News Letter Autism July 2018 Edition

Page 1

UTISM &FRIENDS EDISI JULI 2018

Newsletter of London School Centre for Autism Awareness

FOKUS

Harapan Jakarta Lebih Ramah Individu Berkebutuhan Khusus

H

QUOTES

idup mendampingi individu berkebutuhan khusus bukanlah hal mudah dilalui. Harapan untuk dapat memiliki kota yang ramah pada keterbatasan individu berkebutuhan khusus menjadi sebuah harapan yang besar. Kota yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi mereka untuk dapat berkegiatan layaknya individu normal lainnya. Selain itu para individu berkebutuhan khusus juga bisa mendapatkan haknya sebagai seorang warga kota. Ibu Tina Gayatri, seorang ibu yang dikaruniai anak penyandang autism telah banyak mengalami berbagai macam perilaku lingkungan sosial kepada putranya yang semata wayang. Dari hasil wawancara kami, mengalir cerita suka duka ketika berada ditempat umum dan harapannya terhadap kota tercinta Jakarta. Apa pendapat

02. NL JULI copy.pdf.indd 1

ibu terhadap kota Jakarta saat ini? “Bagi saya Jakarta belum terlalu ramah pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), itu saya lihat dari fasilitas dan sikap masyarakatnya.” Ungkap ibu Tina, beliau melanjutkan “Contohnya, beberapa fasilitas umum yang sudah menyediakan tempat duduk prioritas bagi penyandang disabilitas, tetapi individu berkebutuhan khusus kategori brain disorder tidak masuk didalamnya. Hal ini saya sadari ketika kategori tempat duduk prioritas diumumkan melalui pengeras suara. Walaupun pernah satu kali saya mendengar penjelasan bahwa area tersebut juga diperuntukan bagi individu dengan brain disorder.” Selain pada fasilitas kendaraan umum, apakah ibu juga punya harapan pada fasilitas lainnya? “Ada, saya berharap papan petunjuk dibeberapa tempat seperti rumah sakit atau tempat umum lainnya dibuat lebih mudah dipahami. Misalnya seperti tanda toilet, petunjuk arah, dan

It takes a village to raise a child. It takes a child with autism to raise the consciouness off the village — COACH ELAINE HALL —

1 18/07/2018 16:22:44


Jakarta inta kita c r e t a t o k dan 018 genap iucapkan 22 Juni 2 harapan d a t u j n r a e k B a 91. rcinta berusia 4 p kota te a r a h r e b oa, menjadi d . n ebih baik l i rkebutuha d a menj akarta be J a g r ng a a w y ari hidupan Harapan d miliki ke e m a s i b . ar etus khusus ag juga terc ang ebih baik l n a tistik, y d u a n a u d i v nyam i d n i kota bagi para . Menjadi Khususnya ersendiri t n a k i n u ke jadi memiliki dapat men h me selain s i t u aik sebua a b h a a r ram kan cit i a n ang e y m i n s a u d kontrib kelebihan mberikan e m n a k a a kota, jug gai macam rmanfaat. e b t a g kan berba u san l r e m e m tetapi autistik keluarga i r Individu a d i a y n hanya dar bukan ha l. Bukan a i dukungan, s o s n a at lingkung dari form juga dari api juga t e t , a y n t masyaraka . a y n a t ko n kotaku, lang tahu ku. Selamat u n Jakarta lang tahu selamat u

