Derap Perwira Edisi 106

Page 1

Ganjar Pranowo

Canangkan Rehabilitasi RTLH Serentak


BIDIK LENSA

EDITORIAL

K

DERAP

abupaten Purbalingga mewujudkan komitmen Bersih dari Narkoba melalui kegiatan Apel Luar Biasa Pencanangan Purbalingga Bersih dari Narkoba, Pengukuhan Kader Pegiat Anti Narkoba dan Tes Urin Massal. Kegiatan yang dihadiri Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso menjadi catatan Rekor MURI ke 7 dalam kepemimpinan Tasdi – Tiwi. Dari rencana awal, tes urin masal diikuti 4.038 peserta terdiri dari 3.000 aparatur sipil negara (ASN) dan 1.038 kader pegiat anti narkoba. Setelah dilakukan verifikasi oleh Tim MURI, ternyata pemecahan rekor MURI dapat diikuti lebih dari target awal sebanyak 4.058 peserta. Rekor ini, berhasil mengungguli rekor sebelumnya yang diraih Pemkot Malang sebanyak 1.740 peserta. “Kami menyarankan agar pemecahan rekor tes urin terbanyak minimal melebihi 10 persen dari rekor sebelumnya. Ternyata disini luar biasa bisa lebih dari 10 persen. setelah kami verifikasi peserta tes urin terbanyak 4.058 peserta,” kata Excekutif Manager MURI Sri Widayati di Pendapa Dipokusumo, Senin Sore (10/10). Bupati Tasdi mengaku penghargaan MURI tidaklah segala-galanya. Tetapi yang lebih penting dengan kegiatan pencanangan Purbalingga Bersih dari Narkoba adalah bagaimana menggetarkan dan menggerakan hati, pikiran dan aksi nyata untuk mewujudkan Purbalingga yang bersih dari narkoba.

Silahkan Scan Berita Video

“Karena hari ini Purbalingga sudah mencanangkan bersih dari narkoba dan Kepala BNN sudah mengukuhkan Kader Pegiat Anti Narkoba, maka mulai detik ini kita bergerak saeyeg saekoproyo holopis kuntul baris bersama-sama menggerakan dan memberantas penyalahgunaan narkoba supaya Purbalingga bersih dari narkoba,” katanya dengan semangat berapi-api. Pada kesempatan tersebut, Kepala BNN Budi Waseso didampingi Bupati Tasdi memberikan penghargaan kepada sejumlah pihak atas dedikasi dan kontribusinya dalam mendukung program rehabilitasi dan penyalahgunaan narkotika. Penghargaan diberikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dr. Nonot Mulyono, M.Kes. Penghargaan lainnya diberikan kepada Pendukung Desiminasi P4GN di kabupaten Purbalingga kepada Direktur PD. Owabong, Pimpinan BRI Cabang Purbalingga, dan Direktur PDAM Tirta Darma Purbalingga. Pemkab Purbalingga juga memberikan penghargaan bagi lembaga pendukung program rehabilitasi di kabupaten Purbalingga masing-masing kepada Pimpinan Panti Rehabilitasi Nakoba Nurul Iksan Al Islami Karangsari dan Pimpinan Yayasan An-Nur Bungkanel. (Hardiyanto/Sapto)

2

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Derap Perwira

P E R W I R A

Edisi 106

I

novasi, gagasan dan ide untuk memperbaiki Derap Perwira sebagai majalah yang “layak” untuk jadi bahan bacaan masyarakat terus kita lakukan. Perubahan dilakukan dimulai dari cover, materi, serta cetak yang semulai 3 bulan sekali menjadi 2 bulan sekali. Kemudian kita juga mulai edisi 103 sudah mencatatkan ISSN di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dengan terdaftarya di ISSN, bisa mendongkrak aparatur sipil negara (ASN) untuk bisa menuliskan ide-ide inovatif, kritik dan saran dalam mengamati

Derap Perwira

permasalahan masyarakat harapannya dapat memajukan Purbalingga di masa depan. Selain itu juga bagi Fungsional ASN tulisan dalam bentuk opini atau feature sebagai salah satu solusi untuk menambah angka kredit. Perubahan dalam edisi kali ini, kami menerbitkan Quick Response (QR) Code pada materi Majalah Derap perwira. Hal ini kami lakukan agar Majalah ini lebih responsive lagi kepada masyarakat dalam menyampaikan informasi baik dalam bentuk visual gambar, tulisan juga dalam bentuk video. Untuk membaca QR code, pembaca bisa menggunakan aplikasi QR Code

Reader yang bisa downlod di playstore bagi pengguna android dan app store bagi pengguna apple. QR Code akan kami cantumkan di pojok rilis atau artikel sehingga bisa bisa menscan QR Code tersebut dan nantinya akan terhubung dengan video yang telah kami unggah di www.youtube.com. Untuk lebih memperkaya informasi, dalam bentuk video juga telah kami unggah di website kami yakni www.purbalingganews.net. Selain itu, pembaca juga bisa berlangganan video kami (Humas Purbalingga) sehingga setiap kami mengaploud video akan mendapatkan pemberitahuan dari youtube di email pembaca. Kami juga terbuka dengan masukan, kritik dan saran dari para pembaca, yang bisa disalurkan melalui twitter (@HumasPbg), facebook di halaman Humas Setda Purbalingga. Serta melalui email (electronic mail) humas.purbaling ga@gmail.com. Semoga inovasi ini semakin mendekatkan kami dengan masyarakat. (Redaksi)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

3


DAFTAR ISI

KEBIJAKAN

HALAMAN 11

7

HALAMAN 25

HALAMAN 6

Bupati Purbalingga Tasdi mememulai kampanye cinta produk Purbalingga melalui program Bela BeliPurbalingga. Program itu dicanangkan pengenalanya usai Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Pendapa Dipokusumo, Sabtu (1/10).

HALAMAN 42

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mencanangkan rehabilitasi serentak Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Desa Purbasari Kecamatan Karangjambu, Jum'at (28/10). RTLH yang direhabilitasi sebanyak 2.150 buah dengan rincian 1.700 berasal dari APBD murni tahun 2016, sedangkan 450 berasal dari APBD perubahan tahun 2016.

HALAMAN 45

Derap Perwira Media Informasi & Aspirasi Komunitas Purbalingga PENERBIT : Pemerintah Kabupaten Purbalingga Keputusan Bupati No 481.1/87/2004 Tanggal 5 Mei 2004 PELINDUNG Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga PEMBINA Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga Asisten Adminitrasi Setda

4

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

PEMIMPIN UMUM/ PENANGGUNGJAWAB : Kepala Bagian Humas Setda | PEMIMPIN REDAKSI/ REDAKTUR PELAKSANA Sapto Suhardiyo S.STP,.ST | REDAKSI Budi Santoso, SH - Estining Pamungkas, S.Sos | REPORTER Hardiyanto - Sukiman - Taufiq Haryadi | FOTOGRAFER Heri Herbowo S.Sos | LAYOUT : Dwi Kurnialfi, S. Kom | TATA USAHA/ IKLAN/ PERMASARAN S.Hayati Natalisa, SE | KEUANGAN Dwi Hendartuti | SIRKULASI Rawin – Supriyanto |ALAMAT REDAKSI : Bagian Humas Setda Purbalingga | Jalan Onje No.1 B Telp. 0281891012-891059-891430 Pesawat 128.

email : humas.purbalingga@gmail.com Website : www.purbalingganews.net

Derap Perwira

bulan sudah kepemimpinan Ta s d i - T i w i m e m b e n a h i internal birokrasi pemerintah daerah, menanamkan semangat disiplin, peningkatan etos kerja, membenahi hal-hal yang kecil. Kemudian memberikan pemahaman tentang pentingnya memberikan pelayanan kepada masyarakat kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN), pencapaian program agar tidak terjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SilpA). Selain itu juga membangun kebersamaan, meningkatakan semangat kegotongroyongan serta mendorong nilai-nilai religious di tengah-tengah masyarakat menjadi p r i o r i ta s u ta m a m e m b a n g u n Purbalingga dari desa. Lewat pemugaran rumah tidak layak huni, gerakan subuh berjamaah, gerakan bersama masyarakat (gebrak) serta sehari ngantor di desa merupakan salah satu wujud bagaimana pemerintah daerah menjadi motor penggerakan pembangunan di desa. Menurut Tasdi, pembenahan kedalam bertujuan agar mesin birokrasi bisa sejalan dan seirama dalam peningkatan kinerjanya. Ibarat mesin harus di cun up dulu agar mempunyai kondisi fit, sehingga bisa diajak dalam untuk berlari mengejar ketertinggalan. Yakni meningkatkan Indeks pembangunan manusia (IPM), menurunkan angka kematian ibu dan anak, menurunkan angka pengangguran serta menaikan angka partisipasi kasar sekolah (APK) dan angka partisipasi murni (APM) sekolah. Setelah membenahi internal birokrasi, duet kepemimpinan Tasdi-

Tiwi mulai bergerak luar yakni membangun jejaring dengan dunia usaha, meningkatkan komunikasi dengan pemerintah pusat serta mencari peluang usaha untuk peningkatan Pendatapan Asli Daerah (PAD). Beberapa terobosan kebijakan sedang dalam penggodokan tim kecil yang endingnya nanti akan tertuang d a l a m ke p u t u s a n ke b i j a ka n bagaimanakah langkah terbaik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Membangun jejaring salah satunya adalah mendatangkan i nve st o r u n t u k m e n a n a m ka n modalnya di Purbalingga, mendorong dana CSR (Corporate social responsibility) dari pihak swasta, serta menciptakan iklim bisnis di Purbalingga yang menguntungkan. Pengembangan kawasan industri yang ramah lingkungan juga menjadi prioritas utama dalam rangka menggerakan simpul-simpul ekonomi masyarakat. Meningkatkan komunikasi dengan pemerintah pusat juga menjadi langkah yang stretagis guna meningkatkan publikasi pemerintah daerah di tingkat nasional. Langkah yang diambil adalah mendatangkan menteri atau pajabat setingkatnya dalam event-event besar. Seperti kehadiran Menteri Kesehatan, Nilla F Moeloek saat pelaksanaan rekor ibu menyusui. Kehadiran pejabat pemerintah pusat bisa menjadi daya magnet dalam peningkatan kinerja p e m e r i nta h a n d a e ra h s e ca ra keseluruhan. Menciptakan iklim bisnis yang menguntungkan dengan menerbitkan beberapa regulasi yang

memudahkan pemilik modal mau menanamkan modalnya di Purbalingga. Selain itu juga perbaikan infrastruktur seperti jembatan dan jalan menjadi prioritas, agar mobilitas kendaraan bisa berjalan dengan baik. Dengan infrastruktur yang baik dapat berimbas kepada biaya produksi dan distribusi perusahaan bisa ditekan sehingga nilai ke u nt u n ga n p e r u s a h a a n b i s a meningkat. Laba meningkat akan berpengaruh pada peningakatan pada Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang sesuai dengan standar kebutuhan hidup layak (KHL) tahun berjalan. Selain mengelola Badan usaha milik daerah (BUMD) maupun Perusahaan daerah, tahun 2017 B u p a t i Ta s d i j u g a a k a n mengembangkan perusahaan daerah yakni perusahaan readymix (pembuatan beton) dan perusahaan pembuatan aspal hotmix (AMP). Ide ini diawali saat pemantauan proyek infrastruktur yang progres dilapangan tidak sesuai target waktu, hal tersebut dikarenakan adanya keterlambatan penyediaan beton dan hotmix yang terbatas. Pendirian perusahaan redymix dan AMP menjadi solusi cerdas agar keterlambatan progres proyek infratruktur bisa dikejar, yang nantinya akan dapat menggerakan roda-roda ekonomi di masyarakat. Kemudian juga keuntungan dari perusahaan dapat menjadi ladang pendapatan asli daerah yang baru. (Sapto Suhardiyo)

Volume 106|Tahun XII|2016


Festival Gunung Slamet Hari Pertama

LIPUTAN UTAMA

Kawitane Dusung Serang Iki Mapan Aning tlatah Karangreja Sengkup Poro warga kabeh Sedoyo sami rukun Nuju Purbalingga kang aji Ugo podho raharjo Tentrem lan minulyo Katon podo samapto Nglestari tuk suci Sikopyah iki Mugo bagyo lan mulyo

T

embang Jawa Dhandang Gulo berkumandang di Dukuh Kaliurip Gunung, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Kamis (13/10) pagi. Tembang itu mengawali prosesi pengambilan air di sumber mata air Sikopyah pada rangkaian Festival Gunung Slamet (FGS) ke-II. Makna dari tembang itu menggambarkan kehidupan warga yang hidup rukun, tenteram dan damai. Kehidupan warga tidak terlepas dari air kehidupan yang berasal dari mata air di bawah kaki Gunung Slamet itu. Sebelum prosesi pengambilan air Si Kopyah, ribuan warga berkumpul di sekitar Mesjid di dukuh itu. Para pembawa lodhong (tempat air dari

6

LIPUTAN UTAMA

bambu) yang terdiri dari para ibu-ibu, remaja putri dan para pemuda telah bersiap. Setalah didoakan oleh sesepuh desa setempat, para pembawa lodhong yang berjumlah 777 orang menuju mata air Sikopyah yang berjarak sekitar 1,2 kilometer dari dukuh itu. Dengan melewati jalan setapak di areal tanaman sayuran, mereka tampak bersemangat. Saking banyaknya pembawa lodhong, prosesi pengambilan air itu memakan waktu sekitar 1,5 jam. Setelah air diambil, mereka kembali turun menuju mesjid selanjutnya menuju balai desa. Air dalam lodhong itu disemayamkan hingga Sabtu (15/10) besok untuk dibawa ke kawasan wisata Lembah Asri yang juga berada di desa tersebut. Jarak dari titik pemberangkatan menuju balai desa lumayan jauh, mencapai 3 kilometer. Para pembawa lodhong tanpa menggunakan alas kaki, tetap bersemangat dan tak ada satupun yang pingsan. Iringan pembawa lodhong diikuti ribuan warga lainnya yang membawa nasi penggel. Nasi jagung itu disebutnya sebagai nasi trigi, karena berisi tiga jenis lauk dan sayur yakni sayur oseng pepaya, tempe goreng, dan ikan asin. Setelah berkumpul di balai desa, warga pembawa lodhong

K

egiatan lomba mewarnai yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudpara), merupakan salah satu rangkaian kegiatan Festival Gunung Slamet (FGS) II tahun 2016. Kegiatan ini meng gandeng seluruh Taman Kanak-kanak/Rodatul Atfal/Bustanul Atfal se Kabupaten Purbalingga. Kegiatan di ikuti 525 anak, dengan mengambil tema tentang pemandangan alam Gunung Slamet, hal tersebut disesuaiakan dengan kegiatan FGS yang sedang berlangsung saat itu. Lomba mewarnai diberi durasi waktu 60 jam. Pelaksanaan lomba di Alunalun Purbalingga, Jum'at (14/10).

Silahkan Scan Berita Video

P

arade Band dalam rangka Festival Gunung Slamet (FGS) Ke-2 Tahun 2016 berlangsung meriah. Kegiatan yang diikuti band pelajar dari Sekolah Menengah Atas sederajat yang ada di Kabupaten Purbalingga dilaksanakan di Alun Alun Purbalingga Jum'at (14/10) dimeriahkan enam group band. Silahkan Scan Berita Video

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS MEDIA KOMUNIKASI PURBALINGGA & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Silahkan Scan Berita Video

dan pembawa nasi Penggel menikmati makan bersama. Para wisatawan yang berkunjungpun ikut berbaur menikmati nasi penggel tersebut. Dalam satu bakul terdapat 3 buntel (bungkus daun pisang) nasi penggel, 3 buntel sayur gandul dan 3 buntel ikan asin. Nasi penggel dan sayur gandul tersebut merupakan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang telah diberikan kepada masyarakat Desa Serang selama ini. 777 lodong yang dalam bahasa jawa pitungatus pitungpuluh pitu, mempunyai makna pitulungan ( p e r t o l o n g a n ) . Ya k n i m i n t a pertolongan kepada Tuhan YME, agar para pemimpin dan masyarakatnya bisa diberi kekuatan untuk bisa membangun Purbalingga. Prosesi pengambilan air dengan 777 lodhong bambu dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan MURI diterima oleh Bupati Purbalingga Tasdi yang didampingi wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, dan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Subeno, selaku penyelenggara pengambilan air tersebut.

Derap Perwira Volume 105|Tahun XII|2016

Derap Perwira

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

7


LIPUTAN UTAMA

P

erang lempar tomat menjadi tontonan unik wisatawan dalam rangkaian Festival Gunung Slamet (FGS) II yang dipusatkan di Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jum'at (14/10). Tontonan ini mirip yang digelar di sebuah kota kecil di Bunoi, Spanyol. Hanya saja, jika perang tomat di Spanyol menghabiskan tomat hingga 16 ton, namun di Desa Serang , hanya menghabiskan tomat sekitar tiga kuintal. “Ajang perang lempar tomat merupakan atraksi wisata yang unik, dan perlu dikembangkan lebih besar

LIPUTAN UTAMA

di Festival Gunung Slamet pada tahun-tahun mendatang. Atraksi ini nantinya tidak hanya dikenal masyarakat Jateng, tetapi juga nasional, bahkan mendunia,� ujar Bupati Purbalingga Tasdi, usai membuka ajang perang tomat di kawasan Lembah Asri Rest Area Serang, Karangreja. Atraksi perang tomat pun berlangsung seru. Bahkan, Bupati Tasdi yang sempat menonton, tertarik untuk masuk ke kolam yang menjadi ajang perang tomat. Bupati Tasdi membawa satu tas kresek tomat, dan langsung dilemparkan ke lawan mainnya yang berjarak sekitar 10 meter. Tasdi pun mendapat serangan balik dari lawan.

Perang tomat tidak saja diikuti oleh warga setempat, tetapi juga para pelajar yang sengaja datang untuk meramaikan dan juga wisatawan. Setiap kelompok berisi 15 orang, dan mendapat jatah tiga kantung tomat. Permainan babak pertama berlangsung sekitar sepuluh menit, dan kemudian berpindah tempat. Pada babak kedua, setiap regu kembali diberi tomat tiga

Silahkan Scan Berita Video

M

asih dalam rangkaian acara Festival Gunung Slamet II, tujuh kabupaten di Jawa Tengah ikut serta dalam p arad e s en i d an b u d aya yan g diselenggarakan di Alun-alun

8

Purbalingga Jum'at (14/10). Yakni ka b u p ate n s e - B a r l i n g m a s ca ke b (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen) dan ditambah dengan dua kabupaten dari daerah pantura yaitu Kabupaten Brebes dan

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Pemalang. Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB dengan penampilan kesenian Kuda Lumping dari Kabupaten Kebumen, Kabupaten Brebes dengan Lengger. Selepas Isya yaitu pukul 19.30 WIB acara semakin meriah dan ramai p e n o n t o n d e n ga n p e n a m p i l a n Kabupaten Pemalang dengan kesnian sindren yang yang beraroma mistis. Kemudian dilanjut Kabupaten Cilacap dengan Lengger Banjar Waru, Kabupaten Purbalingga dengan penampilan Grup Wisang Geni yang membawakan tari khas daerah, yaitu Tari Lenggasor. Dilanjutkan dengan penampilan Kabupaten Banjarnegara dengan drama cerita kolosal, dan ditutup oleh Kabupaten Banyumas, dengan kesenian Lenger dan Calung Banyumasan. (dka)

Derap Perwira

R

ibuan warga masyarakat dan wisatawan memadati kawasan wisata Lembah Asri Desa Wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Sabtu (15/10) siang. Mereka datang untuk menyaksikan puncak Festival Gunung Slamet (FGS) II. Selain menyaksikan ruwatan agung, para pengunjung mengikuti rebutan gunungan hasil bumi. Acara dimulai dengan kirab air Sikopyah yang sebelumnya disemayamkan di halaman balai desa dibawa menuju rest area Lembah Asri. Sebanyak 777

Jazz Gunung Slamet - FGSII

M

usisi cantik, muda dan berbakat Isyana Sarasvati selalu menyuguhkan penampilan yang memukau di atas panggung. Tak terkecuali dengan aksi pelantun Keep Being You Jiwa ini ketika tampil pada Jazz Gunung Festival Gunung Slamet (FGS) 2016 di Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Sabtu (15/10) malam. Dinginnya udara di kaki Gunung Slamet itu tak mengusik ribuan penonton yang hadir dari berbagai kota

Derap Perwira

pembawa lodong tempat air yang terbuat dari bambu, satu persatu mengambil lodong tersebut dan bersiap menuju rest area. Di barisan warga yang membawa lodong bambu, warga setempat juga membawa belasan gunungan sayuran, tumpeng makanan khas, dan menampilkan atraksi musik rakyat seperti kentongan atau membawa patung api berukuran besar. Warga setempat untuk kaum wanita semuanya memakai kain kebaya, sementara warga pria memakai baju hitam-hitam dan sebagian lainnya mengenakan batik untuk menyambut wisatawan. Anak-anak sekolah di wilayah Karangreja juga ikut memeriahkan puncak FGS tersebut. Sejumlah pelajar menampilkan busana baju dari sapu glagah, busana model Goa Lawa, dan sejumlah penampilan

di Jateng untuk meninggalkan kawasan rest area Lembah Asri di desa wisata tersebut. Mereka sampai tuntas menyimak lagu-lagu yang disuguhkan musisi kelahiran Bandung 2 Mei 1993 ini. Aksi panggung Isyana Sarasvati kali ini menyedot banyak mata netizen karena ia tampil bersama taburan cahaya. Momen istimewa ini disuguhkan oleh para penonton yang menyaksikan dengan merekamnya menggunakan kamera handphone mereka. Penonton yang memadati arena tempat Isyana tampil tampak begitu bersemangat ketika dirinya membawakan hits Tetap Dalam Jiwa. Jiwa. Tak hanya itu, para penonton juga ikut bernyanyi bersama dengan kompaknya lirik demi lirik Tetap Dalam Jiwa. Jiwa. Dalam kesempatan tersebut Isyana Saravati juga turut memainkan berbagai alat musik dengan atraktif. Kegiatan yang diakhiri dengan peluncuran kembang api juga menjadi tontonan menarik pengunjung di akhir pementasan tersebut. (Prayitno)

menarik lainnya. Setelah sampai di rest area, satu persatu air yang ada di bambu tersebut ditumpahkan ke dalam satu tempat. Dalang Ki Sutama kemudian memimpin jalannya ruwatan. Sutama menyatakan jika ruwatan harus dibedakan dengan tradisi budaya dan soal agama. Usai ruwatan, belasan gunungan sayuran yang berisi wortel, kobis, luncang, sawi, tomat, kentang, terong, jagung dan berbagai jenis sayuran lainnya diperebutkan oleh para pengunjung. Warga setempat justru tidak banyak yang mengambil, mereka sengaja memberikan gunungan itu untuk diambil oleh pengunjung. Bahkan, ada satu mobil yang dipenuhi sayuran juga sengaja diberikan kepada pengunjung.(y)

Silahkan Scan Berita Video

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 105|Tahun XII|2016

9


LIPUTAN KHUSUS

LIPUTAN KHUSUS

Silahkan Scan Berita Video

Silahkan Scan Berita Video

Akibat penyalahgunaan narkoba, sedikitnya ada 40 sampai 50 orang mati dalam sehari. Dari data BNN kerugian materi akibat Narkoba sudah mencapai Rp 63,1 triliun per tahun. Melihat kondisi tersebut Pemerintah Purbalingga tidak tinggal diam apalagi cuek terhadap penyalahgunaan narkoba. Narkoba oleh Presiden Jokowi sudah dinyatakan sebagai musuh bersama, dan dinyatakan Indonesia sebagai darurat narkoba.

P

enanggulangan Narkoba bukan hanya tangung jawab BNN dan kepolisian saja namun menjdai tangung jawab semua steakholder, termasuk Bupati dan Wakil Bupati. Untuk itu Bupati Purbalingga pada Senin (10/10) telah mencanangkan Gerakan Purbalingga Bersih Narkoba. Gerakan ini diharapkan dapat membersihkan Purbalingga dari jeratan Narkoba yang telah melanda sampai ke desa-desa. Gerakan ini dengan mengapelkan 4.038 orang yang terdiri dari 3.000 Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepala Desa dan Perangkat desa/kelurahan serta 1.038 Kader Pegiat Anti Narkobadi alun-alun Purbalingga, setelah apel kemudian dilakukan dengan tes urine. Pencanangan Purbalingga Bersih Daeri Narkoba yang dilakukan oleh Bupati Purbalingga Tasdi menjadi pilotproject Gerakan Anti Narkoba di daerah. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso yang hadir di P u r b a l i n g ga g e ra ka n te rs e b u t merupakan pilot project karena baru dalam penanggulangan Narkoba di Daerah. Yakni kepala daerahnya mendeklarasikan Gerakan Bersih

10

Narkoba dengan mengajak seluruh anak buahnya (ASN) dan masyarakat hingga ketingkat desa/kelurahan. Budi Waseso juga berjanji akan menularkan gerakan yang dipelopori Bupati Purbalingga untuk ditiru oleh kepala daerah lainnya di Indonesia. Kerana saat ini tidak ada satupun wilayah di Republik Indonesia yang bebas dari peredaran dan penyalahgunaan narkotika. Artinya kata Buwas, narkotika sudah menyeluruh di Indonesia dan harus ditangani secara masif, bersama-sama semua komponen masyarakat. “Semua komponen masyarakat harus berbuat. Dan yang dilakukan di Purbalingga menjadi respon paling cepat oleh seorang Bupati dalam menterjemahkan ajakan Perang Terhadap Narkoba yang dikemukakan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu,” jelasnya. B u p a t i P u r b a l i n g g a Ta s d i mengatakan akan terus berkomitmen dan berupaya agar Purbalingga selamanya bersih dari Narkoba. Dengan apel bersama dan tes urine diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat bahwa aparatur di Purbalingga telah bersih dari Narkoba. Dimulai dari diri sendiri

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

( B u p a t i , Wa k l B u p a t i d a n a p a ra t u r n y a ) b e b a s N a r ko b a , kemudian mengajak kepada masyarakat untuk bareng-barang memerangi Narkoba di Kabupaten Purbalingga. Pada kesempatan itu Rekor Muri m e n ga n u g ra h ka n p e n g h a rga a n kepada Bupati dan Komjen Budi Waseso sebagai pemrakarsa tes urine terbanyak yakni diikuti oleh 4.038 orang. Penghargaan tersebut mengalahkan mengalahkan rekor sebelumnya yakni Pemkot Malang sebanyak 1.550 oran. Penghargaan tersebut menurut Bupati bukan sebagai ajang pencitraan, namun sebagai langkah untuk mendorong gerakan perang terhadap Narkoba. Selain itu juga sebagai respon cepat ajakan Presiden RI Jokowi saat peringatan Hari Anti Narkoba Indonesia (HANI) untuk berperang melawan narkoba. Pejabat harus bebas dari narkoba, bersih dari narkoba. Demikian juga seluruh ASN yang ada di kabupaten Purbalingga. “Kita jadi contoh rakyatnya. Gemana rakyat mau bersih kalau aparaturnya tidak bersih,” tandasnya.

Derap Perwira

Ayo download ER-RS, Aplikasi Kamar Kosong di Rumah Sakit

M

asih banyaknya pecandu Narkoba di Indonesia yang belum tertangani dengan baik diperlukan adanya standarisasi dalam rehabilitasi pecandu Narkoba. Standarisasi diperlukan agar output nya sama setiap panti rehabilitasi sehingga dimanapun pecandu bisa ditangani sesuai dengan prosedur yang s a m a ter u ta m a s ecata m ed is , psikologis dan sosial. Kepala Badan Narkotika Nasional, Budi Wasesa mengatakan biaya rehabilitasi pecandu narkotika hampir sama dengan jumlah APBN, sehingga perang terhadap narkoba harus menjadi perhatian serius bagi bangsa dan negara. Rehabilitasi dengan menggunakan standarisasi bisa menjadi patokan penting bagi semua tempat rebah yang ada. “Orang mau dirahab dimana saja boleh dari Sabang sampai Meruke, mau di pemerintah maupun swasta sehingga output, outcome-nya sama,” kata Budi Waseso saat melakukan kunjungan di di Rumah sakit Jiwa H. Mustajab, Bungkanel, Senin (10/10) Ada 3 tahapan rehabilitasi dalam balai rehab yang harus ada yakni rehabilitasi psikologi, rehabilitasi medis, rehibilitasi sosial. Kalau 3

Derap Perwira

program tersebut sudah ada maka bisa ditambah dengan metode dzikir, metode perendaman, metode herbal dan berbagai metode lainnya. Budi Waseso juga menambahkan bahwa penanganan Narkoba harus mengikutsertakan seluruh elemen masyarakat, tanpa komitmen dari semuanya maka perang terhadap Narkoba tidak akan berhasil. Walaupun rehabilitasi penting namun kedepan tempat rehabilitasi diharapkan kosong, sehingga program bupati berhasil dalam melawan Narkoba. Sedangkan pengasuh Pondok Pesantren dan Panti Rehabilitasi Narkoba Nurul Ichsan Al Islami Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah, Ustadz Achmad Ichsan Maulana mengaku siap menerima pecandu narkoba untuk menjalani rehabilitasi. Pa n t i r e h a b i l i t a s i n y a d i t u n j u k pemerintah sebagai IPWL (institusi penerima wajib lapor-red). Pihak-pihak terkait seperti Babinsa dan Babinkamtibmas, serta masyarakat dapat melapor kepada panti Nurul Ichsan. Sehingga pecandu khususnya yang sudah berusia 18 tahun keatas dapat direhabilitasi dengan biaya gratis. Dalam proses rehabilitasi, ustadz yang kini dikenal sebagai Ki Syurogodog

El Kalimanah, menggunakan metode terapi rehabilitasi yang tergolong unik, yakni menggunakan terapi minum ramuan herbal yang terdiri dari campuran madu murni lebah hutan, kurma Azwar, kelapa hijau obat, rempah – rempah seperti kapulaga, kunyit, daun sirih merah dan daun paya. Disamping itu, model terapi yang menjadi andalan Al Ustadz Achmad Ichsan serta membedakannya dengan tempat rehabilitasi lainnya adalah menggunakan terapi godog atau rebus. Terapi godog atau rebus ini diakukan sebagai langkah detoksifikasi dan usaha sekresi (untuk mengeluarkan) racun dari tubuh melalui keringat dengan cara tubuh pasien digodog dalam air panas yang telah dicampur dengan ramuan rempah-rempah disertai doa yang dilafadzkan secara terus menerus sepanjang proses terapi tersebut dilakukan. “Terapi godog ini diberikan kepada setiap pasien selama 41 hari secara terus-menerus,” jelasnya. Selain metode itu, dirinya juga memberikan terapi mandi malammalam tertentu dan terapi lingkungan. (Sapto Suhardiyo/Hardiyanto)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

11


OPINI

OPINI

K

etika kita menyaksikan fenomena alam yang menakjubkan, pelangi, maka akan terlintas dalam benak kita bahwa perbedaan itu akan menjadi sesuatu yang sangat indah dan menarik manakala ada harmoni. Tidak selamanya yang seragam, sama, sejenis itu akan indah. Dan fenomena pelangi adalah jawaban atas semua itu. Berbeda menjadi indah saat berpadu menjadi satu kesatuan. Demikian juga antara kekinian dan keinginan untuk tetap menjaga lingkungan, bukan tidak mungkin untuk dipadukan dalam rutinitas kita di instansi pemerintah. Smart Office Kehebatan suatu instansi pemerintah terletak pada individu individu (Pegawai Negeri Sipil termasuk Pegawai Tidak Tetap) yang saling berpadu menjalin sinergi untuk mencapai target dengan hasil maksimal. Maka sudah sewajarnyalah instansi pemerintah berusaha untuk meningkatkan performa dan produktivitasnya dengan mendukung

12

dan menyediakan kebutuhan setiap pegawai dalam proses - proses kerja internal, diantaranya adalah dengan menyediakan ruang kerja atau kantor yang representatif, atau dengan kata lain tidak sekedar layak, namun juga mampu mendorong setiap personil yang ada untuk merasa nyaman dan termotivasi untuk memberikan prestasi terbaik mereka untuk instansi. Konsep Smart Office sejatinya adalah memahami kebutuhan individu yang dipadukan dengan pemikiran inovatif dan teknologi terkini untuk mendukung agar setiap Pegawai Negeri Sipil mampu mengeluarkan seluruh potensi yang ada untuk kebaikan instansi. Dan untuk mewujudkannya diperlukan waktu dan pemikiran yang menyeluruh. Kriteria Sebuah Smart Office Seb u a h ka nto r b elu m d a p at dikatakan Smart sebelum teknologi dan layanannya mampu mendukung setiap pegawai yang bekerja didalamnya. Oleh sebab itu, kita dapat menyederhanakan dan membagi pengertian bahwa Smart Office itu sebagai berikut : 1. Memusatkan dan menghadirkan ditengah-tengah setiap pegawai yang ada, sesuatu yang menarik dan memotivasi, serta menyediakan apa yang mereka butuhkan untuk bekerja secara maksimal 2. Didasari oleh jenis aktivitas yang harus dilakukan ditempat kerja. Penentuan di mana dan bagaimana sebuah aktivitas dapat dilakukan semata-mata diputuskan untuk mendapatkan hasil terbaik. 3. Fleksibel dalam hal akses dan penggunaannya serta terbuka untuk setiap perubahan dan inovasi dari waktu ke waktu. 4. M e m u n g k i n k a n p e n g g u n a a n teknologi yang efisien dalam mendukung persiapan dan pelaksanaan proses kerja.

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

5. Berkembang dengan pelayanan yang menyediakan segala hal yang berkaitan dengan fungsi, kenyamanan, dan pengalaman. 6. Berkelanjutan untuk menyelaraskan keseimbangan antara ekonomi, lingkungan, dan aspek sosial. Green Government Keinginan untuk menjalankan “pemerintahan hijau� sejatinya sudah ada sejak zaman orde baru. Hal tersebut tampak dari adanya kementerian khusus yang menangani lingkungan hidup. Wujud nyatanya adalah ada empat hari dalam satu tahun yang diperingati sebagai hari yang berkaitan dengan lingkungan hidup, yakni: Tanggal 22 Maret diperingati sebagai Hari Air (World Water Day); Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi (Earth Day);Tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup; Tanggal 22 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. Melalui green government, para penyelengggara negara dan penyelenggara daerah dapat mendorong masyarakat luas untuk menjadi �Going Green – Be a Green Consumer�. Maksudnya dengan going green, dilakukan sebuah pergerakkan massal yang menjangkau semua lapisan masyarakat, dengan praktek-praktek nyata penghematan pengggunaan berbagai sumber, sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih efisien, yang pada gilirannya akan dapat mengurangi tekanan terhadap alam yang selama ini dikuras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam konteks pemerintah daerah, apabila konsep penataan ulang organisasi pemerintah daerah yang tengah berjalan didasarkan pada ekologi pemerintahan, maka akan tercipta susunan organisasi

Derap Perwira

pemerintahan yang beraneka ragam, te ta p i f u n g s i o n a l b a g i d a e ra h bersangkutan. Hal ini sekaligus sebagai bentuk hilir dari desentralisasi asimetris, yang memberi kesempatan bagi daerah untuk menjalankan otonomi daerah seluas-luasnya, sesuai kebutuhan dan keinginan masyarakat setempat dalam ikatan NKRI. Pendeknya Green Government adalah tindakan pemerintah untuk menyelamatkan bumi yang saat ini sudah mengalami kerusakan dan pemanasan gobal akibat dari ulah kita sendiri. Kemajuan zaman saat ini memunculkan semakin banyak produkproduk yang tidak ramah lingkungan dan dapat merusak alam serta lingkungan kita seperti banyaknya kendaraan bermotor, penggunaan kantong plastik dan lain-lain. Termasuk di instansi kita masingmasing, secara tidak sadar kita seringkali menggunakan kertas secara berlebih. Hal ini sebagai akibat dari konsep-konsep surat atau dokumen yang dibuat, dicetak terlebih dahulu sebelum dikoreksi. Celakanya konsep yang dibuat itu tidak serta merta langsung di setujui oleh atasan atau pimpinan. Nah, untuk mengatasi hal itu kita harus mengadakan perubahan besar, meskipun perubahan itu bukan hal yang mudah, namun alangkah baiknya kalau perubahan itu dimulai dari diri kita masing-masing. Langkah kecil, smart dan go green Salah satu cara yang bisa kita lakukan

Derap Perwira

untuk mewujudkan smart office dengan tetap mengedepankan green government adalah pemanfaatan email. Email sudah sangat lekat dengan keseharian kita yang kerap berkomunikasi nirkabel dengan internet. Surat elektronik itu menjadi pilihan yang sangat praktis untuk berkirim kabar, surat, gambar dan video. Email dapat digunakan untuk menunjang konsep green government karena penggunaan email akan sedikit banyak mengurangi penggunaan kertas yang bahan bakunya adalah kayu. Mungkin terlalu mengada-ada kalau hanya beberapa lembar kertas dihubungkan dengan penggundulan lahan atau penebangan hutan. Tetapi dari hal yang kecil inilah penebangan hutan menjadi massif dan dibenarkan. Kebutuhan akan kertas. Bagaimana email bisa mewujudkan itu? Konsep surat atau apalah yang disajikan oleh JFU atau JFT yang selama ini dicetak dengan kertas bisa di kirim lewat email kepada pejabat struktural eselon IV atau III untuk dikoreksi terlebih dahulu. Kemudian setelah dikoreksi dikembalikan ke JFU/JFT untuk dicetak setelah diperbaiki tentunya. Dengan langkah seperti ini kita akan menghemat waktu, menghemat kertas, dan menghemat biaya. Pada gilirannya dapat mengurangi penggunaan kertas yang bahan bakunya dari kayu. Sehingga penebangan kayu akan bisa d i ku ra n g i a p a b i l a k i ta s e l u r u h

pemerintah dari semua lini mendukung program ini. Selalu saja ada alasan untuk menolak setiap perubahan dan keinginan untuk mewujudkan green government. Hal ini sangat bisa dipahami dan mungkin bisa dimaklumi. Mengingat tidak sedikit dari Pegawai Negeri Sipil yang masih gagap teknologi. Meskipun sejatinya email tidak lebih sulit daripada aplikasi Whatsapp. Kalau menggunakan android terbiasa, mengapa tidak dengan email? Kalau kita tidak memulai dari sekarang dan harus menunggu generasi yang gagap teknologi itu hilang, barangkali harus menunggu sekian tahun setelah mereka pensiun. Maka 'memaksa' mereka untuk belajar adalah sebuah pilihan logis yang patut untuk dicoba. Karena mencoba memang tidak selamanya akan berhasil, tetapi setiap keberhasilan selalu dimulai dari keberanian untuk mencoba. Keterbatasan media komputer atau laptop barangkali bukan menjadi alasan untuk menjadi alasan, tetapi ketersediaan jaringan dan keberlangsungan jaringan internet mungkin bisa dibenarkan untuk sedikit beralasan. Tetapi konsep besar yang mungkin akan digulirkan yaitu absensi terpusat dan terkoneksi, sistem informasi pegawai yang terkoneksi adalah beberapa program yang bisa melancarkan penggunaan email, setidaknya dengan ketersediaan jaringan internet yang memadai.

