Proposal Ekspedisi Batas Negeri - Pulau Ndana

Page 1



UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

i



PEND AH U LU A N

M

asih lekat di ingatan kita perihal Sipadan dan Ligitan, bagian pulau terluar di Indonesia yang sangat menyedihkan, berhasil dikuasai oleh negara tetangga, Malaysia. Salah satu persoalan yang menjadi faktor kekalahan Indonesia dalam “perebutan” pulau tersebut adalah minimnya aktivitas yang dilaksanakan oleh negara kita di sana. Tentu kita tidak ingin kehilangan untuk kesekian kalinya. Padahal pulau-pulau terluar di Indonesia, yang berjumlah 92, memiliki kekayaan sumberdaya alam, baik hayati dan non hayati yang melimpah ruah. Oleh karena itu, perlu suatu kegiatan eksplorasi ilmiah yang intensif dan mendalam sebagai bagian dari mekanisme untuk mempertahankan keutuhan pulau di Indonesia dan menguak sumberdaya yang ada di dalamnya supaya dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan anak negeri. EKSPEDISI BATAS NEGERI, “Program Eksplorasi Keanekaragaman Hayati dan Sosial-Budaya Pulau-Pulau Terluar di Indonesia” yang diawali dengan mengeksplorasi Pulau Ndana, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah kegiatan pengabdian Uni Konservasi Fauna, Institut Pertanian Bogor (UKF IPB) kepada Bumi Pertiwi, Indonesia. Kegiatan ini dicanangkan sebagai kegiatan berkala, tahunan, sedapat mungkin dalam rentang sepuluh tahun, eksplorasi ini bisa menjangkau seluruh pulau-pulau terluar di Indonesia.

UKF-IPB sebenarnya telah me lakukan kegiatan ekspedisi selama sepuluh tahun, 2004-2013, di beberapa kawasan konservasi di Pulau Jawa dan Sumatera. Oleh karena itu, EKSPEDISI BATAS NEGERI, merupakan transformasi ekspedisi UKF-IPB dengan tujuan yang lebih luas dan mendalam. Dengan pencanangan tersebut, tentu saja, ekspedisi ini tidaklah ringan dan mudah, dengan demikian diperlukan bantuan dan kerja sama kepada semua pihak, baik Negara (dalam hal ini Pemerintah Daerah setempat dan Kementerian terkait), Militer (karena memiliki wewenang untuk mempertahankan dan menjaga keutuhan NKRI), serta lembaga-lembaga masyarakat baik formal maupun informal yang memiliki berbagai aktivitas di pulau-pulau terluar di Indonesia, atau pun individu-individu yang memiliki kepedulian dan perhatian yang kuat terhadap kondisi pulau-pulau tersebut.

Gambar 1. Bendera Merah Putih di Pulau Ndana

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1


TUJUAN KEGIATAN 1. Menghimpun data kuantitatif dan kualitatif keanekaragaman hayati; flora dan fauna; meliputi burung, mamalia, insekta, herpetofauna, dan fauna perairan. 2. Mengkaji sosial-budaya masyarakat yang berinteraksi dengan Pulau Ndana. 3. Mencari berbagai potensi yang dapat digunakan sebagai basis untuk pengembangan Pulau Ndana.

NAMA KEGIATAN Kegiatan ini bernama “EKSPEDISI BATAS NEGERI” di Pulau Ndana, Rote Ndao, “Program Eksplorasi Keanekaragaman Hayati dan Sosial-Budaya Pulau-Pulau Terluar di Indonesia”.

TEMA KEGIATAN Tema kegiatan ini adalah “EKSPEDISI BATAS NEGERI, sebagai bentuk bakti UKFIPB pada Bumi Pertiwi, Indonesia.”

SASARAN KEGIATAN Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh anggota Uni Konservasi Fauna IPB, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Peme rintah Daerah Kabupaten Rote Ndao, Korps Marinir TNI AL, serta Masyarakat Rote Ndao.

WAKTU DAN TEMPAT Ekspedisi ini bertempat di Pulau Ndana, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, yang dilaksanakan pada tanggal 3-18 Februari 2014.

2

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Pameran Fofografi Pelaksanaan ini dilaksanakan pada tanggal, 17-21 Maret 2014, di Kampus IPB Darmaga Bogor. Perhelatan ini merupakan sarana untuk mempublikasikan kegiatan kepada publik dengan lebih leluasa dan untuk membangun komunikasi dengan publik terkait dengan kegiatan ekspedisi. Foto-foto yang dipamerkan merupakan hasil bidikan tim ekspedisi dengan standar estetika yang layak dipamerkan kepada masyarakat umum. 2. Buku Fotografi Buku fotografi ini berisi keanekaragaman hayati, flora dan fauna, dan ekosistem Pulau Ndana. Buku ini juga akan menghadirkan eksotisme sosial-budaya masyarakat Rote Ndao. Buku ini tidak sekedar menyuguhkan informasi visual semata, namun berihktiar untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan masyarakat Rote Ndao dalam berinteraksi dengan alam, dalam narasi fotografis. Dengan demikian, buku ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk pendidikan lingkungan berbasis budaya Indonesia. 3. Film Dokumenter Film ini akan menyuguhkan proses ekspedisi, dari pengambilan data, baik data pengamatan flora dan fauna, maupun data wawancara terhadap seluruh stakeholder dalam pengelolaan Pulau Ndana. Stakeholder tersebut meliputi, Pemerintah Daerah Rote Ndao selaku pengelola formal wilayah administratif, masyarakat adat dengan nilainilai luhur yang masih lekat dalam berinteraksi dengan alam, dan TNI yang menjaga integrasi pulau-pulau terluar di Indonesia. 4. Seminar Nasional Seminar Ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2014 di Auditorium Andi Hakim Nasution IPB Darmaga Bogor. Seminar Nasional merupakan puncak dari publikasi yang akan mempresentasikan hasil ekspedisi dan pembahasan tentang pengelolaan dan pengembangan Pulau Ndana dan pulau-pulau terluar lainya. Seminar ini rencananya akan menghadirkan: Pemerintah Daerah Rote Ndao, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Pertahanan dan Keamanan. 5. Laporan Ilmiah Laporan ini akan berisi data spasial, kuantitatif maupun kualitatif, yang dihimpun dalam mengeksplorasi Pulau Ndana dan sosial-budaya masyarakat Rote Ndao. Analisis kuantitatif berupa inventarisasi keanekaragaman, kepadatan, kelimpahan dan penyebaran flora dan fauna. Data spasial juga digunakan untuk mengetahui kepadatan, kelimpahan dan penyebaran flora-fauna. Sedangkan analisis kualitatif akan digunakan untuk mengkaji data sosial-budaya masyarakat Rote Ndao yang berinteraksi dengan Pulau Ndana. 6. Laporan kegaiatan Laporan kegiatan berisi deskripsi kegiatan ekspedisi dengan cakupan yang luas dan keuangan. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban UKF kepada IPB, sponsor dan pihak-pihak yang mendukung kegiatan ekspedisi ini.

