Autism & Friends Edisi Agustus 2015

Page 1

UTISM &FRIENDS No 3 EDISI SEPTEMBER 2015

Newsletter of London School Centre for Autism Awareness

Fokus

K

MEMILIH PENDIDIKAN LANJUTAN UNTUK REMAJA KHUSUS

uotes

etika anak remaja tunarungu dengan autism mulai beranjak dewasa, dan sudah lulus sekolah menengah, kemana lanjutannya? Sama saja de­ ngan anak-anak atau remaja lainnya, persekolahan dari satu jenjang ke jen­ jang berikutnya membawa orangtua dan anak seringkali kebingungan. Tentu saja, konsep utamanya adalah memilih sekolah lanjutan yang terbaik buat anak remaja. Namun, bagi remaja tunarungu dengan autism tentu mempu­ nyai tantangan sendiri. Sejumlah sekolah masih keberatan karena masalah bahasa yang dapat mem­ pengaruhi pola belajarnya, terma­ suk psikososial dan perilakunya. Orangtua pun sedih dan bingung, bercampur aduk, memikirkan seko­ lah lanjutan bagi buah hatinya yang tunarungu dan autism sekaligus. Berikut ini ada beberapa panduan dari Austism Research Institute dalam memilihkan sekolah lanjutan bagi mereka. Langkah awal, tentu saja, orangtua perlu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin memgenai program pendidikan lanjutan bagi remaja tuna rungu dan autism. Usahakan, kegiatan mengumpulkan informasi ini sudah dimulai sejak anak masih di SMP atau tahun-tahun pertama SMA. Orangtua juga dapat menghubungi sejumlah komunitas atau klub,

atau orangtua lainnya, untuk menanyakan program vokasi atau kejuruan buat anak tunarungu dengan autism ini. Cari tahu juga apakah pola belajar harus dilaku­ kan di kampus atau bisa di rumah dengan sistem home schooling. Pada tahapan ini, orangtua harus benar-benar yakin dalam meng­ umpulkan informasi perguruan yang terbaik dan benar-benar sesuai untuk remaja tunarungu dengan autism ini. Selama mencari informasi ini, ajaklah remaja juga terlibat dalam proses pemilihan seko­ lah ini, karena mereka yang akan bersekolah di tempat itu nantinya. Mereka juga lah yang tahu persis kebutuhannya dan kesenangannya dalam belajar. Orangtua jangan memaksakan ke­ hendaknya dalam pemilihan seko­ lah lanjutan ini. Selain itu, carilah program-pro­ gram latihan vokasi yang memungkin­ kan anak remaja ini dapat mengikutinya beberapa hari sebagai percobaan saja. Ini perlu, untuk meyakinkan anak dan orangtua, apakah sekolah lanjutan itu memang sudah tepat. Di sisi lain, tentu saja, orang tua juga perlu memiliki ukuran atau standar dalam mengevaluasi setiap pro­ gram pendidikan lanjutan ini. Antara lain, berdasarkan:

“I am beautiful, not broken. Different, not less.

Challenged, not challenging. Overwhelmed, not spoiled. Autism is not a choice. However, acceptance is” #autism#quote

Follow Us

@LSCAA17 @ LSBA 1992

1


KATA PEMBACA n yang gat, akan mome Salam han 015 merup 2 n atan u h a n t an Kebera gk Pertengah an LSCAA. d A B S L c i i s bag al Mu berkesan ke Festiv mp ndonesia I n a l Summer Ca i k n a perw elaksanaa p a t r e s ng Pyeongcha . a m a pert ja usia rema umnya ber m u g n akin a m y e s rta sebut Para pese iatan ter g e k a arikan u t d r e e n k lak, ket o j e menjadika g r e b g k Emosi yan inan untu dinamis. dan keing , s i n agia e h j a b n wa ereka kepada la melihat m a y a s anya s a a k r i et sebut, diakui. K acara ter a n k a sama a g m u j i am mereka a t a dan memah y n r e t . ti ini... senang ha nya. n i a l a j ma dengan re h gia adala reka baha e m t a ... u n b a m a me epercay Ternyata tan dan k a p m e sa. s i e b k i n a past memberika hwa merek a b n a n i k a serta key