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

13


KILAS PERWIRA

KILAS PERWIRA

Silahkan Scan Berita Video

M

P

Kembali pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah Purbalingga pada tanggal 27 November mendatang. Namun ada hal yang menarik di Purbalingga yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten tidak diijinkan mencalonkan diri dalam ajang pilkades. Hal tersebut dikarenakan terjadinya kekurangan jumlah PNS di Purbalingga. B u p a t i P u r b a l i n g ga , Ta s d i mengatakan kebijakan tidak diijinkan PNS untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa dikarenakan jumlah PNS di Purbalingga semakin berkurang. Kekurangan PNS tersebut menjadi problematika pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Kemudian banyaknya PNS yang

14

akan memasuki masa pensiun, kurang lebih 5 orang pertahun juga berpengaruh terhadap kinerja mesin birokrasi. Padahal Bupati membutuhkan staf untuk menjalankan mesin birokrasi. “Ada Kasi atau Kasubag yang tidak punya staf. Purbalingga juga terjadi kekurangan guru, terutama guru agama di sekolah negeri sebesar 30 persen,” kata Tasdi saat memimpin apel pagi di Halaman Setda Purbalingga, Senin, (17/10). Tasdi menambahkan bahwa regulasi memungkinkan Bupati untuk tidak mengijinksn PNS untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa. Yakni adanya pasal persayaratan bagi PNS yang mau mencalonkan diri harus ada surat ijin dari Bupati. Pertimbangan kekurangan PNS menjadi hal yang masuk akal untuk

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

tidak menerbitkan surat ijin Bupati. “Daripada mengangkat PTT, maka kita maksimalkan pegawai yang ada. Untuk itu saya mohon maaf kepada PNS yang mau mencalonkan diri menjadi Kepala Desa,” kata Tasdi Pada kesempatan itu juga Bupati mengajak kepada semua PNS untuk tetap fokus dalam mengemban tugastugasnya. Hal tersebut sesuai dengan sumpah janji yang diucapkan saat menjadi PNS. PNS harus tetap bergerak untuk membangun Purbalingga yang lebih baik. Sedangkan PJ Sekda Purbaligga megingatkan kepada semua PNS untuk bekerja sesuai dengan koridor aturan yang ada. Jangan sampai kejadian operasi tangkap tangan (OTT) terhadap PNS di Kabupaten Kebumen terjadi di Purbalingga. (Sapto Suhardiyo)

Derap Perwira

asyarakat Desa Kalijaran Kecamatan Karanganyar khususnya warga yang berbatasan dengan Desa Kaliori Ke c a m a t a n Ka ra n ga nya r ya n g dipisahkan Kali/Sungai Kuning tahun depan tidak lagi kesulitan. Pasalnya, saat kegiatan Gebrak Gotong Royong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga yang dipimpin langsung Bupati Tasdi dan Wakil Bupati (Wabup) Dyah Hayuning Pratiwi bersama seluruh jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Purbalingga dan warga masyarakat di D e s a Ka l i j a ra n S a b t u ( 1 5 / 1 0 ) memantau dan mengecek sarana dan prasarana (sarpras) masyarakat. Salah satu sarpras yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Kalijaran yang diusulkan kepada tim Gebrak saat pantauan adalah belum adanya jembatan penghubung antara Desa Kalijaran dengan Desa Kaliori diatas Kali Kuning. “Kenapa Gebrak Gotong Royong ini kita lakukan, karena untuk cek ricek dan monitoring sekaligus menyerap aspirasi, salah satunya adalah pada pengecekan sungai yang belum ada jembatannya.Tadi kita cek bersamasama sungai belum ada j e m b a t a n n y a ,” t u t u r B u p a t i Purbalingga Tasdi. Untuk itu, sambung Bupati, pihaknya meminta kepada seluruh

Derap Perwira

apartur pemerintah desa (Pemdes) Kalijaran beserta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) beserta perangkat dan Camat Karanganyar agar disekitar calon lokasi jembatan dilakukan pembebasan tanah 5X10 meter untuk membangun jembatan. Nantinya akan dijadikan program pembangunan pada tahun 2017 “Insya alloh saya mohon dengan hormat minta kepada kades dengan BPD serta perangkatnya dan camat bisa apa tidak di lokasi calon jembatan ada pembebasan tanah, kalau bisa ini akan kita masukan tahun ini akan dijadikan program tahun 2017. Kalau jembatannya ingin dibangun tahun 2017, tanah yang lima kali 11 meter itu tolong dibebaskan,”pintanya. Bupati mengajak untuk bersamasama gotong royong, pemkab yang membangun jembatannya warga d i m i nta a ga r ta n a h nya d a p at dibebaskan untuk pelebaran jalan. Nantinya, kalau sudah dibangun jemabatan akan member manfaat bagi masyarakat, sehingga anak-anak yang akan berangkat sekolah tidak lagi menyeberangi sungai. “Mari bareng-bareng gotong royong, nanti pemkab membuat j e m b ata n nya ke m u d i a n u nt u k pelebaran jalan tanah dibebaskan. Karena tanahnya bukan saya ini, tanah tetap disini hanya dilebarkan buat jalan karena yang akan menggunakan

seluruh warga putra putri bapak ibu, karena tadi saya lihat kasihan sekali anak-anak sekolah mau berangkat harus menyeberangi sungai,”jelasnya. Oleh karena itu, tandas Bupati, Pemkab akan hadir dengan membangun jembatan pada tahun 2017 dan pihaknya meminta Camat Karanganyar Muhamad Najib agar mengawal program tersebut supaya masuk Kebijakan Anggaran Umum Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (KUA APBD) tahun 2017. Kepala DPU Kabupaten Purbalingga Sigit Subroto mengatakan, bahwa usulan pembangunan jembatan Kali Kuning nantinya akan menghubungkan Kecamatan Mrebet, Karanganyar dan Kecamatan Kertanegara dan akan dimasukan dalam program anggaran tahun 2017. “Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jembatan tersebut sekitar Rp3 miliar,”jelasnya. Kades Kalijaran Supriyanto, menuturkan bahwa pembangunan jembatan Kali Kuning sudah sangat p ent in g d a n d ib u t u h ka n o leh warganya. Nantinya, apabila direalisasikan akan mempermudah akses jalan dari Desa Kalijaran ke tiga ke ca m ata n ya k n i Ke ca m ata n Karanganyar, Kecamatan Kertanegara dan Kecamatan Mrebet. (Sukiman)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

15


INSPIRASI

INSPIRASI

S

ekitar 1000 anak kaki Gunung Slamet, tepatnya di Rest Area D e s a S e ra n g B r o b a h a n , Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, diajak menuliskan harapan, cita-cita, cerita tentang alam dan desa mereka yang dituangkan dalam surat untuk Presiden RI. Kegiatan menulis surat untuk presiden RI di Serang Brobahan Kecamatan Karangreja ini diikuti sekitar 1000 anak dari 8 sekolah kawasan kaki Gunung Slamet yang diantaranya; SDN1 Serang, SDN2 Serang SDN3 Serang, SDN4 Serang, SDN5 Serang, MI Serang, SDN1 Kutabawa, SDN3 Kutabawa. Relawan gerak menulis dengan tangan Nury Sibly mengatakan gerakan menulis merupakan PR kita bersama, hal tersebut seiring tergerusnya hoby menulis dengan tangan, karena perkembangan gadget sampai kepelosok-pelosok desa. Padahal menulis dengan tangan itu bisa mengasah motorik anak lebih kreatif, bisa lebih mengingat apa yang dipelajari. “Gerakan ini kita bangun di Indonesia dimulai dari kepulauan untuk mengajak anak-anak kembali menulis. Ini bukan PRnya guru saja, bukan PR orangtua saja namun PR kita bersama untuk mengajak kembali anak-anak menulis dengan tangan,”kata Nury, Selasa, (18/10) Menulis surat ditujukan ke presiden, lanjut Nury karena semua anak-anak Indonesia ingin bertemu presiden, anak-anak juga ingin menjadi presiden juga menjadi pemimpin negeri. Sehingga presiden menjadi motor pengerak anak-anak, sekaligus menjadi penyemangat untuk mempunyai harapan yang lebih baik lagi.

16

“Meskipun mereka tinggal di kaki gunung slamet, tapi boleh loh mereka menjadi anak-anak yang hebat. Gerakan menulis dengan tangan ini harus kita sebarkan untuk seluruh anak-anak Indonesia, karena anak-anak adalah masa depan kita,” katanya Sedangkan Pendiri Kuda Pustaka Gunung Slamet, Ridwan Sururi mengatakan gerakan menulis dengan tangan semata-mata untuk membantu anak-anak sekolah agar gemar menulis lagi. Ridwan mengaku prihatin dengan perkembangan pendidikan anak-anak yang terancam dengan gadget.

Volume 106|Tahun XII|2016

“Budaya menulis anak-anak sekarang sangat jauh dibandingkan waktu saya kecil. Sekarang bisa dilihat di sekolah-sekolah apa ada anak yang tulisnnya bagus seperti orang-orang terdahulu,” ujarnya. Dengan adanya kegiatan menulis surat ini, kata Ridwan Sururi, diharapkan anak-anak mampu dan memahami bagaimana bertutur melalui tulisan. “Gerakan menulis dengan tangan ini sebuah terobosan yang luar biasa agar anak-anak tertarik menulis sebagaimana Kuda Pustaka tidak bosan-bosan membawakan buku untuk anakanak. Ya supaya generasi yang akan datang jauh lebih beradab,” tandasnya. Fikri, Siswa klas 6 SDN 4 Serang

Silahkan Scan Berita Video

dalam suratnya menceritakan kepada presiden agar bisa datang ke Serang, dan minta tolong hutanhutan yang gundul untuk bisa ditanami dan para penebang liar dihukum. Kemudian jalan-jalan yang rusak bisa diperbaiki, agar ekonomi warga Serang bisa lebih maju lagi. “Saya berharap tulisan saya bisa dikabulkan oleh Bapak Jokowi,' kata Fikri. Nurul Khasanah, siswi kelas VI SDN1 Serang dalam suratnya bercerita tentang keindahan kaki g u n u n g s l a m e t ya n g b a nya k perkebunan seperti strawberry, the, sayur-sayuran. “Belum lama ini juga diadakan festival gunung slamet

Derap Perwira

pada tgl 13-15 Oktober 2016. Orangorang kemarin membawa hasil pertaniannya ke festival.” Senada dengan Wawan Prs, kelas V MI Guppi Serang, Purbalingga yang bercerita tentang pertanian gunung slamet. “Bapak Presiden yang terhormat, di Desa Serang banyak sekali perkebunan sayur dan pohon pynus dan dhamar atau agathys. Semoga Bapak Presiden suka dengan dusun kami. Tapi jalan di desa kami rusak pak, semoga bapak mau membantunya. Dan satu lagi, di sekolah kami kekurangan buku bacaan.” Lain lagi dengan Nurohmat, siswa kelas V SDN2 Serang. Dia

menanayakan apakah jadi Presiden itu sulit? “Saya jadi ketua kelas saja ke s u l i ta n m e n gat u r te m a n , bagaimana dengan bapak? Indonesia kan luas sekali. Ohya pak, Saya hanya anak petani” Zainun Alif Setiawan, kelas VI SDN1 Serang meminta Bapak Presiden Joko Widodo untuk datang ke Desa Serang yang banyak perkebunan. “Apakah bapak pernah datang ke Gunung Slamet? Desa kami banyak sekali sayuran dan strawberry. Desa kami terkenal dengan lembah asri. Saya ingin bapak datang lihat desa kami. Saya ingin menyampaikan permintaan agar Indonesia tidak ada korupsi.” Berbeda dengan Ikhtina Haru Ridho kelas V SD 1 Kutabawa yang bercerita jarak rumahnya menuju sekolah sangat jauh sehingga ingin diberi sepeda oleh Bapak Presiden. “Saya mohon agar Bapak memberi saya sepeda untuk berangkat ke sekolah. Rumah saya sangat jauh.” Gerakan Menulis dengan Tangan diprakarsai oleh PT Standardpen Industries, kuda pustaka dan UPT Dinas pendidikan Kecamatan Karangreja. Gerakan ini merupakan suatu kepedulian PT Standardpen Industries terhadap dunia pendidikan, perusahaan alat tulis dalam negeri ini membagikan satu juta bolpoin untuk anak Indonesia dengan menjangkau kota-kota seperti Purbaling ga, Pati, DI Yogyakarta, Madura, Pulau BaweanJawa Timur, Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Utara. (Sapto Suhardiyo).

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

17


KESEHATAN

KESEHATAN

Silahkan Scan Berita Video

B

u p a t i d a n Wa k i l B u p a t i Purbalingga merayakan hari cuci tangan pakai sabun sedunia yang ke 9 bersama siswa SD dan TK yang berjumlah 700 anak. Hari cuci tangan sedunia pakai sabun yang jatuh tanggal 15 Oktober digelar di Pendopo Dipokusumo atas kerja sama TP PKK Purbalingga, dinas pendidikan dan dinas kesehatan Purbalingga, Sabtu (15/10).

18

B u p a t i P u r b a l i n g g a Ta s d i mengatakan peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia menjadi momentum agar anak-anak selalu mencuci tangannya dengan sabun sehingga tangannya selalu bersih. Dengan kebersihan yang selalu dijaga diharapkan anak-anak akan tumbuh sehat. Kesehatan yang baik akan menghasilkan anak-anak yang cerdas. “Peringatan hari cuci tangan

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

sedunia juga merupakan bentuk syukur, agar anak-anak Purbalingga selalu diberikan kesehatan, kecerdasan yang berahlakul karimah,” kata Tasdi. Tasdi juga menambahkan menjaga kebersihan juga sebagian dari iman, sehingga diharapkan kedapan anakanak bisa menjadi generasi penerus bagi para pemimpin bangsa. Tasdi juga berpesan kepada bapak ibu guru untuk selalu mendidik dan membimbing agar anak-anak Purbalingga menjadi anakanak yang sehat dan cerdas serta berahlak baik. Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan, Nonot Mulyono mengatakan gerakan cuci tangan pakai sabun harus dimulai dari setiap organisasi pemerintah d a e r a h ( O P D ) . Ya k n i u n t u k menyediakan tempat cuci tangan dan s a b u n d i te m p a t - te m p a t ya n g terjangkau sehingga kebersihan selalu terjaga. “Untuk mempeloporinya, ada beberapa tempat cuci tangan dan fasilitas sabun yang telah kami sediakan di Dinas Kesehatan,”kata Nonot. Pada kesempatan itu juga Bupati dan Forkompimda bersama siswa SD/TK melakukan senam cuci tangan pakai sabun bersama dihalaman Pendopo Dipokusumo. Senam dipimpin oleh pegiat cuci tangan pakai sabun dari Puskesmas Bojongsari. Kemudian dilakukan pelepasan balon tanganmu bersih hiupmu bersih oleh Bupati dan Wakil Bupati. Serta melakukan stempel lima jari di papan komitmen menjadikan cuci tangan pakai sabun sebagai sebuah kebiasaan oleh Forkompimda. (Sapto Suhardiyo)

Derap Perwira

Silahkan Scan Berita Video

D

a l a m ra n g ka m e n c e ga h bakteri atau kuman masuk ke tubuh dan menjadi penyakit di tubuh manusia, salah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dilakukan, salah satunya dengan mencuci tangan memakai sabun sebelum makan setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). “Dengan mencuci tangan pake sabun sebelum makan, itu adalah salah satu kita untuk mencegah dari penyakit, karena salah satunya penyakit datangnya dari tangan kita,”jelas Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga Erny Widyastuti Tasdi saat membuka Hari Cuci Tangan Pakai

Derap Perwira

Sabun Sedunia di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Babakan Kecamatan Kalimanah Jum'at (14/10) yang diikuti seluruh siswa dan diikuti para pimpinan Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) terkait dan Forkopincam Kalimanah. Menurut Erny, salah satu penyaki yang disebabkan oleh manusia adalah bersentuhannya tangan d e n ga n b e r b a ga i b e n d a ya n g mengandung bakteri atau kuman, atau sesuadh melakukan aktifitas BAB serta BAK, sehingga untuk mencegah terkena bakteri/kuman jahat salah satunya adalah mencuci tangan dengan sabun menjadi kewajiban.

Selain itu, mencuci tangan tidak cukup denagn sabun biasa, namun lebih baik lagi dengan menggunakan sabun cair bukan dengan sabun batangan dan dengan air yang mengalir. “Akan lebih baik lagi mencuci tangan pake sabun cair dan tidak memakai sabun batangan, karena kalau menggunakan sabun batangan masih ada bakteri yang menempel di sabun serta cuci tangan dengan air yang mengalir. Dan anak-anak bisa mencegah penyakit dengan mencuci tangan dan dengan gerakan tersebut menjadikan perilaku sebelum makan mencuci tangan pake sabun sebelum makan,”tuturnya. Camat Kalimanah Sukendro m e n g a p r e s i a s i ke g i a t a n y a n g melibatkan anak-anak untuk cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan sesuadh BAB dan BAK. Harapannya denagn kegiaatn tersebut menjadi motivasi untuk menjaga kesehatan setelah beraktifitas di sekolah maupun di rumah serta dijadikan kegiatan berkelanjutan baik saat disekolah maupun di rumah. “Dengan kegiatan tersebut anak-anak dapat dimotivasi untuk menjaga kesehatan setelah berkativitas bermain dengan tangan kotor serta untuk dimanfaatkan dengan cara-cara seperti ini kesehatan akan terjaga, sehingga tidak mudah terserang penyakit, oleh karena itu kesempatan ini untuk dimanfaatan dan kegiatan positif untuk di teruskan tidak hanya disekolah namun juga dirumah,”pintanya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbaling ga Nonot Mulyono mengatakan, bahwa kegiatan PHBS salah satunya mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB dan BAK dapat mencegah berbagai macam penyakit. “Kegiatan cuci tangan pakai sabun ini dapat mencegah penyakit kanker tenggorokan, gangguan pencernaan, diare, typus serta penyakit yang lainnya,”jelasnya. (Sukiman)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

19


PERTANIAN

PERTANIAN

Tasdi-Tiwi,

Silahkan Scan Berita Video

B

upati Purbalingga Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi melakukan penanaman padi di persawahan milik Kelompok Tani Ngudi Rahayu Desa Makam Kecamatan Rembang. Penanaman padi yang dilakukan bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait merupakan penanaman padi pada lahan terakhir di wilayah desa itu. “Penanaman ini merupakan laham terakhir yang ada di desa Makam. Artinya sesudah penanaman oleh Pak Bupati dan Ibu Wakil Bupati, seluruh lahan di persawahan didesa Makam sudah tertanami semua,” kata Kepala Sub Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian pada Badan Penyuluhan Pertanian dan Ke ta h a n a n Pa n ga n ( B P 2 K P ) , Supriyanto, Rabu (5/10). Dengan selesainya seluruh kegiatan pertanam pada musim ini maka para petani di desa Makam dalam satu tahun telah mampu melaksanakan tanam padi tiga kali dalam satu tahun. “Intensitas pertanamannya sudah 300 persen. Yang baru dapat dua kali tanam dalam setahun intensitas pertanamanya baru 200 persen,” jelasnya.

20

Sementara menurut Camat Rembang Suwarto, jumlah luas lahan di wilayah kecamatan Rembang mencapai 2.007 hektar terdiri dari tanah tadah hujan seluas 1.200 hektar dan tanah irigasi teknis 800 hektar. Lahan seluas itu, lanjut Suwarto telah dapat ditanami kembali melalui kegiatan percepatan masa tanam April – September (Asep). “Penanaman pada lahan terakhir tadi sudah dilakukan oleh Pak Bupati dan Bu Wakil Bupati. Kami atas nama warga menyampaikan banyak terima kasih,” katanya. Dikatakan Suwarto, kegiatan pertanaman di wilayahnya saat ini dapat berjalan dengan baik karena dukungan penyediaan pupuk dan peralatan pertanian yang mencukupi. Untuk kebutuhan pupuk para petani disediakan oleh 6 kios pupuk dan dukungan peralatan sejumlah 37 traktor yang tersebar se wilayah kecamatan Rembang. “Saya berharap usaha pertanian tidak lagi dilakukan karena hobi semata namun sudah saatnya dikelola sebagai bisnis yang akan memberikan keuntungan bagi petani,” katanya. B u p at i Ta s d i m e m b e r i ka n apresiasi kepada para petani di kecamatan Rembang, khususnya di desa makam yang telah

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XI|2016

m e n g u s a h a ka n p ro d u kt i f i ta s pertanian secara maksimal sehingga mampu mendukung ketahanan pangan di kabupaten Purbalingga d a n n a s i o n a l . “ Ta h u n 2 0 1 5 kabupaten Purbalingga surplus beras mencapai 63.000 ton. Tentunya itu juga bagian dari surplus yang dicapai oleh para petani di kecamatan Rembang,” katanya. Pada tahun 2016 ini, lanjut Bupati, Purbalingga mendapat target dari pemerintah pusat berupa produksi gabah kering giling sebanyak 252.192 ton atau jika diolah menjadi beras sebanyak 164.000 ton. “Kabupaten Purbalingga sendiri saya targetkan dapat kembali surplus 70.000 ton. Artinya produksi gabah kering giling kita pada 2016 ini harus mencapai sedikitnya 254.000 ton,” tandasnya. Untuk mencapai target tersebut, Bupati Tasdi mengajak para petani untuk melakukan percepatan tanam sehingga yang biasanya hanya tanam dua kali dalam setahun dapat dilakukan tiga kali setahun. Selain itu petani juga harus memperhatikan Sapta Usaha Tani dengan melakukan upaya-upaya ekstensifikasi pertanian. Karena, lanjut Bupati, di tanah Jawa ini tidak mungkin dilakukan intensifikasi pertanian akibat keterbatasan lahan yang semakin berkurang. (Hardiyanto)

Derap Perwira

PURBALINGGA, HUMAS – Meningkatnya produksi atau suplus komoditas padi atau beras tak lepas dari kerja keras semua pemangku kepentingan, termasuk para petani, kelompok tani (klomtan) para penyuluh serta dinas terkait dan peran dari pemerintah daerah. Di Kabupaten Purbalingga yang pada tahun 2014 sempat mengalami penurunan surplus beras yaitu kurang lebih 23 ribu ton, namun pada tahun 2015 meningkat menjadi 63 ribu ton. “Walaupun surplus beras di Purbalingga sempat turun pada tahun 2014 hanya 23 ribu ton, namun pada 2015 alhamdulillah Purbalingga kembali mengalami surplus padi pada 2015 yaitu meningkat mencapai 63 r i b u t o n b e r a s ,” j e l a s B u p a t i Purbalingga saat acara Temu Lapang Petani Dalam Rangka Percepatan Luas Tanam Padi Kabupaten Purbalingga di Desa Gemuruh Kecamatan Padamara Selasa (27/9) Hal tersebut, sambung Bupati,

tentunya menjadi prestasi serta ke r j a s a m a ya n g b a i k a nta ra pemerintah daerah, dinas terkait, unsur TNI dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0702 Purbalingga,Komando Rayon Militer (Koramil) yang terpenting adalah pihak Badan Penyuluh Pertanian (BPK) beserta penyuluhnya juga semua petani. “Tentunya ini menjadi prestasi serta kerjasama yang baik antara pemda, dinas dari Kodim, para Danramil serta yang terpenting adalah pihak BPK beserta penyuluhnnya juga semua petani yang sudah saeyeg saeko proyo bagaimana mewujudkan harapan agar Indonesia, agar Jawa Tengah, agar Purbalingga masalah pangannya tidak kekurangan. Alhamdulilah sampai hari ini kondisinya masih surplus,”tuturnya. Oleh karenanya sambung Bupati, pihaknya bersama Wakil Bupati Purbalingga menyampaikan

terimaksih atas kerja keras kepada semua pihak yang telah mewujudkan sampai hari ini di Purbalingga ketahanan pangannya masih kuat dan masih clear. Dan ketahanan pangan tersebut agar dipertahankan serta ditingkatkan diwaktu mendatang. Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Purbalingga Lily Purwati menjelaskan, bahwa sampai dengan bulan Agustus 2016 realisasi luas tanam seluas 40.054 hektar atau 90, 52 persen. Realisasi panen seluas 27.665 hektar atau 67 persen dan realisasi produktivitas 54,54 kwintal per hektar atau 88, 2 persen serta realisasi produksi sebesar 150.887 ton gabah kering kering giling (GKG) atau 59,8 persen. “Sedangkan sasaran luas tanam sebanyak 44.246 hektar dengan sasaran luas panen 40.777 hektar serta produktivitas 61,85 kwintal per hektar serta produksi 252.192 ton GKG,”jelasnya. (Sukiman)

