Catatan Calon Insinyur Divisi Engineering Sibades HMS ITB

Page 1


PRAKATA SIBADES (Sipil Bangun Desa) merupakan salah satu BSO (Badan Semi Otonom) di Himpunan Mahasiswa Sipil ITB yang fokus pada kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat dan erat sekali kaitannya dengan pembangunan infrastruktur. SIBADES sendiri sudah diadakan sejak tahun 2010 dan baru menjadi BSO pada tahun 2011. Hingga saat ini, SIBADES telah melakukan survei dan konstruksi di berbagai desa di sekitaran Jawa Barat. Tentu banyak sekali cerita dan pengalaman menarik yang dapat dibagikan dari satu kepengurusan ke kepengurusan lainnya, khususnya divisi engineering (nama divisi ini dapat berbeda tiap kepengurusan) atau desain dan proses konstruksi. Berangkat dari keinginan merekapitulasi cerita dan pengalaman dari tahun ke tahun itulah, “Catatan Calon Insinyur” ini dibuat. Catatan Calon Insinyur ini merupakan hasil kolaborasi antara divisi engineering dan divisi survei. Divisi survei bertugas untuk mencari informasi dengan cara wawancara Ketua atau Kadiv Engineering SIBADES yang sebelumnya atau dengan melihat arsip-arsip yang terdapat pada Google Drive HMS. Selanjutnya, divisi engineering akan merekap, merapihkan, dan menyunting informasi-informasi yang didapatkan ke dalam bentuk buku/catatan ini. Catatan Calon Insinyur ini diharapkan dapat menjadi sarana belajar bagi siapapun, terlebih Kadiv Engineering selanjutnya, yang ingin mendesain dan membangun sebuah infrastruktur, supaya dapat mempelajari proses perhitungan, kesalahan-kesalahan, dan saran dari kadiv engineering sebelumnya. Selain itu, Catatan Calon Insinyur ini juga diharapkan dapat menjadi warisan yang terus diturunkan dan dikerjakan (sekaligus dilengkapi) oleh kepengurusan SIBADES selanjutnya. Akhir kata, sesuai dengan tagline SIBADES 2020/2021, teruslah nyalakan peka terhadap kondisi dan orang orang di sekitar kita lalu kobarkan asa untuk mereka.

Bumi Sipil, Februari 2021

Divisi Engineering dan Survey SIBADES 2020/2021 i


DAFTAR ISI PRAKATA.................................................................................................................................. i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii 2010/2011 .................................................................................................................................. 1 2011/2012 Untuk Pendidikan yang Lebih Baik ......................................................................... 4 2012/2013 ................................................................................................................................ 21 2013/2014 Inisiasi GEBRAK Indonesia .................................................................................. 22 2014/2015 Melanjutkan Perjuangan ........................................................................................ 26 2015/2016 ................................................................................................................................ 41 2016/2017 Dari Sekolah Menjadi Jembatan ............................................................................ 42 2017/2018 Urusan Warjabakti Belum Selesai ......................................................................... 49 2018/2019 Uji Coba Divisi Lomba .......................................................................................... 55 2019/2020 Satu Tahun Dua Proyek ......................................................................................... 58

ii


2010/2011 1. Prologue 2. All about the Desa 3. Permasalahan Desa 4. Desain yang ditawarkan Jembatan dengan desain utama Box Culvert

1


5. Perhitungan 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan SIBADES sebagai aksi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pejabat. Dibanding demonstrasi, cenderung berakhir ricuh, dengan penyerapan aspirasi minim. Saat jembatan jadi, kami undang Bupati untuk meresmikan, di acara peresmian, kami sentil beliau dengan aspirasi "Pak Bupati, jembatan di desa ini sudah bagus, tapi jamban dan jalan umumnya masih kondisi mengkhawatirkan". Akhirnya aspirasi didengar, Bupati beberapa bulan kemudian mengucurkan anggaran untuk perbaikan jalan dan jamban. Aspirasi tersampaikan dengan baik tanpa ada demo rusuh, jatuh korban, atau kerusakan. 7. Saran -

Dalam upaya pengabdian masyarakat, HMS diharapkan dapat mengunjungi infrastruktur yang sudah dibangun sekaligus silaturahmi dengan warga. Selain itu, ketika berkunjung dapat sekaligus membantu merawat infrastruktur tersebut, contohnya infrastruktur jembatan yang terakhir dikunjungi memang masih dalam kondisi kokoh namun cat sudah mulai pudar. Hal ini juga supaya karya HMS sustainable dan manfaatnya dapat terus dirasakan masyarakat.

-

Konsultasikan dengan dosen-dosen karena gratis.

-

Tetap berkarya sekecil apapum, dimanapun. Tuangkan teori-teori di kelas menjadi karya nyata di masyarakat. Karena tidak semua masyarakat bisa mengakses pendidikan tinggi seperti kita. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat buat manusia lain.

8. Dokumentasi

2


3


2011/2012 Untuk Pendidikan yang Lebih Baik 1. Prologue Kadiv Engineering - Prabu Adhi Wicaksono / 15008018 “Selama mengikuti SIBADES 2011 ini, saya telah bekerja bersama orang- orang hebat

di bidangnya masing-masing dan saya sangat kagum dengan totalitas mereka semua dalam menjalankan pekerjaannya. Dari sini saya juga belajar pentingnya bekerja dengan determinasi yang tinggi agar tidak mengecewakan orang lain di dalam tim kita. Mengikuti SIBADES membuat saya lebih memahami apa itu artinya dekat dengan masyarakat. Dengan mengikuti SIBADES saya belajar bahwa kerja sosial bukan hanya berarti kita membantu masyarakat dari kesulitannya, melainkan juga kita memberikan harapan pada masyarakat tersebut untuk hidup dalam taraf yang lebih baik. Untuk kedepannya, pastikan seluruh anggota HMS pernah paling tidak mengikuti acara yang dirancang oleh tim SIBADES. Pastikan pembelajaran yang merata bagi setiap anggota HMS, khususnya bagi mereka yang terlibat langsung dengan SIBADES. SIBADES sebisa mungkin dilaksanakan setiap tahunnya, karena disinilah semua arah gerak HMS bersatu, mulai dari kekeluargaan, keprofesian, dan pengabdian masyarakat.” 2. All about the Desa •

Lokasi: Kp. Puncak Raya, Ds. Margaluyu, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Latar Belakang Pemilihan: Parameter kriteria lokasi mencakup kondisi fisik infrastruktur, kondisi sosialekonomi masyarakat, potensi pengaplikasian ilmu ketekniksipilan, keterjangkauan, pemahaman dan kesiapan masyarakat, dan tingkat urgenitasnya. Secara lebih lengkap dapat dilihat di hasil social mapping desa Margaluyu. Namun, alasan utama pemilihan desa yakni pertama, keterjangkauan, karena di kecamatan Pangalengan yang jaraknya relatif dekat dari ITB. Kedua, sekolah di desa tersebut belum masuk prioritas sekolah 4


yang mendapat bantuan dana rehabilitasi dari pemerintah kabupaten dalam tahun anggaran 2012.

No

Aspek

Deskripsi Kondisi

Aspek Tata Pemerintahan 1.

Desa Margaluyu terdiri dari 2 Dusun dan 11 RW atau 10 Kampung. -Gambaran Umum

Kampung Puncak Raya sendiri terdiri dari RW01 dan RW10. Hanya terdapat 5 SD di wilayah Desa Margaluyu.

Aspek Geologi dan Geografis -Topografi -Keadaan tanah -Pemanfaatan Lahan 2.

Perbukitan curam hingga sangat curam (daerah pegunungan). Tanah permeabel dengan warna merah kehitaman dengan kandungan material vulkanik yang tinggi. Pemukiman, lahan hutan, perkebunan dan pertanian, juga peternakan. Akses jalan kurang baik, tanpa pengaspalan. Jarak kampung puncak

-Aksesibilitas

raya ke desa kurang lebih 4 km, sedangkan ke kecamatan kurang lebih 15 km. Gempa Tasikmalaya 2 September 2009 merupakan gempa terbesar

-Sejarah dan Potensi

yang dialami warga dalam rata-rata umur masyarakat (60-80 tahun).

Bencana

Selain itu, kekeringan pun merupakan salah satu bencana yang sering terjadi pada musim kemarau.

Aspek Demografi & Kependudukan Jumlah laki-laki 327 Jiwa. -Jumlah Penduduk

Jumlah perempuan: 295 jiwa. Total Penduduk: 622 Jiwa. a. Petani: 30%.

-Ketenagakerjaan

b. Peternakan: 30%. c. Buruh Tani: 48%. d. Lain-lain: 2%.

3.

Ada ketidakmerataan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebagian -Tingkat Kesejahteraan

masyarakat (terutama pemilik tanah) digolongkan menengah ke atas, sedangkan sebagian lainnya digolongkan menengah ke bawah, dengan pendapatan Rp 12.000 – Rp 15.000 per harinya.

-Kepadatan -Pola Pemukiman -Tambahan

Perbandingan jumlah penduduk per kilometer luas masih kecil (masih terdapat lahan kosong). Pola pemukiman mengikuti sebaran fasilitas umum yang strategis seperti jalan, sumber air, dan ladang. Tingkat kesejahteraan (rinci) dapat dilihat pada aspek ekonomi.

5


Aspek Pendidikan Desa Margaluyu memiliki 5 SD dan 1 SMP (tanpa SMA). Khusus -Sarana Prasarana

untuk Kampung Puncak Raya, terdapat 1 Taman Pendidikan Al-

Pendidikan

Quran. SDN Puncak Raya merupakan satu-satunya sekolah dasar di kampung ini.

-Akses dan Minat terhadap Pendidikan

Akses terhadap pusat pendidikan dapat dinilai cukup jauh. Hal ini berimplikasi terhadap rendahnya minat pendidikan terutama untuk jenjang SMA/Sederajat dan Universitas/Sederajat. Kurang adanya SDM yang mumpuni dan sarana yang memadai, serta

-Kendala Peningkatan Mutu Pendidikan 4.

pemahaman terhadap pentingnya pendidikan di masyarakat dinilai rendah. Tingkat perekonomian masyarakat yang rendah pun menyebabkan sebagian orang tua lebih memilih mempekerjakan anaknya dibanding untuk menyekolahkannya. • Berdasarkan wawancara yang dilakukan, di SDN Puncak Raya juga dibuka kelas kejar Paket (sederajat SMP dan SMA), yang terbuka bagi siapa saja. • SDN Puncak Raya berdiri sekitar tahun 1983/1984, sejak tahun

-Tambahan

1983-2004, dari lulusan SDN Puncak Raya, yang meneruskan ke SMP hanya sekitar 50%, tetapi sejak 2004 sampai dengan sekarang meningkat drastis (mencapai 100%), hal ini dikarenakan adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang memperingan biaya. Akan tetapi yang melanjutkan ke SMA hanya sekitar 10%. • Staff pengajar SDN Puncak Raya: 7 PNS dan 3 Honorer serta 1 penjaga sekolah.

Aspek Ekonomi Terdapat Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai lembaga ekonomi di -Lembaga

Desa Margaluyu. Sedangkan untuk permodalan, khususnya petani,

Ekonomi/Permodalan

lebih memilih tengkulak (berhutang pada Bandar/tengkulak) sebagai sumber permodalan mereka.

5.

-Mata Pencaharian

Petani, Buruh Tani, Industri Rumah Tangga, PNS (Sedikit), Peternak.

-Tingkat Pendapatan

Tidak tentu.

-Kelompok Usaha

Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS), Kelompok Tani.

-Industri Rumah Tangga Pembuatan Kerudung. -Pasar Terdekat

Pasar Pangalengan. • Secara umum, hambatan pengembangan usaha mereka disebabkan

-Tambahan

oleh tiga hal: 1. Metode yang masih tradisional.

