MEMBANDINGI(AFI I(AI}AR LIFOPROTEIN(a) PAIIA PASIEN STROK ISKEMIK DENGAH DAI\[ TANPA I}IABETES MSLITUS
TESTS
olch: AIDAAMELDA .BP
vqr?ffi4
PRocRAM PENDTTxKAN pRdhsr DOKTTR SPESIAIIS f BAGIANPATOLOGI KLINJIK
rr( uNAND 4su-
t*f.
pryry. pr,nnvc
.
'.I}[SE{BANDH,I6 rBrwpmCKAN KADAR LrpOP.RorEsff,*1'pADA PASIEN STRO IOKISKtrMIK DENIGANDAi\I''TANP ' ] .. DIABDTES,MELIT(IS' .:.=,.
'
...MLIVISAFBINâ‚ŹIC4N.KADAE
,
'-
Te_!-iq.ini
PAIIA
..
uniek memenuhi salah satq syaratguna meuperoleh Gelar Spesialis {Iini* +rryam Pendidiktn Profesi Dokter spesialk r 1.:1:, ' ':
:-'--='-'-'1'-'-.-t,tPaiolggi
'I'elah disetujui oleh tim pembimbing pada tenggat *"p.ti tertera di bawahlni , ,
::
.
,.
D*'l-;;
,}( Fol:-u--:
.
.,
' M.
f94912011
tnlt
:::
:
K9@ Progiam Studi Dekter Spesialis I Patotogi Klinik
..
MaMBANDTNGKAIY KADAR LIpopRorErN(a) PAI)A pAsrEN srRoK ISKE1VIIK DENGADT DA}[ TAIYPA DIABETES MELITUS
ABSTRAK Lipoprotein(a) merupakan komplek protein-lipid yang
mirip LDL
dan
plasminogen, sehingga menyebabkannya bersifat aterogenik dan trombogenik. Kadarnya yang tingg merupakan faktor risiko independen terhanap perkembangan aterosklerosis dan berla4iut sebagai penyebab berbagai macam penyakit vaskular, antara lain stok. Tujuan penelitian ini adatah membandingkan kadff lp(a) pasien shok iskemik dengan diabetes melitus terhadap pasien snok iskenrik tffipa diabetes melitus.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode rancangan potong lintang secara deslaiptif analitik pada masing-masing 30 orang penderita strok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus di RS. Dr. M. Djamil padang. Hasil penelitian dianalisis secara uji parametik uji t-tidak berpasangan menggunakan spss 17.
Hasil: dari 30 pasien strok iskemik dengan DMo umur 32-6s tahun didapatkan rcrata kadar glukos4 kolesterol, [IDL, LDL, trigliserida serta lp(a) berturut-twut adalah 178,7a+68,57 mg/dL; 2ll,l0+5g,g5 mg/dl; 44,ga+1s,73 mg/dl; 137,7v+48,89 mg/dl; I4s,37*74,27 mgldL, 100,19*43,36 mgldLsedangkan n a" pasien sfrok iskemik tanpa DM bert'rut-turut adalah 100,23+15,2i 197,97 *49,7 I mgl dL; 42,12*1 4,1 I mgl dL; I 3 g,4g*45,55 mg/dl; l0l,t7 ^gar; *46t,s9 mddl; 27,7 4+26,77 mgl dL Kesimpulan: Terdapat perbedaan Ueinatna antara konsentrasi lipoprotein(a) pada penderita strok iskemik dengan diabetes melitus terhadap penderita strok iskemik tanpa diabetes melitus (p<0,005).
Kata kunci: lipoprotein(a), LDL, plasminogen, aterosklerosis, strok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus.
COMPARING LEWL OF LIPOPROTEIN(a) IN PATIENTS WITH ISCHEMIC STROKE WITHAND WITHOW DUBETES MELLITUS
ABSTRACT Lipoprotein(a) is a complex- proteinJipid lil(e LDL and plasminogen, thus causing it to be atherogenic and thrombogenic. High level of Lp(aO is independent risk factor for atherosclerosis and continuing development as a cause of various vascular diseases, including stroke. The aim of this study was to compare the level of Lp(a) in ischemic stroke patient with diabetes mellitus on isihemic stroke patients without diabetes mellitus.
Method: The study conducted using cross sectional design with descriptive
analytic in each of 30 ischemic strokc patients with and without diabetes *tjlitus in the hospital Dr. M Diamil Padang. The result were analzed by parametric test.unpaired t-test using SPSS 17.
Result: of the 30 ischemic stroke patients with DM aged 32-65 years found oversge concentrations of glucose, cholesterol, HDL, LDL, triglycerides, and Lp(a) respectively 178,70+68,57 mg/dl; 211,10+S8,tS mg/dl; 44,90+15,73 mg/dl; 137,77+48,89 mS/dL; 145,37+74,27 mg/d,L, 100,19+43,36 mg/dl while ischemic stroke in patients without DM respectively 100,23*I5,iZ mdal;
197,97+49,71 mg/dl; 42,1 2+14,1 mg/dl ; 2 7, 74+2 6, 77 mg/dL.
I mg/dl; I 38,48*45,55 mg/dl; 10I,I{46,59
Conclusion: There were signiJicant Lp(a is)chemic strokz patients with dlabetes mellins on ischemic stroke patients without diabetes mellitus fu<0,00s). Keyword: lipoprotein(a), LDL, plasminogen, atherosclerosis, ischemic stroke wlth and without diabetes mellitus
KATA PENGAI\ITAR
Bismillahinohm anirrohim,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Atlah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniallYA, sehingga penelitian dan ponnlsunan tesis
ini
dapat
diselesaikan. Tosls ini dtbuat rrnhtk mcmetuhl poruyaffitau dnl*nr mcnyElqaalkrn pendidikan kealrlian bidang Patologi Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Terima kasih dan rasa hormat setulusnya penulis sampaikan kepada Prof,dr. Rismawati Yaswir, spPK(K) sebagai Ketua Bagran patologi Klinik sekaligus sebagai pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu memberikan
bimbingan dan dorongan semangat serta moril baik selama persiapan, pelaksanaan
hingga penw$man tugas akhir
ini,
serta memberi petuqiuk dan ilmu selama
menjalani pendidikan.
Kepada yang terhomrat dr. Litlah, sppK(K) selaku pembimbing dalaur penelitian ini, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besamya atas segala bimbingan" nasehat, serta dorongan moril yang diterima oleh penulis. Ucapan terima lssih dan rasahormat setulusnya penulis sampaikan kepada
Prof.DRdr. Ellyza Nasrul, spPK(K) sebagai Ketua program studi ppDs-I Patologi Klinilq yang telatr menrbimbing penulis dalam mempelajari ihnu patologi
klinik Kepada staf pengajar di Bagian Patologi Klinik yang telah menjalani nrasa
pensiun yaitu
dr. Awnt NurdfuL SpPK(K), dr. Yoesri, SpPK(K), dan prof.dr.
Hanifah Maani, SpPK@), penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tinginya atas segala keikhlasan dalam memberi petunjuk,
itnu
dan
bimbingan dalam mempelajari ilmu patologr klinik. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Drs. Almurdi, DMM' lvlkes,;
Dra. Dian Pertiwi, Msi; dr, Eugenie Alia, sppK; dr, Tuty prihandani, SppK; dr. Rikand, spPK; dr. Desywar, sppK; dr. Efrida, sppK, Mkes sertra dr.
znllyDn
Rovinda SpPK yang telah memberi ilmu dan masukan kepada penulis selama meu$alani pendidikan (PPDS)
ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ketua Bagian Ilmu penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas beserta seluruh staf pe,ngajar Bagian Ilmu Penyakit Dalam, dan juga dr. widyarman beserta staf urDC-pMI atas bimbingan serta petuqiuknya selama penulis menjalani stase pendidikan di Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan PMI.
Kepada DR.dr. Hafni Bachtiar, MpH dan Abduh penulis sampaikan ucapan terima kasih atas bantuannya dalarn analisis statistik.
Penulis ucapkan terima kasihkepada Pemerintatr RI cq Mentri Kesehatan
melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumafia Barat serta Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok yang telah membuka kesempatan dan memfasilitasi beasiswa HWS sehingga penulis dapat mengikuti pendidikan spesialisasi ini.
Terima kasih kepada Dekan fakultas kedokteran Universitas Andalas atas kesempatan yang diberikan dalam morgikuti pendidikan PPDS-I patologi Klinik
dan kepada dirâ&#x201A;Źkhr Rs Dr. M. Djamil padang atas kesempatan menggrmakan fasilitas rumah sakit sebagai peserta PPDS-I patologi Klinik.
rv
Seluruh teman sejawat baik yang telah menyelesaikan maupul yang masih
menjalani pendidikan PPDS-I Patologi Klinik penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja sama yang telatr
kita bina selama ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh analis dan karyawan Bagran Patologi Klinik atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis mengikuti
pendidikan. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga serta rasa hormat yang teramat dalam penulis sampaikan kepada ayahanda dr. Asril Umar dan ibunda Alida atas pengorbanan, bimbingan, dan doa restu, serta memberi semangat penulis agar
dapat menyelesaikan pendidikan. Demikian pula adik-adik terkasih
di
Jakarta
terima kasih atas doa' bantuan moril dan semangatnya
suami tercinta Drs. Aditiawannan dan ananda tersayang
Afif
Jusano
penulis ucapkan terima kasih atas kesabaran, pengertian, kesetiaan, kasih sayan& semangaf serta doa yang diberikan kepada penulis dalam me4ialani pendidikan.
Demikian juga ibu mertua ibu Nufanah beserta saudara ipar yang selalu membanfu, memberikan semangat, dan doa kepadapenulis. Penulispun mengucapkan terima kasih kepada para keluarga dan terutama pasien rawat jalan maupun rawat inap yang telah bersedia ikut berpartisipasi pada
penelitian ini, semoga pengorbanan tersebut mendapat ridho dari Allah SWT dan menfadi sumbangan berharga untuk ilmu pengetahr.ran.
Penulis menyadari bahwa semua yang telah dicapai dan tertrmng dalam
tulisan ini masih jauh dari sempurna' oleh kare,oanya penulis dengan hati tâ&#x201A;Źrbuka segala laitikan dan saran guna peNrye,mpurnaan tulisan
ini. Semoga
penelitian ini bermanfaat bagi kita semua Amien-
Padang; Mei
i
i{
vl
20ll
laiit
DATTAR ISI
BAB
1
PENDAIIULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1.2 Rumusan Masalah 1.3 TujuanPenelitian. 1.3.1 TujuanUmum..... 1.3.2
BAB 2
..............1
,........ .....1 .............6
... .....6 .............6
Tujuan Khusus...
.........6
l. ManfaatPenelitian. TINJAUAN PUSTAKA 2'1 strok" 2.2 Diabetes Melitus Tipe 2...... 2.3 Lipoprotein 2.4 Lipoprotein(a).....................: 2.4.1 Struktu Lipoprotein(a)......
........7 .............8 .........8
...............11 .........13
..............15 ...........15
Peranaalipoprotein(a) dalam proses Aterogenesis dan Trombogenesis. . . . . . . . 2.4 -2
.
BAB 3
KER^{NGKA KONSEPTUAL DAI\ HIPOTESIS PEIVELITIAN.,
..:........... 3.2 Hipotesis Penelitian........... METODE PENELITIAN...... 4.1 Disain Penelitian. 3.1
BAB 4
................ l g
.
KerangkaKonseptual
4.2 T empat dan Waktu Penelitian. .. . .. ., 4.3 Populasi dan
Sampel....
....
.........23
,................23 .......2s ..............27
...........--.....27
.........., ...............27 .....27
4.4 Besar
Sampel....
4.5 Pengolahan dan Analisis
.....29
Data.....
AlurPenelitian. .................29 4.7 YariabelPenelitian. .............30 4.7.1 Klasifikasi Variabel... .................30 A.7.ZDefinrsi Operasional .....30 4.8 Bahan Penelitian. .....31 4.9 CraKerja....... ......31 4.9.1 PemerilsaanPendahuluan .............31 4.9.2 Pemeriksaan Glukosa Darah...... .....31 4.9.3 Pemeriksaan Trigliserida ............32 4.9.4 Pemeriksaan Kolesterol .....33 4.9.5 PemeriksaanHDl....... ...............34 4.9.6 Pemeriksaan Lipoprotein(a) ...........34 HASIL PEI\TELITHN ............36 5.1 Karakteristik Subyek Penelitian. .............36 5.2 Hasil PemeriksaanKonsentrasi Lipoprotein(a) ........41 PEMBAHASAI\I......... ............4s 6.1 Karakteristik Subyek Penelitian. ............45 6.2 HasilPemeriksaanLaboratorium SubyekPenelitian. .................46 6.2.1 PemerikasaangulaDarah ............4G 6.2.2PeneriksaanProfil Lipid....... .....47 6.2.3 Pemeriksaan Lipoprotein(a) ...........48 KESIMPIILAT\ DAN SARAN... ....s1 7.1 Kesimpilan......... ,.....51 7.2Saran.. ............51 4.6
BAB
5
BAB
6
BAB 7
..........2t
LAMPIRAN I}AFTAR PUSTAKA.
vlil
DAFTARGAMBAR
Gambar2.l Gambar 2.2 Gambar2.3
Strukturlipoprotein secara Umum..... Gambaran Skematik
Lipoprotein(a).........