Silahkan Scan Berita Video

Derap Perwira

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

21


OPINI

OPINI

Pudarnya Nilai Kesopanan Oleh : Lilian Kiki Triwulan

E

ra globalisasi menjadi era yang luar biasa berpengaruh di seluruh lapisan. Teknologi dan informasi berkembang cepat bahkan dalam hitungan detik. Munculnya teknologi-teknogi canggih di satu sisi membawa kemudahan namun di sisi lain justru terdapat dampak yang mampu menurunkan nilai-nilai di masyarakat. Arus globalisasi yang kian cepat, membuat orang-orang di seluruh pelosok negeri berpacu lebih kencang dengan berbagai persaingan yang cukup tajam di berbagai sektor. Hal tersebut membuat orang-orang yang tidak sanggup menerima perubahan akan tertinggal jauh. Sangat disayangkan, justru d e n ga n m u n c u l nya b e r b a ga i teknologi canggih mampu membuat semua terasa mudah. Komunikasi jarak jauh akan terasa dekat, berita dan perkembangan terkini pun akan semakin mudah untuk diakses. Namun di balik kemudahan tersebut akan menimbulkan dampak tersendiri khususnya dari segi nilai kesopanan. Nilai kesopanan yang sudah mendarah daging bagi bangsa Indonesia bahkan sampai terkenal di mancanegara kini tinggalah mimpi belaka. Pasalnya dengan berkembangnya alat komunikasi pintar dan berbagai gadget canggih nilai-nilai sopan santun bangsa menurun. Budaya barat perlahan mulai berkembang biak di lapisan masyarakat mengikis budaya timur yang luhur. Sopan santun yang sudah ada sejak dulu kala dan menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Sopan santunnya, keramahannya dan adat istiadatnya menjadi tiang penting yang harus dijunjung tinggi. Seharusnya dengan adanya alat-alat

22

canggih masa kini mampu membuat nilai-nilai tersebut tetap mendarah daging bukan malah kian menipis. Faktanya di era globalisasi ini, butuh perjuangan berat untuk tetap menjaga nilai-nilai kesantunan bangsa. Anak-anak yang seharusnya mampu menjadi estafet penjaga nilai-nilai luhur tersebut, malah menjadi korban atas keganasan jaman. Sejak kecil mereka sudah mendapat iming-iming gadget dan

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

memainkannya sampai melupakan untuk bersosialisasi dengan rekan sebaya dan lingkungan sekitarnya. Sungguh ironis apabila berkaca pada bangsa saat ini, akan ditemui banyak pergeseran nilai-nilai kesantunan di berbagai kalangan. Anak-anak yang terus memainkan gadgetnya tanpa memandang samping kanan dan kiri mereka, dengan cueknya berjalan tanpa permisi, padahal dahulu orang

Derap Perwira

tua selalu mengajarkan ketika berjalan di depan orang harus sedikit menundukan badan dan memberikan senyuman. Kemudian saat anak-anak ataupun remaja berbicara dengan orang yang lebih tua, mereka cenderung masa bodo dan berbicara sesuka hati mereka tanpa memperhatikan unggah ungguh bahasa. Lalu etika dalam menyampaikan pesan baik di media sosial atau pesan pribadi, mereka tidak mempedulikan bahasa yang mereka pergunakan, hal ini yang membuat geram. Tidak ada salahnya mengirimkan pesan namun harus sesuai dengan etika. Sopan santun seseorang juga dapat dilihat dari cara mereka bertamu, ketika bertamu ada baiknya gadget ataupun alat komunikasi yang dimiliki untuk di silent terlebih dahulu, tidak ada salahnya untuk menyampaikan sedang bertamu dan akan menghubungi nanti setelah berada

Derap Perwira

di rumah kembali. Alasannya ketika bertamu, betapa kurang sopannya apabila orang yang punya rumah sedang berbicara lalu sebagai tamu sambil duduk santai memainkan gadgetnya sangat terlihat kurang pas, lalu untuk apa bertamu kalau seperti itu. Nilai kesopanan yang mulai memudar juga bisa dilihat ketika dulu orang yang lebih muda harus mencium tangan orang yang lebih tua sekarang bisa terlihat beberapa orang saja yang masih melakukan hal itu. Tidak hanya kepada orang yang lebih tua saja bahkan ada yang kepada orang tua sendiri tidak melakukan hal tersebut. Di abad 21 ini, sopan santun menjadi harga yang sangat mahal. Penting untuk diketahui berharganya sebuah nilai yang identk dengan bangsa Indonesia akan menjadi penentu kualitas Negara, sebab dari sinilah Indonesia akan dikenal dengan nilai-nilai

luhurnya, sopan santunnya, ramah tamahnya. Hal inilah yang membedakan dengan negaranegara lain. Justru akan terlihat salah apabila kita tidak mempertahankan cirri khas kita dan kita lebih mengagung-agungkan budaya barat. Dimana nantinya jati diri bangsa berada jika semua hanya tiruan belaka. Melorotnya nilai-nilai kesopanan harus diminimalkan, seluruh lapisan masyarakat harus turun langsung untuk mengatasinya. Sebelum terlambat, sebelum semua terlanjur, dan sebelum penyelasan dating di kemudian hari, mari bersama-sama kita jaga jati diri bangsa. Tanamkanlah kepada putra putri, bibit-bibit terbaik bangsa pendidikan karakter, dimana mereka diajarkan karakter-karakter bangsa yang kental akan sopan santunnya. Dimulai dari keluarga kecil, didiklah, bimbinglah dan tuntunlah agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam jurang ke baratbaratan yang akan menurunkan kualitas negara. Jadilah tauladan bagi mereka, contohkanlah yang terbaik dan berikanlah mereka pemahaman secara mendalam. Jadikanlah mereka generasi emas yang menjunjung ting gi nilai-nilai keagungan bangsa. Mari bersamasama atas kesediaannya kita bangun kembali pondasi bangsa yang mulai runtuh. Masih ada waktu untuk memperbaiki semua dan mewujudkan Indonesia yang luhur dengan budayanya, sopan santunnya yang menjadi cirri khas negara yang kaya akan segalanya. Jika tidak dimulai dari sekarang, mau sampai kapan moral negeri tercinta ini akan dijajah dan digerus terusmenerus? Kita harus mampu mengembalikan nilai-nilai kesopanan mulai dari hal yang terkecil dan mulai dari sekarang.

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

23


UMKM

UMKM

Silahkan Scan Berita Video

M

otif batik berjudul Eksotisme Goa Lawa Karya Marsha Hamira Subiyakto dari Desa Slinga Kecamatan Kaligondang menjadi Juara I Lomba Desain Motif Batik Khas Purbalingga 2016. Lomba desain batik kali ini dinilai sukses karena diikuti lebih banyak d e s a i n e r m u d a d i ka b u p a t e n Purbalingga. Dari 185 karya desain motif batik yang berasal dari 157 peserta, lebih limapuluh persen diantaranya merupakan karya desain dari anak-anak muda. “Kita berharap kegiatan ini bisa untuk regenerasi perajin batik di Purbalingga. Saya bersyukur karena hari ini dari 185 peserta kebanyakan adalah anak-anak muda,” kata Bupati Purbalingga Tasdi usai menyerahkan tropy dan hadiah Lomba Desain Motof Batik Khas Purbalingga di Pendapa Dipokusumo, Kamis (6/10). Dikatakan Bupati, lomba desain yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kabupaten Purbalingga selaras dengan komitmen dan visi misi B u p at i – Wa k i l B u p at i d a l a m membangun ekonomi kerakyatan melalui pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

24

“Batik menjadi salah satu produk ekonomi kreatif yang perlu dikembangkan sehingga nantinya batik Purbalingga digemari oleh rakyat dan mampu berbicara dikancah regional maupun nasional,” katanya. Terkait kelanjutan dari lomba desain batik tersebut, Bupati mengaku akan menjadikan motif batik yang menjadi juara sebagai batik Purbalingga yang akan digunakan oleh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN), siswa sekolah dan karyawan swasta. “Nanti kita akan lihat dulu hasilnya seperti apa. Yang jelas hari ini ada 6 motif batik yang menjadi juara. Komitmen kita adalah akan mengembangkan batik Purbalingga menjadi produk lokal sebagai salah satu produk untuk program Bela Beli Purbalingga,” jelasnya. Ketua Dekranasda Purbalingga Erni Widyawati Tasdi mengaku gembira karena penyelenggaraan peringatan hari batik di kabupaten Purbalingga berlangsung sukses. Menurutnya, khusus untuk lomba desain motif batik juga diselenggarakan berbeda dengan mengambil tema Pesona Goa Lawa sebagai ciri khas kabupaten Purbalingga. “Kami berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

membantu termasuk antusias para peserta yang berusaha menampilkan motif batik terbaiknya,” katanya. Penilaian lomba yang dilakukan tim juri terdiri dari Thaifur Anwar, Ruwahdi dan Drs Sutarto menetapkan desain berjudul Eksotisme Goa Lawa karya Marsha Hamira Subiyakto dari Desa Slinga Kecamatan Kaligondang sebagai Juara I. Sedangkan Juara II diraih Ainurrofik dari Desa Kalapacung Kecamatan Bobotsari dengan karya desain berjudul Mustika Goa Lawa. Karya ini juga menjadi juara favorit pilihan tamu undangan. Juara III adalah Lawa Kembar milik Eva Menanda dari Desa Babakan Kecamatan Kalimanah. Sementara itu Juara Harapan I sampai Harapan III berturut-turut adalah desain Lawa Golet Pangan karya Hanif Ardiansyah desa Sumilir, Kemangkon, kemudian desain Kalong Megar atas nama Silvia Ratna Sari Dewi desa Kalapacung, Bobotsari dan desain Pesona Goa Lawa milih Tarwo, SPd Kelurahan Kedungmenjangan, Purbalingga. Panitia juga memberikan apresiasi kepada peserta termuda yakni Gabriela Ayu Aryo Putri P (9) dari SD PIUS Purbalingga. (Hardiyanto)

Derap Perwira

Silahkan Scan Berita Video

M

elalui program Bela Beli Purbalingga, Bupati Tasdi meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mulai memanfaatkan produk-produk Purbalingga baik untuk keperluan jamuan rapat dan acara maupun penggunaan seragam kantor. “Bertepatan tanggal 1 Oktober ini saya canangkan dimulainya program Bela Beli Purbalingga. Mulai saat ini kita belajar untuk menggunakan produk Purbalingga dalam berbagai kegiatan. Kami akan mempelopori acara-acara di pendopo menggunakan kuliner UMKM Purbalingga,” ujar Tasdi didampingi Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Kepala Bagian Umum Setda dan pejabat lainnya saat memperkenalkan berbagai jenis produk jajanan UMKM yang dapat dimanfaatkan untuk jamuan tamu. Menurut Bupati, hingga Desember nanti jajaran OPD hingga ke tingkat kecamatan dan desa diminta mulai berkomitmen untuk menggunakan produk UMKM dalam setiap kegiatan yang diadakan. Program Bela Beli

Derap Perwira

Purbalingga ini, lanjut Bupati akan diterapkan resmi mulai Januari 2017. “Nanti mulai 1 Januari 2017 Bela Beli Purbalingga resmi kita terapkan. Jadi kalau masih ada OPD yang menggunakan selain produk UMKM Purbalingga berarti menjadi temuan dan wajib mengembalikan (anggaran belanja-red),” katanya. Sementara itu, kepada para pelaku UMKM Bupati meminta kesiapannya untuk berinovasi agar produk yang dihasilkan baik kuliner maupun non kuliner semakin menarik dan layak dijadikan jamuan tamu dan souvenir. Khusus untuk produk kuliner yang akan dijadikan snack jamuan tamu, menurutnya tak harus seragam karena kendala pengadaan yang terbatas. “UMKM harus siap. Juga harus kreatif baik dalam meningkatkan mutu produk maupun kemasannya. Ondol yang sederhana ini kalau diolah menjadi bentuk yang kreatif dan kemasan yang menarik pasti akan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi,” katanya. Kasi Pembinaan dan

Pengembangan UMKM Dinperindagkop Purbalingga Adi P u r wa nto m e n ga ku U M K M d i Purbalingga telah siap menyambut program Bela Beli Purbalingga. Menurutnya pihaknya telah m e n g u m p u l ka n p e l a ku U M K M utamanya di wilayah Kecamatan Rembang, Bobotsari, Kertanegara, Karanganyar, Purbalingga, Bojongsari dan Kemangkon. “Semua siap dan produk yang dihasilkan sudah dicek langsung oleh Bupati, Tim Penggerak PKK, dan Tim dari Bagian Umum Setda. Kualitas dan kuantitas produk akan disesuaikan dengan pesanan. Sistemnya pemerataan,” jelasnya. Menyangkut adanya pembayaran yang tak bisa langsung, akan diatasi dengan dilibatkannya sejumlah koperasi untuk memback up pembayarannya. “Karena perputaran modal UMKM tergolong kecil, koperasi sudah siap backup dan nanti pemesan (Bagian Umum-red) membayar kepada koperasi mitra UMKM,” katanya. (Hardiyanto)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

25


WISATA

WISATA

pertanian warga sudah mulai terlihat jalanan tidak lagi sesempit saat di gunung tapi jalannya licin jadi tetaplah berhati-hati. “Ayo-ayo bentar lagi sampai” kata salah satu panitia yang berteduh di dalam mobil. Para petualangpun berlarian berteriak sahut menyahut. J i ka a d a r u m a h - r u m a h wa rga beranyamkan bambu dan tanaman nanas berjajar rapi maka Goa Lawa sudah di depan mata. Yeayyyy....luar biasa jika Anda dapat menempuh semua perjalanan dan sampai di tujuan. Walaupun dengan berbagai rintangan bahkan rasa lelah yang luar biasa semua tak akan terasa jika dilalui dengan rasa senang. Akan ada kepuasan tersendiri jika bisa melalui semua. Asyik dan sangat menyenangkan 4 jam perjalanan tak lagi terasa. Ketua Umum Pelaksana Lintas Alam Seragola, Eko Susilo mengatakan, lintas alam ini memang baru pertama

M

inggu (2/10) Rest Area Desa Serang dipadati oleh peserta Lintas Alam Seragola (SerangGoa Lawa). Mereka hadir dari berbagai penjuru bahkan jauh-jauh dari luar ko ta d a n l u a r p rov i n s i u nt u k berpartisipasi mengikuti Seragola. Ekspedisi ini menempuh jarak kurang lebih 7,2 km untuk sampai ke garis finish di Objek Wisata Goa Lawa. Perjalanan dimulai dari Rest Area Lembah Asri Desa Serang melewati hamparan barisan luas kebun teh. Akses jalan yang mulus jadi dapat dilalui dengan mudah. Para peserta Seragola, mereka asyik berselfie ria dengan gawai dan juga

26

kamera dengan latar belakang panorama alam. Setelah perkebunan teh, Anda akan melewati perkebunan sayur milik warga, bahkan jika Anda beruntung Anda akan menyaksikan para petani yang memanen sayuran. Selain sayuran ada juga buah yang ditanam subur oleh warga, ada Strawberry dan juga tomat. Jalanan tidak lagi semulus sebelumnya, jalanan mulai berbatu dan menyempit. Tanjakan sudah mulai terlihat dan pepohonan rindang sibuk menyapa melambai-lambaikan dahan dan dedaunan. Angin dingin menyeruak menusuk tubuh dan kabut tebal perlahan menuruni perbukitan.

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

kali dilakukan untuk umum, hal ini bertujuan untuk memperkenalkan Desa Wisata Serang dan Objek Wisata Goa Lawa. “Petualangan ini juga dilaksanakan sebagai ajang promosi dan mengangkat potensi-potensi wisata yang ada di Purbalingga khususnya wisata petualangan alam.” Tambahnya. “Purbalingga patut bangga karena memiliki potensi wisata yang luar biasa, “ kata Guntur (29) salah satu peserta Seragola yang terjauh dari Tangerang. Indra (28) rekan satu timnya juga mengakui, ini baru pertama kalinya mereka datang ke Purbalingga dan alamnya mampu memanjakan diri. “Saya sendiri tidak menyesal sudah datang jauh-jauh h a n y a u n t u k i k u t S e r a g o l a ,” tambahnya. Lintas Alam Desa Serang-Goa Lawa jadi destinasi wisata alam yang patut dicoba khususnya bagi Anda yang suka petualangan menantang dan

para pecinta alam. Jangan sampai melewatkan ekspedisi alam SerangGoa Lawa cara unik berwisata asyik. Ta p i b a g i A n d a y a n g b e l u m berpengalaman jangan mencoba sendiri ya harus ada rekan-rekan yang memang sudah berpengalaman menjelajah alam. “Asyiknya tuh ramerame kalau mau nikmatin alam,” kata Sigit peserta dari Relawan Indonesia. Persiapkan diri yang fit, bawa perbekalan secukupnya agar tidak membebani saat perjalanan. Siapkan juga jas hujan karena cuaca yang tidak menentu. Jadi tunggu apa lagi, ayo berekspedisi melintasi alam Desa Serang menyusuri jajaran pegunungan, rimbunnnya hutan, dan terjalnya jalan untuk sampai di Objek Wisata Goa Lawa. (Lilian Kiki Triwulan)

Rintangan yang menghadang tidak akan menghalangi semangat para petualang untuk sampai tujuan. Sesampainya di Pos Pertama, alam akan menyuguhkan keindahannya. Dari atas bukit Puncak Kelir jika cuaca cerah akan terlihat bentangan pedesaan berhiaskan awan berjajar rapi di lereng Gunung Slamet. Namun demikian juga perlu kewaspadaan karena sebelah kiri track terdapat tebing yang cukup curam 3 jam telah dilalui akhirnya tiba di pos terakhir, di pos ke tiga ini tempatnya cukup lapang ada gubuk kecil yang bisa digunakan sebagai tempat berteduh dan istirahat sejenak. Setelah melewati sungai itu lahan

Derap Perwira

Derap Perwira

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

27


GALERI FOTO

Bupati Ngantor di Desa Karangsari

Patauan Proyek Jalan Onje dan Jambu Karang

Panen Raya di Desa Sidakangen

28

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

GALERI FOTO

Pemberian Rekor Muri 777 Lodong di Desa Serang

Subuh Berjamaah &Gebrak Gotong Royong Desa Tlagayasa

Kunjungan Yayasan Pikulan

Derap Perwira

Pencanangan RTLH di Desa Purbasari

Penyerahan Tanah SMK N 1 Bojongsari

Upacara Hari Pramuka MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

29


PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

Rehab Rumah Siswa Silahkan Scan Berita Video

P

URBALINGGA , HUMAS – Keluarga Misrun, warga Kelurahan Bojong Kecamatan Purbalingga menjadi keluarga yang berbahagia karena mendapat perhatian lebih dari keluarga besar SMP Negeri 1 Purbalingga. Pasalnya, salah satu putranya yakni Febri Tri Purnomo yang bersekolah di SMP tertua di kabupaten Purbalingga ini mendapat giliran pertama program Bedah Rumah yang didanai dengan iuran siswa, guru dan karyawan sekolah itu. “Program ini (pemugaran rumah siswa miskin –red) direncanakan beberapa bulan lalu. Ternyata para guru dan siswa sangat antusias sehingga kita mampu merehab satu rumah milik orang tua siswa kami Febri Tri Purnomo,” kata Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Purbalingga Sutrisno, Minggu (9/10). M e n u r u t Tr i s n o , p r o g r a m