Chrisdina

sebagainya,” beliau menambahkan, “Selain itu akan lebih membantu apabila fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan mendapat edukasi yang cukup tentang karakteristik individu autistik, sehingga bisa disesuaikan. Seperti tidak menggunakan pengeras suara yang berlebihan, menyediakan pendamping pada tempat bermain atau hiburan yang siap membantu ketika individu autistik mengalami masalah,” Jelasnya. Menurut ibu, apakah peran masyarakat juga menjadi penting pada kota ramah anak? “Ya, sangat penting. Pengalaman yang saya temui adalah masih banyak orangorang yang tidak bisa mengendalikan ekspresinya kalau melihat Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) bertingkah ‘aneh’,misalnya dengan memperlihatkan kekagetan luarbiasa, ketakutan, sebal, marah, ngeri, jijik, atau bahkan takut. Reaksi berbeda terjadi saat ada ibu hamil, beberapa kali saya lihat langsung mengeluselus perutnya sambil komat kamit merapal doa entah apa. Sepertinya mereka berharap bayinya kelak tidak seperti IBK yang dilihatnya. Sekolahpun belum ramah, sekolah khusus atau inklusi berbiaya sangat mahal. Tidak

semua warga mampu menanggungnya, yang berlabel inklusi juga belum tentu punya sarana yang cukup untuk menangani ABK.” Apakah ibu berharap suatu hari Jakarta akan ramah individu autistik? “Ya, saya sangat berharap. Semoga suatu hari Jakarta akan memiliki dokter, lembaga terapi, pendidikan dan pelatihan IBK yang terpadu dan terjangkau. Fasilitas yang tepat sasaran, biaya ringan, pelayanan baik serta ramah. Selain itu harapannya akan muncul kesempatan kerja yang terbuka luas baik sebagai pegawai maupun wirausaha yang diperlakukan dengan bermartabat. Tempat umum dan lingkungan yang memahami serta menghormati IBK. Jakarta akan semakin ramah bila mampu memberikan program pembinaan bagi IBK yang belum mandiri, mungkin dengan membentuk rumah pembinaan yang terjangkau, baik jarak maupun biaya. Melalui rumah binaa dapat diberikan kegiatan yang bertujuan memberdayakan mereka. Harapan saya yang terakhir adalah IBK dan permasalahannya tidak dijadikan sebagai alasan kegiatan yang berkepentingan politik. Beberapa orangtua IBK lainnya juga memiliki harapan pada kota Jakarta kedepannya. Ibu Isantia Dita Asiah berharap bahwa setiap sebagai orangtua, dan orang terdekat IBK serta instansi terkait harus lebih ­ sering mengkampanyekan keberadaan IBK dan menunjang fasilitas-fasilitas untuk mereka agar Jakarta menjadi ramah untuk IBK. Sebagai warga Jakarta ibu Farch Medina mengungkapkan harapannya tidak banyak, “masyarakat Indonesia lebih banyak membaca saja saya sudah senang, karena dengan demikian mereka akan paham berbagai macam ilmu, paham mengenai autis, down syndrome, ADHD ataupun Asperger. Membaca soal bagaimana perjuangan anak-anak ini menuju kearah yang lebih baik. Punya rasa kasih dan empati, tidak hanya untuk autis saja tapi juga buat yang lain.” Jakarta yang semakin maju dengan berbagai macam kemajemukan tentunya terus berbenah diri. Harapan dari beberapa orangtua yang mendampingi IBK akan menyempurnakan keramahan Jakarta. Selamat ulang tahun Jakarta, kami siap menjadi warga kota ramah Individu Berkebutuhan Khusus. (PUTRI)

2 02. NL JULI copy.pdf.indd 2

18/07/2018 16:22:48


PESONA ANAK

Rama Dani Syafriyar Remaja yang aktif berorganisasi

R

ama Dani Syafriyar atau yang lebih akrab dipanggil Rama adalah remaja berusia 17 tahun, penyandang Asperger yang saat ini menduduki bangku SMA PL Don Bosko kota Semarang. Dalam wawancara tertulis dengan LSCAA, Rama bercerita bahwa di sekolah dia rutin mengikuti kegiatan klub seperti renang dan fotografi, saat duduk dikelas 7th dan 8th. Rama juga mengikuti kelas taekwondo, dan bergabung ke klub Jurnalisme. Ketika ditanya apa hobi yang digeluti Rama saat ini, Rama menjelaskan bahwa hobinya adalah mencari tahu tentang mobil dan model-modelnya, rama juga hobi fotografi dan sangat suka Salah satu hobi Rama, memotret miniatur mobil. memotret jenis-jenis miniatur mobil. Selain menyukai mobil dan fotografi, Rama senang mempelajari tentang astronomi. Rama mulai tertarik dengan astronomi di

