[DOCUMENT TITLE] [Document subtitle]
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM “BIOFOAM” : ALTERNATIF STYROFOAM DENGAN BAHAN JERAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Achmad Farabi C
(3616 100 012) Angkatan 2016
Fariz Achmad
(3616 100 038) Angkatan 2016
Novia Indah P
(3616 100 058) Angkatan 2016
Ivandy Halim
(3616 100 084) Angkatan 2016
Iradha
(3616 100 106) Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM “BIOFOAM” : ALTERNATIF STYROFOAM DENGAN BAHAN JERAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Achmad Farabi C
(3616 100 012) Angkatan 2016
Fariz Achmad
(3616 100 038) Angkatan 2016
Novia Indah P
(3616 100 058) Angkatan 2016
Ivandy Halim
(3616 100 084) Angkatan 2016
Iradha
(3616 100 106) Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
i
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................................... i DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................................... iii RINGKASAN ................................................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 1 1.2 Perumusan ........................................................................................................................................ 2 1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 2 1.4 Luaran yang diharapkan .............................................................................................................. 2 1.5 Manfaat .............................................................................................................................................. 2 BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Brand Produk ................................................................................................................................... 3 2.2 Gambaran Produk ........................................................................................................................... 3 2.3 Keunggulan Produk ...................................................................................................................... 3 2.4 Segmentasi Pasaran....................................................................................................................... 4 2.5 Strategi Pasaran .............................................................................................................................. 4 2.6 Sumber Daya Manusia ................................................................................................................. 4 BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Rancangan Pelaksanaan Program ............................................................................................. 5 BAB IV
BIAYA KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................................................. 7 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................... 8 LAMPIRAN ........................................................................................................................................................ 9
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Anggaran Kegiatan ......................................................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Biofoam .......................................................................................................................... 3 Gambar 2. Flowchart pelaksaan usaha ..................................................................................................... 5
iii
RINGKASAN Pakan kasar masih menjadi pakan utama ternak ruminansia di Indonesia. Salah satu pakan kasar yang tersedia melimpah adalah jerami, terutama jerami padi. Hal ini karena jerami padi merupakan limbah pertanian tanaman pangan sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi jerami padi dapat mencapai 12-15 ton/hektar tiap panen tergantung lokasi dan varietasnya. Jerami ini bisa digunakan untuk pakan kasar 2-3 ekor sapi dewasa sepanjang tahun. Penggunaan jerami untuk pakan baru berkisar 31-39% dan 7-16% untuk industri. Dari keseluruhan produksi jerami, sebagian besar masih dibakar dan dikembalikan ke tanah. Efek negatif dari pembakaran adalah polusi lingkungan, mempengaruhi ekologi tanah dan hilangnya bahan organik Selaindi gunakan sebagai pakan, jerami padi dapat diolah menjadi biofoam dengan menggunakan teknologi thermopressing, di mana adonan pati, serat-serat bahan aditif lain dicampurkan dengan komposisi tertentu dan selanjutnya ditambahkan cairan hingga 50%. Adonan selanjutnya di cetak pada suhu 170-180°C selama 2-3 menit. Biofoam ini memiliki kuat tekan dan Tarik yang lebih baik di bandingkan Styrofoam. Inovasi kemasan biofoam mampu menjadi alternatif pengganti Styrofoam yang terbuat dari bahan baku alami yaitu pati dengan tambahan serat untuk memperkuat strukturnya, dapat di buat dalam berbagai ukuran dan bentuk sesuai kebutuhan. Proses pembuatannya juga tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti benzena dan stirena yang bersifat karsinogenik, sehingga ramah lingkungan karena bersifat biodegradable atau mudah terurai oleh alam dan aman untuk kesehatan tubuh. Pengembangan industri biofoam ini sangat besar potensinya, selain mudah dan tidak rumit karena menggunakan teknologi sederhana, dapat dikatakan industri ini cukup murah mengingat didukung oleh kekuatan sumber bahan baku potensi lokal yaitu jerami dari limbah pertanian.
iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding, lantai), mulsa, dan kerajinan tangan. Masyarakat masih banyak yang belum memanfaatkan limbah jerami, mereka lebih suka untuk membakarnya. Kegiatan ini lebih di pilih para petani karena lebih mudah dan lebih singkat waktunya mengingat lahan akan segera ditanami kembali dan adanya mitos lama bahwa hasil kebakaran sisa panen yang dilakukan di tempat/lahan pertanian dapat menyuburkan tanah. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membakar hasil panen atau limbah pertanian menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih fatal. Polusi udara dan meningkatnya suhu di sekitar lingkungan tempat tinggal akan mengganggu kesehatan pernafasan. Tingginya limbah pertanian dari jerami sangat mendorong orang-orang kreatif dan inovatif untuk berinisiatif memanfaatkan limbah ini menjadi lebih bernilai ekonomi tinggi dan ikut andil menyelamatkan lingkungan. Salah satu inovasi kreatif dari kelompok kami adalah memanfaatkan jerami sebagi biofoam atau penggandi Styrofoam. Inovasi kemasan biofoam mampu menjadi alternatif pengganti Styrofoam yang terbuat dari bahan baku alami yang terbuat dari pati dan serat untuk memperkuat strukturnya.
1
1.2 Perumusan masalah Permasalahan yang terdapat dalam usulan program ini adalah: 1. Bagaimana solusi untuk pengolahan limbah panen yang tidak menciptakan polusi udara? 2. Bagaimana mengolah limbah panen secara maksimal? 3. Bagaimana mengurangi sampah Styrofoam yang bersifat sangat lama untuk terurai? 1.3 Tujuan Tujuan yang terdapat dalam usulan program ini adalah : 1. Untuk memanfaatkan hasil limbah panen padi ( jerami ) lebih agar lebih bermanfaat 2. Untuk mengurangi polusi udara akibat dari di bakarnya limbah hasil panen tersebut 3. Untuk mengurangi sampah Styrofoam yang bersifat sangat lama untuk terurai? 1.4 Luaran yang di harapkan 1. Menghasilkan produk biofoam yang lebih mudah terurai 2. Memasarkan produk biofoam yang siap jual di kalangan umum dengan harga yang lebih terjangkau 3. Memberikan inovasi baru terhadap manfaat limbah panen, sebagai wadah makanan yang ramah lingkungann 1.5 Manfaat 1. 2. 3. 4.
Penggunaan limbah panen lebih maksimal Mengurangi polusi udara akibat pembakaran limbah hasil panen Membuat sterofoam menjadi bahan yang cepat terurai Menciptakan strerofoam dengan bahan yang lebih terjangkau
2
BAB II . GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Brand Produk Nama produk kami adalah “Biofoam� yaitu sebuah wadah pembungkus makanan yang berasal dari limbah hasil panen yang kami kelolah dan kami manfaatkan untuk mengurangi limbah baik sebelum pengolahan dimana jerami sebagai bahan lebih baik diolah dibanding dibakar yang dapat menambah polusi udara, maupun setelah pengolahan dimana “Biofoam� lebih cepat terurai, maka akan mengurangi limbah sampah dengan sendirinya. 2.2 Gambaran Produk Jenis produk yang di buat adalah biofoam. Produk ini merupakan inovasi dari Styrofoam yang dibuat dari limbah pertanian ( jerami ) dan bahan kimia berupa benzene dan styrene yang bersifat kasinogenik sehingga ramah lingkungan karena proses penguraiannya hanya membutuhkan waktu hanya 3 minggu. Oleh karena itu produk ini dapat menggantikan Styrofoam yang selama ini digunakan untuk wadah makanan. Biofoam ini industri yang berpotensi selain pembuatannya yang mudah dan cukup terjangkau karena bahan baku yang berasal dari limbah pertanian. Dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Desain Biofoam 2.3. Keunggulan Produk Biofoam mempunyai keunggulan dari segi bahan bakunya. Sebagai bahan baku yang berasal dari limbah pertanian, jerami yang biasanya bakar oleh para petani dapat menimbulkan polusi udara karena emisi CO dari pembakaran, oleh karena itu biofoam memiliki keunggulan sebagai pengurang tingkat polusi udara dari pembakaran jerami. Selain itu di bandingkan Styrofoam lebih ramah lingkungan karena penguraiannya yang hanya membutuhkan waktu selama 3 minggu, serta harga yang lebih terjangkau. 3
2.4 Segmentasi Pasar Konsumen yang dituju adalah penjual makanan kecil maupun besar, karena harganya yang terjangkau serta cocok untuk segala jenis makanan karena PVA yang dapat melapisi agar tahan terhadap air. 2.5 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran biofoam dapat dilakukan melalui : 1. Dengan melakukan penyebaran brosur dan poster yang jual di toko yang menjual makanan 2. Melakukan promosi mulut ke mulut 3. Melalui media sosial Dengan menggunakan biofoam dapat meningkatkan kesejahteraan petani, karena petani dapat menjual limbah hasil panennya. dan juga dapat memunculkan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar dengan semakin banyaknya produksi yang dilakukan.
2.6 Sumber Daya Manusia Pemasaran dan penyebar luasan biofoam membutuhkan struktur organisasi. Berikut deskripsinya : 1. Pimpinan sebagai penanggung jawab atas segala kegiatan yang terjadi di perusahaan dan melakukan koordinasi terhadap pihak luar maupun dalam. 2. Pemasaran bertanggung jawab untuk memasarkan produk, denga melalui promosi di berbagai media dan mencetak alat yang digunakan untuk produksi 3. Keuangan bertanggung jawab terhadap pendanaan suatu usaha. 4. Produksi/SDM bertanggung jawab terhadap desain produk penerimaan order, pengadaan dan pembelian bahan serta bertanggung jawab dalam pengemasan.
4
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Rancangan Pelaksanaan Program Metode yang akan dan sudah dilakukan diharapkan mampu membawa hasil yang efektif dan optimal. Tahap metode pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut
Gambar 2. Flowchart pelaksanaan usaha Uraian pelaksanaan bisnis yang akan kami lakukan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Kami akan mencari informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan alat yang kami butuhkan. Sumber dari literature, teman, dan internet.
5
2. Perencanaan Proses Produksi untuk mempermudah pembuatan produk tim kami berencana bekerja sama dengan petani dan masyarakat sekitar sebagai pengolah. 3. Perencanaan Desain Awal Desain awal diaplikasikan pada produk merupakan hasil diskusi dan inspirasi dari internet. Selain itu kami juga telah melihat kebanyakan bentuk desain wadah makanan yang memadai untuk digunakan. 4. Pembuatan Produk Apabila pembuatan biofoam berhasil maka kami akan meningkatkan produktivitas dengan kualitas yang lebih baik. Jika ada alat dan bahan yang lengkap, pembuatan produk hanya akan membutuhkan waktu yang lebih singkat. 5. Publikasi dan Penjualan Tahap 1 Dengan menyediakan sampel produk sebanyak lima lusin yang kami tawarkan secara langsung kepada konsumen maupun kami titipkan di toko-toko bahan kue. Apabila produk kami habis dalam waktu singkat kami akan memproduksi lagi dan menitipkan produk degan jumlah lebih banyak lagi 6. Evaluasi Tahap 1 Pada tahan pertama kami akan mengevaluasi publikasi dan hasil penjualan tahap satu. Profit akan kami analisa apakah dapat menunjang indicator pada tujuan awal. Baik dari segi ekonomi, sosial, dan lain-lain. 7. Publikasi dan Penjualan Akhir Apabila pada tahap evaluasi 1 kami telah menyimpulkan bahwa kami mamu melanjutkan publikasi dan penjualan tahap 2 maka kami akan segera menjual hasil produksi kami dengan skala yang lebih besar. 8. Evaluasi dan Analisi Profitabilitas Dengan tahap sebelumnya, publikasi dan penjualan tahap 2 yang skalanya lebih besar tentunya penanganannya akan lebih sulit dan dibutuhkan evaluasi lebih mendalam. Selain itu, kami melakukan profitabilitas unuk mengetahui ketercapaian target sesuai harga yang kami buat dengan kondisi kasar.
6
BAB IV BIAYA KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Berikut ini adalah anggaran biaya yang dibutuhkan dalam produk ....... No 1
Jenis Pengeluaran Biaya peralatan penunjang (81%)
Biaya (Rp) 655.000
2 3
Bahan habis pakai (16%) Biaya administrasi dan publikasi (3%)
63.500 35.000
Jumlah
753.500 Adapun analisis biaya yang dapat diperhitungkan adalah sebagai berikut : Biaya Produksi Satuan =
Biaya Produksi Satuan =
Biaya Produksi Satuan =
Rp.900 63. 500
Harga Jual Satuan Keuntungan
=
66
= Harga Jual Satuan – Biaya Produksi Satuan = Rp. 1000 – Rp. 900 = Rp. 100
BEP
= Total Biaya Habis Pakai/Harga Jual Satuan = Rp. 63500 / Rp. 1000 = 63,5 (64 buah)
7
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, Kendri. (2015, 27 Januari) Diakses tanggal 14 Oktober 2016. Tabloid Sinar Tani – Dari Limbah menjadi Bernilai Ekonomi http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews%5Btt_news%5 D=1663&cHash=d40bc8b6afbb64c60a8d9f6b1682f466
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian dikutip oleh Petani TOP. (2015, Desember) Diakses tanggal 14 Oktober 2016. Petani TOP – Biofoam, Kemasan Pangan Ramah Lingkungan
8
LAMPIRAN Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Bahan Peralatan Penunjang Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Blender
Untuk menghancurkan jerami Untuk memanaskan cetakan jerami yang telah dihancurkan dan dicampurkan beberapa bahan Untuk membuat wadah yang diinginkan Pelindung Tangan
Oven
Cetakan Sarung Tangan
Jumlah (Rp)
1
Harga Satuan (Rp) 420.000
1
200.000
200.000
4
5000
20.000
1
15.000
15.000
SUB TOTAL (Rp)
645.000
20 kg
Harga Satuan (Rp) 2.000
Jumlah (Rp) 2.000
500 g
8.500
8.500
500 g
50.000
50.000
20 Liter
3.000
3.000
SUB TOTAL (Rp)
63.500
Harga Satuan (Rp) 70 SUB TOTAL (Rp) Total (Keseluruhan)
Jumlah (Rp) 35.000 35.000 802.000
420.000
2. Bahan Habis Pakai Material Jerami NaOH Povinil Alkohol (PVA)
Air
Justifikasi Pemakaian Sebagai bahan dasar Sebagai bahan campuran Sebagai bahan campuran agar tahan ketika terkena air Sebagai bahan campuran
Kuantitas
3. Biaya Administrasi dan Publikasi Material Cetak Brosur
Justifikasi Pemakaian Media Promosi
Kuantitas 500
9
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “KERIPIK APEL SUPER KRENYES ASLI KOTA BATU DISELIMUTI HANGATNYA SAUS COKLAT”
BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh : Kadek Sinta Ariesta
3616100004
Hartini Muharama Hanan
3616100026
Maria Donna
3616100086
Dhani Artha
3616100054
Armanda Dicky
3616100040
1
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul ....................................................................................................................... i Halaman Pengesahan ........................................................................................................... ii Daftar Isi ................................................................................................................................ iii Daftar Tabel .......................................................................................................................... iii Daftar Gambar ..................................................................................................................... iii Ringkasan .............................................................................................................................. iv Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1 1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................................. 1 1.5 Manfaat ................................................................................................................. 1 Bab II Gambaran Umum Rencana Usaha 2.1 Kondisi umum lingkungan........ ………………..……………… ......... 2 2.2 Potensi sumber daya dan peluang pasar .........…….……………… .... 2 2.3 Konsep produk......................…………………………… ......... …. ..... 3 2.4 Prospek pengembangan usaha ...................................................................... 4 2.5 Strategi pemasaran ........................................................................................... 4 2.5.1 Analisis STP ................................................................................................. 5 2.5.2 Analisis 4P .................................................................................................... 6 2.5.3 Rencana dan aplikasi pemasaran ............................................................ 7 2.6 Keberlanjutan usaha ............................................................................................ 7 2.6.1 Peluang usaha jangka panjang ................................................................. 7 2.6.2 Langkah-langkah usaha selanjutnya ....................................................... 7 BAB III Metode Pelaksanaan 3.1 Rencana Pelaksanaan Usaha ............................................................................. 7 Bab IV Biaya dan Jadwal Kegiatan 4.1 Anggaran Biaya .................................................................................................... 8 4.2 Jadwal Kegiatan.................................................................................................... 9 Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 10
2
RINGKASAN
Kota Batu memiliki buah khas yang jumlahnya sangat melimpah, yaitu apel Malang dengan warna khas hijau. Apel tersebut selain biasanya di konsumsi langsung atau diolah menjadi jus yang bernutri ternyata di Batu Malang sendiri buah apel juga di biasanya di olah menjadi keripik kpel (keripik buah). Selain itu keripik apel juga mempunyai banyak peminat sehingga kami terinspirasi untuk membuat keripik apel dengan inovasi baru agar dapat menambah varian baru dari keripik apel. Oleh karena itu kami produk yang kami beri nama COKPEL.
Tujuan dari program kewirausahaan ini adalah membuat varian baru keripik apel dengan tambahan coklat batang yang dicairkan terlebih dahulu, kemudian di campur dengan keripik apel lalu dibekukan dan menambahkan toping kacang dan keju halus untuk menambah varian produk kami. Adapun harapan kami agar produk COKPEL ini dapat bersaing luas di pasaran dan diminati oleh masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kami menawarkan produk varian terbaru keripik apel buatan kami yaitu tambahan lumuran coklat pada keripik apel dengan toping kacang dan keju halus. Varian tersebut sebagai acuan kami agar produk kami ini laku diminati oleh masyarakat. Selain itu kami menambahkan kemasan yang unik dan harga yang ekonomis untuk keripik apel buatan kami agar menarik konsumen mencoba produk kami. Dan terakhir kami memasarkan produk kami dengan memanfaatkan media social sebagai sarana memperkenalkan produk kami COKPEL agar lebih di kenal masyarakat luas. Kata kunci: COKPEL Batu Malang.
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota apel merupakan julukan kota yang diandalkan untuk mengembangkan pariwisata. Apel khas produksi dataran tersebut telah puluhan tahun menjadi andalan hasil pertanian Kota Batu. Apel khas batu memiliki ciri khusus dengan warna hijau yang menarik dan rasa gurih yang membuat banyak orang tertarik mencobanya. Apel juga merupakan hasil bumi khas malang yang menghasilan pendapatan tersendiri untuk masyarakat setempat. Karena Batu menghasilakan apel yang melimpah ini memberikan inovasi baru untuk mengubah apel kebentuk yang lebih unik yaitu keripik. Dengan memanfaatkan bahan utama apel untuk mengelolahnya menjadi keripik yang disebut keripik apel (keripik buah). Selain untuk pemanfaatan, apel tersebut juga menambakan variasi untuk mengomsumsi apel dalam bentuk yang baru dan unik. Juga dengan pengelolah tersebut bisa menciptakan bisnis baru yang unik dan bermanfaat.
1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang terdapat dalam usulan program ini adalah: 1. 2. 3. 4.
Bagaimana memanfaatkan hasil buah apel di malang yang melimpah? Bagaimana cara membuat keripik apel dengan varian terbaru? Bagaimana menarik konsumen untuk membeli produk kami? Bagaimana memperkenalkan produk kami ke masyarakat luas agar diminati dan pantas bersaing dipasaran ?
1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari usulan program ini adalah: 1. Memproduksi keripik apel dengan varian rasa dan dikemas dalam kemasan yang unik. 2. Memperkenalkan varian keripik apel kami ke masyarakat luas agar di minati dan pantas bersaing di pasaran.
4
1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan agar produk COKPEL dapat menambahkan varian terbaru dengan peminat keripik apel yang banyak. 1.5 Manfaat Manfaat yang bisa didapat dari pelaksanaan program ini adalah: 1. Terlatihnya kemampuan mahasiswa di bidang kewirausahaan. 2. Menambah usaha-usaha yang dapat di manfaatkan mahasiswa. 3. Meningkat pemanfaatan apel di Batu Malanguntuk di konsumsi dalam bentuk berbeda dan unik
5
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Kondisi Umum Lingkungan Masyarakat di Kota Batu, Jawa Timur, sebenarnya telah banyak yang memanfaatkan buah apel yang dihasilkan di daerah sekitar dengan baik, salah satunya dengan menginovasi apel menjadi keripik apel. Produksi keripik apel yang dilakukan baik dalam skala besar dan kecil. Segmen pasarnya sejauh ini sebenarnya cukup luas dan penjualannya cenderung sangat meningkat pada saat menjelang lebaran. Namun, mengingat tidak ada yang konstan di dunia ini, maka inovasi sangat dibutuhkan. Sasaran inilah yang menjadi permasalahan keripik apel di Kota Batu. Untuk tetap mempertahankan eksistensi keripik apel ini sendiri, maka sentuhan inovasi yang tepat sangat dibutuhkan. 2.2 Potensi Sumber Daya dan Peluang Pasar Mengingat bahwa buah apel merupakan buah khas Kota Batu maka tidak diragukan lagi masalah potensi sumber dayanya. Data dari Dinas PErtanian Batu pada tahun 2005, mencatat tanaman apel sebanyak 2.604.829 pojon. Sekitar 2.204.800 pohon di antaranya tanaman produktif. Total produksi apel tiap tahun sebanyak 1,2 juta kuintal atau produktivitas tanaman per pohon sekitar 28,02 kg. Hasil panen tertinggi pernah mencapai titik 3 ton apel yang didorong dengan faktor cuaca dan kesuburan tanah saat itu. Produksi buah apel dari Kota Batu yang melimpah diharapkan mampu memenuhi permintaan produsen keripik pisang cokelat jika nantinya produk ini dapat menembus pasar nasional melalui minimarket yang tersebar di seluruh Indonesia. Bisnis keripik apel cokelat ini sangatlah menguntungkan, karena pangsa pasarnya sangat besar. Karakteristik masyarakat ekonomi menengah di Indonesia suka menonton televisi, di mana camilan paling cocok dijadikan teman menonton televisi. Selain itu, masyarakat Indonesia gemar berkumpul dan membuat acara. Di mana ada orang berkumpul, di situ ada makanan. Ada dua bentuk penjualan camilan di Indonesia, yaitu dalam bentuk curah dan kemasan. Camilan dalam bentuk kemasan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan yang dijual dalam bentuk curah. Snack dalam kemasan dijual dalam kemasan dengan ukuran yang sudah ditentukan. Biasanya dalam ukuran kecil hingga sedang, sehingga sangat cocok untuk dibawa bepergian. Bentuk snack dan pilihan rasanya yang beragam membuat snack ini lebih digemari pembeli, karena pembeli dapat menyesuaikan dengan selera mereka. Semua snack dalam kemasan mempunyai merek. Merek inilah yang membedakan snack milik produsen A dengan produsen B. Jika produk A memang enak, maka yang akan diingat konsumen adalah mereknya atau tempat penjualan snack itu. Oleh karena itu, pemilihan bentuk kemasan menjadi hal yang sangat penting untuk menonjolkan suatu merek. Beberapa poin di atas menjadi pertimbangan
6
bagi kami untuk menginovasikan keripik buah apel ini agar dapat menjadi suatu usaha yang layak dan laku di masyarakat
7
2.3 Konsep Produk Produk yang ditawarkan berupa keripik apel cokelat ini memiliki 3 varian rasa, yaitu keju, kacang , dan rasa original , yaitu cokelat. Produk ini bernama “COKPEL� singkatan dari Cokelat Apel. COKPEL menggunakan kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari kraft cokelat
Gambar 1. Konsep Keripik Apel Cokelat dengan varian rasa; keju, kacang, dan original
8
Gambar 2. Kemasan ramah lingkungan COKPEL
Gambar : Logo Perusahaan COKPEL Desain kemasan COKPEL dibuat dengan memperhatikan beberapa unsur penting, diantaranya: a. Informasi Kemasan COKPEL mempunyai informasi penting mengenai produknya. Merek dan rasa keripik adalah informasi yang paling ditonjolkan. Ada keterangan halal dari MUI, kode registrasi produk ke Dinas Kesehatan, Nutrition Facts untuk menunjukkan kandungan COKPEL, serta tanggal kadaluarsa yang juga merupakan informasi penting bagi calon konsumen.
9
b. Visibilitas Kemasan COKPEL yang ramah lingkungan dan unik membuatnya tampak unik, inovatif, dan kontras. Tidak hanya mengutamakan desain yang kreatif, namun COKPEL juga memperkenalkan kemasan ramah lingkungan ini kepada khalayak umum sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
c. Daya Tarik Emosional COKPEL terbuat dari apel yang gurih, manis dan enak untuk dijadikan keripik, yaitu keripik apel. Informasi ini juga akan ditonjolkan pada kemasan, sehingga memberikan daya tarik emosional.
10
2.4 Prospek Pengembangan Usaha Prospek pengembangan Mr. Kripies dikaji berlandaskan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sebagai berikut: 1.
Strength (Kekuatan) Produk COKPEL ini merupakan keripik yang menggunakan bahan baku Apel , apel khas dari Kota Batu–Jawa Timur. COKPEL menggunakan buah apel dari batu yang memiliki kelebihan dan keunggulan khusus dibandingankan dengan buah apel dari daerah lainnya. Ditinjau dari ukuran diameter buah apel, warna kulit buah, kekerasan buah, kandungan kadar gula, dan tekstur kulit buah .Sleian itu, Buah apel di Batu ini tumbuh di tanah Kota Batu yang notabene subur dan beriklim sejuk. Hal ini mendorong rasanya lebih enak daripada apel yang ditanam di daerah lain yang memiliki iklim dan kesuburan tanah yang berbeda. Informasi ini terdapat pada kemasan COKPEL yang akan ditunjukkan dengan gambar dan keterangan tertulis. Ditambah lagi dengan konsep kemasannya yang unik sehingga terlihat lebih menarik.
2.
Weakness (Kelemahan) Belum ada pabrik tetap, rencananya setelah disetujui produk ini sementara akan diproduksi di salah satu rumah pengusul program. Karena modal yang terbatas, penyediaan bahan dan peralatan penunjang juga terbatas. Jadi, dengan skala produksi yang kecil pada awal berdirinya usaha, program ini akan terkendala dalam memenuhi permintaan pasar sampai terkumpul modal yang cukup untuk mengembangkan skala usaha. Selain itu, karena menggunakan bahan-bahan yang segar dan alami serta menimalisir kuantitas pengawet dalam produk, hal ini menyebabkan masa kadaluarsa COKPEL yang cenderung singkat.
3.
Opportunity (Peluang) Keripik apel yang khas kebanyakan hanya diproduksi di Kota Batu yang terkenal memiliki tanah yang subur dan beriklim sejuk. Tetapi, perlu ditekankan bahwa COKPEL memiliki visi untuk menghimpun produsen keripik apel yang berada di Kota Batu untuk bergabung dengan COKPEL Krenyes Industry . Sehingga ke depannya, dengan berbagai kelebihan yang dimiliki COKPEL Krenyes Industry, usaha ini sangat meyakinkan dapat bersaing di pasar camilan nasional. Jadi, program ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian Kota Batu.
11
4.
Threat (Ancaman) Produk COKPEL dikhawatirkan dapat ditiru oleh produsen keripik Apel lainnya di Kota Batu, terutama produsen yang memiliki skala produksi yang cukup besar. Namun, hal ini dapat diantisipasi dengan pemasaran produk yang diperluas dan melakukan perbaikan kualitas produk secara berkala. Sehingga, tercipta dalam benak konsumen bahwa COKPEL adalah yang istimewa dan terpilih.
2.5 Strategi Pemasaran 2.5.1 Analisis STP (Segmentasi, Targetting, positioning) ● Segmentasi tahap segmentasi memiliki fungsi penting dalam menentukan langkah awal pemasaran. Penjualan produk Cokpel ini ditujukan untuk semua kalangan masyarakat yang menyukai keripik buah, dari anak kecil hingga orang dewasa. ● Targetting Tahap ini membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Sasaran produk Cokpel adalah semua kalangan umur. ● Positioning Cokpel memiliki banyak keunggulan dibandingkan keripik apel lainnya pada unsur rasa, bentuk, dan kemasannya. Cokpel ini dpandang sebagai produk yang baru bagi konsumen. 2.5.2 Analisis 4P (Product, price, place, promotion) ● Product Produk Cokpel merupakan camilan keripik buah yaitu apel yang dilumuri oleh saus coklat, dibungkus dengan kemasan ramah lingkungan. Cokpel ini memiliki beberapa varian rasa, yaitu cokpel dengan keju dan cokpel dengan kacang. ● Price Untuk harga, kita mematok harga cukup murah dibandingkan dengan camilan lainnya. Untuk 1 bungkus cokpel ini dijual seharga 20.000,sehingga kemungkinan besar masyarakat lebih banyak memilih cokpel dari pada keripik lainnya. ● Place Cokpel pertama akan dijual ke lingkungan sekitar terlebih dahulu. Setelah satu bulan berjalan, Cokpel akan dijual secara online melalui social media,
12
sehingga mereka yang ingin membeli Cokpel tidak perlu susah untuk pergi membeli Cokpel. ● Promotion Cokpel pada awal pemasaran akan dibagikan secara gratis kepada 50 orang untuk mencicipi rasa Cokpel tersebut. Promosi juga dilakukan di social media seperti instagram dan untuk seminggu pertama penjualan, Cokpel akan dijual dengan harga 50% dari harga asli. 2.5.3. Rencana awal pemasaran ● Pada awal pemasaran, kita akan memberikan sampel kepada pembeli ● Menjual produk Cokpel secara online melalui media social
2.6 Keberlanjutan Usaha Potensi keberlanjutan Cokpel akan dijelaskan sebagai berikut : ●
Peluang usaha jangka panjang Kelebihan dari produk keripik apel Cokpel yang memiliki tampilan berbeda dari keripik buah biasanya yaitu dengan dilumuri saus coklat, membuat Cokpel kemungkinan besar menjadi camilan favorit untuk kalangan anak anak hingga orang dewasa. ● Langkah-langkah usaha selanjutnya Adapun langkah-langkah yang harus diambil untuk menunjang kelanjutan produk cokpel ini adalah : ● Inovasi bentuk keripik apel Bentuk dari keripik apel ini kita buat berbentuk lingkaran dengan luaran coklat dan ada topping bermacam-macam. Varian rasa ini akan di kembangkan terus untuk menarik perhatian konsumen. ● Pemasaran yang intensif Pemasaran Cokpel ini terus menerus di produksi
13
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1 Rencana Pelaksanaan Usaha Metode pelaksanaan program ini terdiri dari dua tahap, yakni pra pengiriman proposal dan setelah program disetujui atau didanai. Metode pelaksanaan tersebut diuraikan dalam bagan berikut ini:
Pengumpulan fakta dan informasi
Identifikasi Permasalahan Perancangan konsep produk Pra pengiriman proposal Pembuatan desain kemasan
Pasca pengiriman proposal
Perencanaan usaha dan keuangan Preparasi bahan dan alat penunjang Produksi dan pengemasan
Gambar 3. Bagan Metode Pelaksanaan Program Dapat dilihat pada gambar 3 diatas, secara umum metode pelaksanaan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian pra pengiriman proposal dan bagian pasca pengiriman proposal. Tahapan pertama telah
diuraikan pada bab sebelumnya,
yaitu adalah
pengumpulan fakta dan informasi, identifikasi permasalahan, perancangan konsep produk, pembuatan desain kemasan, perencanaan usaha dan keuangan.
14
Sedangkan tahap kedua pelaksanaan program ini baru dapat dilaksanakan setelah usulan program ini disetujui, yaitu tahap preparasi bahan dan alat penunjang, oduksi dan pengemasan, promosi dan pemasaran, dan usaha baru
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Tabel 1. Rancangan Anggaran Biaya No. Jenis Pengeluaran 1. Biaya Peralatan Penunjang 2. Bahan Habis Pakai 3. Biaya Perjalanan 4. Lain-lain : Administrasi, Publikasi, Laporan
Biaya (Rp) 250.000 5.650.000 400.000 100.000 6.400.000
Jumlah Adapun analisis biaya yang dapat diperhitungkan sementara adalah sebagai berikut: a.
Harga pokok penjualan (HPP) HPP = Total biaya produksi selama 10 minggu Total produksi 10 minggu = Rp 5.650.000 = 5.650 1000
b.
Harga jual produk per kemasan = Rp 9.000
c.
Keuntungan marginal %Keuntungan Marginal =HargaJual – Harga Pokok Penjualan X 100% Harga Pokok Penjualan = Rp 9.000 – Rp 5.650
x 100%
Rp 5.650 = 59.29 %
15
Jadi, keuntungan marginalnya adalah Rp 3.400 atau sebesar 59,29% dari harga produk. d.
Break Event Point (BEP) BEP = 565.000 = 62.7 ~ 63 9000 Jadi, minimal sebanyak 63 kemasan harus terjual di setiap minggunya.
e. Dengan asumsi setiap minggu dapat menjual 90 produk, maka melalui perhitungan Return of Investment (ROI) diperoleh hasil sebagai \ berikut: ROI = (Keuntungan marginal x 90 produk) =
Rp 3.400 x 90
=
Rp 306.000 Jadi, ROI dari bisnis dapat dicapai dengan membagi total semua modal yang digunakan untuk membeli bahan habis pakai dengan keuntungan per minggu =16,63 = 17 minggu.
4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 2. Rencana Jadwal Kegiatan Bulan No
Jenis Kegiatan 1
1
2
3
4
5
Preparasi bahan dan alat penunjang
16
2 3 4 5
Produksi dan pengemasan Pemasaran dan penjualan Analisa laba rugi usaha Penyusunan laporan
Daftar Pustaka
m.republika.co.id mediamalang.com
17
JUDUL PROGRAM TANGEEEES: ES KRIM DENGAN BAHAN BAKU KENTANG SERTA KAYA AKAN GIZI
BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh: Danika Hudani N. Tri Okta Argarini Muhammad Raihan Ganida Bima G.
