CROSSWORDS 1 s 2 a r j
a n a
3
4 5
Ardiansyah
6 7 8 9
10
Edisi #22 | Sarjana Kini September 2014 Memperingati Hari Sarjana Indonesia-29 September
Albert Ryanta
Beny Setyadi
HERE THEY ARE WINNER OF MAWAPRES COMPETITION 2014 ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
ENGLISH CORNER
Tim Redaksi
Mendatar 1.) Butuh 144 agar lulus 3.) Semua ingin dapat 4 5.) Tempat sarjana di bentuk 6.) Karya terakhir sarjana 7.) Tes penghalang kelulusan 10.) Penghargaan mahasiswa terbaik
Pimpinan Redaksi : Alifi Yuli Setyanto Penanggung Jawab : Diaz Ficry Arfianto Reporter : Taufani Kurniawan, Bayu Indra Setyanto, Enggartiasto Faudi R. Editor : Bima Bramantiya, Imania Puspita Sari Desain : Theo Wiranadi, Monica Regina Emilia, Dian Akbar
All your scholarship would be in vain if at the same time you do not build your character and attain mastery over your thoughts and your actions -Mahatma Gandhi
Menurun 2.) Tanda berpartisipasi dalam kegiatan 4.) Predikat lulus dengan pujian 9.) Selembar kertas perjuangan mahasiswa 8.) Minimal 1000 poin
Semua pendidikan anda akan sia-sia jika pada saat yang sama anda tidak membangun karakter dan menguasai pikiran serta tindakan anda.
TANTANGAN BARU SARJANA
SARJANA MUDA BERANI BEDA
ENGLISH ! SARJANA HARUS BISA
Belum selesai tindak lanjut UU no 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran , kini para calon insinyur mendapat sorotan kembali. Peraturan Menteri no. 49 tahun 2014 merupakan barang panas yang seringkali menjadi bahasan . Peraturan yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 9 Juni 2014 ini menyatakan bahwa mahasiswa diharuskan lulus dan menjadi sarjana dalam kurun waktu paling lama 5 tahun. Tak hanya itu, peraturan tersebut menyempitkan waktu belajar para calon sarjana dari 18 minggu per semester menjadi 16 minggu per semester.
Bagai habis jatuh tertimpa tangga, kini perjuangan menjadi seorang Insiyur menjadi lebih berat. Tak hanya dikejar waktu, setelah menjadi sarja teknik pun harus mengikuti pendidikan keprofesian agar menjadi insinyur seutuhnya. Sebenarnya, UU no 11 tahun 2014 juga merupakan langkah baik dan antisipatif terhadap ancaman Asean Economic Community 2015 kelak. Namun, apa ada langkah kongkrit yang akan mengamankan peran Insinyur di masa depan kelak ? Sembari menunggu hal yang tak pasti, sebagai mahasiswa yang akan menjadi sarjana kelak, kita harus memutar otak untuk menjawab kedua tuntutan diatas. Tuntutan agar tepat waktu dan memiliki kompetisi yang seyogyanya dimiliki Insinyur dengan kualitas-kualitas yang mumpuni. Tak hanya sisi akademik yang harus diperketat pelaksanaanya, pelatihan keahlian yang memberikan sertiďŹ kasi tingkat internasional dan diakui mungkin menjadi barang wajib sebagai bekal menuju seorang insinyur . (DFA)
Sarjana dan beda ? inilah yang diperlihatkan oleh para sarjana muda dari Elektro ITS. Dengan gigih dan tanpa lelah, menyusuri jalan dari Graha kembali ke Jurusan Elektro ITS pada Minggu, 14 September 2014. Bukan dengan cara yang konvensional yakni menaiki motor ataupun kereta kelinci, namun dengan cara yang beda. Yakni bersepeda, ya, bersepeda. Beberapa widudawan dari Elektro ITS menaiki sepeda listrik yang telah lama tidak digunakan. Menaiki sepeda listrik daripada memilih menggunakan kendaraan bermotor, merupakan komitmen awal bahwa para sarjana muda kelak yang akan merubah masa depan. Hari bahagia tak seharusnya dirusak dengan tindakantindakan merusak. Semoga langkah awal ini merupakan tekad baik kedepanya. Selamat mengarungi kehidupan baru mas mbak wisudawan/wati. (AYS/DFA)
Menghadapi atmosfer AEC 2015 yang kian memanas, sarjana terus dituntut kemampuanya berbahasa asing. AEC 2015 yang memungkinkan banyak pendatang yang tentu akan memakan jatah lowongan kerja sarjana dalam negeri. Peningkatan kualitas diri merupakan salah satu cara antisipasi yang paling mudah alam menghadang AEC 2015. Departemen Prokesma dengan program barunya EFSC (English Free Speaking Class), sebuah sub program dari English Development Program yang mana terus mencoba meningkatkan atmosfer berbicara bahasa inggris di Elektro dan TMJ ITS. EFSC merupakan branding baru dari program yang telah ada di tahun sebelumnya, yakni ERM (English Regular Meeting). Sepak terjang ERM yang kurang maksimal, membuat departemen Prokesma merombak konsep dan membuat branding baru, yakni EFSC. EFSC pertama di tahun ini, diadakan Senin, 15 September 2015 bertempat di AJ 102. EFSC pertama ini mengundang Ali, serorang mahasiswa S2 Teknik Lingkungan ITS yang berasal dari Afrika Selatan sebagai pembicara. EFSC pertama ini dimulai dengan pengenalan masing-masing partisipan dengan menggunakan bahasa inggris, serta sharing dari Ali sendiri tentang perbedaan kondisi negaranya dan di Indonesia. EFSC seyogyanya memberikan peningkatan kualitas berbahasa inggris, salah satu skill wajib yang dimiliki para calon sarjana kelak. Sarjana yang tak malu untuk berbahasa asing dan mengkomunikasikan pemikiranya. (TAU/DFA)