MEDIA ICMI 11

Page 1

MEDIA ICMI

MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI ICMI

NO. 11 / TAHUN 1 / DESEMBER 2011

Pemberdayaan Umat berbasis Masjid

Menyongsong Silaknas ICMI 2011


Selamat & Sukses Atas Terselenggaranya


serambi

Menyongsong Silaknas ICMI 2011

Penanggung Jawab/Pemimpin Umum Dr. Ir. M. Taufiq Wakil Pemimpin Umum Drs. Hadimulyo, M.Sc Pemimpin Redaksi Drs. Yasril Ananta Baharudin Wakil Pemimpin Redaksi Ir. E. Herman Khaeron, M.Si Redaktur Pelaksana Sibawaihi Sekretaris Redaksi Sriyanto Dewan Redaksi Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief Dr. Ir. Muhammad Said Didu Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng Drs. Yasril Ananta Baharudin Drs. Hadimulyo, M.Sc Dr. Ir. Muhammad Taufik Ricky Rachmadi, SH Ir. Prasetyo Sunaryo, MT Drs. Wahyudi Pramono, M.Si Hadi Buana, SE, M.Si Drs. Dadang Solihin, MA

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Keluarga ICMI yang dirahmati Allah SWT Alhamdulillah, kita bertemu kembali dalam jalinan silaturahim lewat majalah tercinta kita ini. Media ICMI antara lain mengetengahkan rangkuman perhelatan Muktamar V ICMI 2010 yang dihadiri tak kurang dari 1.200 cendekiawan Muslim ini telah sukses kita selesaikan dengan segala dinamikanya. Dalam momentum Milad 20 Tahun ICMI, kita berkomitmen untuk melanjutkan long march di Milenium ke 21 dengan selalu memperbaiki dan melengkapi, sebagaimana disampaikan Ketua Dewan kehormatan ICMI, Prof. Dr. –Ing. BJ Habibie dalam

Penutupan Muktamar V dilindungi Allah SWT ICMI Insya Allah, ICMI akan Media ICMI juga melaksanakan Silaturahmi mencatat kegiatan-kegiatan Kerja Nasional (Silaknas) pasca pengukuhan MPP ICMI 2011: “Hijrah Moral ICMI 2010-2015 (2/3). ICMI untuk Kebangkitan menegaskan komitmennya Indonesia" di Kendari, dengan mengusung program Sulawesi Teng gara pada pemberdayaan terutama di D e s e m b e r m e n d a t a n g. bidang ekonomi, pendidikan, Semoga Silaknas kali ini akan dan kesehatan, serta menghasilkan rekomendasi ketercapaian Millennium yang komprehensif, Development Goals (MDGs). bermanfaat bagi agama, Sepanjang tahun pertama bangsa dan negara. kegiatan MPP ICMI, Layangkan kritik, saran sebagian juga dicurahkan dan berita atau tulisan untuk membenahi internal khususnya dari Orwil, Orda organisasi dengan harapan dan Orsat guna melengkapi terbentuk organisasi yang sajian majalah kita ini. Terima efektif dan efesien. Salahsatu kasih. hasilnya adalah telah disusun Selamat membaca Standar Operating Prosedure Wa s s a l a m u ' a l a i k u m (SOP) Organisasi dan warahmatullahi wabarakatuh Paduan Suara Binaan ICMI Orwil Bogor Kelembangaan. Keluarga ICMI yang

Ir. Ibnu Mahmud B Staff Redaksi Rahman Asidin Slamet Eneng Sri Mulyani Eka Indra Susiani Tarmedi Nuryasin Aan Widiatman Artistik / Desain Grafis Abdul Aziz Hamid Salafin Ahmad Alamat Redaksi Jl. Warung Jati Timur No.1 Kalibata Pancoran Jakarta Selatan Indonesia 12740 Telp. 021. 7994466 Fax. 021. 7995111 E-mail : mediaicmi@gmail.com Website : www.icmi.or.id

Redaksi menerima kiriman naskah, artikel, surat pembaca dan berita. Redaksi berhak mengurangi atau menambah naskah tanpa menghilangkan esensinya.

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 03


daftar isi

31 FOKUS ICMI buat Pilot Project i-Masjid

07 KAJIAN Tidak Perlu Mata Pelajaran Khusus untuk Cegah Radikalisme

10

21

SITARLING Hidup

PRESIDIUM

SERAMBI .................................... 03

Islam bisa Kembangkan IPTEK

DAFTAR ISI ................................. 04 SURAT PEMBACA ....................... 05 EDITORIAL ................................. 06 KAJIAN ...................................... 07

25

SITARLING .................................. 10

MUKTAMAR V

PRESIDIUM ................................ 21

ICMI adalah Rumah Bersama

MUKTAMAR V ...........................

25

FOKUS ....................................... 31 EKONOMI .................................. 33 INTERNASIONAL . ...................... 34 KESEHATAN ...............................

33 EKONOMI

ICMI Kembangkan Bioethanol dari Singkong Desember 2011 | MEDIA ICMI | 04

35

PENDIDIKAN .............................. 37 BADAN OTONOM ......................

38

KILAS ICMI ................................

42

ORWIL ....................................... 44 RESENSI ..................................... 45


surat pembaca Saatnya Perbanyak Gunakan Dirham Perak Secara umum kenaikan nilai Dirham perak akan selalu lebih tinggi dibanding kenaikan nilai Dinar emas, karena fitrahnya yang ada pada 1:12, selama ratusan tahun bertahan pada posisi 1:16, dan saat ini berada pada posisi 1:30. Pertanyaannya: kapan angka itu (rasio 1:12 atau katakanlan 1:15) akan tercapai? Ini yang tidak bisa diprediksi. Sebab, sebagaimana kita ketahui, 'harga' emas dan 'perak' dalam uang kertas adalah ilusi semata, sepenuhnya hasil manipulasi segelintir orang. Bagi umat Islam, nilai tukar Dirham dalam r upiah ini sesungguhnya irelevan. Tapi rasio Dinar:Dirham itu sangat relevan, dan inilah patokan kita yang paling bisa dipeg ang. Rasulullah Saw telah menetapkan berbagai ketentuan syariat, seperti nisab zakat dan diyat, berdasarkan rasio ini. Kita tahu nisab zakat mal dan

perniagaan adalah 1:10, yaitu 20 Dinar dan 200 Dirham. Dengan demikian, inilah saat terbaik bagi umat Islam, untuk terus memperbanyak koin Dirham perak. Ketika 'harga' Dinar emas terus naik, 'harga' Dirham justru turun - meski dalam ukuran rupiah nilai keduanya naik. Itu berarti, perolehan keuntungan yang akan kita dapat dengan menggunakan Dirham perak - dalam nisbahnya terhadap rupiah - akan jauh lebih besar. Ini bisa kita lihat dalam rupiah nilai Dirham tidak pernah mengalami penurunan, padahal dalam Dinar emas turun lebih dari 10%. Ini juga, lagi-lagi, menunjukkan kepada kita tentang kepalsuan nilai uang kertas itu sendiri. Dengan adanya variasi satuan, mulai dari daniq (1/6 Dirham), nisfu (1/2) Dirham, sedirham, Dirhamayn (2 Dirham), dan Khamsa (5) Dirham, penggunaan Dirham perak bisa sangat fleksibel, untuk sedekah, jual beli,

pembayaran zakat, serta arisan dan tabungan. Adanya Jawara (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara), Festival Hari Pasaran (FHP) yang mulai rutin di beberapa tempat, serta Kampungkampung Jawara, telah memungkinkan kita menggunakan Dirham untuk transaksi sehari-hari. Janganlah hanya dan terus terpaku pada Dinar emas. Dirham peraklah lokomotif kita. Miliki lebih banyak Dirham perak, gunakan lebih banyak untuk berbelanja, bersedekah, dan keperluan harian lainnya. Dengan cara itulah Dirham Anda akan terus bertambah, bukan dengan cara menyimpan-nyimpannya, sementara terus bertransaksi dengan uang kertas. Dengan makin banyaknya koin Dirham perak yang berputar di tangan Anda, kemampuan Anda untuk memiliki Dinar emas pun akan makin tinggi pula. Zaim Saidi – Depok

Ingatlah, wahai Cendekiawan! Pemberantasan korupsi yang begitu lantang digembargemborkan di Indonesia hanya akan berhasil bila para ulama dan penguasa memberikan keteladanan hidup dan tidak salah dalam memaknai kebahagiaan. Ingat pesan Imam al-Ghazali, “Sesungguhnya rusaknya rakyat terjadi karena rusaknya penguasa dan rusaknya penguasa terjadi karena rusaknya ulama.� Jadi, renungkan, jika penguasa saat ini rusak, jangan-jangan memang bermula dari kerusakan yang terjadi di dunia pendidikan, diawali kerusakan ulama dan cendekiawan! Muwahhid Rabbani, Pondok pekayon, Bekasi

Pengurus Tidak Serius Sepanjang perjalanan kontribusi ICMI terhadap pembangunan bangsa dan negara bisa dikatakan belum berjalan maksimal. Salahsatu faktornya adalah ketidakseriusan para pengurus ICMI dalam mengelola organisasi.. Ketidaseriusan para pengurus dikarenakan mereka yang datang dari kalangan kampus, birokrat, teknokrat, dan pengusaha lebih memilih menggeluti dunia masingmasing. Faktor lainnya para pengurus berminat menjadi pengurus tetapi tidak pernah merealisasikan program kerja. Lihat saja selain menjadi pengurus ICMI, mereka juga menjadi pengurus organisasi lainnya dan partai-partai politik. Rangkap jabatan inilah yang membuat ICMI mandeg dan makin jauh dari apa yang seharusnya dilakukan. Kita belum melihat kontribusi pemikiran dan pembaruan dari organisasi yang berlabelkan cendekiawan ini. Ardi Winangun, Matraman - Jakarta Timur

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 05


editorial

â€œâ€ŚSesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih,â€? (QS at-Taubah [9]: 108)

i-Masjid Lewat masjid, Rasulullah Saw membangun kultur masyarakat baru yang islamis, dinamis, dan progresif sebuah komunitas yang disebut oleh Robert N. Bellah sebagai masyarakat yang sangat maju pada masa itu. Masjid menjadi sentra utama seluruh aktivitas keumatan, baik dalam aspek tarbiyah (pembinaan), pembentukan karakter para sahabat. Demikian pula aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan menyusun strategi perang. Guna mengembalikan khittah masjid

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 06

Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, langkah pertama yang Beliau lakukan adalah mendirikan masjid. Masjid pertama yang didirikan Rasulullah ialah Masjid Quba, disusul pendirian Masjid Nabawi. Keduanya menjadi awal pusat persemaian peradaban Islam.

sesuai yang dicontohkan Rasulullah, ICMI menggulirkan ide mengembangkan fungsi masjid sebagai fungsi niaga dan layanan kesehatan. Bukan hanya itu, masjid pun dilengkapi dengan fasilitas internet atau i-Masjid. Wujud pemberdayaan masjid itu antara lain dengan cara melengkapi masjid dengan manajer TI untuk mengelola jaringan internet. Selain itu masjid juga dilengkapi tempat untuk berniaga, pendidikan dan layanan kesehatan. Dalam agenda aksi membangun

Prof. Dr. Husni Rahim

ekonomi umat. Ada dua peran ekonomi yang bisa dijalankan ICMI yaitu ekonomi dari aspek konseptual dan riil. Dari sisi konseptual, ICMI har us mampu memberikan alternatif bagi pola pembangunan ekonomi saat ini agar tidak merugikan umat. Pada aspek riil, ICMI dengan potesi jaringan yang kuat tersebar di daerah, langsung membangun ekonomi umat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat bawah melalui pesantren, koperasi dan UMKM.


kajian

Seminar ICMI:

Tidak Perlu Mata Pelajaran Khusus untuk Cegah Radikalisme Meski mayoritas termasuk secara sosiologis Islam terus berkembang tapi masih dalam tataran ritual belum aktual. Karena itu yang kita perlukan sekarang adalah obyektifitas islam, yaitu menerjemahkan Islam yang digambarkan ideal itu ke tingkat empirik. Begitu solusi Dewan Pakar ICMI Pusat, Prof. Dr. M Bambang Pranowo dalam Seminar Nasional: “Fenomena Radikalisme di Indonesia dan Upaya Pencegahannya dalam Ragam Perspektif �, di Hotel Bidakara, Jakarta (18/ 8)

Jangan Terjebak Isu Terorisme Staf Ahli Menteri Pertahanan RI bidang sosial, budaya, dan agama ini mengutip sebuah hadis: Islam itu tinggi dan tiada yang lebih tinggi daripadanya'. Hadis tersebut tidak mengatakan 'al muslimu'. Jadi orang Islam bisa tinggi kalau mengamalkan nilai-nilai Islam. “Ini sudah dimulai dan sedang berjalan. Dulu kita tidak membayangkan ada bank-bank syariah. Tapi kini bank di manapun punya unit syariah. Inilah yang dinamakan pendekatan secara kultural. Semangatnya tetap sama; ingin melaksanakan syariah. Tapi kalau semangatnya ingin merombak Desember 2011 | MEDIA ICMI | 07


secara struktural dengan merubah dasar, jelas ini akan kontraproduktif. Islam ramah lebih produktif, bukan Islam yang marah,” tandas anggota Dewan Pakar ICMI bidang Pengembangan SDM. Senanda dengan hal tersebut, Presidium ICMI Prof. Dr. Nanat Fatah Natsir mengimbau, agar umat Islam terus fokus dalam pembangunan bangsa dan jangan terjebak dengan isu terorisme, radikalisme dsb. Kita jangan terpancing dengan apa yang sebagian meyakini ada global design. Suatu upaya menghalangi Indonesia maju di masa depan, diadudomba serta stigma islam di indonesia adalah islam terorisme. “Menurut teori, yang menguasai peradaban-peradaban dunia lahir dari etnis mayoritas. Lihat dulu Romawi, Persia dan Turki pernah menguasai Eropa dan Asia. Satu-satunya etnis di dunia yang belum menjadi super power dan termasuk etnis mayoritas adalah Melayu. Kita berpotensi, hanya persoalannya bagaimana Islam yang kita kembangkan adalah rahmatan lil alamin,” ungkap Guru Besar UIN Sunan Gunung Jati, Bandung. Pendidikan Multikultural Staf Ahli Menko Perekonomian, Supriyadi mengakui, ketidakadilan memang menjad pemicu munculnya aksi terorisme. Solusinya adalah dengan menerapkan sistem ekonomi syariah. “Dua sistem perekonomian dunia yaitu kapitalisme dan komunisme menuju kehancuran karena tidak adanya faktor

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 08

trust. Namun tidak bisa dipungkiri juga untuk membangun proyek-poyek besar seperti minyak dan mineral membutuhkan teknologi kapital dari investor luar negeri,” imbuhnya. Untuk itu, salahsatu upaya yang perlu dilakukan dalam mencegah radikalisme adalah dengan melakukan pemerataan ekonomi serta peningkatan kualitas pendidikan. Menur ut Peng amat Terorisme Al Chaedar, terorisme hidup subur di tengah situasi kemiskinan, kesenjangan dan ketidakadilan yang luar biasa. Terorisme tidak laku pada negaranegara yang tingkat kesejahteraanya tinggi, seperti Malaysia dan Singapura. Meski ada contoh kasus misalnya Dr. Azahari sebagai orang yang sangat kaya dan berpendidikan tinggi. Namun ratarata yang terlibat adalah mereka yang posisi sosial ekonominya di bawah. Lebih jauh lagi, posisi pendidikan mereka biasanya d bawah kesarjanaan. “Jadi sangat bagus kalau sejak dini diperkenalkan pendidikan berkurikulum anti kekerasan. Walau kenyataan banyak sekolah atau universitas yang masih memberlakukan sistem perpeloncoan dan tradisi-tradisi kekeraan dari senior kepada junior,” ujarnya. Al Chaedar juga menawarkan perlunya diperkenalkan dan diberikan pendidikan multikultural, karena radikalisme muncul dari sikap atau cara pandang picik, yang hanya memandang komunitas mereka yang perlu dibela, dipertahankan, diperjuangkan dan dilindungi. Sementara komunitas di luar

mereka, dianggap komunitas yang layak mendapat nasib sial, dihancurkan atau mendapat situasi yang celaka. Sementara Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional, Diah Harianti mengatakan, Pemerintah tidak akan menambahkan mata pelajaran khusus pada kurikulum nasional sebagai cara untuk menangkal fenomena radikalisme di kalangan peserta didik. "Kami (Kemendiknas) tidak akan menambah mata pelajaran baru bagi peserta didik untuk program pembangunan karakter nasional ini," tukasnya. Menurut dia, mata pelajaran untuk para siswa SD, SMP dan SMA saat sekarang ini sudah sangat banyak. Karena itu, Pemerintah menggunakan beberapa alternatif untuk mengaplikasikan National Character Building tersebut. Pertama adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama, kebangsaan dan kemanusiaan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada. "Bahkan dalam Matematika pun bisa kita masukkan nilai-nilai tersebut," ujar Diah. Ke d u a , s a m b u n g n y a , a d a l a h pengembangan pelajaran muatan lokal. Terakhir adalah memasukkan nilai-nilai agama dan kebangsaan tersebut pada kegiatan pengembangan diri siswa dalam bentuk rutinitas seperti upacara bendera dan ceramah yang bermuatan materimateri agama dan kebangsaan. Kegiatan pengembangan diri di sekolah ini sudah diterapkan sejak berlakunya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).