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

3


MANFAAT KEGIATAN Kegiatan ini secara langsung atau tidak langsung diharapkan dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada: 1. Mahasiswa, berupa: zz Mengembangkan dan memperdalam wawasan Nusantara, alam dan kebudayaan secara nyata. Dengan demikian bisa menumbuhkan rasa cinta dan empati yang mendalam terhadap Tanah Air, Indonesia. zz Sarana mengimplementasikan cakrawala berbagai keilmuan yang dipelajari selama berorganisasi dan di bangku universitas. zz Mendekatkan persoalan-persoalan aktual pulau-pulau terluar di Indonesia sehingga keterlibatan dalam mencari solusi merupakan sarana pembelajaran yang kaya perspektif keilmuan. zz Sarana pengabdian yang penuh sebagai intelektual dan warga negara yang berbakti. zz Menjalin kerjasama dan persaudaraan kepada seluruh elemen baik lembaga formal dan informal, serta individu yang terlibat dalam kegiatan eksplorasi. 2. Negara atau Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, berupa: zz Adanya data keanekaragaman hayati, flora dan fauna, beserta ekosistem pulau-pulau terluar di Indonesia. zz Terhimpunnya studi sosial-budaya masyarakat yang berinteraksi dengan pulau-pulau terluar di Indonesia. zz Data yang dihimpun dapat digunakan untuk pengembangan pulau dengan berbagai kemungkinan, misalnya ekowisata. zz Keberadaan aktivitas ilmiah di pulau-pulau terluar di Indonesia akan memperkuat legitimasi kepemilikan pulau-pulau tersebut. 3. Masyarakat setempat, berupa: zz Masyarakat yang memanfaatkan pulau-pulau terluar akan mendapatkan informasi yang lebih akurat terkait dengan keberadaan sumberdaya yang ada di dalamnya.

4

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


DESKRIPSI KEGIATAN Ekspedisi Batas Negeri yang diawali dengan eksplorasi Pulau Ndana merupakan suatu kegiatan yang menghimpun data kuantitatif dan kualitatif keanekaragaman hayati, flora dan fauna, ekosistem, dan sosial-budaya masyarakat yang berinteraksi dengan pulau ini. Data kuantitatif lebih ditujukan untuk menginventarisasi dan identifikasi keanekaragaman hayati mamalia, burung, herpetofauna, insekta dan fauna perairan. Tiap taksa fauna tersebut menggunakan metode pengambilan data yang spesifik. Pengambilan data kualitatif dilaksanakan untuk menghimpun data sosial-budaya masyarakat Pulau Ndana dengan wawancara kepada responden kunci menggunakan teknik snowball. Orientasi pengambilan data sosial-budaya ini ditujukan pada masyarakat yang berinteraksi dengan Pulau Ndana dengan berbagai aktivitasnya.

Gambar 2. Dari kiri ke kanan : masyarakat Rote, Pulau Ndana, Sasando

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

5


KON D IS I U MU M LO K A SI A. Sejarah

Pulau Ndana Rote (Ndana Rote) adalah pulau paling selatan di Kabupa ten Nusa Tenggara Timur. Pulau Ndana termasuk dalam daftar 92 pulau terluar Indonesia. Pulau Ndana berbatasan langsung dengan Australia, pulau ini tidak berpenghuni dan hanya dijaga oleh Sa tuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar (SATGAS-PAM) Marinir TNI AL. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan

No. 38/Kpts-II/93, tanggal 16 Februari 1993, Pulau Ndana dijadikan tempat wisata (Taman Buru) akan tetapi saat ini Pulau Ndana berstatus sebagai Cagar Alam terutama untuk pelestarian Rusa Timor. Pulau Ndana yang berjarak 120 kilometer dari Kota Kupang dan 4 kilo meter dari Pulau Rote ini merupakan salah satu pulau kecil yang tidak berpenghuni tetap.

Pulau Ndana masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan secara geografis pulau ini terletak di sebelah selatan Pulau Rote, dan merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Australia. Letak pulau ini sangat strategis karena berada di ujung Selatan Pulau Timor sebagai pintu masuk jalur pelayaran internasional (Jalur 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia). Pulau ini berada pada posisi 11° 0’ 36’’ LS, dan 122° 52’ 37’’ BT (Janhidros TNI-AL, 2006). Pulau Ndana Rote terbentuk dari karang dan pasir. Tutupan lahannya berupa semak belukar, savana, dan beberapa tanaman keras. Perbukitan kecil terletak di tengah pulau dengan hamparan karang berongga diatasnya. Di pulau ini terdapat tiga danau, yaitu Danau Merah, Danau Biru, dan Danau Hijau. Luas : 14,19 km2 atau 1400 hektar.

