NYLON Indonesia / Jan 2012

Page 1

s t

A n n i v e r s A r y

i s s u e A

1

like

20

Eva Celia

make up kit

princess in the making

warna solid

the prodigal kids

hitam vs neon

Darell Ferhostan Adrian Subono Andre Wiredja Rini Sugianto Kukuh Zuttion Rain Chudori

en route

magisnya india

beyond blonde

debbie harry

band crush

new wave

summer camp

jAnuAri

2012

rp. 35.000,luAr pulAu jAwA rp. 37.500,i s s n 208 788 26




table of contents

006

Ed Letter

008

Masthead

010

Par Avion

januari 201 2

012

Contributors

014

Behind the Scene

COVEr:Eva Celia Foto Oleh: Dikka afidick. Stylist: Vega afidick. asisten Fotografer: ryan ibee & Leo Budirahardjo. Hair & Make up: Megan Porschen. Floral batwing shirt, Mink Pink, Pixie Market. Spikes necklace, avgvsta & avgvstvs. Patent leather shoes, american apparel. Sheer socks, H&M. White shirt, american apparel. Skirt, milik pribadi.

Oleh: anindya Devy. Foto Oleh: andre Wiredja. Model: Olga-VTM. Make-up: Olivia worotitjan. Dress dan ankle boots, Zara. Knit short dan Poncho, Forever21. Cincin, Stradivarius.

FaSHiOniSTa

016

El Mexicano

018

Mass Appeal: Dear Lolita

028

034

024

029

036

Chanel

Brightspot Market

The Look Get This

025

Private Icon:

020

Jane Birkin

Little Star

026

Mass Appeal:

Model Citizen:

022

Chelsea Tyler

Cold Play

027

Mass Appeal:

002

023

Jeans of the Month

Price is Right Nylon Special:

Haute Stuff The Graduates:

030

038

Jewel Rock

Volcom

Cult Of:

Mania:

032

042

Louis Vuitton - Hong Kong

Louis Vuitton - Hong Kong

Nylon Special:

032

Nylon Special:

Louis Vuitton - Milan

Fashion News:

044

Opener:

055

Star Struck

Beauty Cover NYLON

046

058

Counter Culture

048

Beauty Spread

Beauty Riot

057

Staring Contest

Beauty News

061

Private Icon:

Brigitte Bardot



table of contents

JANUARI 2012

062

Opener: Anton Yelchin

065

Radar:

Hunter Parrish

066

Radar Special:

The Prodigal Kids

072

Profile:

Beyond Blondie

074

Profile: Summer Camp

076

Profile: Afternoon Talk

078

On Stage: Train

079

On Stage: Djakarta Warehouse Project

096

080

Cover Story:

Mogwai

104

081

Two Can Play This Game.

On Stage:

Filmstrip

082

En Route:

Eva Celia

Fashion Spread:

122

Events

India

084

Soundcheck, Bookmark, Get This

086

Culture Club

088

Band Across America

126

Shopping List

127

Star Maps: Times Up!

128

Bag Check:

It’s a Jungle Out There

004

Oleh: Tiara Puspita. Foto Oleh: Andre Wiredja. Knit top: Miss Selfridge, Cincin: MANGO, Makeup: Priscilla Myrna, Hair: Tedza Syahriyal, Nail Polish: Black Shatter & Happy Anniversary by O.P.I.



letter from the editor H

E

F

I

R

S

T

I

S

S

U

E IN DO NE SI A

T

januari 2011

omg! it’s mariana she’s NOT your girl next door

the hot issue

color me bad

warna unik untuk party

hottest tv series glee, true blood, 30 rock, mad men

www.nylonindonesia.com

JANUARI

RP. LUAR

RP.

2011

35.000,P.

JAWA

37.500,-

wear what you want!

local brand favorite jeans sneakers leather jacket boots hats

di bawah radar

brndls bayu risa the trees and the wild

hot www.nylonindonesia.com

NEW WAVE Selalu ada yang pertama untuk segalanya dan di bulan pertama di tahun 2012 tim NYLON dan NYLON Guys Indonesia merayakan ‘hari jadinya’. Diumur yang baru 1 tahun banyak hal yang kami rasakan tapi ada satu yang paling berkesan adalah dukungan besar dari kamu, (yes you!). Pembaca setia NYLON Indonesia. Dan tidak ada yang lebih menyenangkan dengan merayakan bersama kalian. Di edisi ini kami memberikan hadiah gelang yang dibuat khusus oleh Jewel Rocks. We hope you like it and wear as our friendship bracelet. Di kesempatan ini juga, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada para partner, manajer brand, promotor, rekan media, teman-teman, dan artis yang telah memberikan kesempatan bagi NYLON untuk berkolaborasi membuat sesuatu berbeda, dan semoga lebih berarti. Muda, Beda dan Berbahaya menjadi spirit di setiap edisi yang kami buat dan semoga bisa menular seperti virus bagi siapapun membacanya. Dari memasang radar yang semakin luas untuk membuat ulasan musik dan mencari talenta anak muda sampai menginspirasi kamu untuk bergaya lebih ekspresif dan individual.

006

Perjalanan satu tahun pasti membawa begitu banyak pengalaman dan cerita. Dan tidak selamanya berjalan indah dan mulus. Tapi hanya ada satu yang pasti dan tidak akan berubah, apapun itu keadaannya : stay true to your self. Hari-hari baru menanti kita semua di tahun 2012, jalani dengan membuat karya yang lebih baik lagi, belajar menghargai segala hal dari yang kecil dan tidak pernah takut untuk mencoba. Life is too short, so leave to the fullest my friend. Happy New Year !!!

Ein Halid Editor in Chief Contact me ein.halid@nylonindonesia.com Follow me @einhalid Klik www.nylonindonesia.com


INDONESIA

One klik away to your favorite article!!!

RADAR, NYLON TV, RADAR, NYLON TV, FASHION & BEAUTY FASHION & BEAUTY NEWS, BLOG REVIEW NEWS, BLOG REVIEW AND PHOTO TAG AND PHOTO TAG

GET YOUR NYLON & NYLON GUYS DAILY

w w w . n y l o n I n d o n e s i a . c o m


A Chairman and Chief Entertainment Officer Julius Ruslan Chief Executive Officer and Group Publisher Denise Tjokrosaputro Editorial Director Petrina Leong Editor-in-Chief Ein Halid Managing Editor Resti Purniandi

Senior Fashion & Beauty Editor Anindya Devy Fashion Stylist Patricia Annash Beauty Editor Tiara Puspita

Associate Editor Khiva Rayanka Iskak, Alexander Kusuma Praja

writers Jessica Hanafi editorial assistant Deasy Rizkinanti interns Destya Hediantie, Luca Knegtering design Graphic Designer Coordinator Amirudin Hafihz Graphic Designer Marisa Saleh, Haris Juniarto

business Advertising Sales Manager Herawati Saragih Senior Account Excecutive Nimas Ayu Inawati Account Excecutive Gerha Jayamala, Natasya Wulandari Traffic Manager Ursula Sitorus Group Marketing Communication Fauzan Romdhon Marketing Communication Supervisor Thania Muljadi Event & Promotion Manager Firman Event Staff Arsil Fajar, Adi Wira.P, Carl Ronaldo Circulation & Distribution Claudia Sthefanie Jonathans, Algoniun, Iriansyah IT Coordinator Kim Ming Web Coordinator Arvino Zulka Harahap

NYLON is published by

PT. TIGA VISI UTAMA Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91193, fax. (021) 349 91178

SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51 NYLON US Chief Editor Marvin Scott Jarett Publisher Jaclynn b Jarett Associate publisher Karim Abay President Don Hellinger

Editorial Office

110 greene street,suite 607, New York, NY 10012

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat konstan. Semua materi yang kecuali ditetapkan lain. telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan diterima akan menjadi hak milik untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2011

follow us on

NYLON_IND NYLON Indonesia

contact us

contact@nylonindonesia.com sales@nylonindonesia.com www.nylonindonesia.com



par avion

lkawars billy, po (guitar)

posso (model)

ff 2011 lon faceo finalis ny

alyssa

soeband

ono

eryka sonia

vidi aldiano


par avion

a rayandit 1) ceoff 201 (nylon fa

jonathan

n tina too

mulia

raisa

saskia

rini idol re e illionai ino teenag

rgas bran va 011) aceoff2 (nylon f

011


contributors Dikka Vega Dikka Afidick dan Vega Afidick adalah pasangan soulmate dalam hidup dan fashion photography. Hijrah di Los Angeles yang padat dan dikelilingi dengan berbagai objek baik alam yang memikat maupun tempat gaul Hollywood memacu keduanya mengembangkan dunia seni yang mereka cintai. Dikka telah berpengalaman bekerja dengan talenta Los Angeles, Vega pernah berkolaborasi dengan Gilles Bensimon untuk fashion spread majalah.

Fotografer asal Bandung dan penata gaya dari Jakarta ini lalu mendirikan Dikka Vega pada September 2011 untuk mengeksplor style mereka sendiri. Dengan memadukan kreativitas Vega dengan sentuhan seni ala Dikka sebagai fotografer, keduanya berusaha membuat karyakarya ekspresif yang menangkap keunikan pribadi dan kepercayaan diri seseorang. Karya-karya itu bisa dilihat di www.dikkavega.com.

Advan Matthew Untuk seseorang kelahiran September 1988, Advan Matthew telah memiliki portfolio yang seru. Karyanya muncul di Vogue Italia, Yahoo7 Australia, Design Scene, The Western Australian Newspaper, Toni&Guy hairdressing, PAC Cosmetic, Martha Tilaar serta pameran “Chris Huzzard and Perth City Council: “Perth Fashion Photographers Exhibition” di 104 Murray St. City of Perth dan “Advan Matthew for Martha Tilaar Bridal Photo Exhibition” di Jakarta Wedding Festival pada Juli 2011

di Jakarta Convention Center. Jalur fashion photography dipilihnya karena kecintaannya bercerita. Ia lahir di keluarga dengan musikalitas tinggi yang sehingga musik klasik, lukisan dan potret masa lalu menjadi sumber imajinasi untuk karya artistiknya. Objek favorit kameranya adalah manusia, perempuan lebih tepatnya. Ciri khas fotografi, ia deskripsikan sebagai ‘bold, stellar, robust and dramatic’. Meskipun berkembang di Australia, Advan kini menjadi fulltime photographer di Jakarta.

Destya Hediantie Bagi Destya Hediantie, fashion adalah passion. Mahasiswi semester tujuh di London School jurusan Mass Communication ini pun menyenangi kegiatan menulis artikel, sesi pemotretan, berpartisipasi dalam event, foto produk dan wawancara selama bergabung dengan tim NYLON. Destya yang sukses menyebarkan virus

catchphrase ‘huftness’ dan keceriaan berlebih di kantor ini sekarang sudah dapat multi tasking untuk membantu tim. Tiap pagi ia melakukan ritual playlist musik di laptop abu-abunya, di antaranya “Take Care” dari Copeland dan “Country House” dari Blur. “Being a part of NYLON is such a best thing of my life”, jelasnya.

Luca Knegtering Utrecht-born intern ini jauh-jauh datang dari Belanda untuk mengoleksi portfolio. Mahasiswi Lifestyle and Design di Willem de Kooning Art Academy di Rotterdam ini menjadikan seni, buku, makanan, menggambar, travelling dan clubbing sebagai bagian dari petualangannya. Luca sempat belajar fine arts selama 6 bulan di Korean National University of Arts sebelum akhirnya ia mengontak editor-

012

in-chief kami untuk magang di NYLON. Ia mencintai kegiatan memotret karena ia pelupa serta susah untuk mengekspresikan diri lewat tulisan. “ I need to take photos to remember how my life has flown. I need to take photos to escape from my neverending thoughts”, ujarnya. Saat ini Luca memanfaatkan liburan untuk berkeliling Indonesia dan memotret sudut menarik yang ia temukan.



behind the scenes

under cover: eva celia FOR HER lOOk TRY:

BEAUTY NOTE:

Eva muncul tanpa make-up, dan hanya mengaplikasikan moisturizer sehariharinya. Tangan talented make-up artist Megan Porschen pun berkreasi mengikuti setiap styling pakaian yang dikenakan Eva. Sedikit rahasia dibagi oleh Megan, ia mencampur colors eye shadows dari Make Up Forever untuk memberi sentuhan glamor yang menyala. Tidak lupa Tarte’s lip crayon untuk bibir dan sekaligus dikenakan sebagai blush, hasilnya pun terlihat segar dan natural.

014

Foto: Ryan Ibee. Hair & Make up: Megan Porschen.

little round Pot eyeshadow in Noir Cobalt, Bourjois; la Boheme Aqua Eyes Matte BlackBrown, Make Up For Ever; la Boheme Rouge Artist Natural Peach Beige, Make Up For Ever; Haute & Naughty lash Mascara, M.A.C.

Di suatu pagi dimana matahari masih enggan muncul, udara dingin dan perkumpulan awan tebal menghiasi langit saat itu. Eva datang ke studio yang berlokasi di alhambra, Ca, sekitar 15 menit dari kesibukan kota La untuk pemotretan cover NYLON edisi anniversary dengan penampilan yang santai. Walau hanya memakai celana jeans di gulung, loose shirt putih dan jaket kulit, Eva terlihat manis dengan rambut pendeknya yang dikuncir kuda. tanpa banyak berbicara ia langsung duduk di kursi dan siap untuk didandan oleh make-up artist. sambil dandan, pembawaan Eva yang santai dan ramah membawa kita semua ke obrolan yang penuh canda. Kadang ia ikut bernyanyi kecil mengikut lagu-lagu yang tentunya selalu hadir setiap sesi pemotretan kami. Bisa dibilang pemotretan berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, bahkan lebih! Eva yang penuh percaya diri tampil luwes di depan kamera. Dari pose yang manis, jenaka, berjoget mendengarkan musik, sampai hanya duduk di lantai semuanya terlihat natural. setiap look yang dikenakan dapat ia bawakan dengan baik. Kadang-kadang ketika fotografer menyebut “test shoot”, ia spontan bergaya kocak, membuat ekpresi muka yang lucu. selain itu keseruan pemotretan kali ini bertambah dengan adanya nasi rames yang berasal dari restoran indonesia dekat studio, it sure pumps everybody up! Melihat kepribadian dan profesionalisme yang ditampilkan Eva hari ini, I think it’s safe to say…today a star is born.




Tidak harus menunggu Cinco de Mayo untuk menggunakan poncho seru ini. I’ll see you on the other side of the border!

Oleh: AnindyA devy. FOtO Oleh: Andre WiredjA. MOdel: OlgA-vtM. MAke-up: OliviA WOrOtitjAn. dress dAn Ankle bOOts, ZArA. knit shOrt dAn pOnchO, FOrever21. cincin, strAdivArius.


mass appeal: Lolita

3

1

2

7 6

5 4

9

8

12

10

11

dear lolita

13

“Light of my life, fire of my lions. My sin, my soul” - Vladimir Nabokov

1. Flower dress, Topshop Rp. 499.000; 2. Freckleboxy blouse, Ensemble @ The Goods Dept. Rp. 239.000; 3. Flare top, Picnic Rp. 239.000; 4. Collar dress, Picnic Rp. 329.000; 5. Pleated short. Topshop Rp. 619.000; 6. Anting, Sash Rp. 100.000; 7. Lace short, Platform Rp. 125.000; 8. Bralet, Platform Rp. 100.000; 9. Rounded detail dress, Stab Rp. 369.000; 10. Pump Shoes, Miss Selfridge Rp. 899.000; 11. Short, Sash Rp. 150.000; 12. Tank Top, Studio Sumo Rp. 450.000; 13. Ankle Boots, ALDO Rp. 1.690.000.

018

Oleh: Patricia Annash

Foto oleh: Rizhki Rezahdy



mass appeal: Stars 2

4

3

1

6

5

7

11

9

8

little star

10

12

Mari bermain dengan motif bintang and let the star shines on you!

1. Playsuit, Miss Selfridge Rp. 859.000; 2. Cardigans, Mango Rp. 619.000; 3. Asymmetric Skirt, Zara Rp. 299.000; 4. Tank Top, Mango Rp. 319.000; 5. Tube dress, Mango Rp. 769.000; 6. Tas, Badha, Price by Request; 7. Hair clip, Topshop Rp. 199.000; 8. Atasan, Mango Rp. 339.000; 9. Clutch, ALDO ; 10. Shawl, Miss Selfridge Rp. 319.000; 11. Mini Skirt, Zara, price by request; 12. Pump Shoes, ALDO, Price By Request.

020

Oleh: Patricia Annash

Foto oleh: Rizhki Rezahdy



mass appeal: Sweaters 3

2

1

5 6

4

8

7

9

10

cold play

11

13

Siapkan sweater dan padukan dengan kemejamu.... cocok untuk musim hujan saat ini

1. Kemeja, Vahada, price by request; 2. Sweater, Topshop Rp. 479.000; 3. Black & White Shirt, Platform Rp. 125.000 ; 4. Legging, Velvet Apple Rp. 200.000; 5. Sweater shirt, Topshop Rp. 699.000; 6. Wedges Oxford Shoes, ALDO Rp. 1.169.000; 7. Wedges Pump Shoes, ALDO, price by request; 8. Black & white shirt, Platform, Rp. 125.000; 9. Jumper, Topshop Rp. 659.000; 10. Bow Tie, Victor Banks @ The Goods Dept. Rp. 100.000; 11. Sweater with buckle, Massimo Dutti Rp. 1.190.000.

022

Oleh: Patricia Annash

Foto oleh: Rizhki Rezahdy


the look: David Koma

liFT COnCealeR, Flawless skin for flawless look, make up For ever, Rp. 275.000

lash GlamOuR exTReme lenGTheninG masCaRa, bold, flake-free lashes? Yes, please! bobbi brown, Rp. 300.000

uv undeR base mOusse in beiGe, sebelum menggunakan foundation, mousse ini penting untuk kulitmu! shu uemura, Rp. 525.000

POwdeR blush in melba, sapukan sedikit blush di tulang pipimu! maC, Rp255.000 TRi bROw COlOR, naturally shaped brow makes it perfect. make up store, Rp. 259.000

nail POlish smOkY blue, set the drama on your nails dengan kuteks biru ini! mavala, Rp. 45.000

make uP FOR eveR ROuGe aRTisT naTuRal in bOheme, Coat lips in nude color! make up For ever, Rp. 250.000 eYe PenCil seCReT aGenT, sapukan warna biru di bagian ujung luar matamu membentuk cat’s eye! make up store, Rp. 188.000 miCROshadOw sun bReeze, eyeshadow warna nude yang simpel membuat penampilanmu terlihat effortless! make up store, Rp. 182.000

into the blue

Get a crush in blue dengan sentuhan warna “dingin” di area matamu dan biarkan makeup terlihat simpel without trying too much!

Oleh: Tiara Puspita, Foto Produk: Rizhki Rezahdy

023


get this: fruits

LeTTuCe & CuCumber waTer miST Face mist yang kaya akan moisturizer dan vitamin, aman digunakan kapanpun kamu inginkan! Skin Food, rp. 197.200

SweeT Lemon body buTTer Halus, segar dan wangi yang tahan lama! The body Shop, rp. 169.000

PineaPPLe PaPaya FaCiaL SCrub Scrub unik yang cocok digunakan untuk berbagai jenis kulit dan mampu mengangkat sel kulit mati dengan teksturnya yang ringan! Kiehl’s, rp. 340.000

Cranberry Joy Hand Cream Hand cream dengan wangi cranberry yang manis dan tahan lama akan membuat tanganmu terasa halus sepanjang hari. The body Shop, rp. 89.000

PineaPPLe PeeLinG GeL Peeling gel yang mengandung partikel selulosa dan aHa untuk mengangkat sel kulit mati serta menghilangkan komedo dan jerawat! Skin Food, rp. 202.300

PaPriKa CooLinG body miST body mist yang diperkaya ekstrak paprika untuk melembabkan, dan menenangkan kulitmu! Skin Food, rp. 155.000

GraPeFruiT GenTLy exFoLiaTinG body SCrub Scrub bertekstur creamy yang halus ini sangat efektif untuk mengangkat sel-sel kulit mati di seluruh tubuhmu! Kiehl’s, rp. 235.000

CuCumber HerbaL aLCoHoL-Free Toner aman dan ringan untuk digunakan, membuat kulitmu terasa segar dan halus! Kiehl’s, rp. 125.000 aPPLe manGo VoLume eSSenCe miST Hair mist yang akan memberikan kelembaban di rambut dengan ekstrak apel-mangga untuk rambut yang bervolume. Skin Food, rp. 151.500

Guarana berry VoLumiSinG mouSSe dapatkan rambut sehat bervolume dengan mousse ini! The body Shop, rp. 99.000 oranGe SHower PuFF dapatkan busa melimpah dengan shower puff unik ini! The body Shop, rp. 19.000

juicy fruity Let’s get juicy dengan aroma dan kandungan buah-buahan yang segar untuk tubuh dan wajahmu!

024

oleh: Tiara Puspita, Foto Produk: rizhki rezahdy

PinK GraPeFruiT LiP buTTer Creamy lip butter yang akan mengatasi masalah bibir pecah-pecahmu! The body Shop, rp. 59.000


private icon: Jane Birkin

her bag “Everything I wear doesn’t put me in the league of women. If I were a boy, I could look a lot prettier than a lot of boys I know” – Jane Birkin Oleh: Anindya Devy. Banyak yang langsung mengira Jane Birkin adalah orang Perancis, tapi sesungguhnya Jane Mallory Birkin lahir di london, Inggris. Ibunya, Judy Campbell adalah seorang aktris dan ayahnya, David Birkin adalah seorang lieutenant commander di Royal navy dan mata-mata pada waktu Perang Dunia II. Hm..interesting. Jane memulai kariernya pada tahun 1966, namun pada film slogan pada tahun 1969 lah ia berkenalan dengan serge gainsbourg, seorang singersongwriter, actor, dan director. selama 1 dekade setelah itu, Jane tidak pernah terlihat tanpa serge. Mereka saling jatuh cinta dan bekerja bersama menciptakan berbagai lagu yang ikonik (siapa yang bisa melupakan lagu Je T’aime..Moi non Plus yang sangat kontroversial). Just in case kamu penasaran, Jane Birkin adalah the Birkin behind the infamous Hermès Birkin bag. Jane pada saat itu sering membawa straw bag untuk menaruh semua keperluannya. Pada tahun 1981 di sebuah flight dari Paris ke london, Jane duduk di samping chief executive Hermès, Jean-louis Dumas. Melihat straw bag yang ditaruh oleh Jane di overhead compartment nya jatuh berantakan, Jane pun bilang kepada Jean-louis ia kesulitan untuk mencari tas kulit yang ia suka. Pada tahun 1984, Jean-louis menciptakan sebuah tas kulit berwarna hitam untuknya, the Birkin bag. Jane sempat menggunakan tas itu untuk beberapa saat dan sejak itulah tas itu menjadi ikonik.

Jane cukup kontroversial pada masanya (ia pernah mengenakan sheer dress yang sangat menerawang di publik) dan menjadi 60s fashion icon. Knee high boots, tiny shorts, baggy sweaters, loose jacket dan high waist jeans menggambarkan gaya bohemian mod nya. gayanya yang simpel dan effortless dapat menangkap karakternya, dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti kalung, head piece dan sunglasses besar. Jane selalu menganggap bahwa dirinya tidak terlalu feminin dan bermain dengan loose shirts dan jeans. Ini bisa kamu tiru! Next step adalah memanjangkan rambutmu, berikan poni tepat diatas alis dan give that doe-eyed look. 3 4 2

1

7

6

8

5

1. Dress velvet: Topshop, Rp 509.000; 2. Kalung: Topshop, Rp 395.000; 3. Faux fur coat: Topshop, price by request; 4. Atasan rajut: Dorothy Perkins, Rp 274.000; 5. Sequinned shorts: Miss Selfridge,Rp 325.000; 6. Boots: Mango, price by request; 7. Celana panjang: Dorothy Perkins, Rp 423.000; 8. Shift dress: Mango, price by request.

025


model citizen:

jalan bagi begitu banyak model berukuran besar, dan liv telah menjadikan model sebagai bagian dari pekerjaannya, sehingga ketika saya mulai tertarik, itu sangat mudah sekali.

walk this way Chelsea Tyler memiliki kontrak modeling, silsilah rock ‘n roll dan selalu terlihat pintar di setiap kesempatan. Oleh Faran Krentcil. Foto oleh Carin Backoff.

026

AdAlAh hAl yAng klise dan cukup insulting jika kamu terkejut bila mendengar seorang model yang pintar (Carmen Kass adalah seorang grandmaster catur dan lily Cole adalah mahasiswi lulusan Cambridge). Tapi Chelsea Taylor - anak dari seorang rocker Steven Tyler dari Aerosmith - benar-benar telah menyiapkan untuk wawancara di pagi hari dengan nylOn, kamu akan berpikir itu seperti ujian tengah semester. Ketika dia menggambarkan pertunjukkan besar pertamanya, bersama ayahnya, lini baru Andrew hilfiger, Andrew Charles, mahasiswi universitas yang berbasis di Boston ini dengan santai membumbui kalimatnya dengan empat suku kata, menyebutkan tokoh-tokoh sejarah semudah menyebut karakter-karakter kartun. Oh, dia menciptakan musik juga.

APAkAh kAMu SeLALu iNgiN MeNJADi MoDeL? Modeling jelas bukan sesuatu yang pernah saya pikirkan ketika kecil. Saya selalu menganggap diri saya sebagai “pencipta”, artinya saya suka membuat sesuatu dan saya senang menjadi bagian dari suatu proses kreatif. Ketika saya kecil, saya ikut tur bersama ayah saya dalam waktu yang lama, dan ibu saya (desainer pakaian Teresa Barrick) sangat artistik, jadi saya sudah memiliki pandangan tentang seni dan musik di kehidupan saya dari kecil. SAyA MeNebAk kAMu TiDAk MeNgiRiM ViDeo ke TyRA bANkS? Tidak, itu sudah menjadi bagian dari keluarga saya, karena kedua kakak saya memiliki peran besar dalam dunia modeling. Mia menjadi pembuka

bAgAiMANA PeMoTReTAN PeRTAMA kAMu uNTuk ikLAN ANDRew ChARLeS? Saya sudah sering melakukan pemotretan dengan ayah saya untuk waktu yang lama, dan itu membuat saya menjadi lebih santai, dan Andy adalah seorang yang menyenangkan untuk diajak bekerja sama. Saya tidak tahu pakaian yang akan di kenakan sebelum pemotretan, tapi saya sangat bersemangat ketika saya melihat gayanya. Mereka memiliki vibe yang keren, dan ayah saya banyak memberikan masukkan, lebih jelasnya, sejak dia bekerja sama dengan Andy untuk koleksinya. Tapi apa yang membuat sangat menarik adalah elemen vintage-nya - Andy dan ayah saya membawa barang-barang otentik dari masa 50an, 60an dan 70an ke dalam set pemotretan, dan mereka menggabungkan dengan apa yang dibuat oleh Andy. Sangat indah. JikA kAkAk SAyA ADALAh LiV TyLeR, SAyA AkAN SeLALu MeNCuRi PAkAiANNyA. kALAu kAMu bAgAiMANA? Tahukah kamu, walapun kami memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat dekat, kami semua memiliki gaya sendirisendiri, dan walaupun saya sangat mengagumi gaya kakak saya, itu bukan saya. Sewaktu kecil, saya ingin mencuri perhiasan-perhiasan ayah saya karena dia memiliki cincin dan kalung vintage yang sangat luar biasa. Tapi sebagian besar kami semua terjebak dengan barang-barang sendiri. APAkAh kAMu MeMiLiki bARANg FAVoRiT Di LeMARi kAMu? Fashion dan gaya itu penting buat saya, tapi saya tidak memiliki

Stylist : Robyn Victoria. Rambut: Jason Murillo di Defacto memakai Sebatian Professional. Makeup: Chichi Saito di Agency b memakai Nars Cosmetic. Dress: Andrew Charles, Tights: Falke, Sepatu: Aldo, kalung dan manset: Lia Sophis, Cincin: milik Chelsea.

barang tertentu yang benar-benar saya suka. Ibu saya memiliki pakaian-pakaian dari tahun 60an dan memberikan semuanya kepada saya. Barang-barang itu sangat berarti buat saya sampai saya tidak mau sampai hilang. FiLM APA yANg biSA kAMu kuTiP DARi AwAL SAMPAi AkhiR? Saya tahu banyak kutipan di film Pulp Fiction! “Goddamn, i said goddams!”. MuSik APA SAJA yANg ADA Di iPoD kAMu? Banyak! Menurut saya peraturan terbesar dalam memuat lagu-lagu ke iPod kamu adalah untuk tidak condong ke satu jenis musik saja. Tapi bagi saya, musik blues adalah dimana semuanya berasal, jadi Otis Redding, Sam Cooke, louis Armstrong, mereka selalu ada. Musisi baru yang menurut saya masih memimpin adalah The Black Keys dan Portishead - musik rock ‘n roll keras yang bisa saya mengerti. APAkAh kAMu AkAN MeMbuAT MuSik? Tentu. Saya sudah membuat musik sendiri sejak lama, dan saya harap dalam waktu dekat untuk melakukannya lebih serius, di mata publik. Itulah yang paling masuk akal karena hal itu yang ada di hati saya. Musik bukanlah sesuatu yang ingin saya kacaukan. APAkAh kAMu iNgiN MeNJADi PeNyANyi, PeNCiPTA LAgu ATAu MeNJADi bAgiAN DARi bAND? Saya sudah menciptakan musik sejak lama, saya menyanyi, dan saya bisa memainkan beberapa instrumen, tapi menyanyi yang benar-benar datang secara alami. Itu adalah seni bagi saya - jauh dari sekedar mengeluarkan suara dan menghasilkan uang. Sangat dalam bagi saya. Saya pasti ingin melakukan sesuatu, jadi saya bekerja dan menyerahkan semuanya ke alam semesta.


jeans of the month: Bershka Oleh: Anindya Devy. Foto Oleh: Luca Knegtering. Model: Anna – POSH. Make-up: Olivia Worotitjan. Sweater: Zara. Ankle boots: Aldo. Celana: Bershka. Kaus kaki: milik stylist.

This is Bershka! Brand ini memang belum lama hadir di indonesia. apakah kalian sudah aware tentang brand naungan inditex group asal Spanyol ini? Saya yakin sudah. melihat window displaynya yang seru saja sudah membuat ingin masuk ke butiknya dan mencoba beberapa outfit. meskipun baru berdiri sejak tahun 1998, Bershka membuktikan bahwa mereka dapat menghadirkan koleksi untuk generasi muda yang memiliki interest yang tinggi akan tren terbaru. Setiap model baru diolah dan disesuaikan oleh para creative dan design team untuk menghadirkan koleksi terbaik. Bershka terus menambah produk-produk baru dalam jangka waktu sesingkat mungkin. Bershka memiliki beberapa tema yang berbeda pada setiap musimnya, dan pilihan denim nya juga berbeda dalam setiap tema. That means more to choose! Awesome! Kamu bisa memilih skinny jeans dalam beberapa tone yang berbeda, length dan cut yang kamu idam-idamkan, bahkan dengan motif-motif yang seru. Kali ini nYLOn memilih short denim yang cool. Warna wash yang lebih terang is a nice change dari denim berwarna gelap. Coba padanan yang effortless ini. Roll up keliman celana tapi jangan sampai terlalu pendek, lalu kenakan loose sweater atau oversized tee. It’s as simple as that!


