ICMI
Majelis Pengurus Pusat ICMI periode 2015-2020 berharap, kiranya hasil-hasil Muktamar VI ini dapat dijadikan pedoman bagi segenap jajaran Pengurus ICMI baik di tingkat Pusat (Orpus), Wilayah (Orwil), Daerah (Orda), Satuan (Orsat) maupun Badan-Badan Otonom (Batom) ICMI dalam menjalankan dan menggerakkan roda organisasi dalam 5 (lima) tahun ke depan.
ICMI
HASIL MUKTAMAR VI
Muktamar VI ICMI tahun 2015 yang mengangkat tema “Membangun Indonesia Bermartabat” merupakan forum tertinggi organiasi telah dapat terselenggara dengan baik dan yang akan menjadi rujukan dan arah perjuangan ICMI dalam lima tahun mendatang.
HASIL MUKTAMAR VI
ICMI 2015
Membangun Indonesia Bermartabat
ICMI 2015
ALL INDONESIAN MUSLIM INTELLECTUAL ASSOCIATION IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) Ketua Umum: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., Ketua Dewan Kehormatan: Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, Ketua Dewan Penasehat: Dr. (HC.) H.M. Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pakar: Dr. (HC.) Zulkifli Hasan, SE. MM.
IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) ALL INDONESIAN MUSLIM INTELLECTUAL ASSOCIATION ICMI Center, Jl. Warung Jati Timur No.1 Kalibata - Pancoran, Jakarta 12740 Telp.:021-7994466 Fax.:021-7995111 email: icmipusat@gmail.com www.icmi.or.id
Wakil Ketua Umum: Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA., Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA., Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap., Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, Wakil Ketua Umum: Dr. Sugiharto, SE. MBA., Dr. Sri Astuti Buchari, M.Si., Sekretaris Jenderal: Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah,Bendahara Umum: Dr. Firdaus Djaelani, MA.
Hasil Muktamar VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) Tahun 2015
Hasil Muktamar VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) Tahun 2015 Penanggung Jawab: Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah Tim Penyusun: Sibawaihi Rahman Asidin Sriyanto Aan Widiatman
Disain Sampul & Tata Letak: Abdul Aziz Hamid
Diterbitkan oleh: IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) Jl. Warung Jati Timur No.1, Kalibata – Pancoran Jakarta Selatan 12740 Telp. 021-799 4466 Fax. 021-799 5111 Email: icmipusat@gmail.com Website: www.icmi.or.id FB: facebook.com/ICMI.INDONESIA twitter: @icmipusat
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata’ala, atas bimbingan, petunjuk, dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga penyelenggaraan Muktamar VI ICMI tahun 2015 yang kita laksanakan pada tanggal 11 - 13 Desember 2015 bertempat di Lombok Raya Hotel-Mataram Nusa Tenggara Barat dan Pembukaan di Aula Universitas Mataram berjalan lancar, sukses, sesuai dengan rencana tanpa hambatan apapun. Buku ini merupakan kumpulan hasil-hasil ketetapan dalam Muktamar VI ICMI tahun 2015, disusun berdasarkan urutan Sidang Pleno yang meliputi Jadwal Acara Muktamar, Tata Tertib Muktamar, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI, Khittah, Kode Etik, dan Wawasan Pengabdian ICMI, Tata Tertib Pemilihan Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2015-2020, Garis-Garis Besar Program Kerja ICMI, Rekomendasi Muktamar VI ICMI tahun 2015 serta Susunan Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2015-2020. Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI) periode 2015-2020 berharap, kiranya Hasil-Hasil Muktamar VI ICMI tahun 2015 ini dapat dijadikan pedoman bagi segenap jajaran pengurus ICMI baik di tingkat Pusat (Orpus), Wilayah (Orwil), Daerah (Orda),
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| i
Satuan (Orsat) maupun Badan-Badan Otonom (Batom) ICMI dalam menjalankan dan menggerakkan roda organisasi dalam 5 (lima) tahun kedepan. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menjalankan dan mengemban amanah yang berat ini. Amin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh MAJELIS PENGURUS PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) Ketua Umum,
Sekretaris Jenderal,
t.t.d. t.t.d. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. MA. Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah
ii | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................... DAFTAR ISI ...................................................................
i iii
BAB 1
KETETAPAN MUKTAMAR VI ICMI TAHUN 2015 .................................................
1
BAB 2
LAMPIRAN KETETAPAN ............................
23
1. ANGGARAN DASAR ICMI PERIODE 2015-2020 ...........................................................
23
2. ANGGARAN RUMAH TANGGA ICMI PERIODE 2015-2020 ......................................
35
3. KHITTAH ICMI ....................................................
75
4. KODE ETIK ICMI ................................................
131
5. WAWASAN PENGABDIAN ICMI .................
135
6. GARIS BESAR PROGRAM KERJA ICMI PERIODE 2015-2020 .......................................
147
7. REKOMENDASI MUKTAMAR VI ICMI TAHUN 2015 ........................................................
165
8. SUSUNAN MAJELIS PENGURUS PUSAT ICMI PERIODE 2015-2020 .........................
183
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| iii
BAB 3
P E N U T U P .................................................
ď ť
iv | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
221
BAB KETETAPAN MUKTAMAR VI ICMI TAHUN 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 01/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang PENGESAHAN JADWAL ACARA MILAD KE-25 DAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa demi kelancaran, ketertiban, dan terarahnya sidang-sidang dalam MILAD KE25 dan MUKTAMAR VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Tahun 2015 perlu ditetapkan Jadwal Acara MILAD KE-25 dan MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab V pasal 12; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VI pasal 25; 3. Ketetapan RMPP ICMI Tahun 2015 di Jakarta.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 1
Memperhatikan : Hasil pembahasan Sidang Pleno I Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia tahun 2015 pada tanggal 12 Desember 2015. MEMUTUSKAN Menetapkan
: 1. Jadwal Acara MILAD KE-25 dan MUKTAMAR VI ICMI tahun 2015 sebagaimana terlampir; 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MILAD KE-25 DAN MUKTAMAR VI ICMI TAHUN 2015 1. Dr. Setyanto P. Santosa
1. t.t.d.
2. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap.
2. t.t.d.
3. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah
3. t.t.d.
4. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny
4. t.t.d.
5. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA.
5. t.t.d.
6. Drs. Abdul Hamid
6. t.t.d.
7. Dr. Didin Muhafidin
7. t.t.d.
2 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor: 02/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang TATA TERTIB MILAD KE-25 DAN MUKTAMAR VI ICMI TAHUN 2015 Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa demi kelancaran, ketertiban, dan kenyamanan acara MILAD KE-25 dan MUKTAMAR VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Tahun 2015 perlu ditetapkan Tata Tertib MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 2, pasal 23 ayat 1, 2 dan 3; 3. Ketetapan RMPP ICMI Tahun 2015 di Jakarta.
Memperhatikan : Hasil pembahasan Sidang Pleno I Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Tahun 2015 pada tanggal 12 Desember 2015. MEMUTUSKAN Menetapkan
: 1. Tata Tertib MILAD KE-25 dan MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015 sebagaimana terlampir; 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 3
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MILAD KE-25 DAN MUKTAMAR VI ICMI TAHUN 2015 1. Dr. Setyanto P. Santosa
1. t.t.d.
2. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap.
2. t.t.d.
3. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah
3. t.t.d.
4. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny
4. t.t.d.
5. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA.
5. t.t.d.
6. Drs. Abdul Hamid
6. t.t.d.
7. Dr. Didin Muhafidin
7. t.t.d.
4 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 03/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang PIMPINAN MILAD KE-25 DAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa demi kelancaran dan mekanisme pengambilan keputusan dalam MILAD KE-25 dan MUKTAMAR VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Tahun 2015 perlu ditetapkan PIMPINAN MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 2, pasal 23 ayat 1, 2 dan 3; 3. Keputusan RMPP ICMI tahun 2015 di Jakarta.
Memperhatikan
: 1. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 02/Tap/M-VI/ ICMI/2015 tantang Tata Tertib Milad ke-25 dan Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno I Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia pada tanggal 12 Desember 2015. MEMUTUSKAN
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 5
Menetapkan
: 1. Pimpinan MUKTAMAR VI ICMI tahun 2015 yang teridiri atas : a. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. b. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah c. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. e. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. f. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. g. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MILAD KE-25 DAN MUKTAMAR VI ICMI TAHUN 2015 1. Dr. Setyanto P. Santosa
1. t.t.d.
2. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap.
2. t.t.d.
3. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah
3. t.t.d.
4. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny
4. t.t.d.
5. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA.
5. t.t.d.
6. Drs. Abdul Hamid
6. t.t.d.
7. Dr. Didin Muhafidin
7. t.t.d.
6 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 04/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang PENETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa demi kelancaran, dan mekanisme pengambilan keputusan dalam MILAD KE-25 dan MUKTAMAR VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Tahun 2015 perlu ditetapkan Majelis Permusyawaratan MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 2, pasal 23 ayat 1, 2 dan 3; 3. Keputusan RMPP ICMI Tahun 2015 di Jakarta.
Memperhatikan : 1. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 02/Tap/M-VI/ ICMI/2015 tantang Tata Tertib Milad ke-25 dan Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno I Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia pada tanggal 12 Desember 2015. MEMUTUSKAN
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 7
Menetapkan
: 1. Majelis Permusyawaratan MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015 sebagaimana terlampir; 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris) 2. t.t.d. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Anggota) 3. t.t.d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. (Anggota) 4. t.t.d. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. (Anggota) 6. t.t.d. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. (Anggota) 7. t.t.d.
8 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
DAFTAR HADIR MUSYAWARAH MAJELIS PERMUSYAWARATAN MUKTAMAR VI ICMI Mataram, 13 Desember 2015 NO 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
NAMA
UTUSAN
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. Dr. (HC). Zulkifli Hasan, SE. MM. Prof. Dr. Muhammad Nuh Dr. Ing. Ilham A. Habibie Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto Dr. Sugiharto, SE. MBA. Dra. Tatat Rahmita Utami Mahdi Guna. M. Prof. Dr. Khomsyahrial Romly Irina Safitri Adullah Said Sagran Toni Banggarbes Andi Anzhar Prof. Dr. T. Dahril H. Abubakar HM Prof. Dr. Muh. Najib Grilyansyah Suyanto Yusuf Syarif Muhammad Herry Marwas Daud Ibrahim Teuku A. Sanny Indra Sakti Harahap Shofwan Karim Elma A.N. Vidiansyah Ismail Nahu Bachroni Abas Paus Paus Hasan Pelu Safren Mansur Sukirman K Farida Hanum Ambo Ala
Tim Formatur Tim Formatur Tim Formatur Tim Formatur Tim Formatur Tim Formatur Pusat Pusat Timur Tengah Lampung Jambi Timur Leste Sumsel DKI Jakarta Riau Kalteng Jabar Kalsel Sulut Kalbar Aceh Pusat Sumut Sumbar Banten Jatim Kepri Papua Barat Maluku Sultra Papua Gorontalo Bali Sulsel
TANDA TANGAN ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 9
NO 35. 36. 37. 38. 39.
NAMA Candra Sosiawan Meika S. Rusli Suyanto Yusuf Nanat F. Natsir Suhaidi Samalo
10 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
UTUSAN Kaltim Bogor Sulut Pusat DKI Jakarta
TANDA TANGAN ttd ttd ttd ttd ttd
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 06/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN MAJELIS PENGURUS PUSAT ICMI PERIODE 2010-2015 Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: 1. Bahwa laporan pertanggung jawaban Majelis Pengurus Pusat ICMI periode 2010-2015 yang disampaikan dalam forum Muktamar VI ICMI tahun 2015 telah memenuhi ketentuan yang diamanatkan oleh Muktamar V ICMI tahun 2010; 2. Bahwa laporan pertanggung jawaban Majelis Pengurus Pusat ICMI periode 2010-2015, telah dapat diterima dan disahkan oleh Muktamar VI ICMI tahun 2015.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 1, dan 2, pasal 23 ayat 1, 2 dan 3.
Memperhatikan : Pemandangan umum dan evaluasi dalam siding pleno III Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia tahun 2015 pada tanggal 12 Desember 2015. MEMUTUSKAN
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 11
Menetapkan
: 1. Menerima dan mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Majelis Pengurus Pusat ICMI periode 2010 – 2015; 2. Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia periode 2010 – 2015 dinyatakan DEMISIONER; 3. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris) 2. t.t.d. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Anggota) 3. t.t.d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. (Anggota) 4. t.t.d. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. (Anggota) 6. t.t.d. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. (Anggota) 7. t.t.d.
12 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 07/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ICMI Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: 1. Bahwa untuk mencapai tujuan organisasi ICMI perlu ditetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI sebagai pedoman gerak perjuangan ICMI; 2. Bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI hasil Ketetapan Muktamar V ICMI tahun 2010 perlu diadakan penyempurnaan sesuai dengan tahap perkembangan organisasi ICMI.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab XII pasal 18; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 1 dan ayat 2, pasal 23 ayat 2.
Memperhatikan : 1. Hasil pembahasan sidang Komisi Organisasi dan Kelembagaan pada Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno V Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia tahun 2015 pada tanggal 13 Desember 2015. MEMUTUSKAN
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 13
Menetapkan
: 1. Mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI hasil Muktamar VI ICMI tahun 2015 sebagaimana terlampir; 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris) 2. t.t.d. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Anggota) 3. t.t.d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. (Anggota) 4. t.t.d. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. (Anggota) 6. t.t.d. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. (Anggota) 7. t.t.d.
14 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 08/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA ICMI Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa untuk mencapai tujuan dan mewujudkan cita-cita organisasi ICMI perlu ditetapkan Garis-Garis Besar Program Kerja ICMI Periode 2015 -2020.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 1 dan ayat 2, pasal 23 ayat 2; 3. Keputusan RMPP ICMI tahun 2015 di Jakarta.
Memperhatikan : 1. Hasil pembahasan sidang komisi Program Kerja pada Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno V Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia tahun 2015 pada tanggal 13 Desember 2015. MEMUTUSKAN Menetapkan
: 1. Garis-Garis Besar Program Kerja ICMI Periode 2015-2020 sebagaimana terlampir; 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 15
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris) 2. t.t.d. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Anggota) 3. t.t.d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. (Anggota) 4. t.t.d. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. (Anggota) 6. t.t.d. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. (Anggota) 7. t.t.d.
16 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 09/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang REKOMENDASI MUKTAMAR VI ICMI Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa setelah mengkaji secara seksama perjalanan ICMI selama seperempat abad (25 tahun), mengamati, dan menganalisa berbagai fenomena masyarakat, bangsa dan negara menuju masyarakat madani, perlu ditetapkan Rekomendasi Muktamar VI ICMI tahun 2015.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 1 dan ayat 2, pasal 23 ayat 2.
Memperhatikan : 1. Hasil pembahasan sidang komisi Rekomendasi pada Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno V Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia tahun 2015 pada tanggal 13 Desember 2015. MEMUTUSKAN Menetapkan
: 1. Rekomendasi MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015 sebagaimana terlampir; 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 17
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris) 2. t.t.d. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Anggota) 3. t.t.d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. (Anggota) 4. t.t.d. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. (Anggota) 6. t.t.d. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. (Anggota) 7. t.t.d.
18 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 10/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang PENETAPAN 15 (LIMA BELAS) CALON PIMPINAN MAJELIS PENGURUS PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (PIMPINAN MPP ICMI) PERIODE 2015–2020 Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa untuk menumbuhkan budaya demokrasi dalam wadah organsiasi ICMI dan demi kelancaran, ketertiban Muktamar VI ICMI tahun 2015 dalam pemilihan calon Pimpinan MPP ICMI Periode 2015-2020 sebagai pengemban amanat Muktamar VI ICMI, perlu ditetapkan calon Pimpinan MPP ICMI periode 2015 - 2020.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 23 ayat2.
Memperhatikan : 1. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 02/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Tata Tertib Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 04/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Penetapan Majelis Permusyawaratan Muktamar VI ICMI; 3. Hasil Musyawarah Majelis Permusyawaratan Muktamar VI ICMI Tahun 2015 pada tanggal 12 Desember 2015.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 19
MEMUTUSKAN Menetapkan
: 1. Mensyahkan Calon Tetap Pimpinan MPP ICMI Periode 2015-2020 yang terdiri atas : 1.1. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1.2. Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA. 1.3. Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA. 1.4. Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE. MM. 1.5. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. 1.6. Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto 1.7. Dr. (HC) M. Hatta Rajasa 1.8. Dr. Moh. Najib 1.9. Sandiaga S. Uno 1.10. Dr. Sugiharto, SE. MBA. 1.11. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny 1.12. Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah 1.13. Dr. Sri Astuti Buchari, M.Si. 1.14. Dr. Rachmat Gobel 1.15. Dr. Didin Muhafidin 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di : Mataram Pada Tanggal : 12 Desember 2015
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris) 2. t.t.d. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Anggota) 3. t.t.d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. (Anggota) 4. t.t.d. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. (Anggota) 6. t.t.d. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. (Anggota) 7. t.t.d.
20 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KETETAPAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 11/Tap/M-VI/ICMI/2015 Tentang PENETAPAN TIM FORMATUR MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa untuk mengemban amanat Muktamar VI ICMI Tahun 2015 dan menjalankan roda organisasi ICMI perlu ditetapkan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum ICMI Periode 20152020.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 1 dan ayat2, pasal 23 ayat 2.
Memperhatikan : 1. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 02/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Tata Tertib Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 04/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Penetapan Majelis Permusyawaratan Muktamar VI ICMI Tahun 2015; 3. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 10/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Penetapan 15 (lima belas) Calon Pimpinan Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2015-2020;
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 21
4. Hasil musyawarah Tim Formatur Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Tahun 2015 pada tanggal 12 Desember 2015. MEMUTUSKAN Menetapkan
: 1. Tim Formatur MUKTAMAR VI ICMI Tahun 2015 yang terdiri atas: 1.1. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1.2. Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA. 1.3. Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA. 1.4. Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE. MM. 1.5. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. 1.6. Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto 2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di Pada Tanggal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
: Mataram : 12 Desember 2015
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ir. Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris) 2. t.t.d. Dr. Eng. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc. (Anggota) 3. t.t.d. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA. (Anggota) 4. t.t.d. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA. (Anggota) 6. t.t.d. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes. (Anggota) 7. t.t.d.
22 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
BAB LAMPIRAN KETETAPAN 1. ANGGARAN DASAR IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) PERIODE 2015-2020 MUKADIMAH Bismillahirrahmanirrahim Sesungguhnya, hikmah adalah nikmat Allah subhanahu wata'ala yang tertinggi dan termulia yang dikaruniakan kepada hamba-Nya yang beriman, bertaqwa, berilmu, dan beramal. Oleh karena itu penerima hikmah wajib bersyukur dengan memanfaatkannya sebagai wujud pengabdian kepada Allah subhanahu wata'alamelalui perjuangan membangun umat, masyarakat, bangsa, negara, dan dunia. Cendekiawan muslim dalam kedudukannya sebagai abdi Allah subhanahu wata'ala, selaku warga negara Republik Indonesia yang sadar akan besarnya tantangan perubahan paradigmatis yang sedang dan akan dihadapi oleh bangsa perlu mengembangkan peluang dan merumuskan pemikiran dan konsep strategis, sekaligus mengupayakan
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 23
pemecahan konkrit permasalahan strategis lokal, regional, nasional, dan global menuju rahmatan lil’alamin. Berdasarkan keyakinan dan kenyataan tersebut dan dengan memohon taufiq dan hidayah Allah subhanahu wata'ala, maka para cendekiawan muslim Indonesia bersepakat untuk bersatu dalam suatu wadah pengabdian dengan membentuk Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia. BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia disingkat ICMI. Pasal 2 Tempat dan Waktu Didirikan ICMI didirikan di Malang, pada hari Jum'at tanggal 20 Jumadil Awwal 1411 H, bertepatan dengan tanggal 07 Desember 1990 M, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Pasal 3 Kedudukan ICMI berpusat dan berkedudukan hukum di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
24 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 4 Asas ICMI berasaskan Islam dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Pasal 5 Tujuan ICMI bertujuan mewujudkan tata kehidupan masyarakat madani yang diridhoi Allah subhanahu wata'ala dengan meningkatkan mutu keimanan dan ketaqwaan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, kecendekiawanan dan peran serta cendekiawan muslim se-Indonesia. BAB III SIFAT ORGANISASI DAN KEGIATAN Pasal 6 Sifat Organisasi ICMI adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat : a. Keterbukaan, Kebebasan, Kemandirian, dan Kekeluargaan. b. Keilmuan, Kepakaran, Kecendekiawanan, dan Kebudayaan c. Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 25
Pasal 7 Kegiatan Untuk mencapai tujuan dan dalam rangka menegakkan kebajikan, mencegah kemungkaran, ICMI menyelenggarakan kegiatan-kegiatan berikut : 1. Meningkatkan mutu komitmen dan pengamalan keimanan-ketaqwaan, kecendekiawanan, dan kepakaran para anggota melalui peningkatan pembelajaran dan koordinasi sistem jaringan informasi dan komunikasi di dalam maupun di luar negeri. 2. Mengembangkan pemikiran, menyelenggarakan penelitian dan pengkajian yang inovatif, strategis, dan antisipatif dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik serta berupaya merumuskan dan memecahkan berbagai masalah strategis lokal, regional, nasional dan global. 3. Berperan aktif mengembangkan sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa, khususnya umat Islam Indonesia. 4. Menyelenggarakan berbagai kegiatan pemberdayaan dan advokasi kebijakan di bidang sosial, ekonomi, hukum, dan budaya dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan martabat rakyat kecil dan kaum yang lemah guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Mempublikasikan dan mengkomunikasikan hasil-hasil pemikiran, penelitian, kajian, dan inovasi bekerjasama dengan berbagai kalangan, baik perorangan, lembaga, perhimpunan, pemerintah maupun swasta.
26 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 8 Anggota Anggota ICMI terdiri atas anggota biasa dan anggota luar biasa. Pasal 9 Kewajiban dan Hak Anggota 1) Setiap anggota berkewajiban mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan dan keputusan organisasi lainnya. 2) Setiap anggota dapat menyatakan pendapat, usulan, dan saran kepada Pengurus ICMI. 3) Setiap anggota biasa mempunyai hak suara serta hak memilih dan dipilih untuk memangku jabatan kepengurusan organisasi. BAB V KEORGANISASIAN DAN PERMUSYAWARATAN Pasal 10 Struktur Organisasi 1) Struktur organisasi ICMI terdiri atas Organisasi Satuan yang disingkat Orsat dengan lingkup Kecamatan, Organisasi Daerah yang disingkat Orda dengan lingkup Kabupaten/Kota, Organisasi Wilayah yang disingkat Orwil dengan lingkup Propinsi dan Organisasi Pusat yang disingkat Orpus dengan lingkup Indonesia. 2) Apabila di suatu daerah tertentu terdapat kekhususan, baik dalam maupun luar negeri, maka guna
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 27
memudahkan pengaturan administrasi dan koordinasi dengan instansi pemerintah, dan Organisasi Pusat bila dipandang perlu dapat dibentuk Organisasi Wilayah. 3) Apabila diperlukan di setiap jenjang organisasi dapat dibentuk Badan Otonom disingkat Batom sesuai dengan kebutuhan yang berfungsi turut mewujudkan pencapaian tujuan ICMI dalam bidang tertentu dan bertanggung jawab kepada Pengurus sesuai dengan jenjang organisasinya. Pasal 11 Fungsi Organisasi 1) ICMI adalah wadah atau organisasi cendekiawan muslim yang menghimpun berbagai unsur cendekiawan dari berbagai kalangan masyarakat. 2) ICMI senantiasa memelihara dan melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa melalui kerjasama kemitraan dengan pemerintah, organisasi cendekiawan lain, organisasi kemasyarakatan dan seluruh kalangan masyarakat. 3) Setiap jenjang organisasi ICMI (Orpus, Orwil, Orda dan Orsat) berfungsi menyiapkan dan melaksanakan program jangka pendek, menengah dan panjang untuk mewujudkan masyarakat madani di daerah masing masing. 4) Setiap jenjang organisasi ICMI berfungsi mendorong dan memotivasi anggotanya untuk meningkatkan kreativitas dan pembelajaran diri sendiri dalam rangka mencapai tujuan ICMI. 5) ICMI berfungsi untuk meningkatkan integrasi NKRI dan memanfaatkan kebhinekaan SDM dan sumberdaya lainnya pada masing-masing daerah bagi keunggulan daerah dan keunggulan Indonesia.
28 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pasal 12 Permusyawaratan 1) Permusyawaratan dalam ICMI meliputi: Muktamar, Musyawarah, Silaturahmi, Muzakarah serta bentukbentuk pertemuan komunikasi lainnya yang dianggap perlu. 2) Status, fungsi dan mekanisme permusyawaratan yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VI KEBERSAMAAN DAN JARINGAN Pasal 13 Kebersamaan Setiap anggota ICMI dapat mengembangkan kegiatan kebersamaan dan kegiatan melalui kelompok dan jaringan antar sesama anggota setempat, antar tempat, sewilayah atau lintas wilayah, melalui koordinasi organisasi satuan, daerah, wilayah atau pusat, sesuai dengan ketentuan organisasi. Pasal 14 Jaringan Kerjasama Jaringan kerjasama pada setiap jenjang kepengurusan perlu dikembangkan dengan lembaga, kelompok, jaringan atau himpunan lain yang sesuai dengan tujuan dan kegiatan ICMI.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 29
BAB VII KEPENGURUSAN Pasal 15 Jenjang Kepengurusan 1) Kepengurusan ICMI terdiri atas Majelis Pengurus Satuan, Majelis Pengurus Daerah, Majelis Pengurus Wilayah, dan Majelis Pengurus Pusat. 2) Majelis Pengurus Satuan, Daerah dan Wilayah diwakili oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris atau Wakil Sekretaris, Bendahara atau Wakil Bendahara. 3) Majelis Pengurus Pusat ICMI diwakili oleh Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal, atau Wakil Sekretaris Jenderal, atau Bendahara Umum, atau Wakil Bendahara Umum. Pasal 16 Pimpinan Jenjang Kepengurusan 1) Majelis Pengurus Satuan disingkat MPS dipimpin oleh Ketua Organisasi Satuan. 2) Majelis Pengurus Daerah disingkat MPD dipimpin oleh Ketua Organisasi Daerah. 3) Majelis Pengurus Wilayah disingkat MPW dipimpin oleh Ketua Organisasi Wilayah. 4) Majelis Pengurus Pusat disingkat MPP dipimpin oleh Ketua Umum.
30 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
BAB VIII KEKAYAAN, KEUANGAN DAN BADAN USAHA Pasal 17 Sumber Kekayaan dan Keuangan Kekayaan dan keuangan ICMI diperoleh dari: 1. Uang pangkal dan iuran anggota. 2. Zakat, infaq, sadaqah, hibah, dan wakaf. 3. Usaha-usaha yang dikelola ICMI serta sumbangansumbangan lain yang halal, tidak mengikat dan tidak melanggar hukum. Pasal 18 Badan Usaha Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, ICMI membentuk badan-badan usaha baik yang dikelola oleh Majelis Pengurus Pusat, Majelis Pengurus Wilayah, Majelis Pengurus Daerah, Majelis Pengurus Satuan maupun oleh Badan-Badan Otonom, yang dimandatkan secara organisatoris dan notarial. BAB IX PENETAPAN DAN PERUBAHAN Pasal 19 Penetapan dan Perubahan Penetapan dan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI dilakukan melalui Muktamar dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari anggota yang hadir.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 31
BAB X PEMBUBARAN Pasal 20 Pembubaran 1) Pembubaran ICMI dilakukan melalui Muktamar yang diadakan khusus untuk keperluan itu. 2) Keputusan pembubaran hanya dapat dilakukan apabila Muktamar tersebut dalam ayat 1) dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota. 3) Keputusan pembubaran diambil jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota yang hadir. 4) Apabila ICMI dibubarkan, maka seluruh harta kekayaan organisasi dapat diserahkan kepada badan-badan, lembaga ilmiah atau pendidikan Islam atau lembaga sosial yang ada di Indonesia. BAB XI ATURAN TAMBAHAN Pasal 21 Aturan Tambahan Hal-hal yang belum ditetapkan atau dirinci dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XII PENUTUP Pasal 22 Penutup Pengesahan dan Pemberlakuan Anggaran Dasar :
32 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
1) Anggaran Dasar ini merupakan penyempurnaan Anggaran Dasar ICMI Periode V (kelima) 29 Dzulhijjah 1431 H/06 Desember 2010 M – 01 Robi’ul Awal 1437 H./13 Desember 2015 M. dan disahkan dalam Muktamar VI (keenam) ICMI Tahun 2015. 2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Hari : Pada Tanggal :
Mataram Ahad 01 Robi’ul Awal 1437 H. ------------------------------13 Desember 2015 M.
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 1. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap.
(Ketua)
2. Dr. Ir. Mohamad Jafar Hafsah
(Sekretaris) : t.t.d.
3. Dr. Ir. Eng. Teuku Abdullah Sanny
(Anggota)
: t.t.d.
4. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA.
(Anggota)
: t.t.d.
5. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D.
(Anggota)
: t.t.d.
6. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA.
(Anggota)
: t.t.d.
7. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes.
(Anggota)
: t.t.d.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
: t.t.d.
| 33
34 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
2.
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA PERIODE 2015 - 2020 BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Cendekiawan muslim adalah orang Islam yang peduli terhadap lingkungannya, terus menerus meningkatkan kualitas iman dan taqwa, kemampuan berpikir, menggali, memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kehidupan keagamaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan untuk diamalkan bagi terwujudnya masyarakat madani. BAB II KEORGANISASIAN Pasal 2 Sifat Keorganisasian ICMI merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat : 1) Ke-Islaman yang diwujudkan dalam bentuk ukhuwah dan silaturahmi dalam membina dan mengembangkan ta'aruf/saling mengenal, ta'awwun/saling menolong dan tausyiah/saling berwasiat di jalan yang benar guna memperkukuh upaya mewujudkan masyarakat madani.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 35
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Ke-Indonesiaan yang dicerminkan dengan upaya memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dan negara dalam bentuk berbagai kegiatan yang tetap memperhatikan ke-Bhinekaan yang kita miliki. Kecendekiawanan yang diwujudkan dalam kegiatan pembangunan umat, masyarakat, bangsa dan negara khususnya dalam menjunjung harkat dan martabat rakyat kecil serta memperjuangkan kaum lemah. Keilmuan dan kebudayaan yang bergerak di bidang ilmu pengetahun, teknologi, sosial, ekonomi, hukum, seni, sastra, tatanan kelembagaan dan managemen/ administrasi untuk menghasilkan kajian, inovasi, peragaan, sumbangan pemikiran dan karya-karya nyata. Keterbukaan yang diselenggarakan dalam penerimaan anggota, menampung aspirasi, partisipasi, prakarsa dan dinamika anggota, serta pertanggungjawaban keuangan. Kebebasan yang dimanifestasikan dalam sikap independen serta bertanggung jawab, berdiri sendiri, tidak menjadi bagian dari atau bernaung dalam organisasi kekuatan sosial politik dan atau birokrasi pemerintah. Kemandirian yang dicerminkan dalam sikap organisasi yang memiliki otonomi dalam pemikiran, pengambilan keputusan, penyelenggaraan kegiatan secara berswadaya terutama bertumpu pada kemampuan pemikiran upaya dan sumber daya sendiri, sesuai dengan program yang telah ditetapkan Kekeluargaan yang diimplementasikan pada pengembangan kebangsaan untuk menumbuhkan sikap kekeluargaan cendekiawan muslim serta berpartisipasi dalam pemersatu umat, masyarakat, bangsa dan negara.
36 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pasal 3 Fungsi Organisasi Struktural 1) Organisasi Satuan merupakan pusat kegiatan anggota yang mempunyai otonomi sesuai dengan ketentuan organisasi. 2) Organisasi Daerah menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan sejumlah Organisasi Satuan di Kabupaten/Kota serta melaksanakan kegiatan dalam skala wilayah Kabupaten/Kota. 3) Organisasi Wilayah menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan sejumlah Organisasi Satuan, Organisasi Daerah dan Badan-Badan Otonom ICMI di tingkat Kabupaten/Kota agar dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik; serta melaksanakan kegiatan dalam skala wilayah Provinsi. 4) Organisasi Pusat menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan Organisasi Satuan, Organisasi Daerah, Organisasi Wilayah dan Badan Otonom ICMI tingkat Pusat dalam skala nasional; serta melaksanakan kegiatan dalam skala nasional/ internasional. 5) Badan Otonom yang dibentuk pada setiap jenjang organisasi berfungsi turut mewujudkan pencapaian tujuan ICMI dalam bidang tertentu antara lain: ekonomi terutama ekonomi syariah/ekonomi kerakyatan, sosial, budaya, hukum, pendidikan dan dakwah. Pasal 4 Organisasi Satuan 1) Organisasi Satuan merupakan satuan organisasi yang dibentuk atas dasar anggota dengan latar belakang lebih dari satu disiplin ilmu, profesi, kelompok atau lembaga
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 37
2) 3)
4) 5) 6) 7)
8) 9)
berjumlah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang cendekiawan muslim, yang berada di tempat pemusatan anggota di suatu lingkungan Kecamatan. Organisasi Satuan menghimpun anggota serta mengkoordinasikan kelompok dan jaringan anggota yang ada, setempat maupun antar tempat. Pendirian Organisasi Satuan untuk pertama kali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Pengurus Daerah tembusan kepada Majelis Pengurus Wilayah dan Majelis Pengurus Pusat. Organisasi Satuan dalam negeri dibentuk dan mendapat pengesahan Majelis Pengurus Daerah. Apabila dipandang perlu Organisasi Satuan dapat dibentuk di luar negeri. Organisasi Satuan luar negeri dibentuk oleh Majelis Pengurus Daerah setempat atau Majelis Pengurus Wilayah setempat. Dalam hal Majelis Pengurus Daerah dan atau Wilayah belum siap, pengesahan Majelis Pengurus Satuan dikeluarkan oleh Majelis Pengurus Wilayah dan atau Majelis Pengurus Pusat. Apabila diperlukan di tingkat Organisasi Satuan dapat dibentuk Dewan Penasehat dan Dewan Pakar. Persyaratan minimum untuk pendirian Organisasi Satuan harus memiliki kantor sekretariat dan program unggulan. Pasal 5 Organisasi Daerah
1) 2)
Organisasi Daerah dibentuk di setiap Kabupaten/Kota. Pendirian Organisasi Daerah untuk pertama kali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Pengurus Wilayah, tembusan kepada Majelis Pengurus Pusat.