Pulau Ndana merupakan pulau dengan topografi landai, bergelombang dan berbukit. Topografi landai sebagian besar berada pada bagian tepi pantai dengan karakteristik garis pantai berpasir, berkoral dan berbatu. Topografi bergelombang dan berbukit berada di daerah tengah dari pulau. Pulau bervegetasi ini berfungsi sebagai hutan lindung dan cagar alam, letaknya yang berada di laut lepas dengan gelombang relatif besar dari daerah lain, menyebabkan bagian selatan pulau ini rawan abrasi. Karakteristik tanah pulau ini secara umum sama dengan wilayah lain di Kabupaten Rote Ndao yang didominasi jenis tanah kompleks aluvial, grumosol, mediteran dan litosol. Pembentukan tanah ini dipengaruhi oleh tipe iklim daerah Rote Ndao yang umumnya kering (tipe D/E). Iklim di wilayah pulau ini tergolong tropis kering dengan musim kemarau berlangsung selama 7-8 bulan

B. Keadaan Fisik Kawasan

6

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(Mei-November) dan musim penghujan bulan April - Juli, musim peralihan terselama 4-5 bulan (November - Maret) jadi pada Agustus – Oktober (www.ppkdengan curah hujan antara 165-339 mm/ kp3k.kkp.go.id). bulan. Musim kemarau dimulai pada

C. Ekosistem dan Sumberdaya Hayati Pulau Ndana tidak berpenghuni, populasi yang ada hanya terdiri dari flora dan fauna, namun masih termasuk daerah potensial karena sumberdaya alamnya cukup melimpah. Selain sebagai cagar alam, Pulau Ndana memiliki da-

nau berwarna yakni Danau Merah, Danau Biru, dan Danau Hijau. Sementara potensi flora dan faunanya terdiri dari sekitar 17 jenis flora dan 27 jenis fauna yang berkembang biak secara liar ( http:// nasional.news.viva.co.id) .

Ekosistem padang Lamun dan Alga Ekosistem padang lamun dan alga merupakan ekosistem penting selain ekosistem terumbu karang dalam ekosistem pesisir yang dijadikan sebagai tempat berlindung, berteduh, dan menyediakan makanan bagi berbagai jenis biota laut. Jumlah lokasi padang lamun yang dijumpai disekitar Pulau Ndana tidak terlalu banyak karena daerah ini berhubungan langsung dengan Samudera Hindia yang

Ekosistem Terumbu Karang

Perairan pulau ini sangat kaya akan sumberdaya terumbu karang dan berbagai jenis ikan, baik ikan hias maupun ikan karang. Terumbu karang yang

Sumberdaya Perikanan

Di sekitar pulau ini ditemukan beberapa spesies ikan karang yang berasosiasi terhadap ekosistem terumbu karang, seperti ikan hias, ikan damersal, dan ikan pelagis. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, hasil tangkapan yang banyak diperoleh yaitu ikan pelagis se perti ikan tembang, kembung, cakalang,

menyebabkan arus relatif kencang sehingga lamun tidak bisa berkembang biak dengan baik. Ekosistem padang lamun tidak dominan dan hanya teridentifikasi jenis Halodule sp. sedangkan makroalga yang ditemukan yaitu Turbinaria sp., Sargasum sp., dan Caulerpa racemosa (anggur laut). Beberapa spesies makroalga ini hampir terdapat bersamaan dengan gosong karang (www.ppk-kp3k.kkp.go.id). dominan adalah Acropora sp., Echinopora sp., Porites sp., Montipora sp., Pavona sp., Goniopora sp. dan Millepora sp. (www. ppk-kp3k.kkp.go.id). tenggiri, dan tongkol. Ikan damersal yang biasa tertangkap yaitu jenis kerapu, kakap, baronang, bawal, ekor kuning, kurisi, ikan hiu, dan jenis ikan hias lainnya. Kegiatan penangkapan ikan dilakukan oleh penduduk yang tinggal disekitar Pulau Ndana, karena Pulau Ndana merupakan pulau yang tidak berpenghuni.

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

7


Penangkapan ikan damersal biasanya menggunakan alat tangkap pan cing. Jenis ikan damersal yang banyak ditangkap oleh nelayan adalah hiu, ini dibuktikan dengan banyak ditemukan sirip hiu kering di rumah-rumah nelayan baik Desa Bo’a maupun Oenggaut. Penangkapan ikan pelagis kecil umumnya dilakukan di sekitar pantai pada kedalaman kurang lebih 200 meter. Musim

D. Aksesibilitas

Rute perjalanan untuk mencapai Pulau Ndana ditempuh dari Bandara Eltari Kupang menuju Pelabuhan Tenao Kupang dengan kendaraan darat selama 45 menit, selanjutnya dari Pelabuhan Tenao Kupang menuju Pelabuhan Ba’a Kabupaten Rote Ndao ditempuh selama kurang lebih 2.5 jam menggunakan Kapal

8

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

penangkapan dilakukan sepanjang tahun dengan musim puncak terjadi pada bulan April - Juli dan September - Desember. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang hanyut, mini purse seine de ngan bantuan lampu atau cahaya, sedangkan ikan damersal biasanya ditangkap dengan alat tangkap pancing dan jaring klitik (www.ppk-kp3k.kkp.go.id).

Laut. Kemudian menggunakan angkutan darat dari Ba’a ke Desa Bo’a atau Desa Oenggaut selama kurang lebih 1.5 jam, selanjutnya dari Desa Bo’a atau Oenggut dengan perahu motor ke pulau Ndana selama Kurang Lebih 35 menit dengan kecepatan 6 knot (www.ppk-kp3k.kkp. go.id).