tahun 2012, dan memulai obsesinya dengan mobil pada tahun 2015, alasan Rama sangat menyukai mobil adalah karena modelnya yang keren dan terlihat menyenangkan untuk dikendarai. Impian Rama setelah lulus SMA adalah melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi ITB di Bandung, Dia sangat ingin menjadi Car Designer, Researcher, dan juga Astronomer. Saat ditanya apa pesan yang ingin Rama sampaikan kepada teman-teman yang berada di dalam spektrum dan juga masyarakat luas, Rama mengungkapkan “Sebenarnya kami tidak begitu berbeda dengan orang-orang kebanyakan, kami hanya lebih butuh untuk dimengerti oleh masyarakat. aku berharap agar semua bisa hidup berdampingan dengan damai secepatnya.� (PUTRI)

DANIEL CUANDY

Meraih Prestasi Melalui Kerja Keras dan Ketekunan Museum Rekor Indonesia (MURI) pernah mencatat bahwa ada seorang remaja yang mampu mengingat kalender mulai dari 1900 – 2050 atau selama 150 tahun. Bukan hanya mengingat tahun saja, remaja tersebut berhasil menghapal 1000 tanggal lahir. Sebuah anugrah kemampuan mengingat yang sangat luar biasa. Remaja itu bernama Daniel Cuandy, seorang penyandang autis berusia 20 tahun yang menyelesaikan jenjang pendidikan setelah SMA di London School Beyond Academy (LSBA) Kondisi Daniel yang terlahir special menjadikan dirinya memiliki kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah regular, sehingga orangtuanya memutuskan untuk memberikan program home schooling. Orangtua Daniel sangat bersyukur dengan adanya LSBA yang memberikan kesempatan bagi remaja berkebutuhan khusus untuk belajar lebih lanjut. Berbagai macam pelajaran semakin mengasah kemampuan Daniel baik dari sisi sosialisasi maupun bekerjasama. Berkat ketekunan Daniel masa studi di LSBA

dapat diselesaikan dengan nilai yang baik dan selesai tepat waktu selama 3 tahun. Menyelesaikan jenjang pendidikan setelah SMA bukan berarti berhenti belajar bagi Daniel. Saat ini beberapa kegiatan menjadi kesibukannya setiap hari. Bermusik merupakan salah satu pilhannya, khususnya memperdalam kemampuan bermain piano dan gitar. Bukan hanya itu saja Daniel juga tertarik untuk mempelajari aransemen lagu. Beberapa aransemen lagu pop telah berhasil dilakukan, dan yang terbaru adalah lagu rohani karya dari sang ayah. Selain berhasil masuk dalam MURI, Daniel juga pernah 3 kali menjadi juara pada acara Autism Awareness Festival kategori piano. Pernah bergabung dengan teman-temannya dan membentuk Glory Band. Hal lain yang dipelajari adalah belajar bahasa Mandari dan memasak. Mencapai semua keterampilan yang dimiliki Daniel bukanlah hal yang mudah. Sebuah perjalanan panjang dan perjuangan yang tiada henti disertai kesabaran dari orangtua Daniel. Berbekal semangat yang pantang putus asa, orangtua Daniel terus mengasah kemampuan anak semata wayang mereka. Berbagai macam harapan menjadi modal untuk terus melihat bahwa akan selalu ada prestasi yang bisa diraih oleh Daniel. Melihat ketekunan dan kemampuan anak mereka, harapan suatu hari Daniel akan masuk duia rekaman sepertinya bukan hal yang tidak mungkin. Selama semangat masih terus terpelihara maka harapan akan terus tercipta. (NURUL)

3 02. NL JULI copy.pdf.indd 3

18/07/2018 16:22:53


OPINI AHLI

Peran lingkungan dalam memaksimalkan proses belajar pada anak dengan ASD Prischa Nova, M. Psi., Psikolog

