NEWS
INDOHUN The Tenth Edition, September 2016
ZOONOSES UPDATE
ZIKA VIRUS RABIES in BENGKULU RABIES DAY
INDOHUN UPDATE
GLOBAL HEALTH
TRUELEADERS 2016 B A T C H
6 7 8
THE COVER This year, various challenges of deadly zoonotic diseases have threated many countries, starting with Ebola in the early of 2016 until Zika, the very updated outbreak that currently occurs in Singaporeone of the neighboring countries near Indonesia. Nowadays, zoonotic diseases could spread from one country to other country in a very short time. It proves that there is no barrier anymore. Anyone can be attacked at any time by the zoonotic disease. Therefore, this is the perfect time for the world’s health professionals from different background to sit and work together against zoonotic diseases and the disease of tomorrow by using One Health concept.
Tahun ini, berbagai tantangan penyakit zoonotik yang mematikan sangat meresahkan dan mengancam banyak negara, dimulai dengan Ebola yang mengancam di awal tahun 2016 ini hingga Zika yang tengah mewabah di Singapura, salah satu negara tentangga yang dekat dengan Indonesia. Saat ini, penyakit zoonotik dapat menyebar dari satu negara ke negara lain dalam waktu yang sangat cepat. Tidak ada batasan lagi. Semua penyakit zoonotik dapat menyebar. Kapanpun. Dimanapun. Ini adalah waktunya bagi seluruh ahli kesehatan dari latar belakang berbeda-beda untuk duduk dan bekerja bersama melawan penyakit zoonotik menggunakan konsep One Health.
B
6
The Global Health True Leaders 2016
E Currently, Indonesia has entered the era of ASEAN free trade. It is certainly affect the whole sector in Indonesia and other countries in ASEAN region. Moreover, the number of good leader especially in health sector in South East Asia is still low. The world needs more leaders to lead our community to reach better life in the future. We need more leaders who brave to speak up in international forum for the community. One of the fundamental sector that needs to be addressed to solve this condition is education. In order to compete in a positive way, countries in ASEAN region need to increase the quality of the human resources. To answer this challenge, INDOHUN, has a leadership training program on global health, that widely known as Global Health True Leaders (GHTL). In this year, 3 batches of GHTL was conducted in 3 different provinces in Indonesia, i.e West Sumatra, East Nusa Tenggara, and Bali, with the total participants are 165 young people, aged 20-30 years old, originating from Indonesia, Malaysia, Thailand, and Vietnam.
I Saat ini, Indonesia sudah memasuki era pasar bebas ASEAN. Hal ini tentunya mempengarui seluruh sektor yang ada, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Negara lain yang merupakan anggota ASEAN. Lebih dari itu, jumlah orang yang memiliki jiwa kepemimpinan, terutama yang bekerja di sektor kesehatan masih rendah. Dunia ini membutuhkan pemimpin yang lebih banyak lagi untuk membawa masyarakat menggapai kehidupan yang lebih baik. Pemimpin yang cakap berbicara di forum internasional juga diperlukan. Salah satu sektor yang juga terkena dampak dari pasar bebas ASEAN dan harus dibenahi untuk memperbaiki posisi kita di mata dunia adalah pendidikan. Agar dapat bersaing secara positif, Indonesia dan Negara ASEAN lainnya perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Menjawab tantangan ini, INDOHUN kembali mengadakan pelatihan kepemimpinan yang sudah dikenal dengan nama Global Health True Leaders (GHTL). Pada tahun ini, GHTL diadakan sebanyak 3 kali di 3 provinsi berbeda, yaitu Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali. Total peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah 165 orang berusia 20-30 tahun, yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
GHTL Batch 6 Participants enjoyed the nature of Ngarai Sianok after had a very challenging national leadership initiatives. GHTL Batch 7 Participants got an experience to celebrate Indonesia’s Independence Day with thousands new students of UNDANA
GHTL Batch 8 participants originated from 4 countries. Through mutual respect to other culture, they are united and work together. There is no more barrier language.
