OASE vol 3

Page 1

m e d k r e

2 0 2 1

oaSE vol3


Pak Redaksi Muhammad Husni Tamrin

Layouter Anisha Candra Dewi

Aphrodita Fairuz

Muhammad Rifki Maizar

Sri Wahyuni Fatimah

Yunita Melani Putri

Editor Graciani Cahyadresta

Niccolas Troy Putra

Syafa Ailsa Dewi


teruntuk kamu,

yang sudah berkelana sejauh ini apa tidak lelah?


P e a c e - l o v i n g

S n o o p e r

pampilup

v o l

3

O A S E


p e t e n g roziin

v o l

3

d h e d h e t

O A S E


A M B A N G K E L A B U sisil

v o l

3

O A S E


H E R

O A S E

o/s

v o l

3


B I R U

Zahra Amari Amjad

v o l

3

O A S E


v

o

l

3

O

A

S

E

Blue merupakan salah satu komik webtoon karya anak bangsa dari author kennsaty. Blue berjalan dari Juli 2018 dan berakhir di Agustus 2019 dengan 53 episode dengan 1

special

pada

episode

platform

POPCON

untuk

webtoon

2018.

Blue

menutup dan

serial

pernah

memiliki

tersebut.

Blue

memenangkan

kekhasan

dengan

memiliki

Comic:

color

472,4

Story

palette

dan

ribu

of

pembaca

The

Year

artstyle-nya

di

yang

sederhana dan unik. Saat pertama kali membacanya, tidak akan terpikirkan bahwa ini merupakan

karya

oleh

orang

Indonesia

karena

artstyle

serta

ceritanya

yang

berbeda

dari webtoon Indonesia biasanya.

Blue

bercerita

tentang

seorang

anak

perempuan

bernama

Juni

yang

dapat

melihat

keberadaan makhluk halus dan baru pindah kembali ke kampung halamannya setelah kejadian

yang

mengenaskan

menimpa

orangtua

nya.

Karena

kemampuannya

tersebut, Juni lebih senang menyendiri yang justru dianggap 'horror' oleh teman teman sekolahnya. Berbeda

Di

kesendiriannya,

dengan

hantu

dia

bertemu

menyeramkan

yang

dengan selalu

ia

hantu lihat,

laki-laki Jim

bernama

berwujud

Jim.

manusia

biasa. Jim ingin berteman dengan Juni karena hanya Juni yang bisa mendengar dan melihat wujudnya. Akan tetapi, Jim malah dianggap mengganggu bagi Juni.

Selain mengganggu Juni, Jim juga sering singgah di rumah Bebeng yang merupakan ketua

kelas

meminta

Juni

sekaligus

bantuan

mengusir

Jim

tetangganya,

pada

dari yang

tetangga

Juni

rumah

yang

terkenal

Bebeng,

selama

ini

Juni.

Juni

tidak

Bebeng

akan

jadi

pernah

merasa

kemistisannya.

sangat

ia

yang

dekat

kenali.

Karena

dengan

Akhirnya

dihantui harus

keluarga

Juni

dan

lantas selalu

Bebeng,

Bebeng

pun

berteman.

Dari tidak

Bebeng, hanya

Jim.

Jim

mati

dan

Juni

bertemu

bertemu

mengatakan kenapa

dengan

dengan bahwa

wujudnya

Juni, dia

Sam, tapi

tidak

seperti

yang

juga

tahu

manusia

1

tahun

bertemu

nama

lebih

dengan

aslinya

biasa.

tua

teman

siapa,

Akhirnya

dari

mereka.

hantu

bagaimana

Juni,

Bebeng,

Sam

mereka, dia

Sam

bisa dan

teman hantu mereka, Jim, memutuskan untuk mencari informasi tentang keberadaan Jim sebelum menjadi hantu.


O A S E

Perjalanan mereka dalam menemukan identitas Jim ternyata juga memberikan puzzle pieces dari ingatan Juni tentang masa kecilnya yang terlupakan olehnya karena trauma. Sedikit demi sedikit, Juni makin ingat dengan masa lalunya saat di kampung halamannya itu. Tapi, untuk identitas Jim, tidak sedikitpun mendekati. Juni, Bebeng dan Sam akhirnya terus mencari jawaban agar bisa membantu Jim.