3616100018 3616100034 3616100046 3616100096
Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................................... i Daftar Isi ...................................................................................................................... ii Daftar Tabel ................................................................................................................ iii Daftar Gambar............................................................................................................ iii Ringkasan .................................................................................................................... iv Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 1 1.3 Tujuan ......................................................................................................... 1 1.4 Luaran yang Diharapkan ........................................................................ 1 1.5 Manfaat ....................................................................................................... 1 Bab II Gambaran Umum Rencana Usaha 2.1 Kondisi umum lingkungan .................................................................... 2 2.2 Potensi sumber daya dan peluang pasar ............................................ 2 2.3 Konsep produk .......................................................................................... 3 2.4 Prospek pengembangan usaha.............................................................. 4 2.5 Strategi pemasaran................................................................................... 5 2.6 Keberlanjutan usaha ................................................................................ 6 2.6.1 Peluang usaha jangka panjang................................................. 6 2.6.2 Langkah-langkah usaha selanjutnya ...................................... 6 2.6.3 Tim Pelaksana .............................................................................. 6 Bab III Metode Pelaksanaan 3.1 Rencana Pelaksanaan Usaha ................................................................. 7 Daftar Pustaka ............................................................................................................. 9 Lampiran ...................................................................................................................... 10
ii
DAFTAR TABEL Tabel 1. .....................................................................................................10 Tabel 2. .....................................................................................................11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. .................................................................................................3 Gambar 2. .................................................................................................7 Gambar 3. .................................................................................................7
iii
RINGKASAN Kabupaten Bandung memiliki angka produksi kentang yang tinggi dibanding dengan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Hasil olahan dari bahan baku kentang sudah sangat bervariasi, mulai dari kripik kentang, masakan tradisional, dan masakan-masakan cepat saji juga banyak yang menggunakan bahan kentang. Bermacam-macamnya hasil olahan dari bahan baku kentang menuntut agar lahirnya inovasi untuk memenuhi keinginan pasar. Akhirnya, lahirlah ide produk yang kami rencanakan yaitu “Tangeeees�. Tujuan dari program kewirausahaan ini adalah memproduksi kentang sebagai bahan baku dalam pembuatan es krim dengan berbaga varian rasa dan dikemas dalam bentuk yang unik, mengelola pemasaran produk dengan baik dan tepat agar mampu bersaing dengan produk es krim lainnya, serta mendapat keuntungan semaksimal mungkin agar dapat menjaga keberlangsungan usaha. Untuk menjaga keberlangsungan usaha dan memperbesar ranah usaha, kami menawarkan beberapa keunggulan yang disajikan pada produk yang kami jual diantaranya adalah bahan baku yang digunakan adalah kentang sehingga para konsumen dapat memenuhi kebutuhan rasa lapar hanya dengan mengonsumsi Tangeeees, mengingat adanya kandungan karbohidrat yang terdapat pada kentang. Selain bahan baku yang unik, kami pun mempunyai berbagai varian rasa dan topping yang disuguhkan sehingga menambah gizi yang terkandung dalam Tangeeees. Produk kami akan dipasarkan melalui berbagai media agar mempercepat promosi produk. Diharapkan dengan dipasarkannya produk yang kami buat dapat memperlebar usaha Tangeeees ini dan diterima di masyarakat luas.
Kata kunci: Tangeeees, Kentang, Es krim.
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kentang memiliki lebih banyak variasi nutrisi dan serat dengan kalori yang lebih baik. Kabupaten Bandung adalah sentra penghasil kentang yang akan menyuplai kota-kota besar seperti Jakarta. Mayoritas masyarakat di Kabupaten Bandung khususnya di Pangalengan bermata pencaharian sebagai petani sayur. Produk pertanian kentang terus mengalami peningkatan karena permintaannya yang terus meningkat. Jenis kentang yang dikembangkan di daerah Pangalengan adalah Granola Kembang karena lebih tahan terhadap hama dan lebih lembut secara teksturnya. Kentang dapat menjadi sumber energi pengganti nasi dan diminati karena rasanya yang enak. Permintaan terhadap kentang yang tinggi menjadikan peluang bagi berkembangnya olahan berbahan kentang. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah es krim berbahan baku kentang. Es krim ini diharapkan menjadi solusi untuk makanan sehat sebagai sampingan nasi. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana proses pembuatan ice cream kentang sampai tahap packaging? 2. Bagaimana cara mendapatkan keuntungan maksimal sehingga mampu menjaga dan meningkatkan usaha? 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari usulan program ini adalah : 1. Menyajikan inovasi es krim yang sehat, b 2. ergizi dan dapat dinikmati segala usia 3. Mengelola manajemen dan pemasaran produk dengan baik dan tepat agar mampu bersaing dengan produk es krim lainnya 4. Mengolah dan mengelola produk “TANGEEEES� dengan inovasi baru untuk mendapat keuntungan maksimal agar dapat menjaga kebelangsungan usaha 1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapakan dari pelaksanaan program ini adalah terbentuknya usaha produksi es krim kentang “TANGEEEES� dengan varian rasa yang berkualitas. 1.5 Manfaat Manfaat yang bisa didapat dari pelaksanaan program ini adalah:
2
1. Meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa 2. Masyarakat menemukan solusi lain untuk menarik minat anak-anak sebagai makanan pengganti nasi 3. Menjadi sumber penghasilan bagi petani kentang dan membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi tingkat pengangguran
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Kondisi Umum Lingkungan Masyarakat di Pengalengan, Kabupaten Bandung sudah banyak memproduksi berbagai macam hasil olahan berbahan kentang. Namun untuk bahan dasar pembuatan ice cream sendiri masih belom ada hingga sekarang. Segmen pasar yang luas inilah meberanikan kami untuk bisa menjual ice cream berbahan dasar kentang. Dan juga dapat membantu petani sekitar untuk bisa lebih bersaing dengan kualitas kentang impor. Untuk menjangkau pasar yang lebih luas produsen bisa beradaptasi dengan permintaan konsumen. 2.2 Potensi Sumber Daya dan Peluang Besar Mengingat bahwa Kabupaten Bandung adalah penghasil kentang terbaik yang terbukti pada saat diadakannya bandung potato festival tahun 2013. Dan bahkan hampir seluruh petani benih kentang memiliki sertifikat. Jadi tidak diragukan lagi soal sumber dayanya. Pada tahun 2013 produksi Kentang di Kabupaten Bandung mencapai 1.300 kwintal per 7.900 hektarnya (Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, 2013). Produksi kentang dari Kabupaten Bandung yang melimpah diharapkan mampu memenuhi permintaan produsen kentang jika nantinya produk ini dapat menembus pasar nasional melalui minimarket yang tersebar di seluruh Indonesia. Bisnis ice cream kentang sangatlah berpeluang bagi kami, karena pangsa pasarnya sangat besar dan sangat menjanjikan. Selain itu karakteristik masyarakat Indonesia yang rata-rata menyukai ice cream. Dimana setiap ada pesta maupun tidak ada pesta, dessert ini sangat sekali dibutuhkan. Tidak Cuma itu agar ice cream kami dapat dinikmati dari semua kalangan dan semua umur masyarakat yang ada di indonesia, kami juga menarik konsumen yang sudah berumur 1 tahun. Ada dua bentuk penjualan yang akan kami pasarkan disini, pertama kami menargetkan pangsa pasar untuk skala umur 1 tahun hingga umur balita. Kedua kami membuatnya dengan skala anak remaja. Disini kami membedakan karena memang kebutuhan untuk anak yang berumur balita dengan remaja berbeda.
3
Oleh karena itu, pemilihan bentuk kemasan menjadi hal yang sangat penting untuk menonjolkan suatu merek. Beberapa poin di atas menjadi pertimbangan bagi kami untuk menginovasikan ice cream kentang ini agar dapat menjadi suatu usaha yang layak dan laku di masyarakat. 2.3 Konsep Produk Produk yang ditawarkan adalah es krim dengan bahan dasar kentang yang diberi campuran jagung manis dan almond. Produk ini diberi nama “Tangeees” yang berarti kentang es krim .
Gambar 1. Desain Logo Rasa yang ditawarkan beragam yaitu coklat, vanilla, dan stroberi. “Tangeees” memiliki kemasan yang terbuat dari plastik yang bentuknya dibuat menyerupai kentang yang kulitnya sebagian dikelupas. Desain kemasan “Tangeeees” dibuat dengan memperhatikan unsur penting, yaitu : a. Informasi Merek es krim adalah hal yang paling ditonjolkan. Selain merk penulis juga menonjolkan kentang sebagai kelebihan dari produk es krim ini. Ada keterangan halal dari MUI, kode registrasi produk ke dinas kesehatan, kandungan gizi dari Tangeeees, dan tanggal kadaluarsa untuk mengetahui batas waktu konsumsi yang juga merupakan informasi penting bagi konsumen. b. Visibilitas Kemasan Tangeeees dibuat berbeda dengan produk pada umumnya. Kemasan produk dibuat menyerupai kentang untuk menarik minat calon konsumen dan agar berbeda dari produk es krim biasanya. Kemasan Tangeeees juga diberi warna yang menarik.
4
c. Daya Tarik Emosional Produk Tangeeees terbuat dari bahan pilihan seperti susu, kentang, dan jagung manis pilihan yang memiliki kualitas bagus. Es krim ini juga memiliki bahan yang bergizi sehingga memiliki daya tarik emosional tersendiri bagi calon konsumen. 2.4 Prospek Pengembangan Usaha Prospek pengembangan Cipocream dikaji berlandaskan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sebagai berikut: 1. Strength (Kekuatan) Tangeeees merupakan es krim yang memiliki bahan baku kentang dan jagung manis serta almond. Produk es krim ini diberi tambahan kentang dan jagung manis untuk menambah nilai gizi dari es krim yang biasanya hanya berbahan baku susu yang mengandung protein. Dengan adanya kentang dan jagung manis, nilai gizi dari es krim menjadi bertambah yaitu mengandung protein, karbohidrat, dan vitamin. Selain itu kemasan dari Tangeeees yang lain daripada yang lain, yaitu berbentuk seperti kentang. 2. Weakness (Kelemahan) Karena terbatasnya modal usaha, maka produk es krim ini tidak bisa diproduksi skala besar. Selain itu kemasannya yang tidak memakai wadah yang dijual di toko juga menjadi kendala tersendiri. Produsen harus membuat kemasan tersendiri yang menambah kerumitan dalam menjalankan usaha. 3. Opportunity (Peluang) Es krim disukai oleh semua kalangan mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Dengan ditambah inovasi yaitu kentang dan sayuran, maka nilai gizi dari produk ini juga bertambah. Hal ini juga menambah ketertarikan konsumen karena es krim yang biasa dikonsumsi sekarang juga memiliki lebih banyak manfaat dan nutrisi. 4. Threat (Ancaman) Karena produk ini belum pernah di produksi di pasaran dan cara pembuatannya yang sama dengan es krim pada umumnya, maka ada kemungkinan untuk ditiru oleh produsen lain. Selain
5
itu bahan baku kentang yang terkadang mengalami kenaikan harga juga dapat menjadi ancaman karena dapat mempengaruhi harga jual dan ukuran yang sudah ditetapkan. 2.5 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran ada 2 macam, yaitu strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. a. Jangka pendek Adapun strategi jangka pendek adalah sebagai berikut : -
Lisan
Maksudnya adalah memberikan informasi dari satu mulut ke mulut lain. Teknik ini dirasakan efektif karena selain memperkenalkan produk, calon konsumen juga dapat mengetahui produk yang dikenalkan. -
Pemasaran ke toko
Metode ini dilakukan dengan menyuplai barang-barang ke toko. Toko juga menjadi media marketing yang efektif. Sehingga produk kami dapat dikenal oleh calon konsumen. -
Media cetak
Metode ini juga efektif untuk memperkenalkan produk lewat media cetak agar lebih dikenal. -
Media sosial
Di era modern seperti saat ini, masyarakat tidak dapat terlepas dari media elektronik terutama media sosial. Oleh karena itu media sosial adalah media yang sangat efektif karena semua lapisan masyarakat mulai dari anak kecil hingga orang dewasa menggunakan media sosial. Caranya adalah menggugah kemasan lalu menjualnya dengan cara online. Pembayaran dilakukan dengan dengan cara transfer dan produk di kirim ke alamat pembeli. -
Pameran
Pameran adalah salah satu media untuk memperkenalkan produk dan dapat memperluas pasar.
6
Selain itu juga dapat memperluas jaringan dan menambah supplier produk kami. b. Jangka Panjang Adapun strategi jangka panjang adalah sebagai berikut :
Membuat inovasi terhadap produk dengan memberikan tambahan varian rasa dan memberikan inovasi terhadap kemasan agar lebih menarik.
Bekerja sama dengan pihak lain untuk memperluas usaha.
2.6 Aspek Keberlanjutan Usaha 2.6.1 Peluang Usaha Jangka Panjang Keunggulan produk Tangeeees yang tidak dimiliki oleh produk es krim lainnya yang ada di pasaran adalah bahan baku yang terbuat dari kentang yakni bahan makanan yang mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga konsumen dapat memenuhi rasa lapar meski hanya memakan es krim. Selain berbahan dasar yang terbuat dari kentang, ada varian rasa dan topping yang digunakan yaitu jagung atau almond. Dengan penambahan topping yang beraneka ragam dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan. 2.6.2 Langkah Langkah Usaha Selanjutnya Adapun langkah langkah yang harus diambil untuk menunjang keberlanjutan usaha Tangeeees adalah : 1. Keberadaan bahan baku yang melipah di Indonesia 2. Produk memiliki nilai gizi yang baik 3. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan khususnya membuka peluans bisnis bagi mahasiswa 2.6.3 Tim Pelaksana Struktur perusahaan dan pembagian tugas diantara anggota Tangeeees diuraikan sebagai berikut: a. Pimpinan, bertanggung jawab atas segala yang terjadi dalam pelaksanaan program. b. Keuangan, bertanggung jawab aliran dana usaha. c. Produksi, bertanggung jawab atas desain produk dan seluruh proses produksi. d. Pemasaran, bertanggung jawab untuk melakukan promosi produk dan memasarkan produk.
7
Pimpinan
Produksi
Keungan
Pemasaran
Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1 Rencana Pelaksanaan Usaha Dalam mewujudkan ide yang kami punya, kami memiliki metodemetode yang telah kami susun untuk mendukung kelancaran realisasi dari ide tersebut. Diharapkan dengan adanya metode-metode ini dapat menjadi acuan yang efektif dan efisien dalam menjalankan ide kami. Tahapan metode pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut. Start
Identifikasi
Pengumpulan Data
Perencanaan Produksi
Pengolahan Produk
Evaluasi
Pemantapan Produk
Publikasi dan Pemasaran
Ekspansi Usaha
End Gambar 4. Bagan Metode Rencana Pelaksanaan Usaha
8
Penjelasan mengenai rencana pelaksanaan usaha yang akan kami lakukan sebagai berikut. a. Identifikasi Dalam tahap awal ini kami akan meneliti tentang fenomena sekitar yang terjadi di masyarakat dari segi makanan penutup ringan yaitu es krim. Dari proses identifikasi ini kami juga mengidentifikasi masalah yang terjadi di pasar mengenai es krim dan berinovasi dalam bahan baku es krim. b. Pengumpulan Data Pencarian data tentang kelebihan produk yang akan dipasarkan dibandingankan dengan produk es krim yang ada di pasaran. Pencarian data melibatkan studi literatur tentang bahan dasar yang akan diolah menjadi produk es krim ini. c. Perencanaan Produksi Merencanakan segala proses produksi dan rencana keuangan, mulai dari modal produksi, modal proses, keuntungan dan harga penjualan. Proses ini juga merencanakan tentang packaging produk dan varian rasa dari produk yang akan dipasarkan. d. Pengolahan Produk Eksekusi dari segala alat dan bahan yang telah ditentukan dari proses-proses sebelumnya untuk membuat produk yang akan dipasarkan. e. Evaluasi Pada tahap ini kami akan menilai kinerja yang telah dilakukan pada proses-proses sebelumnya. Setelah dilakukan penilaian terhadap prduk yang akan dipasarkan, kami akan merumuskan langkah yang akan diambil untuk melanjutkan keberlangsungan proses produksi. f. Pemantapan Produk Berdasarkan hasil rumusan dari proses evaluasi yang telah dilakukan, akan dimantapkan produk yang akan dijual ke pasaran. g. Publikasi dan Pemasaran Proses publikasi dan pemasaran akan dilakukan pada eventevent yang dilakukan secara langsung dan juga pemasaran melalui media komunikasi dan internet. h. Ekspansi Usaha Setelah penjualan telah memenuhi target pemasaran, maka produk ini akan dijual lebih luas dan dikembangkan lagi dari segi pemasaran, kualitas, dan pengembangan usaha.
9
DAFTAR PUSTAKA _____.2013. Kentang Pangalengan dan Kertasasri Bandung Jadi Komoditi Ekspor. (http://fokusjabar.com/2013/09/26/kentangpangalengan-dan-kertasasri-bandung-jadi-komoditi-ekspor/).12 November 2016. ---------.2012. Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan Kabupaten Bandung. (www.bandungcup.go.id) 12 November 2016.
10
LAMPIRAN Rencana Dana No
Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1
Biaya Peralatan Penunjang
3.125.000
2
Bahan Habis Pakai
5.775.000
3
Biaya Perjalanan
780.000
4
Lain-lain (Administrasi, Publikasi, Laporan)
1.850.000
Jumlah
11.530.000 Tabel 1. Rancangan Dana
Adapun analisis biaya yang dapat diperhitungkan sementara adalah sebagai berikut: a. Harga pokok penjualan (HPP) Harga biaya produksi 10 minggu
HPP =
Total produksi 10 minggu
5.775.000
=
=
1.050
5.500
b. Harga jual produk per kemasan = Rp 8.000 c. Keuntungan marginal =
Harga jual − HPP HPP
=
8.000 − 5500
x 100%
5500
= 45,45 % Jadi, keuntungan marginalnya adalah Rp 2.500,00 atau sebesar 45,45% dari harga produk. d. Break Event Point (BEP) 550.000 = 8.000
11
Jadi, minimal sebanyak 69 kemasan harus terjual di setiap minggunya. e. Dengan asumsi setiap minggu dapat menjual 15 produk, maka melalui perhitungan Return of Investment (ROI) diperoleh hasil sebagai berikut: ROI = (Keuntungan marginal x 15 produk) = Rp 2.500 x 15 = Rp 37.500 Jadi, ROI dari bisnis dapat dicapai dengan membagi total semua modal yang digunakan untuk membeli bahan habis pakai dengan keuntungan per minggu =16,63 = 17 minggu. Jadwal Kegiatan Bulan No
Jenis Kegiatan
1
1
Preparasi bahan dan alat penunjang
2
Produksi dan pengemasan
3
Pemasaran dan penjualan
4
Analisa laba rugi usaha
5
Penyusunan laporan
2
Tabel 2. Rencana Jadwal Kegiatan
3
4
5
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “PUDINGKU” PRODUK MAKANAN PUDING BERBAHAN DASAR DAGING PUTIH SEMANGKA SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PENGURANGAN LIMBAH KULIT SEMANGKA DI MASYARAKAT BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Tesalonika Hillary P.M. Annafii Nandya Alifna Bima Noviansyah N. M. Ilham Perkasa Dyah Ayu R.
(3616100020) Angkatan 2016 (3616100052) Angkatan 2016 (3616100062) Angkatan 2016 (3616100068) Angkatan 2016 (3616100078) Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “PUDINGKU” PRODUK MAKANAN PUDING BERBAHAN DASAR DAGING PUTIH SEMANGKA SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PENGURANGAN LIMBAH KULIT SEMANGKA DI MASYARAKAT BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Tesalonika Hillary P.M. Annafii Nandya Alifna Bima Noviansyah N. M. Ilham Perkasa Dyah Ayu R.
(3616100020) Angkatan 2016 (3616100052) Angkatan 2016 (3616100062) Angkatan 2016 (3616100068) Angkatan 2016 (3616100078) Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
i
ii
3
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat penduduk mencapai 250 juta jiwa. Dengan penduduk sebanyak ini, bukan tidak mungkin Indonesia memiliki berbagai macam problematika. Salah satu problematika yang mencuat dewasa ini adalah limbah, mulai dari limbah rumah tangga hingga limbah industri. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam hasil bumi, salah satunya adalah buah-buahan tropis. Salah satu buah yang populer adalah semangka. Populernya semangka di Indonesia bisa dilihat dari menjamurnya penjual semangka. Hal ini juga didukung oleh panjangnya musim kemarau di Indonesia akibat global warming yang mengakibatkan tingkat konsumsi semangka semakin meningkat. Meningkatnya konsumsi semangka akan berdampak positif pada tingginya produktivitas semangka dalam negeri yang berdampak berkembangnya perekonomian di Indonesia. Namun, tingkat konsumsi semangka yang tinggi juga menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Adanya limbah yang berasal dari daging putih semangka yang tidak dikonsumsi bisa menimbulkan polusi di lingkungan sekitar. Munculnya limbah daging putih semangka berasal dari paradigma masyarakat bahwa daging putih semangka tidak dapat dikonsumsi karena tidak memiliki rasa manis seperti daging buah yang berwarna merah. Padahal, daging putih semangka juga memiliki kandungan gizi yang berguna untuk tubuh. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of the Science of Food and Agriculture tahun 2011, daging putih semangka mengandung senyawa citrulline dan lycopene. Citrulline merupakan bagian penting dari organ hati yang berfungsi menghilangkan senyawa beracun seperti amonia. Citrulline juga membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Melalui konversi ke bentuk asam amino lain (arginin), citrulline berfungsi mengoptimalkan peredaran darah. Senyawa lainnya, lycopene dalam daging putih semangka dapat membuat wajah tampak lebih bercahaya, segar, dan terlihat lebih muda. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi terbaru yang dapat mengatasi permasalahan yang muncul dalam paragraf di atas. Melalui program kreatifitas mahasiswa ini kami mencoba membuat sebuah inovasi pengolahan limbah daging putih semangka menjadi puding dan berperan dalam meningkatkan diversifikasi pangan dalam negeri. 1.2 Perumusan masalah Perumusan masalah dari program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan (PKMK) adalah sebagai berikut:
4
1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah daging putih semangka menjadi produk makanan berupa puding ? 2. Bagaimana cara membuat puding tersebut menjadi makanan yang bernilai jual tinggi ? 3. Bagaimana cara memasarkan produk puding tersebut ? 1.3 Tujuan Tujuan dari PKM Kewirausahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Memanfaatkan limbah daging putih semangka untuk dijadikan puding yang sehat dan bergizi 2. Membuat puding dari limbah daging putih semangka menjadi makanan yang bernilai jual tinggi 3. Memasarkan produk makanan berupa puding di kalangan masyarakat 1.4 Luaran yang diharapkan Luaran yang diharapkan dari PKM Kewirausahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan dan memproduksi produk makanan puding yang sehat dan bergizi. 2. Memasarkan produk makanan puding yang sehat dan bergizi. 3. Terciptanya peluang usaha dengan prospek profit dari penjual produk makanan puding yang sehat dan bergizi. 1.5 Manfaat Program Manfaat dari PKM Kewirausahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan produk makanan puding yang sehat dan bergizi. 2. Membuat inovasi baru dalam pemanfaatan limbah kulit semangka. 3. Mengurangi limbah kulit semangka di lingkungan. 4. Sebagai salah satu bentuk kreatifitas yang bermanfaat untuk menunjang kepedulian terhadap lingkungan.
5
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Nama Produk Pudingku adalah nama produk makanan sehat dan bergizi yang akan dijual. 2.2 Nama Perusahaan Nama perusahaan dari produk Pudingku adalah Puding Alam. 2.3 Jenis Produk yang Diproduksi Jenis produk yang akan diproduksi adalah makanan yang berupa puding yang sehat dan bergizi. 2.4 Keunggulan Produk Pudingku yang dihasilkan memiliki cita rasa tersendiri karena terbuat dari daging putih semangka yang mengandung zat yang bergizi serta sehat bagi tubuh. Keunggulan lain dari puding ini adalah penggunaan bahan makanan yang alami yang sehat dan bergizi. Dengan adanya produk ini masyarakat sebagai konsumen turut serta mengurangi limbah semangka di lingkungan sekitar. Produk makanan puding ini akan mampu bersaing dengan produk makanan puding yang lain. Dengan harga yang relatif murah serta kandungan gizi yang bagus maka ketertarikan masyarakat akan tinggi terhadap produk ini. 2.5 Peluang dan segmentasi pasar Segmentasi pasar untuk produk ini adalah seluruh kalangan masyarakat karena kandungan gizi dalam puding ini dapat dinikmati seluruh kalangan. 2.6 Strategi pemasaran Strategi pemasaran produk Pudingku dipasarkan melalui 2 media yaitu : 2.6.1 Jangka pendek 2.6.1.1 Offline a. Direct Selling Pemasaran ini dilakukan dari penjual kepada mahasiswa yang ada di jurusan ITS dengan menawarkan secara langsung secara tatap muka. b. Konsinyasi Menjual produk dengan menitipkan ke beberapa kantin yang ada di jurusan ITS. c. Pameran Mengikutkan produk di dalam pameran supaya memiliki daya sebaran produk yang luas dan masyarakat lebih mengenalnya d. Selebaran (Poster dan brosur)
6
e. Mendesain atribut pemasaran untuk mendukung penjualan seperti kartu nama, banner, sticker dan packaging yang menarik. 2.6.1.2 Online a. Memperkenalkan Pudingku secara luas menggunakan jejaring sosial seperti facebook, instagram, line, twitter, website dan blogspot. 2.6.2 Jangka Panjang a. Memproduksi lebih banyak lagi varian puding dari bahan alami lainnya. b. Memasarkan produk di pusat perbelanjaan dan bazar. c. Mengikuti pameran nasional maupun Internasional. d. Memiliki cabang outlet Puding Alam di beberapa kota di Indonesia. e. Merekrut pekerja ahli untuk meningkatkan produksi.
7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN PROGRAM 3.1 Rancangan Pelaksanaan Program Metode Tahapan metode pelaksanaan digambarkan dalam flow chart berikut :
8
Uraian pelaksanaan bisnis yang akan kami lakukan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan dilakukan proses pencarian informasi dan sumber data mengenai daging putih semangka dan puding. Selain itu juga mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan lain untuk menunjang pelaksanaan produksi. 2. Perencanaan Proses Produksi Dalam tahap ini dilakukan perencanaan mengenai bagaimana cara memproduksi puding dengan benar dengan memperhatikan takaran bahan serta metode-metode dalam melakukan produksi. 3. Survey Bahan dan Percobaan Dalam tahap ini dilakukan survei mengenai bahan yang akan digunakan untuk proses produksi. Selanjutnya akan dilakukan percobaan produksi puding yang telah persiapkan dan direncanakan sebelumnya. 4. Perencanaan Desain Awal Dalam tahap ini akan dilakukan proses perencanaan mengenai desain kemasan yang akan dipasarkan nanti. Proses tersebut membutuhkan kreatifitas yang baik agar dapat menghasilkan rencana desain yang bagus agar menarik minat masyarakat. 5. Pembuatan Produk Dalam tahap ini dilaksanakan proses produksi pembuatan puding. Proses ini dilakukan setelah melalui proses perencanaan dan percobaan produk sehingga dalam tahap ini produk yang dihasilkan sudah siap untuk dipasarkan. 6. Publikasi dan Penjualan Tahap I Dalam tahap ini akan dilakukan publikasi produk yang telah dihasilkan agar menarik minat masyarakat untuk membeli. Publikasi tahap awal ini dilakukan sesuai strategi pemasaran yakni direct selling kepada mahasiswa ITS sebagai konsumen pertama yang mencoba produk ini. 7. Evaluasi Tahap I Dalam tahap ini akan dilakukan evaluasi tahap awal mengenai minat masyarakat terhadap produk pudingku. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan angket penilaian produk pudingku sehingga diharapkan bisa mengetahui sejauh mana produk tersebut diminati. Jika dalam evaluasi tahap awal ini masih banyak kekurangan maka sesuai flow chart akan kembali pada proses perencanaan desain awal agar lebih baik lagi produk yang dihasilkan. 8. Publikasi dan Penjualan Akhir Dalam tahap ini dilakukan publikasi dan penjualan akhir dari produk yang dihasilkan yang sudah memenuhi minat masyarakat akan produk tersebut. Publikasi yang dilakukan dapat dilakukan dengan membuat
9
akun online produk dan juga pembuatan brosur untuk disebarkan secara luas. Penjualan akhir berarti produk tersebut sudah siap untuk dijual secara luas nantinya setelah melalui beberapa evaluasi untuk meningkatkan minat masyarakat akan produk tersebut. 9. Evaluasi dan Analisa Profitabilitas Dalam tahap ini dilakukan evaluasi secara umum mengenai proses penjualan dan juga dilakukan analisasi mengenai profit yang didapat dalam penjualan. Jika dirasa layak untuk meningkatkan harga jual maka dapat dilakukan promosi untuk menginformasikan kenaikan harga produk dengan meningkatkan kelezatan produk.
10
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1. Anggaran biaya Tabel 4.1. Anggaran Biaya Kegiatan No. Jenis Pengeluaran 1. Peralatan Menunjang (20% - 30%) 2. Bahan Habis Pakai (40% - 50%) 3. Biaya Perjalanan (maks 10%) 4. Biaya Administrasi dan Publikasi (maks 10%) JUMLAH
Biaya (Rp) Rp 2.625.000 Rp 4.375.000 Rp 875.000 Rp 875.000 Rp 8.750.000
Adapun analisis biaya yang dapat diperhitungkan sementara adalah a) HPP (Harga Pokok Penjualan) HPP = Biaya Habis pakai Total Produksi = 4.375.000 1.250 = Rp 3.500 b) Harga Jual Rp 4.000 – Rp 10.000 Rata – rata harga jual = Rp 5.000 + Rp 10.000 = Rp 7.500 2 c) Keuntungan Marginal = Harga jual – HPP = Rp 7.500 – Rp 3.500 = Rp 4.000 Keuntungan dalam Persen (%) = Rp 4.000 x 100% = 53,33 % Rp 7.500 d) Dari perhitungan keuntungan marginall dengan asumsi setiap hari menjual 25 Produk, maka Return of Investment (ROI) adalah sebagai berikut ROI = keuntungan marginal x 30 Produk = Rp 4.000 x 25 = Rp 100.000 Per hari e) Break Even Point = Biaya Habis pakai Harga jual = 4.375.000 = 583 7.500 Maka jumlah produk yang harus minimum terjual agar bisa balik modal sebesar : - 583 puding per 5 bulan - 117 puding per bulan - 4 puding per hari
11
DAFTAR PUSTAKA Tlili, Imen. (2011). “Journal of Food Composition and Analysis.” www.elsevier.com/locate/jfca. Diakses pada 22 September 2015. Lynne Olver. (2000). “FAQs : Puddings, Custards, and Creams. “ http://www.foodtimeline.org/foodpuddings.html. Diakses pada 17 Oktober 2015
The
George
Mateljann
Foundation.
“Watermelon.”
http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=31. pada 24 Oktober 2015.
Diakses
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SWEET PURPLE: PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU SEBAGAI BAHAN
DASAR ES KRIM
BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Arrum Krisnasari
(3616100009) Angkatan 2016
Thresya Chrisdiana Laia
(3616100043) Angkatan 2016
Ferdi Kurniawan Pratama
(3616100083) Angkatan 2016
Anindya Cahya Agustri
(3616100107) Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
1
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SWEET PURPLE: PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU SEBAGAI BAHAN
DASAR ES KRIM
BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Arrum Krisnasari
(3616100009) Angkatan 2016
Thresya Chrisdiana Laia
(3616100043) Angkatan 2016
Ferdi Kurniawan Pratama
(3616100083) Angkatan 2016
Anindya Cahya Agustri
(3616100107) Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
2
DAFTAR ISI Halaman Sampul ............................................................................................................. 2 Daftar Isi ............................................................................................................................. 3 Ringkasan ........................................................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 5 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 5 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................ 6 1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 6 1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................................... 6 1.5 Manfaat program ................................................................................................. 7 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA .................................. 8 2.1 Kondisi lingkungan ............................................................................................. 8 2.2 Sumber Daya dan Bahan Baku ........................................................................ 8 2.3 Lokasi Usaha ........................................................................................................ 8 2.4 Peluang Pasar........................................................................................................ 8 2.5 Strategi Pemasaran yang diharapkan ............................................................. 8 2.6 Konsep Produk ..................................................................................................... 9 BAB III METODE PENDEKATAN ...............................................................10 3.1 Rencana Pelaksanaan Usaha ........................................................................... 10 3.2 Cara Pembuatan .................................................................................................. 11 BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................ 12 4.1 Anggaran Biaya .................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13 LAMPIRAN................................................................................................................ 14
3
RINGKASAN Ubi jalar atau yang biasa disebut dengan ketela rambat merupakan salah satu makanan yang sering ditemui pada daerah pedesaan. Meskipun begitu ubi jalar memiliki manfaat yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan ubi jalar memiliki banyak vitamin dan nutrisi seperti, vitamin A, vitamin B1, B2 dan juga vitamin C. Selain itu, ubi jalar kaya akan senyawa serta mineral di antaranya adalah magnesium, lysin, zinc, potassium, copper, kalsium, zat besi, phosfor dan juga karbohidrat. Makanan yang bisa menjadi pewarna makanan yang cantik dengan warna ungunya ini memiliki serangkaian kandungan nutrisi yang sangat baik untuk menunjang kesehatan tubuh. Berbagai manfaat ubi ungu untuk kesehatan dan mencegah berbagai penyakit, mulai mencegah penyakit ringan hingga penyakit yang berbahaya karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Ubi ungu yang rasanya manis mampu melancarkan aliran darah karena ubi ini memiliki zat antosianin merupakan zat anti-oksidan yang mampu menyerap polusi udara, dan menghambat pembekuan darah yang menjadikan lancarnya aliran darah. Ubi jalar ungu yang kaya gizi ini juga bisa diolah menjadi berbagai makanan yang menarik. Tentunya juga mengandung gizi yang mencukupi untuk tubuh manusia. Selain itu pengolahan ubi jalar ungu menjadi makanan yang menarik bertujuan agar meningkatkat nilai ekonomis ubi jalar ungu ini. Ubi jalar dapat diolah menjadi beberapa produk yang menarik: brownies ubi jalar, roti ubi jalar, es krim ubi jalar, mie ubi jalar, permen ubi jalar, sake ubi jalar, donat ubi jalar. Bahkan ubi jalar juga dapat dijadikan sebagai bahan kosmetik.
4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kandungan antosianin yang tinggi pada ubi jalar ungu mempunyai stabilitas yang tinggi berbanding anthosianin dari sumber lain membuat tanaman ini sebagai pilihan yang lebih sehat dan sesuai sebagai alternatif pewarna alami. Beberapa industri pewarna dan minuman berkarbonat menggunakan ubi ungu sebagai bahan mentah penghasilan anthosianin. Selain itu, ubi ini digunakan dalam industri pembuatan es krim, minuman beralkohol, pie dan roti. Ubi jalar ungu juga telah dikembangkan dalam bentuk produk es krim, sirup dan anggur asam. Secangkir ubi jalar merah kukus yang telah dilumatkan menyimpan 50000 SI betakaroten, setara dengan kandungan betakaroten dalam 23 cangkir brokoli, yang menggembirakan perebusan hanya merusak 10% kadar betakaroten, sedangkan penges krim atau pemanggangan dalam oven hanya 20%. Namun penjemuran menghilangkan hampir separuh kandungan betakaroten, sekitar 40%. Selama ini olahan ubi jalar ungu sudah banyak, namun perlu ada inovasi untuk membuat harga jual ubi ungu menjadi meningkat, salah satu caranya yaitu dengan membuat suatu produk patiseri yang menarik untuk dikonsumsi, berupa es krim selain populer juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh mayoritas orang Indonesia dengan memberikan rasa yang berbeda, aroma yang khas, tekstur tetap sesuai karakteristik produk standar, serta diterima di kalangan masyarakat. Karena dijaman modern saat ini ubi ungu adalah bahan pangan yang dipandang sebelah mata. Banyak yang mengatakan bahwa ubi ungu adalah makanan kampung. Padalah ubi ungu itu sendiri mengandung banyak manfaat. Dalam kondisi lingkungan saat ini, pada beberapa kondisi tertentu seperti yang terjadi pada konsumen dengan gangguan cardio vaskuler seperti jantung, stoke, kanker maupun diabetes mereka harus membatasi diri dari beberapa jenis makanan tertentu , dan itu yang menyebabkan mereka bosan dan merasa jenuh untuk membentengi diri dari pantangan makanan, dan sesekali mereka juga ingin bebas seperti orang- orang lain yang bisa menyantap cemilan/ makanan tanpa ragu dan takut. Es krim menjadi salah satu alternative baru sebagai minuman yang aman dan menyehatkan untuk mereka, karena es krim tidak mengandung kolestrol, dan tidak mengandung tambahan makanan yang berbahaya, selain itu rasa manis yang dihasilkan dari es krim berasal dari rasa manis asli dari ubi ungu itu sendiri. Jadi selain tampilannya cantik dan banyak khasiat es krim sangat aman dikonsumsi oleh segala golongan dan lapisan masyarakat baik itu yang sehat maupun yang sakit.
