah Dara (2010) adalah tantangan yang tadi ia sebut. “Saya orangnya banyak gerak, sedangkan Dara itu geraknya, ngomongnya, bahkan cara melirik itu seperlunya,” ceritanya. “Syuting tidak kompromi waktu. Belum lagi membuat suara yang bukan suara sendiri dan darah dimana-mana.” Daanish kemudian mencontohkan suara alto Ibu Dara yang dalam film membangkitkan bulu kuduk itu. Daanish tidak mengira karakter Dara dalam film pendeknya tahun 2008 itu disukai dan dikembangkan menjadi film panjang yang edar di bioskop tahun 2010 itu. Apalagi mengira meraih penghargaan di Pucheon International Film Festival di Korea. Bersama Julie Estelle, Sigi Wimala, dan Daniel Mananta, Daanish menghadiri festival dengan posisi ‘Salah satu pemeran utama yang akan menghadiri Red Carpet


stylist: devina deascal. makeup & hair: bunlay (08159910482). atasan: topshop. celana: sash. sepatu: charles & keith.

dengan baju resmi’. Ia bahkan tak tahu ada malam penghargaan dan sempat bengong ketika namanya disebutkan sebagai pemenang Best Actress. “Produser kami dari Singapura bilang ‘Setelah besok, gue minta poster film Rumah Dara beserta tanda tangan lo. It’s gonna be something,’” begitu seingat Daanish. Seperti menerima piala Oscar? “Lebih! Kalau (nominee) Oscar tahu kemungkinan menang itu ada. Saya bahkan nggak tahu ada nominasi. Rasanya huaaah,” ia sekarang merentangkan tangannya dan melupakan bulu mata palsunya yang turun. “Aku belum pernah menang penghargaan apapun di Indonesia, bahkan dalam bidang apapun. Aku sempat speechless dan bingung menata bahasa Inggris untuk speech.” Cinta akting dan gemar tantangan bukan berarti Daanish menerima segala kesempatan menggiurkan. Ia pernah menolak film, “Suatu produksi Hollywood yang syuting di Indonesia dan saya yakin aktor-aktris Indonesia pasti pengen terlibat. They asked me to go topless, no dialogue. Itu bukan akting.” Daanish yang masih ingin sekolah akting dan film di luar

negeri menyebutnya “Itu mimpiku. Tetapi saya harus realistis karena saya membiayai hidupku sendiri. Saya harus menabung dulu dan konsekuensinya harus meninggalkan pekerjaan (sebagai aktris) di sini.” Jika Daanish terjun dalam penyutradaraan, film seperti apa yang akan ia buat? “Saya suka film seperti Like Crazy (2011, film indie yang dibintangi Anton Yelchin dan Felicity Jones) yang realistis dan tidak menjual mimpi. Ehm. Bukan berarti film yang menjual mimpi itu jelek. Saya suka film yang membuat penonton relate dengan konfliknya, ‘aduh gue pernah ngerasa seperti itu?’ atau ‘kalau gue kayak gitu, gimana ya?’. Bukan hal yang dibuat rumit seperti action yang keren berdarahdarah tapi tetap menarik ditonton. Melihat scene ke scene yang lain, saya tidak sabar untuk tahu apa yang bakal terjadi.” Kami menutup perbincangan dengan sesi pemotretan yang r­ an smoothly. Daanish memudahkan shot demi shot dengan keluwesan gaya yang tak pernah ditinggalkannya. ­



STYLIST : PHILEA ADHANTI ASSISTANT STYLIST : NIA TANTR I & DEVIN A DEASC AL

MAKE-UP : BUDI VALENTINO MODELS : MARKUS AT 21MM & BOY HAMZAH SHOT AT JIKA STUDIO, JAKARTA.



BILL KIRBY


094


ROCKY BALBOA



N IC

KS

EIT Z



sweater dan kemeja: denim & supply ralph lauren, topi: undefeated, dasi milik stylist. Halaman sebaliknya: rompi: yigal azrouĂŤl, atasan: calvin klein collection, celana: isaora, sepatu: raf simons, kacamata: oliver peoples, kaos kaki: sock man.


jaket dan celana: dries van noten, jacket (dipakai didalam): vbn, kemeja: comme des garรงons, sepatu: raf simons, kaos kaki: sock man.


sweater, atasan, celana, and sandal: louis vuitton.


jaket, celana dan kemeja: marc by marc jacobs, sweater: jil sander, sepatu: raf simons, ikat pinggang milik stylist, kaos kaki: sock man.


jaket: burberry sport, atasan: raf simons, kemeja: (dipakai didalam): comme des garçons, celana: shades of grey by micah cohen, topi: stßssy, kacamata: oliver peoples.


stylist: micah johnson. model: marcel at dna. grooming: kenna at defacto using redken for men. lokasi: sandbox studios, nyc.

jaket dan celana: marni, t-shirt: comme des garรงons, kemeja (dipakai didalam): prada, sepatu: raf simons, kaos kaki: sock man.


jaket dan celana: emporio armani, kemeja, syal, and sandals: louis vuitton. by louis vuitton.


ou

ent ri k seo ran

es

e ks gE ZRA MILL

th

an

ER me mb

of

l

pil

ant un ya u ntu k ber per

G HT

am

an dal

NI

pen

am fi l

mW

EN

EED

TO TAL K

DARK

FOTO g r a f i :

bradford

gregory

AB

OU TK EVI N.


jaket: emporio armani, atasan: wesc, celana: fred perry, sepatu: prada, topi: reformation.


