MEDIA ICMI 03

Page 1

Muslimin Nasution : “Bukan Waktunya Lagi Berwacana”

MediaICMI NO. 03 / TAHUN 1 / SEPTEMBER 2008

MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI ICMI

Kedaulatan

Pangan dan Energi


ICMI

MAJELIS PENGURUS PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) PERIODE 2005 - 2010

KETUA DEWAN KEHORMATAN Prof. Dr. -Ing. B.J. Habibie

KETUA DEWAN PENASEHAT Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. MA.

KETUA PRESIDIUM Ir. M. Hatta Rajasa

PRESIDIUM Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim, Ph.D.

PRESIDIUM Dr. Ir. Muslimin Nasution, APU.

PRESIDIUM Prof. Dr. Azyumardi Azra

SEKRETARIS JENDERAL Drs. H. Agus Salim Dasuki, M.Eng.

KETUA DEWAN PAKAR Prof. Dr. H. Ginandjar Kartasasmita

PRESIDIUM Prof. Dr. Nanat Fatah Natsir

BENDAHARA UMUM Dr. H. Rachmat Gobel


7 I VEQF M

Semangat !

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Warga ICMI yang Budiman! Alhamdulillah, puji syukur senantiasa dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang memberi kesempatan kita ber temu kembali lewat MEDIA ICMI; media perekat silaturahim kita semua. Salawat serta salam juga selalu disampaikan bagi Nabi Muhammad SAW. Dalam pertemuan Pembiayaan Kredit Mikro Asia-Pasifik 2008 akhir Juli lalu, peraih Nobel Perdamaian 2006, Muhammad Yunus, menyemangati Indonesia. Kata Direktur Pelaksana Grameen Bank ini, selama resepnya tekun dan melakukannya dengan tepat, ia yakin Indonesia bisa menghapus kemiskinan yang membelit 15 persen penduduknya pada`2030. Warga ICMI yang Budiman! Sebagai salah satu elemen kemasyarakatan, ICMI berkomitmen selalu

mendukung segala agenda Pemerintah RI memajukan Indonesia. “Tiap hasil kajian aktual ICMI tidak berhenti di rak buku ruang kerja para pejabat negara semata, tapi juga menjadi kontribusi ide bagi para pengambil keputusan dalam bahasan pertemuan-pertemuan paripurnanya,” tegas Sekjen ICMI, Agus Salim Dasuki semangat. K e t u a D e w a n Kehor matan ICMI, BJ Habibie mengatakan, tak perlu lama berpolemik soal momentum 100 Tahun Kebangkitan Nasional, apakah ditandai kelahiran Budi Utomo, Serikat Islam atau kiprah Kartini sekalipun, “Yang penting kita harus bangkit, jang an tidur!” tandasnya semangat.

baik Orwil Orda dan Orsat untuk tetap menjalin kontak dan mengabarkan kegiatankegiatannya. Kami juga membuka pintu saran dan kritik selebar-lebarnya demi kesempurnaan sajian media kita bersama ini. Laporan kegiatan, tulisan, segala informasi serta saran dan kritik dapat dikirimkan ke Kantor Redaksi Majalah MEDIA ICMI. Terimakasih. Selamat menikmati sajian kami dan ... Semangat!

Wa s s a l a a m u a l a i k u m warahmatullaahi wabarakaatuh

Warga ICMI yang Budiman! Akhir kata, tak lupa kami mengundang para pengurus dan anggota ICMI

Berita Duka Cita Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un

Segenap Dewan Kehormatan, Dewan Penasehat, Dewan Pakar, Orwil, Orda dan Orsat, Badan-badan Otonom serta seluruh Keluarga Besar ICMI turut berduka cita atas kepergian salah seorang Ulama penggagas berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) :

Muhammad Imaduddin Abdurrahim (21 April 1931- 02 Agustus 2008)

pada hari Sabtu 2 Agustus 2008. Semoga segala curahan waktu, pikiran dan perbuatan khususnya bagi eksistensi ICMI selama ini diterima sebagai ibadah untuk bekalnya menghadap Allah SWT. Amin

Penanggung Jawab/Pemimpin Umum Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng Wakil Pemimpin Umum Drs. Hadimulyo Pemimpin Redaksi Drs. Yasril Ananta Baharudin Wakil Pemimpin Redaksi Ir. E. Herman Khaeron, M.Si Redaktur Pelaksana Drs. Suradi Sekretaris Redaksi Sibawaihi Dewan Redaksi Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief Dr. Ir. Muhammad Said Didu Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng Drs. Yasril Ananta Baharudin Drs. Hadimulyo Dr. Ir. Muhammad Taufik Ricky Rachmadi, SH Ir. Prasetyo Sunaryo, MT Drs. Wahyudi Pramono, Msi Hadi Buana, SE, Msi Drs. Dadang Solihin, MA Ir. Ibnu Mahmud Staff Redaksi Sriyanto Rahman Asidin Slamet Eneng Sri Mulyani Eka Indra Susiani Tarmedi Nuryasin Aan Widiatman Artistik / Desain Grafis Abdul Aziz Hamid Salafin Ahmad Alamat Redaksi Jl. Warung Jati Timur No.1 Kalibata Pancoran Jakarta Selatan Indonesia 12740 Telp. 021. 7994466 Fax. 021. 7995111 E-mail : ICMI@link.net.id Website : www.icmi.or.id

Redaksi menerima kiriman naskah, artikel, surat pembaca dan berita. Redaksi berhak mengurangi atau menambah naskah tanpa menghilangkan esensinya.

September 2008

MEDIA ICMI

3


( EJXEV-WM

MediaICMI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI ICMI

07 Kajian

NO. 03 / TAHUN 1 / SEPTEMBER 2008

12 Makalah

15 Inspirasi

17 Wawancara 7 I VEQF M

7 YVEX4 I QF EGE ) HMXSVMEP

19 Presidium

4 VI WMHMYQ + EPI VM , YOYQ

21 Fokus

-RJS ) OSRSQM7 ]EVMEL 4 VSKVEQ

28 Orsat 4

September 2008

&EXSQ 6 I WI RWM MEDIA ICMI

30 Kebijakan


A p a k a b a r Bioetanol?

Lifting Minyak Menur ut perhitung an pemerintah, tiap kali lifting berkurang 10.000 bph dari targ et APBN, biaya menutup kekurangan itu mencapai Rp 3 triliun pada harga ICP US$100. Pemerin ta h da n DPR akhirnya menambah asumsi lifting minyak RAPBN 2009; 10.000 bph jadi 960.000 bph dari usulan semula 950.000 bph (9/9). Angka itu turun 1,8 % dari target tahun 2008 (977.000 bph). Lifting itu sudah termasuk tambahan minyak Chevron yang tadinya digunakan untuk swap dengan gas ConocoPhillips. Namun para kontraktor minyak nasional meng aku sulit memenuhi target RAPBN 2009 sedang target 2008 saja ditempuh susah payah. Semua catatan tentang produksi dan potensi kandungan minyak di perut bumi Indonesia ada di BPH Migas yang kita harapkan bisa memberi kinerja optimalnya memajukan perminyakan dan gas nusantara. Achmad Sadami Kampung Gunung, Ciputat Jawa Barat

Peng embang an produk bioetanol di Indonesia dilakukan sejak Januari 2005 ditandai peluncuran BE-10 oleh BPPT. BE10 berarti 10% dari komposisi bensin adalah bioetanol. Menurut BPPT, bila bensin dicampur BE-10 membuat kinerja mesin meningkat hing ga kemampuannya menyamai pertamax. Selain itu, bisa menur unkan emisi CO hing ga 40%. Pada pertengahan 2006 dibentuk timnas pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk men yusun r oa d ma p p engembangan, rencana kerja, blue print serta regulasi dan rekomendasi mendukung biofuel. Namun realisasinya kini jauh dari harapan. Menurut Menristek, sesuai roadmap, target BBN 2007 untuk penggunaan biopremium sehar usnya 9 4 0 . 9 8 0 k i l o l i t e r, t a p i realitasnya hanya 1000 kiloliter (0.1%). Sedang untuk biodiesel sesuai roadmap 2007 sebesar 1.282.981 kiloliter, tapi hasilnya hanya mencapai 16.000 kiloliter (1,25%). Penyebabnya antara lain poduk bioetanol yang ada adalah hasil dari beberapa pabrik dan kapasitasnya sangat terbatas. Pertamina pikir dua kali untuk membelinya sebab tiap 100 liter bioetanol, mereka harus m en s u b s i d i h i n g g a R p 27.500. Sejak akhir 2006, Pertamina sendiri sudah meluncurkan produknya; biopremium (komposisi 5% etanol dan 95% premium)

yang pemasarannya terbatas di beberapa SPB saja dan bioper tamax (bioetanol dicampur pertamax yang komposisi bioetanol semula 5% turun jadi 2,5%). Karena itu harus ada UU yang berpihak pada pasar BBN sebagai substitusi BBM. Triastuti Citayam - Bogor

Kedaulatan Pangan dan Energi

pangan dan energi global makin menguat kala ditemukan makin gemuknya sekelompok kecil penguasa kapital yang mengendalikan dunia lewat pasar modal, pasar uang, pasar obligasi, pasar komoditas dan pengar uh mereka terhadap otoritas pemerintahan dan pasar finansial. Selain itu, program konversi besar-besaran komoditas pangan ke bahan bakar nabati yang dimotori AS dan Uni Eropa seperti konversi jagung ke etanol adalah bagian dari strategi Barat mewujudkan ambisi menguasai pasokan pangan dunia sebagai jalan menguasai dunia. Karena itu jalan satu-satunya adalah Kedaulatan Pangan dan Energi bagi bumi nusantara. Wichaksono Cijantung-Jakarta Timur

Dugaan mengarah ke para spekulan penyebab krisis

September 2008

MEDIA ICMI

5


) HMXSVMEP

Indonesia Hari ini Hari ini masyarakat kerap dijejali jelang Pemilu 2009 bertabur peningkatan kemiskinan, infotainment ala pejabat-pejabat tinggi negara, daftar berkurangnya aset-aset negara, smack down antar ormas dan elemen-elemen masyarakat, Indonesian Idol versi parpol maupun calon perseorangan demi RI 1 dan RI 2 serta Catatan Si Ryan. Yang sedang menjadi primadona siapa lagi kalau bukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tak henti melakukan good riddance (pembersihan total) terhadap tubuh aparatur negara. Lembaga ad hoc ini mampu menggeledah kantor wakil rakyat di Senayan. Meski dianggap masih tebang pilih, perlahan tapi pasti, harapan baru yang selalu dinanti gebrakan berikutnya ini terus melaju seiring bertambah nama-nama targetnya. Pemekaran wilayah dan otonomi daerah kian memper temukan desentralisasi dengan perannya dalam pembangunan yang bermuara peningkatan kesejahteraan masyarakat. Rasa syukur melahirkan kesigapan pemerintah-pemerintah daerah menyediakan

6

September 2008

MEDIA ICMI

kebutuhan warganya dengan memanfaatkan karunia Allah SWT sebag ai ung gulan lokalnya. Eksistensi Kabupaten Sragen, Provinsi

pemekaran selama ini memiliki performa buruk khususnya dalam komitmen menyejahterakan masyarakat. Tema pemuda sebagai

G o r o n t a l o, K a b u p a t e n Indragiri Hulu, Kota Tomohon Sulut, Kabupaten Kepulauan Natuna, dsb memberi arti tersendiri untuk kata MERDEKA dalam perayaan 63 tahun Kemerdekaan RI. Namun perlu dicermati juga penelitian Depdagri yang menunjukkan sebanyak 80 persen dari 100 wilayah hasil

agent of change sepanjang sejarah bangsa ini kembali digulirkan di meja debat dan diskusi. Ada garis merah yang membatasi polemik “tua dan muda� ini agar tidak terjebak dalam dikotomi usia. Bahwa tidak selamanya tua jika buah gagas dan aksinya relevan tepat guna untuk kebutuhan bangsa saat ini. Sebaliknya, sangat renta dan ringkih

meski belia namun masih bernostalgia, memuja dan berjalan menenteng-nenteng paradigma usang yang terbukti gagal dan tak lagi aktual dengan dinamika abad ini. Karena itu perlu dibedakan antara pengalaman progresif dan non-progresif. Seorang muda usia tidak boleh dipandang sebelah mata jika ia sempat

menorehkan jejak tetap bergerak memberdayakan demi kesejahteraan masyarakat lapis bawah yang kerap dilupa dan dipinggirkan.


/ENMER Separuh dari 21 wilayah kerja minyak dan gas bumi yang ditawarkan pemerintah Januari lalu tidak diminati kalangan investor. Menur ut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Legowo, hal tersebut disebabkan data-datanya yang tidak lengkap. Sementara Kepala Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi, R. Priyono, menilai rendahnya minat investor karena lemahnya strategi pemasaran yang dilakukan pemerintah. Di lain soal, Delegasi Indonesia dianggap lembek dalam pertarungan di sidang Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di

Forum Kajian Strategis ICMI

Ketahanan Pangan dan Keamanan Energi untuk Kebangkitan Indonesia Jenewa, Swiss, Juli lalu. Alih-alih melindungi sektor-sektor vital tanah air seperti pertanian dan pangan, para utusan ini cender ung manut terhadap konsesi kecil namun berpotensi mengancam di masa depan yang disampaikan negara-negara maju. Berbanding lurus dengan Cina dan India yang berupaya melindungi jutaan petani mereka dengan menuntut kenaikan tarif impor produk pertanian di atas level yang berlaku. Juni lalu, ICMI merangkul berbagai pihak terkait berupaya memetakan solusi komprehensif atas nama Kedaulatan Pangan dan Energi di Tanah Air berusaha lepas dari ketergantungan terhadap pihak asing yang cenderung merugikan.

I. Kedaulatan Pangan dan Energi Ketahanan Pangan Presidium ICMI, Dr. Ir. Muslimin Nasution, APU, menguatkan alasan-alasan pentingnya program diversivikasi pangan nasional dengan tidak tergantung pada beras, antara lain karena; Konsumsi Beras di Negara-negara Maju cenderung berkurang (Jepang 60 Kg/Kapita/ tahun, Malaysia 80 Kg/ Kapita/ Tahun, Thailand 90 Kg/ Kapita/ Tahun). Indonesia sekitar 139 Kg/ Kapita/ Tahun. Rata-rata konsumsi dunia 60 Kg/kapita/tahun. Lalu diperlukan banyak air untuk produksi beras. Untuk memproduksi 1 Kg beras diperlukan 4160 liter air. Untuk Ubi-ubian dibawah 2500 liter air. Indonesia pun beberapa kali gagal untuk program ekstensifikasi sawah. (Project rice estate di Palembang, Gogo rancah NTT & NTB dan terakhir Mega Project 1 Juta Hektar di Kalimantan). Kemudian sulit menghindari konversi lahan sawah ke non sawah. Kementerian Kehutanan di tahun 1999 pernah mencanangkan hutan sebagai kebun dan sumber pangan nasional dengan rincian jenis pohonnya, tanaman, bentuk, ukuran, dsb. Dengan tanah 108 juta hektar dan potensi

dimanfaatkan 10 % saja, ubi kayu bisa menghasilkan 35 ton per musim dan potensi panen 378 juta ton. Indonesia bisa jadi suplier pangan dunia dan eksportir bio etanol. Anugerah 945 jenis tanaman sumber pangan dan energi terbarukan, seperti Ubi Kayu, Kimpul, Suweg, Sagu, dsb yang kandungan gizinya jauh lebih bagus dari gandum dan beras merupakan potensi yang besar sekali. Perbanding an menanam beras menghasilkan 10 ton per hektar sedang ubi jalar bisa 40 ton per hektar. “Jadi bukan waktunya lagi berwacana. Kita sudah coba dengan pabrik tepung singkong yang diberi sedikit fermentasi persis gandum. Pabrik modified cassava sudah ada di Lampung Selatan,

September 2008

MEDIA ICMI

7


/ENMER Treng galek, Pati, Temanggung dan Cianjur. Harganya sangat kompetitif sekali. Kita adakan pameran, orang tidak bisa bedakan mana produk yang menggunakan terigu dan mana yang ubi kayu,” papar mantan Menteri Kehutanan ini mengenai kegiatan ICMI yang dimulai sejak 2006. Ta r g e t k h u s u s t e p u n g substitusi ini untuk UKM dan pengrajin makanan, Harganya hanya Rp 2900 dibanding gandum yang Rp 7200. Program tepung substitusi ini memerlukan SK M e n t e r i Pe r d a g a n g a n , tentang kewajiban importir terigu/gandum untuk membeli tepung lokal TL5.(tepung lokal 5%). Pemerintah menunjuk Perum Bulog Sebag ai pembeli tepung yang diproduksi masyarakat (Kopontren). Kemudian perlu kemudahan penggunaan dana KUR dan dana KKP-E untuk membangun industri tepung rakyat di pedesaan. Deptan jug a perlu mendukung penggunaan bibit cassava unggulan/ dan dana bantuan langsung usaha masyarakat serta pemanfaatan dana PKBL dan CSR untuk mendukung budidaya umbiumbian untuk industri tepung serta sosialisasi penganekaragaman pangan. Sistem penanamannya bisa menggunakan sistem tumpangsari tanaman hutan sumber pangan dan bio etanol, misalnya cassava dengan mahoni, ganyong dengan jati atau keladi dengan pinus. Keladi adalah tanaman sumber etanol yang bagus karena tidak memiliki kulit luar sehingga dalam produksi ethanol lebih efisien. Limbah kulit luar dari cassava sekitar 15%, sementara limbah kulit

8

September 2008

MEDIA ICMI

luar keladi 0%. Kadar starch keladi sekitar 25%, etanol 16% dan rendemen tepung 4 0 % . Ke l a d i t e r m a s u k tanaman tahan naungan dan dapat dikembangkan di lantai hutan. Ketahanan Energi Tidak benar bahwa harga biofuel harus lebih murah dari fosil fuel, biofuel memiliki intengible benefit; ramah lingkungan, menggerakan ekonomi rakyat, merevitalisasi pembangunan sektor pertanian dan energi t e r b a r u k a n . Fo s i l f u e l memiliki dampak polusi, cenderung eksploitatif dan non-renewable resources serta dalam Pengembangan BBN, harus dikaitkan percepatan pengurangan kemiskinan & pengangguran sesuai dengan KEPRES No. 10 Tahun 2006. ICMI mengharapkan keberpihakan pemerintah menetapkan harga produk bio etanol ini hingga bisa dikalkulasi feedback-nya. Saat RDP dengan Komisi VII DPR – RI tahun lalu, Ketua Timnas BBN menyampaikan, pemerintah melalui kebijakan menteri ESDM dan Menkeu sudah menetapkan harga BBN nantinya akan diupayakan melebihi aturan p a t o k a n h a r g a M O P S. Sedangkan Dirut Pertamina mengutarakan kesiapannya membeli Biofuel dengan harga pasar. Penetapan Harga Bioetanol & Biodiesel seharusnya sesuai harga pasar BBN International ditambah harga intengible benefit. Sebagai gambaran, Harga Etanol di pasar International (November, 2006) Rp 5.500 per liter. Harga beli cassava di tingkat petani diharapkan sekitar Rp 300 per Kg, dengan demikian income petani per bulan dari penjualan ubinya