6


2. Modal yang terlalu mengikat dan merugikan. Di sisi lain modal yang diberikan pemerintah biasanya melalui proses yang rumit dan lama. 3. Pemasaran dan distribusi yang terbatas, yaitu bagi siapa saja yang tinggal dekat dengan pasar atau koperasi, maka akan dapat dengan mudah memasarkan barangnya. • Beberapa warga pernah berinisiatif membuka koperasi skala kecil, namun terganjal masalah modal dan dana. • Secara ekonomi, sebenarnya masyarakat Desa Margaluyu relatif berkecukupan. Hal ini dapat terlihat dari terdapatnya lapangan pekerjaan dan tingkat pendapatan mayoritas masyarakat yang mencukupi kehidupan sehari-hari. Hal yang menjadi masalah adalah terlalu bergantungnya petani dengan bandar (tengkulak) karena diakibatkan oleh terbatasnya modal yang dimiliki maupun yang diberikan oleh pemerintah sebagai bantuan. Sehingga pada akhirnya hidup mereka akan senantiasa dililit hutang. Hal inilah yang menyebabkan mereka sulit bangkit dari lingkar kemiskinan. Segmentasi Usaha Pertanian/Perkebunan -Jenis

Pertanian: Tomat (mayoritas), kentang, sawi, kol

Komoditas

Perkebunan: Teh (milik pemerintah). 2-3 kali tanam per tahun tergantung dari jenis hasil pertaniannya.

-Pola Tanam

Sistem yang digunakan adalah sistem tumpang sari, yaitu dalam 1 lahan ditanami oleh komoditas yang berbeda masa panennya, sehingga diharapkan hasil panen akan berkelanjutan.

5a. -Kelembagaan

Kelompok Tani (tidak berjalan serta manfaatnya tidak tersebar merata bagi masyarakat tani). Tergantung kelas petani (4-30 ton) dengan harga bervariasi tergantung

-Nilai Produksi

harga pasar serta pengumpulan hasil produksi ke bandar (bermitra dengan bandar).

-Pengairan

Air hujan (musim hujan) dan waduk (musim kemarau).

7


Jenis komoditas yang ada di sini adalah terutama adalah sayuran seperti tomat (mayoritas), kentang, sawi dan kol dengan memakai alatalat bercocok tanam yang masih tradisional dan 2-3 kali tanam per tahun secara bergantian dengan sistem tumpang sari. Kelembagaan yang masih ada hingga sekarang adalah kelompok tani namun kurang berjalan dengan baik. Dulu selain kelompok tani ada juga koperasi tani namun karena sering bermasalah dengan pengembalian modal (karena hasil tani yang tidak menentu) yang dipinjam tani akhirnya koperasi -Tambahan

tidak berjalan. Nilai produksi sangat bergantung dari kelas petani dan harga pasar yang tergantung dari cuaca dan kualitas hasil produksi. Sistem pengairan menggunakan sistem tadah hujan yang pengairannya tergantung pada air hujan. Sedangkan pada musim kemarau, pengairan berasal dari air waduk yang dihisap dengan menggunakan alat kecil. Dulu sempat ada penyuluhan pertanian lapangan (PPL) tapi hingga saat ini kegiatan yang dilakukan sangat sedikit dan tidak berjalan. Petani di sekitar desa (±40 petani) pernah diberikan bantuan oleh pemerintah melalui program PNPM mandiri pada tahun 2008.

5b.

Perikanan/Kelautan -Jenis Usaha

Tidak ada, hanya konsumsi sehari-hari.

Peternakan -Jenis Ternak yang Dipelihara

5c.

Sapi dan ayam (kegemaran, bukan untuk usaha).

-Manajemen

Kandang individu dengan pakan rumput segar (konsumsi utama) dan

Pemeliharaan

ditambah dengan konsentrat agar susu yang dihasilkan lebih

Ternak

berkualitas.

-Penggunaan Teknologi dan Inovasi Dalam Budidaya

Pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas (kendala: alat rusak, pengawasan, serta perawatan).

Ternak -Tingkat Produksi dan Pemasaran

Skala kecil/industri rumah tangga, pengumpulan ternak ke bandar ternak.

Lainnya 5d.

-Kepariwisataan

Situ Cipanunjang (belum dimanfaatkan sebagai lahan pariwisata) dan Situ Cileunca.

Aspek Kesehatan 6.

Puskesmas yang letaknya cukup jauh, Bidan yang letaknya cukup -Kelembagaan

dekat, dan Posyandu sementara yang diadakan tiap waktu tertentu (Posyandu permanen letaknya cukup jauh).

8


-Program KB

Berjalan dengan baik.

-Penyakit Umum

Diare dan penyakit kulit.

-Kesehatan Lingkungan

Terdapat kegiatan bersih-bersih (gotong royong) setiap Jumat. Sampah dalam jumlah kecil biasa dibakar begitu saja, jika tidak warga

-Pengelolaan Sampah

akan membuangnya ke TPS. Namun karena letaknya cukup jauh, warga biasa membakarnya. Tidak ada aliran air ledeng dari PDAM. Masyarakat mengandalkan air

-Ketersediaan Air

sumur untuk keperluan mandi dan sumber air baku. Pada musim

Bersih

kemarau, sebagian sumur dikatakan mengering sehingga warga harus mengangkut air dari sumber mata air terdekat. Kesadaran akan perilaku hidup sehat, terutama mengenai pentingnya penggunaan air bersih untuk kebutuhan baku masih minim. Di

-Permasalahan

samping juga masih ada sebagian warga yang kesulitan untuk mengakses air bersih untuk keperluan hidupnya saat musim kemarau. Hal ini menyebabkan banyaknya kasus diare dan penyakit kulit yang terjadi di masyarakat.

Aspek Sosial Budaya Karang Taruna dan DKM, kedua-duanya kurang berjalan. Hanya waktu-waktu tertentu (acara seremonial) kedua lembaga itu berjalan. -Kelembagaan

Persatuan sepakbola non-kelembagaan lebih hidup di kalangan remaja di daerah tersebut dibandingkan karang tarunanya. Sehingga dapat disimpulkan, keinginan untuk berserikat masyarakat di sana sangat kurang.

7.

-Kehidupan Beragama

100% beragama Islam. Berkomunikasi cukup baik. Namun hal ini tidak banyak diwujudkan

-Interaksi Sosial

dalam acara seremonial yang biasa melibatkan interaksi sosial.

Masyarakat

Sebagian narasumber berpendapat, alasan ekonomi menjadi salah satu penyebabnya tidak banyak diadakan acara seremonial.

-Gotong Royong -Kebudayaan

Panggung 17 Agustus, kerja bakti tiap Jumat, Shalat Ied bersama di lapangan terbuka, serta pertandingan sepakbola. Tidak ada hal yang khusus.

3. Permasalahan Desa Terdapat 3 (tiga) ruang kelas SDN Puncak Raya yang ambruk akibat gempa bumi 2 September 2009 dengan kekuatan 7,3 SR sejauh 142 km Barat Daya Tasikmalaya pada kedalaman 32 km, bersama dengan 64 bangunan sekolah dasar lainnya (data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung) di Kecamatan Pangalengan. Sampai sebelum rekonstruksi 9


dimulai, bangunan sekolah masih menggunakan bangunan darurat sementara dari bambu. Pemerintah kabupaten pun belum memasukkan sekolah ini dalam prioritas sekolah yang mendapat bantuan rehabilitasi dalam tahun anggaran 2012. Kondisi infrastruktur sekolah yang buruk ini secara nyata berdampak pada menurunnya kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan minat warga setempat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah ini.

4. Desain yang ditawarkan

a. Ruang Lingkup Pembangunan: •

3 ruang kelas baru (7 m x 7 m x 3,5 m).

2 WC/Toilet (1,5 m x 1,5 m x 3 m).

1 gudang (3 m x 3 m x 3,2 m).

Septic Tank (2 m x 2 m x 3 m-kedalaman).

Paving Block (300 m2).

b. Arsitektural (Kesan Gedung Program Studi Teknik Sipil ITB): •

Desain kusen pintu & jendela.

Penggunaan material baru tempel dan keramik lantai.

Pengecatan tampak eksterior & interior. 10


c. Struktural: •

Material utama beton bertulang.

Mengacu pada peraturan SNI 03-2847-2002 (Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung) & SNI 03-1726-2002 (Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung).

Didesain pada zona 4 - tanah lunak dengan percepatan tanah 0,2 g.

Menggunakan beton mutu K-200 (19,5 MPa).

Menggunakan tulangan baja ulir dan sengkang BJTD 40 ф10,13,16 dan BJTP 24 D8.

Menggunakan pondasi tapak dan pondasi menerus (dimensi tapak 1020 mm x 1020 mm, kedalaman pondasi 1,2 m).

Menggunakan sistem struktur portal (dimensi sloof 120mm x 160mm, kolom 150mm x 150mm, balok 120mm x 150mm) berdasarkan SPRMM - Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah.

Detailing sambungan dan panjang penyaluran pada joint.

Dalam perencanaannya, digunakan material konvensional yang dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan masyarakat. Harapannya, masyarakat dapat dengan mudah mengaplikasikan struktur bangunan tahan gempa pada kegiatan rehabilitasi dan atau rekonstruksi bangunan rumah tinggal masing-masing pasca bencana gempa. Perlu digaris bawahi beberapa aspek penting yang harus diperhatikan: 1) Sambungan antar-elemen struktural. Pada dasarnya, bangunan yang kuat menahan beban gempa haruslah kaku antar-elemen strukturalnya dan sambungan-sambungannya, baik antara pondasi-kolom, kolom-balok, balok-atap, maupun kolom-dinding. Untuk memastikan suatu elemen tersambung baik satu sama lain, dalam tataran teknis pelaksanaan konstruksi di lapangan, diperlukan metode penyambungan menggunakan angkur besi dengan panjang penyaluran yang memenuhi kaidah yang berlaku. 2) Beban gempa memberikan gaya dalam berupa gaya geser yang besar pada elemen kolom, sehingga penggunaan sengkang sebagai tulangan geser maupun pengekang, mutlak diperlukan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dalam desain bangunan ini, tulangan longitudinal digunakan menerus untuk memenuhi kaidah SRPMM (Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah) dan perlu perhatian khusus dalam hal detailingnya. 11


3) Memenuhi standar mutu material. Dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan, kualitas material adalah hal utama. Perlu identifikasi dan perlakuan khusus agar material bangunan yang digunakan sesuai dengan performa yang diinginkan. Secara filosofis, bangunan ini didesain untuk mampu menahan gempa sedang (gempa rata-rata yang sering terjadi). Artinya, pada saat terjadi gempa, elemen arsitektural diizinkan rusak (seperti retak pada dinding), tetapi elemen struktural tidak boleh mengalami kerusakan (plastifikasi, hancur pada daerah sambungan balok-kolom). Sehingga, setelah gempa terjadi, bangunan dapat digunakan kembali untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara normal. 5. Perhitungan Untuk tahapan perhitungan yang dilakukan pada proses desain konstruksi dapat dilihat pada QR Code berikut ini.

Sedangkan untuk dokumen yang lainnya seperti buku putih dan laporan pertanggung jawaban, dapat diakses dengan link berikut. Bit.ly/SIBADES11 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan Terjadi peristiwa tindakan pemukulan rombongan survei saat perjalanan pulang oleh geng motor di jalan raya Pangalengan. Kasus ini kemudian diselesaikan melalui jalan damai dengan pencabutan gugatan oleh korban (Girindra Patmono & M. Miftah Farid – HMS ‘08) dan penandatanganan surat keterangan dari pihak kepolisian Polsek Pangalengan dengan pihak keluarga tersangka pada Sabtu, 30 April 2011. Selain kejadian di atas, beberapa permasalahan atau kendala yang dialami dalam proses perancangannya yaitu sebagai berikut. 12


