BAB I ALUR BERPIKIR Alur berpikir merupakan sebuah runtutan cara berpikir yang logis yang digunakan untuk mencapai hasil tertentu. Alur berpikir yang digunakan dalam dokumen ini bertujuan untuk menghasilkan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021. Alur berpikir ini digunakan agar gagasan yang ada lebih terarah sehingga lebih mudah dipahami. Alur beripikir pada dokumen ini dimulai dengan keresahan pribadi yang diutarakan dalam bentuk mimpi serta akan diakhiri dengan misi. Kemudian kedepannya alur berpikir ini akan digunakan dalam proses perumusan desain organisasi. Berikut merupakan alur berpikir yang digunakan oleh Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021.
KAMUS ALUR
1. Mimpi KBBI : mimpi /mim·pi/ ki angan-angan; Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, mimpi merupakan keresahan diri sendiri yang menjadi angan-angan atau impian yang berusaha untuk diwujudkan di HMS ITB. Keresahan tersebut dapat berupa pengalaman selama berada di HMS ITB maupun didalam kehidupan sehari-hari.
2. Tinjauan KBBI : tinjauan/tin·jau·an/ n hasil meninjau; pandangan; pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya. Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, tinjauan diartikan sebagai kegiatan menyelidiki atau mempelajari dokumen yang berguna untuk membantu proses perumusan pada bagian tertentu. Untuk tinjaun latar belakang sendiri digunakan untuk membantu pada perumusan latar belakang, sedangkan tinjaun kondisi ideal digunakan membantu pada perumusan kondisi ideal.
3. Latar Belakang KBBI : Latar belakang/la·tar be·la·kang/ dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan). Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, latar belakang merupakan dasar atau landasan untuk melakukan pencalonan diri sebagai Ketua Umum HMS ITB 2020/2021. Latar belakang tersebut dihasilkan dari proses perumusan latar belakang yang menggabungkan dokumen tinjauan latar belakang yang bersesuai dengan mimpi dan posisi HMS ITB.
4. Kondisi Ideal KBBI : kondisi/kon·di·si/ n 1 persyaratan; 2 keadaan; ideal/ide·al/ /idéal/ a sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.
Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, kondisi ideal merupakan sebuah keadaan yang seharusnya terjadi di HMS ITB. Dalam proses perumusan kondisi ideal terlebih dahulu ditentukan poin-poin atau intisari dari latar belakang. Setelah didapat poin-poin tersebut selanjutnya, dilakukan dengan tinjauan dokumen untuk merumuskan kondisi ideal
5. Kondisi Aktual KBBI : kondisi/kon·di·si/ n 1 persyaratan; 2 keadaan; aktual/ak·tu·al/ a 1 betul-betul ada (terjadi); sesungguhnya. Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, kondisi aktual merupakan kondisi yang sedang terjadi di HMS ITB saat ini. Perumusan kondisi aktual dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari kuisioner yang berdasarkan kesimpulan yang didapat pada kondisi ideal.
6. Kebutuhan KBBI : kebutuhan/ke·bu·tuh·an/ n yang dibutuhkan. Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, Kebutuhan diartikan sebagai sesuatu yang harus dipenuhi dalam rangka membuat kondisi aktual mencapai kondisi idealnya. Dalam proses penentuan kebutuhan ini dapat dilakukan dengan menentukan selisih (gap) yang terjadi antara kondisi ideal dan kondisi aktual. Dari selisih kedua kondisi tersebut dapat ditentukan kebutuhan yang berguna dalam perumusan visi atau arah gerak HMS satu tahun mendatang.
7. Visi KBBI : visi/vi·si/ n 1 kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; 2 pandangan atau wawasan ke depan Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, visi diartikan sebagai sesuatu yang akan dibawa untuk HMS dalam satu tahun kedepan. Perumusan visi merupakan proses menarik kesimpulan dari kebutuhan disertai analisis terhadapnya. Visi akan dijadikan pegangan dalam merumusan organisasi kedepan.
8. Misi KBBI : misi/mi·si/ n tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan sebagainya Deskripsi : Untuk perumusan visi dan misi Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021, misi diartikan sebagai hal-hal yang harus dilakukan untuk dapat mewujudkan visi yang telah dirumuskan sebelumnya.
9. Tujuan KBBI : tujuan/tu·ju·an/ arah; haluan (jurusan); 2 yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut) Deskripsi : Dalam perumusan desain organisasi, tujuan diartikan sebagai penjabaran dari misi berupa hal-hal yang akan dicapai.
10. Strategi KBBI : strategi/stra·te·gi/ /stratégi/ n llmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai; 2 ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan. Deskripsi : Dalam perumusan desain organisasi, strategi diartikan sebagai langkah-langkah relevan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan.
11. Tinjauan Internal dan Tinjauan Eksternal KBBI : tinjauan/tin-jau-an/ kegiatan menilik : Eskternal/eks-ter-nal/ a menyangkut bagian luar : Internal/in-ter-nal/a a menyangkut bagian dalam Deskripsi : Dalam penyusunan desain organisasi ini tinjaun internal merupakan tinjauan terhadap kondisi HMS ITB sedangkan tinjaun eksternal merupakan tinjauan kondisi diluar HMS ITB
12. Desain Organisasi
KBBI : Desain/de-sain/ n kerangka bentuk rancangan : organisasi/or-ga-ni-sa-si/ n 1 kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian Deskripsi : Untuk perumusan desain organisasi ini diartikan sebagai hasil dari proses perancangan yang menghasilkan bentuk kerangka organisasi dimana mengelompokkan arahan sesuai bidang tertentu guna mencapai visi bersama dalam organisasi
BAB II MIMPI Berangkat dari nama besar HMS ITB dari waktu ke waktu, selalu terdapat sebuah kebanggan ketika mengenakan jaket hijau dengan lambang sipil di dada kirinya. Muncul arogansi bahwa HMS ITB lah yang terbaik. Bahwa HMS ITB lah yang menjadi contoh. Terdapat sesuatu yang dipercaya bahwa HMS ITB akan selalu sempurna baik dari dalam maupun keluar. Namun, sekiranya HMS ITB tidak dapat menjadi seperti itu apabila dari dalam HMS ITB sendiri belum terbangun dengan baik. Oleh karena untuk menuju kesana sebenarnya terlebih dahulu dari dalam HMS ITB sendiri harus kuat dan harus tergerak. Maka perlu dipersiapkan terlebih dahulu Internal HMS ITB sehingga HMS ITB siap untuk melakukan hal yang lebih besar kedepannya.
Hal ini berkaitan dengan terkadang ekspektasi awal untuk berada disini tidak sesuai dengan realita yang ada. Hal ini dapat dilihat melalui aktivitas sehari-hari HMS ITB. Masih banyak anggota yang belum berusaha untuk memberikan sesuatu kepada sesama anggota maupun kepada HMS ITB itu sendiri. Maka dari itu perlu sebuah pembangunan internal HMS ITB yang baik. Proses pembentukan internal HMS ITB dalam hal ini adalah dengan melalui kontribusi mereka terhadap himpunan. Dan anggota sebenarnya baru mau berkontribusi atau terlibat aktif ketika mereka mempunyai rasa kepemilikan terhadap himpunan. Rasa kepemilikan itulah yang membuat anggota kembali ke HMS ITB. Rasa kepemilikan ini berupa tanggung jawab moral untuk dapat menjaga, melindungi, mempertahankan, serta mengembangkan HMS ITB ini. Kemudian apabila di elaborasi lebih jauh lagi, bagaimana pada akhirnya kita dapat membangun sebuah rasa kepemilikan adalah dengan memenuhi kebutuhan anggota tersebut. Kebutuhan anggota dalam hal ini beragam atau tidak sama satu dengan lainnya. Tetapi yang perlu dilakukan untuk membangun rasa kepemilikan adalah dengan selalu mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan anggota tersebut.
Begitulah sekiranya mimpi yang kedepannya ingin diwujudkan menjadi suatu keadaan yang ideal di HMS ITB. Dimana sekali lagi terbentuknya sebuah Internal HMS ITB yang baik dimana terdapat rasa kepemilikan terhadap himpunan yang pada akhirnya membuat anggota mau untuk berkontribusi didalamnya, melebihi kebutuhan tetapi atas dasar tanggung jawab moral. Dan dalam semua prosesnya dapat bermuara pada HMS ITB yang lebih optimal dalam mewujudkan tujuannya, baik itu kepada anggotanya maupun kemasyarakat nantinya.
BAB III LATAR BELAKANG Tinjauan Latar Belakang
Proses perumusan latar belakang dilakukan dengan melakukan penurunan mimpi yang kemudian mendapat masukan dari dokumen yang dapat digunakan dalam membantu perumusan
ini
agar
menghasilkan
latar
belakang
komprehensif
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Dokumen yang menjadi tinjauan studi latar belakang merupakan dokumen yang: 1) Memiliki legalitas, 2) Memiliki relevansi dengan mimpi calon. 3) Sesuai dengan HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan Berikut merupakan dokumen yang ditinjau: 1. UU No. 12 Tentang Perguruan Tinggi 2. Konsepsi KM ITB Amandemen 2019 3. AD/ART KM ITB 4. AD/ART HMS ITB Amandemen 2018
Dokumen tersebut akan ditinjau kemudian akan dilakukan analisa untuk menjadi sebuah kesimpulan. Berikut adalah hasil analisis tinjauan dokumen.
A. UU No. 12 Tentang Perguruan Tinggi Pasal 14 1) Mahasiswa mengembangkan bakat, minat dan kemampuan dirinya melalui kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler sebagai bagian dari proses pendidikan. 2) Kegiatan kokulikuler yang dimaksud dan ekstrakulikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui organisasi kemahasiswaan Pasal 77
1) Mahasiswa Dapat membentuk organisasi kemahasiswaan. 2) Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk : a. Mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi; b. Mengembangkan
kreativitas,
kepekaan
daya
kritis,
keberanian
dan
kepemimpinan serta rasa kebangsaan c. Memenuhi kepentingan dan kesejahteraan mahasiswa; dan d. Mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Penjelasan: UU no 12 Tentang Perguruan Tinggi mengatur bahwa mahasiswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya melalui organisasi kemahasiswaan. Sebagaimana diatur pada pasal 77, organisasi kemahasiswaan memiliki fungsi dasar yang harus dimiliki. HMS ITB yang merupakan salah satu bagian dari organisasi kemahasiswaan tersebut pun tak lepas dari hal tersebut. HMS ITB setidaknya harus dapat memenuhi kebutuhan semua anggotanya mulai dari menjadi wadah pengembangan minat, bakat dan potensi hingga pengabdian masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa HMS ITB memiliki peran penting dalam proses pendidikan dengan melalui pemenuhan kebutuhan anggotanya.
B. Konsepsi KM ITB Amandemen 2019 Konsepsi merupakan landasan daripada terbentuk sistem kemahasiswaan di ITB dalam dimana dalam hal ini adalah KM ITB beserta badan pelengkap KM ITB. Dalam dokumen ini salah satunya menjelaskan mengenai posisi organisasi kemahasiswaan ITB dimana HMS ITB adalah sebagai salah satu badan pelengkap organisasi KM ITB itu sendiri. A) FALSAFAH DASAR KEBERADAAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN Tugas perguruan tinggi adalah membentuk manusia susila dan demokrat yang: 1) Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya. 2) Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan. 3) Cakap memangku jabatan atau pekerjaan dalam masyarakat.
(Muhammad Hatta)
Ungkapan pemikiran Hatta di atas dapat disederhanakan dengan kata-kata bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis. Insan akademis yang dimaksud adalah insan yang memiliki dua peran. Pertama, peran untuk selalu mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Kedua, peran yang akan muncul dengan sendirinya apabila mengikuti watak ilmu itu sendiri. Watak ilmu adalah selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah. Dengan selalu mengikuti watak ilmu ini maka insan akademis mengemban peran untuk selalu mengkritisi kondisi kehidupan masyarakatnya di masa kini dan selalu berupaya membentuk tatanan masyarakat masa depan yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah. Dengan pemaparan ini maka secara teknis, keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi ditujukan untuk membantu atau memberi alat pada mahasiswa untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Dengan tujuan untuk membentuk insan akademis ini maka, seluruh proses yang berlangsung di perguruan tinggi adalah proses pendidikan dalam rangka membentuk karakter. Sikap guru besar yang bertanggung jawab dan kepakarannya dalam lingkungan ilmu adalah sumbangan yang besar dalam pembentukan karakter ini, tetapi itu saja belumlah cukup. Mahasiswa sendiri juga harus ikut serta mendidik dirinya sendiri (learning by themselves) dengan tetap berpedoman pada nilai kebenaran ilmiah. Proses dan upaya mendidik diri sendiri ini tidak akan berjalan efektif apabila dilakukan sendiri-sendiri dan tidak sistematis. Oleh karena itu mahasiswa butuh alat untuk mengorganisasikan dan mensistemkan upaya-upaya untuk mendidik dirisendiri. Alat itu adalah organisasi kemahasiswaan. Oleh karena itu organisasi kemahasiswaan muncul karena adanya kebutuhan dari mahasiswa sendiri untuk menjamin efektivitas dan efisiensi upayaupayanya dalam mendidik diri-sendiri.
B) TENTANG KEBUTUHAN MAHASISWA Kebutuhan mahasiswa memiliki banyak tingkatan. Ada yang merupakan kebutuhan invidual, kebutuhan sekelompok mahasiswa, dan ada juga yang merupakan kebutuhan seluruh mahasiswa. Seluruh kebutuhan itu harus terpenuhi. Kebutuhan yang bersifat individual pemenuhannya mungkin tidak perlu diorganisasikan, tetapi kebutuhan beberapa orang yang cukup besar memerlukan pengorganisasian, apalagi bila menyangkut kebutuhan seluruh mahasiswa. Untuk itu, maka perlu dibentuk lembaga yang bertujuan untuk mewadahi seluruh kebutuhan mahasiswa tersebut. Himpunan mahasiswa berfungsi memenuhi kebutuhan mahasiswa di tingkat jurusan dalam bidang profesi dan hal-hal khusus yang menyangkut jurusan masing-masing.
C) KONSEP ORGANISASI KEMAHASISWAAN ITB a.
ORIENTASI ORGANISASI Organisasi harus mampu membentuk sosok utuh mahasiswa. Oleh karena itu organisasi kemahasiswaan harus mampu mewadahi wujud identitas dan aktualisasi peran mahasiswa. Untuk itu organisasi kemahasiswaan merumuskan orientasi dasar organisasinya sebagai berikut:
1. Menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan masyarakat masa depan yang profesional, intelek, humanis, dan religius. Untuk itu dibutuhkan pembukaan wahana yang seluas-luasnya bagi partisipasi-aktif anggota sehingga semua aktivitas kemahasiswaan menjadi proses pembelajaran dan pemberdayaan seluruh mahasiswa, 2. Mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan bangsa. Untuk itu maka akar aktivitas mahasiswa, yaitu intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah harus dijaga dalam roda gerak organisasi kemahasiswaan, dan 3. Menjadi wadah bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang meliputi pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri.
b.
SIFAT ORGANISASI KEMAHASISWAAN
1. Mandiri, artinya organisasi kemahasiswaan memiliki hak dan kewenangan penuh untuk menentukan aktivitas dan kelangsungan hidupnya. Batas hak dan kewenangan itu terletak pada persinggungan dengan hak lembaga/institusi lain di luar organisasi kemahasiswaan. Oleh karena itu pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan dengan lembaga/institusi lain bukanlah merupakan pola superordinat-subordinat atau subyek-obyek. Pola hubungan yang dikembangkan dengan institusi lain adalah pola hubungan kerja sama dalam suasana saling menghormati dan saling bertanggung jawab dengan dilandasi oleh aturan-aturan hukum maupun moral yang telah disepakati bersama. 2. Kekeluargaan, artinya sistem dan mekanisme yang dikembangkan dalam pola hubungan internal antar elemen dalam organisasi kemahasiswaan maupun pola hubungan eksternal dengan institusi lain diluar organisasi mahasiswa dilaksanakan dalam suasana dan semangat yang bersifat kekeluargaan. Penjelasan : Kesimpulan yang didapat dari tinjauan konsepsi KM ITB adalah bahwa organisasi kemahasiswaan terbentuk untuk membantu mahasiswa menjadi seorang insan akademis. Dalam prosesnya tersebut, organisasi kemahasiswaan berusaha untuk menyediakan wadah mahasiswa untuk dapat mengembangkan diri. Terutama HMJ dalam hal ini terbentuk untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam bidang keprofesian sesuai dengan keilmuan masing-masing.
C. AD/ART KM ITB AD/ART KM ITB adalah sebuah dokumen yang dijadikan landasan atau dasar pergerakan kemahasiswaan dari Keluarga Mahasiswa ITB. Dalam AD/ART ini juga dijelaskan mengenai kebutuhan, hak, dan kewajiban himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) atau dalam hal ini adalah HMS ITB. ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BAB III TUJUAN
Pasal 6 : Tujuan 1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab. 2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan berbangsa. 3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa. 4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas academica. 5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus.
BAB VII KELENGKAPAN ORGANISASI Pasal 13 : Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi di Institut Teknologi Bandung yang telah disahkan oleh program studi terkait dan berfungsi untuk mewadahi kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB VI HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN Pasal 60 : Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi di Institut Teknologi Bandung yang telah disahkan oleh program studi terkait dan berfungsi untuk mewadahi kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian. Pasal 61 : Himpunan Mahasiswa Jurusan berkedudukan di kampus Institut Teknologi Bandung. Pasal 62 : Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah mahasiswa yang terdaftar di program studi terkait dan sudah diangkat menjadi anggota oleh himpunan tersebut.
Pasal 63 : Himpunan Mahasiswa Jurusan mempunyai otonomi di tingkat program studi. Pasal 64 : Kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan merupakan hak otonomi Himpunan Mahasiswa Jurusan menurut AD/ART masing-masing Himpunan Mahasiswa Jurusan. Pasal 65 : Hubungan di dalam KM ITB 1. Himpunan Mahasiswa Jurusan merupakan badan kelengkapan KM ITB di tingkat jurusan. 2. Himpunan Mahasiswa Jurusan berkewajiban melaksanakan dan menjunjung tinggi Konsepsi KM ITB dan AD/ART KM ITB. 3. Himpunan Mahasiswa Jurusan memiliki hak otonomi untuk kegiatan internal. 4. Himpunan Mahasiswa Jurusan harus melakukan koordinasi dengan Kongres KM ITB untuk kegiatan eksternal yang mengatasnamakan KM ITB. 5. Himpunan Mahasiswa Jurusan memiliki hubungan koordinasi dengan Kabinet KM ITB. 6. Himpunan Mahasiswa Jurusan berkewajiban memberikan sumber daya kepada Kabinet
KM ITB untuk melaksanakan program pemenuhan kebutuhan seluruh
mahasiswa melalui program terpusat yang telah disetujui oleh Kongres KM ITB sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. 7. Himpunan Mahasiswa Jurusan berkewajiban mengawasi keberjalanan KM ITB baik secara mandiri atau melalui mekanisme yang ditentukan Kongres KM ITB.