Simposium Nasional ICMI :

Mewujudkan Integrasi Bangsa Melalui Reaktualisasi Nilai Pancasila Kondisi bangsa Indonesia saat ini yang penuh dengan kesenjangan dan degradasi moral sangatlah memprihatinkan. Kondisi ini melahirkan kepedulian para cendekiawan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia) dan cendekiawan dari berbagai agama lain yang hadir dalam Simposium Nasional “Reaktualisasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Integrasi Bangsa: Pandangan Cendekiawan Lintas Agama” untuk menuangkan kepedulian mereka melalui gagasan dan pemikiran menurut sudut pandang agama.

Terapkan Dalam Kehidupan Seharihari Cendekiawan Muslim, Amidhan dan Nanat Fatah Natsir, menyatakan bahwa reaktualisasi nilai Pancasila perlu dilakukan sehubungan dengan makin

meluasnya perilaku masyarakat yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Menurut Nanat, nilai Pancasila dapat direaktualisasikan melalui sosialisasi nilainilai yang terkandung dalam Pancasila. “Salah satunya haruslah dimulai dengan

pendidikan dan sosialisasi dalam keluarga”, paparnya dalam acara Simposium Nasional yang bertempat di Kompleks Parlemen, Senayan-Jakarta, Rabu (10/08/11). I Ketut Parwata, tokoh agama Hindu, juga menyatakan hal yang serupa dengan menambahkan perlunya pendidikan budi peker ti selain pendidikan Pancasila. Sementara cendekiawan Protestan, R.P.Borrong, menganggap reaktualisasi nilai-nilai Pancasila bukanlah kata yang tepat. “Yang dibutuhkan bangsa ini adalah aktualisasi sebagai suatu proses berkelanjutan”, jelasnya. Borrong menambahkan, strategi aktualisasi Pancasila antara lain : perlunya kebijakan pembangunan yang pro rak yat; perundang-undangan dan praksis hukum yang pro keadilan; tindakan para elit masyarakat yang menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran; memperhatikan dan memberi tempat berbagai aspirasi masyarakat. Cendekiawan Kristen katolik Sastrapradja, menyimpulkan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat memperkokoh dan membentuk karakter integrasi bangsa. Hal tersebut dapat terwujud dengan kepemimpinan nasional yang berkomitmen dalam mengadakan transformasi. Cendekiawan Budha Citra Surya menutup acara dengan opini Bhinneka Tunggal Ika merupakan perekat bangsa Indonesia. Selain itu, nilai-nilai Pancasila harus selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bukti Pancasila merupakan pandangan hidup kita. Dengan demikian dapat terwujud Negara Indonesia yang adil dan makmur. (Dv/Leo/Af) sumber: dpd.go.id

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 09


Prof. Dr. Quraish Shihab Dewan Kehormatan ICMI Pusat

sitarling Rasa, Gerak dan Pengetahuan Ketika kita berkata Allah itu yang pertama, kita juga berkata Allah adalah yang terakhir (Wal awwal wal akhir). Ada pertemuan sebelum wujud kita di dunia ini. Ulama-ulama A l Q u r ' a n m e n g g a r i s b awa h i beberapa ayat yang menggambarkan kita semua pernah hidup dalam satu alam, yang boleh jadi sebagian besar di antara manusia sudah melupakan alam itu. Tapi kita pernah ada di sana. Itu sebabnya ada ayat-ayat Al Qur'an yang meng gunakan la ' allakum tadzakkaruun. Supaya kamu mengingat. Apa yang diingat? Yang pernah kita alami di masa lalu. Jadi berarti pernah kita berada di satu alam, entah dimensinya bagaimana, tapi kita sudah lupakan. Kalau Plato berkata itu alam ide. Tapi kita umat Islam, umat Al Quran berkata: memang itu ada satu alam. Kalau orang merenungkan tentang usianya. Maka sebenarnya kita mengalami lima usia. Pertama, alam sebelum kita tercipta di sini. Kedua, alam duniawi yang dimulai dengan pertemuan sperma dan ovum. Ketiga, alam barzah. Keempat, alam masyar. Kelima, alam sorga dan neraka. Al Qur'an menggarisbawahi, hidup itu adalah rasa, gerak dan pengetahuan. Makin berkualitas rasanya (kepekaannya), makin banyak pengetahuannya. Makin bebas geraknya makin berkualitas hidupnya. Orang-orang kafir pun yang tidak percaya pada alam yang lalu, setelah mengalami alam kubur itu, berkata; “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?� (QS. Ghafir : 11) Jadi sebenarnya, kalau ilmuwan dengan ulama bertemu itu luarbiasa. Al Qur'an mempunyai empat cara untuk menggugah manusia menjadi baik. Pertama, dan ini yang paling sulit, adalah mempelajari alam raya. Perhatikanlah alam raya. Perhatikanlah bagaimana Tuhan memulai. Bagaimana permulaan Desember 2011 | MEDIA ICMI | 10

Hidup Jangan pernah menduga bahwa dakwah atau uraian keagamaan harus pakai ayat atau hadis. Apa yang tadi dikemukakan Pak Habibie paling tidak sebagian di antaranya ditemukan dalam uraian ulamaulama. Bahkan boleh jadi ada yang lebih dari itu. Sekadar contoh, tentang 'Ada dan tidak ada'. Seperti dikatakan Imam Ghazali demikian juga filosof-filosof Barat, itu hanya bisa dipahami oleh orang yang memadukan akal dan hatinya. Karena akal tidak bisa menghimpun dua hal yang bertentangan dalam saat yang sama. Tapi hati dan iman bisa menghimpun dua hal yang bertentangan dalam saat yang sama. penciptaan. Pelajari itu. Kita boleh berkata atas nama ilmu. Tapi ingat, ilmu itu relatif. Hakekat ilmiah adalah kesepakatan para pakar dalam bidangnya pada waktu tertentu. Kalau waktu lain mereka tidak sepakat, itu sudah bukan hakekat ilmiah lagi. Kita boleh berkata atas nama ilmu, bahwa permulaan penciptaan alam raya ini adalah seperti di ayat mengatakan: tadinya dia satu gumpalan kemudian dipisahkan Tuhan. “ dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?� (Al Anbiya: 30) Tapi bagaimana cara Allah memisahkannya? Salahsatu jawaban ilmuwan melalui big bang. Tapi bisa saja jawaban lain. Namun kalau kita sudah sepakat bahwa dia tadinya satu gumpalan lantas dipecahkan Tuhan. Agamawan berkata; alangkah anehnya,

tabrakan, pecahan yang begitu beraneka ragam besar dan bentuknya bisa begitu serasi berputar tidak tabrakan? Kalau bohlam ini pecah kita tidak bisa atur pecahannya. Kita tidak bisa atur bagaimana dia tidak bertabrakan lagi. Itu kata filosof muslim. Tapi yang scientist tinjauannya lain lagi; kita hanya berkata bahwa ini membuktikan bahwa ada Pengatur. Dan bahwa Pengatur itu harus satu. Tidak boleh dua. Ilmuwanlah yang paling membutuhkan keyakinan tentang keesaan Tuhan. Karena siapa yang bisa menjamin kalau Tuhan ada dua? Siapa yang bisa menjamin sekarang air mencari tempat yang rendah karena tuhan A menghendakinya, besok tuhan B menghendaki air mencari tempat yang ting gi. Ilmuwan yang membutuhkan kepastian, dan itu hanya dapat diperoleh dengan keyakinan tentang keesaan Tuhan. Tausiyah Ramadan di kediaman ketua Dewan kehormatan, Bapak Prof. Dr. -Ing BJ Habibie (15/8/11)


Prof. Dr. Nasarudin Umar Dewan Penasehat ICMI Pusat

Insan Kamil

Apa yang dimasud insan kamil? Dalam bahasa Al Qur'an, manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluk biologis disebut Al Basyar. Kapasitas manusia sebagai makhluk sosial disebut An-Nas. Kapasitas manusia sebagai makhluk biologis utama disebut Bani Adam. Al Qur'an menyebutkan insan itu kapasitas manusia separuh unsur gaib dan unsur syahadah. Karena itu manusia secara wujud disebut insan kamil (Manusia Paripurna). Karena separuh wujudnya masuk kategori alam syahadah dan separuh lagi gaib. Hand-Made Allah Syahadah ada dua macam. Syahadah artinya nyata. Ada alam nyata mutlak, seperti mineral, tanah, dsb. Kita berasal dari tanah. Ada lagi yang di atasnya sedikit, yaitu tumbuh-tumbuhan, hewan, dsb. Juga ada unsur gaibnya karena kita ada roh. Bahkan dalam Al Qur'an

disebutkan, roh manusia adalah handmade Allah SWT : Aku ciptakan manusia melalui buahtanganku. Apa maksudnya? Manusia disebut insan kamil karena dia menghimpun selur uh jenis-jenis makhluk yang ada; unsur tanah, unsur tumbuh-tumbuhan (dari kecil tumbuh menjadi besar), unsur hewan dan unsur

gaib (roh). Makanya manusia jasa disebut micro cosmos, karena ia miniatur alam raya. Alam raya bersimpul pada manusia. Itulah sebabnya manusia disebut khalifah. Karena yang mampu merepresentasikan Allah dalam satu hal hanya manusia. Tidak mungkin makhluk-makhluk

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 11


lainnya. Hanya manusia yang bersifat fluktuatif (turun-naik martabatnya). Bisa naik sampai puncak sidratul muntaha (ahsani takwim). Tapi bisa juga sampai anjlok ke bawah (asfala safilin). Malaikat tidak mungkin turun menjadi manusia. Binatang pun tidak mungkin naik menjadi manusia. Keunikan berikutnya, manusia diciptakan berdasarkan apa maunya Penciptanya. Perwujudan manusia untuk mengaktualisasikan seluruh asma dan sifat Allah Swt. Allah disebut Yang Disembah karena ada penyembahnya. Allah disebut Rabb karena adalah hambanya, Allah disebut Ilahun karena ada makhluknya. Allah disebut Al Khaliq karena ada yang diciptakan. Tidak mungkin menjadi Maha Pemberi (Al Wahab) tanpa ada yang diberi. Tidak mungkin Allah disebut Ar Rahman Ar Rahim tanpa ada yang dikasihi dan disayangi. Maka untuk mewujudkan kesempurnaan Allah, diciptakanlah manusia. Satu contoh lagi, mengenai 'dosa'. Salahsatu sifat Allah dalam Asma ul Husna adalah Maha Pengampun. Allah Maha Pemaaf, Allah Maha Penerima Taubat. Apakah bisa disebut Allah itu Al Ghafur kalau tidak ada yang berdosa? M a l a i k a t t i d a k mu n g k i n bisa mengejewantahkan sifat Al Ghafur-nya Allah, karena malaikat tidak pernah berdosa. Sama juga dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Apakah sifat Maha Penerima Taubat (At tawwab) bisa terwujud tanpa ada manusia? Makannya Jalalludin Rumi mengatakan: 'Seandainya manusia seperti malaikat semua, pasti Tuhan akan menciptakan jenis manusia lain yang pendosa'. Tanpa pendosa tidak sempurna sifat dan Asma Allah Swt. Sampai di sini bisa kita pahami, dosa bagi manusia adalah manusiawi. Bulan suci Ramadan dipersiapkan khusus untuk manusia sebagai bulan pengampunan agar manusia bisa kembali seperti asal usul penciptanya yaitu: bersih. Potensi dan Aktual Manusia tidak mungkin bisa mencapai puncak tertinggi tanpa menjalani institusi pertobatan. Insan kamil ada dua macam: potensi dan aktual. Nabi Muhammad Saw sampai ke puncak karena Insan Kamil bukan hanya dari segi potensi juga aktual. Kalau ingin seperti Rasulullah Saw, kita tidak hanya jadi insan kamil secara potensial tapi juga aktual.

Desember 2010 | MEDIA ICMI | 12

Jadi tidak ada yang namanya 'binatang berzina'. Hanya manusia yang bisa disebut berzina. Karena manusia punya dua hukum (hukum alam dan syariah) untuk dipersiapkan sebagai Khalifatul ard. Makhluk alam yang lain hanya punya satu hukum (hukum kauniyah). Makanya manusia yang paling terakhir diciptakan. Begitu Allah akan menciptakan manusia, ada interupsi dari malaikat. Kenapa Engkau akan menciptakan manusia? bukankah manusia nanti akan melahirkan pertumpahan darah dan merusak lingkungan alam. Dijawab Allah; Aku lebih tahu daripada kalian. Jawaban itu pertanda Allah menegur malaikat. Selama 40 hari lamanya malaikat berputar (tawaf) minta ampun sambil menangis mengelilingi Arsy. Hari ke 41 baru dibuatkan miniatur Arsy yang disebut Baitul Makmur. Di situ diciptakan manusia; Adam dan Hawa. Begitu Adam melakukan pelanggaran di surga dan dibuang ke bumi, yang paling pertama diminta Adam bukan pakaian atau makanan dan minuman, tapi rumah pertobatan seperti yang pernah dilakukan malaikat. Maka itu diperintahkan malaikat untuk membangun rumah pertobatan (rumah ibadah). Ka'bah itu adalah bangunan pertama di muka bumi ini sebagai minatur Baitul Makmur. Di situ Adam dan Hawa berputar seperti yang dilakukan para malaikat. Maka itu Ka'bah sekarang ini pusat gravitasi spiritual yang tidak pernah berhenti dikitari manusia termasuk pada waktu Nabi Nuh tenggelam. Dalam riwayat disebutkan Nabi Nuh berputar

memakai perahu di atas Ka'bah. Saat tsunaminya reda dan muncul Ka'bah, kemudian beliau bertawaf. Jadi Ka'bah merupakan pusat gravitasi spiritual. Secara spiritual bisa dibahasakan daya sedot Ka'bah luar biasa. Ibarat turbin berputar dan lahirnya listrik. Spiritual pun harus punya gravitasi. Maka itu, kata Rasulullah, shalat Ied di depan Ka'bah adalah seratusribu lebih utama daripada shalat di manapun. Bulan suci Ramadan adalah bulan untuk melakukan revisi terhadap perjalanan hidup kita. Kita tahu unsur kita ada mineralnya. Contoh kecil diberikan Allah, sama-sama mineral: ada b a tu mu l i a d a n b a tu k a s a r. Timbangannya sama besar. Batu yang dipakai melempar mangga tidak ada harganya. Tapi batu yang seberat itu bisa sangat mahal. Ini pertanda untuk menjadi batu mulia harus digosok dan dipecah, dibakar, dibanting dsb untuk menjadi logam mulia meninggalkan logam biasa. Untuk menjadi manusia paripurna harus ditempa melalui puasa. Karena itu bulan puasa disebut bulan Ramadan/ menghanguskan; membakar seluruh dosa masa lampau. Ramadan adalah proses meng-upgrade diri kita dari hanya insan kamil secara potensi menjadi insan kamil aktual. Sekaligus dengan demikian sempurnalah kita sebagai makluk kekasih Allah, kalau sudah menjalankan puasa dan betul-betul berhasil sebagai la allakum tattaqun. Semoga kita hari demi hari meng-upgrade diri menjadi insan kamil, manusia paripurna dan sangat dinantikan bangsa dan agama kita. Tausiyah Sitarling di Kediaman Bapak Drs. Priyo Budi Santoso (8/8/11)


Bahtiar Nasir Dewan Pakar ICMI Pusat Bid. Peningkatan Kualitas dan Integritas Kader

Pemimpin Yang Adil Satu hari Rasulullah Saw mengeluarkan sebuah karung berisi gandum. Ketika dibuka di hadapan para sahabat, gandum itu besar-besar seperti biji kurma. Sahabat kemudian bertanya; ya Rasulullah bagaimana mungkin biji gandum bisa sebesar ini? Rasulullah Saw bersabda; ini gandum diproduksi ketika pemimpin satu negeri itu menegakkan keadilan. Rasulullah Teladan Terbaik Allah berfirman, Al Qur'an ini kuturunkan dengan haq. Tidak ada kepentingan partai apapun dalam klausul UU ini. Selain tidak ada sogokan, tidak ada kepalsuan turunnya konstitusi dari Allah ke Muhammad Saw dan ketika disampaikan kepada umatnya. Wahai Muhammad, engkau bukannlah tokoh jadi-jadian dengan semua fotomu di pinggir jalan. engkau adalah sungguhsungguh utusan Allah Swt. Engkau bukan tokoh jadi-jadian seperti di sebuah Republik, kalau punya uang Rp 4 trilyun bisa jadi presiden.

�Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Saba' : 28) Sesungguhnya Kami telah mengutus engkau (Muhammad) dengan kebenaran sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan engkau tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka�. (Al Baqarah : 119) Bebas Dari Syubhat dan Syahwat Re p u b l i k i n i m e m b u t u h k a n

pemimpin yang cerdas, pemimpin yang bebas dari syubhat dan syahwat. Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata; Ada dua hal yang menjadikan seseorang pemimpin dalam beragama. Dua hal itu juga mengakibatkan sesuatu yang sangat berbahaya bagi pemimpinnya dalam beragama. Belakangan ini pancasila sedang ditafsirkan ulang dan salahsatu tokoh muda cendekiawan berkata; agama tidak bisa lagi menjadi media pemersatu bangsa. Pertanyaan saya: dengan teks apa dia menafsirkan pancasila kalau bukan dengan teks-teks agama? Disebutkan dalam Al Qur'an; para Desember 2011 | MEDIA ICMI | 13


penyair dan filsuf itu pengikutnya memang kebanyakan orang-orang lalai bukan realistis. Mereka tinggal di lembah tapi teorinya tinggi membumbung di awan. Hanya ada di alam kata bukan di dunia nyata. Indonesia ini milik Allah atau ibu pertiwi? Lalu dengan teks apa kita menafsirkan pancasila, sementara konten pancasila secara metodologi mencontek Al Quranul Karim. Semua UU harus merujuk pada UU 1945 yang merujuk kepada pembukaan UUD. Al Quranul Karim terdiri dari 114 surat, 113 surat menginduk kepada Al Fatihah, Pendiri bangsa ini sadar betul dan telah menyusun yang terbaik untuk negeri. tapi sayang pemimpin-pemimpin sekarang terlibat syubhat pemikiran. Apa yang disebut dengan syubhat? Kalau pikiran lebih didahulukan ketimbang syara. Semua yang diputuskannya selalu salah. Contoh; Ada banyak cara orang ingin terhormat di negeri ini. Ada yang berebut kekuasaan dan ingin kaya. Dia pikir begitu caranya jadi orang terhormat. Itu cara pandang syahwat. Dia hinakan dirinya dengan

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 14

menduduki kursi haram supaya duduk di tempat terhormat. Ketika keinginan didahulukan ketimbang syara' yaitu aturan Allah Azza wa Jalla. Indonesia kenapa bisa merdeka? Tahun 1945 berapa jumlah cendekiawannya? Apakah banyak cendekiawan pada masa itu? Berapa persen orang pintar di Indonesia saat itu? Sekarang kenapa kita banyak sekali tidak berdaulat dari berbagai sisi? Saya berharap ke depan tentunya lahir pemimpin-pemimpin muda Tapi memang dibutuhkan kekuatan berpegang teguh pada janji Allah dan tidak terlalu berpegang pada rasio, kalkulasi politik dan ekonomi. Indonesia harus melahirkan seorang pemimpin muda yang punya integritas dan terbebas dari syubhat pemikiran. Kedua, jangan bergaya hidup syahwat. Ketika akal kalah dengan hawa nafsu. ketika akal tunduk di hadapan hawa nafsu. sebesar apapun jenderal itu dan berapa banyak bintang dan penghargaannya, Indonesia tidak pernah bisa merdeka. Ketika Musa As membebaskan Bani Israil dari rezim

Fir'aun, apakah beliau punya partai? Bandingkan cara pandang syahwat dan cara pandang aqidah. Kalau ukuran menang adalah jumlah konstituen, uang, senjata dan tentara, di atas kertas mestinya Fir'aun menang melawan Musa. Jadi Indonesia butuh pemimpinpeimpin yang punya integ ritas, tawakalnya kepada Allah SWT. Seorang pemimpin termuda Amerika berusia 43 tahun berkata; jangan pernah bernegosiasi dengan rasa takut dan jangan pernah takut bernegosiasi. Karena sering orang pengecut tidak akan berani mengambil satu keputusan beresiko tinggi. Republik ini butuh orang yang mengatakan; kebenaran hanya datang dari Tuhanmu dan setelah itu jangan ragu dan jangan jadi peragu. Kalau kita punya pemimpin yang berintegritas, Insya Allah Indonesia bisa bebas dan semoga lahir pemimpin yang seperti itu dari ICMI. Dari tausiyah di kediaman Anggota Dewan kehormatan ICMI, Bapak Adi Sasono (24/8/11)


Prof. Dr. Komaruddin Hidayat Dewan Pakar ICMI Pusat, Ketua Bidang Agama, Budaya dan Pengembangan Karakter Bangsa,

Kebahagiaan Hidup Seorang ekonom dari LSI, London School of Economic, Richard Layard melakukan riset ekonomi pendekatan kualitatif bekerjasama dengan psikolog. Apakah tingkat kesejahteraan kemakmuran ekonomi seseorang warga dan bangsa juga punya korelasi posisitf dengan tingkat kebahagiaanya? Kesimpulannya, tidak selalu seorang makin kaya makin bahagia. Tidak selalu orang makin tinggi pangkatnya makin bahagia. Ini diteliti sebelum peristiwa 9/11. Tujuh Faktor Pengaruh Kebahagiaan Riset tersebut mengungkapkan, ada 7 faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang (the big 7 factors effecting happines). Pertama, orang akan bahagia ditentukan family relationship. Sekaya ,sepintar dan setinggi apapun jabatan seseorang, kebahagiaanya dipengaruhi bagaimana kehidupan hubungan keluarganya. Al Qur'an juga mengatakan, kalau kita ingin terhindar dari api neraka di dunia dan akhirat, binalah keluarga sakinah mawadah warahmah. Siapapun yang punya good family life, alhamdulillah kita syukuri. Karena dari situlah akan melahirkan generasi penerus. Waktu,

pikiran dan tenaga paling banyak kita curahkan untuk kehidupan keluarga. Dalam Islam, perjanjian pernikahan disebut perjanjian yang kokoh (mitsaqon gholido). Hanya tigakali disebut. Yang pertama, perjanjian dahsyat antara Allah dengan para Nabi untuk menerima amanat membimbing umatnya (Al Ahzab 7),kedua, Allah SWT mengangkat bukit Thur di atas kepala bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia pada Allah (An Nissa 154) dan ketiga, untuk perjanjian pernikahan (An Nissa 21). Makanya rumahtangga dalam Islam itu transaksi dunia dan akhirat. Kedua, meski satu keluarga saling

mencintai, tapi tidak cukup bahagia kalau tidak ada financial situation. Walau saling mencintai tapi ekonominya tidak mapan repot juga. Memang uang bukan segalanya, tapi kalau tidak ada uang, orang repot segalanya. Alhamdulillah saya berdoa dan yakin kita semua insya Allah ekonominya telah cukup. Persoalannya, mau bersyukur atau tidak. Ketiga, works (pekerjaan). Orang akan bahagia jika keluarganya baik dan ekonominya cukup. Tapi juga orang itu harus punya pekerjaan yang jelas dan tetap. Orang kalau tidak bekerja, harga dirinya turun. Orang akan bangga ketika ditanya; kerja di mana, jawabnya jelas.

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 15


Uang penting tapi diikuti kerja. Walau banyak uang tapi dia kurang bahagia kalau bukan dari keringat sendiri. Memang orang tua membantu tapi pada akhirnya kita akan bahagia ketika hidup dari karya sendiri. Dan kalau Anda pernah merasakan jadi pengangguran, Anda merasa betul, lama sekali waktu berjalan. Jam itu rasanya berhenti. Kalau Anda capek bekerja, cepat hilang letihnya. Tapi kalau capek menganggur, itu lama sekali. Sekarang kita 5 hari bekerja dan 2 hari libur. Andai disurvei anda pilih mana Kerja 5 hari dan libur 2 hari atau sebaliknya Ternyata orang pilih kerja 5 hari. Sebab andai pilih 5 hari libur, pertanyaannya untuk apa 5 hari? Karena lewat kerja seseorang mengaktualkan dirinya. Islam pun menganjurkan seperti itu; kerja, kerja, kerja. Coba pemain bola ditanya, anda bekerja, bermain, mencari duit atau menghibur? Saya bekerja, saya bermain. Saya menghibur orang dan dapat uang. Tapi kalau kita bekerja, begitu masuk ruang kerja tersiksa, muncul yang namanya alienasi. Seakan masuk ruang tahanan. Makanya kerja yang baik adalah working with heart and passion. Bekerja dengan hati dan antusiasme. Kalau dalam Islam, didasari niat ibadah dan melayani. Jadi kalau kita kerja tidak ada spirit ibadah dan melayani maka kerja itu bisa menyiksa. Keempat, community and friends. Seseorang akan bahagia ketika dia mempunyai komunitas dan teman yang baik. Dalam Islam makanya ada doa; Ya Allah masukkan aku dalam komunitas/ teman-teman yang saleh. Ketika di rumah, aslinya kita sebagai anggota keluarga kelihatan semua. Tapi kadang kita juga butuh refreshing bertemu yang lain. Lalu di kantor kita terikat dengan hierarki struktur. Maka itu kita juga butuh teman, bicara dengan tema dan situasi yang lain. Karena itu juga kita sering mengadakan reuni SMP, SMU, Perguruan tinggi, dsb. Saya punya cerita. Ada sebuah keluarga yang ekonominya sudah mapan. Keluarga happy tapi suatu saat dia sadar dan terpukul sekali karena tidak punya saudara. Ketika anaknya meninggal, tetangga-tetangganya tidak ada yang takziyah. Dia baru tahu selama ini hidupnya egois sekali. Ketika diundang kerjabakti dia mengirimkan pembantu, saudara, supir dan uangnya. Rupanya bertetangga itu yang dibutuhkan kebersamaan.

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 16

Personal Values Kelima, health (Kesehatan). Mengapa kesehatan di urutan kelima, mungkin penelitian ini dilakukan untuk orangorang yang sehat. Keenam, Personal Freedom. Ternyata seseorang itu apapun pangkat dan berapapun kekayaannya membutuhkan harga diri kaitan dengan personal freedom. Ini ternyata esensial. Dan saya ingat doa yang diajarkan Rasulullah; Ya Allah aku mohon perlindungan kepadamu dari terbelit utang. Bayangakan kalau orang itu banyak urusan dengan KPK, debt collector, dsb. Makanya kebahagiaan salahsatunya ada kemerdekaan. Al Qur'an mengatakan; Alladzi at amahum minjui wa amanahum min khauf; rasa aman atas political security and economical security. Kita bersyukur, bahagia kita merdeka semuanya. Dalam dunia leadership management diungkapkan, anak buah itu perlu didengarkan, butuh berekspresi, dsb. Demokrasi itu salahsatunya memberi luas untuk personal freedom dan freedom of speech. Kebebasan ini anugerah Allah yang sangat mulia. Makanya para Founding Fathers rela mengorbankan semuanya untuk mendapatkan kemerdekaan. Itu salahsatu syarat kebahagiaan individu dan bangsa. Kalau family, financial, work, community and friends dan health itu kongkret. Tapi freedom ini abstrak. Makin tinggi peradaban seseorang tuntutan kebahagiaannya makin tinggi yaitu freedom. Ketujuh, ini pun abstrak; Personal values. Jadi niat dan tujuan berumahtangga tergantung personal value kedua belahpihak. Apakah sekedar transaksional, administratif, duniawi, ataukah ibadah. Ketika seseorang bekerja mencari uang dengan cara apa, untuk apa,

halal atau haram, berapa banyak yang dia himpun dan berderma, inilah personal values. Apakah yang dibanggakan itu kepintarannya, atau berapa banyak dari kepintarannya membantu orang, lagi-lagi ini personal values. Kita bahagia dan bangga Republik ini dibangun Pendiri Bangsa yang terdiri dari orang-orang ber-values mulia sekali. Mereka bahagia ketika bisa mewakafkan diri, ilmu dan umurnya, untuk kebaikan yang lebih luas yaitu bangsa dan negara. Kita iri dan pantas mengenang nilai-nilai seperti Itu. Mereka bahagia ketika memberi dan berbagi. Tapi sayang, sebagian politisi kita berbahagia ketika mengambil dan menerima. Terjadi distorsi dari kebahagiaan yang dulu dimiliki para Pendiri Bangsa ini. Inilah yang harus kita hidupkan kembali. Yaitu etos berbagi dan memberi. Dulu banyak tokoh yang punya pribadi seperti ini. Nilai-nilai ini yang kita rindukan ada bersemayam pada kawankawan yang sekarang ini bergabung dalam politik maupun birokrasi. Kalau saya bicara Nabi Muhammad terlalu tinggi, makannya saya menyebut tokoh sejarah saja. Orang semacam Gandhi, yang badannya kecil kur us dan berpakaian sederhana, tapi kalau bicara menggetarkan lawan dan rakyat. Luar biasa dampaknya sampai hari ini. Jadi ketika dia bicara menggerakkan orang lain. Karena dia bicara dari hati, dan hati yang suci bersih itu terhubung dengan alam semesta sehingga menggetarkan. Banyak tokoh-tokoh sejarah seperti itu. Karena mereka hidup dengan satu nilai yang dipegang. Mereka berbahagia ketika memberi bukan menerima. Dari tausiyah Ramadan di kediaman Wakil Ketua Dewan Pakar, Bapak Ir. Fadel Muhammad (22/ 8)


Dr. Ary Ginanjar Agustian Dewan Pakar ICMI Pusat, Wakil Ketua Bidang Agama, Budaya dan Pengembangan Karakter Bangsa

Setelah Idul Fitri, Apa Lagi?

Nabi Muhammad SAW sudah meninggal dunia, saat itu Abu Bakar Asshidiq bertanya kepada Aisyah. Tolong katakan kepada saya apa yang dilakukan nabi Muhammad yang belum aku lakukan? Aisyah berkata; engkau sudah lakukan semuanya kecuali satu saja. Engkau memberi makan pengemis Yahudi buta yang ada di pasar sana. Lalu Abu Bakar Asshiddiq datang membawa sepotong roti. Ketika bertemu orang tua tersebut, ia kaget karena orang tua itu didapati sedang memaki-maki dan berkata: �Muhammad gila, Muhammad pembohong dan penipu, Jangan dengarkan dia.� Abu bakar hampir menangis dan marah. Tapi karena ingat Rasulullah, ia duduk dan disuapi rotinya sambil laki-laki itu memaki Nabi Muhammad SAW. Kekuatan Fitrah Ketika disuapi, Yahudi buta itu berkata; kamu bukan yang biasa menyuapiku.|Bagaimana kamu tahu? | Kalau dia menyuapi makanan ke mulutku langsung dengan tangannya lembut. Kamu kasar menyuapiku. Mendengar itu Abu Bakar Ashiddiq menangis. Dia membayangkan Nabi Muhammad yang begitu mulia. Kemudian Yahudi buta tu bertanya. Kenapa engkau menangis? |Ketauhilah wahai

orang tua. Bahwa yang telah menyuapi makan untuk dirimu dialah yang ber nama Muhammad Saw. Maka sertamerta laki-laki buta itu mengatakan; ajak aku untuk memeluk agama Islam. Inilah yang disebut the power of fitrah; Pertama, dia bisa memaafkan orang yang menyakiti. Kelak akan dirayakan dengan halal bihalal setelah Idul Fitri. Kedua, ia bisa menyambungkan tali silaturahim kepada orang yang memutuskan. Ketiga, ia

mampu memberi kepada orang yang kikir. Bayangkan kalau kita memiliki kemampuan ini. Inilah yang pada akhirnya setelah Idul Fitri; beras dibagikan, zakat diberikan dan bersalamsalaman. Pertanyaan berikutnya Mau dibawa kemana fitrah yang hebat ini? Fitrah yang hebat ini bisa dibawa untuk kelompoknya. Fitrah ini pun bisa membuat orang terkenal dan hebat. Karena itu Allah tidak berhenti mendidik Desember 2011 | MEDIA ICMI | 17


manusia. Hari raya yang kita terima adalah sebuah rangkaian pendidikan yang panjang dari Allah. Setelah idul fitri kita akan merayakan dan fitrah itu laksana cahaya yang indah. Mau dibawa ke mana cahaya itu? Fitrah itu akan dibawa ke Idul Adha. Artinya, potensi kekuatan fitrah itu tidak dipakai untuk dirinya, golongan atau kelompoknya, tapi untuk Idul Adha. Tiga R angkaian Membangun Peradaban Idul fitri adalah starting point keberangkatan Indonesia menuju peradaban baru Indonesia di masa akan datang. Arti Idul Fitri baru 33%. Saat Idul Adha tambah lagi 33%, yaitu ketika semua kepentingan 'disembelih'. Tidak ada kepentingan untuk dirinya dan kelompoknya. Bahkan Nabi Ibrahim As harus menyembelih putranya sendiri. Maka di tahap kedua kita harus membawa cahaya idul fitri menuju idul adha dengan ucapan la ilaha ilallah. Setelah itu kita punya dua kekuatan. secara spiritual manusia akan memiliki SQ yang tinggi di idul fitri. Secara emosional dia telah melalui idul adha. Barulah masuk ke tahapan berikutnya: hijrah. Di situlah tamaddun (peradaban) dibangun. Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Di situlah politik dikembangkan hingga dalam 22 tahun terjadi peradaban yang besar mengalahkan Persia dan Romawi. Hingga Nabi Muhammad menjadi orang nomor satu yang mampu menciptakan perubahan, menurut Michael Heart. Tiga rangkaian untuk membangun peradaban; Pertama, dapatkan kekuatan fitrah ketika idul fitri. Inilah yang dinamakan jatidiri bangsa. Inilah yang kelak dalam ilmu wawasan kebangsaan oleh Ear nest Renant disebut nasionalisme. Ia meng atakan; nasionalisme adalah ikatan spiritualitas sebuah bangsa. Di situlah rasa keadilan, persatuan dan kebersamaan. Itulah asma ul husna. Tapi yang terjadi saat ini kita kehilangan spiritualitas kita. Kita kehilangan nilai-nilai moral. Kemudian tidak bisa masuk ke tahapan Kedua, Idul Adha. Ketika kejujuran, keadilan dan kebenaran, semua tidak untuk golongan tapi hanya untuk Allah Swt. Ketiga, hijrah ke kota Madinah. Niscaya peradaban Indonesia akan bangkitdan sejahtera. Yang terjadi adalah kita langsung hijrah tapi melupakan dua hari raya. Kita langsung membangun politik. ekonomi, teknologi, dsb. Tapi kita lupa Idul Fitri

