Indikasi Koran Sekolah

Page 1

24

RADAR JOGJA

Jumat Kliwon 22 Mei 2009

Apaan tuh refleksi? Motede Pijat kaleee…… Tentu ada yang aneh dengan kata tersebut. Emang tidak banyak dari kita yang tahu arti refleksi. Memang refleksi adalah cara untuk memberikan makna dari apa yang telah kita lakukan. Merefleksikan tindakan berarti mencoba untuk menggali makna kegiatan yang kita alami. Dengan refleksi kita tentu akan dapat berbagai hal positif dari kegiatan yang kita lakukan. Bukan hanya itu, dengan refleksi kita juga akan banyak menemukan hal negatif dari tindakan atau aktivitas kita.Sehingga kita dapat memperbaiki kualitas tindakan kita. Remaja seusia kita tentu banyak sekali aktivitas, mulai dari membaca, sampai shopping, namun pernahkan kita sejenak mengingat kembali tentang aktivitas kita. Jangan jangan aktivitas yang kita lakukan tidak ada artinya bagi kemajuan diri kita. Banyak remaja hanya ngikut trend, mulai dari warna rambut sampai merk pakaian. Sangat disayangkan apabila semua yang kita lakukan hanya berakibat lelah, boros, dan menyiksa diri sendiri (bahkan sebagian besar menjadi korban mode -kormod-). Sudah saatnya kita mulai merefleksikan tindakan kita agar kualitas hidup kita menjadi lebih baik dan tentunya berguna bagi hidup kita dan orang lain. Yang pasti dengan refleksi kita dapat menjadi diri kita sendiri yang pede abis, tanpa harus membuat diri kita sama dengan orang lain. Maka jangan sungkan-sungkan untuk mencoba berefleksi!

Kawula muda, ngerasa nggak sih, kalau terkadang kita itu sering menyepelekan sesuatu hal kecil yang terjadi pada diri kita? Atau terkadang kita sering bertindak sesuatu tanpa maksud dan tujuan apapun? Yang paling penting, terkadang kita tidak bisa menjawab mengapa kita melakukan suatu yang kita lakukan, dan apa yang dapat kita ambil dari tindakan yang kita lakukan tersebut?

Ada baiknya jika Socrates memberikan pertimbangan filsafatnya yang sangat mudah kita cerna sebagai kaum muda yang berbunyi, demikian: “Apakah di dalam sesuatu yang dilakukan ada kebenaran, kebaikan dan keber-manfaatan.” Tidak terlalu berat untuk dipahami kata-kata Socrates di atas, kan! Pada hakikatnya, manusia baik anak-anak, remaja, maupun orang yang sudah tua, diciptakan dalam sebuah kehidupan yang dinamis. Buktinya, sebagai manusia yang hidup, pasti dengan segala macam perasaan

Bukan sekedar sifat dasar, namun memang telah terkonsep dalam otak manusia bahwa mimpi adalah sebuah nuansa batin yang tak terelakan dari sebuah jalan menuju bahtera keajaiban. Sulit memang untuk menanggapi khayalan yang kerap muncul di alam bawah sadar manusia. Mimpi dan khayalan terkadang dapat menjadi dorongan spiritualitas yang begitu menggebugebu hingga menyadarkan manusia menuju puncak semangat hidup. Namun, mimpi seringkali lebih menjadi bahan imajinatif kotor manusia untuk mencapai kebutuhan manusiawi secara instan dengan masuk ke alam mimpi terlalu dalam. Demikian hingga manusia sering mencemooh diri sendiri seakan-akan mimpi telah memberikan kenikmatan yang luar biasa. Pada masa-masa demikian, manusia akan terlelap dan lupa bahwa dia hidup bukan hanya saat bermimpi. Saat memasuki alam di mana setiap sudut dunia dapat terjelajah dengan mudah, manusia cenderung merasa bahwa dia telah mendapatkannya, dia telah meng-

yang muncul dalam dirinya, dia bekerja untuk memenuhi kebu-tuhan hidupnya, baik rohani maupun jasmani. Kehidupan yang dinamis tersebut menuntut seseorang agar dapat mengambil dinamika hidupnya sebagai sebuah penga-laman. Apa itu pengalaman? Thomas Alfa Edison, penemu bohlam lampu, berpendapat bahwa “Penga-laman adalah bukan apa yang terjadi pada diri kita. Pengalaman adalah apa yang kita lakukan, saat sesuatu terjadi pada diri kita.“ Pengalaman adalah sesuatu yang netral. Seseorang dapat saja memiliki pengalaman sama, tetapi dalam pemaknaan setiap orang bisa berbeda. Masing-masing orang yang memiliki pengalaman yang dapat memberi makna kepada pengalaman itu, atau membiarkannya lewat begitu saja tanpa makna. Pentingnya Refleksi Refleksi merupakan bagian untuk mengambil makna dari sebuah pengalaman kita. Kalau diibaratkan, refleksi adalah sebuah kaca, di mana kita sedang berhadapan dengan kaca tersebut. Kaca itu memantulkan bayangan diri kita, dan mata kita bisa melihat apa yang ada di wajah kita, dan apa yang ada di sekujur tubuh kita.