Ezra Miller

datang ke studio pemotretan NYLON Guys menggunakan sebuah coat bulu berwarna hitam dengan panjang sampai ke lantai - seperti seorang pimp tahun 1970-an. Ia menggunakan kalung kayu yang begitu besar, sehingga terlihat susah untuk bergerak secara bebas. Melihat kehadiran saya, Miller melipat kedua tangannya, melakukan kontak mata, menunduk dan melambaikan tangannya ke udara. Ia pun duduk di sofa berwarna hijau di ujung ruangan, satu-satunya benda lunak di ruangan yang dipenuhi dengan hard lines itu. Miller mengibaskan rambut hitamnya, memperlihatkan beberapa helai uban - yang jumlahnya tidak sedikit, bagi seorang lelaki yang umurnya belum sampai dua puluh. “Memang mengkhawatirkan� katanya, “saya ingat disaat saya menemukannya pertama kali saya masih berumur sekitar enam tahun.� Miller, yang memulai debut-nya tiga tahun lalu dalam sebuah film indie kelam berjudul Afterschool dan sebentar lagi akan mendapat peran pentingnya sebagai seorang remaja terganggu dalam film We Need To Talk About Kevin ini bukan aktor biasa. jaket: nike sportswear, celana: moschino, sepatu: converse by john varvatos, topi: wesc.


jaket: converse black canvas, sweater: emporio armani, celana: moschino.


sweater dan celana: denim & supply ralph lauren, sepatu: prada.


jumpsuit: marni, kemeja: denim & supply ralph lauren, atasan: volcom, kaos kaki: topman sepatu: converse by jack purcell.

Saat saya mengatakan bahwa rambutnya melambangkan penuaannya, ia menjawab ‘metaphor is metaphor is metaphor’, sungguh membuat penasaran. Bukan hanya rambutnya yang melambangkan perilaku Miller yang dewasa sebelum umurnya. Ia selalu berbicara dengan kepastian, (tanpa ‘umm’ dan ‘yeah’) dengan suaranya yang rendah dan serak. Ia baru saja berumur sembilan belas pada bulan September lalu, dan mengungkapkan kegembiraan dan kepuasannya karena akhirnya dapat membeli tembakau secara legal di tempat asalnya, yaitu New Jersey. Pandangannya yang tajam agak menyeramkan. Dalam pembicaraan kita, ia berpindah-pindah topik dari mulai Art ke musik ke film ke fisika lalu ke literatur dengan sangat cepat seperti seseorang yang sangat terpelajar.

Saat ia mendengar bahwa pemotretannya bertepatan dengan pemberian hadiah nobel kepada tiga orang ahli astrofisika yang berpendapat bahwa sebuah energi gelap membentangkan eksponen pada jagad raya, Miller terlihat sangat antusias bahkan sebelum

mendengarkan cerita kelanjutannya. “Mungkin terdapat kebenaran dalam pemikiran-pemikiran zaman dahulu” katanya. “Something about the idea that within the most impenetrable void, or penetrable void, therein lies the greatest fertility.” Ia berhenti sejenak dan meneguk kopinya. “Keren rasanya saat ilmu pengetahuan membuktikan apa yang jelas terjadi”. Miller lahir di New Jersey dari seorang penari dan penerbit buku. Pada detik ini juga, Miller juga tidak menetap di suatu tempat. “Saya memiliki banyak tempat yang bisa saya tinggali” katanya. “Saya merasa bahwa segala sesuatu berubah dengan cepat. Mati dan lahir kembali. Saya tidak terbangun di kotak yang sama,” katanya dengan suara yang berat. Setelah film ‘Afterschool’


stylist: mitsu tsuchiya. grooming: anna bernabe at exclusive artists menggunakan redken. lokasi: sandbox studios, nyc.

dan beberapa film dan peran lainnya seperti “Californication” dan “Royal Pants” sukses menaikan karir Miller, tetapi perannya pada film “We Need To Talk About Kevin”, karya seorang pembuat film Skotlandia bernama Lynne Ramsay yang terkenal atas gayanya yang gelap inilah yang membuat Miller menjadi perhatian dunia. Seperti karya-karya Ramsay sebelumnya yaitu ‘Ratcatcher’ dan ‘Morvern Callar’, ‘Kevin’ adalah sebuah film yang menegangkan dan penuh dengan darah. Sebagai Kevin, Miller berperan secara mendalam dengan lawan mainnya yang juga luar biasa, Tilda Swilton. Berbicara soal peran yang disebut Ramsay

sebagai ‘the son of a devil’, Miller berkata, ‘Manusia menginginkan keseimbangan dalam hidup. Sebagian adalah bagian-bagian yang terlihat dan sisanya adalah yang telah dilupakan oleh masyarakat zaman sekarang, yaitu hal-hal yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Disaat manusia melihat manusia lainnya, mereka melihat sebuah bentuk fisik, seperti tangan, kaki, dada dan kepala. Akan tetapi bayangannya- atau segala berita atau riwayat buruk tentang merekalah yang akan membentuk penampilan mereka pada pikiran kita.” Kekelaman lah yang membentuk keputusan-keputusan Miller dalam hidupnya sebagai aktor dan musisi. Sehabis ‘Kevin’, ia akan membawa bandnya yang bernama ‘Sons of Illustrious Father’ untuk tur. Tangannya dipenuhi luka-luka lecet yang didapatkan dari memukul benda-benda yang bukann stik drum kepada barangbarang yang bukan drum. Miller, yang saat berumur enam tahun bernyanyi di opera Philip Grass yaitu White Raven, memiliki selera musik yang serupa dengan dunia ini, yaitu luas dan gelap. “Seperti suara jackhammer on its roots” kata Miller mengenai aliran musik bandnya. “Tetapi sebuah jackhammer yang friendly, at least it’s better than a baby’s cry.” –MIKE HARVKEY


jaket: burberry brit, sweater: marc by marc jacobs, celana: burkman brothers.

