BINA DESA
SUSUNAN REDAKSI PIMPINAN REDAKSI
Elok Fitri Mustika Ayu
TIM EDITOR
Aulia Hidayati Cahaya Al Amin Dian Khatimah D.
STAFF REDAKSI
Alfiyyah Nahdah Evi Meliyanti M. Fazriansyah Nadieda Hamatha Nurul Huda
Elna Rasani Frenky Okta Risaldy M. Ichsan Nugroho M. Josi Kumbara M. Nabil Nurdhea M. Rasyid Ridho
KONTRIBUTOR
Akhbar Alviana Nursa’adah Damiatin Lisa Susdayanti Marchelinda A.E dkk 1
G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
Muhammad Refqi C. H. Wahyu Mahardika S. Zulkani Ridha 2
G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
DAFTAR ISI Sambutan Kahim
4
About Tl
5
Sambutan
HIMATEKLINK 7 Kaleidoskop
21
Mahasiswa Berprestasi
25
Opini dan Fakta 39
1 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
Kahim
Muhammad Akbar Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan
#TeknikLingkunganBeringas
Events WCD
23
Highlights
27
“Teknik Bukan Sekedar Tempat Kuliah” ya, kalimat inilah yang selalu dielu-elukan oleh mahasiswa baru Fakultas Teknik ketika berada di kampus tercinta ini. Kalimat ini yang menandai bahwa Fakultas Teknik adalah kampus perjuangan bagi mahasiswa teknik. Kalimat ini juga yang menjadi penyemangat bagi seluruh mahasiswa teknik tak terkecuali mahasiswa teknik lingkungan dalam melakukan berbagai kegiatan bermanfaat selama berkuliah di Fakultas Teknik. HIMATEKLINK sebagai salah satu Ormawa di Fakultas Teknik menjadi wadah bagi mahasiswa Teknik Lingkungan untuk menyalurkan minat dan bakatnya. HIMATEKLINK merupakan implementasi dari semboyan “Teknik Bukan Sekedar Tempat Kuliah” karena berbagai program kerja dilaksanakan agar mahasiswa Teknik Lingkungan tidak hanya sekedar kuliah tetapi juga mendapatkan pengalaman organisasi sebagai bekal dalam terjun ke dunia kerja dengan melakukan berbagai kegiatan bermanfaat. Melalui program kerja yang dilaksanakan, diharapkan mahasiswa Teknik Lingkungan bisa terus belajar mengembangkan diri untuk meraih prestasi dibidang akademik maupun non akademik sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.
2 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah mncakup perumahan, pembuangan kotoran (tinja), yang sangat kompleks dan dapat berkaitan dengan penyediaan air bersih, pembuangan sampah, masalah-masalah lain diluar masalah kesehatan itu pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak sendiri. Demikian pula dengan cara pemecahan (kendang) dan sebagainya. masalah kesehatan tidak hanya dilihat dari segi
Sanitasi lingkungan merupakan komponen
kesehatan itu sendiri akan tetapi dilihat dari berbagai dari kesehatan lingkungan dimana pengertian dari aspek lainnya. Sebelum lebih jauh kita membahas sanitasi lingkungan adalah perilaku yang disengaja mengenai kesehatan lingkungan. Maka akan lebih untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah baik mengetahui apa itu pengertian kesehatan manusia bersentuhan langsung dengan kotoran lingkungan. Menurut WHO kesehatan lingkungan maupun bahan berbahaya lainnya dengan harapan adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan perhatiannya pada usaha pengendalian semua manusia. Taraf kesehatan lingkungan di Indonesia faktor yang ada pada lingkungan ďŹ sik manusia yang masih dalam tingkap yang memprihatinkan karena diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan belum optimalnya sanitasi di Indonesia yang ditandai hal-hal yang merugikan perkembangan ďŹ sik, dengan tingginya angka kejadian penyakit infeksi kesehatan maupun kelangsungan hidupnya. dan penyakit menular di masyarakat. Disaat negara Sedangkan menurut Walter R. Lym kesehatan lain pola penyakitnya telah bergeser menjadi lingkungan adalah hubungan timbal balik antara penyakit degenaratif maka Indonesia masih manusia dengan lingkungan yang berakibat atau direpotkan dengan penyakit seper ti demam mempengaruhi derajad kesehatan manusia. Ruang berdarah, diare, kusta dan hepatitis yang seakan lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain tidak ada habisnya.