Pada akhirnya, terungkap bahwa sebelum Juni pindah dari kampung halamannya, dia, Bebeng, Sam dan “Jim” merupakan sahabat karib sejak kecil. “Jim” adalah teman mereka yang bernama Damar yang sedang koma. Kini mereka tahu mengapa Jim tiba-tiba menghilang. Karena di saat yang sama Damar juga meninggal. Melalui surat dari Damar kepada sahabat-sahabatnya, penulis menceritakan cerita dari sudut pandang Damar. Bagaimana Damar sebagai Jim mempertemukan kembali temantemannya dan memberikan mereka tujuan agar tetap bersama, walaupun Jim/Damar tidak ada lagi bersama mereka.

Personal rating 9.8 out of 10. Dari segi plot, menurut saya ceritanya sudah sangat sering kita temui di film atau komik lain. Akan tetapi, di webtoon Blue ini penulis dengan sangat baik bisa menyusun alur yang terus terbangun hingga titik klimaks emosional. Blue menggunakan alur campuran, sehingga memberikan kedalaman pada cerita, yang menurut saya sangat membantu dalam memberikan karakter yang berbeda pada plot. Cerita disusun dengan sangat baik, terutama pada ending cerita yang sangat plot twist. Akhir cerita memberikan semua jawaban pada tiap pertanyaan yang muncul di tiap episode, yang ternyata semua jawaban itu sudah ada di sekitar karakter Blue. Dan bagaimana tiap karakter yang ada sebenarnya sudah berhubungan sejak Blue lahir.

v o l

3


O

A

S

E

Untuk segi visual, menurut saya visual Blue mengambil peran yang sangat besar dalam penilaian, karena Blue memiliki visual yang sangat memorable. Blue tidak seperti webtoon high definition dengan model render yang luar biasa. Sebaliknya, Blue sangat sederhana sehingga terasa sangat down to earth. Dibalik beratnya plot yang disampaikan, ada beberapa scene dimana author akan menggambarkan karakter dengan gaya stickman, background dengan pemandangan dua gunung anak TK dan banyak ekspresi karakter yang sangat memeable. Pemilihan color palette-nya sangat memberikan karakter dan branding kepada webtoon ini. Warna merah muda, biru dan abu-abu muda secara konsisten menemani pembaca di tiap panel sedih, senang dan menyeramkan di Blue.

Hal yang paling saya sukai juga adalah pemilihan judul Blue. Ada begitu banyak kata yang sebenarnya bisa dijadikan sebagai judul untuk webtoon ini, tapi Blue merupakan judul yang sempurna. Saat awal membaca, mengira judulnya diberikan nama Blue karena

visualnya

yang

didominasi

warna

biru.

Tapi

kita

akan

paham

setelah

menyelesaikan cerita serial tersebut, bahwa ada makna mendalam dari Blue yang membawa serial tersebut dari episode pertama sampai episode terakhir tanpa kita sadari. Blue juga menjadi hint yang besar pada character development Juni, si karakter

utama.

Maka,

hanya

dari

pemilihan

judul

tersebut,

bisa

memberikan

gambaran bahwa cerita ini sangat well made.

Blue merupakan salah satu underrated gem di webtoon yang wajib kalian baca. Blue adalah the real meaning of “came for the artstyle, stayed for the plot”. Ceritanya selalu dikira sebagai cerita ringan, tapi ternyata sangat mendalam. Blue akan membuat kalian tertawa, terhibur dan menangis bersama warna biru pada panelnya.