M ETOD E E K S P E D ISI A. Waktu dan Tempat

Kegiatan EKSPEDISI BATAS NEGERI di Pulau Ndana, Rote Ndao, “Program Eksplorasi Keanekaragaman Hayati dan Sosial-Budaya Pulau-Pulau Terluar di Indonesia� dilaksanakan pada 3 Februari 2014 s.d 18 Februari 2014 berlokasi di Pulau Ndana, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

B. Metode Pengamatan 1. Metode Analisa Vegetasi

Pohon, semak bahkan rerumputan menjadi sasaran pengumpulan data vegetasi maupun data penunjang habitat satwa liar. Kegiatan ini akan mengumpulkan data keanekaragaman vegetasi dengan menerapkan pengambilan contoh (sampling) yang tersebar di Pulau Ndana. Data vegetasi di pulau ini akan dikumpulkan dari beberapa lokasi yang dianggap mewakili seperti padang sabana dan hutan pantai. Di setiap lokasi, vegetasi didata dengan cara membuat petak (untuk membatasi pengumpulan data) yang disusun berlanjut mulai dari garis pantai hingga ke daratan. Ukuran petak yang digunakan mengikuti Soerianegara (1990) yakni 20 m x 20 m untuk pengumpulan data pohon sekaligus

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gambar 3. Peta Lokasi Ekspedisi Batas Negeri

9


petak terluar. Selanjutnya diikuti petak-petak lainnya untuk tingkat pertumbuhan pohon yang lebih rendah. Setiap tingkat pertumbuhan, informasi yang perlu dikumpulkan meliputi; nama jenis, jumlah, kondisi fisik (tinggi, diamater, dan lebar tajuk). Berikut gambaran penerapan teknik pengumpulan data ini.

2m x 2m = petak semai 5m x 5m = petak pancang 10m x 10m = petak tiang 20m x 20m = petak pohon

Gambar 4. Bentuk jalur analisis vegetasi

2. Metode Pengamatan Satwa Mamalia Transek Jalur Padang sabana dan hutan pantai di Pulau Ndana diperkirakan menjadi habitat bagi beberapa jenis mamalia. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data satwa mamalia adalah metode transek jalur. Metode ini dilakukan dengan membuat jalur transek sepanjang kurang lebih 2 km. Pengamat mencatat setiap satwa mamalia yang dijumpai sesuai dengan parameter yang diukur.

Gambar 5. Metode Transek Jalur

Keterangan : To : Titik awal jalur pengamatan Ta : Titik akhir dari jalur pengamatan S : Posisi satwa, suara, atau tanda-tanda lainnya

Data yang dikumpulkan meliputi perjumpaan langsung dan tidak langsung. Perjumpaan langsung berupa temuan langsung dengan satwa mamalia dengan parameter yang dicatat meliputi jumlah jenis dan jumlah individu. Perjumpaan tidak langsung meliputi jejak kaki, kotoran, cakaran dan sisa makanan. Metode Terkonsentrasi (Concentration Count) Concentration count merupakan metode pengamatan yang juga dapat dilakukan untuk menghitung populasi satwa pada saat satwa yang diamati berkumpul secara terkonsentrasi pada satu lokasi yang sama. Metode ini digunakan untuk pengamatan satwa herbivora, umumnya dilakukan di padang rumput atau tempat terbuka yang dijadikan tempat merumput satwa. Gambar 6. Peta Pengamatan Mamalia

10

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


Pada pelaksanaan metode ini, pengamat berdiri pada tempat yang tinggi seperti menara pengamatan atau pohon dengan jarak yang cukup jauh dari lokasi satwa dengan tujuan agar keberadaan pengamat tidak mengganggu aktifitas satwa. Dari tempat tersebut pengamat mengidentifikasi dan menghitung setiap jenis satwa. Untuk menghindari double counting (penghitungan ganda) dicatat juga jumlah individu yang keluar dan masuk daerah pengamatan. Metode Perangkap Hidup (Life Trap) dan Pit Fall Metode perangkap ditujukan untuk mengumpulkan data mamalia kecil yang sulit diidentifikasi tanpa ditangkap dan diukur morfometrinya. Metode ini cukup efektif untuk mengumpulkan mamalia kecil dari ordo Scandentia dan Rodentia. Pemasangan perangkap dilakukan dengan menggunakan perangkap dengan ukuran 26 cm x 13 cm x 13 cm. pemasangan selama 12-24 jam. Jarak antar trap sekitar 20-40 meter, um Metode pit fall ditujukan untuk pan yang digunakan yaitu buah-buahan menangkap mamalia kecil terestrial yang (nenas, pisang), kelapa bakar dan ikan berukuran sangat kecil. Beberapa jenis asin. Perangkap dipasang selama 3-4 Scandentia seperti Crocidura spp. sulit hari dengan jumlah 20 perangkap di tiap ditangkap menggunakan perangkap biatransek yang ada. Perangkap dipasang sa. Metode pit fall menggunakan ember pada transek dan diletakkan di lokasi berdiameter kurang lebih 30 cm yang diyang potensial menjadi habitat mama- tanam di tanah sampai permukaan atas lia kecil seperti lubang tempat bersarang ember sejajar dengan permukaan tanah. mamalia kecil atau jalur yang diduga Umpan yang digunakan sama dengan akan dilewati mamalia kecil. Pengecekan metode life trap. Jumlah pit fall yang didan penggantian umpan pada perangkap pasang sekitar 20 buah dan penempatandilakukan setiap hari setelah dilakukan nya bisa digabungkan dengan metode life trap. Mamalia yang tertangkap dalam perangkap kemudian dimasukkan dalam kantong blacu untuk diidentifikasi dan diukur morfometrinya. Beberapa parameter yang diukur antara lain: Spesies Kelamin (Sex), Head Body: Panjang tubuh total (HB), Tail: Ekor (T), Ear: Telinga (E) dan Hindfoot: Panjang kaki (HF).

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gambar 7. Desain metode pemasangan trap mamalia kecil pada line transek

11


3. Metode Pengamatan Satwa Burung Concentration count Burung memiliki karakter unik dibandingkan dengan satwa terestrial. Pergerakan burung lebih dinamis, sehingga perlu pendekatan khusus untuk menginventarisasi satwa yang tergolong kelas aves ini. Concentration count menjadi salah satu metode yang biasa digunakan untuk mengamati burung. Prinsip dasar penerapan metode ini adalah pengamat diam pada satu titik dan mengamati burung yang ada di sekitar titik terse-

but. Pengamatan dilakukan di titik-titik pengamatan yang berada pada jalur pengamatan. Panjang jalur pengamatan yaitu 1000 m. Jarak antar titik adalah 200 m dengan radius 25 m atau disesuaikan dengan jarak pandang pengamat (Gambar 5). Waktu pengamatan di setiap titik sekitar 10 menit. Burung yang dijumpai setelah waktu pengamatan di satu titik selesai tidak dicatat lagi atau dicatat di tally sheet yang lain.