Chrisdina

kemudahan komunikasi bagi remaja tuna rungu dengan autism, penggunaan lam­ bang-lambang komunikasi, keha­ diran professional dan tenaga ahli di sekolah tersebut sehingga pendidi­ kan anak remaja tuna rungu dengan autism ini dapat berlangsung jangka panjang, dan amati juga jumlah siswa yang keluar dari sekolah tersebut dan cari tahu ala­ san mereka keluar. Oleh sebab itu, jangan abaikan keadaan di mana anak-anak remaja ini ternyata sangat suka dengan mo­ del komunikasi yang digunakan di sekolah lanjut ini. Namun, tugas orang tua juga hendaknya mendorong anak-anak remaja ini tetap mengenal sistem komunikasi keluarga dan di lingkungan kesehariannya. Untuk itu, orangtua perlu terus memonitor perkembangan anak di sekolah lanjutan ini. Di sinilah pentingnya orangtua mem­ bangun jaringan komunikasi dengan komunitas orang tua

2

Saya sebagai orang tua Diana, senang sekaligus bangga, Diana mendapat kesempatan untuk ikut dalam program Summer Camp yang diadakan oleh LSBA. Karena disini Diana bisa membuktikan kemandiriannya dan juga tanggung jawab

(Dewi)

dengan anak tunarungu autism, agar secara bersamasama, misalnya membuat program atau kegiatan yang menyenangkan yang dapat membantu anak remaja tu­ narungu autism ini lebih aktif dan mandiri. Hal penting lainnya sebagai persiapan anak remaja masuk ke perguruan tinggi atau sekolah lanjutan adalah memberi kepercayaan bagi anak remaja ini mengguna­ kan angkutan umum, agar lebih mandiri. Makin sering dia menggunakan angkutan umum sendirian, maka makin tinggi tingkat kemandiriannya. Dalam konteks ini, orang tua hendaknya juga mencari tahu bagaimana suasana dan fasilitas lingkungan kerja yang menerima kelompok tenaga kerja difabel. Anak remaja tunarungu autism ini tetaplah anak-anak juga. Sama dengan anak lainnya, mereka juga mem­ butuhkan kegiatan yang menyenangkan. Maka, ajaklah anak-anak remaja ini ikut dalam pertandingan olahraga difabel atau kegiatan lain yang menantang yang membuat mereka bahagia. Meski anak-anak tunarungu ini sudah beranjak remaja dan dewasa, namun tetaplah mereka selalu diajak dalam kegiatan keluarga, seperti liburan bersama. Bagaimana pun juga, keluarga adalah pelabuhan damai bagi anakanak remaja tunarungu autism ini. (NURUL & ARTINI-SOURCE: AUTISM RESEARCH INSTITUTE)


OPINI AHLI

Merajut Masa Depan Anak Autis dr. Tri Gunadi, AMd. OT, S.Psi Dosen Vokasi Kedokteran Universitas Indonesia Konsultan Anak Berkebutuhan Khusus

