agustus 2021
[ARB][KATASEMUT][KSMC][SKENAPUNKTAMIANG][ESSEX]
Simpangan Zine Seonggok media publikasi mandiri, bermula dari seorang atau mungkin nantinya segerombolan orang yang tertarik pada media alternatif ini. Mungkin, untuk mula-mula ini bahasan berisi muatan lokal dari Aceh Tamiang yang tertjinta, kesenian, bahasan-bahasan, interview dan bio sosok yang dideskripsikan secara suka-suka :) review film, dan beberapa ilustrasi serta kesenangan lainnya. Moga-moga media cetak alternatif ini bisa dan mampu berumur panjang jua membangun minat bersuara tanpa bantuan ahli atau profesional (DIY) Yoklah S S S
i i i
buat m m m
p p p
a u i
zine!!! n n n
g k k
. . .
. . .
. . .
Aceh Rock Band Band rock legend dari Tamiang inilah yang mendorong perkembangan musik dan kultur underground di Tamiang, hingga beberapa skena terbentuk serta salah satu band berpengaruh bagi generasi penerusnya hingga sekarang. Terbentuk pada akhir tahun 92 dan dilanjut ke Festival Rock se-Indonesia ke-7 pada tahun 93 dengan formasi; Dzakirov (vocal, ex-GELANTER), Zul Morbid (bass, ex-Roxi), Udin (drum, ex-Roxi), dan Novindra (gitar, ex-Stroom V).
Festival Rock se-Indonesia ke-7, Log Zhelebour 1993
ARB Pada album kompilasi 10 Finalis Festival Rock se-Indonesia ke-7 dengan lagunya berjudul “Manusia”.
“ S e t a n bergentayangan Membujuk umat manusia Neraka akan menanti Bila setan kita ikuti” Aceh Rock Band - Manusia
“Ketika menghadapi seleksi Festival Rock seIndonesia ke-7 untuk tahun 1993, Manager band ROXI saat itu A. Ramli Arabi menggagas untuk mendirikan sebuah band baru karena ROXI sedang vakum dan para personil dinilainya kurang focus. Pada akhir 1992, dia mendirikan ACEH ROCK BAND. Ternyata ARB sukses melewati seleksi dan tembus ke final di Yogyakarta tahun 1993. ARB mendapat sambutan yang hangat dari penonton Yogyakarta dan berhasil menyabet Juara Favorit dan mendapat jatah rekaman satu lagu untuk album kompilasi 10 Finalis Festival Rock se-Indonesia ke-7. Lagu Manusia masuk dan merupakan satu-satunya lagu beraliran thrash metal di album tersebut.” Dikutip dari: http://musik.or.id/profil-musisi-dzakirov-arb/
Setelah lama vakum, akhirnya pada tahun 2005 ARB mengeluarkan album berjudul “Si gam aneuk meutuah” dan terdapat sebelas lagu. Keluarnya album ini ARB pun beberapa kali bermain ke berbagai kota di Aceh dan sekitarnya juga dikotanya sendiri ARB aktif di berbagai acara musik.
Di album ini kesebelas lagunya menggunakan bahasa dan nuansa aceh yang kental, semangat ARB untuk daerahnya sangat nampak disini, liriknya banyak merujuk ke kebudayaan aceh dan kisah percintaan aneuk muda.
Setidaknya merasakan sejarah yang mungkin masih ada catatannya di beberapa milenium mendatang atau mungkin juga tak sampai milenium, tapi setidaknya ada pada masa itu. Dan milenium itu mungkin tak merasakan lagi jarak aman, jam malam, pembatasan, razia, masker, hand sanitizer, jahe merah, susu beruang, tes dan suntik.
KATA SEMUT
KArya TAmiang SEni Masyarakat Untuk Tamiang (Tamiang’s Work, Community Art For Tamiang) google translate
Koloni perupa Tamiang yang aktif antara 2015 dan 2017, hasrat untuk mengumpulkan para perupa Tamiang menjadi awal terbentuknya koloni, sering mengadakan duduk ngobrol santai, mengisi booth untuk acara lokal dan performance art.