113



Sejak kecil kita telah akrab dengan permainan yang berhubungan dengan roda, now it’s time for us to step up the game! We give you three of the most extreme sports yang kini menjadi gaya hidup anak metropolis. BMX, Aggressive Inline Skating and Skateboarding are the answer to your adrenaline rush. Fotografi: Nick Easton


the

116

to

Te k s : T i m m y L . F o t o g r a f i : N i c k E a s t o n


Street atau Freestyle BMX adalah olahraga bersepeda yang penuh dengan trik-trik adventurous. Rakhmad Dwi Putra, salah satu rider Street BMX mewakili komunitasnya to tell what this sport’s all about. Sejak kapan Street BMX mulai marak di Jakarta? Street BMX mulai ramai sejak tahun 2007, jadi sudah sekitar 4 tahunan. Kalau olahraga sepeda BMX sendiri di Indonesia sudah ada sejak lama, dari tahun 80an. Bagaiman dengan komunitas street BMX yang ada sekarang? Anggotanya sekarang sekitar 20 orang, dan terdiri dari gabungan beberapa tim dan komunitas BMX lain diantaranya Propaganda BMX, Krack99, Penumbra, Eternal, 24Scrool dan lain lain. Aktivitas apa saja yang kalian rutin lakukan? Aktivitas yg sering diadakan adalah filming; pembuatan video BMX yg mengangkat scene Street BMX dan culture-nya. Setiap minggu kita juga rutin riding all-day dari pagi sampai sore yang kegiatannya selain bersepeda, kita juga checkspot tempattempat yang ideal buat riding dan filming. Di jam makan siang kita juga punya tradisi makan cheese pizza dan minum minuman soda rasa cherry (Dr.Pepper) untuk menambah kebersamaan saja. Ha ha ha… Kalian bikin kompetisi secara reguler juga untuk Street BMX? Kita sering bikin kompetisi juga, tapi tidak secara rutin. Siapa saja rider-rider yang pernah go-international atau yang di-endorse brand-brand seperti clothing atau bike gears? Rider-rider yang go-international biasanya dari kelas Park yg banyak mendapat support dari pemerintah karena dinilai berprestasi. Street BMX di Indonesia sifatnya mandiri (D.I.Y) dan biasanya tdk terlalu memikirkan prestasi, lebih mengutamakan kepuasan dan kesenangan. Pernah kolaborasi sama sesama riders di luar negeri? Komunitas Street BMX kita bisa dibilang

mempunyai hubungan yang baik dengan riderrider atau komunitas BMX mancanegara, hal ini bisa dilihat dari banyaknya brand-brand sepeda luar yang masuk ke Indonesia melalui resellers yg tidaklain adalah sesama rider Street BMX. Mediamedia di luar negeri yang antusias dengan BMX juga banyak yang mulai mem-posting video-video Street BMX di indonesia. Apa yang membuat Street BMX lebih fun dibanding olahraga sepeda lain? Selain berolahraga, dengan komunitas BMX kita juga bisa menambah teman, koneksi, bisnis, prestasi, dan pengetahuan di luar bersepeda BMX itu sendiri. Trik-trik apa saja yang membuat Street BMX tergolong sebagai sebuah extreme sport dan membuat orang-orang excited sewaktu nonton aksi para riders? Barspin, Tailwhip, 360, Smith dan masih banyak lagi.

Apa yang menjadi trademark dari BMX riders di Jakarta? Yang menjadi trademark BMX rider di Jakarta adalah “berisik” dalam arti ramai, mudah bergaul, agak nyeleneh, dan sering ngobrolin masalah mistis dan percintaan. Ha ha ha… Tips-tips apa yang lo sarankan buat pemula atau mereka-mereka yang baru mau mencoba Street BMX? Yang pertama dan paling penting adalah harus benar-benar niat, memakai sepeda yang memang dikhususkan untuk bermain BMX. Selain itu musti punya duit lebih untuk membeli parts, Dan kalau lagi main jangan lupa selalu memakai protector. Be fashionable, dan jangan takut satpam! Ha ha ha… Apa saja rencana komunitas street BMX untuk ke depannya? Rencana ke depan kita adalah untuk terus bikin video, event dan gathering untuk memperkuat spirit street BMX di indonesia.