v

o

l

3


v o l

3

O U R J O U R N E Y

I S N O T O V E R Y E T nanas

O A S E


S P I L L E D

I N S P I R A T I O N fa

v o l

3

O A S E


K e s ( e n d ) i r i a n Ijay

v o l

3

O A S E


v o l

O A S E

3

T A W A

D A N

S A W A H

Audida Naritya


K E J U T A N OLEH SITA

Berawal dari kejutan yang Tuhan berikan kepada keluargaku, aku menjadi sadar bahwa begitu penting dan berharganya kesehatan dan moment. Ketika aku tahu kemungkinan terburuk dari kejutan itu adalah kematian, membuatku berada di situasi dilema. Apa yang harus aku lakukan? Kejutan tersebut membuatku memilih diantara dua keputusan, yang dua-duanya kurasa bukan keputusan yang tepat. Dua-duanya memang merupakan keputusan yang baik, tapi aku tidak tahu apakah itu tepat untukku dan keluargaku. Satu pilihan merelakan separuh keluargaku untuk pergi dengan tidak tahu kapan akan kembali dan bahkan tidak tahu apakah kembali. Pilihan lain untuk tetap bersama dengan resiko selalu bersama atau pergi selamanya.

Berada di situasi seperti ini sangatlah tidak aku inginkan, dua pilihan tersebut membuatku gila memikirkannya karena resiko terburuknya adalah ditinggal selamanya dan bertemu kembali di alam yang berbeda, insyaallah. Tetapi itu hanya resiko yang belum tentu menjadi hasil akhir, aku mencoba beralih dari pikiran buruk itu dan mencoba memikirkan resiko baiknya, bisa dibilang itu bukan resiko hanya saja hasil dari keputusan tersebut. Keputusan yang kupilih membuat aku dan keluargaku menikmati hari-hari bersama, menyadari bahwa tiap detik, tiap menit sangatlah berharga. Berjuang bersama, melangkah bersama untuk kesembuhan bersama. Langkah kaki memang tidak sama, tapi dengan bergandengan membuat kami selalu bersama dan tidak ada yang tertinggal.

“Bagaimana?”

“Aku juga nggak tau, kamu yang seharusnya lebih tau apa yang harus diputuskan, bukan aku”

“Jangan dilempar ke aku juga, kita bisa putuskan bersama”

“Lalu apa keputusannya?”

v o l

3

O A S E


O A S E

Perdebatan disaat melangkah sering terjadi, bahkan disaat itu aku ingin melepaskan gandengan keluargaku dan lari seperti pengecut. Memang terdengar egois dan itu tidak aku lakukan, tapi itu yang aku ingin lakukan saat itu. Memang keputusan untuk melangkah bersama adalah keputusan yang baik dan tepat saat itu, tetapi melangkah bersama saat itu tentu tidak seindah melangkah bersama saat ini. Apapun perdebatannya, apapun masalahnya, ku coba nikmati itu semua, dan aku yakin kami akan sampai di titik yang kami tuju yaitu kesembuhan meskipun hampir dua bulan lamanya. Terisolasi digubuk kecil bersama, keluar pun tidak boleh. Kami bagaikan keluarga yang terasingkan karena malakukan hal sosial yang salah dan tak bisa dimaafkan, tapi bukan itu masalahnya. Bagaimana kita bisa bertahan hidup jika suplai makanan pun tidak kami dapatkan, dan disaat itu makanan adalah sumber kekuatan bagi kami untuk melangkah. Nekat untuk keluar dengan resiko cibiran orang juga kami dapatkan saat itu, tapi apa cibiran itu harus didengar? Lucu sekali ya mereka, memang mereka pernah berpikir gimana kita dapat makanan jika keluarpun tidak boleh? Dan apa mereka pernah berpikir jika mereka berada diposisi keluargaku? Datang mendekatpun kalian takut, bagaimana datang untuk sekadar memberi makanan pada kami? Ini bukanlah kesalahan, ini hanyalah kejutan dari Tuhan karena aku tahu Tuhan sangat sayang kepadaku dan keluargaku.

Terus melangkah, bergandengan, hingga sembuh dan selamanya.

v o l

3


v o l

3

O A S E

Q U A R A N T I N E

Anonim


v o l

3

J a n g a n d i

O A S E

T e r s e s a t

L a u s a n n e

Edilll


M e m o r i

S a n g k a l a

Agil Mahiroh

Tunggu, jangan sengaja retas bebat ini

Tersenggol pun dia patah sendiri

Tumpunya telah mengingkari

Bak kaki kehilangan sendi

Mustahil mampu berdiri

Maafkan aku, sangkala

Abai pada perkara

Perkara seolah tak bermakna

Ada dianggap tiada

Maafkan aku, sangkala

Abai pada cerita

Cerita saat bersama

Yang kini tak mungkin ada

Maafkan aku, memori

Terus memutarmu hingga pagi

Dengan harap kau masih disini

Tak sadar kau telah lama pergi

Menyisakan aku sendiri, tak mampu berdiri

O A S E

v o l

3


s t u d i o M Faisal Kurniawan

v o l

3

v i b e s .