Memajang karya bersama di salah satu booth Expo UKMK & Pentas Seni di Lapangan Kantor Bupati Aceh Tamiang pada 2015 silam yang berlangsung kurang lebih 3 hari. Sekda Razuardi Essex mengapresiasi acara tersebut yang juga seorang perupa serta menaungi Koloni perupa KATA SEMUT.
APA ITU ZINE ?
Konten-tema-topik-isu bisa macam-macam, gambar, tulisan, cerita, coret-coret dan berbagai kesenangan lainnya. Menyerupai majalah namun versi mininya dan tak begitu memikirkan pakem. Dipublikasi oleh perorangan atau kelompok yang biasanya pakai mesin photocopy untuk produksinya. Zine menyiratkan kebebasan berpikir sehingga isi nya pun tak terbatas ini dan itu. Pada tahun 1970an Zine tak hanya sebagai media informasi saja tetapi juga sebuah “statement” dari pergerakan atau “movement”. Ditandai dengan munculnya Punk Zine.
MELIPAT MINI ZINE, 8 PAGE ZINE 2
4
3
6
1
5
Belakang Depan
Lipat kertas menjadi depalan dan ratakan kembali Lipat menjadi dua dan gunting sampai tengah
Ratakan kembali lalu lipat menjadi dua memanjang, buka dibagian tengah lalu membentuk buku kecil sesuai halaman yang ditentukan
Gunakan instruksi ini untuk buat mini zine mu sendiri :) C:redraw and translate image google search engine
KSMC
[Kuala Simpang Metal Corpse]
Troops Metal Kuala Simpang aktif antara tahun 2010-2013 kalo gak salah, acara musik di Kuala Simpang kala itu banyak didominasi oleh musik Rock dan Metal juga Punk, banyak band-band Metal Tamiang waktu itu seperti Mytos, Mythical Of Tears, Lasus-Street, Provoccator Of Doom, Dogma, Mutasi, Urine, Tanah Rencong, HangGod dll. Mengadakan serial acara metal berjudul TOTAL HITAM dan berisi dua seri, yang pertama pada akhir tahun 2010 dan kedua pada akhir tahun 2011 yang diadakan di Gedung Nasional Kuala Simpang. Pada tahun berikutnya sering kolab dengan beberapa komunitas musik Tamiang serta ikut meramaikan beberapa acara musik garapan pemda Tamiang.
TOTAL HITAM #1
Flyer Total Hitam #1 - Minggu, 14 November 2010
TOTAL HITAM #2
25 september 2011, Gedung Nasional Kuala Simpang
TOTAL HITAM # 2 , k a l a itu banyak mengundang band-band luar kota : Lubuk Pakam, Lhokseumawe, B i r e u n , Lampahan, Bathupat.
V O M I T I N G [KhalifahAlamBaka] [Mytos] [KontaminasiJiwa] [Mutasi] [NoxiousSyndrome] [Urine] [DirtyBlood] [DarkHoles] [DOGMA] [DompetKosonk] [BloodyX] [BukuHitam] [HellAngel] [HangGod] [PlankOfDeath]
Militan 13 dan Brontax Squad i k u t meramaikan acara itu sebagai bentuk support untuk KSMC
C:BAP13
SKENA PUNK TAMIANG Skena punk di Tamiang sebenarnya sudah lama ada kurang lebih 2008an, berawal disudut pertokoan hingga terminal dan balik lagi ke sudut pertokoan, Wanted lah band awal yang sering warawiri di Tamiang hingga skena pun lambat laun ramai, kemudian dilanjut Buku Hitam, BatatX dan Dompet Kosonk. Skena punk tetap aktif dan bertahan, sering mengadakan aksi charity diberbagai kesempatan dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga bantuan. Pada desember 2011 saat acara Aceh For The Punk di Banda Aceh, beberapa diantaranya ikut pada kejadian miris itu, yang menggiring awal liputan VICE untuk Aceh Punk.
Baru-baru ini turun ke jalan melakukan aksi Save Palestina sebagai bentuk support untuk Palestina yang sedang dijajah pemukim asing yang sama halnya dengan USA merusuh rumah suku-suku indian untuk kepentingan terselubung. Settler Colonialism, bentuk kolonialisme yang berusaha menggantikan penduduk asli wilayah terjajah dengan masyarakat pemukim baru. Seperti semua bentuk kolonialisme, ia didasarkan pada dominasi eksogen, biasanya diorganisir atau didukung oleh otoritas.