5
Kandungan karbohidratnya yang tinggi membuat ubi jalar dapat dijadikan sumber kalori. itu kandungan karbohidrat ubi jalar tergolong Low glycemix Index (LGI 51), yaitu tipe karbohidrat yang jika dikonsumsi tidak akan menaikkan kadar gula darah secara drastis. Sangat berbeda dengan beras dan jagung yang mengandung karbohidrat dengan Glycemix Index tinggi, sehingga dapat menaikkan gula darah secara drastis. Karena itu, ubi jalar sangat baik jika dikonsumsi penderita diabetes. Selain itu, serat pangan ubi jalar merupakan polisakarida yang tidak tercerna dan diserap di dalam usus halus, sehingga akan terfermentasi di dalam usus besar. Serat pangan bermanfaat bagi keseimbangan flora usus dan bersifat prebiotik serta merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus, sehingga penyerapan zat gizi menjadi baik.
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain : 1. Bagaimanakah cara mengolah ubi jalar ungu menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual tinggi? 2. Bagaimana cara memasarkan produk es krim yang terbuat dari ubi jalar ungu kepada masyarakat? 3. Bagaimana cara membuat es krim ubi jalar dan khasiat yang terkandung apa saja? 1.3 TUJUAN Adapun tujuan yang terdapat pada pelaksanaan program ini: 1. Mengubah hasil tengkapan ubi ungu menjadi produk yang bernilai dan mempunyai jual tinggi. 2. Menjalankan aktivitas bisnis dan memanfaatkan hasil pertanian menjadi olahan produk yang menarik 3. Memodifikasi ubi dengan mengolahnya menjadi sebuah es krim dan kandungan vitaminnya yang tinggi 1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN Adapun luaran yang berkaitan dengan tujuan awal pelaksanaan dan diharapkan dapat tercapai setelah pelaksanaan program ini adalah : 1. Terciptanya produk berupa es krim berbahan dasar limbah hasil hasil pertanian 2. Adanya aktivitas bisnis yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai pembelajaran jiwa keiwrausahaan 1.5 MANFAAT PROGRAM Adapun manfaat yang didapatkan dari program ini adalah:
6
1. Sebagai salah satu metode pembelajaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan. 2. Adanya bisnis es krim yang terbuat dari ubi jalar ungu. . 3. Bagi masyarakat sebagai konsumen, mendapatkan khasiat yang terdapat dalam ubi jalar ungu tersebut.
7
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1. KONDISI LINGKUNGAN Di lingkungan masyarakat yang semakin konsumtif, dapat mempermudah kami dalam membuat produk ini, karena banyak orang-orang yang malas membuat makanan sendiri dan ingin langsung memakan-makanan yang siap saji saja yang praktis dan tidak ribet. Selain itu, pada umumnya masyarakat menyukai es krim dan selama ini jenis es krim yang ada dilingkungan kampus belum ada yang terbuat dari olahan ubi ungu. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk membuka usaha makanan ringan berupa es krim yang berbahan baku ubi ungu. Adapun produk yang akan kami pasarkan yaitu es krim ubi ungu. 2.2. SUMBER DAYA DAN BAHAN BAKU Dalam pendirian usaha ini, sumber bahan baku utama adalah ubi ungu. Ubi ungu mudah ditemukan dimana saja. Kami mengolah ubi ungu dan diracik sendiri dengan berbagai bahan lainnya, seperti santan, susu, dan gula. 2.3. LOKASI USAHA Untuk proses pembuatan produk ini kami membuat di rumah. Untuk lokasi usaha kami akan membuka stand di dalam kampus, di luar wilayah kampus, dekat dengan jalanan yang ramai, dan mudah diketahui oleh banyak orang. 2.4. PELUANG PASAR Melihat dari produk-produk yang kami buat, serta kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama dengan kreatifitas dan keunikannya masing-masing. Hal itu tidak membuat semangat kami menurun dalam berkreasi dan berinovasi. Kami menyiasati produk yang kami buat dengan inovasi yang berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Yaitu, dengan pengemasan yang unik dan berbeda, ukuran yang bervariasi, harga yang ekonomis, dan yang paling penting produk yang kami buat dijamin higienis tanpa memakai bahan pengawet atau bahan-bahan yang mengandung kadar kimia yang tinggi. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran. Selain itu, kami memiliki banyak relasi yang dapat dijadikan pelanggan tetap. 2.5. STRATEGI PEMASARAN YANG DIHARAPKAN a) Kenali Pelanggan Kami lebih mengutamakan apa yang diinginkan dan disukai oleh para pelanggan. Kami juga menerima saran dari pelanggan demi peningkatan kualitas produk yang lebih baik
8
b) Melakukan Promosi Produk Promosi yang akan kita gunakan dari mulut ke mulut dan juga melalui media massa seperti brosur dan pamflet. c) Menentukan dan Memilih Lokasi yang Strategis Memilih dan menentukan lokasi yang strategis, yang mudah dikenali dan dikeubi ungui keberadaan tempat jualan seperti di dekat jalan, di wilayah kampus atau di depan wilayah kampus, dan menyewa tempat. d) Menggunakan Sarana Internet Selain menggunakan brosur dan pamflet, kami juga memperkenalkan produk kami melalui media sosial seperti bbm, line, instagram. 2.6 KONSEP PRODUK Produk yang ditawarkan berupa es krim ubi ungu. Produk ini bernama “Sweet Purple�, ada ungu di dalamnya dan rasanya manis. Sweet Purple menggunakan kemasan cup.
9
BAB III METODE PENDEKATAN Dalam kegiatan ini kami akan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa ubi dan susu bermanfaat bagi tubuh karena susu dan ubi ungu mengandung banyak gizi. Promosi produk dilakukan secara langsung kepada calon pembeli dengan cara memberi sampel/tester produk yang dihasilkan agar calon pembeli mengenal dan dapat merasakan rasa produk, sehingga calon pembeli tertarik untuk membeli produk ice cream ubi ungu . Pemasarannya dilakukan dengan cara di perjualbelikan di stand di sekitar tempat produksi dan dijual di daerah kampus. 3.1 RENCANA PELAKSANAAN USAHA Metode pelaksanaan program ini terdiri dari dua tahap, yakni pra pengiriman proposal dan setelah program disetujui atau didanai. Metode pelaksanaan tersebut diuraikan dalam bagan berikut ini : Dapat dilihat pada bagan diatas, secara umum metode pelaksanaan dibagi menjadi
dua bagian yaitu bagian pra pengiriman proposal dan bagian pasca pengiriman proposal. Tahapan pertama telah diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu adalah pengumpulan fakta dan informasi, identifikasi permasalahan, perancangan konsep produk, pembuatan desain kemasan, perencanaan usaha dan keuangan. Sedangkan
10
tahap kedua pelaksanaan program ini baru dapat dilaksanakan setelah usulan program ini disetujui, yaitu tahap preparasi bahan dan alat penunjang, oduksi dan pengemasan, promosi dan pemasaran, dan usaha baru. 3.2 CARA PEMBUATAN Ubi ungu tidak hanya dapat digunakan untuk bahan pembuatan cake, eggroll, kripik tapi juga untuk pembuatan es krim yang sangat digemari masyarakat. Kini es krim ubi ungu mulai sering disajikan pada berbagai acara formal maupun acara-acara perhelatan keluarga. Cara pembuatannya sederhana dan tidak membutuhkan peralatan yang rumit, sehingga cukup berpeluang untuk diusahakan secara komersial guna menghasilkan tambahan pendapatan bagi petani.
Cara pengolahan : 1. Ubi jalar ungu dikupas dan dicuci bersih, kemudian dikukus selama 15 menit. 2. Blender sampai halus ubi ungu kukus bersama sedikit susu dan kuning telur. 3. Ubi jalar yang telah diblender halus ditempatkan di panci, kemudian tambahkan sisa susu, gula pasir dan garam, aduk adonan hingga rata. 4. Adonan dimasak dengan api sedang hingga mendidih, sambil diaduk perlahan 5. Adonan es krim didinginkan. 6. Adonan es krim disimpan selama 4-5 jam dalam freezer hingga membeku. 7. Adonan beku dimixer selama 10 menit dan dimasukkan kembali ke dalam freezer. 8. Ulangii cara ini hingga 4-5 kali. 9. Selanjutnya adonan es krim siap dikemas dalam kemasan es krim dan dibekukan. 10. Es krim siap disajikan.
11
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) 1. Peralatan penunjang (21,6%) 1.088.000 2. Bahan habis pakai (40,8%) 2.049.000 3. Perjalanan (4,8%) 240.000 4. Lain-lain: publikasi dan promosi 32,8%) 1.650.000 Jumlah 5.027.000 Tabel 1. Anggaran biaya produk Sweet Purple Analisa biaya modal untuk memulai usaha Sweet Purple dengan rincian sebagai berikut: Produk Sweet Purple (50 cup) Harga jual satuan = 5.000 Biaya produksi satuan = 2.049.000/(50x30hari) = 1366 = 1.400 Keuntungan = Hasil penjualan – Total biaya produksi = (5.000 x 100) – (1.400 x 100) = 500.000 – 140.000 = 360.000 BEP = Total biaya produksi / Harga jual satuan = 140.000 / 5.000 = 28 buah
12
DAFTAR PUSTAKA https://cookpad.com/id/cari/es%20krim%20ubi%20jalar http://chusnulnuraeni.blogspot.co.id/2015/06/proposal-pkm-kewirausahaan-tahujabred.html https://i.ytimg.com/vi/LS-rjU7IXoc/hqdefault.jpg https://greenlovaa.wordpress.com/tag/ubi-ungu/ http://yushintapunya.blogspot.co.id/2014/12/metode-ilmiahku-pemanfaatan-ubijalar.html https://ceritasakurales.wordpress.com/2014/08/26/kti-karya-tulis-ilmiah-ubi-ungutugas-kti/
13
LAMPIRAN 1. Peralatan Penunjang Material Pisau Blender
Panci Sendok besar Sendok makan
Freezer
Justifikasi Pemakaian
2
Harga Satuan (Rp) 5.000
Jumlah (RP) 10.000
1
175.000
175.000
2
50.000
100.000
1
10.000
10.000
1
3.000
3.000
1
800.000
800.000
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Sebagai bahan dasar es krim Sebagai penambah rasa es krim Sebagai pemanis es krim Sebagai penyeimbang rasa es krim Sebagai penambah rasa es krim Sebagai tempat untuk es krim
1,75 kg
Harga Satuan (Rp) 20.000
Jumlah (RP) 600.000
1,25 L
12.000
360.000
1,25 kg
16.000
480.000
3 bungkus
2.000
6.000
3 sachet
1.000
3.000
1.500 buah
400
600.000
Untuk mengupas ubi jalar ungu Untuk menghaluskan dan mencampurkan adonan es krim Untuk memasak ubi jalar ungu Untuk mengaduk adonan es krim Untuk menakar garam, vanili ke dalam adonan es krim Untuk membekukan es krim
Kuantitas
2. Bahan Habis Pakai Material Ubi ungu Susu cair Gula pasir Garam dapur Vanili Cup
14
3. Perjalanan Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Transportasi (bensin) 4. Lain-lain
Perjalanan untuk publikasi dan beli bahan
30 L
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Banner Brosur Label cup
Media promosi Media promosi Untuk label pada cup tempat es krim
15
1 500 lbr 150 lbr A3
Harga Satuan (Rp) 8.000
Jumlah (RP) 240.000
Harga Satuan (Rp) 100.000 100 10.000
Jumlah (RP) 100.000 50.000 1.500.000
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENINGKATAN MINAT BACA ANAK-ANAK USIA 7-12 TAHUN DI KELURAHAN SUKOREJO KABUPATEN BLITAR DENGAN METODE BARAK BACA GRATIS BERSIMBIOSIS KEMITRAAN
BIDANG KEGIATAN PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh : 1. Tahmida Lailatul Hikmah
3616100001 Angkatam 2016
2. Wildarus Sabrina
3616100017 Angkatam 2016
3. Krismansyah Ragil A.P.
3616100057 Angkatam 2016
4. Nahl Ath Thariq Tahir
3616100065 Angkatam 2016
5. Nabila Dwiputri
3616100069 Angkatam 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017
RINGKASAN Permasalahan kemiskinan masih banyak terjadi di Indonesia. Salah satunya di wilayah Kelurahan Sukorejo di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Blitar khususnya bantaran Kelurahan Sukorejo. Menurut data dari Dinas Sosial dan Ketenaga Kerjaan Kabupaten Blitar, wilayah ini merupakan wilayah termiskin yang ada di Kabupaten Blitar. Hal ini disebabkan warga yang berada di wilayah tersebut adalah masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah yang mayoritas berprofesi sebagai buruh, tukang becak dan berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, baik dalam hal pangan, sandang, maupun dalam hal ilmu yang berkaitan erat dengan buku-buku bacaan yang dapat menambah wawasan pengetahuan mereka. Adapun tujuan dari program “Barak Baca Gratis� ini yaitu untuk memberikan sarana berupa barak baca bagi anak-anak usia 7-12 tahun di Kelurahan Sukorejo untuk dapat membaca bahkan memiliki buku tersebut guna menambah minat baca sekaligus pengetahuan anak-anak yang ada di wilayah tersebut.
Berbagai strategi akan dilakukan untuk menyukseskan program ini. Strategi yang digunakan yaitu menjalin kerja sama dengan donatur dan para seniman muda berbakat. Strategi tersebut berupa rantai simbiosis kemitraan yang dapat menguntungkan semua pihak, baik itu pihak donatur, seniman, maupun anak-anak di sekitar Kelurahan Sukorejo. Diharapkan dengan adanya program ini mampu meningkatkan minat baca anak-anak yang kelak dapat bermanfaat guna peningkatan kualitas SDM yang akan mampu meningkatkan taraf hidup. Selain itu dengan adanya penegmbangan program ni, anak-anak ini kelak akan mampu mengekspresikan setiap ide dengan menghasilkan ssebuah karya tulis.
Kata kunci
: barak baca, simbiosis kemitraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan�.Di indonesia, kualitas pendidikan dinilai masih kurang jika dibandingkan dengan negaranegara maju seperti di Eropa. Kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca masing sangat kurang di Indonesia. Anak – anak kurang mampu di indonesia bahkan banyak yang tidak bersekolah dan lebih memilih untuk bekerja. Hal ini tidak sesuai dengan UUD 1945 pasal UUD 1945 ayat 2 yang mengatur tentang kewajiban melaksanakan pendidikan dasar. Saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Banyak masyarakat kita yang masih buta huruf sehingga tidak mampu membaca. Ketidak bisaan tidak ikuti dengan kemuan untuk bisa.Hal ini berakibat pada rendahnya minat baca masyarakat. Sekolah dan Perpustakaan sebagiai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk menunjuang sarana pendidikan merupakan hal penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Hal ini bertujuan agar semakin banyak orang yang membaca buku karena buku merupakan salah satu sumber ilmu. Di jaman yang serba modern seperti saat ini, sebenarnya sangat mudah memperoleh ilmu, misalnya dengan menggunakan internet atau dengan ebook. Namun penggunaan fasilitas ini masih kurang universal dikarenakan masyarakat menengah kebawah sulit mengetahui perkembangan teknologi. Oleh karena itu beberapa program seperti perpustakaan keliling sangat diperlukan untuk bisa menjamah masyarakat kelas bawah agar mereka juga dapat membaca dan mendapat ilmu. Perpustakaan keliling disediakan guna memenuhi kebutuhan anak-anak terhadap buku-buku bacaan maupun buku pelajaran. Perpustakaan keliling tersebut bisa diselenggrakan baik oleh pemerintah maupun oleh pihak-pihak private. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana metode untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak usia 7-12 tahun? 2. Bagaimana cara menyelenggarakan perpustakaan keliling yang mampu memfasilitasi kebutuhan buku bacaan dan buku pelajaran untuk anak–anak usia 7-12 tahun? 3. Bagaimana cara berkolaborasi dengan donatur dan pihak lain untuk mendukung terealiasnya perpustakaan keliling ? 1.3 Tujuan 1. Meningkatkan minat baca anak-anak usia 7-12 tahun dengan menyediakan sarana berupa barak baca gratis yang dapat diakses oleh anak-anak dan masyarakat dengan mudah sehingga anak-anak berkeinginan membaca dan dapat memiliki buku secara gratis.
2. Menyediakan barak baca di tempat yang mudah diakses dan mudah dijangkau dari permukiman masyarakat dengan bantuan pihak donatur. 3. Mengembangkan sistem simbiosis kemitraan yang saling menguntungkan antara donatur dan seniman muda fast graduate. 1.4 Luaran yang diharapkan 1. Terbentuknya minat baca yang lebih tinggi dikalangan anak-anak sekolah pada khususnya dan masyarakat awam pada umunya. 2. Terbentuknya rantai simbiosis kemitraan yang saling menguntungkan guna terealisasinya barak baca gratis ini. 3. Tersedianya buku bacaan sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu untuk mendukung kegiatan belajar. 4. Kedepannya, di jenjang pendidikan yang lebih tinggi anak-anak ini mampu untuk mengembangkan potensi kreatifitasannya dengan menulis. 1.5 Manfaat 1. Sebagai sarana untuk menanamkan kebiasaan suka membaca pada anakanak usia 7-12 tahun pada khususnya dan masyarakat awam pada umumnya. 2. Sebagai sarana baca untuk anak-anak sekolah pada khususnya dan masyarakat awam pada umumnya. 3. Sebagai sarana untuk memberikan peluang untuk seniman muda fast graduate pengalaman kerja (jam kerja). 4. Sebagai perantara donatur untuk dapat menyumbangkan buku dalam rangka menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada masyarakat.
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Kelurahan Sukorejo merupakan kelurahan termiskin yang ada di Blitar. Kondisi ekonomi masyarakat di wilayah tersebut termasuk dalam ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat di wilayah tersebut mayoritas berprofesi sebagai buruh, tukang becak dan pemulung. Tingkat penghasilan yang rendah berakibat pada rendahnya tingkat kesejaheraan penduduk. Mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, baik dalam hal pangan, sandang, maupun dalam hal ilmu yang berkaitan erat dengan buku-buku bacaan yang dapat menambah wawasan pengetahuan mereka. Penghasilan yang rendah berdampak pada minimnya pemenuhan kebutuhan sekolah anak-anak. Hal ini menjadi hal yang wajar mengingat ilmu bukanlah kebutuhan pokok manusia. Orang-orang di Kelurahan Sukorejo lebih memilih untuk menyampingkan urusan pendidikan padahal pendidikan merupakan hal yang penting untuk bisa bersaing dalam hal pekerjaan yang akan mampu meningkatkan taraf hidup. Sasaran dari program “Barak Baca Gratis� ini adalah anak-anak usia sekolah SD. Jumlah SD yang ada di Kelurahan Sukoreko sebanyak 3 buah unit yaitu SD Negeri 01 Sukorejo, SD Negeri 02 Sukorejo dan SD Negeri 03 Sukorejo. Total terdapat 360 peserta didik. Diharapkan dengan penanaman mindset sejak usia dini, anak-anak sadar akan kebutuhan ilmu dan pentingnya membaca. Hasil yang diharapkan adalah anak-anak ini kelak pentingnya membaca mampu menambah kualitas pendidikan yang akan berdampak pada naiknya kualitas SDM. Selain itu dengan kaya akan bacaan, anak-anak ini kelak diharapkan mampu luntuk mengekspresikan ide-idenya dalm bentuk tulisan.
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tahap Pra Proposal TAHAP PRA PROPOSAL
No
Kegiatan
Penjelasan
1.
Penggalian ide, pengumpula n data, dan informasi
Kegiatan awal yang dilakukan sebagai dasar proses brainstorming untuk program yang akan dibuat
2.
Identifikasi dan perumusan masalah
3.
Meneliti sasaran masyarakat
Output
Gagasan dan inovasidalam mengatasi permasalahan dalam penanaman mindset anakanak dan masyarakat awam untuk peduli akan pentingnya membaca dalam konteks aplikasi di kehidupan sehari-hari Kegiatan Breakdown pengidentifika permaslahan sian masalah penananaman berdasarkan mindset pada fakta dan anak-anak informasiyang terhadap dirumuskan pentingnya membaca yang dapat diselesaikan dengan program “Barak Baca Gratis” Merupakan Masyarakat sasaran kegiatan adalah Anak- anak menentukan SD (kelas 1-6) di masyarakat Kelurahan pada sasaran yang khususnya dan potensial masyarakat awam dalam pada umumnya. merintis Program “Barak Baca Gratis” sebagai sarana
Tolak Ukur 80% telah didapatkan fakta dan informasi mengenai ide penulisan
85% telah diidentifikasi masalah dari perintisan Program “Barak Baca Gratis” berdasarkan fakta dan informasi yang dirumuskan Terdapat 360 anak- anak SD (kelas 1-6)
penanaman Mindset pada anak-anak usia sekolah yang kurang mampu terhadap pentingnya membaca
3.2 Tahap Pasca Proposal
Donatur
Seniman
Panitia
Anak-anak di sekitar Kelurahan Sukorejo Metode pelaksanaan program sebagai berikut :
Menggaet para seniman muda yang ingin bekerja sama
Pembuatan iklan atau promosi berupa poster oleh seniman yang ditujukan kepada pihak yang ingin mendonasikan bukunya dan pemasangan poster di media sosial
Pengumpulan dan penyortiran donasi buku bacaan dari donatur
Penyediaan sarana dan prasarana barak baca
Sosialisasi untuk pengenalan barak baca kepada anak-anak di Kelurahan Sukorejo
Pemberian hadiah dari seniman kepada donatur yang telah berpartisipasi dalam program tersebut
Himbauan kepada donatur untuk memposting karya seni yang telah diterima dari para seniman
Pelaksanaan program barak baca dan terbuka untuk umum
1.1 Menggaet seniman muda yang ingin bekerja sama Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menggaet para seniman muda yang ingin bekerja sama untuk menyelenggarakan program barak baca ini. 1.2 Pembuatan iklan atau promosi berupa poster oleh seniman yang ditujukan kepada pihak yang ingin mendonasikan bukunya dan pemasangan poster barak baca Untuk merealisasikan terselenggaranya program ini, dibutuhkan donatur yang ingin menyumbangkan buku-buku bacaan kepada anak-anak di Kelurahan Sukorejo. Media untuk mempromosikannya yaitu melalui poster dan dipublikasikan di media sosial. Poster dibuat oleh para seniman, didesain dengan menarik agar masyarakat tertarik untuk mendonasikan buku bacaan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Sekaligus promosi ke orang awam tentang pengadaan barak baca gratis ini. 1.3 Pengumpulan dan penyortiran donasi buku bacaan dari donatur Buku-buku bacaan yang telah didapat dari donatur kemudian diseleksi untuk memastikan bahwa buku tersebut layak untuk dibaca oleh anak-anak usia 7-12 tahun.
1.4 Penyediaan sarana dan prasarana barak baca Penyediaan tempat juga merupakan aspek terpenting demi terselenggaranya program barak baca ini. Tempat tersebut berupa rumah sewa yang mudah diakses oleh anak-anak. 1.5 Sosialisasi untuk pengenalan barak baca kepada anak-anak di Kelurahan Sukorejo Setelah tersedianya lokasi yang akan dijadikan barak baca, hal selanjutnya yang harus dilakukan yaitu pengenalan program barak baca kepada anakanak melalui kegiatan sosialisasi. Program sosialisasi tersebut akan dikemas dengan singkat, padat, jelas dan menarik agar anak-anak tertarik untuk datang dan membaca buku bacaan yang tersedia di barak baca. 1.6 Pemberian hadiah dari seniman kepada donatur yang telah berpartisipasi dalam program tersebut Sebagai bentuk apresiasi kepada donatur yang telah menyumbangkan buku bacaannnya, panitia yang telah bekerja sama dengan seniman memberikan karya seni sebagai tanda ucapan terima kasih. 1.7 Himbauan kepada donatur untuk memposting karya seni yang telah diterima dari para seniman Pihak panitia menghimbau kepada donatur yang telah menerima karya seni tersebut untuk mempublikasikannya ke akun media social mereka dengan menyertakan nama seniman dan program barak baca.Hal tersebut dimaksudkan agar para seniman semakin dikenal public dan semakin banyak orang yang tertarik untuk ikut mendonasikan buku bacaan yang mereka miliki kepada panitia program barak baca 1.8 Pelaksanaan program barak baca dan terbuka untuk umum Setelah semua persiapan telah selesai, saatnya pembukaaan barak baca untuk umum. Anak-anak usia 7-12 tahun dapat menikmati segala fasilitas yang tersedia di barak baca tersebut.
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM MEJADAH : Sajadah Multifungsi Sebagai Peluang Usaha Prospektif BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Rachmadiarazaq (3616100075) Cinthya Diana Qonita (3616100013) Fatimah Ratna Nur Irsyad (3616100055) Selia Faradisa (3616100105)
Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
1
DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN
1
BAB I PENDAHULUAN
2
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH TUJUAN LUARAN YANG DIHARAPKAN MANFAAT PROGRAM
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2 2 2 2 3 4
2.1 KONSEP PRODUK
4
2.2 SEGMENTASI PASAR
4
2.3 STRATEGI PEMASARAN
4
2.4 RENCANA DAN APLIKASI PEMASARAN
5
2.5 KEBERLANJUTAN USAHA
5
BAB III METODE PELAKSANAAN
6
3.1 IDENTIFIKASI MASALAH 6 3.2 PENGUMPULAN FAKTA 6 3.3 PERANCANGAN RANCANGAN USAHA DAN KEUANGAN 7 3.4 PERANCANGAN DESAIN AWAL PRODUK 7 3.5 UJI COBA PRODUK 7 3.6 EVALUASI 7 3.7 PEMANTAPAN DESAIN PRODUK 7 3.8PENGERJAAN PRODUK 7 3.9 PEMASARAN DAN PUBLIKASI 7 3.10 USAHA BARU 7 DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN
9
2
RINGKASAN Keyword : MAJADAH, sajadah multinfungsi. Ibadah adalah salah satu kewajiban setiap umat beragama, salah satunya adalah agama islam yang mawajibkan setiap umatnya untuk melaksanakan salat 5 waktu. Salah satu perangkat untuk melaksanakannya adalah sajadah.
Sajadah adalah alat yang terbuat dari kain yang biasanya memiliki gambar dan corak bernafaskan Islam. Sajadah digunakan kaum Muslim untuk menjaga agar tetap terjaga kebersihannya ketika melaksanakan salat. Sajadah pada umumnya memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengkover seluruh bagian tubuh ketika melakukan sujud agar tetap bersih selama salat. Karena fungsinya hanya terpatok pada alas untuk salat, maka kelompok kami mempunyai inovasi agar sajadah mempunyai fungsi lain. Nama produk yang akan kami ajukan adalah MEJADAH, yaitu sajadah yang bisa difungsikan sebagai meja dan tempat duduk. Yang terbuat dari bahan plastic polypropylene yang mempunyai sifat ringan dan kuat, busa dan kulit imitasi Oscar yang menambah sifat empuk dan untuk kenyamanan. Untuk metode pemasaran sendiri dilakukan dengan cara mempromosikan di media sosial, lewat selebaran dan dari mulut ke mulut. Yang dari produk ini juga bisa diharapkan untuk membuka lapangan kerja baru.
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ibadah merupakan hal yang wajib sebagai umat beragama. Contohnya adalah sebagai umat Islam, kita mempunyai kewajiban untuk shalat 5 waktu. Untuk melaksanakan shalat 5 waktupun kita membutuhkan seperangkat alat shalat seperti mukenah untuk wanita, sarung dan peci untuk laki-laki serta sajadah sebagai alas kita untuk bersujud. Sajadah adalah alat yang terbuat dari kain yang biasanya memiliki gambar dan corak bernafaskan Islam. Sajadah digunakan kaum Muslim untuk menjaga agar tetap terjaga kebersihannya ketika melaksanakan salat. Sajadah pada umumnya memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengkover seluruh bagian tubuh ketika melakukan sujud agar tetap bersih selama salat. Selama ini sajadah kebanyakan terbuat dari kain atau bahan yang lembut yang menjadikan fungsinya hanya untuk alat beribadah saja, namun disini kelompok kami akan melakukan inovasi agar sajadah bisa berfungsi tidak hanya alat salat, tetapi juga dapat digunakan sebagai meja atau kursi. Dengan berbahan plastic polypropylene yang ringan dan kuat serta busa tipis dan kulit sintesis berbentuk Oscar yang cukup nyaman dan mudah untuk dibersihkan bisa menjadi alternatif sajadah serbaguna ini 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara membuat sajadah multifungsi ini? 2. Bagaimana metode yang efektif untuk memproduksi multifungsi ini? 3. Bagaimana cara pemasaran produk sajadah multifungsi?
sajadah
1.3 Tujuan Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui cara pembuatan sajadah multifungsi. 2. Untuk mengetahui metode yang efektif untuk memproduksi sajadah multifungsi. 3. Untuk mengetahui cara pemasaran produk sajadah multifungsi yang baik.
1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah sebagai berikut:
4
1. Membuat sajadah yang multifungsi tanpa menghilangkan fungsi utama dari sajadah tersebut. 2. Memasarkan produk MEJADAH pada kalangan umum dengan harga terjangkau. 3. Meperoleh keuntungan dari penjualan MEJADAH. 4. Menggerakkan masyarakat untuk semakin sering sholat berjamaah di masjid.
1.5 Manfaat Program Manfaat yang diharapkan dari Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan kreativitas mahasiswa. 2. Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. 3. Memberikan alternatif perabotan rumah tangga
5
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Konsep Produk Produk yang ditawarkan bernama “Mejadah” yaitu sejadah multifungsi yang tidak hanya bisa di gunakan sebagai alas sholat, namun bisa di gunakan sebagai meja atau kursi sesuai kebutuhan. 2.1.1 Keunggulan produk “Mejadah” dapat di fungsikan sebagai alas sholat, meja dan kursi. Dengan berbagai fungsi yang di kemas dalam satu produk, “Mejadah” menyajikan kepraktisan dan kemudahan
(Gambaran produk MEJADAH)
2.2 Segmentasi Pasar Konsumen yang dituju oleh “Mejadah” adalah masyarakat Indonesia yang beragama Islam, dimana populasi muslim di Indonesia mencapai 88,1% dari total warga Indonesia. Produk “Mejadah” dapat di gunakan berbagai kalangan, karena produk ini memiliki berbagai fungsi selain menjadi sajadah, yaitu sebagai meja ataupun kursi sesuai kebutuhan. Dengan perangkapan fungsi yang di kemas dalam satu produk menjadikan “Mejadah” memiliki keunggulan dalam kepraktisan. Produk ini juga dapat dituju ke pusat perbelanjaan, toko furniture dan toko peralatan tulis. 2.3 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran “Mejadah” akan dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti berikut: 1. Melakukan promosi melalui Internet seperti pada situs jual beli online, media sosial, blog, dan lain-lain.
6
2. Melakukan promosi melalui poster dan brosur. 3. Melakukan promosi dari mulut ke mulut. 2.4 Rencana dan Aplikasi Pemasaran Rencana dan aplikasi pemasaran “Mejadah” akan kami lakukan dengan kegiatan berikut : 1. Melakukan promosi dengan cara membuat akun dagang pada social media (instagram, twitter, facebook, dll) dan melakukan sistem endorse. 2. Membagikan brosur dan poster produk pada tempat umum yang ramai (pusat perbelanjaan, masjid, halte dll) 3. Melakukan promosi dari mulut ke mulut terutama orang terdekat. 2.5 Keberlanjutan Usaha Keberlanjutan usaha “Mejadah” ini dapat dilihat dari : 1. Banyaknya persediaan plastik sebagai bahan dasar “Mejadah” akan meningkatkan produktifitas pengusaha plastik.
2. Berkembangnya “Mejadah” memunculkan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
7
BAB III METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan program dibagi menjadi dua, yaitu pra pengiriman proposal dan paska pengiriman proposal. Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan program
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Perancangan Rencana Usaha
Evaluasi
Uji Coba Pengerjaan
Perancangan Desain Awal
Pemantapan Desain Produk
Pengerjaan Produk
Pemasaran dan Publikasi
Usaha Baru Pra Pengiriman Proposal
Paska Pengiriman
Proposal
Berikut uraian tahapan-tahapan metode pelaksanaan program : 3.1. Identifikasi masalah Mengidentifikasi bahan baku yang digunakan untuk pembuatan MEJADAH yaitu Polypropylene (PP), Busa Mold (Busa Cetak), dan Oscar (Kulit Sintesis)
3.2. Pengumpulan fakta
8
Pengumpulan fakta meliputi informasi tentang ketersediaan bahan baku dan spesifikasi bahan yang digunakan. 3.3. Perancangan rencana usaha dan keuangan Merealisasikan rancangan usaha serta pengembangannya dengan memperhatikan modal dan perkiraan laba yang didapatkan. 3.4. Perancangan desain awal produk Merancang desain produk dengan berbagai bentuk yang berbeda. 3.5. Uji coba pengerjaan produk Dilakukan uji coba pengerjaan produk MEJADAH dengan bahan baku yang telah direncanakan. 3.6. Evaluasi Evaluasi produk dilakukan terhadap produk uji coba. Evaluasi meliputi kualitas produk, manfaat produk, dan kemasan produk. 3.7. Pemantapan desain produk Berdasarkan hasil evaluasi, dilakukan pemantapan desain produk untuk bentuk produk yang berbeda. 3.8. Pengerjaan produk Setelah dilakukan pemantapan desain produk, maka pengerjaan produk dilakukan dalam variasi’ warna desain. 3.9. Pemasaran dan publikasi Pemasaran dan publikasi dilakukan secara online dan offline dengan memperhatikan etika pemasaran dan publikasi secara umum. 3.10. Usaha baru Usaha baru yang akan dibuat adalah pengembangan terhadap produk MEJADAH dalam segi pemasaran, kualitas dan pengembangan usaha.
9
DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Polipropilena https://id.wikipedia.org/wiki/Sajadah www.toko77.com/keunggulan-dankelemahan-bahan-oscar-untuk-sofa/
10
LAMPIRAN NO Jenis Pengeluaran Peralatan Penunjang (30%) Peralatan Habis Pakai (50%) Perjalanan (10%) Lain-lain (promosi dan publikasi)(10%) Jumlah
Biaya (Rp) Rp. 2.400.000 Rp. 4.000.000 Rp. 800.000 Rp. 800.000 Rp. 8.000.000
Dengan rincian harga tiap MEJADAH = Rp. 100.000,Produksi pertama 30 buah MEJADAH dengan perhitungan 1. Kulit Oscar (0,8 x 1,2 cm) / meter = Rp. 55.000,- x 30 = Rp. 1.650.000,2. Plastik PP / meter = Rp 60.000,- x 30 = Rp. 1.800.000,3. Busa / rol = Rp. 50.000 x 15 = Rp. 750.000,-
11
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM TOPATRIK (TONG SAMPAH ELEKTRIK) : DENGAN TEKNOLOGI PENCACAH SAMPAH UNTUK MEMPERMUDAH PENGELELOALAN SAMPAH YANG BERSIFAT RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KARSA CIPTA
Diusulkan oleh : Verlinna Lovely Mapaliey
(3616100032)
Angkatan 2016
Andreas Wiratmo Situmeang
(3616100042)
Angkatan 2016
Wahyu Bagus S.