Kondisi sanitasi di Indonesia memang sangat tertinggal jauh dibandingkan dengan negara tetangga. Seperti Vietnam saja Indonesia hamper disalip apalagi dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap kesehatan lingkungan di negara nya. Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun kedepan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek pengobatan. Upaya pencegahan yang baik maka angka kejadian penyakit dengan kondisi lingkungan dapat dicegah. Selain itu, anggaran yang diperlukan untu usaha pencegahan juga lebih sedikit dibandingkan dengan usaha mengobati. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data sistem sanitasi per 17 November 2017 disebutkan baru 67% penduduk Indonesia yang mampu mengakses sanitasi sehat. Budi Laksono mengatakan masih ada 27 juta keluarga atau setara dengan 90 juta orang Indonesia tak memiliki sistem sanitasi yang layak. Lebih mengejutkan
lagi, berdasarkan data dunia Indonesia menempati urutan nomer 2 sanitasi terburuk di dunia, sedangkan di tingkat ASEAN Indonesia menempati peringkat pertama sanitasi terburuk. Budi mengatakan boleh jadi pemerintah sudah memiliki Pepres Nomer 186 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, namun pada kenyataannya cita-cita Indonesia layak sanitasi pada 2019 masih jauh panggang dari api. Budi mengatakan, dari sekian banyak pemerintah daerah di Indonesia hanya beberapa saja yang menempatkan sanitasi sebagai sesuatu yang penting. Sayangnya terkadang pemerintah daerah yang sudah peduli dan sadar akan pentingnya sanitasi yang layak bagi kehidupan masyarakat tidak membangun sistem sanitasi yang tepat guna. Sebagai akibatnya banyak yang terbengkalai. “niatnya sudah ada, tapi tindakannya tidak tepat guna. Yang tepat guna itu sesuai dengan kultur dan lingkungan masyarakatnya. Apalagi dalam hal ini masyarakat hanya sebagai followers, mereka bisa bergerak jika ada leader. Tidak ada leader, sulit�. Pungkasnya.
Budi Laksono mengatakan masih ada 27 juta keluarga atau setara dengan 90 juta orang Indonesia tak memiliki sistem sanitasi yang layak. Lebih mengejutkan lagi, berdasarkan data dunia Indonesia menempati urutan nomer 2 sanitasi terburuk di dunia, sedangkan di tingkat ASEAN Indonesia menempati peringkat pertama sanitasi terburuk.
5 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
6 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
7 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
8 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
9
G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
10 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
11 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
12 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
Divisi Ilmu Pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi D
ivisi ini mewadahi kegiatan seluruh
mahasiswa teknik lingkungan untuk
mengembangkan soft skill maupun wawasan mereka
dalam bidang terutama yang berkaitan dengan keahlian sebagai seorang mahasiswa teknik lingkungan, dimana tentunya akan menunjang mereka dalam menjalani dunia perkuliahan sendiri maupun sebagai bekal dalam dunia kerja nantinya. Agar tujuan di atas tercapai, maka diwujudkan dalam program – program kerja yang dibuat oleh Himateklink, khususnya oleh Divisi Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi, antara lain : Seminar Nasional
Seminar nasional yang ke-empat tahun 2018 oleh program studi teknik lingkungan mengambil tema “Pengembangan Smart City Melalui Pengelolaan Lingkungan yang Inovatif”. Smart city adakah sebuah konsep yang membuat kota dengan kinerja yang berpandangan pada ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, serta lingkungan hidup. Konsep ini juga yang membuat sebuah kota dapat mengontrol dan mengintegrasi semua infastruktur yang tersedia, juga dapat menghubungkan infrastrukturinfrastruktur yang ada. Dalam seminar nasional teknik lingkungan IV ini mengundang beberapa pemateri antara lain Keynote Speaker oleh Dr. Bambang, S.sos., M.Eng., CEH dari Kementrian Komunikasi dan Informatika, dan H.Darmawan Setiawan, SP (Wakil Walikota Banjarbaru), sedangkan Invited Speaker Oleh Dra.Hj.Ninuk Murtini (Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan), dan Dr. Hafiizh Prasetia, S.si., M.si (Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat). Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan edukasi dan wawasan kepada berbagai kalangan masyarakat tentang konsep smart city. Mewujudkan pengembangan smart city dengan melibatkan masyarakat dan terciptanya masyarakat yang memiliki pola pikir cerdas dalam mengelola suatu bangunan dengan memperhatikan aspek lingkungan. Peringatan Hari - Hari Lingkungan Hidup Peringatan hari - hari lingkungan hidup yang dilaksanakan antara lain adalah peringatan Hari Air Sedunia dan Hari Bumi Sedunia. Peringatan hari lingkungan hidup lainnya juga dilakukan melaui pamflet ucapan di media sosial Himateklink. . 13 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
