BIDIK LENSA
EDITORIAL
1.471 Ibu Menyusui
Pecahkan Rekor Muri
PURBALINGGA, HUMAS – Kembali Kabupaten Purbalingga mendapatkan rekor Muri untuk katagori Ibu menyusui terbanyak, dengan tempat yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Rekor ini diikuti oleh Ibu menyusui sebanyak 1.471 di GOR Mahesa Jenar, Kamis (11/8). Eksekutif Manager Muri, Sri Widayati mengatakan kegiatan ini resmi menumbangkan rekor muri yang sudah ada yang diperoleh Kabupaten Banyumas pada Desember 2013 sebanyak 991 peserta. Kegiatan ibu menyusui terbanyak di Kabupaten Purbalingga resmi tercatat di rekor muri yang ke 7.523. “Kami anugrahkan piagam penghargaannya kepada bupati selaku pemrakasa dan dinkes sebagai penyelengara serta kemenkes sebagai pendukung kegiatan tersebut,” kata Widayati. Untuk bisa tercatat di rekor Muri harus ada 4 kriteria yang biasa dinamakan PPUL yang terdiri dari singkatan paling, pertama, unik dan langka. Dan kegiatan tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Muri dengan jumlah terbanyak. Sedangkan Bupati Purbalingga, Tasdi mengatakan rekor Muri ini merupakan rekor salah satu prestasi yang dilaksnakan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Dari rekor Muri Ibu menyusui tersebut diharapkan dapat menurunkan kematian bayi di Purbalingga. “Bagi ibu yang telah melahirkan hukumnya wajib untuk menyusui anakanaknya tumbuh sehat,” kata Tasdi
2
Salain itu Bupati juga mewajibkan semua perusahaan di Purbalingga yang sebagian besar di dominasi oleh para wanita agar pelayanan kesehatan harus dilakukan. Terutama pelayanan terhadap ibu-ibu yang sedang hami atau telah melahirkan untuk bisa memberikan susunya kepada anaknya. Pada kesemapatan itu Bupati juga menganti Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Panti Nugroho menjadi Rumah Sehat Ibu dan Anak. Pengantian nama itu diharapkan ibu dan anak di Purbalingga yang dirawat di rumah sakit tersebut menjadi sehat. Sedangkan Kepala dinas, Yulianto Prabowo mengatakan pra kehamilan dan saat persalinan adalah momen yang paling didambakan oleh seorang ibu, oleh karena itu keselamatan ibu dan bayi harus menjadi perhatian oleh semua pihak. “Tidak sampai disitu saja, imunisasi mulai dini (IMD), imunisasi dasar
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
lengkap, dan pemberian ASI eksklusif juga harus diberikan secara ekstra untuk tumbuh kembang si bayi,” tambahnya. Menteri kesehatan (menkes) , Nila Farid Moeloek mengatakan dilihat dari esensi kesehatan, ibu menyusui sangat baik bagi ibu dan si anak, karena asi tidak bisa digantikan dengan yang lain. Dengan memberikan dekapan dan belain kepada si anak, berdampak pada perkembangan IQ anak semakin baik. “Dengan IQ yang baik akan m e n g h a s i l k a n a n a k-a n a k ya n g berkualitas yang kelak akan mejadi penerus bangsa yang kuat,” kata Nila Menkes juga menambahkan dengan kesehatan yang baik diharpkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dan bisa mengisi kemerdekaan dengan prestasi. Pada kegiatan itu juga di luncurkan Kartu Purbalingga Sehat (KPS), peluncuran sistem informasi kamar kosong di rumah sakit sekitar Kabupaten Purbalingga yang berbasis android. Aplikasi tersebut bisa didonwload di play store dengan nama ER-RS (empty room-rumah sakit). Kemudian peluncuran sistem informasi dan manajemen puskesmas. Sebelum kegiatan rekor Muri, Menkes juga sempat melakukan kunjungan di pembangunan Rumah Sehat Ibu dan Anak (RSIA ) Panti Nugroho. Kemuidian kunjungan ke PT Shum Shim sebagai perusahaan yang peduli terhadap program laktasi di perusahaan. (Sapto Suhardiyo)
Derap Perwira
Merdeka adalah eksistensi Kemandirian
M
emperingati 71 tahun Indonesia Merdeka merupakan suatu eksistensi kamandirian, kemampuan dan kematangan menggunakan kebebasan itu sendiri. Bebas berimajinasi, berekspresi, berkreasi bahkan berinovasi dalam koridor produktif konstruktif memajukan, memakmurkan dan mengurus Indonesia yang bermartabat dan beradab. Hal tersebut disampaiakan Bupati Purbalingga, Tasdi saat membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah pada upacara peringatan detik-detik proklamasi ke 71 tahun 2016. Upacara peringatan detik-detik tingkat kabupaten dipusatkan di alun-alun Purbalingga dengan diikuti oleh TNI/Polri, Korpri, PGRI, OSIS, Pramuka dan Ormas dan Organisasi kepemudaan. Sekarang bukan zamannya lagi, berteriak-teriak di luar mempertontonkan kemurungan dan kesulitan bangsa sendiri tanpa solusi. Melemahkan dan menggadaikan harga diri bangsa. Kita mesti ingat bahwa kebebasan yang kita nikmati hari ini bukanlah
Derap Perwira
kebebasan yang tanpa batas. Kebebasan kita hari ini adalah kebebasan yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Setiap ucapan, pikiran dan tindakan harus masih dalam satu wadah ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bisa dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, Bangsa dan Masyarakat Indonesia. Janganlah kita mudah terhasut, terprovokasi atas tindakan terorisme dan radikalisme, apalagi hingga intoleransi yang mengancam keutuhan bangsa ini. 71 tahun merdeka ternyata kejahatan narkoba, kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin marak. Untuk mengatasi hal tersebut hanya ada satu kata lawan, dan kita cegah sejak dini dengan membentengi keluarga dengan pendidikan moral dan agama. Kemudian permasalahan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, energi dan infrastruktur terus menjadi PR besar bangsa Indonesia. Untuk itu masyarakat Purbalingga diajak untuk terus bergotong royong mengambil peran partispatif dan kontributif
menyelesaikannya. Gotong royong adalah manifestasi keberadaban kita membangun bangsa. Bukan hanya pemerintah, namun sebagai warga Purbalingga harus bisa menunjukkan karya dan terus bekerja secara ikhlas serta penuh tanggungjawab memberikan kebermanfaatan nyata bagi bangsa. Sekecil apa pun karya masyarakat Purbalingga akan sangat berarti bagi bangsa dan negara. Paling tidak sudah berbuat untuk kebaikan. Jangan hanya diam saja. Bangsa Indoensia tidak pernah bisa maju, bukan karena terbatasnya sumber daya yang berkualitas. Bangsa Indonesia kaya akan sumber daya alam dan punya SDM yang jempolan. Tetapi kenapa bangsa Indonesia sulit maju ? Karena banyak orang baik yang hanya diam saja ketika ibu pertiwi memanggilnya. Ayo semarakan Jateng Gayeng Purbalingga Grengseng.(Sapto Suhardiyo)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
3
DAFTAR ISI
KEBIJAKAN HALAMAN 26
HALAMAN 8
Pekan Promosi Kesehatan Komitmen Pemkab Sehatkan Masyarakat
Disiplin Berpakaian, Guna Tingkatkan Pelayanan Masyarakat
PURBALINGGA – Menikmati sajian kuliner di rumah makan mungkin sudah menjadi hal biasa. Namun, menikmati masakan ikan sungai dan kupat landan di tepi sungai Klawing hanya ada di Desa wisata Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon.
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) selain pendidikan dan pendapatan perkapita penduduk. IPM menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Dimana derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni prilaku, lingkungan pelayanan kesehatan dan keturunan.
HALAMAN 45
Mengenal Sosok Anak Desa yang Menjemput Mimpi ke Australia dengan Beasiswa
HALAMAN 30
PURBALI NGGA, HUMAS – Ribuan anak-ana k murid taman kanak-kanak (TK) seKabupate n Purbaling ga di Pendapa Dipokusumo Sabtu (13/8) mengiku ti lomba mewarnai gambar.
Derap Perwira Media Informasi & Aspirasi Komunitas Purbalingga PENERBIT : Pemerintah Kabupaten Purbalingga Keputusan Bupati No 481.1/87/2004 Tanggal 5 Mei 2004 PELINDUNG Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga PEMBINA Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga Asisten Adminitrasi Setda
4
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Hardika Dwi Hermawan merupakan putra kedua dari Bapak Sugiarto yang berprofesi sebagai Pengawas TK/SD di Kecamatan Mrebet, Purbalingga dan Ibu Isdiati, yang berasal dari Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Anak desa yang semasa kuliah S1 aktif dalam organisasi ini p e r n a h m e n j a b a t s e b a g a i Ke p a l a Departemen Hubungan Luar BEM FT UNY, Wakil Ketua Forum Eksekutif Mahasiswa Teknik se-Jawa Tengah DIY serta menjadi student member Universal Association of Computer and Electronics Engineers (UACEE).
PEMIMPIN UMUM/ PENANGGUNGJAWAB : Kepala Bagian Humas Setda | PEMIMPIN REDAKSI/ REDAKTUR PELAKSANA Sapto Suhardiyo S.STP,.ST | REDAKSI Budi Santoso, SH - Estining Pamungkas, S.Sos | REPORTER Hardiyanto - Sukiman - Taufiq Haryadi | FOTOGRAFER Heri Herbowo S.Sos | GRAFIS : Dwi Kurnialfi, S. Kom | TATA USAHA/ IKLAN/ PERMASARAN S.Hayati Natalisa, SE | KEUANGAN Dwi Hendartuti | SIRKULASI Siswanto (Koordinator) – Rawin – Supriyanto |ALAMAT REDAKSI : Bagian Humas Setda Purbalingga | Jalan Onje No.1 B Telp. 0281891012-891059-891430 Pesawat 128.
email : humas.purbalingga@gmail.com Website : www.purbalingganews.net
Derap Perwira
S
etelah menanamkan disiplin masuk kerja, Bupati dan wakil Bupati kini gilirannya menanamkan disiplin berpakaian. Bukan hanya berpakaian seragam saja namun harus menggukan atribut-atribut yang sesuai standar berpakaian. Misalnya penggunaan papan nama, tanda lencana korpri, name tag, dan pemakaian sabuk Korpri. Walaupun disiplin berpakaian belum diatur dalam Perda atau Perbub, Bupati Purbalingga sangat konsen terhadap kedisiplinan terhadap Aparatur Sipil Negara. Bupati mengatakan walaupun belum tercantum dalam aturan namun perintah lisan Bupati bisa digunakan sebagai dasar untuk mentertibkan cara berpakaian yang bagus, rapi dan berwibawa. Dimulai dari hal-hal yang kecil ini diharapk an dapat me mbawa perubahan mindset (pola pikir) dan budaya pada sebagian aparatur pemerintah. Perubahan ini akan membawa perubahan aparatur dalam bersikap dan bertindak didalam melaksanakan tugas poko dan fungsinya. Yang akhirnya dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Seperti gerakan subuh bersama, kalau dicermati maka akan membawa aparat untuk selalu bangun pagi sehingga masuk kerja tidak terlambat. Dengan tidak terlambat maka pelayanan kepada masyarakat
bisa optimal, kepuasan masyarakat bisa meningkat dan berimbas kepada kepercayaan masyarakat kepada pemerintah bertambah. Dari hal-hal yang kecil tersebut, sejak diterapkan wajib apel pagi maka kedatangan aparatur khususnya di Sekretariat daerah keterlambatannya kurang lebih 1-3 orang. Sungguh hal tersebut merupakan gebrakan yang luar biasa yang mungkin belum pernah dilakukan oleh bupati-bupati terdahulu. Kedisipilinan dan etos kerja merupakan hal mutlak harus ada dalam sanubari para aparatur dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi atas gaji aparatur merupakan pajak yang telah dibayarkan oleh masyakarat. Sedikit besarnya besarnya suatu pajak yang dibayarkan oleh masyarakat akan berpengaruh terhadap pendapatan para apatarur. Dengan kata lain masyarakat (rakyat) adalah bos dari para aparatur, sehingga logis jika masyarakat selalu menuntut terhadap kecepatan, ketepatan, serta keramahan para aparatur dalam melayani meraka. Ada Hal Perlu diketahui? Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan
publik kepada penyelenggara, ombudsman, dan / atau DPRD. Masyarakat juga dapat menggugat melalui peradilan tata usaha negara bila terdapat kerugian di bidang tata usaha negara. Dalam hal terjadinya perbuatan melawan hukum, gugatan ganti kerugian terhadap penyelenggara dilakukan ke pengadilan umum (Perdata), dan apabila terdapat dugaan perbuatan tindak pidana masyarakat dapat melaporkan kepada pihak berwenang (polisi). Sanksi dapat di dikenakan kepada penyelenggara dan/atau pelaksana pelayanan publik yang melanggar ketentuan, mulai dari teguran tertulis, pembebasan dari jabatan, penurunan gaji dan pangkat, pemberhentian dengan hormat atau tidak hormat. Sanksi juga dapat berbentuk pembekuan atau pencabutan izin yang diterbitkan oleh instansi pemerintah. Atas perbuatan / kelalaian yang mengakibatkan timbulnya luka, cacat tetap, atau hilangnya nyawa seseorang, dapat dikenai sanksi pidana berdasarkan Pasal 359 dan 360 KUHP dan tidak membebaskan dirinya membayar ganti kerugian bagi korban (Pasal 1365 KUHPer) berdasarkan keputusan pengadilan. Guna terlaksananya pelayanan publik yang prima diperlukan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan oleh Pembina, Penanggung Jawab, dan penyelenggara terhadap pelaksanaan pelayanan publik. Pengawasan penyelenggaraan dilakukan oleh pengawas internal (atasan langsung dan pengawas funsional) dan eksternal (masyarakat, ombudsman dan DPRD). Untuk itu kepada semua aparatur layanilah masyarakat dengan sebaik-baiknya, jika tidak mau di gugat oleh mereka. (Sapto Suhardiyo)
Volume 105|Tahun XII|2016
LIPUTAN UTAMA
LIPUTAN UTAMA
Meningkatkan Jiwa Patriotisme Lewat Layur dan Umbul-umbul
M
emperingati detik-detik Proklamasi, setiap tanggal 17 Agustus merupakan salah satu wujud bagimana kita menumbuh kembangkan semangat patriotisme sebagai Bangsa Indonesia. Kemerdekaan merupakan hak mutlak bagi semua bangsabangsa di Dunia, pengekangan kebebasan (penjajahan) sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 harus dihapuskan. Kerena penjajahan tidak sesuai dengan perikamanusiaan dan perikeadilan. Pengorbanan para pahlawan yang telah mencurahkan nyawa, darah, harta benda serta pemikiran guna membebaskan Indonesia dari tangan penjajah wajib kita hormati dan diteladani. Semangat yang mengelora di dada mereka patut kita tiru dan terus kita pupuk agar jiwa patriotisme tidak padam akibat pengaruh era globalisasi sekarang ini. Sadar atau tidak kita sadari perkembangan informasi dan teknologi yang begitu cepat, membuat pola pikir dan cara pandang terhadap bangsa dan negara ini berubah. Orang kebanyakan, lebih membanggakan bangsa lain daripada bangsa dan tumpah darahnya sendiri. Orang lebih suka membeli produk luar negeri daripada produk anak negeri. Makin lunturnya jiwa patriot-isme inilah membuat Bupati Tasdi dan Wakilnya, Dyah Hayuning Pratiwi berpikir bagaimana menyemarakan 17 Agustus tahun ini menjadi gemebyar (semarak). Lewat Surat Edaran Bupati Nomor 300/5270/ 2016, seluruh Satuan Perangkat Daerah (SKPD), BUMN/BUMD, Camat dan Kepala Desa/lurah wajib mengelorakan semangat juang masyarakat. Yakni dengan pemasangan
6
Makna Umbul-umbul dan Layur
U
mbul-umbul dan layur sejatinya mempunyai yang amat dalam, selain sebagai symbol penanda adanya upacara perayaan, festival atau kegiatan besar lainnya. Berdasarkan mytologi pewayangan umbul-umbul mempunyai makna sebagai symbol agar manusia tidak boleh takabur. Mytologi tersebut saat Arjuna bersama Kresna yang di utus untuk study banding dalam rangka mendesain sebuah istana ke negara Rahwana. Ditengah perjalanan Arjuna dan Kresna mendapatkan sebuah jembatan yang dulunya di buat oleh Hanoman dan anak buahnya. Dalam hati kecil Arjuna untuk membuat jembatan yang sederhana tersebut, kok dibutuhkan waktu yang lama, padahal dengan kesaktian Arjuna bisa diselesaikan dengan hitungan detik. Mendengar keluhan hati Arjuna, Hanoman yang sedang bertapa pun bangkit dan menghampiri Arjuna, dan berkata siapa yang bisa membuat jembatan yang kuat maka akan disembahnya. Dengan anak panah naganya yang sakti, kemudian dilontarkan panahnya dengan sekejap jembatan pun jadi disebelah jembatan yang ada. Kemudian Hanoman pun meloncat di atas jembatan, dan jembatan itu patah. Melihat hal tersebut, Kresna pun melontarkan anak panahnya dan terbentklah jembatan lagi, dan Hanoman pun meloncatinya, namun kali ini jembatan tidak patah. Kemudian Hanoman pun menyembah kepada Kresna. Merasa jembatannya tidak kuat, Arjuna pun akan menyembah Hanoman, namun oleh Hanoman di tolaknya, karena manusia tidak boleh menyembah binatang. Sedangkan
umbul-umbul, layur serta pengecetan serta menjaga kebersihan lingkungan kantor. Umbul-umbul dan layur dengan nuansa merah putih dan dengan tidak dengan warna yang lain, merupakan representasi ekspresi semangat juang dalam perayaan HUT RI ke 71. Pemasangan bendera merah putih, layur umbul-umbul dan sejenisnya dimulai tanggal 1 Agustus s/d 31 Agustus 2016. Dengan p e n g a t u ra n s e d e m i k i a n r u p a sehingga tidak mengganggu keindahan dan ketertiban masayarakat umum. “Dengan gebyar merah putih, diharapkan semangat patriotisme masyarakat sebagai bangsa Indonesia semakin kuat,� kata Tasdi Tasdi menambahkan banyaknya masyarakat Purbalingga yang ikut eks Gafatar sejumlah 130 orang, juga menjadi dasar bagaimana pemkab untuk mengerakan semangat juang di tengah-tengah masyarakat. Jangan sampai arus informasi dan teknologi menggerus semangat nasionalisme dan patriotisme di tengah-tengah masyarakat.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS MEDIA KOMUNIKASI PURBALINGGA & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
7
Derap Perwira Volume 105|Tahun XII|2016
Derap Perwira
Arjuna tetap bersikeras akan menyembahnya. Untuk mengatasi hal tersebut Kresna kemudian mengutuk jembatan yang dibikin Arjuna menjadi umbul-umbul. Filisofi umbul-umbul diharapkan masyarakat Purbalingga sadar akan jati diri bangsanya, yakni bangsa Indonesia. Dimana bangsa Indonesia tidak pernah merasa sombong atau takabur akan kekuatan, pangkat dan jabatan yang diembannya. Sedangkan filosofi layur itu sendiri berasal dari ikan layur, yang melambangkan gotong-royong, karena ikan biasanya hidup berkelompok. Selain itu filosofi ikan yang hidup di dalam air melambang-kan sifat andhap asor (merendah). Merendah disini bukan berarti kita membiarkan dihina orang lain namun sikap hidup yang mengedepankan sifat kelembutan dan kerendahan hati. Dengan sifat-sifat ini diharapkan membuat jiwa manusia menjadi subur akan nilai-nilai kebajikan di muka bumi ini. Kemudian untuk ornamen
warna merah putih mengandung makna, merah mengandung makna bisa membangkitkan semangat perjuangan dan keberanian. Sedangkan putih melambangkan tanpa pamrih, tulis dan ikhlas dilansadi kesucian hati. Jika digabung merah putih bermakna keberanian yang dilandasi niat suci untuk berkorban jiwa dan raga bagi bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Dirgahayu HUT RI ke 71 Kerja Nyata. (Sapto Suhardiyo).
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
7
LIPUTAN KHUSUS
LIPUTAN KHUSUS
Pekan Promosi Kesehatan
K
esehatan merupakan salah satu faktor penting peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) selain pendidikan dan pendapatan perkapita penduduk. IPM menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Dimana derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni prilaku, lingkungan
8
pelayanan kesehatan dan keturunan. Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat, sosial budaya, kemudahan akses informasi dan tersedianya sarana prasarana. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Purbalingga dibutuhkan komitmen dan kemitraan oleh seluruh
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
steakholder yang ada. Yakni pemerintah, masyarakat, sektor swasta dan paling utama adalah insan kesehatan itu sendiri. Saat ini masalah kesehatan di Kabupaten Purbalingga masih perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah daerah. Hal tersebut terkait dengan masih tingginya ibu melahirkan. Tahun 2014 sebesar 14 orang, 2015 sebesar 20 orang
Derap Perwira
dan sampai bulan juli 2016 sebesar 11 orang. Kemudian balita giizi buruk tahun 2014 sebesar 69 anak, tahun 2015 sebesar 70, sampai bulan juli 2016 sebesar 38 orang. Kematian bayi tahun 2014 sebesar 162 anak, tahun 2015 sebesar 149 anak, sampai bulan juli 2016 sebesar 60 anak. Kematian balita tahun 2014 sebesar 36 anak, tahun 2015 sebesar 24 anak, sampai bulan juli 2016 sebesar 13 orang. Disamping itu juga kasus penderita demam berdarah di purbalingga yang masih relatif tinggi. Dari data Dinkes Kabupaten Purbalingga menyebutkan tahun 2014 terdapat 372 penderita dan meninggal dunia 3 orang. Tahun 2015 terdapat 245 penderita dan meninggal dunia 5 orang. Sampai bulan juli 2016 terdapat 204 penderita dan meninggal 3 orang. Untuk mengatasi hal tersebut maka Pemerintah Daerah Purbalingga melalui pekan promosi kesehatan berupaya untuk menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat. Dari pameran ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pola hidup bersih sehat. Semakin banyaknya masyarakat yang hadir maka informasi tentang PHBS dan permasalahan kesehatan bias tersebar di masyarakat secara merata. Pada saat penutupan,Kamis (11/8) juga diselenggarakan rekor muri ibu menyusui secara serentak dan terbanyak. Selain pameran juga akan dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain : Peluncuran Kartu Purbalingga Sehat (KPS), Peluncuran Sistem Informasi Kamar Kosong Di Rumah Sakit Sekitar Kabupaten Purbalingga dan Peluncuran Sistem Informasi Dan Manajemen Puskesmas.