O A S E


P I N D A I Agil mahiroh

v o l

3

N E G E R I

O A S E


P l a i n

v o l

3

B l u e

Irvan Andy

O A S E


M e m o r i Agil Mahiroh

S a n g k a l a

“Ting!”

Kuraih telepon genggam di atas meja rotan yang berdering tanda masuknya pesan

singkat.

“Besok kau di rumah, kan?”

21.05

Tak sadar ujung bibirku mengembang atas kehadiran pesan itu. Pesan singkat yang selalu kunantikan. Tidak, maksudku pesan singkat dari seseorang yang selalu kurindukan. Sekaligus membangkitkan memori lama yang entah dapat disebut bahagia atau nestapa.

***

Kehidupan terus mengalir

Barang sehari pun tak kan bisa dianulir

Meski adakalanya terasa amat getir

Hanya si pandir

Yang menginginkan hidupnya berakhir

Luka demi luka masih membekas. Rasanya menyeruak dan memenuhi rongga dada, sangat sesak. Menyisakan trauma, jangan kau tanya seberapa dalam. Bayangkan saja rasa itu hampir membuat tangan ini mengambil pisau dapur untuk menggoreskan sayatan di pergelangan tangan lainnya.

Aku tak ingat pasti sejak kapan penderitaan ini kualami. Yang jelas, sebelum aku dapat menerka-nerka rangkaian peristiwa yang terjadi. Ya, masih terlalu belia untuk menerima keadaan.

Ayah. Lelaki yang sewajarnya membanting tulang demi kesejahteraan keluarga. Lelaki yang seharusnya menjadi garda terdepan saat anaknya dilukai seseorang. Hal itu tak kutemukan dalam sosok yang ‘katanya’ berperan sebagai kepala keluargaku. Aku tak sekali pun pernah melihat ayah pergi dan kembali dengan membawa sepeser uang hasil keringatnya. Nyatanya, dia kembali dengan suara gedoran pintu sekuat tenaga, ditambah aroma alkohol yang tercium sempurna. Tak jarang, aku dan ibu menjadi lampiasan emosinya ketika kalah berjudi. OO AA SS EE

v o l

3


O A S E Ibu. Aku bingung harus kesal atau kagum padanya. Ibu adalah wanita tangguh yang selalu berusaha tersenyum di depan ketiga anaknya. Meski acap kali mata sembabnya tak pandai berbohong seperti sang bibir.

“Ibu tidak apa-apa, nak. Bagaimanapun, dia ayahmu. Kamu harus menghormatinya.” Omong kosong ibu yang berkali-kali kudengar. Aku tak dapat membayangkan seberapa letih tubuhnya. Mengerjakan dua peran sekaligus. Mengais rezeki dari pagi hingga petang. Mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Senantiasa memberi perhatian penuh untuk buah hatinya, barang menanyakan hal sederhana seperti tugas sekolah. Dan yang paling menyakitkan, seolah dianggap menjadi target yang tepat untuk menerima siksaan ayah.

Sebagai anak pertama, tak dapat dipungkiri, akulah yang paling banyak menerima kepedihan ini. Aku kecil dipaksa untuk memahami permasalahan sebesar ini. Hingga dipaksa menyaksikan secara langsung adegan pertengkaran antara dua orang yang seharusnya paling kusayangi di dunia ini. Tetapi tidak, aku benci keluargaku, lebih tepatnya ayahku.

Kebencian ini tumbuh seiring bertambahnya usia. Terus tumbuh membesar dan tak pernah ada keinginan untuk menyusut. Aku benci lelaki, seluruhnya, tanpa terkecuali. Maaf, aku terlalu menggeneralisasi. Aku tumbuh menjadi perempuan mandiri yang seolah tak membutuhkan sosok lelaki. Percayalah, aku cukup pandai dalam hal bergaul, hanya dengan sesama perempuan. Untuk bertemu lelaki, aku lebih baik menghindar dan menundukkan pandangan.