The price is right: Layer

lay lady lay

Shawl, Cotton Ink. Rp.85.000

Long Cardigan, Oneandahalf. Rp. 299.000

Rp. 250.000

Atasan, Silla.

Saatnya untuk berkreasi dengan koleksi musim dingin kamu. For different look, try layering! Oleh : Patricia Annash. Foto : Yuko Doza. Model : Anastasiya Kovba VTM Makeup Artist : Lisa Fazaki.

Rp. 659.000

Sepatu, Converse.

028

Rp 399.000

Lokasi: Shelter Sky Lounge.

Rok, GAP.


Eden-Roc Blast From the Past Koleksi cruise yang uber romantis. Oleh : Ein Halid Foto : Chanel dok.

PERPaduan laut dan langit Mediterania menjadi pilihan Karl Lagerfeld untuk presentasikan cruise collection 2011/2012. Tepat di Cap d’Antibes sebuah hotel yang sangat berkesan mistikal untuk nuansa Riviera yang chic. Dengan mengambil inspirasi keglamoran tahun 1950-an ada kesan keanggunan yang personal dan jauh dari kesan karpet merah. Sebuah runway dibuat seolah menuju laut mediterania yang biru, para tamu VIP dan fas-

hion editor duduk santai di atas kursi taman di bawah payung putih elegan. Koleksi ini menggambarkan keanggunan sebuah kemewahan yang tidak menggebu dan bertahan melawan waktu. Imajinasi Karl Lagerfeld memadukan unsur maskulin dan feminin, pakaian yang digunakan siang dan malam dan perhiasan serta detail mewah. Eden-Roc menjadi bukti hasil karya imajinasi Karl Lagerfeld, dan kembali Chanel berhasil membuat siapa pun kembali jatuh cinta.


profile: Jewel Rocks

There’s an old sayIng, good things come in small packages. Siapapun yang mengatakan ini dulu, saya absolutely setuju dengannya. Jika kamu pernah melihat temanmu memakai gelang-gelang tali berwarna-warni dengan little trinkets, kemungkinan besar itu adalah gelang-gelang dari Jewel Rocks. sounds familiar? Saya tidak heran. let me introduce you to the girl behind Jewel Rocks, Imelda Widjaja, yang lebih akrab dipanggil Imel. Pada akhir tahun 2006, Imel mulai membuat jewelry dan akhirnya Jewel Rocks berdiri pada akhir tahun 2007. Pada awalnya mereka hanya menitipkan produk mereka ke berbagai toko dan berjualan melalui online, tapi pada awal tahun 2010 akhirnya mereka mendirikan toko pertamanya di Bali. It’s funny sekaligus refreshing ketika NYLON bertanya kepada Imel, apakah dia mendirikan brand ini sendiri, dan jawabnya adalah

Fantastic Rocks Biarkan tali-temali ini melingkar di pergelangan tanganmu and spread the love. Oleh: Anindya Devy. Dok: Jewel Rocks, NYLON.

ia merasa the universe owns Jewel Rocks, dari tim, suppliers hingga para kostumer. Imel berharap Jewel Rocks dihargai oleh banyak orang bukan hanya karena mereka menghasilkan produkproduk yang baik tapi juga karena mereka berusaha keras untuk menjadi sebuah perusahaan yang baik dan dapat membuat perbedaan di komunitas mereka. Hmm..maybe I should move to Bali too.. Jewel Rocks membuat gelang, kalung, hingga gelang kaki dengan menggunakan bermacam-macam bahan-bahan seperti tali berwarna-


profile: Jewel Rocks

warni, silver, gold, bronze, resin crystals semi-precious stones, bone, wood, etc. It seems mudah saja untuk membuat gelang-gelang dari tali dan menambahkannya dengan berbagai trinkets atau bandul yang lucu. Jadi, apa yang spesial dari Jewel Rocks? Setiap home made jewel ini dibuat dengan weaving techniques yang cermat, sangat personal, fun, dan unik dengan kombinasi warna yang spesial, yang menjadi ciri khas mereka. Any girl (or boy) dengan kepribadian yang berbeda dapat menemukan minimal 1 produk yang sesuai dengannya. Ide original Jewel Rocks datang dari para travelers, global trotting, ethnic tribes, crafting, treasure findings yang seru. Bayangkan seseorang yang akan mengunjungi flea market, menemukan benda-benda aneh di jalan-jalan kecil di kota terpencil dan happy to get lost. Berbagai tema yang berbeda ini pun memberikan soul ketika proses pembuatannya, menjadikan setiap piece menjadi memorable dan spesial. Setiap piece nya diharapkan akan memberikan memori yang menyenangkan dan mengingatkan kita pada sesama dan tempat-tempat yang pernah kamu kunjungi dan yang kamu impikan. Dan personally, saya setuju dengan konsep itu. Pernahkah kamu tersenyum ketika mengingat-ingat tentang sebuah memori? Memories are meant to be treasured dan ini adalah exactly apa yang ingin Jewel Rocks sampaikan dengan jewelry pieces nya. Imel dan tim nya menghabiskan setiap menit untuk membayangkan trinkets dan charms baru yang dapat

dijadikan cool pieces. The wonderful bits and pieces dan setiap detail adalah signifikan bagi mereka, mungkin itu juga yang menjadikan Jewel Rocks menjadi sebuah jewelry line yang whimsical. Jika kamu berencana untuk ke Bali dalam waktu yang dekat, coba mampir ke toko mereka di Jl. Drupadi No.17, Seminyak. Saran saya, be prepared untuk ingin membawa pulang semuanya yang ada di toko itu karena begitu kamu memiliki sebuah gelangnya, pasti kamu ingin menumpuknya dengan warna-warna dan trinkets yang berbeda. FYI, kini Jewel Rocks telah dijual di seluruh dunia dengan sekitar 140-160 toko di 16 negara. Let’s let the world know betapa berbakatnya desainer Indonesia. Membanggakan!

031


NYLON SPECIAL : Louis Vuitton

The art Of Fashion in Milan

Ketika modern art bersinergi dengan fashion di bawah rumah mode Louis Vuitton. Oleh : ein Halid Foto : Louis Vuitton dok.

La TriennaLe di Milano sebuah museum desain ternama di Itali mejadi tempat untuk merayakan karya-karya Marc Jacobs dengan medium yang lebih artistik. Katie Grad, editor in Chief majalah Love yang juga seorang kurator dan telah bekerja bersama Marc sejak tahun 2003 sebagai creative consultant untuk setiap fashion yang pernah digelar. Kini Katie mengedit dan menyatukan berbagai koleksi ready to wear rancanganrancangan Marc Jacobs dari tahun 1998 hingga 2011. Hasilnya ada 30 look. Salah satunya adalah jumper kasmir dari koleksi 2000-2001 fall/winter dipadu dengan rok tulle dari koleksi 2004-2005 fall/winter dengan detail sarung tangan dari koleksi 2001 spring/summer. Mannequins juga didandani unik dengan kepalanya diganti dengan tas speedy yang iconic. Pameran ini merupakan cermin bagaimana rumah mode ini selalu menemukan kembali arti excellence, elegance dan craftsmanship yang modern di dunia fashion.


NYLON SPECIAL : Louis Vuitton

UntUk merayakan seni dan fashion dalam bentuk terbaik, Louis Vuitton Honkong menggelar eksebisi: “Fantasy Island�. Dan merupakan sebuah kehormatan yang besar bagi dan seniman modern yang terpilih untuk menggelar pameran adalah seniman Indonesia. Indonesia yang kaya dengan mitologi dan kultur dilihat sangat eksotis sehingga menarik apabila dijadikan inspirasi sebuah karya yang dipamerkan di Espace Louis Vuittton Hongkong dari tanggal 7 Oktober hingga 31 Januari ini.

Berikut beberapa karya-karya artist Indonesia.

Fantasy island in Hongkong Erwin Windu Pranata : Play Animal Instict-Shaby

saat imajinasi seniman indonesia berpadu dengan rumah mode mewah.

Garin Nugroho : No Boundaries Island

Tromarama : Psilocybin (Adoption Series)

Bayu Widodo : Sukacita

*Hendra Harsono ; Having Lunch while Waiting For You in Mushroom Field * Eko Nugroho :


haute stuff: iPad case

iPad case & domino, Kate Spade.

fancy this Berikan iPad kesayanganmu case yang 端ber cool ini. Now you can carry them around with style. Oleh: Anindya Devy. Foto Oleh: Luca Knegtering.

034



the graduates: brightspot market

backstage Brightspot is back with a bang! Brighspot di penghujung tahun ini adalah Brightspot dengan venue terbesar sepanjang sejarahnya. Diadakan di Plaza Senayan, dengan area seluas 3500m dan sebanyak 130 booth yang turut berpartisipasi. Para pengunjung yang sangat antusias (dibuktikan dengan ramainya antrian sebelum pintu dibuka) tidak sabar untuk melihat koleksi terbaru dari label favorit mereka sekaligus melihat berbagai label-label baru yang tidak kalah serunya. Disini saya memiliki kesempatan untuk memilih empat label baru yang menjadi favorit NYLON. Ke empat label ini di pilih menurut 4 kategori yaitu, womenswear, menswear, kidswear dan accessories. Meet the new ‘soon-to-be-hot’ brands! Oleh : Patricia Annash. Ilustrasi oleh: Marina Tasya Avianty.

anonymous KOLABOrASI ANTArA ADIT, seorang jewelry designer ‘Terror’ dengan Tithe, yang dulunya pemilik vintage store dengan Abob, seorang pengusaha, and the journey begins. Deskripsikan dalam 5 kata tentang brand kamu? Urban,

pard

comfortable, less effort, distinct and fun!

TerINSPIrASI DArI KeINDAhAN motif kain Indonesia membawa keempat cewek asal Bandung ini membuat label PArD. Popon, Dinny, ratna dan Dae berhasil menyajikannya tanpa terlihat membosankan. Deskripsikan dalam 5 kata tentang brand kamu? Mixture,

modern-ethnic, Indonesia, freespirit, groundbreaking.

What’s the most difficult items you have created in your label? Segala baju yang membutuhkan full pattern.

Artis siapa yang ingin kamu endorse jika ada kesempatan? Lykke Li!

Apa yang membuat kamu ingin membuat suatu label?

036

What’s the most difficult items you have created in your label? Hand

drawing patterns and signature stitching.

Menyenangkan bisa membuat identitas fashion sendiri dan bisa jadi medium untuk mentransformasikan ide-ide kita soal motif kain tradisional indonesia. Satu hal lagi money as well :)

Pilih 1 label / desainer yang ingin kamu ajak kolaborasi dan akan bikin apa?

Riccardo Tisci dengan pola dan printprint ala Givenchy, tapi tetap dengan karakternya PARD yang mengangkat budaya Indonesia.

Artis siapa yang ingin kamu endorse jika ada kesempatan?

Ahmad Albar, Iwan Fals, Ibu Waljinah, hahahaha.. ingin banget dan punya cita-cita buat ngumpulin semua tokoh-tokoh musik senior dari genre yang berbeda dan kita dandanin.. Pasti seru!

Inspirasi Anonymous?

Liburan, film dan lagu yang didengarkan

setiap hari dan bisa menuangkan imajinasi kita menjadi pakaian yang bisa kita kenakan sehari-hari.

Pilih 1 label / desainer yang ingin kamu ajak kolaborasi dan akan bikin apa?

Semua label lokal Jakarta, Bandung dan Bali dan memamerkan hasil kolaborasi kita dalam sebuah exhibition dengan tema tertentu.


mannequin plastik

sugarscars StyliSh young momS who dressed their kids as stylish as they are, itu yang membuat Caca dan Tika membuat Sugarscars. Dengan konsep bold-edgyunique, Sugarscars mendedikasikan untuk anak-anak usia 2-8 tahun. Dengan koleksinya yang terbaru I AM THE WILD, they really explore their wildest dream in a stylish way. Deskripsikan dalam 5 kata tentang label kamu?

COOL KIDS ARE THE SUGARSCARS.

setiap koleksinya, Sugarscars memiliki cerita yang berbeda. Seperti di koleksi terbaru kami ini dengan tema “I Am The Wild”. Selain itu juga, kenyamanan. Karena konsumen kami anak anak, memilih material adalah syarat utama. Warna, detail dan cutting juga harus diperhatikan.

Artis siapa yang ingin kamu endorse jika ada kesempatan?

Aileen Queen di film Annie (1982) atau Anna Chlumsky di film My Girl (1991)

Pilih 1 label / desainer yang ingin kamu ajak untuk kolaborasi dan akan bikin apa?

Local uprising brand seperti Ghost untuk aksesoris anak, atau local artist untuk custom pattern for sugarscars’ clothes.

KETErTArIKAn yAng SAMA antara Attina nuraini dan Evan Driyananda terhadap art, pop culture, toys & fashion melahirkan koleksi-koleksi yang imajinatif dan playful. yes, Mannequin Plastik is your fashion toys! Deskripsikan dalam 5 kata tentang brand kamu?

Happiness, colour, playfull, details and experiment.

what’s the most difficult items you have created in your label?

Pada “MyToysLikeMe necklace series” khusus nya Dino fossil.

karena di sini kami mengangkat tema berupa animal custom toys, maka proses di mulai dengan hunting beberapa bentuk toys yang akan kami gunakan dan ternyata cukup sulit di temukan.

Artis siapa yang ingin kamu endorse jika ada kesempatan? Lovefoxxx with her personal style.

Terinspirasi dari apa?

Happiness, toys, miracle, dream, playground, music, fantasy, fairy tale dan object

deformation. Berawal dari menciptakan karya seni (duo art project yang kami jalankan Recycle Experience) dan ketertarikan dengan dunia fashion.

Pilih 1 label / desainer yang ingin kamu ajak kolaborasi dan akan bikin apa?

Sun-Min Kim & David Horvath creator dari Ugly Doll (www. uglydolls.com). Membuat sebuah fashion show Mannequin Plastic, seperti berada di dalam ugly town.

What’s the most difficult items you have created in your label?

Mencari ide, deciding the new theme for our collection. Karena

037


mania: volcom

back to the island Jika menurutmu nama Volcom hanya identik dengan kaum lelaki, kamu salah. Ini buktinya. Oleh: Resti Purniandi. Foto: Mark Samuels.

RichaRd “Wooly” Woolcott and tucker “t-dawg” hall adalah dua nama dibalik hadirnya label ini. Volcom memenuhi kebutuhan apparel yang ditujukan untuk para surfer, skater dan snowboarder. Wajar saja kalau fakta tersebut membuat kita otomatis berpikir bahwa label ini hanyalah milik kaum lelaki. tapi yang mungkin banyak belum diketahui orang adalah label dengan logo berbentuk stones ini juga mempunyai koleksi untuk kaum perempuan. Bukan hanya itu saja, untuk indonesia kita mempunyai brand ambassador yang sudah dikenal namanya dalam dunia permodelan, yaitu Kimmy Jayanti. Bahwa dia seorang model handal, tentu kita sudah tau itu semua. tapi apa sih alasan ia menjadi ambassador brand besar ini, khususnya Volcom Gals? Here’s why…selain karena kepribadiannya yang fun dan outgoing, Kimmy juga pernah berperan dalam layar lebar, dan sekarang juga merambah menjadi dJ dan desainer. Jadi tidak hanya sekedar bermodalkan penampilan, but there has to be the right attitude to match! Model kelahiran tahun 1991 ini mempunyai campuran darah india dan cina yang menghasilkan wajah unik yang cantik. Jawabannya sendiri ketika ditanya mengapa personanya cocok dengan slogan “youth against Establishment” yang diusung Volcom adalah “Karena aku mewakili Volcom secara keseluruhan. Mereka colorful,edgy dan mewakili kebebasan anak muda seperti aku.” Selain Kimmy, ada dua perempuan cantik yang berkolaborasi dengan label ini dan menjadi bagian dari keluarga besar mereka. Marylouise Pels dan Vanesa Giovacchini adalah dJ, musisi, desainer, artis yang bergabung dalam nama PoSSo (yang berarti: I can dalam bahasa italia) yang berasal dari Sonoma Valley,

038

Pakaian: Posso for Volcom.

california. Bertemu pada umur 4 tahun di les balet dari kedua orang ibu yang merupakan teman lama, berlanjut dengan bersahabat sewaktu high school sampai sekarang. Kesukaan mereka pada berbagai bidang kreatif dan merasa tidak cocok dengan kerja 9 to 5 dan banyaknya ide serta ambisi-lah yang membuat mereka memutuskan membuat bisnis bersama. Mereka dikenalkan dengan Volcom lewat beberapa teman dan immediately falling in love dengan brand ini. cinta pada pandangan pertama tersebut berbuah kolaborasi capsule collection yang terinspirasi dari gaya hidup dan pengalaman traveling mereka. Penampilan mereka yang selalu stylish ketika beraksi menunjukkan bahwa fashion adalah bagian penting dalam image yang mereka ingin tampilkan. Untungnya gaya yang dihadirkan oleh Volcom cocok dengan personal style kedua dj ini, mereka menunjuk koleksi denim, swimwear, serta gaun keluaran brand ini sebagai pilihan mereka ketika sedang dJ-ing atau hanya sekedar bersantai di pantai dan pool party. Chemistry yang terjalin antara keduanya dapat dilihat dari sesi pemotretan ini, dan dengan cepat mereka juga akrab dengan Kimmy. Perjalanan yang cukup sulit untuk mendapatkan lokasi yang indah di Bali tidak menurunkan antusiasme mereka dalam membawakan pakaian kreasi mereka sendiri. Potongan yang simpel dan effortlessly stylish tampak membuat koleksi mereka dapat dipakai untuk siang hari dan berlanjut ke malam hari dengan hanya mengganti aksesori yang tepat. Koleksi mereka tepat seperti juga apa yang mereka harapkan dapat tergambar dalam pemotretan ini: Chic, fun, edgy, effortless, easygoing but classic and beautiful–naturally glam!



040

www.volcomunity.com www.volcom.co.id


mania: volcom


fashion news

time for girls

the exhibitionist Pada awal Desember lalu, Lee & Wrangler bekerja sama dengan komunitas denim terbesar di Indonesia, INDIGO (Indonesia Denim Group) menghadirkan Wall of Fades. Acara yang diadakan tiap tahunnya ini kali ini berlangsung di KOI Kemang, dengan menyajikan sebuah pameran berkonsep ‘Denim Journey’. Dengan dekor seperti denim time machine, pemutaran diorama memperlihatkan sejarah perkembangan material denim

dari awal hingga sekarang ini. Disana, para pengunjung pun bisa melihat dan membeli berbagai koleksi denim dari local dan Japanese brand. LEE dan Wrangler pun menampilkan berbagai tipe denim seperti Raw/Dry/Brand New Jeans, Faded yet unwashed Jeans, Worn and Washed Jeans. Acara ini pun sukses dihadiri oleh para penggemar denim di Jakarta. See you next year!

042 Teks oleh: Anindya Devy

Kalau kamu biasanya menemani pacar atau teman lakilaki mu membeli sepatu merek ini, kini kamu juga bisa! Setelah dua tahun berdiri, kini amble meluncurkan lini sepatu untuk perempuan. Amble for Women diliris bagi kamu yang membutuhkan alternatif dalam memilih sepatu yang kasual dan nyaman. Untuk koleksi pertamanya, amble memperkenalkan “Poly” – sebuah loafer dengan desain yang clean dan chic. Loafer ini hadir dalam 3 warna, yaitu olive green, light blue, dan dark cherry. Dibuat dari genuine leather, kamu bisa memilih antara 2 material, yaitu crazy horse untuk kamu yang recel dan pull up untuk sentuhan klasik. Signature sole khas amble pun tidak lupa ditampilkan dalam loafer ini. Solid rubber non-marking sole nya yang nyaman dan lentur akan membuatmu tetap nyaman. Tidak hanya itu, kamu sekarang juga bisa memesan sepatu amble dengan model seperti Chopper Classic, Anvilm atau Chukka sesuai dengan ukuranmu! I want one! Klik ke http://www.amblefootwear.com/

in the jungle Setiap orang memiliki sisi liarnya. Tidak berarti harus menggila dan mengenakan animal prints head to toe, coba kamu intip koleksi kalung terbaru dari OJA. Bandul panther yang menjadi highlight dari kalung dengan simpul tali multiwarna ini will get that wild side out. Jika kamu jatuh cinta dengan kalung ini, go grab them fast karena OJA tidak membuatnya dalam jumlah yang banyak. Check out www.facebook/ ojacrafts dan http:// ojamantra.blogspot.com.


fashion news Week. Mereka berinovasi pada rancangan mewah mereka dengan bantuan Master Chocolatier dunia asal Belgia, Andy Van Den Broeck dan Chocolatier Indonesia Ucu Sawitri. Balutan cokelat Belgia pada simbol-simbol kemewahan seperti rancangan desainer, mobil, jam tangan, dan tas menjadi cara Magnum untuk menunjukkan dedikasinya pada para pleasure seeker dengan cara unik.

pleasure to meet

Bagaimana jadinya jika rancangan pada desainer muda Indonesia dilumuri cokelat Belgia? PT Unilever Indonesia lewat Magnum Pleasure 365 for Pleasure Seekers: The Ultimate Chocolate Experience pun menggaet lima perancang ternama Indonesia, Auguste Soesastro, Priyo Oktaviano, Tex Saverio, Stella Rissa dan Barli Asmara yang unjuk gigi di Jakarta Fashion

“Magnum sengaja mengandeng para insan kreatif ini karena mereka memiliki visi dan kepribadian yang selaras dengan Magnum, berkelas dan bercita rasa tinggi”, jelas Meila Putri Handayani, Senior Brand Manager Magnum. Sebanyak 365 pleasureable items digelar pada 7 hingga 10 Desember 2011 di Atrium Mall Senayan City, Jakarta. Sebagai rangkaian konsep kreatifnya, Magnum juga memperkenalkan Rio Dewanto, Kimmy Jayanti dan Nadine Chandrawinata yang didapuk sebagai figur pleasure seeker di Indonesia. Di sela agenda padat, mereka tak mengabaikan kesempatan mencari pleasure. So, why don’t you? Jessica Hanafi

Best of Two Worlds

Berbicara tentang La Perla, brand lingerie yang telah berdiri sejak tahun 1954 ini can really give you the definition of sexy. Berkolaborasi dengan Jean Paul Gauliter untuk koleksi Spring/Summer’12 mendatang, La Perla menghadirkan “Collection Createur”. Kolaborasi ini menggabungkan dunia couture kedalam koleksi lingerie dan beachwear yang hot. Koleksi lingerie dengan teknologi laser-perforated leather ini menghasilkan koleksi yang mewah dan whimsical, sedangkan aksen bondage dan studs pada koleksi beachwear nya will give you that extra sexy look namun tetap kasual dan effortless. Berbagai koleksi yang breathtakingly sexy ini bisa kamu dapatkan di butik perdana mereka di Plaza Senayan. Anindya Devy

Sumo Time! Menjelang liburan tiba, Studio Sumo, Bali mengeluarkan koleksi mereka yang cocok untuk menemanimu berjalan menikmati life on the island. Tema besar dari koleksi ini adalah Colors with a Twist, dan akan avalaible mulai Desember 2011 sampai koleksi Spring 2012 berikutnya. Bahannya yang nyaman dari katun yang sangat tipis tetapi berkualitas tinggi akan membuatmu tetap nyaman walau terkena matahari panas. Inspirasi dari Brazil dan taksi di Thailand menghasilkan warna-warna rice green yang berpadu dengan kuning mustard. Selain Natsuko dress-nya yang sangat nyaman, tshirt dengan print Robot Girl, Salmon dan Angel juga menggodamu untuk membelinya. Studio Sumo, Jl.Oberoi No.1, Seminyak (082147140950). (cek webstore mereka, free shipping untuk pengiriman di seluruh Indonesia.) Resti Purniandi

www.studiosumobali.com



Catch a falling star and put it on your eyes‌. Bergaya sweet and sassy dengan sparkling eyeshadow, glitter and silver. Caranya, sapukan eyeshadow warna silver di kelopak matamu, lalu taburkan partikel glitter warna silver dan hitam dengan ukuran yang dapat kamu sesuaikan dengan keinginanmu! Now let’s get glam! Foto Oleh: Andre Wiredja.

Stylist: Tiara Puspita, Model: Maria - DAMN Inc., Makeup Artist: Olivia Worotitjan, Hair Stylist: Tedza Syahriyal.


hair revolution naTURaLLY YoURS

Come Rain Come Shine

Dari berbagai brand yang mengandung bahan natural, Khiel’s sudah pasti one of the oldest. Kiehl’s telah berdiri sejak tahun 1851 (tertulis di setiap kemasannya) dan bermula dari sebuah apotek kecil di daerah East Village, New York. Mereka percaya bahwa natural ingredients dan botanical extracts akan memberikan benefit yang lebih untuk merawat tubuhmu. Jika kamu tipe yang harus mencuci rambut setiap hari, atau mungkin kamu adalah seorang perenang, shampoo ini tepat untukmu. Kiehl’s All-Sport Everyday Shampoo ini diformulasikan khusus untuk penggunaan tiap hari dan untuk yang memiliki rambut kering. Tenang saja, shampoo ini tidak akan membuat rambutmu kering karena vitamin A, pro vitamin B, dan vitamin E yang ada didalamnya akan tetap melindungi rambutmu. Setelah basahi rambut, pelan-pelan pijat kepalamu lalu bilas dengan air hangat. Yang harus kamu ingat adalah kebutuhan setiap tipe rambut pun berbeda-beda, jadi pastikan kamu sudah tahu bahwa shampoo ini tepat untuk tipe rambutmu. Setelah itu…wash away!

Rambut yang diwarnai membutuhkan perhatian ekstra jika tidak mau terlihat kering dan tak terawat. Maka dari itu, shampoo yang digunakan juga harus sesuai. Kandungan kimia yang terdapat di pewarna rambut bisa jadi tidak dapat diterima dengan baik dengan rambutmu, dan biasanya itu yang menjadikan rambut kering, kusam dan rusak. The Body Shop belum lama ini meluncurkan koleksi Rainforest Hair Care, dan Radiance Rainforest Shampoo adalah salah satunya. Shampoo ini dikhususkan bagi yang memiliki rambut diwarnai. Formula yang lembut dan natural akan membersihkan rambut dari sisa-sisa pewarna yang membuat rambutmu kusam. Mengandung UV Filter, pracaxi oil, ekstrak billberry, linseed oil dan community fair trade sugar. Shampoo ini tidak mengandung sulfate, jadi tidak akan berbusa sebanyak produk lain. Pastikan kamu memberikan waktu ekstra untuk membersihkan sisa shampoo saat membilasnya. Produk-produk The Body Shop selalu memiliki harum yang menyenangkan, dan shampoo ini pun memiliki harum billberry yang sweet dan yummy!

Kiehl’s all-Sport everyday Shampoo, Rp 270.000

The Body Shop Radiance Rainforest Shampoo, Rp 99.000 (250ml)

046


Untuk setiap masalah, pasti ada solusinya. Hal itu nampaknya bisa diterapkan untuk hal apapun, termasuk permasalahan rambutmu! Oleh: Anindya Devy. Ilustrasi Oleh: Monica Hapsari. LION TAMER

DAMAgED NO MORE

Ketika kamu google brand ini, yang pertama kali keluar adalah kata-kata best, good, dan berbagai review yang baik. Kérastase is very well known dan selalu memiliki rangkaian produk yang lengkap untuk setiap jenis rambut bermasalahmu. Harganya memang diatas rata-rata, tapi jika sebanding dengan apa yang bisa shampoo ini lakukan untuk merawat rambutmu, I think it’s fair. Bagi kamu yang memiliki rambut yang frizzy dan gets out of control sometimes, coba Nutritive Bain Oleo Relax Shampoo dari Kérastase ini. Permasalahan bagi yang memiliki rambut panjang dan ikal adalah terkadang rambut bisa terasa kering, susah diatur dan bercabang. Karena diformulasikan khusus untuk membuat rambutmu lembut dan lebih disiplin, shampoo ini juga memberikan nutrisi yang diperlukan untuk rambut keringmu. Untuk masalah ujung yang bercabang, kombinasi Shorea dan Palm Oil dari shampoo ini akan mengatasinya. Anti-Frizz protection formula dengan Soluble Silicone Derivatives akan membuat rambut ikal mu bebas dari kegilaan dan terlihat sehat, full dan mudah dikontrol tanpa kehilangan volume nya.

Rambut yang kering, rusak dan pecah-pecah will never look good in any way. Rambutmu berhak mendapatkan nutrisi yang lebih sebelum terlambat. Perhatikan kembali kegiatanmu setiap hari yang berurusan dengan rambut. Blow-dry terlalu panas, penggunaan hair strengthener yang terlalu sering, udara kering dan polusi adalah beberapa penyebab utamanya. Shampoo yang kamu butuhkan juga harus memiliki formulasi yang tepat. Phytokératine reparative shampoo dari Phyto bisa membantumu dengan itu. Shampoo tanpa sulfate ini akan membersihkan rambutmu rapuhmu dengan delicate dan dengan penggunaan yang teratur rambutmu akan menjadi lebih kuat, halus, bersinar dan mudah diatur. Shampoo ini mengandung botanical keratin (kombinasi spesifik dari gandum,jagung dan soybean amino acids) dan pomegranate extract yang anti radikal bebas dan anti UV. Cara kerja shampoo ini langsung ke dalam cortex untuk memperbaiki rambut dari stuktur internalnya. Go get that healthy, silky smooth hair right now!

Kérastase Nutritive Bain Oleo Relax Shampoo, price by request.

PHYTO Reparative Shampoo, Rp 223.000


Beauty is not always as sweet as cherry red or as bright as the sunshine. sometimes it could be dark and rough. Fo t o O l e h : A n d r e Wi r edja.

StyliSt: tiara PuSPita, Model: MaSha M dan Maria @ daMn-inc., Make uP artiSt: olivia Worotitjan, PriScilla Myrna, hair StyliSt: tedza Syahriyal.


Maria: white collar polka shirt: Zara, wolf sleeveless top: topshop, Makeup: priscilla Myrna: hair stylist: tedZa syahriyal. Masha: fur leather jacket: topshop, polka sheer top: Zara, Makeup: olivia worotitjan, hair: tedZa syahriyal.


Masha: Knit top: Miss selfridge, CinCin: Mango, MaKeup: prisCilla Myrna, hair: tedza syahriyal, nail polish: BlaCK shatter & happy anniversary By o.p.i.


Maria: Top: Diane von FursTenberg, Kalung: sash, MaKeup: olivia WoroTiTjan, hair: TeDza syahriyal.