Derap Perwira
Ditataran kebijakan Pemerintah Kabupaten Purbalinga juga telah melakukan beberapa langkah strategis dalam bidang kesehatan. Pertama adalah dengan akan membangun rumah sakit ibu dan anak, yakni mengupgrade klinik bersalin panti nugroho. Rumah sakit ini nantinya akan menjadi salah satu sarana agar kematian ibu dan anak di Purbalingga bisa diturunkan. Kedua melakukan pembenahan manajemen pelayanan kesehatan baik di rumah sakit khususnya milik pemerintah dan puskesmas. Agar pelayanan kesehatan semakin baik dan memuaskan. Ketiga melakukan pembenahan instalasi saluran pembuangan limbah (ipal) di setiap puskesmas. Instalasi ini sangat berguna agar lingkungan sekitar tidak tercemar oleh limbahlimbah berbahaya dari rumah sakit/puskesmas. Keempat, dengan melakukan kegiatan preventif dan pencegahan, yakni dengan kegiatan sosialisasi, pelatihan dan kegiatankegiatan lainnya. Termasuk menghimbau kepada masyarakat
untuk ikut BPJS mandiri, agar kesehatannya bisa dijamin. Dengan falsafah yang sehat mengobati yang sakit, si-kaya mensubsidi si-miskin, dengan harapan kesehatan masyarakat bisa semakin meningkat. Kelima adalah menjamin ketersediaan obat-obatan di Purbalingga bisa tercukupi. Karena ketersediaan obat menjadi faktor penting dalam pelayanan ke s e h a t a n g u n a m e n j a m i n keselamatan pasien.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
9
LIPUTAN KHUSUS
LIPUTAN KHUSUS
Seluruh Puskesmas di Purbalingga telah Terkoneksi dengan SIMPUS
S
alah satu inovasi dari pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga yang patut diacungi jempol yakni penerapan system informasi manajamen Puskesmas atau yang lebih disebut SIMPUS. Sistem itu sendiri merupa-kan suatu Aplikasi Manajemen Puskesmas yang dimana fungsi utamanya adalah memanage semua data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (Diagnosis) serta pengobatan Pasien tersebut. Kemudian data-data yang sudah diinputkan ditampung kedalam sebuah database yang nantinya akan dikategorikan sesuai dengan parameter untuk kebutuhan laporan seperti Laporan kunjungan harian, cara pembayaran, jenis penyakit serta laporan lainnya yang sebagaimana dibutuhkan didalam Manajemen Puskesmas. Adapun beberapa manfaat dari Simpus adalah: 1. Mempermudah dan mempercepat pelayanan (responsive). 2. Membakukan prosedure dan standar pelayanan (public services standard). 3. Mendapatkan data dan informasi
10
yang sahih atau valid (accountable). 4. Dengan seketika saling terhubung an-tara semua pihak memantau (transparent) 5. Mengurangi beban kerja petugas puskesmas dan dinas kesehatan (efisien) Simpus itu sendiri bisa berjalan di versi windows dan versi open source (OS) sehingga memudahkan dalam penginstalan. Pada platform windows Bahasa pemrogramannya dengan menggunakan visual basic sedangkan pada OS menggunakan mengunakan PHP sedangkan untuk mengolah datanya keduanya menggunakan MySQL. Dengan terkoneksinya seluruh Puskesmas dengan aplikasi Simpus, diharapkan tujuan pembangunan di Purbalingga dalam khususnya bidang kesehatan bisa mengingkat. Sebagaimana Indonesia bersama negara-negara sedunia telah menyepakati tujuan pembangunan milinium atau yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs). Sedikitnya ada lima goal dari delapan goal MDGs yang bersentuhan langsung dengan bidang ke s e h a t a n . Pe n a n g g u l a n g -a n kelaparan dan gizi buruk, penurunan
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
angka kematian anak, peningkatan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya dan menjaga kesehatan lingkungan. Sebagaimana sering dikatakan Bupati Purbalingga, Tasdi penguatan peran bidang kesehat-an menjadi andalan program pembangunan di samping bidang pendidikan. Dalam hal ini penguatan peran Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat menjadi fokus utama program-program kesehatan pemerintah. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, kompleksitas masalah kesehatan masyarakat, dan tuntutan akan pencapaian MDGs maka diperlukan sebuah upaya yang sistematis di bidang kesehatan, salah satunya dengan menjamin ketersediaan data kesehatan masyarakat guna melakukan pengukuran kinerja dan pe-rumusan kebijakan. Dalam konteks ini maka pemanfaatan teknologi informasi g u n a m e n u n j a n g p e l a ya n a n kesehatan menjadi tidak dapat dihindarkan. Dalam era digital seperti sekarang, pemanfaatan teknologi informasi tidak lagi menjadi added value namun sudah menjadi standart value. Bukan hanya dana, peningkatan kemampuan para karyawan juga perlu ditingkatkan. Dengan adanya Simpus semua tindakan dan hal yang dilakukan oleh para karyawannya terpantau oleh komputer yang ada di setiap ruangan. Sehingga akan meminimalkan terjadinya kesalahan d a l a m m e m b e r i k a n l a ya n a n perawatan dan pengobatan pada pasien. Yang lebih penting disini adalah niat dan mau berubah untuk melakukan pelayanan dengan baik. Yakni melayani dengan hati, sepenuh hati dengan hati-hati namun tidak dengan sesuka hati. (Sapto Suhardiyo).
Derap Perwira
Ayo download ER-RS, Aplikasi Kamar Kosong di Rumah Sakit
S
elain meluncurkan program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), Dinas Kesehatan Purbalingga juga meluncurkan aplikasi Empty Room - Rumah Sakit (ER-RS). Aplikasi tersebut untuk memudahkan masyarakat mengetahui berapa jumlah kamar kosong yang ada di Rumah Sakit. Sehingga masyarakat tidak kecele karena tidak mendapatkan ruang rawat inap di rumah sakit yang menjadi tujuannya. Rumah sakit yang tergabung dalam aplikasi tersebut ada 5 rumah sakit yakni RSUD dr Goeteng Taroenadibrata, RS Panti Nugroho, RSIA Ummu Hani, RSU Nirmala dan RSU Harapan Ibu, RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto dan RSU Emmanuel Banjarnegara. Dengan informasi dari kelima rumah sakit yang ada disekitar Purbalingga diharapkan bisa membantu mobilitas dalam penanganan orang sakit.
Derap Perwira
Aplikasi tersebut bisa berjalan di handphone berbasis android, yang bisa diunduh di Play Store, dengan ukuran cuma 1,6 Mega Bit (MB) bisa berjalan cepat di OS Android dari versi 2,3 ke atas. Selain itu aplikasi ER-RS juga terhubung dengan website di http://dkkpbg.info/dkk/, sehingga memudahkan masyarakat yang tidak mempunyai hp berbasis android. Kemudian dalam website juga terdapat nomor contak yang bisa dihubungi. Dari pantauan per tanggal 29 Agustus 2016 masyarakat yang telah mengunduh aplikasi tersebut baru 19 orang. Tentunya jika dilihat waktu peluncuran pada tanggal 11 Agustus kemarin belum banyak masyarakat yang mendownload aplikasi tersebut. Beberapa komentar yang telah mendownload aplikasi ER-RS ratarata positif, dan sangat membantu masyarakat dalam mencari kamar kosong di Rumah Sakit. Sehingga
jika masyarakat yang punya hp android yang belum mendownload aplikasi tersebut akan rugi, karena sewaktu-waktu membutuhkan aplikasi tersebut. Keuntungannya bukan hanya untuk kita sendiri, namun bisa untuk keluarga, teman, saudara atau tetangga yang membutuhkan bantuan informasi kamar kosong. Dengan informasi yang dibangun secara realtime akan masyarakat dapat mendapatkan informasi yang cepat dan akurat menganai kamar kosong yang tersedia. Dengan semboyan pelayanan prima yakni melayani dengan hati, sepenuh hati, dengan hati dan tidak sesuka hati pelayanan sektor kesehatan bisa meningkat. Kesehatan masyarakat meningkat akan berimbas dengan indek pembangunan masyarakat Purbalingga meningkat. (Sapto Suhardiyo)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
11
OPINI
OPINI
AKTIF ORGANISASI, KENAPA TIDAK?
O
rganisasi sangatlah berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Organisasi dan pendidikan keduanya memiliki ketertaitan yang tidak dapat dipisahkan. Berorganisasi adalah suatu pilihan bukan keharusan apalagi kewajiban. Namun, alangkah beruntungnya ketika seseorang memutuskan untuk berorganisasi dari mulai yang terkecil hingga mengikuti sebuah organisasi yang lebih besar. Berbagai manfaat dapat dihasilkan dari keaktifan mengikuti organisasi baik di lingkup pendidikan atau bahkan ketika terjun langsung di masyarakat. Aktif berorganisasi akan memberikan peluang dan tantangan tersendiri yang akan berguna di kehidupan di masa mendatang. Baik siswa, mahasiswa, atau bahkan mereka yang sudah berkeluarga saat memutuskan untuk aktif berorganisasi, mereka akan menemukan keunikan dan ribuan tantangan yang mengasikan bila dilalui dengan sepenuh hati. Berbagai pelajaran berharga didapatkan dari berorganisasi, pelajaran yang tidak ada di
12
dalam kurikulum. Seperti bersosialisasi dengan berbagai karakter sesorang sehingga dapat memahami satu sama lain, melatih kepercayaan diri untuk berbicara mengemukakan pendapat, mengenal lebih banyak teman di berbagai bidang, belajar kepemimpinan, kedisiplinan, menyelesaikan permasalahan dan masih banyak yang lain yang dapat ditemukan saat berorganisasi. Dalam berorganisasi, akan banyak ilmu dan pengalaman baru yang akan didapatkan dengan berbagai ujian yang akan datang sewaktu-waktu. Ketika semua yang dipelajari dimaksimalkan sebaik mungkin manfaat yang didapatkan akan sangat berharga untuk diri sendiri, orang lain selain itu juga berguna untuk kehidupan pribadi atau kelak ketika sudah berada di masyarakat dan lingkungan pekerjaan. Ilmu dan pengalaman yang didapatkan kelak akan sangat berguna untuk diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Disisi lain manfaat dari aktif berorganisasi adalah memiliki banyak peluang, misalnya terhubung dengan banyak jaringan ataupun relasi yang pernah ditemui di organisasi yang digeluti, kemudian dengan komuni-kasi yang baik akan memudahkan untuk dekat dengan orang-orang penting, selanjutnya pengalaman yang didapatkan dalam berbagai organisasi akan sangat bermanfaat sekali saat diaplikasikan dalam dunia kerja. Dalam mengikuti organisasi, tidak hanya dituntut untuk mengikuti kultur organisasi tapi dapat juga menumbuhkan minat dan bakat. Potensi diri dikembangkan dengan cara menempa diri di organisasi yang diinginkan, kemudian dapat mengembangkan ide dan kreativitas
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
untuk organisasi yang menjadi pilihan. Ikuti segala aturan yang ada di organisasi yang sudah diikuti dengan mengeluarkan banyak ide ya n g nya t a s e h i n g g a d a p a t diaplikasikan baik untuk diri sendiri ataupun untuk instansi yang kelak akan bermanfaat untuk mengabdikan diri di masyarakat. Ada berbagai macam oraganisasi di satuan pendidikan dengan berbagai bidang dan karakteristik tinggal bagaimana memilih yang sesuai dengan potensi diri dan dapat mengembangkan kemampuan diri. Namun, perlu menjadi perhatian juga, jangan sampai terjerumus ke dalam organisasi yang baru dan menjurus ke arah yang kurang baik. Yang dapat menilai organisasi itu baik atau tidak adalah diri sendiri dan mintalah pendapat dari berbagai orang di sekitar. Oleh karena itu, penting untuk melihat profil organisasi secara lengkap dan menanyakan secara menyeluruh sebelum masuk menjadi anggota organisasi. Para organisatoris mereka diajarkan untuk peka dengan berbagai permasalahan yang ada baik di lingkup internal organisasi atau di lingkup eksternal. Mereka dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang timbul, mereka harus mampu mencari solusi terbaik atas permasalahan yang terjadi. Namun, para aktivis baik di sekolah, kampus ataupun masyarakat jangan sampai melupakan kewajiban untuk mengenyam pendidikan, jangan sampai organisasi dijadikan sebagai alasan untuk tidak berprestasi, justru para aktivis harus menunjukan kepada mereka yang sama sekali tidak tertarik untuk menggeluti dunia organisasi bahwa mereka yang aktif dapat membanggakan siapapun ditunjukan dengan prestasi yang
Derap Perwira
telah dicapai. Jika ada yang berkata kehilangan waktu untuk belajar sehingga mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, maaf itu bukan orang organisasi, mereka hanya orang-orang yang tidak sungguhsungguh baik akademik ataupun organisasinya. Para aktivis, mereka mampu untuk memenajemen waktu dengan baik, kesibukan di organisasi membuat mereka berpikir bagaimana untuk membagi waktu agar semua dapat terkerjakan dengan baik tanpa ada satupun yang tertinggal. Para organisatoris mereka akan menyeimbangkan antara akademik dan organisasi, keduanya sama-sama diunggulkan sehingga mendapatkan pencapaian nilai terbaik yang membanggakan. Organisasi dibentuk sebagai wadah pencetak kader-kader terbaik bangsa yang memunculkan bibit pemimpin bangsa terbaik. Pemimpin -pemimpin berkualitas dan kapabilitas tidak semata-mata hanya dengan nilai akademik yang tinggi, namun dari keaktifan di organisasi manapun sehingga mampu
Derap Perwira
mengaplikasikan gaya kepemimpinan dengan kepekaan tinggi terhadap berbagai permasalahan. Banyak dari pemimpin negara yang menjadi orang nomor satu baik dari tingkat paling bawah sampai tingkat tertinggi mereka lahir dari organisasi, mereka diterpa dan dididik untuk menjadi pemimpin bangsa yang kelak akan membawa negara ke arah yang lebih baik. Berbeda halnya dengan mereka yang tidak aktif berorganisasi, rasa kepekaannya terhadap masalah yang terjadi sangatlah kurang sehingga tindakan yang dilakukanpun tidak ada atau bahkan mereka yang tidak pernah berkecimpung di organisasi hanya dapat duduk manis tanpa ada gerak dan aksi yang nyata. Tugas berat sebuah organisasi yaitu bagaimana mengkader calon pemimpin bangsa, bagaimana organisasi dapat mengader anggotanya untuk dapat berdedikasi tinggi. Selain itu organisasi harus dapat menjadi wadah bagi mereka yang ingin benar-benar memperbaiki diri
ke arah yang lebih baik dan mau belajar serta mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Organisasi harus mampu mengasah kepekaan dan jiwa sosial serta dapat bersosialisasi dengan baik. Masih berpikir untuk tidak aktif berorganisasi? Apakah organisasi mengganggu akademik atau justru membuat lebih berprestasi? Jawabannya ada pada diri sendiri, sekarang tinggal memilih apakah akan berdiam diri dan hanya menunggu atau bergerak dan menjemput bola. Begitu banyak manfaat yang akan didapatkan ketika berorganisasi, jangan sampai kesempatan yang tidak datang dua kali disia-siakan. Kalau bukan sekarang mau kapan lagi? Mumpung belum terlambat, berorganisasi kenapa tidak.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
13
KILAS PERWIRA
KILAS PERWIRA
Mayor Inf. Andi Amin Latama Jabat Danyon 406/ Candra Kusuma PURBALINGGA-HUMAS, Mayor Inf. Andi Amin Latama kemarin menjabat Danyon 406 /Candra Kusuma menggantikan Letkol Inf. Aswin Kartawijaya. Sedangkan Letkol Inf. Aswin Kartawijaya akan menduduki jabatan barunya sebagai Dandim 0708/Purworejo. Serah terima dilakukan oleh Komandan Brigif 4 Dewa Ratna, Letkol Anggit Exton Yustiawan di Lapangan Yonif 406, Sabtu (6/8). Dalam sambutannya Dan Brigif, mengatakan pergantian jabatan merupakan hal yang lazim di jajaran TNI yang merupakan aspek pembinaan satuan dan pembinaan personel. Pergantian jabatan agar tiap-tiap satuan mendapatkan penyegaran, perubahan dan pembaharuan. “Disamping itu juga memberi-
kan kesempatan dan pengalaman yang luas bagi yang bersangkutan agar kualitas kepemimpinannya dan manajerialnya semakin meningkat,” kata Anggit. Dan Brigif juga mengingatkan kepada semua personil bataliyon 406 agar memiliki mobilitas tinggi dan bergerak cepat agar segala tantangan yang ada bias diatasi. Pemantapan jiwa juang dan profesionalisme prajurit senantiasa harus dilakukan dan ditingkatkan. “Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan landasan spiritual yang yang kokoh dan pemahaman tentang jatidiri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional,” kata Anggit. Sedangkan Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengatakan untuk mem-
bangun ketertiban masyarakat maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antar unsur Forkompimda termasuk Danyon 406/Candra Kusuma. Selain itu juga perlu ditingkatkan hubungan yang baik dengan seluruh elemen masyarakat Purbalingga. “Kepada Letkol Inf. Aswin Kartawijaya, disampaikan terimakasih atas tugas dan pengabdiannya di Purbalingga selama ini,” kata Tiwi Selain itu Tiwi juga mengucapkan selamat kepada kedua pejabat di jajaran TNI atas tugas baru yang diamanatkan di pundak keduanya. Semoga tugas baru inisemakin memacu dalm memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nusa dan bangsa. (Sapto Suhardiyo)
Bupati Terima 3 Calon Nama Sekda dari Pansel PURBALINGGA-HUMAS, Pertengahan September Kabupaten Purbalingga diperkirakan akan mempunyai Sekretaris Daerah (sekda) definitif. Hal tersebut disebabkan panitia seleksi calon Sekda yang diketuai oleh Budi Wibowo, mantan Pj Bupati Purbalingga yang juga sebagai Asisten Kesejehtreraan Rakyat Sekda Provinsi Jawa tengah telah memberikan surat hasil seleksi kepada Bupati. Bupati Purbalingga, Tasdi mengatakan ada 3 nama calon sekda yang yang telah direkomendasikan oleh pansel dari 7 nama yang mendaftar. Tiga nama tersebut sesuai dengan rangking pertama Wahyu Kontardi, Kedua Subeno, Ketiga Hanung Wikantono. Data dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Purbalingga 7 nama yang mendaftar calon sekda antara lain, Wahyu Kontardi
14
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Derap Perwira
Derap Perwira
(Kepala Inspektorat), Subeno (Kepala Dinbudparpora), Agus Winarno (Kepala Dinperindagkop), Lily Purwati (Kepala BP2KP), Sridadi (Satf Ahli Bupati), Hanung Wikantono (Kepala BKBPP), dan Ngudiarto (Kepala Dinsosnakertrans). Bupati menambahkan rangking tersebut berdasarkan hasil tes, paparan, maupun assessment, dimana assessment dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Sedangkan tes dan wawancara dilakukan oleh pansel. Sebagaimana diketahui pansel berjumlah 5 orang yang terdiri dari Drs Budi Wibowo Msi (Pejabat Pemrov), Dr M Fauzan (Dosen Unsoed), Paulus Israwan (Dosen Unsoed), Tr isnanto Srihutomo (tokoh masyarakat) dan Subeno (tokoh masyarakat). “Hari ini (Senin, 15/8) kami akan melakukan wawancara
dengan 3 nama itu dan akan dibawa ke gubernur,” kata Tasdi di ruang kerja bupati Tasdi mengatakan setelah diajukan ke gubernur, 3 nama tersebut menjadi hak gubernur untuk menentukan siapa yang menjadi sekda di Purbalingga. Karena jabatan sekda merupakan jabatan karier bukan jabatan politik. “Saya bebas, siapapun yang jadi tidak menjadi masalah,” kata Tasdi. Pada kesempatan itu Tasdi juga mengapresiasi kinerja pansel yang telah bekerja dengan baik, yakni mulai bekerja sejak tanggal 15 Juli sampai dengan 6 Agustus. Terpilihnya ke tiga nama tersebut sudah sesuai dengan daftar urut kepangkatan (DUK). (Sapto Suhardiyo)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
15
INSPIRASI
Manfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, Antarkan Guru Pelosok Gunung Jadi Guru Berprestasi Jateng
T
idak tahu belajarlah, tidak bisa bersungguh-sungguhlah, mustahil cobalah, begitu prinsip hidup dari Khasbi Istanto, guru MI NU 2 Tangkisan, Mrebet, Purbalingga. Lewat karyanya dalam pengembang-an pendidikan inovatif, Kasbi Istanto memenangi kompetisi guru berprestasi Kementerian Agama (Kemenag) tingkat Jawa Tengah di Grand Wahid Salatiga (18-21/8). Khasbi mengaku unsur yang paling unggul dalam kompetisi tersebut adalah penilaian terhadap karya inovasinya yang berbasis pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Dari tahun 2013, setelah dilatih oleh USAID PRIORITAS, saya menjadi tersadar bahwa menggunakan media berbasis lingkungan sebagai sumber belajar bagi siswa sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. “ Sejak saat itu sampai sekarang saya telah membuat 25 media pembelajaran inovatif yang menggunakan barang-barang dari lingkungan sekitar,” kata guru yang telah 10 tahun mengabdi di madrasah itu. Sejumlah 25 alat peraga inovatif berbasis lingkungan yang telah dibuat dipresentasikan kepada Dewan Juri yang telah ditunjuk Kemenag Jateng. Mulai dari media Garis Bilangan Batang Singkong (Gabil Basing) untuk pengurangan dan penjumlahan. Keudian Pohon Minta Tolong (Pamitong) untuk pembelajran IPS dan bahasa Indonesia, Bakul Telur Kerajaan (IPS). Pohon Nusantara (IPS dan PPKN), Tampok Sakti untuk belajar perkalian, Batok Perkalian Berulang dan berbagai media inovatif lain. Dalam presentasi berbahasa Inggris, Khasbi menyampaikan bahwa penggunaan alat berbasis lingkungan ini mampu mengatasi keterbatasan alat peraga, biaya, dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal tersebut sesuai
16
dengan basis pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang di implementasikan di madrasah dimana beliau mengajar. “Anak-anak menjadi sangat bersemangat ketika belajar. Mereka juga lebih mudah memahami pembelajaran, karena saya mencoba membuat kontekstual dengan bendabenda yang mereka temui di rumah, di desa, di kebun, dan di lingkungan mereka tinggal,” ungkap putra ke empat dari pasangan Sutarno dan Mistiyah ini. Lulusan PGMI STAIN Purwokerto ini menyampaikan bahwa setiap tahun media yang pernah dibuat selalu berkembang. Misalkan saja Gabil Basing yang telah dibuat tahun 2014/2015 telah memilki tambahan ragam permainan. Tetuca angkrun gabil basing atau singkatan dari tebak, tulis, cari angka beruntun garis bilangan batang singkong. Siswa diajak untuk menebak angk, menulis angka dan lambang, mencari angka, dan membuat angka beruntun. Uniknya, permainan tersebut berkembang dari siswa-siswa yang difasilitasinya. Guru madrasah di pelosok gunung ini menambahkan, metode dan model pembelajaran yang
Volume 105|Tahun XII|2016
dilakukannya juga ternyata memudahkan interaksi siswa. Dengan bahan pelajaran berbasis lingkungan yang telah disusun dan disesuaikan dengan model pembelajaran. Bahan pembelajaran yang disajikan kepada siswa, dia susun dengan melibatkan banyak unsur. Mulai dari tanaman, bebatuan, kerajinan tangan. toples bekas, kardus bekas, botol bekas dan semua hal tersebut dikombinasikan dengan nyayian dan permainan yang sudah akrab ditelinga siswa. “Saya berterimakasih kepada USAID PRIORITAS yang telah mengajarkan hal tersebut,” ungkap Khasbi. Model pembelajaran berbasis lingkungan ini juga mengaktifkan siswa dalam permainan dan belajar di luar kelas. Selain itu juga berdasarkan realita di lingkungan tempat tinggal serja menjawab realitas kehidupan. Khasbi mencontohkan, yaitu ketika membelajarkan IPS dan bahasa Indonesia dengan Media Pamitong, dia mencoba mengangkat realitas pencemaran air oleh sebuah pabrik. Siswa di posisikan sebagai pohon dan lingkungan yang meminta tolong akibat pencemaran. Kemudian siswa disimulasikan juga berdiskusi dengan menjadi pemuda yang mensolusikan realitas pencemaran tersebut dalam bentuk tulisan yang berbasis literasi informasi. Hal tersebut akan membuat siswa lebih sensitif terhadap lingkungannya. Kemenangan Khasbi dalam kompetisi guru berprestasi lingkup Kemenag Jateng dengan menyisihkan 71 peserta lain ini juga mengantarkan Khasbi dalam pemilihan kompetisi guru berprestasi nasional yang rencananya diselenggarakan bulan November 2016. (Sapto Suhardiyo)
INSPIRASI Sururi, Si Kuda Pustaka Curi Perhatian Siswa dengan Buku Besar
Ridwan Sururi (43), Kuda Pustaka dari Gunung Slamet yang biasanya memberikan peminjaman buku bacaan, melakukan kegiatan yang berbeda. Kamis (11/8), setelah melakukan rutinitas meminjamkan buku, mencatat buku yang masuk dan keluar, Sururi mengajak siswa membaca bersama dengan buku besar yang diambil dari buku bacaan berjenjang bantuan USAID PRIORITAS.