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 18

dalam jiwa rakyat Indonesia. Kita belum mendeklarasikan apa fitrah bangsa Indonesia. Fitrahnya adalah pancasila Ketuhanan yang Maha Esa. Rakyat Indoensia bisa bersatu apabila dia bertuhan. Ketika kita tinggalkan jatidiri Indonesia, yang terjadi adalah kerusakan di sana-sini. Inilah perayaan idul fitri hubungannya dalam pembangunan bangsa Maka jangan merasa selesai setelah Idul fitri. Baru semester satu, karena ada tiga semester untuk membangun peradaban. Konsep ini sama dengan konsep nabi Ibrahim As ketika berdoa; tunjukkan mana tuntunannya. Tuntunan haji selama ini ritualisme. Padahal tuntunan haji (wukuf, tawaf, sa'i) adalah tuntunan membangun peradaban. Ketika bangsa Indonesia mengenal jatidirinya yang dilandaskan 5 dasar pancasila. Wukuf adalah Arafah; paham tentang siapa dirinya dan tahu

maka Indonesia harus bayar dam. Itulah krisis, gempa bumi, dsb. Mudahmudahan dam-nya sudah lunas dan kita akan melihat Indonesia baru ke depan. Mudah-mudahan semuanya sudah selesai. Jadi sisanya tinggal sa'i; air zamzam. Karena apabila kita salah bukan zamzam yang keluar tapi segenap lumpur, dsb. Inilah urutan yang diajarkan Nabi Ibrahim dan diikuti Nabi Muhammad S aw. H i n g g a N a b i M u h a m m a d membangun peradaban. Pertama, era gua Hira; Indonesia kenal jatidiri. Indonesia yang paham jatidirinya; pancasila. Kedua, era Mekkah di mana era tauhid, manusia tidak punya kepentingan lain karena telah menyembelih �Ismail�-nya. Ketiga, era Madinah; di mana kejayaan lahir. Saya yakin sekali, 700 tahun ketiga itu bangkit sebuah peradaban baru. Kalau setiap 100 tahun biasanya per negara.

mau ke mana dirinya. Dan berangkatlah kamu dari tempat engkau berangkat, wukuf di padang Arafah. Setelah wukuf, barulah tawaf. Di situ persatuan Indonesia, di mana tidak ada kepentingan lain semuanya bertawaf. Saat itu semua menggunakan baju warna putih tanpa jahit. Semuanya melepaskan topinya. Semua sama di mata hukum dan bertawaf mengelilingi Ka'bah. Saat itulah tejadi sila ketiga; persatuan Indonesia. Dimensi ketiga bar ulah dimensi kerjakeras yaitu sa'i. Shafa-Marwah syiar Allah. Barulah Siti Hajar berlari dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Kembali lagi dari bukit Marwah ke bukti Shafa. Terus tujuhkali. Hingga ketujuhkali tak dapat menemukan air. Barulah air zamzam keluar. Tiga urutan itu menjadi urutan wajib haji. Kalau terbalik maka kita bayar dam. Kalau kita haji tamatu langsung datang ke Mekkah, kita harus membayar satu ekor kambing. Karena kita langsung loncat,

Tapi kalau per 700 tahun biasanya sebelahan dunia. Mudah-mudahan 700 tahun ketiga ini di Indonesia. Tentu saja kita harus optimis dan tidak perlu menyalahkan siapapun. Kita lakukan apa yang bisa kita lakukan. Tidak mungkin Pemerintah mampu menyelesaikan masalahnya kecuali semua rakyat yang mampu bangkit. Itulah yang dibangun Nabi Muhammad Saw. Meski setelah Nabi Muhamad turun, Abu Bakar, Umar ibn Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Bani Umayah, Abasiyah, dsb, terus maju karena pondasinya tetap ada: Idul fitri dan Idul Adha. Bangunannya adalah hijrah. Pondasinya adalah gua Hira dan Mekkah. Bangunannya adalah Madinah. Pondasinya nilai-nilai spiritualitas jatidiri bangsa. Aplikasinya ekonomi. Jangan terbalik lagi karena sudah cukup dam dibayar indonesia. Tausiyah Sitarling di Kediaman Bapak Ir. M. Hatta Rajasa (16/8/11)


Azyumardi Azra Dewan Penasehat ICMI Pusat

Islam dan Lingkungan Hidup Kita memang patut bersyukur. Kalau tidak, maka kita termasuk kufur nikmat. Indonesia adalah sebuah negeri yang mendapat rahmat Allah yang luar biasa. Tidak ada negeri yang sehijau dan sekaya Indonesia sumber daya alamnya. Kalu kita terbang naik haji atau umroh, begitu lepas dari ujung pulau Sumatera, masih ada hutan, sampai ke Jeddah hutannya hampir tidak ada. Kalaupun ada hutan di Arafah sekarang itu berkat Diknas Pertamanan DKI yang dulu menanam di sana. Paradigma Tauhidi Kalau kita bandingkan dengan hutan di Korea Selatan, hijaunya paling saat musim semi sampai musim gugur. Setelah masuk musim dingin hutannya tinggal kayu-kayu meranggas kecuali pinus. Di Skandinavia dan Frankfurt. Hutannya hijau hanya selama 8-9 bulan. Kalau di Indonesia hutan hijau sepanjang tahun. Bahkan kalau tongkat kayu kita lempar jadi tanaman, begitu kata sebuah lagu. Itu

baru dari sudut sumber daya alam. Belum lagi dari Sumber Daya Manusia (SDM). Jadi luar biasa potensi kita. Makanya kita harus banyak bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas negara dan bangsa ini. Alhamdulillah ICMI bisa berdiri paling depan dalam hal ini. sekarang persoalannya kalau bicara konservasi hutan. Tidak ada agama lain kecuali Islam yang paling lengkap dalam ajaran

mengenai lingkungan hidup. Karena dalam proses Islam di lingkungan hidup itu beranjak dari paradigma tauhidi; menyatu. Manusia menyatu dengan lingkungannya. Tauhid bukan hanya artinya mengesakan Allah tapi juga komprehensif. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita punya kaitan dengan tumbuh-tumbuhan, hewan, mahluk ciptaan Allah yang mati (tanah, batubara), dsb. Hubungannya harmonis. Begitu kita

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 19


tidak bersifat tauhidi, maka rusak semua. Pangeran Charles dalam kunjungannya ke Indonesia menyatakan kekagumannya kepada konsep Islam mengenai enviromental protection. Bahwa kita tidak bisa mencabut rumput atau pohon semaunya. Bahkan jangankan menebang, buang air besar saja di pohon tidak boleh karena mungkin di situ ada makhluk hidup. Hanya pangeran Charles juga bilang kenapa ya justru lingkungan hidup di dunia muslim paling rusak, kotor, dan hutannya ditebang sembarangan? Saya bilang; sebabnya bukan hanya pendidikan, mungkin ada faktor kemiskinan. Atau mungkin juga kita belum mengejawantahkan keimanan kita dalam perilaku aktual sehari-hari. Kita mungkin hanya berislam dan beriman ketika di masjid dan ketika bulan puasa. Tapi begitu kita sampai keluar tidak berperilaku seperti umat muslim lagi. Tupai-tupai di Manhattan New York, bebas berkeliaran tidak ada yang menganggu. Kita juga perlu burung untuk memakan hama di pohon. Tiap binatang ada fungsinya masing-masing untuk menjaga keseimbangan. Jadi ada mekanisme alam mengapa kita tidak boleh membunuh sembarangan. Adalah tugas kita ke depan termasuk setelah bulan puasa ini kita diharapkan menjadi orang yang bertakwa. Orang yang terpelihara di dunia cara berpikir, perilaku, dsb. Itu tidak berhenti hanya di masa Ramadan dan tidak kurang penting di masa pasca Ramadan dan Idul Fitri. Bagaimana merealisasikan nilai-nilai ibadah puasa. Antara lain; disiplin waktu, amanah, jujur, dsb. Apakah nilai-nilai tersebut bisa kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari? Aktualkan Nilai-Nilai Islami Disiplin, misalnya di jalan raya kita jangan main serobot. Kita lihat seharihari memang begitu. Kalau kita tanya mungkin hampir bisa dipastikan yang menyerobot itu sebagian besar orang Islam. Karena sebagian besar penduduknya orang Islam. Jadi yang buang sampah dari mobil Mercy, BMW, dsb saya lihat sebagian besar orang Islam. Sebab orang Islam sekarang sudah banyak yang kaya. Kelas menengah sudah bisa membeli ini dan itu karena

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 20

pekerjaannya mapan. Mobilnya bagus tapi buang sampah ke jalan. Padahal dia tahu kebersihan itu bagian dari iman. Jadi keislaman kita jangan berhenti di masjid waktu shalat atau di waktu bulan puasa. Tapi begitu kita keluar dari ruangan ini, nanti di jalan raya jadi disiplin. Di kantor pun disiplin, amanah, jujur, dsb. Kalau itu bisa kita lakukan, insya Allah Indonesia betul-betul akan menjadi negara besar. Karena potensi yang dimiliki. Maka tugas kita ke depan menjaga hutan dan lingkungan, bukan hanya tugas menteri kehutanan. Yang merusak hutan itu Hak Pengusahaan Hutan (HPH) bukan rakyat miskin. Sering juga orang mengatakan karena kemiskinan. Orang miskin menebang pohon untuk kayu bakar, dijual, dsb. Kalau itu benar maka tugas kita lebih berat lagi. Karena ada problem struktural yang menindas, membuat rakyat miskin tidak pernah bisa keluar dari kemiskinannya yaitu kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat.

Bahkan lembaga-lembaga Islam juga tidak pro rakyat. Bank syariah misalnya tidak mau memberikan modal kepada mbok-mbok bakul. Dan yang dikembalikan juga lebih besar meskipun tidak disebut interest. Ini tugas kita untuk mengoreksi. Unsur taawun (tolong menolong). Ini persoalan struktural yang belum mewujudkan cita-cita untuk membebaskan kaum miskin yang sebagian besar muslim sekitar 40 jutaan orang. karena dia mau melayani pinjaman yang hanya Rp 50 juta. Bahkan masih meminta colateral sama seperti bank-bank konvensional. Itulah persoalan-persoalan yang harus diselesaikan baik oleh Pemerintah tentu saja dan kita semua. Lembagalembaga Islam yang harus memang diperbaiki arahanya sehingga kemudian bisa lebih fungsional dalam mengangkat harkat rakyat miskin. Tausiyah Ramadan di kediaman Wakil ketua Dewan Pakar ICMI Pusat, Bapak Zulkifli Hasan, SE. MM (6/8)


presidium

Islam Bisa Kembangkan Iptek

Islam mempunyai peluang untuk mengembangkan limu pengetahuan dan teknologi (iptek), sebab agama menekankan kebebasan berpikir. Menurut Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia seIndonesia (ICMI), Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, kemajuan pengembangan iptek terletak pada kebebasan berpikir. “Tetapi, kebebasan berpikir yang mempunyai koridor dan batasan syariat,” kata dia dalam seminar “Aktualisasi Nilai-nilai Keimanan dalam Ajaran Islam di Dunia Sains dan Teknologi”, di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (30/12/10] Harus Aktif dan Produktif Ilham menjelaskan maksud dari kebebasan berpikir, ''Alam semesta yang berada di sekitar manusia adalah modal dan dasar penting untuk memahami ciptaan Allah. Mengerti ciptaan tersebut mestinya akan mengetahui sifat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab itu, penggunaan berpikir dalam Islam bertujuan untuk menguatkan bukti-bukti tentang hakikat Allah.', ungkapnya dalam salahsatu kegiatan 'Gema Hijrah 6' yang digelar Jakarta Islamic Center ini. Hanya saja, kata Ilham, minat umat Islam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi masih lemah. Usaha mendasar yang bisa ditempuh umat Islam untuk mengembalikan kejayaan di bidang iptek adalah memperbaiki lembaga pendidikan. Nilai-nilai kebebasan berpikir dan seruan Islam untuk menginterpretasi penciptaan Tuhan harus dijadikan kerangka dalam dunia pendidikan Islam. Selain itu, ungkap Ilham, langkah berikutnya yaitu aktif dan produktif serta berkontribusi terhadap kesejahteraan dan kemajuan dunia secara luas. Dengan itu,

nilai-nilai universal Islam melalui produkproduk dalam bentuk sains dan teknologi dapat disadari dan dinikmati oleh peradaban dunia global. Inilah, kata Ilham, solusi menciptakan kembali iptek di dunia Islam. Umat Islam harus mempunyai orientasi membangkitkan peradaban ke depan. “Jangan terus membayangkan kemajuan peradaban di masa silam, tapi bagaimana membangkitkan kembali prestasi tersebut di masa mendatang,” pungkasnya. Kepedulian Rendah Peneliti Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Ing. Fahmi Amhar, juga berpendapat, kepedulian dunia Islam terhadap iptek masih sangat rendah. Misalnya, di Indonesia, tunjangan peneliti utama masih berkisar Rp 1,1 juta, bahkan untuk tingkat peneliti senior hanya memperoleh kurang lebih Rp 3 juta. Indikasi lain, kemampuan riset masih terbatas pada analitif aplikatif. Masih jarang riset yang bersifat observatif atau analitif yang inovatif dan memberi dampak besar bagi

kemanusiaan. "Padahal, umat Islam memiliki dasar teologis yang kuat untuk menghidupkan iptek. Sebab dalam Islam, ilmu dan iman ibarat saudara kembar yang tak terpisahkan. Dijelaskan, ada tiga ketertinggalan teknologi yang mesti diperbaiki umat Islam. Pertama, sumber daya manusia yang belum memadai. Kedua, anggaran riset yang rendah. Hal ini berdampak pada kreativitas menciptakan bahan atau peralatan pengganti yang hampir nihil. Ketiga, kualitas riset yang masih belum maksimal. Karena itu, lanjut Fahmi, negaranegara Muslim mesti memisahkan kebijakan riset di negara mereka antara kebijakan jangka pendek dan jangka panjang. Kebijakan jangka pendek lebih menjadi domain individu ilmuwan Muslim yang memiliki komitmen dengan perkembangan sains dan teknologi di negeri Islam. Sedang pada kebijakan jangka panjang, negara harus berupaya agar negara Muslim menjadi pusat kegiatan para ilmuwan, terutama ilmuwan Muslim. Sumber: republika.co.id

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 21


Bentengi Umat dengan Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan Agresifitas yang cenderung mengacu kepada kekerasan yang terjadi di sebagian umat beragama, perlu dipahami dari sudut pandang ekonomi, karena boleh dikatakan pemicunya adalah kefrustasian mereka terhadap banyak janji di sana-sini tapi tidak ada kemajuan dan perubahan. Demikian disampaikan Ketua Presidium ICMI, Ilham Akbar Habibie saat menyampaikan buah pikiran dalam Pertemuan Pimpinan Ormas Islam tentang Kerukunan Umat Beragama yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta (17/1). Belum Terasa Dampaknya “ Masalahnya bukan Islam atau tidak Islam tapi bagaimana kita membuat satu sistem kenegaraan yang bisa memuaskan semua anggota umat,� imbuh Ilham. Lebih lanjut dipaparkan Ilham, meski negara saat ini secara makro berada dalam posisi yang sering dibanggakan, tapi tetap saja bagi umat kita masih tidak berasa ada dampak pada kehidupan mereka sehari-hari. Kebanyakan umat kita masih mencari pekerjaan, kehidupannya belum stabil, pendidikan anaknya belum terjamin. K arena itu peran or mas dalam pemberdayaan umat baik secara intelektual maupun ekonomis akan sangat membantu mencegah gejala agresifitas tersebut. “ Secara faktual, inilah tantanganDesember 2011 | MEDIA ICMI | 22

tantangan umum yang dihadapi umat di lapangan terkait ekonomi, pendidikan dan kesehatan untuk diperhatikan sehingga kita mengerti apa saja yang harus dikerjakan untuk membentengi posisi umat kita di Indonesia,� jelasnya. MUI Dukung RUU Kerukunan Antarumat Beragama MUI menyatakan dukungannya terhadap rencana Pemerintah menyusun Rancangan Undang Undang Kerukunan Antarumat Beragama. Ketua MUI Bidang Ker ukunan Antar umat Beragama, Slamet Effendi Yusuf, mengatakan, UU itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan adanya regulasi, menghindari benturan kepentingan.