Masha: Polka Dress: MaNGo, earMuff: kate sPaDe, MakeuP: Priscilla MyrNa, hair: teDza syahriyal.


Maria: skull top: topshop, kaluNG: Zara, Makeup: prisCilla MyrNa, hair: tedZa syahriyal.

Masha: Fur Coat: MaNGo, turbaN: Zara, Makeup: olivia WorotitjaN, hair: tedZa syahriyal.


KetiKa pertama Kali melihat unbelievably wild eye makeup yang diciptakan oleh pat mcGrath untuk Dior Haute Couture show yang terakhir, mungkin kita akan berpikir bahwa makeup itu sangat keren, tetapi tidak bisa membayangkan bagaimana kita dapat mengaplikasikannya untuk penampilan sehari-hari. Turns out, it’s not so difficult after all. “Couture makeup is all about isolating color and line, dengan meng-highlight struktur wajah dan menyeimbangkannya dengan pakaian yang dikenakan” ujar Dior Beaute artist, ricky Wilson. “Jadi, daripada harus mengatakan, ‘Saya harus membuat kotak berwarna biru di mata’ (seperti yang dilakukan oleh mcGrath), kamu bisa berkata ‘OK, it’s all about shapes, so this eye isn’t smoky—It’s strong.’ Cara yang cool untuk membuat makeup seperti ini menjadi wearable adalah dengan menyapukan eyeliner cair berwarna biru di sepanjang kelopak mata, lalu tambahkan maskara. That’s your statement.” Kalau kamu ingin tampil lebih bold, kamu bisa mencontek reference dari mcGrath, yaitu color-blocking tanpa menggunakan tape berwarna sorbet di alismu. “One thing I love is a strong pink shadow di bawah alismu, warna hijau neon di kelopak mata,

staring contest Dior’s Haute Couture looks aren’t as crazy as they seem. Oleh: Faran Krentcil

054

photos: gorunway. still lifes: christine blackburne.

dan eyeliner hitam yang tebal,” ujar Wilson. “Kamu bisa juga menyapukan eyeshadow warna pink di sepanjang kelopakmu namun jangan terlalu tinggi, lalu gunakan warna emas atau hijau muda, sapukan di dekat kantung air matamu. Untuk final touch, gunakan eyeliner cair Dior precision liquid eyeliner di ujung luar mata secara tipis-tipis.” Biarkan makeup bibirmu tampil simpel karena akan menyeimbangkan makeup wajahmu yang dramatis di bagian lain. “Kamu juga bisa menambahkan lipgloss berwarna merah untuk acara di malam hari; dan gunakan lipbalm warna nude untuk acara siang hari.” Untuk Dior couture beauty coup-crystallized eyebrows and lids- Wilson mengambil inspirasi dari masyarakat umum. “Ketika saya melihat Britney Spears tampil di Suede, ia mengenakan bodysuit berkristal dan menempelkan butiran-butiran kristal di kelopak matanya. Keesokan paginya, saya pergi ke toko kerajinan dan membeli satu kantung gemstones, lalu menempelkannya ke pojok dalam mata teman saya dengan menggunakan lem bulu mata. Kamu juga bisa menggunakannya sekarang dengan kristal Swarovsky effet Brilliant dan effet Haute Couture strips yang tertera dalam Dior Velvet eyes (Backstage eyeliners-to-Wear multiWear) set.” Stiker perekatnya memberikan kesan yang nyaris sama dengan eyeshadow. meskipun kamu tidak menyukai warnawarna terang, there’s still something to take away dari penampilan sensasional Dior ini. “Layer textures,” ujar Wilson. “Gunakan make Up For ever Flash Color palette warna hitam dan gunakan di seluruh kelopak matamu. lalu sapukan eyeshadow warna metallic navy, baurkan di atas kelopak matamu. lakukan itu, and you’re going to look really, really hot.”


s these are NYLoN’ favorite beautY products… Let’s check them out! iLustrasi: phiLLip poNk beautY editor: tiara puspita

she’s definitely not your girl next door! upLiGht face Luminizer Gel, make up for ever, rp. 375.000 mineral cover stick, make up factory @ GLoW, rp. 130.000 hyper diamonds br-1, maybelline, price by request Luminous bronzer, make up store, rp. 625.000 face architect sheer refining in medium Light beige, shu uemura, rp. 510.000


Cat eyes make up is back! Let’s be prepared. Aqua Liner Black, Make Up For Ever, Rp. 275.000 Aqua Eyes Kohl Black, Make Up For Ever, Rp. 195.000 Smoky Eyeshadow Palette, Make Up For Ever, Rp. 625.000 Painting liner in ME black, Shu Uemura, Rp. 260.000 Liner Pinceau Liquid Eyeliner Black, Bourjois, Rp. 115.000


Take your lashes to a whole new level! Propel My Eyes Mascara, NYX, Rp. 150.000 Volume Clubbing Mascara, Bourjois, Rp. 130.000 Trio Smoky Eyes, Bourjois, Rp. 150.000 Custom Eyes Eyeshadow, Revlon, Rp. 100.000 Little Round Pots Eyeshadow Purple, Bourjois, Rp. 125.000 Custom Eyes Mascara, Revlon, Rp. 100.000 Lash Extention Effect Mascara, Max Factor @ GLOW, Rp. 125.000


lip service

Let’s Go Glow Coklat telah lama dipercaya memiliki khasiat yang baik untuk kulit. Untuk itu, Vaseline meluncurkan Cocoa Glow Body Lotion yang menggabungkan khasiat Cocoa Butter yang menjaga kelembaban kulit dan menangkal radikal bebas, serta teknologi terbaru yaitu formula Stratys-3 multi layer moisture yang dapat mempertahankan kelembaban di tiga lapisan kulit epidermis untuk memastikan bahwa kulitmu ternutrisi dengan baik, halus, lembut, dan bercahaya. Wangi coklat dalam produk ini akan memberikan efek relaksasi dan menyenangkan di tubuhmu. Hadir dalam tiga ukuran, yaitu 100ml, 200ml, dan 400ml produk ini dapat segera kamu miliki!

Di awal tahun ini, Bobbi Brown meluncurkan rangkaian lip gloss terbarunya, yaitu High Shimmer Lip Gloss. Dengan tekstur yang halus, ringan, dan tidak lengket, lip gloss ini juga dapat bertahan lama. Dibuat dari ekstrak mutiara dan clear pigments, lip gloss ini bisa menghasilkan warna yang pekat dan memberikan tampilan yang sempurna. Tidak hanya itu, lip gloss ini juga diperkaya oleh emollients, Vitamin C dan Vitamin E yang dapat menjaga kelembaban bibirmu! Your lips will feel as good as they look!

eyes wide open Get ready for aerodynamic lashes! Mascara high-definition terbaru dari NYX, Propel My Eyes Mascara yang langsung mengangkat bulu mata dengan hasil yang maksimal. Mengandung Pro Vitamin B5, D-panthenol dan ekstrak green tea di dalamnya membuat bulu matamu terlihat lebih berkilau. Kuasnya dirancang khusus dengan empat multi-kincir yang mengangkat dan melapisi bulu matamu dengan sempurna, tanpa gumpalan. Hasilnya? You take your lashes to a whole new level!

058

Teks oleh: Tiara Puspita

Exotic Scented Untuk kalian pecinta produk Shea Butter dari L’Occitane, ini saatnya kamu mengunjungi toko favoritmu karena L’Occitane baru saja meluncurkan rangkaian produk Shea Butter Limited Edition, dengan kemasan baru yang dikemas lebih menarik, mengambil motif yang terinspirasi dari kain Bogolan, yaitu kain tradisional dari Afrika Selatan. Kain Bogolan sendiri dibuat dengan cara dicelup menggunakan lumpur yang konon memberikan energi vital bagi kain tersebut.

Tidak hanya kemasannya yang unik, rangkaian produk dari Shea Butter limited edition ini terdiri dari 3 aroma bunga dengan wangi yang lembut, yaitu Desert Rose dari Maroko yang segar bercampur dengan aroma fruity, Egyptian Hybiscus yang sensual dan membangunkan indera, serta Cocoa Flower dari pesisir Ivory yang beraroma susu dan sentuhan wangi coklat yang menenangkan. Rangkaian produk ini terdiri dari Ultra Rich Body Cream, Hand Cream, Lip Balm yang dapat kamu koleksi. Let’s grab it fast, ladies!


boho babe I-Tease-U Taking a contemporary look at retro elegance, kali ini Paris Hilton meluncurkan parfum terbarunya yang berjudul “Tease”. Terinspirasi dari Marylin Monroe, Paris memberikan wewangian yang light hearted, charming dan alluring. “Tease is all about being sexy like a true Hollywood Goddess”, ujar Paris. Meskipun terinspirasi dari iconic blonde, Marylin Monroe, Paris memberikan sentuhan segar dengan memainkan kesan glamor yang playful dalam wewangian baru ini. Botolnya yang berwarna ungu bergradasi bening, sophisticated yet fresh and youthful, namun tetap handy di tangan! Dengan aroma perpaduan ekstrak buah seperti Apel

Fuji, White Peach Nectar dan Bergamot yang dicampur dengan kehangatan Sea Mist membuat parfum ini beraroma unik dan menyegarkan. Tidak hanya itu, campuran helaian bunga Frangipani, Night Blooming Jasmine dan Tuberose memberikan kesan yang feminin dan girly, sedangkan base notes yang terdiri dari Amber, Blonde Woods dan Warm Sand memberikan sensualitas pada wangi akhir dari parfum ini. Tersedia dalam ukuran 50 dan 100ml Eau de Perfume, serta 200ml Shimmering Body Lotion yang bisa kamu miliki segera! Grab the attention with this sweet and flirty scent!

Untuk tren musim semi 2012 yang akan dating, Make Up For Ever meluncurkan rangkaian koleksi produk bertema “La Boheme”. Terdiri dari lipstick, palet eyeshadow, dan eyeliner. Kali ini, lipstick rouge artist natural yang selalu menjadi favorit, tampil dalam dua warna limited edition, yaitu red coral dan peach beige. Dengan partikel shimmer yang berkesan romantis, kemasannya pun tampil dengan print motif floral. Selain itu, Aqua Eyes seri La Boheme juga tampil dengan warna baru yaitu matte black-brown, dengan tutup bermotif

floral yang melengkapi kemasannya. And for this special edition, Make Up For Ever meluncurkan their first time eyeshadow dengan bentuk yang baru. Enam kombinasi warna limited edition yang bernuansa pearly-pastel, diantaranya adalah Parma Violet, Natural Green, Beige, Brown, Lagoon Green, dan Coral. Tidak hanya warna yang cantik dan romantis, kemasannya pun dihiasi dengan motif patchwork floral yang cerah, terbuat dari bahan cardboard yang recyclable. Incredibly fresh and luminous for your spring look!

Lip Locks Since lipstick is always a girl best friend, Maybelline New York kembali meluncurkan rangkaian lipstick Color Sensational Moisture Extreme dengan pilihan warna yang beragam dari empat kategori warna, yaitu Red, Pink, Nude, dan Coral. Dari masingmasing kategori terdapat enam range warna yang bisa kamu pilih untuk disesuaikan dengan occasion, mood, dan warna

Teks oleh: Tiara Puspita

kulitmu. Dengan tekstur yang lebih lembut dan mengandung honey nectar, lipstick ini tidak hanya memberikan warna yang intens namun juga melembabkan bibirmu. Tidak perlu khawatir untuk selalu men-touch up lipstikmu karena Color Sensational Moisture Extreme Lipcolor ini mampu bertahan hingga 8 jam! Let’s try!

059


Drive by desire Seorang perempuan yang memiliki karakter yang kuat bisa menggambarkan pribadi Olivia Wilde dengan tepat. Dengan kecantikannya yang alami dan kharismanya, House of ESCADA menjadikannya sebagai duta untuk koleksi parfum terbaru mereka yang dinamakan Desire Me. Parfum yang seductive ini diciptakan bagi mereka yang sadar akan kekuatannya dan menjadi pusat perhatian diantara para laki-laki. Guess what, parfum ini memi-

liki wangi tiramisu yang manis dengan sentuhan citrus yang segar. Oh yum! Selain itu, harum bunga anggrek ‘Miva’ dan campuran bunga peony dan mau memperkuat aksen eksotis parfum ini. Charming composition dalam botol berwarna emas yang mewah ini akan memberikan sentuhan feminin sekaligus misterius. EDP ini terdiri dari 3 ukuran (30ml,50ml,75ml) dan body lotion berukuran 200ml. Go on, give it a try…

go for drama

relaxing minute Setelah berkomitmen lebih dari 26 tahun di dunia kecantikan Indonesia, Citra kembali membuka Rumah Cantik Citra di kota Bandung, yang beralamat di Jalan Sunda No.46. Rumah Cantik Citra ini merupakan rumah kecantikan dimana kamu dapat melakukan berbagai perawatan kecantikan, serta tempat bertukan pikiran untuk memajukan perspektif pemberdayaan perempuan Indonesia. Terinspirasi dari konsep “Keputren” yang merupakan kompleks bangunan istana kesultanan Jawa yang ditujukan untuk permaisuri, selir, atau putri. Seiring dengan dibuka kembali Rumah

060

Cantik Citra ini, konsepnya pun dibuat lebih fresh, muda, dan terbuka sehingga para pengunjung yang datang akan merasa seperti di rumah sendiri dengan treatment relaxing yang ditawarkan. Tidak hanya itu, Rumah Cantik Citra juga memiliki ruang serba guna yang dapat digunakan oleh para perempuan dari berbagai komunitas untuk sharing dan berdiskusi. Untuk dapat memanjakan diri disini, kamu tidak perlu membayar biaya perawatan, karena kamu hanya perlu membeli produk Citra dan mendapatkan perawatan kecantikan secara gratis sesuai dengan paket produk yang kamu beli!

Teks oleh: Tiara Puspita & Anindya Devi.

Untuk mendapat a quick fix di matamu, eyeliner adalah pilihan yang tepat. Selain dapat memberikan efek dramatis yang kamu butuhkan, penggunaannya juga tidak sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Kesampingkan sejenak pencil eyeliner mu karena gel eyeliner is the way to do it these days! Double Instense Gel Eyeliner dari SILKYGIRL ini bisa kamu coba. Kalau kamu belum terbiasa menggunakan ini, tenang saja karena gel cream ini sangat mudah diaplikasikan dan teknologi silicone polymer nya memberikan warna hitam yang intens dan hasil yang rapi. Penggunaan gel eyeliner ini memang membutuhkan kuas yang khusus, tapi no need to worry karena kuas eyeliner ini sudah termasuk di dalam kemasannya yang praktis. As easy as 1,2,3, celupkan kuas ke dalam eyeliner dan aplikasikan dengan cara menarik garis lurus pada garis kelopak mata bagian dalam sampai ke ujung mata bagian luar. Ulangi sampai kamu dapatkan ketebalan yang kamu inginkan. Double Instense Gel Eyeliner ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp 45.000 di toko-toko kosmetik di seluruh Indonesia.


private icon: Brigitte Bardot

legally blonde From sex symbol to animal welfare activist, Brigitte Bardot rules the world! Oleh: Tiara Puspita.

At the height of her career, nama Brigitte Anne-Marie Bardot sangat dikenal karena disandingkan dengan nama besar Marylin Monroe sebagai international sex symbol. Bibir tebal, rambut blonde, tubuh seksi, dan baju yang terkadang minim serta menonjolkan lekuk tubuhnya menjadi ciri khas perempuan yang sejak kecil telah bercita-cita menjadi ballerina ini. Di tahun 1956, wajahnya muncul di film “And God Created Woman” dan segera melambungkan namanya. Ternyata, ia ‘ditemukan’ oleh sutradara film tersebut, Roger Vadim, yang kemudian menikahinya. Hubungan ini sempat diwarnai kontroversi sebab di usianya yang masih 15 tahun, Brigitte sempat melakukan percobaan bunuh diri

2

1

karena tidak diizinkan menikah hingga usianya genap menginjak 18 tahun. And soon after she turned 18, mereka menikah namun sayangnya bercerai 5 tahun kemudian. Di usia 39 tahun, setelah membintangi 47 buah film, Brigitte pensiun dari dunia perfilman dan fokus menjadi aktivis pelestarian hewan dan membuat Brigitte Bardot Foundation yang bertujuan untuk membela hak hewan di seluruh dunia. Sampai sekarang, she’s known as one of the first women who wear a bikini, serta orang pertama yang berjemur topless di St. Tropez. Hmm… very iconic yet sexy, right?

2. Bronzing poWDer, get your glow with this bronzer. make Up store, rp. 369.000

3 5 4

3. WilD & ChiC aQUa Cream anD aQUa eYes, eyeliner dan eyeshadow dalam satu kemasan ini perlu kamu bawa kemanapun kamu pergi. make Up For ever, rp. 575.000

6

7

1. masCara propel mY eYes in BlaCk, get your luscious lashes with this mascara! nYX, rp. 150.000

4. liQUiD eYe liner BlaCk, sapukan eyeliner bergaya cat’s eye di matamu dengan eyeliner bertekstur ringan ini! make Up Factory @ gloW, rp.170.000

5. volUme Up Base, volume up your hair without any hair spray! Cukup sisipkan puff ini di dalam rambutmu! noBle @ gloW, rp. 195.000 6. poWDer BlUsh in melBa, Blush natural yang memberikan warna segar di wajahmu.try on! maC, rp255.000 7. Cremesheen lipstiCk in ravishing (terraCotta), lipstik warna terracotta yang seksi ini will plump up your lips! maC, rp. 210.000

061


crazy in love ANTON YELCHIN TERLIHAT seperti siap membunuh saya. Bibirnya mengerucut, mata hijaunya membesar, dan dia membentak saya ketika saya berkata bahwa bermain dalam film indie yang low budget, dengan seorang sutradara yang tidak terkenal, adalah sebuah keputusan yang sepertinya riskan. Ia memandang mata saya, pandangannya tajam seakan ingin saya lenyap. Tetapi secepat hal itu muncul, secepat itu pula hal tersebut menghilang begitu saja. Akhirnya saya tahu kenapa alasannya. Setelahnya ketika kami duduk dibawah sinar matahari pada bulan Agustus yang hangat tidak seperti biasanya di Dublin, aktor berumur 22 tahun (yang sedang berada di Irlandia untuk mempromosikan film horor

Anton Yelchin mungkin “sangat sinis” dalam memandang ketenaran, tetapi dengan perannya dalam drama indie romantic Like Crazy, hal tersebut tidak dapat dihindari lagi. Oleh: Steve Cummins. Foto oleh: Hilary Walsh.

Fright Night, yang dibintanginya bersama Colin Farrell), ia bercerita kepada saya bahwa ia tidak mempercayai orang, bahwa karakteristik dasarnya adalah paranoia, bahwa ia bisa menjadi “sangat sinis” dan rasa bersalah adalah “bagian besar” dari kepribadiannya. Analisis diri sendiri yang sangat terbuka tersebut terasa janggal dilakukan oleh artis Hollywood sepertinya, tetapi memang ada yang berbeda dari aktor kelahiran Rusia ini. Dengan dandanan sport jaket Harris Tweed berwarna hijau dan dalaman kemeja kotak-kotak dan celana jins biru navy, ia terlihat bersemangat, sangat terus terang, dan senang berbicara ketika ditanya tentang kehidupan pribadinya, dimana orang lain biasanya tertutup soal itu. Ajak dia berbicara tentang metode aktingnya-

Stylisst: Gena Tuso. Grooming: Kim Verbeck di The Wall Group. T-shirt: American Apparel. Kalung miliknya.


063


radar:

obsesinya dengan mencatat semua yang diajarkan dan kemampuannya untuk membawa kedalaman yang luar biasa ke dalam karakter-karakternya seperti Jacob dalam Like Crazy dan Porter di The Beaver-dan ia akan menjadi lebih serius, kata-kata berhamburan dari mulutnya dan tangannya akan bergerak kesana kemari. Saat pembicaraan berubah kepada ketenarannya yang terjadi secara cepat, gelombang perhatian dari orang-orang karena perannya di Star Trek dan Terminator Salvation yang didapatnya, secepat itulah pertahanannya naik. “Saya tidak perduli dengan itu semua, sejujurnya,” akunya. “Saya bukan tipe orang yang pergi ke semua pesta, kecuali saya ingin bermesraan atau apalah. Kehidupan seperti itu jauh dari apa yang menarik buat saya, dan hal tersebut tidak menjadi pemikiran saya.” Menarik atau tidak untuknya, ketenaran adalah sesuatu yang secara berkala harus akhirnya ia hadapi. Like Crazy, filmya yang ke-21, akan membuatnya menjadi salah satu aktor muda yang paling dibicarakan di muka bumi ini. Kisah cinta yang menawan ini menceritakan tentang pasangan (Felicity Jones bermain bersamanya, Jennifer Lawrence sebagai pemeran pembantu) yang hubungannya harus menghadapi cobaan dengan hubungan jarak jauh. Film ini banyak mendapatkan perhatian di Sundance Film Festival tahun ini. Memenangkan Grand Jury Prize, dan membuat penonton menangis, para kritikus bersorak, dan dikabarkan Paramount membayar 4 juta dolar untuk hak distribusinya. Tidak heran kalau film ini sudah menimbulkan desas desus untuk Oscar.

064

“Saya sangat bangga akan film tersebut sangat bangga,” ujarnya. “Saya bangga bagaimana para karakter bisa berpadu dengan harmonis karena ia sangat tertutup. Dapat memainkan peran sebagai seseorang yang sangat pendiam itu sangat menarik buat saya. Fakta bahwa film tersebut adalah film improvisasi, yang membuatnya tambah luar biasa- dan bukan sebuah drama. Jadi kesempatan untuk melakukan hal tersebut, untuk menciptakan karakter secara utuh dan mempunyai kontrol terhadap hal tersebut…Saya berpikir bahwa itu sangat hebat. Tidak ada keraguan dalam diri saya bahwa saya ingin menjadi bagian dari hal tersebut.” Anton lahir pada tahun 1989, di Leningrad ketika masih berada dalam Uni Soviet, ia pindah ke Los Angeles ketika umurnya baru berusia 6 bulan. Orangtuanya, Irina Korina dan Viktor Yelchin adalah bintang dari Leningrad Ice Ballet. Mereka masuk kualifikasi untuk Winter Olympics di tahun 1972 dalam kategori figure-skating berpasangan tetapi dilarang turut serta oleh pemerintah Soviet karena mereka keturunan Yahudi. Mereka termasuk dalam keluarga yang berada dalam standar Uni Soviet, tetapi mereka meninggalkan semuanya dan pindah ke Amerika. “Saya mempunyai respek dan rasa penghargaan yang sangat besar kepada kedua orangtua saya melebihi siapapun yang saya temui dan akan temui, karena sederhana saja, mereka adalah orangorang yang luar biasa dan kuat.” ujar Anton, sambil matanya menerawang. “Penderitaan yang mereka alami ketika di Uni Soviet dan tekanan moral, emosional, intelektual dan ketakutan untuk datang ke satu tempat dimana kamu tidak bisa berbicara bahasa mereka… saya bahkan tidak bisa membayangkan perasaan tersebut, ketakutan itu. Saya

Suit: Paul Smith, Kemeja: Thom Browne.

hampir berpikir seperti berdiri didepan jurang, dan berkata, “OK, saya akan meloncat kedalamnya.” Pengalaman kedua orangtuanya mempunyai efek yang sangat dalam kepada aktor muda ini. Ada perasaan seperti ia memikul beban yang tidak diinginkan dari para leluhurnya.: Kamu mendapatkan kesan bahwa ia senang menitik beratkan pada fakta yang dibawa oleh “namanya yang sangat berbau Rusia.” “Saya rasa saya tidak begitu terpengaruh…saya lahir disana dan pindah kesini ketika berumur enam bilan. Jadi ketika ada orang mendatangi saya dan berkata, “Oh kamu orang Rusia,” saya menjawab, “Bukan, saya orang Amerika.” Untuk menyatakan bahwa saya dibentuk oleh Rusia ketika saya tinggal di Amerika Serikat selama 22 tahun adalah hal yang bodoh. Maksudnya, tentu saja mungkin ada beberapa hal yang khas Rusia didalam diri saya.” Waktu yang dihabiskannya untuk membaca literatur Rusia menolongnya untuk mengidentifikasikan cirri-ciri kental tersebut, dan salah satu dari mereka, rasa paranoidnya, tidak disangkal membantunya untuk membentuk karakter Jacob bersamaan dengan ia menggali emosinya yang naik turun, termasuk didalamnya “rasa cemburu yang tersimpan, dan kecurigaan bahwa kamu tidak bisa berterus terang karena hal tersebut adalah buruk.” “Ini adalah tentang orang…hubungan dengan orang lain,” ia menyambungnya ketika saya bertanya apakah masalahnya dengan kepercayaan tergambar dalam lingkungan pekerjaannya. “Saya tidak melihat realita sebagai hal yang konkrit. Bukan dalam artian “Saya nyata atau tidak?” tetapi ada banyak lapisan atas apa yang benar-benar terjadi dimana-mana dengan motivasi orang-orang. Bukan karena pekerjaan yang saya lakukan. Maksud saya secara umum, hubungan dengan manusia lain.” Hanya di set film sajalah perasaan kuatir itu lenyap. Film merupakan segalanya untuk Anton. “Hanya ada beberapa hal yang saya cinta di hidup saya,” akunya. “Keluarga saya, film dan binatang-tidak ada hal lain yang membuat saya tertarik, kecuali film. Filosofi dan sejarah, teori kebudayaan-semua yang berhubungan dengan minat saya dalam film. Saya benar-benar mencintai film.”


SEMUA ORANG MEMANDANG ke arah Hunter Parrish. Bukan karena aktor berumur 24 tahun ini terlihat seperti seorang model, walaupun betul sekali bahwa ia terlihat seperti model, bahkan seperti saat ini ketika ia hanya menggenakan hoodie longgar dan sepasang Converse yang sudah usang. Bukan karena ia cukup terkenal, setelah bermain bersama Mary-Louise Parker dalam tujuh musim serial Weeds (Selain itu ia juga bermain dalam 17 Again dan Down in the Valley). Tetapi alasan kenapa semua orang memandang kepadanya sekarang, karena aktor keturunan Texas ini menyanyikan lagi Gavin DeGraw keras-keras di café Chelsea ini. Para pramusaji terheran-heran, para cewek yang duduk di belakang kami mengambil foto dengan BlackBerry mereka. Dan setelah Hunter meneriakkan bagian chorus, ia menggelosor duduk dengan santai di bangkunya dan meminum herbal tea seperti tidak terjadi apa-apa. “Itu lagu karaoke saya,” ujarnya sambil tersenyum jahil. “Lagu yang bagus.” Para penggemar teater pasti tau kalau Hunter biasa berakting secara live, sejak tahun 2008. Ia mengambil peran utama Jonathan Groff dalam Spring Awakening; ia juga punya penggemar setia di YouTube yang menyaksikan penampilannya dengan theater company ternama di Los Angeles, Upright Cabaret. ( Salah satu klipnya menyanyikan lagu Aerosmith “I Don’t Wanna Miss a Thing” telah ditonton lebih dari 100.000 orang.) Bulan ini, para penonton akan mendapat kesempatan menyaksikan peran terbesarnya sampai saat ini, yaitu sebagai Yesus dalam kebangkitan musikal Broadway, Godspell. Diciptakan oleh John-Michael Tebelak sebagai master’s thesis, musikal folk-rock keluaran tahun 1971 ini menampilkan lagu-lagu dari maestro Wicked, Stephen Schwarts, dan secara bebas mengadaptasi cerita para pengikut Yesus saat mereka berteman, dan kemudian mengkhianatinya-dengan sebuah band rock yang mengiringi secara live. “Ketika orang bertanya tentang peran saya, saya berkata, “Saya disalib untuk hidup-delapan kali seminggu.” Ia tersenyum, datar. “Saya agak emosional jika membicarakan hal tersebut, karena itu adalah momen paling gila di atas panggung, dan semua orang menangis. Hal tersebut bahkan bukan soal agama,

tetapi tentang cinta-kamu mulai mencintai seseorang, kemudian suatu saat mereka hilang. Kamu tidak perlu memeluk agama Kristen untuk bisa merasakan hal tersebut.” Pemikiran bahwa orang beragama lain atau tidak beragama bisa menerima Godspell, sebuah musikal tentang Yesus Kristus dengan lirik yang diambil dari gospel St.Matthew, adalah sesuatu yang Hunter (ia memeluk agama Kristen) ingin tanamkan. “Musiknya sangat luar biasabenar-benar rock 70an. Ada rap-nya juga-it gets crazy. Tetapi apakah kamu percaya Yesus atau tidak, orang perlu percaya akan cinta. Tugas saya satusatunya dalam sandiwara ini adalah untuk mewakili cinta. Sutradara Godspell, Daniel Goldstein berkata, “Salah satu alasan saya memilihnya adalah karena ia sangat manusiawi dan terbuka. Ketika saya pertama kali bertemunya saya berpikir, ini adalah orang yang real. Tidak ada orang yang menyodorkan saya sesuatu, tidak ada yang membawa manajernya untuk lunch; ia hanyalah seseorang yang dapat berakting. Di atas panggung ia dapat membawa sisi manusiawi dan jiwa mudanya kedalam peran tersebut-dan kekonyolan, yang saya rasa penonton tidak pernah lihat sebelumnya.” Mereka mungkin belum pernah melihat Yesus memakai blue jeans juga, tetapi Hunter bersikeras bahwa ini adalah Yesus di era baru. “Saya juga tidak terlihat seperti dia. Mungkin saja ia berkulit hitam, dan jelas tidak berambut pirang.” Hunter menarik rambutnya yang berwarna jagung untuk memberi penekanan. “Saya membicarakan untuk menjadi kebalikan dari Yesus karena semua orang membicarakan tentang rambut panjang dan sandal. Akhirnya saya berkata, “Bisa nggak rambut saya dibotakin saja?” dan Daniel berkata tidak, karena nanti saya akan seperti seorang white supremacist, dan itu bukan tampilan yang baik untuk Yesus.” Hunter berkata bahwa motto-nya saat ini berasal dari salah satu lagu popular Godspell: “Day by Day.” “Itulah yang saya coba katakan pada diri saya sendiri, karena kita tidak akan tahu apakah Weeds akan diteruskan. Kalau iya, saya akan meninggalkan pertunjukan pada pementasaan Minggu siang dan terbang langsung ke California. Tetapi untuk sekarang ini” ujarnya sambil tertawa, “Saya hanyalah Yesus.”

radar:

Bintang serial Weeds, Hunter Parrish, mendapatkan peran terbesarnya saat ini. Sebagai Yesus. Oleh: Faran Krentcil. Foto oleh: Justin Hollar

god complex Stylist: Sam Spector. Groomer: Rheanne White di See Management menggunakan Cutler NYC/Redken. Jaket dan kemeja: Polo Ralph Lauren. Celana: Dockers.


radar the prodigal kids: Darell Ferhostan

something in between

Tidak masuk dalam sebuah kategori memang terkadang membingungkan. Tapi Darell Ferhostan mematahkan persepsi itu, he putted himself in such a fierce way with being androgynous. Oleh: Rezaindra O. Foto Oleh: Andre Wiredja. “I’m nervous…” ujarnya dengan suara yang kecil dan ekspresi takut ketika saya duduk di depannya, mulai menyodorkan daftar pertanyaan, dan menghidupkan voice notes saya. Ini adalah interview pertamanya untuk sebuah majalah, situasi ini membuat ia terlihat kurang nyaman. Mungkin ia akan lebih memilih berjalan di hadapan ratusan pasang mata pada sebuah runway panjang, sambil menggunakan edgy dress, dan high heels. Menjadi model mungkin jauh lebih mudah dibanding dengan sesi interview ini bagi seorang Darell Ferhostan yang mendapat tiga show di jakarta Fashion Week kemarin untuk Tri Handoko, Monday to Sunday, dan Felicia Budi. Dengan berat 58 kg dan tinggi 185 cm bukanlah hal sulit baginya untuk berkecimpung di dunia modeling, tapi satu hal yang masih menjadi pertimbangan disini adalah, he’s unordinary. Ia agak susah masuk kelompok model pria, karena tidak se-buffed dan sekeras karakter model pria pada umumnya, dan tidak juga masuk dalam kelompok wanita, karena mau secantik apapun muka, pose dan cara jalannya, terdapat sosok pria tulen dibalik keluwesan itu. He’s an androgynous male model. Sambil mendengarkan rangakain tracks dari Torches milik Foster the People pria berdarah Manado-Sunda ini menceritakan awal mula karier modelingnya. Ia baru memulai ini semua di tahun 2011, runway show pertamanya adalah untuk yosafat Dwikurniawan di jakarta Fashion and Food Festival, salah satu runway paling memorable buat penyuka travelling ini, Darell harus membawakan sebuah see through dress bersama high heels setinggi 18 senti. “Gue ditemukan oleh seorang stylist, andikha Dharmapermana. Dika nemuin gue di Facebook terus dia ngajak untuk test shoot. Sebelumnya gue cuma seorang mahasiswa biasa yang nggak pernah kepikiran jadi model… Pernah sih, tapi jadi model cowok seperti pada umumnya, bukan androgynous kayak gini,” tutur pria kelahiran 16 november 1991 ini.