E GHTL Batch 6 was held on July 29 – August 4, 2016 in Bukittinggi, West Sumatra. This training was participated by 53 young people from several health sciences educational background, i.e medicine, veterinary medicine, public health, nutrition, pharmacy, midwifery, etc. Meanwhile, GHTL Batch 7 was held in Kupang, NTT on August 11-17, 2016. Fifty nine (59) people participated. And last, GHTL Batch 8, it was conducted in Tabanan, Bali, on August 24-31, 2016. Fifty three (53) people from 4 countries (Indonesia, Malaysia, Thailand, and Vietnam) attended and involved actively in this Batch 8. GHTL 2016 was held for 7 days. At the first 4 days, the participants trained in the class. Participants got the knowledge of global health and leadership. Not only the lecture method, but also respect, collaboration, team building, leadership, etc. which trained to participants, using many methods such as team building exercise, role play, public speaking simulation, and team discussion, participants have chance to exercise and increase themselves. The next day, participants visited several places which related to leadership implementation and real situation in community. We asked them to understand how to implement the good leadership in different situation in community. On the 6th day, the participants have chance to implement their improvement skill in the field with serve the local community. At the end of training, the participants got the leadership exercise through the limitation of teamwork and each individual. With this exercise they knew their strength and ability.
I GHTL Batch 6 diadakan pada tanggal 29 Juli – 4 Agustus 2016 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Total peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah 53 orang. Sementara itu, GHTL Batch 7 dilaksanakan di Kupang, NTT pada tanggal 11-17 Agustus 2016 yang diikuti oleh 59 peserta. Sedangkan Batch 8 diadakan di Tabanan, Bali pada tanggal 24-31 Agustus 2016 dengan jumlah peserta 53 orang. GHTL adalah pelatihan kepemimpinan yang diadakan selama 7 hari. 4 hari pertama, para peserta akan dilatih di dalam kelas. Banyak pelajaran yang peserta dapatkan, diantaranya adalah soft skill kepemimpinan, simulasi public speaking, dll. Pada hari ke-5 para peserta akan dibawa keluar kelas dan melakukan kunjungan ke tempat-tempat terkait pelajaran yang diberikan di dalam kelas, hari ke-6 para peserta akan ditantang untuk melayani masyarakat melalui serangkaian kegiatan sosial selama sehari penuh, dan akhirnya pada hari ke-7, para peserta dididik dalam pelatihan fisik yang mengedepankan prinsip kerjasama satu tim.
Beside doing training in the class, GHTL participants were also taught how to get the very healthy body by doing morning exercise every morning.
The in-class-training atmosphere. Collaboration and Team work are our strong points.
During 7 days of training, the committee, trainers, and participants engaged and did the collaboration with Indonesia Armed Forces (TNI) and Regional Police Department. We believe the collaboration with the TNI and Police could help participants to gain more discipline, brave, and responsible. Furthermore, this collaboration will be very helpful in order to shape the True Leader character, particularly the firmness and discipline. As we have known, TNI (Indonesian Armed Forces) and Police are recognized as the institutions with great integrity. This collaboration gave a new unforgettable experience to the GHTL participants. At the beginning, it was challenging for trainers and organizers to make participants wake up earlier in the morning and do the morning exercise. Yet, it was a precious moment also. Moreover, to get up early, the GHTL 2016 participants felt ready enough to seize the opportunities on that day. In addition, this way had successfully made the participants involve actively in every activity of GHTL.
To be an international leader, the participants were challenged to speak properly in front of the international forum role play. The role play was one of the teaching method of GHTL that brought real experience.
One of our fun experience. Besides serious side of GHTL, the participants were also taught to be a lovable leader by being a cheerful person through games that improve their capability to work in a team and maintain their emotion.
We used paper as one of the teaching tool, but, the participants were also had to be capable to work using high technology. Because, their future coworker may lives overseas.
Padatnya kegiatan ini mengharuskan INDOHUN untuk bekerjasama dengan aparat TNI dan Kepolisian. Kerjasama yang terjalin dengan para apparat ini membuat GHTL batch 6, 7, dan 8 sulit dilupakan dan meninggalkan kesan tersendiri bagi para peserta. Ketegasan dan kedisiplinan yang diterapkan pun mampu membuat para peserta mengikuti kegiatan dengan tertib dan teratur. Sebagai penyelenggara, INDOHUN percaya bahwa bekerjasama dengan TNI akan memberikan banyak pengalaman yang tak terlupakan dan keuntungan, diantaranya adalah mempersiapkan karakter peserta sebagai pemimpin yang sesungguhnya, terutama dalam hal ketegasan dan kedisiplinan. Seperti yang kita ketahui, TNI dikenal sebagai institusi yang berintegritas tinggi sehingga sangat cocok dengan program ini. Awalnya memang terasa berat, apalagi untuk bangun pagi setiap hari dan berolahraga sebelum mulai beraktivitas. Akan tetapi, setelah para peserta GHTL 2016 merasakan manfaat dari olahraga pagi, bangun pagi bukan lah masalah yang besar. Terlebih dari itu, dengan bangun pagi, mereka merasa lebih siap untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada selama 1 hari penuh.
