Kumpulan Esai Writing Contest 2015

Page 1


Optimalkan Sumber Daya Hayati dengan Peningkatan Mutu Sumberdaya Manusia Nelayan di Indonesia ........ 1 VEDOVIL (River’s Double Filter): Permodelan Rangkaian Alat Pembersih Sungai Masa Depan dengan Teknologi Teleportasi Kuantum dan Analisis pH sebagai Solusi dari Buruknya Kualitas Sungai di Indonesia .................... 3 Sumber Pembiayaan Alternatif 3 Proyek Multiyears Mangkrak Kota Kediri ........................................................ 5 Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Banyuwangi ........................................................... 10 Rekomendasi Implementasi Kawasan Minapolitan Berkelanjutan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi.............. 12 Sertifikat Investasi oleh Masyarakat sebagai Metode Pembiayaan Pembangunan Akses Jalan menuju Pariwisata Pantai Kabupaten Tulungagung .......................................................................................................... 15 Kemandirian Pangan, Harus Menjadi Fokus Utama ............................................................................................ 18 Peningkatan Nilai Ekonomi dan Gizi Masyarakat melalui Pemanfaatan Cangkang Kerang di Pesisir Kabupaten Pasuruan ............................................................................................................................................................... 20 PETANI................................................................................................................................................................... 22 Menyiapkan Indonesia AIC melalui Pengembangan Desa .................................................................................... 25

Smoke Street dan Packaging Traditional Goods Community sebagai Solusi Inovatif Memperkenalkan Makanan Khas Tradisional Kota Jayapura untuk Meningkatkan Perekonomian Lokal ...................................................... 27 Inovasi Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa sebagai Pendukung Sektor Pariwisata (Studi Kasus: Kabupaten Kediri) ................................................................................................................................................. 31 Potensi Sumberdaya, Potensi Ekonomi ................................................................................................................ 34 Rusulayan (Rumah Susun Nelayan): Hunian Massal dengan Konsep Desa Pesisir sebagai Alternatif Solusi Revitalisasi Kampung Nelayan Bulak Banteng Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya .......................................... 37 Merambah Dunia Bawah Tanah Demi Kemajuan Infrastruktur Transportasi ...................................................... 40 Pengembangan Batik Tanjung Bumi sebagai Poros Perekonomian Kabupaten Bangkalan melalui Prinsip Local Economic Development (LED)............................................................................................................................... 44 Surabaya Smart Subway sebagai Alternatif Moda di Jalan Ahmad Yani Surabaya melalui Konsep Pengembangan Transit Oriented Development (TOD).......................................................................................... 48 Rusunawa 3 in 1, Solusi Alternatif Permukiman yang Nyaman, Ramah Lingkungan, dan Hemat Energi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Mbr) ........................................................................................................... 51 K-Dewandura Konsep Pengembangan Desa Wisata Unggulan Madura Berbasis Kearifan Lokal sebagai Upaya Peningkatan Peran Pemuda dalam Pelestarian Budaya Pasca Beroperasinya Jembatan Suramadu ................. 56 Stasiun Kereta Api Multifungsi.............................................................................................................................. 64


Optimalkan Sumber Daya Hayati dengan Peningkatan Mutu Sumberdaya Manusia Nelayan di Indonesia Subtema : “Pengembangan potensi sumber daya daerah dalam rangka penguatan perekonomian domestic”

Indonesia merupakan negara maritim dengan luas laut sebesar 3.544.743,9 km² (UNCLOS 1982) yang terdiri dari laut Teritorial = 284.210,90 km²; Zona Ekonomi Ekslusif = 2.981.211,00 km² dan Laut 12 Mil = 279.322,00 km². Garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Alfred Thayer Mahan, seorang Perwira Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam bukunya "The Influence of Sea Power upon History" mengemukakan teori bahwa sea power merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu negara, yang mana jika kekuatan-kekuatan laut tersebut diberdayakan, maka akan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika kekuatan-kekuatan laut tersebut diabaikan akan berakibat kerugian bagi suatu negara atau bahkan meruntuhkan negara tersebut. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Data Food and Agriculture Organization di 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen yang saat ini telah dieksplor dan dimanfaatkan. Indonesia memiliki potensi ikan yang diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton pertahun yang dapat dikelola secara lestari dengan rincian sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap di periran Indonesia dan 1,86 juta ton dapat diperoleh dari lautan ZEE. Pemanfaatan potensi perikanan laut Indonesia ini walaupun telah mengalami berbagai peningkatan pada beberapa aspek, namun secara signifikan belum dapat memberi kekuatan dan peran yang lebih kuat terhadap pertumbuhan perekonomian dan penigkatan pendapatan masyarakat nelayan Indonesia (DKP, 2006) Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) disebutkan, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Meskipun begitu tidak dapat dipungkiri juga bahwa kekayaan alam khususnya laut di Indonesia masih banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan tidak sedikit yang sifatnya ilegal dan mementingkan kepentingan sendiri. Dalam hal ini, peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di Indonesia. Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat. Sebagaimana halnya teori lain yang dikemukakan oleh Alfred Thayer Mahan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi untuk membangun kekuatan maritim, yaitu posisi dan kondisi geografi, luas wilayah, jumlah dan karakter penduduk, serta yang paling penting adalah karakter pemerintahannya.

Page 1 of 65


Potensi yang dimiliki oleh Indonesia ini hendaknya tidak menjadi sesuatu yang sia-sia karena kurangnya perhatian Pemerintah dalam mengembangkan sumber daya hayati yang melimpah. Dengan menggiatkan industri di sektor perikanan ini dinilai dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Pihak yang perlu didukung dalam kasus ini adalah nelayan. Akan tetapi di Indonesia, nelayan dipandang sebagai salah satu kelompok masyarakat yang identik dengan kemiskinan. Anggapan ini patut direnungkan bersama mengingat kenyataan bahwa struktur usaha perikanan tangkap sejauh ini memang masih didominasi oleh usaha kecil. Sebagian besar nelayan yang tergolong miskin merupakan nelayan tradisional yang memiliki keterbatasan kapasitas penangkapan baik penguasaan teknologi , metode penangkapanmaupun permodalan. Pemerintah harus mampu mengoptimalkan produksi perikanan di Indonesia. Salah satunya dengan cara memberikan sebuah program bagi nelayan. Program yang berkelanjutan dan bukan bergantung kepada pemerintahan yang berkuasa saat itu. Tetapi program yang kontinu dan terstruktur. Program ini bisa dimulai dengan sebuah organisasi yang manjadi fasilitator para nelayan di Indonesia. Perlu dibentuk organisasi yang memerhatikan kaum nelayan di Indonesia. Mulai dari penyediaan teknologi dan perahu yang maju sampai pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga atau istri para nelayan. Selain itu perlu juga peningkatan mutu pendidikan bagi anak-anak nelayan. Sehingga kehidupan nelayan di Indonesia boleh semakin sejahtera dan potensi sumber daya hayati yang melimpah dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk kesejahteran seluruh rakyat Indonesia.

Page 2 of 65


VEDOFIL (River’s Double Filter): Permodelan Rangkaian Alat Pembersih Sungai Masa Depan dengan Teknologi Teleportasi Kuantum dan Analisis pH sebagai Solusi dari Buruknya Kualitas Sungai di Indonesia

Sub tema: Pengembangan inovasi pembangunan dalam penyediaan infrastruktur perkotaan Indonesia saat ini merupakan salah satu negara yang paling berpengaruh dan potensial di dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan keterlibatan Indonesia sebagai anggota G-20 (Great-20), di mana G-20 merupakan kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa (id.wikipedia.org, 2015). Anggota G-20 memang bukan hanya dilihat dari kemajuan ekonomi semata, namun dari kontribusinya pada pendapatan nasional dunia, perdagangan dunia, dan menguasai populasi dunia. Ekonomi negara-negara G-20 menguasai 85% pendapatan nasional dunia, menguasai 80% perdagangan dunia, dan yang terpenting, mewakili dua pertiga dari populasi dunia. Hal ini ditambah lagi dengan potensi Indonesia menjadi salah satu dari Negara berkembang yang naik menjadi Negara maju. Ekonom Senior Jim O'Neill memprediksikan Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi baru dunia, bersama Negara berpeluang lain, yaitu Meksiko, Nigeria, dan Turki (MINT) (Republika.co.id, 2014). Banyak upaya pemerintah dalam menjaga momentum tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan pembangunan di segala aspek kehidupan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur, terutama pabrik/industri merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memajukan perindustrian Indonesia. Namun, dengan semakin menjamurnya pabrik-pabrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentu menimbulkan berbagai masalah baru. Salah satu permasalahan yang ditimbulkan adalah menurunnya kualitas sungai sebagai tempat pembuangan hasil aktivitas produksi pabrik. Dibarengi dengan kebiasaan buruk masyarakat sekarang yang sering kali membuang sampah dan limbah domestik ke sungai, kualitas air sungai di Indonesia menjadi tak sehat.

Page 3 of 65


Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, penulis menghadirkan sebuah terobosan inovasi berupa permodelan rangkaian alat pembersih sungai bernama VEDOFIL. Rancangan ini nantinya dapat digunakan sebagai cara solutif untuk menanggulangi permasalahan sungai yang dipenuhi sampah dan zat-zat beracun. VEDOFIL akan direalisasikan di kawasan Surabaya, tepatnya di Kali Surabaya yang berlokasi di sepanjang daerah Peneleh . Peranan kali Surabaya sendiri sangatlah penting bagi segenap masyarakat Surabaya, karena 98-99 % sumber air PDAM bagi wilayah Surabaya berasal dari kali Surabaya (Rulli Pratiwi Setiawan, 2015). Selain itu, sungai ini dipilih karena kualitas airnya yang tergolong buruk, karena kondisinya yang dipenuhi sampah, dan limbah pabrik, dan karena sisi-sisinya dipenuhi pemukiman penduduk menengah ke bawah, sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat.

Page 4 of 65


SUMBER PEMBIAYAAN ALTERNATIF 3 PROYEK MULTIYEARS MANGKRAK KOTA KEDIRI

INFRASTRUKTUR Ada Tiga mega proyek multiyears Kota Kediri yang sudah berlangsung sejak lama yaitu pembangunan Jembatan Brawijaya, RSUD Gambiran II serta Kampus Politeknik Kediri akan tetapi terhenti dan mangkrak sejak periode pemerintahan pada awal tahun 201. Rencananya Jembatan Brawijaya akan menghubungkan Kota Kediri sebelah timur Sungai Brantas dengan sebelah barat. Tujuan dari proyek ini ialah untuk menyambungkan roda perekonomian Kota Kediri yang terpisah oleh Sungai. Megaproyek ini menelan biaya sebesar 66 milyar yang diambilkan dari APBD Kota Kediri. Kawasan sebelah timur jembatan ialah pusat berdagangan jasa (Ruko, Perbankan dan Pusat Perbelanjaaan) yaitu koridor Jalan Dhoho, Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Brawijaya. Sedangkan pada kawasan sebelah barat ialah kawasan dengan dominasi Fasilitas Ekonomi (Pasar Tradisional Bandar), Fasilitas Pemerintahan ( Mapolresta Kediri dan Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri), Fasilitas Pendidikan (SMAN 1, 2 dan 7 Kediri, SMKN 1 dan 2 Kediri, Pondok Pesantren Lirboyo dan Kedunglo). Saat ini kedua kawasan ini hanya dihubungkan oleh Jembatan Lama. Jembatan Lama dibangun oleh Belanda dengan kontruksi tiang baja dengan umur lebih dari 100 tahun dan dinilai sudah mencapai batasnya. Untuk kendaraan truk kecil hanya diperbolehkan melintas dari barat ketimur dan jenis kendaraan truk besar tidak diperbolehkan melintas harus memutar melalui Jembatan Semampir dan Jembatan Semampir.

Maka dari itu dengan adanya Jembatan Brawijaya akan mempelancar

mobilitas masyarakat dan peningkatan pemerataan arus pergerakan ekonomi lokal serta pelayanan fasilitas umum yang ada akan dapat dioptimalkan.

Page 5 of 65


Selanjutnya ialah Proyek Pembangunan RSUD Gambira II yang menelan biaya sebesar 90 Milliar yang dianggarkan dari APBD Kota Kediri. Fasilitas Kesehatan skala kota/kabupaten yang tersedia di Kota Kediri antara lain RSUD Gambiran I, RS Bhayangkara dan RS Baptis. Seiring meningkatnya jumlah penduduk Kota Kediri maka diperlukan tambahan infrastruktur fasilitas kesehatan. Tujuan dari proyek RSUD Gambiran II ialah sebagai fasilitas penujang kesehatan untuk seluruh kalangan masyarakat Kota Kediri dan sekitarnya. Saat ini RSUD Gambiran II mangkrak dan belum pasti kapan akan dilanjutkan kembali. Menurut harian tribunnews 4 November 2015 bangunan mangkrak RSUD Gambiran II seperti sarang hantu dipernuhi semak belukar setinggi 1 meter di lantai dasar, halaman dan atap gedung akibat tak ada perawatan semenjak terhentinya proses pembangunan.

Proyek terakhir yang juga mangkrak ialah Politeknik II Kediri yang menelan biaya sebesar 88 milliar. Lokasi proyek berada pada Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto. Proyek ini penting untuk menunjang aktivitas pendidikan tinggi di Kota

Page 6 of 65


Kediri. Seperti yang diketahui banyak perguruan tinggi negeri swasta yang ada di Kota Kediri terganjal izin dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan tinggi sehingga terpaksa ditutup.

Dari ketiga proyek yang mangkrak di Kota Kediri ada 2 penyebabnya. Penyebab yang pertama ialah karena terganjal masalah hukum. Ketiga proyek tersebut terindikasi kasus korupsi sehingga harus menunggu hasil audit BPK dan Polda Jatim. Selama diaudit proyek tidak diperbolehkan dilanjutkan. Sehingga ketiga proyek mangkrak tanpa ada perawatan dan ditumbuhi semak-semak selama 2 tahun. Sampai sekarang dari pihak Polda Jatim belum mengeluarkan hasil audit apakah proyek tersebut memang terindikasi korupsi. Akan tetapi dari pihak Pemkot Kediri telah memutus kontrak ketiga rekanan proyek yang bermasalah. Yakni PT Makasar Konstruksi Indonesia (MKI) yang menangani pembangunan RS Gambiran 2, Jembatan Brawijaya dibangun PT Fajar Parahyangan (FP), Pembangunan Kampus Politeknik Kediri PT Nugraha Adi Taruna (NAT). Menurut Walikota Kediri saat ini Abdullah abubakar status dari tiga mega proyek ialah Poltek diyatakan tidak ada masalah dan RSUD Gambiran sudah dikeluarkan SP3 sehingga tinggal Jembatan Brawijaya yang menunggu hasil penyelidikan dari Polda Jatim. Penyebab kedua ialah masalah sumber pendanaan proyek. Selama pembangunan ketiga proyek dianggarkan dari APBD Kota Kediri. Proyek RS Gambiran 2 yang menelan anggaran Rp 220 miliar, Jembatan Brawijaya dianggarkan Rp 66 miliar dan Kampus Politeknik Kediri dianggarkan Rp 88 miliar. Pencapaian ketiga proyek yang saat ini

Page 7 of 65


mangkrak baru selesai antara 80 persen - 90 persen. Pemkot Kediri menarget ketiga proyek terebut selesai pada akhir 2016. Sehingga apabila beban pembiayaan hanya dari APBD Kota Kediri kemungkinan akan terjadi kemoloran penyelesaian proyek dan dapat dipastikan akan muncul berbagai masalah baru. Maka dari itu diperlukan alternatif sumber dan skema pembiayaan baru agar kemungkinan kemoloran proyek dapat dihindari. Maka dari itu penulis dalam karya ini akan memberikan rekomendasi arahan alternatif kemungkinan sumber dan skema pembiayaan. Berdasarkan karakterisitk pembangunan ketiga proyek yang dapat diterapkan ialah skema dan sumber pembiayaan dengan bentuk kerjasama BOT( Build Operate Transfer). Menurut dr. Jeni Built, Operate and Transfer (BOT) suatu perjanjian dimana pihak pertama tanpa melepas haknya atas suatu bidang tanah mengikatkan diri untuk menyerahkan penguasan atas tanah tesebut untuk pendirian suatu bangunan komersial kepada pihak kedua yang mengikatkan dirinya untuk membangun bangunan komersial atas biayanya sendiri, mengelola dan mengoperasikan untuk suatu jangka waktu dengan atau tanpa imbalan yang telah disepakati serta menyerahkan bangunan tesebut kepada pihak pertama dalam keadaan dapat dan siap dioperasikan setelah jangka waktunya berakhir. Pada kasus Jembatan Brawijaya Pemkot Kota Kediri memberikan lahan luasan proyek kepada swasta untuk dilanjutkan dan diselesaikan. Setelah bangunan jembatan selesai selama kontrak berlangsung swasta dapat mengelola dan menggunakan bangunan jembatan untuk mencari keuntungan dan penganti dana proses pembangunan yang sudah dikeluarkan swasta sesuai dengan kontrak dengan Pemkot Kota Kediri. Pengelolaannya dapat berupa pemasangan reklame dan baliho samping jalan, sehingga biaya sewa reklame menjadi keuntungan dari pihak swasta. Akhirnya kedua belah pihak diuntungan dengan skema ini. Begitupun dengan Politeknik II Kediri dan RSUD Gambiran II. Tujuan akhir dari skema ini ialah kedua belah dapat diuntungan dan pembangunan ketiga proyek dapat selesai sesuai jadwal . Ketiga Infrastruktur vital dapat mempercepat dan meratakan pertumbuhan kota serta menjadikan Kota Kediri lebih nyaman bagi masyrakat semua kalangan.