38 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
3) 4) 5) 6)
Organisasi Daerah dibentuk dan mendapat pengesahan Majelis Pengurus Wilayah. Apabila dipandang perlu dan memenuhi syarat, Organisasi Daerah dapat dibentuk di luar negeri. Apabila dipandang perlu Organisasi Daerah dapat dibentuk Dewan Penasehat dan Dewan Pakar. Persyaratan minimun untuk pendirian Organisasi Daerah sekurang-kurangnya memiliki 3 (tiga) Orsat, harus memiliki kantor sekretariat dan program unggulan. Pasal 6 Organisasi Wilayah
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Organisasi Wilayah dibentuk di suatu wilayah propinsi yang ada pemusatan sejumlah Organisasi Daerah. Pendirian Organisasi Wilayah untuk pertama kali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Pengurus Pusat. Organisasi Wilayah dibentuk dan mendapat pengesahan Majelis Pengurus Pusat. Apabila dipandang perlu dan memenuhi syarat, Organisasi Wilayah dapat dibentuk di luar negeri di setiap negara sahabat. Apabila dipandang perlu di tingkat wilayah dapat dibentuk Dewan Penasehat dan Dewan Pakar. Persyaratan mendirikan Organisasi Wilayah minimal harus memiliki pusat kajian operasional pembangunan daerah dan memiliki kantor sekretariat dan program unggulan.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 39
Pasal 7 Organisasi Pusat Organisasi Pusat merupakan organisasi yang dibentuk di tingkat pusat. BAB III KEANGGOTAAN Pasal 8 Jenis Anggota 1) 2)
Anggota Biasa adalah cendekiawan muslim warga negara Republik Indonesia yang mendaftarkan diri dan memenuhi persyaratan organisasi. Anggota Luar Biasa adalah anggota yang ditetapkan oleh Majelis Pengurus Pusat, antara lain karena jasa dan sumbangannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang tinggi nilainya dan berguna bagi kemajuan umat Islam, masyarakat, bangsa dan negara. Pasal 9 Persyaratan Anggota
Yang dapat diterima menjadi anggota biasa adalah : 1) Warga Negara Republik Indonesia yang beragama Islam. 2) Menyetujui Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Khittah, Kode Etik, Wawasan Pengabdian dan ketetapan-ketetapan organisasi. 3) Mendapat rekomendasi sekurang-kurangnya dari 2 (dua) orang anggota dan atau pengurus ICMI. 4) Mengajukan permohonan dan menyatakan secara tertulis kesediaan keanggotaannya. 5) Prosedur keanggotaan anggota luar biasa diatur
40 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
6)
tersendiri dalam ketetapan organisasi. Kartu Anggota ICMI diterbitkan oleh Majelis Pengurus Pusat. Pasal 10 Hak Anggota
1) 2)
Anggota biasa mempunyai hak memilih dan dipilih dalam permusyawaratan pada semua jenjang organisasi. Anggota biasa dan anggota luar biasa mempunyai hak memberikan usul dan saran yang disampaikan kepada Pengurus ICMI. Pasal 11 Kewajiban Anggota
1)
2)
Anggota biasa mempunyai kewajiban : a. Membayar uang pangkal dan iuran anggota. b. Melaksanakan Kode Etik ICMI. c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi. Anggota luar biasa mempunyai kewajiban : a. Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi. b. Berpartisipasi dalam kegiatan organisasi. Pasal 12 Berakhirnya Keanggotaan dan Tata Cara Pemberhentian
1)
Keanggotan biasa dan keanggotaan luar biasa berakhir karena : a. Meninggal dunia. b. Mengundurkan diri. c. Diberhentikan.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 41
2)
Tata cara pemberhentian anggota, pembelaan dan rehabilitasi : a. Pemberhentian terhadap anggota ICMI dilakukan oleh Majelis Pengurus Pusat, atas usulan Majelis Pengurus ICMI di bawahnya. b. Pemberhentian terhadap anggota harus dilakukan dengan suatu peringatan terlebih dahulu, sekurangkurangnya 3 (tiga) kali oleh pengurus ICMI yang berwenang untuk itu. c. Sebelum dilakukan pemberhentian terhadap anggota yang mempunyai jabatan dalam kepengurusan ICMI, terlebih dahulu dilakukan pencabutan jabatan oleh pengurus ICMI yang berwenang. d. Anggota yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan membela diri dalam Musyawarah Satuan atau Musyawarah Daerah atau Musyawarah Wilayah atau forum yang ditunjuk untuk itu dan Majelis Pengurus Pusat diberikan kewenangan untuk meninjau kembali keputusan tersebut. e. Apabila yang bersangkutan tidak menerima keputusan ayat 2 (dua) butir d pasal ini, dapat mengajukan/meminta banding dalam forum Muktamar ICMI sebagai pembelaan terakhir. f. Prosedur lebih rinci pemberhentian, pembelaan dan rehabilitasi akan diatur tersendiri dalam ketetapan organisasi. BAB IV KEPENGURUSAN Pasal 13 Majelis Pengurus Satuan
1)
Status Majelis Pengurus Satuan :
42 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
2)
3)
a. Majelis Pengurus Satuan adalah badan/instansi kepemimpinan organisasi ditingkat Organisasi Satuan. b. Masa jabatan Majelis Pengurus Satuan dalam negeri 5 (lima) tahun. c. Ketua Majelis Pengurus Satuan dalam negeri memegang jabatannya selama masa 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. d. Masa jabatan Majelis Pengurus Satuan luar negeri 2 (dua) tahun. e. Ketua Majelis Pengurus Satuan luar negeri memegang jabatannya selama masa 2 (dua) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. f. Pengurus Organisasi Satuan tidak dapat merangkap jabatan disetiap jenjang organisasi ICMI. g. Ketua Majelis Pengurus Satuan tidak dapat merangkap jabatan sebagai Ketua Partai Politik. Struktur Kepengurusan Organisasi Satuan : a. Dewan Penasehat sekurang-kurangnya kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Anggota b. Dewan Pakar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota c. Majelis Pengurus Satuan d. Seksi e. Unit Personalia Majelis Pengurus Satuan : a. Sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara. b. Dalam hal Ketua Majelis Pengurus Satuan tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka dapat dipilih Ketua melalui Sidang Pleno Majelis Pengurus Satuan sampai dengan
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 43
4)
5)
berakhirnya periode kepengurusan. c. Dalam hal Ketua Majelis Pengurus Satuan mengundurkan diri dan atau berhalangan tetap dalam masa jabatannya maka dapat dipilih ketua melalui Sidang Pleno Majelis Pengurus Satuan sampai dengan periode kepengurusan berakhir. Tata cara pemberhentian Majelis Pengurus Satuan dan pembelaan : a. Pemberhentian terhadap Majelis Pengurus Satuan dilakukan dengan suatu peringatan terlebih dahulu kecuali dalam hal-hal luar biasa. b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan untuk membela diri dalam Musyawarah Satuan atau forum yang ditunjuk untuk itu. c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan organisasi. Tugas dan kewajiban Majelis Pengurus Satuan : a. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan panjang untuk melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Satuan, kebijakan dan program kerja organisasi serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan organisasi lainnya dalam rangka mewujudkan masyarakat madani bermoral dan berdaya saing. b. Menyampaikan laporan 6 (enam) bulan sekali kepada Majelis Pengurus Daerah dengan tembusan kepada Majelis Pengurus Wilayah dan Majelis Pengurus Pusat. c. Majelis Pengurus Satuan dalam negeri, baru dapat menjalankan tugasnya setelah memperoleh pengesahan Majelis Pengurus Daerah. d. Majelis Pengurus Satuan luar negeri, baru dapat menjalankan tugasnya setelah memperoleh pengesahan Majelis Pengurus Daerah atau Majelis
44 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pengurus Wilayah dan atau Majelis Pengurus Pusat. e. Setelah pengurus baru terbentuk, maka selambatlambatnya 15 (lima belas) hari Majelis Pengurus Satuan demisioner harus mengadakan serah terima jabatan. f. Personalia Majelis Pengurus Satuan mengkoordinasikan proses pelaksanaan kegiatan mereka dalam mengupayakan terwujudnya tujuan operasional prioritas pada periode tertentu. g. Memberikan pertanggungjawaban profesional dan keuangan dalam pelaksanaan tugas Majelis Pengurus Satuan. h. Membantu masing-masing anggota ICMI meningkatkan kepakaran mereka. Pasal 14 Majelis Pengurus Daerah 1)
Status Majelis Pengurus Daerah : a. Majelis Pengurus Daerah adalah badan/instansi kepemimpinan organisasi di tingkat Kabupaten/ Kota. b. Masa jabatan Majelis Pengurus Wilayah 5 (lima) tahun. c. Ketua Majelis Pengurus Daerah memegang jabatannya selama masa 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. d. Masa jabatan Majelis Pengurus Daerah luar negeri 2 (dua) tahun e. Ketua Majelis Pengurus Daerah luar negeri memegang jabatannya selama 2 (dua) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. f. Pengurus Organisasi Daerah tidak dapat merangkap
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 45
2)
3)
4)
jabatan di setiap jenjang struktur kepengurusan organisasi ICMI. g. Ketua Majelis Pengurus Daerah tidak dapat merangkap jabatan sebagai Ketua Partai Politik. Struktur Kepengurusan Organisasi Daerah : a. Dewan Penasehat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Anggota b. Dewan Pakar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota c. Majelis Pengurus Daerah d. Divisi e. Seksi Personalia Majelis Pengurus Daerah : a. Majelis Pengurus Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. b. Dalam hal Ketua Majelis Pengurus Daerah tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka dapat dipilih Pejabat Ketua melalui Sidang Pleno Majelis Pengurus Daerah sampai dengan berakhirnya periode kepengurusan. c. Dalam hal Ketua Majelis Pengurus Daerah mengundurkan diri dan atau berhalangan tetap dalam masa jabatannya, maka dapat dipilih ketua melalui Sidang Pleno Majelis Pengurus Daerah sampai dengan periode kepengurusan berakhir. Tata cara pemberhentian Majelis Pengurus Daerah dan pembelaan : a. Pemberhentian terhadap Majelis Pengurus Daerah dilakukan dengan suatu peringatan terlebih dahulu kecuali dalam hal-hal luar biasa. b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan untuk membela diri dalam Musyawarah Daerah atau forum yang ditunjuk untuk itu.
46 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan organisasi. 5) Tugas dan kewajiban Majelis Pengurus Daerah : a. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan panjang untuk melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Daerah, kebijakan dan program kerja organisasi serta ketentuan atau ketetapan organisasi lainnya dalam rangka mewujudkan masyarakat madani di daerah. b. Menyampaikan laporan 6 (enam) bulan sekali kepada Majelis Pengurus Wilayah dengan tembusan kepada Majelis Pengurus Pusat. c. Membantu Majelis Pengurus Satuan meningkatkan kinerja mereka sesuai dengan fungsi organisasi ICMI. d. Mendorong, merintis dan mengkoordinasikan pembentukan satuan-satuan baru. e. Majelis Pengurus Daerah dalam negeri, baru dapat menjalankan tugasnya setelah memperoleh pengesahan dari Majelis Pengurus Wilayah. f. Majelis Pengurus Daerah luar negeri, baru dapat menjalankan tugasnya setelah memperoleh pengesahan dari Majelis Pengurus wilayah atau Majelis Pengurus Pusat. g. Setelah pengurus baru terbentuk, maka selambatlambatnya 15 (lima belas) hari Majelis Pengurus Daerah demisioner harus mengadakan serah terima jabatan. h. Personalia Majelis Pengurus Daerah mengkoordinasikan proses kegiatan mereka dalam mengupayakan tujuan operasional prioritas pada periode tertentu. i. Memberikan pertanggungjawaban profesional dan keuangan secara transparan dalam pelaksanaan tugas Majelis Pengurus Daerah.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 47
Pasal 15 Majelis Pengurus Wilayah 1)
2)
3)
Status Majelis Pengurus Wilayah : a. Majelis Pengurus Wilayah adalah badan/instansi kepemimpinan organisasi tingkat Propinsi/ Kawasan/Negara. b. Masa Jabatan Majelis Pengurus Wilayah 5 (lima) tahun. c. Ketua Majelis Pengurus Wilayah memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. d. Pengurus Organisasi Wilayah tidak dapat merangkap jabatan dalam setiap jenjang kepengurusan organisasi ICMI. e. Ketua Majelis Pengurus Wilayah tidak dapat merangkap jabatan sebagai Ketua Partai Politik. Struktur Kepengurusan Organisasi Wilayah : a. Dewan Penasehat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Anggota. b. Dewan Pakar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota. c. Majelis Pengurus Wilayah d. Bidang e. Divisi f. Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Tim Sekretariat yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat Personalia Majelis Pengurus Wilayah : a. Majelis Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Ketua Bidang. b. Dalam hal Ketua Majelis Pengurus Wilayah tidak
48 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
4)
5)
dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka dapat dipilih ketua melalui Sidang Pleno Majelis Pengurus Wilayah sampai dengan periode kepengurusan berakhir. c. Dalam hal Ketua Majelis Pengurus Wilayah mengundurkan diri dan atau berhalangan tetap dalam masa jabatannya maka dapat dipilih ketua melalui Sidang Pleno Majelis Pengurus Wilayah sampai dengan periode kepengurusan berakhir. Tata cara pemberhentian Majelis Pengurus Wilayah dan pembelaan : a. Pemberhentian terhadap Majelis Pengurus Wilayah dilakukan dengan suatu peringatan terlebih dahulu kecuali dalam hal-hal luar biasa. b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan untuk membela diri dalam Musyawarah Wilayah atau forum yang ditunjuk untuk itu. c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur tersendiri dalam ketetapan organisasi. Tugas dan kewajiban Majelis Pengurus Wilayah : a. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan panjang untuk melaksanakan hasilhasil ketetapan Musyawarah Wilayah, kebijakan dan program kerja organisasi serta ketetapan organisasi lainnya dalam rangka mewujudkan masyarakat madani di wilayah. b. Segera menyampaikan laporan 6 (enam) bulan sekali kepada Majelis Pengurus Pusat. c. Mengevaluasi hasil kerja Majelis Pengurus Daerah yang disampaikan melalui laporan periodik kepada Majelis Pengurus Wilayah. d. Mendorong, merintis dan mengkoordinasikan pembentukan Daerah-Daerah baru yang dipandang perlu serta membantu majelis Pengurus Daerah
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 49
e. f.
g. h.
melaksanakan tugas mereka sesuai fungsi organisasi serta meningkatkan kepakaran masingmasing anggota ICMI. Majelis Pengurus Wilayah, baru dapat menjalankan tugasnya setelah memperoleh pengesahan dari Majelis Pengurus Pusat. Setelah pengurus baru terbentuk maka selambatlambatnya 1 (satu) bulan Majelis Pengurus Wilayah demisioner harus mengadakan serah terima jabatan. Memberikan pertanggungjawaban profesional dan keuangan dalam pelaksanaan tugas Majelis Pengurus Wilayah. Personalia Majelis Pengurus Wilayah mengkoordinasikan proses kegiatan mereka dalam mengupayakan tujuan operasional prioritas pada periode tertentu. Pasal 16 Majelis Pengurus Pusat
1)
Status Majelis Pengurus Pusat : a. Majelis Pengurus Pusat adalah badan/instansi kepemimpinan tertinggi organisasi. b. Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat memegang jabatannya selama masa 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. c. Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat bertanggung jawab mengatur koordinasi dan pembagian tugas untuk koordinasi wilayah (korwil) dan koordinasi bidang (korbid). d. Koordinasi wilayah (Korwil) dibagi menjadi 6 (enam) meliputi : 1. Wilayah Sumatera
50 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
2)
2. Wilayah Jawa Bali 3. Wilayah Kalimantan 4. Wilayah Sulawesi 5. Wilayah DKI Jakarta dan Luar Negeri dan 6. Maluku, Papua dan Nusa Tenggara e. Wakil Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat terdiri dari 6 (enam) orang yang mewakili unsur Birokrasi, Pengusaha, Akademisi, NGO, TNI/Polri, dan Perempuan. f. Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat memegang jabatannya selama 1 (satu) periode dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya. g. Dalam hal Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka dapat dipilih Ketua Umum baru dari internal Wakil-Wakil Ketua Umum melalui musyawaarah mufakat, dan ditetapkan dalam forum SILAKNAS untuk memimpin organisasi sampai akhir masa jabatannya. h. Dalam hal salah seorang Wakil Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka tidak dilakukan pemilihan/pergantian Wakil Ketua Umum sampai akhir masa periodenya. i. Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat dibantu oleh 6 (enam) orang Wakil Ketua Umum, seorang Sekretaris Jenderal dan sekurang-kurangnya 6 (enam) orang Wakil Sekretaris Jenderal. j. Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat tidak dapat merangkap jabatan sebagai Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal partai politik. Struktur Kepengurusan Organisasi Pusat : a. Dewan Kehormatan sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota;
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 51
b.
3)
Dewan Penasehat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Anggota. c. Dewan Pakar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota. d. Majelis Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua-Ketua Koordinasi, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jendreral, Bendaraha Umum, Wakil Bendaraha Umum, Departemen dan Bidang. e. Sekretaris Jenderal dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Tim Sekretariat yang dipimpin oleh Direktur Eksekutif. f. Departemen sekurang-kurangnya memiliki 6 (enam) Departemen terdiri dari : 1. Organisasi dan Kelembagaan 2. Pendidikan dan Pengembangan SDM 3. Pengembangan Kewirausahaan dan Ekonomi Ummat 4. Hukum, Advokasi dan HAM dan Hubungan Luar Negeri 5. Kesejahteraan dan Kesehatan 6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. g. Setiap Departemen sekurang-kurangnya membawahi 3 (tiga) Bidang. Personalia Majelis Pengurus Pusat : a. Pengurus Inti terdiri dari Ketua Umum, Ketua Dewan Kehormatan, Ketua Dewan Penasehat, Ketua Dewan Pakar, Sekretaris Jenderal, dan Bendahara Umum. b. Pengurus Harian terdiri dari Ketua Umum, WakilWakil Ketua Umum, Ketua-Ketua Koordinasi, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan Wakil Bendahara.
52 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
c.
4)
5)
Pengurus Lengkap terdiri dari Pengurus Harian ditambah Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris Departemen dan Bidang, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris Dewan Penasehat dan Dewan Pakar. d. Majelis Pimpinan Paripurna Pusat terdiri dari Pengurus Lengkap ditambah Anggota Dewan Kehormatan, Anggota Dewan Penasehat dan Anggota Dewan Pakar, pimpinan Badan Otonom ICMI tingkat pusat dan Ketua-Ketua Majelis Pengurus Wilayah. Tata cara pemberhentian Majelis Pengurus Pusat dan pembelaan: a. Pemberhentian terhadap Anggota Majelis Pengurus Pusat dilakukan dengan suatu peringatan terlebih dahulu kecuali dalam hal-hal luar biasa. b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian diberikan kesempatan untuk membela diri dalam Muktamar, Silaturahmi Kerja Nasional atau forum yang ditunjuk untuk itu. c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur tersendiri dalam ketetapan organisasi. Tugas dan kewajiban Majelis Pengurus Pusat : a. Menyiapkan program jangka pendek, menengah dan panjang untuk melaksanakan hasil-hasil Muktamar, Silaturahmi Kerja Nasional, hasil-hasil Musyawarah Pusat serta ketetapan-ketetapan organisasi lainnya dalam rangka mewujudkan masyarakat madani. b. Segera mengumumkan/menyampaikan kepada aparat ICMI segala ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan ICMI. c. Majelis Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada Muktamar.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 53
d. e. f.
g.
h.
Majelis Pengurus Pusat bertanggung jawab ke luar dan ke dalam organisasi. Majelis Pengurus Pusat baru dapat menjalankan tugasnya setelah pelantikan. Setelah pengurus baru terbentuk, maka selambatlambatnya 1 (satu) bulan Majelis Pengurus Pusat demisioner harus mengadakan serah terima jabatan. Personalia Majelis Pengurus Pusat mengkoordinasikan proses kegiatan mereka untuk mewujudkan tujuan operasional prioritas pada periode tertentu yang ditetapkan dalam rapat kerja yang diatur dengan aturan organisasi. Majelis Pengurus Pusat membantu mengembangkan kinerja Majelis Pengurus Wilayah, Majelis Pengurus Daerah, Majelis Pengurus Satuan dan Pimpinan Badan Otonom ICMI Tngkat Pusat dalam upaya mewujudkan tujuan ICMI. Pasal 17 Pergantian Pengurus Antar Waktu
1)
2)
3)
Pergantian pengurus antar waktu terjadi karena pengurus mengundurkan diri, berhalangan tetap atau meninggal dunia sebelum masa kepengurusan berakhir. Pergantian pengurus antar waktu dilakukan oleh Ketua Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat dan oleh Ketua pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, dan Majelis Pengurus Daerah dan Majelis Pengurus Satuan. Ketua Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat, Ketua pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Majelis Pengurus Daerah dan Majelis Pengurus Satuan melakukan pergantian pengurus setelah melalui rapat pengurus lengkap yang diagendakan khusus untuk
54 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
4)
keperluan itu. Pergantian Ketua Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat, Ketua pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Majelis Pengurus Daerah dan Majelis Pengurus Satuan dilakukan setelah melalui rapat pengurus lengkap yang di agendakan khusus untuk keperluan itu. BAB V DEWAN KEHORMATAN, DEWAN PENASEHAT DAN DEWAN PAKAR Pasal 18 Dewan Kehormatan
1)
2)
Dewan Kehormatan beranggotakan para tokoh-tokoh cendekiawan muslim yang karena jasa-jasanya aktif mengembangkan organisasi ICMI yang aktifitas dan atau karena usianya menyebabkan yang bersangkutan tidak dapat aktif, namun pemikirannya masih tetap dibutuhkan. Dewan Kehormatan berfungsi menegakkan kode etik organisasi dan memberikan pemikiran untuk kebijakan organisasi yang bersifat strategis bagi kelangsungan hidup organisasi. Pasal 19 Dewan Penasehat
1) 2)
Dewan Penasehat beranggotakan para tokoh yang berpengaruh dilingkungan pemerintah, keagamaan, keilmuan, kemasyarakatan dan dunia usaha. Dewan Penasehat berfungsi memberikan nasehat, pertimbangan, saran, bantuan kemudahan bagi semua pengurus, serta menjaga nama baik dan kelangsungan hidup organisasi.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 55
Pasal 20 Dewan Pakar 1)
2)
Dewan Pakar beranggotakan para tokoh cendekiawan muslim yang mempunyai kelebihan dibidang pemikiran, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, pendidikan dan keagamaan serta disegani dan dihormati dikalangan umat dan sesama cendekiawan muslim. Dewan Pakar berfungsi memberikan pemikiran, pertimbangan dan pendapat yang bersifat keilmuan, kebudayaan dan keagamaan serta dapat menampung dan menyalurkan aspirasi anggota kepada pengurus. BAB VI PERMUSYAWARATAN Pasal 21 Silaturahmi dan Muzakarah
1)
2) 3)
Silaturahmi adalah pertemuan atau forum komunikasi kekeluargaan yang membahas pelaksanaan program kerja dan evaluasi berkala termasuk masalah koordinasi yang menyangkut kepentingan bersama atau kebijakan publik. Muzakarah adalah pertemuan atau forum komunikasi ilmiah dalam bidang kebudayaan, keilmuan, teknologi, kelembagaan dan keagamaan. Silaturahmi, Muzakarah dapat diadakan pada tingkat Organisasi Satuan, Organisasi Daerah, Organisasi Wilayah maupun Organisasi Pusat.
56 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pasal 22 Musyawarah Satuan 1)
2)
3)
Status Musyawarah Satuan : a. Musyawarah Satuan merupakan forum tertinggi organisasi tingkat Satuan yang menjadi penentu dan pemutus terakhir Organisasi Satuan. b. Musyawarah Satuan merupakan musyawarah anggota. c. Musyawarah Satuan dalam negeri diadakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, sebelum penyelenggaraan Musyawarah Daerah/ Musyawarah Wilayah. d. Musyawarah Satuan luar negeri diadakan 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun sebelum penyelenggaraan Musyawarah Daerah/Musyawarah Wilayah. Wewenang Musyawarah Satuan : a. Musyawarah Satuan menilai pertanggung jawaban Majelis Pengurus Satuan. b. Menetapkan program kerja Organisasi Satuan yang merupakan rangkuman program unsur-unsur satuan serta penjabaran dari garis-garis besar program kerja ICMI. c. Memilih Majelis Pengurus Satuan dengan jalan memilih dan menetapkan ketua merangkap ketua Tim Formatur untuk menyusun personalia kepengurusan Majelis Pengurus Satuan. d. Memilih dan mengusulkan 1 (satu) satu orang calon anggota Majelis Permusyawaratan Muktamar dari unsur Orwil serta 7 (tujuh) orang calon Pimpinan Majelis Pengurus Pusat untuk periode berikutnya. Tata Tertib Musyawarah Satuan : a. Peserta Musyawarah Satuan terdiri dari pengurus dan anggota satuan.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 57
b. c. d.
Majelis Pengurus Satuan adalah penanggungjawab penyelenggaraan Musyawarah Satuan. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan Musyawarah Satuan diatur dalam ketetapan organisasi. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu, dapat diadakan Musyawarah Luar Biasa Organisasi Satuan. Pasal 23 Musyawarah Daerah
1)
2)
Status Musyawarah Daerah : a. Musyawarah Daerah merupakan forum tertinggi organisasi tingkat daerah yang menjadi penentu dan pemutus terakhir Organisasi Daerah. b. Musyawarah Daerah merupakan musyawarah satuan. c. Musyawarah Daerah dalam negeri diadakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun sebelum penyelenggaraan Musyawarah Wilayah. d. Musyawarah Daerah luar negeri diadakan 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun sebelum penyelenggaraan Musyawarah Wilayah. Wewenang Musyawarah Daerah : a. Menilai laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Daerah. b. Menetapkan program kerja Organisasi Daerah yang merupakan unsur – unsur satuan dan Badan Otonom serta penjabaran dari garis-garis besar program kerja ICMI. c. Memilih Majelis Pengurus Daerah dengan jalan memilih dan menetapkan ketua merangkap ketua Tim Formatur untuk menyusun personalia kepengurusan Majelis Pengurus Daerah.
58 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
d.
3)
Memilih dan mengusulkan 1 (satu) satu orang calon anggota Majelis Permusyawaratan Muktamar dari unsur Orwil serta 7 (tujuh) orang calon Pimpinan Majelis Pengurus Pusat untuk periode berikutnya. Tata Tertib Musyawarah Daerah : a. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari Majelis Pengurus Daerah, dan anggota serta undangan lainnya. b. Majelis Pengurus Daerah adalah penanggungjawab penyelenggaraan Musyawarah Daerah. c. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan Musyawarah Daerah diatur dalam ketetapan organisasi. d. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu, dapat diadakan Musyawarah Luar Biasa Organisasi Daerah. Pasal 24 Musyawarah Wilayah
1)
2)
Status Musyawarah Wilayah : a. Musyawarah Wilayah merupakan forum tertinggi organisasi tingkat wilayah yang menjadi penentu dan pemutus terakhir Organisasi Wilayah. b. Musyawarah Wilayah merupakan musyawarah daerah dan satuan. c. Musyawarah Wilayah diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali, sebelum penyelenggaraan Muktamar. Wewenang Musyawarah Wilayah : a. Menilai laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Wilayah. b. Menetapkan program kerja Organisasi Wilayah yang merupakan rangkuman program kerja Organisasi, Organisasi Daerah serta penjabaran
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 59
dari garis-garis besar program kerja ICMI. Memilih Majelis Pengurus Wilayah dengan jalan memilih ketua, merangkap ketua Tim Formatur untuk menyusun personalia kepengurusan Organisasi Wilayah. d. Memilih dan mengusulkan 1 (satu) satu orang calon anggota Majelis Permusyawaratan Muktamar dari unsur Orwil serta 7 (tujuh) orang calon Pimpinan Majelis Pengurus Pusat untuk periode berikutnya. Tata Tertib Musyawarah Wilayah : a. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari Majelis Pengurus Wilayah, utusan Majelis Pengurus Daerah, utusan Majelis Pengurus Satuan, peninjau dan undangan lainnya. b. Majelis Pengurus Wilayah adalah penanggung jawab penyelenggaraan Musyawarah Wilayah. c. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan Musyawarah Wilayah diatur dalam ketetapan organisasi. d. Dalam keadaan mendesak atau bila dipandang perlu, dapat diadakan Musyawarah Luar Biasa Organisasi Wilayah. c.
3)
Pasal 25 Muktamar 1)
2)
Status Muktamar : a. Muktamar merupakan forum tertinggi organisasi tingkat nasional yang menjadi penentu organisasi. b. Muktamar merupakan musyawarah utusan Organisasi Daerah, Organisasi Wilayah, Badan Otonom tingkat pusat dan Majelis Pengurus Pusat. c. Muktamar diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali. Wewenang Muktamar :
60 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
a.
3)
Menilai laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Pusat. b. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Program Kerja ICMI, Pedoman-Pedoman Pokok dan Kebijaksanaan Organisasi. c. Memilih dan menetapkan Majelis Pengurus Pusat melalui pembentukan Tim Formatur. d. Memilih alternatif tempat penyelenggaraan Muktamar berikutnya. Tata Tertib Muktamar : a. Peserta Muktamar terdiri dari peserta utusan dan peserta peninjau. b. Peserta utusan terdiri dari personalia Majelis Pengurus Pusat, Badan-Badan Otonom ICMI tingkat pusat, utusan Organisasi Wilayah, dan utusan Organisasi Daerah, sedangkan peserta peninjau adalah undangan lainnya. c. Majelis Pengurus Pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan Muktamar. d. Banyaknya utusan Organisasi Daerah, Organisasi Wilayah, Badan Otonom ICMI Tingkat Pusat dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan Muktamar ditetapkan oleh Majelis Pengurus Pusat. e. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu dapat diadakan Muktamar Luar Biasa. Pasal 26 Muktamar Luar Biasa
1) 2)
Muktamar Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan Muktamar. Muktamar Luar Biasa diadakan untuk menghadapi keadaan yang luar biasa dan atas permintaan sekurang-
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 61
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Organisasi Daerah serta setelah mendengar pendapat dan pertimbangan dari Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat. BAB VII RAPAT-RAPAT Pasal 27 Jenis-Jenis Rapat Pengambilan keputusan organisasi ICMI dilakukan dalam rapat-rapat yang terdiri dari : 1. Rapat Pengurus Inti. 2. Rapat Pengurus Harian. 3. Rapat Pengurus Lengkap. 4. Rapat Majelis Pimpinan Paripurna. 5. Rapat Koordinasi Pasal 28 Rapat Pengurus Inti dan Wewenang 1)
Rapat Pengurus inti diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dan di hadiri oleh : a. Ketua Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/ Ketua pada tingkat Majelis Penguurs Wilayah, Majelis Pengurus Daerah dan majelis Pengurus Satuan. b. Ketua Dewan Kehormataan, Ketua Dewan Penasehat dan Ketua Dewan Pakar pada tingkat Majelis Pengurus Pusat, Ketua Dewan Penasehat dan Ketua Dewan Pakar pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Daerah dan Satuan. c. Sekretaris Jenderal pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Sekretaris pada tingkat Majelis Pengurus
62 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
2)
3)
Wilayah, Majelis Pengurus Daerah, dan Majelis Pengurus Satuan. d. Bendahara Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Bendahara pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Majelis Pengurus Daerah, dan Majelis Pengurus Satuan. Rapat Pengurus inti berwenang untuk : a. Membahas hal-hal penting yang perlu mendapatkan perhatian ICMI karena berkaitan dengan kepentingan umat, bangsa dan negara. b. Mempersiapkan alternatif pemecahan masalah dan bahan pertimbangan pengurus dalam mengambil keputusan strategis. c. Memantau dinamika perkembangan organisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Rapat Pengurus Inti dipimpin oleh Ketua Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Ketua pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Majelis Pengurus Daerah, dan Majelis Pengurus Satuan. Pasal 29 Rapat Pengurus Harian dan Wewenang
1) Rapat Pengurus Harian diadakan sekurang- kurangnya 1 (satu) bulan sekali dan dihadiri oleh: a. Ketua Umum, pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Ketua pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Daerah dan Satuan. b. Wakil Ketua Umum, Ketua-Ketua Koordinasi pada tingkat Majelis Pengurus Pusat, Wakil Ketua pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Daerah dan Satuan. c. Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Sekretaris, Wakil
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 63
2)
3)
Sekretaris pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, dan Daerah dan satuan. d. Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Bendahara, Wakil Bendahara pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Daerah dan Satuan. e. Para Ketua Departemen pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Para Ketua Bidang pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah/Para Ketua Divisi pada tingkat Majelis Pengurus Daerah/Para Ketua Seksi pada tingkat Majelis Pengurus Satuan. Rapat Pengurus Harian berwenang untuk : a. Menetapkan kebijaksanaan, langkah-langkah/ tindakan yang akan dijalankan serta cara untuk mencapainya. b. Membahas masalah-masalah aktual dalam pembangunan nasional yang berkaitan dengan fungsi dan peran ICMI. c. Mengadakan penilaian dan menetapkan kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan oleh masingmasing Departemen/Bidang/Divisi. d. Menyiapkan konsep-konsep yang diperlukan dalam mendukung percepatan pencapaian pembangunan nasional. Rapat Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua Umum pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Ketua pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Daerah dan Satuan sesuai dengan agenda rapat didampingi oleh Sekretaris Jenderal pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/ Sekretaris pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Daerah dan Satuan.
