Derap Perwira Edisi 111

Page 1

EDISI

111

TAHUN XIII | 2017 ISSN:

2460-0628

DERAP

PERWIRA

MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI MASYARAKAT PURBALINGGA

TIDAK DIJUAL

Penandatangan Kesepahaman Pembangunan Bandara JBS Bupati : Momentum Bersejarah yang Lama Ditunggu

Kecukupan Kebutuhan Jagung, Surplus 18 Ribu Ton


EDITORIAL

BIDIK

187 Tahun Purbalingga, Menatap Masa Depan Purbalingga Terima Penghargaan Implementasi Smart City Nusantara

K

abupaten Purbalingga menjadi salah satu dari 52 pemerintah daerah di Indonesia yang mendapatkan penghargaan Implementasi Smart City Nusantara dari PT. Telekomunikasi Indonesia, TBK. Penghargaan diterima Bupati H. Tasdi, SH, MM dan diserahkan oleh Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel) Purbalingga, Nugroho Adi didampingi Manager BGES Witel Purwokerto, Subiarto dan Account Manager Goverment, Aprilina Kartika. “Ini merupakan program tahunan PT. Telkom dimana tahun ini kita memberikan apresiasi kepada 52 pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota yang sudah atau siap mengimplementasikan smart city,” ujar Manager Business Government & Enterprise PT. Telkom Witel Purwokerto, Subiarto di ruang kerja Bupati Purbalingga, Selasa (14/11). Menurut Subiarto, pemberian apresiasi berupa penghargaan implementasi smart city nusantara diberikan karena kabupaten Purbalingga dibawah pemerintahan Bupati H. Tasdi, SH, MM dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon telah menunjukan kesungguhannya dalam memulai konsep pembangunan smart city. Hal ini ditandai dengan sudah adanya infrastruktur yang memadai dan pemanfaatan sistem aplikasi dalam pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi. “Tinggal nantinya harus ada pilar berikutnya yakni bagaimana masyarakat dapat mengakses dengan mudah secara real time melalui layanan teknologi informasi, apabila mereka membutuhkan layanan. Misalnya tentang perijinan, informasi kesehatan, kedaruratan dan lainnya,” jelasnya. Dia memastikan PT. Telkom akan selalu mendukung komitmen kabupaten Purbalingga dalam membangun smart city melalui layanan ICT atau teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan PT. Telkom. Dia juga memastikan pihaknya siap mendukung keinginan Bupati Tasdi untuk membangun

2

Command Center atau ruang kendali agar berbagai layanan berbasis TI di kabupaten Purbalingga dapat terintegrasi. Terkait hal itu, Bupati Tasdi kembali menyatakan komitmennya dalam membangun kabupaten Purbalingga dengan konsep smart city. Meski diakui Tasdi untuk menuju Purbalingga smart city tidak bisa serta merta, namun pemkab Purbalingga sudah mulai merintis pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai pelayanan publik yang dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD). “Satu dua tahun ini kita siapkan dulu insfrastrukturnya. Mungkin untuk command center baru akan kita bangun tahun berikutnya. Saya ingin konsep smart city sudah bisa terbangun pada periode ini,” jelas Tasdi. Bupati Tasdi mengaku diterimanya penghargaan implementasi smart city dapat menjadi spirit untuk bekerja lebih keras lagi dalam mewujudkan Purbalingga Smart City. Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Tri Gunawan Setyadi, SH, MH menyatakan pihaknya terus mendorong optimalisasi pemanfaatkan TI di semua OPD yang ada. “Terakhir kita sudah membangun akses free wifi di area Alun Alun Purbalingga dan komplek Pendopo kabupaten Purbalingga. Termasuk memasang empat titik CCTV (closed circuit television) yang dapat diakses secara real time,” jelasnya. Akses wifi gratis ini, lanjut Tri Gunawan telah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sejak dua pekan lalu. Masyarakat yang berada di komplek Alun Alun dapat mengakses wifi gratis dengan cara membuka nama accses poin @wifi.pbg. Tri Gunawan menambahkan, kedepan akses wifi gratis ini akan terus dikembangkan jangkauannya seperti pada titik-titik pelayanan publik dan obyek wisata. (PI-4)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

D

elapan belas Desember 1830 lalu, Purbalingga lahir sebagai sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. 187 Tahun silam Purbalingga menjajaki usianya yang sudah melampaui 1,5 abad. Usia yang sudah dapat menata dirinya menapaki kehidupan yang layak dan lebih baik. Bukan saatnya Purbalingga berangan tapi sudah saatnya berbenah diri memperbaiki yang telah usang dan menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi terwujudnya Purbalingga yang lebih maju. Di usia yang menginjak 187 Tahun, berbagai program telah dicanangkan, berbagai inovasi sudah dilakukan bahkan sejarah baru tercipta. Purbalingga yang sesaat lagi akan memiliki Bandara Komersil yang nantinya akan membuka peluang besar guna mendukung perekonomian, perdagangan, pariwisata dan aksesbilitas masyarakat di Purbalingga. Sungguh bukan hal yang mustahil, dengan komitmen dan kerja keras semua pihak penandatanganan kesepahaman bersama tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara dan Pengelolaan Barang Milik Daerah di Kabupaten Purbalingga untuk Pengusahaan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman dilakukan. Tidak hanya itu berbagai pengembangan dilakukan di semua lini mulai dari pembenahan infrastruktur kota demi terciptanya kota yang nyaman, pengembangan geliat ekonomi masyarakat, pariwisata, p e rd a g a n g a n d a n l i n g k u p l a i n n y a . I n d e k s Pembangunan Manusia (IPM) pun menjadi sasaran utama demi tercapainya Purbalingga yang sejahtera. Kemudian ke depan angka pengangguran juga kemiskinan harus mampu ditekan bahkan berkurang. Di era teknologi yang semakin canggih, suatu daerah dituntut mengikuti perkembangan zaman. Pelayanan kepada masyarakat pun harus lebih ditingkatkan demi kepuasan masyarakat terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Yang terpenting dalam pelayanan publik, harus memberikan layanan secara cepat, tepat dan penuh keikhlasan. Hari Jadi Ke 187 Kabupaten Purbalingga menjadi momentum penting bukan hanya sekedar seremoni.

Derap Perwira

Mimpi-mimpi yang hanya ada dalam angan harus segera direalisasikan. Di hari jadi ini tentu tidak sekedar menatap tapi bagaimana menuju masa depan yang lebih baik lagi. Hal itupun bukan hanya untuk kepentingan pemerintah atau masyarakat saja melainkan demi kepentingan seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Visi dan misi yang telah diusung pada awal kepemimpinan harus didukung dan diwujudkan, karena yang terpenting adalah bagaimana visi dan misi itu dapat dilakukan dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. Cita-cita yang dulu diinginkan oleh pejuang dan leluhur sudah selayaknya diwujudkan. 187 bukan lagi usia muda untuk sebuah daerah. 187 bukan usia dimana ia baru lahir atau baru belajar merangkak bahkan berjalan, tetapi menginjak 187 menjadi titik tolak suatu daerah untuk mencapai keberhasilan. Sudah saatnya Purbalingga menatap masa depan, menapaki setiap jalan dengan menyesuaikan zaman yang ada di depan mata. Maju, maju dan maju. Dengan kerja cerdas, kerja keras dan kerja ikhlas, kita tingkatkan semangat pengabdian dan pelayanan publik untuk mewujudkan Purbalingga yang lebih sejahtera. Dirgahayu Kabupaten Purbalingga Ke 187. (PI-7)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

3


KEBIJAKAN

DAFTAR ISI HALAMAN 8

187 Tahun Mengenal Sejarah Purbalingga

HAL

PGRI Luncurkan 100 Buku Karya Para Guru

HAL

Tiga Alumni SMAN 1 Purbalingga

24

Raih Penghargaan Internasional

HAL

MeneruskanUsaha Keluarga Lewat Industri Makanan Manco

18

33

Warung Murah 44 Mbok Minah (WM3) HAL

HAL

48 Penandatangan Kesepahaman Pembangunan Bandara JBS

Menelisik Fenomena

'Kids Jaman Now '

Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengatakan, penandatanganan kesepahaman bersama tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara dan Pengeleolaan Barang Milik Daerah di Kabupaten Purbalingga untuk Pengusahaan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, merupakan momentum bersejarah dan penting yang telah lama ditunggu warga Purbalingga dan kabupaten di sekitarnya.

HALAMAN 11

HALAMAN

21

Media Informasi & Aspirasi Komunitas Purbalingga

Email : humas.purbalingga@gmail.com Website : www.purbalinggakab.go.id www.purbalingganews.net

4

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Tahun 2018, Naikan Anggaran Pendidikan

P

endidikan menjadi salah satu prioritas utama di tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Purbalingga mengangarkan belanja dibidang pendidikan sebesar Rp 822 miliar. Aggaran tersebut nantinya akan digunakan untuk operasional pendidikan, perbaikan dan rehab sarana dan prasarana pendidikan serta untuk meningkatkan kesejahteraan guru wiyata bhakti. Terjadinya kekurangan guru dan penyebaran guru yang tidak merata, disemua lini baik jajaran tigkat pendidikan dari di tingkat SD dan SMP memberikan peluang komite sekolah untuk merekrut guru wiyata bhakti (WB). Yang mana guru (WB) secara tingkat kesejahteraan dibawah kebutuhan hidup layak (KHL) yakni hanya menerima bayaran Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu. Selama ini, Gaji guru WB diambilkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mana penggunaan untuk gaji guru dibatasi cuma 15 persen dari total penggunaan BOS. Melihat rendahnya gaji WB, sehingga Bupati Purbalingga, Tasdi berjanji akan meningkatkan kesejahteraan guru WB dengan mengangkat menjadi Guru Tidak Tetap (GTT) “ Pada tahun anggaran (TA) 2018 untuk penggajian guru GTT dialokasikan sebesar Rp 22 miliar,� kata Tasdi saat membuka seminar Hari Guru di Aula PGRI pada saat yang lalu. Penmabahan anggaran gaji GTT, Bupati Tasdi berharap kualitas pendidikan di Purbalingga semakin meningkat. Karena Guru merupakan ujung tombak membangunpendidikan karakter bagi generasi muda. Dimana degradasi moral saat ini banyak terlihat pada generasi muda. Target kinerja pembangunan manusia diharapkan terus meningkat, sebagaimana dapat

dilihat dari naiknya capain kinerja indikator kinerja bidang pendidikan. Seperti harapan lama sekolah 11,78 tahun pada tahun 2015 menjadi 11,93 tahun pada 2016. Rata-rata lama sekolah naik dari 6,85 tahun pada 2015 menjadi 6,86 tahun pada 2016. Usia harapan hidup naik dari 72,81 tahun pada 2015 menjadi 72,86 tahun pada 2016. Kenaikan indikator kinerja bidang pendidikan diharapkan dapat meningakatkan indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Purbalingga. Karena salah satu indikator IPM adalah pembangunan bidang pendidikan selain faktor kesehatan dan ekonomi masyarakat, dalam hal ini adalah besaran pendapatan perkapita/pertahun. Selain penambahan gaji GTT, pada anggaran 2018 program Kartu Purbalingga Pintar masih tetap dilanjutkan, hal tersebut dikarenakan program tersebut masih efektif untuk menjaring anak usia sekolah tidak sekolah (AUSTS). Program ini diharapkan dapat membantu anak-anak dari keluarga yang secara ekonomi tidak mampu sehingga tetap bisa bersekolah. Dari data yang ada AUSTS di Purbalingga masih tergolong banyak, yakni untuk AUSTS setingkat SD sebanyak 2 ribu anak dan setingkat SMP sebanyak 5 ribu. Masih banyaknya AUSTS, menurut Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi dikarenakan program wajib belajar 9 tahun belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Untuk itu memajukan pembangunan bidang pendidikan di Purbalingga maka diperlukan partisipasi semua pihak terutama pera serta masyarakat dalam pengelolaan pendidikan,� kata Tiwi saat melakukan pengukuhan Dewan Pendidikan masa Bhakti 20172022 di Gedung Ardilawet pada waktu yang lalu. (PI-2)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017


LIPUTAN UTAMA

LIPUTAN UTAMA

Penanggulangan kemiskinan harus komperhensif

6

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA MEDIA KOMUNIKASI & ASPIRASI KOMUNITAS PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Volume 105|Tahun XII|2016

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

7


LIPUTAN KHUSUS

S

ejarah Purbalingga tidak bisa dilepaskan dari tokoh Ki Arsantaka, dari beberapa tulisan sejarah Purbalingga, beliau merupakan salah satu tokoh

berdirinya Kabupaten Purbaliggga. Ki Arsantaka merupakan putra dari Bupati Onje II, kemudian diangkat anak angkat oleh Ki Wanakusuma yang masih anak keturunan Ki Ageng Giring dari Mataram. Pada tahun 1740 – 1760, Ki Arsantaka diangkat menjadi Demang Pagendolan yang masih berada dibawah Pemerintahan Karanglewas, pada saat kepemimpinan Tumenggung Dipayuda I. Seperti kita ketahui bersama, Karanglewas saat ini menjadi bagian dari Kecamatan Kutasari Purbalingga. Dikarenakan jasa dari Ki Arsantaka kepada Kadipaten Banyumas pada Perang Jenar, sehingga Adipati Banyumas R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Ki Arsantaka yang bernama Ki Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan berjalannya waktu, Ki Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dan bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III. Pada masa pemerintahan Ki Arsayuda dan atas saran dari ayahnya yakni Ki Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat, pusat pemerintahan dipindah dari Karanglewas ke Desa Purbalingga yang diikuti dengan pembangunan pendapa kabupaten dan alun-alun.

8

LIPUTAN KHUSUS

Sejarah purbalingga terdokumentasi dalam 4 (empat) babad berbeda Pertama, Babad Onje milik S Warnoto - dulu menjabat carik atau Sekdes Onje, Kecamatan Mrebet- Purbalingga. Kedua, Babad Purbalingga, koleksi perpustakaan Museum Sonobudaya Yogyakarta. Ketiga, Babad Jambukarang yang diterbitkan Soemodidjojo Mahadewa Yogyakarta Tahun 1953. Keempat, adalah Babad Banyumas yang tersimpan di Museum Sonobudaya Yogyakarta. Berdasarkan bukti literer itulah kemudian sejarah Kabupaten Purbalingga direkontruksi. Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Gajah Mada (UGM) yang ditunjuk Pemkab Purbalingga untuk melakukan peneliti, membandingkan kata ke-empat babad itu dengan arsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang disimpan dalam koleksi Arsip Nasional RI. Hasilnya disimpulkan (disepakati) bahwa hari jadi Purbalingga jatuh pada tanggal 18 desember 1830. Hari jadi Kabupaten Purbalingga telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) No. 15 Tahun 1996, tanggal 19 November 1996 yang jatuh pada tanggal 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246 Hijriah Atau 3 Rajab 1758 Je. Selanjutnya hari jadi itu diberi candrasengkala "Anggelar Pakarti Sumujuding Hyang Wisesa (1758) dan Suryasengkala "Sireping Rananggana Hangesti Praja (1830). (*)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Prestasi dan Penghargaan selama Tahun 2017 1. Penghargaan piala WTN berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP 588 Tahun 2016 tentang penerimaan WTN untuk Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun 2016

Rekor Muri tahun 2017 1. Rekor Muri Lomba Lari Tandu 2. Rekor Shalat Tahajud Berjamaah, 3. Rekor Makan Sahur Nasi Pithi Bersama 4. Rekor Shalat Subuh Berjamaah terbanyak

2. Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2016

5. Rekor Muri penanaman Bibit Pohon Suren Terbanyak 6. Rekor Muri Nasi Jagung 3G (baca : Tri G) yakni nasi jagung dengan lauk oseng Gandul (papaya), Gundil

3. Kementerian Agama. Penghargaan itu terkait dengan kepedulian Bupati Tasdi terhadap upaya mendukung kinerja Kementerian Agama karena berpartisipasi aktif

(tempe goreng), dan Gesek (ikan asin) 7. Rekor Muri penanaman cabai terbanyak. 8. Rekor Muri deklarasi Hari Anak Nasional

dalam hibah tanah kepada Kementerian Agama. 4. Ketua Tim Penggerak PKK Purbalingga Ny Erny Widyawati Tasdi terpilih sebagai Terbaik I pemilihan Pengelola Bina Keluarga Balita tahun 2017 tingkat Provinsi Jawa Tengah.

*Dirangkum dari buku sejarah lahirnya Kabupaten Purbalingga (Kerjasama Pemda Kab Dati II Purbalingga dengan LPM UGM / 1997) dan Buku Kilas Sejarah Purbalingga (Tri Atmo / 2008).

5. Penghargaan Perpuseru. 6. Inagara (Inovasi Administrasi Negara) Award dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI pada tahun 2017atas komitmen melakukan akselerasi inovasi. 7. Penghargaan Capaian Standar Tertinggi dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah di Semarang. 8. Penghargaan Implementasi Smart City Nusantara dari PT. Telekomunikasi Indonesia, TBK 9. Penghargaan Kabupaten/Kota Peduli HAM dari Kementrian Hukum dan HAM.