S
ururi membacakan cerita secara interaktif kepada anaka n a k d i S D N 5 S e ra n g Karangreja Purbalingga saat istirahat. “Siapa yang pernah pergi ke rumah kakek?” tanya Sururi kepada anakanak yang sudah mengerubutinya. “Saya-saya-saya,” teriak semua siswa dengan antusias sambil mengacungkan tangan. “Kalau begitu, saya akan menceritakan betapa serunya seminggu bermain ke rumah kakek,” saut Sururi sambil membuka buku besar yang telah dia pegang. Anak-anak tampak menikmati kegiatan membaca bersama dengan Sururi. “Ternyata ratusan buku sumbangan dari USAID PRIORITAS, ada buku penunjangnya. Namanya buku besar. Saya baru belajar menggunakannya. Buku itu mudah menggunakannya, seperti mendongeng tapi dituntun dengan buku yang besar,” kata Sururi antusias. Dirinya ingat saat masih SMP, dia
Derap Perwira
pernah mengirimkan cerita dongeng ke Radio Republik Indonesia (RRI) dua kali. Cerita yang pertama berjudul Sandul dan kedua adalah Timun Mas. Cerita itu dia dapatkan dari Neneknya yang tiap malam menceritakan padanya. Paginya Sururi kecil langsung menuliskannya. “Dongeng-dongeng dari Nenek, saya hafal sampai sekarang. Hal itu yang membuat saya semakin bersemangat untuk men-dongeng atau sekedar bercerita kepada anakanak. Cerita yang ada pesan moralnya itu pasti akan diingat sampai lama,” tutur pegiat literasi yang akan mendapatkan penghargaan dari perpustakan nasional Agustus ini. Seorang anak yang mendengarkan cerita dari Sururi, In Amik Midyawati, siswa kelas 3 di SDN 5 Serang, menceritakan dirinya sangat senang setiap kali Kuda Pustaka datang ke sekolahnya. Dia bisa melihat kuda, meminjam buku dan banyak orang yang berkumpul.
Amik langsung mendekat ketika melihat Sururi me-manggil anak-anak untuk bercerita. Buku yang dipakai oleh Sururi katanya menarik dan cara berceritanya juga lucu. “Cara ceritanya lucu. Kami di tanya-tanya apa pernah ke rumah kakek dan menebak isi cerita. Besok kata Pak Sururi ceritanya berbeda dan lebih bagus,” aku Amik dengan lugunya. USAID PRIORITAS telah memberikan bantuan 792 buku kepada Ridwan Sururi-Kuda Pustaka penggiat buku di lereng Gunung Slamet. Donasi buku bacaan berjenjang tersebut digunakan untuk membantu Sururi meningkat-kan minat dan kemampuan membaca anak-anak. Buku bacaan berjenjang itu terdiri dari 70 judul yang dilengkapi dengan buku besar berisi cerita seri dengan konten menarik. (Sapto Suhardiyo)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
17
LEGISLATIF
LEGISLATIF
Dua Tahun Menjabat, DPRD Purbalingga Hasilkan 30 Perda PURBALINGGA, HUMAS – Dua tahun masa bhakti anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purbalingga periode 20142019 yang dilantik pada 19 Agustus 2014, dalam mengabdi/bekerja sudah menghasilkan 30 Peraturan Daerah (Perda). Berbagai suka duka dialami para anggota dewan, namun dalam menyikapi dinamika tersebut pihaknya senantiasa menjunjung tinggi semangat kebersamaan, sehingga setiap cobaan atau tantangan dapat dilalui baik, sehingga produktifitas dari tahun ke tahun semakin meningkat. “Waktu terasa begitu sangat cepat, tak terasa memasuki tahun kedua kami mengabdi di lembaga DPRD kabupaten Purbalingga tepatnya pada hari Selasa Kliwon 19 Agustus 2014 45 anggota DPRD dilantik diambil sumpahnya di ruang paripurna ini. Dua tahun tersebut sudah begitu banyak dinamika suka duka dialami bersama. Namun dalam menghadapi serta menyikapi dinamika tersebut kami bersama anggota lainnya senantiasa menjunjung tinggi semangat kebersamaan sehingga beratnya tantangan yang dihadapi selalu diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, produktifitas kami dari tahun ke tahun selalu meningkat,”tutur Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga Tongat saat Syukuran Tahun Kedua Anggota DPRD Kabupaten Purbalingga Periode 20142019 di Ruang Paripurna Jum'at (19/8) malam. Tongat menjelaskan, dalam bidang pembentukan perda, selama dua tahun, pihaknya telah menyetujui bersama sebanyak 30 perda, dibidang anggaran DPRD dan pemerintah selalu dapat menyelesaikan tepat waktu bahkan Anggaran Penerimaan Dan Belanja Daerah (APBD) disetujui lebih cepat. “Selama dua tahun menjabat kami sudah menyetujui 30 perda, bahkan untuk APBD Perubahan Tahun 2016 telah dibahas dan mendapatkan pesetujuan bersam alebih awal dibanding tahun sebelumnya, yaitu pada Juni 2016,”jelasnya. Dibidang pengawasan,sambung Tongat, DPRD selalu memberikan
18
masukan-masukan kepada pemerintah daerah yang bersifat konstruktif untuk dapat ditindaklanjuti dengan baik. Untuk itu pihaknya bersama anggota DPRD lainnya memanjatkan rasa syukur dan semoga dimasa mendatang dapat terus ditingkatkan agar lebih baik lagi. Sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan, DPRD menjalankan tugas fungsi dan wewenangnya sebagai anggota DPRD harus bekerja bersama-sama dengan pemerintah daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah tersebut, sejauh ini telah diupayakan untuk dapat bersinergi dalam mensejahterakan masyarakat. “Walaupun masih terdapat kekurang sempurnaan disana sini, kita sadar hal tersebut sebagai bagian dari proses yang harus dilalui bersama. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada bupati Purbalingga dan jajaran Pemkab yang telah bersama-sama dengan DPRD bersinergi melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing denga baik,”tambahnya. Atasa nama Pemeritah Kabupaten (pemkab) Purbalingga Bupati Purbalingga Tasdi mengucapkan selamat kepada temanteman anggota dewan. Menurutnya, ketika ulang tahun ada tiga hal yang harus dicermati, yaitu bersyukur dan introspeksi serta intro pros-
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Rapat Paripurna Istimewa Resmikan Siti Syifa Jadi Anggota DPRD
pektif. “Rasa syukur harus menjadi momentum untuk kedepan melangkah lebih baik lagi,” ucapnya. Bupati menambahkan, bahwa momentum instrospeksi, adaah sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pem-erintahan Daerah menyebutkan bahwa posisi eksekutif dan legislatif di kabupaten / kota adalah sebagai sama-sama penyelenggara pemerintah daerah. Pemerintahan daerah terdiri dari pemerintah daerah dan DPRD, jadi keduanya merupakan satu lembaga dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, hanya tugas pokok fungsinya yang berbeda. Tupoksi DPRD sebagaimana dalam amanat UU MD3 adalah bagaimana hak legislatif tugas legislatif dan pengawasan dan kami (bupati) adalah tugas eksekutif atau pelaksana. “Marilah kita evaluasi selama dua tahun bersama-sama dengan pemerintah daerah, walaupun bupati dan wakilnya berbeda-beda namun hasilnya cukup memuaskan, yaitu dibidang legislasi ada 30 perda yang sudah dihasilkan oleh DPRD Kabupaten Purbalingga, dan tahun ini walaupun sudah memasuki bulan Agustus kita sudah mengesahkan delapan perda dengan demikian dua tahun ada 30 perda,”ujarnya. (Sukiman)
Derap Perwira
PURBALINGGA, HUMAS – Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purbalingga Jum'at (19/8) malam melantik dan mengambil sumpah anggota DPRD pergantian antar waktu (PAW) yang baru. Pelantikan tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 170/60 tanggal 12 Agustus 2016 tentang Peresmian Pemberhentian dan Peresmian Pengangkatan Pengganti Antar Waktu Anggota DPRD Kabupaten Purbalingga sebagai tindak lanjut terhadap satu orang anggota DPRD Kabupaten Purbalingga dari Partai Keadilan Sejatera (PKS) Purbalingga Mukharir Akhmad yang telah meninggal dunia. Selanjutnya posisi almarhum Mukharir Akhmad digantikan rekan satu partai yaitu Siti Syifa. “Rapat Paripurna Dewan hari ini merupakan rangkaian tahapan terkait dengan usulan pergantian antar waktu saudara Mukharir Akhmad yang telah meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 2016,”jelas Ketua DPRD
Derap Perwira
Kabupaten Purbalingga Tongat sebelum melantik dan mengambil sumpah Siti Syifa. Tongat menambahkan, bahwa berdasarkan tata tertib DPRD Pasal 6 ayat (2) dinyatakan, bahwa annggota DPRD pengganti antar waktu sebelum memangku jabatan terlebih dahulu mengucapkan sumpah janji. Dengan dengan telah dilaksanakannya pengucapan sumpah, maka Siti Syifa telah resmi menjadi anggota DPRD Kabupaten Purbalingga. “Kami atas nama lembaga menyampaikan selamat kepada saudari Siti Syifa sebagai anggota DPRD Kabupaten Purbalingga yang baru, selamat melaksanakan tugas semoga sukses dan semoga kontribusi pemikiran saudari dapat member warna dan kemajuan bagi institusi dewan khususnya dan masyarakat Purbalingga pada umumnya,”ucapnya. Dalam sambutannya, Bupati Purbalingga Tasdi atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dan masyarakat me-
nyampaikan penghargaan dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada almarhum Mukharir Akhmad. Dan untuk anggota yang baru saja dilantik menjadi pengganti PAW bukanlah sekedar untuk melengkapi jumlah anggota dewan semata. “Akan tetapi lebih dari pada itu, adalah untuk mendukung jalannya roda pemerintahan di Kabupaten Purbalingga sesuai dengan tugas pokok fungsi dari legislatif,”ujarnya. Bupati berharap, dengan pengucapan sumpah janji tersebut, menjadi awal pelaksanaan tugas yang baik serta terlantik segera menyesuaikan diri dengan tugas tanggung jawab baru, dapat bekerjasama dengan semua pihak serta memberikan spirit juga amunisi baru dalam memberdayakan serta ikut mewarnai lembaga DPRD,ujar bupati. (Sukiman)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
19
PERTANIAN
PERTANIAN
Kutasari Dapat Dikembangkan Menjadi Kampung Jagung PURBALINGGA, HUMAS - Potensi hasil pertanian khususnya Jagung yang dimiliki Desa Kutasari Kecamatan Kutasari, Purbalingga dimanfaatkan kelompok wanita tani di desa itu menjadi produk olahan berbahan jagung. Aneka produk olahan jagung itu dipamerkan saat penerimaan tim verifikasi kelompok tani berprestasi tingkat nasional pada Kelompok Usaha Tani Jagung “Marga Utama” desa setempat, Rabu (24/8/2016).
B
anyaknya jenis produk olahan jagung yang diproduksi, menarik perhatian pen-damping tim verifikasi dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Eko Pranoto. Menurutnya, produk olahan jagung di desa Kutasari dapat dikembangkan menyerupai gerai Republik Telo di Malang, Jawa Timur. Ditempat itu terdapat sebuah toko atau showroom yang berisikan berbagai macam produk olahan dari ketela. Apalagi wilayah desa Kutasari merupakan daerah di jalur wisata sehingga berpotensi mendukung pariwisata di Purbalingga. “Disini produknya sudah sangat bervariasi tinggal diberikan sentuhan dari segi packaging atau kemasan dan promosinya. Saya kira ini akan bisa menjadi ikon yang luar biasa di Purbalingga,” katanya. Dirinya bahkan menyarankan agar kelompok tani dapat melakukan study banding ke Republik Telo sehingga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk-produk olahan jagung di desa Kutasari. Eko Pranoto menambahkan kegiatan olahan jagung di Kutasari memiliki nilai tambah karena
20
kegiatan itu ditangani oleh kelompok wanita tani sehingga terjadi sinergi antara suami yang membudidayakan pertanian jagung dengan para istri yang mengolah hasil budidaya. Hal serupa disampaikan Ketua Tim Verifikasi dari Kementerian Pertanian Dani Permadi. Menurutnya, modal utama dari Kelompok Tani Marga Utama adalah kemitraan yang dilakukan dengan sejumlah pihak diluar kelompok tani. Termasuk kemitraan dalam hal pemasaran hasil pertanian, dan usaha-usaha lain yang dilakukan kelompok. “Ini menjadi modal utama Kelompok Tani Marga Utama menjadi juara nasional,” katanya. Penilaian kelompok tani berprestasi nasional untuk komoditas usaha pertanian jagung dilakukan di 12 provinsi. Sehingga Kelompok Tani marga Utama yang mewakili Jawa Tengah harus ber-saing dengan kelompok tani jagung di 11 provinsi lainnya. Hasil verifikasi yang dilakukan kemudian diserahkan kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bersama hasil verifikasi provinsi
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XI|2015
lainnya untuk kemudian dilakukan pembahasan final. Rencananya, penghargaan Kelompok Tani Berprestasi akan diserahkan saat Peringatan Hari pangan Sedunia di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Bupati Purbalingga Tasdi saat mendampingi tim verifikasi, menjanjikan tambahan apresiasi sebesar Rp 10 juta bila Kelompok Tani Marga Utama berhasil menjadi juara nasional. Hal serupa juga dilakukan Ketua DPRD yang akan memberikan tambahan hadiah Rp 5 juta. “Juara bukan menjadi tujuan namun yang lebih utama dapat memberdayakan masyarakat khususnya para petani jagung di kabupaten Purbalingga,” tandasnya. (Hardiyanto)
Derap Perwira
Kelompok Tani Marga Utama
Siap Kejar Prestasi Nasional PURBALINGGA, HUMAS Kelompok Tani Marga Utama Desa Ku ta s a r i Ke ca m a ta n Ku ta s a r i Kabupaten Pur-balingga dikunjungi Team Verifikasi Kelompok Tani Berprestasi tingkat Nasional dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) yang diketuai oleh Ir. Dani Permadi didampingi Team Pembina Kelompok Tani dari Provinsi Jawa Tengah yang diketuai oleh Eko Pranoto, SP. pada Rabu siang (24/08/2016). Verifikasi yang dilakukan team dari Kementan ini bertujuan untuk melihat langsung kondisi di lapangan karena kelompok tani Marga Utama berhasil menjadi juara 1 tingkat Provinsi dan berhak mewakili Jawa Tengah pada lomba kelompok tani berprestasi tingkat Nasional. Bupati Purbalingga Tasdi dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kabupaten Purbalingga adalah daerah agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian dengan luas lahan mencapai 65.660 hektar. Sedangkan kondisi tanah Purbalingga yang terdiri
Derap Perwira
dari dataran rendah maupun dataran tinggi dengan kondisi tanah yang subur memungkinkan seluruh komoditas pertanian dapat ditanam di Purbalingga. Khusus untuk jagung sebagai komoditas unggulan, lanjut Bupati Tasdi, pada tahun 2016 ini target produksi jagung Purbalingga sebesar 47.164 ton jagung pipilan kering dengan luas panen 7.867 hektar. Sedangkan realisasi sampai dengan bulan Juli 2016 mencapai 36.220 ton jagung pipilan kering atau telah mencapai angka 70% dari target dengan luas panen 6.908 hektar atau 88,19 % dari target. “Insya Allah sampai dengan akhir tahun 2016 ini, target akan terwujud,” kata Bupati Tasdi. Bupati Tasdi juga menyampaikan terimakasih kepada Team dari Kementan beserta seluruh rombongan dan berharap kunjungan dari Kementan ini akan menambah semangat petani di Purbalingga khususnya petani jagung Kutasari
sehingga bisa disertifikasi pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan untuk komitmen tahun 2017 yaitu pada kesiapan kelompok tani Marga Utama untuk pakan ternak Pemkab Purbalingga akan sepenuhnya memberikan dukungan. Sementara itu Team Kementan Dani Permadi menyampaikan bahwa setelah melakukan verifikasi, pihaknya berharap ada nilai tambah yang diperoleh dan juga meminta kesiapan dari kelompok tani Marga Utama yang telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga untuk mencapai prestasi tingkat Nasional. “Maka sinergitas antara masyarakat dengan pemerintah harus terjalin baik sehingga mudah mewujudkan prestasi untuk daerahnya,” demikian kata Dani Permadi. (Taufiq.H)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
21
OPINI
OPINI
PENDIDIKAN, TAK PERNAH PADAM Masih ingatkah dengan semboyan ini? Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madya Mangun Karso Tut Wuri Handayani Apakah masih menjadi semboyan pendidikan di Indonesia? Apakah kaum-kaum muda terdidik mengenal semboyan pendidikan tersebut?
P
endidikan di Indonesia yang begitu luas, selalu dikembangkan agar mampu mencetak insan cendekia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Salah satu pencetus pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau lahir pada tanggal 2 Mei 1889 yang dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional, Beliau a d a l a h s e o ra n g a k t i v i s penggerak dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi agar memperoleh hak pendidikan sama dengan kaum priyayi Belanda pada zaman penjajahan Belanda. Perjuangannya masih terasa sampai saat ini. Bahkan s e m b o ya n n ya d i j a d i k a n sebagai slogan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Tut Wuri Handayani”. Masihkah kita mengenal sosok Ki Hajar Dewantara? Tahukah kita bahwa beliaulah pencetus pendidikan di Indo-
22
nesia? Indonesia saat ini sedang mengalami ketidakteraturan dalam dunia pendidikan. Kurikulum yang tidak serempak menjadi kebing-ungan tersendiri baik bagi pendidik ataupun peserta didik. Seharusnya kurikulum digodog dengan matang baru setelah itu diterapkan di segala satuan pendidikan agar tidak adanya kebingungan dan permasalahan yang timbul karena kurikulum. Bukan hanya itu guru yang mendapatkan tunjangan profesi guru ataupun sertifikasi, apakah sertifikasi menjadi suntikan penye m a n g a t g u r u u n t u k mendidik siswa siswinya, apakah mereka masih mengajar dengan setulus hati demi mencerdaskan anak didiknya dari kebodohan. Sertifikasi guru salah satu bentuk penghargaan bagi kaum pendidik agar lebih semangat lagi dalam
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
membimbing putra putrinya di sekolah,tunjukanlah bahwa kalian layak mendapatkannya dengan bekerja sepenuh hati dan memberikan yang terbaik serta semaksimal mungkin untuk anak didik kalian. Selanjutnya, apakah para pendidik masih pantas mendapatkan julukan Guru : Digugu lan ditiru, seharusnya masih karena sampai kapanpun kalianlah yang akan mendidik putra putri bangsa, jadilah guru yang menjadi panutan bagi putra putrinya dan ditiru segala kebaikan serta ketulusan hatinya untuk mengajarkan hal-hal yang belum diketahui sampai mereka benar-benar paham tidak hanya tentang materi pelajaran yang ada di sekolah tetapi juga mengenai pelajaran hidup yang akan kita temui selalu. Alangkah lebih baiknya ketika seorang guru dapat menerapkan semboyan yang dicetuskan oleh Ki Hajar
Derap Perwira
Dewantara dalam kesehariannya, Ing Ngarso Sung Tulodo “ D i d e p a n m e m b e r ik a n teladan” guru harus menjadi teladan yang baik agar siswa dapat meniru yang baiknya dari seorang guru, Ing Madya Mangun Karsa “Di tengah memberikan bimbingan/arahan” pendidik yang harus bisa membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat terus maju dan berkembang, yang terakhir Tut Wuri Handayani “Di belakang memberikan dorongan” selalu memberikan semangat dan dorongan kepada anak didiknya supaya t e r u s b e r ke m b a n g d a n menjadi insan berprestasi yang berakhlak mulia sehingga dapat membanggakan nusa, bangsa dan negara. Betapa besar perjuangan yang dilakukan oleh pahlawan pendidikan Indonesia. Apakah kita sebagai generasi muda, generasi penerus bangsa hanya akan duduk manis, diam, tidur tanpa melakukan aksi apapun kemudian merusak mimpi para pejuang pendidikan? Apakah kita hanya bisa merusak mimpi dan cita-cita para leluhur bangsa yang telah memperjuangkan pendidikan dengan susah payah? Apakah kita akan kembali ke masa kebodohan? Maukah kita dijajah kembali oleh kebodohan dan hidup tanpa ilmu? Berita-berita mengenai kasus kekerasan seorang guru
Derap Perwira
terhadap siswanya seharusnya tidak terjadi, jika kita benar-benar menjadi seorang pendidik. Siswa yang melaporkan gurunya karena hukuman yang diterima oleh siswa pun tidak sepantasnya terjadi. Seorang guru tidak akan pernah mencelakakan muridnya, marah bukan berarti benci tapi itu adalah tanda kasih sayang seorang guru kepada murid-muridnya ya n g i n g i n m e n j a d i k a n muridnya menjadi insan cendekia yang terdidik. Sebagai anak didik janganlah mengambil mentah-mentah apa yang dilakukan oleh seorang guru, guru tidak akan pernah melakukan hal buruk kepada anak didiknya, beliau pasti akan memberikan yang terbaik dengan cara khasnya mendidik. Tugas besar bagi kita semua, tidak hanya untuk pemimpin negara, tidak hanya untuk menteri pendidikan dan jajarannya, ini sudah menjadi tugas kita bersama untuk memerangi dunia dari kebodohan. Hilangnya pendidikan akan berdampak besar bagi kita semua dimana kita ketahui bahwa kebodohan akan merajalela di segala penjuru. Maka dari itu, mari kita bersama-sama mewujudkan dan memper-juangkan pendidikan bagi nusa, bangsa dan negara. Marilah kita bersama membangun karakter bangsa yang terdidik sebagai penerang untuk ke-
hidupan di masa yang akan datang. Kita harus tetap menjaga warisan luhur demi tercapainya cita-cita bangsa. Belum ada kata terlambat untuk kita memperbaiki semua. Belum ada kata terlambat untuk terus menggali ilmu hingga ke liang lahat. Selagi ada waktu belajarlah gali terus ilmu yang ada di muka bumi, kejarlah ilmu setinggi mungkin lalu kembangkan dan terapkan untuk membangun karakter bangsa. Jadilah pendidik yang selalu mengamalkan sembo-yan pendidikan di Indonesia dan jadilah pendidik yang memerangi dunia dari kegelapan serta kebodohan. Sebagai anak didik jadilah anak didik yang berbakti dan berkeinginan kuat untuk belajar serta terus belajar. Ingatlah bahwa hari esok akan lebih baik dan kita adalah pewaris ilmu pengetahuan yang begitu luas. Berjuanglah seperti para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan dan kedamaian bangsa sampai titik darah penghabisan. Wahai para pendidik jadilah penerang dalam kegelapan yang tidak akan pernah padam. Engkau sebagai pelita dalam kegelapan. Engkau patriot pahlawan bangsa. Membangun insan cendekia.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
23
KARNAVAL
KARNAVAL PURBALINGGA, HUMAS – Kerajinan batik dan sapu gelagah hasil produk perajin Kabupaten Purbalingga menjadi tema Dekranasda Carnival yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provisi (Pemprov) Jawa Tengah dalam rangka hari jadi Provinsi Jateng Ke66 Tahun di Alun Alun Kota Magelang Sabtu sore (27/8). Bersama 35 kabupaten/kota se Jateng, berbagai hasil kerajinan yang di pamerkan oleh para model masing-masing daerah ditampilkan dihadapan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah Ny Atiqoh Ganjar Pranowo, jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)) Provinsi Jateng dan pejabat Pemkot Magelang beserta para juri untuk dinilai.
