SILIKON EDISI 9

Page 1







MENYONGSONG INDUSTRY 4.0 Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga ide mengenai “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya hanya dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Setidaknya ada empat poin cakupan dari revolusi industri 4.0. Yang pertama adalah Internet of Things (IoT). Dunia telah mengalami kemajuan pesat dalam internet. Internet mampu menghubungkan berbagai komputer diseluruh dunia. Ukuran komputer yang semakin kecil memungkinkan untuk ditanam dalam sebuah sistem sehingga menciptakan sistem otomasi baru. Merajalelanya penggunaan internet melahirkan dua cakupan lain dalam revolusi industri 4.0, yaitu Big Data dan Cloud Computing. Sedangkan yang paling besar adalah Machine Learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan belajar sehingga memiliki kemampuan mengembangkan kinerja dari kesalahan sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intellegent (AI). Kombinasi dari keempat aspek tersebut memungkinkan superkomputer memiliki kemampuan luar biasa dalam mengolah perhitungan dan tugas-tugas rumit lainnya. Kenyataannya saat ini hal tersebut belum sepenuhnya terealisasikan. Pada poin AI misalnya, kemampuannya masih terbatas pada hal-hal tertentu. Tidak hanya di Indonesia, konsekuensi dari revolusi industri keempat ini kerap menjadi perbincangan di negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Jerman. Sebab sejatinya revolusi ini masih baru saja berlangsung. Dampak tersebut tentunya akan berimbas pada seluruh negara di dunia. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapinya. Jadi, apakah kita siap menyongsong revolusi industri 4.0? Siapah kita tidak hanya sebagai objek yang terkena dampak tetapi juga pelaku perubahan?


MOBILE WORLD CONGRESS 2019

Mobile

World Congress adalah pameran industri mobile phone terbesar di dunia, dan juga menghadirkan konferensi pemimpin dari berbagai perwakilan industri, antara lain industi operator, manufaktur perangkat keras, provider teknologi, dan pencipta konten. Mobile World Congress 2019 diadakan di kota Barcelona, lebih tepatnya di Fira Barcelona Gran Via, Barcelona. Beberapa tema yang diangkat pada MWC19 antara lain adalah Connectivity, AI, Industry 4.0, Immersive Content, Disruptive Innovation, Digital Wellness, Digital Trust, dan The Future. MWC19 juga menghadirkan beberapa pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi, antara lain Dieter Zetsche, Chairman dari Daimler AG dan Mercedes Benz; Jeff Dean, Senior Vice President AI dan Kesehatan dari Google; Cher Wang, CEO dan pendiri dari HTC, Satya Nadella, CEO dari Microsoft, dan banyak lagi. Terdapat 5 trend yang banyak diperbincangkan pada MCW19 kali ini. Trend pertama yang diperbincangkan adalah tentang teknologi 5G. Kecepatan internet yang sangat tinggi yang akan disediakan oleh teknologi 5G – 50Mb per detik – dan penyebaran dari 5G sendiri terasa semakin dekat setelah adanya MWC19 ini. Sudah bukan rahasia umum bahwa 5G akan membawa

perubahan besar pada kecepatan konektivitas serta bandwidth, namun pada MWC19 diperlihatkan juga penggunaan 5G yang menarik, antara lain 5G Ooredoo Aerial Taxi, Seat's Minimo, sampai operasi bedah berbasis teknologi 5G. Hal yang dapat diberikan 5G kepada industry adalah kapasitasnya, improvisasi besar dalam hal kecepatan dan bandwidth yang akan membuat teknologi wireless menjadi alternative dari teknologi fiber. Untuk perusahaan yang berlokasi di area terpencil misalnya, yang memiliki kesulitan dalam pemasangan fasilitas fiber, teknologi Fixed Wireless Access 5G akan membantu mereka untuk mendapatkan internet cepat tanpa harus membangun jaringan. Selain itu, teknologi yang ditunggu-tunggu tahun ini, adalah foldable phone, yang telah diperlihatkan tahun ini lewat Huawei Mate X dan Samsung Galaxy Fold yang memiliki layar fleksibel yang dapat dilipat. Perangkat ini, yang dapat digunakan sebagai smartphone ataupun tablet, diprediksi akan menjadi perangkat produktivitas di masa depan, khususnya untuk para pekerja yang selalu bepergian kemanamana. Dengan adanya foldable phone dan .