1. Peran mahasiswa dalam tahap pelaksanaan konstruksi adalah sebagai pengawas konstruksi, yang dilakukan melalui metode pengawasan harian (via telepon) dan pengawasan mingguan (survei mingguan). Pengawasan harian kurang efektif dilakukan untuk mengetahui kualitas hasil pekerjaan, produktivitas kerja, dan kesesuaian pelaksanaan dengan hasil briefing mingguan, tetapi cukup baik dilakukan dalam mengontrol kuantitas hasil pekerjaan untuk mengetahui progres konstruksi harian. Pengawasan mingguan meliputi briefing pekerja yang meliputi evaluasi pekerjaan mingguan (kualitas & kuantitas hasil pekerjaan), rencana pekerjaan mingguan, pengadaan kebutuhan alat & material, dan pembayaran upah pekerja; inventarisasi alat & material dan pembuatan laporan mingguan untuk pengawas lapangan dari pihak PTPN VIII (Persero). 2. Mekanisme pemesanan material seharusnya dilakukan setiap minggu oleh divisi akomodasi untuk rencana pekerjaan selama 1 (satu) minggu ke depan, dengan volume pekerjaan yang sudah diestimasi oleh Divisi Engineering. Pada kenyataannya, memperkirakan jumlah kebutuhan material mingguan ternyata sangat sulit dilakukan, karena mahasiswa belum memiliki pengalaman lapangan dalam konstruksi. Pada akhirnya, penetapan volume material dikoordinasikan langsung oleh panitia lokal warga dengan pemasok material yang selalu siap memenuhi kebutuhan di lapangan. Selain dalam hal pengadaan material, panitia lokal warga juga sangat berperan besar dalam hal inventarisasi alat & material untuk mengontrol keluar- masuknya material dari gudang ke lapangan. 3. Keterlambatan konstruksi terjadi karena beberapa hal, yaitu: a. Estimasi urutan & durasi pekerjaan yang buruk. Pekerja mengira bahwa bangunan sekolah akan dibuat dengan struktur seperti bangunan sederhana pada umumnya. Ternyata pada kenyataannya, desain struktur sekolah yang akan dibuat jauh lebih rumit, terutama dalam hal pondasi, detailing pembesian, dan finishing. Kesalahan yang dilakukan mahasiswa adalah keterlambatan penyelesaian gambar kerja bangunan selama tahap perancangan, sehingga tidak dapat dijelaskan dengan lebih rinci mengenai bangunan yang akan dibuat kepada para pekerja pada saat memasuki tahap pelaksanaan. Untuk selanjutnya, sangat disarankan untuk secepatnya menyelesaikan desain bangunan, agar panitia dapat menjelaskan bobot pekerjaan dengan komprehensif kepada para pekerja sebelum pekerjaan dimulai. 13


b. Tingkat kesulitan beberapa pekerjaan: Pembesian ulir pada pekerjaan tulangan pondasi tapak, sloof, kolom, balok anak, balok ring, dan gununggunung; detailing sengkang; dan pekerjaan acian dalam kondisi cuaca hujan dan lembab membutuhkan waktu yang lama untuk kering. c. Penambahan paket pekerjaan: Pekerjaan atap koridor kelas, batu tempel (arsitektural bangunan), septic tank, dan paving block halaman sekolah. Total waktu keterlambatan mencapai 5 (lima) minggu, walaupun sudah pernah dilakukan penambahan waktu kerja dari 6 hari menjadi 7 hari dalam seminggu pada pekan ke-7 dan penambahan jumlah pekerja dari 9 menjadi 11 orang pada pekan ke-8 sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja. 4. Dalam hal pengadaan tenaga kerja, perlu diperhatikan kualitas tukang dengan melihat kualitas bangunan yang pernah dibuat, sebisa mungkin gunakan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal. Hal ini akan memberikan keuntungan sosial tersendiri, dimana para pekerja memperoleh transfer knowledge berupa pengalaman dan pengetahuan praktis untuk membangun struktur tahan gempa sehingga bisa mereka aplikasikan dalam membangun rumah para penduduk desa nantinya. Selain itu, penggunaan tenaga kerja lokal akan menghemat biaya akomodasi dan transportasi tukang. Dengan negosiasi yang baik, hal ini juga dapat mengurangi besarnya pengeluaran untuk upah pekerja. 5. Beberapa keberjalanan kegiatan mengalami gangguan akibat cuaca yang kurang mendukung (hujan). Untuk kegiatan berikutnya, disarankan untuk dijadwalkan dan diadakan di selain “bulan hujan” atau melakukan beberapa tindakan preventif terhadap hujan.

7. Saran Peran masyarakat (dalam hal ini panitia lokal warga) dalam tahap pelaksanaan konstruksi adalah sebagai perpanjangan tangan mahasiswa untuk membantu kegiatan pengawasan pekerjaan harian dengan mendata setiap item pekerjaan yang dilakukan. Untuk selanjutnya, dirasa panitia warga lokal dapat dilibatkan lebih jauh dalam menghitung volume pekerjaan harian. Selain itu, panitia lokal warga juga berperan dalam menggerakkan seluruh masyarakat untuk membantu pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan melalui kegiatan kerja bakti pada saat pekerjaan pembersihan lahan dan penyiapan gudang,

14


mobilisasi material, pemasangan genteng, pemasangan paving block, pemindahan tanah, pengecatan dinding, dan penataan halaman sekolah. 8. Dokumentasi (Survei SDN Puncak Raya)

(Masa Rekonstruksi SDN Puncak Raya)

15


(Hasil Akhir Rekonstruksi SDN Puncak Raya)

(Seminar Rakyat & ‘Idul Adha)

16


(Kerja Sosial)

17


(Seminar & LokaKarya)

(Survei Pemetaan Lokasi)

(Anugerah Inovasi Jawa Barat - AIJB 2011)

18


(Pembentukan Panitia Warga Lokal)

(Tinjauan Lapangan Direksi PTPN VIII & Rektor ITB)

(Penandatanganan Prasasti SDN Puncak Raya)

19


20


2012/2013 1. Prologue 2. All about the Desa 3. Permasalahan Desa 4. Desain yang ditawarkan 5. Perhitungan 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan 7. Saran 8. Dokumentasi

21


2013/2014 Inisiasi GEBRAK Indonesia 1. Prologue Kadiv Pengendalian Proyek : Eyrton C. Silaban (15010123) Pada tahun 2013, HMS (Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil) ITB menginisiasi terbentuknya Gebrak Indonesia (Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia) bersama Kabinet KM (Keluarga Mahasiswa) ITB. Gebrak Indonesia memiliki visi "Terwujudnya masyarakat yang mandiri melalui proses pengembangan masyarakat yang sinergis". Melalui Gebrak Indonesia, Masyarakat dianggap sebagai 'subjek' bukan sebagai 'objek', masyarakat turut berperan aktif dalam pembangunan serta menjadikan masyarakat itu sendiri sebagai agent of change bagi masyarakat lainnya. Gebrak Indonesia ini merupakan kolaborasi dari berbagai lembaga di ITB yang terkait mengenai pengabdian masyarakat. Lembaga-lembaga yang berperan dalam Gebrak Indonesia ini adalah Kementerian Pengabdian Masyarakat Kabinet KM ITB, Sibades HMS ITB, Satoe Indonesia, Fardes HMF (Himpunan Mahasiswa Faramasi ) ITB, dan Desa.In Desain Produk ITB. Lembaga-lembaga ini berperan sesuai dengan keahliannya masingmasing, misalnya HMS berperan dalam pembangunan infrastruktur, HMF berperan dalam kesehatan lingkungan, dan Satoe Indonesia berperan dalam pengembangan kewirausahaan, dan lain-lain. 2. All about the Desa Desa Warjabakti, Kecamatan Cimaung, Bandung merupakan desa tempat tim Gebrak Indonesia akan mewujudkan visinya. Banyak parameter yang dipertimbangkan sebelum tim Gebrak Indonesia memilih Desa Warjabakti karena tujuan dari Gebrak Indonesia adalah 'menyentuh' berbagai sektor di masyarakat. Hal-hal yang dipertimbangkan adalah demografi, infrastruktur, keadaan ekonomi warga, pendidikan, wilayah, dan yang paling penting adalah potensi yang dapat dikembangkan di desa tersebut agar menjadi desa yang mandiri. 3. Permasalahan Desa Permasalahan Desa Warjabakti yang coba ditangani oleh tim Sibades adalah yang berada pada koridor infrastruktur, dimana diperoleh kondisi di lapangan bahwa terjadi 22


permasalahan irigasi pada sawah sawah di desa tersebut, yakni kurangnya suplai air yang konsisten sehingga saluran irigasi cepat kering dan mengakibatkan permasalahan pada pertanian petani di Desa Warjabakti. Permalahan lain di bidang infratruktur yang kurang memadai di Desa Warjabakti, seperti sistem perpipaan air bersih, tidak adanya SMP di sekitar desa, kondisi jalan yang masih buruk, jembatan-jembatan yang rusak dan masih banyak lagi. Sedangkan permaslahan lain seperti di bidang kewirasuahan dan kesehatan lingkungan ditangani oleh lembaga lain seperti HMF ITB dan Satoe Indonesia, dan Desa.In Desain Produk ITB. 4. Desain yang ditawarkan Pada tahun ini, terjadi kendala pada tahap survei desa, dimana data infrastuktur yang dibutuhkan belum dapat disediakan oleh tim antropolog yang ditugaskan untuk melakukan survei desa hingga bulan Desember 2013. Hal ini menyebabkan desain infrastruktur beserta perhitungan belum dapat dilakukan oleh Tim Sibades ITB. Namun, disisi lain terdapat modul panduan manajemen konstruksi yang telah disusun sebagai acuan pelaksanaan konstruksi. Modul ini berisi petunjuk dan SOP sederhana dalam melakukan manajemen konstruksi yang disusun oleh ketiga koordinator (koordinator pengendalian proyek, koordinator pelaksana, koordinator pengawasan proyek) yang disatukan dalam satu modul. Modul Panduan manajemen Konstruksi yang telah disusun dapat dilihat pada link berikut.

http://bit.ly/SIBADES13 5. Perhitungan Desain konstruksi pada SIBADES 2013 ini gagal terlaksana karena hasil survei desa yang baru selesai pada bulan Desember 2013 jadi tidak sempat dilakukan. 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan Dilakukan perekrutan antropolog untuk melakukan social mapping sehingga dapat menghasilkan kajian yang baik, objektif dan menggambarakan kondisi aktual, namun 23


terdapat kendala karena kesulitan mencari antropolog dan jika ada biaya sangatlah besar mencapai 60-80 juta dalam 1 bulan, hal ini mengakibatkan social mapping baru bisa dilakukan 3 minggu setelah desa terpilih. Ahirnya antropolog didapatkan secara gratis oleh lembaga Satoe Indonesia pusat. Masih banyak masyarakat desa yang mengira bahwa Sibades datang dengan membawa banyak uang untuk perbaikan desa mereka, hal ini menyebabkan ada beberapa oknum yang berpikir untuk mengambil keuntungan dari keberadaan mahasiswa yang datang kesini, padahal tujuan utama dari kegiatan ini adalah masayarakat sendiri yang harus ikut turun dan mengerjakan perbaikan untuk desa mereka dimana Sibades/Gebrak hanya sebagai fasilitator untuk mencapai perubahan tersebut. 7. Saran Diharapkan konsep pengabdian masyarakat yang coba dilakukan memperhatikan pengembangan masyarakat kedepannya (community development) sehingga masyarakat menjadi mandiri dalam beberapa tahun kedepan dan mampu menyelesaikan permasalahan mereka sendiri. Hal ini penting untuk tidak hanya memberikan masyarakat bantuan yang dirasakan masyarakatnya dalam jangka pendek, namun juga bisa memberdayakan masyarakat itu sendiri sehingga memiliki kemampuan/keterampilan untuk menghadapi tantangan dan permasalahan yang akan datang. 8. Dokumentasi

24


25


2014/2015 Melanjutkan Perjuangan 1. Prologue Kadiv Infrastruktur : Boper Danto P. (15011096) Ini merupakan tahun kedua bagi kepengurusan SIBADES HMS ITB untuk melanjutkan tahap perancangan program kerja yang telah dijalin bersama beberapa Lembaga kemahasiswaan di ITB dalam sebuah Gerakan community development bernama Gebrak Indonesia (GI). Gerakan ini memiliki visi dalam mewujudkan masyarakat mandiri melalui proses pegembangan masyarakat yang sinergis. Untuk mewujudkan visi ersebut secara optimal, dibutuhkan waktu hingga lima tahun. Ditahun pertama yaitu tahun 2013, SIBADES bersama GI berhasil melakukan survei pemilihan desa binaan dan penyusunan masterplan berdasarkan social mapping yang dilaksanakan di desa binaan terpilih, yaitu Desa Warjabakti, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ditahun kedua ini, SIBADES HMS ITB memutuskan untuk melanjutkan Gerakan kolaborasi sebagai sarana dalam mewujudkan dan menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat bagi masyarakat. SIBADES HMS ITB melalui GI diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk berkontribusi dalam pengembangan masyarakat masyarakat. Dari hasil survei yang dilakukan pada 2013, diharapkan di pengurusan SIBADES HMS ITB 2014 mampu mewujudkan sebuah karya dalam sektor infrastruktur yang mampu menunjang keberjalanan kehidupan masyarakat. 2. All about the Desa Desa Warjabakti merupakan salah satu desa di kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desa ini sendiri merupakan desa pemekaran dari Desa Cikalong, Kecamatan Cimaung yang terjadi pada tahun 2008 serta memiliki luas 610 ha. Secara admisnistratif, Desa Warjabakti terbagi ke dalam empat dusun, akan tetapi secara administratif yang lebih muncul adalah batas sosial budaya berbentuk kampung (melebur jadi satu). Wilayah tersebut dibatasi oleh beberapa daerah sebagai berikut: Sebelah utara