Dr. Ir. Kurtubi

saja sekitar Rp 450.000,-. Insentif pemerintah (Menkeu,ESDM & Deprind) bagi industri bio-fuel mutlak diperlukan (Pioneer Industry). “Cina buat pabrik hampir tidak jalan karena kesulitan bahan baku. Mereka panen jagung setahun sekali karena musim din gin . Mereka mengharapkan cassava dari Indonesia. Kenapa tidak satu saja dibuat pabrik seperti itu. Saya sudah bicara dengan instansi pemerintah terkait dan beberapa perusahaan untuk membangun pabrik etanol. Sampoerna akan membangun 3 pabrik, kita sedang proses nego. Jadi contohnya sudah ada, bahan bakunya tersedia dan alatalatnya sederhana,” papar Muslimin. Dari segi kualitas produk, Cina hanya mampu buat etanol 95%. Indonesia menggunakan ziolit dan batu g amping hing g a mendapatkan kadar 99,5%. Inilah rahasia keunggulan bioetanol Indonesia II. Pengelolaan Migas Menurut data geologi dunia, sumber daya minyak Indonesia sekitar 50-60 milyar barel, terbesar di Asia Timur,

Asia Tenggara dan Asia Selatan. Namun selama 8-10 tahun terakhir turun nonstop. “Pemerintah berhasil menurunkan produksi dari 1,5 menjadi 900ribu barel perhari hanya dalam tempo 8 tahun! Sementara harga minyak ter us melonjak. Kenapa produksi kita menurun? Karena kita hanya mengandalkan lapangan tua. Daya semprotnya lemah ibarat orang sudah kakekkakek, semprotannya letoy, turun. Tapi kalau baru dibor lapangan baru, muncratnya kencang dan produksinya ting gi,” tandas Dr. Ir. Kur tubi. Jadi untuk meningkatkan produksi harus menggali lapangan baru dan segera bangun kilang baru. Minyak mentah (crude oil) yang kita hasilkan seharusnya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan BBM mustinya bisa swasembada karena tidak ada kaitan dengan kemampuan memproduksi minyak. Contohnya, Korea, Jepang dan Cina menempatkan swasembada BBM sebagai program energy policy mereka. Impor Crude oil sebagai bahan baku dan BBM-nya mereka hasilkan sendiri. Kini


/ENMER kapasitas kilang 50ribu – 1 juta barel perhari di Pertamina. Sudah belasan tahun tidak pernah dibangun kilang bar u. Sementara pembuatan kilang minimal 5 tahun. Untuk memenuhi BBM nasional saat ini saja butuh kapasitas 1,4 juta barel perhari. Sedang crude oil yang dihasilkan bumi nusantara 927 ribu barel perhari. Lima tahun berikutnya tambah 200 ribu barel per hari, dst. Di seluruh dunia baik O p e c a t a u n o n - O p e c, penemuan cadangan baru terus berlangsung. Karena pengeboran jalan terus, investasi eksplorasi blok-blok baru pun berlanjut. Saudi Arabia menemukan sumur berkemampuan produksi hingga satu juta barel perhari. Anggola menemukan 13 titik sumber minyak di lapangan laut dalam dan lepas pantai Rwanda yang berpotensi hingga 250 ribu perhari.

Indonesia mengandalkan. Dari non Opec ada Brazil dan Azerbaijan yang dalam tiga tahun ini akan meningkatkan produksinya. Pengamatan geologis menyebutkan di Indonesia ada 60 cekungan sumber minyak sekitar 84, 47 milar barel, gas sekitar 384,27 tcf tersebar di 62 cekungan dan 22 cekungan lagi belum kena mata bor. Sejak 1999 harga naik terus lebih-lebih sejak 2004 melonjak tinggi. Sementara produksi menurun pada 1999 (90 sumur), 2000 (82 sumur), 2001(62 sumur). Pemboran eksplorasi menurun dan sebagian besar terjadi di production areas. Hingga sulit dipahami kalau ada cita-cita dalam 3 tahun ini katanya Indonesia kembali net oil exporter karena akan ada tambahan 300ribu barel perhari. Padahal Blok Cepu saja berpotensi hanya 167 ribu barel perhari dan Pondok Tengah maksimal 20an ribu

barel perhari. Jadi produksi harus dinaikkan 500 ribu barel p e r h a r i u n t u k mewujudkannya. Melihat kenyataan ini tak heran mencuat penilaian salahkelola manajemen kekayaan migas nasional. UU Migas Produksi anjlok dan aktivitas eksplorasi menurun antara lain, kata Kurtubi, disebabkan fase proses perubahan UU Migas sehingga belum ada kepastian hukum (1999-2001) dan mereka cenderung “wait and see”. Setelah UU Migas No. 22/ 2001 disahkan, meski aktivitas pengeboran sempat naik 2002 (62 titik) namun anjlok pada 2003 (32 titik). Karena UU Migas kini yang awalnya melalui proses investasi di bawah satu atap (UU 8 thn 1971) dirubah menjadi lebih panjang. “Tadinya investor masuk ke

Per tamina, tandatang an kontrak dan bor. Selebihnya ditangani karyawan Pertamina. Prosesnya kurang lebih tiga bulan sebelum bor. Tapi kini investor harus masuk dulu ke Ditjen Migas dan ikut tender blok. Setelah dimenangkan, investor ke BP Migas, tandatangan kontrak dan memenuhi segala persyaratannya,” ujar Dosen paska sarjana fakultas ekonomi UI ini. Di BP migas pun para pemodal itu harus melewati Ka BP Migas, W ki Ka BP Migas, Deputy, dsb. Sekarang kalau investor bawa alat bor sendiri, tidak bisa mudah keluar dari Pelabuhan. Dulu satu orang pegawai Pertamina diutus ke Ta n j u n g P r i o k u n t u k mengeluarkan alat-alat bor dan perlengkapan lainnya. Segala modal serta alat-alat perlengkapan yang dibeli kontraktor minyak asing itu begitu masuk Indonesia menurut PSC (Production Sharing Contract) menjadi milik negara sehingga dikeluarkan tanpa bayar pajak karena saat itu sektor migas nasional menganut azas lex specialist; tidak ikut aturan pajak yang berlaku umum. PSC prinsipnya bagi hasil antara kontraktor dan pemerintah. Bagian pemerintah sudah termasuk komponen pajak. Sekarang berubah total. Para investor ini harus mengurusi sendiri; menghadap bea cukai, gubernur, bupati dan kantor pertahanan nasional untuk mendapatkan sertifikat blok yang akan dibor. Dulu yang mengur usi pegawai Pertamina dan sertifikat tanahnya disimpan di Pertamina. UU Migas kini juga menetapkan pasal 31 yang mengharuskan

September 2008

MEDIA ICMI

9


/ENMER

investor bayar pajak sebelum produksi. Sedang dulu investor masuk, bor, ketemu cadangan lalu produksi, baru bayar pajak. Padahal untuk mengebor memakan biaya 2030 juta dolar dan belum tentu dapat. Perjalanan UU tentang bayar pajak ini diakhiri putusan PMK tahun 2007. Pasal 31 UU Mig as No.22/2001: menyebutkan investor harus membayar pajak dan pungutan meski masih pada tahap eksplorasi, dipecahkan dengan penerbitan PMK Tahun 2005: 1. N o. 0 6 / P M K 0 1 0 / 2 0 0 5 tentang pembebasan bea masuk atas impor barang untuk kegiatan hulu migas. 2. No. 20/PMK 010/2005 tentang pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor barang berdasarkan bagi hasil migas. Kemudian UU No 17/2006 tentang Kepabeanan diundangkan. Namun PMK 2005 dicabut sehing g a Investor harus membayar Pajak/Bea Masuk yang menuai protes Investor dan

10

September 2008

MEDIA ICMI

BP Migas. Akhirnya keluar PMK No. 177 -179 Tahun 2007 tentang Investor Bebas Pajak/Bea Masuk. Namun menurut Kurtubi, memecahkan kemelut industri migas nasional, tidak cukup hanya menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Tetapi juga meninjau kembali UU Migas No. 22/ 2001. “Selain tidak investor friendly, UU ini juga membuka peluang inefisiensi pengelolaan sumberdaya migas nasional. Tidak ada mekanisme Peng awasan terhadap BP Mig as, pengelolaan aset perminyakan nasional menjadi tidak efisien ,” tandas Kurtubi. B to G Pola Hubungan Business to Government (B to G) dalam UU Migas juga dinilai sangat merugikan Negara, antara lain karena Migas merupakan bagian Negara sehingga tidak bisa dikembangkan dan dijual BP Migas karena BP Migas bukan entitas bisnis. Ekspor minyak

milik Negara yang berasal dari KPS pun dihar uskan dijual dengan menunjuk Pihak K e t i g a ; Pengembangan dan Pen jua la n LNG Tang guh diserahkan kepada Pihak Ketiga yang berpeluang menimbulkan konflik kepentingan. “Yang berpengalaman meng embangkan dan menjual LNG deng an for mula harga yang sangat bagus adalah BUMN Mig as. Ternyata diperoleh harga jual LNG Tangguh yang sangat merugikan negara, yakni US$3.35/mmbtu karena dipatok pada harga minyak sebesar US$38/bbls untuk masa 25 tahun. Padahal saat ini LNG Badak dijual sekitar US$17/mmbtu. Harga minyak dalam 25 tahun ke depan pasti akan jauh di atas US$38/bbls. Di sini potensi kerugian negara puluhan Milyar US$!,” ungkap Kurtubi gemas. Aset perminyakan milik negara yang dibeli dari dana KPS, pengelolaannya pun tidak jelas dan merugikan negara, karena BP Migas tidak bisa memanfaatkan dan mengelola aset- aset tersebut. Contoh, saat ini PT Badak tidak lagi menjadi aset Pertamina ataupun aset BP Migas. Kemudian gejolak harga minyak dunia akan terus terjadi, baik karena perubahan dalam faktor fundamental supply and demand maupun perubahan US$ exchange rate, gejolak geopolitik, dan bencana alam. Karena produksi minyak

mentah yang rendah, maka ketahanan energi nasional menjadi sangat labil sehingga ketergantungan pada energi/minyak impor menjadi makin besar. Kurtubi yang juga anggota Dewan Pakar ICMI ini lalu menawarkan usulan langkahlangkah menuju Ketahanan Energi yang lebih tangguh: 1. Naikkan produksi minyak dengan menciptakan sistem dan regulasi yang ramah i nve s t o r : d e n g a n p o l a ke m i t r a a n B u s i n e s s t o Business (B to B), menyederhanakan proses investasi, menghapus pajak sebelum produksi; mendorong explorasi di laut dalam, juga segera bangun kilang baru menuju swasembada BBM. 2. Percepat diversifikasi energi, mendorong konversi minyak tanah ke LPG, bensin ke BBG di sektor angkutan dan BBM ke batubara di sektor industri; Segera kembangkan energi alternatif yang renewable: maksimalkan potensi panas bumi, BBN berbasis nonpangan, dsbnya 3. Segera kembangkan Blok Natuna dengan menggandeng partner yang terbukti mampu secara teknologi dan pendanaan, maksimalkan pemanfaatan batubara termasuk melalui CTL, CBM, dsbnya. 4. Negosiasi ulang Penjualan LNG Tangguh ke Cina agar didapat formula harga jual yang lebih rasional dan tidak merugikan negara/ generasi yang akan datang. 5. Tingkatkan konser vasi/ hemat energi 6. Amandemen UU Migas atau Pemerintah segera keluarkan Perpu.


Presidium

“Kita Balikkan Krisis Jadi Peluang Besar�

Hatta Rajasa Ketua Presidium ICMI Periode 2008 Sektor Pangan Menurut PBB pada akhir 2007 sampai awal 2008, secara global pangan naik rata-rata 35%. Sekarang melambung lagi. Harga benih jagung naik 36%, gandum 72%, sampai 59% harga pupuk melonjak, harga pakan naik 62%. Dampak kenaikan tersebut di negara-negara berkembang jadi lebih dasyat lagi karena sistem distribusi yang menghantui end-user yang membayar jauh lebih mahal. Penelitian ITB mengatakan

mengekspor pangan kalau tidak terjadi bencana tentunya. K adang saya merenung apakah krisis energi dan pang an ini merupakan satu bencana bagi bangsa ini? Saya melihat Allah SWT justru akan memberikan suatu peluang besar bagi bangsa ini untuk bangkit. Kita harus melihat bagaimana krisis ini mampu kita balikkan menjadi suatu peluang yang besar karena kita memiliki potensi untuk itu. Belum pernah terjadi dalam sejarah

masuk ke sektor itu jadi sebuah kekuatan baru yang semoga bukan saingan berat petani yang tidak berdasi. Saya juga menghimbau BPPN untuk menyelesaikan p e r a t u r a n y a n g memungkinkan neg ara menata lahan-lahan tidur yang selama ini tidak tersentuh karena memiliki perlindungan terhadap kepemilikan haknya. Bahkan 1, 7 juta lahan tidur memiliki hak guna usaha yang tidak produktif. Maka perlu penataan tanpa harus

Sektor energi Memang kita harus arif mencari solusi terhadap energi terbarukan dengan tidak mengganggu ketahanan pangan nasional, karena pangan dan energi kini sudah menjadi satu kata yang tak terpisahkan. Kalau energi naik, pasti pangan naik. Begitu pun sebaliknya. Energi fosil kita tidak akan sustain, dia akan terus menipis secara alamiah dengan harga yang terus meningkat. Tidak ada bangsa yang cukup kuat

Pangan dan Energi adalah hidup mati sebuah bangsa. Pada 2000, FAO dalam penelitiannya mengatakan, sebuah bangsa dengan penduduk lebih dari 100 juta tidak akan pernah makmur dan mampu menyejahterakan masyarakatnya bila menggantungkan pangan kepada impor. FAO tahun ini mengatakan dunia mengalami krisis pangan. 37 negara dinyatakan mengalami krisis tapi tidak termasuk Indonesia. Diperkirakan hal ini akan menjadi krisis global terbesar abad ini. Karena itu ICMI wajib mencari solusi mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki untuk keluar dari tekanan masalah pangan dan energi tanah air, dengan beberapa pendekatan seperti diversivikasi pangan dan energi, menemukan bibit-bibit baru, dsb. Pak Habibie mengatakan, kita buat konsep pangan dan energi ini jadi program-program unggulan yang ICMI tidak perlu harus memiliki usahanya tapi memberikan pemberdayaan kepada masyarakat dengan pendekatan teknologi dan manajemennya. hampir 50-60% pendapatan masyarakat habis untuk pangan. Belum lagi untuk sektor transportasi. World Bank mengatakan sebaiknya 10 % pendapatan masyarakat dikeluarkan untuk trasportasi. Kita lihat negara-negara di dunia mengalami tekanan yang luar biasa. Lalu bagaimana Indonesia? Pertama tentu saya mengajak kita bersyukur lebih dulu sebagai bangsa pada 2007 kemarin dapat mencukupi pangan kita dan insya Allah pada 2008 kita mampu

bangsa ini, harga pangan di negara kita lebih murah dari harga pangan dunia. Biasanya harga pangan dalam negeri kita mahal walau sebetulnya petani kita tidak menikmati juga karena ada distorsi pricing yang luar biasa. Akibatnya terjadi penyeludupan. Saat ini harga pangan dunia berkisar $ 900 -1000 bahkan pernah menyentuh US $1300 per ton harga beras. S e k t o r s wa s t a y a n g tadinya tidak pernah melirik padi, jagung, kedelai dan pangan lainnya, kini mereka

melanggar hukum. Kuncinya bagaimana lahan-lahan tersebut mampu kita tingkatkan untuk digunakan sebesar-besarnya bagi para petani kita meningkatkan kapasitas dan produksinya. Kemudian kami sangat yakin dengan kawan-kawan di ICMI, bila kita mampu meningkatkan konsentrasi pada sektor pangan ini, bukan tidak mungkin Indonesia akan jadi global player dalam kontribusinya pada pangan dunia.

menahan sampai $ 200. Dipastikan akan terjadi resesi global yang dasyat bahkan akan menggerus GDB dunia sampai di atas 10%. Semua orang menyadari tidak mungkin BBM disubsidi terus karena akan ada dana untuk kemiskinan yang terserap ke situ. Inilah tantangan besar, bagaimana diversifikasi kita bisa berjalan menuju ketahanan energi. Disarikan dari kata sambutan dalam seminar “Ketahanan Pangan dan Keamanan Energi�. September 2008

MEDIA ICMI

11


Makalah

PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN H. Paskah Suzetta Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat

Selain masalah pengangguran, pemuda juga menghadapi masalah lain yang tidak sederhana, yaitu belum memadainya kualitas pemuda menghadapi persaingan global yang makin ketat di masa depan, utamanya dikaitkan daya saing bangsa kita yang makin mengkhawatirkan. Indikatornya adalah penurunan indeks pertumbuhan daya saing nasional (Growth Competitiveness Index, World Economic Forum), dari peringkat ke-69 di tahun 2004 menjadi peringkat ke-74 di tahun 2005. Data tersebut sangat mencemaskan, bila dibandingkan Malaysia yang peringkatnya makin menanjak, yaitu dari nomor 31 pada tahun 2004 menjadi nomor 24 pada tahun 2005. Po t r e t Pe m b a n g u n a n Kepemudaan Pembangunan pemuda sangat penting dilakukan, di antaranya karena salah satu elemen bangsa ini merupakan angkatan kerja produktif yang besar jumlahnya. Berdasarkan

12

September 2008

MEDIA ICMI

data BPS Tahun 2006, jumlah pemuda mencapai 80,81 juta jiwa atau 36,52% dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 221,299 juta jiwa. Sebanyak 40,69 juta dari jumlah pemuda adalah wanita (50,36%) dan selebihnya 40,11 juta (49,64%) adalah pria. Dibanding jumlah pemuda

tahun 2000 (74,3 juta jiwa), terdapat pertambahan sebesar 6,8 juta jiwa. Angka ini memperlihatkan kedudukan pemuda dalam struktur demografis masyarakat Indonesia sangat strategis. Dari segi pendidikan, Susenas 2006 mengungkapkan sekitar 1,74% jumlah pemuda tidak pernah sekolah, 16,23% masih bersekolah, dan 82% sudah tidak bersekolah lagi. Dari keseluruhan jumlah pemuda, sekitar 1,78% di antaranya buta hur uf. Menur ut jenjang pendidikan yang ditamatkan, masing-masing sekitar 30,38% (SD), 28,59% ( S LT P / M T S ) , 2 7 , 1 1 %