Penjelasan : AD/ART KM ITB dibuat sebagai landasan dalam menjalankan organisasi kemahasiswaan KM ITB. HMS ITB dalam hal ini adalah bagian dari dunia kemahasiswaan ITB berarti turut serta menjujung tinggi AD/ART KM ITB dengan membantu mewujudkan tujuan KM ITB itu sendiri dimana adalah berupa ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa serta menjadi penggerak bangsa. Dalam AD/ART KM ITB juga dijelaskan bahwa HMJ berfungsi untuk mewadahi kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian.
D. AD/ART HMS ITB Amandemen 2018 Sebagai sebuah organisasi, HMS berjalan berlandaskan sebuah AD/ART. Maka dari itu AD/ART HMS ITB adalah dasar bagi HMS ITB dalam menjalankan organisasinya. Dengan begitu maka AD/ART HMS ITB memiliki relevansi dengan HMS ITB.
BAB II ASAS, PRINSIP, DAN TUJUAN Pasal 1 : Asas Kemahasiswaan yang berdasarkan Pancasila dan kebenaran akademik. Pasal 2 : Prinsip 1. Kemandirian 2. Keadilan 3. Persamaan 4. Pemberdayaan
Pasal 3 : Tujuan 1. Membina kekeluargaan antaranggota khususnya dan antarmahasiswa pada umumnya. 2. Mengusahakan dan memperjuangkan kepentingan anggota dalam bidang studi, keprofesian, kreativitas, dan kesejahteraan. 3. Membimbing, menampung, dan menyalurkan potensi anggota untuk pengabdian, perjuangan, dan pembangunan negara Republik Indonesia
BAB III STATUS Pasal 1 : Status 1.
HMS ITB adalah organisasi yang mandiri dalam menentukan arah dan kebijakannya
2.
HMS ITB merupakan bagian dari dunia kemahasiswaan ITB
Penjelasan : AD/ART dibuat sebagai landasan dalam menajlankan porganisasi HMS ITB. Didalam AD/ART HMS ITB terdapat tujuan dari HMS ITB itu sedniri. Adapun apabila disimpulkan maka tujuan HMS ITB ada 3 yaitu: 1.
Kekeluargaan
2.
Keprofesian dan Kesejahteraan
3.
Pengabdian Masyarakat
Kemudian asas dan prinsip HMS menjadi dasar dalam semua usaha perwujudan ketiga hal diatas. Kemudian juga dalam usaha meuwujudkan tujuan tersebut. HMS ITB menyandang status sebagai organisasi mandiri dan merupakan bagian dari dunia kemahasswaan ITB. Kemudian dapat disimpulkan HMS ITB sebagai organisasi kemahaiswaan berperan untuk mewujudkan kebutuhan anggotanya.
Latar Belakang
Sesuai dengan UU No. 12 Tentang Perguruan Tinggi yang mengatur bahwa mahasiswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya melalui organisasi kemahasiswaan., hal ini senada dan tidak bertentangan dengan apa yang tertuang dalam Konsepsi KM ITB Amandemen 2019. Apabila menilik kembali bagaimana proses terbentuknya sebuah himpunan atau orang-orang didalamnya, kita dapat mulai soal perguruan tinggi. Kita sering mendengar bahwa esensi daripada sebuah perguruan tinggi adalah pendidikan tinggi itu sendiri. Sesuai dengan dokumen yang tertulis diatas sejatinya pendidikan tinggi adalah bertujuan untuk menciptakan insan-insan akademis. Insan-insan yang diharapakan nanti kedepannya dapat melanjutkan roda kepemimpinan bangsa Indonesia ini. Kemudian dalam usaha untuk membentuk sebuah insan akademis tentunya ITB sebagai perguruan tinggi atau dalam hal ini adalah KM ITB tentu perlu untuk mewujudkan peran perguruan tinggi tersebut. Dalam Konsepsi KM ITB Amandemen 2019 tersebut juga tertulis bahwa orientasi daripada sebuah organisasi kemahasiswaan adalah sebagai berikut.
1.
Menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan masyarakat masa depan yang profesional, intelek, humanis, dan religius.
2.
Mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan bangsa. Untuk itu maka akar aktivitas mahasiswa, yaitu intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah harus dijaga dalam roda gerak organisasi kemahasiswaan, dan
3.
Menjadi wadah bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang meliputi pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri.
Maka dalam usaha untuk mewadahi kebutuhan tersebut, tentunya KM ITB tidak dapat melakukannya sendirian . Oleh sebab itu perlu adanya entitas lain yang turut serta melakukannya. Maka dalam hal ini terbentuklah sebuah entitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya bernama Himpunan Mahasiswa Jurusan. HMJ dalam usaha membentuk insan akademis memiliki peranan yang vokal. Maka dari itu menurut AD/ART KM ITB Amandemen 2019 sebagai badan pelengkap organisasi KM ITB pada akhirnya ada untuk mewadahi kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian.
Kemudian ketika kita berbicara soal HMJ atau dalam hal ini adalah Himpunan Mahasiswa Sipil ITB, seperti yang tertulis dalam AD/ART HMS ITB, bahwa HMS ITB berusaha untuk mewujudkan tujuannya yang mana adalah sebagai berikut. 1.
Membina kekeluargaan antar anggota khususnya dan antar mahasiswa pada umumnya.
2.
Mengusahakan dan memperjuangkan kepentingan anggota dalam bidang studi, keprofesian, kreativitas, dan kesejahteraan.
3.
Membimbing, menampung, dan menyalurkan potensi anggota untuk pengabdian, perjuangan, dan pembangunan negara Republik Indonesia
Seperti yang tertulis pada 3 tujuan tersebut, dalam hal ini HMS ITB ingin berusaha untuk mengutamakan kekeluargaan terlebih dahulu sebelum mencapai ke proses selanjutnya. Maka dari itu sebenarnya perlu untuk membentuk rasa kekeluargaan dimana akhirnya nanti dapat membangun internal HMS ITB yang baik.
Maka dari itu, untuk menjawab semua tantangan dan mimpi yang ada di atas, diperlukan adanya arah yang dituju oleh HMS ITB. Arah tersebutlah yang nantinya dibawa oleh ketua himpunan dalam satu tahun kedepan. Maka dari itu hal tersebutlah yang menjadi dasar pencalonan saya sebagai Calon Ketua Umum HMS ITB 2020/2021.
BAB IV KONDISI IDEAL Kondisi ideal merupakan sebuah keadaan yang seharusnya terjadi di HMS ITB. Kondisi ideal ini didapat melalui perumusan kondisi ideal. Dalam proses perumusan kondisi ideal terlebih dahulu ditentukan poin-poin atau intisari dari latar belakang. Berikut merupakan poin-poin atau intisari yang didapat dari latar belakang.
1. HMS ITB menjadi wadah pengembangan diri anggota 2. HMS ITB dapat memenuhi kebutuhan anggota meliputi kesejahteraan, keilmuan, serta aktualisasi diri. 3. HMS ITB dalam keberjalanannya berada dalam ranah kekeluargaan 4. HMS ITB dapat menjalin relasi dengan pihak eksternal
Setelah didapat poin-poin tersebut selanjutnya, dilakukan dengan tinjauan dokumen yang sesuai untuk merumuskan kondisi ideal. Berikut merupakan dokumen beserta poin-poin yang ditinjau dalam perumusan kondisi ideal.
A. AD/ART HMS ITB Amandemen 2018
Sebagai sebuah organisasi, HMS berjalan berlandaskan sebuah AD/ART. Maka dari itu AD/ART HMS ITB adalah dasar bagi HMS ITB dalam menjalankan organisasinya. Dengan begitu maka AD/ART HMS ITB memiliki relevansi dengan HMS ITB. Poin-poin yang ditinjau dari AD/ART HMS ITB menunjang hal-hal mengenai pengembangan diri, kesejahteraan, keprofesian, dan kekeluargaan. Adapun poin yang ditinjau antara lain Anggaran Dasar BAB II tentang asas, prinsip, tujuan, selanjutnya BAB III tentang status kemudian Anggaran Rumah Tangga BAB II tentang keanggotaan.
1) HMS ITB didasarkan pada kemahasiswaan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan kebenaran akademik 2) HMS
ITB
mempunyai
prinsip
kemandirian,
keadilan,
persamaan,
dan
pemberdayaan. 3) HMS ITB berusaha mencapai tujuan sebagai berikut. a.
Membina kekeluargaan antaranggota khususnya dan antarmahasiswa pada umumnya
b.
Mengusahakan dan memperjuangkan kepentingan anggota dalam bidang studi, keprofesian, kreativitas, dan kesejahteraan
c.
Membimbing, menampung, dan menyalurkan potensi anggota untuk pengabdian, perjuangan, dan pembangunan negara Republik Indonesia
4) HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan mempunyai status sebagai berikut. a. HMS ITB adalah organisasi yang mandiri dalam menentukan arah dan kebijakannya. b. HMS ITB merupakan bagian dari dunia kemahasiswaan ITB
5) HMS ITB dalam menentukan keanggotaannya ditunjukkan dalam beberapa poin berikut. a. Anggota Biasa HMS ITB adalah Anggota Muda yang dinyatakan lulus dalam menjalani tahap pembinaan oleh HMS ITB b. Pembinaan-pembinaan di ruang lingkup HMS ITB ditentukan oleh Badan Pengurus c. Hak dan kewajiban anggota biasa HMS ITB adalah sebagai berikut. 1.
Setiap Anggota Biasa berhak mendapat perlakuan yang sama dengan Anggota Biasa lain
2.
Setiap Anggota Biasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih
3.
Setiap Anggota Biasa mempunyai hak suara dan mengeluarkan pendapat
4.
Setiap Anggota Biasa mempunyai hak kontrol, recall, dan mosi tidak percaya
5.
Setiap Anggota Biasa mempunyai hak bela diri.
6.
Setiap Anggota Biasa berkewajiban manaati AD/ART serta peraturan lainnya yang berlaku di HMS ITB
7.
Setiap Anggota Biasa wajib memelihara, menjaga, dan bertanggung jawab atas nama baik HMS ITB
8.
Setiap Anggota Biasa wajib membayar iuran
d. Hak dan kewajiban anggota muda HMS ITB adalah sebagai berikut 1. Anggota Muda wajib menyelesaikan proses pembinaannya untuk menjadi Anggota biasa 2. Anggota Muda HMS ITB mempunyai Hak untuk menolak menjadi Anggota Biasa HMS ITB e. Anggota muda HMS ITB akan kehilangan status keanggotaannya di HMS ITB apabila tidak lulus dalam pembinaan menjadi anggota biasa HMS ITB.
B. GBHP HMS ITB 2019 GBHP merupakan perwujudan suara anggota HMS ITB terkait dengan kebutuhan dan atau/ keinginan dalam bentuk kebutuhan dasar untuk dapat mencapai tujuan HMS ITB secara mendetail. GBHP juga diperuntukan sebagai pedoman bagi calon ketua umum HMS untuk menentukan visi dan misi untuk kepengurusan satu tahun kedepan. Poin-poin yang ditinjau dalam GBHP HMS ITB 2019 ini menunjang hal-hal mengenai kesejahteraan, keprofesian, kekeluargaan, relasi, serta pengembangan diri. Adapun poin-poin yang terdapat pada BAB III tentang isi dan pembahsan adlaah sebagai berikut. 6) Mewadahi kebutuhan anggota terkait dengan referensi materi kuliah sebagai penunjang perkuliahan. 7) Mewadahi kebutuhan anggota terkait dengan usaha peningkatan kekeluargaan anggota, baik didalam maupun antar angkatan. 8) Mewadahi kebutuhan anggota terkait dengan pengembangan minat dan bakat diluar bidang ketekniksipilan. 9) Mewadahi kebutuhan anggota terkait dengan budaya apresiasi didalam HMS ITB. 10) Mewadahi kebutuhan anggota terkait dengan menambah wawasan dan penunjang kompetensi bidang ketekniksipilan yang cakupannya berada diluar materi kuliah. 11) Diperlukan usaha untuk menindaklanjuti karya yang dihasilkan oleh seluruh Anggota Biasa HMS ITB.
12) Mewadahi kebutuhan anggota terkait dengan menjalin relasi dengan pihak eksternal HMS ITB sebagai bentuk hubungan baik, kolaborasi yang menghasilkan kaya, dan penunjang karier. 13) Mewadahi kebutuhan anggota terkait dengan penunjang karier bagi Anggota Biasa HMS ITB selepas lulus dari pendidikan strata satu (1) Teknik Sipil ITB 14) Mewadahi kebutuhan anggota terkati dengan kegiatan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan rasa kepedulian dalam diri Anggota Biasa HMS ITB
C. Konsepsi KM ITB Amandemen 2019 Konsepsi merupakan landasarn daripada terbentuk system kemahasiswaan di ITB dalam dimana dalam hal ini adalah KM ITB beserta badan pelengkap KM ITB. Dalam dokumen ini salah satunya menjelaskan mengenai posisi organisasi kemahasiswaan ITB dimana HMS ITB adalah sebagai salah satu badan pelengkap organisasi KM ITB itu sendiri. Poin-poin yang ditinjau dalam Konsepsi KM ITB menunjang hal-hal mengenai kesejahteraan, keprofesian, kekeluargaan, dan pengembangan diri. Adapaun poin-poin yang ditinjau adalah bagian A tentang Falsfah Dasar keberadaan organisasi kemahasiswaan, bagian B tentang kebutuhan mahasiswa, dan bagian C tentang orientasi organisasi dan sifat organisasi. 15) HMS ITB muncul karena adanya kebutuhan dari mahasiswa sendiri untuk menjamin efektivitas dan efisiensi upayaupayanya dalam mendidik diri-sendiri. 16) HMS ITB berfungsi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa di tingkat jurusan dalam bidang profesi dan hal-hal khusus yang menyangkut jurusan masing-masing 17) Orientasi dasar organisasi kemahasiswaan. a. HMS ITB menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan masyarakat masa depan yang profesional, intelek, humanis, dan religius. b. HMS ITB menjadi wadah dalam mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan bangsa. Untuk itu maka akar aktivitas mahasiswa, yaitu intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah harus dijaga dalam roda gerak organisasi kemahasiswaan, c. HMS ITB menjadi wadah bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang meliputi pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri.
18) Sifat Organisasi kemahasiswaan (HMS ITB) salah satunya adalah kekeluargaan. Kekeluargaan, artinya sistem dan mekanisme yang dikembangkan dalam pola hubungan internal antar elemen dalam organisasi kemahasiswaan maupun pola hubungan eksternal dengan institusi lain diluar organisasi mahasiswa dilaksanakan dalam suasana dan semangat yang bersifat kekeluargaan 19) Mandiri, artinya organisasi kemahasiswaan memiliki hak dan kewenangan penuh untuk menentukan aktivitas dan kelangsungan hidupnya. Batas hak dan kewenangan itu terletak pada persinggungan dengan hak lembaga/institusi lain di luar organisasi kemahasiswaan. Oleh karena itu pola hubungan antara organisasi kemahasiswaan dengan lembaga/institusi lain bukanlah merupakan pola superordinat-subordinat atau subyek-obyek. Pola hubungan yang dikembangkan dengan institusi lain adalah pola hubungan kerja sama dalam suasana saling menghormati dan saling bertanggung jawab dengan dilandasi oleh aturanaturan hukum maupun moral yang telah disepakati bersama.
D. AD/ART KM ITB Amandemen 2019 AD/ART KM ITB adalah sebuah dokumen yang dijadikan landasan atau dasar pergerakan kemahasiswan dari Keluarga Mahasiswa ITB. Dalam AD/ART ini juga dijelaskan mengenai kebutuhan, hak, dan kewajiban himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) atau dalam hal ini adalah HMS ITB. Poin-poin yang dijadikan tinjauan dalam AD/ART KM ITB ini menunjang hal-hal megenai pengembangan diri, kesejahteraan, keprofesian, kekeluargaan, dan relasi. Adapun poin-poin yang ditinjau dalam ADART KM ITB adalah Anggaran Dasar BAB I tentang Anggota KM ITB dan BAB VII tentang kelengkapan organisasn, serta Anggaran Rumah Tangga BAB VI tentang HMJ. 20) HMS ITB berfungsi untuk mewadahi kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian. 21) HMS ITB sebagai badan pelengkap organisasi KM ITB berkewajiban untuk melaksanakan proses pembinaan bagi setiap Anggota Biasa KM ITB mengacu pada Rancangan Umum Kaderisasi 22) HMS ITB merupakan badan kelengkapan KM ITB ditingkat jurusan
23) HMS ITB berkewajiban melaksanakan dan menjunjung tinggi Konsepsi KM ITB dan AD/ART KM ITB yang diwujudkan dalam bentuk usaha pemenuhan tujuan KM ITB sebaga berikut. a. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab. b. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan berbangsa. c. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa. d. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas academica. e. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus
E. RUK KM ITB Rancangan umum kaderisasi KM ITB merupakan rancangan penjejangan anggota KM ITB, dalam rangka mencapai karakter alumni KM ITB yang berkarakter dan berpegang teguh pada nilai-nilai pendidikan. RUK digunakan sebagai acuan dalam proses kaderisasi untuk seluruh anggota KM ITB. Poin-poin yang didapat dari RUK KM ITB menunjang hal-hal mengenai pengembangan diri. Adapun poin-poin yang ditinjau dalam RUK KM ITB adalah sebagai berikut.
24) HMS ITB memiliki porsi yang besar dalam upaya membentuk karakter alumni ITB yang berkarakter. 25) Melalui RUK KM ITB ini, HMS ITB dapat memastikan regenerasi dan keberlangsungan nilai kemahasiswaan dan tercapainya tujuan Pendidikan
F. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi UU No.12 tahun 2012 ini mengatur tentang perguruan tinggi. Pasal 77 ayat (2) tentang organisasi kemahasiswaan menunjang soal pengembangan diri, kesejahteraan, dan pengabdian masyarakat. Berikut adalah poin-poin yang ditinjau dari undang-undang NO. 12 tahun 2012. 26.) HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk: a. Mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi Mahasiswa
b. Mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa kebangsaan
c. Memenuhi kepentingan dan kesejahteraan Mahasiswa d. Mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.
Berdasarkan poin-poin yang diambil dari intisari dan melalui tinjaun dokumen yang menyesuaikan dapat dirumuskan kondisi idealnya sebagai berikut. 1. HMS ITB dapat membina hubungan kekeluargaan antar sesama anggota Turunan poin
: 3a, 7, 18, 22d
Definisi
: Dalam hal ini HMS ITB harus dapat membina hubungan kekeluargaan
didalam HMS ITB itu sendiri atau sesame anggotanya. Nilai kekeluargaan yang dimaksud disini bisa berupa Saling menghargai, Kepedulian, Saling menyapa, Saling terbuka, dan lain sebagainya.