genggamnya, dan dia telah hidup seperti apa yang ada di alam bawah sadarnya. Ingin rasanya untuk tak henti bercumbu dengan imajinatif kotor, bahkan selalu ditunggu lanjutan cerita akan setiap mimpi yang telah bersandar di pundak kiri manusia dengan segala tipu muslihatnya. Sekedar mengingatkan, pundak kiri manusia selalu tersedia untuk catatan malaikat akan setiap penyelewangan jalan hidup. Tak dapat dipungkiri, bahwa mimpi selalu membawa tawa kecil s e i r i n g ke p a l a m a n u s i a y a n g mendongak ke atas dengan mata menuju satu arah atau bahkan memilih untuk melihat kegelapan. Di situlah hidden camera mulai menjadi mata kedua dalam perjalanan kenikmatannya. Terhanyut atau tidaknya manusia ketika mereka mulai menyalakan hidden camera, tergantung dari beberapa faktor yang merambati pembuluh darah manusia itu sendiri. Faktor-faktor tersebut selalu tersaji beriringan dengan orientasi arah mimpi yang ingin digapai manusia. GREGORIUS RAGIL WIBAWANTO

Tria SMA 6

“Saya menciptakan lagu berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami. Karena yang saya ciptakan sendiri, saya memperoleh hasil yang baik. Rasa stres akibat keseharian jadi lebih mudah hilang dan saya jadi lebih dekat dengan teman-teman.”

Hugo Bosa

Hal termudah memahami refleksi untuk mengambil makna dari sebuah pengalaman adalah dengan pertanyaan, misalnya, "Tadi aku berbuat apa? Apa yang menarik dari tindakan yang saya lakukan? Perasaan apa yang ada dalam diri saya saat saya melakukan tindakan itu?" dan ber-bagai pertanyaan yang dapat kita jadikan sebagai cermin diri kita dari segala pengalaman yang kita alami. Bagaimanapun juga, refleksi adalah sebuah kebebasan yang menjadi pilihan setiap orang. Refleksi menantang kita untuk menjadi pribadi yang dewasa. Bisa jadi ada orang yang setelah berefleksi mengalami perubahan bermakna dalam dirinya, dan semakin mengenali dirinya, tetapi ada juga yang setelah berefleksi tetap saja tidak tahu mengapa dia berbuat, dan bagaimana harus berbuat. Refleksi yang baik tentu saja refleksi yang menuju perkembangan diri menjadi semakin baik. Dalam berefleksi, semua nilai dan makna pengalaman dapat diambil, tergantung ada pada tangan siapa. Pengalaman boleh sama satu dengan yang lain, tapi kesan, nilai dan makna dapat berbeda-beda satu dengan yang lain ketika merefleksikannya.

Sebagai manusia yang diciptakan untuk kehidupan yang dinamis, kita dihadapkan dengan berbagai pilihan tentang apa yang ingin kita alami dan capai, bebas memilih berbagai pilihan tersebut sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Seperti mengutip pernyataan Dewi Soemarti, “Pilihlah apa yang menjadi kebebasanmu.” Kebebasan yang dimaksud adalah melakukan sesuatu yang kita mampu, dan itu tercermin dalam hobi yang dimiliki setiap orang, yang tentunya berbeda-beda. Hobi, tidak hanya digunakan untuk sekedar mengisi waktu luang tetapi ada baiknya kita jadikan sebagai suatu fasilitas untuk mencerminkan diri kita untuk semakin mengembangkan diri. Hobi tidak hanya dijadikan untuk melampiaskan kesenangan semata, tetapi juga dijadikan sebagai kesempatan untuk merefleksikan nilai dan makna tentang apa yang kita lakukan. Refleksi sendiri bertujuan untuk mengembangkan diri kita, sehingga tidak ada "kehampaan" dari apa yang dilakukan melainkan menjawab pertimbangan Socrates dengan adanya kebermanfaatan dan kebaikan dari apa yang dilakukan.

Renni SMA 8

“Aku sih udah lama suka nonton film. Biasanya aku nonton di rumah aja, pinjem kaset di rental gitu. Ntar dari situ, bisa tukertukeran sama teman-teman, baik cerita dari film itu, juga tukeran kaset filmnya. Jadinya bisa ningkatin hubungan persahabatan gitu juga.”