: Desa Cikalong Kecamatan Cimaung

Sebelah timur

: Desa Mekarsari Kecamatan Cimaung 26


Sebelah selatan

: Desa Tribakti Mulya Kecamatan Cimaung

Sebelah barat

: Desa Lamajang Kecamatan Pengalengan

Berdasarkan laporan data Pos KB Desa Warjabakti per November 2013, Desa Warjabakti berpenduduk sebanyak 2705 orang laki-laki dan 2559 orang perempuan serta berjumlah 1591 Kepala Keluarga yang semuanya beragama Islam dan mayoritas penduduknya berasal dari etnis Sunda. Desa Warjabakti sendiri berjarak 5,35 Km dari Kantor Kecamatan Cimaung dan 19,68 Km dari Kantor Kabupaten Bandung. Tingkat kepadatan penduduk Warjabakti didasarkan pada perhitungan demografis jumlah penduduk dibagi luas wilayah desa sebesar ± 646 jiwa/km2. Didasarkan pada data tersebut, tingkat kepadatan di Desa Warjabakti relatif rendah. Hal tersebut juga sebanding dengan mobiitas penduduk Warjabakti yang cenderung rendah dan permanen. Ini dibuktikan dengan cukup banyaknya masyarakat yang bekerja di daerah ini baik sebagai petani dan buruh tani serta peternak. Hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk Desa Warjabakti berpindah ke daerah lain dalam jangka waktu tertentu dengan frekuensi yang relative lama bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sekalipun. Berdasarkan hasil survei pada tahun 2013, Desa Warjabakti tidak memiliki infrastruktur pasar, warga yang ingin kebutuhan hidupnya sehari-hari lebih memilih belanja di warung-warung terdekat, dan apabila ingin belanja ke pasar, mereka akan pergi ke pasar Banjaran yang membutuhkan ongkos sampai Rp 30.000,- sekali belanja. Isu Pendidikan di Desa Warjabakti adalah relatif vital dan cukup memprihatnkan dibandingkan desa-desa lainnya di kecamatan Cimaung, Kabupaten bandung dalam area lokasi survei. Program wajib belajar Sembilan tahun yang sudah digulirkan oleh pemerintah pusat sejak 1990-an memang secara nyata di aktualisasikan dalam Pendidikan di Desa Warjabakti, sehingga praktis taraf pendidikan secara umum pada masyarakat Desa Warjabakti cukup mengandalkan taraf SMP. Dari segi infrastruktur di bidang pendidikan yang ada di Warjabakti umumnya masih terbatas pada sekolah tingkat SD. Sehingga ungkapan bahwa masih tingginya angka putus sekolah di Desa Warjabakti merupakan sesuatu yang lumrah. Dari segi infrastruktur Kesehatan yang ada di Desa Warjabakti bisa teridentifiksi dari program Posyandu yang telah bergulir sejak puluhan tahun lalu dan merupakan program pemerintahan pusat yang berhasil menjadi suatu program yang bergulir secara terus menerus yang bertujuan untuk melayani Kesehatan masyarakat khususnya untuk ibu dan bayi. Kegiatan posyandu di desa tersebut diselenggarakan setiap bulan pada minggu ke-1, ke-2, dan ke-3. Posyandu di desa tersebut diberi nama “Melati”. Kegiatan posyandu rutin yang 27


dilakukan antara lain: penimbangan bayi, imunisasi, periksa kehamilan, vaksinasi, dan penyuluhan KB. Biaya yang ada untuk program posyandu ini berasal dari anggaran pemerintah pusat yang disalurkan melalui Puskesmas dan juga perintah desa setempat. 3. Permasalahan Desa Berdasarkan survei besar dan juga survei dari SIBADES periode sebelumnya didapatkan bahwa ada 3 opsi infrastruktur yang akan dibangun yaitu MCK, Saluran Air Bersih, dan sarana pendidikan berupa gedung SMP. Namun terkait dengan berbagai keterbatasan maka harus dipilih salah satu opsi yang menjadi prioritas pembangunan. Untuk itu maka harus dipilih salah satu opsi yang menjadi prioritas pembangunan. Untuk itu maka dilakuka survei untuk menentukan kebutuhan dan juga minat terbesar dari warga desa terhadap ketiga opsi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga desa dan juga tokoh didesa tersebut, maka didapatkan data mengenai kebutuhan dan minat tertinggi warga desa adalah pemenuhan kebutuhan air bersih dan MCK. Berikut adalah hasil survei mengenai pembobotan dari beberapa alternatif yang ditawarkan: Prioritas Kebutuhan Minat warga terhadap infrastruktur Air Sekolah MCK Air Sekolah MCK 1 2 1 3 1 2 3 baik 2 3 2 1 3 2 1 Buruk 3 1 3 2 1 2 3 baik 4 3 2 1 3 1 2 buruk 5 2 1 3 3 2 1 buruk 6 1 3 2 2 3 1 baik 7 2 3 1 2 3 1 cukup 8 2 3 1 2 3 1 cukup 9 2 3 1 3 2 1 buruk 10 3 1 2 3 2 1 buruk 11 1 2 3 1 2 3 baik 12 1 2 3 1 2 3 baik 13 3 1 2 2 1 3 cukup Total 26 27 25 27 27 24 keterangan: 3 adalah nilai tertinggi dan 1 terendah RW

MCK

Kondisi Air baik baik buruk baik cukup cukup buruk buruk buruk buruk buruk cukup buruk

Sekolah jauh jauh jauh jauh jauh jauh jauh jauh jauh jauh jauh jauh jauh

4. Desain yang ditawarkan Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Sibades melakukan pendesainan sebuah bangunan penampung air dan MCK di RW 06 dan RW 08 Desa Warjabakti berdasarkan hasil survei berdasarkan prioritas yang lebih membutuhkan, sehingga aliran suplai air irigasi dapat dijaga lebih teratur 28


Shop Drawing Penangkap Air

Shop Drawing Pondasi 29


Shop Drawing 3D Penangkap Air

Shop Drawing Bird Eye 30


5. Perhitungan Tahapan kegiatan secara umum dibagi seperti dibawah ini: - Perhitungan Head loss - Perhitungan ukuran bak tampungan yang akan digunakan - Detailing bangunan penangkap mata air - Penyusunan jadwal konstruksi - Perhitungan RAB Adapun hasil perhitungan yang didapatkan adalah sebagai berikut: 31


- Perhitungan head loss dilakukan seperti pada pelajaran Mekanika fluida dan Hidrologi. Head loss merupakan kehilangan tinggi tekan yang terjadi pada fluida akibat adanya beberapa faktor, yaitu penyempitan saluran, perluasan saluran, tikungan dan juga gesekan pada pipa. Selain itu pada kasus perhitungan head loss kali ini terdapat tanjakan yang harus diperhitungkan dan membuat kehilangan tinggi tekan air semakin besar. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝜀𝜀 2,51 𝐷𝐷 � = −2,0 log � + 3,7 𝑅𝑅𝑅𝑅�𝑓𝑓 �𝑓𝑓 1

Dan perhitungan friction factor dengan diagram Moody,

Didapatkan hasil sebagai berikut: kehilangan tinggi tekan akibat gesekan

= 4,15 meter

Kehilangan tinggi tekan akibat minor loss

= 0,35 meter

tanjakan yang harus dilalui oleh air

= 30,53 meter

total energi pompa yang dibutuhkan

= 35,04 meter

sehingga dengan demikian dipilih pompa SHIMIZU PS- 226 BIT yang memiliki energi head hingga 40 meter. Dengan menggunakan spesifikasi ini maka dapat dilakukan perhitungan untuk biaya operasi dan maintenance tiap bulannya. Daya Pompa SHIMIZU PS- 226 BIT =200 watt Harga listrik per KWH

=864 rupiah

Asumsi penggunaan perhari

= 14 jam 32


Maka biaya perbulan untuk pompa 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 =

200𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 ∗ 𝑅𝑅𝑅𝑅. 864 ∗ 14 ∗ 2 ∗ 31ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 = 𝑅𝑅𝑅𝑅 149990,4 1000

Ditambah dengan biaya maintenance perbulan sebesar Rp 300.000,00

Sehingga biaya bulanan menjadi Rp 449.990,40 rupiah dengan asumsi bahwa yang menggunakan air bersih ini sejumlah 100 kepala keluarga maka per kepala keluarga hanya harus membayar sebesar Rp 4.500,00 perbulannya. - Secara umum perhitungan untuk bak penampungan ini dilakukan sebanyak 2 kali, yang pertama adalah untuk bak panampungan sementara di daerah lembah yang akan digunakan untuk menampung air dari mata air kemudian baru di sedot oleh pompa ke bak penampungan utama. Yang kedua adalah bak penampungan utama yang letaknya di atas, dekat dengan PAUD pada RW 06 yang akan digunakan sebagai bak penampungan air yang nantinya akan didistribusikan ke rumah warga. o Perhitungan manajemen air secara umum dilakukan dengan cara mencari selisih terbesar antara supply air dengan kebutuhan pengeluaran air, artinya volume tampungan harus bisa mengatasi kebutuhan air di jam jam sibuk ketika supply air yang masuk tidak sebesar pengeluaran yang dilakukan. o Untuk itu maka dilakukan perhitungan dengan langkah berikut:  Definisikan besarnya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga  Perhitungkan jumlah air yang masuk (supply)  Hitung selisih antara air yang masuk dan yang keluar setiap jamnya  Jumlahkan selisih tersebut  Minus menandakan bahwa pada jam tersebut air yang masuk tidak cukup untuk mengakomodir kebutuhan air, artinya perlu ada cadangan air pada jam tersebut sebesar minus yang terjadi agar kebutuhan warga akan air bisa terpenuhi. Berikut adalah perhitungan yang dilakukan: Kebutuhan air:

33


Perhitungan besarnya bak yang dibutuhkan di daerah lembah :

34


Bak penampungan utama:

35


o Detailing Bangunan penangkap mata air yang digunakan pada proyek ini secara umum dirancang sesuai dengan petunjuk pembuatan bangunan penangkap mata air yang dikeluarkan oleh ciptakarya , PU. Adapun hasil detailing bangunan penangkap mata air terdapat pada lampiran  Berikut adalah jadwal konstruksi yang telah disusun

 Berikut adalah hasil perhitungan RAB yang telah disesuaikan dengan fiksasi proyek RENCANA ANGGARAN BELANJA PROYEK PEMIPAAN DESA WARJABAKTI DIVISI INFRASTRUKTUR - GEBRAK INDONESIA 2014-2015 No. Uraian Pekerjaan 1 Persiapan 1.1 Penandaan titik-titik pada jalur pemipaan Mahasiswa Konsumsi Patok Total 1.2 Persiapan alat & bahan Palu Cangkul Sabit Gergaji Triplek 8 mm @1,22 x 2,44 m Saringan pasir Ember kecil Sekop Benang putih Waterpass Karung goni (100 kg) Meteran 5m Tang Pembayaran angkutan truk Total

Volume Satuan

Harga Satuan

Jumlah

10 1 40

orang hari buah

IDR IDR IDR

100.000 -

IDR IDR IDR IDR

100.000 100.000

5 5 5 5 15 1 7 3 1 1 30 2 2 10

buah buah buah buah lembar buah buah buah roll buah buah buah buah kali

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

13.000 35.000 15.000 60.000 98.000 60.000 10.000 45.000 10.000 75.000 17.500 100.000 90.000 20.000

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

65.000 175.000 75.000 300.000 1.470.000 60.000 70.000 135.000 10.000 75.000 525.000 200.000 180.000 200.000 3.540.000