2. HMS ITB dapat memenuhi kebutuhan pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian Turunan poin
: 3b, 10, 13, 16, 20
Defiisi
: Pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian disini adalah
wawasan dan kompetensi ketekniksipilan sekaligus mempersiapkan penunjang karier anggota setelah lulus strata 1 (Satu).
3. HMS ITB dapat mewujudkan kesejahteraan anggota Turunan poin
: 3b, 6, 8, 15, 17c, 23e, 26a, 26c
Definisi
: Kesejahteraan dalam hal ini adalah pemenuhan kebutuhan di bidang
studi serta pengembangan minat dan bakat diluar ketekniksipilan.
4. HMS ITB dapat menjadi wadah anggota untuk menghasilkan karya Turunan poin
: 11, 17b, 23c
Definisi
: Menjadi wadah anggota untuk menghasilkan karya dalam hal ini
adalah HMS ITB mendorong anggotanya untuk dapat menghasilkan karya kemudian nantinya HMS ITB dapat menindaklanjuti karya anggotanya tersebut.
5. HMS ITB dapat menjalin relasi yang baik dengan pihak eksternal . Turunan poin
: 12, ,19, 22
Definisi
: Relasi yang baik dalam hal ini adalah upaya untuk tetap menjaga
hubungan baik dengan tujuan menjadi mitra kolaborasi dalam berkegiatan dan penunjang karir anggota.
6. HMS ITB dapat membangun rasa kepedulian anggota yang diwujudkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Turunan poin
: 3c, 14, 26d
Definisi
: Dalam upaya membangun rasa kepedulian anggota dalam hal ini HMS
ITB perlu untuk memberi wadah anggotanya berupa kegiatan kemasyarakatan.
7. HMS ITB dapat menghidupkan budaya apresiasi antar sesame anggota. Turunan poin
: 5, 9
Definisi
: Budaya apresiasi dalam hal ini adalah penghargaan terhadap anggota
HMS ITB yang diwujudkan dalam wadah-wadah apresiasi tertentu
8. HMS ITB dapat melakukan pembinaan terhadap anggota dalam usaha pemenuhan terpenuhinya target kaderisasi
Turunan poin
: 5a, 5b, 5d, 5e, 17a, 21, 23a, 23b, 25, 24, 26b
Definisi
: Dalam hal ini target kaderisasi merupakan profil-profil yang harus
dipenuhi oleh anggota HMS ITB baik sebagai anggota Muda HMS ITB maupun sebagai anggota biasa HMS ITB.
BAB V KONDISI AKTUAL
Kondisi aktual merupakan kondisi yang sedang terjadi di HMS ITB saat ini. Perumusan kondisi aktual dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari kuisioner yang berdasarkan kesimpulan yang didapat pada kondisi ideal. Dari hasil kuisioner didapatkan jumlah responden adalah 230 Dari 494 Anggota HMS ITB dengan rincian 74 angkatan 2018,109 Angkatan 2017,42 Angkatan 2016, dan 1 Angkatan 2015. Terdapat 4 tanggapan yang tidak sah. Hasil kuisioner ini diolah menggunakan metode slovin. Metode slovin pada dasarnya metode yang biasa digunakan dan mudah untuk dipahami dalam menentukan sample minimum. đ?‘›=
đ?‘ 1 + đ?‘ đ?‘’ 2
Dimana : n
= jumlah sample minimum
N
= jumlah populasi
e
= margin of error
Maka dengan menggunakan rumus diatas diapatkan jumlah sample minimum adalah 226 dengan margin off error sebesar 4,92 %. Untuk menentukan data yang diperoleh melalui kuisioner dilakukan pengolahan data baik validitas maupun realibilitas. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Pada pengolahan daya kondisi aktual digunakan metode product moment pada pengujian validitas dan metode alpha cronbrach’s. Digunakan software SPSS untuk membantu perhitungan.
Pengujian validitas menggunakan product moment membandingkan hasil yang diperoleh pada SPSS dengan tabel standar disribusi r. Berikut merupakan hasil yang dimaksud:
Selanjutnya membandingkan nilai r dengan r tabel dengan n sebanyak 229 maka r tabel sebesar 0,078. Jika r yang dihitung menggunakan SPSS lebih besar maka data valid. Jika data hitung menggunakan SPSS lebih kecil maka tidak valid. Kesimpulan : Data yang diperoleh dari tanggapan yang disebarkan valid. Pengujian reabilitas menggunakan alpha cronbrach’s yaitu membandingkan nilai alpha yang diperoleh dengan standar alpha. Realbilitas atau tidaknya bergantung pada nilai alpha cronbranch’s. Berikut merupakan hasil perhitungan koefisien yang dimaksud:
Kesimpulan : Dari hasil yang dipeoleh nilai alpha sebesar 0,799 yang memilki kategori reabilitas high.
Penentuan standar dilakukan dengan ketentuan yaitu â…” dari skala terbesar. Berarti standar minimum adalah 3.33 untuk kondisi aktual dikatakan sudah baik. Adapun tidak lanjut dari standar kondisi aktual jika kurang dari standar minimum maka perlu dilakukan usaha peningkatan pada tinjauan kondisi tersebut. Lalu apabila sebaliknya, maka kondisi tersebut perlu dipertahankan serta dikembangkan Berikut merupakan hasil analisis kondisi aktual berdasarkan kondisi ideal yang telah ditetapkan sebelumnya. (keterangan 1 : Sangat kurang, 2:Kurang, 3:Cukup, 4:Baik, 5:Sangat Baik) 1. HMS ITB dapat membina hubungan kekeluargaan antar sesama anggota Sejauh mana kekeluargaan di HMS ITB sudah terbina antar sesama anggotanya? 1%
2%
15%
29% 54%
1
2
3
4
5
Seberapa besar peran Bos/Bis dalam membentuk kekeluargaan di HMS ITB? 8% 4% 21%
25%
42%
1
2
3
4
5
Sejauh mana HMS mewadahi komitmen bos/bis dalam usaha mewujudkan kekeluargaan di HMS ITB? 1%
5%
9% 38% 46%
1
2
3
4
5
Berdasarkan grafik diatas diperoleh rata-rata untuk terbinanya kekeluargaan antar sesame anggota HMS ITB
sebesar 3,12, setelah itu untuk rata-rata peran Bos/Bis dalam
membentuk kekeluargaan adalah sebesar 3,13, dan rata-rata untuk HMS ITB mewadahi Bos/Bis dalam mewujudkan komitmennya adalah sebsar 3,56. Dari data diatas diketahui bahwa HMS ITB telah baik dalam mewadahi anggotanya untuk mewujudkan komitmennya di HMS, namun walaupun begitu kekeluargaan antar sesame anggota di HMS ITB masih belum terbina dengan baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Hubungan kekeluargaan antar anggota HMS ITB masih belum terjalin dengan baik. 2. HMS ITB dapat mewujudkan kesejahteraan anggota Sejauh mana HMS ITB memenuhi kebutuhan Bos/Bis terkait dengan bidang studi ketekniksipilan anggotanya? 4%
15% 0% 30% 50%
1
2
3
4
5
Sejauh mana HMS ITB memenuhi kebutuhan Bos/Bis terkait dengan pengembangan minat dan bakat anggotanya? 2% 7%
8%
51%
1
2
32%
3
4
5
Berdasarkan grafik diatas diperoleh rata-rata pemenuhan kebutuhan anggota HMS ITB terkait dengan bidang studi ketekniksipilan sebesar 3,56 dan pemenuhan kebutuhan anggota HMS ITB terkait dengan pengembangan minat dan bakat anggotanya sebesar 3,75. Dari diatas dapat disimpulkan bahwa HMS ITB sudah baik dalam mewujudkan kesejahteraan anggota.
3. HMS ITB dapat menjadi wadah anggota untuk menghasilkan karya Sejauh mana HMS ITB menindaklanjuti karya anggotanya? 9% 2% 10%
36%
43%
1
2
3
4
5
Berdasarkan grafik diatas diperoleh rata-rata HMS ITB menindaklanjuti karya anggotanya sebesar 3,48 sehingga dapat disimpulkan HMS ITB sudah baik dalam mewadahi anggotanya menghasilkan karya.
4. HMS ITB dapat mengoptimalkan pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian Sejauh mana HMS ITB memenuhi kebutuhan Bos/Bis mengenai wawasan keteknik sipilan diluar materi kuliah? 9% 1% 12%
38%
1
2
41%
3
4
5
Sejauh mana HMS ITB memenuhi kebutuhan Bos/Bis dalam pengembangan diri (kemampuan) dibidang ketekniksipilan? 6% 2% 9%
34%
50%
1
2
3
4
5
Berdasarkan grafik diatas diperoleh rata-rata pada poin HMS ITB memenuhi kebutuhan anggotanya mengenai wawasan keteknisipilan diluar materi kuliah sebesar 3,42. Pada poin HMS ITB memenuhi kebutuhan anggotanya dalam pengembangan diri (kemampuan) dibidang ketekniksipilan sebesar 3,49. Sehingga dapat disimpulkan HMS ITB sudah baik dalam memenuhi kebutuhan anggota terkait pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian.
5. HMS ITB dapat menjalin relasi yang baik dengan pihak eksternal Sejauh mana menurut Bos/Bis, HMS ITB telah membina relasi dengan mitra HMS? (HMJ, Univ. lain, ALSI, FKMTSI, KM ITB) 1% 8% 16% 29% 46%
1
2
3
4
5
Berdasarkan grafik diatas diperoleh rata-rata dalam hal HMS ITB membina relasi dengan mitra HMS ITB sebesar 3,67. Hal ini dapat disimpulkan HMS ITB sudah baik dalam menjalin relasi dengan pihak eksternal.
6. HMS ITB dapat membangun rasa kepedulian anggota yang diwujudkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat Sejauh mana kegiatan pengabdian masyarakat oleh HMS ITB meningkatkan rasa kepedulian Bos/Bis?
2%
30%
4%
19%
46%
1
2
3
4
5
Berdasarkan grafik diatas diperoleh rata-rata untuk poin kegiatan pengabdian masyarat oleh HMS ITB yang meningkatkan rasa kepedulian anggotanya sebesar 3,97. Sehingga
dapat disimpulkan HMS ITB sudah baik dalam membangun rasa kepedulian anggotanya melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
7. HMS ITB dapat menghidupkan budaya apresiasi antar sesame anggota Sejauh mana Bos/Bis merasa terapresiasi di HMS ITB ? 2% 14% 9% 31% 45%
1
2
3
4
5
Berdasarkan grafik diatas diperoleh rata-rata dalam hal rasa apresiasi HMS ITB terhadap anggotanya sebesar 3,58. Dapat disimpulkan bahwa HMS ITB sudah baik dalam menghidupkan budaya apresiasi kepada sesama anggotanya.
BAB VI KEBUTUHAN Kebutuhan diartikan sebagai sesuatu yang harus dipenuhi dalam rangka membuat kondisi aktual mencapai kondisi idealnya. Dalam proses penentuan kebutuhan ini dilakukan dianalisa selisih (gap) yang terjadi antara kondisi ideal dan kondisi aktual. Dari selisih kedua kondisi tersebut dapat ditentukan kebutuhan yang berguna dalam perumusan visi atau arah gerak HMS satu tahun mendatang..
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat membina hubungan kekeluargaan antar sesama anggota
Kondisi Aktual
Hubungan kekeluargaan antar anggota HMS ITB masih belum terjalin dengan baik
Analisa
HMS
ITB
sebagai
organisasi
non-profit
dalam
keberjalananya perlu didasari dengan rasa kekeluargaan yang kuat agar anggotanya senantiasa kembali dan mau berkontribusi
ke
HMS
ITB.
Kemudian
dalam
keberjalananya, rasa kekeluargaan ini perlu ada disegala aspek aktivitas HMS. Sayangnya sejauh ini hubungan kekeluargaan antar anggota HMS ITB belum terjalin dengan baik walaupun sudah banyak wadah yang disediakan
oleh
HMS.
Oleh
karena
itu,
akar
permasalahannya sendiri berada di kesadaran anggotanya akan kurangnya rasa kepemilikan terhadap himpunan itu sendiri. Maka dari itu HMS ITB perlu mengusahakan peningkatan hubungan kekeluargaan dalam rangka menunjang rasa kepemilikan terhadap himpunan Kebutuhan
HMS
ITB
perlu
mengusahakan
hubungan kekeluargaan antar anggota
peningkatan
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat mewujudkan kesejahteraan anggota
Kondisi Aktual
HMS ITB sudah baik dalam mewujudkan kesejahteraan anggota
Analisa
HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan yang ada memenuhi kebutuhan anggotanya, sudah selayaknya HMS ITB mewujudkan kesejahteraan anggotanya, baik dalam bidang studi maupun minat dan bakat. Dalam keberjalanannya selama ini, HMS ITB sudah cukup baik dalam usaha mewujudkan kesejahteraan anggotanya. Maka dari itu HMS ITB perlu mempertahankan usaha untuk memenuhi kesejahteraan anggotanya.
Kebutuhan
HMS ITB perlu mempertahankan usaha untuk memenuhi kesejahteraan anggotanya.
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat menjadi wadah anggota untuk menghasilkan karya
Kondisi Aktual
HMS ITB sudah baik dalam mewadahi anggotanya menghasilkan karya.
Analisa
HMS ITB yang merupakan organisasi kemahasiswaan sudah seharusnya dapat menghasilkan sebuah hasil atau karya
dari
anggotanya,
baik
dalam
bidang
ketekniksipilan maupun non-ketekniksipilan. Kemudian juga karya tersebut juga kedepannya perlu untuk ditindaklanjuti dalam hal pengembangan atau lainnya. HMS ITB selama ini sudah baik dalam menjadi wadah anggotanya dalam berkarya. Maka dari itu HMS ITB perlu
mempertahankan
usaha
dalam
memenuhi
kebutuhan wadah anggotanya dalam menghasilkan karya
Kebutuhan
HMS ITB perlu mempertahankan usaha dalam memenuhi kebutuhan wadah anggotanya dalam menghasilkan karya
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat mengoptimalkan pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian
Kondisi Aktual
HMS ITB sudah baik dalam memenuhi kebutuhan anggota terkait pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian.
Analisa
HMS ITB sebagai organisasi mahasiswa yang berada pada tingkat strata 1 (satu) program studi ketekniksipilan tentunya harus dapat mengembangkan profil keprofesian anggotanya. Kemudian dari data aktual yang didapat, diketahui bahwa sejauh ini HMS ITB sudah baik dalam usaha memenuhi kebutuhan anggota terkait wawasan serta pengembangan anggota dalam bidang keprofesian. Maka dari itu HMS ITB perlu mempertahankan usaha pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian.
Kebutuhan
Maka dari itu HMS ITB perlu mempertahankan usaha pengembangan diri anggota dalam bidang keprofesian
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat menjalin relasi yang baik dengan pihak eksternal.
Kondisi Aktual
HMS ITB sudah baik dalam menjalin relasi dengan pihak eksternal.
Analisa
HMS ITB sebagai organisasi non-profit tentu saja tidak bisa menjalankan semua program kerjanya dengan optimal tanpa adanya bantuan dari pihak eskternal. Maka
dari itu sudah seharusnya HMS ITB juga mempunyai hubungan yang terjalin dengan baik dengan pihak-pihak tersebut. Keberjalan HMS ITB saat ini terkait dengan relasi dengan pihak eksternal sudah terjalin dengan baik melalui kegiatan bersama antara kedua pihak. Oleh karena itu, HMS ITB perlu mempertahankan serta meningkatkan relasi yang terjalin dengan baik dengan pihak eksternal Kebutuhan
HMS ITB perlu mempertahankan serta meningkatkan relasi yang terjalin dengan baik dengan pihak eksternal
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat membangun rasa kepedulian anggota yang diwujudkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat
Kondisi Aktual
HMS ITB sudah baik dalam membangun rasa kepedulian anggotanya melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Analisa
HMS ITB sebagai organisasi kemahasiswaan tentunya harus mempunyai tindakan sosial ke masyarakat berupa kegiatan pengabdian masyarakat. Dengan kegiatan pengabdian masyarakat tersebut HMS ITB sejauh ini mampu membangun rasa kepeduliaan anggotanya. Maka dari itu, HMS ITB perlu mempertahankan usaha dalam membangun rasa kepedulian anggota melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Kebutuhan
HMS ITB perlu mempertahankan usaha dalam membangun
rasa
kepedulian
kegiatan pengabdian masyarakat.
anggota
melalui
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat menghidupkan budaya apresiasi antar sesama anggota
Kondisi Aktual
HMS ITB sudah baik dalam menghidupkan budaya apresiasi kepada sesama anggotanya.
Analisa
HMS
ITB
sebagai
organisasi
non-profit
yang
mengandalkan komitmen anggotanya perlu memenuhi kebutuhan anggotanya terkait dengan penghargaan atau apresiasi dalam rangka aktualisasi diri anggotanya. Pada saat ini anggota HMS ITB telah merasakan dengan baik bentuk apresiasi yang diberikan oleh HMS ITB. Maka dari itu HMS ITB perlu mempertahankan usaha pemenuhan kebutuhan anggota berupa apresiasi dalam rangka aktualisasi diri. Kebutuhan
HMS ITB perlu mempertahankan usaha untuk menghidupkan budaya apresiasi antar sesama anggota.
Kondisi Ideal
HMS ITB dapat melakukan pembinaan terhadap anggota dalam usaha pemenuhan terpenuhinya target kaderisasi
Analisa
HMS ITB sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan tentu
perlu
adanya
sebuah
regenerasi
didalam
anggotanya. Proses regenerasi ini dilakukan dalam bentuk kaderisasi yang dilakukan oleh BP HMS ITB. Proses kaderisasi ini bertujuan untuk mencapai profilprofil anggota HMS ITB. Selain dilakukan ketika menjadi anggota muda HMS ITB, kaderisasi juga harus dapat dilanjutkan ketika sudah menjadi anggota biasa HMS
ITB
sebagai
proses
pengembangan
diri
selanjutnya. Maka dari itu HMS ITB perlu melakukan pembinaan terhadap anggotanya untuk memastikan bahwa profil-profil anggota tersebut dapat tercapai. Kebutuhan
HMS ITB perlu melakukan pembinaan agar terpenuhinya target kaderisasi anggota.
BAB VII VISI Visi diartikan sebagai sesuatu yang akan dibawa untuk HMS dalam satu tahun kedepan. Perumusan visi merupakan proses menarik kesimpulan dari kebutuhan disertai analisis terhadapnya. Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari kebutuhan diatas. 1.
HMS ITB perlu mengusahakan peningkatan hubungan kekeluargaan antar anggota
2.