S

aya ingin mengajak anda membayangkan sesuatu. Coba bayangkan kalau anda harus melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tapi dilakukan di lingkungan yang panas dan tidak nyaman setiap harinya. Tidak menyenangkan bukan? Hasilnya pun mungkin akan menjadi tidak maksimal. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari lingkungan yang ada disekitar kita. Apa yang terjadi pada lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kita, salah satunya adalah proses belajar. Demikian juga de ngan anak-anak. Anak yang belajar di lingkungan aman dan menyenangkan tentu akan berbeda hasilnya dibandingkan anak yang harus belajar dengan situasi yang tidak menyenangkan. Menurut Djamarah (2006) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Tokoh lainnya Sardirman (2003) juga mengatakan bahwa belajar se bagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari 2 pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar tidak hanya mencakup proses kognitif, tapi juga melibatkan

proses mental dan ada peran lingkungan di dalamnya. Sehingga penting bagi kita pendidik atau orang tua memperhatikan bagaimana lingkungan anak ketika belajar. Lalu pertanyaan berikutnya adalah siapakah yang boleh belajar? Jaman dahulu, hanya orang-orang tertentu yang berhak untuk memperoleh pendidikan. Tapi seiring berjalannya waktu, pola pikir masyarakat pun semakin berubah. Semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan! Ya tentu saja termasuk anak-anak dengan autism! Di Indonesia sendiri, landasan yuridisnya adalah undang-undang dasar 1945 pasal 31, undang-undang no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3; pasal 5; ayat 1 (setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu), ayat 2 (warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus), ayat 4 (warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus). Jelas dikatakan bahwa semua memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, tanpa terkecuali. Sebelum membahas lebih jauh mengenai lingkungan yang baik untuk anak autisme, kita perlu mengenal dulu apa itu autisme. Anak dengan autisme memiliki keunikan dan kebutuhan yang perlu diperhatikan selama proses belajar mengajar. Autisme sendiri merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan gangguan dalam berkomunikasi, interaksi sosial, dan perilaku yang strereotype. Anak-anak dengan autism biasanya kesulitan untuk memahami bacaan panjang atau bahasa yang kompleks. Selain itu juga mereka kesulitan dalam memahami gesture tubuh, sehingga mereka seringkali terlihat “kurang peka� dan kesulitan mempertahankan komunikasi. Ditambah, anak dengan autisme juga disertai dengan gangguan sensori, yang biasanya dibagi menjadi 2

4 02. NL JULI copy.pdf.indd 4

18/07/2018 16:22:54


LIPUTAN KHUSUS yaitu hiposensitif atau hipersensitif. Hipersensitif artinya anak dengan autism memiliki indera yang sangat peka terhadap lingkungannya seperti sinar matahari, atau suara-suara bising. Sebaliknya hiposensitif yaitu anak dengan dengan autism sensorinya kurang peka dibandingkan orang pada umumnya sehingga mereka kesulitan merasakan sesuatu. Tapi bagaimana kalau kita tidak hanya fokus pada kekurangan yang sudah saya sebutkan di atas, tapi lebih fokus pada potensi dan kemampuan yang mereka punya. Karena banyak anak dengan autism yang memiliki kemampuan yang sangat baik! Untuk itu perlu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk anak dengan autisme, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Dalam bukunya “psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus� oleh Frieda Mangunsong, menjelaskan bahwa menurut Kluth (2004), terdapat beberapa masukan dalam mendesain kelas bagi siswa ASD berdasarkan pengalaman individu ASD sendiri. Saran mereka antara lain dalam hal:

1. PENCAHAYAAN

Pencahayaan dalam kelas seringkali menjadi masalah bagi siswa autisme. Apabila hal ini terjadi, guru perlu bereksperimen dengan berbagai cara menggunakan lampu (Attwood, 1998; Gillingham, 1995; Kinney & Fischer, 2001; Williams, 1996 dalam Kluth, 2004). Guru dapat menggunakan lampu yang kurang terang di dalam kelas atau menyalakan lampu bagian depan dan mematikan lampu di bagian belakang. Hal ini penting untuk diperhatikan dalam menghindari anak-anak yang memiliki masalah sensori. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa anak-anak yang hipersensori akan menangkap sinar atau lampu yang terlalu terang sebagai hal yang menyakitkan dan membuat anak tidak nyaman.