Aggressive Beh Teks: Rezaindra O. Fotografi: Nick Easton

Ketika akhir-akhir ini kita menemukan sepatu ber-roda biasanya digunakan oleh anak kecil berkeliaran di dalam mall, maka stop mengeluh. Our time has come, untuk kembali mengenakan sepatu beroda, meluncur di ramp, grinding di railing, atau sekedar show off di depan umum. Inline Skating eksis lagi, in a more extreme way! They called it Aggressive Inline Skating, jenis Inline Skating yang memadukan speed, style, endurance dan teknik dalam sebuah paket olahraga alternatif pemacu adrenalin. Aditya Enjoy, sebagai Humas dari Indonesia Freestyle Rollerblading (IFR) yang telah menggeluti olahraga ini sejak tahun 1998 ini pun berbagi cerita tentang seberapa jauh Aggressive Inline Skate menginvasi negara kita dan juga di dunia. “Gue dulu pernah main BMX dan Skateboard tapi at the end gue tetap balik lagi ke Inline Skate karena udah jatuh cinta,” ujar pemilik toko Rollvolution, Bandung ini, “Oya, Inline skate buat orang yang ingin hidup sehat sangatlah efektif, jalan 2000 langkah sehari yang dianjurkan untuk setiap manusai aktif itu bisa diaplikasikan disini. 1 menit main Inline Skate itu seperti telah melakukan 200 langkah, jadi 10 menit itu udah cukup. Seminggu beberapa kali main ini udah bikin kita sehat banget”. Apa yang membedakan Aggressive Inline Skating dengan jenis Inline Skating yang lain? Ini salah satu cabang dari Inline Skating yang ada , yaitu Speed Skating, Street Hockey, Figure Skating, Urban Skating dan Aggressive Inline Skating. Disini kita lebih banyak menggunakan trick, jenis Inline Skate-nya juga beda, ada frame yang namanya Royal Plate dan Soul Plate yang berguna untuk nge-grind di beberapa obstacle tertentu, yang pasti ini lebih kuat dan tangguh dari in-line skate yang biasa.


havior Siapa saja yang menggeluti Aggressive Inline Skating? Variatif! Mulai dari anak SMP sampai bapak-bapak yang udah punya anak, semua masih main hahaha. Ada yang main hanya untuk olahraga, sekedar lifestyle, tapi ada juga yang ambisius untuk bisa berprestasi, apalagi mereka yang masih mudamuda.

Apakah banyak kompetisi yang diadakan? Untuk kompetisinya lumayan marak, sejak 2009 anakanak Bandung telah memulai Roller Calling setiap tahunnya, sedangkan di Balikpapan ada Roller Monster, Indonesia Open Xtreme Championship di Palembang dan banyak lagi kompetisi-kompetisi monthly battle di setiap daerah. Bagaimana dengan perkembangannya di luar negeri? Di luar negeri juga lagi emerge banget. Dulu memang sempat turun, sekarang marak lagi dengan adanya kompetisi seperti Bitter Cold Showdown di AS dan Winter Clash di Eropa, dulu kalo kita liat di videonya, event itu hanya kecil, sekarang bisa satu skate park yang massive itu penuh dipake. Sekarang diman-mana kita udah bisa nemuin Rollerblader. Tips dan trick untuk mulai bermain Aggressive in-line skate? Kalo mau mulai main ini pertama, harus punya Skate khususnya dulu, yang basic untuk Aggressive Inline harganya kisaran 1,5-2 juta rupiah. Kedua, harus punya keinginan untuk olahraga, kelebihan adrenaline karena cidera itu pasti hahaha, dan ketiga harus mau ketemu dan share dengan teman baru .

119

Bagaimana perkembangan olahraga ini di Indonesia? Kita masuk dalam IFR yang menaungi beberapa komunitas di Kalimantan (Borneo Blader), Surabaya (Surabaya Blader), Bandung (Bandung Rollin), sampai Batam (Batam Bladers). Di Jakarta komunitas ini namanya Jakarta Rollin’, kita main di Taman Menteng setiap Rabu sore dan weekend di Green Park TMII. Tahun 1995 komunitas ini sudah ada, tapi sempat vakum karena adanya resesi ekonomi dan susah untuk ngedapetin barang. Sampai akhirnya di awal 2009, kita comeback. Dimotori sama mereka yang aktif sejak tahun 1995-2000, plus orang-orang baru yang mau main. Perkembangannya pesat, dari yang main cuma 7 orang sekarang bisa sampai 30an. Komunitas kita memang jauh lebih kecil dari Skateboard tapi kita tetap solid dan pengen main terus.


Teks: Timmy L. Fotografi: Nick Easton


Di antara banyaknya skaterboarders di Jakarta, Mario Palandeng dan Satria Vijie adalah dua sosok who stand out above the rest. Selain memang mereka gifted, we should respect their ‘Skate for Life’ attitude! Sejak kapan kalian mulai main skate? Mario: Dari umur 8 tahun. Semenjak itu gue hidup dari skate, mulai dari dibiayai sekolah, diendorse brand-brand, dan membentuk diri gue sebagai seperti sekarang. Vijie: Gue sudah main skate sekitar 9-10 tahun, pertama kali tertarik setelah nonton anak-anak skate Jakarta main dan gara-gara main game Tony Hawk’s Pro Skater. Lalu gue gabung dengan komunitas FSI (Federasi Skateboard Indonesia) dan keterusan main sampai sekarang. Awalnya dari hobi sampai menjadi profesi. Dari skateboard hidup gue sudah banyak terbantu, dari kuliah, finansial, traveling, sampai main iklan dan dikenal banyak orang. Apa yang membuat skateboarding lebih seru dibanding olahraga lain? Mario: Sekali sudah dapat ‘feel’ yang nyaman untuk main, skate adalah permainan yang seru dan excitement itu ngga bisa diekspresikan dengan kata-kata. Vijie: Karena permainan ini ‘beda’ dan lebih extreme dibanding olahraga-olahraga lain. Trik-trik apa yang menjadi trademark kalian? Mario: Gue sendiri lebih cenderung ke street skate. Dari segala trik di air, rail, flip dan bermacam-macam, ada trik-trik dari kategori itu yang bisa gue lakuin. Tapi ada satu yang lagi mau gue coba yaitu meloncati 10 tangga. Vijie: Grind dan slide. Saya juga lebih memilih street.