HMS ITB perlu memenuhi berbagai macam kebutuhan anggotanya.
Maka dari itu dapat dibuat sebuah visi yang akan dibawakan dalam satu tahun depan. Visi akan dijadikan pegangan dalam merumusan organisasi kedepan. “HMS ITB sebagai ruang kontribusi anggota melalui usaha pemenuhan kebutuhan dengan semangat kekeluargaan”
PENJABARAN VISI
a. HMS ITB sebagai ruang kontribusi anggota melalui usaha pemenuhan kebutuhan Ruang kontribusi ruang/ru·ang/ n Fis rongga yang tidak berbatas, tempat segala yang ada kontribusi/kon·tri·bu·si/ n ; 2 sumbangan HMS ITB dalam keberadaannya digambarkan sebagai ruang untuk semua anggotanya masuk didalamnya, baik dengan alasan maupun dengan latar belakang yang bermacammacam. Sedangkan kontribusi disini berarti ada hal atau sumbangsih yang diberikan oleh anggotanya untuk HMS ITB itu sendiri. Hal disini adalah sebuah tanggung jawab moral yang melebihi kewajiban menjadi anggota biasa HMS ITB.
Usaha pemenuhan kebutuhan pemenuhan/pe·me·nuh·an/ n proses, cara, perbuatan memenuhi kebutuhan/ke·bu·tuh·an/ n yang dibutuhkan, sangat perlu menggunakan;
HMS ITB sendiri sebagai organisasi kemahasiswaan harusnya terbentuk atas dasar kebutuhan anggotanya. Maka dari itu sudah selayaknya HMS ITB selalu melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan untuk mengembangkan diri dan terbina sesuai profil yang ditargetkan. Serta kebutuhan mengenai minat dan bakat, bidang studi, keprofesian, relasi dengan pihak eksternal serta pengabdian masyarakat..
Maka dari itu visi ini dapat menjawab kebutuhan akan usaha untuk memenuhi kebutuhan. Dimana dalam usaha pemenuhan kebutuhan itu akan timbul sebuah tanggung jawab moral untuk pada akhirnya berkontribusi di HMS ITB. Sehingga nantinya akan membuat HMS ITB lebih optimal dalam keberjalanannya.
b. Semangat kekeluargaan semangat/se·ma·ngat/ nisi dan maksud yang tersirat dalam suatu kalimat (perbuatan, perjanjian, dan sebagainya); perasaan hati: kekeluargaan/ke·ke·lu·ar·ga·an/ n perihal (yang bersifat, berciri) keluarga
Semangat dalam hal ini adalah isi atau maksud yang melibatkan perasaan hati ketika beraktivitas di HMS ITB. Sedangkan kekeluargaan adalah dimana aktivitas tersebut dijalankan secara kekerabatan yang mendasar diantara sesama anggotanya. Oleh karena itu, semangat kekeluargaan yang dimaksud disini adalah sebuah visi untuk menjawab kebutuhan anggota atas peningkatan kekeluargaan antar sesame anggoa HMS ITB. Adapaun semangat kekeluargaan adalah
bagaimana HMS ITB membawakan
kesehariannya dalam berhimpun selalu dilaksanakan dengan suasana dan menjujung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
KESIMPULAN UMUM VISI
HMS ITB sebagai ruang kontribusi anggota melalui usaha pemenuhan kebutuhan dengan semangat kekeluargaan adalah sebuah hal yang akan dibawa dan diwujudkan untuk satu tahun HMS ITB kedepannya. Kalimat ini adalah sebuah gambaran umum bahwa segala sesuatu di HMS ini bermula dengan usaha pemenuhan kebutuhan anggota HMS ITB. Kebutuhan anggota dalam hal ini boleh bermacam-macam dan himpunan tetap pada jalannya yaitu untuk benarbenar memenuhi kebutuhan anggotanya. Dalam proses pemenuhan kebutuhan itu diperlukan suasana atau pembawaan dari HMS ITB dengan sebuah semangat kekeluargaan. Kekeluargaan inilah yang diharapkan dapat menunjang terbentuknya rasa kepemilikan terhadap himpunan itu sendiri. Dari satu orang ke orang yang lain, dan dari kelompok satu ke kelompok yang lain. Kemudian sebagai muaranya adalah sebuah bentuk kontribusi anggota kepada HMS ITB itu sendiri. Kontribusi disini nilainya jauh lebih dalam dari pada sekadar pemenuhan kewajiban, tapi perlu adanya sebuah tanggung jawab moral dan dorongan dari dalam diri masing-masing anggota. Sekali lagi, HMS akan tetap menjadi ruang anggotanya untuk berkontribusi, dimana didalam ruangan itu kebutuhan anggota terpenuhi dan selalu menunjung tinggi semangat kekeluargaan.
BAB VIII MISI
Misi diartikan sebagai hal-hal yang harus dilakukan untuk dapat mewujudkan visi yang telah dirumuskan sebleumnya. Misi disini adalah berupa penjabaran dari visi yang nantinya dapat digunakan sebagai arahan untuk mencapai visi. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai visi beserta penjelasannya.
1. Menjadikan HMS ITB sebagai wadah yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan anggota. #HMSharmoni Misi ini adalah hal yang harus dilakukan untuk menjadikan HMS ITB sebagai sebuah himpunan yang benar-benar ada karena kebutuhan anggotanya. Dalam hal ini perlu dilakukan usaha semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan setiap anggota dalam bentuk pengembangan diri yang tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya. Usaha untuk pemenuhan kebutuhan ini dilakukan dengan adanya wadah yang terintegrasi agar kebutuhan anggota dapat terpenuhi secara utuh sesuai dengan yang diharapkan. Wadah terintegrasi yang dimaksud dalam hal ini adalah dimana usaha pemenuhan kebutuhan satu dan kebutuhan lainnya dapat saling berkoordinasi dengan baik sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam aktivitas tersebut. Adapun tujuan wadah integrasi ini juga pada dasarnya agar kegiatan HMS ITB yang satu dengan lainnya dapat lebih terfokus sehingga lebih maksimal dalam mendukung keberjalanan HMS ITB.
2. Membangun semangat kekeluargaan yang terkandung di setiap aktivitas untuk membangun internal HMS ITB yang baik. #HMSkuKeluargaku Misi ini adalah hal yang harus dilakukan untuk menunjang keberjalanan semua kegiatan yang ada di HMS ITB. Terutama dalam rangka membangun rasa kepemilikan
terhadap himpunan demi terbentuknya internal HMS ITB yang baik. Dalam hal ini perlu dilakukan sebuah bentuk penyadaran tentang ikrar pertama kita bahwa, “Jika dan hanya jika, aku anggota HMS, maka seluruh anggota HMS adalah keluargaku.� Semangat kekeluargaan yang ada dalam hal ini tercermin dari nilai-nilai kekeluargaan ada pada saat proses untuk memenuhi kebutuhan anggota ini baik formal maupun informal.
3. Menggagas HMS ITB sebagai pusat pergerakan anggota dari HMS untuk HMS #dariHMSuntukHMS Misi ini adalah sebuah tujuan akhir dimana pada akhirnya nanti ketika kebutuhan anggota terpenuhi dan agggota memiliki rasa kepemilikan terhadap himpunan, anggota akan terlibat aktif dalam keberjalanan HMS ITB itu sendiri. Anggota akan dengan sukarela menjadikan HMS sebagai tempatnya untuk berkontribusi. Untuk mendukung hal tersebut, HMS ITB akan menyediakan wadah bagi anggotanya untuk dapat mengoptimalkan dan mensinergikan bentuk sumbangsih kepada himpunan ini. Dengan begitu, kebutuhan yang dipenuhi oleh HMS akan membuat anggota tersebut bergerak atau berkegiatan Untuk HMS. Maka terbentuklah sebuah ruang bagi seluruh anggota HMS ITB yang berprinsip dari HMS untuk HMS. Sehinga dengan begitu baik anggota maupun HMS ITB akan berjalan dengan optimal. Potensi anggota akan berkembang, anggota akan beraktualisasi diri. Kedepannya semua itu dapat dilihat dari angka partisipasi anggota HMS ITB dalam segala aktivitas HMS ITB.
BAB IX TUJUAN
Tujuan diartikan sebagai bentuk penjabaran misi berupa hal-hal yang akan dicapai. Berdasarkan tiga poin misi yang telah dirumuskan, berikut merupakan tujuan dari masingmasing poin tersebut. MISI 1 Menjadikan HMS ITB sebagai wadah yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan anggota. #HMSharmoni 1. Terpenuhinya kebutuhan angota HMS ITB dalam bidang studi, ekonomi, serta minat dan bakat non-ketekniksipilan Bidang studi serta ekonomi merupakan kebutuhan dasar anggota untuk akhirnya dapat beraktualisasi diri menuju proses selanjutnya. HMS ITB akan selalu berusaha untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Selain itu juga wadah dalam menyalurkan kreatifitas minat dan bakat non ketekniksipilan juga harus dipenuhi. Kedua hal diatas pada akahirnya diproyeksikan sebagai hal-hal yang harus dipenuhi agar anggota HMS merasa nyaman dalam berkegiatan di HMS ITB tanpa terkendala kebutuhan dasar dan selalu tersedia wadah untuk menyalurkan minat dan bakatnya.
2. Tersedianya wadah pengembangan wawasan dan kompetensi anggota dalam bidang ketekniksipilan HMS ITB sebagai lembaga atas dasar keprofesian yang sama harusnya dapat memenuhi kebutuhan anggota terkait dengan wawasan dan kemampuan seputar keprofesian. Dalam hal ini akan terdapat standar kompetensi yang nantinya ditentukan untuk dimiliki oleh anggota HMS ITB. Selain itu juga kemampuan ketekniksipilan nanti dapat diaplikasikan dalam menjawab tantangan masa depan dan menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
3. Terjalinnya interaksi HMS ITB dengan pihak eksternal terkait untuk pemenuhan kebutuhan Jaringan relasi yang sudah dibentuk oleh HMS ITB pada masa-masa sebelumnya perlu dijaga dan tidak menutup kemungkinan untuk membuka interaksi-interaksi dengan pihak terkati yang baru. Interaksi ini perlu dilakukan untuk dapat dijadikan sarana pemenuhan kebutuhan anggota baik itu menjalin hubungan yang baik, kolaborasi berkelanjutan, hingga penunjang karier.
4. Anggota HMS ITB memiliki profil yang telah ditentukan Anggota HMS ITB perlu untuk mengembangkan diri sesuai dengan profil-profil yang ditentukan. Hal ini diharapkan dapat menunjang kebutuhan pribadi anggota melalui HMS ITB.
5. HMS ITB membudayakan apresiasi antar anggota Budaya apresiasi yang ada dalam lingkungan HMS ITB perlu untuk ditingkat adanya. Apresiasi dalam hal ini diberikan kepada anggota HMS ITB yang telah melakukan pencapaian tertentu. Diharapakan dengan bentuk apresiasi tersebut anggota selanjutnya akan semakin termotivasi dalam berkarya. Kemudian juga selain itu diharapkan budaya apresiasi ini dapat menular dari satu individu ke individu lainnya.
6. Tersedianya wadah untuk menumbuhkan rasa kepedulian anggota HMS ITB Untuk menumbuhkan rasa kepedulian anggota HMS ITB nantinya perlu dibuat sebuah wadah dalam bentuk pengabdian masyarakat. Hal ini diperlukan untuk akhirnya anggota juga peka terhadap permasalahan yang di masyarakat. Dengan begitu harapannya sebagai mahasiswa teknik sipil dapat menyalurkan ide atau kontribusi dalam usaha penyelesaian masalah yang ada di masyarakat.
7. Anggota HMS ITB terbantu dalam berkarya Dalam hal perwujudan karya anggota HMS ITB perlu dilakukan secara menyeluruh baik itu sebelum, sedang, hingga bentuk-bentuk penindaklanjutan karya itu sendiri, HMS ITB diharapkan dapat membantu anggotanya tersebut. Membantu dalam hal ini dapat berupa menyediakan kebutuhan terkati berkarya hingga memfasilitasi anggota HMS ITB dalam berkarya. Diharapkan dengan begitu anggota akan lebih maksimal dalam mengeluarkan potensinya dalam berkarya
MISI 2 Membangun semangat kekeluargaan yang terkandung di setiap aktivitas untuk membangun internal HMS ITB yang baik. #HMSkuKeluargaku
8. Kuantitas dan kualitas interaksi sosial antar anggota HMS ITB meningkat HMS ITB berusaha untuk meningkatkan interaksi sosial yang terjadi antar anggota. interaksi sosial sendiri yang dimaksud adalah terdapat hubungan timbal-balik antar anggota, harapannya dengan begitu anggota akan lebih nyaman dalam berkegiatan di HMS ITB. Selain itu juga dalam interaksi social tersebut diharapkan dapat berjalan fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi, dan fungsi psikologis. Dengan begitu harapannya selain interaksi sosial tersebut bertambah, interaksi sosial tersebut juga berkualitas
MISI 3 Menggagas HMS ITB sebagai pusat pergerakan anggota dari HMS untuk HMS #dariHMSuntukHMS
9. Terbentuknya budaya kontribusi anggota HMS ITB Untuk dapat menjadikan HMS ITB sebagai pusat pergerakan anggotanya, perlu akhirnya dibuat sebuah budaya yang dapat membuat anggota berkontribusi kepada HMS ITB. Budaya yang terbentuk pun harus dibuat relevan dengan jaman sekarang sehingga anggota diharapkan akan lebih mudah dalam menerima hal tesebut dan dapat berkontribusi di HMS ITB
BAB X STRATEGI
Strategi dapat diartikan sebagai langkah-langkah relevan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Proses perumusan strategi ini pun dilakukan dengan tinjaun kondisi internal dan kondisi eksternal yang bersesuaian dengan tujuan yang akan dicapai. Proses perumusan strategi sendiri dapat dilihat di bit.ly/SWOTHMS. Kemudian dari tujuan yang telah dirumuskan pada proses sebelumnya, didapat strategi sebagai berikut. 1. "Meningkatkan potensi bidang studi anggota melalui metode pembelajaran yang relevan" (1) Dalam hal ini dapat digambarkan bahwa sebenarnya kemampuan akademik anggota HMS ITB mayoritas sudah baik, namun perlu ditingkatkan lagi terkait dengan metode pembelajaran yang lebih relevan sehingga untuk kedepannya diharapkan anggota lebih mudah dalam memenuhi kebutuhannya terkait bidang studi di HMS ITB. 2. "Optimasi potensi HMS ITB dalam menyalurkan minat dan bakat anggota" (1) HMS ITB memiliki anggota yang cukup banyak, maka dari itu minat dan bakat dari anggotapun akan berbeda-beda. Diluar HMS ITB pada akhirnya banyak wadah-wadah yang dapat dimaksimalkan sebagai bentuk penyaluran minat dan bakat anggota. Maka dari itu kedepan HMS ITB perlu untuk melakukan optimasi potensinya dalam rangka menyalurkan minat dan bakat anggota. 3. "Mengembangkan kemampuan finansial anggota" (1) Dapat diketahui bahwa kemampuan finansial akademik anggota HMS ITB sudah cukup baik, namun bentuk-bentuk pengembangan kemampuan finansial diluar sana telah berkembang terutama untuk menjawab tantangan finansial akademik. Maka dari itu kedepannya nanti anggota HMS ITB perlu untuk mengembangankan kemampuan ekonominya.
4. "Memaksimalkan potensi anggota dalam menjawab tantangan ketekniksipilan" (2) Proses pembelajaran dikelas pada akhirnya dapat membekali anggota HMS ITB melelui kompetensi-kompetensi yang sudah ditetapkan, selain itu peluang-peluang terkait ketekniksipilan sangat terbuka lebar mengingat salah satunya adalah demand yang tinggi kurang dibarengi dengan supply-nya. Maka dari itu, HMS ITB perlu memaksimalkan potensi anggota dalam menjawab tantangan ketekniksipilan.
5. "Meningkatkan ketertarikan anggota terhadap bidang ketekniksipilan" (2) Ancaman dunia kerja jaman sekarang adalah bahwa sebagian besar dari lulusan sarjana tidak bekerja sesuai dengan bidang yang ditekuninya padahal potensi anggota di bidang teknik sipil sendiri tergolong tinggi dan mumpuni. Maka dari itu perlu untuk meningkatkan ketertarikan berupa wawasan, pengetahuan, dan minat anggota terhadap bidang ketekniksipilan.
6. "Meningkatkan kolaborasi yang sudah terjalin dengan pihak eksternal terkait" (3) HMS ITB dengan terbilang sudah memiliki sumber daya yang bagus dan kompeten. Namun, dalam keberjalannya kedepan perlu untuk akhirnya HMS ITB menjalin relasi baik yang sudah terjalin maupun sedang diusahakan untuk menciptakan ruang-ruang kolaborasi dengan berbagai pihak. Kolaborasi yang dimaksud disini adalah bentukanbentukan kerjasama antara HMS ITB dengan pihak eksternal terkait yang saling memberi manfaat satu dengan yang lainnya dari interaksi tersebut.
7. "Menginisiasi interaksi dengan pihak eksternal terkait pemenuhan kebutuhan" (3) HMS ITB sebagai sebuah lembaga kemahasiswaan tentu ada memenuhi kebutuhan anggotanya. Namun disisi lain sebenarnya HMS ITB tentu memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan anggotanya. Untuk mengatasi hal ini HMS ITB telah memiliki atau telah menjalin relasi dengan berbagai pihak-pihak. Maka dari itu nantinya diharapkan HMS ITB dapat memaksimalkan relasi tersebut dalam upaya memenuhi kebutuhan anggota.
8. "Optimasi usaha pemenuhan profil anggota secara menyeluruh" (4) Sistem kaderisasi atau wadah kaderisasi yang masih dilakukan oleh HMS ITB sampai sekarang dinilai masih belum terlalu ideal. Sedangkan pada akhirnya anggota perlu untuk dikembangkan lagi sehingga dapat mempersiapkan diri menjadi penerus bangsa dengan menjawab tantangan-tantangan yang ada. Maka dari itu perlu dilakukan optimasi dalam usaha pemenuhan profil anggota secara menyeluruh
9. "Meningkatkan budaya apresiasi di lingkungan HMS ITB" (5) Salah satu budaya yang ada di HMS ITB adalah budaya apresiasi antar anggotanya. Apresiasi pun dapat diberikan kepada anggota yang telah mencapai pencapain tertentu. Hal tersebut dinilai penting untuk akhirnya dapat meningkatkan semangat dan motivasi anggota untuk mencapai pencapain yang lebih tinggi. Untuk budaya apresiasi sendiri kedepannya yang perlu dilakukan adalah melanjutkan serta meningkatkan dengan dilakukan secara terus menerus.