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

9


KERJASAMA

KERJASAMA

Pemkab Purbalingga dan BPPT

Sepakati Kerjasama Penerapan Teknologi

Penandatangan Kesepahaman Pembangunan Bandara JBS Bupati Tasdi : Momentum Bersejarah dan Penting yang Lama Ditunggu

B

P

emerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sepakat melakukan kerjasama dibidang pengkajian, penerapan dan pemasyarakatan teknologi. Kesepakatan dilakukan oleh Bupati Purbalingga, Tasdi dan Kepala BPPT, Unggul Priyanto di Gedung II BPPT Lantai 15 Jalan M.H. Thamrin Nomor 8, Jakarta Pusat, Selasa (21/11). Kesapakatan tersebut menurut Sekretaris Badan Badan Perencanaan Penelitian Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Purbalingga, Siswanto bertujuan mengembangkan dan memanfaatkan potensi daerah Kabupaten Purbalingga. Kemudianm meningkatkan kapasitas masyarakat dan lembaga-lembaga daerah melalui pengkajian, penerapan, pemanfaatan dan pemasyarakatan teknologi untuk mendukung pembangunan daerah Kabupaten Purbalingga. “Dari Hasil kesepakatan tersebut juga sebagai dasar penyusunan Perjanjian Kerja Sama / PKS antara Bappelitbangda Purbalingga dan PUSPITEK BPPT terkait rencana implementasi sistem e-planning, e-budgeting, dan e-performance SIMR@L milik BPPT di Pemkab Purbalingga,” kata Siswanto saat mendampingi Bupati Purbalinggga. Ruang lingkup kerjasama lanjut Siswanto meliputi pengkajian kebijakan teknologi, pengkajian dan

10

penerapan teknologi di bidang agroindustri dan bioteknologi. Pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pemanfaatan sumberdaya alam dan Lingkungan. Pengkajian dan penerapan teknologi di bidang industri rancang bangun dan rekayasa, serta pengkajian dan penerapan teknologi di bidang informasi, energi dan material. “Sedangkan bentuk bentuk kerja sama meliputi, penelitian dan pengembangan teknologi baru, tukar menukar data dan Informasi, pendidikan dan pelatihan, pemanfaatan dan penerapan hasil-hasil penelitian yang telah ada, serta bantuan teknis,” tambahnya. Penandatanganan kerjasama dengan BPPT, menurut Siswanto bukan hanya Pemkab Purbalingga saja namun juga ada dari Kementerian Desa PDTT, Pemkab Indragiri Hulu, Pemkab Bantul. Kemudian dari BUMN seperti PT. Perkebunan Nusantara V, PT. Astra Otoparts, PT. PGE, PT Star energy (PLTP), dan BPPI. (PI-2)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

upati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengatakan, penandatanganan kesepahaman bersama tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara dan Pengeleolaan Barang Milik Daerah di Kabupaten Purbalingga untuk Pengusahaan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, merupakan momentum bersejarah dan penting yang telah lama ditunggu warga Purbalingga dan kabupaten di sekitarnya. “Dari sisi hari yaitu hari Jum'at merupakan hari yang penuh berkah. Dari sisi tanggal dan tahun yaitu tanggal 17 November tahun 2017 dapat dimaknai bahwa kita mempunyai komitmen atau satu tujuan yang sama dalam rangka mengembangkan pangkalan udara Jenderal Besar Soedirman menjadi bandara komersial guna mendukung perekonomian, perdagangan dan pariwisata serta melayani aksesibilitas masyarakat,” kata Bupati Tasdi, saat memberikan sambutan pada penanddatangan kesepahaman tersebut di Jakarta, Jum'at (17/11). Penandatangan dilakukan oleh Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo, SH, MIP, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, Asisten Logistik KSAU Marsekal Muda TNI Yadi Husyadi, dan Direktur Utama LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia)/Airnav Indonesia, Novie Riyanto. Ikut hadir menyaksikan penandatanganan itu Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ, jajaran Forkompimda Purbalingga, para pejabat Purbalingga, Pemprov Jateng, pejabat dari Angkasa Pura II dan dari Airnav. Tasdi mengatakan, Kabupaten Purbalingga menjadi bagian dari pulau Jawa dan berada disisi Jawa Tengah bagian Barat Selatan. Namun, untuk mencapainya butuh waktu yang lama. Jika naik pesawat dari Jakarta, harus ke Yogayakarta lebih dulu, jika naik

Derap Perwira

kereta api juga butuh waktu yang lama. “Jangan sampai untuk mencapai wilayah Purbalingga dari Jakarta, terasa lebih jauh daripada ke Papua,” kata Tasdi sembari menambahkan rintisan bandara Soedirman mulai digagas sejak tahun 2006 sejak masa kepemimpinan Bupati Triyono Budi Sasongko. Dalam kesempatan itu, Bupati Tasdi juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, mulai dari Presiden Joko Widodo, Menteri Perhubungan dan jajarannya, Mabes TNI AU, Direktur Utama PT Angkasa Pura II beserta jajarannya, Airnav Indonesia, Gubernur Jawa Tengah dan semua pihak yang ikut mendukung terealisasinya bandara komersial Jenderal Besar Soedirman. “Saya juga meminta maaf kepada Pak Direktur Utama PT Angkasa Pura II, jika sering telepon menagih janji realisasi bandara Soedirman,” ujar Tasdi. P a d a k e s e m p a t a n i t u , B u p a t i Ta s d i menyampaikan harapannya agar pembangunan fisik bandara Soedirman mulai dilaksanakan tanggal 18 Desember 2017, dan nantinya akan mulai digunakan satu tahun kemudian pada tanggal 18 Desember 2018. Tanggal 18 Desember merupakan hari jadi kabupaten Purbalingga,” kata Tasdi. Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, dengan ditandatanganinya kesepahaman bersama ini menggambarkan sinergi Indonesia yang baik. Awaluddin juga mengungkapkan, soal pembangunan bandara Jenderal Soedirman, beberapa kali ditanyakan Presiden kepada Menteri Perhubungan. Dan akhirnya hari ini menjadi memontum sejarah yang telah lama ditunggu. “Setelah penandatanganan kesepahaman ini, akan segera dituntaskan Detail Enginering Design (DED) serta disiapkan Perjanjian Kerjasamanya (PKS). PT Angkasa Pura II berkomitmen untuk mendukung aksesasibilitas di wilayah Jateng bagian Barat Selatan,” kata Muhhamad Awaluddin. (PI-1/PI4).

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

11


PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

Bupati Tasdi Berikan Tanda Cinta Di Hari Guru

A

PGRI Luncurkan 100 Buku Karya Para Guru

P

ersatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Purbalingga terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas guru, diantaranya melalui gerakan Sagu Sabu (satu guru satu buku). Gerakan sagu sabu yang merupakan kerjasama PGRI Purbalingga dengan lembaga pelatihan penulisan "Media Guru" ini berupa pelatihan kepada para guru untuk bisa menulis buku. Dijadwalkan, bersamaan dengan peringatan hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2018 mendatang, akan diluncurkan 100 buku tulisan para guru, dari guru TK,SD, SMP, SMA dan SMK se Purbalingga. "Kami targetkan ada 100 buku yang akan diluncurkan pada peringatan Hardiknas tahun 2018 mendatang. Syukur bisa lebih dari 100 buku. Saat ini, sudah banyak guru yang sedang berproses menulis buku, bahkan beberapa diantaranya ada yang sudah jadi. Kami akan terus menggelar pelatihan "Sagu Sabu", di mana sudah dua kali kami gelar, dan pesertanya membludak, sangat antusias. Pesertanya tidak hanya dari guru-guru di Purbalingga, namun ada juga dari Banyumas,Pemalang, dan Wonosobo," ujar Ketua PGRI Purbalingga, Sarjono, S.Pd,M.Si dalam keterangannya kepada wartawan terkait kegiatan Peringatan HUT ke 72 PGRI dan Hari Guru Nasional tingkat Kabupaten Purbalingga, di Gedung PGRI Purbalingga, Kamis (16/11). Sarjono sendiri yang memang dikenal sebagai penulis handal,saat ini sudah menulis tiga buku untuk siap diluncurkan bersama para guru di Purbalingga.Ketiga buku itu, berjudul "Meluruskan Kiblat Organisasi", "Lidah yang Menyelamatkan", dan "Kisah Dibalik Dua Tregaedi". Dijadwalkan, lanjut Sarjono, pada 22-23 Januari 2018 mendatang,PGRI Purbalingga akan kembali menggelar pelatihan "Sagu Sabu",yang dijadwalkan akan diikuti 500 peserta. Sarjono merasa bangga, bahwa virus gemar menulis kini sedang menjangkiti para guru di Purbalingga.Untuk itu,PGRI Purbalingga siap

12

memfasilitasi dan bekerjasama dengan lembaga yang memang peduli di bidang kepenulisan. Hal ini terkait,tolok ukur profesionalitas seorang guru dilihat dari karya ilmiah yang dihasilkan, baik berupa buku, artikel maupun Penelitian Tindakan Kelas(PTK), di samping kemampuan mengajar yang dituntut untuk terus maju. Sarjono juga mengatakan dalam waktu dekat PGRI Purbalingga dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) akan menggelar pelatihan penulisan artikel serta Diklat jurnalistik. "Ini sebagai upaya untuk menyebarkan virus menulis di kalangan guru. Saya serukan kepada para guru, untuk aktif terlibat dalam kegiatan tulis menulis. Belajar dan terus belajar," ujar Sarjono sambil menambahkan pihaknya merasa bangga bahwa di blog http://mediaguru.co.id/,guru-guru di Purbalingga , belakangan menempati peringkat pertama se Indonesia yang aktif menulis di blog tersebut. Sarjono juga menginformasikan,terkait Peringatan HUT ke 72 PGRI dan Hari Guru Nasional tingkat Kabupaten Purbalingga, pihaknya menggelar berbagai kegiatan.Yakni, bedah rumah terhadap 51 rumah tidak layak huni (RTLH) yang tersebar di berbagai kecamatan padahari Sabtu-Minggu (18-19/11), talk show "Menuju Pendidikan Bermutu diPurbalingga"yang disiarkan melalui Radio Gema Soedirman pada Jumat (17/11) jam13.00-14.00 WIB; audiensi dengan Kapolres Purbalingga (10/11),kunjungan anggota sakit(16/11), donor darah (17/11), dan jalan sehat yang akan ditargetkan diikuti 10 ribu peserta (19/11). Selain itu,juga ada seminar pendidikan karakter (20/11), seminar pendidikan jasmanai, olah raga dan kesehatan (21/11), dan smeinar pendidikan agama (22/11), ziarah ke taman makam Pahlawan Purbo Saroyo (24/11), upacara bendera di Alun-alun Purbalingga (25/11), dan sebagai penutup acara berupa resepsi HUT (Sabtu,25/11). Pada resepsi itu akan digelar hiburan wayang kulit dengan dalang Ki Kukuh Bayu Aji, di Aula PGRI Purbalingga. (PI-1)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

da yang istimewa dalam peringatan HUT ke-72 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional 2017 di Alun Alun Purbalingga. Selain guyuran hujan yang mengiringi upacara, ada kalungan bungan dan cinderamata yang diberikan oleh Bupati H. Tasdi, SH, MM sebagai tanda cinta dan bhaktinya kepada guru. Cinderamata dan kalungan bunga warna merah putih itu dikalungkan bupati kepada Drs. Subeno, MSi, orang paling istimewa dalam perjalanan kariernya. Selain menjadi gurunya, Subeno yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Purbalingga, juga menjadi wali kelas semasa Bupati Tasdi menimba ilmu di SMA Negeri 1 Bobotsari. “Meski saya menjadi Bupati, Saya tidak pernah menganggap beliau sebagai bawahan saya, pembantu saya. Namun Saya masih tetap menganggap Pak Beno sebagai orang tua dan tetap menjadi guru saya,” ungkap Bupati Tasdi usai menjadi inspektur upacara pada peringatan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional di Alun Alun Purbalingga, Sabtu (29/11). Tasdi mengaku, keberhasilannya menjadi pucuk pimpinan di kabupaten Purbalingga tidak lepas dari bimbingan, ketelatenan dan keteguhannya baik selama menjadi guru hingga sekarang dirinya mendapat amanat untuk memimpin Purbalingga. Ini, lanjut Bupati, merupakan bagian dari spirit dan pembinaan yang diberikan oleh Pak Beno. Bupati Tasdi yang didampingi Ketua Tim Penggerak

Derap Perwira

PKK Kabupaten Purbalingga Ny. Erni Widyawati juga meminta maaf atas kenakalan yang pernah dilakukan semasa sekolah. “Insyaallah sekarang sudah tidak nakal lagi. Saya mohon bimbingan dan arahan untuk bisa bekerja dengan baik dalam membangun kabupaten Purbalingga,” katanya. Atas tanda cinta itu, Subeno mengaku bangga. Bukan karena mendapat tanda cinta dari Bupati, namun bangga sebagai guru yang tetap mendapat perhatian luar biasa dari muridnya. Diungkapkan Subeno, tanda cinta ini merupakan ungkapan penuh bersahaja dari seorang pimpinan daerah yang tetap menghargai guru Indonesia. “Ini adalah salah satu contoh yang sangat mulia,” ungkapnya. Pria kelahiran 1961 ini juga mengungkapkan bahwa Bupati Tasdi saat sekolah dahulu merupakan salah satu murid yang mendapat acungan jempol. Karena selama bersekolah menjadi tiga diantara seluruh siswa yang nilainya tertinggi. “Karena sekarang beliau menjadi Bupati Purbalingga, maka sebagai guru Saya ingin berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, mudah-mudahan beliau senantiasa sukses bukan hanya sebagai bupati namun juga mendapat amanat dan kepercayaan yang lebih tinggi lagi,” katanya menambahkan. (PI-4)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

13


INFRASTRUKTUR

INFRASTRUKTUR

Pemkab Purbalingga Benahi Infrastruktur Menuju Bandara JBS

M

enyusul penandatangan nota kesepahaman pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) di Jakarta, Jum'at (17/11) lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga berkomitmen untuk terus membenahi infrastruktur menuju lokasi bandara yang berada di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. Pembenahan infrastruktur itu didukung oleh Pemprov Jateng dan PemkabBanyumas. Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengatakan, pembenahan infrastruktur menuju bandara JBS, sudah dilakukan jauh hari sebelum ada kepastiaan pembangunan dan pengembangan bandara komersial bandara JBS. Pada tahun 2012 – 2014, telah dilaksanakan pembangunan jembatan Linggamas penghubung wilayah Banyumas menuju Bandara JBS dengan anggaran Rp. 19.541.560.000,-. Dana itu bersumber dari APBD Provinsi Jateng dan APBD Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan Banyumas. Kemudian, lanjut Tasdi, pada tahun 2013 sampai dengan 2016 telah dilaksanakan peningkatan dan pelebaran jalan termasuk penerangan jalan pada ruas jalan perbatasan Banyumas melalui jembatan Linggamas menuju bandara JBS dengan anggaran total Rp. 15.792.334.000,-. Dana tersebuit bersumber dari APBD Kabupaten Purbalingga dan bantuan keuangan (Bankeu) Pemprov Jateng. “Pada tahun 2017 ini juga telah dilaksanakan peningkatan ruas jalan Kembangan menuju akses bandara JBS dengan anggaran Rp 2.165.943.000 bersumber dari Bankeu Pemrov Jateng,” kata Tasdi, Sabtu (18/11). Pada tahun 2017 ini juga, tengah diselesaikan pembangunan jalan baru ruas jalan Desa Wirasaba menuju bandara JBS di tanah milik TNI AU dengan anggaran Rp. 6.560.000.000,- bersumber bantuan keuangan APBD Pemprov Jateng. Saat ini juga tengah diselesaikan pengadaan tanah tahap I untuk

14

penambahan landasaan bandara JBS dengan anggaran sebesar Rp. 15.069.900.000,-. Dan tahap II pada tahun 2018 disiapkan anggaran Rp 15 miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Purbalingga. “Selain itu, kami tengah menyelesaikan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan baru ruas jalan Desa Tidu menuju bandara JBSdengan anggaran Rp. 2.600.000.000,- bersumber APBD Kabupaten Purbalingga,” kata Tasdi. Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkab P u r ba l i n g g a d e n g a n b e r ba g a i p i h a k t e l a h menandatangani kesepahaman bersama tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara dan Pengeleolaan Barang Milik Daerah di Kabupaten Purbalingga untuk Pengusahaan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman. Penandatangan dilakukan oleh Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo, SH, MIP, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, Asisten Logistik KSAU Marsekal Muda TNI Yadi Husyadi, dan Direktur Utama LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia)/Airnav Indonesia, Novie Riyanto. Groundbreaking pembangunan fisik bandara dijadwalkan pada 18 Desember 2017 bulan depan, dan pada akhir tahun 2018, bandara JBS diharapkan sudah operasional. Pengelolaan bandara komersial itu nantinya dilakukan oleh PT AP II selaku operator. PT AP II telah menyiapkan anggaran Rp 350 miliar untuk membangun berbagai sarana prasarana pendukung seperti runway, taxiway, bangunan terminal seluas 3.000 meter persegi dan sarana lain. Untuk landasan pacu, dari sekarang sepanjang 850 meter, akan diperpanjang menjadi 1.600 meter dengan lebar 30 meter. Tahap selanjutnya akan diperpanjang lagi menjadi 2.000 hingga 2.400 meter. (PI-1)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Bupati Tegur Kontraktor Tetap Jaga Estetika Kota

Derap Perwira

B

upati Purbalingga melakukan teguran keras kepada pelaksana proyek pembangunan trotoar jalan pada ruas Jalan Jenderal Soedirman, menyusul banyaknya aduan kurangnya estetika pada pelaksanaan pekerjaan proyek di pusat kota Purbalingga itu. Saat melakukan monitoring pekerjaan proyek pembangunan tahun anggaran 2017, Bupati menjumpai sejumlah material masih teronggok di sejumlah titik meski ruas itu sudah tidak dikerjakan. Kondisi itu mengganggu estetika dan keindahan kota. “Tolong kalau ada material yang sudah tidak digunakan, ya harus disingkirkan dan dibersihkan. Kalau ada papan petunjuk dan tiang lampu penerangan jalan yang teronggok di pinggir jalan seperti ini, jadi mengganggu estetika kota. Mestinya diberesi dan disingkirkan dulu, jangan terkesan morak marik (Semrawut-red),” ujar Bupati H. Tasdi, SH, MM saat malakukan monitoring proyek di ruas jalan Jenderal Soedirman, komplek Masjid Agung Daarussalam Purbalingga, Minggu (29/10). Disamping itu, pelaksana proyek juga harus mampu menjaga keselamatan pejalan kaki. Apalagi, lanjut Bupati, banyak ruas trotoar yang masih berlubang dan belum ada penutupnya. Hal tersebut akan sangat membahayakan bagi pejalan kaki. Bupati juga mengaku