Any favourite skaters? Mario: Nyjah Huston, skater 18 tahun dari Amerika. Dia pernah beberapa kali dapat hadiah Mercedes Benz seharga 1,5 milyar waktu menang di kompetisi X-Games. That’s how sick skateboarding is!

Vijie: Billy Marka, karena dia extreme dan berkarakter. Lalu Chad Muska, karena dia punya style sendiri sebagai seorang trendsetter, dan Bam Margera, karena dia bukan cuma seorang skater, tapi juga bisa jadi aktor (di Jackass).

Achievements apa saja yang pernah kalian capai? Mario: Tahun 2000 masuk 4 besar di kompetisi Youth yang dibuat Volcom. 5 besar di Asia X-Games 2002 Malaysia untuk kategori Junior. Vijie: Gue pernah ikut hampir semua kompetisi di Indonesia. Sekarang peringkat 5 nasional dan pemegang rekor di Indonesia untuk ‘The Highest Ollie’. Brand apa saja yang mengendorse kalian? Mario: Gue sudah 10 tahun di-endorse Volcom, mulai dari biaya sekolah, clothing, dan lain lain. Jadi istilahnya, saya tinggal main aja. Ha ha ha… Vijie: Converse dan Baby Goes Picnic. Menurut gue untuk bisa di-endorse yang dilihat bukan sekedar skill, tetapi juga attitude, style dan apakah dia bisa dijadikan ambassador buat brand tersebut.

Apa pendapat kalian tentang scene skateboarding di Jakarta sekarang? Mario: Lagi bagus-bagusnya. Jangan kaget kalau kalian nemuin orang Indonesia di majalah skate luar atau di ESPN X-Games. We’re all keepin’ it low dan saya yakin tahun 2012 ini waktunya skateboarding di Indonesia semakin bangkit lagi. Vijie: Sekarang sudah maju banget dan animo masyarakat juga semakin tinggi, dari mulai orang awam sampai pihak-pihak komersial. Tips bagi skater-skater baru yang ingin mengikuti jejak kalian? Mario: Yang terpenting respek terhadap yang lebih senior dan jangan sungkan kalau minta diajarin atau main bareng. Vijie: Sering nonton Youtube untuk belajar trik-trik baru.

121



Semua pakaian oleh costume national homme. Halaman sebelah: blazer oleh boss orange, kemeja oleh yohji yamamoto homme, celana panjang oleh comme des garรงons edited black, sepatu milik sendiri


Semua pakaian: costume national homme. Stylist: chris campbell. Grooming: amy komorowski dari celestine agency memakai yonka skincare. Pemotretan di sun studios, nyc.