(3616100056)
Angkatan 2016
Rosalita Aidahtul Husna W.
(3616100064)
Angkatan 2016
Havisa Putri Novira
(3616100070)
Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM TOPATRIK (TONG SAMPAH ELEKTRIK) : DENGAN TEKNOLOGI PENCACAH SAMPAH UNTUK MEMPERMUDAH PENGELELOALAN SAMPAH YANG BERSIFAT RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KARSA CIPTA
Diusulkan oleh : Verlinna Lovely Mapaliey
(3616100032)
Angkatan 2016
Andreas Wiratmo Situmeang
(3616100042)
Angkatan 2016
Wahyu Bagus S.
(3616100056)
Angkatan 2016
Rosalita Aidahtul Husna W.
(3616100064)
Angkatan 2016
Havisa Putri Novira
(3616100070)
Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017 i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii RINGKASAN.................................................................................................................................iii BAB 1. PENDAHULUAN .........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................................1 1.3 Tujuan ..........................................................................................................................2 1.4 Luaran yang diharapkan .........................................................................................2 1.5 Manfaat Program ......................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................3 2.1 Pengertian dan Jenis Sampah................................................................................3 2.2 Mesin Pencacah Sampah ........................................................................................4 2.3 Pengertian Solar Panel dan Kegunaannya dalam TOPATRIK ...................4 2.4 Kerangka Plastik PVC dan Kegunaannya dalam TOPATRIK ...................4 BAB 3 METODE PELAKSANAAN ......................................................................................6 3.1 Studi Literatur ...........................................................................................................7 3.2 Perancangan Sistem dan Model ...........................................................................7 3.3 Pembuatan Alat .........................................................................................................8 3.4 Pengujian Alat ...........................................................................................................8 3.5 Cara Kerja ..................................................................................................................8 3.6 Pembuatan Laporan Akhir .....................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................10
ii
RINGKASAN Sampah adalah hal yang sering kita jumpai dimana saja. Semua orang pasti telah menghasilkan sampah setiap harinya. Sampah menurut jenisnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Permasalahan yang sering dijumpai di masyarakat adalah masih ada masyarakat yang tidak peduli akan tujuannya pemilahan sampah dan bahkan masih ada yang belum tahu cara pemilahan sampah yang benar. Selain itu pun, menumpuknya sampah akan menyebabkan munculnya permasalahan lain seperti menimbulkan bibit penyakit karena sampah yang tertumpuk sering dihinggapi oleh lalat dan serangga lainnya. Selain itu juga dapat mengeluarkan aroma yang tidak sedap dan dapat mengganggu warga sekitar. Maka dari itu, sesuai permasalahan di atas yang telah disampaikan, maka kami memberikan salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan membuat tong sampah yang di dalamnya terdapat mesin pencacah/pengurai sampah yang sebelumnya dipilah terlebih dahulu menurut jenisnya. Yang mana setelah sampah itu diuraikan menurut jenisnya dapat digunakan untuk keperluan lebih lanjut oleh masyarakat yang ingin memanfaatkannya. Program Kreativitas Mahasiswa ini bertujuan untuk merencanakan, membuat, dan menguji tong sampah yang berisi mesinpencacah sampahdengan menggunakan panel surya di dalamnya. Hal ini kiranya dapat membantu masyarakat agar sampah yang dibuang tidak tertumpuk begitu saja tapi dapat dimanfaatkan.
Kata Kunci :Sampah, Tong Sampah, Mesin Pencacah , Solar Panel
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang Apabila membahas masalah sampah, pasti sudah tidak asing lagi di telinga seluruh masyarakat khususnya di Indonesia. Karena di berbagai kota besar di Indonesia pastinya mempunyai permasalahan besar tentang sampah. Mungkin yang terlintas di pikiran orang-orang saat ini tentang sampah adalah sekumpulan limbah yang menumpuk dan mengeluarkan bau yang menyengat.Jumlah penduduk di Indonesia semakin hari tanpa kita sadari terus meningkat, maka semakin meningkat juga kapasitas sampah setiap harinya, karena setiap hari manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah yang dihasilkan Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton per hari atau 0,7 kilogram per orang. Sayangnya, pada 2014, data statistik sampah di Indonesia mencatat bahwa Indonesia menduduki negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah Cina (geotimes.co.id, 2015) Tidak hanya itu saja, bahkan sampai sekarang pun masih ada masyarakat di Indonesia yang belum mengetahui cara pemilahan sampah yang benar. Walaupun sudah banyak tong sampah yang dibedakan jenisnya antara tong sampah organik dan tong sampah anorganik, tetapi masih saja isinya tidak sesuai dengan jenis sampahnya. Sehingga petugas sampah harus memilah-milah lagi sesuai jenis sampahnya.Selain itu, sampah-sampah yang dibuang juga tidak langsung di daur ulang, sehingga sampah yang ada terus menumpuk dan menumpuk dan tanpa disadari juga dapat menimbulkan kuman penyakit. Setelah mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan tersebut, maka dari itu untuk mengatasi masalah tersebut, kami memberikan salah satu solusi berupa TOPATRIK : tong sampah elektrik dengan teknologi pengurai sampah yang mana alat ini dapat membantu mengatasi masalah dalam pemilahan sampah menjadi sampah organik dan sampah anorganik dan kumpulan sampah tersebut dapat langsung terurai menjadi ukuran yang lebih kecil.
1.2
Perumusan Masalah Untuk membantu mengatasi pemilahan sampah dan penguraiannya, maka rumusan masalah yang diangkat pada program kreativitas mahasiswa ini adalah:
1) Bagaimana caramencacahsampah organik dan anorganik dalam satu tong sampah? 2) Bagaimana cara menyederhanakan sampah menjadi ukuran yang lebih kecil? 3) Bagaimana cara kerja TOPATRIK?
2
1.3
Tujuan Tujuan pelaksanaan program kreativitas mahasiswa penerapan teknologi ini adalah: 1) Untuk mengetahui caramencacah sampah organik dan anorganik dalam satu tong sampah. 2) Untuk mengetahui cara menyederhanakan sampah menjadi ukuran yang lebih kecil. 3) Untuk mengetahui cara kerja TOPATRIK.
1.4
Luaran yang diharapkan Luaran yang diharapkan dari perancangan TOPATRIK melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) ini yaitu: 1) Sebuah teknologi tepat guna TOPATRIK yang dapat memudahkan proses penguraian sampah. 2) Diharapkan agar TOPATRIK ini dapat digunakan oleh masyarakat dari kalangan manapun.
1.5
Manfaat Program Manfaat yang diperoleh dari penyusunan Progam Kreativitas Mahasiswa ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengurangi penumpukan sampah yang berjumlah besar 2) Untuk membantu memberikan salah satu solusi penanganan sampah di masyarakat.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian dan Jenis Sampah Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut : 1. Sampah organik Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain. 2. Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi :sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas dan tas plastik.
4
2.2
Mesin Pencacah Sampah Mesin pencacah sampah digunakan untuk menghancurkan jenis sampah organik dan anorganik berukuran kecil sampai menengah, dengan hasil cacahan berukuran sekitar kurang dari 3 cm. Sampah yang sudah dicacah dapat langsung ditampung ke dalam tabung atau wadah tempat penyimpangan hasil cacahan sampah untuk selanjutnya dimusnahkan atau dimanfaatkan lagi seperti misalnya sampah organik dapat difermentasi menjadi kompos atau dihaluskan lebih lanjut dengan menggunakan mesin penghancur sampah sebelum melalui proses fermentasi.
2.3
Pengertian Solar Panel dan Kegunaannya dalam TOPATRIK Solar panel adalah konversi cahaya sinar matahari menjadi listrik, baik secara langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak langsung dengan menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk benda-benda yang menggunakan listrik sebagai penggerak dari benda tersebut. Dalam TOPATRIK, Solar Panel digunakan sebagai sumber daya untuk menggerakkan mesin pencacah sampah di dalamnya dimana 60% dari daya yang dihasilkan oleh Solar Panel digunakan untuk menggerakkan sampah pada siang hari dan 40% daya yang tersisa disimpan dalam suatu wadah penyimpan energi yang berbentuk baterai , daya yang tersimpan tersebut digunakan oleh TOPATRIK pada saat malam hari agar bisa tetap beroperasi dalam proses pencacahan sampah yang dibuang kedalamnya. Solar Panel digunakan sebagai sumber daya karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu : 1) Hemat, karena hanya menggunakan sinar matahari saja sebagai bahan dasarnya 2) Dapat dipasang dimana saja dan dapat dipindahkan sesuai dengan yang dibutuhkan 3) Tanpa suara dan tidak menimbulkan operasi lingkungan 4) Tidak menyebabkan polusi ataupun emisi rumah kaca sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
2.4
Kerangka Plastik PVC dan Kegunaannya dalam TOPATRIK PVC adalah singkatan dari Polyvinyl Chloride yang memiliki rumus molekul (-CH2 – CHCl -)n. PVC merupakan resin yang liat dan keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain.� Sifat dari PVC ini sendiri adalah keras, kaku, dapat bersatu dengan pelarut, memiliki titik leleh 70°-140° C. Dengan sifatnya yang ringan, berkekuatan tinggi, dan mempunyai reaktivitas rendah,
5
“TOPATRIK” menggunakan PVC sebagai kerangka dalam “TOPATRIK”. Sifat tahan korosi dan pelapukan yang dimiliki PVC juga memberikan keuntungan bagi “TOPATRIK” agar lebih awet dan tahan lama. PVC juga merupakan isolator listrik yang baik sehingga dapat ditempati oleh kabel listrik dengan resiko bahaya yang lebih rendah .PVC juga mempunyai harga yang relatif lebih murah dari jenis plastik yang lain sehingga biaya operasional dalam
6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN Metode pada PKM KC dapat digambarkan dengan menggunakan flowchat sebagai berikut : Mulai
Studi Literatur
Perancangan sistem dan model
Pembuatan Alat
Pengujian Alat
Cara Kerja
Pembuatan Laporan Akhir
7
3.1.
Studi Literatur Persiapan yang dilakukan adalah mencari literatur yang ada kaitannya dengan mesin pencacah untuk mencacah sebuah sampah, solar sel yang komponen penting pada topatrik ini dan design untuk sebuah topatrik yang harus sesuai dengan tujuan kita.
3.2.
Perancangan Sistem dan Model a. Diagram Blok Sitem Panel Surya - Storage - Tutup Sampah - Mesin Pencacah - Wadah Sampah b. Perincian Komponen Sistem
Gambar 3.2 komponen sistem
Panel Surya: Panel Surya dsini di gunakan untuk bahan bakar utama untuk mengoperasikan mesin pencacah. Storage: Storage digunakan untuk menampung energi matahari dari panel surya. Penampungan energi di Storage ini digunakan pada malam hari sehingga oada malam hari mesin ini masih dapat beroperasi. Tutup Sampah: Tutup Sampah ini bertujuan untuk menutup sampah dan menjauhkan dari tangan anak kecil. Dan Tutup Sampah ini berguna untuk mengoperasikan mesin. Jadi jika tutup sampah ini terbuka mesin tidak akan beroperasi. Dan jika tutup sampah tertutup otomatis mesin pencacah akan beroperasi.
8
Mesin Pencacah: Mesin Pencacah ini terdiri dari 3 roda pencacah. Dengan kecepatan ... mesin pencacah ini ada dua yaitu mesin pencacah sampah organik dan non - organik. mesin pencacah organik mempunyai 2 roda pencacah dengan kecepatan ... dan kapasitas mencacah 2kg/5menit. Mesin pencacah non-organik mempunyai 3 roda pencacah kecepatan ... dan kapasitas mencacah 4kg/10menit. Wadah Sampah: Wadah Sampah ini berfungsi untuk menampung sampahsampah yang tercacah. Dan Wadah Sampah ini juga di gunakan untuk mengunci tutup sampah secara otomatis. Kapasitas wadah sampah ini mencapai 5kg. Dan setelah sampah sudah mencapai max secara otomatis tutup sampah akan terkunci.
3.3.
Pembuatan Alat Proses pencacahan bisa dilakukan dengan alat pencacah yang di design agar bisa memotong sampah yang memiliki ukuran besar menjadi kurang dari 3 cm. Untuk menggerakkan alat pencacah itu sendiri menggunakan solar panel atau tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk benda-benda yang menggunakan listrik sebagai penggerak dari benda tersebut. Design untuk topatrik sendiri mengunakan kerangka plastik PVC.
3.4.
Pengujian Alat Setelah alat selesai dirangkai, maka akan dilakukan pengujian sebagai berikut: 1. Dilakukan percobaan untuk solar panel agar bisa menggerakkan alat pencacah. 2. Alat pencacah harus bisa mencacah sampah dengan berukuran sekitar kurang dari 3 cm. 3. Pengujian kefektifan alat dengan berhasilnya mencacah semua sampah menjadi berukuran sekitar kurang dari 3 cm dan solar panelnya bekerja dengan baik.
3.5.
Cara Kerja Pertama-tama masyarakat membuang sampah sesuai dengan golongannya yaitu sampah organik dan nonorganik. Kedua setelah memasukkan sampah sesusai golongannya kemudian dilakukan proses pencacahan dengan alat pencacah sampah yang sudah dirakit. Cara menggerakan alat itu dengan tenaga solar panel.
9
3.6.
Pembuatan Laporan Akhir Penyusunan laporan akhir mengacu pada tahap-tahap yang telah dilakukan dan pencapaian yang dihasilkan.
10
DAFTAR PUSTAKA Riadi, Muchilisin. "Pengertian Jenis dan Dampak Sampah". 12 Februari 2015. http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html. (diakses pada 12 Oktober 2016) Anonim. "Mesin Pencacah Sampah Organik". 10 Desember 2015 .http://anekamesin.com/produk/mesin-pencacah-sampah-organik. (diakses pada 12 Oktober 2016) Anonim. "Elektronika Dasar".3 September 2012 dasar.web.id/solar-cell/. (diakses pada 12 Oktober 2016)
. http://elektronika-
Anonim. "PVC". 6 Oktober 2016 . https://id.wikipedia.org/wiki/PVC. (diakses pada 12 Oktober 2016)
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM TOPATRIK (TONG SAMPAH ELEKTRIK) : DENGAN TEKNOLOGI PENCACAH SAMPAH UNTUK MEMPERMUDAH PENGELELOALAN SAMPAH YANG BERSIFAT RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KARSA CIPTA
Diusulkan oleh : Verlinna Lovely Mapaliey
(3616100032)
Angkatan 2016
Andreas Wiratmo Situmeang
(3616100042)
Angkatan 2016
Wahyu Bagus S.
(3616100056)
Angkatan 2016
Rosalita Aidahtul Husna W.
(3616100064)
Angkatan 2016
Havisa Putri Novira
(3616100070)
Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM TOPATRIK (TONG SAMPAH ELEKTRIK) : DENGAN TEKNOLOGI PENCACAH SAMPAH UNTUK MEMPERMUDAH PENGELELOALAN SAMPAH YANG BERSIFAT RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KARSA CIPTA
Diusulkan oleh : Verlinna Lovely Mapaliey
(3616100032)
Angkatan 2016
Andreas Wiratmo Situmeang
(3616100042)
Angkatan 2016
Wahyu Bagus S.
(3616100056)
Angkatan 2016
Rosalita Aidahtul Husna W.
(3616100064)
Angkatan 2016
Havisa Putri Novira
(3616100070)
Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017 i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii RINGKASAN.................................................................................................................................iii BAB 1. PENDAHULUAN .........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................................1 1.3 Tujuan ..........................................................................................................................2 1.4 Luaran yang diharapkan .........................................................................................2 1.5 Manfaat Program ......................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................3 2.1 Pengertian dan Jenis Sampah................................................................................3 2.2 Mesin Pencacah Sampah ........................................................................................4 2.3 Pengertian Solar Panel dan Kegunaannya dalam TOPATRIK ...................4 2.4 Kerangka Plastik PVC dan Kegunaannya dalam TOPATRIK ...................4 BAB 3 METODE PELAKSANAAN ......................................................................................6 3.1 Studi Literatur ...........................................................................................................7 3.2 Perancangan Sistem dan Model ...........................................................................7 3.3 Pembuatan Alat .........................................................................................................8 3.4 Pengujian Alat ...........................................................................................................8 3.5 Cara Kerja ..................................................................................................................8 3.6 Pembuatan Laporan Akhir .....................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................10
ii
RINGKASAN Sampah adalah hal yang sering kita jumpai dimana saja. Semua orang pasti telah menghasilkan sampah setiap harinya. Sampah menurut jenisnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Permasalahan yang sering dijumpai di masyarakat adalah masih ada masyarakat yang tidak peduli akan tujuannya pemilahan sampah dan bahkan masih ada yang belum tahu cara pemilahan sampah yang benar. Selain itu pun, menumpuknya sampah akan menyebabkan munculnya permasalahan lain seperti menimbulkan bibit penyakit karena sampah yang tertumpuk sering dihinggapi oleh lalat dan serangga lainnya. Selain itu juga dapat mengeluarkan aroma yang tidak sedap dan dapat mengganggu warga sekitar. Maka dari itu, sesuai permasalahan di atas yang telah disampaikan, maka kami memberikan salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan membuat tong sampah yang di dalamnya terdapat mesin pencacah/pengurai sampah yang sebelumnya dipilah terlebih dahulu menurut jenisnya. Yang mana setelah sampah itu diuraikan menurut jenisnya dapat digunakan untuk keperluan lebih lanjut oleh masyarakat yang ingin memanfaatkannya. Program Kreativitas Mahasiswa ini bertujuan untuk merencanakan, membuat, dan menguji tong sampah yang berisi mesinpencacah sampahdengan menggunakan panel surya di dalamnya. Hal ini kiranya dapat membantu masyarakat agar sampah yang dibuang tidak tertumpuk begitu saja tapi dapat dimanfaatkan.
Kata Kunci :Sampah, Tong Sampah, Mesin Pencacah , Solar Panel
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang Apabila membahas masalah sampah, pasti sudah tidak asing lagi di telinga seluruh masyarakat khususnya di Indonesia. Karena di berbagai kota besar di Indonesia pastinya mempunyai permasalahan besar tentang sampah. Mungkin yang terlintas di pikiran orang-orang saat ini tentang sampah adalah sekumpulan limbah yang menumpuk dan mengeluarkan bau yang menyengat.Jumlah penduduk di Indonesia semakin hari tanpa kita sadari terus meningkat, maka semakin meningkat juga kapasitas sampah setiap harinya, karena setiap hari manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah yang dihasilkan Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton per hari atau 0,7 kilogram per orang. Sayangnya, pada 2014, data statistik sampah di Indonesia mencatat bahwa Indonesia menduduki negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah Cina (geotimes.co.id, 2015) Tidak hanya itu saja, bahkan sampai sekarang pun masih ada masyarakat di Indonesia yang belum mengetahui cara pemilahan sampah yang benar. Walaupun sudah banyak tong sampah yang dibedakan jenisnya antara tong sampah organik dan tong sampah anorganik, tetapi masih saja isinya tidak sesuai dengan jenis sampahnya. Sehingga petugas sampah harus memilah-milah lagi sesuai jenis sampahnya.Selain itu, sampah-sampah yang dibuang juga tidak langsung di daur ulang, sehingga sampah yang ada terus menumpuk dan menumpuk dan tanpa disadari juga dapat menimbulkan kuman penyakit. Setelah mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan tersebut, maka dari itu untuk mengatasi masalah tersebut, kami memberikan salah satu solusi berupa TOPATRIK : tong sampah elektrik dengan teknologi pengurai sampah yang mana alat ini dapat membantu mengatasi masalah dalam pemilahan sampah menjadi sampah organik dan sampah anorganik dan kumpulan sampah tersebut dapat langsung terurai menjadi ukuran yang lebih kecil.
1.2
Perumusan Masalah Untuk membantu mengatasi pemilahan sampah dan penguraiannya, maka rumusan masalah yang diangkat pada program kreativitas mahasiswa ini adalah:
1) Bagaimana caramencacahsampah organik dan anorganik dalam satu tong sampah? 2) Bagaimana cara menyederhanakan sampah menjadi ukuran yang lebih kecil? 3) Bagaimana cara kerja TOPATRIK?
2
1.3
Tujuan Tujuan pelaksanaan program kreativitas mahasiswa penerapan teknologi ini adalah: 1) Untuk mengetahui caramencacah sampah organik dan anorganik dalam satu tong sampah. 2) Untuk mengetahui cara menyederhanakan sampah menjadi ukuran yang lebih kecil. 3) Untuk mengetahui cara kerja TOPATRIK.
1.4
Luaran yang diharapkan Luaran yang diharapkan dari perancangan TOPATRIK melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) ini yaitu: 1) Sebuah teknologi tepat guna TOPATRIK yang dapat memudahkan proses penguraian sampah. 2) Diharapkan agar TOPATRIK ini dapat digunakan oleh masyarakat dari kalangan manapun.
1.5
Manfaat Program Manfaat yang diperoleh dari penyusunan Progam Kreativitas Mahasiswa ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengurangi penumpukan sampah yang berjumlah besar 2) Untuk membantu memberikan salah satu solusi penanganan sampah di masyarakat.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian dan Jenis Sampah Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut : 1. Sampah organik Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain. 2. Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi :sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas dan tas plastik.
4
2.2
Mesin Pencacah Sampah Mesin pencacah sampah digunakan untuk menghancurkan jenis sampah organik dan anorganik berukuran kecil sampai menengah, dengan hasil cacahan berukuran sekitar kurang dari 3 cm. Sampah yang sudah dicacah dapat langsung ditampung ke dalam tabung atau wadah tempat penyimpangan hasil cacahan sampah untuk selanjutnya dimusnahkan atau dimanfaatkan lagi seperti misalnya sampah organik dapat difermentasi menjadi kompos atau dihaluskan lebih lanjut dengan menggunakan mesin penghancur sampah sebelum melalui proses fermentasi.
2.3
Pengertian Solar Panel dan Kegunaannya dalam TOPATRIK Solar panel adalah konversi cahaya sinar matahari menjadi listrik, baik secara langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak langsung dengan menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk benda-benda yang menggunakan listrik sebagai penggerak dari benda tersebut. Dalam TOPATRIK, Solar Panel digunakan sebagai sumber daya untuk menggerakkan mesin pencacah sampah di dalamnya dimana 60% dari daya yang dihasilkan oleh Solar Panel digunakan untuk menggerakkan sampah pada siang hari dan 40% daya yang tersisa disimpan dalam suatu wadah penyimpan energi yang berbentuk baterai , daya yang tersimpan tersebut digunakan oleh TOPATRIK pada saat malam hari agar bisa tetap beroperasi dalam proses pencacahan sampah yang dibuang kedalamnya. Solar Panel digunakan sebagai sumber daya karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu : 1) Hemat, karena hanya menggunakan sinar matahari saja sebagai bahan dasarnya 2) Dapat dipasang dimana saja dan dapat dipindahkan sesuai dengan yang dibutuhkan 3) Tanpa suara dan tidak menimbulkan operasi lingkungan 4) Tidak menyebabkan polusi ataupun emisi rumah kaca sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
2.4
Kerangka Plastik PVC dan Kegunaannya dalam TOPATRIK PVC adalah singkatan dari Polyvinyl Chloride yang memiliki rumus molekul (-CH2 – CHCl -)n. PVC merupakan resin yang liat dan keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain.� Sifat dari PVC ini sendiri adalah keras, kaku, dapat bersatu dengan pelarut, memiliki titik leleh 70°-140° C. Dengan sifatnya yang ringan, berkekuatan tinggi, dan mempunyai reaktivitas rendah,
5
“TOPATRIK” menggunakan PVC sebagai kerangka dalam “TOPATRIK”. Sifat tahan korosi dan pelapukan yang dimiliki PVC juga memberikan keuntungan bagi “TOPATRIK” agar lebih awet dan tahan lama. PVC juga merupakan isolator listrik yang baik sehingga dapat ditempati oleh kabel listrik dengan resiko bahaya yang lebih rendah .PVC juga mempunyai harga yang relatif lebih murah dari jenis plastik yang lain sehingga biaya operasional dalam
6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN Metode pada PKM KC dapat digambarkan dengan menggunakan flowchat sebagai berikut : Mulai
Studi Literatur
Perancangan sistem dan model
Pembuatan Alat
Pengujian Alat
Cara Kerja
Pembuatan Laporan Akhir
7
3.1.
Studi Literatur Persiapan yang dilakukan adalah mencari literatur yang ada kaitannya dengan mesin pencacah untuk mencacah sebuah sampah, solar sel yang komponen penting pada topatrik ini dan design untuk sebuah topatrik yang harus sesuai dengan tujuan kita.
3.2.
Perancangan Sistem dan Model a. Diagram Blok Sitem Panel Surya - Storage - Tutup Sampah - Mesin Pencacah - Wadah Sampah b. Perincian Komponen Sistem
Gambar 3.2 komponen sistem
Panel Surya: Panel Surya dsini di gunakan untuk bahan bakar utama untuk mengoperasikan mesin pencacah. Storage: Storage digunakan untuk menampung energi matahari dari panel surya. Penampungan energi di Storage ini digunakan pada malam hari sehingga oada malam hari mesin ini masih dapat beroperasi. Tutup Sampah: Tutup Sampah ini bertujuan untuk menutup sampah dan menjauhkan dari tangan anak kecil. Dan Tutup Sampah ini berguna untuk mengoperasikan mesin. Jadi jika tutup sampah ini terbuka mesin tidak akan beroperasi. Dan jika tutup sampah tertutup otomatis mesin pencacah akan beroperasi.
8
Mesin Pencacah: Mesin Pencacah ini terdiri dari 3 roda pencacah. Dengan kecepatan ... mesin pencacah ini ada dua yaitu mesin pencacah sampah organik dan non - organik. mesin pencacah organik mempunyai 2 roda pencacah dengan kecepatan ... dan kapasitas mencacah 2kg/5menit. Mesin pencacah non-organik mempunyai 3 roda pencacah kecepatan ... dan kapasitas mencacah 4kg/10menit. Wadah Sampah: Wadah Sampah ini berfungsi untuk menampung sampahsampah yang tercacah. Dan Wadah Sampah ini juga di gunakan untuk mengunci tutup sampah secara otomatis. Kapasitas wadah sampah ini mencapai 5kg. Dan setelah sampah sudah mencapai max secara otomatis tutup sampah akan terkunci.
3.3.
Pembuatan Alat Proses pencacahan bisa dilakukan dengan alat pencacah yang di design agar bisa memotong sampah yang memiliki ukuran besar menjadi kurang dari 3 cm. Untuk menggerakkan alat pencacah itu sendiri menggunakan solar panel atau tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk benda-benda yang menggunakan listrik sebagai penggerak dari benda tersebut. Design untuk topatrik sendiri mengunakan kerangka plastik PVC.
3.4.
Pengujian Alat Setelah alat selesai dirangkai, maka akan dilakukan pengujian sebagai berikut: 1. Dilakukan percobaan untuk solar panel agar bisa menggerakkan alat pencacah. 2. Alat pencacah harus bisa mencacah sampah dengan berukuran sekitar kurang dari 3 cm. 3. Pengujian kefektifan alat dengan berhasilnya mencacah semua sampah menjadi berukuran sekitar kurang dari 3 cm dan solar panelnya bekerja dengan baik.
3.5.
Cara Kerja Pertama-tama masyarakat membuang sampah sesuai dengan golongannya yaitu sampah organik dan nonorganik. Kedua setelah memasukkan sampah sesusai golongannya kemudian dilakukan proses pencacahan dengan alat pencacah sampah yang sudah dirakit. Cara menggerakan alat itu dengan tenaga solar panel.
9
3.6.
Pembuatan Laporan Akhir Penyusunan laporan akhir mengacu pada tahap-tahap yang telah dilakukan dan pencapaian yang dihasilkan.
10
DAFTAR PUSTAKA Riadi, Muchilisin. "Pengertian Jenis dan Dampak Sampah". 12 Februari 2015. http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html. (diakses pada 12 Oktober 2016) Anonim. "Mesin Pencacah Sampah Organik". 10 Desember 2015 .http://anekamesin.com/produk/mesin-pencacah-sampah-organik. (diakses pada 12 Oktober 2016) Anonim. "Elektronika Dasar".3 September 2012 dasar.web.id/solar-cell/. (diakses pada 12 Oktober 2016)
. http://elektronika-
Anonim. "PVC". 6 Oktober 2016 . https://id.wikipedia.org/wiki/PVC. (diakses pada 12 Oktober 2016)
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM MIGUMY: MIE SAGU YUMY KHAS PAPUA - KAYA AKAN CITARASA DAN SELERA
BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN
DIUSULKAN OLEH: PRAMITA ROSYIDA
(3616100005) Angkatan 2016
ADELIA PARAMESTI HANGGORO
(3616100021) Angkatan 2016
AFIN FATIKHATUL MUNASHIROH
(3616100087) Angkatan 2016
MUHAMMAD RAHIMAHULLAH
(3616100097) Angkatan 2016
INSTITUTE TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA 2016
RINGKASAN
Sagu merupakan salah satu komuditas andalan yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat potensial, terutama untuk kawasan timur Indonesia. Sagu dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternative pengganti beras dalam bentuk pangan pokok seperti sinonggi, kapurung, papeda. Dewasa ini sagu perlu diinovasikan sebagai langkah adaptasi terhadap permintaan pasar yang terus berkembang dan menyesuaikan dengan trend yang ada. Untuk kami mengusulkan produk yang kami beri nama Migumy. Tujuan dari pembuatan produk makanan ini adalah untuk memproduksi mie dengan berbahan dasar sagu dengan berbagai rasai dan dikemas dengan kemasan yang khas. Mengelola pemasaran produk dengan metode yang tepat agar produk mampu bersaing dengan produk makanan instan lainnya, serta meraup keuntungan maksimal agar usaha dapat terus berjalan dan berkembang. Adapun target khusus yang ingin dicapai yaitu mampu menjalin kerjasama dengan pengusaha lain untuk mendirikan rumah produksi Migumy. Dalam mencapai tujuan tersebut, kami menawarkan keunggulan dari produk Migumy diantaranya karena bahan dasar yang terbuat langsung dari empelur sagu, migumy bebas dari bahan pengawet, teksturnya lebih kenyal, dan menawarkan berbagai macam rasa dan toping untuk menambah selera konsumen. Pada tahap sebelum persetujuan proposal, tim telah merancang konsep produk dan membuat kemasan yang menarik. Tahap setelah proposal tim akan menyiapkan alat-alat penunjang dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi. Selanjutnya kami akan memproduksi Migumy secara masal dan dipromosikan melalu tempat-tempat wisata kuliner, melalui media social, spanduk maupun brosur, kami juga akan mempromosikan ditempat-tempat fesrstifal dan kegiatan-kegiatan kampus. Migumy akan dipasarkan dengan kemasan yang menarik dan harga yang ekonomis sehingga lebih banyak calon konsumen yang tertarik. Selain itu tim juga akan berusaha memperoleh hak merek dagang, sertifikat halal, dan perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan agar produk kami mendapat kepercayaan yang lebih dari konsumen.
Kata Kunci: MIGUMY, Sagu
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sagu merupakan salah satuh jenis makanan pokok yang memiliki kelebihan dimana selain teksturnya yang kenyal sagu juga memiliki cita rasa yang khas. Tanaman sagu banyak dibudidayakan di daerah Indonesia Timur khususnya tanah Papua dan Papua Barat yang luasnya mencapai 5.26 juta ha. Adapun rinciannya yaitu Papua Barat mencapai 510.213 ha dan Papua sebanyak 4.74 juta ha. Jumlah total itu belum termasuk dibebani hak menanam sagu seluas 3.17 juta ha dan sudah dibebani hak guna seluas 2.08 juta ha (Suswono. 2009). Meski luas lahan tanam yang melimpah menurut Nadriman seorang peneliti BPPT produksi mie sagu oleh Indonesia masih terbilang sedikit, saat ini pabrik mie sagu sendiri hanya ada di Riau dan Ambon saja. Kurang peminat dan pengetahuan masyarakat Indonesia pada umumnya membuat produksi mie sagu tidak berkembang besaar . Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dengan adanya Inovasi Mie Sagu, kami mencoba memberikan wajah baru dari mie sagu dengan mengkreasikan makanan tradisional ini dengan menu makanan modern yang nantinya dengan cara ini diharapkan mie sagu dapat menembus pasar yang lebih luas dan tidak lagi hanaya sebatas konsumsi masyarakat Indonesia Timur. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahn yang terdapat dalam program ini adalah: 1. Bagaimana cara pembuatan mie sagu hingga tahap packing? 2.Bagaimana cara managemen pemasaran yang tepat agar mie sagu mampu bersaing dengan makanan instan lainnya ? 3.Bagaimana cara memperoleh keuntungan yang maksimal sehingga usaha tetap dapat bertahan dan berkembang ?
1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari usulan program ini adalah: 1. Mengetahui cara pembuatan mie sagu dari awal hingga tahap packing 2. Memproduksi mie sagu dengan berbagai rasa dan dikemas dengan menarik 3. Mengelola produk MIGUMY sekreatif mungkin untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 4. Meningkatkan keinginan masyara 1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah terbentuknya usaha produksi “MIGUMY� mie yang terbuat dari sagu. 1.5 Manfaat Manfaat yang bias didapat dari pelaksanaan program ini adalah: 1. Melatih jiwa dan kemampuan entrepreneur. 2. Mampu meningkatkan produktivitas sagu 3. Mampu
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Kondisi Umum Lingkungan
Masyarakat di Indonesia timur pada umumnya telah mengonsumsi sagu sebagai sebagai makanan pokok selain beras, selain itu sagu juga diolah menjadi berbagai ragam makanan termasuk mie, pasarannya pun berfariasi mulai dari skala kecil maupun skala sedang. Akan tetapi segmen pasarnya terbatas pada kawasan Indonesia timur. Pasar adalah permasalah mie sagu di kawasan Indonesia timur untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Seharusnya produk mampu berkembang dan menyesuaikan dengan permintaan konsumen.
2.2 Potensi Sumber Daya Peluang Pasar Mengingat bahwa sagu merupakan makanan pokok pengganti di Indonesia Timur, maka tidak diragukan lagi ketersediaan sumber dayanya. Menurut pakar agronomi dari Institute Pertanian Bogor (IPB) Prof Bintoro, lahan lima juta hectare yang ada di Papua dan Papua Barat saja bias menghasilkan 150 juta ton pati sagu. Jumlah itu kata Bintoro bias untuk memberi makan satu miliar orang. Produksi sagu yang melimpah diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumen yang nantinya jika produksi mie sagu ini terus bertambah besar dan mulai menembus pasar nasional. Bisnis mie sagu sangatlah menguntungkan mengingat pangsa pasar yang luas. Mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang suka mengonsumsi makanan instan khususnya mie. Data World Instant Noodles Association (WINA) juga memberi konfirmasi bahwa konsumsi mie instan masyarakat Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, konsumsi mie instan masyarakat Indonesia sudah mencapai 14,9 miliar bungkus, atau mengalami peningkatan sebesar 1 miliar bungkus bila dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2009.
