september-oktober 2011
Seni di tangan
Pricia Nasution
Nicholas Saputra “Before 30 Life is
a University� (Gaming!)
must have console: wii u
Exclusive Interview Evan Williams & jack Dorsey Dua pria penemu Twitter Rp.35.000.Luar P.Jawa R p . 3 7. 5 0 0 . I S S N 20 87 88 18
One on One
168Guys Closet
Good Charlotte Incubus
From Rock, Preppy, to Street Look
Kencan bersama supermodel
Paula verhoeven
September
2011
fotografi: Onik (rebellionik) denim shirt & tank top: Topman sunglasses: Gucci at Optik Melawai
10 EDITOR’S LETTER 12 LETTER 16 CONTRIBUTORS
genius
pulp fiction
46 a bad conception Teks: Ivan Adiyasa
street style
48 STREET STYLE KUALA LUMPUR
18 GENTLEMAN AGREEMENT
Ibukota negara tetangga Malaysia, meluap-luap dengan talenta muda yang jauh dari persepsi ‘alay’. Teks: Mita Diran
20 YOU DON’T KNOW PIA
52 GOING SOUTHBOUND: V-Neck T-Shirt 54 VERSATILITY IS FUNCTIONALITY: Parachute Jacket 56 CLEAN UP A BIT: Tailored Pants 58 TOO COOL FOR SCHOOL: Varsity Jacket 60 TOP OF THE HOOD: Long Sleeve Hoodie 62 READY, JETSET, GO: Travel Bag 64 SHED THE SHAPE: Skinny Tie 66 STEEL ME STRONG: Stainless Steel Watches 68 STEP IN TO THE DARK: Dark-Hue Shoes 70 DO YOU SEE WHAT I SEE:
Sir Store is ready for your new gentleman look. Teks: Maesa Nicholas Montgomery Prisia Nasution bagaikan karakter Mystique di film X-Men. Lentur dan sangat adaptif. She’s all over you, she choose what she wants to be. Teks: Philea Adhanti
22 FOOT AFFAIR
Pvblic Affair lebih dari sekedar pelindung kaki semata. Sulung Koesuma menjelaskan bagaimana karakter seorang pria bisa dinilai dari ujung kakinya. Teks: Rezaindra O.
24 MAN AT WORK
Hiruk pikuk dialami oleh creative director setiap harinya. Teks: Caitlin Smith
26 FeelGood Inc.
Muhammad Zaidy dan Karisma Prawira Sudarma hadir untuk menjawabketidakbahagiaan kita terhadap sisi men’s clothing line yang belum terjamah. They bring us such a good feelings through Goodfellas. Teks: Rezaindra O.
28 GENIUS NEWS 40 GAMING
taste
Nerd Glasses
72 THE RISE OF TREND: Shawl 74 UNDERCOVER SOLE: Slip-On Shoes
nicholas saputra photographed by onik - rebellionik. fashion director: maesa nicholas montgomery. stylist: philea adhanti. assistant stylist: nia tantri. grooming: marina sitohang. turtle neck and jeans by burberry.
oktober
2011 radar
76 MOMENT OF BACKLASH Lima tahun sudah mereka berdiam diri, kini Incubus kembali bersama konsep album baru dalam band mereka. Teks: Khiva Iskak
79 THE JOURNEY THAT NEVER ENDS
Bagaikan melting pot dari berbagai genre musik, Lull memberikan warna lebih berarti. Teks: Khiva Iskak
80 “WE’RE INVINCIBLE”
Optimisme Gunver yang tiada batas selalu membuahkan kemegahan pada nada-nada lagu mereka. Teks: Khiva Iskak
81 GIGANTIC ROAR
Siapa bilang musik heavy metal telah hilang? Gigantor hadir untuk mempertahankan legasi tersebut. Teks: Khiva Iskak
82 rock steady
fotografi: Nick Easton. direction: Rezaindra O. stylist: Philea Adhanti. makeup artist: Olivia Pingkan. atasan: Working Hours. rok: Danjyo Hiyoji. coat tree: Luxe Living lokasi: Luxe Living
Kemantapan dalam berkarir membuat Good Charlotte lebih low profie dalam menyikapi kiprah mereka di kancah musik secara internasional. Teks: Khiva Iskak
83 JOURNEY IN FAITH
Berawal dari canda tawa lalu menjadi perjalanan karier. Untuk kali ini Beatmor merasa mereka adalah band yang paling beruntung. Teks: Khiva Iskak
84 EYES ON THE PRIZE
Dengan blog yang sukses, label rekaman, dan album perdana, rapper Tinie Tempah terjun pada bisnis ini. Teks: Stacey Anderson
86 NEW KIDS ON THE BLOCK
The Twinvic Broody & Blooded Cherokee menolak berada diantara band lokal yang hanya menjadi cetakan umum di belantika musik Indonesia. Teks: Khiva Iskak
87 FUNNY FACE
Josh Gad tetap pada keyakinannya untuk melakukan teater musikal broadway The Book of Mormon. Teks: Ellen Carpenter
88 SCHOOL OF ROCK
Don’t call yourself a die hard rock fan if you didn’t go here. Teks: Resti Purniandi
feature
92 Been there, done that, now what?
Nicholas Saputra, seorang aktor dengan jiwa petualang, berbicara bagaimana ia melihat dirinya saat ini. Teks: Ein Halid
102 ISN’T SHE LOVELY?
It’s every men’s dream to date a gorgeous top model. Bagaimana caranya? Mari bertanya kepada Paula Verhoeven (the definition of a model with the perfect inner and outer beauty) Teks: Rezaindra O.
106 Boys will be boys Ingin terlihat cool di segala suasana tidaklah sulit. Koleksi berikut akan menjawab pertanyaan anda.
114 WE ARE WHAT WE WEAR
Style is about your personal taste, tapi tidak ada salahnya kalau kita meng-upgrade sense of fashion kita dengan mencontek cara berpakaian dari empat pria ini. Teks: Rezaindra O.
122 CHARACTER BUILDING Bukankah sungguh cemerlang bila dua kalimat berikut mengenai biz stone, penemu twitter hanyalah sepanjang 140 huruf? Tunggu, ternyata memang betul! Teks: Marvin Scott Jarrett
126 SHOPPING LIST 128 MAZDA INDONESIA INTERNATIONAL MOTOR SHOW
Editor-in-Chief Ein Halid Managing Editor Maesa Nicholas Montgomery
Fashion & Beauty Editor Anindya Devy Senior Editor Rezaindra O
Associate Editor Khiva Rayanka Iskak
writers Philea Adhanti, Alexander Kusuma Praja, Tiara Puspita Intern Gabrielle Afandi, Nia Tantri design
Senior Designer Amirudin Hafihz Designer Haris Juniarto (NYLON guys indonesia)
business
Advertising Sales Manager Maesa Nicholas Montgomery Senior Account Excecutive Andri Parulian Traffic Manager Ursula Sitorus Events & Promotion Executive Fety Fadliah, Rena Tanti, Thania Muljadi,
Adi Wira P, Arsil Fajar
Circulation & Distribution Claudia Sthefanie Jonathans, Algoniun, Iriansyah Chairman and Inspiration At Large Julius Ruslan Publisher and Chief Executive Officer Denise Tjokrosaputro Co-publisher Petrina Leong
NYLON is published by
PT. Tiga Visi Utama Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350 Tel +62 21 3199 1193, +62 21 3199 1178 SIUP NUMBER : 01881/10-1.824.51 NYLON US
Chief Editor Marvin Scott Jarett Publisher Jaclynn b Jarett Associate publisher Karim Abay President Don Hellinger
Editorial Office
110 greene street,suite 607, New York, NY 10012
Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial yang berkesinambungan. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan opini publik, dan hanya berfungsi sebagai informasi yang bersifat kecuali ditekonstan. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutapkan lain. tan untuk digunakan sesuai keperluan.
Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan. Hak cipta 2011
follow us on
NYLONguys_IND NYLON Indonesia
010
ed letter
Unlimited Style Bulan september ini NYLON Guys memilih Style sebagai tema utama. Sesuatu yang sangat menarik buat kami satu redaksi ketika kita berusaha menformulasikan gaya pria. Apa barometernya? Apa kiblatnya? And when it is it too much? Jadi pertanyaan basic yang harus terjawab di edisi ini. Buat NYLON Guys sendiri style sesuatu yang practical dan ekspresif karena bagian dari identitas. Ada pria yang hanya bisa hidup dengan jeans + t-shirt, sneakers atau kemeja kotakkotak klasik. Saya beserta tim redaksi hanya ingin menaikkan dua hingga tiga bar di atas kriteria ini. Karena Style itu merupakan bagian dari diri Anda, maka sudah seharusnya pria lebih nyaman untuk memilih gaya yang paling mewakili dirinya. Tanpa berusaha berpidato panjang lebar, NYLON Guys mengajak empat pria yang memiliki empat gaya unik. Tugas mereka adalah menjadi stylist satu hari dan
fotografi: Anton Jhonsen. direction: Rezaindra O.
mencurahkan pemikiran mereka untuk alternative style pria. Yes, Anda akan menemukan crop jeans, mashed up tank top dan aksesori diantara kemeja dan jaket kulit. BUT, menjadi lebih ekspresif dalam bergaya membuat pria-pria ini lebih atraktif dan berkarakter. Selain urusan gaya, di edisi ini kami berhasil mewawancara dua pria penemu Twitter yang fenomenal. Selami apa yang menjadi kesuksesan mereka dan idealisme untuk dibalik keengganan menjual produk tersebut, seberapa pun mengiurkan angkanya. Untuk membungkus edisi ini, seorang Nicholas Saputra adalah pilihan yang tepat. Baca wawancara saya dengannya secara eksklusif. Secara lebih terbuka dan spontan ia berbicara tentang dirinya saat ini dan akan datang. Apakah ia masih semenarik itu? Saya akan jawab iya, karena menurut saya seorang pria menarik dan seksi selain memilki ‘a great style’ harus dibarengi dengan ‘a great character’. Dan hari itu saya membuktikannya. Ein Halid
EDITOR-IN-CHIEF
012
letters AbeLRocks Abelito Yudha Prawir Menunggu itu paling enak dgr MP3 sambil baca @NYLONguys_IND !! make my day DCIVN Diedra C. R. Beli @NYLONguys_IND, dan @ NYLON_IND.knp gw lbh pgn bunuh diri liat barang2nya Nylon Guys щ(ºДºщ) THUMBS UP U GUYS!!!!!! isalhisalh isalhganesha waiting for @NYLONguys_IND need 2 months and reading the @NYLONguys_ IND only 2 hours cc : @NYLON_IND isalhisalh isalhganesha mencoba untuk mengeksplorasi gaya baru, siapa tau bisa masuk @NYLONguys_IND haha
nikopradana Nikodemus pradana #NR @NYLONguys_IND da kaya baca gado2, lengkap isinya. I recomend it guys! DandyPradipta Dɑndy. Hey @NYLONguys_IND why u no make a bonus for that magazine? Which is sumthin’ cool-simple-but very useful? Just askin and givin opinion. dezzlicious Desca Ardhi Yudha Pulp fictionnya @NYLONguys_IND ceritanya keren-keren! :) *salute* KaharudinFahmi Kgs. Fahmi Kaharudin The 4th edition of @NYLONguys_IND is ROCK! I do love it.
yuza_taurean maulana yuza @NYLONguys_IND suka suka suka terbitnya!!!!!...tapi suka suka suka liatnya!!!! ( ‘⌣’)人(‘⌣’ ) mikedpis michaeldwiputra i.s finally i got @NYLONguys_IND july-august edition,very hard to got it but paid w/ many cool things i found inside.. heart_bayu Bayu Purnama Baru pulang belum mandi langsung baca @NYLONguys_IND bisa2 sampe saur ini mah... Love the content.... ;) rizalarnas Muhamad Rizal Arnas @NYLONguys_IND edisi Juli-Agustus sangat bergizi isinya. Nyammm :D gregitania Gita Regitania Woohoo..!!! Foto Rio Dewanto nya @ REBELLIONIK di @NYLONguys_IND di review lho ama @elcofrebliaman di blognya cekidot http://bit.ly/qG2HcJ kikysuhyar Kiky Suhyar God. @nylonguys_ind is awesome. Full of man material. Tnx for guidin me to know fashion deeply.
illustrasi: Eko Bintang collection by Hendrik Vibskov, Spring Summer 2012
ferrypwardoyo ferry purwo wardoyo @ @NYLONguys_IND puas tuntas baca Juli/Agustus. btw, kalo majalah juara ini jadi salah satu dari 4 sekawan The Inbetweeners, siapa gerangan??? haqiachmad Haqi Achmad Waaaah edisi terbaru @NYLONguys_ IND dan @NYLON_IND bagus sekali. Pecinta film? Harus beli majalahnya! Makin bagus niiiih :)
014
letters Work it out for sexy girls more dong! -Ahmad Dahniel, Supervisor. Kapan dong kita bisa liat Nylon Guys edisi yang mengupas wanitawanita bertalenta dan enak dilihat? -Andika Irwinsyah, Vinyl Collector. Thankyu Nylon Guys, gue sekarang tau buat tattoo ke siapa rekomennya! -Bani Arbieta, Photographer
You Guys done a good job at film edition, dope! -Nedy Prasetya, Visioner. Boleh diulas bad jokes, good jokes? -Mirdad, Pianist. Yang penting mobil, mobil, dan mobil. Lokal punya dong?! -Adikara P, IT. Bagaimana kalau bahas behind the scene orang-orang fashion kayak apa. -Putra Renindra, fashion worker.
Please street style versi Indonesia, please! Kita nggak kalah hebat! -Boy Rano, Aktor.
illustrasi: Eko Bintang collection by Hendrik Vibskov, Spring Summer 2012
Optik Melawai
016
contributors
Anton Jhonsen Anton adalah fotografer dengan great sense of fashion yang peduli terhadap penampilannya sendiri. Pria pendiam berumur 25 tahun ini beranggapan bahwa semua lakilaki seharusnya bisa menjaga dan merawat penampilan apapun profesinya. Pada tahun 2008, Anton mulai memasuki dunia fotografi dan sejak saat itu ia menekuni profesi fotografer. Pekerjaan pertamanya sebagai fotografer pada salah satu media didapatnya pada tahun 2009 dan sejak saat itu namanya semakin melambung. Kontribusinya pada Nylon edisi ini dapat dilihat pada feature: We Are What We Wear.
Mita Diran Penulis yang mengagumi karya-karya Tim Burton, Wes Anderson, Stanley Kubrick, dan Charlie Kauffman ini lahir pada tanggal 16 April 1986. Kecintaannya pada sastra membuat ia menulis puisi dan syair, diantaranya adalah An Ode To Miss Siregar (Special Birthday Poem), Don’t Turn Off Your Light, Goodbye Distraction, dan Infatuation. “I don’t understand much about men’s fashion, but i agree with Barney Stinson when he tells people to suit up. Suit up, guys. Ties look good on you,” katanya saat berpendapat mengenai men’s fashion. Di edisi ini, tulisan Mita dapat dilihat pada kolom Street Style Kuala Lumpur.
Sianny Widyasari Onik rebellionik Fashion, beauty, art, dan travel adalah kegemaran fotografer wanita yang sejak tahun 2007 telah jatuh cinta pada profesinya ini. Her work is extreamly breathtaking. Kesederhanaannya dalam men-capture sebuah objek menghasilkan karya yang memukau. Memulai karirnya sebagai fotografer pada majalah fashion membuatnya sadar bahwa fashion merupakan hal yang penting, baik bagi pria maupun wanita. “Blazer, t-shirt, slim chinos, moccasin, plus attitude is a perfect combination for men,” ungkap Sianny sambil membayangkannya. www.siannywidyasari. com
Pria lulusan arsitek yang sekarang beralih pada dunia fotografi ini memiliki gaya yang bold dan fresh. Ia beranggapan bahwa fashion adalah sebuah statement. Dengan pemikiran yang out of the box membuat pria ini memiliki daya tariknya sendiri sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi yang brilliant. Dengan label REBELLIONIK, ia berhasil menumpahkan pemikirannya dan kesukaannya terhadap seni pada setiap karyakaryanya. Pada edisi ini, karya-karyanya dapat dilihat pada cover story, fashion spread, dan artikel-artikel lain. Jika masih mau melihat karya-karyanya yang lain, check www.rebellionik. com
kontributor: deschanel darmodihardjo, Nick easton, giorgi a. krisno, ka kromodimuljo, ANDHIKA MUKSIN, eko bintang, ivan adiyasa embang triwardana, muhammad asranur, aldi pagaruyung, sutra djarot, Adi tomo
Gentleman Agreement Sir Store is ready for your new gentleman look. TEKS: Maesa Nicholas Montgomery FOTOGRAFI: Onik (Rebellionik)
“One Stop Shopping”, kata-kata itulah yang keluar dari salah satu pemilik Sir Store, Ade Sulistioputra – yang digawangi juga oleh Ferad Moedahar dan Indra Dwiputra. Mendengar rencana pembukaan dari butik yang berlokasi di Gunawarman 30 ini, awalnya saya sempat ragu, jelas! Pertanyaan yang kerap muncul di pikiran saya saat itu adalah, “Apakah butik ini dapat mendandani para lelaki ‘ibukota’ dengan baik nantinya? Dan apakah saya akan melihat sesuatu yang berbeda di butik ini?”, dan ternyata jawabannya juga sangat jelas, Ya! Konsep yang diusung oleh Sir Store sebenarnya merupakan hal yang sederhana, akan tetapi tepat
018
pada sasaran. “Sir Store menyediakan koleksi pakaian bagi para profesional muda yang benar-benar masih berjiwa muda”, lanjut Ferad. Pasalnya, barangbarang yang ada di dalam butik ini memiliki fleksibilitas tersendiri, selain dapat digunakan sebagai tampilan untuk berangkat ke kantor, semua koleksinya juga tergolong kasual sehingga setelah pulang bekerja koleksinya masih dapat dipakai saat hang out tanpa menghilang-kan kesan cool Anda. Mulai dari blazer, kemeja berpola, celana panjang, sepatu hingga aksesori tersedia di butik yang berlogo dasi yang berwarna oranye ini. Mendirikan Sir Store sepertinya bukanlah hal yang sulit, karena bagaimana tidak, mulai dari memikirkan konsep hingga butik ini berdiri hanya 3,5 bulan lamanya. Dan hasilnya, istimewa. Berbeda dari butik sejenis lainnya, Sir Store mengutamakan penekanan akan detail serta material yang berkualitas pada setiap koleksi yang ditampilkannya. “Kualitas dan detail merupakan hal penting dalam menciptakan sebuah koleksi, karena dari sanalah terlihat jelas bagaimana kita menghargai sebuah desain dan brand kita”, kata Ade. Hal tersebut memang dengan mudah terlihat dari label-label yang berada di dalam butik ini. Setiap label memiliki karateristik yang menonjol serta identitas yang kuat, membuat label satu dan lainnya tidak akan saling menyaingi, justru akan saling melengkapi satu sama lain. NTRS, Thrunk, Santalum, Sober Denim, Casa Frontale, Y Label, Celepuk, Chevalier, Nordhen Basic, Maine St, The Cufflinks Store; merupakan label yang berada di bawah naungan Sir Store. Beberapa memang telah saya ketahui sebelumnya, seperti Santalum yang menampilkan koleksi sepatu yang terbilang unik dengan wing tip yang sangat nyaman ketika digunakan; serta Thrunk yang menyuguhkan koleksi kemeja dengan pola serta detail dan corak yang menarik, dan Sober Denim yang menampilkan koleksi-koleksi denim yang tidak kalah bagusnya. “Kami menyeleksi semua label itu tidak hanya berpaku pada tampilan luarnya saja, namun hingga pada tingkat kenyamanan ketika barang-barang tersebut dipakai”, tandas Ferad yang sekaligus juga menekankan bahwa label-label tersebut nantinya memiliki potensi untuk sukses di pasaran dalam negeri. Tidak diam disitu saja, para pemilik dari Sir Store ini juga memiliki gambaran
yang luas bagaimana membangun butik mereka lebih besar lagi sehingga dapat menjangkau khalayak yang lebih luas lagi, tidak hanya sukses di dalam negeri sendiri, namun dapat juga sukses di dunia internasional nantinya. “Kita akan membawa Sir Store dan memperkenalkan label-label di dalamnya kepada dunia internasional, guna menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ‘sesuatu’ di dalam industri retail lokal”, kata Ade dengan tegas. Mereka sangat menyadari betul persaingan di dalam negeri baik sesama produk lokal yang sedang berkembang belakangan ini, maupun merek-merek internasional yang sedang menjamur memiliki profil yang kurang lebih sama. Tidak dari persaingan harga, tetapi juga dari segi desain yang ditonjolkan. Menanggapi hal ini, Sir Store akan tetap pada pendirian awalnya sebagai local gentleman’s store, sehingga tidak akan hanyut terhadap arus pasar yang dapat mempengaruhi kepribadian dari merek itu sendiri. Tantangan utama bagi Sir Store adalah bagaimana membuat para lelaki dapat menyisihkan penghasilannya untuk berbelanja pakaian dan mendandani dirinya dengan benar, untuk menanggulangi persepsi tersebut Sir Store berencana untuk menciptakan lini “Madam” sebagai pasangan dari Sir yang ditujukan bagi para kaum hawa sehingga para lelaki yang malas sendirian untuk berbelanja dapat ditemani oleh teman wanitanya, pacar, atau bahkan selingkuhannya. What are you waiting for? Go and shop at Sir Store!
you don’t know pia
PRISIA NASUTION BAGAIKAN KARAKTER MYSTIQUE DI FILM X-MEN. LENTUR DAN SANGAT ADAPTIF. SHE’S ALL OVER YOU, SHE CHOOSE WHAT SHE WANTS TO BE. TEKS: PHILEA ADHANTI. FOTOGRAFI: ONIK - REBELLIONIK
“I was an athlete once.” Kalimat itu yang dikeluarkan Prisia Nasution ketika diminta menjelaskan tentang dirinya. Whoa, this is interesting! Who is she? Pia, panggilan yang disarankan olehnya sendiri, sudah dikenal dengan lakonnya sebagai aktris FTV dan debutnya di dunia modeling. Ternyata hal tersebut hanya salah satu dari beberapa profesi yang diperankannya. Masuk ke dunia modeling diartikan Pia sebagai sebuah kecelakaan. “Saya atllet pencak silat, dan beberapa olahraga lainnya, mencintai seni, dan mahir bermain piano. Tetapi kalau modeling, tidak terpikir sebelumnya untuk menginjakkan kaki saya di industri ini.” Kata Pia tersenyum. Hingga pada suatu ketika ia ditawarkan untuk mengikuti lomba modeling, entah bagaimana kriteria penjuriannya, ia menang. Setelah itu Ia langsung berprofesi sebagai model (betapa beruntungnya). Tetapi orang sering berkomentar akan postur badan Pia yang cenderung berotot dan gagah, tidak seperti model lainnya, namun perbedaan ini justru membuat Pia stand-out dari yang lain. Dan akhirnya suatu hari ia ditawarkan untuk main film, dan ternyata lebih suka di dunia perfilman. Memainkan karakter yang bukan dirinya, merupakan suatu tantangan. Disamping itu Pia juga memberikan kesempatan bagi dirinya untuk directing film. “I didn’t know I like writing, ternyata bisa dan ada kesempatan buat bikin itu menjadi sebuah film. Sayangnya belum ada kesempatan untuk di-edit, jadi belum di-publish.” Dan saat ini Pia juga merencanakan untuk membuat film yang kedua. Kecintaannya kepada dunia seni, seperti memakai oil painting, charcoal, juga sketching, disalurkan untuk membuat film ini. Film garapannya berhubungan dengan topeng, memberikan kesempatan baginya untuk mengeluarkan bakat dalam seni pahat. Ia ingin semua faktor dalam filmnya benar-benar murni karyanya. Kejutan lain yang dilontarkannya pada saat wawancara, “Saya pernah kerja di IT consultant company. Karena dulu semasa kuliah mengambil jurusan IT,” jawabnya dengan santai. This woman is so unpredictable, and definitely got something! Hal ini membuat saya terkejut seketika.
020
Paparan setiap kalimat yang digunakan Pia, membuat saya menilainya sebagai suatu pribadi yang menarik. Apalagi ketika kalimat ini keluar dari mulutnya, “Saya tidak bisa diam. Saya suka sekali traveling.” Rasa adventurous timbul didalam dirinya ketika ia dikirim untuk melanjutkan SMA di Amerika. “Saya ‘dibuang’ oleh ibu, disuruh cari teman, dan saya tidak boleh menghubungi ibu paling tidak selama setahun,” ujar Pia. Tujuannya untuk membuat Pia mandiri dan menjadi sukses. Semasa kuliah di SGU (Swiss German University), Pia sempat tinggal di Jerman dan ia memakai kesempatan itu untuk meng-explore Eropa. Buktinya sebelum pemotretan untuk Nylon Guys, Pia baru saja melakukan perjalanan backpacking keliling Jawa sendirian. “Menurut saya menyenangkan untuk mengalami kejadian-kejadian selama melakukan perjalanan. Ketika saya backpacking kemarin, saya nyasar-nyasar lalu ditangkap polisi. It was fun, I had a blast,” cerita Pia dengan menggebu-gebu. Ia pun sempat merekam dan mengabadikan semua kejadiannya. Sayangnya profesi sebagai model dan aktris membuat ia mudah dikenal masyarakat, sehingga ia tidak dapat berjalan dengan bebas layaknya orang normal. Hal ini membuat dirinya merasa tidak nyaman. Jadi sepertinya ia tidak akan lama bertahan di industri ini. “Well, I enjoy the payment,” bercandanya, “But I don’t really like affect of it.” Wanita ini benar-benar percaya diri. Ia memberikan pernyataan bahwa sejujurnya tidak ada role model dalam hidupnya. Patokan Pia adalah menjadi yang terbaik dari dirinya. Saya jadi penasaran apa misi Pia selanjutnya. President, maybe?