Gambar 8. Bentuk jalur pengamatan metode Concentration count

Transek Jalur Pengamatan dengan metode ini mengutamakan inventarisasi burung sepanjang jalur yang telah ditandai tiap 100 m di sepanjang jalur 1000 m (Gambar 5). Semua perjumpaan burung dihitung dan dicatat jumlahnya. Burung yang berada di luar jalur transek dan di

belakang pengamat tidak dicatat atau dicatat di tally sheet yang lain. Jalur transek disesuaikan dengan jalur-jalur yang sudah tersedia di lapangan agar diperoleh peluang perjumpaan yang lebih besar dengan satwa yang ingin diamati.

4. Metode Pengamatan Herpetofauna Pengamatan herpetofauna dilakukan secara intensif pada lantai hutan, genangan, sungai, serta dedaunan dan ranting vegetasi di sekitar lokasi pengamatan. Ada tidaknya herpetofauna ditentukan berdasarkan pada perjumpaan langsung baik individu dewasa maupun

12

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

anakan. Sedangkan perjumpaan tidak langsung, dilakukan dengan memperhatikan tanda-tanda berupa sarang, sisasisa kulit dan suara. Pengamatan herpetofauna dilakukan pada siang dan malam hari. Metode yang digunakan adalah metode perjump-


aan visual (Visual Ecounter Survey/VES) yang mengacu pada Heyer et al. (1994). Pengamatan dilakukan selama 2 jam penuh. Alat pengamatan yang digunakan antara lain adalah senter (Headlight) sebagai alat penerangan pada malam hari. Pada setiap satu kali pengamatan, dilakukan oleh 3-6 pengamat. Dalam menerapkan teknik inventarisasi herpetofauna, pengamat mengamati dan mencari dengan menyusuri lokasi yang telah ditentukan, terutama pada tempat-tempat yang diduga merupakan mikrohabitat katak, kodok, kadal, ular dan lainnya. Tempat tersebut misalnya lubang pohon atau tanah, sela-sela banir atau lekahan kulit pepohonan, dedaunan atau ranting semak

dan pepohonan, tumpukan kayu lapuk, serasah, genangan air, aliran sungai dan pada sela-sela batu atau dinding sungai. Temuan herpetofauna dapat langsung diidentifikasi atau dikumpulkan terlebih dahulu dengan dimasukkan ke dalam kantong spesimen untuk diidentifikasi selanjutnya. Buku panduan untuk identifikasi yang biasa digunakan karya Leiden (1915), Iskandar (1998), Kirono & Santoso (2007), dan Helen (2002). Data yang diambil meliputi informasi jenis, jumlah individu, ukuran tubuh dan jenis kelamin, waktu ditemukan, dan posisi dalam habitat. Selanjutnya informasi ini digunakan untuk kegiatan analisis secara deskriptif.

5. Metode Pengamatan Satwa Perairan Pengamat menentukan transek garis dan metode transek kuadrat untuk mengumpulkan jenis benthos, alga, dan terumbu karang. Masing-masing transek garis (stasiun) terpisah satu sama lain dengan jarak yang layak, yaitu sejauh 50 meter dan harus sejajar satu sama lain

serta tegak lurus terhadap garis pantai. Untuk transek kuadrat, digunakan pipa transek berukuran 1 x 1 m tanpa penyekatan. Tiap tansek diatur dengan jarak teratur yaitu 5 meter mengikuti garis lurus transek garis. Gambar 9. Metode Transek kuadrat

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

13


6. Metode Pengamatan Insekta Transek Jalur Dalam metode ini pengamat berjalan di sepanjang jalur yang telah ditentukan jaraknya dan kemudian mencatat perjumpaan serangga yang ditemui. Serangga yang ditemukan akan ditangkap dengan menggunakan jaring untuk serangga yang beraktivitas terbang dan juga dengan menggunakan pinset untuk serangga yang ada di daun ataupun yang ada di batang pohon. Panjang transek untuk pengamatan insekta dalam kegiatan Time Search Berbeda dengan transek jalur, dalam metode ini pengamat melakukan pengamatan tanpa dibatasi oleh panjang jalur. Dalam batas waktu dua jam, pengamat bebas melakukan pengamatan

ekspedisi ini sepanjang 1 km. Arah jalur transek disesuaikan dengan kondisi lapangan agar diperoleh peluang perjumpaan yang lebih besar dengan serangga. Waktu pengamatan dilakukan antara pukul 07.00 – 12.00. Identifikasi jenis serangga dibantu dengan guide lokal yang telah mengenal serangga dengan baik dan informasi buku panduan pengenalan serangga. di sepanjang jalur yang telah ditentukan. Pengamatan ini efektif dilakukan pada malam hari yang membutuhkan kejelian mata untuk menemukan serangga malam.