Page 8 of 65


Page 9 of 65


Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Banyuwangi Sub tema: Pengembangan inovasi pembangunan dalam penyediaan infrastruktur perkotaan The Sunrise of Java, suatu julukan bagi Kabupaten Banyuwangi, suatu kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa yang menyimpan banyak potensi daerah. Banyuwangi terkenal dengan wisata dan pembangunannya, dan juga beberapa tahun terakhir mendapatkan banyak penghargaan terkait dengan pencapaian yang berhasil diraih daerah tersebut. Saat ini siapa yang tidak mengenal Banyuwangi. Dahulu Kabupaten Banyuwangi terkenal dengan daerah santet dan dipandang sebelah mata, akan tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk saat ini. Perkembangan Banyuwangi mengalami akselerasi yang sangat cepat dalam hal pembangunan, terutama infrastrukturnya. Sejak tahun 2011 Kabupaten Banyuwangi telah membenahi diri dengan membangun berbagai infrastruktur. Tekad Banyuwangi untuk memajukan daerahnya terlihat jelas dari anggaran daerahnya. Kini bidang pembangunan menjadi prioritas tersendiri dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Dalam hal pembiayaan pembangunan, alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur terus meningkat tiap tahunnya. Pembangunan berbagai infrastruktur sudah menjadi fokusan dalam APBD selama beberapa tahun terakhir. Salah satu infrastruktur dasar yang terus diusahakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi adalah infrastruktur jalan. Pembangunan jalan mengalami penambahan yang pesat, setiap tahunnya pembangunan jalan di Banyuwangi mencapai lebih dari 200 kilometer. Pada tahun 2014 khusus pembangunan infrastruktur jalan, anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sekitar Rp 90 miliar dengan rencana panjang jalan yang akan dibangun sepanjang hampir 300 kilometer. Panjang jalan yang dialokasikan tersebut meningkat dibanding tahun 2013 yang hanya 250 kilometer. Dulu tiap tahun pembangunan jalan rata-rata hanya 90 kilometer, tapi sejak 2011 hal tersebut terus ditingkatkan. Dari pembangunan tersebut telah berhasil mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Banyuwangi. Kualitas infrastruktur bisa menjadi modal utama daerah Banyuwangi untuk lebih maju. Setiap tahunnya komposisi anggaran untuk pembangunan berbeda beda, dan untuk bidang pembangunan infrastruktur cenderung lebih diprioritaskan. Untuk tahun 2015, pada Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (PAPBD) Tahun Anggaran 2015 Pemerintah meningkatkan lagi anggaran untuk infrastruktur. Di dalam APBDP tersebut difokuskan pada pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangunan jalan, pembangunan insfrastruktur yang memang menjadi prioritas utama. Penambahan anggaran pada RAPBN tersebut untuk alokasi infrastruktur jalan mencapai Rp 60 miliar yang meliputi penggunaan untuk pemeliharaan, penambahan maupun pelebaran jalan. Dalam hal ini, Pemerintah Banyuwangi memaksimalkan strategi

Page 10 of 65


pembiayaan pembangunan berupa strategi pembiayaan dengan pendapatan (pay as you go). Dana pembangunan didapat dari pendapatan daerah yang ada dan dituangkan dalam APBD, oleh karena itu pembangunan di Banyuwangi bisa lebih fleksibel dan terarah. Untuk mendukung kemajuan daerah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga telah melakukan transparansi anggaran. Berbagai upaya telah dilakukan untuk publikasi anggaran pembangunan dalam APBD kepada masyarakat melalui media masa, media online, baliho di pinggir jalan, dan lainlain. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memiliki akuntabilitas publik yang baik, keterbukaan dengan masyarakat merupakan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Untuk beberapa tahun terakhir memang Banyuwangi memiliki trend positif terkait dengan pembangunan infrastruktur jalan karena dari segi pembiayaan menjadi prioritas dan dalam pelaksanaannya pun berjalan optimal. Banyak hal postif bermunculan ketika suatu daerah ditopang dengan ketersediaan infrastruktur yang baik. Berbagai dampak positif yang telah dirasakan oleh masyarakat terhadap peningkatan pembangunan infrastruktur antara lain adalah kemudahan akses masyarakat dan membantu mengurangi biaya angkutan, kedua hal tersebut berimplikasi baik pada perekonomian masyarakat. Secara konsisten Banyuwangi membangun infratruktur untuk meningkatkan kualitas ekonomi lokal. Dari hal tersebut diharapkan pemerintah bisa tetap konsisten dalam pembangunan demi kesejahteraan rakyat.

Page 11 of 65


Rekomendasi Implementasi Kawasan Minapolitan Berkelanjutan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi Sub Tema : Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik Oleh : Ayu Sri Lestari (3614100009) Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa Kawasan Agropolitan/Minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian/perikanan dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis. Dijelaskan pula pada pasal 26 bahwa rencana tata ruang kawasan perdesaan merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten yang dapat disusun sebagai instrumen pemanfaatan ruang untuk mengoptimalkan kegiatan pertanian/perikanan, yang dapat berbentuk kawasan agropolitan/Minapolitan. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar masuk dalam kategori mandiri/ self developed. Kategori mandiri merupakan kawasan dengan potensi peningkatan pendapatan cukup besar dan pasar untuk hasil tangkapan cukup bervariasi, namun pada kategori maju pasar untuk hasil tangkapan relatif terbatas. Implementasi program Minapolitan di Muncar dilaksanakan oleh Tim Pokja Kabupaten Banyuwangi beserta Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan stakeholders lainnya. Untuk mendukung Muncar sebagai kawasan minapolitan yang berkelanjutan dan upaya peningkatan kinerja kawasan potensial dengan menggunakan salah satu konsep yang selaras dengan karakteristik kawasan yaitu konsep Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Implementasi program minapolitan pada pelabuhan perikanan kategori mandiri dan maju memerlukan strategi yang akurat, untuk menghindari persaingan antara pelabuhan-pelabuhan perikanan dalam melaksanakan aktivitasnya. Persaingan itu terjadi karena menangkap ikan pada fishing ground yang sama. Oleh sebab itu untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan pendekatan klasterisasi pelabuhan perikanan. Klasterisasi ini dapat mendukung efisiensi investasi pengelolaan pelabuhan perikanan dan mendorong pemulihan stok ikan. Namun, ditinjau dari konsep pembangunan berkelanjutan, implementasi pembangunan kawasan Minapolitan di Kecamatan Muncar tidak memenui kaidahkaidah pembangunan berkelanjutan. Hal itu dapat ketahui dari tiga aspek yaitu : ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Dari aspek ekonomi hal ini terbukti dari masyarakat Muncar yang masih menganut sistem ekonomi kapitalis. Sehingga yang memiliki peran dalam menentukan harga ikan adalah orang memiliki modal. Ditinjau dari segi sosial budaya, masyarakat Muncar masih memegang tradisitradisi leluhur. Selain itu masyarakat pesisir Muncar cenderung konsumtif tanpa mengabaikan keperluan yang akan datang. Dan yang terakhir apabila ditinjau dari segi lingkungan, program Minapolitan ini telah gagal dalam menyelesaikan pencemaran-pencemaran yang terjadi akibat dari keberadaan industri-industri di

Page 12 of 65


Muncar. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya inovasi dalam mengelola hasil ikan yang sesuai dengan permintaan pasar serta buruknya kualitas lingkungan di Kecamatan Muncar yang disebabkan tidak adanya IPAL di kawasan industri perikanan ini. Untuk memaksimalkan kembali pembangunan kawasan Minapolitan perlu dilakukan strategi pengembangan kawasan minapolitan tangkap laut. Salah satunya dengan menggunakan analisis SWOT dengan menggali faktor internal dan eksternal.

Gambar 1. Faktor Kunci Keberhasilan Program Minapolitan pada Pelabuhan Perikanan Kategori Mandiri 2011. Sumber : Kesiapan Program dan Strategi Pengembangan Perikanan (Armen Zulham)

Dari analisis tersebut, strategi pengembangan pelabuhan perikanan mandiri dalam melaksanakan program minapolitan adalah: 1. Mengatur pemanfaatan dermaga pendaratan ikan yang efektif dan efisien agar proses bongkar ikan dapat berjalan dengan baik. 2. Memfasilitasi penyediaan BBM serta urusan administrasi yang cepat, sehingga pelabuhan perikanan menjadi tempat berlabuh yang menarik bagi armada penangkapan ikan. 3. Menerapkan prinsip traceability hasil tangkapan armada penangkapan ikan, bahan baku industri pengolahan ikan dengan menyempurnakan sistem pencatatan komoditas perikanan di kawasan pelabuhan perikanan. 4. Memperbaiki dan mempercepat sistem distribusi ikan ke pasar tujuan (termasuk ekspor) dengan prinsip aman, efektif dan efisien. Pemerintah sebagai penyedia sebagian besar layanan masyarakat telah menjalankan tugasnya (top down approach), dan kini saatnya masyarakat mampu menunjukkan sikap dan kemandiriannya dengan tidak hanya mengeluh bila terdapat program-program pengentasan kemiskinan melalui pengembangan potensi daerah yang tidak berjalan semestinya karena suatu alasan. Sudah saatnya masyarakat

Page 13 of 65


menjadi subjek dalam pemerintahan (bottom up approach) yang pro-aktif dan bertanggung jawab atas apa yang kita terima dari pemerintah sebagai umpan untuk kita berfikir lebih rasional dan kritis yang diwujudkan dalam tindakan yang membantu pemerintah daerah. Bahwa kita sadari, pengentasan kemiskinan, pengembangan potensi sumberdaya daerah dan pembangunan ekonomi bukan semata-mata kewajiban pemerintah, namun merupakan kewajiban kita bersama. Upaya penguatan nilai ekonomi suatu daerah tidak akan dapat diatasi dengan penanganan yang bersifat sporadis dan sektoral.

DAFTAR PUSTAKA Zulham, Armen. 2012. Kesiapan Program dan Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap Laut pada Kawasan Minapolitan. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol. 1 No. 1. Sekretariat Jenderal Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Pengembangan Kawasan Minapolitan. Arifin, Syamsul. 2013. Implementasi Pembangunan Kawasan Minapolitan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan (Studi di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Universitas Brawijaya. Vol 1 No. 8.

Page 14 of 65


Sertifikat Investasi oleh Masyarakat sebagai Metode Pembiayaan Pembangunan Akses Jalan menuju Pariwisata Pantai Kabupaten Tulungagung Sub Tema: Pengembangan Inovasi Pembangunan dalam Penyediaan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Tulungagung merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang berjarak 154 Km ke arah barat daya dari Kota Surabaya. Kabupaten Tulungagung memiliki 19 kecamatan dengan 271 kelurahan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung (id.wikipedia.org). Kabupaten Tulungagung memiliki batas wilayah sebelah utara yaitu Kabupaten Kediri, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Blitar, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Trenggalek. Wilayah perbatasan Kabupaten Tulungagung tersebut memberikan pengaruh terhadap pengembangan wilayah Kabupaten Tulungagung. Kabupaten Tulungagung memiliki luas wilayah 1.055,65 km2. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Tulungagung diketahui bahwa total penduduk Kabupaten Tulungagung sebesar 1.002.807 jiwa yang terbagi atas penduduk laki-laki 498.533 (49,71%) jiwa dan penduduk perempuan 504.274 (50,29%) jiwa, dan kepadatan penduduk sebesar 949,94 jiwa/ km2 (id.wikipedia.org). Pembangunan Kabupaten Tulungagung yang berkaitan dengan Pembangunan pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan jasa terkonsentrasi di ketiga Kecamatan yaitu Kecamatan Tulungagung, Kecamatan Kedungwaru, dan Kecamatan Boyolangu. Pada Kecamatan Tulungagung sebagai pusat Kabupaten Tulungagung memiliki kantor-kantor pemerintahan, sedangkan Kecamatan Kedungwaru daan Kecamatan Boyolangu sebagai kecamatan yang memiliki fungsi sebagai pusat pendidikan, perdagangan dan jasa yang tersebar merata di kedua kecamatan tersebut, sedangkan kecamatan selain ketiga kecamatan tersebut dilakukan pengembangan pada bidang industri kecil, industri menengah dan industri besar serta sebagai pusat pengembangan pada sektor perikanan, pertambangan dan pusat sektor pertanian. Pembangunan sebuah wilayah atau kabupaten tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Berdasarkan BPS Kabupaten Tulungagung dapat diketahui bahwa PDRB dilihat dari harga konstan yang tercatat untuk tahun 2009-2013 terjadi kenaikan sebesar 29,66%. Kabupaten Tulungagung memiliki potensi sumber daya alam yang beragam, keberagaman potensi sumber daya alam merupakan tantangan bagi pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk melakukan pengembangan wilayah Kabupaten Tulungagung. Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung memiliki peran penting dalam menentukan sektor unggulan dan daya saing daerah Kabupaten Tulungagung.

Page 15 of 65


Letak Kabupaten Tulungagung yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia sehingga secara otomatis menjadikan Kabupaten Tulungagung sebagai wilayah yang memiliki banyak kekayaan laut atau memiliki wilayah pantai yang luas. Pantai di Kabupaten Tulungagung yang terkenal adalah Pantai Popoh, Pantai Sidem, Pantai Coro, Pantai Sine, Pantai Brumbun, Pantai Sanggar, Pantai Patuk Gebak serta pantai-pantai baru yang banyak ditemukan. Potensi pantai yang dimiliki oleh Kabupaten Tulungagung seharusnya dapat dijadikan obyek pembangunan pemerintah Kabupaten Tulungagung. Namun, pantai di Kabupaten Tulungagung sebagian besar adalah pantai yang baru ditemukan, serta belum memiliki akses yang baik karena belum banyak terjadi pembangunan di wilayah pantai tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pembangunan berupa pembangunan jalan atau akses menuju tempat wisata tersebut, sehingga keberadaan pantai-pantai tersebut dapat menjadi salah satu kontribusi utama bagi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung. Selain itu, pengembangan pariwisata pantai di Kabupaten juga dapat mendukung peran Kabupaten Tulungagung sebagai kota minapolitan. Dalam pembangunan jalan untuk menuju lokasi wisata tersebut dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, mengingat lokasi wilayah pesisir berada di balik pegunungan, akses yang akan dibangun juga harus mempertimbangkan kondisi topografi wilayah pegunungan. Dengan pertimbangan ini, maka biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan akses jalan menuju pantai juga lebih besar dibandingkan dengan pembangunan akses jalan di daerah dengan morfologi dataran rendah. Untuk itu pembiayaan infrastruktur dengan sertifikat investasi oleh masyarakat dinilai lebih sesuai. Pembiayaan sertifikat investasi oleh masyarakat merupakan salah satu metode pembiayaan pembangunan melalui sertifikat investasi yang dijual kepada masyarakat. Pembelian sertifikat ini juga diperbolehkan untuk masyarakat yang tinggal di luar negeri. Keuntungan pembiayaan melalui sertifikat investasi dinilai lebih dekat dengan obligasi konvensional, selain itu waktu dan regulasi yang dibutuhkan untuk pengeluaran sertifikat investasi juga lebih sedikit apabila dibandingkan dengan pengeluaran saham. Selain itu, dengan mengeluarkan sertifikat investari juga dapat menarik minat investor untuk berinvesstasi dalam pembangunan akses jalan menuju lokasi pantai. Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Obligasi Konvensional yaitu “Surat berharga jangka panjang yang bersifat hutang yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi dengan kewajiban membayar bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo�. Pemerintah dapat diuntungkan dengan metode pembiayaan ini, karena tidak membebani APBD juga tidak menimbulkan hutang, meskipun akan terbebani oleh pembayaran bunga untuk pemegang obligasi. Pemerintah perlu membuat suatu organisasi tertentu atau menunjuk suatu perusahaan besar untuk bertanggungjawab sebagai penerbit obligasi (bonds) yaitu sekuritas hutang jangka penjang yang dibeli investor. Dalam hal ini, organisasi atau perusahaan besar

Page 16 of 65


yang menerbitkan obligasi mendapatkan jaminan dari Dinas Keuangan Kabupaten Tulungagung dan pemegang obligasi sekaligus kreditor adalah masyarakat Kabupaten Tulungagung.