64 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pasal 30 Rapat Pengurus Lengkap dan Wewenang 1)
2)
3)
Rapat Pengurus Lengkap diadakan sekurangkurangnya 6 (enam) bulan sekali dan dihadiri oleh : a. Pengurus Harian. b. Para Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris Dewan Penasehat. c. Para Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris Dewan Pakar. d. Para anggota Departemen pada tingkat Majelis Pengurus Pusat, Bidang pada tingkat Majelis Pengurus Wilayah, Divisi pada tingkat Majelis Pengurus Daerah dan Seksi pada tingkat Majelis Pengurus Satuan. e. Pimpinan Badan Otonom sesuai dengan jenjang organisasinya. Rapat Pengurus Lengkap berwenang untuk : a. Mengambil keputusan dalam rangka menanggapi permasalahan yang berkaitan dengan tanggung jawab cendekiawan baik yang berskala nasional, regional maupun internasional. b. Mengadakan evaluasi kegiatan-kegiatan dan menetapkan tindak lanjut program organisasi. c. Menetapkan bentuk-bentuk kerjasama dengan lembaga/instansi terkait dalam rangka pelaksanaan program. d. Menetapkan kebijaksanaan yang bersifat strategis untuk menjalankan misi organisasi. Rapat Pengurus lengkap dipimpin oleh Ketua Umum dan atau Wakil Ketua Umum yang ditunjuk secara tertulis oleh Ketua Umum dan didampingi oleh Sekretaris Jenderal pada tingkat Majelis Pengurus Pusat/Sekretaris pada tingkat Majelis Pengurus
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 65
Wilayah, Majelis Pengurus Satuan.
Pengurus
Daerah
dan
Majelis
Pasal 31 Rapat Majelis Pimpinan Paripurna dan Wewenang 1)
2)
3)
Rapat Majelis Pimpinan Paripurna diadakan sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam lima tahun dan dihadiri oleh : a. Pengurus Lengkap b. Dewan Kehormatan c. Dewan Penasehat d. Dewan Pakar e. Ketua dan Sekretaris Majelis Pengurus Wilayah untuk Organisasi Pusat/Ketua dan Sekretaris Majelis Pengurus Daerah untuk Organisasi Wilayah/Ketua dan Sekretaris Majelis Pengurus Satuan untuk Organisasi Daerah. Rapat Majelis Pimpinan Paripurna berwenang untuk: a. Menetapkan kebijaksanaan umum organisasi. b. Menetapkan strategi pencapaian tujuan organisasi. c. Menampung dan merumuskan usulan baru bagi penyempurnaan Organisasi dan atau; d. Mempersiapkan bahan-bahan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan Muktamar. Rapat Majelis Pimpinan Paripurna dipimpin oleh Ketua Umum untuk Organisasi Pusat/ Ketua untuk Organisasi Wilayah didampingi oleh Ketua Dewan Pakar, Ketua Dewan Penasehat dan Sekretaris Jenderal untuk tingkat Organisasi Pusat/Sekretaris pada tingkat Orwil dan Orda.
66 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pasal 32 Rapat Koordinasi dan Wewenang 1)
2)
3)
Rapat Koordinasi diadakan sesuai dengan kebutuhan dan dihadiri oleh : a. Koordinator Wilayah (Korwil)/Ketua Kordinasi b. Departemen/Bidang/Divisi terkait c. Seksi/Unit terkait d. Badan Otonom/Pokja terkait Rapat Koordinasi berwenang untuk : a. Merencanakan pelaksanaan kegiatan/program kerja b. Menetapkan strategi sasaran program kerja Rapat Koordinasi dipimpin oleh Ketua Koordinasi/ Departemen/Divisi/Seksi terkait. BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 33 Hak Suara dan Hak Bicara
Peserta utusan Musyawarah Satuan, Musyawarah Daerah, Musyawarah Wilayah, Muktamar dan Muktamar Luar Biasa mempunyai hak suara dan hak bicara, sedangkan peninjau dan undangan lainnya tidak mempunyai hak suara. Pasal 34 Quorum dan Persyaratan 1) 2)
Musyawarah Satuan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah Majelis Pengurus Satuan dan Anggota. Musyawarah Daerah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah pesonalia
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 67
3)
4)
5)
Majelis Pengurus Daerah dan utusan Organisasi Satuan di wilayahnya. Musyawarah Wilayah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah personalia Majelis Pengurus Wilayah dan utusan Organisasi Daerah dan atau Organisasi Satuan di wilayahnya. Muktamar dan Muktamar Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) dari jumlah personalia Majelis Pengurus Pusat, utusan Majelis Pengurus Wilayah dan Majelis Pengurus Daerah. Apabila ketentuan dalam ayat 1), ayat 2), ayat 3) dan ayat 4) pasal ini tidak dapat terpenuhi, maka penyelenggaraan Musyawarah Satuan, Musyawarah Daerah, Musyawarah Wilayah, Muktamar dan Muktamar Luar Biasa ditangguhkan selama 2 (dua) jam, dan jika dalam tenggang waktu tersebut quorum tidak terpenuhi, maka atas persetujuan seluruh peserta yang hadir, Musyawarah/Muktamar tersebut dinyatakan sah. Pasal 35 Pengambilan Keputusan
1) 2)
Setiap keputusan-keputusan diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak.
68 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
BAB IX KEGIATAN DAN USAHA Pasal 36 Kegiatan 1)
2) 3) 4) 5)
6)
7)
8)
Mengadakan pengajian rutin dalam mengembangkan dan meningkatkan komitmen keimanan dan mutu keilmuan sumbedaya manusia ICMI dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia dan alam lingkungan. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan organisasi Islam dalam dan luar negeri untuk meningkatkan pembelajaran umat. Mengembangkan perpustakaan umum. Mengembangkan penelitian dan pengkajian operasional untuk mempengaruhi isi dan pelaksanaan kebijakan publik. Mengembangkan kelembagaan ekonomi dan keuangan Islam antara lain penggalangan dana, pengelolaan modal, bank, koperasi, usaha ekonomi lemah, zakat dan harta yang halal lainnya. Meningkatkan keterlibatan cendekiawan muslim dalam kegiatan pengembangan filosofi, etika dan ilmu pengetahuan untuk mendukung terwujudnya tujuan ICMI. Melaksanakan kerjasama dalam mengembangkan kurikulum lembaga-lembaga pendidikan Islam, termasuk perguruan tinggi terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk didalamnya pengembangan proyek-proyek percontohan. Mendorong terselenggaranya pendidikan, penelitian dan pengembagan bidang-bidang bioteknologi, informatika, energi alternatif, transportasi, material,
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 69
elektronika-mikro serta bidang-bidang sosial, ekonomi, hukum agama dan budaya. 9) Mengembangkan wawasan kecendekiawanan terhadap kaum terpelajar muslim yang berwawasan pembangunan nasional. 10) Menyelenggarakan atau mengusahakan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa Islam yang berpotensi khususnya yang tidak mampu. Pasal 37 Usaha 1)
2)
3)
4)
Berdasarkan kebutuhan maka pada setiap jenjang organisasi dapat dibentuk Badan Otonom disingkat Batom yang bertanggungjawab kepada Ketua Koordinasi Bidang sesuai dengan jenjang organisasinya. Badan Otonom adalah lembaga yang dibentuk oleh ICMI untuk kegiatan atau usaha yang otonom untuk memajukan organisasi dan anggota ICMI yang berorientasi pada : a. Profit Center yang berorientasi pada bisnis/laba; b. Revenue Center yang berorientasi pada pendapatan/impas/kemandirian; c. Mission Center yang berorientasi pada pembawa misi semata. Badan Otonom ICMI berbentuk Perseroan (Profit Center), Koperasi (Profit Center), Yayasan (Revenue Center), atau Perkumpulan/Ormas (Mission/Cost Center) yang didirikan oleh ICMI atau kerjasama ICMI dengan pihak lain dengan tujuan untuk menunjang tercapainya visi dan misi ICMI. Badan Otonom yang berbadan hukum Perseroan (Profit Center), maka salah seorang komisaris adalah Ex Officio Ketua Umum di tingkat Pusat, Ketua di tingkat Orwil,
70 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Orda dan Orsat atau anggota pengurus yang ditunjuk khusus oleh Majelis Pengurus ICMI sesuai dengan jenjang organisasi. 5) Badan Otonom yang berbadan hukum Koperasi (Profit Center) maka salah seorang anggota Dewan Pengawas adalah Ex Officio Ketua Umum di tingkat Pusat, Ketua di tingkat Orwil, Orda, dan Orsat, atau anggota pengurus yang ditunjuk khusus oleh Majelis Pengurus ICMI sesuai dengan jenjang organisasi. 6) Badan Otonom yang berbadan Hukum Yayasan (Revenue Center) maka Ketua Badan Pembina adalah Ex Officio Ketua Umum di tingkat Pusat, Ketua di tingkat Orwil, Orda, dan Orsat, atau anggota pengurus yang ditunjuk khusus oleh Majelis Pengurus ICMI sesuai dengan jenjang organisasi. 7) Badan Otonom yang berbadan hukum Perkumpulan/ Ormas (Mission/Cost Center) maka Ketua Badan Penasehat adalah Ex Officio Ketua Umum di tingkat Pusat, Ketua di tingkat Orwil, Orda, dan Orsat, atau anggota pengurus yang ditunjuk khusus oleh Majelis Pengurus ICMI sesuai dengan jenjang organisasi. 8) Badan Otonom dapat membentuk Sub Batom yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Batom ICMI. 9) Batom dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. 10) Batom mempertanggungjawabkan kegiatan dan atau usahanya minimal 1 (satu) tahun sekali kepada Pengurus ICMI sesuai dengan jenjang organisasi. 11) Pengaturan tentang Badan otonom diatur dengan Peraturan Organisasi.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 71
BAB X KEUANGAN Pasal 38 Pengaturan Keuangan 1) 2) 3) 4)
5)
Besarnya uang pangkal dan iuran anggota ditentukan oleh Majelis Pengurus Pusat. Uang pangkal disetorkan kepada Majelis Pengurus Pusat. Pelaksanaan pengumpulan serta pembagian uang pangkal iuran anggota dan hasil usaha akan ditentukan dalam ketetapan organisasi. Laporan Keuangan Tahunan Majelis Pengurus Pusat yang telah diaudit, disampaikan pada forum Silaknas, untuk Pengurus Wilayah/Daerah/Satuan disampaikan pada forum Silakwil/ Silakda/Silaksat. Laporan keuangan akhir masa jabatan dipertanggungjawabkan dalam forum Muktamar untuk Majelis Pengurus Pusat dan forum Musyawarah untuk Majelis Pengurus Wilayah, Majelis Pengurus Daerah, dan Majelis Pengurus Satuan. BAB XI ATRIBUT ORGANISASI Pasal 39 Atribut Organisasi
Atribut organisasi terdiri dari panji, lambang, bendera, lagu dan kartu tanda anggota, penggunaannya diatur melalui ketetapan organisasi.
72 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
BAB XII ATURAN TAMBAHAN Pasal 40 Aturan Tambahan 1) 2)
Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI. Setiap anggota dan pengurus harus mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta Kode Etik ICMI. BAB XIII PENUTUP Pasal 41 Hal Lain dan Pemberlakuan
1) 2)
3)
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ICMI akan diatur dalam ketetapan-ketetapan organisasi. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga ICMI Periode V (kelima) 29 Dzulhijjah 1431 H/06 Desember 2010 M 01 Robi’ul Awal 1437 H./13 Desember 2015 M. dan disahkan dalam Muktamar VI (keenam) ICMI Tahun 2015. Aggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Hari : Pada Tanggal :
Mataram Ahad 01 Robi’ul Awal 1437 H. ------------------------------13 Desember 2015 M.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 73
PIMPINAN MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 1. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap.
(Ketua)
2. Dr. Ir. Mohamad Jafar Hafsah
(Sekretaris) : t.t.d.
3. Dr. Ir. Eng. Teuku Abdullah Sanny
(Anggota)
: t.t.d.
4. Dra. Tatat Rahmita Utami, MA.
(Anggota)
: t.t.d.
5. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D.
(Anggota)
: t.t.d.
6. Prof. Dr. Muhammad Najib, MA.
(Anggota)
: t.t.d.
7. Drs. Syamsul Rizal, M.Kes.
(Anggota)
: t.t.d.
74 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
: t.t.d.
3.
KHITTAH IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) PENGANTAR Perkataan “khittah” dalam bahasa berarti: garis pandang dan kebijakan dasar. Dalam Istilah (epistimologi): memegang tugas kejuangan dengan ciri utama ilmu pengetahuan sebagai amanat Allah Subhanahu Wata’ala yang tercakup dalam tiga pangkal pandangan dasar: keIslaman, ke-Indonesiaan dan ke-Cendekiawanan dilandasi oleh niat mencari ridha Allah Subhanahu Wata’ala dengan mengacu pada 5 ayat pertama surat al-Alaq dan ayat-ayat lain yang relevan. ICMI mengemban tugas perjuangan dengan ciri utama ilmupengetahuan sebagai amanat Allah Subhanahu Wata’ala memerlukan sebuah wawasan dan kebijakan asasi yang diharap dapat dipegang bersama sebagai tuntunan kiprah dan aktivitas, baik pribadi maupun organisasi. Konsep Khittah ICMI ini pertama kali dibuat berdasarkan bahan-bahan diskusi, yang pernah muncul dalam ICMI, khususnya di kalangan Dewan Pakar periode 1990-1995. Bahan-bahan tertulis sebagai konsep awal dibuat oleh Dr. Ir. M. Imaduddin Abdulrahim, MSc., Prof. Dr. Yusuf Amir Faisal, dan bahan-bahan lain yang muncul dalam Silaknas-Silaknas berikutnya. Berdasarkan konsep-konsep itulah, ditambah dengan beberapa bahan lain, dibuat rumusan Khittah ICMI,
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 75
yang kemudian diajukan ke Muktamar II ICMI, 7 - 9 Desember 1995, di Jakarta. Komisi Kode Etik dan Khittah Muktamar II ICMI menerima dan mengesahkan konsep tersebut, dengan beberapa perbaikan. Tiga orang ditunjuk sebagai penanggung jawab rumusan, yaitu Dr. Ir. M. Imaduddin Abdulrahim, MSc., Prof. Dr. Yusuf Amir Faisal, dan Dr. Nurcholish Madjid, dengan Ketua Komisi Kode Etik dan Khittah, Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc, selaku koordinator. Oleh Ketua Komisi hal itu dilaporkan kepada sidang pleno muktamar, yang dengan berbagai masukan peserta muktamar, kemudian juga diterima dan disahkan dengan tugas penyempurnaan oleh Tim Perumus. Pada tanggal 3 Ramadhan 1416 / 24 Januari 1996 Prof. Drs. A. Malik Fadjar M.Sc., Ketua Komisi Kode Etik dan Khittah, selaku Koordinator Tim Perumus, bersama dengan anggotaanggota Tim Perumus Dr. Ir. M. Imaduddin Abdulrahim, M.Sc., Prof. Dr. Yusuf Amir Faisal, dan Dr. Nurcholish Madjid telah merampungkan tugasnya. Rumusan Khittah ICMI tersebut setelah dibahas, kemudian ditetapkan bersamasama dengan Wawasan, dan Kode Etik ICMI sebagai amanat Muktamar III, yang berlangsung tanggal 9-12 November 2000 di Jakarta. Rumusan itulah yang menjadi dasar usulan perubahan untuk dibahas dalam Muktamar IV ICMI, 06 Desember 2005. Mengingat Khittah adalah masalah prinsipil, maka setiap usaha merumuskannya tidak akan pernah final. Karena itu setiap jajaran ICMI yang merasa memiliki gagasan untuk menyempurnakan rumusan Khittah ini selalu akan disambut dengan gembira dan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala ke arah rumusan yang semakin sempurna, melalui suatu proses dan mekanisme organisasi.
76 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pengurus ICMI periode 2000-2005 melihat pentingnya revitalisasi organisasi untuk mengaktualisasikan serta merumuskan kembali Khittah ini dengan melihat kenyataan perubahan paradigmatis, yakni Islam sebagai asas organisasi ICMI. Karena itu, di kalangan Pengurus, Dewan Pakar, maupun Tim Revitalisasi berlangsung diskusi dan pembahasan yang mendalam. Tim Revitalisasi menawarkan rumusan perubahan susunan atau format Khittah tersebut, dengan mengedepankan terlebih dahulu dasar-dasar normatif dari perspektif Al-Qur’an dan Hadits sebagai landasan pengembangan wawasan pemikiran dan kebijakan, --yang dahulu dimuat hanya sebagai catatan akhir--, tanpa harus mengubah esensi, dengan memberi penekanan pada konsep-konsep atau pengertian kunci yang perlu memperoleh perhatian bersama. Rumusan berikut adalah wujud tawaran rumusan Khittah tersebut.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 77
KHITTAH ICMI WAWASAN DAN KEBIJAKAN ASASI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA
،ِﺑِﺴْﻢِ اﷲِ اﻟﱠﺮﺣْﻤَﻦِ اﻟﱠﺮﺣِﯿْﻢ ،َاَﻟْﺤَﻤْﺪُ ِﷲِ رَبﱢ اْﻟﻌَﺎﻟَﻤِﯿْﻦ ِوَاﻟﺼﱠّﻼَةُ وَاﻟﺴﱠﻼَمُ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِﻰﱢ اﻟْﻤُﺼْﻄَﻔَﻰ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ ﺧَﺎﺗَﻢِ اْﻷَﻧْﺒِﯿَﺎء ،َوَاْﻟﻤُﺮْﺳَﻠِﯿْﻦ .وَﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَﮭُﻢْ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎنٍ إِﻟَﻰ ﯾَﻮْمِ اﻟﱢﺪْﯾﻦ،َوَﻋَﻠَﻰ آﻟِﮫِ وَﺻَﺤْﺒِﮫِ أَﺟْﻤَﻌِﯿْﻦ I.
MUKADIMAH Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia adalah wadah bagi para cendekiawan muslim untuk beramal, berkreasi, berkomunikasi, dan berprestasi guna mengangkat harkat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, dalam rangka pengabdian kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Ada tiga hal yang merupakan pangkal pandangan dasar ICMI: ke-Islaman, ke-Indonesiaan, dan keCendekiawanan. Sifat dasar ke-Islaman memberinya landasan bagi pandangan-pandangan yang universal. Sifat ke-Indonesiaan menyediakan lingkup penerjemahan pandangan ke-Islaman yang universal dalam konteks ruang dan zaman modern. Sifaf keCendekiawanan merupakan tumpuan amanat khusus yang diemban ICMI dalam perjuangan membangun masyarakat dan bangsa. Untuk mewujudkan tugas-tugas tersebut, sebuah rumusan tentang pandangan dasar organisasi dan
78 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
agenda strategis kegiatannya perlu disusun. Khittah merupakan kebijakan dasar yang menafsirkan secara umum pandangan dan kebijakan asasi organisasi dan tujuan pokok yang hendak dicapai. Perumusan khittah menjadi penting karena menetapkan alur dan metodologi pencapaian tujuan itu dalam jangka waktu panjang. Liputan masalah yang menjadi sasaran kegiatan organisasi dapat mencakup seluruh masalah bangsa sebagaimana terurai dalam berbagai dokumen resmi kenegaraan seperti dalam UUD 1945 dengan menetapkan beberapa masalah tertentu sebagai fokus perhatian karena dampak strategisnya terhadap masalah-masalah lain. II.
PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS SEBAGAI DASAR PEMIKIRAN TANGGUNG JAWAB CENDEKIAWAN
DAN
KARAKTERISTIK
1. Al-Qur’an, S. al-Isra’/17 : 36 :
: 17 / ﺳﻮرة اﻹﺳﺮاء، ) اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
(36 Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 79
2. Al-Qur’an, S. al-Baqarah/2:143 :
(143 : 2 / ﺳﻮرة اﻟﺒﻘﺮة، ) اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
Dan demikian (pula) Kami (Allah) kamu (umat Islam) umat yang adil kamu menjadi saksi atas (perbuatan) Rasul (Muhammad) menjadi saksi kamu.
telah menjadikan dan pilihan, agar manusia dan agar atas (perbuatan)
3. Al-Qur’an, S. al-Furqan/25:63-76 :
80 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
، ) اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
(76-63 : 25 / ﺳﻮرة اﻟﻔﺮﻗﺎن Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (tahajjud). Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 81
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (balasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orangorang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.
82 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
TIADA CIPTAAN ALLAH YANG SIA-SIA, SYUKUR ATAS KARUNIA DAN KEMURAHAN-NYA 4. Al-Qur’an, S.Ali-Imran/3: 190-191:
: 3 / ﺳﻮرة آل ﻋﻤﺮان،) اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
(191-190 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. 5. Al-Qur’an, S. al-Baqarah/2:29 :
، ) اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ. . . (29:2/ ﺳﻮرة اﻟﺒﻘﺮة Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu….. 6. Al-Qur’an, S. al-Jatsiyah/45:12-13 :
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 83
(13-12 : 45/ ﺳﻮرة اﻟﺠﺎﺛﯿﺔ،)اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. KEHARUSAN MEMAKMURKAN BUMI, LARANGAN MERUSAKNYA 7. Al-Qur’an, S. Hud/11:61 :
….. (61 : 11 / ﺳﻮرة ھﻮد، ) اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
............Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepadaNya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).” 8. Al-Qur’an, S. al-Qashash/28:77 :
84 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
/ ﺳﻮرة اﻟﻘﺼﺺ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (77 : 28 Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. KEHARUSAN MENJAGA KESEIMBANGAN, KEJUJURAN, LARANGAN MELEWATI BATAS 9. Al-Qur’an, S. ar-Rahman/55:7-9 :
، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (9-7 : 55 /ﺳﻮرة اﻟﺮﺣﻤﻦ Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. 10. Al-Qur’an, S. al-Isra/17:16 : (16 : 17 / ﺳﻮرة اﻹﺳﺮاء، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 85
mewah di negeri itu (supaya menta’ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. PENTINGNYA MEMELIHARA PEKERTI, KETAQWAAN
AKHLAQ,
BUDI
11. Al-Qur’an, S al-Ahzab/33:21 : (21 : 33 / ﺳﻮرة اﻷﺣﺰاب، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 12. Al-Qur’an, S. al-Qalam/68 : 4 : (4 : 68 / ﺳﻮرة اﻟﻘﻠﻢ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Sesuai dengan penegasan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sebuah hadist yang amat terkena: ( )اﻟﺤﺪﯾﺚ.ِإﻧﱠﻤَﺎ ﺑُﻌِﺜْﺖُ ِﻷُﺗَﻤﱢﻢَ ﻣَﻜَﺎرِمَ اْﻷَﺧْﻼَق Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. 13. Al-Qur’an, S, al Hajj/22:37 : ....
86 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
(37 : 22 / ﺳﻮرة اﻟﺤﺞ،)اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.... 14. Al-Qur’an, S. al-A’raf/7:26) : )اﻟﻘﺮآن
(26 : 7 / ﺳﻮرة اﻷﻋﺮاف،اﻟﻜﺮﯾﻢ Hai anak Adam (umat manusia), sesungguhnya Kami (Allah) telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. PENEGUHAN KEPERCAYAAN DIRI, KEHARUSAN SALING MENGHARGAI, LARANGAN SALING MERENDAHKAN, MENZALIMI, DAN BERPRASANGKA BURUK 15. Al-Qur’an, S. ali Imran/3:139 : )اﻟﻘﺮآن (139 : 3 / ﺳﻮرة آل ﻋﻤﺮان،اﻟﻜﺮﯾﻢ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 87
16. Al-Qur’an, S. al-Hujarat/49:10-12 :
ﺳﻮرة، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
(12-10 : 49 /اﻟﺤﺠﺮات Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanitawanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (mencela sesama mukmin) dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-
88 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. PENTINGNYA SILATURRAHIM, TAARUF, KEMULIAAN DAN KEUNGGULAN MANUSIA 17. Al-Qur’an, S. al Hujurat/49:13 :
(13 : 49 / ﺳﻮرة اﻟﺤﺠﺮات،)اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ Hai manusia, sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 89
18. Al-Qur’an, Al-Maidah/17:70 :
)اﻟﻘﺮآن (70 : 17 / ﺳﻮرة اﻹﺳﺮاء،اﻟﻜﺮﯾﻢ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. HAK ASASI DAN NILAI KEMANUSIAAN 19. Al-Qur’an, S. al-Maidah/5:32 :
(32 : 5 / ﺳﻮرة اﻟﻤﺎﺋﺪة، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ... Oleh karena itu telah Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.....
90 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
TANGGUNGJAWAB PERSEORANGAN DI AKHIRAT 20. Al-Qur’an S.Maryam/19:79-80 : (80-79 : 19 / ﺳﻮرة ﻣﺮﯾﻢ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
Sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab untuknya, dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri. 21. Al-Qur’an S. Maryam/19:95 :
(95 : 19 / ﺳﻮرة ﻣﺮﯾﻢ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. 22. Al-Qur’an S. Al An-am 6:94 :
(94 : 6 / ﺳﻮرة اﻷﻧﻌﺎم،)اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendirisendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 91
Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). 23. Al-Qur’an S. al-An’am/6:162 : )اﻟﻘﺮآن (162 : 6 / ﺳﻮرة اﻷﻧﻌﺎم،اﻟﻜﺮﯾﻢ Katakanlah: ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 24. Al-Qur’an, S.Ali-Imran/3:112 : ... (112 : 3 / ﺳﻮرة آل ﻋﻤﺮان،)اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjia) dengan manusia...... PENTINGNYA MUSYAWARAH, SIKAP TOLERAN, TAWAKAL, DAN SABAR
SANTUN,
25. Al-Qur’an, S. as-Syura/42:38 : (38 : 42 / ﺳﻮرة اﻟﺸﻮرى، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.
92 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
26. Al-Qur’an, S. al-Imran/3:159 :
، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (159 : 3 /ﺳﻮرة آل ﻋﻤﺮان Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka. Mohonkanlah ampunan bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudia apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.. 27. Al-Qur’an, S. al-Ashr/103:1:3 : .
، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (3-1 : 103/ﺳﻮرة اﻟﻌﺼﺮ Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 93
28. Al-Qur’an, S. al-Baqarah/2:251 : ……
ﺳﻮرة، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (251 : 2 /اﻟﺒﻘﺮة .......Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. 29. Al-Qur’an, S. al-Hajj/22:40 : …..