Foot Affair
Pvblic Affair lebih dari sekedar pelindung kaki semata. Sulung Koesuma menjelaskan bagaimana karakter seorang pria bisa dinilai dari ujung kakinya. Teks: Rezaindra O. Fotografi: Sianny Widyasari. Lokasi: Linea Plaza Senayan. Sepatu memang memiliki daya tarik tersendiri, bukan cuma untuk para wanita, karena pria pun merasakan hal yang sama. Model, material, dan kenyamanan sebuah sepatu adalah hal yang mutlak kita cari ketika akan membelinya, dan sepertinya hal itu juga yang ditawarkan oleh Pvblic Affair. Berawal dari kecintaannya dalam mengoleksi sepatu terutama sneakers, Sulung Koesuma akhirnya menciptakan sendiri line sepatu pria dengan tulisan ‘Passionately Hand Made in Indonesia’ di bagian dalamnya. “Dulu gue pernah kerja kantoran sampai akhirnya bosan dan ingin ngebikin sesuatu yang meaningful, sempat nge-band juga tapi akhirnya nggak kemana-mana waktu itu, akhirnya 2009 gue quit dari kantor dan serius untuk bikin brand sepatu,” ujar Sulung (31), mantan bassis C’mon Lennon yang sekarang juga berprofesi sebagai freelance graphic designer dan music director. Tahun 2010, Sulung
022
menggaet Yenda Handriaman untuk menjadi partnernya dalam Pvblic Affair, “Kita split tugas disini, gue lebih ke kreatifnya sementara Yenda ke urusan bisnis, strategic plan, dan sebagainya,” ujar pria berponi ini dengan gaya berbicara yang sangat ramah. Alasan Sulung memilih nama Pvblic Affair (dibaca Public Affair) adalah karena ia ingin brand ini menjadi sesuatu yang bersifat personal tapi tetap appealing buat mass market. Dan kenapa digunakan huruf ‘V’ disana? “V itu cuma sebagai twist, biar fun aja kayak Bvlgari haha,” jawabnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya Pvblic Affair akan mengeluarkan koleksi sepatu wanita, namun starting-nya dimulai dari sepatu pria karena Sulung merasa lebih mengerti selera sepatu untuk pria. “Sepatu itu bisa didefinisikan sebagai statement of attitude, without screaming too much lo bisa ngasih tau kepribadian lo dari sepatu yang lo pakai. You can judge a guy from their shoes, pretty much like that,” jelas pria yang menyebut merek Mr. Hare, Visvim, dan karya Mihara Yasuhiro sebagai favorite-nya “Building story on the products is very important,” ujarnya. Untuk itu pada koleksi pertama dari Pvblic Affair yang diberi judul Generation Why, Sulung menamai semua
sepatunya dengan karakter film yang ia kagumi. Seperti boots bernama Alex Tramp (inspired from In To The Wild), yang menggambarkan jiwa pria tangguh dan adventurous looking, Dustin (dari Dustin Hoffman di the Graduate) sebuah preppy boat shoes bernuansa 70-an, dan Tyler Durden (tokoh Brad Pitt dalam Fight Club), flamboyan chukka boots dengan sol yang keras, “Mungkin orang yang memakai sepatu ini akan risih karena bunyinya keras, tapi dengan sepatu ini begitu lo masuk ke sebuah ruangan, semua orang akan noticed lo ada disitu, dan itu adalah esensi dari sepatu ini,” jelas Sulung sambil menunjuk sepatu yang ia gunakan. Pvblic Affair sedang dalam proses pengerjaan season kedua mereka dengan desain (mendapat tambahan inspirasi dari musisi seperti sosok Jarvis Cocker) dan warna yang lebih daring, di dua workshop yang berada di Jakarta dan Bandung. Produk yang nantinya akan dijual di Linea, 707, dan Eleven (No.11), Bali ini tetap menggunakan material kulit yang berkualitas, “Kulit itu punya karakter yang bagus untuk gentlemen shoes, along the way lo pakai sepatunya they aged gracefully, semakin rajin lo semir maka akan semakin bagus. Kulit itu punya karakter!” Sebagai brand Indonesia pertama yang dijual di Linea, Pvblic Affair mendapat respon baik dari pecinta sepatu, meskipun masih ada juga yang beranggapan bahwa brand ini kemahalan (price range-nya 1,3 - 1,8 juta rupiah). “Yang mau gue tekanin disini adalah konstruksi sebuah sepatu itu sangat penting, disini gue meng-claim menggunakan Goodyear welt (sistem konstruksi sepatu terbaik yang menggunakan welting dan dilapisin cork filling yang mengikuti kontur bagian bawah kaki) dan itu beneran, lo boleh belah sepatunya, kalau misalnya itu nggak benar, gue balikin duit lo,” jelas Sulung, “I have to say, nggak semua brand lokal yang juga meng-claim hal serupa tapi pada kenyataannya enggak loh, makanya sepatu gue agak mahal,” lanjutnya. Harga memang tidak lagi menjadi pertimbangan penting ketika Pvblic Affair dengan mantapnya menghadirkan koleksi sepatu yang unggul secara model dan konstruksi hingga bisa mengangkat pride seorang pria, dan tentu saja story value didalamnya “Gue pengen orang yang beli sepatu gue punya private attachment sama produknya,” ujar Sulung sambil tersenyum.
hiruk pikuk dialami oleh creative director elliot aronow setiap harinya TEKS: CAITLIN SMITH. FOTOGRAFI: JOHN ABOUSIEF
man at work Dalam perjalanan menuju restoran Lucky Strike, menjelang sore hari yang hujan di kota New York, Elliot Aronow memberikan saya pelajaran tentang ilmu physics on stickers. Menurut dia, lem perekat cenderung melemah di atas beberapa permukaan seperti mailboxes, lamp posts dan tembok - jendela sepertinya merupakan alas yang lebih baik untuk daya tempel. Selagi berbincang sambil berjalan, tibatiba ia berhenti sebentar untuk menempelkan stiker kuning, hijau dan pink neon bertulis OUR SHOW di sekitar jalan. Itu adalah nama proyek terbaru dari pria berusia 30 tahun ini, dimana dia mewawancarai musisi, dengan atmosfir kerumunan yang intim di dalam venue rahasia. Acara itu
024
bisa disaksikan di YouTube, dan merupakan proyek sampingan yang lepas dari kesibukan utamanya yaitu situs RCRD LBL. Dibuat oleh Aronow dan temannya, Peter Rojas pada tahun 2007, RCRD LBL adalah satu dari sedikit situs yang menawarkan MP3 gratis dan legal untuk di download publik. “Kita tidak berharap menjadi suatu service,” ujar Aronow tentang situsnya, tempat yang bebas dari kritik dan reviews - hanya sebuah tempat untuk membagi musik terbaik. “Kita hanya ingin memamerkan koleksi artist yang hebat,” katanya. Semuanya berjalan lebih baik, ketika pada tahun 2008, RCRD LBL menawarkan download lagu Kid Cudi yang berjudul “Day ‘N’ Nite” - versi original
sekaligus remix dari duo DJ asal Itali, Crookers. Lagu itupun cepat menduduki puncak tangga lagu dan club hits, dan Cudi berhasil mendapat nominasi untuk kategori Best New Artist dan menyebutkan RCRD LBL sebagai salah satu platform premier untuk menemukan musik terbaru. “Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan dengan hidup saya sampai akhir kuliah,” cerita Anorow, sambil duduk dan mencelupkan kentang gorengnya ke dalam mayonnaise. “Suatu hari, saya membuka Strokes’s LP [Is This It?] dan berpikir, saya pintar berbicara, mungkin bisa menjadi publicist. Kemudian saya berpikir, siapa yang mengerjakan publisitas The Strokes? Kemudian saya telusuri perusahaannya.
Lima email sudah saya kirim, dan masing-masing ditolak. Kemudian, saya mengejar publicist mereka dan berkata, ‘Hey man, saya Elliot dari New Jersey, saya sudah menulis lima kali. Apa yang harus saya lakukan supaya bisa bekerja dengan kalian dengan gratis?’” Pertemuan itu pun berakhir dengan Aronow mendapat sebuah internship. “Itu benarbenar menunjukkan kepada saya how things really work,” ujarnya. “Dan saya tetap maju.” Beberapa orang di industri musik menjaga profilnya supaya cukup kasual, namun Aronow memilih untuk memakai jas dalam kesehariannya, dan hari ini ia dilapisi jas berwarna navy blue dari Brooklyn Tailors. “Saya menyukai ide untuk berpakaian lebih baik dari diri kita yang sebenarnya,” ucapnya. “Ide memakai sweatshirt dan Nike untuk bekerja ketika sudah berumur terlalu vulgar untuk saya.” Sikap profesional ini telah membantunya menguasai sebagian besar dari industri musik sejak perkenalannya di sebuah pertunjukkan the Strokes, segueing dari karyawan toko cd, menjadi roadie, penulis (untuk The Fader), publicist hingga entrepreneur. Pada akhirnya, koneksi yang didapatkan Aronow selama ini memenangkan kerjasama dengan Dim Mak, Fool’s Gold dan Downtown untuk memasang artis-artis mereka di RCRD LBL. “I’ve always been a person who enjoys hustling a lot,” katanya. “Saya suka melihat hal-hal aneh yang akan terjadi.” Aronow sedang menciptakan genre-specific newsletter untuk RCRD LBL, dan dia juga bekerja untuk membuat Our Show menjadi sebuah regular occurrence. Ada juga blog makanannya, Food Gold, dimana ia berbagi resep pribadi, dan memikirkan ide untuk bekerjasama membuat koleksi jas lelaki. “Saya selalu bekerja, tetapi bukan sebagai seseorang yang melihat pekerjaan sebagai hal yang negatif,” jelasnya. “Untuk saya, pekerjaan memberi alasan. Saya tidak melihatnya seperti: ‘Oh, I have to go to work...’ Saya melihatnya seperti: ‘Hey, yo- time to work.’”
Inc. Feel Good Muhammad Zaidy dan Karisma Prawira Sudarma hadir untuk menjawab ketidakbahagiaan kita terhadap sisi men’s clothing line yang belum terjamah. They bring us such a good feelings through Goodfellas. Teks: Rezaindra O. Fotografi: Sianny Widyasari.
026
Pernahkah kamu merasa bahwa men’s clothing line lokal kita belum bisa mewakili personal style kamu? Entah brand-brand itu terlalu kasual sehingga produknya hanya bisa digunakan saat bersantai? Atau malahan koleksi yang dikeluarkan terlalu avant garde, sehingga kamu bingung untuk menerapkan style tersebut. Itulah yang menjadi dasar pemikiran dari Muhamad Zaidy atau akrab disapa Eddy (26, creative director/ owner) ketika dia akhirnya came up dengan ide untuk menciptakan clothing line bernama Goodfellas (inspired by the 1990s movie with the same title). “Idenya sendiri sudah ada sejak tahun 2009, gue pengen banget bikin men’s line yang style-nya berbeda dari brand lokal yang sudah ada,” ujar pria yang memiliki latar belakang pendidikan Broadcasting & Political Studies di Universitas Indonesia ini, “Tapi baru bisa terealisasi sekitar akhir tahun 2010,” lanjutnya. Kesibukan Eddy memang cukup padat, ia telah merambah berbagai profesi di dalam industri kreatif, mulai dari menjadi produser untuk radio anak muda, mengerjakan pertunjukan teater, ikut dalam produksi film, dan menjadi crative team dari sebuah theme park. Semua dijalankannya dengan penuh semangat, termasuk impiannya untuk menciptakan Goodfellas bersama dengan teman sepermainannya Karisma Prawira Sudarma atau Kae (24, creative director/
Dari kiri ke kanan: Kae & Eddy
desainer). Mei 2011, setelah proses produksi selama beberapa bulan, koleksi pertama Goodfellas pun diluncurkan. Mengambil tema besar Rebirth of Cool, Eddy dan Kae berhasil menghantarkan serangkaian koleksi pakaian pria yang diselimuti oleh unsur simplicity dengan twist yang keren dan berkarakter kuat, terlihat dari detail, aksen, cutting-an, jahitan serta pemilihan materialnya. Kesan misterius yang mengimplikasikan sisi cool, tough, manly, mucul bersamaan dengan sisi wild seorang pria. Market demand adalah alasan lainnya kenapa Goodfellas tercipta. “Eddy itu pandai melihat peluang,” puji Kae atas kelihaian Eddy dalam mengambil keputusan untuk fokus dalam membuat men’s line. “Orang-orang lagi suka pake brand lokal yang terjangkau, dan sepengamatan kita, belum ada yang memenuhi demand kita pribadi,” ucapnya. “Semuanya berlomba-lomba bikin street fashion yang jatuhnya nggak unik lagi dan di lain pihak produknya terlalu avant garde, yang desainnya heboh. Kita nggak bilang mereka itu cukup cowok atau kurang cowok, karena fashion itu personal banget, cuman kita pingin bikin sesuatu yang wearable dan bisa digunakan banyak orang,” ujar Eddy, “That’s why kita bikin line cowo dengan desain yang mendetail, basic namun masih bisa gaya,” lanjut pengaggum Michel Gondry dan Woo Young Mi ini. “Twist memang kita berikan biar produknya tidak plain, boring soalnya kalo plain,” ujar Kae yang juga berprofesi sebagai seniman / desainer produk lulusan Industrial Design, Institut Teknologi Bandung ini menambahkan. Ditengah pengerjaan koleksi ke-dua Goodfellas (yang mengangkat elemen winter fashion) yang akan segera diluncurkan dan dijual secara eksklusif di The Goods Dept., Eddy dan Kae merasa perlu menambahkan sentuhan wanita dalam pengerjaan labelnya ini dan mengajak Bonnie Natasha Arif (desainer/ business partner) sebagai bagian dari mereka, “Kita ngajakin Bonny untuk nutupin segala kekurangan kita sejauh ini. Walaupun ini brand pria, tipikal wanita yang rapih, detail, jago milih material dan ngatur flow bisnis dari Bonny diperlukan disini.” Selain itu, keduanya juga menyebutkan bahwa rencana kuliah S2 mereka ke luar negeri dalam waktu dekat ini adalah bagian dari long term plans, “Kita sama-sama
mau berangkat S2 ke Paris dan New York, sekalian memperlebar sayap Goodfellas disana. Di Paris tuh ada Capsule, yang kayak Brightspot disini, mereka open untuk semua brand, mudahmudahan saja kita bisa masuk situ juga nanti,” jelasnya. Goodfellas merasa kalau saat ini belum waktunya untuk bagi mereka untuk membangun sebuah toko, sekarang mereka lebih fokus pada perluasan jaringan dari line ini. “Dari segi bisnis, buka toko dari belum tentu akan menguntungkan, jadi lebih penting bagi kita untuk mendistribusikannya di tempat yang cocok dan pantas,” ujar Eddy, yang telah mendistribusikan Goodfellas ke beberapa tempat seperti di Happy Go Lucky (Bandung), The Project (Makassar) dan tentu saja The Goods Dept. untuk koleksi berikutnya. Penyebaran yang cukup meluas, ada alasan tertentu untuk hal ini? “Kita pengennya ini bukan jadi konsumsi anak Jakarta saja, kita pengen ngembangin ini sebagai brand yang tidak segmented, bisa dipakai sama semua orang dimana saja. Kalau lo suka lo bisa pakai,” jawab Eddy spontan.
Get Grooming This!
John Varvatos Zip Combat Boot
tempted by them
[news]
028
Rasanya sulit untuk tidak tergoda melihat koleksi terbaru SWATCH dengan KidRobot. Jarang kita menemui sebuah jam tangan yang memadukan lifestyle dengan art dengan baik - dimana kita terbiasa dengan bahan kulit coklat, karet hitam atau stainless steel. Setelah melihat delapan jam tangan yang dikeluarkan, ingin sekali saya memiliki masing-masing modelnya yang berbeda. Namun, bukan hanya untuk mendapatkan jam tangannya saja, tetapi sekaligus mengoleksi setiap customized mainan Dunny yang merupakan figur kelinci ikonik terkenal dari iringan nama KidRobot. Mainan tersebut sudah tidak asing lagi bagi para pelaku seni yang berbeda. Maka itu, koleksi SWATCH dan KidRobot merupakan hasil kolaborasi bersama delapan artis ternama, dengan keunikan masingmasing. Misalnya seperti desain dengan print camouflage atau bahkan silikon hitam yang memiliki aksen simpel namun unik. Walaupun permainan warna yang terang membuat koleksi ini berani dan menarik, jam tangan ini jauh terlihat over-the-top, tanpa bisa membuat busana terlihat heboh. Kedatangan mereka dalam outlet SWATCH benarbenar ditunggu! Let art live for fashion! www.swatch.com
Tambahkan sedikit warna dalam busana fall-wintermu! Warna gradasi hitam dan merahnya membuat sepatu ini unik dan surprisingly, maskulin. Nyaman dan hangat, ini patut masuk ke dalam daftar wanted item-mu! www.barneys.com
TRAVEL WITH STYLE Sepertinya semua orang bermimpi ingin bepergian ala jetsetter, namun semewahnya trip mereka, tetap saja didampingi oleh luggage yang tidak memuaskan. Koleksi terbaru dari TUMI bisa dibilang sebuah kesuksesan, yang mampu memenuhi persona pria yang berbeda. Paduan bahan yang unik dengan kualitas terbaik menonjol dari desain produk yang inovatif. Walau terbiasa dengan koper berwarna hitam, TUMI menggunakan earthy rich colors yang modern namun tetap versatile, seperti di koleksi Alpha yang menggunakan brick red, olive green dan mud brown. Selain modelnya yang beragam, kapasitas untuk menaruh barang pun tidak kalah banyak travel essentials yang bisa dimuat dengan praktis kedalam koleksi baru ini. Teruskan gayamu bahkan disaat perjalanan yang hectic!
Mulberry Barnaby Leather Messenger
Kulit memang sebuah bahan yang bisa membuat semua barang terlihat ekslusif, seperti tas selempang berikut yang dilengkapi gold hardware dan ruang muat dengan kapasitas tinggi! www.mrporter.com
COSMIC BOY Givenchy Faux Snakeskin Billfold Wallet
Siapa sangka animal print bisa terlihat simpel dan tangguh? Warna hitam matte-nya bisa senantiasa menjadi dompet klasik yang tahan lama. Sedikit perubahan dari dompet yang biasa. www.barneys.com
Burberry Brit Farlow Hooded Parka Coat
Di musim dingin mendatang, persiapkan busana travel-mu dengan membawa sedikit terang to warm up your fashion. Walau warna yang mencolok, hijau ini terlihat sangat subtle dan mampu menghangatkan suasana. www. burberry.com
Nama Cosmic Jeans sudah tidak asing lagi di kalangan fashionista muda tanah air. Brand asal Bandung yang sudah berdiri sejak tahun 2001 ini kembali dengan koleksi baru bersama David Bayu. Dengan imej produk yang stylish dan profil David yang antusias kepada fashion movement, datanglah koleksi baru DAVIDBAYU JEANS SERIES.
Sepertinya koleksi baru Cosmic ini mencerminkan personil vokalis NAIF yang terkenal modis dan energetik. Menggunakan bahan terbaik dan teknik craftmanship top notch dari Indonesia sendiri. Tidak tertinggalkan bonus logo ilustrasi dan guitar pick khusus didesain oleh David sendiri. Lagi-lagi sebuah kolaborasi sukses yang meningkatkan desainer muda Indonesia, yang mampu menyatu profil musik dengan mode.
teks: gabrielle afandi. fotografi swatch: milik swatch, tumi milik tumi, cosmic milik cosmic
Sony Ericsson Xperia phone Generasi Xperia™ dari Sony Ericsson, mempunyai dua tambahan model baru; Xperia™ Mini dan Xperia™ Mini Pro. Smartphone ini dilengkapi dengan teknologi terbaru dengan
platform Android dari Google. Kamu juga bisa menangkap foto dan video kualitas tinggi dengan layar kaca Sony dan perekam video HD (720p)!
Panasonic LUMIX GF3
Dengan berat kurang lebih 200g, GF3 merupakan kamera system teringan dan tertipis, walau dengan built-in flash. Teknologi warna yang cerah tidak hanya terlihat dari foto saja, fitur videocamnya mampu menampilkan gambar tajam. Jangan lupa untuk mencoba lensa 3D yang kompatibel dengan kamera ini.
ImageLab Gateway ID Instant Slide Scanner Notebook [news]
030
Bukan hanya sekedar notebook, namun bisa juga menjadi pusat hiburanmu dengan LCD HD Ultrabright™ untuk layar yang leluasa dan jernih. Notebook yang ringan dan tipis ini juga dilengkapi multigesture trackpad.
Bagi yang mempunyai hobi fotografi dengan metode manual, pasti telah mengetahui betapa susahnya mencetak film negatif. Scanner ini mampu melakukan itu semua dengan mudah, dan mengubah foto yang sudah di scan menajadi data yang bisa langsung dibuka di komputer. www.imagelab.us
teks oleh: gabrielle afandi & philea adhanti fotografi panasonic: milik panasonic, gateway: milik gatewat, imagelab: milik imagelab, sony ericsson: milik sony ericsson
even better than the real thing? experience nylon on your ipad
INDONESIA
INDONESIA
To read Nylon Indonesia magazine on your Ipad, please go to App Store to download SCOOP digital magazine reader not for girls.
Rider’s Need
Think Thrunk [news]
Tentunya bukan suatu hal yang baru bagaimana seringkali baju menswear terkesan mirip satu sama lain. Sulit untuk mengubah suatu classic item menjadi sesuatu yang unik, tanpa menghilangkan imej maskulin - apalagi di saat fashion berkembang di tanah air. Tapi hal itu sepertinya tidak berlaku untuk brand terbaru, THRUNK Collection. Dengan cepat produknya mulai dikenal dan digemar oleh fashionista lokal karena gaya yang effortlessly suave. Lihat saja kemeja “The Penguin Gun” dengan kerah unik berbentuk v-neck dan aksen pleats. Begitu juga dengan “The Advocate” yang memadukan dua warna dalam satu kemeja. Tidak perlu lagi berlebihan untuk terlihat stylish, karena produk THRUNK yang simpel dan unik, mampu mengubah busana menjadi lebih berbeda. Ada juga berbagai macam Toxies yang merupakan boxer andalan merk ini. Dengan fitting yang top notch dari setiap produknya, it will make any man, look even more of a man.
Hobi sosial anak bangsa mulai meluas dalam berbagai hal unik, salah satunya merupakan sepeda fixed gear yang baru-baru ini menambah peminat. Tentunya kita mengenal bagaimana susahnya membawa barang saat bersepeda keliling kota, sedangkan kebanyakan tas tidak di desain memenuhi spesifikasi hobi yang satu ini. Untung saja koleksi “Ride” dari SETH & EDITH memadukan konsep klasik dan modern untuk mengeluarkan two-tone messenger bag-nya yang
MARCOPOLO’S TREASURE
Voyej diambil dari kata voyage yang berarti sebuah perjalanan yang ditempuh dalam waktu panjang. Dalam jangka waktu itu, dompet
032
dikhususkan pagi pengguna sepeda. Tas ini ‘menempel’ pada punggungmu namun dengan strap layaknya sebuah tas selempang. Bersepeda dalam segala waktu dan cuaca tidak perlu khawatir, karena tas ini dilengkapi oleh reflector line berwarna kuning neon dan silver yang menyala pada malam hari. Selain itu, pelindung internal yang terbuat dari bahan waterproof menghambat masuknya hujan dan kotoran. Sepertinya tidak perlu melihat lebih jauh lagi untuk memaksimalkan pengalaman bersepeda dengan fixed gear! Lebih lagi dengan pilihan empat warna, tas ini memenuhi gayamu yang berbeda. www.sethandedith.com
teks: gabrielle afandi, fotografi thrunk: onik - rebellionik, model: andrew sjarief fotografi voyej: milik voyej, seth & edith: milik seth & edith
koleksi brand asal Jakarta ini dengan uniknya berubah dalam aspek warna dan bahan karena kulit nabati natural yang unik. Lain halnya dengan dompet biasa, Voyej leather gets better with age. Begitu juga daya tahannya dengan jahitan
yang menggunakan cow tendon daripada benang nilon, jadi jangan khawatir dengan kualitas yang justru akan membaik seiring dengan waktu! Dengan sendirinya, warna kulit yang muda dan kaku akan berubah menjadi supple tan. So start your journey dan lihat sendiri perbedaan one of a kind dengan Voyej. www.voyejstore.com
plaza indonesia
Cool Kids On the Block
[news] Dunhill, salah satu brand rokok kenamaan dunia baru saja meluncurkan produk unggulannya yang bernama Dunhill Switch. Produk premium ini mendedikasikan sebuah pengalaman berkesan untuk para konsumennya, dimana mereka diberi kuasa untuk memilih/mengganti rasa dalam menikmati rokok ini, bisa dengan regular full flavor, light menthol ataupun kedua-duanya hanya dengan menekan D-button pada bagian puntungnya. Konsep inilah yang juga menjiwai perayaan launching Dunhill Switch yang digelar pada tanggal 28 Juli 2011, di Bistro Boulevard, Jakarta. Mulai dari dirancangnya pintu masuk berupa dua terowongan terpisah berwarna hijau dan hitam, shooters sebagai
034
YOU’VE BEEN SWITCHED
world renown brand, Converse, beberapa waktu lalu mengadakan selebrasi atas kedinamisan dunia anak muda dengan menggelar sebuah event bernama Converse Block Party. Tepat di tanggal 18 Juni 2011, sebagian besar area Epicentrum Walk diubah menjadi sebuah distrik urban yang mengumpulkan berbagai aktifitas dari anak muda jaman sekarang. Area skate park, street ball, street dance, street art, hingga panggung konser (yang dimeriahkan oleh Rock n Roll Mafia, teenage Death Star, Hollywood Nobody, Fever To Tell, Stereocase, dan masih banyak lagi) digunakan untuk memperkenalkan ke-eksis-an komunitas yang
ada. Bukan untuk saling showoff, tapi Converse bermaksud untuk mempersatukan, sehingga bisa saling menghargai keunikan masing-masing. Weekend itu, generasi muda Indonesia semakin mantap mengukuhkan identitasnya sebagai generasi yang cool dan creative.
welcome drink dengan warna yang serupa juga dan sajian makanan yang lagi-lagi mengandung dua warna tadi (and surprisingly it taste very good). Setelah hiburan musik dari the string quartet di lantai dasar, pengunjung kemudian digiring ke lantai dua untuk memulai main show-nya, dimana Dunhill menunjuk lima orang creative entrepreneurs yaitu Barli Asmara, Michelle Worth, Priyo Oktaviano, Nina Nikicio, dan Soetjipto Hoeijaja untuk menginterpretasikan
teks: Rezaindra o. fotografi Converse: milik Converse, Dunhill Switch: milik Dunhill
kembali arti dari “Switch on Imagination” dalam karya mereka masing-masing. Bukan itu saja, dentuman musik dari DJ Hogi dan performance dari Jakarta Broadway Team sukses menambah semarak party malam itu. From that moment, we’ve officially been switched by Dunhill.