Batik Dan Sapu Glagah Purbalingga
Meriahkan Dekranasda CarnAval PURBALINGGA, HUMAS – Kerajinan batik dan sapu gelagah hasil produk perajin Kabupaten Purbalingga menjadi tema Dekranasda Carnaval yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provisi (Pemprov) Jawa Tengah dalam rangka hari jadi Provinsi Jateng Ke-66 Tahun di Alun Alun Kota Magelang Sabtu sore (27/8). Bersama 35 kabupaten/kota se Jateng, berbagai hasil kerajinan yang di pamerkan oleh para model masing-masing daerah ditampilkan dihadapan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah Ny Atiqoh Ganjar Pranowo, jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)) Provinsi Jateng dan pejabat Pemkot Magelang beserta para juri untuk dinilai. “Dibanding tahun lalu, kegiatan Dekranasda Carnaval yang diselenggarakan di Kabupaten
24
Banyumas, saya melihat untuk tahun ini sudah merata. Mereka membawa kearifan lokal daerah masing-masing, harapan kami, nantinya bisa tumbuh dan berkembang serta munculnya jejaring generasi,”kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dispreindag) Provinsi Jateng Prio Anggoro. Ketua Dekranasda Kabupaten Purbalingga Erny Widyawati Tasdi menuturkan, selain sebagai ajang promosi yang dilakukan oleh Dekranasda kabupaten, dengan ikutnya Purbalingga dalam kegiatan tersebut diharapkan berbagai potensi produk kerajinan asal Purbalingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. “Harapan saya dengan adanya kegiatan ini yang menampilkan tema batik dan sapu glagah bisa menunjukkan bahwa Purbalingga punya potensi yang besar dengan
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
adanya kerajinan yang ada seperti perajin sapu gelagah dan batik asli Purbalingga,”tuturnya. Erny menambahkan, Dekranasda yang mempunyai tugas melaksanakan / menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan dalam rangka meningkatkan para anggota perajin berharap agar para perajin untuk semangat dalam meningkatkan kualitas produksinya supaya Purbalingga semakin dikenal dengan berbagai kerajinan yang ada, pungkas Erny. (Sukiman)
Derap Perwira
“Dibanding tahun lalu, kegiatan Dekranasda Carnival yang diselenggarakan di Kabupaten Banyumas, saya melihat untuk tahun ini sudah merata. Mereka membawa kearifan lokal daerah masing-masing, harapan kami, nantinya bisa tumbuh dan berkembang serta munculnya jejaring generasi,”kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dispreindag) Provinsi Jateng Prio Anggoro. Ketua Dekranasda Kabupaten Purbalingga Erny Widyawati Tasdi menuturkan, selain sebagai ajang promosi yang dilakukan oleh Dekranasda kabupaten, dengan ikutnya Purbalingga dalam kegiatan tersebut diharapkan berbagai potensi produk kerajinan asal Purbalingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. “Harapan saya dengan adanya kegiatan ini yang menampilkan tema batik dan sapu glagah bisa menunjukkan bahwa Purbalingga punya potensi yang besar dengan adanya kerajinan yang ada seperti perajin sapu gelagah dan batik asli Purbalingga,”tuturnya. Erny menambahkan, Dekranasda yang mempunyai tugas melaksanakan/menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan dalam rangka meningkatkan para anggota perajin berharap agar para perajin untuk semangat dalam meningkatkan kualitas produksinya supaya Purbalingga semakin dikenal dengan berbagai kerajinan yang ada, pungkas Erny. (Sukiman)
Derap Perwira
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
25
WISATA
WISATA
Menikmati Kuliner Ikan Senggaringan dan Kupat Landan di Desa Wisata Kedungbenda PURBALINGGA – Menikmati sajian kuliner di rumah makan mungkin sudah menjadi hal biasa. Namun, menikmati masakan ikan sungai dan kupat landan di tepi sungai Klawing hanya ada di Desa wisata Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon.
M
enikmati sajian kuliner di rumah makan mungkin sudah menjadi hal biasa. Namun, menikmati masakan ikan sungai dan kupat landan di tepi sungai Klawing hanya ada di Desa wisata Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon. Ikan sungai yang disajikan, merupakan jenis ikan Senggaringan (Mystus nigricep) yang digoreng kering. Menikmati ikan ini tidak dengan nasi, tetapi dengan kupat Landan. Kupat Landan bentuknya seperti kupat
26
biasa tetapi dimasak dengan air yang dicampur abu batang padi dan Blungkang (pelepah daun kelapa) dan rasanya lebih gurih. Sensasi menikmati makanan sederhana namun bergizi ini akan terasa berbeda, karena dinikmati dibawah rindangnya pohon bambu yang berada di tepi sungai Klawing. Tak jauh dibelakangnya, kita juga s e m b a r i m e n i k m a t i k o k o h n ya jembatan Linggamas yang menghubungkan wilayah Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemang-kon, Purbalingga dengan Desa Petir, Kecamatan
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
jika musim tangkapan ikan nelayan dalam jumlah banyak dan melimpah. “Ikan Senggaringan dan ikan sungai merupakan hasil tangkapan para nelayan Kedungbenda. Ikan ini tidak dijual mentah kepada masyarakat umum, namun dijual dalam keadaan matang digoreng,” kata kepala Desa Kedungbenda, Tosa. Tosa mengatakan, di salah satu pedukuhan di wilayah Kedungbenda, sebagian besar penduduknya merupakan nelayan. Mereka mencari ikan Senggaringan dan ikan sungai mulai sore hari. Wilayah tangkapannya, selain di sepanjang sungai Klawing yang melintasi wilayah Kedungbenda, juga di wilayah sungai Serayu yang masuk wilayah Banyumas. “Pada musim menjelang kemarau, ketika air sungai mulai jernih, ikan Senggaringan paling banyak ditangkap,” kata Tosa. Ketua Kelompok Sadar W i s a t a ( Po k d a r w i s ) Pe s o n a Linggamas Desa Kedungbenda, Adri menambahkan, wisatawan yang datang ke desanya bisa
menikmati susur sungai menggunakan perahu, mengunjungi kampung nelayan, agro wisata kebun pepaya atau menyusui sungai sepanjang jalan setapak. Atau bisa juga mengunjungi Congot, yang merupakan pertemuan arus sungai Klawing dan sungai Serayu. Untuk wisata susur sungai, wisatawan dikenai tarif Rp 8.000 per orang. Biaya itu termasuk susur sungai dengan naik perahu pulang pergi, dan parkir serta menikmati fasilitas yang ada. Pengunjung yang suka d e n g a n p e p a ya , b i s a j u g a membelinya dengan memetik sendiri secara langsung di pohon. “Jika harga pepaya di pasaran umum Rp 3.000 per kilogram, namun kalau pengunjung memetik sendiri hanya cukup membayar Rp 2.000 per kilogramnya,” kata Adri. Adri menambahkan, pihak pengelola dalam waktu dekat ini juga akan menambah wahana permainan anak danmotor boat Motor boat merupakan sepeda motor yang dimodifikasi dan digunakan di sungai, seperti layaknya mengendarai sepeda motor
biasa. Sementara itu Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, desa wisata Keduengbenda dikembangkan sebagai wisata bahari dan seni budaya. Potensi bahari sungai Klawing akan dimaksimalkan termasuk sajian kuliner dari ikan yang ditangkap dari sungai. Selain itu, adanya sanggar seni budaya serta peninggalan cagar budaya Lingga Yoni sebagai pendukung daya tarik di desa itu. “Khusus untuk kuliner ikan Senggaringan, hampir tidak dijumpai di tempat lain. Ikan Senggaringan merupakan ikan liar dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan ini tidak dibudidayakan oleh pembudidaya ikan, tetapi hidup di perairan umum yang spesifik,” kata Prayitno yang pernah melakukan penelitian ikan Senggaringan saat menyelesaikan tesis S-2 di Program Magister Sains Ilmu Lingkungan Unsoed Purwokerto tahun 2003. (y)
kalibagor. Banyumas. “Rasa ikan sungai khususnya ikan Senggaringan memang berbeda dengan ikan yang dijual di pasaran umum seperti ikan gurame atau nila. Meski hanya dimasak dengan cara digoreng, rasanya sungguh nikmat. Apalagi dinikmati dengankupat Landan plus sambal bawang khas desa,” ujar Sri Mulyani (53), salah seorang wisatawan dari Cilacap, Kamis (14/7). Pengunjung yang datang ke desa wisata Kedungbenda ini, selain menikmati kuliner ikan Senggaringan juga bisa mencoba makanan khas desa seperti cimplung ketela pohon, mendoan dan miwo. Untuk harganya, tentunya jauh dibawah tarif harga di rumah makan. Dengan Rp 10 ribu, sudah bisa menikmati satu ekor ikan goreng dan satu biji kupat Landan. Pengunjung yang datang rombongan, bisa saja membeli ikan yang dihitung per kilogram ikan matang seharga Rp 80 ribu. Harga terkadang lebih murah,
Derap Perwira
Derap Perwira
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
27
GALERI FOTO
28
Kaledoskop Bulan JULI - AGUSTUS 2016
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Derap Perwira
GALERI FOTO
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
29
PENDIDIKAN
Dukung Gerakan Membaca, Ribuan Anak Ikuti Lomba Menggambar PURBALINGGA, HUMAS – Ribuan anak-anak murid taman kanakkanak (TK) se-Kabupaten Purbalingga di Pendapa Dipokusumo Sabtu (13/8) mengikuti lomba mewarnai gambar.
K
e g i a t a n ya n g d i l a ksanakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Ke-merdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke 71 sekaligus gerakan gemar membaca dan launching aplikasi layanan pesan antar buku (Silapar Buku) yang diadakan oleh Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah (KPAD) Kabupaten Purbalingga diawali dengan pembagian doorprize oleh Bupati Purbalingga Tasdi, Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pur-balingga Erny Widyawati Tasdi . Satu per satu anak-anak TK ditunjuk oleh Bupati, Wabup dan Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga untuk menyanyikan lagu-lagu nasional, mengafalkan Pancasila, serta menebak nama bupati dan wabup dihadapan ribuan murid-murid lainnya. Dan bagi yang benar, mereka mendapatkan hadiah berupa doorprize dan uang. Pelaksana Harian (Plh)
30
PENDIDIKAN
Kepala KPAD Kabupaten Purbalingga Menik Sofiah menjelaskan, bahwa kegiatan gerakan gemar membaca dan launching aplikasi Silapar Buku dalam rangka peringatan HUT RI ke 71 Tingkat Kabupaten Purbalingga serta mendukung gerakan gemar membaca. S e d a n g k a n ya n g m e l a t a rbelakangi kegiatan tersebut adalah masih rendahnya minat baca anak-anak dan masyarakat. “Budaya membaca merupakan budaya yang masih asing dan belum dianggap sebagai kebutuhan. Padahal hanya dengan membaca, kita dapat menjelajah dunia yang tak terbatas, melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Karena pengetahuan, pengalaman dan pendidikan kitalah yang menetukan sudut pandang kita, sehingga semakin luas pengetahuan kita, maka semakin luas sudut pandang kita. Dan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa adalah dapat dilihat dengan banyaknya
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XI|2015
terbitan buku dalam satu tahun dan jumlah buku yang dibaca oleh warganya,”jelasnya. Dalam sambutannya Bupati P u r b a l i n g g a Ta s d i b a h w a berharap agar kegiatan tersebut dapat meningkatkan kegemaran anak-anak dalam membaca buku, sekaligus mengembangkan bakat anak-anak. Sehingga kegiatan tersebut untuk diikuti dengan baik dan sungguh-sungguh, supaya nanti anak-anak betulbetul menjadi generasi yang cerdas serta generasi yang mampu meneruskan estafet kepemim-pinan di Purbalingga. “Kegiatan tersebut tidak hanya seremonial belaka, namun harapannya juga bisa memunculkan anak-anak yang cerdas, berkarakter sekaligus menjadikan generasi yang berkualitas ,”tuturnya. Bupati menambahkan, bahwa sampai hari ini, masih ada persoalan yang mendasar, ternyata berdasarkan survei, minat baca anak-anak masih sangat rendah atau kurang membaca, sehingga melalui kegia-tan tersebut harapannya supaya dapat dioptimalkan dan ditingkat-kan minat bacananya. Karena dengan membaca akan membuka jendela dunia, membuka wawasan serta membuka pengetahuan, sehingga kedepan akan menjadi generasi yang cerdas,tandas bupati. (Sukiman)
Derap Perwira
Disdik Launching Frontliner Service, Website dan Sosialisasi SPIP PURBALINGGA-HUMAS, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purbalingga bekerjasama dengan Bank Jateng Cabang Purbalingga menggelar Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Senin (29/8) di Aula Soedirman Disdik Purbalingga. Sosialisasi ini ditujukan untuk seluruh kepala SMP, SMA, SMK dan Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan se Purbalingga guna memberikan pemahaman mengenai SPIP. Kepala Disdik Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi melaporkan, Disdik sebagai dinas pusat yang memiliki beberapa sub unit harus mampu mengelola sistem pemerintahan yang akuntabilitas dalam pelaksanaannya. Tujuan diadakannya sosialisasi tersebut guna mengimplementasikan visi misi purbalingga yang tercantum dalam misi pertama, hal itu sebagai upaya peningkatan kualitas Disdik Purbalingga. “SPIP sebagai wujud implementasi visi misi Purbalingga, khususnya misi yang pertama,” kata Setyadi. Sekretaris Daerah, Susilo Utomo memengapresiasi tinggi upaya-upaya yang telah dilakukan
Derap Perwira
oleh Disdik untuk dapat mewujudkan pelayanan prima kepada seluruh lapisan masyarakat dengan motto “Melayani Sepenuh Hati.” “Apalagi layanan ini juga didukung oleh optimalisasi pemanfaatan website Disdik,” ujar Susilo. Tujuan pengendalian intern yang terintregasi, lanjut Susilo diharapkan akan mendukung terwujudnya sistem tata kelola pemerintahan di Disdik yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Melalui sosialisasi tersebut juga dapat mendorong seluruh pegawai di jajaran Disdik untuk bekerja dengan titis, tatas, dan tetes serta memberikan pelayanan prima kepada rakyat dengan lebih profesional. Susilo menegaskan, sosialisasi SPIP yang merupakan kegiatan penting dan strategis perlu diketahui dan dipahami serta menjadi komitmen bersama. Dengan SPIP nantinya dapat menjadi tolok ukur tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif, efisien, andal d a l a m p e l a p o ra n k e u a n g a n , pengamanan aset negara dan taat terhadap peraturan perundangundangan.
Selain Sosialisasi SPIP, Disdik Purbalingga juga memperkenalkan ruang Frontliner Service dan juga website Disdik Purbalingga kepada peserta kegiatan. Ruang Frontliner Service merupakan inovasi yang digagas untuk memberikan layanan dan informasi secara paripurna kepada seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan website Disdik Purbalingga yakni suatu layanan untuk memaksimalkan tugas Disdik kepada masyarakat dengan menampilkan data dan berita terbaru yang diberikan secara terbuka kepada publik. Ketiga inovasi yang dibuat oleh Disdik Purbalingga akan bersinergi menjadi satu kesatuan dengan bantuan dari seluruh organ-organ terkait guna menjaga dan mempertahankan integritas, loyalitas serta komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab selaku Aparatur Sipil Negara (ASN) juga selaku pelayan masyarakat. Hal ini menjadi upaya Disdik sebagai pencetus inovasi tersebut yang nantinya akan menginspirasi sekolah-sekolah ataupun UPT-UPT lain untuk dapat mewujudkan hal serupa. (Lilian Kiki Triwulan)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
31
OPINI
OPINI
Rehabilitasi Rawat Jalan pada Instansi Kesehatan Pemerintah sebagai Upaya Memulihkan Pecandu Narkotika di Daerah Oleh : AWAN PRATAMA, S.IP*
U
paya memulihkan penyalah guna dan atau pecandu narkotika dari ketergantungan narkotika terus dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga. Perlu diketahui bahwa, di tahun 2015, sesuai kebijakan nasional yang d i c a n a n g k a n b e r u p a G e ra k a n Rehabilitasi 100.000 Pecandu Narkoba, Badan Narkotika Nasional Ka b u p a t e n P u r b a l i n g g a t e l a h menangani sejumlah 192 penyalah guna dan atau pecandu narkotika. Adapun ke-192 penyalah guna dan atau pecandu narkotika tersebut diperoleh dari 26 orang hasil operasi yustisi (razia), 136 orang hasil penjangkauan dan 30 orang yang secara sukarela melapordiri (volunt e r y ) . N a m u n , ya n g m e n j a d i pertanyaan adalah, apakah jumlah 192 orang tersebut yang terjaring oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga benar-benar menjalani rehabilitasi? Pertanyaan selanjutnya, apakah mereka tidak kambuh kembali (relaps)? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu sekiranya dijelaskan bagaimanakah langkah yang telah dan akan dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga, khususnya seksi rehabilitasi. Dalam kaitannya dengan Gerakan Nasional
32
Rehabilitasi 100.000 Pecandu Narkoba, pola layanan terapi rehabilitasi yang diberikan adalah berupa rehabilitasi rawat jalan berbasis simtomatis (penanganan berdasar keluhan saat itu) dan terapi konseling delapan kali pertemuan. Adapun tim rehabilitasi rawat jalan dengan melibatkan dokter serta perawat terlatih dari RSUD dr.R.Goeteng Taroenadibrata yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati Purbalingga Nomor 440 / 290 Tahun 2015 Tanggal 10 Agustus 2015 tentang Tim Asesmen Rehabilitasi Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Penanganan terhadap 192 penyalah guna dan atau pecandu narkotika dimaksud mendasarkan pada standar operasi prosedur yang tertuang dalam Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik I n d o n e s i a N o m o r : 01/PB/MA/III/2014, Nomor : 03 TAHUN 2014, Nomor : 11 Tahun 2014, Nomor : 03 Tahun 2014, Nomor : PER-005/A/JA/03/2014, Nomor : 1 TAHUN 2014, Nomor : PERBER/01/III/2014/BNN tentang Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi. Standar operasi prosedur yang dilakukan adalah asesmen oleh tim medis guna mengetahui derajat keparahan (kecanduan narkotika dan penyakit penyerta yang mungkin diderita) dan rencana terapi rehabilitasi bagi klien. Setelah dilakukan asesmen barulah penyalah guna dan atau pecandu narkotika tersebut menjalani rehabilitasi medis rawat jalan dengan basis simtomatis, yakni pengobatan berdasar keluhan saat itu (misalkan klien datang dengan keluhan sakit kepala maka resep
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
yang diberikan adalah pereda nyeri sakit kepala), dan dilanjutkan dengan konseling. Tujuan dari konseling adalah untuk memantapkan klien agar mampu lepas dari jerat adiksi narkotika dan tidak kambuh kembali (relaps). Yang perlu menjadi catatan sekaligus bahan evaluasi adalah dari 192 penyalah guna dan atau pecandu narkoba tersebut tidak ada satupun yang selesai menjalani program rehabilitasi simtomatis dengan delapan kali pertemuan (konseling), dengan beragam alasan. Kendala yang dihadapi diantaranya ada yang baru menjalani asesment lantas hilang jejaknya sehingga tidak berlanjut pada konseling, ada pula yang sudah sampai pada konseling pertemuan kedua lantas hilang jejaknya. Beragam cara dan upaya dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga untuk memastikan supaya klien selesai menjalani terapi rehabilitasi rawat jalan simtomatis dengan delapan kali konseling (pertemuan), mulai dari rutin menghubungi yang bersangkutan, mengingatkan jadwal konselingnya, hingga melakukan upaya jemput bola (visiting / kunjungan ke rumah klien). Namun, semua cara dan upaya tersebut dikalahkan oleh ketidakmauan klien untuk pulih dari adiksi narkotika, mengapa demikian? Hal ini dikarenakan, p r i n s i p k e b e r h a s i l a n t e ra p i rehabilitasi pecandu narkotika adalah ada pada keyakinan yang bersangkutan untuk pulih, sehingga jika dalam diri klien tidak ada keyakinan yang kokoh untuk pulih, maka upaya paksa sekalipun tidak akan optimal melepaskan yang bersangkutan dari adiksi narkotika. Disamping itu, dari 192 penyalah guna dan atau pecandu narkotika yang terjaring oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga, tidak ada satupun yang berdomisili dari Kabupaten
Derap Perwira
Purbalingga. Hal ini dikarenakan dalam tahun 2015, Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga diberi kewenangan untuk membawahi empat kabupaten (kooperasional) yakni Kabupaten Purbalingga (dengan RSUD d r. R . G o e t e n g Ta r o e n a d i b r a t a ) , Kabupaten Brebes (RSUD Brebes), Kabu-paten Banyumas (RSUD Ajibarang) dan Kabupaten Banjarnegara (RSUD Hj. Anna Lasmanah) yang ditetapkan melalui Surat Perintah Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah Nomor : Sprin/390/IV/Ka/Hk/01/2015/BNNP tanggal 13 April 2015. Lantas bagaimana dengan kondisi pelaksanaan program rehabilitasi di tahun 2016? Guna memenuhi hak penyalah guna dan atau pecandu narkotika dalam mendapatkan pengobatan dan atau perawatan, serta meningkatkan upaya pemulihan bagi penyalah guna dan atau pecandu narkotika melalui layanan r e h a b i l i t a s i ya n g ko m p r e h e n s i f berkesinambungan, maka Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penanganan Penyalah guna dan atau Pecandu Narkotika pada tanggal 28 Juni 2016 dengan peserta p i h a k R S U D d r. R . G o e t e n g Taroenadibrata, Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas Bobotsari, Kepala Puskesmas Kalimanah, Kepala Puskesmas Rembang, Kepala Puskesmas Ka ra n g r e j a , Ke p a l a P u s k e s m a s Karangmoncol, Kepala Puskesmas Kejobong, Kepala Puskesmas Kemangkon, Kepala Puskesmas Bukateja dan Bagian Hukum Setda Purbalingga. Disamping menyelenggarakan rakor, untuk keberlanjutan tim rehabilitasi rawat jalan, melalui Surat Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga Nomor : B/521/VI/ka/rh.01/2016/BNNK-PBG tanggal 28 Juni 2016 ditujukan kepada Bupati Purbalingga tentang penetapan tim rehabilitasi rawat jalan RSUD dr.R.Goeteng Taroendibrata Tahun 2016. Adapun anggota tim rehabilitasi rawat jalan tersebut adalah Kurniasih Dwi P, M.Psi, Psikolog ; dr.Puspitasari ; Isti Mangunah, AMK. Gayung pun bersambut, Bupati Purbalingga, H. Tasdi, merespon pembentukan tim rehabilitasi rawat jalan tersebut melalui Keputusan Bupati Purbalingga Nomor 445 / 195 Tahun 2016 Tanggal 1 Juli 2016 tentang Tim Asesmen Rehabilitasi Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Sebagai tindak lanjut rakor yang
Derap Perwira
telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 20 1 6, B ada n Na r ko tik a Na s io na l Kabupaten Purbalingga meneruskan hasil kesepakatan rakor dimaksud kepada Deputi Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia melalui Surat Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga Nomor : B/524/VI/ka/rh.04/2016/BNNK-PB G tanggal 29 Juni 2016. Adapun hasil pelaksanaan rakor yang dilaporkan kepada Deputi sebagai berikut : a. Bahwa stakeholder yang meliputi Dinas Kesehatan, RSUD dr.R.Goeteng Taroenadibrata dan delapan Puskemas (Bukateja, Kemangkon, Kejobong, Karangmoncol, Karangreja, Rembang, Kalimanah dan Bobotsari) sepakat dengan langkah yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga memperluas jejaring kerja dalam upaya penanganan penyalah guna dan atau pecandu narkotika.