30

pemugaran rumah siswa miskin baru pertama dilakukan untuk merespon program pemkab yang dicanangkan oleh Bupati. Selain itu, untuk menumbuhkan kebersamaan dan jiwa sosial kepada komunitas SMP Negeri 1 Purbalingga. Dikatakan Sutrisno, setelah dilakukan sosialisasi para guru dan siswa sangat antusias sehingga dalam jangka waktu tiga hari m a m p u m e n g u m p u l ka n d a n a sukarela sebanyak Rp 18. 789.000. Dari infak 819 siswa Rp 9.123.000 dan iuran guru dan karyawan Rp 9.665.000. “Program ini akan kami dilakukan setiap tahun karena dari data yang ada masih ada 7 siswa yang layak dibantu,” katanya. Dari dana yang terkumpul, lanjut Sutrisno, diimplementasikan untuk membantu rehab rumah Rp 14.500.000, kemudian Rp 4.500.000 untuk pengadaan bantuan 2 buah

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XI|2015

sepeda, 2 filling kabinet dan satu almari belajar. Bupati Purbalingga Tasdi yang mengawali proses rehab rumah dengan mencopot pintu rumah sangat mengapresiasi atas gerakan yang dilakukan jajaran Dinas Pendidikan kabupaten Purbalingga. Karena telah merespon program yang diluncurkan untuk membantu mengentaskan 27 ribu warga yang rumahnya masih belum layak huni. Pemkab Purbalingga pada tahun ini mengalokasikan APBD lebih dari Rp 21 miliar untuk merehab 2.150 RTLH. Rencananya pada 2017 mendatang akan direhab 3.000 rumah. “Untuk mengatasi ini perlu kebersamaan dan sengkuyung semua stakeholder. Saya berterima kasih karena jajaran pendidikan sudah menangkap ini. Kalau kemarin dilakukan oleh SMP Negeri 1 Karangmoncol, kali ini SMP Negeri 1 Purbalingga,” jelasnya. Menurut Bupati, dirinya sangat mendorong seluruh SMP di kabupaten Purbalingga baik negeri maupun swasta dapat melakukan hal serupa karena masih banyak siswa yang kondisi orang tuanya perlu mendapat bantuam. Pada kesempatan tersebut Bupati memberikan bantuan tambahan dana serta sembako dari Tim Penggerak PKK Pubalingga dan kursi roda dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Purbalingga. (Hardiyanto)

Derap Perwira

PURBALINGGA, HUMAS – Perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tidak lepas dari peran para ulama dan para santri. Hal tersebut tidak dapat diragukan lagi karena pada tanggal 22 Oktober 1945 dalam merespon Agresi Militer Belanda kedua di Indonesia dibawah kepemimpinan Hasyim Asy'ari sesepuh pendiri Nahdlatul Ulama mengeluarkan fatwa untuk berjihad' “Sebagaimana diketahui bersama, bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia sebenarnya tidak lepas dari peran ulama dan para santri. Ini sudah tidak diragukan lagi, bahwa ternyata para santri mempunyai andil/peranan yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia,”ujar Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Pendapa Dipokusumo Selasa (18/10) saat membuka Halaqoh Dalam Rangka hari Santri Nasional Tingkat Kabupaten Purbalingga. Menurut Wabup, peran para santri dan ulama terbukti pada 22 Oktober 1945 dalam rangka merespon agresi militer penjajah Belanda yang II,para kyai-kyai para ulama dan para santri pada saat itu dibawah pimpinan Hasyim Ashari sesepuh pendiri NU mengeluarkan fatwa yang dinamakan resolusi jihad. “Dalam fatwa resolusi jihad tersebut, dimana pada saat itu kaum muslimin diwajibkan mementang para penjajah, bahkan siapun yang meninggal melawan penjajah dalam

Derap Perwira

fatwa tersebut digolongkan sebagai mati syahid,”jelasnya. Untuk itu, kata Wabup,dalam rangka Hari Santri Nasional pihaknya mengapresiasi kepada warga NU Purbalingga yang sudah menginisiasi dalam rangka silaturahmi dalam rangka menjalin ukhuwah antara ulama dan umaro serta umat. Selain itu, Wabup juga menyampaikan Hari Santri Nasional kepada para seluruh santri yang ada di Purbalingga. Harapannya, momentum hari santri dapat meningkatkan semangat dan meningkatkan motivasi santri di Purbalingga untuk terus berkontribusi terhadap pembanguna bangsa dan Negara Indonesia utamanya pembangunan di Kabupaten Purbalingga. Senada dengan Wabup, KH Akhmad Muwafiq atau Gus Muwafiq dari Yogyakarta juga menyatakan, bahwa pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan yang bertujuan untuk membentuk santri yang mampu berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat. “Peran santri dalam perjalanan sejarah bangsa ini dapat dikalsifikasikan menjadi tiga periode, yakni saat sebelum kemerdekaan, p e r j u a n ga n ke m e rd e ka a n d a n ke m e rd e ka a n h i n g ga sekarang,”jelasnya. Dalam peran kehidupan berbangsa dan bernegara, sambung Gus Muwafiq, para santri telah mengawal keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) dari bahaya dan ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. “Apalagi saat ini telah berkembang fa h a m ra d i ka l , te ro r i s m e d a n komunisme,”tuturnya. Gus Muwafiq menambahkan, Indonesia bukan negara Islam, akan tetapi ajaran agama Islam telah hidup subur di negara ini. Untuk itu, NKRI adalah merupakan harga mati dan siapapun yang bermaksud merusak persatuan dan kesatuan bangsa, maka hukumnya wajib diperangi. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Purbalingga Muchdir menjelaskan bahwa Hari Santri Nasional tujuannya adalah untuk menanamkan rasa cinta tanah air kepada seluruh elemen bangsa, memberikan wawasan tentang peran nyata santri dalam membangun nilainilai kebangsaan dalam NKRI serta untuk melaksanakan visi misi Purbalingga yang mandiri, berdaya saing, sejahtera dan berakhlakul kharimah. (Sukiman)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

31


OPINI

OPINI

Staf Bagian Humas dan bergengsi untuk ukuran di

T

anggal 27 November 2016 masyarakat Purbalingga k h u s u s nya d e s a ya n g

mengalami kekosongan Kepala Desa akan melaksanakan Mbaranggawe, yaitu Perhelatan Besar Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Desa yang berlangsung di 31 (tiga puluh satu) Desa tersebar di 15 (lima belas) Kecamatan. Pesta Demokrasi ini tentunya sangat menarik, karena diselenggarakan secara serentak pada hari Minggu Manis tanggal 27 November 2016. Jabatan Kepala Desa merupakan Jabatan Politis, hampir semua orang di desa ingin menduduki jabatan yang prestisius

32

habis untuk membuat SPJ.

tingkat desa. Untuk menduduki

D is a m p in g m a sya ra kat

jabatan tersebut tidaklah mudah,

umum, tidak terkecuali PNS

karena harus melalui proses

jabatan sebagai Kades

pemilihan yang melibatkan

tampaknya lebih menarik dan

seluruh warga masyarakat.

menantang. Sehingga walaupun

Disamping seorang Calon Kades

masih aktif di PNS , seorang PNS

harus memiliki Jiwa Ledership

juga ingin mengabdikan dirinya

yang matang (Akseptabilitas,

bagi kemajuan dan kesejahteraan

Kompatabilitas dan Kapabilitas)

desanya. Namun khusus bagi

juga harus didukung faktor

seorang PNS yang bermaksud

financial yang cukup kuat.

maju dalam Pemilihan Kepala

Saat ini tugas dan

Desa (Pilkades) sesuai dengan

tanggungjawab sebagai Kepala

Perda Nomor 02 Tahun 2016

Desa bertambah berat,

maka harus mendapat izin

disamping tugas rutin dalam

tertulis dari Pejabat Pembina

memberikan pelayanan kepada

Kepegawaian dalam hal ini

masyarakat, juga seabreg tugas

adalah Bupati.

dalam pengelolaan keuangan

Diskresi Bupati

berbagai program dan kegiatan

Dalam UU Nomor 30 Tahun

yang turun di desa. Hampir

2014 tentang Administrasi

s e m u a D e s a ya n g a d a d i

Pemerintahan pada pasal 1 angka

Purbalingga anggaran keuangan

(9) disebutkan bahwa diskresi

yang dikelola baik melalui

adalah keputusan dan/atau

Anggran Dana Desa (ADD)

tindakan yang ditetapkan

maupun Dana Desa (DD)

dan/atau dilakukan oleh pejabat

berjumlah milyardan. Sehingga

pemerintahan untuk mengatasi

tidaklah mengherankan apabila

persoalan konkret yang dihadapi

P re s i d e n R I J o ko W i d o d o

dalam penyelenggaraan

memberikan sindiran kecil bahwa

pemerintahan dalam hal

PNS termasuk didalamnya

peraturan perundang-undangan,

Kades/Perangkat Desa, dalam

yang memberikan pilihan, tidak

melaksanakan tugas waktunya

mengatur, tidak lengkap atau

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Derap Perwira

tidak jelas, dan/atau adanya

langka), sehingga tidaklah

Kepala Desa dengan berbagai

stagnasi pemerintahan.

berlebihan apabila masyarakat

pertimbangan; pensiun, mutasi,

Maka berdasarkan ketentuan

berharap lebih, jika nanti

pemberhentian, meninggal,

tersebut, terkait dengan

Desanya dipimpin oleh Kades

kebijakan Moratorium dan

pelaksanaan Perda Nomor 02 Tahun

yang nota benenya seorang PNS

penambahan SKPD baru.

2016, Bupati sebagai pejabat

akan membawa angin perubahan

pemerintah diberikan kewenangan

kearah masyarakat yang lebih

dengan

untuk menggunakan Hak

baik, maju dan sejahtera.

Pegawai Negeri Sipil untuk

Pertimbangan Bupati Tidak Mengizinkan

k o n t e k s

mendaftarkan diri dalam

atau p u n tidak meng izinkan

permasalahan inilah akhirnya

Pencalonan dan Pemilihan Kades

(pilihan) bagi PNS yang hendak

Bupati memandang perlu untuk

tentunya sangatlah beralasan.

mengikuti Pencalonan sebagai

mengambil sikap terkait masih

Disamping adanya kekhawatiran

Kepala Desa.

adanya PNS yang berminat untuk

tidak akan dapat memberikan

mencalonjkan diri sebagai Kepala

pelayanan yang optimal kepada

selalu mengizinkan kepada setiap

Desa.

Dengan berbagai

masyarakat, jika ada PNS yang

calon Kepala Desa yang berasal dari

pertimbangan akhirnya Bupati

ikut mencalonkan diri sebagai

PNS, sepanjang tidak pernah

mengeluarkan Surat Edaran

Kades, juga ingin memberikan

tersangkut masalah hukum,

Nomor 800/8264/2016 tentang

kesempatan yang seluas-luasnya

tentunya dengan harapan bahwa

Izin Mengikuti Pencalonan

kepada khalayak masyarakat

PNS tersebut akan dapat merubah

Kepala Desa Bagi PNS.

umum, untuk dapat berkontribusi

Prerogratif-nya yaitu mengizinkan

Dalam sejarahnya Bupati

D a l a m

ko n d i s i d e s a y a n g s e m u l a

Inti dari isi Surat Edaran

melalui darma bhaktinya kepada

terbelakang dan tertinggal kearah

dimaksud bahwa Bupati selaku

masyarakat dengan cara

yang lebih baik dan maju.

Pejabat Pembina Kepegawaian

mencalonan dirinya sebagai

Ditambah lagi figur dan sosok

Tidak Mengizinkan Pegawai

Kades. Kita tunggu bersama saja

seorang PNS di pedesaan bisa

Negeri Sipil untuk mendaftarkan

nanti, tanggal 27 November 2016,

dihitung dengan jari (sangat

diri dalam Pencalonan, Pemilihan

Insya Allah.

Derap Perwira

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

33


SENI BUDAYA

P

asukan Garuda yang tergabung dalam pasukan TNI Konga XXVIII-I/ United Nations Interim Force in Lebanon(UNIFIL) 2016, Rabu (5/10) malam menampilkan seni budaya Indonesia termasuk dari Purbalingga dan Banyumas di Beirut Lebanon. Pasukan tersebut selain membawa misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga membawa misi promosi budaya, kesenian dan pariwisata Indonesia khususnya Purbalingga dan Banyumas. Kepala Divisi Kebaharian KRI John Lie-358, Lettu Laut (P) Rafael Bimantoro mengungkapkan, b e r b a ga i s u g u h a n s e n i ya n g ditampilkan antara lain Punokawan, kenthongan (thek-thek), tarian dari Bali, dan kesenian sejumlah daerah di Indonesia. Sambutan para tamu sangat luar biasa, bahkan usai acara, para tamu meminta foto bersama dengan para anggota pasukan yang mengenakan kostum punokawan dan kostum penari. “Secara kebetulan Komandan Kapal Republik Indonesia (KRI) John

34

SENI BUDAYA

dan ebeg Banyumasan, disamping kesenian dari daerah lain di Indonesia. Selain itu kami juga memperkenalkan beberapa produk khas Banyumasan, seperti batik dan dan blangkon dari Purbalingga,” kata Rafael sembari menambahkan, dari Rafael juga menyampaikan jumlah pasukan itu, 20 prajurit terima kasih kepada Pemkab diantaranya berasal dari eks Purbalingga melalui Dinas Karesidenan Banyumas. Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Sementara itu Kepala Bidang Olah Raga (Dinbudparpora) yang telah mendukung misi pasukan Pariwisata, Ir Prayitno, M.Si tersebut. “Cinderamata dan souvenir m e n g a t a k a n , p i h a k n y a yang diberikan kepada pasukan kami, menyampaikan terima kasih atas mendapat perhatian yang luar biasa kerjasama yang baik dengan pasukan di Lebanon. Begitu pula dengan kontingen Garuda yang tergabung penampilan Punokawan yang dalam pasukan TNI Konga XXVIII-I/ pakaiannya diberi d a r i United Nations Interim Force in Dinbudparpora Purbalingga, mereka Lebanon (UNIFIL) 2016. “Disela-sela menilai unik dan langsung meminta bertugas menjaga misi perdamaian, para prajurit TNI tersebut ternyata foto bersama,” ujarnya. juga mempromosikan senibudaya, Rafael mengatakan, anggota dan pariwisata Purbalingga dan pasukan yang berjumlah 107 prajuit Banyumas. Meski mereka bertugas memperkenalkan budaya dan jauh dari Indonesia, semangat kesenian Purbalingga dan Banyumas m e n c i n ta i b u d aya I n d o n e s i a di beberapa negara yang disinggahi khususnya Banyumasan, ternyata selama bertugas disana, salah sungguh luar biasa,” kata Prayitno. (y) satunya di Lebanon. ”Kami menampilkan kesenian kenthongan Lie-358 Kolonel Laut (P) Heri Triwibowo adalah putra asli Desa Papringan Banyumas, jadi promosi budaya dan pariwisata difokuskan untuk lingkup Banyumas dan sekitarnya,” kata Rafael.

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Derap Perwira

P

entas seni kesenian uyonuyon yang diselenggarakan setiap bulan sekali oleh Pemerintah Kabupatren (Pemkab) Purbalingga berupa penampilan seni ka ra w i ta n J a wa t i d a k h a nya melibatkan masyarakat dari 18 kecamatan. Namun untuk melestarikan dan menjaga budaya tradisional tersebut, sekolah juga dilibatkan. Untuk bulan ini, giliran Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purbalingga tampil di Pendapa Dipokusumo Selasa malam (30/8) memeriahkan acara tersebut dengan menampilkan kebolehan siswasiwinya memainkan gendinggending Jawa dan menampilkan beberapa tarian tradisional Jawa di hadapan Bupati Purbalingga Tasdi d a n Wa k i l B u p at i ( Wa b u p ) Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi

Derap Perwira

beserta para pimpinan SKPD dan masyarakat. Diantara gending-gending dan lelagon yang ditampilkan antara lain, Ricik-ricik Banyumasan, Gugur Gunung, Ayun-ayun Tanjung Gunung, Lancaran Rembang Kumandang dan Lancaran Bazis serta Lancaran Elingeling Banyumasan (Beksan Gambyong Banyumasan). Selain itu, di sela-sela acara tersebut, seperti biasanya, tokoh budaya ber juluk Ki Waru Doyong yaitu Subeno mantan Sekda Purbalingga juga menyampaikan ular-ular dengan ajakan melestarikan seni budaya melalui petuah-petuahnya yang tak jenuh di dengarkan oleh para yang hadir. Dalam sambutannya, Bupati Purbalingga Tasdi menuturkan, bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk nyata dari sekolah dalam

rangka ikut melestarikan budaya tradisional khususnya seni karawitan. “Seni Karawitan merupakan salah satu musik Indonesia yang indah, unik dan mengandung nilai estetika yang tinggi. Harapan saya, upaya nyata pengembangan dan pelestarian budaya ini tidak hanya dilakukan di sekolah saja. Akan tetapi dilakukan sedini mungkin lewat lembaga-lembaga dasar, baik formal maupun non formal,”pintanya. Bupati menambahkan, bahwa pengembangan dan pelestarian tidak hanya seni karawitan saja, akan tetapi juga seni tradisional lain yang t u m b u h d a n b e r ke m b a n g d i masyarakat, sehingga keberadaannya akan terjaga dan lestari, sebagai salah satu kekeyaaan budayawarisan nenek moyang, ujar bupati. (Sukiman)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

35


INFRASTRUKTUR

INFRASTRUKTUR

P

Silahkan Scan Berita Video

B

upati Purbalingga Tasdi Senin sore (26/9) bersama para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait mengunjungi proyek-proyek infrastrukur. Proyek-proyek yang dikunjungi antara lain pembangunan sarana prasarana (sarpras)fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan sarpras pasar dan jalan di berbagai wilayah. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Bupati meninjau ruang rawat inap baru untuk kelas III dan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) dan meminta agar rekanan mengerjakan proyek sesuai target yang sudah ditentukan. Selain itu bupati juga meminta agar proyek yang

36

dikerjakan tepat waktu, tepat mutu d a n t e p a t ku a l i t a s nya t a n p a mengurangi anggaran. “Saya minta rekanan untuk mengerjakan proyek dengan tepat waktu, tepat mutu serta tepat kualitasnya tanpa mengurangi anggaran,”pinta Bupati. Selain itu, saat berkunjung ke proyek rehab Puskesmas Kecamatan Mrebet, karena seringnya turun hujan Bupati meminta agar pengerjaan proyek dilakukan hati -hati dan jangan sampai jatuh korban, selain itu untuk mempercepat agar selesai sesuai target penyelesainnya, rekanan diminta menambah tenaga kerja sehingga selesai dengan tepat waktu. “Saya minta agar pengerjaan Puskesmas Mrebet tepat waktu dan tepat manfaat serta tepat mutu dan

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 105|Tahun XII|2016

saya minta selaesai sesuai target yang telah ditentukan. Karena kalau tidak sesuai target rekanan rugi, pemerintah daerah juga rugi masyarakatpun juga rugi,”ujarnya. Usai dari mengunjungi pembangunan Puskesmas Kecamatan Merebet, Bupati melanjutkan kunjungan ke proyek pembukaan jalan jalur baru Tlahab-Kali Kesing Dusun Cumbut tembus ke objek wisata Goa Lawa dengan nilai anggaran kurang lebih Rp4 miliar. Selanjutnya mengunjungi pembangunan Pendapa Kecamatan Karangmoncol dan Puskesmas Karangmoncol serta ke lokasi proyek pelebaran jalan di Dusun Gembrungan Kecamatan Kaligondang. (Sukiman)

Derap Perwira

elebaran Jalan Onje dan Jambu Karang telah dimulai pekerjaannya oleh CV Makmur Abadi, Babakan, Kamis (6/10). Dari data Bagian pembangunan pelebaran jalan menelan anggaran sebanyak Rp 3.532 miliar. Dimana Jalan Onje sebesar Rp 1,902 miliar dan Jambu Karang sebesar Rp 1.631 miliar. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk peningkatan jalan dengan panjang 507,3 meter. Rincian pelebaran jalan beton 2,5 meter, trotoar 1,3 meter serta pembuatan pagar keliling dari SMP 3 –Kantor Pos, p a ga r ke l i l i n g d a r i Ke l u ra h a n Purbalingga Lor-Musem. Kemudian untuk pmbuatan 2 pintu gapura masuk setda, 2 pintu gapura bapeda, 1 gapura ardilawet dan 1 gapura gedung PKK. Pj. Sekretaris Daerah Susilo Utomo saat memimpin rapat koordinasi pembahasan pelabaran Jalan Onje dan Jambu Karang, saat yang lalu mengatakan pihak-pihak yang terkait yang mempunyai fasilitas seperti PLN, PDAM, PT Telkom sudah sepakat dan menyetujuinya. Pemindahan fasilitas nantinya akan dibebankan oleh para provider yang mempunyai fasilitas tersebut. “Fasilitas yang terkena pelebaran seperti halaman dan teras rumah dinas