Di sekolah menengah, banyak teman laki-laki yang menggodaku karena aku dianggap sebagai gadis aneh yang takut kepada mereka. Puncaknya, kebencian dan amarah ini menuntunku untuk melukai salah satu dari mereka. Aku pernah mendorong ketua kelasku hingga terjatuh dari lantai dua gedung sekolah yang memiliki pengaman berupa tali baja nirkarat untuk balkonnya. Beruntung, badannya tepat mengenai matras olahraga di lantai dasar yang saat itu akan digunakan untuk ujian guling badan. Dengan penanganan cepat, tidak ada luka serius yang menimpanya. Tak terbayang jadinya jika badan kurus ketua kelasku ini mengenai beton cor lapangan secara langsung. Sejak saat itu, namaku menjadi buah bibir, tak satupun lelaki berani mendekatiku. Sungguh, aku bersyukur.

v o l

3


Perjuangan dimulai dari awal ketika aku masuk perguruan tinggi. Seorang pria yang dengan gencar mencoba memasuki kehidupanku. Entah niat tulus atau hanya penasaran yang menjadi motivasinya mendekatiku.

Untuk memegang teguh pendirian, penolakan demi penolakan kulakukan. Dan berakhir saat aku dibuat lega melimpahkan semua kegundahan hati padanya. Tepat setahun setelah ayah meninggal akibat amuk massa dari peristiwa pembegalan motor yang dilakukan oleh ayah serta teman premannya.

"Kau tahu? Aku bisa membaca pikiran seseorang. Anggaplah aku ayahmu. Katakan semua yang ingin kau katakan. Lakukan semua yang ingin kau lakukan.", ucap lelaki berkumis tipis di hadapanku seraya menengadahkan tangan tanda pasrah.

Tak kusangka, air mataku mengalir, begitu deras. Mengapa dia seolah sangat mengerti diriku. Hingga menjelajah pahitnya kehidupan yang berusaha kututup rapat. Aku takut ingatan itu membuatku kembali rapuh.

"Maaf, aku membangkitkan ingatan itu. Percayalah, kau akan membaik setelah ini.", lanjutnya.

Aku percaya dia dapat membaca pikiran. Yang belakangan ini, kuketahui bahwa dia hanya tertarik pada bidang psikologi.

Dia benar. Aku merasa lega setelahnya. Untuk pertama kali, duduk di kedai kopi bersama teman lelaki, menceritakan seluruh kegundahan hati. Dia paham betul bagaimana cara membuatku nyaman saat itu. Pemikiranku mengenai keburukan makhluk bernama laki-laki perlahan mulai sirna. Tidak semua laki-laki diciptakan Tuhan dengan hati iblis yang mempu mempermainkan perempuan. Cukup lama kami berada dalam lingkup pertemanan. Biar kuingat lagi, hampir lima tahun lamanya. Dan nantinya, aku berharap ini tak lagi sebuah pertemanan.

Dia bukan lelaki yang pandai merangkai kata dalam balutan asmara untuk membuat tersipu sang pujaan hati. Mungkin menurut sebagian orang, dia tipikal lelaki yang jauh dari kata menarik. Karena hampir tak pernah merencanakan sesuatu demi melihat sang pujaan hati terkejut kesenangan. Bahkan, dia tak menganggap penting tanggal khusus yang biasanya dirayakan bersama, juga intensitas saling berkabar melalui pesan singkat dalam sebuah hubungan.

O A S E

v o l

3


O A S E

v o l

3

“Aku tak ingin kau lebih tertarik padaku saat aku berada di layar ponselmu. Aku ingin seperti ini, kita saling menunggu waktu untuk dapat bertemu.”

Ah, mungkin itu hanya alasan karena kau malas mengecek telepon genggammu. Namun, aku setuju. Aku suka rasanya rindu. Terutama padamu.

Dia, lelaki pertama yang membuatku merasa damai. Dia, lelaki yang menciptakan rasa kebersamaan yang selalu kunanti.

***

'Ting!'