Derap Perwira

banyak menerima aduan kalau lantai trotoar yang terbuat dari bahan keramik licin jika terkena hujan. “Saya minta dinas terkait juga jangan hanya diam saja. Lakukan ceking secara berkala dan optimalkan fungsi pengawasannya,” katanya. Selain melakukan pantauan proyek infrastruktur jalan, Bupati juga melakukan pantauan pada pembangunan Puskesmas Kecamatan Karangjambu, Puskesmas Kecamatan Karangreja dan pembangunan jalan baru Goa Lawa – Cumbut. Dua proyek infrastruktur kesehatan itu saat ini perkembangannya sudah menunjukan progres yang baik. Pada pembangunan Puskesmas Karangjambu dari target 61 persen telah tercapai 64 persen. Sedangkan Puskesmas Karangreja dari target 65 persen telah terealisasi 70 persen. Bupati mengingatkan agar pembangunanya dilakukan percepatan karena saat ini sudah memasuki musim penghujan. Sementara untuk pembangunan ruas jalan Goa Lawa – Cumbut saat ini msih terkendala belum di bangunnya selter untuk menampung sementara para pedagang yang ada dilokasi pembangunan jalan. (PI4/PI-5)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

15


OPINI

OPINI

Etika Bermedia Sosial Oleh: Lalang Pradistia Utama, S.Pd

D

alam forum bertajuk The Economic Esteem, Prof. Rhenald Kasali berujar orang yang dalam kehidupan sehari-hari pendiam, kalem, terkesan cuek terhadap sekitar cenderung akan garang di media sosial. Hal itu kata Rhenald disebabkan media sosial digunakan untuk menunjukan eksistensi para pendiam tersebut yang tidak bisa tersalurkan di kehidupan nyata. Media sosial merupakan trend zaman yang sudah tak terbantah lagi. Lewat media sosial semua bisa dilakukan mulai dari berniaga, berinterikasi dengan kawan lama bahkan penggalangan opini yang dampaknya bisa konstruktif ataupun destruktif. Media sosial bak pedang bermata dua tergantung siapa yang menggunakan. Jika media sosial digunakan oleh orang yang bijak maka output positif yang akan dihasilkan. Namun jika media sosial digunakan oleh orang yang belum siap akan era keterbukaan, output negatiflah yang akan dihasilkan. Fenomena narsisme, sarkasme bahkan rasisme yang ada di media sosial sudah di titik yang mengkhawatirkan. Netizen (sebutan warga net) sudah tak terkontrol untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka. Mereka tak lagi peduli apakah yang mereka posting di media sosial merugikan pihak lain, menyinggung atau bahkan membunuh karakter orang lain. Menyerang dan membully pihak yang tidak disukai sudah menjadi bacaan sehari-hari jika kita membuka beranda media sosial. Netizen seolah menulis segala sesuatu tanpa dipikirkan akibatnya yang justru bisa berbalik merugikan dirinya sendiri. Netizen tak jauh berpikir akan dampak hukum yang ditimbulkan jika postingan liar yang mengarah pada bullyan akan menjerat mereka. Era media sosial yang seharusnya digunakan sebagai ajang betukar pendapat, ide serta silaturahim, banyak digunakan oleh orang yang puber teknologi untuk hal yang tidak semestinya. Etika telah bergeser ke arah yang tidak baik tatkala media sosial

16

disalahgunakan untuk menyerang orang lain dan mencari permusuhan. Media sosial sudah menjadi panggung debat terbuka apapun materinya. Orang merasa bebas untuk menuliskan ide yang belum tentu sesuai dengan apa yang orang lain pikirkan. Orang dipancing untuk melirik kronologi hanya untuk sekedar mendapat respon like, komentar atau menunjukan bahwa oang tersebut pintar di bidang yang mereka tulis. Padahal semua itu belum tentu. Bisa jadi mereka menulis status di media sosial dengan copi-paste agar terlihat intelek. Banyak dari warga net yang akhirnya meringkuk di jeruji besi hanya karena postingan yang menyinggung orang lain. Mereka tidak menyadari pemerintah telah mengatur regulasi dalam bermedia sosial lewat UU ITE No. 11 Tahun 2008. Berawal dari iseng menshare postingan yang belum tentu kebenaannya itu akan membuat peselancar dunia maya terjerat pasal yang ancaman hukukumannya mencapai enam tahun penjara.

Langkah tersebut harus segera dilakukan apalagi semakin memudarnya rasa toleransi antar sesama. Celaan berbau SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan) sudah semakin mengerikan. Celaan sensitif semacam itu tentu bukan lagi sekedar postingan iseng untuk menunjukan eksistensi. Celaan seperti itu sudah mengarah kepada kejahatan penggiringan opini yang terorganisir untuk maksud tertentu. Siapa korbannya? Tentu masyarakat awam. Masyarakat menjadi komoditas penggiringan opini untuk kepentingan segelintir orang.

Setelah tujuan dari orang yang tidak bertanggung jawab tercapai, masyarakat tak lebih dari sekedar pion yang akan dicampakkan. Masyarakat harus diajari bagaimana men-cross check berita agar mereka tidak terjebak ikut menyebarkan berita bohong atau hoax. Sesuai instruksi pemerintah hoax harus diperangi karena itu semacam kanker yang mengancam keberlangsungan bernegara. Sudah saatnya masyarakat digital Indonesia tertata dan bijak. Selain melakukan edukasi tentang etika bermedia sosial, pemangku kebijakan harus lebih ketat mengawasi konten media social. diharapkan adanya system filter yang menyering para pengguna media social untuk lebih bijak lagi. Adanya auhentifikasi secara berkala diyakini akan meredam status liar yang sekarang sudah pada tingkat mengkhawatirkan.

Ayo download ER-RS, Aplikasi Kamar Kosong di Rumah Sakit

Kita tentu sering mendengar banyak orang saling lapor ke pihak berwajib karena merasa dirugikan atas postingan seseorang di media sosial. Tidak bijaknya para pengguna sosial diindikasi menjadi penyebab tidak teratur dan tidak beretikanya warga net untuk menulis status entah itu di facebook, twitter, instagram dan sebagainya. Sumpah serapah, makian, kata kotor terhadap orang yang tidak disukai atau mungkin mengkritik pejabat yang mengarah ke hoax sudah jadi pemandangan lazim sekarang. Perlu dilakukan edukasi terhadap masyaakat tentang etika bermedia sosial. Masyarakat perlu disosialisasi mengenai rule of law dan rule of game dalam bermedia sosial. Harus ada pembangunan mental yang kokoh kepada masyarakat agar mereka siap dengan era tanpa batas ini. Banyak dari masyarakat beranggapan era tanpa batas era untuk bebas mengekspresikan apapun sekehendak hati mereka. Bebas berekspresi dan brutal sekalipun mereka anggap dibolehkan.

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Anggapan-anggapan menyesatkan yang selama ini dipahami oleh masyaakat harus diluruskan. Masyarakat harus diberi pengertian bebas bukan berarti semaunya. Bebas berekspresi yang dimaksud dalam semangat reformasi adalah bebas mengutarakan gagsan yang positif untuk membangun bangsa. Bukan bebas berekspresi dengan mengeluarkan umpatan serta serangan yang akan mendistorsi semangat persatuan.

Derap Perwira

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

17


WISATA

INSPIRASI

Pegiat Desa Wisata Diminta Terapkan Empat ‘S’

P

M

oza Defitra Nareswari, siswi kelas 10 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Purbalingga mengikuti program Asia Youth International Model United Nation (AYIMUN) 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, 3 – 6 November 2017. AYIMUN merupakan model simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bagi mahasiswa dan siswa SMA/MA di dunia yang diselenggarakan dengan tujuan memperkenalkan bagaimana PBB bekerja. AYIMUN 2017 mengangkat tujuh isu internasional yaitu ARF (ASEAN Regional Forum), UNHRC (United Nations Human Rights Council), UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organizations), UNHCR (United Nations High Commissioner For Refugees), IMF (International Monetary Fund), WHO (World Health Organizations), and OIC (Organization of Islamic Cooperation). 'Tahun ini, program AYIMUN diikuti sekitar 1.000 peserta dari 26 negara yang berasal dari Asia Tenggara, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Oceania. Peserta dari Indonesia sendiri kurang lebih 50 orang dan sebagian besar merupakan mahasiswa. Saya merupakan satu-satunya peserta dari Purbalingga,” tutur Moza Defitra Nareswari, Senin (6/11). Moza mengungkapkan, selain untuk meningkatkan pengalaman international kepada peserta delegasi dengan mengangkat isu-isu international di abad ke-21, program AYIMUN juga melatih leadership, kemampuan analisis, diplomasi, dan public speaking bagi para peserta, termasuk melatih kemampuan untuk menyelesaikan masalah internasional dan mengembangkan kemampuan diplomasi. “Saya sangat senang dan bangga bisa mengikuti program ini, dan mampu menyisihkan lebih dari 5.600 pesaing,” ujar siswi kelahiran Purbalingga 8 Desember 2002 yang bercita-cita menjadi dokter gigi ini.

18

Moza menceritakan, sampai akhir penutupan saat pendaftaran pada awal September 2017 lalu, setidaknya ada 5.615 pelamar pada batch ke-2. Untuk memperebutkan satu dari 500 kuota delegasi yang akan dipilih calon peserta harus menjawab banyak pertanyaan dari pihak penyelenggara secara online, serta menyakinkan kepada pihak penyelenggara AYIMUN 2017, layak menjadi salah satu delegasi. Moza menerima pengumuman hasil seleksi batch ke-2 via email tanggal pada 18 September 2017. “Saya memilih Council United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mewakili negara Romania. Saya pilih Council UNHCR, karena pada council tersebut membutuhkan kemampuan analisis, strategi dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam mencari ide untuk memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi negara yang diwakilinya.,” tutur anak kedua pasangan Sigit Dwi Pramono, S.Sos,M.Si dan Umi Damayanti, SE ini. Untuk mempersiapkan program itu, Moza juga harus melakukan riset tentang kondisi negara yang diwakili, mempelajari beberapa teknik dan peraturan sidang yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggara, serta mempersiapkan segala sesuatu yang harus dibawa untuk konferensi. Sementara tema yang diusung dalam program itu yakni 'Enhancing Global Power through Diplomacy and Regional Integration'. “Dengan tema itu, para delegasi yang terdiri dari sejumlah anak muda harus membahas beberapa masalah dunia. Tidak hanya membahas, para delegasi ini juga akan memberikan kontribusinya berupa solusi pemecahan masalah-masalah yang didiskusikan tersebut,” tutur Moza yang pernah menjadi finalis Girls Model Hunts, Majalah Girls di Jakarta Tahun 2013 dan juga juara renang POPDA Kabupaten berbagai kelas untuk tingkat SD. (PI-1)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

ara pegiat desa wisata di Purbalingga diminta menerapkan Sapta Pesona pada organisasi kelompok sadar wisata yang digelutinya. Penerapan Sapta Pesona tidak saja pada pelayanan kepada wisatawan, tetapi juga dalam kehidupan berorganisasi di Pokdarwis dan dengan organisasi kelembagaan desa lainnya. Selain itu, pegiat desa wisata juga diminta menerapkan prinsip Empat S, masing-masing Solid, Speed, Smart, dan Smile. Hal tersebut terungkap saat para pegiat desa wisata dan sejumlah kepala desa lokasi desa wisata melakukan studi komparasi menajemen pengelolaan desa wisata di Desa Wisata Pujon, Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jum’at – Sabtu (10-11/11). Keberhasilan Desa Pujon Kidul mampu merambah wilayah Asean. Tahun 2017 ini, meraih penghargaan Homestay terbaik tingkat Asean. Kemudian juga meraih prestasi Desa Wisata Agro Nasional dari Kementerian Desa, pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Penghargaan lain yang diraih adalah Pokdarwis kategori Mandiri terbaik tahun 2017 dari Kementerian Pariwisata. Kepala Desa Pujon Kidul, Udi Hartoko mengungkapkan, saat mulai mengembangkan desa wisata, memang masyarakat belum banyak yang tertarik. Setelah kembali terpilih sebagai kepala desa untuk periode kedua, Udi harus telaten mendatangi berbagai lembaga masyarakat dan bertemu masyarakat setiap dusun. Selama 21 hari setiap amalam harus menemui masyarakat, baik melalui pertemuan wilayah RT, RW, atau organisasi di desa seperti karang taruna, PKK, gapoktan, Linmas, LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), pelaku seni budaya, kader lingkungan, sekolah dan lem,baga di desa lainnya. “Saya menyerap apa kemauan warga. Mereka saya datangi, kalau diajak rapat di balai desa, mungkin mereka enggan mengungkapkan karena dianggap formal. Namun, saat saya yang menemui mereka, ternyata warga sangat terbuka menuangkan ide-idenya, termasuk ide mengembangkan pariwisata di desa,” kata Udi Hartoko. Udi menegaskan, hal yang paling utama untuk

mengembangkan desa wisata, semua masyarakat dan lembaga desa harus kompak dan solid. Selain itu juga harus transparan dalam pengelolaan anggaran. “Anggaran desa saya buka ke masyarakat, tidak ada hal yang ditutupi. Kita jangan mencari keuntungan dari anggaran itu. Tidak perlu main-main, kalau main-main anggaran, maka pikiran kita tidak tenang. Jika tidak tenang, maka ide sulit muncul. Hal ini yang perlu dipegang kuat oleh para kades,” ajaknya. Setelah semua warga dan lembaga solid, maka harus cepat bertindak. Ide harus segera dieksekusi. Pemimpin di desa harus meyakinkan kepada masyarakat bahwa ide itu akan bisa dijalankan. Kalau pemimpinnya ragu, apalagi masyarakat yang mengikutinya. “Itu dilakukan dengan cepat atau saya sebut speed,” tegas Udi Hartoko. Pemimpin di desa juga harus smart, harus cerdas menggali ide dan melaksanakannya. Kemudian, sebagai tuan rumah yang akan menerima para tamu, tentunya harus smile. Banyak tersenyum kepada tamu. “Para wisatawan itu kantamu kita, semua warga masyarakat kami tanamkan untuk menyambutnya dengan baik. Sapta Pesona juga harus benar-benar diterapkan, dan dihayati. Jadi, kunci keberhasilan itu yakni solid, speed, smart, dan smile,” ujar Udi Hartoko. Selain prinsip 4 S itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan pihak universitas dalam hal ini Universitas Brawijaya, pihak perbankan melalui BNI, media massa yang tidak terlepas ikut mempromosikan desa wisata, pemerintah Kabupaten Malang, dan lembaga masyarakat lainnya yang berkaitan dengan pengembangan desa wisata. “Desa wisata kami bisa besar dan terkenal, itu semata bukan kerja kami, tetapi dukungan berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu kami. Seperti dalam waktu dekat ini, Kemendes PDTT akan mengajak 80 orang wartawan untuk datang ke desa kami. Ini tentunya menjadi salah satu upaya untuk semakin mempromosikan desa Pujon Kidul,” kata Udi Hartoko.(PI-1)

Ayo download ER-RS, Aplikasi Kamar Kosong di Rumah Sakit

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

19


PERTANIAN

PERTANIAN

U

Bupati Tasdi Berminat Kembangkan Kambing Kejobong

R

umpun Kambing Kejobong asal kabupaten Purbalingga kini telah ditetapkan sebagai bagian dari Kekayaan Sumber Genetik Lokal berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 301/kpts/SR120/5/2017. Keberadaanya diharapkan dapat menjadi maskot peternakan di kabupaten Purbalingga. Sehingga perlu adanya gerakan untuk mengembangkan Kambing Kejobong tidak hanya di wilayah kejobong saja. Hal itu disampaikan Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM saat membuka Festival Hasil Pertanian, Launching Kartu Tani, Launching Kambing Kejobong dan Gerakan Minum Susu Bagi Anak Usia Sekolah di Pendapa Dipokusumo, Sabtu (28/10). “Saya ndaftar, nanti saya memelihara 50 ekor kambing Kejobong. Dulu saya juga pernah mencari rumput untuk pakan ternak. Saya senang,” kata Bupati sembari mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan

20

kambing Kejobong tersebut. Dikatakan Bupati, wilayah kabupaten Purbalingga sangat potensial untuk mengembangkan peternakan karena memiliki sumber pakan ternak yang berlimpah. Dengan diadakanya launching pengembangan Kambing Kejobong diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya para peternak kambing di Purbalingga. “Kita jangan hanya senang makan sate saja. Tapi kita juga harus bisa meproduksi daging dengan mengembangkan ras kambing Kejobong ini. Nanti saat idul adha, pengiriman hewan qurban ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya juga dapat meningkat. Ini potensi ekonomi Purbalingga,” katanya. Kepala Dinas Pertanian Ir. Lili Purwati menuturkan penetapan Kambing Kejobong sebagai kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia harus dilindungi dan dikembangkan. Saat ini, lanjut Lili, populasi ternak kambing Kejobong sudah mencapai 59.588

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 107|Tahun XI|2016

ekor. Terdiri dari ternak jantan 22.622 ekor dan betina 37.363 ekor. Dia berharap, kambing Kejobong ini kedepan dapat menjadi maskot ternak Purbalingga. “Kalau di Kebumen ada sapi peranakan ongol, di Pur worejo ada kambing peranakan etawa dan sekarang kita memiliki kambing Kejobong,” ujarnya. Lili juga mengungkapkan, selain Bupati yang akan mengembangkan kambing Kejobong, Direktur PDAM Purbalingga Riyanto juga bakal mengawali bisnis kambing Kejobong . “Tadi pimpinan PDAM juga sudah mendaftar ingin mengembangkan 11 ekor kambing Kejobong terdiri dari 10 betina dan 1 ekor pejantan,” tambahnya. D e n g a n a d a n y a pengembangan kambing Kejobong, diharapkan kedepan kabupaten Purbalingga dapat menjadi pusat pembibitan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang dan PE (Peranakan Etawa).(PI-4)

paya pencapaian swasembada padi jagung dan kedelai, yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat perhatian besar dari Dinas Pertanian(Dinpertan) Kabupaten Purbalingga. Untuk mewujudkannya, Dinpertan Purbalingga yang mendapatkan alokasi kegiatan dari Kementan yaitu penambahan luas tanam jagung seluas 663 Ha, telah bekerja sama dengan PT. Bisi Internasional menyediakan benih unggul jagung seperti bisi 16, bisi 18, dan bisi 2. “Kami juga mendapat bantuan dari APBD Provinsi Jawa Tengah seluas 250 Ha varietas bisi 18 dan pioneer 21,” demikian disampaikan Kepala Dinpertan Ir. Lily Purwati dalam laporannya saat temu lapang petani dalam rangka panen raya jagung di Desa Krangean Kec. Kertanegara, Rabu (25/10). Selanjutnya, Ir. Lily juga menyampaikan, sasaran luas panen pada tahun 2017 seluas 11.216 Ha, dan sampai bulan September 2017 sudah tercapai 6.173 Ha. Dengan provitas sebesar 61,61 kwintal/Ha dengan produksi mencapai 38.052 ton jagung pipilan kering. “Dari angka itu, sudah surplus 18.000 ton dari kebutuhan jagung pipilan kering untuk pakan yang mencapai 20.000 ton per tahun,” kata Ir. Lily. Untuk mendukung mekanisme pertanian, lanjut Ir. Lily, Dinpertan Purbalingga juga menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian berupa 7 unit corn sheller dan 4 unit corn planter. Selain itu juga didukung pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian sebesar 15.786 ton urea, 2000 ton Za, 1.370 ton SP 36, 5.280 ton NPK dan 5.250 pupuk organik. “Budidaya jagung relatif lebih aman dari hama penyakit tanaman, kendala yang signifikan hanya saat berkurangnya air yang disebabkan turunnya debit air hujan. Di Purbalingga, masih tersedia ratusan hektar lahan

yang berpotensi ditanami palawija atau dilakukan system budidaya salibu apabila tersedia air irigasi,” kata Ir. Lily. Bupati Inginkan Gerakan Muda Bertani. Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH. MM. yang hadir bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE. B.Econ serta sejumlah pejabat Pemkab Purbalingga, memberikan apresiasi serta penghargaan sangat tinggi kepada segenap kadang tani khususnya di Desa Krangean yang ikut serta mensukseskan program ketahanan pangan. “Saya berharap sektor pertanian yang menjadi sumber penghidupan sebagian besar masyarakat Purbalingga menjadi andalan, dan pelakunya sejahtera sehingga mampu meringankan permasalahan kemiskinan dan pengangguran yang selanjutnya meningkatkan IPM Kab. Purbalingga,” kata Bupati Tasdi. Selain itu Bupati Tasdi juga berharap ada gerakan muda bertani, karena menurutnya apabila sektor pertanian menguntungkan dan mensejahterakan, maka akan menarik kaum muda untuk berkiprah di bidang pertanian, karena pertanian apabila hanya dilakukan kaum tuanya saja maka bukan tidak mungkin ke depan tidak ada lagi yang mau bertani, dan akan menggoyahkan ketahanan pangan yang sudah tercapai saat ini. “Saya selalu ingat kata-kata Bung Karno, persoalan pertanian adalah persoalan hidup matinya bangsa ini, maka persoalan ini menjadi tanggungjawab semua pihak, masyarakat dan pemerintah wajib menjaga kedaulatan pangan,” kata Bupati Tasdi. (PI-5) /(PI-4).

Scan Barcode dengan aplikasi QR Code Reader

Derap Perwira

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

21


INFO

INFO

Bupati Targetkan kenaikan IPM Tahun 2018 KPK Sosialisasikan E-LHKPN, Bupati Mantapkan Komitmen Purbalingga Bersih dari Korupsi

B

upati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM mengaku sangat terbantu atas kehadiran Tim Sosialisasi Aplikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dengan sistem elektronik (e-LHKPN). Sosialisasi eLHKPN yang ditujukan bagi para pejabat di jajaran eksekutif dan legislatif, merupakan tindak lanjut dari program pencegahan korupsi melalui sistem Laporan Harta Kekayaan Penyelengara Negara yang disampaikan ke p a d a K P K . Tu j u a n n y a u n t u k m e w u j u d k a n penyelenggara negara dalam mentaati azas-azas umum penyelenggara negara yang bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta membangun integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya. “Kami berkomitmen membangun pemerintahan yang profesional, bersih dan demokratis. Kehadiran tim KPK kita harapkan memberikan pencerahan bagi kami di jajaran eksekutif,” ujar Bupati Tasdi saat membuka Sosialisasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dengan sistem elektronik (e-LHKPN) di ruang rapat Ardi Lawet Setda Purbalingga, Senin (6/11). Bupati menandaskan, salah satu komitmen yang harus dibangun jajaran penyelenggara negara adalah meningkatkan kepatuhan penyelenggara negara terhadap peraturan perundangan yang ada. Dalam hal ini adanya Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 07 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. “Hari ini tidak sekedar sosialisasi, namun harus ditindaklanjuti dengan komitmen dan aksi nyata dalam melaksanakan peraturan KPK ini,” katanya. Spesialis Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN, Wahyudi dari Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi menuturkan mulai 2017, LHKPN mengalami perubahan sesuai dengan Peraturan KPK No. 07 Tahun 2016, tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta

22

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Derap Perwira

Kekayaan Penyelenggara Negara. “Pertama, penyampaian laporan yang semula dilaksanakan setiap 2 tahunan atau saat mutasi jabatan, sekarang dilaksanakan secara periodik setiap tahun dengan posisi harta per 31 Desember dan dilaporkan paling akhir 31 Maret tahun berikutnya,” jelas Wahyudi yang hadir bersama spesialis pendaftaran dan pemeriksaan LHKPN lainnya, Muhammad Adam. Perbedaan lainnya adalah dalam hal pengisian dan pelaporan LHKPN sekarang menggunakan sistem online dengan aplikasi elektronik (e-LHKPN). Perubahan ketiga dalam hal penyampaian LHKPN bukan lagi oleh instansi akan tetapi disampaikan langsung secara online oleh pejabat wajib LHKPN. Dan keempat, media pengumuman melalui website resmi OPD masing-masing, bukan lagi melalui berita negara atau tambahan berita ngara. “Dalam masa transisi tahun 2017, penyelenggara negara yang wajib melaporkan LHKPN adalah mereka yang belum menyampaikan laporan atau memasuki masa pensiun. Bagi mereka yang sudah pernah menyampaikanLHKPN, LHKPN disampaikan paling lambat tangal 31 Maret 2018 dengan data harta kekayaan kondisi per 31 Desember 2017,” jelasnya. Dilaporkan oleh Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Ir. Susilo Utom, MSi, Sosialisasi dan pendampingan e-LHKPN diikuti oleh 104 penyelenggara negara di kabupatn Purbalingga terdiri dari Bupati dan Wakil Bupati, Pejabat eselon, serta pimpinan dan anggota DPRD Purbalingga. Tim dari KPK yang berjumlah dua orang melakukan sosialisasi dan pendampingan e-LHKPN, pengenalan aplikasi e-LHKPN, aktifasi akun e-regristration dan praktek pengisian eLHKPN. “Hari ini (6/11) sosialisasi di jajaran eksekutif dan besok (7/11) giliran untuk pimpinan dan anggota dewan di ruang rapat paripurna,” jelasnya. (PI-4)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

23


PEMUDA

PEMUDA

Tiga Alumni SMAN 1 Purbalingga

Raih Penghargaan Internasional

T

iga alumni SMAN 1 Purbalingga tahun 2011 berhasil meraih penghargaan internasional pada ajang bergengsi International Invention and Innovative Competition (InIIC) Serries 2" Tahun 2017 di Malaysia. Mereka bersama enam temannya--kolaborasi mahasiswa UGM, UNY, dan The University of Hong Kong (HKU)-tergabung ke dalam dua tim. Masing-masing berhasil meraih medali perak untuk dua penemuannya, berupa program aplikasi Batik Detector, dan program aplikasi Game Visit Indonesia. Bahkan, untuk program aplikasi Batik Detector sekaligus mendapatkanspecial award. Ajang bergengsi tingkat internasional ini diikuti 180 tim, dari berbagai negara, diantaranya dari Thailand, Malaysia, Singapura, Hongkong dan Indonesia. Tiga pelajar alumni SMAN 1 Purbalingga itu, terdiri Seivian Ginanta (24) dari Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon kini masih kuliah di Ilmu Komputer UGM, Hardika Dwi Hermawan (25) dari Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, mahasiswa S2 - Master of Science in Information Technology in Education (MITE), Faculty of Education, The University of Hong Kong (HKU), dan Purwatmaja Listiadhi Karana (24) dari Desa Selabaya,Kecamatan Kalimanah, kini mahasiswa S-2 Pendidikan Dasar, UNY. Pimpinan proyek kegiatan itu, Hardika Dwi Hermawan mengatakan, pada ajang InIIC ke 2 itu, pihaknya mengirimkan dua tim,kolaborasi mahasiswa dari UGM, UNY dan HKU. Setiap tim beranggotakan lima orang, dan Hardika berada di dua tim itu. "Jadi ada 9 orang yang berlaga di lomba itu, karena saya berada di dua

24

tim,"ucap Hardika ketika ditemui di Balai Wartawan Purbalingga, Sabtu (25/11/2017). Tim pertama, dibawah bimbingan Dr.Fatchul Arifin, MT (dosen Fakultas Teknik UNY), membuat program aplikasi batik detector. Tim ini dipimpin Hardika Dwi Hermawan, beranggotakan Seivian Ginanta, Purwatmaja Listiadhi Karana, Kiky Ardinal (24, alumni D3 Teknik Sipil UNY), dan Irmadarus Sholekhah (mahasiswa S2 Pend. Ekonomi UNY). Tim kedua, dibawah bimbingan Prof Sukirno M.Si., Ph.D (dosen Fakultas Ekonomi UNY), membuat aplikasi program game visit Indonesia. Tim ini dipimpin Hardika Dwi Hermawan, beranggotakan Umi Fatimah (26, alumni Pendidikan Teknik Informarika UNY), Agatha Saputri (mahasiswa S-2 Pendidikan Ekonomi UNY ), Dwi Pamudi Ismoyo (mahasiswa Ilmu Pemerintahan UGM, Ambar Rizki Firdauz (mahasiswa S-2 Evaluasi Pendidikan UNY). "Khusus kami bertiga, yakni Seivian Ginanta, Purwatmaja Listiadhi Karana dan saya sendiri, sudah berteman sejak SMA. Kami lulus SMAN 1 Purbalingga tahun 2011 atau biasa disebut alumni Ganesha 47. Saat di SMA, kami semua dari jurusan IPA, dan sama-sama aktif di Pramuka. Selanjutnya kami kuliah bareng di Yogyakarta, dan kebetulan kost bareng," ujar Hardika Dwi Hermawan yang juga alumni Pendidikan Teknik Informatika UNY ini. Karena sering bertemu itulah, mereka bersepakat untuk mengikuti ajang internasional ini. "Kami ajak juga kawan-kawan di UNY dan UGM, jadilah kami yang berangkat ke Malaysia dalam dua tim, bersyukur bisa

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

meraih medali perak dan special award," timpal Seivian Ginanta. Dijelaskan, ajang kompetisi internasional (InIIC) ke 2 diselenggarakan oleh MNNF (Mediate Nexus and Nuture a Fast) bekerjasama MNNF Publisher, Advanced Scientific Press (ASP) dan beberapa perguruan tinggi ternama di Malaysia,18 November 2017 lalu. Tujuan kompetisi ini, untuk mencari solusi inovatif, hemat biaya dan praktis guna mengatasi keterbatasan dan hambatan di masyarakat. "Dalam kompetisi ini kami tidak membawa bendera salah satu perguruan tinggi. Kami kolaborasi tiga kampus, yakni UGM,UNY dan HKU.Untuk biaya keberangkatan ada bantuan dari kampus masingmasing. Dan khusus untuk pengurusan hak cipta Batik Detector kami dibantu oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNY. Sedangkan untuk penelitian, presentasi karya di Thailand, dan publikasi jurnal internasional yang dilakukan sebelum lomba di Malaysia, kami dibiayai oleh UNY, FIF dan PT Cargil," ujar Hardika yang bercita-cita menjadi dosen ini. Meskipun beda kampus, sambung Hardika, namun dirinya dan kawan-kawannya kompak. "Kami yang posisi di Hongkong sering berdiskusi melalui internet dengan teman-teman di Yogyakarta. Hingga saat ketemu di Yogyakarta menjelang keberangkatan ke Malaysia, kami matangkan dua proyek penelitian itu, hingga berbuah penghargaan internasional.Jadi bisa dikatakan ini karya lintas negara dan lintas waktu," ujarnya sambil tersenyum. Untuk Batik Detector, Hardika menjelaskan, merupakan aplikasi berbasis Mobile Phone yang menggunakan teknologi Augmented Reality.Yakni teknologi yang menggabungkan lingkungan nyata dengan lingkungan virtual. Melalui kamera HP, aplikasi Batik Detector mampu mendeteksi beragam motif batik yang dapat memunculkan elemen 3D, 2D, anmasi dan video dalam lingkungan nyata. Salah satu contohnya adalah pada film teletubies, yang akan muncul video pada perut tokoh tersebut. Termasuk game Pokomen Go juga menggunakan Augmented Reality (AR). "AR sendiri adalah teknologi saat ini yang telah teruji dapat meningkatkan daya tarik generasi muda untuk mencobanya. Kami ingin mengaitkan bahwa perkembangan teknologi dapat sejalan dengan pelestarian budaya dan penguatan nilai-nilai budaya,"ujarnya. Batik Detector sendiri kini telah mendapatkan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelktual) dari Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada tahun 2016, dengan Hardika Dwi Hermawan sebagai pencipta

Derap Perwira

utamanya. Batik Detector sebelumnya telah digunakan dan diujicoba di Sekolah Indonesia Singapore, dimana saat itu Drs. Agus Triyanto,MM.Pd (mantan Kepala SMPN 1 Purbalingga yang sempat menjadi kepala sekolah di Sekolah Indonesia Singapura (SIS), menggunakannya sebagai media pembelajaran yang dapat mempromosikan ragam batik nusantara di Singapore. "Kini, aplikasi batik detector dapat digunakan di perpustakaan-perpustakaan, museum batik/budaya sebagai media pembelajaran, termasuk sebagai bonus aplikasi pada buku-buku motif batik Indonesia,"ujarnya. Sedangkan untuk program aplikasi Game Visit Indonesia, timpal Seivian Ginanta, adalah mobile game bergenre quiz yang dapat membantu pengguna untuk lebih mengenal dan memahami ragam budaya nusantara hinggalebih dari 150 jenis kebudayaan dan pariwista Indonesia. "Game based learning ini didesain berdasarkan karakteristik game interaktif, terdapat award, leaderboard, dan bantuan yang menarik pengguna untuk mengenal lebih dekat budaya dan pariwisatanya," ujar Seivian. Dijelaskan juga, prosedur mengikuti InIIC 2 di Malaysia itu, diawali dengan mengirimkan proposal project kepada panitia, kemudian setelah lolos, panitia mengirimkan surat undangan untuk mengikuti final di malaysia. "Selama di malaysia , presentasi dilakukan full bahasa inggris terkait latarbelakang, novelity, kebermanfaat, implementasi, peluang komersialsasi, dan sebagainya," ujarnya. Hardika, Seivian dan Purwatmaja Listiadhi Karana sepakat menitip pesan kepada generasi muda,khususnya adik-adik kelasnya di SMA Negeri 1 Purbalingga, tekunlah belajar dan teruslah berkarya sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat. "Bermimpilah setinggi-tingginya, karena diawali dari mimpi, siapa saja bisa menjadi apasaja," pesan mereka bertiga. Mereka juga sangat bersyukur mendapatkan penghargaan dalamajang InIIC ke2di malaysia tahun 2017 ini. Selain telah mengharumkan nama bangsa Indonesia, mereka juga mendapatkan pelajaran berharga dan ilmu yang bermanfaat dari peserta-peserta lain. "Harapan kami, ke depan semakin banyak putra-putri Indonesia yang dapat mencetak prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Ucapan terima kasih juga mereka sampaikan kepada seluruh pihak yang mendukung, termasuk keluarga besar SMA Negeri 1 Purbalingga," ujar Seivian mewakili rekanrekannya. (PI-1)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

25


SENI BUDAYA

SENI BUDAYA

D

inas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga berhasih menempati posisi pertama Lomba Karawitan untuk kategori Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertempat di Pendopo Dipokusumo, Rabu (6/12). Kemudian juara kedua ditempati oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Goeteng Taroenadibrata. "Untuk posisi ketiga diraih Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP)," kata salah satu Dewan Juri Lomba Karawitan. Posisi harapan 1, 2 dan 3 diraih oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dinpendukcapil), Sekretariat Daerah (Setda) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Ke enam juara tersebut berhasil mengalahkan 26 OPD yang mengikuti Lomba Karawitan. "Ada 26 OPD yang mengikuti perlombaan ini dan semua OPD sangat antusias unjuk kebolehannya di panggung perlombaan," ungkap Heriyanto, Kepala Dindikbud Kabupaten Purbalingga. Masing-masing OPD yang meraih juara mendapatkan hadiah berupa piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan. Juara 1 memperoleh uang pembinaan sebesar Rp 5 juta, juara 2 sebesar Rp 3 juta dan juara 3 memperoleh Rp 2 juta. "Sedangkan untuk juara Harapan 1,2 dan 3 mendapatkan hadiah sebesar Rp 1 juta," ujar Heri. Lomba Karawitan antar OPD ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ke 187 Kabupaten Purbalingga. Selain itu, lomba karawitan antar OPD dimaksudkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) berperan serta melestarikan seni tradisional yakni karawitan. "Selain menyemarakan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, lomba ini ditujukan agar ASN turut nguri-uri budaya jawa

salah satunya seni karawitan," terangnya. Heri menuturkan dengan adanya Lomba Karawitan ini maka akan ada hasi yang dapat dirasakan khususnya bagi para peserta lomba. Ia menambahkan di tengah-tengah kesibukan para ASN, mereka berusaha meluangkan waktu untuk berlatih karawitan dengan penuh semangat. “Sehingga secara tidak langsung timbul rasa kekeluargaan dalam suatu OPD, tidak hanya itu Lancaran Gugur Gunung yang dilombakan jika dihayati akan memunculkan semangat gotong royong dan kebersamaan diantara para peserta,” ungkapnya. Bupati Purbalingga, Tasdi memberikan apresiasi yang tinggi atas partisipasi para ASN Purbalingga yang turut serta berpartisipasi melestarikan budaya jawa. Menurutnya, Lomba Karawitan bukan hanya sekedar hiburan dari pekerjaan sehari-hari sebagai ASN melainkan ada esensi lain yang dapat diambil dari perlombaan tersebut. "Lomba ini tujuannya bukan untuk hiburan semata dan melepas penat dari rutinitas pekerjaan melainkan harus ada manfaat yang bisa digali dari mengikuti perlombaan ini," jelas Tasdi. Tidak hanya itu, Tasdi juga sampaikan terima kasih kepada panitia atas terselenggaranya lomba karawitan dalam rangkaian Hari Jadi Purbalingga. Terlebih lomba karawitan ini tidak hanya diikuti oleh OPD melainkan juga Kecamatan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Pelajar juga Umum. "Saya berterima kasih sekali karena tidak hanya melibatkan OPD dan UPT tapi juga ada kategori pelajar, supaya di hati pemuda-pemudi kita tumbuh rasa bangga dan cinta terhadap budaya daerah sendiri," pungkasnya. (PI-7)

