U T I S M & F RI E N D S Newsletter of London School Centre for Autism Awareness Edisi MEI 2013
AUTISM AWARENESS FESTIVAL 5
D
“Aku dan Saudaraku”
alam rangka memperingati Hari Peduli Autis Sedunia yang jatuh pada tanggal 2 April setiap tahunnya, London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) kembali menyelenggarakan Autism Awareness Festival 5 (AAF 5) yang bertajuk “Aku dan Saudaraku” pada tanggal 5 & 6 April 2013. Teachers Workshop bagi guru-guru SD Negeri menjadi acara pembuka dari seluruh rangkaian acara AAF 5, dilanjutkan dengan serial seminar yang diselenggarakan selama dua hari yang dibawakan oleh Bpk. Tri Gunadi, AMd. OT, S.Psi, S.Ked bersama Ibu Hersinta M.Si, Ibu Dr. Adriana Ginanjar, dan Bpk. Dr. Kresno Mulyadi Sp.KJ. AAF 5 kali ini juga dimeriahkan oleh Putri Indonesia tahun 2005, Nadine Chandrawinata yang ikut berpartisipasi dalam Kids Activities; membaca cerita-panggung boneka, menggambar goygoy, dan menghias keranjang kue. Kegiatan ini dilakukan oleh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) didampingi oleh saudara kandung mereka. Selain itu, Ibu Christien Ismuranty memberikan petunjuk bagaimana menyediakan menu masakan yang sehat bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Ciri khas lain dari Autism Awareness Festival yang diselenggarakan oleh LSCAA ini adalah menampilkan pertunjukan musik ABK, dari vokal hingga pertunjukan orchestra, serta menampilkan hasil karya berupa lukisan dan seni melipat origami yang dibuat oleh ABK. Taman Suropati Chamber juga ikut memeriahkan AAF 5 ini dengan membawakan dua lagu. LSCAA juga menampilkan student demo yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler design grafis. LSCAA juga mendapat kesempatan untuk memberikan apresiasi kepada pihak atau lembaga yang mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan kepedulian akan autisme. Aprsesiasi ini terbagi mejadi tiga kategori; Institusi Pendidikan, Pemerhati dan Praktisi. Rotary Club Jakarta Menteng juga memberikan apresiasinya terhadap lima lembaga; Imaculata Autism Boarding School, Rumah Autis Bekasi, Perkumpulan Terapis Rumah, Klinik Tumbuh Kembang RSCM, dan YASMIN. Autism Awareness Festival 5 ini disponsori oleh Beyond Treats,
quotes
Fokus
Kainara, Tropicana Slim, CV Bintang Metro Stationery, Sekolah Daya Pelita Kasih, Sekolah Hadiya, Taman Suropati Chamber, Adam Khoo, NBO dan Media Partner oleh Femina, Majalah Asian Geographic Junior Indonesia, dan Delta FM 99.1. Semoga komitmen LSCAA akan terus terjaga untuk menyelenggarakan rangkaian AAF berikutnya. Dukungan semua pihak merupakan faktor utama bagi LSCAA.
Nadine Chandrawinata, yang ikut meramaikan acara Kid Activities dengan membaca cerita-panggung boneka.
“Art can permeate the very deepest part of us, where no words exist ”
02.autism newsletter.mei 13.indd 1
– EILEEN MILLER –
Penampilan Zephania (cello), Fauzan (biola) & Michael (piano), yang tergabung dalam Mini Orkestra
Follow Us
@LSCAA17 1
5/14/2013 3:31:24 PM
1, 2, 3: Ibu Prita Kemal Gani berfoto bersama penerima Plakat Apresiasi dari LSCAA buat pihak atau lembaga yang mempunyai kontribusi besar dalam meÂningkatkan kepedulian akan autisme: Tri Gunadi, Kak Kresno, Dr. Adriana, Wakil dari SDN, Ibu Hershinta, Ibu Imaculata dan Pak Nelwan.
4. Ibu Erni sedang menjelaskan “Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus di dalam kelas� dalam sesi Teachers Workshop.