Ia sendiri mengaku baru belakangan ini melek soal androgynous model, setelah sosok andrej Pejic menjadi role model-nya. “Banyak yang bilang, (termasuk fotografer/sahabatnya advan Mathew), “kayanya lo cocok jadi model androgyny, cause you looked so pretty,” gue pun search andrej Pejic yang lagi booming banget saat itu. Dari situ gue mulai membentuk diri sebagai androgynous model.” Tidak bisa dipungkiri juga, sosok kakaknya, Tracy Langitan, yang dulu juga sempat berkecimpung di dunia modeling dan sempat menjadi Gadis Sampul ikut menginspirasi Darell untuk menjadi model. Sejak kecil ia telah akrab dengan dunia ini, Darell sering menemani Tracy untuk pemotretan, fashion show, Gr, maupun fitting baju. respon dari keluarga terhadap karier modelingnya sejauh ini masih positif. “Orangtua gue fine-fine saja dengan ini semua asal kuliah tetap lancar dan IPK gue bagus, terakhir IPK gue 3.3, I’m quite nerdy...” ujar mahasiswa semester 5, Fakultas Teknik Perminyakan sebuah universitas swasta di jakarta. FYI, modeling memang passion Darell saat ini, tapi kuliah tetaplah menjadi prioritasnya. “Dulu pinginnya jadi dokter, tapi tibatiba lulus masuk di fakultas ini, yaudah diambil aja, toh bagus juga prospeknya,” ujarnya menjelaskan, “Memang nggak ada hubungannya sama sekali dengan profesiku sekarang sih...Well, mungkin bisa belajar bahan kimia buat bikin make up hehehe,” lanjutnya bercanda. Pria yang sempat tinggal di Manado ini bertutur bahwa tidak gampang untuk menjadi androgynous model di Indonesia. Masih banyak orang yang belum mengerti soal ini. “Orang awam mungkin akan berpikir kalau androgynous itu transgender, padahal bukan sama sekali… Ini kayak bawaan gitu yang sometimes bisa feminine dan sometimes bisa masculine juga. Temanteman gue juga ada yang ngasih respon postif dan bilang “Darrel I saw your pic on FB, that’s awesome,” dan banyak juga yang negatif… ya sudahlah, kalo

memang mau jadi beda memang harus ada konsekuensinya. You have to fight for it.” “Diet is number one! Gue nggak makan malam sekarang, tapi untuk yang lain-lain kayanya tipe gue ini lebih gampang untuk di-maintain. Gue nggak harus ribet ke spa seperti model cewek lainnya, dan gue nggak perlu ke gym kayak model cowok kebanyakan,” cerita pria bernama lengkap Darell Ferny Hosea Langitan ini tentang kehidupan modeling-nya. “Sepuluh tahun lagi gue masih tetap mau menggambarkan diri gue sebagai seorang model, or at least masih ada hubungan dengan fashion industry. Kalo nggak ya jadi engineer hehe,” ujarnya singkat. Dan untuk saat ini, selain tergabung dengan Edge Models jakarta, ia juga dikontrak oleh Darley Management Melbourne. “Status gue masih direct booking, kalo mau cuti kuliah gue bisa aja sih pindah kesana, cuman bingung juga sama kuliah gue gimana nantinya,” jelasnya. Berbicara tentang kuliah, Darrel seperti memiliki dua kehidupan berbeda, menjadi seorang extraordinary model dan regular college guy. “Di kampus gue lebih normal. rambut diikat ke atas, pake sneakers, and no skinny jeans! Gue ke kampus bukan untuk show off tapi untuk belajar; kalkulus, kimia, fisika, geologi, sampai pemboran,” ujarnya cuek. Sebelum mengakhiri pembicaraan saya bertanya, melihat ia sebagai orang yang cukup religius dari status-status di mobile messenger-nya, apakah ia merasa bersalah dengan karier yang tengah ia bangun sekarang?, “Gak apa-apa sih menururt gue, I don’t feel guilty as long as itu hanya sebatas job, kan gue nggak pake heels buat ke mall atau ke kampus. It’s only a part of my job and I’m gonna keep it that way.”


radar the prodigal kids: Andre Wireja

in a sentimental mood Andre Wiredja mencari kebebasan berekspresi dan membentuk gaya fotografinya lewat sejarah dan intuisi. Oleh: Jessica Hanafi. Foto Oleh: Andry Wibowo

FaShion induStry INDoNESIA sedang menikmati kemunculan desainer muda, clothing line, dan Jakarta Fashion Week. Andre Wiredja memanfaatkan peluang dengan muncul sebagai fashion photographer yang gaya fotografinya raw, youthful, dan fun. Andre yang asal Bandung ini memulai karier profesional di sebuah majalah fashion Jakarta. Hingga fashion photographer ternama Indonesia yang telah mengenyam pengalaman di Eropa, Nicoline Patricia Malina, mengontraknya menjadi personal assistant sekaligus lighting assistant selama tahun 2010-2011. Andre cocok dengan cara kerja Nicoline yang tidak terlalu mendewakan teknis sebagai modal utama foto yang bagus. “Dari Nicoline gue belajar bagaimana komunikasi dengan model saat sesi pemotretan, menjaga suasana hati model, sampai mencari spot menarik untuk mengeluarkan kembali emosi foto. Beda dari budaya (fotografi) Indonesia yang mementingkan alat,” jelas penggemar film-film Stanley Kubrick dan Quentin Tarantino ini. “Mengerjakan fashion photography menarik karena ada dinamika. Saya bisa mencoba banyak hal gila di spot seadanya, ada kebebasan berekspresi,” lanjutnya bersemangat. Dengan corak yang terinspirasi sinematografi film-film festival, Andre tertarik menangkap sisi unik ekspresi anak muda yang seru dan gila. “Tidak harus cantik, tapi menarik,” jelasnya. Tak heran jika kamu menengok portfolio-nya, tidak nampak citra high fashion yang manis dan sempurna, digital imaging pun minim. Andre belajar dari Nicoline bahwa elemen seperti model, penata rambut, tata rias/ pakaian, hingga lokasi, saling memengaruhi untuk menjadikan foto berada dalam representasi style yang sempurna. “Nicoline tipe mentor yang ingin ‘anaknya’ jadi fotografer profesional juga. Dia mengajari anak-anaknya untuk punya karakter sendiri tergantung dari latar belakang dan kepribadian orangnya. Pasarnya pun sendiri-sendiri”, jelasnya. Apakah karya-karya Andre selalu raw? Ternyata tidak juga. Sekarang ia sedang terinspirasi oleh (500) days of Summer dan Le Fabuleux destin d’amélie Poulain yang justru lembut, manis dan lucu. Alumnus ITB jurusan Manajemen ini tidak pernah mengenyam pendidikan formal dalam fotografi.

“Gue pengen masuk desain ITB tapi harus kursus menggambar. Temen gue bilang: Ndre, kok gambar lo wajahnya nggak proporsional gini, sih?” ia lalu tertawa. Andre membekali dirinya dengan berbagai jenis kamera dari kamera film, lomo Diana F+, polaroid, hingga kamera profesional seperti Canon 5D Mark II (Instagram masih onthe-go), as well as inspirations from world-renowned photographer he greatly adored seperti Yelena Yemchuk, Juergen Teller yang menangani Marc Jacobs, Tim Walker, hingga gaya Ellen von Unwerth yang ceria tapi seksi. “Untuk style, tidak bisa kamu paksa untuk temukan. Ia juga akan selalu berevolusi karena mengandalkan mata, bukan sekadar medium, serta cara pandang masing-masing yang selalu berubah. Mata, hati, dan insting itu aset terbesar fotografer.” Ia pun menyarankan untuk para fotografer muda yang sedang merintis untuk tidak takut dengan persaingan di dunia fashion photography. “Dunia ini masih muda banget dan memang sedang menanjak. Ke depannya masih banyak style foto yang bisa dieksplor, makin banyak kesempatan buat fotografer. Style yang berbeda pasti ada pasarnya sendiri, jadi tidak akan berebut”, ujar pengagum film Kala karya Joko Anwar ini. “Tidak ada yang baru di bumi ini, pinter-pinternya kita untuk membuat inovasi style yang sudah ada. Kenapa kita nggak membuat sesuatu yang baru dan Indonesia banget?” Saya pun mendapatkan pemahaman baru dari Andre bahwa kecenderungan mereproduksi gaya-gaya fotografer lawas ternyata proses yang sah karena setiap manusia pasti memiliki ingatan dan inspirasi. Sangat historikal!


radar the prodigal kids: Adrian Subono

break on through Adrian Subono may share a popular surname of who’s who in the Indonesian promotor business, but who’s he? Ia berbagi pada NYLON tentang musik rock dan cerita romansa. Oleh: Jessica Hanafi. Foto Oleh: Luca Knegtering.

AdriAn Subono AdAlAh nama baru di bisnis hiburan yang mungkin juga tak terlalu asing di telinga kamu. “Tidak bisa dipungkiri, orang yang nggak kenal saya akan selalu bilang – ya iyalah Adrian Subono dapet subsidi dari bokapnya, tapi insya Allah semua yang gue kerjain ini tidak ada subsidi satu perak pun dari bokap gue. orang mau asumsi apa, opini publik atau personal pun terserah mereka,” jelasnya kalem. bungsu dari tiga bersaudara (dan satu-satunya anak laki-laki) ini sempat berkecimpung di divisi Artist Management di Java Musikindo. laki-laki kelahiran 1 Juli 1982 ini lalu menggagas level Tujuh Event Organizer yang sudah berjalan empat tahun. berikutnya, ia mencoba mengisi sebuah gap dengan membentuk booking Eazy (bisa kamu cek di bookingeazy.com) yang baru dirintis november tahun ini untuk mempermudah siapapun yang ingin mengontak langsung artis papan atas indonesia bahkan mengatur kebutuhan event. “Gue terinspirasi dari Java (Musikindo) yang nge-deal artis luar dari banyak agen. dari situ gue bikin agen yang ada mekanisme dan strukturnya. Mereka yang ingin panggil band, bisa isi formulir di situs dan langsung masuk ke blackberry gue”, lanjutnya. “bisnis baru ini membutuhkan dukungan, cukup dengan meminta, Pa, tolong retweet donk!” Mengenai passion, Adrian tegas menjawab “Music, music, music!” ia terinspirasi Foo Fighters, Stone Temple Pilots, Muse, Placebo, The doors, Silverchair, dan Motley Crue. inspirasi itu pun tertuang dalam

musik yang dibuatnya. Ketika memutuskan untuk mengkomersilkan musiknya, dengan yakin ia berpikir, “This is my spirit, this is my soul since I was born. Why don’t I give it a try? I don’t care what people say. I don’t care other people’s opinion about my music.” Setelah berkonsultasi dengan kerabat dan ayahnya (termasuk apakah memakai nama panggung Adrian saja, Adrian Subono, Adrian and The ...), Adrian memutuskan menjadi solois (meskipun menguasai gitar, drum, piano, bass) dan meluncurkan single “Terima Kasih” pada awal tahun 2011. Menjadi sosok yang bisa berkata “I am who I am” tidak lepas dari pengaruh sang ayah. “Papa saya – ini nggak lebay sih... He’s a truly Godfather”, begitu Adrian menyimpulkan. “dia nggak mendikte, tapi ngajarin dengan sikap dan pembawaan dia as a leader di Java Musikindo dan sebagai bapak rumah tangga”, kata Adrian bersemangat. Semasa SMP, Adrian mencicipi tiga sekolah yang berbeda sekaligus, yaitu Tirta Martha, Global Jaya, dan don bosco. “Gue bandel banget. Guru kelas satu bilang: oke Adrian naik kelas tapi kami nggak mau terima dia di kelas dua”, katanya sambil tertawa. bagaimana ayahnya menyingkapi itu? Adrian tenang berujar, “Gue rasa bokap biasa aja, soalnya dia lebih ‘parah’ dari gue,” katanya merujuk pada masa muda ayahnya di Jerman yang kemudian membuat beliau kembali ke indonesia. di sela kesibukan, Adrian sempat membaca buku-buku sejarah dan biografi rockstar seperti Jim Morrison, Not Dead and Not For Sale milik Scott Weilland, dave Grohl, Kurt Cobain, novel 24 Wajah billy dan ... novel tetralogi Twilight! “Semua orang bilang ke gue: lu rocker kok baca begituan? Gue pikir ceritannya bagus, ya udah!”, ungkapnya sembari tersipu. Adrian merasa bahwa ‘Kebahagiaan adalah di mana seseorang dapat menghargai segala keputusan yang diambil atas dasar kejujuran diri sendiri’. Pemuda yang tertarik pada puisi dan kutipan ini mengungkapkan “Setelah gue baca, mau se-rocker-rocker-nya dia pasti ada satu bagian khusus tentang percintaan. Rocker punya sisi humanis juga.” nampaknya sifat sang ayah yang keras tapi melankolis jelas menurun ke Adrian. dengarkan saja lagu “Sleeping with Ghost” yang bisa jadi tuangan isi hatinya. Sayangnya, lagu ini baru bisa didengarkan di myspace.com/adriansubono.


le grand voyage

radar the prodigal kids: Kukuh Zuttion

Yang dilakukan Kukuh Zuttion bukan hanya sekedar merancang sebuah pakaian, ia turut menuliskan kisah dalam setiap desainnya. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto Oleh: Dok. Pribadi Terlepas dari segala hype yang ada, tak bisa dipungkiri jika Brightspot Market selalu menawarkan “harta karun” dalam setiap perhelatannya. ada saja label baru yang menyenangkan untuk disimak, satu yang paling menarik perhatian saya di Brightspot bulan November lalu adalah label asal Bali bernama The story Of. dengan booth yang didekorasi dengan wallpaper pepohonan, tassel kain yang bergantungan di papan kayu, dan koleksi rancangan eklektik yang tersusun rapi, kita seperti tersesat di suatu tempat yang asing. saya pun tertantang untuk mengetahui lebih jauh tentang label ini, terutama tentang Kukuh Zuttion, wanita di balik label berlogo burung hantu ini. dari Byron Bay, australia, tempat dia menghabiskan liburan Natal bersama suaminya, pete Zuttion dan putra pertama mereka yang bernama seven, dia menyempatkan meladeni interview saya via email. “I love fashion since I was very young, saya terbiasa melihat ibu dan nenek saya menjahitkan baju baru untuk anak-anaknya jadi untuk saya fashion bukan hal yang asing. When I see it, I just love it, it’s like playground for me,” tandas Kukuh tentang ingatan awalnya tertarik pada fashion. sebelum akhirnya memiliki label sendiri, kariernya di dunia fashion dimulai dengan menjadi stylist untuk grup band, iklan, video clip, film dan sempat pula bekerja dengan Barli asmara, pengalaman yang menurutnya tak akan terlupakan. “saat itu Barli baru saja selesai dengan label lamanya yang bernama Nuimasu dan memulai dari nol lagi dengan label pribadinya. We had so much fun going through happy and sad, up and down. saya sangat bangga dengannya dan darinya saya juga belajar jika kamu sudah berusaha dengan keras, you will get reward from universe and the world will see you and the future will be waiting in your hand.” ungkapnya tentang pengalamannya bekerja dengan salah satu desainer ternama indonesia tersebut. “Terlalu banyak pengalaman untuk diingat tapi saya rasa pengalaman learning process dari bagaimana membangun suatu label lah yang paling saya ingat.” lanjutnya ketika diminta menyebutkan pengalaman paling signifikan yang ia ingat. lebih dari sepuluh tahun malang-

melintang berkarier sebagai stylist, ia mengaku mencapai tahap jenuh untuk melakukannya. ia kemudian pindah ke Bali, bekerja sebagai brand developer dan production manager untuk label australia bernama Minkpink dan someday lovin serta menjadi salah satu stylist untuk film Eat Pray Love, yang juga menjadi styling project terakhirnya, “saya mengambil tawaran menjadi stylist untuk Eat Pray Love karena saya pikir project ini akan menyenangkan. And I’m right, it was mega fun tapi saya tetap memutuskan I won’t do styling job anymore, and that’s how my label born.” sejak dimulai tahun lalu, The story Of sudah merilis tiga koleksi yang masing-masing bernama “lost Maiden”, “a Midsummer Night’s dream” dan “estranged lover” dengan design aesthetic yang cenderung sophisticated boho. Tersedia di tiga butik miliknya di daerah seminyak (Market, Zuttion, dan The library), label ini juga memiliki banyak stockist yang tersebar di berbagai kota di australia, termasuk satu di Tasmania, dan sudah mendapat recognition dari berbagai fashion magazine di benua tersebut. dari mana nama labelnya tercetus? “I really love read a poem, The story Of sendiri saya dapat dari satu frase di sebuah puisi yang saya tidak ingat judulnya apa. saya harap setiap style yang saya buat selalu ada cerita dibaliknya dan siapapun yang memakainya bisa merasakan jiwa di balik baju itu dan mengekspresikan diri mereka tanpa harus takut dengan apa yang sedang ‘in’ atau tidak di fashion, because The Story Of is timeless.” ungkapnya. dengan influens terbesar dari culture, nature dan art, Kukuh menggambarkan pemakai The story Of adalah gadis yang spontaneous, tahu yang apa dia mau, mencintai seni budaya, gemar memadukan vintage stuff dengan barang branded, merasa nyaman dengan diri sendiri and know exactly how to have fun. lalu apa tahap yang paling ia sukai saat merancang sebuah koleksi? “saya sangat menikmati saat mulai mendesain sesuatu, I feel like I’m falling in love. Juga ketika sample rancangan selesai dan melakukan fitting sample, saat sample yang dibuat sesuai dengan yang saya bayangkan it’s like dream come true. Sounds cliché but that’s how I feel.” Berdomisili di Bali, pulau dimana inspirasi seolah tak ada habisnya, merupakan berkah tersendiri. “Bali is my home now, what I love about Bali is the casual life style and the beach. Tapi saat ini saya senang pergi ke pulau gili Meno di lombok. di sana masih sangat tenang dan airnya sejernih kristal, saya banyak mendapat inspirasi di sana. Just hanging in quite beach I can just easily get my work done.” ucapnya. disinggung tentang target yang ingin ia capai tahun ini, ia mengaku ingin membuka toko di Jakarta dan mengembangkan The story Of di indonesia dan negara-negara lainnya. Menutup interview ini saya bertanya apakah setelah menikah dan memiliki anak ia tak takut hal itu akan mempengaruhi karier yang baru dirintisnya ini? “saya sangat menikmati menjadi seorang ibu dan memiliki anak tentu tidak akan menghentikan karier saya. It’s actually open my world dan segalanya malah terasa lebih mudah.” jawabnya optimis.

069


radar the prodigal kids: Rini Sugianto

art of motion Rini Sugianto mematahkan anggapan dunia animasi hanya didominasi kaum pria. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto Oleh: Dok. Pribadi

Sudah menonton film The Adventures of Tintin yang belum lama ini dirilis? disutradarai oleh Steven Spielberg dan diproduseri Peter Jackson, film animasi ini mendapat sambutan hangat dari semua pihak, salah satunya karena teknik animasinya yang dibuat oleh Weta digital, studio digital visual effects milik Peter Jackson yang berbasis di new Zealand. nama Weta digital sendiri memiliki reputasi hebat di dunia animasi karena kehandalannya yang bisa disaksikan di film The Lord of the Rings, X-Men, Avatar, dan masih banyak lagi, termasuk yang paling baru: Tintin. tapi tahukah kamu jika di credit list animator film itu terselip satu nama orang indonesia yang terlibat? dia adalah Rini Sugianto, seorang animator yang kini bekerja di Weta digital. tak tanggungtanggung, di film itu dia menjadi animator yang paling banyak mengerjakan adegan dengan total 70 shot. di tengah kesibukannya mengerjakan project terbarunya, yaitu film The Avengers dan menjawab banyaknya email yang

berdatangan, dia hanya butuh waktu kurang dari tiga jam untuk membalas pertanyaan yang saya lontarkan. Pertanyaan pertama saya tentu saja bagaimana ia bisa terjun ke dunia animasi, perempuan yang bernama lengkap Rini triyani Sugianto ini pun mengingatnya kembali, “dulu waktu kecil sebenarnya lebih suka komik, terutama komik eropa. mulai tertarik animasi setelah nonton film-film disney tapi nggak pernah terpikir kalau bakalan jadi animator, makanya waktu S1 saya ngambil jurusan arsitektur. Pas kerja di salah satu firma arsitektur, saya mulai belajar 3d, dari situlah saya tertarik serius belajar 3d.” And that’s how her story goes, lulus dari arsitektur unPaR dan menjadi top ten graduates, dia melanjutkan mengejar ilmu di bidang Computer art dan 3d animation di academy of art university, San fransisco. Berkat bimbingan banyak animator terkenal seperti mike Venturini dan andrew Gordon dari Pixar, ia memulai karier sebagai animator dengan menjadi Cinematic animator di beberapa graphic studio amerika seperti Stromfront Studios, offset Software dan Blur Studio sebelum kemudian mendapat tawaran untuk bekerja di Weta yang tentunya tak ia sia-siakan. ia mengungkapkan jika tintin adalah proyeknya yang paling berkesan karena merupakan film layar lebar pertama yang ia kerjakan selain ia sendiri memang

penggemar serial tintin sejak kecil. Rini juga menyebut nama tim Burton sebagai orang yang paling ia kagumi, tapi adakah sosok yang menurutnya paling berperan dalam kariernya sekarang? “ada beberapa, pertama guru saya di academy of art, dia adalah orang pertama yang memberi advise kalau saya lebih baik fokus ke animasi, terus ada teman dekat saya, leif Jeffers, yang selalu membantu saya di sekolah dulu, lalu leo Santos, supervisor di Blur Studio yang sangat membantu juga.” jawabnya. Bekerja sebagai animator, lembur sudah menjadi kesehariannya, bagaimana ia mengatasi kejenuhan dalam bekerja? “Waktu pertama kali, saya pikir bakalan jenuh kerja di project yang sama selama 1 tahun, tapi setelah dijalani ternyata nggak juga tuh. nggak sempat untuk merasa jenuh, soalnya yang dikerjain selalu beda-beda. Paling kadang lelah aja ya, tapi kalo mulai merasa bosan, biasanya saya take a break dengan hiking yang menjadi hobi saya.” ungkapnya. Stress dan jenuh mungkin suatu hal yang wajar di profesi manapun, namun saya tetap penasaran apa sih kendala yang umumnya dialami seorang animator? “To make it believable. Kadang di animasi, penonton bisa tau kalau ada yang salah. It’s hard to make the character alive and believable.” ujarnya. Well, how’s about the perks then? “nonton gratis! Well not really, hmm…working in the entertainment industry ya pasti berkisar film. tapi pastinya pas ngeliat nama kita di big screen, all hard work paid off.” jawabnya. “Prospeknya masih bagus kok, masih bisa berkembang. Kemungkinan karena animasi masih merupakan industri baru di indonesia jadi base-nya masih belum solid. Sedangkan di luar, animasi itu sudah ada selama bertahun-tahun.” paparnya ketika saya tanya tentang industri animasi di indonesia. disinggung tentang apakah kelak ia akan bekerja di indonesia, ia menjawab kemungkinan itu akan selalu ada walaupun sekarang ia ingin mencari experience sebanyak-banyaknya. melihat segala pencapaian kariernya yang terbilang mulus, apa pencapaian terbesarnya selama ini? “Bekerja dengan nama besar seperti Steven Spielberg dan Peter Jackson, juga karena wawancara-wawancara ini. It’s my gift to my parents, semoga saya bisa membuat mereka bangga.” ungkap Rini. Sama seperti karakter yang ia “hidupkan” di karyanya, saya percaya ia masih menyimpan banyak mimpi yang menunggu untuk dihidupkan.


radar the prodigal kids: Rain Chudori

something poetic Selayaknya hujan, setiap cerita yang ditulis Rain Chudori menyimpan banyak emosi tersembunyi. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto Oleh: Luca Knegtering. Tanpa disadari, Tiga profil yang saya tulis untuk radar edisi ini semuanya merupakan storyteller dengan cara mereka sendiri. pikiran itu melintas saat saya bengong di dalam taksi menuju lokasi interview, yang apa daya harus terjebak macet dan diperparah hujan deras yang turun. Coincidentally, orang yang akan saya temui sebentar lagi juga bernama rain. sesampainya di tempat yang dijanjikan, dengan mudah saya bisa menemukan sosok gadis berperawakan mungil yang sedang asik membaca majalah di salah satu meja. saya bergegas menghampirinya dan meminta maaf atas keterlambatan saya. Dressed in black with deadpan expression, sepintas dia terlihat intimidatif, tapi begitu ia membuka mulut, yang keluar adalah sapaan yang ramah. Yang sedang duduk di depan saya adalah rain Chudori-soerjoatmodjo, seorang penulis muda yang namanya tengah bersinar berkat cerita-cerita pendek berbahasa inggris karyanya yang sudah dimuat di berbagai media seperti Jakarta post, Tempo dan Jakarta globe. dunia tulis-menulis sama sekali bukan hal yang asing bagi gadis kelahiran 1994 ini. Kakeknya adalah seorang wartawan Kantor Berita anTara, sementara ibunya, Leila s. Chudori, adalah nama besar di dunia sastra indonesia dan ayahnya, Yudhi soerjoatmodjo, adalah fotografer jurnalistik yang kerap membuat esai foto. ia bercerita bila semuanya bermula saat salah satu cerpennya berjudul Blue, yang sebenarnya adalah tugas sekolah, dikirim ke Jakarta post oleh ibunya tanpa sepengetahuan dirinya. Cerpen itu dimuat dan mendapat respons positif. sejak itu karyanya semakin sering dimuat dan tawaran menulis berdatangan, termasuk menulis novel dwi-bahasa, Serdadu Kumbang, yang berdasarkan dari film berjudul sama. Hal yang sebetulnya

tidak mengherankan, karena bila kamu membaca salah satu karyanya, kamu pun akan mengerti. Emosi yang selalu tertangkap dari tulisan penggemar Haruki Murakami ini adalah beautifully sad, real, and poignant. “My mom says I was writing in realism, I write about real life, what’s there, I think my writing is more observation of life.” ucapnya. sejak kecil, ia ingat setiap bangun tidur yang dia cari adalah buku, dia banyak membaca cerita klasik Charles dicken dan Jane austen, sebelum kemudian menyukai novel klasik rusia seperti Anna Karenina dan karya anton Chekhov. Sounds deep right? Tapi bagaimana sih keseharian seorang rain? “I like tweeting, watching film, being with my friends and boyfriend, going to concerts. I’m pretty regular teenager actually.” jawabnya sambil tersenyum. saya pun bertanya iseng apakah ia juga membaca cheesy story? “No, but I watch bad TV show, like Jersey Shore, it’s so bad you wanna watch it, just for laugh, haha.” rain yang duduk di kelas 3 sMa dan sedang menyiapkan diri mendaftar kuliah jurusan English atau Film Writing memproklamirkan dirinya sebagai movie buff. “saya selalu ingin menjadi penulis, but with film I think I can explore even broader art form.” cetusnya. sebelumnya ia juga pernah menulis resensi (500) Days of Summer untuk Jakarta post, berdasarkan kebiasaannya menganalisa film yang ia tonton. “I love both. But at some level, film always reach more audiences, nggak semua orang suka baca buku, tapi mayoritas orang suka nonton.” ungkap rain yang menyebut American Beauty sebagai film favoritnya. punya ibu yang juga seorang penulis terkenal membuat tulisan mereka kerap dibandingkan, untuk itu rain punya tanggapannya sendiri, ”Their kinda similar with themes like juxtaposing personal life experience and political condition as

background, I just recently realized how much she influence my works.” dari sekian banyak cerita yang pernah ia tulis, mana yang menurutnya paling personal? “Smoking with God. It contain one of my deepest anger, it’s basically about my parents relationship and the peak point of their broken marriage.” jawabnya dengan gamblang. saat ini ia tengah menyiapkan antologi kumpulan cerpen yang pernah ia buat. “Konsepnya adalah kumpulan cerita dari satu kompleks perumahan dimana setiap rumah punya cerita masing-masing.” jelasnya. sampai di penghujung interview ini, saya melontarkan pertanyaan yang sudah saya simpan dari tadi, which is perihal namanya yang unik. “I keep asking my parents and they keep changing their answers, I mean sometimes they says it’s from the weather but sometimes they say I was named after Rain Phoenix, sibling of River and Joaquin Phoenix,” jawabnya ringan. dia sendiri mengaku kalau dia tidak begitu menyukai namanya dan lebih memilih nama Marigold atau Luna sebagai alter-ego dirinya. Well, apapun nama yang ia pilih, bagi saya she’s still one of the most interesting girl out there.