Lestarikan Seni dan Budaya, Dindikbud & Lppm ISI Surakarta Jalin Kerja Sama

D

inas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mendatangani perjanjian kerja sama dalam rangka peningkatan potensi nilai seni dan budaya di Pendopo Dipokusumo Purbalingga, Senin (16/10/2017). Rektor ISI peripde 20172023, Dr. Guntur, M. Hum mengucapkan terimakasih telah disambut baik oleh pemerintah Kabupaten Purbalingga. “Semoga tujuan kerjasama pelestarian dan peningkatan potensi nilai seni dan budaya dapat memberikan manfaat bersama,” katanya saat membacakan sambutan dari Rektor ISI sebelumnya, Dr. Sri Rochana W, S. Kar, M.Hum. Kepala Dindikbud Purbalingga, Heriyanto, S.Pd, M.Si mengatakan bentuk kerjasama dalam waktu dekat adalah pelaksaaan hari jadi Purbalingga pada bulan Desember nanti. “Sesuai dengan arahan Bupati, akan diadakan lomba karawitan antar OPD. Adanya kerjasama ini kami akan sangat terbantu baik secara konsep maupun

26

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Derap Perwira

pelaksanaannya nanti,” katanya. Bupati Purbalingga, H. Tasdi, SH, MM berharap dengan adanya kerjasama tersebut dapat memberikan multiplier effect yang dapat oleh masyarakat.”Pendidikan, pengembangan seni dan pelestarikan budaya merupakan upaya pencegahan dekradasi moral”, katanya. Tambahnya, saat ini Kabupaten Purbalingga menempati kunjungan wisata keempat Se-Jawa Tengah. “Kita harus jaga dan tingkatkan, wisata yang baik didukung oleh budaya yang baik pula,” ungkapnya. Bupati mengatakan Pemkab Purbalingga telah melakukan beberapa upaya dalam rangka pelestarian seni dan budaya. “Kita harus lestarikan, jangan sampai budaya kita diklaim oleh negara asing. Kami berupaya di 18 kecamatan memiliki seperangkat gamelan agar masyarakat dapat belajar dan turut melestarikan budaya,”pungkasnya. (PI-6)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

27


LENSA PERWIRA

PGRI Rehab 52 Rumah Tidak Layak Huni

Lukisan Menjangan karya Windiana Lilin Wardani, siswa difabel kelas 7 Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Purbalingga Kembaran Kulon dibeli oleh Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM

Pemberian Surat Keputusan (SK) Bupati untuk Desa Losari dan Kelurahan Kalikabong menjadi Desa dan Kelurahan Peduli Aids pada Upacara Peringatan Hari Aids Nasional dan Purbalingga, Senin (4/12).

28

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Rehab Rumah Tidak Layak Huni bantuan dari PMI dan Baznas Purbalingga

Festival Hasil Pertanian, Launching Kartu Tani, Launching Kambing Kejobong dan Gerakan Minum Susu Bagi Anak Usia Sekolah di Pendapa Dipokusumo, Sabtu (28/10)

Upacara HUT ke-72 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional 2017

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

29


OPINI

OPINI

JATI KETLUSUPAN LUYUNG Oleh : Drs. H. Soekarno Prasodjo

30

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

31


INSPIRASI

INSPIRASI

Berbekal Semangat Membangun Desa Dengan Memproduksi Krupuk Singkong

D

arsono merupakan generasi yang ke 3 turun temurun dari Mbah Rowi yang mengelola industry makanan kecil Manco. Awalnya Manco merupakan industry rumahan (home industry) yang dikelola oleh para leluhur dari Darsono. Siapa sangka awalnya merupakan industry rumahan kini sudah mempunyai puluhan karyawan yang dipekerjakan. Sejak Darsono pindah menempati usahanya yang terletak di dusun Sirongge Kelurahan Kembaran Kulon Kecamatan Purbalingga sejak tahun 2009 atau tepatnya di perempatan Sirongge kearah jurusan Bobotsari 100 m kiri jalan terus mengalami perkembangan yang cukup pesat. Manco merupakan jenis makanan yang dijadikan sebagai hidangan pada saat kita punya hajat ataupun kita bertamu. Namun Manco juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh apabila kita kedatangan tamu dan handai taulan serta Saudara dari jauh. Manco sendiri bahan dasarnya ada yang dari beras ketan maupun dari aci. Kalau yang dari beras ketan bentuknya persegi panjang (lonjong) sedangkan yang dari aci bentuknya bulat. Proses awalnya beras ketan direndam pakai air kemudian dikukus sampai matang. Setelah itu ditumbuk sampai rata, lalu diangkat ditipiskan kurang lebih 1 cm.

32

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Derap Perwira

Dijemur seperti lempengan setelah agak kakas, kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki (persegi panjang) dan dijemur lagi. Setelah benar-benar kering lalu digoreng seperti menggoreng krupuk, lalu terbentuklah seperti kroposan. Dari kroposan kemudian dikasih Karamel lalu ditiriskan agar gulanya tidak terlalu banyak baru kemudian ditaburi Wijen, jadilah makanan Manco. Dalam satu hari Darsono dapat memproduksi 200 duz Manco, 1 duz terdiri dari 10 bungkus dengan berat 1 bungkusnya 200 gr. Untuk Manco yang bahan dasarnya beras ketan harga @ Rp. 80.000O/duz sedang Manco yang bahannya dari aci beratnya 2 kg menggunakan kemasan plastic harganya @ Rp. 45.000/plastic. Permintaan Manco buatan Darsono rame saat sedang musim hajatan, menjelang dan setelah lebaran. Sedang permintaan turun biasanya pada saat orang yang sedikit melaksnakan hajatan biasanya di bulan Syura. Sampai dengan saat ini produksi Manco Darsono baru sampai ke Temanggung, Kebumen, Kutoarjo dan Tegal. Harapannya dengan dinamakan merk “Mancoko�, maka Manco Darsono dapat dikirim ke kota besar di Indonesia bahkan seperti mimpinya manconya dapat di eksport sampai ke luar negeri. Semoga. (PI-3)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

33


PEDESAAN

PEDESAAN

P

keringanan pembayaran retribusi IMB dengan ketentuan yang sudah ditetapkan,” ungkapnya. Wahyu menjelaskan bagi bangunan yang didirikan sebelum tahun 2004 dikenakan retribusi sebesar 60%, kemudian yang didirikan tahun 2004 – 2012 dikenakan retribusi sebesar 70% dari tarif retribusi IMB. Untuk bangunan yang didirikan tahun 2013 sampai dengan 2015 dikenakan retribusi sebesar 80% dari tarif yang ditetapkan. Demi terlaksananya pelayanan Pemutihan IMB dimaksud, Pemkab Purbalingga melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Purbalingga telah siap melayani permohonan pemutihan IMB. Masyarakat dapat langsung mengunjungi kantor DPMPTSP di Jl. Mey Jend. Sungkono KM 2, Kalimanah Purbalingga ataupun pelayanan dengan cara jemput bola. “Petugas DPMPTSP nantinya akan memberikan pelayanan dengan mendatangi kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun Kantor Desa/Kelurahan jadi lebih memudahkan masyarakat,” tambahnya. Penjelasan selanjutnya juga dapat menghubungi via Telepon DPMPTSP (0281) 891235. Masyarakat dapat pula berkoordinasi langsung dengan Bahtiar Amran Rifani (081327178671) atau Khusni Rokhimah (081327312322). (PI-7)

'Kunthi My Love' akan Meriahkan Apresiasi Seni

P

emerintah kabupaten (Pemkab) Purbalingga tahun 2017 ini menggelontorkan anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) bagi desa yang dinilai memiliki inovasi dan kemauan untuk berkembang. Hal itu terungkap saat Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM memberikan arahan pada Rapat Persiapan Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus tahun 2017, di Operation Room Graha Adiguna. Bantuan keuangan khusus tahun ini, menurut Bupati Tasdi meningkat 100 persen, dari alokasi BKK tahun 2016 sebesar Rp 8 miliar menjadi Rp 16 miliar di tahun 2017. Hal itu diberikan untuk merespon dan menangkap pergerakan inovasi yang dilakukan desa, sekaligus menutup banyaknya kegiatan dan ide kreatif yang dilakukan masyarakat di desa. “Desa tidak cukup hanya diberi ADD dan DD yang peruntukannya sudah ada rambu-rambunya. Desa-desa yang memiliki inovasi, pemkab tidak boleh diam. Kita nambaih melalui BKK ini, jumlahnya bervariasi,” kata Bupati Tasdi, Kamis (28/9). Disamping itu, BKK yang merupakan komponen belanja tidak langsung dalam APBD Kabupaten Purbalingga, diharapkan dapat mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan Pemkab dan DPRD seperti kegiatan Subuh Berjamaah Keliling, Gebrak Gotong Royong, Sepakbola Kapuk, termasuk kegiatan reses anggota DPRD. Dikatakan Tasdi, BKK menjadi salah satu reward bagi desa-desa yang kreatif dan inovatif yang

34

emerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga t e l a h m e n e r b i t k a n Pe r a t u r a n B u pa t i Purbalingga Nomor 82 Tahun 2017 tentang Pemutihan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Perbub tersebut dibuat dalam rangka meningkatkan pelayanan perizinan dan memberikan kepastian hukum terhadap bangunan yang sudah terbangun namun belum memiliki IMB. “Selain itu juga guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya dari retribusi,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purbalingga, Wahyu Kontardi saat ditemui Rabu (15/11). Hal itu didasarkan pada Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Purbalingga Nomor 19 Tahun 2012 Pasal 2 ayat (1) tentang IMB dan Retribrusi IMB. Pasal tersebut berisi “Setiap orang pribadi atau badan yang akan mendirikan dan mengubah bangunan di daerah wajib terlebih dahulu memiliki IMB”. “Perbub Pemutihan IMB ini merujuk pada Pasal 2 ayat (1) Perda Kabupaten Purbalingga mengenai IMB dan Retribusi IMB,” jelas Wahyu. Perbub mengenai IMB, memberikan keringanan dalam hal pembayaran retribusi IMB. Retribusi yang dikenakan pun disesuaikan dengan tahun pendirian bangunan. “Dengan adanya Perbub tersebut maka ada

diharapkan akan memperkuat pencapaian visi misi daerah dan visi misi kepala desa. “Tahun depan, setiap kecamatan kita anggarkan Rp 1 miliar. Sebagian untuk kegiatan kecamatan dan lainnya juga akan disalurkan untuk bantuan khusus bagi desa dari kecamatan,” katanya. Bupati berharap, setelah BKK dicairkan dapat segera diimplementasikan dan tidak menyimpang dari tujuannya. Seperti untuk merealisasikan rencana kegiatan di bidang pariwisata, ekonomi, olang raga dan kepemudaan, seni budaya serta keagamaan. Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Drs. H. Subeno, MSi menuturkan, bantuan keuangan dalam APBD kabupaten Purbalingga secara umum sebesar Rp 340 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp 16,031 miliar diantaranya digunakan untuk Bantuan Keuangan Khusus dimana Rp 900 juta diantaranya khusus diperuintukan untuk renovasi lapangan olah raga. “Sebagian yang belum dianggarkan pada APBD Perubahan, nanti akan kita realisasikan pada anggaran tahun 2018,” katanya. Ditegaskan Subeno, BKK bukan diperuntukan bagi kegiatan anggaran rutin, namun untuk mendukung kegiatan infrastruktur desa. “BKK tidak diberikan terus-menerus tiap tahun. Dari jumlah desa yang ada, saya menghitung apresiasi dapat diterimakan dalam siklus tiga tahunan,” jelasnya. (PI-4)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

35


KESEHATAN

KESEHATAN

Pemkab Beri Dukungan Penderita Talasemia

36

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Upacara HKN Di Bawah Guyuran Hujan, Wujud Ketangguhan ASN Purbalingga

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

37


OLAHRAGA

OLAHRAGA

Bupati Tasdi Lepas Jalan Sehat HKN 2017

38

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Wakil Bupati Purbalingga Lepas 8 Atlet Paralympic

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

39


EKONOMI

EKONOMI

Perajin Sapu Sorgum Kewalahan Penuhi Permintaan Pasar Korea Selatan

P

P

ara pelaku industri kreatif dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di kabupaten Purbalingga didorong memanfaatkan media digital untuk publikasi dan pemasaran produk kreatifnya. Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKraf), Sappe M Sirait mendorong para pelaku usaha kreatif kabupaten Purbalingga tidak hanya melakukan publikasi produk secara tradisional. “Media digital seperti Facebook, twitter, instagram, you tube, blog dan e-commerce memiliki potensi sangat besar sebagai media publikasi produk UMKM,” katanya saat membuka Bimbingan Teknis Pengembangan Publikasi Produk Kreatif, di Andrawina ConventionHall, Owabong, Kamis (9/11). Dikatakan Sappe Sirait, publikasi secara tradisional membutuhkan biaya besar dan jangkauannya terbatas. Sedangkan publikasi melalui media digital sangat murah dengan jangkauan yang luar biasa, karena dapat dilihat siapapun baik di Indoneaia bahkan oleh konsumen di luar negeri sekalipun. “Kami datang kesini untuk memberikan pelatihan bagaimana cara mempublikasikan produk kreatif di media digital secara benar dan berkualitas,” katanya. Kedepan, lanjutnya BEKraf akan memberikan pembinaan kepada industri kreatif secara berkelanjutan. Sementara Iyan Radiana dari MarkPlus Institute menuturkan, membranding produk lebih cepat bila dilakukan melalui media digital. Karenanya digital media penting dikuasai oleh pelaku usaha kreatif. Dengan menguasai media digital, menurut Iyan Radiana, pelaku usaha kreatif menjadi melek perkembangan kebutuhan pelanggan, mengerti publikasi bisnis, mampu m e m p e r ba i k i , m e n i n g k a t k a n p e n j u a l a n d a n meningkatkan brand awareness.

40

“Netizen Indonesia adalah netizen teraktif di dunia. Sehingga meski baru UMKM, jika sudah memanfaatkan media sosial, Teri-pun terlihat seperti Hiu,” tandasnya. Pada kesempatan tersebut, peserta bimtek diberikan tips dan trik publikasi dan pemasaran produk melaui media digital. Peserta juga dilatih menentukan target pasar, mendesain pesan publikasi, memilih media publikasi dan merumuskan cara untuk menciptakan buss dan viral marketing. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Imam Sudjono mengaku kabupaten Purbalingga sangat pro terhadap pemberdayaan UKM dan ekonomi kreatif.Hal ini dibuktikan dengan munculnya kebijakan Bupati H Tasdi SH MM melaui program Bela Beli Produk Purbalingga. “Kami juga sudah melatih 200-an pelaku usaha memasarkan produknya secara online. Saat ini sudah ada 50 pasukan resseler,” jelasnya. Pihaknya juga memfasilitasi pelaku usaha kreatif memasarkan produknya melalui Sadewa Market, pasar online yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bahkan jumlah produk yang dipasarkan telah mencapai 135 item, sedikit di bawah Semarang yang jumlahnya mencapai 150 produk. Bimtek diselenggarakan sehari diikuti oleh 85 orang dari pelaku usaha kreatif jenis usaha batik, aksesoris, kuliner, aneka kerajinan, komunitas foto, komunitas film, design dan fashion, percetakan, media massa, konveksi dan kaos kreatif, penyandang difabel, PKK dan pebisnis online. (PI-4)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

erajin sapu berbahan baku tanaman sorgum di Purbalingga mengaku kewalahan memenuhi permintaan buyer di Korea Selatan. Perajin hanya mampu mengekspor dua kontainer dalam satu bulannya, sementara permintaan pasar Korea Selatan meminta hingga 20 kontainer per bulan. Dalam satu kontainer pengiriman berisi 15 ribu sapu. Salah satu kendala memenuhi pasar tersebut karena terbatasnya bahan baku berupa sorgum sapu (broom sorghum). Kepala Bidang Industri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Purbalingga, Drs Agus Purhadi Satyo mengatakan, perajin sapu sorgum di Purbalingga, baru ada satu orang yakni Bambang Triono yang lokasi usahanya di Dusun Genting, Desa Karanggambas, Kecamatan Padamara. Perajin sapu lain di Purbalingga rata-rata masih menggunakan bahan baku rumput Gelagah (Saccharum spontaneum). “Perajin sapu Bambang Triono dibawah bendera CV Rayung Pelangi, semula memang dominan memproduksi sapu berbahan rumput Gelagah, namun ia mampu melakukan inovasi dan mencari penetrasi pasar hingga ke Korea Selatan. Akhirnya, Bambang Triyono beralih memproduksi sapu berbahan sorgum,” kata Agus Purhadi Satyo, saat memandu peserta Safari Jurnalistik yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga, di Desa Karanggambas, Kecamatan Padamara, Purbalingga, Sabtu (4/11). Dikatakan Agus Purhadi, lahan pertanian rumput sorgum di Purbalingga masih sangat terbatas. Kebutuhan bahan baku masih didatangkan dari Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Demak. CV Rayung Pelangi langsung bermitra dengan para petani di dua wilayah itu, selain para petani di Purbalingga. “Saat ini, untuk pasokan produksi sapu sorgum, setidaknya dari areal tanaman sorgum sapu seluas kurang lebih 15 hektar di tiga wilayah itu, termasuk di Purbalingga,” kata Agus Purhadi. Jenis tanaman sorgum untuk bahan baku sapu memang berbeda dengan tanaman sorgum lain. Agus menjelaskan, berdasarkan pemanfaatannya, tanaman sorgum diklasifikasikan kedalam empat golongan yaitu

