n
Pe rb
ua ta
Men je
nguk
kit 8 M Sa 8 ura b h H ar Mem ati 4 beri Memulia 12 H kan Tam a d i a u 70 h14 Rendah Hati 16 Tujuh Dinar Terakhir 80 ja 18 r e k e 10 jin B a n R 6 9 i a stak isk Daftar Pu M 4 ur 9 akut d i T ak kT d a n e g T 91 bi H n a N ya ndi a k i n a a Ket M aw i b rm Na De a tik e K b a Ad
Ja h at D i b ala s Ke b a Sika ika p n Me M 7 alu 8 ma a 7 4 f k Pem an b e Dapa r ani 20 t Dip 2 Sayang Ibu 68 ercaya 242 Makan Secukupnya 55 ir 53 Terakh 48 kanan na ati Ma rha Menjil ede S aian 67 pak si ran
i7 6
m
ha
pa
Di
g Sa
Oran
le To 2
ah
i8
ud
Ber
dir
M
en
ya ng
nS
ia ka Pa
ca ra
ci
Selalu Terse
n Ja
bi
cu
g an
n Ora 50 a 72 Setiap ya 36 rhan n atn Sede ek mu liaka D u i Mem rta ad 1 n5 Ad Be aka ng k ya aM la etik an kh dK an k 7 A Ma ji 5
eg m Me
n ka Ma
ma
n da
n Me
an
uh
Be r
Na b i M A u d h a am bK e m tik ad a N Tid ab T i d i a ak Bu kP M a e e n m g rn a kan Ha a h M j a aka M t9 e n 2 a n n ce Pa B n e l a r B a p sd ena erj M a m a n p i b Ber la n at aka R b a a T p u i 86 an nan Tid g Meng a k gos Se an 4 52 o k d G a S igi 87 uka M p 6 e n o long 54 Cuci Tangan da 44 n Ba ca Ba sm al ah Se belum Makan 49 nyum 42 Binatang 84 g 38
an
ham Mu
nK
k
Penyanyang
ga
g Te
ha sa Rum rgai Pe han m 2 ah Tan bantu 8 gga Ceria da 2 n Riang Gembira 6 34 Ketika Nabi Bersin 32 Berkata Baik 30 Jujur 8 t6 h 62 mbu i d e rs e h Be a l pL l u l a u k s Si a Ra Ketik 64 g an 58 ay y n en ria P i k nd ke e a P h nK a u eg hd T a Ay g L a Mi ain num Akh lak ya ng 56 Nab i Me Ke su ng
Ke ti ad
Or an
abi kN udu
an nT
m
ntu
am
ba
ra D
ga n de
uh iM
Me m
ab kN
Ca
n ka Ma
hla Ak
Belajar Akhlak dari
Nabi MUHAMMAD Copyright Š 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Penulis: Syafawi Ahmad Penyunting: Imran Laha Pewajah Sampul: Doni Ramdhoni Ilustrasi Sampul : Jj Wind Ilustrasi Isi : Agus Willy Tata Letak Isi: Doni Cetakan I: Februari 2014 ISBN: 978-602-1254-77-4
ADIBINTANG ZAYTUNA UFUK ABADI Anggota IKAPI Jl. Masjid Al Hidayah No. 1 A, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12510, INDONESIA Telp. +6221 7802264, Fax. +6221 79187429
Belajar
Akhlak
dari
Nabi
MUHAMMAD
dak buku ini ti m la a d i d nya, i Ilustras g sebenar n a y h o k barkan to pembaca tu n a menggam b m e tujuan m san hanya ber ami isi tuli h a m e m agar lebih
Sabar Umar marah dan Rasulullah berkata, “Ya Umar, aku tidak disuruh berdakwah dengan cara begitu. Antara aku dan dia memang sedang membutuhkan kebijaksanaanmu. Suruhlah dia menagih dengan sopan dan ingatkanlah aku supaya melunasinya dengan baik.�
6
Rasulullah adalah orang yang sangat sabar. Meskipun sedang dalam keadaan marah, beliau tetap sabar. Ketika Rasulullah sedang duduk-duduk di tengah para sahabatnya, salah seorang Yahudi bernama Zaid bin Sa’nah masuk menerobos barisan jama’ah yang melingkarinya. Seraya menyambar kain Rasulullah dan menghardiknya dengan kasar, ia berkata, “Ya Muhammad! Bayarlah utangmu. Kamu keturunan Bani Hasyim biasa memperlambat pelunasan.” Pada waktu itu Rasulullah