1 minute read

Resilience of what konteks dan sistem berdasarkan masyarakat di dalamnya

Definisi dan Paradigma Resiliensi

Kata resiliensi/ketahanan sudah digunakan dari sejak lama dan digunakan bukan hanya di perencanaan wilayah dan kota, tetapi juga di ekologi, geografi, teknik, ekonomi, psikologi, dan sosiologi. Kata resiliensi pertama kali digunakan dalam menggambarkan kesehatan dan kualitas hidup manusia, tetapi seiring berjalannya waktu, kata resiliensi ini digunakan di berbagai bidang, sehingga menimbulkan kompleksitas definisi resiliensi itu sendiri. Resiliensi berasal dari Bahasa Latin “Resilire” yang artinya tangguh. Jika dicari di KBBI online [Diakses 26 September 2020], tidak ditemukan kata resiliensi karena di Indonesia diterjemahkan menjadi ketahanan. Walaupun tidak ada di dalam KBBI itu sendiri, tetapi kata resiliensi digunakan dalam journal-journal di Indonesia Ada tiga pengartian resiliensi yang biasa digunakan (Martin & Sunley, 2015), sebagai berikut:

Advertisement

Resilience as “bouncing back”

Ini biasa disebut juga dengan “engineering resilience” atau resiliensi teknis, dimana digunakan untuk menggambarkan situasi setelah shock (secara komunitas ataupun keadaan fisik sebuah wilayah), sistem akan kembali ke keadannya seperti sebelum shock, atau tidak. Sehingga fokus dari definisi resiliensi disini adalah efisiensi, kekonstanan, dan predikitibilitas dari struktur, instrument/alat, dan sistem itu sendiri. Di dalam ekonomi, resiliensi ini digambarkan sebagai self-restoring equilibrium.

Resilience as the “ability to absorb shocks”

Resiliensi tentang kemampuan menyerap shock biasanya disebut juga dengan

“ecological resilience” atau resiliensi lingkungan, yaitu kemampuan suatu sistem untuk tetap lanjut beroperasi setelah shock yang dihadapi, walaupun bisa terjadi perubahan dalam struktur dan organisasi itu sendiri.

Resilience as “positive adaptability”

Resiliensi sebagai kemampuan adaptasi secara terus-menerus dalam megantisipasi atau bereaksi terhadap shock atau biasa juga disebut

“Evolutionary resilience”. Resiliensi ini melihat dari pengalaman dan sistem yang sudah digunakan untuk “bouncing forward” atau melakukan perubahan ke depan.

This article is from: