Platform Ketua Umum HMS ITB 2019/2020

Page 1

AUDIENSI KETUA UMUM HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019-2020 MALVIN HERALDO 15016097

#HMSBerkaryaNyat


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 1 PRAKATA ............................................................................................................................. 2 ESSAY PENCALONAN ........................................................................................................ 4 BAB I ALUR BERPIKIR......................................................................................................... 5 BAB II MIMPI ...................................................................................................................... 10 BAB III LATAR BELAKANG ................................................................................................ 12 BAB IV KONDISI IDEAL ..................................................................................................... 13 BAB V KONDISI AKTUAL ................................................................................................... 18 BAB VI KEBUTUHAN ......................................................................................................... 25 BAB VII VISI ....................................................................................................................... 32 BAB VIII MISI ...................................................................................................................... 34 BAB IX IMPLEMENTASI MISI ............................................................................................. 36 ALUR BERPIKIR................................................................................................................. 38 BAB X DESAIN ORGANISASI ............................................................................................ 40 Work Specialization ......................................................................................................... 41 Departmentalization......................................................................................................... 45 Keterangan .................................................................................................................. 48 Analisis Fisibilitas ......................................................................................................... 49 Span of Control ............................................................................................................... 52 Chain of Command.......................................................................................................... 53 Centralization and Decentralization ................................................................................. 56 Formalization ................................................................................................................... 57 Status, Wewenang, Fungsi, dan Tugas ........................................................................ 62 Organogram .................................................................................................................... 67 BAB XI PENCAPAIAN ORGANISASI ................................................................................. 68 Rekapitulasi ................................................................................................................. 71

#HMSBerkaryaNyata | 1


PRAKATA “Ketika ekspektasi menjadi mimpi, ketika kekecewaan menjadi kegelisahan.�

Pemikiran setiap orang dapat menghasilkan ekspektasi terhadap sesuatu. Program Kaderisasi Pasif pun telah membuat seorang calon anggota berprasangka terhadap HMS ITB. Setiap kita mungkin berekspektasi sangat tinggi hingga melahirkan suatu semangat terhadap himpunan ini ketika hendak menjadi bagian darinya. Namun, sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana harapan dan semangat awal tersebut tidak luntur terbentur realita yang ada. Karena nyatanya, banyak pribadi yang merasa kecewa karena apa yang menjadi bayangan tidak ada wujudnya. Begitu juga dengan saya, yang awalnya berharap besar terhadap pemenuhan keinginan melalui HMS ITB. #HMSBerkaryaNyata awalnya juga merupakan ekspektasi pribadi terhadap himpunan ini. Dulunya mengira bahwa himpunan ini bisa jadi tempat aktualisasi diri yang terwujud untuk HMS ITB sendiri, sekitar, bahkan untuk negeri. Harapan bahwa HMS ITB bisa menjadi tempat diri untuk menghasilkan sesuatu yang dibanggakan. Dan sama seperti yang lainnya, ekspektasi itu tidak kasat mata, juga tak terasa. Namun, perbedaan kondisi itu bukan menjadi suatu yang memudarkan semangat, melainkan menjadi suatu yang mendorong diri untuk menemukan hal-hal hebat. Hingga rasa penasaran tersebut terus berkembang dan pada akhirnya mengubah suatu yang awalnya bernama ekspektasi menjadi sebuah mimpi yang ingin diwujudkan, serta mengubah kekecewaan akan keadaan menjadi kegelisahan yang mendorong diri untuk mengusahakan perwujudan. Ya, dengan kemantapan hati saya mengambil langkah berani untuk memimpin himpunan yang saya banggakan. Menjadi ketua himpunan berarti berjuang melalui pikiran dan perbuatan untuk kepentingan anggotanya. Namun, dalam usahanya, perlu diterapkan strategi yang paling tepat hingga terwujud apa yang dicita-citakan. Dari pencalonan hingga pendesainan, seringkali tantangan bermunculan terhadap kondisi yang sebenarnya terjadi. Dalam hal ini, ketua himpunan yang nantinya memutuskan langkah apa yang diambil selanjutnya. Melalui mekanisme yang ada, ketua himpunan membawa konsep dan gagasan agar selanjutnya diturunkan untuk direalisasikan. Namun, perlu juga diingat bahwa apa yang bisa diusahakan ketua himpunan tidak akan berdampak banyak tanpa partisipasi dan dukungan seluruh anggota sehingga perlunya pemahaman dan penyamarataan pandangan terhadap apa yang dibawa sang ketua himpunan. Platform Ketua Umum HMS ITB 2019/2020 ini berisi konten yang saya bawa, baik dalam perumusan visi, misi, serta implementasi misi, mau pun bagian pendesainan

#HMSBerkaryaNyata | 2


organisasi. Platform ini lah yang menjadi konsep yang dibawa untuk kepengurusan Badan Pengurus HMS ITB periode tersebut. Dari platform ini, diharapkan anggota HMS ITB semakin tahu serta paham apa yang dibawa dan hendak diwujudkan bersama. Selain itu, diharapkan juga platform ini dapat berguna kelak untuk dipelajari, dicermati, dan menjadi referensi agar HMS ITB terus berkembang sesuai apa yang pasti terus diharapkan, melalui gaungan slogan yang terus diucapkan, yaitu “Untuk HMS yang Lebih Baik: Ijo! Ijo! Ijo!�

Ketua Umum HMS ITB 2019/2020

Malvin Heraldo 15016097

#HMSBerkaryaNyata | 3


ESSAY PENCALONAN “We don’t want to tell our dream. We want to show them.� Cristiano Ronaldo

Menjadi anggota HMS ITB mungkin adalah hal yang sangat kita dambakan ketika masuk ke dalam bagian teknik sipil ITB. Begitu banyak ekspektasi saat itu yang mendorong kita untuk mengambil bagian dalam himpunan ini. Motivasi semakin kuat juga dengan kisah-kisah sejarah yang begitu membanggakan dan menggetarkan hati. Entah kesempurnaan atau kejayaan HMS ITB seperti apa yang ada di pikiran kita saat itu. Namun, apa selanjutnya? Bagaimana pandangan kita akan HMS ITB ketika sudah menjadi bagian dirinya? Apakah sejarah itu dapat kita biarkan terpendam dalam cerita saja? Bukankah seharusnya kita yang mewujudkan kejayaan HMS ITB seterusnya? Lalu, apa saja yang sudah kita perbuat untuk meraihnya? Sudah selayaknya mahasiswa bergerak, menuangkan ilmu dan pengetahuannya, untuk menjadi solusi berbagai masalah. Sudah selayaknya kita sebagai mahasiswa mengatasi problematika melalui hasil cipta, rasa, dan karsa. Sudah selayaknya mahasiswa memberi dampak secara nyata. Sudah selayaknya mahasiswa berkarya, bermanfaat bagi sekitarnya. Hal tersebutlah yang didambakan, anggota yang punya semangat untuk berkarya dan menularkan semangat itu hingga dihasilkan berbagai karya nyata HMS ITB yang bermanfaat. Karya-karya anggota HMS ITB yang diharapkan juga dapat meningkatkan pencapaian himpunan ini di bidang karya, hingga menjadi cerita baru selanjutnya. Dan angan ini bukan hanya untuk diceritakan, melainkan juga diwujudkan agar dapat ditunjukkan. Oleh karena itu, dengan kemantapan hati melangkahkan kaki, saya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum HMS ITB 2019/2020.

Malvin Heraldo 15016097 Anggota Biasa HMS ITB

#HMSBerkaryaNyata | 4


BAB I ALUR BERPIKIR Alur berpikir merupakan rangkaian proses berpikir yang sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dokumen ini, alur berpikir digunakan untuk merumuskan visi, misi, dan implementasi misi calon Ketua Umum HMS ITB 2019/2020. Dengan adanya alur berpikir, penurunan lebih terarah sehingga gagasan yang dibawa pun lebih mudah dimengerti. Alur ini dimulai ketika timbul keresahan yang melahirkan mimpi pribadi. Dan diakhiri ketika misi serta implementasinya telah rampung dirumuskan. Lalu hasil dari visi, misi, dan implementasi misi yang dirumuskan, akan digunakan selanjutnya untuk desain organisasi. Berikut adalah alur berpikir yang akan dibawakan oleh Calon Ketua Umum HMS ITB 2019/2020.

#HMSBerkaryaNyata | 5


#HMSBerkaryaNyata | 6


Kamus Alur Pedoman dalam membuat kamus alur berdasarkan KBBI dengan pendefinisian sesuai konteks perumusan visi dan misi. 1. Mimpi KBBI : Mimpi/mim·pi/ ki angan-angan. Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, mimpi diartikan sebagai angan-angan dan keinginan pribadi terhadap HMS ITB. Mimpi sebagai akibat dari adanya kegelisahan pribadi. 2. Tinjauan KBBI : Tinjauan/tin·jau·an/ n 1 hasil meninjau; pandangan; pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya); 2 perbuatan meninjau. Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, tinjauan diartikan sebagai berbagai dokumen yang digunakan sebagai referensi untuk menunjang perumusan bagian tertentu. Tinjauan latar belakang merupakan tinjauan yang digunakan untuk merumuskan latar belakang dan tinjauan kondisi ideal merupakan tinjauan yang digunakan untuk merumuskan kondisi ideal. 3. Latar Belakang KBBI : Latar belakang/la·tar be·la·kang/ n 1 dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan); motif. Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, latar belakang diartikan sebagai dasar pencalonan diri sebagai calon Ketua Umum HMS ITB. Latar belakang ini berisi usaha perwujudan mimpi dengan melihat posisi HMS ITB berdasarkan tinjauan dokumen. 4. Kondisi Ideal KBBI : Kondisi/kon·di·si/ n 1 persyaratan; 2 keadaan. KBBI : Ideal/ide·al/ /idéal/ a sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki. Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, kondisi ideal diartikan sebagai kondisi yang dikehendaki atau yang seharusnya terjadi di HMS ITB. Kondisi Ideal ditentukan berdasarkan perumusan kondisi ideal yang dilakukan dengan meninjau dokumen yang ditentukan. 5. Kondisi Aktual KBBI : Kondisi/kon·di·si/ n 1 persyaratan; 2 keadaan. KBBI : Aktual/ak·tu·al/ a 1 betul-betul ada (terjadi); sesungguhnya.

#HMSBerkaryaNyata | 7


Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, kondisi aktual diartikan sebagai kondisi yang sebenarnya sedang terjadi di HMS ITB yang ditinjau terhadap kondisi ideal yang telah ditentukan. Kondisi aktual ditentukan berdasarkan analisis terhadap massa HMS ITB yang dilakukan dengan metode kuesioner. 6. Kebutuhan KBBI : Kebutuhan/ke·bu·tuh·an/ n yang dibutuhkan. Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, kebutuhan diartikan sebagai hal yang harus dipenuhi untuk menyesuaikan kondisi aktual dengan kondisi ideal. Kebutuhan ditentukan berdasarkan analisis terhadap perbandingan antara keduanya. 7. Visi KBBI : Visi/vi·si/ n 1 pandangan atau wawasan ke depan; 2 apa yang tampak dalam khayalan; 3 penglihatan; pengamatan. Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, visi didefinisikan sebagai fokus ke depan yang ingin dicapai serta akan menjadi pedoman perumusan gambaran organisasi selanjutnya yang sesuai dengan kebutuhan yang telah didapatkan. 8. Misi KBBI : Misi/mi·si/ n 1 perutusan yang dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dalam bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dan sebagainya; 2 tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan sebagainya. Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, misi diartikan sebagai hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan. 9. Implementasi Misi KBBI : Implementasi/im·ple·men·ta·si/ /impleméntasi/ n pelaksanaan; penerapan KBBI : Misi/mi·si/ n 1 perutusan yang dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dalam bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dan sebagainya; 2 tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan sebagainya.

#HMSBerkaryaNyata | 8


Dalam konteks perumusan visi dan misi calon Ketua Umum HMS ITB, implementasi misi diartikan sebagai hal strategis yang harus dllakukan sebagai penerapan dari misi yang telah dirumuskan.

#HMSBerkaryaNyata | 9


BAB II MIMPI Himpunan Mahasiswa Sipil Institut Teknologi Bandung (HMS ITB) telah berusia enam puluh empat tahun. Usia yang panjang dan tua itu tentu telah diiringi dengan sejarah yang panjang pula. Dari hal tersebut, mungkin saja nama HMS ITB dianggap besar oleh pihak-pihak tertentu. Mungkin banyak orang yang mengagumi dan segan akan nama besar tersebut. Tetapi, apalah arti panjangnya usia jika tidak bermanfaat untuk sekitarnya. Dan apalah arti sejarah jika HMS ITB tidak mampu membuat sejarah baru di masa yang akan datang. Hal yang perlu disadari yaitu bahwa apa yang telah dilakukan HMS ITB adalah karena anggotanya. Jika nama HMS ITB besar tentu adalah karena hasil kerja anggotaanggotanya terdahulu yang mungkin saat ini telah menjadi orang-orang besar dan terkemuka. Salah satunya ialah banyak Bos-Bis terdahulu punya dampak besar di dunia kemahasiswaan, khususnya di ITB. Maka, hal yang diyakini ialah bagaimana HMS ITB saat ini dan ke depannya juga ditentukan oleh anggotanya sekarang. Hal ini seperti pernyataan yang sering diucapkan Bos-Bis: “HMS ITB adalah anggotanya.� Keadaan saat ini menjadi pertanyaan sendiri dengan adanya anggota-anggota HMS ITB yang mementingkan dirinya sendiri. Anggota HMS ITB masih belum berusaha memberikan sesuatu kepada orang lain. Hal tersebut menyebabkan HMS ITB yang seolah-olah tidak berpengaruh apa-apa terhadap sekitarnya. Dan hal tersebut bukan untuk dibiarkan. Jangan sampai ada anggapan bahwa ada-tidaknya HMS ITB sama saja bagi sekitarnya. Dan tentunya anggota HMS ITB tidak ingin keberadaannya dianggap tidak berdampak untuk orang lain. Berbagai ragam hal yang bisa dilakukan anggota-anggota HMS ITB untuk dapat berdampak bagi sekitar sesuai dengan kemampuannya. Pada dasarnya, manusia diciptakan dengan kemampuan akan cipta, rasa, dan karsa. Kemampuan tersebut menyebabkan manusia dapat menghasilkan suatu ciptaan yang disebut karya. Lebih spesifik lagi, karya tersebut adalah yang dapat dibuktikan sehingga disebut karya nyata. Sesuai kesamaan keilmuan dan keprofesian teknik sipil, HMS ITB dapat mengeksplorasi kemampuan anggota untuk dapat berkarya secara nyata di bidangnya. Selain itu, beragamnya minat dan bakat setiap orang juga dapat mendorong terciptanya karya-karya di bidang lain, seperti tulisan hingga karya di bidang seni. Potensi yang dimiliki HMS ITB dengan banyaknya anggota, seharusnya dapat mendorong dihasilkannya karya-karya nyata terbaik yang bermanfaat.

#HMSBerkaryaNyata | 10


Seharusnya, HMS ITB bisa punya banyak karya bermanfaat dari anggotaanggotanya. Keadaan ini lah yang diimpikan, bahwa anggota HMS ITB terdorong untuk berkarya menyelesaikan masalah yang ada. Hal tersebut pun membantu HMS ITB untuk bisa bermanfaat bagi sekitarnya. Melalui karya-karya ini juga, HMS ITB dapat meraih prestasi-prestasi hingga membawa nama besar HMS ITB di bidang karya. Namun, hal tersebut adalah semacam keuntungan tambahan bagi HMS ITB karena yang terutama ialah bagaimana menebar manfaat melalui karya-karya tersebut. Dari karya yang dihasilkan, diharapkan juga setiap anggota lainnya terinspirasi sehingga turut terdorong untuk punya karyanya sendiri. Dan harapan akhirnya ialah semangat berkarya itu menjadi kebiasaan bagi seluruh anggota HMS ITB. Keadaan saat ini mendorong pemikiran kepada masih tidak terpenuhinya kebutuhan anggota untuk berkarya, atau bahkan kebutuhan akan hal-hal lain. Untuk mampu berkarya, seseorang perlu mengaktualisasikan dirinya dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai tahap tersebut, tentu harus dipenuhi terlebih dahulu kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih mendasar, yaitu fisiologis, rasa aman, sosial, serta penghargaan.[1] Oleh karena itu, HMS ITB perlu mengusahakan hal-hal tersebut terlebih dahulu. Dan dengan begitu, diharapkan juga bahwa anggota terdorong mengaktualisasikan dirinya serta berkarya melalui dan untuk HMS ITB. Dengan kata lain, HMS ITB dapat menjadi rumah, yaitu tempat tinggal yang melibatkan emosi anggotanya, untuk selanjutnya menghasilkan karya nyatanya masing-masing. Seperti itulah mimpi yang ingin diwujudkan menjadi keadaan HMS ITB selanjutnya. Bahwa anggota HMS ITB sadar akan dirinya yang mampu bermanfaat bagi orang lain. Bahwa anggota HMS ITB dapat memaksimalkan potensinya untuk menjadi solusi masalah yang ada. Dan dari hal tersebut, HMS ITB dapat memberikan dampak melalui terciptanya berbagai karya nyata dari anggota. [1] Berdasarkan Teori Kebutuhan Abraham Maslow

#HMSBerkaryaNyata | 11


BAB III LATAR BELAKANG Mimpi tentang anggota HMS ITB yang berdampak melalui karya nyata yang dihasilkan dapat diwujudkan untuk menjadi gambaran HMS ITB selanjutnya. Dan untuk itu, harus diketahui posisi HMS ITB di lingkup yang lebih besar. Di ITB, HMS ITB merupakan salah satu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) untuk program teknik sipil. Sesuai Konsepsi KM ITB, HMJ merupakan badan kelengkapan Keluarga Mahasiswa (KM) ITB di tingkat jurusan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa pada aspek keilmuan tertentu. Sedangkan, KM ITB sendiri merupakan organisasi sentral mahasiswa ITB. Oleh karena itu, kemahasiswaan di ITB dimotori secara pusat oleh KM ITB. Kemahasiswaan sebagai instrumen pelengkap dari pendidikan tinggi merupakan aspek yang tak terpisahkan untuk mendukung perguruan tinggi mencapai visinya, tak lain halnya dengan Institut Teknologi Bandung. Sesuai Rencana Strategis (Renstra) ITB 2016-2020, visi ITB sendiri ialah menjadi perguruan tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia. Kemahasiswaan dapat membantu perwujudan visi ITB dengan mendorong keunggulan pada berbagai aspek, seperti sumber daya insani, penelitian, inovasi, dan pengabdian masyarakat. ITB sendiri ada sebagai perguruan tinggi di Indonesia dan tentunya punya peran penting dalam perwujudan salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut adalah yang tercantum dalam UUD 1945, konstitusi yang berperan dalam seluruh sistem ketatanegaraan Indonesia. Mimpi tentang berkaryanya anggota HMS ITB ingin diwujudkan untuk menjadi gambaran HMS ITB selanjutnya sehingga HMS ITB dapat berdampak dan membantu perwujudan pencerdasan kehidupan bangsa. Arah HMS ITB secara keseluruhan sendiri dapat dibawa oleh ketua umum yang memimpin lembaga eksekutif di HMS ITB (sesuai ART HMS ITB Bab III). Oleh karena itu, seorang ketua umum dapat menentukan gambaran HMS ITB selanjutnya melalui visi dan misi yang ia bawa. Hal ini lah yang menjadi dasar pencalonan diri sebagai Ketua Umum HMS ITB.

#HMSBerkaryaNyata | 12


BAB IV KONDISI IDEAL Kondisi ideal diartikan sebagai kondisi yang dikehendaki atau yang seharusnya terjadi di HMS ITB. Kondisi ideal ditentukan melalui perumusan kondisi ideal. Metode perumusan kondisi ideal adalah dengan mensintesis kondisi ideal berdasarkan dokumen dan gagasan-gagasan yang terdapat didalam latar belakang. Dalam perumusan tersebut, HMS ITB ditinjau sebagai organisasi kemahasiswaan di bawah naungan ITB. Dokumen beserta poin yang ditinjau antara lain sebagai berikut. A. AD/ART HMS ITB AD/ART merupakan landasan operasional dalam menjalankan suatu organisasi, pun dalam hal ini AD/ART HMS ITB menjadi dasar bagi HMS ITB dalam menjalankan organisanya. Poin-poin yang dapat dijadikan tinjauan dalam AD/ART HMS ITB antara lain Anggaran Dasar BAB II tentang Asas, Prinsip, dan Tujuan serta BAB III tentang Status : 1.) Asas HMS ITB adalah kemahasiswaan yang berdasarkan Pancasila dan kebenaran akademik. 2.) Prinsip HMS ITB adalah kemandirian, keadilan, persamaan, dan pemberdayaan bagi seluruh anggotanya. 3.) Tujuan HMS ITB adalah sebagai berikut : a. Membina kekeluargaan antaranggota khususnya dan antarmahasiswa pada umumnya. b. Mengusahakan dan memperjuangkan kepentingan anggota dalam bidang studi, keprofesian, kreativitas, dan kesejahteraan. c. Membimbing, menampung, dan menyalurkan potensi anggota untuk pengabdian, perjuangan, dan pembangunan negara Republik Indonesia. 4.) Status : a. HMS ITB adalah organisasi yang mandiri dalam menentukan arah dan kebijakannya. b. HMS ITB merupakan bagian dari dunia kemahasiswaan ITB. B. GBHP HMS ITB 2018

Garis Besar Haluan Program Kerja (GBHP) HMS ITB merupakan pedoman bagi Calon Ketua Umum HMS ITB dalam pembuatan visi dan misi yang selanjutnya dituangkan dalam program kerja Badan Pengurus (BP) HMS ITB yang berlandaskan dokumen formal dan aspirasi kebutuhan massa HMS ITB. Dokumen ini berisi rumusan pemenuhan kebutuhan anggota HMS ITB beserta parameter ketercapaiannya. Poin-poin yang dapat dijadikan tinjauan dalam GBHP HMS ITB antara lain :

#HMSBerkaryaNyata | 13


5.) Membentuk kekeluargaan anggota di HMS ITB sehingga anggota HMS merasa nyaman (tidak canggung berinteraksi) satu sama lain. 6.) Mewadahi dan mengembangkan kreativitas non teknik sipil anggota HMS ITB. 7.) Mewadahi kebutuhan anggota pada bidang kesejahteraan studi. 8.) Mewadahi kebutuhan anggota dalam bidang keprofesian. 9.) Membina hubungan baik dengan pihak eksternal HMS ITB seperti KM ITB, ALSI, Perusahaan Teknik Sipil, dan Prodi. 10.) Mewadahi anggota dalam mengaplikasikan karya nyata melalui pengabdian masyarakat. C. Konsepsi KM ITB Amandemen 2015 Konsepsi merupakan hal yang mendasari terbentuknya sistem kemahasiswaan di ITB, dalam hal ini terbentuknya KM ITB. Di dalamnya dibahas mengenai orientasi organisasi, posisi organisasi kemahasiswaan ITB, serta badan kelengkapan KM ITB salah satunya yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan. Poin-poin yang dapat dijadikan tinjauan dalam Konsepsi KM ITB antara lain: 11.) Himpunan mahasiswa jurusan berfungsi dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa di tingkat jurusan dalam bidang profesi dan hal-hal khusus yang menyangkut jurusan masing-masing. 12.) Orientasi dasar organisasi kemahasiswaan : a. Menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan masyarakat masa depan yang profesional, intelek, humanis, dan religius. b. Mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan bangsa. Untuk itu maka akar aktivitas mahasiswa, yaitu intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah harus dijaga dalam roda gerak organisasi kemahasiswaan. c. Menjadi wadah bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang meliputi pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri. 13.) Sifat organisasi : Kekeluargaan, artinya sistem dan mekanisme yang dikembangkan dalam pola hubungan internal antar elemen dalam organisasi kemahasiswaan maupun pola hubungan eksternal dengan institusi lain diluar organisasi mahasiswa dilaksanakan dalam suasana dan semangat yang bersifat kekeluargaan. D. AD/ART KM ITB Amandemen 2015 Sama halnya dengan AD/ART HMS ITB, AD/ART KM ITB menjadi landasan bagi KM ITB dalam menjalankan roda kemahasiswaannya. Poin-poin yang dapat dijadikan tinjauan dalam AD/ART KM ITB ini diantaranya tertera dalam Anggaran

#HMSBerkaryaNyata | 14


Dasar BAB VII mengenai kelengkapan organisasi (pasal 13) dan Anggaran Rumah Tangga BAB VI mengenai himpunan mahasiswa jurusan (pasal 54) : 14.) Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi di Institut Teknologi Bandung yang telah disahkan oleh program studi terkait dan berfungsi untuk mewadahi kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian 15.) Hubungan Himpunan Mahasiswa Jurusan di dalam KM ITB : a. Himpunan Mahasiswa Jurusan merupakan badan kelengkapan KM ITB di tingkat jurusan b. Himpunan Mahasiswa Jurusan berkewajiban melaksanakan dan menjunjung tinggi Konsepsi KM ITB dan AD/ART KM ITB c. Himpunan Mahasiswa Jurusan memiliki hak otonom untuk kegiatan internal d. Himpunan Mahasiswa Jurusan harus melakukan koordinasi dengan Kongres KM ITB untuk kegiatan eksternal yang mengatasnamakan KM ITB e. Himpunan Mahasiswa Jurusan memiliki hubungan koordinasi dengan Kabinet KM ITB f. Himpunan Mahasiswa Jurusan berkewajiban memberikan sumber daya kepada Kabinet KM ITB untuk melaksanakan program pemenuhan kebutuhan seluruh mahasiswa melalui program terpusat yang telah disetujui oleh Kongres KM ITB g. Himpunan Mahasiswa Jurusan berkewajiban mengawasi keberjalanan KM ITB baik secara mandiri atau pun melalui mekanisme yang ditentukan Kongres KM ITB E. Rancangan Umum Kaderisasi (RUK) KM ITB RUK adalah dokumen yang berisikan panduan penjenjangan anggota KM ITB, untuk mencapai karakter alumni KM ITB yang berpegang pada nilai-nilai pendidikan. Di dalamnya terdapat profil-profil yang bagsi anggota KM ITB mulai dari tingkat 1 sampai tingkat 4. RUK adalah dokumen yang dapat dijadikan acuan dalam proses kaderisasi bagi seluruh anggota KM ITB. Poin-poin yang dapat dijadikan tinjauan dalam RUK KM ITB ini antara lain : 16.) Pada dasarnya, kaderisasi di dalam organisasi kemahasiswaan terpahami sebagai proses pendidikan yang bertujuan mencapai karakter alumni KM ITB yang diinginkan. 17.) Himpunan Mahasiswa Jurusan menjadi wadah dalam pencapaian karakter alumni KM ITB yang memiliki porsi yang besar.

F. Rencana Strategis (Renstra) ITB 2016-2020

#HMSBerkaryaNyata | 15


Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah untuk periode lima tahun yang merupakan penjabaran visi dan misi serta program prioritas Rektor ITB dan berpedoman pada RENIP (Rencana Induk Pengembangan) ITB. Secara umum Renstra berisikan visi, misi, tujuan, strategi, serta program yang dilaksanakan oleh ITB beserta lembaga naungannya. Poinpoin yang dapat dijadikan tinjauan dalam dokumen Renstra ITB 2016-2020 ini antara lain tertera pada Bab II tentang Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis, poin 2.3.2 tentang penelitian, poin 2.3.3 tentang inovasi, dan poin 2.3.4 tentang pengabdian masyarakat. 18.) ITB hendaknya melaksanakan kegiatan penelitian yang produktif dengan hasil-hasil penelitian yang berguna untuk pembangunan bangsa. 19.) ITB hendaknya mendorong inovasi nyata yang dapat dirasakan langsung manfaatnya, serta dapat berbasis entrepreneurship. 20.) ITB hendaknya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjalankan pengabdian kepada masyarakat. G. UU No.12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi Pada UU No.12 tahun 2012 ini terdapat pasal yang mengatur mengenai organisasi kemahasiswaan. Poin yang berkaitan terdapat pada pasal 77 ayat (2) tentang organisasi kemahasiswaan 21.) Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk: a. Mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi Mahasiswa b. Mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa kebangsaan c. Memenuhi kepentingan dan kesejahteraan Mahasiswa d. Mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Berdasarkan poin-poin dari dokumen yang ditinjau, kondisi ideal yang dirumuskan, antara lain: 1. Terbinanya hubungan kekeluargaan yang nyaman antaranggota HMS ITB (poin 3a, 5, 13) Kekeluargaan yang dimaksud dibagi tingkatan dari tahu, kenal, nyaman, dan peduli. Tingkat nyaman yang dimaksud dalam kondisi tersebut adalah setiap anggota dapat berinteraksi satu sama lain tanpa ada batasan. Selain itu, ada juga sifat suportif dan apresiatif antaranggota. 2. Terwujudnya kesejahteraan setiap anggota HMS ITB (poin 3b, 6, 7, 12c, 21a, 21c)

#HMSBerkaryaNyata | 16


Kesejahteraan yang dimaksud berupa pemenuhan kebutuhan di bidang studi, ekonomi, dan pengembangan kreativitas nonteknik sipil sesuai minat anggota. Jika kesejahteraan anggota terpenuhi, maka anggota dapat dikatakan telah siap untuk memaksimalkan potensi dirinya. 3. Terpenuhinya target kaderisasi HMS ITB kepada setiap anggota (poin 3c, 12a, 16, 17, 21b) Target kaderisasi yang dimaksud adalah profil-profil yang dirancang pada kaderisasi di HMS ITB. Profil-profil ini dirancang agar setiap anggota HMS ITB dapat berperan menata kehidupan bermasyarakat di masa yang akan datang. 4. Terpenuhinya kebutuhan pengembangan keprofesian setiap anggota HMS ITB yang aplikatif dengan wujud karya nyata bermanfaat (poin 3b, 8, 10, 11, 12b, 14, 18, 19) Kebutuhan pengembangan keprofesian yang dimaksud berupa wawasan dan keterampilan yang dapat diterapkan untuk mempersiapkan setiap anggota agar dapat berkarya. Pendefinisian karya nyata yang dimaksud merupakan hasil daya cipta, rasa, dan karsa seluruh anggota HMS ITB untuk menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini pada bidang ketekniksipilan. 5. Terjalinnya kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan antara HMS ITB dengan pihak eksternal terkait (poin 3a, 9, 13, 15) Kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan yang dimaksud dilakukan dengan berbagai pihak yang bersangkutan secara terus-menerus dalam kegiatankegiatan terkait. 6. Terbinanya potensi anggota HMS ITB yang diwujudkan dengan gerakan kemasyarakatan (poin 3c, 10, 20, 21d) Potensi anggota yang dimaksud adalah kemampuan setiap anggota HMS ITB untuk menyelesaikan berbagai jenis permasalahan yang ada di sekitarnya. (Poin 4 menjelaskan status HMS ITB untuk perumusan kondisi ideal, sedangkan poin 1 dan 2 menjadi pedoman keberjalanan kondisi ideal)

#HMSBerkaryaNyata | 17


BAB V KONDISI AKTUAL Kondisi aktual diartikan sebagai kondisi yang sebenarnya sedang terjadi di HMS ITB. Kondisi aktual ditentukan berdasarkan analisis pengumpulan data primer melalui alat ukur kuesioner. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menjadi fakta yang merepresentasikan kondisi aktual dari HMS ITB. Variabel yang ditinjau dalam pengambilan data merupakan hasil sintesis dari kondisi ideal sebelumnya. Dalam proses pengumpulan data terdapat hal yang perlu ditentukan dan dicek agar didapat data yang representatif dan berguna. Berikut ini merupakan penjabaran dari hal yang dimaksud:  

Realibilitas Alat Ukur Alat ukur dikatakan reliable jika alat ukur tersebut memiliki sifat konstan, stabil atau tepat. Penentuan Jumlah Sampel Dalam menentukan jumlah data, dapat diambil jumlah tertentu yang dianggap merepresentasikan kondisi aktual dari populasi yang ditinjau. Proporsi jumlah sampel terhadap populasi tergantung dari besaran tingkat ketelitian yang diinginkan.

Berdasarkan dua acuan diatas, diperlukan tes validitas dan realibilitas alat ukur yang memberikan kesimpulan validitas dan realibilitas data yang dikumpulkan. Berikut ini hasil tes dengan mekanismenya. 

Tes Realibilitas Menggunakan Metode Alpha-cronbach Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrument penelitian umunya adalah dengan menghitung koefisien Cronbach’s alpha. Berikut ini merupakan hasil perhitungan dari koefisien yang dimaksud:

#HMSBerkaryaNyata | 18


Kesimpulan: Dari hasil analisis di dapat nilai Alpha sebesar 0.701, nilai ini masuk kedalam rentang nilai 0.5-0.7 untuk kategori realibilitas moderat. 

Penentuan Jumlah Sampel Menggunakan Slovin Method

Rumus slovin dapat dilihat berdasarkan notasi berikut: đ?‘›=

đ?‘ 1 + đ?‘ đ?‘’ 2

Keterangan notasi : n = jumlah sampel minimal N = populasi e = error margin Perhitungan jumlah sampel data kondisi aktual: Diketahui : N = 492 orang (jumlah anggota HMS ITB) E = diambil nilai 5% untuk mendapatkan derajat kepercayaan 95%. 492 đ?‘›= 1 + 492. 52 đ?’? = đ?&#x;?đ?&#x;?đ?&#x;? đ?’?đ?’“đ?’‚đ?’?đ?’ˆ Kesimpulan : Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperlukan jumlah sampel minimal 220 orang dengan e = 5%. Hasil pengumpulan data mencakup 222 orang dari populasi sehingga dianggap data dapat merepresentasikan kondisi aktual dari populasi. Berikut merupakan hasil dari analisis kondisi aktual berdasarkan kondisi ideal yang telah ditetapkan.

#HMSBerkaryaNyata | 19


a.

Terbinanya hubungan kekeluargaan yang nyaman antaranggota HMS ITB

Kesimpulan : Belum semua anggota HMS ITB merasakan hubungan kekeluargaan yang nyaman dengan setiap anggota. b.

Terwujudnnya kesejahteraan setiap anggota HMS ITB

#HMSBerkaryaNyata | 20


Kesimpulan : Kebutuhan anggota HMS ITB telah terpenuhi di bidang studi dan ekonomi, tetapi dirasa kurang terpenuhi di bidang kreativitas non teknik sipil. c.

Terpenuhinya kebutuhan pengembangan keprofesian setiap anggota HMS ITB yang aplikatif dengan wujud karya nyata bermanfaat

#HMSBerkaryaNyata | 21


#HMSBerkaryaNyata | 22


Kesimpulan : Kebutuhan pengembangan keprofesian anggota HMS ITB kurang terpenuhi. Kemudian, kontribusi anggota HMS ITB dalam menghasilkan karya juga masih kurang. Dan HMS ITB juga dirasa kurang mewadahi anggota dalam mewujudkan karya nyata. Dari ketiga hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pengembangan keprofesian setiap anggota HMS ITB yang aplikatif dengan wujud karya nyata bermanfaat kurang terpenuhi. d.

Terjalinnya kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan antara HMS ITB dengan pihak eksternal terkait

Kesimpulan : HMS ITB sudah menjalankan kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan antara HMS ITB dengan pihak eksternal terkait. e.

Terbinanya potensi anggota HMS ITB yang diwujudkan dengan gerakan kemasyarakatan

#HMSBerkaryaNyata | 23


Kesimpulan : HMS ITB dianggap kurang dalam hal membina potensi anggota dalam gerakan kemasyarakatan. Berdasarkan kuesioner dan analisis yang telah dilakukan, kesimpulan dari kondisi aktual yang dapat dirangkum sebagai berikut. 1. Belum semua anggota HMS ITB merasakan hubungan kekeluargaan yang nyaman dengan setiap anggota. 2. Kebutuhan anggota HMS ITB telah terpenuhi di bidang studi dan ekonomi, tetapi dirasa kurang terpenuhi di bidang kreativitas non teknik sipil. 3. Kurang terpenuhinya kebutuhan pengembangan keprofesian setiap anggota HMS ITB yang aplikatif dengan wujud karya nyata bermanfaat. 4. Sudah dijalankannya kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan antara HMS ITB dengan pihak eksternal terkait. 5. Kurang terbinanya potensi anggota HMS ITB dalam wujud gerakan kemasyarakatan.

#HMSBerkaryaNyata | 24


BAB VI KEBUTUHAN Kebutuhan diartikan sebagai hal yang harus dipenuhi untuk menyesuaikan kondisi aktual dengan kondisi ideal. Kebutuhan ditentukan berdasarkan analisis terhadap selisih yang telah didapat antara keduanya. Berikut merupakan keterangan dari proses analisis kebutuhan sehingga menghasilkan suatu kebutuhan.

Kondisi Ideal

*

Kondisi Aktual

Kondisi ideal yang telah

Kondisi aktual yang telah

dirumuskan sebelumnya

diperoleh sebelumnya

Analisis Proses analisis dilakukan dengan membandingkan gap antara kondisi aktual dan kondisi ideal yang ada. Proses ini akan menghasilkan suatu kebutuhan.

Kebutuhan Kebutuhan ini merupakan hasil dari proses analisis *Tanda panah yang menunjukkan gap antara kondisi ideal dan kondisi aktual

#HMSBerkaryaNyata | 25


Berdasarkan kondisi ideal dan aktual yang didapat, dilakukan analisis kebutuhan sebagai berikut. Kondisi Aktual

Kondisi Ideal

Belum semua anggota HMS ITB

Terbinanya hubungan

merasakan hubungan

kekeluargaan yang nyaman

kekeluargaan yang nyaman

antaranggota HMS ITB

dengan setiap anggota.

Analisis Hubungan kekeluargaan sampai tahapan nyaman akan menunjang kinerja anggota dalam berhimpun di HMS ITB. Perlu diingat pula bahwa HMS ITB adalah organization non-profit yang mengandalkan motivasi anggotanya dalam mewujudkan tujuan bersama, sehingga sifat suportif dan apresiatif yang terkandung dalam hubungan yang nyaman akan menunjang atmosfer berhimpun yang baik. Berdasarkan hasil analisis kondisi aktual, belum semua anggota HMS ITB merasa nyaman dengan setiap anggotanya. Hal ini dapat disebabkan kurangnya interaksi dua arah antar anggota HMS ITB. Interaksi dua arah yang dimaksud yaitu komunikasi anggota dengan anggota lainnya.

Kebutuhan Peningkatan interaksi dua arah antaranggota HMS ITB sehingga terbentuknya hubungan kekeluargaan yang nyaman.

#HMSBerkaryaNyata | 26


Kondisi Aktual Kondisi Ideal

Kebutuhan anggota HMS ITB

Terwujudnya kesejahteraan

telah terpenuhi di bidang studi

setiap anggota HMS ITB

dan ekonomi, tetapi kurang terpenuhi di bidang kreativitas

Analisis Pemenuhan kesejahteraan anggota merupakan salah satu syarat yang diperlukan anggota HMS ITB untuk memaksimalkan potensinya dalam berhimpun. Maka dari itu, pemenuhan kesejahteraan perlu terus diusahakan agar seluruh potensi anggota dapat diberdayakan untuk mencapai tujuan dari HMS ITB itu sendiri. Berdasarkan hasil analisis kondisi aktual, kebutuhan anggota HMS ITB di bidang non teknik sipil kurang terpenuhi. Hal ini antara lain disebabkan karena kurang optimalnya wadah yang sudah ada untuk memenuhi

Kebutuhan Pengoptimalan kesejahteraan anggota dalam bidang studi dan ekonomi, serta wadah kreativitas non teknik sipil.

#HMSBerkaryaNyata | 27


Kondisi Ideal Terpenuhinya target kaderisasi HMS ITB kepada setiap anggota

Analisis Dalam mewujudkan lulusan anggota HMS ITB yang mampu berkontribusi dalam memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat, dibutuhkan pembinaan terkait nilai, kemampuan, dan karakter anggota. Kaderisasi ini juga menjadi aspek yang menunjang keberlanjutan organisasi sehingga anggota HMS ITB butuh terus dibina.

Kebutuhan Pembinaan anggota sehingga terpenuhinya profil kader yang diharapkan

#HMSBerkaryaNyata | 28


Kondisi Ideal

Kondisi Aktual

Terpenuhinya kebutuhan

Kurang terpenuhinya kebutuhan

pengembangan keprofesian

pengembangan keprofesian

setiap anggota HMS ITB yang

setiap anggota HMS ITB yang

aplikatif dengan wujud karya

aplikatif dengan wujud karya

nyata bermanfaat.

nyata bermanfaat.

Analisis HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan memiliki fungsi untuk mengembangkan anggota sesuai keilmuan dengan karya nyata sebagai perwujudannya. Berdasarkan analisis kondisi aktual, kebutuhan pengembangan keprofesian setiap anggota dirasa belum terpenuhi sehingga belum juga mewujudkan karya nyata bermanfaat. Hal ini disebabkan kurang sesuainya kebutuhan pengembangan keprofesian yang disediakan oleh HMS ITB dengan kebutuhan anggotanya. Kemudian, anggota juga kurang mendapat

Kebutuhan Penyesuaian pengembangan keprofesian sesuai dengan kebutuhan anggota sehingga mampu menghasilkan karya nyata.

#HMSBerkaryaNyata | 29


Kondisi Ideal

Kondisi Aktual

Terjalinnya kolaborasi dan kerja

Sudah dijalankannya kolaborasi

sama berkelanjutan antara HMS

dan kerja sama berkelanjutan

ITB dengan pihak eksternal

antara HMS ITB dengan pihak

terkait

eksternal terkait

Analisis Untuk mencapai tujuannya, HMS ITB perlu terus menjalin relasi dengan pihak eksernal, dengan bentuk kolaborasi dan kerja sama dalam berbagai kegiatan. Berdasarkan analisis kondisi aktual, kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan dengan pihak eksternal terkait telah dijalankan. Selanjutnya, hubungan ini perlu terus dibina dan dioptimalkan.

Kebutuhan Pengoptimalan kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan dengan pihak eksternal terkait.

#HMSBerkaryaNyata | 30


Kondisi Ideal

Kondisi Aktual

Terbinanya potensi anggota

Kurang terbinanya potensi

HMS ITB yang diwujudkan

anggota HMS ITB dalam wujud

dengan gerakan

gerakan kemasyarakatan

Analisis Sebagai organisasi mahasiswa, HMS ITB punya tugas mendorong dilakukannya gerakan kemasyarakatan oleh anggota untuk mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya. Berdasarkan analisis kondisi aktual, potensi anggota HMS ITB kurang terbina untuk diwujudkan dalam gerakan kemasyarakatan. Hal ini dapat terjadi karena HMS ITB dirasa kurang optimal dalam membina kesadaran anggota terhadap keadaan di sekitarnya. Kondisi tersebut disertai dengan sikap skeptisme anggota terhadap potensinya untuk bermanfaat bagi

Kebutuhan

Peningkatan kepekaan anggota terhadap keadaan di sekitarnya agar potensi yang dimiliki dapat dibina dalam penyelesaian masalah. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, dirumuskan kebutuhan sebagai berikut. 1. Peningkatan interaksi dua arah antaranggota HMS ITB sehingga terbentuknya hubungan kekeluargaan yang nyaman. 2. Pengoptimalan kesejahteraan anggota dalam bidang studi dan ekonomi, serta wadah kreativitas non teknik sipil. 3. Pembinaan anggota sehingga terpenuhinya profil kader yang diharapkan. 4.

Penyesuaian pengembangan keprofesian sesuai dengan kebutuhan anggota sehingga mampu menghasilkan karya nyata.

5. Pengoptimalan kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan dengan pihak eksternal terkait. 6. Peningkatan kepekaan anggota terhadap keadaan di sekitarnya agar potensi yang dimiliki dapat dibina dalam penyelesaian masalah.

#HMSBerkaryaNyata | 31


BAB VII VISI Visi berarti fokus ke depan yang ingin dicapai serta akan menjadi pedoman perumusan gambaran organisasi selanjutnya yang sesuai dengan kebutuhan yang telah didapatkan. Berdasarkan kebutuhan yang didapat, visi yang dirumuskan ialah:

“HMS ITB sebagai rumah aktualisasi diri dan keprofesian anggota sehingga dapat aktif mewujudkan karya nyata berdampak.”

Penjelasan: Rumah aktualisasi diri dan keprofesian KBBI: Rumah/ru·mah/ n bangunan untuk tempat tinggal KBBI: Aktualisasi/ak·tu·a·li·sa·si/ n perihal mengaktualkan; pengaktualan KBBI: Profesi/pro·fe·si/ /profési/ n bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu;

Rumah merupakan tempat yang nyaman untuk tinggal, berkembang, dan mendapatkan kebutuhan. Aktualisasi merupakan proses pemenuhan kebutuhan diri hingga tahapan siap memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Keprofesian disini berarti segala sesuatu yang terkait dengan kemampuan dalam bidang ketekniksipilan. Berdasarkan hal-hal tersebut, rumah aktualisasi diri dan keprofesian dapat diartikan bahwa HMS ITB menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi anggotanya untuk berkembang dan terbina sesuai profil yang diinginkan, serta untuk mendapat berbagai kebutuhan, baik dalam bidang studi, ekonomi, kreativitas non teknik sipil, keprofesian, hingga kesempatan berelasi dengan pihak eksternal sehingga siap untuk memaksimalkan potensinya melalui karya nyata.

Aktif mewujudkan karya nyata berdampak KBBI: Aktif/ak·tif/ a giat (bekerja, berusaha) KBBI: Karya/kar·ya/ n 1 pekerjaan; 2 hasil perbuatan; perbuatan; ciptaan KBBI: Nyata/nya·ta/ a 1 benar-benar ada; ada buktinya; berwujud; 2 terbukti KBBI: Berdampak/damp·pak/ n mempunyai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat

#HMSBerkaryaNyata | 32


Aktif yang dimaksud dalam hal ini ialah berusaha atau giat melaksanakan atau menghasilkan karya. Keaktifan anggota dalam berkarya merupakan bentuk kepekaan yang terus menerus terhadap masalah yang ada. Meningkatnya tingkat keaktifan anggota untuk berkarya menyebabkan jumlah dan manfaat karya nyata yang dihasilkan semakin bertambah. Karya nyata di sini berarti segala hasil daya cipta, rasa, dan karsa anggota HMS ITB, sesuai potensi masing-masing anggota. Karya nyata berdampak ini sendiri merupakan perwujudan dari aktualisasi anggota. Sedangkan, berdampak yang dimaksud ialah memiliki pengaruh terhadap sekitar yang tentunya bersifat positif. Pengaruh yang dimaksud ialah dapat menjadi solusi atas masalah di sekitar hingga menjadi inspirasi pihak lain untuk melakukan hal bermanfaat serupa. Masalah yang sendiri berupa kondisi yang perlu dibenahi dari lingkup terdekat hingga masalah di Indonesia. Dan yang diharapkan mampu diselesaikan oleh anggota HMS ITB ialah akar dari permasalahan yang menyangkut lebih banyak orang. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, aktif mewujudkan karya nyata berdampak yang dimaksud dapat diartikan dengan anggota HMS ITB yang giat menjadi solusi permasalahan melalui apa yang dilakukannya.

#HMSBerkaryaNyata | 33


BAB VIII MISI Misi diartikan sebagai hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, untuk mencapai visi yang telah disebutkan sebelumnya, dirumuskan misi sebagai berikut. 1. Menjadikan HMS ITB sebuah wadah terintegrasi dalam mengusahakan penjaminan rasa nyaman, tercapainya profil, dan terpenuhinya kebutuhan anggota. KBBI: Integrasi/in·teg·ra·si/ n pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh;

Misi ini merupakan langkah yang bertujuan untuk mewujudkan HMS ITB sebagai rumah aktualisasi diri dan keprofesian. Usaha ini dilakukan secara terintegrasi sehingga diharapkan kebutuhan anggota, profil kader, dan kenyamanan anggota dapat terpenuhi secara utuh, mengingat ketiga hal tersebut perlu diusahakan anggota agar siap memaksimalkan potensinya dalam wujud karya.

2. Mengoptimalkan kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan dengan berbagai pihak dalam meningkatkan potensi dan dampak dari karya nyata yang dihasilkan. Misi ini merupakan langkah yang bertujuan mewujudkan rumah aktualisasi. Dengan adanya kolaborasi dan kerja sama, akan memenuhi kebutuhan relasi untuk berkarya bagi anggota Mengoptimalkan yang dimaksud ialah dengan mengembangkan jaringan relasi yang dijalin sehingga memperluas ruang lingkup potensi karya anggota. Kemudian, relasi yang sudah dijalin sebelumnya perlu dijaga dan dioptimalkan sehingga dapat mewadahi potensi anggota untuk berkarya. Kemudian, kolaborasi dan kerja sama yang diharapkan di sini bersifat terus-menerus dalam kegiatan yang terkait sehingga karya yang dihasilkan dapat menyelesaikan masalah yang lebih kompleks dan luas. Dari hal tersebut, diharapkan dampak yang ada semakin meningkat pula.

3. Meningkatkan kepekaan anggota HMS ITB terhadap masalah, serta menyalurkan potensinya untuk mendorong perwujudan karya nyata. KBBI: Kepekaan/ke·pe·ka·an/ kesanggupan bereaksi terhadap suatu keadaan;

Misi ini merupakan langkah yang bertujuan untuk mewujudkan keaktifan anggota HMS ITB dalam mewujudkan karya nyata berdampak. Melalui peningkatan kepekaan akan

#HMSBerkaryaNyata | 34


suatu masalah, diharapkan anggota dapat memahami realita dan dapat menentukan solusi yang tepat untuk diterapkan. Kemudian, kemampuan tersebut difasilitasi dan dibimbing hingga benar-benar dapat menghasilkan suatu karya yang benar-benar ada. Selanjutnya, diharapkan anggota terus menghasilkan karya dan menularkan hal tersebut kepada anggota lainnya sehingga semakin meningkatkan partisipasi anggota dalam berkarya. Peningkatan partisipasi tersebut pun akan mendorong eskalasi kuantitas serta kualitas dari karya nyata.

#HMSBerkaryaNyata | 35


BAB IX IMPLEMENTASI MISI Implementasi misi diartikan sebagai hal strategis yang harus dilakukan sebagai penerapan dari misi yang telah dirumuskan. Berdasarkan poin-poin misi, ditentukan implementasi misi yang dirumuskan, antara lain: 1. Menjadikan HMS ITB sebuah wadah terintegrasi dalam mengusahakan penjaminan rasa nyaman, tercapainya profil, dan terpenuhinya kebutuhan anggota. Implementasi: a) Meningkatkan kualitas lingkungan HMS ITB melalui terbentuknya interaksi dua arah Lingkungan HMS ITB yang dimaksud ialah kondisi yang tercipta antaranggota. Kualitas yang ingin ditingkatkan berupa suasana hubungan yang dijalin, meliputi kuantitas dan kualitas interaksi. Dengan adanya interaksi dua arah yang baik, rasa nyaman anggota akan semakin meningkat dalam menjalankan kehidupan di HMS ITB. b) Menjamin pengoptimalan pemenuhan kebutuhan anggota di bidang studi, ekonomi, dan wadah kreativitas non teknik sipil Pemenuhan kebutuhan anggota di bidang studi dan ekonomi perlu dioptimalkan sehingga anggota dapat menjalankan aktualisasi dirinya tanpa berkutat dengan masalah di atas. Pengoptimalan yang dilakukan terhadap kedua hal tersebut adalah dengan mempertahankan usaha pemenuhan kebutuhan yang dilakukan ditambah penjaminan bagi seluruh anggota. Selain itu, wadah kreativitas non teknik sipil yang sudah ada perlu dioptimalkan sehingga semakin banyak anggota yang merasa terwadahi. Dari kesejahteraan tersebut, anggota HMS ITB semakin merasakan HMS ITB sebagai rumahnya. c) Menjamin tercapainya profil anggota secara menyeluruh Pembinaan diberikan dengan usaha penjaminan sehingga profil yang dirancang benar-benar terpenuhi untuk setiap anggota. Diharapkan setiap anggota berusaha untuk memenuhi profil-profil tersebut. Dengan demikian, anggota HMS dapat benar-benar berkembang melalui HMS ITB. d) Menyediakan pengembangan keprofesian sesuai yang dibutuhkan anggota Pengembangan keprofesian yang sesuai kebutuhan anggota dapat membantu anggota untuk siap mengaktualisasikan kemampuannya di

#HMSBerkaryaNyata | 36


bidang keprofesian sehingga diharapkan kemampuan anggota bisa benarbenar tereksplorasi menjadi karya untuk solusi permasalahan. 2. Meningkatkan kepekaan anggota HMS ITB terhadap masalah, serta menyalurkan potensinya untuk mendorong perwujudan karya nyata. Implementasi: a) Membangun wawasan dan kesadaran anggota terhadap masalah Wawasan anggota perlu dibangun agar anggota dapat melihat suatu kondisi dari berbagai sudut pandang sehingga diharapkan menimbulkan kesadaran untuk menyelesaikan masalah dari suatu kondisi tersebut. Dari kesadaran tersebut, diharapkan selanjutnya anggota HMS ITB memunculkan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan. b) Membudayakan semangat menghasilkan karya kepada anggota Budaya yang dimaksud ialah kebiasaan bagi anggota HMS ITB untuk mau menghasilkan karya. Kebiasaan ini ditularkan ke anggota lainnya sehingga setiap anggota HMS ITB akan terbiasa untuk menghasilkan atau mendukung karya. c) Memfasilitasi perwujudan karya nyata bagi anggota Fasilitas yang dimaksud berupa sarana-sarana yang dibutuhkan untuk anggota menghasilkan karyanya, baik sebelum, saat, dan setelah dihasilkannya karya. Dari pewadahan fasilitas ini, karya yang hendak diciptakan dapat benar-benar diselesaikan. 3. Mengoptimalkan kolaborasi dan kerja sama berkelanjutan dengan berbagai pihak dalam meningkatkan potensi dan dampak dari karya nyata yang dihasilkan. Implementasi: a) Mengembangkan jaringan untuk menciptakan potensi kolaborasi dan kerja sama. Jaringan relasi HMS ITB dengan pihak lain perlu terus diperluas sehingga kesempatan-kesempatan anggota HMS ITB untuk berkarya semakin bertambah. Selain itu, dari jaringan yang dibentuk diharapkan dapat menjadi sarana penyebarluasan karya yang telah dihasilkan. b) Menjaga kolaborasi dan kerja sama yang sudah terjalin dengan pihak lain. Kolaborasi dan kerja sama HMS ITB dengan pihak lain yang sudah dijalin perlu terus dipertahankan disertai peningkatan bentuk kolaborasi. Dari kolaborasi dan kerja sama, pihak eksternal dapat menjadi wadah berkarya bagi anggota.

#HMSBerkaryaNyata | 37


ALUR BERPIKIR Setelah didapatkan visi, misi, serta implementasi misi, dilanjutkan ke tahap pendesainan organisasi dan perumusan pencapaian organisasi. Tahap ini berdasar pada alur berikut.

#HMSBerkaryaNyata | 38


Mulai

Visi

Perumusan Misi

Misi

Perumusan Implementasi Misi

Implementasi Misi

Perumusan Desain Organisasi

Desain Organisasi

Perumusan Pencapaian Organisasi

Pencapaian Organisasi

Selesai

#HMSBerkaryaNyata | 39


BAB X DESAIN ORGANISASI Ivancevich (2008) mendefinisikan desain organisasi sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Desain Organisasi didefinisikan sebagai hasil dari proses sistematika perancangan berbentuk kerangka organisasi yang mengelompokkan arahan sesuai bidang tertentu guna mencapai tujuan bersama dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian keputusan atau tindakan- tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi sendiri menjelaskan bagaimana beberapa pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge, 2013). Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan organisasi. Dalam buku panduan A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), faktor yang patut dijadikan acuan keputusan dalam penyusunan desain organisasi yang optimal, antara lain sumber daya manusia (SDM), waktu, biaya/finansial, lingkup, teknologi, serta peluang dan resiko. Untuk pendesainan Badan Pengurus HMS ITB 2019-2020 ini, digunakan referensi dari buku Organizational Behavior edisi ke-15 oleh Stephen P. Robbins dan Effective Organization Structural Design dari The Bridgespan Group. Dari literatur yang ada, didapatkan 6 langkah penyusunan yang perlu dilaksanakan dalam mendesain organisasi yaitu: 1. Work Specialization atau spesialisasi kerja adalah tahap pendefinisian tugastugas yang dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan yang terpisah. Dalam tahap ini didefinisikan beberapa pekerjaan dalam organisasi sesuai implementasi misi yang telah ditentukan. 2. Departmentalization atau departementalisasi adalah tahap pengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang telah diturunkan dari work specialization. Pada tahap ini, spesialisasi kerja yang telah dirancang merupakan landasan dasar dari sebuah departemen yang terbentuk dalam melaksanakan arahan kerja. 3. Span of Control atau rentang kendali adalah tahap penentuan jumlah departemen yang sebenarnya dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Jangkauan dari pengelompokkan departemen didasarkan pada kebutuhan organisasi untuk mencapai bidang-bidang yang ingin dicapai dari visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Chain of Command atau rantai komando adalah tahap dimana mendefinisikan jalur melapor dari individu/kelompok ke individu/kelompok lain. Pada tahap Chain

#HMSBerkaryaNyata | 40


of Command, garis wewenang yang membentang dari atas ke unit terbawah menjelaskan mekanisme siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. 5. Centralization and Decentralization atau sentralisasi dan desentralisasi adalah tahap dimana mendefinisikan tingkat wewenang pengambilan keputusan. Disini didefinisikan sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. 6. Formalization atau formalisasi adalah tahap dimana mendefinisikan aturan dan pengaturan untuk mengarahkan karyawan dan manajer. Pendefinisian formalisasi dimaksudkan untuk menjelaskan arahan kerja dalam mengusahakan ketercapaian visi dan misi secara jelas.

Work Specialization Work specialization adalah tahap pendefinisian pekerjaan-pekerjaan terpisah yang dilakukan oleh individu-individu berbeda. Work specialization diturunkan dari masingmasing implementasi misi. Berikut penurunan pekerjaan berdasarkan implementasi misi. 1. Meningkatkan kualitas lingkungan HMS ITB melalui terbentuknya interaksi dua arah. a. Menginisiasi dan membudayakan interaksi berkelanjutan antaranggota. b. Membudayakan apresiasi antaranggota. c. Membudayakan sikap suportif antaranggota. Kualitas lingkungan ditingkatkan dengan mengejar tiga hal di atas secara bersamaan, sesuai kenyamanan yang ingin dicapai yang telah didefinisikan sebelumnya. Inisiasi yang dimaksud adalah memulai atau mengawali interaksi di lingkungan HMS ITB. Kemudian, pembudayaan yang dimaksud dilakukan dengan menggerakkan hingga membiasakan hal-hal di atas di lingkungan HMS ITB. 2. Menjamin pengoptimalan pemenuhan kebutuhan anggota di bidang studi, ekonomi, dan wadah kreativitas non teknik sipil. a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan bidang studi seluruh anggota. b. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan ekonomi seluruh anggota. c. Mendorong aktifnya wadah kreativitas non teknik sipil. Dalam menjamin kesejahteraan, ketiga hal di atas dikejar secara paralel. Penjaminan kebutuhan bidang studi terpenuhi adalah melalui penyediaan wadah dan evaluasi ketercapaian, bersamaan dengan pengusahaan pemenuhan kebutuhan ekonomi dalam bentuk analisis kondisi serta penyediaan wadah berupa pencarian beasiswa atau pelathian tertentu yang dapat menunjang

#HMSBerkaryaNyata | 41


ekonomi anggota tersebut. Selain itu, dorongan untuk wadah kreativitas non teknik sipil yang dimaksud adalah dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang mendukung aktifnya wada tersebut. 3. Menjamin tercapainya profil anggota secara menyeluruh. a. Merumuskan profil setiap anggota. b. Mengusahakan tercapainya profil seluruh anggota. c. Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil. Anggota yang dimaksud ialah angkatan 2017 dan 2018 karena kedua angkatan ini yang akan terus terlibat di kepengurusan BP 2019/2020. Untuk 2015 dan 2016 sendiri belum dapat dirumuskan profil apa saja yang dapat dicapai karena belum berpengalamannya 2016 (pengurus) melalui jenjang yang dimaksud. Penjaminan ketercapaian profil anggota dikerjakan dengan alur: perumusan profil ďƒ pengusahaan ketercapaian profil ďƒ evaluasi perkembangan ďƒ pengusahaan kembali (apabila belum tercapai). Mengusahakan yang dimaksud adalah melalui penyediaan wadah untuk ketercapaian. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan penilaian sesuai standar yang ditetapkan. 4. Menyediakan pengembangan keprofesian sesuai yang dibutuhkan anggota. a. Meningkatkan wawasan keprofesian anggota. b. Memfasilitasi pengembangan keterampilan keprofesian anggota. c. Menyediakan wadah aplikatif ketekniksipilan. Hal-hal yang dikejar dalam mengembangkan keprofesian anggota dikejar paralel. Peningkatan yang dilakukan melalui berbagai sudut pandang. Fasilitas yang dimaksud adalah melalui wadah yang menggunakan kemampuan atau kecakapan keprofesian teknik sipil tertentu. Wadah aplikatif ketekniksipilan yang dimaksud punya kaitan dengan penerapan ilmu pengetahuan teknik sipil. 5. Mengembangkan jaringan untuk menciptakan potensi kolaborasi dan kerja sama. a. Menginisiasi jalinan relasi dengan lembaga dalam ITB terkait. b. Menginisiasi jalinan relasi dengan pihak luar ITB terkait. Dalam mengembangkan jaringan, inisiasi relasi dilakukan dengan memulai hubungan atau pun membuka diri terhadap pihak eksternal yang belum memiliki jalinan relasi dengan HMS ITB sebelumnya. Lembaga dalam ITB yang dimaksud ialah seluruh lembaga KM ITB, Program Studi serta dosen, hingga institusi ITB.

#HMSBerkaryaNyata | 42


Pihak luar yang dimaksud ialah universitas lain, FKMTSI, ALSI, serta lembaga lain yang punya keterkaitan dengan HMS ITB. 6. Menjaga kolaborasi dan kerja sama yang sudah terjalin dengan pihak lain. a. Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan lembaga dalam ITB terkait. b. Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan pihak luar ITB terkait. Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama yang dimaksud dilakukan dengan menjalin terus relasi dengan pihak yang telah memiliki jalinan relasi dengan HMS ITB, baik secara formal atau nonformal. Setelah itu, dilakukan juga usaha dalam membuka peluang kolaborasi dan kerja sama, baik untuk HMS ITB secara organisai mau pun individu anggota yang diarahkan untuk terciptanya karya HMS ITB. 7. Membangun wawasan dan kesadaran anggota terhadap masalah sekitar. a. Meningkatkan kepekaan anggota terhadap isu sekitar. b. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada anggota. c. Menyediakan wadah kajian untuk merumuskan solusi masalah sekitar. Isu sekitar yang dimaksud adalah keadaan atau masalah yang dikedepankan di lingkungan anggota HMS ITB sebagai mahasiswa teknik sipil, baik dari lingkup terkecil, yaitu di lingkungan beraktivitas akademik (kampus) hingga seluasluasnya Indonesia. Tahapan yang dikejar adalah dengan meningkatkan kepekaan terlebih dahulu serta menanamkan nilai kemasyarakatan yang dimaksudkan untuk menyadarkan anggota terhadap posisinya berada bersinggungan dengan orang-orang di lingkungan luar. Setelah itu, masuk ke tahap kajian, yaitu untuk mendefinisikan masalah serta menentukan solusi dari ide yang muncul. (Dari konsep Design Thinking: Emphatize ďƒ Define ďƒ Ideate) 8. Membudayakan semangat menghasilkan karya kepada anggota. a. Menginspirasi anggota melalui karya yang telah dihasilkan. b. Mendorong anggota untuk berkarya. c. Mengusahakan perluasan manfaat dari karya anggota. Pembudayaan semangat berkarya bagi anggota HMS ITB diawali dengan inspirasi yang dimaksud untuk menyadarkan bahwa anggota HMS ITB bisa menghasilkan karya bermanfaat. Setelah itu, anggota didorong untuk menghasilkan karya, yang dalam hal ini dilakukan dengan ajakan hingga membangkitkan gerakan untuk berkarya. Selanjutnya, budaya berkarya dipertahankan melalui perluasan manfaat karya dengan penggunaan kembali

#HMSBerkaryaNyata | 43


karya-karya anggota HMS ITB untuk berbagai hal, yang dalam hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa terus terciptanya karya-karya anggota HMS ITB. Dari hal tersebut, muncul pemikiran bahwa berkarya adalah budaya di HMS ITB. (Dari Kurt Lewin’s Change Theory: Unfreezing ďƒ Change ďƒ Refreezing) 9. Memfasilitasi perwujudan karya nyata bagi anggota. a. Menyediakan fasilitas untuk berkarya bagi anggota. b. Menyediakan wadah eksplorasi dan penyaluran ide bermanfaat untuk direalisasikan. c. Menyediakan wadah pengoptimalan karya inovasi. d. Menyediakan wadah anggota berkarya nyata untuk masyarakat. Memfasilitasi perwujudan karya bermaksud agar ide yang sudah muncul dapat diwujudkan dalam bentuk karya. (Konsep Design Thinking: Prototype). Hal-hal di atas disediakan secara paralel. Fasilitas yang dimaksud berupa hal-hal yang dapat membantu anggota untuk menghasilkan karya, seperti dana, penghubungan dengan dosen, lembaga lain, dll., yang dapat diusahakan HMS ITB. Wadah eksplorasi dan penyaluran ide yang dimaksudkan agar ide yang belum bisa direalisasikan secara langsung dapat diusahakan dengan disampaikan kepada pihak tertentu. Pengoptimalan karya inovasi yang dimaksud ialah dengan mendorong terciptanya karya-karya inovasi bermanfaat melalui wadah terkait. Wadah anggota berkarya nyata untuk masyarakat dimaksudkan agar anggota dapat memberikan kontribusi langsung kepada orang lain di luar sana. Agar seluruh work specialization tersebut dapat dipenuhi dengan baik, dibutuhkan juga work specialization yang berfungsi sebagai pendukung ketercapaian implementasi misi. Work specialization ini disebut sebagai supporting system. 10. Mengelola pemerataan pemberdayaan sumber daya anggota. 11. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen. 12. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi masalah yang ada. 13. Mengelola jadwal kegiatan. 14. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan. 15. Mengelola pengarsipan terkait kegiatan yang dilaksanakan. 16. Mengelola aliran kas. 17. Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB. 18. Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB. 19. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota. 20. Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar.

#HMSBerkaryaNyata | 44


Departmentalization Departmentalization adalah tahap pengelompokan pekerjaan-pekerjaan dari work specialization agar dapat dikoordinasikan. Pengelompokkan yang ada berdasarkan kebutuhan kerja dan output yang ingin dihasilkan kedepannya. Hal yang umum dijadikan parameter dalam pengelompokkan kerja adalah fungsi (functions), jenis produk atau jasa (product or service), daerah (area), dan konsumen (customer). Namun, dalam pengelompokkan ini, digunakan 3 acuan dasar, yaitu fungsi, daerah, dan produk. Daerah yang dimaksudkan disini lingkup kerja dari masing-masing kelompok kerja. Berikut hasil pengelompokkan yang dilakukan. 1.

Wakil Ketua Umum a. Mengelola pemerataan pemberdayaan sumber daya anggota. (10) b. Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil. (3c) c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen. (11) d. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi masalah yang ada. (12)

Pengelompokkan berdasarkan: fungsi. Setiap pekerjaan yang dilakukan wakil ketua umum adalah terkait bidangnya masing-masing (anggota yang dimaksud adalah staff di bidangnya masingmasing, departemen yang dimaksud adalah departemen di bidangnya masingmasing). 2.

Sekretaris Jenderal a. Mengelola pemerataan pemberdayaan sumber daya anggota. (10) b. Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil. (3c) c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen. (11) d. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi masalah yang ada. (12) e. Mengelola jadwal kegiatan. (13) f. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan. (14)

Pengelompokkan berdasarkan: fungsi. Anggota yang dimaksud adalah staff di bidangnya, departemen yang dimaksud adalah departemen di bidangnya. Jadwal kegiatan yang dimaksud adalah terhadap kegiatan BP HMS ITB khususnya dan HMS ITB keseluruhan pada umumnya (dengan koordinasi dengan lembaga lain). 3.

Sekretaris Umum a. Mengelola pengarsipan terkait kegiatan yang dilaksanakan. (15)

Pengelompokkan berdasarkan: fungsi dan jasa.

#HMSBerkaryaNyata | 45


Pengarsipan yang dimaksud berkaitan dengan dokumen HMS ITB yang masuk, keluar, dan perlu disimpan. 4.

Bendahara Umum a. Mengelola aliran kas. (16)

Pengelompokkan berdasarkan: fungsi dan jasa. 5.

Departemen Dana Usaha a. Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB. (17)

Pengelompokkan berdasarkan: fungsi dan jasa. 6.

Departemen Rumah Tangga a. Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB. (18)

Pengelompokkan berdasarkan: fungsi dan jasa. LIngkungan HMS ITB yang dimaksud ialah wilayah-wilayah tempat HMS ITB beraktivitas, yaitu sekretariat, student lounge, dan workshop. 7.

Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota. (19) b. Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar. (20)

Pengelompokkan berdasarkan: fungsi dan jasa. 8.

Departemen Kekeluargaan serta Kreasi a. Menginisiasi dan membudayakan terciptanya interaksi berkelanjutan antaranggota. (1a) b. Membudayakan apresiasi antaranggota. (1b) c. Membudayakan sikap suportif antaranggota. (1c) d. Memfasilitasi aktifnya wadah kreativitas non teknik sipil. (2c)

Pengelompokkan berdasarkan: jasa. 9.

Departemen Kesejahteraan a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan bidang studi seluruh anggota. (2a) b. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan ekonomi seluruh anggota. (2b) Pengelompokkan berdasarkan: fungsi dan jasa.

10. Departemen Pengembangan Anggota a. Merumuskan profil target setiap anggota. (3a) b. Mengusahakan tercapainya profil seluruh anggota. (3b) c. Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil. (3c)

Pengelompokkan berdasarkan: jasa. 11. Departemen Intrakampus

#HMSBerkaryaNyata | 46


a. Menginisiasi jalinan relasi dengan lembaga dalam ITB terkait. (5a) b. Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan lembaga dalam ITB terkait. (6a)

Pengelompokkan berdasarkan: daerah dan jasa. 12. Departemen Ekstrakampus a. Menginisiasi jalinan relasi dengan pihak luar ITB terkait. (5b) b. Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan pihak luar ITB terkait. (6b)

Pengelompokkan berdasarkan: daerah dan jasa. 13. Departemen Keprofesian a. Meningkatkan wawasan keprofesian anggota. (4a) b. Memfasilitasi pengembangan keterampilan keprofesian anggota. (4b)

c. Meningkatkan kepekaan anggota terhadap isu sekitar. (7a) d. Menyediakan wadah kajian untuk merumuskan solusi masalah sekitar. (7c) Pengelompokkan berdasarkan: jasa. Wawasan keprofesian dalam departemen keprofesian menyangkut informasi dan pengetahuan tentang profesi teknik sipil secara luas dengan berbagai metode yang dapat diterapkan. Isu dan masalah sekitar yang dikaji serta dirumuskan solusinya ditinjau dengan pertimbangan anggota HMS ITB sebagai mahasiswa teknik sipil sehingga pada akhirnya akan lebih mengarah kepada isu ketekniksipilan. 14. Departemen Kompetisi dan Eskalasi Karya a. Menginspirasi anggota melalui karya yang telah dihasilkan. (8a) b. Mendorong anggota untuk berkarya. (8b)

c. Mengusahakan perluasan manfaat dari karya anggota. (8c) d. Menyediakan fasilitas untuk berkarya bagi anggota. (9a) Pengelompokkan berdasarkan: jasa. Badan Semi Otonom Badan Semi Otonom (BSO) adalah badan yang mempunyai kewenangan tersendiri terkait manjerial sumber daya dan keuangannya. Struktur dan kebijakan badan semi otonom bersifat saling berkoordinasi terhadap Badan Pengurus lainnya. Dibentuknya badan semi otonom bertujuan agar pengelolaan keuangannya mandiri dan pemberdayaan sumber daya manusia lebih maksimal. 15. ITB Civil Engineering Expo (ICEE) a. Meningkatkan wawasan keprofesian anggota.(4a) b. Menyediakan wadah aplikatif ketekniksipilan. (4c) c. Menyediakan wadah eksplorasi dan penyaluran ide bermanfaat untuk direalisasikan. (9b) d. Menyediakan wadah pengoptimalan karya inovasi. (9c)

#HMSBerkaryaNyata | 47


Pengelompokkan berdasarkan: jasa. Wawasan keprofesian dalam ICEE ditingkatkan dalam keberjalanan kegiatan dan sesuai dengan isu yang diangkat. Wadah aplikatif ketekniksipilan diturunkan sesuai dengan bentuk kegiatan, termasuk dalam eksplorasi dan penyaluran ide serta karya inovasi yang dioptimalkan. 16. Sipil Bangun Desa (SIBADES) a. Menyediakan wadah aplikatif ketekniksipilan. (4c) b. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada anggota. (7b) c. Menyediakan wadah anggota berkarya nyata untuk masyarakat. (9d)

Pengelompokkan berdasarkan: jasa. Wadah aplikatif ketekniksipilan dalam SIBADES diturunkan dalam bentuk kegiatan nantinya, terutama dalam berkarya nyata untuk masyarakat. Keterangan SIBADES diadakan sebagai BSO pada kepengurusan ini dengan pertimbanganpertimbangan berikut. i. SIBADES menjadi satu-satunya wadah pemenuhan kebutuhan pengabdian masyarakat. ii. SIBADES dapat menjadi wadah anggota menghasilkan karya secara masif dan nyata kepada masyarakat. iii. Tingginya antusias dan partisipasi anggota terhadap SIBADES kepengurusan sebelumnya. iv. Adanya rancangan SIBADES kepengurusan sebelumnya yang belum direalisasikan. v. Adanya potensi pengembangan komunitas melalui SIBADES kepengurusan sebelumnya. vi. Dalam pelaksanannya, SIBADES membutuhkan kewenangan untuk memenuhi keperluan dana dan sumber daya staff yang cukup banyak.

ICEE diadakan sebagai BSO pada kepengurusan ini dengan pertimbanganpertimbangan berikut. i. ICEE dapat menjadi sarana untuk memaksimalkan ketertarikan anggota terhadap hal-hal di bidang ketekniksipilan. ii. ICEE dapat menjadi ajang untuk menghasilkan karya anggota HMS ITB. iii. ICEE dapat menjadi sarana yang tepat untuk menjalin hubungan baik dengan pihak eksternal. iv. Dampak positif dari tahun-tahun sebelumnya untuk menjalankan ICEE untuk tahun kepengurusan saat ini, berupa dana dan relasi. v. Dalam pelaksanannya, ICEE membutuhkan kewenangan untuk memenuhi keperluan dana dan sumber daya staff yang cukup banyak.

Cremona tidak diadakan sebagai departemen maupun BSO pada kepengurusan ini dengan pertimbangan-pertimbangan berikut.