E Beside discipline and firmness, the participants of GHTL 2016 were also provided with the knowledge and skills, both hard and soft skills, that very useful for their life ahead. The knowledge were transferred by 5 distinguished trainers from Indonesia, namely : 1. 1. Prof. Wiku Adisasmito, DVM, MSc, PhD 2. Prof. Adik Wibowo, MD, MPH, DrPH 3. dr. Syahrizal Syarief, MPH, PhD 4. Dr. Alex Papilaya, MPH, DTPH 5. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, SpMK(K) Besides, GHTL 2016 also support its participants with international feel and invited 4 distinguished international trainers : 1. Prof. Dr. Mohd. Hair Bejo from Malaysia One Health University Network (MYOHUN) 2. Prof. Stanley Fenwick, BVMS, MSc, PhD from Tufts University, USA 3. Dr. Jeffrey Mariner, from Tufts University, USA 4. Dr. Ong Orn Prasarnphanich, DVM from University of Minnesota, USA
In the beginning, the in class training was started with capacity building with purpose to know and recognize each other and brings together the different culture and educational background among the participants. The in class training were running for 4 days.
Prof. Wiku
Prof. Hair
Prof. Adik
Prof. Stan
I Selain kedisiplinan, para peserta GHTL 2016 juga dibekali dengan ilmu yang sangat berguna. Ilmu ini diberikan oleh beberapa pelatih dalam negeri yang ahli di bidangnya, diantaranya adalah 1. Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD 2. Prof. dr. Adik Wibowo, MPH, DrPH 3. dr. Syahrizal Syarief, MPH, PhD 4. Dr. Alex Papilaya, MPH, DTPH 5. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, SpMK(K) Selain itu, untuk menjadikan pelatihan in berskala internasional, pelatih GHTL 2016 juga didatangkan dari luar negeri, yaitu : 1. Prof. Dr. Mohd. Hair Bejo from Malaysia One Health University Network (MYOHUN) 2. Prof. Stanley Fenwick, BVMS, MSc, PhD from Tufts University, USA 3. Dr. Jeffrey Mariner, from Tufts University, USA 4. Dr. Ong Orn Prasarnphanich, DVM from University of Minnesota, USA Kegiatan di dalam kelas dilaksanakan selama 4 hari, di awali dengan perkenalan dan capacity building dengan tujuan menyatukan latar belakang pendidikan dan budaya yang berbeda antar peserta. Selain itu, kegiatan belajar mengajar yang terjadi juga sangat kondusif.
Dr. Sri
Dr. Syahrizal
Dr. JefF
Dr. Alex
Ms. Aim
E Not only gave a great opportunity to learn in the class, but also GHTL Batch 6 gave the real experience by visiting three places, i.e The Artificial Insemination Hall, The Modern Slaughterhouses, and home industry that produce “rendang”. For Batch 7, the participants learnt to push their self beyond their limit and to accommodate that, the participants, trainers, and INDOHUN team were visiting Fatuleu Mountain and hiked the mountain. Meanwhile, for batch 8, the participants visited the Museum of Art and The Monkey Forest to learn deeper about culture and belief and had direct contact to monkey, one of the reservoir for zoonotic disease. Beside visiting many places to learn practically, through GHTL, the participants from different educational background were accommodated to work together in a team to solve the local health problem. An outdoor activity were conducted to support this, namely The Field Work.