Get Grooming This!
Clinique Men Scruffing Lotion
Shaver
PHILIPS SensoTouch 3D Perfume
LACOSTE Essential Sport
[news]
Mengikuti reputasi LACOSTE Essential, lahirlah wewangian pria LACOSTE Essential Sport yang memegang nilai kebebasan, maskulin namun santai. Aromanya memberikan energi positif, ditambah lagi sensasi kesegaran dari elemen es-nya yang dingin. Campuran aroma yang unik membuat wewangian ini berbeda dari yang lain. Lepasan citrus yang terdiri dari grapefruit, bergamot dan tangerine memberikan rasa segar dan energetik. Sensasi dingin didapat dari paduan frosted ginger bersama dengan deep marine notes. Serasa seperti menyeburkan diri di air, wewangian ini membuat priapria LACOSTE yang memikat, lembut, dan sensual namun tetap maskulin. Esensi Sport tidak hanya tercermin dari aromanya saja, packaging dengan ikon buaya yang khas dan warna biru es kembali mencerminkan profil yang segar dan sophisticated. Tidak heran jika LACOSTE memilih Antoine Auriol, seorang model dan pemain kite surfer kelas dunia untuk membintangi campaign ini - dimana ia meloncat kepada langit biru, dan memberikan perasaan ringan dan berkelas. Secara fisik, Auriol mencerminkan etos wewangian ini dengan kemaskulinan, kepercayaan diri, fokus namun tetap santai dan tenang di dalam gaya pikirnya. Inilah profil yang tertangkap dalam sebuah botol LACOSTE Essential Sport, dengan sensasi yang unik, namun tetap melepas aroma pria yang cool.
Ketika mendengar kata shaving, hal yang langsung terpikir adalah iritasi, lama dan merepotkan. Bahkan dengan adanya pencukur elektrik pun, terkadang tidak cukup. Tapi pencukur terbaru dari PHILIPS bisa saja mengubah gambaranmu terhadap mencukur. Bisa dibilang, bentuk pencukur terbarunya, SensoTouch 3D, sungguh futuristik - tiga lingkaran yang mencukur berdasarkan circular motion. Namun yang terpenting dari pencukur ini adalah kemampuannya untuk mencukur rambut dengan sempurna - setiap lingkaran memiliki tiga track tertentu untuk panjang rambut yang berbeda. Iritasi pun hilang dengan SensoTouch 3D ini, yang dikenal sebagai pencukur skin friendly. Fitur GyroFlex 3D Contour-nya memudahkan pencukur mengikuti bentuk wajah dengan sempurna untuk menghindari iritasi yang seringkali terjadi. Tapi pengalaman shaving experience anda tidak hanya berhenti disitu. Seperti yang sudah diketahui, pencukur elektrik pun perlu perawatan untuk mengganti batere dan dibersihkan. Charging dock yang sekaligus dilengkapi dengan Jet Clean System dijamin akan memudahkan perawatan dengan sistem otomatis. Terdiri dari tiga setting pembersihan, mulai dari auto, eco sampai tingkat intensif. Dengan SensoTouch 3D, tentunya mencukur bisa menjadi hal yang menyenangkan dan canggih.
Lancome Men High Definition Shave Foam Untuk cukuran yang precise, gunakan foam ini guna menyiapkan kulit dan menghindari iritasi yang sering terjadi saat pencukuran. Kulit terasa lebih lembut dan nyaman - bahkan bagi pemilik kulit yang sensitif. Wewangian citrus kayunya sangat maskulin dan segar, namun menggoda.
036
teks oleh: gabrielle afandi, fotografi lacoste: milik lacoste, lancome men: milik lancome men, philips: milik philips.
Hilangkan kulit kusam dan exfoliate sehabis mencuci muka! Selain beraksi sebagai toner, produk ini juga lansung ditargetkan secara efektif pada kulit guna menghasilkan kebersihan dan kecerahan yang maksimal. Tersedia dalam 4 kekuatan yang berbeda yang cocok untuk setiap jenis kulit.
Clarins Men Ab Firming Body Toning Gel
Gel unik ini menstimulasikan pembakaran excess body fat, juga membantu usaha anda di gym agar terlihat lebih cepat dan maksimal! Kulit terlihat lebih kencang dan bentuk tubuh pun lebih terdefinisikan!
Shiseido Energizing Formula
Gunakan setelah mencuci atau mencukur muka, sebagai pelembap ringan yang memiliki sensasi segar untuk membantu menghilangkan fatigue. Kandungan antioxidantnya melawan efek buruk lingkungan terhadap kulit anda.
Verdon Outdoor Moisturizer
Sesuai dengan namanya, pelembap ini tahan digunakan untuk aktivitas berolahraga maupun berenang! Dengan SPF 30-nya, wajah pun terlindungi dari sinar UV dan pengaruh buruk diluar ruangan.
Filmstrip
Heartbeats Xavier Dolan boleh saja berumur 23 tahun namun karya terakhirnya, Heartbeats (Les Amours Imaginaires), merupakan film dengan tema sederhana, ia mampu menyentuh sanubari penonton. Film yang terpilih dalam seleksi Un Certain Regard di Cannes Film Festival 2010 lalu menceritakan kisah cinta diantara dua sahabat yang pada ujungnya merenggut arti dari sahabat itu sendiri. Akibat dari wajah yang tampan dan sifat keluguan yang tak terelakan oleh Nicolas (Niels Scheinder), Francis (Xavier Dolan) dan Marie (Monia Chokri) berkompetisi mendapati pria tersebut sampai merelakan
gengsi dan harga diri mereka hanya demi sebuah cinta. Mengapa film ini terpilih, banyak unsur sinematografi menjadi juara disini. Simak saja bagaimana Xavier menciptakan adegan demi adegan yang mengandalkan bahasa gambar. Tidak perlu banyak berbicara namun penggambaran yang mendekati sempurna, film ini dekat dengan kehidupan seharihari bagaimana seorang manusia sedang jatuh cinta. Karya anak muda yang brilian, stylish, digabung dengan pendekatan mini kata dan kerapuhan. Kritik mengatakan film ini adalah
a mixture of irritation.
euphoria and
108 Ways to Transform a T-Shirt.
[news]
Do It Your Self. Dari judulnya kita sudah dapat mengirangira, maksud dari buku ini, yaitu 108 cara untuk mengubah sebuah T-Shirt. Dalam buku ini, kita dijelaskan bagaimana mengkonstruksi ulang, atau mendesign ulang T-shirt kita sesuai dengan gaya kita. Disini juga diajarkan bagaimana untuk memotong yang benar, menjahit, dan akhirnya memadukan semuanya menjadi sebuah T-Shirt sesuai dengan hati kita. Terdapat 100 projek (plus 200 variasi di dalamnya) untuk meng-custom tank top, baju atasan, bahkan menjadikannya sebuah tas tangan. Tenang, dalam buku ini, tidak diperlukan menjahit semuanya, bahkan dengan gunting saja, anda sudah bisa membuat sebuah pakaian.
Dogtooth 038
Bookmark
Ketika usai menonton film ini Anda akan berpikir, ide dari manakah mereka menciptakan sebuah film yang dapat blows audience mind. Sepanjang film penonton dibawa ‘terganggu’ dengan konsep hidup suatu keluarga yang dapat dikatakan sangat ironis dan tragis. Dogtooth menuai penilaian yang beragam aspek. Originalitas yang terpampang di film ini membawa suatu ide segar ke dunia perfilman. Mengapa? Sang sutradara
Yorgos Lanthimos dan penulis Efthimis Filippou menggarap kehidupan keluarga yang tinggal di pinggir kota membuat pagar tinggi agar ketiga anaknya tidak pernah keluar dari rumah. Pendidikan dan aktivitas total dikarang sendiri oleh orang tua mereka. Jadi apapun itu bentuknya bisa menjadi salah besar dalam pengartian. Bahkan seekor kucing saja bagi mereka adalah makhluk yang ganas. Namun anak ketiganya yang seorang pria membu-
teks dogtooth dan heartbeast oleh: khiva iskak, bookmark oleh: stephanie susanto
tuhkan kebutuhan biologis, untuk memberi kepuasaan, saudara perempuannya lah yang menjadi korban ini. And they’re thinking its fine to do it. Dari sinilah asal mula kekacauan yang terjadi. Film ini telah masuk nominasi Oscar untuk Best Foreign Film 2010. Film ini patut untuk diacungi jempol untuk keberaniannya, dan perlu untuk ditonton bagi yang gemar ide cerita yang gila dan baru.
Watches for tide lover. Deskripsi inilah yang pantas untuk menjelaskan jam tangan keluaran terbaru dari Nixon. Nixon kembali meluncurkan generasi terbaru yang ditujukan khusus bagi Anda yang menyenangi olahraga air. Bentuknya yang beragam dan warna yang eye catching sulit untuk menolak jam tangan super cool ini. Terdapat tiga jenis dari tide watches ini yang wajib kamu miliki, The Outsider Tide, The Housing,
dan yang terakhir dan yang paling disukai adalah The Lodown. Namun, yang membedakan dari jam tangan lainnya adalah jam tangan ini dapat memberikan informasi mengenai arus dan ombak di lebih dari 200 pantai. Selain itu, tide watches ini dapat menghitung ombak dan memperediksi datangnya arus dan ombak. You’ve got all the information you need in your own wrist.
The Outsider Tide The Outsider Tide memiliki kelebihan yakni water resistant sampai kedalaman 100 meter dan dilapisi oleh polycarbonate dan stainless steel. Dibuat untuk tahan terhadap arus dan ombak karena terdapat campuran kristal pada bahannya. Fitur lainnya yang menarik juga terdapat pada jam tangan ini, yakni dual time, alarm, countdown timer, dan lampu. Memiliki ukuran 49.25 x 48.25 mm dengan karet berbahan polyruthane serta lapisan stainless steel dengan lebar 28 mm untuk band-nya. Bentuknya bulat sangat cocok untuk tampilan sporty.
The Lodown
If you want to look cool, wear The Lodown! The Lodown adalah jenis tide watches dari Nixon dengan tampilan futuristik tanpa meninggalkan tampilan sporty. Sama seperti The Outsider Tide dan The Housing yang memiliki kemampuan lebih untuk tahan pada arus dan ombak karena kristal acrylic-nya, The Lodown memiliki keunggulan yang menonjol dalam segi desain serta memiliki perpaduan antara bahan polyurethane dan stainless steel untuk tali jamnya.
The Housing
Sama seperti The Outsider Tide, The Housing juga memiliki kemampuan yang dimiliki oleh The Outsider Tide. Masih menggunakan kristal untuk menahan arus dan ombak, namun perbedaannya terletak pada bentuk dan ukurannya. The Housing memiliki tombol ABS dan berukuran 36.50 x 40.50 mm dengan tali yang terbuat dari silicone dengan lebar 21.50 mm. Desain jam yang sophisticated dan simpel serta dengan bentuk kotak cocok dipakai untuk acara outdoor atau semi formal.
teks: nia tantri, fotografi: eksklusif milik nixon.
NIXON TIDE WATCHES
volume 2
Main
article
:
2 Cents on Jailbroken Ps3 Simsalabim, tidak ada teknologi yang tidak bisa dibongkar. Apa yang tadinya mahal, sekarang jadi murah. Ingat beberapa waktu lalu bajakan Ps3 masih sekedar mimpi sebagian besar dari kita? Well, berbahagialah.. Kini mimpi itu telah menjadi kenyataan, tentunya dengan beberapa konsekuensi. Dahulu tidak mahal untuk menebus hobi gaming di Indonesia sewaktu bajakan marak dari era Playstation hingga ke era Ps2. Rasanya hampir tiap minggu penulis membeli game baru di toko maupun di lapak2 pinggir jalan. Dengan kisaran harga Rp. 8.000 – Rp. 10.000 perkeping, rasanya dunia gaming jauh dari kata mewah. CD tidak terbaca? Tinggal beli baru saja. Beli 10 CD? Bonus 1 CD. Sampai-sampai ada beberapa game yang hanya dimainkan sekali saja karena terlalu banyak yang dibeli. Lalu datang Ps3. Pada awalnya, konsol canggih ini dijual dengan harga yang cukup tinggi, hingga segelintir gamers dengan kantong tebal saja yang mampu menikmatinya. Belum lagi game-nya yang pada awal-awalnya dijual seharga hampir 10 kali lipat harga bajakan Ps2. Setelah menanti kira - kira 3 tahun setelah Ps3 dirilis, akhirnya mampu “dibajak� juga. Kini tidak lagi game bajakan diduplikasi per keping, melainkan menggunakan kopi digitalnya. Agar Ps3 mau membaca kopi data game tersebut dibutuhkan proses jailbreaking, yaitu proses memodifikasi firmware pada Ps3. Keadaan abu-abu yang menyenangkan ini membuahkan senyum untuk khalayak gamers di tanah air. Harga konsol canggih ini sudah berdamai dengan calon pembelinya. Dewasa ini, hampir tiap toko game menawarkan Ps3 yang telah di-jailbreak dengan hard disk eksternal tambahan yang menampung game pilihan para pembeli. Konsekuensinya? Pengguna Ps3 yang di jailbreak sebenarnya menanggung kerugian yaitu absennya konektivitas internet dan layanan PSN dari konsol mereka, artinya, tidak bisa berinteraksi secara online, tidak bisa berbelanja content, themes, icons, dan lainlain. Pilihan akan selalu berpulang kepada masing-masing gamers. Jailbroken Ps3 mungkin lebih cocok dengan budaya gaming di tanah air. Namun perlu diingat kalau game adalah karya yang pembuatannya tidak mudah, seringnya tidak murah dan tidak sebentar. Ada baiknya jika kita bertanya kepada diri kita untuk memilih mana yang diprioritaskan? Kualitas penuh game? atau kuantitasnya?
040
konsol wii u Upcoming 1 :
Wii U Nintendo mengumumkan konsol terbaru pada 3 Juni 2011 lalu bernama Wii U. Wii U adalah konsol pertama nintendo yang memiliki output 1080p. Yang unik pada konsol ini adalah controller-nya yang memiliki layar sentuh dan kamera selain tombol joystick pada umumnya. Kelebihan controller ini adalah gamer dapat
melanjutkan permainan dari layar besar ke layar controller. Wii U akan bisa memainkan game Wii dan bisa menggunakan perangkat Wii terdahulu seperti remote dan balance board untuk kontrol tambahan. Wii U disinyalir akan ditargetkan kepada core gamers, jadi harapkan pengalaman HD gaming yg menantang dan dalam dengan kontrol yang unik 2012 nanti dengan konsol ini!
(gaming) teks:
ADI TOMO
Zelda
wii
U
demo
controller wii u
Upcoming 2 :
Modern Warfare 3 Siapa gamer yang tidak menunggu game yang satu ini? Franchise yang disebut sebagai coca-cola-nya dunia video game ini mampu menghadirkan kerasnya medan perang dengan cerita ala Blockbuster Hollywood sekaligus sebagai olahraga yang menantang pada multiplayer-nya. MW3 melanjutkan cerita Modern Warfare 2 yang bertema Perang Dunia 3 di kotakota besar dunia seperti New York, Paris, London, dan lain-lain. Tetap dengan formula single player lama yang sudah akrab dengan gamers, MW3 menawarkan daya tarik sesungguhnya di multiplayer-nya, salah satunya spec ops, yaitu; 2 player coop survival dimana pemain dan rekannya akan dihadapi kepada kepungan musuh tanpa henti seperti zombie mode di COD black ops. Cant wait for this one!
041
space invader:
dan gurih yang ada tidaklah artifisial, karena fakta yang menarik dari Munchies adalah mereka tidak menggunakan msg melainkan herbs yang menjadi andalan mereka. “Iya memang secara dimasak akan lama, tapi kami lebih mementingkan kesehatan dan kreatifitas agar dapat dinikmati sekaligus.” KHIVA ISKAK Gandaria City Mall Groundfloor Mainstreet MG- 16 021-29053076 @munchiesbistro
Banyak orang berkata bahwa sandwich sangat diragukan untuk pengganti makan siang? Tidak untuk Munchies! Porsi yang besar, lengkap dengan isi kentang serta salad mampu menjadikan sandwich sebagai menu pengganti makan siang apabila Anda bosan dengan menu yang ada. Awal dibentuknya Munchies ialah konsep dari craving for snacks, maka dari itu salah satu pemilik Munchies ini, Hamid Sugianto ingin mengemas ‘place to eat anytime’. “Saya memang gemar
makan juga, jadi saya ingin menghadirkan makanan yang cepat, sehat dan tentunya mengenyangkan,” jelasnya. Munchies mempunyai dua juara sandwich-nya, yaitu Farmhouse dengan isi beef steak serta mozzarella yang lezat. Keunggulannya disini adalah ketebalan daging dan cara memasak yang membuat rasa dan kepuasaan menjadi seimbang di mulut Anda. Kedua, yaitu Beef Smitzel dengan isi daging yang di marinate bersaus pedas (sangat menyambung lidah Indonesia). Kelembutan
[news]
Hunger Is Not Friendly! FEELS LIKE HOME
042
Di keramian Kemang setiap harinya pasti membutuhkan tempat yang tenang, murah, dan nyaman. Never Been Better mempunyai Kriteria itu semua. Kafe yang berkonsep industrial ini mewarnai kebosanan yang ada, it’s pretty interesting, karena ketika kita masuk, Anda dibawa kedalam
nuansa yang berbeda. Ashni Sastrosubroto, salah satu pemilik kafe ini sangat menyukai apapun yang berhubungan dengan kuliner, awalnya dari lantai bawah yang kosong diubah menjadi kafe yang serbaguna, “Kami ingin menciptakan kafe yang bersahabat, bisa digunakan seperti menonton
bersama, temu kangen, bahkan private party sekalipun,” jelasnya. Awal maret lalu ketika resmi dibuka, kafe ini langsung menghadirkan tujuh light meals, 11 main course, tiga dessert, serta 17 jenis minuman. Never Been Better mengandalkan Nasi Goreng Hijau dan ditemani oleh Limun
Timun yang selalu menjadi favorit pelanggan. Tidak ketinggalan, Crispy Ice Cream yang nikmat sebagai penutup. “Jangan lupa kalau datang dan follow serta tweeting tentang kita akan mendapat healty snack.” Jadi, tunggu apa lagi? KHIVA ISKAK Jl. Kemang Selatan no 31 0212725445 @nevbeenbetter
fotografi munchies & never been better: ka kromodimuljo
(chow)
MEAT U ALIVE It’s good to be vegan, but it’s nicer to be carnivore right? Lupakan sejenak diet yang dijalani, terkadang kita memang perlu untuk mengkonsumsi daging demi kepuasan lahir dan bathin, terutama daging berkualitas dengan rasa dan penyajian yang juga berkelas. Outback Steakhouse, a casual American Dining destination with a Australian Outback ambiance yang sudah menyajikan keunggulan menu steak-nya selama 10 tahun (semenjak Desember 2001) bisa menjadi pilihan bersantap itu. Restoran franchise asal AS ini terus menyajikan sajian berkualitas lewat pemilihan daging sapi premium import yang diolah dengan tujuh belas bumbu rahasia serta teknik masak dan penyajian yang memenuhi standar internasional. You should try their
signature Seasoned & Seared Prime Rib Steak yang sangat tasty, juicy, dan mengenyangkan. Price range menu-nya (IDR.50.000 – IDR.280.000) memang tidak terlalu murah, but the price is worth every penny here! Citarasa hotel berbintang, bahan baku berkualitas serta suasana restoran yang warm dan intimate akan menciptakan sensasi bersantap yang tak terlupakan. Satu hal yang paling kami senangi dari Outback Steakhouse adalah, mereka menerapkan motto No Rules, Just Right! “We accommodate customer request for changes from menu as much as we can. Apapun yang diminta sama customer, selama masih bisa diakomodir maka akan diberikan,” ungkap Edo Afrianto, Managing Partner dari Outback Steakhouse-Ratu
Plaza. Dan ketika daging saja kurang memuaskan selera bersantap kamu, coba kombinasikan itu dengan seafood yang fresh, Outback menawarkan 2 menu baru kali ini yaitu New Perfect Combination, yaitu Sirloin & Shrimp (in one plate) dan Lunch Special Menu, dengan beberapa pilihan seperti Sizzling Sirloin, Crispy Shrimp Cesar Salad, Pasta Primavera, Aussie Chicken Tenders, BBQ Chicken Quarter atau Fish and Chips , dengan memesan salah satu main course tersebut kamu akan mendapatkan Cup of Soup dan bottomless soda atau Virgin Mango Darned dengan hanya menambah IDR. 5.000 saja. REZAINDRA O. OUTBACK STEAKHOUSE. Ratu Plaza Shopping Center & Pondok Indah Mall 1- Jakarta. www.outback-sea.com
cooking class Sebuah brand seperti Marks & Spencer tentunya dikenal dengan bajunya yang menarik dan wearable. Setelah mendapat undangan kepada salah satu acaranya yang terbaru, siapa sangka kalau acara itu jauh membahas baju, namun merupakan sebuah demo memasak guna me-relaunch produk makanannya. Malam itu, space outdoor mal Central Park diadoni tenda yang megah ditengah-tengah. Nylon Guys disambut dengan ramah oleh tim Marks & Spencer lalu mendapat posisi duduk di kursi front row, tepat didepan panggung pantry sang juru masak yang sedang melakukan demo. Suatu keuntungan bagi kami ketika chef Winnie Giwangkara mulai memasak, aroma setiap bahan yang sedang dipersiapkan tercium tajam. Appetizer pertama meru-
pakan Messicani Pasta Salad, yang ditata ke dalam belahan tomat dengan udang kecil di pinggirnya, juga tidak lupa tambahkan chip sebagai pelengkap rasa. Hidangan main course spektakuler yaitu Tomato & Porcini Mushroom Chicken Breast with Potato Rosti. Menu sehat yet mouth-watering memiliki harmonisasi yang pas dilidah. Disusun bertumpuk tanda sang pencicip disarankan memakannya bersamaan dan hasilnya sungguh memuaskan. Pagelaran makanan yang terus menimbulkan rasa penasaran, ditutup dengan hidangan dessert Peanut Butter Chocolate Crunch Fudge. Tampilan visual kelihatan padat, tetapi rasa sangat light. Bahan-bahan yang dipakai cenderung variatif, sebagai acuan konsumen agar dapat melakukan eksperimen ke-
tika mencoba memasaknya sendiri. Marks & Spencer tidak hanya memikirkan rasa hidangan, tetapi juga estetika penyajiannya. Hidangan disusun unik, tanpa disadari menambahkan appetite siapapun yang melihatnya. Malam itu tamu benar-benar diberikan pengalaman yang berkesan. Tak hanya dimanjakan dengan makanan dan segala eksploratif penyajiannya, tetapi juga kenyamanannya. Sepanjang malam band dengan irama ballad menumbuhkan rasa comfort juga sambutan hangat oleh penyelanggara acara. Marks & Spencer cooking class sukses membuat semua tamu tersenyum, bahkan senyum itu pun tidak pudar hingga mereka pulang. PHILEA ADHANTI & GABRIELLE AFANDI
fotografi outback: rezaindra o. & milik outback. marks & spencer: embang triwardhana.
043
044 Tidak bisa dipungkiri, film memang memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Baik itu sebagai hiburan, media kreatifitas, maupun ladang untuk mencari uang, film telah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Wajar saja kalau lesunya peredaran film Hollywood di tanah air seakan menambah musibah bagi negara ini, terutama bagi para movie freaks. Adalah kewajiban bagi kita, Nylon dan Nylon Guys Indonesia untuk bisa mengisi ‘kekosongan’ dari malapetaka dunia hiburan Indonesia ini dengan menghadirkan sebuah event yang dinamakan NYLON Mad For Movies. Ya, kita memang ‘gila’ dengan film, baik itu produksi luar maupun dalam negeri, dan di kesempatan ini dengan sangat percaya diri kami mengusung serangkaian film lokal (baik major dan indie) untuk diperkenalkan sekaligus diputar kepada para pembaca Nylon dan Nylon Guys Indonesia. Kami membuka rangkaian event di bulan yang identik dengan summer blockbuster ini dengan mengadakan nonton bareng Catatan Harian si Boy, one of the most awaited Indonesia’s movies for this year. Film yang diarahkan oleh Putrama Tuta sebagai sutradaranya ini sukses meraup banyak animo dari masyarakat, buktinya walaupun film ini sudah beredar selama seminggu di bioskop-bioskop yang ada, namun Kamis, 7 Juli 2011 kemarin, koridor Blitz Megaplex , Grand Indonesia masih tetap dipadati (atau bisa dikatakan membludak) oleh kerumunan orang yang ingin menyaksikan aksi dari Ario Bayu cs di film ini. Suasana yang lumayan crowded jadi bertambah meriah ketika secara mengejutkan beberapa main cast dari film ini ikut hadir dan menonton film mereka, ditambah lagi beberapa kuis dengan hadiahhadiah yang keren digelar sesaat film dimulai. Diluar terjadinya beberapa kekurangan yang diluar kendali kita, malam itu acara nonton bareng berjalan dengan sangat mengesankan. Minggu ke-dua venue kami pindahkan menuju kawasan Epicentrum Walk, Kuningan tepatnya di dalam sebuah konsep store bernama Manekineko. Kali ini giliran para pembaca NYLON yang kita undang untuk disuguhkan event Beauty
One month, four venues, five events, and one super awesome festival, it’s NYLON MAD FOR MOVIES. Teks: Rezaindra O. Fotografi: Stephanie Susanto & Muhammad Asranur
Class ala movie stars. Disini mereka diajarkan bagaiman caranya untuk bisa berdandan layaknya aktris-aktris cantik yang biasa kita lihat di dalam sebuah film. Ryan Ogilvy sebagai salah satu Make-up Artist kenamaan ibukota didaulat untuk menjadi mentor mereka, dan hasilnya? Sore itu suasana Manekineko yang memang fancy jadi bertambah segar dengan berseliwerannya cewek-cewek cantik peserta Beauty Class tadi. Seminggu setelah itu, tiba waktunya kita untuk berbagi pengalaman dalam sebuah workshop singkat tentang pembuatan indie short movie. Tidak sedikit generasi muda di negeri ini yang memiliki ketertarikan dengan dunia film, bukan sekedar sebagai penikmat, tapi juga sebagai pihak di belakang layar yang memproduksi sebuah film. Untuk itu, kami mengundang beberapa speaker yang memang sudah berkecimpung di industri ini untuk sedikit berbagi pengalaman mereka sebagai pembelajaran bagi para aspiring young film maker kita. Mereka adalah Edwin (salah satu catalyst Rated A dan sutradara Babi Buta yang Ingin Terbang) dan Naya Anindita (Film Maker muda perwakilan dari Voices of Young Indonesian Filmmakers). Workshop yang berlangsung dengan sangat menarik ini dibuka dengan pemutaran salah satu film pendek karya Naya
dan teman-temannya yang berjudul It Could Have Been A Perfect World, kemudian diikuti dengan penjelasan singkat dari para nara sumber, dan tentu saja sesi tanya jawab dengan para peserta yang hadir disana. Disini mereka diberi penjelasan secara singkat tentang apa dan bagaimana cara untuk membuat sebuah short movie, mulai dari equipment, hal-hal teknis, proses produksi, hingga langkah-langkah untuk mengikut sertakan karya mereka ke dalam sebuah film festival. Tentu saja ini memberi semangat baru bagi para peserta untuk mulai menggarap film pendek mereka sendiri. Rangkaian festival Nylon Mad For Movies berakhir pada minggu keempat dan kami merasa perlu untuk mengakhiri event ini dengan sesuatu
[news]
yang berbeda. Dua event di dua tempat berbeda pun kami gelar di hari yang sama. Diawali dengan movie screening kemudian dilanjutkan dengan sebuah closing party pada malam harinya. Roof top dari The Edge, Kemang Icon yang menjadi venue pemutaran film di sore itu terasa sangat menyenangkan, screening yang digelar di area outdoor sukses menyatukan keromantisan senja hari Jakarta dengan tiga buah film pendek hasil karya Add Word Productions. Ketiga film itu adalah Broken Vase, Borrowed Time dan tentu saja Payung Merah yang baru-baru ini membawa pulang penghargaan film dari Singapura. Ketiga film tadi berhasil menghimpun tepuk tangan dari penonton disana, dan para film makers-nya pun tersenyum puas. Edward Gunawan (aktor-penulis naskah-produser), Atiqah Hasiholan (pemeran utama wanita dalam ketiga film tadi) dan Andri Chung yang hadir saat itu pun berbagi cerita tentang penggarapan filmnya dan merasa bersyukur dengan diberikannya kesempatan untuk menjadikan karya-karya mereka sebagai bagian dari event ini. Acara kemudian ditutup dengan perkenalan produk Android CDMA terbaru oleh Smartfren, dengan layar lebih lebar, Internet cepat dan tentu saja tarif lebih murah. para moviegoers, bisa lebih maksimal dalam merekam gambar dengan gadget ini. Kemeriahan Mad For Movies Festival tidak berakhir disana, kami memindahkan venue menuju Poste Kitchen and Bar di kawasan Mega Kuningan untuk sebuah closing party. Tepat jam 11 DJ booth diambil alih oleh duo Teenage Illionaires dan dentuman bass dari sound system pun memenuhi ruangan, dalam sekejap dance floor langsung dipenuhi oleh lautan Nylon people bersama dengan komunitas Rated-A yang asik berdansa. It’s the end of our Mad For Movies festival, but don’t worry, more festivals, parties and of course excitements will be coming at you! VERY SOON.