Ganbar3.l Gambar4.l Gambar 5.1 5.2
Trombogenesis.......... KemngkaKonseptual AlwPenelitian.
5.3 5.4 5.5 5.6
Melitus....
.....38
........38
Grafik Batang Sebaran Umur pada Pasien Strok Iskemik tanpa
Melitus....
.......39
Retata Konsentasi Gula Darah Kelompok Sfiok Iskemik dengan dan
Melitus....
...............40
Rerata Konsentrasi Profil Idpld Kelompok Strok Iskemik dengan dan tanpa Diabetes
Ganrbar
.....29
Melitus....
tanpaDiabetes Gambar
.......26
Grafik Batang Sebaran Umur pada Pasien Strok Iskemik dengan
Diabetes Gambar
.........22
Rerata Umur Subyek Penelitian pada Kelompok Shok Iskemik
Diabetes Gambar
...............22
Mekanisme Peranan Lipoprotein(a) dalam Menginduksi Proses
dengan dan tpnpa Diabetes Garnbar
.......19
Mekanisme Peranan Lipoprotein(a)dalam Menginduksi Proses
Aterogenesis...... Gan:,bar2.A
............14
Melitus....
...............41
RerataKonsentrasi Lipoprotein(a) Kelompok Strok Iskemik dengan dantanpa Diabetes
Melitus....
lx
........44
DAFTARTABEL
Tabel2.l Tabel 5.1
Klasifikasi
Lipoprotein
Karakteristik Subyek Penelitian Pasien Strok Iskemik dengau dan tanpa Diabetes
Tabel
52
.....15
Melitus....
......37
Hasil Pemeriksaan Konsentrasi Lipoprotein(a) pada Subyek
Penelitian. Tabel
5.3
....42
Rerata Konsentrasi Lipoprotein(a) Pasien Strok Iskemik dengan
Diabetes Melitus menurut Jenis Tabel
5.4
tabet
S.S
Kelarnin.
5.6
..........42
Rerata Konsentrasi Lipoprotein(a) pada Pasien Strok Iskemik dengan dan tanpa Diabetes Melitus mernrnrt Jenis
Tabel
............42
Rerata Konsentrasi Lipoprotein(a) Pasien Strok Iskemik tanpa
Diabetes lrdelitus menunrtJenis i
Kelamin
Kelamin
..
Perbandingan Konsentrasi Lipoprotein(a) Pasien Stok Iskemik dengan dan tanpa Diabetes
Melitus....
............43
BAB
1
PEI\DAHTJLUAN
1.1
Latar Belaknng
world Health orgonizatioa (wHo, lg73) menyatakan strok gangguan
fokal
adalah
global dari fungsi serebr:al' akibat,adanya gangguan
pembuluh darah otak yang menyebabkan gangguan fingsi dan kematian sel otak dan terjadinya kurang dafi 24 jam (Tanaka et aL,2002: Bethesda shoke centne,
2010). Strok tedadi akibat adanya.gangguan pasokan,dara[ oksigeq dan nutrisi pembuluh darah di otak Strok di Eropamerupakanpenyebab kematian nomor dua setâ&#x201A;Źtah penyakit janhrng sedangkan
di Amerika dan dunia urnurnya merupakan
penyebab kematian'.nomor tiga-setetrahi,penyakit jantung dan kanker. Strok di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit infeksi dan
janhrng koroner (Antonios and Silliman, 2005; Banerjee andDas,Z}}7;Bethesda Stroke
Celtre,20l0).
.
Di Amerika serikat kejadian shok tiap tahun kurang lebih
700.000-
750.000 orang, dengan angka estimasi sattr orang pasien sfrok setiap menit
(Adams, 2aa:7; Nasution, 2a07; Eslami et
al, 200s). Data epiderriologi di
Indonesia mengenai sfiok belum lengkap dan akurat, tetapi dengan
umur harapan hidup bangsa Indonesia disamping beberapa penyakit yang merupakan faktor risiko shok, dijumpai tendensi pasien strok akan meningkar dimasa akan datang (Fachir dan Setiawaq 2005; Nasution, 2007).I{asil Sqrvey Kesehatan Rrrmah Tangga
sfok di nrmah sakit
(SIGT) di Indonesia melaporkan peningkatan kejadian
antara tahun 1984 sampai tahun 1986. Dilaporkan
peningkatan strok adalah 0,72
pr
100 penderita pada tatnm l9g4 dan naik
menjadi 0,89 per 100 penderita pada tatrun 1985 serta 0,96 per 100 penderita pada tahun 1986' Tahun 2001 Misbach dkk melalrukan studi populasi di daerah Bogor dan mendapatkan estimasi insiden shok 2341100.000 orang dengan angka insiden yang lebih tinggr di daerah metopolitan dibandingkan daerah nga1. Nasution dklc
dari hasil studi pada 12 rumah sakit di Medan sekitar tahrm 2001 mendapatkan dati 1263 penderita shok didapati 821 dengan stok iskemik dan 442 strok hemoragik, dimana meninggal 201 orang dengan kasus strok iskemik 9g orang serta sfrok hemoragik 103 orang (Nasution, 2007).
secara umum strok diklasifikasikan sebagai strok iskegik dan shok hemoragik. Faktor rieiko rmftrk terjadinya shok dikenar ada yang dapat
dimodifikasi seperti usia dan lain-lain serta ada yang tidak dapat dimodifilcasi seperti diabetes mellitus dan lain-lain (zafar et al,2o07; Bettresda strok centre, 2010: Chri$togiannis et al,2010).
Diabetes melitus (DM) menurut American Diabetes association(ADA)
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hipergtikemia yang disebabkan kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya (Maiha and Abbas,2005;ADA, 2*'*;soegondo, 2007). Diabetes melitus tipe 2 @M tipe 2) merupekan penyakit endokrin yang paling sering menyerrmg jutaan penduduk di drmia (Tjandrawinata 2001).
Angka kejadian DM pada penduduk usia diatas 15 tatrun di Indonesia sekitar a'g'6,10/o dan cenderung meningkat seiring dmgan tingkat pertumb'han ekonomi @erk'mpulan Endokinologi Indonesia, 2006). Angka kejadian DM frpe
2
daram sepuluh tahun terakhir menrufurftan adanya peningkatan karena perubahan gaya hidup dan rnbanisasi (James, 2004; perktrmpulan Endokrinologi
Indonesia, 2006). Diperkirakan pada tahrm 202s tndapfr.lebih dari 300 juta pasien DM tipe 2 di selunrh dunia (Jenkins
azd campbell, 2004; Adiels, 2005).
Diabetes melitus merupakan salah sahr falrtor risiko terjadinya aterosklerosis dan memicu terjadinya keadaan sistem vaskularisasi yangpatologis
sobagai dasar teqiadinya shok iskemilc Penderita diabetes melitus mengalarni kenaikan risiko untuk mengalami strok iskemik 1,5 sampai tiga kali dibandingkan populasi unounnya (Antonios azd silliman,2005; sander et al,200g).
Menurut data American strok Association ga%-g3% kasus strok yang terjadi adalah sbok iskemik (Adams, 2007). Grau dkk menemukan pada 50lZ pasien stnok iskemi didapati.prevalensi diabetes adalah 3S,Syo dan secara signifikan tertinggi diantara penyebab lainnya. Zafar dkk menyatakan bahwa pasien DM tipe 2 mengalami peningkatan risiko shok dua sarnpai lima kali lebih
tingg dibandingtan
pasien nondiabetes (zo,far
et al, 2007). Beberapa hasil
penelitian case control dan beberapa penelitian epidemiologi secara prospektif menuqiilt&an DM meningkatlcan faktor'risiko shok iskemik meqiadi l,g sampai 6
kali (Antonios and silliman, 2005). Himmelmanrr dkk mendapafkau
bahwa
frekuensi diabetes pada pasien strok lebih besar tiga kati dibandingkan dengan
kontrol @eckman et al,2D2). Diabetes melitus
ttw 2
mempunyai hubungan erat dengan sindrorn
metabolik. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa *g}yo pasien DM tipe 2
mengalami sindrom metabolik dan didapati adaq,a keadaan dislipidemia @ellomo et a1,2007)
Dislipidemia merupakan suatu keadaan dengan gambaran konsentasi kolesterol total, biglisqida, low-density lipoprotein (LDL) meningkat, serta
kolesterol high-density lipoprotein ([IDL) yang rendah- Dislipidemia merupakan
faktor risiko utama terhadap perkembangan beberapa penyakit vaskular diantaranya seiebrovaskular. Dislipidemia sering menyertai penderita diabstes
melitus. Kurang lebih 30% pasien
DM
didapati memberikan gambaran
dislipidemia. @echnan et a1,2002; Misra et al,zOfl3: Tanaka et al,z002;
AD,\
2004).
Banyak penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin dan DM tipe 2 di
hubungkan dengan
profil lipoprotein yang bersifat
aterogenik. proses
aterosklerosis yang terjadi pada DM tipe 2 menunjultcan garrrbaran peningkatan
profil lipid dan lipoprotein @ener et al,Z007; Sam et al,200g). Salah satu bentuk lipoprotein adalah lipoprotein(a). Lipoprotein(a) adalah
suatu lipoprotein mirip molekul
LDL dimana apo-Bt00nya berikatan
secara
kovalen melalui ikatan bisulfida dengan apo(a) (satehi, 2001;cain et a1,2005;
Rifai and wamich 2006). struktur lipoprotein(a) yang mirip LDL
dan
plasminogen menyebabkan lipoproteii(a) numpu bersifat sebagai zat yang aterogenik serta trombogenik (Scanu and Fless, 1990; Salehi, 2001; Hancock ef aL,2003). Beberapa penelitian menyatakan bahwa lipoprotein(a) merupakan faktor
risiko independen terhadap perkembangan aterosklerosis dan berlarjut
sebagai
penyebab berbagai macam penyakit vaskular (Scanu aad Rtelstein, tg97; AlBahrani et al,2o07; Jones et al,2w7: Habib et a1,2009). Banyak pe,nelitian melaporkan bahwa konsentrasi lipoprotein(a) pasie,n DM tipe 2 meningkat. Lebih
jauh lagi dilaporkan bahwa konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien DM tipe 2
4
oksidasi dan penangkapan oleh scovenger intracellular, hal
ini
menyebabkan
alumulasi kolestenol di intraselular meningkat begitupun pembentgkan sel busa.
Froses tersebut menyebabkan pembentukan aterosklenosis sebagai dasar timbulnya beberapa penyakit vaskular (Lundstam et aI, l9g9; Milionis et a1,2000; Rahman et a1,2007j.
Ilasil dari penelitian potong lintang dan reshopektif pada populasi kulit putih hamFir semuanya menuqiukkan peningkatan risiko aterosklerotik koroner, perifer, dan se,tebrovaskulr berhubrngBn dengan konsentrasi lipoprotein(a) lebih
b"-T dari 80 persentil (250-300 mell-) (Milionis et a1,2000).
penelitian care
control yang dilakukan Jurgen dlft (19S7) mendapatlcan konsenbasi lipoprotein(a) secana
signifiIâ&#x201A;Źn tertinggi (p < 0,001) pada pasien shok iskemik dibandingkan
dengan kontrol sehat (median
95 us 50 mg/L). Beberapa penelitian case contral
dan potong lintang mendapatkan median konsentrasi lipoprotein(a) yang sangat tinggt pada penderita strok dibandingkan kontrol (Milionis et at2100; Ohka et al, 2006). Berdasarkan gambaran epidemiologi serta uraian diatas yang menyatakan bahwa garnbaran profil lipid dan lipoprotein terutama lipoprotein(a) yang be6ifat
aterogenik dan tombogenik menggambarkan proses aferosklerosis pada penderita diabetes dan menrpakan dasar terjadinya strok iskemik, serta belum adanya data
penelitian tentang konsenaasi tipoprotein(a) pada penderita strok iskemik dengan dan tanpa diabeGs rnelitus di RS. Dr. M. Djemil Padang maka peneliti tertarik
untuk melalnrkan penelitian.
12 Rumusan Masalah Berdasmkan uraian pada latar belakang, maka dinrmuskan masatah penelitian sebagai berilut:
1.
Bagaimana konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien strok iskemik di RS. Dr.
M. Djarnil Padang?
2.
Bagaimana konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien shok iskemik dengan diabetes melitus di RS. Dr. M. Djamil Padang?
3.
Bagaimana konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien stnok iskemik tanpa diabetesmelitus di Rs. Dr. M.
4.
Djg"il
Padang?
Apalâ&#x201A;Źh terdapat perbedaan konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien sbok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus di Rs. Dr. M. Djamil padang?
13 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Membandingkan konsenaasi. lipoprotein(a) pada pasien sfok iskemik dengan dan tanpa diabetes melihrs.
1.3.2 TqiuanKhusus:
l.
Mengetahui konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien shok iskemik di RS. Dr. M. Djarnil Padang. 5
2.
I\dengetahui konsenhasi lipopro-tein(a) pada pasien stnok iskemik dengan diabetes melihrs di RS. Dr. M. Djamil Padang.
3.
Mengetahui konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien shok iskemik tanpa diabetes melitus di RS. Dr. Ivt. Djaudl padaag.
4.
Mengetahui perbedaan konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien strok
iskemik dengan dan tanpa diabetes meritus di Rs. Dr. M. Djarnil Padang.
1.4
ll{anfaat Penclitian
l.
