4 minute read
Fokus Utama
April 2022
Memasuki bulan April 2022 I n d o n e s i a m e n g a l a m i kenaikan harga kebutuhan. Seperti kenaikan BBM jenis Pertamax. Semula,
Advertisement
Pertamax dibandrol Rp 9.000 dan kini menjadi Rp 12.500 per Liter. Kenaikan tersebut terjadi sebagai respon terhadap kenaikan pasar minyak bumi g l o b a l . S e l a i n . Kenaikan BBM jenis Pertamax terdapat j u g a h a r g a kebutuhan pokok y a n g m e l o n j a k j e l a n g b u l a n Ramadhan.
Kenaikan
Bahan Baku pada Bulan Ramadhan
Sumber gambar : Bulan ramadhan adalah bulan yang suci, bulan penuh berkah dan bulan yang ditunggu- tunggu bagi umat muslim. Melihat kondisi saat ini yang telah memasuki bulan suci ramadhan masyarakat sangat membutuhkan bahan baku atau bisa dibilang permintaan suatu bahan baku yang otomatis akan meningkat sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga. Pada bulan ramadhan ini terjadi kenaikan sejumlah bahan pangan, menurut data dari pilarpertanian.com di daerah yogyakarta harga daging
https://www.tribunnews.com/ bisnis/2022/04/01/daftar-harg a-pertamax-se-indonesia-per-1 -april-2022-naik-jadi-rp-12500 -per-liter
Sapi Paha Belakang Rp. 120.000 per kilogram, harga daging ayam ras Rp. 38.800 per kilogram, harga telur ayam ras naik 2,45% menjadi Rp. 25.100 per kilogram, harga beras medium Rp. 10.500 per kilogram, harga beras premium Rp. 11.600 per kilogram, harga minyak goreng curah naik 0,55% menjadi Rp. 18.400 per liter. Harga gula pasir tembus di kisaran Rp. 14.000 per kilogram, minyak goreng kemasan premium naik 0,81% menjadi Rp 25.000
per liter sedangkan minyak goreng kemasan sederhana naik 3,33% menjadi Rp. 21.700 per liter, harga bawang merah naik 2,56% menjadi Rp. 28.000 per kilogram, dan harga cabai mengalami penurunan seperti cabai merah keriting turun -3,29% menjadi 23.500 per kilogram, harga cabai merah besar turun -3,86% menjadi Rp. 29.900 per kilogram, harga cabai rawit merah pun turun -4,80% menjadi Rp. 23.800 per kilogram. Dampak dari k e n a i k a n b a h a n pangan pada bulan ramadhan ini terjadi karena kebutuhan yang lebih tinggi daripada penawaran. Sehingga kenaikan harga bahan pokok atau inasi ini tidak bisa diantisipasi, karena sifatnya alamiah. S e b a b , i n a s i merupakan sebuah konsekuensi logis dari p e r t u m b u h a n ekonomi. Karena itu, hal yang paling penting adalah level inasi tetap ideal.
Sumber gambar :
- https://inet.detik.com/cyberlife/d-5986576/jeritan-netizen-saat-harga-minyak-goreng-naik - https://duta.co/harga-sembako-naik-rakyat-tercekik-lagi - https://money.kompas.com/read/2022/04/02/212958726/faktor-faktor-yang-memengaru zhi-permintaan-dan-penawaran?page=all
Menurut
Immawati Raden Rara Khoirun Nisa’
Kabid Hikmah IMM FEB UMY
Menurut Immawati Raden Rara Khoirun Nisa' dari Kabid Hikmah IMM FEB UMY, Melonjaknya harga beberapa kebutuhan bahan pokok dipastikan akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat, apalagi saat ini kondisi perekonomian masyarakat belum stabil di tengah pandemi Covid-19.. “Sebenarnya kenaikan harga komoditas di bulan Ramadhan sudah tidak mengagetkan karena di Ramadhan tahun-tahun lalu juga begitu, namun fenomena ini sangat terasa karena kita masih di era penyesuaian setelah pandemi, bahkan saat ini masih pandemi” ujar Immawati Rara saat ditanya pendapatnya mengenahi kenaikan harga bahan baku di Bulan Ramadhan. Kondisi ini menimbulkan dampak besar bagi masyarakat. Harga yang meningkat ini menjadi keluhan dari masyarakat, karena harga bahan pangan tidak seimbang dengan pendapatan masyarakat tiap bulannya. Mengingat masa pandemi yang belum berakhir sehingga kondisi ekomoni juga belum stabil. Dampak dari kenaikan harga bahan baku ini merata di seluruh sector. Pemantauan langsung di lapangan, hampir semua jenis komoditi terus merangkak naik. Efek dari naiknya harga bahan pokok akan menimbulkan pelemahan daya beli masyarakat. “Sebenarnya kalau di bilang setuju ya enggak, karena sebenarnya masyarakat itu masih di b i l a n g d a l a m p e m u l i h a n perekonomiannya karena dampak covid, jadi kalau ini terus menerus terjadi berkepanjangan dan secara bersamaan ya bisa saja terjadi inasi, atau sebenarnya kita sedang menghadapi inasi saat ini? Namun tidak kita sadari?” ujar Immawati Rara sebagai alasan tidak setuju apabila harga naik pada saat bulan Ramadhan. “Pemerintah seharusnya tidak menghamburkan anggaran belanja untuk belanja yg tidak logis, coba dana tersebut di alihkan dulu untuk menghadapi fenomena ini, PSN di tunda atau malah di cabut ya serta merta danany untuk di alokasikan ke yg lebih darurat dulu.” Harapan Immawati Rara dalam menanggapi perubahan harga di Bulan Ramadhan. Kondisi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat. Melonjaknya harga ini tidak seimbang dengan kondisi ekonomi masyarakat yang sepenuhnya belum pulih akibat pandemi Covid-19. Masyarakat juga mengharapkan untuk menurunkan atau meringankan harga bahan pokok di Bulan Ramadhan. Selain itu, pemerintah harus terus berupaya untuk mengendalikan inasi komoditas pangan terutama menjelang bulan Ramadhan. Jika harga-harga komoditas pangan semakin tidak terkendali, daya beli masyarakat akan turun. Kondisi ini pada akhirnya akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan mengganggu stabilitas nasional.