/ ﺳﻮرة اﻟﺤﺞ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (40 : 22 ………. Dan sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benarbenar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 30. Al-Qur’an, S. Ibrahim/14:34 :
: 14 / ﺳﻮرة إﺑﺮاھﯿﻢ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (34
94 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluan) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). HIKMAH, KEARIFAN KARUNIA ALLAH 31. Al-Qur’an S. al-Baqarah/2:269 :
ﺳﻮرة، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (269 : 2 /اﻟﺒﻘﺮة Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). 32. Al-Qur’an, S. as-Saba’/34:15 : ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
(15 : 34 /ﺳﻮرة ﺳﺒﺄ Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu rizki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 95
kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. PENTINGNYA TEGAR
SIKAP ISTIQAMAH,
TEGUH, DAN
33. Al-Qur’an, S. Fuslihat/41:30-31 :
/ ﺳﻮرة ﻓﺼﻠﺖ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ... (31-30 : 41 Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; ........ 34. Al-Qur’an S. Aqaf/46:13 :
(13 : 46 / ﺳﻮرة اﻷﺣﻘﺎف،)اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
96 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KECENDEKIAWANAN ADALAH ANUGERAH ALLAH 35. Al-Qur’an, S Az Zumar/39:17-18 :
، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (18-17 : 39 /ﺳﻮرة اﻟﺰﻣﺮ Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. 36. Al-Qur’an, S. al An-am/6:125 :
، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (125 : 6 /ﺳﻮرة اﻷﻧﻌﺎم Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 97
37. Al-Qur’an, S. Fathir/35:27-28 :
)اﻟﻘﺮآن
(28-27 : 35 / ﺳﻮرة ﻓﺎﻃﺮ،اﻟﻜﺮﯾﻢ Tidaklah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) diantara manusia, binatangbinatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambahamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. 38. Al-Qur’an, S. al-Mujadalah/58:11 : ….. (11 : 58 / ﺳﻮرة اﻟﻤﺠﺎدﻟﺔ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
98 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KELUASAN DAN KEDALAMAN ILMU ALLAH TIADA TERHINGGA 39. Al-Qur’an, S. AL-Kahfi/18:109 :
/ ﺳﻮرة اﻟﻜﮭﻒ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ (109 : 18 Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. 40. Al-Qur’an, S. al-Luqman/31:27 : ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
(27 : 31 /ﺳﻮرة ﻟﻘﻤﺎن Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habishabisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 41. Al-Qur’an, S. Fushilat/41:53 : / ﺳﻮرة ﻓﺼﻠﺖ، )اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ
(53 : 41
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 99
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? III. SEPINTAS SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA 1. Kehadiran Islam di Nusantara Untuk memahami lebih baik apa makna kehadiran Islam di tanah air Nusantara ini dan di mana letak arti penting kehadiran ICMI, kita hendaknya menengok ke belakang. Ada beberapa bukti bahwa bagian-bagian tertentu tanah air kita sudah punya hubungan dengan dunia Timur Tengah sejak ribuan tahun yang lalu. Bahan-bahan wewangian, seperti kayu cendana dan kapur barus (dari Barus, Sumatera Utara) agaknya telah menjadi komoditi perdagangan Internasional yang amat diperlukan oleh pusat-pusat budaya di “Kawasan Berperadaban” (al da’irah al-ma’murah Arab; Oikoumene - Yunani) yang pusatnya adalah kawasan antara Mesir di Barat dan Transoxiana di Timur. Selain bahan wewangian, komoditi Nusantara yang amat kuat ialah rempah-rempah. Karena itu sangat mungkin bahwa daerah-daerah tertentu, seperti Sumatera bagian Utara (khususnya Aceh) dan Maluku (khususnya Ternate – Tidore) telah mengenal Islam sejak dari abad-abad pertama tampilnya agama Allah Subhanahu Wata’ala yang terakhir ini. Bersamaan dengan itu patut kita ingat bahwa dua kerajaan Nusantara yang menjadi prototipe negara
100 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
nasional Indonesia Raya, yaitu Sriwijaya yang Budha di Sumatera dan Majapahit yang Hindu di Jawa, berturutturut mengalami kejayaan bersamaan dengan puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah di Baghdad, dan dengan kejayaan Kesultanan Mogul di India. Islam baru berkembang pesat dengan ruang lingkup seluruh Nusantara sampai ke pelosok-pelosok pedalaman setelah runtuhnya Majapahit (1478) dan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511). Dalam masa peralihan sekitar dari abad ke-15 sampai ke-16 itu Dunia Islam internasional sudah mulai kehilangan pamornya, dan dunia Barat sedang mengalami “kelahiran kembali� (Renaissance) untuk kemudian segera mengungguli dan meninggalkan Dunia Islam. Keunggulan itu kemudian diwujudkan dalam pengembangan politik kolonialisme dan imperialisme. Penaklukan Malaka oleh Portugis merupakan simbolisasi penjajahan Dunia Barat terhadap Dunia Timur, khususnya Dunia Islam. Langkah Portugis diikuti oleh Spanyol, Belanda, Inggris, dan Perancis. 2. Dampak Penjajahan Barat terhadap Umat Islam Banyak kalangan ahli yang memandang bahwa penjajahan Barat atas Dunia Islam merupakan kelanjutan sejarah panjang persentuhan dan pergumulan antara dua peradaban. Oleh karena itu wajar bahwa perlawanan paling sengit terhadap kolonialisme dan imperialisme Barat datang dari umat Islam, di bawah pimpinan para umara dan ulama. Agama Islam telah membekali penduduk Nusantara dengan wawasan hidup yang lebih merdeka, terbuka, dan egaliter, serta bersemangat melawan dan mengusir
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 101
kaum penjajah. Karena itu Islam juga menjadi sumber ilham pertama dan utama yang menjadi pangkal berdirinya Indonesia merdeka. Patriotisme itu menuntut berbagai pengorbanan. Salah satunya ialah bahwa kesibukan perjuangan melawan kezaliman kaum penjajah secara umum hampir tidak menyisakan kesempatan bagi umat Islam Nusantara untuk mengembangkan khazanah keilmuan dan peradaban yang lebih mendalam, luas, dan tinggi. Maka di bidang keilmuan, umat Islam Nusantara sampai akhir-akhir ini masih lebih banyak bersandar kepada hasil-hasil pemikiran lama dari dunia Islam di Timur Tengah dan Anak Benua. Di bidang budaya dan peradaban, umat Islam Nusantara masih lebih banyak dipengaruhi unsur-unsur tradisi setempat. Hal ini, misalnya, terlihat dari arsitektur Islam Nusantara yang bergaya “vernacular� atau “lokal�, dan hanya sedikit memiliki unsur universal Islam (barangkali kecuali arsitektur Islam di Sumatera bagian Utara). Sekiranya perkembangan ekstensif Islam itu tidak di kawasan ini, barangkali umat Islam Nusantara sudah lebih banyak yang sudah mencapai tingkat kematangan intelektual dan kultural, sebagaimana yang telah dicapai oleh umat Islam di India. Kejayaan masa lampau India yang mayoritas Hindu, banyak diasosiasikan dengan Islam (tercermin dalam bangunan-bangunan Islam yang monumental). Kebalikannya di Indonesia yang meskipun mayoritas muslim namun kejayaan masa lampaunya hampirhampir hanya terkaitkan dengan peradaban Budhisme dan Hinduisme (juga tercermin dalam berbagai bangunan Hindu-Budha yang monumental). Maka
102 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
pengembangan khazanah keilmuan dan peradaban merupakan tantangan bagi umat Islam yang belum terselesaikan secara sempurna. Telah disebutkan bahwa perkembangan ekstensif Islam di Nusantara baru terjadi sekitar akhir abad ke lima belas dan awal abad ke enam belas. Itu berarti sekitar empat abad setelah Dunia Islam mengalami kemandekan, dan bersamaan waktu dengan Barat yang sedang mengalami momentum menuju zaman modern. Karena situasi itu, maka sulit sekali bagi umat Islam Nusantara untuk mengembangkan diri menuju ke polapola budaya yang tinggi seperti dialami oleh umat Islam kawasan lain di masa lalu. 3. Umat Islam, Pendidikan, dan Pembangunan Modern Sikap perlawanan umat Islam Nusantara terhadap penjajahan itu diteruskan dengan sikap menolak dan non-koperasi terhadap kaum penjajah di segala bidang, khususnya budaya dan pendidikan. Akibatnya ialah bahwa umat Islam disingkirkan dari kemungkinan “berpartisipasi� dalam pendidikan modern yang mulai diperkenalkan pemerintah kolonial pada awal abad keduapuluh. Dalam kebijakan pendidikan itu kaum kolonial menyisihkan umat Islam dan memberi prioritas kepada unsur-unsur di kalangan penduduk yang memiliki afinitas religio-kultural dengan mereka, atau kepada unsur-unsur yang menguntungkan agenda kolonial mereka untuk menerapkan cara pemerintahan penjajahan tidak langsung, dibantu oleh seorang orientalis kolonial, Snouck Hurgronje. Umat Islam
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 103
dipaksa merasa cukup puas dengan warisan pendidikan dan keilmuan Dunia Islam yang sudah berabad-abad mengalami stagnasi yang diliputi oleh “obscurantism� (sikap ketidakpedulian ilmiah) itu. Terobosan telah dibuat oleh beberapa gerakan pembaharuan Islam seperti Sumatera Barat, Bandung, dan Yogyakarta. Muhammadiyah mendirikan sekolahsekolah modern dengan melaksanakan kurikulum modern. Tetapi dampak positifnya belum menyeluruh, dan masih terbatas hanya kepada segmen-segmen perkotaan dari kalangan umat Islam Nusantara. Akibat penjajahan terhadap umat Islam ditransmisikan bukan saja melalui terbatasnya akses pendidkan bagi umat tetapi juga melalui isi dan orientasi dasar pendidikan. Pendidikan yang dikembangkan secara terbatas oleh penjajah bagi anak negeri utamanya bersifat non-ilahiyah. Idiologi utama keilmuan yang tersimpan dalam kurikulum adalah idiologi materialistik dan individualistik. Ciri empirisisme tanpa Tauhid yang menandai pendidikan yang disponsori penjajah amat mempengaruhi pola pikir dan pandangan dunia, banyak pemimpin Indonesia yang mendapat pendidikan barat. Memang benar Islam menjadi sumber ilham pertama dan utama yang menjadi pangkal berdirinya Republik Indonesia. Tetapi pada tataran praktis idiologi operasional perjuangan umat baik pra-kemerdekaan maupun pascakemerdekaan banyak dicemari oleh idiologi materialistik dan individualistik serta pendekatan emprisisme tanpa Tauhid yang menandai sistem dan proses pendidikan barat. Pendidikan
yang
non-ilahiyah
104 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
yang
mencirikan
pendidikan barat merupakan refleksi atau sejalan dengan pendekatan pembangunan sosial-ekonomikultural yang disponsori penjajah. Pembangunan ekonomi utamanya didorong dari luar untuk kepentingan pemodal dari luar. Kekayaan sumber daya alam nusantara dieksploitir untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi pemilik modal. Manusia-manusia Indonesia dianggap dan diperlakukan sebagai tenaga kerja murah dalam bentuk kuli kontrak, tenaga kerja paksa, klerk, dan lain lain. Perkataan “inlander“ merupakan sebuah konotasi identitas manusia rendah atau ÂŤ sub-human Âť yang dikenakan kepada anak negeri. Hubungan anatamanusia yang berkembang dan dikembangkan dalam berbagai bidang kehidupan adalah hubungan kekuasaan. Pola pembangunan yang demikian yang berbasis materi dan individualisme dan kekuasaan berdampak amat merugikan bagi anak negeri. Secara ekonomi Indonesia pasca kemerdekaan tidak lebih kaya dari Indonesia pra-kemerdekaan; bahkan lebih miskin. Menurut satu studi, pendapatan per-kapita Indonesia pada tahun 2001 lebih rendah dari pada tahun sumpah pemuda dilaksanakan, tahun 1928! Secara indeks, pendapatan per-kapita tahun 2001 hanyalah 90% dibandingkan dengan tahun 1928 yang 100. Pengangguran, kemiskinan dan busung lapar yang luas ditengah kekayaan materi yang meningkat bagi sebagian masyarakat adalah kelanjutan saja dari kecenderungan masa lalu yang kelam. Namun yang lebih merugikan bagi masa depan bangsa adalah metarmofosis budaya materialistik dan kekuasaan kedalam kegiatan kegiatan sosial bebasis nilai-nilai moral subyektif. Maka berkembanglah berbagai
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 105
penyakit sosial seperti korupsi, pencurian, perampokan, perusakan lingkungan, standar ganda, budaya kekerasan dan politik uang, budaya tujuan menghalkan cara, termasuk pembunuhan dan menghilangkan nyawa orang lain untuk tujuan tertentu yang dianggap sah secara subyektif. Salah satu akibat dari itu semua, umat Islam tersingkirkan dari percaturan politik yang memerlukan tingkat pendidikan modern yang cukup. Dapat dikatakan bahwa umat Islam adalah yang paling berkepentingan kepada pengusiran penjajah dan kemerdekaan nasional. Panggilan untuk berjihad melawan kaum penjajah dan merebut kemerdekaan telah mendorong umat Islam kepada peranan yang amat besar dalam perjuangan fisik. Tetapi setiap kali perjalanan pertumbuhan negara dan bangsa sampai kepada fase konsolidasi pemerintahan, umat Islam tersisih dan terkena “diskualifikasi�. Banyak peristiwa kritis nasional yang melibatkan unsur-unsur umat Islam dapat diterangkan dari sudut pandang ini. Situasi yang kurang menguntungkan itu berlangsung sampai saat penyerahan kedaulatan oleh Belanda ke Republik. Seorang tokoh Islam, Muhammad Natsir, berjasa menyelamatkan wilayah Indonesia dari politik pecah belah Belanda dan menyatu-padukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Atas jasanya yang besar itu, Muhammad Natsir mendapat kepecayaan dari Presiden Soekarno untuk memimpin pemerintahan pertama setelah penyerahan kedaulatan, pada awal 1950. Melalui dua orang menterinya, Menteri Agama K.H.A. Wahid Hasyim dan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Dr. Bahder Djohan, Kabinet Natsir membuka pintu-pintu
106 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
pendidikan modern kepada umat Islam. Hal itu dilakukan melalui kebijakan bahwa “sekolah-sekolah umum” akan diberikan pendidikan agama. Hasilnya ialah terciptanya legitimasi psikologis-politis dan keagamaan bagi sistem pendidikan nasional dalam pandangan umat Islam. Namun secara sosial-ekonomi-kultural dan moral Indonesia membutuhkan perubahan besar kedua sebagai lanjutan perubahan besar yang dibawa oleh revolusi fisik tahun 1945-1949. Perubahan besar kedua ini secara substantif menyangkut reformasi mental dan moral. IV. LATAR BELAKANG SOSIOLOGIS DAN DEMOGRAFIS KEHADIRAN ICMI Dengan adanya legitimasi psikologis-politis keagamaan bagi sistem pendidikan nasional itu mulailah umat Islam dengan bebas mengirimkan putera-puteri mereka ke “sekolah-sekolah umum”. Pada saat yang sama banyak “sekolah-sekolah agama” mulai mengalami modernisasi dengan memasukkan lebih banyak “pelajaran umum”. Hasil keseluruhan proses itu ialah adanya “intellectual boom” pada awal 1970-an, yang terdiri dari jumlah besar lulusan universitas, yang berasal dari latar belakang ke-Islaman keluarga yang kuat, yaitu “kaum santri”. Namun dampak sosial mereka belum terasa —sekali pun jumlahnya besar— karena umumnya masih sibuk dengan masalah membangun dan membina keluarga. Pada tahun 1980an sebagian dari mereka sudah selesai dengan “urusan domestik”, dan mulailah mereka menjadi perintis, pelopor, dan sponsor berbagai kegiatan keagamaan di
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 107
semua sektor kehidupan. Kegiatan itu menghasilkan gejala kegairahan keagamaan yang amat meningkat di seluruh tanah air, khususnya di kota-kota. Akibat lebih lanjut yang amat penting ialah adanya mobilitas vertikal pada umat Islam, diwakili oleh angkatan baru yang terdidik secara modern tersebut, sebagai bagian utama dari mobilitas rakyat Indonesia pada umumnya. Karena dasar semua itu ialah tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan merata sebagai salah satu hasil kemerdekaan, maka mobilitas itu sesungguhnya suatu gejala wajar, objektif, dan sematamata karena perkembangan demografis-pendidikan. Tetapi berbagai stigma sosial-politik masih banyak menghambat proses gerak ke atas itu. Stigma-stigma itu digeneralisasikan pada hampir seluruh angkatan muda Islam terdidik, sehingga mempunyai efek sosial-politik yang tidak menguntungkan perkembangan negara. Umat Islam pada umumnya merasakan adanya usahausaha, sadar atau tidak sadar, untuk menghambat dan membendung proses gerak ke atas dan peningkatan kualitas partisipasi rakyat umum di berbagai bidang kehidupan kenegaraan, misalnya melalui isu terorisme, jamaah Islamiyah, dan tuduhan sektarianisme. ICMI dibentuk dengan latar belakang sosiologis, historis, dan demografis tersebut. Dilihat dari sudut pandang ini maka sesungguhnya ICMI adalah salah satu gejala yang paling penting, dari proses-proses gerak ke atas rakyat Indonesia pada umumnya. Sebagai sebuah indikator, ICMI menunjuk kepada gejala yang sedang terjadi, tapi sekaligus juga merupakan simbolisasi gejala itu sendiri.
108 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
V.
TIGA DIMENSI KHITTAH ATAU WAWASAN DAN KEBIJAKAN ASASI ICMI 1. Dimensi Ke-Islaman ICMI Berdasarkan itu semua, maka agenda kegiatan ICMI meliputi ruang lingkup keseluruhan wilayah Indonesia dan menjangkau masa depan yang jauh. Berkaitan dengan ini, pertama-tama ICMI dituntut untuk mampu menerjemahkan nilai-nilai universal Islam dalam konteks ruang Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya, dan dalam konteks zaman modern sekarang. Ini tidak mudah, mengingat bahwa Islam saat sekarang sedang merupakan agama dari penduduk negeri-negeri yang masih tertinggal, berhadapan dengan proses globalisasi yang didominasi oleh kekuatan-kekuatan dari negeri-negeri bukan muslim di Amerika Utara, Eropa Barat, dan Asia Timur. Kesulitan itu diperbesar oleh adanya usaha-usaha melakukan disinformasi tentang Islam dan kaum muslimin, bahkan ada yang menyebutnya konspirasi, dari berbagai kalangan, khususnya Barat, melalui penggunaan segi-segi keunggulan lahiriah mereka. Namun situasi yang sulit itu justru merupakan tantangan bagi umat Islam untuk mengetengahkan keyakinannya yang fitri dan hanif. Krisis kemanusiaan yang berdimensi global itu tidak lagi terbatas hanya kepada masyarakat-masyarakat tertentu di muka bumi ini, melainkan juga merupakan persoalan bagi umat Islam. Maka kaum muslimin ikut bertanggung jawab untuk mencari jalan mengatasi krisis itu dan menyelamatkan umat manusia dari kehancuran. Sebuah syair terkenal menyebutkan:
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 109
.َوِإﻧﱠﻤَﺎ اْﻷُﻣَﻢُ اْﻷَﺧْﻼَقُ ﻣَﺎﺑَﻘِﯿَﺖْ ﻓَﺈِنْ ھَﻤُﻮْا ذَھَﺒَﺖْ أَﺧْﻼَﻗُﮭُﻢْ ذَھَﺒُﻮْا Bangsa-bangsa itu akan tegak selama akhlaqnya tegak, dan bila akhlaqnya sirna, maka sirna pulalah bangsabangsa itu. Karena itu setiap anggota ICMI memahami relevansi ajaran Islam dengan kehidupan manusia di segala bidang, dalam kaitannya dengan bentuk hubungan yang benar antara manusia dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan alami maupun lingkungan manusiawi dengan pola-pola budaya dan peradabannya. Islam menegaskan, bahwa manusia adalah makhluk Allah Subhanahu Wata’ala satu-satunya yang dianugerahi kehormatan memegang dan menjalankan amanah kekhalifahan di muka bumi ini. Sebagai khalifah, manusia dianugerahi kemerdekaan untuk memilih dan menentukan ke mana arah hidup mereka akan dituju. Kehidupan berbudaya dan berperadaban di dunia harus dikembangkan secara kreatif dengan menumbuhkan sikap kritis kepada yang telah mapan, karena semua itu akan dipertanggung jawabkan manusia di hadirat Allah Subhanahu Wata’ala pada hari pengadilan terakhir kelak melalui hal-hal, sebagai berikut : 1. Selaku umat Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam, Rasulullah terakhir yang telah menyempurnakan rangkaian agama Allah sepanjang sejarah umat manusia, para anggota ICMI harus menyadari tanggung jawab sosialnya sebagai bagian umat penengah (ummatan wasathan), yang mampu berlaku adil dan jujur atas seluruh umat manusia. 2. Pelaksanaan tanggung jawab yang berat namun suci
110 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
itu menuntut setiap orang muslimin dan muslimah untuk meningkatkan nilai kemanusiaan mereka sebagai makhluk yang penuh kasih sayang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, kreatif, cerdas, jujur, dan terampil. 3. Unsur-unsur yang wajib dipunyai oleh setiap pemimpin itu perlu digalakkan tumbuh suburnya di kalangan para anggota ICMI sedemikian rupa, sehingga pengertian tentang cendekiawan Muslim menjadi identik dengan ulul - albab yang dimaksudkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an al karim. 4. Al-Qur’an juga menegaskan, bahwa bumi dan seluruh alam raya ini diciptakan Allah untuk kemudahan hidup manusia. Oleh karena itu manusia diwajibkan untuk memanfaatkan alam raya sebagai anugerah Allah Subhanahu Wata’ala, untuk membangun dan memakmurkan bumi demi kepentingan hidup mereka sendiri. Maka aktivitas membangun bangsa dan negara bagi setiap anggota ICMI merupakan suatu kewajiban suci dalam rangkaian pelaksanaan perintah Allah Subhanahu Wata’ala. Kata-kata Arab “ista’mara-kum” dapat diterjemahkan menjadi “memerintahkan kamu memakmurkan” (yang dipilih untuk terjemah di atas), juga dapat diterjemahkan menjadi “membuat kamu menetap (di bumi), bahkan dapat pula diterjemahkan menjadi “memerintahkan kamu menciptakan peradaban.” Sebab perkataan “ista’mara” sendiri adalah seakar dengan kata-kata ‘imarah, ‘umran, “peradaban”, atau “karta raharja” (tidak jauh dari arti perkataan (pinjaman) Indonesia “makmur”). Berdasarkan itu, maka berbagai kemungkinan terjemahan kata-kata “ista’mara” tersebut adalah sah, apalagi setiap terjemahan tentu mengandung unsur tafsiran.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 111
ICMI menyadari lingkungan sosial-budaya Indonesia masih menunjukkan sisa-sisa animisme dan dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa alam mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia diluar kehendak Allah Subahanu Wata’ala. Sebagaimana sudah disampaikan sebelumnya, ICMI juga menyadari sepenuhnya bahwa proses pembangunan bangsa pasca kemerdekaan masih didominasi oleh paradigma operasional materialistik dan kekuasaan serta nilai-nilai moral relatif yang tidak sejalan bahkan berlawanan dengan nilai-nilai Tauhid. Keadaan itu perlu diubah menjadi pandangan hidup sesuai dengan ajaran Al-Qur’an yang antara lain dengan tegas menyatakan bahwa alam ini diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala sebagai ciptaan yang baik dan dapat membawa kebahagiaan hidup duniawi manusia, sekaligus sebagai wahana bagi kegiatan beramal salih untuk kehidupan abadi yang bahagia di akhirat kelak. Berkaitan dengan ini, ICMI harus berjuang aktif dalam usaha membebaskan kebanyakan rakyat Indonesia dari belenggu berbagai kepercayaan keliru berupa khurafat, takhayul, dan mitologi yang merampas harkat dan martabat kemanusiaan mereka sebagai puncak ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala. Usaha pembebasan ini dilakukan dengan menanamkan pemahaman yang lebih benar, tepat, dan mendalam akan makna tauhid yang berpangkal pada dua kalimat syahadat dengan berbagai implikasinya dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Insaf akan keadaan umat Islam Indonesia yang masih tertinggal di dalam penalaran dan penghayatan mereka terhadap nilai-nilai agamanya, ICMI merasa ikut bertanggung jawab dalam mengangkat dan meningkatkan kecerdasan rakyat. Kecenderungan rakyat umum kepada fatalisme dan sikap menyerah
112 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
kepada nasib perlu diluruskan melalui pendidikan tauhid yang lebih sesuai dengan semangat Al-Qur’an, yaitu berkarya sesuai dengan tuntutan sunnatullah baik yang Qur’aniyyah dan kauniyah. Keseimbangan adalah hukum alam semesta yang telah ditetapkan Allah Subhanahu Wata’ala dan oleh karena itu, melanggar prinsip keseimbangan berarti melanggar hukum alam semesta. Dari firman suci dapat dibaca keterangan tentang hukum keseimbangan yang menguasai seluruh jagad raya (kosmos), diikuti dengan pesan moral umum (universal) janganlah kita melanggar hukum keseimbangan itu dan diteruskan dengan pesan moral khusus (praktis) agar kita jujur dan tidak curang dalam melakukan timbangan (komersial). Firman ini adalah contoh dalam bentuk yang runtut dan kompak tentang moralitas praktis kita sehari-hari itupun sesungguhnya mempunyai nilai kosmis, sama dengan sikap ‘Islam’ (tunduk dengan penuh pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa) adalah juga mempunyai nilai kosmis, karena seluruh jagad raya adalah ciptaan Allah yang tunduk penuh pasrah atau Islam kepada-Nya (lihat al-Qur’an, S. al-Imran/3:83-85). Dalam kehidupan sosial-historis manusia, prinsip keseimbangan adalah juga prinsip keadilan sosial, pelanggaran atas prinsip itu merupakan penyebab utama hancurnya masyarakat-masyarakat manusia di masa lalu. Hidup yang berpegang teguh kepada prinsip keadilan dan keseimbangan yang merupakan fitrah dari Allah Subhanahu Wata’ala itu akan melahirkan pribadipribadi dengan akhlaq al-karimah yang tinggi, dengan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam selaku teladan utama. Seperti halnya Nabi sendiri yang dipuji oleh Allah sebagai pribadi yang berakhlaq agung, para
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 113
anggota ICMI hendaknya menyadari sedalam-dalamnya bahwa masing-masing harus berusaha memelihara akhlaq al-karimah. Dan itulah sesungguhnya tujuan risalah suci Nabi Muhamad Shallallahu ’Alaihi Wasallam yang dibangkitkan di tengah umat manusia. Hal ini sesuai dengan berbagai peringatan dalam AlQur’an bahwa selain kewajiban-kewajiban lahiriyah, kaum beriman mutlak harus berusaha untuk menangkap dan melaksanakan pesan agama yang lebih maknawi dan esensial. Tentang shalat, misalnya, diperingatkan bahwa siapa yang melakukannya namun “melupakannya”, yakni shalatnya tidak akan berpengaruh kepada pembentukan akhlaknya dengan indikasi tidak memiliki solidaritas kemanusiaan, maka ia dikutuk oleh Allah - Lihat Al-Qur’an, S. al-Maun yang amat sering dikutip para mubaligh. tentang yang lain misalnya ialah mengenai ibadah kurban binatang pada waktu Lebaran Haji atau ‘Idul Adha (lihat Al-Qur’an S. Al Hajj/22:37). Berkaitan dengan masalah etika dan moral itu, para anggota ICMI wajib meningkatkan keimanan dan ketaqwaan sehingga setelah menjalankan dan memenuhi kewajiban-kewajiban formal keagamaan juga mampu menangkap dan melaksanakan pesanpesan di balik kewajiban-kewajiban formal itu berupa makna-makna dan substansi-substansinya, dengan demikan ICMI ikut serta secara aktif menumbuhkan dimensi etis dan moral yang kuat dalam kehidupan kemasyarakatan, pemerintahan, dan kenegaraan bangsa Indonesia, sesuai dengan tuntutan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa yang menyinari semua sila yang lain. Dengan begitu pula maka Indonesia akan tumbuh dan berkembang sebagai bangsa yang tegar dalam masalah
114 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
etika dan moral, baik pribadi maupun sosial, dengan etos al-Furqan atau perbedaan dan pemisah yang tegas antara yang haq dan yang bathil, antara yang benar dan yang palsu, dan antara yang baik dan yang jahat. Ketegaran etika dan moral akan menjadi dasar yang kukuh bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa menuju masyarakat madani. Sebaliknya, kelemahan dalam etika dan moral lambat atau cepat akan menghancurkan bangsa ini. Harga diri masing-masing pribadi kaum muslim harus ditegakkan kembali, sehingga tidak ada lagi sikap-sikap yang cenderung merasa “rendah diri.” Hal ini dilakukan antara lain dengan menyadarkan kembali bahwa mereka adalah orang-orang yang unggul jika benarbenar beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala adalah pemilik segala kehormatan, yang ke hadirat-Nya segala pandangan yang baik akan menuju, dan amal salih akan diangkat oleh-Nya. Terkait dengan itu ialah ajaran tentang persaudaraan berdasarkan iman dan ukhuwah Islamiyah. Masalah ukhuwah ini sekarang dirasakan menjadi urgensi untuk ditanamkan kembali kepada seluruh umat Islam. Kitab suci mengajarkan bahwa semua kaum beriman adalah bersaudara, maka harus selalu dicari jalan menyelesaikan pertikaian di antara sesama umat Islam melalui ishlah. Al-Qur’an juga memberi petunjuk yang amat jelas bahwa untuk memelihara ukhuwah sesama muslimin, baik kaum lelaki maupun kaum perempuan, hendaknya jangan merendahkan sesamanya, “kalau-kalau yang direndahkan itu lebih baik daripada yang
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 115
merendahkan”. Juga janganlah saling mencerca atau memberi nama ejekan satu sama lain, lebih-lebih kepada sesamanya yang jelas-jelas telah menunjukkan ciri-ciri (lahiriyah) keimanan. Juga diajarkan agar jangan banyak berburuk sangka kepada sesama muslimin, mencari-cari kesalahan sesamanya (tajassus), dan saling mengumpat (melakukan ghibah, yaitu membicarakan cacat orang lain yang belum tentu benar, dan orang itu “ghaib” atau tidak hadir di depan kita). Lebih jauh lagi, Al-Qur’an mengajarkan bahwa umat manusia adalah sama derajat dan martabatnya di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala, meskipun mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Egalitarianisme adalah sebuah nuktah yang amat kuat dalam sistem ajaran Islam, jauh lebih kuat daripada dalam sistem ajaran manapun. Pembagian manusia dalam ciri-ciri lahiriahnya tidak dibenarkan untuk menjadi alasan pembagian harkat dan martabat menjadi tinggi dan rendah. Ciri perbedaan lahiriah hanya agar manusia saling kenal dengan sikap saling menghormat. Sedangkan yang paling mulia di antara mereka ialah yang paling bertaqwa kepada Allah, dan hanya Allah Subhanahu Wata’ala yang mengetahui hal itu. Masih berkaitan dengan pandangan kemanusiaan itu, berdasarkan Al-Qur’an perlu ditanamkan kepada masyarakat luas kesadaran bahwa masing-masing pribadi manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah Subhanahu Wata’ala, baik di daratan maupun di lautan, dengan anugerah rizki yang baik dan dengan dilebihkan atas sebagian besar makhluk yang lain. Umat Islam juga harus diinsafkan tentang nilai kemanusiaan universal,
116 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
atas dasar ajaran Al-Qur’an bahwa nilai setiap pribadi manusia adalah sama dengan nilai kemanusiaan sejagad, sehingga kejahatan terhadap seorang pribadi adalah kejahatan terhadap kemanusiaan sejagad, dan kebaikan kepada seorang pribadi adalah kebaikan kepada kemanusiaan sejagad. Karena itu dalam masyarakat harus ditanamkan etos penghormatan kepada setiap pribadi manusia, khususnya berkenaan dengan kebebasan-kebebasan asasinya seperti kebebasan beragama, menyatakan pendapat, berkumpul dan berserikat, karena setiap pribadi akan mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan hidupnya di dunia ini kelak dalam Pengadilan Ilahi di Akhirat, mutlak sebagai perorangan, tanpa seorang pun dapat melibatkan diri, membantu atau membelanya. ICMI bertanggung jawab untuk menyebarkan pendidikan agama Islam di semua bidang kehidupan sedemikian rupa sehingga umat Islam semakin berpegang teguh pada tuntutan syariat Islam secara kaffah (utuh). Orientasi Islam yang lebih menyeluruh dan mencakup pandangan tentang alam raya, umat manusia, sejarah, dan masa depan dunia perlu lebih ditekankan, berdasarkan semangat ajaran tauhid yang murni, yang membebaskan manusia dan melandasi kegiatan hidupnya secara lebih mantap dan langgeng. Dengan demikian diharapkan umat Islam Indonesia akan lebih mampu menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu meningkatkan peranserta mereka di dalam membangun dan membina bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita para pahlawan dan para pendiri Republik yang telah meletakkan dasar-dasar filosofis dan konstitusional negara tercinta ini.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 117
2. Dimensi Ke-Indonesiaan ICMI Sebagai sekelompok masyarakat yang telah ditakdirkan Allah Subhanahu Wata’ala lahir dan hidup di tanah air Indonesia yang beragam suku, tradisi, dan agama, para anggota ICMI menyadari kehadiran mereka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan bangsa Indonesia, dan bertekad untuk ikut berperan sebesarbesarnya dalam membina satu negara kesatuan yang berbentuk Republik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kesadaran ini membuat para anggota ICMI berkeyakinan, bahwa demi kesatuan bangsanya mereka berjuang mempertahankan langgengnya persatuan bangsa berlandaskan falsafah kenegaraan yang telah disepakati bersama. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa bagi setiap anggota ICMI adalah identik dengan tauhid, yaitu keyakinan akan kemahaesaan Allah Subhanahu Wata’ala. Bagi setiap anggota ICMI keyakinan dengan komitmen kepada Allah sesuai dengan ikrar mereka: “Sesungguhnya ibadahku, amal baktiku, hidupku dan matiku adalah semata-mata bagi Allah seru sekalian alam”. Tekad dan komitmen itu membentuk kepribadian setiap muslim, termasuk setiap anggota ICMI, dengan kesadaran akan tanggung jawab mutlaknya di hadapan Tuhan Maha Pencipta. Kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi landasan pendirian setiap anggota ICMI dalam seluruh aktivitas mereka selama hidup di dunia ini demi mendatangkan kemaslahatan bagi manusia seluruhnya. Kemaslahatan dan keselamatan manusia seluruhnya merupakan sumbu pertimbangan amal perbuatan para anggota ICMI. Dengan begitu maka setiap anggota ICMI, selaku
118 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
seorang muslim, menyadari bahwa kehadiran mereka di muka bumi berfungsi sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dan kemanusiaan sejagad, sejalan dengan iradah Allah Subhanahu Wata’ala Subhanahu Wata’ala. Karena itu ICMI, melalui perorangan para anggotanya ataupun secara kolektif, berjuang bersama kelompokkelompok lain yang ada di tanah air tercinta ini dalam rangka membina dan mempertahankan persatuan bangsa, sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda. Sikap dan tekad ini terpatrikan dalam kalbu setiap anggota ICMI berdasarkan keyakinan akan firman Allah yang menegaskan bahwa tanpa hubungan yang baik dengan Allah Subhanahu Wata’ala, masyarakat manusia akan hidup terhina di dunia ini. Anggota ICMI menyadari, bahwa tugas mulia sebagai khalifah Allah Subhanahu Wata’ala di bumi adalah amanat dan anugerah yang dilimpahkan kepada Bani Adam guna mengatur dan melestarikan kehidupan bersama di bumi ini. Oleh karena itu, seluruh jajaran anggota ICMI harus meyakini bahwa setiap gagasan, konsep, rencana, dan gerak langkah yang mereka tempuh wajib berlandaskan kepada maslahat dan kepentingan rakyat Indonesia seluruhnya, yang dibina bersama melalui proses hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan. Musyawarah itu sendiri digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai salah satu karakteristik utama masyarakat kaum beriman. Dan musyarawah mengasumsikan bahwa manusia adalah sama hak dan kewajibannya. Perintah Allah Subhanahu Wata’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam untuk mengajak para sahabat beliau bermusyawarah dalam segala urusan kemasyarakatan didahului dengan pujian kepada beliau sebagai tokoh yang karena adanya rahmat Allah Subhanahu Wata’ala bersikap lemah
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 119
lembut dan toleran kepada orang lain, disertai peringatan bahwa seandainya beliau itu kasar dan keras hati, maka tentu akan ditinggalkan umat. Karena itu Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan beliau untuk bersikap lapang dan penuh pengertian kepada para sahabat beliau dengan memaafkan kesalahan mereka dan memohonkan ampun kepada Allah Subhanahu Wata’ala untuk mereka, kemudian mengajak mereka bermusyawarah dalam segala urusan kemasyarakatan. Keputusan apa pun yang diambil harus dilaksanakan dengan penuh tawakal kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Seterusnya, musyawarah —yang secara kebahasaan berarti “saling memberi isyarat”, yakni, isyarat tentang apa yang baik dan benar—mempunyai kesamaan dasar dengan ajaran “saling berpesan tentang kebenaran” sebagai bagian amal salih. Jika iman memiliki dimensi vertikal yang amat pribadi dan tak mungkin dicampuri oleh orang lain, maka amal salih merupkan perwujudan iman itu dalam bentuk kegiatan nyata yang berdimensi sosial, maka amal salih dengan sendirinya meyangkut orang lain dalam masyarakat, dan ajaran “saling berpesan tentang kebenaran” adalah pengakuan yang prinsipil akan hak orang lain untuk ikut campur menentukan bersama kegiatan yang melibatkan kepentingan orang banyak. Ajaran ini menjadi lebih penting karena selalu ada kemungkinan seseorang tanpa sadar terkuasai oleh dorongan keinginan diri sendiri (hawa al-nafs) yang subjektif. Dengan perkataan lain, masalah yang menyangkut orang banyak, seperti masalah kenegaraan, tidak boleh dipertaruhkan hanya kepada kemauan baik pribadi saja, betapapun luhurnya budi orang tersebut, melainkan harus diletakkan dalam kerangka usaha bersama melalui pertisipasi seluruh
120 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
warga masyarakat secara merata dan terbuka. Karena itu agama mengajarkan bahwa “pangkal kebijaksanaan ialah musyawarah” (ra’s-u al-hikmat al masyurah). Musyawarah dan saling mengingatkan tentang kebenaran itu mengharuskan adanya sikap kesediaan menghargai pendapat orang lain. Maka dari itu keselamatan masyarakat manusia memerlukan syarat keempat, yaitu “saling berpesan” dengan kesabaran sehingga tumbuh sikap penuh kedewasaan pribadi dan sosial dalam menghadapi masalah bersama dengan mendahulukan kepentingan umum atas kepentingan diri sendiri. Lebih lanjut lagi, prinsip musyawarah sebagai pola pemecahan masalah hidup bersama dan mekanisme pemeliharaan keutuhan masyarakat manusia merupakan satu rangkaian kesatuan dengan keseluruhan hukum yang tunggal dari Allah Subhanahu Wata’ala. yang meliputi seluruh ciptaan-Nya. Seluruh jagad raya diciptakan Allah dengan menetapkan hukum keimbangan yang menjaga keutuhannya. Demikian pula, Allah Subhanahu Wata’ala menjaga kelestarian hidup di bumi ini juga dengan menetapkan mekanisme pengimbangan suatu kelompok manusia oleh kelompok manusia yang lain, suatu hukum Allah yang bahkan disebutkan sebagai kemurahan atau rahmat-Nya kepada seluruh alam. Tujuan akhir setiap kegiatan anggota ICMI dalam melakukan jihad, ijtihad, dan mujahadah identik dengan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu tegaknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Perjuangan mencapai cita-cita bangsa itu bagi setiap anggota ICMI merupakan manifestasi rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah menganugerahkan
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 121
mereka nikmat iman, ilmu, dan hikmah. Sikap bersyukur mengandung makna pandangan dan penerimaan positif dan penuh harapan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Karena itu bersyukur juga menjadi sumber energi dan kekuatan lahir dan batin untuk bekerja dan berkreasi, sehingga nikmat karunia Allah Subhanahu Wata’ala itu akan semakin bertambah. Sebaliknya, kufur atau ingkar akan nikmat karunia Allah mengandung arti padangan yang negatif dan pesimis kepada hidup dan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, sehingga akan menjerumuskan manusia kepada perasaan teringkari, gelisah, dan gundah yang menghabiskan energi, mengurangi kegairahan hidup, dan melemahkan potensi kreatifitas, dengan akibat hilangnya nikmat karunia Ilahi dan timbulnya kesengsaraan yang pedih. Nikmat karunia Allah Subhanahu Wata’ala kepada umat manusia tidak terbilang banyaknya. Dari antaranya yang bernilai sangat agung ialah karunia hikmah dan kearifan yang dianugerahkan Allah Subhanahu Wata’ala kepada mereka yang dikehendaki-Nya, yaitu ulul-albab, karena mereka ini mampu melakukan refleksi-refleksi. Kewajiban bersyukur kepada Allah mendorong anggota ICMI untuk menjalankan sikap hidup penuh pengabdian diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan beramal salih berujud usaha bersama mencerdaskan kehidupan bangsa dan dengan menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, membangun negeri yang utama, adil dan makmur, dengan ridha dan ampunan Allah Subhanahu Wata’ala seperti tergambar dalam Al-Qur’an tentang negeri yang baik.