7. Metode Pengumpulan Data Sosial Walaupun Pulau Ndana dipastikan tidak berpenghuni, namun interaksi masyarakat dari Pulau Rote tetap intensif. Masyarakat yang umumnya nelayan, mencari ikan di sekitar Pulau Ndana. Hal tersebut yang mendorong diperlukannya kajian sosial budaya yang akan menguak persepsi dan motivasi masyarakat sekitar dalam memanfaatkan sumberdaya sekitar pesisir Pulau Ndana. Observasi biasa digunakan dalam mengumpulkan data sosial budaya. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. Hasil pengamatan dicatat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Menurut Spradley (1980), tujuan

14

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

observasi adalah memahami pola, norma dan makna dari perilaku yang diamati, serta peneliti belajar dari informan dan orang-orang yang diamati. Selanjutnya Spradley mengemukakan bahwa yang diamati adalah situasi sosial yang terdiri dari tempat, pelaku dan aktivitas. Lokasi observasi dilakukan di lokasi masyarakat beraktivitas seperti rumah, lingkungan, sekolah, kelas, bengkel dll. Pelaku adalah orang-orang yang berperan dalam masalah yang diteliti, seperti, guru, pengawas, siswa, orang tua siswa, petani, buruh, masyarakat dll. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang sedang diteliti, seperti, kegiatan belajar mengajar, belajar, bekerja dan kegiatan lainya yang berkaitan dengan masalah


yang diteliti. Bungin (2006) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. Menurut Susan dalam Sugiyono (2006) dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka. Jadi observasi partisipatif merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar berada dalam keseharian pelaku yang diteliti atau informan, keberadaan peneliti dapat terlibat secara aktif maupun tidak aktif. Selain melalui observasi partisipatif, peneliti dapat mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Bahkan keduanya dapat dilakukan bersamaan, di mana wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih dalam lagi data yang didapat dari observasi. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2006) yang mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Dalam mengumpulkan data so-

sial budaya dengan wawancara, dua tipe wawancara akan digunakan peneliti yaitu wawancara tertutup dan wawancara terbuka. Pemfokusan pada topik khusus dan umum, dibantu oleh panduan wawancara yang dibuat cukup rinci digunakan dalam wawancara tertutup. Sedangkan dalam wawancara terbuka, peneliti memberikan kebebasan diri untuk berbicara secara luas dan mendalam. Kedua jenis wawancara ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. wawancara relatif tertutup digunakan jika peneliti telah memperkirakan tentang informasi yang akan didapatkan. Sedangkan wawancara terbuka digunakan dalam penelitian pendahuluan untuk mendapatkan informasi awal tentang permasalahan yang ada. Wawancara terbuka juga digunakan untuk mendapatkan informasi lebih dalam lagi. Pada awalnya yang dibicarakan hanya masalah yang sepele yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian, namun perlahan tapi pasti, mulai menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian sampai tuntas. Menurut Moleong (2005) ada dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan luaran dan pertanyaan pendalaman. Pertanyaan luaran adalah pertanyaan yang bersifat umum dan tidak menggali informasi secara mendalam, sedangkan pertanyaan pendalaman digunakan untuk menggali informasi secara mendalam sampai ke makna yang terkandung dalam kasus yang diteliti. Beberapa alat yang dapat digunakan diantaranya alat perekam, kamera, dan alat tulis.

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

15


AN GG A R A N D A N A Pemasukan Jenis Keperluan Iuran Peserta Sponsor dan donasi

Jumlah Satuan (Rp.) Total (Rp.) 35 500.000 17.500.000 257.605.000 Total 275.105.000

Pengeluaran Kesekretariatan Pembuatan proposal kegiatan Pembuatan surat Pembuatan laporan Logistik dan Transportasi Transportasi Bogor-P.Ndana Transportasi lokal Alkohol 80% Botol sampel Plastik spesimen Siring Sewa koridor pameran Sewa Auditorium seminar Penginapan Bahan bakar gas Konsumsi Konsumsi tim ekspedisi Konsumsi tim film dokumenter Trash bag hitam Ikan kering Konsumsi seminar Beras Keselamatan dan Medis Biaya guide Obat-obatan Asuransi keselamatan

16

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

20 20 10

40.000 20.000 50.000

800.000 400.000 500.000

35 5 5 50 100 10 1 1 10 35

3.968.000 1.500.000 14.000 10.000 5.000 5.000 1.000.000 1.100.000 300.000 15.000

138.880.000 7.500.000 70.000 500.000 500.000 50.000 1.000.000 1.100.000 3.000.000 525.000

35 10 10 10 100 250

960.000 450.000 2.000 50.000 15.000 8.000

33.600.000 4.500.000 20.000 500.000 1.500.000 2.000.000

5 2 35

2.000.000 1.500.000 20.000

10.000.000 3.000.000 700.000


Publikasi dan Dokumentasi Cetak baliho kegiatan Cetak spanduk Baterai alkalin Memory card 8 GB Buku fotografi Cetak foto A3 Editing vidio

Jumlah Satuan (Rp.) Total (Rp.) 2 450.000 900.000 2 150.000 300.000 3 70.000 210.000 10 55.000 550.000 200 300.000 60.000.000 100 20.000 2.000.000 1 500.000 500.000 Total 275.105.000

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

17


S PO NS O R S H IP MANFAAT DAN KEUNTUNGAN SEBAGAI KONTRIBUTOR “EKSPEDISI BATAS NEGERI” 1. Gagasan atau keinginan individu atau instansi untuk terlibat dalam upaya konservasi alam, maupun menjaga keutuhan pulau-pulau terluar di Indonesia bisa terakomodir melalui kegiatan ini. 2. Instansi yang mendukung kegiatan ini dapat dipahami masyarakat sebagai lembaga yang peduli dan mendukung sepenuhnya konservasi alam, terutama wilayah terpencil di Indonesia. 3. Bagi perusahaan yang memasarkan produk, dapat membangun kepercayaan kepada masyarakat luas atau konsumen yang sangat mempedulikan persoalan konservasi alam dan lingkungan.