Silahkan Scan Berita Video

Derap Perwira

kantor Pos Purbalingga, ATM Bank Jateng, pagar dan teras DPPKAD, pagar Setda, Pagar dan sebagian bangunan SMP 3 Purbalinga,” kata Susilo. Selain itu Susilo juga menambahkan fasiltas jaringan listrik PLN, kabel Telkom dan jaringan pipa PDAM juga akan terkena pelabaran. Sedangkan untuk jalan Jambu Karang fasilitas yang terdampak seperti pagar kelurahan Purbalingga lor, Pager Bappeda, Pagar Radio Ardilawet, Pagar Gedung PKK, Bangunan Kesbangpol, pagar Musem. Kemudian Gazebo museum, Pos Pol PP serta kandang burung. Menurut Susilo untuk mendukung percepatan pelaksanaan pekerjaan pelebaraan jalan, diperlukan koordinasi yang matang agar kendalakendala bisa diminimalisir. Dengan taksiran waktu hanya 65 hari diharapkan semua instansi yang fasilitasnya terkena pelebaran dapat membantu proses percepatanya. Nugroho salah satu Kasi di Dinas Pe ke r j a a n U m u m m a n gata ka n berbagai rekayasa pekerjaan juga akan dilakukan yakni dengan pembuatan tulangan di bengkel kerja serta

pembuatan plat beton penutup gorong-gorong di lokasi yang lain. Percepatan yang lain juga, meminta kepada pelaksana agar secepatnya memesan ornament batu candi untuk pmbuatan gapura pada pihak ke tiga. “Dengan rekayasa pekerjaan ini diharapkan dapat mempercepat pekerjaan agar sesuai dengan target waktu yang ditetapkan,” kata Nugroho. Selain itu juga pembuangan galian juga akan dilakukan dengan alat berat dan pada hari itu juga akan dilakukan pemindahan galian ke tempat lain, sehingga galian tidak terkesan menumpuk di jalan. Nugroho juga berpendapat selain rekayasa pekerjaan juga diperlukan rekayasa lalulintas pada jalan Onje dan Jambu Karang agar pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu oleh arus lalulintas. Penerapan lalu lintas satu arah mungkin bisa dilakukan oleh kepolisian atau dinas perhubungan. “Dengan pemberlakuan lalu lintas satu arah, diharapkan satu sisi jalan bisa di gunakan untuk pekerjaan kemudian disisi lainnya bisa untuk arus kendaraan,” pungkas Nugroho. (Sapto Suhardiyo)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

37


INFO PEMKAB

INFO PEMKAB

K

B

anyaknya penghobi olahraga dari Kabupaten Purbalingga yang eksis di lomba-lomba berlevel nasional dan internasional, menginspirasi beberapa anak muda di Kabupaten Purbalingga, untuk membuat gerakan Purbalingga Berlari. Melalui gerakan yang resmi diluncurkan di sela-sela kegiatan Enjoy Run's Purbalingga 10 K, Minggu (9/10) lalu ini, mereka ingin menyehatkan masyarakat Purbalingga melalui olahraga lari. Aditya Wisnu Wardana, salah satu penggagas Purbalingga Berlari mengatakan, munculnya ide membuat gerakan tersebut, karena mereka melihat selama ini banyak anak muda yang cenderung apatis terhadap dunia olahraga. Mereka cenderung terlibat dalam kegiatankegiatan yang justru kontra dengan kesehatan. "Lewat gerakan ini, kami ingin mengkampanyekan bagaimana hidup yang sehat, yakni dengan cara berolahraga. Dipilihnya olahraga lari, selain kami adalah penghobi olahraga lari. Olahraga yang disebut sebagai ibu dari segala macam olahraga ini, merupakan olahraga yang paling mudah dan murah dilakukan oleh semua orang," jelasnya disela-sela peluncuran gerakan tersebut. Tak hanya itu, dia melihat potensi olahraga lari di Purbalingga juga cukup bagus. Hal itu, dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat Purbalingga yang rutin berolahraga lari di Stadion Goentoer Darjono Purbalingga, setiap akhir pekan. "Kami berharap, melalui gerakan ini masyarakat Purbalingga bisa lebih sehat lagi. Sehingga, hasil akhirnya menjadi manusia yang produktif. Sebab, hal itu dimulai dari badan yang

38

membuka acara tersebut menjanjikan bonus uang tunai kepada juara I Kakang Mbekayu jika nantinya mampu meraih juara I di tingkat Provinsi Jateng dan juara I di tingkat nasional. “Jika mampu meraih juara 1 tingkat Jateng, saya janjikan bonus Rp 10 juta, jika menjadi juara I nasional, saya berikan bonus Rp 20 juta,” janji Tasdi.

efas Caesar Pradata (Bank Jateng Cabang Purbalingga) dan Silviana Dewi Angelika (SMAN 1 Purbalingga) terpilih juara I Kakang dan Mbekayu Duta Wisata Purbalingga 2016. Selain meraih predikat juara I Mbekayu, Silviana juga meraih juara untuk kategori peserta berbakat. Meski diiringi hujan gerimis, malam grand final pemilihan Duta Wisata Purbalingga yang berlangsung di alun-alun setempat, Sabtu (24/9) malam berlangsung meriah. Letupan kembang api bak layaknya pesta tahun baru mewarnai penganugerahan para juara.

sehat," imbuhnya. Wawan Kritiawan, penggasa Purbalingga Berlari lainnya menjelaskan, gerakan yang diprakarsai oleh anak-anak muda dari b e r b a ga i p ro fe s i , m u l a i d a r i wiraswatawan, pelajar, karyawan swasta dan wartawan ini, rencananya akan melakukan kegiatan rutin mengajak masyarakat Purbalingga, untuk berolahraga lari bersama di Stadion Goentoer Darjono Purbalingga, setiap akhir pekan. "Ke depan kami juga ingin road show ke sekolah-sekolah, untuk mengkampanyekan gerakan ini. Ora mlayu ora kepenak," imbuhnya. Aditya Wardana, pegawai salah satu bank ternama di tanah air yang bertugas di Jakarta juga mendukung penuh adanya gerakan Purbalingga Berlari ini. "Lewat olahraga lari, kami ingin ikut memajukan Kabupaten Purbalingga. Sebab, jika masyarakatnya sehat, tentunya daerahnya juga semakin maju," jelas

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

salah satu penggagas yang aktif di berbagai lomba marathon yang digelar di berbagai negera ASEAN ini. Dia menambahkan, tak hanya itu Purbaling ga Berlari juga ikut mempromosikan seluruh potensi wisata di kabupaten Purbalingga. "Caranya dengan memperkenalkan langsung potensi wisata kabupaten Purbalingga kepada peserta lomba marathon yang kami ikuti. Lomba yang kami ikuti selalu dimeriahkan ribuan peserta dari berbagai daerah dan negara, jadi sangat efektif," ujarnya. Sambutan positif juga diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga terhadap gerakan ini. Disela-sela kesibukannya Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM bersama istri juga memberikan dukungan, dengan berfoto bersama dengan pengagas gerakan Purbalingga Berlari di depan pintu masuk Pendapa Dipoksumo.(**)

Derap Perwira

Sementara untuk juara II dan III Kakang masing-masing diraih Dava Wardana (SMAN 1 Purbalingga) dan Yusripun (SMKN 3 Purbalingga). Sedang juara II dan III Mbekayu masing-masing diraih Ria Ermawati (Bobotsari) dan Nida Aulia Pradita (Polres Purbalingga). Panitia yang dimotori Dinas Kebudayaan Pariwisata pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga juga menetapkan sejumlah kejuaraan. Untuk juara Favorit diraih Arman Maulana (SMAN 1 Purbalingga), juara berbakat Silviana Dewi Angelika, juara Persahabatan Ryan Koesmulyadi (Kecamatan kota), Fotogenik Lucia Maretha Hadsa Dini (perseorangan dari Kecamatan Kalimanah), Inspiratif Muhamad Aji Nugroho (SLB Purbalingga). Panitia juga memberikan predikat ambasador mancanegara Lorenzo Di Francesc Antonio (Italia), dan Ericka Carcache (Columbia).

“Selama saya mengikuti kegiatan outdoor activity dan mengunjungi sejumlah tempat wisata serta desa wisata, saya sangat bangga dengan Purbalingga. Keindahan alamnya sungguh luar biasa. Saya akan mempromosikan wisata Purbalingga untuk teman-teman dan kerabat saya di Columbia Amerika,” tutur Erica.

Dibagian lain, Bupati Tasdi mengatakan, Pemkab Purbalingga terus mendorong pembangunan sektor pariwisata. Hal ini sejalan dengan salah satu misinya, khususnya misi kelima yang telah ditetapkan dalam kurun waktu pembangunan tahun 2016 – 2021. “Kami ingin Purbalingga menjadi destinasi wisata utama di Jateng. Hal ini sangat mungkin jika kita terus bekerja keras mengembangkan sektor pariwisata. Disisi lain, sektor pariwisata juga terbukti mampu menggerakan perekonomian masyarakat, dan pendapatan kepada daerah,” kata Tasdi.(y)

Bupati Purbalingga Tasdi yang

Khusus untuk dua ambasador itu sengaja diikutkan untuk meramaikan pemilihan duta wisata dan sekaligus sebagai upaya promosi wisata Purbalingga di negara asalnya.

Derap Perwira

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

39


OLAHRAGA

D

alam rangka peringatan Sumpah Pemuda Ke-88 Tahun 2016, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga ( D i n b u d p a r p o ra ) K a b u p a t e n Purbalingga mengadakan kegaiatan lomba lari 10 kilometer. Lomba lari yang diikuti kalangan pelajar dan masyarakat umum yang dilepas langsung Bupati Purbalingga Tasdi di Alun-alun Purbalingga Minggu (9/10) dengan melewati sejumlah wilayah kota Purbalingga menyediakan hadiah total sejumlah Rp34,5 juta bagi para pemenang. Dalam sambutannya sebelum melepas peserta lari 10K Bupati Purbalingga Tasdi mengajak peserta agar momentum dari lomba lari yakni dalam rangka Hari Olah Raga Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional Ke 88 dijadikan makna dari peringatan tersebut. “Dengan momentum Haornas diharapkan kegiatan olah raga kita menjadikan manusia serta masyarakat yang sehat, karena dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, dengan jiwa yang kuat maka negara akan

40

OLAH RAGA

kuat,”tuturnya. Sedangkan momentum kedua adalah dengan peringatan Sumpah Pemuda, semua harus berpikir apa yang akan dikontribusikan bagi bangsa serta negara Indonesia dan Kabupaten Purbalingga, sebagaimana yang sudah dilakukan oleh para pendahulu bangsa yang sudah mempelopori sumpah pemuda. “Jadi saya mohon dengan hormat kegiatan ini tidak hanya seremonial saja, namun harus lebih mengedepankan implmentasi serta langkah kita untuk membangun Purbalingga dan saya berharap kepada semua peserta untuk mendukung semua programprogram pemerintah daerah,”pintanya. Kepala Seksi Kepemudaan Dinbudparpora Kabupaten P u r b a l i n g ga B a n g u n I r i a n t o mengatakan, “Tujuan dari kegiatan ini intinya kita mengadakan eveneven yang disenangi oleh generasi muda kita, salah satunya adalah lomba lari, karena kegiatan tersebut digemari oleh anak muda dan lebih u n t u k m e n ga ra h ka n ke p a d a kegiatan pemuda kearah yang positif serta menghidupkan komunitas-

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

komunitas olah raga lari di Purbalingga,”. Untuk hasil lomba lari 10K dengan hadiah Rp34.500.000.000 yang semua anggarannya bersumber dari APBD untuk pemenang terdiri dari kategori umum, pelajar putra dan putri. Kategori pelajar putra juara satu Irfan Fauzi dari SMPN 2 Bukateja, juara dua Aprianto Cahyono SMK YPT 2, juara tiga Arif Yulianto SMK 1 Kutasari. Kategori pelajar putri juara satu Yuana , juara dua Vanny Aninda Cahya Mentari dari Penambongan, juara tiga Tri Giyanti Desa Limbangan Kutasari. Untuk kategori juara umum putri juara satu Purwanti asal Desa Toyareka Kecamatan Kemangkon, juara dua Anggi Mutiara Warga Kelurahan Grecol Kecamatan Kalimanah, juara tiga Susan Nur Hidayah asal Desa Lamongan Kecamatan Kaligondang Untuk kategori juara umum putra juara satu Indra Sutono dari P PA C P e r w i r a A t l e t i k C l u b Kalikabong, juara dua Heri dari PPAC Selabaya dan juara tiga Erick Saptono PPAC Kelurahan Mewek. (Sukiman)

S

ebanyak 85 regu/peserta perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah, TNI/Polri, unsur guru dan pelajar serta masyarakat umum mengikuti Gerak Jalan 19 Kilometer dalam rangka Hari Sumpah Pemuda Ke-88 yang dipusatkan di Monumen Tempat Lahir (MTL) Jendral Soedirman Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Minggu (16/10). Saat melaporkan kegiatan tersebut, Kepala Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga Subeno menjelaskan bahwa momen kegiatan gerak jalan 19K diselenggarakan dalam rangka Sumpah Pemuda Ke-88 tahun 2016. Selain kegiatan tersebut, pihaknya sudah melaksanakan kegiatan lain seperti lomba lari 10K, lomba gerak jalan 19K dan akan diakhiri upacara Sumpah Pemuda. Sedangkan untuk lomba gerak jalan tersebut, menempuh rute sejauh 19 kilometer. “ Total lomba gerak jalan

menempuh jarak 19 dengan rute MTL Jendral Soedirman, Desa Wanogara, Kecamatan Karangmoncol, Kertanegara, serta Ke c a m a ta n Ka ra n ga nya r d a n berakhir di Kecamatan Bobotsari,”jelasnya. Subeno menambahkan untuk pemenang, panitia menyediakan total hadiah RP16,5 juta dari anggaran penerimaan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Purbalingga dan hadiah diberikan untuk juara satu, juara dua serta juara tiga, juara harapan satu, juara harapan dua dan juara harapan tiga. Dalam sambutannya, sebelum melepas peserta gerak jalan, Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka Peringatan Sumpah Pemuda ke-88 dan juga merupakan bagian untuk membangun bangsa. Pihaknya mengapresiasi Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga yang sudah

menyelenggarakan kegiatan tersebut pada tahun ini, selain itu, pihaknya juga akan menjadikan Purbalingga Rembang dan Bobotsari menjadi segitiga emas. “Untuk tahun ini memang kita ingin punya inovasi baru serta berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kegiatan tersebut juga untuk merancang kedepan menjadikan Purbalingga, Rembang dan Bobotsari menjadi segi tiga emas, sehingga ketiga wilayah menjadi lebih hidup dengan berbagai event, salah satunya dengan kegiatan olah raga,”jelasnya. (Sukiman)

Silahkan Scan Berita Video

Derap Perwira

Derap Perwira

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

41


EKONOMI

EKONOMI

I

W

akil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi meminta seluruh PNS di kabupaten Purbalingga untuk turut mensukseskan program Pengampunan Pajak atau Amnesti Pajak dengan melaporkan harta yang b e l u m t e rc a ta t d a l a m s u ra t pemberitahuan tahunan (SPT). Meski bukan kewajiban wajib pajak, namun dengan mengikuti amnesti pajak, PNS berkontribusi dalam penguatan perekonomian bangsa. “A m n e s t i p a j a k p e r l u dipertimbangkan untuk diikuti karena pada selambatnya 2018 nanti Indonesia akan memberlakukan keterbukaan data perbankan bagi otoritas perpajakan. Sehingga wajib pajak tidak akan bisa menyembunyikan asetnya dari

42

otoritas pajak,” kata Wakil Bupati saat membuka Sosialisasi Kebijakan Amnesti Pajak di Operation Room Graha Adiguna, komplek Pendapa Dipokusumo, Rabu (21/9). Menurut Wabup, saat ini kondisi ekonomi global dalam keadaan tidak stabil sehingga berdampak pada terjadinya perlambatan ekonomi di Indonesia dan defisit anggaran yang membesar. Saat ini, katanya, negara membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru salah satunya dengan cara menarik kembali investasi kekayaan warga Negara Indonesia yang disimpan di luar negeri ke Indonesia. Adanya program amnesti pajak, semua wajib pajak mendapat pengampunan pajak yakni penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

sanksi pidana dibidang perpajakan dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan. “Saya minta seluruh yang hadir juga mensosialisasikan amnesti pajak ini kepada PNS yang lain. Amnesti pajak bukan hanya haknya pengusaha besar saja, para PNS, UMKM dan wajib pajak baru juga dapat ikut program ini,” tandasnya. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purbalingga Mulyono Marsandi menuturkan program tax amnesty atau pengampunan pajak ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Karena sudah 30 tahun sejak 1984 hingga 2015 baru ada pengampunan pajak bagi wajib pajak yang belum mengungkapkan hartanya. (Hardiyanto)

Derap Perwira

nvestor dari Korea Selatan Mr Kang Jun Ho dengan bendara PT Kokoria tertarik untuk menanamkan modal dan berinvestasi membangun resort dan taman rekreasi di Purbalingga. Sebelumnya, PT Kokoria telah membuka usaha restoran dan rumah makan di Kecamatan Sumbang, Banyumas dengan nama Manayo dan p e t e r n a ka n ka m b i n g d i D e s a Binangun, Kecamatan Mrebet. Ketertarikan investor tersebut muncul saat Mr Kang Jun Ho memaparkan rencana proyek pembangunan resort dan taman rekreasi di ruang rapat bupati Purbalingga, Sabtu (24/9). Rapat dihadiri SKPD (Satuan kerja Perangkat daerah) terkait seperti Bappeda, Dinbudparpora, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian Kehutanan dan Pekebunan, Kantor Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu (KPMPT), Bagian Perekonomian serta instansi terkait lainnya. Mr Kang Jun HO memaparkan, resort dan taman rekreasi akan dibangun pada areal lahan seluas 49,212 meter persegi yang berada di wilayah Desa Binangun, Kecamatan Mrebet dan Desa Bumisari, kecamatan Bojongsari. Fasilitas yang dibangun berupa rumah makan, 10 buah cottage

Derap Perwira

berbahan kayu yang terdiri dari 5 cottage dengan ukuran masing-masing 100 meter, dan lima cottage lainnya masing-masing seluas 120 meter. Selain itu akan dilengkapi fasilitas arena wisata berkuda, camping ground, area api unggun, SPA (solus per aqua), flower garden dan sirkuit motor. Dari luasan lahan yang hampir 5 . 0 0 0 m e t e r, k a m i h a n y a memanfaatkan untuk bangunan lima persennya saja. Itupun bangunan menggunakan kayu dan tidak banyak pondasi semen permanen. Sementara sisanya dibuat apa adanya hanya kondisi lahan dimatangkan. Untuk sirkui juga berupa jalan tanah, bukan aspal atau cor,” kata Mr Kang. Mr Kang menjelaskan, jika rencana proyek ini jalan, setidaknya akan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 200 orang. Para pekerja ini khususnya untuk pekerja umum, akan diambilkan dari warga sekitar, sementara untuk profesional dari tenaga terseleksi oleh manajemen. “Resort dan taman rekreasi kami dengan sasaran pasar wisatawan baik mancanegara maupun nusantara, anak-anak sekolah, keluarga, dan kantor,” katanya. Sementara itu Kepala Bidang

Pa r i w i s a t a D i n a s Ke b u d aya a n Pariwisata Pemuda dan Olah raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik investor yang membangun destinasi wisata baru sepanjang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan Pemkab. Destinasi wisata baru tersebut diharapkan akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Purbalingga. Resort juga tidak akan bersaing dengan homestay yang dikelola oleh kelompok sadar w i s ata , ka re n a s e g m e n p a s a r wisatanya yang berbeda. “Apalagi kebijakan pemkab Purbalingga yang seiring dengan kebijakan pemerintah pusat yang terus mengembangkan sektor pariwisata. Pemerintah pusat menempatkan sektor pariwisata program utama dan program prioritas selain infrastruktur, pangan, energi dan maritim. Disisi lain, kebijakan pemerintah pusat yang membuka akses Bebas Visa Kunjungan (BVK) bagi 169 negara akan memberi peluang besar masuknya wisatawan mancanegara ke Indonesia. Peluang ini harus ditangkap oleh pemerintah daerah, termasuk Purbalingga,” kata Prayitno. (y))

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

43


INFO TERKINI

S

ebanyak 30.000 orang merayakan hari santri di alunalun Purbalingga, Sabtu (22/10). Perayaan diawali dengan upacara yang dipimpin oleh Bupati Purbalingga, dilanjutkan dengan pawai ta'aruf. Perayaan hari santri merupakan kali pertama yang digelar Pemerintah Kabupaten Purbalingga, para ulama dan masyarakat. Menurut Subeno selaku koordinator pawai mengatakan pawai ta'aruf rencananya akan diikuti sebanyak 21.300, yakni dari 18 kecamatan sebanyak 18.000 orang, peserta upacara 2.200 orang, pasukan khsusus sebanyak 100 orang. Namun demikian ada beberapa kecamatan yang diberi kuota 1000 ternyata ada yang mengirim 2.000 ada yang 3.000. “Sehingga jumlah peserta berlipat dari jumlah total yang direncanakan, total peserta pawai ta'aruf mencapai 30.000 orang. Peserta sebagian besar diikuti oleh Musyawarah Wilayah