122 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
ICMI menyadari sepenuhnya tantangan besar yang dihadapi bangsa untuk mengoperasionalkan secara sistemik dan berkelanjutan berbagai sila dari Pancasila sebagaimana yang dikemukakan diatas. Tantangan besar yang dihadapai adalah tidak adanya contoh didunia suatu negara yang diorganisir dan diatur secara operasional berbasis kepada nilai-nilai moral yang agung sebagaimana tercermin didalam lima prinsip pokok kenegaraan yang disepakati bersama, khususnya yang menyangkut prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan. Yang ada contoh dalam pengalaman sejarah adalah negara yang berdasarkan agama atau teokrasi dan negara yang memisahkan peran agama dalam kehidupan publik. Disinilah ICMI perlu berperan untuk mengartikulasikan secara operasional sistemik suatu negara yang bukan negara agama dan bukan pula negara sekuler tetapi negara moral atas dasar prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan. Jawaban terhadap tantangan ini amatlah krusial bagi kehidupan kebangsaan dimasa depan sebab sebegitu jauh dalam masa kemerdekaan yang hampir enampuluh tahun janji-janji proklamasi atas dasar lima prinsip pokok belum berhasil diwujudkan secara sistemik dan memuaskan. 3. Dimensi Ke-Cendekiawanan ICMI Sebagai wadah cendekiawan muslim yang bertujuan tunggal, yaitu ridha Allah Subhanahu Wata’ala, para anggota ICMI wajib senantiasa mendasarkan sikap dan tabi’at mereka kepada nilai-nilai yang termaktub dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qu’an itu kaum cendekiawan dilukiskan sebagai ulu ‘l-albab atau “mereka yang berpengertian mendalam”, juga disebut al ‘ulama’ (kaum ilmuwan).
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 123
Gambaran sifat-sifat utama mereka minimal seperti berikut : 1) Memiliki kesadaran yang mendalam bahwa dirinya adalah hamba yang mengorientasikan seluruh hidupnya kepada Allah Subhanahu Wata’ala demi memperoleh ridha-Nya berdasarkan tauhid yang tulus dan sikap hidup yang beristiqamah, sehingga memiliki kekuatan lahir dan batin, jasmani dan rohani karena yakinakan ‘inayah Ilahi, dan bertindak dengan penuh tanggung jawab sebagai khalifah-Nya di muka bumi. ”yaitu orang-orang yang suka mendengarkan ajakan, lalu menimbang, lantas mengambil ma’na yang lebih baik, bukan menolak dengan buta tuli”. (lihat A. Hassan Al-Furqan, tafsir Qur’an, Bangil, Persatuan, edisi luks I,.hal. 1996 catatan 3406) . 2) Peka dan tanggap terhadap lingkungannya, sebagai akibat dekatnya hubungan dan komunikasi batin dengan Allah Subhanahu Wata’ala yang telah mencurahkan rahmat-Nya kepada manusia sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim, dan yang telah menciptakan seluruh jagad raya untuk manusia. 3) Memahami makna yang terkandung dalam fenomena alam dan punya kemampuan untuk mengubah lingkungannya dalam rangka mengadakan pembaharuan (tajdid) terus menerus di dalam kehidupan berperadaban dan berbudaya, dengan berkiprah menurut tuntutan zamannya, bahkan mampu melakukan antisipasi dan “membaca” tanda-tanda zaman itu, sebagai hasil aktivitas fikirnya tentang alam raya dan lingkungan hidupnya, dilandasi oleh keinsafan batin
124 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
berdasarkan iman dan taqwa serta orientasi hidup Berketuhanan (rabbaniyah) melalui sikap yang selalu menyadari kehadiran Allah Subhanahu Wata’ala dan ingat atau dzikir kepada-Nya dalam setiap tempat dan kesempatan. 4) Sebagai al-‘ulama’ (kaum ilmuwan), mereka adalah yang paling tinggi dalam ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena mereka memahami gejala alam sekitar sejak dari gejala “hujan yang diturunkan Allah dari ketinggian” (meteorologi), “buah-buahan yang berwarna-warni” (flora), “bahan-bahan dalam susunan geologis gununggunung yang juga berwarna-warni” (minerologi), “aneka ragam manusia” (antropologi, humaniora dan ilmu-ilmu sosial), dan “aneka ragam binatang, baik liar maupun peliharaan” (fauna). Jadi meliputi seluruh bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dalam zaman modern sekarang ini. 5) Para ilmuwan adalah kelompok masyarakat yang menerima amanat ilmu pengetahuan, yang dengan ilmu pengetahuan itu sebagai pelengkap terhadap iman merupakan jaminan bagi keunggulan yang tinggi suatu masyarakat atas masyarakat lainnya. Asas keimanan merupakan sumber dorongan dan tuntunan batin untuk menerapkan sikap hidup yang sebaik-baiknya dalam masyarakat sesama manusia, dan asas keilmuan akan memberinya pengetahuan dan kecakapan tentang pilihan cara terbaik dalam usahanya mewujudkan sikap hidup itu secara nyata. 6) Para cendekiawan adalah mereka yang memiliki etos keilmuan yang terus menerus berusaha
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 125
dengan penuh kesungguhan atau berijtihad mencari dan menemukan pengetahuan baru yang melintasi dan menembus perbatasan ilmu yang sedang ada pada masyarakat manusia pada saat itu. Sebab, ilmu pengetahuan itu meskipun mengenal perbatasan (frontier) namun tidak mengenal batas (limit), karena batas ilmu pengetahuan ialah ilmu pengetahuan Allah sendiri yang mutlak dan tak mungkin terjangkau oleh manusia yang nisbi ini. Maka, berkenaan dengan etos keilmuan menurut Al-Qur’an, para ilmuwan Muslim tidak boleh berhenti mengembangkan ilmu pengetahuan melalui observasi, penelitian, dan usaha mengungkapkan hakikat dirinya dan alam raya seluruhnya, menuju terwujudnya janji dalam AlQu’an bahwa Allah akan memperlihatkan kepada umat manusia ayat-ayat-Nya di seluruh cakrawala (jagad besar) dan dalam diri manusia sendiri sehingga manusia akan mampu membuat kesimpulan yang pasti bahwa Dia dengan segala ajaran-Nya adalah benar belaka. ICMI menyadari tantangan besar yang dihadapinya dalam pengembangan kecendekiawanan pada era tantangan global, suatu era yang ditandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang amat pesat yang diikuti oleh perubahan yang pesat pula disegala bidang kehidupan. Segala sesuatu ini membutuhkan penyelesaian masalah yang kreatif dan inovatif bagi pengembangan secara holistik dimensi ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Dalam kaitan inilah ICMI harus menciptakan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap anggotanya untuk meningkatkan kualitas keCendekiawanan setinggi-tingginya. ICMI perlu membangun dirinya sebagai sebuah lembaga yang
126 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
belajar terus sehingga mampu menyerap perkembangan lingkungan baik untuk kemaslahatan dirinya maupun untuk kemaslahatan umat. VI. PENUTUP Semua yang tersebutkan di atas itu merupakan wawasan asasi ICMI secara garis besar. Keseluruhan wawasan ICMI tentu jauh lebih luas dan lebih komprehensif daripada yang telah dicoba paparkan itu. Paparan tersebut dibuat sebagai pangkal ukur bagi masing-masing anggota ICMI untuk mengembangkan wawasannya sesuai dengan penghayatan masingmasing akan tiga persoalan pokok: ke-Islaman, keIndonesiaan, dan ke-Cendekiawanan. Tiga persoalan pokok itu sendiri bagi ICMI sesungguhnya merupakan kesatuan utuh yang tidak bisa dipilah-pilah. Pemilahan dilakukan hanyalah untuk kepentingan pembahasan analitis dan pemberian tekanan-tekanan permasalahannya. Sedangkan pada hakikatnya seorang anggota ICMI harus berpandangan dan bertindak sekaligus sebagai seorang muslim, seorang warga Indonesia, dan seorang cendekiawan. Sebagai seorang muslim, setiap anggota ICMI memiliki kesadaran yang mendalam akan dasar, makna dan tujuan hidupnya, yaitu iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan keinsafan bahwa masingmasing pribadi berasal dari Allah Subhanahu Wata’ala dan akan kembali kepada-Nya. Atas dasar iman dan taqwa itu wawasan serta tindakan etis, moral dan keakhlakan dikembangkan. Tanah air Indonesia dengan segala perangkat lunaknya berupa UUD 1945, falsafah
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 127
negara dan seterusnya, merupakan wadah para anggota ICMI untuk berkiprah mewujudkan aspirasi hidupnya yang dituntut oleh iman dan taqwanya. Fungsinya sebagai cendekiawan merupakan kelengkapan pengetahuan, keahlian dan metodologi untuk menerjemahkan aspirasi itu menjadi kenyataan dalam konteks ruang dan waktu yang ada. Telah dibicarakan dalam pengantar bahwa perumusan sebuah dokumen seperti khittah ini menyangkut masalah-masalah prinsipil, oleh karena itu tidak akan pernah benar-benar final. Maka setiap anggota ICMI yang mempunyai wawasan dan pandangan untuk menyempurnakan perumusan ini akan disambut dengan baik sebagai haknya selaku anggota organisasi. Sesungguhnya untuk kelengkapan dan keutuhan menyeluruh wawasan ICMI, sebagai sebuah organisasi yang mendapatkan sumber ilhamnya dari ajaran Islam yang mendasari dan menuntun kegiatannya, setiap anggota ICMI harus berusaha memahami ajaran Islam itu secara kaffah, melalui pemahaman dan pengkajian menyeluruh Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sementara itu, setiap anggota ICMI diharap melaksanakan dan mengamalkan dengan sebaik-baiknya apa pun yang mereka telah ketahui dari ajaran Islam, dalam konteks Indonesia modern. Dalam kaitan ini perlulah kiranya dikemukakan bahwa salah satu kelemahan umat yang ICMI perlu pelopori untuk memperbaiki adalah kurangnya kesadaran dan tekanan kepada wawasan pelaksanaan. Hal-hal normatif yang baik-baik yang bersumber dari ajaran Islam yang telah diputuskan ingin dilaksanakan
128 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
ternyata tidak atau kurang terlaksana. ICMI tidak ingin terjebak kedalam masalah yang sama. Oleh karena itu sebelum keputusan-keputusan ditetapkan keterlaksanaan dari putusan-putusan bersangkutan perlulah diperhatikan dengan seksama. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala membimbing kita semua ke jalan-Nya yang lurus, yang mendapat ridlaNya. Amin.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 129
130 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
4.
KODE ETIK IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) Bismillahirrahmanirahim Mukadimah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat ke-Islaman, ke-Indonesiaan, kebudayaan, keilmuan, dan kecendekiawanan. ICMI bercitacita mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat madani yang bermoral dan berdayasaing agar sejahtera lahir dan batin berkat ridha Allah Subhanahu Wata'ala. Dalam rangka mewujudkan ketiga sendi karakter di atas, ICMI perlu membangun dan mengembangkan karakter dan budaya keterlaksanaan. Cendekiawanan Muslim Indonesia sebagai hamba Allah Subhanahu Wata'ala dan khalifah-Nya mempersembahkan baktinya kepada Allah Subhanahu Wata'ala, sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Pasal 1 Kepribadian Cendekiawan Muslim Indonesia Cendekiawan Muslim Indonesia adalah pribadi yang : a. Beriman dan Bertaqwa. b. Ikhlas/Amanah.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 131
c. d. e. f. g. h. i. j.
Penggalang ukhuwah. Berjiwa kebangsaan. Bersikap terbuka. Demokratis. Berpikiran luas. Peduli. Profesional. Istiqomah. Pasal 2 Sikap dan Perilaku Cendekiawan Muslim Indonesia
Cendekiawan Muslim Indonesia sebagai pewaris dan penerus risalah Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam hendaknya senantiasa berupaya: a. Shalat, membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya, berinfaq dan menjauhi munkarat. b. Bertanggung jawab setiap amanah, menjauhi korupsi dan penyalahgunaan wewenang, c. Silaturahmi dan menjaga ukhuwah. d. Cinta negeri, cinta bangsa, berkarakter islamiyah dan berketeladanan. e. Menghargai perbedaan dan kemajemukan. f. Mendorong partisipasi masyarakat dan menjauhi sikap otoriter dan anarkis. g. Menjauhi perdukunan dan hal-hal lain yang bersifat mistis dan tahayul. h. Proaktif memikirkan dan memecahkan persoalan masyarakat, umat dan bangsa. i. Produktif, kreatif, inovatif, tepat waktu, efektif, dan efisien dalam prinsip-prinsip kehidupan baik organisasi maupun kemasyarakatan.
132 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Pasal 3 Pelanggaran dan Sanksi a. Pelanggaran atas kode etik ini diperiksa dan diputus oleh Badan Kehormatan ICMI. b. Tata cara pemeriksaan dan pemberian putusan oleh Badan Kehormatan ICMI, dan jenis-jenis putusan lainnya diatur lebih lanjut dalam ketentuan Majelis Pengurus Pusat (MPP) ICMI, baik sanksi moral pemberhentian dan sanksi-sanksi lainnya. Pasal 4 Penutup Cendekiawan muslim Indonesia bertanggung jawab, menaati, dan melaksanakan kode etik ini, sebagai perwujudan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala, serta bertanggung jawab secara etik dan moral.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 133
134 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
5.
WAWASAN PENGABDIAN IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) Bismillahirrahmanirrahmim I.
MUKADIMAH Wawasan Pengabdian Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI) merupakan kerangka acuan bagi segenap jajaran ICMI dalam menunaikan pengabdiannya untuk meningkatkan kualitas bangsa, khususnya umat Islam Indonesia. Peningkatan kualitas umat ini merupakan tujuan jangka panjang ICMI, yang dikaitkan dengan perubahan paradigma, perubahan lingkungan strategis, dan reformasi yang berkelanjutan. Sebagai sebuah kerangka acuan, Wawasan Pengabdian ICMI merupakan pedoman landasan strategis dalam menyusun dan menjabarkan program-program ICMI untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut. Peningkatan kualitas umat, sebagai suatu tujuan jangka panjang meliputi lima sasaran, yaitu: (1) kualitas iman dan taqwa; (2) kualitas pikir; (3) kualitas karya; (4) kualitas kerja; dan (5) kualitas hidup. Kualitas iman dan taqwa menyangkut pemahaman dan pengamalan ajaran Islam secara lengkap. Kualitas pikir individu maupun kolektif berupa temuan-temuan yang didasarkan pada kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 135
teknologi bagi dunia dan kemanusiaan yang memperbaiki, memperluas, dan bahkan menggantikan pemikiran-pemikiran sebelumnya. Kualitas karya menyangkut kreativitas dan inovasi, serta sumbangan tiap individu maupun kelompok dalam menghasilkan temuan-temuan baru yang berguna bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Kualitas kerja menyangkut peningkatan produktivitas, efisiensi, dan etos kerja melalui metode-metode kerja yang sistematik termasuk kesempatan memperoleh pekerjaan. Kualitas hidup meliputi pemenuhan hak asasi manusia pada umumnya, terutama kualitas kehidupan yang layak, khususnya yang menyangkut persoalan daya beli atas kebutuhan-kebutuhan pokok termasuk kebutuhan akan kesehatan, gizi dan pendidikan dasar, serta kesempatan memperoleh pekerjaan. ICMI sebagai wadah cendekiawan muslim se-Indonesia berjalan di atas tiga sendi kebersamaan, yaitu: (1) Islam, sebagai sendi kehidupan (2) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sebagai sendi kecendekiaan (3) Indonesia sebagai sebuah organisasi negara dan bangsa dimana ICMI berkiprah. Oleh sebab itu dalam upaya ICMI membawa umat Islam Indonesia mencapai citacita bangsa harus selalu berlandaskan pada ketiga sendi kebersamaan tersebut. Selanjutnya, peningkatan kualitas umat akan digunakan sebagai ukuran keberhasilan pembangunan. Disadari sepenuhnya bahwa kualitas umat tidak bisa diupayakan kecuali ditopang oleh sistem kenegaraan dan kemasyarakatan operasional yang tepat yaitu yang berbasis secara operasional kepada nilai-nilai moral AlQur’an dan Sunnah dalam wadah Negara Kesatuan
136 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dengan peningkatan kualitas tersebut peran serta umat dalam pembangunan nasional akan semakin nyata dan menentukan untuk menjamin tercapainya cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bermoral dan berdaya saing, yang adil berkemakmuran berkat ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Dengan Wawasan Pengabdian ini, ICMI bermaksud membawa umat Islam Indonesia, yang sebagian terbesar masih berada dalam kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan, untuk mencapai citacita bangsa. Dengan kesadaran akan tanggung jawab kecendekiaan untuk meningkatkan kualitas umat, Wawasan Pengabdian Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meliputi: (I) Mukaddimah, (II) Nilai-nilai Islam dalam Pembangunan Umat; (III) Permasalahan Dasar Umat Islam Indonesia, (IV) Pendekatan Strategis Pengembangan Kualitas Umat dan Masyarakat Indonesia, dan (V) Penutup. II.
NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBANGUNAN UMAT Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala merupakan nikmat dan karunia yang terbesar bagi kemanusiaan. Dienul Islam sebagai tata aturan dan tata nilai yang mencakup seluruh dimensi kehidupan, pada hakekatnya, mempunyai misi utama sebagai rahmatan lil 'alamin. Islam mengajarkan iman kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar hamba-Nya tunduk pada segala aturan Yang Maha Pencipta. Hubungan dengan tali Allah Subhanahu Wata’ala tersebut menjelma pada nilai-nilai hubungan individu dengan anggota-anggota
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 137
masyarakat dan alam sekelilingnya. Hubungan tersebut diawali dengan fitrah kasih dan sayang antar sesama, yang selanjutnya membentuk nilai-nilai budaya yang bersumber dari fitrah manusia. Di dalam lingkungan masyarakat, Islam membentuk dan membangun tiap individu menjadi anggota masyarakat yang beradab dan berbudaya. Selanjutnya, demi terselenggaranya kehidupan masyarakat yang penuh rahmat dan keberkahan, Islam pun memberikan tanggung jawab kepada umatnya sebagai khalifah fil ardl untuk mengelola tatanan kehidupan lahiriah masyarakat dan alam lingkungannya secara optimal dan proporsional dengan motivasi yang tinggi berdasarkan akhlaq al karimah. Dimensi-dimensi kehidupan spiritual, kultural, dan struktural tersebut merupakan gambaran dari kerangka kemerdekaan manusia dalam upaya mencapai sosok manusia yang utuh. Kemerdekaan manusia tidak hanya diukur dari kebebasannya untuk memenuhi dan memuasi kebutuhan-kebutuhannya secara lahiriah, tetapi juga rohaniah, serta mental, moral, dan peradabannya. Demikian pula dimensi yang satu dan yang lainnya saling terkait, yang kesemuanya itu bermuara pada hubungan manusia dengan Khaliknya. Dalam memenuhi kebutuhan duniawi, manusia bersandar pada niat yang ikhlas mencari keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala, sebab semua yang ada di dunia ini, pada hakekatnya adalah titipan Allah Yang Maha Punya. Titipan tersebut harus dipandang sebagai amanah Allah Subhanahu Wata’ala yang harus dijaga, digunakan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya demi
138 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
kerjasama yang harmonis diantara anggota-anggota masyarakat dengan berpedoman pada akhlak yang mulia. Selain nafsu dan selera, Allah Allah Subhanahu Wata’ala juga melengkapi manusia dengan akal dan budi. Pemanfaatan akal yang bersumber pada iman kepada Allah itulah yang mampu mengendalikan nafsu dan selera manusiawi. Umat Islam Indonesia sebagai komponen mayoritas bangsa mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar bagi tercapainya cita-cita nasional khususnya dan Internasional pada umumnya. Dalam hubungan tersebut, tanggung jawab umat Islam terhadap pengembangan dan penataan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab umat sebagai warga negara. Akan tetapi kenyataan membuktikan, adanya sebagian warga negara yang masih keliru dalam memahami tata kehidupan Islam dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kenyataan ini tidak terlepas dari perjalanan sejarah bangsa dengan digelarnya berbagai kebijaksanaan pemerintah kolonial yang menganggap umat Islam, secara politis membahayakan kelestarian pemerintah penjajahan. Pemahaman yang demikian ternyata masih hidup dalam alam Indonesia merdeka yang sedang membangun ini. Berbagai informasi tentang Islam dan umat Islam telah ditujukan untuk memperkecil peran dan kepeloporan umat Islam dalam pembangunan nasional. Namun patut disyukuri, bahwa perkembangan yang ada dewasa ini menunjukkan bangkitnya kesadaran umat Islam Indonesia untuk kembali memainkan peran
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 139
kekhalifahannya menentukan tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesadaran tersebut diikuti dengan berbagai upaya menggalang seluruh kekuatan umat Islam demi keberhasilan pembangunan nasional jangka panjang. Pembangunan dua puluh lima tahun kedepan yang akan datang ini merupakan kesempatan umat Islam untuk meningkatkan kualitas umat dalam semua aspek kehidupan, oleh karena itu, umat Islam harus memimpinnya di garis terdepan. Konsepsi pembangunan nasional ini bertujuan membangun manusia dan masyarakat Indonesia dengan bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah, yang ingin dibangun adalah masyarakat bermoral. Ini adalah konsepsi pembangunan yang sesuai dengan akhlaq alkarimah, Indonesia ingin berperan dalam memakmurkan dunia, oleh karena itu pembangunan Indonesia mestilah bertujuan membangun masyarakat yang berdaya saing yaitu pembangunan atas dasar kepentingan bersama (common interest) berdasarkan asas kekeluargaan. Bukan pembangunan untuk perorangan atau golongan (self interest) dan bukan pula pembangunan yang besar menekan yang kecil. Kebebasan sebagai wujud dari pembangunan manusia adalah kebebasan berlandaskan nilai-nilai moral obyektif yang mendahulukan kepentingan bersama yang adil tanpa eksploitasi, yaitu kebebasan yang merujuk pada kebebasan pribadi yang yang berada dalam koridor Ilahi.
140 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
III. PERMASALAHAN DASAR UMAT ISLAM INDONESIA Umat Islam Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan yang mendasar. Permasalahan ini muncul dalam bentuk kelemahan dan kendala yang terutama, meliputi dua hal: 1. Kurangnya Wawasan Ke-Islaman yang Kaffah Kurangnya wawasan ke-Islaman yang kaffah (utuh) mengakibatkan kurangnya kesadaran akan wawasan kelompok dalam menjalankan peran sosial dan tugas kecendekiaan. Sebagai akibat selanjutnya, terjadilah berbagai polarisasi pemikiran, termasuk pemikiran yang bersifat sektarian. Demikan pula umat Islam terlihat seperti berjalan sendiri-sendiri dan terpecahpecah. Wawasan ke-Islaman yang lebih menitikberatkan pada kehidupan akhirat juga sangat mempengaruhi kejumudan umat. Selain itu, terlihat pula kurangnya pemahaman pemimpin-pemimpin umat mengenai pengaruh idiologi operasional materialistik dan individualistik terhadap kehidupan bersama atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan, dengan akibat semakin meningkatnya kekurangpekaan umat terhadap kehidupan yang demokratis, dengan bertumpu pada menurunnya kesetiakawanan sosial, etos kerja dan kepedulian terhadap lingkungan. 2. Rendahnya Kualitas Lingkungan Umat Islam juga dihadapkan pada keadaan lingkungan yang tidak mendukung perkembangan umat. Ketimpangan kebijaksanaan dalam pembangunan telah
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 141
mengakibatkan rendahnya penguasaan umat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berbagai sumberdaya ekonomi, sehingga rendah pula prestasi dan produktivitas kerja serta kualitas kehidupan sosial dan ekonomi. Berbagai ketimpangan pembangunan juga ditandai dengan terjadinya liberalisasi ekonomi serta ketergantungan yang semakin besar pada pihak asing, sehingga menurunkan potensi swadaya nasional. Keadaan ini telah menganggu keseimbangan pelaksanaan pembangunan, sehingga mengakibatkan semakin rendahnya kualitas kehidupan sosial-ekonomi umat. Rendahnya kualitas lingkungan juga diperbesar oleh dominasi birokrasi, sehingga mengurangi kebebasan sosial-politik umat. Keadaan ini ditambah pula dengan munculnya kekuatan sosial-ekonomi dan sosial-politik yang mencoba merendahkan citra Islam dan umat Islam, untuk memperkecil perannya dalam ikut menentukan kebijaksanaan pembangunan. Berbagai kelemahan yang dihadapi umat Islam Indonesia tersebut, sekaligus merupakan hambatan yang harus disingkirkan dalam upaya mencapai tujuan jangka panjang umat Islam Indonesia. IV. PENDEKATAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KUALITAS UMAT DAN MASYARAKAT INDONESIA Berdasarkan pengamatan terhadap masalah-masalah yang mendasar yang dihadapi umat Islam Indonesia, serta pemahaman terhadap nilai-nilai Islam dalam
142 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
pembangunan, serta berpijak pada wawasan kecendekiaan, terutama harus ditujukan untuk membangun masyarakat madani yang bermoral dan berdaya saing serta meningkatkan kualitas umat, yang meliputi kualitas iman dan taqwa, kualitas pikir, kualitas kerja, kualitas karya, dan kualitas hidupnya a. Wawasan Ke-Islaman Meningkatkan pemahaman umat terhadap ajaran Islam secara kaffah, khususnya aspek tauhid, syariah, dan akhlaq al karimah, serta pengamalannya dalam setiap segi kehidupan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan selalu berpegang teguh pada tali Allah Subhanahu Wata’ala serta semangat ukhuwwah Islamiyah. b. Wawasan Kebangsaan Meningkatkan nasionalisme dan rasa kebanggaan umat sebagai suatu bangsa berpenduduk muslim terbesar di dunia yang bersatu dan berdaulat dalam suatu wilayah negara kesatuan, melalui pengembangan puncak-puncak budaya yang sesuai dengan kepribadian nasional dan aqidah Islamiyah dalam rangka ikut berperanserta mewujudkan perdamaian yang abadi bagi dunia dan kemanusiaan. c. Wawasan Kecendekiaan Meningkatkan kualitas kecendekiaan umat melalui pengembangan dan penguasaan atas ilmu pengetahuan, manajemen dan teknologi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 143
meningkatkan peran dan kepeloporan umat dalam setiap sektor pembangunan demi mencapai keberhasilan pembangunan dan swadaya nasional, mengurangi ketergantungan pada pihak luar, serta menempatkan bangsa pada kedudukan yang sejajar dalam setiap percaturan di dunia Internasional. d. Wawasan Kepemimpinan Meningkatkan dan mengembangkan jati diri dan kepemimpinan umat yang bersih (jujur, adil, dan amanah) serta memperjuangkan iklim keterbukaan dalam rangka menegakkan kedaulatan rakyat, agar selalu tanggap terhadap keadaan dan perubahan lingkungan sekeliling yang berpengaruh terhadap perikehidupan umat dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta selalu ikut berperan dalam mempengaruhi dan menetapkan setiap keputusan nasional yang menyangkut kehidupan rakyat banyak. e. Wawasan Kesejahteraan Meningkatkan kegiatan ekonomi kerakyatan dalam rangka menegakkan demokrasi ekonomi dan keadilan sosial, melalui peningkatan kemampuan dan kesempatan penguasaan umat atas berbagai sumberdaya ekonomi dan aset nasional untuk sesegera mungkin mewujudkan kehidupan sosial ekonomi bangsa yang kuat dan mandiri menuju masyarakat yang bermoral dan berdaya saing sejahtera merata, adil dan berkemakmuran yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
144 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
V.
PENUTUP Melalui Wawasan Pengabdian ICMI ini, cendekiawan muslim se-Indonesia dengan penuh kerendahan hati, kejujuran dan keikhlasan serta kearifan bermaksud mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab kecendekiaannya dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan meningkatkan kemampuan bangsa, khususnya umat Islam Indonesia, melalui berbagai upaya mewujudkan masyarakat madani bermoral dan berdaya saing serta peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan, kualitas pikir, kualitas kerja, kualitas karya, dan kualitas hidupnya.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 145
146 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
6.