sorgum biji (grain sorghum) yang digunakan sebagai makanan pokok di daerah tropis, sorgum manis (sorgo/sweet sorghum) yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan minuman beralkohol, sirup, etanol dan makanan ternak, sorgum sapu (broom sorghum) yang digunakan sebagai bahan industri sapu/sikat, dan sorgum rumput (grass sorghum) yang digunakan sebagai makanan ternak. “Tanaman sorgum yang dibudidayakan untuk membuat sapu, merupakan broom sorghum yang usia tanamnya sekitar 50 – 60 hari sudah bisa dipanen,” kata Agus Purhadi Satyo. Sementara itu, owner CV Rayung Pelangi, Bambang Triono (38) mengatakan, di Indonesia setidaknya ada empat tempat yang memproduksi sapu sorgum. Selain dari Purbalingga, tiga lokasi lain yakni di Kota Tegal, Gamping Yogyakarta, dan Bogor. Hasil produksi sapu yang dikerjakan menggunakan tangan (handmade) ke Jepang dan Korea Selatan. “Kami hanya mengirimkan ke Korea Selatan. Permintaannya saja, kami belum mau memenuhinya. Paling tidak, dalam sebulan hanya mengirim dua kontainer atau sekitar 30 ribu buah sapu,” kata Bambang Triono. Triono mengaku, sapu sorgum yang diproduksi dan dikirim ke Korea tidak menggunakan label CV Rayung Pelangi. Ada lima buyer di Koera Selatan yang dipasok sapu sorgum, dan kelimanya menggunakan merk yang berbeda-beda, meski diproduksi dari satu tempat di Purbalingga. Harga per buah sapu sorgum yang dikirim dari Indonesia US $ 1,5. Harga ini berdasar informasi yang diterima Bambang Triono, naik hingga lima kali lipatnya. Sapu sorgum dari Purbalingga, kemudian dikemas lagi lebih menarik dan diberi label merk oleh buyer dari Korea Selatan. “Kami mencari praktisnya, setelah sapu selesai dibuat, langsung kami kirim ke buyer di Korea Selatan. Kami tidak berpikir untuk membuat merk sendiri yang laku di pasaran Korea Selatan,” kata Bambang Triono. (PI1)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Derap Perwira

Derap Perwira

Volume 111|Tahun XIII|2017

41


LEGENDA

N

ama permen 'Davos' sudah banyak dikenal di masyarakat Indonesia. Permen yang diproduksi dari sebuah pabrik tua peninggalan jaman Belanda di Kelurahan Kandanggampang, Kecamatan/Kabupaten Purbalingga ini sudah sangat melegenda. Bahkan, permen yang kini dikelola oleh generasi ketiga almarhum Siem Kie Djian, mampu menempus Belanda. NamaDavos sejatinya diambil dari salah satu kota di bagian timur negara Swiss. Kota itu dikenal beriklim dingin dan sejuk, seperti sensasi rasa permen Davos yang semriwing. “Kami tidak pernah mengekspor permen Davos ke negara manapun, namun ternyata beberapa rekan menginformasikan jika Davos juga ada di Belanda dan Malaysia,” kata Manajer Produksi PT Slamet Langgeng, Wiwi Haryanto. Wiwi menyebut, banyak keluarga di Belanda yang merupakan keturunan veteran perang di Indonesia menyukai permen Davos. Mereka bisa saja memesan permen lewat kerabat di Indonesia, atau ketika datang ke Indonesia, membelinya dalam jumlah banyak untuk oleh-oleh.

LEGENDA

Purbalingga berada di kaki gunung Slamet, dan Langgeng berarti abadi. Pada awalnya perusahaan ini merupakan suatu perusahaan kecil dengan ruang kerja yang kecil pula. Mesin pencetak permen juga sangat terbatas jumlahnya. “Awalnya, permen yang diproduksi dengan nama Davos dan Kresno. Kresno merupakan tokoh wayang yang saat itu seni wayang diidolakan masyarakat,” tutur Wiwi Haryanto. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, Slamet Langgeng mulai 20 Maret tahun 1933 memproduksi minuman Limun dengan merk dagang 'Slamet'. Kemudian pada 20 Pebruari 1937, perusahaan menambah produksi biskuit juga dengan merk 'Slamet'. Pada tahun 1942, perusahaan terkena dampak masa revolusi dan mengalami kemerosotan, bahkan macet. Setelah berakhirnya revolusi, perusahaan kemudian dirintis kembali oleh Siem Kie Djian yang dibantu Gunawan Budihardjo, Tedjo Harsono dan Budi Winarno.

“Rombongan tamu dari Belanda, juga sering datang ke pabrik kami. Paling tidak dua tahun sekali, mereka datang untuk sekedar bernostalgia. Kakek mereka konon pernah bertugas di Indonesia sebagai tentara,” kata Wiwi Haryanto.

Setelah perusahaan berkembang semakin baik, perusahaan akhirnya menjadi bentuk perusahaan comanditer atau CV pada tahun 1959. Selanjutnya dari CV pada 31 Maret 1961 berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT Purbasari & CO. Namun, nama Purbasari ditolah oleh Menteri Kehakiman sehingga berubah menjadi PT Slamet Langgeng & CO mulai 29 September 1961 hingga sekarang.

Pabrik permen Davos didirikan almarhum Siem Kie Djian pada 28 Desember 1931. Pasang surutnya perusahaan permen Davos itu juga terjadi sejak mulai dirintis. Nama Slamet Langgeng diambil karena kota

“Saat itu, perusahaan memproduksi permen dengan beberapa merk, Davos, Kresno, Alpina dan Davos Lux. Selain itu juga biskuit dan limun. Namun, produksi biskuit dan limun dengan merk dagang

42

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Slamet dihentikan pada tahun 1973 karena kesulitan pemasaran,” kata Wiwi Haryanto.

atau minimal menyanyikan lagu kebangsaan setiap 17 Agustus.

Pada tahun 1961 – 1967 perusahaan dijalankan oleh anak ketiga Siem Kie Djian yang bernama Siem Tjong An. Karena Siem Tjong An melanjutkan studi ke Belanda, kendali perusahaan diserahkan kepada anak pertama Siem Kie Djian, yaitu Corie Simadibrata, dan suaminya, Toni Siswanto Hardi, hingga 1985.

Prinsip lain dalam pengelolaan perusahaan yang dijaga betul oleh Iing dan Budi adalah berbagi. Jika ingin berbisnis, tidak boleh hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga mesti berbagi dengan karyawan. Dengan model pengelolaan seperti itu, suasana kerja jadi nyaman dan dinamis. Berkat kekompakan pemilik perusahaan dan karyawan, sampai sekarang permen Davos yang rasanya Semriwing masih bertahan.

Sejak 1 Juni 1985, perusahaan ini dipimpin anak Corie dan Toni, yaitu Budi Handojo Hardi dan istrinya, Iing Tedjo. Budi kini berusia 72 tahun, sedangkan Iing 66 tahun. Mereka berdua menjadi pemilik sekaligus pemimpin pabrik Davos. Budi Handojo Hardi yang bertindak sebagai Direktur Utama dan Iing Tedjo sebagai Direktur Operasional, dengan dibantu sekitar 225 karyawan terus mempertahankan pabrik permen yang melegenda itu.

98 Persen Gula Pasir Murni

Iing Tedjo mengungkapkan, para karyawan banyak yang bertahan bertahun-tahun karena pihak perusahaan memanusiakan karyawan. ”Jika ada masalah, selalu bisa dirembug sehingga hubungan kekeluargaan dengan karyawan tetap terjaga,” ucap Iing Tedjo. Iing menyebut mengadopsi semangat yang ditanamkan Siem Kie Djian, yakni membuka lebar pintu pabrik bagi warga setempat yang ingin bekerja.

Manajer HRD PT Slamet Langgeng, Suci menambahkan, permen Davos menggunakan 98 persen gula pasir asli dan sisanya mentol serta zat pengikat. Perusahaan tidak memakai zat pengawet dan pemanis buatan sehingga permen bisa bertahan 1,5 tahun hingga 2 tahun. Davos yang menjadi market leader permen pada masing-masing brand kini memproduksi lima varian, masing-masing Davos Roll berupa tablet putih berukuran 22 milimeter yang dibungkus kertas warna biru tua serta Davos Lux yang berdiameter sekitar 12 milimeter dan dibungkus di dalam kotak warna hijau. Kemudian varian Davos Mini, Davos kantong klasik dan Davos kantong Mild.

Selain mencukupi kebutuhan dasar serta hak karyawan, seperti gaji sesuai upah minimal kabupaten, jaminan kesehatan, dan tunjangan hari raya, menurut Iing, relasi kekeluargaan dengan karyawan juga dijalin dengan baik. Mereka biasa menggelar piknik bersama dua tahun sekali. Nasionalisme juga tetap dijaga. Mereka rutin menggelar syukuran, upacara bendera,

“Kami terus berinovasi untuk menyesuaikan selera konsumen yang beralih ke generasi muda. Sesuai dengan visi perusahaan yakni menjadi perusahaan industri permen yang dapat memenuhi konsumen dengan produk bermutu, berkualitas aman untuk dikonsumsi dan menjadi leader di industri makanan permen,” kata Suci. (Prayitno)

Derap Perwira

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

43


KEAGAMAAN

B

upati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM mengajak para santri di kabupaten Purbalingga berada di garda terdepan untuk menjaga Pancasila, Undang Undang Dasar 45, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu disampaikan bupati usai menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Santri Nasional di Alun Alun Purbalingga yang dilanjutkan dengan kegiatan Kirab Santri. “Peringatan Hari Santri nasional yang dilakukan setiap 22 Oktober meneguhkan santriwan santriwati Purbalingga untuk menegakan Pancasila, UUD 45 dan NKRI. Itu yang terpenting,” ujar Bupati didampingi Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ sesaat sebelum melepas Kirab Santri yang diikuti utusan santri dari 18 wilayah kecamatan di kabupaten Purbalingga, Minggu (22/10). Pawai Santri yang diikuti santri pondok pesantren, santri TPQ, santri Madrasah Diniyah, Siswa SMP/MTs, SMA/SMK, organisasi keagamaan, grup kesenian dan grup marching band, mengambil start dari depan PLN Jalan Jenderal Soedirman dan Finish di Stadion Goentoer Darjono. Semantara, usai melepas pawai, Bupati bersama rombongan langsung menuju panggung kehormatan di pertigaan Darmin. Bupati menegaskan, perhatian pemkab kepada para santri telah ditunjukan dengan berbagai kegiatan bersama dan gelontoran bantuan dari APBD Purbalingga

44

KEAGAMAAN

kepada pondok pesantren dan para santri. Perhatian itu diberikan karena kalangan pondok pesantren dinilai telah berkontribusi dalam pengembangan moral masyarakat yang berahklakul karimah, sesuai visi misi kabupaten Purbalingga. “Kami, Bupati, Wakil Bupati bersama DPRD berkomitmen bahwa anggaran untuk pondok pesantren tahun 2018 mendatang akan kita tingkatkan,” katanya. Pawai santri yang berakhir pukul 14.25 WIB berlangsung meriah dengan berbagai suguhan kesenian islami dan antusias puluhan ribu peserta pawai. Selain marching band dan kesenian tek tek, hadroh dan seni islami lainnya, para peserta juga meneriakan yel yel santri. Sejumlah perwakilan peserta juga mencoba berkreasi sehingga penampilan yang disuguhkan masing-masing perwakilan kecamatan bervariasi. Seperti yang dilakukan peserta dari kecamatan Karangreja yang mengusung Mushaf Al Quran raksasa. Saat melintas di depan panggung kehormatan, Bupati Tasdi memberikan apresiasi dengan turun dari panggung dan ikut menggotong replika Al Quran raksasa itu. (PI-4)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

B

upati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM mengisyaratkan akan menambah bantuan dana untuk PD Muhammadiyah kabupaten Purbalingga dan otonomnya sebesar Rp 500 juta. Hal itu disampaikan Bupati Tasdi saat Apel Milad ke-108 Muhammadiyah di Alun Alun Purbalingga, Sabtu (18/11). Bupati berharap bantuan itu mampu merekat kebersamaan seperti tema Milad Muhammadiyah tahun ini, “Muhammadiyah Merekat Kebersamaan”. “Ini rekor tertinggi, karena sudah banyak hal yang disumbangkan Muhammadiyah kepada pemerintah kabupaten Purbalingga. Meski begitu kami menyadari belum bisa membantu yang terbaik untuk PD Muhammadiyah Purbalingga,” kata Bupati di sela-sela kegiatan Apel Milad Muhammadiyah. Menurut Bupati, Muhammadiyah yang besar harus mampu menjadi elemen pembina persatuan yang saat ini sedang memudar di tengah-tengah masyarakat. Muhammadiyah harus menjadi garda terdepan sebagai benteng Islam dan benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekaligus berpartisipasi d a l a m p e m ba n g u n a n s e ba g a i m a n a t u j u a n didirikannya organisasi masayarakat (Ormas). “Usia 108 tahun bagi Muhammadiyah merupakan kontribusi yang luar biasa, karena selama itu Muhammadiyah mampu ber tahan dan berkembang untuk ikut membangun nusa dan bangsa,

Derap Perwira

negara kesatuan republik Indonesia,” katanya. Bupati berharap, Muhammadiyah selalu istiqomah dalam menyebarluaskan misi dakwah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. “Kita berdoa agar Muhammadiyah terus bersinar memancarkan cahaya pencerahan dan memberikan kemanfaatan yang terbaik bagi kemajuan bangsa,” tambahnya. Kegiatan Apel Milad Muhammadiyah ditandai dengan Launching Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Aisyah (BKKSA) Cahaya Sakti dan Lembaga bantuan Hukum (LBH) AisyahPurbalingga. Launching ditandai dengan pembaguan brosur dan pelepasan balon oleh Bupati Tasdi. “Mudah-mudahan keberadaan dua lembaga ini benar-benar dapat menjadi cahaya hati bagi rakyat kabupaten Purbalingga,” katanya. Apel Milad Muhammadiyah juga dimeriahkan dengan atraksi tapak suci oleh 1000 pesilat dan Kokam. Selain itu, penyerahan kado untukmu Pahlamanku, pembagian trophy Ceria Pandu Athfal dan penyerahan trophy Kejurwil Tapak Suci dan Jambore Kokam dari Ketua Tim kepada PD Muhammadiyah Purbalingga. (PI-4)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

45


CITARASA

LINGKUNGAN

Kementerian LHK Dorong Pengelolaan Sampah Menjadi Unit Bisnis Bumdes

Warung Murah Mbok Minah (WM3) Siapa yang pernah makan di Warung Murah Mbok Minah?

S

ebagian masyarakat Purbalingga rata-rata belum banyak mengenal Warung Murah Mbok Minah, hal tersebut dikarenakan tempatnya yang tersembunyi “nylempit” di sebalah Jembatan Sirongge, Jalan Raya Bobotsari-Purbalingga. Tepatnya sebelah kanan sebelum perempatan Sirongge kemudian turun ke tempat parkiran kemudian memasuki pematang kolam ikan kurang lebih 10 meter telah sampai. Tempat yang teduh serta terdengar gemricik aliran sungai, sangat cocok untuk melepaskan lelah sejenak usai pulang kerja atau atau waktu istirahat. Ada beberapa kursi dan meja dari kayu yang dikemas sederhana seperti makan dirumah saja, kalau mau tempat lesehan juga menyediakan disisi sebelah barat. Fasilitas toilet yang bersih serta adanya mushola yang akan lebar juga menambah kenyamanan tersendiri. Nurlela pemilik warung Mbok Minah mengatakan sejak berdirinya lima tahun yang lalu, memang tidak melakukan promosi hanya dari mulut ke mulut saja warungnya bisa eksis sampai sekarang. Sajian nasi, sambal, sayur uraban ditambah dengan goreng ikan nila merah goreng krispy menjadi menu favorit warung Mbok Minah. “ Untuk sambal, bisa dilakukan pesanan, mau sambal dadak, sambel terasi, sambal bawang dan sambal dabudabu,” kata Nurlela isteri dari Darsono yang juga salah satu penerus pembuat makanan mancho di Purbalingga. Nurlela juga mengatakan selain digoreng krispy juga bisa dengan menu nila bakar, nila asam manis, nila pedas, nila pecak, nila tongseng dan pepes nila. Selain menu ikan nila juga ada menu ikan lele dan ikan patin dari yang di goreng dan dibakar. Tak kalah nyaminya ada special sop ikan patin yang dilidah terasa bumbu jawanya. “ Kami juga menyajikan berbagai sajian makanan dari ikan Gurame, dari gurame goreng, gurame bakar, gurame tepung, gurame asam manis, gurame asam pedas, gurame saos tiram serta gurame tongseng,” katanya.