Page 17 of 65


Kemandirian Pangan, Harus Menjadi Fokus Utama Sub Tema: Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah Dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik

Indonesia sedari dahulu terkenal sebagai negara agraris. Negara agraris merupakan negara yang memiliki latar belakang pertanian dan idealnya sebuah negara agraris bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Namun faktanya berbanding terbalik. Indonesia pada saat ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Bahkan, Indonesia diprediksi akan mengalami krisis pangan pada tahun 2017 (Penelitian IPB, 2013). Dengan laju pertumbuhan penduduk penduduk 1,3 hingga 1,5 persen, sementara luas lahan pertanian tidak mengalami penambahan, dikhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis pangan beberapa tahun ke depan. Banyak hal yang menyebabkan hasil pertanian Indonesia menurun, diantaranya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, industri dan sebagainya). Data Badan Pusat Statistik dan Badan Pertanahan Nasional menunjukkan konversi lahan pertanian ke non pertanian di Indonesia mencapai 21.000 Ha/tahun. Ditambah lagi permasalahan alam lainnya yang menghambat kegiatan pertanian di Indonesia. Kondisi sumber air di Indonesia sangat memprihatinkan. Daerah tangkapan air kondisinya sudah sangat kritis akibat pembukaan hutan yang tak terkendali. Belum lagi masalah perubahan iklim yang menyebabkan pergeseran masa tanam. Akibat tak mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, Indonesia terpaksa impor. Ketergantungan pangan bangsa Indonesia terhadap negara lain amatlah tinggi. Berdasarkan data Statistik Ekspor Impor Komoditas Pertanian, saat ini bangsa Indonesia masih mengimpor gula mencapai 30 persen dari kebutuhan nasional. Selain itu, kita juga harus mengimpor 25 persen dari total konsumsi daging sapi nasional. Begitu pula dengan garam. Kita masih mengimpor rata-rata 50 persen dari kebutuhan garam nasional. Impor pangan yang meningkat ini akan memperlemah perekonomian bangsa. Harga pangan menjadi tidak stabil. Bahan makanan pokok dengan gizi yang cukup tak dapat dinikmati semua kalangan masyarakat akibat daya beli masyarakat yang kurang. Padahal, sudah jelas bahwa kondisi konsumsi pangan suatu bangsa mempengaruhi kualitas penduduknya. Bila ingin memperbaiki kualitas sumberdaya manusia, perbaiki dulu gizinya. Dengan gizi yang tercukupi, banyak manusia-manusia cerdas yang akan tercetak di Indonesia. Melihat sejarah Indonesia beberapa tahun yang lalu, sebenarnya Indonesia punya prestasi membanggakan di bidang pangan. Pada masa pemerintahan orde baru, Indonesia pernah mengalami swasembada pangan pada tahun 1984. Ini tidak lepas dari kebijakan dan strategi yang dibuat pemerintah pada saat itu, yaitu mulai dari Repelita I hingga Repelita IV. Repelita I menitikberatkan pada pemenuhan pangan dan pengembangan sarana pertanian. Melihat potensi Indonesia yang besar di bidang agraris, hal ini sangat mungkin untuk dilakukan. Dengan kondisi ketahanan pangan yang bagus, kegiatan-kegiatan yang lain dapat dilaksanakan dengan baik, seperti misalnya pembangunan sarana-prasarana, pengembangan teknologi dan pemerataan pendapatan. Mulai dari Repelita I hingga Repelita IV, semuanya

Page 18 of 65


memiliki kebijakan untuk mengembangkan sektor pangan. Dan pada saat itu, Indonesia bisa dibilang sukses melakukan pembangunan di berbagai sektor. Semua keberhasilan tersebut berawal dari satu hal, yakni pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri. Indonesia membuktikan bahwa dengan kondisi pangan dalam negeri yang baik, kualitas penduduknya dapat ditingkatkan. Masyarakat memiliki daya beli yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Dengan gizi yang baik, anak-anak Indonesia bisa berpikir lebih cerdas. Harga pangan dalam negeri stabil, masyarakat tidak dipusingkan lagi untuk membeli bahan makanan pokok. Harga pangan stabil, masyarakat bisa hidup dengan tenang, bisa lebih fokus pada bidang lain untuk memperbaiki taraf hidupnya. Dewasa ini, banyak permasalahan pelik di Indonesia yang belum terselesaikan, seperti misalnya: ekonomi, lingkungan, ketenagakerjaan dan masih banyak lagi. Kita bisa ambil contoh bidang ketenagakerjaan. Di bidang ini, bisa dikatakan bahwa kualitas tenaga kerja kita masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selalu diidentikan dengan tenaga kasar dan pembantu rumah tangga. Pola pikir seperti ini sudah seharusnya kita ubah. Tenaga Kerja Indonesia kedepannya tidak boleh dipandang sebelah mata hanya sebagai tenaga kasar. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) seharusnya adalah tenaga ahli cerdas dengan kualitas mumpuni yang mampu bersaing dengan tenaga-tenaga asing! Bila ingin kualitas sumberdaya manusia Indonesia lebih baik, perbaiki dulu kualitas pangannya. Isu kemandirian pangan sudah seharusnya dijadikan fokus utama pada rencana pembangunan ke depan. Kebijakan pemerintah mengenai LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) haruslah ditegakkan secara serius demi keberlanjutan pangan di Indonesia. Sejarah Indonesia telah membuktikan bahwa dengan kondisi pangan yang stabil, kegiatan pembangunan yang lain dapat dilaksanakan dengan baik. Mengutip pernyataan dari Bung Karno, “Pangan adalah urusan hidup-mati. Jika pangan dikuasai negara lain, sama saja menggadaikan nasib bangsa.� Perbaiki kualitas pangan Indonesia, maka Indonesia akan berjaya di kancah dunia!

Page 19 of 65


Peningkatan Nilai Ekonomi dan Gizi Masyarakat melalui Pemanfaatan Cangkang Kerang di Pesisir Kabupaten Pasuruan Sub Tema: Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik Lokasi Kabupaten Pasuruan yang berada pada pesisir Selat Madura menjadikan sebagian besar penduduk bekerja sebagai nelayan. Terdapat dua desa yang perekonomian penduduknya mengandalkan hasil laut, yaitu Desa Semare dan Desa Kalirejo. Namun nelayan pada daerah ini bukanlah nelayan ikan yang berlayar ke tengah lautan, melainkan nelayan kerang yang hanya berlayar tidak jauh dari daratan. Kondisi perekonomian penduduk sangat bergantung pada hasil perolehan kerang. Selama ini masyarakat hanya melakukan kegiatan penangkapan kerang kemudian menjualnya begitu saja , dimana harga jual bergantung pada tengkulak yang menguasai harga perdagangan di tempat tersebut. Namun sayangnya masyarakat masih belum memanfaatkan limbah kulit kerang yang sebenarnya bila diolah akan sangat berpotensi meningkatkan perekonomian lokal. Mengingat nilai ekonomi limbah cangkang kerang hampir tidak ada, maka pemanfaatan limbah cangkang kerang akan merupakan suatu lahan bisnis baru yang prospektif, di samping turut mensukseskan program pengembangan produk pesisir serta berorientasi pada perluasan penyediaan lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir khususnya dan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kerang adalah salah satu hewan laut yang sudah lama dikenal sebagai sumber protein hewani yang murah, kaya akan asam amino esensial (arginin, leusin, lisin). Kerang mengandung daging sekitar 30% dari berat keseluruhan, yang mengandung mineral-mineral kalsium, fosfat, besi, yodium, dan tembaga.). Kerang mempunyai kandungan kalsium dan protein yang cukup tinggi, prosentase berat kalsium pada kerang secara umum adalah 0.1-1.0%, dimana rasio kalsium dan fosfor adalah 0.71.6. Saat tubuh sangat membutuhkan kalsium dan berada pada kondisi optimal, 3050% kalsium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi tubuh, sedangkan pada kondisi normal, penyerapan sebesar 20-30% dianggap baik, dan kadang-kadang penyerapannya hanya mencapai 10%. Pada masa pertumbuhan anak, penyerapan dapat mencapai 75% dari makanan berkalsium. Dalam pengolahannya, cangkang kerang dapat diolah menjadi tepung kalsium. Nantinya penggunaan tepung cangkang kerang ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk perbaikan nilai kalsium pada produk olahan, seperti kerupuk dan makanan ringan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tahun 1999, kerupuk adalah suatu produk makanan kering yang dibuat dari tepung pati dengan penambahan bahan-bahan lainnya dan bahan tambahan makanan yang diijinkan. Bahan baku yang paling banyak digunakan untuk pembuatan kerupuk adalah tepung tapioka. Namun banyak juga kerupuk yang menggunakan bahan dasar tepung kedelai, dan tepung sagu. Mutu kerupuk dapat dinilai dengan menggunakan beberapa parameter, yaitu bersifat sensori, kimiawi, fisik, mapun mikrobiologis.

Page 20 of 65


Kerupuk merupakan makanan kudapan yang sangat populer, mudah cara pembuatannya, beragam warna dan rasa, disukai oleh segala lapisan usia dan suku bangsa di Indonesia ini. Namun selama ini produk kerupuk hanya digunakan sebagai makanan kudapan yang bersifat hiburan saja dan nyaris tanpa memperhatikan nilai maupun mutu gizinya. Dengan adanya pemanfaatan cangkang kerang yang dibuat menjadi tepung kalsium dan diaplikasikan sebagai bahan tambahan dalam produk krupuk, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah yang berguna bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan yaitu bagi penderita defisiensi kalsium dan penderita gangguan tulang (osteoporosis). Penderita osteoporosis lebih banyak diderita oleh penduduk Asia yang mempunyai postur tubuh yang kecil, dan di antara penduduk Asia sendiri ternyata kaum perempuan lebih banyak yang terkena osteoporosis dibandingkan kaum prianya. Osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan hilangnya kepadatan tulang, sehingga tulang mudah patah dan tidak tahan benturan, walaupun ringan. Pemerintah Kabupaten Pasuruan dapat bekerjasama dengan Sekretariat Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan RI untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat agar dapat merealisasikan produk tepung kalsium sebagai bahan olahan kerupuk guna meningkatkan aktivitas ekonomi lokal. Untuk pemasaran produk dapat dilakukan oleh pemuda desa atau biasa disebut karang taruna. Pemberian pelatihan cara pemasaran dan branding produk dengan memanfaatkan media online sangat dibutuhkan agar produk dapat dipasarkan secara maksimal.

Wilayah Potensi Penghasil Limbah Kerang Kabupaten Pasuruan

(Desa Semare dan Desa Kalirejo)

Page 21 of 65


PETANI Pengembangan potensi sumber daya daerah dalam rangka penguatan perekonomian domestic. Menjadi petani di negeri ini rupanya sudah bukan pilihan yang menjanjikan lagi di negara kita. Bukan saja disebabkan oleh citra dan jati diri petani yang selama ini kerapkali dinilai tidak membanggakan, khususnya di kalangan kaum muda, ternyata di sisi yang lainpun, pemerintah sendiri seolaholah tidak terlalu serius dalam melakukan perlindungan dan pembelaan terhadap para petani. Belum lagi kebijakan harga pangan murah, yang mempertegas bahwa hingga kapanpun yang namanya petani, khususnya petani padi, kondisi kehidupannya tidak akan pernah sejahtera selama politik perberasannya diputuskan sebagaimana sekarang ini. Petani tetap saja akan terpuruk dan termarjinalkan. Mereka tetap akan terjebak dalam proses kemiskinan yang mencengkramnya. Mereka kian hari kian banyak yang akan menerima jatah program raskin. Lebih jauh dari itu, ternyata semangat untuk menjadikan petani berdaulat pun tampak makin jauh dari harapan yang diimpikan. Berbagai faktor yang membuat susahnya petani kekinian yang membuat regeneraasi petani menjadi bias. Fakta-fakta perubahan iklim menghadirkan berbagai macam resiko bagi masyarakat petani sawah, antara lain naiknya temperatur bumi yang menyebabkan kekacauan periodisitas musim tanam.Perubahan iklim ditandai dengan terjadinya fenomena iklim ekstrem. Data yang ada menunjukkan bahwa antara tahun 1706 hingga tahun 2005, rata-rata suhu permukaan global meningkat dengan laju 0,740C Âą 0,180C (IPCC, 2007) yang mengakibatkan perubahan iklim di beberapa tempat di muka bumi ini. Masyarakat petani di pedesaan agraris seperti Indonesia, khususnya pedesaan di Pulau Jawa, menjadi salah satu pihak yang sangat dirugikan akibat adanya perubahan iklim.Curah hujan dan kekeringan yang kerap kali sulit diprediksi menyebabkan kekacauan dan ketidakpastian pada periodisitas musim tanam. Pada musim penghujan yang seharusnya menjadi periode petani untuk bercocok tanam padi di sawahnya, kerapkali sawahnya mengalami kekeringan dalam jangka waktu yang panjang, sehingga menyebabkan ketidakpastian produksi. Begitu pula berlaku sebaliknya, pada musim kemarau yang seharusnya kering dan biasanya petani tidak bercocok tanam padi di sawah, malahan terjadi hujan yang tiada hentinya dengan kecendrungan frekuensi curah hujan yang tinggi. Kekacauan musim tanam dan musim panen tersebut tentu merugikan petani dan rumah tangganya. Belum lagi harga pupuk yang mahal dan perawatan biaya tanam yang tinggi. Mereka mengalami ketidakpastian ekonomi yang berdampak pada nafkah yang juga tidak pasti untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Target pemerintah yang akan membawa Indonesia bisa swasembada beras pada 2017 benar-benar berat. Hasil sensus pertanian 2013 yang menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga petani hanya Rp 1,03 juta atau lebih rendah dari upah minimum provinsi terendah di Indonesia, yaitu sebesar Rp 1,15

Page 22 of 65


juta. Pendapatan petani dari sektor pertanian memberikan kontribusi hanya sebesar 46,74% dari rumah tangga pertanian. Petani akan selalu berada pada kategori di bawah garis kemiskinan bila hanya mengandalkan hasil pertaniannya. Kondisi lebih menyedihkan akibat tidak adanya regulasi dan kebijakan yang melindungi serta mendukung keberadaan petani kecil. Bukannya meningkat, produksi beras nasional malah terancam menurun. Penyebabnya, jumlah petani yang semakin sedikit. Dalam survei pertanian yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui jumlah rumah tangga usaha tani di Indonesia pada 2003 masih 31,17 juta. Tapi, sepuluh tahun kemudian (2013), jumlahnya menyusut jadi 26,13 juta. Turun sekitar 5 juta selama sepuluh tahun. Atau kalau dirata-rata 1,75 persen per tahun. Penurunan itu sebagian besar berasal dari para petani kecil yang memiliki luas lahan minim, sekitar 0,3 hektare. Mereka meninggalkan profesi sebagai petani karena penghasilannya yang sangat minim.Kondisi ini bisa berbahaya jika tidak segera diatasi. Sebab, saat jumlah petani menurun, kebutuhan masyarakat akan pangan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pembangunan pertanian masih berorientasi pada peningkatan produksi semata dan belum diikuti pendekatan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan petani itu sendiri. Kebutuhan pangan nasional memang dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri dan impor. Namun karena jumlah penduduk terus bertambah dan tersebar di banyak pulau maka ketergantungan akan pangan impor menyebabkan rentannya ketahanan pangan sehingga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Menurunnya minat generasi muda perdesaan untuk bekerja di sektor pertanian sudah seharusnya kita sikapi dengan seksama. Bahkan kita pun dituntut untuk dapat memberikan solusi cerdasnya. Apa yang kita hadapi sekarang, sebenarnya pernah pula melanda bangsa-bangsa lain seperti Jepang. Sekitar tahun 1970-an di Jepang anak mudanya lebih senang bekerja di kantoran ketimbang harus bekerja di sawah. Generasi muda Jepang lebih memilih pekerjaan yang duduk di kantor memakai pakaian jas dan dasi daripada harus berpanas-panasan kena terik matahari. Mereka sudah tidak terlalu memikirkan penghasilan yang diperoleh. Mereka juga memahami bahwa dari sisi pendapatan bekerja sebagai petani akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar ketimbang mereka bekerja di kantoran. Namun, mengingat bekerja itu terkait dengan pemenuhan individu dalam pemuasan kebutuhan, rupanya anak-anak muda di Jepang lebih memilih gengsi daripada pendapatan yang dihasilkan. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah dalam konteks kekinian, tidak maunya anak-anak muda di perdesaan untuk berkiprah di dunia pertanian itu dikarenakan pendapatan di luar sektor pertanian relatif lebih besar dibandingkan dengan dirinya menjadi petani. Dihadapkan pada kondisi yang demikian, salah satu solusi yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya agar merubah paradigma, petani bukan sekedar mencangkul di sawah dan menjadi petani tidak selalu identik dengan kemiskinan. Pertanian bukanlah sektor tradisional yang kurang bergengsi dan tidak memberikan nilai tambah, tetapi merupakan sektor strategis yang mampu