teknologi 5G, perusahaan-perusahaan akan mulai memfokuskan penelitian mereka terhadap strategi mobilitas. Perangkat baru ini, ditambah dengan teknologi 5G, akan memberikan pengalaman menggunakan smartphone yang tidak jauh berbeda dengan pengalaman menggunakan komputer desktop. Tren yang dibahas pada MWC19 lainnya adalah Smart City yang dikombinasikan dengan IoT (Internet of Things). Beberapa hal yang dipamerkan merupakan kombinasi menakjubkan dari teknologi dan ide-ide kreatif. Salah satu hal yang dipamerkan adalah CityTree oleh startup Green City Solutions. CityTree sendiri merupakan furniture yang ditempatkan di jalan-jalan dan terkoneksi lewat IoT. Bentuk CityTree sendiri serupa dengan bentuk shelter bus, namun ditutupi dengan lumut hijau yang lembut. CityTree ini bertujuan untuk memurnikan dan menyaring udara pada kota melalui proses natural dari pertumbuhan lumut, dan CityTree ini sudah ditempatkan di beberapa kota, antara lain Oslo dan Watford. Di MWC19 ini, banyak provider pada indutri telekomunikasi yang bekerja sama dengan startup seperti Green City Solutions untuk mengembangkan solusi bagi pasar. Inovasi bukan hanya menjadi tanggung jawab dari tim R&D saja untuk saat ini, namun perlombaan inovasi yang terjadi saat ini semakin memicu akan adanya inovasi dan kolaborasi antar berbagai sector industri. Teknologi lain yang dipampang pada MWC19 adalah intelligent mobility. Hal menarik yang terkait dengan teknologi ini adalah mobil Seat Minimo, konsep mobil elektrik yang ditujukan bagi transportasi dalam kota yang menggunakan teknologi 5G dan pengenalan suara. Minimo adalah mobil kecil dengan dua kursi, namun berkat dimensinya yang kecil itu Minimo memiliki kelincahan dan kemudahan parkir setara dengan sepeda motor. Beberapa mobil dan skuter yang terkoneksi via IoT yang diperlihatkan pada MWC19 semakin menyatakan kesiapan dari mobile vendor - dengan bantuan partner inovasinya – untuk mengisi kekosongan pada konsep hijau yang dapat mengurangi emisi CO2 serta dapat membantu mobilitas dalam kota. Selain itu, IoT atau Internet of Things menjadi sekali lagi trend panas pada tahun ini. Diperlihatkan aplikasi luas dari IoT, mulai dari smart city, smart agriculture, sampai dengan robotic manufacturing dan Cloud VR. Terdapat beberapa solusi yang

ditawarkan untuk berbagai macam industri, antara lain industri manufaktur, industri kesehatan, industri pertainan, transportasi, dll. Semakin lama, semakin jelaslah aplikasi bisnis dari IoT. Dengan adanya IoT, kontrol dan transparansi yang murah dari sekumpulan kendaraan, bangunan kantor, sinyal digital, sampai sensor yang terkoneksi dimana saja. Penggunaan IoT dapat diaplikasikan dalam pengumpulan data menggunakan teknologi IoT, yang selanjutnya data tersebut akan dimasukkan kedalam program analitik untuk mengembangkan prediksi dan analisis yang dapat digunakan untuk mengatur sistem berukuran besar yang kompleks dengan lebih baik. Data yang digunakan dan penggunaan data analitik ini tersebar luas di berbagai industri, antara lain industri retail, peralatan, asuransi kesehata, keamanan, dan banyak lagi. (Nov)


ARTIFICIAL INTELLIGENCE

A

rtificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tengah ramai diperbincangkan beberapa tahun belakangan ini. Berdasarkan Kamus Oxford, AI adalah teori pengembangan sistem komputer yang mampu melakukan sejumlah tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia seperti persepsi visual, pengenalan suara, pengambil keputusan dan penerjemah antar bahasa. AI mempunyai otak yang bekerja menyerupai otak biologis manusia, hanya saja bentuk dan cara kerjanya berbeda. Ketika otak biologis mempunyai jaringan neuron yang dapat memproses suatu perintah, lain halnya dengan jaringan neuron buatan yang dirancang secara berlapis-lapis untuk melakukan klasifikasi perintah yang diinput hingga akhirnya menghasilkan output. Proses belajar pada kecerdasan buatan adalah dengan mengamati pola-pola atau kebiasaan yang kemudian disimpan dalam model matematika sederhana yang bentuknya seperti neuron di otak manusia atau biasa disebut dengan artificial neural network. Sehingga apapun teknologinya, jika diimplementasikan dengan sistem AI, maka teknologi tersebut akan dengan mudah membaca kebiasaan penggunanya. Untuk memudahkan pekerjaan manusia, AI kini masuk ke beberapa sektor. Contohnya Ilmuan dan pengembang teknologi saling bekerja sama mengimplementasikan AI di bidang medis untuk membantu pekerjaan dokter agar lebih efisien untuk masa depan yang lebih baik Selain itu, di sektor lain terdapat autonomous vehicle yakni mobil yang bisa berjalan tanpa dikendalikan oleh manusia namun juga tidak mengesampingkan peran human untuk memberikan nalar pada teknologi tersebut.