(SMA/SMK/MA) dan hanya 4,93% (per-guruan tinggi). Sementara itu, pemuda yang tidak berpendidi-kan (tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD) sekitar 8,99%. Masalah lain, rendahnya minat membaca di kalangan pemuda (40,14%), rendahnya tingkat partisipasi angkatan ke r j a ( T PA K ) p e mu d a (66,07%), belum serasinya kebijakan kepemudaan di tingkat nasional dan daerah serta maraknya masalahmasalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA), dan HIV/AIDS. Fakta tersebut menunjukkan peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan, terutama yang berkaitan kewirausahaan dan ke t e n a g a k e r j a a n m a s i h rendah. Keberhasilan pembangunan kepemudaan mengatasi berbagai masalah sangat bergantung arah dan strategi kebijakan dasar yang ditempuh dan dijadikan landasan perencanaan program-program yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, perencanaan pembangunan pemuda harus disiapkan, disusun dengan baik dan terintegrasi perencanaan pembangunan bidang-bidang lainnya. Upaya tersebut membutuhkan pemahaman yang komprehensif, mendasar dan lintas sektoral serta didukung seluruh stakeholders terkait. Kebijakan Perencanaan P e m b a n g u n a n


1 EOEPEL Kepemudaan Ju m l a h p e n d u d u k Indonesia pada 2030 diproyeksikan mencapai 285 juta jiwa. Jumlah ini merupakan sumber tenaga kerja dan sekaligus juga pasar yang potensial. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk diproyeksikan menurun, dari 1,3% (2000-2010), menjadi 1,1% (2010-2020) dan 0,9% (2020-2030). Sampai 2018, Indonesia diperkirakan masih akan menikmati Bonus Demografi I yang dipicu penurunan angka kelahiran yang mengurangi beban keluarga. Akibatnya, terjadi penurunan proporsi konsumsi dalam pendapatan dan meningkat-kan potensi tabungan masyarakat. Setelah 2018, angka ketergantungan akan naik sejalan meningkatnya usia harapan hidup yang mencapai 74 tahun. Saat itu terbuka kesempatan memperoleh Bonus Demografi II. Bila usia produktif dapat diperpanjang maka arus pendapatan tidak akan berhenti sehing ga potensi tabungan masih akan terus berlanjut. Kunci potensi ini adalah kelompok lanjut usia yang sehat, berpendidikan dan produktif. Bonus Demografi yang masih akan dinikmati Indonesia sampai 2018 tersebut, harus dimanfaatkan untuk menyusun program berorientasi kelompok usia pemuda. Menyadari pentingnya posisi dan peran pemuda dalam pembangunan nasional maka orientasi pembangunan kepemudaan ke depan perlu difokuskan untuk menjawab tantangan besar pembangunan pemuda yaitu

direncanakan dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional, 35 yaitu dalam Peraturan 30 Presiden No 7 Tahun % 25 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka 20 Menengah Nasional 15 (RPJMN) 2004–2009. 10 Arah kebijakan 5 pembangunan pemuda 0 Indonesia dalam Rencana Tdk/Blm Tdk/Blm SD SLTP/ MTS SMA/ SMK/ Akadem i/ Pembangunan Jangka Pernah Tamat SD MA Perguruan Menengah Nasional Sekolah Tinggi (RPJMN) adalah untuk Jenja ng Pen didikan (1) Mewujudkan keserasian kebijakan pemuda di berbag ai pendidikan dan lapangan panjang tidak hanya bidang pembangunan; (2) pekerjaan. Dalam hal ini, bergantung pada kepuasan Memperluas kesempatan pemuda harus disiapkan, masyarakat atas pelayanan memperoleh pendidikan dan dibimbing dan diarahkan yang diberikan, tetapi juga keterampilan; (3) menjadi pemuda yang atas ketertarikan, Meningkatkan peran serta bermoral, positif dan kreatif keikutsertaan, dan dukungan pemuda dalam pembangunan sehingga mampu masyarakat. Demokrasi yang sosial, politik, ekonomi, memperkuat proses sehat tergantung bagaimana budaya dan agama; (4) pembangunan karakter masyarakat mendapatkan Meningkatkan potensi bangsa (national character informasi yang baik, dan p e m u d a d a l a m building). Hal ini tertuang dapat mempengaruhi kewirausahaan, kepeloporan dalam UU No. 17 Tahun 2007 pemerintah. Partisipasi secara dan kepemimpinan dalam tentang Rencana utuh yang melibatkan pemuda pembangunan; (5) Pembangunan Jangka dalam pembangunan mulai Melindungi segenap generasi Panjang Nasional Tahun dari tahap perencanaan, muda dari bahaya 2005-2025, pembangunan pelaksanaan sampai pada penyalahgunaan NAPZA, pemuda diarahkan pada monitoring dan evaluasi minuman keras, penyebaran peningkatan kualitas sumber merupakan “daya dorong“ penyakit HIV/AIDS, dan daya manusia, pembangunan guna mewujudkan sistem penyakit menular seksual di karakter kebangsaan dan manajemen pembangunan kalangan pemuda. partisipasi pemuda dalam yang terpadu menuju Arah kebijakan tersebut pembangunan, terutama di peningkatan harkat dan dioperasionalisasikan melalui bidang ekonomi, sosial kesejahteraan masyarakat. d u a p r o g r a m ; Pe r t a m a , budaya, Iptek dan politik, Perencanaan pembangunan Program Pengembangan dan serta memiliki wawasan partisipatif dipandang Keserasian Kebijakan kebangsaan dan beretika sebagai metodologi yang Pemuda yang ditujukan untuk bangsa Indonesia. menghantarkan pelakumewujudkan keserasian Pemerintah melakukan pelakunya untuk dapat berbagai kebijakan berbagai upaya pembangunan memahami masalah yang pembangunan bidang pemuda yang ditujukan untuk dihadapi, menganalisis akarpemuda, di tingkat nasional meningkatnya keserasian akar masalah tersebut, dan daerah. Program tersebut berbagai kebijakan pemuda di mendesain tindakan-tindakan diimplementasikan melalui tingkat nasional dan daerah, terpilih dan memberikan kegiatan; (1) Pengkajian dan meningkatnya kualitas kerangka untuk pemantauan kebijakan-kebijakan dan partisipasi pemuda di dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di bidang berbagai bidang program. pemuda; (2) Pengembangan pembangunan. Keberhasilan Sementara itu, kebijakan kemitraan pemerintah dengan pemerintahan dalam jangka pembangunan pemuda telah masyarakat dalam Grafik 1. Jumlah Pemuda Menurut Jenjang Pendidikan Tertinggi Tahun 2006

September 2008

MEDIA ICMI

13


Makalah

14

pembangunan kepemudaan; (3) Peningkatan peran serta pemuda dalam kegiatan pembangunan secara lintas bidang dan sektoral; (4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemuda. Kedua, Program Pembinaan dan Peningkatan Partisipasi Pemuda yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pemuda sebag ai insan pelopor penggerak pembangunan, dan sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai

inovasi pemuda sebagai wadah penyaluran minat dan bakat; (4) Peningkatan advokasi dan penyelamatan pemuda dari bahaya NAPZA dan HIV/AIDS; dan (5) Peningkatan dukungan sarana dan prasarana pembangunan kepemudaan. Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2009 pembangunan pemuda dihadapkan pada permasalahan dan tantangan dalam konteks globalisasi dan peningkatan daya saing nasional dan harga diri bangsa, yaitu (1) Masih

sosial di kalangan pemuda, seper ti kriminalitas, premanisme, NAPZA, dan HIV/AIDS. Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan pemuda tahun 2009 meliputi (1) Meningkatnya koordinasi antar instansi di tingkat nasional dan daerah, untuk meng embangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan kepemudaan; (2) Ditetapkannya Rancangan Undang-Undang tentang Kepemudaan menjadi undang-undang; (3)

tantangan dan memanfaatkan peluang untuk berperan serta dalam pembangunan. P r o g r a m i n i diimplementasikan melalui kegiatan sebagai berikut (1) Peningkatan wawasan dan sikap mental pemuda dalam pembangunan; (2) Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kewirausahaan pemuda; (3) Peningkatan kreativitas dan

rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja pemuda; (2) Belum serasinya kebijakan kepemudaan di tingkat nasional dan daerah; (3) Rendahnya kemampuan Iptek dan kewirausahaan di kalangan pemuda; (4)Tingginya tingkat pengang guran terbuka pemuda; (5) Menurunnya kualitas moral dan etika serta maraknya masalah-masalah

Meningkatnya kepeloporan dan kepemimpinan pemuda; (4) Meningkatnya kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda; (5) Meningkatnya moral etika pemuda melalui pemahaman keimanan dan ketakwaan serta penyuluhan untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan pornografi

September 2008

MEDIA ICMI

di kalangan pemuda. Untuk mencapai sasaran tersebut, arah kebijakan pembangunan yang akan ditempuh adalah (1) Perwujudan kebijakan kepemudaan yang serasi di berbagai bidang pembangunan dan antarpusat – daerah; (2) Peningkatan pendidikan dan keterampilan bagi pemuda; (3) Peningkatan kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan bagi pemuda; (4) Peningkatan upaya pembinaan moral dan etika pemuda dan perlindungan segenap generasi muda dari masalah penyalahgunaan NAPZA, minuman keras, p en yeb a ra n p en ya k i t HIV/AIDS serta pornografi dan pornoaksi di kalangan pemuda. Jadi kaderisasi yang menjadi titik tolak penyiapan kepemimpinan dan kepeloporan pemuda dalam pembangunan mesti terus dilaksanakan untuk mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang andal. Karena itu, ujung tombak pembina pembangunan kepemudaan harus memperkuat diri agar mampu mendorong p en in gka ta n kua lita s pemuda yang akan b e r ko n t r i b u s i d a l a m memacu percepatan pembangunan nasional dan kokohnya Neg ara Kesatuan Republik Indonesia.


-RWTMVEWM Ibnu M. Bilalludin Ketua Presidium Pengurus Pusat MASIKA ICMI Prasyarat Kepemimpinan Muda Gagasan kepemimpinan muda berasal dari para Nabi. Mereka adalah tokoh-tokoh umat yang menjadi figur dalam sejarah karena ”gagasannya yang baru dan berbeda” dari umat bahkan nabi sebelumnya. Mereka merupakan orang-orang yang memiliki karakter kuat dan visi perbaikan kehidupan umatnya. Dalam diri mereka tertanam empat sifat utama kepemimpinan; cerdas (fatonah), komunikatif (tabligh), jujur (shidiq), dan dapat dipercaya (amanah). Ada lima Nabi yang mendapat kedudukan istimewa dalam sejarah; Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Manusia dengan potensi kepemimpinannya bertekad dan sanggup menciptakan perubahan sejarah. Perubahan ke arah yang lebih benar dan lebih agung yang dilandasi semangat profetik. Dalam konteks modern, pemimpin—sebagaimana disebutkan Weber—adalah orang-orang yang berhasil menduduki jabatan pada suatu lembaga yang bersifat formal. Karena sifatnya yang legal-for mal ini, para pemimpin adalah orangorang yang memiliki syarat, kriteria, dan terpilih melalui mekanisme formal sebagai prosedur yang harus dilewatinya. Di masa modern mungkin kita bisa menyebut Mahmoud Ahmadinejad (Presiden Iran), Eddie Panlilio (Gubernur

Pemimpin Muda Indonesia :

“a Person in Waiting”

Dalam hal kepemimpinan transisi, model kepemimpinan yang dibutuhkan bangsa ini adalah kepemimpinan yang kuat, berkarakter, mendengar dan kerja keras sambil menggalang kerjasama dengan lingkup internasional. Dialah pemimpin yang tebar kerja, di mana pesonanya menjadi riil, tidak artifisial . Dialah pemimpin yang bekerja cepat, tepat, terkordinasi dan sampai pada targetnya. Dialah sumber inspirasi rakyat untuk bekerja dan berprestasi. Harus diakui, transisi politik-ekonomi sering mendatangkan “luapan perasaan” tak terkira. Banyak orang menganggap transisi adalah demokrasi. Lalu berharap demokrasi adalah kesejahteraan dan kestabilan. Padahal ketiganya dalam posisi masing-masing yang sangat berbeda. Intinya, transisi hanyalah keadaan dari jaman tidak demokratis menuju demokratis. Ia merupakan suasana yang harus dilewati. Sedang demokrasi hanyalah alat, bukan kesejahteraan itu sendiri. Singkatnya, demokrasi baru akan berbuah jika dijalankan, bukan dibicarakan. Untuk menjalankan dan mempraktekannya diperlukan pemain-pemain, aktoraktor bahkan pemimpin-pemimpin baru, tentu saja akan lebih baik jika muda dan energik sehingga bebas ”dosa masa lalu.”

September 2008

MEDIA ICMI

15


-RWTMVEWM Pampangan, Pilipina), Hugo Chavez (Presiden Venezuela), Evo Morales (Presiden Bolivia), dll. Mereka menang pemilu secara demokratis dan memiliki 'progres' kerja yang jelas: pro rakyat miskin, nasionalis sejati, anti kolonialisme. Bagaimana gagasan kepemimpinan kaum muda direalisasikan? Meminjam istilah psikologi politik performative and declarative knowledge [Best, 2002], seorang pemimpin harus mampu meng emukakan pikirannya secara ilmiah/ masuk akal dan prosedural/ tertata. Langkah pertama dengan menuliskan gagasannya lalu menghadiri dialog-dialog dan tukar gagasan dengan banyak pihak. Ada langkah pembibitan, penyemaian dan realisasi plus pemanenan/ pentradisian yang stabil. Selanjutnya, jika menggunakan pendekatan Geertzian [1968], pemimpin muda juga harus memiliki poetics of power dan mechanics of p o w e r . Po e t i c s a d a l a h kepemimpinan politik yang berorientasi bahasa citra dan ”gaya” sehingga mampu menyedot banyak pengikut, sedang mechanics adalah kepemimpinan politik berorientasi efektifitas kuasa yang mengorganisasi pengikutnya menjadi barisan. Banyaknya ker umunan pengikut yang terpesona dan belum terorganisir harus menjadi pasukan yang idologis sekaligus pragmatis ketika bekerja. Karena itu, ketika mereka berkuasa nantinya akan melahirkan prestasi-prestasi hebat bukan tragedi. Maka prestasi pemimpinpemimpin muda tersebut

16

September 2008

MEDIA ICMI

harus berhasil menjadikan negeri ini riil (negara organik). Sebuah negeri yang dikelola dengan estate (status bagi kedudukan), statelines (pertunjukan untuk kemuliaan) dan statecraft (pemerintahan yang efektif). Tanpa prasyarat tersebut pemimpin muda tidak akan mampu menghasilkan manajemen kepemimpinan yang kuat, tidak bisa menciptakan clean government bahkan dapat terjerumus menjadi “kepemimpinan lemah otak.” Jika itu yang terjadi, mereka akan segera menenggelamkan negeri ini dalam duka nestapa tiada akhir tanpa mampu bangkit kembali. Tantangan Ta n t a n g a n t e r b e r a t gagasan tersebut: person/ organ/ institusi lama berbaju baru dan person/ organ/ institusi baru bermental lama yang keduanya berkolaborasi dengan arus besar neolib dan bekerja sistematik dengan agenda 3G, yaitu Gold, Glory, and Gospel. Dalam bahasa g aulnya kick and rush [mencekik dan memeras]. Merekalah yang membawa g ag asan penting untuk “memotong habis” pemimpin baru yang muda, bersih dan independen dengan memunculkan demokrasi berbiaya mahal, beresiko tinggi, berperilaku voting, meng gunakan mekanisme pasar bebas atau perekonomian tanpa keterlibatan negara [BUMN] plus Koperasi, melakukan desentralisasi yang tidak diimbangi grand design sehing ga melenyapkan kapasitas negara. Artinya, gagasan kita tentang

demokrasi sangat bersifat neolib. Bahkan kita meyakini kekuasaan negara dan pegawai negara adalah satusatunya jenis kekuasaan yang menjadi target demokratisasi. Padahal, tanpa pendidikan demokrasi yang menyeluruh pada tiap elemen masyarakat, wilayah eksekutif, legislatif dan yudikatif akhirnya diisi logikalogika individual berbasis mediokrasi dan media, bukan meritokrasi dan capaian kerja keras. Proyek buta ini makin diimani karena lobi dan kampanye para politisiekonom lulusan neolib [politiceconomic hit man] yang menuntut peran negara harus diminimalisir dan kekuasan pasar harus dimobilisir. Pasar harus jadi penentu yang kewenangannya melebihi rakyat dan negara. Sambil menggerogoti peran negara, perusahaan-perusahaan multi nasional dijadikan “imam” ekonomi yang menggerus ekonomi rakyat. Padahal berbagai bentuk reaksi keras masyarakat terhadap para penguasa yang dianggap sebagai representasi kepentingan ekonomi-politik global AS merupakan bukti desain politik-ekonomi neolib pada dasarnya gagal menciptakan situasi yang lebih damai apalagi permanen. Sebaliknya, justru menciptakan suasana penuh ketegangan, rentan konflik, dan mudah menyulut kekerasan sosial-politik. Jadi cenkeraman neolib sesungguhnya menyimpan potensi daya ledak sosialpolitik yang sangat besar di masa depan. Banyaknya problem hasil

demokrasi liberal ini memungkinkan kepemimpinan kaum muda. Gagasan “penghadiran pemimpin baru yang bersih” dengan alat ukur kelurusan dan ketidaklaziman ádalah sah sesuai tuntutan sejarah. Mereka akan menjadi a person in waiting yang menjadi “juru selamat” bagi kita semua. Terlebih, segenggam kekuasaan [yang efektif] di tangan kaum muda jauh lebih berguna dari sekarung ide dan gagasan. Apalagi, kekuasaan negara selalu jadi tempat persembunyian yang baik sekaligus alat yang efektif merealisasikan “gagasan kemerdekaan yang merindukan kemudaan.” Merekalah “harapan terakhir” bagi penyelamatan bangsa. Selamat datang wahai “pemimpin muda.” Mari bersatu padu beker ja selamatkan bangsa! Disarikan dari makalah dalam seminar “ kepemimpinan kaum muda “ yang diadakan PEPIAT ( Persatuan pelajar Islam Asia Tenggara )


; E[ ERGEVE YUDI LATIF Wakil Sekretaris Dewan Pakar ICMI Pusat Khittah kebangkitan nasional adalah darah muda dengan kepemimpinan kaum muda sebagai warna karakter dasar politik Indonesia. Kini kembali ada indikasi kuat publik menghendaki figurfigur muda. Masalahnya kepemimpinan bukan persoalan bagaimana bisa dipilih. Tapi setelah terpilih itu; Apa dan Bagaimana dilakukan. Jadi tidak cukup faktor muda saja. Menurut Wakil Sekretaris Dewan Pakar I C M I P u s a t , Yudi Latif, selain mengandalkan popularitas, calon muda juga harus prog resif, punya visi, idealisme dan platform yang jelas. Aspek ini yang sangat lemah karena tidak banyak pemimpin punya wawasan ke n e g a r a a n y a n g b a i k . Sehingga kelihatan pemimpin kita hanya figur-figur yang bisa mengurusi aspek teknis tapi tidak punya cukup wawasan kenegaraan yang memadai. “Tak terkecuali figur muda yang akhirnya meniru perilaku-perilaku kaum tua saja. Usianya muda tapi pikirannya lama. Yang kita inginkan adalah figur dengan jalan muda dan progresif,” tandasnya. Berikut percakapan Media ICMI bersama Direktur Eksekutif Reform Institute ini tentang kriteria ideal kepemimpinan tokoh “muda”. Yang progresif itu seperti apa? Yang menuju kemajuan bangsa ini. Tidak hanya didasari popularitas dan sekedar bisa dipilih. Tidak hanya populer dan enak