Page 23 of 65


memberikan nilai tambah yang berlipat jika dikelola secara profesional seperti sektor-sektor lainnya. Bahkan kemajuan sektor-sektor lain sangat tergantung pada kemajuan sektor pertanian. Untuk membangun citra pertanian, diperlukan sosialisasi maupun kampanye pertanian yang diharapkan mampu membuat generasi muda sadar akan pentingnya pertanian dengan segala potensi yang dimilikinya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media komunikasi. Selanjutnya, yang perlu dilakukan adalah membuat pusat pendidikan dan latihan kerja yang khusus untuk bidang pertanian. Pusat pendidikan dan latihan ini sangat diperlukan yang nantinya akan menjadi sarana penggemblengan dan menjadi pusat mengasah keterampilan bertani pemuda maupun pusat informasi dunia pertanian terkini yang di dukung oleh teknologi yang semakin canggih dan praktis.Demikian juga adanya program pertukaran pemuda tani, sangat menarik dan perlu dilakukan. Kalau selama ini pertukaran pelajar dan mahasiswa seringkali dilakukan, apa salahnya jika program pertukaran pemuda tani juga dilakukan untuk memberi kesempatan para petani-petani muda, utamanya yang tinggal di pedalaman pedesaan untuk pengembangan wawasan pertaniannya. Ini sekaligus sebagai suatu upaya untuk menampilkan wajah pertanian yang menarik bagi semua orang, khususnya orang muda di pedesaan. Berikutnya adalah dari segi pemerintah, sungguh sejahtera apabila petani dijadikan pegawai negeri sipil (PNS), guru oemar bakri yang kata iwan fals dulunya sering dikebiri akan hak dan kewajiban yang timpang saat ini telah dientaskan daripada nasibnya, dengan menjadikan petani PNS maka kontrol yang dilakukan pemerintah akan lebih muda, dimana pemodal, pendistribusi dan penjual ialah dari pemerintah, pemerintah dapat menentukan kisaran harga pasar sehingga stabilitas ekonomi dapat tercukupi. Petani disini hanyalah objek pekerja murni yang memiliki gaji pokok tiap bulannya tanpa harus menanggung modal dan kerugian yang besar akibat gagal panen. Dengan gaji yang sesuai standar upah minimum di tiap daerah angkatan muda petani menjadi merasa tercukupi dalam kebutuhan untuk hidup. Ditambah pembekalan usaha-usaha sampingan yang nanti dberikan kepada petani, saya rasa petani akan mencapai titik kesejahteraan berumah tangga yang layak. Dengan demikian, diharapkan ke depan pertanian akan lebih menarik bagi generasi muda. Regenerasi petani pun tak akan berhenti dan profesi petani akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi kaum muda. Pemuda akan mengoptimalkan diri berpartisipasi dalam pembangunan pertanian sekaligus menjadikan pertanian sebagai tumpuan masa depan. “Pahlawan pangan ialah jiwa yang melekat pada petani, bukan hanya pahlawan bagi bangsa dan negara, bahkan bagi umat manusia�

Page 24 of 65


Menyiapkan Indonesia AEC Melalui Pembangunan Desa Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik

Indonesia mulai mendekati dengan event ekonomi terbesar se – Asia Tenggara yaitu AEC (Asean Economic Community) yang merupakan kebijakan ASEAN untuk menanggapi pasar internasional yang ada di Asia Tenggara. Adanya AEC ini akan menyebabkan perpindahan barang dan ekonomi antar Negara akan semakin mudah dan akan semakin meningkat, persaingan bisnis, budaya, iptek juga akan semakin intensif karena pasar, dan pemungutan pajak luar negri juga akan dikurangi/dihilangkan dan kemudahan untuk keluar masuk Negara Asia Tenggara. Perekonomian Negara akan cepat terpengaruh oleh datangnya bisnis dari Negara lain. Adanya AEC (Asean Economic Community) akan berdampak pada masuknya warga Negara asing ke Indonesia karena mudahnya akses keluar masuk Negara Asia Tenggara, karena pendatang yang masuk ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia maka sasaran atau target lokasi yang akan dikunjungi adalah kota kota yang sedang berkembang kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan kota – kota yang pertumbuhan ekonominya maju. Karena pertumbuhan itu banyak masyarakat yang akan tertarik untuk melakukan urbanisasi, karena pertumbuhan ekonomi di kota lebih berkembang daripada yang ada di daerah desa. Selain dari mobilitas penduduk yang mulai mencari pekerjaan dan mencari peruntukan di kota – kota yang sedang berkembang karena mulai bebasnya bisnis di Asia Tenggara. Persaingan tidak hanya terjadi di aspek ekonomi saja, tetapi di aspek pendidikan juga dimana para tenaga kerja Indonesia akan bersaing dengan tenaga kerja asing yang mudah keluar masuk Negara ASEAN. Maka itu perlu dimulai kebijakan dan dukungan mengenai fasilitas pendukung pendidikan di Indonesia, sehingga masyarakat di semua kalangan mendapatkan hak untuk mengenyam pendidikan secara merata, sehingga akan meningkatkan persaingan antar tenaga kerja. Dengan tenaga kerja yang memenuhi standar maka perkenomian Indonesia akan mendukung. Selain pendidikan para tenaga kerja yang merata, dibutuhkan juga pembangunan yang merata sehingga dapat mengurai tingkat mobilitas penduduk dari daerah rural ke daerah urban. Pemerintah juga harus waspada terhapad dampak lain adanya EAC yaitu mobilitas para penduduk yang mencari peruntukan dari daerah rural ke daerah urban, dengan cara memperbaiki peluang bisnis yang ada di desa, yaitu mulai meningkatkan nilai harga para petani, sehingga petani tidak dianggap lagi menjadi pekerjaan yang tidak bergengsi, memberdayakan pertanian dan peternakan di desa dengan meningkatkan infrastruktur untuk para petani dan ternak(pemberian bibit unggul, teknologi pengelolaan, ganti rugi jika

Page 25 of 65


terjadi gagal panen, pengelolaan kompos bersama di desa). Dibuat suatu desa satu komoditas ssehingga dapat maju daerahnya karena komoditas tersebut, sehingga banyak daerah desa yang berkembang karena ekonominya sendiri. Karena pemerataan infrastruktur dan penambahan infrastruktur desa maka Desa dapat dijadikan suatu wisata alam, wisata ladang ataupun peternakan dengan cara pemberian infrastruktur(dalam hal ini yaitu teknologi untuk mengelola lading dan ternak) juga fasilitas terbangunnya dan menjaga kelestarian alam di desa. Jadi bagaimana cara Indonesia menghadapi AEC yang akan datang yaitu dengan cara mencegah mobilitas penduduk dengan cara peningkatakan perekonomian agraris desa yang baik dan pemerataan sarana pendidikan sehingga para tenaga kerja dapat bersaing dengan tenaga kerja asing. Peningkatan perekonomian agraris dicapai agar tidak terjadi ledakan mobilitas penduduk, sehingga menciptakan suatu pandangan bahwa kehidupan agraris di desa juga merupakan pekerjaan yang menghasilkan.

Page 26 of 65


Smoke Street Dan Packaging Traditional Goods Community Sebagai Solusi Inovatif Memperkenalkan Makanan Khas Tradisional Kota Jayapura Untuk Meningkatkan Perekonomian Lokal Sub Tema: Pengembangan potensi sumber daya daerah dalam rangka penguatan perekonomian domestik

1.

Indonesia memilki sumber daya yang sangat melimpah, dimana setiap kota maupun kabupatan terdapat ciri khas daya tariknya masing-masing. Dari makanan, minuman maupun tempat wisata. Hal-hal tersebut jika dikelola dengan baik dengan adanya integrasi dari pemerintah dengan masyatakat setempat maka ekonomi local di daerah tersebut akan meningkat ataupun membaik. Jayapura merupakan ibukota provinsi Papua yang terletak didaerah timur Indonesia. Dengan berbagai sumber daya yang ada, banyak sekali yang berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka peningkatan perekonomian local. Salah satunya berupa makanan khas Jayapura. Ikan Asar, papeda, pinang merupakan makanan tradisional khas Jayapura yang cukup terkenal. Sayangnya , tingkatan terkenal tersebut tidak sebanding dengan terkenalnya makanan khas tradisional lainnya. Sehingga dari latar belakang masalah tersebut penulis mencoba memberikan beberapa gagasan sebagai salah satu solusi. Dimana penulis akan menjabarkan solusi tersebut menjadi 2 konsep utama yakni Smoke Street merupakan konsep untuk pengembangan kawasan menjadi tempat utama pusat oleh-oleh Ikan Asar di Jayapura. Ikan Asar pada dasarnya merupakan ikan asap pada umumnya. Hanya saja, terdapat perbedaan pada acara mengasapinya. Jika ikan asap ditaruh diatas asap secara horizontal, maka ikan asar ditaruh diagonal di sisi bara yang menghasilkan asap. Pada umumnya, bahan dasar ikan asar asar adalah ikan cakalang, ikan ekor kuning, dan ikan tongkol. Ikan asar biasanya dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional Kota Jayapura, dimana harus dipesan lebih terdahulu atau dapat dibeli secara langsung. Untuk lebih memperkenalkan dan memasarkan ikan asar di kalangan masyarakat, local maupun luar , diperlukan tempat untuk menampung penjual ikan asar dengan menyediakan tempat penjualan yang lebih teratur, bersih , rapi dan strategis daripada pasar-pasar biasanya.. Disini penjual ikan asar diberikan tempat berupa stan-stan yang disediakan untuk pembuatan ikan asar , transaksi jual beli , dan tempat makan seperti foodcourt atau sentra kuliner sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi dapat langsung menikmati ikan asar dengan suasana dan scent unik yang dihasilkan dari tempat stan pembuatan dan penjual ikan asar .

Page 27 of 65


Stan Penjualan Ikan Asar

Tempat Pembuatan Ikan Asar

Tempat Makan

Smoke Street

Gambar 1. Konsep Smoke Street Sehingga dengan adanya Smoke Street ini diharapkan terwujudnya tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan karena tidak hanya memudahkan mereka dalam memperoleh makanan khas Jayapura tapi dapat juga sebagai tempat yang memberikan pengalaman makanan yang tidak dapat ditemukan di daerah lain. 2. Packaging Tradional Gods Community merupakan konsep untuk pengembangan kualitas visual oleh-oleh tradisional berupa komunitas pembantu desain dan produksi packaging. Konsep ini berbentuk komunitas yang dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk membantu masyarakat local khsusunya UKM untuk mengembangkan produk mereka sehingga memiliki tingkat daya saing yang sama dengan produk-produk lainnya yang biasanya ditemukan di supermarket. Dimana dalam hal ini adalah berupa packaging. Kenyataannya kualitas dari segi rasa antara makanan tradisional dan makanan modern tidak jauh berbeda, hanya saja sebagai pembeli , kesan terhadap visual suatu produk terutama makanan sangatlah penting, apalagi untuk kalangan muda. Karena mengikuti selera dari kalangan muda sangatlah penting untuk meningkatkan pemasaran produk tradisional . anggota komunitas ini diutamakan berasal dari kalangan muda. Sehingga komunitas ini sebagian besar sebaiknya adalah mahasiswa/i dimana mereka sebagai generasi pengggerak yang mampu mengorbankan waktu mereka untuk membantu masyarakat lokal dan secara umum memiliki modal skill yang lebih baik terhadap bidang desain. Dimana anggota komunitas ini berkewajiban untuk

Page 28 of 65


a. Memfasilitasi UKM dalam urusan mencari ide desain packaging, pembuatan desain packaging, hingga pembuatan packaging sampai UKM dapat berkembang secara mandiri. b. Membantu pemerintah dalam memperhatikan, dan mendata perkembangan UKM c. Bertanggungjawab dalam proses packaging produk UKM . Dimana tahap proses kegiatannya adalah mencari UKM yang perlu dibimbing dan memperkenalkan konsep Packaging Tradional Gods Community memberikan pembimbingan awal berupa pelatihan packaging melakukan brainstorming bersama pihak UKM untuk menentukan desain packaging yang berkualitas untuk produk UKM membimbing pihak UKM dalam memproduksi package untuk produk UKM dengan menggunakan mesin packaging yang tersedia melakukan pengawsan terhadap proses packaging UKM secara berkelanjutan Gambar 2. Tahapan Kegiatan Packaging Tradional Gods Community Komunitas ini memiliki sekretariat dimana terdapat berbagai mesin pembuat packaging, komputer , dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung proses kerja komunitas di dalamnya yang disediakan dan dipantau secara berkelanjutan dari pihak pemerintah. Dimana UKM secara gratis difasilitasi mesin packaging selama 1 tahun tanpa bahan pembuatnya dan jika setelah 1 tahun tersebut terdapat peningkatan dan perkembangan terhadap pembelian produk UKM, maka UKM tersebut tidak dibimbing dan difasilitasi lagi oleh komunitas, namun komunitas tetap wajib dalam melakukan pengawasan terhadap produk UKM tersebut. Di Kota Jayapura , makanan traditional yang sangat berpotensi untuk dibimbing dengan komunitas ini adalah produk olahan dari buah merah, produk olahan dari sagu, produk olahan dari pinang, keripik keladi , keripik singkong, dan ikan asar. Dengan adanya komunitas ini, diharapkan UKM di Kota Jayapura memiliki

Page 29 of 65


produk-produk yang memiliki tingkat penjualan yang cukup tinggi yang laku di pasar tradisional, pasar swalayan / supermarket hingga luar negeri.

Page 30 of 65


Juara 2 Writing Contest 2015 Inovasi Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa sebagai Pendukung Sektor Pariwisata (Studi Kasus: Kabupaten Kediri) Sub Tema: Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah Dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik Dalam pengembangan suatu wilayah harus selalu memperhatikan aspek tata ruang, sumber daya yang ada, serta aspek ekonomi. Potensi suatu daerah akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu wilayah yang dapat diukur dengan salah satu indikatornya adalah pertumbuhan sektor pertanian atau perkebunan. Diharapkan suatu wilayah dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan wilayah sekitarnya dan peningkatan sektor-sektor ekonomi lainnya. Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai banyak komoditas unggulan. Meskipun luas wilayah Kabupaten Kediri hanya 5% dari luas keseluruhan luas Provinsi Jawa Timur, namun potensi bisnis di wilayah ini cukup tinggi. Kabupaten Kediri yang mempunyai 26 wilayah kecamatan dan sebanyak 343 desa, Kabupaten Kediri tentunya memiliki sektor ekonomi yang beragam. Seperti sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, dan lain sebagainya. Salah satu sektor yaitu sektor perkebunan di Kabupaten Kediri mempunyai produk komoditas yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Misalnya saja seperti tanaman tebu yang banyak diproduksi di Kecamatan Wates, produksi kelapa yang terdapat di Kecamatan Grogol, kapuk randu yang terdapat di Kecamatan Kandangan, tembakau di Kecamatan Purwoasri dan Papar, kopi di Kecamatan Kepung, jambu mete yang tersebar di Kecamatan Plosoklaten, serta beberapa produk komoditas lainnya yang dikembangkan melalui perkebunan rakyat, seperti misalnya perkebunan lada, cengkeh, kopi robusta, tebu, jambu mete, kenanga, dan kakao yang tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten Kediri. Namun, dari segala komoditas hasil perkebunan yang bernilai ekonomis tersebut, sangat minim sekali dalam pemanfaatan beberapa bagian dari sumber daya yang tidak diolah kembali sehingga hilang nilai ekonomisnya. Karena masyarakat pada umumya belum menemukan inovasi dalam memanfaatkan bagian bagian dari sumber daya alam yang belum pernah diolah dengan pemanfaatan yang unik. Sebagai salah satu bagian dari sumber produk komoditas yang jarang dimanfaatkan adalah tempurung kelapa. Tempurung kelapa yang dianggap limbah oleh masyarakat mudah ditemui di sekitar area pabrik dan perkebunan terutama di daerah Kecamatan Grogol. Tempurung kelapa yang terlihat tanpa nilai ekonomis ini bisa diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Sekaligus bisa mendukung sektor pariwisata yang saat ini dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri, diantaranya adalah icon dari Kabupaten Kediri sendiri yang saat ini menjadi tempat favorit para wisatawan lokal di Indonesia. Sehingga

Page 31 of 65


potensi sektor perkebunan dan pariwisata perlu dintegrasikan untuk pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Kediri harus terintegrasi dengan pemerintah daerah terkait dan memberikan dukungan baik secara materiil ataupun non, jumlah tenaga terampil yang tersedia, dan sumber daya yang akan dikelola, yaitu berupa tempurung kelapa yang akan diinovasikan hasil produk olahannya. Inovasi produk dari tempurung kelapa diharapkan bisa mendukung salah satu sektor pariwisata di Kabupaten Kediri, yaitu Simpang Lima Gumul sehingga nantinnya sektor ekonominya mampu berkembang dengan lebih baik. Monumen Kediri yang terletak di Simpang Lima Gumul ini merupakan Ikon Kabupaten Kediri. Lokasi nya hanya berjarak Âą 6 km (Âą 10 menit) dari Kota Kediri, diproyeksikan menjadi kota baru dan pusat perdagangan Jawa Timur bagian barat (Central Business District) sudah mulai melengkapi diri dengan convention hall dan gedung serbaguna, Bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU, dan sarana rekreasi megah Water Park Gumul Paradise Island. Kawasan ini juga tak pernah sepi oleh pengunjung. Ketika malam hari, pengunjung bisa bersantai di area monumen ataupun menikmati kuliner tradisional yang ada. Namun hingga saat ini, tidak terdapat sentra UKM (Usaha Kecil Menengah) ataupun sentra oleh-oleh cindera mata asli dari Kabupaten Kediri yang mendukung sektor pariwisata tersebut bagi para wisatawan yang datang. Sehingga perencanaan yang terintegrasi dan matang dari stakeholder yang terkait sangat dibutuhkan. Untuk perencanaan dan integrasi antar stakeholder terkait dalam pengembangan pengembangan potensi sumber daya daerah dalam rangka penguatan perekonomian domestik bisa dilhat pada bagan berikut.