Apa yang akan terjadi jika terdapat kecerdasan buatan yang sejajar dengan kecerdasan kita? Pastinya hal tersebut akan segera tercapai karena kunci utama strong AI adalah kemampuannya untuk belajar dan memperbaiki diri secara mandiri tanpa masukan dari perancangnya. Strong AI atau artificial general intelligence yang mampu berpikir dan belajar seperti manusia memiliki kemampuan recursive self-improvement yaitu kemampuan untuk memperbaiki diri lewat sebuah proses trial & error tanpa sebuah batas. Kemampuan untuk belajar secara berulangulang tanpa pengawasan dan bantuan manusia inilah yang bakal melahirkan kecerdasan buatan terakhir atau super intelligence. Di tingkat akhir ini, kecerdasan buatan memiliki kemampuan yang jauh melebihi kecerdasan manusia. Menurut pakar teknologi, apabila kita sudah sampai di era super intelligence, dunia akan dipenuhi dengan kecerdasan super. Mesin yang memiliki kecerdasan super akan tetap dibawah kendali manusia yakni dengan memberikan peraturan peraturan dasar seperti tidak melukai atau membunuh manusia dan berusaha memecahkan masalah yang belum mampu dipecahkan manusia seperti obat kanker, energi murah dan solusi lainnya yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia.


INTERNET OF MEDICAL THINGS Revolusi Industri kini memasuki era Revolusi Industri 4.0 setelah melalui era industri pertama memasuki era mesin uap, lalu revolusi industri era kedua adalah era mass production, serta era industry ketiga yakni otomasi produksi menggunakan elektronik dan IT. Revolusi 4.0 sendiri identik dengan integrasi produksi dengan IoT dan pemanfaatan big data. Internet of Things (IoT) yang berhubungan erat dengan Revolusi Industri 4.0 ini adalah sebuah konsep yang memiliki tujuan memperluas manfaat dari konektivitas internet yang t e r s a m b u n g . Te k n o l o g i I o T s e l a i n bermanfaat di bidang teknologi informasi juga bermanfaat di berbagai bidang

kehidupan, salah satunya bidang kesehatan. Internet of Things pada bidang kesehatan dapat disebut Internet of Medical Things. Penyerapan teknologi IoT yang kemudian menjadi Internet of Medical Things atau disingkat IoMT memberikan peran yang luar biasa. IoMT telah membuka berbagai kemungkinan dalam dunia kedokteran: ketika terhubung ke internet, perangkat medis biasa dapat mengumpulkan data tambahan yang tak ternilai, memberikan wawasan dan informasi lebih banyak tentang gejala dan tren, memungkinkan perawatan jarak jauh, dan umumnya memberi pasien lebih banyak kontrol selama hidup dan perawatan mereka.


Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh IoMT juga menyuguhkan beberapa manfaat lain. Seperti memungkinkan untuk pemantauan dan perawatan jarak jauh sekaligus memangkas biaya medis. Selain itu, peningkatan efisiensi alur pelayanan kesehatan. Meskipun teknologi IoMT telah membuktikan kemampuannya dalam perbaikan yang berkaitan dengan bidang pelayanan medis, IoMT tidak datang tanpa kerugian. Ada beberapa hal yang dianggap kerugian dari teknologi IoMT sekaligus menjadi tantangan bagi industri. Proteksi data dan privasi pasien merupakan salah satu tantangan dalam penerapan teknologi IoMT. Selain itu, manajemen perangkat IoMT yang terdiri dari sistem Electronic Medical Records (EMR), pemantauan aktivitas perangkat, serta kepatuhan terhadap organisasi standarisasi merupakan tantangan bagi infrastruktur medis saat ini. Pada tahun 2021, pasar teknologi IoMT diprediksi akan mencapai $ 136,8 miliar di seluruh dunia. Pada awal 2018, sudah ada 3,7 juta perangkat medis yang digunakan yang terhubung ke bagian tubuh dan memantaunya untuk menginformasikan keputusan dari perangkat medis tersebut. Berikut merupakan beberapa contoh perangkat IoMT:

PillCamTM, kapsul yang dapat ditelan dan memungkinkan visualisasi kerongkongan, lambunga, serta usus.

eVisit, suatu platform telemedicine yang memungkinkan dokter untuk melakukan pemeriksaan dan memberi resep obat melalui gadget.

MoMe Kardia, pemantauan jarak jauh aritmia jantung.

Abilify MyCite, pil pintar yang mengandung obat skizofrenia serta sensor cerdas yang terhubung pada aplikasi di smartphone yang menunjukkan kapan pil tersebut dikonsumsi.



Penggunaan metode tersebut, dinilai Eka mampu memudahkan industri melakukan produksi non-stop sehingga mampu memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Mesin-mesin tersebut juga mencatat data-data yang diambil selama proses produksi. Lewat pengembangan teknologi informasi, pemantauan data bahkan dapat dilakukan saat libur. Data yang diambil ini nantinya berguna tidak hanya dalam proses produksi namun untuk perencanaan, pengadaan, perbaikan (maintenance). “Oleh karena itu, selain otomasi, pengambilan data juga penting dalam revolusi ini,” tekannya. Tidak hanya itu, kehadiran machine learning yang dibekali dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) juga membawa angin segar pada bidang otomasi mesin. Seperti pemaparan Eka, dengan bantuan AI, Controller yang bekerja pada mesin industri dapat memberikan saran bahkan memberikan keputusan tanpa bantuan engineer. “AI mampu membantu manusia dalam mengambil keputusan berdasarkan data yang ada,” sambungnya. Dilain sisi, Eka juga mengungkit tentang hambatan yang dihadapi industri dalam otomasi di revolusi industri 4.0. Menurutnya, prinsip revolusi industri 4.0 akan lebih cocok diterapkan pada industri besar yang sudah mapan. Artinya, industri tersebut memiliki tuntutan produksi yang tinggi dan telah mengalami perubahan arah industri sejak awal. Keadaan ini, disinyalir Eka memerlukan sistem kerja yang interlokal, sehingga diperlukan bantuan teknologi informasi. Hal lain yang juga dinilai Eka menghambat revolusi industri 4.0 adalah ketersediaan jaringan di Indonesia. Eka memaparkan bahwa di Indonesia, industry dilarang didirikan di atas lahan produktif. Sementara tidak semua lahan yang diperbolehkan berada di perkotaan dengan koneksi jaringan internet yang memadai. “Oleh karena itu diperlukan dukungan berupa jaringan beserta infrastrukturnya,” simpul Eka. Terakhir, sebagai dosen Eka berharap mahasiswa dapat ikut andil dalam revolusi industri 4.0 ini, terutama dalam bidang otomasi. Ia mengingatkan bahwa mahasiswa ITS dapat memiliki kemampuan yang tidak kalah dari engineer luar negeri. “Pastinya, jika mahasiswa memiliki kemapuan, ia tidak akan tersingkir dari di persaingan global,” pungkasnya optimis.



Keamanan sistem informasi sangatlah penting untuk menjaga kerahasiaan informasi suatu lembaga. Namun, seringkali hal ini luput dari pandangan kita. Padahal, apabila suatu informasi penting jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab tentunya akan menjadi hal yang merugikan, bahkan bisa menimbulkan masalah yang dapat menghancurkan lembaga tersebut. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi selain memiliki segudang manfaat, juga memiliki risiko yang besar pula. Terbukanya celah-celah bagi pelaku kejahatan siber (cyber crime) merupakan salah satu di antaanya. Oleh sebab itu, suatu informasi yang sangat rahasia semestinya memiliki keamanan yang terjamin agar tidak mudah dicuri. Yakni dengan menciptakan sistem keamanan yang canggih pula. Berbicara mengenai sistem keamanan siber atau sering dikenal sebagai cyber security, Reza Fuad Rachmadi ST MT PhD, dosen Departemen Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengungkapkan, cyber security sangat diperlukan dalam bidang sistem informasi. Ia mencontohkan, keamanan Indonesia yang beberapa saat ini ramai diperbincangkan yakni mengenai pemilihan umum (Pemilu). “Jika hal-hal seperti Pemilu kali ini tidak melibatkan orang-orang yang ahli mengenai keamanan siber, segala sesuatu yang bisa mengacaukan keadaan negara dapat terjadi,” ungkap dosen yang meraih gelar doktornya di Kumamoto University ini. Dosen yang akrab disapa Fuad ini juga menyebutkan, untuk menangani persoalan keamanan siber ini, pemerintah Indonesia sudah melakukan beberapa tindakan sebagai

bentuk kepedulian terhadap keamanan informasinya. Lanjutnya, ia mengatakan, Indonesia juga sudah mulai mencoba mengatasi beberapa kasus cyber war yang terjadi. “Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pendeteksi serangan ini, dan menginformasikan terkait lokasinya. Sedangkan, untuk mekanisme pertahanan tetap diserahkan kepada masyarakat masing-masing,” jelas alumnus ITS ini. Lanjut Fuad, upaya lain yang dilakukan Indonesia ialah melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang memiliki tugas untuk menangani cyber security. Selain itu, Indonesia juga memiliki perguruan tinggi yang khusus membina mahasiswanya untuk menekuni ilmu tentang cyber security, yakni Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Bogor. Terlepas dari berbagai upaya tersebut, masih saja terjadi kasus-kasus cyber crime terjadi di Indonesia. Banyak hal yang menjadi faktor dari terjadinya kasus tersebut. Fuad menyebutkan, salah satu faktor yang sering ia temui adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang kurang peduli terhadap pentingnya 'kata sandi', yang mana menjadi kunci untuk membuka semua jejaring sosial yang dimiliki. Selain itu, masyarakat Indonesia yang kurang memperhatikan keamanan situs-situs yang ingin diakses. Ia menyampaikan, seharusnya ketika mengakses sebuah situs terlebih lagi jika diminta memasukkan nomor kredit dan sebagainya masyarakat harus di cek keamanan situs tersebut dengan cara memperhatikan apakah ada tanda gembok pada situs tersebut karena gembok tersebut merupakan tanda dari situs yang sudah terverifikasi atau aman.