5, 6: Penampilan Rivan (piano) dan Zhafran (drum)
7. Ibu Christien Ismuranty dari Kainara di acara Cooking Class
8. Rifqi (murid komputer desain grafis LSBA, sedang mendemontrasikan menggambar dengan komputer. 11. Permainan angklung dari anak-anak dari Sekolah Daya Pelita Kasih
9. Verrel yang tampil membacakan puisi. 12. Penampilan Ega saat di panggung.
10. Penampilan dari Taman Suropati Chamber 13. Autism Awareness Festival 5
2
02.autism newsletter.mei 13.indd 2
5/14/2013 3:31:36 PM
WA WA N C A R A
Aku Sayang Koko Kevin Waktu ulang tahun Koko, aku membuatkan semacam boneka anjing.
A
pakah anak – anak dengan autisme dapat berbaur dan bermain dengan saudaranya layaknya anak biasa? Berikut adalah penuturan Evelyn Rusli, seorang gadis kecil yang berusia 12 tahun dan memiliki kakak dengan autisme, yang biasa ia panggil Koko Kevin. 1. Hai Evelyn, kamu sering bermain sama Koko Kevin ? Biasanya main apa sih sama Koko? Sering, biasanya sih main piano. Kalau sekarang Koko sedang hobi main komputer dan menggambar. 2. Nah, kalau sudah sering bermain, apa kalian pernah berantem atau merasa kesal sama Koko? Iya, kadang – kadang aku berantem sama koko. 3. Apa sih yang buat Evelyn jadi berantem sama Koko? Biasanya sih karena Koko mau menang sendiri. Jadi kalau lagi main sama Koko, dan bertepatan Koko lagi badmood, aku harus lebih banyak mengalah. 4. Lalu kalau sudah kesal seperti itu, apa yang Evelyn lakukan dan bagaimana proses baikannya? Aku harus lebih banyak mengalah sama Koko. Untuk sementara aku tidak bermain bersama Koko dulu, aku menunggu sampai Koko sedikit lebih tenang, baru aku bisa bermain sama Koko lagi. 5. Apakah Evelyn pernah merasa kesal sama Papa & Mama karena Koko? Biasanya karena hal apa? Pernah sih, biasanya karena aku menganggu Koko yang lagi konsentrasi sama sesuatu. 6. Evelyn pastinya suka bermain sama teman – teman, kalau bermain sama teman – teman Koko diajak tidak? Terus apa yang
Boy Alone: A Brother's Memoir Oleh: Karl Taro Greenfeld
K
arl Taro Greenfield tahu dari usia dini bahwa adiknya, Noah, tidak seperti anak-anak lain. Dia tidak bisa merangkak, dan dia memiliki kesulitan melakukan kontak mata atau berinteraksi dengan keluarganya. Semakin Noah dewasa perbedaan itu semakin jelas, dia tidak mampu berkomunikasi secara verbal, menggunakan toilet atau mengikat tali sepatunya, dan meskipun kelakuannya yang bagaikan malaikat, tapi dia sering mengalami kekerasan Tidak ada dokter, pekerja sosial, atau spesialis bisa menentukan apa yang salah dengan Noah, diluar diagnosis umum: autisme. Kedua orang tua mereka, Josh dan Foumi mendedikasikan hidup mereka untuk anak bungsunya itu, dengan segudang pendekatan---tantangan, pengalaman yang menyakitkan, dan itulah inti yang di sampaikan lewat trilogi buku mereka yang laris. Dan untuk pertama kalinya, inilah pengakuan dari seorang jurnalis Karl
Biodata
Nama: Evelyn Rusli Nama Siblings: Kevin Rusli Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 31 Oktober 2000 Sekolah: SMP Maria Immaculata Marsudirini
kamu lakukan kalau teman – teman tidak mau bermain sama Koko? Jarang sih, kalau teman tidak mau bermain sama Koko, aku yang mengajak Koko buat main permainan yang lain sambil aku main sama teman – teman aku. 7. Pernahkah Evelyn bilang sayang sama Koko dan membuat sesuatu sebagai tanda sayang untuk Koko (misalnya kue, kerajinan tangan)? Pernah, waktu ulang tahun Koko, aku membuatkan semacam boneka anjing. 8. Apa Evelyn punya pesan untuk teman – teman diluar sana yang sama – sama memiliki saudara autis? Punya, kalau kakak atau adik kita mood-nya sedang kurang baik, lebih baik jangan diajak bermain dulu. Terkadang mereka punya suatu kebiasaan yang kurang baik. Sebaiknya, kita alihkan konsentrasi mereka ke hal – hal yang lain, supaya mereka bisa melupakan kebiasaan tersebut. (N.Fitria)
R ESE N SI Taro Greenfeld yang menceritakan bagaimana hidup dibawah bayangbayang saudaranya yang menyandang autis. Mengungkapkan campuran kemarahan yang kompleks, kebingungan sekaligus cinta yang menggambarkan masa kecilnya. “Boy Alone” adalah ungkapan yang jujur tentang harapan, mimpi dan kenyataan tentang kehidupannya bersama saudara yang memiliki ketidakmampuan secara mental. Dua anak tumbuh bersama namun memiliki perbedaan, buku ini juga menimbulkan pertanyaan: Dapatkah suatu hubungan terjadi tanpa bahasa? Bagaimana seharusnya para orang tua menangani anak non verbal yang cenderung melakukan kekerasan, dan tumbuh menjadi seorang pria dewasa yang tidak mandiri? Apakah ada yang bisa dilakukan untuk membantu seorang anak atau orang dewasa penyandang autis untuk hidup di masyarakat? Tertarik membaca buku ini? Dapatkan di toko buku online: amazon.com & periplus.com.