I Untuk memberikan pengalaman yang sesungguhnya, GHTL batch 6 memberikan pengalaman belajar di luar kelas, yakni Balai Inseminasi Buatan, Rumah Pemotongan Hewan Modern, dan Industri Rumahan berbahan dasar daging sapi. Sementara itu untuk GHTL Batch 7, peserta dilatih untuk memotivasi diri sendiri agar melampaui batas yang dimiliki saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut, pelatih, tim INDOHUN, dan para peserta mengunjungi Gunung Fatuleu dan melakukan pendakian bersama-sama. Sedangkan pada Batch 8, peserta mendapatkan kesempatan untuk mempelajari lebih dalam mengenai kebudayaan lokal di ARMA Musemu dan berkontak langsung dengan monyet di Monkey Forest. One Health adalah pendekatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dilakukan dengan berkolaborasi. Kegiatan lapangan berupa kegiatan sosial diadakan untuk memfasilitasi kemampuan peserta dalam berkolaborasi dan bekerja bersama menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di daerah setempat.
We love Indonesia, we are Indonesia’s next True Leaders. Caring and helping each other is important. GHTL Batch 6 participants dedicated their life to Indonesia and its people.
One of GHTL Batch 8 participant from Vietnam. She did very well in applying the knowledge given in the class about Culture and Belief. Because by understanding the culture, we can intervene the local community more.
Challenged more, collaborate more! We can’t conquer the mountain alone. It needs team work. GHTL Batch 7 participants got experience to push their limit and go beyond by hiking.
E This field work is a series of four major activities that include free health check up, health education for school-age children, livestock supplementation, and tree planting . These activities is expected to help local people, both children and adults, and to give the participants real experience in handling and accommodating the local community’s needs. Moreover, the participants also learnt to collaborate and work together in a team professionally with their friends who have different educational background. For Batch 6, the field work took place in Gunung Village, Padang Panjang. It was started by a short opening ceremony, and continued by free health check up, livestock supplementation, and tree planting. Meanwhile for batch 7, the field work were conducted in Baumata Village, and for batch 8, it were conducted in Kelating Village.
The earth is our home. Besides caring and helping the human beings, GHTL participants from all batch were taught to care with the environment.
I Adapun kegiatan sosial ini merupakan rangkaian 4 kegiatan besar yang mencakup pengecekan kesehatan gratis, penyuluhan kesehatan untuk anak usia sekolah, suplementasi hewan ternak, dan penanaman pohon. Keempat kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat lokal, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan memberikan pengalaman yang nyata kepada para peserta tentang bagaimana cara menangani kebutuhan sekumpulan masyarakat. Selain itu, para peserta juga ditantang untuk bekerja berkolaborasi dengan rekan satu angkatan yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Field work untuk GHTL Batch 6 dilaksanakan di Desa Gunung, Padang Panjang yang diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan pengobatan gratis, suplementasi ternak, dan penanaman pohon. Sementara untuk Batch 7 diadakan di Desa Baumata, dan untuk Batch 8 diadakan di Desa Kelating Sebagai kesimpulan, GHTL adalah sebuah pelatihan dengan paket lengkap, di mana para peserta dapat mempelajari hard skill dan soft skill di saat yang bersamaan hanya dengan mengikuti 1 pelatihan. Selain itu, kegiatan di dalam dan luar kelas juga dilakukan dengan proporsi yang seimbang. Kegiatan ini sangat esensial, sebagai investasi awal bagi Indonesia dan ASEAN untuk mendapatkan sumber daya manusia berkualitas baik yang mampu bekerja bersama dalam sebuah tim dengan latar belakang pendidikan, kebudayaan, dan kebangsaan yang berbeda untuk satu tujuan yang sama, ONE HEALTH.
As a conclusion, GHTL is a whole-package- training program, that supporting and providing its participants with the knowledge and skills, both hard and soft skills. Besides, the in class and out class activities were done in a balance proportion. This activity is very essential, as an initial investment for Indonesia and ASEAN to receive good quality of human resources who are able to work together in a team with a different educational, culture, and nationalities background, for the same one vision, ONE HEALTH. PARTNERSHIP. Doctor, Veterinarian, Public Health Expert, Nurse, Pharmacist, Microbiologist, Pathologist, Dentist, Nutritionist, Midwife, Anthropologist, Sociologist, Politician, Psychologist, etc. and even the Military Team are needed to create a better life. TEAM WORK. COLLABORATION. ONE HEALTH
INDOHUN September Update
One Health Photo Contest
Kontes Foto One Health
E Regarding the upcoming International One Health Day on November 3rd, 2016. We launch the One Health Photo Contest on September 2016. There will be two categories as follow (1) Multi-sectoral collaboration to tackle infectious zoonotic diseases and (2) An effort to prevent, detect, or respond Infectious Zoonotic Diseases. This is one month period to submit a photo which related to those categories. The selected photos will be published in INDOHUN website on November 3rd, 2016.