“Perlu Sinergi Badan Otonom”

dipandang tapi juga harus menawarkan perubahan demi kemajuan. Kemajuan ke mana? Tujuan nasional kita melindungi segenap bangsa Indonesia dan selur uh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, memajukan kecerdasan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia. Sekarang bagaimana tujuan itu diterjemahkan dalam suatu platform. Sejauh ini saya belum melihat ada visi dan misi ber-nash untuk dikembangkan mewujudkan tujuan nasional sebagai salah satu cita-cita progresif itu. Karena dalam pemilu juga tidak terlalu menawarkan halhal fundamental. Padahal negeri ini tidak bisa diselesaikan dengan tambal sulam. Tapi harus melalui suatu visi yang lebih komperensif dengan UUD 45 hingga kemajuan bangsa di masa depan diraih.

harus ada perubahan mentalitas dari wawasan partikular menuju yang lebih luas, karena kalau dalam dunia bisnis hanyalah bagaimana membuat kelompok usahanya bisa untung tanpa harus mempertimbangkan kesejahteraan atau kemenangan pelaku-pelaku lain. Dalam bernegara justru bagaimana punya kemampuan menggerakkan dinamika kolektif. Berbagai unsur secara sinergis bisa membangun produktivitas nasional. Jadi ada perubahan cara pandang. Kenapa sekarang banyak pengusaha yang gagal

ketika memimpin negara, karena masih memakai mentalitas yang sempit itu. Masih berkutat pada persoalan akhirnya bagaimana mendapatkan keuntung an-keuntung an jangka waktu yang bisa dinikmati terutama oleh kelompok bisnisnya sendiri. Maka harus ada tranformasi kesadaran. Begitu seseorang jadi pemimpin, jabatan lainnya harus berakhir. Ikatan dia dengan kelompok usahanya, aliran dan partainya, harus berhenti. Tugas kenegaraan harus dimulai. Di sini perlunya wawasan yang disebut public

Dari mana kita bisa dapati mereka dengan visi dan misi ber-nash itu? Bisa dari mana saja. Bisa dari kalangan dunia usaha, kampus atau masyarakat sipil. Ya n g m e n j a d i p o k o k persoalannya tidak otomatis mereka yang sukses di dunia bisnis akan sukses di bidang kenegaraan, begitupun yang sukses di dunia kampus atau akademisi belum tentu sukses sebagai negarawan. Dari aktivis NGO juga belum tentu bisa. Sementara mereka yang biasa demontrasi atau mengerakkan buruh, bisa m e m i m p i n ke n e g a r a a n . Untuk memimpin negara, pertama saya pikir memang September 2008

MEDIA ICMI

17


; E[ ERGEVE live principle; prinsip-prinsip kehidupan publik itu yang menjadi peg ang an tiap pemimpin. Dia harus berdiri di atas dan untuk semua g olong an. Dia berpikir bag aimana menciptakan suatu semangat yang mengatasi paham-paham golongan dan perseorangan. Bagaimana ICMI merespon kebutuhan ini? Kalau ICMI konsisten dengan khittah nya dalam pemberdayaan SDM bisa melahirkan kontribusi yang sangat besar. Saya pikir problematika politik Indonesia sekarang pada miskinnya suplai SDM berkualitas yang punya karakter. Jadi tidak hanya punya kemampuan teknis tapi juga punya karakter, jiwa peng orbanan yang luas menyumbang bagi kebangkitan nasional. ICMI memiliki beberapa peluang yang bisa dikontribusikan. Pertama, sejauh ini ICMI sudah mulai melakukan gerakan-gerakan penguatan cultur e capital, misalnya beasiswa dan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan seperti Insan Cendekia. Pada level ekonomi juga melakukan pembelajaran dan memberdayaan. Tapi harus dilanjutkan. Bukan hanya pemberdayaan manusia atau pemupukan pada modal kultural dan ekonomi tapi juga harus mengembangkan sumber daya kepemimpinan karena krisis terdalam adalah krisis kepemimpinan. Badan-badan otonom ICMI bisa menjadi sumber pemupukan modal kepemimpinan nasional. Karena konteksnya berubah, MASIKA tidak hanya berhenti pada forum diskusi. dia harus ikut aktif

18

September 2008

MEDIA ICMI

mengembangkan leadership training. Bagaimana secara sistematis melakukan prosesproses kaderisasi. Kalau BMT adalah economic entrepreneur. Sedangkan MASIKA didorong mengembangkan social entrepreneur; membangun jaringan-jaringan sosial. Jadi harus memadukan antara kualitas kognitif dengan suatu kapasitas membangun jejaring sosial. Itu bisa melalui suatu proses pembelajaran yang baik ditambah memperkuat wawasanwawasan etik dalam memimpin. Pemimpin berkarakter yang tidak hanya mengandalkan aspek kognitif

sekaligus bagi pengurusnya menjadi wahana pembelajaran leadership. Jadi perlu sinergi antar badan otonom. Dalam hal ini MASIKA bisa bersinergi dengan Laznas BMT dalam kerangka BMT gerakan sumber daya muda yang bisa membangun jejaring lewat suatu jaringan masjid dan madrasah. Pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat sekaligus pemberdayaan sumberdaya kepemimpinan lokal pada tingkat yang lebih real. Karena selama ini memang kita lihat hampir semua organisasi pemuda itu artifisial. Biasanya konstituen-

tapi juga punya ketahanan, kesabaran dan keterpercayaan dalam situasi krisis.

nya sekedar orang-orang dari organisasi mahasiswa atau kepemudaan saja. Dengan medium BMT kalau MASIKA terjun, mereka bukan hanya mengelola ang g ota di dalam tapi langsung punya pengalaman memimpin di kalang an masyarakat real. Itu kelebihannya. Sehingga ketika mereka memimpin di keneg araan nanti tidak mengawang-ngawang, tidak hanya mengandalkan dukungan kalangan sempit di organ-organ atau aktivis pemuda tapi punya

Apa program kongkritnya? Apapun g erakannya, harus bulit in terpadu soal kepemimpinan. Ke depannya tidak hanya memperluas jejaring ekonomi tapi juga suatu wahana memperkuat leadership pada tingkat yang lebih nyata dan langsung ke l a p a n g a n . Pe n g a l a m a n kongkrit memimpin masyarakat. BMT harus dijadikan wahana pemberdayaan ekonomi

pengalaman bersentuhan dengan akar rumput. Jadi harus diakomodir social leadership dan economic leadership ini? Memang ICMI harus merubah paradigma. ICMI dilahirkan dalam konteks situasi otoritarian di mana pusat kekuasaan sangat menentukan. Sehingga waktu itu orientasinya selalu lebih ke atas. Sekarang konteksnya demokrasi, meski hubungan dengan kekuatan-kekuatan di tingkat pemerintahan masih penting, tapi yang lebih penting bagaimana ICMI punya akar kontribusi di masyarakat luas. Karena itu orientasinya justru harus lebih bagaimana memperkuat kapasitas dan daya tarik ICMI di level bawah. Cara pembibitan dan pembudayaannya tidak hanya mengandalkan tokoh-tokoh muda atau tua yang hanya punya link ke atas, tapi juga harus memperhatikan tokohtokoh muda yang secara gigih mau bersabar masuk di simpul-simpul jaringan di tingkat bawah. Itu yang harus lebih diakomodir di tingkat kepemimpinan ICMI jadi lebih mengakar. Bukan hanya tokoh-tokoh di partai-partai politik atau selalu elitis karena cenderung dekat DPP saja. Ini kritik terhadap ICMI; sebagai kekuatan elit di atas kokoh tapi di bawahnya tidak punya akar yang kuat. Karena itu organisasi-organisasi otonom perlu digerakkan ke bawah dan pola rekrutmen kepemimpinan ICMI ke depan harus lebih mengapresiasi orang-orang yang cukup punya jaringan luas di akar rumput. Dengan begitu ICMI benar-benar menjadi sumber pembibitan kepemimpinan nasional.


4 VI WMHMYQ

“Harus diterjemahkan dalam Action� MARWAH DAUD IBRAHIM Presidium ICMI

Kata Presidium ICMI, Marwah Daud Ibrahim, seiring perjalannya tidak lagi sekedar berperan advokasi dan asistensi, ICMI pun berperan serta dalam kemajuan bangsa mengembangkan formula kerja dengan tahapan; pelatihan menggali potensi diri dan lingkungan sekitar (unggulan lokal) serta p e m b e n t u k a n kelembagaaan. Berikut petikan wawancara Media ICMI dengan Pakar Ilmu Komunikasi yang kerap masuk-keluar daerah di tanah air berbekal program pemberdayaan masyarakat tentang dinamika ICMI hari ini.

Dalam Garis Besar Program Kerja ICMI periode 2005-2010, hasil Muktamar IV ICMI di Makasar, tahun 2005, terdapat pokokpokok kegiatan antara lain kaderisasi anggota, pengembangan lembaga keuangan mikro dan makro serta pengembangan usaha mandiri. ICMI senantiasa merangkumnya dalam satu program tunggal yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM) berpola 5 K (Kualitas Iman, Pikir, Karya, Kerja dan hidup).

B a g a i m a n a perkembangan program ICMI saat ini? Alhamdulillah, kita melaksanakan amanat Muktamar IV ICMI di Makasar antara lain penguatan kelembagaan yang sifatnya kongkrit untuk masyarakat langsung. Kita diminta ikut serta misalnya dalam proses membangun karakter bangsa. Di bidang Ketahanan pangan dan energi, proses implementasinya lebih memasyarakat dan menyebar ke seluruh daerah. ICMI selalu melihat sisi penguatan

SDM dan kelembag aan d e n g a n s i s t e m terintegrasinya. Karena kalau dari sisi produk, banyak yang sudah konsentrasi melakukan p e n g e m b a n g a n pengembangan, misalnya menanam lebih bagus, dsb. Ja d i k i t a k e m b a n g k a n komoditas dan komunitasnya. Untuk energi dan pangan, saat ini kita konsentrasi di peng embang an industri tapioka dari singkong (cassava). Khusus pangan, kita memprosesnya menjadi tepung pengganti terigu yang biasa disebut MOCAL (Modified Cassava Flourred). Lalu untuk energi, masih dengan bahan baku singkong, k i t a ke e m b a n g k a n b i o ethanol; bahan bakar skala kecil yang insya Allah ke depan bisa besar. Bahkan kita canangkan kalau kita buat model yang 1000 liter sehari, jangka panjangnya kalau seribu titik tanam saja sama dengan satu juta liter sehari. Jadi langkah awalnya haruslah tepat. Ini misi penting ICMI, bagaimana mengubah pola pikir orang bahwa bertani di Indonesia konotasinya kotor, pekerjaan orang tua, dsb. Rata-rata anak-anak muda yang bersekolah dikelilingi orang tuanya yang petani. Tapi masih banyak yang berpikir lebih bagus bekerja kantoran di kota. Itu butuh perubahan pola pikir. Di sini intervensi awal kita; melatih orang, mengkader motivatormotivator, memberdayakan

September 2008

MEDIA ICMI

19


4 VI WMHMYQ masyarakat berbasis unggulan lokal. Contohnya? Di Garut kita melatih sekitar 65 orang sarjanasar jana dari desa atau kecamatan di wilayah Garut Selatan. Kita latih mengubah mindset dan langkahlangkahnya Per tama disampaikan bahwa mereka punya potensi begitu juga wilayah mereka banyak potensi. Lalu kita fokus apa yang paling tepat dilihat dari sisi kondisi wilayahnya. Ternyata memang singkong. Tapi bagaimana caranya makmur dari singkong? Singkong selama ini tidak diolah. Ditanam lalu dijual dalam keadaan masih singkong basah. Nah singkong ini mau dijadikan apa? Sekarang kita menemukan dijadikan tiga; satu, jadi pangan/ tepung

20

September 2008

MEDIA ICMI

nanti jadi mi, biskuit, dsb, kemudian jadi bio ethanol; peng ganti minyak tanah untuk energi desa mandiri. Selanjutnya kita latih m e m b a n g u n kelembagaannya. Kita bentuk lembagaan keuangan mikro syariah. Kita kerjasama dengan L a z n a s B M T, membangun BMT dan diperkuat lagi dari PNM (Permodalan Nasional Madani) supaya uang berkumpul dan beredar di situ. Kita juga kerjasama dengan mitra lain untuk membuat tapioka. Di sini kita berdayakan masyarakat lokal. Jadi nanti yang punya saham termasuk masyarakat sekitar. Yayasan ICMI juga sudah membentuk PT Agro Cendekia Nusantara yang bergerak di sektor-sektor

usaha. Jadi lebih banyak program aksi? Har us begitu. Demi kemajuan bangsa, cendekiawan muslim hendaknya mengkontekstual-

kan Al Qur'an. Kita ambil contoh ayat 71-73 tentang penciptaan binatang ternak. Di banyak negara lain yang mereka mungkin tidak hafal Yasin, memanfaatkan betul ayat itu. Warga Amerika ratarata minum susu 100 liter/orang per tahun. Di Indonesia rata-rata 7 liter/ orang pertahun. Jadi yang bersyukur dengan ada penciptaan ternak menghasilkan susu adalah mereka yang bisa menikmati. Artinya k i t a b e l u m mengembangkan teknologi berkaitan kualitas ker ja dan kualitas karya. Misalnya, rata-rata satu orang minum segelas susu satu hari. Kita butuh 235 juta gelas susu untuk Indonesia. Ini harus diterjemahkan dalam bentuk action. Kalau dibutuhkan sekian juta liter, berapa banyak peternakan, berapa luas p e l u a n g ke r j a d a r i peternakan itu?


*SOYW

Angkatan Baru dan Kaderisasi ICMI

Sejarah membuktikan kepeloporan dan pembaharuan bangsa selalu dimotori prakarsa generasi muda sehingga tidak bisa dipungkiri pemuda merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Tinta emas sejarah mencatat setidaknya ada tiga peristiwa besar yang menunjukkan peran kepeloporan pemuda dalam pembangunan bangsa. Pertama, pada periode tahun 1908-1928, pemuda memainkan peran sebagai pemersatu bangsa dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda. Kedua, pada periode tahun 1945-1948, dengan semangat patriotisme pemuda mengambil peran sebagai pejuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Ketiga, pada periode tahun 1966, 1974, dan 1998, pemuda berperan sebagai kekuatan pengontrol dan lokomotif perubahan sosial. Hal ini terbukti dengan dimulainya gerakan reformasi. Angkatan Baru. Dalam momentum peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Bangsa Indonesia, sekali lagi peran pemuda dalam peta kenegaraan dipertanyakan. Menur ut M. Fadjroel Rachman, gerakan mahasiswa 1998 menyusul angkatan 66, 74, 78, 89/90, sebagai gerakan

politik nilai berbasiskan nilainilai visioner; keadilan ke b e b a s a n , ke r a k y a t a n , kesetaraan, kemanusiaan dan solidaritas. “Pola ini berbeda dengan partai politik, kudeta militer atau pemberontakan senjata yang melahirkan gerakan politik kekuasaan, mengambil alih dan mendistribusikannya,� jelas

Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan ini. Walau sifat tiap gerakan mahasiswa yang ditahbiskan sebagai sebuah angkatan baru adalah konfrontatif selain korektif, kekuasaan politik selalu lepas dari genggaman gerakan mahasiswa. “Pada momen perlawanan, mahasiswa

adalah pahlawan, tapi pada momen normalisasi, mahasiswa adalah pecundang dikhianati para penguasa baru,� analisisnya. Meski dikatakan ini sebagai kegagalan reformasi 1998, tapi bukan sumber pesimisme melainkan momentum lahirnya gerakan mahasiswa 2008, 2009, atau sesudahnya. Angkatan baru ini perlu menelaah kegagalan tersebut dengan m e n y i a p k a n agenda,organisasi, kepemimpinan dan basis massa baru serta teliti melihat momentum politik serta ekonomi lalu mengerakkan arah konfrontasinya sendiri. Koordinator Kaukus Parlemen Muda Indonesia, Yudy Chrisnandi mengatakan, beberapa pilkada yang dimenangkan figur muda meng gambarkan keinginan masyarakat hari ini yang mesti direspon partai-partai politik bila ingin memenangkan Pilpres 2009. “Masyarakat juga ingin perubahan melalui pemimpin yang tidak terkait

September 2008

MEDIA ICMI

21


+ EPI VM

1

4

2

5

3

6


7

10

8

11

Keterangan Foto : 1-2. Turnamen Golf ICMI ( 03/ 08/ 08 ) 3. Penandatanganan Akte Notaris untuk PT. Agro Cendekia ( 29/ 05/ 08 ) 4. Kajian Strategis ICMI “Ketahanan Pangan dan Keamanan Energi” ( 05/ 06/ 08 ) 5. Dialog Peradaban CIDES tentang Kebangkitan Nasional ( 05/ 08 ) 6. Rapat Dewan Penasehat ICMI ( 08/ 08/ 08 ) 7. Diskusi Dewan Kehormatan ICMI di kediaman Bpk. BJ. Habibie ( 07/ 06/ 08 ) 8. Diskusi & Dialog Dewan Penasehat ICMI “Mencegah Disintegrasi Bangsa” 9. Kerjasama Laznas BMT & Bank Mega Syariah untuk penyaluran Zakat Korporasi ( 17/ 07/ 08 ) 10-11. Diskusi Publik MASIKA ICMI tentang PEMILU ( 15/ 07/ 08 ) 9


*SOYW

p e r s o a l a n m a s a l a l u ,” imbuhnya. Fenomena capres pendatang baru dari kalangan muda baru sebatas marak menghiasi media cetak dan elektronik. Sementara rekam jejak prestasi kepemimpinan para peminat RI-1 dan RI-2 ini belum dirasakan publik. Menurut peneliti CSIS, Indra Jaya Piliang, kaum muda yang ingin terjun ke bursa RI-1 dan RI-2, secepatnya mesti masuk parlemen dulu. Jangan hanya mengandalkan basis-basis popularitas tapi juga elektoral. “Nanti bisa-bisa kita mendapatkan President by commercial atau by popularity,” tandas dia. Menurut peneliti dari Soegeng Sarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit, Pemilihan umum 2009 tidak akan memunculkan tokoh muda. Perebutan kursi kekuasaan terutama RI 1 tetap akan didominasi muka lama. “Kondisi ini disebabkan sistem kepartaian Indonesia masih bersifat oligarkhi dan paternalistik. Tokoh tua masih belum bersedia memberi kesempatan generasi muda. Kalaupun ada, mereka tidak datang dari parpol," katanya yang