Himateklink menyelenggarakan peringatan hari air sedunia dengan melakukan acara antara lain sosialisasi mengenai pentingnya menjaga sumber dan ketersediaan air bersih di SDN 6 Cempaka, Selanjutnya adalah Peringatan Hari Bumi sedunia yang dilaksanakan pada 22 April 2018. Kegiatan diisi dengan pembagian bibit tanaman buah secara gratis kepada masyarakat yang sedang beraktiďŹ tas di Car Free day di Kawasan Perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan. Selain pembagian bibit tanaman juga dilakukan orasi mengenai pentingnya tanaman bagi kelangsungan Bumi kita tercinta. Kegiatan sederhana ini diharapkan dapat membawa dampak yang mengena di masyarakat karena setiap aksi yang kita lakukan untuk kelangsungan bumi pasti berarti untuk masa depan nanti. Workshop Teknik Lingkungan Workshop Teknik Lingkungan adalah kegiatan yang dilakukan mengenai pengasahan
bagi mahasiwa teknik
lingkungan. Antara lain kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan software gambar bangunan 2D, pelatihan software perpetaan Quantum GIS, Workshop Komposting , dan Workshop PKM. Kegiatan kegiatan diatas dilakukan untuk terus mengembangkan keterampilan sebagai mahasiswa teknik lingkungan yang tentunya harus memiliki keahlian guna menunjang perkuliahan maupun dapat bermanfaat di kemudian hari setelah masa perkuliahan. Enviro Ensiklopedia (E-Pedia) Epedia adalah sarana penyampaian informasi mengenai dunia Teknik Lingkungan yang berisi informasi megenai teknologi di bidang teknik lingkungan maupun wawasan lingkungan umum guna menjadi asupan wawasan bagi mahasiwa teknik linkungan maupun khalayak ramai di dunia maya. Epedia dimuat dalam sosial media Himateklink karena sosial media adalah sarana yang cepat dan tepat dalam penyampaian infomasi di masa sekarang ini. Diharapkan Epedia dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan wawasan lingkungan. Enviro Corner dan G-MAGZ Enviro Corner adalah nama untuk majalah dinding teknik lingkungan yang dipajang di depan kantor program studi teknik lingkugan yang dimana isinya adalah rangkuman singkat mengenai infomasi lingkungan dan kegiatan mahasiswa teknik lingkungan. Sedangkan G-magz (Green Magazine) adalah majalah yang terbit tahunan di akhir periode kepengurusan Himateklink. G-magz berisi rangkuman kegiatan satu periode kepengurusan Himateklink dan juga konten – konten menarik mengenai lingkugann guna memberikan informasi yang secara menarik dan tersusun dalam satu bahan bacaan majalah. 14 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
15 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
16 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
17 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
18 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
19 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
20 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
21 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
22 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
23 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
24 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
25 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
26 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
27 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
28 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
Sanitasi Lingkungan
M
asalah kesehatan merupakan Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut
s u a t u m a s a l a h y a n g s a n g a t antara lain mncakup perumahan, pembuangan