Gambar 1. Bagan Keterkaitan Antar Stakeholder Terkait Dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik Sumber: Analisis, 2015

Untuk peran pemerintah adalah memberikan fasilitas bagi masyarakat dan mendukung pengembangan usaha yang inovatif dan berkelanjutan. Diantaranya adalah penyediaan fasilitas sentra UKM dan cindera mata, kebijakan, dan ketrampilan. Dari segi kebijakan adalah melakukan kerjasama dengan Bank Daerah untuk memberikan modal awal bagi para pelaku usaha kreatif tersebut.

Page 32 of 65


Sedangkan untuk peran dari Bank Daerah adalah memberikan peminjaman modal untuk mendukung usaha kreatif masyarakat Kabupaten Kediri yang telah disepakati dan dipantau oleh pihak Pemerintah Daerah. Untuk stakeholder LSM adalah membantu dalam pelatihan bagi pengrajin tempurung kelapa sehingga produk yang dihasilkan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan mampu menjangkau pasar lokal atau pun nantinya bisa lebih ke pasar internasional. LSM diharapkan selalu terintegrasi dengan pemerintah sehingga semua program yang akan diberikan oleh Pemerintah mampu berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Untuk inovasi dalam pemanfaatan tempurung kelapa lebih diusulkan untuk pembuatan miniatur monumen Simpang Lima Gumul ataupun segala sesuatu yang mampu memberikan cir khas atau keunikan yang terkait dengan sektor Pariwisata Kabupaten Kediri. Tempurung Kelapa pada dasarnya adalah bahan baku yang ringan untuk pembuatan produk sehingga bisa diolah sebagai produk yang praktis dan mudah untuk dipindah tangankan, seperti cindera mata dan peralatan rumah tangga, dan lain-lain.

Gambar 2. Bagan Rencana Pengembangan Produk Olahan Tempurung Kelapa Sumber: Analisis, 2015

Sehingga dalam perencanaan inovasi produk dari tempurung kelapa ini diharapkan adanya kerjasama dengan beberapa stakeholder terkait yang terintegrasi dengan baik, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Kabupaten Kediri dan masyarakat bisa lebih mandiri secara finasial dan salah satu solusi untuk menghadapi persaingan industri bisnis kreatif skala kecil menengah.

Page 33 of 65


POTENSI SUMBERDAYA, POTENSI EKONOMI Sub Tema : Pengembangan potensi sumber daya daerah dalam rangka penguatan perekonomian domestic. Oleh: Hasya Aghnia Dari dulu kita sudah hafal di luar kepala bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Kalimat tersebut seolah-olah Indonesia sudah sejahtera dengan bahan pangan untuk konsumsi rakyat. Kenyataannya, Indonesia yang memiliki luas lahan sawah rumah tangga 8.925,64m2 masih mengimpor beras dari negara-negara ASEAN seperti Thailand, Vietnam dan Myanmar. Ada banyak potensi yang dimiliki Indonesia yaitu sektor pertanian, perikanan, industri, dan lainnya. Sektor-sektor tersebut belum dikembangkan secara industri (kapasitas besar) sehingga menjadikan Indonesia sebagai pasar impor yang menjanjikan bagi negara-negara lain. Indonesia bukan pasar, sekarang bukan saatnya mengumbar kelemahan bangsa semata melainkan menjawab semua tantangan dan persaingan yang semakin dekat gaungnya. Pertanian dan perikanan merupakan karakteristik yang cocok dengan kondisi alam Indonesia yang subur dan laut yang membentang. Dibanding negara lain yang memiliki lahan dan laut terbatas. Selain itu, diperkirakan kapasitas produksi pangan dunia akan mengalami perlambatan disebabkan faktor faktor yang bersifat global antara lain perubahan iklim dan degradasi lahan. Hal tersebut merupakan peluang dan kesempatan Indonesia untuk menjadi industri pertanian dan perikanan terbesar se-ASEAN. Pengembangan lahan pertanian dapat dilakukan dengan pemberdayaan lahan-lahan potensial yang belum tergarap untuk dijadikan lahan produksi pangan. Lahan lahan potensial tersebut dijadikan lahan pertanian terpadu yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah produksi dari sektor pertanian yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Perencanaan tersebut dinamakan Food Estate. Food Estate merupakan konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di lahan milik petani. Food Estate merupakan program pembangunan 500 ribu Hektare lahan potensial. Petani sebagai pemegang andil yang cukup tinggi dalam konsep Food Estate karena pemerintah hanya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai agar memudahkan proses distribusi hasil pertanian. Jadi, Food Estate sejalan dengan upaya pemerintah mendorong ekonomi kerakyatan, khususnya kaum tani. Apabila semua petani menerapkan konsep diatas dapat meningkatkan efisiensi,

Page 34 of 65


efektivitas dan nilai tambah dari produk produk yang dihasilkan. Hasil panen dari seluruh Food Estate diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan pangan negara dan ekspor ke luar negeri. Dari program tersebut juga, sebagai generasi muda harus dapat mengubah paradigma bahwa petani merupakan pekerjaan yang menjanjikan seperti pekerjaan kantoran lainnya. Generasi muda juga harus sebagai subjek perubahan pertanian dengan ikut berperan meningkatkan kapasitas pertanian misalnya melalui teknologi, rekayasa dan ilmu ilmu lainnya. Sektor kedua, Perikanan merupakan komoditas yang potensial tetapi terjadi perubahan tren usaha perikanan -20,66 persen pada 2013 lalu. Luas laut Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2 seharusnya dapat menjadikan Indonesia sebagai negara industri perikanan terbesar di dunia. Maka dari itu sebagai generasi muda, mulai menggagas Fish Estate agar perikanan tetap berjalan secara terpadu, tidak hanya mengambil ikan di laut saja, tetapi juga ikut mengembangbiakkan ikan-ikan tersebut agar tetap exist. Sama seperti Food Estate, Fish Estate juga bertujuan untuk memenuhi ketahanan pangan negara, memasok kebutuhan MEA dan ramah lingkungan. Dapat dilihat perbedaan yang akan terjadi apabila Fish Estate diterapkan yaitu ikan-ikan akan stabil keberadaanya, ukuran ikan dapat disesuaikan dan tangkapan lebih mudah. Dan sebaliknya terjadi apabila industri perikanan tidak dikendalikan yaitu tangkapan semakin susah, ukuran ikan semakin kecil dan daerah tangkapan semakin jauh. Apabila Fish Estate dapat diterapkan dengan baik maka dapat menyuplai ke negara negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Laos, Myanmar dan negara MEA lainnya. Sektor pertanian dan perikanan merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan suatu negara. Industri pertanian dan perikanan diprediksi melonjak mengingat kebutuhan pangan untuk penduduk dunia terus meningkat sebanding dengan jumlah penduduk. Indonesia merupakan Industri Pertanian dan Perikanan terbesar. Tidak mudah menjadi besar, diluar sana ada negara-negara besar yang juga ikut bersaing dalam pasar bebas ASEAN. Semua elemen harus menjadi satu agar semakin kuat melawan derasnya arus pasar bebas. Indonesia bukan pasar, dari penjelasan diatas Indonesia dapat mencukupi kebutuhan panganya sendiri bahkan dapat menyuplai negaranegara MEA. Sebagai generasi muda tantangan dan persaingan ini harus dijadikan semangat untuk mewujudkan kesejahteraan Indoensia. Indonesia bukan pasar, tanpa kita sadari masyarakat Indonesia kini mulai banyak yang berwirausaha. Memang terdengar berita bagus, tapi dibalik itu masyarakat ternyata menjual produk luar di negeri sendiri. Terdengar miris di telinga ibu pertiwi. Kecanggihan teknologi masih belum dioptimalkan untuk memperkenalkan potensi negeri. Kecanggihan teknologi

Page 35 of 65


membuat lupa diri pemuda pemudi. Alangkah baiknya apabila teknologi digunakan untuk memaksimalkan pemasaran dan manajemen industri bangsanya. Sebagai generasi muda, tugasnya adalah memberikan inovasiinovasi cemerlang yang dapat mengembangkan dan menambah jumlah produksi industri secara berkelanjutan. Terdengar sangat berat apabila dikerjakan sndiri. Sebelum memulai tugas tersebut tengok kanan kirimu dan ajak untuk menyejahterakan Indonesia lewat bergotong royong dan mengingat akan beratnya tanggung jawab yang harus dipanggul. MEA sebentar lagi, generasi muda harus bangkit menjawab persaingan dan tantangan global. Sebelum mengepakkan sayap, harus dapat berdiri di kaki sendiri. DAFTAR PUSTAKA Sensus Pertanian. 2013. St2013.bps.go.id Jawapos. 2015. Food Estate 500 ribu Hektare. www.jpip.or.id

Page 36 of 65


Rusulayan (Rumah Susun Nelayan): Hunian Masal dengan Konsep Desa Pesisir sebagai Alternatif Solusi Revitalisasi Kampung Nelayan Bulak Banteng Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya Sub Tema: Pengembangan inovasi pembangunan dalam penyediaan infrastruktur perkotaan Menurut Wakil Menteri Keuangan Madiasmo pada tahun 2015 Indonesia masih kekurangan 15 juta rumah. Di tengah keterbatasan lahan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kekurangan kebutuhan hunian.Diantaranya, yaitu pembangunan rumah susun (rusun) yang dalam praktiknya tidak berjalan sesuai harapan dikarenakan warga perkotaan kurang tertarik untuk bertempat tinggal di rusun dengan banyak alasan dan lebih memilih tinggal di rumah tapak walau di pinggiran kota. Sebab lain ialah masalah biaya dan pembangunan rusun yang biasanya jauh dari tempat warga rusun bekerja. Salah satu kawasan di Kelurahan Bulak, Banteng Kecamatan Kenjeran, Surabaya diidentifikasi sebagai permukiman kumuh. Permukiman kumuh tersebut merupakan kawasan permukiman informal (perkampungan) dan bersifat legal (slum area) yang memiliki luasan Âą4,77 Ha dengan kriteria kumuh sedang dan kumuh ringan. Jumlah penduduk miskin di kelurahan tersebut pada tahun 2007 berdasarkan profil kelurahan adalah 763 KK, dan pada tahun 2008 berdasarkan data dari RP4D Kota Surabaya Tahun 2008/2018, jumlah penduduk prasejahtera adalah 826 KK. Karakteristik khusus yang ada pada kawasan permukiman kumuh Kelurahan Bulak Banteng adalah letaknya yang berada pada areal pesisir dimana mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan. Fenomena yang terjadi adalah peningkatan jumlah penduduk karena pengaruh migrasi. Hal tersebut menjadi masalah karena terjadi ketidakseimbangan antara ketersediaan lahan dan kebutuhan sarana permukiman. Solusi dari permasalahan tersebut adalah konsep pengembangan Rusulayan (Rumah Susun Nelayan), hunian masal yang terintegrasi dengan wilayah pesisir. Tujuannya ialah untuk meningkatkan kenyamanan hunianwarga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan tanpa menjauhkan mereka dari pesisir yang merupakan ladang penghasilan mereka. Lokasi pembangunan Rusulayan berada di pesisir Kecamatan Kenjeran. Setiap unit rumah direncanakan berukuran 36 m2dimana 1 unit Rusulayan memiliki tinggi 5 lantai. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih selain dari pasokan PDAM juga menggunakan pengolahan air hujan terpadu, hal ini dikarenakan lokasi Rusulayan mengalami intrusi air asin. Sistem pencahayaan berorientasi pada pemanfaatan sinar matahari secara optimal dengan penggunaan kaca pada bangunan sehingga dapat menghemat penggunaan lampu. Selain itu, penggunaan kaca dapat menambah nilai estetika dan tingkat kenyaman bangunan hunian. Dalam upaya mengatur sirkulasi udara, digunakan jendela radiator sebagai pengatur pergerakan udara di dalam ruangan. Sumber energi listrik di samping jaringan listrik PLN, didukung pula dengan pemanfaatan panel surya dan turbin kincir

Page 37 of 65


angin. Hal ini merupakan keuntungan bagi wilayah pesisir yang memiliki potensi panas matahari dan energi angin. Pengolahan limbah dilakukan secara komunal yang diolah untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif terbarukan. Hal yang perlu diperhatikan ialah integrasi Rusulayan dengan mayoritas mata pencaharian, yaitu nelayan. Untuk itu, dilakukan pembangunan infrastruktur pendukung aktivitas nelayan yang meliputi dermaga nelayan, bengkel perahu, toko peralatan melaut, pasar ikan, instalasi pengolah ikan, toko aksesori pernak-pernik laut, dan sarana penunjang lain. Dengan pengembangan konsep Rusulayan, diharapkan dapat terbentuk desa pesisir yang dapat mengoptimalkan potensi lokalnya serta menghidupkan permukiman yang berwawasan maritim.Konsep ini juga akan mendukung program Pemerintah Kota Surabaya pengembangan kampung nelayan yaitu Sentra Ikan Bulak dan Jalan Lingkar Timur Terluar Surabaya( Middle East Outers Ring Road MEORR) yang akan menghubungkan kawasan tengah dan timur Surabaya dengan kawasan pengembangan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat nelayan Bulak Banteng Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya.

Page 38 of 65


Page 39 of 65


Merambah Dunia Bawah Tanah Demi Kemajuan Infrastruktur Transportasi Sub Tema: Pengembangan inovasi pembangunan dalam penyediaan infrastruktur perkotaan. Sekarang ini, permasalahan terkait moda kereta api di Indonesia sangat beragam. Pelanggaran di palang kereta api, kriminalitas, calo, penumpang ilegal di atas gerbong, hingga kecelakaan kereta api karena human error. Hal-hal seperti itu tidak seharusnya terjadi jika setiap orang mengindahkan peraturan yang berlaku, menghormati dan menghargai orang lain. Akan tetapi, fakta di lapangan justru sebaliknya. Mind set buruk sebagian orang yang cenderung melanggar dan mengabaikan aturan mungkin menjadi salah satu sebabnya. Pemerintah Indonesia tentu telah melakukan yang terbaik bagi masyarakat, namun bila masyarakat sendiri tidak mau berperan aktif dan mendukung pemerintah, percuma saja. Kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi memang perlu ditingkatkan. Banyak pembaharuan yang telah diberikan pemerintah sebagai bentuk pelayanan umum untuk mendukung mobilitas masyarakat. Pembaharuan tersebut antara lain, penambahan air conditioner (AC) di dalam gerbong, pembelian tiket online, satu orang satu tiket satu kursi, penambahan fasilitas-fasilitas baru, peningkatan standar pelayanan, dan lain sebagainya. Misi yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan peningkatan pelayanan tersebut adalah untuk menerapkan diversifikasi alat transportasi masyarakat. Estimasi jumlah penduduk Indonesia di tahun 2014 yaitu kurang lebih 250 juta jiwa. Konsentrasi pada satu atau beberapa saja alat transportasi akan menciptakan ketimpangan, yang tentu saja berdampak pada pembangunan infrastruktur di masa mendatang. Jika tidak ada pemerataan yang baik dalam sistem transportasi, mobilitas penduduk akan menjadi semrawut. Peraturan dan kebijakan juga memegang peranan penting sebagai alat pengontrol dari pemerintah untuk seluruh elemen masyarakat. Terkadang peraturan dan kebijakan memang perlu diperbarui, hal ini dikarenakan perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu menyebabkan sesuatu yang telah disepakati di masa lalu sudah tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang. Jadi, pembaharuan memang dibutuhkan, tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Moda kereta api di Indonesia membutuhkan perubahan. Terobosanterobosan baru yang inovatif perlu diterapkan untuk mengikuti arus pertumbuhan penduduk yang cepat. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana sangat penting untuk menghindari dampak negatif dari besarnya jumlah penduduk di Indonesia. Contoh dari sejumlah dampak negatif itu antara lain ketergantungan kepada kendaraan pribadi yang mengakibatkan meningkatnya kemacetan, polusi udara, emisi gas rumah kaca, serta penggunaan energi dan waktu yang tidak efisien. Hembusan angin perkembangan globalisasi yang kencang juga membawa masalahmasalah yang semakin kompleks. Kerjasama yang berkesinambungan antara