GARIS BESAR PROGRAM KERJA IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) PERIODE 2015-2020 I. MUKADIMAH A. PENGANTAR Garis Besar Program Kerja Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) merupakan acuan dalam pengembangan program dan rencana kerja yang berisi gambaran justifikasi kebutuhan program dan muatan analisis lingkungan strategis menurut pisau analisis visi dan misi organisasi serta tujuan dan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Penyusunan Garis Besar Program ini selain dengan menyerap berbagai permasalahan yang timbul ditengahtengah masyarakat, juga mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang merupakan pelaksanaan perjuangan dan cita-cita bangsa dalam rangka memperkokoh Ketahanan Nasional di segala bidang kehidupan,seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain “melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanaan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 147
keadilan sosial.“ Dalam pelaksanaannya, Pembangunan Nasional mengacu pada dasar negara, dan pokok-pokok penuntun yang diamanatkan UUD dan peraturan perundangan-undangan lainnya, diikuti oleh sikap responsif terhadap dinamika perkembangan bangsa dan semesta. Pembangunan Nasional yang telah berjalan selama lebih dari sepuluh tahun masa reformasi ini meskipun telah mencapai kemajuan dalam berbagai segi kehidupan, namun hasil yang dicapai tersebut harus dibayar dengan biaya sosial dan lingkungan yang sangat mahal. Masih terjadi konflik horisontal atau konflik vertikal, pelanggaran HAM masih kerap terjadi, demokrasi dan partisipasi rakyat sekedar slogan karena manipulasi elit politik, supremasi hukum dan aparat hukum runtuh, moralitas bangsa pudar, kekayaan alam terus terkuras, keragaman hayati musnah, kesejangan antar sektor, antar wilayah, antar golongan, antar pulau, antara pelaku bisnis, politik kian menganga, menumbuhkan kecemburuan sosial, budaya kekerasan, dan fragmentasi sosial. Semuanya mengakibatkan lemahnya ketahanan nasional Indonesia, sehingga disaat transisi masih berlangsung dan belum memiliki landasan yang kuat, maka jika kembali terjadi krisis pada salah sektor pembangunan dengan mudah menjalar ke sektor-sektor lainnya tanpa daya tangkal yang berarti. Reformasi yang digulirkan sejak tahun 1998 seharusnya mendatangkan perbaikan-perbaikan fundamental. Reformasi mengharuskan pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Ini berarti masyarakat memiliki hak untuk ikut
148 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
mengawasi jalannya kehidupan sosial-ekonomi dan politik sehari-hari yang dijamin oleh undangundang. Reformasi semestinya berbuah perbaikan tingkat kesejahteraan secara konkrit, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan dasar rakyat Indonesia. Namun sampai kini, terjadi penurunaan kembali taraf ekonomi dan kesejahteraan rakyat, timbulnya goncangan sosial-politik yang mengancam keutuhan bangsa, pudarnya kredibilitas penyelenggaraan negara, serta melemahnya kepercayaan dunia internasional. Pembangunan tidak didukung oleh supremasi hukum, etika dan moral yang kuat dari penyelenggara negara, serta tidak didukung oleh partisipasi masyarakat luas. Dua puluh lima tahun yang lalu tepatnya pada hari Kamis tanggal 7 Desember 1990, ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia) didirikan oleh para cendekiawan Muslim yang berkumpul untuk mengikuti simposium dengan tema ’’Membangun Masyarakat Indonesia Abad XXI“ di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Pada saat itu para cendekiawan Muslim memutuskan pembentukan wadah sebuah organisasi yang namanya ICMI, yang sejak awal kelahirannya ICMI banyak mendapatkan pujian dan sanjungan dan ditempa pula oleh berbagai kritikan, tuduhan, pro kontra yang datang dari berbagai unsur masyarakat Indonesia. Selama dua puluh empat tahun ICMI berkiprah dan berjuang membela kepentingan umat Islam. ICMI telah berperan dalam membangkitkan dan mengejar ketertinggalan umat Islam di Indonesia dari berbagai bidang kehidupan. ICMI menjadi simbol perkembangan dan kemajuan gelombang peruubahan umat Islam Indonesia. Kegiatan umat
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 149
Islam yang semula selalu dicurigai dan diwaspadai, tidak lagi dipandang negatif oleh Pemerintah, bahkan umat Islam dijadikan mitra Pemerintah dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan pembangunan nasional. Sejak awal didirikan, terdapat minimal tujuh sumbangan positif yang telah dapat dipersembahkan ICMI kepada umat Islam dan bangsa Indonesia, yakni: 1) ICMI telah membuktikan keberpihakan kepada umat Islam dan bangsa Indonesia 2) ICMI telah menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran beragama baik di kalangan pemerintahan, birokrat, pejabat maupun di kalangan pengusaha 3) ICMI mampu menampung dan memperjuangkan aspirasi dan potensi umat Islam untuk meraih masa depan yang lebih baik. 4) ICMI mampu meredam kecenderungan sektarianistik yang selama ini dikhawatirkan oleh beberapa kalangan masyarakat. 5) ICMI dapat mengangkat citra dan derajat umat Islam dari ketertinggalan di berbagai bidang kehidupan, ilmu pengetahuan dan teknologi. 6) ICMI telah memenuhi sebagian harapan umat Islam Indonesia. 7) Berbagai program dan kegiatan ICMI telah dapat menjadi penyejuk umat Islam Indonesia. Namun demikian masih banyak masalah-masalah besar kehidupan berbangsa dan bernegara yang belum tersentuh oleh ICMI, antara lain masalah kemaslahatan yang menyangkut umat Islam
150 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan serta masalah kualitas pendidikan Indonesia. Secara umum ICMI masih belum mampu memperjuangkan masalah sebagian besar umat Islam terutama mereka yang hidup di daerah terpencil, pedesaan, dan daerah tertinggal. ICMI menyadari berbagai kekurangan ini karena memang perjalanan yang sedang ditempuh oleh ICMI merupakan suatu ’long-march“ perjuangan umat Islam Indonesia. Akan tetapi ICMI meyakini bahwa langkah yang selama ini diambil sudah merupakan langkah yang benar, ibarat perjalanan ribuan mil yang akan ditentukan oleh langkah pertama (a journey of thousand miles begins with the first step), yakni dengan memegang teguh wawasan pengabdian ICMI yang dikenal dengan Program 5-K. Program pengembangan 5-K yang meliputi (1) kualitas iman, dan taqwa, (2) kualitas pikir, (3) kualitas karya, (4) kualitas kerja dan (5) kualitas hidup bangsa Indonesia, seharusnya selalu dijadikan landasan strategis penyusunan kegiatan dan program kerja ICMI. Kualitas iman dan taqwa menyangkut pemahaman dan pengamalan ajaran Islam secara lengkap. Kualitas pikir berkaitan dengan potensi pikir individu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Kualitas karya menyangkut peningkatan produktivitas, efisiensi dan etos kerja melalui metode-metode kerja yang sistematik serta kemampuan menghasilkan temuan-temuan baru yang berguna bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat Kualitas kerja menyangkut kesempatan memperoleh pekerjaan. Kualitas hidup meliputi hak atas
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 151
kehidupan yang layak khususnya yang menyangkut persoalan daya beli atas kebutuhan pokok termasuk kebutuhan akan kesehatan, gizi dan pendidikan dasar. Disamping itu sebagai wahana cendekiawan muslim, ICMI memiliki pangkal pandangan dasar yang menyangkut tiga dimensi yakni: ke-Islaman, keIndonesia-an, dan ke-cendekiawan-an. Sifat dasar ke-Islam-an memberikan landasan bagi pandanganpandangan yang bersifat universal. Dimensi keIndonesia-an menyediakan lingkup penerjemahan pandangan ke-Islam-an yang universal dalam konteks ruang dan lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan ke-cendekiawan-an merupakan tumpuan amanat khusus yang diemban oleh ICMI agar peduli terhadap upaya perjuangan membangun masyarakat dan bangsa. Atas dasar pemikiran yang diuraikan diatas, ICMI dalam Muktamar VI tahun 2015 menetapkan Garis Besar Program ICMI periode 2015-2020 sebagaimana diuraikan pada bagian-bagian berkiut ini. B. MAKSUD DAN TUJUAN Program Kerja ICMI Tahun 2015-2020 adalah konsep dan pedoman umum kegiatan ICMI tahun 2015-2020. Disusun untuk memberikan arah dan kebijakasanaan bagi perjuangan seluruh potensi ICMI dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang merupakan organisai cenedkiawan muslim yang berorientasi pada pelaksanaan program-program
152 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
kekaryaan dalam pemberdayaan umat yang didukung oleh pemikiran kecendekiawanan melalui penyiapan kader-kader bangsa di segala bidang kehidupan untuk mewujudkan 5-K. II. VISI DAN MISI Dalam menghadapi berbagai tantangan internal keorganisasian dan eksternal kebangsaan tersebut, ICMI mengembangkan visi yaitu �Menjadi organisasi cendekiawan yang mendorong terwujudnya kekuatan imtaq dan iptek umat bagi terwujudnya masyarakat yang maju, adil, dan sejahtera�. Untuk mewujudkan visi tersebut ICMI mengembangkan misi: (1) Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan melalui pembinaan akhlakul karimah, (2) Meningkatkan kualitas pikir melalui peningkatan kualitas sistem dan proses pendidikan, (3) Meningkatkan kualitas karya dan kerja melalui peningkatan kualitas sistem dan proses pelatihan, (4) Meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan kegiatan sosial dan ekonomi umat, kesehatan, serta karya dan kinerja litbang yang berkualitas dan (5) Mampu meningkatkan kualitas keluarga dan keturunan melalui pembentukan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dengan kata lain ICMI harus menjadi elemen penting dalam penguatan dan pemberdayaan civil society atau masyarakat madani yang antara lain memiliki karakteristik:
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 153
(1) (2)
(3) (4)
Komunitas taat hukum dan sikap politik kenegarawanan Organisasi yang aktif dan membangun dirinya diluar organsiasi yang formal (partai Politik) dimana anggota-anggotanya memberikan pengaruh pada organisasi formal tersebut Menjalankan fungsi voulentry dalam mendorong demokratisasi Keberagaman didalam tubuh organisasi
III. PROGRAM KERJA A. Fokus Program Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi ICMI tersebut dikembangkan program kerja yang difokuskan pada perubahan pada Faktor A dan B, dan revitalisasi ICMI, sebagai berikut : Program pada Faktor A diarahkan pada peningkatan kualitas SDM, Institusi, dan Teknologi. Program peningkatan kualitas di bidang SDM dilakukan agar umat dan masyarakat Indonesia memiliki taraf pendidikan, akhlak, keterampilan, keahlian, kewirausahaan, derajat kesehatan, dan etos kerja serta keunggulan kompetitif yang lebih baik dari sebelumnya serta dari dan umat bangsa-bangsa lainnya. Program peningkatan kualitas dalam bidang institusi meliputi upaya meningkatkan komitmen dan kopetensi dalam menerapkan prinsip-prinsip good governanceand clean government (kepastian hukum, tranparansi, patisipasi, profesionalitas, akuntabilitas, dan pemerintahan yang bersih, dll), pemantapan budaya kerja, peningkatan efisiensi dan mutu
154 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
pelayanan serta efektifitas pelaksanaan tugas aparatur negara baik pada jajaran sipil (PNS), militer (TNI), maupun kepolisian (POLRI); penegakan hukum dan HAM; serta perbaikan manajemen proses kebijakan publik. Program peningkatan kualitas penguasaan di bidang teknologi, diarahkan pada upaya mengatasi ketertinggalan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang teknologi termasuk bioteknologi, serta peningkatan penguasaan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dan pemanfaatan keunggulan komparatif, yang sesuai dengan kondisi lokal. Program pada Faktor B diarahkan pada pemberdayaan dan peningkatan kualitas sistem dan proses ekonomi, politik, dan sosial sehingga dapat melangsungkan pengelolaan berbagai kegiatan secara lebih baik, beretika dan bertanggungjawab, serta menghasilkan kinerja yang lebih baik, produktif, dan berkeadilan. Program pemberdayaan dan peningkatan kualitas di bidang ekonomi diarahkan pada kegiatan yang dapat: mendorong terciptanya iklim bisnis yang kondusif, kompetitif, dan berkeadilan; membebaskan umat dan masyarakat Indonesia dari keterbatasan dalam akses permodalan dan pasar; tingginya biaya modal; rendahnya kualitas produksi, rendahnya produktivitas modal dan tenaga kerja; kurangnya kesempatan kerja; rendahnya pendapatan, daya saing, dan peran di pasar dunia; besarnya kerusakan lingkungan; dan besarnya hutang luar negeri. Program dalam bidang sosial diarahkan pada kegiatan mendorong dan melepaskan umat dan masyarakat Indonesia dari pengangguran dan jumlah penduduk miskin yang besar, relatif rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, penggalangan persatuan
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 155
dan kesatuan bangsa, dan berkurangnya tingkat ketidakpuasan sosial terhadap tingkat pelayanan publik terhadap keseluruhan unsur aparatur negara. Program dalam bidang politik diarahkan pada upaya yang mendorong peningkatan kebersamaan melalui proses pembelajaran dan dialog intra dan antar berbagai kekuatan politik dan komponen bangsa baik pada tingkat nasional maupun daerah, sehingga terbangunnya kebersamaan sikap dalam menghadapi permasalahan dan keterpurukan bangsa; terrevitalisasikannya persatuan dan kesatuan, serta potensi dan kekuatan umat dalam merubah nasib bangsa; dan teraktualisasi-kannya nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan bangsa yang sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan nyata. Pada tataran internasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada dinamika kehidupan yang makin kompleks dan mengancam; serta perkembangan global political economy yang tidak selalu menguntungkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi, komunikasi, dan bioteknologi, berkembang pesat. Globalisasi ekonomi, sosial, budaya, dan politik dengan segala dampaknya semakin luas dan cepat, disertai issues tentang terorisme global yang menimbulkan ancaman terhadap persatauan dan kesatuan umat dan bangsa, serta bangsa-bangsa. B. Pokok Kegiatan Program kerja dilaksanakan melalui 12 pokok kegiatan yang meliputi kegiatan: revitalisasi organisasi, kaderisasi anggota, pengembangan usaha
156 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
(secara mandiri, dan melalui kemitraan, termasuk pengembangan lembaga keuangan mikro dan makro), penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, publikasi, asistensi, advokasi, dan fasilitasi. Uraian kesebelas program pokok tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Revitalisasi Organisasi Revitalisasi organisasi dilakukan dengan herregistrasi keanggotaan; menyusun data base anggota; menyusun profil anggota dan pengurus; melakukan konsolidasi organisasi; melaksanakan mudzakarah, muahasabah, dan tausiah; pengembangan data dasar mengenai potensi dan daya saing daerah; meningkatkan jaringan komunikasi melalui berbagai media termasuk internet, serta memberikan fasilitasi dan sinergi pemanfaatan pengalaman dan kepakaran anggota. Konsolidasi dan ekstensifikasi badan otonom/sub-batom sesuai potensi dan peluang yang dimiliki, melalui pengembangan usaha mandiri ataupun kemitraan dengan sistem pertanggungjawaban yang jelas. Mengaktifkan penumbuhan Orda-Orda berbasis Kabupaten dan merevitalisasi Batom-Batom ICMI.
2.
Kaderisasi Anggota, Pemimpin Ummat dan Pemimpin Bangsa Dalam rangka menyiapkan pemimping-pemimpin di masyarakat dan pemerintahan diutamakan pesertanya dari Organisasi-Organisasi Islam, Partai-Partai Islam dan tokoh Masyarakat. Kaderisasi dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan secara berjenjang,
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 157
sistematis, metodologis, inovatif dan relevan dan mengembangkan karir struktural dalam organisasi ICMI, masyarakat, dan pemerintahan seperti National Leadership Trainning (Naltra) ICMI yang telah berjalan selama ini, yang pesertanya LSM-LSM Islam, Sekolah dan Perguruan Tinggi Islam, Ormas Islam, Partai Islam, DPD, DPR. 3.
Pengembangan Ekonomi Syariah Dalam rangka pengembangan Lembaga keuangan berbasis syariah (seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, pegadaian syariah, dsb), mikro finance syariah seperti Baitul Mal wa Tanwil (BMT) serta Sistem Jaminan Sosial Nasional berbasis syariah. Mendorong program Satu Desa Satu BMT (SDSB), program pendirian Bank Wakaf Indonesia, serta penguatan Badan Zakat Nasional (Baznas) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dalam rangka mengembangkan dan memobilisasi dana masyarakat bagi peningkatan ekonomi ummat.
4.
Bisnis, Obat, Kosmetik dan Halal Food Mendorong peningkatan penggunaan obatobatan, kosmetik dan Makanan Halal dan Thoyib serta pengembangan bidang-bidang berbasis syariah lainnya seperti Hotel Syariah, Pariwisata Syariah, Fasion Syariah, dan Lifestyle Syariah lainnya.
5.
Pengembangan Usaha Mandiri dan Kemitraan Usaha mandiri di berbagai jenis sektor ekonomi, antara lain agrobisnis, perkebunan kemaritiman,
158 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
pertambangan, manufaktur, elektronik, perdagangan, telekomunikasi dan komunikasi, penerbitan, peternakan, agroindustri, jasa kesehatan, jasa konstruksi, dll dikembangkan untuk menjamin ketersediaan sumber dana bagi operasionalisasi organisasi dan untuk memajukan ekonomi masyarakat Indonesia. Menghidupkan kegiatan-kegiatan sektor riil untuk mengembangkan ekonomi rakyat dan dapat mendatangkan keuntungan, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap organisasi. Kemitraan baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial dan bidang-bidang lain bersama berbagai lembaga dan organisasi lain dengan prinsip saling membantu dan menguntungkan dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 6.
Penelitian dan Pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan diarahkan pada berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi (pertanian, kemaritiman, perindustrian, perdagangan, keuangan, kependudukan dll), pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, politik, pertahanan dan keamanan, teknologi, sumber daya alam dan lingkungan hidup, dll. Hasil penelitian tersebut direkomendasikan sebagai bahan penyusunan kebijakan yang diperlukan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha sebagai pilar masyarakat madani. Dengan demikian, kebijakan yang diambil ketiga pilar tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh bangsa Indonesia.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 159
Isu-isu strategis yang memerlukan kajian yang mendalam serta memerlukan pemecahan merupakan fokus utama seperti persoalan lingkungan hidup, kepemilikan tanah dan tanah nganggur, diaspora, kemaritiman, nilai-nilai Pancasila dan moral bangsa, massmedia. 7.
Pendidikan dan Pelatihan Diarahkan pada terwujudnya learning dan knowledge base society umat berdasar paradigma pembangunan peradaban dan pemberdayaan yang islami. Pendidikan dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi yang bermutu diselenggarakan bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Pendidikan ini mengintegrasikan ilmu �umum� dan ilmu �agama�. Pelatihan berbagai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha diselenggarakan bagi masyarakat yang membutuhkan keahlian dan keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Demikian pula halnya untuk keperluan aparatur pemerintah pusat didaerah. Program peningkatan pendidikan Indonesia melalui perluasan Insan Cendekia model sekolah unggul Islam, pusat pelatihan guru Indonesia dan mafikibb center. Pendidikan moral dan karakter bangsa agar materinya diberikan pada seluruh jenjang pendidikan sesuai dengan usia dan tingkatan
160 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
pendidikan dan diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran dan seluruh aktivitas pendidikan. 8.
Mass Media Publikasi kegiatan, tokoh, gagasan dan hasil pemikiran anggota ICMI di berbagai bidang dilakukan melalui berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, Website, TV, Radio, WhatsApp ataupun media lainnya untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat Indonesia. Dalam hal kita belum mampu mendirikan station radio dan televisi sendiri, dapat melakukan kerjasama dengan menyiapkan rumah produksi dan konten-konten yang mendidik bernuansa Islami.
9.
Pemberdayaan Keluarga dan Perlindungan Anak Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan keluarga dan anak melalui kegiatan-kegiatan peningkatan ekonomi rumah tangga, peningkatan kualitas SDM Perempuan dan anak dengan memperhatikan fenomena yang memprihatinkan bangsa. Perlu secara intensif mendorong perempuan dan anak untuk peduli dalam bidang etika moral dan akhlaqul karimah, kesehatan, pendidikan, lingkungan, kesejahteraan masyarakat, Traficking, TKW. Melaksanakan, meningkatkan dan mengembangkan program pemberdayaan keluarga dan pelindungan anak seperti; LCCI (Liburan Cerdas Ceria ICMI), liburan keluarga bahagia, kajian
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 161
reguler tentang perempuan dan perlindungan anak, pesantren lansia, pendidikan pendalaman Al-Quran, pendidikan kepemimpinan dan politik perempuan. IV. STRATEGI PELAKSANAAN Pelaksanaan program ICMI diupayakan berbasis pada grass root, terutama masjid dengan berbagai bentuk atau pola (misalnya, dalam bentuk kemitraan), sehingga fungsi masjid dapat dioptimalkan untuk membangun masyarakat madani. Setiap tingkatan organisasi ICMI menjadikannya sebagai proyek percontohan (pilot-project). Program kerja ICMI dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut: bersasaran pada peningkatan mutu, kapasitas, dan produktivitas; desentralistik, terpadu, dan menyeluruh; inklusivitas; kecendekiaan; transparansi, profesionalitas, akuntabilitas kinerja (input, proses, output, dan impak); pemerataan dan partisipasi; kesinambungan, peningkatan dan keberlanjutan. Selain itu, perlu dikembangakan pula prinsip pembagian kerja dan kewenangan yang jelas dalam keseluruhan tingkatan dan satuan organisasi dalam keorganisasian ICMI yang telah ditetapkan dalam AD dan ART serta khittah perjuangan ICMI. Program dan kegiatan yang telah disepakati dilaksanakan melalui strategi Fungsionalisasi dan Fasilitasi, Institusionalisasi, Asistensi/Advokasi, Kaderisasi, Pelatihan, Kajian, Kemitraan, Desiminasi, Integrasi Jaringan, dan Mobilisasidalam bentuk kajian
162 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
kebijakan, pelembagaan, pengembangan jaringan, dan kegiatan langsung yang dapat dilaksanakan secara mandiri, kemitraan, melalui Batom/sub-Batom, dan bentuk kelembagaan lainnya yang sesuai dengan ketentuan AD dan ART ICMI.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 163
164 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
7.
REKOMENDASI MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) TAHUN 2015 A. Bidang Agama Patut diapresiasi bahwa perkembangan kehidupan beragama di tengah masyarakat Indonesia nampak kian tumbuh semarak. Pertumbuhan itu secara mencolok ditandai oleh meningkatnya jumlah tempat ibadah, untuk semua agama, dan secara ekspresif pada simbolsimbol keagamaan yang ditampilkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal umat Islam, misalnya, kita bukan hanya menyaksikan kian meluasnya lautan jilbab, merebaknya kelompokkelompok pengajian, kian panjangnya daftar tunggu pergi haji, dan berduyun-duyunnya golongan kelas menengah menunaikan ibadah umroh. Demikian pula dari umat Kristen, kegiatan-kegiatan keagamaan di gereja kian dibanjiri jemaatnya; pun kegiatan wisata religius ke tempat-tempat suci, seperti ke Yerusalem, Vatikan dan lain-lainya, frekuensinya terus meningkat. Kegairahan yang sama juga kita saksikan pada umat Hindu dan Budha; pura dan vihara kian ramai dikunjungi umatnya, perayaan purnama Dan Tilem dalam agama Hindu, dan Upavasatha dan Ullambana dalam agama Budha, juga kian ramai dan semarak; demikian pula perayaan-perayaan hari besar atau hari raya, tampil sangat meriah dan ekspresif. Semua itu
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 165
adalah bukti kasat mata bahwa kehidupan beragama di Indonesia tumbuh pesat. Namun, di tengah suasana demikian, kita mencatat sejumlah paradoks dan persoalan-persoalan kehidupan beragama yang bisa jadi membahayakan bila tidak diantisipasi segera. Maraknya korupsi dan kegiatan sogok-menyogok lainnya adalah satu hal yang mengisaratkan paradoks dan bukti bahwa pembangunan kehidupan beragama, betapapun maraknya kehidupan beragama, sesungguhnya telah gagal membangun pribadi warga negara yang saleh. Kita juga mencatat, pertumbuhan kehidupan beragama yang demikian itu juga diiringi tumbuhnya eksklusivitas, disertai pula meningkatnya sensivitas hubungan antar umat beragama, termasuk antar aliran, tidak hanya di lingkungan Islam, tetapi juga pada agama-agama lainnya. Kebijakan liberalisasi politik, entah karena demikian konsekuensinya atau karena kelengahan negara, di tengah tumbuhnya kehidupan agama tersebut juga muncul ‘agama-agama baru’ selain dari enam yang resmi. ‘Agama-agama baru’ dan kelompok ateis, tumbuh dengan bebasnya, seperti bebasnya aliranaliran fundamentalis dan radikal tumbuh di enam agama resmi --jadi bukan hanya di lingkungan Islam-yang semuanya dengan berbagai aktivitas dan modus dakwahnya ikut mewarnai semaraknya kehidupan beragama pasca reformasi. Perkembangan demikian, apapun alasan politiknya, tidak bisa dipandang remeh dan diabaikan, sebab di dalamnya terkandung implikasi struktural yang sangat membayakan dan bisa menimbulkan malapetaka bagi kehidupan berbangsa. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan hal sebagai berikut:
166 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
1. Reorientasi terhadap pendidikan agama di sekolahsekolah dengan lebih menekankan pada aspek keimanan dan ketakwaan dengan fokus membangun kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Pendidikan agama demikian, selain diajarkan di tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA, juga perlu diajarkan di tingkat universitas hingga semester akhir pada jenjang S1, tidak seperti selama ini hanya di semester pertama. 2. Terkait munculnya ‘agama-agama baru’ yang dengan bebas melakukan dakwahnya di tengah masyarakat, Pemerintah harus segera mengantisipasi dan mengambil tindakan dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah. Sementara terkait munculnya aliran-aliran agama, untuk mengatur hubungannya di tengah masyarakat, khususnya mengenai kegiatan dakwahnya agar tidak menimbulkan ekses di masyarakat, perlu dibuat code of conduct di antara aliran-aliran agama itu, ataupun juga di antara enam agama resmi. 3. Seyogyanya pemerintah segera merumuskan terjemahan kongkrit visi Revolusi Mental dalam aksi kebijakan untuk seluruh aparat pemerintah dan lembaga-lembaga negara. Rumusan itu semestinya bersumber dari visi agama; dengan demikian Revolusi Mental menjadi dan merupakan pelaksanaan Sila Pertama Pancasila, bahwa dengan Sila itu pelaksanaan kehidupan bernegara harus mendasarkan pada moral agama. Setiap kebijakan pemerintah haruslah tidak bertentangan dengan moral agama. Itulah yang kami sebut bahwa Revolusi Mental sebagai kebutuhan nyata bangsa ini.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 167
B. Bidang Politik dan Hukum Sudah beberapa dekade lamanya Indonesia tersandera oleh praktek politik dan pelaksanaan hukum yang kotor dan berpihak pada kepentingan elite.Hal tersebut bukan hanya terjadi di masa Orde Baru, melainkan berlanjut hingga masa Reformasi.Harapan untuk mendapatkan pemerintahan, politik, serta pelaksanaan hukum yang bersih tidak terpenuhi; sebaliknya praktek moral hazard malah menjadi-jadi.Sistem politik kita, yang dibangun di atas landasan demokrasi liberal, memang telah berhasil membawa negeri ini menjadi lebih terbuka, demokratis dan meningkatnya hak-hak sipil.Kita mencatat indeks kebebasan sipil dari rahun ke tahun pun terus meningkat.Namun sistem itu ternyata gagal menjadi penangkal korupsi, sebaliknya justru menyebabkan bekerjanya tindak korupsi semakin sistemik. Sebabnya karena partai-partai, yang bekerja dalam sistem demokrasi partokratik, berkembang menjadi oligarkis, sementara praktek politik uang menjadi bagian melekat dalam pemilu karena partai politik tidak memiliki hubungan organik dengan massa rakyat. Kita juga mencatat, bangunan sistem politik yang berlangsung selama ini, terutama dalam system pengambilan keputusan di parlemen, cenderung mengedepankan sistem voting daraipada musyawarahmufakat. Sistem voting bukan tidak baik, tetapi musyawarah-mufakat adalah cara yang diamanahkan dalam konstitusi untuk menjaga semangat kekeluargaan mengingat kemajemukan bangsa ini. Sementara potensi ancaman kesatuan bangsa juga patut menjadi perhatian, terutama terkait gejala kian merosotnya kepedulian bagi masyarakat di daerah, terutama luar Jawa, terhadap masalah-masalah umum bangsa.
168 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
Penegakkan hukum merupakan salah satu persoalan mendasar yang menghambat Indonesia sekarang ini. Karena itu reformasi penegakkan hukum secara mendasar hendaknya menjadi prioritas pembangunan hukum, melalui pembinaan dan penggantian SDM, penataan remunerasi, penataan system administrasi hukum , serta peneguhan etika dan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Penting pula digarisbawahi bahwa perjalanan hukum sepanjang tahun 2015 menunjukkan stagnansi, berjalan di tempat. Tidak ada kemajuan signifikan yang dicapai baik oleh pemerintah maupun legislatif. Yang terlihat adalah penanganan yang ingin terlihat popular dan gaduh secara politik. Hal yang sama terlihat pada penanganan kasus pelanggaran HAM, praktis tidak ada kemajuan. Aksi nyata tidak terlihat sama sekali. Demikian pula pada aspek legislasi, kita melihat munculnya sikap konservatif dan reaktif dari legislator.Hal ini tampak pada merevisi UU KPK, KUHAP, UU IT, dan seterusnya. C. Bidang Pendidikan dan Sosial Kualitas Pendidikan yang masih rendah menyulitkan lulusan pendidikan untuk bersaing di era globalisasi terutama menghadapi MEA. Nilai anak-anak Indonesia dalam Uji Internasional PISA (Program for International Student Assessment) masih jauh tertinggal dari negara maju dan negara-negara tetangga di ASEAN. Hal ini antara lain disebabkan oleh distribusi guru yang tidak merata, kompetensi dan profesionalisme guru yang masih rendah dan masih tingginya tingkat absensi guru setiap hari, di samping kebijakan pembangunan, di berbagai pemerintah daerah, yang belum kondusif untuk peningkatan mutu pendidikan nasional.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 169
Indonesia sedang memasuki periode Bonus Demografi yang terjadi hanya sekali dalam sejarah Republik, yang ditandai oleh berlimpahnya jumlah angkatan kerja. Angkatan kerja yang berlimpah ini bisa menjadi Bonus bagi peningkatan daya saing dan kemajuan bangsa yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dua per tiga dari angkatan kerja Indonesia hanya memiliki pendidikan dasar. Dan dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi dibebani oleh cukup besarnya pengangguran terdidik. Bila angkatan kerja tersebut kurang terdidik, tidak punya karakter atau akhlak yang baik dan kurang memiliki kreatifitas serta inovasi maka peluang mendapatkan Bonus Demografi tersebut akan sirna dan malahan berubah menjadi Malapetaka Demografi. Satu dari tiga anak Indonesia tidak tumbuh sesuai dengan potensi normalnya (stunting). Hal ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasannya di samping akan mempengaruhi produktifitas kerja serta meningkatnya resiko mereka untuk menderita penyakit degeratif seperti hipertensi, penyakit jantung dan penyakit gula/diabetes mellitus. Hal ini akan sangat mempengaruhi produktifitas dan daya saing bangsa serta kesejahteraan masyarakat. Dunia moderen ditandai dengan meningkatnya kerapuhan keluarga. Hal tersebut tercermin dengan semakin tingginya angka perceraian, persoalan anak broken home, peningkatan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan seksual pada anak, dan banyak penyakit sosial lain. Di samping itu salah satu persoalan mendasar bagi Indonesia adalah menyebarnya pornografi, narkoba, serta meningkatnya tendensi perilaku seksual yang menyimpang seperti
170 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
lesbian, gay, bisexual, serta transeksual (LGBT). Hal tersebut merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat secara luas. Penyimpangan itu bukan hanya berakibat langsung pada moralitas, namun, seperti narkoba dan pornografi, juga mengakibatkan kerusakan pada otak secara permanen. Untuk itu di bidang pendidikan dan sosial perlu dilakukan hal berikut: 1. Percepatan Perbaikan Mutu Pendidikan Pemerintah dan Pemerintah daerah harus memberikan perhatian pada pada upaya peningkatan mutu pendidikan dengan memastikan jumlah yang tepat dan keadilan distribusi guru terutama di daerah terpencil dan tertinggal serta terluar, perbaikan kompetensi dan profesionalismenya, peningkatan kesejahteraan, memastikan kehadiran guru pada setiap waktu mereka harus mengajar serta menciptakan system yang berpegang pada kompetensi dan kinerja dalam penetapan pejabat dalam institusi pendidikan. 2. Memastikan Pemanfaatan Peluang Bonus Demografi Wajib belajar 12 tahun dan perluasan kesempatan secara masif bagi pemuda untuk mendapatkan berbagai keterampilan melalui pendidikan vokasi, baik formal maupun nonformal harus diprioritaskan. Perbaikan akhlak atau karakter serta etos kerja dan kecakapan hidup (life skills) diiringi peingkatan kreatifitas dan inovasi yang mendukung kewirausahaan (entrepreneur) harus diupayakan. Perluasaan akses untuk keterampilan dan teknologi
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 171
bagi perempuan harus menjadi perhatian utama untuk meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan. 3. Perbaikan Gizi dan Kesehatan Anak Untuk memperbaiki gizi anak balita seluruh komponen bangsa harus memberikan perhatian besar pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu selama janin dalam kandungan dan dua tahun pertama setelah lahir dengan memberikan intervensi-intervensi spesifik untuk penambahan gizi (nutrition specifics) maupun intervensi yang mempengaruhi keadaan gizi anak (nutrition sensitives) seperti ketahanan pangan di tingkat keluarga, sanitasi dan air bersih, serta pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Selain itu perlu dikembangkan gerakan hidup sehat yang mencakup kesadaran dan pengetahuan soal gizi, kebiasaan berolahraga, hingga peningkatan pola pikir dan perilaku hidup sehat. Gerakan hidup sehat ini dikaitkan dengan penguatan dan pemberdayaan keluarga. 4. Pencegahan Pornografi, Narkoba, dan Perilaku Seksual Menyimpang Pemerintah hendaknya melakukan upaya sungguhsungguh untuk mencegah dan memberantas pornografi dan narkoba. Selain dengan program meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, tentang bahaya pornografi, narkoba, serta LGBT, penindakan hukum perlu dilakukan para para pelaku kunci penyebarluasan penyakit
172 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
sosial tersebut. Hukuman mati pada pengedar narkoba perlu dilanjutkan. 5. Penguatan Perempuan dan Keluarga Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat perlu memberi perhatian khusus pada masalah ini melalui pengembangan program konsultasi pra pernikahan, advokasi dan promosi keluarga bahagia, program perlindungan pada anak dan perempuan, dan penekanan pada keluarga sakinah dalam kajiankajian keagamaan. Selain itu negara harus menempatkan perempuan pada posisi yang tinggi dan bermartabat, sehingga segala ekses kehidupan modern yang negatif seperti pernikahan siri, KDRT, angka perceraian yang tinggi, akibat negatif dari perkawinan usia muda, perdagangan dan pelecehan seksual kepada anak, perdagangan perempuan secara serius dapat dicegah dan diatasi. D. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam pengembangan program aktivitas kedepan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ICMI tetap berpijak pada prinsip 5K ICMI, sebagai prinsip dasar untuk mengembangkan garis besar program dan evaluasi program ICMI pada masa mendatang. 1. Perspektif Kualitas Iman dan Taqwa Melihat dari tatanan masyarakat Indonesia yang memiliki keaneka ragaman terbesar didunia baik dalam sudut pandang suku bangsa, kultur-budaya, bahasa, seni, sosial dan agama akan tetapi memiliki
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 173
ciri khas sendiri yakni mayoritas masyarakatnya adalah muslim bahkan penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini menunjukkan bangsa Indonesia telah memiliki kualitas Iman dan taqwa. Akan tetapi sangat disayangkan kaulitas iman dan taqwa ini belum sepadan dengan keualitas ilmu pengetahuan dan teknologinya. Prinsip dasar ini ICMI melihat untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan harus seiring dengan majunya kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Disinilah terminologi Imtaq dan Iptek sebagai landasan perjuangan ICMI dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Mengingat al-Qur’an sebagai pedoman hidup seorang muslim memberikan tantangan dan peluang untuk majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan melihat perkembangan terkini dalam perspektif era globalisasi sudah saatnya Indonesia menguasai bidang IPTEK antara lain: a. Kerahkan masyarakat untuk menguasai ilmu dan teknologi informasi dan komunikasi (Information and communication Technology/ TIK), dengan cara memberikan sebeluas-luasnya memberikan pendidikan yang berpijak pada fasilitas TIK broadband (jaringan pita lebar) dan penyelenggaraan kehidupan masyarakat yang berpijak pada TIK agar menjamin kelancaran arus dan kualitas informasi, serta mendorong teknologi ini untuk kegiatan yang produktif dalam berbagai bidang lain seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik. b. ICMI harus mendorong komunitas masyarakat
174 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
pengembangan berpengetahuan
(knowledge society) untuk menghasilkan suatu melting point bangkitnya ekonomi yang berpijak pada pengetahuan (knowledge based economy) agar mampu bersaing dalam kehidupan dunia global khusus dalam era Masyarakat Eknomi ASEAN (MEA). c. ICMI bersama pemerintah harus mendorong bangkitnya inovasi-inovasi baru dibidang TIK karena bidang ini akan memberikan multiplying effect ke bidang-bidang kehidupan lain sehingga mempercepat transformasi masyarakat di segala bidang kehidupan tersebut. 2. Perspektif Kualitas Fikir ICMI melihat dari realitas sosial dan dalam dunia maya akan terjadinya kemajuan dalam kaulitas fikir kritis masyarakat yang luar biasa diberbagai bidang kehidupan, akan tetapi kaulitas ini belum berpijak pada ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga daya fikir kritisnya menjadi tidak tepat sasaran. Oleh karena itu ICMI harus mendorong agar meningkatkan kualitas fikir yang berpijak pada ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mempercepat terjadinya produktivitas dan value added yang tinggi dalam berbagai sektor kehidupan. Terbentuknya masyarakat berpengatahuan diharapkan akan terjadinya kualitas fikir kritis yang berkualitas. Oleh karena itu ICMI mendorong berbagai aktivitas masyarakat sebagai berikut : a. Melakukan kelompok-kelompok kajian yang intensif menyangkut pemahaman dan hubungan al-Qur’an dan IPTEK.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 175
b. Membangun dan mendorong kelompokkelompok masyarakat berpengetahuan (knowledge society) untuk membuat pemetaan dan skala priotitas IPTEK apa saja yang dipentingkan untuk kemajuan bangsa dengan akselerasi tinggi. c. Mendorong inovasi-inovasi dan kerativitas baru dalam high-tech dan low-tech yang menjadikan bangsa ini mandiri, berkaulitas, sejahtera dan bermartabat. 3. Perspektif Kualitas Karya ICMI melihat aneka ragam karya bangsa Indonesia yang berpijak pada kearifan lokal (local genius) begitu sangat kaya aneka ragamnya. Ini adalah anugerah besar sesungguhnya akan tetapi, kualitas karya ini belum menjadi andalan bangsa oleh karena itu harus dikemas dengan pulasan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kualitas karya ini memiliki nilai estetika dan nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Karya anak bangsa yang dapat dikembangkan dalam bentuk berbagai industri kreatif mulai dari kriya atau kerajinan tangan, ilustrator, multimedia, musik, tari, litografer, arsitektur, ceritacerita masyarakat, dan film begitu kaya raya yang setiap suku bangsa ini menghasilkan industri kreatif yang memiliki nilai estetika tinggi akan tetapi kurang apik dan mulus dalam pekerjaan. Untuk finishing touch agar menghasilkan kulitas karya yang tinggi perlu ditopang IPTEK agar kualitasnya meningkat dan memiliki vaue added yang tinggi sehingga menjadi karya dunia yang memiliki
176 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
peluang besar dalam era globalisasi ini. Begitupun karya-karya intelektual yang tersimpan dipustaka berbagai perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian hasil karya para ilmuwannya belum dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kemajuan bangsa. Hal ini sangat mungkin karena lemahnya TIK dan kultur TIK bangsa kita. Oleh karena itu sosialisasi dan akses diperlukan agar kualitas karya anak bangsa ini dapat terus ditingkatkan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. 4. Perspektif Kualitas Kerja Sudah menjadi tradisi sesungguhnya bangsa Indonesia sebagai bangsa agrikultur yang senang dengan bekerja secara beraturan mengikuti ritmik alam. Mereka bangun pagi bekerja sungguh-sungguh dan pulang petang. Hal ini sesuai pula dengan program pemerintah dengan motonya: kerja, kerja, kerja. Akan tetapi realitasnya kerja yang dilakukan belum cukup meningkatkan kesejahteraan kehidupan mereka dan belum menghasilkan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu tradisi yang sudah baik ini perlu ditingkatkan kualitasnya dengan di topang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai soft skills agar dapat meningkatkan neraca kerja dan kualitas kerja, sehingga diharapkan muncul terobosan-terobosan baru, inovasi-inovasi dan kreativitas baru dan secara otomatis pula kualitas hidupnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang diharapkan dapat mengubah kualitas kerja rakyat banyak terutama UMKM adalah pengembangan internet pedesaan (rural internet) yang fungsinya adalah untuk meningkatkan meningkatkan penyediaan, pengelolaan,
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 177
pendistribusian hasil pertanian dan industri pedesaan, yang ditopang juga dengan pengembangan teknologi pertanian, perkebunan, dan kehutanan agar pengembangan industri ini bersifat berkelanjutan (sustainable) dan tidak merusak lingkungan hidup. Diharapkan kemajuan desa ini juga seleras dengan kemajuan masyarakat di daerah perkotaan. Selanjutnya adalah melakukan koneksitas dengan TIK antara pemerintah pusat dan daerah-daerah sampai kepelosok pedesaanpedesaan. Dengan pengembangan TIK ini diharapkan menghasilkan pemerintahan yang lebih transparan, akutabel, efektif, dan efisien. Model yang dikembangkan di Jepang dan Korea yang dikenal sebagai ‘Saemaul Undong’ dapat dijadikan sebagai contoh pengembangan pedesaan yang sukses. 5. Kualitas Hidup ICMI sudah saatnya mengembangkan programprogram nyata untuk menjawab tantangan zaman dalam membangun kemandirian bangsa, agar rakyatpun sejahtera, hidup layak dan bermartabat. Oleh karena itu program ‘hijrah moral’ yang dikumandangkan ICMI sebelumnya atau menggunakan terminologi pemerintahan Jokowi ‘revolusi mental’, harus ditopang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar hijrahnya menjadi selaras antara kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Oleh karena itu perlu pengembangan pendidikan yang holistik, berkualitas dan mencerahkan (quality and enlightening education) yang selaras dengan kemajuan IPTEK.