M

empersiapkan masa depan anak autis, bagaikan merajut benang menjadi sebuah kain rajutan yang harus tertata dengan baik susunan dan tata urutannya dengan mempertimbangkan segi seni dan kreativitas dalam merajutnya. Apa saja yang harus disiapkan anak Autis menjelang de­ wasa ? Orang tua harus merancang sebuah peta perjalanan anak autis dan mempesiapkan rencana anak autis yang beranjak dewasa dalam hal: 1. Fungsional saat sekarang (perilaku, handling emosi, komunikasi 2. Fungsional dalam jangka panjang (akademik, ADL, dan bekerja). a. Mengembangkan kemampuan life survival i. Menyeberang jalan sendiri dengan aman. ii. Bertanya kepada orang yang tepat dan bagaimana cara bertanya bila mengalami tersesat. iii. Menaiki kendaraan umum. b. Mengembangkan self help skill: kemandirian hidup dalam sehari hari (dressing, grooming, merawat diri sendiri saat sakit, dll) c. Vocational skill: kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan di tempat kerja ( transportasi, bergaul di tempat kerja, datang tepat waktu, membersihkan, manajemen uang, memberi salam pada pelanggan) Biasanya anak autis sudah harus menjadi co – worker di sebuah tempat kerja yang menerima. Apa yang paling penting dalam mencapai goal tsb:  Goal paling penting untuk anak autis adalah dapat ber- produktifitas dalam hidup: dapat mempelajari hal yang baru, datang ke sekolah atau tempat kursus, hidup mandiri.  Berfikir: kalau anak bisa mencapai hal ini, maka anak dapat mencapai hal yang paling tinggi kemampuan potensialnya, tahu apa yang arah dan kemana hidupnya.

Strategi untuk mencapai skill acquisition atau masa perpindahan atau masa transisi pada tiap tahapan usia anak autis: kita harus memperkirakan 20 tahun yang akan datang anak autis akan jadi apa, dengan mempertimbangkan asset anak dan limitasi/keterbatasan anak. 1. NETS (natural environment teaching strategies): Pengajaran di lingkungan alamiah  Diberikan intrsuksi dari orang yang dewasa dengan setting lingkungan alamiah.  Menggunakan event atau kejadian yang menyiapkan dalam mengahadapi skill baru 2. Job coaching: i. On job training (pelatih kerja mengajarkan skill spesifik untuk mengahandel tantangan kerja). ii. Instruksi selama kerja iii. Selalu mendorong hubungan dengan teman kerja di tempat kerja iv. Membantu tugas di tempat kerja: strategi bantuan, instruksi verbal, modeling, hand over hand teaching, dll v. Mengajarkan menyapa pelanggan baru dan pelanggan lama. 3. One on one instruction i. Berikan anak latihan dengan cara melihat video, modeling, simulasi, membaca instruksi dan tips, dan menulis kan psasyarat yang dibutuhkan dalam kerja.  Mitos tentang anak autis yang sudah dewasa: ii. Tidak kerja iii. Tidak mandiri iv. Tidak dapat mempelajari hal yang baru v. Tidak punya kesempatan vi. Orang tidak memahami mereka vii. Tidak aka nada perusahaan manapun yang memperkejakan mereka

Untuk konsultasi lebih lanjut bisa berkonsultasi tentang “merajut masa depan anak autis “ ke dr.tri.gunadi@vokasi.ui.ac.id atau ke www.yametindonesia.com atau ke Klinik Tumbuh Kembang Anak YAMET Jl H Ismail no 15B Komplek Taman Cilandak Jaksel 12430 Tlp 021-7659839 atau 08111339688.

3


LIPUTAN KHUSUS

LONDON SCHOOL BEYOND ACADEMY

Pada tanggal 24-25 Agustus, LSBA (London School Beyond Academy) bersama siswa Batch 1 & 2, meng足ada足kan Summer Camp ke daerah Pacet - Cipanas. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun: kemandirian, rasa tanggung jawab, mempererat pertemanan. Selain itu disini mereka juga diberikan kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran yang sudah diberikan, seperti: soft skill, fotografi. presentasi dll. (ANIES)

Selama perjalanan menyiapkan bahan untuk presentasi.