3
02.autism newsletter.mei 13.indd 3
5/14/2013 3:31:37 PM
PROFIL
Beyond Treat: Panganan Khusus Cocok bagi ABK
1. Apa yang membuat Mbak Leonnie membuat Beyond Treat? Alasan utamanya adalah bisnis. Peluangnya ada karena pengalaman Pribadi. Anak pertama saya, autistik. Dia membutuhkan makanan, terutama yang bahan-bahannya bebas pengawet, bebas gula, tanpa pewarna, organik bahkan kalau bisa tanpa telur atau product dairy sebab kedua adiknya, alergi terhadap dairy product. Disini (Jakarta) jenis-jenis makanan yang seperti itu amat sangat terbatas, susah untuk cari yang cocok. Ternyata hal ini juga banyak dialami oleh keluarga-keluarga yang lain dan mereka juga menemui kesulitan yang sama untuk mencari makanan/ penganan atau snack. Jadi saya belajar untuk memasak dan membuat yang gluten free, belajar sendiri, riset sendiri. Di negaranegara lain rupanya memasak gluten free dan alergian free lagi booming jadi banyak yang sharing, jadi sebenarnya kalau kita mau melakukan riset, di internet cukup gampang. Tapi kebanyakan belajar sendiri. Awalnya dulu susah cari bahannya tapi karena sekarang sudah menjadi bisnis, jadi usaha deh cari bahan.
2. Kalau sekarang ini, Mbak Leonnie dapat bahan-bahannya darimana? Sebenarnya yang saya ingin promosikan adalah Indonesia itu kaya akan sekali bahan alternatif pangan dan ramah terhadap pencernaan terutama buat mereka yang bermasalah dengan alergi makanan. Umbi-umbian dan jenis beras kita cukup banyak namun ada beberapa bahan yang memang tidak diproduksi disini (Indonesia) seperti salah satu bahan pencampur yang sering kita sebut santan gam yang saya ambil dari amerika. Terus rice milk dari australia. Sebenarnya alternatifnya disini banyak, cuma mungkin problemnya adalah disini bukan soal
bahannya tersedia atau tidak tersedia, problem dengan produsen lokal adalah tidak ada panduan yang mengharuskan mereka untuk terbuka dengan apa yang terkandung di dalam barang yang mereka jual. Itu jadi problem untuk orang-orang yang memiliki diet khusus. Kita mau beli satu kue atau satu bahan tepung atau bahan makanan, daftar komposisi bahannya itu bisa gak lengkap dan ini berbahaya untuk orang yang alergi, itu yang buat saya sulit. Tapi sebenarnya klo untuk potensi lokal itu besar dan banyak. Problemnya adalah tidak ada aturan jelas. Jadi ada beberapa bahan yang memang saya kepentok sama urusan-urusan komposisinya, untuk amannya saya ambil dari negara-negara yang memang aturan untuk makananya sudah lebih ketat dari kita.
3. Sejak kapan Beyond Treat ini ada? Tahun lalu, tepatnya Juni 2012 itu baru pake nama Beyond Treat. Sebelumnya kalau saya jual cookies atau cake paling cuma ke teman-teman aja tapi tanpa brand.
4. Bagaimana cara Mbak Leonnie memasarkan produk Beyond Treat? Yang utama via online, jadi kita punya website, kita komunikasi dengan customer via twitter atau facebook, lebih banyak kesitu. Selain itu kalau orang mau datang, kita persilahkan untuk melihat.
5. Apa yang membuat Beyond Treat aman dikonsumsi oleh anak autis? Karena kita fokusnya menyediakan penganan untuk mereka yang alergi makanan dan banyak juga dari bahanbahan tersebut dihindari oleh anak-anak autis,jadi cocok. Kita konsisten tidak menggunakan terigu dan memang banyak anak-anak autis diet gluten sehingga kita juga tidak memakai gula yang biasa tetapi menggunakan beberapa pemanis yang cukup ramah yaitu stevia. Komitmen kita terutama bukan saja bahannya bebas gluten, gula atau telur, tetapi kita berusaha bebas kontaminasi artinya treatment sebelum bahan itu dicampur dan dimasak (BERNIDA)
4
02.autism newsletter.mei 13.indd 4
5/14/2013 3:31:46 PM
S P ESI A L I N F O
Penanganan Anak Berkebutuhan khusus Di Dalam Kelas Erni Adi Astuti, S.Pd - Pendidik ABK
TEACHERS WORKSHOP
T
eachers Workshop merupakan pembuka dari acara Autism Awareness Festival 5 (AAF) yang merupakan acara tahunan untuk memperingati hari peduli autisme sedunia. Workshop dilaksanakan di hari Jumat, 5 April 2013 mulai pukul 09.00 – 12.00, dihadiri oleh 19 guru SDN yang bertujuan untuk memberikan informasi, pengetahuan, serta membantu guru – guru SDN untuk dapat memahami dan menangani anak berkebutuhan khusus yang ada di dalam kelas. Pembicara dalam Teachers Workshop ini adalah Erni Adi Astuti. Selama workshop berlangsung, banyak guru – guru yang baru menyadari bahwa beberapa muridnya merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK), sehingga pada saat sesi sharing, banyak guru menyampaikan mengenai kendala – kendala yang mereka hadapi selama mengajar, beberapa kendala diantaranya adalah
menghadapi orang tua yang tidak peduli terhadap anaknya dan tidak mau bekerjasama dengan pihak sekolah hanya memasrahkan anaknya pada pihak sekolah, menanggung beban kurikulum yang tinggi sehingga anak ABK kesulitan menerima pelajaran sementara guru dituntut untuk mengajar sesuai dengan kurikulum, kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai ABK sehingga terjadi kecemburuan dari orang tua/murid lain karena merasa ABK diperlakukan berbeda, tidak adanya informasi dan training sehingga cara pandang dan penerimaan guru – guru terhadap ABK tidak sepaham dan masih banyak lagi. (Erni A)
Walk for Autism
Y
ayasan Autisma Indonesia (YAI) menyelenggarakan Walk for Autism pada hari Sabtu, 6 April 2013. Acara yang diselenggarakan tiap tahunnya ini mengambil rute dari Monas kemudian ke Bundaran Hotel Indonesia dan kembali lagi ke Monas. Para peserta acara ini juga dihibur dengan permainan musik yang dimainkan oleh anak autisme, selain itu juga diadakan kegiatan mewarnai payung dan lomba fotografi . Walk for Autism ini diikuti lebih dari 3000 peserta yang terdiri dari anak – anak autisme, orang tua penyandang autisme, pemerhati autisme dan juga masyarakat umum. (Foto: Koleksi Ibu Christien Ismuranty)
5
02.autism newsletter.mei 13.indd 5
5/14/2013 3:31:53 PM