#HMSBerkaryaNyata | 48


i. Adanya departemen yang telah berfungsi meningkatkan wawasan keprofesian yang sama dengan Cremona (keprofesian). ii. Pengembangan kreativitas jurnalistik dan literasi dapat difasilitasi melalui departemen lain (kekeluargaan serta kreasi). iii. Majalah fisik pada era digital saat ini semakin kurang diminati (menjual). iv. Kurang tepatnya penempatan Cremona sebagai departemen pada satu bidang karena akan menyempitkan pengembangan lingkup Cremona. (3 aspek Cremona: internalisasi di HMS ITB, sarana aktualiasi keprofesian, dan mengenalkan kepada pihak eksternal HMS ITB mengenai karya HMS ITB). Kemudian, hal ini juga dapat menyulitkan dalam hal keuangan dan sumber daya anggota Cremona yang tidak mandiri. v. Tidak optimalnya menjalankan banyak BSO sekaligus karena dapat menyulitkan masingmasing BSO mencapai target keuangannya. Selain itu, dapat menimbulkan persaingan sendiri antar BSO dalam penyebaran informasi ke pihak luar.  Cremona akan dihadirkan sebagai produk (program kerja) departemen keprofesian.

Analisis Fisibilitas Analisis ini merupakan proses untuk mengukur sejauh mana kelayakan suatu gagasan usaha yang akan dilaksanakan. Analisis ini dilakukan terhadap BSO yang akan dibawa pada kepengurusan, yaitu SIBADES dan ICEE. Harapannya agar wadah yang dirancang dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit. Berbagai tinjauan dilakukan dan didapatkan beberapa faktor sebagai batasanbatasan yang ada berdasarkan dari A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) dengan sedikit perubahan yang dibutuhkan, yaitu menjadi aspek-aspek berikut. 1.

Fisibilitas SDA

Fisibilitas Sumber daya anggota merupakan tinjauan dari Jumlah resource yang dibutuhkan dan optimal dalam pelaksanaan kegiatan yang ada. Fisibilitas SDA juga ditinjau dari kualitas atau kuantitas penerus untuk melaksanakan acara tersebut pada kepengurusan berikutnya. 2.

Fisibilitas Waktu

Fisibilitas waktu melihat kelayakan waktu yang ada untuk melaksanakan kegiatan tersebut dalam satu tahun kepengurusan di HMS ITB. 3.

Fisibilitas Finansial

Fisibiitas finansial melihat kuantitas sumber daya terkait modal/finansial dalam menunjang acara yang akan dilaksanakan selama setahun kepengurusan di HMS ITB. Fisibilats finansial juga memeperhatikan aspek peninggalan-peninggalan finansial dari tahun sebelumnya baik berupa modal, relasi, dan barang berbentuk fisik lainnya yang dapat menunjang kegiatan tersebut pada tahun kepengurusan saat ini.

#HMSBerkaryaNyata | 49


4.

Fisibilitas Lingkup

Fisibilitas lingkup melihat kelayakan tersebut berdasarkan aspek-aspek jangkauan dari kegiatan tersebut yang memberi dampak terhadap keberjalanannya. Fisibilitas Lingkup disini terkait dengan pemassaran, wilayah cakupan, sasaran, dan lain-lain tergantung dari jenis kegiatannya. 5.

Fisibilitas Teknologi

Fisibilitas Teknologi terkait dengan pemanfaatan sarana teknologi yang ada pada perkembangan zaman saat ini. Aspek ini lebih meninjau pada pengembangan kegiatan yang efektif dan efisien dengan teknologi yang ada. 6.

Fisibilitas Peluang & Ancaman

Fisibilitas Peluang & Ancaman terkait opportunity dan treat dalam melaksanakan kegiatan dari pihak eksternal yang tidak termasuk dalam 5 fisibilitas studi yang telah ada sebelumnya. Analisis Fisibilitas SIBADES 1.

Fisibilitas SDA

Adanya SIBADES dalam kepengurusan ini sebagai satu-satunya kegiatan sosial masyarakat sehingga diharapkan massa akan lebih tertarik berpartisipasi untuk menjawab kebutuhannya di bidang tersebut. Jumlah SDA yang dibutuhkan terkait pengelolaan kegiatan sebenarnya tidak terlalu banyak dan cukup dari jumlah massa yang ada. 2.

Fisibilitas Waktu

Waktu ideal yang dapat diambil dalam pelaksanaan kegiatan utama SIBADES adalah ketika tidak terganggu kegiatan akademik. Sampai saat ini, waktu yang memungkinkan ialah setelah ujian akhir semester. Dari waktu pelaksanaan utama tersebut, terdapat rentang yang cukup lama untuk mempersiapkan kegiatan utama SIBADES. 3.

Fisibilitas Finansial

Kegiatan pengabdian masyarakat sejatinya sangat didukung oleh berbagai pihak terutama pihak dalam kampus. Bantuan dana pengabdian masyarakat dari pihak dalam kampus pun selalu ada, entah dari program studi yang bersangkutan hingga rektorat. Selain itu, dapat juga sebenarnya menggunakan alternatif bantuan dana fundraising dari CSR perusahaan. 4.

Fisibilitas Lingkup

#HMSBerkaryaNyata | 50


Pencarian wilayah cakupan untuk yang membutuhkan bantuan sebenarnya perlu waktu yang cukup banyak. Namun, hal yang dikejar dalam SIBADES ini ialah penanaman nilai kemasyarakatan dan perwujudan karya kepada masyarakat yang dalam hal ini bisa dilakukan kepada lingkungan teknik sipil ITB sampai seluas-luasnya Indonesia. Oleh karena itu, lingkup ini seharusnya tidak membatasi SIBADES dalam berkarya. 5.

Fisibilitas Teknologi

Perkembangan teknologi yang cukup pesat seharusnya sangat membantu mahasiswa dalam berkarya, termasuk untuk masyarakat. Apabila tidak memungkinkan, SIBADES sebenarnya dapat melakukan kerja sama dengan pihak eskternal (seperti kontraktor) jika ingin membangun sebuah sarana infrastrukrur yang cukup kompleks. 6.

Fisibilitas Peluang & Ancaman

SIBADES merupakan salah satu kegiatan yang didukung sendiri oleh Kaprodi Teknik Sipil ITB. Ancaman bagi SIBADES adalah pengabdian masyarakat merupakan kegiatan yang cenderung sensitif karena menjalin hubungan dengan masyarakat yang mungkin memiliki budaya yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan individu/tim yang menjalin relasi dengan masyarakat untuk membuka akses untuk diadakannya suatu acara nantinya.

Analisis Fisibilitas ICEE 1.

Fisibilitas SDA

Jumlah SDA yang dibutuhkan terkait pengelolaan kegiatan sebenarnya cukup banyak mengingat cukup banyaknya keperluan dalam mempersiapkan ICEE. Namun, jumlah yang dibutuhkan sendiri masih dapat dikatakan cukup dari jumlah yang ada. Oleh karena itu, dalam menjalankan ICEE perlu dilakukannya kontrol yang baik dalam pemberdayaan anggota. 2.

Fisibilitas Waktu

ICEE membutuhkan persiapan yang cukup lama. Kemungkinan yang dapat terjadi ialah ICEE diadakan pada awal semester genap sehingga persiapan dapat dilakukan dengan baik. Kegiatan HMS ITB lainnya pun dapat disesuaikan sehingga tidak bertabrakan dengan ICEE. 3.

Fisibilitas Finansial

ICEE memiliki cukup banyak potensi dalam segi sumber dana. Hal ini terutama disebabkan oleh pencapaian-pencapaian ICEE sebelumnya yang telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Sumber yang tentu diharapkan terutama dari

#HMSBerkaryaNyata | 51


perusahaan-perusahaan teknik sipil. Dosen ITB sendiri juga mendukung serta mungkin dapat memberikan bantuan. Relasi sebelumnya dengan ALSI pun sudah berjalan dengan baik. 4.

Fisibilitas Lingkup

Nama ICEE sudah eksis di tingkat nasional serta mulai memasuki ranah internasional pada pelaksanaannya terakhir. Tren akselerasi skala ICEE pun perlu terus dipertahankan sehingga dirasa perlu dilanjutkan. Selanjutnya, ICEE mungkin dapat dikembangkan skalanya pada mata acara tertentu. Opsi lain dalam pengembangan atau terobosan ICEE adalah melalui inovasi kegiatan.

5.

Fisibilitas Teknologi

Perkembangan teknologi saat ini sangat membantu ICEE dalam hal promosi dan publikasi. Promosi dan publikasi harus dilakukan terus-menerus agar informasi dapat tersebar di seluruh wilayah di Indonesia juga internasional sehingga dapat meningkatkan partisipasi banyak pihak dan meningkatkan kesuksesan ICEE. 6.

Fisibilitas Peluang & Ancaman

Peluang yang dapat dimaksimalkan ICEE adalah terkait tema kegiatan yang sebisa mungkin disesuaikan dengan isu terpopuler yang ada sehingga meningkatkan partisipasi dan promosi ICEE. Ancaman yang perlu dipertimbangkan adalah kegiatan yang sangat bergantung pada pihak eksternal yang sangat tidak dapat diprediksi. Hal ini dapat ditanggulangi dengan komunikasi yang baik dengan pengurus sebelumnya sehingga bisa mendapat saran dan masukan dalam menghadapi pihak eksternal. Span of Control Span of Control atau rentang kendali adalah tahap penentuan jumlah departemen yang sebenarnya dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Span of Control ini mempengaruhi jumlah dan tingkatan manajer dalam organisasi, semakin lebar rentangnya, maka semakin efisien organisasi tersebut. “By keeping the span of control to five or six employees, a manager can maintain close control.� Ranah span of control meninjau ranah kerja yang berhubungan secara teknis dengan pimpinan sehingga pimpinan mempunyai peran mengawasi keberjalanan kerja masing-masing bidang yang ada. Oleh karena itu, dilakukan pengelompokkan departemen-departemen ke dalam bidang-bidang berdasarkan kesamaannya demi kemudahan pengawasan dan optimasi pelaksanaan kerja. Dalam pengelompokkan, dipertimbangkan bahwa bidang yang ada dapat mencakup keseluruhan nilai yang ingin dibawa dalam ranah pencapaian masing-masing. Terdapat enam bidang utama yaitu Internal, Karya, Eksternal, Kesekretariatan, Pengembangan Anggota, dan

#HMSBerkaryaNyata | 52


Badan Semi Otonom. Pengelompokkan ini diharapkan dapat menunjang sinergisasi departemen-departemen dalam satu bidang. 1. Internal (dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum I)  Departemen Kesejahteraan  Departemen Kekeluargaan serta Kreasi 2. Eksternal (dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum II)  Departemen Intrakampus  Departemen Ekstrakampus 3. Karya (dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum III)  Departemen Keprofesian  Departemen Kompetisi dan Eskalasi Karya 4. Kesekretariatan (dimanajeri oleh Sekretaris Jenderal)  Sekretaris Umum  Bendahara Umum  Departemen Dana Usaha  Departemen Rumah Tangga  Departemen Media Komunikasi dan Informasi 5. Pengembangan Anggota (dimanajeri Kepala Departemen Pengembangan Anggota) 6. Badan Semi Otonom (dimanajeri oleh Ketua BSO)

Chain of Command Chain of command adalah tahap dimana mendefinisikan jalur melapor dari individu/kelompok ke individu/kelompok lain. Tahap ini menunjukkan jalur pertanggungjawaban dalam suatu struktur organisasi. Pada tahap ini dilakukan linking antar kelompok kerja yang telah didapat dari departmentalization. Prinsip yang harus diperhatikan adalah authority dan unity of command. Terdapat macam-macam garis seperti garis wewenang (menunjukan hubungan tanggung jawab), garis komando (menunjukan hubungan manager ke bawahannya), dan garis koordinasi (menunjukan hubungan saling berkoordinasi satu sama lain). Terdapat 4 tipe linking yaitu Liaison Roles, Cross-Unit Groups, Integrators, dan Dotted Lines. Pada pendelegasian kewenangan ini digunakan tipe Liaison Roles yang berarti kontak langsung dan komando, sedangkan untuk hubungan horizontal bersifat koordinasi. 1.

Wakil Ketua Umum I a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum. b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Internal.

#HMSBerkaryaNyata | 53


c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum II, Wakil Ketua Umum III, Kepala Departemen Pengembangan Anggota dan Sekretaris Jenderal dalam keperluan lintas bidang. 2.

Wakil Ketua Umum II a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum. b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Eksternal. c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum III, Kepala Departemen Pengembangan Anggota dan Sekretaris Jenderal dalam keperluan lintas bidang.

3.

Wakil Ketua Umum III a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum. b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Karya. c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II, Kepala Departemen Pengembangan Anggota dan Sekretaris Jenderal dalam keperluan lintas bidang.

4.

Sekretaris Jenderal a. Bertanggung jawab pada Ketua Umum. b. Memanajeri setiap kepala departemen di Bidang Kesektariatan. c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II, Wakil Ketua Umum III, dan Kepala Departemen Pengembangan Anggota perihal supporting system.

5.

Departemen Pengembangan Anggota a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Ketua Umum. b. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. c. Berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II dan Wakil Ketua Umum III, dan Sekretaris Jenderal perihal pencapaian profil anggota di setiap bidang.

6.

Bendahara Umum a. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal.

7.

Sekretaris Umum a. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal.

8.

Departemen Dana Usaha a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen

9.

Departemen Rumah Tangga a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang.

#HMSBerkaryaNyata | 54


c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 10. Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen 11. Departemen Kesejahteraan a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum I. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. 12. Departemen Kekeluargaan serta Kreasi a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum I. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. 13. Departemen Intrakampus a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum II. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. 14. Departemen Ekstrakampus a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum II. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. 15. Departemen Keprofesian a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum III. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. 16. Departemen Kompetisi dan Eskalasi Karya a. Kepala Departemen bertanggung jawab pada Wakil Ketua Umum III. b. Berkoordinasi dengan kepada departemen lainnya dalam 1 Bidang. c. Wakil Kepala Departemen memanajeri anggota di bawah departemen. 17. Ketua SIBADES a. Bertanggung Jawab pada Ketua Umum. b. Memanajeri anggota organisasi dalam strukutur kerja sendiri. 18. Ketua ICEE a. Bertanggung Jawab pada Ketua Umum.

#HMSBerkaryaNyata | 55


b. Memanajeri anggota organisasi dalam strukutur kerja sendiri.

Centralization and Decentralization Centralization and Decentralization adalah tahap pendefinisiaan tingkat wewenang pengambilan keputusan. Centralization berarti hanya pemegang komando tinggi yang dapat menentukan keputusan organisasi. Namun, dengan adanya decentralization, pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh decision maker yang paling dekat lingkupnya. Organisasi yang terdesentralisasi lebih tanggap menyelesaikan masalah karena keputusan dapat diambil dengan tanggap dan tanpa birokrasi yang panjang serta lebih fleksibel dan responsif. Oleh karena itu, desentralisasi diterapkan agar tidak semua decision-making dipegang oleh Ketua Umum sehingga HMS ITB dapat bergerak lebih fleksibel. 1.

Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua Umum II dan Wakil Ketua Umum III a. Mengambil keputusan taktis dalam bidang yang dinaunginya. b. Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis. c. Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan yang sesuai dalam bidang yang dinaunginya.

2.

Sekretaris Jenderal a. Mengambil keputusan taktis dalam bidang yang dinaunginya. b. Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis. c. Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan yang sesuai dalam bidang yang dinaunginya. d. Mewakili ketua umum jika berhalangan dalam agenda terkait.

3.