I Tanggal 3 November ditetapkan sebagai International One Health Day. Sebagai salah satu upaya memeriahkan hari One Health sedunia ini, INDOHUN mengadakan Kontes Foto One Health. Akan ada 2 kategori foto yang dapat mengikuti kontes ini, yakni kolaborasi multisektor untuk mengatasi penyakit infeksi zoonotik dan Upaya untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon penyakit infeksi zoonotik. Penyerahan dan pendaftaran foto yang terkait akan dilakukan melalui website www.indohun.org dan dibuka selama 1 bulan. Foto terpilih akan dipublikasikan pada website INDOHUN tanggal 3 November 2016.
One Health CommunityEmpowerment (KKN) INDOHUN holding One Health Community Empowerment in several provinces: West Nusa Tenggara, Bali, East Java, and East Kalimantan. We select students in our university member which has Community Empowerment program and asked them to submit the One Health Community Empowerment proposal. There are nine student groups which were selected. Now, they are implementing their one health community empowerment project in selected village. The aims are to implement student knowledge in a real situation and empower community about One Health.
Pemberdayaan Masyarakat One Health INDOHUN tengah mengadakan Pemberdayaan Masyarakat dengan pendekatan One Health di beberapa provinsi, yaitu di Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. INDOHUN melakukan penyeleksian kepada mahasiswa dari fakultas anggota INDOHUN yang telah memiliki program Pemberdayaan Masyarakat dan meminta mereka untuk menyerahkan proposal kegiatan yang mereka usung. Saat ini, telah ada 9 kelompok yang sudah diterima. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengakomodasi mahasiswa dalam mengimplementasikan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki dan untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan menggunakan pendekatan One Health
THE ZOONOSIS U P D A T E
Image source :http://www.readersdigest.ca/
E Currently, zika is reported spread to 65 countries. The infection has reached Africa. The experts said that infection occurs more during summer. And at the same time, many people across the world will travel. This could make the transmission spread massively. The temperature during summer will be very suitable to the mosquitos’ life. The researcher, Oliver Brady stated that India, Indonesia, and Nigeria are the countries with the highest risk at zika virus.
“If this virus move to these countries, then the health system in it will be in a chaos situation" A professor in molecular virology from University of Nottingham, Jonathan Ball, stated that travel activity and trade will be a mediator in spreading zika to the world. And one of the way to search its transmission is by doing a direct research. The General Director of Disease Control and Environmental Health, Ministry of Health, Muhammad Subuh, stated that zika had been found in Jambi, Indonesia. This occurred when there is a dengue fever outbreak in the end of 2014-April 2015. Source : Republika and Tempo News Portal
I Hingga saat ini, zika telah menyebar ke sedikitnya 65 negara. Infeksi juga telah merambah Afrika. Pakar menyatakan bahwa penularan terjadi lebih banyak saat musim panas. Dan pada saat yang bersamaan, banyak orang akan melakukan perjalanan di seluruh penjuru dunia. Suhu hangat selama musim panas menguntungkan bagi nyamuk untuk hidup lebih lama. Peneliti Oliver Brady menyatakan bahwa India, Indonesia dan Nigeria adalah 3 negara dengan risiko tertinggi terserang wabah zika.
"Jika zika berpindah ke area ini maka dampaknya terhadap sistem kesehatan akan sangat kacau," Profesor virologi molecular dari University of Nottingham, Jonathan Ball mengatakan aktivitas perjalanan dan perdagangan akan menyebarkan zika ke seluruh dunia. Dan salah satu cara untuk mencari tahu ke mana penyebarannya adalah dengan penelitian langsung agar terhindar dari wabah viral di masa depan. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh menyatakan virus zika pernah ditemukan di Provinsi Jambi. Penemuan virus zika di Jambi berawal ketika terjadi wabah demam berdarah pada akhir 2014-April 2015.
