Voip newsletter #38 April 2016

Page 1

SELAYANG PANDANG SATU TAHUN KEPENGURUSAN REKTOR KAMPUS PERJUANGAN Setahun kebelakang, ITS dimata mahasiswa awam sepertinya masih terlihat sama. Tak banyak yang berubah selain adanya penambahan fasilitas gedung di beberapa sisi dan berubahnya status dari PTN BLU menjadi PTN BH yang sempat membuat resah banyak mahasiswa karena propaganda kenaikan UKT. Kala itu banyak mahasiswa yang masih takut kampusnya tak lagi menjadi salah satu Institusi pendidikan yang paling merakyat di negeri ini. Adanya isu komersialisasi di ranah pendidikan tinggi pun sempat menyeruak karena renstra ITS yang belum banyak diketahui oleh seluruh elemen kampus hingga hari ini. Ketakutan akan dipotongnya dana pengembangan riset dan kemahasiswaan pun menjadi momok ketika tata kelola asset ITS dalam mencari dana mandiri tak mampu berjalan maksimal. Selain hal diatas, riak-riak kecil akan adanya k e t i d a k s e p a h a m a n a n t a r a p ro s e s p e n g e m b a n g a n kemahasiswaan sempat gencar melanda karena tidak sejalannya niatan para pemimpin ormawa terhadap pihak birokrasi ITS. Perkembangan riset yang dinilai masih belum menjawab kebutuhan dari lembaga riset di ITS pun masih menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan. Belum lagi keluhan akan fasilitas serta keamanan kampus yang masih menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga sekarang. Bijaknya, Refleksi terhadap setahun kepengurusan rektor baru ITS ini seharusnya bukan melulu soal keluhan dan tuntutan saja. Masalah ketidaktahuan mahasiswa akan bagaimana kampusnya kedepan tentu terlebih dahulu harus diselesaikan. Selaku insan intelektual, harapan-harapan akan mampu dikembalikannya fungsi pendidikan tinggi yang hari ini dianggap mulai luntur harus kembali ditegakkan. Sikap kritis akan setiap kebijakan birokrasi terhadap hak-hak mahasiswa harus tetap dikawal dengan baik. Adanya tata kelola yang baru yang lebih baik dari birokrasi untuk meningkatkan mutu kampus beserta SDM-nya harus tetap dikawal dengan bijak. Pembudayaan terhadap kritik terbuka oleh seluruh elemen kampus juga harus tetap dipelihara demi mewujudkan sebuah kampus yang mampu menjadi rumah yang benar benar nyaman bagi kita semua.

Penanggung Jawab Taufani Kurniawan

Pimpinan Redaksi Amirul Haq

Reporter Aden Riangga Inasdiah Farras F. Alifi Yuli S. Enggartiasto F. Bayu Indra S. Imania Puspita S.

Desain Irfan Nanda G. M. Fauzan Mahardika N. Dian Akbar K.