Sampai di lokasi menghafalkan kode salam selama summer camp

Menyusun presentasi, cerita selama perjalanan

Makan siang bersama Ibadah agama Kristen

Kultum sesudah sholat bagi yang muslim

4

Secara bergantian membersihkan peralatan makan

Ice Breaking sambil bernyanyi & menari


LIPUTAN KHUSUS

Special Music and Art Festival PYEONGCHANG 2015

P

Acara yang membuat suasana semakin menyenangkan, bermain games sekaligus melatih kekompakkan.

ada tahun 2015 ini LSCAA dipercayakan oleh KCC untuk kembali memberangkatkan 2 anak kebutuhan khusus untuk mengikuti Special Music and Art Festival Pyeongcang. Untuk kali ini 2 anak kebutuhan khusus yang berangkat adalah Rivan Herditya Prananda (Piano) dan Ferdian Nugraha Panca Sakti (Drum) keduanya adalah juara 1 dari kompetisi Piano dan Drum yang dilaksanakan pada rangkaian AAF 7 pada bulan Maret 2015. Kegiatan Festival Music Pyeongchang ini dilaksanakan dari tanggal 7 – 12 Agustus 2015. Adapun kegiatan Festival Music tersebut berupa Opening Concert, Music Lesson, Master Class, Mini Special Olympic, Experience Korean Culture, Ensemble Practice, Mini Special Concert, Closing Concert dan Seoul Tour. Tahun ini peserta dari Indonesia mendapat kesempatan untuk bermain duo (Piano dan Drum) memainkan lagu Winter Games. Sungguh sangat membanggakan melihat penampilan Rivan dan Ponco juga kesempatan istimewa yang diberikan kepada mereka. Sambutan meriah dari penonton membuat rasa bangga dan syukur bahwa me­reka sebagai anak – anak kebutuhan khusus mampu membawa nama harum Indonesia. (ERNI)

Pemutaran Film “Saudaraku Berbeda”

Selesai bermain, tetap semangat & ceria Suasana malam api unggun

L

ondon School Centre for Autism Awareness secara rutin memberikan awareness kepada masyarakat men­ genai autism dengan berbagai macam kegiatan salah satunya yaitu pemutaran film ke sekolah-sekolah yang berada di Jakarta. Kali ini LSCAA mendatangi SDN Karet Tengsin 01 Pagi yang bertempat dibelakang kampus LSPR pada Selasa, 4 Agustus 2015. Selain menonton film, anak-anak sekolah dasar ini juga mengikuti perlombaan mewarnai Goy-goy. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengenalan kepada siswa-siswi SD mengenai au­ tism, dan mengajak mereka dalam bermain agar tidak membeda-bedakan. (NURUL)