10. "Meningkatkan kesadaran akan POPOPE mahasiswa untuk peka terhadap permasalahan di masyarakat" (6) Sebagai mahasiswa pada umumnya dan teknik sipil khususnya tentu memiliki posisi, porsi, dan peran terhadap masyarakat. Hal demikian pula yang perlu disadari karena dengan sadar akan hal tersebut, kepekaan terhadap lingkungan masyarakat akan semakin meningkat sehingga akhirnya tumbuhlah rasa kepedulian.
11. "Memfasilitasi bentuk-bentuk pengusahaan karya anggota HMS ITB" (7) Bentuk karya anggota HMS ITB meningkat dari tahun ke tahun menandakan semangat berkarya yang tinggi. Sedangkan diluar sana peluang-peluang untuk dapat menghasilkan karya juga masih sangat terbuka lebar. Oleh karena itu untuk membantu anggota dalam berkarya, HMS ITB perlu memfasilitasi bentuk-bentuk pengusahaan karya oleh anggota. Adapun bentukan-bentukan karya yang dimaksud disini adalah kompetisi-kompetisi yang diikuti oleh anggota HMS ITB yang berkaitan dengan keilmuan teknik sipil. Selain nantinya memfasilitasi dalam berkompetisi, HMS ITB
juga diharapkan dapat mengusahakan inisiasi anggota dalam semangat berkarya dan memberikan wadah untuk berkarya itu sendiri.
12. "Optimasi wadah-wadah dalam membentuk interaksi sosial antar anggota" (8) Bentuk-bentuk wadah interaksi antar anggota yang dinilai kurang interaktif perlu untuk ditingkatkan kedepannya. Selain itu juga bentuk-bentuk interaksi soal juga merupakan salah satu tantangan yang ada didunia luar yang dapat menunjang anggota HMS ITB itu sendiri. Maka dari itu perlu untuk pada akhirnya melakukan optimasi wadah-wadah dalam membentuk interaksi social antar anggota.
13. "Menciptakan sistem kerja yang tepat dan relevan" (9) Untuk dapat menciptakan budaya kontribusi anggota salah satunya adalah bagaimana untuk membuat sistem kerja yang tepat dan relevan. Tepat dan relevan dalam hal ini adalah yang sesuai dengan berkembangan jaman dan sesuai dengan kebutuhan anggotanya atau menjawab tujuan. Adapun sistem kerja yang dimaksud disini adalah bagaimana nantinya menjalankan HMS ITB ini sebagai sebuah satu kesatuan yang terhubung elemen satu dengan elemen lainnya. Maka dari itu apabila terdapat sistem kerja yang tepat dan relevan diharapkan dapat meningkatkan kontribusi anggota.
14. "Memosisikan HMS ITB pada kancah nasional" (9) Anggota HMS ITB cenderung lebih aktif atau terpantik ketika ditarik kepada hal yang lebih besar target yang lebih besar. Maka dari itu untuk menjawab tantangan tersebut dapat memosisikan HMS ITB pada kancah nasional. Sehingga nantinya yang diharapkan dari kancah nasional ini adalah HMS ITB mampu memberikan ide-ide serta solusi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa.
Bentuk-bentuk
pemosisian ini juga dalam rangka meningkatkan semangat berkontribusi anggotanya kepada HMS ITB.
15. "Meningkatkan kualitas lingkungan HMS ITB" (9) Selain itu juga untuk meningkatkan kontribusi anggota HMS ITB perlu didukung dengan kualitas lingkungan HMS ITB yang mendukung. Dengan adanya kualitas lingkungan HMS ITB yang mendukung diharapkan budaya kontribusi dalam bentuk partisipasi di lingkungan HMS ITB meningkat.
BAB XI DESAIN ORGANISASI Desain Organisasi diartikan sebagai hasil dari proses perancangan yang menghasilkan bentuk kerangka organisasi dimana mengelompokkan arahan sesuai bidang tertentu guna mencapai visi bersama dalam organisasi. Dengan demikian keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi sendiri ketika dijelaskan oleh Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge dalam bukunya menjelaskan bagaimana beberapa pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
Dalam prosesnya ada banyak hal yang harus dipertimbangkan fisibilitasnya dalam pendesainan organisasi. Sesuai dengan buku A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), terdapat beberapa faktor yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan desain organisasi, antara lain waktu, lingkup, sumber daya manusia (SDM), , biaya/finansial, teknologi, serta peluang dan resiko.
Dalam pendesainan Badan Pengurus HMS ITB 2020-2021 ini, referensi yang digunakan adalah buku Organizational Behavior edisi ke-15 oleh Stephen P. Robbins dan Effective Organization Structural Design. Dari referensi yang ada, didapatkan 6 tahap penyusunan yang perlu dilaksanakan yaitu: 1. Work Specialization atau spesialisasi kerja adalah tahap pendefinisian tugas-tugas yang dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan yang terpisah. Untuk proses ini didefinisikan beberapa pekerjaan dalam organisasi sesuai strategi yang telah ditentukan.
2. Departmentalization atau departementalisasi adalah tahap pengelompokan pekerjaanpekerjaan yang telah diturunkan dari work specialization. Pada tahap ini, spesialisasi kerja yang telah dirancang merupakan landasan dasar dari sebuah departemen yang terbentuk dalam melaksanakan arahan kerja.
3. Span of Control atau rentang kendali adalah tahap penentuan jumlah departemen yang sebenarnya dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Jangkauan dari pengelompokkan departemen didasarkan pada kebutuhan organisasi untuk mencapai bidangbidang yang ingin dicapai dari visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Chain of Command atau rantai komando adalah tahap dimana mendefinisikan jalur melapor dari individu/kelompok ke individu/kelompok lain.
5. Centralization and Decentralization atau sentralisasi dan desentralisasi adalah tahap dimana mendefinisikan tingkat wewenang pengambilan keputusan.
6. Formalization atau formalisasi adalah tahap dimana mendefinisikan aturan dan pengaturan untuk mengarahkan karyawan dan manajer. Pendefinisian formalisasi dimaksudkan untuk menjelaskan arahan kerja dalam mengusahakan ketercapaian visi dan misi secara jelas.
Work Specialization Work Specialization atau spesialisasi kerja adalah tahap pendefinisian tugas-tugas yang dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan yang terpisah. Dalam tahap ini didefinisikan beberapa pekerjaan dalam organisasi sesuai strategi yang telah ditentukan.
1. Meningkatkan potensi bidang studi anggota melalui metode pembelajaran yang relevan a. Mengidentifikasi potensi dan kebutuhan bidang studi anggota b. Menentukan metode-metode yang tepat dan relevan untuk anggota c. Memberikan wadah pemenuhan kebutuhan anggota dalam bidang studi d. Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan kebutuhan akademik secara berkala
Dalam ini yang berusaha ditingkatkan adalah potensi anggota terkait dengan bidang studi. Bidang studi sendiri dalam hal ini merupakan segala bentuk pendidikan formal di perkuliahan program studi Teknik Sipil ITB. Hal-Hal diatas dilakukan secara seri. Mengidentifikasi dalam hal ini merupakan proses mendalami atau mencari tahu potensi dan kebutuhan bidang studi seperti apa yang sedang dibutuhkan oleh anggota. Setelah didapat kebutuhannya maka dapat ditentukan metode-metode yang tepat dan relevan. Tepat disini dirasa benar untuk menjawab tujuan dan relavan adalah sesaui dengan perkembangan anggota dan jaman. Metode yang didapat nantiya dapat berupa peerteaching, E-Learning, Flipped Learing, dan lain-lain. Setelah didapatkan metodenya selanjutnya yaitu memberikan wadah pemenuhan kebutuhan bidang studi tersebut. Kemudian tetap dilakukan proses controlling atau pengecekan terhadap keterpenuhan kebutuhan anggota secara berkala untuk ditindalanjuti bisa dalam bentuk pengembangan atau pengusahaan kembali.
2. Optimasi potensi HMS ITB dalam menyalurkan minat dan bakat non-ketekniksipilan anggota a. Mengidentifikasi minat dan bakat anggota b. Menyediakan wadah penyaluran minat dan bakat c. Menyediakan wadah pengembangan minat dan bakat HMS ITB dalam hal ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan anggota terkait dengan minat dan bakat non-keteniksipilan. Untuk poin (a) dilakukan diawal sebagai bentuk identifikasi minat dan bakat apa yang sedang dibutuhkan anggota. Kemudian untuk poin (b) dan (c) merupakan bentuk menyediaan wadah penyaluran dan pengembangan minat dan bakat yang dilakukan secara paralel. Penyaluran dalam hal ini adalah sebuah wadah yang nantinya diberikan kepada anggota untuk mengerahkan minat dan bakatnya. Sedangkan pengembangan disini diartikan sebagai bentuk-bentuk pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dibidang minat dan bakat anggota.
3. Mengembangkan kemampuan finansial anggota a. Mengidentifikasi kondisi finansial anggota b. Menyediakan wadah pengembangan finansial anggota c. Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan pengembangan finansial secara berkala HMS ITB dalam hal ini berusaha untuk mengembangkan kemampuan finansial anggota yang mendukung bidang studi. Hal-hal diatas dilakukan secara parallel. Diawali dengan identifikasi kemampuan finansial anggota. Setelah teridentifikasi dengan baik selanjutnya yaitu menyediakan wadah dalam pengembangan finansial anggota bisa dalam bentuk konsultasi yang menghasilkan solusi, dan lain-lain. Setelah itu tetap dilakukan controlling dengan melakukan evaluasi pengembangan kemampuan finansial anggota secara berkala untuk ditindaklanjuti
4. Memaksimalkan potensi anggota dalam menjawab tantangan ketekniksipilan a. Mengidentifikasi potensi ketekniksipilan anggota b. Menentukan kebutuhan ketekniksipilan di Indonesia c. Menyediakan wadah pengembangan kemampuan ketekniksipilan d. Menyediakan wadah pengaplikasian ketekniksipilan Untuk dapat memaksimalkan potensi anggota dalam menjawab tantangan ketekniksipilan perlu dilakukan tiga hal diatas secara seri. Diawali dengan identifikasi potensi ketekniksipilan, kemudian dapat menentukan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan ketekniksipilan di Indonesia. Setelah ditentukan kebutuhannya maka dapat disediakan wadah pengembangan kemampuan ketekniksipilan anggota sehingga dapat menjawab tantangan ketekniksipilan. Wadah pengembangan sendiri contohnya adalah bentuk-bentuk pelatihan software, kunjungan proyek, dan hal-hal lain yang masih dapat diusahakan oleh HMS ITB. Untuk wadah pengaplikasiannya sendiri dapat berupa wadah yang digunakan untuk mempraktekkan langsung ilmu-ilmu yang didapat dari bentuk pengembangan yang ada
5. Meningkatkan ketertarikan anggota terhadap bidang ketekniksipilan a. Meningkatkan wawasan anggota seputar ketekniksipilan b. Meningkatkan kesadaran anggota akan peluang ketekniksipilan Selain meningkatkan kemampuan ketekniksipilan, akhirnya HMS ITB juga mendorong anggotanya untuk meningkatkan ketertarikan terhadap bidang ketekniksipilan. Kedua hal diatas dilakukan secara paralel. Dimana poin (a) adalah menigkatkan wawasannya sedangkan poin (b) adalah meningkatkan kesadarannya untuk dapat tergerak mencapai peluang yang ada di dunia ketekniksipilan. Wawasan yang dimaksud adalah pengetahuan terkait informasi seputar ketekniksipilan. Sedangkan kesadaran sendiri adalah bagaimana nantinya informasi yang didapat dapat memantik anggota untuk bergerak menjawab tantangan yang ada.
6. Meningkatkan kolaborasi yang sudah terjalin dengan pihak eksternal terkait a. Mengembangkan kolaborasi dan kerjasama dengan lembaga dalam ITB terkait b. Mengembangkan kolaborasi dan kerjasama dengan lembaga luar ITB terkait Dalam hal ini HMS ITB telah lebih dahulu menjalin relasi dengan baik terhadap pihakpihak ekternal terkait. Maka dari itu kedepannya relasi yang telah terbentuk tersebut dapat dikembangkan menjadi sebuah bentuk-bentuk kolaborasi antar kedua belah pihak. Untuk pihak lembaga dalam ITB sendiri adalah seluruh lemebaga KM ITB, program studi dan dosen, hingga institusi ITB. Serta untuk pihak luar ITB sendiri antara lain universitas lain, ALSI, FKMTSI, serta lembaga-lembaga lain yang memiliki keterkaitan dengan HMS ITB.
7. Memaksimalkan relasi yang terjalin dalam upaya pemenuhan kebutuhan a. Menjalin relasi dengan lembaga dalam ITB terkait b. Menjalin relasi dengan lembaga luar ITB terkait Untuk dapat memaksimalkan relasi yang terjalin dapat didahului dengan menjalin relasi tersebut dengan pihak pihak eksternal terkait baik itu dalam maupun luar ITB. Terbentuknya relasi dengan pihak eksternal terkait ini diharapkan adalah jawaban atas usaha-usaha pemenuhan kebutuhan anggota HMS ITB
8. Optimasi pemenuhan profil anggota secara menyeluruh a. Menentukan profil setiap anggota b. Menyediakan wadah pengembangan diri bagi anggota c. Mengevaluasi dan penindaklanjutan perkembangan pemenuhan profil anggota Dalam hal ini HMS ITB menentukan profil yang harus dimiliki oleh anggotanya. Ketiga hal diatas dilakukan secara seri, diawali dengan menentukan profil, kemudian menyediakan wadah pengembangannya, dan megevaluasi, serta menindaklanjuti dalam bentuk pengusahaan kembali apabila belum terpenuhi.
9. Meningkatkan budaya apresiasi di lingkungan HMS ITB a. Mengapresiasi kontribusi anggota HMS ITB b. Menumbuhkan sifat apresiatif dalam diri anggota HMS ITB Terkait dengan meningkatkan budaya apresiasi di lingkungan HMS ITB, ketiga hal diatas dilakukan secara parallel. Budaya dalam dalam hal ini dapat terbentuk apabila muncul bentukan-bentukan apresiasi terhadap anggota HMS ITB yang telah berkontribusi, kemudian juga didorong secara bersamaan untuk menumbuhkan sifat apresiatif dalam diri anggota HMS ITB.
10. Meningkatkan kesadaran akan POPOPE mahasiswa untuk peka terhadap permasalahan di masyarakat a. Menanamkan nilai kemasyarakatan b. Menyediakan wadah kajian masalah kemasyarakatan yang berkaitan dengan bidang ketekniksipilan c. Meningkatkan kepekaan anggota terhadap lingkungan sekitar Untuk meningkatkan kesadaran akan POPOPE mahasiswa dan peka terhadap permasalahan perlu dilakukan hal-hal diatas secara parallel. Menanamkan nilai kemasyarakatan nantinya diharapkan ada dan dirasakan oleh anggota HMS, selain itu perlu juga untuk meningkatkan kepekaan anggota terhadap lingkungan sekitar. Yang nantinya dapat diolah menjadi sebuah bentuk kajian akan permasalahan tersebut. Nilai-nilai kemasyarakatan dalam hal ini adalah bagaimana nantinya HMS ITB memberikan kontribusinya kepada suatu kelompok masyarakat. Atau lebih tepatnya adalah nilai-nilai yang ada didalam masyarakat. Adapun kepekaan anggota adalah bagaimana nantinya untuk menunjang hal-hal diatasnya perlu ditumbuhkan rasa kepekaan anggota sehingga akhirnya menyadari permasalahan yang ada di masyarakat dan bersedia untuk melakukan sesuatu.
11. Memfasilitasi bentuk-bentuk pengusahaan karya anggota HMS ITB a. Menumbuhkan semangat berkarya anggota HMS ITB
b. Membantu kebutuhan materil anggota HMS ITB yang berkarya c. Menyediakan wadah pengembangan potensi berkarya anggota HMS ITB d. Menindak lanjuti karya yang dihasilkan oleh anggota HMS ITB untuk bermanfaat dalam lingkup yang lebih luas Dalam hal ini HMS ITB berusaha untuk memfasilitasi anggota dalam pengusahaan karyanya. Hal-hal diatas dilakukan secara seri. Dimana dimulai dari menumbuhkan semangat berkarya terlebih dahulu kepada anggota HMS ITB, kemudian untuk anggota yang berkarya juga akan diberi wadah pengembangannya, ketika pun anggota HMS ITB sedang berkarya maka dalam prosesnya HMS ITB akan berusaha memberikan pendampingan dan bantuan. Selain itu nantinya HMS ITB diharapkan juga dapat mengusahakan bentuk bentuk wadah perwujudan karya anggotanya. Akhirnya apabila karya tersebut telah ada maka dapat ditindaklanjuti untuk akhirnya bisa bermanfaat lebih luas. Karya yang dimaksud dalam hal ini adalah segala bentuk kompetisi yang diikuti oleh anggota HMS ITB. Sedangkan materi yang dimaksud adalah segala bentuk pelatihan, finansial, hubungan dengan pihak tertentu, dan hal lain yang bisa diusahakan.
12. Optimasi wadah-wadah dalam membentuk interaksi sosial antar anggota a. Menginisiasi interaksi sosial b. Meningkatkan jumlah wadah interaksi sosial anggota HMS ITB c. Meningkatkan kualitas interaksi sosial yang terjadi antar anggota HMS ITB secara psikologis, sosial, dan pendidikan Dalam usaha mengoptimalkan wadah-wadah membentuk interaksi sosial antar anggota perlu untuk akhirnya diawal dengan menginisaisi diantara sesama anggota HMS ITB. Setelah itu poin (b) dan poin (c) akan dilakukan secara parallel dimana nantinya didalam interaksi sosial itu, selain jumlahnya meningkat kualitasnya juga bertambah pula. Wadah interaksi yang dimaksud disini adalah bagaimana wadah yang ada nantinya dapat menciptakan interaksi atau melibatkan anggota.
13. Mencipatakan sistem kerja yang relevan a. Menentukan pemberdayaan anggota yang tepat b. Mengelola pengarsipan satu pintu c. Menyediakan kebutuhan keuangan organisasi d. Mengelola aliran kas e. Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar f. Mengelola jadwal kegiatan yang terintegrasi g. Pemerataan informasi ke anggota h. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi permasalahan yang ada i. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen. j. Menjamin Meningkatkan wawasan keorganisasian bagi anggota sesuai jenjangnya/posisi/perannya k. kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan Untuk menciptakan sistem kerja yang relevan perlu untuk pada akhirnya hal-hal diatas dilakukan secara parallel. Hal-hal diatas juga nantinya diharapkan menggunakan cara-cara yang lebih modern atau menggunakan digitalisasi. Selain itu dapat lebih di explore lagi terkait cara-cara atau metode yang masih dapat diusahakan oleh HMS ITB.