memang punya utang kepada orang Yahudi itu, namun belum jatuh tempo. Umar yang melihat peristiwa itu langsung bangkit dan menghunus pedangnya, seraya memohon izin. Ucapnya, “Ya Rasulullah, izinkanlah aku memenggal leher orang ini!” Tetapi Rasulullah berkata, “Ya Umar, aku tidak disuruh berdakwah dengan cara begitu. Antara aku dan dia memang sedang membutuhkan kebijaksanaanmu. Suruhlah dia menagih dengan sopan dan ingatkanlah aku supaya melunasinya dengan baik.” Mendengar perkataan Rasulullah tersebut, orang Yahudi itu berkata, “Demi yang mengutusmu dengan kebenaran. Sebenarnya aku tidak datang untuk menagih utangmu, namun aku datang untuk menguji akhlakmu. Aku tahu, tempo pelunasan utang belum tiba waktunya. Akan tetapi aku telah membaca sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat, dan ternyata terbukti semua, kecuali satu sifat yang belum aku uji, yaitu kebijakkanmu bertindak pada waktu marah. Ternyata tindakan bodoh yang ceroboh sekalipun engkau dapat mengatasinya dengan bijaksana. Itulah yang aku lihat sekarang ini. Maka terimalah Islamku ini, ya Rasulullah, “Asyhadu alaa ilada illallah wa annaka ya Muhammad Rasulullah” “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan engkau adalah Rasulullah.”
7
Sikap Lembut Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut dan mencintai kelembutan dalam setiap perkara. Itu kata Rasulullah saw. suatu ketika. Perkataan Rasulullah itu sejalan dengan perilakunya. Rasulullah bersikap lembut kepada siapa saja. Rasulullah sangat lembut terhadap istri-istrinya. Rasul tidak pernah melotot, menaikkan nada suara dan marah kepada istrinya. Beliau biasa memanggil
8
istri-istrinya, dengan panggilan kesukaan dan panggilan yang indah. Seperti “Ya, Humaira” untuk memanggil Aisyah. Rasul juga adalah orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. Rasulullah juga bersikap lembut kepada pembantunya, anak-anak, sahabat, dan juga kepada orang yang memusuhinya. Begitu juga ketika harus menasihati orang yang melakukan kesalahan, Rasulullah menasihatinya dengan lembut. Suatu ketika Rasulullah saw.. dan para sahabat tengah berada di masjid. Tiba-tiba, seorang kampung yang lugu datang ke masjid. Betapa kagetnya orang-orang di masjid dengan ulah orang kampung itu. Tanpa beban dan rasa malu, lelaki itu langsung kencing di salah satu pojok masjid. Mata para sahabat terbelalak seketika. Sebagian sahabat meneriakinya. Ada yang mengumpatnya. Dan ada beberapa sahabat yang berniat menghajarnya. Rasulullah saw. bertindak cepat. Beliau perintahkan kepada para sahabat untuk tenang. “Biarkan dia menyelesaikan hajatnya. Setelah itu, ambil air dalam ember dan siram bekas kencingnya,” terang Rasulullah saw.. “Sesungguhnya kalian hadir untuk memberikan kemudahan, bukan menciptakan kesulitan.” Walau begitu, masih ada juga beberapa sahabat yang terus mengumpat lelaki kampung itu. Setelah lelaki kampung itu menyelesaikan buang air kecil, Rasulullah saw.. memerintahkan seorang sahabat untuk mengambil