Keterangan

Ketersediaan

dari Pak Uus

36


1.3 Persiapan K3 1.3.1 Keamanan Site dan Rencana Mitigasi Papan/Kertas Penanda Jalur Mitigasi 10 Papan/Kertas Penunjuk "Tempat Berkumpul" 3 Tiang untuk Papan 13 Tali rafia 2 Spanduk Komitmen thdp Keselamatan dan Keamanan 2 Bambu untuk tangga 4 Tali tambang (untuk tangga dan bedeng) 2 under construction line 5 1.3.2 Pembuatan bedeng Konsumsi 6 Bambu untuk bedeng istirahat 10 Terpal @ 2 x 3 m 2 1.3.3 APD Sarung Tangan 15 Sepatu Boots 15 Total 1.4 Pembersihan lahan Warga 15 Konsumsi 2 Total 2 Bron Capture ( mata air ) Semen 5 Pasir urug 0,192 Pasir pasang 0,855 Pasir beton 0,45 Kerikil 0,15 Batu kali 0,66 Batu bata 180 Baja tulangan D8 1,125 Baja tulangan D6 0,825 Kunci Pembengkok besi 2 Paku 5cm 2,1 Kawat Beton 3 Kran 3/4'' 4 2.1 Pekerjaan Pondasi 2.2 Pekerjaan Struktur 2.3 Finishing Konsumsi Warga 12 Total 3 Hidram Pompa Hidram 1 Konsumsi Warga 1 Total

Lembar Lembar Buah Roll Lembar Batang kg Roll

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

1.000 1.000 10.000 5.000 100.000 39.000 10.000

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

10.000 3.000 Tiang bambu 130.000 10.000 200.000 78.000 50.000

paket Batang lembar

IDR IDR IDR

100.000 30.000

IDR IDR IDR

600.000 60.000

buah buah

IDR IDR

7.500 75.000

IDR IDR IDR

112.500 1.125.000 2.378.500

orang paket

IDR IDR

100.000

IDR IDR IDR

100.000 100.000

sak m3 m3 m3 m3 m3 buah kg kg buah kg kg buah

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

60.000 120.000 120.000 190.000 190.000 120.000 600 60.000 60.000 78.000 13.000 18.000 35.000

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

300.000 23.040 102.600 85.500 28.500 79.200 108.000 67.500 49.500 156.000 27.300 54.000 140.000

hari

IDR

100.000

IDR IDR

1.200.000 2.421.140

buah hari

IDR 5.000.000 IDR 100.000

IDR IDR IDR

5.000.000 100.000 5.100.000

PEKERJAAN TAHAP 1

4

Bron Capture ( perumahan ) Semen Pasir urug Pasir pasang Pasir beton Kerikil Batu kali Batu bata Baja tulangan D8 Baja tulangan D6 Paku 5cm Kawat Beton Kayu bekisting Kran 3/4'' Konsumsi Warga

4.1 Pekerjaan Pondasi 4.2 Pekerjaan Struktur 4.3 Finishing Konsumsi warga 5

Pemipaan Torrent 5000 L Sub duct pipe 5 cm Sambungan sub duct Kabel 1368 m. 1 roll=50 m Konsumsi

6

Finishing

Total

Total

Total Total

PEKERJAAN TAHAP 2 HARGA TOTAL

IDR

1 kg = 18 m

swadaya

4,5 3,3

1 kg = 4 batang 1 kg = 4 batang

13.639.640

sak m3 m3 m3 m3 m3 buah batang batang kg kg m3 buah hari

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

60.000 120.000 120.000 190.000 190.000 120.000 600 60.000 60.000 78.000 13.000 18.000 35.000 100.000

IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR

3.120.000 249.600 1.111.500 926.250 308.750 858.000 1.170.000 780.000 540.000 1.774.500 422.500 17.550 350.000 900.000 12.528.650

8

hari

IDR

100.000 IDR IDR

800.000 800.000

1 1300 10 6 5

buah m buah roll hari

1

hari

IDR 4.600.000 IDR IDR 20.000 IDR IDR 15.000 IDR IDR 300.000 IDR IDR 100.000 IDR IDR IDR 100.000 IDR IDR

4.600.000 26.000.000 150.000 1.800.000 500.000 33.050.000 100.000 100.000

52 2,08 9,2625 4,875 1,625 7,15 1950 13 9 22,75 32,5 0,975 10 9

Tiang bambu

IDR

46.478.650

IDR

60.118.290

48,75 1 kg = 4 batang 35,75 1 kg = 4 batang

37


6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan -

Tahapan survei serta tahapan penentuan infrastruktur dan lokasi yang menjadi prioritas pembangunan dinilai terlalu lama, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap desa yang menjadi target padahal Desa Warjabakti memiliki jumlah Rw yang banyak yaitu berjumlah 12 dan wilayah yang sangat luas. Selain itu dubutuhkan waktu dalam hal penyamaan frame dengan divisi lain dalam Gebrak Indonesia.

-

Dalam tahapan ini penggantian uang transportasi masih belum jelas sehingga banyak dari anggota SIBADES yang mengikuti survei tidak diberikan penggantian uang transportasi bagi mereka yang membawa kendaraan pribadi saat melakukan survei. Hal ini dikarenakan keputusan untuk penggantian uang transportasi masih belum ada kepastian mengenai hal tersebut.

-

Lamanya survei ini juga terkendala adanya kegiatan kerja praktik yang dilakukan oleh anggota 2011 sehingga untuk bulan juni-juli kegiatan survei tidak ada sama sekali.

-

Pada tahapan survei untuk kebutuhan desain, SIBADES sempat bekerja sama dengan pihak IMG terkait dengan survei kontur dari mata air hingga titik pembangunan bak penampungan air bersih.

-

Pada saat konstruksi akan berlangsung, harga material naik hingga 20%. Namun hal ini bisa diantisipasi karena pada saat penyusunan RAB harga material sudah di mark-up baik dalam harga maupun volumenya untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini, sehingga kenaikan harga tersebut tidak mengakibatkan selisih terlalu jauh pada rancangan anggaran biaya.

-

Pekerjaan konstruksi yang sudah dilakukan adalah pembuatan bangunan penangkap mata air. Dalam proses pekerjaan sebenarnya ukuran yang dibuat telah mengalami perubahan dimensi dari hasil perancangan. Hal ini dilakukan karena luas lahan yang ada di mata air tidak cukup besar untuk memenuhi kriteria desain awal, sehingga dilakukan perubahan dimensi bak yang telah disesuaikan dengan ukuran dan kontur tanah di mata air. Ukuran semula dirancang 2,4×0,8×0,5 m dan diubah menjadi 2×0,8×0,6 m.

7. Saran -

Untuk SIBADES selanjutnya sebaiknya untuk orang yang memiliki peran vital di divisi survei agar bisa memilih tempat KP di daerah Bandung agar periode 2-3 bulan tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik dalam melakukan survei.

-

Disarankan untuk mempersiapkan daftar kebutuhan yang ingin dicari sebelum melakukan survei, agar kegiatan survei lapangan bisa dilakukan lebih optimal. 38


-

Untuk BP selanjutnya yang ingin melanjutkan program SIBADES di Gebrak Indonesia, disarankan terlebih dahulu memahami peran, posisi, serta pencapaian SIBADES dalam seluruh rangkaian keberjalanan Gebrak Indonesia selama ini. Hal ini penting agar BP selanjutnya dapat menindaklajuti serta membuat kebijakan yang tepat mengenai program dan tidak menyalahi hal-hal yang telah disepakati oleh BP sebelumnya. Terdapat mekanisme hand-over untuk kepengurusan ke depan mengenai progress program maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan SIBADES di Gebrak Indonesia. Untuk program infrastruktur yang ditangani oleh SIBADES, mekanisme hand-over dilakukan dengan pembuatan dokumen pertanggungjawaban serta penyerahan berkasberkas yang berkaitan dengan program. Namun, untuk hal-hal yang berkaitan dengan koordinasi dan hubungan antara SIBADES, Gebrak Indonesia, dan masyarakat, mekanisme hand-over dilakukan dengan komunikasi yang baik antara kepengurusan sebelumnya dan kepengurusan selanjutnya.

-

Di awal keberjalanan kepengurusan 2014 (januari 2014), posisi dan peran SIBADES dalam gebrak Indonesia belum terdefinisikan dengan baik. Hal ini disebabkan karena tahapan survei pemetaan sosial serta perancangan masterplan GI belum selesai. Akibatnya, di awal kepengurusan, SIBADES belum memiliki program yang akan dijalankan di desa binaan. Program baru terbentuk pada bulan Mei 2014 setelah pergantian kepengurusan di pihak KM/kabinet dan dilaksanakannya FGD di desa binaan. Dibutuhkan waktu 4 bulan untuk pada akhirnya program dan proposal kegiatan dapat terbentuk. Hal ini dinilai tidak efisien, karena 4 bulan merupakan waktu yang terlalu lama untuk menyusun program. Ini dapat dihindari dengan adanya pemahaman yang baik serta ketegasan dari tiap lembaga dalam segala proses pengambilan keputusan. Adanya keterlambatan terbentuknya program berakibat pada vakumnya kegiatan SIBADES di awal kepengurusan.

-

Gebrak Indonesia merupakan gerakan multilembaga, yang artinya SIBADES harus mampu menjalin suasana koordinasi yang baik antara lembaga-lembaga dan seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam program. kepengurusan selanjutnya harus menjamin keberlanjutan akan hubungan baik yang telah dibentuk selama ini, baik kepada tiap lembaga yang terlibat maupun masyarakat.

-

Dalam setiap program kerja yang dilaksanakan, SIBADES selalu mencoba untuk menjamin partisipasi aktif dari anggota SIBADES maupun massa HMS (mengingat kebanyakan parameter keberhasilan diukur dari partisipasi anggota). Namun dalam keberjalanannya, terdapat beberapa kesulitan untuk mencapai hal ini. Kesulitan ini bisa 39


disebabkan baik karena komunikasi yang kurang terjalin antara pengurus dan anggota, maupun anggota yang tidak antusias dan ingin meluangkan waktu untuk berkegiatan di SIBADES. Untuk kepengurusan selanjutnya, disarankan untuk benar-benar menjamin partisipasi dari anggota dengan cara komunikasi dan pensuasanaan yang baik.

- Secara garis besar, SIBADES 2014 merupakan kelanjutan dari SIBADES 2013 yang merupakan bagian dari gerakan pengembangan masyarakat bernama Gebrak Indonesia. Program yang secara langsung ditangani oleh SIBADES adalah konstruksi sistem distribusi air baku bagi masyarakat di RW 06 desa warjabakti. Dalam keberjalanannya, diperlukan usaha yang tidak mudah. Diperlukan belasan kali survei maupun kunjungan ke desa supaya pada akhirnya dapat memahami kebutuhan mesyarakat secara menyeluruh. Diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak agar program dapat berjalan dengan lancar. Pengurus SIBADES 2014 telah melakukan usaha terbaik meskipun dirasa banyak hal yang perlu dievaluasi. Semoga kepengurusan berikutnya bisa bekerja dengan lebih baik sehingga HMS ITB melalui SIBADES mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. 8. Dokumentasi -

40


2015/2016 1. Prologue 2. All about the Desa 3. Permasalahan Desa 4. Desain yang ditawarkan 5. Perhitungan 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan 7. Saran 8. Dokumentasi