178 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
E. Bidang Ekonomi Pengembangan ekonomi perdesaan, pengkajian implementasi Trans Pacific Partnership (TPP), serta pengembangan industrialisasi merupakan hal yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan bidang ekonomi. 1. Pengembangan ekonomi perdesaan Ketimpangan ekonomi kawasan urban dan rural merupakan disparitas penghambat kemajuan ekonomi Indonesia yang saat ini masih terperangkap oleh fenomena ‘Jebakan Negara Menengah’ (Middle Income Trap).Pengembangan ekonomi perdesaan perlu menjadi perhatian sungguh-sungguh oleh pemerintah. Mendampingi dana bantuan untuk desa yang telah direalisasikan, perlu distimulasi pula lembaga keuangan tingkat desa khususnya yang berbasis ekonomi syariah. Selain itu juga pengembangan lembaga-lembaga ekonomi lain, serta penguatan kapasitas dan kompetensi dalam bidang usaha di perdesaan. Terutama bagi kalangan perempuan dan generasi muda. 2. Pengkajian implementasi TPP Era globalisasi serta keterbukaan informasi mengharuskan semua negara membuka pintu lebar pada perdagangan bebas.Setelah Indonesia terikat menjalankan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kini Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mendukung gerakan pasar bebas Trans Pacific Partnership (TPP). Untuk
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 179
mengimplementasikan TPP tersebut hendaknya pemerintah sungguh-sungguh mengkaji tingkat kesiapan masyarakat, khususnya kalangan usaha kecil dan menengah (UKM), dalam menghadapinya. Dengan kajian tersebut akan didapatkan waktu untuk mengimplementasikannya, serta mengetahui dengan persis bentuk persiapan yang paling diperlukan. Dengan cara itu, dampak TPP akan dapat diminimalisasi sedangkan peluang yang terbuka dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh tingkat kalangan usaha di Indonesia. 3. Pengembangan industrialisasi Industri merupakan tulang punggung ekonomi masyarakat dan bangsa maju. Tidak ada negara maju yang tidak memiliki industri yang kuat. Indonesia masih jauh dari keadaan tersebut. Lemahnya basis industri, serta ketergantungan ekonomi pada hasil mentah usaha perkebunan serta tambang berpengaruh pada pelemahan nilai tukar rupiah ke titik terendah pasca Krisis Moneter 1998. Karena itu pembangunan industri, terutama industri hulu serta industri yang memberi nilai tambah pada hasil sumberdaya alam, perlu diprioritaskan. Pengembangan industri ini perlu dikaitkan dengan pengembangan PLTN seperti tersebut di atas untuk pemenuhan enerji murah dalam skala besar, serta pengembangan masyarakat industri melalui pendidikan serta tata ruang dan pengembangan kawasan urban.*
180 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
KEPUTUSAN TIM FORMATUR MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA Nomor : 01/Kep/TF/M-VI/ICMI/2016 Tentang SUSUNAN MAJELIS PENGURUS PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA PERIODE 2015 - 2020 Bismillahirrahmanirrahim, Menimbang
: Bahwa untuk mengemban amanat Muktamar VI ICMI tahun 2015 dan menjalankan roda organisasi ICMI perlu ditetapkan Susunan Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2015 2020.
Mengingat
: 1. Anggaran Dasar ICMI Bab VII pasal 10 ayat 1; 2. Anggaran Rumah Tangga ICMI Bab VII pasal 22 ayat 1 dan ayat 2, pasal 23 ayat 2
Memperhatikan : 1. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 02/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Tata Tertib Muktamar VI ICMI tahun 2015; 2. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 04/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Penetapan Majelis Permusyawaratan Muktamar VI ICMI Tahun 2015; 3. Ketetapan Muktamar VI ICMI tahun 2015 Nomor: 10/Tap/M-VI/ICMI/2015 tentang Penetapan 15 (lima belas) Calon Pimpinan Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2015-2020; 4. Hasil musyawarah Tim Formatur Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia tahun 2015 pada tanggal 14,
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 181
18, 23 Desember 2015 dan 05, 13, 20 Januari 2016 di Jakarta. MEMUTUSKAN Menetapkan
: 1. Susunan Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2015-2020 yang terdiri dari Dewan Kehormatan, Dewan Penasehat, Dewan Pakar, dan Majelis Pengurus sebagaimana terlampir; 2. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 20 Januari 2016
1. 2. 3. 4. 5. 6.
TIM FORMATUR MUKTAMAR VI IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA TAHUN 2015 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. (Ketua) 1. t.t.d. Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA. (Anggota) 2. t.t.d. Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA. (Anggota) 3. t.t.d. Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE. MM. (Anggota) 4. t.t.d. Drs. Priyo Budi Santoso, M.Ap. (Anggota) 5. t.t.d. Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto (Anggota) 6. t.t.d.
182 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
8.
SUSUNAN MAJELIS PENGURUS PUSAT ICMI PERIODE 2015-2020 SUSUNAN DEWAN KEHORMATAN PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA PERIODE 2015-2020 Ketua : Bacharuddin Jusuf Habibie, Prof. Dr. -Ing. 1. Wardiman Djojonegoro, Prof. Dr. -Ing. (Sekretaris merangkap anggota) 2. A.M. Fatwa, Dr. (Anggota) 3. Abdul Malik Fadjar, Prof. Dr. M.Sc. (Anggota) 4. Ahmad Syafi’i Ma’arif, Prof. Dr. (Anggota) 5. Aisyah Amini, SH. (Anggota) 6. Ali Yafie, Prof. Dr. KH. (Anggota) 7. Amidhan, Drs. KH. (Anggota) 8. Azwar Anas, Ir. (Anggota) 9. Bagir Manan, Prof. Dr. SH. (Anggota) 10. Didin Hafiduddin, Prof. Dr. KH. (Anggota) 11. Emil Salim, Prof. Dr. (Anggota) 12. Fathi Siregar, Drs. (Anggota) 13. Fuad Amsyari, Dr. (Anggota) 14. Ginandjar Kartasasmita, Prof. Dr. (Anggota) 15. Hamzah Haz, Dr. (Anggota) 16. Harmoko (Anggota) 17. Kafrawi Ridwan, Drs. KH. MA. (Anggota) 18. M. Amin Rais, Prof. Dr. MA. (Anggota) 19. M. Dawam Rahardjo, Prof. (Anggota) 20. Mariam Darus Badruzzaman, Prof. Dr. (Anggota) 21. Muhammad Tolhah Hasan, Prof. Dr. (Anggota) 22. Muladi, Prof. Dr. SH. (Anggota) 23. Muslimin Nasution, Dr. Ir. APU. (Anggota) 24. Mustopadijaja AR, Prof. Dr. (Anggota)
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 183
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
Quraish Shihab, Prof. Dr. MA. (Anggota) R. Hartono, Jend. TNI. (Purn). (Anggota) Satrio Budihardjo Joedono, Prof. Dr. (Anggota) Sayidiman Suryohadiprodjo, Letjend. TNI. Purn. (Anggota) Soetjipto Wirosardjono, M.Sc. (Anggota) Sulasikin Moerpratomo, SH. (Anggota) Syarwan Hamid, Letjen. (Purn). (Anggota) Taufik Abdullah, Prof. Dr. (Anggota) Abu Hartono, Laksamana TNI Purn. (Anggota) Ahmad Muflih Saifuddin, Dr. Ir. (Anggota) Harun Kamil, SH. (Anggota) Ma’ruf Amin, Dr. KH. (Anggota) Sidarto Danusubroto, Drs. MA., Mayjen Pol. Purn. (Anggota) Soelastomo, Dr. (Anggota) Yahya Muhaimin, Prof. Dr. (Anggota) Zein Bajeber, SH. (Anggota) Salahuddin Wahid, KH. (Anggota) Syarifuddin Baharsyah, Prof. Dr. Ir. (Anggota)
Anggota Dewan Kehormatan yang Meninggal Dunia: 43. A.M. Luthfi Ir. (Alm) 44. Achmad Amiruddin, Prof. Dr. (Alm) 45. Adi Sasono (Anggota) (Alm) 46. Ahmad Tirtosudiro, Letjen (Purn)(Alm) 47. Bismar Siregar, SH. (Alm) 48. Feisal Tanjung, Jenderal TNI. (Alm) 49. Haryanto Dhanutirto, Prof. Dr. Ir. M.Sc. (Alm) 50. Hasri Ainun Habibie, Dr. (Almh) 51. Jusuf Amir Faisal, Prof. Dr. S.Pd. (Alm) 52. M. Amin Aziz, Prof. Dr. Ir. (Alm) 53. Mahtub Basyuni, Prof. Dr. (Anggota) (Alm) 54. Tarmizi Taher, Dr. (Alm) 55. Taufik Kiemas. (Alm) 56. Tutty Alawiyah, Prof. Dr. (Anggota) (Almh) 57. Zakiyah Daradjat, Prof. Dr. (Almh) 58. Zuhal, Prof. Dr. Ir. M.Sc. EE. (Alm)
184 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
SUSUNAN DEWAN PENASEHAT PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA PERIODE 2015-2020 Ketua 1. Wakil Ketua 2. Wakil Ketua 3. Wakil Ketua 4. Wakil Ketua 5. Wakil Ketua 6. Wakil Ketua 7. Wakil Ketua 8. Wakil Ketua 9. Wakil Ketua 10. Wakil Ketua 11. Wakil Ketua 12. Wakil Ketua 13. Wakil Ketua 14. Wakil Ketua 15. Wakil Ketua 16. Wakil Ketua 17. Wakil Ketua 18. Wakil Ketua 19. Wakil Ketua 20. Wakil Ketua 21. Wakil Ketua 22. Wakil Ketua 23. Wakil Ketua 24. Wakil Ketua 25. Wakil Ketua 26. Wakil Ketua
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
M. Jusuf Kalla, Dr. (HC), SE M. Hatta Rajasa, Dr. (HC). Ir. Irman Gusman, SE. MBA Harry Azhar Azis, Dr. Ade Komaruddin, Dr. MH Oesman Sapta Odang Said Aqil Siradj, Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, Dr. M.Si. Akbar Tandjung, Dr. Ir. Surya Paloh Muhaimin Iskandar, Drs. M.Si Aburizal Bakrie, Ir. Prabowo Subijanto, Letjend. TNI (Purn) Salim Segaff Al Jufri, Dr. Wiranto, Jend. TNI (Purn), Dr. Yusril Ihza Mahendra, Prof. Dr. SH. M.Sc Hasyim Muzadi, KH. Din Syamsuddin, Prof. Dr. Soetrisno Bachier, SE Hamdan Zoelva, Dr. SH. MH. Darmin Nasution, Prof. Dr. Nila Anfasa Moeloek, Prof. Dr. Aida Vitayala S. Hubeis, Prof. Dr. Ir. Khofifah Indar Parawansa, Dra. M.Si Rachmat Gobel, Dr. Ir. Djan Faridz Yusuf Mansyur, KH.
Sekretaris 1. Wakil Sekretaris 2. Wakil Sekretaris 3. Wakil Sekretaris
: : : :
Achmad Zacky Siradj, Drs. Tubagus Farich N, Drs. MBA Bambang Widianto, Dr. Ir. Agus Salim Dasuki, Drs. M.Eng.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 185
4. Wakil Sekretaris 5. Wakil Sekretaris 6. Wakil Sekretaris 7. Wakil Sekretaris 8. Wakil Sekretaris 9. Wakil Sekretaris 10. Wakil Sekretaris 11. Wakil Sekretaris
: : : : : : : :
Imam Addaruqutni, Dr. Faiqoh, M.Hum Abdul Aziz Hoesein, Ir. M.Eng. Sc Arifin Junaidi, Drs. KH. Asma Ratu Agung, SE Pupun Purwana, Drs. Yani Sofyan, Ir. MT. Tubagus Robby Budiansyah, Ir.
Anggota
:
1. Aas Asikin Idat, Drs. Ak, MM 2. Aceng Zakaria, KH. 3. Agung Laksono, Dr. 4. Aisyah Hamied Baidhowi, Dra, 5. Aksa Mahmud 6. Amran Sulaiman, Dr. Ir. 7. Anwar Nasution, Prof. Dr. 8. Arif Yahya, Dr. Ir. M.Sc 9. Asmawi Syam, Dr. SE 10. Azwar Abu Bakar, Ir. MM 11. Bachtiar Aly, Prof. Dr. 12. Bachtiar Effendy, Prof. Dr. 13. Basuki Hadimulyono, Dr. Ir. 14. Buchary A. Rahman, Dr. Sp, K.K. 15. Bunasor Sanim, Prof. Dr. Ir. 16. Burhanuddin Abdullah, Prof. Dr. 17. Bursah Zarnubi, SE 18. Chairul Tanjung, Prof. Dr. 19. Dwi Soetjipto, Dr. Ir. 20. Endang Soetari, Prof. Dr. M.Si. 21. Fahmi Idris, Dr. Ir. 22. Farid Wajdi Ibrahim, Prof. Dr. 23. Feri Mursyidan Baldan, Drs. 24. Fuad Bawazier, Dr. SE. 25. Hafidz Anshary, Prof. Dr. MA. 26. Hanif Dakhiri 27. Imam Nachrowi, S.Ag 28. Irwan Prayitno, Prof. Dr. M.Sc. 29. Kartono Mohammad, Dr. dr.
186 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
30. Mahmud Hamundu, Prof. Ir. M.Sc. 31. Maman Abdurrahman, Prof. Dr. 32. Miftah Faridl, Prof. Dr. KH 33. Moeldoko, Jenderal TNI (Purn). Dr. 34. Mohammad Siddik, Dr. 35. Mustafa Abu Bakar, Dr. Ir. 36. Nabilah Lubis, Prof. Dr. 37. Natsir Nessa, Prof. Dr. Ir. 38. Nurhasan Zaidi, KH. 39. Parni Hadi 40. Ridwan Mukti, Dr. SE 41. Ryas Rasyid, Prof. Dr. 42. Saleh Husen, Ir. M.Sc 43. Siti Nurjanah Djohantini, Dra. M.Si 44. Sofyan Basyir, Dr. SE. 45. Sofyan Djalil, Prof. Dr. SH, 46. Sohibul Iman, Dr. 47. Sri Bintang Pamungkas, Dr. Ir. 48. Sudirman Said, Dr. 49. Suharso Monoarfa, Ir. 50. Sulastomo, Dr. 51. Syamsul Alam Makka, Dr. M.Si 52. Syarifuddin Hasan, Dr. MM. MBA. 53. Ujang Saefullah, Dr. M.Si. 54. Yudi Chrisnandi, Prof. Dr. 55. Zoer’aini Jamal Irwan, Prof. Dr. Anggota Dewan Penasehat yang Meninggal Dunia: 1. Rofiq Anwar, Prof. Dr. (alm)
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 187
188 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
SUSUNAN DEWAN PAKAR PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA PERIODE 2015-2020 Ketua 1. Wakil Ketua 2. Wakil Ketua 3. Wakil Ketua 4. Wakil Ketua 5. Wakil Ketua 6. Wakil Ketua 7. Wakil Ketua 8. Wakil Ketua 9. Wakil Ketua 10. Wakil Ketua 11. Wakil Ketua 12. Wakil Ketua 13. Wakil Ketua 14. Wakil Ketua 15. Wakil Ketua 16. Wakil Ketua 17. Wakil Ketua 18. Wakil Ketua 19. Wakil Ketua 20. Wakil Ketua 21. Wakil Ketua 22. Wakil Ketua
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Zulkifli Hasan, Dr. (HC), SE. MM Mohamad Nasir, Prof. Ph.D., Ak. Lukman Hakim Saefuddin, Drs. KH. Nanat Fatah Natsir, Prof. Dr. MS. Siti Nurbaya Bakar, Dr. Ir. M.Sc. Marwan Ja’far, SH. M.Si. Anis Baswedan, Prof. Dr. M. Hidayat Nurwahid, Dr. MA Moh. Mahfud MD, Prof. Dr. SH. Zainul Majdi, TGB. Dr. MA. Muliaman D. Haddad, Dr. Komaruddin Hidayat, Prof. Dr. Muhammad Anis, Prof. Dr. Kadarsah Suryadi, Prof. Dr. Ir. DEA M. Nasich, Prof. Dr. Setyanto P. Santosa, Dr. SE. MA Sandiaga S. Uno, MBA Ali Masykur Musa, Dr. Ahmad Heryawan, LC. Rokhmin Dahuri, Prof. Dr. Ir. Muhammad Romahurmuziy, Ir. MT. Dwikorita, Prof. Dr. Ir. Andi Matalata, Dr. SH. MH
Sekretaris 1. Wakil Sekretaris 2. Wakil Sekretaris 3. Wakil Sekretaris 4. Wakil Sekretaris 5. Wakil Sekretaris 6. Wakil Sekretaris 7. Wakil Sekretaris
: : : : : : : :
Teuku Abdullah Sanny, Prof. Dr. Eng. Ir. M.Sc. Amani Lubis, Prof. Dr. Nasir Tamara, Dr. Zaim Uchrowi, Dr. Ir. Arif Budimanta, Dr. Ir. M.Sc. Muhammad Nasih, Dr. Mujib Rohmat, Drs. Mardiana Indraswati, Dra.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 189
8. Wakil Sekretaris 9. Wakil Sekretaris 10. Wakil Sekretaris 11. Wakil Sekretaris 12. Wakil Sekretaris Anggota
: : : : : :
Prasetyo Sunaryo, Ir. MT Abdul Hamid, Drs. Muhammad Syakir Sula Trulyanti Sutrasno, Dra. M.PSi Irwanuddin, M.Eng. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
A. Riawan Amin, Dr. Abdul Azis, Ir. Abdul Ghofar, Ir. Abdurrahman Mas’ud, Prof. Dr. MA. Ph.D. Abidin Said Abustan, Dr. SH. MH Adi Suryadi Culla, Dr. Afrida Agung Mattauch, SH Agus Dwiyanto, Prof. Dr. Agus Suherman, Dr. S.Pi. M.Si. Ahmad Baihaqi, Prof. Dr. Ir. Ahmad Chirzun, Ir. Ahmad Yani, SH. MH Aisyah Hasyim, SE. MA Aji Dedi Mulawarman, Dr. Akmal Boedianto, Dr. SH. M.Si Alfan Alfian, Dr.
19. Ali Gufron Mukti, Prof. Dr. M.Sc 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Ali Munhanif, Dr. Alita Marsanti, Dra. Amich Alhumami, Dr. Amir Lutfhi, Prof. Dr. Andi Nurpati Andi Suriani, S.Ag. MA Andrinof A. Chaniago, Dr. Anton Tabah, Dr. Brigjen Pol (Purn) Anwar Arifin, Prof. Dr. Arina Nurfinnahari, SH. MM.Kes Arip Mustopha Ary Ginanjar Agustian, Dr. (HC.) Asep Saefudin, Prof. Dr. Ir.
190 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70.
Ashar, Prof. Dr. Aviliani, Dr. M.Si. Azlaini Agus, SH. MH. Badriyah Fayumi, Dra. MA. Baharuddin Aritonang, Dr. Bambang P. Brojonegoro, Dr. Bambang Pranowo, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, Prof. Dr. SE. Bambang Suroso, Ing Bambang Sutrisno Bedjo Sujanto, Prof. Dr. M.Pd Betha Djarjis, Ir. Bisman Bhaktiar, SH. MH. Budi Setiyono, S.Sos. M.Pol. Ph.D. Bustanul Arifin, Prof. Dr. Ir. Cepi Hakim Choirul Muhtadin, Drs. MA Dahlan Iskan Dede Rosada, Prof. Dr. MA. Dewi Fortuna Anwar, Prof. Dr. Diana Nurmin Didik Irawadi Syamsuddin, SH. MH. Didin S. Damanhuri, Prof. Dr. Drajat Wibowo, Dr. SE Dwi P. Bhakti, Dr. (Cand) SE. MPM E. Herman Khaeron, Ir. M.Si Elza Syarief, Dr. SH. MH Erick Thohir Fachry Ali, Dr. MA Fadel Muhammad Dr. Ir. Fadil Hasan, Dr. Ir. Fahri Hamzah, SE Ferry Soraya Farhan, Ir. Firdaus Alamhudi, Dr. Firmansyah, Ir Fitriani Ilsaruddin, M.Pd. Fozar Hamid Kuning, Drs. MBA Geisz Chalifah
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 191
71. Gerhan Lantar, Letjen TNI (Purn)
72. Gunawan Sumodiningrat, Prof. Dr. 73. Gus Irawan Pasaribu, S.Ak. MM 74. H. Agustustan, Dr. SH. MH 75. Habe Hanafi, Prof. Dr. MBA 76. Hadimulyo, Drs. M.Si 77. Haedar Bamualim, Dr. 78. Halim Alamsyah, Dr. SH 79. Hamid Awaluddin, Prof. Dr. SH. LLM. 80. Hamid Basyaib, SH 81. Harland Kostrada 82. Hendra Nurtjahyo, Dr. SH. M.Hum 83. Hendri Saparini, Dr. 84. Herawati 85. Herman Kadir, SH. MH 86. Hermanto Dardak, Dr. Ir. 87. Hermanto Siregar, Prof. Dr. Ir. 88. Hermawan, Prof. Dr. Ir. 89. Hidayat Sofyan Widjaja, Dr. SE. MM 90. Husen Abdullah 91. Husmiyati Hasyim, Dr. MA. 92. Husnul Yakin, SE 93. Idris Zaini, Ir. 94. Iing Solihin Noorgiana, SE. MBA 95. Ikhsanuddin Noersy, Dr. 96. Indra Kuswara 97. Indrajaya 98. Indria Samego, Prof. Dr. 99. Ipang Wahid, S.Kom 100.Irawadi Jamaran, Prof. Dr. Ir. 101.Iriani S. Busthami 102.Ishaq Latuconsina 103.Isye S. Latief 104.Iwa Karniwa, Dr. M.Si 105.Iwan Nur Iswan 106.Jayadi Hanan, Dr. 107.Jemfy Naswil, dr. 108.Johan O. Silalahi, Dr. Ir. MH
192 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
109.Jon Erizal, SE. MBA 110.Karhi Nisjar, Prof. Dr. MM 111.Khairil Hamzah, SH. MH 112.Kurtubi, Dr. 113.Kuskridho Ambardi, Dr. 114.Laode Masihu Kamaludin, Prof. Dr. 115.Lena Maryana Mukti, Dra. 116.Lukman Hakim Hasan, Dr. 117.Luluk Sumiarso, Dr. Ir. 118.M. Darwis Hude, Prof. Dr. M.Si. 119.M. Dimyati Huda, Dr. M.Ag 120.M. Hasan Basry, MA 121.M. Syafii Antonio, Dr. SE 122.Mahmuddin Yasin, Dr. MBA 123.Majid Musain, Drs. MBA 124.Mansyur Ramly, Prof. Dr. 125.Maria Ulfah Anshor, Dr. 126.Marsudi Wahyu Kisworo, Prof. Dr. Ir. 127.Marwah M. Diah, Dr. SH. MPA 128.Marwan Batubara, Dr. 129.Mashudi Muqorrobin, Dr. 130.Masnah Sari, SH. MH. 131.Mastuti Beta, SH. MKN 132.Masykuri Abdullah, Prof. Dr. 133.Mirzah Adityaswara, Dr. 134.Mochamad Ashari, Prof. Dr. 135.Moh. Jumhur Hidayat, Ir. 136.Mohammad Nawar Arifin, Dr. 137.Momo Maulana, Ir. 138.Muchlis R. Luddin, Prof. Dr. 139.Muhammad Asri Anas, Dr. 140.Muhammad Fauzi Ibrahim 141.Muhammad Firmansyah Arifin, Ir. 142.Muhammad Said Didu, Dr. Ir. 143.Muhammad, Prof. Dr. SIP., M.Si. 144.Musa Hubeis, Prof. Dr. Ir. MS 145.Mustoha Iskandar, Dr. Ir. SH 146.Mutiara Sani
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 193
147.Muzakkir Muanas, SHi. M.Kesos 148.Nasihin Masha, Drs. 149.Nasution 150.Ngudi Astutik, M.Si 151.Nur Ustadi Hadikusuma, Ir., M.Pdi 152.Nurcahaya Tandang, Dra. SH. M.Si 153.Obsatar Sinaga, Dr. M.Sc 154.Oekan S. Abdullah, Prof. Dr. 155.R. Siti Zuhro, Prof. Dr. MA 156.Rahman, Drs. M.Pd 157.Rahmat Hidayat, Dr. SE. MT Ph.D 158.Rasyid Ridha, Mayjen Pol (Purn). 159.Ravik Karsidi, Prof. Dr. MS 160.Reni Marlinawati, Dr. 161.Ricky Rachmadi 162.Rifda Ammarina, Ir. 163.Rifky Karsyuda, Dr. 164.Risman Musa, Ph.D 165.Rony Yacob L, Dr. M.Si 166.Roosy Miller, BA 167.Rubingatin, Dr. 168.Rusli Halim 169.Saidah Sakwan, Dra. MA. 170.Saifullah Ma’shum, Drs. M.Si 171.Sali Iskandar, Drs. 172.Salim Said, Prof. Dr. 173.Slamet Sugiono 174.Sodiq, Dr. M.MPd. 175.Subandrio, Ir. 176.Sudarsono, Prof. Dr. Ir. 177.Suhaidi K. Samalo, SE. MBA 178.Suharnomo, Dr. M.Si 179.Suningsih, SH. MM. 180.Suryadi Naomi, Dr. 181.Suwarsono Sariadi, Dr. 182.Syafinuddin Al Mandari, Dr. 183.Syafrudin Anhar, SE. MS 184.Syahnidar Hervianti, dr.
194 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
185.Syahrial Mochtar, Dr. Ir. 186.Syamsul Maarif, Dr. SH. LLM. 187.Syarif Hidayat, Dr. Ir. 188.Syarkawi Rauf, Dr. 189.T. Syahrul Reza, Dr. SE. MM. 190.Tahmidy Lasahido, Drs. M.Si 191.Tatan A. Taufik 192.Tatat Rahmita Utami, Dra. MA. 193.Tati Murniwati, Ir. M.Si 194.Taufik Hidayat, Dr. 195.Tom Maskun, Drs. M.Pd 196.Triyaka Lisdianto, Dr. MA. 197.Tukina, S.Pd. M.Si 198.Tuty Maryani, Dr. MM. 199.U. Saefuddin Noer, Drs. M.Si 200.Umar Anggara Jenie, Prof. Dr. 201.Umar Juoro, Dr. MA. 202.Uswatun Hasanah, Prof. Dr. 203.Valentino Dinsi 204.Valina Singka Subekti, Dr. 205.Vonny Rahayu Pawaka, SH. MKn 206.Wianda Pusponegoro 207.Widi A. Pratikto, Prof. Dr. M.Sc 208.Winarni Monoarfa Prof. Dr. M.Sc 209.Yan Hiksas, SE 210.Yudi Latief, Dr. 211.Yudi Sadewa, Dr. 212.Zaini Mustofa Anggota Dewan Pakar yang Meninggal Dunia: 1. Fathullah, SH. (alm)
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 195
196 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
SUSUNAN MAJELIS PENGURUS PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA PERIODE 2015-2020 Ketua Umum Wakil Ketua Umum Wakil Ketua Umum Wakil Ketua Umum Wakil Ketua Umum Wakil Ketua Umum Wakil Ketua Umum
: : : : : : :
Jimly Asshiddiqie, Prof. Dr. SH. Muhammad Nuh, Prof. Dr. DEA. Ilham Akbar Habibie, Dr. Ing. MBA. Priyo Budi Santoso, Drs. MAP. Herry Suhardiyanto, Prof. Dr. Ir. Ph.D Sugiharto, Dr. SE. MBA. Sri Astuti Buchari, Dr. M.Si.