BENTUK SPONSORSHIP Partisipasi terhadap Ekspedisi Batas Negeri 2014 dapat berupa: 1. Kerjasama dapat berupa dana atau finansial untuk membiayai kegiatan 2. Berupa produk perusahaan atau bukan produk perusahaan untuk menunjang terlaksananya kegiatan (seperti makanan-minuman, suvenir, alat-alat lapangan, obat-obatan dll) 3. Kerjasama dapat berupa penyediaan fasilitas (seperti transportasi, penginapan, ruangan seminar dan pameran foto dll) 4. Kerjasama dapat berupa penyediaan jasa publikasi dalam bentuk cetak, siaran radio, siaran televisi, dan sosial media 5. Kerjasama yang tidak mengikat (donatur) 6. Bentuk kerjasama lainnya yang diusulkan perusahaan atau instansi

PAKET SPONSORSHIP Sponsor adalah pihak yang bersedia membiayai dana yang diperlukan untuk “Ekspedisi Batas Negeri 2014 ” dengan sistem klasifikasi pembiayaan kegiatan sebagai berikut: zz Platinum 100% Dana Sponsor zz Diamond 70% Dana Sponsor zz Gold 50% Dana Sponsor

18

zz Silver zz Bronze zz Endorser

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

20% 10% 5%

Dana Sponsor Dana Sponsor Dana Sponsor


Feedback Platinum

Stand Pameran Logo pada Baju Logo pada Poster dan Spanduk Notebook Menyebarkan pamflet perusahaan Memasang Banner saat kegiatan Slide presentasi Adlips Sertifikat Website Back Drop Laporan Ilmiah Laporan Kegiatan Buku Fotografi Film Dokumenter

3x3 100% 100% 100% 100% V V V V 100% 100% V V V V

Diamond

Gold

3x3 50% 50% 100% V V V V 50% 50% V V V V

3x3 30% 30% 100% V V V V 30% 30% V V V V

Biaya Minimum (Rp.) 257.605.000 180.323.500 128.802.500 Feedback Silver

Stand pemeran Logo pada Baju Logo pada Poster dan Spanduk Notebook Menyebarkan pamflet perusahaan Memasang Banner saat kegiatan Slide Presentasi Adlips Sertifikat Website Back Drop Laporan Ilmiah Laporan Kegiatan Buku Fotografi Film Dokumenter Biaya Minimum (Rp.)

20% 20% 100% V V V V 20% 20% V V V V 51.521.000

Bronze

Endorser

10% 10% V 10% 10% V V V V

5% 5% V 5% 5% V V V V

25.760.500

12.880.250

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

19


Gambar 10. Ilustrasi pemasangan logo sponsor

20

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


KONTRAK KESEPAKATAN SPONSOR Pembayaran zz Pembayaran dapat diberikan kepada orang atau pihak yang diberi tanggung jawab untuk mengurus masalah ini zz Untuk partisipasi dalam bentuk finansial dapat dikirimkan melalui rekening BRI cabang Darmaga Bogor atas nama Fahri Budiman dengan nomor rekening 0595 01 013255 50 8. Contact Person (CP) : Fahri Budiman (085765143877) zz Pembayaran dapat dilakukan dalam dua tahap dimana pembayaran pertama sebesar 75% dari jumlah yang disepakati dan pembayaran kedua harus dibayar paling lambat 2 minggu sebelum hari-H. zz Bila pembayaran kedua tidak dapat dibayar pada waktu yang telah disepakati, panitia berhak mengubah bentuk kontrapetasi sesuai besar pembayaran yang telah diberikan. Pembatalan zz Apabila pembatalan dilakukan oleh pihak sponsor setelah kontrak ditandatangani kedua belah pihak, sponsor diharuskan membayar biaya pembatalan pada panitia sebesar 50% dari total pendanaan yang disetujui. zz Apabila pembatalan dilakukan oleh pihak panitia setelah kontrak ditandatangani kedua belah pihak, panitia akan mengembalikan seluruh pendanaan yang telah diterima dari pihak sponsor.

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

21


S U S U N A N PA NIT IA Pelindung

: Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Herry Suhardianto, MSc

Penasehat

: Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

Pembina

: Pembina UKF IPB 1. Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS 2. Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, MSc. F

Penanggung jawab : 1. Ketua Umum UKF IPB Ma’shum Afnani E44090080 2. Ketua Bidang Keilmuan Alya Faryanti P E351130276 Ketua Kegiatan : Fahri Budiman F34110001 Sekretaris : Sari Ramadhan C24100025 Bendahara : Mei Nita Sari A24120126 Seksi Publikasi : Heri Destrianto H14080093 Seksi Dokumentasi : Nanang Khairul Hadi P052120161 Seksi Humas : Ganies Oktaviana I34100091 Seksi Sponsorship : Hasna Kamila G34110096 Seksi Logistik : Idham Dhia F F34110027 Seksi Transportasi : Wasmu’al Rahmatullah G74090056 Seksi Konsumsi : Ida Mafaza F24110042 Tim Medis : Maya Saroh H14110070

22

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


PO R TOF O L IO U K F “UKF Sepenuhnya mengabdi untuk konservasi alam dan kesejahteraan masyarakat�

Uni Konservasi Fauna, Institut Pertanian Bogor (UKF-IPB) adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di bidang konservasi alam, khususnya konservasi fauna dengan menggunakan berbagai terminologi keilmuan, baik ekologi maupun humaniora. UKF didirikan pada tanggal 10 November 2003. Kajian UKF dibagi menjadi delapan divisi konservasi, yaitu Divisi Konservasi (DK) Karnivora, DK Herbivora, DK Primata, DK Burung, DK Herpetofauna, DK Insekta, DK Fauna Perairan, DK Eksitu. Di samping itu, juga ada kajian sosial-budaya yang berpijak pada ilmu-ilmu humaniora yang menjadi kemampuan dasar bagi seluruh anggota UKF. Tiap-tiap kajian tersebut memiliki kegiatan yang intensif untuk mengimplementasikan program kerja yang mendukung proses pelestarian alam, baik di wilayah kawasan konservasi atau lingkungan urban. Hingga saat ini, UKF telah melaksanakan berbagai macam kegiatan rutin

yang berorientasi pada pelestarian alam. Kegiatan tersebut meliputi, penelitian secara intensif di Pusat Penelitian Hutan Hujan Tropika (PPHHT), lembaga kolaborasi antara UKF dan Rakata di Situ Gunung, Sukabumi, maupun di kawasan konservasi di Pulau Jawa dan Sumatera; Pendidikan lingkungan secara berkala kepada sekolah-sekolah dasar di sekitar kawasan konservasi; Olimpiade Lingkungan secara berkala meliputi seluruh SMA dan sederajat se-Jawa; Seminar Nasional yang telah dilaksanakan sepuluh kali dengan berbagai tema, diantaranya perihal konservasi harimau sumatera (2004), konservasi badak (2005), konservasi curik bali (2006), konservasi penyu (2007), konservasi orangutan (2008), dampak perkebunan kelapa sawit (2009), perdagangan satwa (2010), ekowisata raptor atau burung pemangsa (2011), konservasi terumbu karang (2012), dan peran masyarakat adat dalam konservasi alam (2013).