Singapore : ZIKAis Sixteen women in Singapore are confirmed to have Zika, said the Ministry of Health (MOH) on Friday (Sept 23). The number has doubled from the eight cases that were confirmed on Sept 11. MOH added that 658 Zika tests were done between Sept 7 and Sept 17. Of these, 197 were for pregnant or symptomatic individuals who require the test. Two new cases of Zika were confirmed on Friday, bringing the total to 387. This serious condition needs to be aware. Indonesia's Ministry of Health - in coordination with the Ministry of Foreign Affairs - issued a 'travel advisory' for Singapore to guard against the spread of Zika. This advisory was aimed at alerting citizens of Indonesia to the severity of the conditions in Singapore. This is not a ban. Although there is no prohibition to visit Singapore, Indonesia has stepped up protective measures by using the thermal scanners at the airports and border checkpoints. Furthermore, there are several countries across the world that have issued a Zika travel warning. The United States is one of them. Another country which has issued travel warning for Singapore is Britain. In addition, Britain says Thailand is high risk and the Philippines and Indonesia are a moderate risk. This statement is reinforced by the warning of The European Centre for Disease Prevention and Control. They said, travel to Thailand and Indonesia is risky, but omits the Philippines. Source : Straitstimes Singapore, Reuters, and Indonesia-investment News Portal
Indonesia’s Front Door Pada tanggal 23 September 2016 (Jumat), Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan bahwa enam belas wanita di Singapura telah dikonfirmasi menderita zika. Jumlah ini meningkat dua kali lipat sejak tanggal 11 September. Kementerian Kesehatan Singapura juga menambahkan bahwa 658 tes zika telah dilakukan pada tanggal 7-17 September 2016. Dari jumlah tersebut, 197 diantaranya adalah wanita hamil dan orang terinfeksi yang membutuhkan tes. Dua kasus baru terkonfirmasi pada hari Jumat. Kondisi ini amat serius dan harus diwaspadai. Kementerian Kesehatan Indonesia, bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, mengeluarkan travel advisory kepada Singapura untuk mengontrol penyebaran Zika dan sebagai peringatan bagi masyarakat akan keadaan kesehatan yang tengah terjadi di Singapura. Travel advisory bukanlah larangan. Meskipun tidak ada larangan untuk mengunjungi Singapura, Indonesia telah meningkatkan upaya perlindungan dengan memasang pengukur suhu tubuh manusia di bandar udara-bandar udara dan pos pemeriksaan perbatasan. Selain itu, terdapat beberapa negara yang mengeluarkan travel warning. Amerika Serikat adalah salah satunya. Negara lain yang mengeluarkan travel warning untuk Singapura adalah Inggris. Lebih lanjut lagi, Inggris menyampaikan bahwa Thailand berisiko tinggi terkena wabah Zika, sedangkan Filipina dan Indonesia berisiko sedang. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya peringatan dari The European Centre for Disease Prevention and Control yang menyatakan bahwa Thailand dan Indonesia berisiko terkena wabah ini.
INDO The case of rabies from being bitten by the stray dogs in Seluma, Bengkulu, Indonesia is still high. For eight months, There are 200 rabies cases that have been found. Based on the information from the Head of Health Office Bengkulu, this cases are occurred because there are so many stray dogs with rabies roam in Seluma. He added that, there are 2 deaths from 200 rabies cases. It happened because of the delay in treatment. Data from Animal Husbandry and Animal Health Office Bengkulu mentioned that currently (until September 2016), there are 167.602 rabies vectors that roam free. The Head of Animal Husbandry and Animal Health Office Bengkulu stated that it is higher than the previous year. This number has increased 10 percent from 153.885 rabies vectors in 2015. Prevention and eradication of rabies, is a manifestation of Law No. 41 of 2014 concerning Animal Husbandry and Animal Health and Bengkulu Provincial Regulation No. 4 of 2014 on Combating Rabies. The actions taken by the health workers in order to control rabies are vaccination, health promotion and education, rabies vector population control, and supervision of rabies vector traffic. Bengkulu provincial government through the APBN and APBD of the fiscal year 2015 provide as many as 110.500 doses of rabies vaccine. This amount is already approaching 70 percent vaccination target of the rabies vector population as a condition for a successful rabies vaccination. Meanwhile, in the fiscal year 2016, 85,000 doses of the rabies vaccine is provided. This number has decreased as much as 23 percent. Source : Liputan 6 and Berita satu News portal
