Kliping Berita Tanggal 17 Maret 2015

Page 1

KLIPING MEDIA

ffiEXfr SELASA,

K

.17

MARET 2015

htelra an

PURBALINGGA -

Dikawal

Sekitarseribu guru

gan dikerahkan untuk mengaw-

tidaktetap (GTT)dan pegawaitidaktetap (PPT)diseluruh sekolah di Purbalingga, Senin (16/3)menggelar

aksimenuntut peningkatan kesejahteraan. Mereka sepakat untuk tidak

mengajar dan berkumpul di Stadion Goentoer Darjono,

sejak pukul 09.00. Secara bergantian, mereka kemudian berorasi mempe{uangkan perbaikannasib. Ketua Forum Honorer Guru dan Tenaga Kependidikan (FHGTK) Purbalingga, Abas

Rosadi, mengatakan kesejahteraan mereka saat ini sangat

rendah. Untuk guru honorer, banyak yang diberi honor Rp 150 ribu-Rp 200 ribu setiap bulan.

Aparat keamanan gabunal mereka. Sejurnlah perwakilan kemudian diaj ak beraudien-

si dengan Bupati, di Pendapa

Dipokusumo

untuk

menyuarakan tuntutan mereka. Setelah beraudiensi. pada pukul 1 1.00, mereka kemudian bergerak ke Alun-alun Purbalingg4

di depan gerbang pendapa

panas menyengat mereka kembali berorasi secara bergantian.

Beberapa dari mereka. juga mengancam untuk mogok mengajar. apabila tuntutan mereka tidak didengarkan oleh pemerintah. Merekajuga membentangkan poster dan spanduk bernrliskan tuntutan.

Peserta aksi lainaya. Ahmad Faqihudin. mengarakan

ini

Dipokusumo.

selama

Di lokasi tersebut, meski 'lKami harus menafkahi keluarga. Honor sekecil itu

dianggap tidak ada oleh pemerintah. Pe{uangan mereka dari

sangat tidak manusiau,i. Padahal kami dirunrut bekerja. sama seperti guru PNS yang bergaji tinggi," kata dia-

Mereka juga tidak bisa mendapatkan mengikuti serti-

fikasi. karena tidak memiliki NUPTK. Kemudian dengan adanya UU Nomor 5 tahun 2015 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), keberadaan mereka semakin terancam tidak

diakui, karena tidak memiliki payunghukum.

"Kami hanya mendapat upah dari BOS, yang jumlah-

nya sangat sedikit. Ik-ut BPJS yang level paling rendah saja

kami kesulitan. Kami ingin tahu kejelasan nasib kami dan minta solusi olet pemerintah," katanya.

mereka seolah

daerah hingga pusat, selalu dilempar dari kementerian satu kekementerian lain.

"Kalau memang kami dianggap sebagai benalu, buat-

lah aturan yang tegas. Kalau perlu tidak usah gunakan guru

wiyata bakti. Kalau sekolah mengangkat guru wiyata bakti dan akhimya selalu seperti ini,

kenapa Pemkab tidak berani memberi sanksi untuk sekolah tersebut, " katan y a.

(H82-63)

<7


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Kliping Berita Tanggal 17 Maret 2015 by humas - Issuu