24

September 2008

MEDIA ICMI

memprediksi tokoh muda baru akan muncul setelah Pemilu 2009, saat tokoh tua yang berkuasa tidak mampu lagi mengatasi persoalan. "Pemilu 2009 akan menjadi masa transisi. Kalau nanti terbukti golongan tua tidak bisa apa-apa, lebih baik yang muda cepat muncul," sarannya. Karena itu masyarakat perlu mendukung tokoh-tokoh muda lokal berprestasi yang bisa memberikan harapan baru bagi rakyat. Abdul Rahman, Ketua Organisasi Kelembagaan ICMI Orwil Sulawesi Barat meng atakan, mesti ada kelapangan dada untuk saling menerima dan memberi demi kemajuan suatu daerah. “Ayahanda-ayahanda kita pemegang kebijakan dan anak-anaknya punya ide-ide segar. Ini bisa dipadukan untuk output yang dinamis dan progresif,” tukas Rahman. Tidak semua manuver anak muda dikonotasikan gerakan politis hing ga langsung ditutup pintu kesepahaman bagi mereka. Sementara H. Taschan, Ketua ICMI Orwil Sulbar mengatakan, aspirasi kaum muda selalu diakomodir selama sejalan visi dan misi

daerah. “Kegiatankegiatan yang punya follow up penyerapan tenaga kerja, peningkatan mutu p e n d i d i k a n , kesejahteraan dan kesehatan, pasti akan kami respon. Karena itu real dan langsung m e n y e n t u h masyarakat luas,” tegasnya. Sulawesi Barat terkenal dengan ke u n g g u l a n l o k a l kakao. Kata Taschan, sektor ini perlu tenaga-tenaga muda yang fully engineered memaksimalkan hasil SDA untuk mengangkat kesejahteraan daerah. Kaderisasi ICMI Melihat konstelasi kepemimpinan global di awal milenium ke-III ini ternyata kepemimpinan tidak hanya fokus pada pemerintahan (government) saja, tapi ada tiga kutub-kutub kepemimpinan di mana ICMI dapat berperan di semua sektor tersebut, yakni kepemimpinan negara (state),

kepemimpinan pasar (market) baik yang bersifat lokal maupun global, dan kepemimpinan sipil (civil society) (gambar 1). Landasan visional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional Indonesia yang dikembangkan dan dirumuskan untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional, dengan memper-timbangkan pandangan geopolitik Indonesia, sejarah perjuangan dan kondisi sosial budaya I n d o n e s i a . Wa w a s a n Nusantara mengamanatkan persatuan dan kesatuan wilayah tanah air sebagai wadah dan ruang hidup seluruh bangsa. Wawasan Nusantara merupakan p ed o m a n d a n p em b eri motivasi bagi setiap warga dan komponen bangsa Indonesia baik dalam berfikir, bersikap dan bertindak. Oleh karena itu komponan bangsa yang ada di ICMI sebagai sebagai 'Think Tank' bangsa ini harus mampu me-ngembangkan visi ke depannya untuk bersama-sama membangun bangsa dengan kadar

STATE ICMI

ICMI

MARKET

MASYARAKAT SIPIL

ICMI

ICMI

Gambar 1. Peran ICMI dalam tiga kutub kepemimpinan


Fokus intelektualitas yang tinggi. Konsep ketahanan nasional berfungsi sebagai metoda pembinaan kehidupan nasional pada hakekatnya merupakan suatu cara yang komprehensif. Pembinaan ini har us dalakukan secara intensif dan kontinyu dalam lembaga tersebut. Otonomi daerah mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Ja nu a r i 2 0 0 1 . Pe r i l a k u kepemimpinan sipil daerah pun harus diletakkan pada proporsi yang tepat, di mana diharapkan mereka mampu memecahkan sendiri berbagai problem daerah. Hal ini di maksudkan untuk menghindari berbagai masalah yang membahayakan integritas, identitas, dan kelangsungan hidup bangsa, serta tetap dapat melanjutkan perjuangan mencapai tujuan nasional. Karena itu kepemimpinan daerah juga har us disiapkan ICMI, sehing ga mampu menghadapi tantangan tersebut. Workshop Kepemimpinan Nasional Dalam rangka memper-siapkan kaderkader nasional menghadapi kompetisi global dan .menyemai bibit-bibit kepemimpinan nasional yang memiliki visi jelas dan andal dalam melaksanakan misi kenegaraan, Ikatan Cendekiawan Muslim SeIndonesia (ICMI) berihtiar dengan mempersiapkan p e m b a n g u n a n N A T I O N A L L E A D E R S H I P TRAINING CENTRE (NLTC) yang mampu menghasilkan kandidat pemimpin nasional kalangan sipil, dengan menggunakan landasan pemikiran yang sesuai

konstitusi dan dapat diper tang gungjawabkan. Beberapa tuntunan Al-Qur'an telah disebutkan kriteria kepemimpinan di antaranya adalah sebagai berikut : Khalifah yang baik adalah mereka yang beriman, beramal shaleh, menyembah Allah, tidak menyekutukanNya (24: 55). Menegakkan hukum dengan adil/benar dan tidak mengikuti hawa nafsunya. (038:026). Penguasa yang kafir, maka Allah akan mengutuknya; janganlah mengikuti orang yang mendustakan ayat-ayat Allah (kebenaran) (035:034 , 068-008; 068:016). Pemimpin yang baik menurut pandangan Islam adalah yang melaksanakan prog ram kebaikan dan bermental baik, sesuai dengan perintah Allah. (021:073) Secara substantif workshop ini membahas berbagai macam permasalahan tata negara, problematika konstitusi dalam perubahan jaman,

paradigma pembangunan, problematika integrasi dan disintegrasi bangsa, masalah kepemimpinan nasional, ketahanan dan pertahanan nasional, Paradigma negara dan keIslaman, peran politik Islam, PEMILU, sampai diskusi dengan MPR/DPR, presiden, dan DPA. Akhir workshop dihar uskan membuat laporan/tulisan tentang pemecahan problem lapangan yang dibagi atas beberapa kelompok antara lain: pemecahan problem pendidikan, kemiskinan, keamanan, dan pembangunan ekonomi rakyat, yang pasti tema penelitian ini akan berbeda-beda untuk setiap angkatan/perioda dengan tema-tema yang uptodate. Di samping itu bekal-bekal untuk peningkatan kepribadianpun diberikan misalkan A c h i e m e n t M o t i va t i o n Technolog y, Paradigma kepemimpinan abad-21, Leadership Skill, dan hukumh u k u m ke - p e m i m p i n a n ( L aw s o f L e a d e r s h i p ) .

Metode untuk memilih penyeleng garaan peserta workshop dapat dilakukan berbagai cara: ICMI Pusat memilih calon-calon baik dari kalangan ICMI, LSM lainnya, partai politik, pemimpin masyarakat, pribadi dan sebagainya yang secara real potensial, dan signifikan di masyarakat sebagai calon pemimpin nasional. Mereka yang tercatat sebagai pimpinan ICMI baik tingkat Pusat, Orwil, Orda, ataupun Orsat. Mereka yang tercatat sebagai aktivis organisasi kecendekiawanan, pengusaha, ulama/pemimpin agama, pecinta lingkungan, kemasyarakatn, dan sebagainya. Pengajuan yang dilakukan oleh organisasi apapun, yang memiliki komitmen akan kemajuan bangsa dan negara, selanjutnya akan dilakukan penyeleksian oleh badan PPKN.

September 2008

MEDIA ICMI

25


Hukum

Kesewenangan Berbuntut Penderitaan

Terkait Kasus Rakyat Cilamaya Fathullah, Fungsionaris Pengurus ICMI, Advokat dan Penasihat Hukum Kasus Cilamaya

Berawal dari tragedi penembakan sewenangwenang kepada seorang warga bernama Darsim oleh oknum aparat Kepolisian Sektor Cilamaya, Aiptu Ujang Saepul Rohman (11/01/08) di Dusun Sukasemak Desa Muara Baru Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten K a r awa n g Jawa B a r a t berbuntut panjang pada penderitaan rakyat. Kejadian tersebut memicu amuk massa sekitar pukul 19.30 WIB yang mengakibatkan terbunuhnya oknum aparat kepolisian tersebut, setelah beberapa saat melarikan diri ke tengah persawahan di desa sebelahnya. Pada waktu bersamaan, massa yang jumlahnya ribuan orang itu secara emosional melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Kantor Polsek

26

September 2008

MEDIA ICMI

Cilamaya. Kejadian berlanjut dengan ditangkap dan ditahannya 15 orang warga oleh pihak Polres Karawang yang kemudian diajukan sebagai terdakwa ke Pengadilan Negeri (PN) Karawang dengan tuduhan m e l a k u k a n pembunuhan/penganiayaan, penghasutan dan perusakan kantor Polsek Cilamaya. Posisi kasusnya kini telah divonis PN K arawang; masing-masing untuk 9 orang kasus penganiayaan dijatuhi hukuman penjara 1 tahun 6 bulan, 3 orang kasus penghasutan penyerangan Polsek dijatuhi hukuman 8 bulan, dan 1 orang kasus pengrusakan kantor Polsek dijatuhi hukuman penjara 7 bulan, serta 2 orang lainnya diputus bebas karena tidak terbukti bersalah. Sejak awal

disidangkan kasus ini banyak mendapat sorotan publik. Pasalnya, kasus ini dinilai terlalu dipaksakan diangkat ke pengadilan karena lemahnya pembuktian kesaksian dan pemerosesannya terlalu memihak korp Kepolisian. Kasus ini juga membawa dampak buruk kemanusiaan terhadap para keluarg a terdakwa (anak-anak dan isterinya) yang makin terlantar dan menderita secara sosial ekonomi maupun psikologis. Mereka kekurangan pangan serius, stres dan anak-anaknya putus sekolah karena tidak mampu lagi serta merasa malu disebut teman-temannya sebagai anak pembunuh. Rumah mereka pun kini tengah menghadapi ancaman penggusuran oleh penguasa pengairan setempat, karena mereka selama ini tinggal di atas tanah milik pengairan. Selain itu penerangan listrik rumah-rumah mereka juga terancam mau diputus oleh petugas PLN karena hampir 7 bulan mereka tidak mampu membayar. Rata-rata isteri mereka hanya bekerja sebagai pemulung padi bekas dipanen pemiliknya. Malangnya, kini musim panen sudah selesai, sedangkan pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan pun tidak ada. Barang-barang perabotan rumah tangga dan rongsokan lainnya sudah dijual habis untuk bayar utang ke rentenir, sehingga kini tidak ada pilihan lain kecuali terpaksa mengharap belas kasihan dan bantuan siapapun

yang mau peduli. Masalah ini oleh tim pendamping telah dilaporkan kepada DPRD dan Bupati Karawang, serta Komnas HAM di Jakarta. Sayangnya, hanya KOMNAS HAM yang menindaklanjuti laporan tersebut. Sedangkan DPRD dan Bupati Karawang, meski beberapa kali disurati, didemo dan disorot media massa, tapi hingga kini tidak sama sekali tergerak untuk peduli dan bertanggungjawab. Kasus ini telah berjalan kurang lebih delapan bulan, dan telah dilakukan pendampingan, baik secara hukum terhadap di pengadilan maupun untuk p a r a ke l u a r g a n y a y a n g berjumlah kurang lebih 50 orang, terdiri dari anak-anak dan isteri mereka. Pendampingan hukum di PN Karawang sudah tuntas dilakukan. Sebagai Koordinator Tim Penasihat Hukum, Fathullah, SH, Anggota tim: Dede Toyobah, SH, Imam BS, SH, M. Yamin, SH, dan Eko Budiantoro, SH. Untuk pendampingan kepada para keluarg anya ter us d i l a k u k a n d a n dikoordinasikan tim pendamping melalui: Fathullah, Hendra WP, Juju Juhana, A Atohilah, dan Saprudin. Selama ini pembiayaan pendampingan lebih banyak ditanggung tim pendamping dan sedikit sekali bantuan pihak-pihak yang peduli nasib mereka yang terlantar dan tertindas.


-RJS

Rangkaian Kegiatan ICMI Tahun 2008 28 Agustus 2008

Dalam rangka persiapan menghadapi SILAKNAS ICMI Tahun 2008 (Palembang, 12-14 Desember 2008) yang bertema; “Demokrasi dan Kepemimpinan Nasional: Rekonstruksi Modal Sosial Dalam Membangun Martabat Bangsa”. Dewan Penasehat menyelenggarakan Seri diskusi dan Dialog; “Budaya Nasional: Jati Diri dan Karakter Bangsa”, di kediaman bapak Dr. Hidayat Nur wahid (Ketua MPR RI/ Wakil Ketua Dewan Penasehat ICMI), Jln. Widya Chandra IV/16 Jakarta Selatan. Pembicara bapak Hidayat Nur Wahid dan Porf. Dr. Azyumardi Azra.

September 2008

Berbuka Puasa dan Shalat Tarawih bersama Presidium ICMI

Prof. Nanat Fatah Natsir

A. Riawan Amin

26

29 Oktober 2008

Workshop ICMI “Pemberdayaan Pendidikan Nasional Melalui Pendidikan Berbasis Akhlaq dan Karakter, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.

Oktober 2008

Dialog Nasional antar Tokoh Agama; “Peran Agama Dalam Membangun Kesejahteraan Bangsa”, bertempat di Jakarta dengan kepanitiaan 5 Organisasi Cendekiawan Keagamaan (ICMI, ISKA, PIKI, KCBI, FCHI).

12 Nopember 2008

Workshop ICMI “Pemberdayaan Pendidikan Nasional Melalui Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi”, di Hotel Millenium Sirih, Jakarta.

Nopember 2008

Workshop “Peran Agama dalam Membangun Kesejahteraan Bangsa”.di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Nopember 2008

Forum Kajian Strategis ICMI; “Revitalisasi Modal Sosial Bangsa”, di Wisma Antara, Jakarta.

12-14 Desember 2008

Silaknas ICMI 2008: “Demokrasi dan Kepemimpinan Nasional: Rekonstruksi Modal Sosial Dalam Membangun Martabat Bangsa” di Palembang.

September 2008

MEDIA ICMI

27


3 VWEX

DINAMIKA ICMI ORSAT KAIRO

ICMI Orsat Kairo dengan pengurus dan anggotanya 97% para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan program S1, S2 dan S3. Untuk Masa Bakti 2006-2008 Program dan kegiatan ICMI Orsat Kairo dikelompokkan beberapa departemen dengan beberapa bidang garapan beserta forum atau sanggarnya: 1. Departemen Keilmuan A. FTL (Forum Telaah Literatur); Menangani kajian di bidang literatur, terutama literatur klasik keilmuan Islam (Turats). Workshop Telaah Literatur (WTL) menghadirkan pakar senior dari Mahasiswa di Mesir mempresentasikan historiografi, metodologi, sistematika maupun terminologi terkait literatur keilmuan Islam seperti Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Kalam, Lughah, dan sebagainya. Alumni WTL membentuk kelompok FTL baru sebagai follow-up dan ajang aplikasi materi-materi WTL. Sejak 2004 hingga kini sudah terbentuk 3 generasi FTL yang aktif melakukan kajian. B. M A S I K A ( M a j e l i s Sinergi Kalam); Ajang kajian dan dialog pemikiran Islam (baik klasik maupun kontemporer). Tiap minggu atau sepuluh hari pada tiap masa aktif kegiatan, ang gotanya mengadakan diskusi dan kajian bertema klasik dalam disiplin ilmu kalam atau kajian pemikiran

28

September 2008

MEDIA ICMI

kontemporer. MASIKA juga mendatangkan pakar dari Dewan Pakar ICMI Kairo, maupun cendekiawan Mesir mendiskusikan permasalahan tertentu serta menerbitkan buku hasil-hasil diskusi untuk publik luas. C. CIMAS (Center for Information Middle East and Africa Studies); Bergerak di bidang kajian informasi sejarah, politik, sosial, budaya, ekonomi dan militer Timur Tengah dan Afrika. CIMAS juga menyelenggarakan kajian berkala mengulas sejarah sekaligus menyorot perkembangan terbaru tiap negara di kawasan itu,. Mereka juga melakukan temu

tokoh dengan para pakar yang kompeten di bidang Timur Tengah dan Afrika. CIMAS juga menerbitkan buku serta melakukan studi banding dengan pusat-pusat kajian di Mesir dan pihak-pihak terkait. D. PAKEIS (Pusat Kajuan Ekonomi Islam); Menyelenggarakan diskusi dan pelatihan intensif tentang ekonomi dan perbankan syari'ah. Selain mendatangkan pakar ekonomi Islam dari Indonesia, PAKEIS juga aktif mengirim para tentor senior nya ke propinsipropinsi daerah (Thanta, Zawaziq, dll) untuk memberikan pelatihan dasar di bidang ekonomi Islam. Saat

i n i PA K E I S s u d a h menerbitkan dua buku pengantar ekonomi Islam yang memuat materi Jasa dan Investasi Islam. 2. Forum BINACERMAT (Bina Cendekia dan Kepedulian Kader Umat); Mengkaji persoalanpersoalan keumatan kontemporer yang membutuhkan solusi riil dan positif, misalnya persoalan �Perbedaan Waktu Puasa dan Hari Raya� yang saat ini tengah digarapnya. 3. Departemen Wawasan & Potensi A. S a n g g a r A B D I K A (Aqidah, Ibadah, dan


3 VWEX

Etika); Wa h a n a d i B i d a n g Kerohanian Islam yang mengadakan diskusi berkaitan persoalanpersoalan spiritual dan keag amaan praktis.

ABDIKA juga menerbitkan buletin dan buku terkait tema tersebut. Tiap bulan atau sekali dalam dua bulan, ABDIKA mengadakan forum ”Dzikir”; evaluasi kerohanian sekaligus

pengantar rapat koordinasi Majelis Pengurus Satuan (MPS). Dalam momenmomen tertentu, ABDIKA juga mengadakan kegiatan pelatihan bersama tentor dari Indonesia.

B. SAMATHA (Sanggar Terjemah & Pustaka); Secara rutin mengadakan kegiatan penerjemahan dan tinjauan pustaka. Para peserta melatih keterampilan menerjemahkan dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia maupun sebaliknya secara b a i k . S A M AT H A j u g a menjalin kerjasama dengan beberapa penerbit di Indonesia dalam rangka penyaluran hasil kar ya. S A M A T H A j u g a mengadakan pelatihan intensif bagi para anggotanya yang masih baru. C. T i m N a s y i d ( B e s t Light); Tim Nasyid Islami dibentuk sekitar 4 tahun, sukses menerbitkan album perdananya, ”Cahaya Hidup” D. S a n g g a r K a l i g r a f i AFANIN; Secara intensif mengadakan latihan dan pembuatan karya untuk kemudian dipublikasikan di event-event penting di Mesir. Sanggar ini juga bergerak membantu para mahasiswa baru untuk bisa menulis huruf Arab dengan baik dan cepat sebagai salah satu modal dasar mereka dalam mengikuti kegiatan perkuliahan dan ujian kampus. 4. Departemen Media dan Komunikasi; menerbitkan Buletin Informatika yang berisi pemberitaan aktual seputar ICMI, dinamika Mahasiswa Indonesia di Mesir serta artikel keilmuan dan sosial dan Jurnal OASE; menyajikan khazanah pemikiran dan problematika keislaman dengan pendekatan ilmiah, terarah, dan berorientasi solusi. Sumber : Jurnal OASE Edisi VII April – September 2008.

