Cloze Up
HAYLEY WILLIAMS Jati Diri Baru Di Album Baru Setelah perceraian, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri, Hayley Williams bisa bangkit dan meramu debut album solo Petals for Armor. Jika mengingat sosok Hayley Williams, kita akan teringat dengan vokalnya yang agresif bersama Paramore dan penampilan di panggung yang enerjetik. Namun, sosok ini tiba-tiba terasa asing ketika kita mendengarkan lagu-lagunya di album solonya, Petals for Armor yang dirilis full 8 Mei 2020. Ada perjalanan panjang hingga Williams memberanikan diri untuk merilis projek solonya itu. Depresi, perceraian, masa kecil yang kelam, semua terjadi begitu panjang. Sementara kedua rekan band mendukung langkahnya, ia juga telah menemukan sosok keluarga dalam Paramore.
Menghargai hidup lewat debut album Album solo pertama Williams menjadi ekspresi jujur dari kehidupan yang dialaminya. Selama ini, ia menutupi depresinya lewat lirik-lirik yang ia tulis untuk Paramore. Meski memiliki citra kuat bersama Paramore, Williams menulis musik yang sama sekali berbeda dalam album solonya ini. Ada warna Radiohead dan nuansa RnB dalam lagu-lagu. Bagi Williams, Petals for Armor menjadi catatan introspektif, melebihi album-album Paramore mana pun. Ia menceritakan berbagai hal dalam kehidupan pribadinya lewat album ini, termasuk pelecehan yang dialami saudara perempuannya, serta amarah yang ia rasakan selama depresi. “Kemarahan perempuan telah mengubah banyak hal di dunia ini,” cetus Williams. Apa yang ia tulis untuk Petals for Armor menjadi titik penanda kehidupan baru bagi Williams, bahwa ia sedang belajar mencintai dirinya sendiri. Selama ini, ia telah melewati jungkir balik kehidupan dalam keluarganya. Setiap kali ia berjuang melawan rasa malu karena perceraiannya, Williams mengingat bahwa ia tidak akan memiliki karir ini jika bukan karena perselisihan yang dimulai pada masa kecilnya.
Keluar dari hubungan tidak sehat Perceraian orangtuanya telah mewarnai masa kecil Williams. Namun, ia menyimpan kekaguman pada hubungan kakek dan neneknya yang awet puluhan tahun. Berkaca dari hubungan itu, ia menginginkan hubungan yang sama dengan gitaris New Found Glory, Chad Gilbert. Mereka menjalani hubungan selama 10 tahun sebelum akhirnya menikah pada 2016. “Saya berada dalam hubungan yang tidak sehat dan saya selalu berpikir: ‘Kali ini saya bisa memperbaikinya.’” Setelah merilis album After Laughter bersama Paramore, Williams meninggalkan pernikahan yang sudah berjalan dua tahun. Ia mengaku sangat kacau pasca perceraian. Williams sempat berhenti makan dan tidak bisa beraktivitas. Williams pindah ke sebuah rumah sederhana di Nashville, yang hanya berisi kasur di lantai, serta furnitur lain yang dipinjamkan oleh tetangga barunya. Sementara itu, promosi After Laughter masih harus berjalan.
Terapi intensif demi kesembuhan Orang-orang terdekat Williams menyadari bahwa ia tidak baik-baik saja. Berat badannya menurun drastis saat menjalani promo After Laughter. Ia sempat ingin mengakhiri hidupnya karena depresi yang dihadapinya. “Anjing saya adalah alasan saya hidup, karena dia akan menunggu saya untuk pulang, tidak peduli apa yang terjadi. Kalian tahu, bagaimana anak anjing kecil manis duduk dan menunggu, saya tidak bisa memikirkan itu,” ujar Williams. Karena ingin sembuh, Williams akhirnya menjalani terapi intensif. “Itu sangat sulit. Terapi itu memaksa saya untuk menanyakan banyak pertanyaan. Saya menanyakan banyak hal pada ibu saya tentang apa yang terjadi [di masa kecil saya],” terang Williams. Ia mengingat telah mendapatkan pengalaman perceraian tiga kali saat berusia 11 tahun. “Saya terlalu muda untuk mengerti, mengapa saya melakukan ini? Karena saya membuat
banyak kesalahan dalam kehidupan pribadi saya. Saya mensabotase diri kanan dan kiri. Dan saya mengangkatnya sebagai lelucon dalam lagu-lagu. Lagu Paramore, tapi rasanya tetap tidak lucu untuk hidup seperti itu bukan?”
Paramore sebagai keluarga Kehadiran Paramore dalam hidup Williams adalah sesuatu yang senantiasa ia jaga. Baginya, Paramore ada sebagai sebuah keluarga. Ia selalu menginginkan sosok keluarga di sekitarnya. Williams mengambil contoh Billie Eilish yang tumbuh besar di era yang dikontrol internet, namun cukup beruntung karena memiliki sistem dukungan yang kuat di sekitarnya. “Saya merasa senang karena ada seseorang seperti dia yang memiliki keluarga yang menakjubkan di sekitarnya,” kata Williams. Selama ini, Williams mencoba memertahankan Paramore. Tiga tahun terakhir, karir Paramore berjalan dengan mulus. Tidak ada pergantian personel dan sedang memasuki formasi paling stabil. Williams, gitaris Taylor York, dan drummer Zac Farro menyadari, bahwa untuk tetap solid sebagai band, mereka juga mesti menjaga persahabatan di luar pekerjaan.
Selalu ada saat jatuh Kedua rekan satu band Williams selalu menjadi sistem pendukung saat ia sedang jatuh. “Taylor adalah orang pertama yang pernah mengatakan kepada saya, bahwa kemarahan bukan emosi yang buruk atau baik. Itu hanya emosi. Hanya perasaan. Hanya satu hal. Kita tidak perlu menyalahkannya untuk sesuatu,” cerita Williams. Masa sulit itu ia jalani ketika menulis album After Laughter bersama Paramore. Sebisa mungkin, Williams mencoba tetap waras untuk pekerjaannya sebagai musisi. “Saya mengalami masa sulit saat merasakan kemarahan, ketika kami menulis After Laughter dan saya tidak memiliki masalah apapun untuk merasa marah. Tapi saya depresi. Dan saya pikir depresi telah menjadi topeng untuk perasaan lainnya”. [IM] www.indomedia.com.au |
53