Gambaran Singkat Kalimantan Forests and Climate Partnership Februari 2014 Program Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP) bertujuan untuk mendemonstrasikan sebuah pendekatan yang kredibel, adil dan efektif mengenai Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+), termasuk mendukung pengembangan kelembagaan, uji coba kegiatan untuk pengurangan emisi, serta uji coba sebuah mekanisme pembagian manfaat. Program ini juga mencakup perubahan perilaku masyarakat dalam penggunaan lahan, penanganan kebakaran dan perlindungan lahan gambut. Beberapa kegiatan yang tercakup dalam KFCP meliputi: 1. Demonstrasi dalam pengurangan emisi dari hutan rawa gambut; 2. Demonstrasi estimasi emisi dalam hutan rawa gambut; 3. Demonstrasi pembagian manfaat (benefit sharing); dan 4. Dukungan terhadap kelembagaan REDD+ lokal. KFCP bekerjasama dengan sembilan desa, dan wilayah kerjanya meliputi lahan seluas 120.000 hektar, yang merupakan bekas areal Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.1 Sejak program KFCP dimulai, Pemerintah Daerah dan Kementerian Kehutanan telah membentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) di area tersebut. Lembaga penting lainnya yang diprakarsai oleh KFCP bersama
masyarakat adalah Forum Komunikasi Antar Desa (FKAD) dan kelompok kerja tingkat kabupaten (Pokja Kabupaten Kapuas). Sebenarnya KFCP akan berakhir pada bulan Juni 2013, namun Pemerintah Indonesia dan Australia sepakat untuk melanjutkan beberapa kegiatan penting program KFCP selama 12 bulan hingga Juni 2014. Beberapa kegiatan untuk tahun tambahan ini telah dibahas dan disepakati melalui konsultasi antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia di tingkat nasional, provinsi dan daerah, serta dengan pihak yang berkepentingan lainnya. Adapun bidang yang menjadi prioritas meliputi: • Penyediaan sumber mata pencaharian yang berkelanjutan kepada keluarga yang berpartisipasi dalam program – yang terkait dengan hasil hutan non kayu, misalnya karet dan non karet – selain karet serta beje (kolam produksi ikan). Melalui kegiatan ini, selain dapat meningkatkan pendapatan keluarga juga mendorong masyarakat untuk meningkatkan perlindungan terhadap hutan dan lahan gambut; • Dukungan kelembagaan lokal – yaitu di tingkat pemerintah daerah (kabupaten) dan kelembagaan desa. Melalui kegiatan ini diharapkan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintahan Desa dapat meneruskan kegiatan pengelolaan lahan dan hutan secara berkelanjutan, setelah program KFCP berakhir; dan
Pada bulan Agustus 2013, dua desa yaitu Kalumpang dan Mantangai Hulu, tidak sepakat untuk melanjutkan partisipasi terhadap program KFCP berdasarkan prinsip-prinsip FPIC.
1