46

Untuk harganya cukup terjangkau, untuk ikan lele dan patin harganya Rp 5 ribu, nilai merah Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu per ons. Untuk Gurame harganya antara Rp 9 ribu sampai Rp 9,5 ribu perons. Sedangkan untuk Sop Patin dan Pepes Nila Rp 15 ribu perporsi. Ide membuat warung, menurut Nurlela, terinspirasi dari nama neneknya yang dulu berjualan nasi rames di Sirongge. Bakat memasak dari neneknya kemudian digunakan untuk mendirikan warung dengan nama Mbok Minah ditambahi kata murah. Dengan maksud harganya murah namun rasanya enak, sehingga masyarakat kecilpun bisa menikmati masakannya. Selain sajian hidangan makanan, bagi yang hoby memancing Warung Mbok Minah juga menyediakan kolam pemancingan yang ikannya bisa dimasakan sekalian, serta menyediakan wahana outbond, gazebo. Kolam pemancingan yang ada juga bisa dijadikan wahana TK dan PAUD untuk mengenalkan pada anak terkait dengan tumbuh kembang ikan. “Biasanya anak-anak akan menabur benih ikan, kemudian mengenal anatomi ikan serta melakukan outbond,” kata Darsono. Karena tempatnya berdekatan, pengunjung juga bisa melihat proses pengolahan Manco (makanan khas Purbalingga) serta pengolahan emping jagung. Manco dan emping jagung bisa menjadi oleh-oleh khas Purbalingga, tentunya harganya lebih murah jika membeli di toko oleh-oleh di wilayah Purbalingga. Satu bungkus manco ukuran sedang hanya di hargai Rp 10 ribu sedangkan untuk satu ikat emping jagung dihargai Rp 10 ribu. Salah satu pengunjung, Supriatno (67 th)mengatakan dari segi rasa tidak kalah enaknya, bumbu jawanya meresap disetiap masakannya. “Apalagi sop patinnya seger jika dimakan masih hangat,” katanya. (PI-2)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

K

ementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mendorong pemerintahan desa untuk memanfaatkan sampah sebagai salah satu unit usaha Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di wilayahnya masing-masing. Masyarakat bisa mengolah sampah organik menjadi juice sampah yang bisa bernilai ekonomi tinggi. “Sampah bisa menjadi salah satu ajang bisnis di desa. Pemdes perlu mengedukasi warga untuk membuang sampah rumah tangga secara terpilah. Botol, kertas, besi dll bisa langung dijual untuk di daur ulang. Tapi yang sampah organik (daun, ranting, seresah, buah dll sampah organik) jangan dibuang. Ini bisa diolah kembali menjadi juice sampah. Ampasnya menjadi pupuk kompos”, kata Counterpart staf khusus Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ir. Charis Hartanto, saat melakukan sosialisasi peraturan desa tentang perlinduingan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam di aula Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purbalingga, Sabtu (28/10). Sosialisasi diikuti 45 orang yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa dan tokoh masyarakat desa. Charis mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan tim dari PT Warinta Sukses Raya telah menerapkan produk juice sampah ini ke demplot-demplot di Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan. Dan hasil panennya melimpah serta berumur singkat. Untuk semua tanaman. Tentu saja dengan dosis yang sesuai. Tim juga meyakinkan bahwa juice pupuk dari sampah organik ini kelak bisa diproduksi desa untuk digunakan desa sendiri. “Jadi para petani tidak perlu mengeluarkan uang membeli pupuk, namun sudah bisa menyediakan sendiri pupuk dengan memanfaatkan sampah warga. Untuk menggerakkan kelembagaan ini perlu manajemen yang guyub dan rukun. Pola BUMDesa dirasa lebih cocok karena tetap bermuara bisnis,” kata Charis. Dengan pembuatan juice sampah, semua diuntungkan. Lingkungan kampung jadi bersih, penduduknya guyub rukun karena memilah dan

Derap Perwira

memproses sampah, petani bisa berhemat karena menggunakan pupuk produksi sendiri. “Dan pengalaman yang sudah dijalankan, kelebihan produk bisa dijual ke lain desa sehingga mendatangkan profit bagi BUMDes”, tambah Charis. Charis yang didampangi konsultan dari PT. Warinta Sukses Raya, Project Leader Pengelolaan Sampah Modern, menstimulasi peserta agar inovatif dan kreatif. Dalam waktu dekat, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui PT. Warinta Sukses Raya juga akan memfasilitasi pelatihan pemrosesan sampah organik menjadi pupuk cair (juice) skala mikro untuk persiapan agar desa bisa mandiri menyediakan pupuk bagi petani masingmasing. “Apabila direncanakan dan dijalankan serius, BUMDes akan mengelola ratusan juta dari bisnis pemrosesan sampah ini,” timpal Lano, peneliti dari PT. Warinta Sukses Raya. Kepala Bidang Penataan dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, Eri Rusdi Wibowo, S.Hut, MA mengatakan, pengelolaan Lingkungan dan sumberdaya alam sangat penting karena mengingat masa sekarang syarat pembangunan selalu dikaitkan dengan resiko lingkungan, serta harus menerapkan prinsip Pembangunan berkelanjutan, artinya membangun tidak berorientasi sesaat, namun untuk generasi yang akan datang, serta membangun berarti harus mengindahkan pihak lain di tempat yang berbeda. Untuk itu perlu semangat kebersamaan, guyub rukun dalam jalinan networking yang saling mendukung. “Mudah-mudahan melalui kegiatan sosialisasi ini akan lahir enterpreneur-enterpreneur desa didalam BUMDes yang mampu berbisnis dengan sampah yang selama ini dianggap tidak berguna, menjadi barang yang bernilai ekonomis. Sehingga lingkungan terjaga, produktifitas pertanian meningkat dan perekonomian desa bisa hidup”, kata Eri Rusdi. (PI-1)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

47


OPINI

OPINI

Menelisik Fenomena

'Kids

Jaman Now '

Oleh : Lilian Kiki Triwulan, S.Pd Staf Dinas Komunikasi dan Informatika

A

pa yang terbesit dibenak Anda ketika mendengar “Kids Jaman Now�? Ramainya komentar, caption, juga status yang sering muncul di berbagai akun media sosial (medsos) membuat rasa penasaran kian mencuat. 'Kids Jaman Now' yang diselipkan diantara status, komentar maupun caption ini mengundang tanya? Secara kaidah Bahasa Indonesia penulisannya pun kurang tepat yang mana kids dan now merupakan dua kata berbahasa Inggris, yang artinya 'anak-anak' dan 'sekarang'. Anehnya dua kata itu ternyata disisipi dengan kata 'jaman', itu pun penulisan tidak bakunya dan penulisan bakunya lebih tepatnya 'zaman', hal ini karena penerimaan di masyarakat lebih mudah menggunakan kata 'jaman' jadi tak heran bila kata itu yang dijadikan bagian dari tagar yang akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan. Jika digabungkan ketiga kata itu maka dapat diartikan 'Anak-anak jaman sekarang'. Lantas ada fenomena apa di balik ciutan tiga suku kata itu? Jika ditelaah secara merinci ada beberapa unsur yang ikut andil meluasnya fenomena “Kids Jaman Now�. Apalagi dengan perkembangan teknologi juga

48

internet yang semakin membawa aroma fenomena ini semakin menguat dan menjadi lebih hitz terutama di medsos. Jadi, unsur apa saja yang turut menjadikan fenomena ini menjadi lebih booming, mari kita telusuri bersama. Tayangan Televisi Jangan salah terka, ternyata tayangan televisi sedikitnya mampu mempengaruhi perkembangan anak lho. Lalu, tayangan yang seperti apa? Apakah semua tayangan dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak? Tayangan televisi akan memberikan pengaruh positif maupun negatif tergantung jenis tayangannya. Namun, yang perlu diperhatikan apabila tayangan itu sudah berbau sinetron karena tanpa disadari #KidsJamanNow dan sinetron mempunyai keterkaitan yang besar. Sinetron menjadi penumbuh tren #KidsJamanNow. Kebanyakan dari tayangan sinetron memperlihatkan kisah-kisah percintaan remaja, kehidupan glamour, super mewah dan kenakalan remaja. Alhasil, anak-anak yang menontonnya pun ikut-ikutan dengan kehidupan yang ada dalam sinetron walaupun sesungguhnya itu hanya sebuah drama. Selain itu, kata-kata yang disampaikan dalam sinetron juga kurang enak didengar terlebih ada yang sampai menggunakan nada tinggi dalam penyampaiannya. Salah siapakah ini, apakah pihak pertelevisian, anak-anak atau bahkan orang tua hingga anak-anak akhirnya terjerumus ke arah yang tidak baik dan meniru segala yang dilakukan dalam tayangan televisi? Sebenarnya tidak hanya sinetron saja yang dapat mempengaruhi, tayangan lain pun mampu memberikan pengaruh negatif kepada anak. Semakin sering anak menonton maka semakin tajam ia merekam apa yang ada dalam tayangan tersebut. Pihak pertelevisian seharusnya mampu menayangkan tayangan yang berbobot dan bernilai dedikasi. Boleh menayangkan sinetron dan hiburan lain tapi diperhatikan unsur waktu penayangannya, walaupun sudah tersedia label R-BO (Remaja-Bimbingan Orang Tua). Orang tua pun harus turut mengawasi putra-

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

putrinya ketika menonton televisi dan diberikan arahan mana tayangan yang baik dan layak untuk ditonton anak seusia mereka. Sosial Media Sosmed ternyata membawa pengaruh yang sangat besar maraknya #KidsJamanNow. Instagram menjadi salah satu sosmed yang lebih mendominasi daripada sosmed lainnya. Postingan instagram dapat terlihat langsung disertai caption bahkan komentarnya (terkecuali jika akun yang terkunci). Apalagi jika dalam postingan tersebut diberikan tagar #KidsJamanNow tentunya akan semakin mudah diakses dan ditemukan di kolom pencarian dengan berbagai unggahan yang beragam. Sisi positifnya, apabila seseorang mengunggah terkait dengan prestasi ataupun ketika memposting kehidupan seseorang yang perlu dibantu kemudian disertakan #KidsJamanNow maka ini akan memberikan pengaruh positif bagi mereka yang melihat postingan tersebut bahkan bisa terpacu untuk bisa lebih berprestasi dan menolong sesama. Sedangkan dampak negatif dari penggunaan #KidsJamanNow dengan unggahan seperti video atau bahkan foto anak-anak yang sedang berkelahi atau bahkan melakukan hal yang tidak senonoh, lalu menggunakan pakaian yang kurang pantas, parodi yang tidak berbobot, kebut-kebutan saat berkendara. Jika semua itu dilakukan oleh anak-anak dan diunggah dengan #KidsJamanNow maka akan memberikan pengaruh negatif bagi mereka yang menjadi follower ataupun mereka yang membuka hastag tersebut. Sungguh ironi apabila ini dibiarkan begitu saja, maka hal ini akan menjadi tren di kalangan putra-putri kita. Tidak ingin kan apabila anak-anak kita sampai terjerumus ke dalam hal-hal seperti itu, oleh karena itu perlu pengawasan dari orang tua ketika putra putrinya diberikan gawai dan berselancar di media sosial. Orang tua wajib mengarahkan putra putrinya untuk bersosial media secara positif. Kids Jaman Now sejak kecil sudah erat dengan gawai dan internet sehingga pada saat memasuki usia remaja mereka semakin ketergantungan. Interaksi yang dilakukan pun lebih sering online dibandingkan dengan bertatap muka secara langsung. Mereka lebih asyik berseluncur dengan gawainya membuka berbagai situs tanpa batas tanpa peduli dengan keadaan di sekitar. Tapi dari Kids Jaman Now lah ada banyak hal positif

Derap Perwira

yang dapat dipetik. Generasi Kids Jaman Now dengan meleknya terhadap teknologi dan internet maka akan tercipta kreasi-kreasi anak-anak Indonesia yang kreatif dan inovatif. Dari pembuatan video edukasi, ilustrasi, komik bahkan yang paling gampang membuat meme walaupun terkadang ada beberapa yang belum mampu memfilter mana yang layak untuk dipublikasikan dan bermuatan edukatif dan mana yang hanya sekedar keisengan belaka. Ini yang harus dikembangkan bagaimana agar anak terus berkembang dan bakatnya dapat dimanfaatkan untuk menjadikan peluang bagi dirinya sendiri maupun orang lain, tentunya anak-anak dituntun ke arah yang positif untuk mengeksplor pengetahuannya. Di sini lah pentingnya peran orang tua agar tidak gaptek dan bisa memanfaatkan gawai yang mereka miliki demi potensi si buah hati. Namun perlu diperhatikan juga, jangan sampai mereka terlalu asyik dengan gawai mereka sehingga mereka lupa dengan lingkungan sekitarnya. Jangan sampai mereka lupa kalau mereka masih memiliki teman bermain di sekelilingnya bukan hanya gawai dan teman di dunia maya (dumay) saja. Alhasil, semua berjalan secara berirama, mereka tidak ketinggalan jamannya dan mereka juga tetap memiliki teman bermain di luar sana jadi seimbang tidak menjadikan anak malas bergerak dengan adanya gawai dan internet. Mereka dapat bersosialisasi, melihat alam, dan mendapatkan teman sepermainan yang menyenangkan. Itu baru #KidsJamanNow yang cerdas dan gembira. Jadi, tidak perlu khawatir dengan adanya fenomena #KidsJamanNow apalagi takut apabila anak bertingkah melakukan hal negatif. Hilangkan jauh-jauh pikiran seperti itu. Mereka #KidsJamanNow harus terus diasah kratifitasnya, jangan sampai dimanfaatkan oleh gadget dan internet tapi justru mereka harus cerdas memanfaatkannya dengan baik. Kemudian sebagai orang tua jangan terlalu mengekang dan melarang putra putrinya. Orang tua juga harus cerdas mengarahkan anaknya ke arah positif. Fenomena #KidsJamanNow yang katanya meresahkan bisa jadi membanggakan apabila dibarengi dengan kreatifitas, inovasi dan prestasi. Bagi mereka #KidsJamanNow juga harus menjaga etika, dan membedakan mana yang baik dan bermanfaat ketika berada di dumay atau sosmed yang kalian miliki.

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

49


SUARA RAKYAT WISATA

WISATA

Scan Barcode dengan aplikasi QR Code Reader

TWP River World Purbasari Pancuranmas Siapkan Wisata Malam

T

aman Wisata Pendidikan (TWP) River World Purbasari Pancuranmas menyiapkan daya tarik wisata malam. Daya tarik dengan sebutan Night New Purbasari akan mulai dioperasikan pada awal tahun 2018. Selain itu, daya tarik wisata yang berlokasi di Desa Purbayasa, Kecamatan Padamara, Purbalingga ini juga menambah sejumlah fasilitas untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan. “Night New Purbasari tentunya memberikan sensasi tersendiri, karena bisa menikmati beraneka macam jenis ikan seperti ikan Arapaima Gigas dan ribuan ikan lainnya yang disorot lampu warna-warni. Pada paket wisata ini, juga akan disuguhkan seni lengger khas Banyumasan serta menikmati makan malam,” kata Manajer TWP Purbasari Pancuranmas, Junjung, SE disela-sela kegiatan Safari Jurnalistik Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga, Sabtu (4/11). Kegiatan safari jurnalistik itu diikuti para wartawan dari berbagai media cetak, elektronik dan televisi yang wilayah liputannya di Purbalingga. Dikatakan Junjung, ide untuk membuat wisata malam karena banyaknya rombongan wisatawan khususnya dari luar kota yang datang sudah sore hari pada Sabtu atau Minggu. Rata-rata tempat wisata lain

50

sudah tutup pada sore hari, sehingga banyak yang kecewa. “Kami tetap ingin memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan, sehingga kami membuka hingga malam hari. Jam wisata malam ini mulai pukul 18.00 – 22.00 WIB,” kata Junjung. Wisata malam di TWP Purbasari, lanjut Junjung sementara dikhususkan bagi tamu rombongan. Jumlah minimal rombongan 40 orang. Jika jumlah rombongan kurang dari 40 orang, maka akan diberlakukan harga untuk 40 orang. Meski belum ditentukan harga paket wisata per orang, namun Junjung memperkirakan pada kisaran Rp 80 ribu – Rp 90 ribu. “Harga ini sudah termasuk untuk menikmati musik lengger yang pemainnya sampai 50 orang, dan juga makan malam serta tiket masuk menikmati berbagai wahana mulai dari ribuan jenis ikan, aneka burung dan unggas, rusa dan wahana lainya yang menarik,” kata Junjung. Dibagian lain Junjung mengatakan, selain pembenahan wahana akuarium Tosuka yang tengah dilakukan, pihaknya juga akan membangun mesjid berlantai dua diatas kolam. Lantai satu digunakan untuk transit dan pusat jajanan oleh-oleh, sementara lantai dua difungsikan untuk mesjid. Masjid ini akan menampung

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

sekitar 500 orang. Mesjid lama saat ini hanya mampu menampung sekitar 80 orang. “Bangunan mesjid baru nantinya seperti mengapung diatas kolam,” ujar Junjung. Selain Masjid, juga akan dibangun ruang pertemuan dengan kapasitas 800 – 1.000 orang. Bangunan ini disiapkan karena banyaknya permintaan untuk acara seperti perpisahan siswa-siswi sekolah yang rata-rata diikuti oleh 800 siswa. Kebanyakan yang melakukan perpisahan di TWP Purbasari berasal dari sekolah di Yogyakarta dan Cirebon. “Bangunan masjid dan gedung pertemuan ini akan dimulai pada tahun 2018. Diharapkan, setelah selesai akan memberikan kenyamanan bagi para pengunjung,” ujar Junjung. Sementara itu, kepala Bagian Humas dan Pemasaran TWP Purbasari Pancuranmas, Dewi mengatakan, berbagai wahana dan sarana wisata yang disiapkan seperti taman akuarium eksotik, taman akuarium nusantara, planet aquarium Toyoshuka, kolam waterboom, wisata praon, pesona diorama satwa, istana burung, prosotan anak, pesona burung unta, konservasi rusa, terapi ikan, kebun durian, bioskop 3 dimensi dan homestay. Harga tiket masuk normal Rp 18 ribu per orang, bebas masuk semua lokasi kecuali bioskop 3 dimensi, sewa pelampung dan wisata praon. . Jika pengunjung ingin menikmati wisata praon hanya membeli tiket tambahan Rp 3.000 per orang. Sementara tiket bioskop 3 dimensi Rp 10.000 per orang dan bebek air Rp 10.000,- untuk dua orang. “Untuk interaksi dengan memberi pakan kepada burung Kakaktua dan Elang, atau memberi pakan rusa, pengunjung tidak dipungut biaya tambahan. Begitu juga jika memanfaatkan toilet, tidak ada biaya kebersihan,” kata Dewi. Dewi menambahkan, TWP Purbasari pancuranmas juga menyediakan menu paket Purbasari