Lamunanku buyar seketika. Astaga, sejak tadi aku hanya membuka ruang obrolan bersamanya, tanpa mengetik satu huruf pun untuk menjawab pertanyaannya.

"Hei! Secepat itukah kau tertidur?"

21.19

"Iya, besok aku di rumah. Kenapa?"

Baca 21.20

"Besok aku dan keluargaku akan mengunjungi rumahmu, bisa? Aku sudah menemukan cincin yang sangat cocok berada di jari manismu."

21.22

Dia lelaki pemilik kunci, guna membuka gembok hati yang tertutup rapat ini. Dan kini, memberiku satu hal yang pasti.

SELESAI


M a b u k

sHALAHUDDIN AKBAR AVIECENA

v o l

3

O A S E


P e a c e

i n

g r e e n

Farrel Adyuta Wiratama K


M e m b e r i K u c i n g

M a k a n

sHALAHUDDIN AKBAR AVIECENA

O A S E

v o l

3


K I S A H OLEH AHSN

Sayatan tajam

Senyummu

Suaramu

Wajahmu

Masih terlintas

Dalam benaknya

Dalam traumanya

Tak pernah bisa

Menutupi kenangan luka

Perih masih terasa

Sedih masih tampak

Perlahan menjauh dan menutup

Lembaran kisah-kisah

Tak luntur oleh butiran air

Rangkaian huruf tak terlontar

Terbungkam situasi

Terasa sesak

Hingga hilang

Tak hadir kembali

v o l

3

O A S E


( L . a . K . E )

E p i t o m e alaysa thufaila

v o l

3

o f

L o s i n g

a n d

K e e p i n g

O A S E


J A Y

O F

brrz

v o l

3

D A Y 6

O A S E


r a d i c a l i t y

a n d i t maurania kusuma

v o l

3

' s

u n e t h i c a l i t y

O A S E


v o l

3

O A S E

D E A D L I N E

kyu


U n t u k

S i a p a p u n

y a n g

m e r a s a

“ B I A S A - B I A S A

D i r i n y a

S A J A ”

_downpour Tulisan ini terinspirasi dari sebuah post dari akun twitter @norative dengan judul yang sama. Sebelumnya terimakasih sudah menyuarakan ini. Tulisan ini ditujukan untuk kamu yang merasa dirimu “biasa-biasa” saja.

Sering kita mendengar cerita dari banyak orang hebat tentang kesuksesan yang mereka dapatkan melalui berbagai macam jalan. Karpet merah, panggung megah, dan sorot lampu. Semua itu milik mereka yang berbakat dan memiliki tempat istimewa. Mereka yang sukses dalam pendidikannya, sukses dalam usahanya, sukses dalam karirnya, sukses dalam berbagai hal. Kita pasti sering mendengar cerita-cerita mereka. Kisah luar biasa yang mampu membuat hati orang lain memiliki kekuatan dan menjadi bersemangat untuk mencapai hal-hal lain yang mereka juga inginkan.

Namun bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki hal tersebut? Pernahkah kita mendengar cerita dari mereka yang menjadi orang “biasabiasa saja”?

Ada yang terlahir dari keluarga yang cukup berada, yang mampu memberikan dukungan dan kasih sayang utuh bagi mereka. Ada yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, namun tidak pernah merasakan cinta dan kasih sayang hangat dari keluarga. Ada yang terlahir dari keluarga yang tidak berada, namun selalu diberikan cinta dan kasih sayang dalam keluarganya. Ada yang bahkan tidak memiliki keluarga dan tetap kuat dan tegar dalam menjalani hidupnya. Ada yang jalannya lurus, berbelok, berbatu, terjal, bahkan jurang tanpa dasar.