14. Memosisikan HMS ITB pada kancah nasional a.
Menyediakan wadah berinovasi untuk penyelesaian permasalahan bangsa dalam bidang ketekniksipilan
Dalam rangka pemosisisan HMS ITB pada kancah nasional memberikan kebebasan untuk HMS ITB dapat melakukan penyelesaian permasalahan bangsa baik dalam bentuk ide maupun solusi yang berinovasi dalam bidang ketekniksipilan. Adapun inovasi yang terdapat dalam hal ini adalah bentuk-bentuk penyelesaian masalah dengan menghadirkan ide-ide atau cara-cara yang baru.
15. Meningkatkan kualitas lingkungan HMS ITB a. Menginisiasi dalam meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB b. Menumbuhkan sifat suportif dalam diri anggota Untuk dapat menumbuhkan budaya kontribusi anggota, salah satu faktor penunjangnya adalah dengan meningkatkan kenyamanan fisik lingkungan HMS ITB dan menumbuhkan sifat suportif dalam diri anggota. Kedua hal diatas akan diusahakan secara bersamaan.
Depatementalization Departementalisasi adalah tahap pengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang telah diturunkan dari work specialization. Bentuk-bentuk pengelompokannya dapat dikelompokkan secara fungsi, geografi, jasa, dan proses. Pada tahap ini, spesialisasi kerja yang telah dirancang merupakan landasan dasar dari sebuah departemen yang terbentuk dalam melaksanakan arahan kerja.
1. Wakil Ketua Umum a. Menentukan pemberdayaan anggota yang tepat (13a) b. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi permasalahan yang ada (13h) c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen (13i) d. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan (13j) e. Meningkatkan
wawasan
keorganisasian
bagi
anggota
sesuai
jenjangnya/posisi/perannya (13k)
Pengelompokan berdasarkan : fungsi Untuk wakil ketua umum sendiri nantinya yang dilakukan adalah terkait dengan bidangnya masing-masing. Sedangkan anggota dalam hal ini adalah anggota atau staff dari masingmasing departemen, dan departemen yang dimaksud adalah departemen dalam bidang masing-masing
2. Sekretaris Jenderal a. Menentukan pemberdayaan anggota yang tepat (13a) b. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi permasalahan yang ada (13h) c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen (13i) d. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan (13j) e. Mengelola jadwal kegiatan yang terintegrasi (13f) f. Meningkatkan
wawasan
keorganisasian
bagi
anggota
sesuai
jenjangnya/posisi/perannya (13k) Pengelompokan berdasarkan : fungsi Anggota yang dimaksud dalam hal ini adalah anggota atau staff dari masing-masing departemen, dan departemen yang dimaksud adalah departemen dalam bidang masingmasing. Jadwal kegiatan disini adalah jadwal kegiatan BP HMS ITB khususnya dan HMS ITB umumnya dimana terdapat juga koordinasi dengan lembaga lain.
3. Sekretaris Umum a. Mengelola pengarsipan satu pintu (13b) Pengelompokan berdasarkan : fungsi dan jasa Pengarsipan yang dimaksud berkaitan dengan dokumen HMS ITB yang masuk, keluar, dan perlu disimpan.
4. Bendahara Umum a. Mengelola aliran kas (13d) Pengelompokan berdasarkan : fungsi dan jasa
5. Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar (13e) b. Pemerataan informasi ke anggota (13g) Pengelompokan berdasarkan : fungsi dan jasa
6. Departemen Kewirausahaan a. Menyediakan kebutuhan keuangan organisasi (13c) Pengelompokan berdasarkan : fungsi dan jasa 7. Departemen Intrakampus a. Mengembangkan kolaborasi dan kerjasama dengan lembaga dalam ITB terkait (6a) b. Menjalin relasi dengan lembaga dalam ITB terkait (7a) Pengelompokan berdasarkan : daerah dan jasa
8. Departemen Ekstrakampus a. Mengembangkan kolaborasi dan kerjasama dengan lembaga luar ITB terkait (6b) b. Menjalin relasi dengan lembaga luar ITB terkait (7b) Pengelompokan berdasarkan : daerah dan jasa
9. Departemen Karya a. Menumbuhkan semangat berkarya anggota HMS ITB (11a) b. Membantu kebutuhan materil anggota HMS ITB yang berkarya (11b) c. Menyediakan wadah pengembangan potensi berkarya anggota HMS ITB (11c) Pengelompokan berdasarkan : jasa
10. Departemen Kajian a. Menyediakan wadah kajian masalah kemasyarakatan yang berkaitan dengan bidang ketekniksipilan (10b) b. Meningkatkan kepekaan anggota terhadap lingkungan sekitar (10c) Pengelompokan berdasarkan : jasa
11. Dewan Kaderisasi a. Menentukan profil setiap anggota (8a) b. Menyediakan wadah pengembangan diri bagi anggota (8b) c. Mengevaluasi dan penindaklanjutan perkembangan pemenuhan profil anggota (8c)
Pengelompokan berdasarkan : jasa Adapun dikelompokkan sebagai dewan adalah karena nantinya kaderisasi HMS ITB dipegang oleh satu tim yang sama hirarkinya. Dewan kaderisasi nantinya akan merancang, menyediakan, menilai, dan mengevaluasi kaderisasi yang ada di HMS ITB. Untuk memudahkan koordinasi akan terdapat satu koordinator dewan kaderisasi.
12. Departemen Rumah Tangga a. Menginisiasi dalam meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB (15a) Pengelompokan berdasarkan : fungsi dan jasa Lingkungan HMS ITB yang dimaksud ialah tempat-tempat yang biasa digunakan HMS ITB untuk beraktivitas, yaitu sekretariat, student lounge, dan tempat-tempat yang masih dapat diusahakan oleh HMS ITB.
13. Departemen Kekeluargaan dan Apresiasi a. Mengapresiasi kontribusi anggota HMS ITB (9a) b. Menumbuhkan sifat apresiatif dalam diri anggota HMS ITB (9b) c. Menginisiasi interaksi sosial (12a) d. Meningkatkan jumlah wadah interaksi sosial anggota HMS ITB (12b) e. Meningkatkan kualitas interaksi sosial yang terjadi antar anggota HMS ITB secara psikologis sosial, dan pendidikan (12c) f. Menumbuhkan sifat suportif dalam diri anggota (15b) Pengelompokan berdasarkan : fungsi dan jasa
14. Departemen Akademik Finansial a. Mengidentifikasi potensi dan kebutuhan bidang studi anggota (1a) b. Menentukan metode-metode yang tepat dan relevan untuk anggota (1b) c. Memberikan wadah pemenuhan kebutuhan anggota dalam bidang studi (1c) d. Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan kebutuhan akademik secara berkala (1d)
e. Mengidentifikasi kondisi finansial anggota (3a) f. Menyediakan wadah pengembangan finansial anggota (3b) g. Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan pengembangan finansial secara berkala (3c) Pengelompokan berdasarkan : fungsi dan jasa
15. Departemen Minat Bakat a. Mengidentifikasi minat dan bakat anggota (2a) b. Menyediakan wadah penyaluran minat dan bakat (2b) c. Menyediakan wadah pengembangan minat dan bakat (2c) Pengelompokan berdasarkan : jasa
16. Departemen Keprofesian a. Mengidentifikasi potensi ketekniksipilan anggota (4a) b. Menentukan kebutuhan ketekniksipilan di Indonesia (4b) c. Menyediakan wadah pengembangan kemampuan ketekniksipilan (4c) Pengelompokan berdasarkan : jasa
Badan Semi Otonom. Badan Semi Otonom (BSO) adalah badan yang mempunyai kewenangan tersendiri terkait manjerial sumber daya dan keuangannya. Struktur dan kebijakan badan semi otonom bersifat saling berkoordinasi terhadap Badan Pengurus lainnya. Dalam kepengurusan ini, terdapat SIBADES dan ICEE sebagai BSO HMS ITB. Dibentuknya badan semi otonom bertujuan agar pengelolaan keuangannya mandiri dan pemberdayaan sumber daya manusia lebih maksimal.
17. SIBADES a. Menyediakan wadah pengaplikasian ketekniksipilan (4d) b. Menanamkan nilai kemasyarakatan (10a) c. Menindak lanjuti karya yang dihasilkan oleh anggota HMS ITB untuk bermanfaat dalam lingkup yang lebih luas (11d)
Pengelompokan berdasarkan : jasa Bentuk penindaklanjutan karya dan dan wadah pengaplikasian ketekniksipilan nantinya dapat diturunkan berkaitan dengan bentuk kegiatan dalam rangka turun langsung bersama masyarakat. Keterangan SIBADES diadakan sebagai BSO pada kepengurusan ini dengan pertimbanganpertimbangan berikut ini. a) SIBADES sebagai wadah pengabdian masyarakat HMS ITB yang kontinyu dari tahun ke tahun b) SIBADES sebagai wadah anggota dalam aplikasi ketekniksipilan c) Meningkatkan
partisipasi
anggota
HMS
ITB
terhadap
SIBADES
dalam
kepengeurusan sebelumnya d) SIBADES membutuhkan kewenangan untuk mendapatkan sumber dana dan sumber daya anggota yang cukup banyak e) SIBADES sebagai satu-satunya wadah meningkatkan kepedulian dan kepekaan terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat
18. ICEE a. Meningkatkan wawasan anggota seputar ketekniksipilan (5a) b. Meningkatkan kesadaran anggota akan peluang ketekniksipilan (5b) c. Menyediakan wadah berinovasi untuk penyelesaian permasalahan bangsa dalam bidang ketekniksipilan (14a) Pengelompokan berdasarkan : jasa Wawasan dalam hal ini dapat ditingkatkan dalam keberjalanan dan kegiatan ICEE. Bentuk peningkatan kesadaran dan wadah berinovasi dapat diturunkan berkaitan dengan bentuk kegiatan, dan penyaluran ide serta karya inovasi yang dioptimalkan Keterangan ICEE diadakan pada kepengurusan ini dengan pertimbangan-pertimbangan berikut ini.
a) ICEE sebagai wadah menambah wawasan ketekniksipilan sehingga anggota lebih aware terhadap tantangan-tantangan ketekniksipilan b) ICEE sebagai wadah anggota dalam menghasilkan karya ketekniksipilan c) Legasi positif dari ICEE sbelumnya terkait relasi dan dana d) ICEE membutuhkan kewenangan untuk mendapatkan sumber dana dan sumber daya anggota yang cukup banyak
Analisis Fisibilitas Analisis ini merupakan proses untuk mengukur sejauh mana kelayakan suatu gagasan usaha yang akan dilaksanakan. Analisis ini dilakukan terhadap BSO yang akan dibawa pada kepengurusan, yaitu SIBADES dan ICEE. Harapannya agar wadah yang dirancang dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit.
Berbagai tinjauan dilakukan dan didapatkan beberapa faktor sebagai batasanbatasan yang ada berdasarkan dari A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) dengan sedikit perubahan yang dibutuhkan, yaitu menjadi aspek-aspek berikut.
1. Fisibilitas SDA: Fisibilitas Sumber daya anggota merupakan tinjauan dari Jumlah resource yang dibutuhkan dan optimal dalam pelaksanaan kegiatan yang ada. Fisibilitas SDA juga ditinjau dari kualitas atau kuantitas penerus untuk melaksanakan acara tersebut pada kepengurusan berikutnya.
2. Fisibilitas Waktu: Fisibilitas waktu melihat kelayakan waktu yang ada untuk melaksanakan kegiatan tersebut dalam satu tahun kepengurusan di HMS ITB.
3. Fisibilitas Finansial: Fisibiitas finansial melihat kuantitas sumber daya terkait modal/finansial dalam menunjang acara yang akan dilaksanakan selama setahun kepengurusan di HMS ITB. Fisibilitas finansial juga memeperhatikan aspek peninggalanpeninggalan finansial dari tahun sebelumnya baik berupa modal, relasi, dan barang
berbentuk fisik lainnya yang dapat menunjang kegiatan tersebut pada tahun kepengurusan saat ini.
4. Fisibilitas Lingkup: Fisibilitas lingkup melihat kelayakan tersebut berdasarkan aspekaspek jangkauan dari kegiatan tersebut yang memberi dampak terhadap keberjalanannya. Fisibilitas lingkup disini terkait dengan pemassaran, wilayah cakupan, sasaran, dan lainlain tergantung dari jenis kegiatannya.
5. Fisibilitas Teknologi: Fisibilitas teknologi terkait dengan pemanfaatan sarana teknologi yang ada pada perkembangan zaman saat ini. Aspek ini lebih meninjau pada pengembangan kegiatan yang efektif dan efisien dengan teknologi yang ada.
6. Fisibilitas Peluang & Ancaman: Fisibilitas Peluang & Ancaman terkait opportunity dan treat dalam melaksanakan kegiatan dari pihak eksternal yang tidak termasuk dalam 5 fisibilitas studi yang telah ada sebelumnya.
Analisis Fisibilitas SIBADES 1) Fisibilitas Waktu : Koordinasi waktu keberjalanan rangkaian kegiatan SIBADES perlu untuk akhirnya di integrasikan dengan timeline BP HMS ITB itu sendiri sehingga tidak ada kegiatan yang saling bertumpang tindih satu dengan yang lainnya. Selain itu untuk membuat kegiatan dimana anggota HMS dengan jumlah yang banyak dapat terjun ke masyarakt adalah setelah ujian akhir semester dimana ketika kegiatan akademik sudah selesai dan tepat apabila anggota membutuhkan refreshing untuk terjun langsung bertemu dengan masyrakat
2) Fisibilitas SDA : Terkait dengan sumber daya anggota, angka pertisipasi SIBADES meningkat dari tahun ketahun. Selain itu minat anggota untuk bidang pengabdian masyarakat juga cukup tinggi. Untuk keberjalannya sendiri SIBADES tidak terlalu membutuhkan jumlah sumbder daya yang banyak sehingga masih cukup dengan jumlah massa yang ada.
3) Fisibilitas Dana : Kegiatan pengabdian masyarakat sendiri sangat didukung oleh berbagai pihak, baik dari prodi maupun rektorat. Selain itu juga peluang bantuan dana juga cukup terbuka lebar melalui kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dalam dana CSR nya.
4) Fisibilitas Teknologi: Perkembangan teknologi yang pesat juga telah diikuti oleh anggota HMS ITB. HMS ITB juga dapat melakukan proses desain dan perhitungan struktur yang sudah diajarkan di dunia perkuliahan. Namun apabila tidak memungkinkan, SIBADES juga masih terbuka kesempatan untuk bekerjasama dengan pihak pihak kontraktor atau jasa konstruksi lainnya untuk membuat sarana infrasktruktur yang dinilai cukup rumit.
5) Fisibilitas Ruang Lingkup : Dalam ruang lingkup sebenarnya HMS ITB tidak terbatas dan daapt sebebas-bebasnya, baik mulai dari lingkungan kampus hingga Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pun tidak harus selalu membuat infrastruktur yang baru namun bisa juga melakuakn sebuah perbaikan-perbaikan tertentu dimana tetap ada nilai-nilai kemasyaratan yang bisa disalurkan melalui kegiatan-kegiatan tersebut.
6) Fisibilitas Peluang dan Ancaman : Ketika SIBADES adalah wadah kegiatan pengabdian masyarkat satu-satunya maka karena itulah SIBADES sangat didukung keberjalananya oleh prodi teknik sipil. Namun bentuk ancamannya sendiri adalah dikarekan kegiatan pengabdian masyarkat di nilai sangat sensitif ketika bertemu dengan masyarakat dengan kepribadian yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu melakukan pendakatan-pendekatan dengan metode tertentu agar SIBADES dengan seluruh anggotanya dpaat diterima dimayakarat. selain itu untuk menunjang juga dapat dilakukan pendampingan oleh anggota yang sudah dari awal memang terjun ke suatu masyarakat tertentu.
Analisis Fisibilitas ICEE 1) Fisibilitas Waktu : Untuk timeline ICEE sangat cocok ditempatkan di awal tahun sebagai pelecut semangat kembali massa untuk melakukan pergerakan di HMS ITB. Selain itu apabila diperlukan kegiatan-kegiatan pre-event diharapkan kegiatan tersebut sesuai dengan timeline sehingga tidak ada yang tumpang tindih.
2) Fisibilitas SDA : Terkait dengan sumber daya anggota sebenarnya ICEE membutuhkan sumber daya yang dinilai cukup banyak mengingat banyak kejaran yang harus dipersiapkan. Namun untuk mengatasi jumlah anggota yang cukup banyak harus diikuti dengan pemberdayaan dan manajerial anggota yang baik
3) Fisibilitas Dana : ICEE dinilai cukup memiliki potensi sumber dana yang baik. Hal ini sebabkan karena relasi yang sudah terbentuk pada ICEE sebelumnya dan feedback positif dari berbagai mitra ICEE. Sumber dana bisa didapatkan dari perusahaanperusahaan teknik sipil, dosen-dosen teknik sipil ITB, relasi dengan ALSI, dan potensi-potensi kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
4) Fisibilitas Teknologi : Dalam hal ini teknologi mempunyai peran yang cukup siginifikasn terutama dalam segi promosi, publikasi, operasi. Untuk promosi dan publikasi dengan adanya teknoogi diharapkan dapat dilakuakn dengan gencar dan menyebar ke seluruh indoensia bahkan level internasional sehingga diharapkan juga dapat meningkatkan partisipasi dalam ICEE. Untuk masalah operasi masih dapat ditingkatkan lagi untuk otomasi kegiatan seperti tiketing, administrasi, dan lain-lain.
5) Fisibilitas Ruang Lingkup : Pada tahun-tahun sebelumnya ICEE sudah mencapai ranah nasional dan beberapa sempat dijangkau oleh internasional. Kedepannya hal tersebut akan dijadikan standar minimum. Maka dari itu ICEE kedepannya perlu dilakukan inovasi-inovasi dan perkembangan pada mata acara tertentu sehingga bisa memperluas ruang lingkup
6) Fisibilitas Peluang dan Ancaman : Peluang ICEE dalam hal ini adalah bagiamana teman yang akan dibahas sesuai dengan yang sedang populer sehingga dapat menarik perhatian massa untuk meningkatkan partisipasi. Dari segi ancamannya sendiri keberlangsungan ICEE banyak bergantung pada pihak eksternal seperti pembicara, mitra, dan lain-lain dimana hal tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan komunikasi yang intens untuk menanggulangi hal-hal tersebut.
Span of Control Span of Control atau rentang kendali adalah tahap penentuan jumlah departemen yang sebenarnya dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Jangkauan dari pengelompokkan departemen didasarkan pada kebutuhan organisasi untuk mencapai bidangbidang yang ingin dicapai dari visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya.