Kepala Departemen a. Mengambil keputusan taktis dalam departemennya. b. Berkoordinasi dengan wakil ketua umum bidang yang berkaitan untuk keputusan strategis.  Khusus Departemen Pengembangan Anggota: berkoordinasi dengan bidang lain terkait pencapaian profil anggota.

4.

Wakil Kepala Departemen a. Mengambil keputusan taktis dalam departemennya jika kepala departemen berhalangan. b. Membantu kepala departemen dalam desain departemen dan keberjalanannya. c. Wewenang dan arahan lainnya diberikan oleh kepala departemen disesuaikan kebutuhan masing-masing departemen.

5.

Ketua BSO a. Mengambil keputusan taktis dalam badan semi otonomnya.

#HMSBerkaryaNyata | 56


b. Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis. c. Wewenang dan arahan lain yang menjadi tambahan dalam berjalannya kepengurusan dilaksanakan oleh ketua badan semi otonom masing-masing.

Formalization Formalization adalah tahap dimana mendefinisikan aturan dan pengaturan untuk mengarahkan anggota dan manajer agar penafsiran desain departemen sesuai dengan visi misi dan kebutuhan kerja yang telah ditetapkan dan dapat berjalan optimal. Pada tahap formalization ini didefinisikan kembali work specialization dan arahan yang jelas bagi setiap kepala manajer. Di tahap ini juga didefinisikan status, wewenang, fungsi dan tugas. 1.

Wakil Ketua Umum a. Mengelola pemerataan pemberdayaan sumber daya anggota. b. Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil. c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen. d. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi masalah yang ada.

Arahan a. b. c. d.

Memetakan pemberdayaan sumber daya anggota sesuai perjenjangan dengan menganalisis karakteristik anggota. (a) Melakukan penilaian terhadap kondisi perkembangan anggota di bidangnya masingmasing dan berkoordinasi dengan Departemen Pengembangan Anggota. (b) Mengawasi proses perancangan serta memastikan proses berjalannya departemen sesuai kejaran. (c) Menganalisis kondisi ketercapaian departemen serta menemukan solusi yang ada. (d)

Setiap pekerjaan yang dilakukan wakil ketua umum adalah terkait bidangnya masing-masing (anggota yang dimaksud adalah staff di bidangnya masingmasing, departemen yang dimaksud adalah departemen di bidangnya masingmasing). Penilaian perkembangan anggota dilakukan berkala sesuai rancangan Departemen Pengembangan Anggota. 2.

Sekretaris Jenderal a. Mengelola pemerataan pemberdayaan sumber daya anggota. b. Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil. c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen. d. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi masalah yang ada. e. Mengelola jadwal kegiatan. f. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan.

Arahan

#HMSBerkaryaNyata | 57


a. b. c. d. e. f.

Memetakan pemberdayaan sumber daya anggota sesuai perjenjangan dengan menganalisis karakteristik anggota. (a) Melakukan penilaian terhadap kondisi perkembangan anggota di bidangnya masingmasing dengan berkoordinasi dengan Departemen Pengembangan Anggota. (b) Mengawasi proses perancangan serta memastikan proses berjalannya departemen sesuai kejaran. (c) Menganalisis kondisi ketercapaian departemen serta menemukan solusi yang ada. (d) Menyusun dan mewujudkan sinergisasi setiap bidang melalui timeline terintegrasi antar bidang dan BSO. (e) Menjamin kesesuaian pelaksanaan timeline seluruh kegiatan dan berkoordinasi dengan BPA dan senator terkait timeline keseluruhan HMS ITB. (f)

Anggota yang dimaksud adalah staff di bidangnya, departemen yang dimaksud adalah departemen di bidangnya. Penilaian perkembangan anggota dilakukan berkala sesuai rancangan Departemen Pengembangan Anggota. 3.

Sekretaris Umum a. Mengelola pengarsipan terkait kegiatan yang dilaksanakan.

Arahan a. b. c. 4.

Mengakomodasi segala pengarsipan dan kebutuhan administratif di Badan Pengurus. Mengoordinasi pengelolaan administrasi secara terpusat dan menyeluruh. Menyelesaikan permasalahan administratif selama keberlangsungan kepengurusan.

Bendahara Umum a. Mengelola aliran kas.

Arahan a. b. c.

5.

Mengoordinasi, mengevaluasi dan menyetujui Rencana Anggaran Biaya selama kepengurusan dari setiap lembaga yang ada di HMS ITB. Melakukan transparansi laporan keuangan HMS ITB secara menyeluruh. Membantu pemenuhan kebutuhan pendanaan program kerja HMS ITB selama kepengurusan

Departemen Dana Usaha a. Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB.

Arahan a. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan dana kepengurusan. b. Membuat inovasi dalam mendapatkan dukungan dana. 6.

Departemen Rumah Tangga

#HMSBerkaryaNyata | 58


a.

Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB.

Arahan a. b. c. 7.

Menciptakan suasana fisik yang rapi dan bersih di lingkungan HMS ITB yang mendukung partisipasi dan semangat beraktivitas anggota. Membuat kegiatan yang melibatkan anggota dalam mewujudkan kenyamanan dan kebersihan di lingkungan HMS ITB. Menginventarisasi barang-barang yang ada di sekretariat.

Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota. b. Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar.

Arahan a. b. c.

Mengelola penyebaran informasi secara terpusat dan merata kepada seluruh anggota, serta pensuasanaan kegiatan selama berjalannya kepengurusan. (a) Mengoordinasikan pendokumentasian kegiatan HMS ITB. (a) Menjadi penyalur komunikasi dan informasi kepada pihak luar HMS ITB melalui media yang dimiliki. (b)

. 8.

Departemen Kekeluargaan serta Kreasi a. Menginisiasi dan membudayakan terciptanya interaksi berkelanjutan antaranggota. b. Membudayakan apresiasi antaranggota. c. Membudayakan sikap suportif antaranggota. d. Memfasilitasi aktifnya wadah kreativitas non teknik sipil.

Arahan a. b. c. d. e.

9.

Menjadi inisiator interaksi berkelanjutan antaranggota. (a) Mengapresiasi anggota atas setiap pencapaian. (b) Memberi dukungan kepada anggota yang melakukan berbagai kegiatan. (c) Menumbuhkan budaya saling berinteraksi, apresiasi, dan suportif kepada anggota. (a, b, c) Mendorong aktifnya wadah kreativitas non teknik sipil secara optimal sesuai kebutuhan anggota. (e)

Departemen Kesejahteraan a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan bidang studi seluruh anggota. b. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan ekonomi seluruh anggota.

Arahan a. b.

Menyediakan pelayanan bantuan terkait bidang studi anggota. (a) Mengusahakan ketersampaian urgensi dari integritas dalam studi. (a)

#HMSBerkaryaNyata | 59


c.

Mengusahakan pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota sebagai penunjang kegiatan studi. (b)

Pelayanan dan kebutuhan yang dimaksud berupa informasi (beasiswa, mata kuliah, kegiatan akademik, dll), tutorial, konseling, serta hal-hal lain yang bisa diusahakan. 10. Departemen Pengembangan Anggota a. Merumuskan profil target setiap anggota. b. Mengusahakan tercapainya profil seluruh anggota. c. Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil.

Arahan a. b. c. d.

Merancang jenjang dan standar profil pengembangan anggota. (a) Membuat kegiatan untuk pemenuhan profil anggota sesuai rancangan. (b) Mengoordinasi kepala bidang lain yang melakukan penilaian terhadap kondisi perkembangan anggota. (c) Melakukan penilaian terhadap kondisi perkembangan anggota yang tidak dilakukan oleh kepala bidang lain. (c)

Anggota yang dimaksud ialah angkatan 2017 dan 2018. Penilaian perkembangan anggota dilakukan berkala sesuai rancangan. Kepala bidang lain yang dimaksud ialah wakahim dan sekjen. 11. Departemen Intrakampus a. Menginisiasi jalinan relasi dengan lembaga dalam ITB terkait. b. Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan lembaga dalam ITB terkait.

Arahan a. b. c. d.

Menjadi inisiator dalam berelasi dengan lembaga dalam ITB yang punya keterkaitan dengan HMS ITB. (a) Membina relasi yang baik dengan lembaga dalam ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (b) Membuka peluang kolaborasi dan kerja sama anggota dengan lembaga dalam ITB terkait. (b) Menyebarkan informasi secara merata kepada anggota terkait informasi dari dalam kampus. (b)

12. Departemen Ekstrakampus a. Menginisiasi jalinan relasi dengan pihak luar ITB terkait. b. Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan pihak luar ITB terkait.

Arahan a.

Menjadi inisiator dalam berelasi dengan pihak luar ITB yang punya keterkaitan dengan HMS ITB. (a)

#HMSBerkaryaNyata | 60


b. c. d.

Membina relasi yang baik dengan pihak luar ITB yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB. (b) Membuka peluang kolaborasi dan kerja sama anggota dengan pihak luar ITB terkait. (b) Menyebarkan informasi secara merata kepada anggota terkait informasi dari luar kampus. (b)

13. Departemen Keprofesian a. Meningkatkan wawasan keprofesian anggota. b. Memfasilitasi pengembangan keterampilan keprofesian anggota. c. Meningkatkan kepekaan anggota terhadap isu sekitar. d. Menyediakan wadah kajian untuk merumuskan solusi masalah sekitar.

Arahan a. b. c. d.

Membuat wadah untuk meningkatkan wawasan keprofesian teknik sipil anggota. (a) Menyediakan wadah pengembangan keterampilan yang mendorong karya teknik sipil anggota. (b) Menggerakkan massa HMS ITB agar peka dan peduli terhadap isu-isu ketekniksipilan. (c) Membuat kegiatan kajian solusi terhadap isu di sekitar HMS ITB sesuai keilmuan teknik sipil. (d)

Keterampilan yang dikembangkan adalah terkait kemampuan atau kecakapan keprofesian teknik sipil tertentu dengan kesempatan terbuka bagi seluruh anggota. Kepekaan dan kepedulian terhadap isu ketekniksipilan diharapkan dimiliki seluruh anggota sehingga terdorong untuk bergerak dengan wujud penciptaan karya. 14. Departemen Kompetisi dan Eskalasi Karya a. Menginspirasi anggota melalui karya yang telah dihasilkan. b. Mendorong anggota untuk berkarya. c. Mengusahakan perluasan manfaat dari karya anggota. d. Menyediakan fasilitas untuk berkarya bagi anggota.

Arahan a. b. c. d.

Memantik kesadaran dan mendorong semangat anggota untuk menghasilkan karya. (a, b) Memfasilitasi pemanfaatan setiap karya ke arah yang lebih luas. (c) Membantu anggota dalam mengikuti kompetisi nasional ataupun internasional. (d) Membantu anggota untuk menyelesaikan karya. (d)

Membantu anggota yang dimaksud ialah melalui pemberian fasilitas yang dapat diusahakan HMS ITB, dapat berupa dana, penghubungan dengan dosen/ahli, lembaga tertentu, dll. Karya yang dimaksud adalah sesuai yag didefinisikan sebelumnya, hasil dari kemampuan anggota yang dapat bermanfaat bagi sekitar,

#HMSBerkaryaNyata | 61


yang dalam hal ini dapat berupa tulisan hasil kajian, makalah, desain yang dapat diajukan, prototipe, implementasi keilmuan untuk menyelesaikan permasalahan, atau pun hal lain yang belum disebutkan. 15. ITB Civil Engineering Expo (ICEE) a. Meningkatkan wawasan keprofesian anggota. b. Menyediakan wadah aplikatif ketekniksipilan. c. Menyediakan wadah eksplorasi dan penyaluran ide bermanfaat untuk direalisasikan. d. Menyediakan wadah pengoptimalan karya inovasi.

Arahan a.

b. c.

Membuat kegiatan yang dapat mengeksplorasi ide bermanfaat serta menyalurkannya kepada pihak tertentu dalam menjawab permasalahan ketekniksipilan. (b, c) Membuat kegiatan yang mendorong peningkatan dan pemanfaatan karya inovasi ketekniksipilan. (b, d) Memantik kepekaan dan ketertarikan anggota terhadap isu ketekniksipilan serta membuat kegiatan untuk peningkatan wawasan terkait isu tersebut. (a)

16. Sipil Bangun Desa (SIBADES) a. Menyediakan wadah aplikatif ketekniksipilan. b. Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada anggota. c. Menyediakan wadah anggota berkarya nyata untuk masyarakat.

Arahan a. b. c. d.

Mengusahakan aktualisasi keprofesian anggota dalam menghasilkan karya. (a) Mengusahakan kesadaran anggota terkait posisi dan peran mahasiswa terhadap lingkungannya. (b) Membuat kegiatan yang menghasilkan karya nyata ketekniksipilan untuk masyarakat. (c) Melibatkan anggota untuk dapat berkontribusi langsung ke masyarakat. (c)

Status, Wewenang, Fungsi, dan Tugas Selain arahan, pada tahap ini juga didefinisikan status, wewenang, fungsi, dan tugas dari masing-masing kelompok kerja berdasarkan bagian-bagian yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menjadi standardisasi dan kemudahan dalam pengawasan dan pengukuran kerja. KBBI: status/sta路tus/ n keadaan atau kedudukan (orang, badan, dan sebagainya) dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya; KBBI: wewenang/we路we路nang/ n hak dan kekuasaan untuk bertindak; kewenangan; kekuasaan membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain KBBI: fungsi/fung路si/ n jabatan (pekerjaan) yang dilakukan

#HMSBerkaryaNyata | 62


KBBI: tugas/tu¡gas/ n yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang; pekerjaan yang dibebankan

1.

Wakil Ketua Umum

Status Bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Wewenang a. Berkoordinasi dengan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal untuk keputusan strategis. b. Mengambil keputusan taktis dalam bidang yang dinaunginya. c. Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan bidang yang dinaunginya.

Fungsi a. Sebagai manajer dan penanggung jawab kegiatan departemen di bidang masingmasing. b. Sebagai penanggung jawab pemberdayaan dan kinerja anggota di bidang masingmasing.

Tugas a. Melaksanakan arahan kerja. b. Menjamin optimasi program kerja yang dilaksanakan oleh bidang yang dinaunginya agar sesuai dengan arahan. c. Melakukan kontrol terhadap timeline bidang masing-masing. d. Berkoordinasi dengan Kepala Bidang lain dalam pelaksanaannya. 2.

Sekretaris Jenderal Status Bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Wewenang a. Berkoordinasi dengan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum perihal keputusan strategis b. Mengambil keputusan taktis dalam lingkup kesekretariatan. c. Mewakili ketua umum jika berhalangan di kegiatan bidang yang dinaunginya. d. Mewakili ketua umum jika berhalangan dalam keseluruhan agenda kegiatan. Fungsi a. Sebagai manajer dan penanggung jawab kegiatan departemen di bidang masingmasing. b. Sebagai penanggung jawab pemberdayaan dan kinerja anggota di bidang masingmasing.

#HMSBerkaryaNyata | 63


c. Sebagai penanggung jawab keberlangsungan agenda kegiatan seluruh Badan Pengurus. Tugas a. Melaksanakan arahan kerja. b. Menjamin optimasi program kerja yang dilaksanakan oleh bidang yang dinaunginya agar sesuai dengan arahan. c. Berkoordinasi dengan Kepala Bidang lain dalam pelaksanaannya. 3.

Sekretaris Umum Status Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. Wewenang Menentukan kebijakan umum terkait keperluan administratif.