OIP

VIVAT !!! HIDUP ITS HIDUP ITS HIDUP ITS ! Mery Teja Kusuma

38

APRIL 2016 JANJI JONI


SEMARAKKAN SEMANGAT ‘KEMARITIMAN’ SEBAGAI IDENTITAS KAMPUS ITS Setahun sudah kapal ini berganti nahkoda, berlayar menjelajahi samudera ilmu pengetahuan, mengelilingi luasnya nusantara seni dan budaya, serta melewati derasnya gelombang teknologi di bawah kendali kapten Joni Hermana. Itulah ITS, yang kuibaratkan seperti sebuah kapal yang siap mengarungi dunia untuk membentuk peradaban. Penjulukan ‘kapal’ kepada institusi ini, pastinya bukan tanpa alasan. Kujuluki kampus ini sebagai kapal karena itulah identitas kampus ini. Sebagai kampus yang mempelopori kemaritiman di Indonesia demi mewujudkan citacita nenek moyang kita, yaitu ‘Indonesia sebagai poros maritim dunia’. Memang visi awal didirikannya kampus ini adalah untuk ‘mendidik para pemimpin yang unggul di bidang sains dan teknologi, guna mengangkat Republik Indonesia menjadi negara berperadaban maju dan tinggi’. Jika visi itu disandingkan dengan semangat kemaritiman yang sedang digalakkan oleh Presiden Jokowi, saya yakin kampus ini dapat mewujudkan keduanya, dengan menerapkan kemajuan sains dan teknologi yang dimiliki ITS untuk kemajuan maritim Indonesia, agar terbentuk sebuah peradaban maju ketika laut Indonesia telah kita taklukkan. Kini, di tangan bapak Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES. Ph.D, akhirnya kampus ini bisa berbicara banyak dalam usaha pengembangan maritim di Indonesia. Ditandai dengan perubahan nama Fakultas Teknologi Kelautan menjadi Fakultas Teknologi Kemaritiman; lalu ditunjuknya ITS sebagai pusat desain dan rekayasa kapal perang oleh KemHan RI; serta kerjasama dengan PT. PAL untuk membangun galangan kapal sebagai perwujudan dari tol laut yang menjadi fokusan pemerintah. Namun, untuk membantu suksesnya ITS dalam pengembangan maritim di Indonesia, peran mahasiswa sebagai stakeholder jangan sampai terpinggirkan. Mahasiswa ITS harus diberi peran untuk mewujudkan visi tersebut bersama. Tetapi pada kenyataannya, semangat maritim yang dimiliki oleh mahasiswa ITS masih kurang. Semangat yang seharusnya menjadi semangat general, menjadi semangat ekslusif yang hanya dirasakan oleh mahasiswa ITS yang terdaftar di FTK. Padahal, dunia kemaritiman begitu luas yang semuanya dipelajari oleh berbagai jurusan di ITS. Melalui surat ini saya sangat berharap bapak Joni Hermana mulai menggalakkan semangat membangun teknologi dan maritim Indonesia, dengan mendengungkan ‘ITS kampus maritim’ ke seantero ITS, agar seluruh mahasiswa ITS memiliki

yaitu semangat kemaritiman dan semangat memajukan peradaban di Indonesia. “Semangat pantang menyerah bak seorang pelaut yang sedang mengarungi samudera untuk mencapai sebuah pulau, dimana pulau itu berupa tujuan dalam visi ITS”. Bories Yudo Satrio

SATU TAHUN : KILAS BALIK JANJI JONI Satu tahun bukanlah waktu yang singkat bagi suatu kepengurusan. Dengan berbagai macam kegiatan serta masalah yang tersisa dari kepengurusan sebelumnya, tentunya sangat besar tanggung jawab bagi seorang pengurus untuk mampu memperbaiki serta meneruskan estafet kepengurusan, tidak terkecuali halnya bagi seorang rektor. Banyak kebijakan yang diambil selama satu tahun masa kepengurusan Pak Joni. Sudah sepantasnya kita sebagai mahasiswa yang merasakan program serta perubahanperubahan yang terjadi untuk meninjau, mengkritisi, serta menyampaikan feedback agar segala proses tersebut tidak hanya berjalan begitu saja. Apa yang kita rasakan juga harus menjadi bahan pertimbangan agar tercipta suatu harmoni serta kenyaman bagi setiap pihak di lingkungan kampus ITS tercinta ini. Sebagai mahasiswa baru, saya memandang setiap program yang ada sudah bisa menggambarkan ITS sebagai salah satu kampus yang memiliki jati diri. Salah satu hal yang sangat saya apresiasi adalah peluncuran program ITS Cinta Subuh. Bukannya tidak memperhatikan aspek lain, tetapi di sini saya ingin mengapresiasi niat baik Pak Joni. Beliau paham bahwa untuk mengubah suatu kelompok masyarakat tidak hanya secara langsung saja, namun dengan memanamkan doktrin serta dasardasar kebaikan kepada calon pejuang di kampus, dimulai dari sholat subuh mereka. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, masih banyak hal-hal yang memang masih harus diperhatikan selama kepemimpinan Pak Joni. Masih banyak fasilitas yang timpang di tiap jurusannya, pun tak bisa dikatakan bahwa ITS sudah baik dari segi keamanan. Sekarang apa yang harus kita lakukan adalah terus melakukan evaluasi serta menyampaikan aspirasi kita sebagai orang yang merasakan hal-hal tersebut, hingga akhirnya terbentuk lingkungan yang nyaman bagi setiap lapisan masyarakat di Kampus Perjuangan ini. Rizky Najwa


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.