2.3 Konsep Produk Produk yang ditawarkan berupa mie instan dengan bahan dasar sagu. Teksturnya yang lebih kenyal dan tersedia dalam empat farian original, wortel, brokoli, ubi dan disajikan dengan empat macam topping yang bisa dipilih konsumen yaitu ayam, rending, bolognaise. Produk ini kami beri nama Migumy singkatan dari mie sagu yumy. Miegumy dijual menggunakan kemasan berbentuk cup dengan desain yang dibuat sendir. 2.4 Konsep Pengembangan Usaha Proses pengembangan usaha Migumy dilakukan dengan empat cara: 1. Rencanakan sebuah strategi Dalam mengembangkan usaha Migumy kami akan menggunakan beberapa strategi pemasaran guna mempercepat berkembangnya usaha Migumy. 2.Menghemat biyaya operasional setiap bulannya Dalam proses pengembangan usaha Miegumy tim tidaklah harus mengeluarkan biyaya yang terlalu besar. Akan diusahakan memulai produksi dengan biyaya yang minim agar laba usaha yang didapatkan biisa lebih besar. 3.Kenali para pesaing Dalam pengembangan usaha ini kami tentunya akan lebih mengenali usaha-usaha yang serupa sehingga kami dapat terus menciptakan inovasi-inovasi baru agar tetap dapat bersaing 4.Survei harga pasar
Hal ini akan kami lakukan guna mengetahui harga yang ada dipasaran agar ketika terjadi kenaikan harga atau penerunan kami tidak salah dalam mengambil keputusan 2.5 Strategi Pemasaran Dalam melakukan pemasaran tim menggunakan strategi analisis STP, dan fantastic four 2.5.1 Analisis STP (Segmentasi, Targeting, dan positioning) a. Segmentasi menganalisis pasar yang heterogen untuk selanjutnya dipetakan menjadi pasar yang homogen atau kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembeli maupun gaya hidup b. Targeting Setelah sebelumnya memetkan pasar, tahap selanjutnya adalah membidik kelompuk konsumen yang mana akan kita jadikan sasaran utama. Sasaran dari Migumy sendiri adalah pria dan wanita, dari anak kecil sampai dewasa, sementara untuk golongan tua tidak menjadi prioritas karena kebanyakan golongan tua sangat memperhatikan factor kesehatan. Sasaran dari Migumy adalah masyarakat yang bertempat tinggal di daerah urban dan sub urban. c. Positioning Setelah target pasar telah jelas, positioning adalah menjelaskan posisi produk kami dibandingkan kempetitor dana apa saja keunggulannya. Migumy memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk instan lainnya karena mengsung tema makanan daerah dipadukan dengan makan modern pada unsur rasanya yang beraneka rasa, teksturnya lebih kenyal, gizi yang lebih banyak karena dikombinasakan dengan sayuran, serta toping yang beraneka macam yang dapat dipilih langsung oleh konsumen. 2.5.2 Fantastic four a. Fantastic Produk Produk Migumy merupakan produk mie instan yang berbahan dasar utama sagu yang penyajiannya dipadukan dengan toping modern chicken teriyaki, bolognaise, dengan empat varian warna original, orange, hijau dan ungu. b. Fantastic Price Migumy 150gr dijual seharga Rp.15.000, harga ini cukup bersaing dengan harga makanan Instan lainnya. Berdasarkan factor harga Migumy kemungkinan lebih menjadi pilihan bagi para konsumen c. Fantastic Place untuk awal usaha Migumy rencananya akan launching dilingkungan ITS terlebih dahulu. Selanjutnya Migumy akan mulai mengembangkan pangsa pasarnya di berbagai cabang ditiap daerah. d. Fantastic promotion Migumy pada awal promosi akan melakukan pengiklanan di social media mulai dari IG, Facebook, line dan social media lainnya. Kami juga aka mengadakan program tester gratis dengan syarat konsumen menshare tentang Migumy ke tiga akun social media yang dimiliki. Selanjutnya Migumy akan di iklankan melalu xbanner yang dipaajang di stand penjualan Migumy. Karena lokasi awal yang berada dilingkungan kampus informasi mengenai Migumy diyakini dapat dengan cepat menyebar.
2.5.3 Rencana dan Aplikasi pemasaran a. Pada awal produksi Migumy dipromosikan dengan tester gratis di ITS hanya dengan menshare tentang Migumy ditiga akun social media b. Menjual Migumy dengan membuka stand dilingkungan kampus dan sekolah c. Menjual Migumy dikegitan-kegiatan keramain seperti fest food, bazar kampus, disnatalis dan lain-lain
2.6 Keberlanjutan Usaha Potensi keberlanjutan usaha Migumy adalah sebagai berikut: 2.6.1. Peluang usaha jangka panjang Keunggulan dari produk Migumy yang berbeda dari produk makanan instan lainnya di pasaran akan membuat Migumy berpeluang menjadi makanan yang paling diminati dan membuat Migumy dapat tetap bertahan dipasaran. 2.6.2 Langkah-langkah usaha selanjutnya Adapun langkah-langkah untuk menunjang keberlanjutan usaha Migumy adalah: a.Inofasi Rasa Rasa dan warna yang ditawarkan awalnya hanya ada empat macam, selanjutnya rasa dan warna akan terus dikembangkan untuk menarik perhatian lebih banyak calon pembeli. b. Mendapatkan hak merek Mematenkan merek produk adalah salah satu hal yang perlu dilakukan agar produk Migumy tetap bertahan dipasaran c. Mendapatkan perizinan BPOM Untuk dapat memasarkan produk dengan aman, maka kami akan mengurus perizinan dari BPOM dan nomor produk dari Departemen Kesehatan RI d. Mendapatkan Sertifikat Halal Untuk menambah dan memperoleh kepercayaan konsumen kami akan mengajukan produk kami ke MUI untuk mendapatkan sertfikat halal.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1 Rencan Pelaksanaan Usaha Metode ini terbagi atas dua tahap yaitu pra pengiriman proposal dan setelah program disetujui atau didanai, metode tersebut akan dijelaskan dalam bagan berikut:
PENGUMPULAN FAKTA DAN INFORMASI
IDENTIFIKASI PERMASALAH
PERANCANGAN KONSEP PRODUK
P
PEMBUATAN DESAIN KEMASAN
PERENCANAAN USAHA DAN KEUANGAN
PRAPRA PENGIRIMAN PROPOSAL
PASCA PENGIRIMAN PROPOSAL
PREPARASI ALAT DAN BAHAN PENUNJANG
PRODUKSI DAN PENGEMASAN
PROMOSI DAN PEMASARAN
PENGEMBANGAN USAHA
Gambar 2. Bagan Metode Pelaksanaan Program
Dapat dilihat pada gambar 2, secara umum metode pelaksanaan dibagi menjadi dua bagian yaitu pra pengiriman proposal dan pasca pengiriman proposal. Tahapan pertama telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu pengumpulan fakta dan informasi, identifikasi permasalahn, perancangan konsep produk, pembuatan desain kemasan, perancanaan usah dan keuangan. Sdangkan tahap dua baru akan dilaksanakan setelah usulan program ini di setujui yaitu tahap preparasai bahan dan alat, produksi dan pengemasan, promosi dan pemasaran, dan pengembangan usaha ke skala yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa nama. 2016. Meneropong Peluan Bisnis Sagu di Indonesia.didapat dari http://industri.kontan.co.id/ Viodiego Yanurus. 2015. Papua Dominasi Produk Sagu, Potensi 5,26 juta ha http://industri.bisnis.com/
LAMPIRAN 1. RINCIAN BIAYA Bahan
Harga persatuan
5 kg Tepung Sagu
Rp. 7000
1 kg Ayam 1 Botol Saus Teriyaki
Rp. 30.000 Rp. 9000
1 Kotak Keju 1 Bungkus Saus Bolognaise 1/2 kg Wortel 1/2 kg Ubi Ungu 1/2 kg Brokoli 1/2 kg Selada
Rp. 16.000
1 kg Cabe Rawit 1 kg Tomat Buah
Rp 48.000 Rp. 9000
3 Kaleng Sarden
Rp. 10.000
1 Botol Kecap 1/2 kg Kacang Tanah
Rp. 14.000 Rp. 9000
Bumbu Dapur
Rp. 20.000
1 Plastik Sayuran Beku
Rp. 20.000
Rp. 18.000 Rp. 5000 Rp. 5000 Rp. 7000 Rp. 8000
Total
Alat dan Perlengkapan 1 Mesin Pencetak Mie 50 Bowl Paper Cup 50 Sendok dan Garpu Plastik Total
Harga Persatuan Rp. 2.000.000 Rp. 1000
Total Harga Rp.2.000.000 Rp. 50.000
Rp. 600
Rp. 30.000 Rp. 2.080.000
Total Modal
Rp. 2.453.000
Produk Mie Sagu Ayam Teriyaki Mie Sagu Sate Ayam Mie Sagu Bolognaise Mie Sagu Sarden
Harga
Total Penjualan
Total Harga Rp. 35.000 Rp. 30.000 Rp. 9000 Rp. 16.000 Rp. 18.000 Rp. 5000 Rp. 5000 Rp. 7000 Rp. 8000 Rp. 48.000 Rp.9000 Rp. 30.000 Rp. 14.000 Rp. 9000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 373.000
Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 15xRp.40.000 600.000
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM AREM AREM INSTAN “ARMI” PRODUK INOVATIF DAN PRAKTIS PILIHAN KELUARGA BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh: Firda Afifah Fatmala Ulfa N. Diandra Artianti Muhammad Fuady Al Fajry Muhammad Fandy Ilhami
3616 100 016 3612 100 028 3612 100 044 3613 100 072 3613 100 074
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2016
i
DAFTAR ISI Halaman Judul .......................................................................................................................... i Daftar Isi..................................................................................................................................... ii Ringkasan................................................................................................................................... iii BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................ 1 1.3 Tujuan Program ........................................................................................................ 2 1.4 Luaran Yang Diharapkan ...................................................................................... 2 1.5 Kegunaan Program .................................................................................................. 2 BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ................................................. 3 2.1. Nama Produk ........................................................................................................... 3 2.2. Nama Perusahaan ................................................................................................... 3 2.3. Jenis Produk yang Diproduksi ............................................................................ 3 2.4. Keunggulan Produk ............................................................................................... 3 2.5. Peluang dan Segmentasi Pasar............................................................................ 4 2.6. Strategi Pemasaran ................................................................................................. 4 2.7. Aspek Keberlanjutan Usaha ................................................................................ 4 BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................................... 5 3.1. Rencana Pelaksanaan Usaha ............................................................................... 5 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 8 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan..................................................................... 10
ii
RINGKASAN Produk sarapan instan sejauh ini masih tergolong kurang bervariasi. Dari segi inovasi dan kandungan gizi pun masih banyak yang kurang memenuhi standar produk layak konsumsi. Hal ini berbanding terbalik dengan kehidupan di perkotaan yang membutuhkan makanan yang praktis untuk dibuat, namun tentu juga harus kaya kandungan gizi. Oleh karena itu, pangsa pasar makanan instan yang masih terbuka ini memicu ide pembuatan makanan instan berupa ARMI : Arem-AremInstan. Keberadaannya yang dikenal sebagai makanan tradisional di pasar dapat diubah menjadi lebih modern dengan mengolahnya menjadi makanan instan dengan masih mempertahankan cita rasa dan kandungan gizinya. Adanya upaya pemaksimalan pengolahan produk yang lebih modern dan praktis dimaksudkan agar selain melestarikan makanan daerah khas Kebumen tersebut, juga bermaksud agar produk ini memiliki daya saing yang lebih baik di pasaran daripada bentuk tradisionalnya Program pengembangan pengolahan ini diharapkan dapat berkelanjutan dengan mengusung konsep memodernkan produk. Selain memberikan pengalaman berwirausaha, program ini juga ikut berperan dalam pelestarian produk tradisional khas Kebumen, arem-arem. Kata kunci: arem-arem instan, kandungan gizi, modern, praktis
iii
iv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arem-arem merupakan makanan khas dari Kota Kebumen. Arem-arem populer sebagai makanan pengganti sarapan. Bentuknya yang besar dan cita rasa yang lezat disukai oleh banyak orang di daerah Jawa Tengah. Survey yang dilakukan oleh Foodbank tahun 2015 menyatakan bahwa satu dari tiga anak Indonesia berangkat sekolah tanpa sarapan. Hal ini berdampak pada aktivitas anak ketika mengikuti kegiatan belajar. Anak yang biasa tidak sarapan ketika sekolah menjadi kurang aktif dan tak maksimal dalam menyerap pelajaran. Anak-anak di kota besar jarang sarapan dikarenakan bangun telat akibat tidur terlalu larut. Selain itu anak-anak di kota besar harus berangkat lebih pagi daripada kota lainnya untuk menghindari kemacetan sehingga waktu untuk menyiapkan sarapan sangatlah sempit (Hardinsyah ,2015). Selama ini, makanan arem-arem hanya dikenal oleh masyarakat di kota kecil sebagai jajanan pasar. Akibatnya, arem-arem hanya memiliki pangsa pasar yang terbatas dan kurang dapat bersaing dibandingkan jajanan modern yang telah ada masyarakat perkotaan. Melalui program ini kami bermaksud untuk menginovasikan arem-arem khas kebumen dengan pengolahan yang lebih modern dan inovatif, serta dengan manajemen pemasaran yang tepat dan efektif agar makanan khas Kebumen ini dapat bersaing dan dapat menjangkau semua kalangan masyarakat terutama masyarakat perkotaan sebagai makanan pengganti sarapan di Indonesia. 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah cara untuk menghasilkan produkmakanan yang bergizi dan bermutu tinggi? 2. Jenis makanan apa yang praktis dan dapat disajikan dengan cepat? 3. Bagaimanakah cara memasarkan produk yang dihasilkan kepada masyarakat? 1.3. Tujuan Program ini dilakukan dengan tujuan untuk : 1. Menyediakan kebutuhan pangan dengan mutu dan gizi yang tinggi bagi masyarakat 2. Sarana bagi mahasiswa yang ingin belajar dan mendalami mengenai kewirausahaan 3. Menjalankan aktivitas bisnis dan memanfaatkan media kreatif sebagai sarana promosi Produk
1
1.4. Luaran yang Diharapkan Adapun luaran yang berkaitan dengan tujuan awal pelaksanaan program dan diharapkan dapat tercapai setelah pelaksanaan program ini adalah 1. Dihasilkannya produk makanan kemasan dengan mutu dan gizi yang tinggi 2. Adanya aktivitas bisnis yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai pembelajaran jiwa technopreneurship 1.5. Manfaat Program Adapun manfaat yang dapat didapatkan dari program ini adalah: 1. Sebagai salah satu metode pembelajaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan 2. Adanya bisnis produk arem-arem instan yang dapat memberikan profit 3. Bagi masyarakat sebagai konsumen, dapat mendapatkan makanan bergizi tinggi dengan mudah dan harga terjangkau
2
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Nama Produk Nama produk yang akan dijual adalah ARMI (arem-arem instan). Selain akan menjadi identitas produk, diharapkan nama ini dapat menarik minat konsumen karena sederhana dan mudah untuk diingat.
Desain produk arem-arem instan ARMI
2.2 Nama Perusahaan Nama perusahaan yang akan digunakan adalah ARMI food 2.3 Jenis Produk yang Diproduksi Produk ini dibuat dengan dua varian rasa, yaitu arem-arem instan rasa original dan spicy. Kedua varian rasa tersebut dimaksudkan supaya konsumen memiliki alternatif dalam memilih lebih tertarik untuk mencoba dan tidak bosan dengan hanya satu rasa 2.4 Keunggulan produk Seperti yang kita ketahui, arem-arem adalah sebuah makanan tradisional, dan makanan tradisional dikenal rumit dan cukup sulit untuk membuatnya. Disini kami mencoba membuat arem-aremdengan cara yang lebih modern serta praktis sehingga lebih mudah dinikmati karena pembuatannya yang dilakukan secara instan. Kami juga mencoba mengenalkan makanan tradisional Indonesia kepada masyarakat, karena belum tentu seluruh masyarakat pernah merasakan arem-arem. Memang disini penyajian arem-arem ARMI tidak seperti penyajian aslinya yang secara tradisional, tetapi disini kami mencoba membuatnya dengan rasa yang sedemikian rupa mendekati aslinya. Kami akan membuat orang yang memakannya merasakan seperti sedang memakan arem-arem yang asli. Kami juga berharap adanya ARMI ini dapat ikut serta melestarikan budaya Indonesia yang
3
mulai tergerus oleh budaya barat. Untuk kemasan, kami membuatnya simpel namun tetap keren, serta ikonik agar mudah diingat oleh konsumen. 2.5 Peluang dan segmentasi pasar Terkait dengan peluang, melihat segala sesuatu yang instan saat ini sangat digemari, kami mencoba memanfaatkan keadaan itu dengan menawarkan produk yang memenuhi kriteria tersebut tanpa menghilangkan kualitas dan rasa. Dan mengenai segmentasi pasar, target pemasaran kita yaaitu orang tua yang ingin bernostalgia dengan makanan tradisional yang sudah sulit ditemui, serta anak muda yang mencari kudapan yang cukup mengenyangkan, praktis dan sehat. 2.6 Strategi pemasaran Untuk jangka pendek, dengan tren media sosial yang ada sekarang, promosi yang dapat kita lakukan pertama adalah menawarkan produk secara online lewat perantara media sosial. Dengan mengusung konsep yang unik dan matang, serta foto produk yang estetis dan deskripsi yang menarik diyakini dapat menarik perhatian konsumen. Selain lewat media sosial, promosi juga bisa dilakukan secara langsunng dengan memberi sampel gratis dan promo pembelian yang menarik. Untuk jangka panjang, jika sudah terbentuk pasar yang kami tuju dan penjualan yang bagus, kami dapat mengembangkan usaha ini menjadi lebih besar yang kiranya dapat memproduksi lebih banyak produk dengan waktu yang lebih cepat juga, dengan begitu memungkinkan produk kami juga masuk ke berbagai mini market dan supermarket. 2.7 Aspek Keberlanjutan Usaha 1. Produk ARMI merupakan produk inovasi arem-arem instan pertama di Indonesia yang unik dan kreatif sehingga ada peluang besar untuk keberlanjutan usaha 2. Berkembangnya produk ARMI akan dapat menyerap tenaga kerja sebagai lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. 3. Penetapan strategi pemasaran yang sesuai dan akurat akan mendukung keberlanjutan usaha. 4. Dengan adanya dua varian rasa dapat menjadi pilihan konsumen dan keunggulan lain bagi produk ini untuk dapat terus berlanjut dan berkembang.
4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN USAHA 3.1 Rencana Pelaksanaan Usaha Metode yang akan dan sudah dilakukan diharapkan mampu membawa hasil yang efektif dan optimal. Tahapan metode pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut :
5
Uraian pelaksanaan bisnis yang akan kami lakukan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Kami akan mencari informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan aremarem instan. Sumber bisa berasal dari studi literatur maupun konsultasi dengan dosen pendamping. Selain itu kami melakukan identifikasi permasalahan pasar, merancang resep serta strategi pemasaran arem-arem instan. 2. Perancanaan Proses Produksi Untuk mempermudah pembuatan produk, tim berencana untuk bekerja sama dengan Laboratorium yang ada di jurusan biologi ITS dalam hal pengukuran kandungan gizi produk kami maupun pengolahan bahanbahan sehingga menjadi produk yang siap jual. Dilakukan survey bahan untuk mendapatkan supplier bahan yang murah dan berkualitas. Bahan yang disuplay berupa bahan-bahan makanan yang banyak di sekitar Surabaya. 3. Survey Bahan dan Percobaan Tahap ketiga kami akan melakukan uji coba pembuatan arem-arem instan baik dari pencampuran bahan, penggilingan hingga pengeringan adonan. Pembuatan arem-arem instan dapat dilakukan dengan waktu relatif singkat. Dengan basis biologi yang kami miliki, kami memilih bahan yang kandungan gizinya lengkap, terutama kandungan karbohidrat. Untuk Survei bahan mudah dilakukan dikarenakan bahan-bahan yang diperlukan banyak ditemui di Surabaya dan harganya sangat murah. 4. Perencanaan Resep Awal Resep awal dalam pembuatan arem-arem instan merupakan brainstorming dari tim berdasarkan hasil observasi lingkungan dan analisis pasar. Resep awal ini akan dijual pada publikasi dan penjualan tahap I untuk mengetahui respon pasar. 5. Pembuatan Produk Apabila pembuatan produk berhasil, maka kami akan memproduksi dengan kualitas serta pengemasan yang lebih baik. Pembuatan tiap produk diprediksi memakan waktu 7 jam saat bahan sudah dilengkapi karena membutuhkan waktu pengeringan yang memakan waktu cukup lama. Namun sekali pembuatan dapat menghasilkan arem-arem instan dalam kemasan dengan jumlah yang banyak.
6
6. Publikasi dan Penjualan Tahap I Telah dibahas di bagian sebelumnya mengenai publikasi kami baik dari langkah awal maupun jangka panjangnya. Produk pelet ikan kami tawarkan langsung ke konsumen media sosial yang tentunya bisa mendapatkan beberapa pelanggan. Kami juga mencantumkan kontak untuk pemesanan dalam jumlah yang besar. 7. Evaluasi Tahap I Pada tahap ini kami akan mengevaluasi publikasi dan penjualan tahap I kami. Profit dan jumlah produk arem-arem instan akan kami analisa, apakah dapat menunjang indikator pada tujuan awal. Baik dari segi ekonomi, sosial dan lain-lain. Kemudian akan kami rumuskan publikasi dan penjualan tahap II atau kami akan mengulangi tahap I dengan strategi yang berbeda. Karena hasil evaluasi itu penting bagi tim untuk meningkatkan kualitas produksi arem-arem instan agar lebih baik dan kami juga akan melakukan perubahan kemasan sesuai dengan selera konsumen. 8. Publikasi dan Penjualan Akhir Apabila pada tahap evaluasi I kami telah menyimpulkan bahwa kami mampu untuk melanjutkan ke publikasi dan penjualan tahap II maka kami akan segera menjual produk arem-arem instan yang sudah jadi dengan skala yang lebih besar. 9. Evaluasi dan Analisis Probabilitas Dengan tahap sebelumnya, publikasi dan penjualan tahap II yang skalanya lebih besar tentunya penanganan akan lebih sulit dan perlu diadakan evaluasi yang lebih mendalam. Selain itu, kami melakukan analisis profitabilitas untuk mengetahui ketercapaian target dan kesesuaian harga yang kami buat dengan kondisi pasar. Apabila kami berhasil meningkatkan lagi maka kami akan segera merencanakan langkah selanjutnya yaitu mempertahankan harga dan terus mengembangkan produksi arem-arem instan dengan kandungan gizi yang lebih.
7
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa Nama.2015.Satu dari tiga anak berangkat sekolah tanpa sarapan http://health.detik.com/read/2015/06/02/080155/2931277/1301/satu-dari-tigaanak-berangkat-sekolah-tanpa-sarapan diakses 08.23 WIB Tanpa nama.2015. masyarakat-kota-besar-jarang-sarapan http://www.antaranews.com/berita/479885/penyebab masyarakat-kota-besarjarang-sarapan diakses pada 14 Oktober 2016
8
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran 1. Peralatan Penunjang
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Uraian Kompor dan gas Panci Wajan Wadah Pisau Mesin blender Nampan dan serbet Peralatan tambahan yang lainnya
Quantity 1 2 2 2 2 1 1 1
Harga Satuan Rp. 300.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000 Rp. 55.000 Rp. 40.000 Rp. 185.000 Rp. 50.000 Rp. 85.000 SUB TOTAL (Rp)
Harga Jumlah Rp. 300.000 Rp. 200.000 Rp. 300.000 Rp. 110.000 Rp. 80.000 Rp. 185.000 Rp. 50.000 Rp. 85.000 Rp. 1.310.000
Harga Satuan Rp. 120.000 Rp. 8.000 Rp. 35.000 Rp. 12.000 Rp. 40.000 Rp. 36.000 Rp. 39.000 Rp. 5.000 Rp. 20.000 Rp. 30.000 Rp. 58.000 Rp. 4.000 Rp. 2.000 Rp. 4.000 Rp. 4.000 Rp. 500 Rp. 2.500 SUB TOTAL (Rp)
Harga Jumlah Rp. 240.000 Rp. 80.000 Rp. 350.000 Rp. 120.000 Rp. 320.000 Rp. 103.000 Rp. 117.000 Rp. 10.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000 Rp. 290.000 Rp. 4.000 Rp. 10.000 Rp. 40.000 Rp. 40.000 Rp. 15.000 Rp. 75.000 Rp. 2.604.000
2. Bahan Habis Pakai
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Uraian Beras 10 kg Tahu 1 kg Dada ayam 1 Kg Tempe 1 kg Minyak goreng 1 liter Bawang merah 1 Kg Bawang putih 1 Kg Daun salam Margarin Saus teriyaki Cabe merah 5 Kg Lengkuas Garam Penyedap rasa Daun pisang Lidi Kemasan
Quantity 2 10 10 10 8 3 3 2 5 5 1 1 5 10 10 30 30
9
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR PULAU SARINAH KABUPATEN SIDOARJO UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PARIWISATA HUTAN MANGROVE BERLANDASKAN ECOTOURISM”.
BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nadhira Putri Rizkia Saryulis Aida Fitri Larasati Ardhana Ihza Satriagung
Diusulkan oleh : (3616100023) (3616100041) (3616100063) (3616100077)
Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
ABSTRAK Lahan hutan bakau semakin berkurang setiap tahunnya, kebanyakan pembabatan dilakukan untuk pengembangan pemukiman. Pulau Sarinah merupakan pulau hasil sedimentasi lumpur Lapindo tahun 2006, kini pulau tersebut sudah mulai dikenal dan pemerintah setempat berencana menjadikan pulai ini sebagai ikon wisata baru. Pengembangan kawasan pulau Sarinah memang sudah termasuk kedalam RTRW Kabupaten Sidoarjo dan Pulau Sarinah sendiri merupakan variabel penting bagi Kabupaten Sidoarjo saat meraih penghargaan Adipura Kirana 2016 di bidang Perdagangan, Pariwisata serta Investasi Lingkungan Hidup, dan dengan dijadikannya Pulau Sarinah sebagai RTRW Kabupaten Sidoarjo bidang pariwisata kami berencana membantu memberdayakan masyarakat sekitar Pulau Sarinah, selain diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar Pulau Sarinah, yaitu Desa Renokenowo serta membantu terwujudnya RTRW Kabupaten Sidoarjo. Kata kunci : Masyarakat, Adipura Kirana, Eco-tourism, Renokenowo, Sarinah.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Judul “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR PULAU SARINAH KABUPATENSIDOARJOUNTUKPEMBANGUNAN BERKELANJUTANPARIWISATAHUTANMANGROVE BERLANDASKAN ECO-TOURISM� 1.2 Latar Belakang Sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 29 Mei 2006, telah terjadi sebuah bencana yaitu peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. Semburan lumpur panas ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan. Bagi warga Desa Tlocor, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, nama Pulau Sarinah tidak asing lagi. Karena pulau seluas 80 hektare itu berada di Muara Sungai Porong yang bisa ditempuh setengah jam. Pulau Sarinah merupakan pulau baru hasil dari sedimentasi lumpur yang keluar dari lumpur Lapindo. Bertahun-tahun lumpur itu dibuang ke Sungai Porong, kini menghasilkan hamparan pulau di pesisir timur Sidoarjo. Pulau Sarinah merupakan sebutan yang biasa digunakan nelayan dan warga Tlocor. Sehingga, pulau yang berasal dari sedimentasi lumpur tersebut kini mulai dikenal dengan nama Pulau Sarinah. Untuk memudahkan perahu merapat, di pulau itu juga didirikan dermaga. Selama ini, Pulau Sarinah lebih sering digunakan pusat penelitian beberapa universitas dan aktivis lingkungan dengan menanam mangrove di kawasan itu. Pulau Sarinah kemudian menjelma menjadi salah komoditas dalam pariwisata di Sidoarjo, dan Pulau Sarinah menjadi suatu wilayah konservasi, kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan diharapkan dapat membantu program Kabupaten Sidoarjo dalam pengembangan Pulau Sarinah.
1.3 Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dibuat maka dibentuklah suatu rumusan masalah. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Bagaimana meningkatkan kualitas hidup Desa Renokenowo Kecamatan Porong dengan potensi Pulau Sarinah dalam pariwisata ramah lingkungan?".
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Menyediakan fasilitas berupa tempat wisata berbasis ekowisata yang dapat menarik perhatian para pengunjung. Pemberdayaan masyarakat dengan membantu memanfaatan lahan hutan bakau Pulau Sarinah dengan sebaik mungkin tanpa mengganggu ekosistem alam yang telah ada.
1.5 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari pembuatan proposal ini adalah.
Terciptanya sebuah tempat ekowisata Pulau Sarinah disertai dengan edukasi tentang kebermanfaatan mangrove dalam Kawasan Sidoarjo serta menunjang kehidupan masyarakat Porong.
1.6 Manfaat Program Manfaat dari program pemberdayaan masyarakat Porong melalui PKM-M ini adalah. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Porong dan juga menciptakan masyarakat yang peka akan lingkungan.
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 2.1 Proses Pembentukan Pulau Sarinah Pulau Sarinah merupakan pulau yang memiliki luas 80 hektare di Muara Sungai Porong, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Pulau ini terbentuk karena sedimentasi lumpur Lapindo pada 2006 yang berasal dari sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Pihak Lapindo Brantas memiliki dua teori mengenai asal semburan yang menimpa Kecamatan Porong. Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui. Namun bahan tulisan lebih banyak yang condong kejadian itu adalah akibat pengeboran yang tidak sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Pulau Sarinah terbentuk karena ada atas prakarsa BPLS untuk mengalirkan lumpur Lapindo ke suatu tempat, lumpur tersebut akhir membentuk sedimen. Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen (Sandy,1985). Sedimen yang timbul di Pulau Sarinah adalah sedimen jenis delta karena sedimen tersebut timbul karena adanya pengendapan pasir yang dibawa oleh lumpur lapindo, sedangkan air dan tanah dari lumpur Lapindo akan larut terbawa air sungai. 2.2 Potensi Pulau Sarinah Potensi adalah kemampuan maupun kekuatan yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan menjadi lebih baik dengan sarana dan prasarana yang tepat dan memadai (Habsari, 2008). Pulau Sarinah memiliki potensi sebagai tempat pariwisata karena melimpahnya keaneragaman hayati yang terbentuk secara alami. Keaneragaman tersebut berupa sebuah hutan bakau yang hampir menutupi seluruh dataran Pulau Sarinah. Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir). Kondisi hutan bakau di Pulau Sarinah hanya dibagian luar saja yang tampak lebat, sebenarnya didalam Pulau Sarinah yang sekitar 80 hektare masih banyak lahan yang kosong, nanti lahan ini bisa dikembangkan lagi. Keberagaman Fauna, ada beberapa spesies hewan yang ditemukan di kawasan mangrove di Indonesia, dan didalam hutan bakau Pulau Sarinah terdapat bermacam spesies fauna mulai dari spesies Reptilia, spesies burung dalam kelas Aves, spesies ikan kelas Pisces, tetapi yang paling banyak adalah spesies ikan kelas Pisces serta spesies Crustacea dan Moluska.
2.3 Kondisi saat ini Konsep ekowisata adalah konsep sebuah tempat pariwisata yang mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Ekowisata mulai dicetuskan ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional yang hanya memperhatikan keuntungan finansial semata dan tidak mempertimbangkan kelestarian alam. Dengan konsep pembangunan ekowisata mangrove Pulau Sarinah diharapkan dapat menciptakan daya tarik pengunjung atau wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri sekaligus upaya pelestarian dan pengendalian lingkungan hutan bakau Pulau Sarinah agar tidak terjadi berbagai kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Cara pelestarian lingkungan di kawasan Pulau Sarinah ini berupa sebuah pembangunan wisata konservasi alam yang ditunjang dengan fasilitas-fasilitas berupa dermaga yang layak untuk digunakan dengan perahu-perahu sesuai standar yang ada, disamping itu, perlu adanya jalan setapak yang dapat mengakses ke penjuru Pulau Sarinah. Untuk menunjang informasi dan menambah pengetahuan pengunjung mengenai vegetasi yang ada, maka perlu dibangung plang-plang informasi yang menarik. Selain itu, perlu juga dibangun sentra kuliner dan toilet pengunjung yang telah mendapat izin pengolah Ekowisata Mangrove Sarinah. Selain itu perlu disediakan loket penyedia tiket masuk di daerah dermaga untuk menghindari calo-calo ilegal. Selain itu perlu adanya pemberdayaan warga Kecamatan Porong untuk berkontribusi dalam program ekowisata Mangrove Sarinah, yaitu dengan cara mengenalkan pentingnya hutan bakau dalam keberlangsungan lingkungan dan keseimbangan ekosistem melalui penyeluruhan yang efektif. Dengan fasilitas yang memadai dan didukung oleh masyarakat yang cinta lingkungan, maka diharapkan ekowisata Mangrove Sarinah semakin berkembang dan menjaga kelestarian lingkungan.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN Penggalian ide dan pengumpulan data serta informasi
Identifikasi dan Perumusan masalah
Persiapan pelaksanaan program dan alat pendukung
Evaluasi pelaksanaan program
Pendamping an
Tahap praprosposal
Meneliti Studi literatur
Perencanaan teknis program
masyarakat sasaran
Rencana tahapan kerja
Pembekalan dan pemberdaya an masyarakat
Tahap proposal
Gambar 1.1 Blok Diagram Metodologi Pelaksanaan Program. Tabel 1.1 Penjelasan Metode Pelaksanaan No 1
Kegiatan Penggalian ide dan pengumpulan data dan informasi
Tahap Pra-proposal Penjelasan Output Kegiatan awal Gagasan dan inovasi dalam yang dilakukan sebagai dasar mengatasi proses permasalahan brainstorming ide dalam untuk program penanaman yang akan dibuat mindset pentingnya hutan bakau
Tolak Ukur 80% telah didapatkannya data dan fakta yang diperlukan untuk penulisan
2
Identifikasi dan perumusan masalah
3
Studi Literatur
4
Meneliti masyarakat
5
Rencana tahapan kerja
Kegiatan pengidentifikasian masalah berdasarkan fakta dan informasi yang dirumuskan Kegiatan mencari literatur untuk memperkuat gagasan-gagasan dan ide dalam program Menentukan keadaan potensial yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari program
Breakdown permasalahan yang terjadi di Pulau Sarinah
85% berhasil diidentifikasi permasalahan di Pulau Sarinah
Mendapat pendapat ahli dalam penyelesaian masalah di Pulau Sarinah Masyarakat yang dimaksud yaitu mulai kalangan muda, hingga yang tua, baik yang pengangguran maupun yang memiliki usaha.
Mendapat 90% literature yang diperlukan
Tahap Pasca-proposal Menyusunan Mendapatka kerangka kerja n surat izin program kerja sama pemberdayaan dari tokoh masyarakat masyarakat yang akan setempat dilakukan Desain Pendekatan program dengan tokoh perbedayaan masyarakat masyarakat Pulau Sarinah, Pulau khususnya di Sarinah Desa Renokenowo Pemaparan ide program ke tokoh masyarakat Pulau Sarinah Permohonan
Mendapat solusi untuk memecahkan masalah di Pulau Sarinah.
Diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam program ini.
izin kerjasama dengan tokoh masyarakat Menyusun konsep dan metode pelaksanaan kegiatan Kegiatan penyusunan tahapan teknis program pemberdayaan masyarakat Pulau Sarinah
6
Perencanaan teknis program
7
Persiapan pelaksanaan program dan alat pendukung
Pemberian materi dan seminar tentang pentingnya habitat mangrove Acara penanaman pohon Pemberian informasi tentang pembangunan usaha baru disekitar kawasan hutan mangrove
8
Pemberdayaan masyarakat
Masyarakat dapat terjun langsung ke lapangan untuk aksi menjaga keadaan hutan mangrove Pulau
Timeline pelaksanaan program Petunjuk teknis pelaksanaan program Rundown Acara
Tersusu nnya timeline pelaksan aan Tersusu nnya petunjuk teknis pelaksan aan Tersusu nnya rundow n acara Warga 80% semakin Warga paham akan menjadi mangrove paham Warga akan menjadi mangro tahu untuk ve tidak 50% mendirikan ikut usaha secara melestar sembaranga ikan n. mangro Warga ve dan mampu keasrian menjadi Pulau kawasan Sarinah mangrove dan habitatnya Diharapkan Setidaknya kebiasaan cinta ada 1 lingkungan kegiatan akan tumbuh setiap dalam jiwa bulannya masyarakat. untuk
Sarinah
9
Pendampingan
10 Evaluasi
Kegiatan pendampingan untuk member bantuan moril, motivasi, dan dana selama pelaksanaan program. Kegiatan mengukur proses pelaksanaan
Dilakukan secara berkala
Peningkatan pengetahuan akan lingkungan Perubahan perilaku
menjaga Pulau Sarinah Minimal adanya pendamping an tiap bulan.
Tingkat kepedulian masyarakat meningkat dari sebelumnya , dan juga peningkatan kualitas hidup masyarakat.
BAB 4. DAFTAR PUSTAKA
Puadi,Asrari. 2009.”Pulau Sarinah, Pulau yang Terbentuk dari Lumpur Sidoarjo” 14 April 2014.https://www.goodnewsfromindonesia.org/2016/04/13/pulausarinah-pulau-yang-tebentuk-dari-lumpur-sidoarjo Rausin,Andi Hakim.2010.” Fauna Mangrove dan Interaksi di Mangrove”. 10 Juni 2010. http://andihakim31.wordpress.com/2010/06/07/fauna-mangrove-daninteraksi-di-ekosistem-mangrove/ Satria, Dias,2009. “ Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang”. vol 3. no 1. pp 20
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM AW KRAN (AUTOMATIC WATER KRAN) : KRAN AIR OTOMATIS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU
BIDANG KEGIATAN : PKM PENERAPAN TEKNOLOGI
Diusulkan Oleh : Ahmad Rizky Alfian (3616100002) Rizka Amalia Shafira (3616100022) Chanifah Syaidah (3616100094) Ferril Pamungkas Maramba Putra (3616100108) Olivia Pandora (3616100110)
i
DAFTAR ISI JUDUL ............................................................................................................................................. i DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................................................................... iii BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1 1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 1 1.4 Manfaat ...................................................................................................................................... 1 1.5 Luaran ........................................................................................................................................ 1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 1 2.1 Level Sensor ............................................................................................................................. 1 2.2 Mikrokontroler ......................................................................................................................... 2 2.3 Automatic .................................................................................................................................. 2 2.4 Water Level Control ............................................................................................................... 2 BAB 3. METODOLOGI PELAKSANAAN ........................................................................ 3 3.1 Cara Kerja ................................................................................................................................. 3 3.2 Studi Literatur .......................................................................................................................... 3 3.3 Desain Alat ............................................................................................................................... 4 3.4 Membuat Perangkat ................................................................................................................ 5 3.5 Pengujian Perangkat ............................................................................................................... 5 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 6
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Alur Pelaksanaan…………………………………………………. Gambar 2 Letak Sensor, Mikrokontroler, dan Switch……………………... Gambar 3 Air yang memicu sensor…………………………………………
3 4 4
ii
ABSTRAK
Air merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan air memiliki banyak kegunaan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, minum, mencuci pakaian, dan lain sebagainya. Akibat dari pemakaian air yang terus menerus menyebabkan muncul kemungkinan bahwa suatu saat persediaan air bersih akan habis. Untuk itu kita harus memanfaatkan air dengan sebaik mungkin. Di sisi lain, kita mengetahui bahwa teknologi sudah berkembang pesat. Dampak dari pesatnya perkembangan teknologi ini membuat teknologi sangat membantu di hampir semua bidang kehidupan. Salah satu bentuk kemajuan teknologi ialah sensor mikrokontroler. Sensor mikrokontroler adalah untuk mengatur kerja pompa sehinga bisa mengontrol level air pada water tank. Supaya pompa dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan, maka diperlukan sebuah sensor level air dan alat kontrol agar setiap penurunan air dapat dimonitor dan ditindaklanjuti melalui sistem kontrol tersebut. Setiap level air pasti ada batas minimum dan batas maksimum. Pada saat level air pada kondisi minimum maka pompa akan segera bekerja untuk mengisi water tank dan pada saat level air mencapai pada kondisi maksimum maka pompa akan segera mati. Pompa tidak dapat bekerja dengan sendirinya, maka dari itu diperlukannya sebuah sistem kontrol untuk memerintah pompa bekerja atau tidak. Salah satu alat kontrol adalah mikrokontroler yang digunakan sebagai alat kontrol level air di water tank (Hidayat, 2010). Penghematan air dapat bisa diterapkan dengan adanya sistem ini dikarenakan hal ini dapat mengurangi kemungkinan air yang terbuang pada saat pengisian water tank yang diakibatkan kesalahan pada manusia yang lupa mematikan kran air. Efisiensi waktu juga dapat meningkat dikarenakan manusia tidak perlu menyalakan kran secara manual untuk mengisi air sehingga waktu yang digunakan untuk menyalakan kran secara manual dapat dialokasikan untuk mngerjakan hal lain yang lebih bermanfaat.
Kata kunci: Automatic Water Keran, air bersih, efisiensi, mikrokontroler
iii
iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sering dihadapkan dengan situasi yang sulit dimana sumber daya alam mulai sangat terbatas dan disisi lain peningkatan kebutuhan hidup. Pada umumnya manusia memerlukan beberapa komponen dari sumber daya alam. Air merupakan salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan makhluk hidup. Air dapat membantu aktivitas kehidupan bagi semua makhluk hidup terutama manusia. Manusia dapat bertahan hidup dengan adanya air untuk pertumbuhan metabolisme. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga sangat memerlukan air untuk proses pertumbuhan mereka. Untuk melestarikan air pada kondisi saat ini adalah manusia sebagai makhluk hidup dianjurkan untuk menggunakan air seperlunya. Saat ini masih banyak manusia yang tidak terlalu memperhatikan hal-hal kecil yang dapat membuat krisis air. Bisa dilihat saat kita berada di rumah atau kamar mandi umum, manusia sering kali lupa untuk mematikan kran yang menyebabkan air sering kali terbuang dengan sia-sia. Hal ini perlu kita perhatikan agar kita bisa melestarikan sumber daya air. Oleh karena itu, melalui tulisan ini kami mengusulkan sebuah ide yaitu kran otomatis yang dilengkapi dengan chip sensor untuk memanfaatkan air secukupnya hingga tidak banyak air yang terbuang sia-sia saat manusia lupa mematikan kran di kamar mandi. Sistem ini merupakan cara yang efektif dan sesuai dengan kondisi masyarakat untuk mendukung pelestarian air pada saat ini. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kran bak mandi dapat hidup dan mati secara otomatis? 2. Apakah yang dibutuhkan untuk membuat kran sensor otomatis? 3. Bagaimana cara kerja kran sensor otomatis? 1.3 Tujuan 1. Membuat kran otomatis yang dapat meningkatkan efisiensi waktu 2. Mengetahui alat yang digunakan untuk membuat kran sensor otomatis 3. Mengetahui cara kerja kran sensor otomatis 1.4 Manfaat 1. Untuk perusahaan mitra, dapat meningkatkan keuntungan karena inovasi 2. Meningkatkan penggunaan air secara efektif dan efisien 3. Dapat menuangkan kreasi dan inovasi teknologi 1.5 Luaran Luaran yang diharapkan dari pembuatan proposal ini adalah terciptanya sebuah teknologi bernama AWKERAN (Automatic Water Keran) yang efektif dan efisien dalam pengisian bak mandi dan waktu yang dibutuhkan. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Level Sensor Level sensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian dari suatu aliran baik berupa bahan liquid, lumpur, powder maupun biji-bijian. Fungsi level sensor pada dasarnya adalah memberikan informasi baik berupa data maupun sinyal karena adanya perubahan ketinggian matrial baik didalam tanki, silo ataupun tempat terbuka dikarena adanya aliran dari matrial tersebut. Pengukuran ketinggian atau level ini bisa dilakukan secara terus menerus sesuai dengan perubahan ketinggian dari fluida maupun untuk mengukur ketinggian dari matrial pada titik tertentu baik itu pada level terendah, level menengah maupun level puncak dengan menggunakan level sensor (Antoni, 2008).
1
2.2 Mikrokontroler Sensor level mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan padanya. Artinya, bagian terpenting dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer (Sumardi, 2009). 2.3 Automatic/Otomasi Suatu sistem otomasi adalah suatu perubahan yang direncanakan di dalam suatu fisik atau tugas administratif yang memanfaatkan suatu proses baru, metoda, atau mesin untuk meningkatkan produktivitas, mutu, dan menyediakan analisa serta kendali metodologis. Nilai otomasi sistem adalah dalam kemampuannya untuk meningkatkan efiensi, mengurangi sumber daya yang berlebihan serta yang berhubungan dengan kesalahan-kesalahan yang terjadi, meningkatkan konsistensi, mutu, dan kepuasan pelanggan, dan memaksimalkan laba.(M.S Kauffman, 2006) Otomatisasi adalah cara pelaksanaan prosedur dan tata kerja secara otomatis, dengan pemanfaatan yang menyeluruh dan seefisien mungkin atau mesin, sehingga bahan dan sumber yang ada dapat dimanfaatkan. (Sedarmayanti, 2001: 66). 2.4 Water Level Control (Antoni Susiono,dkk:2006,37) Water Level Control (WLC) adalah satu dari sekian banyak sistem yang ada dalam dunia industri. Selain sederhana, sistem tersebut banyak sekali digunakan dalam dunia industri seperti industri kimia. WLC merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi ketinggian air yang berada di dalam penampung dengan memanfaatkan sensor sebagai pendeteksi ketinggian dan memiliki aktuator baik berupa relay, transistor, optocopler maupun komponen elektronik lainnya yang difungsikan untuk mengendalikan sebuah motor pemompa air.
2
BAB 3. METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1 Cara Kerja Metode pelaksanaan adalah sebagai berikut. Mulai
Gambar 1 Alur Pelaksanaan
3.2 Studi Literatur
3.3 Desain Alat
3.4 Membuat Perangkat
3.5 Pengujian Perangkat
Kesimpulan
Selesai
Secara umum, AWKERAN (Automatic Water Kran) merupakan water level controller dengan cara kerja saat air mendekati level high, maka sensor bagian bawah akan mengambang dan saat level air mencapai setengah dari sensor bagian atas maka level switch akan kembali ke posisi awal (dengan bantuan pegas yang ada dalam switch body) sehingga kontak relay akan menjadi open dan arus listrik terputus sehingga mesin pompa air stop secara otomatis. 3.2 Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur. Informasi mengenai konsep dasar dari level control switch didapatkan dari studi literatur yang berasal dari makalah.
3
3.3 Desain Alat Alat desain berdasarkan referensi yang diperoleh dan bersifat ilmiah. AWKERAN (Automatic Water Keran) terdiri atas dua sensor, switch, dan relay kontak. Saat air mencapai setengah dari sensor yang bawah (level low) maka sensor akan terpicu dan memberi kontak kepada mikrokontroler dan mikrokontroler akan memerintahkan switch yang ada pada switch body di bagian atas untuk menyalakan. Switch yang diperintah oleh mikrokontroler akan menyalakan kran dan mengisi air ke dalam bak hingga mencapai level high. Saat air menyentuh level high, sensor atas (level high) akan terpicu dan memberi kontak kepada mikrokontroler dan mikrokontroler akan memerintahkan switch untuk mematikan keran.
Gambar 2 Letak Sensor, Mikrokontroler, dan Switch
Batas level high dan level low dalam bak ini dapat di-setting sesuai keinginan, dengan mengatur ketinggian dari dua sensor ini. Jika setting level low-nya dinaikkan (sensor bagian bawah posisinya lebih naik), maka volume air dalam bak akan masih tersisa banyak sesaat sebelum air diisikan kembali. Begitu pula jika setting level high-nya dinaikkan (dengan menaikkan lagi posisi sensor bagian atas), maka volume air akan bisa mendekati maksimum kapasitas yang bisa ditampung dalam bak sesaat setelah mesin air dimatikan.
4
Gambar 3 Air yang memicu sensor
3.4 Membuat Perangkat Proses membuat perangkat dimulai dengan memasang dua sensor di sisi bak, dihubungkan dengan switch relay. Switch relay dihubungkan ke mikrokontroler yang mengatur proses on atau off dari kran air tersebut. 3.5 Pengujian Perangkat Alat pengujian diuji dengan cara memasangkan sistem alat AWKERAN (Automatic Water Keran) ke sisi bak mandi. Sistem dihubungkan dengan listrik, lalu sistem dinyalakan. Pengujian dinyatakan berhasil jika sistem AWKERAN (Automatic Water Keran) dapat bekerja sesuai dengan harapan, yaitu saat menyentuh sensor atas akan memicu keran untuk berhenti menyala, dan saat menyentuh sensor bawah akan memicu keran untuk menyala.
5
DAFTAR PUSTAKA ILR Team. Cara Kerja Kontrol Level Tangki Air. http://www.instalasilistrikrumah.com/cara-kerjakontrol-level-tangki-air/. Tanggal akses 13 Oktober 2016 Sumardi. 2009. Implementasi Sensor Level Untuk Alat Ukur Volume Cairan Serbaguna Di Lingkungan Industri. Jawa Tengah, Vol. 11, No. 2, Juni 2009. Ogata, Katsuhiko.1994. Teknik Kontrol Otomatik jilid 1. Erlangga, Jakarta . Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Otomatik jilid 2. Erlangga, Jakarta.
6
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGARUH GADGET TERHADAP PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT DI SURABAYA BIDANG KEGIATAN : PKM PENELITIAN
Riski Sriwijayati Rahmad Awang Samodr Ilham Mochammad Tri Prasetyaningsih Ramadhan Daru Nur Ananda
Diusulkan oleh : KELOMPOK 13 (3616100008) (3616100060) (3616100066) (3616100077) (3616100092)
Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i DAFTAR ISI .................................................................................................................................ii Ringkasan........................................................................................................................................ 1 BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................................2 1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................2 1.2. Perumusan Masalah ..............................................................................................................3 1.3. Tujuan .......................................................................................................................................3 1.4. Luaran yang Diharapkan .....................................................................................................3 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................................................3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................4 2.1. Gadget ......................................................................................................................................4 2.2. Perilaku Sosial........................................................................................................................4 2.3. Alur Gadget mempengaruhi Perilaku Sosial Masyarakat .........................................6 2.4. Dampak Positif Gadget terhadap Perilaku Sosial Masyarakat.................................8 2.5. Dampak Negatif Gadget terhadap Perilaku Sosial Masyarakat ...............................8 2.6. Skala Likert .............................................................................................................................11 2.7. Aksidental Sampling ............................................................................................................11 2.8. Analisis Faktor .......................................................................................................................12 BAB 3. METODE PENELITIAN .........................................................................................13 3.1. Sumber Data ...........................................................................................................................13 3.2. Metode Pengumpulan Data ................................................................................................13 3.3. Variabel Penelitian ................................................................................................................13 3.4. Tahapan Penelitian ................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................15
ii
RINGKASAN Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur “kebaruan�. Artinya dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis. Smartphone (ponsel pintar) dan computer tablet merupakan gadget yang paling diminati dan paling banyak digunakan orang–orang pada saat ini. Hingga tak jarang orang-orang tersebut menjadi seorang pecandu gadget, dimana kebanyakan dari mereka akan sulit untuk menjalani kehidupan nyata, misalnya mengobrol.
Padahal interaksi sosial akan berjalan dengan baik jika aturan-aturan dan nilainilai dilakukan dengan baik pula. Ada beberapa faktor yang memengaruhi proses interaksi sosial. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi jika ada kontak sosial yang bersifat langsung (tanpa perantara). Di tahun yang sudah modern ini, generasi muda Indonesia pun sudah akrab denan yang namanya teknologi dan segala peralatannya, mereka menggunakan teknologi tersebut tidak hanya untuk mempermudah menyelesaikan pekerjaan mereka tetapi juga sebagai media untuk berhubungan sosial dengan orang-orang yang berbeda tempat, wilayah, dan negara. Tidak hanya orang-orang muda tetapi juga para orang tua yang mulai tertular "candu gadget". Mereka semua fokus untuk menjalin hubungan atau relasi dengan orang-orang yang berada jauh secara fisik dari mereka dibandingkan membina hubungan. Baik dengan orang-orang disekitarnya. Ketidakpedulian inilah yang harusnya bisa menjadi peringatan bagi kita tentang pentingnya menjaga interaksi sosial di dunia nyata meski teknologi komunikasi sudah maju. Kata kunci : Gadget, Interaksi Sosial, dan Masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari Bahasa Inggris yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam Bahasa Indonesia, gadget disebut “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur “kebaruan”. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis. Smartphone (ponsel pintar) dan computer tablet merupakan gadget yang paling diminati dan paling banyak digunakan orang–orang pada saat ini. Pengguna smartphone ataupun tablet bukan hanya orang dewasa saja, melainkan anak kecil pun sudah banyak yang menggunakannya. Mereka biasanya sering menggunakan gadget untuk browsing atau pun mengakses situs sosial media. Gadget yang terintegrasi dengan situs jejaring sosial dan pesan singkat memang telah membawa dunia lain dalam genggaman kita. Hanya dengan mengaksesnya, kita bisa bertemu dengan jutaan orang dari seluruh penjuru dunia, dan mendapatkan segala informasi dalam hitungan detik. Menurut salah satu pakar teknologi informasi dari ITB, Dimitri Mahayana: sekitar 5–10 persen gadget mania atau pecandu gadget terbiasa menyentuh gadgetnya sebanyak 100–200 kali dalam sehari. Jika waktu efektif manusia beraktifitas adalah 16 jam atau 960 menit sehari maka pecandu gadget akan menyentuh perangkatnya itu 4,8 menit sekali. Seorang pecandu gadget akan sulit untuk menjalani kehidupan nyata, misalnya mengobrol. Perhatian seorang pecandu gadget hanya akan tertuju kepada dunia maya. Dan bahkan jika dia dipisahkan dengan gadget, maka akan muncul perasaan gelisah. Dalam kasusnya apabila individu pengguna gadget terjangkit dalam hiperealistis-kecenderungan membesarkan sebagian fakta dan sekaligus menyembunyikan fakta lain atau tanda lenyapnya realitas atau objek representasi digantikan dengan hal–hal yang bersifat fantasi, fiksi, dan halusinasimaka ia akan kehilangan makna interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan interaksi antara individu dan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok yang saling memberikan respon balik satu dengan yang lain. Maka dari itu, interaksi sosial dilakukan secara nyata (langsung). Dengan adanya gadget sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial manusia, yaitu manusia menjadi semakin jarang melakukan interaksi sosial langsung antar pribadi. Manusia cenderung menutup diri dan
2
memiliki ego yang tinggi. Sehingga manusia ketika berinteraksi sosial akan cenderung emosional. 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka didefinisikan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah gadget mempengaruhi perilaku social masyarakat ? 2. Bagaimana gadget mempengaruhi perilaku social masyarakat ? 3. Apa dampak gadget terhadap perilaku social masyarakat ? 1.3.Tujuan Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui pengaruh gadget terhadap perilaku sosial manusia. 2. Mengetahui cara gadget mempengaruhi perilaku sosial manusia. 3. Mengetahui dampak gadget terhadap perilaku sosial manusia. 1.4.Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. 2.
3.
Membuat artikel yang dimuat dalam jurnal nasional terakreditasi berisi tentang pengaruh gadget terhadap perilaku sosial manusia. Mempublikasikan hasil PKM Penelitian ini dalam seminar nasional agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pengguna gadget dan dapat dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya. Membuat buku tentang perbandingan perilaku sosial manusia sebelum dan sesudah dipengaruhi oleh gadget.
1.5.Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi kritik sosial yang baik bagi masyarakat pengguna gadget khususnya bagi mereka yang telah berada di level pecandu. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat pengguna gadget tentang pentingnya mengutamakan interaksi sosial yang bersifat nyata. 3. Memberikan pengetahuan bagi setiap pengguna gadget tentang dampak positif gadget apabila digunakan secara bijaksana dan dampak negatif gadget bagi para pecandu gadget.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gadget Gadget (Bahasa Indonesia: acang) adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadget dianggap dirancang secara berbeda dan lebih canggih dibandingkan teknologi normal yang ada pada saat penciptaannya. (Wikipedia, 2016). Contoh-contoh dari gadget di antaranya telepon pintar (smartphone) seperti iphone dan blackberry, serta netbook (perpaduan antara komputer portabel seperti notebook dan internet). 2.2. Perilaku Sosial Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat. Interaksi sosial sebagai pondasi dengan sebuah tindakan yang didasarkan ada norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat. Berlangsungnya interaksi sosial dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran dari masing-masing, maka proses sosial pun tidak akan berjalan dengan yang diharapkan.
4
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial Proses interaksi sosial dapat berlangsung, antara lain karena faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati 1. Imitasi, berasal dari bahas inggiris, imitation yang artinya tiruan atau peniruan. Faktor imitasi mempunyai peran yang sangat penting dalam prosesi interaksi. Imitasi adalah proses meniru perilaku dan gaya seseorang yang menjadi idolanya. Tindakan meniru dilakukan dengan belajar dan mengikuti perbuatan orang lain yang menarik perhatiannya. Imitasi dapat terjadi contohnya cara berpakaian, model rambut, gaya bicara, cara bertingkah laku, dan sebagainya. Imitasi dapat bersifat positif jika mendorong seseorang untuk mempertahankan, melestarikan, serta menaati norma dan nilai yang berlaku. 2. Sugesti. sugesti adalah pandangan atau sikap seseorang yang kemudian diterima dan diikuti oleh pihak lain. Pihak pemberi sugesti biasanya adalah orang yang beribawa dan dihormati, seperti dokter dan psikiater. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak penerima sugesti sedang berada dalam keadaan kalut atau emosi yang tidak stabil sehingga menghambat daya pikirnya. Sugersti akan mudah terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut. a. Kemampuan berpikir seseorang terhambat dalam proses sugesti sehingga orang ini akan menerima pengaruh orang lain tanpa pikir panjang. b. Keadaan pikiran yang terpecah belah. Keadaan ini membuat orang bingung atau bimbang sehingga akan mudah tersugesti. c. Otoritas. Proses sugesti akan lebihmudah apabila pemberi sugesti mempunyai keahlian atau otoritas di sidangnya. d. Mayoritas. proses sugesti akan lebih mudah jika pendapat tersebut telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. 3. Identifikasi. identifikasi adalah keinginan seseorang untuk sama dengan orang lain. Sifat identifikasi lebih mendalam dari pada imitasi karena dalam proses ini kepribadian seseorang turut terbentuk. Proses identifikasi dapat berlangsung tanpasengaja atau dengan sengaja. Melalui identifikasi, diri seseorang seolah-olah menjadi pihak lain atau identik dengan tokoh idolanya. Prosesi identifikasi dapat membentuk kepribadian seseorang. 4. Simpati. simpati adalah proses ketika seseorang merasa tertarik dengan pihak lain. Simpat akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian dari kedua belah pihak. Simpati disampaikan kepada seseorang pada saat-saat tertentu, bisa saat bergembira bisa pula saat bersedih. Contohnya adalah saat seorang tertimpa musibah. Perasaan simpati bisa menimbulkan perasaan sayang.
5
5. Motivasi. motivasi adalah dorongan yang diberikan kepada seseorang individu kepada individu lainnya. Motivasi bertujuan agar orang yang diberi motibasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan. Selain diberikan kepada individu, motivasi juga dapat diberikan individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, dan kelompok kepada individu. 6. Empati. empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengindentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Misalnya, jika melihat seseorang mengalami kecelakaan dan luka berat. kita berempati seolah-olah juga ikut merasakan sakit orang tersebut. Dengan kata lain, kita memposisikan diri kita pada orang lain. Sering kita melihat ketika sedang bersama teman-teman, banyak diantaranya memutuskan hanya memperhatikan gadget terus dan tidak memperhatikan obrolanobrolan teman. Selain dampak sosial diluar rumah, ternyata gadget juga membuat hubungan antara anak dengan para orang tua juga ikut terbatas. Bahkan beberapa orang tua sampai-sampai tidak terlalu memperdulikan urusan anaknya dan tetap bermain gadget sampai larut. Gadget seperti menghipnotis semua orang tanpa adanya suatu perintah. Hal semacam ini sangat berdampak pada hubungan antara ayah dengan anak, juga hubungan ayah dengan ibu. Komunikasi semakin berkurang. Ayah menjadi jarang bercengkerama dengan anggota keluarga yang mengakibatkan hubungan antara ayah, ibu dan anak menjadi renggang. Karena terlalu dikekang gadget, imbasnya hubungan antara orang tua denga anak akan semakin renggang. Komunikasi akan menjadi kurang. Alhasil anak-anak sejak kecil kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. 2.3. Alur Gadget Mempengaruhi Perilaku Sosial Manusia Diawali pada era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi identik dengan buta huruf. Kemampuan teknologi informasi dan multimedia dalam menyampaikan pesan dinilai sangat besar. Di tahun yang sudah modern ini, generasi muda Indonesia pun sudah akrab denan yang namanya teknologi dan segala peralatannya. Anak–anak dengan usia sekolah dasar pun sudah dibekali dengan pengenalan akan teknologi. Akun–akun jearing sosial, rata–rata benyak dimiliki dan dikuasai oleh anak–anak sekolah.
6
Sebenarnya, teknologi digunakan untuk mempermudah kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan jaman, teknologi pun semakin modern. Kemajuan yang terjadi pada dunia perteknologian ini merupakan hal yang harus kita lihat secara kritis sebelum menerima sebuah teknologi tertentu. Smartphone (ponsel pintar) dan computer tablet merupakan gadget yang paling diminati dan paling banyak digunakan orang–orang pada saat ini. Pengguna smartphone ataupun tablet bukan hanya orang dewasa saja, melainkan anak kecil pun sudah banyak yang menggunakannya. Mereka biasanya sering menggunakan gadget untuk browsing ataupun untuk mengakses situs sosial media. Gadget yang terintegrasi dengan situs jejaring sosial dan pesan singkat memang telah membawa dunia lain dalam genggaman kita. Hanya dengan mengaksesnya, kita bisa bertemu dengan jutaan orang dari seluruh dunia, dan mendapatkan segala informasi dalam hitungan detik. Kalau terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin orang seperti ini bisa menjadi seorang pengidap Attention Deficit Disorder (ADD). Padahal dahulu, jauh sebelum Blackberry, tablet, dan android ditemukan, kita bisa hidup dengan tenang. Sepertinya kebutuhan untuk berkomunikasi dan membangun eksistensi diri di dunia maya tidak pernah begitu mendesak. Tapi coba bandingkan dengan kondisi sekarang. Ketinggalan gadget di rumah ketika kita sudah ada di tempat kerja sungguh membuat frustasi. Kita seperti terisolasi dari dunia pergaulan dan informasi. Rasanya seperti menjadi orang buta yang tidak tahu apa–apa. Kitapun dengan rela menempuh kembali perjalanan ke rumah hanya demi mengambil “sang� gadget. Berikut adalah perbandingan perilaku manusia antara sebelum mewabahnya gadget dan sesudahnya : No. 1. 2.
Sebelum Orang-orang berdoa terlebih dulu sebelum makan Semua orang jalannya tegak serta memperhatikan lingkungan sekitar
Sesudah Orang-orang foto sebelum makan, kemudian di upload Kebanyakan orang sekarang berjalan menunduk, karena melihat gadgetnya pesan Ketika di cafe, mencari colokan dahulu, listrik & WiFi, kemudian memesan, dan lanjut bermain gadget.
3.
Ketika di cafe, makanan/minuman terlebih lalu ngobrol
4.
Saling menyapa dan mengobrol Mengantri dengan bermain gadget walaupun tak kenal ketika sedang mengantri ditempat umum.
7
2.4. Dampak Positif Gadget terhadap Perilaku Sosial Masyarakat 1. Dengan kemajuan teknologi pada dunia internet, seseorang dapat mengenal serta menjalin komunikasi dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia. Dalam hal ini dengan adanya gadget dapat mempermudah komunikasi dengan orang lain yang berada jauh dari kita dengan cara e-mail, sms, chatting, dan lain – lain. 2. Menambah pengetahuan. Dalam hal pengetahuan kita dapat dengan mudah mengakses atau situs tentang pengetahuan dengan menggunakan aplikasi yang berada di dalam gadget kita. Misalnya aplikasi detik.com, kompas.com, kapanlagi.com, dan lain – lain. 3. Menambah teman dan relasi. Dengan banyaknya situs jejaring sosial yang bermunculan dan menjadi trend akhir – akhir ini kita dapat dengan mudah menambah teman melalui jejaring sosial yang ada melalui gadget yang kita miliki. 4. Munculnya metode–metode pembelajaran formal yang baru. Sudah banyak aplikasi yang memudahkan proses kegiatan belajar mengajar siswa dan guru, sehingga proses belajar mengajar tidak monoton dan membosankan. 5. Anak yang bergaul dengan dunia gadget cenderung lebih kreatif. Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan – permainan kreatif dan menantang yang ternyata banyak disukai oleh anak – anak. Dan hal ini secara tidak langsung dangat menguntungkan untuk anak – anak karena sangat memberi pengaruh terhadap tingkat kreatifitas anak. 6. Mempermudah melaksanakan tugas. Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi dan peralatan hidup, masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya perlatan yang mendukungnya sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi. 2.5. Dampak Negatif Gadget terhadap Perilaku Sosial Manusia 1. Dari segi psikologi, yaitu : - Munculnya ketergantungan. Media gadget baik itu gadget informasi maupun telekomunikasi memiliki kualitas atraktif. Di mana ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan gadget yang ia gunakan, ia seolah-olah menemukan dunianya sendiri dan akan merasa sulit untuk terlepas dari kenyamanan itu. Hal ini berakibat pada hubungan dia dengan orang lain secara face to face akan menurun. Menurut psikiater AS, Jerald Block, kondisi itu harus dilihat sebagai gangguan klinis melihat makin meningkatnya jumlah orang yang kecanduan game dan pornografi di intenet dari pada berbincang dengan
8
2.
3.
4.
5.
keluarga atau sahabatnya. Dan cenderung untuk kurangnya interaksi terhadap lingkungan luar dan sekitar. - Adanya gangguan psikosomatis. - Mempengaruhi stabilitas emosi. Dari segi kesehatan, yaitu : - Peningkatan resiko kanker dari penggunaan ponsel karena radiasi yang diberikan - Penggunaan ponsel lebih dari 30 menit bisa megakibatkan atau acousti neourema - Penggunaan cahaya atau pencerahan maksimal secara berkala pada ponsel, komputer, tablet, maupun gadget bisa mengkibatkan perihnya mata dan menimbulkan rabun dekat. Dari segi budaya, yaitu : - Lunturnya adat atau kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut karena kesibukan menggunakan gadget. - Masuknya budaya barat secara perlahan tanpa adanya filtrasi dari mereka yang mengikuti perkembangan gadget. - Hilangnya rasa nasionalisme dan lebih cinta pada produk asing. - Berpengaruhnya kebiasaan anak yang lebih mementngkan gadget dibandingkan belajar. Dari segi sosial, yaitu : - Cenderung autis atau asik dengan gadgetnya sendiri sehingga tidak memperhatikan hal disekitarnya. - Tidak bisa mengontrol diri sendiri akibat sosialisasi yang terjadi secara tidak langsung khususnya bagi para remaja. - Lebih banyak konflik yang terjadi dan tidak ada upaya untuk menyelesaikan masalah (banyak mengeluh) - Egois - Biasanya anak-anak dan remaja yang akan lebih mudah terpengaruh, sehingga bisa menimbulkan kurangnya sensitivitas terhadap sesama - munculnya perilaku agresif, sadistis, bahkan bisa mendorong munculnya sikap kriminal yang ada pada game yang dimainkan mengeser nilai sosial dari pada antar sesama manusia. Dari segi ekonomi, yaitu : - Banyak terjadi kerugian akibat banyaknya penipuan. - Keuangan tidak stabil di setiap keluarga akibat harus memenuhi keinginan anaknya untuk membeli gadget terbaru.
9
6. Kemudian Antisocial Behaviour merupakan dampak negatif gadgetyang disebabkan karena penyalahgunaan gadget itu sendiri. Hal ini terjadi di mana ketika seseorang merasa gadget merupakan satu-satunya hal yang paling penting dalam hidupnya, sehingga ia melupakan keadaan di sekitarnya. Akan muncul ketidakpedulian dalam dirinya terhadap lingkungannya. Satu-satunya hal yang dapat menarik perhatiannya hanyalah gadget yang ia gunakan. Akibat yang timbul ialah dia menjadi jarang berinteraksi dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal dan emosionalnya pun terhambat dan tidak akan berkembang. Dampak terburuk yang akan timbul, dia akan kesulitan untuk bersosialisi dan menjalin relasi dengan orang-orang di sekitarnya. 7. Terjadinya deindividuasi. Tindakan yang lebih parah akan terjadi apabila muncul perilaku anti sosial yang berbahaya seperti melakukan tindakan agresif untuk menyakiti orang lain dan memprovokasi seseorang untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Seperti yang terjadi pada kasus Amanda Todd dan Hannah Smith yang melakukan bunuh diri setelah di-bully dan di-troll dengan teror agar melakukan bunuh diri secara terus-menerus oleh pengguna anonymous di situs yang menyediakan fasilitas webcam. Fasilitas video streaming melalui webcam tersebut digunakan pelaku trolling untuk menyuruh kedua remaja belasan tahun tersebut untuk melakukan aksi-aksi yang seksi, di mana keduanya tidak menyadari bahwa hal tersebut merupakan pornografi. 8. Penggunaan tidak sesuai kondisi, misalnya, menggunakan gadget pada saat proses belajar mengajar berlangsung untuk sms-an dengan teman atau pacar atau membuka situs jejaring sosial (facebook, twitter, plurk, yahoo koprol, dll) pada saat belajar. 9. Pemborosan biaya gadget yang tidak akan ada habisnya, akan membuat para penggunanya tidak pernah puas sehingga perlu biaya untuk selalu mengupdategadget yang mereka miliki ataupun penggunaan gadget komunikasi yang makin meluas juga diikuti penambahan biaya. Terutama penambahan dalam biaya operasional contohnya untuk membeli pulsa, biaya service, dan pembelian aksesoris. 10. Global warming pengalihan kinerja manusia ke mesin tentu makin menyebabkan polusi udara sehingga memperparah pemanasan global. Saat ini memang manusia tidak bisa lepas dari gadget (komputer, laptop, handphone, dll). Setiap hari, pasar semakin banyak dibanjiri gadget atau peralatan elektronik yangpenggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal tidak didukung oleh energi alternatif. Dengan demikian kita akan semakin tergantung pada pembakaran batu bara untuk memasok kebutuhan listrik di seluruh dunia.