akses layanan rehabilitasi dari tempat tinggalnya sehingga diharapkan tingkat kepulihan meningkat dan angka relaps menurun. e. Diusulkan agar layanan rehabilitasi rawat jalan yang dilakukan oleh Puskesmas dapat berjalan sesuai dengan ketentuan, maka Puskesmas dimaksud
atau pecandu narkotika dimaksud adalah melalui layanan rehabilitasi rawat jalan berbasis terapi simtomatis dan konseling.
Agar lebih optimal dalam tataran praktis di lapangan, khususnya dalam wilayah Jawa Tengah, surat dengan perihal yang sama dikirimkan pula kepada Kepala Badan Narkotika Nasional Propinsi Jawa Te n g a h
Purbalingga mengharapkan agar di tahun 2016 ini, layanan rehabilitasi rawat jalan tidak hanya dilakukan oleh RSUD dr.R.Goeteng Taroenadibrata, namun dapat pula dilakukan oleh Puskesmas, terutama yang berada pada wilayah perbatasan kabupaten. d. Dinas Kesehatan dan delapan Puskesmas yang hadir, sepakat mendukung Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga yakni dengan bersedia sebagai tempat layanan rehabilitasi rawat jalan. Hal ini dikandung maksud agar memudahkan
dengan
Nomor
:
B/574/VII/rh.04/2016/BNNK-PBG tanggal 20 Juli 2016. Setidaknya, Kabupaten Purbalingga telah menggagas pentingnya jejaring
akses
layanan
rehabilitasi bagi penyalah guna dan atau pecandu narkotika, khususnya yang mungkin masih berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat, jauh dari akses layanan
c. Badan Narkotika Nasional Kabupaten
dengan
Kabupaten Purbalingga.
perluasan
b. Penanganan penyalah guna dan
ditetapkan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
rehabilitasi,
dapat
segera
ditangani, minimal tidak “naik kelas”. Tentunya, partisipasi dari seluruh komponen
masyarakat
tetap
kami
butuhkan, untuk mengajak para penyalah guna dan atau pecandu narkotika mendapat layanan terapi rehabilitasi serta mengawasi jalannya praktek rawat jalan agar tidak ada penyimpangan. Jangan sampai niat baik kita memulihkan penyalah guna dan atau pecandu narkotika justru menjadi bumerang “melegalkan” adiksi narkotika terus berlangsung. Karena masalah narkotika adalah masalah kita bersama. *Penulis adalah Plh. Kasi Rehabilitasi BNN Kabupaten Purbalingga
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
33
SENI BUDAYA
SENI BUDAYA
Wabup Kagumi Seni Budaya Lokal Tari Robiyah Sari Wakili Jateng pada Parade Tari Nusantara PURBALINGGA, HUMAS – Kabupaten Purbalingga kembali menjadi duta Jawa Tengah dalam kegiatan Parade Tari Nusantara ke 35 yang bakal digelar di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jumat – Sabtu (1920/8). Pada gelaran itu, kontingen kabupaten Purbalingga akan menampilkan Tari Robiyah Sari garapan Juniati SPd dari Sanggar Tari Puri Beksa, Penaruban Kecamatan Kaligondang. “Untuk kompetisi tingkat nasional ini kami mengirimkan 25 seniman terbaik Purbalingga. Mereka akan menampilkan dramatisasi tari yang diangkat dari kisah legenda dari Desa Makam Kecamatan Rembang,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Sri Kuncoro jelang keberangkatan kontingen di Pendapa Dipokusumo, Kamis sore (18/8). Menurut Sri Kuncoro, Parade Tari Nusantara yang diselenggarakan Manajemen TMII bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kualitas para seniman Indonesia. Disamping itu juga untuk memperkenalkan, mempromosikan dan meyebarluaskan produk karya seni daerah, khususnya senitari
34
garapan baru bernuansa tradisi - khas daerah dari seluruh Provinsi di Indonesia. Diperoleh keterangan, pada hari pertama Jumat ini diselenggrakan sejumlah agenda diantaranya acara penyambutan 34 peserta Parade Tari Nusantara dari perwakilan provinsi se Indonesia, Lomba Yel – Yel dan gladi resik penampilan parade tari. Pada l o m b a Ye l – Ye l , ko n t i n g e n Purbalingga yang mewakili Jawa Tengah berhasil menjadi juara II. Juara I diraih Provinsi Aceh dan juara III Provinsi Kalimantan Selatan. Para juara mendapat apresiasi masingmasing Rp 1 juta. Kontingen kabupaten Purbalingga, lanjut Sri Kuncoro, Sabtu besok (20/8) rencananya akan tampil pada sesi II mulai pukul 15.00 WIB dengan nomor urut penampilan 19. Acara kompetisi tari tingkat nasional itu akan berlangsung mulai Pukul 09.00 WIB. "Kami berharap seluruh masyarakat Purbalingga yang ada di Jakarta dan sekitarnya dapat menjadi suporter penampilan seniman Purbalingga. Waktu penampilan dan nomor urut tampil memang ada perubahan. Semula akan tampil pada nomor urut 22 sesi III menjadi sesi II dengan nomor urut 19," jelasnya.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Juniati SPd sang pencipta tari Robiyah Sari menuturkan, tari yang akan dibawakan 10 penari Sanggar Puri Beksa mengangkat kisah dramatis legendan abad ke-10 dari Desa Makam Kecamatan Rembang, Purbalingga. Kisah legenda itu menceritakan kekecewaan Makdum Kusen kepada istrinya Robiyah sari atau Pangeran Estri yang melanggar janji. Kesetiaan Robiyah Sari yang takut kehilangan suami tercinta di medan perang membuat Makdum Kusen marah karena Robiyah Sari sudah berjanji agar tidak boleh ikut berperang. Namun kenyataannya janji itu dilanggar hingga Makdum Kusen mengeluarkan sumpah. Kelak jika meninggal tidak mau dimakamkam berdampingan namun harus terpisah, hingga kenyataannya sampai sekarang dipisahkan oleh sungai. “Tarian ini sarat akan filosofi serta budaya yang adiluhung. Banyak hal yang bisa kita petik dari kisah ini sebagai pelajaran dikemudian hari seperti kepatuhan, pemberani, rela berkorban, bekerja keras, menepati janji, hati hati dalam bertindak, kasih sayang dan kerukunan,” jelasnya. (Hardiyanto)
Derap Perwira
PURBALINGGA, HUMAS – Seni budaya lokal di wilayah Purbalingga ternyata masih ada dan perlu di uri-uri (dilestarikan). Salah satu budaya lokal Purbalingga yang perlu dilestarikan diantaranya adalah kesenian Dames, Kuda Kepang, Lengger dan seni budaya lainnya “Seni budaya di Purbalingga banyak sekali, ada seni Dames, seni Kuda Kepang serta seni Lengger dan dan lainnya, bahkan untukseni yang jarang ditemui di daerah lain adalah kesenian Dames,”tutur Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat menghadiriApresiasi Seni Budaya Kecamatan Kejobong Senin sore (22/8). Menurut Wabup, kesenian tersebut sudah jarang ditemui di daerah lain, sehingga melalui kegiatan apresiasi terhadap nilai-nilai senibudaya patut diapresiasi. “Saya mengapresiasi kegiatan para seniman dan seniwati di wilayah Kecamatan Kejobong yang sudah ikut berkontribusi dan melestarikan budaya khususnya budaya lokal seni yang ada di Purbalingga. Kegiatan tersebut, selain sebagai wujud nyata serta kecintaan oleh para pegiat budaya lokal yang ada Purbalingga, juga mempunyai makna sebagai sebagai wujud menggalang kebersamaan, silaturahmi antar penggiat seni dengan warga masyarakat dan pemerintahan. Baik yang ada di kecamatan maupun kabapaten untuk bersama-sama membangun Purbalingga khususnya dalam dalam rangka meningkatkan seni budaya di Purbalingga,”ujarnya.
Derap Perwira
Wa b u p m e n a m b a h k a n kegiatan tersebut juga sebagi ujuk kebolehn, kreatifitas serta unjuk inovasi sekaligus sebagai sarana pembinaan seni budaya. Oleh karena itu pihaknya berterimakasih kepada Dinas Budaya Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga yang sudah ikut membantu dalam rangka pelestarian seni budaya di Purbalingga. Kegiatan tersebut juga bentuk memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat khususnya generasi muda atau anak-anak, sehingga mereka lebih mencintai budaya daerah sendiri ketimbang budaya asing “Harapnya kedepan generasi muda agar ikut meletasikan budaya lokal sehingga tidak punah, karena sebagi warga Purbalingga siapa lagi yang yang akan meletasikan.Jangan sampai budaya lokal Purbalingga tenggelam oleh budaya-budaya barat. Karena untuk menjadi bangsa yang besar diperlukan kreatifitas, salah satunya adalah keratifitas dalam meningkatkan bidang seni budaya. Untuk itu, jangan hanya sebagai kegiatan seremonial saja. Teruslah berkarya dan berinovasi agar budaya lokal terus berkembang dan hidup,”pintanya. Kepala Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga Subeno menjelaskan, bahwa pembinaan dan pelestarian budaya di Purbalingga m e n j a d i t a n g g u n g j awa b D i n budparpora. Hal tersebut agar seni budaya di Purbalingga tidak punah. Di Kabupaten Purbalingga saat ini
terdapat 307 kelompok seni, baik seni kontemporer maupun seni tradisional bahkan seni tradisiional yang hampir punah. Dalam rangka untuk menghindari kepunahan tersebut, pihaknya telah melakukan kegiatan kegiatan untuk melestarikan senibudaya di Purbalingga, salah satunya apresiasi seni di semua kecamatan Se-Purbalingga. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melalui Anggaran Penerimaan Dan Belanja Daerah (APBD) mengalokasikan anggaran setiap tahun, bahkan untuk tahun ini jumlahnya semakin meningkat. “Untuk tahun lalu dari APBD hanya mengalokasikan anggaran sebesar RP 5 juta dan tahun ini meningkat menjadi Rp 12 juta, ”jelasnya. Subeno menenambahkan, anggaran dan kegiatan pelestarian seni budaya diserahkanseluruhnya ke setiap kecamatan yang terpenting intinya agar seni budaya di kecamatan bisa tumbuh dan berkembang dan jangan sampai punah. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan revitalisasi seni budaya yang hampir punah dan akan di daur ulang kembali. Dukungan lainnya dari pemkab untuk kegiatan seni budaya dengan mewujudkan pengadaan gamelan untuk lima kecamatan.(Sukiman)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
35
INFRASTRUKTUR
INFRASTRUKTUR
Pangkoopsau I Dukung Lanud Wirasaba Menjadi Bandara Komersial PURBALINGGA, HUMAS – Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I Marsekal Muda (Marsma) TNI Yuyu Yutisna bersama jajarannya Kamis (11/8) mengunjungi Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba Purbalingga. Kedatangannya Pangkoopsau di Lanud Wirasaba dengan helikopter disambut Komandan Lanud Wirasaba Letnan Kolonel Penerbang (Letkol Pnb) Suparjo, Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Purbalingga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Setibanya di Lanud Wirasaba, Pangkoopsau I Marsekal Muda (Marsma) TNI Yuyu Yutisna meninjau bangunan fasilitas diantaranya mess Rajawali, kantor PIA, kantor kesehatan dan meninjau lokasi bandara. Terkait dengan pembangunan Lanud Wirasaba menjadi bandara komersial Yuyu Yustina mengatakan, bahwa hal tersebut bukan tugas utama jajaranya, namun yang berwenang pemerintah daerah (Pemda) “Cuman kebetulan, kita yang memiliki lahan disni. Namun demikian akan tetap kita awasi dalam prosesnya jangan sampai ada yang dirugikan. Semua kegiatan tersebut ujungnya adalah pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan
36
negara. Untuk itu, saya akan mendukung kegiatan tersebut,” tuturnya. Disela mendampingi Wabup, Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Sumber Daya Alam (SDA) dan Tata Ruang pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Purbalingga Istanto Sugondo menjelaskan, bahwa kondisi Lanud Wirasaba yang akan dijadikan bandara komersial saat ini memiliki luas lahan kurang lebih seluas 115.0420 hektar. Berbagai prasarana yang sudah tersedia antara lain landas pacu sepanjang 850 meter dengan lebar 50 meter serta bahu landasan kanan dan kiri masing-masing 30 meter. Untuk konstruksinya berupa tanah dan rumput dengan test kepadatan tanah/California Bearing Ratio (CBR) sudah terpenuhi. Prasaranan lainnya adalah taxiway/ jalur menuju tempat parkir pesawat sepanjang 300 meter X 25 meter, apron (tempat parkir pesawat) dengan ukuran 100 meter X 45 meter dan treshold (jalur emergency) panjangnya 600 meter X 50 meter. “Prasarana lainnya adalah pemandu lalu lintas udara (PLLU) dan penerangan, peralatan meteo, peralatan komunikasi, avtur dan avigas pesawat serta personil yang yang terampil dalam pener-
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
bangan,”jelasnya. Istanto Sugondo menambahkan, bahwa Lanud Wirasaba yang berdiri sejak jaman Belanda dengan kondisi geografis yang sangat strategis dan konstruksi landas pacu yang kokoh yang didukung hasil test CBR sudah memenuhi syarat. Sedangkan hasil master plan dan rencana teknik Lanud Wirasaba yang sudah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara diantaranya, untuk pembangunan Lanud Wirasaba menjadi bandara komersial dibutuhkan antara lain untuk landas pacu sepanjang 1.500 X 30 meter, air strip 150 meter dan stop way 60 meter X 30 meter untuk pangkal dan ujungnya. Untuk Runway End Safety Area (RESA) 90 meter X 60 meter. Nantinya, jenis pesawat yang dapat mendarat di Bandara Wirasaba adalah pesawat jenis ATR 72-500 dengan jumlah penumpang kurang lebih 70 orang. Untuk bangunan sisi darat berupa terminal, parkir dan bangunan lainnya, seluruhnya masih menggunakan tanah milik TNI-AU, kecuali aksesibiltas jalan baru. Sedangkan kebutuhan tanah landas pacu, seluruhnya menggunakan tanah milik TNI-AU, namun untuk sebagian stop way dan RESA menggunakan tanah milik warga. Untuk aksesibilitas ke bandara ada dua alternatif, yaitu melewati jalan yang sudah ada atau jalur TiduWirasaba dengan cara melebarkan jalan. Sedangkan alternatif kedua membangun jalan baru Tidu-Wirasaba yang tegak lurus dengan bangunan terminal sisi barat bandara. Total kebutuhan tanah diantaranya untuk sisi udara dan sisi barat. Untuk sisi udara atau untuk stop way dan RESA butuh lahan seluas kurang lebih 51.200 meter/5,12 hektar dan untuk sisi darat berupa pembangunan jalan baru seluas kurang lebih 12.900 meter/1,29 hektar. Sehingga total kebutuhan lahan untuk panjang runway 1,500 meter adalah seluas 64.100 meterpersegi atau 6,41 hektar, ujarnya.(Sukiman)
Derap Perwira
Bupati Siapkan Gunting, Potong Jabatan Penanggungjawab
Proyek Tak Sesuai Target PURBALINGGA, HUMAS – Bupati Purbalingga Tasdi menyatakan keseriusannya dalam melakukan p e rc e p a t a n p e l a k s a n a a n p e m bangunan di kabupaten Purba-lingga. Setelah mempercepat pengesahan APBD Perubahan 2016, kini Bupati Tasdi sudah menyiapkan gunting untuk memotong pita peresmian sejumlah proyek besar 2016. Targetnya, semua proyek yang dibiayai APBD Murni maupun APBD Perubahan 2016 harus selesai Desember mendatang. “Desember nanti menjadi bulan peresmian proyek-proyek 2016. Saya sudah siapkan gunting untuk pengguntingan pita saat peresmian. Namun bila masih ada yang tidak selesai, gunting itu bukan untuk menggunting pita tapi menggunting pejabat yang bertanggungjawab,” katanya saat melakukan pemantauan apel pagi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) kabupaten Pur-balingga, Kamis (14/7). Ditempat itu, Bupati mengapresiasi peningkatan kinerja yang ditunjukan jajaran Dinperindag-kop. Dari aspek kedisiplinan pegawai dinilai telah ada peningkatan meski masih dijumpai sejumlah pegawai yang terlambat mengikuti apel pagi. Bupati juga melihat adanya progres yang baik terhadap pelaksanaan pembangunan pasar Bobotsari. “Dulu Jalan MT Haryono Bobotsari tiga tahun tertutup oleh pedagang pasar Bobotsari. Sekarang sudah dapat dibuka kembali. Besok tanggal 22 Desember pasar itu harus sudah diresmikan. Nanti kita jadwalkan, Pak Gubernur, Wakil Gubernur apa Saya yang meresmikan,” katanya. Bupati juga akan mengembangkan 20 pasar tradisional yang ada di kabupaten Purbalingga sehingga mampu bersaing dengan pasar modern. Bupati menyampaikan keprihatinannya saat mengetahui keduapuluh pasar tradisional itu hanya dikelola oleh tujuh kepala pasar. “Artinya satu kepala pasar
Derap Perwira
mengelola beberapa pasar tradisional. Bagaimana mau maju kalau begini terus. Kedepan harus ada perubahan. Pasar-pasar itu (selain Segamas, Bobotsari dan Bukateja-red) akan kita perluas dan harus berbeda dengan sebelumnya. Jangan sampai kalah dengan pasar modern yang sudah merambah pedesaan,” tandasnya. Kepala Dinperindagkop Purbalingga Agus Winarno mengata-kan hingga minggu ketiga pelaksanaan pembangunan pasar Bobotsari berjalan lancer dan belum dijumpai kendala berarti. “Kita targetkan pada 13 Desember telah dapat diselesaikan dan 22 Desember dapat diresmikan sesuai target Pak Bupati,” jelasnya. Usai memantau apel pagi di Dinperindagkop, Bupati melanjutkan pemantauan ke Kantor Kecamatan Kemangkon dan Puskesmas Kemangkon. Di Kecamatan Kemangkon Bupati menjumpai Camat, Sekcam dan pegawai lainnya tengah mengadakan kerja bhakti penataan lingkungan kantor kecamatan. Bupati juga sempat berdialog dengan masyarakat yang hendak mengurus administrasi kependudukan di ruang pelayanan setempat.
S e m e n t a ra d i P u s ke s m a s Kemangkon, Bupati sempat menyita sejumlah kalender promosi pelayanan kesehatan swasta yang dipajang di hampir semua ruang pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut. Penyitaan itu, menurut Bupati untuk menghindari adanya mafia kesehatan utamanya penyalahgunaan wewenang pemberian rujukan ke fasilitas kesehatan yang bukan milik pemerintah kabupaten Purbalingga. “Kita ingin rujukan sesuai dengan prosedur yang ada. Jangan malah dirujuk ke fasilitas kesehatan milik orang lain. Apa gunanya kita gelontorkan anggaran yang besar untuk pengembangan puskesmas dan rumah sakit rujukan pemkab,” katanya. Kepada Kepala Puskesmas dr RM Martanto, Bupati meminta adanya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Penataan lingkungan Puskesmas agar lebih nyaman dan hijau juga menjadi perhatian Bupati. (Hardiyanto)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
37
INFO PEMKAB
INFO PEMKAB
Baik Buruknya Bermain
Pokemon Go
Dunia game, khususnya di smartphone, sedang menjadi tranding topik. Para pemain berlomba – lomba berlari keluar rumah, bepergian ketempat – tempat dan ke lokasi tertentu untuk menangkap monster, yang kebanyakan lucu dan imut, yang bernama Pokemon. Ya, dunia saat ini sedang ketagihan bermain game baru yang ada di play store bernama Pokemon Go.