cyber security tidak semata-mata hanya dalam media online, mengobrol dengan teman pun juga merupakan kegiatan berbagi informasi yang semestinya harus berhati-hati


GELAP TERANG INDUSTRY 4.0

D

ewasa ini, banyak perusahaan mulai beralih menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi pada berbagai proses bisnisnya. Bahkan, beberapa perusahaan mulai menerapkan chatbot sebagai salah satu media untuk berinteraksi dengan para pelanggannya dalam peran sebagai customer service. Selain teknologi AI, Revolusi Industri 4.0. atau era digital juga ditandai dengan bertebarannya teknologi-teknologi baru, seperti Internet of Things (IoT), Big Data, Augmented Reality (AR), hingga Cloud Computing (komputasi awan) yang mampu menghubungkan jutaan pengguna dalam satu server melalui internet. Sejak era ini dimulai, banyak perusahaan besar dunia rontok satu per satu. Hal tersebut tak lain dan tak bukan disebabkan oleh kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan derasnya perkembangan teknologi. Perusahaan yang menjadi korban dari ganasnya era ini adalah Kodak,Xerox, Atari, Motorola Nokia, dan Blackberry. Tak cukup sampai disini. Di era ini, inovasi serta perkembangan teknologi juga berdampak terhadap perekonomian. Sebagaimana penelitian yang dilakukan McKinsey Global Institute 2016. Mereka memprediksi, 14 persen

dari 2,66 miliar pekerjaan di dunia akan hilang pada tahun 2030. Sementara itu, di negaranegara berkembang, persen angka pekerjaan yang hilang adalah sekitar 6-13 persen. Ini lebih rendah daripada Amerika Serikat yaitu 32 persen dan negara-negara maju lainnya yang berkisar antara 33-46 persen. Pintu-pintu tol yang hanya dijaga oleh mesin e-toll merupakan kasus aktual hilangnya pekerjaan penjaga pintu tol. Demikian pula petugas di loket tiket yang tidak lagi dibutuhkan karena orang-orang beralih membeli tiket secara daring. Berikutnya, perubahan-perubahan akan berimbas ke mana-mana, hingga ke pekerjaan profesional yang membutuhkan analisis. Komputer-komputer yang semakin hari semakin cerdas suatu saat nanti akan mewujudkan hal tersebut. Terlebih lagi dengan adanya IoT yang membuat semua benda saling terhubung melalui internet ke sistem siber data besar, tidak ada lagi batasan antara manusia dengan mesin. Analisis Gartner menyebut pada 2020 akan ada 26 miliar perangkat yang terhubung ke internet dan ini merupakan sebuah jaringan internet raksasa di dunia di mana mesin-mesin ini saling bertukar data dan semakin cerdas.


Mesin akan menggantikan daya analisis manusia ketika harus memberi keputusan, misalnya dalam soal pemberian pinjaman atau investasi untuk suatu perusahaan dengan melihat rekam jejaknya pada data siber. Meski demikian, rontoknya banyak perusahaan besar dan hilangnya pekerjaan di era ini sebenarnya membuka pula berbagai peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru. Seperti yang telah kita ketahui, Revolusi Industri 4.0. mengawali babak baru perkembangan dunia industri. Jika di masa lalu pasar dalam negeri dikuasai korporasi-korporasi besar dunia, di era disrupsi yang rentan untuk jatuh bangun ini, pasar jadi lebih egaliter dan punya banyak lubang yang bisa ditembus oleh usaha-usaha baru dalam negeri. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia sudah mempersiapkan Making Indonesia 4.0, yang merupakan sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan strategi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, sebagai penerus tongkat estafet pemimpin negara Indonesia, generasi milenial tentunya mampu memanfaatkan sarana yang sudah disiapkan pemerintah ini. Revolusi Industri 4.0 memang memiliki sisi gelap yang tak terelakkan seperti dampaknya yang mengambil alih banyak pekerjaan manusia. Akan tetapi, dibalik semua itu, Revolusi Industri 4.0 juga memiliki sisi cerah yang memberi banyak peluang bagi masyarakat untuk lebih berperan aktif untuk menjaga kestabilan dalam masyarakat. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia yang cerdas dan berpendidikan, sudah sewajarnya kita menjadi penggerak masyarakat-masyarakat disekitar kita untuk peduli dengan perubahanperubahan yang terjadi akibat era disrupsi ini. Jangan sampai di sekitar kita masih ada orang diam saja atau bahkan menolak beradaptasi dengan era ini.