September 2008

MEDIA ICMI

29


/I F MNEOER Politik Pangan Politik pangan masa Orde Baru di mana mikro politik pangan dikendalikan Soeharto antara lain urusanurusan ekonomi di luar pangan, lobi-lobi bisnis dan pangan. Namun kebijakan ekonomi makro berkaitan pertanian, sistem bunga dinaikkan ting gi hing ga pertanian tidak bisa berkembang. Sedang pangan berkembang terbatas dihasilkan swasembada saja. Menurut anggota DPR, Didik Rachbini, masalahnya ada di political market yang gamang dan bercampur serta transisi yang tidak tuntas. Politik pangan harus segera dituntaskan jika tidak ingin memberi mixed signal terhadap seluruh kebijakan di tanah air. Di birokrasi tidak ada kepemimpinan, contoh tidak ada yang mengambil politik energi atau politik infrastr uktur. “UU-nya sudah ada tapi politik pangannya kocar-kacir karena satu sektor pertanian hanya dikerjakan sendiri. Dulu Pak Harto didampingi Wiranto memanggil, semua kumpul jadi komando, jalan. Sekarang tidak ada mekanisme dalam birokrasi untuk politik pangan,� kata Didik. Di parlemen dalam peng ambilan keputusan akhirnya voting. Tapi komisikomisi tidak bisa menyelesaikan satu hal yang banyak mixed-nya. “Jadi saya pikir perlu ada kepemimpinan kebijakan yang kesadarannya ada di tangan orang atau kelompoknya. Pak Harto tidak mengerti ekonomi tapi ada kepemimpinan ekonomi mayoritas yang banyak ada di birokrasi. Maka seluruh proses politik ekonomi mainstream Indonesia waktu

30

September 2008

MEDIA ICMI

Kebijakan Pangan dan Energi

Dalam seminar Ketahanan Pangan dan Energi ICMI, selain mengupas pembentukan, pengembangan dan pembenahan dalam pola program pangan dan energi, digulirkan juga peran Negara yang perlu menyediakan porsi cukup bagi kebijakan-kebijakan yang otomatis terintegrasi di dalamnya, seperti pencegahan alihfungsi tanah dan tata niaga migas agar dinamika pelaksanaannya sesuai atuiran main yang berlaku, efektif serta jaminan kenyamanan bagi tiap elemen yang terlibat di dalamnya khususnya investor dengan jalinan kerjasama yang jelas

itu berjalan. Hasilnya ada pertumbuhan tapi ada kelemahan, tidak ada pembanding karena yang lain minoritas,� tutur Didik. Ke s i m p u l a n n y a p o l i t i k pangan saat ini kocar-kacir dan membicarakan apapun alternatifnya tidak ada single strategic conceousness. Di tingkat komisi dari 550 anggota DPR, sebanyak 50 bagi yang mengerti pangan diperas lagi

hanya 10% dengan berbagai pekerjaan. Jadi kurang fokus dan populer mengendalikan ide-ide untuk pangan. Kebijakan Pencegahan A l i h F u n g s i Ta n a h Pertanian Faktor penyebab alihfungsi dalam skala global dilihat dari polarisasi ketimpangan struktural di

Indonesia ini, menur ut Direktur Pentatagunaan Tanah BPN RI, Iwan Taruna, dibagi dalam dua kubu (kota dan desa). Sejak lama terjadi ketimpangan yang secara sistematis dilakukan karena kekuatan hegemoni. “Sejak lama berkaitan share keuntungan senantiasa lari ke kota. Kita lihat dari 1970 sampai 1996, pertumbuhan ekonomi nasional sangat


/I F MNEOER

Luluk Sumiarso (Dirjen Migas)

tinggi perkapita income 5,1% pertahun. Ini sangat tinggi tapi semua keuntungan ini atas subsidi dari wilayah pedesaan, di mana wilayah pedesaan harus menanggung cost tinggi untuk membangun wilayah perkotaan dalam bentuk misalnya pengurasan sumber daya pedesaan dan beban-beban eksternalitas, ketertutupan akses terhadap keputusan politik ekonomi perencanaan dan melemahnya akses terhadap aset kehidupan terutama tanah dan politik kebijakan pertanahan,” sebut lulusan S3 PIB jurusan Perencanaan Wilayah ini. Waktu itu sangat protektif khusus untuk tanaman pangan, meski berhasil mengangkat kita pada 1984 menjadi eksportir tapi itu hanya sekali. Itu pun dengan sumber daya yang besar-besaran kemudian tidak berkembang. “Ketimpangan ini menyebabkan sektor pertanian secara keseluruhan terus melemah. Peralihan ini memang normal terjadi tapi untuk kasus kita karena mekanisme institusional dari keputusan-keputusan politik menyebabkan tanah-tanah

pertanian menciut,” kata Iwan. Kedua, karena mekanisme pasar bebas dalam hal distorsi yang menyebabkan mekanisme pasar tidak utuh. Akibatnya petani menjadi pejuang yang tidak seimbang. “Alhamdulillah kita masih punya sawah lebih kurang 4,5% dari luas daratan meski sangat kecil, melihat tren perubahan tanah pertanian menjadi pemukiman, industri, dsb,” imbuhnya. Luas sawah Indonesia (2007) lebih kurang 8,6 juta ha atau 4,5% dari luas wilayah Indonesia. Sawah ini terdiri dari sawah Irigasi seluas 7.3Juta Ha dan sawah Non Irigasi seluas 1.3 Juta Ha. Pada tahun 1994 – 2004 luas sawah meng alami peningkatan seluas 602 ribu ha yang terjadi di Luar Pulau Jawa. Namun, dalam kurun sama terjadi penyusutan luas sawah di wilayah Pulau Jawa dan Bali seluas 36.798 ha atau sekitar 3.679 ha/tahun. Berdasarkan rencana tata ruang, seluas 5,5 juta Ha atau sekitar 64 % dari total luas sawah nasional berada dalam fungsi kawasan lahan basah atau direncanakan akan tetap

dipertahankan sebagai sawah. Sisanya, sekitar 3,1 juta ha sawah, direncanakan bagi pengembangan kegiatan bukan lahan basah. “Ada beberapa studi kami yang mengindikasikan per ubahan menjadi sawah itu karena faktor tanahnya datar, fasilitas infrastruktur yang baik dan yang paling bahaya, pendidikan masyarakat desa itu lemah sehingga gampang sekali dalam tanda kutip dikerjain spekulan. Penelitian kita juga menunjukkan spekulan itu umumnya bergerak saat musim haji. Pada Juli ini, saat mau melunasi haji, banyak sekali mereka bergerilya ke desadesa, sementara kita di sini sedang berdiskusi bagaimana mencegahnya,” ungkap Iwan. Data Direktorat Pentatagunaan Tanah BPN R I ( P T- B P N R I ) menunjukkan kira-kira 2-3 tahun lalu masih ada 42% sawah yang akan terkonversi karena sistem perencanaan tata ruang. Tapi setelah melalui negosiasi, angka ini bisa turun. Pemerintah sudah banyak merubah struktur tata ruangnya sehingga tidak lagi mengorbankan tanah sawah. Ini adalah ide yang diusung perancangan undang-undang mengenai lahan pertanian pangan abadi. “Waktu itu kami ditanyakan, apakah kita punya hak melarang petani merubah tanah sawahnya. Saya katakan ini tergantung, andaikata pemerintah yang membuat sawahnya melakukan studi, mengembangkannya, memperkuat modal lalu memberi hak-hak atas tanah, wajar kalau pemerintah melarang konversi sawah. Tapi terhadap sawah-sawah yang ada di pedesaan

sekarang, memang hampir tidak ada upaya kita yang konkrit membantu mereka dan tiba-tiba kita sekarang melarang mereka merubahnya,” tukas Iwan prihatin. Jadi apakah sudah ada kebijakan-kebijakan larangan alih sawah ini? Menurut Iwan sangat banyak, sebanyak itu juga terjadi alih fungsi sawah. Yang dilakukan Direktorat PT-BPN RI saat ini mencoba melakukan restrukturisasi penguasaan dan penggunaan tanah yang lebih adil secara langsung ke pedesaan. Ini merupakan program Refor ma Ag raria. Lalu diupayakan penguatan hakhak atas tanah. “Yang terpenting setelah masyarakat dapat tanah, kita harus berupaya supaya mereka tidak menjual tanah karena berapa kali kita dapat pelajaran, begitu masyarakat dapat sertifikat maka harga tanahnya menjadi lebih tinggi dan dia lebih gampang menjual,” tutur Iwan. Meng enai ketahanan pangan dalam konteks global, upaya mengurangi ketimpangan antara kota dan desa, perlu dibenahi sistem pembangunan kita dengan ikut memperhatikan wilayah pedesaan, mengangkat pembangunan yang tidak melulu di wilayah perkotaan. Diversifikasi ekonomi pedesaan kita adalah pilihannya dengan membuka akses masyarakat terhadap t a n a h t e r u t a m a pengembangan modal, investasi, barang, dan jasa. Kemudian mendorong investasi yang human capital dan social capital ser ta teknologi wilayah pedesaan. “Inilah yang sekarang dicoba inisiasi Badan Pertanahan Nasional melalui gerakan refor ma agraria. Jangka

September 2008

MEDIA ICMI

31


/I F MNEOER pendeknya tentu saja kita berupaya membujuk rakyat supaya tidak melulu makan nasi. Lalu mari kita berpikir, beras itu substitusinya sangat k e c i l . Wa l a u h a r g a n y a dinaikan berkali-kali lipat, masyarakat pasti beli dan tiap kenaikan beras secara langsung menur unkan ekonomi kita. Tidak apa kita berpijak pada subsidi. Tapi rasanya kurang elok sebagai bangsa berdaulat pada beras impor,” kata Iwan. Selain itu, pemerintah propinsi dan daerah dalam menyusun tata ruang juga perlu memperhatikan keberadaan sawah, optimalisasi pemanfaatan tanah terlantar serta re-orientasi penataan ruang kawasan yang merupakan alternatifalternatif strategis dalam penyediaan tanah untuk pertanian. Kebijakan Migas Industri migas Indonesia sudah berlangsung lebih dari 10 tahun Kontribusi migas pada penerimaan negara sekitar 70% (1980) dan 30% (2007). Pada awal pembangunan orde baru hingga 70 % pendapatan migas dipakai membiayai pembangunan. Dalam peraturan perundangundangan migas dulu ada namanya sistem kontrak karya dan bagi hasil yang memberi keleluasaan. Soal nasionalisasi, dalam UU migas pada dasarnya semua yang ada di industri migas milik pemerintah mulai dari alat sampai minyaknya milik pemerintah hingga dihasilkan dan dibagi. Jadi by definition sudah dimiliki nasional, karena yang punya itu pemerintah lewat British Petroleum (BP) Migas teken

32

September 2008

MEDIA ICMI

kontrak dengan para kontraktor. Krisis moneter 1997 diikuti gejolak politik mengakibatkan turunnya investasi termasuk di sektor migas hingga 2001. Untuk menghasilkan migas melalui proses panjang kira-kira 7-10 tahun mulai dari menawarkan wilayah ker ja, kegiatan e k s p l o r a s i m e n e mu k a n hingga memanen hasilnya. Di UU migas ada pemisahan antara pembuat kebijakan, pelaksana dan operatornya. Pemerintah kembali menjadi pemegang kuasa per tambang an. Peranan energi dalam perekonomian Indonesia dulu memang di penerimaan negara saja kemudian menjadi sumber energi dan bahan baku dalam negeri. Jadi kalau pendekatan masa lalu memaksimalkan penerimaan negara, saat ini pro poor, pro job dan pro growth. Menur ut Dir jen Mig as Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, Luluk Sumiarso, untuk mengelola migas secara makro diperlukan politik energi. Mestinya di migas juga ada politik migas apakah mau dilepas ke pasar atau diisolasi jadi suatu kebijakan. Uang penjualan migas masuk semua ke kas negara, nanti pembelanjaannya termasuk subsidi keluar dari kas negara lewat APBN. Perlu dilihat bagaimana supaya tidak kaku terhadap perubahan harga minyak. Diharapkan juga ada rumusan sistem anggaran yang tidak tergantung mutlak pada harga minyak. Ada pemikiran untuk dirapatkan dengan komisi VII. Di APBN itu parameternya tidak harga dan volume minyak yang dijual saja, tapi juga gas dan batubara. Portofolio energi pun lebih mungkin stabil

dibanding anggaran mengandalkan satu parameter saja. Kebijakan ini kalau tidak dibuat suatu regulatory product, apakah itu peraturan pemerintah, perpres maupun peraturan menteri yang diamanatkan perpres, ia mengambang (hanging), tidak implementabel dan binding; sudah kebijakan tapi hasil nyatanya belum kelihatan. Penetapan harga bahan bakar nabati masih sebatas kebijakan, mestinya regulasinya muncul untuk melihat perbedaannya. Begitu bahan bakar nabati masuk, dia tunduk pada aturan-aturan subsidi. Jadi walau tidak disejajarkan, tapi masuk pada anggota bahan bakar. Begitu masuk di situ harus jelas pola cost dan fee-nya, biaya pokok dan penyediaannya. “Seperti BBM sebelum tahun 2000 pakai cost and free. Petamina disuruh mengolah minyak bagian pemerintah dan minyak kekurangannya dibeli. Itu namanya biaya pokok penyediaan BBM. Kalau nanti harga jualnya dipatok pemerintah lebih rendah dari harg a biayanya berar ti pemerintah mensubsidi. Kalau suatu saat harganya turun dan harga yang dipatok pemerintah lebih tinggi; ada namanya laba bersih minyak. Itu masuk dalam penerimaan negara, kalau tekor masuk dalam subsidi BBM,” beber Luluk. Sedang bagaimana kalau pangan dan energi bentrok terus harganya naik? Siapa yang akan mensubsidi? “Aturan inilah yang sekarang sedang kita garap. Kami merevisi PerMen tentang bahan bakar nabati yang dulu hanya perijinannya saja. Nanti diupayakan terhooked- up dengan sistem bahan bakar

lain. Soal jaminan pasokan, tentu kita harus melakukan eksplorasi sumberdaya alam,” sebut Luluk. Kemudian dari segi harga tentunya ini ditentukan politik energi tanah air. apakah mau lepas semuanya ke pasar atau negara tetap berperan membatasi. Potensi energi kita cukup besar. Cadangan minyak bumi 8,4 miliar barel. Produksinya 340, 8 juta barel per tahun. perkiraan cukup untuk 24 thn lagi. Cadangan Gas cukup untuk 59 thn lagi, batu bara hing ga 93 tahun lagi. Kandungan gas metan batubara; gas yang ada di bawah cadangan batubara juga cukup besar. Hampir tigakali dari gas. Masalahnya pada tataran implementasi, ada kesan kita kekurangan gas, listrik, minyak, dsb. Potensi renewable energy kita juga banyak sekali mulai dari panas bumi, tenaga air, angin, sur ya, dsb. Mengenai kebijakan energi dibuat beberapa sasaran antara lain harus mengurangi porsi minyak bumi yang dioptimalkan Pasal 33 UUD 45 berbunyi bumi, air dan yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Maka ada hal yang tak kalah penting yaitu bagaimana ICMI bersama perusahaan migas nasional bisa mengambil peran. “Sekarang UU tidak membedakan antara pemain asing dan nasional meski kepemilikan tetap pemerintah. Jadi har us ditingkatkan baik di hilir m a u p u n p e nu n j a n g n y a . Jangan sampai kita hanya jadi sleeping partner saja,” saran Luluk.


Ekonomi Syariah

Tiga Kriteria Transaksi Barang

Allah SWT menciptakan dua logam yaitu emas dan perak sebagai ukuran nilai bagi semua akumulasi modal. Emas dan perak adalah suatu yang dianggap penduduk bumi sebagai kekayaan dan harta berdasarkan preferensi mereka. Walau dalam kondisi tertentu terdapat hal-hal lain juga yang dicari, tetap hanya tujuan akhirnya mendapatkan emas dan perak. Semua komoditi tergantung pada fluktuasi pasar, sedangkan emas dan perak dikecualikan dari fluktuasi pasar. Keduanya merupakan basis bagi keuntungan, kekayaan dan perbendaharaan. (Ibnu Khaldun). Saat ini Pemerintah Indonesia menahan laju inflasi tahunan (Agustus 2007- 2008) yang menurut BPS mencapai 11,85 % yang berpengaruh melonjaknya harga-harga pada Ramadhan, Idul Fitri, Natal dan tahun baru yang juga menambah beban dunia usaha terutama pada sektor mikro karena tingginya harga-harga bahan baku dan lemahnya birokrasi penguatan modal bagi UKM. Untuk memandu penurunan ekspektasi tingginya laju inflasi maka otomatis suku bunga Bank Indonesia harus dinaikkan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang saat ini mencapai 9.25% basis poin, sebelumnya 9.0% (Suara Karya 04/09/08). H a l i n i j e l a s menguntungkan sepihak bagi kalangan investor asing, perbankan dan pengusahapengusaha besar yang meng endapkan dananya untuk mendapatkan bunga Bank Indonesia. Contoh, perbankan yang sertifikat depositonya saat ini ± 7% pertahun akan ada selisih 2,5% dari pengendapan dana tersebut. Walhasil, dampak uang yang diendapkan tidak beredar di masyarakat pada sektor usaha mikro kecil menengah dan kemiskinan di Indonesia makin meluas saja. Untuk menjaga stabilitas perekonomian, pemerintah

seyogyanya punya cadangan besar emas untuk menghadapi krisis global dan APBN tahunan, karena emas merupakan logam mulia dengan nilai estetis tinggi, stabil, liquid dan aman secara riil. Sedang uang kertas nilainya berubah setiap waktu (Time Value of Money). Alwin Syah Loebis CEO PT. Antam Tbk mengatakan, persediaan emas pada PT. Antam Tbk sebanyak 75 ton per tahun. Jadi untuk menghadapi krisis global Bank Indonesia harus meningkatkan cadang an emasnya. Investasi Emas Dalam salah satu diskusi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES): “Investasi Syariah untuk Memperkuat Perekonomian Indonesia”, Agustus lalu, Ketua MES, Adiwarman Karim mengatakan, kalau ingin berinvestasi emas harus berhati-hati, karena Rasulullah SAW bersabda; emas di tukar emas, perak ditukar perak, korma ditukar dengan kor ma, gandum ditukar dengan gandum, te pung ditukar deng an tepung, garam ditukar dengan garam yaitu pertukaran 6 jenis barang tersebut yang tidak boleh terjadi kericuhan di dalamnya. Rasulullah SAW memberi batasan lebih jelas

jenis barang tersebut harus memenuhi 3 kriteria. Kualitasnya sama (mislan bimislin), kuantitasnya sama (sawaan bissawain) dan waktunya sama atau tunai (biyadan biyadin). “Kalau tidak memenuhi kriteria ini, maka pertukaran itu oleh ulama fiqih disebut suatu pertukaran barang sejenis dalam kasat mata yang mengambil keuntungan di dalamnya dikategorikan Riba Fadhol,” jelasnya. Jadi kalau ingin berbisnis emas ada ramburambu yang tidak boleh dilanggar, misalnya tidak bisa menjual emas dengan akad murabahah yang tidak dibayar tunai karena bertentangan deng an biyadan biyadin. Ulama-ulama kontemporer seperti Wahbah Al-Zuhaily, melarang jual-beli emas yang tidak dibayar tunai.