41


2016/2017 Dari Sekolah Menjadi Jembatan 1. Prologue Kadiv Infrastructure Development : Afdal Zikra Aulia (15013039) Pekerjaan pada divisi ini memegang pengaruh penting dalam keberjalanan SIBADES secara keseluruhan, sehingga dengan pekerjaan yang banyak, diperlukan seorang yang mampu menangani dan mengoordinasikan secara efektif. Hasil akhir yang dituju pada kepengurusan adalah karya ketekniksipilan, dengan demikian segala proses perenacanaan terkait perlu ditangani oleh seorang yang memahami tahapan dan teknisnya. Rencana pada alur pencapaian adalah menganalisis dari awal kondisi eksisting bangunan yang dibututhkan oleh warga sekitar dengan basis pengabdian masyarakat dengan metode community service. Selama keberjalanan, beberapa tahap telah dilaksanakan dengan lancar adalah survei lapangan secara kasar untuk menentukan preliminary design, konsultasi terkait pemetaan kontur (potongan melintang) sungai dengan Ikatan Mahasiswa Geodesi ITB (IMG ITB) dan konsultasi awal dengan dosen terkait pemilihan jenis jembatan yang cocok dengan bentang kurang lebih 20 m. Namun tahap selanjutnya tidak dilanjutkan akibat data akan kebutuhan warga terhadap jembatan tersebut tidak valid, hal ini akan dijelaskan pada Divisi Research and Development. Kekurangan dalam divisi ini adalah tim perancangan yang tidak bekerja secara efektif dan Afdal sebagai ketua divisi kurang dapat mengkoordinasikan timnya dengan baik serta kesibukan lainnya yang menghambat jalannya jalur komando dan koordinasi antar divisi. Anggota divisi ini sendiri masih kurang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh ketua divisi. Hal ini terlihat dari seringnya ketua divisi melakukan kegiatan di divisi ini selalu sendirian. 2. All about the Desa SIBADES periode ini menitikberatkan kerja pada mencari desa potensial baru yang nantinya dapat menjadi usulan desa untuk SIBADES periode selanjutnya. Proses penemuan desa baru ini memang memerlukan waktu yang cukup lama yakni satu periode kepengurusan. Dilihat dari arahan kerja SIBADES 2016 yang salah satunya adalah melakukan community service, maka SIBADES 2016 punya tanggung jawab untuk tetap melakukan suatu tindakan/kontribusi nyata ke masyarakat. Dimana hal itu tidak dapat 42


dipenuhi apabila hanya melakukan pencarian desa potensial baru. Bentuk kontribusi nyata yang dimaksud yakni adanya pembangunan infrastruktur desa. Untuk pembangunan infrastruktur ini, ada usulan dari prodi untuk merenovasi sekolah. Tetapi, usulan dari prodi ini tidak sesuai dengan kesepakatan massa saat audiensi. HMS ingin untuk membangun sesuatu sampai jadi, sedangkan prodi ingin HMS (SIBADES) sampai proses desain saja untuk kemudian ditenderkan. Disisi sumber daya pun juga kurang orang yang bisa handle banyak desain. Sehingga sambil berjalan, karena dari arahan dan proker untuk tetap kontribusi ke masyarakat, diajukan alternatif pembangunan lain yakni pembangunan jembatan. Pembangunan jembatan dianggap paling feasible untuk dilakukan bila dilihat dari faktor sumber daya, waktu, dll. Untuk penentuan tempat, pertama, sibades mencoba memberikan kontribusi di desa potensial baru. Dari beberapa tempat yang disurvei , sudah berhasil dikerucutkan menjadi 1 tempat yakni Kampung Cinangsih, Desa Sumurbandung. Namun ternyata sebagian warga mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat di Kampung Cinangsi Desa Sumurbandung tidak terletak pada pembangunan jembatan. Sehingga menyebabkan beberapa program kerja yang berkaitan di divisi lain tidak dapat dilanjutkan. Kedua, karena SIBADES periode ini juga turut bekerjasama dengan Gebrak Indonesia (GI) seperti periode-periode sibades sebelumnya, diberitakan bahwa pihak GI sudah melakukan social mapping di Desa Warjabakti dengan dibantu oleh Antropologi Unpad dengan menghasilkan laporan bahwa terdapat beberapa RW yang

memerlukan

perbaikan/pembangunan infrastruktur.

Diantaranya yang terparah adalah pada RW 01 dimana kondisi jembatan yang terlalu sempit dan tanpa pengaman serta belum tersedianya MCK yang memadai pada wilayah tersebut. Sehingga kondisi ini dimanfaatkan untuk menggantikan objek pengabdian masyarakat dari Kampung Cinangsi Desa Sumurbandung menuju ke Desa Warjabakti. Kecamatan Cimaung. Desa Warjabakti merupakan desa yang mengalami pemekaran, pembentukan desa baru dari satu desa, pada tahun 2008 dari Desa Cikalong, Kecamatan Cimaung. Desa Warjabakti yang memiliki luas tanah 610 ha terdapat empat perbatasan, yaitu •

Utara : Desa Cikalong, Kecamatan Cmaung

Timur : Desa Mekarsari, Kecamatan Cimaung

Barat : Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan

Selatan : Desa Tribakti Mulya, Kecamatan Cimaung 43


Desa Warjabakti terbagi menjadi 4 Dusun dan 15 Kampung. Berikut merupakan daftar dusun dan kampung yang terdapat pada Desa Warjabakti.

Gambaran Pendidikan

Berdasarkan dari hasil survei, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Warjabakti masih sangat rendah dengan tingkat putus sekolah yang tertinggi terdapat pada tingkat SMP karena pendidikan tingkat SMA dianggap tidak diperlukan oleh penduduk. Selain itu, tingginya tingkat putus sekolah SMA disebabkan karena tidak adanya infrastruktur pendidikan SMP dan SMA pada Desa Warjabakti. Sehingga, agar penduduk Desa Warjabakti dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP dan SMA, penduduk Desa Warjabakti perlu pergi ke desa sebelahnya yang jaraknya dapat disebut jauh karena tidak 44


adanya angkutan umum di desa. Berikut merupakan infrastruktur pendidikan yang terdapat di Desa Warjabakti.

Perekonomian Sumber utama mata pencaharian untuk Desa Warjabakti berasal dari sektor pertanian dengan persentase 21,43% sebagai pencaharian utama dan 14,29% sebagai pencaharian sampingan. Selain bekerja dalam bidang pertanian, sumber mata pencaharian lainnya berasal dari pekerjaan seperti tukang ojek, bangunan, pegawai swasta, dst. Berikut adalah rincian mata pencaharian utama dan sampingan desa Warjabakti. Mata Pencaharian Mata Pencaharian Utama

%

Mata Pencaharian Sampingan

%

Petani Pemilik

21,43 %

Petani Pemilik

1,79 %

Petani Penggarap/sewa

14,29 %

Petani Penggarap/sewa

1,79 %

Peternak

3,57 %

Peternak

8,93 %

Buruh Tani

21,43 %

Buruh Tani

14,29 %

Pegawai Swasta

3,57 %

Pensiunan

3,57 %

Pegawai BUMN

1,79 %

Pedagang Kelontong

7,14 %

Pengusaha

5,36 %

Buruh Serabutan

17,86 %

Pedagang Kelontong

1,79 %

Tidak ada sampingan

44,64 %

Tukang Ojek

7,14 %

Tukang Bangunan

8,93 %

Buruh Serabutan

8,93 %

Ibu Rumah Tangga

1,79 %

45


Untuk infrastruktur perekonomian seperti pasar atau bank, Desa Warjabakti belum memiliki infrastruktur-infrastruktur tersebut. Namun, koperasi sudah ada di Desa Warjabakti yang sayangnya sedang berstatus beku dan tidak ada kegiatan rutin dari koperasi tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, persentase keluarga miskin di Desa Warjabakti adalah sebesaar 14,29% jika menggunakan metode penilaian BPS. Namun, jika menggunakan parameter pengeluaran World Bank, persentase keluarga miskin di Warjabakti meningkat dengan drastis, yaitu sebesar 94,64%. Untuk melihat informasi lebih tentang Desa Warjabakti dapat melihat file social mapping Desa Warjabakti melalui tautan atau kode batang berikut.

bit.ly/SOCMAPSIBADES16 3. Permasalahan Desa Permasalahan desa secara lengkap dapat dilihat pada file Social Mapping Desa Warjabakti. Namun utamanya adalah kondisi jembatan yang terlalu sempit dan tanpa pengaman serta belum tersedianya MCK yang memadai pada wilayah tersebut. Untuk permasalahan jembatan pun diselesaikan oleh SIBADES 2016, sedangkan untuk MCK diselesaikan di periode sibades selanjutnya, SIBADES 2017. 4. Desain yang ditawarkan Renovasi jembatan yang dilakukan hanya berupa simple-beam ukuran 500 x 150 mm sepanjang 10 m yang ditambahkan pada kedua sisi jembatan dengan konfigurasi tulangan lentur 4D12 dan sengkang D8-100 sehingga tidak diperlukan adanya pembuatan blueprint dan dokumen laporan desain bangunan. Namun estimasi biaya tetap dilaksanakan

46


Dari keterangan ketua SIBADES periode ini, Bos Arief, memang tidak dibuat detail desain maupun perhitungan. Karena jembatannya pun juga kecil, cukup buat 1 motor lewat. Jadi seperti desain balok biasa saja. Namun tetap mengacu pada referensi pembangunan jembatan. Catatan: Untuk file rancangan dari renovasi jembatan, informasi yang dipaparkan didapatkan dari fail LPJ SIBADES 2016. 5. Perhitungan 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan Perencanaan dengan waktu yang terlalu sempit, pada kesempatan ini pula tidak sempat dikonsultasikan dengan dosen. Namun bentuk struktur yang sederhana dan bentang yang pendek menjadi keyakinan sendiri bahwa struktur ini kuat 7. Saran Sebagai mahasiswa seharusnya tetap melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terkait perencanaan konstruksi bangunan sederhana sekalipun, karena sejatinya pengalaman dalam perancangan yang dilakukan belum tentu sepenuhnya dapat diaplikasikan pada saat konstruksi 8. Dokumentasi

47


Untuk Dokumentasi lebih lengkapnya dapat dilihat pada link berikut:

bit.ly/DokumentasiSIBADES16

48


2017/2018 Urusan Warjabakti Belum Selesai 1. Prologue Kadiv Desain Infrastruktur : M. Afriadi MTD (15014117) Aktivitas yang dilaksanakan untuk SIBADES HMS ITB 2017 berupa kerja sosial bersama GI (Gebrak Indonesia) untuk desa Warjabakti. Institut Teknologi Bandung menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dengan adanya Himpunan Mahasiswal Sipil – Institut Teknologi Bandung (HMS-ITB), kami memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan untuk membantu dalam pembangunan infrastruktur publik di Indonesia. SIBADES memiliki dua tujuan, yaitu tujuan eksternal dan internal. Tujuan dari sibades, yaitu Tujuan Eksternal: •

Mewujudkan masyarakat yang partisipasi aktif dalam menyelesaikan masalah yang ada di daerahnya

Meningkatkan kepedulian dan kerja sama antar masyarakat

Mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih serta pendidikan

Tujuan Internal: •

Mengaplikasikan teori di bangku kuliah untuk dipakai di lapangan sebagai bahan pembelajaran keprofesian bagi semua massa HMS

Menjawab fungsi dan peran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat

Melatih kerjasama dengan pihak-pihak terkait yaitu masyarakat, pemerintah ataupun organisasi lainnya

Melatih jiwa peduli massa HMS terhadap masyarakat sekitar sehingga diharapkan ke depannya HMS mampu melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat

2. All about the Desa

49


Untuk SIBADES HMS ITB 2017, desa yang ditinjau adalah Desa Warjabakti, Desa ini merupakan desa yang sama dengan desa pilihan SIBADES 2016. Oleh karena itu, untuk informasi seputar desa sama dengan SIBADES 2016. 3. Permasalahan Desa Seperti yang sudah diketahui, infrastruktur pendidikan dan perekonomian Desa Warjabakti belum lengkap. Selain dua sektor infrastruktur tersebut, fasilitas-fasilitasnya pun belum semuanya lengkap pula dan perlu diperbaiki. Salah satu fasilitas yang perlu diperbaiki adalah MCK (Mandi, Cuci, Kakus) umum Desa Warjabakti. Keberjalanannya fasilitas MCK umum Desa Warjabakti sendiri tentu merupakan salah satu fasilitas yang perlu diperhatikan pada Desa Warjabakti karena penduduk penduduk-penduduk sekitar banyak yang menggunakan MCK umum. Dari hasil social mapping yang dilakukan oleh tim GI (Gebrak Indonesia), jumlah fasilitas MCK umum Desa Warjabakti belum cukup. Oleh karena itu, GI memutuskan untuk membangun fasilitas MCK di lokasi-lokasi yang memerlukan penambahan fasilitas MCK umum dengan SIBADES HMS ITB bertugas untuk membuat desain dan RAB pembangunan MCK tersebut. Pembangunan MCK direncanakan untuk dilaksanakan mulai dari bulan September. Berikut adalah schedule kegiatan yang dilaksanakan.

4. Desain yang ditawarkan

50


Desain MCK yang ditawarkan adalah MCK dengan luas 200 x 200 mm yang dilengkapi dengan bak yang berdimensi 200 x 100 mm dan kloset jongkok. Jumlah MCK yang dirancang untuk dibangun berjumlah dua. Terdapat fail proposal pembuatan MCK ini yang dapat dilihat melalui tautan berikut atau dengan memindai kode batang yang ada di bawah berikut.

bit.ly/MCKSIBADES17 5. Perhitungan Dalam perancangan MCK umum Desa Warjabakti, tidak terdapat perhitungan yang dilakukan pada sumber yang diperoleh. Namun, terdapat metode pelaksanaan yang dilakukan. •

Forum Bersama Warga Forum dilaksanakan sebelum dilaksanakannya proses pembangunan MCK. Hal-hal yang dibahas dalam forum ini meliputi jumlah tenaga kerja, pengawasan konsturksi,

51


penjadwalan konstruksi, pengadaan material, dan pemeliharaan. Dari forum ini, diharapkan komunikasi dengan warga setempat menjadi lebih baik. •

Konstruksi Untuk pelaksanaan konstruksi, telah disepakati bahwa teknis pembangunan MCK dilaksanakan oleh warga setempat dengan Tim Gebrak Indonesia dan SIBADES HMS ITB berfungsi sebagai pengawas proyek agar berjalan dengan lancar. Pengawasan tersebut dilaksanakan seminggu sekali karean adanya keterbatasan waktu.