WIRELESS CHARGING


Tahukah Anda bahwa teknologi wireless charging sebenarnya sudah ada sejak akhir a b a d k e - 1 9 ? N i k o l a Te s l a b e r h a s i l mendemonstrasikan cara mentransmit arus listrik lewat udara melalui sebuah medan magnet antara dua sirkuit, sebuah transmitter, dan sebuah receiver. Pada awal 1900an teknologi ini digunakan untuk keperluan operasi medis seperti penanaman jantung buatan dan juga pada sikat gigi elektronik. Namun, langkah produsen smartphone Apple yang menyertakan fitur wireless charging kedalam produk iPhone terbarunya membuat topik ini hangat kembali. Penggunaan wireless charging memiliki kelebihan lebih praktis karena bisa digunakan untuk segala jenis charger gawai. Asalkan gawai Anda memiliki receiver yang tepat maka gawai Anda bisa di-charge menggunakan wireless charger. Artinya, Anda tidak perlu repot dengan berbagai jenis charger dan adaptor. Anda hanya perlu satu charger untuk semua gawai Anda Menurut Research Manager IHS Markit, David Green, ada 3 tipe dari wireless charging. Yang pertama adalah charging pads yang menggunakan gelombang elektromagnetik induktif yang dipasangkan secara rapat atau non-radiatif charging. Kemudian yang kedua adalah charging pads berbentuk mangkuk yang menggunakan resonansi elektromagnetik radiatif atau dipasangkan secara longgar. Terakhir adalah tipe Radio Frekuensi (RF) yang tidak berpasangan sehingga memungkinkan untuk melakukan charging dalam jarak beberapa meter. Pada dasarnya prinsip fisika yang digunakan pada wireless charging adalah merekayasa medan magnet yang bervariasi secara waktu untuk menginduksi arus di dalam loop tertutup sebuah kabel. Proses ini didapatkan dengan osilasi dari sebuah antena loop magnetic (lilitan tembaga) digunakan untuk membuat medan magnet yang bisa membuat arus listrik mengalir di dalam satu atau lebih antena penerima. Apabila kapasitansi yang digunakan tepat, loop dapat beresonasi pada frekuensi yang sama sehingga jumlah arus listrik yang diinduksi di dalam receiver meningkat. Cara ini juga memungkinkan transmisi daya pada jarak yang lebih jauh dan lebih efisien antara transmitter dan receiver. Ukuran lilitan memengaruhi jarak transfer daya. Semakin besar atau semakin banyak

jumlah lilitan maka jaraknya akan semakin jauh Meski demikian, ada beberapa kelemahan dalam penggunaan wireless charging ini. Level efisiensi wireless charging masih sangat kurang dibandingkan charger tradisional sehingga proses charging menjadi lebih lambat. Selain itu, ada panas tambahan yang ditimbulkan dalam beberapa wireless charger. Mobilitasnya juga menjadi terbatas karena gawai harus ditempelkan di charger pads sehingga Anda tidak bisa menggunakan gawai Anda sambil dicharge Masa depan wireless charging diprediksi akan cerah. Salah satu perusahan yang sedang mengembangkan teknologi ini adalah WiCharge, sebuah perusahaan yang berbasis di Israel. Saat ini mereka mengklaim telah mampu menciptakan charging hotspot yang terlihat seperti Wi-Fi router untuk mengirim daya ke gawai pada jarak sekitar 4,5 meter tanpa terpengaruh oleh tembok atau atap. Kedepannya, perusahaan ini juga ingin mengembangkan tidak hanya sebatas charger saja tapi juga dalam peralatan IoT seperti smart building, monitor HVAC, dan alarm kebakaran.


L

omba Robot Nasional BARONAS 2019 merupakan lomba robotika yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Elektro (FTE), Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya yang diperuntukkan bagi siswa SD, SMP, SMA, maupun umum. BARONAS diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkenalkan dan mengasah kemampuan masyarakat Indonesia dalam bidang Teknologi Robotika. BARONAS 2019 yang mengangkat tema "Transformasi Teknologi Untuk Pelestarian Budaya Indonesia" dilaksanakan pada tanggal 23 – 24 Maret 2019 di gedung Robotika ITS. Kompetisi yang diikuti oleh 70 peserta dari kategori SD, 45 peserta kategori SMP, 24 peserta kategori SMA, dan 29 kategori umum ini dibuka dengan sambutan dari ketua panitia BARONAS 2019, Almizan Arianto, dilanjutkan sambutan dan pemukulan gong sebagai simbolis oleh Dekan Fakultas Teknologi Elektro, Dr. Tri Arief Sardjon, ST MT. dan penampilan tari dari perwakilan mahasiswi FTE menandai secara resmi dibukanya acara tersebut.