10
2.6. Skala Likert Skala persepsi dan harapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert merupakan suatu skala prikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunannyan (Likert, 1932). Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Selain pilihan dengan 5 skala, kadang digunakan juga skala dengan 7 atau 9 tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuisioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip (Dawes, 2008). Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. 4 skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuisioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan “netral� tidak tersedia. 2.7. Aksidental Sampling Aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001:60). Dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Penelitian langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga Negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi (Margono, 2004:27). Dengan teknik ini, peneliti akan mengumpulkan data yang diperlukan dari responden.
11
2.8. Analisis Faktor Untuk mereduksi variabel mana yang paling dominan dalam mempengaruhi alasan penggunaan gadget, maka digunakan suatu analisis yaitu analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk memahami apa yang mendasari dimensi–dimensi atau regularitas suatu gejala (Johnson & Wichern, 2007). Analisis faktor pada penelitian ini digunakan untuk mereduksi variabel dengan cara menyatakan variabel asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor sedemikian hingga, sejumlah faktor tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data yang dijelaskan oleh variabel asal. Dalam analisis faktor terdapat tiga langkah dan beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji normal multivariat, uji kecukupan data, dan uji Barlett. Analisis faktor dapat dilakukan jika data berdistribusi normal multivariat, syarat kecukupannya idpenuhi yang dilakukan dengan uji Kaiser Mayer Oikin (KMO), dan korelasi antar variabel secara multivariat signifikan yang dilakukan oleh uji Barlett.
12
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Data penelitian yang digunakan adalah data primer dimana objek penelitiannya adalah pengguna gadget semua kalangan. Mulai dari anak–anak ( usia 6–13 tahun ), remaja ( usia 14–18 tahun ), dan dewasa ( usia 19–45 tahun ) yang ada di ITC Surabaya. 3.2. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data survey penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Cluster Sampling dan Simple Random Sampling. Cluster sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel dengan membagi populasi sebagai klaster-klaster kecil, lalu pengamatan dilakukan pada sampel klaster yang dipilih secara random. Sedangkan simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian (Subiyanto, 2009). 3.3. Variabel Penelitian X1 Tingkat pendidikan responden X2 Pengguna gadget X3 Alasan penggunaan gadget X4 Intensitas penggunaan gadget X5 Intensitas interaksi dengan orang – orang sekitar a. Dimensi pemusatan, jika nilai jawabannya semakin tinggi, orang tersebut cenderung extrovert. Semakin rendah nilainya orang tersebut cenderung introvert. b. Dimensi memahami informasi dari luar, jika jawaban semakin tinggi nilainya orang tersebut cenderung intuition semakin rendah nilainya maka orang tersebut cenderung sensing. c. Dimensi menarik kesimpulan dan keputusan, ika jawaban semakin tinggi nilainya orang tersebut cenderung thinking semakin rendah nilainya maka orang tersebut cenderung feeling. d. Dimensi pola hidup, jika jawaban semakin tinggi nilainya orang tersebut cenderung perceiving semakin rendah nilainya maka orang tersebut cenderung judging . 13
3.4. Tahapan Penelitian Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas 2 tahap, yaitu tahap pengajuan proposal dan tahap pasca proposal disetujui. Alur tahapan penelitian ditunjukkan pada diagram alir berikut. Tahap Pembuatan Proposal mendefinisikan dan merumuskan masalah
studi pustaka
menentukan metode penelitian
mendefinisikan variabel penelitian
menentukan item
Tahap Pasca Proposal Di Danai
membuat kuisioner
Melakukan cluster sampling dan simple random sampling
pengumpulan data
penarikan kesimpulan
melakukan analisis data
uji validitas dan realibilitas data
Laporan
14
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, N.A. et al. (2016). Analisis Persepsi Dan Harapan Tentang Implementasi Pendidikan Inklusi Di Kabupaten Gresik Menggunakan Analisis Gap. PKM-P 2016, Surabaya. Masitoh, Feriliani. et al. (2016). Perilaku Berpacaran Remaja Kota Surabaya sebagai Indikator Penyimpangan Batas – Batas Normatif Pergaulan Budaya Timur. PKM – P 2016, Surabaya. S., Sadam. Gadget Mempengaruhi Perilaku Sosial. 13 Oktober 2016. http://www.academia.edu/11522586/GADGET_MEMPENGARUHI_PERIL AKU_SOSIAL.html. Apa itu Gadget dan Pengertian Gadget. 13 Oktober 2016. http://www.artikelind.com/2011/11/apa-itu-gadget-dan-pengertiangadget.html. Definisi sampling dan Teknik Sampling. 14 Oktober 2016. http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/definisi-sampling-dan-tekniksampling.html
15
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROPOSAL
PENGAPLIKASIAN SISTEM ECO DRAINASE DALAM MENANGGULANGI GENANGAN AIR PASCA HUJAN DI LINGKUNGAN ITS
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITAN
DIUSULKAN OLEH:
FAIQ MUHAMMAD AZKA
3616100003
(Angkatan 2016)
HENDY EKA ARDIANSYAH
3616100015
(Angkatan 2016)
CHALIMATUS SADIAH
3616100025
(Angkatan 2016)
ANSI ARIVIA RAHMA
3616100047
(Angkatan 2016)
SRI OKA INDRIANI
3616100085
(Angkatan 2016)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
Daftar Isi
i.
Cover
ii.
Daftar isi
iii.
Ringkasan
BAB I Pendahuluan Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
2
Tujuan
2-3
Luaran yang Diharapkan
3
Manfaat
3
BAB II Tinjauan Pustaka Drainase
3
Sistem Drainase
3
Drainase Konvensional
4
Drainase Ramah Lingkungan (Eco Drainase)
4
BAB III Metode Penelitian Tahapan Penelitian
4-5
Metode Analisis
5
Cara Kerja Ecodrain Mengatasi Genangan
6
Daftar Pustaka
7
ii
Ringkasan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengusung konsep eco campus yaitu kampus yang berkonsep ramah lingkungan. Dengan konsep ramah lingkungan yang diusung permasalahan mendasar masih sering muncul. Salah satu yang serng terjadi adalah adanya genangan air pasca hujan lebat. ITS memang berada di bagian timur kota Surabaya dimana termasuk kawasan dengan ketinggian rendah yang menjadi tempat bermuaranya air hujan dari daerah yang lebih tinggi. Hal ini yang mendasari kami melakukan penelitian tentang cara penanggulangan genangan air pasca hujan di ITS. Banyak kolam penampungan dan ruang terbuka yang dimanfaatkan sebagai daerah resapan air hujan, namun hal ini belum sepenuhnya bisa menjawab permasalahan mengenai genangan air yang terjadi. Karena itu, kami mencoba mengaplikasikan konsep drainase ramah lingkungan atau yang sering disebut eco drainase untuk bisa diterapkan di lingkungan ITS. Diharapkan nantinya permasalah mengenai genangan air dapat terselesaikan dengan konsep eco drainase yang kami usulkan.
Kata kunci : eco campus, eco drainase, genangan, hujan, ITS,
iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) atau lebih dikenal dengan sebutan kampus perjuangan merupakan perguruan tinggi terbaik di kawasan Indonesia Timur dan juga masuk dalam 4 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia menurut penilaian yang dilakukan oleh Kemristekdikti. Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) sangat memperhatikan pengelolaan kampus yang berkesinambungan dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan merupakan suatu keharusan saat ini. Permasalahan seperti perubahan iklim, pencemaran air, udara, dan tanah, krisis air, energi, dan sumber daya alam, serta berkurangnya lahan hijau merupakan isu lingkungan global yang merupakan masalah nyata di sekitar kita termasuk dalam kehidupan kampus. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkomitmen untuk berperan aktif dalam pegembangan ilmu dan teknologi serta penerapan gaya hidup yang berwawasan lingkungan. Untuk itu seluruh civitas akademika ITS termasuk dosen, karyawan dan mahasiswa wajib berperan aktif dalam menciptakan kampus yang berbudaya lingkungan. (ecocampus.its.ac.id)
Menurut Badan Lingkungan Hidup (BLH) Surabaya (2011), ecocampus didefinisikan sebagai kampus yang telah peduli dan berbudaya lingkungan dan telah melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan. Eco-campus merupakan refleksi dari keterlibatan seluruh civitas akademika yang berada dalam lingkungan kampus agar selalu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan di sekitarnya. Beberapa indikator terciptanya eco-campus antara lain adanya kebijakan manajemen kampus yang berorientasi pada pengelolaan lingkungan, adanya upaya penghematan air, kertas, dan listrik, adanya
penghijauan untuk mencapai proporsi ideal Ruang Terbuka Hijau (RTH), tersedianya bangunan/gedung ramah lingkungan, terpeliharanya kebersihan dan kenyamanan lingkungan, terciptanya kampus tanpa rokok dan bebas polusi, terselenggaranya pendidikan lingkungan bagi mahasiswa, serta adanya kepedulian dan keterlibatan seluruh elemen civitas akademika dalam budaya peduli lingkungan. (ecocampus.its.ac.id) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berlokasi di kecamatan Sukolilo, yang memiliki tinggi rata-rata 2-3m diatas permukaan laut (lh.surabaya.go.id). Hal itu menyebabkan kawasan ITS sangat rentan menerima air kiriman dari daerah yang lebih tinggi. Dalam kurun waktu bulan Desember sampai dengan bulan Maret Provinsi Jawa Timur memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan kisaran diatas 129,90 (jatim.bps.go.id). Permasalahan yang sering timbul dari fenomena tersebut adalah genangan air yang menutupi akses jalan sehingga menggangu aktivitas para pengguna. Saat hujan turun terdapat beberapa kawasan di kampus ITS yang rawan mengalami genangan air, antara lain: Jalan Teknik Mesin, Jalan di depan Fakultas Teknik Industri, dan Jalan sepanjang Fakultas Teknik Kelautan sampai dengan Fakultas Teknologi Informasi. Saat ini solusi yang sudah dan masih dilakukan oleh pihak ITS adalah dengan rutin mengganti paving dan meninggikan jalan. Namun solusi tersebut dianggap kurang efektif karena hanya memindahkan genangan air menuju jalan yang belum ditinggikan. Oleh karena itu dalam penelitian ini kami mencoba memodifikasi sistem drainase yang sudah ada dengan konsep sistem drainase ramah lingkungan (eco drainase). 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa penyebab dari masalah banyaknya genangan air di kawasan ITS? 2. Bagaimana metode yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan genangan air di kawasan ITS? 1.3.Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
1. Mendeskripsikan penyebab dari masalah genangan air di kawasan ITS. 2. Mengetahui metode yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan genangan air di kawasan ITS.
1.4.Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sistem eco drainase bisa diaplikasikan di seluruh area ITS baik yang rawan terkena genangan air maupun yang tidak. Serta nantinya mampu mengatasi permaslahan genangan air yang ada di kawasan ITS. 1.5.Manfaat Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sebagai salah satu cara penanganan masalah genangan air di kawasan ITS. 2. Sebagai bahan pertimbangan pihak ITS dalam membuat perencanaan drainase di lingkungan kampus. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Drainase Drainase berasal dari bahasa inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air.Dalam bidang Teknik Sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu (Suripin, 2004). 2.2. Sistem Drainase Secara umum sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan/lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Bangunan sistem drainase secara berurutan mulai dari hulu terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters).Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti goronggorong, jembatanjembatan, talang dan saluran miring/got miring (Suripin, 2004).
3
2.3. Drainase konvensional Drainase konvensional adalah upaya membuang atau mengalirkan air kelebihan secepatnya ke sungai terdekat.Dalam konsep drainase konvensional, seluruh air hujan yang jatuh di suatu wilayah harus secepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke laut. Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan, akan memunculkan berbagai masalah, baik di daerah hulu, tengah, maupun hilir. Dampak dari pemakaian konsep drainase konvensional tersebut dapat kita lihat sekarang ini, yaitu kekeringan yang terjadi di mana-mana, juga banjir, longsor, dan pelumpuran.Kesalahan konsep drainase konvensional yang paling pokok adalah filosofi membuang air genangan secepatnya ke sungai.Demikian juga mengalirkan air secepatnya berarti menurunkan kesempatan bagi air untuk meresap ke dalam tanah. Dengan demikian, cadangan air tanah akan berkurang, kekeringan di musim kemarau akan terjadi. Sehingga banjir dan kekeringan merupakan dua fenomena yang saling memperparah dan terjadi susul-menyusul. 2.4. Drainase Ramah Lingkungan (Eco drainase) Drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebanyak-banyaknya meresapkan air ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam drainase ramah lingkungan, justru air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai.Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai diantaranya adalah metode kolam konservasi, metode sumur resapan, metode river side polder, dan metode pengembangan areal perlindungan air tanah (ground water protection area) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 1. Perumusan Masalah Pada tahap ini dilakukan pendataan dari permasalahan yang ada dan kemudian merumuskan permasalahan tersebut. 2. Studi Lapangan Pada tahap ini dilakukan survei lapangan untuk mendapatkan kondisi riil lapangan. Hal ini berkaitan dengan objek penelitian kami agar penelitian dan penerapan sistem dapat dilaksanakan secara optimal. 3. Studi Literatur Studi Literatur ini merupakan proses pencarian data dan referensi dari berbagai sumber mengenai Ecodrain.
4
4. Penerapan Penerapan alat ini dilakukan dengan pemasangan dan penerapan sistem secara nyata di lapangan dan dilakukan pengambilan data dari penerapan alat Ecodrain tersebut. 5. Analisis Data Pada tahap ini berisi bagaimana mengolah data dari hasil percobaan penerapan ecodrain tersebut. Penggunaan sistem dinyatakan berhasil apabila hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan dari penelitian kami. 6. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan berisi tentang bagaimana hasil dari proses penggunaan alat Ecodrain dan hal apa saja yang dapat disimpulkan dari penerapan alat tersebut. 7. Pembuatan Laporan Pada tahap akhir dari metodologi ini adalah penyusunan dan pembuatan laporan sebagai pertanggungjawaban atas segala sesuatu pada penelitian ini. Laporan ini berisi hasil pengujian dan penerapan sistem Ecodrain, cara pengoperasian, dan manfaat yang didapatkan dari penggunaan sistem Ecodrain tersebut. Laporan ini juga bisa digunakan sebagai bahan referensi jika akan dilakukan penerapan dan pengembangan pada penilitian yang lain.
3.2 Metode Analisa Analisis yang kami dapatkan bahwa ITS sudah banyak memiliki kolam penampungan air yang bisa digunakan sebagai sarana penunjang eco drainase. Namun kapasitas dari kolam masih belum bisa menampung banyaknya air hujan apabila hujan yang turun tergolong lebat dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kolam penampungan yang sudah tersediapun belum semuanya dilengkapi dengan saluran drainase yang sepadan. Masih banyak drainase yang terlalu sempit sehingga aliran air dari kolam penampungan yang tersambung ke drainase-drianase yang sudah ada tidak bisa berjalan dengan lancar karena besarnya debit.
Sedangkan untuk genangan air yang terjadi di jalanan banyak disebabkan karena tesumbatnya/tidak adanya saluran yang menghubungakan jalan ke drainase sekitar. Saluran yang seharusnya bisa mengalirkan air ke drainase sekitar banyak yang tidak berfungsi karena banyak faktor. Seperti tersumbat oleh sampah, rusak, dll.
5
3.3 Cara Kerja Ecodrain Mengatasi Genangan Konsep dari ecodrainase yang kami ajukan berkiblat dari konsep yang sudah ada sebelumnya. Untuk daerah rawan genangan di ITS sendiri yang kami amati, sudah terdapat kolam penampungan air didekatnya. Sehingga konsep yang berjalan akan seperti ini: 1. Saat hujan turun lebat dan dalam jangka waktu lama membawa debit air yang banyak turun ke daratan ITS 2. Saluran penghubung jalan dengan drainase difungsikan dengan baik agar air tidak menggenang dijalan. 3. Kolam penampungan yang sudah ada dimaksimalkan fungsinya untuk menahan air. 4. Drainase yang telah ada dan terhubung dengan kolam diatur sedemikian rupa ketinggiannya sehingga air yang akan mengalir lewat drainase dari kolam untuk dibawa kesungai hanya akan berjalan saat mencapai ketinggian tertentu. Ini dimaksudkan agar aliran air dari dua sumber yang akan masuk ke drainase tidak melebihi batas. 5. Air yang sudah tertampung didalam kolam dibiarkan agar bisa terserap kedalam tanah untuk menjadi air tanah. 6. Hal ini sekaligus akan meminimalisir jumlah air yang meluap dari drainase ke jalan.
6
DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.ecocampus.its.ac.id (diakses tanggal 13 Oktober 2016) 2. http://www.lh.surabaya.go.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016) 3. Suripin (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Dari http://repository.usu.ac.id , 13 Oktober 2016
7
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM "EDUCAVE (EDUCATION CAVE) : PARENT SCHOOLING BERBASIS GUA INTERAKTIF MENGENAI PENDIDIKAN SEKSUAL ANAK PADA KAWASAN EKS-PROSTITUSI DOLLY KELURAHAN PUTUH JAYA KECAMATAN SAWAHAN, KOTA SURABAYA"
BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN MASYARAKAT
Diusulkan Oleh : Muhammad Nafis Bahtiar Amirul Yasin
(3616100053) Angkatan 2016
Arief Yudhistira
(3616100093) Angkatan 2016
Astri Karunia Tamara
(3616100081) Angkatan 2016
Belia Ega Avila
(3616100007) Angkatan 2016
Kamiliah Wardani
(3616100029) Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penelitian ini. Penyusunan proposal PKM-M yang berjudul “EduCave (Education Cave): Parent Schooling Berbentuk Pembelajaran Gua Interaktif Mengenai Pendidikan Seksual Anak Pada Kawasan Eks-Protitusi Dolly Kelurahan Putuh JayaKecamatan Sawahan Kota Surabaya bertujuan sebagai media pembelajaran dalam mendidik anak. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini tak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 2. Mbak Windy Lestari 3. Mbak Fitriah 4. Mas Syamsurizal Kami menyadari, proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini. Semoga, proposal ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... ii RANGKUMAN ………………………………………………………………………
1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 2 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 2 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3 1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 3 1.4 Luaran Yang Diharapkan .................................................................................................... 3 1.5 Manfaat ...................................................................................................................................... 3 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ....................................................... 4 BAB III METODE PELAKSANAAN ……………………………………………….
4
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...
7
RANGKUMAN Kawasan Dolly merupakan kawasan yang akan kami amati. Gang Dolly adalah nama sebuah kawasan eks-prostitusi yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur "dipajang" di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Konon lokalisasi ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Bahkan pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara. Namun kawasan tersebut telah ditutup oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Sehingga kami ingin mengedukasi mantan pekerja seks komersil untuk menjadi orangtua yang mampu mendidik anak mereka dengan baik terutama mengenai pendidikan seksual. Kehidupan modern yang sudah menjamur di kalangan masyarakat kota metropolitan ini khususnya pada Gang Dolly membuat hubungan antar anak dan orang tuanya memiliki jarak hanya sebatas antar-jemput di penitipan anak. Sehingga banyak terjadi masalah-masalah yang dijumpai di kehidupan Gang Dolly ini, yakni contohnya kekerasan seksual pada anak usia dini. Mulai dari anak TK hingga SD sudah menjadi sasaran hangat para pelaku kekerasan seksual di sarana umum. Modus si pelaku teraplikasi di berbagai situasi, sebagai contoh si pelaku mengimingimingi anak dengan hal yang mayoritas disukai oleh kalangan anak-anak dan tanpa disadari anak tersebut, dia telah terjebak dalam modus kejahatan seksual. Ini merupakan masalah yang sudah tak asing lagi di telinga kita. Kurangnya keamanan pada beberapa sarana umum, menjadikan pelaku lebih leluasa untuk melanjutkan modus kejahatan seksual ini terhadap anakanak.
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mudahnya mengakses internet pada era globalisasi ini memunculkan masalah baru. Penyebaran pornografi menjadi sangat terfasilitasi dengan adanya internet. Dari 4500 anak-anak yang sudah mengenal internet, 97% di antaranya telah menonton/mengakses ke situs pornografi. Fenomena ini cukup menjadi alasan kuat untuk mencemaskan masa depan generasi penerus bangsa. Pada mulanya pornografi merupakan sebuah tulisan atau gambar untuk membangkitkan nafsu seksual orang yang melihat atau membacanya. Akan tetapi kemudian hal ini berkembang bukan hanya dalam bentuk tulisan dan gambar saja tapi lewat berbagai media lain. Bahaya yang di timbulkan akibat kecanduan pornografi sangat merugikan bagi generasi penerus bangsa. Tanda-tandanya antara lain anak menjadi depresi, menarik diri, berbicara mengarah ke arah seks, dan mengisolasi diri. Kawasan Dolly merupakan kawasan yang akan kami amati. Gang Dolly adalah nama sebuah kawasan eks-prostitusi yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur "dipajang" di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Konon lokalisasi ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Bahkan pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara. Namun kawasan tersebut telah ditutup oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Sehingga kami ingin mengedukasi mantan pekerja seks komersil untuk menjadi orangtua yang mampu mendidik anak mereka dengan baik terutama mengenai pendidikan seksual. Dilihat juga dari permasalahan pada kawasan tersebut, maka penulis mengusulkan PKM-M dengan usaha yang bertemakan EduCave (Education Cave) : Parent Schooling. EduCave (Education Cave): Parent schooling merupakan usaha yang seharusnya dilakukan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya kerusakan otak pada anak yang disebabkan oleh kecanduan pornografi. Parent schooling mengajarkan edukasi tentang seks yang disampaikan kepada orangtua untuk anak mereka bertujuan membantu orangtua dalam mendidik anak sehingga mampu mengurangi masalah seksualitas di negeri ini. EduCave (Education Cave): Parent schooling merupakan sarana pengedukasian orang tua mengenai pendidikan seksual ntuk anak usia dini berbasis goa interaktif. EduCave (Education Cave): Parent schooling akan kami uji coba pada kawasan eksprostitusi Dolly yang termasuk pada kelurahan Putuh Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya.
2
1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari PKM-M ini adalah : 1. Bagaimana cara EduCave (Education Cave): Parent schooling menambah wawasan orangtua mengenai pendidikan seksual pada anak? 2. Bagaimana cara EduCave (Education Cave): Parent schooling meningkatkan kepedulian orangtua terhadap moralitas dan mentalitas anak? 3. Bagaimana cara EduCave (Education Cave): Parent schooling membantu orangtua dalam mendidik anak tentang edukasi seks sejak dini? 1.3 Tujuan Tujuan dari PKM-M ini adalah : 1. Melakukan kegiatan EduCave (Education Cave): Parent schooling untuk menambah wawasan orang tua mengenai pendidikan seksual pada anak 2. Mengetahui cara EduCave (Education Cave): Parent schooling meningkatkan kepedulian orangtua terhadap moralitas dan mentalitas anak 3. Melakukan kegiatan EduCave (Education Cave): Parent schooling untuk membantu orangtua dalam mendidik anak tentang edukasi seks sejak dini 1.4 Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari PKM-M ini adalah : 1. Terlaksanakannya kegiatan EduCave (Education Cave): Parent schooling untuk menambah wawasan orang tua mengenai pendidikan seksual pada anak 2. Terciptanya masyarakat kawasan eks-prostitusi Dolly yang peduli akan moralitas dan mentalitas anak 3. Terlaksanakannya kegiatan EduCave (Education Cave): Parent schooling secara kontinu untuk membantu orangtua dalam mendidik anak tentang edukasi seks sejak dini 1.5 Manfaat Program 1. Dari segi masyarakat adapun manfaat program EduCave (Education Cave): Parent schooling adalah meningkatnya kesadaran masyarakat kawasan eks-prostitusi Dolly akan pentingnya pendidikan seksual ada anak. 2. Dari segi iptek yaitu mahasiswa dapat berkontribusi aktif terhadap permasalahan masyarakat untuk memberi wawasan baru pada masyarakat terkait pendidikan seksual untuk anak usia dini 3. Dari segi sosial adapun manfaat program EduCave (Education Cave): Parent schooling adalah terbantunya orang tua dalam mendidik anak tentang edukasi seks sejak dini
3
BAB II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Masyarakat sasaran dari program kreativitas mahasiswa ini adalah masyarakat kawasan eks-prostitusi Dolly Kelurahan Putuh Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Seperti yang kita ketahui, Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua yang ada di Indonesia setelah Jakarta. Surabaya memiliki luas sekitar 350,54 km2 dengan penduduknya berjumlah 2.765.487 jiwa. Berhubungan dengan hal tersebut, tanpa dipungkiri lagi masalah dalam berbagai aspek yang dihadapi oleh masyarakat pun menjadi hal yang sulit untuk dibendung. Dalam cakupan luas wilayah dan masyarakat sebanyak itu, dipastikan banyak masalah dalam aspek sosial yang mencakup anak-anak, contohnya kecanduan akan pornografi yang berdampak pada kesehatan internal otak anak. Cline, 1986 dalam Armando, 2004, menyebutkan bahwa ada tahap-tahap efek pornografi bagi mereka yang mengkonsumsi pornografi. Namun demikian efek pornografi tidak terjadi secara langsung. Efek pornografi dapat dilihat setelah beberapa waktu (jangka panjang). Berfokus pada gang Dolly yang dulunya lokalisasi yang terbesar se-Asia Tenggara bahkan lokalisasi ini terkenal hingga taraf internasional. Ribuan turis, baik lokal maupun internasional, berkunjung ke lokalisasi ini setiap malamnya untuk menikmati hiburan yang ditawarkan para wanita tuna susila. Tidak tanggung-tanggung, perputaran uang di Gang Dolly bisa mencapai 1-2 milyar rupiah per malam. Perputaran uang yang luar biasa ini mendatangkan keuntungan besar bagi Pemerintah Kota Surabaya, sehingga Gang Dolly ini didaulat sebagai sumber pendapatan terbesar bagi pemerintah kota tersebut. Walaupun gang Dolly kini sudah dibubarkan oleh Walikota Surabaya, Ibu Risma, tidak menutup kemungkinan para masyarakat atau bahkan anak-anak melupakan total apa yang telah terjadi sebelumnya di lingkungan mereka. Dan dengan didukung oleh era globalisasi yang modern, memudahkan anak-anak mengakses internet yang memuat konten tidak senonoh. Banyak kalangan masyarakat menganggap hal ini tak terlalu berdampak pada aspek psikologis mereka kelak. Padahal anak-anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap lingkungan sekitar. Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan mereka. Rasa ingin tahu tersebut memberikan kesempatan kepada anak dalam belajar mengenal sesuatu. Kehidupan modern yang sudah menjamur di kalangan masyarakat kota metropolitan ini khususnya pada Gang Dolly membuat hubungan antar anak dan orang tuanya memiliki jarak hanya sebatas antar-jemput di penitipan anak. Sehingga banyak terjadi masalah-masalah yang dijumpai di kehidupan Gang Dolly ini, yakni contohnya kekerasan seksual pada anak usia dini. Mulai dari anak TK hingga SD sudah menjadi sasaran hangat para pelaku kekerasan seksual di sarana umum. Modus si pelaku teraplikasi di berbagai situasi, sebagai contoh si
4
pelaku mengimi-ngimingi anak dengan hal yang mayoritas disukai oleh kalangan anak-anak dan tanpa disadari anak tersebut, dia telah terjebak dalam modus kejahatan seksual. Ini merupakan masalah yang sudah tak asing lagi di telinga kita. Kurangnya keamanan pada beberapa sarana umum, menjadikan pelaku lebih leluasa untuk melanjutkan modus kejahatan seksual ini terhadap anak-anak. BAB III. METODE PELAKSANAAN 3.1 Diagram Alur Diagram alur ini secara sistematis menjelaskan langkah – langkah dalam penyusunan laporan kami yang berjudul EduCave (Education Cave) : Parent Schooling Berbasis Gua Interaktif Mengenai Pendidikan Seksual Anak Pada Kawasan Eks-Prostitusi Dolly Kelurahan Putuh Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. START
STUDI LITERATUR
PERANCANGAN KONSEP
PERSIAPAN KEGIATAN
SIMULASI KEGIATAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
FINISH 5
Tabel 3.1 Alur Pelaksanaan Kegiatan
6
DAFTAR PUSTAKA https://semai2045.org
https://id.wikipedia.org/wiki/Dolly,_Surabaya. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/pornografi. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016. http://www.vemale.com/ragam/63870-sosok-tante-dolly-di-balik-lokalisasipelacuran-terbesar- se-asia-tenggara.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2016. techno.okezone.com/read/2013/09/24/55/870832/survei-97-remaja-indonesiamengakses-situs- porno. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016.
7
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM BANANOWNIES : Brownies Coklat dengan Ekstrak Kulit Pisang (Musa Paradiasca) Sebagai roduk Inovasi Makanan Ringan
BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh : 1. Nina Yuniar Tantri
(3616100006)
2. Prasetyo Bayu Aji
(3616100024)
3. Fahmy Alam Wildany I
(3616100080)
4. Sabilla Ananda
(3616100082)
5. Rifqi Shadiqi
(3616100112)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2016 SURABAYA i
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ DAFTAR ISI..........................................................................................................
RINGKASAN .......................................................................................................
BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 BAB 2
PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................ Rumusan Masalah ................................................................................... Tujuan ...................................................................................................... Luaran yang Diharapkan ......................................................................... Manfaat .................................................................................................... GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Konsep Produk ................................................................................ 2.2 Segmentasi Pasar ............................................................................. 2.3 Strategi Pemasaran .......................................................................... 2.4 Rencana dan Aplikasi Pemasaran .................................................... 2.5 Keberlanjutan Usaha ...................................................................... BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Rancangan Pelaksanaan Program ........................................................... BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
i ii iii 1 3 3 3 3 4 4 4 4 6 7 9 12
ii
RINGKASAN Keyword : BANANOWNIES;Musa Paradisiaca Indonesia merupakan negara tropis yang cocok untuk ditanami tanaman pisang (Musa Paradisiaca). Pada umumnya yang biasa dimanfaatkan pada tumubhan pisan gadalah buahnya atau daunnya. Dan sering kali yang sering dijadikan sebagai limbah adalah kulit pisang. Pada faktanya, kulit pisang memiliki banyak vitamin yang terkandung didalamnya dan dapat diolah menjadi produk maakanan yang mengandung banyak vitamin tambahan. Dan oleh karena itu kami membuat produk yang kami beri nama “BANANNOWNIES�.
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup
banyak
jumlahnya.
Pada
umumnya
kulit
pisang
belum
dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan (Susanti, 2006). Menurut Basse (2000) jumlah dari kulit pisang cukup banyak, yaitu kira- kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia (Munadjim, 1988). Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Komposisi zat gizi kulit pisang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:
1
Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 gram bahan No.
Zat Gizi
Kadar
1
Air (g)
68,90
2
Karbohidrat (g)
18,50
3
Lemak (g)
2,11
4
Protein (g)
0,32
5
Kalsium (mg)
715
6
Fosfor (mg)
117
7
Zat besi (mg)
1,60
8
Vitamin B (mg)
0,12
9
Vitamin C (mg)
17,50
Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jatim, Surabaya (1982). Karbohidrat atau Hidrat Arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks). Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya (Johari dan Rahmawati, 2006). Oleh karena itu, penulis mencoba memanfaatkan limbah kulit pisang dalam proses pembuatan brownies yang disukai oleh banyak kalangan dengan mengangkat judul “BANANOWNIES : Brownies Coklat dengan Ekstrak Kulit Pisang (Musa Paradiasca) Sebagai roduk Inovasi Makanan Ringan�.
2
1.2.Rumusan Masalah 1. Apakah kulit pisang dapat dimanfaatkan? 2. Bagaimana pemanfaatan kulit pisang dalam pembuatan brownies? 3. Apakah brownies kulit pisang memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh? 1.3.Tujuan 1. Mengetahui lebih dalam tentang kulit pisang sehingga dapat dimanfaatkan atau tidak 2. Menjelaskan cara pengolahan kulit pisang menjadi brownies supaya kulit pisang tidak terbuang sia-sia 3. Mengetahui kandungan gizi pada kulit pisang yang bermanfaat bagi tubuh 1.4.Luaran yang Diharapkan Penulis berharap dari hasil penelitian ini, proses pembuatan brownies yang berasal dari kulit pisang dengan komposisi yang tepat dapat diketahui dan diterapkan secara luas sehingga dapat mengurangi jumlah limbah kulit pisang. 1.5.Kegunaan 1. Bagi Mahasiswa dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta kreativitas mahasiswa 2. Bagi pengusaha yang menggunakan pisang sebagai bahan bakunya, kulit pisang dapat dijadikan bahan pembuatan brownies sehingga kulit pisang tidak terbuang sia-sia 3. Bagi pemerintah dan masyarakat, pemanfaatan limbah kulit pisang dalam pembuatan brownies ini dapat membantu memecahkan permasalahan polusi lingkungan oleh limbah 4. Bagi bidang pangan dapat menambah inovasi makanan yang bergizi dan mengangkat produk lokal.
3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1.Konsep Produk Produk yang ditawarkan adalah “BANANOWNIES� brownies yang berbahan dasar dari kulit pisang yang memiliki nutrisi tambahan. Sebagai produk yang menghasilkan produk makanan yang merupakan olahan dari kulit pisang yang dibuat menjadi olahan brownies rumahan yang merupakan produk inovasi. 2.1.1. Logo Produk Sebagai alat untuk pemasaran produk kami yang berjudul “BANANOWNIES� diperlukan pemberian label yang baik, sehingga dibuat logo untuk pemasarn produk kami agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat. 2.1.2. Keunggulan Produk Keunggulan produk kami adalah produk kami terbuat dari bahan alami yang unik dan mempunyai nutrisi ambahan yang dibawa didalamnya seperti Vitamin B Kompleks, Kalsium, Serotonin. Selain itu, ada beberapa manfaat yang terkandung didalam kulit buah pisang yang diantaranya menjaga retina dari kerusakan regenerasi. Serotonin yang terkandung didalamnya dapat menyeimbangkan mood, meingkatkan konsentrasi, meingkatkan fungsi kerja otak, dan meningkatkan performa mental. Harga yang ditawarkan juga tergolong ekonomis. 2.2.Segmentasi Pasar Dengan produk makanan yang kami buat, sasaran pasar yang kami tuju adalah masyarakat umum yang ingin mencari makanan camilan atau jajanan ataupun oleh-oleh untuk sanak saudara. 2.3.Strategi Pemasaran Pemesaran produk kami agar dilirik dan dikenal oleh banyak masyarakat, kami menggunakan beberapa strategi, yang diantara : a. Pameran Produk kami akan kami kenalkan lewat pameran yang ada pada
4
acara-acara pameran kota, pameran kampus, atau event yang lainnya. Strategi yang kami gunakan yaitu membangunan stan khusus produk yang kami produksi. b. Toko Online Promosi di toko online seperti Tokopedia, OLX, dan website yang menyediakan jas penjualan online. Langkah tersebut selain memudahkan kami untuk memasarkan produk kami, konsumen juga dengan mudah mendapatkan produk kami tanp aharus keluar rumah. c. Akun Media Sosial Promosi kita lakukan juga melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter yang telah digunakan oleh masyrakat luas dan segala kalangan. Hal tersebut yang dapat memudahkan serta membuatnya lebih efektif dalam pemasaran dan promosi dari produk kami. d. Selebaran Promosi melalui seleberan dengan membuat brosur, pamflet, atau poster yang dibagikan kepada masyarakat untuk mengenalkan produk kami. e. Pembagian Sample Pengenalan yang kami lakukan adalah pembagian sample yang kami bagikan sebanyak 100 potong kepada warga daerah sekitar ITS melalui kantin pusat. Karena di kantin pusat banyak sekali mahasiswa yang berada disana dengan berbagai jurusan. 2.4.Rencana dan Aplikasi Pemasaran a. Sebagai pengenalan awal produk brownies kami, kami menggunakan strategi pembagian selebaran berupa poster dan pamflet yang kami bagikan kepada masyarakat umum yang berada di sekitaran ITS. b. Pembagian sample yang akan kami lakukan di kantin pusat ITS kepada 100 orang sekaligus pembagian brosur dari produk kami. c. Langkah yang kami lakukan selanjutnya adalah Memasarkan kepada daerah lingkangan sekitar kami. Kami menjualnya dengan sistem pembelian perpotong sebagai langkah awal penjualan.