PULP FICTION : A BAD CONCEPTION
14:20. Tinggal sepuluh menit lagi sampai bel tanda akhir kelas berbunyi, namun setiap menit terasa berjalan sangat lambat. Dari deretan belakang Aldo menatap jam dinding di seberang ruangan dengan dahi berkerut. Seolah-olah berusaha menggerakkan jarum jam dengan kekuatan pikiran semata. Satu menit belum berlalu sampai otaknya mulai menganalisa betapa konyol situasinya sekarang. Mengapa manusia selalu menunggu hal yang ia tahu akan terjadi juga pada akhirnya? Apakah pikiran kita sudah di-set untuk selalu hidup di masa mendatang? Tidak bisakah pikiran kita hidup di saat ini? Apakah orang lain punya pikiran yang sama dengan gue atau cuman gue aja yang freak? Belum ada semenit sampai Aldo merasa bosan dengan pikirannya
046
sendiri. Ia pun menoleh pada teman sebangkunya, Bima. Cowok jangkung, berambut ikal, dan berkacamata geeky itu sedang asik membaca timeline Twitter via Blackberry-nya. “Dari tadi baca apaan sih lo?” tanya Aldo, “Kenapa BB-nya nggak sekalian lu tempel di jidat aja?” Bima hanya tersenyum cuek, “Ini, lagi baca timeline-nya Carissa…” jawabnya sambil menyodorkan layar BB-nya untuk dibaca oleh Aldo. carislily You know you have to move on when even staying in one place feels too painful. “Gue lagi pantauin timeline-nya Carissa. Dua bulan lalu dia habis putus. Kayaknya sekarang dia udah mulai siap dating lagi.” Ujar Bima. ”Ngapain sih hal kayak gitu mesti pake diumumin ke semua orang?” Protes Aldo yang memang tidak memiliki akun Twitter dan ogah untuk buy into the trend.
”Gue udah nunggu-nunggu waktu yang pas buat ngajakin doi jalan bareng nih. Kan lewat Twitter gue jadi tau it’s okay to make a move now. Seratus tujuh puluh lima juta orang nggak mungkin pake Twitter kalo nggak ada manfaatnya, bro.” jawab Bima. ”Atau karena lewat Twitter, orang-orang bisa menyebarluaskan penderitaan mereka dan ngerasa puas setelah itu.” debat Aldo. “Freak deh lo. Save the shrink talk for the psych class, yeah.” “Biarin. If you wanna be a freak, this day and age is best time to do it.” “Iya sih…” KRIIIIIIIIIIIINNNNNGGGG~ Bima terhentak dari bangkunya. Butuh sesaat bagi situasi sekitar untuk terdaftar kembali dalam benaknya. Dengan mata berkaca dan pandangan buram, ia menangkap punggung-punggung yang berbondong-bondong meninggalkan ruangan kelas. Sebuah sentuhan yang lembut dan hangat jatuh diatas bahunya. Ia pun menoleh dan mendapati sepasang mata indah dengan iris berwarna coklat dan bulu mata lentik menatapnya penuh perhatian. Paras cantik itu bernama Carissa. “Kamu ketiduran dibagian yang seru loh.” Suaranya terdengar sejuk di telinga Bima. ”Aku kelewatan apa aja?” ”If everyone is tweeting and you don’t tweet does it mean that you still exist? If you think of something, but you don’t tweet it, do you still think of something?” “Hah….?” Bima menatap Carissa, dahinya mengkerut. ”Homework kita. Essay, two pages. Tentang perubahan persepsi, observasi, dan realita dalam kebudayaan oversharing.” “Uh…okay….” Mereka beranjak meninggalkan ruangan kelas. Berjalan berdampingan di lorong kampus yang telah sepi, Bima memutuskan tidak ada saat yang lebih tepat lagi untuk melontarkan pertanyaan yang telah memendam di hatinya. ”Carissa, aku sudah follow Twitter-mu selama hampir setahun. Tweet-mu sering aku quote dan RT....... bukankah sudah saatnya kamu follback Twitter ku?” Carissa termenung sesaat, lalu bertanya, ”Berapa jumlah followers mu?” ”Tiga ratus tiga puluh empat” jawab Bima Carissa kembali termenung sesaat, lalu berkata, ”Aku biasanya tidak follback orang yang followers-nya di bawah seribu orang....” Bima kehilangan suara, kerongkongannya seketika mengering.... ”... Namun kali ini aku bisa membuat pengecualian.” Carissa melanjutkan. Bima menghela napas lega lalu tertawa kecil, “Haha... okay.”
Carissa tersenyum jahil, ”Kapan kamu mau aku follback kamu?” ”Malam minggu ini?” ”Can I call you later with an answer?” “Sure… sure…” Dengan wajah penuh senyum, keduanya pun berpisah. Belum sampai lima menit, Blackberry dalam genggaman Bima bergetar. Nama Carissa muncul di layarnya dan… RIIIIIIIIIIIIINNNNGGGGG~ Dengan wajah berseri Bima bergegas menjawabnya, “Hey, Cariiii…. …iiiissa membuka matanya. Ia mengangkat wajahnya dari atas meja belajarnya dan mendapati layar laptop yang masih menyala dihadapannya. Cahayanya sedikit menyilaukan, namun setelah matanya menyesuaikan diri dengan penerangan sekitar kamar tidurnya, Carissa dapat membaca dengan jelas tulisan dalam dokumen yang terbuka dihadapannya. Kedua telapak tangannya menyisiri rambut panjangnya yang kelam. Dahinya dikerutkan dan jari kuku-pun habis digigiti ketika benaknya kembali tenggelam mencari makna atas kisah yang ditulisnya sendiri. I wrote this thing, but what does it all mean? Prinsip Occam’s Razor menyebutkan bahwa penjelasan yang paling sederhana biasanya adalah yang paling benar. And so, what is the simplest explanation? Could this be just a freaky and pointless babbles written by a freak? But, In an era when one pop star is an alien and another is a nerd with braces, is being a freak really such a bad thing? It begs the question, if you’re normal and everyone else is a freak, does it mean you’re still normal? Then again George Patton said, “If everyone is thinking alike, then someone isn’t thinking.” And we’re all thinking too much.
short story by Ivan Adiyasa illustration: Eko Bintang
Kuala Lumpur Ibukota negara tetangga Malaysia, meluapluap dengan talenta muda yang jauh dari persepsi ‘alay’. Teks: Mita Diran
Bayangkan mendatangi pesta dengan janji sebuah dansa. Lokasinya menyerupai klab malam, tarif masuknya murah, dan tidak ternodai dengan orangorang yang datang untuk hanya sekedar bergaya. Musik yang dimainkan tidak datang dari DJ yang memutar lagu selama berjam-jam, tetapi dari band-band yang segar, orisinil, dan yang paling penting, menyediakan materi dengan dentuman irama yang mampu mendorong orang untuk bergerak. Rata-rata grup musik yang ditarik masih berdaun hijau, bahkan beberapa diantaranya mengambil kesempatan ini untuk tampilan debut mereka. Tapi begitu naik ke atas panggung, tujuan mereka hanya satu – to make you dance. Tidak banyak orang yang seberani Jarrod Sio seorang guru dari Sibu, Sarawak - mempertaruhkan penghasilan pertamanya pada investasi acara musik
048
fotografi jarrod sio: jonathan sio
drum Matt Tong membuat kaki dan badanku bergetar, seolah ingin bergerak,” ujar Jarrod. “By then, I’m an unabashed convert. Dari situlah aku menemukan kolektif band-band lain yang serupa, seperti Interpol, Franz Ferdinand, The Rapture, Crystal Castles, New Young Pony Club dan MTSRKRFT – semuanya mengakibatkan otot-otot dalam badanku untuk menari.” Rasa penasaran mendorongnya untuk menenggelamkan diri dalam aliran postpunk tahun 80-an, dan setelah menemukan Joy Division, New Order, Bush Tetras, The Chameleon dan Depeche Mode, Jarrod tak lagi memandang ke belakang. Seiring dengan dijualnya t-shirt cinderamata Dance Punk Party, untuk ke depannya, Jarrod juga berencana mengeluarkan album kompilasi untuk band-band discopunk di Malaysia. Ia pun berharap di masa mendatang Dance Punk Party bisa keluar dari label ‘komunitas dance punk Malaysia’ dan menjadi jembatan untuk pemusik serupa dari negara-negara sekitar. www.dancepunkparty.com
Siapakah They Will Kill Us All? Kami adalah sekumpulan orang-orang yang suka bermain musik, dan pengalaman hidup berpengaruh besar bagi karya kami. Benar, band ini datang dari KL, gitaris kita David dan pemain keybord, Wandi, berasal dari Johor, tapi mereka pindah ke KL untuk bergabung dengan band ini. Kami sepenuhnya orang KL dan ingin mewakili kota kami. Bagaimana Anda mengartikan music anda dan apa saja yang mempengaruhi Anda? Musik kami sudah pasti ditentukan dari lingkungan sekeliling kami dan bagaimana hal itu berdampak bagi kami. Sebagai sekumpulan anak kota, sudah banyak hal yang kami alami, dari pergantian vokalis, naik dan turunnya band dalam panggung musik, membiayai peluncuran karya kami secara independen, dan saat ini kami menghadapi kepergian sosok seorang teman baik sekaligus pembimbing band ini,
They Will Kill Us All
Jarrod Sio & Dance Punk Party
bertajuk Dance Punk Party (DPP). Tindakan yang cukup beresiko, mengingat pada akhir tahun 2009, musik dance-punk di Malaysia masih dalam proses inkubasi. Saat itu nyaris tidak ada acara apapun yang bertemakan dance-punk atau post-punk di Filipina, Singapura ataupun negara-negara sekitar. Jarrod cukup terkejut, “Biasanya Filipina lebih maju soal tren musik. Di Malaysia sendiri, yang seperti itu bahkan tidak ada sama sekali, jadi aku berpikir, why not do this?” Pada awalnya, Jarrod menyusuri Myspace dan Channel V’s AMP selama berbulan-bulan demi mencari band-band yang pantas dipanggungkan untuk Dance Punk Party. Salah satu band pertama yang ditemukannya adalah Zeue, yang ia temukan secara tidak sengaja pada sebuah situs pencarian bakat. Sebulan kemudian, ia mendapati Partimelovers, yang ternyata memiliki vokalis yang sama dengan Zeue. Meskipun Dance Punk Party kerap diramaikan band-band berbeda, hingga kini Partimelovers merupakan salah satu band yang tampil secara tetap di acara tersebut. Tiga bulan sekali, pesta musik ini berotasi dari satu venue ke venue lainnya, dan terbilang cukup ‘underground’. Dance Punk Party berjaya menemukan audience muda yang setia. “The people who show up for the DPP has always been able to surprise me,” ucap Jarrod. Acara pertama yang berlokasi di Paul’s Place banyak didatangi oleh kalangan pencinta hardcore. Pada acara kedua dan seterusnya, DPP mulai didatangi turis, anak-anak expatriate, student, bahkan orang lewat yang penasaran. Tiap pengunjung dibekali dengan gelang neon sebagai tanda masuk dan mereka bebas bergerak di lantai dansa, dimana musikdimainkan oleh sekitar sepuluh band lokal yang mengusung dance punk. Satu pertanyaan yang mungkin berkumandang adalah: apakah sebenarnya ‘dance punk’ itu? Sebagian orang mungkin akan mengkategorikannya sebagai ‘postpunk revival’ atau ‘nu-rave’, namun bagi Jarrod, dance punk merupakan perkawinan dari bagian-bagian terbaik pada musik electro, trance dan rock music dengan subgenre punk. Kecintaannya pada genre musik ini dimulai pada kecintaannya pada band asal UK, Bloc Party. “Permainan
Apapun bisa! Dan itu merupakan bagian dari sensasinya, sebab kita tak perlu membatasi diri pada tipe seni tertentu atau zaman tertentu di dalam sejarah. Fashion kontemporer itu bak penyerbukan silang dari berbagai macam unsur kebudayaan sehingga jalan apapun yang kau ambil menjadi irelevan, selama itu masih berada dalam lingkup identitas kita. Untuk hal-hal tertentu, buku itu cukup banyak mempengaruhiku dalam proses mendesain baju. Desainer pakaian di Malaysia cenderung fokus ke busana wanita tanpa seberapa memperhatikan busana pria. Apa opinimu tentang hal ini? Saya rasa itu hanya masalah perdagangan, karena wanita Malaysia lebih banyak menghabiskan uang untuk pakaian jadi kalau dilihat dari sisi ini, bisnis pun lebih substansial. Aku menyadari betul hal ini ketika merencanakan labelku, dan teman-temanku juga tidak ada yang bisa memberikan nama label menswear setempat yang layak dibeli – saat itulah aku menemukan lubang yang dapat kuiisi.
Grafa
regnumlapideum.com, eluvium.tumblr.com
Para peminat sepeda fixed gear tentu akan segera jatuh hati dengan concept retail store yang satu ini. Grafa yang terletak diantara pertokoan daerah Subang ini menyediakan ruang untuk penjualan sepeda, kafe serta rumah desain, dan merupakan toko pertama di Malaysia yang memberlakukan rancangan serupa. Ide untuk menyatukan toko retail sepeda fixie dengan kafe berasal dari toko Look Mum No Hands! yang berada di London, Inggris. Namun Irman Hilmi – salah seorang dari tiga co-owner Grafa – dengan pengalaman desain grafisnya yang tercatat lebih dari sepuluh tahun, juga mengintegrasikan konsep design studio pada tokonya yang unik ini. Selain menjual sepeda fixed gear beserta onderdilnya – diantaranya merek Sugino, MKS, Focale44, Animal dan H Plus Son – Grafa juga menjual aksesoris dan merchandise yang berupa stiker, t-shirt dan tas. Dan kalau tiba-tiba pencarian onderdil membuatmu merasa lapar, kafe Grafa menyediakan cemilan dari brownies coklat, croissant pudding, burger dan berbagai macam sandwich. grafa-design.com
Mohd Yunus (mantan drummer Basic Rights dan legenda dalam komunitas hardcore), yang meninggal 13 May 2011. Meskipun dari semua hal yang telah terjadi ini makes sense untuk nama band kami yang cukup pesimis dan paranoid, kami sendiri tetap positif dan kompak, untuk terus maju. Musik kami sendiri merupakan percampuran dari semua yang menjadi pengaruh dunia (UK, Euro & Asian). Kami tidak menetapkan band ini untuk berada pada satu aliran tertentu atau dapat diterima dalam semua komunitas. Kami membiarkan musik kami bejalan dan berkembang seiring dengan waktu. Fondasi dari musik kami tetap rock yang sangat guitar-oriented. Ada sebuah lagu ciptaan band punk LA The Bronx yang berjudul They Will Kill Us All. Apakah nama band kalian berasal dari lagu tersebut? Dan cerita apa yang ada dibaliknya? Itu hanyalah suatu ketidaksengajaan dan tidak ada hubungannya dengan The Bronx, nama ini muncul ketika sedang berdiskusi mengenai kepercayaan, kesetiaan, dan persahabatan.. Dan kita memang ingin mencoba nama yang beresiko, dan ini
selalu menyenangkan untuk didengar di radio ketika DJ menyebutkan nama band kami saat siaran. Kebanyakan orang akan berfikir bahwa kami adalah band heavy metal, padahal bukan. Mindf*ck. Kalian sudah cukup terkenal saat ini, tapi apakah itu merupakan hal yang sulit untuk bertahan di panggung musik KL? Saya tidak merasa band ini memilki pengikut yang banyak dibandingkan dengan band-band lain di KL, tapi kami bangga mengetahui bahwa orang perduli dengan TWKUA dan menungu-nunggu peluncuran album kami. Hal ini membuat kami ingin bekerja lebih keras lagi, menjadikan diri kami lebih baik dan menghasilkan karya yang bagus. TWKUA telah mengkontribusi sebuah lagu cover P Ramlee dalam album tribute penyanyi legendaris Malaysia tersebut, bersama dengan artis-artis lainnya. Bagaimana perasaan kalian? Itu adalah pengalaman terbaik, dan lagu itu pada kahirnya sesuai dengan apa yang kami inginkan, kami telah mengambil resiko dengan langkah trip-hop/doom-pop yang tidak komersil. theywillkillusall.com myspace.com/twkua
fotografi grafa: mita diran
Silas Liew
Siapa yang bakal menyangka, kalau perancang busana berumur 27 tahun ini memiliki gelar sarjana dalam Biologi Kelautan. Meski tidak lagi menapaki karir sebagai ilmuwan, Silas Liew tetap menyelipkan unsur ilmu pengetahuan alamnya pada pekerjaannya kini. Bahkan Regnum Lapideum, label terbarunya, merupakan nama ilmiah dari klasifikasi mineral dalam biologi. Tahun lalu, kamu memenangkan juara dua Best Collection saat acara kelulusan Raffles College dan merebut titel Most Promising Designer dari Malaysian International Fashion Alliance (MIFA) saat fashion week. Apa saja kesibukanmu setelah itu? Tahun ini aku benar-benar sibuk! Selain merintis perusahaan sendiri, aku terlibat proyek bersama Malaysian Airlines, menjadi stylist untuk sebuah rancangan reality TV, ditunjuk sebagai salah satu penilai pada acara Anugerah Hijau dan menyiapkan koleksi pakaian terbaruku. Fashion label terbarumu baru saja didebutkan pada bulan Juni kemarin. Boleh bercerita sedikit tentang itu? Label baruku, Regnum Lapideum, terdiri dari menswear yang siap pakai dan yang ditampilkan pada bulan Juni kemarin adalah koleksi Spring/ Summer 2012 yang akan mulai penjualan sekitar Desember-Januari. Hal ini akan kami umumkan begitu musim pembelian berakhir. Selain itu, aku juga berkesempatan untuk menggelarnya di acara Who’s Next Paris di Perancis pada bulan September mendatang. Apa saja yang mampu menginspirasi dirimu?
Stay here:
Sekeping Tenggiri Dibalik namanya, Sekeping TENGGIRI menyimpan banyak keindahan artistik yang mengejutkan. Karena tempat ini merupakan hasil renovasi sebuah rumah lama yang dibangun pada tahun 1960an, jumlah kamar yang disewakan tidak banyak, namun tiap ruangan membawa tema dan jiwa klasik tersendiri – dari rancangan pembangunannya, jelas sekali kalau sang arsitek, Ng Sek San, adalah seorang seniman. Perpaduan berbagai patung seni yang menghiasi halaman hostel, penggunaan kayu dan batu bata pada bangunan, kolam renang
yang terletak di pusat kehijauan serta konsep ruangan terbukanya menjadikan Sekeping Tenggiri hostel yang sungguh karismatik. Ini memang menjadi ciri rancangan Sek San yang cenderung menitikberatkan keindahan pada efek pencahayaan alami, bayangan dan elemen hijau yang tumbuh di pekarangan hostel eksotis ini. Sama sekali tidak terasa kalau kita masih berada di dalam kota. Ditambah lagi, Sekeping Tenggiri juga menawarkan penyewaan bangunan untuk private parties ataupun acara lainnya. tenggiri.com
Ahmad ‘Cipoi’ Saiful
Fotografer itu ada berbagai macam. Kalau menangkap gambar still life itu tergolong mudah, menangkap something in action jelas lebih susah. Tanya saja kepada Cipoi, otak dibalik bisnis fotografi Senseless Art. Penonton yang moshing, stagediving, artis yang bergerak di atas panggung – semua tak luput dari jepretan kamera Cipoi. Latar belakang pendidikannya bisnis, namun kecintaan Cipoi pada komunitas live music, terutama metal hardcore sudah
tertanam lama. “Tahun ini saya memulai instalasi acara Destroy Shred Destroy.” Event musik yang diorganisir Cipoi pada awal tahun 2011 dibawah naungan Senseless Art Production ini bertujuan untuk mendorong minat masyarakat pada musisi-musisi hardcore lokal. Event yang baru saja dilaksanakan pada akhir Juli kemarin ini tergolong sukses. “Mungkin in the future, saya akan mendatangkan musisi internasional untuk tajuk acara ini,”
Palate Palette adalah restoran/bar dengan nama yang betul-betul menjiwai konsepnya, karena dari segi makanan, ruang maupun kegiatan yang dilakukan di Palate Palette, semuanya sungguh cerah, berwarna dan interaktif. Makanan barat yang disediakan cukup lezat, mengenyangkan dengan pengeluaran kocek yang pantas untuk porsinya,
fotografi palate pallate: jason tan
050
artistik, serta sebagai lokasi pesta dan aktifitas yang sangat hip. Poster dan flyer acara bertebaran di dinding Palate Palette, kebanyakan kegiatan yang memang diadakan di Palate Palette itu sendiri, dari acara junk sale, swap meet, bahkan acara musik. Dengan mengadakan banyak variasi dalam acara, pemiliknya,
Palate Palette dan minumannya – well, the drinks are something special. Terletak di Jalan Mesui, tak jauh dari pusat nightlife Changkat Bukit Bintang, Palate Palette mulai dikenal orang karena beberapa hal: minumannya yang segar, desainnya yang
ucap Cipoi. Sejak memulai Senseless Art di tahun 2007, Cipoi sudah mengambil berbagai potret, diantaranya Hujan, Yuna, Love Me Butch, Kasabian, Parkway Drive, Saosin, Misery Signals serta Coheed and Cambria. Lambat laun, keberhasilan Cipoi pun terdengar keluar Malaysia – beberapa kali ia mengambil freelance job di Filipina, Singapura dan juga Indonesia. Dengan portfolio yang mengagumkan, kini
Cipoi telah menjadi the go-to person untuk musisi Malaysia yang ingin mengabadikan gerak-gerik panggung mereka dengan cita rasa yang pantas. Saat ditanya rencana masa depan untuk Senseless Art, Cipoi menjawab, “I’d like to take it in an international level. Namun bagaimana juga, saya masih ingin menetapkan Kuala Lumpur sebagai homebase pekerjaan saya.” http://senselessart. com/
Su-Ann, berniat mengasah minat dan kreatifitas anak-anak muda di Kuala Lumpur. Salah satu event yang cukup populer adalah Ink & Drink yang dilakukan tiap hari Rabu, dimana pengunjung dapat minumminum sambil menonton live tattoo oleh artis tato yang berbeda-beda.