2. SOUND

Guru dapat memindahkan siswa yang bermasalah dengan suara ke tempat yang jauh dari suara, menggunakan suara lembut jika memungkinkan, dan memperbolehkan siswa

menggunakan headphones atau earplugs pada saat-saat tertentu atau di tempat-tempat tertentu. Bagi anak-anak yang memiliki masalah sensori, suara berisik di kelas menjadi sesuatu yang mengganggu proses belajar.

3. SAFE SPACE

Banyak individu dengan autisme mengatakan bahwa mereka membutuhkan ketenangan sejenak di sebuah tempat pribadi. Guru bisa membuat area yang tenang untuk belajar maupun relaksasi bagi siswa-siswa yang terlihat membutuhkan waktu menyendiri sejenak (Heeden, Ayres, Meyer, & Waite, 1996 dalam Kluth, 2004). Mungkin beberapa bangku dapat diatur di bagian belakang kelas untuk siswa yang membutuhkan istirahat sejenak. Ruangan kosong bisa digunakan sebagai quiet room ketika anak-anak membutuhkan waktu time out ketika belajar. Anak dengan gangguan autisme biasanya juga kurang peka akan bahaya, sehingga segala kemungkinan potensi lingkungan yang bisa membahayakan diri dan orang lain perlu diperhatikan secara seksama. Sebagai contoh meminimalisir adanya benda tajam atau benda pecah belah berada di ruangan kelas. Menghindari bagian ruangan yang berpotensi bahaya seperti tangga curam atau balkon terbuka. Termasuk dekor ruangan dan penempatan sarana prasarana kelas perlu dipikirkan dengan baik. Tapi tidak cukup hanya dengan memodifikasi lingkungan. Untuk mengembangkan kemampuan anak secara maksimal membutuhkan banyak pihak. Tidak hanya ruangan, tapi kemampuan staf dan pendidik juga perlu ditingkatkan menjadi lebih baik. Penerimaan dosen/guru terhadap anak-anak, metode mengajar yang kreatif, keterbukaan untuk belajar dan bekerja sama dengan berbagai disiplin ilmu juga perlu dikembangkan untuk memaksimalkan potensi setiap anak dalam proses belajar mengajar

https://media.neliti.com/media/publications/121828-ID-pengaruh-metode-pembelajaran-peta-pikira.pdf https://media.neliti.com/media/publications/121828-ID-pengaruh-metode-pembelajaran-peta-pikira.pdf

5 02. NL JULI copy.pdf.indd 5

18/07/2018 16:22:54


LIPUTAN KHUSUS

P

PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA MURID ABK SDN SLIPI 18 PAGI BERSAMA IDAI

emeriksaan kesehatan adalah salah satu hal yang wajib dilakukan oleh orangtua untuk menjaga dan memantau kesehatan sang anak, dengan peme­ riksaan kesehatan para orangtua dapat mengetahui kondisi kesehatan serta apakah pertumbuhan anak tersebut sudah sesuai dengan skala pertumbuhan anak seusianya, juga untuk mengetahui asupan apa yang dibutuhkan oleh anak tersebut. Tidak hanya secara fisik, pemeriksaan kesehatan juga dapat membantu orangtua untuk mengetahui tingkah laku sosial dan kemampuan belajar anak, Karena itu LSCAA (London School Centre for Autism Awareness) bekerjasama dengan para dokter dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) mengadakan pemeriksaan secara gratis untuk para murid ABK di SDN Slipi 18 Pagi, agar dapat membantu para orangtua untuk mengetahui perkembangan anaknya. Sebelum pemeriksaan para dokter dari IDAI: Dr. Jenni K Dahliana, Sp.A (K)., D ­ r. Tuty Herawati, Sp.A., dan­­ Dr. Purnama Fitri, Sp, A., memberi pengarahan kepada orangtua tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 28 siswa/i ABK dari kelas I s/d VI