PADA TAHUN 1977, saat Willem Dafoe masih berstatus aktor teater pemula di New York City, ia membayar sewa dengan bekerja di Barbizon Hotel yang merupakan sekolah khusus perempuan dengan asrama di East 63rd Street. Sekolah ini melahirkan alumni seperti Sylvia Plath, Grace Kelly, hingga Candice Bergen. “Saya bekerja di luncheonette dan yang lucu adalah perempuanperempuan kaya ini memperlakukanmu seperti pembantu dan ada juga sexual tension karena mereka tidak punya kehidupan normal,” begitu Dafoe mengingatnya. Ia duduk dengan secangkir teh hijau di samping jendela di West Village trattoria Morandi pada suatu pagi di bulan Desember. “Saya melewati masa-masa itu dan orang membencinya karena mereka adalah orang-orang yang terpenjara. It was a great cast of characters. Ada imigran Skotlandia yang tegar, ada tukang masak alkoholik yang selalu berupaya membunuh saya karena saya adalah pelayan yang baik, ada gay, ada anak paduan suara yang membawa saya ke piano bar suatu waktu dan mencoba meniduri saya.” Ia mencoba mengingat sambil nyengir nakal. “Semua seperti drama.” ini.” Sutradara Daniel Nettheim berujar bahwa Sejak karir awalnya di teater avant-garde The Wooster Group hingga membintangi sejumlah film seperti Platoon, Wild at Heart, Spiderman, The Life Aquatic, dan film kontroversial Lars Von Trier Antichrist karakternya yang diperankan Dafoe eksentrik semua. Film itulah yang mampu membentuk karirnya selanjutnya. “Saya senang menjadi pribadi yang kuat,” katanya sambil bersandar di kursinya. Ia mengenakan T-shirt pas badan berwarna hitam dan berlengan panjang yang dimasukkan di jeans biru dengan sabuk. Pakaian itu seakan memamerkan pinggangnya yang terbentuk. Ia seperti baru saja keluar dari gambar Herbs Ritts 1988. Pada laki-laki 56 tahun yang lain, pakaian itu tidak akan cocok. Namun, pada Dafoe helaian itu tampak seperti kulit ke­dua. “Saya memiliki kendali seperti sutradara,” lanjutnya. “Jika saya merasa punya hasrat atau pertaruhan pribadi yang sepadan karena itu adalah bidang satu-satunya di mana saya bisa tampil optimal... ya saya harus, maksudnya saya punya karakter kuat, saya akan meminjam visi orang lain dan menjadi yang mereka mau. Saya suka itu. Saya tidak terlalu suka melayani agenda saya sendiri. Jika saya melayani agenda saya sendiri, saya merasa rapuh.” Dengan seringai, tulang pipi yang terpahat dramatis, hidung kurus, dan mata birunya intensnya yang tak pernah melepaskan lensa kontak, kehadiran Willem Dafoe seakan menjadi magnet. Dengan penampilan yang ‘dekil’ ini dan pada suatu titik dalam daftar panjang karirnya, Dafoe telah menghantarkan peran-peran antagonis dalam filmfilm blockbuster yang juga mengagumi pundi-pundinya. Resumé-nya sedikit meleset dari kalkulasi maupun logika. Mulai film sci-fi thriller Disney John Carter, adaptasi Stephen Sommers dari cerita misteri Dean Koontz Odd Thomas hingga drama indie dari Australia yang berjudul The Hunter. Dilanjutkan lagi dengan The Life and Death of Marina Abramovic milik Robert Wilson, sebuah produksi panggung yang akan tur di Eropa pada musim panas ini. Film itu dibintangi sekaligus berbasis dari contemporary performance artist. “Saya selalu mengusahakan sebuah peran, kecuali seseorang menawari saya secara langsung. Saya bukan orang yang suka memonopoli, tidak seperti yang banyak orang pikirkan, katanya. “Saya tidak pernah merasa menjadi pilihan utama dan itu tidak apa-apa selama saya juga mendapat kesempatan. Kami tidak mau sekadar mencari performa bagus dari aktor. Setidaknya saya tidak. Saya ingin menghilang dan terlibat dalam film bagus. Saya rasa itu yang dilakukan aktor-aktor terbaik.” Bagi Dafoe, yang menjaga tubuhnya dengan latihan Ashtanga Yoga selama lima belas tahun terakhir kecuali Sabtu, bulan purnama dan bulan muda. Aspek fisik itu yang membuatnya tertarik untuk terlibat dalam proyek terakhirnya, John Carter di mana ia bermain sebagai Tars Tarkas, ksatria dan pemimpin perburuan orang Mars the Tharks di mana ia menghabiskan banyak waktunya memfilmkan dengan stilt setinggi tiga kaki. “Kadang saya merasa punya empat tangan,” katanya sambil memperlihatkan senyumnya yang lebar. “Selalu mencari pemicu dan juga tantangan! Itu semua faktor motivasi, kan? Terdengar seru.” Untuk The Hunter yang difilmkan di hutan belantara di Tasmania, “Selama sekitar tiga minggu saya di sana seorang diri,” Dafoe berusaha mengingat. Karakternya di sana terlibat dalam perburuan rahasia untuk macan Tasmania terakhir. “Terkadang, mereka naik ke helikopter dan berkata ‘Go, baby!’ dan saya dibekali walkie talkie lalu kepayahan membawanya seharian di medan yang sulit

Dafoe menolak pemeran pengganti di semua adegan. “Jadi dalam extremely wide shots di sebuah lansekap di mana karakter diwakili dengan titik kecil. Titik kecil itu adalah Willem membawa ransel berat dan berjalan susah payah melewati lumpur dan lintah.” Itu adalah tantangan bagi aktor. “Saya pikir kamu akan ketagihan untuk memerankan sesuatu dengan yang berkualitas,” kata Dafoe. “Terkadang sangat sulit untuk mencoba, tetapi sesudah melakukannya satu kali, akan ada rasa nyaman secara jasmani. Kamu akan merasa lebih baik dalam pikiranmu, rasanya berguna. Kamu ingin mengulanginya lagi. Kamu ingin kembali.” Dafoe adalah salah satu aktor yang dapat dikategorikan sebagai aktor serius. Ia serius dengan proyeknya, ketrampilannya, dan bisnis yang melingkupinya. Ia berekspansi dalam industri film. Banyak energi dihabiskannya untuk mendistribusikan film dan lebih sedikit dalam produksi film. Ia tidak sengaja mengatakan bahwa Melancholia bukanlah film Lars Von Trier favoritnya. Ia menghabiskan hampir setengah tahun di Italia dengan istrinya yang juga orang perfilman, Giada Colagrande. Beberapa saat setelah saya selesai wawancara, Dafoe pulang ke rumahnya di apartemen terdekat. Namun, ia berbalik dan menepuk bahu saya. “Satu hal yang mungkin kamu harus tahu,” ujarnya sambil menyebutkan filmnya yang akan datang, 4:44 Last Day on Earth yang difavoritkan banyak festival. Lokasi film itu adalah sebuah apartemen di Lower East Side, Manhattan, jam-jam terakhir menjelang kiamat. “Filmnya Paz de la Huerta? tanya saya. “Oh, ia hanya terlibat beberapa detik,” serunya sedikit dramatis. “Saya tidak mau terkesan jahat, tetapi ia menggunakannya untuk mempromosikan dirinya sendiri.” Ia mengangkat bahu. “Tetapi menurut saya film itu akan bagus.”

125


not for girls.