"Kami mendukung, karena pengaturan hal-hal itu belum sampai tingkat Undang Undang, hanya ada pada peraturan bersama menteri dan surat keputusan menteri," kata Slamet di kantor MUI, usai Pertemuan Pimpinan Or mas membahas Ker ukunan Antarumat Beragama, di Kantor MUI, Jakarta (17/1). "Kita menginginkan adanya peraturan perundang-undangann yang secara institusional dan secara yuridis pengaturannya dalam undangundang," tambahnya. Untuk mendukung penyusunan RUU Ker ukunan Antarumat Beragama tersebut, MUI, kata Slamet, sudah membentuk tim komisi kerukunan dan perundangundangan.


Mewujudkan Keadilan Tidak Hanya Tugas Negara

Tujuan akhir bernegara adalah menciptakan keadilan sosial. Peran Negara tak bisa dipungkiri sebagai kunci dalam ketercapaian tujuan tersebut. Namun tidak sertamerta menyerahkan sepenuhnya kepada Negara. Di sinilah peran masyarakat madani (civil society) bersama Negara mencapai keadilan sosial lewat instrumen-instrumen pemberdayaan sebagai kontribusi alternatif. “Tentu Negara tetap sangat diperlukan tapi perlu dibantu satu metode atau proses,” papar Ketua Presidium ICMI, Ilham Akbar Habibie dalam Seminar Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) “"Menegakkan Kedaulatan Negara, Mewujudkan Keadilan Sosial", di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu ( 29/1). Cegah Korupsi Lewat Parpol Itulah yang telah, sedang dan akan difokuskan ICMI lewat programprogram pemberdayaan masyarakat. “ICMI tetap konsisten dengan visi dan misi yang dicanangkan waktu pendirian ICMI 20 tahun lampau sebagai wahana non-politis, menyatukan kekuatan bangsa dan umat sehingga kita bisa fokus menemukan solusi masalah bangsa,”

imbuhnya. Pembicara lainnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas menegaskan, lembaga yang dipimpinnya akan bertindak secara fair dan tidak akan pernah melakukan tebang pilih. Pernyataan Busyro menanggapi tudingan sejumlah kalangan bahwa KPK telah tebang pilih. Busyro menyambut baik masukan masyarakat itu. Mantan

Ketua Komisi Yudisial (KY) itu berjanji tidak akan tebang pilih dalam memberantas korupsi. "Pasti ditindak, siapapun yang bersalah," tegas Busyro. Lebih lanjut Busyro menjabarkan strategi KPK, selain yang bersifat represif, ada juga yang preventif. "Dengan demikian KPK berusaha mengurangi peran-peran untuk selalu menangkap terus. Dan kalau bisa itu tidak terjadi," tandasnya. Sedang, kiat untuk menemukan akar permasalahan korupsi, menur ut Busyro perlu mer ubah pendidikan nasional dari sisi filosofi, metodologi, kurikulum dan rekrutmen dosen. " Ini agenda besar KAHMI, NU dan Muhamadiyah serta yang lainnya bersama Pemerintah," sebutnya Sementara itu, Pakar Hukum Bambang Widjojanto menjelaskan, anatomi dari strategi pemberantasan korupsi meliputi Income generating, (putaran uang), expenditure (Pengeluaran Negara) dan sistem pencegahan korupsi. “Putaran uang terbesar untuk mengenerate uang ada di pajak. Sumber income itu ada di sektor sumber daya alam, gas, forestry, dsb. Perizinan-perizinannya menjadi income kedua. Dengan memberikan konsentrasi di situ kita bisa mengetahui cara mengontrolnya,” bebernya. Selain itu, konsentrasi di expenditure dengan melihat departemendepartemen di tahun 2011 yang akan mendapatkan APBN terbesar. Ketiga, senada dengan Busyro Muqoddas, Bambang melihat perlunya membangun sistem pencegahan tindak korupsi. Bambang mengusulkan salahsatu yang bisa dipakai untuk membangun pencegahan korupsi melalui partai politik (parpol). “Ada tiga hal penting untuk membangun partai yang baik dan meminimalisasi potensi korupsi yaitu ideologi yang jelas, sistem rekrutmen pengkaderan dan membangun sistem keuangan partai yang baik,”jelasnya. Seminar tersebut juga menghadirkan pembicara, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Ke u a n g a n B a m b a n g S o e m a n t r i Brodjonegoro dan Direktur Eksekutif EKONIT Hendri Saparini.

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 23


Galeri ICMI 1. Pengukuhan MPP ICMI 2010-2015, Gedung Smesco, Jakarta (2/3) 2. Diskusi Presidium dan Dewan Penasehat serta buka puasa bersama, Gedung BPPT, Jakarta (12/8) 3. Launching i-tiga Gd. MPR-DPR RI, Jakarta (10/8) 4. Launching i-Masjid Gd. JCC, Jakarta (12/8) 5. Qurban Nopember 2011 (1432 H) ICMI Center Jakarta


muktamar v

MUKTAMAR V ICMI 2010

ICMI adalah Rumah Bersama Peringatan HUT ke-20 ICMI digelar di Bogor sekaligus penutupan Muktamar V ICMI. Menandai perayaan HUT, pendiri ICMI, BJ Habibie memberikan tumpeng kepada presidium demisioner ICMI yang diwakili Muslimin Nasution dan Azyumardi Azra. Potongan tumpeng kedua diberikan Habibie kepada Ilham Akbar mewakili presidium baru yang terpilih dalam forum Munas V ICMI. Pemberian tumpeng ini sebagai simbol regenerasi di tubuh ICMI. Generasi Muda Pegang Peran Dalam kesempatan itu, Habibie mengharapkan agar hari jadi ke-20 ICMI dijadikan momentum untuk memfokuskan diri ke arah penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keseimbangan kualitas iman dan takwa (iptek dan imtak). Dengan demikian, ICMI bisa berkiprah lebih dari dua dasawarsa. Habibie menyambut baik hasil pemilihan Presidium ICMI yang

dinilainya berlangsung demokratis. "Tapi yang lebih penting, harus lebih baik dari 20 tahun yang lalu," katanya (7/12/10). Untuk itu, dia menyarankan agar ICMI memantapkan SDM bangsa melalui penguatan iptek serta kualitas imtak yang seimbang. Mengenai terpilihnya Ilham Habibie dalam presidium baru ICMI, Habibie menuturkan, saat ini generasi muda memegang peranan. "Sekarang di ICMI adalah generasi muda atau anak remaja,� ujar Ketua Dewan kehormatan ICMI.

Habibie juga menyatakan, ICMI adalah "rumah"-nya. Karena itu, dia meminta ICMI dijaga dan harus lebih baik dari sebelumnya. "Saya mau menyampaikan bahwa ada pepatah, 'setinggi-tingginya burung terbang pasti kembali ke sarang'. Ini sarang ICMI. Ini adalah rumah para cendekia di seluruh Indonesia. Apa pun kedudukan Anda, apakah presiden atau apa pun, Anda akan pulang ke rumah Anda seperti saya. Rumah saya adalah ICMI," pungkasya. Sumber: suara karya Desember 2011 | MEDIA ICMI | 25


MUKTAMAR V ICMI 2010

ICMI Harus Relevan dengan Kemajuan Zaman

Wakil Presiden RI, Boediono menilai selama dua dasawarsa perjalanannya, ICMI sudah banyak melakukan banyak hal dan telah melibatkan diri dalam memajukan kehidupan bangsa."Upaya membangun bangsa adalah perjalanan yang tak pernah selesai bagi patriot bangsa," kata Boediono saat membuka Muktamar V ICMi di Halaman Istana Bogor (5/12). Banyak Memberi daripada Menikmati M e s k i p u n d e m i k i a n , Wa p r e s mengingatkan masih banyak agenda yang dirampungkan seperti dicita-citakan Indonesia dan generasi sekarang ditakdirkan sebagai generasi menanam, sementara buahnya nanti dinikmati generasi mendatang. "Generasi sekarang dituntut lebih banyak memberi daripada menikmati. Generasi sekarang adalah harus penuh pengorbanan yang akan selalu dikenang anak cucu dan saya yakin warga ICMI beranggapan demikian," sebutnya. Wapres mengingatkan tantangan yang menghadang bangsa dan ICMI selalu berubah. ICMI sejak dulu ketika lahir ada pemikiran umat terpinggirkan. Tapi sekarang keadaan berubah. "Dalam

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 26

situasi saat ini warga ICMI perlu melakukan refleksi sehingga peran saat mendatang agar jadi organisasi matang dan dinamis sehingga relevan dengan kemajuan zaman," kata Wapres. Wakil Presiden mengharapkan keberadaan ICMI dapat memperkuat kesatuan bangsa. "Di tengah gejala transformasi Islam, ICMI bersama ormas Islam lainnya perlu memperkuat Islam wassafayiah, yang menjaga harmonisasi, kerukunan dan toleransi sesuai Bhinneka Tunggal Ika," kata Wapres, yang melanjutkan, penguatan seperti itu sangat perlu dalam kerukunan antar umat dan intra dan antarumat. Wapres Boediono juga menilai ICMI telah berada dalam garda terdepan dalam gerakan reformasi, sejumlah tokohnya turut aktif dalam mempertegas nilai

demokrasi dan hak asasi manusia. M e n u r u t Wa p r e s, m e m b a n g u n Indonesia, demokrasi dan masyarakat madani merupakan tantangan semua, yang dalam perjalanannya banyak risiko dan harus dikawal bersama. "Dalam sebuah masyarakat madani dan demokrasi, kelas menengah adalah tulang punggung yang berpikiran independen. Merekalah yang menentukan pilihan atas dasar opsi secara rasional," kata Wapres. Kalangan cendekiawan, termasuk ICMI, sebagai kaum kelas menengah dan tulang punggung bangsa mesti memahami benar mesti melangkah. Paling tidak, ICMI mesti benar-benar independen, bukan merupakan kendaraan politik. Sumber: ANTARA, Suara Pembaruan, KOMPAS


PTN Wajib Alokasikan 20 % Kursi Bagi Mahasiwa Miskin Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI, Prof. Dr. Mohammad Nuh melihat masalah utama rendahnya tingkat partisipasi pendidikan masyarakat adalah karena faktor ekonomi. Karena itu, Mendiknas telah menginstruksikan kepada semua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk wajib mengalokasikan 20 persen kursinya bagi mahasiswa dari keluarga miskin. Daya Saing Indonesia Naik “ Untuk 2010 ini kita juga sudah alokasikan 20 ribu beasiswa untuk mahasiswa tidak mampu, mulai dari bebas biaya kuliah sampai tunjangan kehidupan,” jelas Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat saat menjadi pembicara dalam diskusi panel Muktamar V Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Minggu (5/12/10). Dalam upaya mewujudkan program 20 persen pendidikan untuk orang miskin, Mendiknas mengaku harus melakukan pemaksaan terhadap semua rektor/pimpinan PTN. “Harus dipaksa melalui intervensi kebijakan. Sebab, tidak ada kebaikan pimpinan perguruan tinggi untuk melakukan hal itu.Kayak kita gak

pernah miskin saja, ngurusi orang miskin kok hitung-hitungan. Kita ini semua kan orang miskin. Kita pakai dasi saja baru kemarin sore,” ujar mantan Rektor ITS Surabaya. Untuk segera melaksanakan program tersebut, menurut Nuh, PTN tidak boleh menunggu adanya permintaan dari yang bersangkutan. “PTN harus jemput mereka di pelosok-pelosok. Orang miskin itu punya harga diri. Berikan bea siswa kepada mereka. Sudahlah pokoknya membantu orang miskin itu tidak rugi,” seru mantan Menteri Komunikasi dan Informasi RI. Ia pun menegaskan, Kemendiknas akan mengembangkan kurikulum berbasis akhlak mulia mulai 2011, dan mengembangkan kurikulum berbasis akhlak mulia dengan menanamkan

moralitas dan akhlak mulia dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan di kelas. Lebih jauh, Mendiknas menunjuk data CGI (Consultative Group for Indonesia) yang mengungkapkan kenaikan daya saing Indonesia, dari posisi 54 pada periode 2008-2010 menjadi pada 20102011. Faktor utama yang menunjang peningkatan daya saing Indonesia itu, menurut dia, karena naiknya tingkat pendidikan dan kesehatan, yang m e n y e b a b k a n ke n a i k a n t i n g k a t kesejahteraan masyarakat. Meski demikian, Mendiknas mengakui rasio tingkat pendidikan masyarakat masih 54 persen. Demikian juga tingkat pendidikan tinggi yang masih 21 persen. Sumber: jakartapress.com

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 27


Beri Masukan dan Kritik Terhadap Pemerintah

Ketua Dewan Pakar ICMI 2005-2010, Prof. Dr. Ginandjar Kartasasmita, menyatakan, ICMI perlu memantapkan alih generasi. Dia menegaskan, ICMI di masa depan harus diisi generasi baru, meski mungkin masih diperlukan adanya tokoh-tokoh yang sudah dikenal. "Tokoh muda yang profesional perlu masuk dalam kepengurusan," tegasnya. dalam jumpa pers di sela Muktamar V ICMI (6/12/10) Peran Sekjen Ginandjar berharap, ICMI jangan menjadi organisasi kerangka yang dikenal setiap tahun ketika menyelenggarakan silaturahmi nasional (silaknas) atau lima tahun sekali melalui muktamar. "Kita ingin semua potensi dapat diikat dan dikuatkan," sebutnya. Ginandjar juga mengharapkan kaderisasi berjalan dengan baik. Sehingga

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 28

kepengurusan ICMI diisi orang yang b en a r-b en a r C en d ek i awa n ya n g memperhatikan kepentingan umum. Soal peran ICMI yang belakangan tidak terlalu kentara terutama dalam mengkritisi pemerintah, Ginandjar mengakuinya. Hal itu, katanya karena saat itu organisasi cendekiawan ini ikut memberi dukungan pada reformasi. Karena itu menurutnya dalam

kepengur usan yang bar u, peran Sekretaris Jenderal bisa lebih aktif dan bisa menjadi motor peng g erak organisasi. "Mudah-mudahan kaderisasi ICMI diisi oleh orang yang benar-benar bisa berperan penting untuk memberi masukan dan mengkritisi pemerintah," ujar Ginanjar. Sumber: suarakarya, tempointeraktif


ICMI Harus Jadi Perekat Partai Ketika ICMI didirikan pada 7 Desember 1990, saat itu musuhnya jelas yakni politik peminggiran umat Islam dan ICMI mengambil peran sangat penting untuk memperbaiki kondisi itu. Sedangkan kondisi saat ini sudah berubah sehingga perlu dicermati secara lebih jeli. Sebagai entitas cendekiawan, ICMI jangan terjebak pada kepentingan jangka pendek. "Tugas intelektual memberi bimbingan moral dan mengajak berpikir dengan jangka panjang bagi masa depan bangsa," pesan Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI), Prof Dr Jimly Asshiddiqie dalam jumpa pers pada Muktamar V ICMI di Bogor, Senin malam (6/1/10). Konsisten Berantas Korupsi Lebih lanjut, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan, ICMI harus menjadi perekat semua partai meski ICMI bukan organisasi politik karena kader-kader ICMI berada di banyak partai. Jimly mengemukakan, ada tiga hal yang perlu dilakukan ICMI, yakni mengambil peran sebagai dapur ide, wadah kaderisasi, dan aktif dalam program aksi. ICMI, katanya, harus bersinergi dengan seluruh kekuatan bangsa untuk membangun peradaban Indonesia madani deng an aktif memantapkan pimpinan egaliter, demokratis, transparan, berbudaya, bebas dan bertanggung jawab Jimly juga mengatakan, aparat harus konsisten dalam melakukan

pemberantasan korupsi di Indonesia, Menurutnya, semua aparat penegak hukum harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dalam memberantas korupsi sebagai upaya penegakan supremasi hukum. " Pe n e g a k a n s u p r e m a s i h u k u m merupakan prasyarat mutlak bagi tegaknya demokrasi," tegas Jimly di selasela Muktamar ke-V ICMI di IPB International Convention Center (IICC) Kota Bogor, Selasa (7/12/10). Lebih lanjut Jimly mengutarakan, semua aparat penegak hukum harus efektif dan profesional dalam bekerja serta jangan larut dalam wacana. Ia meyakini bila semua aparat penegak hukum bekerja efektif dan profesional, penegakan supremasi hukum akan

berjalan dengan baik. Ketika supremasi hukum berjalan dengan baik, lanjutnya, maka demokrasi akan terbangun dengan baik pula. "Luaran diharapkan dari penegakan supremasi hukum dan pengembangan demokrasi yaitu berupa terwujudnya keadilan dan meningkatnya kesejahteraan bangsa," katanya. Karena itu, tutur Jimly, ICMI akan terus mendorong agar para aparat penegak hukum dapat meningkatkan kiner janya dalam mewujudkan supremasi hukum, sehingga dapat meretas jalan bagi terwujudnya peradaban masyarakat madani. Sumber: Antara, TVOne