PROFIL : DENISSE ROCHMAD ROMDHONY AWAL MULA IDE BISNIS Tak perlu diragukan bahwa revolusi industri 4.0 membuka banyak peluang baru bagi banyak pihak. Salah satunya adalah mahasiswa Teknik Elektro ITS, Denisse Rochmad Romdhony. Denisse melihat peluang dari Industri 4.0 dan memanfaatkanya untuk berbisnis. Berawal dari melihat promo dahsyat belanja online, Dennise memiliki ide untukberjualan barang-barang IoT. Sehingga terbentuklah “Autonering” toko online yang menjual board-board IoT.

APA ITU AUTONEERING? Berbeda dengan kebanyakan online shop yang menjamur, mereka menggunakan untung dari penjualan untuk pengembangan produk mereka yang selanjutnya. Autonering memberikan wadah bagi rekananya untuk melakukan pengembangan. Setelah mendapatkan keuntungan, mereka menggunakannya untuk membuat proyek-proyek baru nan canggih berbasis IoT dan automasi. Sasaran awal dari konsumen “Autonering” adalah para penggiat PKM. Tak perlu diragukan lagi, dalam sekejap modul board yang mereka jual langung habis terbeli.Tak hanya terpaku pada satu sasaran, mereka mencoba untuk melebarkan sayap untuk mebuat sasaranmereka semakin besar. Diawali dengan inovasi untuk menjual 3D Printing hasil karya mereka yang akan siap dalam dua bulan kedepan.


PENGEMBANGAN AUTONEERING Tidak sendiri, Denisse menekuni bisnis ini bersama dengan rekan-rekan kuliahnya, Bermulai dari saling berpatungan untuk modal awal memulai bisnis. Bersama 13 orang lainnya denis membagi mereka ke dalam masing-masing divisi. Terdapat divisi yang unik dari tim berdagang ini yaitu Divisi Lomba. Tak ingin hanya monoton mencari modal berdasarkan untung, Denisse menjajal mencari modal melalui hadiah kemenangan dari lomba-lomba yang diikuti. Hal ini sudah dipikirkan denisse secara matang bahwa dia tak hanya ingin mencari untung tetapi Ia juga ingin mengembangkan keterampilannya dan teman temanya. Namun perjalanan merintis bisnis ini tidak mudah. Walaupun sudah mendapat modal awal, Autonering masih kekurangan biaya tambahan untuk membuat proyek-proyek selanjutnya. Tapi, tak perlu khawatir karena Autonering masih membuka kesempatan para investor baru untung bergabung dan berkembang bersama Autonering. Selain itu, masalah untuk memonitoring progress dari masingmasing anggota masih dirasa cukup sulit. Walaupun begitu, Denisse tetap berusaha mencari jalan keluar dari berbagai rintangan tersebut.

HARAPAN KEDEPAN


KARYA KITA VR GAME MAILMAN

Mail Man merupakan sebuah game Virtual Reality (VR) menggunakan alat HTC Vive yang bercerita tentang peperangan dimana terdapat prajurit yang akan membawa surat penting sehinggapara musuh pun menyerang. Saat ini, game Mail Man sudah bisa dimainkan dengan satu jenis musuh dan suasana perang seperti hujan peluru. Mail Man ini mulai dibuat pada Oktober 2018 oleh mahasiswa Departemen Teknik Komputer angkatan 2016 yakni Jeremi, Daffa, Khalil dan Nanda. Selama proses pembuatan, kesulitan yang dihadapi diantarannya perubahan versi unity yang berdampak pada perubahan syntax program sehingga harus beradaptasi ulang dan minimnya aset karena dalam satu tim ini hanya terdapat satu orang yang ahli di bidang aset. Rencananya game ini akan terus dikembangkan dari sisi menu, jenis-jenis musuh dan suasana peperangan oleh mahasiswa angkatan selanjutnya supaya tidak hilang ketika angkatan 2016 ini lulus. Nantinya jika game ini benar-benar sudah selesai dan siap untuk dipublikasi dan dipatenkan, harapannya game ini daat menjadi nilai jual dari Departemen Teknik Komputer itu sendiri.

WATER LEAK DETECTION Sebuah sistem yang dikembangkan untuk m e m b a n t u P DA M d a l a m p e n c a t a t a n pemakaian air. Data yang diukur per menit dapat langsung dilihat melalui internet secara web sehingga apabila terjadi kebocoran bisa langsung diketahui. Hal ini membuat kinerja PDAM lebih efisien karena petugas PDAM tidak perlu mendatangi rumah-rumah penduduk untuk melakukan pencatatan.