Lokasi: Casa, Aksara Kemang 2nd FL, Jalan Kemang Raya.


beyond Vokalis Blondie, Debbie Harry telah menjadi salah satu obsesi kita sejak dulu. Sekarang ia berbagi tentang obsesi-obsesinya kepada kami. Oleh Natalie Shukur


“SEKALINYA SAYA MENDENGARKAN musik orang lain adalah ketika berada di mobil,” ujar Debbie Harry seraya duduk di samping jendela kantor NYLON, dengan cahaya matahari yang menari-nari di tulang pipi tingginya yang ikonik dan memperjelas pancaran pink glitter eye shadow-nya. “Tetapi ketika saya bekerja, saya benar-benar fokus bekerja dan menulis. Saya bernyanyi dan mendengarkan apa yang musisi lain mainkan.” Sekarang ia sedang fokus dengan rekaman baru Blondie “Panic of Girls”. Album ini menjadi yang pertama sejak vakum selama delapan tahun sehingga sedikit sulit mengajaknya untuk berbicara soal hal lain di awal pembicaraan. “Untuk band seperti Blondie yang telah memainkan lagu—saya tidak akan menyebutkan sudah berapa tahun, tapi sudah cukup lama, walaupun kita sudah berusaha meng-update material dan membuatnya menarik untuk diri kami dan para penonton, tetapi dasarnya tetap nada dan lirik yang sama,” ujarnya. “Punya materi baru rasanya menyenangkan. Lebih baik juga berpakem dengan ‘masa kini’ karena saya tidak terlalu suka bernostalgia. Nostalgia memiliki tempat sendiri, it’s fun and kitsch–tetapi masa kini selalu menarik buat saya. Setelah beberapa waktu, pembicaraan berbelok soal musik kemudian shopping dan Harry pun bersantai di tempat duduknya, dengan ceria mulai meramu lirik dengan “jasa-jasa” seamless underwear, wigs dan sequins. Tramp Art

Saya mengoleksi tramp art, yang muncul dari era Depresi di mana para hobos dan tramps berkeliling negeri dengan menumpang kereta. Mereka dulu suka membuat kotak perhiasan kecil dan pigura dari kotak rokok dan mengukir tepi-tepinya dan membuat semua desain dan membentuknya dalam lapisan-lapisan. Benda-benda ini sungguh indah.. Ketika mereka pergi ke sebuah rumah, mereka akan menukar barang-barang itu dengan makanan atau membuat para perempuan ingin membelinya.

Woodstock, New York

Kami merekam album baru di Woodstock. Ada vibe yang tampaknya di luar tipe vibe kota kecil negara bagian utara. Koloni seorang artis didirikan di sana pada tahun 1902 dan memuat sejarah tentang orang-orang berbagai warna kulit, saling bergaul, getting a little bit naughty and wild. Tempat tersebut di tahun 1960an menjadi tempat tujuan utama para hippies. Saya tidak ingin menyebutkan nama, tetapi banyak orang keren tinggal di sana. Sangat low-profile, kamu bisa datang dan pergi begitu saja. HAlAmAN SeBelAH: Getty Images. HAlAmAN INI: Foto oleh: Samantha Casolari. Sylist Deborah Ferguson. Rambut: mischelle Navar di The Wall Group. makeup: Beau m. Nelson di The Wall Group menggunakan Beaute Cosmetics. Gaun: Suno. Kacamata: mercura NYC.

profile:

Beirut

Salah satu yang mengesankan dari Beirut ketika saya pertama kali mendengar nama itu, adalah di mana orang-orang di dalamnya sangat akrab satu sama lain. Zach (Condon) adalah orang yang penuh talenta. Saya pikir Chris (Stein, gitaris Blondie) menemukan mereka secara online dan ingin bertemu dengan mereka. Kami pun janjian di sebuah show pada tahun 2009 – sepertinya di Jersey City. Chris dan Zach langsung akrab. Zach mencoba memainkan “Sunday Smile”, cover Blondie ala Beirut, sebuah lagu Latin dan Prancis (untuk Panic of Girls). Kami akhirnya ‘memaksanya’ bekerja, saya rasa ia juga tidak menduganya.

Playing Dress-up

Untuk tur tahun lalu, saya menduplikasi kostum dari cover album Panic of Girls yang didesain oleh Christopher Berens. Ia menciptakan karakter tersebut, dengan rok balerina dan tail jackets. Saya setuju saja. Saya memperoleh tail jackets dari Comme des Garçons sehingga mereka terlihat unik. Saya mendapat yang satunya lagi dari Melanie Greensmith yang punya perusahaan di Australia bernama Wheels and Dollbaby. Saya menciptakan tampilan tersebut kembali dan memakai sabuk, dan menambahkan sebuah belati. Saya jatuh cinta dengan ide “mengenakan” pedang.

Stephen Sprouse

Stephen Sprouse telah membuat kostum saya sejak dulu dan saya sudah mencoba menyimpan milik saya dengan rapih. Saya berpikir para professional archivist tidak akan menyetujuinya – mereka biasanya memakai kertas acid-free dan disimpan dengan ruang yang cukup diantaranya.

Ya, paling tidak koleksi saya ditutup rapi dengan serpihan herbal moth. Sekarang saya tidak bisa lagi memakai beberapa dari koleksi itu. Saya tidak pernah bisa memakai mereka sebenarnya, karena – saya tidak tahu apakah seseorang akan kena problem karena ini – tetapi salah satu bisnis pertama Steve tidak jalan. Mereka datang ke rumah saya dengan setumpuk besar pakaian yang ia ingin sembunyikan supaya tidak diambil. Jadinya tumpukan pakaian ini berakhir di rumah saya sebelum satu persatu ia ambil kembali. Beberapa pakaian itu mempunyai ukuran untuk model, sementara saya tidak pernah sampai pada pada ukuran tersebut. Tetapi mereka sangat indah. Ada sebuah gaun merah manic-manik yang saya suka. Karya Sprouse yang mengagumkan juga pernah digelar di Deitch Gallery beberapa tahun lalu. Meskipun sulit rasanya berpisah dengan koleksi itu, tapi saya musti mempertimbangkan untuk mendonasikan beberapa dari mereka ke museum. Tidak berarti semuanya koleksi langka tapi koleksi ini didesain khusus untuk tur saya, sehingga ada rasa yang personal. So, what point is there in having them in a box, folded up?

Commando

Saya terobsesi dengan membeli pakaian dalam yang sangat praktis. Saya menyukai Commando – mereka tidak mempunyai jahitan dan sangat nyaman. Tights-nya, ada yang tertarik dengan pembicaraan ini nggak sih? Sedikit memalukan, ya? Well, tights-nya keren karena mereka memiliki waistband yang lebar dan sangat flat dan tidak terlalu memiliki lekukan yang dalam.

Wigs

Saya suka mengenakan wig, apalagi waktu konser. Saya tidak pernah terbiasa memakainya dan rambut berubah lepek karena saya loncat kesana kemari di bawah terpaan sorotan lampu yang panas. Seusainya saya malah tampak seperti tikus tenggelam. Sebenarnya tidak ada yang peduli, tapi saya sendiri sih tidak nyaman. Walaupun menggunakan wig juga cantik karena menjaga penampilanmu dan tetap terlihat rapih. Namun, hair-stylist saya, Danilo Dixon tidak pernah membuatnya terlihat kaku. They’re just sort of wonderfully crazy, uneven, beautiful things.

073


profile: Summer Camp

the best summer ever Bagaimana cara mengobati patah hati setelah ditinggal summer fling kamu? Coba dengarkan lagu-lagu Summer Camp. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto: Dok. Pribadi

074

Rachel BeRRy di episode pertama Glee pernah berkata: “Being anonymous is worse than being poor.” Tapi bagi Jeremy Warmsley dan elizabeth Sankey, dua musisi london yang membentuk Summer camp, anonymity justru merupakan kemewahan tersendiri yang terpaksa mereka lepas saat lagu-lagu mereka terus mencuri perhatian para music blogger dunia. Proyek musik ini bermula dari bedroom project Jeremy, seorang multi-instrumentalist yang sebelumnya bergerak di genre folktronica, yang mengajak liz temannya untuk mengisi vokal di lagu berjudul “Ghost Train”, sebuah lagu pop bernuansa 60’s girl group dengan viral video yang memakai footage dari film 80-an. Single itu juga yang menjadikan nama Summer camp tercantum di setiap situs musik berpengaruh sekaligus membuat orangorang penasaran tentang identitas mereka (awalnya mereka bahkan tidak punya foto publisitas dan malah

mengirim foto polaroid dua orang yang sedang berciuman di pesta untuk artikel tentang mereka). It’s easy to understand kenapa mereka bisa mendapat perhatian yang bahkan melebihi dari yang diharapkan. di tengah menjamurnya boy-girl duo dengan musik nostalgic seperti cults, Kisses, Big deal, Minks, dan masih banyak lagi, Summer camp mengambil influence dari film-film remaja amerika tahun 80-an dan menggabungkan lo-fi, chillwave, sunshine pop dan synth pop yang terdengar manis dan ringan namun menyembunyikan lirik-lirik patah hati dan obsesi gelap di saat yang sama (“I’d make you love me so much that you’d ask permission to breathe” ancam liz di lagu “i Want you”). Sekarang, setelah beberapa single dan video menyusul, merilis satu eP berjudul Youth, dan tawaran manggung terus berdatangan, mau tak mau mereka mulai membuka diri terhadap media dan ternyata anggapan sinis yang mengatakan mereka hanyalah dua orang hipster yang sok misterius terbukti salah. They’re really nice folks yang bahkan masih mau menyempatkan membalas sendiri setiap email penggemar yang masuk di sela-sela tur eropa untuk mempromosikan album debut mereka, Welcome to Condale, yang dirilis Moshi Moshi Records di hari halloween kemarin. Via email, saya berbincang tentang album debut, rumor, dan film-film John hughes favorit mereka.


profile: Summer Camp

So-Called Life dan film-film John Hughes. Kami juga menyukai banyak genre musik seperti Motown, Gracelands dan electronic. So, apa film John Hughes favorit kalian? Jeremy: We love them all. Mungkin Sixteen Candles karena humornya, Breakfast Club untuk dance scene ikoniknya dan Pretty In Pink karena tokoh Duckie. Ah, Duckie. Di album ini ada lagu berjudul ‘1988’, apa yang kira-kira sedang kalian lakukan di tahun itu? Elizabeth: Haha! Jeremy berumur lima tahun baru masuk sekolah di Venezuela, Amerika Selatan yang sama jauhnya dari Inggris dimana dia tinggal sekarang dengan Indonesia. Saya berumur empat tahun dan barangkali sedang makan. Kira-kira suasana bagaimana yang paling tepat untuk mendengarkan album ini? Apakah kalian membayangkan situasi tertentu saat sedang membuat lagu?

Bagaimana ceritanya sampai kalian bisa bertemu kemudian membuat musik bersama? Jeremy: Kami telah saling mengenal sejak lama. Suatu hari kami memutuskan untuk bersamasama merekam satu lagu hanya dengan niat just for fun lalu mengunggahnya ke internet dengan nama samaran. Lagu itu kemudian ternyata mendapat respons sangat bagus dari blog-blog musik jadi kami memutuskan untuk melanjutkan proyek main-main ini. Kami berdua sangat senang bisa berada di band yang sama karena kami saling menutupi kekurangan satu sama lain dengan sangat baik. Sebelum kalian membuka identitas kalian ke publik, apa gosip paling aneh yang sampai di telinga kalian tentang siapa orang dibalik Summer Camp?

pernah membuat sesuatu yang simpel jika saya bisa membuatnya rumit, haha. I’m still very proud of those days, saya bisa belajar banyak, tapi sekarang saya bersyukur bisa tergabung di sebuah band, I always wanted to be in a band! Saya sudah mendengarkan kalian sejak single “Ghost Train” yang masuk ke kompilasi NME Radar, lalu kalian merilis EP dan sekarang kalian juga sudah mempunyai LP pertama kalian, apa yang kalian rasakan ketika telah berada di titik ini?

Elizabeth: Kami pernah dikira Chris Martin dan Gwyneth Paltrow, haha!

Elizabeth: It feels great, kami tak pernah menyangka akan sampai sejauh ini. Kami hanya senang membuat musik dan memainkannya di atas panggung, rasanya luar biasa saat hal itu menjadi pekerjaan utama kami sekarang.

Tolong ceritakan sedikit tentang proses rekaman album debut kalian

Dimana Condale? Dan kenapa kalian memakainya sebagai judul album?

Jeremy: Ha, how nice to be asked! Prosesnya sendiri sudah lumayan lama jadi agak sulit untuk mengingatnya dengan detail. Let me see, yang saya ingat adalah menghabiskan berjam-jam di kamar tidurku yang sempit dan membuat lagu-lagu bersuara aneh, saya cenderung memasukkan suara paling aneh yang saya buat dan tidak

Elizabeth: Sebenarnya Condale bukan kota sungguhan. Condale adalah kota kecil yang ceritanya terletak di California. Semua lagu kami bertempat di sana, kami menyukai ide jika karakterkarakter di satu lagu dapat berinteraksi dengan karakter di lagu-lagu yang lain.

Jeremy: Tidak juga, kami harap lagu-lagu ini bisa dipasang ketika orang ingin berdansa tapi juga saat mereka ingin santai mendengarkan musik sendirian di kamar. Seseorang bahkan pernah mengirim email dan memberitahu kami jika dia baru saja bercinta dengan diiringi lagu kami, which was weird! Haha. Dimana gig terbaik kalian sejauh ini? Jeremy: Kami baru saja bermain di Oxford dan rasanya luar biasa! Show kami yang berkesan lainnya adalah di Bologna dan New York. Apa rencana kalian selanjutnya? Elizabeth: Kami ingin suatu saat datang ke Indonesia untuk sebuah show! Lalu kami juga ingin mulai menulis untuk album berikutnya.

www.wearesummercamp.com

Apa influens terbesar untuk musik Summer Camp? Jeremy: Wow, sulit untuk disebutkan dengan spesifik. Kami berdua menyukai film dan cerita bergenre coming-of-age seperti Freaks and Geeks, My

075


profile: Afternoon Talk

sweet talking Keep it as simple and sweet as Afternoon Talk. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto Oleh: Dimas Teguh A.

076

Satu lagi bukti jika musik indie pop yang bagus tidak harus berasal dari Jakarta atau bandung, afternoon talk yang terdiri dari Sofia (vokal), Osa (gitar, bass) dan Ridwan (gitar, drum) dengan bangga mengakui bahwa mereka berasal dari bandar lampung, kota di Pulau Sumatera yang mungkin scene musiknya secara umum (let alone the so-called indie scene) masih kurang terdengar di media nasional. “Yang paling disukai dari kota asal kami adalah ketika bangun tidur yang kami dengar adalah suara burung berkicau dan ayam berkokok. Dan udara yang segar tanpa polusi, pantai-pantai yang indah, nggak macet dan jarang banjir haha,” ungkap Sofia yang sebelumnya pernah tergabung di band indie rock the Syalala. Proyek musik ini sendiri terbentuk di awal tahun 2011 saat Sofia dan Osa dengan iseng membuat lagu akustik berjudul “there’s One thing You Should know” yang ternyata mendapat sambutan positif, lalu mereka kemudian mengajak Ridwan, teman satu band Osa saat SMa dulu, untuk bergabung di bawah nama afternoon talk. “Nggak ada filosofi apa-apa sebenarnya ketika

mencetuskan nama itu. Sejak awal nama itu terdengar enak di telinga. Juga tidak ada alasan khusus mengapa indie pop, kami hanya bekerja sesuai dengan apa yang kami mau. Jadi deskripsi musik afternoon talk itu sendiri menjadi kebebasan tiap pendengar untuk mengapresiasinya, karena dari awal kita nggak memusingkan hal itu, kita balikin konsep dasar kita adalah akustik.” ungkap mereka. “It’s basically songs about the people around us, friends, family and memories, datang dari lingkungan tempat kami melewati hari,” cetus mereka tentang musik yang mereka buat. Hal tersebut kemudian tercermin jelas lewat lagu-lagu seperti “the Ship Will bring You Home”, “So Far away” dan single “love letter” yang terdapat di akun Reverbnation mereka yang memang terdengar perky dan manis dengan iringan gitar akustik, dimana Sofia menulis lirik-lirik berbahasa inggris dan menyanyikannya dengan cara seperti sedang bercerita, mengingatkan akan Soko, vokalis

http://www.reverbnation.com/afternoontalk

perempuan asal Perancis yang diakui Sofia sebagai salah satu influensnya. Ditanya soal pembuatan album, mereka mengaku sedang dalam tahap menyelesaikan EP berisi lima lagu yang rencananya dirilis dalam waktu dekat sambil terus mengasah performance mereka di beberapa gig musik, which is salah satunya adalah Java Rockin’ land 2011 kemarin. “We were so excited that day! kami menikmati sekali bisa main disana, banyak band lain yang bukan band rock yang juga tampil di JRl but we just rockin’ on. That was a very great experience, kami berharap bisa tampil disana lagi.” ungkap Sofia dengan bersemangat. Dengan begitu banyaknya band lain di luar sana yang mengusung genre indie pop, bagaimana mereka membandingkan diri mereka dengan band-band itu? “Nothing, because comparing can be a boomerang to us, jadi kami hanya mencoba mengekspresikan pengalaman kami dengan jujur dan lugas juga tetap membuka diri untuk semua kemungkinan, let the listener decide,” jawab mereka. kesan santai yang sama kembali muncul saat ditanya tentang project mereka selanjutnya, tanpa mau terdengar muluk, mereka menjawabnya dengan kalimat sederhana: “Making music and deliver it to your ears.”



On Stage: Train

Beautiful Train Wreck Train singgah di Jakarta membawa serangkaian track indah dan kejutan manis. Oleh: Rezaindra O. Fotografi: Jose Riandy / Sony Music Indonesia

Saya Sempat bertanya-tanya, kenapa untuk kesekian kalinya masih ada promotor yang ingin menggelar sebuah konser di dalam epicentrum Walk? Selain venue tidak begitu besar, letak lokasinya pun berada di sekitar titik kemacetan. Oiya, and for this case, the concert was held on a Monday evening (5/12/2011), bisa dibayangkan seperti apa kepadatan lalu lintasnya? Hmmm… dan saya pun berasumsi kalau konser ini bakalan sepi. Oke, ternyata saya salah, Indika production sebagai promotornya tidak salah strategi. Sosok band bergenre pop rock asal San Fransisco, California ini ternyata cukup dinantikan dan terbukti pada waktu sekitar jam sembilan malam, oval plaza di dalam mall ini sudah penuh - crowd malam itu dipadati dengan orang dewasa yang masih mengenakan baju kantor, namun dengan wajah antusias, semua menunggu penampilan train, Live in Jakarta. Sedikit molor dari waktu yang dijadwalkan, bunyi pluit kereta api pun akhirnya terdengar dan menyambut ketiga personel intinya, patrick monahan (vokal), Jimmy Stafford (gitar, vokal) dan Scott Underwood (drum, perkusi) naik ke panggung. penonton bersorak. Sang vokalis langsung melancarkan single

078

“parachute” sebagai pembuka diikuti dengan “If It’s Love” yang berhasil menghimpun koor dari penonton. Di atas panggung sederhana (hanya ada alat musik, dua giant screen, dan tulisan train – Save me, San Fransisco di bagian backdrop-nya) yang didominasi warna hitam ini sang vokalis dengan suaranya yang khas berhasil menguasai panggung, turun menghampiri crowd, berduet dengan seorang penonton di tembang “Don’t Stop believing” (yeah that Glee anthem), hingga mengajak belasan penonton wanita ke stage untuk menyanyikan “Hey, Soul Sister” bersamanya. Lebih gila lagi, di akhir lagu “She’s On Fire”, patrick

menandatangani sebuah gitar akustik yang baru ia pakai dan memberikan kepada seorang penonton di antara lautan manusia. Wow, band peraih dua Grammy awards ini sukses menebar kejutan-kejutan manis. Seiring berjalannya konser, sang vokalis terlihat mulai gerah, maka vest hitam dan kemeja putihnya pun di tanggalkan, menyisakan t-shirt putih yang menggiring dia untuk lebih dekat dengan penonton yang sudah larut dalam kebahagiaan. Deretan hits seperti “Calling all angels”, “marry me” dan tentu saja “Drops of Jupiter” yang legendaris itu pun sukses mereka bawakan dengan indah… Sayang durasi konser yang dibuka dengan penampilan dari aditya ini terbilang cukup singkat, ketika encore dengan dua lagu selesai mereka bawakan, teriakan “we want more” dari para penonton seperti tidak ada gunanya lagi. perhentian train disini sudah berakhir, kereta tersebut harus segera berangkat menuju stasiun-stasiun berikutnya.


one on one: fred falke

F doesn’t always mean a bad mark, terutama jika F yang dimaksud adalah Fred Falke. Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto Oleh: Fauzya Harahap. Jumat tanggal 9 Desember lalu, ada kemeriahan tersendiri yang terjadi di area tennis Indoor & Outdoor, Senayan. Pumping music, flashing lights and beautiful crowd…sounds like big party, right? Yup, karena memang hari itu sedang diadakan Djakarta Warehouse Project ’11 yang diselenggarakan oleh Ismaya live. Satu festival dance music yang membawa banyak musisi dance lokal maupun internasional. Selain nama-nama besar seperti Bob Sinclar, Roger Sanchez, ladytron dan moonlight matters, DWP tahun ini juga mengundang Frédérick “Fred” Falke, seorang DJ dan produser asal Jerman yang berbasis di Perancis. memulai karier sebagai pemain bass di tahun 1995 sebelum beralih menjadi produser di akhir 90-an, nama Fred terkenal berkat kolaborasinya dengan alan Braxe dan Kris menace yang menghasilkan hits-hits yang mengguncang dance scene daratan Eropa. Kini, pria berumur 38 tahun yang masih terlihat sangat bugar ini semakin dikenal sebagai remixer handal yang banyak me-remix lagu-lagu grup rock mainstream dan artis-artis electronic, sebut saja u2, lykke li, uffie, grizzly Bear hingga la Roux, untuk menyebut sebagian di list panjang itu. Sebelum dia tampil, saya berkesempatan untuk mengobrol sedikit dengan dirinya. It goes like this:

Hi Fred, welcome to Indonesia, is it your first time here? Thanks, yes it’s my first time in Indonesia, jadi saya sangat excited untuk tampil di sini. It’s so far away from France, tapi bagi saya merupakan suatu kebanggaan bagi seorang artis untuk menyebarkan musik mereka ke seluruh dunia.

Lalu apa pendapatmu tentang dance scene Indonesia, sejauh yang kamu lihat? Karena ini adalah kunjungan pertama saya, saya tidak bisa bicara banyak tapi melihat dance festival semasif ini dengan crowd yang ramai, saya rasa itu hal yang keren.

The F World

Bagaimana kamu melihat musik dance dulu dan saat ini? It’s just evolving, I think. Beberapa orang bilang dance scene jaman dulu jauh lebih keren dari sekarang, tapi saya kurang setuju. Some people are getting older and not as fun as before, sementara dance club baru selalu bermunculan dan tentu saja para musisinya. It’s always evolving, which I love about it. Music is always evolving. Kamu sudah pernah meremix lagu dari banyak artis, mulai dari Justice sampai Ke$ha, ada nama tertentu yang ingin kamu remix? Well, everyone

I guess, haha. Saya sangat beruntung bisa bekerja dengan banyak musisi hebat. Saat ini saya sedang meremix beberapa track dari Lenny Kravitz. I don’t know who’s gonna be next. I’m just very open about it.

Apa yang ada di playlist iPod kamu? Coba saya ingat dulu…Uhm ada track dari Cassius berjudul “I Love You So”, it’s amazing. Ada Katy Perry yang album Teenage Dream, lagu “Toxic” milik Britney, Well I love pop music, haha.

Where’s your favorite dance club? Oh its hard one, hmm…I would say XS Club in Las Vegas, its huge, the crowd

is great and the sound is amazing.

What makes a great party? The crowd. DJ is secondary, the crowd is most important. Dance music is people music, if the crowd’s great then the party is great. Next project? Saya sedang mengerjakan beberapa track dengan Space Cowboy, memproduseri artis pop bernama Florrie, me-remix lagu Lenny Kravitz sambil membuat beberapa track untuk diriku sendiri. Oh saya juga sedang menyiapkan album kompilasi lagu-lagu remix produksiku yang rencananya akan dirilis di bulan Maret nanti.


On Stage: Mogwai

waltz for the post rock 16 tahun menunggu dan akhirnya Mogwai datang untuk unjuk gigi. Teks oleh: Khiva Iskak. Foto oleh: Dok. Soundshine

080

MalaM itu pada tanggal 4 desember di dago tea House, Bandung, penonton seperti tersihir dengan lagu-lagu band yang lahir di tahun 1995 ini, suasana yang tadinya tenang dengan band pembuka asal Bandung l’alphalpha, kemudian semua orang seperti ‘kerasukan’ menggoyangkan kepala dan tubuh mereka secara perlahan saat Mogwai memainkan lagu pertama mereka, White Noise. Jujur saja, 10 tahun terakhir ini memang band aliran post rock skala internasional jarang yang muncul. Bahkan mungkin tidak terdengar gaungnya. terima kasih kepada avolution urbanite, malam itu pembuktian (dengan tiket sold out) bahwa post rock dapat dinikmati segala kalangan dan tentunya Mogwai yang mau datang jauh-jauh dari Glasgow, Skotlandia. “Kita senang sekali bisa ada di indonesia, ini pertama kalinya ke asia. Bandung mempunyai iklim yang enak ternyata, cocok dengan lagu kami haha..” ungkap John Cummings, sang gitaris. Walaupun anggota yang datang untuk wawancara hanya berdua saja, John dan dominic

aitchison (basist), sedangkan Stuart Braithwhite (vokalis), Martin Bulloch (drum), dan Barry Burns (piano, synthesizer) memilih untuk istirahat dengan alasan masih jetlag. “Setiap tahunnya kami selalu berkumpul seharian selama beberapa bulan untuk mendaur ulang suara musik kami seperti apa, itu apa yang terjadi pada album terakhir kami, Hardcoe Will Never Die, But You Will (2011), setidaknya kami mempunyai suara vokal pada lagu kami hehe.” ujar dominic. Yes, mereka memang dikenal instrumental selalu, tidak ada unsur vokal sedikitpun. tapi malam itu beberapa lagu mereka bawakan, mengeluarkan vokal distorsi yang membahana. Hasilnya, konser ini terbilang hebat. Kenapa? dimulai dari Jim Morrison, Rano Pano yang mengandalkan suara kerasnya gitar distorsi digabung dengan instrument synthesizer yang meletup-letup. Semua penonton pun terhipnotis untuk merenung. terlebih lagu andalan mereka I Know You Are yang menjadi soundtrack Wicker Park juga dibawa, alhasil semakin merasa pilu. Kalau dibayangkan

memang konser ini sudah menjadi bahan canda bahwa ini merupakan konser ‘bunuh diri’, haunting and gives you goose bumps all the time. Satu hal yang paling peak dalam konser ini ketika lagu Satan dimainkan, dengan semua melodi yang tinggi, distorsi yang semakin membuat kuping pengang, beserta tata cahaya yang menembak terang ke penonton, serasa membawa penonton kedalam dimensi yang lain. Memecahkan pikiran kedalam fantasi selama tujuh menit lamanya. tidak ketinggalan sang vokalis, Stuart, yang terus menerus mengucapkan kata terima kasih usai setiap lagu. Sepertinya ia sangat kegirangan membuat penonton terpesona setiap saat. akhirnya Mogwai membantai penonton dengan tiga lagu terakhir yaitu Helicon 1, Auto Rock, dan Batcat sebagai penutup. 15 lagu sangat memuaskan fansfans asal Bandung ini. Walaupun telinga akan pengang selama tiga hari kedepan. Sebuah konser penutup tahun avolution urbanite ini terbilang sukses. Kesederhanaan yang mampu menciptakan kesan unforgettable moment yang priceless.


young & restless

Arisan 2 Salah satu alasan mengapa seorang Nia Dinata membuat kembali kelanjutan film yang sempat menjadi buah bibir masyarakat ini adalah betapa besarnya sebuah peranan persahabatan

di kehidupan ibukota. Film ini juga memperlihatkan betapa palsunya kehidupan para sosialita Jakarta yang hanya mengutamakan kecantikan dan kekayaan sebagai simbol pergaulan. Bisa

dikatakan ketika kita menonton bagian sosialita itu sangatlah melelahkan (walaupun disisipkan skenario yang lucu namun nyinyir). Selain geng Tora Sudiro, Cut Mini, Aida Nurmala, dan Surya Saputra, kini mereka menampilkan peran-peran segar yang dimainkan oleh

‘Indonesia sweetheart’s’ Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan serta tidak ketinggalan Sarah Sechan, Edward Gunawan, dan Adinia Wirasti. Film ini konstan dengan tema kesederhanaan sebuah permasalahan yang sudah terlalu menjadi besar, Nia berhasil membawa penonton tergerak dengan skenario menyentil sanubari. Walaupun film ini tergolong lama (dua jam), but its worth to watch. KHIVA ISKAK

Laila Nurzizah atau akrab dipanggil Lele boleh saja berumur 20 tahun. Namun ia sudah mengeluarkan satu novel yang berjudul Memorabilia (sastra drama) dan tengah disibukkan dengan penulisan skenario film terbaru dari produser Lola Amaria yang berjudul Sanubari Jakarta. Bagi wanita lulusan Universitas Indonesia jurusan Kriminologi ini adalah tantangan besar yang harus diambil. “Kepercayaan mbak Lola kepada aku itu benar-benar aku hargai sekali, degdegan memang, tapi seru banget, karena kita akan menciptakan dialog yang benar-benar out of the box,” jelasnya. Film yang bertema LGBT (lesbian, gay, bisexual, & transgender) ini tidaklah seperti biasanya. Bahkan Lola sendiri mengatakan film ini jauh dari kontroversial, Sanubari Jakarta hanya ingin berkata perlakuan hak yang sama di dunia. Lele yang otodidak untuk belajar film sejak bangku SMA mengurus 10 cerita yang berbeda, ia akui membuat skenario film pendek ini seperti berfantasi ke langit ketujuh. Kebetulan di saat yang bersamaan, Lola memberi ide dengan membuat versi novel dengan format kumpulan cerpen dari film tersebut, ia menyebutnya proyek ‘gila’ namun Lele tetap optimis dengan apa yang ia kerjakan. “Biar orang tahu asal mula sepuluh cerita tersebut melalui sebuah novel,” jelas penggemar Titien Wattimena ini. Untuk tahun depan sendiri ia akan disibukkan dengan film omnibus lagi dengan judul #Curcol, tujuh cerita bersama tujuh sutradara wanita. “Bagi aku nulis kaya hidup, kalau nggak nulis ya nggak hidup.” KI

the artist

TIdAK BANyAK KAryA sinema yang dapat memunculkan potensi sebuah film secara utuh, adalah film The Artist karya Michel Hazanavicius, yang merupakan penghormatan pada lamanya periode pembuatan film sekaligus mengingatkan kita bahwa dari dulu hingga sekarang, film dapat membuat kita senang. Ini film bisu dan hitam-putih yang begitu kuat dan ‘kaya warna’. Adalah George Valentin (Jean dujardin) bintang film bisu yang terpaksa meredup sinarnya seiring dengan mulai hadirnya film bersuara, selain itu

rumah produksi menginginkan wajahwajah segar. Kehidupan Valentin berubah (istrinya meninggalkannya, dan ia jatuh bangkrut), ia menjadi saksi seorang Peppy Miller (Bérénice Bejo), menjadi bintang Hollywood. Miller memulainya sebagai pemeran figuran dalam film-film Valentin, hingga akhirnya Valentin menjadi mentor dan membantu Peppy agar menjadi seorang bintang, bahkan membantu menggali ciri khas kecantikan seorang Peppy Miller yang tidak akan dilupakan oleh Peppy. Kesombongan