Hasil penelitian dapat digunalsn sebagai data dasar
lipoprotein(a) pasien DM tipe 2
di
R.s. Dr.
konsentrasi
M. Djamil.Fadang dan dapat
digrnakan sebagai data awal penelitian selanjutnya
2. Hasil penelitian dapat digunalen
sebagai upaya preventif bagi pasien
diabetes unhilc msnperlarnbat proses ate,rosklerotik dan akibatnya (stroh penyakit londiovaskular)
BAB 2
TINJAUAI\I PUSTAKA 2.1 Strok
Strok atau disebut juga dengan cerebrouascalar accident (CVA) adalah kematian mendadak dari sebagian otak yang diakibatkan.karena kerusakan'otak oleh karena tidak lancarnya peredaran darah ke otah literatur lain ada
jtâ&#x201A;Źa
yang
menyatakan sebagai kejadian defisit neurologi yang terjadi secara tiba-tiba karena ada gangguan serebrovasklrlar. Kernatian otak yang terjadi disebabkan kegagalan
pembuluh darah arteri dalam memperdarahi area tersebut baik berupa harnbatan atau ruptur (Sacco, 2000; Tanaka et a1,2002; Smith et al,20o5).
Strok merupakan masalah kesehatan masyarakat dibanyak negara
penyakit ini memberikan darnpak besar pada permasalahan sosial dan ekonomi (Qacco, 2000; Tanaka et a1,2002; Smith et aL,2005). Stnok merupakan penyebab
kecacatan yang utama" Stlok anemberikan beban
fisik, psikologis
maupun
ekonomi bagipenyandang serta keluarga (Antonios azd Sillimaq 2005; Bethesda Stroke Centne, 2010; Ctuistogianni s et
al,20l0).
World Heahh Organization (WHO, 1973) menyatakan strok adalah gangguan fokal maupun global dari firngsi serebral akibat adanya gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan gangguan fungsi dan kematian sel otak
yang terjadinya kruang darr 24 jam dan dapat menyebabkan kernatian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Tanaka et aL,2002; Nasution, 2007 ; Bethesda
Stoke Centre, 2010).
Faltor risiko untuk terjadinya strok dikenal ada yang dapat dimodifikasi dan ada yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
diantaranya.usia" jenis.kelamin, rag riwayat keluarga dengan shok Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah prilalnr/gaya hidup dan gangguan fisiologis antara
lain hipertensi, diabetes, dislipidemi4 obesitas dan lain-lain (Nasutiorl 2007; 7.afar et a1,2007; Bethesda Stroke Cenbe, 2010).
stok
secaf,a
garis besar berdasarkan penyebab yang mendasarinya
diklasifikasikan atas dua kategori yaitu strok iskemik dan stok hemoragik. strok hemoragik terjadi karena adanyapembuluh darah,yang bocor dan ruptur sehingga darah keluar dan menekan jaringan otak, spinal cord dankombinasi keduanyaPerdarahan yang keluar ke jaringan parenkim otak akan menekan struktur otak
di
sekitarnya serta menyebabkan iskemi pada jaringan sekitamya. peuekanan yang
terjadi akhimya akan menyebabkan tekanan intrakranial meningkat dan pada gilirannya akan menyebabkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak (Adams, 2A0D.
strot iskemik te{adi saat adanya sumbatan pada servikolaanial yang disebabkan
uo*yu
pembuluh darah
aterotombosis,
emboli
atau
ketidakstabilan hemodinamik dan biasanya dikaremakan prcses atenrsklerosis. AterosHerosis yang terjadi menyebabkan terjadinya penuruum srrylai darah ke
jaringan otak distal dari lokasi penyunabatan dan berakibat terjadinya iskernia.
Menurut data American Stroke Associstion
80o/v83o/o kasus
shok yang terjadi
adalah stuok iskemik (Adams, 2007;Maas and safdreh,200g).
Diabetes melitus mer,upakan salah satu faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan memicu terjadinya stnok iskemik (Antonios aad Siltiman" 2005). Mekanisme tefadinya sfiok iskemik secam umum terbagi atas lima proses
yaitu; trombosis, embolisme, hipoperfisi sistemis, obliterasi artâ&#x201A;Źri, dan .kongesti
vena. Literafir lain menggolongkan penyebab shok iskemik kedalarn tiga golongan yaitu shok trombotik, $trok embohk, dan global ischemia (hlpotensive)
srro* (Maas and Saftlielu 2009).
Strok hombotik diakibatkan adanya plal/tombus yang terbenhrk di dalam pembuluh darah otak dan murghambat proses suplai darah distal dari daerah sumbatan. Strok embolik terjadi saat plak dari pembuluh darah dari tâ&#x201A;Źmpat
lain lepas baik
secara mekanik maupun norunekanik kemudian menyangkut
di
dalam pembuluh darah otak dan menyebabkan area jaringan sekitamya terblokade dan mengalami kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan kematian (Maas azd
Saftlietu 2009).
Trombosis adatah suatu proses yang diawali adanya pross patologis di endotelium yang menyebabkan terjadinya aktivitas inflamasi. Aktivitas inflamasi dibantu dengan adanya ekspresi berlebihan dari plasminogen activator inhibitor-|
(PAI-I)
dan tissue plasminogen activatar (t-PA) menyebabkan terbentuknya plak
atenosklerotik yang menrpakan suatu prohombotik (Deb atd Caplice, 2004; Maas and Saftlieh, 2009).
Dasar terjadinya strok iskemik karena embolisme adalah setiap keadaan
yang menyebabkan adanya massa (baik berupa tnombus atauprm komponen vegetasi akibatproses infeksi) yang dapatdibawamelalui sistem sirlnrlasi sereb,ral ke otak baik secara mekanis rnaupun nonmekanis (lvlaas
ard Safilieh, 2009).
Adanya stenosis arteri karctis interna ataupun keadaan yang menyebabkan
melrurunnya tekanan arteri menyebabkan terjadinya hipoperfini sistecrik. Oblitâ&#x201A;Źrasi arteri dapat terjadi karcna adanya vaskulopati noninflamasi, vaskulitis infeksiosa dan inflamasi, ataupun adanya penekanan oleh massa eksha vaskular
dan keserruanya
ini
secara
umun menyebabkan obseuksi aliran darah ke daerah
distal (Maas and Safdieho 2009).
2.2 Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes melitus trpe 2(DM tipe 2) merupakan penyakit metabolik berupa
kegagnlan metabolisme karbohidrat terutama gtukosa yang menyebabkan hiperglikemia (sacks et a1,2002; Khan andweinstock, z}o7).pasien
DM
tipe 2
mengalami defek pada pmses sekresi insulin dan resistensi insulin dalanr mercspon petdngkatan glukosa- American Diabetes Associatton menyatakan bahwa pasien DM tipe 2 mengalami keadaan resistensi insulin dan juga defisiensi
insulin (Mahler and Adler,1999; Maita and Abbas. 2005; ADA, 2007;Habib er a|,2009). Patogenesis DM tipe
(l)
2
secara umum dapat dibagr dalam
3 tabap, yaitg:
Konsentasi glukosa plasma masih dalam batas normal walupln zudah tedadi
resistensi insulin
(RI). Konsentasi glukosa plasma dalam batas normal
disebabkan adanya peningkatan produksi insulin oleh sel p panheas; (2) Keadaan
RI makin
memburuk
peningkatan insulin masih terjadi dan intoleransi
glukosa )'ang terjadi termanifestasi sebagai keadaan hiperglikemi postprandtal; (3) Terjadi pâ&#x201A;Źnuruun se}resi insulin, karenakegagalan sel p panheas mensekresi
insulin akibat kelel"han dalam mempertahankan konsentrasi glukosa darah dalam batas nonnal
(Maita azdAbbas, 2005; Habib et al,2il09).
Penderita diabetes dengan resistensi insulin menyebabkan terjadinya lipolisis jaringan lemak yang berlebihan dengan akibat terbenhrknya asam lemak bebas yang berlebihan (Goldberg,2001; Jelinger,
zo}7).Asam lemak bebas yang
ada dalam sirkulasi akan mengalami pnoses esterifitrasi atauprm hidrolisis di 11
berbagai jaringan. Dalam jaringan hati, asam lemak yang telah mengalami proses
esterifikasi akan diselaesikan dalam bentuk veryJow density lipoprotein (VLDL) dan selanjutnya akan dipecah menjadi
LDL. Yery-Iow derciry lipoproteindengan
bantuan cholesterol ester transfer protein
kepada
HDL sehingga
(CEl")
akan memberikan trigtiserida
kandungan trigliserida-HDl meningkat.
High
density
lipoprotein yang kaya trigliserida selaqiutnya mengalami lipolisis oleh enzim hepatik lipase menjadi bentuk molelnrl yang lebih kecil dan lebih mudah dikeluarkan oleh giqial, akibafirya akan terjadi peilrrunan HDL (Mayes and Bender, 2003; Immanuel, 2W7).
As@ lemak bebas yang ada menyebabkan juga terjadinya shes oksidatif, Stres oksidatif yang terjadi mengakibatkan terjadinya disftngsi endotel serta memicu proses inflamasi dengan mengeluarkan mediator proinflamasi seperti
intracellular adhesion malecule (ICAM), vascutar cell adhesion molecule
(VCAM, monoqtte chemotactic protein (MCP) di pembulnh
darah dan
alfiir dad
proses tersebut adalah terjadinya aterosflerosis (Goldberg, 2001; Jelinger, ZO07).
Hiperglikemi yang terjadi pada penderita diabetes melitus menyebabkan terbentuknya suatu makromolekul yang dikenal dengan advance glycation endproduct (AGE), Terjadinya komplek AGE dengan rreseptornya (receptor-
AGF/RIGE)
di
permukaan endotel memperbesar produksi beberapa sitokin
proinflamasi di sel endothelial pembuluh darah tersebut danproses inflarnasi yang
terjadi memicu terbentuknya aterosklerosis @aymes and ftotpe, 1999; Libby er al,2AAZ).
Diabetâ&#x201A;Źs melitus tipe
2
mempunyai hubungan erat dengan sindrom
metabolik. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa
t2
*90Yo
DM tipe 2
mengalami sindrom uretabolik dan didapatkan adanya keadaan dislipidemia @ellomo et al,20A7). Dislipidemiapada DM menrpakan fhktor risiko penyakit vaskular dan pada pasien DM tipe adanya resistcnsi
2
keadaandislipidemia dihubungkan dengan
insulin (Sacks et a\,2002; Kariadi, 2005). Dislipidemia yaag
berhubungan dengan
DM tipe 2 dikarakteristikan
dengan adanya perubahan
konse,ntrasi maupun besar molekul lipoprotein dalarn sistem sirlarlasi (La Ros4 1990; Freedman" 1999;Bener et aL2A07; Sam et a1,2008).
23 Lipoprotein Lipoprotein secara umum adalah bentuk kompleks mahomolekul lipid dan pengikatrya benrpa protein agar dapat dihansportasikan ke berbagai jaringan
dari ternpat sintesisnya di hati. Lipoprotein merupakan partikel berbeNftk sferis
terdiri dari; (1) Core yangmenrpakan lipid nonpolar trietisâ&#x201A;Źrida dan kolesterol ester. (2) Outer shell atau swfoce berisi hprd
png lebih polar terdiri dari
posfolryld dnn kolesterol bebas, serta;nengandung satu atau lebih glikoprotein
yang disebut apolipoprotein. Setiap lipoprotein memiliki beberapa variasi apolipoprrotein, kecuali
LDL yang hanya memiliki apoB-100 (Rader and Hobbs,
2005; Rifai and Warnick, 2006). Garrbar 2.1 terlihat secara skematis shuktur partikel lipoprotein secaf,a umllm (wwvu. Toosogie-lipid. com, 2009).
13
FiBrifasrs tra$rfd*in
{â&#x201A;Ź.4e"$}
Frec ch{rl|Bsttrol
|llr0gral
s$wfoacjrr t* {*g"ap*rSt \
Gambar2.lstrukturlipoproteinsoc*roiffiff*ornr**6*"o* 200e)
Klasifikasi lipoprotein didasarkan pada densitas, ukura& dan kandungan
lipid protein serta pergerakan elelchoporesisnya. Secara garis besar dikenal empat klas lipoprotein yaitu; kilomiknon, VLDL, LDL, dan
ada
IIDL. Kepustakaan
lain memasukkan intermediate-density lipoprotein (IDL), lipoprotein(a)&p(a) sebagai salah sattr bagian klasifikasi jenis lipoprotein. Tabel 2.1 melggaurbarkan
klasifikasi lipoprotein (Rader md Hobbs, 2ffis;August et al, 2ffi7; Hilbert).
L4
Tabel 2.1 Klasifikasi Lipoprotein.
Etptgrwir
fton'gr. gr/mdr $firy
C$Iomicmws
s.$st
esn
?s-rffs
trffi*
trSdr
$f8dr
SriSiE
*,r-EF{S
*FI; .*"fV; C-L
.)
{&3rtemieuron
d@irwmr*kr
fi.sftLfs&s s$-*$
$Imr
{tsfi}*t,{Ifi6 $&*ff
@s
p-p
{itr {llff
Aft*S-dS 8,.*-L A-III"C-["
sâ&#x201A;Źffin4ffis
vt[L
*,6rn&1ffi tr
ML
L{n6-[,*1S t5-3.5
$tcrw prc-g
.qrn$t0{l
tsL
t.fi[$-r.fis] 1e-tr 1.063*lJtS
$,tr'$-1{S
HDT.