Nama Tanggal Lahir Perusahaan Jabatan Alamat pengiriman

Kantor

Rumah

Kota

Negara

Kode Pos

Telpon HP Fax Email Mulai berlangganan dari bulan

Cover Price

NORMAL PRICE

Subscribe PRICE

Saving

NYLON

Rp. 35.000 (10 edisi)

Rp. 350.000

Rp. 245.000

30%

NYLON Guys

Rp. 35.000 (6 Edisi)

Rp. 210.000

RP. 147.000

30%

Untuk Luar Jakarta tambah biaya ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon (021) 3199 1178 Kirim formulir ini ke : Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350 Tel +62 21 3199 1178, +62 21 3199 91179

CARA PEMBAYARAN: Cash Transfer PT. Tiga Visi Utama. Bank Mandiri Sudirman No. rek. 102 00 4567899 9 Hubungi Claudia tel. 021-3199 1193 / fax. 021-3199 1178. Mohon konfirmasi melalui telepon sebelum melakukan transfer Dapatkan: - Hadiah untuk 30 (tiga puluh) orang pertama yang subscribe - Hadiah langsung voucher Lee Cooper senilai Rp. 100.000

follow us on NYLONguys_IND

w w w.mpgmedia.co.id

NYLON Indonesia

PT. Tiga Visi Utama Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350

GAP – Grand Indonesia Unit SB, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Guess – Senayan City Level 1 Unit-32. Jl. Asia Afrika, Jakarta. H.E by Mango – Plaza Indonesia Level 2#2830, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Happy Socks – www.happysocks.com Hugo Boss – Plaza Indonesia 1st Floor Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Iconia – ITC Mangga Dua Lt. 4 Isis - @ Sky Store Jl. Kemang Raya No.27 Jakarta Selatan Industri – Jl. Benda Raya ID Kemang Raya Jakarta Selatan Inksomnia – Jl. Trunojoyo no.23 Bandung www.inksomniastreetwear.com Jika Studio - Jl. Abdul Majid Raya 41B, Cipete Jakarta Selatan (021) 7513637 Labelous - @ The Goods Dept., Plaza Indonesia Extension Lt.4 #14, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Lacoste – Grand Indonesia Lower Ground Unit 34. Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Levi’s – Grand Indonesia 1st Floor. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Lomography – Jl. Panglima Polim V No.38 Jakarta Selatan (021) 72799408 Marks & Spencer – Senayan City, Level 1. Jl. Asia Afrika Lot. 9, Jakarta. Massimo Dutti – Grand Indonesia Ground Floor. Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Monday To Sunday – Grand Indonesia Level One, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Muji – Grand Indonesia West Mall, Level 3. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. No’om – Grand Indonesia Level One, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. NOIR - Jl. Radio Dalam Raya No.99C, Jakarta Selatan. noir.store@aol.com Nordhen Basic – Jl. Meleong 1 no.7, Bandung. POP Shop – Cimanuk #11, Bandung (022) 7275449 River Island – www.riverisland.com Satcas – Panglima Polim V/36 Jakarta Sash – ITC Mangga Dua Lt. 4 Skematic – Jl. Pela Raya No. 42 Radio Dalam, Kebayoran Baru. Jakarta Selatan Society – Trunojoyo no.8 Bandung Superdry – Plaza Indonesia Level 2 B44, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat TED BAKER – Grand Indonesia East Mall, Level 1 Unit 30 A-31. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. (021) 23580559 TOP Golf – Kawasan Sektor IX Bintaro Jaya (021) 29046365 Topman – Senayan City Level 1-00, Jl. Asia Afrika, Jakarta. Tosavica – Grand Indonesia Level One, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. Y3 – Plaza Indonesia Level 1 No.121. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Zara – Senayan City Floor 1 & 2, Jl. Asia Afrika Jakarta Selatan.

shopping list

INDONESIA

Ya, saya ingin berlangganan majalah

INDONESIA

SAVE be s t 30% d eal

16DS – Grand Indonesia East Mall, Level One. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. www. sixteendscale.com 21mm Management - http://www. twentyonemm.com/ Adidas Original – Plaza Indonesia Extension, Level 3 No.EH-01 Amble Footwear – www.amblefootwear.com Anonymous – @ Sky Store Jl. Kemang Raya No.27 Jakarta Selatan Armani Exchange – Plaza Indonesia Level 1 no. 86-88B. Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat. ASOS – www.asos.com Banana Republic – Grand Indonesia Ground Floor, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Bershka – Plaza Indonesia Level 2 Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat Budi Valentino (Make Up Artist) - 0816907477 Danjyo Hiyoji – Grand Indonesia, Level One. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. DKNY Jeans – Plaza Indonesia, Level 2 Unit E 12-13. Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Denim Vault – Jl. Kemang 1 No. 10A Jakarta Selatan Enny Jeans - http://www.ennyjeans.com BB Pin: 27F9AE1C Flathead - @ Denim Vault, Jl. Kemang 1 No. 10A Jakarta Selatan Fred Perry – Plaza Indonesia Level 2 #E27A


One klik away to your favorite article!!!

RADAR, NYLON TV, RADAR, NYLON TV, FASHION & BEAUTY FASHION & BEAUTY NEWS, BLOG REVIEW NEWS, BLOG REVIEW AND PHOTO TAG AND PHOTO TAG

GET YOUR NYLON & NYLON GUYS DAILY

w w w . n y l o n I n d o n e s i a . c o m


Film ini sepertinya sangat menunjukkan bagaimana sebuah state dapat menghancurkan para individual. Ada kalimat yang menarik dari monolog Smiley. Saya tahu Le Carré membencinya, tapi ia berujar, ‘Para fanatik menyembunyikan sebuah keraguan.’ Hal itu menunjukkan apa yang terjadi pada masa kini. Tidak mudah bagi seseorang untuk berubah dari sebuah individu menjadi fanatik. Risikonya tinggi. Dalam film ini, nampak susah untuk mengetahui siapakah pihak yang fanatik. Tidak mungkin menilai kesetiaan atau mengetahui siapa yang bisa dipercaya. Sebagai penonton, mana yang harus kita pilih? Kami mencoba objektif. Lumayan susah. Jika anda meletakkan kameranya terlalu lama di belakang pintu, Anda berpikir bahwa seseorang berdiri disana. Kami benarbenar mencari lokasi dan pandangan yang tepat dimana objektivitas dan subjektivitas hampir bertemu. Anda akan berpikir bahwa seseorang sedang berada disitu, namun tidak tertera dengan jelas. Kami juga mencoba untuk membuat images of paranoia.