1. Bidang Kesekretariatan (dimanajeri oleh Sekretaris Jenderal) • Sekretaris Umum • Bendahara Umum • Departemen Rumah Tangga • Departemen Media Komunikasi dan Informasi • Departemen Kewirausahaan Pengelompokan berdasarkan : fungsi 2. Bidang Kesejahteraan (dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum I) • Departemen Akademik dan Finansial • Departemen Minat dan Bakat • Departemen Kekluargaan dan Apresiasi Pengelompokan berdasarkan : fungsi 3. Bidang Keilmuan (dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum II) • Departemen Keprofesian • Departemen Kajian • Departemen Karya
Pengelompokan berdasarkan : fungsi 4. Bidang Relasi (dimanajeri oleh Wakil Ketua Umum III) • Departemen Intrakampus • Departemen Ekstrakampus Pengelompokan berdasarkan : fungsi 5. Dewan Kaderisasi (dikoordinasikan oleh Koordinator Dewan Kaderisasi) 6. Badan Semi Otonom (dimanajeri oleh Ketua BSO)
Chain of Command Chain of Command atau rantai komando adalah tahap dimana mendefinisikan jalur melapor dari individu/kelompok ke individu/kelompok lain. Pada tahap Chain of Command, garis wewenang yang membentang dari atas ke unit terbawah menjelaskan mekanisme siapa yang bertanggung jawab kepada siapa.
1. Wakil Ketua Umum a. Bertanggung Jawab kepada ketua umum b. Memanajeri departemen pada bidang masing-masing c. Berkoordinasi dengan wakil ketua umum I, wakil ketua umum II, wakil ketua umum III, Sekretaris Jenderal, dan Dewan Kaderiasi untuk keperluan lintas bidang
2. Sekretaris Jenderal a. Bertanggung Jawab kepada ketua umum b. Memanajeri departemen pada bidang masing-masing c. Berkoordinasi dengan wakil ketua umum I, wakil ketua umum II, wakil ketua umum III, Sekretaris Jenderal, dan Dewan Kaderiasi untuk keperluan bidang 'supporting system'
3. Sekretaris Umum a. Bertanggung jawab kepada sekjen
4. Bendahara Umum a. Bertanggung jawab kepada sekjen
5. Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
6. Departemen Kewirausahaan a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota dibawah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
7. Departemen Intrakampus a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum III b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
8. Departemen Ekstrakampus a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum III b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
9. Departemen Karya a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum II b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
10. Departemen Kajian a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum II
b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
11. Dewan Kaderisasi a. Koordinator dewan bertanggung jawab kepada Ketua Umum b. Berkoordinasi dengan wakil ketua umum I, wakil ketua umum II. wakil ketua umum III, Sekretasi Jenderal terkait dengan pemenuhan profil c. Anggota dewan saling berkoordinasi dengan Anggota dewan lainnya
12. Departemen Rumah Tangga a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
13. Departemen Kekeluargaan dan apresiasi a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum II b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
14. Departemen Akademik Finansial a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum II b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
15. Departemen Minat Bakat a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum II b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
16. Departemen Keprofesian a. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum II b. Wakil kepala departemen memanajeri anggota diabwah departemen c. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam 1 bidang
17. SIBADES a. Bertanggung jawab kepada ketua umum b. Memanajeri anggota organisasi dalam struktur kerja sendiri
18. ICEE a. Bertanggung jawab kepada ketua umum b. Memanajeri anggota organisasi dalam struktur kerja sendiri
Centralization and Decentralization Centralization and Decentralization atau sentralisasi dan desentralisasi adalah tahap dimana mendefinisikan tingkat wewenang pengambilan keputusan. Disini didefinisikan sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.
1. Sekretaris Jenderal a. Mengambil keputusan taktis dalam bidangnya b. Berkoordinasi dengan ketua umum untuk keputusan strategis c. Mewakili ketua umum apabila berhalangan yang sesuai dengan bidangnya masingmasing d. Mewakili ketua umum dalam agenda terkait
2. Wakil Ketua Umum a. Mengambil keputusan taktis dalam bidangnya b. Berkoordinasi dengan ketua umum untuk keputusan strategis c. Mewakili ketua umum apabila berhalanganyang sesuai dengan bidangnya masingmasing
3. Kepala Departemen a. Mengambil keputusan taktis dalam departemennya b. Berkoordinasi dengan kepala bidang masing-masing untuk keputusan strategis c. Berkoordinasi dengan kepala departemen lain terkait dengan kebutuhan untuk keputusan taktis
4. Dewan a. Mengambil keputusan taktis dalam bidangnya b. Berkoordinasi dengan ketua umum untuk keputusan strategis c. Berkoordinasi dengan kepala bidang lain terkait dengan kebutuhan untuk keputusan taktis
5. Wakil Kepala Departemen a. Mengambil keputusan taktis dalam departemen apabila kepala departemen berhalangan b. Membantu kepala departemen dalam desain dan keberjalanan departemen c. Wewenang dan arahan lainnya diberikan oleh ditentukan oleh kepala departemen disesuaikan kebutuhan masing-masing departemen
6. Ketua BSO a. Mengambil keputusan taktis dalam BSO b. Berkordinasi dengan ketua umum untuk keputusan strategis c. Wewenang dan alasan lain yang menjadi tambahan dalam kepengurusan berjalan dilaksanakan oleh ketua BSO masing-masing
Formalization Formalization atau formalisasi adalah tahap dimana mendefinisikan aturan dan pengaturan untuk mengarahkan karyawan dan manajer. Pendefinisian formalisasi dimaksudkan untuk menjelaskan arahan kerja dalam mengusahakan ketercapaian visi dan misi secara jelas. Arahan kerja sendiri merupakan suatu bentuk petunjuk dari Ketua Umum kepada badan pengurus terkait hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk ketercapaian visi dan misi.
1. Wakil Ketua Umum a. Menentukan pemberdayaan anggota yang tepat (13a) b. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi permasalahan yang ada (13h) c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen (13i) d. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan (13j) e. Meningkatkan
wawasan
keorganisasian
jenjangnya/posisi/perannya (13k)
bagi
anggota
sesuai
Arahan a) Mengawasi dan memastikan proses perancangan dan keberjalanan departemen sesuai dengan kejaran masing-masing (c) b) Menganalisis kondisi perkembangan departemen dan menemukan evaluasi serta solusi dari permasalahan yang ada (b) c) Mengoptimalkan wadah pendalaman eksplorasi anggota agar dapat perkembangan didalam departemen masing-masing (a) d) Mengusahakan kesesuaian pelaksanaan timeline seluruh kegiatan HMS (d) e) Memberikan pegentahuan terkait wawasan organisasi dan menjadi wadah konsultasi didalam bidang yang dinaunginya (e)
2. Sekretaris Jenderal a. Menentukan pemberdayaan anggota yang tepat (13a) b. Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi permasalahan yang ada (13h) c. Mengontrol proses perancangan dan pencapaian departemen (13i) d. Menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan (13j) e. Mengelola jadwal kegiatan yang terintegrasi (13f) f. Meningkatkan
wawasan
keorganisasian
bagi
anggota
sesuai
jenjangnya/posisi/perannya (13k)
Arahan a) Mengawasi dan memastikan proses perancangan dan keberjalanan departemen sesuai dengan kejaran masing-masing (c) b) Menganalisis kondisi perkembangan departemen dan menemukan evaluasi serta solusi dari permasalahan yang ada (b) c) Mengoptimalkan wadah pendalaman eksplorasi anggota agar dapat perkembangan didalam departemen masing-masing (a) d) Memastikan terintegrasinya jadwal kegiatan HMS ITB secara keseluruhan (e) e) Mengusahakan kesesuaian pelaksanaan timeline seluruh kegiatan HMS (d)
f) Memberikan pegentahuan terkait wawasan organisasi dan menjadi wadah konsultasi didalam bidang yang dinaunginya (f)
3. Sekretaris Umum a. Mengelola pengarsipan satu pintu (13b)
Arahan a) Mengakomodasi segala pengarsipan dan kebutuhan administratif di Badan Pengurus b) Mengoordinasi pengelolaan administrasi secara terpusat dan menyeluruh c) Menyelesaikan permasalahan administratif selama keberlangsungan kepengurusan
4. Bendahara Umum a. Mengelola aliran kas dalam HMS ITB (13d)
Arahan a) Mengoordinasi, mengevaluasi dan menyetujui Rencana Anggaran Biaya selama kepengurusan dari setiap lembaga yang ada di HMS ITB b) Membantu penyediaan pemenuhan kebutuhan pendanaan program kerja HMS ITB selama kepengurusan c) Melakukan transparansi laporan keuangan HMS ITB secara menyeluruh.
5. Departemen Media Komunikasi dan Informasi a. Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar (13e) b. Pemerataan informasi ke anggota (13g)
Arahan a) Mengelola penyebaran informasi secara terpusat dan merata kepada seluruh anggota, serta melakukan pensuasanaan kegiatan selama berjalannya kepengurusan. (b) b) Mengoordinasikan pendokumentasian dalam seluruh kegiatan HMS ITB. (b)
c) Menjadi penyalur komunikasi dan informasi kepada pihak luar HMS ITB melalui media yang dimiliki (a)
6. Departemen Kewirausahaan a. Menyediakan kebutuhan keuangan organisasi (13c)
Arahan a) Mengusahakan pemenuhan dana untuk kepengurusan b) Membuat inovasi yang jelas dalam usaha mendapatkan dukungan dana
7. Departemen Intrakampus a. Mengembangkan kolaborasi dan kerjasama dengan lembaga dalam ITB terkait (6a) b. Menjalin relasi dengan lembaga dalam ITB terkait (7a)
Arahan a) Menyebarkan informasi secara merata dan berkala kepada anggota terkait informasi dari dalam kampus (a) b) Menjadi inisiator kolaborasi dengan pihak-pihak terkait (a) c) Mendorong minat anggota HMS ITB untuk dapat berkonstribusi aktif dalam kegiatan lingkup kampus ITB (b) d) Membina relasi yang baik dengan lembaga dalam ITB terkait (b)
8. Departemen Ekstrakampus a. Mengembangkan kolaborasi dan kerjasama dengan lembaga luar ITB terkait (6b) b. Menjalin relasi dengan lembaga luar ITB terkait (7b)
Arahan a) Menyebarkan informasi secara merata dan berkala kepada anggota terkait informasi dari luar kampus (a) b) Menjadi inisiator kolaborasi anggota dengan pihak luar ITB terkait (a)
c) Mendorong minat anggota HMS ITB untuk dapat berkonstribusi aktif dalam kegiatan bersama pihak luar HMS ITB di luar lingkuP ITB (b) d) Membina relasi yang baik antara HMS ITB dengan pihak-pihak luar ITB terkait (b)
9. Departemen Karya a. Menumbuhkan semangat berkarya anggota HMS ITB (11a) b. Membantu kebutuhan materil anggota HMS ITB yang berkarya (11b) c. Menyediakan wadah pengembangan potensi berkarya anggota HMS ITB (11c)
Arahan a) Mendorong semangat anggota dalam menghasilkan karya (a) b) Memfasilitasi anggota yang mengusahakan karya (b) c) Memberikan pendampingan kepada anggota yang mengikuti kompetisi (b) d) Mengeskalasi karya dengan menyebarkan informasi yang terbaharui kepada anggota (c)
10. Departemen Kajian a. Menyediakan wadah kajian masalah kemasyarakatan yang berkaitan dengan bidang ketekniksipilan (10b) b. Meningkatkan kepekaan anggota terhadap lingkungan sekitar (10c)
Arahan a) Mendorong kepekaan anggota terhadap isu kemasyarakatan pada umumnya, bidang ketekniksipilan khususnya (a,b) b) Melakukan kajian terhadap isu-isu kemasyarkatan pada umumnya, dan bidang keteknikspilan khusunya (a,b)
11. Dewan Kaderisasi a. Menentukan profil setiap anggota (8a) b. Menyediakan wadah pengembangan diri bagi anggota (8b)
c. Mengevaluasi dan penindaklanjutan perkembangan pemenuhan profil anggota (8c) Arahan a) Merancang grand design kaderisasi yang terintegrasi satu sama lain dalam setiap departemen (a) b) Mengoptimalkan fungsi wadah pengembangan diri anggota dalam usaha penanaman nilai (b) c) Melakukan penilaian terhadap kondisi perkembangan anggota dan melakukan penindak lanjutan (c)
12. Departemen Rumah Tangga a. Menginisiasi dalam meningkatkan kenyamanan fisik di lingkungan HMS ITB (15a) Arahan a) Menginisiasi dalam usaha menciptakan suasana fisik yang rapi dan bersih di lingkungan HMS ITB yang mendukung kontribusi anggota. b) Membuat kegiatan yang melibatkan anggota dalam mewujudkan kenyamanan dan kebersihan di lingkungan HMS ITB. c) Menginventarisasi barang-barang yang ada di sekretariat.
13. Departemen Kekeluargaan dan Apresiasi a. Mengapresiasi kontribusi anggota HMS ITB (9a) b. Menumbuhkan sifat apresiatif dalam diri anggota HMS ITB (9b) c. Menginisiasi interaksi sosial (12a) d. Meningkatkan jumlah wadah interaksi sosial anggota HMS ITB (12b) e. Meningkatkan kualitas interaksi sosial yang terjadi antar anggota HMS ITB secara psikologis sosial, dan Pendidikan (12c) f. Menumbuhkan sifat suportif dalam diri anggota (15b)
Arahan a) Menjadi inisiator interaksi sosial antar anggota untuk meningkatkan kekeluargaan (c) b) Memberikan apresiasi kepada anggota atas pencapaiannya (a,b)
c) Mendorong terciptanya fungsi sosialisasi, fungsi pendidikan, dan fungsi psikologis dalam lingkungan HMS ITB (e) d) Mendorong aktifnya wadah interaksi sosial antar anggota (d) e) Memberikan dukungan kepada anggota dalam berbagai kegiatan (f)
14. Departemen Akademik Finansial a. Mengidentifikasi potensi dan kebutuhan bidang studi anggota (1a) b. Menentukan metode-metode yang tepat dan relevan untuk anggota (1b) c. Memberikan wadah pemenuhan kebutuhan anggota dalam bidang studi (1c) d. Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan kebutuhan akademik secara berkala (1d) e. Mengidentifikasi kondisi finansial anggota (3a) f. Menyediakan wadah pengembangan finansial anggota (3b) g. Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan pengembangan finansial secara berkala (3c)
Arahan a) Menyediakan pelayanan terkait kebutuhan studi anggota (a) b) Menyediakan pelayanan terkait pengembangan finansial anggota yang menunjang kegiatan studi (e,f,g) c) Mendorong terbentuknya budaya integritas dalam lingkungan studi HMS ITB (b,c,d)
15. Departemen Minat Bakat a. Mengidentifikasi minat dan bakat anggota (2a) b. Menyediakan wadah penyaluran minat dan bakat (2b) c. Menyediakan wadah pengembangan minat dan bakat (2c)
Arahan a) Mendorong aktifnya wadah kreativitas non ketekniksipilan (a)
b) Mendorong partisipasi anggota dalam berkontribusi melalui penyaluran minat dan bakat anggota (b,c) c) Memfasilitasi secara fisik dalam usaha pengembangan minat dan bakat anggota (b,c)
16. Departemen Keprofesian a. Mengidentifikasi potensi ketekniksipilan anggota (4a) b. Menentukan kebutuhan ketekniksipilan di Indonesia (4b) c. Menyediakan wadah pengembangan kemampuan ketekniksipilan (4c)
Arahan a) Membuat jenjang pencapaian kompetensi ketekniksipilan anggota kebutuhan ketekniksipilan di Indonesia (a,b) b) Mengembangkan dan menyediakan sarana penunjang kompetensi ketekniksipilan anggota (b,c)
17. SIBADES a. Menyediakan wadah pengaplikasian ketekniksipilan (4d) b. Menanamkan nilai kemasyarakatan (10a) c. Menindaklanjuti karya yang dihasilkan oleh anggota HMS ITB untuk bermanfaat dalam lingkup yang lebih luas (11d)
Arahan a) Menanamkan nilai kemasyarakatan kepada anggota akan pentingnya peran pontesi dan posisi mahasiswa (b) b) Membuat kegiatan yang melibatkan anggota dalam hubungan baik dengan ke masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat (b,c) c) Mewadahi pengaplikasian ilmu ketekniksipilan yang bermanfaat bagi masyarakat (c)
18. ICEE a. Meningkatkan wawasan anggota seputar ketekniksipilan (5a)
b. Meningkatkan kesadaran anggota akan peluang ketekniksipilan (5b) c. Menyediakan wadah berinovasi untuk penyelesaian permasalahan bangsa dalam bidang ketekniksipilan (14a)
Arahan a) Membuat kegiatan yang dapat memantik solusi dari permasalahan terkait isu ketekniksipilan (b) b) Membuat kegiatan yang dapat meningkatnya wawasan ketekniksipilan anggota (a) c) Membuat kegiatan yang dapat memaksimalkan potensi menghasilkan karya inovasi (c)
Status, Wewenang, dan Fungsi KBBI: status/sta路tus/ n keadaan atau kedudukan (orang, badan, dan sebagainya) dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya;
KBBI: wewenang/we路we路nang/ n hak dan kekuasaan untuk bertindak; kewenangan; kekuasaan membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain.
KBBI: fungsi/fung路si/ n jabatan (pekerjaan) yang dilakukan.
1. Sekretaris Jenderal Status
:
Bertanggungjawab kepada Ketua Umum Wewenang
:
a) Berkoordinasi dengan ketua umum dan kepala bidang terkait dengna keuptusan trategis b) Mengambil keputusan taktis pada bidang kesekretariatan c) Mewakili ketua umum jika berhalangan hadir terkait dengan bidang yang dinaunginya
d) Mewakili ketua umum jika berhalangan hadir dalam seluruh agenda kegiatan
Fungsi
:
a) Sebagai manajer dan penanggung jawab kegiatan departemen di bidang masingmasing b) Sebagai penanggung jawab pemberdayaan dan kinerja anggota di bidang masingmasing. c) Sebagai penanggung jawab keberlangsungan agenda kegiatan seluruh Badan Pengurus. Tugas : a. Melaksanakan arahan kerja. b. Menjamin optimasi program kerja yang dilaksanakan oleh bidang yang dinaunginya agar sesuai dengan arahan. c. Berkoordinasi dengan Kepala Bidang lain dalam pelaksanaannya. 2. Wakil Ketua Umum Status
:
Bertanggungjawab kepada Ketua Umum Wewenang
:
a) Berkoordinasi dengan ketua umum dan kepala bidang terkait dengan keputusan strategis b) Mengambil keputusan taktis pada bidang kesekretariatan c) Mewakili ketua umum jika berhalangan hadir terkait dengan bidang yang dinaunginya Fungsi
:
a) Sebagai manajer dan penanggung jawab kegiatan departemen di bidang masingmasing. b) Sebagai penanggung jawab pemberdayaan dan kinerja anggota di bidang masingmasing Tugas : a. Melaksanakan arahan kerja.
b. Menjamin optimasi program kerja yang dilaksanakan oleh bidang yang dinaunginya agar sesuai dengan arahan. c. Melakukan kontrol terhadap timeline bidang masing-masing. d. Berkoordinasi dengan Kepala Bidang lain dalam pelaksanaannya
3. Kepala Departemen Status
:
Bertanggungjawab kepada kepala bidang masing-masing Wewenang
:
Menentukan kebijakan umum dan keputusan taktis terkait dengan departemen masingmasing Fungsi
:
Sebagai penanggung jawab segala kegiatan departemen masing-masing selama kepengurusan. Tugas
:
a. Melaksanakan arahan kerja masing-masing departemen. b. Membuat timeline dan RAB keseluruhan masing-masing departemen. c. Mendesain kelengkapan departemen yaitu visi, misi, struktur, alur pencapaian, hingga program kerja. d. Menjamin ketercapaian program kerja masing-masing departemen.