Operasional dan Pemeliharaan Sistem operasional dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab bersama antar warga. MCK tersebut diserahkan sepenuhnya kepada warga setempat ketika MCK sudah selesai dibangun.

6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan •

Pada awal survei, tim survei SIBADES HMS ITB 2017 mengalami kendala saat berdiskusi dengan Kades Warjabakti beserta staf ahlinya mengenai pembagian SDM yang akan dilakukan pada hari tersebut. Menurut tim survei SIBADES, SDM lebih baik dibagi menjadi dua bagian, yaitu 1 tim menyurvei sumber mata air dan 1 tim lagi mewawancarai penduduk sekitar. Namun, menurut Kades dan staf, seluruh penyurvei lebih baik menyurvei sumber mata air karena bagusnya pemandangan selama perjalanan menuju sumber mata air dan agar warga sekitar tidak terlalu berharap mengenai terealisasikannya proyek ini (agar tidak berekspektasi tinggi). Keputusan terakhir adalah mengikuti saran Kades dan stafnya.

Karena kondisi jalan menuju sumber mata air tidak sepenuhnya dalam kondisi baik, saat menggunakan motor harus berhati-hati karena lebar jalannya sendiri tidak besar. (hanya muat 1 mobil).

Karena keterbatasan waktu, SIBADES HMS ITB 2017 hanya bertugas untuk mengawasi keberjalanan proyek yang dilakukan seminggu sekali

Sampai tanggal 6 November 2017, dana yang diperlukan untuk proyek masih belum cukup

Terjadinya masalah koordinasi karena yang survei ke lokasi hanya beberapa orang saja yang sama

7. Saran 52


Tidak tercapainya sasaran dana bukan berarti dana tersebut tidak dapat dipakai. Berdasarkan catatan rapat rutin, beberapa saran yang tertulis adalah sebagai berikut. 1. Menggunakan dana yang sudah ada untuk membeli material-material yang mampu dibeli dengan memunculkan ide lain seperti membuat penampung air (kurangnya dana yang dimaksud adalah dana untuk membeli pipa air untuk ketersediaan air bersih warga Desa, sehingga kurang panjangnya pipa dapat diatasi dengan membuat bak penampung terlebih dahulu) dan menyalurkan air untuk perkebunan desa (salah satu permasalahan lain yang ada di desa). Namun, tentu mengenai keputusan yang diambil harus bersama Kades / warga desa untuk memperoleh persetujuannya. 2. Mencari dana dari sumber lain seperti sponsor dari alumni

Untuk SIBADES selanjutnya, mengenai masalah survei, disarankan untuk yang ingin melakukan survei ke lokasi desa adalah yang sudah mahir mengendarai kendaraan bermotor karena dari catatan perjalanan, salah satu yang ikut survei hampir terpeleset karena kurang baiknya kondisi jalan dan jalannya sendiri cukup sempit. Mengenai apakah lebih baik menggunakan kendaraan motor atau mobil akan tergantung dengan lokasi yang dituju. Namun, yang perlu diutamakan adalah keselamatan semua orang.

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya miskomunikasi, disarankan setelah setiap melakukan survei, perlu dilakukannya publikasi mengenai hasil survei baik saat rapat maupun melewati sarana sosial media (story IG, OA Line HMS, dst.)

8. Dokumentasi

53


54


2018/2019 Uji Coba Divisi Lomba 1. Prologue 2. All about the Desa • Lokasi: Kampung Mekarjaya, Desa Cibeureum, Kabupaten Bandung • Waktu Tempuh: 2,5 jam menggunakan motor • Sumber informasi: dari pengalaman anggota Sibades yang pernah live in di desa tersebut 3. Permasalahan Desa Terdapat permasalahan dimana masih ada beberapa spot jalan yang membutuhkan dinding penahan tanah untuk menahan kemungkinan terjadinya longsor di jalan tersebut. Dinding penahan tanah dibutuhkan juga untuk memperlebar jalan. Selain permasalahan mayor di atas, terdapat juga minor seperti akses jalan masuk yang kurang layak, beberapa jalan di gang yang belum di beton, serta mushalla yang berukuran relatif kecil. Hasil Observasi dan Wawancara (Narasumber: Pak Ujang selaku Ketua RW) • Desa memberikan bantuan infrastruktur ke kampung Mekarjaya dengan nominal sekitar 30 juta rupiah, namun yang turun baru 10 juta rupiah yang dipergunakan untuk membangun sebagian tembok penahan tanah di jalan utama • Beberapa permasalahan yang sudah disebutkan sebelumnya • Permasalahan utama yang paling penting untuk diselesaikan adalah membangun dinding penahan tanah dengan menyesuaikan kemampuan mahasiswa • Dana yang ada harus dibagi untuk 3 RT dengan proporsi sesuai kebutuhan masingmasing, mengingat narasumber adalah ketua RW yng membawahi 3 RT sekaligus • Desa Mekarjaya memiliki potensi berupa hasil tani yang melimpah, terutama pisang. Sehingga, narasumber berharap apabila suatu saat nanti ada bantuan dari pihak luar untuk membantu pengembangan hasil tani ini menjadi sesuatu yang mempunyai nilai jual tinggi • Motivasi berpendidikan warga masih rendah, sehingga banyak warga yang memutuskan untuk sekolah dan langsung bekerja, bahkan menikah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah lulusan SMA di daerah tersebut, yaitu hanya berjumlah dua orang

55


• Anak narasumber memiliki keinginan kuat untuk berkuliah. Ia mengikuti Abhirawa institute yang membantu siswa-siswa di Kertasari untuk mewujudkan mimpinya berkuliah 4. Desain yang ditawarkan Desain yang ditawarkan kepada Desa Mekarjaya adalah DPT (Dinding Penahan Tanah) dan Jalan. Pada SIBADES 2018, tidak ada desain teknis yang ditawarkan dikarenakan proyek ini cukup sederhana dan dalam proses konstruksinya pun juga langsung dipandu oleh warga di sana yang memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang terkait. 5. Perhitungan Dikarenakan tidak adanya desain, maka proses perhitungan/desain untuk DPT dan jalan juga tidak dilaksanakan. 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan Pada SIBADES 2018 ini, divisi yang ada pada organogram SIBADES adalah divisi lomba yang punya tujuan yang sama seperti divisi engineering, yaitu untuk menghasilkan desain/rancangan konstruksi pada desa terpilih. Hal yang menarik di SIBADES 2018 ini adalah untuk proses rancangan tidak dibebankan ke divisi tersebut, melainkan dibuat semacam lomba dengan pesertanya dapat berasal dari anggota HMS. Ide ini dirasa cukup menarik, namun pada pelaksanaannya, lomba ini dirasa kurang feasible karena membutuhkan waktu yang banyak untuk mempersiapkan mekanisme lomba, juri, dan lain lain. Selain itu, partisipasi massa juga kurang banyak dalam mengikuti lomba ini. Hasilnya, proyek Bendung yang semula ingin diadakan tidak jadi diadakan dan diserahkan ke kepengurusan berikutnya.

bit.ly/DivisiLombaSIBADES18 7. Saran Untuk pembangunan skala menengah atau besar, harus dipersiapkan dengan baik serta fokus terhadap solusinya, hal ini dikarenakan, menurut Kepala Bidang Engineering SIBADES periode tersebut, waktu yang hanya setahun dirasa terlalu singkat. 56


8. Dokumentasi

Untuk Dokumentasi lebih lengkapnya dapat dilihat pada link berikut:

http://bit.ly/DokumentasiSIBADES18 57


2019/2020 Satu Tahun Dua Proyek 1. Prologue Kadiv Engineering: Muhammad Fadhl Abbas (15016143) “Seperti yang sudah diketahui, SIBADES 2019 ini membangun 2 konstruksi, yaitu bendung dan bangunan PAUD. Di sini saya akan cerita terlebih dahulu tentang bendung ya. Bendung ini adalah proyek warisan, atau boleh dikatakan, yang tidak sempat dibangun pada masa SIBADES sebelumnya. Sehingga, harapannya adalah desain yang sudah ada dapat langsung dibangun. Namun, setelah mendapatkan desain dari SIBADES sebelumnya, ternyata desainnya belum merupakan desain final, masih dalam tahap coba-coba saja. Akhirnya pun kita mendesain dari awal lagi saja. Agar melibatkan massa, muncullah ide untuk membentuk tim konstruksi, yaitu tim yang terdiri dari SIBADES sendiri dan juga anggota HMS ITB. Terbentuklah Tim Konstruksi Bendung SIBADES. Keaktifan Tim Konstruksi ini sesuai dengan yang diharapkan. Hampir semua anggota tim ini selalu berpartisipasi aktif dalam proses perancangan bendung. Tidak lupa juga, selama proses perancangan, kami sering meminta saran dan masukan kepada dosen-dosen. Jadilah produk akhir dari tim konstruksi ini, yaitu desain bendung. Langkah selanjutnya adalah menentukan metode konstruksi, apakah akan dibuat borongan atau dikerjakan harian. Setelah berhitung dengan mandor yang ada di lokasi, akhirnya pilihan jatuh pada pekerjaan borongan. Alasan lainnya adalah karena masa konstruksinya bertepatan dengan kerja praktek sehingga pihak SIBADES tidak bisa mengawasi proses pembangunan Bendung ini secara terus menerus. Proyek kedua adalah pembangunan bangunan PAUD. Proses perancangan PAUD ini berbeda dengan bendung yang mempunyai waktu yang banyak. Sehingga akhirnya perancangan PAUD ini langsung dikerjakan oleh Divisi Engineering SIBADES sendiri.” 2. All about the Desa 2 konstruksi yang dibangun pada SIBADES 2019 ini berada pada 2 lokasi (Desa) yang berbeda: - Bendung Desa Margamukti terletak di Kabupaten Pangalengan, Provinsi Jawa Barat. Lokasi sungai yang akan dibendung terletak pada koordinat: 7°11’16” S dan 107°35’32” E. 58


Sungai terletak di dekat jalan utama dan merupakan sumber intake utama dari pengairan perkebunan warga. Pencaharian utama dari warga sekitar merupakan perkebunan palawija dengan luas perkebunan mencapai hingga 300 𝐻𝐻𝐻𝐻. Saat ini warga telah memiliki

bendung eksisting yang bersifat sementara dan hanya bertahan dalam hitungan bulan. Secara berkala warga akan merenovasi kembali bendung tersebut untuk meningkatkan debit yang diambil untuk intake irigasi.

59


- Bangunan PAUD Desa Lamajang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki potensi yang besar seperti potensi hasil perkebunan tinggi, pelestarian alam yang baik, dan pariwisata. Bahkan, Desa ini sedang dibidik menjadi desa wisata nasional. Banyak objek wisata menarik seperti Kampung Adat, Batu Eon, Hutan Larangan, Wahana Arung Jeram Cisangkuy, dan lain-lain.