Hazanavicius bisa dengan mudahnya menjadi bumerang bagi dirinya. Kehadiran dua pemeran utamanya bisa terasa begitu berlebihan dengan tidak adanya dialog terlibat ditambah dengan ekspresi yang berlebihan; ia mengikuti apa yang biasa ditampilkan dalam film bisu, hal yang sederhana bisa jadi membosankan. Justru film ini malah memukau. Arahan sinematografi Guillame Schiffman begitu dalam dan kuat, meskipun dengan jangkauan warna yang terbatas, begitu pula gubahan musik Lubovic Bource begitu indah. Bahkan teman setia

Valentin, seekor anjing Jack russel yang berlarian ke sanakemari dengan riang. di samping semua itu, dibawah kendali

tangannya yang mantap dan jenaka, ia juga berhasil menampilkan kesedihan dengan sangat baik. LUKE CrISELL

081


en route: India

Holy Cow! The exact phrase you will say every time because of the culture shock and... holy cows. Welcome to India. Oleh: Jordan Marzuki. Foto: Dok. Pribadi

FILM KARYA WES ANDERSON, Darjeeling Limited yang bercerita tentang 3 bersaudara “tersesat” di India-yang kontras dengan tempat asal mereka- adalah motivasi saya untuk berencana traveling ke negara yang bisa dibilang gila ini. Setelah memakan 7 jam perjalanan dari Jakarta akhirnya saya tiba malam hari di Indira Gandhi Int’l Airport, New Delhi. Semua masih terlihat tertata dan beradab layaknya negara maju, sampai sang supir taksi menurunkan saya di depan gang kecil yang dikelilingi gudang dan tempat pembuangan sampah. “Your hotel is just near in this alley,” ujar si supir. “What the hell,” pikir saya, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam dan badan sudah letih, apa boleh buat saya hanya bisa percaya saja. Setelah melewati gang sempit yang sunyi, terlihat beberapa tunawisma tidur di pinggir dengan anjing liar, sampai akhirnya memang benar tempat ini adalah tempat hotel saya yang berada di daerah Chandni Chowk. Selamat datang di India, perjalanan chaos ini baru dimulai. Rencana perjalanan selama 2 minggu ini meliputi 5 kota, mulai dari New Delhi, Varanasi, Agra, Jodhpur dan Jaisalmer. New Delhi sudah sangat maju. Sepertinya pemerintah setempat berhasil mem-

082

benahi kota ini dari segi tata kota. Transportasi yang reliable seperti MRT membuat tidak adanya kemacetan walaupun populasi di kota ini berjumlah sekitar 11 juta jiwa, atau 2 juta lebih banyak dibandingkan Jakarta. Dari pasar tradisional yang padat dan ribut di Chadni Chowk sampai tempat hipster dan komunitas fashion conscious menuangkan idenya di Hauz Khas Village. Semua itu dapat kita temui di Delhi, namun jika ditanya tempat paling ramai hanya ada dua: Pasar kaget dan toko minuman keras. Tidak afdol jika melewati bioskop film Bollywood, saya menyempatkan diri untuk menyaksikan film yang sedang populer “Ra-One” di bioskop “Shiela” pada daerah Paharganj. Tujuan berikutnya adalah, kota tertua di dunia yang dilalui sungai Ganga, Varanasi. Akses hotel saya yang tidak bisa dilewati mobil ataupun rickshaw sekalipun sehingga harus melewati tangga-tangga yang tinggi, lorong gelap penuh dengan sapi sedang hang-out lengkap dengan kotorannya, belum lagi diikuti oleh orang aneh yang terlihat seperti siap akan membunuh dan membuang jasad saya ke sungai. Lucunya, dari awal sampai di India, hotel tempat saya menginap belum ada yang bisa disebut normal. Seperti

misalnya, letak tempat pembakaran/ kremasi jenazah yang hanya beberapa blok dari kamar saya. Bahkan saya melihat sebuah bangunan yang di dalamnya hanya ada sapi dan beberapa orang yang sedang tidur. Penduduk lokal menjelaskan bahwa bangunan tersebut ditujukan untuk orang yang sudah sekarat dan menunggu ajal untuk langsung di kremasi. Sementara jasad hewan, anak


kecil dan orang yang sakit parah tidak dikremasi melainkan langsung dibiarkan mengambang utuh di sungai Ganga. Jadi jangan heran bila melihat jenazah mengambang apabila sedang melakukan boat ride di sungai Ganga. Culture shock di kota ini benar-benar terasa, mulai dari toko “Bhang” yang menjual Lassi (yoghurt) dan kue dengan campuran marijuana, dimana hal tersebut dianggap legal dengan “alasan” untuk melancarkan proses meditasi. Walaupun begitu, di balik kehidupan liar di Varanasi, kota ini sangat indah dan menakjubkan. Setiap malam ada upacara ritual pemujaan “Aarti”, yang menunjukkan betapa religius orang India yang masih menghargai adat lama mereka, bahkan mandi di sungai Ganga yang polusinya sudah 100x lipat di atas standar internasional pun dilakukan atas dasar kepercayaan tersebut. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu ingin melihat Taj Mahal, tetapi rasanya memang belum lengkap perjalanan ini kalau tidak mampir ke kota Agra. Akhirnya setelah tiba di Agra pada pagi hari dengan kereta Marudhar Express, saya langsung menuju Taj Mahal. Bangunan indah ini adalah peninggalan masa

Mughal yang didirikan oleh Shah Jahan untuk sang istri, Mumtaz Mahal. Gaya arsitektur Mughal pada masa itu memang sangat mengagumkan, penuh corak yang sangat detil dengan struktur yang selalu simetris, sulit untuk dapat membayangkan proses pembuatannya pada tahun 1632. Setelah puas dengan Taj Mahal, saya menuju Agra Fort untuk menghabiskan waktu di kota ini, karena tidak memesan hotel jadi saya harus berangkat lagi dengan kereta pada malam harinya. Makan malam di stasiun Agra merupakan one hell of experience, piring besi yang digunakan sepertinya tidak dicuci karena terlihat sisa nasi, padahal saya memesan Paneer dengan roti Dal, tetapi karena rasa lapar sudah menyerang, saya hanya bisa pasrah saja. Perjalanan dilanjutkan dengan kereta Howrah Express meninggalkan provinsi Uttar Pradesh dan menuju bagian utara provinsi Rajasthan. Saya tiba di “Blue City”, Jodhpur pada pagi hari dan menuju hotel dengan tuk-tuk. Akhirnya, hotel yang bernama Jee-Ri Haveli ini bisa dibilang lumayan normal. Saya langsung diantar oleh sang pemilik untuk makan pagi di rooftop. Well, this is the life! pemandangan 360 derajat dikelilingi oleh rumahrumah bewarna biru dan benteng Mehrangarh yang megah sungguh mengesankan. Tidak heran film seperti “The Fall” dan “Darjeeling Limited” memilih tempat ini untuk lokasi syuting. Sang pemilik hotel bercerita bahwa rumah-rumah bercat biru tersebut bertujuan untuk mengusir nyamuk, jadi tidak hanya untuk keindahan visual semata. Penduduk di kota ini sangat ramah, baru pertama mengelilingi kota sudah disambut hampir semua orang yang berpapasan. “Hello, you from?” dengan logat kental Hindi terdengar. Mereka juga minta difoto dengan saya melalui kamera HP mereka, sehingga saya pun merasa seperti artis Bollywood. Perasaan menjadi lebih awkward lagi ketika mereka berkata bahwa mereka kagum dengan saya. Saya jadi benar-benar bingung…apa coba yang mereka kagumi dari saya?

Masih di provinsi Rajasthan, dengan jarak yang tidak begitu jauh, perjalanan saya dilanjutkan ke Jaisalmer dekat perbatasan Pakistan. Perjalanan dengan kereta Delhi Jaisalmer Express ini menyenangkan, karena kebetulan keberuntungan di pihak saya untuk bisa mendapatkan private sleeper kelas 1, yang bisa dibilang hampir sama dengan yang digambarkan di film Darjeeling Limited. Pemandangan dari jendela terlihat bentangan padang pasir dan desa yang sangat tradisional karena rumahnya menggunakan tanah liat dan jerami sebagai atapnya. Setelah perjalanan yang enjoyable tersebut, keberuntungan kedua adalah ternyata hotel tempat kami menginap 100% normal layaknya hotel. Walaupun kamar dengan interior seperti background buku Kamasutra ini sepertinya agak berlebihan untuk saya. Setelah check-in saya langsung menuju Benteng Jaisalmer. Benteng yang sudah dalam kategori dilestarikan ini sudah dijadikan penduduk setempat untuk tempat tinggal, hotel, restoran dan pasar. Sangat ironis, karena bagian yang menjadi museum hanya sekitar 10% saja. Keesokannya saya mengelilingi padang pasir Thar dengan jeep, dilanjutkan dengan naik unta untuk menikmati pemandangan padang pasir yang spektakuler. Makan malam pun dilakukan di tengah padang pasir. Makanan dimasak di tempat menggunakan api unggun, dan yang menghidangkan makanan adalah pemandu unta saya. Bayangkan saja, mereka tidak cuci tangan! Suasana malam hari di padang pasir Thar memang tidak bisa dilupakan, dengan cahaya bulan, meteor shower dan playlist pada iPod. Setelah 2 minggu merasakan perjalanan di India, culture shock seperti banyaknya 2 pria berpegangan tangan yang berarti teman dekat, pengendara mobil/motor yang membunyikan klakson setiap 3 detik, sapi yang hampir di setiap sudut menjadi hal yang sangat biasa, perjalanan di India adalah love and hate relationship. Tidak memilih paket tur adalah pilihan yang paling tepat sehingga bisa merasakan pahit dan manisnya kehidupan orang sekitar. Perasaan campur aduk seperti tersentuh, benci, senang, takut telah menjadi esensi perjalanan saya. Kehidupan masyarakatnya yang sangat berkesan, keyakinan agama yang sangat kental, sepertinya menjadi diri bangsa mereka yang tidak akan pernah hilang. India, it is incredible. Accha namaste!

083


the best american comics 2011 Alison Bechdel Houghton Mifflin Harcourt Rp. 288.000

record collecting for girls

Pernahkan kamu menyadari jika hampir semua buku tentang musik atau artikel musik ditulis oleh cowok? Atau kamu selalu merasa lebih asik ngobrol tentang musik dengan teman-teman cowokmu? Well, for music enthusiast girl like you, this book could be your next best friend. Ditulis oleh Courtney Smith, mantan music programmer di MTV dengan pengalaman bekerja serta pengetahuan tentang musik yang sangat luas (dia adalah orang yang bertanggung jawab memperkenalkan Death Cab for Cutie, Vampire Weekend dan Lykke Li ke MTV!), dia menulis bagaimana cewek juga menghargai musik sebagai bagian dari hidup mereka. Setiap chapter buku ini membahas musik dari perspektif yang menarik, mulai dari sejarah girl band

(The Runaways, The Bangles, The Go-Go’s), kehidupan groupies dan perjuangan musisi perempuan di industri musik yang didominasi pria sampai persoalan yang lebih sehari-hari seperti tips menyusun top five band favoritmu (seperti film High Fidelity), bagaimana kamu bisa mengetahui mood atau sifat cowok incaranmu dari lagu yang ada di akun last.fm nya, kenapa kamu harus menghindari cowok yang terlalu sering mendengarkan The Smiths, why Madonna

always be “the new Madonna”, Beatles vs. Rolling Stones, hingga fase-fase emosional yang terangkum dalam breakup playlist kamu. Setiap babnya ditutup dengan playlist daftar lagu yang disebutkan dalam bab itu, selain itu wawasan musik Courtney yang luas membuat buku ini enak dibaca oleh siapapun yang mengaku tidak bisa hidup tanpa musik, terutama para perempuan. Kenapa? Because girls get their heart broken and make mix tapes about it, too.

reviewed by alexander kusuma praja. foto oleh luca knegtering.

Courtney E. Smith Houghton Mifflin Harcourt Rp. 161.000

Setelah tahun sebelumnya Neil Gaiman ditunjuk menjadi guest editor untuk antologi komik Amerika terbaik setiap tahunnya ini, sekarang adalah giliran Alison Bechdel, salah satu komikus perempuan paling terkenal di Amerika, untuk memilih komik-komik apa saja yang dianggap terbaik di tahun 2011. Jangan bayangkan komik-komik superhero seperti Marvel atau DC Comic, karena Bechdel yang dikenal berkat tragicomic/memoir berjudul Fun Home lebih memilih memasukkan komik-komik indie yang menampilkan setting sehari-hari dengan twist cerita dan teknik-teknik gambar yang tak terduga. Selain namanama komikus yang sudah dikenal seperti Chris Ware dan Jaime Hernandez, The Best American Comics 2011 juga memperkenalkan namanama baru di dunia komik, terutama komikus perempuan seperti Jillian Tamaki (yang juga mendesain sampul buku ini), Angie Wang, Kate Beaton, Gabrielle Bell dan banyak lagi dengan porsi yang cukup banyak di buku yang mengumpulkan hasil karya 28 komikus ini. Dengan banyaknya genre dan tema cerita (favorit saya adalah “Flower Mecha” karya Angie Wang yang whimsical dan “Soixante Neuf”, komik tentang cerita bertemunya Jane Birkin dan Serge Gainsbourg), serta desain kemasan yang cantik, sekarang siapa bilang hanya cowok yang bisa menikmati komik?

BOOK MARKS kicks japan

Manami Okazaki & Geoff Johnson Mark Batty Publisher Rp. 320.000

Orang Jepang dikenal selalu menghargai craftsmanship dan desain avant-garde yang mendobrak semua batasan, tak terkecuali dalam hal sneakers sekalipun. Dimulai dari Kihachiro Onitsuka yang di tahun 1949 membuat sepatu basket untuk orang Jepang yang pada saat itu masih bermain basket dengan bertelanjang kaki, sepatu yang diberi nama Onitsuka Tiger itu kemudian menjadi simbol dari sneaker Jepang yang dikenal di seluruh dunia sam-

084

pai hari ini. Dengan masuknya kultur hip hop yang dibawa Run DMC, sneaker menjadi fenomena budaya sendiri yang berpusat di Harajuku dan Yoyogi Park, Tokyo. Ditulis oleh Manami Okazaki, seorang sneakerhead dan freelance journalist asal Tokyo yang bekerjasama dengan fotografer Geoff Johnson, buku ini berisi wawancara mendalam dengan orang-orang di balik label-label sneaker Jepang terkenal seperti Madfoot!, Mita Sneakers, Sou Sou, Skit, Madsaki, Onitsuka dan tentu saja masih banyak lagi. Selain label, mereka juga menulis tentang orang-orang yang terlibat di sneaker scene Jepang, mulai dari ilustrator, DJ, musisi, kolektor, pemilik sneaker boutique sampai seniman yang menjadikan sneaker sebagai media seni, misalnya saja Yoshio Nomura yang menjadikan sneaker sebagai pot untuk menanam bonsai. Dilengkapi dengan banyak street snap dari para streetstyler Jepang, this is an awesome book for all sneakerhead and Japanophiles.

Find the books at Aksara Bookstore.


SOUNDCHECK

Oleh: Alexander Kusuma Praja.

Inglorious Bastard

Angsa & Serigala The Bastard of Young, webstore milik Aldy Kusumah yang berisi mixtape keren, album gratis, interview seru dan memproduksi berbagai produk hasil kolaborasi dengan para scenester musik lokal baru saja bekerja sama dengan Aditia Djayasudarma dari Helter Skelter untuk produk terbarunya. Kolaborasi tersebut melahirkan sebuah sweater hitam berbahan fleece dengan desain fierce bertuliskan “Death To False Metal”. Tersedia dalam size M sampai XXL, this could be a perfect slouchy sweater for you and your boyfriend.

Self-titled Demajors

Setelah cukup lama dinantikan, akhirnya unit baroque pop garda depan asal Bandung ini merilis album debut mereka. Berisi 12 lagu yang semuanya berbahasa Indonesia, mereka dengan cerdas meramu indie rock, baroque dan folk, menghasilkan lagu-lagu anthemic yang terdengar megah dengan ramainya instrumen yang digunakan. Dengan single pertama berjudul “Hitam & Putih”, album ini adalah tipe album yang harus didengarkan berulang-ulang untuk mendapatkan feel-nya secara utuh.

Click: http://www.thebastardsofyoung.com

The Black Belles Self-titled Third Man Records

Leatherface

Pernah membayangkan The White Stripes dengan vokalis perempuan? The Dead Weathers mungkin mendekati, tapi kwartet garage-goth berpersonel empat orang cewek dengan dandanan seperti penyihir bentukan Jack White ini yang paling bisa membawakan nuansa rock n roll mentah yang diusung band pendahulunya tersebut. Berisi organ gereja, distorsi gitar yang raw, dentuman drum statis dan witchy vocal, bersiaplah merasakan kembali 60s garage rock dengan elemen horor lewat lagu-lagu seperti “Honky Tonk Horror”, “In A Cage” dan “Howl at The Moon”. Bewitched? Yes please.

“Kami memilih working bag karena working bag merupakan tas yang fungsional. Bukan hanya fungsional, tetapi kami juga menawarkan desain yang elegan, stylish, dan vintage.” Ungkap orang-orang di balik Abbema Lomardi, sebuah label tas yang dibuat oleh 12 orang mahasiswa Prasetiya Mulya Business School Jakarta. Untuk koleksi pertamanya, label yang mempunyai logo twin feathers ini membuat sebuah working bag bernama Jacques Louis David yang memakai bahan 100% organic leather dengan desain yang timeless. CP: Adinda Atika (085695555974)

Florence + the Machine Ceremonials Universal Republic

Culture Savvy SiKRAH MAHTO, label jewel-art Indonesia yang berbasis di Tokyo baru saja merilis koleksi terbarunya yang diberi nama “Terjebak Masa Lalu” dengan mengambil inspirasi dari nostalgia yang mereka rasakan saat mengunjungi museum, kuil, dan bangunan kuno Indonesia yang banyak mendapat pengaruh budaya Belanda dan Cina. Untuk koleksi ini SiKRA MAHTO merilis 66 desain eksklusif dimana setiap desain dikemas dengan package baru yang memiliki nomor seri sehingga setiap karya memiliki identitasnya masingmasing. Sebagian koleksinya juga telah dipamerkan di Design Festa Gallery di Harajuku pada pertengahan Desember lalu. www.sikrahmahto.blogspot.com

Florence Welch pernah mengatakan ia ingin membuat album keduanya ini sebagai sekuel dari Lungs, album debutnya yang sukses, namun dengan bunyi yang lebih gelap dan pemakaian drum dan bass yang lebih intens. Guess what? She actually did it. Direkam di Abbey Road dan diproduseri oleh Paul Epworth, keduabelas lagu didalamnya seperti single “What The Water Gave Me”, “Shake It Out” dan “Never Let Me Go” adalah rentetan glorious art/baroque pop dengan vokal Florence yang membahana diantara dentingan harpa yang kontras dengan ledakan drum. Goth, gospel, Celtic, orchestra, blues rock, hanyalah sebagian kecil dari perayaan a la Florence kali ini yang juga merupakan another level of glory of her.

0 8 5

Oleh: Alexander Kusuma Praja.

get this


orang lain supaya merenungkan dan menarik kesimpulan mereka sendiri atas karya saya.

Who’s your fave artist?

Artist:

Roby Dwi Antono First of all, I love rabbit and anything surreal/whimsical, that’s why saya sempat berteriak kegirangan (literally) saat pertama kali melihat artwork buatan Roby Dwi Antono, seorang ilustrator berusia 21 tahun kelahiran Semarang yang menjadikan kelinci sebagai obyek favoritnya untuk digambar. Ilustrasi yang dikerjakan secara manual dengan pensil dan cat air ini menampilkan berbagai macam kelinci dengan background kosong sehingga terlihat seolah muncul dari buku dongeng klasik. Sudah senang mencorat-coret sejak kecil, Roby mengaku waktu masih TK dulu sering ikut lomba menggambar tapi tak pernah menang sekalipun, namun hal itu tak menyurutkan niatnya untuk menjadi seorang ilustrator. Lulus SMP, ia melanjutkan sekolah desain grafis dan kini ia telah berdomisili dan bekerja sebagai desainer grafis di Yogyakarta disamping terlibat berbagai project seru di kota seni tersebut. Tak hanya di atas kertas, artwork buatannya kini juga mewujud dalam bentuk tote bag hingga mural. Ditengah persiapannya menggelar pameran berkonsep story telling, ia pun menyempatkan diri untuk sedikit tanya jawab. Ready to jump into the rabbit hole? ALEXANDER KUSUMA PRAJA

Artwork kamu kalau dilihat terasa sangat whimsical, seperti buku cerita anak-anak yang walaupun terlihat naif/ imut/lucu tapi ada unsur misterius juga, how you define your artwork?

Ya benar sekali, artwork saya adalah campuran dari unsur lucu, imut, bahagia namun juga tragis, sedih dan pilu. Lebih ke arah dunia mimpi. Unsur misteri itu ada untuk

Seniman favorit saya ada beberapa nama, namun yang paling saya kagumi adalah seorang Mark Ryden karena menurut saya karyanya memang sangat mengagumkan. Mark Ryden adalah raja dari gerakan Pop Surealisme. Seniman lainnya yang saya sukai adalah Ray Caesar, Nicoletta Ceccoli, Dilka Bear, dan Jana Brike Kenapa kamu suka sekali menggambar kelinci? Karena saya suka dengan hewan ini maka saya memutuskan untuk menggambarkan kelinci sebagai karakter saya. Kelinci ini adalah alter ego saya. Apa medium favorit kamu untuk menggambar? Semua media yang pernah saya coba adalah favorit saya. Jika ditanya media paling favorit, saya tidak bisa memilihnya karena menurut saya semuanya sama menyenangkan dan menantang. Namun untuk saat

ini saya sedang belajar bermain acrylic di atas kanvas serta kayu. Kalau diminta untuk bikin cover album musisi/band favorit kamu, mau bikin untuk siapa? Mungkin saya akan membuat cover album untuk FRAU, salah satu musisi, pianis, dan penyanyi yang saya kagumi. Apa project paling berkesan yang pernah kamu buat?

Project yang paling berkesan yang pernah saya kerjakan adalah diberi kesempatan untuk mengerjakan cover album baru “SLEEP PARTY PEOPLE”, band indie dari Denmark. Ketika itu saya iseng mengirimkan link portfolio saya di blog ke Brian Batz dari Sleep Party People, dan ternyata mereka tertarik dengan karya saya, mungkin karena konsep band mereka yang selalu mengenakan topeng kelinci saat tampil sesuai dengan karakter kelinci yang saya ciptakan. Saya senang karena ada band seperti mereka yang mau menggunakan karya saya untuk cover album mereka.

http://lobilob.blogspot.com

the reader

Rain Chudori Kenali lebih jauh penulis muda ini di halaman Radar (hal. 71). Meanwhile, let’s check her top 5 favorite novels. AKP. Foto: Luca Knegtering. Lolita Vladimir Nabokov Sebuah novel klasik tentang Dolores Haze, seorang gadis cerdas yang mengisi hidupnya dengan menikmati kue, membaca majalah dan berhubungan dengan seorang lelaki paruh baya. The Virgin Suicides Jeffrey Eugenides Indah dan pedih adalah dua hal yang bisa digambarkan tentang Lisbon Bersaudara yang menjahit dunia mereka yang penuh dengan kulit halus, rambut panjang, agama, seks dan kematian mereka yang sudah mereka tentukan. The Bell Jar Sylvia Plath Kisah tentang Esther Greenwood yang tak memiliki keinginan apapun di dunia kecuali mencapai kematian. Sepanjang novel, kita disajikan perjuangan Esther yang bersusah payah ingin bunuh diri dengan terjun ke laut atau bersembunyi di pucuk loteng. Membaca semua

penderitaan ini, saya ingin membiarkan dia mencapai keinginannya. After Dark Haruki Murakami Gelap sudah turun. Eri memilih untuk bersembunyi dalam kegelapan malam dan tidur berbulan-bulan lamanya. Begitu lamanya, dia terjebak dalam dunia tak sadar. Sementara itu, saudara perempuannya, Mari, menyusuri beragam sosok dan karakter yang hanya ada di jalan-jalan di Jepang. Middlesex Jeffrey Eugenides Dimulai dengan kisah sebuah tanah subur dan kaya di Yunani, sebuah tanah yang kemudian ditinggalkan kakek-nenek Calliope karena mereka menanamkan harapan di Amerika. Di tanah baru itulah cinta orangtua Calliope bersemi. Dan pada saatnya, kelak, Calliope menyadari dia bukanlah seorang perempuan “yang sama seperti perempuan lain”


MIXTAPE: Wing Narada Putra (Maverick)

BOOKMARK guys should check it here http:// www.soundcloud. com/sawilieu The Heliocentrics “Before I Die” Ever wonder if Sun Ra decided to jam with Clyde Stubblefield and Ennio Morricone? Thundercat “Is It Love?”

“Awalnya project ini hanyalah Experimental/Collage proj­ ect, seiring waktu saya semakin mengeksplor tentang beatmaking dan bereksperimen dengan macam-macam bebunyian. Untuk nama Maverick sendiri sebenarnya nggak ada cerita khusus, it just crossed my mind ran­ domly.” ungkap Wing Narada Putra alias Maverick alias The Glazy Donut, seorang beatmaker/electronic musi­ cian asal Jakarta yang namanya dikenal setelah merilis free EP berjudul The Illustration yang berisi 4 lagu ex­ perimental dengan sample beat hip-hop, jazz, dan bebunyian ganjil. Selain EP tersebut, track buatan pria yang juga bekerja sebagai asisten Music Director di Brava Radio ini pernah dirilis dalam bentuk home-made CD-R demo dan tergabung di satu kompilasi rilisan Stone Age Records (Jakarta), dimana dia memproduksi semua track buatannya dari dalam kamarnya (“The place where all the magic happens!” serunya). Selain project Maverick, dia juga tergabung dalam proyek bermusik dengan nama Sangsaka Worship bersama Sawi Lieu dan Al Imran Karim yang masih berkutat di ranah noise rock/ experimental stuff. Baru-baru ini ia merilis single “Self Service Love” yang berbau 80s/italo disco dari project terbarunya, Traveller, “I dig sounds from the past up until today’s buzz. I’m pretty eclectic when it comes to influ­ ences because I can’t manage myself digging to some particular genres haha.” jawabnya tentang inspirasinya dalam membuat musik yang juga terungkap dalam play­ list yang ia buat untuk mixtape kali ini. Final question: where’s the name The Glazy Donut came from? “Haha it came out accidentally when my bro Sawi Lieu post one of my joint on Facebook and he mentioned ‘from the glazy donut himself’ and it just struck me. I need an alias anyway haha.” ALEXANDER KUSUMA PRAJA. The Velvet Underground “I Heard Her Call My Name” Sonic experimentation at its finest. Colin Stetson “Lord I Just Can’t Keep From Crying Sometimes” Classic rendition of Blind Wilie

Virtuoso of today! Saya menjagokan debut albumnya The Golden Age of The Apocalypse sebagai the best albums of 2011.

Hermès Temptation Fitria Yusuf & Alexandra Dewi Gramedia Pustaka Utama Saya yakin siapapun yang membaca majalah ini pasti mengetahui tentang Kelly dan Birkin bag, dua tas yang bisa dibilang paling ikonik di bumi ini. Saya rasa kamu pun tahu jika tas produksi rumah mode Hermès ini harganya bisa setara dengan mobil BMW atau bahkan sebuah rumah dan bagaimana kamu harus menunggu selama berbulan-bulan untuk mendapatkan satu tas berdesain timeless. Well, believe me, that’s only the surface of the intricate world of Hermès. Di buku ini kamu diajak menyelami seluk-beluk dunia Hermès dari kacamata para insider. Fitria Yusuf dan Alexandra Dewi, dua orang fashion writer yang sebelumnya pernah merilis Little Pink Book: Jakarta Style & Shopping Guide, bercerita tentang kehidupan mereka sebagai reseller tas paling didambakan sedunia ini yang semuanya dimulai dari sebuah BBM chat groups bernama Hermès Temptation sebagai forum untuk menjual tas-tas Hermès hasil buruan mereka di butik Hermès dunia (from Saint-Honoré to Takashimaya). Ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris yang juicy dan witty serta ilustrasi menarik di berbagai halamannya, kita bisa mengetahui tipe-tipe pembeli tas ini, alasan mereka membelinya (die­hard fans or just another social climber?) dan penjelasan menarik tentang berbagai macam tas Hermès selain Kelly dan Birkin (hey, masih ada Constance, Jige, Lindy, Picotin, etc), tipe-tipe material eksotis yang dipakai dan tips mengetahui Hermès asli atau palsu. Now I even want my own Birkin. ALEXANDER KUSUMA PRAJA

Shogun Kunitoki “Montezuma” Epicness of the epic. Tied and Tickled Trio & Billy Hart “Calaca” Makes me wanna grab a bass guitar and play the riff while walking around town Mahavisnu Orchestra “One Word” John McLaughlin is a guitar prophet sent from heaven. Period. Frank Zappa

Johnson’s song from 1928. Currently on heavy rotation.

“Inca Roads”

Sawi Lieu

David Axelrod

“Aetra”

“A Divine Image”

My bro made this awesome mind-expanding composition. You

Sending me shivers everytime the violins kicks in.

There’s something mystical about this song.

http://www.soundcloud.com/mvrcksounds

california dream Oh, I’m sure you all know who Katy Perry is (if you said no, I would just say: “Really? What world you live in?”) dan kamu pun pasti sudah tahu rencana kedatangan penyanyi peraih nominasi Grammy ini ke Indonesia seperti yang sudah ditegaskan oleh Katy sendiri melalui official Twitter miliknya (@KatyPerry) “Indonesia I’m coming to see you” beberapa waktu lalu. Ismaya LIVE selaku promotor yang memboyong Katy Perry California Dreams Tour ini menjanjikan pertunjukan musik spektakuler di konser yang akan berlangsung di Sentul International Convention Center 19 Januari 2012 nanti. Dengan massive stage, tata panggung dan visual effect canggih, serta penampilan Katy (I’m thrilled to see

her costumes!) dan rombongan dancer yang mengiringinya membawakan lagulagu hits seperti “California Gurls”, “Teenage Dream”, “Firework” dan masih banyak lagi. Animo penonton Indonesia sendiri sudah sangat besar, terlihat dari antrean pre­sale yang langsung sold out dalam waktu singkat dan hype yang

muncul di berbagai social media, sebuah excitement yang diperkuat kemenangan Katy baru-baru ini di MTV European Music Awards di kategori Best Live Act mengalahkan Lady Gaga, Coldplay, Red Hot Chili Peppers dan Foo Fighters. So prepare your paws, KatyCats! ALEXANDER KUSUMA PRAJA

087


bands across america Tidak semua band baru yang bagus berasal dari Brooklyn. Tujuh music scenes yang cantik ini perlu mendapatkan perhatian kamu. Road trip, anyone?