C E R ITA I N S P I R A SIO N A L
Apakah Anak Autis
Bisa Disembuhkan? Oleh Chloe Lambert
Dengan kasih sayang dari orang tua dan kekuatan pengobatan, perilaku Jamie telah berubah. Lalu mengapa para ahli masih ragu atas kemungkinan penyembuhan? eperti orang tua baru secara umum, Rhona dan Christopher Robertson sangat bahagia dengan kehadiran bayi laki-laki, dan pada saat itu dia mulai tumbuh lebih lambat dari seharusnya, mereka tidak terlalu memikirkan hal itu. Tetapi, saat Jamie berusia 2 tahun, mereka mulai menyadarinya. Jamie divonis mengalami autis yang cukup parah – ketidakmampuan untuk berkembang dengan baik yang menyebabkan kesulitan belajar dan komunikasi. Christopher sama sekali tidak merasa te nang saat dugaannya terbukti benar. Namun saat ini Jamie (11 tahun) telah melebihi eskpektasi yang diharapkan. Dia mulai belajar di sekolah normal sejak usia 4 tahun dan nilainya termasuk yang terbaik di kelasnya, mendapatkan 95% di matematika, 91% di ilmu alam dan 85% dalam pelajaran Bahasa Inggris tahun lalu. Dia memiliki banyak teman di sekolah dan dipilih menjadi sekretaris untuk badan mahasiswa di sekolahnya. Jamie juga memiliki bakat musik tinggi. Dia sudah memasuki tingkat 6 dalam Piano dan Jazz Piano, juga tingkat 4 untuk Double Bass dan Organ. Orang tuanya memberi pujian perubahan ini kepada program pengajaran intensif dan teknik untuk orang tua, juga perubahan diet. Pengobatan pun digunakan untuk menurunkan kadar merkuri di badannya. Christopher Robertsons adalah sebagian dari beberapa orang yang percaya autis bukan kondisi seumur hidup, tetapi penyakit yang dapat disembuhkan. “Autis merupakan masalah kompleks dan saya tidak akan menggunakan kata ‘penyembuhan’, melainkan saya berpikir anak-anak bisa pulih dan direhabilitasi. Saya tahu pemulihan total bisa terjadi, tetapi kita belum tahu caranya. ”
S
“KAMI MENGHABISKAN PENYIMPANAN PENSIUN KAMI UNTUK TERAPINYA”
Christopher memberitahukan sebuah terapi yang disebut Analisis Perilaku atau ABA (Applied Behavioral Analysis) yang membuahkan hasil dalam pengobatan autis Jamie. Pertama diperkenalkan di Universitas California, ABA menggunakan sistem penghargaan untuk mengajarkan kemampuan kepada anak dan melatih mereka untuk bertindak sesuai norma sosial. Dibawah pengawasan ahli psikolog, pengajar ABA bekerja sama dengan keluarga di rumah, membagi tugas menjadi beberapa bagian yang dapat dilakukan berulang-ulang. Mereka juga mengajarkan tekniknya kepada orang tua. ABA juga mengajarkan semua seperti dari pelatihan toilet dan pelatihan pelajaran akademik, bagaimana cara bermain dan cara berbicara. Jamie memulai pelatihan intens 40 jam per minggu dari ABA sejak umur 3 tahun. “Kami menghabiskan € 50,000 untuknya, dan
semua itu keluar dari simpanan pensiun kami.” Kata Christopher “Kami sadar tabungan pensiun kami habis dalam sekejap.” “Tetapi setelah setahun, Jamie memperlihatkan kemajuan IQ dimana membantu kami mendapat bantuan dari pusat pendidikan lokal untuk melanjutkannya.” Bersamaan dengan ABA, Christopher dan Rhona melakukan banyak riset dan mencoba berbagai macam strategi – beberapa berhasil dan beberapa tidak. Christopher percaya bahwa berada di lingkungan sekolah normal, dengan sendirinya, menjadi senjata untuk kemajuan Jamie. “Saya percaya kita harus memperkenalkan dunia luar kepada anakanak untuk memberikan