Fungsi Sebagai penanggung kepengurusan.

jawab

urusan

administratif

selama

berjalannya

Tugas a. Melaksanakan arahan kerja. b. Menjadi pusat arsip administratif masuk dan keluar HMS ITB. c. Menerima dan mengelola laporan administratif dari setiap bagian Badan Pengurus. 4.

Bendahara Umum Status Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. Wewenang Menentukan kebijakan umum terkait keperluan finansial. Fungsi Sebagai penanggung jawab perihal segala urusan finansial selama keberjalanan kepengurusan. Tugas a. Melaksanakan arahan kerja. b. Menyusun Rencana Anggaran Biaya terpusat selama kepengurusan. c. Mengatur dan mengarsipkan cashflow kepengurusan. d. Menerima laporan keuangan dari setiap bagian Badan Pengurus yang menggunakan dana dari Bendahara Umum.

#HMSBerkaryaNyata | 64


5.

Kepala Departemen Status Bertanggung jawab kepada kepala bidang masing-masing. Wewenang Menentukan kebijakan umum dan keputusan taktis dalam departemen masing-masing. Fungsi Sebagai penanggung jawab segala kegiatan departemen masing-masing selama kepengurusan. Tugas a. Melaksanakan arahan kerja masing-masing departemen. b. Membuat timeline dan RAB keseluruhan masing-masing departemen. c. Mendesain kelengkapan departemen yaitu visi, misi, struktur, alur pencapaian, hingga program kerja. d. Menjamin ketercapaian program kerja masing-masing departemen.

6.

Wakil Kepala Departemen Status Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Wewenang Berkoordinasi dengan Kepala Departemen dalam menentukan kebijakan umum dan keputusan taktis dalam departemen masing-masing Fungsi Bersama kepala departemen sebagai penanggung jawab segala kegiatan di departemen masing-masing selama kepengurusan. Tugas a. Membantu Kepala Departemen dalam melaksanakan tugasnya. b. Mengontrol sumber daya anggota untuk tetap menjalankan tugasnya.

7.

Ketua BSO Status Bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Wewenang a. Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis. b. Mengambil keputusan taktis dalam BSO-nya. c. Wewenang dan arahan lain yang menjadi tambahan dalam kepengurusan akan diatur dan dijalankan masing-masing. d. Mengatur kebutuhan sumber daya anggota dan keuangannya sendiri

#HMSBerkaryaNyata | 65


Fungsi Sebagai penanggung jawab dari segala kegiatan dan berjalannya BSO. Tugas a. Melaksanakan arahan kerja masing-masing. b. Membuat timeline dan RAB keseluruhan BSO masing-masing. c. Melaporkan progress report berkala. d. Mendesain kelengkapan BSO yaitu visi, misi, struktur, alur pencapaian, hingga program kerja. e. Menjamin ketercapaian program kerja masing-masing BSO.

#HMSBerkaryaNyata | 66


Organogram

 Kesekjenan berada di leher organogram sebagai supporting system bagi bidang lain.  Departemen Pengembangan Anggota berada sejajar dengan bidang lainya karena dalam menjalankan tugasnya membutuhkan koordinasi dengan kepala bidang lainnya.  BSO memiliki otonomi mengatur organisasinya sendiri dengan bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

#HMSBerkaryaNyata | 67


BAB XI PENCAPAIAN ORGANISASI Pencapaian organisasi dikejar secara paralel karena setiap departemen memiliki kejaran masing-masing sesuai dengan program kerja yang dilakukan. Pada bagian ini, akan dijelaskan cara penilaian atau dalam mendeteksi ketercapaian visi yang dibawa. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan Balance Scorecard yang merupakan suatu sistem manajemen strategis atau lebih tepat dinamakan "Strategic Based Responsibility Accounting System” yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja organisasi tersebut. Terdapat empat perspektif dalam Balance Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses usaha internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat aspek tersebut disesuaikan dengan HMS ITB yang merupakan organisasi nonprofit sehingga aspek perspektif tersebut diterjemahkan dalam HMS sebagai berikut. 1. 2. 3. 4.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan  Aspek Pengembangan Perspektif Proses Internal  Aspek Internal Perspektif Pelanggan  Aspek Karya dan Aspek Eksternal Perspektif Keuangan  Aspek Keuangan dan Administratif (Supporting System)

Selanjutnya, dilakukan pembobotan terhadap kelima aspek tersebut dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Sebelum membandingkan, ditentukan terlebih dahulu skala nilai penting. Berdasarkan referensi, digunakan skala pembobotan sebagai berikut. Intensitas Kepentingan 1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8

Definisi Elemen satu sama pentingnya dengan elemen lain Elemen sau sedikit lebih penting dari elemen lain Elemen satu jelas lebih penting dari elemen lain Elemen satu sangat jelas lebih penting dari elemen lain Elemen satu mutlak lebih penting dari elemen lain Nilai tengah di antara dua nilai keputusan berdekatan

Pembobotan dengan AHP sendiri terdiri dari empat langkah sebagai berikut. 1. Memberikan penilaian masing-masing aspek Pertimbangan penskalaan prioritas yang ditentukan, antara lain  Sesuai visi yang dibawa, yaitu agar anggota HMS ITB aktif mewujudkan karya nyata berdampak, maka karya menjadi prioritas utama dalam pencapaiannya.

#HMSBerkaryaNyata | 68


 Juga sesuai visi yang dibawa, bahwa HMS dapat menjadi rumah aktualisasi diri dan keprofesian anggota, maka internal dan pengembangan menjadi prioritas selanjutnya.  Selain aspek internal dan pengembangan, rumah aktualisasi dapat juga diwujudkan dari aspek eksternal yang berkaitan.  Supporting System membantu aspek-aspek di atas agar berfungsi maksimal.

Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, didapat tabel penilaian seperti berikut. Aspek

Karya

Internal

Pengembangan

Eksternal

Karya Internal Pengembangan Eksternal Supporting System Total

1.00 0.50 0.50 0.33 0.25 2.58

2.00 1.00 1.00 0.50 0.33 4.83

2.00 1.00 1.00 0.50 0.33 4.83

3.00 2.00 2.00 1.00 0.50 8.50

Supporting System 4.00 3.00 3.00 2.00 1.00 13.00

2. Membagi setiap sel dengan jumlah dari kolom masing-masing. Contoh: sel Karya vs Eksternal = 3 / 8,5 = 0,35 Dengan cara tersebut yang diterapkan ke seluruh kolom, didapat tabel berikut. Aspek

Karya

Internal

Pengembangan

Eksternal

Karya Internal Pengembangan Eksternal Supporting System Total

0.39 0.19 0.19 0.13 0.10 1.00

0.41 0.21 0.21 0.10 0.07 1.00

0.41 0.21 0.21 0.10 0.07 1.00

0.35 0.24 0.24 0.12 0.06 1.00

Supporting System 0.31 0.23 0.23 0.15 0.08 1.00

3. Menentukan urutan bobot. Bobot setiap aspek didapat dari rata-rata baris. Contoh: đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??žđ?‘Žđ?‘&#x;đ?‘Śđ?‘Ž = (0,39 + 0,41 + 0,41 + 0,35 + 0,31)/5 đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??žđ?‘Žđ?‘&#x;đ?‘Śđ?‘Ž = 0,3751

#HMSBerkaryaNyata | 69


Aspek Karya Internal Pengembangan Eksternal Supporting System

Bobot 37.51% 21.47% 21.47% 12.15% 7.41%

4. Uji Konsistensi.

Parameter uji konsistensi, yaitu RI, CI, dan CR. RI (Ratio Index) didapat dari tabel berikut. Urutan Matriks RI

1 0

2 0

3 0.58

4 0.9

5 1.12

6 1.24

7 1.32

8 1.41

9 1.45

10 1.49

Karena matriks yang digunakan berordo 5x5, digunakan RI = 1,12. Kemudian, nilai CI (Consistency Index) didapat dari rumus berikut. đ??śđ??ź =

đ?œ†đ?‘šđ?‘Žđ?‘Ľ − đ?‘› đ?‘›âˆ’1

dengan Ě…Ě…Ě…1 ) + â‹Ż + (ÎŁđ??şđ?‘€đ?‘› Ă— đ?‘‹ Ě…Ě…Ě…đ?‘›Ě…) đ?œ†đ?‘šđ?‘Žđ?‘Ľ = (ÎŁđ??şđ?‘€1 Ă— đ?‘‹ GM didapat dari tabel pertama, yaitu jumlah dari tiap kolom. Sedangkan, X didapat dari tabel kedua, yaitu rata-rata dari tiap baris sehingga didapat nilai-nilai berikut. GM 2.58 4.83 4.83 8.50 13.00

x 37.51% 21.47% 21.47% 12.15% 7.41% ‍ג‏

GM*x 0.968913507 1.037624678 1.037624678 1.032617438 0.963174769 5.03995507

Sehingga đ??śđ??ź =

5,03995507 − 5 5−1

đ??śđ??ź = 0,009988767 Kemudian, nilai CR (Consistency Ratio) didapat dari rumus đ??śđ?‘… =

đ??śđ??ź đ?‘…đ??ź #HMSBerkaryaNyata | 70


đ??śđ?‘… =

0.009988767 1,12

đ??śđ?‘… = 0.008918542 ‍ג‏ RI CI CR

5.03995507 1.12 0.009988767 0.008918542

Apabila CI = 0, matriks bersifat konsisten. Batas ketidakkonsistenan yang ditetapkan diukur berdasarkan CR dengan syarat CR < 10%. Dengan nilai CR yang didapat 0,008918 < 0,1, maka tingkat konsistensi cukup rasional.

Rekapitulasi Dari pembobotan tiap aspek, dilakukan kembali pembobotan untuk pekerjaan yang dilakukan tiap aspeknya. Pembobotan ini yang nantinya digunakan untuk mengukur ketercapaian visi yang dibawa. Selain itu, hasil pembobotan ini pada akhirnya akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait prioritas, seperti porsi kegiatan, keuangan, serta hal lain yang dapat ditentukan saat keberjalanannya. Berdasarkan langkah-langkah yang sama dalam pembobotan aspek, didapat hasil pembobotan keseluruhan sebagai berikut.

#HMSBerkaryaNyata | 71


Aspek

Karya

Internal

Parameter 1 Meningkatkan kepekaan anggota terhadap 2 Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada anggota. 3 Menyediakan wadah kajian untuk merumuskan solusi masalah sekitar. 4 Menginspirasi anggota melalui karya yang telah dihasilkan. 5 Mendorong anggota untuk berkarya. 6 Mengusahakan perluasan manfaat dari karya anggota. 7 Menyediakan fasilitas untuk berkarya bagi anggota. 8 Menyediakan wadah eksplorasi dan penyaluran ide bermanfaat untuk direalisasikan. 9 Menyediakan wadah pengoptimalan karya inovasi. 10 Menyediakan wadah anggota berkarya nyata untuk masyarakat. 11 Menginisiasi dan membudayakan interaksi berkelanjutan antaranggota. 12 Membudayakan apresiasi antaranggota. 13 Membudayakan sikap suportif antaranggota. 14 Menjamin terpenuhinya kebutuhan bidang studi seluruh anggota. 15 Mengusahakan pemenuhan kebutuhan ekonomi seluruh anggota. 16 Mendorong aktifnya wadah kreativitas non teknik sipil.

Keprofesian

Bobot 5.581%

SIBADES

5.581%

Keprofesian

2.961%

Eskalasi Karya

5.581%

Eskalasi Karya

5.581%

Eskalasi Karya

1.668%

Eskalasi Karya

1.668%

ICEE

2.961%

ICEE

2.961%

SIBADES

2.961%

Kesra

4.996%

Kesra Kesra

2.687% 2.687%

Kesejahteraan

4.996% 21.468%

Kesejahteraan

4.996%

Kesra

1.106%

37.506%

#HMSBerkaryaNyata | 72


17 Meningkatkan wawasan keprofesian 18 Memfasilitasi pengembangan keterampilan keprofesian anggota. 19 Menyediakan wadah aplikatif ketekniksipilan. 20 Merumuskan profil setiap anggota. Pengembangan 21 Mengusahakan tercapainya profil seluruh anggota. 22 Mengevaluasi perkembangan anggota sesuai profil. 23 Mengelola pemerataan pemberdayaan sumber daya anggota. 24 Menginisiasi jalinan relasi dengan lembaga dalam ITB terkait. 25 Menginisiasi jalinan relasi dengan pihak luar ITB terkait. Eksternal 26 Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan lembaga dalam ITB terkait. 27 Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan pihak luar ITB terkait. 28 Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen. 29 Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi masalah yang ada. 30 Mengelola jadwal kegiatan. 31 Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan. 32 Mengelola pengarsipan terkait kegiatan Supporting yang dilaksanakan. System 33 Mengelola aliran kas. 34 Membantu menyediakan dukungan keuangan untuk keberjalanan HMS ITB. 35 Meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB. 36 Mengelola pemerataan ketersampaian informasi kepada seluruh anggota. 37 Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar. #HMSBerkaryaNyata

Keprofesian, ICEE

3.479%

Keprofesian

3.479%

ICEE, SIBADES

3.479%

DPA

1.146%

DPA

6.085%

DPA, Wakahim, Sekjen

1.900%

Wakahim & Sekjen

1.900%

Intrakampus

2.025%

Ekstrakampus

2.025%

Intrakampus

4.049%

Ekstrakampus

4.049%

Wakahim & Sekjen

0.750%

Wakahim & Sekjen

0.750%

Sekretaris Jenderal

1.350%

Sekretaris Jenderal

1.350%

Sekretaris Umum

0.750%

Bendahara Umum

0.750%

Dana Usaha

0.266%

Rumah Tangga

0.426%

Medkominfo

0.750%

Medkominfo

0.266%

21.468%

12.148%

7.409%

100%

#HMSBerkaryaNyata | 73


HMS Berkarya Nyata

#HMSBerkaryaNyata adalah sebuah ekspektasi yang menjadi mimpi untuk dapat direalisasi. Didorong kekecewaan yang berubah menjadi kegelisahan, angan ini menjadi layak diperjuangkan. Dengan keyakinan bahwa setiap langkah ialah untuk memperbaiki keadaan, pribadi ini memberanikan diri membuktikan diri, bahwa realita yang melunturkan semangat harus dikembalikan walau pun harus ditempuh dengan banyaknya tetesan keringat.

Melalui jalan yang dilalui, gagasan ini diharapkan dapat terwujud dan dirasakan setiap anggota HMS ITB. Dan terlebih lagi, semoga asa ini bukan menjadi sekedar embelembel tak bermakna, melainkan menjadi budaya yang mengakar di himpunan yang begitu dicinta. Sebab HMS ITB adalah soal anggota yang memaknainya. Maka dalam perwujudannya, setiap kita punya peran dan pengaruh di dalamnya.

Platform ini ada untuk mengejawantahkan angan yang diperjuangkan serta untuk menularkan semangat yang mendorongnya. Platform ini juga ada agar menjadi bukti dari kisah yang sangat mungkin dapat tenggelam. Dan semoga platform ini menjadi inspirasi bahwa setiap usaha dapat berwarna dan setiap prakarsa dapat bermakna.

“Supaya apa yang dicita menjadi nyata Bumi Sipil kelak tersenyum bangga Jika kita bisa jadi seorang pemrakarsa Karya nyata untuk bangsa�

#HMSBerkaryaNyata | 74


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.