44

INFO TERKINI

Cabang Nahtadul Ulama (MWC NU), pondok pesantren, madrasah diniyah, pelajar serta organisasi di bawah NU,” kata Subeno. Bupati Purbalingga mengatakan harapannya melalui hari santri nasional dapat mewujudkan Inodesia yang merdeka dan berahlakul karimah. Momentun hari santri sebagai instropeksi sejauh mana pengabdian kita terhadap bangsa dan negara. “Ada 3 hal esensi yang bisa diambil dalam memperingati hari santri, yakni habluminallah, habuluminnanas, dan esensi cultural,” kata tasdi Habluminallah yakni bagaimana meningkatkan spiritualitas, keimanan dan ketaqwaan. Habluminannas, meningkatakn ukuwah islamiah, ukuwah watoniah dengan mempererat rasa persatuan dan kesatuan RI. Jangan sampai umas Islam terpecah belah. Esensi kultural yakni dengan selalu menjaga budaya, dimana budaya merupakan hasil cipta, karya dan karsa manusia. Selain bisa merasakan kegembiraan pada hari santri, lanjut

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Ta s d i p a ra s a nt r i j u ga h a r u s menyiapkan diri untuk berkontribusi untuk bangsa dan negara ini. Tasdi mengingatkan kepada santri bahwa pendiri NU Hasyim Azhari bersama para tokoh lainnya merupakan seorang pejuang kemerdekan bangsa dan negara ini. “Untuk itu kedapan harus dijalin hubungan yang lebih baik lagi antara umaro, ulama dan umat agar bersatu mewujudkan Indoneisa yang beraklakul karimah,” pungkas Tasdi (Sapto Suhardiyo)

Silahkan Scan Berita Video

Derap Perwira

G

ubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mencanangkan rehabilitasi serentak Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Desa Purbasari Kecamatan Karangjambu, Jum'at (28/10). RTLH yang direhabilitasi sebanyak 2.150 buah dengan rincian 1.700 berasal dari APBD murni tahun 2016, sedangkan 450 berasal dari APBD perubahan tahun 2016. Pada saat pencanangan Ganjar sangat mengapresiasi pencanangan secara sererentak rehab RTLH yang dilakukan oleh Pemkab Purbalingga. Kegiatan tersebut juga akan terus

Derap Perwira

didukung oleh Pemprov Jawa Tengah dengan mengusulkan kegiatan serupa kepada kementrian pekerjaan umum (PU). Ganjar menyadari di Jawa Tengah ada 15 kabupaten dengan kemiskinan sangat tinggi, salah satunya dengan indikator banyaknya RTLH. Penanggulangan kemiskinan harus d i l a ks a n a ka n s e c a ra ko nt i n u , te r m a s u k ke s e r i u s a n Pe m ka b Purbalingga. " U nt u k i t u p e m p ro v a ka n mengusulkan sebanyak-banyaknya kepada Kementrian PU program RTLH,"kata Ganjar

Ganjar menambahkan program rehabilitasi RTLH salah satu solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Ganjar juga berjanji pada tahun 2017 akan menambahkan bantuan RTLH sebanyak Rp 20 juta per rumah. "Dengan bantuan Rp 20 juta perumah, diharapkan RTLH bisa sudah layak huni," tambahnya. Sedangkan Bupati Purbalingga, Tasdi mengatakan dari 241 ribu rumah di Purbalingga, ada 11,6 persen dalam katagori RTLH, dan ada 24,5 persen RTLH yang tidak punya jamban. Dengan adanya pencanangan RTLH secara serentak, Bupati berharap kemiskinan di Purbalingga bisa semakin berkurang. "Pada tahun ini kita rehab, RTLH sebanyak 2.150 rumah dengan anggaran sebanyak Rp 21,5 miliar," kata Tasdi. Tasdi juga menambahkan pada tahun anggaran 2016, Pemkab juga telah mengangarkan dana Rp 5 miliar untuk program jambanisasi. Program jambanisasi dilakukan karena ada 69 ribu rumah di Purbalingga tidak mempunyai jamban. Bupati juga berjanji akan meningkatkan jumlah penerima RTLH pada tahun 2017 yakni menjadi 3.000 rumah. " Re h a b i l i t a s i R T L H s e c a ra serentak yang kita lakukan hari ini juga akan mendapatkan penghargaan rekor Muri, sebagai rehabilitasi RTLH terbanyak," pungkas Tasdi (Sapto Suhardiyo)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

45


WANITA

WANITA

K

oran sebagai barang bekas yang tak bermanfaat, namun ditangan ibu-ibu PKK bisa di sulap dijadikan aneka kerajinan yang unik dan menarik dan bernilai ekonomi. Koran bekas tersebut di sulap menjadi beberapa kerajinan seperti vas bunga, tempat buah, tempat premen, miniatur pendopo dan berbagai kerajinan lainnya. Kegiatan yang digelar oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga tersebut bertujuan untuk memberdayakan para ibu-ibu dalam pemanfaatan barang bekas bisa ditingkatkan menjadi barang yang bisa dijual. Hal tersebut disampaiakan oleh ketua TP PKK, Erni Widyawati saat membuka lomba ketrampilan tahun 2016 di Gedung Graha Srikandi, Kamis (28/9). Erni menambahkan pemanfaatan barang bekas juga merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, yang nantinya akan meningkatak derajat kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Hal tersebut juga sesuai dengan misi pemerintah Purbalingga yakni mewujudkan kelestarian

46

lingkungan hidup. “Semogapemanfaan koran bekas tersebut menjadi sebuah awal munculnya ide-ide baru untuk mengolah dan memanfaatkan barang –berang bekas lainnya,” kata Erni Erni juga menghimbau agar hasil lomba nantinya bisa dikembangkan dan dimanfaatkan oleh setiap rumah tangga, tidak terhenti hanya pada perlombaan saja. Dari hasil perlombaan ini terpenting adalah bisa bermanfaat dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Sedangkan ketua penyelanggara, Ny. Hartono mengatakan kegiatan lomba diikuti oleh 18 tim yang terdiri 2 orang perwakilan TP PKK Kecamatan, dan juri berasal dari TP PKK Kabupaten. Untuk penilaian berdasarkan pada bentuk kerajinan, kreatifitas, pewarnaan dan pemanfaatnya. Pemenang lomba juara I dari Kecamatan Bobobotsari dengan skor nilai 244, juara II dari Kecamatan Kemangkon dengan skor nilai 231, Juara III dari Kecamatan Kutasari dengan skor 225. Kemudian untuk juara Harapan dari Kecamatan Purbalingga dengan skor 221. (Sapto Suhardiyo)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Derap Perwira

Dinilai Tim Provinsi

P

osyandu Lestari V Kelurahan Bancar, Kecamatan Purbalingga dinilai oleh tim pemilihan posyandu terbaik tingkat Jawa Tengah. Dalam penilaian tingkat kabupaten, Posyandu Lestari V menjadi posyandu terbaik yang berhak mewakili Purbalingga di tingkat Jawa Tengah. Tim diketuai oleh Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Siti Atiqoh Supriyanti juga selaku isteri Gubernur Jawa Tengah. Tim terdiri dari unsur satuan kerja perangkat daerah (SKPD) seperti Bapermasdes, Dinas Kesehatan, TP PKK Propinsi dan unsur terkait lainnya. Ikut mendampingi Tim, Ketua TP PKK Purbalingga, Erni Widyawati, Asisten Pemerintahan, Kodadiyanto, Kepala DPU Purbalingga, Sigit Subroto, Kepala Bapermasdes, R Imam Wahyudi. Dalam sambutannya Siti Atiqoh mengatakan keberadaan posyandu di masyarakat sangat bermanfaat d i ka r e n a ka n p e ra n a n ny a d a l a m

Derap Perwira

membangun prilaku hidup sehat di masyarakat. Tanpa posyandu maka peranan dinas kesehatan akan sangat berat dikarekana tidak ada kepanjangan tangannya. “Posyandu adalah lini terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” kata Siti Atiqoh Siti Atiqoh juga menambahkan bahwa pemeriksaan ibu hamil setiap bulan di posyandu juga sangat penting dilakukan agar angka kematian ibu hamil bisa ditekan. Grafik berat badan balita pada penimbangan di posyandu juga bisa menjadi acuan apakah anak balita dalam katagori sehat atau sakit. “Dengan adanya penimbangan balita yang rutin tiap bulannya di posyandu diharapkan juga menekan angka kematian anak,” tambah Siti Atiqoh. Sedangkan Bupati Purbalingga, Tasdi mengatakan pemilihan pelaksana terbaik posyandu dilaksanakan pada hakekatnya merupakan memotivasi masyarakat

dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan posyandu. Selain itu juga guna memberdayakan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menciptakan perilaku hidup sehat dan berkualitas. “Posyandu yang kita bina sekarang berjumlah 1.194 unit tidaklah boleh statis, jalan ditempat dan merasa puas dengan capaian yang telah kita capai,” kata Tasdi Posyandu kedepan menurut Tasdi harus lebih dinamis dan inovatif agar lebih berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Posyandu disamping kegiatannya mencakup kesehatan dasar ibu dan anak juga mencakup pelayanan KB dan perencanaan sehat lainnya. “Posyandu perlu untuk terus d i ke m b a n g k a n a g a r ke b u t u h a n kesehatan masyarakat dapat terpenuhi dan terjadi perbaikan derajat kesehatan masyarakat secara mandiri. Kemandirian tersebut harus berdasarkan dengan prinsip pemberdayaan masyarakat yang dibentuk, direncanakan, dikelola, dikembangkan dan dimanfaatkan dari, oleh dan untuk masyarkat itu sendiri,” pungkasnya. (Sapto Suhardiyo).

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

47


SEJARAH

K

i t a s e r i n g m e n d e n ga r pepatah yang mengatakan bahwa “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghormati sejarah.” Tapi disisi lain juga ada satu pertanyaan, bagaimana seseorang mau menghormati sejarah itu, kalau orang itu tidak pernah mau belajar sejarah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak sekarang memang sangat jarang yang mau membaca apalagi belajar tentang sejarah apapun. Terbukti Pemerintah Daerah telah menyediakan taman- taman bacaan dengan persediaan buku yang sangat banyak, tetapi tetap belum bisa mendongkrak minat orang mau membaca sejarah. Dalam terbitan kali ini penulis mencoba mengenalkan kepada pembaca , terutama generasi muda yaitu sejarah asal usul terjadinya Desa Kertanegara Kecamatan Kertanegara, Kertanegara merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga, dimana termasuk Ibukota Kecamatan baru, karena sebelum tahun 2002, Kertanegara hanya sebuah desa, tetapi setelah Kecamatan Karanganyar yang jumlah Desanya 24 Desa di pecah menjadi dua Kecamatan, yaitu Ke c a m a t a n Ka ra n g a nya r d a n Kecamatan Kertanegara pada tahun 2002. Kurang lebih abad ke 16 atau sekitar tahun 1549 Masehi, sebetulnya Desa Kertanegara sudah ada, dan termasuk

48

INSPIRASI

dalam wilayah Kekuasaan Kerajaan Pajang yang waktu itu RaJanya bernama Sultan Hadi Wijoyo yang lebih dikenal dengan Djoko Tingkir. Ada dua pendapat tentang asal usul Desa Kertanegara, Pendapat pertama, bahwa nama Kertanegara itu berasal dari bahasa Sansekerta , yaitu Kerta dan Negara. Kerta yag artinya sejahtera, aman, makmur , dan Negara berarti tanaha, tempat, atau pemerintahan. Yang selanjutnya dikatakan bahwa Kertanegara adalah suatu wilayah atau Pemerintahan yang maakmur, sejahtera . Pendapat yang kedua. Nama Kertanegara itu diambil dari nama Raja Singasari yang terakhir yang sangat ditaati oleh rakyatnya , wibawanya sampai pelosok wilayah yang kebetulan bernama Raden Kertanegara. Raja Kertanegara memerintah pada abad ke 13 masehi, kebetulan mendapat serangan dari Kerajaan Kediri yang bernama Raden Jaya Katwang. Karena kalah, maka Raden Kertanagara dengan beberapa pengikutnya melarikan diri menuju lereng Gunung Slamet. Kemudian menyusuri sungai Tambra, dan berhenti diwilayah yang k e l i h a t a n n y a s a n g a t s u b u r, kehidupannya aman, dan sejahtera, maka Raden Kertanegara bertempat di daerah ini dan diberi nama Kertanegara. Kurang lelbih tahun 1824, Pemerintah Kolonial Belanda sebetulnya sudah menjadikan Kertanegara sebagai Ikubokota Kawedanan, kalau dalam era

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

Orde Baru adalah Pembantu Bupati yang sekarang malah sudah tidak ada, kemudian Kawedanandipindah ke wilayah Bobotsari. Sedang Kertanegara pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1955 dijadikan Ibukota Propinsi. Sebelum maraknya produksi alat – alat rumah tanggayang terbuat dari elektronik, dan secara pabrikan, maka yang namanya Desa Kertanegara itu boleh dikatakana sudah hampir terkenal ke seluruh pelosok Indonesia . Terkenal karena Kertanegara diwaktu itu adalah merupakan produsen alatalat rumah tangga yang dibuat secara manual yang terbuat dari bahan kuningan maupun almunium. Seperti wajan ( tempat penggorengan ), dandang ( tempat menanak nasi ), ceret ( tempat memasak air) , jadi ( tempat pembuat jenang ) dan masih banyak produksi alat rumah tangga lainnya. Namun dengan semakin banyaknya masarakat yang beralih dari tradisional ke elektronik, maka penghasilan utama masarakat menurun drastis, lebih dari 75 persen masarakat mata pencaharaianya mencari yang lain. Sedang bagi pecinta kuliner makanan ikan air tawar, perlu diketahui, bahwa kalau di toko disitu dijual ikan kering yang bernama uceng yang dijamin kegurihannya adalah merupakan ikan khas dari sungai Tambra yang mengalir di tepian Desa Kertanegara.

Derap Perwira

D

alam rangka Hari Radio Ke 71, Radio Republik Indonesia (RRI) Pu r wo kerto men g gelar Pakeliran Padat Wayang Kulit Dalang Remaja yang diikuti sebanyak tiga kabupaten Cilacap, Purbalingga dan Banyumas dengan dalang muda berbakat. Acara tersebut digelar di Halaman RRI Purwokerto, Sabtu (17/9). Kesempatan emas tersebut tidak disia-siakan begitu saja oleh Pedati Ka b u p a t e n P u r b a l i n g ga u n t u k mengirimkan dalang muda andalan mereka ki Rizki Widia Faturahman (16). Ia merupakan siswa SMA Negeri I Purbalingga yang saat ini duduk dibangku kelas XI. Pemuda yang akrab dipanggil Rizki memiliki bakat yang luar biasa. Rizki sudah memulai bakatnya menjadi dalang sejak duduk di kelas 3 SD hingga sekarang. Bahkan saat ini ketika di SMA dia tetap menggandrungi dunia pewayangan dengan mengikuti ekstra kurikuler seni karawitan di sekolahnya. Tangannya yang lihai memainkan wayang dan suara khasnya membuat pagelaran semakin hidup yang mampu membawanya melanglang buana menyajikan wayang kulit kepada masyarakat luas. Ketua Pedati Purbalingga, Sigit

Derap Perwira

menyampaikan Rizki sudah menampilkan pertunjukan dengan maksimal dan memberikan yang terbaik. Rizki adalah salah satu dalang muda di Purbalingga dari 230 dalang yang ada, itupun hanya ada 10 persen untuk dalang muda. Oleh karena itu, perlu adanya penjaringan bakat dalang remaja dari seni karawitan. “Saat ini sudah ada ekskul karawitan baik di SMP maupun SMA, hal tersebut bisa dijadikan wahana untuk remaja belajar menjadi dalang,” ungkap Sigit. Dari ekskul karawitan kelak akan menjadikan indikator yang baik dan sinyal positif untuk mempertahankan kebudayaan banyumasan. Pemkab Purbalingga juga turut andil dalam melestarikan budaya daerah yang kian terkikis dengan cara memberikan seperangkat gamelan untuk tiap kecamatan yang ada di Purbalingga seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinbudparpora pada saat memberikan sambutan di Pagelaran Wayang Kulit, Sabtu (17/9). Dengan semangat dan keinginan yang besar dalam menjaga budaya daerah, semua tak luput dari hasil belajarnya kepada para dalang yang semuanya memiliki keunggulan

masing-masing. Rizki juga mengatakan, dengan adanya pagelaran wayang kulit bagi dalang remaja akan menjadi sebuah wahana pembinaan dan pendidikan karakter. Salah satu staf dari Bagian Kesra Setda Purbalingga, Era menyampaikan, masih muda sudah punya bekal dan bakat yang luar biasa. Suaranya yang lembut dipadu dengan alunan musik gamelan memberikan ciri tersendiri dari Ki Rizki, tambah Era. Berbekal ilmu dan pengalamannya, kelak Rizki mampu menjadi dalang terbaik dan menjadi kebanggaan Purbalingga. “Hanya perlu diasah lagi untuk menjadi dalang yang profesional,” kata Era. Walaupun masih muda, Ki Rizki mampu menyatukan berbagai unsur seni pewayangan diiringi alunan gamelan yang merdu. Hal tersebut yang membuatnya tampil memukau dan membuat para penonton betah duduk di tempat tanpa beranjak hingga akhir cerita. Dia mampu menghipnotis para pendengarnya untuk menikmati cerita pewayangan yang dibawakan olehnya, selain itu Rizki juga mampu membuat penonton menahan rindu untuk dapat menyaksikannya di lain kesempatan. (Lilian Kiki Triwulan)

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

49


SUARA RAKYAT WISATA

WISATA

P

URBALINGGA – Jika berwisata ke Purbalingga, cobalah keluar dari wisata mainstream massal yang ada. Arahkan kendaraan Anda menuju wilayah Kecamatan Rembang untuk menikmati pesona alam dan kehidupan masyarakat pedesaan di Desa wisata Panusupan. Berbaurlah dengan kehidupan masyarakat setempat. Bagi warga kota, tentu petualangan berwisata ini akan menjadi kenangan indah selama hidup. Untuk menuju Panusupan, memang harus melalui jalan berkelok yang sempit. Namun, tak perlu khawatir, kendaraan roda empat bisa masuk di kampung yang berada di sisi Timur kota Purbalingga

50

ini. Dari pusat kota, perjalanan yang harus ditempuh sekitar 34 kilometer. Rasa lelah, langsung akan terobati setelah sampai di kampung yang warganya ramah-ramah ini. Untuk bisa mengikuti kehidupan masyarakat setempat, alangkah lebih baik jika mengambil paket kunjungan dua hari satu malam. Dengan harga paket Rp 350 ribu per orang sudah mendapat fasilitas menginap di homestay, makan, menikmati b e r b a ga i d aya t a r i k w i s a t a , membajak di sawah bersama kerbau, menanam padi dan bisa juga bermain di sungai nan jernih airnya atau pergi ke bukit seribu bintang, atau memasak masakan tradisional. “Liburan akhir pekan ini sangat

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

mengesankan dan keren. Saya bisa turun ke sawah, ikut membajak sawah, menanam padi, dan bisa mandi di sungai. Ini wisata yang unik dan sangat berkesan dalam hidup saya,,” ujar Astri(19), salah satu wisatawan dari Palembang. Astri bersama dua teman lainnya dari Jakarta, Wanti dan Wita sengaja datang ke Desa Panusupan setelah melihat promosi di internet. “Suasananya jauh dari keramaian kota, udaranya masih sangat segar dan terasa sunyi. Saya menikmati sekali saat naik bermain bersama kerbau di sawah. Pokoknya keren abis,” ujar Wita. Wanti juga menyatakan hal serupa, selain bisa menikmati paket

Derap Perwira

wisata membajak sawah dan menanam padi, bisa menikmati daya tarik wisata yang ada, seperti jembatan cinta, kampung hijau, Igir Wringin, curug pesarean, bukit seribu bintang Sendaren, rumah pohon, dan banyak tempat menarik di Panusupan. “Saya tidak kecewa bisa menikmati wisata yang berbeda dari biasanya. Bisa berbaur dengan warga masyarakat desa yang ramahramah pula,” kata Wanti. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ardi Mandala Giri yang mengelola paket kunjungan wisata ke Desa Panusupan, Yanto Supardi mengatakan, pihaknya menjual suasana alami dan apa adanya kehidupan masyarakat di desa. Jika wisatawan datang, mereka kami ajak untuk berbaur dan melakukan aktivitas rutin masyarakat. Bisa