kompleks dan dapat berkaitan dengan masalah- k o to ra n ( t i n j a ) , p e n y e d i a a n a i r b e r s i h , masalah lain diluar masalah kesehatan itu pembuangan sampah, pembuangan air kotor sendiri. Demikian pula dengan cara pemecahan (limbah), rumah hewan ternak (kendang) dan masalah kesehatan tidak hanya dilihat dari segi sebagainya. kesehatan itu sendiri akan tetapi dilihat dari
Sanitasi lingkungan merupakan komponen
berbagai aspek lainnya. Sebelum lebih jauh kita dari kesehatan lingkungan dimana pengertian membahas mengenai kesehatan lingkungan. dari sanitasi lingkungan adalah perilaku yang Maka akan lebih baik mengetahui apa itu disengaja untuk membudayakan hidup bersih pengertian kesehatan lingkungan. Menurut WHO untuk mencegah manusia bersentuhan langsung ke s e h a t a n l i n g k u n g a n a d a l a h i l m u d a n dengan kotoran maupun bahan berbahaya keterampilan yang memusatkan perhatiannya lainnya dengan harapan dapat menjaga dan pada usaha pengendalian semua faktor yang ada meningkatkan kesehatan manusia. Taraf pada lingkungan ďŹ sik manusia yang diperkirakan kesehatan lingkungan di Indonesia masih dalam menimbulkan atau akan menimbulkan hal-hal tingkap yang memprihatinkan karena belum yang merugikan perkembangan ďŹ sik, kesehatan optimalnya sanitasi di Indonesia yang ditandai maupun kelangsungan hidupnya. Sedangkan dengan tingginya angka kejadian penyakit menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan infeksi dan penyakit menular di masyarakat. adalah hubungan timbal balik antara manusia Disaat negara lain pola penyakitnya telah dengan lingkungan yang berakibat atau bergeser menjadi penyakit degenaratif maka mempengaruhi derajad kesehatan manusia. Indonesia masih direpotkan dengan penyakit 29 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
penyakit seperti demam berdarah, diare, kusta Indonesia layak sanitasi pada 2019 masih jauh dan hepatitis yang seakan tidak ada habisnya. Kondisi sanitasi di Indonesia memang
panggang dari api. Budi mengatakan, dari sekian banyak
sangat tertinggal jauh dibandingkan dengan pemerintah daerah di Indonesia hanya beberapa negara tetangga. Seperti Vietnam saja Indonesia saja yang menempatkan sanitasi sebagai hamper disalip apalagi dibandingkan dengan sesuatu yang penting. Sayangnya terkadang Singapura dan Malaysia yang memiliki komitmen pemerintah daerah yang sudah peduli dan sadar yang tinggi terhadap kesehatan lingkungan di akan pentingnya sanitasi yang layak bagi negara nya. Sanitasi sangat menentukan kehidupan masyarakat tidak membangun sistem keberhasilan dari paradigma pembangunan sanitasi yang tepat guna. Sebagai akibatnya kesehatan lingkungan lima tahun kedepan yang banyak yang terbengkalai. “niatnya sudah ada, lebih menekankan pada aspek pencegahan dari tapi tindakannya tidak tepat guna. Yang tepat aspek pengobatan. Upaya pencegahan yang baik guna itu sesuai dengan kultur dan lingkungan maka angka kejadian penyakit dengan kondisi masyarakatnya. Apalagi dalam hal ini masyarakat lingkungan dapat dicegah. Selain itu, anggaran hanya sebagai followers, mereka bisa bergerak yang diperlukan untu usaha pencegahan juga jika ada leader. Tidak ada leader, sulit�. lebih sedikit dibandingkan dengan usaha Pungkasnya. mengobati. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data s i s t e m s a n i t a s i p e r 1 7 N ove m b e r 2 0 1 7 disebutkan baru 67% penduduk Indonesia yang mampu mengakses sanitasi sehat. Budi Laksono mengatakan masih ada 27 juta keluarga atau setara dengan 90 juta orang Indonesia tak memiliki sistem sanitasi yang layak. Lebih mengejutkan lagi, berdasarkan data dunia Indonesia menempati urutan nomer 2 sanitasi terburuk di dunia, sedangkan di tingkat ASEAN Indonesia menempati peringkat pertama sanitasi terburuk. Budi mengatakan boleh jadi pemerintah sudah memiliki Pepres Nomer 186 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, namun pada kenyataannya cita-cita
30 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
B