spy games Sekilas, kedua film karya Tomas Alfredson yaitu ‘Let the Right One In’ dan ‘Tinker Tailor Soldier Spy’ nampak seperti langit dan bumi. Film ‘Let the Right One In’ memiliki plot menegangkan, cerita puitis tentang seorang lelaki sensitif dari Swedia dan vampir di sebelah rumahnya. Film selanjutnya adalah film berbahasa inggris pertama karya Alfredson yang diadaptasi dari sebuah canonical spy novel karya mantan operatif M15, John Le Carré tentang pembelajaran konspirasi saat Perang Dingin di Inggris pada tahun 70-an (menampilkan Tom Hardy, Collin Firth dan Gary Oldman sebagai spy chief George Smiley. Meski beda alur dan set, keduanya punya suatu persamaan: samasama film cinta. Saya berbincang dengan Alfredson via Skype dari rumahnya di Stokholm.

128

SUTRADARA TOMAS ALFREDSON MERUBAH vampires MENJADI moles DI FILM TINKER TAILOR SOLDIER SPY. teks : MIKE HARVKEY ILUSTRASI : revenge is sweet

Saya mencoba menemukan gaya Anda sejak menonton Tinker. Menurut saya filmfilm Anda terlihat sangat orisinil tetapi tidak pasaran. Menurut Anda? Hmm.. That’s a tough one. Menurut saya itu dua hal yang berbeda. Saya mencoba tidak melihat film karya orang lain untuk kepentingan sendiri. Terlalu banyak sineas film zaman sekarang yang mengikuti bahkan menjiplak film-film lain. Saya mencoba terinspirasi dari musik, seni, fotografi atau mencoba untuk terus berjalan dan melihat apa yang seharusnya saya lihat. Buat film itu susah. Begitu mengenali mesinnya, cara bekerja audio dan visual, menggarap sebuah babak, berkomunikasi dengan para aktor, menghafal dan mengerti dialog, maka Anda harus let other people in. Anda harus lebih terbuka pada kehidupan. Membuat film adalah sebuah seni of what’s happening now, kamera dapat menangkap itu. Banyak sineas film yang membuat filmnya dengan penggaris terlalu lurus dan penuh kontrol. Sesuatu terjadi saat terlalu banyak kontrol. It dies.

Adakah beberapa visual clichés yang terjadi di periode Cold War tersebut? Nostalgia itu tajam, sebuah jalan pintas dalam hati manusia. Anda harus mencoba menghindari beberapa trik yang biasa di terapkan dalam hit records, iklan atau TV. Saya coba mengingat saat pertama kali ke London pada tahun 70-an. Saat membuat film yang berpusat pada suatu dekade, biasanya properti dan pakaian berasal dari tahun tersebut. Salah besar. Ini tahun 1973 dan kami berpikir, kapan George pergi ke tukang jahit? Mungkin pada akhir tahun 50-an atau awal tahun 60-an. Begitulah penampakan orang tua zaman itu. Mereka tidak modern. Inggris sangat miskin saat itu maka banyak pemilik barang tua yang disimpan lama. Kami ingin memvisualisasikan bau kain-kain wol tua. Itulah mantra kami. Film ini terlihat sebagai sebuah film cinta dalam masa-masa analog. Semua sangat visual dibandingkan masa elektronik seperti sekarang. Saat melihat orang-orang menggunakan komputer atau memencet tombol, hal-hal yang terjadi tidak dapat dijelaskan. Tapi jika menunjukkan sebuah sebuah mesin jahit, cara bekerjanya mudah dimengerti. Apakah anda sudah menonton remake dari film anda, ‘Let the Right One In’ versi Amerika? Tidak, saya belum menontonnya (tertawa). Mungkin saya akan menyaksikannya di televisi secara tidak sengaja.


indonesia's definitive Men's Journal style guide issue

indonesia / maret 2012

SUBSTANCE / STylE / SUCCESS

maret 2012

issn: 2089-337x

STYLE GUIDE ISSUE rp. 49.500 luar jawa rp. 52.000

michael fassbender / maret 2012

michael fassbender

02

Plus

momentum kesuksesan sebuah peran here comes the sun

koleksi musim semi/panas 2012 dari berbagai rumah mode dunia

oka antara

perjalanan menjadi aktor sejati di industri film tanah air

style is attitude

delapan pria sukses memaparkan arti sebuah penampilan

T ELA H BEREDAR August Man Indonesia

@AugustMan_ID


BECOME A FAN ON PMANINDONESIA FACEBOOK.COM/ TO

OU ND FLO OR CE NT RA L PA RK GR H MA LL 2 LEV EL 1, DA IN R GR OU ND OK WE ND LO LL PO 1, MA VE RY SH OP PIN G SK Y BR IDG E LEV EL CO SIA DIS NE GO DO SO IN : D LI AN BA • EL CIT Y LEV EL 1, GR N JAVA RE SO RT LEV JA KA RTA : SEN AYAN BA ND UN G: PA RIS VA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.