mereka kesempatan menjadi mandiri.” Tetapi tidak semua percaya bahwa autis adalah keadaan yang mudah dirujuk. Richard Mills dari Riset Autis, mengatakan bahwa para orang tua melihat intervensi ABA membantu, tetapi peringatan bahwa di dalam kepanikan karena diagnosa, akan menjadikannya gagal untuk mencapai ‘Keajaiban Penyembuhan.” “Memiliki kepercayaan untuk kesembuhan akan membuatnya lebih kuat.” Dia menambahkan, “Jika anda merasa ada perubahan, lanjutkan. Tapi jujurlah pada diri sendiri dan jika tidak berhasil, hentikanlah. Banyak sekali klaim berlebihan dan tanpa fondasi yang jelas – mengklaim dapat melakukan pengobatan yang akhirnya tidak berhasil, dan menghabiskan banyak uang.” Perkumpulan Autis Nasional pun memperingatkan “banyak sekali intervensi yang berkembang.” Kata pembicaranya, “tetapi masih sangat sulit untuk mecari tahu efektifitas mereka, karena hanya beberapa yang sudah diuji secara klinis.” Berikut adalah pengalaman June Cox-Smith. Putranya Edward, yang sekarang berusia 15 tahun, mengikuti ABA sewaktu berumur antara 3 hingga 7 tahun. “Harganya €15,000 per tahun – saya menjual semua perhiasan untuk membiayainya.” Kata June, 58 tahun, yang tinggal bersama suaminya Patrick, pensiunan bank di Ilkesham, Sussex. ABA sangat tegas dan selalu kerja keras,” katanya. Kita akan duduk dan mencoba mengajarkan 1 suara 10 kali, istirahat sebentar dan lanjutkan lagi. “Beberapa sesi awal merupakan mimpi buruk, tetapi setelah setahun, perilaku Edward mulai membaik. Dalam waktu 2.5 tahun, kami sudah bisa mengajarkannya untuk berbicara. Prestasi yang hebat.” Setahun setelahnya, Edward sudah bisa membaca. Pada usia 6 tahun, dia mulai mengikuti sekolah biasa, dengan June sebagai asisten ABAnya. Tetapi ada sesuatu yang salah. “Di dalam lingkungan sekolah, Edward berperilaku seperti sebelumnya.” Kata June, “Dia tidak mengerti apa yang terjadi. Dia tidak biasa berkerja dalam ritme, duduk diam di dalam kelompok dan mendengarkan cerita. Jika saya tidak ada, dia akan mulai resah dan mecoba untuk kabur.” “Dalam jangka waktu 8 bulan, saya memindahkannya ke sekolah khusus. “Kami menghabiskan ribuan jam untuk mengajarkan dia
6
02.autism newsletter.mei 13.indd 6
5/14/2013 3:31:54 PM
hal-hal seperti matematika, geografi dan sejarah – yang sekarang sudah hilang.” “Semua permainan yang diajarkan pun, mereka dipaksa. Anak autis tidak bisa bermain.” “Para praktisi memajukan semua propaganda – mengabarkan tentang anak yang sembuh – dan memastikan kebenarannya. Anda menghapus rasa ketidakpercayaan karena anda sangat memaksakan anak anda untuk menjadi baik.” “Tidak akan ada yang bisa mengubah cara mereka lihat dunia. Otak mereka rusak dan sudah tidak bisa diobati lagi. Jika anda berpikir bahwa anak anda sembuh, mungkin memang mereka tidak pernah autis dari awal.” Benar, banyak orang tua mengatakan, yang ada, sindrom autis anak mereka semakin parah, bukan membaik, seiring bertambahnya usia. Putra Paul Stuart, Andrew terdiagnosa autis pada umur 4.“Sekarang dia sudah 16 tahun dan lebih diperhatikan karena ba nyak yang berharap lebih darinya semenjak dia umur 8.” Paul dan Isobel memutuskan dari awal daripada menghabiskan waktu untuk teknik intervensi, mereka lebih memilih masuk ke dalam dunia Andrew dan mencoba untuk membentuk kehidupannya agar dia bisa bekerja dengan mudah secepatnya.