#reviewfilm
#reviewfilm
Diskriminasi dan Stereotip Terhadap Sekelompok Punk dalam Film Bomb City
Film Bomb City dirilis pada tanggal 31 Maret tahun 2018. Film yang diangkat dari kisah nyata, berkisah tentang perlakuan ketidakadilan, stereotip, dan penuh dengan diskriminasi yang berakhir dengan terbunuhnya Brian Deneke, salah satu anggota suatu kelompok punk di Texas, Amerika. Ketidakadilan ini bermula salah seorang dari anggota kelompok futbol “The Preps” yang tak suka dengan kelompok Punk, dinyatakan tak bersalah atas pembunuhan Brian Deneke. Dalam film perseteruan antara dua kelompok ini, Punk dengan The Preps, kemudian perseteruan memanas hingga melibatkan kontak fisik dan tragedi kematian Brian Deneke menjadi puncaknya. Tak hanya meninggal, Brian Deneke pun dihabisi dipersidangan. Disalahkan atas gaya hidup serta pakaiannya. Seolah-olah Brian dan teman-temannya pantas mati karena terlihat berbeda. Dan tentunya stereotipe negatif seakan tak bisa lepas. Selain diskriminasi dan stereotip terhadap gaya hidup serta pakaian yang ditujukan untuk seorang Brian Deneke, dalam film Bomb City juga menunjukan bahwa perbedaan antar kelas itu memang nyata. Kekuatan kelas atas sangat sulit untuk dilawan. Film Bomb City merupakan salah satu contoh nyata sekaligus gambaran utuh, dimana otoritas lebih bisa dikendalikan oleh kelompok kelas atas, dan menganggap bahwa kelas bawah, tidak pantas untuk punya kendali hukum dalam berkehidupan. dikutip dari : https://kumparan.com/fudoli-ata/diskriminasi-dan-stereotip-terhadapsekelompok-punk-dalam-film-bomb-city-1usFYC3qbst/
Razuardi Ibrahim aka Essex, Sekdakab Tamiang yang lain daripada yang lain, ia juga seorang perupa, ikut membentuk Komunitas perupa tamiang “KATA SEMUT” pada 2015. Melalui jabatannya di pemerintahan, essex pada saat itu banyak berkontribusi untuk berbagai kegiatan dan acara kesenian di Tamiang. Bentuk supportnya untuk pelaku seni di Tamiang membawa semangat yang besar untuk berkarya.
ESSEX
Poster Razuardi Ibrahim, Karya Yanfitri, 2006 S : http://razuardi.blogspot.com/2012/10/poster.html
razuardi, karya foto Rachmatsyah Nusfi, 2013
“Manusia merupakan salah satu makhluk yang memperjuangkan hidup (struggle for life). Tatkala terjadi himpitan dalam hidupnya, tidak jarang manusia mengeksploitasi bakat atau ragam talenta termiliki. Berbagai kelebihan itu dapat mencapai gemilang manakala respon lingkungan mengakui dan dirasakan dapat mengatasi persoalan”22.12.14 dikutip dari : http://razuardi.blogspot.com/2014/
Foto diatas Essex dan Susi, karyanya banyak melukiskan tokoh-tokoh seperti Malala, Diana, Monroe, Hitler, Mussolini, Lenin, Gorbachev, Stalin, Churchil, Rosevelt, Khomeini, Arafat, G.A Naser, Mandela, Lincoln, dll. ia juga sempat mengadakan pameran bersama beberapa seniman Aceh di Banda seperti PAKRIKARU series. Pameran Tunggal dan Kritik Karya Rupa di Rumah Budaya Banda Aceh 2016. Beberapa perhelatan seni di Tamiang terealisasi pada rentang waktu jabatannya ; acara musik, bazaar seni, pameran, performance art, puisi, dll.
“Wrestling is pretty DIY. I’ve been doing it for 12 years, completely on my own. It’s like being in a band or running a zine - except that I get to kick people in the face.” -CM Punk-
Hetze
print :
ig ; @hipilab