5
d. Menjual produk brownies kami di beberapa toko yang bisa kami ajak bekerja sama dalam penjualan brownies produk kami. e. Membuka stan khusus di suatu pameran atau event tertentu untuk perluasan pemasaran produk. 2.5.Keberlanjutan Usaha 2.5.1. Peluang Usaha Jangka Panjang Peluang usaha dalam jangka panjang kami yaitu produk kami berbahan dasar unik, lebih bernutrisi, tanpa pengawet, dan murah. 2.5.2. Langkah-Langkah Usaha Selanjutnya Adapun langkah-langkah untuk selanjutnya sebagai berikut : a. Penambahan variansi rasa pada produk kami agar rasa yang kami hailkan beragam dan tidak membosankan. b. Limbah kulit pisang dari para pedagang gorengan atau molen pisang masih banyak dan melimpah. c. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi ibu rumah tangga yang kekurangan kegitan dalam kesehariannya. 2.5.3. Tim Pelaksana a. Pimpinan, bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam pelaksanaan program b. Keungan, bertanggung jawab atas aliran dana usaha c. Produksi, bertanggung jawab atas desain produk dan seluruh kegiatan produksi barang. d. Pemasaran, bertanggung jawab untuk promosi dan pemasaran produk.
6
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN Metodologi pelaksanaan dibagi menjadi 2 proses yaitu pra pengirimin proposal dan pasca pengiriman proposal.
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Fakta
Uji Coba Resep
Perencanaan Awal Resep
Evaluasi
Produksi
dan Studi Referensi
Pra pengiriman proposal
Perancangan Rencana Usaha
Perancangan Desain Awal Produk
Pemasaran dan Publikasi
Pasca pengiriman proposal
3.1.dentifikasi Masalah Mengidentifikasi
bahan baku yang kami gunakan dalam
pembuatan “BANANOWNIES” yaitu pisang. Kandungan apa yang terdapat didalam kulit pisang yang digunakan sebagai bahan pembuatan “BANANOWNIES”. 3.2.Pengumpulan Fakta dan Studi Referensi Pengumpulan fakta yang berupa tersedianya limbah kulit pisang yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Studi referensi berupa kandungan yang terdapat di dalam kulit pisang dan cara pengolahannya. 3.3.Perancangan Rencana Usaha dan Keungan Mewujudkan realisasi dari produk “BANANOWNIES” yang
7
berdasarkan perbandingan dari jumlah modal dan laba yang akan dihasilkan pada pembuatan produk. 3.4.Perancangan Desain Awal Produk Yang kami rancang untuk produk “BANANOWNIES” adalah logo untuk produk kami dan pengemasan dari produk kami. 3.5.Perencanaan Resep Produk yang kami produksi harus mempunyai resep untuk pembuatannya. 3.6.Uji Coba Resep Resep yang sudah kami buat, pada tahap ini akan kami coba untuk diproduksi. 3.7.Evaluasi Produk yang telah kami buat melalui uji coba resep akan kami evaluasi hasilnya dan memperbaiki kekurangan yang ada. 3.8.Produksi Setelah dievaluasi, produk yang kami produksi diperbaiki pada tahap ini untuk bisa diproduksi secara massal. 3.9.Pemasaran dan Publikasi Produk “BANANOWNIES” siap dipasarkan dengan strategi pemasaran yang sudah kami jelaskan pada subbab sebelumnya.
8
BAB IV ANGGARAN DANA 4.1 Anggaran Biaya No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) 1. Peralatan penunjang (35,6%) 1.568.000 2. Bahan habis pakai (26,8%) 971.000 3. Perjalanan (4,8%) 240.000 4. Lain-lain: publikasi dan promosi (32,8%) 1.650.000 Jumlah 4.429.000 Tabel 1. Anggaran biaya produk “BANANOWNIES” Analisa biaya modal untuk memulai usaha “BANANOWNIES” dengan rincian sebagai berikut: Produk BANANOWNIES (50 box) Harga jual satuan
= 5.000 =
= 971.000
Total biaya habis pakai 50
Biaya produksi satuan
= 1.942
Keuntungan
= Hasil penjualan – Total biaya produksi = (5.000 x 100) – (1.942 x 100) = 500.000 – 194.200 = 305.800
BEP
= Total biaya produksi / Harga jual satuan = 194.200 / 5.000 = 38 buah
9
LAMPIRAN
1. Bahan Penunjang Material
Justifikasi Pemakaian
Loyang Mixer
Pisau Timbangan Peralatan lain (kompor, oven) Etalase
Untuk meletakkan adonan brownies Untuk menghaluskan dan mencampurkan adonan es krim Untuk memotong bahan Untuk mengukur adonan yang dibutuhkan Untuk memasak adonan brownies Untuk meletakkan brownies yang sudah di pack.
Kuantitas 10
Harga Satuan (Rp) 10.000
Jumlah (RP) 100.000
1
175.000
175.000
2 1
20.000 50.000
40.000 50.000
2
3.000
3.000
1
1.200.000
1.200.000
Harga Satuan (Rp) 100.000 100 10.000
Jumlah (RP) 100.000 50.000 1.500.000
Harga Satuan (Rp) 100.000 100 10.000
Jumlah (RP) 100.000 50.000 1.500.000
2. Transportasi Material Banner Brosur Label box
Justifikasi Pemakaian Media promosi Media promosi Untuk label pada box tempat brownies
Kuantitas 1 500 lbr 150 lbr A3
3. Lain –lain Material Banner Brosur Label box
Justifikasi Pemakaian Media promosi Media promosi Untuk label pada box tempat brownies
Kuantitas 1 500 lbr 150 lbr A3
10
4. Bahan habis pakai
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Kulit pisang
Sebagai bahan tambahan brownies Sebagai bahan dasar pembuatan brownies Sebagai pemanis brownies Sebagai penyeimbang rasa brownies Sebagai penambah rasa brownies Sebagai bahan campuran adonan Sebagai bahan campuran adonan
500 gr
Jumlah (RP) 10.000
1,50 kg
360.000
1,25 kg
480.000
2 bungkus
4.000
6 sachet
12.000
10 sachet
60.000
40 buah
45.000
Tepung Gula pasir Garam dapur Susu mentega Telur
11
DAFTAR PUSTAKA Musliaman, S. 2012. Manfaat Limbah Kulit Pisang. https://ahmadjurnaidi.wordpress.com /2012/10/15/karya-ilmiah-remajapemanfaatan-kulit-pisang-sebagai-bahan-dasar-pembuatan-brownies/. Diakses Tanggal 14 Oktober 2016. Jurnaidi, A. 2012. Pembuatan Brownies Kulit Pisang. http://cuacing.blogspot.co.id/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html. Diakses Tanggal 14 Oktober 2016.
12
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “FIRE EXTINGISHER KUPUNYA, JAGO MERAH TAKLUK DI GENGGAMAN” PENCANANGAN KEGUNAAN FIRE EXTINGISHER SEBAGAI ALAT PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEBAKARAN DI KELURAHAN PACAR KELING KECAMATAN TAMBAKSARI KOTA SURABAYA DALAM UPAYA MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh : Alfie Fahruz Zubaidah 3616100010 Azillatin Qisthian Diny 3616100014 Muhammad Remang Refandi 3616100088 Umbara Sakti Mihardja 3616100050
Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016 Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2016
ii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………..
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….
iv
RINGKASAN ……………………………………………………………………
v
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….
1
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………….. 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………... 1.3 Tujuan ………………………………………………………………………. 1.4 Luaran yang Diharapkan ……………………………………………………. 1.5 Kegunaan …………………………………………………………………….
1 2 2 2 2
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT ………………………………
3
BAB III METODE PELAKSANAAN ………………………………………….
4
3.1 Pembentukan dan Pelatihan Kader Fire Extinguisher ………………………. 3.2 Pemberdayaan Masyarakat dalam Kegiatan Pengantisipasian ……………… 3.3 Alur Pelaksanaan …………………………………………………………….
4 4 5
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………
6
v
Ringkasan Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya merupakan kelurahan dengan luas wilayah 0,70 km2 dan jumlah penduduk 22.904 Jiwa. Kepadatan penduduk di kelurahan Pacar Keling adalah 32.720 Jiwa/km2. (Kecamatan Tambaksari dalam Angka 2015, BPS). Kelurahan Pacar Keling merupakan kelurahan yang terpadat penduduk di kecamatan Tambaksari. Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa kelurahan Pacar Keling merupakan kelurahan terpadat penduduk di kecamatan Tambaksari. Kondisi permukiman di kelurahan Pacar Keling juga memprihatinkan. Banyak rumah terbuat dari papan dan tripleks dengan spasi antar rumah yang sangat sedikit, penataan kabel yang tidak tertata rapi menyebabkan rentan terhadap tegangan arus pendek. Hal-hal tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran di kelurahan Pacar Keling. Dengan disusulkannya progam kreativitas mahasiswa pengabdian kepada masyarakat berjudul “Fire Extinguisher Kupunya, Jago Merah di Genggaman� ini kami mengusulkan trobosan solusi agar masyarakat kelurahan Pacar Keling siap sigap mencegah maupun mengatasi kebakaran. Dalam program ini kami akan mencanangkan kegunaan fire extinguisher secara optimal oleh masyarakat kelurahan Pacar Keling. Bentuk sosialisasinya berupa pengadaan posko-posko darurat kebakaran di setiap titik yang rawan terjadi kebakaran. Di posko tersebut kami akan menjelaskan cara-cara yang dilakukan masyarakat untuk mencegah timbulnya kebakaran, mensosialisasikan cara penggunaan fire extinguisher, manfaat dan kegunaan fire extinguisher, menawarkan fire extinguisher, dan upaya mengatasi jika telah terjadi kebakaran.
Kata Kunci: - Fire Extinguisher - Pengabdian - Masyarakat
- Kelurahan Pacar Keling - Kebakaran - Sosialisasi
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya merupakan Kelurahan dengan luas wilayah 0,70 km2 dan jumlah penduduk 22.904 Jiwa. Kepadatan penduduk di Kelurahan Pacar Keling adalah 32.720 Jiwa/km2 (Kecamatan Tambaksari dalam Angka 2015, BPS). Kelurahan Pacar Keling merupakan Kelurahan yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi di Kecamatan Tambaksari. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi dapat meningkatkan tingkat rawan kebakaran di permukiman tersebut. Sebab wujud bangunan didominasi papan dan tripleks, jarak antar rumah penduduk yang relatif sempit, kondisi listrik di daerah tersebut tidak tertata dengan rapi yang rawan terhadap tegangan arus pendek, serta kurangnya kesadaran dan mawas diri masyarakat Kelurahan Pacar Keling mengenai cara mencegah dan mengatasi terjadinya kebakaran. Sebagian besar masyarakat di Indonesia hanya mengandalkan pemadam kebakaran dalam mengatasi kebakaran, padahal pemadam kebakaran seringmengalami kendala jika dihadapkan pada kebakaran di lokasi yang mempunyai akses jalan yang sempit seperti kebakaran yang terjadi di permukiman Tambora, Jakrta. Untuk itu, diperlukan pelatihan di masyarakat tentang kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran dan penanganan kebakaran dengan fire extinguisher.
Gambar 1.1 Peta Kawasan Rawan Bencana Kebakaran (Sumber: Surabaya.go.id
2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kami di Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Kelompok kami merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambaksari bisa berpotensi kebakaran ? 2. Bagaimana cara agar masyarakat di Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambaksari dapat memahami upaya mengatasi kebakaran yang sering terjadi? 3. Bagaimana cara mensosialisasikan fire extinguisher kepada masyarakat di Kelurahan Pacar Keling Kecamatan TambakSari sebagai alat pertolongan pertama jika terjadi kebakaran?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami penyebab potensi kebakaran di Kelurahan Pacar Keling. 2. Untuk mengedukasi masyarakat cara mengatasi kebakaran di Kelurahan Pacar Keling. 3. Untuk mengetahui dan memahami serta mempraktikkan penggunaan fire extinguisher sebagai alat pertolongan pertama jika terjadi kebakaran di Kelurahan Pacar Keling. 1.4 Luaran yang Diharapkan. 1. Terwujudnya masyarakat yang siap sigap dalam menghadapi kebakaran setelah adanya sosialisasi tentang pengantisipasian dan penanganan kebakaran. 2. Terwujudnya penggunaan fire extinguisher secara optimal setelah dicanangkannya alat tersebut. 1.5 Manfaat 1. Masyarakat di Kelurahan Pacar Keling mengetahui dan memahami penyebab potensi 2. Mengurangi terjadinya kebakaran dan meminimalisasi dampak terjadinya kebakaran di Kecamatan Tambaksari. 3. Mencerdaskan masyarakat Kecamatan Tambaksari akan pentingnya penanganan siap bencana khususnya kebakaran. 4. Dengan adanya perencanaan dicanangkannya Fire extinguisher akan bermanfaat sebagai alat pertolongan pertama saat terjadi kebakaran.
3
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Masyarakat adalah sekumpulan atau sekelompok orang yang hidup di suatu tempat atau wilayah dan berinteraksi dengan lingkungannya. Masyarakat pada umumnya sangatlah peduli terhadap lingkungan sekitar yang di tempatinya dengan tujuan agar mereka nyaman menempati daerah tersebut. Akan tetapi masyarakat kecamatan tambaksari khususnya pacar keling mereka sangatlah acuh terhadap daerahnya, sehingga permukiman yang kumuh, saluran listrik yang tidak beraturan, mereka biarkan begitu saja tanpa adanya usaha untuk membenahinya agar menjadi lebih baik. Jika keadaan ini tetap dibiarkan, dapat dipastikan bencana-bencana seperti kebakaran akan sering terjadi akibat permukiman didaerah tersebut yang bangunannya masih di dominasi oleh bangunan triplex dan akibat konsleting listrik di daerah tersebut. Untuk mencegah dan mengatasi terjadinya kebakaran bukan hanya tanggung jawab dinas pemadam kebakaran, masyarakat secara umum wajib ikut serta untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran terutama dirumah masing-masing. Pada dasarnya proses pemahaman tentang cara menanggulangi terjadinya kebakaran di masyarakat kecamatan tambaksari khususnya pacar keling sangatlah kurang, hal ini dapat mengacu terjadinya kebakaran terus menerus di daerah tersebut. Dengan adanya alat fire extinguisher ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat kecamatan tambaksari khusunya pacar keling dalam memadamkan api. Oleh karena itu perlu adanya sosialisai mengenai alat fire extinguisher ini agar masyarakat tahu manfaat yang bisa di dapat dari alat ini dan setiap rumah di anjurkan untuk memiliki alat fire extinguisher ini agar dapat meminimalisasi proses terjadinya kebakaran di daerah tersebut.
4
BAB 3 METODE PENYELESAIAN MASALAH 3.1. Pemberdayaan Masyarakat dalam Kegiatan Penanganan Kebakaran Kegiatan PKM-M ini diawali dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat kecamatan Tambaksari khusunya Kelurahan Pacar Keling. Untuk menempatkan kegiatan tersebut, akan dibangun posko di setiap RW di Kelurahan Pacar Keling. Masyarakat akan dikumpulkan di posko-posko tersebut dengan tim pelaksana untuk memberikan sosilaisasi tentang materi kegiatan. Adapun materi yang di berikan oleh tim pelaksana berupa: 1. Pengetahuan tentang titik rawan kebakaran pada setiap rumah Masyarakat akan dijelaskan tentang titik rawan yang ada di setiap sisi rumah mereka. Titik-titik rawan tersebut adalah di dapur, di tempat mencuci baju, di kamar tidur, dan ruang keluarga. Kemudian memberikan kesadaran tentang bahaya dari kebakaran 2. Langkah awal dalam menangani kebakaran dengan fire extinguisher Tim pelaksana akan mensimulasikan penanganan saat terjadinya kebakaran, yaitu dengan tidak panik dan mencari lokasi di mana fire extinguisher di letakan, kemudian menggunakan fire extinguisher secara benar agar efektif. 3. Menjelaskan tentang cara menggunakan fire extinguisher Langkah-langkah dalam menggunakan fire extinguisher, yaitu hanya dengan mencabut kunci dari fire extinguisher, mengarahkan selang fire extinguisher ke arah api, dan menekan tuas untuk mengeluarkan gas CO2 dan air. 4. Memberikan penawaran kepada masyarakat agar membeli fire extinguisher Diharapkan seluruh keluarga di Kelurahan mempunyai fire extinguisher di setiap rumahnya minimal 1 fire extinguisher. 3. 1 Pembentukan dan Pelatihan Kader Fire extinguisher Dari pelatihan di posko pemberdayaan tersebut akan dipilih beberapa perwakilan dari setiap RT. Perwakilan tersebut akan diberi tugas untuk mengawasi setiap keluarga di setiap RT tersebut agar jika ada yang kurang jelas saat di pemberdayaan dan saat terjadi kebakaran dapat sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Nantinya perwakilan RT tersebut akan dilatih lebih dalam lagi tentang penenganan kebakaran sekaligus memberikan kesadaran lebih lanjut tentang bahaya dari kebakaran.
5
3. 2 Alur Pelaksanaan
START Tahap Pra Proposal
•Pengumpulan data dan informasi •Survey masyarakat sasaran dan identifikasi masalah
Tahap Persiapan
•Koordinasi dengan Kelurahan setempat terkait perencanaan teknis program •Pembentukan tim pelaksana
Tahap Pemusatan
•Pendekatan dengan warga Kelurahan Pacar Keling
Tahap Implementasi
•Pemberdayaan dan pelatihan masyarakat Kelurahan Pacar Keling •Pembentukan Kader Tiap RT •Koordinasi dan pelaksanaan Program
Tahap Berkelanjutan
•Mengontrol dan evaluasi peranan kader •Mengontrol dan evaluasi pelaksanaan dan pasca sosialisasi
END
6
DAFTAR PUSTAKA
(Kecamatan Tambaksari dalam Angka 2015, BPS) Pressreader.com Surabaya.go.id
DAFTAR PUSTAKA
(Kecamatan Tambaksari dalam angka 2015, BPS) Pressreader.com Surabaya.go.id
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DAMPAK DAN PENYEBAB KESENJANGAN LIFESTYLE PADA MAHASISWA KAMPUS PAAHLAWAN ITS
BIDANG KEGIATAN : PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh : Ikhfadhulhikmy K.B.R
3616100019
Angkatan 2016
Jihan Putri S.
3616100027
Angkatan 2016
Febe Naulisudena M
3616100067
Angkatan 2016
Krisman Nainggolan
3616100103
Angkatan 2016
Devira Fairuz Wibowo
3616100091
Angkatan 2016
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT 1.
Judul Kegiatan :"Dampak dan Penyebab Kesenjangan Lifestyle pada Mahasiswa Kampus Pahlawan ITS" 2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Ikhfadhulhikmy Kurnia Bintang Ramadhan b. NRP : 3615100019 c. Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e. Alamat Rumah/Telp/HP : Dsn Sumbersuko, Ds Bandung, Kec Diwek, Kab Jombang. f. Alamat email : ifadkurnia@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : b. NIDN : c. Alamat Rumah dan No Telp./Hp : 6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : b. Sumber lain : 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan Menyetujui, Surabaya, Oktober 2016 Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
O NIP.
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Ikhfadhulhikmy Kurnia Bintang R) NRP. 3616100053
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
() NIP.
() NIDN.
RINGKASAN
Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen. Kesenjangan mahasiswa diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia di kampus. Kesenjangan mahasiswa dapat terjadi karena adanya keadaan dimana setiap individu mahasiswa tidak memiliki status sosial yang sama, kelas sosial yang sama,dan lingkungan yang sama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif mempunyai katakteristik pokok yaitu mementingkan makna ,konteks dimana proses penelitian lebih bersifat siklus. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada perbedaan latar belakang ekonomi mahasiswa dan pergaulan mahasiswa. Adapun teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dokumentasi berupa kuisioner, observasi, dan Fungsionalis yaitu pengumpulan data melalui lembaga-lembaga yang terkait. Untuk teknik menganalisis data peneliti akan menganalisa perbedaan dan kesamaan di antara data yang dikumpulkan, dan akan menjelaskan hasil pengumpulan data yang paling berguna untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Karya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa untuk melihat serta mengetahui bagaimana kesenjangan sosial antar mahasiswa. Selanjutnya, karya penelitian ini akan dipresentasikan ke dalam forum PWK 2016.
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenjangan adalah suatu keadaan ketidakseimbangan dalam masyarakat setempat yang menimbulkan perbedaan yang mencolok. Gaya hidup adalah adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Kesenjangan gaya hidup ini sering kita temui di sekitar kita, misalnya dalam lingkup belajar di mahasiswa. Sedangkan Mahasiswa adalah orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Dalam kegiatan belajar di kampus atau luar kampus atau kegiatan akademik ataupun non akademik sering kita temui masalah-masalah kesenjangan gaya hidup.
Berdasarkan definisi dan permasalahan di atas, maka kami tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Dampak dan Penyebab Terjadinya Kasus Kesenjangan Lifestyle pada Mahasiswa Kampus Pahlawan ITS� hal ini, untuk mengetahui dampak dan penyebab kesenjangan gaya hidup pelajar. 1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1.2.1 Apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan gaya hidup mahasiswa kampus pahlawan ? 1.2.2 Apa dampak terjadinya kesenjangan gaya hidup mahasiswa kampus pahlawan ? 1.3 Tujuan, Luaran yang diharapkan, dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk :
2
1.3.1.1 Untuk mengetahui penyebab terjadinya kasus kesenjangan gaya hidup yang menimpa mahasiswa Kampus Pahlawan. 1.3.1.2 Untuk mengetahui dampak yang terjadi pada kasus kesenjangan gaya hidup yang menimpa mahasiswa Kampus Pahlawan 1.3.2 Luaran yang diharapkan 1.3.2.1 Hasil yang diharapkan adalah menambahnya wawasan dan informasi yang diterima remaja sehingga bisa secara sadar tereduksinya kesenjangan dalam kehidupan bersama dalam kampus sehingga bisa memunculkan dan menerapkan eksistansi keluarga mahasiswa yang sesungguhnya. 1.3.3 Manfaat Penelitian Dengan mengacu pada rumusan masalah tersebut, penelitian ini bermanfaat
untuk : 1.3.2.1 Agar mahasiswa mengetahui dampak terjadinya kasus kesenjangan gaya hidup yang menimpa mahasiswa kampus pahlawan. 1.3.2.2 Agar pembaca mengetahui penyebab terjadinya kasus kesenjangan gaya hidup mahasiswa kampus pahlawan. 1.3.2.3 Sebagai informasi dan pandangan bagi para remaja agar tidak sampai melakukan hal yang serupa. 1.3.2.4 Merupakan berbagai informasi dan pemikiran yang penting bagi peneliti lain untuk mengkaji masalah yang serupa pada waktu mendatang. 1.3.2.5 Agar mahasiswa mengetahui dampak terjadinya kasus kesenjangan gaya hidup mahasiswa kampus pahlawan. 1.4 Keutamaan Penelitian 1.4.1 Keutamaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan wawasan bagi orang tua dan kalangan mahasiswa tentang penyebab dan dampak dari kesenjangan gaya hidup, sehingga diharapkan dengan kesadaran akan berkurangnya kesenjangan yang terjadi. Terlebihnya yaitu pada mahasiswa tingkat akhir yang akan menuju ke dunia yang lebih luas dan bermasyarakat akan sangat penting mengetahui hal tersebut karena mereka sangat diharapkan bisa menyatu pada masyarakat sehingga bisa berkontribusi dan berpartisipasi secara maximal.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Gaya Hidup Gaya hidup merupakan sebuah rangkaian atau proses sosial panjang yang melibatkan modal, kondisi objektif, habitus, disposisi, praktik, gaya hidup, sistem tanda, dan struktur selera (Yasraf Amir Piliang, dalam Alfathri Adlin 2006: 84). Sebagai makhluk sosial, manusia mendapati dirinya berada dalam lingkungan sosial yang menempatkannya untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam gaya hidup, seseorang memerlukan habitus yang memberinya strategi dan kerangka tingkah laku yang memungkinkannya menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkunganya. Misalnya, mahasiswa dituntut memiliki perwujudan habitus berupa intelektual di lingkungan kampusnya. Apa yang melekat pada diri individu menunjukkan gaya hidup yang ada dalam kehidupannya. Modal yang dimiliki dapat menciptakan gaya hidup yang diinginkannya, juga dipengaruh dari media, status sosial bukan didefenisikan dari kedudukan seseorang dalam kelompok atau kelas sosial, melainkan dari apa yang mereka komsumsi, misalnya, perbedaan hasrat gaya hidup antarkelas sosial maupun kelompok muncul dalam pilihan mengenai hal-hal seperti cara berbusana, cara mengisi waktu luang, dan selera musik memberi tanda mengenai kedudukan dan mempertahankan struktur sosial yang ada sebelumnya. 2.1.2 Definisi Mahasiswa Mahasiswa menurut Sarwono (1978) adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruaan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Sedangkan pengertian mahasiswa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mahasiswa ialah pelajar perguruan tinggi. Di dalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi diantara yang lain. Sebagai orang yang memiliki jenjang tertinggi dari yang lain, mahasiswa memiliki peran yaitu sebagai: 1. Iron Stock yaitu mahasiswa harus bisa menjadi pengganti orang – orang yang memimpin di pemerintahan nantinya, yang berarti mahasiswa akan menjadi generasi penerus untuk memimpin bangsa ini nantinya
2. Agent Of Change, Mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan. Mahasiswa juga sebagai penggerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi, dengan melalui berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mereka miliki. 3. Moral Force yaitu mahasiswa dengan tngkat pendidikannya yang paling tinggi diwajibjan untuk memiliki moral yang baik pula. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. 4. Sosial Control yaitu mahasiswa diharapkan mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan sosial pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan sosial masyarakat ataupun bangsa. 2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Gaya Hidup Mahasiswa Mahasiswa menempati lapisan sosial yang cukup elit, yaitu sebagai golongan terpelajar yang dapat menunjukkan statusnya melalui gaya hidup tertentu. menyinggung tentang gaya hidup mahasiswa Indonesia saat ini. Menurut Hikmat Budiman, 2002: 26. Mahasiswa saat ini adalah, generasi multitasking, sebuah generasi yang tidak lagi terlampau dibebani oleh imperatif-imperatif lama yang menganjurkan pilihan-pilihan terbatas: memilih yang satu berarti harus menolak lainnya; kalau seorang aktivis, otomatis harus mengenal teori-teori Marxis; maka harus antikapitalis sampai ke lubuk hati dan kamar mandi; kalau saya menentang kapitalis saya harus, minimal pada level gagasan, menolak diskotik, musik pop, fashion, handphone, cafĂŠ atau shopping mall. 2.2.2 Kesenjangan Kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir,dan lain-lain. Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang-kurangnya ada dua faktor yang menghambat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Berdasarkan penelitian pokok masalah yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif mempunyai katakteristik pokok yaitu mementingkan makna , konteks dimana proses penelitian lebih bersifat siklus. Dengan demikian mengumpulkan data dan analisis berlangsung secara simultan, lebih mementingkan kedalaman dari pada keluasan penelitian. 3.2.Fokus Penelitian Adapun fokus penelitian yang diteliti yang meliputi : 1. Kesenjangan Gaya Hidup Kesenjangan sosial adalah distribusi yang tidak merata (ketidakadilan dan ketidaksetaraan) yang dialami oleh individu dan kelompok yang dianggap penting dalam suatu masyarakat dan penilaian yang tidak sama dan pengecualian berdasarkan posisi Social dan Gaya hidup. Juga, Hak dan Kewajiban tidak di distribusikan secara merata. Termasuk perbedaan dalam Pendapatan, Pengetahuan, Status sosial dan Kekuasaan bisa memperkuat ketidaksetaraan ini. Kesenjangan social merupakan aspek Relasional, terutama menyangkut status social, factor Relasional berfokus pada kekuatan dan hubungan ketergantungan satu sama lain. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena adanya keadaan dimana kelompok individu dalam sebuah masyarakat tidak memiliki status sosial yang sama, kelas sosial yang sama,dan lingkungan yang sama. Wilayah kesenjangan social dapat dilihat dari perbedaan hak suara, kebebasan berbicara dan berkumpul, sejauh mana hak kekayaan dan akses kependidikan, pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Selain itu juga dapat dilihat dalam kualitas kehidupan keluarga dan lingkungan, pekerjaan, kepuasan kerja, dan akses kredit. Apabila kesenjangan sosial ini terhadap bidang ekonomi terlalu kontras maka dapat menyebabkan perpecahan sosial. 2. Mahasiswa Mahasiswa adalah orang-orang yang ikut serta dalam proses belajar. Menurut Nasution, belajar merupakan kegiatan mengumpulkan dan menambah sejumlah ilmu dan pengetahuan, sedangkan mahasiswa adalah pelakunya. Sedangkan Sudjana mengemukakan pengertian belajar secara lebih jelas, yakni setiap upaya
yang sengaja diciptakan agar terjadi suatu kegiatan yang edukatif antara peserta didik (mahasiswa) dan pendidik (pengajar). Mahasiswa pada dasarnya adalah konsumen dari jasa yang diberikan oleh pengajar. Mahasiswa merupakan aset yang penting bagi suatu negara. Karena generasi mahasiswa adalah bibit-bibit yang harus dikembangkan untuk menjadi generasi yang dapat memajukan agama, nusa dan bangsa. Tak hanya itu, dengan adanya mahasiswa maka pergaulan sosial juga semakin baik. Seorang mahasiswa yang baik seharusnya mampu menempatkan diri dengan baik pula di kalangan masyarakat. Karena sebagai seorang peserta didik, secara tidak langsung pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki juga lebih baik dibandingkan yang lain. Hal ini menuntut agar mahasiswa berperilaku sopan agar dapat ditiru oleh masyarakat lain yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah. 3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dengan judul “Dampak dan Penyebab Terjadinya Kasus Kesenjangan Lifestyle pada Mahasiswa Kampus Pahlawan ITS’’ lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah di Kampus Pahlawan ITS, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya Jawa Timur. 3.4. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada factor-faktor dan dampak terjadinya kesenjangan gaya hidup pada mahasiswa di Kampus Pahlawan. 1. Perbedaan latar belakang ekonomi mahasiswa, perbedaan latar belakang ekonomi merupakan factor utama yang memungkinkan terjadinya kesenjangan gaya hidup pada mahasiswa di Kampus Pahlawan. Mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi yang baik (berkecukupan) biasanya menunjukkan gaya hidup yang cenderung mewah, sebaliknya, mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang (tidak mampu) biasanya menunjukkan gaya hidup yang cenderung sederhana. 2. Pergaulan, pergaulan juga mendukung terjadinya adanya kesenjangan gaya hidup pada mahasiswa di Kampus Pahlawan. Pergaulan biasanya mempengaruhi kebiasaan dan gaya hidup seseorang, dimana ketika kelompoknya memiliki kebiasaan hidup mewah, maka seseorang itu juga akan mengikuti untuk hidup mewah dan demikian sebaliknya. 3. Eklusivitas, Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan di antara kelas sosial tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
4. Etnosentrisme, Etnosentrisme dipahami sebagai mengagungkan kelompok sendiri. Mereka yang berada dalam lifestyle atas akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada lifestyle rendah.
3.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian yang berjudul “Penyebab Terjadinya Kasus Kesenjangan Gaya Hidup Yang Menimpa Mahasiswa di Kampus Pahlawan� peneliti menggunakan Metode wawancara dan menyebarkan kuisioner, peneliti melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner kepada mahasiswa Kampus Pahlawan guna mengetahui tentang penyebab terjadinya kesenjangan gaya hidup. 1. Wawancara, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada mahasiwamahasiswa Kampus Pahlawan yang bergaya hidup mewah, dalam hal ini adalah pemegang peran dalam penelitian ini seperti yang tertera dalam judul di atas. 2. Dokumentasi berupa kuisioner, sebagai data penunjang yang dapat kita lihat secara langsung sehingga hal ini peneliti dan pembaca bisa menarik kesimpulan dari seberapa besar mahasiswa-mahasiswa Kampus Pahlawan yang bergaya hidup mewah. Untuk melengkapi data-data yang peneliti peroleh secara langsung, peneliti juga melengakapinya dengan data-data mahasiswa bergaya hidup mewah di Kampus Pahlawan dari data pendaftaran masuk kuliah. 3. Observasi, selain melakukan wawancara untuk melihat keadaan yang ada di lapangan maka peneliti terjun ke lapangan dengan melihat keadaan nyata yang terjadi pada responden. 4. Fungsionalis, selain melakukan observasi untuk melihat keadaan nyata penulis juga melakukan pengumpulan data melalui lembaga-lembaga yang terkait. 3.6. Teknik Analisa Data Dalam penelitian kualitatif, hubungan antara penelitian dan yang diteliti adalah bersifat interaktif dan tidak dapat dipisahkan ( Moleong, 2009 ), sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang selanjutnya dianalisis. Dalam hubungan dengan pendekatan kualitatif, dan dianalisis secara diskriptif yang membuat peneliti mencari data, menyimpulkan data tanpa harus menunggu terkumpulnya data ( Sonhaji KH,1999 ). Untuk teknik menganalisis data, segala data yang dikumpulkan dari wawancara dan hasil kuisioner, akan Peneliti analisa secara dalam. Peneliti akan menganalisa perbedaan dan kesamaan di antara data yang dikumpulkan, dan akan menjelaskan hasil pengumpulan data yang paling berguna untuk menjawab pertanyaan dalam Rumusan Masalah .
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup http://id.wikipedia.org/wiki/mahasiswa
melisa-rosalia.blogspot.com/2013/05/kesenjangan-sosial-mempengaruhi.html (landasan teori bab 2) http://pdipmkotabandung.blogspot.com/2010/02/pengertian-pelajar.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38513/3/Chapter%20II.pdf http://www.slideshare.net/jesicagrace/pengaruh-gaya-berpakaian-siswasiswismarecista-26422473 afriyaniremaja.blogspot.com https://fachritiar.wordpress.com/tag/pengertian-gaya-hidup/ www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-tata-tertib-sekolah.html id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua id.wikipedia.org/wiki/Sekolah https://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/18/gaya-hidup/ http://www.academicindonesia.com/pengertian-mahasiswa/