Lebih lanjut kata Adiwarman, ulama-ulama di Timur Tengah ada yang belum membolehkan jual beli emas yang tidak dibayar tunai karena mereka masih menganggap emas sebagai alat tukar. “Itu sebabnya produk komoditi perubahan yang banyak diterapkan di luar negeri salah satunya nikel bukan emas atau perak,” imbuhnya. Salah satu hadits menceritakan, Bilal bin Rabah membawa satu sak kurma kualitas A, mau ditukar kualitas B sebanyak dua sak di pasar. Kata Rasulullah jual dulu kur ma kualitas A dapatkan dinar setelah itu baru beli kurma kualitas B. Hadits tersebut menjadi dalil bahwa uang sebagai alat tukar itu wajib adanya. Husnul Yakin (Aktivis Laznas BMT ICMI). September 2008

MEDIA ICMI

33


Program

Program ICMI Ketahanan Pangan dan Energi

Pada September 2007 (Bulan Puasa) dengan dukungan Biaya Pemda Jawa Barat dan Dana Program ICMI diadakan pelatihan Pe n i n g k a t a n C a p a s i t a s Pendamping deng an methode MHMMD (Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan) bertempat di LAPAN. Hasil pelatihan tersebut telah menghasilkan 3 kelompok kerja, yaitu Kelompok Budi Daya, Kelompok BMT dan Kelompok Pabrik. Pada Oktober 2007 diadakan pelatihan managemen lembaga keuangan mikro (baitul mal wat tamwil)

34

September 2008

MEDIA ICMI

dengan dana dari Pemda Jawa Barat dan ICMI, sedangkan untuk dukungan akomodasi dan konsumsi dari PTPN V I I I . Pa d a t a n g g a l 1 Desember 2007, telah dilakukan pembagian wilayah kerja tiap BMT. a. BMT Agrocendekia Al Hikmah (Kec. Pakenjeng dan Kec Pamulihan) b. BMT Agrocendekia Darul Fatichin (Kec. Aringin dan Kec Mekarmukti) c. BMT Agrocendekia Darut Taqwa (Kec. Cikelet, Kec. Cisompet, dan Kec Cihurip) d. BMT Agrocendekia Al Kautsar (Kec. Pameumpeuk, Kec Cibalong).

e. B M T A c r o c e n d e k i a Muflihun (Kec Cikajang, Kec. Singajaya, Kec, Banjarwangi, dan Kec Peundeuy). f. BMT Agocendekia PER ( Fo k u s p a d a b u d i d a y a Konvensional) Telah pula diadakan kunjungan dan pelatihan manajemen keuangan kepada pengurus BMT oleh Per modalan Nasional Madani (PNM) bertempat di Darut Tauhid Bandung. Bio ethanol Transportasi dan industri membutuhkan bio-ethanol dengan kadar 99.5% octane sebagai additive untuk bahan

bakar Pertamax. Untuk program E-10 atau 10% bioethanol sebagai pencampur, Pertamina membutuhkan bio-ethanol 2,000 juta (2 milyar liter) per tahun. Untuk kebutuhan rumah tangga, penganti minyak tanah, yang makin mahal dan sering tak tersedia. Jika diasumsikan 10 juta rumah tangga memakai kompor bio-ethanol dengan kebutuhan 120 liter per tahun maka diperlukan 1,2 milyar liter bio-ethanol. Selain pangsa pasar yang besar tersebut, proses pembuatan bio-ethanol sangat mudah, rakyat desa yang biasa membuat tape dan membuat kue singkong bisa dilatih untuk menjalankan pabrik mini di desa masing-masing. ICMI berdasarkan masukan dari Bapak Ir. Nafi dan membahas deng an berbagai pihak (a.l. Tim PT Tiara Energy, Tim PT Berlian Energy, Tim PTPN VIII, dll) merencanakan untuk bersinergi posititf dengan berbagai pihak yang kini aktif menangani bio-ethanol di Indonesia. Berikut perkembangannya : 1. Untuk Anggaran BUDI DAYA bersama PNM, ICMI, Koperasi AKSI, PT Sri Rezeki Fertilizer (PT SRF) dan Pengurus BMT dan Koperasi telah melakukan perhitungan Anggaran Biaya Budidaya. Dengan sistem lubang dan menggunakan bibit mukibat, produksi per ha dapat mencapai 120 ton/ha. Untuk perhitungan konservatif dihitung dengan minimal produksi 80 ton/ha sebagai berikut : i. Biaya budidaya per Ha = Rp. 16.000.000.ii. Proyeksi pendapatan per Ha = Rp. 28.000.000.iii. Proyeksi pendapatan


Program

b e r s i h p e r H a = R p. 12.000.000.Hasil uji-coba jenis Mukibat oleh PT PN V telah dipanen Panen pada tanggal 24 Nopember 2007 yang lalu, menghasilkan ubi kayu sebanyak 80 ton per hektar. Di Batang, Jawa Tengah, jenis ubi kayu yang sama oleh Koperasi Agro Kencana telah ditanam dengan penanaman sistem lubang (dalam skala uji coba) dapat menghasilkan ubi kayu sebanyak 150 ton per Ha. 2. Dengan dukungan biaya investasi awal langsung dari Ketua Dewan Kehormataan ICMI, Bapak Prof. Dr-Ing B.J. Habibie, melalui dari Yayasan ICMI, pada Januari 2008 telah dilakukan penanaman ubi kayu seluas 26 ha, di S ay a n g H e u l a n g , D e s a Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk seluas 11 Ha, Kampung Kawung, Kecamatan Bungbulang 10Ha dan di Kampung Tegalayang, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet 5 Ha. 3. Membangun pabrik bioethanol untuk memenuhi kebutuhan energi pedesaan skala 200 liter, 1000 liter, dan 3000 liter perhari. Prototype masing-masing mulai dikerjakan pada Juli 2008,

agar ubi kayu (Cassava) petani yang sudah siap mulai panen bulan Agustus bisa mulai diproses, sekaligus agar bisa diresmikan Presiden IDB dan presiden SBY pada bulan November 2008. 4. Peresmian yang diusulkan adalah dalam bentuk �PROGRAM KEMANDIRIAN ENERGI DENGAN 1000 PABRIK BIO-ETHANOL SKALA 1000 LITER PER HARI.� Insya Allah 1000 titik pabrik bio-ethanol mini dengan kapasitas 1000 liter perhari bisa menghasilkan 1 juta liter bio-ethanol per hari (300 Juta liter per tahun). 5. T i a p p a b r i k b i s a mengentaskan 150 orang. Memerlukan areal tanaman cassava 30 Ha, dengan modal kebutuhan investasi Rp. 1.5 milyar. Jadi, untuk 1000 pabrik menyebar di desa Indonesia akan membantu 150.000 Keluarga petani; 30.000 ha lahan dan memerlukan investasi sebesar R P. 1 , 5 tri l l i u n . H a s i l penjualan 300.000.000 x Rp. 7000 /liter = Rp. 2.100. 000. 000. 000. Catatan: kebutuhan dana sebenarnya hanya sekitar 10% dari dana yang dibagi dalam program Bantuan Langsung

Tunai (BLT). 6. M e n y u s u n r e n c a n a pembangunan pabrik skala besar (model E-N3 kerjasama Korea dengan Pemda Sulsel dan Takalar). Kapasitas Pabrik 60.000 kl (60 Juta liter/ per tahun) Tepung pengganti terigu Untuk INDUSTRI PENGOLAHAN ubi kayu, secara terpadu dirancang tiga teknologi pengolahan dengan skala dan jenis produk yang berbeda: i. I n d u s t r i M O C A L (Modified Cassava Flour) tepung pengganti terigu, dengan kapasitas pabrik 50 ton tepung (250 ton bahan baku) per bulan. Dengan kebutuhan lahan untuk penanaman bahan baku ubi kayu antara 30 - 50 ha per pabrik. ii. I n d u s t r i B E O ETHANOL MINI dengan kapasitas 1000 liter per hari (25.000 liter) per bulan, dengan kebutuhan lahan untuk penanaman bahan baku ubi kayu 30 – 50 ha. Dibutuhkan anggaran p en d i ri a n Pa b ri k d a n budidaya kebun. iii. I n d u s t r i T E P U N G TAPIOKA dengan kapasitas 50 ton per hari, dengan luas

areal penanam 1000 ha. Dibutuhan pabrik tapioka, modal kerja dan bahan baku. Sejalan program tersebut, animo masyarakat menanam ubi kayu (Cassava) meningkat. Bahkan sekitar lk. 5000 ha tanaman rakyat (pola tanam biasa) sudah siap panen mulai bulan Juli 2008. Untuk itu dibutuhkan dukungan pihak Pemda Jawa Barat khususnya pengadaan pabrik MOCAL dan/atau pabrik BIOETHANOL mini dalam waktu dekat agar pabrik mini tersebut bisa mengolah hasil panen petani. Langkah ini menjadi penting untuk mendapatkan keparcayaan petani untuk bisa terus mendukung program Pengembangan Ubi Kayu terpadu di Kabupaten Garut sang at kami butuhkan. Dukungan itu insya Allah akan menjadi salah satu kunci kesuksesan program Ketahanan Pang an dan Energi nasional sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan lk 10.000 petani di Garut Selatan. Diharapkan juga bisa menjadi model Program Ketahanan Pangan dan Energi di daerah lain Indonesia, khususnya Jawa Barat. Demi suksesnya program model rintisan tersebut diharapkan dukungan PERTAMINA, Pemda Jawa Barat khususnya untuk industri MOCAL dan BIOETHANOL Mini. Sedang u n t u k P a b r i k Te p u n g Tapioka, secara khusus dalam proses pengusulan ke pihak PERTAMINA dan PERBANKAN melalui PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT. Sri Rejeki Fertilizer.

September 2008

MEDIA ICMI

35


&EXSQ

Meminang Kelompok Perempuan dan Janda Pengrajin Tikar Aceh B A N K

LAZNAS BMT

LAZNA S BMT

MEGA SYARIAH Untuk Kita Semua

Sejak awal 2008, LAZNAS BMT makin dalam masuk ke desa-desa terjauh di Propinsi Aceh. Menginisiasi pendirian BMT berbasis gampong, memperkuat kelompok-kelompok masyarakat marginal dan terpinggirkan yang telah berlangsung sejak bertahuntahun. Kali ini, kelompok yang menjadi sasaran pemberdayaan adalah kaum perempuan dan jandajanda korban konflik Aceh. Kaum perempuan dan janda-janda di desa Seunong, kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya, Aceh merupakan sasaran pemberdayaan berkelanjutan LAZNAS BMT. “Ini sebagai tahap awal dan inisiasi model pemberdayaan ekonomi keluarga kaum perempuan Aceh yang khas Aceh”, papar Baihaqi Abdul Madjid, Direktur LAZNAS BMT ICMI. Pemilihan sasaran pemberdayaan dipertimbangkannya karena desadesa terpencil di Aceh merupakan kawasan-kawasan yang pernah porak-poranda karena konflik bersenjata selama berpuluh-puluh

36

September 2008

MEDIA ICMI

tahun. Desa lokasi pilot proyek LAZNAS BMT ini sangat terpencil, berada dikaki bukit barisan kawasan Pidie Jaya, dihuni kurang lebih 1000 kepala keluarga ini nyaris tidak tersentuh oleh pembangunan yang digerakkan oleh pemerintah setempat. Mata pencarian penduduknya rata-rata bertani dan berladang, serta ada juga yang menjadi guru, pedagang dan berbagai usaha lainnya. Sebelum konflik, desa ini pernah menjadi sentra produk tikar pandan yang diusahakan kaum perempuannya yang diusahakan sebagai usaha sampingan. Karena seharihari usai membantu suami

bertani di sawah, kebun dan ladang, kaum perempuan Aceh di kampung ini mengerjakan kegiatan anyaman tikar sambil mengurus ritme kehidupan rumah tangga. “ Wa k t u s e n g g a n g biasanya dimanfaatkan untuk mengayam tikar pandan yang hasilnya berupa tikar duduk, tikar sembahyang (sajadah), tikar ruang tamu dan berbagai produk lain yang berbahan baku tikar”, ungkap Baihaqi yang terpikat dengan tikar produk Aceh. Sebenarnya, jika dilihat dari sejarah, kaum perempuan Aceh sejak dulu telah menjadi mitra kaum lelaki dalam meletakkan dan membangun

perabadan bangsa Aceh hingga mencapai titik zaman kegemilangan Islam di abad XV-XVI. Ternyata, peran kaum perempuan Aceh tak bergeser di zaman sesudahnya. Mereka selalu tampil menjadi penyeimbang kegagahperkasaan kaum lelakinya di medan perjuangan. Sekarang pun, pasca konflik, kaum perempuan Aceh terutama yang hidup di pedesaanpedesaan merupakan kelompok yang sangat cepat b e r g e r a k d a l a m m e n i n g k a t k a n ke g i a t a n ekonomi keluarga. Kaum perempuan Aceh pedesaan umumnya telah terbiasa melakukan peker jaan-


&EXSQ

pekerjan bertani, berkebun dan kegiatan produktif lainnya seperti mengayam t i k a r, m e m b u a t u s a h a makanan, berdagang dan beternak untuk membantu para suaminya dalam mencari nafkah dan tambahan keuangan keluarga. Untuk menghidupkan kegiatan ekonomi rumah tangga inilah, LAZNAS BMT memotivasi dan menjadikan kaum perempuan yang umumnya janda korban konflik di desa Seunong pada awal 2008, berusaha bangkit menggerakkan kelompok pengrajin tikar pandan yang pernah menjadi usaha penyokong ekonomi keluarga mereka masa lalu. Model ini diimplementasi deng an melibatkan BMT Naggroe Seujahtra, yang sebelumnya telah didirikan LAZNAS BMT bersama tokoh masyarakat, ulama, kaum cendekiawan di kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya.

Baihaqi lebih lanjut menjelaskan kepada Media ICMI, dalam menggerakkan kaum perempuan pengrajin tikar ini, pihaknya bersama Bank Mega Syariah dan BMT Nanggro Seujahtra binaanya telah melatih 15 orang anggota kelompok yang disebut kelompok perintis pada 4 Januari 2008 lalu. Pada awal Maret 2008 lalu, LAZNAS BMT melalui BMT Nanggroe Seujahtra memberikan pinjaman qardhul hasan kepada kelompok pertama sebesar Rp2.000.000,- sampai Rp.5.000.000,- yang

dikembalikan dalam waktu 6 bulan. Atau per orangnya Rp200.000,- sampai Rp500.000,- sesuai kebutuhan untuk membeli bahan baku pandan dan pewarna tikar. “Kami sedang ujicoba kelompok perintis dalam 6 bulan ini, Insha Allah tahun ini kami targetkan dapat kami berdayakan 10 kelompok berikutnya atau paling kurang 100 orang. Artinya kami butuh bantuan dana sekitar Rp50.000.000,- lagi untuk dapat kami berdayakan perempuan dan janda korban konflik di setiap desa di

kecamatan Meurah Dua. “Sekarang banyak ibu-ibu yang antri dan mengajukan kelompoknya untuk mendapatkan pinjaman, tapi sayang, dananya kami yang terkumpul masih kecil”, ungkapnya. Pola pembinaan dan pendampingan LAZNAS BMT ddengan menjadikan BMT Nanggroe Seujahtra sebagai pihak yang day to day memonitoring dan mengevaluasi perkembangan kelompok. “Alhamdulillah, selama 3 bulan berjalan, ratarata per orang telah menghasilkan 2 lembar tikar ukuran 1 meter x 2 meter yang biasa dipakai untuk duduk di bale-bale rumah Aceh”, lapor Tgk. Mastur Abdullah, Manajer BMT Nanggroe Seujahtra yang ditunjuk sebagai pendamping kelompok. Selanjutnya, untuk mempercepat tumbuhnya kemandirian ekonomi kaum perempuan, utamanya jandajanda korban konflik perang yang mendiami kampungkampung di Aceh yang telah bergabung dalam kelompokkelompok pengrajin perempuan, sekali lagi peran aghniya dan para dermawan sangat dibutuhkan dengan memberikan akses finansial sebagai amal jariyah demi mendukung kegiatan positif kaum perempuan miskin pedesaan ini.

Profil Kelompok Perempuan PengrajinTikar Pandan Aceh

Kelembagaan dan Pembinaan Nama Kelompok : PengrajinTika Sikee Makmu Beusaree Lembaga Pembina : LAZNAS BMT ICMI Lembaga Pendamping : BMT Nanggroe Seujahtra, Meurah Dua, Pidie Jaya. Alamat : Gampong Seunong, Meurah Dua, Pidie Jaya, Aceh Telp/Fax. 0852-60360237 E-mail : tikasikee@yahoo.com Rek. Bank Mega Syariah, Kantor Pusat, An. Laznas BMT No : 1000006806 Kontak Person :Tgk. Mastur Abdullah

September 2008

MEDIA ICMI

37


Batom MASIKA ICMI Orwil Bogor Pada Mei lalu bertempat di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, diselenggarakan Lokakarya Daerah dengan tema “Pelestarian Bahasa dan Kesenian Daerah Sunda di Kota dan Kabupaten Bogor Sejak Pendidikan Usia Dini”. Menurut Suherlan, Sekum Masika ICMI Orwil Bogor, kegiatan ini diadakan berangkat dari keprihatinan mulai hilangnya penggunaan bahasa Ibu dalam percakapan sehari-hari, dan hilangnya khasanah kesenian Daerah Sunda di kalangan generasi muda. Seiring boomingnya program-program TV semacam Idol dan sangat minimnya tayangan bertema kebudayaan lokal, makin memperparah tingkat laju kematian bahasa dan kesenian lokal. Lokakarya Daerah ini bertujuan mencari formula bagi para pendidik dalam rangka memperkenalkan kembali bahasa dan kesenian lokal pada anak-anak usia dini. Hal ini diperkuat Mela Susanti, Ketua IGRA PC 9 dalam sambutannya ketika pembukaan Lokakarya Daerah tersebut. Lokakarya Daerah itu mengundang para perwakilan kepala-kepala TK/RA se Kota dan Kabupaten Bogor, guru-guru, praktisi pendidikan, pengelola lembaga pendidikan, pakar pendidikan, budayawan, dan p e m a n g k u ke p e n t i n g a n lainnya guna mencari rumusan formula epektif bagi upaya pelestarian bahasa dan

38

September 2008

MEDIA ICMI

Upaya Menyelamatkan Warisan Bangsa

Andrew Dalby, dalam bukunya “How Language Loss Threatens Our

Future”, mengungkapkan dalam tempo seabad mendatang saja separuh dari 6.000 bahasa yang kini hidup di dunia akan punah. Ini berarti rata-rata tiap 30 bahasa menemui ajalnya. Sekarang saja setiap dua minggu satu bahasa mati tanpa kuburan (Kompas, 20/11/2002). Berdasarkan penelitian Pusat Bahasa Depdiknas RI, Laju Kematian bahasa Daerah di Indonesia sangat tinggi. Sebagai gambaran, bahasa daerah yang laju kematiannya paling tinggi adalah Bahasa Batak 9,8%, disusul Bahasa Bugis 8,8%, Bahasa Minang 7,6%, Bahasa Jawa 4,1% dan Bahasa Sunda 3,9%. Sehingga tidaklah mengherankan, dengan Laju Kematian sebesar itu, di Indonesia yang pada tahun 2000 memiliki 736 bahasa diperkirakan tahun 2099 tinggal 74 bahasa saja.