F An&s
,sgn&-I
tp{s}
l.Sfr!-8.r.!S 15
rhB*S
Sps-tffi
5-ffi
snsm *4
.*"It,.{,V,
c-t" fpfi, c_ilt E' C-[-C-II,
$ilr
e-U".&-fiI,E, f,-IIT
.*p{r,l
Aader and Hobbsr 2005) 2.4 Lipoprotein (a) 2.4.1 Struktur Lipoprotein(a)
Lipoprotein(a) pertama kali diketahui oleh Berg tahun 1963 sebagai malro
molekul berupa kompleks protein-lipid dan berstnrktrn mirip LDL baik molekul rnaupun komposisi lipid yang dimilikinya serta disintesis di hati. Struktur lipoprotein(a) merupakan lipoprotein yang kaya kolesterol.
Glikoprotein
apo
B-100 lipoprotein(a) berikatan secara kovalen melalui ikatan bisulfida dengan glikoprorein lain yang disebut aporipoprotein(a/apo(a) (shintani et ar, rggS; Khare et aI, z0a0; salehi, 2}}r;Hancock et ar,2a03; de Armai daftoranda et ar, 2004; Cain et a1,2005;Rifai and Warniclq 2006;JAMA, 2009).
{'lkuran dan densitas lipoprotein(a) dalam sirkulasi benrariasi. Besar molekul lipoprotein(a) bergantung pada ukuran apo(a) yang merupakan suatu glikoprotein kaya sistein dan dimanifestasikan dalam bentuk bingles (scana and Edelstein, r997;Niemier et ar, 1999). Kurang rebih g5_g9olo fuingrespada apo(a)
mirip lringles plasminogen. Kepustakaan lain menyatakan *9so/osekuens primer 15
apo(a) yaitu domain serin protease mirip plasndnogen dengan fungsi yang berlawanan, satu kopi dari regio bingte-s
rv)
(Loscalzo et
al,
(K-v) dm 37 kopi dari bingte-4
1990; Jialal, 1998; carmena et al,20a4: Deb
2004; Kullo and&allwfyne,2}l1;S}r-et a1,2005; Christogianni s et
(K_
and caplice, al,20l0).
Kringle IV-2 ap(a) dikenal sebagai major repeat fuingre, dikarenakan
bingle ini bisa diternrkan dalam variasi jumlah antara tiga sampai lebih 30 kali pengulangan. Kringle
rv-g
merupakan tempat pengikatan bisulfida yang
menghubrmgkan apo(a) dengan LDL, sedangkan pada
Iysine binding slre (tBS) yang kuat Lysine
bingte l|4amengandung
bindw vde menrpakan mediator
pengikat dengan beberapa komponen dioding vaskular dan beberapa matriks subendotelial seperti fibronektin, glikosaminoglikan, proteoglikan, fibrin dan lainnya (scanu azd Edelstein,
lg7;
Lippi and Guidr,2000; Hancock et at, 20a3).
Kurang lebih 30-34 isofonn apo(a) telah terdeteksi pada manusia sesuai banyaknya pengulangan pada bingle K II/-2 dengan berat molelnrl berkisar 300
kDa sampai 800 kDa (Deb and captice,iO04; cain et al,za}s: Jiang et al,2@9).
Apo(a) disintesis
di hepatosit dan berikatan dengan
apoB-LDL pada bagian
Cys4326 melalui jembatan disulfida pada Cys4057 KIV-9 apo(a) segena serelah
diselaesikan
di
sinusoi4 sedangkan bagaimana proses dan
katabolisme lipoprotein(a) sampai saat
mekanisme
ini belum diketahui dengan pasti (Lippi
and Gurdi, 2000; Kumari et alo zao2; sharp et al, 2oa4; catn et
al,
2005;
Siekmeier et al,2AA8).
Konsentrasi lipoprotein(a) serta besar molekul apo(a) dikontrol secara genetik, dan gen apo(a) bersama-soma gen plasminogen terdapat pada kromosom
6
$q26aT (salehi et al,ZCI0l: castellino
and ploplis, 2005; Jiang et a1,2009).
Konsentrasi lipoprotein(a) dalam sirkulasi berbeda pada setiap ofimg. Beberapa literatur menetapkan batasan nilai nrjukan konsenhasi lipoprotein(a) adalah: untuk
konsentrasi yang diharapkan
<14
mgldL,, konse,ntrasi untuk
nilai batas
(borderline) 14-30 &EldL, konsentasi untuk risiko tinggr 3l-50 mg/dl, serta konsentrasi untuk risiko sangat tinggi >50 mg/dl. Perbedaan konsentrasi tersebut
dikarenakan adanya variasi genetik pada bingle menentukan ukuran
rv
tipe 2 (LpA KIV-2) yang
dari apo(a) dan menyebabkan polimorfisme ulammyu
(soulat et al, 2000; Jialal, 1998; Jiang et aI, 2009; paddock et al, 2009). Beberapa penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan
teftalik antara
ukuran apo(a) dengan konsentrasi lipoprotein(a) dalam sirkulasi (Jiatat, l99g;
Milionis et aL,2000). Hubungan yang terbalik tersebut ditenggarai karena pada isoformis apo(a) bermolel$l besar memprmyai kemampuan berikatan yang lebih
kuat terhadap retikulum endoplasmik kasar dan aparatus golgr sehingga lebih mudah mengalami degradasi dibandingkan isofomris apo(a) yang bemolekul kecil
(Milionis et al,200a; siekmeier et
i,200g;
Jiang et
al,2oar.
menunfukkan lipoprotein(a) secara skeuratik (scanu azd Edelstein,
L7
Gambar 2.2
lggl).
F,
rutease&main
"roXni Gambar 2.2 Gambaran skematik Lipoprotein(a) {scanu and Edelstein,1997) Garnbar skmatik Lp(a) ncmpcrlihatlcn lokasi pengilotan apoB-100 LDL dengnn apo(a). persambungan denena donain ,i,is-im.-i*p"k beberapapengulangan KIV-2 apo(a) yang akan memberikan bcsrnolelul Lp(a).
jemb@ disulfids t"dud! ryd" posisi KIV-9 ryo(a)
rcnninal
2.42 Perunan Lipoprotein(a) dalam Proses Aterogenesis dan Trombogenesis
Konsenhasi lipoprotein(a) dalam sirkulasi relatif konstan tanpa dipengaruhi oleh usia jenis kelauri& dan diet dengan variasi konsenhasi berkisar antara 0,2 sampai >100
mg/dl, tetapi walaupun dikontrol
secara genetik adanya
penganrh mekanisme nongenetik terhadap proses metaboli$ne lipoprotein
ini di
sirlulasi yang diakibatkan adanya n"Uinan metabolik seperti diabetes, kegagalan hati dan defek pada reseptor LDL yang memengaruhi konsentrasi lipoprotein ini dalam sirkulasi, sampai saat ini masih belum dimengerti dengan jelas (Lippi and
Guidi, 2000; Tseng 2004; Kullo and Bailantynq 2005). obseryasi yang dilatatkan lvlarth
dlk (1982) menurfulckan batrwa pada beberapa
penderita sirosis
alkoholik didapati konsentrasi lipoprotein(a) yang rendah (Armshong eral, l9g9).
Geiss 7
dlft
m{dL
mendapatkan admya peningkatan konsentrasi lipoprotein(a) dari
sanrpai 3?mgldlLpadapenderitahepatitis (Jiang et ar,z009).
Feningkatan lipoprotein(a) dihubungkan sebagai faktor risiko bebas terhadap perkembangan aterosklerosis (Scanu and Edelstein, 1997; AlBahrani er
a,1,
2007). Beberapa penelitian menemukan adanya korelasi yang jelas antara
konsentrasi serum lipoprotein(a) dengan akumulasi lipid pada penebalan dinding
pembuluh darah, baik pembuluh darah jantrmg mauprm serebral (Shintani et al, 1993; Khare et al, 2A00).
Lipoprotein(a) mudah mengalami proses oksidasi dan penangkapan oleh scovenger intracellular, hal ini menyebabkan aktrmulasi kolesterol di intraselular
meningkat begitupun pembentukan sel busa. Proses tersebut menyebabkan terjadinya proses aterosHerosis sebagai dasar timbulnya beberapa penyakit vaskular (Lundstam et al,1999; Milionis
binding site pada fuingle
rv
a
at,zo1}1'Ratrman et a1,2007). Lysine
apo(a) memainkan peraxran penting bagi
lipoprotein(a) untuk berikatan dengan
beberapa
yang terdapat pada
dinding pembuluh darah serta matiks subendotelial, seperti proteoglikan"
fibronektin, glikosaminoglikan
dan
menyebabkan
terjadi
akumulasi
Lipoprotein(a) (tippi and Gurdi,2}}};Deb and Caplice, 2004).
Peran lipoprotein(a) dalam
ptl*,
aterosklerosis belum secara jelas
diketahui, tetapi ditengarai dengan snuktur lipoprotein(a) yang mirip
LDL dan
plasminogen menyebabkan lipoprotein(a) marnpu bersifat sebagai zat yang aterogenik dan trombogenik (scanu and Fless, 1990; salehi, 200I). Beberapa
penelitian yang dilalcukan antara lain oleh Floren dltc serta Hofinan dft* menu4iulftan bahwa lipoprotein(a) yang
Mukhn
mirip LDL sellain sfiilktur
molelulnya yang relative kecil sangat mudah untuk mengalami proses oksidasi, sehingga lebih mudah difagosit oleh mahofag. Hal
ini menyebabkan terjadinya
akumulasi kolesterol yang tinggi dalam makrofag (sebagai scaT,enger receptor
LDL) dan menyebabkan terbentuknya sel busa sebagai awal proses sgerotik
(scanu and Fless, 1990; Lippi and cnidi, 2000; Mlionis et a1,2000; salehi, 2001).
Lipoprotein(a) juga
mampu
i
pnrses pnrliferasi sel otot polos
dinding pembuluh darah (vascular smooth muscle cel/A/SMC) dengan cara menghambat aktivitas transforming growthfactorP (TGF
TGF
/
f).
penurunan aktivitas
dimediasi dengan adanya gangguan atftivitas prasminogen menjadi
plasmin' dan plasmin menrpakan activator TGF p (Milionis et al,200a; Deb and caplice, 2004; Kullo andBarantyne,2005; siekmeier et ar,200g). Lipoprotein(a) menginduksi sel endotelial vaskular tmtuk memproduksi MCp yaihr zuatr sitokin
yang poten dalam merekrut monosit masuk ke dalam lapisan intima vaskular sebagai tempat diferensiasi meqiadi ma*rofag,
al,
2O03 ; Deb
vcAM,
serta ISAM (Hancock er
and Caplice, 2004).
Lipoprotein(a) terutama regio C-terminal dari apo(a) di dalam plak aterom
akan mengindulcsi makrofag memproduksi interleuking (ILg). sitokin ILg merupakan sitokin proinflamasi di dalad plak aterom, selain itu juga sitokin ini akan meningfutkan aktivitas kemota}tik terhadap netrofil, limfosit sel T, smooth
muscle cell, serta monosit. Makrofag menghasilkan suatu enzim proteolitik (metaloproteinase) yang menyebabkan matriks ekshaselular mengalami degradasi sehingga mempermudah terjadinya
rupfir palk aterom (Deb and caplice, 2004).
Lipoprotein(a) menginduksi penurunan ekspresi dan inducoble nitric oxide syntlnse (iNOS) yang berperan dalam sintesis nitric oxide (NO). Nitric oxide mempunyai sifat sebagai anti aterogenik dengan menginhibisi proliferasi
limfosit T dan smooth muscle ceII, adesi netrofil, aktivitas tombosit, serta menunmkan permeabilitas endotel pembuluh darah (Deb and caplicg 2004).
Lipoprotein(a) diketahui dapat menstimulasi sintesis plasminogen activator inhibitor-I (PAI-l) sel endotel rnauprm PAI-II monosit yang akan melryebabkan aktivitas plasmin menurul sehingga proses fibrinolitik sistem terhambat. Peningkat9n plasminogen dengan adanya lipoprotein(a) menyebabkan ekspresi urokinase plasminogen activator receptor (uPAR) di monosit meningkat dan keadaan in menyebabkan plak aterom menjadi labit sehingga mudah ruptur
(Milionis et a1,2000; soulat et a1,2000; siekmeier et al,200g). Penelitian menemukan bahwa lipoprotein(a) dan plasminogen saling berkompetisi dalam proses pengikatan endotelial) dan
fibrirt
di reseptor
perrnrkaan sel target (sel
serta menghaurbat aktivitas fibrinolisis dari plasminogen
(scanu and Edelstein" 1997; Khare et al, 20a0: [Iancock et a1,2003; de Almaida
Holanda
et aI,
2004)- Berkurangnya pembentukan plasrrin l<arena proses
kompetitif yang ditalarkan oleh lipoprotein(a) terhadap reseptor di permukaan
fibrin dan sel target oleh beberapa kopi K-Iv menyebabkan terjadinya deposit
fibrin dan lipid di dioding vaskulaf yang
menyebabkan terjadinya proses
trombogenesis (Milionis et a1,2000; Soulat et a1,2000).