Sekretaris Jenderal : Mohammad Jafar Hafsah, Dr. Ir. 1. Wakil Sekretaris Jenderal : Ali Mundakir, Ir. 2. Wakil Sekretaris Jenderal : M.D. Abrory Djabbar, SH. 3. Wakil Sekretaris Jenderal : Ahmad Lubis, Dr. Ir. M.Sc. 4. Wakil Sekretaris Jenderal : M. Akhsan Alala, Ir. 5. Wakil Sekretaris Jenderal : Vasco Ruseimy, Ir. 6. Wakil Sekretaris Jenderal : Wahyudi Pramono, Drs. M.Si. 7. Wakil Sekretaris Jenderal : Tb. Ace Hasan Sazili, Dr. M.Si 8. Wakil Sekretaris Jenderal : Ibnu Mahmud B., Ir. 9. Wakil Sekretaris Jenderal : Nurhadi M. Musawir, SH. MM. MBA 10. Wakil Sekretaris Jenderal : Rofiqul Umam Ahmad, SH 11. Wakil Sekretaris Jenderal : Ahmad Riza Patria, Ir. MBA 12. Wakil Sekretaris Jenderal : Herry Margono, Dr. 13. Wakil Sekretaris Jenderal : Putra Jaya Husin, Ir. 14. Wakil Sekretaris Jenderal : Rofikatul Karimah, Dr. M.Si. 15. Wakil Sekretaris Jenderal : Maxdeyul Sola, Ir. MM. MBA 16. Wakil Sekretaris Jenderal : Agung Mozin, SH. M.Si 17. Wakil Sekretaris Jenderal : Bimo Sasongko, BSAE, MSEIE. MBA. Bendahara Umum 1. Wakil Bendahara Umum 2. Wakil Bendahara Umum 3. Wakil Bendahara Umum 4. Wakil Bendahara Umum
: : : : :
Firdaus Djaelani, Dr. MA Saraswati Chazanah, Dra. MM Muzayyin Arif Sarwono Sudarto, MBA Andi Surya Wijaya, SH
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 197
5. Wakil Bendahara Umum 6. Wakil Bendahara Umum 7. Wakil Bendahara Umum 8. Wakil Bendahara Umum 9. Wakil Bendahara Umum 10. Wakil Bendahara Umum 11. Wakil Bendahara Umum 12. Wakil Bendahara Umum 13. Wakil Bendahara Umum 14. Wakil Bendahara Umum 15. Wakil Bendahara Umum 16. Wakil Bendahara Umum
: : : : : : : : : : : :
Syamsurachman, ST. MSM Titik Verdi, SE. SH Sardjana, Prof. Dr. SH Sukirman M. Darmizal, Dr. SH. MM Muhammad Haris Indra, SIP Tosin Sutawikara, Drs. Akt Helmi Kamal Lubis, Ir. MBA, M.Sis Zainuddin Hasan, Dr. Suhaji Lestiadi, Ir. ME M. Yana Aditya Didit A. Ratam, Dr. Ir. MBA
Ketua Koordinasi: 1. Pendidikan, SDM dan Pemberdayaan Potensi SDI Senior: Arma‘i Arief, Prof. Dr. 2. Pengembangan Etika, Seni, Sastra dan Budaya: Kacung Marijan, Prof. Dr. 3. Pengembangan Ristek dan Inovasi Kewirausahaan: Akhmaloka, Prof. Ph.D 4. Pengembangan Kominfo dan Media: Ahmad Muchlish Yusuf, Dr. Ir. 5. Politik Dalam Negeri: Muhammad Qodari, Dr. S.Psi. MA 6. Hubungan Luar Negeri dan Hankam: Yasril A. Baharuddin, Drs. 7. Hukum, Advokasi, HAM dan Lingkungan Hidup: Ifdhal Kasim, SH. MH 8. Organisasi dan Pembinaan Keanggotaan: Didin Muhafidin, Dr. SIP. M.Si. 9. Hubungan Antar Lembaga dan Badan Otonom: Muhammad Taufiq, Dr. Ir. 10. Kaderisasi dan Pembinaan Keumatan: Hermawan K. Dipojono, Prof. Dr. 11. Pengembangan Ekonomi Nasional: Didik J. Rachbini, Prof. Dr. 12. Pengembangan UMKM dan Pembangunan Pedesaan: Aries Muftie, Dr. SE. SH. MH
198 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
13. Kesejahteraan dan Kesehatan: Fachmi Idris, Prof. Dr. dr. M.Kes. 14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Andi Yuliani Paris, Dr. Ir. M.Sc 15. Pengembangan Profesionalitas Tenaga Kerja: Fahira Fahmi Idris, SE. MH BIDANG-BIDANG: 1. BIDANG PAUD, PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Ketua : Alizum Mashar, Prof. Dr. Ir. Wakil Ketua : A. Hanif Saha Gafur, Dr. MA Sekretaris : Ingrid Kansil, S.Sos 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Dep. Pengembangan Kebijakan PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Ketua: Sutanto, Dr. Dep. Jaringan Pendidikan Berkualitas Ketua: Izuddin Joko Prasojo, Drs. Dep. Pengembangan Kualitas Guru Ketua: Harun Djanisman, Ir. Dep. Pengembangan Beasiswa Guru dan Siswa Ketua: Juliana Wahid, SE. M.Pd
2. BIDANG PENDIDIKAN TINGGI Ketua : Musliar Kasim, Prof. Dr. Wakil Ketua : Andi Faisal Bakti, Prof. Dr. Ph.D. Sekretaris : Bahlil Lahadila 2.1. 2.2. 2.3.
Dep. Pengembangan Kebijakan Pendidikan Tinggi Ketua: Muhammad Bisri, Prof. Dr. Dep. Pengembangan Jaringan Pendidikan Tinggi Berkualitas Ketua: M. Taufik Hanafi, Dr. Ir. Dep. Pengembangan Kualitas Dosen Ketua: Muchlas Samani, Prof. Dr.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 199
2.4.
Dep. Pengembangan Beasiswa Dosen dan Mahasiswa Ketua: Abdul Kahar, Dr.
3. BIDANG PENDAYAGUNAAN POTENSI SUMBERDAYA INSANI SENIOR Ketua : Ahmad Mangga Barani, Ir. MBA Wakil Ketua : Ony Jafar, SE Sekretaris : Wahidin Ismail, Drs. 3.1.
Dep. Pengembangan Potensi SDI Senior Ketua: Mulyono Makmur, Ir. MS
3.2.
Dep. Pengembangan Jaringan SDI Senior Produktif Ketua: Yusyus Kuswanda, SH. MH Dep. Pengembangan Guru dan Dosen Relawan Ketua: Albar Made Ali, Dr. Dep. Pengembangan Mediator Konflik Ketua: Gunawan Suswantoro, SH. M.Si.
3.3. 3.4.
4. BIDANG PENGEMBANGAN ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA Ketua : Nurhayati Djamas, Prof. Dr. MA. Wakil Ketua : Anshori A. Djabbar Sekretaris : Syaiful Bahri, Drs. 4.1. 4.2. 4.3.
Dep. Pengembangan Sistem Etika Profesi dan Organisasi Ketua: Deddy Supriady Bratakusumah Dep. Pengembangan Apresiasi Etika Berbangsa dan Bernegara Ketua: Endang Sulastri Dep. Pengembangan Jaringan Etika Profesi dan Organisasi Ketua: Didik Eko Budi Santoso, Dr. Ir. MT.
200 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
5. BIDANG PENGEMBANGAN KESENIAN, SASTRA, DAN BUDAYA Ketua : Endang Caturwati, Prof. Dr. MS Wakil Ketua : Anwar Fuady, Dr. SH. Sekretaris : Ferry Kurtis 5.1. 5.2. 5.3. 5.4.
Dep. Pengembangan Infra-Struktur Seni dan Budaya Daerah Ketua: Suhendi Afrianto, Dr. Dep. Pengembangan Jaringan Seni Pertunjukan Ketua: Jenny Rachman Dep. Pengembangan Jaringan Kesenian Tradisional Ketua: Sri Richana, Prof. Dr. Dep. Jaringan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah Ketua: Machsun, Prof. Dr.
6. BIDANG RISET DAN TEKNOLOGI Ketua : Jumain Appe, Dr. Ir. M.Si Wakil Ketua : Lukman Malanuang, Dr. MS. Sekretaris : Joko Widodo, S.Si. M.Si 6.1. 6.2. 6.3. 6.4.
Dep. Teknologi untuk Air, Pangan, Energi dan Lingkungan Ketua: Hindarwati, Ir. M.Sc Dep. Teknologi untuk Pendidikan dan Kesehatan Ketua: Limanseto, Ir. M. Eng. Dep. Teknologi Tepat Guna untuk Pengembangan Unggulan Lokal Ketua: M. Heru D. Wardana, Ir. M.Hort. Sc Dep. Pengembangan Jaringan Pemasyarakatan Iptek Ketua: Yusuf Khyber Hasnoputro,Dr.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 201
7. BIDANG INOVASI KEWIRAUSAHAAN Ketua : Mohammad Andy Zaky, Ir. Wakil Ketua : M. Kris Suyanto, Drs. Sekretaris : Tri Ismawaty Chayani M, SE 7.1. 7.2. 7.3. 7.4.
Dep. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Ketua: Faranugraha Makkuraga, ST. MA Dep. Pembinaan Usaha Pemula dan Jaringan Kemitraan Usaha Inti-Plasma Ketua: N. Fitriani Gayo, M.Si. Dep. Pengembangan Infra-struktur Kewirausahaan Ketua: Nurhadi Antono, Ir. Dep. Advokasi Kebijakan Pro-Usaha Kecil dan Menengah Ketua: Anwar Sanusi, Dr. SH, SP, MM
8. BIDANG PENGEMBANGAN KOMINFO DAN MEDIA Ketua : Silih Agung Wasesa Wakil Ketua : Yan Harlan Sekretaris : Chamad Qhozin 8.1. 8.2. 8.3. 8.4.
Dep. Pengembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi Ketua: Tirta N. Mursitama Dep. Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Media Massa Ketua: Andi Irman Dep. Pengembangan Penerbitan, Media Cetak, dan Perbukuan Ketua: Gunawan Alif, Dr. Dep. Jaringan Kerjasama Media Cetak, Elektronik dan Media Sosial Ketua: Mahya Ramadhani
202 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
9. BIDANG PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH, SENI DAN TEKNOLOGI Ketua : Santhi H. Serad, Ir. Wakil Ketua : Asnan Furinto, Dr. MBA Sekretaris : Achmad Firdaus, Dr. M.Si 9.1. 9.2. 9.3. 9.4.
Dep. Kajian Perbukuan & Sistem Penghargaan Karya Ilmiah Ketua: Elang Ilik Martawijaya, Dr. Ir. MM Dep. Penerbitan Buku dan Jurnal Ilmiah Berstandar Internasional Ketua: T. Ezni Balqiah, Dr. Dep. Jaringan Database Paten dan Karya Ilmiah Anggota ICMI Ketua: Munawar Ghozali, MA Dep. Penghargaan Tahunan Karya Ilmiah, Seni, dan Paten Ketua: Oskar Riandi, M.Sc
10. BIDANG PENGEMBANGAN SISTEM POLITIK PEMERINTAHAN Ketua : Margarito Khamis, Dr. SH. Wakil Ketua : Muhammaf Alfan Alfian Mahyudin Sekretaris : Ubedilah Badrun, M.Si 10.1. 10.2. 10.3. 10.4.
DAN
Dep. Pengembangan Sistem Demokrasi dan Kepartaian Ketua: Ivan Rovian, dr. M.Kp. Dep. Penguatan Sistem Pemerintahan Negara Ketua: Panduwinata FN. Arifin, ST. MT Dep. Pengembangan Profesionalisme dan Netralitas Birokrasi Ketua: Riza Fadli, Ir. Dep. Penataan dan Penguatan Sistem Pemerintahan Daerah Ketua: Abu Kasim Sangaji, Ir.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 203
11. BIDANG PEMBINAAN KEPEMIMPINAN DAN WAWASAN KEBANGSAAN Ketua : Andi Budi Sulistiyanto, SH. MH. Wakil Ketua : Andi Timo Pangeran, Ir. Sekretaris : Firdaus Alamsjah 11.1. 11.2. 11.3. 11.4.
Dep. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Ketua: Andi Rahmat Dep. Pengembangan Organisasi Kemasyarakatan Ketua: Hasanuddin Tubagus Alvin Dep. Jaringan Pembinaan Integrasi Sosial dan Kerakyatan Ketua: Asro Kamal Rokan Dep. Pengembangan Jaringan Partai Politik Ketua: Ahmad Hanafi Rais
12. BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN Ketua : Sudrajad, Mayjen TNI (Purn) Wakil Ketua : Poempida Hidayatullah, Dr. BEng. P.hD, DIC. Sekretaris : Muhammad Oheo Sinapoy, SE. MBA 12.1. 12.2. 12.3. 12.4. 12.5.
Dep. Pengembangan Sistem Pertahanan dan Keamanan Ketua: Bambang Sudarsono Dep. Cybercrime dan Intelegent Ketua: Wahyu Dirgantoro Dep. Idiologi dan Bela Negera Ketua: Stevi Andriyani Dep. Bio Strategi dan Perbatasan Ketua: Abdul Aziz. Ir. Dep. Jaringan Informasi Strategis Ketua: Bobby Rizaldi, SE. Ak. MBA
204 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
13. BIDANG HUBUNGAN LUAR NEGERI Ketua : Muhammad Najib, Ir. M.Sc Wakil Ketua : Fauzan Mulia Fananie, Dr. Sekretaris : Rachel Mariyam Sayidina 13.1. 13.2. 13.3. 13.4.
Dep. Hubungan dan Kerjasama Organisasi Internasional Ketua: Lula Kamal, dr. M.Sc Dep. Pengkajian Masalah-Masalah Internasional Ketua: Teuku Rezasyah, Dr. Dep. Jaringan Kerjasama Islam, Eropa dan Afrika Ketua: Dadi Darmadi, Dr. Dep. Jaringan Kerjasama Islam, Asia dan Pacifik Ketua: Yanyan Mochamad Yani, Prof. Dr. Ph.D.
14. BIDANG CENDEKIAWAN MUSLIM SERANTAU Ketua : Muhammad Rahmad Wakil Ketua : Hasanuddin Thoyeb Sekretaris : Thariq Basalamah 14.1. 14.2. 14.3. 14.4.
Dep. Pengkajian Masalah-Masalah Peradaban Islam Serantau Ketua: Syophiansyah Jaya Putra, Dr. MSi.S Dep. Pengembangan Jaringan Cendekiawan Muslim Serantau (Asia Tenggara) Ketua: Yadi Karyadi, Ir. Dep. Pengembangan Jaringan Pengusaha Muslim Serantau Ketua: Mokhamad Mahdum, Dr. SE. Ak. Dep. Pengembangan Jaringan Organisasi dan Kerjasama Serantau Ketua: Jusuf Sutakaria, Dr. Ir.
15. BIDANG HUKUM, ADVOKASI, DAN HAM Ketua : Wakil Ketua : Kemas Ilham Akbar Sekretaris : Roby Ferliansyah, SH.M.Si.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 205
15.1. 15.2. 15.3. 15.4. 15.5.
Dep. Pembangunan Hukum dan HAM Ketua: Irman Putrasidin, Dr. SH. Dep. Penegakan dan Advokasi Hukum Ketua: Hendra Nurcahyo, Dr. SH. Dep. Pendidikan dan Penyuluhan Hukum Ketua: Iwan Janirin Dep. Mediasi dan Resolusi Konflik Ketua: Mulfahri Harahap, SH. MH. Dep. Advokasi Perlindungan Saksi Ketua: Abdul Haris Semendawai, SH. LLM
16. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP Ketua : Khalid Muhammad Wakil Ketua : Sarjan Taher, SE Sekretaris : Manimbang Kahariady, Drs. 16.1. 16.2. 16.3. 16.4.
Dep. Pengkajian Kebijakan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Ketua: Munawar Fuad Dep. Pembinaan dan Penguatan Masyarakat Hukum Adat Ketua: Antony Hilman, SH. MH. MBA Dep. Perlindungan Hutan Lestari dan Aliran Sungai Ketua: Ali Rahman, Ir. Dep. Advokasi dan Penyadaran Masyarakat Ketua: Andi Asrun, Dr. SH. MA
17. BIDANG ORGANISASI Ketua : Sunarpi, Prof. Ir. Ph.D Wakil Ketua : Meika Syabana Rusli, Dr. Ir. Sekretaris : M. Aminuddin 17.1. 17.2.
Dep. Pembinaan dan Pengembangan Orwil dan Orda Ketua: Apendi Arsyad, Dr. Ir. Dep. Pembinaan dan Pengembangan Orsat Ketua: Gunawan Undang, Dr. Drs. M.Si.
206 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
17.3. 17.4.
Dep. Pembinaan dan Pengembangan Orwil dan Orsat Luar Negeri Ketua: Iskandar Ishaq Dep. Penataan Status Hukum Kelembagaan ICMI Ketua: Andy Fefta Wijaya, Ph.D.
18. BIDANG PEMBINAAN KEANGGOTAAN Ketua : Ambo Ala, Prof. Dr. Wakil Ketua : Ridwan Nurazy, Prof. Dr. Sekretaris : Muhammad Bascharul Asana, Ir. MBA 18.1. 18.2. 18.3.
Dep. Pengembangan Administrasi dan Basis Data Keanggotaan Ketua: Devi Avianto Setiawan, SE Dep. Pendidikan dan Pelatihan Anggota Ketua: Abdul Samad Melleng Dr. Ir. MM Dep. Pembinaan Partisipasi Anggota Ketua: Rida Ismail, Ir.
19. BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA Ketua : Usman Rianse, Prof. Dr. Ir. Wakil Ketua : Amirsyah Tambunan, Dr. Sekretaris : M. Rudi Wahyono, Drs. 19.1. 19.2. 19.3.
Dep. Pengembangan Kerjasama Antar Lembaga Ketua: Azrai Ridha, SH Dep. Pembinaan Jaringan Organisasi Cendekiawan Ketua: Fadlan Cemara Cibro, Drs. Dep. Sinergi Kelembagaan Organisasi Islam Ketua: Said Salahuddin, MH
20. BIDANG PEMBINAAN BADAN OTONOM Ketua : Iskandar Andi Nuhung, Dr. Ir. MS Wakil Ketua : Siti Jamalia Lubis, SH. MH Sekretaris : Ahmad Zaky, MBA
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 207
20.1. 20.2. 20.3.
Dep. Penataan Status Hukum Badan Otonom Ketua: Ria Hoiriah Irsyadi, SH. MH. Dep. Pengembangan Jaringan Kegiatan Badan Otonom Ketua: Achmad Sehu Ibrahim, SE. MM Dep. Kajian Pengembangan Badan Otonom Ketua: Fitra Arsil, Dr. SH.
21. BIDANG KADERISASI CENDEKIAWAN Ketua : Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Dr. SIP, M.Si Wakil Ketua : Muhammad Ilyas Sekretaris : Ria Dewi Eryani, Dra. Psi. MPd 21.1. 21.2. 21.3.
Dep. Pengembangan Cendekiawan Muda Ketua: Aslichan Burhan, SE. MP Dep. Pelatihan NALTRA Ketua: Jhon Edy Rahman, SH. Mkn Dep. Pengembangan Kerjasama Antar Organisasi Kemahasiswaan Ketua: Yusuf Hidayat, Dr.
22. BIDANG PEMBINAAN KEUMATAN Ketua : Rohmat Wahab, Prof. Dr. Wakil Ketua : Muhibbin, Prof. Dr. Sekretaris : Syaiful Bakhri, Dr. SH. MH 22.1. 22.2. 22.3.
Dep. Pembinaan dan Pengembangan Jejaring Masjid Kampus Ketua: Ibnu Hamad, Prof. Dr. Dep. Pembinaan dan Pengembangan Kajian Keumatan Ketua: Hasim, Dr. DEA Dep. Pembinaan dan Pengembangan Solidaritas Umat Ketua: KH. Mas’adi Sulthoni
208 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
23. BIDANG PENGEMBANGAN PERBANKAN, LEMBAGA KEUANGAN DAN PASAR MODAL Ketua : Zainulbahar Noor, Dr. Wakil Ketua : Yuslam Fauzi, SE. MBA Sekretaris : Farouq Alwaini 23.1. 23.2. 23.3.
Dep. Pengembangan Perbankan, Keuangan & Pembiayaan Syari’ah Ketua: Andi Buchori, Ir. H. MM. Dep. Jaringan Usaha Pasar Modal Syari’ah Ketua: Muhammad Faidhul Quddus, St Dep. Pendidikan dan Pelatihan Perbankan, Keuangan dan Pasar Modal Ketua : Veithzal Rizal Zainal Prof. Dr. MM. MBA Sekretaris : Dr. Didy Handoko, SE, AK.MM, CRMP, CFP Anggota : Prof. Dr. Etty Murwaningsari, AK. MM Dr. Abdul Salam Dr. Willy Arafah, MM. Dra.
24. BIDANG PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL DAN MARITIM Ketua : Anggito Abimanyu, Dr. Wakil Ketua : Rizal Untung Rivai, Ir. M.SE Sekretaris : Sunarsip, ME. Ak 24.1. 24.2. 24.3. 24.4. 24.5.
Dep. Pengembangan Ekonomi Global dan Regional Ketua: Rina Oktaviani Prof. Dr. Dep. Pembangunan Ekonomi Nasional Ketua: Bambang Sugiharto, Ir. M.Eng.Sc. Dep. Pembangunan Industri dan Infrastruktur Ketua: Baihaqi Abdul Madjid, drh. Dep. Pembangunan Maritim, Pariwisata dan Antar Kawasan Ketua: Dadang Solihin, Dr. Dep. Pembangunan Agrobisnis dan Agroindustri Ketua: Mustofa Iskandar, Dr. Ir.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 209
25. BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN Ketua : Abdullah Yazid, KH. Wakil Ketua : Fahrizal Zain, Ir. Sekretaris : Erwin Syamsuar, Ir. 25.1. 25.2. 25.3. 25.4.
Dep. Pengembangan Sistem Ekonomi Berkeadilan Sosial Ketua: Rahmat Mulyana, Dr. SE Dep. Pembinaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Ketua: Hendra Hartono Dep. Pengembangan Ekonomi Kreatif & Kewirausahaan Ketua: Lendo Novo, Ir. Dep. Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Kerakyatan Ketua: Supardi Lee
26. BIDANG PEMBANGUNAN UMKM DAN PEDESAAN Ketua : Tubagus N. Achmad Maulana, Ir. MBA, M.Sc. Ph.D Wakil Ketua : Ahmad Juwaini Sekretaris : M. Lutfi Muftie 26.1. 26.2. 26.3. 26.4.
Dep. Pengembangan Kedaulatan Pangan dan Energi Ketua: Dwi Asmono, Dr. Dep. Kewirausahaan, Usaha Mikro dan Kecil, Koperasi Ketua: Lely Pelitasari Subekti Dep. Pengembangan Perbankan, Lembaga Keuangan dan Pasar Modal Ketua: Iggi Achsien Dep. Pembangunan Jaringan Wirausaha Desa Ketua: Adhi Widiharto, Ir.
210 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
27. BIDANG PEMBANGUNAN DESA MADANI Ketua : Lala M. Kolopaking, Dr. Wakil Ketua : Hari Rahmad Sekretaris : Sofyan Sjaf, Dr. 27.1. 27.2. 27.3. 27.4.
Dep. Pembangunan Desa Terpadu Ketua: Luki Abdullah, Prof. Dr. Dep. Pengembangan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat (KMHA) Ketua: Hery Ariyandi, SH, MH. Dep. Pembangunan SDSB (1 desa 1 BMT) Ketua: Muhammad Harry Naldi Dep. Jaringan ICT Desa Madani dan Relawan Peduli Desa Ketua: Bachtiar Rahman
28. BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL Ketua : Wan Nedra, Dr. Sp.A Wakil Ketua : Ekasakti Octohariyanto, Dr. Sekretaris : Astri Sugiharto 28.1. 28.2. 28.3.
Dep. Pembangunan Kesejahteraan Sosial Ketua: Lely Wahyuniar, Dr. Dep. Pemberdayaan Panti Sosial Ketua: Nana Mintarti Dep. Aksi Sosial dan Bantuan Bencana Ketua: Diahwati Hamdan
29. BIDANG KESEHATAN Ketua : Dany Amrul Ichdan, Dr. MM. Wakil Ketua : Imam Rulyawan, dr. Sekretaris : Elza Gustanti, S.Si. Apt. 29.1. 29.2.
Dep. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Ketua: Naharus Surur, Dr. Dep. Pembangunan Rumah Sehat Ketua: Meizi Fachrizal Achmad, Dr. M.Si
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 211
29.3. 29.4. 29.5.
Dep. Jaringan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Ketua: Kamelia Faisal, dr. MARS Dep. Aksi Sosial untuk Kesehatan Masyarakat Ketua: Tono Rustiano, dr. MM Dep. Kesehatan dan Keluarga Berencana Ketua: Abidinsyah Siregar, Dr. dr.
30. BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Ketua : Riri Fitri Sari, Prof. Dr. Ir. MM. M.Si Wakil Ketua : Sekretaris : Laillaturrahmah, Dr. 30.1. 30.2. 30.3. 30.4.
Dep. Pemberdayaan Perempuan Ketua: Jaorana Amiruddin, SP. M.Si Dep. Pelatihan Kepemimpinan Perempuan Ketua: Siti Mariani, S.Sos. MM. Dep. Pengembangan Keterampilan Usaha Perempuan Ketua: Nurhayati Subakat Dep. Jaringan Organisasi Perempuan Indonesia Ketua: Gita Widyasanti, S. Kom
31. BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, REMAJA, DAN KELUARGA Ketua : M. Asrorun Ni’am Sholeh, Dr. MA Wakil Ketua : Nani Zakaria, Dra. Sekretaris : Rita Pranawati, MA 31.1. 31.2. 31.3.
Dep. Pengembangan Jaringan Organisasi Perlindungan Anak dan Remaja Ketua: Waspada Dep. Pembinaan Keluarga dan Nasihat Perkawinan Ketua: Ahmad Baidowi Dep. Pendidikan dan Pelatihan Organisasi Remaja dan Keluarga Ketua: Susanto, MA
212 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
32. BIDANG PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS TENAGA KERJA Ketua : Subhan Perkasa Sumadilaga, Dr. Ir. MM. Wakil Ketua : Iqbal Salahudin Sekretaris : Nita Yudi, Ir. MBA 32.1. 32.2. 32.3. 32.4.
Dep. Pengembangan Profesionalitas Kerja Ketua: Amir Tengku Ramly Dep. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Ketua: Sukma Witasari, Sp.M.Si. Dep. Pengembangan Jaringan Kesempatan Kerja Ketua: Anggawiwa Dep. Pembinaan Jaringan Organisasi Serikat Pekerja Ketua: Sarmila
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 213
MAJELIS KHUSUS PENGURUS ICMI PERIODE 2015-2020 I.
MAJELIS DIALOG ANTAR AGAMA DAN KEBUDAYAAN
A. PENASEHAT 1. M. Dien Syamsuddin Prof. Dr. 2. Alwi Shihab Dr. 3. Masdar Faried Mas’udi, Drs. KH. 4. Azyumardi Azra, Prof. Dr. 5. Abdillah Thoha, SE B. PENGURUS 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris
: : : : : :
Nasaruddin Umar, Prof. Dr. MA. Hajriyanto Y. Tohari, Drs. MA Syamsi Ali, Dr. KH. Haidar Bagir, Ir. Ichwanul Kiram Mashuri Nanang Samudra, Ir. M.Sc
: : : : : : : : :
Ketua Forum MUI. The Wahid Institute. M. Abdullah Darraz Ulil Absar Abdallah, MA M. Syafi’i Anwar, Dr. Sayuthi Asyathiri. Ir. Habib Chirzin, Drs. Suhada Bahri, Drs. KH. Husnan Bey Fananie, Dr. MA.
C. ANGGOTA 1. 2. 3. 7. 4. 5. 6. 7. 8.
Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
214 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
II. MAJELIS PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH A. PENASEHAT 1. Penasehat 2. Penasehat 3. Penasehat 4. Penasehat 5. Penasehat
: : : : :
Sofyan Djalil, Dr. SH. Ahmad Heriyawan Dr.. Soekarwo. Dr. Irwan Prayitno. Prof. Dr. Syahrul Yasin Limpo, Dr.SH.
B. PENGURUS 1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Wakil Ketua 4. Wakil Ketua 5. Wakil Ketua 6. Sekretaris 7. Wakil Sekretaris
: : : : : : :
Farouk Muhammad Prof. Dr. Mayjen Pol. Ahmad Farhan Hamid, Lukman Edy Dr. Mustofa Wijaya, Ir. MM Didin S. Damanhuri Prof. Dr. Ir. Arief Satria Dr. Ir. Inda Eka Permana, ST. M.Eng
C. ANGGOTA 1. Anggota 2. Anggota 3. Anggota 4. Anggota 5. Anggota 6. Anggota
: : : : : :
Nasrul Abid (WG Sumbar) Rudy Resnawan (WG Kalsel) Agus Arifin Numang (WG Sulawesi Selatan) Saefulah Yusuf (WG Jawa Timur) H. Muh. Amin, SH. M.Si (WG NTB) M. Natsir Thaib, Ir. (WG Maluku Utara)
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 215
III. MAJELIS PENGUATAN MASYARAKAT MADANI (MPM2) A. PENASEHAT 1. Penasehat 2. Penasehat 3. Penasehat 4. Penasehat
: : : :
Mohamad Al Hamid. Prof. Dr. Valina Singka Subekti. Dr. Siti Zuchro Dr. Sahbirin Noor, S.Sos
B. PENGURUS 1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Wakil Ketua 4. Sekretaris
: : : :
Nurhidayat Sardini. Dr. Jayadi Hanan Dr. M. Asrorun Ni’am Sholeh, Dr. MA Bernad Dermawan Sutrisno Dr.
C. ANGGOTA 1. Anggota 2. Anggota 3. Anggota 4. Anggota 5. Anggota 6. Anggota 7. Anggota 8. Anggota
: : : : : : : :
Gunawan Suswantoro, SH.M.Si. Nasrullah, SH. Ujang, Dr. M.Si. Sulistyowati, Dr. SH. Nurhamin S.Pt. Ph.D. Rahimah Abdurahim Elvin Ramli Shoim Haris
216 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
IV. MAJELIS PERGURUAN TINGGI A. PENASEHAT 1. Penasehat 2. Penasehat 3. Penasehat 4. Penasehat 5. Penasehat
: : : : :
Bambang Sudibyo. Prof. Dr. SE Sofian Effendi. Prof. Dr. Hidayat Syarief Prof. Dr. Djoko Santoso Prof. Dr. Ir. Agus Dwiyanto Prof. Dr.
B. PENGURUS 1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Wakil Ketua 4. Wakil Ketua 5. Wakil Ketua 6. Sekretaris
: : : : : :
Fasli Jalal, Prof. Dr. M.Ph. Hafid Abbas, Prof. Dr. Mohammad Najib Prof. Dr. Mahyudin, Prof. Dr. NS. Sp.OG (K) Syamsul Bahri, Prof. Dr. Abdul Kahar, Dr.
C. ANGGOTA 1. Anggota 2. Anggota 3. Anggota 4. Anggota 5. Anggota 6. Anggota 7. Anggota 8. Anggota 9. Anggota 10. Anggota
: : : : : : : : : :
Usman Chatib Warsa. Prof. Dr. Firmanzah Prof. Dr. Sardy Sar, Prof. Dr. Ir. M.Eng.Sc. Dede Rosada Prof. Dr. Hermawan K Prof. Dr. Masyitoh Dr. Hj. M Ag, Anas Miftah Fauzi, Prof. Dr. Hamid Chalid, Dr. SH. Rapi’i Husni Rahim, Prof. Dr.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 217
V.
MAJELIS PENATAAN MANAJEMEN ORGANISASI UMAT (PMOU)
A. PENASEHAT 1. Penasehat 2. Penasehat 3. Penasehat 4. Penasehat 5. Penasehat 6. Penasehat 7. Penasehat
: : : : : : :
Achmad Mubarok, Prof. Dr. MA. Umar Shihab, KH Alihardi Kyai Demak, SH. M.Si PP. Muhammadiyah Persis Dewan Dakwah Al Irsyad
B. PENGURUS 1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Wakil Ketua 4. Wakil Ketua 5. Sekretaris
: : : : :
Tanri Abeng, Dr. MBA Ary Ginandjar Agustian, Dr. (HC) Ahmad Yahya, SE. MM Fajar Kurniawan, M.S Hasanuddin Thayeb
C. ANGGOTA 1. Anggota 2. Anggota 3. Anggota 4. Anggota 5. Anggota 6. Anggota 7. Anggota 8. Anggota 9. Anggota
: : : : : : : : :
Nurkholis Mahmudin, SH. Bambang Sutrisno Ummi Waheedah Titik Verdi, SE. SH Tirta N. Mursitama Sahid Salamah Saida Salwa Feizal Rahman
218 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
VI. MAJELIS WAKAF SOSIAL A. PENASEHAT 1. Yusuf Mansyur, KH 2. Muhammad Tolhah Hasan, Prof. Dr.KH. 3. Uswatun Chasanah, Prof. Dr. 4. Mustafa Edwin Nasution, Dr. 5. M. Zilal Hamsah, Prof. Dr. 6. Najih, Ir. B. PENGURUS 1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. WakilKetua 4. Wakil Ketua 5. Wakil Ketua 6. Sekretaris 7. Wakil Sekretaris 8. Wakil Sekretaris
: : : : : : : :
Tamsil Linrung Haryadi Sukamdani Gus Irawan Pasaribu, SE. Ak. MM. A. Riawan Amin, Dr. Zainulbahar Noor, Dr. M. Rofik Lubis, Zora R. Sukabdi, MA Muthahhir Arif, Lc
: : : : : : : :
Rizki Sadik, Ir. Yuslam Fauzi, SE. MBA Prima Kumara Ghofar Rozaq Nazila Nasrullah Larada Andi Faizal Jollong Maskara Agung Wibawa, SE. MM Irwardi Anwar
C. ANGGOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 219
220 | Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
BAB PENUTUP Demikianlah hasil-hasil Muktamar VI ICMI tahun 2015 ini kami susun dan kami laporkan, dengan harapan semoga menjadi rujukan dan pedoman bagi segenap jajaran pengurus dan anggota ICMI lainnya. Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingannya kepada kita semua. Amin Ya Robbal ’Alamain.
Hasil Muktamar VI ICMI Tahun 2015
| 221