Y
aps bagi kalangan pencinta game di smartphone mungkin sudah tidak sangat asing lagi terhadap nama ‘Niantic’. Dikarenakan, perusahaan spin off Google ini merupakan pihak dibalik game popular Ingress, yang juga berbasis augmented – reality. Yang menjadi salah satu faktor fenomenal penjuru dengan game ini adalah kemudahan memainkan game ini, ucap salah satu pecinta game.Karena memainkan game ini hanya perlu menggunakan ponsel pintar dan GPS (semacam pemosisi global) bukan barang asing lagi bagi kalangan orang. Setiap orang pasti mempunyai ponsel pintar dan mengetahui cara menggunakan aplikasi peta. Yaaaa sudah sangat jelas game ini sangat
38
mudah sekali kita mainkan. Walau belum secara resmi di rilis di Indonesia namun sudah membuat heboh masyarakat Indonesia dan membuat semua orang ingin bermain game ini. Berbagai kalangan dari anak kecil bahkan orang tua rajin bermain game ini setiap harinya dan bahkan akan terus bertambah seiring dengan semakin populernya game ini. Dan pada akhirnya 6 Agustus 2016 Pokemon Go di rilis secara resmi di Indonesia, sekarang sudah dapat diunduh melalui Google Playstore untuk android dan App Store untuk IOS, tidak perlu melalui apk yang tersebar di situs internet lagi.Inilah alasan orang – orang bermain Pokemon Go Sedikit game yang mengharuskan pemainnya bergerak.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Kalo tidak mau bergerak tidak akan berburu Pokemon, progress gamenya akan berhenti dan tidak akan naik ke level selanjutnya. Untuk mencari dan mendapatkan Pokemon, pemain diharuskan untuk berjalan sambil memegang smartphone atau tabletnya, terkadang harus rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan Pokemon. Banyak bergerak bukannya cukup baik untuk tubuh membuat badan menjadi lebih bugar. Pokemon Go bertujuan merubah pola pikir orang – orang bermain game membuat malas pemainnya. Pokemon menjadi salah satu alasan yang paling bagus untuk orang – orang yang pengin exercise sambil tetap have fun. Bermain Pokemon Go membuat kita bersosialisasi
Derap Perwira
dengan banyak orang terutama para pemain Pokemon Go. Terdapat insteraksi yang menarik. Seketika sekumpulan orang berkumpul di suatu tempat untuk bersama – sama mencari pokemon, otomatis akan mendapat pengalaman dan teman baru saat bermain. Pemain dapat berbagi tips, dan trik bermain akan mengangkrabkan orang – orang yang bermain Pokemon Go dari yang sebelumnya kenal menjadi kenal. Unsur sosial di game ini sangat menarik dan bahkan beberapa orang sudah mengakui bahwa game ini memudahkan bergaul dan merubah sifat menjadi tidak anti sosial. Untuk menjadi Pokemon Manster yang baik para pemain Pokemon Go harus banyak – banyak berexplorasi. Banyak pokemon langka yang hanya berada di tempat tertentu, ditepian misalnya, pemain akan mendapatkan pokemon langka yang tidak bisa ditemui di pertengahan kota dan perumahan. Banyak obyek wisata dan te mpat be r s e jarah s e pe r ti monumen yang dijadikan
Derap Perwira
pokestop / pokegym yang biasanya dijadikan tempat berkumpul. Mekanisme Pokemon Go yang unik juga membuat pemain berani mengeksplor kota sendiri. Asik bukan bermain sambil mengenal kotanya sendiri. Namun sejak kemunculan Pokemon Go ternyata menimbulkan kontroversi dan mengundang banyak sekali tindak kejahatan. Salah satunya adalah munculnya berbagai macam program jahat atau malwer yang menyamar sebagai Pokemon Go. Memang di beberapa Negara belum diluncurkannya Pokemon Go di android atau IOS. Tetapi pemain masih bisa memainkannya dengan mendownload melalui APK yang tersebar disitus web. Pemain harus hati – hati dengan dengan mengunduhnya bisa jadi yang pemain unduh bukan Pokemon Go melainkan Malware atau virus yang digunakan atau diprogramkan untuk menyerang atau merusak sistem komputer. Dari Niantic dan Nintendo tidak mengizinkan pemain berburu pokemon berjalan menggunakan kendaraaan. Maka sebab itu, pemain diharuskan
untuk berjalan kaki keliling – liling sambil berburu pokemon. Indonesia tidak dikenal sebagai Negara yang aman tindakan kriminalitas. Untuk itu, jika pemain berjalan sendiri dan sambil memegang smartphone didepan umum itu sama ajah mencari masalah. Sudah banyak contoh kejadian seperti di Jakarta, Amerika kasus perampokan akibat makin banyak yang berkeliaran sendirian sambil memegang smartphone di jalan – jalan yang cukup berbahaya. Seperti game mobile pada umumnya Pokemon Go mengandal-kan in apps purchase sebagai pemasukan revenue utamanya. Pokemon Go termasuk kedalam golongan yang agresif dalam pencarian pemasukkan dengan cara ini. Selain mata uang digital yang dijual didalam game yang harus dibeli dengan uang sungguhan, Pokemon Go juga menjual berbagai macam item yang menggunakan uang sungguhan didalamnya. Jika anda tidak pintar mengendalikan keuangan didalam game. Karena hal tersebut dapat menghabiskan penghasilan anda. Nah sekarang sudah tau bukan alasan orang – orang bermain Pokemon Go dan dampak dari Pokemon Go. Maka sebab itu pemain harus waspada dan memperhatikan lingkungan sekitarnya jangan sampe bermain Pokemon Go malah membuat malapetaka buat pemain.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
39
OLAHRAGA
OLAH RAGA
Skor 2-0 Untuk Juarai Turnamen Sepakbola Wakil Bupati Purbalingga Cup 2016
Turnamen Sepakbola Agustusan Untuk Ajang Pencarian Bibit Unggul. PURBALINGGA, HUMAS – Bupati Purbalingga Tasdi didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Subeno, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Bag. Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Purbalingga Moh. Nurhadi, membuka turnamen sepakbola tingkat Kecamatan Kalimanah di lapangan Desa Kedungwuluh pada Senin sore (01/08).
PURBALINGGA, HUMAS – Turnamen sepakbola wanita Wakil Bupati Purbalingga Cup tahun 2016 yang digelar dari tanggal 7 sampai dengan 14 Agustus 2016 di Gelanggang Olah Raga (GOR) Goentoer Darjono secara resmi ditutup Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi pada Minggu siang (14/08). Wabup Tiwi beserta suami Rizal Diansyah, didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga Ny. Erni Widyawati Ta s d i , s e j u m l a h Pe j a b a t d i lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, unsur Forkompimda, dan Kepala SKPD terkait yaitu Kepala Dinas Pendidikan Kab. Purbalingga Tri Gunawan Setyadi, dan juga Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Subeno, serta Kepala BPD Jateng Purbalingga sebagai sponsor utama, mengikuti jalannya turnamen bergabung dengan para supporter dari masing-masing tim di tribun utama stadion.
40
Pada pertandingan terakhir menyisakan 4 tim sepakbola masingmasing dari SMAN Karangreja, SMKN Kutasari, SMKN Bojongsari dan SMAN 2 Purbalingga. Dari 4 tim tersebut memperebutkan juara 1, 2, 3 dan juara 4. Dari pertandingan di babak final, tim dari SMKN Kutasari berhasil menjuarai turnamen dengan skor 2-0 atas tim dari SMAN Karangreja, sedangkan tim dari SMKN Bojongsari menjadi juara 3 dengan skor 1-0 atas SMAN 2 Purbalingga. Dalam kesempatan tersebut, Wabup Tiwi menyatakan bahwa turnamen kali ini adalah momentum untuk membangkitkan olahraga sepakbola khususnya sepakbola wanita dan rencananya akan dijadikan agenda rutin tahunan Pemkab Purbalingga untuk menggelar turnamen serupa di tahuntahun yang akan datang. “Saya harap tahun depan akan lebih baik lagi dan akan digelar turnamen yang lebih meriah dan lebih besar lagi,” kata Wabup Tiwi.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Untuk juara 1 mendapatkan piala bergilir Wakil Bupati Purbalingga Cup dan piagam serta uang pembinaan 7juta rupiah, sedangkan juara 2, 3 dan 4 masing-masing mendapatkan 5juta, 3juta dan 2juta rupiah. Wabup berpesan kepada seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK di Kabupaten Purbalingga untuk mempersiapkan anak didiknya mengikuti turnamen di tahun depan. Menurut keterangan Ketua Seksi Pertandingan Martoyo, Tim dari SMKN Kutasari yang menjuarai turnamen dilatih oleh Sdr. Andreas, Moh. Fariz dan Diah Tri W dan yang mencetak skor adalah Febianti 1 gol dan Nunik Nuraeni 1 gol. Wasit yang memimpin dari 2 pertandingan final adalah Imam Subekti untuk SMAN Karangreja melawan SMKN Kutasari dan Sidik Prasetyo untuk SMKN Bojongsari melawan SMAN 2 Purbalingga.(taufiq.h)
Derap Perwira
Dalam sambutannya dihadapan pemain yang akan bertanding, Bupati Tasdi menyampaikan bahwa ketika berbicara sepakbola maka ada 2 prinsip dalam sepakbola yaitu historis dan teleskopis, yaitu dengan melihat sejarah dan apa yang akan dilakukan ke depannya. Sejarah telah mencatat bahwa 86 tahun lalu yaitu pada 19 April 1930 Ir. Suratin mendirikan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Maka dari itu, lanjut Bupati, generasi muda sekarang harus belajar dari sejarah, untuk memperbaiki sepakbola Indonesia di
Derap Perwira
masa yang akan datang.
an, menjaga kerukunan antar desa, jangan sampai dengan adanya pertandingan sepakbola menjadikan retaknya kekompakan di Kecamatan Kalimanah.
“Turnamen ini bukan hanya sekedar ritual mengisi kegiatan Agustusan, tetapi juga mencari generasi penerus sepakbola yang bagus di masa depan, sukur nanti Dalam laporannya, Camat pemain sepakbola Nasional ada yang Kalimanah Bambang Sukendro medari Kalimanah” kata Bupati Tasdi. nyampaikan bahwa turnamen sepakbola Kec. Kalimanah akan Bupati Tasdi juga menyampaikan dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai bahwa olahraga adalah salah satu dengan 18 Agustus 2016 bertempat cara memajukan Purbalingga di lapangan Desa Kedungwuluh, khususnya prestasi pada sepakbola. diikuti 14 Desa (Babakan, Selabaya, Prestasi Purbalingga saat ini telah Kalimanah Kulon, Klapasawit, masuk Divisi Utama Tingkat Nasional namun pada kenyataannya mencari Sidakangen, Karangpetir, Kedungpemain untuk Persibangga bukanlah wuluh, Jompo, Grecol, Rabak, Manduraga, Kalimanah Wetan, hal mudah. Karangsari, Blater) dan 3 Kelurahan “Itu tantangan bagi kalian, (Kalikabong, Karangmanyar, Mewek), semoga dengan momentum ini memperebutkan piala bergilir, piala terlahir bibit-bibit unggul untuk ikut tetap dan uang pembinaan. serta berkontribusi memajukan “Selain itu juga ada penghargaan Purbalingga khususnya di bidang bagi pemain terbaik dan pencetak gol olahraga sepakbola,” kata Bupati terbanyak,” demikian kata Bambang. Tasdi. (taufiq.h) Bupati berharap turnamen sepakbola juga dijadikan media silaturahmi, mempererat persaudara-
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
41
EKONOMI
EKONOMI
Wabup Purbalingga Tandatangani
Bupati – Wabup
Kerjasama Klaster
Borong Jajanan Pasar Serba Seribu PURBALINGGA, HUMAS – Bupati Purbalingga Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi memborong jajanan pasar serba seribu pada kegiatan Festival Jajanan Pasar dalam rangka Bulan Kemerdekaan Kabupaten Purbalingga. Sebelum membuka acara yang dipusatkan di pelataran parkir barat Stadion Goentoer Daryono, Bupati Tasdi sempat memprovokasi seluruh pejabat yang mengikutinya supaya menyiapkan uang untuk membeli jajanan pasar yang disiapkan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) se-kabupaten Purba-lingga. “Kita hadir bukan hanya meresmikan tetapi ikut membeli apa yang sudah dibuat oleh rakyat. Sekaligus sebagai bentuk kebersamaan untuk mengem-bangkan jajanan pasar ini lebih bernilai ekonomi,” katanya sembari menata jajanan yang sudah dibeli bersama istri Ny Erni Widyawati Tasdi di mobilnya. “Nanti kita bagikan kepada warga sekitar rumah di Karang-reja,” lanjutnya. Aksi borong jajanan juga diikuti oleh Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dan suami Rizal Diansyah serta seluruh pejabat yang ikut hadir pada kegiatan tersebut. Bupati mengaku bangga dengan kreativitas yang dilakukan para ibuibu yang telah mampu membuat produk lokal meski kebanyakan dari
42
mereka berasal dari desa. Menurut Bupati, tinggal bagaimana Pemkab Purbalingga memfasilitasi baik dari aspek permodalan, pengelolaan m a n a j e m e n d a n p e m a s a ra n . “Termasuk kita harus sering mengadakan kegiatan seperti ini (Festival Jajanan Pasar-red) untuk mempromosikan mereka,” katanya. Bupati Tasdi bahkan berencana pada perayaan Hari Jadi Purbalingga Desember mendatang, akan diselenggarakan festival kuliner yang lebih besar. Sementara, Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi meminta potensi kuliner di Purbalingga dapat lebih dikembangkan sehingga mampu menjadi kuliner dan jajanan khas Purbalingga. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan UMKM di Purbalingga. Kita data potensi-potensi yang dapat didorong unt-uk lebih berkembang dan dapat menjadi ciri khas kabupaten Purbalingga,” katanya. Dukungan serupa dilakukan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Ny Erni Widyawati Tasdi. Dirinya mengapresiasi penyelenggaraan Festival Jajanan Pasar yang mengangkat potensi kaum ibu dalam membantu ekonomi keluarga. “Saya kira pada peringatan Hari Jadi Purbalingga dapat diadakan lebih besar lagi,” katanya.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Kasi Pembinaan dan Pengembangan UMKM pada Dinperindagkop Purbalingga Adi Purwanto mengatakan kegiatan Festival Jajanan Pasar rutin diseleng-garakan untuk mengangkat potensi-potensi lokal yang sudah berkembang di Purbalingga. Untuk kegiatan festival bulan kemerdekaan ini, menurut Adi diikuti oleh jajanan pasar yang berkembang diseluruh antero Purbalingga seperti daerah utara dari Desa Rembang, Sumampir, Bobotsari, Pekuncen, Goa Lawa dan lainnya. Juga diikuti para perajin dari Bukateja, Kutawis, Kemangkon, Pasar Badog, Pasar pagi Gang Sawo, dan dari Kajongan, Bojongsari. “Di Purbalingga banyak sekali makanan tradisional yang berkembang namun sudah mulai dilupakan. Kita kenalkan kembali melalui festival seperti ini. Sehingga masyarakat akan mengenal kembali makanan tradisional yang ada di Purbalingga. Harapan kita kemudian menyukainya,” jelasnya. Adi Purwanto berjanji, pihaknya akan terus terus melakukan pembinaan untuk mengangkat kembali makanan tradisional tersebut sehingga bisa menjadi makanan tradisional yang khas Purbalingga dan bisa dicari oleh masyarakat luar Purbalingga. (Hardiyanto)
Derap Perwira
PURBALINGGA, HUMAS- Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) menandatangani perjanjian kerjasama klaster dengan Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) B ank Indonesia Purwokerto. Perjanjian tersebut merupakan salah satu program pengendalian inflasi komoditas bawang putih terintegrasi. Perjanjian disaksikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta Bupati Karanganyar, Sragen, Temanggung, Banjarnegara, Pekalongan, Magelang dan Batang. Wakil Bupati mengatakan penandatanganan ini merupakan tindak lanjut kerjasaman antara pemerintah daerah Purbalingga dengan BI. Dimana kerjasama tersebut telah dilakukan penanaman b awa n g d i D e s a Ku t a b awa , Kecamatan Karangreja. Penanaman bawang dilakukan di lahan tanah milik Kelompok Tani Giri Waluyo dengan luas 5.000 meter persegi. “Dengan kondisi alam pegunungan, potensi lahan di desa Kutabawa dan Serang dapat di dayagunakan untuk penanaman bawang putih seluas 10 hektar,” kata Tiwi saat penandatanganan kerjasama di Tawangmangu Kabuapaten Karanganyar, Selasa(24/8). Dengan kondisi curah hujan yang agak berkurang, Tiwi memper-
Derap Perwira
kirakan hasil tanam perdana demplot bawang putih akan panen pada awal November. Kebutuhan bawang putih di Kabupaten Purbalingga sekarang m a s i h d i s u p l a i d a r i d a e ra h Wonosobo dan Karanganyar, “Pada bulan Agustus kebutuhan bawang putih diperkirakan sebanyak 2,35 ton,” kata Tiwi. Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir mengatakan kenapa BI terlibat dalam penanaman bawang putih dalam rangka pengendalian laju inflasi yang rendah. Berdasarkan hasil kajian BI penyebab laju inflasi salah satunya berasal dari kelompok makanan yang sering bergejolak. salah satunya berasal dari kelompok bawang putih. “Ketika inflasi tinggi pastinya a k a n m e n g u ra n g i d aya b e l i masyarakat terutama bagi masyarakat berpendapatan tetap dan rendah, kedua mengurangi daya saing produk-produk dalam negeri,” kata Iskandar Dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), juga berpengaruh terhadap persaingan antar negara asean. Jika dilihat dari laju inflasi 5 tahun terahir laju inflasi Indonesia yang sekitar 5,5 persen, Thailand 1,74 persen, Singpura 2,9 persen, dan Malasya, 2.3 persen.