Lipoprotein(a) mempunyai afinitas yang tinggi terhadap fibrintgen dan
fib'rin sehingga menghambat plasminogen untuk berikatan. proses kompetitif Iipoprotein(a) dan plasminogen terhadap fibrin merupakan dasar terbentuknya
plak aterosklerotik. Efek fibrinolitik lipoprotein(a) ditentukan juga polimorfisme apo(a) yang juga menggambarkan aktivitas
oleh
Jibrin bindw
lipoprotein ini terhadap fibdn. Afinitas lipoprotein(a) terhadap fibrin bergantung
pada ukuran dan konsentrasi lipoprotein
2l
inf
dimana makin kecil ukuran
lipoprotein(a) makin tinggr afinitasnya terhadap fibrin (Deb and Caplice, 2004: Siekmeier et al, 2008).
Pada gambar 2.3 dan 2.4 dryat dilihat ringkasan gambar dari peranan
lipoprotein(a) dalam proses aterogenesis serta trombogenesis seperti yang diterangkan sebelumnya di sub bab bagian ini (Deb andCaplice,2004). ItFta!
Gambar 2.3 Mekanirme Peranan Lipoprotein(a) dalam Menginduksi Pr.,oses Atenogenesis @eb and Caplrtce,2004) ICAM - intercellular cell adhesion molecut€, VCAM = vosculr c€il adhesiod molecule, UPAR = urokinase plasminogrn
acfi\rahtoccFtor,ECM=cxamHumti:r,FCi=plmin4pncratbn,TGFS:tefqmhgsrgurftfacffibcfa"
Gambar 2.4 Mekanisme Pcnnen Lipoprotein(a) dalem Menginduksi Prros€s Tronbogencsis (Deb and Carplier,, 2004) PAI= pltsmhog€naotiv.torfuhibisor,t-PA:tissuaplasminogeoactivator, TFPI:tissueftctu@rvayiahibitm.
22
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN IIIPOTESIS PENELITHN 3.1 Kerangka Konseptual PeneHtian
Strok iskemik adalah salah satu manifestasi klinis dari komplikasi sistem
vaskular dari aterosklerosis. Aterosklerosis dapat ditemukan pada pasien gangguan metabolik dengan dan tanpa diabetes melitus. Keadaan hiperglikemia kronis pada
DM tipe 2 menyebabkan terbentqknya
suatu hasil glikasi dari proses glikolisis yang berlebihan disebut AGE. Advance
glycated endpro&tct akan berikatan dengan rcseptomya di endotel membentuk
komplek RAGE. Komplek RAGE memicu terbentuknya beberapa sitokin proinflarnasi antara lain ICAM, VCAM, MCP di endotel. Sitokin proinflamsi ini akan mereknrtuen lekosit, sel limfosit T ke dalam lapisan dalam dinding vaskular
melalui pennukaan endotel yang sudah tidak intalq dau mengalarni diferensiasi diantaranya monosit menf adi makrofag.,
Bentuk molekul Lp(a) yang mirip molekul LDL menyebabkan
ini mudah mengalarni proses olaidasi baik di dalanr sistem sirliulasi magprm di dalam endotelium vaskular membenhrk modified Lp(a) (oxlp(a)). Benhrk modiJied lipoprotein adalah bentuk molekul yang sangat aterogenik dan sangat
mudah di fagosit oleh scavenger intraselular. Lysine
bindry site
yzg1g terdapat
pada apo(a) mempunyai afinitas yang kuat terhadap matriks ekshaselular darah dan memungkinkan lipoprotein
ini terakumulasi di dalam lapisan
dinding vaskular dan selanjutnyamengalami proses fagositosis oleh malrofag.
Makrofag sebagai scmtenger intraselular alcan memfagosit oxlp(a) sehingga terbentuk sel busa yang menpakan inisiator proses aterosklerosis.
Makrofag juga mengelspresikan IL8 serta menghasilkan metaloproteinase (suatu enzim proteolitik ) yang berperan dalacr proses instabilisasi plak aterom yang ada sehingga mempermudah terjadinya ruptur plak aterom.
Selain hiperglikemia pasien
DM tipe 2 mengalami resistensi
insulin.
Resistensi insulin menyebabkan gangguan pada proses metabolisme karbohidrat
dan juga lipid. Gangguan proses metabolisure memicu terjadinya lipolisis berlebihan dengan akibat terbentuk asam lemak bebas yang berlebihan dan selanjutnya mengalami proses esterifikasi dan hidrolisis dengan hasil
alfiir oxLDL
yang akan difagositosis oleh sccvenger intraselular.
Hiperglikemia yang terjadi pada pasien diabetes rnaupun tanpa diabetes menyebabkan terjadinya keadaan disftes oksidatif. Disfres oksidatif menyebabkan menrngkatnya produksi inducible nitric ortde
meningkatrya produksi
Mwse (iNOS) yang berakibatkan
nitric axide (No). Nitric oxide rnerupakan
suatu
vasodilator bersifat antiaterogenik.
Lipoprotein(a) dengan berkompetitif
dengan
str*rio
apo(a)
mirip
plasminogen akan
terhadap reseptor plasminogen, sehingga
proses fibrinolitik tidak terjadi. Lipoprotein(a) mempunyai menginduksi endotel mengekspresikanplasminogen activator inhibitor-I dan tissue-plasminogen activator (t-PA). Plasminogen activator
(pAI-l)
inhibitor-I qka
menghanrbat aktivitas t-PA dan mengakibatkan plasminogen gagal membe,ntuk
plasmin sehingga proses fibrinolisis tidak tedadi. Lipoprotein(a) menyebabkan menunrnnya aktivitas protein tissuefactor
Nrwqy
inhibitor CITPD. protein TFpI
diperlukan dalam kaskade koagulasi tissue factor-rrediated, protein
24
ini
akan
meningkatkan aktivitas kompleks TF de,ngan FVtra sehingga proses pembent*kan
fiombin dari protrombin terjadi.
3.2 Hlpotesis Penelitian
Ha
: terdapat perbedaan konsentrasi lipoprotein(a) antara pasien strok
dengan
DM denganpasien strok iskemiktanpa DM.
25
iskemik
DIABETES +
faktor
non-DIABETES +
risiko lain
faktor
risiko lain
tDV t
Eil!DOTET
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
.:i
:.:r i
BAB 4 METODE PEI\TELITIAN 4.1 Disain Penelitian
Disain penelitian adalah deskriptif analifik dengan rancangan potong lintang.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilal$kan di Laboratorium Patologi
Klidlq ruang rawat jalan
neurologi, rehabilitasi rnedilg penyakit metabolik endolerin" serta ruang rawat inap neurologi RS. Dr. M. Djamil Padang terhitung mulai proposal disetujui Juni 2010 sampai Januari 2011.
43 Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh pasien strok iskemik dengan 66n tenFa diabetes melitus yang didiagnosis secara klinis dan laboratorium serta dirawat di instalasi rawat jalan neurologi, penyakit metabofk endokrin, rehabilitasi
medih dan rawat
irap neurologi Rs. Dr. M. Djamil padeng. Sampel penelitian adalah pasien yang menjalani pemeriksaan laboratorium di Laboratorium Patologi Klinik RS.
Ih. M.
Djardl Padang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi serta diambil
secara
consecative sampling.
43.1 Kriteria inklusi: Pasien shok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus.
Bersedia ikut serta dalam penelitian dan memberikan informed consent.
43.2 Kriteria eksklusi: Pasien sedanghamil.
Riwayat kelainan hati..
4.4 Besar Sampel
Besar sampel minimal ditentukan dengan menggunakan nrmus memperkirakan besar smpel dari dua kelompok independen dengan uji hipotesis
(IIa: terdapat perbedaan konsentrasi lipoprotein(a) antara pasien stok iskemik dengan diabetes melitus dan pasien shok iskemik tanpa diabetes melituss) (Madiyono dkk,2002).
nr:
n2= 2J(n+zils: (xr-xz)|2
ol'
besar sampel
tr2
Za
tingkat kemaknaan = I 096
zp
porver: 0,80
s
:
xr-xz
: perbedaan
baku
-
23 (Khare,2000)
klinis yang diinginkan = 20
Dengan nrmus di atas didapat besar sampel :
nr = n2 = 2[(1196+0rS0)23 : (20)f2 = 20115 digenapkan mer{adi 30 sampel untuk masing-masiug kelompok
(stok iskemik
dengan diabetes melitus dan sfiok iskemiktanpa diabetes melitus).
4.5 Pengolahan dan'Analisis Data
Data yang diperoleh diolatr secara manual dan
komputerisasi
menggunakan progam excel dan SPSS 17. Pengujian data dilalekan dengan
28
me-tode statistik
uji
Parametik
uji t tidak berpasmean, hsil uji diangep
bermaknabilaP < 0,05.
4.6 ^dlurPenelltirn Stok iskemik denganDM tanpa DM
dan
Kriteria Inklusi
Kriteria Ekslusi
-
@
I
I Guladarah
Profil lipid Lipoprotein(a)
Gambar 4.1 Alur Penelitian
29
4.7 Variabel Penelititn: 4.7.1 Klasifikasi variabel
Variabel independen : konsentasi gula darah, kolesterol total,
I{DL, LDL, tigliserida Variabel dependen
"
: lipoprotein(a).
4.7.2 Definisi Operasional
l.
Pasien shok iskemik dengan diabetes melitus adalah pasien yang zudah
terdiagnosis dengan strok iskemik diabetika oleh dokter bangsal neurologi RS. Dr. M. Djardl Padang.
2.Pasien stnok iskemik tanpa diabetika adalah pasien yang sudah terdiagnosis dengan sfiok iskemik nondiabetika oleh dokter bangsal neurologi RS. Dr. M. Djamil Padang. 3. Lipoprotein(a) adalah salah satu lipoprotein Nilai n:fukan lipoprotein(a) adalah
9 mgldL0aki-laki), ll'WdL(perempuan), >30 mg/dl risiko
tingg untuk terj adinya aterosklerosis. 4. Trigliserida adalah salah satu unsur lipid yang dikandung oleh
Iipoprotein. Nilai normal < 150mg/dl. Hipertrigliserida> lsftng/dl. (ATP
III
Guidelines at-A Glance
5. Konsennasi
fuick
Desk Reference,2010).
LDL ditentukan berdasarkan nrmus konversi Friedewald
(nilai normal <100mg/dl) @rP III Guidelines at-A Glqn:ee euickDesk Reference,20l0). 6. Riwayat kehamilan dan kelainan hati didapat dari arrarnnesis dan
rekammedik.
4.8 Bahan Penelitian Bahan penelitian adalah serum yang didapat dari hasil selrtifirs darah vena sampel penelitian sebanyak +5
mlr
dan zubyek penelitian sebelumnya menjalani
prnsa 8-10 jam. Samppl penelitian diperoleh dari pasien strok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus yang
ilut serta dalam
penelitian ini baik dalam perawatan
jalan di poli neurologi, metabolik endokrin, rehabilitasi medik mauplm rawat inap di bangsal neurologi RS.Ih. M. Djamil Padang.
4.9 Cera Kerja 4.9.1 Pemeriksaan Pendahuluan
Kontrol kualitas dilakukan terhadap pemeriksaan glukosq profil lipid ftolesterol, IIDL, rigliserida) dan lipoprotein(a) sebelum melakulcan pemeriksaan sampel. Kontrol gltrkosa darall kolesterol, dan niglisedda menggunakan bahan
kontrol Precinorm U,' kontrol kualitas IIDL menggunakwr Precinorm lipid dan lipoprotein(a) menggrmakan bahan konpol lipoprotein(a). Pemeriksaan terhadap pararneter glukosa serta
profil lipid
sampel
dilakukan pada hari pengarnbilan sampel. Sampel untuk pemerikman parameter
lipoprotein(a) dilakukan penyimpanan pada suhu -400C, sampai jumlah sampel mencukupi.
4.9.2 Pemeriksaan Glukosa Darah (Roche", 2003)
Prinsip: Metode enzimatik hexokinase. Hexokinase akan mengkatalisis fosforilasi glukosa oleh ATP membentuk glucose-6-phosphate dan ADP. Proses dilanjutkan
dengan proses katalisis oksidasi glucose-6-phosplwte dengan NADP+ oleh glucose-6-plnsphate dehydrogeruse (G6PDFD me,rnbe,ntuk NADPH. Konsentrasi
NADPH yang terbentuk dinilai absorbansi pada panjang gelombang 340 nm dan dianggap setara dengan konsetrasi glukosa. Pemeriksaan menggunakan alat otomalis Cobas Integra 400. D-glukosa + D-glukosa
ATP
heksokinase,
D-glukosa 6 pospat + ADp
6pospat+NADP+ G6PDH > D-6pospoglukonat + NADPH
+
FT
4.93 Pemeriksaan Trigliserida (Rocheb, 2003)
Prinsip: Enzimatik, metode kolorimehik dengan glycerot phosphate oxidase dan 4-ominophenazone.
Trigliseridadihi6'sltir olehlipoproteinlipase (LPL) menjadi
gliserol dan asam lemak. Gliserol mengalami proses fosforilasi oleh ATp melalui reaksi yang dikatalisis oleh gliserol Hnase (GK) menj adi glycerot-3phosplwte
yang dilanjutkan dengan realai oksidasi melalui proses yang dikatalisis oleh glycerol phosphate oxidase (GPo) me,nbentuk dihydroryacetotn plnsptate
dn
lrydrogen peroxide (Hzoz). Hydrogen trteroxide yang ada dengan penambahan
peroxidase (POD) mengakibatkan reaksi oksidatif 4-chlorophenol dan 4-aminophenazone meqrbentuk quinoneimine bewwna merah jingga yang bisa
dinilai absorbansinya pada paqiang gelombang 512 nm, dan hasil yaug didapat
setara dengan konsentrasi trigliserida
di
dalam sanrpel.