“Terkadang hidup tak selalu adil bagi semua orang. Ada yang berkerja keras sekuat tenaga dan menemukan jalan kesuksesan. Namun ada yang jalannya penuh lubang. Dan ada pula yang berlari sekuat tenaga, tapi tetap menemui jurang di ujung jalan” Hong Du Sik.

v o l

3

O A S E


O A S E Tapi, walaupun kisah hidup kita tak diketahui oleh orang-orang di seluruh negeri, dan nama kita akan selamanya asing didengar, menjadi “orang biasa” bukanlah sebuah kesalahan. Menjadi “orang yang biasa” saja bukan merupakan hal yang mengecewakan. Menjadi orang biasa, bukan berarti kebaikan yang kita lakukan menjadi tidak bermakna. Menjadi orang biasa bukan berarti hidupmu menjadi tidak berharga. Tetaplah menjadi orang baik. Sebab akan ada kebaikan lain yang tumbuh, dari sekecil apapun kebaikan yang kamu lakukan, kebaikan tetaplah sebuah kebaikan.

Ada yang dimudahkan, berkat bantuan yang mungkin tanpa sadar kita berikan. Ada yang yakin dan percaya pada mimpinya, oleh harapan yang kita sematkan. Ada yang menjadi kuat hatinya, dari doa-doa yang kita panjatkan. Satu hal yang pasti, bahwa kebaikan akan senantiasa berbuah kebaikan.

Setiap orang pasti memiliki jalannya. Setiap orang memiliki timeline mereka masing-masing. Tak apa jika saat ini, kita masih belum menemukan apa yang ingin kita capai. Tak mengapa jika saat ini, kita masih ragu untuk melangkahkan kaki kita. Tak apa jika kita berjalan lebih lambat dari tempo orang lain.

Namun, terkadang

Lebih mudah melihat keatas daripada melihat kebawah. Terkadang kita terlalu focus pada kekurangan diri kita dan melupakan kelebihan yang kita miliki. Seringkali melihat hal lebih yang ada pada diri orang lain, yang membuat kita selalu merasa kurang dan kecewa pada diri kita. Kecewa pada keadaan, dan mengeluh pada semua yang ada. “Mungkin, hidup yang sering kita keluhkan, adalah hidup yang diimpikan oleh orang lain”. Tapi membandingkan apa kelebihan yang dimiliki orang lain, dengan kekurangan kita tentu bukanlah hal yang setara. Hal ini justru akan semakin menyakiti diri kita.

v o l

3


O A S E Dirimu tetaplah dirimu yang harus disayangi. Dirimu tetaplah dirimu yang berhak untuk bahagia. Dan dirimu adalah dirimu yang harus tetap hidup dengan penuh rasa syukur. Kamu hebat dengan dirimu sendiri. “stop acting so small, you are the universe in estatic motion” rumi

Tetaplah menjadi orang baik, walaupun kisahmu tak didengar. Tetaplah menjadi orang baik, walau namamu tak dikenal. Tetaplah menjadi orang baik, meskipun pada akhirnya kita merasa tetap menjadi orang yang “biasa-biasa saja”

“Untuk siapapun yang merasa “biasa-biasa saja”. Dunia akan selalu punya cukup ruang untuk segala kebaikan di dalamnya.”

Nora F. Humanika

v o l

3


pernahkah kita menyadari,

sudah sejauh mana kita melangkah


p a n c a r a n p a d a

d a u n

rezha muhammad al Ghifari

v o l

3

m a t a h a r i

b e l i m b i n g

w u l u h O A S E


;

O A S E

dk

v o l

3


P E L A J A R A N M O R A L

D A R I ‘ T H E G O O D

P L A C E ’

Rasya Nadhira Radhiyya

‘Sometimes, when you’re feeling helpless, the secret is to help someone else. Get out of your own head. Trust me. The next time someone asks for help, say yes.’ — Michael, ‘The Good Place’ 3x01

Pernah gak sih membayangkan bagimana kehidupan setelah kematian? Atau mungkin bertanya-tanya dimana kita setelah meninggalkan dunia ini? The Good Place —serial televisi komedi fantasi yang disiarkan oleh NBC—mengusung konsep unik mengenai afterlife. Diperankan oleh Kristen Bell sebagai Eleanor Shellstrop, serial ini mencoba memberikan gambaran mengenai dua tempat setelah kita mati.