OMNI-DIRECTIONAL WHEELS ROBOT Omni-Directional Wheels Robot merupakan karya dari Laboratorium B 402. Robot ini, diciptakan untuk memindai citra objek penyimpan gas. Dengan menggunakan sensor cahaya dan jarak, dia dapat mendeteksi sumber gas yang berada di dalam sebuah wadah. (Mus)


VAMPIRE POWER ELIMINATOR Pada Laboratorium Instrumentasi Pengukuran dan Identifikasi Sistem Tenaga (B 204), Vincentius Raki Mahindhara bersama rekannya menciptakan sebuah alat pengingat hemat listrik. Inovasi bernama Vampire Power Elimination (VPE). Tujuan utama dari VPE adalah untuk menghemat pemakaian energi. Latar belakang dari pembuatan ini adalah pemborosan listrik yang secara tidak disengaja seperti membiarkan charger laptop tetap terpasang di stop kontak seusai digunakan. Cara kerja dari VPE ialah dengan mengeliminasi daya yang diserap oleh alat-alat elektronik yang dalam kondisi stand by. Komponen dari VPE adalah sensor arus, sensor gerak , dan microcontroller, serta untuk menghubungkan dengan manusia (pengguna alat) diberi sensor yang bisa dikontrol

QUADRUPAD Quadrupad merupakan robot berjalan hasil karya dari mahasiswa Laboratorium Elektronika B202. Alur jalan dari robot ini disesuaikan dengan program yang telah dimasukkan. Sekarang, robot ini sedang dalam pengembangan lebih lanjut supaya dapat berjalan berdasarkan arah mata angin dengan menggunakan magnetometer. (Mus)

NELBI Nelbi merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh beberapa mahasiswa dari laboratorium B401 yang bertujuan untuk mengatur dan mengawasi penggunaan listrik rumah tangga. Nelbi merupakan karya yang dibentuk dari kegiatan lomba-lomba yang diikuti mahasiswa. Nelbi menggunakan teknologi IOT untuk mengatur penggunaan listrik dan dapat memonitoring biaya yang tela dikeluarkan oleh penggunaan listrik tersebut. Pengguna Nelbi dapat menentukan kapan dan berapa batas biaya dalam menggunakan listrik. Perlu diketahui bahwa terdapat tiga versi Nelbi yang telah dikembangkan yaitu versi single socket, MCB (Miniature Circuit Breaker), dan socket untuk lampu.


SMART ASSISTANCE


D alam

dunia digital saat ini banyak teknologi yang diciptakan untuk mempermudah dan membantu pekerjaan manusia. Salah satu teknologi itu adalah smart assistance yang merupakan sebuah perangkat lunak yang dapat menerima perintah serta melaksanakan perintah tersebut melalu perintah verbal. Teknologi smart assistance bermula saat waktu perkembangan komputer oleh IBM yang menciptakan sebuah computer yang dapat mengenal 16 bahasa. Sampai sekarang teknologi smart assistance masih terus dikembangkan. Peran smart assistance di zaman modern ini sangatlah besar. Banyak sekali hal yang dapat membantu kegiatan manusia dengan adanya smart assistance. Pengguna dapat mempelajari bahasa asing dengan bantuan suara dan bertanya tentang sesuatu lalu pengguna dapat mengatur email, jadwal kegiatan, dan mengatur otomasi perangkat di rumah serta masih banyak lagi yang dapat dilakukin dengan teknologi smart assistance. Apabila kita menonton film “IRON MAN� mungkin kita akan menemukan karakter kecerdasan buatan bernama J.A.R.V.I.S yang

m e m b a n t u t o k o h To n y S t a r k d a l a m menyelesaikan beberapa pekerjaan. Karakter tersebut mendapat perintah secara verbal dan dapat langsung melaksanakan perintah tersebut. Itu merupakan salah satu bentuk smart assistance yang sudah dapat kita rasakan tidak hanya di film tetapi di dunia nyata sudah ada. Tidak hanya kenyamanan yang didapat dengan adanya teknologi smart assistance, sistem kecerdasan buatan ini juga dapat membantu pengguna dalam menjalin hubungan yang lebih manusiawi dengan teknologi. Menurut Jyotirmay Datta dari L&T Technology, sebanyak 41% pengguna speaker yang diaktifkan dengan adanya suara smart asisstant merasa bahwa pengalaman berinteraksi dengan perangkat ini mirip dengan menghubungkan dengan temanteman di kehidupan nyata. Perusahan-perusahan besar seperti Amazon, Apple dan Google serius dalam mengembangkan teknologi smart assistance ini. Mereka bersaing dalam membuat inovasiinovasi canggih dan mempermudah aktivitas para pengguna. Hal tersebut mengindikasikan bahwa teknologi smart assistance merupakan babak baru dalam perkembangan teknologi di zaman ini.


GALLERY




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.