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 29


ICMI Harus Jawab Masalah TKI Muktamar V ICMI perlu merumuskan sikap ICMI terhadap upaya penanganan masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara lebih baik. Pertanyaan tentang TKI yang sedang mengalami siksaan di luar negeri dan hingga meninggal, mencuat dalam Muktamar V ICMI. Kasus Sumiati dan meninggalnya TKI Kikim Komalasari telah mendapat perhatian serius tokoh-tokoh ICMI. “Kami mengharapkan ada pemecahan masalah konkrit dari kasus-kasus yang menimpa TKI Perempuan khususnya di luar negeri,” ujar salah seorang peserta kepada Presidium ICMi Periode 2005-2010, Ir. Hatta Rajasa, dalam Diskusi Panel Muktamar V ICMI 2010 di ICC Botani Square, Bogor, Ahad (5/12/10). Kalimantan Kurang Tenaga Kerja Menjawab pertanyaan peserta Muktamar ICMI, Hatta sepakat untuk menampung Tenaga Kerja Indonesia (TKI) agar tidak bekerja ke Malaysia, lebih baik dibangun pabrik-parbik kelapa sawit di Indonesia. Apalagi, kalangan pengusaha kelapa sawit di negara kita mengeluh kekurangan tenaga kerja. Pengusaha kelapa sawit kita mengeluh kurang tenaga kerja. Di Kalimantan saja ribuan hektar. Kenapa harus di Malaysia, tidak di Kalimantan. Ini harus didekati kultur TKI kita, apa kalau bekerja di Malaysia (luar negeri) gengsinya naik,” papar Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. Hatta yang memaparkan makalah “Membangun Peradaban Indonesia Madani Melalui Pembangunan Ekonomi

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 30

Berkeadilan” ini menjelaskan, selama ini banyak TKI yang bekerja di Kalimantan lebih menyukai bekerja di Kelapa Sawit ke Malaysia daripada bekerja di daerahnya sendiri. Di Kalimantan, lanjutnya, banyak pengusaha yang kekurangan tenaga kerja. Ternyata, para pekerjanya sudah pindah ke Malaysia. Padahal, dari segi gaji, Pemerintah bisa membantu agar para pekerja yang bekerja di perkebunan sawit di Kalimantan, gajinya bisa dinaikkan agar mereka tidak ke Malaysia. Terkait persoalan yang menimpa Tenaga Kerja Wanita (TKW) kita di Arab Saudi, Hatta Rajasa mengingatkan agar berhati-hati karena bagi kaum pekerja wanita di Arab Saudi memang agak rawan. “Kalau di Arab Saudi, TKW harus hati-hati , disimak, wanita harus apa saja.

Memang ada pendapat setiap warga Negara berhak memperoleh pekerjaan. Tapi ada juga pendapat lain lagi. Maka, silakan ICMI member rekomendasi soal itu,” pinta mantan Mensesneg RI. Hatta melihat seperti ada masalah psikologis dan kultural yang perlu dipelajari. Khusus penempatan TKI ke Arab Saudi, memang ada tiga masalah utama. Pertama, ada anggapan para wanita yang bekerja ke luar negeri harus didampingi suami. Kedua, pemerintah juga tidak bisa melarang warganya yang ingin bekerja di mana pun. Ini Hak Asasi Manusia. “Yang ketiga, bagaimana ICMI bisa menjawab masalah TKI ini,” ujar Hatta kepada peserta Muktamar V ICMI. Sumber: Jakartapress.com


fokus

Hijrah Moral, Tema Silaknas ICMI 2011 Krisis moral yang tengah mendera bangsa Indonesia mengundang keprihatinan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Presidium ICMI Sugiharto mengatakan, kualitas moral menunjukkan bangsa Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. "(Krisis moral ini terjadi) mulai dari tukang sapu sampai pimpinan puncak negara," ujar Sugiharto kepada Republika, Jakarta (21/11). ICMI memandang perlunya aksi nyata mengatasi krisis moral yang sedang melilit bangsa Indonesia tersebut. Rencananya, ICMI akan mengelorakan kampanye "Hijrah Moral". Efektif Pada 2012 Sekjen ICMI Muhammad Taufiq mengungkapkan, sasaran utama kampanye "Hijrah Moral" itu akan ditujukan pada kalangan elite, yakni para pemimpin bangsa. Menur ut dia, kampanye tidak hanya terbatas pada persoalan politik, tetapi menyangkut juga masalah ekonomi, politik, dan hukum. "Kita ingin membangun Indonesia madani, katanya. Berbekal semangat itulah, menurut dia, ICMI akan menggelar Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) pada 9-12 Desember mendatang. Agenda tahunan yang bakal digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, itu akan

mengusung "Hijrah Moral" sebagai isu dan tema utama. Selain itu, menurut Taufiq, Silaknas ICMI juga menjadi ajang penguatan prog ram kerja untuk akselerasi pemberdayaan akar rumput. Sugiharto menambahkan, salah satu krisis yang harus segera dibenani bangsa Indonesia adalah per masalahan ekonomi. Menurut dia, meski alokasi anggaran untuk program pengurangan kemiskinan naik sampai enam kali lipat sejak 2006, tetapi angka kemiskinan relatif tidak berubah secara absolut. ICMI, kata mantan menteri BUMN itu, ber upaya memberdayakan masyarakat bawah berbasis masjid melalui program i-Masjid. i-Masjid

mencakup program ekonomi (i-mart), kesehatan, (i-klinik), edukasi (i-learning), dan informasi (i-net). Ia optimistis pemberdayaan berbasis masjid mampu mendorong produtivitas umat. Terlebih, saat ini jumlah masjid yang ada di Indonesia diperkirakan mencapai satu juta masjid. Sugiharto menegaskan, program itu akan direalisasikan secara efektif pada 2012 mendatang. Menurut dia, ICMI tengah mengkaji program percontohan i-Masjid di beberapa daerah, di antaranya pada 34 masjid di Bandung, Jawa Barat. sumber: republika.co.id

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 31


ICMI Buat Pilot Project i-Masjid

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) bekerjasama dengan Dewan Masjid, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan beberapa organisasi lain membuat pilot project i-Masjid. Tujuannya untuk memberdayakan masjid sebagai tempat pemberdayaan umat."Paling tidak ada dua hal lagi yang bisa dikembangkan di masjid. Pertama pendidikan dan kedua untuk komersil," ujar Ketua Presidium ICMI Ilham Habibie, saat berkunjung ke Republika, Jakarta (16/07). Kegiatan Masjid dan Teknologi Informasi Menurutnya, masjid juga cocok untuk kegiatan komersil. Yaitu dengan menyediakan tempat bagi pedagang kecil di sekitar masjid. Hal tersebut justru menunjukan kegiatan yang menyentuh rakyat.Kemudian terkait i-Masjid itu sendiri, ICMI dan rekanannya itu ingin mengkombinasikan antara kegiatan masjid dengan tekonologi informasi. Kegiatan, pembelajara, ataupun kajian tersebut dapat diakses dan disebarkan

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 32

dengan menggunakan internet. Sehingga dapat dipelajari bersama. "Ada proses pendidikan di sana," kata Ilham. Lalu dari sisi komersialnya, teknologi informasi itu bisa dijadikan sebagai tempat pemasaran atau transaksi komersial. Saat ini internet memegang peranan penting dalam dunia bisnis.Deng an ada i-Masjid ini diharapakan setiap mempunyai akses dan fasilitas yang menunjang, ser ta keberadaan manajer IT. Manajer IT ini bisa juga mengajarkan penggunaan

teknologi informasi itu, sehingga akan jauh lebih bermanfaat. Saat ini, untuk melancarkan pilot project itu, ICMI dan beberapa organisasi yang lain sedang mengidentifikasi daerah dan masjid-masjid mana saja yang akan digunakan untuk rencana ini. Proyek ini akan dimulai di beberapa masjid terlebih dahulu, untuk melihat seberapa bermanfaat teknologi tersebut. "Kalau ini bagus baru mungkin bisa jadi program nasional� ujar Ilham. sumber: republika.co.id


ekonomi

ICMI Kembangkan Bioethanol dari Singkong Pabrik bioethanol skala besar pertama di Jawa Barat, bahkan di Indonesia, dibangun di Kampung Nanggewer, Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pabrik produksi energi alternatif berbahan singkong yang dirintis Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indoensia (ICMI) ini dibuka dan diresmikan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (11/1). Dimulai Pada 2009 Menurut Gubernur Jabar, karya ICMI di bidang energi alternatif ini sangat membantu masyarakat. Karena itu ia akan terus mendukung program ICMI dalam pengembangan program bioethanol di Garut Selatan. “Ini merupakan karya ICMI yang bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Saya mengharapkan program ini terus dikembangkan sehing g a bisa menjadi prog ram unggulan,” katanya. Peresmian pabrik ini juga dihadiri antara lain Bupati Garut Aceng Fikri, Presidium ICMI, Nanat Fatah Natsir, Ketua ICMI Orwil Jawa Barat, Uton Ruston. Ketua Presidium ICMI Pusat, Ilham Akbar Habibie, mengatakan, ICMI

memang berkomitmen mengembangkan program yang bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. “Program dikatakan berguna kalau dirasakan langsung oleh akar rumput atau masyarakat. ICMI selalu memiliki pedoman tersebut,” ungkapnya. ICMI, kata Ilham, bertekad akan terus mengembangkan program itu dengan menggandeng pihak terkait seperti Pemprov Jabar, Pemkab Garut dan Kementerian Sumber Daya Mineral. M a n a j e r p r oy e k B i o e t h a n o l , Muhtarom, menyebutkan, program ini dirancang pada 2008 oleh ICMI Pusat. Namun, program ini baru bisa dimulai pada 2009 berkat bantuan Pemprov Jabar melalui pembangunan pabrik di Kampung Nangewer. Program ini

berkerjasama dengan Koperasi Garsel dan BMT Darul Taqwa. Pada akhir Juli 2009, lanjut, Muhtarom, mesin bioethanol sudah terpasang dan mulia diujicobakan. Dari hasil uji coba mesin selama tiga pekan dengan bahan baku empat ton singkong, mampu menghasilkan 200 liter bioethanol. Kadar ethanol yang dihasilkan bervariasi, mulai dari 96, 95, 94 dan 91 persen. Terjadi fluktuatif kadar ini, imbuh dia, karena mesin tersebut belum berjalan secara normal. Keadaan ini berlangsung selama tiga bulan. “ Saat ini mesin bisa berjalan secara normal sehingga bioethanol yang dihasilkan berkadar antara 92-95 persen,” pungkasnya. Sumber: republika. co.id

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 33


internasional

ICMI Jajaki Kerjasama Dengan Organisasi Kemanusiaan Palestina Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) sedang menjajaki kerja sama dengan organisasi kemanusiaan Palestina dalam berbagai sektor untuk mempererat hubungan kedua negara. "Kerja sama yang sedang dijajaki terdiri dari berbagai sektor yang salah satunya mengenai kemanusiaan dan kepemudaan," kata Ketua Presidium ICMI, Ilham Akbar Habibie (28/1). Pererat Hubungan Persaudaraan Pernyataan Ilham tersebut dituturkan setelah silaturahmi antara ICMI, MerC dan organisasi kemanusiaan Palestina yakni "The House of Wisdom Institution Fo r C o n f l i c t Re s o l u t i o n a n d Governance" di kantor ICMI Center, Jakarta. Dalam silaturahmi tersebut, delegasi dari organisasi kemanusiaan Palestina yang dipimpin Mahmoud Elmadhoun menyatakan keinginannya untuk bekerjasama dengan ICMI. ICMI menyambut baik wacana kerja sama tersebut dan berkomitmen untuk merealisasikannya. "Pada saat ini, kami sedang menjajaki kerja sama apa saja yang

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 34

akan dibuat oleh ICMI dan organisasi kemanusiaan dari Palestina," kata Ilham. Dia juga menambahkan kemungkinan terbesar adalah mengirimkan pemuda Indonesia ke Palestina dan sebaliknya. "Tujuannya adalah agar pemuda dari kedua negara sama-sama tahu kondisi masing-masing dan bisa menciptakan program yang baik demi kemajuan dua negara," katanya. Saat ini, Palestina sedang mengalami konflik dan pertemuan ini diharapkan bisa mempermudah langkah-langkah Indonesia untuk membantu negara sesama Muslim tersebut. "Bantuan bukan hanya berupa obat-obatan, uang

tunai, atau logistik, tapi bisa juga dalam bidang ilmu pengetahuan, dan banyak lainnya," katanya. Yogi Prabowo dari Mer-C mengatakan pihaknya memfasilitasi pertemuan tersebut dengan harapan ada kerjasama antara ICMI dengan organisasi kemanusiaan dari Palestina tersebut. "Mer-C mengharapkan pertemuan ini akan membentuk suatu kolaborasi, ker jasama para intelektual, dan mempererat hubungan dua negara dalam bidang kemanusiaan dan pembangunan sumber daya kedua pihak," katanya. sumber: republika.co.id


kesehatan

Resep Kebugaran Wapres RI Berjalan kaki adalah olahraga yang baik, murah, serta menyehatkan. Itulah resep menjaga kebugaran dari Wakil Presiden (Wapres) Boediono. Memang, sudah lama Wapres gemar berjalan kaki. Hingga kini, setidaknya Wapres berjalan kaki tiga kali seminggu. “Berjalan kaki dapat menjadi pilar kesehatan kita,” ujar Wapres ketika memberikan sambutan sebelum melepas peserta Jalan Sehat Bersama Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI), yang bertema Menuju Indonesia Bangkit di Silang Monas, Jakarta.( 25/ 6) i-masjid Program Cerdas Selain untuk memperingati HUT ICMI ke-20, kegiatan ini jug a dimanfaatkan sebagai ajang sosialisasi program i-masjid ICMI. Saat ini, ada sekitar satu juta masjid yang terekam pada data Kementerian Agama. Mulai dari masjid negara, masjid raya, masjid agung, masjid jami, masjid biasa, hingga langgar dan mushola. “Satu juta masjid dapat direvitalisasi fungsinya, sebagaimana tuntunan Rasulullah SAW di masa lalu,” kata Presidium ICMI, Sugiharto. Program i-masjid terdiri atas lima “i”, yaitu i-learning (sarana pendidikan imtaq), i-klinik (sarana kesehatan atau rumah sehat), i-mart (sarana pemberdaya ekonomi kerakyatan), i-media (sarana komunikasi atau data center ICMI), dan inet (sarana telecenter untuk mendukung kegiatan ICMI berbasis internet). Lebih jauh Sugiharto menjelaskan, pemanfaatan masjid sudah mendapat dukungan MUI, Yayasan Masjid Amal Bakti Muslim Pancasila dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). “ICMI akan bersinergi dengan DMI, Baznas, badan Wakaf Nasional dan Koperasi Khaeru

Umah untuk memobilisasi peran masjid untuk memberdayakan umat,” ucap Sugiharto. Menang gapi laporan Ketua P r e s i d i u m I C M I , Wa p r e s menggarisbawahi, i-masjid merupakan program yang sangat cerdas. Masjid merupakan infrastruktur kemasyarakatan yang sudah teruji zaman. “Sangat cerdas jika ICMI memanfaatkan fungsi masjid bagi pelayanan umat, guna mendukung kesatuan dan persatuan bangsa, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa,” ujar Wapres. Hadir pada kesempatan itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Ketua Dewan Penasehat ICMI, Jimly Assidiqie, Ketua Koordinator KesejahteraanKesehatan ICMI, Fachmi Idris, segenap Pengurus ICMI Pusat dan sekitar 3.000 peserta jalan sehat yang terdiri dari masyarakat umum, pengurus Yayasan Jantung Sehat, para praktisi kesehatan, mahasiswa mahasiswi Universitas di Jakarta, Organisasi Sosial Kemasyarakatan Panitia jug a menyediakan hadiah doorprize menarik dan hiburan musik artis ibukota.