encana banjir di Indonesia dewasa ini sering terjadi khususnya di wilayah yang dialiri sungai. Curah hujan yang tinggi dan meluasnya wilayah terbangun serta berkurangnya kawasan hutan telah menyebabkan jumlah limpasan air hujan bertambah besar, di lain pihak besarnya sedimentasi telah menyebabkan kapasitas sungai atau saluiran berkurang. Akibatnya di kawasankawasan rendah rendah, air sungai akan melimpah keluar sehingga menyebabkan banjir kawasan yang rendah. Pada situasi ini untuk mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat pada lokasi banjir sangat sulit. Pasokan air bersih hanya dilakukan dengan menggunakan mobil tangki dengan kapasitas terbatas. Saat ini penyaringan air berbasis teknologi konvensional seperti koagulasi–flokulasi, sedimentasi dan filtrasi seringkali kurang efektif untuk penyediaan air bersih di lokasi banjir atau untuk kondisi darurat karena pengolahannya memerlukan waktu tinggal yang cukup lama sehingga diperlukan unit peralatan yang relatif besar. Disamping memerlukan bahan kimia, kecepatan dalam melakukan produksi air bersih juga lebih lambat. Untuk mengatasi krisis air bersih di lokasi banjir diperlukan teknologi alternatif yang dapat mengolah air pada lokasi banjir dengan air baku air banjir itu sendiri untuk mendapatkan air bersih. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan Membrane Ultrafiltrasi yang dapat menurunkan paramater zat organik dan kekeruhan yang terdapat pada air baku air banjir. Teknologi ini juga mampu menghasilkan air bersih relatif cepat dan dalam jumlah yang cukup besar untuk didistribusikan kepada masyarakat dilokasi banjir. Kelebihan teknologi membrane ini diantaranya adalah : Unit peralatan relatif kecil dengan kapasitas pengolahan yang relatif lebih besar, Teknologi membran ultrafiltrasi adalah teknologi yang berwawasan lingkungan dan ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya dan menimbulkan pencemaran, Teknologi membran memberikan Unit Ultrafiltrasi jaminan kualitas air yang lebih konstan atau stabil.
31 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
PILOT PLANT UNIT PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI Teknologi membrane dapat memberikan biaya operasional yang lebih tetap biladibandingkan dengan teknologi konvensional. Proses pengolahan air banjir yang digunakan adalah proses filtrasi membran dengan menggunakan membran hollow fiber dengan diameter pori 0,01 mikon. Air baku yang berasal dari air Air permukaan yang keruh, misalnya air sungai, air danau, air genangan hujan dll, dipompa dengan menggunakan pompa celup (submersible pump) ke bak penampung air baku. Dari bak penampung air baku, selanjutnya air dipompa dan dilewatkan mikro strainer sambil diinjeksi dengan larutan disinfektan misalnya larutan kaporit. Mikro strainer berfungsi untuk menyaring kotoran padatan misalnya pasir, lumpur dan kotoran padatan lainnya. Injeksi larutan kaporit berfungsi untuk membunuh kuman serta untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air baku serta mengoksidasi zat organik yang ada di dalam air serta mengoksidasi zat organik Ujicoba Alat yang ada di dalam air. Selanjutnya air diproses dengan Unit ultrafiltrasi menggunakan modul membrane tipe hollow fiber dengan derajat penyaringan 0,01 mikron. Air yang keluar dari unit ultra filtrasi dilairkan ke bak penampung air olahan dan selanjutnya dilairkan ke sistem distribusi. Proses penyaringan dengan sistem ultrafiltrasi berjalan secara otomatis yakni 10-15 menit proses penyaingan dan 1-2 menit proses pencucian balik (back wash). Unit ultrafiltrasi dilengkapi dengan selenoid valve serta alat pengatur waktu sehingga proses penyaringan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi air bakunya.
Air Hasil Olahan
32 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
33 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
33 G-MAGZ 34
Green Magazine Edisi -IV
35 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
36 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
37 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
38 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
39 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
40 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
TEKNIK PENGELOLAAN AIR YANG TEPAT PADA LAHAN RAWA Oleh : Damiatin Lahan rawa di Indonesia memiliki peranan penting dalam pengembangan pertanian dan ketahanan pangan nasional. Luas lahan rawa yang ada di Indonesia sekitar 33,43 juta hektar, yang terdiri atas 20,14 juta hektar rawa pasang surut dan 13,30 juta hektar rawa lebak. Berdasarkan data kontribusi pertanian lahan rawa yang telah digunakan baru mencapai 1-1,5% dari total produksi 62,56 juta ton gabah. Persentase rendahnya pemanfaatan lahan rawa sebagai lahan pertanian disebabkan sebagian besar masyarakat mengalihkan fungsi lahannya menjadi lahan perkebunan sawit dan karet.