Derap DerapPerwira Perwira

memetik salak yang banyak di desa kami, membajak sawah, bermain ke sungai, atau jalan-jalan ke gunung. “Wisatawan yang datang, pasti kami sambut dengan ramah dan puas bisa menikmatinya,” kata Yanto.. Secara terpisah Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga ( D i n b u d p a r p o ra ) P u r b a l i n g ga mengatakan, trend pergeseran wisata mulai bergeser dari wisata massal yang mengunjungi obyek wisata, ke arah wisata alternatif yakni mengunjungi desa-desa wisata. Momen pergeseran tren wisata ini harus ditangkap peluangnya dengan mengembangkan paket kunjungan wisata ke desa. “Sasaran kunjungan wisatawan tak bisa dipisahkan dari aspek fun,

food, fashion, family centre, dan selfi. Peluang yang diambil oleh pelaku desa wisata ada di aspek fun dengan menyuguhkan permainan yang membuat hati gembira, fooddengan menyuguhkan makanan ala desa yang tidak dijumpai di kota, selfi dengan membuat beberapa daya tarik yang dijadikan obyek foto selfi dan family centre yang menawarkan peket wisata keluarga mengunjungi desa wisata dan terlibat langsung melakukan aktivitas warga setempat, seperti membajak sawah dan menanam padi,” kata Prayitno. (y)

MEDIA MEDIAKOMUNIKASI KOMUNIKASI&&ASPIRASI ASPIRASIKOMUNITAS KOMUNITASPURBALINGGA PURBALINGGA

Volume Volume 106|Tahun 98|TahunXII|2016 X|2014

47 51


PANGINYONGAN

CERPEN

Part II

Oleh : Lilian Kiki Triwulan

K

etika segala pemikiran sedang berkecamuk menjadi satu, lelaki misterius itu mengajakku u nt u k m e n d e kat i nya d a n d i a menyapaku “Hai Jing ga, mau kemana? kok buru-buru banget.” Dia mengetahui namaku, siapa dia aku tak mengenalnya. Diapun berbicara kembali, “Jangan heran gitu deh, sini duduk dulu bareng kita.” Dia menatap gadis di sampingnya itu. “Oke gadis cantik, duduklah. Jangan heran seperti itu. Aneh ya kok aku bisa mengenalmu? Kenalkan namaku Senja dan gadis di sampingku ini dia sepupuku, Mentari.” Lelaki itu memperkenalkan diri dan sepupunya sambil menjabat tanganku bergantian. Oh jadi yang aku anggap kekasihnya itu ternyata dia adalah sepupunya. Aku sudah berprasangka yang tidak-tidak. Lalu darimana dia mengenalku? “Oh, Hai Senja salam kenal juga dan Hai Mentari. Tapi bolehkah aku tau, darimana kau tau namaku Senja?” “Aku tahu namamu dari dulu Jingga, kamu saja yang tak pernah mempedulikanku. Aku juga tahu kalau ini adalah tempat yang selalu kau kunjungi. Betulkan?”. Dia menjawab dengan begitu mendetail. “Dari siapa kau tau namaku, tapi sudahlah aku harus pulang sekarang sudah mau masuk waktu maghrib. Kita sambung lagi lain waktu.” Aku harus cepat pulang, mungkin suatu hari kalau aku bertemu lagi aku akan menanyakan banyak hal, kok bisa dia mengenalku. Sudahlah sampai bertemu kembali, siapa namanya oh iya Senja. Hari-hari kembali ku lalui dengan berbagai aktivitas rutin yang selalu ku geluti. Tiga hari ini aku tidak mengunjungi Taman seperti biasa, aku harus mengerjakan tugas bejibun yang harus ku serahkan besok. Saat

52

jemariku sedang menari-nari di papan ketik tiba-tiba aku mendengar ponselku berdering. Aku mencoba untuk mengabaikannya mungkin dia tidak terlalu penting. Namun telpon genggamku terus berdering tanpa henti, akhirnya aku putuskan untuk mengangkat telponnya, ini nomor baru. Siapa yang meneleponku saat aku sedang sibuk seperti ini, mengganggu saja. “Halo, dengan siapa ini” Aku menjawab telpon sambil mataku terus menatap layar datar di hadapanku. “Halo Jingga, apa kabar? long time no see. Kamu lagi sibuk ya? Ini aku Senja.” Tiba-tiba aku menghentikan pandanganku dari laptop dan aktivitas jari tanganku. Aku tersentak, ternyata dia Senja. Senja meneleponku. Siapa sih dia sebenarnya? Dia sebelumnya tau namaku dan sekarang tau nomorku. Ohh misteriusnya orang ini. “Oh, Senja. Aku baik, darimana kau tau nomorku? Aku masih harus menyelesaikan laporan yang harus dikumpulkan besok.” Dia pun menjawab “Aku ganggu ya, boleh kita ketemu gak? Untuk waktunya aku serahkan padamu.” Dia ngajak aku bertemu, untuk apa? ahh sungguh misteriusnya kamu Senja. Kau datang tiba-tiba. Aku tidak boleh berprasangka lagi, mungkin ada urusan penting yang harus diselesaikanan antara aku dan Senja.

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

“Oke nanti aku akan menghubungimu kembali. Aku harus menyelesaikan tugasku dulu.” “Baiklah aku tunggu kabar darimu Jingga.” Jawab Senja. Aku kembali dengan aktivitasku karena aku harus menyelesaikan semua dengan baik. Satu minggu kemudian, aku baru teringat untuk bertemu dengan Senja. Ya Senja, kenapa aku bisa lupa bahkan sampai satu minggu ini. Benarkah dia ingin bertemu denganku? Baiklah aku akan sms Senja. “Hai Senja, Maaf aku baru menghubungimu. Kemarinkemarin tugasku lagi numpuk banget. Oh iya hari ini aku ada waktu senggang, kalau kamu mau bertemu, temui aku di taman, kita bertemu jam 3 sore. Makasih.” Huft kenapa dengan Senja, dia hadir dengan tiba-tiba dan mengajakku untuk bertemu, dia tahu namaku dan nomor handphoneku. Siapa sih dia kenapa begitu misterius sekali. Ah sudahlah lebih baik aku bersiap untuk menemuinya, tapi kenapa belum ada balasan dari Senja? Kenapa tak ada kabar sama sekali? Oke aku akan tunggu kamu di tempat biasa Senja. Sudah jam 3 sore, aku harus buruburu ke taman. Tapi dia ada gak ya, sampai sekarang dia tak m e n g h u b u n g i ku s a m a s e ka l i . Mungkinkah dia lupa atau karena terlalu lama tak ada kabar dariku dia lantas menghilang begitu saja.

Derap Perwira

Kenapa selalu misterius seperti ini? Saat aku duduk seorang diri di tepian kolam, aku mendengar lantunan lagu dan petikan gitar mengalun seirama. Ya itu Senja, tidak salah lagi itu Senja aku tau suaranya. Tapi dimana dia? Ternyata dia duduk di bawah pohon beralaskan rumput yang menghijau. Suaranya begitu indah membuatku selalu terpana mendengarnya. “Hai Jingga. Sudah lama tak jumpa. Kamu tambah cantik aja deh dengan kerudung jingga milikmu.” Dia memberikan senyum lebar yang mengingatkanku pada sesorang. “Hai Senja, aku kira kamu belum datang atau mungkin gak akan d a t a n g . Ke n a p a ka m u t a k membalas pesanku? Aku kira kamu menghilang dan tak jadi menemuiku.” Tanyaku penasaran. Diapun menjawab dan memintaku untuk duduk dihadapannya. “Duduklah, maaf aku gak punya pulsa buat balas sms kamu, tapi aku akan selalu tepati janjiku untuk bertemu denganmu. Aku tidak akan membiarkan gadis manis sepertimu untuk menunggu. Aku tak akan pernah menghilang. Aku akan selalu ada u nt u k m u , J i n g ga .” A ku p u n menimpali, “Kamu ya, ternyata tukang gombal. Boleh gak aku tanya sesuatu, dari siapa kamu tau namaku dan nomor hpku? Kenapa juga kamu ingin bertemu denganku?” Diapun tertawa kecil, “Kamu yah cerewet banget, kepo, banyak tanya. Hehe. Tapi gak apaapa. Jadi gini aku tau kamu dari seseorang yang kamu kenal dengan baik. Dia memberikan nomor hpmu juga.” Aku menyela, “Sebentar deh, seseorang? siapa dia kok dia tau tentangku? Kok dia bisa kenal aku? ” Senjapun menjawab, Siapa sih yang gak kenal Jingga, mahasiswi aktif

Derap Perwira

dimanapun berada. Hehe. Super sibuk, sampai aku menemui kamu juga harus ada persetujuan dari kamunya. Hehe. Kenapa jadi bingung ya? Uda gak usah dibuat bingung nanti malah pusing. Ang gaplah aku ini sebagai penggemar beratmu. Ya memang aku penggemar beratmu.” Aku bengong dan gak tau harus berkata apapun. Rasa penasaranku selama ini masih belum terjawab juga. Orang misterius di hadapanku ini ternyata penggemarku. Rasanya aku ingin tertawa terbahak-bahak hingga menimbulkan secuil tawa tertahan dari wajahku. Dia mengagetkanku “Hei jangan ngalamun sama ketawa-ketawa sendiri. Oh iya kamu suka nyanyi gak? Kita nyanyi yuk.” Tanpa menunggu jawabanku dia langsung membunyikan gitar hitam yang selalu dia bawa kemanapun. Bersamamu aku merasakan seperti orang yang paling istimewa B e r s a m a m u a ku s e p e r t i bintang-bintang yang slalu bersinar Aku bahagia Aku bahagia Tunggu sebentar, lagu itu, lagu yang pernah aku nyanyikan bersama Dio. Ya lagu “Bersamamu milik Putih” kenapa dia menyanyikan lagu yang pernah aku nyanyikan bersama dengan Dio? Atau jangan-jangan dia ada hubungannya dengan Dio? Orang yang begitu misterius ini selalu memunculkan misteri baru di setiap pertemuan. Dan dia berhasil mengingatkanku dengan Dio.

Bersambung

Daning Kang Narso ang Desa Legok, ana panggonan kuburan kuna sing dikenal wingit tumrape wong se kubenge kono, lan gawene akeh sing padha nyepi lan padha njaluk, akeh- akehe malah dudu wong kono. Ya mbuh ngerti sekang endi, ning nyatane tetep akeh padha teka ngonoh. Ana sing sok njalung tulung di kancani juru kuncine, ning uga akeh sing padha teka dewek. Wengi kuwe kebeneran malem jemuah kliwon, Darpun klisikan ora teyeng turu, malah bola bali ndeleng bojone sing turon nang jejere, apa wis bener- bener turu apa urung. Bareng ndeleng jam, jarum sing dawa wis nang angka 12 terus jarum sing indek nang angka 11, kuwe nidokna angger jam wis jam sewelas wengi, terus mbatin “ kiye wis mangsane inyong kudu metu, sebab dela maning jam 12 wengi “ mbatin kaya kuwe Darpun karo ngobah- ngobahna tangane nang ngarepe raine bojone, bojone tetep turu ngorok, tegese bojone pancen wis turu temenan. Darpun njur medun sekang amben alon pisan, kedemak kedimik mbukak lawang alonalon mbok nganti bojone tangi “ wah angger tangi bisa geger bojoku, mesti inyong di arani sing ora- ora, sing jere arep ngintipi randa anyar sing umahe nang pinggir kali kae, sing arep main lan nuduh liyane “ ning basan kelingan Darpun gemuyu dewek, “ bojoku mesti bakal turu ngleker tekan esuk soale mau sore wedang tehe kan wis di dekeki obat tidur” karo nggrememeng terus mlaku rikat banget enggal- enggal arep maring kuburan kuna . Wengi kuwe pancen babar blas ora nana padange babar pisan, lampu- lampu dalan ora pada murub, lampu ngumahe wong- wong ya wis pada sirepi, ditambah angin semiuk madan banter nambah hawa sengsaya adem, mulane jan babar blas ora papagan karo wong siji acan. Sing biasane malem jum'ah kliwon akeh wong padha jagongan lek- lekan karo gaplean, wengi kuwe ya blas ora nana, malah bakul wedang jahe sing nyambi dodol mendoan baen ora keton bukak. Darpun ora nggubris, ora perduli arep ana wong apa ora, pikirane mung temuju arep maring kuburan kuna, kepengin nyepi, lan mbok jere sapa mengko penjaluke di kabulaken naang sing mbau reksa kuburan mau. “ Pokoke inyong pengin bojone aja dadi wong sing mung gawene jengkel tok, crewet, gawene nuduh sing ora nana dasare”

N

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

53


PENGINYONGAN

Dening Kang Narso Kayane seprapat jam Darpun wis ngengkreg nggole mlaku liwat ndalan gede, njur siki kari menggok ngiwe liwat jalan setapak, sing kayane ora tau di rumat babar blas, ketera sukete duwure wis se dengkul malah ana sing lewih. Basan wis menangi cungkup sing tuwa , gendenge wis akeh sing pada rogol, renge wis akeh sing sengkleh, Darpun ngempos njur njagong ndeprok nang ngarep cungkup. Bubar nyumed lilin nggo padangpadang, karo ngobong menyan, darpun njur ngetokna kembang sing di sog sak katok di sebar nang nduwure kuburan sing nang ngarepe. Ora let suwe njur ambune menyan wis nyegrak ketambah karo ambung kembang sing wis di sebar, Darpun miwiti cangkeme komat – kamit mbuh apa sing ci ucapna, sing genah donga kuwe jer di wenehi nang juru kunci kuburan kono, Darpun mung macaa tok. Wis pirang menit nggone Darpun komati- kamit durung ana tanda apaapa , mulane Darpun njur ngomong “ Mbah kiye inyong sing Darpun mbah, ya waleh- waleh inyong arep njaluk tulung maring mbahe sing sumare nang kene.” Karo ngomong Darpun terus ndamoni menyan sing di bakar aja nganti sipet. Tetep durung ana suara apa- apa, kejabane mung suara jangkrik, ditambah orong- orong, lan suara koko beluk sing marekna wulu kuduk pada ngadeg, tumrape wong sing ora duwe kekarepan. Njur Darpun ngomong maning “ Apa rika ora melas karo inyong

54

mbah, uripe kaya kiye terus, rekasa terus, bojo ngomel terus “ bubar ngomong kaya kuwe Darpun njur meneng maning, karo ngematna mbok ana suara ning deweke ora krungu. “ ooo alah bocah- bocah kowe apa ora salah njaluk maring inyong, inyong kan mung “ jin “ sing nunggu nang kene. Inyong dewek nasibe ngemben nang dina akhir mbuh kepriwe, malah kowe njaluk maring inyong. Arep nyuwun mestine maring Gusti Allah.” “ Inyong arep njaluk priwe maring Gusti Allah, inyong wong solat ya ora teyeng, apa maning maca qur'an, teyenge inyong mung jagongan karo gaplean.” Darpun nggone mangsuli asal ngomong. Terus sing jere ngaku Jin sing nunggu nang kuburan kono njur takon maring Darpun:” Ya wis kowe kena njaluk, ning mung werna siji tok, aja lewih sekang siji.” “ Mbah, mangkane inyong arep njaluk werna telu mbah” “ Ora, pokoke siji ya siji.” “ Ya wis mbah, inyong arep njaluk inyong njaluk “ mobil anyar baen “ “ Apa mobil ? kowe ora mikir apa ? mobil arep mlaku priwen, nggo mangan ben angel apa maning nggo tuku bensin. Wis liyane baen.” Jine njur ngemutna Darpun “ Ya wis mbah inyong tek njaluk gawekna umah baen” “ Apa umah? Umah arep di eseni apa , wong kowe apa- apa baen ora gableg, arep gemagus, wis liyane baen.” “ Ya wis, siki inyong njaluk sing ping telune baen, inyong njaluk tulung jajal

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

kae bojoku sing gawene jengkel tok , aja dadi wong sing crewet, aja mung gawene nuduh wong lanang ning ora nana buktine. Bubar Darpun ngomong kaya kuwe Jin sing nunggu kuburan kuwe meneng ora aweh jawaban, mulane Darpun ngomong maning “ Priwe mbah? Bisa apa ora maring penjaluki sing ping telu? Ora let suwe Jin nunggu kuburan tuwa njur dehem terus ngomon. “ Ooo alah Darpun- darpun , sekang mbiyen tekan siki, inyong paling ora bisa kuwe nglelehaken atine wong wadon. Sebabe wong wadon kuwe jan angel pisan atine ora bisa di luk nang sapa baen, kelebu nang bangsane Jin kaya penginyongan.” “ Njur priwe mbah, inyong wengi kiye njur kon ora ulih apa- apa?” “ Ya wis siki kaya kiye baen gandeng kowe wis wengi- wengi ngeneh, siki sing arep kabulna ya kuwe penjaluk sing sepisan mau, ya kuwe kowe bakale arep tek wenehi mobil anyar!” “ Inyong arep diwenehi mobil anyar mbah?” Darpun kaya ora percaya karo janjine Mbah Jin sing tunggu kuburan tua kono. “ Iya, ya, wis nganah bali, mbok bojomu bali mengko bojomu tangi, kowe bisa brabeh, bisa dipentungi, minggat- minggat ora pamit.” Bubar suara kuwe, kuburan mau sepi maning , bali maning mung anane suara jangkrik, karo suara orong – orong lan manuk kokok beluk. Pas lagi wong lali- laine turu di kagetna ana suar wong sing ngorongngorong karo gemboran “ He inyong duwe mobil, he sedulurh inyong duwe mobil, he inyong duwe mobil njur Darpun ngguyu cekakan ora rampungrampung. Gandeng mbrebegi wong sing pada turu karo gawe geger, njur Darpun di cekel Hansip Desa kono karo dibanda tangane, cangkeme disumpel sarunge dewek, kon aja gemboran baen. Bojone mbuh ngerti apa ora angger sapet mbengi kuwe sing lanang wis ora teyeng mbantu nggoletna duit maning, soale wis kon nginep nang rumah sakit jiwa.

Derap Perwira

LENSA

Jabat Sekertaris Daerah,

Wahyu Kontardi

dapat tugas sukseskan 5 Agenda Bupati

M

enjabat Sekretaris Daerah (Sekda), Wahyu Kontardi mendapatkan tugas untuk mensukseskan 5 Agenda Bupati, yakni agenda intelektual, agenda struktural, agenda manajerial, agenda behavioral dan agenda sosial. Wahyu Kontardi menjabat sekda definitif meng gantikan penjabat sekda sebelumnya Susilo Utomo. Bupati Purbalingga mengatakan a ge n d a i nte l e k t u a l m e n ca ku p pencerdasan pada semua birokrat tekait dengan regulasi , juga bisa membaca aspirasi masyarakat, sehingga mampu membuat langkah yang inovatif, tepat dan strategis. Agenda structural mencakup pada pengorganisasian sistem pemerintahan, mencakup penataan OPD, pejabat dan staf sehingga tebentuk pemerintahan yang kokoh, tranpsran dan akuntabel. Agenda menajerial mencakup sistem dan mekanisme pengelolaan sumber daya yang ada. Agenda behavioral mencakup aspek edukasi dan pembudayaan karakter mulia bagi birokrat. Kemudian agenda sosial

Derap Perwira

mencakup pengembangan aspek sosial kultural melalui kesalehan, kepekaan dan kepedulian sosial. “Sekda juga harus bisa menanamkan etos kerja aparatur pemerintah dengan kerja cerdas, kerja keras dan kerja ikhlas,” kata Tasdi. Selain itu juga Bupati juga meminta kepada semua kepala OPD khususnya yang bekaitan pelayanan publik untuk mencegah adanya pungutan liar. Karena sekecil apapun pungli sudah meresahkan dan menjengkelkan m a s y a ra k a t . S e m u a n y a h a r u s dikerjakan secara cepat dan tidak pungli diluar ketentuan. masyarakat hanya membayar yang resmi saja. “Masyarakat harus dilayani dengan senyum, murah dan cepat,” tegas Tasdi Wahyu Kontardi dilantik menjadi pejabat tinggi pratama sekretaris daerah bersama pejabat tinggi pratama lainnya yakni Imam Wahyudi jabatan lama kepala Bapermasdes jabatan baru Asisten Pemerintahan. Kodadiyanto jabatan lama Asisten Pemerintahan jabatan baru Kepala Bapermasdes. Kusmartadi jabatan

lama Sekretaris Dewan jabatan baru Kepala Bappeda. Kemudian, Setyadi jabatan lama kepala Bappeda jabatan baru Kepala DPU. Sigit Subroto jabatan lama kepala DPU jabatan baru Asisten Ekbangkesra, Susilo Utomo jabatan lama Asisten Ekbangkesra jabatan baru Kepala BKD. Ngudiarto jabatan lama kepala Dinsosnakertrans jabtan baru sekretaris dewan. Agus Winarno jabatan lama Kepala D i n p e r i n d a g ko p j a b a ta n b a r u Inspektur Inspektorat, Subeno jabatan lama kepala Dibudparpora jabatan baru Kepala DPPKAD, serta Yanuar Abidin jabatan lama kepala DPPKAD jabatan baru staf ahli bupati bidang kemasyarakatan dan SDM. (Sapto Suhardiyo)

Silahkan Scan Berita Video

MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 106|Tahun XII|2016

55


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.