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gambar 11. Lokasi Pusat Penelitian Hutan Hujan Tropika Situ Gunung

23


Sedangkan kegiatan ekspedisi maupun eksplorasi, telah dilaksanakan oleh UKF, terdiri dari: zz Ekspedisi Global 2004 di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. zz Ekplorasi Kolaboratif 2005 di Suaka Margasatwa Leuweung Sancang, Taman Buru Masigit Karimbi, Taman Nasional Kepulauan Seribu. zz Ekspedisi Global 2005 di Taman Nasional Alas Purwo. zz Ekspedisi Global 2006 di Taman Nasional Ujung Kulon. zz Eksplorasi Kolaboratif 2006 di Cagar alam dan Taman Wisata Alam Telaga Warna. zz Ekspedisi Global 2007 di Taman Nasional Alas Purwo. zz Eksplorasi Kolaboratif 2007-2009 di Suaka Margasatwa Cikepuh. zz Eksplorasi Kolaboratif 2010 di Cisoka, Taman Nasional Gunung HalimunSalak, dan Taman Nasional Kepulauan Seribu. zz Eksplorasi Kolaboratif 2011 di Suaka Elang, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. zz Ekspedisi Global 2008-2013 di Taman Nasional Ujung Kulon.

Gambar 12. dari kiri atas : UJWC, UKF Expo, UJWC, Olimpiade Lingkungan, Penanaman

Ekspedisi maupun eksplorasi di atas ada beberapa yang dilaksanakan secara berulang di suatu wilayah yang bertujuan untuk menyusun data keanekaragaman hayati secara series. Data yang tersusun dari tahun ke tahun tersebut dapat berfungsi sebagai sarana untuk me-monitoring kondisi keanekaragaman hayati yang berada di suatu wilayah. Dengan demikian, dapat diketahui apakah terjadi perbaikan atau penurunan kualitas populasi fauna maupun ekosistem dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Di sinilah sebenarnya fungsi UKF sebagai lembaga mahasiswa yang berpijak pada nilai keilmiahan dan prinsip deep ecology benar-benar berfungsi karena dituntut untuk mampu menganalisis maupun mensintesis kondisi ekosistem di suatu wilayah terutama kawasan konservasi, dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan suatu kawasan kalau sekiranya diperlukan.

24

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

25

Kegiatan

Penyusunan Proposal

Pengesahan Proposal

Sponsorship

Survey Lokasi

Pelaksanaan Kegiatan

Pengolahan dan Analisis Data

Pameran Fotografi

Pembuatan Film Dokumenter dan Buku Fotografi

Seminar Hasil

Penyusunan Laporan kegiatan dan Laporan Ilmiah

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2

3

1

4

2

3

November

Oktober 4

1

2

3

Desember 4

1

2

Januari 3

4

1

2

3

Februari

RANCANGAN WAKTU EKSPEDISI BATAS NEGERI 2014

4

1

2

Maret 3

4

1

2

April 3

4

1

2

Mei 3

4


26

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Kegiatan

Perjalanan Bogor - Kupang

Perjalanan Kupang- Pulau Rote

Perjalanan Pulau Rote- Pulau Ndana

Pengamatan Satwa

Analisis vegetasi

Perjalanan Pulau Ndana-Pulau Rote

Wawancara Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Perjalanan Pulau Rote-Kupang

Perjalanan Kupang-Bogor

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

RANCANGAN WAKTU PENGAMBILAN DATA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Hari Ke 10 11 12 13 14 15 16


PENUT U P Hasil dari ekspedisi ini tidak hanya publikasi laporan ilmiah semata, namun juga melalui buku fotografi dan film dokumenter yang berisi hasil eksplorasi flora, fauna dan sosial-budaya masyarakat Rote Ndao. Hasil fotografi juga akan dipamerkan di kampus IPB Darmaga. Di penghujung kegiatan akan diadakan seminar hasil ekspedisi yang akan mengundang seluruh penggiat konservasi alam di Indonesia, kementrian terkait dan Pemerintah Daerah Rote Ndao, sebagai bagian dari publikasi dan evaluasi publik, sehingga segala saran dan kritik dapat digunakan untuk menyempurnakan Ekspedisi Batas Negeri ke pulau-pulau berikutnya. Hasil tersebut akan benar-benar terealisasi dengan optimal apabila dalam pelaksanaan ekspedisi segala sarana penunjang terbenuhi dengan baik. Oleh karena itu, besar harapan kami keterlibatan banyak pihak untuk mendukung ekspedisi ini bisa terwujud.

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

27


DAFTA R P U S TA K A Bungin Burhan (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Perkasa. Heyer WR, Donnelly MA, McDiarmid RW, Hayek LC, Foster MS. 1994. Measuring and Monitoring Biological Diversity Standard Methods for Amphibians. Washington (USA): Smithsonian Institution Press. Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali – Seri Panduan Lapangan. Bogor (ID): Puslitbang LIPI. Kirono S, Santoso E. 2008. Panduan Lapangan Amfibi Sekitar Hulu Belantikan. Kalimantan Tengah. Pustaka Yayorin Moleong, L. Y. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi . Bandung (ID): PT Penerbit Remaja Rosdakarya. Spradley James.P.(1980). The Ethnographic Interview. New York (ID): Holt Renehart and Winston Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta

28

UNI KONSERVASI FAUNA INSTITUT PERTANIAN BOGOR



Uni Konservasi Fauna Jl. Agatis No. 1 Gedung PKM, GOR lama Kampus IPB, Dramaga, Bogor http://unikonservasifauna.org/


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.