“Baca koran sudah menjadi makanan tiap hari bagiku, sehari enggak baca koran rasanya ada yang hilang. Sehari enggak baca koran, berarti aku kehilangan informasi-informasi penting. Padahal, aku ingin menjadi Duta Besar, so aku perlu mengikuti perkembangan dunia dengan membaca koran.”

Oscar SMA JB

Agri SMA 6

“Aku sangat suka foto dan desain. Itu bagus untuk mengekspresikan kreativitas dan seni daripada nganggur. Itu sangat berguna, karena pada dasarnya itu semuanya untuk mengembangkan diri. Kalo hambatan pasti ada, karena banyak berbenturan dengan kegiatan sekolah. “

Hobi Dan Refleksi ARKHELAUS WISNU TRIYOGO

Ciri-ciri di atas bisa jadi semacam trademark tersendiri bagi siswa-siswa SMA Kolese De Britto. Entah mengapa juga hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi “cah JB”. Namun, JB (sebutan akrab SMA Kolese De Britto) tidak hanya sebatas itu saja. Dari situ kita diajak untuk mengenal lebih dalam tentang sebuah Kolese yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto 161 ini. JB mempunyai santo pelindung, yaitu Santo Yohanes De Britto. Melaluinya, “cah JB” diajak untuk menjadi manusia-manusia yang berhati nurani benar (conscience), memiliki kompetensi (compe-tence), dan peduli kepada sesama (compassion). Keren ya? O, iya. Bicara tentang Santo Yohanes De Britto, di JB sudah ada patung santo pelindungnya itu. Masih baru kok. Baru diresmikan pertengahan tahun 2008 kemarin. Patung yang tinggi besar ini bisa ditemukan di halaman barat JB. Patung Santo Yohanes De Britto, sang pelindung SMA Koese De Britto Cowok semua, gondrong, baju bebas, sepatu sandal. Mmm... Itu pasti “cah JB” dilihat dari fisiknya. Terus, bagaimana dalemannya? Kebanyakan sih pintar, gokil abis, penuh semangat dan supel. Benar kan? MODEL : DIO FOTO : DOK. JURNALISTIK DE BRITTO PEMBIMBING : IGNATIUS KINGKIN TEJA ANGKASA

siswa. Terdapat 17 ekskul di JB, di antaranya jurnalistik, sepak bola, sinematografi, bola basket, musik, dan kelompok minat berupa cheers cowok (seru tuh!). Ternyata, JB tidak terikat dengan OSIS. JB punya struktur kesiswaan tersendiri yang dinamakan presidium. Terdapat rata-rata 8 anggota presidium yang dipilih secara langsung oleh siswa tiap tahunnya. Anggota presidium haruslah orang yang benar-benar terpilih dari sekian ratus “cah JB”, karena mereka memiliki tanggung jawab yang besar. Pendidikan Bebas Makna pendidikan bebas di JB benarbenar ditekankan. Baju bebas atau gondrong, hanyalah sebagai sarana sebagai perwujudan nilai-nilai kebebasan yang bertanggung jawab, bahwa pendidikan tidak hanya melulu memfokuskan pada sisi akademis saja tetapi juga pengembangan kepribadian para siswanya.

Berdiri tahun 1948, JB telah terbukti menghasilkan para lulusan yang lucu, aneh, wagu, murah senyum, dan cerdas tentunya. Mulai dari direktur, anak band, hingga pelawak. Yang jelas, JB memfasilitasi segala cita-cita para “cah JB” sehingga suatu saat nanti mereka akan jadi orang sukses.

Pada akhirnya, lewat pendidikan bebas tersebut, upaya para lulusan JB bisa menjadi “orang” yang sesungguhnya. Seseorang yang peduli bagi sesamanya, berkompeten, dan berhati nurani yang benar.

Mengingat akan hal itu, ekskul digunakan sebagai ajang pematangan bakat para

FRANCISCUS ASSISI SANDY MARIATNA

DESAIN : SANDY

Oleh: Resa Setodewo

Berdiri dari kiri ke kanan: Rakta, Ragil, Wisnu, Sandy, Obet, Arkhe, Yudhi. Duduk dari kiri ke kanan: Nino, Gandhi.

“Belajar bukan cuma dalam arti mempelajari materi pelajaran saja. Belajar bisa banyak hal dan dengan belajar banyak hal, kita bisa menambah pengalaman dalam hidup. Pengalaman yang kita dapatkan bisa menjadikan hidup lebih bermakna di kemudian hari.”

Oleh: Rafael NR


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.