5


Liputan Khusus

Permasalahan Pubertas Remaja ABK Dalam Menghadapi Lawan Jenis

L

ondon School Centre for Autism Awareness (LSCAA) kembali mengadakan acara Parents Sibling pada hari Sabtu, 30 Agustus 2015. Acara tersebut berbagi cerita dan pengalaman para orangtua dan pemerhati anak-anak berke­ butuhan khusus selain itu juga mereka berdiskusi dengan DR. Andriana S. Ginanjar Ms. Dmkn sebagai pembicara un­ tuk parents sibling kali ini. Acara yang diadakan di kampus B – LSPR ini mengangkat tema “Permasalahan Pubertas Remaja ABK Dalam Menghadapi Lawan Jenis”. Beberapa peserta berbagi cerita mengenai anak mereka yang menginjak remaja dan mulai mengalami masa puber­ tas. Sebagian dari cerita dan pengalaman beberapa peserta, anak-anak mereka terlalu mengekspos masa pubertasnya. Ada yang memberanikan diri saat ia jatuh cinta langsung mengatakan kepada lawan jenisnya dan menghubungi setiap saat, adapula anak yang suka melihat dada wanita, dan ada juga anak yang keluar kamar mandi dalam keadaan tidak mengenakan baju. Padahal orangtua mereka sudah memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada anakanaknya tentang masa-masa pubertas. Dr. Andriana menyampaikan kalau tentang suka kepada lawan jenis ataupun seksual anak-anak berkebutuhan lebih terbuka dan berani mengekspos dirinya dibanding dengan anak normal yang lebih sering cerita ke temannya. ABK mepunyai struktur otak yang berbeda sehingga memandang dunia juga berbeda ketika pubertas juga berbeda dengan yang lain. Tetapi baik ABK maupun anak-anak normal mempunyai kesamaan secara biologis organ reproduksinya juga sudah berbeda dan adanya dorongan seksual. Tidak boleh terlalu terpapar karena akan lebih tinggi dan kalau terlalu ditutup juga akan muncul. Apalagi pada anak laki-laki secara hormone lebih tinggi, laki-laki lebih cepat terangsang secara visual apa yang dilihat itu lebih mudah. Sedangkan perempuan lebih romantis ketika melihat melalui matanya. Kalau anak laki-laki secara biologi ketika melihat sesuatu yang membuat dia senang, maka dia akan menyukainya. Anak-anak sebelum pubertas mulai diajarkan berbagai aturan seperti setelah makan harus mencuci tangan, set­ elah mandi menggunakan pakaian di dalam kamar mandi, mengatur pakaian di rumah dan di luar berbeda. Saat anak sudah mulai besar ataupun mulai suka dengan lawan jenis diajarkan sejak awal seperti ketika sudah besar anak harus tidur sendiri. Maka tanpa disadari memunculkan stimulusstimulus yang semakin besar. Orangtua khususnya ibu lebih proper menyesuaikannya tidak boleh terlalu terbuka dihadapan anak dan untuk mengurangi pelukan-pelukan karena ABK dapat merasakan sentuhan-sentuhan yang

6

Susana diskusi Parents Sibling dengan DR. Andriana S. Ginanjar Ms. Dmkn

dapat merangsang mereka. Kalau mandi jangan dimandikan apalagi oleh babysister perempuan. Untuk ABK perempuan orangtua juga mempersiapkan ketika mereka menstruasi sambil membatasi untuk semua orang dekatnya yang biasa mencium dan memeluk ketika bertemu, orangtua memberi­ tahu ketika ketemu orang hanya boleh bersalaman saja. Orangtua harus memberitahu berkali-kali kepada anaknya, karena ABK dalam dorongan seksual lebih besar dibanding dengan rasionalnya. Aturan-aturan dalam mempersiapkan masa pubertas dan jatuh cinta oleh ABK harus dipersiapkan mulai dari sebelum umur 10 tahun. Ketika anak berkebutuhan khusus mulai merasakan rasa jatuh cinta dan menembak/mengatakan cinta, sebagai­ orangtua juga harus memberikan penjelasan tentang tahapan dalam menembak seseorang untuk menjadi pacarnya. Ibu menjelaskan kepada anaknya misal ketika mengatakan cinta tetapi dari lawan jenis belum memba­ las jawaban­nya berarti kalian belum bisa disebut pacaran. Orangtua juga harus menjelaskan do and don’t, selalu mengingatkan, dan tegas kepada anaknya. Dalam men­ jelaskan mengenai masalah pubertas dan seksual kepada anaknya disesuaikan dengan jenis kelamin anaknya misal jika mempunyai anak abk laki-laki diharapkan yang menje­ laskan hal tersebut adalah ayahnya, dan sebaliknya untuk anak abk wanita yang menjelaskan adalah ibunya. Orangtua harus menemani anaknya ketika melihat pornografi diharus­ kan warna hitam putih, orangtua harus menjelaskan dan memilih adegan yang pantas untuk dilihatkan sesuai dengan umur anaknya. Walaupun kadang menghadapi masalah ketika anaknya ­ingin mengetahui lebih, tetapi orangtua harus tetap menahan­nya. Dr. Andriana menjelaskan pada usia tertentu akan menurun untuk ingin tahu mengenai seksual tetapi dapat diprediksi usia berapa akan menurun. Dengan mempunyai seorang anak berkebutuhan khusus, kesulitan yang dihadapi orangtua menangani anaknya yang berkebu­ tuhan khusus tidak sebanding dengan kesulitan yang dih­ adapi anak berkebutuhan khusus kepada lingkungan. Anak berkebutuhan khusus harus berjuang seperti bersosialisasi dengan teman-temannya agar tidak dijauhi dan mendapat­ kan teman banyak.(NURUL)


