Game
Saatnya Berbenah!
Edisi #33 | Saatnya Berbenah ! Oktober 2015 Pimpinan Redaksi : Alifi Yuli Setyanto Penanggung Jawab : Diaz Ficry Arfianto Reporter : Taufani Kurniawan, Bayu Indra,Imania Puspita Sari, Bima, Monica Regina Desain : Theo Wiranadi, Enggartiasto, Dian Akbar
Terimakasih atas prestasi dan perjuangan arek ITS di PIMNAS yang ke-28 . Kini saatnya ITS untuk berjaya di PIMNAS 29. Kami tunggu kontribusimu (TUF)
English Corner
Visit Us hima@ee.its.ac.id Followtwitter.com/himatektro_its Like facebook.com/himatektro Youtube himatektroits Bantu kami untuk menjadi lebih baik lagi dengan mengirimkan kritik dan saran ke 085641065960 (Alifi)
Kami menantang para pembaca semua untuk menemukan tujuh perbedaan dari kedua gambar tersebut. Kirimkan jawabannya beserta kritik dan saran mengenai buletin ini dan atau departemen kominfo himatektro ke hima@ee.its.ac.id . Dapatkan hadiah menarik bagi tiga pemenang yang beruntung (THE)
Tragedi dalam hidup tidak terletak saat anda tidak meraih tujuan anda, Tragedi terletak saat anda tidak memiliki tujuan untuk diraihBenjamin Mays (1894-1984) (BIM)
Lika-Liku Arek PIMNAS
Mari Berbenah !
Bincang PIMNAS Wahyudi Wicaksono, mahasiswa teknik elektro ITS angkatan
Berbenah Yuk !
2011 yang baru saja lulus pada wisuda lalu bersama dengan ke 4 temannya Rifyal Rachmat, Nor Ain Firdaus, dan Farrasilia Budi berhasil meraih medali perak di PIMNAS. Kita simak yuk wawancara tim redaksi VOIP dengan Wahyudi. 1).Jadi bagaimana awal Mas Wahyudi mendapat ide untuk PKM? Awalnya mendapat project dari mitra mengenai kurang presisinya
Perhelatan PIMNAS 28 di Kendari sudah usai, ITS hanya bisa
pengukuran diameter kayu terkecil jika menggunakan meteran.
bertengger di urutan ketiga didahului oleh Universitas Brawijaya dan
Ketidakpresisian ini berpengaruh pada harga jual yang akhirnya juga
Universitas Gadjah Mada. Lalu apa yang salah sehingga
hanya
bertengger di tiga besar, apa yang kurang dari kontingen ITS?. Nanda Universitas Halu Oleo menjadi saksi lahirnya para juara baru Di PIMNAS ke-28. Pekan Ilmiah Nasional ini mendapati juaranya pada Rabu, 7 Oktober lalu. Setelah melewati serangkaian persiapan mulai dari persiapan proposal, mengikuti monev, bahkan hingga di karantina untuk berlatih presentasi, akhirnya arek pimnas dari ITS berhasil menyabet juara ketiga untuk pimnas kali ini. Perjuangan arek pimnas dimulai dari Senin 5 Oktober 2015 dimana para peserta dari ITS dan dari universitas lain memulai presentasi. Di sesi presentasi ini, di bagi menjadi banyak kelas sesuai dengan kategori PKM yang sudah dibuat. Satu kelas berisikan hingga 40 orang ditambah dengan para juri yang siap untuk “menghakimi� hasil karya para mahasiswa. Tentu saja penampilan dan kesiapan presentasi di tuntut yang terbaik. Setelah melewati sesi presentasi, pada Selasa 13 Oktober, arek PIMNAS langsung mempersiapkan poster dari karya ilmiah yang telah dibuat. Dibalik ketegangan karena harus menjawab segala pertanyaan dari para juri, sesi ini juga merupakan waktu untuk melihat-lihat karya dan juga saling berkenalan dengan mahasiwa lain. Hingga akhirnya pada malam puncak PIMNAS ke-28, saat yang dinanti-nanti telah tiba untuk tahu universitas mana yang terbaik. Pengumuman juara yang pertama adalah dari sesi presentasi, dari ITS mendapatkan sembilan medali (tiga emas, tiga perak, dan tiga perunggu). Sedangkan dari sesi poster, ITS harus puas mendapatkan lima buah medali (dua emas, dua perak, dan satu perunggu). Perhitungan akhir pun dilakukan untuk menentukan siapa juara umum kali ini. Dan akhirnya juara pertamanya adalah Universitas Brawijaya, disusul berturut-turut oleh Universitas Gajah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. (AYS)
tidak sesuai. Lalu tercetuslah ide untuk menggunakan machine vision (kamera) dan ilmu opencv itu sendiri juga diajarkan di kuliah.
Redha, pejuang PIMNAS 28 kontingen ITS dari Elektro ini menuturkan bahwa perlunya belajar dari kontingen lain agar dapat mendulang
2.)Dengan perjalanan menuju PIMNAS yang cukup panjang, adakah
kesuksesan di Mataram dua tahun lalu. Tim redaksi pun menggali apa
kiat-kiat khusus yang dilakukan Mas Wahyudi sampai akhirnya
saja yang dapat dibenahi, dan berikut kami sajikan hal-hal yang perlu
menembus PIMNAS?
dibenahi menurut Nanda Redha, Sekretaris Departemen Riset &
Kalau kiat khusus tidak ada, yang penting benar-benar dikerjakan
Teknologi Himatektro ITS 2014/2015 sesuai pengalamanya selama
dari awal sampai akhir dan selalu keliatan progressnya. InsyaAllah
PIMNAS 28.
tembus kok, berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu juga.
1. Jatuh di Laporan Akhir dan Artikel PKM 5 bidang memiliki bobot 40% pada laporan akhir dan artikel. Walaupun kebanyakan kontingen ITS dinilai Nanda bagus saat presentasi (bobot 60 %), namun laporan akhir dan artikel menentukan
3.)Jika melihat pencapaian dari kontingen ITS yang masih belum maksimal, menurut Mas Wahyudi apakah evaluasi terbesarnya? Yang terpenting jika mau menang harus benar-benar dipersiapkan
nilai akhir juga. Penyebab jatuhnya laporan akhir dan artikel adalah
setelah pengumuman lolos pimnas. Pengawalan dari ITS juga sudah
kurangnya bimbingan dosen pembimbing serta sifat anak ITS yang
cukup baik dengan mengadakan pelatihan tersendiri untuk peserta
cenderung deadliner.
yang lolos PIMNAS. Tapi secara keseluruhan, pesertanya juga harus
2. Tidak Membawa Prototipe
benar-benar niat mau melakukan yang terbaik. Memang belum
Berbeda dari kontingen UB, kontingen ITS tidak semua membawa prototipe, padahal prototipe membuat presentasi lebih jelas serta membuat juri lebih antusias. 3. Kurangnya Masa Karantina Kurang siapnya kontingen dari ITS juga disebabkan masa karantina yang cenderung cepat, sehingga waktu untuk berlatih kurang, terlebih sifat mahasiswa ITS yang kebanyakan deadliner. 4. Publikasi Yang Kurang Kontingen dari Universitas Brawijaya menggunakan media televisi sebagai penyebaran, beberapa pkm pun sudah diliput media nasional menambah nilai plus, sedangkan kontingen ITS , diliput media lokal saja tidak. (DFA)
waktunya juara kok, tahun depan InsyaAllah ITS yang juara. (MRE)