Beberapa
faktor yang menjadi alasan rendahnya pemanfaatan lahan
rawa sebagai lahan pertanian dikarenakan sulinya pengolahan pada lahan rawa, contohnya pada fungsi jaringan irigasi rawa yang kurang optimal dalam mengalirkan air. Selain itu lahan rawa memiliki karakteristik tanah yang kurang subur. Pada kondisi alami lahan gambut tergenang air. Kualitas air di lahan gambut sangat tergantung pada sirkulasi atau pergantian yang terjadi secara berkala akibat adanya pasang surut seperti lahan rawa pasang surut tipe luapan B atau peralihan antara tipe luapan A ke luapan B dan/atau air kiriman seperti yang terjadi pada lahan rawa lebak. Pada umumnya kualitas air pada saat pasang dan atau musim hujan lebih baik dibandingkan pada saat surut dan atau musim kemarau. Kualitas air pada saat surut atau musim kemarau lebih masam (pH 2-3), tinggi kadar sulfat (SO), asam-asam organik, dan besi.
P engelolaan
air pada lahan rawa sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya banjir atau genangan yang berlebihan pada musim hujan, dapat juga digunakan sebagai cadangan air pada musim kemarau. Berdasarkan tipologinya, lahan rawa dibagi menjadi dua, yaitu rawa pasang surut dan rawa lebak. Lahan rawa pasang surut (tidal swamp) merupakan lahan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sedangkan rawa lebak (non tidal swamp) diartikan sebagai daerah yang tidak langsung dipengaruhi pasang surut air laut tapi mengalami genangan minimal tiga bulan daam satu tahun dengan tinggi genangan minimal 50 cm.
41 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV
Pengelolaan Air di Lahan Rawa Pasang Surut Sistem tata air yang teruji baik di lahan pasang surut adalah sistem aliran satu arah (one way ow system) dan sistem tabat (dam overow). Penerapan sistem tata air ini perlu disesuaikan dengan tipologi lahan dan tipe luapan air serta komoditas yang diusahakan. Pada lahan bertipe luapan A, tata air diatur dalam sistem aliran satu arah, sedangkan pada lahan bertipe luapan B diatur dengan sistem aliran satu arah dan tabat karena air pasang pada musim kemarau sering tidak masuk ke petakan lahan. Sistem tata air pada lahan bertipe luapan C dan D ditujukan untuk menyelamatkan atau konservasi air, karena sumber air hanya berasal dari air hujan. Oleh karena itu, saluran air pada sistem tata air di lahan bertipe luapan C dan D perlu ditabat dengan pintu-pintu yang sesuai sebagai pengendali air. Hasil penelitian Balittra memperlihatkan bahwa adanya drainase dengan penerapan tata air sistem aliran satu arah ternyata bukan hanya mencuci asam organik dan unsur racun (ion Al, H, SO4, Fe) tetapi juga unsur hara seperti kation K, Na, Mg. Makin rapat jarak antar kemalir makin banyak ion yang tercuci. Oleh karena itu, penelitian pengelolaan air ke depan haruslah dipadukan dengan pengelolaan lahan yang dapat mengurangi terbuangnya unsur hara tetapi masih efektif membuang unsur racun.
Pengelolaan Air di Lahan Rawa Lebak Pada musim hujan, lahan rawa lebak mengalami penggenangan, sebaliknya pada musim kemarau ketersediaan air menurun drastis. Keadaan alamiahnya tersebut membuat pertanian lahan lebak lebih banyak dilakukan dan berkembang pada musim kemarau, khususnya di Kalimantan pada lahan rawa lebak dangkal dan lebak tengahan. Pengelolaan air atau lengas tanah di lahan rawa lebak dapat dilakukan melalui : (1) pembuatan saluran atau parit dan pengaturan air di dalam saluran, (2) pembuatan saluran cacing atau kemalir di petakan lahan, (3) pemberian air kepada tanaman pada musim kemarau, dan (4) pemberian mulsa di petakan lahan. Pemilihan teknologi pengelolaan air didasarkan kepada jenis tanaman, musim tanam, dan ketersediaan airnya.
Teknik pengelolaan air yang tepat pada lahan rawa pertanian sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan panen. Melalui pemilihan metode dan sistem pengolahan air yang sesuai dengan kondisi dan tipologi lahan rawa. Selain itu berdasarkan berbagai pengalaman pengembangan pertanian di daerah rawa menunjukkan bahwa kebijaksanaan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk mendukung pengembangan teknologi pertanian di lahan rawa secara berkelanjutan.
42 G-MAGZ
Green Magazine Edisi -IV