Twilight Actiongirl Untuk sebagian anak muda Kuala Lumpur, mendatangi Barsonic di Jumat malam seakan menjadi ritual mingguan. Klub yang berlokasi di lantai atas Zouk Kuala Lumpur ini memiliki dress code dan aturan ketat selayaknya klubklub malam lainnya – perempuan harus berumur lebih dari 21 tahun, laki-laki diatas 23 tahun, no slippers, no shorts – namun suasana yang disajikan begitu memasuki tempat ini jauh sekali dari suasana klub kebanyakan. Kalau tempat lain biasa memutar trance, house atau R&B, musik keras seperti Korn atau System of a Down bisa saja menjadi musik penyambut Jumat malammu di Barsonic. Inilah yang membuat resident DJ malam itu – Twilight Actiongirl – berbeda dari music spinner lainnya. “Kita mainkan saja musik yang kami suka,” jelas Lim Kok Kean alias Bunga, salah seorang personil grup DJ yang beranggotakan empat orang ini, “Semuanya random, spontan dan biasanya tidak direncanakan.” Variasi musik yang dimainkan seolah tidak ada habisnya, mencangkup berbagai ruang dan waktu – dari Johnny Cash, Pulp, Depeche Mode, The Naked and
Famous, Frightened Rabbit, electro, dance, bahkan kalau mereka sedang merasa iseng, lagu Melayu yang sedang populer pun mereka putar – tentunya dengan remix khas mereka sendiri. Sense of humour dan kemampuan mereka untuk membangkitkan semangat, nostalgia dan rasa keakraban diantara pengunjungnya inilah yang menjadikan TAG night acara favorit bagi kalangan anak muda, hipster, sosialita dan bahkan para musisi setempat yang notabene terlalu ‘rock’ untuk pergi ke klub malam. Selain Lim, Twilight Actiongirl juga dilengkapi oleh Kevin, Daryl dan Xu – kumpulan misfit yang memulai hobi bermusik mereka dari sekedar kebosanan. “Saat itu tidak ada tempat yang mau memainkan lagulagu indie rock,” Lim menjelaskan. “Dan kami sungguh bosan dengan musik itu-itu saja yang dimainkan di dalam klub.” Kesempatan
untuk berpesta sesuai dengan keinginan mereka akhirnya datang saat mereka ditawari untuk main tiap bulan di Bar Amber, sebuah pub kumuh di daerah Bangsar. Sembilan bulan kemudian, pub tersebut gulung tikar dan Twilight Actiongirl terpaksa mencari tempat lain untuk menyalurkan hobi mereka. Beruntung sekali, salah seorang pengunjung Bar Amber bekerja di Zouk dan menawarkan mereka untuk bermain di The Loft, yang kini telah tutup, direnovasi dan digantikan oleh Barsonic. Meski mereka sendiri tidak merasa memiliki ciri dalam permainan masingmasing, pertunjukan yang mereka lakukan kerap kali mengundang berbagai kegilaan, terutama saat mereka masih menjadi DJ tetap di The Loft. “Karena DJ deck kami dulu lebih tinggi, once in a while akan muncul orang mabuk yang tiba-tiba melompat ke atas dan melakukan stagedive,” tutur Lim. Tahun ini, Twilight Actiongirl akan merayakan ulang tahun mereka yang ke-8 – tidak terasa sudah hampir satu dekade mereka menghibur Kuala Lumpur di setiap minggunya.
Artisan Roast Café
HAL PERTAMA DI PIKIRAN kami saat pertama kali melangkah masuk ke kawasan Artisan Roast Café – Kita tidak lagi di Kuala Lumpur. Pepohonan rindang, taman yang hijau, kursi-kursi kayu dan rotan yang unik, tapi yang paling berdengung adalah kesunyian dan keterbukaan alam sekitar. Sesekali terdengar merdunya latihan grup vokal dari gedung sebelah – tempat kopi ini terletak dalam areal sanggar seni Artisan Kuala Lumpur – tapi itu hanya menambah makna dari atmosfir tempat tersebut. Tersembunyi di kawasan Ampang, Artisan Roast Café sbagaikan hidden gem, bukan saja untuk para pencinta kafein, namun juga mereka yang ingin berteduh dari hiruk pikuk ibukota yang terkadang berjalan terlalu cepat. Sumatra Mandheling menjadi pilihan biji kopi utama dan menurut Alang, sang manajer yang senyumanannya sungguh ramah, semua pembakaran biji kopi dilakukan oleh mereka sendiri. Kerja yang keras sudah pasti membuahkan hasil, dan meski kami merasa sayang merusak tekstur keindahan coffee art pada kopi kami, siang itu kami mencicipi affogato dan capuccino ternikmat di kota Kuala Lumpur. “Kami juga menyediakan brunch tiap hari Minggu, dan paket makan siang pada hari kerja.” ujar Alang mengingatkan. “Kecuali Senin. Hari Senin adalah waktu istirahat kami.”
fotografi artisan roast cafe dan street style snap: mita diran
taste (01/12)
MARSHALL SASTRA 25, INTERIOR DESIGNER SHIRT BY TOPMAN, WATCH BY NIXON SHOES BY CLARKS ORIGINAL JEANS BY KSUBI, BELT BY COCOLINE
going southbound [CROSS OUT THE X, TIME FOR THE V!]
052
red herring, IDR 169.000
closed, idr 1.500.000
satcas, IDR 145.000
topman, price by request
muji, idr 81.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
SATCAS, IDR 95.000
taste (02/12)
RO ZY MAHALLY, 26, ACTO R PARA CHUTE JAC KET BY SU PERDRY VINTA GE TAN K PANTS BY KSUB I SH OES BY AD IDAS RANS OM
s i y t i l i t a s r ve y t i l a n o i t c n fu ] [FROM WEATHER TO FOOLPROOF
054
quiksilver, idr 600.000
burberry brit, idr 4.950.000
muji, idr 646.000
lacoste, idr 1.300.000
adidas, idr 799.000
paul smith, idr 7.650.000
y-3, idr 4.670.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
adidas, idr 799.000
taste (03/12)
FARAZANDY, 22, STUDENT SHIRT BY MUJI PANTS BY ADIDAS ORIGINAL SHOES BY VANS
clean up a bit
[CLEAN LINES MAKE LIFE ORGANIZED]
056
y-3, price by request
muji, idr 606.000
y-3, idr 2.999.000
ADIDAS ORIGINAL, idr 799.000
muji, 426.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
TOPMAN, idr 480.000
taste (04/12)
too cool for school WEAR YOUR EGO ON YOUR SLE
ANDREW SJAR IEF 21, GRA PH IC DES IGNER STUDENT VARS ITY JAC KET BY TOP MAN JEANS BY DEN IM BURTS SH OES BY ON ITSU KA TIG ER
058
EVE
H&M, IDR 492.000
ADIDAS, IDR 699.000
H&M, IDR 300.000
H&M, IDR 492.000
ADIDAS DARK SIDE, ide 4.500.000
LACOSTE, PRICE BY REQUEST
ADIDAS STAR WARS, IDR 699.000
H&M, IDR 210.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
TOPMAN, IDR 560.000
taste (05/12)
SAGA PARDEDE 25, TEACHER HOODIE BY TOPMAN SHIRT BY 18TH BLOOD STREET JEANS BY BURTON BAG BY SETH AND EDITH SHOES BY ASH
top of the hood COVER TO COOL
060
Y-3, idr 2.099.000
next, price by request
next, idr 299.000
H&M, iDR 80.000
THRUNK, PRICE BY REQUEST
TOPMAN, price by request
JUNYA WATANABE @MR.PORTER, IDR 4.400.000
Quiksilver, idr 600.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
MARKS&SPENCER, idr 599.000
taste (06/12)
ready, jetset, go!
NECESSITIES IN STYLE
KRISNANDI JUSA SATRIANTO, 21, STUDENT CARDIGAN BY MARIO CAVILL SHIRT BY TOPMAN, JEANS BY NIPNUC SHOES BY KANGOL BAG BY SETH & EDITH
062
ADIDAS, idr 599.000
TOPMAN, price by request
ralph lauren, idr 3.500.000
lacoste, IDR 3.000.000
marks & spencer, idr 899.000
LACOSTE, price by request
TED BAKER, idr 1.690.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
Y-3, price by request
taste (07/12)
RAMA DAUHAN, 26, FASHION DESIGNER SHIRT BY SALT N’ PEPPER PANTS BY DANJYO HIYOJI SKINNY TIE & BELT BY TOPMAN GLASSES BY ZARA SHOES BY FOOTWEAR JOURNAL
y n n i k s & straight ] E IC F F O Y M O T IN P E T [S
064
red herring, idr 149.000
red herring, idr 73.500
h&m, idr 100.000
red herring, idr 129.000
TED BAKER, idr 790.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
topman, idr 129.000
taste (08/12)
OKTAV IANUS JAMES WI NARTO 24, STUDENT SH IRT BY CO SM IC, JEANS BY NUD IO SH OES BY NEW RO CK WATCH BY ELLE
steel me strong CLUNCH UP THAT WRIST
066
emporio armani, idr 3.450.000
fossil, idr 1.150.000
casio, idr 1.199.000
nautica, idr 1.999.000
seiko, idr 3.180.000
tissot, idr 6.250.000
giorgio armani, idr 5.450.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
tag heuer, idr 14.500.000
taste (09/12)
deep depths [STEP INTO THE DAR K]
HILARIUS JASON PRATANA 18, PHOTOGRAPHER SWEATER BY 10 DEEP PANTS BY TOPMAN SHOES BY DR. MARTENS
068
linea, price by request
toms, IDR 850.000
salvatore ferragamo, IDR 2.700.000
lacoste, IDR 1.300.000
dsquared2, IDR 3.400.000
diesel, idr 1.300.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
dr. martens, idr 1.000.000
taste (10/12)
RICHARD MULJADI, 23, EXECUTIVE SHIRT BY MALMO JEANS BY NUDIE SHOES BY ANDREW
do you see what i see? [NAPOLEO N IS MAKIN G A DYNAM ITE CO M EBAC K]
070
diesel, IDR 1.015.000
burberry, IDR 1.740.000
emporio armani, IDR 1.600.000
ferrari, IDR 1.420.000
givenchy, IDR 1.730.000
ray-ban, IDR 1.300.000
tommy hilfiger, IDR 1.050.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
roberto cavalli, IDR 1.730.000
taste (11/12)
the rise of trend [TAKI N G A LEVE L
U P O N FALL]
DANIEL PURBA, 27 FREELANCE GRAPHIC DESIGNER & CO-OWNER AT HEIST SHIRT BY SATCAS, SHOES BY CONVERSE PANTS IS TAILOR MADE SHAWL
072
TOPMAN, idr 259.000
paul smith, idr 3.800.000
h&m, price by request
jil sander, idr 2.800.000
DSQUARED2, idr 1.420.000
mulberry, idr 2.500.000
bottega veneta, idr 4.900.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
GUCCI, idr 1.500.000
taste (12/12)
undercover sole [SLIP ALL YOU WANT]
RAFAEL LARDHANA 20, STUDENT SHIRT BY GIORDAN O, SHIRT BY UNIQLO SHORT BY COTTO N ON WATCH BY TIMEX, SHOES BY SANUK
074
toms, idr 540.000
sanuk, idr 600.000
lacoste, idr 450.000
satcas, idr 195.000
linea, price by request
sanuk, idr 650.000
vans, IDR 100.000
onitsuka, IDR 700.000
portrait: Onik. still lifes: rezaindra, philea adhanti, & gabrielle afandi.
16DS, idr 350.000 sanuk, IDR 650.000
MOMENT OF BACKLASH Lima tahun sudah mereka berdiam diri, kini Incubus kembali bersama konsep album baru dalam band mereka. Teks: Khiva Iskak Fotografi: Muhammad Asranur, Resti Purniandi
076
078
26 Juli yang lalu Incubus menggelar konser untuk kedua kalinya setelah tahun 2008 lalu. Lebih tepatnya mereka seperti ‘temu kangen’ karena tujuan utama mereka saat ini ingin lebih dekat dengan fans-fans mereka di Asia. Untungnya Indonesia tetap masuk kedalam daftar mereka. “Ya, apalagi kami tahu bahwa disini ada fanbase kami yang sangat besar (Incunesia), mereka juga sudah meminta kami beberapa kali untuk ke Indonesia, dan inilah saat yang tepat,” ujar Chris sang keyboardist. Ketika NYLON GUYS berkesempatan bertemu langsung dengan personil Incubus di hotel Ritz Carlton Kuningan, saya mendapat bagian mewawancarai José Pasillas (drummer) dan Chris Kilmore (keyboardis dan DJ). Walau sedikit kecewa karena tidak bisa menanyai langsung kepada Brandon Boyd, sang vokalis, untuk menanyakan bagaimana proses menulis semua lirik yang ada di album If Not Now, When?. Untungnya, kedua personil ini mampu mewakilkan jawaban-jawaban yang saya butuhkan, terbukti andil mereka yang sangat dalam untuk album baru Incubus. Pertanyaan pertama yang saya lontarkan yaitu apa saja yang mereka lakukan ketika harus berjalan, “Perjalanan kami semenjak album Make Yourself itu tidak pernah berhenti berkarya, so its time for us to enjoy our moment for some time, kalau saya sibuk menjadi Ayah, Mike (lead guitarist) kembali sekolah, Brandon bertugas di Otis art school..” jelas José. Terlihat dari mereka pribadi-pribadi yang sudah settle dan lebih santai dalam menjalani hidup. Incubus yang telah menjual 13 juta keeping album tanpa terburu-buru memang sempat diragukan akankah mereka dapat kembali ke dalam tangga lagu, “Anehnya, setelah bertahun-tahun masih saja ada yang bersama kami, mungkin karena musik kami..maka dari itu kami selalu berusaha bagaimana kami menciptakan lagu yang berbobot,” ujar Chris. Penampilan malam itu di Istora Senayan juga terasa Incubus yang lebih dewasa dan mantap. “Dulu kami selalu berusaha bagaimana menumbuhkan rock n roll di performa kami, tapi sekarang kami ingin lebih dilihat dari segi kualitas dan kreatifitas, maka kami ada konsep baru setiap aksi panggung kami,” jelas José. “Kami disini menawarkan peletakan setiap pemain yang ada menjadi lebih bundar mengelilingi, jadi suara yang
keluar lebih mantap, karena menjadi dua arah keluar panggung,” Chris menabahkan. Penulisan lirik sendiri mempunyai proses yang cepat. “Entah kenapa, kami mengobrol seru sebelum kami memulai sesi penulisan ini, langsung saja semua tertumpahkan kedalam lirik, mungkin sisi pengalaman dan pribadi kami disini lebih ditonjolkan,” jelas Chris. Memang setelah ‘Light Grenades’ penawaran lagu mereka terdengar lebih gelap, ringkas, padat, dan dalam. Lalu saya bertanya kenapa harus mengambil langkah mellow sound? “Well, begini, sebelumsebelumnya memang kami sedikit keras. Tetapi sekarang kami ingin proses yang lebih mengenal sisi lain dunia. Kami ingin memberi warna yang berbeda. Terkecuali Adolesence, single pertama kami, lagu itu adalah lagu yang paling familiar di album terbaru kami,” jelas José sambil menunduk kebawah seperti memikirkan sesuatu. Potret musik sekarang memang lebih mewarnai suarasuara elektro demi menjaga kemauan pasar seperti apa, namun bagi Incubus hal tersebut mereka tidak dapat lakukan, layaknya seperti mengkhianati musik mereka, “Tetapi jangan salah, kami bahkan juga nerveous setelah rilis album ini. Apakah kami mungkin terlalu mengikuti insting kami? Banyaklah timbul ketakutan yang ada. Namun, semua itu berjalan baik. Walaupun kami stress, namun stress yang baik,” jawab José. Satu hal yang membuat mereka tidak tertinggal di era digital ini adalah mereka menciptakan hubungan melalui media online bersama fans-fansnya secara langsung (tatap muka layar online) dan melakukan livestreaming sejak rilis album mereka hingga 6 Juli lalu dengan memainkan lagu-lagu baru mereka didalam studio. “Ini adalah sesuatu yang jarang dilakukan oleh band-band lain,” ujar Chris. Apapun kemajuan era sekarang, Incubus lebih tepatnya tidak terlalu memikirkan kesuksesan mereka, melainkan lebih kedalam ‘pembicaraan’ untuk melakukan apa yang terbaik kedalam album berikutnya. Intinya, mereka telah melangkah satu tahap kedepan dari sisi pendewasaan sebuah band berskala internasional. THANKS TO : SONY MUSIC INDONESIA
Bagaikan melting pot dari berbagai genre musik, Lull memberikan warna musik lebih berarti. Teks: Khiva Iskak. Fotografi: Deschanel Darmodihardjo.
THE JOURNEY THAT NEVER ENDS
Lull yang tak sengaja ditemukan dalam kamus bahasa inggris yang berarti suatu keadaan atau situasi yang tenang, dimana sangat melambangkan band asal Surabaya ini. “Dan secara filosofis, Lull ini menjadi salah satu obat penenang kami di tengah-tengah kegilaan hidup di Jakarta, hehe..” canda Vanco. Bisa dikatakan, perjalanan band ini sudah terhitung sepuluh tahun lebih berjalan di industri musik. Awal mula band ini dibangun oleh J. Vanco, Dom Raditya, dan Vehendar Hambali pada tahun 2000, dan menghasilkan album pertama, Appetizer sebanyak 500 kaset. Kemudian pada tahun 2002-2004 mereka menambah satu personil yaitu Christian Nainggolan, Lull pun merampung 20 lagu dan membuat video klip Renew garapan Andri ‘LMS’ Ashari, namun mereka memutuskan untuk vakum dikarenakan Vanco juga harus melanjutkan studi tata suara-nya, meski sebenarnya mereka telah membuat album dengan judul Body & Soul. “Sebagai penanda zaman bagi kami, istilah nya kami mencoba merekam situasi yang kita alami pada saat kami menciptakan karya, sehingga kita tidak lupa sejarah hidup kita nanti,” jelas Vanco. Maka dari itu Vanco dan Christian pun kembali meracik musik Lull di tahun 2006, tetapi kali ini mereka mengajak Aldi Kresna Pagaruyung sebagai vokalis Lull. Disinilah mereka mencari bentuk baru dalam bermusik, disisi pekerjaan utama mereka, mereka juga berusaha untuk mengembalikan nama Lull di panggung musik Indonesia.
2010 menjadi tahun pemantapan mereka dalam kembali berjuang di dunia musik, dengan berkonsep dilogy album Death, album ini diberi judul Death(i): Questions For Millions. Mengapa kematian yang diangkat? “Sebagai salah satu wacana hidup dan sebagai penghormatan atas kerja keras dalam penghidupan”, seru Christian. Album ini membawa nuansa tahun 90an, serta suara-suara mulai dari industrial, grunge, new wave, noise pop/rock, doom rock, stoner rock. Uniknya, dalam pembuatan konsep lagu sampai ke lirik mereka menggunakan metode rembukan film apa yang akan menjadi dasar semua itu. “Karena kita selalu merubah konsep musik kami, maka secara otomatis selalu berbeda bahkan untuk kami sendiri. Seperti pada album Death (i) kita memakai film “fight club” sebagai ide utama,” jelas Vanco. Dengan produksi memakan lima tahun lamanya, rindu aksi panggung rock n roll, Lull paham betul apa yang akan mereka riliskan. Tidak hanya dunia musik mereka kuasai, namun keadaan Negara ini juga membuat mereka lebih terbuka dalam menilai sesuatu, dan semua itu tumpah kedalam karya. Setidaknya mereka tidak purapura dalam menutup mata apa yang terjadi. Itulah apa yang saya tangkap dari satu setengah jam wawancara bersama Lull.
081 079
Keyakinan itu terwujud ketika album perdana mereka Wonders of Enlightment rilis di awal tahun 2010 lalu, single pertama Miles Away membuat mereka diperhitungkan. Gunver yang mengambil langkah alternative rock (walau sebenarnya mereka tidak memaku genre mereka apa) meramu semua instrumen yang menghasilkan 12 lagu di album tersebut, “Begitu kita fokus dan bekerja keras dengan sungguh-sungguh untuk apa yang kita 100% percayai dan cintai. Semua kesulitan, keraguan hampir tidak berasa. Harus diberikan komplimen yg besar juga ke Jeffry (gitaris) sebagai penulis lagu untuk EP & album pertama kita, karena dia udah punya visi akan seperti apa musiknya, ditambah juga input dari personil lain-
ada yang akustik,” jelas Jeffry sambil sibuk men-setting gitarnya. Ketika selama latihan saya melihat Gunver walau mereka memiliki nada gitar yang kasar dan permainan piano yang melodius, didalam lagu-lagu mereka adanya unsur sendu namun nyaman. Andalan mereka itu pada melodi-melodi gitarnya yang memberikan lagu-lagu seperti Crystallized, Gin, The Rising Son, dan Midnite in Atlantis. Ada satu hal yang menarik disini, Gunver mempunyai jawaban yang lain ketika saya bertanya bagaimana dengan masalah penjualan atau mengunduh di dunia digital, “Ini cuman salah satu channel baru, dari channel tradisional yang udah ada (CD, kaset, vinyl). Kita pernah dengar sebuah input dari
“WE’RE INVINCIBLE” Optimisme Gunver yang tiada batas selalu membuahkan kemegahan pada nada-nada lagu mereka. Teks: Khiva Iskak. Fotografi: Deschanel Darmodihardjo.
080
nya dan juga Vanco sebagai produser,” jelas Michael sang vokalis. Band yang ditangani oleh J. Vanco (Efek Rumah Kaca, Sore, dan Bangkutaman) mengalami kemunduruan dua personil di awal tahun 2011 ini, Michael (vokalis), Jeffry (gitaris), Echa (Bass) tetap menjalankan Gunver seperti apa adanya, bahkan jauh lebih semangat daripada sebelumnya. “Sama seperti banyak band lainnya, pasti perjuangannya bervariasi. Dari mulai latihan untuk matengin lagu, abis itu cari gig buat main, sampe nemuin orang yang cocok buat garap lagu yang kita mainin. So far sih, kita merasa bersyukur udah dikelilingin orang-orang yang ideal untuk band ini,” ujar Jeffry. Ketika saya sedang mewawancarai mereka, Gunver tengah mempersiapkan latihan di studio bilangan Bangka, Kemang. Lalu mereka meminta izin dengan sopan, mau mencoba beberapa lagu demi mengejar waktu sewa studio. “Kita mau latihan yang secara akustik dulu nih, karena nanti manggungnya
seorang yang sudah lama berkecimpung di dunia musik: musik itu bukan masalah otak, tapi masalah hati. Kalo musik sudah dilihat pake hati, apapun medianya, mereka pasti akan mengejar (beli) untuk menghargai musik itu apapun medianya,” jelas Michael. Ketika saya melihat aksi panggung mereka di Java Rockin Land, 22 Juli lalu, sekelibat band ini mengingatkan saya pada Oasis. Mereka tidak mengandalkan aksi gestur dari masing-masing personil, mereka lebih mementingkan performa musik mereka sebagai musikalis yang handal. Seperti apa yang terbaca dalam album mereka, kalau memperhatikan secara detail, Gunver telah membawa kita kedalam sebuah cerita dari awal hingga akhir mengenai perjalanan hidup, “Benang merahnya adalah tentang optimisme dan perayaan akan indahnya kehidupan. Atau persepsi seperti ‘Semuanya tidak perlu bersusah payah terbang ke bintang’.”
Listen Up:
GIGANTIC ROAR
teks: giorgi a. krisno
Siapa bilang musik heavy metal telah hilang? Gigantor hadir untuk mempertahankan legasi tersebut. Teks: Khiva Iskak. Fotografi: Deschanel Darmodihardjo
HELL YEAH! Itulah kata-kata yang keluar dari mulut saya ketika melihat aksi panggung Gigantor di Java Rockin Land, 23 Juli lalu. Mereka sukses membuat para penonton ternganga, membuktikan band Indonesia memiliki kualitas yang dapat diperhitungkan. Malam itu Gigantor telah menapakkan kaki mereka bahwa heavy metal tidaklah punah. Apa yang membuat mereka terlihat dominan diantara band yang lain ialah mereka mempunyai lagulagu yang tidak asal bunyi sehingga tidak menurunkan kualitas dari musiknya itu sendiri. Semua berawal dari pertemuan Irfan (drummer) dan Rizky (vokalis) dalam satu band ketika masa sekolah menengah pertama, lalu band tersebut bubar, mereka kembali bertemu saat kuliah dan langsung membentuk band kembali karena hasrat bermusik yang tak terbendung lagi, dan heavy metal tetap menjadi pilihan. “Saat itu posisi bass dan gitar kosong, jadi, gue narik Barata untuk main bass, dari band SMA gue. Rizky narik Dipo dari band SMA-nya juga. Dari situ kita ngebawain lagu dari band-band canggih,” ujar Irfan semangat. Gigantor yang diambil dari kata gigantic dengan akhiran tor ini bagi mereka mempunyai arti yang sangat besar, “It works kalau digabungkan dengan tor. Yang berarti raksasa. Dengan harapan kita akan menjadi besar satu saat nanti hehe..” jelas Rizky. Ketika saya mewawancarai mereka pada waktu yang sempit di sebuah acara pameran mainan di Blok-M Plaza, mereka sangat bersyukur untuk apa yang mereka capai saat ini. Bagaimana mereka berjuang dalam bermusik, keinginan dihargai dan pengakuan. Lahirlah album self tittled GIGANTOR pada 1 Agustus 2010 lalu. Total 10 lagu, dengan lirik dibuat semua oleh Rizky, mereka mengambil kolerasi tema perjuangan scene metal di Indonesia yang melawan keseragaman musik di negeri ini. “Semua mengenai konsep melawan tirani penguasa yang mendominasi sistem yang me-
BIBIO
INGGRIS MEMBER: Stephen Wilkinson
reka berlakukan”, jelas Irfan sengit. Lagu-lagu seperti We Are The Knights dan Army of Darkness menjadi favorit pecinta Gigantor. Album ini juga mempertunjukan era heavy metal telah datang, dari lirik saja sangat terlihat jelas garis benang merah mereka yang sangat menuai protes. Namun saran saya coba dengarkan Iron Fist-nya Motorhead di bonus track, mereka melakukan cover tersebut dengan amat sangat baik. “Biasanya, kalau di antara kami ada yang mempunyai draft materi lagu, itu akan “diacak-acak” lagi dalam studio. Secara dasar akan sama, tapi secara finishing akan berbeda, itu tergantung pada permainan instrumen kami masing-masing. Dalam proses rekaman pun ada beberapa lagu yang di rekam ulang untuk keperluan revisi,” jelas Irfan. Dua tahun sejak proses pembuatan album ini, band ini melahirkan rasa persaudaraan yang sangat tinggi dan semangat baru untuk terus maju. “Dari awal sampai sekarang, Gigantor terus berjuang meracuni kuping manusia dengan heavy metal dari event ke event di jaman modern ini dan terus berjuang sampai darah ini kering. Hehe.. Yang pasti kami akan mempertahankan apa yang kami suka dan kami percaya,” jelas Rizky. Semua pun ikut mengangguk setuju.