Page 40 of 65


pemerintah, pihak swasta, dan elemen masyarakat merupakan suatu keharusan dalam usaha mewujudkan transportasi Indonesia yang lebih baik. Overhead Railway Apa yang dimaksud overhead railway adalah jalur kereta di atas permukaan tanah dengan aturan ketinggian tertentu sehingga tidak mengganggu aktivitas manusia maupun ruang yang ada di bawahnya. Jalur kereta tersebut menggunakan penyangga yang terbuat dari beton atau besi. Pengembangan dan penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung guna memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat. Overhead railway telah diterapkan di beberapa negara di dunia. Salah satu contohnya adalah MRT (Masss Rapid Transit) di Singapura. MRT adalah alat transportasi utama di Singapura selain bus dan taxi. Selain cepat, harganya pun relatif murah dibanding taxi. Jika dibandingkan dengan bus, harga tiket MRT relatif lebih mahal, namun bus lebih lambat sampai di tujuan. Sekarang ini, yang dibutuhkan masyarakat adalah alat transportasi umum massal yang cepat dan murah. Sebuah sarana yang membuat masyarakat nyaman bepergian, berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. MRT di Singapura bisa menjadi contoh bagi Indonesia. Dengan MRT, pelanggaran di palang kereta api seperti yang sering terjadi sekarang ini pasti tidak akan terulang kembali. Dunia Bawah Tanah Di abad ke-20 ini, jalur kereta api bawah tanah atau subway semakin berkembang di beberapa negara di dunia. Inggris punya London Underground, sistem metro kereta bawah tanah terbesar di Eropa dan tertua di dunia (diresmikan 1863). Di Tokyo, Jepang sistem kereta bawah mentransport sekitar 2,8 miliar orang per tahun atau 7,7 juta orang per hari ke 282 stasiun. Selain kereta bawah tanah, sistem transit Tokyo terdiri dari Arakawa Toden rail dan Ueno Zoo Monorail. Masih di Asia, Seoul Metropolitan Subway adalah jalur kereta bawah tanah di Seoul, Korea. Stasiun tersebut merupakan salah satu sistem kereta bawah tanah yang paling banyak digunakan di dunia dengan lebih dari 8 juta perjalanan sehari. Kereta bawah tanah Hong Kong, juga dikenal sebagai Mass Transit Railway (MTR), didirikan pada tahun 1979. Meskipun ukurannya yang relatif kecil (90 km) dibandingkan sistem transportasi lain, MTR mengangkut rata-rata 2,46 juta orang per hari. Di Amerika ada New York City Subway System yang bekerja selama 24 jam. Berbeda dengan sistem subway di dunia yang berhenti pada jam 12 malam. Kereta bawah tanah dinilai sebagai transportasi yang efektif dan efisien. Penggunaan lahan untuk sistem subway tidak mengganggu lahan yang telah digunakan sebelumnya, karena letak stasiun maupun relnya di bawah tanah. Jalur bawah tanah dapat menjadi solusi kemacetan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya. Dengan menerapkan sistem subway, mobilitas penduduk menjadi semakin cepat dan mudah, terutama di Pulau Jawa

Page 41 of 65


yang memiliki kepadatan penduduk tinggi. Sama halnya dengan MRT, subway tidak perlu menggunakan palang kereta, jadi kecelakaan di palang kereta tentu tidak akan terjadi lagi. Pemerintah perlu mempertimbangkan Indonesia sangat mungkin untuk merealisasikan subway. Di Jakarta, subway atau jalur kereta bawah tanah menjadi master plan yang telah masuk ke tahap perencanaan. Pembangunan subway Lebak Bulus-Kota sepanjang 25 kilometer akan menggunakan dana pinjaman dari Jepang senilai 1,4 miliar dollar AS ditambah anggaran Pemprov DKI Jakarta senilai Rp135 miliar yang nantinya dialokasikan untuk pembebasan lahan. Lama pembangunan direncanakan tiga tahun dan ketika subway beroperasi, Lebak Bulus-Kota ditempuh hanya dalam waktu 26 menit dengan kapasitas penumpang 33 ribu orang perjam untuk tiap arah. Realisasi subway bukan hal yang sulit sepanjang pemerintah dan para pemangku kepentingan mampu berkoordinasi dengan baik dan bertanggung jawab terhadap peran dan fungsinya. Sistem yang Terintegrasi Arti kata integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sistem yang terintegrasi berarti penyatuan dari beberapa sistem. Dalam transportasi, sistem integrasi antar moda merupakan sistem yang menghubungkan, menggabungkan, dan menyatukan beberapa alat transportasi (multimoda)dalam satu bentuk kesatuan sistem transportasi yang berkesinambungan. Dalam sistem multimoda, masing-masing alat transportasi menjalankan peran dan fungsi sesuai jenis kendaraannya, namun tetap saling berkaitan, sehingga membentuk sebuah kesatuan. Indonesia telah menerapkan sistem integrasi antar moda. Sistem tersebut berdasarkan pembentukannya dibedakan menjadi dua, langsung dan tak langsung. Sistem integrasi yang sebelum masa pembangunan sudah melewati tahap perencanaan dan plotting peruntukan lahan disebut pembentukan secara langsung. Salah satu contohnya yaitu Terminal Purabaya yang ada di Surabaya. Moda yang tersedia adalah bus AKDP dan AKAP, bus kota, mikrolet dan taksi. Beberapa moda tersebut letaknya di satu tempat yaitu di terminal. Dengan kata lain di terminal diterapkan mixed use alat transportasi dengan sarana dan prasarana penunjangnya. Ketika suatu sarana atau fasilitas sebuah moda yang seiring berjalannya waktu terhubung atau terintegrasi dengan moda lain tanpa direncanakan sebelumnya, ini yang disebut dengan pembentukan sistem integrasi secara tak langsung. Stasiun keretea api adalah salah satu contohnya. Stasiun tersebut tidak direncanakan atau dibangun untuk beberapa moda, tapi khusus untuk kereta api. Penumpang kereta tentu membutuhkan moda yang lain untuk mencapai tujuan mereka yang tidak bisa ditempuh menggunakan kereta. Disinilah terbentuknya integrasi tersebut. Moda yang rutenya melewati stasiun menjadi moda selanjutnya setelah kereta api. Pembangunan sistem transportasi yang terintegrasi merupakan alternatif lain. Solusi ini mempunyai kelebihan yang salah satunya yaitu mempermudah akses

Page 42 of 65


alat transportasi yang berbeda dalam waktu yang berurutan. Selain itu, dengan penerapan sistem transportasi yang terintegrasi, pemerintah lebih mudah mengkoordinasikan setiap unsur moda yang ada. Dengan terciptanya integrasi yang baik antar alat transportasi, kemajuan pembangunan di Indonesia di bidang transportasi dapat terwujud. Inovasi-inovasi dari kaum intelektual diharapkan menjadi kunci yang dapat membuka gerbang menuju perubahan yang lebih baik.

Page 43 of 65


Juara 1 Writing Contest 2015 Pengembangan Batik Tanjung Bumi sebagai Poros Perekonomian Kabupaten Bangkalan Melalui Prinsip Local Economic Development (LED) Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik Indonesia merupakan negara yang terkenal mempunyai banyak kearifan budaya lokal. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas yang membedakan satu daerah dengan daerah lainnya. Batik adalah salah satu kearifan lokal dari suatu budaya Indonesia yang hingga saat ini tetap terjaga sebagai kekayaan yang adiluhung. Kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan tersebut disebut batik (sumber: id.wikipedia.org). Batik memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang merupakan salah satu pembeda Indonesia dengan negara lain. Dari adanya kearifan budaya yang melekat pada batik tersebut, sejak 2 Oktober 2009 batik ditetapkansebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Selain memiliki nilai seni yang tinggi, batik juga memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Indonesia. Dengan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan dunia, turut mendongkrak popularitas batik baik nasional maupun internasional serta menyebabkan nilai ekspor batik meningkat dari tahun ke tahun. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa dari tahun 2011 hingga 2014, nilai ekspor batik terus meningkat dan angka tersebut mencerminkan peningkatan peminat batik dari mancanegara. Pada tahun 2011 nilai ekspor batik senilai Rp 43,961 triliun, meningkat pada tahun 2012 senilai Rp 46,159 triliun, pada tahun 2013 senilai Rp 47,543 triliun, dan pada tahun 2014 menjadi Rp 48,970 triliun (sumber: finance.detik.com). Industri batik sudah lama ada dan dikenal luas di Indonesia. Batik sering diasosiasikan dengan kerajinan dan juga tidak jarang dimasukkan dalam kategori industri sandang. Usaha batik sebagai kategori sandang sempat mengalami masa sulit yakni penurunan. Namun, sejalan dengan terus berkembangnya pasar bebas, batik dan usaha batik menjadi bangkit dan berkembang pesat. Kabupaten Bangkalan merupakan pintu gerbang lalu lintas untuk ekspor dan impor dalam hal perdagangan ke Pulau Madura. Salah satu potensi daerah di Kabupaten Bangkalan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah adalah adanya batik unggulan yaitu batik Tanjung Bumi yang cukup dikenal oleh masyarakat lokal bahkan mancanegara. Batik Tanjung Bumi sendiri berada di Kecamatan Tanjung Bumi yang tersebar ke 3 desa utama yaitu desa Tanjung Bumi, Paseseh, dan Banyu Biru, yang kemudian berkembang ke desa-desa terdekat sekitarnya. Batik Tanjung Bumi memiliki motif dan corak

Page 44 of 65


yang khas jika dibandingkan dengan batik dari daerah lainnya. Dalam perkembangannya, motif-motif tersebut berkembang menjadi banyak sesuai dengan kreasi perajin batik. Motif yang menjadi ciri khas batik Tanjung Bumi adalah motif gentongan. Selain motifnya yang khas, batik Tanjung Bumi juga dicirikan oleh pemilihan warnanya yang cenderung kemerahan atau kecokelatan, tidak sama dengan batik Madura lain yang lebih cerah dan beragam, seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Saat ini, batik Tanjung Bumi telah dipasarkan dalam skala lokal, regional, dan internasional, yang meliputi wilayah Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Jakarta, dan Kalimantan, sampai ke Negara Jepang, Malaysia, dan China. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, hingga saat ini terdapat 10 desa (Desa Paseseh, Desa Telaga Biru, Desa Tanjung Bumi, Desa Majacah, Desa Bumi Anyar, Desa Aengtabar, Desa Bungken, Desa Bandang, Desa Tambak Pocoh, dan Desa Tagunggah) yang menjadi pusat perajin batik dengan total usaha 1.266 unit usaha dan total jumlah tenaga kerja sebesar 3.008 pekerja (sumber: Jurnal “Jaringan Relasional Vertikal dan Horisontal sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Pemasaran UKM Batik Tanjung Bumi di Kabupaten Bangkalan�). Satu helai kain batiknya dibuat dengan keterampilan individu secara satuan kain. Pembuatan batik masih dilakukan secara tradisional yaitu ditulis dengan canting serta sebagian pembatik di desa Tanjung Bumi masih menggunakan teknik pewarnaan alami yang ramah lingkungan. Warna-warna tersebut dihasilkan dari mengkudu dan tingi untuk warna merah, daun tarum untuk warna biru, serta kulit mundu ditambah tawas untuk efek warna hijau. Warna terang dan gelapnya dihasilkan melalui lamanya proses perendaman kain selama paling cepat 6 bulan, bahkan ada yang mencapai 2 – 3 tahun, teknik pewarnaan seperti ini digunakan pada batik gentongan yang merupakan ciri khas dari batik Tanjung Bumi di Bangkalan ini. Batik-batik lain biasanya proses pembuatan hanya dikerjakan selama 15 hari sampai satu bulan. Bahan baku dari batik Tanjung Bumi ini sendiri masih didatangkan dari daerah luar. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri batik Tanjung Bumi antara lain: a) pertumbuhan batik di daerah Tanjung Bumi Bangkalan tidak terlalu signifikan, masih kalah terkenal/populer dari batik Jawa Tengah terutama batik Jogja, Solo, dan Pekalongan; b) upaya pembangunan daerah di Tanjung Bumi Bangkalan yang memanfaatkan batik tradisional sebagai sumberdaya lokal mengalami hambatan karena produk yang sama dari Cina mendominasi pasar Indonesia. Banyaknya produk-produk Cina berupa kain dan garmen mulai dirasakan oleh pasar dalam negeri sejak awal berlakunya ACFTA. Selama ini produk kain dan garmen yang berasal dari Cina harganya lebih murah 15%-25% bila dibandingkan dengan produk dalam negeri, sehingga menyebabkan kinerja tekstil Jawa Timur khususnya daerah Tanjung Bumi mengalami penurunan drastis; c) Dinas Koperasi UMKM Bangkalan mengalami kesulitan dalam hal

Page 45 of 65


promosi produk khususnya di tingkat internasional karena minimnya anggaran biaya dan sarana yang memadai; d) belum ada arahan dalam RPJPD Kabupaten Bangkalan untuk pengembangan batik Tanjung Bumi sebagai salah satu pendorong perekonomian wilayah. Hal tersebut berdampak pada kurangnya perhatian pemerintah setempat untuk mengembangkan industri batik Tanjung Bumi; e) mayoritas perancang batik Tanjung Bumi rata-rata otodidak, sehingga hasil karyanya juga cenderung monoton (membosankan). Kurangnya sarana pelatihan untuk mengikuti perkembangan tren fashion kontemporer adalah permasalahan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah setempat; dan f) distribusi dan pemasaran kurang menyeluruh sehingga banyak orang yang tidak tahu, baik tingkat lokal (Madura) maupun nasional. Untuk mengembangkan batik Tanjung Bumi sebagai salah satu poros perekonomian Kabupaten Bangkalan dapat dilakukan melalui pendekatan Local Economic Delopment atau Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Pengembangan ekonomi lokal memiliki 5 (lima) prinsip yang dapat digunakan untuk menganalisis ekonomi lokal batik Tanjung Bumi. Kelima prinsip tersebut antara lain pemberdayaan, klaster, ekspor, pemasaran, dan kemitraan. Melalui analisis prinsip PEL tersebut dikelurkan beberapa strategi untuk mengembangkan batik Tanjung Bumi sebagai upaya meningkatkan perekonomian Kabupaten Bangkalan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak dapat dilakukan melalui pendekatan pada cabang atau hilir saja, namun perlu dilakukan pemberdayaan secara menyeluruh, karena permasalahan yang dihadapi pada masing-masing dimensi yang sudah dijelaskan berbeda antara satu sama lain. Dimensi pendekatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berupa bantuan modal, bantuan pembangunan prasarana, bantuan pendampingan, penguatan kelembagaan, maupun penguatan kemitraan usaha. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan batik tulis Tanjung Bumi dilakukan oleh pihak swasta dan pemerintah dalam bentuk pemberian bantuan modal untuk pelatihan bagi masyarakat pembuat batik Tanjung Bumi. Selain itu, bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak swasta adalah program pelatihan oleh Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan, termasuk pengembangan kesenian batik yang kebanyakan dilakukan oleh kaum perempuan. Batik Tanjung Bumi masih berupa industri rumahan dan proses pembuatannya masih sederhana. Sehingga produksi batik yang dihasilkan belum maksimal. Belum adanya klaster menyebabkan batik Tanjung Bumi kesulitan dalam permodalan dan memperoleh bahan baku. Batik Tanjung Bumi merupakan suatu potensi lokal yang dapat berkembang dan berpotensi untuk dikembangkan. Klaster atau usaha-usaha yang dapat dikembangkan untuk mendukung pengembangan batik Tanjung Bumi antara lain: a) industri bahan baku yang menyediakan bahan baku kain, pewarna, canting, dan lain sebagainya; b) industri

Page 46 of 65


packaging yang melakukan pengemasan dari proses produksi batik; c) industri design yang mengolah batik menjadi barang lainnya yang dapat meningkatkan nilai tambah; dan d) industri pemasaran yang memasarkan hasil produksi batik Tanjung Bumi. Dari segi prinsip ekspor, salah satu batik Tanjung Bumi yang berhasil merambah pasar internasional adalah batik gentongan di pasar Jepang. Keberlanjutan proses ekspor mengalami kesulitan dalam hal promosi produk. Hal tersebut dikarenakan minimnya anggaran biaya dan sarana yang memadai, sehingga berdampak pada pertumbuhan pasar internasional cenderung stagnant. Proses pemasaran batik dilakukan melalui event pameran, face to face, fashion show, dan lain sebagainya. Selain itu mulai tahun 2006, Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bangkalan mengorganisir UMKM batik Tanjung Bumi dan berperan dalam hal pemasaran mulai dari lokal, nasional hingga pemasaran skala internasional. Untuk promosi di tingkat internasional, Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bangkalan masih bergantung pada Dinas Propinsi Jawa Timur karena anggaran/akomodasi yang dibutuhkan cukup besar. Kemitraan usaha adalah hubungan kerjasama diantara berbagai pihak secara sinergis, besifat sukarela, dan dilandasi prinsip saling membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan yang ada pada Batik Tanjung Bumi perlu dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi lokal setempat yang dapat dilakukan dengan lembaga-lembaga pendukung usaha kecil untuk meningkatkan kualitas serta kekuatan usaha-usaha kecil menengah dalam menghadapi kondisi pasar. Kemitraan dapat dilakukan dengan pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun lembaga penelitian perguruan tinggi dalam berbagai bentuk kerjasama yang dapat mengembangkan industri batik Tanjung Bumi. Strategi pengembangan ekonomi lokal batik Tanjung Bumi yang dapat diterapkan antara lain pemberian hak paten terhadap motif batik agar motif yang dimiliki batik Tanjung Bumi tidak mudah ditiru oleh pihak lain, diadakan pelatihan membuat motif batik agar motif-motif batik Tanjung Bumi dapat mengikuti tren dan tidak monoton, perlu diversifikasi usaha untuk meningkatkan nilai tambah, perlu ada acara yang dapat memperkenalkan batik Tajung Bumi seperti festival dan lainnya, serta perlu diusulkan arahan dalam RPJPD Kabupaten Bangkalan untuk pengembangan batik Tanjung Bumi sebagai salah satu pendorong perekonomian wilayah.