air, lalu menyiramnya. Disaat yang sama, beliau memanggil orang itu, tanpa ekspresi marah sedikit pun. Rasulullah menasihati orang itu dengan lembut. “Sesungguhnya di masjid tidak boleh kencing dan membuang kotoran. Masjid ini hanyalah untuk salat, dzikir dan membaca Al-Qur’an.” Beberapa saat kemudian, waktu salat telah tiba. Lelaki kampung itu pun ikut salat bersama Rasulullah saw. dan para sahabat. Di tengah-tengah salat, orang kampung yang kencing di masjid itu berdoa dengan suara keras, “Allahummarhamna wamuhammadan wala tarham ma’anaa ahadan (Ya Allah, sayangilah daku dan Muhammad. Janganlah engkau sayangi seorang pun selain kami)!” Setelah salat selesai, Rasulullah saw.. mendekati dan menyapa orang itu. “Sungguh, dirimu membuat sempit sesuatu yang luas,” terang Rasulullah saw. kepada. Maksud beliau, lelaki itu mempersempit ruang rahmat hanya untuk Rasul dan dirinya, padahal rahmat itu luas untuk semua hamba Allah.
9
Jujur Meskipun Rasulullah terkenal jujur, Abu Lahab tetap marah, dan berkata, “Celaka kamu wahai Muhammad. Apa hanya untuk tujuan ini kamu mengumpulkan kami?�
10
Nabi Muhammad saw. terkenal sebagai pribadi yang jujur. Sejak kecil Rasulullah saw. sudah terbiasa dengan sifat jujur ini. Orang-orang yang berkawan dengan beliau sejak kecil, tidak pernah sekalipun mendengar Rasulullah berbohong, karananya orang-orang juga tidak ragu atau curiga atas apa yang dikatakan olehnya. Saking terkenal kejujurannya, ketika Nabi Muhammad datang ke suatu pertemuan, orang-orang kaf ir Quraisy biasanya berkata, “Orang yang jujur dan dapat dipercaya telah datang.” Namun ketika beliau mendapat wahyu dan hendak menyebarkannya, kaum kaf ir Quraisy mulai tidak memercayainya. Sutau ketika, setelah menerima wahyu dari Allah, Rasulullah naik ke bukit mengumpulkan banyak orang. “(Wahai kaum Quriasy) pagi sudah menyingsing (kemarilah dan berkumpullah).” Setelah orang-orang berkumpul, mereka bertanya, “Ada apa Muhammad?” Nabi Muhammad melanjutkan pidatonya, “Apa yang akan kalian katakan, apabila saya memberi kabar kepada kalian bahwa musuh akan datang pagi ini atau petang nanti. Apakah kalian memercayaiku? kaum Quraisy menjawab, “Ya, kami tidak pernah melihat kamu berbohong. Nabi melanjutkan pidatonya, “Ketahuilah, saya ini adalah orang yang mengingatkan kalian supaya tidak mendapatkan siksa yang pedih.” Mendengar seruan Rasulullah ini, Abu Lahab marah, dan berkata, “Celaka kamu wahai Muhammad. Apa hanya untuk tujuan ini kamu mengumpulkan kami?” dan kemudian Allah swt. mengancam Abu Lahab dengan menurunkan rangkaian ayat berikut ini: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (1) Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. (2) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. (3)” (Al-Lahab, 111: 1-3).
11
Dermawan yang Tak Takut Miskin WAH, Rasulullah Sungguh dermawan
12
seorang laki-laki datang menemui Nabi dan meminta sesuatu kepadanya, lalu beliau memberikan sekawanan kambing yang memenuhi sisi di antara dua buah bukit.