Tim LSCAA dan Tim dari IDAI melangsungkan pemeriksaan kesehatan di SDN Slipi 18 Pagi

Pemutaran Film “Saudaraku Berbeda”

S

Murid-murid SDN Jatinegara 05 Pagi memperlihatkan hasil mewarnai, yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan kunjungan LSCAA di acara pemutaran film “Saudaraku Berbeda

alah satu kegiatan sosialisasi London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) dalam upaya meningkatkan kesadaran mengenai autisme pada masyarakat luas diantaranya adalah dengan pemutaran film, program ini dilakukan keberbagai sekolah di Jakarta dengan target murid kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar. Pada awal 2018, LSCAA sudah melakukan sosialisasi Pemutaran Film di dua SDN di Jakarta, yaitu SDN Jatinegara 14 Petang yang bertempat di Cakung, Jakarta Timur, dan SDN Jatinegara 08 Pagi yang merupakan SDN Inklusi. Kegiatan yang dilakukan berupa pengarahan tentang autisme, lomba mewarnai, dan pemutaran film yang berjudul “Saudaraku Berbeda”.(PUTRI)

6 02. NL JULI copy.pdf.indd 6

18/07/2018 16:23:01


10

Cara Untuk Menghindari Meltdown Saat Shoping Dengan Anak ASD

Oleh: Lucia Murillo, Autism Speaks assistant director of education research. Kebanyakan stimuli pada sensori seperti penglihatan, suara, dan keramaian dapat menimbulkan prilaku panik yang tidak mudah untuk dihadapi di tempat umum. Sayangnya, hal ini menyebabkan banyak keluarga dengan ASD menghindari tempat publik kecuali benar-benar dibutuhkan, yang akhirnya berkontribusi pada mengisolasian seluruh anggota keluarga. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengatasinya:

1

Beri Peringatan terlebih dahulu. Penelitan dan pengalaman membuat kita paham bahwa, apabila anak dengan ASD tahu apa yang dapat diekspektasi dalam kegiatan sehari-harinya, akan membantu anak tersebut mengantisipasi dan mengurangi stress mereka. Sangat direkomendasikan untuk mereka tahu dari sebelumsebelumnya kemana mereka akan pergi dan apa yang akan dilakukan. Lakukan virtual tour. Anda dan anak anda mungkin dapat melakukan virtual tour dari toko tersebut melalui webiste atau gambar di internet mengenai tempat yang akan didatangi. Atau anda dapat pergi dan mengambil foto sendiri. Praktek dan bangunlah toleransi. Ketika anda merasa bahwa anak anda siap untuk mendatangi toko atau mall tersebut untuk pertama kalinya, disarankan untuk tidak pergi terlalu lama dan tidak terlalu banyak belanjaan. Hadiahkan tingkat kesuksesan apapun dengan pujian atau hadiah kecil sepert melakukan aktifitas favorit anak anda. Pengulangan sangatlah penting, beberapa kegagalan juga wajar, tapi jangan menyerah. Siapkan Jadwal. Banyak anak-anak dan juga orang dewasa dengan spektrum autisme sangat diuntungkan dengan adanya jadwal untuk keseharian mereka. Khususnya jadwal yang berbentuk visual. Pengarahan sewaktu pagi mengenai aktivitas mereka pada hari itu juga dapat membantu anak anda mengetahui kemana mereka akan pergi dan apa yang akan mereka lakukan. Ingat: Istirahat Adalah Yang Terbaik. Memastikan anak anda beristirahat sebelum perjalanan akan meningkatkan peluang keberhasilan. faktanya, hal yang sama juga berlaku pada anda, merasa lelah akan memperpendek tingkat kesabaran semua orang.