Page 47 of 65


Surabaya Smart Subway Sebagai Alternatif Moda di Jalan Ahmad Yani Surabaya Melalui Konsep Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) Sub Tema: Pengembangan inovasi pembangunan dalam penyediaan infrastruktur perkotaan. Salah satu fenomena terkini yang peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 236,7 juta jiwa. Badan Pusat Statistik melakukan proyeksi terhadap jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 mencapai 268.074.565 (www.ilo.org). Jumlah tersebut terus meningkat, sehingga diprediksi pada tahun 2050 jumlah penduduk Indonesia mencapai 288 juta dan berada di peringkat ke-6 negara denga penduduk terbanyak di dunia (www.nasional.news.viva.co.id). Peningkatan jumlah penduduk berdampak pada berbagai aspek yang menyangkut kebutuhan manusia, seperti kebutuhan akan ruang, pangan, transportasi, dan lain sebagainya. Salah satu aspek tersebut yaitu transportasi yang sangat berpengaruh pada mobilitas penduduk. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, akan meningkat pula permintaan akan layanan transportasi. Sehingga, sistem transportasi yang direncanakan harus berpedoman pada konsep sustainability atau keberlanjutan. Di sepanjang koridor Jl Ahmad Yani Surabaya berkembang secara linier kawasan Central Business District (CBD). Menurut Raymond E. Murphy, CBD merupakan pusat kegiatan suatu kota atau wilayah yang didominasi oleh kegiatan komersial. Kawasan CBD menjadi kawasan dengan aktivitas manusia yang padat dan beragam. Untuk itu, Jalan Ahmad Yani yang merupakan salah satu jalan arteri primer Kota Surabaya perlu direncanakan konsep pengembangan yang dapat mengakomodasi masyarakat yang membutuhkan mobilitas di koridor tersebut. Dibutuhkan manajemen sistem dan moda trasnportasi yang terintegrasi dan berkelanjutan agar mobilitas yang ada di koridor Jalan Ahmad Yani dapat berjalan dengan baik. Ilmu perencanaan membahas secara komprehensif, untuk itu diperlukan aspek-aspek lain yang mendukung konsep pengembangan yang telah direncanakan, salah satu aspek tersebut adalah tata guna lahan (land use). Salah satu permasalahan yang ada di Jalan Ahmad Yani Surabaya adalah kemacetan (traffic jam). Kemacetan Jalan Ahmad Yani Surabaya menurut data hasil survei yang dilakukan Dishub Kota Surabaya tahun 2014, kecepatan rata-rata di Jalan Ahmad Yani dengan berbagai destinasi jalan penghubung di sekitarnya hanya berkisar antara 29,22 - 31,70 km/jam. Kemacetan yang terjadi pada jam-jam puncak atau peak hour tersebut disebabkan antara lain oleh mobilitas yang tinggi, volume kendaraan yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan, penggunaan mobil pribadi yang terlalu banyak, serta persimpangan kereta api yang menimbulkan tundaan. Palang pintu kereta api di Jalan Ahmad Yani kerap menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Di samping itu, transportasi umum yang tersedia kurang layak bagi masyarakat,

Page 48 of 65


sehingga sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi pribadi (Rozari dan Wibowo, 2015). Saat ini, solusi yang sudah diterapkan untuk menjawab permasalahan tersebut yaitu pembangunan infrastruktur frontage road. Solusi ini diaplikasikan untuk mengatasi masalah kurang memadainya kapasitas jalan. Namun, dengan dibangunnya frontage road, dapat terjadi kesalahan persepsi dari masyarakat sebagai pengguna jalan. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan baru, yaitu dengan dibangunnya jalan menjadi semakin luas, jumlah kendaraan juga akan semakin meningkat. Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan transportasi pribadi akan tetap konstan, bahkan bisa meningkat pula. Selain itu, frontage road banyak dimanfaatkan oleh sektor perdagangan informal yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Solusi yang diberikan seharusnya yang dapat mengakomodasi mobilitas masyarakat dengan transportasi yang sifatnya masal, cepat, dan dengan harga yang terjangkau. Surabaya Smart Subway yang dikembangkan dengan teori Transit Oriented Development (TOD) merupakan solusi alternatif transportasi untuk mengatasi masalah mobilitas masyarakat. Subway tersebut dapat menjadi inovasi moda transportasi umum masal dan cepat yang petama di Indonesia. Subway tersebut ditujukan kepada pengguna jalan pada umumnya serta para penglaju yang menempuh perjalan ulang-alik dari dan ke Kota Surabaya melalui bagian selatan kota. Dengan berbagai fitur yang ada di dalamnya, Surabaya Smart Subway diharapkan dapat menjadi opsi utama dalam memilih moda transportasi. Surabaya Smart Subway merupakan konsep transportasi baru di Surabaya. Subway tersebut merupakan transportasi umum masal yang cepat. Dengan penerapan subway, tidak diperlukan lagi palang pintu kereta yang menimbulkan tundaan lalu lintas. Jaringan transportasi Surabaya Smart Subway merupakan sebuah konsep subway dengan satu level dimana satu level terdiri dari dua jalur (double track). Jalur tersebut merupakan bagian dari rencana penerapan Double Track rute Surabaya-Malang (ww.joss.today.com). Kereta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang dapat menarik masyarakat menggunakan moda tranportasi umum masal dan cepat, karena konsep smart mobility pada dasarnya terletak pada kebijaksanaan masyarakat untuk menggunakan moda transportasi umum tersebut. Konsep TOD merupakan evolusi konsep perencanaan kota yang mengedepankan prinsip integrasi antara penggunaan. lahan/ sistem kegiatan kota dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Konsep ini mengarahkan pengembangan pusat-pusat kegiatan kota/kawasan di sekitar titiktitik transit (terminal, stasiun, perhentian bus/angkutan kota) sehingga meningkatkan aksesibilitas kota/kawasan dan kemudahan mobilitas. Melalui peningkatan aksesibilitas dan mobilitas yang dipromosikan oleh konsep TOD ini mampu mereduksi ketergantungan yang tinggi terhadap penggunaan kendaraan

Page 49 of 65


pribadi. Sehingga permasalahan polusi udara yang disebabkan oleh tingginya penggunaan kendaraan pribadi dapat ditangani dan diminimalisir. Dalam menunjang konsep pengembangan Surabaya Smart Subway, diperlukan adanya beberapa kelengkapan infrastruktur sebagai berikut. 1. Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Dalam menghubungkan kawasan CBD bagian barat dengan bagian timur pada koridor Jalan Ahmad Yani, digunakan JPO. Desain JPO yang futuristik menerapkan teknologi dan konsep ekologi. Teknologi yang digunakan adalah escalator sebagai tangga otomatis. Escalator tersebut digerakkan oleh energi listrik yang berasal dari panel surya yang merupakan atap dari JPO. 2. Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) Kesadaran manusia bahwa sumber daya alam yang sifatnya non renewable lama-kelamaan akan habis, membuat manusia berpikir untuk dapat menemukan energi alternatif yang lebih bersifat renewable. Salah satu contoh aplikasinya adalah penggunaan listrik sebagai bahan bakar kendaraan. 3. Kawasan Ramah Pejalan Kaki Konsep ramah pejalan kaki merupakan salah satu upaya untuk menunjang realisasi konsep subway. Konsep kawasan ramah pejalan kaki bermaksud untuk memfasilitasi pejalan kaki sekaligus menjadi daya tarik masyarakat untuk berjalan kaki. 4. Air Conditioner (AC) Subway dilengkapi dengan pendingin ruangan atau AC. Fasilitas ini yang meningkatkan strength dari subway itu sendiri. Dengan adanya AC, penumpang akan merasa lebih nyaman di dalam ruang kereta. 5. Fasilitas free Wi-fi Fasilitas free Wi-fi juga menunjang konsep pengembangan subway. Fasilitas tersebut disediakan di sekitar transit area. 6. Food Court Untuk meningkatkan pelayanan subway, pada transit area disediakan foood court. Food court tersebut disediakan sebagai langkah relokasi pedagang kaki lima di belakang Royal Plaza Dengan adanya Surabaya Smart Subway yang dikembangkan dengan aplikasi teori Transit Oriented Development dapat memberikan kebermanfaatan pada mobilitas masyarakat dalam rincian sebagai berikut. 1. Mengurangi kemacetan lalu lintas di koridor Jalan Ahmad Yani yang disebabkan oleh perjalanan ulang-alik pada jam-jam puncak dengan mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. 2. Mengurangi polusi udara dan menghemat BBM. 3. Dengan adanya sistem subway, tidak ada lagi kecelakaan kereta api yang kerap terjadi pada koridor Jalan Ahmad Yani. 4. Sebagai salah satu inovasi sistem transportasi di Indonesia, khususnya menjadi ikon moda transportasi umum masal dan cepat di Kota Surabaya.

Page 50 of 65


Rusunawa 3 In 1, Solusi Alternatif Permukiman Yang Nyaman, Ramah Lingkungan, Dan Hemat Energi Bagi Mayarakat Berpenghasilan Rendah (Mbr) Sub tema: Pengembangan inovasi pembangunan dalam penyediaan infrastruktur perkotaan

Rusunawa, Solusi Alternatif Penyediaan Kebutuhan Tempat Tinggal Bagi MBR Berdasarkan Sensus Penduduk pada tahun 2000 penduduk Indonesia mencapai 205,1 juta jiwa. Dua tahun kemudian yaitu tahun 2002, penduduk Indonesia bertambah menjadi 207,5 juta jiwa dan pada tahun 2005, penduduk Indonesia sudah mencapai 218,8 juta dasarkan hasil sensus tahun 2010 mencapai 235 juta jiwa. Pada 2050, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan menjadi 300 juta jiwa. Berarti jumlah ini dua kali lipat dibandingkan jumlah penduduk tahun 2000. Jumlah penduduk yang besar dapat menimbulkan masalah dalam pembangunan negara jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa masalah yang timbul akibat ledakan penduduk adalah krisis energi, perusakan lingkungan dan lahan yang semakin terbatas untuk dihuni. Menurut Buechi (2007) secara global, sektor pembangunan atau konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energi dan 16% air. Konstruksi juga menyumbangkan CO2 terbanyak, yaitu 45%. Untuk mengurangi dampak kerusakan alam, proses pembangunan atau konstruksi harus menerapkan konstruksi yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dimaksudkan untuk mengurangi munculnya isu terjadinya efek rumah kaca, pemanasan global dan perubahan iklim, termasuk isu tentang krisis sumberdaya alam dan krisis energi. Green building saat ini menjadi isu yang sangat penting dalam mengingat pembangunan di Indonesia yang semakin pesat dan kebutuhan akan energi yang terus meningkat. Green building juga merupakan salah satu komponen dalam mendukung pembangunan rendah karbon yakni melalui kebijakan dan program peningkatan efisiensi energi, air dan material serta penggunaan teknologi rendah karbon (Yuwono, 2012). Selain kerusakan lingkungan, keterbatasan lahan juga menjadi dampak dari adanya kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan lahan dan ketersediaan lahan akan menyebabkan kesulitan dalam memperoleh lahan untuk tempat tinggal, sarana dan prasarana pendukung, dan sebagainya. Pemenuhan kebutuhan rumah bagi setiap keluarga (shelter for all) dan pengembangan perumahan yang berkelanjutan (sustainable housing development) sudah menjadi agenda global yang harus diwujudkan oleh setiap negara. Persoalan

Page 51 of 65


lain yang sangat mendasar adalah pemenuhan kebutuhan rumah yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hal ini juga menjadi perhatian berbagai pemangku kepentingan di dunia sebagaimana dicanangkan pada The 12th Session of the Commission on Sustainable Development (CSD 12) tanggal 14-30 April 2004 di New York, yakni �to achieve significant improvements in the living conditions of the poorest population groups, in particular slum inhabitants, by the year 2020� (Butters, 2003). Pengembangan hunian vertikal di kota besar dan metro sudah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak, problem ketersediaan lahan merupakan faktor pendorong bagi berbagai pemangku kepentingan untuk segera memikirkan pola pengembangan perumahan dan permukiman yang selama ini masih didominasi oleh pengembangan hunian tapak (landed). Sudah banyak terjadi perubahan fungsi lahan pertanian produktif menjadi kawasan perumahan yang pada gilirannya akan mengakibatkan degradasi lingkungan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengusulkan sebuah konsep hunian vertikal yaitu, RUSUNAWA 3in1 dengan keunggulan hunian yang nyaman, ramah lingkungan, dan hemat energi. Konsep rusunawa ini diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan biaya yang dikeluarkan akan lebih hemat dibandingkan dengan rusunawa yang biasa disediakan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena dalam konsep tersebut terdapat beberapa sub konsep mengenai pengolahan limbah buangan yang dapat diolah dan dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi, sehingga dapat meminimalisir pengeluaran masyarakat. Konsep RUSUNAWA 3in1 Konsep RUSUNAWA 3in1 ini merupakan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan ledakan penduduk yang berakibat pada terbatasnya ketersediaan lahan akan tempat tinggal, kerusakan lingkungan, dan krisis energi. Sehingga, RUSUNAWA 3in1 ini memadukan beberapa konsep menjadi sebuah inovasi baru untuk hunian yang lebih nyaman, ramah lingkungan, dan hemat energi.

Nyaman Ramah Lingkungan

Hemat Energi

RUSUNAWA 3in1 Gambar 1. Konsep RUSUNAWA 3in1

Page 52 of 65


Untuk membuat sebuah hunian yang nyaman, ramah lingkungan, dan hemat energi terdapat beberapa sub konsep dari RUSUNAWA 3in1 tersebut, diantaranya, adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan sel surya (solar cell) sebagai energi terbarukan untuk menghasilkan energi listrik di dalam hunian Menurut data dari World Solar Insolation Values (2014), Indonesia mempunyai intensitas energi matahari sebesar 4.0-4.9 kWh/m2. Hal ini sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber energi listrik alternatif. Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk menggantikan dan mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara termasuk Indonesia. Cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan teknologi solar panel. Saat ini pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan dan implementasi (ESDM, 2011). Berdasarkan data potensi tersebut, maka sel surya (solar cell) juga berpotensi untuk digunakan sebagai sumber energi listrik dalam hunian rusunawa. Sel surya tersebut dapat diletakkan di bagian rooftop gedung untuk memperoleh sinar matahari yang tidak terhalang oleh bangunan atau hambatan lain.

Gambar 2. Atap Menggunakan Solar Cell Sumber: http://roofpedia.com/wp-content/uploads/2013/08/solar-roof-shingles-vssolar-panels1.png 2. Penghematan Energi dari Pengolahan Air Sisa Rumah Tangga Menjadi Air Bersih Air sisa penggunaan manusia akan menuju pada satu tempat yang nanti akan difilter dan dikonversi dengan reactor ozon dengan mengalami proses Advanced Oxidation Processes untuk menghasilkan air bersih yang dapat digunakan untuk mandi dan menyiram tanaman. Hal ini sangat membantu masyarakat penghuni dalam menghemat pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. Untuk mengakomodir pengolahan air sisa

Page 53 of 65


tersebut, diperlukan ruang untuk instalasi pengolahan air hingga menjadi air bersih, lalu dapat disalurkan ke tiap bagian yang membutuhkan di rumah susun tersebut. 3. Penghematan Energi dari Pengolahan Limbah Buangan Kotoran Manusia Menjadi Sumber Energi Kompor Biogas Kotoran manusia dapat dikonversi menjadi biogas agar dapat digunakan untuk sumber daya kompor biogas. Sehingga, dengan adanya biogas yang dihasilkan tersebut dapat menghemat pengeluaran masyarakat penghuni dalam penyediaan LPG di dapur. Untuk mengakomodir pengolahan kotoran manusia tersebut, diperlukan ruang untuk instalasi pengolahan hingga menjadi sumber energi biogas, lalu dapat disalurkan ke tiap bagian yang membutuhkan di rumah susun tersebut.

Gambar 3. Proses Pengolahan Biogas Sumber: http://dekfendy.blog.uns.ac.id/files/2009/12/untitled.jpg Dengan adanya penggunaan sumber energi terbarukan di atas dapat mengurangi timbulnya emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan. Selain itu, adanya pengolahan limbah-limbah buangan dapat meminimalisir polutan-polutan yang juga berdampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu, adanya beberapa konsep dalam RUSUNAWA 3in1 tersebut selain hemat energi, juga dapat menciptakan lingkungan hunian yang nyaman dan ramah lingkungan. Bagaimana RUSUNAWA 3in1 dapat Diimplementasikan? Untuk dapat mengimplementasikan inovasi tersebut di atas, diperlukan adanya dukungan yang massif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Model kerja sama public-private-partnership juga dapat dilakukan untuk mendukung

Page 54 of 65


pembiayaan rusunawa tersebut, sehingga biaya yang dibebankan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) juga tidak terlalu tinggi. Dengan demikian, kebutuhan akan tempat tinggal dan infrastruktur pendukung bagi MBR dapat terpenuhi dengan lahan yang terbatas, ditambah dengan keuntungan lingkungan yang didapatkan.