Pemeriksaan
menggunakan alat otomatis Cobas Integro 400.
Nilai rujukan: <
150 mgldd-(arP
III
Guidelines at-a Glance euickDesk
Reference,20l0)
Tryglicerides Glycerol + ATP
#
LPL
Glycerol + fatty acid
GK
GlycerolS-phosphate +
ADP
G$cerol-3-phosphate + 02
Dihydroxiacetone phosphate +HzOz
POp
2 H2O2 + 4-minophenazone
>
Quinoneimine dye + 4I{2O
+4+hlorophenol
4.9.4 Pemeriksaan Kolesterol @ochec, 2003)
Prinsip: Metoda anzimatik, kolorometrik
de,ngan menggunalcan kolesterol
esterase, kolesteol o*sidase, dan 4-aminoantiffine. Kolesterol esterase (CE)
menghidrolisis kolesterol ester membentuk kolesterol bebas dan asam lemak.
Kolesterol oksidase (CHOD) mengkatalisis proses oksidasi dari kolesterol meufadi cholest-4-ene-3-one dan H2o2. Hydrogen penoksidase yang ada dengan adanya perolrsidase (PoD) memberikan efek mldative coupling phenot dan
4*mino'antipyrizine
( -AAP) menrbentuk quinoneimine
berwarna meratr yang
bisa diriilai absorbansinya pada panjang gelombang 520 nrn" serta hasil yang terbaca setma dengan kontasi kolesterol yang ada. Pemeriksaan menggunakan alat otomatis Cobas Integra
Nilat rujukan: nilai yang
400.
.
diharapkan
tinggr risiko tinggr 2xlipat
<200
batas atas, risiko
200 -239 mgldL
>240 mg/dl
cEt
Kolesterol ester+IDO Kolesterol + Oz
CHOD
mg/dl
Kolesterol
*
asam lemak
Cholest-4-ene-3-one +
H202
z}J.fu+ 4-AAP+
phenol
--
POD
33
Quinoneimine dye+4H2O
4.9.5 Pemeriksaan
IIDI-C
@oched, 2003)
Prinsio: Enzimatik metode kolorimetik. Magnesium sulfal dorhan sulfrt
air yaog ada Kolesfrol
me,mbe,ntuk
dari IIDLC
serta
kompleks dengan LDL, \[LDL, dan kilomilcron
.
dipisahkan secara enzimatik oleh kolesterol esterase dan
kolesterol olaidase yang berikatan denganpolyetlrylene glycol (pEG). Kolesterol ester yang terbentuk dipecah secana kuantitatif oleh kolesteml esterase menjadi
kolesterol bebas dnn sam lemak. Prpses dilanjutkan dengan mengolsidasi kolesterol oleh kolesterol olsidase me4iadi L4-cholestenone dan hidrogen perotsidase yang memberikan warna rmgu pada absorbansi dengan panjang gelombang 583 nm. Pemeriksaanmenggunakan alat otomatis Cobas Integra 400.
Nilai rujukan:
pria :>40mgldL perempuan : >50 mg/dl @fP III Guidelines at-A Glance fuick Desk Referenee, 2010)
HDl-kolesterol ester+ tI2O HDLkolesterol + 02
PEG-kol.esrerase, Kolesterol+RCOOH
PEG-kol.olaidase,
A4-cholestenone+
IT202 2 WO2 + 4-aminoantipyrine +
HSDA+
peroksidase,
If+ ttZO
pigmenwamaungu+ 4t4zO
4.9.6 Pemeriksaan Lipoprotein(a) @ochec, 200a)
Prinsip : Imunoturbidimeti.
Lipoprotein(a) yaug terdapat dalam serum beragtutinasi dengan partikel latek yang telah diselubungi oleh antibodi anti lipoprotein(a). Presipitat yang tedadi ditetapkan berdasarkan turbidimetriknya secara optikal pada paqiang gelombang 34
552 nm dan hasil yang didapat setara dengan konsenfiasi lipoprotein(a) sâ&#x201A;Źnm. Pemeriksaan menggunakan alat otomatis cobas
Nilai
mjukan: laki-laki Perempuan
9
Integra 400.
mg/dl
ll
mg/dl
Nilai diatas 30 mg/dl dihubungkan dengan risiko rirgg unttrk terjadinya aterosklerosis
35
BAB 5
IIASIL PEFTELITIAN Penelitian dilakukan dengan rancangan potong lintang secara deskriptif
anditik terhitung mutai bulan Agustus 2010 sampai bulan November 2010. Penelitian dilakukan pada pasien strok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus
yang sedang menjalani perawatan di instalasi rawat inap neurologi serta instatasi rawat jalan bagian metabolik endokriru neurologi dan rehabilitasi medik serta
dipilih
secara acak. Sampel penelitian adalatr serum pasien strok iskemik dengan
dan tanpa diabetes melitusyang telah masuk kriteria inklusi. pengolatran data dilakukan secara statistik dengan komputerisasi program excel dan spsslz.
Sebelum penelitian dilakukan
uji
ketelitian dan ketepatan terhadap
pemetilcsaan glukosa darah, kolesterol total,
[IDL, dan trigliserida dengan
menggunakan bahan kontolprecittorm U danprecircrm lipid.
Pemeriksaan konsentrasi lipoprotein(a) menggunakan Tinaaump
Lipoprotein(a) (Latex)
kit, sebagai batun untuk uji
ketelitian di$makan
Lipoprotein(a) kontrol set serta C.f.a.s. Lipoprotein(a) sebagai kalibrator. Pemeriksaan semua parameter subyek penelitian menggunakan alat otomcis Cobas Integra 400 (Roche).
5.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian berjumlah 60 orang pasien sfrok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus. Subyek penelitian adalah 35 orang laki-laki (58,337o) yang
terdiri atas 14 orang kelompok strok iskemik dengan DM dan 21 orang kelompok strok iskemik tanpa DM, serta 25 orangperempuan (41,67vA yang terdiri atas 16
ofang kelompok sfiok iske, ik dengan DM dan 9 orang kelompok shok iske'mft tanpa DM. Tabel 5.1 merrperlihatkan karaktetistik subyek penelitian berdasartan
umnr,jenis kelanin" konsentrasi glukosa darah' sertapofil lipid' Tabel. 5.1 Karakteristik Subyek Penelitian Pasien Strck Iskemik dengan den Diabetes MeHtur Dtebotcr
Krreltcrtctik
Jenis I I
n(?6)
Melltru
nondlrbcto Mclltur
rorata*S$ a(%)
rcr4flS}
ln
p*
2t(6E/o)
l4(4f/o)
kclamin
\36Yo\
r6(64Vo)
-
25
5732*7,17
30(50Plo) 57,10*6,80
60
0,901
178,70*68,57
30(50%) 100,23*15,27
60
0,001
2ll,lE5&85
30(50%0) 197,97*49,71 60
0,389
'l4,E0ll5'73
30(504/0) 39,43*11,94 60
0,130
Gg/dL) 30(506) l3?,77t4E E9 30(5t)96) 139'20+Jf.n 60 Itriglireridal 30(50'olo) 145,37*74,27 30(50olo) l0l,l7*fi,59 60
0'573-
Umurtahun 30(5ryo) [glukomdarahl 30(50%) (nddl,)
[kolcstcrol
30(5trlo)
totery (me/dl,)
FIDLI
(ne/dl,) 30(50elo)
F,DLI
0,030
(ne/dl,)
pr
faitt Rerata umur zubyek penelitian adatah 57,32*7,17 tahun- Rerata umur
kelompok sfiok iskemik tanpa DM adalah 57,10*6,80 tahun dengan rentmg umur antara.43-65 tahun, sedapgkan rcqata tlmur kelonrpok strok
isksik
dengan DM
adalah 57,53*7,62 tahrm dengan rentang umur antara 32-65 tahun Crambar 5.1 mempsrlihatkan rcrata umur pasien stnok iskemik dengan DM relatif lebih
t'.gg
dibaodinglan dengan pasieir stnok iskemik tanpa DlvI, tet4pl perbedaao ini secan s'tatistik tidak bermalan CF0,90 I ).
37
5V.6
57.5 57J* 57"3 5T-.7
57-t 5F
56.9 56.8
Gambar 5.1 Rerrta Umur SubyekPenelitian pada Kelompok Strok Iskemik dengan dan tanpa Diabetes Melitus Gambar 5.2 memperlihatkan distribusi subyek penelitian pasien strok iskemik dengan diabetes metlitus. Umur termuda penderita strok iskemik dengan diabetes mellitus adalah 32 tahun dan golongan umur terbanyak subyek penelitian
ini padaumur 65 tahun denganpersentase 23,3yo.
E
o o o E
32
,18 50
sit
545558m
61
63
64
66
Umrr (tahunl Gamber 5.2 GrrfikBatrng Sebaran Umur pada Pasien Stroklskemik dengan Diabetes Melitus
38
Distribusi pasien strok iskemik tanpa diabetes mellitus terlihat pada ganrbar 5.3. Golongan
umlr terbanyak pada kelompok ini adalah umur 65 tahrm
sebanyak ZWo danumrr ternruda adalauh umur 43 tahun.
g,
o
I I
I
4tt 45 17 48 50 52 55 56 d) 4:l rt5
82 dt
84
65
Umrr(tahun)
Gambar 53 Grafik Batang Sebaran Umur pada Pesien Strok Iskemik tanpa Diabetes Melitus Gambar 5.4 memperlihatkan reritahasil pemeriksaan konsentrasi glukosa darah pada kedua subyek penelitian. Konsentrasi glukosa darah kelompok srok
iskemik dengan DM adalah 178,70*68,57 mg/dl sedangkan kelompok tanpa DM
100,23*15,27 mgldL dan secara statistik didapatkan adanya perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut (IF0,001).
39
J'S$
. l :
15(}
,
l
tff! ;
j
5S. ;
,.,
a-..
*
Fe{
ttostf}&i
Gambar 5.4 Rerata Konsentrasi Gula Dereh (ngdl,) Kelompok Strok Iskemik dengan dan tanpa Iliabetes Melitus Rerata hasil pemeriksaan kolesterol total antara kelompok strok iskemik dengan DM dan kelompok sfiok iskemik tanpa DM adalah
2ll,l0*59,85 mg/dl
dan 197,97*49,71 mg/dL.Analisa secara statistik didapatkan perbedaan yang tidak bermakna. Pemedlcsaan
HDL kolesterol
pada
smk iskemik
dengan DM
adatah 44,80*15,73 mg1dl, sedanglâ&#x201A;Źn pada kelompok shok iskemik tanpa DM
adatah 42,12*14,11 mg/dl. Hasil pebedaan bsmakna
diantara
uji statistik mendaparkan tidak ttrdapat hasil pemeriksaan tersebut.
Hasil rcrata pemeriksan LDL kelompok sfrok iskemik dengan DM adalah 137,77*48,89
mgldl,
138f8*45,55 mg/dl-.
sedarigkan kelompok strok iskemik tanpa
Idi
statistik pada kedua kelompok
ini
DM
adalah
adalah tidak ada
perbedaan yang berrrakna diantara keduanya. Rerata hasil pemeriksaan
DM
seata kelompok tanpa
tiglirerida
pada kelompok sfiok iskemik dengan
DM berhrut-turut adalah 14s,37*74,27 miy'dL drr-
101,17*46,59 mg/dl. Hasil
uji statistik menunjukan perbedaan
40
yang bermakna
ant:ra nilai rerata trigliserida pasicn strok iskemik dengan DM terhadap shok iskemik tanpa DM.
r54
!ff} x56 x€ler
50
6
K$l€ft€rsl
tflL
f"{Ot"
Trigfii€rid*
rEFi9 lmsn$fif
Gambar 5.5 Rerata Konsentmsi Profil Lipid (mgldt) Kelompok Strok fskemik dengen den tanpa Diabctes Melitus Gambar 5.5 memperlihatkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan
uji t dari rcrata kolesterol total (p=0,389), IIDL (p=0,130), dan LDL
ftF0,573) antara pasien'strrok iskemik
DM.
U"o*
DM dibandingkan dengan tanpa
Sedangkan rerata uigliserida antara pasien shok iskemik dengan DM
dibandingkan strok iskemik tanpa
DM
terdapat perbedaan yang bermakna
ftr=0,030).
5.2 Hasil Pemerikssin Konsentrrsi Lipoprotein(a)
Hasil rerata pemeriksaan konsenfiasi lipoprotein(a) pada kedua subyek penelitian adalah 63,96+51,14 mg/dl. Tabel 5.2 memperlihatkan nilai maksimum, nilai minimum, s€rta nilai reratdsD hasil pemeriksaan konsentasi
lipoprotein(a) pada kelompok stnok iskemik dengan DM dan kelompok smok iskemik tanpa DM.
4t
Tabel5.2 Hasil Pemeriksaan Konsentrasi Lipoprotein(a) pada subyek Penelitian Stroklskemik Variabcl
Nilaimalaimum (mg/dl) Nilai mlnimum (mg/dl) Rerata* SD (mg/dl)
197,77
t1\62
35,56
r0o,r9
7,71
*43J6
27,74+2627
Hasil pemerilsaan konsentrasi lipoprotein(a) menurut jenis kelamin pada pasien sfiok iskemik dengan
DM diperlihatkan pada tabel 5.3.