Derap DerapPerwira Perwira

resto dengan harga terjangkau. Menu ini untuk kemasan box atau prasmanan. Harga paket mulai Rp 15.000 hingga Rp. 35.000,- tergantung menu pilihan selera. (PI-1)

47 51

MEDIA MEDIA KOMUNIKASI INFORMASI && KOMUNIKASI ASPIRASI KOMUNITAS MASYARKAT PURBALINGGA PURBALINGGA

Volume Volume 111|Tahun 98|TahunXIII|2017 X|2014


CERPEN

CERPEN

Mawar Hitam Untuk Viona Oleh : Lilian Kiki Triwulan

M

endung, yah cuaca begitu mendung, rintik-rintik hujan turun bersenandung rindu. Aroma kenangan menjejal ke seluruh rongga kehidupan. Tak nampak seberkas cahaya mencuat di ujung sana. Langit kelabu berawan syahdu terus menggantung tak terganti dengan birunya langit yang mempesona berhiaskan mentari yang bersinar menampakan senyumnya. Hujan semalam masih menyisahkan kerinduan hingga terbawa ke pagi buta. Aku masih terdiam di balik bilik kamarku, menatap tetes-tetes air yang saling berlomba untuk jatuh ke bumi. Hujan pagi ini sungguh menawan, ia sanggup meninggalkan embun di kaca jendela kamarku hingga aku mampu membuat sketsa tulisan yang akan hilang dalam sekejap. Hujan pagi ini masih setia menemani, padahal ada yang harus aku selesaikan di luar sana. Ah riangnya tawa anak kecil itu mereka bisa bermain di bawah guyuran hujan bersama dengan teman-temannya. Hari libur membuat mereka tertawa lepas bahagia berlarian kesana kemari tak takut bila hujan membuat mereka jatuh sakit. Andai aku bisa seperti mereka menikmati hujan di kala pagi hingga hujan berhenti menyapa. Sudah seminggu sejak Kakak pergi ke Jepang, Kakak sungguh beruntung mendapatkan hadiah gratis untuk berjalan-jalan di Negeri Sakura. Tidak hanya sekedar keberuntungan, semua juga berkat usaha dan kerja keras Kakak untuk memenangkan hadiah ke Jepang selama satu bulan. “Kak, aku rindu kakak. Masih tiga minggu lagi untuk menunggu kakak sampai di rumah. Kakak juga belum menghubungiku sama sekali, padahal kakak janji untuk selalu menghubungiku agar aku merasa terhibur,” ujarku dalam hati. Aku selalu standbye dengan laptopku, setidaknya hanya laptop ini yang setia bersamaku sambil menunggu pesan dari Kakak. Sedang apa kakak di sana? Ah pasti kakak sedang menikmati indahnya bunga sakura yang tengah bermekaran, belum lagi suasana senja yang bisa memikat hati. Ah aku tak tahan ingin mendengar cerita kakak di sana,

52 Volume 111|Tahun XIII|2017

berharap kau baik-baik di sana. Kalau saja dokter membiarkanku ikut bersama kakak, pasti aku dapat menghabiskan waktu menikmati liburan bersama kakak. Tidak seperti saat ini, aku yang terlihat lemah dan tak berdaya. Aku ingin sekuat kakak, aku ingin sehat seperti yang lain seperti anak-anak di luar sana yang bebas berlarian tapi takut kelelahan dan penyakitnya kambuh lagi. Aku sendiripun sebenarnya tidak ingin merasakan sakit seperti ini, aku ingin sehat sehingga aku bisa bercengkrama dengan banyak orang dengan penuh semangat dan kepastian. Orang tuaku begitu sibuk, tak kenal waktu dan yang mereka pikirkan hanyalah pekerjaan, jabatan dan uang. Orang tuaku bahkan tahu akan penyakitku, tapi mereka membiarkanku bersama seorang perawat pribadi di rumah. Itukah bentuk kasih sayang yang mereka berikan untuk kami anak-anaknya. Kakak, aku benar-benar merindukanmu, setidaknya hanya kakaklah yang benar-benar menyayangiku dan memberikan sepenuhnya waktu kakak untuk menjaga dan membahagiakan aku. “Maaf aku sudah merepotkanmu, kak. Kakak adalah kakak terbaik yang aku miliki sampai detik ini. Cepat pulang, Kak,” kataku sambil memandang fotoku bersama kakak. Hari demi hari semakin berlalu, hingga akhirnya ku temukan pesan dari Kakak di e-mailku. Aku bergegas melihat dan membaca pesan dari kakak. Kakak ternyata mengirimiku banyak tulisan tentang perjalanannya di Jepang, belum lagi foto-foto yang dikirimkan kakak begitu menggiurkan dan membuat aku iri. Liburannya di Jepang sungguh menyenangkan, bercengkrama dengan orang Jepang secara langsung, menikmati keindahan sudut-sudut kota, berfoto di bawah indahnya sakura yang bermekaran, menikmati hidangan khas Jepang yang begitu menggoda lidah. Kakak memang luar biasa, terima kasih sudah menghubungiku kak. Setidaknya ini bisa menjadi obat rinduku padamu. Semoga suatu hari nanti aku dapat mengunjungi Negeri Matahari itu bersamamu. Aku ingin

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Derap Perwira

sekali pergi ke sana, kak. Aku pasti sehat kembali, aku pasti kuat dan aku pasti bisa menikmati keceriaanku seperti dulu saat penyakitku belum menggerogoti tubuhku. Pesan Kakak langsung ku balas dengan cepat beharap kakak pun langsung membalasnya kembali. Kak, cepatlah pulang aku benar-benar merindukan kakak. Aku kesepian disini tanpa kakak. Hanya ada aku dan mba Pita yang merawatku. Aku sudah tidak betah berbaring lama di tempat tidur. Setidaknya jika ada kakak aku bisa bebas berjalanjalan karena ada yang menjagaku. Kak, aku ingin ke Jepang, nanti kalau aku sembuh kita kesana lagi ya. Kakak janji temani aku dan selalu bersamaku. Oh iya, Kak Aldo besok aku akan kontrol lagi ke dokter semoga saja kali ini ada kabar baik dari dokter untuk kesembuhanku. Oh iya tinggal lima hari lagi kakak di Jepang jangan lupa bawakan aku oleh-oleh yang banyak ya. Eh kak, tau gak mawar di halaman rumah kita uda mulai bermekaran warnanya juga beragam lho. Tapi ya kak aku penasaran kalau mawar hitam itu ada gak yah? Kan kita cuma punya merah, kuning, biru, pink, putih, orange tapi gak ada yang hitam. Kayanya lebih elegan kalau ada yang hitam. Hehe. Kak bales emailku jangan lama-lama yah. Dari Viona yang cantik jelita sepanjang masa. Selang beberapa waktu, akhirnya balasan pesan dari kakak muncul juga. Dan yang membuatku kaget, Kakak tidak akan pulang lima hari lagi, tapi lusa Kakak akan segera pulang. Bahagianya aku, akhirnya Kakak pulang lebih awal. Vi, kakak pulang lusa bersama rombongan yang lain. Nanti kalau ada kesempatan lagi dan kamu uda sembuh kita pergi lagi ke Jepang, Kakak akan ajak kamu ke tempat-tempat paling indah, pokoknya kamu bebas pergi kemanapun kamu suka. Oh iya, kebetulan ada salah satu keluarga disini yang hobi tanam bunga. Di kebunnya ada banyak bunga, bahkan mawar yang kamu mintapun ada. Lusa kakak bawakan untukmu, Viona. Semoga gak layu ya sampe Indo. Okey, kita sambung nanti lagi ya. Kakak mau ke Tokyo Tower dulu, bye bye adikku tersayang, baik-baik ya di Indo. Janji lho harus cepet sembuh ya, kamu pasti sembuh sayang. Lusa waktu yang dinanti-natikan dua hari yang lalu akhirnya tiba. Akhirnya Aldo sampai juga di rumah, namun sayangnya tidak ada siapapun di rumah adik yang dinantinatikannya tak dapat ia temui di kamar bahkan di berbagai sudut rumah. Aldo menjadi begitu khawatir dan ia memutuskan menelpon suster yang merawat Viona.

Derap Perwira

NIRU KUMBOKARNO “Apa sus Viona WATEKE kritis? Aku segera ke sana,” jawab Aldo Daning Kang Narso keras saat di telepon. Sesampainya di rumah sakit Aldo langsung masuk ke ruangan dimana Viona dirawat. Aldo tersentak ketika melihat adiknya terbujur kaku bersama selang yang yang menyelimuti. Aldo juga dikagetkan dengan tubuh Viona yang tak lagi segar, wajahnya pucat dan rambutnya sudah tak ada lagi, ia terbaring sendiri tanpa ada yang menemani. Perlahan ia mendekati adiknya sembari menitikkan air mata. “Vi, kenapa kamu gak kasih tau kakak? Kenapa sekarang kakak harus melihatmu seperti ini, Vi?” sambil memandang dan mengusap kepala Viona. “Viona maafkan Kakak sudah meninggalkanmu sendiri, maafkan Kakak yang justru bersenang-senang di sana tanpa memikirkan kondisi kesehatanmu. Vi, ayo bangun kamu janji lho sama Kakak kalau kamu pasti sembuh tapi kenapa sekarang kamu ada di sini lagi Vi,” Aldopun tak kuat lagi membendung air matanya. Perlahan Viona membuka matanya, jemari tangan yang digenggam Aldo ia lepas sambil mengusap air mata kakaknya. Sayup-sayup pandangan matanya sambil ia mencoba berkata walaupun terbata, “Kak, te ri ma ka sih su dah men ja ga ku se la ma i ni, te ri ma ka sih atas ka sih sa yang mu. Ma af a ku su dah ba nyak me re pot kan mu. Kak, a ku sa yang ka kak. A ku su dah le lah, a ku i ngin ti dur. Sam pai kan sa lam rin du ku un tuk pa pa dan ma ma, a ku sa yang ka li an se mu a,” sentuhan tangannya melemah dan terjatuh begitu saja. “Viona telah pergi, yang tenang di alam sana sayang. Kakak akan selalu menyayangimu dan mengenangmu selalu. Kakak akan selalu merindukan keceriaan saat bersamamu. Selamat tinggal adikku sayang,” kata Aldo dalam hati sembari mengecup kening Viona. Vi, andai saja kakak tidak menuruti permintaanmu untuk membawakan mawar hitam mungkin semua masih sama seperti dulu, mungkin saat ini kakak masih bisa melihat senyuman dan keceriaanmu. Seandainya kakak mendengarkan petuah orang tua yang memberikan mawar hitam ini mungkin semua akan baik-baik saja. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tak ada lagi yang bisa kakak berikan selain mawar hitam yang kau minta pada kakak. Mawar hitam ini untuk Viona.

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

53


LENSA

PENGINYONGAN

KERJA KUWE IBADAH Daning Kang Narso

K

aya biasane angger malam minggu sing jenenge alun – alun Purbalingga ora tua ora nom , ora bujang ora prawan, ora wong sing wing wis duwe putu meh tumplek blek. Mulane sing jenenge motor pit, mobil, dokar, becak pada tarik= tarik nggone pada parkir. Sing sering malah ora nganti muat nggo parkir sebab banget akehe. Angger de takoni biasane ya njawabe, sekali kali nggo mbuang sebel puyeng sewise kera semingg muput,sisan nggawa sengaja nang ngumah ora masak, mung kari milih panganan sewerna kayane ana nang kono. Darno salah sijine pegawe sing tesih jomblo, ora tau keri saben malem minggu ya mesti maring alun- alun , kejabane nggone mangan nggo nyore, ya mbok jere sapa bisa ulih calon bojo. Wektu kuwe Darso kebeneran lagi enak- enake mangan pesesane yakue mangan lawuh ayam goreng kamiara sing jere terkenal mpuk karo gurihe. Terus ana bocah lanang cilik nggawa tenong isine panganan njur di tawakna maring Darso. : “ Pak bade mundut panganan mboten Pak,” Darso gandeng lagi mangan ya karuan baen di tawani kaya ya njur semaur :” Ora De, aku wis kebanur lagi mangan, nganah dodol maring liyane baen.” Bocah cilik mau senajan wis di wangsuli kaya nang Darso, ya ndlalah kaya bocah ora krungu, tetep ngadeg ngeyeyer nang kono kaya tetep ngenteni Darso rampung mangan. Temenan basaan bocah mau weruh Darso wis rampung nggole mangan, soale wis keton nglepus nggone ngrokok, terus kayane lagi nginum jeruk anget pesenanan, bocah mau nur merek maning terus karo ngomong :” Pak bade mundut jajanan Pak.” Darso sing nembe rampung mangan di tawani kon tuku panganan ya tetep baen jawabane pada karo mau :” Ora de, aku wis wareg.” Njawab kaya Darso karo ndelengna bocah cilik sing dodol karo mbatin “ kiye jane bocah budeg apa ya, wis bola bali di sauri ora tuku, malah nekat baen, nawak na dodolane. Mulane Darso cepetcepet menyat karo njikot dompet njur takon sing dodol iwak ayam. :” Pinten sedaya Bu , kula sega putih setunggal, iwak njur niku jeruk anget.” Basan Darsowis mbayar niate arep terus bali ngumah. Eee maning- maning bakul jajanan sing bocah cilik tesih ngetutna. Ya mbuh madan kesuh

54

mbuh melas, akhire Darso ngetokna duit rong ewuan terus di wehna maring bocah sing dodol mau . ning Darso madan gumun basan bocah mau di wenehi duit, ora disaki, tapine malah di wehna maring bocah nom – noman liya sing lagi njaluk. Njur Darso nyekel bocah sing dodol karo takon :” Kiye inyong tek takon, kowe kawit mau ngetutna iyong nawani pangan kon di tuku , tek jawab inyong ora tuku. Ning basan kowe tek wenehi duit, ora dilebok sak tapi malah di wehna bocah sing jaluk kuwe si priwe ?” bocah dodol sing ditakoni njur semaur :” Panga puntene Pak, kula niku saking nggriya medal di prentah biyunge kula supados sadean panganan, mboten di prentah ken jaluk. Dados se saged saged kula nggih kula tetep angsa rejeki nggih sing halal, saking kasil kerjane biyunge. Jere biyung kula, sing jenenge kerja apa baen kuwe ngibadah, lan uga martabat tumrape menungsa, aja sok melik maring duweke tanggane senajan lewih akeh, jere mboten berkah, marekna gesange ngemben angger ageng jere nggih dados nggrungsang, mboten nyukuri rejekine Gusti Allah.” Krungu jawaban sing kaya kuwe njur Darso nglogog. Ingatase bocah cilik wis duwe prinsip urip sing ora saben wong kelebu wing sing wis dadi pegawee baen kayane akeh sing ora pikiran sing kaya kuwe. Kerja sing penting ya kera ulih duit, angger kadang- kadang ana kasil tambahan mbuh halal mbuh ora kadang- kadang ora tau kepikir. Mulane Darso mau madan ngajog nang mbatin ngarani bocah kuwe budeg, jebulane bocah sing luar biasa bisa di conto ora nang mung nang bocah nom= noman sing akeh- akehe mung pada njaluk duit maring wong tuwa angger duite entek, tapi kiye jaan beda temenan. Jajal angger kanca batir sing wis diwenehi amanah dadi pegawe nang endi baen duwe pikiran “ kera kuwe ibadah, kweja kuwe martabat, kaya ngapa makmure negara kiye.” Bubar kuwe njur Darso ngoyok bocah cilik sing dodol pangananan sing wis lunga arep tawa maring liye njur di cekel nang Darso :” Kiye sedela .” njur bocah mau mandeg karo takon :” Pripun Pak dados mundut napa ?” :” Iya kuwe tek tuku kabeh pira regane, inyong ora kelingan angger inyong mau di titipi nang keponakan kon aja kelalen nggawa bali panganan. Karo nutupi salahe Darso njur panganane dibayar kabeh nang Darso.

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

Derap Perwira

Penghargaan Capaian Standar Tertinggi Diterima Purbalingga. agi-lagi penghargaaan diterima Purbalingga, kali ini penghargaan yang diterima berasal dari Kementrian Keuangan RI atas nama Pemerintah. Penghargaan tersebut diterima atas keberhasilannya dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2016 dengan predikat Capaian Standar Tertinggi beberapa hari yang lalu bertempat di Semarang.

L

p e n g h a rg a a n te r s e b u t . A pa b i l a P u r ba l i n g g a mendapatkan predikat penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan selama 5 kali berturut-turut, maka predikat Capaian Standar Tertinggi akan diserahterimakan secara langsung oleh Menteri Keuangan kepada Pimpinan Daerah dalam hal ini diterimakan oleh Bupati.

Penyerahan penghargaan diserahterimakan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah kepada Kepala Badan Keuangan Daerah Drs. Subeno, SE., M.Si. bertempat di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Jateng. Penghargaan ini diterima Purbalingga karena dinilai telah berhasil dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan yang telah memenuhi kriteria. Adapun kreteria yang dijadikan sebagai penilaian ada empat hal yaitu: Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Kecukupan pengungkapan (adequate disclosure), Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Efektifitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Implikasi dari penerimaan penghargaan tersebut, maka Pemerintah Daerah akan mendapatkan reward yaitu tambahan dana perimbangan dari pemerintah pusat berupa Dana Investasi Daerah. “Penghargaan yang barusan kita terima di Provinsi merupakan hasil kerja keras kita bersama dalam upaya mewujudkan Good Governance, untuk itu Saya sampaikan terima kasih dan appresiasinya” ungkap Subeno saat ditemui di kantornya.

Dari empat kreteria tersebut ternyata Purbalingga dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahun 2016 setelah dilakukan penilaian ternyata mempunyai nilai bagus, sehingga mendapatkan

Derap Perwira

Seperti diberitakan sebelumnya Purbalingga telah mendapatkan penilaian dalam hal Pengelolaan Keuangan Daerah. Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan merupakan penghargaan yang pertama kali diterima oleh Purbalingga, dimana dalam penilaian pengelolaan keuangan daerah tahun sebelumnya belum pernah mendapatkan predikat opini tersebut.(PI-3)

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI MASYARKAT PURBALINGGA

Volume 111|Tahun XIII|2017

55


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.