Arizona mungkin membawa dalil-dalil usang, koboi, dan near-apocalyptic summer storms (coba Google “2011 haboob photos” –semacam angin kencang berdebu yang oleh MADeline gileS meniup Arab dan Afrika Utara), tetapi Phoenix sama sekali tidak menghasilkan musik klise. Ben Collins, founder Modern Art Records yang berbasis di Phoenix menggambarkannya dengan “Tidak terdengar seperti musik Seattle atau apapun yang terdengar seperti itu. Musiknya adalah gabungan dari berbagai macam orang yang membuat musik yang berbeda, dan tak ada istilah spesifik untuk menggambarkan scene musik ini.” Sebagai daerah penghasil Alice Cooper, Jimmy Eat World, dan 60 ribu siswa Arizona State (universitas terbesar di Amerika Serikat), refined music scene merupakan keharusan. Sekumpulan college kids yang dileburkan di pusat urban yang inovatif disebut Collins sebagai “the perfect storm” yang mewakili keberagaman musik kota ini. Mulai petikan gitar pengamen di Mill Avenue hingga band kampus yang bermain di Memorial Union di Kampus Arizona State, tampaknya kita akan ketagihan dengan suara yang menggambarkan post-millennial purr di Wild West.

listen up gospel claws Pada 2007, kurir FedEx sekaligus rock star Joel Marquard membutuhkan seorang pemain gitar untuk band-nya. Dari sebungkus cookies serta cantuman note CALL ME yang diantarkan ke sebuah nama, Marquard – lalu

menjadi kurir musik indie dari rock quintet Gospel Claws. Album debut mereka C-LA-W-S memadukan Americana vibe ala Band of Horses dengan surf-rock 50-an serta sentuhan soul untuk twist-nya.

the whisperlights “Gampangnya, The Whisperlights adalah produk Phoenix dan mengatakan sebaliknya hanya akan menepis elemen esensial dari identitas kami sebagai band,” ujar sang drummer Wasef El-Kharouf. Debut album

Surfaces memamerkan banyak sekali elemen electronic dance, black metal, dan sentuhan orkestra untuk mengkreasi kembali yang El-Kharouf maksud, “musik indie yang muram, power pop yang megah.”

night out first friday Jumat pertama tiap bulannya, pusat kota Phoenix berusaha menghangatkan para pencinta seni dan musik dengan sensasi kreatif. Lebih dari 12 galeri menampilkan karya terakhir mereka sekaligus permainan DJ di kebun dan sudut-sudut jalan. Event khas Phoenix yang tak boleh dilewatkan.


courtney marie andrews

foto oleh tiffany egbert

FOR THE RECORD stinkweeds

Sejak 1987, Stinkweeds telah menjadi one-stop-shop musik indie di Phoenix untuk sebuah alasan simpel: “Kami memiliki music section terbesar di Arizona,” ujar sang pemilik Kimber Lanning. Dengan lebih dari 85 listening stations, mudah sekali untuk tersesat (dan ditemukan kembali) di seleksi tak terbatas mulai CD, LP, DVD, majalah, dan buku-buku baik yang baru maupun bekas. 12 W. Camelback Road. 12 W. Camelback Road

jim aDkins: sOunD aDviCE Jimmy Eat World mungkin telah berkeliling dunia dan merilis enam album dalam 15 tahun ini, tetapi hometown mereka tetaplah Phoenix. Kami berbicara dengan vokalis Jim Adkins tentang favorit up-and-coming band dari kotanya itu.

sam mEans Saya pertama kali kenal Sam ketika ia menjadi bagian dari band The Format yang sekarang telah bubar. Ada semacam understated awesomeness yang ia lakukan. Ia memiliki pendekatan jujur dalam menulis lagu. It gets you in a way that yelling dudes with abrasive production never could.

sOuRCE viCTORia Grup ini sebenarnya hanya perlu exposure, diantaranya adalah Catherine Wheel, Afghan Whigs, Elbow ... jika di luar sana ada genre yang dapat mewakilinya, tentu Source Victoria adalah pemimpinnya.

Ketika semua anak SMA pergi ke acara dansa yang cheesy, Courtney Marie Andrews memilih menghabiskan waktunya untuk berkeliling Amerika dengan bus Greyhound untuk memperkenalkan demo indie-folk ballad manisnya untuk audiens yang ‘kelaparan’. Sejak perilisan album debutnya Urban Myths pada 2008, Andrews yang sekarang berusia 21 tahun telah menjadi opening act Jimmy Eat World untuk tur keliling dunia. Album ketiganya, No One’s Slate is Clean, dirilis secara digital Desember lalu. “Kesebelas lagu di album ini adalah sajian yang cocok untuk petualang. Saya menulis apapun yang saya alami dan berharap menjangkau sebanyak mungkin orang melalui lagu,” begitu katanya. kinCH Kinch melakukan hal dengan benar saat berseru “Screw it!”. Saya bahkan tidak tahu bagaimana mendeskripsikan musik mereka. Hook-oriented rock yang bersandar pada aransemen, kalimat “menulis lagu di piano dan aku memang jago main piano” mungkin yang paling mendekati.


listen up killer of sheep Quick and dirty, Cro-Mags-style hardcore ini terdiri dari empat orang eks anak-anak punk mulai Battered Citizens, Caustic Christ, dan Submachine. Sebuah live show sangar dan menjadi pembuka dari Cerebral Ballzy dan Agnostic Front membantu grup ini menghimpun pengikutnya.

donora foto oleh laura petrilla. shot at pageboy salon & boutique, pittsburgh, pa.

Di sebuah kota yang lebih diasosiasikan sebagai kota OlEH MATTHEW nEWTOn manufaktur, industri musik Pittsburgh tidak terlalu mendapatkan penghargaan seperti yang seharusnya. Sekitar setengah dekade yang lalu, semuanya berubah. Rap yang radio-friendly sekarang malah menjadi ekspor utama dengan Wiz Khalifa dan Mac Miller yang memegang kemudinya. “Jelas ada pergerakan baru di scene musik kota ini,” ujar Gregg Gillis asal Pittsburgh, yang lebih dikenal dengan Girl Talk. “Di sisi lain, ada musik underground yang lebih eksperimental,” tambahnya, mengutip VIA Music dan Festival New Media yang sudah merayakan tahun keduanya Oktober lalu dengan headliners seperti Four Tet dan Battles yang tampil bersama homegrown acts seperti Raw Blow dan Smooth Tutors. Camaraderie menjadi basis utama evolusi terbaru lahan ini. “Mentalitas I-got-your-back sangat membantu para musisi Pittsburgh,” kata Andy Mulkerin, music editor di alt-weekly Pittsburgh City Paper sekaligus drummer soul-revivalist band, Neighbours. “Ada suatu kesatuan, bahkan pada beberapa acts yang tidak terkait satu sama lain. “

nigHT OuT David Bernabo, musisi/ produser avant-garde sekaligus bagian dari band eksperimental Host Skull bercerita untuk kita tempattempat favoritnya untuk mendengarkan musik.

090

THE spACE upsTAiRs Tidak hanya menjadi tempat pagelaran tari dan rumah dari Pillow Project (multi-media dance company), tempat ini mulai menambah konserkonser sebagai sumber pemasukan mereka. The Space Upstairs pun menjadi coolest spaces in town. 214 N. Lexington St.

THE WARHOl MusEuM The Warhol telah beralih menjadi lahan penting dalam music scene beberapa tahun ini. Mereka punya ecletic mix dari indie dan jazz bookings, mempadukan musisi lokal dengan silent films, serta terbuka untuk ide-ide komunitas. 117 Sandusky St.

“Music scene Pittsburgh adalah tempat kami berkembang,” ujar vokalis/gitaris Donora, Casey Hanner. “Itu lebih dari sekadar playing shows dengan beberapa band dari kota yang sama. Kami juga belajar dari para peminum PBR di bar yang telah datang ke setiap show untuk bersenang-senang dan berdansa.” Casey dan saudaranya, drummer Donora bernama Jake, datang dari keluarga musisi. Ayahnya, David, adalah penulis lagu country-rock yang merajai tangga billboard sekaligus pemilik studio rekaman – mereka tinggal di situ semasa kecil. Band ini, dilengkapi oleh pemain bass Jake Churton, merilis full-length album kedua mereka dengan label Pittsburgh Rostrum Records September lalu. Lewat Boyfriends, Girlfriends yang bersemangat, tercermin sentuhan girl-group ala 1950-an dengan paduan lirik ceria, nampaknya rahasia Pittsburgh ini akan pelan-pelan terkuak.

FOR THE RECORD jerry’s records

Jerry’s Records adalah institusi pengoleksi piringan hitam yang telah menjadi rumah lebih dari sejuta piringan hitam berukuran 12-inch serta sekitar 45-an. Toko ini didirikan oleh Jerry Weber yang sangat bijak untuk tidak membuang koleksinya sehingga kini tempat ini menjadi arsip musik informal di Amerika. 2136 Murray Ave

THE sHOp Sebagai rangkaian tempat milik Edgar Um Bucholtz dan Lauri Mancuso, The Shop adalah rumah bagi beberapa show eksperimental di kota. Benar-benar kebebasan untuk para musisi. 4312 Main St.

gARFiElD ARTWORks Dijalankan oleh Manny Theiner, Garfield Artworks secara konsisten menjadi penyalur seluruh aksi musik penting beberapa tahun sebelum mereka terkenal. Sungguh dedikasi besar untuk musik kreatif. 4931 Penn Ave.

boaz difoto oleh Timothy shefler.

boaz Ketika Wiz Khalifa dan Mac Miller mendominasi industri rap saat ini, Boaz justru tidak mendapatkan perhatian sesuai seharusnya. Rapper jalanan yang menyelami tradisi Mobb Deep dan Gang Starr ini beruntung karena albumnya di tahun 2010, Selling a Dream, akhirnya mengantarkannya ke jangkauan para fans. Mixtape terbarunya, The Transition, melanjutkan tahapan berikutnya.

bRillObOx Setelah meredam klaim overhyped, Brillobox menjadi salah satu tempat penuh energi untuk mendengarkan musik. Dan walaupun bandband nasional sedang bagus-bagusnya, local show yang hanya sedikit itu ternyata masih laris manis. 4104 Penn Ave.


“Banyak orang tidak tahu di mana Idaho, apalagi Boise,” kata Matt Dalley, co-founder label musik lokal Barn Owl Records. “Kalaupun mereka tahu, mereka langsung berasumsi Boise adalah kota terpencil, kota in the middle of nowhere.” Jika begitu, oleh liZa DarWin banyak orang yang kehilangan sesuatu yang unik dari Idaho, kota penuh band. “Akhirakhir ini, semakin muncul perbincangan-perbincangan menarik berkaitan dengan music scene di sini,” jelas Stephanie Coyle dari Go Listen Boise, sebuah situs khusus yang mempromosikan artis lokal. “Saya rasa kita tahu kaliber talenta-talenta di sini, masalahnya band-band itu susah untuk mendapatkan start yang baik,” lanjutnya. “Kami mencoba mengembangkan music scene yang lebih sehat.” Tampaknya strategi itu efektif juga, karena semua band kemudian perlahan terlibat. Boise-native Doug Martsch dari Built to Spill menjadi host sebuah show baru Radio Boise (“Sampai acara itu dibuat pada bulan April, kami adalah kota terbesar di US tanpa community station,” kata Coyle). Barn Owl Records juga memilih untuk membagikan lagu dari band lokal di situs mereka, sekadar menyebarkan tentang the city’s Next Big Thing. Alasan yang lebih dari cukup untuk meletakkan Boise di peta musik Amerika.

for the recorD the record exchange Sejak 1977, The Record Exchange, toko musik indie terbesar di Idaho, telah menjadi tempat yang wajib dikunjungi untuk membeli dan mendengarkan musik (also to get the caffeine fix). Menurut Chad Dryden, direktur marketing dan promosi, mereka telah berpengaruh dalam mendukung atmosfer musik lokal. “Beberapa ex-staf dan karyawan di sini bahkan merupakan musisi,” kata Dryden,”dan banyak pula musisi datang ke toko tiap minggu bahkan tiap hari untuk menyesap espresso, membeli rekaman, atau sekadar berbincang mengenai musik. 1105 W. idaho st.

pluggeD in Doug Martsch berbagi spot Musik favoritnya Di boise

the visual arts collective Art gallery dan concert venue favorit yang patut mendapat acungan jempol di kota ini. 3638 Osage St. the neurolux It’s been around forever, dan pemiliknya sangat menggemari art. Saya hanya seorang bartender ketika tempat ini pertama buka dan kemudian tempat ini akan selalu menjadi alternative music scene yang paling berkesan. 113 N. 11th St.

youth lagoon Dengan kesederhanaan, sikap easygoing dan tato Idaho pada lengannya, Trevor Powers adalah poster-boy terbaru milik Boise. Pada musim gugur ini, pemuda 22 tahun yang juga pemain piano yang dilatih dengan gaya klasik ini bagai menampilkan brand baru yang dreamy, bedroom pop yang nyaring pada debut albumnya, The Year of Hibernation. “Saya mulai berlatih piano sejak usia enam tahun dan sejak itu, bermusik menjadi sesuatu yang selalu saya impikan,” lanjutnya. “Hal itu juga selalu menjadi salah satu yang kamu pun tidak tahu apakah hanya menjadi mimpi atau tidak.” Alumnus Boise State jurusan Sastra Inggris ini (ia menyelesaikan associate degree-nya tetapi berhenti ketika karir musiknya dimulai) menulis dan merekam hampir seluruh lagunya tahun lalu, saat masih kuliah. Menurut Powers, “Itu seperti proyek pribadi, menyusun album. Di Boise State, ada ruang latihan untuk mahasiswa jurusan musik dan walaupun saya bukan salah satunya, saya selalu menggunakan ruang itu. Saya membolos, masuk dan menutup ruangan, lalu bermain.” Walaupun saat ini dia banyak menghabiskan waktu di luar Boise dengan melakukan tur nasional sepanjang November, ia mengapresiasi dukungan hometown-nya. “Sekadar tahu bahwa kamu didukung oleh komunitasmu, itu melegakan sekali.”

Foto oleh aaron richter.

radar: music scenes

listen up

owlright Benny Mansion dan Richard Palisades dari Owlright menenun dengan cantik bunyi elektronik ‘bip’ yang dikreasi sendiri dan dengan jitu meramu bebunyian synths, bermusik dari sekadar eksperimental dan berbelok menjadi epic. Debut album mereka, Cool Shoos Dood, sudah dapat diunduh gratis. Setidaknya sebelum menikmati EP baru, Duhnk¸ yang sedang dalam tahap pengerjaan. finn riggins Hanya dalam beberapa tahun saja, indie-pop trio eksperimental ini telah merilis album di Tender Loving Empire, Portland sambil keliling Amerika, termasuk show dengan Built to Spill (mereka adalah favorit Doug Martsch di Boise). Menurut Chad Dryden dari The Record Exchange, mereka ini yang berhasil menyuntikkan euforia yang dibutuhkan dalam scene ini. atomic mama Mereka menyebut musik mereka sendiri sebagai “equal parts space-rock, drugged-out garage fuzz, dance-floor boogie, and noodle shaking rock n’ roll.” Mereka berkembang dari band spesialis pesta kemudian melakoni tur di Northwest pada bus sekolah keluaran tahun 1981-an, hingga berbagi stage dengan Youth Lagoon dan band dreampop asal California, Gardens & Villa.

owlright dofoto oleh zach voss.


oleh caitlin Smith

Sacramento adalah ibukota California, yang terletak di sebelah timur San Francisco dan kurang lebih 400 miles sebelah utara Los Angeles. Kota ini memang tidak terlalu terekspos music scene-nya, tapi itu dulu. “Band-band Sacramento beruntung lahir di kota besar sekaligus cukup terisolasi,” kata John Baccigaluppi, pemilik The Hangar Studios, tempat artis Devendra Banhart dan Wild Flag merekam album. “Kekurangan venue adalah tantangan kami, tetapi juga ada untungnya karena band-band ini berkesempatan untuk tampil di rumah atau bahkan di manapun mereka mau. Kurasa terisolasi seperti itu cukup menyenangkan.”

listen up

ganglians Ganglians mungkin telah menemukan keseimbangan cantik antara reverb-heavy garage-rock dengan pop gitar. LP ketiga dari kuartet ini adalah Still Living, yang dirilis musim panas lalu, dimulai dengan “Call Me” yang menderu-deru dengan lengkingan vokalis Ryan Grubbs “This is a sad, sad song/ For all you sad, sad people.” Meskipun liriknya terkesan cengeng, musik mereka cepat dan hook-filled. sea of bees Multi-instrumentalist Julie Ann Baenziger mungkin memiliki suara semanis permen, tetapi energinya tidak bisa diragukan. Proyek

092

folk-solo nya, Sea of Bees, menjadi debutnya di SXSW tahun ini. Selain melodi yang tenang dan lembut dalam track “Skinnybone” pada album debutnya Songs For The Ravens, resapi ‘surat cinta’ Julie untuk kehidupan sederhananya di Sacramento. raleigh moncrief Bukan rahasia lagi jika kekuatan Raleigh Moncrief terletak pada gelora yang membalut tiap ketukan musiknya. Sebagai seorang produser yang melakukan tur bersama band Marnie Stern sekaligus co-produce album Bitte Orca dari Dirty Projecter kini mulai dikenal berkat electronic project-nya. Coba dengarkan “Lament for Morning” dari album terbarunya Watered Lawn dan kami tantang kamu untuk tidak bergoyang.

ganglians difoto oleh jan rasmus voss.

sister crayon “Saya kira salah satu momen terbaik saya adalah ketika memainkan “Souls of Gold” di Luigi, kota Sacramento,” Terra Lopez, lead singer Sister Crayon, mencoba mengingat-ingat. “Ketika kami mulai, audiens kami memekik dan menyanyi sesuai lirik. Kami lalu berhenti, membiarkan mereka bernyanyi. Luar biasa rasanya mengetahui bahwa orang-orang mengenali lagu kami sebaik itu.” Kuartet ini kini telah melakoni en route ke Lincoln, Nebraska, untuk menggelar show. Lopez yang memulai proyek secara solo pada waktu itu ternyata menjadikannya duet dengan Dani Fernandez sebagai backing tracks sebelum kemudian terbentuk Sister Crayon dengan penambahan Jeffrey LaTour di keyboard dan gitar. Vokal seperti malaikat Lopez yang bersinar di tengah beat bersemangat dan melodi santai telah membuat band ini meraih perhatian khusus sejak tahun lalu, sekaligus mengantarkan mereka pada kolaborasi dengan Warpaint (berbekal rilisan sebelumnya, a split 7-inch) dan tourmates mereka Album Leaf. “New York sangat menyenangkan, Philadelphia, Chicago ... para audiens dan energi mereka sangat liar dan hebat,” kata Lopez. “Tetapi tidak ada yang mengalahkan rasa menggelar hometown show di Sacramento.” Foto oleh raoul ortega.

night out DJ Shaun Slaughter berbagi tentang klub malam favoritnya

liPStick! Sabtu minggu pertama di Old Ironsides. Ini adalah bahan baku Sacto. Saya dan Roger Carpio membuka malam di nauticalthemed bar ini dengan spinning indie-rock, indie-pop, Britpop, dan ‘60s soul. 1901 10th St.

for the recorD

Dance Party Hari Minggu di The Press Club Larry Rodriguez mengeluarkan yang terbaik dari mereka, mix of soul paling gila, funk, breaks, dan world music. Larry membalut tempat ini menjadi permadani hippy yang unik dan menghujani pengunjung dengan lampulampu gelap. 2030 P St.

heater Hari Jumat ketiga di Townhouse Dikenal lewat sebuah party bernama Fuck Fridays, saya bersama DJ Whores spin house, bass, other odds and ends dengan laser dan strobe-lit. Lantai dansa pun penuh asap yang dikuratori Jany Stehman. Di lantai atas terdapat Record Club,yang memainkan musik kebalikannya (rock ‘n’ roll dan alt classics). 1517 21st St.

records Misi Records sesimpel namanya, untuk menyediakan piringan hitam bagi para pencinta musik. Di antara berbagai musik langka impresif untuk kamu pilih (yaitu lebih dari 3,000 square feet, Records adalah salah satu dari toko piringan hitam terbesar di California Utara), terdapat listening booths untuk quick spin album yang kamu pilih sebelum membeli. 1618 broaDway.


nigHt out: Di Triangle, tidak pernah ada istilah kekurangan acara. Untuk mengerucutkan pilihan, kami mencari tahu dari talenta lokal untuk menemukan venue terbaik.

mandolin orange Tidak ada band yang mengabstraksikan secara sempurna esensi dari The Triangle scene. Well, Mandolin Orange cukup mendekati. Lahir dan dibesarkan di North Carolina, duo yang terdiri dari Emily Frantz (biola, gitar, vokal) dari Chapel Hill dan Andrew Marlin (gitar, vokal, songwriter utama) dari Warrenton ini meleburkan musik penuh aransemen ala Carolina Utara untuk sentuhan lawas dengan indie-rock untuk sentuhan kontemporernya. Marlin dan Frantz bertemu di 2009 dan kemudian klop, musically and romantically. Marlin berbagi dengan himne gerejawi dan Frantz dengan kecintaannya pada bluegrass. Setelah merekam album pada Desember dengan backing band, mereka menulis materi baru, kembali ke studio, dan keluar dengan Hastle Make/ Hard Hearted Stranger, double album untuk bulan ini. Frantz menyebutnya sebagai “memiliki dua sound berbeda, tetapi melengkapi satu sama lain.” Deskripsi yang juga cocok menggambarkan mereka berdua.

DurHam: tHe PinHook The expert: Melissa Thomas dari record label 307 Knox The lowdown: “Kamu tahu ketika kamu menelusuri sebuah bar dan tidak terlalu yakin berada di sana? The Pinhook adalah kebalikannya, emosinya tidak pura-pura. Kamu dapat pergi ke sana untuk menonton Men lalu kembali seminggu kemudian untuk melihat Teeth.” 117W. Main St. raleigH: kings barCaDe The expert: Grayson Currin dari Hopscotch Music Festival The lowdown: “It’s run by musicians. Mereka benarbenar peduli pada band-band dan pengalaman menggelar dan menonton show.” 14 W. Martin St. CHaPel Hill: loCal 506 The expert: Nicole Kligerman dari stasiun radio kampus WKNC The lowdown: “It’s a tiny hole-in-the-wall, tetapi selalu ada line-up yang menarik. Mulai band-band kecil dari luar kota sampai band lokal yang menggelar record release parties. 506 W. Franklin St.

Foto oleh d.l. anderson.

listen up

Jika Goldilocks mencari sebuah music scene, ia akan menemukan North Carolina’s Triangle, sebuah area yang meliputi Raleigh, Durham, dan Chapel Hill. “Tempat ini cukup kecil dan enak ditempati sekaligus besar dan padat untuk mengekspresikan kreativitas,” kata Grayson Currin, editor musik dari koran lokal Independent Weekly dan kurator oleH rebeCCa Willa Davis dari Hopscotch Music Festival di Raleigh. Artinya, selalu ada sesuatu untuk orang lain. Entah itu heavy metal, hip-hop, folk, bahkan freak-rock karena yang mempersatukan Triangle adalah strong sense untuk komunitasnya sendiri. “Semua orang bekerja sama untuk mempromosikan musik yang lain. Kamu akan mudah merasa terikat dengan tempat ini,” ujar Nicole Kligerman, local music director di stasiun radio WKNC. Dengan label rekaman independen Merge sebagai salah satu yang terbaik di Amerika, hometown bands seperti Megafaun mulai terekspos, festival musik seperti Hopscotch mulai dikenal masyarakat. So, tepat rasanya mengatakan bahwa Triangle’s moment dimulai sekarang!

schoolkids records

For tHe reCorD

Ada banyak toko musik independen di Triangle (Chaz’s Bull City Records dan CD Alley, keduanya bagus). Namun untuk soal one-stop-shopping, pakar kami setuju jika Schoolkids di Raleigh nilainya paling baik. “Secara historis toko ini esensial,” jelas Grayson Currin. “Saya dulu bekerja di sana dan berteman dengan Brad dari Megafaun saat bekerja di sana. Mac McCaughan dari Superchunk dulu bekerja di sana. Ryan Adams (juga ingin, tetapi) mereka tidak mungkin mempekerjakan dia.”

MissyThangs dari grup indie-rock asal Raleigh, the Love Language, berbagi soal favorit up-and-coming acts. Gross Ghost Trio dari Carrboro yang membuat heavy indie rock yang menggema. Whatever Brains Snotty lo-fi gems dengan lagu berjudul “The Future of Porn.” TOW3RS Five-piece ini membuktikan bahwa elektro akustik bukanlah sebuah oxymoron.

2114 HillsborougH st., raleigH

093


foto oleh uno.

OLEH MaLLOry ricE

Musik dari Jacksonville terpengaruh oleh tekanan dari beberapa arah: soulfulness dari Bible Belt, vibe yang semilir dari kehidupan pesisir, dan electronic sounds ala Miami. Hampir semua indie music action bertempat di pusat kota (dengan menganggapnya sebagai kota terbesar di Amerika yang berdekatan satu sama lain -- lebih dari 500 neighborhoods, di mana fakta ini signifikan). “Lingkungan utamanya bahkan sangat dekat sehingga mudah untuk melakukan perjalanan bolak-balik,” jelas Erin Lee, host dari radio khusus indie, Indie Endeavor. “Jacksonville memang kota konservatif, tetapi saya rasa mulai ada langkah kolektif yang besar untuk membuat sesuatu yang menarik terjadi di sini.”

unouomedude “Musik saya terpengaruh oleh memori tentang apapun yang saya lakukan, teman-teman, dan pantainya pun berpengaruh terhadap sound yang saya buat,” jelas Uno Yu-No, yang bertransformasi menjadi Unouomedude (baca: “you know you owe me, dude”). Yu-No menulis, merekam, dan memproduksi musiknya sendiri – lo-fi rock meluap-luap yang dibalut lirik manis dan jujur (“Your hair is like lemons I smell while sitting in a wicker chair”). Beberapa lagu, seperti “Birthday Party” dari EP keluaran tahun 2010, Marsh, bahkan mirip dengan kebingungan (punchiness) yang diciptakan Matt dan Kim. “Ketika pertama kali mencoba, saya tidak terlalu tahu banyak hal,” komentarnya. “Saya hanya merekam suara-suara yang berbeda di kamar dan mencoba merekatkannya satu sama lain.” Cerita mengenai Unouomedude tersebar selama musim semi lewat rilis digital single-nya “Frequency I” dan “Frequency II”, yang berbuah kesuksesan yang membawanya pada tur. “Saya sangat ingin pergi ke Philadelphia, tidak terlalu yakin mengapa tetapi saya mengenali banyak orang yang cukup keren, jadi saya pikir mungkin tempat ini juga keren.”

listen up navigateur

sunbears!

Navigateur yang fuzzy dan atmospheric adalah proyek elektronik dari Carlos Andujar. EP pertamanya, Steady Drift, baru saja dirilis (for free!) oleh Synconation, a-new blog-turnedrecord label di Jacksonville. Coba dengar track “River of Light” untuk penggalan sound yang hipnotik dan eksperimental.

Childhood best friends Jonathan Berlin dan Jared Bowser membentuk expansive glowing psych-rock band bernama Sunbears! pada tahun 2008. Debut mereka, You Will Live Forever, memperkenalkan single yang terinspirasi dari tahun 70-an “Give Love a Try”, yang akan dirilis bulan ini.

NiGHT OUT Ketika Vlad Kulishezskiy – alias Vlad the Inhaler, party promoter dan DJ yang meluncurkan dubstep party Crunchay Sunday di dance club pusat kota TSI tahun lalu, dia tak terlalu berharap untuk populer. Tetapi party itu berubah dari gelaran semalam menjadi event bulanan, with the lines stretching for blocks. “Tempatnya cukup jauh dari pantai dan saya juga melihat eksodus anak pantai, menuju pusat kota,” kata Kulishezskiy. “Anak-anak pantai itu sebenarnya benci meninggalkan pantai, jadi menyenangkan sekali melihat mereka berusaha datang.”

OWEN HOLMES: BEST VENUES Meskipun bassist Black Kids, Owen Holmes, telah populer lewat bandnya, ia bukan ‘kacang yang lupa kulitnya’. Album side project-nya, Gospel Music yang berjudul How To Get To Heaven From Jacksonville, FL, (diambil dari sebuah pamflet religius yang dibagikan doorto-door semasa ia kecil) mampu membuktikan itu. Kami menanyakan Owen tentang daftar venue musik terbaik di kota. navigateur difoto oleh philip pietri.

BUrrO Bar Bar baru ini cukup seru. Gospel Music baru saja main di sini and it was a great show. 100 E. Adams St.

BirdiES Birdies punya banyak acara dan sekarang semua orang hang out di sana. 1044 Park St.

Jack raBBiTS This place is an old standby, and I mean that in a good way. Tempat ini dapat diandalkan, musiknya bagus, kebanyakan touring bands level kecil dan middle berasal dari sini. 1528 Hendricks Ave.

SHaNTy TOWN PUB Mereka menonjolkan banyak hip-hop yang terkadang di mix up dengan indie thing, which is nice. 22 W. 6th St.

cLUB TSi Sangat populer di kalangan umur 20-an dan tentu saja merupakan hipster bar atau club. Well, it’s more a club than a bar. 333 E. Bay St.


niGHt oUt

oleH Kyle mereditH

Anggap saja kota ini lebih terkenal dengan bourbon, kuda, dan olahraga kampus. Harusnya tidak terlalu mengejutkan jika komunitas musik Louisville sama uniknya. Derby City memang tidak memiliki sound yang spesifik, tetapi merupakan kota asal dari indie godfathers Slint, unclassifiable My Morning Jacket, dan folk apparition Bonnie “Prince” Billy serta master elektro VHS or Beta. Bassist pertama Slint, Todd Brashear – sekarang pemilik dari Wild and Wooly Video yang menjual video-video langka mengatakan semangat indie sangat kuat di Louisville karena “Kami harus bekerja lebih keras. Mereka yang mencoba melakukan hal-hal inovatif memang kurang mendapat banyak dukungan dibandingkan mereka yang datang dari tempat yang lebih besar.” Kerja keras menjadi sesuatu yang penting, Brashear mengakui,”Kami bukan orang yang gampang terpesona.”