Tabel 53 Rerata Konsentrasi Lipoprotein(a) Pasien Strok Iskemik __ . _ _ dengan Diabetes Melitus menumtJenis Kelrrmin
Variabel . llipoproteih(a)l
.,,,
.Rerata*ffi
90,65*40,54
Flasil pemeriksaan konsentrasi lipoprotein(a) menu4iulen nilai rerata pasien strok iskemik dengan DM pada laki-laki adalah 90,65+40,5 sedangkan pada pasien perâ&#x201A;Ź,mpuan adalah 10g,54+46,03
4 wldL,
mg/dl. Tidak terdapat
perbedaan yang bermakna secara statistik antara konselrtasi lipoprotein(a) pasien
sftok iskemik dengan DM pada laki-laki dan perempuan (IF0,907).
Tabel 5:4 memperlihatkan hasil pe,nreriksaan'konsentrasi lipoprotein(a) meNrurut
jenis kelamin pada pasien strok iskemiktanpa DM.
Tabel5.4 Rerata Konsentrasi lipoprotein(a) Pasien Strok Iskemik Diabetes Mq_litus henurrt Jenis Kelamin Rerata* SD
.
[Lipoprotein(a)l
p*= uji
(mg/dl)
27,93*28,07
2728*23,06
0,829
t Hasil pemeriksaan lipoprotein(a) pada table 5.'4 menuqiuklmn nilai rerata
pasien sfrok iskemik tanpa DM pada laki-laki adalah 27,93*2g,01 mg/dr, aan
pada pasien perempuan adalah 27,28*23,06 mgldL. Hasil menunjuHcan
uji
tidak terdapat perbedaan yang bemrakna antara
seatistik
konsentrasi
lipoprotein(a) pasien s:hok iskemik tanpa DM pada laki-laki dengan perempuan
0F0,829).
Tabel 5.5 memperlihatkan hasil pemeriksaan konsentasi lipoprotein(a) pasien strok iskemik baik dengan DM ataupun tanpa DM pada pasien laki-laki danperempuan.
Tabel 5.5 Rerata konsentrasi Lipoprotein(a) pada Pasien Strrok Iskemik denryrldrl trnna Diabetes Melitus menurut Jenis Ketrmin
Variable
Rerat*tSD
6rt
Hasil pemeriksaan konsentasi lipoprotein(a) menunjukan nilai rerata pada pasien strok iskemik laki-laki adalah 53,02*4 ,43
pasien perempuan adalah 79,29+55,5.5
mg/dl,
sedangkan rerata pada
mg/dl. Tidak terdapat perbedaan
yang
bermakna secam statistik arttatu konsenftasi lipoprotein(a) kedua kelompok subyek penelitian baik pada pasien laki-laki maupun pasien perempuan
(p{,1
1z).
Perbandingan hasil pemeriksaan konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien shok iskemik dengan DM dan pasien sdot istemit< tanpa DM dapd ditihet pad"
tabel5.6. Tabel $6'Perbandinagan Konsentrasi tipoprotein(a) Pasien Strok Iskemik dq4 tanpa Diabetes Melitus rerltr* SD pasien strokiskemik p*
rl$
{rm c
gs B
:.60 E 6* a gil
6
Gembrr 5.6 Rerrta Konsentr:lsi [poprotein(a) (ngdt) Kelonpok strok Iskenik dengrn den tenpo Diabetes Melitu$ Dan gambar 5.6 tedihat konsenffisi Lipoprotein(a) kelompok stok iskernik dengan DM (100,19*43,76 mg/dl) lebih tinggi dibandingkan de'ngan kelompok stnok iskemik tanpa DM Q7,74*26,27 mgldL} Penilaian statistik uji
t
pada memberikan perffiaan yang bermalara atas hasil peureriksaan lipoprotein(a) kedua subyek tersebut (F0'003).
4
BAB 6 PEMBAHASAI\[
6;l Karalcteristik Subyek penelitian subyek peneritian adarah 60 pasien shok iskernik yang dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok strok iskemik dengan DM dan kelompok strok iskemik tanpa DM' Perbandingau jumlah kedua kelompok subyek penelitian berdasmkan
jenis kelamin raki-laki pada penelitian ini rebih t'nggr jumlahnya dibandingkan perempuur )xaitu 35 perbandingan jumlah dan 25 laki,raki dan 'rang
'rang.
perempum yang didapat pada penelitian tidak dapat diambil sebagai ga*baran prevalensi dari pasien strok iskemik, hal ini disebabkan lgrena pengambilan sampel
dilatn*an secam consec*ive sampting dwrsukarela. penelitian mendapatkan rentang umur pasien stnok iskemik
diabetes melitus lebih muda dibandingt(an rentang
uml'
de,ngan
pasie,n kelompok shok
iskemik tartpa diabetes melitus Q2;45 tahun dengan 43-65 tahuo).penelitian yang
dilakulâ&#x201A;Źn The Greater cincinnati Notrt?rn Kentucky strokc study (GcNKss)
terhadap 2'719 pasien strok iskemik dengan dan tanpa diabetes melitus pada rima kabupaten di ohio dan Kentucky mendapatkan umur pasien strok iskemik dengan diabetes melitus lebih muda usianya dibandingkan um'r pasien stuok iskemik tanpa diabetes melitus (Kissela et
at,200i).
Jumlah terbanyak kejadian sook iskemik baik pada kerompok dengan diabetes melitus dan kelompok taupa diabetes melitus adalah sama yaitu pada umur 65 ta'un masing-masing secara berunrtan adalah 23,3yo dan zD%.Hasil yang didapat sesuai dengan pernyataan Nasution bahwa um'r merupakan salah safu faktor risiko strok, insiden shok meningkat sesuai pertambahan umur, hampir
dua kali lipat tiap dekade setelah umur 55 tahrm dan kebanyakan strok terjadi diatas umlp 65 tahun (Nasution" 2007). Umur lebih dari 65 tahun tidak diih*kan
dalam penelitian
ini
adalah untuk menghindarkan kemungkinan adanya faktor
yang akan memengaruhi bias hasil penelitian disebabkan usla laqiut karena proses degeneratif.
6.2 Hasil Pemeriksarn Laboratorium Subyek Penelitian 6.2,1 Pemeriksaan Gula Darah Perneriksaan gula darah pada kelompok s;trok iskerrik dengan diabetes
melitus didapatkan 178,30+68,57 mgldL dan kelompok stok iskemik tanpa diabetes melihrs adalah 100,23*15,27 mgldL. Secara statistik perbedam kedua
kelompok tersebut adalah bermakna (IF0,000). Pada penderita diabetes melitus dasar terjadinya
disfingsi endotel sebagai
awal proses aterosklerosis didominasi oleh keadaan hiperglikemia lronis ymg akan menghasilkan radikal bebas, sedangkan pada penderita nondiabetes awal proses didominasi oleh adanya peningkatan radikal bebas.
Hiperglikemi kronis pada pasien diabetes melitus akan menyebabkan produksi AGE meningkat. Pembennrkan komplek AGE terhadap reseptomya
(RACE) ,akan mengindtrksi respon stres oksidatif inuasaselular dan mengakibatkan terekspresinya tissue
factor sscara invitro selain
terjadinya
disfungsi endotelial vaskular dan keadaan ini merupakan pemicu terjadinya pnoses prokoagulan serta ateroskle,rosis @l-Hagracy et
al'
2010)-
Terjadinya disfimgsi endotel sebagai awal proses
aterogenesis
dihubungkan dengan beberapa faktor risiko seperti hiperkolestenolemia, merokok,
hipertensi, serta umuf setain diabetes melitus. Faktor risiko tersebut merupakan 46
yang bersifat olaidatif- stres pemicu terbentuknya beberapa morekul radikal bebas
ox-LDL yang lebih oksidatif mengakibatkan proses oksidasi LDL me,mbentuk mudah
dit*gkup oleh malrofag daripada yang tidak mengalami proses oksidattf
rmt'k membentuk ser. busa sebagai
dasar terjadinya aterosklenosis
(vogiatzi et al'
2009).
6.2.2 Pemeriksaan Profil
LiPid
dengan diabetes Rerata konsentrasi kotestol total kelompok strok iske,mik pada ketompok strok iskemik melittrs pada penelitian ini 21 I ;1Gr58$5 me/dl dan
konsentrasi kolesterol yang tanpa diabets melitus 197,97*49,71m{dL.Perbedaarr
hasil yang terjadi antara dua kelompok tersebut setelah diuji statistik memberikan tidak bemraha (IF0'389).
shok iskemik Rerata hasil pemeriksaan konsentrasi HDL pada kelompok pada kelompok strok dngan diabetes melitus 44,80+15,73 mgldL sedangfun iskemik tanpa"diabetes melittrs 39;43*11,94 mgldL. perbedaan hasil konsentrasi
IIDL
Uji
statistik menunjukken
antara kedua kelompok tersebut tidak bermakna
tF0,130). pe,lrelitian
ini mendapatkan rerata hasil konsentnasi LDL pada kelompok
mg/dl dan pada strok iskemik dengan diabetes melitrrs yaihr 137,77+48,89 mgldL' kelompok shok iskemik tanpa diabetes melittrs adalah 139,2t*42,77 konsentrasi LDL Secas statistik pefbdaan yang'ada dali hasil pemoiksaan
(IF0'513). diantara kedua kelompok tersebut tidak bermakna
iskemik dengan Rerata konsentrasi tiglisâ&#x201A;Źrida pada kelompok sfiok pada kelompok strok iskeNdk diabetes melitus t45,37*7427 mpldL sedangkan
mg/dl. Hasi uji statistik menu4iukan tanpa diabetes melittn adalah 10l,17*46,59 47
terdapat perbedaan bermakna untuk nilai rerata konsentasi Uigliserida antaa
kedua kelompok strok iskemik dengan diabetes melitus dan kelompok stnok iskemik tmpa diabetes melitus (IF0,030).
Hasil penelitian memberikm kesan hiperlipidemia pada kedua kelompok penelitian. Hiperlpidemia menrpakan salah satu faktor risiko yang umumnya terlihat pada>2SVo penderita dengan strok. Dua peirelitian di daerah Asia Selatan mendapatkan bahwa >50Vo penderita sfiok mengalami peningkatan konselrtrasi
kolesierol, sedangkan beberapa penelitian pada etnik kulit putih @tio, Perancis,
Oxford, Manhattan) mendapatkan fange berkisar antara 28,7o/o sampai 32% (Gunarathne et al, 2009).
Analisis statistik pemeriksaan profil lipid penelitian pada kedua kelompok penelitian adatah tidak bermaknaPenyebab yang mernrmgkinkan hasil penelitian
yang tidak signifikan
ini
antara lain adalah variasi data yang didapat kurang
bervariasi afau jumlah sarnpel yang kurang.
6J3'
Pemer{trsaan"
Lipoprotein(a)
Ilasil penelitian mendapatkan rerata konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien sfiok iskemik adalah 63,gfu51,L4 mgldL.Rerata hasil konsentrasi lipoproten(a) kelompok strok iskemik dengan DM pada laki-laki yaitu 90,65t40,54 mg/dl dm pada pe,lempuan adalatr 108,54*46,03
mg/dl. Hasil uji statistik tidak didapatkan
perbedaan Sang bermalcra antara kedua kelompok O=0,907).
Rerata hasil konsentrasi pada laki-l aki 27 93*23,07
myd1,.
Uji
lipoprotein(a)
mg/dl,
stok iskemik tanpa DM
sedangkan pada perempuan
yutt
27,28Ji23,M
$tatistik fdak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kedua
kelompok (p=O,829). 48
Penelitian
ini
mendapatkan rerata hasil konsenftasi lipoprotein(a) pasien
stok iskemik dengan dan tanpa DM pada laki-laki yaitu 53,02*45,43 gldL pada perempuan adalah 79,29*55,55
mg/dl uji
dan
statistik tidak didapatlâ&#x201A;Źn
perbedaan yang bermakna antara pasien shok iskemik dengan dan tanpa
DM pada
lak-laki maupun pada perempuan G=0,117). Hasil pemeriksaan konsentrasi tipoprotein(a) pada penelitian memberikan hasil
ini
secara keseluruhan berdasarkan jenis kelamin
uji analisis statistik yang tidak bermakna
terhadap perbedaan
yang ada.