Rasulullah adalah orang yang murah hati dan dermawan. Pernah suatu ketika, seorang laki-laki datang menemui Nabi dan meminta sesuatu kepadanya. Lalu beliau memberikan sekawanan kambing yang sangat banyak. Kemudian laki-laki itu kembali kepada kaumnya dan berkata, “Masuklah kalian kepada Islam, karena sesungguhnya Muhammad telah memberikan suatu pemberian seperti orang yang tidak pernah takut miskin.” Rasululah tidak pernah dimintai sesuatu, kemudian beliau berkata: “Tidak”. (HR Muttafaq alaih dari Jabir) Pada kesempatan lain, dibawakan kepada Rasulullah uang sebanyak 90 dirham. Diletakkannya uang itu di atas tikar, kemudian beliau berdiri dan membagikan uang tersebut kepada orang-orang yang membutuhkannya. Beliau tidak menolak orang yang meminta, hingga selesai membagikan uang itu. Pada suatu hari beliau diberi sejumlah uang dari Bahrain. Nabi berkata kepada para sahabat, “Taruhlan (uang itu) di masjid!” Uang yang diberikan itu termasuk uang terbanyak yang pernah diterima oleh Nabi. Kemudian Nabi keluar rumah menuju masjid untuk melakukan salat berjamaah. Beliau sama sekali tidak memedulikan uang tersebut. Setelah selesai salat, beliau menuju tempat di mana uang itu diletakkan dan duduk di sampingnya. Setiap kali melihat ada orang yang berlalu, beliau memberinya uang sehingga tiada satu dirham pun yang tersisa.
13
MURAH HATI Salah satu sahabat Nabi menegur sahabat Nabi yang lain, “Tidakkah kamu mengetahui Rasulullah sedang memerlukan baju itu, dan Beliau tidak ingin menolak permintaan orang yang meminta kepadanya !?�
14
Saking dermawannya, Rasulullah tidak pernah menolak orang yang meminta kepadanya dengan alasan sedang tidak mempunyai uang. Pada suatu hari Rasulullah kedatangan seorang tamu yang meminta bantuan kepadanya. Kemudian Rasul berkata, “Saya sedang tidak mempunyai apa-apa. Juallah sesuatu dan saya yang akan menanggung (barang itu kembali kepadamu lagi). Jika saya sudah mempunyai uang saya akan mengganti biaya barangmu (yang kamu jual itu).” Melihat hal ini sahabat Umar berkata, “Wahai Rasul. Kamu sudah pernah memberinya bantuan sebelum ini. Allah tidak membebanimu dengan hal
yang kamu tidak kuasa menanggungnya.”
Rasulullah kurang senang dengan usulan Umar ini. Kemudian ada lain berkata, “Wahai Rasul. Teruslah memberi nafkah. Jangan khawatir, Tuhan pemilik ‘Arsy tidak akan membuatmu kekurangan.” Mendengar ucapan ini Rasulullah saw. tersenyum dan tampak ada kegembiraan terpancar dari wajah mulianya. Kemudian Beliau berkata, “Sikap seperti inilah, yang diperintah kepada saya untuk melakukannya.” Pada waktu lain, datang seorang wanita dengan membawa pakaian yang akan dihadiahkan kepada Nabi. Waktu itu Nabi memang sedang memerlukan sebuah baju, karenanya Beliau menerima hadiah baju tersebut. Tidak lama kemudian ada seorang sahabat yang berkata, “Wahai Rasul, sungguh indah baju ini, saya mohon kamu memberikannya kepadaku?” Rasul menjawab, “Ya. ambillah.” Setelah Rasulullah saw. meninggalkan tempat tersebut, para sahabat yang lain memarahi orang yang meminta baju tersebut, “Tidakkah kamu mengetahui Rasulullah sedang memerlukan baju itu, dan Beliau tidak ingin menolak permintaan orang yang meminta kepadanya !?”
15