NESIA
Kasus rabies akibat digigit anjing liar di Kabupaten Seluma, Bengkulu, sampai sekarang masih tinggi. Hal ini terbukti, selama delapan bulan terakhir telah ditemukan sebanyak 200 kasus rabies di daerah ini. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan tingginya kasus rabies di Seluma terjadi karena banyaknya anjing liar pengidap rabies atau dikenal sebagai hewan pembawa rabies (HPR) yang berkeliaran di Seluma. Ia menambahkan bahwa dari 200 kasus rabies itu, dua di antaranya meninggal dunia karena terlambat mendapat perawatan dari petugas medis setempat. Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu menyebutkan, saat ini 167.602 hewan penular rabies (HPR) masih berkeliaran secara bebas. Kepala Disnakeswan, Yuliswani, mengatakan, angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 153.885 ekor. Artinya ada peningkatan jumlah HPR sebanyak 10 persen dalam satu tahun. Upaya pencegahan dan pemberantasan rabies, merupakan perwujudan UU Nomor 18 Tahun 2009 yang diubah dengan UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Perda Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Rabies. Tindakan yang dilakukan petugas kesehatan dalam rangka mengontrol rabies antara lain vaksinasi, komunikasi informasi dan edukasi, kontrol populasi HPR serta pengawasan lalu lintas HPR. Pemprov Bengkulu melalui dana APBN dan APBD tahun anggaran 2015 menyediakan sebanyak 110.500 dosis vaksin rabies. Jumlah tersebut sudah mendekati 70 persen target vaksinasi dari total populasi HPR sebagai syarat keberhasilan vaksinasi rabies. Sementara pada tahun anggaran 2016 tersedia sebanyak 85.000 dosis vaksin atau mengalami penurunan 23 persen.
Rabies Day is celebrated annually to raise awareness about rabies prevention and to highlight progress in defeating this horrifying disease. 28 September also marks the anniversary of Louis Pasteur's death, the French chemist and microbiologist, who developed the first rabies vaccine. Today, safe and efficacious animal and human vaccines are among the important tools that exist to eliminate human deaths from rabies while awareness is the key driver for success of communities to engage in effective rabies prevention. The theme for 2016 is Rabies: Educate. Vaccinate. Eliminate. which emphasises the two crucial actions that communities can do to prevent rabies. It also reflects the global target to eliminate all human deaths from dog-mediated rabies by 2030. Source : WHO, 2016
Hari Rabies Sedunia diperingati setiap tahun dalam rangka meningkatkan kesadaran untuk mencegah rabies dan untuk menyoroti kemajuan dalam memerangi penyakit mematikan ini. 28 September juga ditandai sebagai hari dimana peneliti Louis Pasteur, ahli kimia dan mikrobiologi asal Perancis, meninggal. Louis Pasteur dikenal sebagai orang yang telah mengembangkan vaksin rabies yang pertama Saat ini, hewan yang sehat dan vaksin bagi manusia adalah salah satu hal penting untuk menghilangkan angka kematian manusia akibat rabies. Sementara itu, kesadaran adalah pendorong utama bagi keberhasilan masyarakat untuk terlibat dalam pencegahan rabies yang efektif. Tema Hari Rabies Sedunia tahun 2016 ini adalah : Edukasi, Vaksinasi, Eliminasi, yang menekankan kepada dua tindakan penting yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah rabies. Hal ini juga mencerminkan target global untuk menghilangkan semua kematian manusia akibat rabies anjingdimediasi pada tahun 2030.
Prof. Wiku Adisasmito R. Hadi Slamet Putu Mas Dewi Pratiwi Samuel Josafat Alexandra Tatgyana Suatan Ni Made Hermiyanti Chandrawati Mutmainah
INDOHUN Coordinator Finance&Administrative Manager Communication&Networking Manager Program Development Manager Communication&Networking Assistant Program Development Assistant Finance&Administrative Assistant
Prof. Wayan T. Artama Dr. Sri Budayanti Aria Ika Septana Kadek Ridoi Isna Mayzora Haniena Diva
OHCC Yogya Coordinator OHCC Bali Coordinator OHCC Yogya Team OHCC Bali Team INDOHUN Team INDOHUN Team
"Coming together is a beginning, staying together is progress, and working together is success." - Henry Ford
INDOHUN National Coordinating Office
Kampus Baru Universitas Indonesia Faculty of Public Health, G Building 3rd Floor, Room 316 Depok, West Java, Indonesia 16424