Batom

kesenian daerah Sunda di Kota dan Kabupaten Bogor. Hadir pada Lokakarya tersebut, Drs. H. Rachmat Yasin, MM. Ketua DPRD Kabupaten Bogor sekaligus sebagai Keynote Speaker. Sebagai pembicara, Drs. Syahrudin Darwis, M,Si. (Pendidik), Anis Djatisunda (Budayawan Jawa Barat), Drs. H. Iyod Sasmita (Ketua Dewan Pendidikan Kota B o g o r ) , D r s. D a d a n g Suntana, MM. (Sekretaris Dewan pendidikan Kabupaten Bogor), Dra. Hj. Emy Rusmianah, M.Pd. (Ka UPTD Seni dan Budaya Disdiknas Kabupaten Bogor), Drs. H. Machmud Syam (Kasie Mapendais Kandepag Kabupaten Bogor), Dra, Hj. Nurjanah Rais (Ketua PD IGRA Kabupaten Bogor), Elly Alyati, SE. (Ketua IGTKIPGRI Kota Bogor) dan A. Mikami Sumawijaya (Pimpinan Adat Kampung Budaya Sindangbarang).

Masika ICMI Orwil Bogor bekerja sama dengan Ikatan Gur u Raudhatul Athfal (IGRA) PC 9 Kabupaten Bogor dan LANSKIP mengadakan survei yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dari populasi masyarakat Bogor yang bersuku Sunda dan masih menggunakan bahasa Sunda, seberapa besar masyarakat Bogor masih mengenal jenis-

jenis kesenian Daerah Sunda serta usaha orang tua dalam memperkenalkan bahasa dan kesenian Sunda. Populasi survei ini seluruh warga Kota dan Kabupaten Bogor berusia di atas 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika sur vei dilakukan. Jumlah sampel sebanyak 660 orang dengan metode multistage random sampling, dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/3% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari 11 kecamatan dari seluruh Kota dan Kabupaten Bogor yang terdistribusi secara proporsional, antara daerah perkotaan dan pedesaan. Dalam survei tersebut ditemukan hanya 20% saja, masyarakat Kota dan Kabupaten Bogor yang masih menggunakan bahasa Ibu (Sunda) dalam percakapan sehari-hari. Begitu juga untuk kesenian Sunda, ditemukan banyak jenis kesenian Sunda

yang tidak mengenalnya, apalagi untuk menonton dan menyaksikan sebagai sebuah seni pertunjukkan atau dalam kehidupan sehari-hari. Hanya upacara adat dan wayang goleklah yang sering ditonton dan saksikan masyarakat Bogor lebih dari 50% (63% dan 56%). Upaya yang dilakukan orang tua untuk memperkenalkan kesenian Sunda masih tinggi; sebesar 63%. Namun dilihat dari kualitasnya belum menunjukkan kesungguhannya. Jika hasil penelitian Pusat Bahasa Depdiknas RI bahwa Laju Kematian Bahasa Sunda adalah 3,9%, diperkirakan sekitar tahun 2084 Bahasa Sunda akan sulit ditemukan dalam percakapan keluarga Sunda di Warga Bogor. Tentu hal ini sangat memprihatinkan, harus ada strategi menekan laju kematian penggunaan bahasa daerah Sunda di Kota dan Kabupaten Bogor ini.

Sur vei Bahasa dan Kesenian Lokal Lokakarya tersebut kian relevan dengan beberapa hasil penelitian yang cenderung tinggi laju kematian bahasa daerah di seluruh nusantara.

September 2008

MEDIA ICMI

39


Batom ALISA Khadijah

Asosiasi Muslimah Pengusaha se-Indonesia

Wahana Muslimah Pengusaha Oleh : Nurwahidah, Humas ALISA Khadijah

Mengembangkan bakat alamiah manusia dalam kewirausahaan adalah sarana ampuh bagi pembangunan e k o n o m i . Pe r u s a h a a n per usahaan kecil dan menengah menyerap banyak sekali tenaga kerja dikebanyakan Negara, baik yang maju maupun yang belum. Mendukung dunia usaha dengan asosiasi bisnis dapat memperkuat reformasi penyesuaian struktural yang merupakan bagian dari arus desentralisasi yang sedang berlangsung di seluruh dunia, yang dilandasi kepercayaan bahwa pengembangan perusahaan swasta mer upakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Assosiasi Muslimah Pengusaha se-Indonesia (ALISA Khadijah – ICMI yang berdiri sejak 11 Maret 1997 oleh Depar temen

40

September 2008

MEDIA ICMI

Peng embang an Peranan Wanita (DPPW) ICMI Pusat, dengan tujuan pendiriaannya menjadikan Muslimah Pengusaha yang Islami dan profesional dalam meningkatkan potensi ummat, turut ambil bagian dalam menghadapi kondisi bangsa yang kian hari kian terpuruk dan sangat berdampak pada dunia usaha dan hal ini dapat dirasakan dengan naiknya semua harga kebutuhan pokok dan yang paling merasakan hal tersebut adalah kaum perempuan. Program kerja ALISA Khadijah antara lain: Membangun jaringan usaha dalam dan luar negeri, menggalang kerjasama antara muslimah pengusaha agar bersinergi dalam

menyongsong era perdagangan bebas dan g l o b a l i s a s i , menumbuhkembangkan etos kerja dan etika bisnis yang Islami sehingga terwujud sikap profesionalisme dalam menghadapi tantangan dunia usaha, mengadakan pelatihan-pelatihan, membangun pusat informasi

bisnis, membangun jaringan distribusi dan juga mendukung kegiatankegiatan sosial untuk kemaslahatan ummat. ALISA Khadijah membantu para anggotanya dengan menyediakan suatu jaringan teknologi, melatih para anggotanya tentang mudahnya informasi dapat diperoleh, menyediakan akses teknologi yang nyaman dan terus menerus, dapat menjadi penghubung utama antara para pengusaha dengan berbag ai sumber daya penting, pusat-pusat inovasi, pusat bisnis, pusat asistensi pengembangan usaha serta berbagai bimbingan melalui dinas-dinas pemerintah yang dapat ditawarkan dan juga menyediakan kontak-kontak penting yang diperlukan anggotanya. Menyambut ulang tahunnya yang ke 11 (1997 – 2008) ALISA Khadijah – ICMI menyeleng garakan Rapat Kerja Nasional yang dilaksanakan di Gedung Nyi


&EXSQ Ageng Serang pada 25 – 27 April 2008 yang dirangkaikan dengan Seminar Nasional dengan Tema: “Kebangkitan Ekonomi Nasional Melalui Kewirausahaan” tanggal 26 April 2008 dihadiri oleh perwakilan dari pengurus wilayah, anggota binaan dari ALISA Khadijah di 5 wilayah Kota DKI Jakarta dan juga Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor sejumlah 500 orang dengan pembicara menghadirkan Dr. H. Rahmat Gobel: “ Membangun Kewirausahaan Deng an Semangat Filosofi Pohon Pisang, Dra.Hj. Nurhayati Subakat, Apt: Sukses Memulai Usaha, Evie S Hatuti Ngangi : Perempuan Juga Bisa Menjadi Pengusaha Hebat, D r a . Ja c k i e A m b a d a r : Mengembangkan Usaha. Hadir juga pada saat itu wakil dari Ketua Presidium ICMI, Deputy Menteri Koperasi & UKM RI, yang seharusnya dibuka langsung oleh Ketua Presidium ICMI dan Pembicara Utama : Menteri Koperasi & UKM RI, Bapak Suryadarma Ali, MSi yang diwakili deputi yang membacakan sambutan beliau.

keterampilan kaum perempuan. Program PERKASSA ini sejalan upaya yang sedang dirintis ALISA Khadijah. Karena itu ALISA Khadijah meminta seluruh wilayah yang telah memiliki koperasi perempuan yang berbadan hukum dan mempunyai hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) dapat mengajukan keikutsertaan dalam program tersebut melalui dinas-dinas Koperasi di provinsinya m a s i n g - m a s i n g. Pa d a pertemuan itu banyak yang diutarakan para anggota dan mendapat respon positif pihak Departemen Koperasi & UKM RI. Alhamdulillah Rapat Kerja Nasional berlangsung sukses dan menggembirakan. Banyak program yang dicanangkan untuk periode 2008 -2009 yang antara lain : Meningkatkan kinerja para pengurus dengan programprogram berkelanjutan, dan menjalin kerjasama dengan Departemen terkait dan lembaga-lembaga lainnya,

Meng embangkan kepengurusan Wilayah di Seluruh Indonesia, pendataan jumlah kelompok usaha binaan ALISA Khadijah, Meningkatkan kualitas SDM pengur us dan ang g ota, Meng adakan pelatihanpelatihan untuk pengembangan usaha dan membangun perekonomian, menciptakan wadah bagi pemasaran bersama produkproduk ang gota ALISA Khadijah dengan GRIYA ALISA, mengembangkan jaringan dengan Ormas Islam baik tingkat Pusat, WIlayah maupun Cabang dan banyak lagi lainnya. Pada Juli 2008 di ICMI Center, ALISA Khadijah menyelenggarakan Pelatihan Wirausaha dimulai dari tingkatan Pemula dengan menghadirkan instruktur dari kalangan akademisi dan pengusaha, menghadirkan antara lain Bapak Jen Z.A. Hans, Ph.D dan ibu Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Akp. Pada bulan Ramadhan 1429 H, ALISA Khadijah akan

menyelenggarakan Muslimah Fair yang menyediakan segala macam kebutuhan berpuasa dan menyambut Idul Fitri 1429 H. Bukan kumpulan pengusahapengusaha besar, ALISA Khadijah adalah gabungan orang-orang yang berusaha dengan segala kemampuan dan potensi dirinya mencari rezeki, menopang kehidupan dan bangkit dari keterpurukan yang kian hari makin dirasakan. ALISA Khadijah mencoba menjadi pilihan berpikir dan berbuat bagi para muslimah yang mau dan mampu berusaha baik kecil, menengah maupun besar. Semoga Allah SWT selalu memberkahi dan merahmati langkah-langkah muslimah Indonesia untuk menghadirkan kembali Khadijah-Khadijah lain dinegeri ini yang sepantasnya menjadi panduan dan teladan bagi muslimah umumnya.

PERKASSA Deputy Bidang Pemasaran Menteri Koperasi & UKM RI mengajak seluruh peserta Rapat Kerja Nasional berkunjung ke Departemen koperasi guna mendengarkan beberapa program Menteri Koperasi & UKM RI yaitu : Pemberdayaan Usaha Mikro, P3KUM dan PERKASSA (Perempuan Keluarga Sehat Sejahtera) yang bertujuan menjembatani masalah permodalan terutama bagi perempuan-perempuan yang mempunyai kreatifitas hingga mampu meningkatkan

September 2008

MEDIA ICMI

41


6 I WI RWM

Surat-surat Kepada Pemimpin

Bisikan Hati Seorang Mantan Hakim Agung Membaca Bismar Tak kurang 63 surat (1996-2008) tertulis lugas namun tetap berbatas, sarat pengingat, nasihat juga ajakan kebaikan dari anak seorang guru (juga petani) ini untuk para pemimpin tanah air termasuk dirinya sendiri (surat #13 catatan untuk diriku sendiri: kepercayaan itu kian meredup). Sang penulis pun tegas dari awal; diterima a l h a m d u l i l l a h , ditongsampahkan juga alhamdulillah. Dibenci sesama tidak masalah. Asal tidak dibenci Ilahi Rabbi. Berikut petikan salah satu suratnya: Mohon maaf sebelumnya disampaikan kepada pihak-pihak yang merasa tersangkut, baik yang di lembaga eksekutifkah, legislatif tak terkecuali lembaga yudikatif. Permohonan maaf ini bukan sekedar basa-basi, tapi didorong keikhlasan hati karena sungguh sudah lama hati ini bergejolak seraya bertanya-tanya; apakah Pemerintah demikian juga DPR, juga Hakim masih berhati nurani mendengar dan merasakan apa yang dialami rakyat umumnya, lapisan bawah/ menengah khususnya? Sungguh banyak peristiwa di antara pergantian siang dan malam , patut bahkan wajib dibaca, mengingat ada ayat yang merujuk pada, bila ada yang terjadi dalam silih bergantinya malam dan siang, itu tidak akan terjadi kecuali seizin Allah. Dan kalau seizin-NYA ada pula pesan (QS 3: 190/ 191).

42

September 2008

MEDIA ICMI

Janganlah sombong dengan ilmu yang dimiliki, rendahkanlah diri di hadapanNYA dan rendahkan hati terhadap sesama. Mari akui, manusia boleh merencana, namun Allah Maha Perencana dan kembalikanlah segala sesuatu kepadaNYa. Bukan tanpa sebab musibah ditimpakan Allah (QS Ar Rum 30:41) dan(QS Al Isra 17:16). Mohon maaf sekali lagi maaf, mungkin ada yang berbisik ngapain kupasan ini disertai ayat-ayat yang tidak sesuai akal, benar sungguh benar. Untuk itulah sejak awal disampaikan mohon maaf . Tidak r ela menerimanya? Silahkan, tak ada paksaan dalam hidup ini, walau nyatanya akhir-akhir ini meningkat suhu kemarahan. Mari akui keberadaan umat sekaligus bangsa sekarang ini di antaranya memahami musibah bertimpa musibah merata di seluruh tanah air terutama di Jawa Timur hanya sebatas bencana alam. (Sementara) penderitaan rakyat makin tak tertahankan. Nyatanya rasa kebersamaan sudah makin asing dalam kehidupan bangsa. Merujuk pada peringatanNYA (hal ini) pun bukan sekedar bencana alam, tapi berawal dari tangan manusia yang kurang/ tidak memperhitungkan keadaan alam itu sendiri. Untuk lebih mantap sangat terkesan pesan Ilahi Rabbi tentang musibah( QS 2: 154-156). Secercah pendapat di antara ulama sepanjang hemat saya perlu pendapat perhatian kita

semua. Mengajak para eksekutif, legislatif dan yudikatif bertanya terhadap diri masing-masing sejauh manakah sifat dan sikap demikian ada pada dirinya. Sekira jawabannya, tergolonglah dia, ajaklah lagi perhatian pesan Rasulullah agar mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya dan jangan tidur lelap dalam kekenyangan sedangkan tetang ganya kelaparan. Bersegeralah istighfar, berubah sifat dan sikap untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran. Jangan biarkan mereka menderita lebih lama. Sekali lagi mohon maaf setulus maaf. Tidak ada niat menghujat, memfitnah atau perbuatan lain yang dilarang agama. Yang mendorong diri ini, hanya sekedar membuktikan masih mampu merasakan yang

Pengantar: Arswendo Atmowiloto Penulis: Bismar Siregar, SH Penerbit: Granit (Mei 2008) Jumlah hal: 454 hal

dialami orang lain. Dan dalam rangka ingat-mengingatkan terkenang ungkapan Khalifah ar Rasidin Umar ibn Abdul Aziz, jangan pula bosan menyimaknya: “Siapakah nanti yang membebaskan daku di hadapan Allah dari tangisan mereka yang menderita kelaparan, dari rintihan mereka yang diperlakukan penuh kezaliman, dari jeritan mereka yang diperlakukan tidak adil? Dan janda-janda yang ditingal suami , anak-anak yatim, fakir miskin yang tidak mendapat santunan negara? Siapa...? Siapa ... ? Tidak siapa-siapa kecualii aku sendiri.�

(Surat #25: Pemerintah Berdusta, DPR tak Berhati Nurani !!! / 26 Pebruari 2008)



Media ICMI adalah media informatif dan komunikatif yang menyajikan dinamika kegiatan ICMI dan elemen masyarakat lainnya yang seiring visi dan misi bersama membangun kebangsaan. Tiap sajian laporan kegiatan, tulisan dan opini dimaksudkan menjadi tawaran solusi dan inspirasi tiap langkah proses kemajuan menuju perwujudan kesejahteraan bersama. Media ICMI pertama kali diluncurkan pada akhir Desember 2007 serta dikerjakan tenaga-tenaga profesional dengan kuantitas mencukupi antusiasme warga ICMI nusantara dan internasional serta dibaca tak kurang sekitar 5000 pembaca dari berbagai kalangan. Media ICMI yang digagas ICMI Pusat ini menggandeng banyak pihak khususnya pengurus dan anggota departemen-departemen ICMI. Media ICMI didistribusikan melalui jaringan ICMI serta distributor media cetak yang berpengalaman di seluruh Indonesia. Media ICMI adalah media cetak berbentuk majalah yang diyakini memberikan rasa memiliki yang sangat tinggi terhadap para pembaca karena adanya kedekatan serta kesamaan optimisme kebangkitan bangsa dari keterpurukan. Media ICMI menyajikan rubrik-rubrik sekitar kegiatan ICMI, tokoh-tokoh, yang disajikan dengan tampilan menarik dan dinamis. Media ICMI bertekad menjadi barometer utama para pengambil keputusan.

Target Distribusi Karakteristik demografi Jenis kelamin: wanita 50%- pria 50% Usia: 17- 63 tahun Status: lajang/ menikah Pendidikan: minimal SD

Karakteristik Psikografik Perilaku: aktif dalam pergaulan, gemar bersosialisasi Keinginan: menambah pengetahuan, mencari referensi Motivasi: berkah jalinan silaturahim, aktualisasi diri

Karakteristik Geografi Lokasi: Indonesia Aksesibilitas: warga ICMI, (Orwil, Orda, Orsat seluruh Indonesia), masyarakat luas dan pihak-pihak yang punya kepentingan dengan ICMI.

FULL COLOR Cover Belakang Luar Cover Dalam Depan Cover Belakang Dalam 1Halaman Dalam 1/2 Halaman Dalam

Tarif Iklan

: : : : :

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

15.000.000,12.500.000,10.000.000,8.000.000,5.000.000,-

HITAM PUTIH (B/W) 1 Halaman Dalam 1/2 Halaman Dalam

: Rp. 3.500.000,: Rp. 2.500.000,-

Alamat Redaksi

Gd. ICMI Center Lt. 3, Jl. Warung Jati Timur No.1 Kalibata Pancoran Jakarta Selatan Indonesia 12740 Telp. 021. 7994466 Fax. 021. 7995111 E-mail : ICMI@link.net.id Website : www.icmi.or.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.