You know what, Stephen adalah orang yang aneh namun jenius. Sudah enam album ia keluarkan, dari keseluruhan belum juga ada orang yang sadar bahwa jenius satu ini hadir diantara kehebohan electro domination. Album barunya yang berjudul Mind Bokeh tidak sedikitpun merubah ciri khas Bibio sedikitpun. Yang terdengar justru instrumen-instrumen tambahan saja pada setiap lagunya. Lagulagu Stephen bisa dibilang sangat eksperimentalis, terlihat pada album Ambivalence Avenue, namun herannya masih enak didengar di telinga kita. Dasar lagu Bibio merupakan musik folk tetapi ia banyak menuai kritik bahwa Bibio is one of a kind musician that exist to feel what is the difference nowadays music. PLAY THIS: Light Seep, Take Off Your Shirt, Excuses.
BROTHERTIGER TOLEDO MEMBER: John Jagos
Terinspirasi sangat oleh M83 dan Brian Eno, Jagos mendirikan Brothertiger pada tahun 2009 lalu. Jagos yang sangat mencintai dunia modern electro-dance sudah memulai rekaman-rekaman lagu dari tahun 2006 lalu. Judging from his songs, he is a somebody to watch. Berawal dari proyek eksperimen dengan nuansa tribal dan synthesizers yang menendang, Jagos menciptakan karakter eksperimental seperti Animal Collective, Caribou, dan Yeasayer. Menggambarkan etnis dentuman drum cassetteesque dan acid dream, Brothertiger menggabungkan jembatan antara new wave tahun 80an dan modern electro-dance. Carefree and woozy feelings of summer ease. PLAY THIS: Summer House, Feel, Vision Tunnels.
rock steady
Kemantapan dalam berkarir membuat Good Charlotte lebih low profile dalam menyikapi kiprah mereka di kancah musik secara internasional. Teks: Khiva Iskak. Fotografi: Aldi Pagaruyung “DOPE!” itulah kata pertama Benji Madden ketika menyebut saya dari NYLON GUYS. “Marvin Scott Jarett (Editor in Chief Nylon USA) adalah salah satu teman baik kami,” sambil melontarkan senyum lebarnya. Semenjak itu suasana yang tadinya diburu-buru oleh waktu di backstage Java Rockin Land karena jadwal yang sangat padat menjadi lebih cair. Benji dan Joel langsung menceritakan kepada saya bagaimana mereka pertama kali mendengar Negara Indonesia seperti apa. “Kami langsung percaya bahwa negara ini adalah negara yang sangat cantik. Apalagi kami juga melakukan riset bahwa kami juga memiliki fans yang banyak disini,” jelas Joel sambil memakai kacamata hitam Ray Ban-nya. Ada yang berubah dari persona mereka, ada yang membuat Good Charlotte lebih ‘tenang’ daripada sebelumnya (karena mereka selalu dikenal urakan). Mereka akui mendapat pembelajaran-pembelajaran yang tak biasa, “Its crazy man! Kami melalui proses yang tidak pernah kami dapatkan, ya seperti saya mempunyai anak, menjadi Ayah itu tidak mudah, tetapi saya mencintai pekerjaan itu,” ujar Joel, lalu Benji menambahkan, “Banyak juga efek musik kami yang dikritik habis, yang kami dibilang sangat membelot dan lain-lain.” Pernyataan terakhir itu dibuktikan melalui album terakhirnya yaitu Cardiology. Di album ini tidak terdengar lagi lagu-lagu yang sangat dance-y. “Ya, kami tahu perkembangan musik sekarang seperti apa, tetapi kami tidak mau mengikuti itu, justru di Cardiology kami ingin balik ke roots kami, pop punk. Ya kalau bisa dibilang seperti album Blink 182 yang dulu,” jelas Benji. Ada satu hal yang sangat mereka tentang ketika saya mulai membicarakan apa saja hal yang ‘kini’ untuk menjadi sesuatu yang cool, “You know what man, semua itu bisa saja dibilang cool. Asalkan bagaimana
082
kita bisa membawa apa yang kita tunjukan dari dalam diri kita itu menarik. Pede aja lagi. Cuek aja. Jangan perdulikan orang lain. Contohnya boyband kalian, Smash, mereka pikir apa yang mereka lakukan itu cool dan ya kenapa tidak? semua itu mempunyai jalurnya masing-masing,” jelas Joel sambil tertawa. Jujur saya kaget dengan ia menyebut nama band Smash, saya baru teringat sesuatu yang heboh di Twitter tahun lalu mengenai Benji ditantang untuk mendaur ulang lagu Smash, You Know Me So Well-nya dalam satu jam. Benji pun gagal, maka dari itu ketika ia mengadakan konser disini ia harus menyanyikanya depan publik. Dan itu pun ia lakukan ketika manggung di Java Rockin Land lalu. Awesome! Ketika Good Charlotte disambut baik oleh para fansnya di Java Rockin Land membuat mereka ingin cepat kembali ke Indonesia. Mereka sempat melontarkan bahwa dari tim mereka lah yang telah lama mengincar untuk main kembali di Jakarta. Dua jam lama permainan mereka, setiap jeda lagu pasti ada menyebut kata-kata “Man, we love Indonesia!” gemuruh penonton pun sangat terasa. Saya bisa bilang, konser keduanya ini cukup memuaskan, non stop mereka mengguncang penonton lewat lagu-lagu andalan seperti Lifestyle of The Rich and Famous, I Just Wanna Live, The Young and The Hopeless, The Anthem, Hold On, dan We Believe (yang dimana mereka akui hanya di Indonesia mereka mainkan selama lima tahun tidak pernah dimainkan). “Kami tahu, kami berbeda, kami hanya ingin membuat fans kami bahagia, walau diluar sana saingan kami tidak terhitung tapi kami tetap percaya kami masih bisa berada diantara mereka,” jelas Benji sebelum kami diburu-buru oleh panitia untuk melakukan sesi foto untuk terakhir kalinya. Ada pesan terakhir ketika saya mau beranjak keluar, Joel berkata “Say hi from us to Nylon Team, kay.”
083 “Kalau kita mengikuti jaman a.k.a mengikuti tren kita nggak akan bisa. Kita bermusik dengan tidak serius karena kalau kita diajakin serius malah bubar, dengan becanda kita malah produktif haha..”, jelas Detre sang gitaris. Satu jam saya bersama The Beatmor tidak ada hal lain selain tertawa sepanjang mengobrol dengan mereka. Kepribadian yang unik seperti mempunyai bahasa sendiri, terlebih gemar akan humor, benar-benar memperkuat pernyataan sang vokalis diatas. Inilah yang membuat mereka berbeda dengan lainnya. Apapun yang mereka jalankan selalu menganut kata santai namun serius. Ada cerita lucu dibalik terbentuknya band ini, “Sejarahnya itu kita semua satu kampus dan buat band khayalan buat tugas mata kuliah pemasaran kalau nggak salah, kita butuh latihan buat presentasi, tapi ternyata chemistry nya kenceng dan produktif bikin materi, dan ditambah dapet A di mata kuliah itu ya udah kita lanjutin, bener kan awalnya aja iseng haha..” jelas Reva sang vokalis. Walaupun begitu, mereka pernah mengalami hal yang tidak diharapkan, sudah beberapa kali personil mereka keluar masuk. “Dulu sempat ada masa dimana semua orang jadi semakin sibuk oleh pekerjaan masingmasing. Anggota The Beatmore semakin jarang bertemu. Kelanjutannya adalah, The Beatmore mati,” jelas Detre. Tetapi sekarang tekad mereka bulat, Afdal pada rhythm, Jolly pada drum, Vida pada bass, Reva pada vokalis, dan Detre lead guitar akan terus memajukan band ini. Motivasi mereka hanya satu, karena suka dengan musik rock, mereka ingin mengembalikan musik rock dicampur sedikit dengan blues untuk hidup kembali. “Dalam penulisan lagu sih kita beda karena kita nggak pernah muluk-muluk semua dari spontanitas. Di kehidupan sehari-hari aja sama dari becandaan tadi itu belum lagi kolaborasi dari teman kita Andi “Hans” Sabarudin dengan sound-sound gitar dan Hammond-nya yang genius, suara-suara emas bidadari yang turun dari langit (Melissa Simorangkir, Ingrid, Crista yuki) dan semua itu bisa poles dengan Vanco Vortex dengan aduhai... ya jadinya tambah gimana gitu..”, ujar Detre. Mereka juga dibantu dengan gitar psychedelic Andi Sabarudin pada lagu instrumental mereka yaitu Journey to The Greatest Gigs In The Sky. The Beatmor (awalnya The Beatmore) akan merilis EP me-
Berawal dari canda tawa lalu menjadi perjalanan kariEr. Untuk kali ini Beatmor merasa mereka adalah band yang paling beruntung. Teks: Khiva Iskak. Fotografi: Deschanel Darmodihardjo
reka pada tahun ini, lagu saat ini yang diandalkan adalah DFA. Namun sebelum EP itu akan dirilis, mereka akan tergabungkan dalam kompilasi oleh Don’t Fade Away Records yang dirpoduseri oleh J. Vanco. Lalu pada penghujung obrolan ini saya memberi pertanyaan terakhir yang selalu menjadi pilihan sulit bagi para band yaitu cara pemilihan musik kedalam EP ataupun pada album, “Bagian tersulitnya adalah masukkan bola ke dalam keranjang, dong nombok dong nombok dong! Eh itu lagunya Iwa K yah? Bagian tersulit pas mau masukin lagu ke EP tuh ya paling milih lagu yang pas aja dan enak di kuping seluruh rakyat Indonesia. Jujur saja, memang itu kan yang selalu menjadi masalah saat ini?”, canda Detre. Untuk itu saya sangat setuju.
JOURNEY IN FAITh
eyesonprizethe Dengan blog yang sukses, label rekaman, dan album perdana, rapper London Tinie Tempah terjun pada bisnis ini. teks: Stacey Anderson. Fotografi: Cameron Smith.
Jika Karir Tinie Tempah yang beragam – rapper pemenang penghargaan, pendiri label rekaman, fashion blogger – memiliki satu ancaman, itu adalah: promosi dengan kelalaian pada gayanya. Dan sebagai seseorang yang melakukan pameran di New York’s Roseland Ballroom pada malam April, ia bertekad untuk memenangkan hati Amerika. “Minumlah, tertawalah – tidak ada orang disekitarmu yang memperhatikan, jadi bersenang-senanglah!” kata Tinie, mengamati ke bawah dimana ada keramaian. Namun pekerjaannya yang menyenangkan, yang membuatnya menjadi hit terbesar diantara semua, “Miami 2 Ibiza,” semangat dan nada riang membawa pada kehidupan yang serba cepat. Suara elektronik yang catchy dan orang-orang sungguh menari. Saat Tinie membuat single-nya, “Written in the Stars,” mereka terpesona, dan dia menjadi bersinar dan bercahaya. Tinie tahu banyak yang memperhatikannya. Album perdananya, Disc-Overy, dengan nada yang pintar dan aliran yang cepat dan bersemangat, menduduki tingkat teratas daftar album U.K pada bulan Oktober lalu dan membuat ia masuk dalam BRIT Award untuk Best British Breakthrough Act. Akhirnya, albumnya dirilis di U.S. pada bulan Mei dan sekarang, seorang berumur 22 tahun ini seperti ingin menaklukan Amerika dalam label major – dimana tidaklah mudah bagi seorang rapper Inggris. “Setahun setengah terakhir sangat gila. Setiap hari saya bangun, saya berada pada negara yang berbeda, kota yang berbeda, bekerja dengan artist yang berbeda,” kata Tinie (terlahir dengan ama Patrick Chukwuemeka Okogwu Jr.), bersantai setelah foto untuk NYLON Guys di New York. “Apa yang terjadi selama ini? Dua tahun yang lalu, saya masih berada di rumah ibu saya di Plumstead (London), berusaha untuk mendapatkan kesepakatan rekaman.” Pengaruh Tinie bukanlah sebuah keberuntungan – dia pintar, seorang yang berkarisma dengan ambisi. Di tahun 2006, rapper muda ini mendapat hit di London dengan lagu pertamanya “Wifey.” Setelah itu, ia mendirikan label indie-nya, Disturbing
London, dengan tujuan untuk menarik perhatian label major dan mendapatkan kebebasan kreatif dari penampilannya. Strategi ini berhasil; ia sekarang menjadi legenda pada label Inggris Parlophone, dan DiscOvery menjadi seperti yang ia harapkan. “Kami menyelesaikan album ini dengan cepat. Saya sangat sering pergi ke studio, merekam lagu disini dan disana,” ingat Tinie. “Lalu saya mendapat energi tambahan, blog saya (Milk & 2 Sugars) berhasil, dan saya menunjukkan apa yang saya kerjakan kepada label rekaman. Kemudian “Pass Out” meroket.” Single-nya menjadi single no. 1 di U.K. pada Maret 2010. “Dan tibatiba album yang saya buat ini selesai besok. Itu sangat hebat.” Jadwalnya sangat padat sekarang dimana ia mempromosikan Disc-Overy-nya di Amerika. Diikuti dengan penampilannya pada South by Southwest dan Coachella, dan menjadi pembuka untuk Usher, Rihanna, dan Lupe Fiasco, ia mulai untuk bermain pada Lollapalooza dan melakukan tur Amerika-nya di bulan Agustus. Di antara jadwalnya, ia menyelesaikan single selanjutnya, “Till I’m Gone,” dengan Wiz Khalifa. Musim panas ini ia juga menjadi headline pada festival tur di U.K. Lalu ia merekam album keduanya, yang ia rencanakan akan lebih terdengar elektronik dan lebih hidup. “Saya melihat bahwa penonton bereaksi pada beberapa hal,” jelasnya. “Saya datang pada suatu festival dan mendengar solo gitar yang gila, atau pergi ke konferensi tari dan mendengar synth yang berat, atau pergi ke club dan mendengar suara drum 808.” Tentu saja, terdapat hadiah untuk bintang yang cepat meroket, dari pengalaman Tinie. Ia sangat ingin rekaman dengan Jay-Z, Drake, atau Nicky Minaj, namun melawan rumor di Inggris yang mengatakan bahwa kolaborasi idealnya adalah Dolly Parton. “Itu merupakan pemikiran yang salah – seseorang menulis bahwa ia merupakan penyanyi favorit saya, namun sebenarnya ia adalah favorit ibu saya,” katanya dengan muka datar.
085
NEW KIDS ON THE BLOCK!
Semua anggota band ini sudah siap lebih awal satu jam untuk wawancara ketika saya datang ke studio musik bilangan Kemang malam itu. Wajah-wajah mereka memperlihatkan bara semangat ‘anak baru’ yang dimana haus akan pembuktian diri akan musik mereka. Tidak ada basabasi, mereka langsung menceritakan kepada saya bagaimana dan apa yang membuat mereka memutuskan untuk bermusik. “Where the wind blows, that’s where cherooke goes,” jawab Richard sang vokalis dengan tegas. Itulah pernyataan mereka, ketika saya bertanya 10 tahun dari sekarang band ini akan berada dimana. Band yang besar dengan inspirasi dari Black Rebel Motorcycle Club ini baru menjalani karirnya selama satu tahun lebih. The TwinVicbrody & Blooded Cherooke menganut aliran alternative rock, neopsychedelia, dan shoegaze. Aliran ini lah yang memberi mereka predikat
086
The Twin Vicbrody & Blooded Cherooke menolak berada diantara band lokal yang hanya menjadi cetakan umum di belantika musik Indonesia. Teks: Khiva Iskak Fotografi: Deschanel Darmodihardjo. mempunyai arti, walaupun memang jawaban mereka hanya tersenyum ketika saya bertanya mengapa nama band ini terlalu panjang. “Oke, jadi Sejarah nama band kita berawal dari gue yang hobi nonton, ketika gue nonton film favorite gue, The Curious Case of Benjamin Button, gue lihat ada tiga orang meninggal di perang dunia di film itu Twins VicBrody dan satu orang berdarah Indian, beda darah namun berperang bersama. Disaat itu gue terceletuk untuk membuat nama band “The Twins VicBrody & Blooded Cherokee,” ujar Richard.
‘nuansa baru’ kedalam musik indie. “Band ini awalnya terbentuk pada pertengahan tahun 2010, pada awalnya saya dan Halbert (bassist) memiliki kesukaan terhadap sebuah band yang sama (BRMC). Lalu kami bertemu dengan Endras (drummer) yang ternyata juga suka dengan BRMC. Pada awalnya band ini hanya terdiri dari tiga orang personil, lalu seiring berjalannya waktu datanglah Janot (gitaris) yang ternyata menambah nuansa baru di dalam band ini. Apapun itu jenis-jenis musik personil mereka, TVBC telah mengambil initisari perjalanan musik mereka kedalam satu jiwa, lengkap dan lekat, itulah mengapa mereka tak ingin merubah aliran mereka sedikit pun, “Kita memilih musik ini ya jujur aja karena kita suka dan karena inspirasi musik kita dari bandband yg beraliran seperti ini. Kita tahu kalau di Indonesia mungkin jarang ada band yang beraliran seperti ini, makanya kita pilih supaya masyarakat di Indonesia ya setidaknya tahu kalo band Indonesia ada yang beraliran seperti kita ini,” jelas Janot. Cukup mengesankan prinsip mereka, tetapi apa yang sulit dari band ini adalah nama mereka. Nama yang agak panjang, terkadang suka membuat orang sulit mengingat. Pernyataan saya tadi ditentang keras. Mereka menamakan band ini tidak sembarang dan
Lalu apa yang spesial dari band ini? Saat ini mereka telah diperhitungkan sebagai band yang di ‘gandrungi’ oleh para remaja. Kalau mendengar lagu perdana mereka Gone I Awake seperti tidak menyangka mereka mampu menghasilkan musik yang begitu melekat dengan nafas rock n roll idolanya, walaupun mereka terbilang muda (baru saja lulus sekolah menengah). Semua para personil TVBC tidak peduli dengan apa orang katakan mengenai musik mereka. Bermusik bagi mereka adalah nyawa. “We fight a lot disini, karena beda apa nggak-nya itu cuma yang mendengar yang bisa menilai. Jadi kalau mau tahu kita bedanya dimana, coba didengar dan dinilai sendiri. Dan Jangan lupa beli EP-nya haha..”
Josh Gad tetap pada keyakinannya untuk melakukan teater musikal broadway The Book of Mormon. TEKS: Ellen Carpenter. FotoGRAFI: Mike Piscitelli
funny face Josh Gad adalah bintang dari pertunjukan broadway, The Book of Mormon. Dia baru saja dinominasikan pada Tony Award. The New York Times menyebutnya dengan “sesuatu yang mirip dengan keajaiban,” dan setiap malam tempat itu dipenuhi oleh artis seperti Sting dan Sandra Bullock, memberikan penghargaan dengan cara berdiri dan bertepuk tangan yang dapat membuat semua pemeran dari Anything Goes menjadi malu. Namun itu tidak cukup: Gad ingin wajahnya muncul pada dinding di Sardi’s, sebuah restoran dan sekolah broadway yang didekorasi dengan lebih dari 1000 buah karikatur selebriti yang telah telah sukses dalam Great White Way. Saat itu, Jumat siang dan kita duduk di bar Sardi’s dikelilingi oleh wajah bersahabat Lily Tomlin, David Mamet, dan Elizabeth Taylor (dan satu wajah pria tidak bersahabat yang tidak sadarkan diri di bar dan mendengkur), dan Gad membayangkan bagaimana ia menggantikan foto Donny Osmond dengan fotonya ketika pelayan datang. “Kami berusaha berpikir untuk membuat wajah kami berada di atas sana,” kata Gad saat pelayan menuangkan kopi untuknya. “Kamu harus berada di Broadway,” pelayan membalas dengan datar, menjawab pertanyaannya yang ditanyakan 50 kali sehari. “Sudah!” jawab Gad dengan tersenyum masam.
Pelayan itu terlihat meragukannya. “Apa yang kamu mainkan?” “Oh, saya memainkan The Book of Mormon.” “Oh, apakah betul?!”, kata pelayan sambil berteriak. “Kalau begitu kamu mendapat peluang yang baik. Dan jika kamu memenangkan Tony Award, kamu mendapat peluang lebih lagi.” “Kamu tahu, saya tidak terlalu tertarik dengan Tony Award sampai saya mengetahui bahwa saya dapat membuat wajah saya berada di Sardi’s!” kata Gad, tertawa, hanya cara itu yang membuatnya tertawa. “Jadi...” kata pelayan dengan intonasi. “Kamu bermain di Mormon?” Seperti Jack Black dan Zach Galifianakis, Gad tidak mungkin salah sebagai pria yang lurus. Ia pendek dan bundar, dengan rambut keriting berantakan dan wajah seperti karakter film kartun. Dalam The Book of Mormon, reaksinya dengan senyum dan gigi yang jarang dapat terlihat dari kursi belakang Mezzanine. Pertunjukannya – dibuat oleh pembuat South Park, Trey Parker dan Matt Stone dan penyusun lagu Avenue Q, Robert Lopez – menampilkan dua misionaris Mormon (Gad dan Andrew Rannels) yang dikirim ke Uganda untuk menyebarkan kebaikan. Ini adalah musikal paling lucu dan paling kotor yang pernah ditampilkan di Broadway, dan Gad sudah ikut serta sejak tahap awal. “Itu sangat berharga membuat sesuatu mulai dari awal,” katanya. “Itu adalah darah, keringat, dan tangisan saya. Banyak keringat . “Berat saya turun 30 kilogram dalam mengerjakan pertunjukan ini.” Gad telah belajar komedi dari sejak masa kecilnya yang dibesarkan di Hollywood, Florida, dimana ia merupakan bintang dalam tim pidato SMA-nya, memenangkan 3 kejuaraan nasional. Cita-citanya adalah masuk dalam Saturday Night Live dan setelah lulus dari Carnegie Mellon, ia pindah ke New York City untuk membuatnya menjadi kenyataan. “Itu terjadi secara cepat,” katanya. Untungnya, ia mendapati peran pada musikal pemenang Tony Award, The 25th Annual Putnum County Spelling Bee. Dari situ menjadi pemain film (21, Love and Other Drugs), penulis pada The Daily Show (seperti SNL baru,” kata Gad), dan yang terakhir seri internetnya pada My Damn Channel (Gigi: Almost American), yang mana dilakukannya dalam waktu dimana ia tidak sibuk di Mormon atau merawat anak perempuannya yang berusia 4 bulan (istrinya, Ida Darvish juga seorang aktris). Namun pengalaman terbaiknya adalah berperan dalam The Book of Mormon. Di workshop pertamanya 3 tahun yang lalu, Gad ingat sangat takut jika ada seseorang yang mencemoohnya saat di panggung. “Namun orang-orang mulai tertawa dan menjadi semakin keras – sungguh, orang-orang mulai terjatuh dari kursinya.” Ia tersenyum dengan kemenangannya. “Dan saya berkata dalam hati, ‘orang-orang ini sungguh berhasil, orang-orang ini sungguh berhasil.’ Dari saat itu, saya tidak pernah melihat ke belakang.” Stylist: J. Errico. Grooming: Fabiola at The Wall Group. Terima kasih kepada The Inc Lounge di The Time Hotel, NY. Jaket jeans dari Gant by Michael Bastian, kemeja dari Jack Spade, Celana dari Converse by John Varvatos, dasi dari Polo Ralph Lauren. Semua pakaian dengan ijin Bloomingdale’s
Listen Up:
teks: giorgi a. krisno
LETTING UP DESPITE GREAT FAULTS AMERIKA Band dengan genre popelectronic, shoegaze dari Los Angeles California ini yang telah sukses dengan album mereka Movement pada tahun 2006 dan Letting Up Despite Great Faults pada tahun 2009, kini kembali dengan EP terbaru mereka Paper Crush pada bulan Agustus lalu; and believe me, they still haven’t lost their touch! Band yang sering disamakan dengan Radio Dept, The Postal Service dan M83 terus-terusan menjadi lebih bagus dari release-release mereka sebelumnya, dengan jarak 2-3 tahun delam setiap release, Mike Lee benar-benar took his time untuk membuat musik dengan chorus yang lebih deep, vokal yang jauh lebih halus dan yang paling penting untuk band dalam genre musik seperti mereka adalah instrumental arrangement yang penuh emosi. Definitely an underrated band that should’ve been big! PLAY THIS: Aurora, Teenage Tide, Sophia In Gold
PARALLES
CANADA MEMBERS: Cameron Findlay & Holy Dodson Cameron yang merupakan drummer dari band Crystal Castle ini membuat band Paralles hanya berawal dari ke-iseng-an dalam menulis lagi semasa mereka sedang tur Eropa. Nafas lagu-lagu synth pop mereka seperti memberi emosi pengalaman pribadi yang dalam namun digarap lebih ringan dan santai. EP mereka Ultralight telah mendapat sambutan baik dari dunia elektronika, maka dari itu di penghujung tahun 2010, mereka mengeluarkan studio album dengan judul Visionaries. Lagu Find The Fire telah masuk dalam kompilasi Kitsune Maison Compilation 8 oleh KItsune Music. Musik mereka yang disamakan dengan New Order dan Stevie Nicks memberikan nuansa upbeat 80an yang manis, riang, club remix tyope kinda song. PLAY THIS: Vienna, Midnight Voices, Ultralight
School
o
of Rock Don’t call yourself a die hard rock fan if you didn’t go here. Oleh: Resti Purniandi. Foto: Muhammad Asranur, Aldi Pagaruyung.