Sehingga berpengaruh terhadap daya saing produk Indonesia dengan ketiga negara Asean tersebut. “Setidaknya di dua tahun terahir potensi kontribusi bawang putih tehadap inflasi di Jawa Tengah sebesar 0,56 persen,” kata Iskandar Selain itu dengan adanya pembebasan bea masuk bawang putih sejak tahun 2005 maka kebutuhan bawang putih nasional ditopang dengan bawang putih impor sebesar 95 persen. Dimana pada tahun 1996 poduk bawang putih Indonesia mencapai 190 ton dan sekarang tinggal 20 ton akibat masuknya bawang putih impor yang secara kualitas baik dan lebih murah. Turunya produk bawang putih, menurut Iskandar sangat memperihatinkan, untuk itu BI bekerja sama dengan puast penangkaran bawang putih Tawangmangu berupaya lagi agar Jawa Tengah yang dulu sebagai centra bawang putih bisa tumbuh kembali. Dari hasil kerjasama di Kabupaten Tegal bibit bawang putih Tawangmangu Baru dihasilkan 24 ton perhektar dimana bawang putihnya berbonggol besar dan lebih menggigit rasanya. Sedangkan Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan akan melakukan beberapa regulasi terkait dengan penyediaan pupuk bagi petani. Salah satunya updating data Rencana Definitif Kebutuhan Ke l o m p o k ( R D K K ) s e h i n g g a pemenuhan kebutuhan pupuk, bibit, pestisida biaya garapan dan pemeliharaan menjadi semakin terkontrol. Selain itu dengan terdatanya kelompok tani maka akan memudahkan dalam pemberian bantuan hibah dari pemeriintah menjadi lebih mudah. Kemudian juga memudahkan dalam memberikan prioritas bantuan kepada kelompok tani yang benar-benar membutuhkan. (Sapto Suhardiyo)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
43
INSIPRASI
INSIPRASI
Mengenal Sosok Anak Desa yang Menjemput Mimpi ke Australia dengan Beasiswa
H
ardika Dwi Hermawan merupakan putra kedua dari Bapak Sugiarto yang berprofesi sebagai Pengawas TK/SD di Kecamatan Mrebet, Purbalingga dan Ibu Isdiati, yang berasal dari Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Anak desa yang semasa kuliah S1 aktif dalam organisasi ini pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Hubungan Luar BEM FT UNY, Wakil Ketua Forum Eksekutif Mahasiswa Teknik se-Jawa Tengah DIY serta menjadi student member Universal Association of Computer and Electronics Engineers (UACEE). Walaupun aktif dalam organisasi, Dika sapaan akrabnya tetap dapat lulus dengan predikat Cumlaude, tepat waktu dan mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan Fakultas Teknik paling berprestasi. “Ketika saya duduk di bangku SMP dan SMA, saya bukanlah siapasiapa dan bukan siswa terbaik di sekolah. Modal saya hanyalah semangat kontribusi, kerja keras,
44
doa dan dukungan orang tua. Saya percaya,dengan semangat pantang menyerah dan keinginan saya untuk dapat bermanfaat lebih bagi orang lain terus membawa saya hingga sekarang ini. Hardskills saja tidak cukup, Softskills itu sendiri justru sangat p e n t i n g ” U c a p D i k a ya n g merupakan alumni SMP N 1 Purbalingga dan SMA N 1 Purbalingga ini. Selama menduduki bangku perkuliahan, tak sedikit prestasi di tingkat Nasional hingga Internasional yang berhasil di raihnya, diantaranya menjadi Juara 1 tingkat Nasional dalam 6 event yang berbeda, total sudah tercatat 31 prestasi yang ditorehkan Putra Purbalingga ini diantaranya menjadi Platinum Winner Indigo B e s t A p p s I D P T. Te l ko m s e l Indonesia di ITB Bandung. Pada Tingkat Internasional, Dika pernah menjadi pembicara di ICST 2015 di Thailand, Delegasi IEEA 2015 di Thailand, delegasi CEET di Malaysia, pembicara di ICISTI 2015 Bandung dan Invited
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Student di RMUTP, Bangkok Thailand. “Menurut saya, kompetisi bukan hanya sekedar tandingmenang-dapat piala. Saya selalu introspeksi, apa masalah yang ada di lingkungan saya, apa yang dapat saya lakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan itu. Kemudian, saya tulis ide, cari peluang, buat dan ajukan. Ide bukan hanya untuk dipajang, tapi lakukan.” Tambah Dika yang pernah menjadi Juara 1 Pemuda Pelopor Bidang Komunikasi dan Informasi Kabupaten Purbalingga tahun 2015 ini. “Bagi saya, sukses terbesar dalam hidup adalah ketika bisa memberikan manfaat sebanyak mungkin bagi orang lain dan bangkit dari setiap kegagalan dengan penuh keberanian yang membuat saya tetap berjuang walaupun rintangan tersebut bertubi-tubi.” Pada tahun 2014, Dika bergabung dengan Badan Penggerak Pemuda Daerah
Derap Perwira
(BPPD) Purbalingga dan turut berpartisi-pasi dalam kegiatan Gubug Pintar, selain itu yang bersangkutan juga mempromotori kegiatan Education Technology yang meliputi Training dan Seminar ICT yang sukses dilaksanakan selama 3 hari di Desanya dan berlanjut setiap tahunnya. Dika melakukan penelitian tugas akhir di Sekolah Indonesia Singapura(SIS), dia menyadari bahwa siswa-siswi SIS merupakan asset penting bangsa Indonesia dalam mempromosikan seni dan budaya Indonesia. Hasil penelitian tersebut juga telah dipublikasikan dalam Jurnal International IEEE on Science and Technology 2015 dengan judul “The Development and Analysis of Quality of ‘Batik Detector’ as a Learning Media for Indonesia Batik Motifs Android Based in Indonesian School of Singapore” dan dipresentasikan dalam The International Conference on Science and Technology (TICST) di Rajamangala University of Technology Thayaburi, Phatum
Derap Perwira
Thanii, Thailand November 2015, serta aplikasi Batik Detector telah mendapatkan perlindungan HAKI dari Kementerian Hukum dan HAM selama 50 tahun. Putra daerah yang juga pernah menjadi asistent Dosen di kampusnya ini memiliki cita-cita untuk menjadi seorang Dosen. Dika mengatakan, “Saya merupakan salah satu orang yang optimis dan pekerja keras, namun tidak pernah lupa darimana saya berasal. Saya memiliki impian untuk terus terlibat aktif dalam kegiatan mencerdaskan bangsa dan terus berkontribusi demi Indonesia yang lebih baik dan berkualitas. Menjadi seorang pendidik merupakan salah satu cara untuk menggapai itu semua.” Perjuangan untuk mendapatkan beasiswa LPDP ke Luar Negeri bukanlah hal yang mudah. Kita harus melalui seleksi tahap Administrasi dan Tahap Substansi. Untuk tahap substransi terbagi menjadi tiga yaitu wawancara, essay on the spot dan Leaderless
Group Discussion. Seluruh tahap substransi dilakukan full English untuk tujuan Luar Negeri dan Bahasa Indonesia untuk dalam negeri. Setelah dinyatakan lolos, awardee LPDP dapat mengikuti program Pengayaan Bahasa (khusus jalur Afirmasi) dan harus mengikuti Persiapan Keberangkatan. Dika yang ingin mengambil Master of Education specialization Digital Learning di Monash University, Melbourne, Australia diterima LPDP melalui jalur Afirmasi Prestasi Nasional / Internasional. Dika yang sebelumnya mendaftar di dua kampus Luar Negeri yaitu Mahidol University (Thailand) dan Monash University (Australia) dinyatakan diterima di dua perguruan tinggi tersebut. Namun, Dika sendiri berkeinginan untuk lanjut di Monash University sebagai tempat menimba ilmu s e l a n j u t nya , s a l a h s a t u nya dikarenakan course yang ditawarkan lebih spesifik ke Pendidikan, khususnya Digital Learning serta tenaga pendidik dan fasilitas yang ada lebih mendukung penelitian yang akan dilakukan ke depannya. Dika mengakui bahwa proses perjuangan memperoleh beasiswa ke Luar Negeri tidak mudah. Berkat Izin Allah SWT, dukungan yang mengalir dari orang tua, keluarga, dan sahabat akhirnya usaha untuk memperoleh beasiswa untuk belajar di Luar Negeri tercapai. “Perjalanan ini belum berakhir namun semua yang saya dapatkan sekarang merupakan bagian dari perjalanan penuh perjuangan. Siapa saja, bisa menjadi apa saja” Tutup Dika
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
45
WANITA
SERBA SERBI
SMS Bunda Solusi Mengurangi AKI dan AKB
A
liansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang bekerjasama dengan Gerakan Organisasi Wanita (GOW) menyelenggarakan acara Round Table Discussion dengan kajian diskusi “Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jawa Tengah, Kamis (11/8) di Andrawina Convention Centre, Owabong, Kec. Bojongsari. Acara ini dihadiri oleh organisasiorganisasi wanita yang diantaranya PKK, Dharma Wanita, Aisiyah, Persit, IGTKI Kab. Purbalingga, Bhayangkari, Salimah, Hardi Melati 30 peserta yang menghadiri kegiatan diskusi tersebut. Diskusi tersebut dibuka oleh Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik Sekretariat Daerah Kabupaten Purbalingga Bapak Drs. Djarot Sopan Rijadi yang pada kesempatan kali ini mewakili Bupati Purbalingga. “ B a hwa a n g k a ke m a t i a n i b u melahirkan dan bayi masih cukup tinggi di Purbalingga, sehingga perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menunda pernikahan dini agar mempersiapkan kematangan ibu untuk mengurangi kematian ibu dan bayi” kata Djarot Sopan Rijadi.
46
Bertindak selaku narasumber pada round table discussion Saidah SKEBID berkata, “ Pengoptimalan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berisi catatan kesehatan ibu hamil sampai bayi lahir, dengan buku KIA ibu punya catatan kesehatan yang lengkap.” Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Jhpiego untuk menekan angka kematian ibu dan bayi melalui program sms Bunda. Program sms Bunda merupakan turunan dari buku KIA yang berisi catatan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir. Tujuan diadakan SMS Bunda untuk meningkatkan pengetahuan ibu, mengidentifikasi tanda – tanda bahaya selama kehamilan dan nifas, dan dapat mencari pertolongan tepat waktu, serta sebagai pengingat jadwal kunjungan ibu bayi dan imunisasi. Kemudahan SMS Bunda ibu dapat lebih mudah mengakses pemberitahuan setiap dua hari sekali melalui sms. AJI Semarang dalam kesempatan ini juga bekerjasama dengan Jhpiego mengenai program sms Bunda yang merupakan layanan sms yang
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
memberikan informasi kesehatan bagi ibu hamil sampai anak mencapai usia 2 tahun. Setelah melaksanakan program di 10 kota di Jawa Tengah pada tahun pertama, AJI Semarang di tahun ke 2 kembali mensosialisasikan upaya mengurangi kasus kematian ibu hamil dan bayi di beberapa kota di Jawa Tengah. Acara round table discussion yang diselenggarakan dimaksudkan agar ibu-ibu yang menjadi penggerak kelompok-kelompoknya mampu mensosialisasikan kembali kepada anggota kelompok di daerahnya masing-masing. Setelah diskusi ini selesai, acara selanjutnya adalah seminar yang akan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat agar program yang diselenggarakan dapat direplikasi dengan member sistem dan software secara gratis untuk dikelola oleh pemerintah. Data yang nantinya didapat oleh GOW akan dihimpun di pusat. Masalah terbesar dalam melaksanakan program SMS Bunda adalah anggaran, bagaimana pemerintah mampu menganggarkan pulsa untuk kegiatan SMS Bunda. Pada seminar yang akan datang diharapkan Bupati Kab. Purbalingga H.Tasdi, SH.,MM dapat hadir dan mengambil keputusan untuk mengurangi angka kematian ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Harapannya kedepan Bupati, GOW dan Organisasi-Organisasi terkait dapat mengerahkan semua pihak agar dapat mensosialisasikan angka kematian ibu dan bayi baru lahir dapat menurun bahkan hilang di Kabupaten Purbalingga. (Lilian/Pita)
Derap Perwira
Promosikan Desa Wisata, Gelar Upacara HUT RI di Kawasan Curug PURBALINGGA – Ada cara unik yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Argo Lestari untuk mempromosikan Desa wisata Tanalum, Kecamatan Rembang. Dengen mengambil momen peringatan HUT ke-71 kemerdekaan Republik Indonesia, mereka bersama siswa-siswi sekolah dasar serta warga masyarakat setempat menggelar upacara di sungai Karang, kawasan wisata air terjun (curug) Karang, Rabu (17/8). Menggelar upacara di tengah sungai dengan iringan suara gemercikair ternyata membuat suasana nyaman dan khidmat. Tak satupun warga dan siswa beranjak dari tempat itu sebelum upacara selesai. “Kami menggelar upacara peringatan HUT RI di sungai Karang yang berada di kawasan wisata curug, agar warga dan siswa-siswi sekolah dasar mencintai alam sekitar. Tanpa kemerdekaan yang diraih para pahlawan, kita tidak bisa menikmati indahnya alam dan gemercik suara air seperti ini,” tutur ketua Pokdarwis Argo Lestari, Fatah, usai pelaksanaan upacara. Fatah mengungkapkan, ide menggelar upacara peringatan HUT RI di kawasan sungai wisata curug Karang, boleh dibilang mendadak. Gayungpun bersambut, kepala SDN 3 Tanalum Suyitno, dan kepala SDN 4 Sumampir Edi Supriyatno, ternyata
Derap Perwira
juga berinisiatif menggelar upacara HUT RI yang lain daripada yang lain. “Upacara HUT RI selama ini di lapangan sekolah, sepertinya hanya monoton dan tidak ada hal yang unik. Oleh karenanya, kami menggelar upacara peringatan HUT RI kali ini di kawasan wisata curug Karang,” kata Suyitno. Pemberitahuan kepada para guru dan siswa-siswi dari dua SD dilakukan melalui SMS dan dari mulut ke mulut. Idenya muncul pada Selasa sore (16/8). Semua guru, dan karyawan administrasi serta siswa yang memiliki HP diberitahu lewat SMS. Ternyata, para guru dan siswasiswi merasa senang bisa mengikuti upacara di tempat yang tidak biasanya. Begitu pula dengan warga Dukuh Buret Kali Karang yang biasanya tidak pernah ikut upacara HUT RI, bisa mengikutinya. Anggota Pokdarwis Argo Lestari juga demikian, mereka mengikuti upacara dengan khidmat dan senang. “Gelaran upacara ini ternyata membuat semangat patriotisme dan nasionalisme warga Buret Kali Karang betul-betul bangkit. Mereka dengan sukarela tanpa paksaan mengikuti upacara bersama para siswa dan anggota Pokdarwis,” kata Suyitno. Selain siswa SDN 3 Tanalum, siswa SDN 4 Sumampir yang berbatasan dengan Desa Tanalum juga antusias. Kepala sekolah SDN 4
Sumampir Edi Supriyatno bahkan memimpin langsung dan menjadi inspektur upacara di tengah sungai itu. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Ir Prayitno, M.Si menyambut baik upacara peringatan HUT RI di salah satu kawasan curug. “Upacara yang unik ini sekaligus bisa menjadikan sarana promosi wisata dan membangun rasa nasionalisme serta cinta lingkungan kepada anakanak dan warga setempat. Apalagi di Desa Tanalum setidaknya ada sembilan buah curug yang dikembangkan sebagai daya tarik wisata alam,” kata Prayitno. Prayitno menambahkan, Desa Tanalum dikenal pula sebagai desa seribu curug. Banyak curug yang ada di wilayah yang berada di perbukitan ini. Curug yang sudah dikembangkan sebagai aset wisata terdiri curug Nagasari, curug Gogor, curug Kali Karang, curug Aul, curug Lempeng, curug Buret, curug Silawe, curug Kembar, dan curug Banyu Banger. “Masing-masing curug memiliki keunikan sendiri-sendiri dan sangat asyik untuk dikunjungi,” kata Prayitno. (y)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
47
WISATA
S
atu lagi wisata berbasis alam kembali hadir memanjakan wisatawan yang datang ke Purbalingga. Tak perlu jauh-jauh datang ke Lembang Bandung jika hanya ingin menikmati wisata ala 'The Hobbit'.Wisata ala desa Shire seperti dalam film fiksi fantasi 'Lord of the Ring' ini, bisa dijumpai di Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja. Pengelola desa wisata setempat menyebutnya sebagai sekolah alam Kampung Kurcaci. Lokasi Kampung Kurcaci sangat sejuk, mirip seperti di Lembang Bandung. Bahkan, suasananya lebih dingin karena berada di kaki Gunung Slamet (3.428 m dpl). Alam disekitarnya ditumbuhi hutan pohon damar yang sudah berusia ratusan tahun. Wisatawan tentu akan betah berlama-lama duduk di rumah-rumah pohon atau di bawah rindangnya pohon damar. Sembari bercengkerama dengan kerabat atau pacar, wisatawan bisa berfoto selfi di berbagai sudut di lokasi seluas 3,5 hektar tersebut. “Awalnya, kami menyiapkan sekolah alam untuk anak-anak desa. Untuk menarik anak-anak, kami buatkan semacam rumah Kurcaci, dan ternyata anak-anak sangat tertarik. Tidak hanya, anak-anak desa setempat,, wisatawan yang datang kemudian berfoto dan mengunggahnya ke media sosial, menjadikan Kampung Kurcaci semakin ramai,” ujar pegiat desa wisata setempat yang sekaligus pengelola Rumah Kurcaci, Edi Susanto (23), Jum'at, 12/8). Disebut Kampung Kurcaci, bukan karena penduduk setempat ukuran tubuhnya kecil-kecil. Sebutan itu lebih menggambar-
48
WISATA
kan filosofi bahwa sejatinya manusia itu terasa kecil dibanding keindahan alam. Ketika wisatawan berada di bawah rindangnya pepohonan besar dan menjulang tinggi, membuat kita menjadi kecil bagai kurcaci. Sebuah pelajaran dari alam bahwa meskipun sejatinya kita manusia besar dengan segala kekuasaan-nya, namun seiring perpindahan ruang dan waktu, kita bisa saja menjadi maklhuk mungil dengan segala keterbatasannya. “Dengan filosofi itu, ketika wisatawan berkunjung ke rumah Kurcaci, diajak untuk berintrospeksi diri bahwa kita hidup harus saling menghormati, dan bersyukur serta berbagi,” tutur Edi Susanto. Pemandu wisata di Kampung Kurcaci, Kusin (18) saat menyambut wisatawan dengan rendah hati menyampaikan jika di kampung kurcaci tidak banyak yang bisa dinikmati. Namun, sejatinya justru b a nya k wa h a n a ya n g b i s a dinikmati, seperti air terjun (curug) Tarung, curug Lawang, rumah kurcaci, arena bermain tradisional, panggung kurcaci, camping ground, pendakian Gunung Kelir, perpustakaan alam, dan rumah pohon.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
“Kami ingin menyajikan pula kepada wisatawan berupa hutan yang asri, udara yang segar, suasana damai dan persahabatan yang hangat,” ujar Kusin. Suasana persahabatan yang hangat memang sungguh terasa ketika wisatawan memasuki tempat ini. Begitu berada di tempat loket, salah seorang petugas, Sarah (19) menyambutnya dengan ramah dan menggunakan bahasa Jawa Krama. Disisi loket, tertulis 'Anda memasuki kawasan berbahasa Jawa Krama, monggo guneman ngagem boso Jawi Kromo'. “Kami ingin menjadikan kampung kurcaci juga sebagai tempat untuk belajar Basa Jawa k r o m o ya n g s u d a h m u l a i ditinggalkann oleh anak-anak muda,” tutur Sarah, yang masih mengikuti pendidikan Kejar Paket C ini. Untuk masuk di kampung Ku r c a c i , w i s a t awa n c u k u p membeli tiket Rp 5.000,- per orang. Sementara untuk parkir kendaraan sepeda motor hanya Rp 2.000,-. Para pengelolanya yang berjumlah 18 orang, selalu berusaha ramah menyambut wisatawan. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, sekolah alam Kampung Kurcaci ini mulai dikenal saaty libur lebaran lalu. Pengelola kampung kurcaci sebelumnya lebih memfokuskan sebagai sekolah alam, namun setelah diyakinkan jika sangat berpotensi untuk dikembangkan seperti farm house di Lembang Bandung, para pengelolanya semakin bersemangat.
Derap Perwira
Derap Perwira
Pembenahan kini mulai dilakukan, termasuk untuk parkir sepeda motor dan kendaraan roda empat. Saat ini untuk parkir mobil memang masih kesulitan, namun dalam waktu dekat, parkir mobil sudah disiapkan areal khusus yang jaraknya tidak jauh dari Kampung Kurcaci. Sementara untuk parkir sepeda motor, bisa menampung lebih dari 200 sepeda motor. “Areal sekolah alam kampung kurcaci ini seluas kurang lebih 3,5 hektar merupakan lahan milik PT Perhutani. Pihak pengelola dalam kapasitas sebagai masyarakat anggota LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) tengah menyiapkan kerjasama dengan Perhutani. Tentunya kami berharap, Perhutani memberikan kemudahan dalam pengelolaannya. Prinsipnya, masyarakat tidak merusak tanaman hutan utama berupa pohon damar,” kata Prayitno. Prayitno menambahkan, para pengelola dan pemandu wisata kampung Kurcaci sudah mulai menerapkan sadar wisata melalui sapta pesona. Mereka berusaha ramah dan menjaga kebersihan di areal kampung Kurcaci. Begitu ada sampah yang dibuang oleh wisatawan, pengelola atau pemandu yang menjumpai sampah itu wajib mengambilnya dan menaruhnya di tempat sampah. “Untuk pembinaan sadar wisata bagi para pengelola akan kami lakukan terus menerus. Begitu juga dengan kesadaran masyarakat sekitar, masih perlu ditingkatkan pemahaman akan sapta pesona sadar wisata,” kata Prayitno. (y)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
49
SUARA RAKYAT KEPEMUDAAN
KEPEMUDAAN
Kontingen Jambore Nasional Ke-10
Kabupaten Purbalingga Dilepas Bupati Bupati Jadi Pembina Upacara Renungan Dan Ulang Janji Hari Pramuka Ke-55 PURBALINGGA, HUMAS – Bupati Purbalingga Tasdi Sabtu (13/8) malam di Pendapa Dipokusumo Purbalingga menjadi pembina upacara Renungan dan Ulang Janji Hari Pramuka Ke-55 Tahun 2016 Kwartir Cabang (Kwarcab) Purbalingga. Upacara juga diikuti Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabup a t e n P u r b a l i n g g a Tr i s n a n t o Srihutomo beserta pengurus kwarcab dan ratusan peserta Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota dewasa. Acara diawali pembacaan Dasa Dharma Pramuka yang dibawakan oleh 10 pembawa obor berurutan mengucapkan Dasa Dharma serta diakhiri dengan menyanyikan hymne Pramuka yang diikuti oleh seluruh peserta. Usai prosesi tersebut seluruh peserta menghormat kepada sang saka bendera merah putih yang dibawa oleh anggota Pramuka di tengah-
50
tengah para peserta disertai dengan ajakan untuk merenungkan kembali perjalanan Pramuka yaitu pengabdian diri kepada nusa dan bangsa melalui wadah pendidikan kepanduan GerakanPramuka. “Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana pada tahun ini tepatnya tanggal 14 Agustus 2016 telah berjalan selama 55 tahun,”ucapnya. Dalam naskah ulang janji peringatan tersebut, pembina upacara Kak Tasdi mengajak untuk bersyukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa. Setelah merenungkan bersama perjalanan perjuangan dan pengabdian sebagai Pandu Indonesia, pembina upacara mengajak untuk membulatkan tekad, mengobarkan semangat untuk meneruskan perjuangan serta pengabdian demi tercapainya tujuan bangsa. “Yakni masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila,”ucapnya. Pembina upacara mengajak
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
untuk memegang sang merah putih yang ada di pundak untuk dilekatkan ke dada dengan tangan kiri yang mengandung maksud agar selama jantung masih berdetak, semua harus ingat bahwa dipundak masing-masing dipercayakan tugas dan tanggung jawab untuk m e l a k s a n a k a n j a n j i P ra m u k a Indonesia. Sebagai tanda penghayatan serta kesungguhan serta janji para anggota Pramuka, pembina upacara meminta kepada peserta ulang janji untuk menirukan Tri Satya, yaitu “Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku, terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik In d o n e s i a d a n m e n g a m a l k a n Pancasila. Selain itu, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat juga menepati dasa darma”. (Sukiman)
Derap Perwira
PURBALINGGA,
HUMAS
-
Sebanyak 32 orang anak terdiri 16 putra dan 16 putri pramuka penggalang hasil seleksi terbaik ditambah enam orang pramuka penggalang putri berkebutuhan khusus yang merupakan kontingen daerah Jawa Tengah dari Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) dilepas oleh Bupati Purbalingga Tasdi di Pendapa Dipokusumo Sabtu malam (6/8) untuk mengikuti Jambore Nasional (Jamnas) Ke -10 Gerakan Pramuka Tahun 2016 di Cibubur Jakarta. Pelepasan kontingen yang juga dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Purbalingga Trisnanto Srihutomo dan para pengurus Kwarcab serta orang tua peserta jambore ditandai dengan penyerahan bendera Pataka Pemerintah Daerah Purbalingga dan Pataka Kontingen Jambore Nasional oleh Bupati Purbalingga Tasdi kepada pimpinan kontingen. “Tujuan dari kegiatan jambore nasional yang akan berlangsung 10 hari mulai tanggal 14-21 Agustus mendatang, adalah untuk membentuk watak, meningkatkan sikap kemandirian, ketrampilan dan persatuan serta kesatuan. Selain itu juga sebagai
Derap DerapPerwira Perwira
pramuka penggalang untuk berkomitmen terhadap penghayatan dan pengamalan kode kehormatan pramuka yaitu TriSatya serta Dasa Darma,”terang Ketua Panitia Pengiriman Jambore Nasional Kontingen Kwarcab Kabupaten Purbalingga Subeno. Dalam sambutannya, Bupati Purbalingga Tasdi meminta maaf, selama enam bulan kepemimpinannya bersama wabup belum dapat berbuat banyak serta belum menganggarkan maksimal gerakan pramuka di Purbalingga. Namun, pada Oktober mendatang Anggaran Penerimaan Dan Belanja Daerah (APBD) murni tahun 2017 akan segera disusun dan nantinya dalam APBD tersebut akan mendesain agar semua kegiatan pramuka, baik diinternal maupun eksternal seperti pengiriman kontingen ke daerah maupun nasional akan ditanggung oleh pemerintah daerah. “Kedepan, kami bersama ibu wabup akan mencoba agar nantinya mendesain semua kegiatan pramuka baik yang diinternal maupun eksternal seperti pengiriman kontingen ke berbagai daerah maupu tingkat nasioanl, karena ini membawa nama harum Purbalingga maka kami akan bertanggung jawab semua kegiatan pramuka,”jelas bupati.