Lipoprotein(a) merupakan faktor
risiko
independen
yang ddak
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin serta diet. Penelitian yang dilakukan Habib
dkk mendapatkan perbedaan yang ada tidak bersrakna secara stafistik terhadap perbedaan konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien DM berdasarkan jenis kelamin
(Habib et a1,2005). Konsentrasi rerata lipoprotein(a) pada kelompok strok iskemik dengan diabetes melitus 100,9
mg/dl sedangk;n pada kelompok stok iskemik tanpa
diabetes melitus adalah 27,74
mgldl. Hasil uji statistik menuqiukan
perbedaan
yang bermakna antara kelompok strok iskemik dengan diabetes rnelitus tâ&#x201A;Źrhadap kelompok stnok iskemik tanpa diabetes melitus (IF0,003). Penelitian Holanda dkft @rasil) mendapatkan hasil yang tidak signifikan atas perbedaan konsenfiasi lipoprotein(a) pada26penderita shok iskemik diabefes
melitus dan 34 penderita strok iskemik tanpa diabetes (de Almaida Holanda,
zl}4).Penelitian Habib dkk (Pakistan) mernberikan hasil signifikan pada penelitian terhadap 60 penderita DM-2 terhadap 28 penderita tanpa diabetes melitus (F0,001) ftIabib et al, 2009)
Selain variasi antar individu, perbedaan dan variasi konsenfrasi plama lipoprotein(a) juga terdapat pada antar etrik. Dikutip dari christogianis (2010) bahwa pada populasi Aftika konsentasi lipoprotein (a) lebih
l''g*, aftanairyh
pada populasi Caucasian, Selain itupun praanalitik dan analitik s*â&#x201A;Źrti penyimpanan sarrpel, metoda pemeriksaan yang digunakan juga faktor yang mempenganrhi dalam memberilcan hasil penelitian
50
nâ&#x201A;ŹnFh
BAB 7
KESIMPI]LAI\I DAIT SARAN
7.1
Kcsimpulon Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat dibuat
kesimpulan:
l.
Konsentrasi lipoprotein(a) pasien st'ok iskernik di Rs Dr. M. Jamit Padang rata-rata diatas batas normal nilai rujtrkan.
2.
Terjadi peningkatan konsentrasi lipoprotein(a) pada pasien shok iskemik dengan diabetes melitus
di Rs. Dr. M. Jamil padag
dibandingkan nilai nrjukan.
3. Teqadi peningkatan
konsentrasi ripoprotein(a) pada pasien strok
iskemik tanpa diabetes melitus
di Rs. Dr. M. Jamil padeg
dibandingkan nilai mjukan
4.
Terdapat perbedaar,r yang berpakna antara konsentrasi lipoprrotei{a) pada pasien strok iskemik dengan diabetes melitus dan pasien srok
iskemiktanpadiabetes melitus di Rs. Dr. M. Ja*il padeg:
7.2
Saran 1. Perlu
penelitian lebih larfut dengan jumlah sampel yang leb,ih
sehingga lebih dapat mewakili populasi penderita strok
bqnat
iskemft@ln
dan tanpaDM..
2. Perlu penelitian lebih la4iut disarankan penyeleksian sampel lâ&#x201A;Źbih baik
3. Perlu penelitian lebih lanjut dan disarankan penelitian yang bersifat
restropekti{ untuk dapat menilai peran lipoprotein(a) dalam prosâ&#x201A;Źs terj adinya gangguan kardiserebrovaskular.
52
DAFTAR PUSTAKA
Armstong VW, Kratzin H, Seidel D, 1989. Lipoprotein Lipoprotein(a): Stnrcnre and Metabolism- Dhmduh dari: @ springer-Yerlag Berlin Heidelberg tanggat 17 May 2010.
Ahmed sM, clasen ME, Donnelly JF, 1998. Management of dyslipide,mira in adults. American Family P ltysician. American Diabetes Association, 2004. Management of Dyslipidemia in adult With Diabetes. Diabetes Care 27(suppl l);65-71. Adam JMF, 2005. 'Penatalaksanaan dislipidemia pada diabetes melitus dahulu sekarang dan dimasa akan datang'. Dalam: Naskah tengkap qrmposium nasional pengelolaan secara rasional dan terkini di bida'g mtrbolic endokrin. Padang, bagian IPD FK [JNA]ID, l- l l. Adiels M, Bore'n J, caslake MJ, Stewart P, soro A, Westerbacka J, et al,2ffis. overproduction of vLDLr driven by hlpergrycemia is a domimnr feature of diabetic dyslipidemia Arterioscler Thramb vasc Bid E;
1697-703.
Antonios N, Silliman s, 2005. Diabetes Melitus and Shok. Nontrcast FIsifu Medicine spring.Diunduh daiwww.DCMsonrine.org.tanggal lday, 7,2010.
Adams
AP, 2007. 'classification of stoh
commonly us€d ten,ns iu
cerebrovascular disease, and the pathophysiology of stoke'. In: princises of cerebrovascular Disease. McGraw-Hill companies; pp l-l 5. August En Parker KHn Barahona M,2007. A dpamicalof lipoirotein netabolimBulletin of Mathematical Biologt, 69; 1233-54. American Diabetes Association" 2007. Diagnosis and Clacification of Diabas Melitus. Diabetes care 30(Suppl l);{247. AlBatrrani A!, Alkindi M, Marks E, Alyahya s, shenkin avzwT.Lipqporcin(a1: an independent risk factor for ischemic heart disease that is AryUtn on niglycerides in subjects with type 2 diabetes melitus. Lipids in-Hdth @d Disease 6,26; l-5.
ATP
Iil
Guidelines at-A Glance Quick Desk Reference,20l0.
piq66
httpr'/*.o"".,4ll{1h.gor/g*id*ltq.*rr*hpl*rt*ro#utgl**..pdf
d"r;
r-agEqnr
Desember, 22,2010. Baynes JW, Thorpe SR, 1999. Perspectives in diabetes. Role of oxiddive sficss in diabetic complications. A new perspective on an old pradign l}dlanr.
48; l-9. Beckman J.\ creager MAo Libby p, 2002. Diabetes and ArhemsdErcdsEpidemiology, Pathophisiology, and Managemenf, JAMA ?xr ; ?swtr Banerjee TIL Das sK 2007. Epidemiology of strok in India Neuoiqr^d'ie 11; 1-4.
Bellomo A, Mancinella M, Ettore E, Marigliano,20Q7. Diabets od ddic syndrome. Arch Gerontol Geriatr Suppt l;61-7. Bener A, zfuile M Daghash Ir,II{, Al-Hamaq Aoaa, Daradkd G, RiHi r\xff,. Lipids, lipoprotein (a) profiIe and HbAlc arnong Anbia; qrrcza*at patients. Biomedical Resemch lg,2; 97-102. Dislipidemia dan stolq 2010. Bethesda strak cenrre- Dimfrfr dei http//www.strokbethesdacom, diakses IMaRS, 201 0.
particles in
2004' Agortg:*jinonrotein Carmena R, Dtriez P, Fruchart JC, IIf ; III2-II|7' 09(suppl 1 attrerosclero sis- Circulation uas, 1i9tgd J' Y"oe"t9'-Y:l-fcain wJ, Millar JS in a the liver 3t; fr6'm thi t, <a) !' 7tn11 1':"ofi?111-* ilcesl;;A"t"a ui
;'H;;"""h ;4ffi'lT#l;"t"-i.l .i#.n
"poripop-t"io td0t-$""t*"'ana caste[#ildril-ilHaemost 93; &7'54'
plasma*flf* * }t'3
nmction of plasminoge'n/planin
system. Thromb Cheng SWK, 2010. therelationshipoftipoprotein(a)andafherosclenmic
Si.trln.tsl n Aptil. and Stlokc' fte Ctuistoginnnir U fr{ifiiois [IJ, Elisaf M, 2010. Lipoprotein(a) bp"" Clinicat Ctumistry Journal, 3 ; 3843' costa MJ, de Andradc Rvcf-' de Atnaida Holanda MM, Filizo RG de carvalho a comparison ry da silva lec, ioo+. plasma lipoprotein (a) levels: stnok Arq' Neu'v ische'mic diabetic *looodliuUtti" patients with acute P s i qui atr, 62Q- A); 233'3 6' into mechmisms of Deb A, Caplice 1.nr4. ZtiO+. Lipoprotein(a): New_insight atherogenesis and tbrombosis - ctin cardiol27;258-264. lvf' 2008' Iqdrcd Eslami V, Sairaiad MA Gheini M& Motamedi M, Yazdani banist gtucose metabolism in nondiabetic patients with acute strok iownal of Newologt 7, 23; 246'258' Nasr HA& Zlfg' El-Hagpcy nS, kamat Alvt, SaUry IM, Saad AA,. El Ezz NFA, YII Activity in Tissue Faotor, Tssue Factor Pathway Inhibitor and Favtor IfuI Ouw' Cardiovascular Complicated Type 2 Diabetes Melitus'
Jotrual25;173-81999' The reldirn of Freedman DS, Dietz WH, Scinvansan S& Berenson GS, ovenvigfutto cardiovascular risk factors arnong children d adohocmP ediatrics, l 03(6):
1
173-1 1 82'
fu
g, jOOS. Stres oksidafif
dan nitrosatif pada bqbagd Fachir H, Setiawan riiito shok. Berknla llmu Kedafueran37,2;94'99' JCE & M Goldberg U, 2001. Diabetic Dyslipidemia: Causes and Conseqrrcnces 86,3;965-71s, z|)|- Risk crrau AJ, W"irtt"r c, Buggle F, Heinrich A, Goetler M, Neumaier $ouls32; str'ok ischemic factors, outcome,-ina treahent in subtypes of 2559-56.
Guyton AC, 2006. Insulin, glucagon, and diabetes melitus. In:
'
Tedo* of
phitadephia Elsevier Saunders; pVT2-75Medical Physiology, tt-tr ed. GYII' Gunaratbne A, Paiel fW, Cammon B, Gill PS, Huglres EA' Lip epidemiolog4' the of review Ischemic Stroke in South Asian. featrres. Stroke 4q eff5clinical ethnicity-related and pathophisiolory,
A
23.
ry'
Lavi E, Bdeir K ulrich AM, Jamieson DG Rader DI, a d' Bq7 .Defensinstimulatesthebindingof lipoprotein(a) to huma vashr endothelial and smoth muscle cells. Blood 89, 12; 429A88. Hancock MA, Boffaz MB, Marcovina SM, Nesheim ME, Koscbinsky MI.' ![m' Inhibitionof plasminogen activation by lipoprotein (0. fre -Iwd of Biological Chemistry 27 8, 26; 2360'69.
Higazi
A&
M, Hameed W, 2005. Gender differences in lipid and lipoprotein(a) profiles in healthy individual and patients with t1.e 2 diabetes melitus. Pak J Physiol, 1;1-5. I{abib SS, Aslam M, Ahmad shah AF, Naved AK, 2009. Lipoprotein (a) is associated with basal levels in patients with tlpe 2 diabetes melitus.lrq Brass Cardiol 93, 1;25-30. Immanuel S, 2007. Patogenesis dan Diagnosis Laboratorik Sindrom Metabolik. Dalam: Pendidikan Berkasinarnbungan Patologi Klinik. h; l-15. Internet Stnoke Centre at Washington University, 2010. Diunduh dari: http ; //www. strokecentre, org/patkn*htats. htm, taaggat 13 Desember. Jialal I, 1998. Evolving lipoprotein risk factors: tipoprotein(a) and oxidized lowdensity lipoprotein. Clinical Chemistry 44; 8(B); LSZV-32. Janres PT, 2004. obesity: the wordwild epidemic. clin Dermatol zz,4;276-29a. Jenkins AB, campbell LV, 2004. The genetics and pathophysiology of diabetes melitus typ e ll. I Inherit. Metab; Dis. 27 ; 33147 Jelinger PS, 2A07. Metabolic corsequences of hlperglycerria and insulin resistance. Clinical Cornerstone 8 (Suppl Z); S30-S42. Jones GT, van Rij AM, cole J, williams MiA,-but"-* EH, Malcovina sM, Deng M, McCormick SPA, 20A7. Plasma lipoprotein(a) indicates risk for 4 distinct forms of vascular disease. crinicat chemistry s3,4; â&#x201A;Źlg-gs. Jama, 2009. Lipoprotein(a) concenffition and the rsk of coronary heart disease, strok, and nonvascular mortality. Diunduh dari htn://jamaqnoas m. or g/ c gi/ c ont ent/full / 3 0 2/ 4/4 I 2 . Jiang JT, wu cP, Xu N, Zhang xG, 2009. Mechanisms and significance of lipoprotein(a) in hepatocellular carcinoma. Hepatobiliary Pancreat Dts Int 8;25-28. Khare KC, Raman PG, Bhatnagar AD, Bhavsar R, 2000. serum Lipoprotein(a) levels in parients of diabetes melitus. /fT. J Diab. Dev. comiiis,2};79Habib SS, Aslam
93.
.
Kumari sJ, Jayaram M, vincent L,venkatesh T, 2002. senrm lp(a) in diabetics with and without evidence of clinical nephrophaty-a pr;tilrir"ry shrdy. IndianJournal of CHnteaI Biochemistry, t7(t); +S+9. Kariadi sHKs, 2005. 'The new 'the lower the Gter' approach in manqging LDL-C level'. Dalam: Forum Diabetes Nasional lu, pnnxgr.n *fr"g Bandung, 123-25.
Kullo U, Ballantyne CM, 2005. Conditional risk factors for afhenosclerosis. Moyo CIin Pro 80,2;219-30. Kissela BM, Khoury J, Kleindorfer D, woo D, Schneider A, Alwell Kn et al, 2005. Epidemiology oflschemic stroke in patients with Diabetes. Diabetes Care 28; 355-59.
Khan MI, weinstock RS, 2007.'carbohydrates'. In: Henry's clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods,2l*gd. Elsevier, usA; ppl tel192. Loscalzo J, weinfeld h4 Fless GlvI, scanu AM 1990. Lipoprotein(a), fibrin binding, andplasminogen activation. arteriosclerosris lb; 24045'. La Ros4 Hunnninghake D, Bush D, 1990. The cholesterol facts:' a surnmary of evidence relating dietary facts, serum cholesterol and coronary heart disease. Circulation, 8l: 172143.
"