089
Festival musik Java Rockin’ Land kembali hadir pada tanggal 22-24 Juli lalu di Pantai Carnival Ancol untuk para pecinta musik (khususnya rock, tentunya) di Indonesia. Walaupun awalnya banyak yang merasa line up band-band yang tampil tahun ini kurang greget dibanding tahun-tahun lalu, “pesta” tiga hari ini menepis semua keraguan itu. Dari Hari pertama saja, NYLON Guys sudah merasakan euphoria dengan tampilnya Seringai sebagai band pertama yang membuka JRL 2011 ini. Lagu-lagu seperti Membakar Jakarta, Akselerasi Maksimum selalu sukses membawa para serigala milita ikut bernyanyi dan mengacungkan tangan ke udara ketika lagu “Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan)” dibawakan. Seringai juga membawakan lagu baru mereka “Dilarang Di Bandung” mengenai…well, you could guess what’s it all about. Setelahnya giliran band asal Bandung, PAS Band mengumpulkan massa di GG Inter Music Stage, panggung terbesar di festival ini dimana para line up utama akan beraksi. Reaksi penonton yang antusias membuktikan bahwa Yukie dan kawan-kawan masih mempunyai charm yang besar baik untuk para fans atau pecinta musik umumnya. Menjelang malam, kami pindah ke J.U.M.P Stage untuk “menurunkan” tempo dengan Float. Band beraliran folk-rock ini terkenal dengan album soundtrack film 3 Hari Selamanya. Ketika lagu “Pulang” dan “Sementara” dilantunkan para penonton serentak ikut bernyanyi bersama, membuat suasana menjadi sedikit haru. Tetapi suasana kembali berganti ceria dengan penampilan We Are Scientists di GG InterMusic Stage yang cukup ditunggu banyak penonton. Semakin malam, nuansa rock kembali meninggi dengan hadirnya Blood Red Shoes yang membuat penonton bersemangat, apalagi sang vokalis wanita Laura-Mary Carter memang mampu memukau penonton (terutama kaum pria). Di waktu yang bersamaan, Netral berhasil membuat Dome Stage penuh sesak dan band-band lokal lain seperti Tengkorak dan Fable juga menyedot massa mereka sendiri. Malam semakin panas dengan band old school dari Jepang beraliran heavy metal, Loudness di Simpati Stage, panggung kedua terbesar. Minoru Niihara (vokalis) tampil atraktif dan tidak henti-hentinya berkomunikasi ke penonton, sementara sang gitaris Akira Takasaki tak henti menimbulkan decak kagum dengan permainannya yang sudah terkenal handal. Malam pertama ini ditutup dengan “gempa” kecil oleh lompatan ribuan
para penonton dengan penampilan “30 Seconds to Mars” yang dipimpin oleh sang vokalis yang bergaya sangat stylish, Jared Letto. Dengan dimainkannya lagu-lagu andalan mereka seperti “From Yesterday”, “Kill” dan diajaknya 30 penonton untuk naik ke atas panggung, bisa dibilang band ini sukses meninggalkan kesan manis kepada para fans beratnya di Indonesia. Lanjut hari kedua, semakin banyaknya line up band lokal maupun luar yang keren cukup membuat kami bingung harus memulai dari mana. Sebut saja Amazing in Bed, Leonardo, Angsa & Serigala, Gigantor, Jasad, Kelelawar Malam, Pure Saturday, Burgerkill, Cokelat dan banyak lagi bermain di jam yang hampir sama atau bersamaan, sehingga sayangnya membuat kita harus memilih. Ray D’ Sky yang bermain di Segarra Stage menjelang sunset membuat suasana pantai Ancol terasa berbeda, band yang disebut beraliran green folk ini membawakan lagu-lagu hitsnya seperti “Harus Dari Sini”, “Angel”, “Misty Day”, dan favorit kami, “Tak Perlu Sempurna” yang mengajak kita untuk sabar, apa adanya, bersyukur dan tidak perlu jadi sempurna untuk bahagia. Awal yang menyenangkan untuk hari yang panjang ini! Pada saat yang bersamaan, Sarasvati mengajak kita menikmati sunset dengan cara yang lebih “mencekam”. Risa Saraswati yang walaupun sebelumnya menulis di Twitter bahwa ia sedang sakit tetap tampil memukau dengan lagu-lagu dari album “Story of Peter”. Sesosok wanita asing berwajah lebam dengan gaun ungu yang merupakan bagian dari show-nya muncul mengejutkan di tengah penonton membuat kita kembali teringat cerita dibalik lagu-lagu Sarasvati. Tidak ada waktu untuk menenangkan detak jantung, karena setelahnya God Bless siap mengguncang GG Inter Music Stage. Aksi panggung band legendaris Indonesia ini tentunya tidak perlu dipertanyakan lagi. Achmad Albar dengan segala pesonanya terus menyapa penonton dengan ramah, lagu hits mereka seperti “Panggung Sandiwara”, “Semut Hitam” dan “Rumah Kita” langsung membuat penonton serentak bernyanyi tanpa perlu dikomando. Malam ini God Bless juga membawakan “Cermin” yang terakhir kali dibawakan pada tahun 80-an. Sore harinya, kami sempat berjumpa dengan band dari Belanda, Kensington yang mengingatkan kami untuk melihat penampilan mereka di Dome Stage. Pada awalnya, area tersebut hanya dipenuhi sedikit penonton, wajar saja karena nama band ini bisa dibilang asing bagi para pecinta musik Indonesia. Ternyata dari mulai lagu pertama berkumandang, sang vokalis Eloi Youssef dan vokalis/gitaris Casper Strraveld berhasil memukau penonton dengan lagu-lagu mereka. Walaupun baru pertama kali kami mendengar, lagu berjudul
“Let Go”, “All That I Know”, “The Heart of It” bisa spontan membuat para penonton menari atau ikut sing-along. Dan pada akhir pertunjukan, ternyata Dome Stage sudah dipenuhi dengan para penonton yang bisa dibilang sekarang menjadi fans baru mereka. Setelahnya Ed Kowalczyk yang walaupun tampil tanpa naungan bendera Live tetap berhasil memuaskan penonton dengan hits-hits lamanya. Disini semakin terlihat bahwa para penonton malam ini dipenuhi dengan generasi 90-an yang besar dengan lagu-lagu tersebut. Dan mereka tentunya menunggu kehadiran The Cranberries. Sebelum menyaksikan penampilan Dolores O’Riordan, kami menuju J.U.M.P stage untuk menyaksikan FALL, band beraliran post hardcore dari Jakarta ini digawangi oleh Claude Hutasoit yang tak henti berdialog dengan penonton diantara menyanyikan lagu-lagu hits mereka seperti “Friday”, “Hurricane Boy”, “Divorce” dan “Neon Black”. Penampilan mereka malam itu juga dimeriahkan oleh permainan bass dari Roma Sophiaan (Killed By Butterfly) yang telah bergabung dengan band ini. Setelah itu, penampilan The Cranberries yang sudah ditunggutunggu memang patut mendapatkan pujian. Dolores O’Riordan membuat penonton terkesima dengan wajah cantiknya yang awet muda, kostum panggung yang menarik dan suara yang prima. Hits seperti “Linger”, “Zombie”, “Dreams”, “Animal Instinct”, “Just My Imagination”, “Ode to My Family” dan banyak lagi membuat penonton larut bernostalgia sambil bernyanyi bersama. Hari terakhir, walaupun dengan badan yang sudah terasa lelah tetapi NYLON Guys tetap semangat melihat masih banyaknya band-band yang keren seperti /rif, Superglad, The Trees and Wild, Gugun Blues Shelter, Sir Dandy, dan lainnya yang akan beraksi. Salah satu yang ditunggu penampilannya hari ini adalah band hardcore asal Jakarta, Stepforward. Selain karena band yang sudah vakum selama 4 tahun ini memang menimbulkan kerinduan diantara para penggemarnya yang sudah mengikuti karir mereka sejak 90an. Faktor utama yang membuat band ini menarik adalah hadirnya sang vokalis wanita, Jill Van Diest dengan suaranya yang dahsyat. Malam itu mereka memainkan hits mereka seperti “Go Away” dan satu lagu yang belum mempunyai judul yang didedikasikan untuk kaum wanita. Setelah puas menyaksikan aksi panggung mereka, kami langsung menuju GG Inter Music Stage untuk menyaksikan Good Charlotte, sebelum mereka manggung, kami juga berhasil bertemu dengan Joel dan Benji Madden yang antusias bertemu dan mengobrol dengan tim NYLON yang juga kami
tuliskan pada edisi ini. Seperti bisa diduga, Good Charlotte dengan antusiasmenya kepada para fans-nya di Indonesia berhasil menghadirkan penampilan yang menarik dan memeriahkan suasana. Lagu hits mereka seperti “Like It’s Her Birthday”, “Girls and Boys”, “Riot Girl” dan lainnya membuat penonton tak henti bergoyang dan berteriak senang. Hawa 90-an kembali hadir dengan Frente yang bermain setelahnya, tentunya “Bizzare Love Triangle” yang merupakan cover dari band New Order tidak mungkin ketinggalan dinyanyikan. Tapi seperti juga hal menyenangkan lainnya, festival ini harus berakhir juga. Setelah penampilan mantap dari Helloween, JRL 2011 ditutup dengan Happy Mondays yang menghabiskan sisa energi para pengunjung dengan menari sambil loncat-loncat dari awal sampai akhir lagu. Shaun Ryder dengan pesona bad boynya tak henti mengajak bergoyang dengan lagu-lagu seperti “Kinky Afro”, “24 Hour Party People”, “Hallelujah” dan lainnya. Kudos to Java Festival Production yang berhasil menghadirkan festival sebesar Java Rockin’ Land dengan rapih dan aman, can’t wait to see you again next year!
091
cardigan by H.E. by Mango long Sleeve by H.E. by Mango fedora by Lacoste pants by Burberry shoes by H.E. by Mango glasses by Giorgio Armani at Optik Melawai
092
FASHION DIRECTOR: MAESA NICHOLAS MONTGOMERY PHOTOGRAPHER: ONIK (REBELLIONIK) FASHION STYLIST: PHILEA ADHANTI ASSISTANT STYLIST: NIA TANTRI GROOMING: MARINA SITOHANG (08129939240) ALL GLASSES COLLECTION BY OPTIK MELAWAI
BEEN THERE DONE THAT NOW, WHAT? NICHOLAS SAPUTRA, Seorang aktor DENGAN jiwa petualang, berbicara bagaimana ia melihat dirinya saat ini. TEKS: Ein Halid
Persiapan edisi Style di bulan September kali ini terasa sangat hectic. Dari memikirikan siapa yang akan menjadi cover, membuat tulisan, review dan liputan eksklusif dan semua berkejaran dengan deadline libur lebaran. (oh,well) Menjadikan Nicholas Saputra sebagai salah satu cover lokal khusus sudah lama kita rencanakan, sehingga ketika mendapat telepon langsung darinya untuk mengatur keperluan untuk pemotretan kali ini, jadi booster energi tim NYLON Guys. Walaupun kondisi kemacetan Jakarta semakin tak terduga di bulan puasa ini, semua persiapan berhasil terlaksana dengan baik. Setidaknya, semua tidak ada yang terlambat saat harus menerjang kemacetan untuk menuju studio di area Fatmatwati. Prosess pemotretan yang diarahakan Maesa Nicholas, Managing Editor Nylon Guys yang berkolaborasi dengan fotografer, Onik berjalan cepat. Mengarahkan aktor sekelas Nicholas mungkin menjadi impian hampir setiap fashion stylist dan fotografer. Frame by frame, he made it look easy and perfect. Setelah mendapat ‘the money shot’ untuk cover edisi ini, giliran saya untuk mewawancara. Saya buka obrolan dengan sedikit memberikan gambaran tentang apa yang diinginkan dari tulisan yang akan saya buat. Dan saya berjanji tidak akan menanyakan sesuatu yang bisa saya google. Sebagai jurnalis , persiapan paling penting adalah research, kedua membuat orang yang kita wawancara nyaman demi mementukan nasib setengah jam kedepan. Saya tahu Nicholas memiliki kecintaan untuk travel, mungkin topik inilah yang bisa membuatnya terlihat jujur dan spontan di akun twitter @nicsap. Dan buat saya ini jadi sisi yang sangat menarik. Berikut obrolan saya dengan Nicholas siang itu.
blazer by Topman t-shirt by Topman pants by Topman glasses by Emporio Armani at Optik Melawai
cardigan by Topman Limited pants by Topman glasses by Oliver Peoples at Optik Melawai
(NG) : Bio lo tertulis : Full time traveler, part time actor. Nggak terbalik yah? (NS) : Begini, gue nggak mau melabelkan diri gue sebagai full time aktor, karena gue sendiri main film setahun hanya sekali sampai dua kali, lebih banyak aktor yang lain yang benar-benar menjadikan aktor sebagai profesi. Kenapa gue lebih memilih menyebutkan full time traveler, yah karena dalam waktu setahun, gue lebih banyak traveling dibandingkan akting. (sambil tersenyum) (NG) : Seberapa lama sih lo bisa tinggal di satu tempat. Apakah lo memiliki love and hate relationship dengan Jakarta juga? (NS) : Jakarta is my home, but the luxury is you can go out anytime. Saya merasakan perlu keseimbangan ini sejak lima tahun yang lalu, dan gue nggak suka terlalu lama berada terlalu lama di comfort zone. Buat gue penting untuk membuka hubungan dengan manusia, alam bahkan kota yang dikunjungin. (NG) : Apakah lo menjadi orang yang berbeda ketika travel? Maksud gue, sebagai well known actor pasti apa yang ditampilkan ke luar, adalah hal-hal yang ingin lo kasih liat ke publik, tapi ketika traveling lo menjadi orang yang sangat terbuka?
(NS) : Saat traveling kita akan bertemu orang yang berbeda. Profesi sebagai aktor yang cukup dikenal, memperkecil lingkup gue, jadi gue merasa senang ketika traveling bisa membuka lingkup gue lebih luas, berinteraksi kembali sebagai manusia normal. (NG) : Or is it just nice, when you travel, people doesn’t know you as Nicholas Saputra? (NS) : Hahaha, sebenarnya ada yang masih mengenali gue. Tapi yang paling nikmat adalah ketika nggak ada yang kenal. Seperti saat waktu diving trip dan bertemu dengan turis dari luar, ketika ditanya profesi gue apa, gue bisa menjawab apapun ; ‘I’m a lawyer, I’m a photographer, I’am an architect.’ (sambil tertawa sedikit licik) Ini bukan berarti gue nggak suka dengan profesi sebagai aktor, don’t get me wrong. Tapi mendapatkan respon yang natural dari seseorang, I feel more human. (NG) : Berapa banyak minum kopi sehari? (NS) : Dua kali, pagi dan sore
097
(NG) : Kenapa saat traveling, saat minum kopi selalu lo twit? (NS) : (tertawa) bener banget, karena buat gue saat minum kopi biasanya jadi saat yang indah buat gue. Lagi santai dan pasti ada pemandangan indah dihadapan gue, seperti saat gue ada di atas kapal di area kepulauan Komodo. (NG) : Apa yang terjadi saat yang sudah lo rencanakan dalam traveling tidak berjalan sesuai rencana? (NS) : Gue sangat terencana saat berpergian, tapi gue akan selalu membuat ruang untuk ‘to be surprise.’ (NG) :Tapi itu kan saat traveling yah, dalam kehidupan seharihari apa memiliki prinsip yang sama? (NS) : Bedanya adalah, gue nggak pernah punya rencananya yang tetap. Dan gue punya banyak ruang-ruang dalam hidup. Jadi, gue lebih memilih menjalankan yang ada dengan baik, karena gue percaya itu semua akan mengarah ke satu tujuan yang lebih baik lagi. Someday Contohnya ketika gue mencoba menjadi penyiar ternyata suatu saat menjadi modal untuk mendapatkan pekerjaan di Chanel V. Dan gue nggak pernah mention tujuan akhir gue apa, karena gue memberikan ruang untuk segala kemungkinan lain terjadi. (NG) : Buat gue saat lo bekerja sebagai presenter Chanel V dan mewawancarai Merly Streep, adalah hal yang paling gue inget. Apakah itu adalah salah satu momentum lo?
(NS) : Nggak juga, dalam artian karena momentum gue berbeda-beda. Jadi gue lebih melihat pengalaman kerja di luar negeri itu lebih pada proses pembelajaran. Selama dua tahun gue travel keliling dunia, gue pergi ke grammy sebagai jurnalis. Itu pengalaman dan pembelajaran yang akan gue pakai. (NG) : Ok, jadi lo pernah kan menjadi gue, you were a journalist. Bagaimana menurut lo berada di sisi seberang? (NS) : Hahahaha, iya yah…gue saat itu jadi benar-benar tahu jadi seorang reporter dan presenter. (NG) : Sebagai seorang artis dan sebagai seorang jurnalis. Apakah ini jadi modal lo untuk bekerja saat harus wawancara orang? (NS) : Benar banget. Gue gunakan pengalaman saat gue harus mewawancarai Chris Martin. Saat gue mempersiapkan wawancara dia, gue sudah memiliki pemahaman : “an image is an image, a person is a person.” Jadi saat gue wawancara, gue kurang
bio: full time traveler, part time actor
8 9 0 knitwear by Lacoste polo Shirt by Lacoste pants by Burberry
100
long sleeve by Y-3 cardigan by Y-3 pants by Y-3 shoes by Topman
lebih tahu apa yang dia harapkan dari wawancara. Ibaratnya gue pun akan bete kalo ada wartawan nanya pertanyaan yang standar. Dan ketika gue jadi jurnalis, gue pasti nggak boleh terlihat sebagai fans-nya dia, walaupun gue suka banget sama Coldplay. (NG) : Balik sebentar ke profesi utama lo. Apakah akan ada film baru yang akan lo mainkan? (NS) : Iya ada, mungkin gue belum bisa bicara banyak tentang proyek ini. Tapi yang bisa gue bagi adalah film ini berbeda dari yang sebelumnya. Proyek film ini menarik dan bagus. Gue lebih memilih untuk menjadi bagian dari proyek-proyek seperti ini. (NG) : Begitu banyak pengalaman hidup yang lo lewatin sampai saat ini. Apakah sudah cukup puas? Pernah ada rasa takut atau bosan? (NS ) : Kalau puas, gue rasa manusia nggak pernah cepat puas, tapi cukup bahagia dan nyaman, iya. Semoga gue nggak akan pernah merasa bosan, karena gue tipe orang yang senang mencoba banyak hal. For me, before 30 life is a university.
(NG) : Been there, done that, now what? Would you ever share your world and experience? (NS) : Iya, suatu saat saya ingin bisa membagi pengalaman gue. Sebernarnya sih gue sudah mulai coba lewat akun twitter gue. Dengan gue nge-twit tentang travel, gue ingin berbagi sedikit tentang dunia gue. Tapi suatu saat nanti gue mau berbagi lebih banyak lagi. Wawancara ini pun berakhir saat sejam menjelang buka puasa. ia pun harus bergegas mengejar acara buka puasa di area Senayan. Tidak lupa ia berpamitan dan berbicara singkat dengan seluruh tim. Sore itu saya berharap bisa melabelkan siapa seorang Nicholas Saputra, but that would not be fair. Saya cukup puas menutupnya dengan rasa ‘respect’ yang betambah terhadap pria yang baru saja saya wawancara ini.
102 isn’ t she lovely? It’s every men’s dream to date a gorgeous top model. Bagaimana caranya? Mari bertanya kepada Paula Verhoeven (the definition of a model with the perfect inner and outer beauty). Teks & direction: Rezaindra O-Fotografi: Nick Easton-Stylist: Philea Adhanti-Makeup Artist: Olivia Pingkan-Lokasi: Luxe Living
dress by working hours
Untung saja saya tidak menjalankan ibadah puasa, siang itu Paula yang datang ke lokasi pemotretan dengan menggunakan loose t-shirt dan hot denim pants terlihat sangat menggoda, tampilannya saat itu saya yakin bisa meruntuhkan pertahanan seorang pria yang sedang berpuasa. Bajunya tidak sexy sebenarnya, but she has those killer legs yang secara otomatis akan menarik perhatian orang yang bertemu dengannya. Tungkai kakinya panjang, bentuknya bagus dan kulitnya yang agak tan terlihat sangat cantik. Masalah wajah, sepertinya tidak perlu saya bahas lagi. Sempurna! Pemotretan kali ini tidak sulit, lebih dari tiga look yang kami ambil tidak memakan waktu yang lama. Pembawaannya yang tenang, mudah diarahkan dan tidak pernah mengeluh kecapaian seakan mempermudah pekerjaan kami, padahal hari itu Paula sempat disuruh berpose selagi melompat dan dia sedang puasa. She’s definitely a pro in front of the camera! Disela-sela pemotretan, Paula yang asli dari Semarang ini dengan senang hati membagi cerita hidupnya, bagaimana sampai ia bisa dikategorikan sebagai salah seorang top model Indonesia saat ini. Perempuan bernama lengkap Paula Verhoeven ini memulai langkahnya di industri fashion tanah air ketika ia masih berusia 14 tahun dengan menjadi finalis Gadis Sampul 2001, tahun berikutnya ia mengikuti perlombaan yang diadakan oleh desainer kenamaan Indonesia yaitu Ramli. “Dari situ aku sering banget diajakin show sama dia, banyak pengalaman yang aku dapat disana, mulai dari nggak bisa makeup sampe aku harus bisa makeup sendiri,” ujar dara kelahiran Semarang, 18 September 1987 ini sambil tersenyum manis. Perjalanannya pun berlanjut ketika Paula meraih gelar juara pertama pada Elite Model Look tahun 2003 dan dikirim ke Singapura untuk mengikuti kontes tingkat internasionalnya, “Itu benar-benar pengalaman yang luar biasa, aku bisa dapat kesempatan berkompetisi dan menambah ilmu diajang internasional di usia yang masih sangat muda, 16 tahun!” cerita perempuan blasteran Belanda-Cina ini. Tidak semua pengalaman hidup Paula berupa cerita indah, tahun 2005 ketika ia akhirnya pindah ke Jakarta untuk kuliah dan melanjutkan karir modelingnya, Paula harus menelan pil pahit. “Pas pindah kesini badan saya kurang proporsional, saya sempat gemuk saat itu (naik 12 kg), dan aku dapat banyak complain dari desainer, fotografer, majalah, juga klien,” cerita Paula dengan
ekspresi yang sendu. Lulusan London School of Public Relation jurusan PR ini akhirnya sempat vakum selama satu setengah tahun, tidak jalan di catwalk maupun difoto, ia hilang dari peredaran model ibu kota. Hingga akhirnya Paula berhasil menurunkan berat badannya dengan fitness, and she’s back in business! About her love life, (be grateful brothers) Paula is not in a relationship right now! Lantas pria seperti apa yang dapat mengencaninya? “Aku suka dengan pria yang mempunyai kecocokan dengan aku, ada chemistry, same hobbies, and healthy lifestyle,” jawabnya. Kriteria yang terakhir sepertinya harus digaris bawahi, jangan berpikiran untuk bisa berkencan dengan Paula kalau gaya hidup kamu tidak sehat. Kamu harus bisa hidup sehat, sesehat Ade Rai untuk bisa menarik perhatiannya. Dari sekian banyak pria yang Paula kagumi, sosok body builder tadi adalah idolanya. “Aku banyak belajar mengenai fitness dan diet dari dia, mungkin kalau tidak kenal dia aku nggak kayak sekarang… Mungkin Nylon Guys juga nggak akan menginterview aku karena badanku tidak proporsional hehe… Dulu aku sempat hopeless untuk nurunin berat badan dan berfikir bahwa aku tidak dapat kembali di dunia modeling..” ucap pemilik tinggi 183 cm, dan berat 55 kg ini. Yang tidak ia sukai? “Pria yang memiliki sifat kasar terhadap wanita, that’s totally turn me off,” ucapnya singkat, padat dan jelas. Paula saat ini masih memfokuskan dirinya pada dunia modeling, ia tidak ingin merambah dunia hiburan lainnya seperti yang kerap dilakukan modelmodel yang ada. Icon dari Jakarta Fashion and Food Festival 2009, penghias puluhan cover majalah tanah air, dan ambassador dari berbagai brand fashion dan juga beauty ini memang bukan tipikal top model kebanyakan, ketika model-model lainnya berlomba-lomba untuk tampil edgy dengan rebellious attitude, ia tidak. Paula yang pada Audy Fashion Festival - Singapore 2010 kemarin sempat sepanggung dengan Carmen Cass untuk show Dsquared ini malah tidak minum alkohol, merokok, maupun tatoan, “Model biasanya diasosiakan dengan keglamoran dan kemewahan, tapi sebenarnya model itu adalah profesi, dan hidup saya sih biasa-biasa saja, tidak glamor sama sekali,” jawabnya.
104
“
model itu adalah profesi, dan hidup saya sih
biasa-biasa saja, tidak glamor sama sekali
�
atasan: ??? skirt by working hours egg brown chair by arne jacobsen at luxe living
106
boys will be boys Concept & Fashion Director : Maesa Nicholas Montgomery Photographer : Onik (Rebellionik) Fashion Stylist : Philea Adhanti Assistant Stylist : Nia Tantri Grooming : Marina Sitohang (08129939240) Model : Mario/VTM *All glasses collection by Optik Melawai
Terlihat cool setiap saat tidak sulit. Ini buktinya !!!
shirt: Lacoste sweater: Lacoste short: H.E BY MANGO
108 vest: Burberry shirt: Burberry pants: Topman sunglasses: Hugo Boss at Optik Melawai
jacket : Lacoste sweater: H.E by MANGO pants: Topman sunglasses: Alexander McQueen at Optik Melawai
blazer: H.E by MANGO shirt: Topman pants: Calvin Klein
110
cardigan: Topman t-shirt: Topman pants: Topman
outside shirt: Topman inside shirt: Topman t-shirt: Topman pants: Topman sunglasses: Emporio Armani at Optik Melawai
112
knitwear: H.E by MANGO shirt: H.E by MANGO pants: Topman
114
we are what we wear
Style is about your personal taste, tapi tidak ada salahnya kalau kita mengupgrade sense of fashion kita dengan mencontek cara berpakaian dari empat pria ini. Kami memilih Anton, Onnie, Adit, dan Soetjipto sebagai sosok pria dengan empat profesi berbeda untuk berkolaborasi dan memberikan sentuhan personal mereka kedalam cara berpakaian seorang pria yang up to date dan layak untuk disimak. Just learn and (hopefully) you can practice it.