The Good Place merupakan sebuah tempat baik yang penuh dengan kebahagiaan dan berisikan manusia-manusia dengan total nilai kebaikan yang tinggi semasa hidupnya. Setiap tindakan yang kita lakukan di dunia ini dihitung melalui sistem yang akurat dan selektif. ‘Tempat Yang Baik’ dirancang oleh seorang arsitek dimana tiap lingkungan yang diciptakan akan berbeda dan rumah yang didesain selalu menyesuaikan kepribadian penghuninya. Good Place juga dibantu oleh seorang asisten bernama Janet yang lebih tepatnya merupakan sebuah basis data berjalan.

Di lain sisi, terdapat The Bad Place yakni tempat buruk penuh dengan penderitaan juga olokan. Bad Place berisikan para iblis yang bertugas menyiksa manusia yang semasa hidupnya melakukan banyak hal negatif. Kedua tempat ini digambarkan layaknya konsep surga dan neraka, meskipun tentunya apa yang ada di serial ini dikemas dengan lebih fun.

Kisah dimulai dengan kedatangan Eleanor ke ‘Tempat Yang Baik’ yang disambut oleh sang arsitek, Michael. Eleanor sendiri merupakan sosok yang sebetulnya merupakan orang yang banyak melakukan hal-hal buruk ketika ia hidup, tetapi anehnya berujung “lolos” ke Good Place. Kisah berlanjut dengan petualangan Eleanor bersama ketiga tetangganya di Good Place dengan bumbu komedi yang ringan dan menghibur untuk ditonton.

v o l

3

O A S E


Hal yang menarik dari The Good Place adalah Michael Schur—sang pencipta— menyuguhkan konsep filosofi serta moralitas dan menjadikannya landasan dari serial ini. Kita disajikan oleh beberapa pelajaran filsafat moral dan etika yang dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Sepanjang serial pun kita dapat melihat dengan jelas bagaimana tiap karakter mampu berkembang menjadi lebih baik. Hal ini menjelaskan bahwa setiap manusia tentu jauh dari kata sempurna.

Unsur-unsur filosofi di serial ini pastinya dibawakan dengan lebih santai dan dikemas secara apik dengan unsur komedi yang menggelitik. Michael Schur sukses menyampaikan pesan moral kepada penonton karena topik yang serius mampu disajikannya secara enteng sehingga orang awam seperti saya pun masih dapat menerima dengan baik. Di sini kita juga diperlihatkan bahwa manusia perlu saling membantu dan mendukung satu sama lain. Sebab, kehadiran orang lain pada hidup kita dapat memberikan dorongan internal.

The Good Place menjadi sebuah pengingat untuk kita bahwa sejatinya setiap manusia tidak ada yang benar-benar baik atau buruk. Namun, satu hal yang penting adalah bagaimana kita terus mencoba menjadi versi diri kita yang lebih baik dari diri kita sebelumnya. Layaknya ungkapan Michael pada musim keempat di episode 6, “What matters isn’t if people are good or bad. What matters is, if they’re trying to be better today than they were yesterday.”

Melalui serial ini, kita juga diingatkan untuk selalu berbuat hal positif sekecil apapun tindakan kita. Hal sepele seperti harus membuang sampah pada tempatnya menjadi cukup serius karena setiap tindakan yang kita lakukan memberikan dampak besar pada kehidupan setelah kematian nanti. Mau mengakui kelemahan atau kesalahan yang telah kita buat, menerima dan berdamai dengan kesalahan serta kegagalan diri, hingga pelajaran hidup berharga lainnya juga ditawarkan sebagai reminder diri.

Secara keseluruhan, sitkom ini mampu memberikan pengaruh yang cukup banyak untuk menjadi versi terbaik diri sendiri, setidaknya untuk saya pribadi. Plot cerita yang dimuat begitu menyegarkan dan cocok bagi yang sedang mencari tontonan ringan tetapi penuh makna. The Good Place dapat disaksikan secara legal di Netflix sebagai pelipur lara di kala tugas yang melanda.

v o l

3

O A S E


A f t e r t h o u g h t @confide.ration

v o l

3

O A S E


J i s o o

o f

B l a c k p i n k

Leviosa

v o l

3

O A S E


M a n i f e s t a s i

C r o s s o v e r

M e n d e b a r k a n preposisi

v o l

3

!

O A S E


v o l

f a r sashimi

3

O A S E


m e d k r e 2 0 2 1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.