IPTEK & PENELITIAN

Asupan Makanan Bergizi khusus bagi ABK

B

The LSBA Painting Workshop

L

ondon School Beyond Academy (LSBA) untuk kedua kalinya bekerjasama dengan Jepang menyelenggara­ kan “The LSBA Painting Workshop”. Acara diselenggarakan pada Selasa, 4 Agustus 2015 ini diikuti oleh 18 siswa-siswi LSBA di kampus C – LSPR. ­Siswa-siswi LSBA diberi arahan oleh Kaori Tamura, Maiko Kitagawa, dan Mieko Noguchi, selaku tim dari Jepang bermain cat warna di atas kertas putih. Siswa-siswi LSBA mengikuti arahan ­dengan baik dan senang membuat kreasi kertas ­menggunakan cat warna.

“I am Special” bersama anak-anak & remaja special

D

alam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ­Republik Indonesia YIPABK (Yayasan Indonesia Peduli Anak Berkebutuhan Khusus) bersama Central Park Mall ­mengadakan acara yang bertajuk I am Special. Acara yang dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Yohana Susana Yembise, menyu­ guhkan Pentas Seni, Bazaar Pendidikan, Movie Screening, Games dll.(ANIES)

agi seorang anak penyandang autisme memang mem­ punyai dunia yang berbeda dengan anak yang bukan penyandang. Penyandang autisme sulit mengekspresikan di­ rinya menggunakan kata-kata dan bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang tidak biasa. Tidak hanya berbeda dari segi interaksi tetapi dari makanan pun juga harus diperhatikan. Menurut para ahli mereka sudah sepakat bahwa anak dengan Sindrom Spektrum Autisme harus menghilangkan sumber peptida (sejenis zat medium yang terbentuk dari asam animo yang mempunyai ciri khas protein tapi tidak sama dengan protein), yaitu gluten (protein dari gandum) dan kasein (protein dari susu). Konsumsi gluten & kasein dianggap sebagai racun karena tubuh penyandang autisme tidak menghasilkan enzim untuk mencerna kedua jenis protein tersebut. Protein yang tidak tercerna akan diubah menjadi komponen kimia yang disebut opioid/opiate yang bersifat layaknya opium, morfin dan heroin dan bekerja sebagai toksin (racun), yang dapat mengganggu fungsi otak & sistem imunitas serta menimbulkan gangguan perilaku. Sehing­ga penyandang autisme harus menjalankan diet yang disebut dengan Diet GF-CF (Gluten-free dan Casein-free). Diet tersebut diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan dan juga bisa mengurangi gejala atau tingkah laku autisme anak. Kini Tropicana mempunyai produk baru khusus untuk anak berkebutuhan khusus yang diharuskan menghindari maka­ nan dan minuman yang mengandung unsur gluten dan kasein yaitu Tropicana Slim Alergon Cookies dan Tropicana Slim Alergon SteLeaf. Tropicana Slim Alergon Cookies merupakan ­cookies lezat yang bebas dari gluten dan bahan pemicu alergi seperti gluten, casein, ikan, telur, susu, kacang, kedelai, gula, dll. C ­ ookies ini bebas juga dari bahan pengawet & gula pasir. Selain itu Tropicana mempunyai produk Tropicana Slim Alergon SteLeaf yaitu gula rendah kalori dari daun stevia. Gula rendah kalori ini menghasilkan rasa manis alami dari daun stevia aman dikonsumsi orang dewasa hingga anak-anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Tropicana Slim Alergon Steleaf tidak mengandung gula dan bebas bahan pemicu alergi. Dengan adanya produk-produk yang bebas dari gluten dan kasein, anak penyandang autisme dibebaskan dari efek dari peptide. Karena peptida yang berasal dari gluten akan menjadi gluteomorphin, sedangkan peptida yang berasal dari kasein akan menjadi caseomorphin. Kedua jenis peptida ini efeknya seperti morfin yang mempengaruhi perilaku seseorang, persepsi dan respons terhadap lingkungan­ nya.