2 3 4 5

6

Temukan hal yang mendorong terjadinya meltdown. Anda yang paling tahu anak anda. Apakah ada suara, situasi atau penglihatan tertentu yang dapat membuat anak anda stress? Anda mungkin bisa mengunjungi sendiri toko tersebut untuk melihat apakah ada hal yang dapat mengganggu anak anda. Sediakan alat Pendukung. Dengan mengidentifikasi penyebab, dapat memudahkan anda untuk membentuk alat pendukung bagi anak anda. Contohnya, jika suara yang terlalu nyaring menyebabkan anak anda gelisah, sediakan mereka headphone, jika lampu yang terlalu terang adalah masalahnya, mereka mungkin akan bersedia menggunakan kacamata hitam atau topi. Siap-siap untuk berbelanja. Sebelum meninggalkan rumah, pertimbangkan untuk menyampaikan langkah per langkah kepada anak anda mengenai apa saja yang akan dilakukan selama perjalanan dan saat belanja. Jika anak anda lebih bisa mengerti melalui penjelasan visual, maka coba buat cerita menggunakan gambar, mengenai langkah-langkah kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Buatlah Tanda Isyarat. Pastikan ada cara bagi anak anda untuk menginformasikan pada anda apabila mereka mulai gelisah. Kita tahu bahwa anak-anak dengan autisme beragam dalam kemampuan mereka berkomunikasi, jadi seorang anak mungkin akan bisa menyampaikan kata “saya butuh istirahat�, dan beberapa anak lainnya tidak bisa, mereka harus mempelajari suatu bahasa isyarat seperti mengangkat tangan ke telinga. Komunikasi dengan gambar juga merupakan salah satu cara, walaupun anak anda sering tidak menyampaikan perasaan mereka ketika mereka merasa stress dan gelisah, sering sekali ada tanda-tanda yang dapat dilihat dan dipelajari, jika anak anda sudah mulai gelisah, itu bertanda sudah waktunya untuk pulang. Bawa Barang Favorit Yang Membuat Mereka Senang. Ketika pada akhirnya masih terjadi meltdown, memegang barang favorit dapat membantu meredakan krisis tersebut. Meskipun sudah tersusun rencana-rencana yang matang, meltdown kadang tetap terjadi. Anda bisa mengurangi krisis tersebut dengan membawa barang atau melakukan aktivitas kesukaan yang dapat menenangkan anak anda. Bisa jadi mainan, blangket, ataupun lagu. (TRANSLATED BY: MULIYA SYAH PUTRI).

7 8 9

10

7 02. NL JULI copy.pdf.indd 7

18/07/2018 16:23:01


LIPUTAN KHUSUS

SUDIRMAN PARK CAMPUS JL. KH MAS MANSYUR KAV 35, JAKARTA PUSAT TEL: 021-29338944 ● HOTLINE: 0815 11300 225

LSCAA

Redaksi Newsletter AUTISM & FRIENDS Pembina: Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Pemimpin Redaksi: Chrisdina Wempi, M.Si. Redaktur: DR. Artini, M.Si., Erni Adi Astuti, S.Pd, Nurul Hidayah, Muliya Syah Putri Koordinator Disain: Anies Alwi Distribusi: Summy Damayanti

(LONDON SCHOOL CENTRE FOR AUTISM AWARENESS) Merupakan divisi Corporate Social Responsibility dari STIKOM LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS JAKARTA Alamat: Sudirman Park Office , Jl. K.H. Mas Mansyur Kav.35, Jakarta Pusat 10220 Tel: 021 29338944  Hotline: 0815 11300 225

Blog: www.lspr.edu/lscaa ● Instagram: @lscaajakarta FB: London School Beyond Academy - Centre for Autism Awareness Twiter: @LSCAA17

8 02. NL JULI copy.pdf.indd 8

18/07/2018 16:23:04


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.