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 35


ICMI Siapkan i-Klinik Di Masjid Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia menyiapkan pelayanan kesehatan program i-Klinik pada setiap masjid di seluruh Tanah Air. Pengembangan fungsi dan peranan masjid ke arah layanan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi ini akan direalisasikan mulai tahun ini. Berdayakan Peran Masjid Peluang perluasan pemanfaatan masjid yang akan dilakukan ICMI mendapat dukungan penuh dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Yayasan Amal bakti Muslim Pancasila (YAMP) yang memiliki 999 masjid di seluruh Indonesia. Menurut Ketua Koordinasi Kesejahteraan dan Kesehatan ICMI Fachmi Idris, peluncuran program iKlinik merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani oleh ICMI dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Koperasi Khairu Ummah sekalu badan otonom ICMI yang melaksanakan program i-Klinik. " Tu j u a n p r o g r a m i n i u n t u k

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 36

memberdayakan peran masjid sebagai sarana untuk tempat pemberdayaan kegiatan pendidikan demi peningkatan iman dan taqwa," ujarnya dalam Seminar Nasional dan Soft Launching: Konsep iHealth di Masjid-Masjid se-Indonesia Dalam Rangka menyehatkan Bangsa yang Sakit: "Revitalisasi Peran Umat Islam Dalam Upaya Kesehatan berbasis Masyarakat", Jakarta (27/7). Fachmi menjelaskan program ini diharapkan mampu menopang program Indonesia Sehat 2020 dan capaian MDGs sebagai bagian dari dukungan ICMI terhadap salah satu strategi Kementerian Kesehatan, yakni meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani. Selain itu, lanjutnya, peluncuran i-

Klinik bertujuan menjadikan masjid sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat dan informasi kesehatan, serta pendidikan pola hidup sehat bagi masyarakat. "Melalui i-Klinik akan dijalankan program penilaian status kesehatan pribadi, program pengendalian penyakit atau faktor risiko, pendidikan kesehatan, imunisasi dan juga sampai kepada konseling individu," ungkapnya. Seminar dan acara peluncuran itu juga dihadiri Presidium ICMI, Sugiharto dan Marwah Daud Ibrahim serta segenap Majelis Pengurus Pusat ICMI dan masyarakat pemerhati dunia kesehatan. sumber: bisnis.com


pendidikan

Guru Harus Menggurui Ungkapan “gur u tidak boleh menggur ui” dalam proses belajar-mengajar kerap terlontar hampir di tiap forum yang mengupas pendidikan. Menurut Aktivis Pendidikan Habe Arifin, ungkapan tersebut justru mendekontruksi peran dan sosok guru sehingga perlu ditinjau ulang. Hal ini disampaikan dalam peluncuran dan bedah buku 'Mindset Pembelajaran: 10 langkah mendidik siswa secara kreatif dan humanis' karya Yusron Aminulloh di ICMI Center, Jakarta. (21/7).

Didik Lewat Keteladanan “ Sebut saja guru tidak boleh mendoktrin, atau tidak boleh monoton dalam menyampaikan pelajaran. Tapi jangan disebut 'tidak boleh menggurui'. Karena artinya ini dekonstruksi terhadap sosok, fungsi dan paradigma guru. Jadi sosok guru akan tetap kita jaga kecuali memang guru itu kemudian meruntuhkan profesi dan kewibawaanya sendiri,” jelas Sekretaris Konsorsium Sepeda Sekolah Indonesia. Senada dengan pengurus ICMI Pusat bidang Pemberdayaan Anak dan Remaja, Yudhistira ANM Massardi. Mengatakan hanya guru yang boleh menggurui dan guru harus menggurui, kalau dia tidak menggurui, jangan jadi guru. Tolong dikembalikan kata ini kepada yang seharusnya. Ini kita diskusikan supaya guru tidak alergi terhadap kata itu ujar Pengelola Sekolah Gratis untuk Dhuafa, TK-SD Batutis Al-Ilmi Bekasi. Pembahas lainnya, Dety Anggraeni

mengatakan, guru bisa mendidik secara tidak langsung dari hal-hal kecil yang dicontohkan. Misal soal penampilan sang guru. “Guru perempuan di sekolah kami berjilbab semua dan tidak sengaja memakai model jilbab sama. Dan pada tahun kemarin dimulai siswi kelas V, mereka pakai jilbab mirip kita. Semua sisiwi mengikuti mulai kelas I sampai VI, yang awalnya hanya pakai jilbab kaos saja. Itu hanya satu keteladanan kecil. Apalagi bicara attitude guru. Untuk sekolah dasar, orang tua menempatkan anak-anaknya di sekolah dengan guru-guru yang punya karakter yang kuat,” tandas Kepala Sekolah SDI Sabilina Islamic School. Kemudian Dety membuka satu bab di buku tersebut tentang makna sebuah kata dan kalimat. Bagaimana kalimat negatif bisa dicarikan solusi dengan pengganti kata dan kalimat yang tepat saat berkomunikasi dengan murid. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru “Ketika kita bilang 'jangan lari!', si anak

sudah lari. Benar-benar butuh jam terbang untuk melatih makna sebuah kata dan kalimat. Agak sulit tapi insya Allah bisa dilatih,” imbuhnya. Kesimpulannya, memperbanyak pertanyaan bukan pernyataan. “Jadi ketika ada anak numpahin sirup di lantai, tidak langsung kita mengatakan 'bersihkan dengan lap!'. Tapi bertanya; 'bagaimana sebaiknya?' Jadi lebih pada anak berpikir kritis. Kita berusaha dengan ungkapan yang menjadikan anak kritis, kreatif dan punya inisiatif yang tinggi ke depannya,” pungkasnya. Buku karya Pengurus Pusat ICMI Anggota Departemen Pemberdayaan Anak dan Remaja ini merupakan himpunan pengalaman penulis selama melakukan pelatihan 'Menebar Energi Positif' ke seluruh Indonesia juga dari peristiwa sehari-hari. Hadir juga dalam peluncuran buku itu Presidium ICMI, Marwah Daud Ibrahim.

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 37


badan otonom

Jangan Tunggu Kaya Untuk Sedekah Betapapun sulitnya hidup, selama kita bisa mengurusi diri sendiri dan tidak selalu mengharap bantuan orang lain, Insya Allah kita akan berhasil. Begitu dorongan semangat kemandirian dari Presidium ICMI, Marwah Daud Ibrahim dalam pembukaan 'Pelatihan Pembuatan Kerudung dan Mukena' yang diadakan BMT Bina Insan Cita (BIC) bersama PT Pembangunan Perumahan (Persero) didukung LAZNAS BMT ICMI, bertempat di ICMI Center, Jakarta (13/7). Lakukan Berkelompok “ Juga tanamkan dalam diri kita, apapun yang kita lakukan, bukan hanya untuk lingkungan kita bekerja saja. Tapi juga untuk bangsa,” pesannya lagi kepada para ibu peserta pelatihan. Marwah melanjutkan, bila para peserta sudah mendapat keterampilan dan membuka usaha, jangan lupa membantu yang lain, misalnya dengan bersedekah. “Jangan tunggu kaya untuk bersedekah. Bersedekah itu sangat penting. Mulai dari lingkungan keluarga, membantu anak yatim, masjid, dsb,” sebutnya. Untuk mengawali usaha, Marwah usul, dilakukan secara berkelompok agar lebih ringan. “Yakinlah, kalau dilakukan berjamaah, bukan hanya tembus dalam negeri tapi juga internasional, ” pungkasnya. Pelatihan ini juga dihadiri Direktur BMT BIC yang juga MPP ICMI Anggota Bidang Pengembangan Ekonomi Umat, Pengembangan Lembaga Keuangan dan Permodalan, Baihaqi Abdul Madjid, Pengarah Satgas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Khairuddin, Direktur Unit Bisnis Strategis KJKS BMT Bina Insan Cita; BIC Rice, Syafruddin Amirsyam dan Dewan Pakar ICMI Pusat, Irwanuddin.

ICMI Berikan Keterampilan Berwirausaha Sebagai komitmen menumbuhkan wirausaha baru dan mengurangi pengangguran melalui pendampingan berkelanjutan, LAZNAS BMT ICMI kembali mengadakan pelatihan, kali ini bekerjasama dengan PT Jamsostek (Persero) Wilayah III, menggelar: Pelatihan Keterampilan Membuat Kerudung dan Mukena, di ICMI Center, Jakarta (14/ 6). Payung Di Kala Hujan “ Jika sudah mahir, ibu-ibu sekalian bisa mentransfer ilmunya untuk rekan yang lain. Ke depan kita upayakan ada pelatihan keterampilan-keterampilan lainnya yang dibutuhkan masyarakat,” tandas Direktur LAZNAS BMT, Baihaqi Abdul Madjid. Baihaqi juga mengatakan pentingnya jaminan sosial sebagai proteksi yang berfungsi seperti payung di kala hujan. Ada program-program Jamsostek bagi pelaku UMKM yang bisa dimanfaatkan, khususnya bagi anggota

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 38

BMT. Kepala PKBL PT Jamsostek Wilayah III DKI Jakar ta, Syamsudin menyampaikan, selain menjalankan core business -nya, Jamsostek juga memasarkan produk-produk unggulan anggotanya baik di dalam maupun luar negeri. Karena itu diharapkan pelatihan ini menjadi cikalbakal sinergi yang berkelanjutan. “ibu-ibu dilatih menjadi usahawati-usahawati yang terampil dan mampu menghasilkan produk bersaing sehingga tumbuh dan berkembang dan

bisa membantu yang lain,” jelasnya. Hadir juga dalam pelatihan itu Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat, Irwanuddin, Direktur Unit Bisnis Strategis KJKS BMT Bina Insan Cita; BIC Rice, Syafruddin Amirsyam dan Pengur us Pusat ICMI, Ang g ota Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindung an Anak Bidang Pemberdayaan Keluarga, Muzakkir Muannas Tovagho.


Musyawarah Nasional ke-4 Alisa Khadijah ICMI 2011 Asrama Haji Pondok Gede & Bekasi Square 11-13 Maret 2011

Jangan Hanya Tangkap Ciptakan Juga Peluang Ekonomi bukan tujuan akhir sebuah pembangunan dan kehidupan manusia. Tapi dengan ekonomi yang tumbuh baik, sehat dan adil, kesejahteraan akan dapat ditingkatkan. Perempuan hari ini kenyataanya telah mengembangkan dirinya sendiri sehingga bisa berperan dalam rangka meningkatkan perekonomian. Demikian sebut Wakil Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, SSos, saat memberi sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Muslimah Pengusaha (Alisa) “Khadijah”, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) 2011: "Transformasi Layanan Alisa Khadijah di Era Globalisasi", di Bekasi Square, Jawa Barat (12/3)

Perempuan Harus Kuasai TIK “ Saya berharap Alisa Khadijah, khususnya Alisa Khadijah cabang Kota Bekasi, dalam era perkembangan jaman sekarang ini, terus bisa menangkap peluang, kalau perlu jangan hanya menangkap peluang. Entrepreneur sejati juga pencipta peluang. Insya Allah kita bisa,” tandasnya. Lebih lanjut, Rahmat mengungkapkan, Pemerintah Daerah Kota Bekasi sedang menyusun strategi berkenaan bagaimana memberdayakan UKM. “Kantor Dinas Perindagkop bukan saja hanya bisa menghabiskan

uang APBD, tapi harus sebagai motivator bagaimana memecahkan persoalanpersoalan UKM yang ada,” ujarnya. Ketua Presidium ICMI, Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA, dalam pemaparannya mengusulkan, akan sangat menarik dan berpeluang jika tiap bidang usaha Alisa Khadijah seperti industri kreatif, pendidikan dan kesehatan, diperkuat teknologi informasi dan komunikasi, atau bisa membuka usaha di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kalau anggota Alisa Khadijah menguasai TIK, justru bisa

membantu bisnis-binisnya misalnya di segi perencanaan, pengelolaan, pemasaran, financial, commercial, dsb. “Justru ini bisa lebih kompetitif apalagi dalam pasar bebas, karena saingansaingan dalam dan luar negeri banyak yag sudah melaksanaan itu,” paparnya. Ilham lalu menyontohkan per usahaanperusahan besar di dunia banyak yang memiliki pemimpin perempuan seperti Hewlett-Packard dan e-Bay. Ketua Alisa Khadijah, Nani Zakaria mengatakan, Kesadaran dan optimisme rasa memiliki dan mencintai negri inilah yang mendorong Alisa “Khadijah” meningkatkan pelayan kepada seluruh anggotanya. Nani berharap lewat Munas ke-4 ini Alisa dapat menyatukan pikiran dan tindakan membangun asosiasi ini sebagai bagian penting dalam membangun negeri ini. karena itu, pelayanan menjadi pilar penting yang menjadi dasar perkembangan perkumpulan pengusaha muslimah ini. “Di masa mendatang, ang g otaselayaknya diberi ruang yang cukup sehingga tumbuh subur , inisatif, reaktif ser ta menghasilkan kar ya yang kompetitif. Ini sejalan dengan kebijakan ICMI yang mengedepankan program ekonomi terutama pengembangan ekonomi kreatif,” pungkasnya. Munas yang juga dihadiri Presidium ICMI, Dr. Marwah Daud Ibrahim, dan secara resmi dibuka Sekretaris Menteri Pe m b e r d a y a a n Pe r e m p u a n d a n Perlindungan Anak, Dra. Sri Danti Anwar, MA, mengetengahkan dua sesi seminar dengan tema “Menciptakan Peluang Bisnis di Pasar Bebas” bersama narasumber: Muhammad Ridwan (Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Bekasi), Nasruddin Yunus (Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian), Ir. Jeti R. Hadi (Pimpinan Redaksi Majalah Noor), dan Hj. Eka Santi (Artis)

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 39


Muslimah Bisa Berbisnis dan Tetap Utamakan Keluarga Tidak ada salahnya kaum muslimah membantu ekonomi keluarga. Salah satunya dengan berdagang atau mempunyai usaha sampingan. Selain bisa membantu ekonomi keluarga,kegiatan usaha juga mampu menciptakan lapangan kerja serta dapat membantu ekonomi rumah tangga orang lain. Sehingga ekonomi umat juga akan meningkat dan saling menguatkan Demikian disampaikan Ketua Umum Alisa Khadijah ICMI,Nani Zakaria di sela kegiatan silaturrahim pengurus Alisa Khadijah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil Jawa Barat di Bandung, (17/6/11). Bagi Untung, Bagi Rugi Menurut Nani sebagai ibu rumah tangga yang berperan penting dalam melahirkan generasi shaleh-shalehah, kaum muslimah juga bisa mengembangkan usaha yang lebih maju d a n l e b i h b e s a r. S e l a i n u n t u k memperkuat ekonomi keluarga juga diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja dan berperan memberdayakan kaum muslimah di sekitarnya tanpa harus meninggalkan kewajiban seorang ibu rumah tangga. “Namun fardu 'ainnya tetap harus mengutamakan kepentingan keluarga.Kita tidak ingin bisnisnya maju namun r umah tang ga justr u berantakan,�jelas Nani. Alisa Khadijah sebagai kumpulan muslimah yang mempunyai berbagai usaha ini selalu mencoba menjembatani bagi kaum muslimah yang ingin berbisnis

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 40

maupun yang akan mengembangkan usahanya agar bisa maju dan bermanfaat untuk umat. Menurut Nani, Alisa Khadijah mempunyai konsep bisnis berbagi keuntungan sekaligus berbagi resiko. Selama ini, lanjut Nani, orang berbisnis hanya mau berbagi keuntung an sementara untuk resiko tidak mau berbagi. Untuk itu konsep yang ditawarkan adalah bisnis berjama'ah dengan cara belanja, berjualan dan promosi bersama dengan saling terbuka sesama anggota. Alisa memberi lima fasilitas untuk a n g g o t a n y a m e l i p u t i l e g a l i t a s, pendidikan, pembiayaan, bina usaha sekaligus pemasaran serta fasilitas online dan jaringan usaha. Selain itu pihak juga Alisa dalam waktu dekat akan membuka representative office (RO) di Singapura dan

di Timur Tengah sebagai pintu membuka akses bisnis dunia. Diharapkan dengan dengan dibukanya RO tersebut peluang usaha dan produk Indonesia bisa menembus pasar internasional. Alisa Khadijah saat ini sudah ada di delapan provinsi dan lebih dari lima puluh kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Dengan anggota lebih dari lima ratus muslimah yang mayoritas mempunyai usaha. Seperti hendak meneladani istri Rasulullah SAW,Khadijah, diharapkan kaum muslimah juga bisa membangun kemandirian keluarga. “Agar kaum muslimin juga tidak selalu terpinggirkan masalah ekonomi, ini juga sebagai kebangkitan ekonomi ummat,� pungkas Nani yang mempunyai usaha oleh-oleh haji di kawasan Tanah Abang Jakarta.* Sumber: hidayatullah.com


Muslim Harus Punya Jiwa Kemandirian Dalam Al Qur'an tidak ada ajaran untuk tangan kita di bawah, dan seorang muslim dituntut menjadi kaya untuk bisa lebih banyak berbagi. Rasulullah kaya namun beliau memilih hidup dalam kesederhanaan. Karena itu jiwa kemandirian harus dimiliki seorang muslim. Begitu pesan Wakil Ketua Penasehat ICMI Pusat, Marzuki Ali dalam sambutannya di Temu Usaha Syariah II,yang diadakan di ICMI Center, Jakarta (22/8). Payung Hukum BMT “Saya senang kita bicara BMT, tapi saya lebih senang lagi kalau kita mampu membangun kewirausahaan lebih dulu. BMT adalah lembaga mediasi untuk mendorong supaya ekonomi bisa tumbuh. Tapi kalau tidak ada kegiatan ekonomi, BMT tidak akan berkembang. Bagaimanapun kita mesti berusaha menumbuhkan kewirausahaan,” jelas Ketua DPR RI. Kegiatan ekonomi, lanjut Marzuki, bisa terbangun jika kita jeli melihat peluang pasar. Sedang teknologi yang mendukung produksi bisa dibeli dan dikuasai. “Pikirkan dulu bagaimana memenuhi pasar, bicara produksi kemudian modal. Kita tahu lembagalembaga keuangan yang ada belum mampu menyentuh kebutuhan masyarakat yang ingin membangun usaha Di sinilah gunanya BMT,” imbuhnya.