7


POJOK LSBA Penerimaan Mahasiswa Baru LSBA (London School Beyond Academy) kembali membuka Pendaftaran Mahasiswa Baru Tahun ajaran 2015/16 Program lanjutan untuk lulusan SMA, baik SMA Umum, Khusus, Inklusi ataupun Homeschooling. Program ini bertujuan untuk membina anak-anak berkebutuhan khusus yang sudah lulus SMA agar memiliki skill dalam bidang yang diminati. Program yang kami buka meliputi jurusan 1. Disain Grafis: Di jurusan ini diajarkan: Tata Letak, Pengetahuan Warna dan Huruf, sehingga diharapkan siswa mampu memiliki skill untuk menciptakan suatu karya yang selaras. 2. Multi Media Mampu menghasilkan karya animasi, games, editing film maupun foto yang berbasis komputer

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: London School Beyond Academy: (021) 29338944 / 081511300225 Dan kunjungi website kami: http://lscaalsba.wix.com/londonschool

Saling Berbagi di LSBA

J

am istirahat, setelah selesai perkuliahan pertama, siswa-siswi LSBA biasanya me­ makai waktu itu untuk makan siang. Mereka mulai sibuk dengan bekal mereka masing-ma­ sing, yang sudah dipersiapkan dari rumah. Tapi ada juga beberapa anak yang lang­ sung menuju mini market terdekat atau kantin. Ada satu kejadian yang membuat saya terharu. Dennis, siswa Batch 2A, tiba-tiba menyo­ dorkan snack bekal dia, sambil memanggil nama saya, “Mas Aris, mau gaa...”, dan cukup mengejutkan saya, karena Dennis memanggil dengan suara cukup keras. Saya mempersilahkan Dennis untuk menawarkan saja pada teman-temannya yang lain, dan Dennis langsung menawarkan snacknya itu, bukan hanya ke teman-teman­ nya tapi juga seluruh staff di LSBA, bahkan dia sendiri pun belum mencicipi. Hal itu terus berlangsung. Disini saya melihat, konsep berbagi pada mereka, yang membuat saya terharu sekaligus bangga, mereka bisa berbagi tanpa memilah-milah, jabatan, status sosial, prestasi. Dan hal ini jika dikembangkan akan membentuk rasa tole­ransi, kebersamaan dan kepedulian yang tinggi yang akan mereka bangun di masyarakat kelak (ARIS)

Redaksi Newsletter AUTISM & FRIENDS Pembina: Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Pemimpin Redaksi: Chrisdina Wempi, MSi. Redaktur: DR. Artini, MSi., Erni Adi Astuti, S.Pd, Nurul Hidayah Kordinator Disain: Anies Alwi Distribusi: Summy Damayanti

LSCAA

(LONDON SCHOOL CENTRE FOR AUTISM AWARENESS) Merupakan divisi Corporate Social Responsibility dari STIKOM LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS JAKARTA Alamat: Sudirman Park Office , Jl. K.H. Mas Mansyur Kav.35, Jakarta Pusat 10220  Hotline: 0815 11300 225

8

Informasi lengkap tentang LSCAA (London School Centre for Autism Awareness) & LSBA (London School Beyond Academy) bisa di klik: http://lscaalsba.wix.com/autismandfriends dan http://lscaalsba.wix.com/londonschool


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.