“TIDAK ADA PELURU AJAIB UNTUK KONDISI INI”
“Andrew berada di kondisi terburuknya setiap pagi,” kata Paul, “Di tinggal sendiri, dia akan memakai celana yang salah, lupa membawa uang sakunya, lupa membawa jaketnya, lupa menyikat giginya dan seterusnya.” “Jadi kita mempersiapkan daftar khusus untuk diikutinya setiap hari – dan sekarang, 9/10 kali dia melakukan dengan benar.” “Tetapi hal ini bukan karena perubahan pemikirannya, melainkan karena dia disuruh untuk melakukannya. Autisnya tidak akan
menghilang, dan dia tidak akan melakukan otomatis seperti kita biasanya.” “Andrew sangat antusias untuk menjadi mandiri, dan saya tidak akan disekeliling dia selamanya, jadi dalam waktu yang tepat, kita akan memasukan dia rumah pendukung agar dia bisa terbiasa.” kata Paul. Christopher dan Rhona Robertsons juga sudah menyadari anak mereka akan menghadapi beberapa tantangan baru saat masuk masa dewasa, dan melakukan riset strategi untuk memastikan anaknya tidak akan kembali seperti dulu. “Tantangannya sudah ada dan kita sudah melewati melebihi ABA,” kata Christopher, “Kita berdua tahu harus selalu mengajarkan Jamie perilaku sosial yang diperlukannya.” “Tidak ada peluru ajaib, dan kita juga tidak bisa memastikan formula kami cocok untuk semua.” “Ketakutan saya adalah orang tua lain akan diberitahukan hal yang menyedihkan mengenai autis seperti kita, dan mereka tidak memiliki sumber untuk membuktikannya kelak. Saya percaya melewati masa autis bisa terjadi – tetapi sang anak perlu bantuan secara keseluruhan
R ESE P
Veggie Cake with Stevia 3 butir telur ayam kampung 80 cc air/susu beras/ susu almond 150 ml minyak kelapa Bahan : 150 gram mocaf 100 gram tepung beras 50 gram tepung almond 30 gram flaxseed yang dihaluskan ½ sdt pala 1 sdt kayu manis ½ sdt garam Himalaya 10 gram stevia powder 125 gram wortel serut 125 gram zucchini serut
Cara : 1. Campurkan semua bahan kering: tepung almond, tepung beras, mocaf, flaxseed, pala, kayu manis, stevia dan garam
2. Masukkan wortel dan zucchini, aduk 3. Masukkan telur, aduk, kemudian tambahkan air/susu dan minyak kelapa, aduk. 4. Tuang adonan ke yang telah diberi alas kertas roti. 5. Panggang hingga matang, 25 menit, di atas api kecil.
Kainara: The Shop at La Mitta Jl. Cempaka No. 20, Jatibening, Bekasi • Tel. 0813 1756 2730, 021-8477417 Email: kainara.sehat@gmail.com • www.kainara.com
7
02.autism newsletter.mei 13.indd 7
5/14/2013 3:32:01 PM
DI R E C TO R Y
Telah Dibuka
DAFTAR SEKOLAH INKLUSI, SEKOLAH KHUSUS DAN PUSAT TERAPI AUTISME
!
1
Yayasan Autisma Indonesia Jasmine Tower Lt. 2, #CC02, Apartemen Kalibata City Jl. Kalibata Raya no. 1, Jakarta 12750 Tlp. 021-33555643
Kelas Ekstra kurikuler LSBA
(London Scho
ol Beyond Aca
2
Klinik Tumbuh Kembang Ruko Cibubur Point Automotive Center Jl Raya Alternatif Cibubur Ruko Cibubur Point Automotive Center Bl A/6-8 Harjamukti, Cimanggis (021) 8443004 (021) 8442348, 8443556 Fax: (021) 8443018
3
Sekolah Patmos (TK, SD, SMP & SMK) Taman Meruya Ilir blok E.7, Jakarta Barat Telp/Fax: 021-5867643 Email: smppatmos@yahoo.com smkpatmos@yahoo.com
demy)
U n t uk kelas : - Komputer (Desain) - Yoga - Musik (Pia no, Drum & Gitar) Keterangan lebih lanjut Hubungi LS BA Telp: 021 29 29338944 Hotline: 081 5 11300225 PIN BB: 293 94E58
The Team Principle: Yayasan Pesona Pribadi Sejahtera Publisher: Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Publication Division: Joe Harrianto Editor: Aprida Sihombing Designer: Anies Alwi Reporter: Bernida, J. Aser, Hersinta Saran dan Kritik: London School Centre for Autism Awareness Sudirman Park Appartment, Tower B, Lt 2, No. 08 Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 35 PHONE: 02129338944 , FAX: 02129338945 Hotline: 081511300225 PIN BB: 29394E58 FACEBOOK: London School Centre for Autism Awareness Twitter: LSCAA17 Website: www.lspr.edu/csr/autismawareness
LSCAA juga didukung oleh:
8
02.autism newsletter.mei 13.indd 8
5/14/2013 3:32:13 PM