Bicara per modalan, Marzuki menyayangkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dijanjikan tanpa jaminan, namun dalam prakteknya berbeda “Negara ini tidak mengalir sampai ke bawah. Harusnya yang memerintahkan dengan yang diperintahkan satu pemikiran. Ini punya pemikiran sendiri-sendiri. Takut nanti NPL (Non Performing Loan- red) -nya naik. Pa d a h a l t e r g a n t u n g b a g a i m a n a pembinaan kita. Jangan kasih uang lepas saja. Kita berikan usaha-usaha yang memang sesuai kapasitas calon peminjam,” bebernya. Menurut Presidium ICMI, Marwah Daud Ibrahim, peran DPR RI sangat signifikan, di mana sebuah keputusan bisa berpengaruh banyak. “Satu penggal kalimat saja bisa menaikkan trilyunan rupiah anggaran. Ini powerful. Kenapa tidak ini kita manfaatkan untuk

kemaslahatan umat,” ujarnya. Dari sisi legislasi, lanjut Marwah, DPR bisa membuka jalan untuk menetukan payung hukum BMT. Karena sudah sering terjadi, di mana di beberapa daerah ketika BMT berkembang cepat malah ditutup karena diburu dan dituduh bank gelap. “Begitu ada green light dari DPR bahwa BMT akan dibahas perlindungan hukumnya, saya yakin teman-teman BMT akan membantu membuat studi akademiknya. Kita berdoa semoga dalam masa jabatan pak Marzuki, hal-hal besar yang bisa melindungi BMT secara legislasi bisa dilakukan bersama,” harapnya. Silaturahim ini didukung dan dihadiri pengurus BMT sejabodetabek, sejumlah BUMN, Bank Syariah, STEKPI School of Business and Management Kalibata, MUI Pusat serta segenap pengurus ICMI Pusat. Desember 2011 | MEDIA ICMI | 41


kilas icmi

Kilas ICMI 2011 JANUARI Kamis, 6 Januari 2011 Konferensi Pers MPP ICMI 2010-2015, ICMI Center, Jakarta Sabtu, 15 Januari 2011 Kajian Keislaman dan Keilmuan Membaca Ayat-Ayat Kauniah, Masjid Agung An-Nur, Provinsi Riau Ahad, 23 Januari 2011 Musyawarah Wilayah MASIKA ICMI Jawa Barat, Pangalengan, Jawa Barat MARET Rabu, 2 Maret 2011 Diskusi Terbatas ICMI dengan Media Nasional, Konferensi Pers ICMI, Ta'aruf dan Pengukuhan MPP ICMI 2010-2015, SMESCO, Jakarta Jumat, 11 Maret 2011 Pelantikan ICMI Orda Sergai, Sumatera Utara Ahad- Selasa, 13-15 Maret 2011 Musyawarah Wilayah ICMI Orwil Sumatera Selatan, Hotel Horison, Palembang, Sumatera Selatan Rabu, 16 Maret 2011 Silaturahim ICMI dengan Republika, Jakarta Kamis, 17 Maret 2011 Kajian Keislaman dan Keilmuan "Membaca Ayat-Ayat Kauniyah": "Teknologi Untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kemandirian Bangsa", Masjid Agung An-Nur Pekanbaru - Riau. Selasa, 22 Maret 2011 Silaturahim Ketua Presidium ICMI Pusat dengan Pengurus ICMI Orsat Inggris, London, Inggris Sabtu, 26 Maret 2011 Pelantikan Pengurus Masika ICMI Orwil Jabar Periode 2010 – 2013, Aula Bumi

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 42

Madani ICMI Orwil Jawa Barat APRIL Rabu, 13 April 2011 Silaturahim Ketua Dewan Kehormatan ICMI dengan MPP ICMI, Patra Kuningan XIII Jakarta Selatan Sabtu, 16 April 2011 Pelantikan Pengurus ICMI Orwil Jawa Timur Periode 2010-2015, Hotel Elmi, Jawa Timur MEI Senin, 2 Mei 2011 Silaturahim Presidium dengan Dewan Pakar ICMI, Widya Chandra 1/ 4 Jakarta Jumat, 13 Mei 2011 Silaturahim ICMI Pusat dengan ICMI Orwil Kalimantan Barat, Kalimantan Barat Kamis, 19 Mei 2011 Silaturahim Dewan Kehormatan ICMI,

Widya Chandra, Kuningan, Jakarta Sabtu, 21 Mei 2011 Pelantikan Pengurus ICMI Orwil Bogor, Jawa Barat Selasa, 24 Mei 2011 Muswil ICMI Orwil Sulawesi Selatan, Makassar, Sumatera Selatan Rabu, 25 Mei 2011 Musyawarah Wilayah ICMI Orwil Lampung Selasa, 31 Mei 2011 Silaturahim ICMI JATIM dengan Ketua Dewan Penasehat Jimly Asshiddiqie, Surabaya, Jawa Timur JUNI Rabu, 1 Juni 2011 Pelantikan Pengurus ICMI Orwil DKI Jakarta


Rapat Koordinasi Persiapan Silaknas 2011 bersama Gubernur Sulawesi Tenggara Bpk. H. Nur Alam, SE di Kendari, Sultra ( 02/11) Kamis, 16 Juni 2011 Silaturahim To ko h N a s i o n a l : “Mencegah Kebangkrutan Negara”, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Senin, 20 Juni 2011 Penandatangan Nota Kesepahaman ICMI dan Kantor Berita ANTARA, Jakarta Kamis, 23 Juni 2011 Pertemuan dengan Direktur PAUD Kemendiknas, ICMI Center, Jakarta Sabtu, 25 Juni 2011 Silarahim Wilayah ICMI Jawa Tengah Ahad , 26 Juni 2011 Pelantikan MASIKA Sumatera Selatan JULI Sabtu - Minggu, 2 Juli – 5 Juli 2011 Liburan Cerdas Ceria ICMI Sabtu, 2 Juli 2011 Silaturahim Presidium ICMI ke Orwil NTB Selasa, 19 Juli 2011 Musyawarah Wilayah ICMI Gorontalo & Pertemuan Wilayah MASIKA ICMi Orwil Gorontalo AGUSTUS

Launching i-Masjid

Rabu, 10 Agustus 2011 Peluncuran Pokja Institut Integritas Indonesia (I-Tiga) dan Simposium Nasional “Reaktualisasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Integrasi dan Integritas Bangsa: Pandangan Cendekiawan Lintas Agama”, Gedung MPR-DPR RI, Jakarta

Selasa, 20 September 2011 Halal bi Halal ICMI Orwil Sumatera Selatan

Jum'at, 12 Agustus 2011 Diskusi ICMI dan Buka Puasa bersama Prof Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, Gedung BPPT, Jakarta

Sabtu, 1 Oktober 2011 SilaturahiM Kerja Wilayah ICMI Orwil Jawa Barat

Jum'at - Minggu, 12-14 Agustus 2011 Peluncuran i-Masjid dan penyelengaraan Indonesia Halal Business & Food Expo 2011, JCC Senayan , Jakarta Sabtu, 20 Agustus 2011 Kuliah Umum Presidium ICMI, Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama STIE Widya Persada, Kampus STIE Widya Persada, Jakarta Selatan Kamis, 25 Agustus 2011 Penutupan Rangkaian Kegiatan Semarak Ramadhan ICMI dan Laznas BMT serta buka bersama dan pembagian paket hadiah Idul Fithri untuk anak yatim dan kaum dhuafa, ICMI Center Jakarta SEPTEMBER Senin, 19 September 2011 Silaturahim Pimpinan ICMI dengan

Gubernur Sulawesi tenggara, Jakarta

OKTOBER

Kamis, 6 Oktober 2011 Kunjungan PASIAD (Pacific Countries Social and Economic Solidarity Asociation) Turki, Mega Kuningan, Jakarta Kamis, 27 Oktober 2011 Lokakarya Nasional ICMI Orwil Jawa Tengah “Pasar Madinah dan iPasar: Dua Model Pasar Masa Depan untuk Kemakmuran dan Kedaulatan Ekonomi Indonesia”, Semarang, Jawa Tengah NOPEMBER Sabtu, 26 Nopember 2011 Silakda ICMI Orda Cianjur dan Pencanangan Gerakan Tangan di Atas – ICMI (Gertas – ICMI), Cianjur Ahad, 27 Nopember 2011 Muswil ICMI Orwil Jawa Barat, Bandung

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 43


orwil

Berdagang dengan iPasar dan Pasar Madinah

Selama ini kondisi pasar modern yang ada justru mempersempit ruang gerak para pedagangnya dan tidak dapat diakses oleh semua orang. Beban pajak, membeli kios, bukan karakter pasar yang memakmurkan rakyat. Di samping menjamin kesejahteraan, juga menjadi tempat nilai-nilai kejujuran, keadilan dan persaudaraan tercipta. Ikuti Cara Rasulullah " Pa s a r s e k a r a n g c e n d e r u n g pedagangnya harus kaya dulu, seperti di Blok M atau Tanah Abang, mau membeli kios harus memiliki uang Rp 1 miliar dulu. Kalau toh bisa jualan di jalan sudah dikuasai preman, terancam petugas trantib. Jadi, kalau kita mau menegakkan ekonomi Islam seharusnya siapa yang kita contoh? Tentu kita harus mencontoh uswatun hasanah kita, termasuk dalam hal pasar. Jadi kalau kita mau memakmurkan umat, tidak usah macem-macem, ikuti saja cara Rasulullah,” ungkap Direktur Gerai Dinar dan Pendiri Pasar Madinah

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 44

Ir H Muhaimin Iqbal MM, dalam Lokakarya Nasional yang digelar ICMI Organisasi Wilayah Jawa Tengah, di Aula Letkol dr Soetomo Bariodipoero Gedung Ar Razi Fakultas Kedokteran Unissula, Semarang, (27/10). Dalam Lokakarya bertemakan “Pasar Madinah dan iPasar: Dua Model Pasar Masa Depan untuk Kemakmuran dan Kedaulatan Ekonomi Indonesia” itu ia juga mengajak para pengurus ICMI untuk meningkatkan ekonomi masyarakat salah satunya dengan menerapkan sistem pasar Madinah. Lokakarya itu juga menghadirkan

Anggota Dewan kehormatan ICMi Pusat, Adi Sasono, yang memaparkan konsep iPasar sebagai market place yang mampu mengeliminasi beragam resiko. "iPasar adalah pasar fisik komoditas elektronik, di mana produsen bisa bertransaksi langsung dengan konsumen dan mewujudkan harga yang lebih baik atas produknya. Ini lebih efisien, liquid, standarisasi mutu yang terjamin, dan menyederhanakan rantai distribusi,” imbuh Presiden Komisaris PT iPasar Indonesia. Sumber: suaramerdeka.com


resensi

Inspirasi Cinta

Abad 21 Judul Penulis Tebal Halaman Penerbit

: Habibie & Ainun : Bacharuddin Jusuf Habibie : 323 halaman : PT THC Mandiri (Nopember 2010)

Tiga alternatif yang disarankan tim dokter kepada BJ Habibie (BJH) untuk mengobati dukanya yang sangat mendalam. Ia memilih alternatif ketiga,: melakukan kegiatan yang melibatkan secara intensif pikiran maupun emosionalnya, yaitu dengan menulis. Karena tidak melibatkan orang lain, bersifat from within, dan tidak perlu menggunakan obat-obat psikotropika yang dapat berdampak pada kesehatan fisik. Dengan demikian, self-healing tersebut diharapkan dapat lebih mendalam dan lebih permanen, tidak

bersifat simtomatis. Dengan motivasi melaksanakan self-healing tersebut, maka jadilah buku “Habibie & Ainun” . Suatu hal yang unik -- yang tidak dijumpai pada tulisan sejenis -- adalah BJH mencoba “menyimpulkan” (pada bab 37) perjalanan bahtera HabibieAinun (bab 1 sampai dengan bab 36) dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu menghantui pikiran dan perasaannya, yaitu: “di mana Ainun berada saat ini?”, “bagaimana keadaannya?”, dan “bagaimana BJH dapat 'terhubung' dengan Ainun?”

Pertanyaan-pertanyaan ini BJH jawab dengan melakukan “dialog diri” dengan memanfaatkan pengetahuan, pengalaman dan keyakinannya. Membaca buku ini, bagaikan kita mengikuti perpaduan antara 'dongeng' dengan 'reportase'. Dongeng karena penuh dengan peristiwa yang menceng angkan dan mencekam, reportasi karena semuanya berdasar pada fakta yang diungkapkan secara jujur, apa adanya.

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 45


Pemerintah sebagai Amil Dalam konsep Islam, pajak integral dengan zakat. Pajak pada hakikatnya hak Tuhan sebagaimana halnya zakat, yang wajib dibayarkan umat yang mampu kepada negara untuk mengatasi problemproblem sosial. Konsep Islam ini akan berjalan dengan baik bila diwujudkan oleh negara yang mampu melakukan revolusi pemaknaan terhadap pajak yang dipungut dan dikelolanya. Artinya, yang berhak memungut pajak adalah Allah, sang pemberi rizki melalui kekayaan alam semesta maupun kreatifitas yang dianugerahkan kepada manusia. Dengan konsep ini, rakyat yang dianggap mampu membayar pajak (sebagai sedekah/zakat), akan membayar pajak dengan penuh kejujuran dan keikhlasan untuk memenuhi tanggung jawab sosial Judul Penulis Tebal Halaman Penerbit

: : : :

Pajak itu Zakat ( Uang Allah untuk Kemaslahatan Rakyat) Masdar Farid Mas'udi 236 halaman PT Mizan Pustaka (Edisi Baru, Agustus 2010)

Konsepsi Waktu Islam Islam adalah agama universal yang ajarannya mencakup seg ala lini kehidupan manusia. Tidak terkecuali tentang waktu. Islam memiliki sistem tata waktu sendiri (Jam Hijriyah) yang sedikit banyak berbeda dengan sistem tata waktu internasional (Greenwich Mean Time-GMT) yang kini berlaku di semua negara. Jam hijriyah begitu populer pada zaman kekhalifahan namun kemudian hilang diterjang peradaban Masehi. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadits yang secara implisit memberi penjelasan tentang hal itu, namun sayangnya banyak umat Islam yang masih tidak mampu menangkap makna sesungguhnya dari ayat-ayat dan Judul Penulis Tebal Halaman Penerbit

: : : :

hadits tersebut. Umat Islam belum menyadari bahwa mereka memiliki konsepsi waktu yang lebih baik dari peradaban mana pun. Pe n u l i s b u k u i n i b e r u p a y a menguraikan dasar-dasar pemikiran atau filosofi dasar tentang sistem tata waktu menurut Islam yang selama berabadabad terabaikan oleh umat Islam sendiri. Juga, buku ini mencoba memberikan argumentasi ilmiah tentang keharusan umat Islam menerapkan sistem tata waktu Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari, karena hampir semua ibadah mahdah umat Islam terkait dengan waktu.

Jam Hijriyah (Menguak Konsepsi Waktu dalam Islam) E. Darmawan Abdullah xii + 230 Pustaka Al Kautsar

Desember 2011 | MEDIA ICMI | 46

kepada sesama sekaligus ungkapan rasa syukur atas rizki yang dianugerahkan Allah kepadanya. Sementara terhadap uang pajak, posisi pemerintah bukanlah sebagai pemilik, melainkan hanya berfungsi sebagai amil, yang juga punya hak untuk mendapatkan bagian zakat (pajak) tersebut, tetapi dalam batas yang tidak boleh berlebihan. Sebagai amil, pemerintah harus dapat mempertanggungjawabkan setiap rupiah dari uang pajak kepada segenap rakyat di dunia dan kepada Allah SWT di akhirat kelak. Perihal tarif (miqdar) pajak dan obyeknya (mahaluz zakat) dan rincian sasaran pembelanjaan (masharif)nya adalah persoalan-persoalan ijtihadi yang harus selalu disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan tuntutan keadilan serta kemaslahatan rakyat yang berkembang melalui undang-unndang negara masingmasing.


ICMI MAJELIS PENGURUS PUSAT IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA (ICMI) PERIODE 2011 - 2015

KETUA DEWAN KEHORMATAN Prof. Dr. -Ing. B.J. Habibie KETUA DEWAN PENASEHAT Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. MA KETUA DEWAN PAKAR Ir. M. Hatta Rajasa KETUA PRESIDIUM Dr. Ing. H. Ilham Akbar Habibie, MBA PRESIDIUM rof. Dr. Nanat Fatah Natsir PRESIDIUM Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim, Ph.D PRESIDIUM Drs. Priyo Budi Santoso PRESIDIUM Dr. Sugiharto, SE. MBA SEKRETARIS JENDERAL Dr. Ir. Muhammad Taufiq BENDAHARA UMUM Sandiaga S. Uno


Satu Masjid, Satu BMT


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.