4. Wakil Kepala Departemen Status
:
Bertanggungjawab kepada kepala departemen Wewenang
:
Berkoordinasi dengan kepala departemen dalam menentukan kebijakan umum dan keputusan taktis terkait dengan departemen masing-masing Fungsi
:
Bersama kepala departemen sebagai penanggung jawab segala kegiatan di departemen masing-masing selama kepengurusan. Tugas
:
a. Membantu Kepala Departemen dalam melaksanakan tugasnya. b. Mengontrol sumber daya anggota untuk tetap menjalankan tugasnya
5. Ketua BSO Status
:
Bertanggungjawab kepada Ketua Umum Wewenang
:
a) Berkoordinasi dengan Ketua Umum untuk keputusan strategis b) Mengambil keputusan taktis dalam badan semi otonomnya. c) Mengatur kebutuhan sumber daya anggota dan keuangannya sendiri d) Wewenang dan arahan lain yang menjadi tambahan dalam kepengurusan akan diatur dan dijalankan masing-masing. Fungsi
:
Sebagai penanggung jawab dari segala kegiatan dan berjalannya BSO. Tugas
: a. Melaksanakan arahan kerja masing-masing. b. Membuat timeline dan RAB keseluruhan BSO masing-masing. c. Melaporkan progress report berkala. d. Mendesain kelengkapan BSO yaitu visi, misi, struktur, alur pencapaian, hingga program kerja. e. Menjamin ketercapaian program kerja masing-masing BSO
6. Dewan Status
:
Bertanggungjawab kepada Ketua Umum Wewenang
:
Menentukan kebijakan umum dan keputusan taktis terkait dengan departemen masingmasing Fungsi
:
Sebagai penanggung jawab segala kegiatan departemen masing-masing selama kepengurusan. Tugas
:
a. Melaksanakan arahan kerja masing-masing departemen. b. Membuat timeline dan RAB keseluruhan masing-masing departemen. c. Mendesain kelengkapan departemen yaitu visi, misi, alur pencapaian, hingga program kerja. d. Menjamin ketercapaian program kerja masing-masing departemen.
7. Sekretaris Umum Status
:
Bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Wewenang
:
Menentukan Kebijakan umum terkait dengan administrasi Fungsi
:
Sebagai penanggung jawab urusan administratif selama berjalannya kepengurusan. Tugas
:
a. Melaksanakan arahan kerja. b. Menjadi pusat arsip administratif masuk dan keluar HMS ITB. c. Menerima dan mengelola laporan administratif dari setiap bagian Badan Pengurus
8. Bendahara Umum Status
:
Bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Wewenang
:
Menentukan Kebijakan umum terkait dengan finansial
Fungsi
:
Sebagai penanggung jawab perihal segala urusan finansial selama keberjalanan kepengurusan. Tugas
:
a. Melaksanakan arahan kerja. b. Menyusun Rencana Anggaran Biaya terpusat selama kepengurusan. c. Mengatur dan mengarsipkan cashflow kepengurusan. d. Menerima laporan keuangan dari setiap bagian Badan Pengurus yang menggunakan dana dari Bendahara Umum.
BAB XII ORGANOGRAM
Dalam kepengurusan satu tahun kedepan akan mengadopsi konsep learning organization •
Learning organization Mengadopsi dari “The Fifth Disciplne : The Art and Practice of The Learning Organization” karya Peter Senge bahwa learning organization adalah organisasi yang terlaltih dalam menciptakan, meraih, dan mengubah pengetahuan/informasi dan
memperbaiki sikapnya untuk mencerminkan pengetahuan dan pandangan baru. ada 3 gelombang mengenai pembelajaran (learning) adalah sebagai berikut (1) organisasi dan perusahaan berkonsentrasi pada peningkatan proses kerja. (2) fase kedua memfokuskan pada peningkatan mengenai cara bekerja (improve how to work), fase ini berkutat pada improvisasi cara berpikir dan pembelajaran mengenai masalah-masalah sistem yang dinamis, kompleks dan mengandung konflik. (3) konsep pembelajaran benar-benar tertanam dalam organisasi sebagai cara pandang dan berpikir para pimpinan dan pekerja.
Selain itu juga menurut Peter Senge ada lima displin (pilar) untuk membuat organisasi menjadi organisasi pembelajar yaitu (1) personal mastery – belajar untuk memperluas kapasitas personal dalam mencapai hasil kerja yang paling diinginkan dan menciptakan organisasi yang menumbuhkan seluruh anggotanya untuk mengembangkan diri mereka menuju pencapaian sasaran dan makna bekerja sesuai dengan harapan yang mereka pilih. (2) mental models – proses bercermin, sinambung memperjelas, dan meningkatkan gambaran diri kita tentang dunia luar dan melihat bagaimana mereka membentuk keputusan dan tindakan kita. (3) shared vision – membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan yang akan diciptakan, prinsip dan praktek yang menuntun cara kita mencapai tujuan masa depan tsb. (4) team learning – mentransformasikan pembicaraan dan keahlian berpikir (thinking skills), sehingga suatu kelompok dapat secara sah mengembangkan otak dan kemampuan yang lebih besar dibanding ketika masing-masing anggota kelompok bekerja sendiri. (5) systems thinking – cara pandang, cara berbahasa untuk menggambarkan dan memahami kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku dari sistem.
Oleh karena itu menurut teori diatas yang mengatakan bahwa organisasi sekarnag harus dipandang sebagai satu kesatuan yang terintegrasi system satu dengan yang lainnya maka bentuk yang dianggap mewakili “mindsetâ€? ini adalah lingkaran •
Jari-jari yang sama menggambarkan sifat koordinasi.
•
Sekjen dan dewan kaderasasi memiliki jari-jari yang lebih kecil karena melingkupi atau menunjang bidang lainnya.
PENCAPAIAN ORGANISASI Pada akhirnya perlu untuk mengukur ketercapaian visi ketu himpunan yang dibawa melalui kejaran departemen masing-masing. Pengukuran ini menggunaakan metode Balance Scroecard yang meruakan system menejemen strategis yag menjabarkan misi dan strategi suatu organsisasi kedalaman bagian bagian operasianal dan tolaku ukur kinerja orgnasiasi tersebtu. Adapun dalam persepektif Banalnce Scorecard, terdapat 4 bagian yaitu keuangan, pelanggan, internal, dan pembelajaran. Keempat bagian tersebut disesuiaikan dengan kondisi HMS ITB yang merupakan organisasi nonprofit sebagai berikut. 1. Perspektif Pmebelajaran → Aspek Kaderisasi 2. Perspektif Internal → Aspek Kesejahteraan 3. Perspektif Pelanggan → Aspek Keilmuan dan Aspek Relasi 4. Perspektif Keuangan → Aspek keuangan dan administrasi (Supporting System) Selanjutnya, dilakukan pembobotan terhadap kelima aspek tersebut dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Sebelum membandingkan, ditentukan terlebih dahulu skala nilai penting. Berdasarkan referensi, digunakan skala pembobotan sebagai berikut.
Intensitas Kepentingan
Definisi
1
Elemen satu sama pentingnya dengan elemen lain
3
Elemen satu sedikit lebih penting dari elemen lain
5
Elemen satu jelas lebih penting dari elemen lain
7
Elemen satu sangat jelas lebih penting dari elemen lain
9
Elemen satu mutlak lebih penting dari elemen lain
2,4,6,8
Nilai tengah di antara dua nilai keputusan berdekatan
Pembobotan dengan AHP sendiri terdiri dari empat langkah sebagai berikut. 1. Membetikan penilain masing-masing aspek Adapun pertimbangan penskalaan prioritas yang ditentukan sebagai berikut •
Sesuai dengan misi yang dibawa yaitu hms itb sebagai ruang kontribusi melalui usaha pemenuhan kebutuhan dengan semangat kekeluargaan.Dalam hal ini ketiga elemen visi tersebut dijawab oleh bidang kesejahteraan. Maka dari itu aspek kesejateraan menjadi prioritas utama (klo gue mah ya ini tuh menjawab 3 misi sekaligus)
•
Kemudian pada bagian visi memenuhi kebutuhan anggota termasuk kebutuhan akan perkembangan diri yang dijawab aspek Kaderisasi. Aspek kaderisasi juga ditempatkan di leher (apa ya, ) sehingga melingkupi bidang-bidang lainnya akrena kaderiasi juga dialkukan mellaui departemen masing-masing. Sehingga aspek kaderisasi menjadi prioritas berikutnya (ini menjawab misi 1)
•
Pada visi menjadi HMS ITB sebagai ruang kontribusi anggota melalui pergerakanpergerakan anggotanya dijawab oleh aspek Kesekretariatan. Aspek kesekretariatan juga melingkupi bidang-bidang lainnya sehingga diprioritaskan sama dengan aspek kaderisasi (ini menjawab misi 3)
•
Kemudian untuk visi memnuhi kebutuhan anggota dimana kebutuhan akan relasi dan keilmuan anggota maka dalam hal ini karena terbentuk atas 2 bidang yang kemudian disatukan dan dijadikan prioritas selanjutnya.
Bidang
Keilmuan
Kesejahteraan
Kaderisasi
Relasi
Kesekretariatan
Keilmuan
1
0,333333333
0,5
1
0,5
Kesejahteraan
3
1
2
3
2
Kaderisasi
2
0,5
1
2
1
Relasi
1
0,333333333
0,5
1
0,5
Kesekretariatan
2
0,5
1
2
1
TOTAL
9
2,666666667
5
9
5
2. Membagi setiap sel dengan kolom masing-masing Contoh : Sel Kaderisasi vs. Keilmuan = 2 / 9 = 0,22 Kemudian dengan cara yang sama dilakukan pada semua kolom Keilmuan
0,11
0,13
0,10
0,11
0,10
Kesejahteraan
0,33
0,38
0,40
0,33
0,40
Kaderisasi
0,22
0,19
0,20
0,22
0,20
Relasi
0,11
0,13
0,10
0,11
0,10
Kesekretariatan
0,22
0,19
0,20
0,22
0,20
Total
1
1
1
1
1
3. Menentukan urutan bobot. Adapun setiap aspek didapat dari rata-rata baris. Conoh: đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??žđ?‘’đ?‘ đ?‘’đ?‘—đ?‘Žâ„Žđ?‘Ąđ?‘’đ?‘&#x;đ?‘Žđ?‘Žđ?‘› = (0,33 + 0,38 + 0,4 + 0,33 + 0,4)/5 đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??žđ?‘’đ?‘ đ?‘’đ?‘—đ?‘Žâ„Žđ?‘Ąđ?‘’đ?‘&#x;đ?‘Žđ?‘Žđ?‘› = 36,83 % Sehingga didapat perhitungan untuk setiap aspek sebagai berikut. Aspek
Bobot
Keilmuan
10,94%
Kesejahteraan
36,83%
Kaderisasi
20,64%
Relasi
10,94%
Kesekretariatan 20,64%
4. Uji konsistensi Paramter uji konsistensi, yaitu RI, CI, dan CR. Dimana RI (Ratio Index) didapat dari table berikut. Urutan Matriks 1
2
3
4
5
6
7
RI
0
0,58
0,9
1,12
1,24
1,32 1,41 1,45 1,49
0
8
9
10
Urutan Matriks 11
12
13
14
15
16
RI
1,48
1,56
1,57
1,59
1,61
1,51
Karena matriks yang digunakan adalah 5 x 5, maka digunakan nilai RI = 1,12. Kemudian, nilai CI (Consistency Index) didapat dari rumus berikut. đ??śđ??ź =
đ?œ† max − đ?‘› đ?‘›âˆ’1
Dengan đ?œ† max = (đ?‘ đ?‘”đ?‘–đ?‘šđ?‘Žđ??şđ?‘€1 đ?‘Ľ đ?‘‹1) + â‹Ż
GM didapat dari table pertama, yaitu jumlah dari tiap kolom. Sedangkan, X didapat dari table kedua, yaitu rata-rata dari tiap baris sehingga didapat nilai berikut. GM
x
GM*x
9,00
0,11
0,98500000
2,67
0,37
0,98222222
5,00
0,21
1,03194444
9,00
0,11
0,98500000
5,00
0,21
1,03194444
lambda
5,016111111
Sehingga đ??śđ??ź =
5,016111 − 5 5−1
đ??śđ??ź = 0,00402778 Kemudian, nilai CR (Consistency Ratio) didapat dari rumus : đ??śđ??ź đ?‘…đ??ź 0,00402778 đ??śđ?‘… = 1,12 đ??śđ?‘… =
đ??śđ?‘… = 0,00359623
lambda
5,016111111
CI
0,004027778
RI
1,12
CR
0,00359623
Apabila CI = 0, matriks bersifat konsisten. Batas ketidakkonsistenan yang ditetapkan diukur berdasarkan CR dengan syarat CR < 10%. Dengan nilai CR yang didapat 0,00359623 < 0,1, maka tingkat konsistensi cukup rasional.
Rekapitulasi Dari pembobotan tiap aspek, dilakukan kembali pembobotan untuk pekerjaan yang dilakukan tiap aspeknya. Pembobotan ini yang nantinya digunakan untuk mengukur ketercapaian visi yang dibawa. Selain itu, hasil pembobotan ini pada akhirnya akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait prioritas, seperti porsi kegiatan, keuangan, serta hal lain yang dapat ditentukan saat keberjalanannya. Berdasarkan langkah-langkah yang sama dalam pembobotan aspek, didapat hasil pembobotan keseluruhan sebagai berikut.
Aspek
Parameter Menginisasi interaksi sosial Meningkarkan jumlah wadah interaksi sosial anggota HMS ITB Meningkatkan kualitas interaksi
Kesejahteraan
sosial ang terjadi antar anggota Mengapresiasi kontribusi anggota HMS ITB Menumbuhkan sifat apresiatif dalam diri anggota HMS ITB
Bobot Kesra
4,54%
Kesra
1,57%
Kesra
1,57%
Kesra
1,57%
Kesra
1,57%
36,83%
Menumbuhkan sifat suportif dalam diri anggota Mengidentifikasi potensi dan kebutuhan bidang studi anggota Menentukan metode-metode yang tepat dan relevan untuk anggota
Kesra
1,57%
Aksial
4,42%
Aksial
2,90%
Aksial
1,65%
Aksial
0,94%
Aksial
4,54%
Aksial
1,62%
Aksial
0,88%
Memberikan wadah pemenuhan kebutuhan anggota dalam bidang studi Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan kebutuhan akademik berkala Mengidentifikasi kondisi finansial anggota Menyediakan wadah pengembangan finansial anggota Mengevaluasi dan menindaklanjuti keterpenuhan pengembangan finansial anggota secara berkala Mengidentifikasi minat dan bakat
Bakat
anggota
Minat
Menyediakan wadah penyaluran
Bakat
minat dan bakat
Minat
Menyediakan wadah
Bakat
pengembangan minat dan bakat
Minat
Mengidentifikasi potensi ketekniksipilan anggota Menentukan kebutuhan
Keilmuan
ketekniksipilan di Indonesia
4,54%
1,57%
1,40%
Keprof
1,57%
Keprof
0,96%
Keprof
0,53%
Menyediakan wadah pengembangan kemampuan ketekniksipian
10,94%
Mneyediakan wadah kajian masalah kemasyarakatan yang berkaitan dengan bidang
Kajian
0,53%
Kajian
0,53%
Karya
1,57%
Karya
0,96%
Karya
0,53%
Sibades
0,36%
ICEE
0,53%
ICEE
0,53%
Sibades
1,54%
Sibades
0,29%
ICEE
0,51%
inkam
3,65%
ketekniksipilan Meningkatkan kepekaan anggota terhadap lingkungan sekitar Menumbuhkan semangat berkarya anggota HMS ITB Membantu kebutuhan materil anggota HMS ITB yang berkarya Mnyediakan wadah pengembangan potensi berkarya anggota HMS ITB Menyediakan wadah pengaplikasian ketekniksipilan Meningkatkan wawasan anggota seputar ketekniksipilan Meningkatkan kesadaran anggota akan peluang ketekniksipilan Menanambkan nilai kemasyarakatan Menindaklanjuti karya yang dihasilkan oleh anggota HMS ITB untuk bermanfaat dalam lingkup yang lebih luas Menyediakan wadah berinovasi untuk penyelesaian permasalahan bangsa dalam bidang ketekniksipilan Mengembangkan kolaborasi dan
Relasi
kerjasama dengan lembaga dalam ITB terkair
10,94%
Mengembangkan kolaborasi dan kerjasama dengan lembaga luar
Ekskam
3,65%
Inkam
1,82%
Ekskam
1,82%
Mengelola pengarsipa satu pintu
Sekum
2,58%
Mengelola aliran kas
Bendum
2,58%
Medkom
2,58%
Medkom
2,58%
Kewirus
2,58%
DRT
2,58%
Sekjen
2,58%
Mengelola jadwal kegiatan
Sekjen
2,58%
Menentukan profil setiap anggota
DK
5,33%
DK
2,77%
DK
1,45%
ITB terkair Menjalin relasi dengan lembaga dalam ITB terkait Menjalin relasi dengan lembaga luar ITB terkait
Mengelola penyampaian informasi ke pihak luar Pemerataan informasi ke anggota Meneyediakan kebutuhan
Kesekretariatan
keuangan organisasi
20,64%
Menginisiasi dalam meningkatkan kenyamanan fisik di lignkungan HMS ITB Menjamin Kegiatan berjalan seusai dengan jadwal kegiatan
Menyediakan wadah pengembangan diri bagi anggota Mengevaluasi dan menindaklanjuti perkembangan pemenuhan profil
Pengembangan
anggota
20,64%
Menentukan pemberdayaan
Wakahim,
anggota yang tepat
Sekjen
Mengevaluasi ketercapaian departemen dan menentukan solusi permasalahan yang ada
Wakahim, Sekjen
2,77%
2,77%
Mengontrol proses perancangan
Wakahim,
dan pencapaian departemen
Sekjen
Meningkatkan wawasan kerganisasian abgi anggota sesuai jenjang porsi peran
Wakahim, Sekjen
2,77%
2,77%