Teks & Direction: Rezaindra O. Fotografi: Anton Jhonsen Hair & Grooming: Marina Sitohang & team
be easy Menjadi owner sebuah bar paling hip di Jakarta saat ini adalah sebuah kenikmatan tersendiri bagi pria blasteran Itali - Indonesia ini, bertemu dengan banyak orang setiap harinya dan memberikan pelayanan yang maksimal bagi pengunjungnya, termasuk berpenampilan menarik sehingga enak dipandang mata. “Sebagai bar owner, ya mungkin ‘look’ gue itu sesuai dengan pekerjaan gue: alternatif dan kasual,” katanya, “Style itu adalah salah satu cara untuk mengeskpresikan diri sendiri, atau mungkin juga untuk mengasosiasikan diri
Anton Massoni DOB: 9 Agustus Owner/Operator Tree House – Kemang
ke subkultur tertentu. Yang penting ya paling kalau tampang atau gayanya orang itu pantes apa nggak. Maksudnya ‘can this person pull it off?’ gitu. Anton tidak memiliki brand tertentu yang menjadi kegemarannya, dia menyukai brand apapun selama ia menyukai barangnya. Kali ini pria dengan signature mustache ini memberikan look dengan sentuhan simple style with a twist. “Penampilannya walaupun ‘simple’, tetap kelihatan ada elemen ‘rockers’ yang cukup jelas,” ujar pria yang mengaku baru pertama
116
kalinya disuruh untuk menjadi stylist ini. Any other tips for the guys? “When you go out, nggak usah heboh. Yang penting ada satu highlight piece, dan koordinasi warna juga penting. No need to overdo it, guys!” Must have items:
Celana dalam bersih.. Itu salah satu hal yang penting sekali, kan? Fave style icon:
Patrick Melcher, pro-skater yang punya gaya agak aneh. Fave Brand: -
Model: Stewart Henry
Model: Inno
Onnie Lennox DOB: 16 Mei One half of Teenage Illionaires & A&R representative for Youth is Forever
used & abused
Selain bertugas untuk memainkan track-track seru di lantai dansa sebagai seorang DJ, mengemban Job-des sebagai seorang stylist bukanlah hal baru bagi Onnie, he’s everywhere, mulai dari mengerjakan proyek iklan sampai campaign untuk clothing line. Onnie tidak pernah bosan dalam bereksperimen dengan look yang tidak biasa, sejak lahir ke dunia ini, ia seperti merasa wajib untuk sadar penampilan. Style bagi Onnie adalah ability to find your own signature. If you got it, flaunt it!” ujarnya, dan Attitude
adalah kunci dari penampilan seorang pria. Apapun pekerjaannya, it’s always important to try and look good, or at least decent menurut pria berkacamata ini. Di pemotretan ini, Onnie memperkenalkan tema Used & Abused karena hampir semua item yg dipake didapatnya dari berburu di berbagai thrift stores dan flea market, mulai dari poncho, parka, hingga mash tank top. “It’s always fun to buy used items, fellas. Just remember not to be abused,” katanya bijak.
Must have items:
Suits & specs.
Fave style icons:
All-timer : Serge Gainsbourg (but not the smoking part). Lokal : Alex Siregar. Fave brand:
Internasional : Band of Outsiders Lokal : Goodfellas
117
fame is boring 118
(The Sigit) yang diberi judul “Fame is Boring”, kenapa? Karena Fari dan band-nya udah famous, dan pas gue nanya dia apa kabar, dia jawabnya “lagi boring”. That’s why judulnya jadi “Fame Is Boring”,” ujarnya dengan cuek. Style diartikan Adit sebagai sesuatu yang not label-driven but rather driven by individuals! “You are what you wear, jadi judgelah a book by its cover,” ujarnya secara random namun meaningful. Satu hal penting yang ia tekankan dalam cara berpakaian pria, ia sangat mengharamkan Crocs, “Show up in suit or a jeans, tshirts, motorcycle federation leather jacket and you are still going
home with someone. Show up pake with that kind of shoes? thats a felony buddy, kita masukin penjara!”. Must have items:
Leather jackets + anjing pug (item juga kan?) Fave style icon:
Adrien Brody, Luke Stedman, Fahrani Empel, Maria Agnes Bong, & Stephanie Vermaas Fave brand:
Blackheart, Cast, Barli Asmara, Far, Danjyo, Kle, La Douche, Nikicio, Love Song, House of Jealouxy, En Garde, 16DS. Yes, U DO NOT mess with locals!
Model: Farri (The Sigit)
Sakrya Adiguna / AditRNRM DOB: 9 Februari Promotion Executive Sixteen Denim Scale, Rock n Roll Mafia Manager.
Ditengah kesibukan Adit yang cukup padat, ia tidak ingin melewatkan tawaran saya untuk menjadi stylist, dengan sangat excited ia menempuh perjalanan Bandung-Jakarta demi proyek ini. Saya sempat kebingunan ketika giliran Adit dan modelnya, Fari masuk ke area pemotretan, dua-duanya sangat ‘on fire’ disana haha.. Walaupun keduanya bukan model beneran, tapi bergaya di depan kamera bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Sebagai seorang pria ‘beredar’ yang salah satu pekerjaannya berkecimpung di industri denim, ia mengaku sebagai seorang denim addict, dan ini adalah keuntungan baginya, “Semua denim gua gratis. HA!” ujar pria ber-tai lalat sakti ini. Kali ini, Adit menampilkan look Farri
modern guy “Tanya diri kamu sendiri, apa yg kamu suka dan kehendaki ketika orang melihat style-nya kamu. Style itu menyangkut gaya orang yg memakai outfits-nya. Fashion itu hanya sebuah statement tapi style itu identitas setiap individu,” ujar pria yang akrab dipanggil Nono ini. Fashion savvy yang membawahi label soe. hoe|no’om|no’mi ini adalah sosok yang kreatif juga
sangat down to earth. Pekerjaannya sudah pasti mewajibkan Soetjipto untuk berpenampilan baik, “Penampilan dan pekerjaan saya sangat berhubungan. Saya suka menambahkan details seperti feather, fur atau leather untuk membuat pakaian itu lebih menarik dan unik. Ada edgy elements-nya tapi tetap masculine/manly,” katanya. Pemotretan kali ini, Soetjipto memberikan definisi dari gaya berpakain
pria jaman sekarang dengan look yang cukup dandy namun tetap playful lewat polo shirt/blazer dikombinasikan dengan celana bahan dan high top sneaker. “Pria modern sekarang udah harus mempunyai identitas sendiri, mereka kerja keras dan play hards too. Enjoy fashion tapi bukan fashion victim. Yang paling penting, just be yourself dan percaya diri,” ucapnya. Bagi Soetjipto, penampilan seorang pria juga tidak hanya dipengaruhi oleh fashion,
kita harus bisa meng-update diri dengan perkembangan teknologi, sosial, budaya, hingga politik. Must have items:
Jam tangan yg bagus, fitted smart suits, basic white tee with good cut and material, a pair of good denim. Fave style icons?
Stefano Pilati & Ed Westwick Fave brand:
no.om
Soetjipto Hoeijaja DOB: 23 Juni Fashion Designer/Creative Director of soe.hoe|no’om|no’mi
Model: Lian Firman
119
this is how fitted shirt
short sleeve blazer
parka jacket
oversized sweater
plaid tailored pants track pants training pants
tailored pants
hi-top sneaakers
8 holes boots canvas shoes
3 holes boots
w we do it mesh sweater
vintage t-shirt
razor top
rolled up shorts
basic t-shirt
cropped pants fitted jeans
rolled up chinos
leather boots creepers shoes
buckle boots sneeakers
CHARACTER @biz @marvinjarrett
BUILDING
Bukankah sungguh cemerlang bila dua kalimat berikut mengenai Biz Stone, penemu Twitter hanyalah sepanjang 140 huruf? Tunggu, ternyata memang betul!
Teks: marvin scott jarrett. fotografi: john maxwell IV
t h e t h i nker Salah satu kemajuan dalam teknologi berkomunika-
si sejak ditemukannya telepon, barulah berusia 5 tahun lebih, namun sulit membayangkan dunia tanpa kehadirannya. Biz Stone, Evan Williams dan Jack Dorsey meluncurkan Twitter di bulan Maret 2006, dan di konferensi South by Southwest tahun berikutnya, intensitas Twitter sudah mencapai hingga 20,000 tweets perharinya. Diikuti dengan strategi marketing yang cerdas pada festival tersebut (Twitter meraih penghargaan SXSW Web Award,) melambungkan jumlah tweet hingga 60,000 per harinya. Di tahun 2010, sekitar 50 juta tweet terkirim per harinya, hingga 155 juta tweet ketika media diterbitkan. Twitter membantu menekankan kebebasan orang tak bersalah dari dari penjara (seperti mahasiswa U.C. Berkeley yang ditahan di Mesir karena telah mengambil gambar sebuah protes anti pemerintahan tahun 2008 silam) membantu Obama memenangkan kampanye (ia pun men-tweet: “Kita telah membuat sejarah. Ini semua terjadi berkat talenta dan kerja keras yang Anda berikan. Ini semua terjadi karena Anda. Terima kasih�), bahkan membantu orang dalam menemukan transplantasi ginjal. Marvin Scott Jarrett bertemu dengan Stone di kantornya di San Francisco untuk bertanya sejenak tentang masa lalunya, dan yang paling penting, kemana ia akan bergerak selanjutnya.
124
Saya baru mengirimkan tweet pertama saya hari ini Baguslah Sebelumnya saya hanya menggunakkan twitter untuk melihat akun orang lain Tidak masalah. Banyak orang yang mengemukakan bahwa mereka tidak terlalu suka men-tweet, hanya mem-follow politik. Itu bisa dibilang sebagai pengguna Twitter juga, tidak ada salahnya kok. Ya, namun terasa sedikit aneh mendapatkan email yang memberi tahu bahwa si A atau B sekarang men-follow Anda. Ya betul, saya mematikan fitur itu, saya tidak perlu tahu satu persatu siapa follower saya. Tapi itu bisa membuat Anda cukup tercengang
kami menganggap hal tersebut sebagai demokrasi yang sedang berjalan secara langsung. Apakah sejak awal Anda akan menduga bahwa Twitter akan menjadi begitu penting seperti sekarang ini? Sejak awalnya, kami selalu percaya bahwa pertukaran informasi secara terbuka akan memberikan dampak yang sangat positif secara global. Bahkan sebelum Twitter, Evan dan saya bekerja di Blogger, sebuah platform untuk menerbitkan sesuatu dengan cara yang begitu sederhana. Kami menyadari kekuatan demokrasi yang bisa terjadi di dalamnya, karena dalam beberapa negara, hak berpendapat hanya bisa terpancarkan melalui blog. Kami yakin, bahwa pertukaran informasi secara bebas dan terbuka akan menghasilkan sesuatu yang baik, bagi 5 milyar saya tertera sebuah nota yang bertuliskan pengguna telepon genggam dan 2 “Jangan lupa untuk men-tweet pengalaman milyar pengguna internet. Anda sebagai tamu di acara Conan O’Brien.” Apakah Anda terkejut Sungguh mengejutkan. ketika para selebriti Twitter kini telah menjadi mulai menggunakannya? media yang begitu serius yang Saya tidak menyangka, karena bisa mengubah dunia, apakah menurut Anda hal itu masih bisa saya pikir mereka justru membutuhkan sebuah akses yang dikategorikan sebagai hal yang terbatas. Hal yang membuat menyenangkan? kita pergi ke bioskop, ataupun Tentu. Dalam beberapa saat, pasti ada saja menyaksikan penampilan musik orang yang sedang melakukan hal yang kita mereka. Namun ternyata pemikiran anggap serius, seperti menjatuhkan sebuah saya salah besar, mereka justru rezim pemerintahan. Namun ada juga yang membutuhkannya sebagai media mengorganisir sebuah pesta, hal yang kita anggap menyenangkan. Bila kita melihat dari berkomunikasi secara langsung kepada para fans. Mereka perspektif tersebut, faktor menyenangkan juga bisa menangkal sebuah atau tidak, tercipta bukan dari teknologinya, namun dari manusia dibalik teknologi tersebut. pemberitaan miring media terhadap mereka melalui Twitter. Banyak para musisi dan selebriti yang menggunakkan Twitter untuk mengemukakan Anda mengawali karir Anda sebagai desainer
When it comes down to it, it’s not about the technology, it’s best, which is to help each other out during emergencies, Ya, hal itu memang bisa membuat Anda pendapatnya secara langsung kepada menjadi enggan mengirim tweet. Hal yang para fans, namun pasti ada saja yang sama terjadi pada saya, saya memiliki follower menggunakannya hanya untuk membanyol, yang cukup banyak, saya pikir tidak masalah mengertikah maksud saya? bila saya men-tweet mengenai acara amal Tentu yang saya hadiri. Namun bila saya men-tweet Bagi saya, fakta bahwa para politisi seperti “Saya tidak mendapatkan parkiran” kini menggunakannya merupakan hal pasti ada saja yang membalasnya seperti, yang baik, karena mereka seharusnya “Masalah paling besar se-dunia,” atau “your menjadi wakil masyarakat, sehingga tweets suck!” Namun baru-baru ini saya mudah diakses. Sudah seharusnya sedang dalam perjalanan tur media dalam kita mengetahui apa yang ada di rangka ulang tahun kami yang kelima. Saya pikiran mereka. Ketika pertama kali kita diwawancara oleh Conan, dalam ruang ganti menyadari bahwa anggota kongres dan para politisi mempergunakkan Twitter,
grafis bukan? Betul. Saya bekerja di sebuah rumah penerbitan di Beacon Hill, Boston sebagai pengangkut barang. Suatu hari, ketika divisi art sedang keluar untuk makan siang, saya “meminjam” salah satu Mac mereka, dan mendesain sebuah cover untuk The Midnight Rider, sebuah buku mengenai Allman Brothers Band. Saya mencetak gambar tersebut, merapikannya,
thethinker
dan menyelipkannya dengan karya desainer lain untuk dibahas melalui rapat di New York. Sang art director, Steve Snider kembali beberapa hari kemudian dan menanyakan siapa yang membuat karya tersebut, yang ternyata terpilih menjadi pemenangnya. Saya langsung menangkat tangan “Saya!” Sang art director, yang juga menjabat sebagai creative director di St. Martin’s Press di New York menawarkan saya posisi sebagai desainer dengan kondisi saya bekerja secara langsung dengannya, sekaligus mengajarkan beliau untuk menggunakan Mac yang masih merupakan hal yang baru di kantornya. Saya berguru dengannya selama 3 tahun dan mulai belajar mengenai web design secara otodidak. Teman-teman saya pada saat itu sudah lulus kuliah dan igin memulai sesuatu yang ‘cool’ seperti sebuah perusahan web. Kita memulainya di tahun 1999, masa awal dari fase social networking. Hal tersebut membuat saya menjadi lebih fokus untuk menjadi seorang web entrepreneur. Kemudian saya menjadi begitu terobsesi dengan blogging, ‘berkenalan’ dengan google dan bertemu Evan Williams. Kami mendirikan sebuah perusahaan, lalu setelahnya barulah kami mendirikan Twitter, here we are. Apakah Anda yang mendesain logo Twitter? Ya, betul. Saya yang mendesain burung tersebut. Saya sedang iseng menggambar dengan adobe illustrator pada suatu hari, dan terciptalah burung tersebut. Pada saat itu kita telah mempunyai logo type untuk twitter namun saya pikir kami harus lebih sering menggunakan gambar burung tersebut, yang menggambarkan kebebasan berekspresi. Sekarang ini, Twitter untuk Mac dan iPhone hanya memiliki logo burung tersebut,
Saya membiayai sewa rumah untuk ibu saya dan Subaru untuk istri saya. Saya sendiri menyewa Mini Cooper. Semua orang berpikif bahwa saya adalah orang yang kaya raya, namun kami semua hidup dari gaji yang tersedia. Ketika The Wall Street Journal mengumumkan Twitter ditawar hingga 10 milyar dollar, bukan berarti Nate Flannigan kemudian menelpon saya dan meminta pinjam 5 milyar dollar ‘kan? Apakah kalian pernah tergoda dengan angka tersebut? Tidak. Orang-orang di seluruh dunia menfollow yang mereka suka melalui twitter dan mereka banyak mendapatkan dampak yang baik dari hal itu. Mereka menyadarkan kami setiap harinya, dan kami juga telah membuktikan bahwa Twitter merupakan teknologi yang transformatif dan inovatif, namun yang lebih penting, menjadi sebuah cara bagi orang-orang untuk mengekspresikan sesuatu. Yang belum kami bisa buktikan adalah bahwa kami bisa menjadikan hal tersebut sebagai landasan yang kuat dalam menjalankan sebuah bisnis dengan cara yang menyenangkan pula. Hal itulah yang membuat kami begitu yakin, dan enggan menjual Twitter. It’s not for sale. Kami juga begitu beruntung memiliki anggota pengurus yang setuju akan potensi Twitter yang begitu besar. Sejujurnya angka tersebut begitu gila, saya bertumbuh serba kekurangan sehingga saya tidak tahu apa yang saya harus lakukan dengan jumlah uang sebesar itu, jadi saya tidak terlalu peduli. Para entrepreneur bisa menjual perusahaan mereka bila mereka sudah merasa cukup. Kami melihat ini sebagai potensi yang tak terbatas, jadi lebih mudah bagi kami untuk bertahan, kami tidak mau terlalu dini menjual sebuah perusahaan yang bisa berkembang menjadi sebuah institusi berusia 100 tahun nantinya. Dan advertising menjadi pedoman
baik oleh para user. Apakah mereka mengkliknya? Atau menjadikannya favorit? Atau justru mereka membloknya karena merasa terganggu? Bila tingkat resonansinya rendah, kami akan mengeluarkannya dari rotasi karena perusahaan tersebut juga tidak mau membayar untuk sebuah iklan yang tidak disukai orang. Namun bila tingkat resonansinya tinggi, sehingga menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi user dan pengiklan maka kami pun akan menerima bayaran. Seperti advertising pada umumnya, namun sedikit berbeda. Mengapa hanya terbatas seputar 140 kata per tweetnya? Karena pada awalnya kami berniat untuk menciptakannya untuk dipergunakan di ponsel. Lagipula batasan seperti itu justru memaksa kita untuk menjadi kreatif, untuk mengutarakan sebuah pendapat dalam dua kalimat saja. Saya pribadi tidak terlalu banyak bereksperimen dengan kata dalam mentweet, saya hanya berpikir bagaimana untuk memotong pendek sebuah pemikiran untuk kemudian saya tweet. Apakah menurut Anda Twitter memiliki sebuah “nyawa”? Saya rasa demikian, suatu hal biasanya akan muncul sebagai sebuah reaksi. Seperti sebuah geometri yang muncul dari sarang semut. Sebuah keputusan dan cara sederhana dalam berbisnis yang bisa menyebabkan terciptanya sebuah budaya baru atau “nyawa” sebagai sumber dari segala kebaikan. Mendasarkan bisnis dengan alasan yang berarti bukan saja merupakan hal yang baik, namun haruslah menjadi pedoman berbisnis di masa yang akan datang. Pastilah akan terjadi semacam transisi dimana perusahaan-perusahaan dengan dasar berinisiatif baik bermunculan,
about humanity leveraging technology to do what THEY do have fun, occasionally say something stupid. saya harap orang-orang kelak akan mengenalnya sebagai “the twitter bird.” Seperti logo Apple dan Nike Benar sekali. Banyak yang tidak tahu, bahwa kami harus memberi nama burung kami untuk alasan hukum. Kami menamakannya Larry, diambil dari pemain basket Boston Celtics. Istri saya sangat menyukai Celtics. Dengan kesuksesan yang Anda miliki sekarang, mainan apa saja yang sudah Anda sudah beli?
kalian dalam meraihnya bukan? Ya, kami tidak ingin advertising standar seperti banner dan sebagainya. Kami ingin advertising tersebut memiliki gaya yang sama dengan ciri khas twitter. Jadi , walaupun ada tweets, namun ada juga promoted tweets. Ada trend dan promoted trend, account dan promoted account. Kemudian kami aplikasikan algoritma resonansi yang bisa menyatakan apakah tweet ini bisa diterima
menghasilkan lebih banyak uang, berkreasi dengan lebih baik, menarik lebih banyak talenta dan perusahaannya yang tidak melakukannya akan tertinggal jauh. Saya berharap hal itu akan betul-betul terjadi. Karena apakah ada jalan lain? Bisa-bisa kita mengeringkan semua potensi bisnis yang ada. Karyawan kami melihat dampak besar yang diciptakan twitter di seluruh belahan dunia, dan mereka percaya bahwa mereka melakukan pekerjaan yang paling penting dalam hidup mereka.
shopping list 16DS, Grand Indonesia East Mall, Level One, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, www. sixteendscale.com ADIDAS ORIGINALS, Plaza Indonesia Extension, Level 3 No.EH-01, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat THE BODY SHOP, Pondok Indah Mall 1, Level 1 No. 26-27, Jl. Metro Pondok Indah, Jakarta, www.bodyshop.co.id BURBERRY, Senayan City Ground Floor CALVIN KLEIN, Plaza Indonesia, Level 1, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat DANJYO HIYOJI, Grand Indonesia, Level One, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat DKNY JEANS, Plaza Indonesia, Level 2 Unit E 12-13, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat JOMA available @MYSHOES GOODFELLAS, Komp. DKI, Blok M 22-23, Joglo Kembangan, Jakarta Barat H.E. BY MANGO, Plaza Indonesia Level 2, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat KIEHL’S, Plaza Senayan, SOGO, Jl. Asia Afrika, Jakarta Pusat
L’OCCITANE, Pondok Indah Mall 2, Level 1 No.2, Jl. Metro Pondok Indah, Jakarta, www. loccitane.co.id L’OREAL, www.loreal.com LACOSTE, Grand Indonesia Lower Ground Unit 34, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat LINEA, Plaza Senayan Level 2, Jl. Asia Afrika No.1, Jakarta LUXE LIVING, Jl. Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat MAINE ST available @MANEKINEKO MAGIC HAPPENS available @MYSHOES MANEKINEKO, Epicentrum Walk Level 1, Kuningan, Jakarta, www.manekinekospace. com MARKS&SPENCER, Senayan City, Level 1, Jl. Asia Afrika Lot 9, Jakarta MAX ONE HOTEL, Jl. KH Agus Salim No. 24, Jakarta. MUJI, Grand Indonesia West Mall, Level 3 Jl. MH Thamrin No.1, Jakarta MYSHOES, Jl. Radio Dalam Raya No.12, Jakarta
NEXT, Plaza Senayan, Level 2 No.228 C, Jl. Asia Afrika, Jakarta Pusat ONITSUKA TIGER available @MYSHOES OPTIK MELAWAI, Plaza Indonesia Level 3, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat POT MEETS POP, www.potmeetspopdenim.com PUBLIC AFFAIR sold @LINEA QUIKSILVER, Mall Pondok Indah 2, Jakarta Selatan RED HERRING available @DEBENHAMS ROCKinc, fX, Mazee Level 6, Jl. Jend Sudirman, Jakarta, www.rockincstore.blogspot.com SAMSONITE, Plaza Indonesia Level 2 No. E02A, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat SANUK, Plaza Indonesia Extension, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat SATCAS, Jl. Panglima Polim V No.36, Jakarta, www.satcas.com SATCAS available @MANEKINEKO SETH & EDITH available @TRIBUTE, www. sethandedith.com SUN Z, Plaza Indonesia, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat
30%
not for girls.
INDONESIA
INDONESIA
subscribe & save Ya, saya ingin berlangganan majalah
SUPERDRY, Plaza Indonesia , Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat TED BAKER, Grand Indonesia East Mall, Level 1 Unit 30 A- 31, Jl. MH Thamrin , Jakarta Pusat, (021) 235 80559 THRUNK available @THEGOODSDEPT TOPMAN, Grand Indonesia Level 1, Jl. MH Thamrin, Jakarta, www.topman.com TOSAVICA available @MANEKINEKO TUMI, Grand Indonesia, Jl MH Thamrin No.1, Jakarta Pusat VTM (Victory Talent Management) www. victorytalentmanagement.com WORKING HOURS, fX, Mazee Level 6, Jl. Jend Sudirman, Jakarta Y3, Plaza Indonesia Level 1 No.121, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat
Nama Tanggal Lahir Perusahaan Jabatan Alamat pengiriman
Kantor
Kota
Payment methods
Rumah
Cash
Negara
Kode Pos
Transfer PT. Tiga Visi Utama. Bank Mandiri Sudirman No. rek. 102 00 4567899 9
Telpon HP Fax Email Mulai berlangganan dari bulan
Cover Price
NORMAL PRICE
Subscribe PRICE
Saving
NYLON
Rp. 35.000 (10 edisi)
Rp. 350.000
Rp. 245.000
30%
NYLON Guys
Rp. 35.000 (6 Edisi)
Rp. 210.000
RP. 147.000
30%
Untuk Luar Jakarta tambah biaya ongkos kirim (untuk konfirmasi harap menghubungi nomor telepon (021) 3199 1178
Kirim formulir ini ke : Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350 Tel +62 21 3199 1178, +62 21 3199 91179
Hubungi 021-3199 1178 untuk berlangganan dan dapatkan t-shirt Nylon Guys untuk 50 pelanggan pertama! (*selama persediaan masih ada) follow us on
NYLONguys_IND
w w w.mpgmedia.co.id
NYLON Indonesia
PT. Tiga Visi Utama Thamrin City Office Park Blok AA No. 08-09 Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat 10350
best deal
MAZDA INDONESIA INTERNATIONAL MOTOR SHOW Di bulan Juli lalu, kembali diselengarakan ‘The 19th Indonesia International Motor Show’ yang telah berlangsung selama sepuluh hari. Dengan total jumlah pengunjung 322.823 orang dan hasil transaksi sejumlah 11.585 unit. Jumlah transaksi dan pengunjung pertanda kesuksesan perhelatan otomotif terbesar di Indonesia ini. Indikator lain yang menjadikan IIMS sebagai pameran terbesar di Asia Tenggara adalah dengan luasnya area yang digunakan. Tahun ini panitia menggunakan total luas lahan 63.654 m2, jauh mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu 57.830 m2. Berdasarkan luas area yang
128
digunakan, IIMS sudah lebih besar dari Bangkok Motor Show dan hampir setara dengan Tokyo Motor Show. Di tahun ini kembali PT. Mazda Motor Indonesia (MMI) ikut serta di ajang ini. Dan kembali mendulang kesuksesan penjualan selama Indonesia International Motor Show ke-19 yang melampaui target dengan total 1.259 unit, dalam 10 hari berlangsungnya pameran. Mazda 2, Untuk IIMS tahun ini Mazda mengangkat tema “Feel the Absolute Zoom Zoom Experience”, yang bertujuan untuk mengajak para pengunjung merasakan pengalaman yang berbeda dari yang pernah ada. Booth Mazda akan berdiri di atas
area seluas 866m2 yang bisa mengakomodir hingga 15 mobil Mazda. Di sana juga akan ditampilkan Zoom Zoom lounge. Yoshiya Horigome, Presiden Direktur Mazda Motor Indonesia mengatakan “Kami sangat senang bahwa Mazda telah mengakhiri IIMS 2011 ini dengan prestasi yang gemilang. Kami memandang IIMS sebagai wadah yang tepat untuk mengkomunikasikan brand Zoom-Zoom ke khalayak ramai. Tentunya kami juga sangat puas dengan capaian penjualan yang berhasil kami raih, sekaligus juga dua penghargaan yang kami menangkan sebagai bukti tumbuhnya pasar serta kehadiran Mazda di Indonesia.”
05
Bold Moves
Chinese Brands Taking on The World hoTel iCon: hong kong’s MulTi-designer desTinaTion Fashion: ouT oF The shadoWs and inTo The BrighTs