Nur Fitriah Andriani 3612100002

Page 55 of 65


K-Dewandura Konsep Pengembangan Desa Wisata Unggulan Madura Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Peningkatan Peran Pemuda dalam Pelestarian Budaya Pasca Beroperasinya Jembatan Suramadu Sub Tema: Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah dalam Rangka Penguatan Perekonomian Domestik. Beroperasinya Jembatan Suramadu merupakan akses yang efisien dan efektif untuk meningkatkan mobilitas perekonomian yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan sebagai penggerak pembangunan ekonomi Pulau Madura untuk bersaing dengan daerah-daerah lain (Irawulan, 2009). Di sisi lain, terbangunnya pembangunan Jembatan Suramadu berdampak pada meningkatnya arus globalisasi ke Pulau Madura. Sehingga tantangan masyarakat madura ke depan adalah menumbuhkan kesadaran masyakarat untuk turut aktif berperan dalam upaya pelestarian budaya lokal. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemerintah daerah Madura untuk membendung arus globalisasi modernitas dengan melakukan pendekatan-pendekatan sosial masyarakat lokal diantaranya adalah penyelenggaraan event Festival Madura yang merupakan serangkaian acara pertunjukan kesenian khas, sarasehan dan karnaval budaya warisan budaya Madura. Pemerintah setempat juga mengadakan Kongres Bahasa dalam rangka mempertahankan dan memperkenalkan Bahasa Madura yang telah jarang digunakan oleh masyarakat Madura sendiri (balaibahasajatim.org). Namun, penyelenggaraan berbagai event tersebut belum melibatkan komponen kearifan lokal secara utuh dan bersifat sementara. Upaya pelestarian budaya yang dilakukan di berbagai daerah-daerah seperti Bali dan Yogyakarta sejauh ini cukup efektif dengan melibatkan peran pemuda lokal melalui gerakan inisiatif yang terdapat dalam program-program pemberdayaan masyarakat, khususnya dibidang pariwisata. Merujuk pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan Pasal 19 bahwa Pemuda bertanggungjawab dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa maka upaya meningkatkan peran aktif pemuda dapat dijadikan sebagai sinergisitas dalam mengoptimalkan peran strategis pemuda lokal dalam pembangunan di sektor wisata. Harapannya, pendekatan partisipasi pemuda lokal tersebut dapat mendorong pengembangan pariwisata dalam upaya melestarikan budaya-budaya lokal Madura. Adanya Jembatan Suramadu dianggap dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas, dan berkelanjutan. Tersedianya infrastruktur pembangunan yang menjadi daya pikat investasi dalam menumbuhkembangkan serta meningkatkan kapasitas dan efisiensi usaha sektor ekonomi. Perkembangan ekonomi wilayah Madura meningkat secara signifikan.

Page 56 of 65


Grafik Prospek Perkembangan Perekonomian Wilayah Madura Sumber: Proyeksi Income Perkapita Berdasarkan DPU-BPPT tahun 2008

Pulau Madura sendiri merupakan wilayah di Propinsi Jawa Timur yang memiliki potensi di sektor pariwisata yang didalamnya terdapat kebudayaan, peninggalan sejarah, panorama alam yang indah yang masih belum dikenal oleh banyak pihak. Selain itu, beberapa desa di Pulau Madura berpotensi menjadi kawasan wisata budaya yang bernilai jual tinggi karena terdapat peninggalan sejarah, keanekaragaman sosial dari etnis suku Madura, Cina, Arab, dan India (antarajatim.com). Segala potensi pariwisata terutama wisata budaya tersebut merupakan peluang yang dapat dikembangkan menjadi industri pariwisata yang propspektif dan mempunyai multiplier effect bagi perkembangan wilayah Madura sendiri (Arison, 2006). Hal ini juga semakin diperkuat dengan terdapatnya arahan pengembangan kawasan pariwisata di wilayah Madura pasca pembangunan Jembatan Suramadu (RTR Pulau Madura, 2006). Berdasarkan fakta empiris tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dampak beroperasinya jembatan Suramadu pada aspek sosial-masyarakat Madura adalah adanya perubahan masyarakat secara signifikan Madura menuju masyarakat modern yang ditunjukkan dengan perubahan budaya dan gaya hidup masyarakatnya. Akibat dari tidak terbendungnya budaya asing yang masuk sebagai akibat kemajuan pesat teknologi informasi dan transportasi tersebut mempengaruhi arah perkembangan budaya dan peradaban Madura. Indikasi yang terjadi adalah mulai memudarnya batas-batas kebudayaan Madura dengan segala kekhasan sistem tata nilainya yang berkembang di masyarakat sekarang.Oleh karena itu, ancaman terhadap pergeseran budaya masyarakat Madura harus dicarikan sebuah solusi untuk mempertahankan dan melestarikan budaya-budaya lokal. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi budaya itu sendiri menjadi produk wisata yang bernilai tinggi. Selain itu, dalam proses pengembangan wisata budaya tersebut membutuhkan dukungan pemerintah, masyarakat dan swasta bekerja sama dalam mengkonservasi budaya lokal. Konsep K-Dewantaru merupakan konsep perpaduan antara konsep pengembangan desa wisata unggulan, konsep kearifan lokal dan konsep peran pemuda dengan tujuan melestarikan budaya lokal Madura. Gambar berikut menggambarkan secara grafis konsep K-Dewantaru yang ditawarkan untuk

Page 57 of 65


membendung budaya asing luar Madura dengan memanfaatkan potensi wisata budaya dan potensi pemuda lokal di Madura.

Peran Pemuda “Kader”

Kearifan Lokal Pesona Alam Benda Peninggalan Sejarah Tata cara kehidupan masyarakat Kebudayaan

DESA WISATA UNGGULAN MADURA

Prinsip Ketuhanan Intelektualitas dan idealisme Kemamapuan Leadership Inovasi dan kreatifitas Berdaya saing

Kelestarian Budaya Lokal Gambar Konsep K-Dewantaru “Kader-Desa Wisata Unggulan Madura Sumber: Penulis, 2015

Dari konsep desa wisata dan kearifan lokal tersebut, selanjutnya adalah melakukan pengembangan berdasarkan potensi pada masing-masing desa. Konsep K-Dewandura menggunakan konsep Indigenous Madurannese Village Tourism, yaitu dengan membangun desa wisata yang berbasis kearifan lokal, yaitu kebudayaan daerah Madura. Kebijakan indigenous development adalah kebijakan yang menggunakan potensi sumber daya manusia, institusi, dan sumber daya alam dalam mengembangkan wilayahnya (Blakely, 1994). Berdasarkan hasil kajian pustaka yang dilakukan, maka potensi pengembangan konsep Desa Wisata KDewandura ini akan dilakukan pada Desa-Desa berikut: Tabel Identifikasi Potensi Pengembangan Desa Wisata K-Dewandura Lokasi Desa Semaan, Kecamatan Dasuk, Sumenep

Potensi

Kearifan Lokal yang Dikembangkan

Kondisi Fisik

Kawasan Pantai Slopeng

Seni Budaya

Kerajinan ukir untuk membuat topeng dari kayu, kesenian tradisional topeng dalang, dan sapi 'sono' (sapi betina hias)

SDM/ Lembaga Pengelola

Pemerintah dan masyarakat setempat

Fasilitas

    

Ruang ganti baju pria dan wanita Toilet Pria dan Wanita Musholla Kantin Tempat duduk dipinggir Pantai

Page 58 of 65


Lokasi

Potensi

Kearifan Lokal yang Dikembangkan ďƒ˜ Taman bermain anak-anak

Desa Karduluk Kecamatan Pragaan, Sumenep

Kondisi Fisik

Desa sentra produk Madura

Seni Budaya

Seni budaya yang khas yaitu kerajinan ukiran kayu khas Madura yang berciri kaku, kasar tapi manis dan pengrajin ukiran tersebut sampai sekarang masih bertahan di Madura

SDM/ Lembaga Pengelola Fasilitas Desa Kondisi Tanjungbumi, Fisik Bangkalan Seni Budaya SDM/ Lembaga Pengelola Fasilitas Desa Waru Kondisi Barat, Fisik Kecamatan Waru, Pamekasan Seni Budaya

Desa Padelegan Kecamatan Pademawu, Pamekasan

Pengrajin Berdekatan dengan wilayah laut, sawah, semak, vegetasi bakau Kerajinan batik khas Madura Perajin batik (dewasa dan remaja) belum ada paguyuban batik. Kawasan pertanian Sapi sonok, yakni dua sapi betina yang dihiasi dan dipercantik sedemikian rupa untuk dilombakan,dimana yang dilombakan adalah keindahan sapi saat berjalan dan berpakaian. diiringi musik tradisional, sronil, lengkap dengan sinden.

SDM/ Lembaga Pengelola

Paguyuban sapi sonok, masyarakat petani

Fasilitas

Lapangan arena perlombaan, jalan aspal dapat ditempuh dengan menggunakan sarana transportasi mobil angkutan umum

Kondisi Fisik

Kawasan pantai

Seni Budaya

Upacara Petik Laut yang merupakan pesta rakyat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas keberhasilannya dalam mengarungi lautan, dalam kegiatannya diawali dengan acara keagamaan dan diakhiri dengan

Page 59 of 65


Lokasi

Potensi

Kearifan Lokal yang Dikembangkan pagelaran seni dan budaya setempat

Desa Bancaran, Kecamatan Bangkalan, Bangkalan

Pusat kota Sampang

SDM/ Lembaga Pengelola

Masyarakat setempat

Fasilitas

Sarana mobil angkutan umum/ojek dengan kondisi jalan aspal

Kondisi Fisik Seni Budaya SDM/ Lembaga Pengelola Fasilitas Kondisi Fisik Seni Budaya SDM/ Lembaga Pengelola Fasilitas

Berdekatan dengan wilayah laut Atraksi Karapan sapi Paguyuban karapan sapi, masyarakat Lapangan arena perlombaan Kawasan perkotaan Festival Daoll Combo (lebih populer Ul-Daol), pertunjukan musik tradisional Masyarakat -

Sumber: Diolah dari Berbagai Sumber, 2015

Page 60 of 65


Gambar Integrasi Wisata Berbasis Kearifan Lokal K-Dewandura Sumber:http://www.google.co.id/images

Untuk menunjang konsep K-Dewandura di atas, maka dilakukan inovasi baru dalam pelestarian budaya dengan melakukan pengembangan berupa :

Page 61 of 65


Permukiman Tanean Lanjang Terbentuk karena sejumlah rumah di tata berjejeran dengan rumah induk yang berada di tengah-tengah. Rumah induk, ditempati orang tertua pada keluarga tersebut. Atap bangunan dalam budaya Madura mirip di Jawa. Rumah adat Madura, hanya memiliki satu pintu di depan. Permukiman ini selain menjadi ikon atau ciri khas permukiman Madura juga bisa dimanfaatkan sebagai penginapan untuk wisatawan Landmark Dibuat berupa bangunan yang melambangkan daerah Madura. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dengan membangun patung karapan sapi yang berbeda dengan kota lainnya. Rumah Batik Sejarah mencatat Madura adalah produsen batik cukup terkenal karena menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakatnya sendiri, namun juga menjadi ikon budaya. Batik Madura menjadi industri kecil kebanggaan daerah ini. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain, merefleksikan karakter masyarakatnya. Di rumah batik, wisatawan dapat melihat secara langsung proses pembuatan batik. Wisatawan juga dapat belajar membatik secara langsung dari masyarakat pembuat batik.

Page 62 of 65


Maduranse Dance Wisatawan dapat melihat pertunjukan tarian khas Madura. Wisatawan juga dapat berlatih menari ataupun belajar memainkan instrument musiknya secara langsung dengan didampingi oleh instruktur khusus atau pelatih. Dengan beragamnya pilihan tari dan musik dapat disesuaikan dengan minat para wisatawan dalam memperkenalkan budaya Madura. Kuliner Madura Salah satu tujuan wisata yang pasti akan dikunjungi adalah wisata kuliner. Dengan berbagai makanan khas yang dibuat dari racikan bumbu asli Madura siap memanjakan lidah para kuliner yang akan semakin terasa akan kekayaan bumi Madura. Contoh kuliner Madura yang terkenal diantaranya sate madura, rujak petis, soto madura, dan lain-lain. Paket Wisata Spesifikasi pengembangan budaya pada tiap desa memungkinkan untuk dikembangkannya paket perjalanan wisata budaya yang saling terintegrasi dengan desa wisata. Kegiatan ini difokuskan untuk dikelola oleh para pemuda setempat. Konsep wisata ini akan mendorong potensi pariwisata tumbuh dan berkembang serta menciptakan peluang lapangan kerja baru untuk meningkatkan keberagaman profesi di daerah Madura. Paket wisata dengan obyek yang variatif di beberapa desa wisata ini akan memudahkan pengunjung mengeksplore budaya khas apa saja yang ada di Pulau Madura. Agar wisata terasa lebih berkesan, pengunjung dapat dilibatkan dalam setiap aktivitas budaya daerah, misalnya terlibat pada pementasan tarian, memainkan alat musik ataupun proses memasak kuliner khas. Paket wisata yang ditawarkan dapat dilengkapi dengan paket inap/homestay. Bagi pengunjung yang berkenan bisa menginap di rumah penduduk yang masih asli berkonsep Tanean Lanjang dengan desain khas Madura.

Page 63 of 65


STASIUN KERETA API MULTIFUNGSI Sub Tema: Pengembangan Inovasi Pembangunan Dalam Penyediaan Infrastruktur Perkotaan. Seiring dengan berjalannya waktu, transportasi kereta api semakn lama semakin diminati oleh masyarakat. Perbaikan pelayanan serta penyediaan prasarana yang berkualitas dari operator kereta api membuat semakin banyak penumpang yang mengandalkan jasa angkutan kereta api. Salah satu sarana kereta api yang juga mengalami perbaikan adalah Stasiun. Stasiun kini dilengkapi dengan mesin penjual tiket otomatis, ruang tunggu yang nyaman, retoran, minimarket serta toilet yang memandai. Namun kedepannya kita perlu memikirkan fungsi stasiun yang tidak hanya sekedar sebagai tempat naik dan turun penumpang. Namun juga memikirkan bagaimana stasiun kita maksimalkan tempatnya sebagai tempat dengan fungsi yang ganda. Sebaga studi kasus, Stasiun Shibuya dan Stasiun Nishi-Osaka di Jepang juga berfungsi ganda sebagai pusat perbelajaan, dan ada juga Stasiun Nagoya yang juga berfungsi ganda sebagai pusat perkantoran. Bahkan ada pula operator kereta api di Jepang yang membangun apartemen di area stasiun. Kenapa harus berfungsi ganda? Seiring dengan semakin vitalnya fungsi stasiun kereta api sebagai titim tempat penumpang naik dan turun kereta api, maka kebutuhan akan tempat kerja, fasilitas umum, serta infrastruktur yang berada di dekat stasiun atau di dalam stasiun akan semakin banyak dibutuhkan. Hal ini mempermudah penumpang yang hendak pergi ke tempat kerja agar mereka tidak jalan terlalu jauh ke tempat kerja. Hal ini juga menguntungkan jasa perbelanjaan karena mereka bisa menarik banyak penumpang agar bisa berbelanja. Seiring dengan studi kasus di Jepang serta mulai sadarnya stakeholder akan fungsi vital dari stasiun, seiring dengan meningkatnya orang yang menggunakan kereta api, maka kini menjadikan stasiun sebagai tempat yang multifungsi kini patut diperhatikan untuk memberikan nilai tambah bagi stasiun, memusatkan kegiatan di kompleks stasiun (sehingga aktifitas tidak menyebar ke area lainnya), serta mengurangi penggunaan lahan dengan maksimalkan dan menambahkan fungsi stasiun yang ada saat ini. Fungsi ganda dari stasiun juga sebagai bagian dari menyokong konsep TOD (Transit Orianted Development), dimana menjadikan kawasan di sekitar stasiun sebagai kawasan yang multi fungsi dan masyarakat tidak perlu waktu lama untuk pergi dari stasiun ke tempat kerja atau tempat perbelanjaan. Mengikuti studi kasus yang ada di Jepang, operator kereta api di Indonesia bisa membangun bangunan bertingkat di atas stasiun yang ada, atau membangun bangunan tambahan di sisi depan stasiun, yang nanti fungsinya bisa digunakan secara ganda, yaitu bisa menjadi fungsi perdagangan jasa, bisa menjadi perkantoran, bisa juga untuk fasilitas umum, seperti sekolah atau klinik. Fungsi gandanya harus melihat dulu kebutuhuan fasilitas umum serta keseuaian karakteristik penumpang kereta api.

Page 64 of 65


Operator kereta api di Indonesia saat ini juga telah memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang properti. Maka dengan adanya anak usaha tersebut, hal itu bisa dimaksimalkan untuk mewujudkan kawasan stasiun sebagai kawasan yang multi fungsi. Hal ini juga kedepannya bisa memikat investor untuk ikut serta dalam membangun stasiun multi fungsi dan membuka usaha di sana. Namun yang perlu kita cermati pula adalah potensi hambatan yang akan dihambati dalam mewujudkan inovasi ini. Salah satu yang paling penting unutk dibahas bekaitan dengan hambatan adalah kebanyakan stasiun kereta api di Indonesia bestatus bangunan bersejarah dan cagar budaya, sehingga sangat susah untuk mengubah konsep stasiun untuk dibuat lebih modern dalam mewujudkan stasiun multi fungsi. Walau sejatinya pengembang bisa memaksimalkan lahan yang ada untuk membangun tempat multifungsi tanpa harus membongkar stasiun yang ada, namun dikhawatirkan implementasi dari rencana ini tidak maksimal. Selain itu karena konsep ni masih baru di Indonesia, maka perlu ada sosialisasi serta studi lanjuta berkaitan dengan impelementasi kedepan. Meski begitu, konsep ini layak untuk patut kita perhatikan kalau kita ingin mewujudkan sebuah kota yang modern dengan memanfaatkan mobilitas masyarakat serta sentralisasi kegiatan untuk mengurangi kebutuhan perjalanan. Saya berharap konsep ini diperhatikan oleh semua stakeholder kedepannya.

Page 65 of 65


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.