Selain itu, bupati juga tidak akan meninggalkan pramuka dan berkomitmen akan membangun dan membesarkannya. Karena dirinya menjadi besar seperti saat ini juga karena pramuka, bahkan, saat menjadi anggota pramuka, dirinya pernah punya impian menjadi peserta jamnas akan tetapi tidak tercapai. “Namun tidak apalah, karena saya mempelajari pramuka, mengamalkan tri satya dan dasa dharma pramuka, sehingga akhirnya Tuhan menentukan saya untuk menjadi bupati. Oleh karena itu, sesuai atas arahan/bimbingan para pendahulu, kami tetap berkomitmen membesarkan pramuka, karena saya lahir dari pramuka walaupun sesibuk apapun bertugas menjadi bupati. Selainitu, manfaat/faedah dari pramuka juga sangat besar untuk membentuk generasi muda terutama generasi yang berkharakter, sehingga kami akan mengem-bangkan serta berjanji tidak akan meninggalkan dan berkomitmen membangun juga membesarkan pramuka di Purbalingga,”tuturnya. (Sukiman)
MEDIA MEDIAKOMUNIKASI KOMUNIKASI&&ASPIRASI ASPIRASIKOMUNITAS KOMUNITASPURBALINGGA PURBALINGGA
Volume Volume 105|Tahun 98|TahunXII|2016 X|2014
47 51
CERPEN
CERPEN
Senja Yang Tenggelam
L
angit mulai menjingga, sang surya perlahan mulai meninggalkan singgasananya. Deru angin sepoi-sepoi membawa udara hangat ke setiap sudut kota. Anak kecil tertawa riang bermain kesana kemari bercengkrama dengan penuh kegembiraan tanpa ada sayat kesedihan yang tersimpan. Teriakan-teriakan kecil terdengar dari sautan para pemuda yang sedang berlatih diri mempersiapkan menjadi calon pemimpin negeri. Sayangnya aku masih duduk terdiam di bawah bangunan tua yang menjadi kenangan pada masanya. Duduk sendiri bersama lamunan yang membayang menatap pantulan langit yang menghiasi kolam. Di bawah jingkrakan matahari yang mulai menghilang, aku masih sendiri bersama kenangan dan air mata. Aku merindukan semua yang pernah aku lakukan bersama kenangan. Dia yang telah pergi beberapa hari yang lalu, pergi tanpa pernah kembali. Dia yang pernah singgah dan mengisi setiap relung di hati. Namun sayang semua hanya memori yang akan selalu tersimpan tanpa pernah terjadi kembali. Mimpimimpi yang pernah terungkapkan bahkan hanya sekedar mimpi tanpa terealisasi. Aku rindu saat bersama dengannya, saat menggali semua cita bersama, saat bercengkrama bersama, dan segalanya bersama. Dio, dia adalah lelaki yang sempat mengisi setiap detik kehidupan dalam hari-hariku. Dia seorang yang tampan, pandai dan menawan. Dio, dia hadir tepat ketika aku terjatuh dan sulit untuk bangkit kembali. Dia hadir memberikan vitamin penyemangat yang ampuh mengusir kegalauan hati. Namun, dia justru meninggalkanku tanpa sebab dan alasan yang pasti. Dia hilang ditelan bumi sampai aku tak pernah menemukan alasan kenapa dia datang lalu pergi tanpa permisi. Saat ku terdiam dengan tatapan kosong, seseorang membangunkan lamunanku dengan suara merdunya. Dia mengagetkanku dengan petikan senar yang penuh dengan irama. Akhirnya aku berdiri dan menghampiri asal usul suara merdu itu. Seorang lelaki berpostur tubuh tegak,
52
Lilian Kiki Triwulan
berisi, dia yang mengenakan kemeja coklat dengan kancing yang terbuka dilapisi kaos oblong berwarna hitam, yang menjadi misteri di awal pertemuan kita berdua. Dia yang duduk dengan menumpangkan kaki di satu bagian kaki lainnya menatapku dengan penuh tanya, matanya berkedip dengan muka yang datar. Tanpa sadar aku sudah menuruni lima buah anak tangga dan mendekati asal muasal suara yang mengusikku dari lamunan. Tersimpan begitu banyak tanya dalam benakku. Siapakah dia? Tanpa unsur kesengajaan kami saling menatap satu sama lain dengan terdiam. Sesaat kemudian muncul senyuman manis dari bibirnya yang tipis dan tanpa sadar akupun membalas senyumannya. Senyuman itu, senyuman baru yang aku lihat, senyum yang memancarkan ketulusan dari dalam hati. Dia begitu manis hingga membuatku terkagumkagum. Oh tidak, aku baru sadar aku sudah berdiri di depannya. Oh kenapa aku sebodoh ini, siapa dia kenapa pula aku harus mendekatinya.
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
Dia yang melihatku terdiam akhirnya memberanikan diri untuk bertanya “Hai cewe kok melamun? Ada yang bisa dibantu?” Dia mengkagetkanku. Aku pun menjawab dengan segera “ Oh maaf, aku sudah mengganggumu. Aku tak sengaja mendengarmu bernyanyi, suaramu bagus.” Diapun menjawab dengan senyum datar di wajahnya “Kamu mau ngledek saya? Haha gak lha saya lagi boring makanya saya nyanyi di sini. Maaf ya sudah mengusikmu.” Akupun menghela nafas yang panjang “Oh tak apa, aku tak merasa terusik sama sekali. Justru aku terhibur dengan lagu yang kau nyanyikan barusan. Baiklah aku akan pergi.” Sambil menggigit bibir bawahku akupun segera pergi dengan pipi yang memerah. Aku sungguh malu dengan apa yang aku lakukan barusan. Kenapa aku bisa terhipnotis dengan suaranya. Dan anehnya aku langsung tersihir dan mendekatinya. Lalu aku pergi begitu saja tanpa menanyakan nama atau kontak yang bisa dihubungi. Kenapa
Derap Perwira
kita tidak saling berkenalan. Ahhhh…bukan salahku toh dia juga gak menanyakan namaku, lalu kenapa dia tidak berusaha mengajak ku berkenalan. Huft lupakanlah mungkin belum saatnya aku berkenalan dengan pria lain. Aku terus memaki diriku sendiri dan terus bertanya-tanya kenapa, kenapa dan kenapa. Langkah kakiku sudah pergi menjauh dari tempatku memikirkan banyak hal. Aku pergi ke sebuah taman yang rindang yang penuh dengan warna-warni bunga. Di sana aku melihat sekeliling dan mencari tempat yang kosong untuk melanjutkan inspirasiku yang sempat tertunda karena sesosok misterius itu. Aku duduk di bawah pohon besar dan kembali termenung, tapi entah kenapa wajah sosok misterius itu terus menerus datang dan mengganggu. Hmm harusnya aku langsung melupakannya toh kita tidak saling kenal. Siapa dia, aku juga baru bertemu dengannya sesaat. Akupun mencoba mengambil nafas yang
Derap Perwira
panjang. Aku memandangi sekitarku, ada banyak orang yang bersenda gurau, bercengkrama riang dan ada beberapa segerombolan orang yang sedang berkreasi membuat pernakpernik cantik. Mereka begitu bahagia tanpa terlihat raut kesedihan di wajahnya. Hari semakin berganti langit jingga yang menyelimuti semakin berubah menjadi kelabu, hanya menyisahkan siluet jingga yang terpancar ke beberapa titik. Burungburung camar mulai kembali ke sarangnya. Udara menjadi semakin dingin. Aku putuskan untuk kembali ke ruangan yang sempit yang memberikanku berbagai inspirasi, ya itulah kosanku. Maklumlah aku mahasiswa perantau yang jauh dari keluarga dan sanak saudara. Aku ingin istirahat tanpa memikirkan apapun bahkan yang aku temui hari ini, ya dia yang begitu misterius. Tiba-tiba saat aku sedang berjalan menapaki setiap batu jalan, aku kembali mendengar suara si misterius itu, ya itu suara lelaki tadi. Dia masih di sini. Saat aku mendekat dan melihatnya dari kejauhan aku melihatnya bersama seorang gadis ya kurang lebih seumuran denganku. Tapi siapa dia? Kenapa dia begitu dekat dengan lelaki itu? Ah pasti itu kekasihnya. Lantas kenapa aku terus memikirkannya. Toh aku dan dia tak saling mengenal. Dia hanya orang asing yang mengusik lamunanku. Sudahlah lupakan lebih baik aku pergi saja. Akupun pulang dengan hati yang semakin muram. Saatku melangkahkan kaki untuk menaiki tangga ternyata ada yang suara lelaki yang memanggilku. “Hai kau gadis berkerudung merah.” Aku tidak menoleh sedikitpun karena mungkin bukan aku yang di maksud. Tapi dia terus memanggil gadis berkerudung merah, aku memang menggunakan kerudung berwarna merah, ketika aku melihat sekeliling ternyata hanya aku yang mengenakan kerudung merah. Aku pun menoleh ke arah suara itu. Diapun melambaikan tangan dan mengajakku untuk mendekat. Akupun mendekatinya, mungkin penting. Entahlah segala pikiran sedang berkecamuk jadi semua tak terfokus.
Bersambung
MANTEK TEMBOK Daning Kang Narso
Perusahaan “ Makmur Jaya “ kelebu perusahaan sing gede tumrape nang kota cilik, sebab jumlah karyawane ora kurang sekang 5000 lewih, apa maning Perusahaan kuwe kerjasamane karo Perusahaan sekang Luar Negeri, dadi kelebu Perusahaan sing maju. Pirang puluh tahun Perusahaan kuwe mlaku , wis sering ganti Pimpinan Perusahaan, ora tau ana masalah, karyawane rumangsa uripe wis kepenak. Saben tutup tahun mesti pada ulih sing jenenge Japro utawane Jasa Produksi, sing gedene sewulan gaji, urung maning mengko angger pas arep ngarepna Riyaya, karyawan ora mung ulih cuti tok, ning uga pesangon nggo bada, lan hadiah liyane. Pokoke Perusahaan Makmur Jaya, jan kepenak temenan. Nanging durung suwe, Pimpinan Perusahaan sing sepuh diganti karo anak lanange sing tesih nom, ketone gagah, jebulane nembe mimpin perusahaan kurang setahun baen wis gawe perusahaan geger, paribasan nang Perusahaan ora nana dina sing ora di omehi nang Pimpinan sing anyar, ya ana baen alasane, ana sing mangkate gawene telat, ana sing nyambut gawene wis alon, ana sing angger nganggo seragam jere ora tau di setrika dadi slembrat slembrot, pokoke alesan nggo ngomehi ana baen. Sekang kedadean kaya kuwe, akeh karyawan siki sing pada metu, udu disebabaken kurang gajine, kesejahteraane kurang, ning rumangsa isin, sering banget diomehi nang ngarepe kayawan liyane. Sing jere nyambut gawene ceroboh, tekane sering telat lan liyalyane, mulane pada milih lewih apik metu sekang Perusahaan sing wis suwe dipeloni. Ramane Direkture sing wis sepuh, maune ora percaya maring sebagian wong sing nglaporna, jere “ Dirno “ sing ngganteni deweke jerene siki nggone nyambut gawe kaya tangan wesi, gawe aturan sing madan ngabotna marin karyawan, contone jam 7 esuk wis kudu tekan maring Perusahaan , mangkane umahe pada adoh- adoh , turane senajan tekane gasik, ning ora ulih di unekna lembur, alesane nggo ningkatna bati perusahaan. Gandeng wis ana puluhan wong- wong sing padha lapor , akhire Ramane Pimpinan Perusahaan, njajal arep mbuktekna , arep teka maring kantor, ning ora ngabari maring anake, angger dewek arep teka maring Perusahaan. Basan Ramane wis tekan nang ngarep ruang Direktur, ramane njajal dodog- dodog lawang, ning ora nana sauran sekang njero ruang Direktur, mulane nggone dodog- dodog lawang madan seru. “ Assalamualaikum “ tetep urung ana sauran sekang anake, mulane Ramane madan jengkel, nggoleg ndodog tambah seru. Temenan basan lawang di dodog madan seru sekang njero Dirno semaur madan seru. “ Heee sapa kuwe, ora sopan temen ndodog ruang direktur kaya ndodog wong budeg, apa ora ngerti angger inyong lagi ngaso, pegawean
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
53
PENGINYONGAN mengko baen angger ngasone wis rampung.” Bubar ngomong kaya kuwe, njur Ramane ora sranta tetep mbuka lawange anake. Karuan baen Dirno kaget, sebab sing mlebu jebulane Ramane. Durung nganti Dirno ngomong apaapa ramane njur nyrocos, ngomehi anak lanange pirang- pirang “ Oooo, dadi jebulane kaya kuwe nggole mimpin perusahaan ya. Jebulane bener apa sing di omongna wong wong, jere Direktur siki ora kaya direktur seurunge, siki Direkture jere galak, saben dina gawene jengkel, tangan wesi, mulane si akeh karyawan sing jane nyambut gawene bener, sebab mung gawene di omehi njur pada metu.” Dirno si Direktur nom kuwe mung meneng ora ngomong apa , njur bareng ramane wis rampung nggole ngomehi anake, njur Dirno nembe ngomong. :” Nggih kula nyuwun pangapura Ma, kula mpun khilaf nggone mbekta amanahe ramane, dadi pirang wulan niki Perusahaan mboten mlaku kaya sing dikajengna ramane. Insya Allah kula mboten mbaleni malih kelepatan kula, kula janji.” Ya priwe- priwe Dirno ya wis dadi Direktur lan anake sing jan- jane maune kelakuane apik, ning mbuh kenang apa basan dadi direktur malah malik grembyang, apa sebab tesih nom, njur kurang bisa ngendalekna emosine, apa rumangsa tesih nom dadi pimpinan njur wong- wong pada ngakoni angger deweke siki kuwe pemimpin. Mulane ramane njur pesen maring anake :” Ya kaya kiye baen No, supaya kowe ora gampang emosi, ora gampang jengkel, inyong arep titip maring kowe kiye ana pirang- pirang pantek wesi.” Terus ramane ngetokna pantek wesi pirang- pirang sing sengaja di gawa sekang ngumah. Karuan baen Dirno bingung kenang apa ramane ngetokna pantek wesi nggo deweke ? apa gunane. Urung sempet takon, njur ramane weling :” Kiye kaya kiye, ko mesti gumun kenang apa inyong nggawa pantek wesi nggo kowe, kaya kuwe mbokan ?” dirno mung mantuk. Njur ramane nerusna ngomonge :” Pantek wesi kiye gunane nggo ngemutna angger kowe tesih seneng jengkel, angger mengko pas jengkel, inyong weling, mengko njikot pantek wesi siji di pakokaken maring tembok. Angger jengkel maning ya mengko njikot siji maning nggo di pakokna maring jejere. Mengko inyong kapan- kapan arep ngeneh maning arep niliki .” bareng ramane rumangsa cukup nggone ngomongi anake, njur pamit bali. Setengah wulan sekang kedadean
54
MANTEK
TEM BOK
LENSA
Disaksikan Menkes,
Bupati Tasdi Luncurkan Layanan ER-RS Purbalingga
Daning Kang Narso
kuwe, ramane temenan teka maring perusahaan mung arep niliki anake karo ngecek, apa temenan siki anake nggole dadi pimpinan wis ora ngumbar jengkel maning. :” Assalamualaikum ?” ramane uluk salam maring anake. :” Wa ngalaikum salam. ” Dirno langsung njawab sekang kamare karo suara sing alon, senajan durung ngerti seng teka sapa. Beda banget karo nalikane tekan sing sepisanan, anake kasar nggone semaur. Basan Ramane mlebu, njur Dirno kaget, :” Ooooh Ramane, geneng mboten kabar- kabar bade mriki, mangke kulo petuk.” Dirno terus gagean menyat nyalami ramane, karo ora kelalen ngesun tangane madan suwe. Ramane weruh kahanan kaya kuwe nang atine madan bombong, ning basan mlirik maring tembok, ramane weruh akeh pirang- pirang pantek wesi sing ditancepna tembok, ramane madan unjal ambegan dawa. Ramane durung nganti takon, Dirno wis krasa njur ngomong maring ramane :” Nggih pangapura Ma, angger ramane tesih semerep katah pantek sing teksih nancep teng tembok, niku mbuktekna angger kula tesih sok jengkel. Insya Allah Ma, pantek niku kula tancepaken jamane tesih anyar- anyaran kula diwejang ramane, kon aja gampang jengkel, sebab kanca 1000 kuwe setitik, tapi musuh siji kuwe akeh. Nggih kula ngrumaosi, angger kula kerja mboten saged dewekan, lan kula nggih rumaos, tiyang niku katah sing seneng katah sing mboten seneng. Malah kados sing mboten seneng niku sebab melas kalih kula supaya nggone mimpin dados mboten kesasar.” Bareng ramane krungu anake ngomong pirang- pirang njur ngucap sukur maring Gusti Allah :” Ya
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
sukur Alhamdullilah kowe wis sadar.” Njur ramane nerusna ngomong :” Kiye kaya kiye, kowe kudu emut, jajal siki panteke pada dicopoti, apa njur temboke bisa rapet maning ? ora bisa kan? Artine, senajan kowe wis njaluk pangapura maring wong sing wis dilarani, di omehi sebab ora manut maring kowe, apa maning di pecat kuwe mesti bakal ninggalna bekas sing ora bakal dikelalena nang deweke.” Diomongi kaya kuwe, Dirno sing maune jerene gawene ngumbar jengkel, ora gelem disalahna rumangsa sing paling kuasa, njur ndingkluk, lan ora krasa akeh luh dleweran sing metu sekang mripate. :” Ya diakeh istighfare nyuwun pangapura maring Gusti Allah, lan angger perlu wong- wong sing wis dilarani, kon mlebu maning. Njur kowe aja gampang percaya maring wong- wong sing perek maring karo kowe mung sebab kepengin ulih jagongan sing lewih penak. Angger perlu siki kowe nggolet kesepuhan, sing bener kesepuhan sing ora nduweni maksud apa- apa kejabane pada- pada pengin ndadekna Perusahaan kiye dadi maju, dadi lancar lan mujudna kesejahteraan karyawane.” Seurunge ramane bali, sepisan maning pesen maring anake :” Kuwe jaan temenan, kowe dadi pemimpin aja ndupehna dadi pemimpin. Kowe bisa ora wedi maring sapa baen, sebab anak buahmu ya mesti ora wani karo kowe. Ning malah kowe kudu wedi :” Maring wong- wong sing wis di dolimi nang kowe. Jajal angger wong mau nangis maring Gusti Allah sebab didolimi, dongane wong –wong mau ora nana hijabe, alias ora nana aling- alinge, ibarate njaluk apa baen bakal dikabulaken Gusti Allah, kelebu ndongakna kowe kon di emutna Gusti Allah.”
Derap Perwira
B
upati Purbalingga Tasdi secara resmi meluncurkan layanan Sistem Informasi Kamar Kosong Rumah Sakit atau Empty Room Rumah Sakit (ER-RS Purbalingga). Layanan yang bisa diakses melalui android ini, untuk mempermudah masyarakat dalam mencari informasi tentang ketersediaan kamar kosong di rumah sakit yang ada di Purbalingga. “Melalui layanan ini, masyarakat dan tenaga kesehatan akan dipemudah ketika akan dirawat maupun merujuk pasien untuk rawat inap. Sistem ini akan mempercepat proses rujukan terutama rujukan gawat darurat sehingga akan menurunkan angka kematian,” ujar Bupati Tasdi saat meluncurkan ER-RS Purbalingga, disaksikan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek pada penutupan Pekan Promosi Kesehatan 2016 di GOR Mahesa Jenar Purbalingga, Kamis (11/8). Selain ER-RS, Kabupaten Purbalingga juga meluncurkan layanan Sistem Informasi Puskesmas atau Simpus. Sistem ini, lanjut Bupati berbagai informasi yang ada di 22 Puskesmas se Kabupaten Purbalingga terkoneksi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten bahkan dapat diakses langsung oleh Sekretariat Daerah
Derap Perwira
(Setda). Adanya system ini diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Terkait adanya layanan Simpus dan ER-RS, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan jajaran kesehatan di Purbalingga. Bahkan dirinya berjanji akan memprovokasi daerah lainnya untuk juga melakukan langkah yang sama seperti dilakukan oleh Bupati Purbalingga Tasdi dan Wabup Dyah Hayuning Pratiwi. Dirinya mengaku agak capai ketika ada satu saja masyarakat yang tidak mendapat kamar perawatan, maka sms (sort messages service-red) yang masuk bertubi-tubi dan marahnya bukan main. “Tentu akan berbeda ketika kita sudah mau terbuka sehingga masyarakat tahu ini lho kamar kosong di rumah sakit mana. Mereka tidak perlu lagi bolak-balik saat akan mengakses layanan kesehatan,” katanya. Menteri juga meminta, system ER-RS yang dikembangkan Purbalingga agar dapat nge-link dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah maupun Kementerian Kesehatan. Sehingga cakupannya akan lebih luas lagi. “Dengan memanfaatkan teknologi informasi ini kita bisa cepat mengetaui
m a n a ya n g h a r u s c e p a t k i t a intervensi,” tandasnya. Dikatakan Nila F Moeloek, dalam skala nasional, program tersebut sudah dimulai dengan nama sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT). Untuk mengetahui informasinya, masyarakat bisa menghubungi 119. SPGDT ini, l a n j u t nya , t i d a k h a nya u n t u k kecelakaan saja, tetapi juga bisa untuk ibu hamil untuk mencari tahu mana kamar yang kosong dan bisa diketahui melalui sistem informasi tersebut. Diakuinya, hingga saat ini baru ada 27 kabupaten di seluruh Indonesia yang terintegrasi dalam layanan tersebut. "Saat ini Purbalingga sudah ikut masuk di dalamnya. Kita targetkan ke depan sampai 100 persen (daerah) ikut," katanya. Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dr Nonot Mulyono mengatakan ER-RS berisi informasi jumlah kamar kosong yang ada di rumah sakit bukan saja di kabupaten Purbalingga namun juga di RSUD dr Margono Soekarjo Purwokerto dan RS Emannuel Klampok, Banjarnegara. “Layanan ER-RS terkoneksi dengan rumah sakit di Purbalingga seperti RSUD dr R Goeteng Tarunadibrata, RSU Harapan Ibu, RSU Nirmala, RSBD Panti Nugroho, RSIA Ummu Hani. Masyarakat juga dapat melihat informasi kamar kosong di RSUD Prof . Dr. Margono Soekarjo dan RSU Emanuel Banjarnegara,” jelasnya. M e n u r u t N o n o t , l a ya n a n informasi kamar kosong tersebut dapat diakses oleh masyarakat menggunakan smartphone dan android. Masyarakat, katanya tinggal mengunduh aplikasi ER-RS Purbalingga di playstore. “Ketik saja Purbalingga dipencarian playstore, akan muncul aplikasi ER-RS Purbalingga karena itu satu-satunya di playstore. Kemudian unduh dan aplikasi tersebut dapat segera dioperasikan,” katanya. (Hardiyanto)
MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA
Volume 105|Tahun XII|2016
55