Headliners Untuk penggemar rock, Headliners Music Hall menghargai national acts seperti Das Racist, Dawes, dan Walk the Moon. Dari Road/Baxter Avenue, sejauh mata memandang terdapat independent shops dan restoran. 1386 Lexington Road. Forecastle Festival Tiap bulan Juli, bergabunglah dengan 30 ribu kawanmu dalam Forecast Festival, yang terletak di Waterfront Park di Louisville di mana gedung pencakar langit membingkai panggungnya. Yang pernah tampil sebelumnya termasuk Flaming Lips, Smashing Pumpkins, hingga She & Him, dan bakal banyak yang lebih besar lagi di tahun 2012 untuk ulang tahun ke-10. ZanZabar Salah satu hot spot terbaru adalah Zanzabar, di mana bersamaan dengan konser top touring indie acts, tiga orang OKDeejays memadati dancefloor setiap malam. Kata Aaron Chadwell dari OKDeejays: “Crowd-nya menari mengikuti musik yang belum pernah mereka dengar, kami jadi bebas untuk memutar track baru tanpa harus terjebak dalam pusaran dance floor classics.” 2100 S. Preston St.

listen up For tHe record Record store ini cukup terkenal sehingga telah menjadi landmark kota ini selama lebih dari 25 tahun. Mereka menyediakan musik bermutu dan weekly-in-store performance untuk pendengar lokal. Lebowski Fest co-creator Scott Shuffitt baru saja merampungkan film soal Ear X-Tacy, Brick and Mortar and Love yang menyoroti hasrat wajib menjaga usaha orang tua untuk tetap sukses. “Memiliki store yang bagus memicu komunitas musik yang bagus pula,” ia menambahkan. 2226 bardstoWn road

tUne in WFPK Tidak banyak dijumpai FM Dial di mana kamu dapat mendengar Florence+The Machine, the Avett

Brothers, dan Theopilus London, sekaligus Dylan, the Smiths, Chuck Berry, dan Bebel Gilberto plus mix yang padat dari para

band lokal. Radionya (full disclosure: saya music director-nya) rajin menerima awards akhir-akhir ini. Lebih asyik dari iPod kamu? Percaya deh. stream di WPFK.orG

cheyenne marie mize Singer-songwriter ini pertama kali benar-benar mencuri perhatian dari EP-nya bersama Bonnie “Prince” Billy dan Mize. Ia pun menandatangani kontrak dengan Yep Roc dan EP barunya, We Don’t Need, mengeksposnya dalam balutan celana PJ Harvey. silver tounges Basement project David Cronin ini akhirnya mengikutsertakan saudaranya Brian, James Hewett, Michael Campbell dan Jake Heustis yang cukup berpengaruh di Louisville. Debut mereka yang anthemic, Black Kite, baru saja dirilis oleh Karate Body Records. cabin

nerves junior Ketika melihat kelas indie baru di kota, mampirlah ke atmospheric expansive sounds dari kuintet berusia dua tahun ini. Ketika banyak band mencoba meniru lalu terhempas ke wilayah Kid A yang gagal, Nerves Junior – penyanyi Cory Wayne, gitaris Stuart Phelps, multi-instrumentalist Christopher Snow, bassist Hunter B. Rose, dan drummer Zackary O’ Renick, -- terjun pada kedalaman eksperimental sekaligus menyampaikan singalong pop hooks. Untuk debut album mereka, Bright as Your Night Light dirilis pada musim gugur ini, para kru bekerja sama dengan hometown super-producer Kevin Ratterman (drummer untuk group rock dari Louisville Wax Fang dan kolaborator tetap My Morning Jacket), dibentuk di studio miliknya, The Funeral Home (a real one!) dan membuahkan ekskursi sonik yang sulit diduplikasi, di manapun. “Mereka memiliki berbagai keuntungan karena mereka benar-benar menginginkannya,” kata Ratterman. “Band adalah hidup mereka – semuanya tergantung itu. Musik mereka kadang menggembirakan tetapi terkadang juga ridiculously beautiful, dan sesekali membuat kamu ingin berlari ke jalanan sambil membawa obor.

foto oleh meagan jordan.

Coba dengarkan “A Lie Worth Believing” dan “Blanket the Bonfire” dari album keluaran 2010 Among The Rectangles and Changeable Parts. Coba bayangkan bagaimana Coldplay jika Alan Parsons Project adalah ayah mereka.

095


a v E t u o b A l l A Terlahir dengan nama belakang terkenal merupakan suatu privilege tersendiri, Eva Celia jelas punya caranya sendiri untuk bersinar terang. P.S: We miss you! Oleh: Alexander Kusuma Praja. Foto oleh: Dikka Afidick. Stylist: Vega Afidick. a s i s t e n f o t o g r a f e r: r Ya n i B e e & L e o B u di r a h a r d j o. h a i r & M a k e u p: M e g a n p o r s c h e n.



Jika ibumu adalah Sophia latjuba dan indra lesmana adalah ayahmu, public attention is something that you can’t avoid. dari kecil, Eva Celia sadar tentang hal itu. Gadis kelahiran Jakarta, 22 September 1992 ini jelas beruntung dibesarkan di tengah keluarga dengan bakat seni yang mengalir deras, selain ibunya yang bisa dibilang salah satu ikon kecantikan indonesia dengan bakat akting dan modeling, ayah dan kakeknya, Jack lesmana, merupakan dua musisi jazz paling tersohor di indonesia. dan ketika akhirnya ia mengikuti jejak orangtuanya untuk tampil di ranah publik, we all know it’s only a matter of time. Eva sendiri sudah tampil di depan kamera sejak berumur delapan tahun dengan membintangi beberapa iklan bersama mamanya dan berperan di beberapa judul sinetron seperti Juwita Jadi Putri dan Sherina. Seiring waktu, bakat serta wajah cantiknya yang mustahil untuk diacuhkan juga menarik para sutradara film untuk mengajaknya bermain di karya mereka. Salah satu performanya yang paling saya sukai adalah saat dia memainkan peran bernama Gadis, seorang survivor di film horror bertema zombieapocalypse berjudul The Rescue yang merupakan salah satu segmen di Takut: Faces of Fear, antologi film horor indonesia yang dirilis pada tahun 2008 lalu disutradarai oleh Raditya Sidharta yang juga membuat film The Shaman, adegan terakhir film pendek ini saat kamera menyorot secara close-up wajah Eva yang menyeringai sinis adalah momen yang cukup memorable. Tahun berikutnya dia ikut membintangi Jamila Dan Sang Presiden besutan Ratna Sarumpaet yang juga mendapat tanggapan positif. Sayangnya di saat kariernya sedang naik, ia memilih ikut ibunya pindah ke los angeles, tanpa ragu ia menghentikan dulu kariernya di showbiz indonesia dan mengejar impiannya yang lain di bidang musik. Jujur saja, saya salah satu yang merasa kehilangan sosoknya di layar televisi kita dan saya yakin kamu pun penasaran untuk mengetahui kehidupannya saat ini, karena itu saya sangat excited saat di rapat redaksi mendengar rencana memasang Eva sebagai cover girl untuk edisi Anniversary pertama NYlON indonesia. menunjuk dikka & Vega afidick, pasangan photographer-stylist indonesia yang berdomisili di la, sebagai creative force, photoshoot yang terinspirasi dari psychedelic art ini memakan waktu dua hari. hari pertama berlangsund di studio dan besoknya dilanjutkan di sepanjang jalan hollywood boulevard. “Eva…dia cantik, suaranya bagus dan very jazzy. dia juga santai, easy going, ramah, dan penuh canda tawa.” ungkap dikka saat saya minta pendapatnya tentang Eva. dikka yang juga pernah memotret Sophia latjuba di kediamannya di la menambahkan, “Persamaan antara ibu dan anak ini pastinya sama-

sama cantik dan sama-sama pintar di depan kamera, tanpa di-direct pun sudah natural bagus hasilnya. Perbedaannya nggak terlalu mencolok, tapi yang bisa kita lihat, Eva lebih suka penampilan yang cuek sedangkan mamanya Eva lebih feminin.” dengan pembawaan yang lebih rebel dan cuek itulah maka Vega tak ragu memilihkan berbagai baju berkarakter grunge rock 90-an yang sudah diadaptasi ke look masa kini untuk Eva kenakan. Well, seperti kamu lihat sendiri, apakah itu studded denim vest dengan aksesoris berdetail spike ataupun fur crop top yang glam, semua terlihat effortlessly cool dipakai oleh Eva. kini, di usianya yang ke-19 tahun, tak hanya sosoknya yang semakin menarik untuk diperhatikan, berbincang dengannya tentang hari-harinya di la, minat, dan passion yang sedang ia kejar adalah hal yang sangat menyenangkan. You can feel it by yourself. So Eva, how’s your day going so far? Apa yang sedang kamu lakukan sebelum interview ini? My day has been great! Thank you for asking. I’ve been occupied with final exams for this past week, but it’s nothing that I can’t enjoy. Wow, how’s it going? What’s your favorite subject? It’s over, finally! It went very well. I don’t have any favorite subject, since all of them are music/ singing related. They’re all super fun. Boleh cerita kegiatan saat ini? Saat ini saya sedang sibuk kuliah musik di la. ini adalah tahun pertama saya kuliah di musicians institute jurusan Vocal Performance dengan Music Business as a minor.

H a l a m a n s e b e l u m n ya:

D e n i m s H i r t,

D r e s s m o n s t e r, n e e D s u p p ly C o. p a n t s, H & m. e a r r i n g & n e C k l a C e, p o k e t o.C o m. J a C k e t: m i s s u n k o n , n e e D s u p p l y C o .

“it’s such a great place to be and i’m very lucky to be here.”


Fl o r a l b at w in g s h i r t, M i n k P i n k , P i x i e M a r k e t. s P i k e s n e c k l a c e, av g v s ta & av g v s t v s. Pat e n t l e at h e r s h o e s, a M e ric a n a P Pa r el. s h e e r s o c k s, h & M . w h i t e s h i r t, a M e ric a n a P Pa r el. s k i r t, M i l i k P r i b a d i .


P e a c h s h i r t, a m eric a n a P Pa r el. c h e c k e d s h i r t, s t u dy n e w yo r k, n e e d s u P P ly c o. P a n t s, h & m. n e c k l a c e & e a r r in g, F o r e v e r 2 1. h a t, g o l d e n g at e h at c o. s h o e s, m i l i k P r i b a d i. s u n g l a s s e s: r ay b a n.


Tell me everything about your life in LA, how do you adjust yourself in the entire new environment? Being in LA has been a rollercoaster ride for me. It took me quite a while to adapt to the new environment. Especially since I was homeschooled for 3 years, getting used to an American public high school was tough. I was really lucky to have my family here to help me go through it. I also made a few great friends who supported me. In the end I got used to it and now I love this city. It’s such a great place to be and I’m very lucky to be here.

“i was lucky to have the normal life my parents gave me despite how difficult it was to steer clear of the spotlight and everything else that comes with the entertainment industry.”

What’s your favorite city so far? To be honest, I haven’t traveled much to give you an answer. But I love LA. It’s so culturally diverse and I have learned so much since I moved here. I’ve met and gotten to know many bright and talented people. The food is great, too. What you usually do on the weekend? Most weekends, my friends and I go on a journey to find good food. Another great thing about LA is you can almost find everything here. If I feel like going to the beach, I just have to drive 20 minutes. Or if I want to snowboard up on the mountains, as long as I have a car and I’m willing to drive, I can get there. I bet you’ve been to a lot of concerts in LA too… Yes, I have. I went to see Sting and John Mayer a while ago. Last week I went to Jay-Z and Kanye West’s Watch The Throne concert. THAT was a blast! Although I did get to see Coldplay at iHeart radio festival, I still would love to see them again. And also John Legend. Sounds great! How about relationship? Would you drop some words about it? I would like to keep this personal matter private, if that’s okay, hehe. Haha, its okay. Bagaimana dengan kehidupan akademismu? Apakah teman-teman sekolahmu ada yang mengetahui tentang siapa kamu di Indonesia? Kehidupan akademis saya cukup menantang. Tapi karena saya bisa belajar di bidang yang saya sukai, jadi tidak pernah beban. Ada beberapa teman yang tahu, tapi itu pun bukan dari saya. Haha. Do you join in some particular social activity in your college? I would have to say no. It’s still my first quarter in college, so I’m still trying to get a hang of it. I will eventually participate.

101


Boleh cerita sedikit tentang masa kecil kamu? It was fun! Masa kecil saya tidak jauh beda dengan yang lain. I was lucky to have the normal life my parents gave me despite how difficult it was to steer clear of the spotlight and everything else that comes with the entertainment industry. Apakah kamu pernah merasa risih atau tidak nyaman saat orang sering kali membandingkan kamu dengan orang tuamu? Tentu saja tidak. Sejak saya kecil, saya punya cita-cita untuk menjadi seperti mereka. Dan dari awal saya sudah tahu konsekuensinya. It never really bothered me. What do you love most about your family? They are very supportive and understanding. No matter what the situation is, I know they will always be there for me. Apa yang paling kamu kangenin dari Indonesia? Saya sangat kangen dengan keluarga dan teman-teman lama saya. And the food of course! Oh my God, I miss everything! Especially pecel lele. I’ve tried to find some spots in LA but nothing came close to what I had back home. Antara akting dan musik, mana yang lebih kamu suka? I enjoy doing both. I am concentrating on my music at the moment because it has been my passion since I was a little kid. I love doing it and I take it very seriously. It’s what I want to do. Acting is relatively new for me. Apakah kamu rindu berakting di depan kamera? Wow, I’ve never really thought about this actually. I do miss some things about it. But as of now, I’m just enjoying my time in college studying what I love, and I’m learning so much. How was the photoshoot with Dikka & Vega? It was great! I always have so much fun with those two. They’re so talented and never fail to impress me with their works. Kalau kamu sendiri melihat gaya personal kamu seperti apa? Do you have any particular icon? Waduh, saya kurang tahu. I just put whatever that’s in my closet together and throw it on. I’m a tomboy, so I love So Young Kang. I don’t really know who my fashion icon is, but I love Rei Kawakubo and Hedi Slimane.

102

“i just put whatever that’s in my closet together and throw it on. i’m a tomboy.” Rapid questions time! First, what’s your favorite TV shows and why? I love Modern Family and Dexter. I wish I could watch more, but it’s already hard to keep up with these two shows. I need to catch up. Apa yang sedang kamu dengarkan akhir-akhir ini? I’m currently listening to Donny Hathaway, Amy Winehouse, Jill Scott and Frank Ocean. Apa yang ada di daftar to-do-list kamu saat ini? Saya ingin menyelesaikan buku Guns, Germs and Steel karya Jared Diamond yang sedang saya baca. Dan menyelesaikan beberapa lagu saya. Apa satu fakta darimu yang akan membuat orang lain terkejut? Apa ya? Bahwa saya sangat pemalu, mungkin? Last question, apa resolusi atau target yang ingin dicapai di tahun ini? To be a better daughter, sister and student.

s e e m o r e p h o t o s at n y l o n i n d o n e s i a.c o m


D e n i m s h i r t, D r e s s m o n s t e r , n e e D s u p p ly C o. p a n t s, h & m. s h o e s, C o n v e r s e. e a r r i n g & n e C k l a C e , p o k e t o . C o m . J a C k e t: m i s s u n k o n, n e e D s u p p ly C o.


TWO CAN PLAY THIS GAME

Spice things up di awal tahun ini dengan warna-warna terang yang dinamis. Be adventurous dan mix dua warna atau lebih sekaligus. Let’s play!

Oleh: AnindyA devy. FOtO Oleh: AdvAn MAtthew. MOdel: AnnA B –dAMn & dAnA – vtM. MAke-up: OliviA pingkAn. hAir: Fenty t. StyliSt ASSiStAnt: deStyA.


AnnA: BrAlet, nikicio Mixte.Pencil skirt, toPshoP. sleeve glove, Dolly. PlAtforM weDges, sPous By Priyo oktAviAno. DAnA: toP, sillA @ the gooDs DePt. Pencil skirt, Picnic. PlAtforM, se‌


06

Dana: StructureD DreSS, rockIncc @ Mazee. kalung, Frej @ the gooDS Dept.


AnnA: BrAlet, nikicio Mixte. HigH wAist sHort, PlAtforM. PArkA, lAcoste.


Sweater, Express.

Dana: Crop top, topshop. WiDe leg pants, se‌ . sepatu, alDo. anna: polo shirt, laCoste. Celana, spous by priyo oktaviano.


119

Dana: Jaket, Zara. Mini skirt, Dolly. kalung, FreJ @ the gooDs Dept.

109


AnnA: Dress, Topshop. Crop Top, plATform. WeDge heels, AlDo.


111

Dana: Polo shirt, lacoste. overall Pants, se‌ . Platform weDges, sPous by Priyo oktaviano.


112

AnnA: CelAnA dAn origAmi bolero, SpouS by priyo oktAviAno. kAlung, Frej @ the goodS dept.


Dana: Polo shirt, lacoste. loose sweater, Zara. Bowtie, rockinc @ MaZee. celana PenDek, Mango. PlatforM, se‌ anna: BlaZer, Mango. Mini skirt hijau, Blanik@ MaZee. Mini skirt ungu, Dolly. Mary jane, Melissa @ the gooDs DePt. Bowtie, rockinc @ MaZee.


Maksimalkan gaya minimalismu dengan streamlined suiting dan sportswear. FOTOGRAFI OLEH: cHRIsTOpHE kuTnER.


Jaket, Ralph Lauren Black Label. Vest, bebe. Celana, Reebok.


Jaket, Marc by Marc Jacobs. Bra, Aerie. Boots, Cole Haan.

116


Blazer, Tommy Hilfiger. T-shirt, St端ssy X Madame. Dress (dikenakan didalam), Helmut Lang.


Sweater, Express.


119

Jaket, Calvin Klein collection. Dress, Proenza Schouler.


120 Topi, Kenneth Cole. Coat, Nicole Miller c

Sweatshirt, Gant. Dress, Reformation. Sepatu, Converse.


Stylist: Laurie Trott. Rambut: Raymond at Production Department. Makeupo: Yuko Mizuno at Rona Represents menggunakan Nars Cosmetics. Manikur: Mayumi Abuku at Rona Represents menggunakan Nars Cosmetics. Model: Daria Zhemova at IMG. Difoto di: Sun Studios, NYC. Photo Assistant: Britta Leuermann. Stylist Assistant: Ben Perriera.

collection. Bodysuit, Michael Kors. Kalung, Pamela Love.


Hit the Town: Fimelafest

a blast of fuschia Welcome to the one activity with many benefits with Fimela.com Oleh: Destya Hediantie. Foto: Doc. Fimela.com

122

IndonesIan’s online fashion & lifestyle magazine, Fimela.com pada tanggal 25-27 november 2011 kemarin mengadakan sebuah event bernama Fimela Fest. atrium & Level one Grand Indonesia Jakarta ini disulap menjadi bernuansa fuchsia untuk merayakan anniversary mereka yang pertama. Fimela Fest yang berlangsung selama 3 hari ini memang bukan sekedar acara biasa, dilihat dari pengisi acara dan para pembicara yang hadir seperti sarah sechan, Indi Barends, Cut Mini, Becky Tumewu, Maliq & d’essentials, Twentyfirst night, The extra Large dan masih banyak

lagi. Bisa dibilang sebagai suatu acara yang sukses, Fimela Fest tidak hanya merayakan anniversary mereka saja, melainkan sebuah acara yang kaya akan informasi dengan adanya kelas workshop mengenai fashion, karier, kesehatan, talkshow gaya hidup dan hiburan bagi anak-anak seperti dongeng yang dibawakan langsung oleh Bubu Mini dan Paman Gerry. di hari terakhir Fimela Fest yang merupakan puncak acara diisi dengan Charity show, Fashion show dan Live band performance. it was really fun being a part of the celebration! Congratulation Fimela!


event

O What a Night! Siapa yang bisa menolak sebuah party dengan lagu dan crowd yang seru? Sekarang tambahkan kata Bali sebagai lokasinya, it’s double the fun! Pada hari Sabtu, 10 Desember 2011, Volcom mengadakan sebuah pesta bernama Volcom Pure Fun Party. Antusias tamu bisa dilihat dari ramainya para VIP berdatangan pukul 8 malam memenuhi Cocoon Beach Club. Para beautiful people Bali dari mulai surf legend, skater sampai model dan tentunya anak-anak muda dari berbagai industri lifestyle dan

BRIGHTSPOT MARKET

Brightspot Market kini kembali hadir memanjakan kita, event besar yang diadakan pada tanggal 24 hingga 27 November 2011 kemarin ini berhasil menarik pengunjung hingga 55.000 orang. Dengan 130 booth brand lokal dari para seniman, designer dan retailer lokal maupun internasional. Brightspot kali ini mengambil tempat di Plaza Senayan Level P5 Jakarta sebagai venue mereka. Event yang berlangsung selama empat hari ini, diawali dengan opening party bagi para pemegang invitation dihari pertama dan tiga hari berikutnya terbuka untuk umum dari jam 11 siang hingga 11 malam. Seperti halnya Brightspot yang pernah diselenggarakan sebelumnya, crowd yang yang datang selalu saja melimpah. Terlihat dari antrian yang sudah panjang dari sekitar pukul setengah lima sore di hari pembukaan Brightspot. Shopping, menikmati makanan atau sekedar melihat-lihat itulah jawaban yang terlontar dari para pengunjung yang datang. Brightspot tentu saja dijadikan destinasi utama bagi para pecinta brand lokal Indonesia. Tidak ketinggalan iringan musik yang hype dari DJ menemani kita ketika berbelanja dengan suasana tempat yang semakin malam semakin padat,panas dan seru. DESTYA HEDIANTIE

entertainment lainnya mulai memenuhi lantai dansa. DJ David J menemani para tamu menikmati aliran free flow seperti beer Stark, Mojito dan Cocoon Sea Breeze sampai jam 10 malam. Setelahnya kami dapat menyaksikan live photoshoot dua orang model yang mengenakan desain dari Posso untuk Volcom. Hujan yang turun rintik-rintik tidak berhasil menurunkan mood para tamu yang semakin hype dengan munculnya DJ Mickey memainkan old school tunes, dari mulai disko 70an sampai dance anthem 90an. Ketika Posso muncul untuk beraksi, suasanapun semakin memanas. Dua DJ cantik, Mary Louie dan Vanessa yang bergantian memainkan keyboard dan menyanyikan lagu sendiri seperti Gypsy Love, Old Man dengan aliran yang mereka namakan Gypsy House. Tidak terasa 5 jam mereka beraksi dan tidak ada tanda-tanda para tamu untuk slowing down. Hanya kesadaran bahwa sebentar lagi matahari terbitlah yang membuat kita harus beranjak pulang. See you at the next party! RESTI PURNIANDI. Foto: Dok.Volcom. Noran Bakrie.


Hit the Town: Nylon Website Launch

geeks aren’t freaks Powered by Rated A

Rated A member

And finally we have official website NYLON & NYLON Guys Indonesia. Oleh: Destya Hediantie. Foto: Luca Knegtering Setelah hampir setahun menemani kalian semua, kini NYLON dan NYLON Guys hadir dalam versi digital. Yap! Tepat di hari Jumat 2 Desember kemarin, NYLON dan NYLON Guys meresmikan official website nya di Domain, Panin Tower Senayan City. Acara yang dimulai pada pukul 10 malam ini terlihat unik karena banyaknya orang yang memakai kacamata dengan frame tebal, kemeja

Our Face Off friends

Our MC of the night

Geekiest crowd

yang dikancing hingga leher dan rambut klimis memenuhi Domain malam itu, sesuai dengan tema dress code yaitu ‘geeks aren’t freaks’. Acara semakin ramai karena menghadirkan para ke-12 finalis NYLON Face Off 2011 sebagai Host dan juga DJ Timsdub yang ikut meramaikan So, we hope we all had fun that night! Don’t forget to klik : www.nylonindonesia.com


Renovation 101 How to Revive AsiaPacific Heritage Homes

A Decade of Design At Home in tHe moDeRn WoRlD

Hong Kong’s Business of Design Week

Old & New

A Chic Shophouse in Singapore Family Fun in the Malaysian Jungle A Thai Treasure-Box of Modern Design


shopping list Aksara Bookstore, Jalan Kemang Raya St. No. 8B

Glow Living Beauty, Plaza Indonesia, lt.1 (021) 3928188

ALDO, Plaza Indonesia lt. 2 (021) 3926893

Kate Spade, Plaza Indonesia lt. 1 (021) 398 38239

Miss Selfridge, Senayan City lt. 1 Se... www.sethings.com Mr. Freddy Boutique, ITC Mangga Dua Lt. 5 blok A no. 130 (081808992797)

Badha, http://badha.tumblr.com

Kiehl’s, Seibu @ Grand Indonesia

NYX Cosmetics, EX lt. 1, (02133711260)

Bershka, Plaza Indonesia lt. 1

Lacoste, Grand Indonesia lt. LG

O.P.I, Plaza Indonesia lt. LB E63

Bobbi Brown @ Glow, Plaza Indonesia lt. 1 (021) 392 8188

Lisa Fazaki (Makeup Artist) 085692004039

Olivia Worotitjan (Makeup Artist) 08159176999, ollypw78@gmail.com

Shelter Sky Lounge, Kemang 89 building 5th floor jl. Kemang Raya no. 89 Shu Uemura, Seibu Grand Indonesia West Mall lt. G Silla, Level One - Grand Indonesia West Mall Skin Food, EX lt. 1 (021)70769238

Converse, Senayan City lt. 2

M.A.C, Grand Indonesia West Mall lt.G, (021) 23580139

Oneandahalf, http://oneandahalfclothing.com

Make Up For Ever, Plaza Indonesia Lt. 2 (021) 31990177

Picnic, Grand Indonesia Level One

Spous by Priyo Oktaviano, www.priyooktaviano.com

Cotton Ink, www.cottonink-shop.com Diane Von Furstenberg, Plaza Indonesia lt. 1

Make Up Store, Plaza Indonesia lt. 1 Mango, Grand Indonesia lt. LG Massimo Dutti, Pondok Indah Mall 2 lt. G

Forever 21, Grand Indonesia, West Mall Lt. UG

Platform, ITC Mangga Dua lt. 5 blok B no. 13 (0817775131)

Stradivarius, Plaza Indonesia lt. 2

Priscilla Myrna (makeup Artist), 0817885544, priscillamyrna@yahoo.com Revlon, Seibu Grand Indonesia lt. G Rock.Inc @ Mazee, FX lt. F6

Toywatch, Plaza Indonesia lt. 2 Urban Icon, Grand Indonesia Sky Bridge lt.1 (021) 2358 0991 Watch World, Plaza Indonesia Extension

Zara, Grand Indonesia East Mall lt. 1 (021)23580432

Studio Sumo Jl. Oberoi no. 1 Seminyak Bali 08214 - 7140950 www.studiosumobali.com Swatch, Senayan City lt. 1

Sash, ITC Mangga Dua lt. 4 D35 (021)6126560

Mazee, FX lt. F6

TOPSHOP, Senayan City Lt. 1

Velvet Apple, www.velvetappleshop.com

Maybelline, Seibu Grand Indonesia

GAP, Grand Indonesia lt. G

The Goods Dept, Plaza Indonesia Ext lt.4

Stab, www.stareabit.com

Dolly, ITC Mangga Dua lt. 5 Dorothy Perkins, Grand Indonesia Sky Bridge lt. 1 (021) 2358 0543

08155512016 The Body Shop, Plaza Indonesia lt. 3 (021) 319 26938

Tedza Syahriyal (Hair Stylist)

not for girls.

INDONESIA

Ya, saya ingin berlangganan majalah

INDONESIA

SubSCribe & SAve 30%

BEST dEAL

cara pembayaran

Nama

Cash

Tanggal Lahir Perusahaan Alamat pengiriman

Transfer

Jabatan Kantor

Rumah

Kota

Negara

Telpon

HP

Fax

Email

Kode Pos

Hubungi Claudia tel. 021-3199 1193 / fax. 021-3199 1178. Mohon konfirmasi melalui telepon sebelum melakukan transfer

Mulai berlangganan dari bulan

Cover PriCe

PT. Tiga Visi Utama. Bank Mandiri Sudirman No. rek. 102 00 4567899 9

NorMAL PriCe

SubSCribe PriCe

SAviNg

NYLON

Rp. 35.000 (10 edisi)

Rp. 350.000

Rp. 245.000

30%

NYLON Guys

Rp. 35.000 (6 Edisi)

Rp. 210.000

RP. 147.000

30%

Dapatkan: - Hadiah untuk 30 (tiga puluh) orang pertama yang subscribe - Hadiah langsung voucher Lee Cooper dengan worth Rp. 100.000 follow us on

NYLON_IND

Untuk Luar Jakarta tambah biaya ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon (021) 3199 1178

Kirim formulir ini ke : Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 319 91178, fax. (021) 349 91179

w w w.mpgmedia.co.id

NYLON Indonesia

PT. Tiga Visi Utama Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350


Time’s Up!

star maps: watch

Get wild and bold with these colorful watches, strap on! Teks: Tiara Puspita | Foto: Rizhki Rezahdy

Jessica Biel

Swatch, Rp.699.000

Marc by Marc Jacobs @ Urban Icon, Rp. 1.750.000

Toy Watch, Rp. 2.700.000

Swatch, Rp.899.000

Lacoste @ Watch World, Rp. 900.000

Toy Watch, Rp. 2.035.000

Rip Curl @ Urban Icon, Rp. 1.299.000

PUMA @ Watch World, Rp. 555.000

Lacoste @ Watch World, Rp. 900.000

Toy Watch, Rp. 2.200.000

Emporio Armani @ Urban Icon, Rp. 3.895.000

Swatch, Rp.799.000

Rip Curl @ Urban Icon, Rp. 699.000

127


bag check: Leopard

it’s a jungle out there Let your animal instinct take charge dan tampil dengan aksen leopard yang daring. Are you game? Oleh: Anindya Devy. Foto Oleh: Andre Wiredja.

Searah jarum jam dari kanan ataS:

Sunglasses, rp 419.000, mango eyeshadow palet, rp 120.000, L’oreal eyeshadow palet, rp 90.000, maybelline eyeshadow palet, rp 90.000, maybelline mango soap bar, rp 29.000, the Body Shop Lip pencil, rp 188.000, make up Store Lip butter, rp 59.000, the Body Shop; Lipstik merah, rp 199.000, make up Store Lipstik pink, rp 199.000, make up Store Gel eyeliner, rp 200.000, maybelline heated eyelash curler, rp 325.000, make up Store Gel cleanser, rp 215.000, kiehl’s @ Glow Coin bag, rp 245.000, make up Store Shampoo, rp 230.000, L’Occitane anting-anting, rp 99.000, aldo Face mist, rp 325.000, make up Store Sweater, rp, Stradivarius Payung, rp 379.000, mango tote bag, price by request, kate Spade Wedges, rp, aldo jam, rp 699.000, Swatch dompet, price by request, diane Von Furstenberg ikat pinggang, rp 549.000, mango Bangle, rp 419.000, mango kalung, rp 199.000, CS accessories

128




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.