60


Pekerjaan dan Budaya Desa ini terdiri dari 23 RW dan 93 RT yang membawahi sekitar 160 keluarga dengan penduduk sejumlah 3000 orang. Tidak jarang terdapat 1 bangunan juga yang berisi 2 kepala keluarga. Sebagian besar penduduk disana bekerja sebagai buruh tani. Mereka dipekerjakan untuk menanam, merawat, dan memanen hasil pertanian yang ada. Sebagian warga desa juga ada yang merantu bahkan sampai ke Batam untuk memenuhi kebutuhan mereka. Masyarakat disana juga tergolong aktif dalam mengadakan kegiatan61


kegiatan yang tidak hanya bisa mempererat hubungan antar warga, namun juga mampu meningkatkan keterampilan mereka. Seperti pelatihan berternak ayam dan kegiatan gotong royong membersihkan desa. Diadakannya gotong royong juga dikarenakan sering terjadi longsor kecil disana. Selain itu terdapat koperasi di desa ini, namun koperasi ini tidak beroperasi secara baik padahal sudah ada tempatnya. Desa ini juga memiliki posyandu yang berada di RW 9, namun tempat beroprasinya masih berada di rumah sala satu RT. PAUD Desa Lamajang RW 022 Mayoritas warga Desa Lamajang adalah lulusan SMP. Saat ini terdapat 5 SD, 2 SMP, dan 1 SMA. Namun letak dari SMA tersebut jauh dari desa. Beberapa tenaga pengajar SD, SMP, dan SMA juga berasal dari luar desa. Selain itu terdapat sebuah sekolah PAUD yang saat ini dikelola oleh warga desa. Dahulu PAUD ini didirikan oleh sebuah yayasan yang bernama PKBM Sawargi. Tenaga pengajar PAUD ini berasal dari warga desa ini sendiri yang jumlahnya hanya 2 pengajar. Padahal jumlah murid dari PAUD ini 25 anak yang terdiri dari 15 anak di kelas A (2-4 tahun) dan 5 anak di kelas B. Sayang sekali sudah 8 tahun ini sekolah PAUD ini pindah ke rumah warga dikarenakan tidak adanya tempat yang mempuni. Sebenarnya terdapat tanah wakaf di kantor RW yang rencananya digunakan untuk membuat PAUD ini, namun masalah yang membuat realisasi itu tidak berjalan adalah belum adanya dana untuk melakukan hal tersebut. Warga juga kurang tanggap untuk membangun PAUD di Desa Lamajang. Keadaan tersebut tidak menghalangi anak-anak PAUD serta tenaga pengajar disana untuk berprestasi. Buktinya mereka berhasil menjadi Juara 2 serta Juara Favorit Peragaan Manasik Haji pada tahun 2013 dan 2016. Mereka tetap bersemangat walaupun bersekolah di tempat seadanya.

Aspek Sanitasi dan Irigasi Sebagian besar masyarakat di Desa Lamajang memiliki rumah yang terbuat dari kayu dan bambu. Terdapat MCK baru yang dapat digunakan warga, namun beberapa juga masih menggunakan MCK umum. Masih sedikit warga disana yang memiliki septictank. Desa tersebut memiliki tanah wakaf berukuran 20 m x 14 m yang direncanakan untuk dibangun sumur bagi warga berukuran 6 m2 untuk 2 RW. Hal tersebut sudah diajukan 62


namun belum dieksekusi. Selama ini warga hanya bergantung pada sawah sebagai tadah hujan saat musim kemarau. Selain itu, prasarana air bersih yang dimiliki desa ini tidak terlalu baik. Air bersih di desa ini masih kurang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama ini warga bergantung pada sumber air yang berasal dari gunung yang debitnya kecil jika tidak mendapatkan air bersih. Air tersebut terkadang juga keruh saat musim kemarau. Tidak jarang saat musim kemarau, warga berebut untuk mendapatkan air bersih. Namun untuk pengairan untuk sawah-sawah di musim kemarau, warga tidak terlalu mengalami kesulitan karena terdapat 111 titik air di Lamajang. Desan ini memiliki PLTA hasil peninggalan Belanda. Air dari PLTA ini dipakai di Badak Singa Tamansari. RW 2 Cibihana di desa tersebut memiliki tempat pengelolaan sampah. Namun masyarakat disana masih melakukan pembakaran terhadap sampah-sampahnya karena masih belum adanya TPA di Desa Lamajang. Aspek Lainnya Terdapat wacana dari pemerintah untuk melakukan pemekaran di Desa Lamajang, namun hingga saat ini masih belum ada kabar diberikannya dana dari pemerintah untuk pemekaran desa tersebut. Terdapat 7000 hak pilih di Desa Lamajang dan letak geografisnya sudah cukup untuk pemekaran, hal tersebut masih terkendala modal hingga saat ini. Sebenarnya desa ini sempat menerapkan sistem swadaya masyarakat, namun sistem tersebut dianggap kurang maksimal karena ada pihak ketiga yang lebih mementingkan laba. Untuk saat ini masyarakat menggunakan sistem swakelola, masyarakat sendiri yang membangun dan akan dibayar juga nantinya. 3. Permasalahan Desa - Desa Margamukti Desa Margamukti merupakan desa yang terletak di Kabupaten Pangalengan, Provinsi Jawa Barat. Pertanian dan perkebunan merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat dari desa ini. Akan tetapi, permasalahan yang menjadi tantangan agraria masyarakat adalah terkait penyediaan air irigasi pertanian. Dalam menyediakan air irigasi untuk kebutuhan pertanian, desa Margamukti memiliki sungai yang mengalir dari puncak gunung di dekat desa. Untuk mengalirkan air sungai ke sawah, warga setempat telah berupaya membuat bendung untuk menaikkan tinggi muka air sungai untuk dialirkan menuju saluran intake sederhana. Bendung dibangun merupakan bendung tradisional sederhana yang terbuat dari karung-karung pasir dan batu. Permasalahannya terletak 63


pada distribusi debit sungai yang ekstrim pada dua kondisi. Pada musim hujan, debit sungai akan sangat melimpah menyebabkan bedung terguling/tergeser dan hancur. Hal ini menyebabkan air tidak bisa mengalir lagi ke saluran intake dan perlu biaya dan kerja terus menerus setiap bangunan dibangun dan kemudian hancur dan terus berulang. Pada musim kemarau, debit sungai cukup kecil sehingga tidak mencukupi kebutuhan pertanian dan perlu dilakukan pembagian shift pengaliran irigasi.

Saluran Intake Eksisting Desa Margamukti

- Desa Lamajang Desa Lamajang merupakan desa yang terletak di Kabupaten Pangalengan, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki potensi yang besar seperti potensi hasil perkebunan tinggi, pelestarian alam yang baik, dan pariwisata. Bahkan, Desa ini sedang dibidik menjadi desa wisata nasional. Banyak objek wisata menarik seperti Kampung Adat, Batu Eon, Hutan Larangan, Wahana Arung Jeram Cisangkuy, dan lain-lain. Untuk mengembangkan potensi besar tadi dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten pula. Salah satu usaha untuk mewujudkan tersebut adalah melalui instrumen pendidikan. Berdasarkan hasil social mapping, didapat bahwa mayoritas warga RW 022 masih bekerja sebagai buruh tani. Buruh tani merupakan pekerjaan dimana warga bekerja untuk lahan yang dimiliki orang lain, sehingga keuntungannya pun sedikit dan tidak dapat cepat berkembang. Hal ini tentu menjadi salah satu masalah sumber daya manusia Desa Lamajang untuk mengembangkan potensi yang ada. Desa Lamajang saat ini sudah memiliki berbagai fasilitas penunjang pendidikan seperti adanya Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas 64


yang memadai dan dekat dengan rumah warga. Namun, untuk benar-benar menghasilkan sumber daya manusia dengan kualitas yang baik, proses pendidikan harus ditinjau secara sistematik dari awal hingga akhir. RW 022 sudah memiliki fasilitas belajar yang layak untuk pendidikan dasar hinga menengah ke atas. Permasalahannya terletak pada fasilitas belajar untuk anak usia dini atau rentang umur 0-7 tahun. Kelompok Belajar (Kober) AlBarokah merupakan sekolah PAUD yang ditujukan untuk anak-anak RW 022. Selama 8 tahun PAUD ini tidak mempunyai fasilitas belajar sendiri dan masih menumpang di rumah Ibu Tati, pengajar PAUD tersebut. Padahal fasilitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baik, sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. 4. Desain yang ditawarkan - Desa Margamukti Dalam upaya mengatasi masalah yang ada pada Desa Margamukti, Sipil Bangun Desa (SIBADES) HMS ITB 2019 ingin mengusahakan solusi dengan membentuk tim konstruksi yang berfungsi untuk mendesain dan merealisasikan suatu desain infrastruktur bendung yang lebih kuat, baik, dan aman. Dalam mendesain bendung, terdapat inovasi-inovasi yang akan diterapkan yaitu : 1. Material baru yang lebih kuat Menggantikan material yang selama ini digunakan oleh warga dengan beton bertulang yang lebih kuat menahan arus banjir sungai saat musim penghujan. 2. Penggunaan pintu air Selama ini, warga tidak pernah mengatur aliran air yang masuk ke perkebunan mereka. Warga juga tidak pernah menghiraukan sedimen yang terbawa arus dan mengendap di aliran masuk. Alhasil, kebutuhan air untuk perkebunan warga seringkali tidak tercukupi akibat aliran air yang tidak menentu setiap saat. Oleh karena itu, akan diterapkan penggunaan dua buah pintu air pada desain bendung di mana pintu air pertama berguna untuk mengatur aliran air. Lalu pintu kedua berguna untuk mengendalikan jumlah sedimen yang mengendap agar tidak mengganggu debit aliran masuk.

65


66


67


- Desa Lamajang Untuk menanggulangi hal tersebut. Sipil Bangun Desa (SIBADES) HMS ITB ingin mengusahakan solusi dengan mendesain fasilitas PAUD baru yang lebih memadai. Dalam prosesnya SIBADES bekerja sama dengan warga setempat untuk proses konstruksi dan kegiatan lainnya. Harapannya anak usia dini yang dimana sedang dalam rentang umur emas dapat berkembang lebih baik lagi, memajukan Desa Lamajang, dan dapat berkontribusi bagi Indonesia.

68


5. Perhitungan - Bendung Untuk fail-fail perhitungan dan desain bendung di Desa Margamukti dapat diakses pada folder GDrive melalui tautan berikut.

bit.ly/DesainBendungSIBADES19 untuk fail laporan kegiatan pembangunan Bendung Desa Margamukti juga dapat diakses melalui tautan berikut.

bit.ly/LKBendungSIBADES19 - Bangunan PAUD Untuk fail perhitungan bangunan PAUD belum didapatkan, namun terdapat fail laporan kegiatan pembangunan Bangunan PAUD yang dapat diakses melalui tautan berikut.

bit.ly/PAUDSIBADES19 6. Kendala/Cerita menarik dalam proses perancangan Proses perancangan PAUD ini berbeda dengan bendung yang mempunyai waktu yang banyak. Oleh karena itu, perancangan bangunan PAUD ini langsung dikerjakan oleh Divisi Engineering SIBADES sendiri. Berhubung sudah ada pedoman dari Kementerian PUPR untuk bangunan tahan gempa, maka perancangan PAUD selesai dengan cepat. Masalahnya 69


muncul saat hendak memulai konstruksinya. Munculnya masalah ini dikarenakan saat proses perancangan tidak melibatkan dosen. Akhirnya kami dipanggil oleh dosen untuk menceritakan bagaimana proses perancangannya dan diberikan banyak masukan. Hal yang menjadi permasalahan di sini adalah bahwa pedoman PUPR ini dibuat pada Tahun 2003, walaupun dirilis pada Tahun 2017. Untungnya desain masih sempat diperbaiki sesuai dengan saran dosen yang mana lebih aman daripada yang tertulis di pedoman PUPR tersebut. 7. Saran 1. jangan malu untuk bertanya kepada dosen karena kita masih mahasiswa di sini dan belum tahu banyak tentang perancangan. Saat perancangan bendung misalnya, dosen terlibat aktif sehingga tidak ada masalah. Sedangkan saat perancangan bangunan PAUD, tidak ada dosen yang terlibat aktif sehingga saat akan dibangun barulah terlihat masalahmasalah yang ada, 2. Sebaiknya perencanaan desain disesuaikan dengan ketersediaan material di lapangan, 3. Pembagian tugas dibuat dengan jelas pada sumber daya yang tersedia, terutama pada QC, QS, dan field engineer, 4. Sebaiknya mencoba teknologi yang dapat diimplementasikan dalam proses perencanaan dan perancangan, seperti penggunaan BIM atau penggunaan material yang baru. 8. Dokumentasi

Konstruksi Bendung

Peresmian Bendung

Konstruksi PAUD

Peresmian PAUD

70


Dokumentasi sibades lainnya dapat diakses menggunakan tautan berikut. Kita Peduli 1: http://bit.ly/DokumKitaPeduli1 Kita Peduli 2: http://bit.ly/DokumKitaPeduli2 Kita Peduli 3: http://bit.ly/DokumKitaPeduli3 Peresmian Bendung: http://bit.ly/bendungsibades Sabilulungan: http://bit.ly/DokumSabilulungan Peresmian Paud: http://bit.ly/DokumPeresmianPAUD Aftermovie Sabilulungan: http://bit.ly/AftermovieSabilulungan

71


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.